Ketika Cinta Bertasbih Transformasi Novel Ke Film
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAWISTARA VOLUME 5 No. 1, 22 April 2015 Halaman 1-98 KETIKA CINTA BERTASBIH TRANSFORMASI NOVEL KE FILM Siti Isnaniah Institut Agama Islam Negeri Surakarta Email: [email protected] ABSTRACT One study of ecranisation is a transformation from novel to film. One of the novels deserves to be studied are El Shirazy’s Ketika Cinta Bertasbih (KCB) 1 and 2. The film is based on a novel, including the reception of research resources in the form of adaptations in other media. The presence of KCB novel which filmed later is the phenomenon of ecranisation which siphon attention from the public from all backgrounds and ages. The differences which frequently arise in ecranisation have often caused by the differences in the literary system (novel) and film. The differences which frequently arise in ecranisation have often caused by the differences in the literary system (novel) and film. The technical issues, such as media novel form of words and language, meanwhile the main media of film is an audio-visual (sound and picture). Therefore, it would be reasonable if the film is different from the novel. In the KCB novel and film, the differences that exist are not only technical problems, but a deliberate distinction with a specific purpose as well. Based on the facts above, theKCB novel and film have many differences caused by the reception process through KCB novel conducted by film production (screenwriter, director, and producer). This case is a problem which becomes question in the mind of the readers of the KCB novel. The literary reception towards KCB novel which eventually lead to the film is a creative act as a reader. Keywords: Ecranisation, KCB, Reception, Literary ABSTRAK Salah satu kajian ekranisasi adalah transformasi bentuk dari novel ke film. Salah satunya yang pantas dikaji adalah film karya El Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2. Film yang diangkat dari sebuah novel termasuk dalam sumber penelitian resepsi yang berupa saduran dalam media lain. Hadirnya novel KCB yang kemudian difilmkan adalah fenomena ekranisasi yang banyak menyedot perhatian masyarakat luas dari segala kalangan dan usia. Perbedaan yang sering muncul dalam ekranisasi selama ini sering disebabkan oleh perbedaan sistem sastra (novel) dan film. Hal-hal teknis seperti media novel yang berupa kata-kata dan bahasa, sementara media utama film adalah audio visual (suara dan gambar). Oleh sebab itu akan menjadi wajar jika film berbeda dengan novel. Dalam novel dan filmKCB, perbedaan yang ada bukan sekedar karena masalah teknis, tetapi perbedaan yang disengaja dengan tujuan tertentu. Berdasarkan kenyataan di atas, novel dan filmKCB banyak perbedaan yang disebabkan oleh proses resepsi terhadap novel KCB yang dilakukan oleh produksi film (penulis skenario, sutradara, dan produser). Hal ini adalah sebuah permasalahan yang sering menjadi pertanyaan di benak para pembaca novel KCB. Resepsi terhadap novel KCB yang akhirnya menimbulkan film adalah suatu tindakan yang kreatif sebagai pembaca. Kata Kunci: Ekranisasi, KCB, Resepsi, Sastra 23 Kawistara, Vol. 5, No. 1, April 2015: 23-35 PENGANTAR Persoalan agama dalam film tidak bisa Setelah lama mengalami kevakuman, di lepaskan dari setting wacana ideologis dunia perfilman Indonesia saat ini telah yang berkembang dalam masyarakat. Tidak bangkit. Hal tersebut ditandai dengan bisa dipungkiri bahwa ada beberapa alasan boomingnya film-film yang bergenre cerita kenapa tema-tema yang terkait dengan remaja, horor, maupun cerita religi. Film-film Islam menjadi tema yang cukup digemari yang berkembang saat ini dianggap mere- oleh kalangan industri film. Islam adalah presentasi karya yang mewakili semangat agama dengan pemeluk mayoritas di Indo- perkembangan dalam masyarakat Indonesia nesia. Dengan kata lain, umat Islam me- kontemporer dengan kompleksitas problem rupakan audiens film yang paling banyak yang dihadapi. Boooming industri perfilman dibandingkan para pemeluk agama lain. Indonesia saat ini tentunya tidak terlepas Mayoritas jumlah pemeluk dan penonton dari kerja keras para sineas-sineas profesional itulah yang kemudian menjadi asumsi untuk membuat fim yang berkualitas. pasar bahwa film-film yang menyuguhkan Sekarang ini film tidak hanya dipandang representasi nilai-nilai Islam pasti akan sebagai hiburan semata, melainkan juga di- menarik minat dari penonton untuk me- anggap merepresentasikan persoalan yang lihatnya sehingga lebih menguntungkan. sedang berkembang. Sebagai produk budaya, Menonton film merupakan kegiatan film sarat akan nilai, idiologi, dan kuasa sosial kultur yang sangat komplek, yang tertentu. Film diakui memiliki pengaruh di dalamnya dapat terjadi pertarungan yang kuat dan lebih peka terhadap budaya makna di antara penonton dengan film masyarakat daripada sebuah monografi yang yang mempunyai banyak kepentingan dan dibuat oleh sejarahwan. Oleh karena itu, ideologi tertentu. Film dianggap memiliki film memberikan petunjuk berharga tentang peran untuk merepresentasikan realitas pandangan kontemporer terhadap realitas dalam bentuk simbol yang telah mengalami hidup. Film memainkan peran dalam men- komodifikasi. definisikan realitas, mengidentifikasi dan ke- Di antara karya yang menarik untuk mudian memformulasikan ke dalam bentuk- dikaji secara resepsi satra dan ekranisasi bentuk simbolik yang sudah terolah, menjadi adalah Ketika Cinta Bertasbih (KCB) karya sebuah “representasi”. Representasi dalam Habiburrahman El Shirazy. Untuk mengkaji teks media dapat dikatakan berfungsi secara karya-karya tersebut dengan pendekatan ideologis sepanjang represetasi itu berkenaan resepsi sastra dan ekranisasi, pembaca dengan dominasi dan eksplorasi. terlebih dahulu harus memahami unsur- Pendekatan yang digunakan dalam studi unsur struktural yang terdapat dalam sebuah film pun berasal dari banyak disiplin ilmu, karya. Pembaca belum begitu mengenal seperti linguistik, psikologis, kriktik sastra, novel KCB, setelah novel tersebut sukses dan sejarah, termasukjuga bermacam-macam luar biasa diikuti pula dengan kesuksesan posisi politik, seperti marxisme, feminisme, filmnya. Film KCB distradarai oleh Chairul dan nasionalisme. Bagaimanapun, alasan Umam dan penulis naskah skenario adalah utama mengkaji film adalah sebagai sebuah Imam Tantowi. Production House yang mem- sumber hiburan dan memiliki peran penting produksi film tersebut adalah sinemArt. dalam kebudayaan. Karena film bertema nilai- Film yang diangkat dari sebuah nilai ke-islaman berpotensi menpengaruhi novel termasuk dalam sumber penelitian kebudayaan masyarakat, ia tentu saja tidak resepsi yang berupa saduran dalam media terlepas dari kepentingan-kepentingan di lain,proses adaptasi dari novel ke bentuk film sekitarnya. Kepentingan sutradara, pemilk ini disebut ekranisasi (Eneste, 1991: 60). Dia modal, dan ideologi agama memilki peran menjelaskan bahwa novel dinikmati dengan dalam sebuah produksi film. cara membaca, sementara film dinikmati dengan menontonnya. Begitu juga perubahan 24 Siti Isnaniah -- Ketika Cinta Bertasbih Transformasi Novel ke Film dari sebuah bentuk kesenian yang bisa Dedi Setiadi yang diangkat dari novel Siti dinikmati kapan saja dan di mana saja, yaitu Nurbaya karya Marah Rusli yang dilanjutkan saat membaca novel, menjadi sebuah bentuk dengan Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis kesenian yang dinikmati pada saat tertentu Sutan Sati (TVRI), serial Lupus karya Hilman dan tempat-tempat tertentu pula. Ekranisasi Hariwijaya dan Karmila karya Marga T. berarti pula apa yang dinikmati selama ditayangkan di Indosiar, serta beberapa berjam-jam atau berhari-hari, harus diubah lagi yang ditayangkan di RCTI di antaranya menjadi apa yang dinikmati (ditonton) Padamu Aku Bersimpuh karya Gola Gong, selama 90 sampai 120 menit. Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar, Banyak film yang diangkat dari sebuah Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto, novel, misalnya film Harry Potter diadaptasi dan Cinta Berkalang Noda karya Mira Wijaya. dari novel karya J. K. Rowling yang berjudul Fenomena seperti itu juga sempat booming Harry Potter, film The Lord of the Rings dari ketika banyak sinetron bertema religi yang novel The Lord of the Rings karya Tolkien ceritanya diadaptasi dari kisah-kisah nyata tahun 1954, film Doctor Zhivago adaptasi dari yang termuat dalam majalah Hidayah. novel Doctor Zhivago karya Boris Pasternak, Begitu juga dengan proses adaptasi dan sebagainya. Ekranisasi di Indonesia dari film ke dalam novel. Di luar negeri, juga bukan hal yang baru lagi. Banyak film beberapa contoh novel hasil adaptasi dari Indonesia yang juga diadaptasi dari novel, film di antaranya Dead Poets Soeciety karya misalnya film Darah dan Mahkota Ronggeng N. H. Kleinbum yang diadaptasi dari film karya Ami Priyono diadaptasi dari novel karya Tom Schulman dengan judul yang Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, sama. Begitu pula pada pertengahan tahun film Jangan Ambil Nyawaku diangkat dari 2003, cerita film Matrix karya Wachowski novel karya Titi Said, film Roro Mendut karya bersaudara dibuat novelnya dengan judul Ami Priyono diangkat dari novel Roro Mendut Matrix Warrior: Being the One oleh Jake karya Y. B. Mangunwijaya, film Atheis karya Horsley. Sjumandjaja diadaptasi dari novel Atheis Di Indonesia sendiri, menurut Hadi- karya Achdiat K. Mihardja, film Si Doel Anak ansyah (2006) bahwa pengadaptasian novel Betawi karya Sjumandjaja diadaptasi dari dari film belum lama dilakukan, seperti pada novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Dt. novel anak Jenderal Kecil karya Gola Gong Madjoindo, film Salah Asuhan karya Asrul (Dar! Mizan, 2002) yang diadaptasi dari Sani diadaptasi dari