ISSN 2338 - 0306 Jurnal METAMORFOSA Volume 6 Nomor 1 Januari – Juni 2018 ISSN

Diterbitkan Oleh: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra dan Daerah STKIP Bina Bangsa Getsempena

ISSN 2338-0306

JURNAL METAMORFOSA Volume 6 Nomor 1 Januari – Juni 2018

Pelindung Ketua STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Lili Kasmini

Penasehat Aprian Subhananto Ketua LP2M STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh

Penanggungjawab/Ketua Penyunting Ketua Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Sekretaris Penyunting Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Penyunting Ramli (Universitas Syiah Kuala) Isthifa Kemal (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh) Khadijah (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh) Ernawati Br Surbakti (Politeknik Negeri Lhokseumawe) Rika Kustina (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh) Atika Wasilah (Universitas Negeri Medan) Gio Mohamad Johan (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh) Yusrawati JR Simatupang (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh)

Sekretariatan Rika Kustina

Desain Sampul Eka Novendra

Web Designer Achyar Munandar

Alamat Redaksi Jl. Tanggul Krueng Aceh No 34, Desa Rukoh, Darussalam-Banda Aceh Surel: [email protected] Laman: metamorfosa.stkipgetsempena.ac.id

ISSN 2338-0306

PENGANTAR PENYUNTING

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka Jurnal Metamorfosa, Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, Volume 6 Nomor 1 Januari – Juni 2018 dapat diterbitkan.

Dalam volume kali ini, Jurnal Metamorfosa menyarikan hasil karya 10 (sepuluh) tulisan, yaitu:

1. Makna Leksem dalam Istilah Perkawinan Budaya Gayo, merupakan hasil penelitian Harfiandi dan Rismawati (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 2. Segmentasi Gender dalam Novel Nalya Karya Djenar Maesa Ayu, merupakan hasil penelitian Ajeng Tina Mulyana (Universitas MH. Thamrin). 3. Interferensi Morfologis Bahasa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 10 Simeulue Tengah, merupakan hasil penelitian Gio Mohamad Johan dan Rindawati (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 4. Potret Kemiskinan dalam Antologi Cerpen Keumala Karya Ramajani Sinaga, merupakan hasil penelitian Hendra Kasmi (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 5. Peranan Model Inkuiri Sebagai Solusi Alternatif dalam Meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Bahasa Indoensia Siswa SMA, merupakan hasil penelitian Khadijah (SMA Negeri 8 Banda Aceh). 6. Analisi Kearifan dalam Novel The Gate Of Heaven Karya R. H. Fitriadi, merupakan hasil penelitian Rismawati (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 7. Interferensi Morfologi Bahasa Devayan Terhadap Bahasa Indonesia, merupakan hasil penelitian Wahidah Nasution dan Riska Laila Ramayanti (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 8. Kemampuan Menentukan Nilai-nilai Religius Pada Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy oleh Mahasiswa PBSID Semester I STKIP Bina Bangsa Getsempena, merupakan hasil penelitian Teuku Mahmud (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 9. Analisis Kesalahan Ejaan pada Karya Ilmiah Mahasiswa Bahasa Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, merupakan hasil penelitian Rika Kustina (STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh). 10. Kemampuan Siswa Kelas XII SMAN 3 Banda Aceh Menyimpulkan Pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas Karya Ali Haji, merupakan hasil penelitian Iba Harliyana (Universitas Malikussaleh)

Akhirnya penyunting berharap semoga jurnal edisi kali ini dapat menjadi warna tersendiri bagi bahan literature bacaan bagi kita semua yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Banda Aceh, Januari 2018

Ketua Penyunting DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

Harfiandi dan Rismawati 1 Makna Leksem dalam Istilah Perkawinan Budaya Gayo

Ajeng Tina Mulyana 13 Segmentasi Gender dalam Novel Nalya Karya Djenar Maesa Ayu

Gio Mohamad Johan dan Rindawati 27 Interferensi Morfologis Bahasa Simeulue dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 10 Simeulue Tengah

Hendra Kasmi 40 Potret Kemiskinan dalam Antologi Cerpen Keumala Karya Ramajani Sinaga

Khadijah 50 Peranan Model Inkuiri Sebagai Solusi Alternatif dalam Meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Bahasa Indoensia Siswa SMA

Rismawati 61 Analisi Kearifan dalam Novel The Gate Of Heaven Karya R. H. Fitriadi

Wahidah Nasution dan Riska Laila Ramayanti 73 Interferensi Morfologi Bahasa Devayan Terhadap Bahasa Indonesia

Teuku Mahmud 84 Kemampuan Menentukan Nilai-nilai Religius Pada Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy oleh Mahasiswa PBSID Semester I STKIP Bina Bangsa Getsempena

Rika Kustina 95 Analisis Kesalahan Ejaan pada Karya Ilmiah Mahasiswa Bahasa Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh

Iba Harliyana 103 Kemampuan Siswa Kelas XII SMAN 3 Banda Aceh Menyimpulkan Pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas Karya Ali Haji

MAKNA LEKSEM DALAM ISTILAH PERKAWINAN BUDAYA GAYO

Harfiandi dan Rismawati STKIP Bina Bangsa Getsempena Email : [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang makna leksem dalam istilah perkawinan budaya Gayo. Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif. Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat Gayo yang berdomisili di Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Warga tersebut ditentukan sebagai informan sebanyak 5 orang. Adapun syarat-syarat warga Dataran Tinggi Gayo ini yang menjadi informan, yaitu (1) bersuku Gayo yang dilengkapi dengan KTP, (2) tergolong dalam kalangan tua, (3) sering terlibat dalam pelaksanaan acara perkawinan budaya Gayo, (4) bersikap ramah, jujur, serta terbuka, dan (5) memiliki waktu yang cukup untuk didata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak, cakap, dan introspeksi. Teknik pengolahan data dilakukan dengan analisis pada makna konseptual dan makna asosiatif dalam istilah-istilah perkawinan budaya Gayo. Berdasarkan hasil penelitian, makna leksem dalam perkawinan budaya Gayo ditemukan sebanyak 15 leksem. Leksem yang terdapat dalam penelitian ini memiliki kelas, yaitu nominal, ajektiva, dan verbal. Masing-masing leksem pada perkawinan budaya Gayo memiliki variasi makna. 15 leksem memiliki makna konseptual dan 10 leksem memiliki makna asosiatif.

Kata Kunci: Leksem, Makna Konseptual, Makna Asosiatif, Istilah Perkawinan Budaya Gayo.

Abstract This research aims to describe the lexeme meaning on the term of Gayonese marriage. The research approach is conducted qualitatively. The subjects are 5 Gayonese who live in the District Bebesen, Aceh Tengah. They must be as (1) a Gayonese proven by ID card, (2) an older Gayonese, (3) involved in the wedding of Gayo culture, (4) being friendly, honest and active, and (5) have enough time to be recorded. The data collection method is interview and observation. The conceptual and associative meaning of Gayonese marriage culture is used as a data analysis technique. Based of the research, there are 15 lexemes meaning found as Gayonese marriage. Lexems that were found in the study have word class, namely noun, adjective, and verb. Each lexem has different variation in meanings, there are 15 lexems with conceptual meaning and 10 lexems with associative meaning as others.

Keywords: Lexem, Conceptual Meaning, Associative Meaning, Term of Gayonese Marriage

PENDAHULUAN makna asosiatif. Makna konseptual Penelitian ini berfokus pada makna meliputi denotatif, leksikal, dan referensial, leksem dalam istilah perkawinan budaya sedangkan makna asosiatif terkait dengan Gayo. Hal tersebut akan dikaji berdasarkan konotatif. Bagian-bagian tersebut distribusi makna yang terkandung dalam dideskripsi-kan secara khusus dalam perkawinan budaya Gayo. Distribusi makna budaya Gayo. Tidak semua makna leksem berkenaan dengan makna konseptual dan dalam istilah bahasa Gayo dapat dipahami

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |1 oleh sebagian kalangan masyarakat Gayo. kurang apresiasi positif terhadap makna Banyak istilah yang tidak dipahami secara leksem dalam istilah perkawinan budaya mendasar khususnya dalam situasi Gayo. perkawinan budaya Gayo oleh sebagian Makna yang sangat berarti bagi kalangan masyarakat Gayo. sekelompok masyarakat seharusnya Namun, mereka sering mendengar dipahami karena menyangkut dengan istilah-istilah pada penggunaan tersebut. budaya. Sebagaimana yang dikatakan Lebih-lebih istilah masyarakat Gayo Setiadi dan Kolip (2011: 127), nilai budaya diujarkan kepada generasi-generasi muda. menjadi acuan tingkah laku sebagian besar Pemahaman mereka semakin kabur dan ada anggota masyarakat yang bersangkutan. yang tidak mengetahui sama sekali ketika Hal ini menunjukkan salah satu jenis mendengar leksem-leksem dalam keanekaragaman budaya yang memiliki perkawinan budaya Gayo. Hal ini dapat keunikan termasuk pada leksem dalam dikatakan bahwa kalangan yang demikian istilah perkawinan budaya Gayo. Keunikan mengalami kekaburan dan kehilangan pada budaya atau bahasa sangat menarik salah satu unsur identitas sebagai dipahami karena dapat mencerminkan masyarakat Gayo. watak, karakter, dan sikap kesukuan atau Masyarakat setempat (Gayo) kedaerahan. idealnya memahami makna istilah dalam Berdasarkan uraian yang telah perkawinan budaya Gayo yang dimiliki. dikemukakan sebelumnya, masalah- Jika tidak dipahami oleh masyarakat Gayo, masalah yang diungkapkan tersebut perlu siapa lagi yang memahami makna bahasa mendapat perhatian yang cukup serius dari warga Dataran Tinggi Gayo. Setiap untuk mempertahankan pemahaman bahasa penutur asli sebagaimana mestinya harus terutama pada leksem dalam istilah mengetahui muatan informasi dalam perkawinan budaya Gayo. Peneliti sangat leksem. menyadari keunikan makna leksem dari Makna suatu istilah memiliki peran itilah budaya Gayo sehingga menarik untuk dan fungsi yang penting dalam kebutuhan melakukan penelitian. Oleh karena itu, berkomunikasi pada kehidupan makna leksem dalam istilah-istilah bermasyarakat. Banyak istilah yang perkawinan budaya Gayo dijadikan kajian digunakan oleh masyarakat sebagai tanda khusus dalam penelitian ini dengan atau simbol memahami dan mempelajari menguraikan makna konseptual dan makna sosial budaya yang melekat suatu nilai-nilai asosiatif terhadap bahasa masyarakat yang kehidupan. Sebagian masyarakat Gayo berdomisili di Dataran Tinggi Gayo.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |2

KAJIAN PUSTAKA bahasa itu sendiri sehingga dapat saling 1. Istilah dipahami. Dari pendapat tersebut, dapat Istilah yang dipakai dari varian disimpulkan bahwa makna adalah suatu bahasa mengacu pada suatu sistem tutur infomasi yang terkadung dunia luar terkait sesuai dengan latar belakang penutur. dengan pengunaan bahasa itu sendiri. Kridalaksana (1982:27) mengungkapkan Batasan makna dapat diungkapkan melalui bahwa istilah adalah sebuah sistem bahasa suatu aktivitas yang diproyeksikan ke dalam masyarakat berupa lambang atau dalam pertistiwa yang dimaksud dan ungkapan yang dipakai untuk tempat (Pateda, 2001:82-83). Untuk itu, menggambarkan makna dari variasi bahasa maksud dari bahasa dapat terurai dengan tertentu. Sistem tutur dalam memahami objek dari pengguna bahasa. Sebagaimana istilah tidak dapat telerpas dari konteks dipahami, setiap bahasa memiliki sistem budaya. tertentu. Apa yang diyakini oleh pengguna bahasa memberikan makna tertentu. 2. Makna Di samping itu, dapat dilihat pada Makna menyangkut dalam bidang suatu kelompok pengguna bahasa di suatu semantik yang merupakan cabang dari tempat atau daerah yang memiliki sistem linguistik. Kata makna termasuk dalam tersendiri. Misalnya, kata „kali‟ diartikan kelas nomina. Dalam bahasa inggris, oleh orang di daerah Aceh „kebanyakan dikenal mean atau meaning. Secara umum (comprative)‟. Jika kata tersebut diartikan bentuk tersebut sama dengan makna yang oleh orang di daerah Jawa dalam mengungkapkan arti dalam suatu bahasa. penggunaannya diartikan „sungai‟. Untuk Menurut kamus KBBI, makna adalah (a) itu, dapat dibatasi bahwa bahasa yang arti, (b) maksud dari pembicara atau mengandung makna adalah milik pemakai penulis, dan (c) pengertian yang diberikan bahasa. Meskipun, secara universal kepada suatu bentuk kebahasaan. Chaer digunakan orang Indonesia dengan arti (2007: 287) mengatakan bahwa makna bentuk penjumlahan atau penambahan adalah pengertian atau konsep yang dalam hitungan angka. terkandung pada sebuah tanda-tanda Medan makna dapat dijadikan kebahasaan. acuan untuk menerangkan distribusi makna Di samping itu, Aminuddin (2008: dalam suatu istilah. Parera (2004: 138) 52) mengatakan bahwa makna adalah mengungkapkan bahwa medan makna bahasa dengan segala pertalian dunia luar adalah suatu jalur pengumpulan atas yang telah disetujui bersama dari pemakai kesamaan, kontak, dan hubungan-hubungan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |3 penyebutan suatu kata atau gabungan kata. mengungkapkan di luar bahasa, sedangkan Selanjutnya, Aminuddin (2008: 108) objektif merupakan infomasi yang mengatakan bahwa medan makna dapat diuraikan berdasarkan keadaan sebanarnya. difokuskan pada adanya asosiasi hubungan Konseptual dapat dilihat dari berbagai kata secara paradigmatis. Lebih jelasnya, bentuk referensial, leksikal, dan denotatif. asumsi diperoleh dari bahasa tertentu Referen berupa nomina yang sering dengan perubahan yang ada. Selain itu, disebut dengan referensial sebagai ajektiva. medan makna mengacu pada paradigma Referen dapat dikatakan hampir sama yang sesuai dengan ciri konseptualisasinya. dengan leksikal. Hanya saja referen lebih Dengan demikian, makna diungkapkan menekankan pada acuan. Untuk itu, makna melalui konseptualisasi yang dikaitkan leksem mengacu pada benda, sifat, ciri-ciri, dengan makna asosisasi sehingga dapat proses, peristiwa, dan keadaan. Acuan diuraikan secara logis. sebagai titik temu dalam menandai makna. Untuk menemukan suatu makna Dengan demikian, referensial adalah makna dari pengguna bahasa, distribusi makna kata yang memiliki acuan. Misalnya, didasarkan pada konseptual dan asosiatif kucing dapat ditandai maknanya dengan (Chaer, 2002:72). Makna konseptual melihat wujud dari kucing itu sendiri yang berbeda dengan makna asosiatif. Secara sejenis dengan binatang lain. umum, makna konseptual menekankan Leksikal sebagai kelas ajektiva yang makna sebenarnya dalam mengasumsikan dekat dengan arti sebutan dari „leksikon‟ sebuah informasi, sedangkan makna melalui kata dasar „leksem‟ yang berarti asosiatif mengalami suatu perubahan satuan kata yang bermakna. Leksikal makna terkait dengan dunia luar. merupakan kata yang melambangkan konsep sebenarnya tanpa mengalami 3. Konseptual penambahan makna dari proses Konseptual merupakan suatu makna pembentukan (Chaer, 2002:61). Artinya, yang dikenal dengan keberadaan dan makna terungkap secara mendasar. Untuk kemandirian bahasa. Artinya, makna itu, makna leksikal tidak dapat dikatakan leksem menguraikan informasi-informasi gramatikal karena belum mengalami berupa konsep yang terdapat pada perubahan atau pembentukan. Lebih pemakaiannya. Makna leksem besifat mendasar, leksikal adalah informasi yang langsung dan objektif. Langsung yang ditemukan secara nyata dengan pengamatan dimaksudkan memberikan infomasi yang alat indera manusia. Misalnya, rumah terungkap dengan lugas atau tidak adalah bangunan yang memiliki pintu,

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |4 jendela, ruangan, kamar, atap, dan lain-lain. yang terakumulasi dalam leksem yang Sebagaimana dilihat dengan indera mata dipakai oleh pengguna bahasa. makna bahwa uraian tersebut benar adanya. Pada asosiatif berhubungan dengan sesuatu di kata makan, perilaku yang dapat dilihat dan luar bahasa. Bentuk akumulasi ini meliputi dirasa dengan alat indera adalah sesuatu konsep, keadaan, ciri, sifat dari nilai bahasa yang masukkan ke dalam mulut dengan itu sendiri. Makna dari asosiasi ini sangat mengunyah dan menelan melalui tergantung pada lingkungan mana kata atau kerongkongan. bahasa itu digunakan. Untuk itu, makna Denotasi berupa nomina dengan asosiasi berkenaan dengan padangan perubahan bentuk donotatif sebagai masyarakat dalam menggunakan bahasa. ajektiva. Denotasi merupakan makna yang Konotatif berupa ajektiva yang belum mengalami perubahan infomasi atau terbentuk dari „konotasi‟ sebagai nomina. memiliki makna yang sebenarnya. Makna Konotasi adalah kata atau gabungan kata ini sering dikatakan sebagai makna asal. yang mengalami penambahan dan Untuk menggaris bawahi denotasi, dapat perubahan makna dengan menghilangkan diambil suatu bentuk kata yang sudah kemurnian makna atau makna bukan mengalami penambahan atau perubahan sebenarnya. Hal tersebut biasanya informasi (konotasi). Misalnya, tangan mengadung nilai rasa, baik itu posistif kanan dengan arti konotasi ialah pelindung, maupun negatif. Perubahan makna pembantu, atau pendukung utama. menganai rasa dapat dilihat dari pemakaian Makna ini dianggap sebagai makna tertentu. kias. Berbeda dengan makna denotasi, dari Selain itu, anggapan keindahan contoh tersebut dapat dijelaskan makna menjadi asumsi dari pemakai kata atau denotasi dari tangan kanan yaitu organ gabungan kata yang bersifat konotatif. tubuh manusia yang berada di sebalah Misalnya, bunga memiliki makna kanan dengan bentuk memanjang dan kecantikan dari seorang perempuan. Makna memiliki jari. Makna ini sebagai makna ini jelas memiliki nilai keindahan dan nilai yang belum mengalami perubahan makna rasa positif dalam pandangan pengguna dan dikatakan makna asal. bahasa atau masyarakat. Selain itu, jika digunakan dalam konteks “Udin mendapat 4. Asosiatif bunga tabungan.” Sebagian masyarakat Asosiasi berupa nomina yang menganggap bahwa makna kata dalam mengalami pembentukan „asisoatif‟ sebagai konteks tersebut memiliki nilai rasa negatif ajektiva. Asosiasi merupakan suatu makna yaitu riba dalam agama Islam.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |5

METODE PENELITIAN istilah perkawinan budaya Gayo. Teknik Pendekatan penelitian yang tersebut akan diuraikan dengan digunakan adalah kualitatif. Pendekatan ini pengelasifikasian data. Berdasarkan sifat menekankan pada masalah yang dari komponen tersebut, data ini diolah dipertanyakan dalam rumusan masalah secara konseptual dan asosiatif. Bentuk sehingga disiasati melalui metode penyusunan dimulai dengan mendaftarkan penelitian yang bersifat teoritis. Afrizal bentuk istilah-istilah perkawinan budaya (2016:13) mengungkapkan bahwa metode Gayo. penelitian sebagai cara menghimpun dan membuat analisis data berupa bahasa, baik HASIL DAN PEMBAHASAN lisan maupun tulisan dan tingkah laku Istilah pada bentuk leksem dalam budaya manusia. Hal ini mengacu merupakan kata murni yang belum pada fenomenologi terhadap makna leksem mendapat perubahan secara gramatikal istilah dalam perkawinan budaya Gayo. dalam bahasa Gayo. Leksem ini memuat Subjek penelitian ini adalah warga makna yang digunakan oleh masyarakat masyarakat Gayo yang berdomisli di Gayo. Jelasnya, istilah ini secara khusus Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh memikili sifat dan perlakuan khas pada Tengah. Warga tersebut ditentukan sebagai penggunaan bahasa masyarakat dalam informan sebanyak 5 orang. Adapun syarat- perkawinan budaya Gayo. Bentuk istilah ini syarat warga Dataran Tinggi Gayo ini yang dapat ditemukan dalam penelitian ini menjadi informan, yaitu (1) bersuku Gayo berjumlah 15 leksem. Adapun bentuk yang dilengkapi dengan KTP, (2) tergolong istilah tersebut dapat disusun adalah dalam kalangan tertua, (3) sering terlibat sebagai berikut. dalam pelaksanaan acara perkawinan 1. Betelah [betəlah] budaya Gayo, (4) bersikap ramah, jujur, Betelah secara konseptual bermakna serta terbuka, dan (5) memiliki waktu yang perbuatan melapor yang dilakukan oleh cukup untuk didata. wakil dari pihak keluarga laki-laki ke badan Teknik pengumpulan data dalam yang berwajib mengenai penyelenggaraan penelitian ini menggunakan metode simak, akad nikah. Istilah ini memiliki makna cakap, dan introspeksi. Tiga metode ini sebenarnya dan belum mengalami berfungsi untuk mengumpulkan data perubahan makna sehingga disebut makna (mahsun, 2005:90). Teknik pengolahan denotatif. Makna tersebut masih termasuk data dilakukan dengan analisis untuk dasar (makna leksikal) karena tidak ada penyusunan makna leksem dalam istilah- asosiasi dengan di luar bahasa atau masih

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |6 dalam lingkup yang sama. Kemudian, tergolong dalam makna leksikal. Makna makna referensial pada istilah ini mengacu referensial pada istilah dedengen mengacu pada benda, proses, sifat, peristiwa, dan pada sebuah benda pada tumbuhan. keadaan lamaran dalam pernikahan Gayo. Dedengen secara asosiatif bermakna perasaan damai yang dialami oleh 2. Celala [cəlala] seseorang pengantin. Istilah makna ini Celala secara konseptual bermakna mengadung suatu perasaan yang dikiaskan sejenis tumbuhan merah yang terasa dingin. pada sifat tumbuhan sehingga mengalami Makna istilah ini disebut denotatif karena perubahan makna dari makna asal. Indikasi belum mengalami perubahan makna dan dari perubahan ini disebut dengan makna masih memiliki makna yang sebenarnya konotatif. mengenai tumbuhan. Leksem ini masih mengungkapkan makna secara mendasar 4. Imem [iməm] sehingga tergolong dalam makna leksikal. Imem secara konseptual bermakna Makna referensial pada istilah celala orang yang memiliki banyak pengetahuan mengacu pada sebuah benda yaitu keagamaan. Istilah ini bermakna denotatif tumbuhan. karena belum mengalami perubahan makna Celala secara asosiatif bermakna dan masih memiliki makna yang perasaan tenang yang dialami oleh sebenarnya mengenai orang. Leksem ini seseorang pengantin. Istilah makna ini masih mengungkapkan makna secara mengadung suatu perasaan yang dikiaskan mendasar sehingga tergolong dalam makna pada sifat tumbuhan sehingga mengalami leksikal. Kemudian, makna referensial perubahan makna dari makna asal. Indikasi mengacu pada benda pada orang dengan dari perubahan ini disebut dengan makna ciri-ciri banyak pengetahuan agama. konotatif. Imem secara asosiatif bermakna seseorang yang memiliki wewenang dalam 3. Dedengen [dədeŋen] menyampaikan aturan adat Gayo dalam Dedengen secara konseptual bermakna pelaksanaan acara perkawinan. Makna sejenis tumbuhan hijau yang terasa sejuk. istilah ini mengalami perubahan makna Makna istilah ini disebut denotatif karena sehingga disebut dengan makna konotatif. belum mengalami perubahan makna dan masih memiliki makna yang sebenarnya 5. Mango [maŋɔ] mengenai tumbuhan. Leksem ini masih Mango secara konseptual bermakna mengungkapkan makna dasar sehingga perbuatan pemberitahuan yang dilakukan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |7 dengan cara mengunjungi setiap warga di dibutuhkan sebagai makanan. Istilah ini seputaran kampung oleh keluarga disebut denotatif karena belum memiliki pengantin dengan menceritakan secara lisan makna yang sebenarnya mengenai biji padi. kondisi acara persiapan perkawinan. Istilah Leksem ini masih mengungkapkan makna ini belum memiliki makna sebenarnya pada secara mendasar sehingga tergolong dalam pemberitahuan sehingga disebut makna makna leksikal. Kemudian, makna denotatif. Makna tersebut masih secara referensial pada istilah oros mengacu pada mendasar terungkap sehingga tergolong benda, sifat, dan ciri-ciri tumbuhan yang dalam makna leksikal. Kemudian, makna berbiji. referensial pada istilah ini mengacu pada Oros secara asosiatif bermakna benda, sifat, peristiwa, dan proses acara perbuatan pengantin yang tidak boleh persiapan perkawinan budaya Gayo. ditinggalkan dalam menjalani hidup. Istilah makna ini mengadung kiasan dalam bentuk 6. Melengkan [məleŋkan] persamaan kebutuhan atas perbuatan dalam Melengkan secara konseptual kehidupan. Hal tersebut mengalami bermakna pengantar bahasa yang sopan, perubahan dari makna asal sehingga hormat, dan penuh dengan kerendahan hati disebut makna konotatif. disampaikan dengan gaya bahasa yang istimewa atau dikemas dengan baik dari 8. Rempele [rəmpəle] pertemuan pihak keluarga pengantin pada Rempele secara leksikal bermakna acara pernikahan. Leksem ini bermakna seorang laki-laki yang akan melakukan denotatif karena belum mengalami akad nikah. Istilah ini bermakna denotatif perubahan makna dan memiliki makna karena belum mengalami perubahan makna yang sebenarnya mengenai kemasan dan masih memiliki makna yang bahasa. Istilah pada melengkan termuat sebenarnya pada penamaan pengantin laki- makna yang bersifat mendasar (makna laki. Leksem ini masih mengungkapkan leksikal). Kemudian, makna referensial makna secara mendasar sehingga tergolong mengacu pada benda, sifat, ciri-ciri, dalam makna leksikal. Kemudian, makna peristiwa, dan keadaan pertemuan referensial mengacu pada orang yang akan antarkedua belah pihak. melakukan akad nikah. Rempele secara asosiatif bermakna 7. Oros [oros] seseorang laki-laki yang diperlakukan Oros secara konseptual bermakna biji- seperti raja dan diberikan keistimewaan biji padi yang terkupas kulitnya yang penuh oleh warga kampung. Istilah ini

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |8 mengalami penambahan dan perubahan 10. Resek [reseˀ] makna pada perlakuan seperti raja yang Resek secara konseptual bermakna diberikan keistimewaan. Indikasi atas suatu kepercayaan yang muncul dalam penambahan dan perubahan ini disebut acara lamaran pernikahan. Istilah ini belum dengan makna konotatif. mengalami perubahan makna dan masih memiliki makna sebenarnya pada 9. Reje [rəjə] kepercayaan sehingga disebut makna Reje secara konseptual bermakna denotatif. Makna leksem pada reje masih seseorang laki-laki tua yang memiliki mengungkapkan makna secara mendasar keistimewaan dalam budaya masyarakat sehingga tergolong dalam makna leksikal. Gayo. Istilah ini belum mengalami Kemudian, makna referensial pada istilah perubahan makna dan memiliki makna ini mengacu pada sifat, ciri-ciri, peristiwa, sebenarnya mengenai seorang lelaki tua dan keadaan lamaran pernikahan. sehingga disebut makna denotatif. Makna leksem pada reje masih mengungkapkan 11. Sisu [siʃu] makna secara mendasar sehingga tergolong Sisu secara konseptual bermakna dalam makna leksikal. Kemudian, makna bentuk pembicaraan dengan berbisik yang referensial pada istilah ini mengacu pada dilakukan oleh seseorang dengan orang benda dan ciri-ciri pada seorang lelaki tua. lainnya. Istilah ini bermakna denotatif Reje secara asosiatif bermakna karena belum mengalami perubahan makna seseorang laki-laki yang memiliki dan masih memiliki makna yang wewenang dalam menyampaikan aturan sebenarnya pada pembicaraan berbisik. kampung dalam pelaksanaan acara Makna leksem pada sisu masih bersifat pernikahan. Istilah ini mengalami mendasar sehingga tergolong dalam makna penambahan dan perubahan makna pada leksikal. Kemudian, makna referensial sebutan laki-laki, bukan laki-laki tua. mengacu pada sifat, ciri-ciri, dan peristiwa Selain itu, reje memiliki wewenang berbisik. menyampaikan aturan kampung secara Sisu secara asosiatif bermakna bentuk khusus dalam pelaksanaan acara pembicaraan yang dilakukan oleh pernikahan. Indikasi atas penambahan dan antarpihak keluarga untuk perubahan ini disebut dengan makna mempertimbangkan hasil lamaran. Istilah konotatif. ini mengalami penambahan dan perubahan makna pada pembicaraan lamaran. Indikasi

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |9 atas penambahan dan perubahan ini disebut menyampaikan rangkaian kisah singkat dengan makna konotatif. keluarga baik senang maupun sedih. Istilah ini mengalami penambahan dan perubahan 12. Sukut [sukut] makna mengenai pengantin dengan Sukut secara konseptual bermakna tuan keluarga kandung atau orang tua. Indikasi rumah dari masing-masing keluarga laki- atas penambahan dan perubahan ini disebut laki dan perempuan dalam acara penikahan. dengan makna konotatif. Istilah ini bermakna denotatif karena belum mengalami perubahan makna dan masih 14. Tawar [tawar] memiliki makna yang sebenarnya mengenai Tawar secara konseptual bermakna tuan rumah. Makna leksem pada sukut serangkaian kegiatan doa berisyarat. masih bersifat mendasar sehingga tergolong Leksem ini belum mengalami perubahan dalam makna leksikal. Kemudian, makna makna dan memiliki makna sebenarnya referensial mengacu pada benda, ciri-ciri, mengenai doa berisyarat sehingga disebut dan keadaan acara pernikahan. makna denotatif. Makna leksem pada tawar masih mengungkapkan makna secara 13. Sebuku [səbuku] mendasar sehingga tergolong dalam makna Sebuku secara konseptual bermakna leksikal. Kemudian, makna referensial pada perasaan sedih yang diekspresikan oleh istilah ini mengacu pada proses, ciri-ciri, seseorang. Istilah ini belum mengalami sifat, dan keadaan rangkaian doa. Tawar perubahan makna dan memiliki makna secara asosiatif bermakna serangkaian sebenarnya mengenai perasaan seseorang kegiatan berdoa terhadap calon pengantin sehingga disebut makna denotatif. Makna dengan menggunakan tepung tawar leksem pada sebuku masih mengungkapkan sebelum terselenggara acara akad nikah. makna secara mendasar sehingga tergolong Indikasi atas penambahan dan perubahan dalam makna leksikal. Kemudian, makna ini disebut makna konotatif. referensial pada istilah ini mengacu pada benda, sifat, ciri-ciri, peristiwa, dan 15. Tempah [təmpah] keadaan perasaan. Tempah secara konseptual Sebuku secara asosiatif bermakna bermakna proses perubahan bentuk benda perasaan sedih yang diekspresikan oleh menjadi wujud yang lebih baik. Istilah ini orang tua atau keluarga pengantin kepada disebut denotatif karena belum mengalami anak sebagai pengantin di hadapan para perubahan makna dan memiliki makna keluarga pada saat bersalaman dengan yang sebenarnya mengenai bentuk benda.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |10

Makna leksem pada tempah masih nuansa dan muatan makna tentu memilki mengungkapkan makna secara mendasar perbedaan. Makna yang terungkap dalam sehingga tergolong dalam makna leksikal. penelitian ini meliputi makna konseptual Makna referensial pada istilah tempah yang di dalamnya terdapat makna denotatif, mengacu pada benda, sifat, dan proses makna leksikal, dan makna referensial. perubahan benda. Selain itu, leksem juga terdapat makna Tempah secara asosiatif bermakna asosiatif yang mengadung makna konotatif. perlengkapan alat makan yang disediakan Leksem yang terdapat dalam oleh pengantin perempuan untuk keluarga penelitian ini memiliki kelas. Adapun kelas pengantin laki-laki yang dibawa pada saat yang dimaksud berkaitan dengan nominal, acara pernikahan. Istilah ini mengalami ajektif, dan verbal. Verbal sebanyak 3 penambahan dan perubahan makna pada leksem, yaitu mango, sisu, dan tempah. perlengkapan alat makanan, pengantin Nominal sebanyak 8 leksem, yaitu celala, perempuan, keluarga pengantin laki-laki, dedengen, imem, melengkan, oros, rempele, dan acara perkawinan. Indikasi atas reje, dan sukut. Kemudian, Ajektiva penambahan dan perubahan ini disebut sebanyak 4 leksem, yaitu betelah, resek, dengan makna konotatif. sebuku, dan tawar. Makna leksem dalam istilah KESIMPULAN perkawinan budaya Gayo memiliki variasi Berdasarkan hasil analisis data, makna. Data leksem berjumlah 15 bentuk dapat disimpulkan bahwa makna leksem yang terdiri atas 15 makna konseptual dan dalam istilah perkawinan budaya Gayo di 10 makna asosiatif. 15 makna konseptual Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah. Makna pada leksem meliputi betelah, mango, leksem yang ditemukan berkaitan dengan melengkan, resek, sukut, celala, de- penggunaan bahasa masyarakat Bebesen di dengen, imem, oros, rempele, reje, sebuku, Aceh Tengah. Penggunaan bahasa yang sisu, tawar, dan tempah. 10 makna asosia- dipakai khusus dalam acara perkawinan tif pada leksem mencakup celala, budaya Gayo. Meskipun beberapa leksem dedengen, imem, oros, rempele, reje, pernah digunakan dalam kegiatan lain, sebuku, sisu, tawar, dan tempah.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |11

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aminuddin. 2008. Semantik. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

------. 2007. Lingusitik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Cetakan V. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Parera, Jos Daniel. 2004. Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengatar Sosiologi: Pemahaman fakta dan Gejala Permasalahan sosial teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |12

SEGMENTASI GENDER DALAM NOVEL NALYA KARYA DJENAR MAESA AYU

Ajeng Tina Mulyana Universitas MH. Thamrin Email: [email protected]

Abstrak Sastra merupakan salah satu objek penelitian karena mengungkap realitas kehidupan masyarakat secara imajinatif. Karya sastra merupakan representasi refleksi masyarakat. Oleh karena itu, penelitian literatur perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karya sastra dan kenyataan di masyarakat. Novel adalah bentuk karya sastra yang memberi pembaca cerita fiksi dan merekonstruksi media yang digunakan untuk membangun cerita itu sendiri. Salah satu media adalah kata. Objek penelitian ini adalah teks dalam novel Nayla. Fenomena bias gender dalam karya ini sangat menarik untuk dicerna agar bisa mengetahui distribusi dan kontribusi karya terhadap wacana feminisme dan gender. Penelitian ini berfokus pada segmentasi gender yang ditemukan dalam novel Nayla. Oleh karena itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Dengan cara apa fenomena segmentasi gender terungkap melalui novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu? Novel Nayla banyak mengambarkan sosok tokoh utama Nayla yang mendapatkan berbagai perlakuan kasar dan nasib seorang remaja perempuan yang mampu melakukan sesuatu yang berbeda dari remaja pada umumnya. Ketidakberdayaan dan trauma seksual sebagai seorang perempuan membuat Nayla menjadi remaja yang dikuasai oleh keinginanya untuk mendapatkan rasa yang ia harapkan. Kehidupannya yang tak jauh dari perilaku seksual membuat Nayla seakan berada putaran yang sama, sehingga ia menyadari bahwa banyak ketidakadilan yang diterima oleh perempuan.

Kata Kunci: Segmentasi gender, Nayla

Abstract Literature is one of the objects of research because it reveals the reality of people's lives imaginatively. Literary work is a representation of society's reflection. Therefore, literature research needs to be done to determine the relationship between literary works and reality in society. Novels are literary forms that give readers a fictional story and build stories with words. The object of this research is the text in the novel Nayla. The phenomenon of gender bias in this work is very interesting for analysis in order to know the distribution and contribution of works to the discourse of feminism, gender, and literature. This study focuses on the gender segmentation found in the novel Nayla. Therefore, the formulation of the problem in this research is: "In what way is the phenomenon of gender segmentation revealed through Nayla novel by Djenar Maesa Ayu? Novel Nayla many describe the main character Nayla who get various treatment and the fate of a teenage girl who is able to do something different from teenagers in general sexual helplessness and trauma as a woman makes Nayla a teenager ruled by his will to get the feelings he expects.His life that is not far from sexual behavior makes Nayla seem to be in the same round, so he realized that many injustices received women

Keywords: Gender segmentation, Nayla

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |13

PENDAHULUAN simbol, kata-kata menunjukkan sesuatu Sastra merupakan salah satu objek yang lain diluar dirinya. Bahasa mengikat kajian yang selalu menarik perhatian para keseluruhan aspek kehidupan untuk peneliti, karena karya sastra kemudian disajikan dengan cara yang khas mengisyaratkan gambaran hidup dan dan unik agar peristiwa yang sesungguhnya kehidupan, manusia dan kemanusian yang dipahami secara lebih bermakna, lebih secara luas dan kompleks. Karya sastra intens dan dengan sendirinya lebih luas dan mengungkapkan realitas kehidupan mendalam.Sebuah novel biasanya masyarakat secara imajiner, artinya karya menceritakan tentang kehidupan manusia sastra merupakan representasi dari cermin dengan bermacam problema dalam masyarakat. Sastra merupakan sebuah interaksinya dengan sesamanya. cermin yang memberikan kepada kita Pengarang novel menyajikan cerita sebuah refleksi realitas yang lebih besar, tentang realita kehidupan yang dibangun lebih lengkap, lebih hidup dan lebih melalui cerita yang ada dalam novel dinamik. tersebut.Novel berjudul Nayla karya Djenar Penelitian terhadap karya sastra Maesa Ayu merupakan salah satu novel penting dilakukan untuk mengetahui diantara buku-buku yang diciptakan Djenar relevansi karya sastra dengan kenyataan yang kebanyakan mengusung hal-hal yang yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai berhadapan dengan perempuan dan seks. yang terkandung dalam masyarakat pada Novel ini menceritakan mengenai dasarnya mencerminkan realitas sosial dan kehidupan tokoh yang bernama “Nayla” memberikan pengaruh terhadap masyarakat yang mengalami trauma seksual. Masa oleh karena itu karya sastra dapat dijadikan kanak-kanaknya dilalui dengan peristiwa media untuk mengetahui realitas sosial tidak menyenangkan yaitu diperkosa oleh yang diolah secara kreatif oleh pacar ibunya. Segmentasi gender ini dapat pengarangnya. mengkaji tokoh wanita dalam sastra Novel adalah salah satu bentuk menurut perspektif mahluk yang lemah dan karya sastra yang menyajikan cerita fiksi tak berdaya di masyarakat yang dalam bentuk tulisan atau kata-kata. Novel menempatkan perempuan sebagai kelas merupakan rekonstruksi yang harus tertindas. Pada novel ini juga sangat dipahami dengan memanfaatkan mediasi nampak jelas terlihat pada kehidupan dalam yang membangun cerita melalui energi rangka untuk mengetahui relevansinya kata-kata. Melalui kualitas hubungan dengan kenyataan yang terjadi di paradigmatik, sistem tanda dan sistem masyarakat serta memberikan distribusi dan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |14 konstribusi dalam wacana feminisme, pertanyaan penelitian dirumuskan. gender. Bagaimanakah wujud segmentasi gender Jick, and Nkweteyim dalam yang terkandung dalam novel Nayla karya artikelnya yang berujudul Alternative Djenar Maesa Ayu?. Vision of Gender in the New Literatures of Africa in English: An Appraisal of Bole KAJIAN PUSTAKA Butake’s Dramaturgy meneliti bagaimana 1. Feminismedan Studi Gender gambaran seorang wanita dalam sastra Perbedaan gender adalah aspek Afrika khususnya di Kamerun yang selalu yang telah diabaikan dalam kritik sastra digambarkan sebagai sosok yang lemah dan tradisional, ranah kajian kritik satra tidak berdaya, sedangkan laki-laki sebagai tradisional harus dikaji ulang dari mahluk yang sangat mendominasi. Dalam perspektif beroerientasi gender. Usaha yang penelitiannya Jick dan Nkweteyim paling awal kritik sastra feminisme tertuju menghasilkan visi gender melihat wanita pada sterotipe dan distorsi penggambaran dalam setiap literatur sebagai bahan tetang perempuan dalam tradisi eksplorasi dari berbagai rasa sakit, ketiga, kesususastraan yang didominasi laki-laki sebagian besar sastrawa berasusmsi bahwa (Klarer, 2004: 96-97).Dalam presfektif wanita adalah kaum lemah dan laki-laki gender, wanita selalu digambarkan sebagai adalah mahluk yang mendominasi. Dalam seseorang yang tertindas. akhir tulisan Jick dan Nkweteyim Teori sastra feminis yaitu teori yang berpendapat agar setiap tulisan sastrawan berhubungan dengan gerakan perempuan. sebaiknya memiliki visi positif tentang Sastra feminis berakar dari pemahaman gender khususnya dalamsastra Afrika mengenai inferioritas perempuan. Konsep Modern, Para sastrawan sebaiknya tidak kunci feminis adalah kesetaraan antara hanya menyajikan jenis karakter wanita martabat perempuan dan laki-laki. Teori yang lemah dan tidak berdaya saja tetapi feminisme muncul seiring dengan juga harus berusaha menyeimbangkan bangkitnya kesadaran bahwa sebagai penggambaran pemodelan peran yang pasti manusia, perempuan juga selayaknya (Jick dan Nkweteyim, 2016: 1). memiliki hak-hak yang sama dengan laki- Berdasarkan latar belakang yang sudah laki. John Stuart Mill dan Harriet Taylor diuraikan diatas maka menjadi penting menyatakan bahwa untuk memaksimalkan untuk melakukan penelitian dengan judul kegunaan yang total (kebahagiaan/ segmentasi gender dalam novel Nayla kenikmatan) adalah dengan membiarkan karya Djenar Mahesa Ayu, oleh sebab itu setiap individu mengejar apa yang mereka

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |15 inginkan, selama mereka tidak saling perempuan dan laki – laki. Ungkapan male- membatasi atau menghalangi didalam female yang memperlihatkan aspek proses pencapaian tersebut, Mill dan Taylor perbedaan aspek biologis sebagai hakikat yakin bahwa jika masyarakat ingin alamiah, kodrati. Sedangkan ungkapan mencapai kesetaraan seksual atau keadilan masculine-feminime merupakan aspek gender, maka masyarakat harus memberi perbedaan psikologis dan cultural (Ratna, perempuan hak politik kesempatan 2005:182). Simon de Beauvoir menyatakan pendidikan yang sama dengan yang bahwa dalam masyarakat patriarki, dinikmati oleh laki-laki (Putnam, 1998: perempuan ditempatkan sebagai suatu yang 23). lain, atau sebagai manusia kelas dua Teori feminisme memfokuskan diri (deuxieme sexe) yang lebih rendah menurut pada pentingnya kesadaran mengenai kodratnya. Kedudukan sebagai manusia persamaan hak antara perempuan dan laki- kelas dua mempengaruhi segala bentuk laki dalam semua bidang. Teori ini eksistensi sosial dan cultural perempuan. berkembang sebagai reaksi dari fakta yang Perempuan didefinisikan sebagai “bentuk terjadi di masyarakat yaitu adanya konflik lain” dalam oposisi dan berbeda dengan kelas, ras dan terutama karena konflik laki-laki.Perbedaan ini dianggap sebagai gender. Feminisme mencoba untuk suatu kekurangan artinya bahwa perempuan mendekonsruksi sistem yang menimbulkan bukan manusia dalam arti sepenuhnya. kelompok yang mendominasi dan Dalam filsafat, seni, dan sastra, perempuan didominas, serta sistem hegemoni dimana biasanya merupakan objek, sedangkan laki- kelompok subordinat terpaksa harus laki merupakan subjek yang dapat menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh mengarahkan tujuan dan keinginannya kelompok yang berkuasa. Feminisme terhadap objek (Thomas, 2007:177). mencoba untuk menghilangkan Masyarakat patriarki menggunakan pertentangan antara kelompok yang lemah peran gender yang kaku untuk memastikan dengan kelompok yang dianggap kuat. perempuan tetap pasif (penuh kasih sayang, Lebih jauh lagi, feminisme menolak penurut, tanggap terhadap simpati dan ketidakadilan sebagai akibat masyarakat persetujuan, ceria ,baik, ramah), dan laki- patrarki, menolak sejarah dan filsafat laki tetap aktif (kuat, agresif, penuh rasa sebagai disiplin yang berpusat pada laki- ingin tahu, ambisius, penuh rencana, laki. bertanggungjawab, kompetitif). Teori feminisme memperlihatkan Jadi dapat disimpulkan bahwa dua perbedaan mendasar dalam melihat menjadi perempuan disebabkan oleh nilai-

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |16 nilai kultural dan bukan hakikatnya, oleh dari masa ke masa serta mengkaji karya- karena itu gerakan dan teori feminisme karya tersebut dengan pendekatan feminis. berjuang agar nilai kultural yang Sastra feminis juga melakukan kritik menempatkan perempuan sebagai manusia tentang bagaimana menerapkan penilaian kedua atau sebagai kelompok yang lain estetik, dimana letak estetiknya. Oleh dapat digantikan dengan keseimbangan karena itu tujuan pengkeritik sastra feminis yang dinamis antara perempuan dan laki- adalah hak yang sama untuk laki. Pembicaraan perempuan dari segi teori mengungkapkan makna-makna baru yang feminis akan melibatkan masalah gender mungkin berbeda dari teks lama dan yaitu bagaimana perempuan tersubordinasi menginginkan hak untuk menentukan ciri- secara kultural. ciri apa saja dalam suatu teks yang relevan. Feminisme selain merupakan Sehingga pengkritik sastra feminis akan gerakan kebudayaan, politik, sosial dan membaca, menafsirkan dan menilai suatu ekonomi, ia juga merupakan salah satu teks dengan cara dan pandangan teori sastra yaitu sastra feminis. Teori sastra baru.Beberapa jenis kritik sastra feminis feminis melihat bagaimana nilai-nilai seperti dijelaskan oleh (Ekarini, 2003: 161- budaya yang dianut suatu masyarakat, suatu 162). kebudayaan yang menempatkan perempuan pada kedudukan tertentu dan melihat 1) Kritik Ideologis bagaimana nilai-nilai tersebut Kritik sastra feminis ini melibatkan mempengaruhi hubungan antara perempuan wanita, khususnya kaum feminis, sebagai dan laki-laki dalam tingkatan psikologis pembaca. Yang menjadi pusat perhatian dan budaya. Oleh karena itu, karya sastra pembaca adalah cita serta streotipe seorang akan dilihat sebagai teks yang merupakan wanita dalam karya sastra. Kritik ini juga objek dan data yang selalu terbuka bagi meneliti kesalahpahaman tentang wanita pembiaraan dan penafsiran yang beragam. dan sebab-sebab mengapa wanita sering Teks diterima dan dipahami oleh tidak diperhitungkan, bahkan nyaris pembacanya dan lingkungan budaya diabaikan. dimana teks itu diproduksi dan dikonsumsi. 2) Kritik yang mengkaji Penulis- 2. Kritik Sastra Feminis Penulis Wanita Fokus utama kajian sastra feminis Dalam ragam ini termasuk adalah mengkaji dan menggali serta penelitian tentang sejarah karya sastra menilai karya penulis-penulis perempuan wanita, gaya penulisan, tema genre dan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |17 struktur penulis wanita. Disamping itu feminisme lesbian adalah pertama-tama dikaji juga kreativtas penulis wanita, mengembangkan suatu definisi yang cermat profesi penulis wanita sebagai suatu tentang makna lesbian. Kemudian kumpulan, serta perkembangan dan pengkritik sastra lesbian akan menentukan peraturan tradisi penulis wanita. apakah definisi ini dapat diterapkan pada diri penulis atau pada teks karyanya. 3) Kritik Sastra feminis Sosialis Kritik ini meneliti tokoh-tokoh 6) Kritik Feminis Ras dan Etnik wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu Kritik feminis ini berusaha kelas – kelas masyarakat. Pengritik feminis mendapatkan pengakuan bagi penulis etnik mencoba mengungkapkan bahwa kaum dan karyanya, baik dalam kajian wanita wanita merupakan kelas masyarakat yang maupun dalam sastra tradisional dan sastra tertindas. feminis. Kritik ini beranjak dari deskriminasi ras yang dialami kaum wanita 4) Kritik Sastra Feminis psikoanalitik yang berkulit selain putih di Amerika. Kritik ini diterapkan pada tulisan wanita, karena para feminis percaya bahwa 3. Penelitian Relevan para pembaca wanita biasanya Jick, and Nkweteyim dalam mengidentifikasikan dirinya dengan atau artikelnya yang berujudul Alternative menempatkan dirinya pada sitokoh wanita, Vision of Gender in the New Literatures of sedang tokoh wanita tersebut pada Africa in English: An Appraisal of Bole umumnya merupakan cermin penciptanya. Butake’s Dramaturgy. Penelitian ini mencoba untuk meninjau isu gender yang 5) Kritik Feminis Lesbian disajikan dalam literatur baru Afrika dalam Jenis ini hanya meneliti penulis dan bahasa Inggris dan menyelidiki apakah tokoh wanita saja. Ragam kritik ini masih memang ada visi alternatif dari isu-isu sangat terbatas karena beberapa faktor; gender. Dalam penelitian ini Jick dan Kaum feminis kurang menyukai kelompok Nkweteyim berperspektif dan memutuskan wanita homoseksual, kurangnya jurnal- untuk menarik inspirasi dari Dramaturgy jurnal wanita yang menulis lesbianism, Bole Butake untuk menilai kontribusinya kaum lesbian sendiri belum mencapai terhadap alternatif visi gender dalam Sastra kesepakatan tentang definisi lesbianism, Afrika modern.Bole Butake adalah kaum lesbian banyak menggunakan bahasa dramawan pria Kamerun yang secara terselubung.Pada intinya kritik sastra signifikan menulis secara sensitif tentang

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |18 isu-isu yang menyangkut perempuan Afrika METODE PENELITIAN pada umumnya dan perempuan Kamerun. 1. Metode Penelitian Hasil temuan penelitiannya adalahberikut: Penelitian ini menggunakan Pertama, ada visi alternatif gender dalam metodologi penelitian kualitatif desktiptif. literatur baru Afrika yang berbahasa Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Inggris. Kedua, melihat wanita dalam untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, setiap literatur sebagai bahan eksplorasi keadaan, fenomenayang sebenarnya terjadi. dari berbagai rasa sakit, ketiga, sebagian Penelitian ini menafsirkan dan besar sastrawan berasusmsi bahwa wanita menguraikan data yang bersangkutan adalah kaum lemah dan laki-laki adalah dengan situasi yang sedang terjadi, sikap mahluk yang mendominasi. Dalam akhir serta pandangan yang terjadi di dalam suatu tulisan Jick dan Nkweteyim berpendapat masyarakat, pertentangan antara dua agar setiap tulisan sastra memiliki visi keadaan atau lebih, dan sebagainya. positif tentang gender khususnya Menurut Creswell (2003:75), Tujuan dari dalamsastra Afrika Modern, Para sastrawan penelitian deskriptif ini adalah untuk sebaiknya tidak hanya menyajikan jenis membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan karakter wanita yang lemah dan tidak secara sistematis, faktual dan akurat berdaya saja tetapi juga harus berusaha mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta menyeimbangkan penggambaran hubungan antarfenomena yang diselidiki. pemodelan peran yang pasti dalam Sedangkan menurut Sugiyono (2005:60) kehidupan nyata dengan menggunakan menyatakan bahwa metode deskriptif aspek estetika feminis hitam (Jick dan adalah suatu metode yang digunakan untuk Nkweteyim, 2016: 1). menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan 4. Fokus Penelitian untuk membuat kesimpulan yang lebih Artikel ini berfokus pada luas. Menurut Whitney (1960:15), metode segmentasi gender dalam novel Nayla deskriptif adalah pencarian fakta dengan karya Djenar Mahesa Ayu. Keseluruhan interpretasi yang tepat. Dalam penelitian artikel ini akan melihat bagaimanakah kualitatif dekstiftif ini penulis akan melihat wujud segmentasi gender yang terkandung kata-kata, kalimat atau gambar yang dalam novel Nayla karya Djenar Maesa memiliki arti lebih dari sekedar angka atau Ayu?. frekuensi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa kutipan kata, kalimat dan wacana dari novel Nayla.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |19

2. Objek Penelitian ini adalah metode pembacaan heuristik dan Objek penelitian adalah segmentasi hermeneutik. Pembacaan hermeneutik gender dalam novel Nayla karya Nawal adalah pembacaan yang dilakukan untuk Djenar Maesa Ayu. menginterpretasi secara referensial melalui tanda-tanda linguistik.Pembacaan 3. Data dan Sumber Data berasumsi bahwa bahasa bersifat Data dalam penelitian ini berupa referensial, artinya bahwa ia harus kutipan-kutipan kata, kalimat dan wacana berhubungan dengan hal-hal yang nyata. yang terdapat dalam novel Nayla dengan Pada tahap ini pembaca menemukan arti tinjauan sastra feminis. Sumber data yang secara linguistik/penafsiran. Langkah awal dipergunakan adalah kepustakaan yang dalam menganalisis novel Nayla dalam berupa novel Nayla karya Djenar Maesa penelitian ini adalah pembacaan awal novel Ayu yang meliputi alur, tema, latar dan penokohan. Langkah selanjutnya adalah 4. Teknik Pengumpulan Data pembacaan heuristik yang merupakan Data yang berhasil digali, pembacaan dari awal sampai akhir untuk dikumpulkan dan di catat dalam kegiatan mengingat peristiwa-peristiwa yang telah penelitian harus diusahakan kemantapan dibaca. dan kebenarannya. Teknik pengumpulan Tahap selanjutnya adalah data dalam penelitian ini dilakukan dengan pembacaan yang bersifat retroaktif yang teknik pustaka, simak dan catat. Teknik melibatkan kode diluar bahasa dan pustaka yaitu mempergunakan sumber- menghubungkannya secara integratif sumber tertulis yang digunakan, diperoleh sampai pembaca dapat membongkar secara sesuai dengan masalah dan tujuan struktural guna mengungkap makna dalam pengkajian sastra dengan tinjauan sastra sistem yaitu makna keseluruhan teks feminis. Teknik catat adalah suatu teknik sebagai sistem tanda. Untuk melengkapi yang menempatkan peneliti sebagai analisis dalam penelitian ini digunakan juga instrumen kunci dengan melakukan kerangka berpikir induktif. penyimakan secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber primer. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sinopsis Novel Nayla 5. Teknik Analisis Data Nayla seorang anak yang pada Teknik yang digunakan dalam waktu kecil mendapat hukuman badan dari menganalisis novel Nayla dalam penelitian ibu kandungnya. Saat usia Nayla masih

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |20 belasan Ibu masih sering menghukum punya tempat untuk mengadu. Juli pun Nayla dengan menusukan peniti di vagina pergi karena merasa Nayla tidak bisa dan selangkangannya, hanya karena Nayla mencintai Juli lagi. Nayla pun sering mengompol saat malam hari. Hukuman- berkencan dengan laki-laki lain. Sampai dia hukuman yang diberikan Ibu kadang tidak bertemu dengan Ben, laki-laki kaya yang sesuai dengan kesalahan yang dilakukan memberikan segalanya buat Nayla tetapi Nayla. Ibu juga mengajarkan Nayla untuk tidak memberikan kepuasan batin. Nayla membenci Ayah kandungnya sendiri. Ibu pun putus dengan Ben karena Nayla tidak juga sering mengajak Nayla untuk mencintainya dengan sepenuh hati. menemui laki-laki yang menjadi teman kencan Ibu. Ibu bahkan mengejak seorang 2. Segmentasi Gender dalam Novel laki-laki untuk tinggal di rumah. Nayla pun Nayla mengalami pelecehan seksual oleh lelaki Dari hasil analisis novel Nayla simpanan Ibu yang tinggal di rumah. terdapat segementasi jender yang cukup Nayla merasa tertekan ikut dengan tinggi. Diantara bentuk ketimpangan ibu dan tidak kuat dengan hukuman- gender dalam novel Nayla dijelaskan hukuman yang diberikan Ibu. Nayla pun sebagai berikut : memutuskan untuk mencari ayah dan 1) Ketidakadilan gender dalam novel tinggal bersama ayah. Keputusannya itu Nayla tampak pada kedudukan dan membuat Ibunya marah. Setelah dua bulan peran perempuan dibawah dominasi Nayla tinggal bersama Ayah, Ayah jatuh laki-laki. Dalam novel Nayla sakit dan meninggal dunia. Nayla pun ceritakan secara keseluruhan memutuskan kembali ke rumah Ibu. Tetapi bagaimana penderitaan seorang Ibu menutup rapat pintu rumahnya bahkan wanita yang selalu disakiti pria baik menyetujui keputusan Ibu tiri Nayla yang Nayla maupun ibunya. Segmentasi mengirim Nayla ketempat Panti jender ditemui pada kutipan berikut: Rehabilitasi Anak Pengguna Narkoba. ”Kamu tak akan pernah tahu, anakku, seberapa dalam ayahmu menyakitiku, Setelah keluar dari Panti itu Nayla pun Ia menyakiti kita dengan tidak hidup di jalanan. Nayla mengenal dunia mengakui janin yang kukandung adalah keturunannya, Ia (Pria/Ayah) malam bahkan Nayla menjadi seorang meninggalkan kita begitu saja tanpa lesbian. mengurus atau pun mendiskusikan terlebih dahulu masalah perceraian. Tokoh Juli membuat Nayla jatuh (Ayu, 2008: 6). Kemudian Nayla pun cinta pada perempuan. Juli yang pertama merasakan hal yang serupa yaitu dicampakan pria (Ben). kali menolong Nayla saat Nayla tidak

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |21

2) Ketimpangan gender berikutnya mereka hanya berkisar seputar kekuatan otot vagina” (Ayu), 2008:5) bagaimana dalam novel Nayla

diceritakan bahwa ibunya selalu Ketimpangan gender tersebut menggunakan alat-alat seksual berakibat pada kehidupan Nayla yang liar bantuan demi kempuasan pacarya dan radikal. Nayla perokok, peminum (pria) pada kutipan berikut: alkohol, sangat akrab dengan dunia malam, “Tak Jarang Ibu harus memakai alat mejadi pelacur, biseksual (mencintai pria bantu seperti borgol, tali, dan cemati demi menyediakan makanan khusus dan wanita/lesbi).Ekspresionisme yang untuk binatang-binatangnya”. (Ayu, diungkapkan Djenar dalam Nayla kerap 2008: 39). kali mendobrak doktrin-doktrin dominasi Ketimpangan gender berikutnya pria terhadap wanita. Dalam Novel Nayla adalah mengenai anggapan bahwa diceritakan bagaimana Nayla digambarkan keperawanan seorang wanita menjadi sebagai perempuan yang memberontak atas modal utama mengenai kesucian, ketidakadilan hidup yang dialaminya. Ia berbeda halnya dengan pria, terus berlari untuk keluar dari sekalipun mereka tidak suci lagi keterkungkungan tersebut, walaupun pada namun tidak pernah ada yang akhirnya rasa ketidakadilan itu Nayla mengetahuinya dan mereka tidak di jadikan sebagai alasan untuk bisa cap seburuk wanita. Kepuasan menghalalkan segala cara sekalipun seksual pun hanya pemenuhan ke menyimpang jauh dari norma-norma dan egoisan pria. agama. Rentetan frasa dengan nada “Laki-laki menciptakan mitos provokatif serta suspense yang terus perempuan ideal, perempuan ideal adalah perawan, yang vaginanya meningkat, membuat cerita Nayla mengeluarkan cairan darah, meninggalkan kesan yang sangat dalam perempuan harus menahan rangsang supaya tidak mengeluarkan cairan, bahwa penulis menentang kekerasan dan supaya pria puas. dan alhasil ketimpangan gender. Sekaligus proses perempuan hanya bisa dinikmati tanpa diberi kesempatan untuk penentangannya Djenar dituangkan dengan menikmati. Kelamin laki-laki berbeda sangat vulgar. Hal itu bisa ditemukan bentuk dengan perempuan, dan laki- laki pun mampu mengetahui tanda- dalam kutipan- kutipan dibawah ini: tanda ketika akan terangsang

berbeda halnya dengan perempuan, Novel “Nayla” sekalipun mereka sudah menikah mereka tidak benar-benar merasakan “Saya sudah memilih untuk menjadi orgasme (Ayu, 2008: 77-79).Otak lain karena hidup saya tak sama laki-laki memang kerdil. Segama bagi dengan mereka” (Ayu, 2008:4)

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |22

Ketidak adilan ini biasanya terjadi Kutipan di atas merupakan ketika seorang perempuan hanya sebagai pengakuan Juli yang mengungkapkan ke objek dari laki-laki. Ketidak adilan yang tidak senangan pada laki-laki yang hanya membuat perempuan menguranginya ingin mendapatkan kepuasan seksual saja dengan cara yang sangat bertentangan dari perempuan sedangkan perempuan dengan moral masyarakat. Lesbianisme hanya berusaha keras memberikan menjadi jalan keluar bagi perempuan yang kepuasan tanpa mendapatkan kepuasan tidak ingin dirinya merasakan ketidak seperti pada kutipan. adilan ketika berhubungan dengan lawan “Alhasil, perempuan melakukan apapun hanya untuk dinikmati jenisnya. Lesbian juga dapat terjadi karena tanpa diberi kesempatan untuk kurangnya perhatian dan ras traumatik yang menikmati” (Ayu, 2008:79) tinggi dari orang-orang yang berada Hal tersebut membuktikan bahwa disekitarnya seperti orang tua(ayah atau sebagai seorang perempuan sebenarnya ibu). Perempuan yang sering kali juga ingin mendapatkan hak yang sama menganggap bahwa dirinya hanya akan sehingga mereka juga mendapatkan dirugikan oleh laki-laki yang menikmati keadilan dalam hubungan dengan setiap hubungan sedangkan perempuan pasangannya. Sehingga Juli dan Nayla tidak dapat seperti apa yang dirasakan memutuskan untuk menjadi pasangan yang pihak laki-laki. tidak merugikan satu sama lain. “Saya memperhatikan Juli. “Tapi saya tak ingin memberi cinta Perawakan dan sikap juli tak saya kepada orang-orang yang tak ubahnya seorang laki-laki. Ia semestinya menerimanya. Lebih memang pecinta sesama jenis.” baik saya mencintai Juli ketimbang (Ayu, 2008: 4) laki-laki yang hanya menginginkan

selaput dara saya” (Ayu, 2008:6) Dari kutipan di atas, digambarkan tokoh Nayla yang lesbi dan mencintai Juli Dalam kutipan di atas juga yang merupakan seorang wanita yang menekankan perasaan Nayla yang hanya memiliki jiwa feminis namun banyak mencintai Juli sebagai pasangan memiliki perawakan tubuh dan sikap lebih lesbiannya. Hal ini membuktikan bahwa ke arah maskulin atau laki-laki. Nayla sebagai perempuan menganggap Otak laki-laki memang kerdil. dirinya hanya akan dirugikan oleh laki-laki Segama bagi mereka hanya berkisar seputar kekuatan otot yang hanya menginginkan selaput dara vagina” (Ayu), 2008:5) Nayla, mungkin itu merupakan ketidak

adilan yang dirasakan perempuan sehingga

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |23 jalan yang dipilih oleh Nayla dan Juli begitu saja. Novel Nayla ini berpusat pada adalah menjadi lesbian. perempuan yang mengalami “Kebencian Juli terhadap laki-laki ketidaksetaraan, perlakuan semena-mena semakin menjadi-jadi ia benci bahkan pengalaman yang tidak dengan jiwa laki-laki yang mengalir dalam tubuhnya yang perempuan. menyenangkan sebagai perempuan Tapi Juli tak bisa membenci tubuh membuat tokoh dalam novel Nayla karya perempuannya karena ia mencintai tubuh perempuan. Juli benci Djenar Maesa Ayu menjadi pemberontak dengan jiwa laki-laki yang mengalir dengan melanggar nilai-nilai konvensional dalam tubuh laki-laki. Tubuh yang tak pernah menjadi miliknya” (Ayu, dalam kehidupannya ketika ia menginjak 2008: 103) dewasa. Pemberontakan tersebut dilakukan

dengan menjadi biseksual. Novel yang Dalam kutipan di atas sedikit menginterprentasikan relasi gender yang menjelaskan alasan Juli membenci laki- mengarah kepada perempuan yang superior laki. Setiap traumatik dalam hidup akan dan perempuan yang melawan budaya membuat seseorang menjadi pribadi yang patriarki yang terjadi. lain, hal tersebut terjadi pada jiwwa Juli Ada hal yang menarik dari novel yang merasa bahwa ia memiliki jiwa laki- Nayla karya Djenar ini yaitu keberaniannya laki yang tak pernah ia bisa dapatkan. Juli menampilkan sarkasme-sarkasme dan merasa bahwa ia membenci dirinya dengan bahasa-bahasa vulgaryang ditujukan pada jiwa laki-laki yang dimiliki namun ia tetap kaum lelaki.Dalam novel Nayla secara mencintai bentuk tubuhnya yang tidak disadari, Djenar telah menciptakan perempuan. jiwa- jiwa pemberontak dengan bahasanya Dalam pandangan Djenar melalui yang terkesan kasar dan vulgar. Karya cerita novelnya Nayla bahwa kaum Djenar ini tidak terlepas dari uraian jiwa lelakilah yang menyebabkan kesengsaraan Nayla yang mengalami guncangan hidup perempuan baik didalam maupun diluar sehingga dia mampu menghalalkan segala rumah (sekalipun pelaku penusukan peniti cara dan keluar dari norma-norma sosial ke vagina Nayla adalah Ibunya), namun dan agama. jika ditelurusi penyebab inti penusukan peniti ke vagina Nayla, adalah rasa benci SIMPULAN Ibunya kepada Ayahnya Nayla yang sejak Dari paparan diatas disimpulkan dalam kandungan tidak mengakui sebagai berikut: kehamilan Ibunya sebagai darah dagingnya, 1) Bahwa pergolakan jiwa yang kemudian Ayahnya menginggalkan Ibunya dihidangkan Djenar dalam novelnya

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |24

Nayla tidak terlepas dari jiwa Djenar moral masyarakat. Nalya yang berontak terhadap aturan yang digambarkan sebagai seorang mengikatnya sebagai perempuan. lesbianisme, dan menganggap hal Oleh karena itu dalam cerita ini ia tersebut sebagai jalan keluar bagi menampilkan sarkasme laki-laki. perempuan yang tidak ingin dirinya 2) Tema yang diangkat Djenar dalam merasakan ketidak adilan ketika dalam novel Nayla cenderung berhubungan dengan lawan jenisnya. menceritakan ketidakadilan gender. Perempuan sering kali menganggap Ketidakadilan ini biasanya terjadi bahwa dirinya hanya akan dirugikan ketika seorang perempuan hanya oleh laki-laki yang menikmati setiap sebagai objek dari laki-laki. hubungan sedangkan perempuan Ketidakadilan yang membuat tidak dapat seperti apa yang dirasakan perempuan menguranginya dengan pihak laki-laki. cara yang sangat bertentangan dengan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |25

DAFTAR PUSTAKA

A.Schmitz, Thomas. (2007). Modern Literary Theory and Ancient Texts An Introduction. USA: Blackwell Publishing.

Ayu, Djenar Maesa. (2008). Nayla. Jakarta: Gramedia.

Creswell, John W. (2003). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. London: Sage Publication.

Henry Kah Jick, Henry Kah and Patricia Nkweteyim. (2016). Alternative Vision of Gender in the New Literatures of Africa in English: An Appraisal of Bole Butake’s Dramaturgy. Cameroon:Eric.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ratna, Nyoman Kutha. (2005). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saraswati,Ekarini. (2003). Sosiologi Sastra Sebuah Pemahaman Awal. Malang, UMM Press.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Putnam, Rosemarie. (1998). Feminist Thought : Pengantar paling Komprehensif kepada Aliran. Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra.

Klarer, Mario.(2004). An Introduction to Literary Studies, second edition. London and New York: Routledge.

Welleck,Rene, & Austin Warren. (1990). Teori Kesusasteraan (Terjemahan Melani). Jakarta: Gramedia.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |26

INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA SIMEULUE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 10 SIMEULUE TENGAH

Gio Mohamad Johan dan Rindawati STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan dua bahasa yang dilakukan oleh siswa kelas V SDN 10 Simeulue Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena interferensi bahasa yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Penggunaan dua bahasa oleh seseorang dikenal dengan dwibahasawan. Penggunaan dua bahasa ini baik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan kontak bahasa, dan salah satu akibatnya adalah interferensi bahasa. Intereferensi bahasa merupakan suatu hal yang sulit dihindari oleh penutur bahasa, terlebih bagi penutur bahasa pemula. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk interferensi morfologis, dan sumber datanya yakni siswa kelas V SDN 10 Simeulue Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interferensi bahasa Simeulue terhadap bahasa Indonesia yang digunakan siswa dalam menulis karangan narasi.

Kata Kunci : Interferensi, Bahasa Simeulue, Karangan Narasi

Abstract This research is motivated by the use of two languages conducted by students of fifth grade SDN 10 Simeulue Tengah. This study aims to reveal the phenomenon of language interference conducted by elementary school students. The use of two languages by a person is known as dwibahasawan. The use of these two languages either directly or indirectly raises the language contact, and one consequence is language interference. Language interference is a difficult thing to avoid language speakers, especially for beginner language speakers. This research use desciptive qualitative approach. The data referred to in this study is a form of morphological interference, and the data source is the students of fifth grade SDN 10 Simeulue Tengah. The results of this study indicate that there is an interference of Simeulue language to the used by students in writing narrative essay.

Keywords: Interference, Simeulue Language, Narrative Text

PENDAHULUAN Indonesia termasuk di dalamnya sastra Bahasa Indonesia merupakan salah terdiri dari pengetahuan atau teori-teori satu mata pelajaran wajib yang diajarkan tentang bahasa dan sastra dan keterampilan pada setiap lembaga pendidikan. Oleh berbahasa (Keraf, 2007:2). karena itu, setiap sekolah, baik sekolah Bahasa Indonesia memiliki umum, maupun sekolah kejuruan, mulai kedudukan sangat penting, yaitu sebagai dari sekolah dasar sampai ke perguruan bahasa nasional dan bahasa negara. Di tinggi wajib memogramkan pelajaran samping bahasa Indonesia, terdapat juga bahasa Indonesia. Materi pelajaran bahasa bahasa daerah yang tersebar di seluruh

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |27

pelosok tanah air. Akibatnya, banyak dipergunakan dalam berbagai upacara adat, masyarakat Indonesia yang menggunakan dan dalam percakapan sehari-hari (Pratiwi, bahasa Indonesia sekaligus bahasa daerah dkk 2008: 43). sebagai alat komunikasi sehari-hari di Penggunaan bahasa daerah tersebut Indonesia. Kontak bahasa mengakibatkan terkadang terbawa dalam lembaga-lembaga penggunaan bahasa Indonesia yang formal baik secara sengaja maupun tidak dipengaruhi oleh elemen bahasa daerah, sengaja. Hal ini pula yang terjadi di begitu pula sebaliknya. sekolah-sekolah, banyak siswa Sebagai contoh, masyarakat menggunakan bahasa daerah dalam penutur bahasa Jawa maka penggunaan berkomunikasi dan berinteraksi baik bahasa Indonesia akan dipengaruhi oleh dengan guru maupun dengan teman-teman unsusr-unsur bahasa Jawa, demikian juga sekolahnya. Keadaan ini tentunya kurang dengan daerah lain seperti Aceh akan tepat dilakukan karena dikhawatirkan akan dipengaruhi juga oleh unsur-unsur Aceh. berdampak pada rendahnya penguasaan Soerjawo (2008:56), menyebutkan bahwa bahasa Indonesia oleh siswa. persentuhan bahasa Indonesia dengan Hasil observasi awal di Sekolah bahasa jawa telah berlangsung lebuh lama Dasar (SD) Negeri 10 Simeulue Tengah dibandingkan persentuhan bahasa menunjukan bahwa siswa di sekolah Indonesia dengan bahasa daerah lain, yaitu tersebut banyak yang menggunakan bahasa sejak bahasa Indonesia masih dikenal daerah sebagai bahasa sehari-hari dalam sebagai bahasa Melayu. berintraksi dengan teman sekelasnya. Siswa Bahasa daerah adalah suatu bahasa sangat jarang menggunakan bahasa yang diturunkan di suatu wilayah dalam Indonesia. Bahkan saat berkomunikasi sebuah negara kebangsaan, apakah itu pada dengan guru, siswa juga menggunakan suatu daerah terkecil, negara bagian federal bahasa daerah. Hal ini juga terlihat dari atau provinsi, atau daerah yang lebih luas. tugas karangan yang beberapa diantaranya Keberadaan sebuah basa lokal atau bahasa memasukkan bahasa daerah Simeulue daerah sangat erat dengan eksistensi suku dalam karangan yang ditulisnya. Oleh bangsa yang melahirkan dan menggunakan karena itu, saat proses pembelajaran, guru bahasa tersebut. Bahasa menjadi unsur mengarahkan siswa untuk menggunakan pendukung utama tradisi dan adat istiadat. bahasa Indonesia, agar siswa terbiasa Bahasa juga menjadi unsur pembentuk menggunakan bahasa Indonesia dan untuk sastra, seni, kebudayaan, hingga peradaban mendukung proses pembelajaran. sebuah suku bangsa. Bahasa daerah

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |28

Penggunaan bahasa daerah dalam atau menguasai lebih dari satu bahasa. hal instansi pemerintahan seperti sekolah ini didasari oleh bahasa daerah yang tentunya tidak sesuai dengan semangat digunakan penutur dan bahasa nasional perundang-undangan yang berlaku, salah yang harus dipelajari sejak jenjang sekolah satunya Undang-Undang Nomor 24 Tahun dasar. Istilah penguasaan dua bahasa atau 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan penggunaan dua bahasa lebih dikenal Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan dengan kedwibahasaan. (selanjutnya disebut UU No. 24/2009), Trekait dengan kedwibahasaan, ketentuan Pasal 31 UU Ayat (1) secara umum dapat dimaknai dengan menyebutkan bahwa “Bahasa penggunaan dua bahasa oleh seorang Indonesia wajib digunakan dalam nota penutur bahasa. pendapat ini sangat kesepahaman atau perjanjian yang beragam dikalangan akademisi bahasa. melibatkan lembaga Negara, instansi Sebagian memandang kedwibahasaan pemerintahan Republik Indonesia, lembaga sebagai sekedar penggunaan akan dua swasta Indonesia atau perseorangan warga bahasa, sedangkan sebagian yang lein negara Indonesia”. memandang kedwibahasaan sebagai suatu penguasaan dua bahasa. KAJIAN PUSTAKA Haugen (Suhardi dan Sembiring, 1. Bahasa dan Kedwibahasaan 2005:58) yang mengartikannya sebagai Bahasa adalah alat komunikasi antar kemampuan memberikan tuturan yang anggota masyarakat berupa lambang bunyi, lengkap dan bermakna dalam bahasa lain. yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Definisi ini merupakan definisi yang lebih Bahasa juga merupakan perwujudan sempit batasannya dibandingkan dengan tingkah laku manusia baik lisan maupun definisi yang diajukan oleh Bloomfield tilisan sehingga orang dapat mendengar, karena adanya batasan yang diberikan, mengerti, serta merasakan apa yang yakni hanya orang yang mampu bertutur dimaksud. Bahasa yang ada di Indonesia secara lengkap dan bermakna saja yang sangat beragam, salah satunya bahasa dapat disebut sebagai dwibahasawan. Simeulue. Johan (2017) menjelaskan bahwa Bahasa Simeulue merupakan bahasa kedwibahasaan sebagai penggunaan bahasa yang dituturkan oleh penduduk Pulau secara bergantian dua bahasa atau lebih Simeulue Provinsi Aceh. Dengan adanya oleh seseorang yang sama. Kondisi dan bahasa yang sangat bergam ini membuaka situasi yang dihadapi seorang peluang bagi penutur untuk menggunakan dwibahasawan turut menentukan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |29

pergantian bahasa-bahasa yang dipakai. dari tata bahasa yang membahas bentuk- Dari pengertian di atas, konsep bentuk kata yakni morfem dan sejenisnya. kedwibahasaan telah mengalami Chaer (2008: 7) mengatakan, objek kajian penyederhanaan dan perlunakan. Konsep morfologi adalah satuan-satuan morfologi, kedwibahasaan setiap waktu semakin proses-proses morfologi, dan alat-alat diperlunak. Walaupun mengalami dalam proses morfologi itu. Satuan penyederhanaan dan perlunakan konsep, morfologi adalah morfem (akar atau afiks) namun tentu saja definisi tersebut tidak dan kata. Akar dapat menjadi dasar dalam terlepas dari batasan-batasan pembentukan kata, sedangkan afiks hanya kedwibahasaan. menjadi penyebab terjadinya makna 2. Intereferensi Morfologis gramatikal. Kata adalah satuan gramatikal Weinrich (Chaer , 2010: 120) istilah yang terjadi sebagai hasil dari proses interferensi pertama kali digunakan untuk morfologis. Dalam tataran morfologi kata menyebut adanya perubahan sistem suatu adalah satuan terbesar. Kemudian proses bahasa sehubungan dengan adanya morfologi melibatkan komponen- persentuhan bahasa dengan unsur-unsur komponen berupa dasar, alat pembentuk bahasa lain yang dilakukan oleh penutur dan makna gramatikal. bilingual. Interferensi morfologis dapat Johan (2013) mengungkapkan diartikan sebagai pelanggaran berbahasa bahwa fenomena interferensi tidak dapat dengan adanya unsur serpihan dari bahasa dipungkiri dengan beragamnya bahasa di lain dalam pembentukan kata dari bahasa Indonesia. Interferensi dapat terjadi pada itu sendiri. Pembentukan kata yang tidak tataran fonologi, morfologi, sintaksis, sesuai dengan kombinasinya dianggap semantik dan leksikon. Dalam penelitian sebagai suatu pelanggaran yang disebut ini, interferensi dibatasi pada tataran dengan interferensi morfologis. morfologis. Secara etimologi, morfologi Interferensi morfologis dapat terjadi pada berasal dari kata morf yang berarti bentuk bentuk terikat seperti prefiks, sufiks, dan dan logi yang berarti ilmu. Jadi secara konfiks. harfiah kata morfologi berarti ilmu yang mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan METODE PENELITIAN kata (Chaer, 2008: 19). Penelitian ini adalah penelitian Secara harfiah morfologi berarti deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ilmu mengenai bentuk. Dalam kajian tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis linguistik, morfologi merupakan bagian tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |30

adanya tentang gejala atau keadaan. yang tidak berlatar belakang bahasa Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk Simeulue. Karangan siswa berlatar menguji suatu model pembelajaran dalam belakang bahasa Simeulue dianalisis lebih bahasa Indonesia, akan tetapi memberikan lanjut, untuk mengetahui ada atau tidaknya deskripsi (gambaran) yang mendalam interferensi bahasa Simeulue yang muncul tentang penggunaan bahasa tulis siswa pada karangan tersebut. kelas V SD Negeri 10 Simeulue Tengah Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan data yang didapatkan di pertama, banyak siswa yang belum tempat penelitian dan penafsiran peneliti. mengerti dan paham betul tentang karangan Peneliti bersama informan narasi. Banyak dari siswa yang mengarang penunjang menganalisis karangan narasi seperti halnya menulis diary. Selain itu, siswa. Analisis digunakan untuk karangan siswa banyak yang tidak memiliki mengethaui bentuk-bentuk interferensi rangkaian peristiwa seperti halnya konflik bahasa Simeulue. Penelitian ini dilakukan dan tidak mencantumkan waktu dan tempat di SD Negeri 10 Simeuleu Tengah yang dimana peristiwa itu terjadi. Bahkan, beralamat di Jl. Tgk Di Ujung – Situfa banyak dari siswa yang juga tidak menulis Keluruhan Situfa Jaya Kecamatan karangan narasi, melainkan deskripsi dan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. eksposisi. Dari hasil penelitian pertama yang penulis dapat, penulis menyimpulkan HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa perlu diadakan penelitian kedua 1. Hasil Penelitian kalinya. Penelitian tersebut dilakukan di Sebelum meminta siswa untuk dalam kelas. Seluruh siswa mengulang menulis karangan narasi, ada baiknya karangan narasinya, karena dikhawatirkan mereka diingatkan terlebih dahulu tentang siswa yang tidak mengulang akan hakikat karangan narasi. Setelah simulasi, mengganggu kosentrasi siswa lain yang seluruh siswa diminta untuk mengarang mengulang. karangan narasi. Hasil karangan tersebut Setelah menyelesaikan penelitian dikumpulkan menjadi satu dan dipisahkan kedua, barulah peneliti mendapatkan hasil ke-30 karangan siswa yang berlatar yang memuaskan. Seluruh karangan belakang bahasa Simeulue. Penulis tersebut diberi nomor terlebih dahulu untuk beranggapan bahwa siswa yang berlatar memudahkan penulis dalam menganalisis. belakang bahasa Simeulue akan banyak Ke- 30 karangan tersebut dianalisis melakukan interferensi bahasa Simeulu menggunakan tabel interferensi morfologis. dalam karangannya dibandingkan siswa Dalam menganalisis hasil karangan siswa,

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |31

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahasa Simeulue. Setelah menggarisbawahi penulis membuat tabel bentuk interferensi semua unsur yang terinterferensi bahasa morfologis. Langkah pertama, penulis Simeulue, penulis mengelompokkan menganalisis seluruh karangan siswa dan berdasarkan bentuknya. Penjelasan menggarisbawahi unsur yang terinterferensi selanjutnya terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Interferensi Morfologis No Siswa Bentuk Interferensi Morfologis Ket Kalimat Afiks Pe P S I K 1 YP tarimo Dia gak mau tarimo √ terima gayane tapi dia hanya lihat gayanya galak saja gayane galak tertawa 2 ZA Galang Dia memakai galang gelang Garudo biasa tapi dia ingin garuda memakai gelang garudo 3 RA Kasor Dia tidur tidak pakai kasur kasor, tapi hanya pakai tikar pandan 4 NL karajo Dia mencari anak tarimo tarimo karajo, tapi tidak di kerja tarimo yang gak tau bekerja 5 DS 6 AS gulonya Dia tidak mau pakek sama kapai gulonya dia mau pakai √ kapas samo kapaik saja samo gulanya kapaik 7 MA 8 UHH gosok Dia mau gosok menggos goni kain,tapi dia mau ok gosok goni karung 9 RG Awen Dia mau memasak kayu pakek awen,tapi pakek kompor 10 TR Raso Dia mau makan rasa sambel balado yang raso pedas 11 IS kebau Kebau gunone untuk kerbau gunone membajak sawah,jawi √ gunanya jawi juga bisa digunakan sapi untuk membajak sawah, 12 AA 13 EL Gunteng Gunteng gunanya gunting

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |32

gogop untuk memotong, tapi gugup cubo dia gogop untuk cubo coba 14 CM 15 ES 16 KU gagok - Dia orangnya gagok √ gagap gayane dalam berbicara gayanya gunone - Gayane berbicara sangat meyakinkan 17 FS 18 RI katiak Katiak dia bauk ketiak 19 MA 20 IL guleng Dia tidurnya pakek guling bantal,tapi dia pengennya memakai guleng 21 FM 22 NW 23 AS 24 HM dia tidak memakan jantung jantong pisang,tapi dia guna makan pisang saja guno nya mawi 25 OA Kami fuasa di bulan puasa suci ramadhan 26 FA 27 JS Dia ecek-ecek fahai pura- selimut pura pakai 28 NE 29 HF Dia orangnya sangat gila disenangi tapi dia sama sesunggunya gilo samo 30 FI

Setelah menyelesaikan analisis pada interferensi bahasa Simeulue pada karangan tabel bentuk interferensi morfologis, narasi siswa. Berdasarkan data di atas, peneliti membuat rincian jumlah maka dapat dihitung jumlah interferensi interferensi bahasa Simeulue yang terdapat bahasa Simeulue kedalam bahasa Indonesia pada karangan narasi siswa yang berlatar dari masing-masing siswa sebagaimana belakang bahasa Simeulue. Penghitungan dapat dlihat pada tabel berikut ini. ini ditujukan untuk melihat besarnya

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |33

Tabel 2. Jumlah Interferensi Morfologis No Nama Kata Interferensi Morfologis Jlh Jlh % Siswa Afiks Pe Kata P S I K 1 YP 3 1 4 81 4,94 2 ZA 2 2 87 2,30 3 RA 1 1 66 1,52 4 NL 2 3 73 4,11 5 DS 69 0 6 AS 2 1 3 81 3,70 7 MA 66 0 8 UHH 2 2 59 3,39 9 RG 2 2 75 2,67 10 TR 1 1 62 1,62 11 IS 4 1 5 63 7,94 12 AA 74 0 13 EL 4 4 77 5,19 14 CM 82 0 15 ES 74 0 16 KU 2 2 4 79 5,06 17 FS 80 0 18 RI 1 1 82 1,22 19 MA 66 0 20 IL 1 1 83 1,20 21 FM 98 0 22 NW 78 0 23 AS 88 0 24 HM 7 7 71 9,86 25 OA 1 1 66 1,52 26 FA 73 0 27 JS 2 2 79 2,53 28 NE 77 0 29 HF 3 3 81 3,70 30 FI 74 0 Jlh 40 5 45 2264 1,99

Berdasarkan tabel di atas, diketahui belum bisa lepas dari bahasa daerahnya bahwa dari 30 orang siswa yang diteliti, 17 baik secara tulisan maupun secara lisan. diantaranya mengalami interferensi bahasa Secara keseluruhan terdapat 1,99% Simeulue kedalam bahasa Indonesia atau bahasa Simeulue terinteferensi kedalam sekitar 56,67% dari keseluruhan jumlah karangan siswa. Berdasarkan perhitungan siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa dari tabel jumlah interferensi, dapat dilihat kelas V SD Negeri 10 Simeulue Tengah bahwa karangan dari siswa HM paling

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |34

banyak melakukan interferensi bahasa Pertanyaan kedua yang ditanyakan Simeulue kedalam bahasa Indonesia yaitu adalah tentang penggunaan dan sebanyak 7 kata dari 71 kata karangan kemampuan siswa-siswi kelas V dalam narasi yang ditulisnya atau sekitar 9,86%. berbahasa Indonesia baik lisan maupun Selanjutnya, siswa nomor urut 11 tulisan di SDN 10 Simeuleu Tengah. melakukan interferensi bahasa Simeulue Menurut guru kelas V, kemampuan kedalam bahasa Indonesia sebanyak 5 kata berbahasa siswa kelas V SD Negeri 10 dari 63 kata dalam karangannya atau Simeulue Tengah secara lisan dan tulisan sebanyak 7,94%. secara umum sudah bagus, hanya saja Dari data pada tabel jumlah mereka banyak memasukkan bahasa daerah interferensi, dapat dikatakan bahwa ketika bertutur begitu juga ketika mereka pemahaman siswa dalam berbahasa masih menulis karangan atau menjawab terbatas. Siswa sulit membedakan antara pertanyaan-pertanyaan yang panjang. bahasa Simeulue dengan bahasa Indonesia, Selanjutnya penulis menanyakan maka dari itu banyak sekali pengacauan penggunaan bahasa oleh siswa ketika bahasa dalam karangan narasi siswa. berbicara dengan guru, beliau Selain hasil analisis data di atas, mengemukakan ketika dalam pekarangan penulis juga melakukan wawancara terkait sekolah umumnya mereka menggunakan interferensi bahasa Simeulue kedalam bahwa Indonesia, hanya saja kadang bahasa Indonesia yaitu denga guru mata dimasukkan bahasa daerah ketika pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar berbicara. Dalam kemampuan tulisan, di kelas V SD Negeri 10 Simeulue Tengah. menurut guru paling banyak terinteferensi Berikut dideskripsikan hasil wawancara oleh siswa dalam bahasa Simeulue kedalam dengan guru pelajaran bahasa Indonesia. bahasa Indonesia adalah kata-kata sehari- Pertanyaan pertama yang hari seperti tarimo, jantong ate, guno, ditanyakan adalah tentang penggunaan kaluar dan kajar. Bentuk-bentuk kata bahasa oleh siswa di SD Negeri 10 tersebut saya temukan ketika memberikan Simeulue Tengah. Menurut guru, siswa tugas mengarang kepada siswa, mereka umumnya berinteraksi menggunakan menggunakan kata-kata tersebut dalam bahasa daerah Simeulue dalam berinteraksi karangan yang mereka tulis. Hal ini dengan teman-temannya, hanya di dalam dikarenakan mereka sering mengucapkan kelas mereka menggunakan bahasa kata-kata tersebut dalam kehidupan sehari- Indonesia, itupun ketika berlangsungnya hari sehingga terbawa-bawa ketika menulis proses belajar mengajar. karangan.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |35

Penulis menanyakan tentang jumlah teman maupun dengan guru ketika berada siswa yang yang terindikasi terdapat di lingkungan sekolah. Kondisi ini yang interferensi bahasa Simeulue kedalama salah satunya menyebabkan siswa sulit bahasa Indonsia, berdasarkan hasil untuk lepas dari bahasa daerahnya yang wawancara dengan guru kelas diketahui terbawa-bawa ketika menulis karangan atau bahwa jumlah pastinya beliau tidak tahu, tugas yang diberkan oleh guru. tetapi yang pastinya lebih dari setengah siswa terdapat interferensi bahasa Simeulue 2. Pembahasan dalam karangan yang ditulis meskipun Bahasa merupakan alat komunikasi jumlahnya bervariasi. Untuk mengatasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, terjadi interferensi bahasa Simeulue seseorang tidak dapat berinteraksi dengan kedalam bahasa Indonesia, tentunya baik antarsesama. Tidak sebatas pada diperlukan upaya oleh guru. Penulis kemampuan berbicara saja, bahasa juga menanyakan tentang upaya yang dilakukan merupakan alat komunikasi antarpenulis oleh guru pelajaran bahasa Indonesia. dan pembaca melalui sebuah tulisan. Adapun jawaban guru kelas V yaitu Sebuah tulisan berfungsi untuk dengan memberikan penjelasan kepada menyampaikan informasi kepada siswa bahwa ketika diberikan tugas pembacanya, tanpa bahasa yang baik dalam mengarang agar menghindari bahasa daerah sebuah tulisan, maka informasi yang atau bahasa sehari-hari yang tidak sesuai diharapkan pembaca dalam suatu tulisan dengan EYD (ejaan yang disempurnakan). tidak akan tercapai. Orang yang bahasa Selain itu, guru juga memberikan contoh tulisnya baik, biasanya cara berbicaranya contoh-contoh penggunaan bahasa daerah pun baik. Oleh karena itu, bahasa yang Simeulue kedalam karangan siswa seperti dipakai oleh penutur seharusnya baik dan tarimo, jantong ate, guno, kaluar, kajar dan benar agar informasi yang didapatkan oleh lain sebagainya. pendengar maupun pembaca dapat berjalan Menurutnya upaya tersebut mampu dengan baik. mengurangi penggunaan bahasa daerah Proses pengumpulan data dalam Simeulue dalam karangan siswa. Kendala penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, utama dalam mengatasi interferensi bahasa hal ini dikarena karangan siswa yang Simeulue kedalam bahasa Indonesia adalah pertama tidak dapat dinilai karena tidak dikarenakan prilaku siswa yang tidak memenuhi unsur karangan narasi. Banyak menggunakan bahasa Indonesia terutama siswa yang belum mengerti dan paham sekali dalam bertutur kata baik dengan betul tentang karangan narasi. Banyak dari

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |36

siswa yang mengarang seperti halnya Negeri 10 Simeulue Tengah belum mampu menulis diary. Selain itu, karangan siswa keluar sepenuhnya dari bahasa ibu (B1). banyak yang tidak memiliki rangkaian Dari jumlah total 30 siswa kelas V peristiwa seperti halnya konflik dan tidak yang menjadi sumber data terdapat 17 mencantumkan waktu dan tempat dimana (56,67%) melakukan interferensi dengan peristiwa itu terjadi. Bahkan, banyak dari jumlah kata yang bervariasi. Siswa yang siswa yang juga tidak menulis karangan paling banyak terdapat interferensi bahasa narasi, melainkan deskripsi dan eksposisi. Simeulue ialah HM yaitu sebanyak 7 kata Dari hasil penelitian pertama yang penulis dari 71 kata karangan narasi yang dapat, penulis menyimpulkan bahwa perlu ditulisnya atau sekitar 9,86%. Selanjutnya, diadakan penelitian kedua kalinya. siswa IS melakukan interferensi bahasa Mengatasi ketidak pahaman siswa Simeulue kedalam bahasa Indonesia tentang karangan narasi, penulis sebanyak 5 kata dari 63 kata dalam memberikan beberapa contoh karangan karangannya atau sebanyak 7,94%. narasi sehingga siswa akan lebih mudah Kasus di atas wajar terjadi pada menulis karangan narasi. Setelah masyarakat Indonesia, mengingat bahasa melakukan proses menulis karangan narasi bersifat arbiter (mana suka), maka dari itu yang kedua barulah peneliti mendapatkan banyak sekali kita jumpai di dunia ini hasil yang memuaskan. Seluruh karangan beragam bahasa dari belahan dunia. Seperti tersebut diberi nomor terlebih dahulu untuk Indonesia yang kaya suku bangsa. Suku memudahkan penulis dalam menganalisis tersebut memiliki bahasa daerahnya seluruh karangan tersebut dianalisis masing-masing. menggunakan tabel interferensi morfologis. Tetapi, bahasa Indonesia tidak Noer dan Johan (2013) selamanya merupakan bahasa ibu (B1) bagi mengungkapkann interferensi merupakan masyarakat pemakai bahasa Indonesia salah satu mekanisme yang cukup (Aslinda dan Syafyahya, 2007:23). frekuentif dalam perubahan bahasa. Di Adakalanya bahasa Indonesia merupakan mana persentuhan antara bahasa-bahasa bahasa ajaran (B2) bagi masyarakat makin kompleks, interferensi dapat Indonesia. Keanekabahasaan seperti ini dikatakan sebagai gejala perubahan sangat berhubungan dengan pengajaran terbesar, terpenting dan paling dominan bahasa. Ketika seseorang melanggar kaidah dalam bahasa. Hasil penelitian ini berbahasa Indonesia dengan memasukkan menunjukkan bahwa siswa kelas V SD kata asing atau daerah dalam tuturan bahasa Indonesia, tuturan mereka dianggap

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |37

menyalahi kaidah dalam berbahasa dwibahasawan. Tingkat penguasaan bahasa Indonesia. dwibahasawan yang satu berbeda dengan Interferensi morfologi dipandang dwibahasawan yang lain, bergantung pada oleh para ahli bahasa sebagai interferensi setiap individu yang mempergunakannya yang paling banyak terjadi. Interferensi ini dan dwibahasawan dapat dikatakan mampu terjadi dalam pembentukan kata dengan berperan dalam perubahan bahasa. menyerap afiks-afiks bahasa lain. Berdasarkan data-data dari penelitian ini KESIMPULAN jelas bahwa proses pembentukan kata yang Berdasarkan hasil penelitian dan disebut interferensi morfologi tersebut pembahasan tentang interferensi bahasa mempunyai bentuk dasar berupa kosa kata Simeulue kedalam bahasa Indonesia dalam bahasa Indonesia dengan afiks-sfiks dari karangan siswa, maka dapat disimpulkan bahasa daerah (Simeulue). bahwa bentuk-bentuk interferensi pada Interferensi disebabkan oleh karangan narasi siswa kelas V SD Negeri berbagai faktor, diantaranya adalah 10 Simeulue Tengah terjadi pada bentuk kedwibahasaan bahasa yang merupakan kata, afiks kategori, sufiks sedangkan pangkal terjadinya interferensi dan berbagai prefiks, infiks dan konfiks tidak terjadi pengaruh lain dari bahasa sumber, baik dari interferensi. Bentuk yang paling sering bahasa daerah maupun bahasa asing. Hal terinterferensi adalah bentuk morfem, itu disebabkan terjadinya kontak bahasa sedangkan pada bentuk afiks paling sering dalam diri penutur yang dwibahasawan, terinterferensi adalah pada katgoeri sufik yang pada akhirnya dapat menimbulkan (akhiran). interferensi. Hal ini sesuai dengan hasil Dari 30 siswa terdapat 17 (56,67%) wawancara dengan guru kelas V SD Negeri melakukan interferensi bahasa Simeulue 10 Simeulue Tengah yang menyatakan kedalam bahasa Indonesia dengan jumlah bahwa anak-anak di daerah Simeulue kata yang bervariasi. Siswa yang paling menggunakan dwibahasa sehingga ketika banyak melakukan interferensi bahasa menulis karangan terjadi interferensi Simeulue kedalam bahasa Indonesia adalah bahasa daerah Simeulue atau bahasa ibu HM yaitu sebanyak 7 kata dari 71 kata yang digunakannya. Menurut Weinreich karangan narasi yang ditulisnya atau sekitar (dalam Aslinda dan Leny, 2007:26), 9,86%. Secara keseluruhan, terdapat 1,99% seseorang yang terlibat dalam praktik bahasa Simeulue yang terinteferensi penggunaan dua bahasa secara bergantian kedalam karangan narasi siswa. itulah yang disebut dengan bilingual atau

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |38

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda dan Syafyahya, L. (2007). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika.

Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Johan, G. M. (2013). Interferensi Kosakata Bahasa Cirebon Terhadap Bahasa Indonesia Dalam Karangan Siswa SDN 1 Galagamba Kabupaten Cirebon (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Johan, G. M. (2017). IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Tunas Bangsa, 4(1).

Keraf, G. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Noer, N. M., & Johan, G. M. (2013). INTERFERENSI KOSAKATA BAHASA CIREBON TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR. pedagogik-pendas, 314.

Pratiwi, Y., dkk.(2008). Bahasa Indoneisa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suhardi, B. & Sembiring, C. (2005). Aspek Sosial Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |39

POTRET KEMISKINAN DALAM ANTOLOGI CERPEN KEUMALA KARYA RAMAJANI SINAGA

Hendra Kasmi STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini berjudul Potret Kemiskinan dalam Antologi Cerpen Keumala Karya Ramajani Sinaga. Masalah yang ingin ditelaah adalah tentang gambaran kemiskinan dalam cerpen-cerpen Ramajani Sinaga yang terhimpun dalam antologi Keumala. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gejala sosial masyarakat terutama yang berhubungan dengan realitas kemiskinan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan struktural. Sumber data penelitian ini adalah cerpen-cerpen yang terhimpun dalam antologi cerpen Keumala karya Ramajani Sinaga. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen-cerpen yang terhimpun dalam antologi cerpen Keumala karya Ramajani Sinaga sarat dengan gambaran kemiskinan dan kesederhanaan masyarakat Indonesia. Hampir semua cerpen yang diangkat dalam antologi tentang keterbatasan lapangan kerja dan pengangguran, keterbatasan ekonomi, dan kehidupan sederhana orang-orang pedesaan.

Kata Kunci : Kemiskinan, Cerpen

Abstract This research is titled Portrait of Poverty in Cerologi Keumala Karya Ramajani Sinaga. The problem to be studied is about the picture of poverty in the short stories Ramajani Sinaga that collected in Keumala anthology. This study aims to describe the social phenomena of the community, especially those related to the reality of poverty. The method used is analytical descriptive method with structural approach. The source of this research data is short stories that are collected in the anthology of Keumala short story by Ramajani Sinaga. Data were analyzed using qualitative analysis technique. The results of this study indicate that the short stories are collected in the anthology of short stories Keumala Ramajani Sinaga works loaded with a picture of the poverty and simplicity of Indonesian society. Almost all the short stories raised in anthology about the limitations of employment and unemployment, economic limitations, and the humble life of rural people.

Keywords: Poverty, Short Story

PENDAHULUAN banyaknya angka pengangguran disebabkan Sudah 72 tahun kemerdekaan pemerintah tidak mampu menyediakan Indonesia merdeka, namun belum terlepas lapangan pekerjaan. Dampak globalisasi dan dari belenggu kemiskinan. Potret kemiskinan kemajuan teknologi telah membuat pekerja begitu kentara dirasakan masyarakat Indonesia jauh tertinggal akibat tidak Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan memiliki skil dan pengetahuan yang

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |40

memadai sehingga banyak pekerja asing namun menghabiskan masa kuliahnya di yang menguasasi sektor perindustrian salah perguruan tinggi Banda Aceh. Indonesia. Inflasi juga telah membuat Pengetahuan dan wawasan penulis yang perekonomian Indonesia anjlok yang telah menjelajahi ruang lingkup kehidupan dan menambah derita bagi masyarakat. budaya di Sumatera terlihat jelas dalam Potret kemiskinan tidak hanya cerpen karangannya, terutama tentang diungkapan secara realitas, namun ada juga kemiskinan. yang dituangkan dalam kisah fiktif yang Dalam cerpen yang digarap penulis tentu saja beranjak dari cerminan realitas. sangat peka terhadap permasalahan sosial Tentu saja gambaran dalam kisah fiktif tidak yang terjadi. Mereka begitu lihai terlepas dari realitas sosial yang terjadi saat mengungkapkan realita sosial dan ini. Kurangnya lapangan kerja dan menjadikannya menjadi cerita yang bernilai. pengangguran yang meningkat merupakan Penyampaian isi gagasan dalam bentuk karya permasalahan sosial yang menimpa anak sastra tersebut sebagai bentuk kepedulian negeri ini. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat banyak dan sebagai dalam meningkatkan kesejahteraan dan kritik sosial terhadap penguasa yang tidak membuka lapangan kerja merupakan salah mampu meningkatkan kesejahteraan satu faktor angka kemiskinan yang melejit rakyatnya. Oleh karena itu, penulis tertarik tinggi. Selain itu, kurangnya kemampuan untuk mengkaji gejala sosial dalam cerpen Sumber Daya Manusia (SDM) juga salah garapan penulis muda tersebut. satu penyebab kemiskinan. Pada kajian ini, penulis akan KAJIAN PUSTAKA menfokuskannya pada cerpen yang Sastra merupakan tulisan yang indah terhimpun dalam antologi cerpen Keumala baik bentuk maupun isinya (Nursito, 2001:1). karya Ramajani Sinaga. Cerpen yang sarat Sastra dibagi dalam tiga genre yakni prosa, dengan gambaran realitas sisi pengarangnya drama, dan puisi. Penulis memfokuskan dengan perpaduan dua sosiokultural Aceh kajian ini pada genre prosa. Yang termasuk dan Batak. Hal tersebut seolah menyiratkan dalam genre prosa yakni cerpen, novel, bahwa latar karya sastra tidak mesti harus roman, novelet, cermin, cerbung, dan lain sesuai dengan identitas penulis. Ramajani, sebagainya. Fokus penelitian ini adalah lelaki kelahiran Medan berdarah Batak tentang cerpen. Cerpen merupakan karya

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |41

prosa dengan dengan cerita yang singkat dan luar sastra itu sendiri yang menyebabkan terbatas baik dari segi isi maupun bentuk. karya sastra itu hadir (Nurgiyantoro, Dari segi bentuk cerpen berkisar 2-15 2007:23). Unsur intrinsik terdiri dari tema, halaman atau bisa dikatakan habis dibaca amanah, tokoh dan penokohan, alur, latar, dalam sekali duduk. Sementara itu dari segi sudut pandang, dan gaya bahasa. Bagian- isi juga dibatasi pusat permasalahan cerita. bagian tersebut saling berkaitan karena Begitu juga alur dan tokoh yang minim. merupakan satu rangkaian struktur yang tidak Biasanya cerpen berpusat pada tokoh-tokoh dapat dipisah-pisahkan. utama. Tokoh figuran sangat dibatasi. Menurut Stanton (dalam Herawati, Para pakar sastra telah memberikan 2006:21), tema adalah gagasan pusat yang pengertian cerpen sesuai dengan terdapat di dalam cerita rekaan. Tema dapat perkembangannya. Cerpen adalah sebuah dipandang sebagai dasar cerita atau gagasan cerita yang selesai dibaca dalam sekali dasar umum sebuah karya cerpen. Dengan duduk, kira-kira berkisar antara setengah demikian, tema adalah persoalan utama yang sampai dua jam. Suatu hal yang kiranya tidak ingin ditulis oleh pengarang dalam karyanya mungkin dilakukan dengan membaca novel (cerpen). Setelah karya sastra (cerpen) selesai (Poe melalui Nurgiyantoro, 2007:10). ditulis barulah tercermin bagaimana sikap, Susanto (dalam Tarigan, 1984:164) tanggapan, serta pandangan pengarang menyatakan bahwa cerpen merupakan kisah tentang tema yang digarapnya. pendek mulai dari 5000 kata-kata atau Nurgiyantoro (2007:74) memperkirakan 77 pp kuarto spasi ganda dan mengemukakan bahwa istilah tokoh dapat berpusat pada dirinya sendiri. Cerpen adalah menunjuk pada tokoh dan perwatakan tokoh salah satu karya rekaan (fiksi),merupakan dalam suatu cerita adalah mereka yang satu kesatuan yang terdiri dari beberapa memainkan peran atau yang mengalami unsur. Unsur-unsur ini saling berkaitan, tidak peristiwa dalam sebuah cerita. Tokoh terpisahkan satu sama lain, dan sama-sama merupakan unsur yang paling urgen dalam membentuk cerita (Rusyana, 1982:65). sebuah cerita karena tanpa kehadiran tokoh, Dalam cerpen juga terkandung unsur cerita menjadi tidak hidup. Secara garis besar intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik perwatakan tokoh dapat diungkap melalui adalah isi dari sebuah karya sastra yang dua cara yakni (1) cara langsung yakni cara berkaitan dengan kenyataan-kenyataan di langsung atau uraian mengungkapkan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |42

karakter tokoh secara langsung dan diuraikan ditampilkan. Amanat cerita biasanya berisi pengarang. (2) cara tidak langsung ajaran moral dan nilai-nilai kemanusiaan. (dramatik) yakni mengungkapkan karakter- Amanat pengarang ini terdapat secara karakter tokoh secara tidak langsung lewat implisit dan eksplisit dalam cerita. Implisit alur cerita. biasanya melalui tingkah tokoh. Eksplisit, Dalam buku Praktis Bahasa bias di dalam, tengah, dan di akhir cerita Indonesia (2003:138) menjelaskan bahwa pengarang menyampaikan pesan. alur dan plot adalah jalinan peristiwa yang Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur memperlihatkan kepanduan (koherensi) yang berada di luar karya sastra itu, tetapi tentunya yang diwujudkan oleh hubungan secara tidak langsung mempengaruhi karya sebab akibat, tokoh, tema, dan ketiganya. sastra. Unsur ekstrinsik dapat dikatakan Menurut Pradopo (dalam Herawati, sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi 2006:23), plot merupakan rangkaian bangun cerita, sebuah karya sastra, tetapi peristiwa yang saling berhubungan tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. berdasarkan sebab-akibat. Selanjutnya Suroto Unsur-unsur ekstrinsik antara lain keadaan (1989:89) menjelaskan bahwa plot ialah jalan subjektivitas individu pengarang, psikologi cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang pengarang, dan keadaan di sekeliling disusun satu per satu dan saling berkaitan pengarang. menurut hukum sebab akibat dari awal Sumadininggrat (1999:13) sampai akhir cerita. menyatakan bahwa kemiskinan merupakan Latar memberikan penjelasan tentang salah satu permasalahan sosial yang masih tempat dan waktu terjadinya aksi. Abrams belum bisa teratasi dan selalu menimbulkan (Nurgiyantoro, 2007:216) mengatakan bahwa efek domino terhadap seseorang. Pada latar atau setting yang disebut juga sebagai umumnya masyarakat yang masih landas tumpu menyarankan pada pengertian terbelakang, berpenghasilan rendah, dan jika tempat, hubungan waktu, dan lingkungan diukur dengan kebutuhan hidup masih di sosial tempat terjadinya peristiwa. bawah standar itulah orang mendefinisikan Amanat merupakan pesan yang ingin sebagai masyarakat miskin. Ada beberapa disampaikan oleh pengarang kepada penyebab kemiskinan yakni terbatasnya pembaca lewat cerita yang disampaikan oleh sumber daya alam, kurangnya kemampuan pengarang kepada pembaca lewat cerita yang teknologi dan potensi diri, kurangnya

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |43

lapangan kerja, kurangnya minat masyarakat Langkah-Langkah yang akan untuk bekerja, dan tidak adanya dukungan ditempuh dalam penganalisian data pemerintah. penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Penulis membaca keseluruhan isi cerpen METODE PENELITIAN dalam antologi cerpen Keumala. Hal ini Pendekatan yang digunakan untuk dilakukan agar peneliti dapat memahami menganalisis data dalam penelitian ini adalah isi cerpen tersebut secara mendalam, pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif (2) Mendeskripsikan data, dilakukan dengan cara mendeskripsikan data- (3) Menganalisis potret kemiskinan dalam data yang ada dan kemudian disusul dengan antologi cerpen Keumala dengan kajian terhadap cerpen. Sumber data dalam menggunakan konsep teori yang telah penelitian ini adalah kumpulan cerpen ditentukan Keumala karya Ramajani Sinaga. Teknik (4) Menarik kesimpulan. pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah-langkah pengumpulan data adalah Pada bagian ini akan dipaparkan sebagai berikut: tentang gambaran kemiskinan dalam 1. Membaca cerpen yang telah ditentukan Antologi Cerpen Keumala. Berikut kajiannya untuk memahami isi cerita tentang penggalan cerpen Uang Lamaran 2. Melakukan pengkodean, yaitu karya Ramajani Sinaga. penggunaan kode pada tiap data dalam Tetapi, lelaki berkepala empat yang bernama lengkap Galilo Pandola ini cerpen untuk mempermudah menatap dengan geram. Terlebih pengelompokan data. karena Dalilot tidak mampu menuruti kemauan Galilo Pandola perihal uang 3. Data yang telah terkumpul diidentifikasi lamaran, uang mahar, uang pesta sesuai dengan rumusan masalah pernikahan, yang jumlahnya membuat dahi Dalilot berkerut. Mana penelitian mungkin Dalilot punya uang 4. Tahap selanjutnya pengelompokan atau sebanyak itu. (Sinaga, 2015:47) memilah masing-masing data, yaitu hal- Kutipan di atas menggambarkan hal yang berhubungan dengan tentang sikap tokoh Galilo Pandola yang kemiskinan dalam kumpulan cerpen besikeras menetapkan uang lamaran mahal Keumala. kepada lelaki yang mempersunting anaknya.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |44

Padahal Dalilot, calon menantunya Kutipan novel tersebut mencerminkan merupakan lelaki sederhana yang tidak bisa tentang kehidupan manusia ditengah lautan. memenuhi keinginannnya. Ia terlahir ari Profesi nelayan memang pilihan masyarakat keluarga yang tidak berada namun rasa cinta pesisir. Tentu saja perjuangan penuh telah menggebukan semangatnya. Galilo tantangan. Bisa saja nelayan terdampar sangat keterlaluan dalam memperlakukan ditengah lautan luas tanpa perbekalan. orang. Galilo selalu memandang bahwa siapa Penulis begitu lihai mengangkat tentang pun yang ingin melamarnya harus realitas sosial dan meramunya dalam bentuk mempunyai kemampuan material. Tentu saja cerita. Hal-hal yang tersirat dalam cerita hal ini sangat berdampak buruk pada masa tersebut menjadi sebuah sinyal perjuangan depan anaknya karena pernikahan diukur untuk mengembalikan lagi hak-hak dengan material. kemanusiaan yang dilecehkan. Bagian lain Hal tersebut merupakan cerminan dalam kumpulan cerpen Keumala yang realitas kehidupan kita. Potret kemiskinan menggambar kemiskinan adalah sebagai telah menghalangi pernikahan. Padahal berikut. pernikahan dapat mencegah manusia untuk Laila, putri pertama Syarifah yang lahir karena air mata. Tidak ada yang berbuat zina. Namun yang terjadi justru aneh pada Laila. Secara fisik ia persis sebaliknya, orang tua lebih membiarkan seperti anak-anak yang lain. Bedanya Laila sudah ditinggal oleh emaknya, anaknya untuk pacaran ketimbang menerima Syarifah, sejak ia masih belajar lamaran karena tidak cukup material. merangkak. Laila pun harus hidup seadanya bersama sang nenek dalam Potret kemiskinan lainnya sebuah gubuk reot. (Sinaga, 2015:63) digambarkan dalam Cerpen Berlayar Menuju Kutipan novel tersebut Venezuela karya Ramajani Sinaga. menggambarkan tentang kehidupan seorang tokoh Syarifah yang harus rela tinggal Raut wajah kita begitu gembira. Padahal, masalah-masalah besar bersama neneknya di gubuk reot. Kurangnya sudah ada di depan mata kita. Kau lapangan kerja telah menyebabkan orang tahu, begitu banyak masalah. Pertama, perbekalan kita sudah tuanya harus merantau ke negeri seberang hampir tandas. Kedua, kita tidak untuk menjadi seorang Tenaga Kerja membawa kompas, penunjuk arah, duuh…. (Sinaga, 2015:55) Indonesia (TKI). Hal tersebut memang

lumrah terjadi di Indonesia. Keterbatasan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |45

ekonomi dan angka pengangguran harus Tradisi masyarakat kampung yang membuat mereka meninggalkan keluarganya suka berhutang karena keterbatasan ekonomi walau berat semata dilakukan untuk dipaparkan dalam penggalan cerpen berikut. meningkatkan kesejahteraan. Ya, itulah “Ya, dua bulan yang lalu saya mau pinjam uang sama Haji Romlah, tapi potret kemiskinan di negara kita. tidak dikasih sama dia.” Jawab Berikut adalah potret kemiskinan seorang wanita, juga pembeli di warung kelontong Mak Jah (Sinaga, yang terdapat dalam Cerpen Menunggu Cut 2015:85). Bang karya Ramajani Sinaga Gambaran isi novel tersebut adalah Malam telah tiba, aku miris, dan hatiku teriris. Menunggu Cut Bang di tentang kebiasan masyarakat yang sering depan pintu rumahku. Satu per satu berhutang pada segelintir orang berada di nelayan telah pulang dengan hasil tangkapan tidak seberapa. Aku kampungnya. Hal tersebut terjadi karena mendengar ombak laut sedang tidak keterbatasan ekonomi. Pekerjaan yang tidak senang. Aku perhatikan wajah-wajah mereka. Aku sedang mencari wajah menentu dengan pendapatan yang tidak jelas suamiku, Cut Bang. Namun tidak aku telah membentuk suatu tabiat pada orang- temukan suara itu (Sinaga, 2015:77) orang pedesaan, kebiasaan meminjamkan Kehidupan nelayan memang tidak uang. Bisa jadi uang yang dipinjam berlarut- lepas dari tantangan alam. Laut merupakan larut pelunasannya. Bahkan mungkin sampai anugerah, tempat mengais rezeki bagi orang- si peminjam meninggal dunia. Oleh karena orang pesisir. Untuk mendapatkan hasil yang itu, orang enggan memberi pinjaman pada lumayan tentu saja butuh perjuangan besar. mereka seperti yang dilakukan Haji Romlah Tidak hanya pada siang hari, bahkan nelayan pada penggalan cerpen di atas. juga melaut pada malam hari harus Sifat kesederhanaan orang-orang meninggalkan sanak keluarga. Bahkan istri kampung Toba, Sumatera Utara dipaparkan dan anak-anak selalu diliputi perasaan was- dalam penggalan cerpen berikut. was. Seperti yang tergambar dalam cerpen di Sifat sederhana terpancar dari setiap atas. Sang istri cemas menanti kepulangan wajah orang kampungku. Rumah beratap daun rumbia berdiri Cut Bang, sang suami. Apalagi saat melihat sederhana. Pohon-pohon di dalam tidak ada Cut Bang nya di antara nelayan hutan masih berakar kuat (Sinaga, 2015:71). yang pulang. Hatinya kian cemas ketika nelayan bungkam saat ia bertanya tentang Potret kemiskinan begitu kentara suaminya. terasa pada masyarakat pedalaman Batak.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |46

Banguna sederhana yang tersembunyi di sang istri harus menjadi tulang punggung balik rerimbunan pepohonan menyirakan membantu perekonomian keluarga, termasuk bahwa kehidupan alamiah jauh lebih damai biaya pendidikan sang anak. Hal ini walau masih terjerat dalam belenggu menggambarkan bahwa perempuan kemiskinan. Hal tersebut tergambar jelas mempunyai peranan besar dalam dalam cerpen Danau Toba, Suatu Kisah mengentaskan kemiskinan. Perempuan karya Ramajani Sinaga. Dalam cerpen Indonesia merupakan perempuan perkasa tersebut, penulis memaparkan tentang sifat yang ikut bertanggung jawab besar, terutama masyarakat kampung yang sangat bersahaja. bagi keluarganya. Artinya, perempuan Potret kemisikinan yang berhubungan sekarang tidak lagi identik dengan sumur, dengan angka pengangguran dipaparkan kasur, dan dapur. dalam penggalan cerpen berikut ini. Masalah memuncak saat Amang KESIMPULAN berhenti bekerja dari sebuah pabrik Cerpen-cerpen yang terhimpun dalam karena perusahaan pabrik tempat Amang bekerja mengalami bangkrut antologi cerpen Keumala karya Ramajani hingga Inang menjadi tulang Sinaga sarat dengan unsur kesederhanaan. punggung keluarga kami. Menanggung biaya sekolahku Potret kemiskinan tergambar jelas dalam bersama adikku yang duduk di kelas setiap bagian cerpennya. Dualisme latar lima SD. Saat pagi-pagi buta, Inang sudah berkemas menyusun kehidupan pengarang yakni Aceh dan Medan dagangannya. (Sinaga, 2015:78) telah memengaruhi latar sosiokultural cerita.

Penggalan cerpen tersebut Walau sangat dipengaruhi nilai kearifan dan menggambarkan tentang potret kemiskinan adat Batak, namun ada juga sisi cerpen yang masyarakat di daerah industri yang menyinggung tentang sosiokultural profesinya sangat bergantung pada pabrik- keacehan. Kesederhanaan hidup penulis pada pabrik. Tentu saja pasang surut perusahaan kedua latar kehidupan sangat kentara berpengaruh terhadap nasib buruh. Banyak memengaruhi isi cerita. Hampir semua buruh yang di-PHK karena bangkrut seperti cerpen yang diangkat dalam antologi tentang yang menimpa tokoh Amang dalam cerpen keterbatasan lapangan kerja dan Inangku Diam Membisu karya Ramajani pengangguran, keterbatasan ekonomi, dan Sinaga. Dampaknya tentu saja besar bagi kehidupan sederhana orang-orang pedesaan. kesejahteraan keluarganya. Tentu saja, Inang,

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |47

Kehidupan nelayan yang penuh cerpen Haji Romlah dan Danau Toba, Suatu tantangan demi memenuhi kebutuhan Kisah. Sempitnya lapangan pekerjaan hidupnya dipaparkan dalam cerpen Berlayar dipaparkan dalam cerpen Air Mata Laila dan Menuju Venezuela dan Menunggu Cut Bang. Inangku Diam Membisu. Semua hal tersebut Potret orang-orang pedesaan dengan memaparkan tentang potret kemiskinan yang keterbatasan ekonomi dipaparkan dalam melanda negeri ini.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |48

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Bahasa

Herawati, Yudianti. 2006. Novel Lonceng Kematian; Kajian Struktural dan Sosiologis. Samarinda: Pusat Bahasa Kalimantan Timur.

Nursito. 2001. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Rusyana, Yus.1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang

Sinaga, Ramajani. 2015. Keumala. Jakarta: Kinomedia

Sumadininggrat. 1999. Kemiskinan: Kebijakan, Teori, dan Fakta. IMPAC: Jakarta.

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |49

PERANAN MODEL INKUIRI SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDOENSIA SISWA SMA

Khadijah SMA Negeri 8 Banda Aceh Email : [email protected]

Abstrak Kajian literatur ini berisi berbagai gagasan mengenai keadaan belajar siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.. Dalam makalah ini disajikan beragam konsep mengenai pendekatan inkuiri merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ciri-ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri serta mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis. Untuk menciptakan karakteristik seperti itu, maka peranan guru sangat menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal ini sangat diperlukan.

Kata Kunci: Model Inkuiri, Meningkatkan, Hasil Belajar Siswa

Abstract This literature review contains various ideas about the state of learning of students in the process of teaching and learning in class. In this paper presented various concepts about inquiry approach is one form of student-centered learning approach. The main characteristics possessed by the inquiry approach is to emphasize the maximum student activity to seek and find. All activities undertaken by students are directed to find and find their own answers from something in question. So it is expected to foster self-confidence and develop the ability to think systematically, logically and critically. To create such characteristics, the role of teachers is crucial. Teachers no longer serve as informants and students as recipients of information, even if this is indispensable.

Keywords: Inquiry Model, Increase, Student Learning Results

PENDAHULUAN mendengarkan dan menghafal, bukan Proses pembelajaran yang dilaksana- memberikan interpretasi dan makna terhadap kan umumnya dilakukan melalui penyampai- sesuatu yang dipelajari dalam upaya untuk an informasi dan konsep sehingga guru membangun pengetahuannya sendiri. Format merupakan sumber informasi yang paling pembelajaran yang seperti ini jelas dominan. Proses pembelajaran sebagian merupakan format pembelajaran yang besar masih berpusat pada kegiatan monoton. Siswa menjadi pasif sehingga

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |50 kualitas proses serta hasil pembelajaran tidak ini kurang melibatkan siswa sebagai subjek maksimal. Siswa tidak berminat belajar. Di didik. Tolok ukur keberhasilan pembelajaran samping itu, teknik pembelajaran juga pada umumnya adalah prestasi belajar siswa kurang variatif. masih rendah. Kondisi siswa yang demikian diduga Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: dimungkinkan karena masih ada guru yang (1) kurangnya bimbingan guru terhadap belum menggunakan metode atau pun media, siswa dalam proses menulis, (2) kurangnya model serta mendesain skenario latihan menulis surat niaga untuk pembelajaran yang disesuaikan dengan memperoleh keterampilan menulis surat, dan karakteristik materi maupun kondisi siswa (3) kurangnya variasi strategi pembelajaran sehingga memungkinkan siswa aktif dan yang digunakan. Oleh karena itu kemampuan kreatif. Namun sebaliknya kecenderungan siswa dalam menulis surat niaga perlu guru menggunakan model pembelajaran ditingkatkan. konvensional yang bersifat satu arah, Berdasarkan kenyataan di atas, cenderung kering dan membosankan. penulis menawarkan salah satu model Kegiatan pembelajaran masih didominasi pembelajaran menulis surat niaga, yaitu guru. Siswa sebagai objek bukan subyek model inkuiri. Menurut Suparlan, dkk. bahkan guru cenderung membatasi (2009:70), yang dimaksud dengan inkuiri partisipasi dan kreatifitas siswa selama dalam proses pembelajaran adalah harus proses pembelajaran. terciptanya suasana pembelajaran sedemikian Bertumpu pada kenyataan tersebut rupa yang dapat mendorong peserta didik untuk merangsang dan meningkatkan peran menemukan, mengajukan pertanyaan, aktif siswa baik secara individual dan mengemukakan gagasan, dan mencari data kelompok terhadap proses pembelajaran, serta informasi yang mereka butuhkan untuk maka masalah ini harus ditangani dengan memecahkan masalah. mencari model pembelajaran yang tepat dan Model inkuiri merupakan suatu sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru model yang ditempuh untuk meningkatkan sebagai pengajar dan fasilitator harus mutu pendidikan secara optimal yang mampu melakukan pembelajaran yang ditawarkan bagi guru untuk memperbaiki menyenangkan, menggairahkan sehingga proses dan hasil pembelajaran yang selama akan diperoleh hasil yang maksimal.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |51

Kenyataan selama ini kegiatan pembelajaran Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat masih didominasi guru yaitu kegiatan satu diajarkan secara langsung kepada mereka. arah dimana penuangan informasi dari guru Menurut Uno (2007:14), postulat yang ke siswa dan hanya dilaksanakan dan diajukan oleh Suchman untuk mendukung berlangsung di sekolah, sehingga hasil yang teori yang mendasari model pembelajaran ini dicapai siswa hanya mampu menghafal fakta, adalah sebagai berikut. konsep, prinsip, hukum-hukum, teori hanya (1) Secara alami manusia mempunyai pada tingkat ingatan.. kecenderungan untuk selalu mencari Upaya harus dilakukan untuk memulai tahu akan segala sesuatu yang menarik tuntutan lulusan yang kompetitif di era perhatiannya. pembangunan yang berbasis ekonomi dan (2) Mereka akan menyadari keingintahuan globalisasi adalah menyelaraskan kegiatan akan segala sesuatu tersebut dan belajar pembelajaran dengan nuansa Kurikulum 13 untuk menganalisis strategi cara yang diindikasikan dengan keterlibatan siswa berpikirnya. secara aktif dalam membangun (3) Strategi baru dapat diajarkan secara gagasan/pengetahuan oleh masing-masing langsung dan ditambahkan/digabungkan individu baik di dalam maupun diluar dengan strategi lama yang dimiliki lingkungan sekolah dengan metode mengajar siswa. yang dapat membuat siswa kreatif dalam (4) Penelitian kooperatif (cooperatif inquiry) proses pembelajaran. dapat memperkaya kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang KAJIAN PUSTAKA suatu ilmu yang senantiasa bersifat 1. Model Inkuiri tentatif dan belajar menghargai Menurut Trianto (2010:166), inkuiri penjelasan atau solusi alternatif. merupakan suatu proses umum yang Secara ringkas, model ini bertujuan dilakukan manusia untuk mencari atau untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami informasi. Model pembelajaran meneliti, menjelaskan fenomena, dan ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang memecahkan masalah secara ilmiah karena bernama Suchman. Suchman meyakini pada dasarnya secara intuitif setiap individu bahwa anak-anak merupakan individu yang cenderung melakukan kegiatan ilmiah penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. (mencari tahu/memecahkan masalah).

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |52

Kemampuan tersebut dapat dilatih sehingga yang dapat dijawab oleh guru dengan setiap individu kelak dapat melakukan jawaban “ya” atau “tidak”, sambil kegiatan ilmiahnya secara sadar (tidak intuitif melakukan percobaan sesuai dengan lagi) dan dengan prosedur yang benar. permasalahan yang dihadapkan pada mereka. Melalui strategi ini, Suchman juga Namun, perlu dicatat bahwa pada tahap ingin meyakinkan siswa bahwa ilmu bersifat pertama, guru hendaknya menjelaskan tentatif dan dinamis karena ilmu berkembang prosedur penelitian yang harus dilakukan terus-menerus. Sesuatu yang saat ini diyakini oleh siswa. Untuk itu, disarankan agar benar, kelak belum tentu benar atau berubah. permasalahan yang dihadapkan pada siswa Di samping itu, siswa dilatih untuk dapat berawal dari ide yang sederhana. menghargai alternatif-alternatif lain yang Verifikasi (ada pada tahap kedua, mungkin berbeda dengan yang telah ada merupakan proses yang dilakukan siswa sebelumnya dan telah diyakini sebagai suatu dalam menggali informasi tentang peristiwa kebenaran. yang mereka alami sedangkan eksperimen Tujuan utama dari strategi ini adalah (percobaan) pada tahap ketiga merupakan membuat siswa menjalani suatu proses proses guru memperkenalkan kepada siswa tentang bagaimana pengetahuan diciptakan. serta unsur-unsur baru pada suatu situasi Untuk mencapai tujuan itu, siswa dihadapkan tertentu untuk menunjukkan suatu peristiwa pada sesuatu (masalah) yang misterius, dapat terjadi secara berbeda. Mengapa tahap belum diketahui, tetapi menarik. Namun, kedua dan ketiga ini dijelaskan secara perlu diingat bahwa masalah tersebut harus bersamaan? Hal itu karena peristiwa didasarkan pada suatu gagasan yang memang verifikasi dan eksperimentasi terjadi secara dapat ditemukan (discoverable ideas), bukan bersamaan walaupun keduanya dapat mengada-ada. Namun, ada lima tahap dijelaskan secara terpisah. mengajarkan inquiry training. Tahap pertama Tahap keempat adalah tahap adalah siswa dihadapkan pada suatu situasi merumuskan penjelasan atas peristiwa yang yang membingungkan (teka-teki). telah dialami siswa. Pada praktiknya, Tahap kedua dan ketiga adalah mungkin siswa tidak dapat menjelaskan pengumpulan data untuk verifikasi dan dengan sempurna. Ada beberapa detail yang eksperimen. Pada tahap kedua dan ketiga ini terlupakan oleh mereka. Oleh karena itu, siswa menanyakan serangkaian pertanyaan disarankan agar penjelasan tidak hanya

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |53 diberikan oleh satu atau dua orang siswa, serta menjelaskan fenomena, (2) kemandirian tetapi juga beberapa siswa. Mereka diminta belajar, (3) keterampilan mengekspresikan memberikan penjelasan tentang apa yang secara verbal, (4) kemampuan berpikir logis, dialami. Dengan demikian, akan diperoleh dan (5) kesadaran bahwa ilmu bersifat beberapa penjelasan yang satu sama lain dinamis atau tentatif. dapat saling mendukung sehingga menghasilkan suatu penjelasan yang lengkap. 2. Manfaat Penggunaan Model Inkuiri Langkah terakhir (tahap kelima) Manfaat penggunaan model inkuiri adalah menganalisis proses penelitian yang adalah bahwa siswa menemukan sendiri telah mereka lakukan. Pada tahap ini, siswa merupakan upaya mengatasi metode diminta menganalisis pola penelitian yang mengajar ekspositori dimana dengan metode telah mereka lakukan. Tahapan ini penting tersebut guru memberi kesempatan atau sekali dilakukan karena kita menginginkan mendorong siswa untuk menemukan sendiri siswa menyadari betul proses penelitian yang informasi yang biasanya sudah disampaikan dilakukan secara sistematis dan guru telah guru kepada siswa. mengajarkan kepada mereka menggunakan cara-cara yang lebih efektif. 3. Hasil Belajar Siswa Awalnya strategi pembelajaran ini Istilah hasil belajar mempunyai digunakan untuk mengajarkan ilmu hubungan yang erat kaitannya dengan pengetahuan alam, tetapi selanjutnya dapat prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit digunakan untuk semua mata pelajaran. untuk membedakan pengertian prestasi Semua topik mata pelajaran dapat digunakan belajar dengan hasil belajar. Ada yang sebagai suatu situasi masalah yang dapat berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dilontarkan oleh guru untuk melatih siswa dianggap sama dengan pengertian prestasi berpikir ilmiah. Kunci utamanya terletak belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya pada upaya memformulasikan suatu masalah kita simak pendapat yang mengatakan bahwa yang menarik, misterius, dan menantang bagi hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan siswa agar mampu berpikir ilmiah, seperti prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan (1) keterampilan melakukan pengamatan, kualitas jangka waktu yang lebih panjang, pengumpulan, dan pengorganisasian data misalnya satu cawu, satu semester dan termasuk merumuskan dan menguji hipotesis sebagainya. Sedangkan prestasi belajar

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |54 menunjukkan kualitas yang lebih pendek, maupun pelaku kegiatan belajar dapat misalnya satu pokok bahasan, satu kali memberi intervensi positif untuk ulangan harian dan sebagainya. Pengertian meningkatkan hasil belajar yang akan hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan diperoleh. Secara implisit, ada dua faktor murid dalam mempelajari materi pelajaran di yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai faktor internal dan faktor eksternal atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah a. Faktor Internal pelajaran tertentu. Faktor internal meliputi faktor Dengan demikian dapat disimpulkan fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor macam, yaitu: 1) Hasil belajar yang berupa fisiologis sangat menunjang atau kemampuan keterampilan atau kecakapan di melatarbelakangi aktivitas belajar. dalam melakukan atau mengerjakan suatu Keadaan jasmani yang sehat akan lain tugas, termasuk di dalamnya keterampilan pengaruhnya dibanding jasmani yang menggunakan alat, 2) Hasil belajar yang keadaannya kurang sehat. Untuk berupa kemampuan penguasaan ilmu menjaga agar keadaan jasmani tetap pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini dan 3) Hasil belajar yang berupa perubahan disebabkan, kekurangan kadar makanan sikap dan tingkah laku. akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas 4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil mengantuk dan lelah. Belajar siswa Faktor psikologis, yaitu yang Sejak awal dikembangkannya ilmu mendorong atau memotivasi belajar. pengetahuan tentang prilaku manusia, Faktor-faktor tersebut diantaranya: banyak dibahas mengenai bagaimana- Adanya keinginan untuk tahu mencapai hasil belajar yang efektif. Para- Agar mendapatkan simpati pakar dibidang pendidikan dan psikologi dari orang lain. mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor- Untuk memperbaiki yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan kegagalan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh- Untuk mendapatkan rasa terhadap hasil belajar, para pelaksana aman.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |55 b. Faktor Eksternal positif kepada anak untuk dapat Faktor-faktor eksternal, yaitu diteladani. Orang tua juga selalu faktor dari luar diri anak yang ikut memperhatikan anak selama belajar baik mempengaruhi belajar anak, yang antara langsung maupun tidak langsung, dan lain berasal dari orang tua, sekolah, dan memberikan arahan-arahan manakala masyarakat. akan melakukan tindakan yang kurang 1) Faktor yang berasal dari orang tertib dalam belajar. tua Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Faktor yang berasal dari orang tua Penyusun Buku Sekolah Pendidikan ini utamanya adalah sebagai cara Guru Jawa Timur (1989: 8) mendidik orang tua terhadap anaknya. menyebutkan, “Di dalam pergaulan di Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, lingkungan keluarga hendaknya berubah apakah orang tua mendidik secara menjadi situasi pendidikan, yaitu bila demokratis, pseudo demokratis, otoriter, orang tua memperhatikan anak, misalnya atau cara laisses faire. Cara atau tipe anak ditegur dan diberi pujian….” mendidik yang demikian masing-masing Pendek kata, motivasi, perhatian, dan mempunyai kebaikannya dan ada pula kepedulian orang tua akan memberikan kekurangannya. semangat untuk belajar bagi anak. Menurut hemat peneliti, tipe 2) Faktor yang berasal dari sekolah mendidik sesuai dengan kepemimpinan Faktor yang berasal dari sekolah, Pancasila lebih baik dibandingkan tipe- dapat berasal dari guru, mata pelajaran tipe di atas. Karena orang tua dalam yang ditempuh, dan metode yang mencampuri belajar anak, tidak akan diterapkan. Faktor guru banyak menjadi masuk terlalu dalam. penyebab kegagalan belajar anak, yaitu Prinsip kepemimpinan Pancasila yang menyangkut kepribadian guru, sangat manusiawi, karena orang tua akan kemampuan mengajarnya. Terhadap bertindak ing ngarsa sung tulada, ing mata pelajaran, karena kebanyakan anak madya mangun karsa, dan tut wuri memusatkan perhatianya kepada yang handayani. Dalam kepemimpinan diminati saja, sehingga mengakibatkan Pancasila ini berarti orang tua nilai yang diperolehnya tidak sesuai melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dengan yang diharapkan. Keterampilan,

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |56

kemampuan, dan kemauan belajar anak pendidik/ pengajar perlu mengenali tidak dapat dilepaskan dari pengaruh karakteristik siswa, misalnya latar atau campur tangan orang lain. Oleh belakang sosial ekonomi, keyakinan, karena itu menjadi tugas guru untuk kemampuan, dan lain-lain. membimbing anak dalam belajar. 2) Kecerdasan 3) Faktor yang berasal dari Kecerdasan memegang peranan masyarakat penting dalam menentukan berhasil Anak tidak lepas dari kehidupan tidaknya seseorang. Orang pada masyarakat. Faktor masyarakat bahkan umumnya lebih mampu belajar daripada sangat kuat pengaruhnya terhadap orang yang kurang cerdas. Berbagai pendidikan anak. Pengaruh masyarakat penelitian menunjukkan hubungan yang bahkan sulit dikendalikan. Mendukung erat antara tingkat kecerdasan dan hasil atau tidak mendukung perkembangan belajar di sekolah. anak, masyarakat juga ikut 3) Bakat mempengaruhi. Bakat merupakan kemampuan Selain beberapa faktor internal bawaan sebagai potensi yang perlu dan eksternal di atas, faktor yang dilatih dan dikembangkan agar dapat mempengaruhi hasil belajar dapat terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat disebutkan sebagai berikut: memerlukan latihan dan pendidikan agar 1) Minat suatu tindakan dapat dilakukan pada Seorang yang tidak berminat masa yang akan datang. Selain mempelajari sesuatu tidak akan berhasil kecerdasan bakat merupakan faktor yang dengan baik, tetapi kalau seseorang menentukan berhasil tidaknya seseorang memiliki minat terhadap objek masalah dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). maka dapat diharapkan hasilnya baik. Belajar pada bidang yang sesuai dengan Masalahnya adalah bagaimana seorang bakatnya akan memperbesar pendidik selektif dalam menentukan atau kemungkinan seseorang untuk berhasil. memilih masalah atau materi pelajaran 4) Motivasi yang menarik siswa. Berikutnya Motivasi merupakan dorongan mengemas materi yang dipilih dengan yang ada pada diri anak untuk metode yang menarik. Karena itu melakukan sesuatu tindakan. Besar

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |57

kecilnya motivasi banyak dipengaruhi berbagai bidang pelajaran. Kemampuan oleh kebutuhan individu yang ingin bernalar, kemampuan memilih strategi dipenuhi (Suharsimi, 2008: 88). Ada dua yang cocok dengan permasalahannya, macam motivasi yaitu motivasi instrinsik maupun kemampuan menerima dan dan motivasi ekstrinsik. Motivasi mengemukakan suatu informasi secara instrinsik adalah motivasi yang tetap dan cermat merupakan kemampuan ditimbulkan dari dalam diri orang yang umum yang dapat digunakan dalam bersangkutan. Sedangkan, motivasi berbagai bidang. ekstrinsik adalah motivasi yang timbul 3. Pembahasan oleh rangsangan dari luar atau motivasi Karakteristik metode inkuiri yang disebabkan oleh faktor-faktor dari memunculkan adanya kelompok dan kerja luar situasi belajar, misalnya angka, sama dalam belajar, disamping itu terdapat ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, persaingan antar individu dalam kelompok pertentangan, sindiran, cemoohan dan maupun antar kelompok. Oleh sebab itu hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan penerapan metode inkuiri diharapkan mampu di sekolah karena tidak semua pelajaran mengatasi keterbatasan waktu, guru tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan lagi harus secara marathon menjelaskan siswa. materi. Kemampuan dan potensi yang Dengan memiliki kemampuan dimiliki siswa cukup dengan arahan dan pada suatu mata pelajaran, baik itu bimbingan guru. Metode inkuiri dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap berbagai model dikembangkan berlandaskan yang mampu dikembangkan, siswa teori belajar Konstruktivisme. Menurut diharapkan dapat mengalih gunakan Trianto (2010: 172) tahap pembelajaran kemampuan-kemampuan tersebut dalam inkuiri sebagai berikut menghadapi masalah-masalah dalam . Tabel 1. Tahap Pembelajaran Inkuiri No Fase Perilaku guru 1 Menyajikan pertanyaan atau Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah. masalah ditulis di papan tulis. Guru membagikan siswa dalam kelompok. 2 Membuat hipotesis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |58

membembing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis. 3 Merancang percobaan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis. 4. Melakukan percobaan untuk Guru membimbing siswa mendapatkan informasi memperoleh informasi. melalui percobaan 5 Mengumpulkan dan menganalisis Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok data. untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 6 Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Model pembelajaran inkuiri dalam mencapai tujuan belajar tertentu, dan kegiatan penerapan mengajar sasaran berfungsi sebagai pedoman bagi para utamanya keterlibatan siswa secara maksimal perancang pembelajaran dan pengajar dalam dalam proses kegiatan belajar mengajar melaksanakan aktivitas belajar mengajar. adalah sebagai berikut: Sedangkan hasil belajar dibagi a) Kegiatan belajar mengajar tersebut menjadi tiga macam, yakni pertama, hasil adalah kegiatan sosial ekonomi dan belajar yang berupa kemampuan mental intelektual. keterampilan atau kecakapan di dalam b) Keterarahan kegiatan secara sistematis melakukan atau mengerjakan suatu tugas, pada tujuan pengajaran. termasuk di dalamnya keterampilan c) Mengembangkan sikap percaya pada menggunakan alat, yang kedua, hasil belajar diri sendiri pada diri siswa tentang apa yang berupa kemampuan penguasaan ilmu yang ditemukan dalam proses inkuiri. pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, dan ketiga yakni hasil belajar yang berupa KESIMPULAN perubah-an sikap dan tingkah laku. Dari Model pembelajaran yang dimaksud sekian banyak model pembelajaran untuk disini adalah kerangka konseptual yang meningkatkan hasil belajar siswa dalam melukiskan prosedur yang sistematis dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih baik mengorganisasikan pengalaman belajar untuk digunakan model inkuiri.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2008. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.

BNSP, 2007. Standar Kompetensi dan kompeternsi Dasar . Jakarta. Depdiknas.

Budimansyah Dasim. 2002 Model Pembelajaran dan Penilaian. Siliwangi. HDB.

Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta. Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono, 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Depdikbud.

Dinas Prop Jateng, 2004. Model- model Pembelajaran dan Penilaian. Makalah disampaikan pada Bintek Guru SMP bidang studi Fisika.

Hadari, Nawawi. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Hidayat Komarudin,2002.Active Learning. Yogyakarta. Yappendi.

Oemar Hamalik.1993. Metode Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Pahyono, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran efektif , Model pembelajaran Kooperatif Learning. Makalah disampaikan pada diklat guru kurikulum KBK di LPMP Jawa Tengah.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Uno, B 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang efektif dan Kreatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |60

ANALISI KEARIFAN DALAM NOVEL THE GATE OF HEAVEN KARYA R. H. FITRIADI

Rismawati STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kearifan dalam novel The Gate of Heaven karya R. H. Fitriadi yang diterbitkan oleh Semesta pada 2010 di Jogjakarta. Data penelitian berupa sekuen-sekuen dalam novel The Gate of Heaven yang terkait kearifan di dalamnya. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Teknik analisis data yang digunakan adalah interpretasi dengan hermeneutik sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaada beberapa kearifan yang terdapat di dalam novel The Gate of Heaven karyaR. H. Fitriadi(1) kearifan dalam bentuk musyawarah dalam mengambil suatu keputusan; (2) kearifan dalam bentuk kepercayaan kepada tuhan (akidah); (3) kearifan dalam bentuk hukum-hukum Islam (syariah) seperti memuliakan tamu, memperlakukan baik perempuan dan anak-anak, serta menjaga tanah air; dan (4) kearifan dalam bentuk solidaritas umat beragama.

Kata Kunci: Kearifan, Novel The Gate Of Heaven

Abstract This study aims to describe the discernment in The Gate of Heaven the work of r. H. Fitriadi published by universe 2010 in Jogjakarta. Research data in the form of a sequence-sequence in the novel The Gate of Heaven associated wisdom in it. This study uses qualitative methods with the approach of the sociology literature. Data analysis technique used was interpretation by literary hermeneutik. The results of this research show the bahwaada some of the wisdom contained in the novel The Gate of Heaven idea. H. Fitriadi (1) wisdom in the form of deliberation in taking a decision; (2) the wisdom in the form of belief in God (creed); (3) the wisdom in the form of Islamic law (Shariah) as well, treats guests to glorify women and children, as well as keeping ground water; and (4) the wisdom in the form of religious solidarity.

Keywords: Wisdom, The Novel The Gate Of Heaven

PENDAHULUAN merupakan orang Aceh. Sehingga ingin Penelitian ini berkaitan dengan dilihat bentuk kearifan di dalamnya apakah kearifan dalam novel The Gate of Heaven ada kaitannya dengan kearifan lokal Aceh karya R. H. Fitriadi yang diterbitkan oleh atau tidak. Semesta pada 2010 di Kearifan dalam KBBI diartikan Jogjakarta.Penelitian ini dilaksanakan atas sebagai kebijaksanaan; kecendekiaan: dasar sebagai berikut.Bahwa novel The mengajar dan mendidik anak-anak sangat Gate of Heaven karya R. H. Fitriadi membutuhkan kearifan. Sedangkan merupakan salah satu novel Aceh yang Kearifan lokal merupakan bagian tidak berlatar Aceh sedangkan penulis dari budaya suatu masyarakat yang tidak

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |61 dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat dalam novel The Gate of Heaven karya R. itu sendiri.Kearifan lokal (local wisdom) H. Fitriadi menggunakan teknik biasanya diwariskan secara turun temurun pembacaan dan pencatatan secara sabar dari satu generasi ke generasi melalui dan teliti untuk menghindari kesalahan- cerita dari mulut ke mulut.Kearifan lokal kesalahan pemasukan data. Sebagaimana ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, yang disebutkan oleh Moleong (2003:175- lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal 178) bahwa untuk mendapatkan data yang sebagai suatu pengetahuan yang akurat diperlukan pemeriksaan keabsahan ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu data. Ada sepuluh teknik pemeriksaan melalui kumpulan pengalaman dalam keabsahan data untuk dijadikan sebagai mencoba dan diintegrasikan dengan data dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) pemahaman terhadap budaya dan keadaan perpanjangan keikutsertaan, (2) ketekunan alam suatu tempat. pengamatan, (3) triangulasi, (4) pengecekan sejawat, (5) kecukupan METODE PENELITIAN referensial, (6) kajian kasus negatif, (7) Penelitian ini merupakan penelitian pengecekan anggota, (8) uraian rinci, (9) dalam bidang sosiologi sastra, yaitu audit kebergantungan, dan (10) audit penelitian yang melihat bentuk kearifan kepastian. dalam teks sastra. Kearifan atau cendrung disebut sebagai nilai-nilaitentulah HASIL PENELITIAN mempunyai peran yang besar dalam 1. Gambaran Umum Novel sebuah teks sastra. Oleh karena itu, metode Novel The Gate of Heaven karya yang sangat tepat digunakan dalam R. H. Fitriadi diterbitkan oleh Semesta penelitian ini adalah metode kualitatif pada 2010 di Jogjakarta. Novel ini (Seger 2000:68-70; Faruk 1994; Junus memiliki isi 479 halaman. Novel The Gate 1986:3-4; Sikana 1986, 2008:255-75). of Heaven menceritakan perihal kehidupan Yang menjadi data dalam penelitian ini masyarakat Gaza pasca penjajahan Israel adalah sekuen-sekuen dalam novel The di Gaza-Palestina serta strategi-strategi Gate of Heaven karya R. H. Fitriadi. perang yang di rancang kelompok Hamas Diperkirakannovel The Gate of Heaven untuk serangan pembalasan.Kisah dalam karyaR. H. Fitriadi memuat kearifan yang novel ini didasari dari fakta akurat dan mendasar pada kearifan local Aceh. perkembangan harian di Gaza. Lokasi, Untuk memperoleh data yang tempat, dan situasi kejadian seratus persen berkenaan dengan kearifan tersebut di nyata.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |62

Cerita dalam novel ini bermula di menggugurkan empat belas perwira Israel kota Rafah, perbatasan Mesir-Palestina serta melukai enam puluh perwira lainnya. telah menyisakan kepedihan dan Serangan itu memicu kemarahan petinggi- kehancuran. Di tengah malam sejumlah petinggi Israel. Pemerintah Israel orang mengantarkan wanita-wanita mensomasi pimpinan Hamas supaya bercadar yang menggendong bayi-bayi mengakui dan bertanggung jawab terhadap memasuki lorong bawah tanah dan serangan subuh itu. Apabila somasi itu berjalan hingga ke perbatasan Mesir.Di tidak ditanggapi dalam empat hari akan antara perempuan dan bayi itu adalah istri diadakan serang besar-besaran terhadap dan anak Abu Sulaiman. Jalur Gaza Abu Sulaiman adalah panglima Panglima perang Israel Nehoshtan Hamas yang ahli di bidang strategi perang menyatakan 112.000 personil angkatan dan psikologi sindrom.Bersama kelompok darat Israel dan persenjataan mereka telah Hamas lainnya Abu Sulaiman sedang siap. Perang ini akan menargetkan melancarkan rencana aksi serangan balik beberapa lokasi diantaranya lokasi yang terhadap Israel. Dalam waktu empat jam diduga sebagai gudang penyimpanan pasukan Hamas mempersiapkan serangan senjata jenis roket dan anti-Aircraft. mendadak ini. Serangan ini akan dilakukan Lokasi yang diduga tempat beradanya pada waktu subuh. markas pimpinan Hamas, lokasi yang Sepuluh pemicu roket al-Qassam berpotensi sebagai daerah taktis dan siap meluncurkan dua ratus roket dari penyergapan musuh ketika pasukan darat lokasi yang berbeda serta dua puluh roket memasuki Gaza, termasuk lokasi al-Qassam varian III berdiri tegak pengiriman suplai logistik dan amunisi. mengarah ke langit Israel. Kota yang akan Target sekunder yang ditentukan menjadi diserang pada subuh itu adalah kota pusat fokus penyerangan oleh tentara Israel informasi dan pusat pemerintahan Israel adalah menghancurkan semua titik yaitu sebelah timur Tel Aviv serta tempat- berkumpulnya manusia dalam areal perang tempat yang dicurigai sebagai terutama perempuan dan anak-anak penyimpanan amunisi dan persenjataan sekaligus jurnalis untuk mencegah semua Israel. bentuk dokumentasi berita. Serangan subuh itu telah Kelompok Hamas menggunakan menghancurkan kota, rasa aman serta waktu empat hari untuk mengungsikan tekanan psikologis warga Israel, masyarakat Gaza. Sekitar 1,5 juta jiwa menghancurkan fasilitas militer dan penduduk di Jalur Gaza harus dievakuasi.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |63

Pekerjaan ini menjadi semakin lambat Mereka malu saat di datangi oleh Abu proses penyelesaiannya dengan birokrasi Sulaiman pimpinan Hamas yang mengajak yang dipersulit oleh otoritas Palestina dan mereka bertobat dan berjihad di jalan pemerintah Mesir di perbatasan. Mereka Allah. Namun mereka tetap di beri pilihan, melakukan pengawasan siap menjadi tentara Allah yang akan bertingkat.Penduduk Gaza yang ingin menjalankan misi khusus dalam perang masuk ke wilayah Mesir harus mempunyai kali ini atau dibiarkan begitu saja menjadi kartu identitas. sasaran perang Israel. Di kota Dayr Albalah sepuluh pria Ternyata seluruh mantan agen shin dewasa berjalan sambil menutup wajahnya bet ingin bertobat dan menyesali dengan kafieh dan bersenjata lengkap. perbuatannya. Sekarang mereka siap Mereka adalah agen shin bit yang dibentuk membantu tentara Hamas. Seluruh agen oleh Israel di Jalur Gaza. Agen shin bit itu shin bet yang berjumlah 600 orang dari ingin keluar dari Gaza sebelum perang seluruh kota akan menjalankan misi yang dimulai. Sampai di perbatasan mereka berbeda. malah diperlakukan dengan tidak baik oleh Beberapa jam sebelum penyera- tentara Israel. Mata-mata kepercayaan ngan Israel gelombang pengungsi masih Israel itu diperlakukan sama dengan belum selesai memasuki wilayah tawanan warga Palestina lainnya. perbatasan mesir. Sebaliknya, di Kelompok mata-mata yang dipimpin oleh perbatasan Erez daerah Israel kendaraan Yasser Abbas itu malah disuruh kembali lapis baja Merkava jenis Howitzer telah di ke wilayah Gaza dengan berlari secepatnya atur posisinya membidik kota Gaza. dalam waktu lima menit. Setelah Mobil-mobil pengangkut tentara hilir memasuki wilayah perbatasan mereka mudik, dan kemudian berbaris dalam ditembaki dari jarak limaratus meter oleh resimen dan komandonya masing- penembak jitu Israel yang berada di atas masing.Para teknisi mendirikan kamp tembok perbatasan. Disaat bersamaan, pusat informasi dan telekomunikasi munculah penembak lain dari arah berbasis satelit. berlawanan. Mereka adalah kelompok Rentang waktu empat hari sudah Hamas yang datang menolong agen shin habis.Israel menyerang ke arah Jalur Gaza bit. dengan membabi buta, namun setiap Agen shin bit itu digiring pada satu serangan yang dilakukan oleh Israel selalu tempat dan dikumpulkan dengan agen shin saja meleset.Roket-roket yang diluncurkan bit lainnya yang berjumlah 200 orang. meledak dengan sendirinya diangkasa.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |64

Ratusan kendaraan lapis baja Merkava 2. Deskripsi dan Analisis Data jenis Howitzer terjebak dan terjerumus ke Novel ini memuat kearifan yang dalam galian-galian yang di buat oleh tim hadir dalam wujud agama, yaitu Islam. Hamas. Hal ini disebabkan oleh data-data Sehingga, dalam pengkajian data-datanya, Israel yang berhasil dicuri oleh mata-mata baik deskripsi data dan analisis data akan tim Hamas yang berada di Tel-Aviv, dan banyak bersentuhan dengan agama Islam para hacker pendukung hamas yang berada dalam bentuk nilai, norma, etika, adat- di belahan dunia lain berhasil merusak istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan fokus. Terlebih ketika agen shin bet yang lainnya. menjadi tim khusus mampu membajak 600 Kearifan dalam novel ini mulai kendaraan lapis baja Merkava. terlihat sejak halaman pertama atau Di saat tim khusus tersebut pengantar cerita yang menceritakan misi berhasil menghancurkan markas Israel penyelamatan anak dan perempuan sehancur-hancurnya, puluhan ribu tentara sebagaimana disyariatkan dalam agama Israel terjebak di daerah Jalur Gaza. “dan hendaklah takut kepada Allah orang- Pejabat-pejabat Israel memikirkan orang yang seandainya meninggalkan bagaimana cara menarik pasukan tersebut dibelakang mereka anak-anak yang agar dapat kembali ke perbatasan. Namun lemah…(Al-quran, Annisa:9). Kalimat ini pada akhirnya bukan untuk sebagai penanda bahwa kearifan dalam menyelamatkan, presiden Israel malah masyarakat Aceh yang beragama Islam memutuskan untuk membuat misi rahasia banyak bersumber langsung dari Al-quran. menghancurkan Jalur Gaza, memusnahkan Penegasan bahwa perempuan dan anak- setiap kehidupan yang tersisa di sana anak di dahulukan penyelamatannya termasuk membunuh puluhan ribu beberapakali di ulang oleh penulis, yaitu tentaranya sendiri. terdapat di halaman 150. Tentara Hamas berhasil Paling kurang berikanlah mendokumentasikan misi rahasia tersebut kesempatan untuk pengungsi ibu-ibu dan dan berhasil menyelamatkan banyak anak-anak mereka untuk masuk wilayah tentara di terowongan bawah tanah. Mesir. Kesepakatan Jenewa telah Sedangkan tim khusus penyerang markas mengatakan bahwa anak-anak dan di perbatasan Eres telah menjemput syahid perempuan harus dilindungi hak hidupnya keseluruhannya. dalam kondisi perang di mana pun,” perempuan relawan itu kembali meminta keringanan kepada pihak militer penjaga

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |65 perbatasan. (TGH:150) Perhatikan pula memuliakan tamu adalah tradisi yang kutipan berikut ini. sangat melekat di dalam masyarakat “Utamakan kaum ibu-ibu dan Aceh.Memuliakan tamu dalam masyarakat anak-anak dahulu.Para pria Aceh di sebut dengan Peumulia jamee. diharapkan bersabar.” Sesegera mungkin para perempuan Banyak cara yang dilakukan masyarakat dan anak-anak pengungsi dari Gaza untuk memuliakan tamu dan cara ini dievakuasi karena dalam hitungan menit lagi peperangan memuliakan tamu ini di visualisasikan akan dimulai. (THG:179) oleh masyarakat melalui tari ranup

Pada kutipan di atas, jelas lampuan sebagai tarian tradisional Aceh. disebutkan bahwa anak-anak dan Ada sejumlah kebiasaanlain yang perempuan harus diutamakan berhubungan dengan syariat dimunculkan penyelamatannya.Selain perlakuan dalam novel tersebut, yaitu mencintai dan terhadap perempuan dan anak-anak, ada mempertahankan tanah air. Dalam agama kejadian yang mungkin juga dapat Islam wajib hukumnya mempertahankan dipertegas sebagai kearifan ureueng Aceh dan mencintai tanah air, secara tidak melalui novel ini. Pada halaman 151 langsung dalam novel juga disebutkan disebut soal “memuliakan tamu”.Paragraf pada halaman 92 sebagai berikut. yang menyatakan memuliakan tamu Banyak penduduk Gaza sendiri, khususnya pria dewasa, enggan sebagai sebuah kearifan masyarakat Aceh mengungsi keluar dari jalur Gaza. itu terlihat pada paragraf berikut. Mereka memilih tinggal dan mempertahankannya dengan “Seandainya perbatasan Gaza ini taruhan nyawa sekalipun adalah negara Indonesia, maka dibandingkan membiarkan tanah akan saya datangi Majelis Ulama airnya dihancurkan dan Indonesia untuk mengeluarkan diluluhlantakkan militer Israel. fatwa wajib hukumnya menyambut Namun, setelah berdialog dengan dan memuliakan kedatangan tamu para pejuang HAMAS, mereka dan saudara seakidah apalagi bila bersedia meninggalkan daerah mereka sedang ditimpa musibah. kelahirannya karena kehadiran Padahal, tidak ada yang tertimpa mereka di medan pertempuran musibah terbesar di dunia saat ini tanpa pengalaman perang hanya sebesar musibah yang menimpa akan banyak membawa mudharat saudara kami di Gaza.” (THG:151) daripada membawa kebaikan.

(TGH:92) Disebutkan bahwa wajib hukumnya memuliakan tamu terlebih Ada hal menarik yang mungkin ketika tamu tersebut sedang mendapat juga dapat dipertegas sebagai kearifan musibah.Meski hanya disebutkan sekilas ureueng Aceh melalui novel ini, yaitu oleh pengarang dalam novel tersebut musyawarah. Islam mengajarkan syura

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |66 atau permusyawaratan Di dalam novel The melewati waktu dua jam.Raut wajah serius dan tegang tampak di Gate of Heaven ini setiap permasalahan wajah para peserta rapat koordinasi diselesaikan dengan musyawarah, strategi perang tersebut.Diskusi terlihat hidup dan sangat aktif. termasuk mengenai strategi perang dan Sampai waktu menunjukkan waktu jihad. Penjelasan mengenai Musyawarah jam dua belas siang. yang dimunculkan oleh pengarang dalam “Allahu Akbar, alhamdulillah. Ada novel ini terdapat hampir di setiap bab. lagi yang belum dimengerti wahai para panglima mujahidin?” tanya Melalui novel ini secara tidak langsung Abu Sulaiman kepada seluruh pengarang hendak mengatakan bahwa ada peserta rapat. Semua diam tanda mengerti dengan penjelasan Abu kebiasaan bermusyawarah yang melekat Sulaiman. (TGH :131) dalam tradisi masyarakat Aceh. Dalam perkembangan selanjutnya, Berdasarkan kutipan-kutipan di kata musyawarah dalam masyarakat atas jelas terlihat bahwa musyawarah dikenal dengan sebutan demokrasi dan haruslah bersifat dialogis, bukan berkaitan dengan kekuasaan mayoritas dan monologis.Semua anggota musyawarah suara rakyat melalui perwakilan.Dalam bebas mengemukakan masyarakat Aceh perwakilan yang pendapatnya.Dengan kebebasan berdialog dimaksud dapat berupa tuha peut, tuha itulah diharapkan dapat diketahui lapan, dll. kelemahan pendapat yang dikemukakan, Penegasan bahwa musyawarah sehingga keputusan yang dihasilkan bisa menjadi hal yang mentradisi dalam menghilangkan atau meminimalkan masyarakat dapat di lihat dalam kutipan kelemahan. berikut. Kearifan dalam bentuk “Seluruh anggota rapat musyawarah ini dapat disebut sebagai mengangguk setuju dan bergembira kearifan yang paling menonjol dan paling atas pernyataan yang diucapkan oleh Ibrahim.Semangat jihad utama yang terdapat di dalam novel ini. semakin membuncah di dalam Selain kata musyawarah dalam tradisi dada mereka. (TGH:19) masyarakat Aceh dikenal juga beberapa “Tuan-tuan, silakan berikan ide padanan kata yang mempunyai makna terbaik Anda.Saya masih ingin mendengar pendapat-pendapat yang sama, yaitupakat, Meupakat, atau brilian dari Anda semua,” katanya. duek pakat. (TGH:32) Kearifan yang lain yang sangat “Abu sulaiman menjelaskan lebih menonjol dan sangat utama yang terlihat di mendetail strategi peperangan itu.Waktu tidak terasa telah dalam novel tersebut adalah solidaritas

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |67 sesama umat beragama. Sebagaimana yang dasar dan keyakinan yang kuat terhadap terdapat dalam kutipan berikut ini. kepercayaan di munculkan hampir disetiap “Kami juga menyerukan untuk bab novel tersebut. Hal-hal yang mengenai semua penduduk Gaza agar kepercayaan tersebut dapat dilihat pada bersedia mengungsi sementara waktu menuju perbatasan Mesir. kutipan berikut. Cukuplah wahai Ayah dan Ibu Mereka mendengar dengan syahdu kami, air mata yang mengalir di amanah-amanah para syaikh Islam pipi kalian selama ini. Bagi kami, yang menguatkan keimanan dan doa dan ridha kalian semua adalah membersihkan motivasi perang senjata terdahsyat yang pernah mereka. Inilah keindahan ukhuwah kami miliki.” (TGH:51) yang dibentuk dengan kebersihan

akidah.Kesamaan iman dan Akidah Tidak lama berselang, ratusan atas pertolongan Allah pada setiap pemuda terlihat berlari secepatnya ujian yang diberikan pada hamba- menuju tempat kejadian.Ambulans Nya di dunia. (TGH:142) yang datang sepuluh menit

kemudian segera mengecek kondisi Insya Allah yang terbaiklah yang Sulaiman.Sang dokter dengan akan terjadi. Kita manusia hanya lemah memberi tanda bahwa bisa berikhtiar kemudian Sulaiman telah syahid. Perlahan bertawakal kepada Allah.Hanyalah sang dokter menutup kedua mata dengan qudrat dan iradah-Nya-lah Sulaiman. Senyuman manis semua hal bisa berjalan di muka menghiasi wajah pucat Sulaiman. bumi.Bagi saya pribadi, penjara Senyuman penuh ketenangan yang bukanlah hal yang harus kita takuti seakan-akan ingin membagi sebuah bila kita mengungkap sebuah pemandangan indah yang dilihat kebenaran. Takutlah kepada neraka Sulaiman sebelum yang bahan bakarnya dari batu dan menghembuskan nafas terakhir. manusia,” Syaikh berkata lembut (TGH:79) namun tegas. (TGH:159).

“Aku mau mengetuk pintu tetangga Secara tidak langsung paragraf di untuk membangunkan mereka dan menyuruh mereka melihat atas menjelaskan bahwa kepercayaan dan televisi.Dirimu, wahai Istriku, keyakinan terhadap tuhan (Allah) adalah hubungilah semua kerabat-kerabat kita.Demi Allah aku akan menebus suatu pranata yang dibutuhkan oleh keselamatan saudara kita para masyarakat untuk mengikat individu pengungsi dari Jalur Gaza di pintu perbatasan Mesir-Rafah walau aku menjadi satu-kesatuan melalui harus mengorbankan nyawaku pembentukan sistem kepercayaan dan sendiri!” ujarnya sambil membuka pintu flatnya dan kemudian segera ritus.Melalui simbol-simbol yang sifatnya menuju ke rumah tetangga- suci. Agama mengikat orang-orang ke tetangganya. (TGH:156) dalam berbagai kelompok masyarakat yag Di sisi lain pengarang terikat satu kesamaan. Sebagaimana menyebutkan kearifan dalam bentuk ajaran disebutkan di dalam novel tersebut bahwa

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |68

“…..perbedaan yangtercipta selama ini tartilsurat ar-Rahman semakin meluruhkan antara pengungsi Gaza dengan pihak keegoisan dan kesombongan para jin dan militer Mesir seakan hancur dan meleleh manusia yang mendengarkan lantunan ayat dengan pemandangan indah itu ketika suci al-quran itu.” Berdasarkan deskripsi mereka semua menghadapkan wajah ke data tersebut, perhatikan table di bawah Masjidil Haram. Suara imam membaca ini.

Klasifikasi Kearifan Musyawarah Solidaritas Akidah Syariah Kearifan dalam Kearifan dalam Kearifan pada sisi Kearifan yang bentuk bentuk solidaritas kepercayaan atau dimaksudkan dalam musyawarah umat beragama akidah di sini adalah hal syariah di sini dapat dilihat berkaitan dengan sesuatu yang mutlak. adalah hukum-hukum pada setiap solidaritas Kepercayaan dan yang mengatur tindakan dan terhadap korban akidah yang perlakuan terhadap keputusan yang perang Palestina, dimaksudkan adalah perempuan dan anak- akan diambil. Di pengungsi- Islam, yaitu percaya anak. Di dalam novel dalam novel pengungsi di dan yakin atas disebutkan wajib keputusan perbatasan Jalur kebesaran Allah. mendahulukan anak- tersebut berupa Gaza. Solidaritas kepercayaan yang anak dan perempuan strategi perang, Sulaiman terhadap tampak dalam novel dalam peperangan. waktu memulai pelajar Palestina ini antara lain, Hal lain yang penyerangan, yang di paksa berjihad mengharap berhubungan dengan dan lokasi membuka ridha Allah swt., syariah adalah penyerangan. hijabnya, hingga berserah diri kepada mengenai hukum membuat Allah atas segala wajib memuliakan Sulaiman perintah dan tamu terlebih jika meregang nyawa. larangannya. Di dalam tamunya dalam Solidaritas novel disebutkan kesulitan, serta penduduk Mesir bahwa Yahudi hukum wajib yang melakukan bukanlah hanya musuh menjaga dan Long Mart dan orang Palestina mencintai tanah air. perotes terhadap melainkan musuh pemerintahannya Allah, sehingga yang menutup berjihad melawan gerbang Israel akan mendapat perbatasan balasan setimpal dari sedangkan ratusan Allah swt.. ribu pengungsi masih berada di wilayah perang. Solidaritas muslim seluruh dunia yang membantu peperangan palestin-Israel

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |69

melalui media yang berbasis satelit.

Berdasarkan temuan itu dapat disebutkan Hal ini dinukilkan melalui kisah beberapa kesesuaian kearifan local Aceh penyelamatan bayi-bayi melalui lorong dengan kearifan dalam novelThe Gate of bawah tanah yang disebut sebagai aksi Heaven sebagai berikut. penyelamatan pemuda kahfi. Hal ini tampak pada bagian pengantar cerita 1) Pemertahanan nilai tradisi dan adat manakala wanita-wanita dan bayi-bayi di istiadat antar melewati lorong bawah tanah untuk Hal ini tampak pada kebiasaan melewati perbatasan Mesir. Tiga puluh masyarakat Acehmemuliakan tamu. menit berlalu ketika semua perempuan Bahkan, untuk pemertahanannya bercadar itu turun ke dalam ruang bawah kebiasaan memuliakan tamu di jadikan tanah dan keenam bayi kembali berada tarian tradisional yang disebut dengan dalam dekapan mereka….“Pemuda Kahfi Ranup lampuan. Hal ini dianggap patut telah memasuki gua, segera lakukan dilestarikan secara turun temurun. rencana selanjutnya!” Seandainya perbatasan Gaza ini adalah negara Indonesia, maka akan saya 3) Pemertahanan sikap cinta tanah air datangi Majelis Ulama Indonesia untuk Hal ini dinukilkan melalui kisah mengeluarkan fatwa wajib hukumnya penduduk Palestina enggan meninggalkan menyambut dan memuliakan kedatangan kampung halamannya yang hendak di tamu dan saudara seakidah apalagi bila bombardir oleh tentara Israel. mereka sedang ditimpa musibah. Padahal, tidak ada yang tertimpa musibah terbesar 4) Pemertahanan sikap solidaritas, dan di dunia saat ini sebesar musibah yang meredam konflik menimpa saudara kami di Gaza SIMPULAN 2) Pemertahanan sikap mencintai dan Berdasarkan deskripsi di atas dapat mengasihi anak-anak serta disimpulkan bahwa novel The Gate of mengasihi dan memuliakan kaum Heaven karyaR. H. Fitriadi berisikan perempuan. sejumlah kearifan yang memiliki kemiripan dengan kearifan local Aceh. Hal

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |70 ini dimungkinkan karena bentuk kearifan kepercayaan kepada tuhan (akidah); (3) mendasar pada ajaran agama Islam. Secara kearifan dalam bentuk hukum-hukum garis besar, kearifan dalam novel The Gate Islam (syariah) seperti memuliakan tamu, of Heaven dapat diklasifikasikan menjadi memperlakukan baik perempuan dan anak- empat: (1) kearifan dalam bentuk anak, serta menjaga tanah air; dan (4) musyawarah dalam mengambil suatu kearifan dalam bentuk solidaritas umat keputusan; (2) kearifan dalam bentuk beragama.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |71

DAFTAR PUSTAKA

Bustamam-Ahmad, Kamaruzzaman.Aceh Baru Post-Tsunami: Merengkuh Tradisi Menuju Masa Depan Mandiri. Yogyakarta: Kaukaba, 2014.

Moleong, Laxy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fitriadi, R.H. 2010.The Gate Of Heaven. Yogjakarta: Semesta.

Junus, Umar. 1986. Sosiologi Sastra: Persoalan Teori dan Metode. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Seger, R.T. 2000. Evaluasi Teks Sastra. (Terj. Suminto A. Sayuti). Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Semi, M. Atar. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Padang: Angkasa Raya.

Sikana, Mana. 1986. Kritikan Sastra: Pendekatan dan Kaedah. Petaling Jaya: Fajar Bakti.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |72

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA DEVAYAN TERHADAP BAHASA INDONESIA

Wahidah Nasution dan Riska Laila Ramayanti STKIP Bina Bangsa Getsempena Email : [email protected]

Abstrak Penelitian ini berjudul “interferensi morfologi bahasa Devayan terhadap bahasa Indonesia”. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimanakah bentuk interferensi morfologi bahasa Devayan terhadap bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk interferensi morfologi bahasa Devayan terhadap bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik simak libat cakap, teknik catat, teknik rekam dan teknik cakap. Hasil penelitian ini menunjukan adanya interferensi morfologi bahasa Devayan terhadap bahasa Indonesia. Wujud interferensi meliputi interferensi morfologi bahasa Devayan yaitu prefiks {be}, prefiks {meN}, prefiks {pe}, sufiks {kan}, dan reduplikasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa interferensi morfologi bahasa Devayan terhadap bahasa Indonesia terdapat dua tipe yaitu interferensi dibidang afiksasi dan interfernsi di bidang reduplikasi. Interfernsi morfologi bahasa Devayan yang paling banyak ditemukan yaitu pada bidang afiksasi.

Kata Kunci: Bahasa Devayan, Interferensi, Morfologi

Abstract This research is entitled "morphology interference of Devayan language to Bahasa". This study is purposed to examine how is the form of morphological interference Devayan language to the Indonesian language. This study, therefore pointed to describe the form of morphological interference of Devayan language to Bahasa. The method used in this research is descriptive qualitative method. Technique of collecting data by using taking note technique, technique of record and technique of lesap. The results of this study indicate that there is the existence of morphological interference of Devayan language to Bahasa. The interference forms include morphological interference of the Devayan language ie prefix {be}, prefix {meN}, prefix {pe}, suffix{kan} and reduplication. The results of this study can be concluded that the morphological interference Devayan language to the Indonesian language there are two types of interference in the field of affixation and interfernsi in the field of reduplication. Intervernology morphology of Devayan language most commonly found in the affixation field.

Keywords: Language of Devayan, Interference, Morphology

PENDAHULUAN dengan aneka ragam kebudayaan dan bahasa Indonesia termasuk negara kepulauan seperti ragam bahasa dari segi penutur, yang luas mulai dari Sabang sampai pemakaian, keformalan dan dari segi sarana. Merauke, yang didiami berbagai suku bangsa Keanekaragaman budaya dan bahasa tersebut

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |73

menunjukan kekayaan budaya bangsa mengartikankontak bahasa adalah pemakaian Indonesia. Bagian dari kebudayaan daerah dua bahasa oleh seseorang secara bergantian. tersebut yaitu bahasa, salah satunya bahasa Artinya unsur-unsur bahasa Devayan dipakai Devayan. ketika menggunakan bahasa Indonesia, Bahasa Devayan sebuah bahasa yang begitu juga sebaliknya. Melalui proses itulah, dituturkan oleh suku Devayan yang bahasa Devayan mempengaruhi bahasa mendiami pulau Simeuluebagiantengah Indonesia. Di samping itu, bahasa Devayan selatan, yaitu kecamatan Simeulue Cut, sebagai bahasa pertama dituturkan oleh suku SimeulueTimur,SimeulueTengah, Teupah Devayan. Dalam berkomunikasi atau dalam Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan, percakapan mahasiswa STKIP BBG danTeluk Dalam.Beberapa kecamatan yang khususnya suku Devayan banyak terjadi ada di kabupaten Simeulue sebagian kekeliruan atau penyimpangan kaidah-kaidah besarmelanjutkan pendidikan di kampus kebahasaan. Oleh sebab itu, bahasa Devayan STKIP BBG Banda Aceh.Mahasiswa mempengaruhi bahasa Indonesia. tersebut menggunakan bahasa Devayan Dalam proses terjadinya kontak sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia bahasa, penutur secara tidak sadar telah sebagai bahasa kedua. Kedua bahasa ini menggunakan dua pola bahasa secara saling mempengaruhi atau disebut kontak bergantian sehingga menyebabkan bahasa. Sehingga banyak terjadi interferensi bahasa. Contoh kata penyimpangan-penyimpangan kebahasaan mensetengah,dalam percakapan “nasinya terutama bahasa yang sedang digunakan. mensetengah kita ya..” kalimat tersebut telah Bahasa muncul dan berkembang mengalami interferensi bahasa Devayan pada karena interaksi antarindividu dalam suatu kata mensetengah. Dalam bahasa Indonesia masyarakat. Didalam penggunaannya, bahasa seharusnya tidak dipakai dan kalimat yang selalu mengalami perkembangan dan benar adalah “nasinya kita bagi berdua ya..” perubahan. Hal tersebut menunjukan bahwa Data di atas adalah bentuk semakin maju kehidupan manusia, makin interferensi dari bahasa Devayan yang berkembang pula bahasanya. dihasilkan dalam percakapan mahasiswa Kontak bahasa Devayan dengan STKIP BBG pada bahasa Indonesia. bahasa Indonesia saling mempengaruhi satu Interferensi tersebut mengarah pada sama lain. Weinrinch (dalam Chaer 2007:65) pembentukan kata “mansatengah” yang

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |74

berbentuk dari prefiks{man} dan kata Bahasa Ogan Dalam Pemakaian Bahasa {satengah} dalam bahasa Devayan. Namun, Indonesia Murid Sekolah Dasar. Penelitian ketika mahasiswa penutur bahasa Devayan tersebut ditemukan interferensi morfologi mengatakan dalam bahasa Indonesia menjadi bahasaOgan yaitu Prefiks {be-}, prefiks {te-}, “mensetengah”, prefiks {man} berubah prefiks {nge-}, prefiks {ke-}, prefiks {se-}, menjadi prefiks {men} dan kata {satengah} interferensi sufiks {-an}, interferensi konfiks menjadi {setengah}. Dalam kaidah bahasa {ke-/-an} dan interferensi lainnyaberupa Indonesia prefiks {men} tidak bisa penghilang fonem, perubahan fonem, ditambahkan dengan kata {setengah}karena interferensi kata dasar, interferensi katasapaan kata “setengah” dibagi lagi menjadi {se} dan kekerabatan, dan interferensi frasa. Persamaan {tengah} kata ini sudah mengalami proses penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sri afiksasi jadi tidak bisa ditambahkan dengan Riski dkk dengan penelitian ini terletak pada prefiks {men}.Perlu peneliti sampaikan kesamaan telaah interferensi morfologi aspek bahwa penjelasan berikutnya terkait bahasa afiksasi. Hal yang membedakannya terletak Devayan akan disingkat menjadi BD dan pada subjek penelitian yang berupa bahasa Indonesia menjadi BI. mahasiswa yang berasal dari daerah Peneletian ini relevan dengan Simeulue, suatu daerah terluar di Indonesia. penelitian yang di teliti oleh Jufri (2015) Berdasarkan peristiwa di atas faktor yang berjudul Interferensi Morfologi Bahasa yang melatarbelakangi peristiwa tersebut Aceh dalam Bahasa Indonesia pada Harian adalah kebiasaan mahasiswa penutur bahasa Prohaba. Berdasarkan penelitian tersebut, Devayan menggunakan bahasa pertama atau ditemukan adanya pemakaian prefiks di- bahasa Devayan yaitu “layap iya bahasa Aceh yang karena kebiasaan penutur mansatengah ita nau”. Hal itu dapat dalam melafalkan kata kerja bahasa Aceh diidentifikasi pada kata “mansatengah” pada pada saat berbicara menggunakan bahasa bahasa Devayan yang mendekati penggunaan Indonesia. Antara penelitian tersebut dengan bahasa Indonesia pada prefiks {men-} dan penelitian ini kerelevansiannya terletak pada kata {setengah}. kajian yaitu sama-sama mengkaji interferensi Proses pembentukan kata pada bahasa morfologi, perbedaannya terletak pada objek Indonesiabanyak menyerap afiks-afiks penelitian.Dewi Sri Rezki dkk (2014) bahasa Devayan di kalangan mahasiswa melakukan penelitianInterferensi Morfologi STKIP BBG khususnya penutur bahasa

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |75

Devayan. Hal tersebut tidak terlepas dari bahasa Indonesia pada mahasiswa STKIP perkembangan lingkungan sekitar. Proses BBG. perkembangan inilah mahasiswa mengalami perubahan maupun perkembangan bahasa METODE PENELITIAN hingga terjadi interferensi bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian Manfaat dari penelitian tentang interferensi deskriptif dengan menggunakan pendekatan morfologi bahasa Devayan terhadap bahasa kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Indonesia dapat memberikan sumbangan dalam lingkungan kampus Sekolah Tinggi pengetahuan kepada masyarakat khususnya Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bina Bangsa kepada mahasiswa.Luaran untuk penelitian Getsempena Banda Aceh. Pelaksanaan ini akan di terbitkan pada jurnal nasional penelitian dilakukan pada bulan Agustus- tidak terakreditasi dengan judul jurnal November 2017. Sumber data mahasiswa “Metamorfosa” yang diterbitkan oleh Prodi STKIP BBG banda Aceh penutur bahasa PBSID STKIP BBG. Target penerbitan pada Devayan. Teknik pengumpulan data volume viii tahun 2018. menggunakan beberapa teknik, yaitu teknik Berdasarkan uraian di atas, dapat simak libat cakap, teknik catat, teknik rekam, dirumuskan permasalahannya adalah 1) dan teknik cakap. Teknik analisis data yaitu Bagaimanakah bentuk interferensi Afiksasi menggunakan analisis model interkatif. bahasa Devayan terhadap bahasa Indonesia pada mahasiswa STKIP BBG 2) HASIL DAN PEMBAHASAN Bagaimanakah bentuk interferensi 1. Bentuk Inteferensi Morfologi Bahasa reduplikasi bahasa Devayan terhadap bahasa Devayan Dalam Bahasa Indonesia Indonesia pada mahasiswa STKIP BBG. Berupa Afiksasi Berdasarkan rumusan masalah yang ada, 1) Pemakaian prefiks {be-} BD maka tujuan yang dicapai dalam program ini dalam BI adalah untuk menambah khasanah Data 1 kebahasaan dalam lingkungan sosial “45 kilo jauh ngerinya e. Tahu darimana, dari stadion bejalan, ke masyarakat dan mahasiswa. Tujuan ketapang, ulele” penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Data di atas adalah bentuk bentuk interferensi morfologi berupa afiksasi, interferensi dari bahasa Devayan yang dan reduplikasi bahasa Devayan terhadap

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |76

dihasilkan dalam percakapan mahasiswa dalam BI. Dalam kaidah bahasa Indonesia STKIP BBG pada bahasa Indonesia. Data kata yang benar adalah {berurut} dengan tersebut ditemukan adanya kata {bejalan} prefik {ber} dan kata dasar {urut}. Jadi dengan prefiks {be} dalam bahasa Devayan peristiwa tersebut karena mahasiswa kurang dan kata dasar {jalan} dalam bahasa menguasai kosakata bahasa Indonesia. Indonesia sehingga membentuk kata {bejalan}. Kata tersebut di artikan dalam Data 3 bahasa Indonesia yaitu {berjalan kaki}. Hal “kan kalau di deoan BPD banyak anak-anak, habis itu entah darimana- ini mengakibatkan interferensi bahasa mana orang itu kesana bemaen, dari Devayan terhadap bahasa Indonesia. Dalam Ganteng anaknya bang Ardi. Kan Ayahnya bekopi di warung sebelah kaidah bahasa Indonesia seharusnya itu, dibawaknya anaknya perempuan.” berprefiks {ber} dan kata dasar {jalan} Data yang di cetak miring di atas sehingga menjadi {berjalan}. Perisiwa ini merupakan interferensi BD terhadap BI yaitu akibat terbawanya prefiks {be} bahasa pemakaian prefiks {be} BD dan kata dasar Devayan dalam bahasa Indonesia. {kopi} BI menjadi {bekopi}. Kata {bekopi}

dimaknai dalam BI adalah {minum kopi}. Data 2 Namun ketika mahasiswa penutur BD “kamu tu ba kenapa enggak kamu kasih beorot” mengatakan dalam BI adalah {bekopi},

seharusnya dalam kaidah BI kata {kopi} Data di atas yang merujuk pada kata tidak menggunakan prefiks {be} karena kata {beorot} terjadi proses pengakfisasian pada {kopi} merupakan kata benda, tetapi kata prefiks {be} dan kata dasar {orot} dalam yang benar adalah {minum kopi}. Peristiwa bahasa Devayan sehingga menjadi {beorot}. tersebut terjadi karena mahasiswa kurang Kata tersebut terjadi ketika mahasiswa menguasai kosakata bahasa Indonesia dan penutur BD menggunakan BI. Kata yang di kurang memahami kaidah-kaidah bahasa ucapkan tersebut merupakan inteferensi Indonesia. Sehingga apa yang biasa dalam BI, hal ini terjadi karena kebiasaan diucapkan akan terbawa ketika menggunakan mahasiswa penutur BD menggunakan bahasa bahasa keduanya atau bahasa Indonesia. pertamanya yaitu kata {beorot}. Namun ketika menggunakan BI juga terbawa-bawa yang hampir sama dengan kata {berurut}

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |77

Data 4 Data 5 “Udah dibilang sama kawan, asal “peguna lagi benangnya” dikasih tahu yang penteng maunya

cepat selesai kan cepat begaji supaya Data di atas adalah bentuk dapat uang” interferensi dari bahasa Devayan yang Data di atas tedapat bentuk kata yang dihasilkan dalam percakapan mahasiswa terinterferensi dari BD terhadap BI yaitu STKIP BBG penutur BD. Data tersebut pemakaian prefiks {be} dan kata dasar {gaji} ditemukan adanya kata {peguna}dengan menjadi {begaji}. Kata tersebut yang prefiks {pe}dan kata dasar {guna} menjadi merujuk pada kata {begaji} merupakan kata {peguna} dalam BD. Kata {peguna} ini dari BD karena kata {gaji} dalam BD sama ditemukan pada saat mahasiswa penutur BD dengan dalam BI, hanya saja ada menggunakan BI. Kata tersebut tidak penambahan prefiks {be} pada kata tersebut terdapat dalam aturan BI hal ini terjadi sehingga menjadi {begaji}. Namun karena mahasiswa penutur BD terbiasa mahasiswa penutur BD ketika menggunakan mengataan {paguno} dalam BD sehingga BI mengatakan {begaji}. Makna {begaji} terbawa ketika menggunakan BI. Kata yang dalam bahasa Indonesia adalah orang yang tepat dalam Biyaitu {berguna} memiliki sudah mendapatkan uang setiap apa yang prefik {ber} dan kata dasar {guna}. dihasilkannya baik dalam pekerjaan ataupun yang lainnya atau yang disebut 3) Pemakaian prefik {men-} BD {bergaji}dalam BI. Akan tetapi ketika dalam BI mahasiswa penutur BD mengatakan dalam Data 6 BI yaitu {begaji} yang seharusnya dalam “nasinya mensetengah kita ya kak?” kaidah BI adalah {bergaji}. Peristiwa tersebut seakan menghilangkan fonem [r] Pada data di atas terdapat kata yang pada morfem {ber}. Namun sebenarnya tidak mengalami interferensi dari BD yaitu kata ada pengurangan pada morfem tersebut tetapi {mensetengah}. Kata tersebut yang karena mahassiswa terbiasa menggunakan dihasilkan dalam percakapan mahasiswa BD sehingga terbawa ke dalam BI. STKIP BBG penutur BD dalam BI. Interferensi tersebut mengarah pada 2) Pemakaian prefik {pe} BD pembentukan kata {mensetengah} yang dalam BI terbentuk dari prefik {man} dan kata dasar

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |78

{satengah} dalam BD. Namun, ketika kata {mantai} dengan prefik {man} dan kata mahasiswa penutur BD mengatakan dalam {taik} dalam BD. Sehingga menggunakan BI menjadi {mensetengah} prefik {man} BI, berubah menjadi {mentaik}. Kata berubah menjadi prefik {men} dan kata {mentaik} diartikan dalam bahasa Indonesia {satengah} menjadi {setengah}. yaitu buang air besar. Faktor penyebab Dalam kaidah BI, prefik {men} tidak terjadinya peristiwa tersebut, karena bisa di tambahkan dengan kata {setengah} mahasiswa penutur BD terbiasa karena kata {setengah} sudah mengalami menggunakan bahasa pertamanya, tanpa proses Afiksasi yaitu prefik{se} dan kata melihat aturan-aturan dalam BI dan {tengah} menjadi{setengah}. Kalimat yang menganggap hal tersebut sudah benar. benar pada data di atas adalah “nasinya kita bagi berdua ya”. 4) Pemakaian sufik {kan} BD Berdasarkan peristiwa di atas faktor dalam BI yang Melatarbelakangi peristiwa tersebut Data 8 adalah kebiasaan mahasiswa penutur BD “pamongtu enak dia, enggak dimarakannya” menggunakan bahasa pertamanya atau BD yaitu {layap iya mansa tengah ita nau}. Hal Kata dasar {marah} dalam BI ini dapat diidentifikasi pada kata denganprefik {di} danakhiran {i} menjadi {mansetengah} pada BD yang mendekati {dimarahi}. Dalam bahasa Devayan, penggunaan BI pada prefik {men} dan kata {dimarahi} artinya {disueki} dengan prefik {setengah}. {di} kata dasar {suek}dan sufik {i}. Namun, ketika mahasiswa penutur BD menggunakan Data 7. BI kata tersebut berubah menjadi “mau makan aku tapi jangan le nanti {diramahkan} dengan bentuk prefik {di} mentaik endo di jalan” kata dasar {marah} dan sufik {kan}. Proses

Data di atas ditemukan sebuah kata terjadinya kata {dimarahkan} pada data di yang mengalami interferensi BD yang atas karena mahasiswa penutur BD kurang merujuk pada kata {mentaik}. Peristiwa ini menguasai kosakata BI, sehingga terjadi terjadi karena, proses afkisasi yaitu prefik penyimpangan kaidah-kaidah bahasa {men} dan kata {taik}. Kata ini terjadi Indonesia. Kata yang benardalam BI adalah karena kebiasaan mahasiswa menggunakan {dimarahi} denganprefik {di} dansufik {i}.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |79

Data 9 kata dasar {balik} dan termasuk dalam “udah kayak didekatjalan, reduplikasi perubahan bunyi. Peristiwa ini iyakandiketawakan orang banyak” terjadi karena mahasiswa STKIP BBG

Data di atas yang merujuk pada kata penutur BD kurang menguasai kosakata {diketawakan} merupakan interferensi dari bahasa Indonesia, jadi apa yang terbiasa ia BD terhadap BI. Kata tersebut akibat proses ucapkan dalam bahasa pertamanya itulah pengafiksasian yang kurang tepat pada sufik yang diucapkan ketika menggunakan bahasa {kan}. Dalam kaidah bahasa Indonesia kata Indonesia. {diketawakan} tidak memiliki akhiran {kan} tetapi akhiran {i} peristiwa ini terjadi karena Data 11 mahasiswa STKIP BBG khususnya penutur “Tapi urusan misalnya bekaya-kaya duluan dia.” BD kurang mengusai kosakata BI sehingga mereka menganggap apa yang telah Data di atas terdapat kata yang diucapkan sudah tepat. terinterferensi dari BD terhadap BI yaitu pada kata {bekaya-kaya}. Kata tersebut 2. Bentuk Interferensi Morfologi merupakan interferensi reduplikasi dalam BI Bahasa Devayan Terhadap Bahasa yang disebabkan pada pengulangan pada Indonesia Berupa Reduplikasi bentuk dasar {kaya}sehingga menjadi Data 10. {bekaya-kaya}. Pada kata tersebut terbentuk “bebalek-balek.” dari pola proses afiksasi yaitu {be} + {kaya} dalam BD menjadi {bekaya-kaya}. Dalam BI Data di atas yang merujuk pada kata seharusnya tidak sesuai dengan kata tersebut, {bebalek-belek} merupakan interferensi BD karena yang pertama tidak ada pengulangan ke dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut pada kata {kaya} dan yang kedua tidak akibat proses reduplikasi dari BD sehingga sesuai dengan konteksnya untuk melengkapi mempengaruhi BI. Hal ini merupakan kalimat tersebut. Akan tetapi kata yang tepat kekeliruan dalam berbahasa pada mahasiswa untuk melengkapi kalimat tersebut adalah STKIP BBG penutur BD karena tidak sesuai {bermewah-mewah}. Peristiwa ini terjadi dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. disebabkan mahasiswa penutur BD terbiasa Kata yang benar dalam bahasa Indonesia menggunakan BD dan kurang menguasai baku adalah {bolak-balik} yang berasal dari kosakata BI sehingga apa yang biasa ia

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |80

ucapkan dalam bahasa pertamanya itulah mahasiswa STKIP BBG penutur BD karena yang di ucapkan ketika menggunakan bahasa tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia keduanya. yang baku. Kata yang benar dalam bahasa Indonesia baku adalah {berganti-ganti}. Data 12 Peristiwa ini terjadi karena mahasiswa “Pak duduk diruangan, enggak perlu STKIP BBG penutur BD kurang menguasai diri aja situ. Dirik-dirik ba kami kosakata bahasa Indonesia, jadi apa yang ngomong sama bapak tu.” terbiasa ia ucapkan dalam bahasa pertamanya Pada kutipan di atas yang merujuk itulah yang diucapkan ketika menggunakan pada kata {dirik-dirik} ditemukan adanya bahasa Indonesia. interferensi reduplikasi bahasa Indonesia akibat dari penggunaan BD yaitu {idek- SIMPULAN idek}atau berdiri dalam BI. Kata tersebut Berdasarkan hasil penelitian dan seharusnya tidak ada dalam kaidah bahasa pembahasan yang telah diuraikan pada bab Indonesia, pada kata{diri} tidak ada unsur sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perulangan pada kata tersebut. Hal ini terjadi interferensi morfologi bahasa Devayan karena mahasiswa penutur BD terbiasa terhadap bahasa Indonesia yang terjadi pada menggunakan BD karena, kata {idek-idek} mahasiswa STKIP BBG Banda Aceh dalam BD memang ada pengulangan dengan khususnya penutur bahasa Devayan terdapat demikian ketika ia berbahasa Indonesia juga dua tipe yaitu sebagai berikut. menggunakan pengulangan pada kata dasar 1. Interferensi afiksasi {diri} sehingga menjadi {dirik-dirik}. Interferensi afiksasi banyak

ditemukan pada penelitian ini yaitu pada Data 13 penggunaan prefik bahasa Devayan dengan “beganti-ganti” kata dasar bahasa Indonesia seperti dibawah

ini. Data di atas yang merujuk pada kata 1) Interferensi afiksasi berprefiks {be} {beganti-ganti} merupakan interferensi BDkata dasar BI. reduplikasi BD ke dalam bahasa Indonesia. 2) Interferensi afiksasi berprefiks {pe} Kata tersebut akibat proses reduplikasi dari BDkata dasar BI. BD sehingga mempengaruhi BI. Hal ini merupakan kekeliruan dalam berbahasa pada

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |81

3) Interferensi afiksasi berprefiks {men} balek}, {beganti-ganti}, {bekaya-kaya} dan BDkata dasar BI. {dirik-dirik} bahasa Devayan dalam bahasa 4) Interferensi afiksasi dengan sufik Indonesia yang dihasilkan dalam percakapan {kan} BDkata dasar BI. mahasiswa penutur bahasa Devayan pada 2. Interferensi reduplikasi bahasa Indonesia. Interferensi reduplikasi juga ditemukan pada penggunaan kata {bebalek-

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |82

DAFTAR PUSTAKA

Chaer. Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Jufri. 2015. Interferensi Morfologi Bahasa Aceh Dalam Bahasa Indonesia Pada Harian Prohaba.Skripsi. FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh.

Rezki, Dewi Sri dkk. 2014.”Interferensi Morfologi Bahasa Ogan Dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Murid Sekolah Dasar. Jurnal. J-Simbol (Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya).Vol. 2 No 1. Juli 2014. Hal 1-8.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |83

KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY OLEH MAHASISWA PBSID SEMESTER I STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA

Teuku Mahmud STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menganalisis nilai-nilai religius yang terdapat pada novel "Pudarnya Pesona Cleopatra" karya habiburrahman El Shirazy yang dilakukan oleh Mahasiswa PBSID semester I STKIP BBG Tahun Ajaran 2017-2018. Populasi sebanyak 30 orang mahasiswa dengan mengambil pupulasi sebanyak 100% dari seluruhnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Langkah pengumpulan dan teknik analisis data dengan cara menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan datanya. Tes kemampuan menganalisis nilai-nilai religius pada novel "Pudarnya Pesona Cleopatra" karya Habiburrahman El Shirazy sebagai instrumen yang menghasilkan analisis data tersebut dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi. adalah 6,06. Jawabannya kurang berkaitan dengan kegiatan agama Islam hanya beberapa yang dituliskan mahasiswa dalam lembar jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan terhadap Mahasiswa PBSID Semester I STKIP BBG Tahun Ajaran 2017-2018 dalam tes kemampuan menganalisis nilai religius pada novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman El Shirazy diketahui mahasiswa yang mendapat nilai 6 (enam) ke atas sebanyak 22 orang siswa atau 70%. Sedangkan mahasiswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 (enam) adalah sebanyak 8 orang atau 30%. Sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu mahasiswa dianggap mampu menganalisis nilai-nilai religius pada novel "Pudarnya Pesona Cleopatra" karya Habiburrahman El Shirazy dengan baik apabila siswa yang mendapat nilai 6(enam) di atas 60%, maka Mahasiswa PBSID Semester I STKIP BBG Tahun Ajaran 2017-2018 telah mampu menganalisis nilai-nilai religius pada novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman El Shirazy dengan baik karena 70% siswa mendapat nilai di atas 6 (enam).

Kata Kunci : Menentukan Nilai-nilai Relegius, Novel, dan Sastra

Abstract This research aims to find out how students ' ability in analyzing the religious values that are present in the novel "Pudarnya Pesona Cleopatra" Habiburrahman El Shirazy works performed by the Students of the semester I PBSID STKIP BBG Years The teachings of 2017- 2018. The population of as many as 30 students by taking the pupulasi as much as 100% of the total. This research uses descriptive method. Steps of data collection and analysis techniques by means of composing, classify, analyse and interpret the data. Tests the ability to analyze religious values on "Pudarnya Pesona Cleopatra" Habiburrahman El Shirazy works as an instrument that generates the data analysis using the formula of mean and standard deviation. is 6.06. The answer is less concerned with Islamic religious activity only a few written in student answer sheet that corresponds with answer keys. The results of the processing of data that has been committed against a student Semester PBSID I STKIP BBG 2017-2018 school year in tests the ability to analyze the value of religious novel "Pudarnya Pesona Cleopatra" by Habiburrahman El Shirazy known students gets the value of the 6 (six) to the top of as many as 22 people students or 70%. While the students who receive less than 6 (six) was as much as 8 people or 30%. In accordance with the assessment criteria

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |83 established earlier students was considered capable of analyzing the religious values on ' "Pudarnya Pesona Cleopatra" Habiburrahman El Shirazy works well when the students got the value 6 (six) in the over 60%, then the student PBSID Semester STKIP BBG 2017-2018 school year have been able to analyze the religious values in the novel "Pudarnya Pesona Cleopatra" by Habiburrahman El Shirazy well because 70% of students scored in the top 6 (six).

Keywords: Determine The Values Relegius, Novel, and Literature

PENDAHULUAN situasi yang terjadi pada masa penciptaan Kedudukan sastra semakin karya sastra itu, baik sosial budaya, agama, meningkat dan semakin penting. Sastra politik, ekonomi, dan pendidikan, selain itu tidak hanya memberikan kenikmatan dan karya sastra dapat digunakan sebagai kepuasan batin, tetapi juga sebagai sarana dokumen sosial budaya yang menangkap penyampaian pesan moral kepada realita dari masa tertentu, akan tetapi bukan masyarakat atas realitas sosial. Karya sastra menjadi keharusan bahwa karya sastra yang tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat tercipta merupakan pencerminan situasi terjadi penggerak tentang keadaan dan kondisi pada saat karya sastra ditulis. Salah situasi yang terjadi pada masa penciptaan satu bentuk sastra sebagai penuangan ide karya sastra itu, baik sosial budaya, agama, kreatif pengarang adalah novel. Novel politik, ekonomi, dan pendidikan, selain itu adalah prosa rekaan yang menyuguhkan karya sastra dapat digunakan sebagai tokoh dan menampilkan serangkaian dokumen sosial budaya yang menangkap peristiwa serta latar secara tersusun. Novel realita dari masa tertentu, akan tetapi bukan sebagai karya imajinatif mengugkapkan menjadi keharusan bahwa karya sastra yang aspek-aspek kemanusiaan yang mendalam tercipta merupakan pencerminan situasi dan menyajikannya secara halus. Novel kondisi pada saat karya sastra ditulis. tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga Pada zaman modern sekarang ini sebagai bentuk seni yang mempelajari dan kedudukan sastra semakin meningkat dan meneliti segi-segi kehidupan dan nilai-nilai semakin penting. Sastra tidak hanya baik, buruk (moral) dalam kehidupan ini memberikan kenikmatan dan kepuasan dan mengarahkan pada pembaca tentang batin, tetapi juga sebagai sarana budi pekerti yang luhur. penyampaian pesan moral kepada Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat atas realitas sosial. Karya sastra bermasyarakat merupakan suatu karya tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat sastra yang dapat dinikmati, dipahami, dan terjadi penggerak tentang keadaan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |84 sastra tercipta karena adanya pengalaman judul novel Pudarnya Pesona Cleopatra batin pengarang berupa peristiwa atau (sebuah Novel Pembangun Jiwa), maka problem dunia yang menarik sehingga tema novel ini tidak hanya mengandung muncul gagasan imajinasi yang dituangkan tema cinta manusia pada manusia semata, dalam bentuk tulisan dan karya sastra akan tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan menyumbangkan tata nilai figur dan Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara tatanan tuntutan masyarakat, hal ini teguh menjaga keimanan berdasarkan merupakan ikatan timbal balik antara karya petunjuk-Nya. Dalam Novel pudarnya sastra dengan masyarakat, walaupun karya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El sastra tersebut berupa fiksi, namun pada Shirazy berisikan tentang kenyataannya, sastra juga mampu memperbincangkan mengenai dilema memberikan manfaat yang berupa nilai- kehidupan manusia yang sedang mencari nilai moral bagi pembacanya. Sastra selalu jalan keluar yang bijak atas permasalahan menampilkan gambaran hidup dan hidup yang dialami. Dengan demikian kehidupan itu sendiri, yang merupakan secara tidak langsung penggunaan novel ini kenyataan sosial. Dalam hal ini, kehidupan sebagai media pembelajaran sastra oleh tersebut akan mencakup hubungan antar siswa akan mendapat dua manfaat yang masyarakat dengan orang seorang, antar sangat berharga, dimana siswa bukan hanya manusia, manusia dengan Tuhan-Nya, dan akan mempelajari tentang sastra namun antar peristiwa yang terjadi dalam batin mereka akan mendapatkan pembelajaran seseorang. Novel Pudarnya Pesona agama yang baik terhadap kepribadian nya Cleopatra merupakan sebuah novel Islami kelak. sekaligus novel pembangun jiwa yang di dalamnya terkandung ajaran agama yang TINJAUAN PUSTAKA terbungkus rapi tanpa meninggalkan segi 1. Pengertian Kemampuan keestetikanya. Kisah cinta yang indah Setiap orang tentu memiliki dibangun jauh dari kevulgaran dan kemampuan yang berbeda baik itu melihat, keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang mendengar terdalam sebagai alat dakwah terbungkus maupun merasakan. Manusia tentunya secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral memiliki kemampuan yang berbeda-beda. yang tidak menggurui. Tema/bahan pokok Hal ini disebabkan karena setiap orang karangannya yang bermanfaat bagi memiliki pola pikir dan tingkat kecerdasan penyempurnaan manusia yaitu tema cinta yang tidak sama.Menurut Kamus Besar dalam arti luas. Seperti yang terlihat dari Bahasa Indonesia (1997:357) kemampuan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |85 adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, indikatornya dapat dipercayai, hormat, kekayaan. Dengan demikian dapat cinta, kasing sayang, peka terhadap perasan disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesulitan orang sehingga dapat dibantu, kesanggupan seseorang dalam melakukan tidak egois atau mau menang sendiri sesuatu aktivitas. Kemampuan siswa dalam terhadap pendapat atau tidak peduli kepada menyelesaikan masalah yang dihadapi orang lain kecuali pedul;i pada kepentingan tergantung pada individunya masing- dirinya sendir. Di samping setiap orang masing. harus baik hati, ramah, adil, dan murah hati yang ditunjukkan dengan sikap pemberi 2. Hakikat Nilai uang, makanan, dan segala benda yang Setiap karya sastra baik yang berharga untuk kehidupan manusia. Nilai tradisional yang modern memiliki adalah suatu penetapan atau suatu kualitas kandungan nilai-nilai (Ratna, 2009). Secara yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau garis besar nilai dibagi menjadi dua minat. Sehingga nilai merupakan suatu kelompok yaitu nilai-nilai nurani (values of otoritas ukuran subjek yang menilai, dalam being) dan nilai-nilai memberi (values of artian di dalam koridor keumuman dan giving) (Zaim, 2009: 7). Nilai-nilai nurani kelaziman dalam batas-batas tertentu yang adalah nilai yang ada dalam diri manusia pantas bagi pandangan individu dan kemudian berkembang menjadi perilaku sekelilingnya serta cara kita memperlakukan orang lain. Nilai adalah suatu tipe kepercayaan Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani yang berada dalam ruang lingkup sistem adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, kepercayaan. Seseorang harus bertindak keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, atau menghindari suatu tindakan, atau kemurnian, dan kesesuaian. mengenai sesuatu yang pantas atau tidak Manusia harus memperhatikan nilai pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercaya positif dan negatif yang terdapat dalam (Mawardi, 2009: 16). Sidi Gazalba karya manusia. Karya sastra berbentuk mengartikan nilai adalah sesuatu yang novel picisan memiliki nilai yang tida bersifat abstrak dan ideal. Nilai bukan sesuai dengan undang-undang sistem konkrit, bukan fakta, tidak hanya sekedar pendidikan nasional yang berkarakter soal penghayatan yang dikehendaki dan bangsa Indonesia. Pada umumnya nilai tidak dikehendaki, yang disenangi dan yang yang diharapkan dalam novel yang sesuai tidak disenangi. Nilai itu terletak antara dengan prinsip pendidikan bangsa hubungan subjek dan objek. Seperti garam, Indonesia yaitu nilai kejujuran yang emas. Tuhan itu tidak bernilai bila tidak ada

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |86 subjek yang menilai. Garam menjadi berarti individual dan personal. Kehadiran unsur setelah ada orang yang membutuhkan, religi dalam sastra adalah sebuah emas menjadi berharga setelah ada orang keberadaan sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, yang mencari perhiasan, dan Tuhan akan 2005: 326). Semi (1993: 21) menyatakan, menjadi berarti setelah ada makhluk yang agama merupakan kunci sejarah, kita batu membutuhkannya. Nilai itu dapat terletak memahami jiwa suatu masyarakat bila kita pada barang (objek), nilai ketuhanan karena memahami agamanya. Semi (1993: 21) dalam zat Tuhan terdapat sesuatu yang juga menambahkan, kita tidak mengerti sangat berguna bagi pertahan untuk hidup hasil-hasil kebudayaanya, kecuali bila kita manusia secara vital misalnya makanan paham akan kepercayaan atau agama yang pokok, tempat tinggal. Nilai juga terdapat mengilhaminya. Religi lebih pada hati, pada bentuk barang bersifat keindahan nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. lainnya yang sangat berharga bagi manusia. Dari beberapa pendapat tersebut dapat Nilai juga terdapat pada kebaikan yang disimpulkan bahwa Nilai religius yang bersifat batin seseorang. merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan 3. Nilai Religius atau keyakinan manusia. Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam 4. Pengertian Sastra lubuk hati manusia sebagai human nature. Dalam bahasa Indonesia dikenal Religi tidak hanya menyangkut segi istilah “kesusastraan” kata kesusastraan kehidupan secara lahiriah melainkan juga merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan menyangkut keseluruhan diri pribadi susastra. Kata susastra berasal dari bentuk manusia secara total dalam integrasinya su + sastra. Kata satra berasal dari bahasa hubungan ke dalam keesaan Tuhan. Nilai- Sanksekerta yaitu berasal dari akar kata sas nilai religius bertujuan untuk mendidik agar yang dalam kata kerja turunan berarti manusia lebih baik menurut tuntunan “mengarahkan, mengajar, memberi agama dan selalu ingat kepada Tuhan. petunjuk, atau intruksi”, sedangkan akhiran Nilai-nilai religius yang terkandung dalam tra menunjukkan “alat, sarana”. Kata sastra karya sastra dimaksudkan agar penikmat dapat diartikan sebagai alat untuk karya tersebut mendapatkan renungan- mengajar, buku petunjuk, buku intruksi, renungan batin dalam kehidupan yang atau pengajaran. Awalan su- pada kata bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai- susastra berarti “baik, indah” sehingga nilai religius dalam sastra bersifat susastra berarti alat mengajar, buku

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |87 petunjuk, buku intruksi, atau pengajaran pandangan dan bentuk yang mempesona. yang baik dan indah. Kata susastra Sedangkan pendapat para ahli lain merupakan ciptaan Jawa atau Melayu mengenai pengertian sastra dinyatakan, karena kata susastra tidak terdapat dalam “Sastra adalah bahasa dalam karya tulis bahasa Sanksekerta dan Jawa Kuno. yang mampu menggetarkan jiwa, indah, Konfiks ke-an dalam bahasa Indonesia tulisan/huruf” (Kamus lengkap bahasa menunjukkan pada “kumpulan” atau “hal Indonesia besar, 1997:473). Dengan yang berhubungan dengan”. Secara semikian, dapat disimpulkan bahwa sastra etimologis istilah kesusastraan dapat adalah sebuah karya seni yang buat diartikan sebagai kumpulan atau hal yang berdasarkan ungkapan manusia, baik itu berhubungan dengan alat untuk mengajar, ungkapan perasaan, ide maupun pemikiran buku petunjuk, buku intruksi atau yang dimuat melalui bentuk tulisan. pengajaran, yang baik dan indah. Bagian “baik dan indah” dalam pengertian 5. Pengertian Novel kesusastraan menunjuk pada isi yang Roman dan novel adalah dua istilah disampaikan (hal- hal yang baik; dalam karya sastra yang sangat sulit untuk menyarankan pada hal yang baik) maupun dibedakan. Sebab roman adalah karya menunjuk pada alat untuk menyampaikan, sastra yang berbentuk prosa yang baru yaitu bahasa (sesuatu yang disampaikan dikenal dalam sejarah kesusastraan dengan bahasa yang indah). Banyak Indonesia. Roman atau novel baru dikenal batasan mengenai pengertian sastra, antara di Indonesia sejak abad XX. Roman atau lain (1) sastra adalah seni; (2) sastra adalah novel tersebut muncul sebagai pengganti ungkapan spontan dari perasaan yang dari karya sastra lama seperti hikayat yang mendalam; (3) sastra adalah ekspresi mulai lenyap atau punah pada zaman pikiran dalam bahasa, sedang yang peralihan kesusastraan lama kesusastraan dimaksud dengan pikiran adalah baru Istilah novel sama dengan istilah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, roman. Kata novel itu sendiri berasal dari dan semua kegiatanmental manusia; (4) bahasa Italia yang kemudian berkembang sastra adalah inspirasi kehidupan yang di Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan dimaterikan (diwujudkan) dalam sebuah istilah roman berasal dari genre romance bentuk keindahan; (5) sastra adalah semua dari abad pertengahan yang merupakan buku yang memuat perasaan kemanusiaan cerita panjang tetang kepahlawanan dan yang mendalam dan kekuatan moral percintaan. Istilah roman berkembang di dengan sentuhan kesucian kebebasan Jerman, Belanda, Perancis, dan bagian-

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |88 bagian Eropa Daratan lainnya. Berdasarkan masyarakat. Dalam menyampaikan ide, asal-usul istilah tadi memang ada sedikit gagasan atau pikirannya tersebut setiap perbedaan antara roman dengan novel yaitu pengarang mempunyai atau dari segi bentuknya, novel lebih pendek mengemukakan masalah yang berbeda- dari roman, akan tetapi ukuran luas cerita beda, sesuai dengan maksud dan keinginan hampir sama. Untuk lebih jelas tentang dari seorang pengarang tersebut. Novel pengertian novel, maka berikut ini dikutip dapat dibagi atas tiga golongan, antara lain beberapa pendapat ahli sebagai berikut: sebagai berikut:. Novel percintaan;. Novel “Istilah novel dalam bahasa Indonesia biografi berdasarkan riwayayat hidup berasal dari istilah novel dalam bahasa seseorang seperti Sejuta Langkah Suluh Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam karya Clara Ng berdasarkan fakta Merry bahasa Inggris berasal dari bahasa Itali, Riana pada kurun waktu tahun 2002. Novel yaitu novella (yang dalam bahasa Jerman fantasi adalah novel yang mengisahkan novelle. Novella diartikan sebuah barang kejadian supermen, bionic woman, dan baru yang kecil, kemudian diartikan sebagainya. sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa”. Abrams (dalam Antilan Purba, 2001:63). 7. Unsur-Unsur Pembentuk Novel Sedangkan pendapat lain mengenai Novel merupakan totalitas peristiwa pengertian novel mengatakan sebagai kehidupan manusia sebagai tokoh cerita berikut: “Novel berasal dari kata Latin, yang bersifat artistik. Novel mempunyai yaitu noveltus yang diturunkan dari kata episode-episode bisa disamakan dengan novies yang berarti baru. Dikatakan baru bab yang saling berkaitan sarana cerita. karena kalau dibandingkan dengan jenis Fakta cerita terdiri atas tokoh, plot, atau sastra lainnya seperti puisi dan drama”. alur dan setting atau latar. Sarana cerita meliputi hal-hal yang dimanfaatkan oleh 6. Jenis- Jenis Novel pengarang dalam memilih dan menata Seorang pengarang dalam detail-detail cerita, seperti unsur judul, menyusun karya atau ceritanya harus sudut pandang, gaya bahasa, nada, dan berpedoman pada unsur-unsur yang sebagainya. Novel itu mempunyai unsur terkandung pada sebuah novel. Hal tersebut intrinsik seperti penokohan/ perwatakan, dilakukan sesuai dengan bagaimana cara plot, alur, latar, tema, sudut pandang, dan pengarang dalam mengapresiasikan ide, gaya bahasa. Unsur intinsik adalah unsur- gagasan atau pikirannya untuk unsur yang mutlak membentuk wacana memperlihatkan hal- hal yang terjadi pada narasi sebagai kisah-kisah yang diatur

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |89 dalam seting dan tokoh cerita yang berisi PBSID Semester I STKIP BBG Tahun pokok persoalan yang berklimaks. Sebuah Ajaran 2017-2018 novel akan terwujud dengan baik jika antar Populasi menurut Arikunto unsur intrinsik saling terkait dan terpadu. (2010:173) bahwa “Populasi adalah Jadi unsur-unsur intrinsik yang akan diteliti keseluruhan subjek penelitian”. Apabila lebih dulu lalu kemudian bisa diteliti unsur seseorang ingin meneliti sebuah wilayah ekstrinsinya seperti nilai religius dalam penelitian, maka penelitiannya merupakan novel Pudarnya Pesona Cleo Patra karya populasi. Studi atau penelitiannya juga Habiburrahman El Shirazy. disebut studi populasi. Berdasarkan hal tersebut maka populasi penelitian ini adalah METODE PENELITIAN keseluruhan dari Mahasiswa PBSID Desain penelitian dalam suatu Semester I STKIP BBG Tahun Ajaran penelitian merupakan hal yang sangat 2017-2018 yang berjumlah 30 Mahasiswa. menentukan keberhasilan penelitian. Desain penelitian merupakan semua proses 1. Variabel dan Indikator yang diperlukan dalam perencanaan dan Variabel adalah sifat yang dimiliki pelaksanaan dalam suatu penelitian. oleh sekelompok populasi yang akan Adapun desain penelitian yang dilakukan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan dalam penelitian ini adalah dengan satu variabel yaitu variabel bebas. Adapun menggunakan desain penelitian deskriptif. variabel dalam penelitian ini adalah: tes Penelitian deskrptif adalah penelitian yang kemampuan menentukan nilai-nilai religius tertuju pada pemecahan masalah yang ada dalam novel “Pudarnya Pesona pada masa sekarang. Dilakukan dengan Cleopatra” karya Habiburrahman El jalan pengumpulan data, menyusun atau Shirazy.Indikator, Indikator adalah sifat- mengklasifikasikannya, menganalisis dan sifat yang dimiliki oleh setiap variabel menginterpretasikannya. Berdasarkan penelitian. Adapun fungsi dari indikator pendapat di atas peneliti mengambil adalah untuk memperjelas variabel yang kesimpulan bahwa metode penelitian ini akan diteliti. Indikator dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode adalah: skor tes kemampuan menentukan ini digunakan untuk mendeskripsikan nilai-nilai religius dalam novel “Pudarnya secara sistematis kemampuan siswa Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman menentukan nilai-nilai religius dalam novel El Shirazy. “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Instrumen penelitian, merupakan Habiburrahman El Shirazy oleh Mahasiswa alat bantu yang digunakan untuk menjaring

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |90 data penelitian berkaitan dengan hal ini, Setelah data yang diperoleh melalui Arikunto (2010:203) mengemukakan, alat pengumpul data, kemudian data “Instrumen penelitian merupakan alat bantu tersebut di analisis dengan menggunakan bagi peneliti dalam mengumpulkan data”. teknik analisis data tes. Dalam Dengan demikian, bahan yang digunakan menganalisis data-data tersebut langkah- sebagai alat pengumpul data dinamakan langkah yang digunakan adalah sebagai instrumen penelitian. Dari instrumen berikut: penelitian tersebut, maka data dapat Mentabulasi data tes dikumpulkan untuk kemudian dianalisa dan Menghitung mean dan standar deviasi dideskripsikan. Adapun instrumen dengan rumus: 푋 penelitian dalam penelitian ini adalah tes 푀푒푎푛 = 푁 dalam bentuk essay. Alat pengumpulan 푥2 푥 2 data, merupakan langkah-langkah yang 푆퐷 = − 푁 푁 2 memegang peranan penting dalam kegiatan penelitian. Pengolahan data yang Keterangan: terorganisasi akan memudahkan penelitian M= nilai rata-rata; N= jumlah sampel; ;X= 2 dalam mengolah data- data yang telah skor; SD= standar deviasi; N=jumlah; N = 2 terkumpul. Dengan demikian, data dalam kuadrat sampel; X = kuadrat skor suatu penelitian digunakan alat yang Menghitung nilai akhir siswa dinamakan alat pengumpul data. Setelah dengan kriteria penilaian dalam penelitian data-data yang diperlukan tersebut ini adalah sebagai berikut:Apabila siswa terkumpul kemudian diolah dan dianalisis yang mendapat nilai 6 keatas lebih dari untuk membuktikan anggapan dasar yang 60%, maka siswa tersebut dianggapmampu telah ditentukan sebelumnya. Alat menentukan nilai-nilai religius dalam novel pengumpulan data yang dipergunakan “pudarnya pesona cleopatra” karya dalam penelitian ini adalah tes kemampuan habiburrahman El Shirazy; apabila siswa menganalisis nilai-nilai religius dalam yang mendapat nilai 6 keatas kurang dari novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya 60%, maka siswa dianggap belum mampu Habiburrahman El Shirazy. Tes dirancang menentukan nilai-nilai religius dalam novel untuk ditujukan kepada siswa atau sampel “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya penelitian. Habiburrahman El Shirazy.

2. Teknik Analisis Data

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |91

HASIL DAN PEMBAHASAN 13903 8992 =  Setelah data-data yang diperlukan 60 602 melalui tes kemampuan menentukn nilai- = 7,22 SD = 2,69 nilai religius pada novel "pudarnya pesona Siswa yang mendapat nilai 6 (enam) Cleopatra" karya Habiburrahman El ke atas adalah sebanyak 30 orang Shirazy oleh Mahasiswa PBSID Semester I mahasiswa atau 70%. Mahasiswa PBSID STKIP BBG Tahun Ajaran 2017-2018, Semester I STKIP BBG Tahun Ajaran maka langkah selanjutnya adalah mengolah 2017-2018 dalam tes kemampuan data-data tersebut. Tujuan pengolahan yang menentukan nilai-nilai religius pda novel dilakukan adalah untuk memperoleh Pudarnya Pesona Cleopatra karya gambaran tentang kemampuan menentukan Habiburrahman El Shirazy diketahui. nilai religius pada novel pudarnya pesona Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai Cleopatra yang menjadi objek penelitian. kurang dari 6 (enam) adalah sebanyak 18 Di dalam melakukan pengolahan tersebut orang atau 30%. harus sesuai dengan prosedur dan langkah- Sesuai dengan kriteria penelitian langkah yang telah ditetapkan pada bab yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu selanjutnya.Setelah diketahuinya jumlah siswa dianggap mampu menentukan nilai- skor dan kuadrat skor dari tes kemampuan nilai religius pada novel Pudarnya Pesona menganalisis nilai-nilai religius pada novel Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy ‟Pudarnya Pesona Cleopatra” karya dengan baik apabila siswa yang mendapat Habiburrahman El Shirazy, maka langkah nilai di atas 6 (enam) dengan persentasi di selanjutnya dapat dilakukan perhitungan atas 60%, maka dapat dikatakan Mahasiswa maen dan standar deviasi sebagai berikut: PBSID Semester I STKIP BBG Tahun Menghitung Mean: perhitungan maen, Ajaran 2017-2018 telah mampu dan rumus yang digunakan adalah sebagai berhasil dalam menentukan nilai-nilai berikut: religius pada novel Pudarnya Pesona 푥 Mean = = 899 : 60 = 14,98 푁 Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy Menghitung Standar Deviasi dengan baik karena 70% siswa mendapat Dalam melakukan perhitungan nilai di atas 6 (enam). standar deviasi, rumus yang digunakan Pembahasan penelitian dapat dilihat adalah sebagai berikut: berdasarkan rincian di bawah ini dapat 푥2 푥 2 tergambar dalam paragraf berikut. Nilai 푆퐷 = − 푁 푁 2 tertinggi yang didapat Mahasiswa PBSID

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |92

Semester I STKIP BBG Tahun Ajaran melakukan penelitian ini Mahasiswa 2017-2018 untuk tes kemampuan PBSID Semester I STKIP BBG Tahun menentukan novel Pudarnya Pesona Ajaran 2017-2018 bukan hanya dapat Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy menentukan nilai religius yang terdapat adalah 8 (delapan). Siswa dia menunjukkan pada novel tersebut, namun siswa juga kalimat uraian tentang religius mengenai mendapat pembelajaran akan nilai-nilai perihal kegiatan solat, tradisi berdoa yang dapat menjadi acuan dan pedoman sewaktu kematian dengan ucapan ayat Al dalam kehidupan yang baik bagi mereka. Quran. Nilai terendah yang didapkan Mahasiswa PBSID Semester I STKIP BBG SIMPULAN Tahun Ajaran 2017-2018 untuk tes Berdasarkan hasil pembahasan dari kemampuan menentukan nilai-nilai religius tes kemampuan menentukan nilai-nilai pada novel Pudarnya Pesona Cleopatra religius pada novel ‟Pudarnya Pesona karya Habiburrahman El Shirazy adalah 1 Cleopatra” karya Habiburrahman El (satu). Uraian kalimat tentang yang Shirazy, maka dapat disimpulkan bahwa. berkaitan dengan kegiatan agama Islam Kemampuan Mahasiswa PBSID Semester I hanya beberapa yang dituliskan siswa STKIP BBG Tahun Ajaran 2017-2018 dalam lembar jawaban. Sedangkan nilai untuk tes kemampuan menentukan nilai- rata-rata siswa untuk tes kemampuan nilai religius pada novel Pudarnya Pesona menentukan nilai-nilai religius pada novel Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy Pudarnya Pesona Cleopatra karya telah dapat dan berhasil dilakukan. Hal ini Habiburrahman El Shirazy adalah 6,06. terbukti dari hasil penelitian yang Jawabannya kurang berkaitan dengan dilakukan, yaitu siswa yang mendapat nilai kegiatan agama Islam hanya beberapa yang 6 ke atas sebanyak 22 orang siswa atau dituliskan siswa dalam lembar jawaban 70%, sedangkan siswa yang mendapat nilai yang sesuai dengan kunci jawaban. Setelah kurang dari 6 sebanyak 8 orang atau 30%.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |93

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasbullah, 1996. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (edisi revisi). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kamus,1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya : Kartika.

Purba Antilan, 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan : USU Press.

Ali, Muhammad, 1992. Penelitian Pendidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung; Angkasa.

Darmono, Sapardi Djoko. 2003. “Kita dan Sastra Dunia”. Dalam www.mizan.com. diakses pada tanggal 12 Januari 2015.

Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stlistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradopo, Rachmad Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |94

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARYA ILMIAH MAHASISWA BAHASA INDONESIA STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

Rika Kustina STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ejaan kesalahan pemakaian huruf yang terdiri dari (1) kesalahan pemakaian huruf kapital, (2) kesalahan pemakaian huruf miring, dan (3) kesalahan pemakaian huruf tebal pada skripsi mahasiswa prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Sumber data penelitian ini adalah tujuh skripsi mahasiswa PBSID tahun 2016, yaitu skripsi A, skripsi B, skripsi C, skripsi D, skripsi E, skripsi F, dan skripsi G. Data penelitian ini adalah kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa PBSID. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penggumpulan data dilakukan dengan teknik membaca dan mencacat. Instrumen penelitian menggunakan kaidah ejaan Bahasa Indonesia. Selanjutnya, selah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis teks. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada tujuh skripsi mahasiswa PBSID tahun 2016 masih ditemukan kesalahan ejaan. jenis kesalahan ejaan yang sering dilakukan adalah kesalahan pemakaian huruf kapital. Hal ini dapat menjadi masukan pada mahasiswa yang akan menulis karya ilmiah agar dapat mempelajari Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) secara lebih mendalam.

Kata Kunci: Analisis, Kesalahan Ejaan, Skripsi Mahasiswa

Abstract This study aims to describe the usage of letters spelling mistakes which consists of (1) errors of the wearing of capital letters, (2) usage of italics errors, and (3) bold usage errors in student thesis status PBSID STKIP Bina Getsempena Banda Aceh. Data source this study is a seven year 2016 PBSID student thesis, namely A thesis, thesis, thesis a B C, D E thesis, thesis, thesis and thesis F, g. Research Data this is a misspelling on a student thesis PBSID. This type of research uses descriptive qualitative approach. The collection data is done with the techniques of reading and mencacat. Review of the instrument using kaidah spelling Bahasa Indonesia. In addition, the accumulated data is analyzed with established techniques analysis of the text. Review of the results can be concluded that PBSID students at seven year 2016 skripsi still found misspellings. types of misspellings is often done is offence application of capital letters. This can be input on the students who will write scholarly works in order to learn Spelling Bahasa Indonesia (EBI) in deeper.

Keywords: Analysis, Misspellings, Skripsi Students

PENDAHULUAN adalah kaidah Ejaan Bahasa Indonesia Komunikasi dapat dilakukan secara (EBI). Namun, pada kenyataannya banyak lisan dan dapat juga dilakukan secara penulis yang mengabaikan kaidah-kaidah tertulis. Dalam berbahasa tulis yang baik penulisan ketika menulis. Misalnya, dan benar akan senantiasa memperhatikan kesalahan pemakaian huruf kapital yang masih kaidah atau norma penulisan. Salah satunya banyak ditemukan. Oleh karena itu,

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |95 penelitian ini dilakukan untuk mengetahui memahami dan mencerna informasi yang tingkat kesalahan pemakaian huruf pada disampaikan secara tertulis. Kaidah ejaan skripsi mahasiswa prodi PBSID. terbagi menjadi tiga aspek, yaitu pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda KAJIAN PUSTAKA baca. Namun, penelitian ini hanya terfokus 1. Pengertian Ejaan pada satu aspek yaitu pemakaian huruf saja. Ejaan merupakan suatu unsur pembangun dalam bahasa. Menurut 3. Pemakaian Huruf Badudu (1980:31), ejaan adalah Pemakaian huruf terbagi menjadi perlambangan fonem dengan huruf. Ejaan tiga aspek, yaitu pemakaian huruf kapital, adalah suatu sistem atau aturan huruf miring, dan huruf tebal. perlambangan bunyi bahasa dengan huruf, aturan menuliskan kata-kata dengan cara METODE PENELITIAN mempergunakan tanda baca (Kridalaksana, 1. Pendekatan Penelitian 1975:39). Pada penelitian ini, penulis Menurut Tarigan, ejaan adalah cara menggunakan pendekatan kualitatif. atau aturan menulis kata-kata dengan huruf Sumber data penelitian ini adalah skripsi menurut disiplin ilmu bahasa (1984:2). mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Ejaan turut menentukan kebakuan dan Indonesia dan Daerah STKIP Bina Bangsa ketidakbakuan kalimat. Karena ejaannya Getsempena. Skripsi tersebut dibatasi pada benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku skripsi yang disusun mahasiswa PBSID dank arena ejaannya salah, sebuah kalimat STKIP Bina Bangsa Getsempena pada dapat menjadi tidak baku (Sabarianto, tahun ajaran 2016 yang berjumlah 7 buah. 2001:90). Nama skripsi tersebut diganti dengan kode A, B, C, D, E, F, dan G yang terdiri dari 2. Fungsi Ejaan dari tujuh skripsi. Teknik pengumpulan Azwardi (2008:15) menyatakan data dalam penelitian ini menggunakan fungsi ejaan adalah sebagai landasan teknik baca. Teknik baca yang dilakukan pembakuan tata bahasa, landasan adalah membaca secara berulang dan pembakuan kosa kata dan peristilahan, dan cermat skripsi mahasiswa yang telah juga sebagai alat penyaring masuknya dipilih. Teknik selanjutnya yang dilakukan unsur- unsur bahasa lain ke dalam bahasa dalam penelitian ini adalah teknik catat. Indonesia. Selain itu, secara praktis, ejaan Taknik catat ini digunakan untuk berfungsi untuk membantu pembaca dalam mengungkapkan suatu permasalahan yang

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |96 terdapat dalam suatu bacaan atau wacana kapital pada awal kalimat dan diakhiri (Sudaryanto, 1999: 41). dengan intonasi final dengan tanda titik (.). Pada kata Memenuhi dan Gelar seharusnya HASIL DAN PEMBAHASAN juga tidak menggunakan huruf kapital 1. Hasil Penelitian karena kata tersebut tidak terletak di awal Hasil penelitian yang akan disajikan kalimat dan tidak sesuai dengan kaidah adalah berupa analisis kesalahan karya Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). ilmiah pada skripsi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Data 2 Daerah STKIP Bina Bangsa Getsempena Kesalahan Banda Aceh. Jenis kesalahan ejaan yang ROMI ROMIKA (A) diteliti adalah kesalahan pemakain huruf Pembetulan meliputi, pemakaian huruf kapital, Romi Romika pemakaian huruf miring, dan pemakaian Pada data (2) penulisan nama orang huruf tebal. tidak tepat, seharusnya berdasarkan kaidah ejaan penulisan nama orang tidak 1) Pemakaian Huruf menggunakan huruf kapital secara Pemakaian huruf dalam kaidah keseluruhan tetapi, hanya menggunakan ejaan terbagi tiga yaitu pemakaian huruf huruf kapital pada awal suku katanya saja. kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Penulisan yang tepat adalah Romi Romika (A/2016). (1) Pemakaian Huruf Kapital Data 1 Data 3 Kesalahan Kesalahan Diajukan untuk melengkapi tugas dan … terbentuk dari kata novus yang berarti Memenuhi syarat guna memperoleh Gelar baru atau new dalam bahasa inggris. sarjana pendidikan (A) (B/2016:2) Kata yang digarisbawahi di atas Pada data (3) huruf i pada kata tidak tepat karena huruf awal pada kata Inggris seharusnya menggunakan huruf tersebut menggunakan huruf kapital. Pada kapital karena kata Inggris merupakan kata diajukan seharusnya tidak diawali nama suku, bangsa, dan bahasa yang huruf kapital karena pernyataan di atas seharusnya menggunakan huruf kapital. merupakan bukan kalimat. Sebuah kalimat Penulisan yang tepat adalah … terbentuk ditandai dengan menggunakan huruf

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |97 dari kata novus yang berarti baru atau new Pada data (6) huruf e pada kata dalam bahasa Inggris. (B/2016:2). eksistensi seharusnya tidak menggunakan huruf kapital karena kata eksistensi terletak Data 4 di tengah kalimat. Dengan demikian ejaan Kesalahan yang tepat pada kalimat (6) adalah Oleh Pak maksum dan keluarga bertambah karena itu, eksistensi bahasa tidak hanya simpati dan sayang sama Badruddin dipengaruhi oleh jumlah penutur…. (B/2016:30) (F/2016:41) Pada data (4) huruf m pada kata maksum seharusnya menggunakan huruf Data 7 kapital karena kata maksum merupakan Kesalahan nama orang yang seharusnya menggunakan dengan 13 responden memilih jawaban huruf kapital pada huruf pertama unsur perlu dan tidak ada responden yang nama orang. Penulisan yang tepat adalah menjawab kurang perlu…” (F/2016:44) Pak Maksum dan keluarga bertambah Pada data (7) huruf d pada kata simpati dan sayang sama Badruddin dengan seharusnya memakai huruf kapital (B/2016:30) karena huruf d pada kata dengan adalah huruf pertama kata pada awal kalimat. Data 5 Dengan demikian, ejaan yang sesuai Kesalahan dengan kalimat (4) adalah Dengan 13 Pukul: 09:53 wib responden memilih jawaban perlu dan Pada data (5) penulisan kata wib tidak ada responden yang menjawab seharusnya menggunakan huruf kapital. kurang perlu… (F/2016:44) Kata wib merupakan sebuah singkatan dari Waktu Indonesia Barat (WIB) yang (2) Pemakaian Huruf Miring seharusnya ditulis dengan huruf kapital Berikut akan dipaparkan temuan pada huruf awal setiap kata. Penulisan yang kesalahan pemakaian huruf miring pada tepat adalah Pukul: 09:53 WIB. skripsi mahasiswa PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempna Banda Aceh. Data 6 Kesalahan Data 1 Oleh karena itu, Eksistensi bahasa tidak Kesalahan hanya dipengaruhi oleh jumlah penutur….(F/2016:41)

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |98

Kedua, nilai merupakan kenyataan- Nilai agama yang terkandung dalam kenyataan ditinjau dari ontology, ... kalimat di atas adalah nilai aqidah, kata (B/2016:12) aqidah berasal dari Bahasa Arab, yaitu Pada data (1) penulisan kata aqada-yakidu, aqdan yang artinya ontology seharusnya ditulis dengan huruf mengumpulkan atau mengokohkan. miring karena kata ontology merupakan (D/2016:46) ungkapan dalam bahasa Inggris yang Pada data (3) penulisan kata aqidah- berarti ontologi (cabang ilmu filsafat yang aqada-yakidu seharusnya ditulis dengan berhubungan dengan hakikat hidup). huruf miring karena kata aqidah-aqada- Dengan demikian, penulisan yang tepat yakidu merupakan ungkapan dalam bahasa pada kalimat tersebut adalah Kedua, nilai Arab. Penulisan yang tepat adalah Nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau agama yang terkandung dalam kalimat di dari ontology, ... (B/2016:12) atas adalah nilai aqidah, kata aqidah berasal dari bahasa Arab, yaitu aqada- Data 2 yakidu, aqdan yang artinya mengumpulkan Kesalahan atau mengokohkan. (D/2016:46) Bahkan menjurus ekstrim terungkap dalam sebuah Hadih Maja (pepatah Aceh): “ Data 4 Tukok jok tukok u, nabuet nabu! (pelepah Kesalahan enau pelepah kelapa, baru bisa makan kalau Untuk mengetahui nilai-nilai sosial yang ada kerja). (B/2016:35) terdapat dalam novel Syamsul dan Pada data (2) penlisan ungkapan Badruddin Pemuda Desa Sukses di Ibukota “Tukok jok tukok u, nabuet nabu!” karya Sulaiman Daudy. (B/2016:5) seharusnya fitulis dengan huruf miring Pada data (4) penulisan judul buku karena ungkapan tersebut merupakan yang dikutip seharusnya ditulis dengan ungkapan dalam bahasa daerah Aceh yang huruf miring. Penulisan yang tepat adalah berarti “Pelepah enau atau pelepah kelapa, Untuk mengetahui nilai-nilai sosial yang baru bisa dimakan kalau ada kerja”. terdapat dalam novel Syamsul dan Penulisan yang tepat adalah Tukok jok Badruddin Pemuda Desa Sukses di Ibukota tukok u, nabuet nabu!. karya Sulaiman Daudy. (B/2016:5)

Data 3 (3) Pemakaian Huruf Tebal Kesalahan Berikut akan dipaparkan temuan kesalahan pemakaian huruf miring pada

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |99 skripsi mahasiswa PBSID STKIP Bina adalah Adapun judul skripsi ini adalah Bangsa Getsempna Banda Aceh. Efektivitas Model Pembelajaran SAVI dalam Analisis Kohesi dan Koherensi Teks Data 1 Cerita Ulang Siswa di Kelas XI SMA Kesalahan Negeri 4 Banda Aceh”. (G/2016:vii). Berdasrkan latar belakang masalah di atas penulis bermaksud menganalisis nilai sosial 2. Pembahasan politik dalam novel tersebut dengan judul 1) Pemakaian Huruf Analisis Nilai Sosial Politik dalam Novel Pemakaian huruf terbagi tiga, yaitu Syamsul dan Badruddin Pemuda Desa pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan Sukses di Ibukota Karya Sulaiman huruf tebal. Kesalahan pemakaian huruf Daudy. (B/2016:4) kapital pada penulisan skripsi adalah salah Pada data (1) penulisan judul buku satu bentuk kesalahan ejaan. Pada yang dikuti seharusnya ditulis dengan huruf penulisan karya ilmiah seperti skripsi, miring bukan huruf tebal. Penulisan yang penulis dituntut benar-benar memahami tepat adalah Berdasrkan latar belakang kaidah ejaan. Namun, setelah dilakukan masalah di atas penulis bermaksud penelitian penulis masih banyak menganalisis nilai sosial politik dalam menemukan kesalahan pemakaian huruf novel tersebut dengan judul Analisis Nilai kapital pada penulisan skripsi mahasiswa Sosial Politik dalam Novel Syamsul dan prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Badruddin Pemuda Desa Sukses di Ibukota dan Daerah (PBSID) STKIP Bina Bangsa Karya Sulaiman Daudy. (B/2016:4) Getsempena Banda Aceh. Kesalahan ejaan tersebut seperti pada penulisan nama Data 2 orang, nama geografi, penulisan singkatan, Kesalahan penulisan judul dan sub judul, penulisan Adapun judul skripsi ini adalah “ huruf pertama pada awal kalimat, dan Efektivitas Model Pembelajaran SAVI penulisan huruf kapital di tengah-tengah dalam Analisis Kohesi dan Koherensi kalimat yang tidak sesuai dengan ketentuan Teks Cerita Ulang Siswa di Kelas XI kaidah Ejaan Bahasa Indinesia (EBI). SMA Negeri 4 Banda Aceh”. (G/2016:vii) Pada skripsi mahasiswa PBSID juga Pada data (2) penulisan judul skripsi ditemukan kesalahan pemakaian huruf dalam sebuah kalimat atau paragraf miring seperti penulisan judul buku yang seharusnya ditulis dengan huruf miring dikutip tidak dimiringkan tetapi bukan huruf tebal. Penulisan yang tepat menggunakan tamda petik yang tidak

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |100 sesuai dengan kaidah ejaan bahasa penulisan tersebut menggunakan huruf Indonesia. Selain itu, kesalahan pemakaian tebal. huruf miring juga sering ditemukan pada penulisan ungkapan bahasa asing seperti SIMPULAN pada kata new dalam bahasa Inggris yang Berdasarkan hasil penelitian dapat berarti baru atau pada penulisan dalam disimpulkan bahwa dari tujuh skripsi bahasa Arab assalamualaikum yang tidak mahasiswa prodi PBSID STKIP Bina dimiringkan. Bangsa Getsempena Banda Aceh terdapat Pemakaian huruf tebal juga 36 kesalahan penulisan huruf. Kesalahan ditemukan pada penulisan skripsi penulisan huruf terdiri dari tiga bagian mahasiswa PBSID seperti penulisan judul yaitu, penulisan huruf kapital terdapat 25 buku dalam paragraf yang seharusnya kesalahan, penulisan huruf miring terdapat ditulis dengan huruf miring namun pada 9 kesalahan, dan penulisan huruf tebal terdapat 2 kesalahan.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |101

DAFTAR PUSTAKA

Azwardi. 2008. Menulis ilmiah: Materi Kuliah Bahasa Indonesia Umum untuk Mahasiswa. Banda Aceh: Unsyiah.

Sabarianto, Dirgo. 2001. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya.

Tarigan, Hendry Guntur dan Djago Tarigan. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan. Hendry Guntur. 1984. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Fandayani, Vina. 2016. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dalam Gaya Bahasa pada Novel El- Mansiya Karya Zack Arya. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Jaya, Erman. 2016. Analisis Nilai Sosial dan Politik dalam Novel Syamsul dan Badaruddin Pemuda Desa Sukses di Ibu Kota Karya Sulaiman Daudy. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Lianur, Misna. 2016. Sikap Berbahasa Mahasiswa Penutur Bahasa Gayo Ragam Santai di Lingkungan STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Masrura. 2016. Analisis Nilai Sosial dalam Novel Cinta yang Ditelan Tsunami Karya Teta. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Romika, Romi. 2016. Analisis Nilai Edukatif dalam Novel “Galau dan Sajadah Hijau” Karya Muhammad Faisal. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Sinta, Mira. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran SAVI pada Materi Teks Cerita Ulang Siswa di Kelas XI SMA Negeri 4 Banda Aceh. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

S, Erlina. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Ekspalanasi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 10 Banda Aceh. Banda Aceh: STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |102

KEMAMPUAN SISWA KELAS XII SMAN 3 BANDA ACEH MENYIMPULKAN PESAN-PESAN DALAM GURINDAM DUA BELAS KARYA ALI HAJI

Iba Harliyana FKIP Universitas Malikussaleh Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini berkenaan dengan kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh dalam menyimpulkan pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas karya Ali Haji. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XII dalam menyimpulkan pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas. Sumber data penelitian ini adalah hasil jawaban siswa yang dinilai dari segi ketepatan menyimpulkan pesan- pesan dalam gurindam dua belas berdasarkan isi teks gurindam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantatif dengan teknik tes. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII yang berjumlah 160 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 siswa yang diambil secara acak atau disebut juga random sampling pada kelas XII IA 2 dan XII IA 3 SMA Negeri 3 Banda Aceh dalam menyimpulkan pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas Karya Ali Haji adalah 88 berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, siswa yang memperoleh nilai pada kategori sedang sebanyak 2 orang atau 6,25%, pada kategori baik sebanyak 11orang atau 34,37%, kategori sangat baik 15 orang atau 46,87%, dan sisinya 4 orang atau 12,5% berada pada kategori istimewa. Dengan demikian, kemampuan Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh menyimpulkan pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas karya Ali Haji tergolong dalam kategori sangat baik.

Kata kunci : Kemampuan Siswa, Gurindam, Pesan-pesan dalam Gurindam

Abstract This research deals with the ability of the students of class XII SMA Negeri 3 Banda Aceh in SMS concludes in Gurindam Dua Belas works Ali Haji. This study aims to describe the ability of the students of class XII in SMS concludes in Gurindam Dua Belas. Data source this study is the result of a student's answer was assessed in terms of the precision of the SMS concludes in gurindam dua belas based on text content couplets. The methods used in this research is descriptive method kuantatif with engineering test. The population of the research was to grade XII which amounted to 160 students. The number of samples in the study amounted to 32 students were taken randomly or also called random sampling in class XII IA 2 and XII IA 3 SMA Negeri 3 Banda Aceh in SMS concludes in Gurindam Dua Belas Works Ali Haji was 88 are in the category is very good. Based on the results of the study, students gain value in the category were as much as 2 people or 6.25%, in both categories as much as 11orang or 34.37% excellent 15 categories, or 46.87%, and sides 4 people or 12.5% are on category Special. Thus, the ability of the Students of class XII SMA Negeri 3 Banda Aceh SMS concludes in Gurindam Dua Belas works Ali Haji belongs to the category of very good.

Keywords: Students' Ability, Couplets, Messages in Couplets

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |103

PENDAHULUAN dasarnya yaitu; (1) membahas ciri-ciri dan Dalam konteks pembelajaran nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia, pengajaran bahasa gurindam, (2) menjelaskan keterkaitan Indonesia dikembalikan pada kedudukan dengan kehidupan sehari-hari (Depdiknas, yang sebenarnya, yaitu melatih siswa 2006:271). membaca, menulis, berbicara, mendengar, Gurindam adalah satu bentuk puisi dan mengapresiasi sastra. Tujuan Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap pengajaran bahasa Indonesia adalah melatih bait terdiri atas dua baris kalimat dengan siswa meningkatkan kemampuan berbahasa irama akhir yang sama, yang merupakan Indonesia, baik lisan maupun tulis satu kesatuan yang utuh. Baris pertama senyatanya. Atas dasar itu, pengajaran berisikan semacam soal, masalah atau bahasa Indonesia sebaiknya diisi oleh perjanjian pada baris pertama (Hendy, kegiatan melatih siswa membaca sebanyak- 1998:12). Gurindam yang terkenal adalah banyaknya, menulis sebanyak-banyaknya, Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji berdiskusi sebanyak-banyaknya, dan seorang sastrawan Melayu. Disebut mendengarkan sebanyak-banyaknya. Gurindam Dua Belas karena terdiri atas dua Dengan konsep itu, kelas bahasa Indonesia belas pasal. diisi oleh kegiatan aktif dan kreatif berbahasa Indonesia (Dawud, 2004:3). 1. Rumusan Masalah Secara umum, target akhir pembelajaran Masalah yang ingin dikaji dalam bahasa Indonesia di SMA berdasarkan penelitian ini adalah Bagaimanakah KTSP adalah setiap siswa terampil Kemampuan Siswa Kelas XII SMAN 3 berbahasa dan bersastra Indonesia. Banda Aceh menyimpulkan pesan-pesan Terampil berbahasa dan bersastra Indonesia dalam Gurindam Dua Belas Karya Ali berarti terampil mendengarkan, berbicara, Haji? membaca, menulis dan memiliki kemampuan untuk mengapresiasi karya 2. Tujuan Penelitian sastra (Suyono, 2007:5). Tujuan penelitian ini adalah untuk Berdasarkan kurikulum tingkat satuan mengetahui kemampuan siswa kelas XII pendidikan dalam pembelajaran bahasa SMA Negeri 3 Banda Aceh Menyimpulkan Indonesia di SMA kelas XII terdapat Pesan-Pesan dalam Gurindam Dua Belas standar kompetensi, yaitu berbicara Karya Ali Haji. mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama. Kompetensi

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |104

3. Manfaat Penelitian pendidikan, nasihat, adat istiadat, serta Manfaat penelitian ini bagi siswa ajaran-ajaran agama (Maryani, 2005:6). adalah dengan mempelajari Gurindam dapat menjadi tuntutan moral yang berbasis 2. Bentuk-bentuk Sastra agama, misalnya himbauan dan nasihat Berdasarkan bentuknya, sastra tentang ibadah, kewajiaban raja, kewajiban terbagi atas tiga golongan besar, yaitu anak, kewajiban orang tua, budi pekerti, prosa, drama, dan puisi. Prosa adalah jenis dan hidup bermasyarakat yang dapat karya sastra yang menggunakan bahasa dijadikan pedoman hidup. Penelitian ini yang panjang, bebas, dan rinci teknik juga menjadi pengetahuan, khususnya bagi pengungkapannya. Drama adalah karya peneliti, guru dan masyarakat umum. yang ditulis dalam bentuk percakapan (dialog) yang dipertunjukkan oleh tokoh- KAJIAN PUSTAKA tokoh di atas pentas. Puisi adalah bentuk 1. Pengertian Sastra kesusastraan yang menggunakan Kesusastraan berasal dari bahasa pengulangan suara sebagai ciri khasnya, Sanskerta sastra yang berarti “ teks yang atau puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya mengandung instruksi” atau “pedoman” dan penuh daya pikat, atau puisi adalah (Maryani, 2005:78). Dalam bahasa bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar- Indonesia, kata Sanskerta biasa digunakan benar diseleksi penentuannya secara ketat merujuk pada “kesusastraan” atau sebuah oleh penyair (Maryani, 2005:264). jenis tulisan yang memiliki arti atau Berdasarkan zamannya, puisi dapat keindahan tertentu. Kesusastraan juga dibagi menjadi puisi lama dan puisi baru. didefinisikan sebagai ilmu atau Puisi lama adalah puisi yang sifatnya masih pengetahuan tentang segala hal yang asli dan belum mendapat pengaruh dari bertalian dengan susastra. Kesusastraan di Barat. Puisi baru adalah puisi yang isi, Indonesia terbagi dalam dua zaman, yaitu bentuk, dan iramanya telah berubah dan zaman kesusastraan lama dan kesusastraan isinya pun lebih luas dan lebih lincah. baru. Masing-masing karya sastra tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Karya sastra 3. Jenis-Jenis Puisi Lama lama lahir pada zamannya. Masyarakat Karya sastra lama ditinjau dari segi pada waktu itu masih memegang adat bentuknya dapat dibedakan dalam beberapa istiadat yang berlaku di daerahnya. Karya jenis, yaitu sebagai berikut, yaitu pantun, sastra lama biasanya bersifat moral, mantra, hikayat, syair, talibun, karmina,

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |105 seloka, dan Gurindam (Kosasih dkk, gurindam mempunyai dua baris dalam 2004:251). serangkap atau beberapa baris dalam serangkap, jumlah perkataan sebaris tidak 4. Pengertian Gurindam tetap; jumlah suku kata tidak tetap; dan Gurindam adalah salah satu bentuk rima akhir tidak tetap (Hendy, 1998:32) puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat 6. Gurindam Dua Belas dengan irama akhir yang sama, yang Gurindam dua belas karya Ali Haji merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris adalah salah satu naskah Nusantara, pertama berisikan semacam soal, masalah tepatnya dari daerah Riau yang terkenal. atau perjanjian dan baris kedua barisikan Kumpulan Gurindam ini merupakan salah jawabannnya atau perjanjian pada baris satu bentuk syiar Raja Ali Haji. Beliau pertama (Hendy, 1998:12). Kata bermaksud memberikan tuntunan moral “gurindam” berasal dari bahasa Tamil yang yang berbasis agama pada rakyat melalui berarti “umpama/perumpamaan”. Sejalan karyanya, tanpa meninggalkan dengan itu, Suyono (2007:136) menyatakan keindahannya sebagai karya sastra. Gurindam adalah karya sastra Melayu Gurindam Dua Belas memberikan lama, dimana diksi atau pilihan katanya himbauan atau amanat tentang ibadah, pun menggunakan kata-kata yang biasa kewajiban raja, kewajiaban anak, dipakai pada saat itu, yang tentu berbeda kewajiban orang tua, budi pekerti, dan dengan diksi masa kini. Menurut Kamus hidup bermasyarakat yang dapat dijadikan Besar Bahasa Indonesia (2000:377) pedoman hidup orang banyak (Hendy, Gurindam adalah sajak dua baris yang 1998:15-18). mengandung petuah atau nasihat. Gurindam adalah perkataan bersajak pada 7. Sejarah Gurindam akhir pasangannya tetapi sempurna Gurindam berasal dari daerah Riau. perkataannya dengan satu pasangan saja Secara etimologi, kata Riau berasal dari (nyanyianbahasa.wordpress.com). bahasa , yaitu “rio” yang berarti “sungai” (Rukmi, 1998:8). Kata tersebut 5. Ciri-ciri Gurindam lama-kelamaan berubah menjadi Riau. Riau Sama halnya seperti jenis-jenis puisi sebagai pusat Kerajaan Melayu, terkenal lama yang lain mempunyai karakteristik dengan nama Bandar Rioh yang didirikan masing-masing. Begitu juga dengan oleh Sultan Ibrahim Syah dalam Gurindam, memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu;

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |106

Kemaharajaan Melayu antara tahun 1671- intelektual, kematangan emosional, 1682 (Rukmi, 1998:8). dan menulis); (4) Siswa memiliki disiplin dalam 8. Pengarang Gurindam Dua Belas berpikir dan berbahasa (berbicara dan Raja Ali Haji adalah pengarang dari menulis); sebuah karya yang sangat terkenal pada (5) Siswa mampu menikmati dan masanya, yaitu Gurindam Dua Belas. Raja memanfaatkan karya sastra untuk Ali Haji diperkirakan hidup antara tahun mengembangkan kepribadian, 1808-1873. Ia adalah seorang bangsawan. memperluas wawasan kehidupan, Ayahnya, Raja Ahmad, beliau seorang serta meningkatkan pengetahuan dan penasihat kerajaan dan ibunya, Encik kemampuan berbahasa; dan Humidah binti Panglima Selangor (Hendy, (6) Siswa menghargai dan 1998:27). membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan 9. Tujuan Pembelajaran Gurindam intelektual manusia Indonesia. di SMA/MA Sebelum penulis menjabarkan 10. Kaitan Keterampilan Berbicara tujuan pengajaran gurindam secara khusus, dengan Pembelajaran Gurindam terlebih dahulu menjabarkan tujuan Keterampilan berbicara adalah pengajaran Bahasa Indonesia secara umum suatu keterampilan berbahasa yang berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan berkembang pada kehidupan anak, yang Pendidikan (Depdiknas, 2006:6-7) yaitu; didahului oleh keterampilan menyimak, (1) Siswa menghargai dan dan pada masa tersebutlah kemampuan membanggakan bahasa Indonesia berbicara atau berujar dipelajari (Tarigan, sebagai bahasa persatuan (nasional), 1988:3). Berbicara sangat erat kaitannya dan bahasa negara; dengan perkembangan kosa kata yang (2) Siswa memahami bahasa Indonesia diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan dari segi bentuk, makna, dan fungsi, menyimak dan membaca. serta menggunakannya dengan tepat Kebelummatangan dalam perkembangan dan kreatif untuk bermacam-macam bahasa juga merupakan suatu tujuan, keperluan, dan keadaan; keterlambatan dalam kegiatan-kegiatan (3) Siswa memiliki kemampuan berbahasa (Greene & Petti dalam Tarigan, menggunakan bahasa Indonesia untuk 1988:4). meningkatkan kemampuan

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |107

Dalam pembelajaran gurindam juga diselidiki dari keseluruhan objek, dan juga diperlukan keterampilan berbicara. dapat disebutkan sebagian dari populasi Sebagaimana penulis ketahui bahwa dalam yang dianggap dapat mewakili populasi pembelajaran gurindam terdapat salah satu tersebut.” Teknik pengambilan sampel Kompetensi Dasar, yaitu menjelaskan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara keterkaitan gurindam dengan kehidupan random (acak) yang disebut random masa kini, dan yang menjadi kegiatan sampling. Sampel dalam penelitian ini pembelajarannya adalah menyimpulkan adalah siswa kelas XII IA 2 dan XII IA 3, pesan-pesan yang terdapat dalam tidak diambil semuanya karena gurindam, seperti judul penelitian yang keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. diangkat oleh penulis penelitian ini. Maka diambillah sampel sebesar 20%, yaitu 32 orang. METODE PENELITIAN Dalam proses pengumpulan data yang Penelitian ini menggunakan metode dilakukan oleh peneliti ada beberapa tahap, deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu; (1) membagikan teks Gurindam Dua digunakan untuk memperoleh gambaran Belas karya Ali Haji kepada masing- tentang tingkat kemampuan siswa kelas XII masing siswa, (2) meminta siswa membaca SMA Negeri 3 Banda Aceh dalam teks gurindam tersebut dan menyimpulkan menyimpulkan pesan-pesan yang terdapat pesan-pesan yang terdapat dalam Gurindam dalam Gurindam Dua Belas karya Ali Haji. Dua Belas karya Ali Haji sebagai tugas Prosedur pelaksanaannya, yaitu akhir, dengan waktu yang telah ditentukan, mengumpulkan data, mengolah dan yaitu 90 menit. Instrumen yang digunakan menganalisis data. dalam penelitian ini adalah tes, dengan Populasi penelitian ini adalah siswa jumlah soal delapan puluh butir. kelas XII SMAN 3 Banda Aceh yang Untuk memudahkan pengumpulan terdiri atas lima kelas dengan jumlah data dalam penelitian ini, penulis populasi seluruhnya adalah 160 orang. menetapkan klasifikasi nilai. Subjek penelitian ini tergolong Pengklasifikasian nilai tersebut dengan cara banyak. Oleh karena itu, dilakukan memberikan bobot nilai pada aspek yang penelitian sampel. Penetapan sampel dinilai. Adapun rincian aspek yang dinilai didasarkan pada pendapat Sutrisno Hadi dan bobot yang dinilai yang diberikan (dalam surakhmad, 1997:10), sampel adalah sebagai berikut. adalah “sebagian kecil objek yang

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |108

Tabel 1 Skor Penilaian Hasil Tes

No ASPEK PENILAIAN SKOR MAKSIMUM

1. Ketetapan menyimpulkan isi nasihat 1,22 atau pesan-pesan sesuai dengan isi teks gurindam Jumlah soal 82 butir dikalikan dengan 1,22 maka hasilnya 100,04. Dibulatkan menjadi 100.

JUMLAH 100

Sesuai dengan metode yang telah dengan teknik statistik sederhana. Dengan dilakukan, prosedur pengolahan data yang demikian, data penelitian ini bersifat ditempuh melalui sejumlah tahapan, yaitu kuantitatif. Teknik pengolahan data (1) Memeriksa hasil kerja siswa yaitu kuantitatif penulis gunakan untuk mengolah lembaran jawaban yang berisi pesan- data hasil tes kemampuan siswa kelas XII pesan yang terdapat dalam Gurindam SMA Negeri 3 Banda Aceh dalam Dua Belas karya Ali Haji. menyimpulkan pesan-pesan dalam (2) Memberikan skor pada aspek Gurindam Dua Belas ketepatan menyimpulkan isi nasihat Untuk mengolah data dalam penelitian ini atau pesan-pesan sesuai dengan isi bertujuan untuk mencari; teks gurindam secara keseluruhan (1) Tingkat penguasan rata-rata pada yang diperiksa sesuai dengan aspek yang ditentukan ketentuan penskoran yang telah (2) Untuk mencari nilai rata-rata ditentukan. Kemudian, skor yang keseluruhan aspek yang diteliti diperoleh oleh setiap siswa dihitung dengan menggunakan rumus yang sebagai nilai kemampuan siswa yang dikemukakan oleh Umar (2005:100- bersangkutan. 101), sebagai berikut. 푓푥푖 (3) Merekap data yang diperoleh siswa; M = 푛 (4) Menjumlahkan nilai yang diperoleh Keterangan: siswa, kemudian mencari nilai rata- M = mean (Nilai rata-rata yang dicari) ratanya. n = jumlah data

푓푥푖 = jumlah harga seluruh data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penganalisisan data

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |109

Setelah nilai rata-rata diperoleh, dapat Gurindam Dua Belas dengan cara ditentukan tingkat kemampuan siswa kelas menentukan klasifikasi penilaian dengan XII SMA Negeri 3 Banda Aceh menggunakan skala Depdiknas (2007:18) menyimpulkan bahwa pesan-pesan dalam sebagai berikut. Tabel 2 Klasifikasi Nilai Bentuk Kuantitatif Bentuk Kuantitatif Rentangan 0-10 Rentangan 0-100 10 96-100 Istimewa 9 86-95 Sangat Baik 8 76-85 Baik 7 66-75 Sedang 6 56-65 Kurang 5 0-55 Sangat Kurang

HASIL PENELITIAN gurindam. Untuk satu butir jawaban yang Data penelitian ini dikumpulkan dari benar, mendapatkan skor maksimum yaitu hasil kerja siswa kelas XII SMA Negeri 3 100,04, dibulatkan menjadi 100. Banda Aceh dalam menyimpulkan pesan- Data penelitian ini disajikan atau pesan dalam Gurindam Dua Belas. Jumlah diklasifikasikan dalam bentuk table. sampel data penelitian ini adalah 32 siswa. Adapun nilai yang diperoleh siswa dari Penilaian data penelitian ini menyangkut hasil tes kemampuan menyimpulkan pesan- ketepatan siswa dalam menyimpulkan isi pesan dalam Gurindam Dua Belas adalah pesan atau nasihat sesuai dengan isi teks sebagai berikut Tabel 3 Data Kemampuan Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh Menyimpulkan Pesan- pesan dalam Gurindam Dua Belas Jumlah Nilai Per No Nama siswa Jumlah Dibulatkan Jawaban Benar Butir Soal 1. DS 75 1,22 91,5 91 2. CH 63 1,22 76,86 77 3. MF 78 1,22 95,16 95 4. NF 63 1,22 76,86 77 5. NS 78 1,22 95,16 95 6. TS 78 1,22 95,18 95 7. MN 63 1,22 76,86 77 8. HS 79 1,22 96,38 96 9. MM 60 1,22 73,2 73 10. SM 78 1,22 95,16 95

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |110

11. AA 63 1,22 76,86 77 12. AB 78 1,22 95,16 95 13. RJ 79 1,22 96,38 96 14. CA 78 1,22 95,16 95 15. YI 76 1,22 92,72 93 16. CA 80 1,22 97,2 97 17. LQ 78 1,22 95,16 95 18. DR 63 1,22 76,86 77 19. NA 70 1,22 85,4 85 20. HV 78 1,22 95,16 95 21. DF 78 1,22 95,16 95 22. M F 69 1,22 84,18 84 23. D P 78 1,22 95,16 95 24. NO 78 1,22 95,16 95 25. MF 80 1,22 97,6 97 26. AN 70 1,22 85,4 85 27. DY 69 1,22 84,18 84 28. HS 78 1,22 95,16 95 29. Z F 69 1,22 84,18 84 30. DS 69 1,22 84,18 84 31. RA 60 1,22 73,2 73 32 RF 78 1,22 95,16 95

JUMLAH 2820

1. Pengolahan dan Penganalisisan dengan cara menghitung selisih nilai Data tertinggi dengan nilai terendah. Data penelitian ini diolah dengan Berdasarkan hasil tes siswa, nilai tertinggi mengunakan teknik statistik. Pengolahan yang diperoleh 97, dan nilai terendah data yang berupa nilai mentah kemampuan sebesar 73. Maka, dapat ditentukan range siswa kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh penelitian ini dengan menggunkan rumus menyimpulkan pesan-pesan dalam rentangan (Sudjana, 2002:47) sebagai Gurindam Dua Belas karya Ali Haji berikut. dilakukan dengan menyusun tabel distribusi R = H – L frekuensi. Penggunaan tabel distribusi = 97 – 73 frekuensi ini dimaksudkan sebagai langkah = 24 untuk mencari nilai rata-rata (mean) siswa. 2) Menentukan Jumlah Kelas Interval Langkah-langkah yang ditempuh dalam (K) pengolahan data tersebut sebagai berikut. Dalam menentukan jumlah kelas 1) Menentukan Range (R) dapat dilihat dari banyaknya data. Untuk menentukan range atau Ketentuannya menggunakan aturan sturges rentang, langkah yang harus ditempuh yaitu (Sudjana, 2002:47), yaitu

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |111

푅 K = 1 + (3,3) log n I = 퐾 K = 1 + (3,3) log 24 24 I = K = 1 + 3,3 (1,38) 6 I = 4 K = 1 + 4,554 4) Menyusun Tabel Distribusi K = 5,55 Frekuensi K = 6 Apabila dilihat dari persentase siswa 3) Menentukan Lebar Kelas Interval dalam sebaran nilai klarifikasi Depdiknas (I) (2007:18), data nilai kemampuan siswa Cara menentukan Lebar Kelas kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh Interval (I) yaitu dengan membagi range menyimpulkan pesan-pesan dalam yang telah diperoleh dengan jumlah kelas Gurindam Dua Belas karya Ali Haji adalah yang telah ditetapkan (Sudjana, 2004:47) sebagai berikut. dengan menggunakan rumusnya berikut. Tabel 4 Ditribusi Frekuensi Kemampuan Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh Menyimpulkan Pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas

Interval F Xi Fxi 7 74, 5 521,5 0 78,5 0 4 82,5 330 73 – 76 2 86,5 173 77 – 80 2 90,5 181 81 – 84 15 94,5 1417,5 85 – 88 2 98,5 197 89 – 92 93 – 96 97 – 100

푭풙풊 = ퟐퟖퟐퟎ JUMLAH n = 32

5) Menentukan Nilai Rata-rata Gurindam Dua Belas adalah sebagai (mean) berikut.

풇풙풊 Nilai rata-rata kemampuan siswa M = 푛 kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh ퟐퟖퟐퟎ = menyimpulkan pesan-pesan dalam 32

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |112

= 88, 12 PENUTUP M = 88 1. Simpulan Jadi, kemampuan rata-rata siswa Berdasarkan hasil penelitian dan kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh analisi data yang telah dibicarakan di atas, menyimpulkan pesan-pesan dalam dapat disimpulkan bahwa kemampuan Gurindam Dua Belas adalah 88. Bila siswa kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh ditinjau berdasarkan klasifikasi rentangan menyimpulkan pesan-pesan dalam nilai berada pada kategori nilai “sangat Gurindam Dua Belas karya Ali Haji baik” yaitu (86–95). Dengan kata lain, tergolong pada kategori nilai sangat baik. mereka mampu menyimpulkan pesan-pesan Hal ini dilihat melalui nilai rata-rata yang dalam Gurindam Dua Belas karya Ali Haji. diperoleh siswa kelas XII SMA Negeri 3 Banda Aceh secara umum, yaitu berada Pembahasan dalam kategori sangat baik (88). Dilihat Kemampuan siswa kelas XII SMA dari segi persentase siswa yang diperoleh Negeri 3 Banda Aceh dalam menyimpulkan nilai pada kategori istimewa sebanyak 4 pesan-pesan dalam Gurindam Dua Belas orang atau 12,5%, kategori sangat baik karya Ali Haji secara tepat berdasarkan teks sebanyak 15 orang atau 46,87%, kategori gurindam merupakan aspek terpenting baik sebanyak 11 orang atau 34,37%, dan dalam penilaian penelitian ini. Kemampuan sisanya sebanyak 2 orang atau 6,25% ini dinilai melalui ketepatan menyimpulkan berada pada kategori sedang. isi pesan berdasarkan teks gurindam. 2. Saran Adapun kesalahan-kesalahan pilihan Berdasarkan hasil penelitian penulis jawaban yang diberikan oleh siwa rata-rata menyimpulkan saran-saran sebagai berikut. pada soal nomor (9), (16), (25), (32), (34), 1) Pengajaran Bahasa dan Sastra (35), (65), (68), (67), (73), dan (76). Indonesia di SMA Negeri 3 Banda Kesalahan yang terjadi karena kosakata Aceh sangat baik, oleh karena itu yang digunakan dalam Gurindam Dua perlu dipertahankan, khususnya Belas masih menggunakan kosakata- dalam bidang menyimpulkan pesan- kosakata Melayu lama, sehingga sulit pesan dalam Gurindam Dua Belas. dipahami oleh anak-anak atau siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara Peneliti mendengar keluhan dari beberapa memberikan latihan-latihan kepada siswa pada saat penelitian, mereka sulit siswa dan membentuk kelompok memahami beberapa kosakata yang belajar. digunakan dalam gurindam.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |113

2) Buku-buku yang dapat menunjang 3) Dalam pelaksanaan pembelajaran pengetahuan tentang sastra perlu sastra disekolah, guru hendaknya diperbanyak di sekolah sebagai bahan menggunakan metode dan model bacaan pengetahuan siswa agar dapat pembelajaran yang menarik dan lebih meningkatkan kemampuan siswa bervariasi lagi. dalam berbahasa dan besastra.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |114

DAFTAR PUSTAKA

Dawud. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI, Bahasa IndonesiaSMP/MTs, Bahasa Indonesia SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2007. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Hendy, Zaidan 1998. Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Hendy, Zaidan. 1998. Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia.

Kosasih, dkk.2004. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas 1, 2, dan 3. Bandung: Pustaka Setia.

Maryani, Yani. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas X, XI, XII. Jawa Barat: Pustaka Setia.

Mu’jizah, dan Maria Indra Rukmi. 1998. Penelusuran Penyalinan Naskah-naskah Riau Abad XIX: Sebuah Kajian Kodikologi. Jakarta:

Suyono.2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Ganeca Exact.

Surakhmad, Winarno. 1997. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik. Bandung: CV Tarsito.

Sudjana. 2002. Metode Statistia Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Tarigan, Henry Guntur. 1998. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Umar, Husein. 2005. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jurnal Metamorfosa Volume 6 Nomor 1, Januari 2018 |115

\

Jurnal METAMORFOSA

Kampus STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh Jalan Tanggul Krueng Aceh No 34, Desa Rukoh, Darussalam, Banda Aceh Laman: metamorfosa.stkipgetsempena.ac.id Surel: [email protected]