Saifuddien Sjaaf Maskoen
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Saifuddien Sjaaf Maskoen Membaca al-Quran, yang mula pertama diwahyukan juga di bulan Ramadhan, sangatlah dianjurkan untuk dilakukan oleh para shaimin. Ada yang membacanya dengan cepat, ada yang dengan perlahan tanpa suara, ada pula yang dengan pelan tetapi teratur, baik diwaktu pagi, petang maupun malam. Ada pula yang melantunkannya dengan suara merdu, seperti yang sering diperdengarkan pada setiap acara musabaqah tilawatil Quran dilaksanakan. Begitu pula ada yang seperti semaan yang banyak dijumpai di daerah tertentu, dengan target selesai keseluruhan 30 juz dalam waktu yang ditetapkan. Kesemuanya, tidak lain sebagai upaya untuk meingkatkan kelanacaran mengaji, pemahaman arti dan makna, serta ketaqwaan masing-masing kepada Allah swt. Jangankan yang membaca, yang mendengarkan saja, insya Allah akan memperoleh berkah dari apa yang didengar dan disimaknya. Saya sendiri, kali ini mencoba untuk memperhatikan hal-hal tertentu yang telah difirmankan Allah swt dalam al-Quran - yang tidak saya pilih-pilih tetapi hanya berdasarkan apa yang terlintas dalam benak saya – dan mencoba memperoleh pemahaman dengan menambahkan berbagai hal yang terkait dengan ayat[ayat] tersebut, atau sebaliknya. Adakalanya dari suatu hal dicari ayatnya, tetapi adakalanya juga sebaliknya. Untuk itu, saya memanfaatkan berbagai kemudahan yang tersedia di komputer, berupa terjemah dalam bahasa Indonesia dan bahasa lainnya, laman di internet yang menyediakan teks mushaf al-Quran, serta aplikasi pencarian yang tersedia, serta sumber-sumber lain tanpa harus beranjak dari tempat dudukku. Dengan begitu, kita dapat memanfaatkan berbagai kemudahan dan karunia Allah swt yang telah dilimpahkan kepada kita, dalam mencari dan menemukan apa yang kita perlukan guna menambah serta melengkapi pengetahuan, pengertian dan pemahaman kita atas berbagai hal yang ada dalam al-Quran. Dan ternyata sungguh sangat mudah, dan bahkan menyenangkan bila dibanding kita lakukan diwaktu dulu. Kemudian apa yang saya lakukan dalam mengisi hari-hari di bulan Ramadhan 1434 H ini, saya wujudkan dalam bentuk cerita tertulis, sehingga bisa saya sharing dengan kerabat dan sahabat setiap petang, dalam bentuk tulisan tidak bersambung. Yang akhirnya saya kumpulkan menjadi satu dalam naskah ini, agar tidak tercerai dan lebih mudah diakses dan dibaca secara acak tidak harus berurutan. Untuk mereka yang belum terbiasa membaca di layar monitor, saya memohon maaf. Bahkan diharapkan dibaca dengan terhubung ke jaringan internet pula. Tidak ada Daftar Isi, atau Indeks yang saya siapkan, sehingga bila anda ingin menemukan kata atau kalimat yang anda cari, manfaatkan fasilitas Find [Ctrl+F] atau Advanced Search [Shift+Ctrl+F] yang biasanya tersedia sesuai dengan aplikasi yang dipakai. Jakarta, Ramadhan 1434 H RENUNGAN AWAL RAMADHAN 1434 H يَ ـٰٓأَيُّ َها ٱلَّ ِذي َن َءا َمنُوا ُك ِت َب َع َلۡي ُڪ ُم ٱل ِ صيَا ُم َك َما كُ ِت َب َع َلى ٱلَّ ِذي َن ِمن َقۡب ِل ُڪ ۡم َلعَلَّكُ ۡم تَتَّقُو َن )٣٨١( ً۬ ً۬ أَيَّا ً۬ ما َّم ۡعدُودَٲ ً۬ ۚ ت َف َمن َكا َن ِمنكُم َّم ِري ضا أَۡو َع َل ى َس َف ً۬ ر َف ِعدَّة ِ م ۡن أَيَّا م أُ َخ َ ۚر َو َع َلى ٱلَّ ِذي َن يُ ِطيقُونَه ُ ۥ ِف ۡديَة َطعَا ُم ِم ۡس ِكي ً۬ نۖ َف َمن تَ َط َّو َع َخۡي ً۬ را َف ُه َو َخۡي ً۬ ر لَّه ُ ۚۥ َوأَن تَ ُصو ُموا َخۡي ً۬ ر لَّ ُڪ ۡ ۖم ِإن كُنتُۡم تَ ۡع َل ُمو َن )٣٨١( ُ ۡ ً۬ ۡ ۡ َش ۡہ ُر َر َم َضا َن ٱلَّ ِذ ٰٓى أن ِز َل ِفي ِه ٱلقُ ۡر َءا ُن هُد ى ِل لنَّا ِس َوبَ ِي نَ ـ ً۬ ت ِ م َن ٱل ُهدَ ى َوٱلفُ ۡر َقا ِۚن َف َمن َش ِہد َ ِمنكُ ُم ٱل َّش ۡہ َر ۡ ً۬ ۡ ۡ َفليَ ُص ۡم ۖه ُ َو َمن َڪا َن َم ِري ضا أَۡو َع َل ى َس َف ً۬ ر َف ِعدَّة ِ م ۡن أَيَّا م أُ َخ َ ۗر يُ ِريد ُ ٱ َّ ّللُ ِب ُڪ ُم ٱليُ ۡس َر َو َل يُ ِريد ُ ِب ُڪ ُم ٱلعُ ۡس َر ۡ َو ِلتُ ۡڪ ِملُوا ٱل ِعدَّة َ َو ِلتُ َڪ ِب ُروا ٱ َّّلل َ َع َل ى َما َهدَ ٮكُ ۡم َو َل َعلَّ ُڪ ۡم تَ ۡشكُ ُرو َن )٣٨١( Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (183) [yaitu] dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan [lalu ia berbuka], maka [wajiblah baginya berpuasa] sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari- hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya [jika mereka tidak berpuasa] membayar fidyah, [yaitu]: memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (184) [Beberapa hari yang ditentukan itu ialah] bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan [permulaan] Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang hak dan yang bathil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir [di negeri tempat tinggalnya] di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [lalu ia berbuka], maka [wajiblah baginya berpuasa], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari- hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (185) Alhamdulillah, Allah swt telah menjadikan kita semua dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan 1434 H, walaupun diantara kita ada yang memulainya Selasa 9 Juli 2013 M dan ada pula yang Rabu 10 Juli 2013 M, tetapi kedua hari tersebut sama-sama 1 Ramadhan 1434 H menurut keyakinan masing-masing. Kita semua sudah memahami apa yang membuat adanya perbedaan tersebut, dan tidak usah terus dipermasalahkan atau dicari titik temu untuk menyamakan perbedaan tersebut, karena masing-masing memiliki landasan yang berbeda dan memiliki dasar-dasar yang diyakini oleh masing-masing pihak. Kalau kita simak dari firman Allah swt tersebut, kita diperintahkan untuk berpuasa bilamana kita meyakini telah datangnya Ramadhan tersebut, atau pergantian bulan yang ditandai oleh telah munculnya bulan baru sebelum terbenamnya matahari, setelah terjadinya ijtima’ atau conjunction, yaitu sebidangnya matahari, bulan dan bumi yang waktunya sama untuk seluruh penduduk di bumi ini. Mengenai waktu ijtima’ atau conjunction ini, sepertinya tidak ada perbedaan pendapat dan hasil perhitungannya, apakah dilakukan oleh seorang muslim atau seorang non-muslim, dan semua hasilnya adalah sama, walau dengan ketelitian yang berbeda. Bila ada perbedaan hasil, ada saat untuk melakukan koreksi dan kalibrasi, yaitu pada waktu terjadi gerhana matahari yang fenomena sebidang antara matahari, bulan dan bumi itu menjadi segaris dan terlihat oleh mata kita [walau terjadinya kadang-kadang hanya pada sebagian permukaan bumi ini]. Hasil perhitungan waktu ijtima’ atau conjunction ini – dengan peralatan perhitungan yang semakin canggih dan ketelitian yang semakin tinggi – memungkinkan diperoleh ketepatan hasil hingga beberapa puluh tahun ke depan dengan tingkat keyakinan hampir 100%. Dan yang melakukan perhitungan untuk saat-saat ini, bukanlah orang muslim saja untuk keperluan penentuan waktu ibadahnya, melainkan juga lembaga-lembaga sekuler lainnya. Dan ketepatan hasil perhitungan tersebut bukanlah karena tingkat kemajuan teknologi yang dikuasai manusia, tetapi karena ketepatan perjalanan ketiga benda langit tersebut, yang dinyatakan oleh Allah swt dalam firman-Nya, ۡ ۡ ۡ ۡ ً۬ َوٱل َق َم َر َقدَّ ۡرنَ ـه ُ َمنَا ِز َل َحتَّ ى َعاد َ َكٱلعُ ۡر ُجو ِن ٱل َق ِدي ِم )١٣( َل ٱل َّش ۡم ُس يَۢن َب ِغى َل َها ٰٓ أَن تُ ۡد ِر َك ٱل َق َم َر َو َل ٱلَّۡي ُل َسا ِب ُق ٱلنَّ َہا ِ ۚر َو ُك ل ِفى َف َل ً۬ ك يَ ۡسبَ ُحو َن )١٤( Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga [setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir] kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua [2]. (39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (40) And the moon, We have measured for it mansions (to traverse) till it returns like the old dried curved date stalk. (39) It is not for the sun to overtake the moon, nor does the night outstrip the day. They all float, each in an orbit. (40) Perkiraan bentuk bulan di lihat dengan mata pada bulan Juli 2013 ini Perkiraan bentuk bulan di lihat dengan mata pada bulan Agustus 2013 ini Kita semua tahu, bahwa walau ilmu astronomi sudah berkembang di belahan bumi lain pada masa kehidupan Rasulullah Muhammad saw, tetapi saat itu belum menjadi kebiasaan untuk menentukan awal bulan, sehingga penetapan awal dan akhir bulan ditentukan berdasarkan melihat hilal atau bulan sabit menjelang terbenamnya mata hari pada tanggal 29. Karena itu, Rasulullah Muhammad saw memerintahkan kita untuk mengamati dengan melihatnya dan bilamana tidak terlihat, maka untuk menggenapkannya menjadi 30 hari. Bilamana saja boleh berandai-andai - bukan dengan maksud untuk menyangkal apalagi menyesali kehendak Allah swt yang telah berlaku hingga kini – misalnya, tidak ada suatu angin topan yang menenggelamkan kapal di suatu teluk di wilayah Yunani di sekitar satu abad sebelum kelahiran Nabi Isa as, dan kemudian baru beratus-ratus kemudian [juga karena ada badai] baru ditemukan kembali, mungkin keadaan akan berbeda dengan yang sekarang ini karena adanya alat yang ada di kapal tersebut diketahui masyarakat dan juga yang hidup di jazirah Arab pada masa Rasulullah saw. Astaghfirullah. The Antikythera mechanism (main fragment). Kapal itu memuat suatu gadget, yang dikenal sekarang sebagai Antykithera Mechanism, dan masih terus dipelajari dan dicoba menirunya oleh para ahli, tetapi masih belum berhasil untuk ditiru, karena mekanismenya yang demikian rumit [setara dengan jam-jam modern buatan Swis abad ke XIX] dan keadaannya sudah tidak lengkap lagi karena terkena korosi air laut. Alat ini semacam komputer analog mekanis yang menentukan posisi benda-benda langit di sekitar bumi, termasuk bulan dan matahari – dan dengan sendirinya saat bulan baru.