OBJEK WISATA SEJARAH BENTENG MARLBOROUGH

Muhardi Museum Negeri Jl. Pembangunan No. 08, Gading Cempaka, Kota Bengkulu, [email protected]

Abstract:Historical Tourismof Fort Marlborough. From the economic aspect Marlborough fort as a tourism has a high sales value because it has a unique, architecture and the most interesting is the value of history is full of intrigue and value people’s strunggle of Bengkulu will be a dignity as a cultural community. But it is unfortunate British fort that became colonial rule and also part Bengkulu people's struggle has not been able to inspire collective awareness of Bengkulu people and understanding of old story to his visitors. This is due to the manager is not maximized in handling objects.

Keywords: Travel, Bull, Architecture, Bengkulu.

Abstrak: Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough. Dari aspek ekonomi wisata benteng Marlborough mempunyai nilai jual tinggi karena memiliki keunikan, arsitektur dan yang tidak kalah menarik adalah nilai sejarahnya yang penuh intrik dan nilai kejuangan rakyat Bengkulu akan sebuah harkat sebagai satu komunitas budaya. Namun sangat disayangkan benteng Inggris yang menjadi supremasi kolonial dan juga simpul perjuangan rakyat Bengkulu belum mampu menggugah kesadaran kolektif masyarakat Bengkulu maupun pemahaman masa lalu kepada pengunjungnya. Hal ini disebabkan pihak pengelola belum maksimal dalam menangani objek.

Kata kunci: Wisata, Banteng, Arsitektur, Bengkulu. Pendahuluan kokoh dan angkuh terhadap lingkungan Tidaklah berlebihan kalau belum sekitarnya. Kondisi inilah yang menjadi mengunjungi benteng Marlborough anda daya tarik benteng yang dibangun oleh belumlah ke Bengkulu.Benteng East Indian Company (EIC) dan Marlborough adalah benteng peninggalan merupakan benteng Inggris terbesar kolonial Inggris di Bengkulu, yang kedua di Asia setelah Benteng George di dibangun antara tahun 1714 - 1719 pada India. masa pemerintahan gubernur Joshep Dari aspek ekonomi wisata benteng Collet (1712-1716). Bangunan fisik benteng Marlborough mempunyai nilai jual tinggi berbentuk kura-kura menghadap ke utara, karena memiliki keunikan, arsitektur dan pada bagian kepala menuju ke bangunan yang tidak kalah menarik adalah nilai induk dihubungkan oleh dua jembatan sejarahnya yang penuh intrik dan nilai dengan dua gerbang kayu yang kokoh. kejuangan rakyat Bengkulu akan sebuah mempunyai empat bastion sebagai kaki harkat sebagai satu komunitas budaya. kura-kura. Benteng Marborugh berdiri Namun sangat disayangkan benteng di atas lahan seluas 44.100,5 M2, panjang Inggris yang menjadi supremasi kolonial bangunan 117,5 meter, lebar 140,5 meter, dan juga simpul perjuangan rakyat ketebalan dinding bagian luar 3,00 meter Bengkulu belum mampu menggugah dan bagian dalam 1,85 meter. Parit kering kesadaran kolektif masyarakat Bengkulu dan tanggul yang mengelilingi benteng maupun pemahaman masa lalu kepada ini seperti memisahkannya dengan dunia pengunjungnya. Hal ini disebabkan pihak di luar, sehingga benteng terlihat begitu

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

pengelola belum maksimal dalam “seolah Bengkulu hilang dari peta”. Awal menangani objek. berdirinya republik ini tidak terlepas dari Objek benteng Marlborough dalam peran seorang puteri Bengkulu yang persepsi ekologi belum mendapatkan dengan ketulusan hatinya telah menjahit sentuhan sehingga berbagai fungsi yang bendera pusaka yang dikibarkan saat bisa dikembangkan sesuai preference proklamasi yang kemudian menjadi ibu model Kaplan (coherence; akan negara pertama republik ini adalah puteri meningkatkan kemungkinan untuk Bengkulu. dipilih, legalility; meningkatkan Menjadikan Benteng Marlborough kemampuan mengkategorikan objek, sebagai objek wisata unggulan adalah complexity variasi elemen dari objek, dan langkah awal memuplikasikan kejayaan mistery; informs yang akan menggugah masa lampau untuk mengangkat citra rasa ingin tahu pengunjung) belum Bengkulu sebagai destinasi sejarah mengemuka. budaya. Benteng berbentuk kura-kura Dari uraian tersebut permasalahan yang mempunyai “nilai jual” tinggi ini yang timbul pada manajemen adalah adalah supremasi kolonial atas pemerahan belum terkelolanya objek terutama bidang ekonomi sekaligus perlindungan Inggris pemasarannya. Tulisan ini akan mencoba dari musuh-musuhnya terutama menguraikan bagaimana upaya perlawanan rakyat Bengkulu yang tak peningkatan kualitas layanan (service pernah redup. Selaku objek sejarah, quality/servqual) marketing sesuai kondisi benteng Inggris terbesar kedua di Asia ini yang ada berdasarkan amatan lapangan belum mampu “bicara”, karena jalinan terhadap pengelola dan pengunjung. interaksi yang akan membangun image pengunjung belum terangkai secara utuh. Pembahasan Pengunjung hanya mendapatkan sedikit A. Sejarah Benteng Marlborough gambaran yang terfokus pada fisik Jauh sebelum Inggris mendirikan benteng tua ini. Sehingga fungsinya benteng Marlborough, Bengkulu telah sebagai objek yang akan menjembatani dikenal sebagai penghasil lada dengan terbentuknya kesadaran kolektif kualitas terbaik. Lada Bengkulu pada masyarakat Bengkulu belum tersentuh. masanya ibarat susu cap nona dalam Tulisan ini akan mencoba merilis kembali sejarah Bengkulu yang menjadi daya tarik kejayaan masa lampau Bengkulu dari ekonomi dan politik kerajaan-kerajaan persfektif museologi (ilmu tentang seluk Nusantara terutama Aceh dan Banten beluk permuseuman). maupun kolonial Barat. –daya tarik ini Temuan arkeologis menunjukkan pulalah yang nantinya “mengubur” bahwa kebudayaan Bengkulu telah Bengkulu dalam keterasingan dan berkembang sejak jaman megalit yang ketertinggalan pada masa kekuasaan tersebar di seluruh wilayah provinsi Inggris dan sesudahnya–. Keterasingan itu Bengkulu. Ekskavasi situs Padang Sepan juga terkadang kita rasakan ketika ada Bengkulu Utara ditemukan tempayan orang bertanya Bengkulu itu dimana? kubur, guci, beliung persegi, belincung, Kenyataan ini sepertinya menyiratkan juga keramik dinasti Sung, Yuan, dan

156

Muhardi Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough

Ming yang secara arkeologis dijadikan referensi untuk mengungkap mengindikasikan bahwa masyarakatnya sejarah kerajaan di Bengkulu. sudah menguasai teknologi yang Perjalanan sejarah Bengkulu berhubungan dengan religi dan organisasi sepertinya dirajut secara dramatis bahkan sosial. Februari tahun lalu juga ditemukan mungkin juga sedikit romantis. Sangat perkuburan megalit di Tebat Monok riskan memang, serangan kerajaan Aceh Kepahiang yang menunjukan pola pada awal abad ke 17 yang penguburan skunder. Ditemukan meluluhlantakkan Sungai Serut lantaran tempayan kubur dan kapak batu neolit sicantik Puteri Gading Cempaka menolak sebagi bekal kubur. Pemukiman megalitik pinangan putera raja Aceh. Tetapi faktor di wilayah Bengkulu berbentuk pola ekonomi dalam bentuk hasrat merebut mengelompok yang ditimbulkan oleh hegomoni perdagangan tentu lebih logis adanya pola subsistensi sebagai suatu dan tidak bias ketimbang cinta sang strategi dalam menyiasati kondisi alam pangeran yang bertepuk sebelah tangan. yang menjadi sumber dari subsistensi Sejarah juga mencatat bahwa pada waktu mereka. Tradisi megalit ini dikategorikan itu Bengkulu terbelah dua; dari Air Urai berkembang pada masa neolitik akhir atau ke Utara dibawah pengaruh Aceh, dan ke awal paleometalik dan terus Selatan dibawah pengaruh Banten. dipertahankan hingga terjadinya kontak Bahkan Banten mengklaim Bengkulu dagang dengan bangsa luar seperti Cina, sebagai bagian dari wilayahnya, Vietnam, atau Thailand. sementara Inggris dan Belanda juga saling Bentang alam Bengkulu yang berebut pengaruh. Perancis dengan merupakan daratan sempit dibentengi skwadron lautnya dibawah Comte pegunungan Bukit Barisan dan Samudera Charles Hendri d’Estaing baru dapat seolah “membelenggu” menguasai fort Marlborough 11 Agustus Bengkulu dari pengaruh luar. Tinggalan 1760. arkeologis Hindu-Budha di Bengkulu Sumber luar seperti Sejarah Melayu, hanya didapati pada situs Trisakti Suban Banten dan catatan kolonial menyebutkan Air Panas. Sementara itu Islam masuk di pada abad ke 16 dan 17 berkembang Bengkulu sekitar abad ke 16 yang kerajaan-kerajaan kecil seperti: Sungai kemudian menjadi nafas kebudayaan Serut, Selebar, Depati Tiang Empat, Bengkulu, Namun demikian aksara Ka- Sungai Lemao, Sungai Itam, dan Anak Ga-Nga yang merupakan turunan dari Sungai. Walaupun tidak berbentuk aksara Palawa dapat berkembang bahkan negara yang mempunyai kekuasaan menjadi salah satu aset budaya yang perlu tunggal dan mutlak, tetapi mereka dilestarikan. Aksara ini dipakai pada dipersatukan secara genealogis dan adat. naskah-naskah Ka-Ga-Nga yang berisi adat Kerajaan-kerajaan ini terdiri dari beberapa isitiadat/hukum adat, jampi/mantra, dusun dan secara bersama mengangkat pengobatan, pertanian maupun pemimpinnya kemudian bergabung pula kisah/kejadian. Manariknya naskah ini dusun-dusun lain secara sukarela menunjukan ciri Islam, tetapi belum sehingga menjadi lebih kuat. Kerajaan- ditemukan naskah Ka-Ga-Nga yang dapat kerajaan ini adalah penghasil lada terbaik

157

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

dibawah monopoli Kesultanan Aceh dan Maret 1719 sebagai hari jadi kota Banten. Bengkulu. Meningkatnya permintaan lada Sementara Bengkulu menikmati pada awal abad ke 17 menyebabkan kemerdekaannya, Belanda (VOC) kembali Banten memperketat pengawasan atas menanamkan pengaruhnya, untuk Bengkulu. Sebuah piagam (dari mengurangi pengaruh Belanda, Inggris lempengan tembaga) yang dikeluarkan dizinkan kembali ke Bengkulu 1720. sultan Banten 1668 merupakan bukti Inggris memperkuat fort Marlborough begitu kuatnya hasrat untuk menguasai dengan 72 meriam. 1759 di sekeliling perdagangan lada di kerajaan Selebar. benteng dibangun parit kering yang diisi Kehadiran Belanda dan Inggris dirasakan balok-balok kayu untuk menangkal sebagai saingan berat oleh Banten. Setelah proyektil meriam. Parit dan pintu utama kekuasaan Inggris di Bengkulu pada akhir yang selalu tertutup rapat seolah menjadi abad ke 17 membentang dari Mejunto di pemisah dari lingkungan sekitarnya. Utara sampai ke Kroi (Kaur) di Selatan. Selama di Bengkulu, Inggris tidak pernah Banten yang tidak berdaya dengan licik merasa nyaman karena perlawanan rakyat menawarkan Bengkulu seharga 10.000 real yang tak pernah sepi. Klimaknya adalah Spanyol, tapi tawaran ini tidak pernah terbunuhnya residen Thomas Parr di ditampik Inggris. Lada yang telah rumah peristirahatannya dalam tragedi memashurkan Bengkulu menyebabkan Mount Felix 27 Desember 1807. nafsu keserakahan mengikis rasa Perlawanan rakyat Bengkulu terhadap kemanusiaan penguasa kolonial terhadap Inggeris pada dasarnya disebabkan oleh penduduk pribumi. harga diri yang terluka terutama masalah Untuk memperkuat posisinya, yang berhubungan dengan adat istiadat Inggris mendirikan benteng York 1701 di sebagai privasi yang tidak dapat tepi Sungai Bengkulu, karena letak yang dicampuri pihak lain. kurang strategis dan banyak tentara yang Setelah Traktat London 1824 mati karena malaria akhirnya benteng ini Bengkulu harus diserahkan ke Belanda. terbengkalai. Pada tahun 1714, gubernur Tidak banyak perubahan yang dilakukan Joshep Collet (1712-1716) mulai Belanda baik di dalam maupun di luar membangun benteng Marlborough Kedua benteng. Pemberontakan besar jaman benteng ini sepertinya melegitimasi kolonial Belanda seperti Burniat atau kekuasaan Inggris setidaknya untuk Meradayan dari Sungai Itam April 1873 Belanda yang merupakan saingan maupun terbunuhnya Asisten Residen utamanya. Namun, tidak lama setelah Van Amstel di Sungai Bintunan oleh pembangunan tahap pertama benteng ini Pasirah Marjati adalah reaksi dari rakyat selesai, pada tanggal 17 Maret 1719 Bengkulu lebih banyak disebabkan oleh gerakan sosial rakyat Bengkulu berhasil kurangnya penghormatan pemerintah mendepak Inggris keluar dari Bumi kolonial terhadap privasi pribumi dalam Raflesia. Untuk mengenang semangat hal ini pemaksaan undang-undang patriotisme peristiwa ini pemerintah Simburcaya. Sepanjang sejarah kolonial, daerah Kota Bengkulu menjadikan 17 Fort Marlborough difungsikan sebagai ibu

158

Muhardi Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough kota, semua aktifitas kolonial berpusat kepedihan dan perjuangan rakyat dan digerakkan dari benteng ini. Semua Bengkulu menegakkan eksistensinya fakta ini belum dipublikasikan dan sebagai bangsa beradap yang ditampilkan sebagai sebuah pentas kemerdekaannya dirampas oleh nafsu kejayaan masa lampau. serakah kolonial yang mengalirkan darah Benteng yang telah menjadi ikon dan air mata. Semua berpulang pada rasa Bengkulu ini adalah bukti nyata bahwa kebengkuluan kita masing-masing. Bengkulu mempunyai perjalanan sejarah semoga yang berbeda dengan daerah lainnya. Mozaik yang bertebaran berupa fakta dan B. Arsitektur Bangunan semua “misteri” yang menyelimuti sejarah Benteng Marlborough berdiri di atas benteng ini sebaiknya dipublikasikan lahan seluas 44.100,5 meter2 dengan melalui sebuah wadah yang bernama open panjang 240,5 m dan lebar 170,5 m, air museum sehingga pengunjung dengan orientasi 215 derajat ke arah barat mendapatkan pemahaman dan daya. Benteng Marlborough berbentuk pengalaman yang akan menjembatani kura-kura dengan arah hadap kepala ke terbentuknya kesadaran kolektif barat daya, sedangkan pintu masuk masyarakat Bengkulu. benteng lebih mengarah ke barat, yaitu Sebagai objek open air museum, sisi mata kanan kura-kura dengan pintu Benteng Marlborough akan tereksplorasi masuk dan jembatan yang lebih optimal, sehingga mampu bicara dan menghubungkan jalan masuk dengan merajut kembali memori kolektif bagian luar. perjuangan dan semangat patriotisme Pada bagian kepala dan badan pantang menyerah yang dilakoni para dihubungkan dengan jembatan yang pendahulu kita. Hal ini tentunya melalui membentuk bagian leher. Pada bagian berbagai pembenahan pengelolaan dan belakang benteng terdapat pintu masuk pengorganisasian yang menyangkut : 1) dari belakang dan sebuah jembatan di atas objek dan komponen di dalamnya, 2) parit yang membentuk bagian ekor. penyajian, serta 3) promosi. Semua itu Ketiga jembatan itu pada masa awalnya harus selalu berada dalam koridor sewaktu-sewaktu dapat diangkat dan pelestarian yang meliputi diturunkan. Disekeliling benteng dari penyelamatan/perlindungan, batas terluar dinding masih terdapat pengembangan dan pemanfatan. batas-batas asli berupa parit-parit. Mengamati benteng Marlborough Pada bagian dalam benteng terdapat secara utuh dengan berbagai aspeknya beberapa bangunan memanjang yang akan menimbulkan pertanyaan: apa yang pada awalnya difungsikan sebagai melatar belakangi Inggris mendirikan gudang persenjataan, tempat tahanan dan bangunan semegah itu dan bagaimana perkantoran serta ruang terbuka yang pentingnya Bengkulu di mata Inggris dan merupakan halaman bagian dalam. Secara dunia waktu itu? Jawabnya bisa keseluruhan bentuk ba-ngunan yang ditemukan pada benteng yang berdenah kura-kura merupakan ciri khas menyimpan berjuta bukti sejarah benteng-benteng di Eropa. Bagian kepala

159

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

kura-kura berfungsi sebagai pintu masuk sedang lantainya terbuat dari ubin, batu benteng, sedangkan badan kura-kura kali atau karang sedang atap terbuat dari berfungsi sebagai benteng dan keempat genteng. Pintu gerbang dan pintu-pintu kakinya berfungsi sebagai bastion. ruangan lainnya terbuat dari kayu yang Benteng ini dibangun dengan diberi penguat berupa pasak-pasak besi. menggunakan campuran kapur, pasir, dan Sedang ruang tahanan menggunakan semen merah. Tinggi dinding benteng terali besi. bagian luar 8,65 m, tebal 3 m dan tinggi Pada bagian belakang pintu benteng bagian dalam 8,50 m, tebal 1,85 m. terdapat tiga buah bangunan makam, Bangunan benteng terdiri atas delapan yaitu makam Thomas Parr, Charles Muray bangunan yaitu : dan satu makam tak dikenal. Selain ketiga a. Bangunan kepala kura-kura(panjang 60 makam tesebut terdapat pula empat buah m dan lebar 40,40 m) prasasti nisan berbahasa Inggris yang b. Bangunan kaki kura-kura bagian ditempelkan pada dinding gerbang pintu selatan(panjang 50,90 m dan lebar 50,60 masuk dari belakang yang bertuliskan : m); George Thomas Shaw yang meninggal c. Bangunan kaki kura-kura bagian tanggal 25 April 1704, Richard Watts yang timur(panjang 50,90 m dan lebar 50,10 m) meninggal 17 Desember 1705 dalam usia d. Bangunan kaki kura-kura bagian 44 tahun, Henry Stirling yang meninggal utara(panjang 70,20 m dan lebar 40,60 m); pada bulan April 1744 dalam usia 25 e. Bangunan kaki kura-kura bagian tahun dan Capt. James Coney yang barat(panjang 50,40 m dan lebar 50,10 m); meninggal Februari 1737 dalam usia 36 f. Bangunan timur laut(panjang 50,20 m tahun. dan lebar 6,80 m); g. Bangunan tenggara(panjanng 60 m dan C. Riwayat Pelestarian lebar 6,80 m); Dalam upaya melestarikan dan h. Bangunan barat laut(panjang 61 m dan melindungi bangunan benteng dari lebar 6,80 M). kemungkinan terjadinya kerusakan, pada Tiap-tiap bangunan mempunyai tahun anggaran 1977/1978 sd. 1983/1984 ruangan-ruangan yang berfungsi sebagai dilakukan pemugaran oleh Proyek tempat tahanan, gudang persenjataan, Pembinaan dan Pemeliharaan perlengkapan dan kantor. Pada tiap kaki Peninggalan Sejarah dan Purbakala kura-kura (bastion) terdapat beberapa Bengkulu. Pemugaran meliputi bagian pucuk meriam baik berukuran besar kepala kura-kura, kaki kura-kura barat maupun berukuran kecil dan pada bagian dan utara, jembatan (tiang dinding bawah bangunan kaki kura-kura bagian pengaman), pembuatan pintu dan jendela utara terdapat terowongan yang serta pertamanan. Pada tahun 1984 berukuran panjang 6 m dan lebar 2 m. dilakukan peresmian purnapugar Benteng Dalam bangunan terdapat lubang Marlborough oleh Direktur Jenderal perlindungan yang dipergunakan sebagai Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio. jalan keluar dari kepungan musuh. Bagian Upaya pemeliharaan selanjutnya tengah benteng terbuka tanpa atap, dilakukan oleh Balai Pelestarian

160

Muhardi Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough

Peninggalan Purbakala Jambi Wilayah dan persepsi manajemen dalam hal Kerja Propinsi Jambi, Sumatera Selatan, ini petugas/pengelola (UPTD Bengkulu, dan Bangka Belitung bekerja POWAP Dinas Kebudayaan dan sama dengan Proyek Pembinaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu). Hal Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan ini terjadi karena pihak manajemen Purbakala Bengkulu. Meliputi penunjukan tidak memahami sepenuhnya juru pelihara pada tahun 1994, penataan keinginan dan harapan dari kembali pertamanan benteng pada tahun pengunjung. Pengunjung 1992, konservasi meriam benteng pada mengharapkan akan memperoleh tahun 1997 dan pengangkatan Satuan pelayanan yang baik serta Pengamanan (SATPAM) tahun 1998. mendapatkan banyak informasi Selain itu untuk menunjang untuk menambah pengetahuan dan terlaksananya pelestarian bangunan dan wawasannya tentang objek. Tetapi lingkungannya dengan lebih maksimal mereka tidak mendapatkannya juga dilakukan pemintakatan situs dan karena petugas hanya duduk di evaluasi kondisi keterawatan pasca ruang penjualan tiket dan sedikit pemugaran oleh Bagian Proyek sekali bahkan terkadang tidak Pembinaan Peninggalan Sejarah dan mendapatkan informasi yang berarti Kepurbakalaan Bengkulu pada tahun dari petugas, informasi dan data 1997/1998. Pemugaran selanjutnya yang terdapat pada ruangan- dilakukan oleh Proyek Pemanfaatan ruangan dalam bangunan benteng Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi (lebel) sangat terbatas. Bahasa lebel dari tahun anggaran 2002 sd. terkadang memang sulit dipahami pengunjung karena berorientasi D. Service Quality (Servqual) Marketing pada objek bukan pada kepentingan Benteng Marlborough. konsumen, tetapi pihak manajemen Fokusdarisebuahpelayanan adalah tetap beranggapan informasi kepuasan dari konsumen terhadap tersebut dapat dimengerti oleh pelayanan yang diberikan oleh produsen. pengunjung. Untuk dapat mencapai fokus maka 2) Translation of perceptions to service- dibutuhkan pelayanan yang berkualitas. quality specifications Berkaitan dengan kualitas pelayanan Yaitu kesenjangan yang terjadi (servqual) publik terdapat beberapa karena kesalahan persepsi dalam kesenjangan yang memisahkan konsumen menerjemahkan maksud yang dan produsen dalam pelayanan jasa, hal disampaikan manajemen. Hal ini ini juga terjadi di benteng Marlborough. terjadi karena kesalahan penafsiran a) Lima gab dalam kualitas layanan terhadap bahasa promosi yang pemasaran : terkadang memang diciptakan untuk 1) Management perceptions of membangun image calon consumer expectation pengunjung terhadap objek yang Kesenjangan antara harapan dipromosikan. Pada kasus ini tidak konsumen dalam hal ini pengunjung terjadi di objek benteng

161

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

Marlborough karena promosi yang benteng Marlborough tapi tidak dilakukan oleh pihak dinas mendapatkan informasi apapun. pariwisata adalah menuju pada 4) External communications to objek tanpa memuat profil lengkap consumers objek. Sebagai objek sejarah Kesenjangan penyampaian jasa pengunjung tentunya dengan komunikasi eksternal terjadi membayangkan akan mendapatkan karena adanya perbedaan antara jasa spesifikasi lengkap tentang objek. yang diberikan dengan promosi Tetapi mereka hanya dapat yang ditawarkan. Intinya jasa yang mengamati fisik bangunan yang diterima pengunjung tidak sesuai menakjubkan tanpa mendapatkan dengan kenyataan. Dalam promosi pengetahuan tambahan dari sisi dinyatakan pengunjung rombongan sejarahnya, sehingga mereka tidak siswa akan dipandu dan diberikan mendapatkan makna wisata sejarah penjelasan berupa informasi awal. yang sebenarnya. Kenyataannya pengunjung sering 3) Service delivery (including) pre-and langsung dipersilakan memasuki post-contacts ruangan benteng dan petugas Kesenjangan yang terjadi karena kemudian menyelesaikan urusan kekeliruan penyampaian jasa, baik tiket dengan guru atau ketua pada waktu sebelum atau sesudah rombongannya, juga mereka tidak terjadinya kontak. Pada kasus ini, mendapatkan brosur ataupun leflet manajemen tidak dapat memberikan karena memang belum tersedia di jasa yang memuaskan kepada objek, untuk mendapatkan pengunjung, kesenjangan ini terjadi keterangan lengkap petugas karena keterbatasan pengetahuan menganjurkan guru atau ketua dan kurang profesionalnya petugas rombongan datang ke kantor sehingga informasi yang mereka padahal pengunjung datang dari sampaikan tidak memuaskan luar kota. pengunjung bahkan terkadang 5) Perceived service keliru. Pada objek benteng Kesenjangan yang terjadi karena jasa Marlborough petugas lebih banyak pelayanan yang diterima tidak duduk dimeja penjualan tiket dari sesuai dengan yang diharapkannya. pada menemani pengunjung Hal inilah yang terjadi pada objek mengelilingi objek apalagi pada benteng Marlborough pengunjung waktu siang. Kalau pengujung tidak mendapatkan layanan jasa, bertanya mereka lebih banyak mereka hanya dipungut biaya menyarankan untuk datang ke masuk sebesar Rp 2.500,00 (dua ribu kantor pada jam kerja, dengan lima ratus rupiah) selanjutnya alasan mereka kurang memahami dipersilakan masuk tanpa arahan sejarahnya. Kasus ini pernah mana ruang yang harus dimasuki disampaikan pengunjung yang terlebih dahulu. Pengunjung hanya mengaku telah sering berkunjung ke akan mendapatkan sedikit

162

Muhardi Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough

informasi, kemudian pulang dengan profesionalisme petugas, mereka membawa kesan kagum pada diberi bekal kemampuan Guiding, bangunan benteng tua yang dibuat pengetahuan sejarah Bengkulu penjajah dan terlihat kokoh dan secara umum dan benteng angkuh dan seribu tanda tanya Marlborough khususnya. Dengan sesuai latar belakang mereka. bekal pengetahuan sejarah b). Akibat dari gap yang tercipta. khususnya tentang benteng Akibat dari lima gab tersebut, yang Marlborough petugas akan sangat dirugikan pertama adalah mempunyai keberanian pengunjung mereka telah menghabiskan memberikan informasi kepada waktunya tanpa mendapatkan pengunjung. pengetahuan tambahan tentang objek 2. Perlu komunikasi terbuka antara yang dikunjunginya, juga sebaliknya misi pihak pengelola dengan yang akan diwujudkan oleh pihak pengunjung salah satunya adalah manajemen dalam hal ini Balai Pelestarian dengan membuka kotak saran, dan Peninggalan Purbakala tidak akan pernah lebih penting adalah dapat tercapai. Objek wisata sejarah yang menerima kritik secara terbuka diimpikan untuk membangun imajinasi untuk perbaikan dan kemajuan. kolektif dan semangat patriotisme rakyat 3. Meningkatkan promosi dan Bengkulu yang tersimpul pada bangunan publikasi, promosi dan publikasi benteng Marlborough tidak penah dilakukan tepat sasaran dengan terwujud, yang tercipta hanyalah sebuah melibatkan pihak terkait seperti tempat wisata yang bernama benteng biro perjalanan, juga dilakukan di Marlborough. Dari sini setiap orang akan pusat keramaian maupun di bebas memandang keindahan laut di sore sekolah dan perguruan tinggi. hari sambil menunggu matahari 4. Pelaksanaan Program Kreatif, tenggelam di laut yang terbentang di inovatif dan edukatif serta seberang benteng tua yang bersejarah ini. mengevaluasi realisasi semua Sejarah Inggris di Bengkulu dan kegiatan untuk umpan balik. perjuangan rakyat Bengkulu mengusir 5. Menerapkan empat tingkat kaum penjajah dari bumi Bengkulu yang pelayanan jasa (core service, expected mereka juluki Bumi Raflesia tidak penah service, augmented service, dan terkuak dan akan selalu tenggelam potencial service). bersama matahari di laut Bengkulu. 1). Core Service. c). Langkah-langkah Pemecahan a). Kualitas; Untuk memecahkan permasalahan Secara umum kualitas pelayanan gab di atas langkah yang harus diambil yang diberikan petugas di benteng adalah Marlborough belum memenuhi 1. Pembinaan dan pembenahan ke standar pelayanan minimal pada dalam. pengunjung. Beberapa unsur Pembinaan ke dalam ditujukan pendukung dalam pelayanannya untuk meningkatkan

163

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

belum memenuhi kriteria sebagai dengan segala keunikan yang tempat pelayanan, antara lain : menjadi daya tariknya. Selain itu  Belum tersedia ruang informasi penggunaan merk tersebut dan pelayanan yang diharapkan dapat menjadi ikon representatif sehingga dari provinsi Bengkulu khususnya pengunjung tidak mendapatkan sektor pariwisata. pelayanan yang maksimal, hal c).Desain ; ini sangat terasa pada waktu Dalam kasus ini desain dapat adanya kunjungan rombongan disamakan artinya dengan wujud dalam jumlah besar sehingga tabgible dari objek beserta semua terjadi penumpukan aspek yang melekat pada objek. pengunjung di sekitar loket Untuk menarik perhatian penjualan tiket. masyarakat berkunjung ke suatu  Kurangnya kualitas SDM yang objek, penampilan menjadi salah mnguasai teknis pelayanan dan satu yang sangat penting. pengetahuan dari objek yang Masyarakat akan tertarik untuk menjadi bidang tugas UPTD mengunjungi suatu objek apabila POWAP sebagai pengelola, ada sesuatu yang menarik dan ditambah lagi dengan menjadi ciri khas dari objek rendahnya motivasi mereka tersebut. Pada objek Benteng untuk mengembangkan diri Marlborough bagian yang dapat serta kurangnya pembinaan ditonjolkan antara lain : arsitektur yang dilakukan untuk bangunan, media promosi, ruang meningkatkan profesionalisme. yang dapat dimasuki pengunjung b). Merk ; dan misteri diseputar objek serta Brand atau merk dalam produk dilengkapi leaflet yang merupakan yang berbentuk jasa sifatnya salah satu media promosi jika abstrak, produk yang dijual hanya dikemas dengan desain menarik. dapat dirasakan yaitu ja sa atau d). Ukuran ; pelayanan sehingga konsum en Pada objek yang merupakan situs merasa puas dan tidak puas. seperti benteng Marlborough Sesuai dengan tugas pada instansi ukuran bersifat konstan dan tidak saya objek yang diamati adalah dapat dikembangkan karena akan situs maka merk atan brand yang merusak kaidah arkelogisnya. tawarkan adalah nama dari situs e). Package tersebut yaitu benteng Package yang dimaksud di sini Marlborough. Brand ini adalah tersedianya materi-materi menujukkan bahwa yang lainnya yang mendukung ditawarkan kepada masyarakat keberadaan objek dimaksud adalah semua informasi tentang seperti toko yang menjual objek yang terdapat pada situs makanan ringan dan juga benteng Marlborough tersebut cinderamata yang memuat gambar

164

Muhardi Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough

dari objek sehingga akan berfungsi disana telah disediakan papan sebagai bahan promosi. Suvenir informasi/lebel. Hanya tamu atau cinderamata merupakan juga khusus yang dipandu keliling oleh kenang-kenangan atau tanda bukti petugas resmi. Pada waktu sore bahwa mereka telah berkunjung ke hari setelah jam kerja pengunjung objek tersebut. Akan tetapi, juga dapat masuk ke objek karena package ini belum mendapat masih dibuka oleh petugas perhatian dari pengelola benteng keamanan, terkadang juga Marlborough. pemuda-pemuda sekitar objek 2) Excepted Services yang menjadi pemandu tidak Sebenarnya yang menjadi harapan resmi. pengunjung, termasuk juga pengelola b). Jaminan ; adalah kepuasan. Pengunjung merasa Tidak ada jaminan kepuasan puas karena mendapat pelayanan terhadap konsumen/pengunjung, yang baik dan berkualitas dari informasi yang didapatkan petugas yang ramah, familiar, serta pengunjung dari pemandu resmi sarana dan prasana penunjang yang merupakan informasi sahih memadai dan representatif, seperti berdasarkan kajian yang telah ketersedian informasi yang lengkap, dilakukan oleh pihak pengelola. ruang resepsionis yang nyaman, dan Informasi yang diberikan oleh lain-lain. Dengan demikian pemandu tidak resmi (bukan kunjungan ke objek jadi lebih petugas) sering juga keliru karena menarik dan menimbulkan kepuasan sering mereka bumbui dengan dan adanya keinginan untuk keterangan yang bersifat misteri mengulangi lagi kunjungan suatu untuk menarik perhatian saat nanti, karena mereka pengunjung seperti cerita ruang mendapatkan pengetahuan dan tahanan Bung Karno dan lain-lain pengalaman baru. yang dicampur dengan mitos. 3) Augmented Services c). Penyampaian a). Pelayanan; Media informasi masih sangat Pra pelayanan yang didapatkan terbatas, tersedia beberapa papan pengunjung di benteng informasi pada bagian-bagian Marlborough seperti tempat tertentu saja yang telah dibuat parkir, kemudahan mendapatkan secara permanen dari beberapa tiket masuk, tempat istirahat. sumber kepustakaan, tidak ada Setelah membeli tanda masuk brosur maupun leaflet untuk pengunjung dipersilakan masuk menjembatani pengunjung. dan menentukan sendiri bagian 4) Potential Services mana yang akan dikunjunginya Layanan potensial ditujukan untuk terlebih dahulu. Mereka akan lebih dapat menarik minat masyarakat mendapatkan sedikit informasi berkunjung kesuatu objek, bisa dalam pada beberapa ruangan karena bentuk keunikan atau tampilan lain

165

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

yang dapat dijual sebagai daya tarik. bidang layannya dibanding dengan Benteng Marlborough mempunyai tempat pelayanan publik yang daya tarik khusus yaitu arsitekturnya lainnya. Objek pelayanan adalah jasa dan keindahan pemandangan informasi yang mempunyai nilai sekitarnya terutama disore hari. keilmuan, sejarah, dan kebudayaan. Sangat disayangkan hal ini belum Dalam memberikan pelayanan dikemas secara profesional dan kepada pengunjung diperlukan proporsional, hal ini disebabkan oleh penampilan menarik, sarana layanan banyak faktor, baik yang menyangkut yang lengkap, nyaman, juga SDM maupun teknis. diperlukan keramahtamahan, sopan santun, dan tentunya bersumber E. Optimalisasi Pelayanan Pemasaran kualitas SDM-nya. objek Benteng Marlborough. 3) Communicability Untuk meningkatkan mutu layanan Objek BCB adalah benda mati, tugas Benteng Marlborough sebagai primadona pemandu bagaimana wisata sejarah Bengkulu perlu menghidupkannya menjadi sebuah memposisikan objek dengan sumber pengetahuan dengan memperhatikan beberapa kriteria berikut mengangkat keunikan baik ini : arsitektur bangunan maupun 1) Importance sejarahnya. Objek ini adalah Situs benteng Marlborough adalah benteng yang dari segi arstektur aset bangsa karena didalamnya tentunya kurang memiliki nilai tersimpan sejarah panjang Bengkulu estetis yang tinggi, tapi di bawah kolonial Inggris yang konstruksinya merupakan keunikan kemudian dilanjutkan oleh Belanda, yang menjadi daya tarik orang yang merupakan bagian dari sejarah mengunjunginya. bangsa Indonesia. Subdin 4) Superiority Kebudayaan yang mendapatkan Sebagai benteng tua Benteng tugas melestarikan dan memelihara Marlborough mempunyai ruangan- objek tersebut dituntut untuk dapat ruangan dan bagian bangunan yang memberikan keselarasan antara nilai sarat dengan informasi sejarah jual sebagai objek wisata dengan Inggris di Bengkulu dan perjuangan kepentingan teknis arkeologis yang panjang rakyat Bengkulu harus tetap dan harus dipertahankan menegakkan eksistensi dirinya agar nilai ilmiahnya juga tetap sebagai sebuah komunitas budaya. terjaga, sehingga tetap dapat 5) Affordability menjadi ikon wisata sejarah provinsi Letak BentengMarlborough yang Bengkulu. strategis, terletak di tengah-tengah 2) Distinctiveness pusat keramaian yang di kelilingi Sebagai objek pelayanan publik, objek wisata alam lainnya seperti Benteng Marlborough mempunyai Pantai Tapak Paderi dan ciri khas dan keunikan dalam pecinan/perkampungan tua orang-

166

Muhardi Objek Wisata Sejarah Benteng Marlborough

orang Cina dengan ciri khas ini Pemda terbebani biaya pembangunan arsitekturnya di Kota Bengkulu di bidang kebudayaan, nilai pendidikan sangat mudah diakses oleh dan budaya tidak bisa diukur dengan nilai masyarakat dari semua penjuru kota. uang. Dengan harga tiket masuk sangat Adapun metode penetapan harga murah dapat terjangkau oleh semua untuk tiket masuk Benteng Marlborough lapisan masyarakat. adalah Demand Oriented atau berdasarkan 6) Profitability permintaan, dalam hal ini ditentukan oleh Keuntungan dalam bentuk materil Pemda Provinsi Bengkulu melalui Surat dari hasil layanan belum dapat Keputusan Gubernur. Harga tiket tersebut dijadikan unggulan sebagai sumber bervariasi, pengunjung Umum dewasa, pendapatan daerah, namun anak-anak dan pelajar. demikian hasil penjualan tiket pun diserahkan seluruhnya kepada Kesimpulan Pemda melalui Dispenda sebagai Dilihat dari the level of positioning, sumber PAD. Benteng Marlborough berada pada 7) Variability tingkat posisi pasar Individual Product or Pelayanan yang ditawarkan di Service Positioning. Sebagai tempat benteng Marlborough adalah pelayanan umum yang bergerak di bidang pelayanan jasa informasi sejarah dan layanan ilmu pengetahuan dan budaya. Pengunjung yang datang kebudayaan, mempunyai spesifikasi untuk berbagai tujuan seperti mengelola BCB tidak bergerak. pendidikan, penelitian, atau rekreasi, Pengelolaan ini meliputi, perawatan, dan sampai sekarang yang penelitian, dan pelestarian, selanjutnya terbanyak adalah sekedar rekreasi diinformasikan kepada masyarakat. karena orang belum merasa ke Pelestarian adalah melakukan perawatan Bengkulu kalau tidak mengunjungi benda-benda warisan budaya dan alam benteng Marlborough. sedangkan pengembangan adalah Disamping kriteria di muka, perlu melakukan penelitian dan hasilnya dapat juga diperhatikan penetapan tarif jasa dijadikan sebagai bahan kajian, pada objek benteng Marlborough pendidikan, dan rekreasi. bertujuan untuk survival, maksudnya Empat tingkat pelayanan jasa yang bukan berarti bahwa dengan tidak dilakukan di objek Benteng dikenakan tarif, objek benteng Marlborough pada dasarnya belum dapat Marlborough akan kehilangan memenuhi kepuasan pengunjung. Perlu eksistensinya. Survival di sini dibangun sarana penunjang lain yang dimaksudkan sebagai bukti bahwa dapat menarik minat dan menambah keberadaannya sangat dibutuhkan wawasan pengunjung seperti melengkapi masyarakat atau pun pemerintah. dengan diorama, bukan hanya sekedar Masyarakat membutuhkannya sebagai keunikan bangunan peningalan kolonial. tempat rekreasi dan informasi sejarah dan Hal yang sangat mendesak adalah budaya, sedangkan pemerintah dalam hal peningkatan mutu layanan oleh petugas.

167

Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2016

Untuk meningkatkan mutu TeoriBudaya, PustakaPelajar Jogjakarta. pelayanan di situs Benteng Marborough Kartodirdjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : 1500- perlu waktu dan penanganan khusus 1900. Dari Imporium Sampai Imperium. secara bertahap dan berkesinambungan Gramedia.Jakarta. serta menentukan prioritas berdasarkan Koentjaraningrat. 1985. KebudayaanMentalitas skala kepentingan pelayanan. Tampilan Pembangunan.Gramedia. Jakarta objek perlu pembenahan dan penambahan Kotler, Neil. And Philip Kotler.1998. fasilitas penunjang harus berdasarkan Museum Strategiy and kajian arkeologis yang pada dasarnya Marketing.Josseey – Bass Publisheis. San Francisco tidak boleh merusak ataupun mengurangi Arsip Nasional RI. B: 2/21. Algeemene keaslian dari objek. Hal inilah yang Administratief Verslag over het 1873. banyak menjadi kendala dalam Arsip Nasional RI B:6/13. Over Pangerangs penanganan sebuah objek Cagar Budaya Raad Bencoolen. Arsip Nasional RI. No. B:1/17). Politiek Verslag yang dijadikan sebagai objek wisata. van de Adsistent Residentie Benkoelen over Terkadang terdapat benturan kepentingan het Jaar 1870-1872. wisata dengan faktor teknis prinsip dasar Arsip Nasional RI. B: 7. Brieven aan den Ass. Resident Benkoelen P. de Perez, 1835. pelestarian yang mencakup: William Marsden, The History of . pengamanan/perlindungan, (Kuala Lumpur: Oxford University pengembangan dan pemanfaatan sesuai Press, 1966 Undang-undang nomor 11 tahun 2010 Garraghan, Gilbert J. 1957. A Guide to Historical Method. New York. Fordham University tentang Cagar Budaya. Penambahan Press. fasilitas penunjang yang dilakukan oleh Harfield, Alan. Bencoolen, A History of the Pemda saat ini sering mengabaikan Honourable East India Company's Garrison masalah teknis sehingga akan merusak on the West Coast of Sumatra (1685-1825). Hampshire , First Published by A.& J. keaslian dan nilai ilmiah objek. Partnership, 1995. Kathirithamby-Wells, J. A. Survey of the Effects Referensi of British Influence on Indigenous Arikunto, Suharsimi. 1986. Authority in Soutwest Sumatra (1685- Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan 1824). BKI, dee. 129, 's-Gravenhage: Praktik, Rineka Cipta. Jakarta. Martinus Nijhoff, 1973. Ayatrohaedi. 1986. Lady Sophia Raffles. (1830). Memoir of the Life KepribadianBudayaBangsa (Local and Public Services of Sir Thomas Stamford Genius)Pustaka Jaya. Jakarta Raffles, FRS, & C . London. DepartemenPendidikandanKebudayaan.1983/ P. Wink. (1912). De Ontwikkeling de Inheemsche 1984. Rechtspraak in het Gewest Benkoelen. TBG, SejarahPerjuanganMelawanKolonialismed deel.LXIX.. Batavia: Albrecht & Co. anImperealisme Daerah ______. (1926). De Onderafdeeling Lais in Bengkulu.KanwilDepdikbud Bengkulu. de Residentie Bengkoeloe. VBG. Deel. LXVI. 's Hooper, Eilean. and Greenhill. 2006. Gravenhage: Martinus-Nijhoff. Sumatera Museums and the Interpretation of Visual Factory Record, 103. (1802 ). Fort Marlborugh Cultural. Routledge. London and New porceedings, Enguiries into the Claims of the Kaur York. Chiefs by order of Walter Ewer, Commissioner, Ibrahim, Abd Syukur. 1985. Taken by John Campbell, Resident of the Southerm Penemuan Teori Grounded, beberapa Districts. strategi penelitian kualitatif. Usaha Nasional. Surabaya. Kaplan, David. 2002.

168