ADMINISTRAUS - JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN Vol 4 No. 2 – Mei 2020 E-ISSN 2580-9695

Since September 2017

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SDN 2 BUNGAI JAYA KECAMATAN BASARANG KABUPATEN KAPUAS

Laliana STIA Bina Banua [email protected]

Ade Hermawan STIA Bina Banua Banjarmasin [email protected]

Abstract: This type of research is a qualitative descriptive study with a research location in Basarang District, Kapuas , Central . Data collection techniques used in this study were interviews, observation, and documentation. The informants in this study were farmers in Basarang Subdistrict, Kapuas Regency, , which consisted of Balinese and Javanese. As for the key informants in this study are those who know firsthand about how the work culture of farmers in the transmigrant community in improving agricultural productivity, namely the village heads in the Basarang District, Kapuas Regency, Central Kalimantan. Based on the results of the study note that: 1) The application of the work culture values of transmigrant farmers in the District of Basarang Kapuas District has been implemented well, the values of work culture that are applied, among others: a) Discipline, namely behavior that always rests on the rules and norms that apply within and outside the company or the community environment. Discipline includes compliance with laws and regulations, procedures, interacting with partners, and so on; b) Openness, which is the readiness to give and receive true information from and to fellow partners or the community for the common good; c) Mutual respect, which is a behavior that shows respect for individuals, duties and responsibilities of other fellow partners or the community; d) Cooperation, namely the willingness to give and receive contributions from and or to partners in achieving common goals and targets. 2) Aspects that have an influence on the success of farmers in transmigrant communities in Basarang District, Kapuas Regency, Central Kalimantan, include: a) Motivation has an influence on the success of farmers in transmigrant communities in Basarang District, Kapuas Regency. A high work culture is influenced by high motivation. Work culture makes a view and attitude based on values believed by someone. This belief is the motivation for work; b) Environmental/geographical conditions, making the work culture of transmigrant farmers' communities emerge due to the environment that supports people in doing business to be able to manage and benefit, and can even invite pandatang to participate in making a living in that environment.

Keywords: Principle Leadership

Abstrak: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Kepemimpinan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya merupakan tipe pemimpin transformasional yang memiliki empat komponen seperti: 1

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

konsiderasi pribadi, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, dan idealisasi pengaruh. Dalam praktik kepemimpinannya, kepala sekolah menjadi figur yang patut dijadikan teladan, menjadi seorang inspritor bagi sekolah. Senantiasa memotivasi dan mendorong bawahannya untuk selalu berinovasi, bekerja keras dan bersikap profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Mengajak bawahannya untuk mampu berpikir dengan cara-cara yang baru dalam setiap kegiatan sekolah. Berani merubah status quo untuk kepentingan meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik, senantiasa menumbuhkan loyalitas dan antusiasme dengan penegakan disiplin dan pola penggerakan bawahan berdasarkan kesadaran dalam meningkatkan mutu pendidikan. 2) Perubahan yang dilakukan kepala sekolah yakni di bidang kurikulum, kesiswan, personalia, sarana prasarana, dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Proses pengambilan keputusan yang dilaksanakan dilaksanakan secara demokratis. Pengambilan keputusan dilakukan melalui tahapan-tahapan: identifikasi masalah, pengumpulan dan analisa data, pembuatan alternatif keputusan dengan melibatkan semua warga sekolah; proses komunikasi yang dilakukan kepala sekolah berjalan secara efektif dan efisien. Jalur yang digunakannya tidak hanya bersifat formal saja seperti lewat rapat dinas sekolah atau surat edaran, tetapi juga menggunakan jalur non-formal, lewat obrolan-obrolan saat santai di ruang guru waktu jam istirahat. Untuk memperoleh dukungan cara yang dilakukan adalah dengan melibatkan seluruh unsur yang ada disekolah untuk memberikan masukan sehingga muncul sikap peduli dan tanggungjawab terhadap keputusan dan dilibatkan dalam pembuatan keputusan tersebut.

Kata Kunci: kepemimpinan transformasional, kepala sekolah, mutu pendidikan

Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Masalah kepemimpinan senantiasa menjadi pusat perhatian dalam kehidupan manusia, sehingga sampai saat ini telah banyak teori dan pembahasan yang berusaha menggambarkan tentang bagaimana pimpinan yang ideal. Hal ini dapat dipahami karena pimpinan adalah faktor penting yang menentukan lancar tidaknya kelompok organisasi yang dipimpinnya.

Dalam melaksanakan tanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan di sekolah diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang akan sangat penting dalam keberhasilan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja warga sekolah khususnya guru dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sonhadji (2009:22) bahwa kepemimpinan adalah proses yang melibatkan penentuan tujuan kelompok atau organisasi, memotivasi perilaku tugas dalam mencapai tujuan tersebut, serta mempengaruhi pemeliharaan dan budaya kelompok 2

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

Sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya, seorang kepala sekolah harus mampu mengorganisasikan sekolah dan personil yang bekerja di dalamnya ke dalam situasi yang efisien, demokratis dan kerja sama institusional. Di bawah kepemimpinannya, program pendidikan harus direncanakan, diorganisir, dan ditata. Dalam pelaksanaan program, kepala sekolah harus dapat memimpin secara profesional, bekerja secara ilmiah, penuh perhatian, dan demokratis, dengan menekankan pada perbaikan proses belajar mengajar, di mana sebagian besar kreativitas akan tercurahkan untuk perbaikan pendidikan.

Membicarakan masalah kepemimpinan memang sangat penting karena dapat ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang. Hal ini adanya kelebihan yang dimiliki serta kekurangan yang ada pada masing-masing manusia. Di satu pihak ada memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipihak lain membutuhkan pemimpin, disinilah tumbuhnya pemimpin dan kepemimpinan.

Kepala sekolah merupakan subjek yang paling banyak terlibat dalam aplikasi manajemen pendidikan di tingkat mikro. Kepala sekolah mendedikasikan hidupnya untuk bekerja (live and work) di dalam sistem pendidikan sebagai kepala atau pimpinan atau sebutan lain yang sesuai untuk jabatan itu. Sebutan formal untuk kepala sekolah di adalah ”guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah”. Wahjosumidjo (2008:83) mendefinisikan kepala sekolah sebagai ”seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran”.

Sementara itu Robbins dalam Danim (2002:72) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal dikarenakan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang diemban kepala sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah memiliki kekuasaan tetap yang didasari atas kekuatan hukum yang diberikan kepadanya. Kepala sekolah dapat membuat keputusan yang

3

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

dikarenakan posisi resminya, tetapi pada saat yang bersamaan juga adalah pemimpin bagi seluruh warga sekolah.

Sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya, seorang kepala sekolah mengorganisasikan sekolah dan personil yang bekerja di dalamnya ke dalam situasi yang efisien, demokratis dan kerja sama institusional yang tergantung keahlian para pekerja. Di bawah kepemimpinannya, program pendidikan untuk para siswa harus direncanakan, diorganisir, dan ditata. Dalam pelaksanaan program, kepala sekolah harus dapat memimpin secara profesional para staf pengajar, bekerja secara ilmiah, penuh perhatian, dan demokratis, dengan menekankan pada perbaikan proses belajar mengajar, di mana sebagian besar kreativitas akan tercurahkan untuk perbaikan pendidikan.

Di antara penyelenggaraan pendidikan yang harus selalu dibina secara terus menerus oleh kepala sekolah adalah: (a) Program pengajaran; (b) Sumber daya manusia; (c) Sumber daya yang bersifat fisik; dan (d) Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. (Wahjosumidjo:2008, 204).

Bass dalam Hartanto (2001:62) beranggapan bahwa unjuk kerja kepemimpinan yang lebih baik terjadi bila para pemimpin dapat menjalankan salah satu atau kombinasi dari empat cara ini, yaitu:

1) Memberi wawasan serta kesadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya (Idealized Influence - Charisma);

2) Menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara yang sederhana (Inspirational Motivation);

3) Meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara seksama (Intellectual Stimulation); dan

4

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

4) Memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap orang secara khusus dan pribadi (Individualized Consideration). Pemimpin yang seperti ini akan dianggap oleh rekan-rekan atau bawahan mereka sebagai pemimpin yang efektif dan memuaskan.

Dalam proses kepemimpinannya kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menghasilkan keputusan-keputusan fungsional. Artinya, keputusan yang benar-benar mengikat seluruh anggota organisasi untuk mematuhi dan menjalankannya bersama-sama. Apabila sesuatu telah diputuskan dalam organisasi, maka semuanya harus tunduk dan menaati keputusan itu dengan konsekwen.

Tugas seorang manajer atau leader sehari-hari adalah mengambil keputusan. Seringkali banyak keputusan yang harus diambil setiap hari, tetapi kadang-kadang satu hari hanya ada satu keputusan saja yang kita buat. Hal ini tergantung keperluannya. Membuat keputusan dan pemecahan masalah merupakan salah satu peranan yang harus dimainkan setiap leader dan manajer. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, motivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan pengawasan dan pengendalian memerlukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Selanjutnya setiap keputusan yang telah ditetapkan tersebut haruslah dikomunikasikan oleh pimpinan kepada semua pihak terkait agar dapat dijalankan. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya haruslah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak lain. Artinya seorang pemimpin memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat.

Berdasarkan hal di atas, peneliti ingin melakukan penelitian pada sebuah sekolah yakni SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas. Dari pengamatan pendahuluan diketahui bahwa sekolah ini mengalami kemajuan yang 5

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

cukup pesat sejak kepemimpinan kepala sekolah baru yang dilantik pada tanggal tahun 2015 yang lalu. Dalam kepemimpinannya kepala sekolah melakukan berbagai terobosan progresif dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah ini pada awal-awal berdirinya dipenuhi oleh banyak siswa, tetapi belakangan siswa-siswanya dari segi jumlah menurun. Begitu juga keadaannya cukup memerlukan perhatian, terutama bagaimana meningkatkan mutu proses belajar mengajar, atau bagaimana meningkatkan mutu lulusannya.

Setelah beberapa tahun dipimpin oleh kepala sekolah yang baru, kini SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas mulai banyak diminati oleh masyarakat sekitarnya khususnya bagi warga masyarakat desa Basarang Kabupaten Kapuas untuk menyekolahkan anaknya setelah lulus TK/RA atau sederajat. Keberhasilan tersebut tentu tidak terlepas dari kepemimpinan kepala sekolah termasuk didalamnya kemampuan dalam mengambil keputusan yang handal dan mengkomunikasikannya dengan berbagai pihak seperti sesama warga sekolah serta masyarakat pada umumnya. Dengan terjalinnya komunikasi ini sehingga dapat menarik simpati masyarakat untuk senantiasa terlibat demi meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang telah dipimpin 6 orang kepala sekolah ini.

Selama dipimpin oleh kepala sekolah yang baru, SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas telah memiliki berbagai macam prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh oleh siswa, guru, dan sekolah, baik prestasi tingkat lokal, regional, maupun nasional.

Berdasarkan konteks penelitian di atas, terlihat bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas yang sekarang dipimpin oleh kepala sekolah yang baru mengalami kemajuan yang pesat dibanding masa sebelumnya. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari filosofis kepemimpinan kepala sekolah yang dianut dan dijalankan oleh sang manajer sekolah, di samping kemampuannya dalam mengambil keputusan Hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti lebih jauh bagaimana kepemimpinan transformasional kepala

6

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas.

Rumusan Masalah

Beranjak dari permasalahan umum dan memperhatikan kondisi khusus yang tergambar pada konteks penelitian di atas. Maka penelitian ini menekankan rumusan masalah tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas. Bertolak dari fokus umum ini, dirinci kembali beberapa rumusan masalah secara khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas? 2. Apa saja bentuk perubahan yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas? Tujuan Penelitian

Mengacu pada konteks penelitian dan penjabaran fokus penelitian di atas, maka tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas;

7

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

2. Untuk mengetahui apa saja bentuk perubahan yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas?

Landasan Teoritis

Untuk menghindari interpretasi data yang keliru terhadap judul di atas, maka perlu penulis jelaskan beberapa definisi operasional dari istilah yang berkaitan dengan judul tersebut, yaitu:

1. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pola kepemimpinan kepala sekolah yang melibatkan perubahan yang mampu mengubah status quo dalam lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dalam proses kepemimpinannya kepala sekolah harus mampu menghasilkan keputusan-keputusan fungsional yang benar-benar mengikat seluruh anggota organisasi untuk mematuhi dan menjalankannya bersama-sama. Pola perilaku kepemimpinan transformasional tersebut meliputi:

1) Idealisasi pengaruh 2) Stimulasi intelektual 3) Motivasi inspirasional 4) Konsiderasi individual 2. Mutu Pendidikan Mutu pendidikan dalam konteks penelitian ini adalah seperti yang tertuang di dalam PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Komponen- komponen peningkatan standar mutu pendidikan tersebut antara lain:

1) Peningkatan Mutu Standar Isi, 2) Peningkatan Mutu Standar Proses Pembelajaran, 3) Peningkatan Mutu Standar Kompetensi lulusan, 8

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

4) Peningkatan Mutu Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5) Peningkatan Mutu Standar Sarana dan Prasarana, 6) Peningkatan Mutu Standar Pengelolaan, 7) Peningkatan Mutu Standar Pembiayaan, 8) Peningkatan Mutu Standar Penilaian Pendidikan (PP Nomor 19 2005:141)

Kerangka Berpikir

Untuk lebih memahami terhadap teori yang telah dikemukakan di atas, peneliti akan menyajikan lagi secara lebih sederhana sebagai berikut:

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Idealisasi Motivasi Konsiderasi Stimulasi 9 individual pengaruh intelektual inspirasional

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

MUTU PENDIDIKAN

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Kepeminpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Avolio dan Bass 2012)

Pembahasan dan Analisis Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Karena kepala sekolah merupakan pemimpin di lembaganya, maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik.

1. Analisis Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas

10

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas telah menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dengan beberapa komponen yaitu: Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual stimulation, Individualized consideration. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Idealisasi Pengaruh (Idealized Influence) Hasil temuan di lapangan sebelumnya diketahui bahwa kondisi SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas sebelumnya memang masih kurang optimal dalam pengelolaannya. Hal itu bisa dilihat dari kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SDN 2 Bungai Jaya, proses belajar mengajar yang kurang maksimal. Karena dari gaya kepemimpinan kepala sekolah sebelumnya masih terkesan seadanya, tidak adanya kemauan yang kuat untuk mengembangkan mutu sekolah ini. Kepala sekolah terkesan membiarkan kondisi sekolah apa adanya, serta tidak adanya inovasi ataupun terobosan yang pernah beliau lakukan untuk mengembangkan Sekolah ini.

Kyte (Marno dan Supriyatno 2008:34) mengutarakan bahwa sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya, seorang kepala sekolah seharusnya mampu mengorganisasikan sekolah dan personil yang bekerja di dalamnya untuk mencapai tujuan sekolah. Di bawah kepemimpinannya, seorang kepala sekolah harus merencanakan, mengorganisir, dan menata program pendidikan di sekolahnya. Dalam pelaksanaan program, kepala sekolah harus memimpin secara profesional, bekerja secara ilmiah, penuh perhatian, dan demokratis, dengan menekankan pada perbaikan proses belajar mengajar, di mana sebagian besar kreativitas akan tercurahkan untuk perbaikan pendidikan.

Kepala sekolah telah menerapkan kepemimpinan transformasional dalam bentuk idealisasi pengaruh (idealized influence), seperti melibatkan semua wakil kepala sekolah yang ada, baik wakil kepala sekolah, dan guru dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah. Kepala sekolah bersama mereka membuat draft yang nantinya akan disampaikan kepada guru, apakah ada perbaikan 11

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

atau tidak. Selain melibatkan guru dalam penyusunan visi, misi dan program kegiatan sekolah, kepala sekolah juga melibatkan pengawas pembina, komite sekolah, dan tokoh masyarakat sekitar sekolah. Semua yang dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, program kegiatan sekolah diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah, penyampaian pendapat ini meliputi isi, maksud, dan bahasa yang digunakan dapat dimengerti atau tidak.

Menurut Barnawi & Arifin (2014: 78) bahwa dalam perspektif tanggung jawab kepemimpinan pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk memaksimalkan seluruh potensinya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan sekolah menjadi efektif, produktif, mandiri, dan akuntabel. Keberhasilan sekolah menjadi dambaan bagi semua warga sekolah, oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan secara khusus oleh kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah menjadi efektif, efisien, produktif, dan akuntabel yaitu antara lain mengomunikasikan visi sekolah secara utuh.

Visi misi suatu sekolah menjadi sangat penting untuk menentukan masa depan sekolah ke mana akan diorientasikan, maka perlu ada keterlibatan dari semua warga sekolah untuk menyampaikan pendapatnya dalam penyusunan visi, yang disusul dengan misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah karena pada akhirnya semua warga sekolah akan bekerja sesuai dengan visi yang dimiliki oleh sekolah. Penyusunan visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah tidak hanya melibatkan warga sekolah yaitu para guru dan siswa, tetapi juga orang tua dan masyarakat, hal ini sudah dilakukan oleh kepala SDN 2 Bungai Jaya yang selalu menghadirkan orang tua siswa dan tokoh masyarakat.

Menurut Andang (2014:84-87) dalam mengembangkan sekolah, keterlibatan orang tua siswa dan masyarakat sangat dibutuhkan karena mereka juga merupakan komponen pendidikan. Kepala sekolah sebisa mungkin memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh orang tua siswa dan msayarakat untuk bisa

12

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

berpartisipasi dalam pengembangan sekolah. Kepala sekolah harus menjaga hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa dan masyarakat, karena hubungan yang harmonis akan membentuk saling pengertian antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat, saling membantu, dan saling bekerjasama dalam ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah

b. Stimulasi Intelektual (Intellectual stimulation) Kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya telah menerapkan kepemimpinan transformasional dengan memiliki Stimulasi Intelektual (Intellectual stimulation), hal ini dibuktikan dengan mengembangkan budaya kerja positif dengan cara lebih mendekati para guru untuk menciptakan suasana yang dekat dan kekeluargaan, kepala sekolah juga menghindari menggurui para guru dan siswa tetapi mengajak untuk saling bekerjasama. Kepala sekolah juga selalu menanamkan untuk mengutamakan kerja secara tim dan mengajak untuk rutin berkoordinasi. Kepala sekolah juga tidak hanya memberi contoh, tetapi juga melaksanakan apa yang dicontohkan olehnya. Kepala sekolah juga bisa menjadi teman, pemimpin, dan tauladan kepada guru dan siswa, kepala sekolah juga menciptakan hubungan yang harmonis dengan para siswa, kedekatan yang diciptakan membuat para siswa selalu nyaman untuk bersekolah. Para siswa sudah menganggap kepala sekolah, yang selalu siap mendengarkan keluh kesah siswa, selalu dapat diajak bercanda membuat suasana yang menyenangkan.

Kepala SDN 2 Bungai Jaya sebagai seorang pemimpin menciptakan suasana kekeluargaan dan budaya kerja yang positif agar para guru dan siswa merasa nyaman dalam bekerja, suasana nyaman ini diharapkan dapat berpengaruh baik terhadap hasil kerja yang ditunjukkan oleh para guru dan siswa. Kepala sekolah menanamkan kebiasaan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, di setiap sudut sekolah juga disediakan tempat sampah yang dibedakan menjadi tempat sampah untuk sampah kering dan sampah basah. Kepala sekolah tidak hanya menyuruh, tetapi juga selalu membiasakan diri sendiri untuk selalu membuang 13

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

sampah. Setiap pada saat pelajaran dimulai, kepala sekolah selalu berkeliling untuk melihat kebersihan sekolah, fasilitas sekolah apakah ada yang rusak atau tidak, berbincang-bincang dengan tukang kebun sekolah terkait dengan pengelolaan kebersihan dan taman sekolah. Pada waktu istirahat, kepala sekolah juga sesekali berkumpul dengan para siswa yang sedang duduk-duduk di depan kelas atau taman sekolah, mereka bersenda gurau dan saling berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan mata pelajaran yang dihadapi para siswa.

Hal ini sesuai dengan merujuk kepada salah satu peran kepala sekolah yaitu sebagai pencipta iklim kerja, Andang (2014: 171) berpendapat bahwa budaya dan iklim kerja yang positif dan kondusif akan memungkinkan setiap guru dan siswa lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai dengan usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Kepala SDN 2 Bungai Jaya sudah menciptakan iklim lingkungan kerja yang kondusif dan positif, kepala sekolah memperlakukan guru dan siswa sebagai teman dan tidak menggurui apabila ada guru atau karyawan yang merasa kesulitan dengan salah satu tugasnya dan menginginkan bantuan dari kepala sekolah. Guru dan siswa merasa dihargai oleh kepala sekolah. Kepala sekolah selalu menciptakan hubungan yang harmonis dengan guru dan siswa serta setiap ada waktu luang selalu menyempatkan diri untuk berkumpul mendekatkan diri dengan para guru dan siswa.

c. Motivasi inspirasional (Inspirational Motivation) Kepala SDN 2 Bungai Jaya telah menerapkan kepemimpinan transformasional dengan mengimplementasi Motivasi inspirasional (Inspirational Motivation), hal ini dibuktikan dengan kepala sekolah tidak hanya menerapkan satu kepemimpinan tetapi kepemimpinan demokratis, partisipatif, kolegial juga diterapkan dalam sekolah, selain itu kepala sekolah juga menerapkan kepemimpinan otoriter, kepemimpinan tersebut diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh kepala SDN 2 Bungai Jaya antara lain nilai karakter yang positif seperti salam, sapa, dan senyum, selain itu nilai kekeluargaan juga ditanamkan oleh kepala sekolah, selain itu juga 14

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

menanamkan untuk selalu peduli lingkungan dengan cara membudayakan untuk selalu membuang sampah ditempatnya dan menyediakan tempat sampah khusus untuk jenis sampah yang berbeda.

Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat oleh kepala sekolah dapat mendorong guru dan siswa untuk bersemangat dalam memperbaiki kompetensinya, selain itu penanaman nilai-nilai positif dan kondusif dalam lingkungan kerja akan mudah tertanam dan dibiasakan. Kepala SDN 2 Bungai Jaya sudah dapat memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dilakukan. Pemilihan dan penerapan gaya kepemimpinan tersebut dilakukan dengan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang tepat, ada kalanya kepala sekolah menerapkan kepemimpinan demokratis, partisipatif, kolegial, tetapi juga menerapkan kepemimpinan otoriter, sehingga tidak hanya satu gaya kepemimpinan saja yang dilakukan oleh kepala SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Andang (2014: 45) bahwa sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dari setiap gaya kepemimpinan yang ada, akan tetapi adanya adalah kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar mencapai tujuan bersama yang ditetapkan. Kepemimpinan menjadi efektif apabila gaya atau tipe kepemimpinan tersebut mampu digunakan dengan baik pada saat dan tempat yang tepat, dengan mengintegrasikan secara maksimal antara produktivitas, kepuasan, pertumbuhan, dan pengembangan manusia.

d. Konsiderasi Individual (Individualized Consideration) Komponen berikutnya dari kepemimpinan transformasional yaitu Konsiderasi Individual (Individualized Consideration), dalam komponen ini, kepala sekolah harus dapat mengembangkan profesionalisme guru dan siswanya,

15

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

kepala sekolah juga harus dapat memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan hasil penelitian, komponen Konsiderasi Individual yang dimiliki kepala SDN 2 Bungai Jaya yaitu kepala sekolah mengembangkan profesionalisme guru dan siswa dengan cara mengadakan KKG intern yaitu guru mata pelajaran yang serumpun saling berdiskusi dan membantu apabila guru lain mempunyai masalah dalam pembelajaran mata perlajaran tersebut, para guru juga mengikuti yang diadakan di luar sekolah atau KKG eksternal yang terdiri dari guru mata pelajaran serumpun dari beberapa sekolah, kegiatan ini membantu memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada guru mata pelajaran yang mengikutinya dan menjadi perbandingan untuk perbaikan ke depan. Selain KKG, kepala sekolah juga mengikutkan guru dan siswa pelatihan, workshop, studi banding, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan profesionalisme yang dilakukan atau diikuti guru dan siswa disesuaikan dengan need assessment yang telah disusun.

Need assessment yang dilakukan oleh kepala SDN 2 Bunagi Jaya adalah dengan melihat kinerja yang dimiliki oleh para guru dan siswa. Penilaian kinerja yang dilakukan setiap tahun sekali, tetapi tidak hanya setiap tahun sekali, penilaian kinerja guru dan siswa juga dilakukan melalui pengamatan kepala sekolah. Kepala sekolah melakukan pengamatan setiap hari dengan melihat keseharian, hasil kerja yang dilakukan setiap diberi tugas oleh kepala sekolah, dan masukan dari para guru dan siswa, dari penilaian tertulis maupun pengamatan, kepala sekolah dapat menyusun need assessment sehingga nantinya para guru dan siswa yang diikutkan dalam pendidikan, pelatihan, seminar, atau bahkan melanjutkan pendidikan tepat pada sasarannya.

Berdasarkan tupoksi kepala sekolah, kepala sekolah harus dapat melakukan analisis kebutuhan guru dan memantau serta menilai kinerja guru dan stafnya. Analisis kebutuhan atau need assessment ini sudah dilakukan oleh kepala sekolah, need assesment ini didasarkan oleh hasil kerja yang diperoleh oleh guru dan karyawan, apakah hasil kerja yang dimiliki sudah baik atau belum, dengan adanya need assessment yang dilakukan, kepala sekolah mengetahui kebutuhan apa 16

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

saja yang harus dipenuhi oleh guru dan karyawannya, sehingga guru dan karyawan yang harus dipenuhi kebutuhannya baik ketrampilan dan kompetensinya maka akan diikutkan dalam kegiatan pendidikan, pelatihan atau pembinaan yang dilakukan baik secara formal maupun informal.

Kegiatan pengembangan yang ditujukan kepada guru dan karyawan tentunya harus didukung oleh kepala sekolah. Hal ini sesuai dengan Nurkholis (2006: 121) bahwa kepala sekolah harus selalu memberikan motivasi kepada guru dan tenaga kependidikan dan administratif sehingga mereka bersemangat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi diberikan dalam wujud hadiah atau hukuman fisik maupun nonfisik.

2. Analisis Tentang Perubahan Yang Dilakukan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas Kepala sekolah bertanggungjawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didik. Kepala sekolah sebagai seorang pendidik, administrator, pemimpin, dan supervisor, diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga pendidikan ke arah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa depan

Kepala sekolah sebelumnya belum menjalankan kepemimpinannya dengan baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Kepala sekolah sebelumnya hanya menjalankan rutinitas saja, tidak ada kreasi dan inovasi yang dilakukan, sehingga membuat kondisi sekolah ini mengalami kemunduran dalam berbagai aspek dari kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan lain sebagainya. Sekolah ini pada awal-awal berdirinya dipenuhi oleh banyak siswa, tetapi belakangan siswa-siswanya dari segi jumlah menurun. Begitu

17

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

juga keadaannya cukup memerlukan perhatian, terutama bagaimana meningkatkan mutu proses belajar mengajar, atau bagaimana meningkatkan mutu lulusannya.

Setelah beberapa tahun dipimpin oleh kepala sekolah yang baru, yakni Bapak Taufik, S.Pd.I, sejak tahun 2011 hingga 2019 SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas mulai banyak diminati oleh masyarakat sekitarnya khususnya bagi warga masyarakat desa Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas untuk menyekolahkan anaknya hingga saat ini pada tahun 2019 sudah mencapai 114 orang siswa dengan status “Terakreditasi B” Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang baru, SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas berusaha untuk terus meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Saat ini tidak ada lagi guru yang berlatar belakang pendidikan di bawah S.1 bahkan beberapa orang guru sudah memiliki latar belakang pendidikan S.2.

Penekanan yang paling penting bahwa mutu terpadu dalam programnya dapat mengubah kultur sekolah. Para pelajar dan orang tua menjadi tertarik terhadap perubahan yang ditimbulkan manajemen mutu terpadu melalui berbagai program perbaikan mutu. Aplikasi Total Quality Management dalam satuan pendidikan dapat pula disebut Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro (Syafaruddin, 2002) dengan lima pilar, yaitu: (1) fokus kepada pelanggan baik internal maupun eksternal; (2) adanya keterlibatan total; (3) adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah; 4 adanya komitmen; dan (5) adanya perbaikan yang berkelanjutan.

Selama dipimpin oleh kepala sekolah yang baru, SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas telah memiliki berbagai macam prestasi akademik maupun non akademik yang diperoleh oleh siswa, guru, dan sekolah, baik prestasi tingkat lokal, maupun regional. Keberhasilan tersebut tentu tidak terlepas dari kepemimpinan kepala sekolah termasuk didalamnya kemampuan dalam mengambil keputusan yang handal dan mengkomunikasikannya dengan berbagai pihak seperti sesama warga sekolah serta masyarakat pada umumnya. Dengan

18

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

terjalinnya komunikasi ini sehingga dapat menarik simpati masyarakat untuk senantiasa terlibat demi meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang telah dipimpin

Dalam konteks kepemimpinan kepala sekolah, hal di atas menunjukkan bahwa sosok Taufik, S.Pd.I, merupakan orang yang berani menerima amanah memimpin sebuah sekolah yang sedang merosot. Tentunya keputusan yang diambil tersebut patut ditiru oleh pemimpin lainnya, bahwa jabatan yang tinggi bukanlah segalanya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana pengabdian total seorang pemimpin dalam menjalankan amanah kepemimpinannya tersebut. Oleh karena itu, masih dalam konteks kepemimpinan kepala sekolah, sosok Taufik, S.Pd.I, dapat menjadi figur atau panutan baik bagi siapa saja yang dipimpinnya (Idealisasi Pengaruh). Dimana beliau telah menunjukkan sikap yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan kelompok, dan dalam bekerja tidak mempunyai orientasi ekonomi.

Filosofi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Bapak Taufik, S.Pd.I, adalah selalu berupaya memberikan semangat dan selalu memberikan ide-ide bagi sekolah demi kemajuan bersama. Pada saat kondisi sekolah dalam keadaan stagnan, beliau memiliki ide untuk mengikutsertakan sekolah ini dalam ajang lomba sekolah sehat tingkat SLTP/SDN tingkat provinsi dari Gubernur Kalimantan Tengah. Ajang lomba ini merupakan salah satu cara promosi sekolah paling efektif.

Hal di atas senada dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah (stimulasi intelektual) yakni mengubah problem-problem lama dengan cara-cara baru. Dalam rangka memajukan sekolah ini, beliau berani melakukan kebijakan dengan menggunakan logika terbalik yakni mengikuti lomba sekolah sehat, walaupun sekolah ini sebelumnya kondisinya masih kurang terpelihara. Beliau beranggapan dengan memenangkan lomba sekolah sehat tersebut akan menaikkan rating sekolah ini diantara sekolah-sekolah lainnya khususnya di Kabupaten Kapuas yakni dengan memperoleh juara sekolah sehat hanya kekisar beberapa bulan semenjak beliau menjabat sebagai kepala sekolah. Walaupun julukan sekolah sehat se Kalteng 19

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

tersebut hanya sebatas tingkat kesehatan, kebersihan, kenyamanan, kerapian, dan lain-lain, tetapi hal itu diharapkan dapat menjadi pemicu dan motivasi bagi seluruh warga sekolah ini untuk meningkatkan kualitasnya agar menjadi sekolah berkualitas yang sebenar-benarnya.

Prestasi sekolah SDN 2 Bungai Jaya ini terus semakin meningkat semenjak kepemimpinan Taufik, S.Pd.I selama dipimpin oleh kepala sekolah yang baru, SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas telah memiliki berbagai macam prestasi akademik maupun non akademik yang diperoleh oleh siswa, guru, dan sekolah, baik prestasi tingkat lokal, maupun regional. Di sisi lain kepala sekolah senantiasa mendorong staf inovatif, bekerja keras dan profesional (stimulasi intelektual) serta mengkomunikasikan harapan yang tinggi bagi staf (motivasi inspirasional). Untuk memenangkan berbagai macam lomba dan prestasi akademik maupun non akademik yang diperoleh oleh siswa, guru, dan sekolah, baik tingkat lokal, maupun regional. Kepala sekolah senantiasa mengimbau dan mendorong semua pihak agar ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Beliau mengajak semua warga sekolah mulai dari guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, komite bahkan sampai warga dan masyarakat sekitar SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas.

Dalam pemaparan berikutnya dalam pembahasan ini akan diklasifikasikan dalam bidang-bidang kepemimpinan sebagai berikut: a. Kurikulum

Salah satu tugas utama sekolah adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian pemahaman terhadap kurikulum sampai dengan strategi pelaksanaan sangat penting. Meskipun kegiatan pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan dilaksanakan oleh guru, tetapi peran kepala sekolah sangat penting, mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan, sampai evaluasinya (Depdiknas, 2010: 67).

20

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

Temuan di lapangan berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diketahui bahwa Bapak Taufik, S.Pd.I, sebagai kepala sekolah senantiasa melakukan terobosan dalam bidang kurikulum/pembelajaran. Hal yang beliau lakukan adalah dengan cara menerapkan strategi dan model pembelajaran yang saat ini dikembangkan berupa Paikem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satunya adalah model pembelajaran cooperative learning, dan contextual teaching and learning, serta ditambah dengan adanya yel-yel khas masing-masing, sehingga membuat para siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Hal di atas sejalan dengan visi dan misi yang dilakukan sekolah ini.

Inovasi yang dilakukan Bapak Taufik, S.Pd.I, tersebut dalam rangka menyahuti berbagai perkembangan dan tantangan masa depan yang menuntut adanya pembaharuan. Sebagaimana diungkapkan oleh Miftah Thoha (2010) yang berpendapat, bahwa kepemimpinan masa depan adalah seorang pemimpin yang adaptif terhadap tantangan serta menyiapkan berbagai bentuk solusi dalam pemecahan masalah tantangan masa depan.

Pendapat senada dikemukakan Tjiptono dan Syakhroza (2009) bahwa pemimpin transformasional bisa berhasil mengubah status quo dalam organisasinya dengan cara mempraktikkan perilaku yang sesuai pada setiap tahapan proses transformasi. Yakni pemimpin sekolah berhasil merubah strategi mengajar guru yang sebelumnya tradisional dengan pola yang lebih kreatif dan menyenangkan.

Filosofi kepemimpinan yang mendasari Bapak Taufik, S.Pd.I, menerapkan model-model pembelajaran seperti Paikem di sekolah ini adalah; selama ini menurut beliau mengajar seringkali dijadikan sebagai beban bagi sebagian guru. Mereka dalam menyampaikan ilmu seringkali tidak dilandasi sikap yang tulus, oleh karenanya kepala sekolah senantiasa memberikan dorongan dan perhatian agar para guru dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Hal yang beliau lakukan dengan cara mendorong para guru untuk mampu berpikir dengan cara-cara yang baru dalam setiap kegiatan (stimulasi intelektual), yang tentunya kepala 21

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

sekolah juga menjadi sumber inspirasi (idealisasi pengaruh) bagi bawahannya. Yakni lewat model pembelajaran Paikem, para guru diharapkan akan mendapatkan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang menyenangkan disini bisa dilakukan pada mata pelajaran di kelas, sehingga membuat para guru dan siswa menjadi lebih bersemangat dan tidak merasa terbebani.

Salah satu hal yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka mewujudkan sumber daya insani yang memiliki kemampuan dan kesiapan dalam bidang aqidah, ibadah dan akhlaqul karimah yakni dengan mentradisikan tadarus. Tadarus atau pembinaan membaca Alquran dilaksanakan setiap pagi sebelum masuk proses pembelajaran di ruang kelas. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap pagi kecuali jumat dengan dibimbing oleh guru. Di samping itu setiap pagi jumat dilaksanakan kegiatan senam dan pencerahan rohani dengan pola dan pendekatan yang baru.

Kepemimpinan kepala sekolah menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran sekolah dan memberi kepercayaan kepada para guru untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori kepemimpinan mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi sekolah agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional sekolah. Dimana kegiatan di atas sejalan dengan visi sekolah ingin mewujudkan sumber daya insani yang memiliki kemampuan dan kesiapan dalam bidang aqidah, ibadah dan akhlaqul karimah.

Filosofi kepemimpinan yang mendasari perlunya dilaksanakan pembinaan membaca Alquran tersebut adalah, bahwa kita harus selalu berupaya untuk belajar dan mengerjakan sesuatu mulai dari dasar (bawah) hingga selesai. Setiap akan melakukan sesuatu hendaklah dimulai dengan sesuatu yang baik, niscaya akan menghasilkan yang baik pula. Sebelum memulai proses pembelajaran di kelas masing-masing, maka akan sangat baik sekali apabila para siswa memulainya dengan belajar membaca Alquran setiap paginya, dengan harapan segala yang

22

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

diajarkan para guru mudah diserap, dipahami serta dipraktikkannya, atau dalam bahasa agama segala yang mereka lakukan akan mendapatkan berkah. Di samping itu dengan adanya pembiasaan membaca Alquran bagi para siswa, akan meningkatkan kemampuannya dalam membaca Alquran, sebab selama ini masih banyak siswanya yang belum bisa membacanya secara benar. Dengan demikian, diharapkan seluruh siswa menjadi anak yang senantiasa mencintai akan Alquran. Di samping itu, kepala sekolah senatiasa mendorong bawahannya untuk mampu berpikir dengan cara-cara yang baru dalam setiap kegiatan sekolah. Sebagai misal, beliau mencontohkan tentang kegiatan pencerahan rohani yang dilaksanakan setiap pagi jumat tersebut dengan format yang baru. Yakni kegiatan tersebut tidak hanya diisi dengan ceramah saja, melainkan dikemas dalam bentuk pemutaran film, dan cerita-cerita yang kemudian didiskusikan antar siswa sehingga mereka dapat lebih memahami dan mempraktikkannya dalam keseharian. Di samping itu, kegiatan pencerahan rohani juga dilakukan dengan cara praktik langsung, dengan cara memberi kue kepada siswa, dari kue tersebut dipraktikkan bagaimana seharusnya siswa berbagi kue tersebut dengan sesamanya. Dalam konteks ini siswa diajarkan tentang kepedulian sosial dengan sesamanya. Dalam praktik kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah telah menelurkan gagasan- gagasan barunya (konsiderasi pribadi) bagi pembinaan mental dan spritualnya para siswanya dalam bentuk kegiatan pembinaan mengaji Alquran setiap paginya.

Proses belajar mengajar (PBM) di kelas atau di sekolah haruslah dilakukan pembinaan secara terus-menerus oleh kepala sekolah agar senantiasa terjamin mutunya. Berdasarkan temuan lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah senantiasa melakukan pembinaan secara terus-menerus untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya. Hal yang beliau lakukan seperti mengikutsertakan para guru dalam diklat, workshop, pelatihan dan penataran, disamping juga melakukan monitoring secara rutin terhadap proses pembelajaran di kelas. Monitoring tidak beliau lakukan sendiri, tetapi melibatkan siswa untuk melakukan pencatatan

23

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

terhadap kegiatan pembelajaran, termasuk kedisiplinan guru dan cara mengajarnya, secara tertulis.

Dalam konteks ini kepala sekolah ini tidak hanya menuntut para guru untuk mengajar di kelas semaksimal mungkin, tetapi kepala sekolah juga mempunyai keinginan yang kuat untuk mengembangkan para gurunya agar mereka dapat mengembangkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Hal tersebut di atas sejalan dengan sikap seorang pemimpin transformasional yang senantiasa proaktif dalam berbagai hal. Mereka bukan hanya ingin memaksimalkan kinerja, melainkan juga ingin mengembangkan para guru. Pemimpin transformasional tidak sekedar puas memenuhi kebutuhan individu, mereka juga membantu anggota berkembang menjadi dewasa dengan menyadarkan mereka akan adanya kebutuhan dari orde yang lebih tinggi yang juga perlu dipenuhi, seperti harga diri, aktualisasi diri, dan akseptabilitas sosialnya.

Filosofi kepemimpinan kepala sekolah yang dikembangkan adalah menolong dan membantu para guru dengan memberikan arahan dan melatih agar mereka memiliki keterampilan yang lebih baik. Dengan dilakukannya pembinaan secara terus-menerus terhadap profesionalisme guru. Menurut Bapak Taufik, S.Pd.I, hal tersebut dilakukan karena tidak semua guru di sekolah ini mengajar secara maksimal. Oleh karena itu para guru perlu diikutsertakan dalam diklat, agar kompetensi mereka meningkat. Di samping itu, beliau juga melakukan monitoring secara langsung terhadap cara mengajar guru di kelas dengan meminta masukan dari siswa, sebab menurut beliau anak dianggap relatif lebih jujur dalam mengungkapkan apa yang mereka anggap kurang pas dalam pembelajaran yang dilakukan guru.

Inovasi-inovasi dalam pembelajaran di era sekarang ini sangat penting dilakukan terutama untuk anak tingkat SDN. Untuk memenuhi hal tersebut Bapak Taufik, S.Pd.I, selaku kepala sekolah mempunyai peran besar dalam melakukan berbagai inovasi tersebut. Temuan di lapangan berdasarkan hasil wawancara dan

24

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

observasi, diketahui bahwa inovasi baru dalam proses pembelajaran di ruang kelas di bawah kepemimpinan Bapak Taufik, S.Pd.I, sekarang ini yakni tersedianya laptop, LCD, jaringan internet sekolah. Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh semua guru dan siswa sehingga dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah.

Hal di atas sejalan dengan visi sekolah yakni ingin mewujudkan siswa yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: ingin menghasilkan lulusan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan zaman, dan memberikan kemudahan bagi seluruh warga sekolah dalam mengakses dan mengembangkan informasi guna menunjang kegiatan pembelajaran.

Dalam praktik kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah telah memberikan gagasan-gagasan barunya di sekolah dalam bidang teknologi pembelajaran. Dengan adanya inovasi dalam teknologi pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat baru bagi guru yang mengajar dan bagi siswa yang diajar. Di samping itu, menurut Bapak Taufik, S.Pd.I, secara filosofis pemanfaatan teknologi tersebut dapat melatih kesiapan para siswa dalam merespon perkembangan teknologi yang makin berkembang setiap waktu alias tidak gagap teknologi (gaptek).

b. Kesiswaan

Keberadaan siswa bagi sebuah sekolah adalah sangat penting, tanpa siswa maka sekolah menjadi tidak berarti. Oleh karena itu setiap sekolah selalu melakukan penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaran, tak terkecuali bagi SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas ini. Hasil temuan lapangan yang diperoleh dari metode wawancara dan dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa untuk merekrut siswa baru di setiap tahunnya, pihak sekolah

25

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

membuat profil sekolah yang berisi berbagai macam kegiatan sekolah dalam bentuk brosur, pamflet. Profil tersebut dibagikan sebagai media promosi, agar para siswa menjadi lebih tertarik untuk masuk ke sekolah ini. Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka menarik siswa baru adalah pelaksanaan bimbingan belajar (bimbel) bagi anak-anak yang akan menghadapi ujian nasional.

Secara filosofis, Bapak Taufik, S.Pd.I, dalam menjalankan kepemimpinanya senantiasa menselaraskan dan mengkordinasikan setiap gagasan yang dimilikinya khususnya sesama guru mengenai proses penerimaan siswa baru (PSB) yakni dengan membuat profil sekolah dalam bentuk brosur, pamflet. Hal tersebut dilakukan karena menyadari selama ini sekolah-sekolah di Bungai Jaya sudah banyak yang menggunakan media seperti pamplet, brosur dan spanduk. Adapun media promosi sekolah dalam bentuk profil CD/DVD masih jarang digunakan, oleh karenanya dengan menggunakan media tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa. Dengan demikian, apa yang telah dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan para guru tersebut telah membuat orang di sekitarnya antusias (idealisasi pengaruh) yakni banyaknya siswa yang masuk ke sekolah ini pada setiap tahunnya.

Setiap siswa tentunya memiliki bakat, minat, serta kemampuannya masing-masing, tetapi tidak jarang hal tersebut seringkali mereka keliru dalam menyalurkannya. Sebagaimana yang kita saksikan diberbagai media, banyak sekali siswa yang melakukan tawuran ataupun perkelahian antar pelajar, antar geng dan lain sebagainya. Untuk menghindari hal tersebut, pihak sekolah tentunya memiliki kewajiban untuk mengarahkan para siswa tersebut ke arah yang positif sebagai bentuk kepedulian sekolah terhadap siswanya.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah ini sangat banyak. Dimana kegiatan ekstrakurikuler tersebut ada yang bersifat wajib dan menjadi identitas dari SDN 2 Bungai Jaya sendiri. Di samping itu ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang tidak semua sekolah memilikinya.

26

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

Berdasarkan dokumen yang didapatkan dari pembantu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan diketahui berbagai kegiatan ekstrakurikuler beserta pembinanya di sekolah ini. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap sore hari yang dibimbing oleh pembina yang berasal dari guru maupun yang khusus didatangkan dari luar sekolah. Kegiatan siswa di sekolah ini selama empat tahun terakhir ini telah menorehkan berbagai macam prestasi dalam berbagai bidang di tingkat lokal maupun provinsi. c. Personalia

Peranan personalia (sumber daya manusia) dalam suatu organisasi, termasuk sekolah, sangat penting, namun sumber daya manusia akan optimal jika dikelola dengan baik. Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam mengelola personalia di sekolah, sehingga sangat penting bagi kepala sekolah untuk memahami dan menerapkan pengelolaan personalia dengan baik. (Depdiknas, 2010: 77).

Untuk memenuhi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah, maka pihak sekolah perlu melakukan perekrutan personalia baru khususnya guru yang akan memberikan pengajaran di ruang kelas. Dapat disimpulkan bahwa untuk merekrut tenaga baru baik guru maupun karyawan di lingkungan sekolah ini dilakukan seleksi terlebih dahulu. Seleksi yang dilakukan dalam rangka menjamin adanya kesesuaian antara kebutuhan atau formasi yang diperlukan dengan tenaga baru yang akan diterima.

Secara filosofis, Bapak Taufik, S.Pd.I, dalam kepemimpinannya selalu mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekolah, dimana dalam memberikan tugas dan kebijakan tidak dilakukan dengan cara nepotisme. Beliau tetap melakukan aturan dan seleksi, dalam rangka menciptakan iklim profesionalitas.

Seorang guru adalah tenaga profesional dalam bidangnya, untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa dalam rangka 27

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

meningkatkan kompetensi guru agar lebih profesional dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik, kepala sekolah senantiasa melakukan pembinaan secara kontinyu (terus menerus). Hal yang dilakukan kepala sekolah adalah dengan mengikutsertakan para guru tersebut dalam berbagai kegiatan Diklat/Workshop Peningkatan Mutu dan Profesionalisme.

Untuk menjaga hubungan kemanusiaan dengan para guru di sekolah, agar mereka tetap merasa senang dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dalam kesehariaannya perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih humanis di samping hubungan formal antar pimpinan dan bawahan. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah saat ini mempunyai hubungan yang baik dengan para guru di sekolah. Dari berbagai pendekatan-pendekatan humanis yang dilakukan kepala sekolah dalam menggerakkan bahwahan tersebut, membuat para guru merasa senang dalam melaksanakan tugasnya dan merasa terbebani.

Dalam konteks ini, secara filosofis kepemimpinan Bapak Taufik, S.Pd.I, senantiasa berbaur dengan bawahan dan tidak membentuk eksklusifitas serta menghargai para bawahan sebagai partner dengan kedudukan yang setara tanpa perbedaan status dengan pendekatan kemanusiaan. Pendekatan secara kemanusiaan itu sangat penting dilakukan bagi seorang pemimpin terhadap bawahan. Pemimpin yang efektif adalah orang yang mampu “memanusiakan” bawahannya sehingga mereka makin tumbuh harga dirinya. Dengan cara seperti ini menurut Bapak Taufik, S.Pd.I, akan menjadikan para guru sebagai insan yang terhormat dan dewasa. Seorang pemimpin yang efektif dapat berbincang dengan guru mengenai sekolah anak-anaknya. Apabila semua ini dijalankan dengan tulus, guru akan lebih terpanggil untuk meningkatkan kualitas pengabdiaannya yang terbaik di sekolah ini.

Dalam sebuah lembaga pendidikan, kinerja yang tinggi bagi guru dalam melaksanakan tugasnya mutlak diperlukan. Temuan di lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa Bapak Taufik,

28

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

S.Pd.I, senantiasa memotivasi para guru agar menikmati dan mencintai tugas mulianya sebagai tenaga pendidik bagi para siswa di sekolah. Di samping itu, untuk mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, serta memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas dalam kesehariaannya sering membaca buku-buku motivasi, dan manajemen dan aktif mengikuti berbagai seminar/training motivasi dan manajemen diberbagai tempat. Disamping itu beliau juga sering menjaring info dari guru, karyawan dan siswa serta masyarakat, kemudian menyampaikan gagasan tersebut di forum rapat dinas atau pun perbincangan informal, mendialogkan bersama, setelah disepakati dibentuk tim kreatif untuk merealisir gagasan tersebut.

Hal di atas sejalan dengan pola kepemimpinan kepala sekolah yang telah diterapkan diberbagai organisasi, dan telah terbukti memunculkan kinerja yang nilainya jauh melebihi ekspektasi. Pada saat yang sama, anggota perusahaan tidak merasa dibebani oleh pekerjaan. Kepemimpinan kepala sekolah dari seorang kepala sekolah ini sangat dBapaktuhkan dalam sebuah lembaga pendidikan. Yakni suatu pola kepemimpinan kepala sekolah yang mampu memengaruhi orang lain sedemikian rupa sehingga mereka mau dan rela untuk memunculkan kreatifitas dan kapabilitas terbaiknya dalam proses pengembangan sekolah.

Dalam konteks di dunia pendidikan, kecintaan dan ketulusan para guru dalam melaksanakan tugasnya mutlah diperlukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kepemimpinan kepala sekolah sebagaimana yang telah dilakukan Bapak Taufik, S.Pd.I, yakni senantiasa memotivasi para guru agar menikmati dan mencintai tugas mulianya sebagai tenaga pendidik bagi para siswa di sekolah. d. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat atau yang disingkat dengan husemas merupakan hal penting dalam rangka memajukan suatu lembaga pendidikan. Sekolah membutuhkan masyarakat untuk memberi dukungan terhadap

29

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

jalannya proses pendidikan. Di sisi lain, masyarakat terlebih dahulu memerlukan sekolah sebagai tempat untuk mendidik anak-anak mereka. Menyadari hal tersebut, kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas ini melakukan berbagai terobosan demi memajukan sekolah yang telah berusia lebih dari seperempat abad ini. Dari data hasil wawancara di lapangan, bisa disimpulkan bahwa SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas memiliki hubungan yang intens dengan masyarakat sekitar selaku stakeholders.

Dalam konteks ini kepemimpinan Bapak Taufik, S.Pd.I, telah mampu menembus batas yang tidak semua orang pemimpin bisa mencapainya. Hal penting yang beliau lakukan adalah membuka dirinya seluas-luasnya untuk berkomunikasi dengan siapa saja. Dalam hal ini beliau senantiasa menjalin komunikasi yang intens diantaranya dengan masyarakat selaku stakeholders,

Hal di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Robbinson (2008) mengenai 5 karakteristik khusus dari kepemimpinan yang efektif. Salah satunya adalah Agreeableness, yaitu pemimpin dapat koperatif, berdiplomasi dan bersahabat. Maksudnya adalah seorang pemimpin haruslah membuka diri, melakukan kerjasama dan bersahabat dengan siapapun.

Dalam rangka menjalin kemitraan yang baik serta mewujudkan sinergitas antara sekolah dengan masyarakat dalam hal pendidikan, maka pihak SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas senantiasa melibatkan berbagai unsur lapisan dalam setiap kegiatan sekolah. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah saat ini dalam bidang husemas mengalami peningkatan. Berbagai unsur lapisan masyarakat senantiasa diundang dan dilibatkan dalam berbagai kegiatan sekolah. Di samping itu berbagai aktivitas lainnya yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka menjalin kemitraan yang sinergis antara sekolah dan masyarakat seperti menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang akan memanfaatkan halaman sekolah untuk acara

30

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

kemasyarakatan, beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan pengajian atau dakwah di masyarakat.

Pelibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan sekolah tersebut, menurut Bapak Taufik, S.Pd.I, sangat penting dilakukan. Sebab sekolah membutuhkan masyarakat untuk memberi dukungan terhadap jalannya proses pendidikan. Di sisi lain, masyarakat terlebih dahulu memerlukan sekolah sebagai tempat untuk mendidik anak-anak mereka. Kepeduliaan sosial secara langsung terhadap masyarakat di sekitarnya sangat urgen sekali. Dengan adanya hubungan dan kebersamaan yang sinergis tersebut akan memunculkan sikap saling mendukung antar kedua belah pihak, dimana masyarakat akan merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan ini dimasa yang akan datang.

Manfaat yang bisa diperoleh dari adanya hubungan antara sekolah dengan masyarakat yang bagus tersebut yakni; munculnya kepercayaan yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya di SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas ini, terlihat dari peningkatan jumlah siswa di SDN 2 Bungai Jaya yang signifikan. Di samping itu, munculnya ketenangan dan harmonisasi di sekolah dan masyarakat, karena kedua belah pihak saling bersinergi membangun kerjasama, sehingga sikap saling menjaga dan memelihara, baik yang berhubungan dengan keamanan fasilitas sekolah maupun pengawasan terhadap perilaku siswa diluar sekolah (masyarakat). e. Keuangan

Secara filosofis, Bapak Taufik, S.Pd.I, dalam menjalankan kepemimpinannya tidak menonjolkan dirinya sendiri, apa yang terlihat dan tercermin dari hasil kerja dan prestasi merupakan cerminan dari keberhasilan sekolah. Dengan demikian dalam menetapkan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah, maka beliau selalu melibatkan semua warga sekolah untuk memusyawarahkannya, sehingga dapat diambil jalan yang terbaik.

31

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

Berdasarkan dokumen yang peneliti dapatkan, bahwa sumber dana di sekolah ini berasal dari: pertama, Komite Sekolah dalam hal ini sumbangan orang tua/wali siswa; kedua, Biaya Operasional Sekolah (BOS) Reguler dan APBD; ketiga, donatur yang tidak mengikat, misalnya dari warga masyarakat sekitar. Adapun dilihat dari sisi penggunaan, dana tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan seperti; kegiatan pembelajaran (KBM), kegiatan kesiswaan, kegiatan sarana dan prasarana (pengadaan dan rehab fasilitas sekolah), serta administrasi sekolah (KBM dan Tata Usaha).

Pengelolaan keuangan di SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas ini sudah tertata dengan rapi. Setiap pemasukan dan pengeluaran senantiasa diperhitungkan dalam secara tepat, sehingga akan lebih mudah dikontrol secara bersama-sama oleh semua komponen sekolah. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sosok Bapak Taufik, S.Pd.I, merupakan seorang figur yang patut dijadikan teladan. Dalam menjalankan kepemimpinannya, beliau senantiasa menjadi seorang inspirator bagi sekolah yang sebelumnya masih stagnan. Beliau seringkali memotivasi dan mendorong bawahannya untuk selalu berinovasi, bekerja keras dan professional sehingga dapat meraih kesuksesan nantinya.

Kesimpulan Kepemimpinan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya adalah termasuk pemimpin yang transformasional dengan memiliki memiliki empat komponen yakni: konsiderasi pribadi, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, dan idealisasi pengaruh. Dalam praktik kepemimpinannya, kepala sekolah menjadi figur yang patut dijadikan teladan, menjadi seorang inspritor bagi sekolah. Kepala sekolah senantiasa memotivasi dan mendorong bawahannya untuk selalu berinovasi, bekerja keras dan bersikap profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Kepala sekolah senantiasa mendorong bawahannya untuk mampu berpikir dengan cara-cara yang baru dalam setiap kegiatan sekolah. Berani merubah status quo untuk kepentingan meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik, senantiasa menumbuhkan loyalitas 32

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

dan antusiasme dengan penegakan disiplin dan pola penggerakan bawahan berdasarkan kesadaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas.

Perubahan yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SDN 2 Bungai Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas yakni di bidang kurikulum, kesiswan, personalia, sarana prasarana, dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Proses pengambilan keputusan yang dilaksanakan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya ini dilaksanakan secara demokratis. Pengambilan keputusan dilakukan melalui tahapan-tahapan: identifikasi masalah, pengumpulan dan penganalisisan data, pembuatan alternatif keputusan, memilih satu alternatif yang terbaik dijadikan keputusan, dengan melibatkan semua warga sekolah; Proses komunikasi yang dilakukan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya berjalan secara efektif dan efisien. Jalur yang digunakannya tidak hanya bersifat formal saja seperti lewat rapat dinas sekolah atau surat edaran, tetapi juga menggunakan jalur non- formal, lewat obrolan-obrolan saat santai di ruang guru waktu jam istirahat. Untuk memperoleh dukungan cara yang dilakukan adalah: seluruh unsur yang ada disekolah diberi kesempatan untuk memberikan masukan/pendapatnya, sehingga muncul sikap peduli dan turut bertanggungjawab terhadap keputusan tersebut, sebab yang bersangkutan merasa diajak bicara dan dilibatkan dalam pembuatan keputusan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan temuan di atas, bahwa bentuk kepemimpinan yang dijalankan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya merupakan model yang unik. Dalam praktik kepemimpinannya, kepala sekolah agar selalu mempertahankan dan meningkatkan lima komponen kepemimpinan transformasional dalam praktik

33

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

kepemimpinannnya agar sekolah dapat berkembang dan menuju sekolah yang lebih baik. 2. Proses pengambilan keputusan yang dilaksanakan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya ini telah berjalan secara demokratis dengan melibatkan semua pihak. Hal ini dapat dijadikan contoh bagi kepala sekolah lainnya khususnya di Kapuas ini dalam melaksanakan pengambilan keputusan yang sifatnya partisipatif; 3. Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah SDN 2 Bungai Jaya berjalan secara efektif dan efisien melalui jalur formal dan nonformal. Diharapkan kedepan proses tersebut dapat terus berjalan sehingga muncul sikap peduli dan turut bertanggungjawab terhadap suatu keputusan tersebut, sebab yang bersangkutan merasa diajak bicara dan dilibatkan dalam pembuatan keputusan tersebut.

Daftar Pustaka

Aedi, N. 2016. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Yogyakarta: Gosyen Publising.

Anik Yuliaarnita 2017. Penelitian kuantitatif Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sorga Indah Handicrafts.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Manajemen Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Avolio, B.J., Waldman, D.A, dan Yanmarino, F.J. 2011. ”Leading in the 1990s: The Four I’s of Transformasional Leadership”. Journal of European Industry.

Bass, B.M. 2015. ”Leadership: Good, Better, Best”. Organizational Dynamics.

34

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

Blanchard, KH, and Hersey P,. 2012. Management of Organizational Behavior; Utilizing Human Resources. New Jersey: Prentice-Hall.

Bogdan, Robert C. & Biklen, Sari Knopp. 2012. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Brannen, Julia. 2017. Memadu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Terj. Imam Syafi’i dan Noorhaidi, A.H. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin Burhan, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif; Jakarta: Rajawali Pers.

Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Traditions. London: Sage Publications.

Danim, Sudarwan. 2002. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Danim, Sudarwan. 2002. Motivasi Kepemimpinan dan efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gibson.J.L Ivancevich. J.m dan Donnelly, J.R. 2015. Organization and Management Behaviour, Structur and Process Organization 9 th edition (terjemahan) Richard-Irwin. Inc

Hadi, S. 2000. Statistik. Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hartanto, Frans M. 2001. Peran Kepemimpinan Transformasional dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja.

Lofland, John. dan Lofland, Lyn H. 2014. Analyzing Social Setting. California: Wadwoth Publishing, Co.

Mantja, Willem. 2008. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen Pendidikan. Malang: Elang Mas.

35

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

Marno, Triyo Supriyatno, 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aditama

Mei Lee, University of Salford, United Kingdom, 2014, Transformational Leadership: Is It Time For A Recall (Kepemimpinan Transformasional: Saatnya Untuk Dipanggil Kembali). International Journal of of Management and Applied Research, 2014, Vol. 1, No. 1.

Moelong, Lexy, J., 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, Encu, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003)

Mulyasa, Encu. 2017. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munir, Abdullah. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Nawawi, Hadari, 2014, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, M. Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robins, Stephen P dan Timothy A Judge, 2008, Perilaku Organisasi; terjemahan Organizational Behavior, Buku 2 Edisi 12, penerjemah: Diana Angelica, Jakarta: Salemba Empat.

S. Nasution. 2016. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Sallis, Edward., 2012, Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, Alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi & Fahrurrozi, Yogyakarta: IRCiSoD.

36

Laliana - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENI …

Sekar Nindita Adila Putri dan Dadang Iskandar, 2016, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Ngawi Jawa Timur).

Siagiaan, Sondang, P., Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Haji Masagung, 2013)

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soemanto, Wasty dan Hendyat Soetopo, 2012. Kepemimpinan dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional

Sonhadji, Ahmad. 2009. Penerapan Total Quality Management dan ISO 9000 dalam Pendidikan Teknik dalam Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid I No. 6 ISSN 0215- 9643. Malang: IKIP, STKIP dan FKIP.

Spradley, James P.. 2010. Participant Observation. New York: Rinehart and Winston, Inc.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suriansyah Ahmad, dan Aslamiyah. Menuju Kepala Sekolah Efektif Dari Teoritis ke Praktis. Solo: Rumah Pengetahuan, 2012.

Sutopo, H.B. 2012. Penelitian Kualitatif, Sebuah Pendekatan Interpretatif bagi Pengkajian Proses dan Makna Hubungan antar Subyektif. UNS Surakarta.

Tareq Ghaleb Abu Orabi, 2016, The Impact of Transformational Leadership Style on Organizational Performance: Evidence from Jordan (Dampak Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Organisasi: Bukti dari Yordania). International Journal of Human Resource Studies,

Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

37

Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 4, No 2 – Mei 2020 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus

Thoha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tjiptono, Fandy, dan Akhmad Syakhroza. 2009. Kepemimpinan Transformasional. Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 9, Thn. XXVIII September 2009.

Usman, Husaini. 2012. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyosumidjo, 2012, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wibisono, Koento. 1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta: Universitas Terbuka.

Vito, Joseph A. De. 2005. The Interpersonal Communication Book. New York: Harper & Rew, Publishers.

Zuchdi, Darmiyati. 2010. Penyusunan Proposal Penelitian Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: IKIP.

38