Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan

MUHAMMAD YUDIL KHAIRI

Widyaiswara Ahli Muda Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin Jl. A. Yani Km. 22 Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan E-mail : [email protected]

Abstract: The purpose of this study was to determine the learning outcomes of training participants in the implementation of distance training (PJJ) Manuscripts Office of the Ministry of Religion, Kapuas which was held by the Banjarmasin Religious Education and Training Center. This research is a descriptive quantitative study with a survey method. The evaluation model used is Kirkpatrick's model which has the advantage of being comprehensive, simple, and applicable in various training situations. Overall, in the sense that this evaluation model can reach all sides of a training program. It is said simply because this model has a simple and easy to understand the logic flow and clear and straight forward categorization. While on the usage side, this model can be used to evaluate various types of training in various situations. In Kirkpatrick's model, evaluation is carried out through four levels, namely, reaction, learning, behavior, and impact. In this study only using level 2 evaluation (learning). The learning outcomes of the training participants (learning) in the attitude aspect were in the very good category with an average of 89.12. In the aspect of knowledge, there is an increase in the results of the initial test, which initially averaged only 54.58 in the implementation of the final test, which increased with an average score of 92.36. The aspects of the skills of the trainees for individual assignments showed good results with an average score of 84.75 and the assessment of the skills of trainees for doing assignments in groups showed good results with an average score of 79.17. Evaluation of the implementation of training also needs to be carried out for level 1 (reaction), level 3 (work behavior), and level 4 (impact) through post-training evaluation activities.

Keywords: Evaluation, Learning, PJJ

Pendidikan merupakan salah satu aspek Kemunculan corona virus (covid- yang memilik peranan pokok dalam 19) di dinyatakan secara resmi membentuk generasi mendatang dan dapat pada tanggal 2 Maret 2020 oleh Presiden menghasilkan manusia yang berkualitas Republik Indonesia dan telah ditetapkan dan bertanggungjawab, serta mampu oleh Kementerian Kesehatan sebagai mengantisipasi masa depan. Pendidikan penyakit yang menimbulkan wabah. dalam maknanya yang luas senantiasa Adanya covid-19 menimbulkan perubahan menstimulir dan menyertai perubahan- dalam berbagai bidang kehidupan, perubahan. Untuk meningkatkan kualitas termasuk diantaranya dunia pendidikan hidup manusia, pendidikan merupakan dan pelatihan. suatu investasi yang sangat penting dalam Untuk menyelenggarakan sebuah kehidupan suatu bangsa. Dengan Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian pendidikan, seseorang dapat memperoleh Agama mempunyai satu peraturan yang sejumlah pengetahuan dan keterampilan. dijadikan sebagai pedoman dalam Untuk itu, pembangunan dibidang menyelenggarakan Pendidikan dan pendidikan merupakan bagian yang penting Pelatihan pegawai pada Kementerian dalam rangka pengembangan dan Agama, pedoman tersebut adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Peraturan Menteri Agama Republik menuju masyarakat mandiri. Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang 152 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi)

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan baik, serta mampu memelihara dan Pegawai Pada Kementerian Agama. mengembangkan kecakapan dan Pada tanggal 6 Juli 2020, kemampuannya secara Kementerian Agama mengeluarkan berkesinambungan. Peraturan Menteri Agama Republik Sudah menjadi tugas pimpinan Indonesia Nomor 19 Tahun 2020 tentang pada setiap organisasi untuk selalu Penyelenggaraan Pelatihan Sumber Daya memikirkan suatu upaya yang harus Manusia Pada Kementerian Agama, dengan dilakukan untuk senantiasa memelihara dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama dan membina semua ASN agar dapat Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2020 lebih berkualitas dalam rangka tentang Penyelenggaraan Pelatihan Sumber pencapaian tujuan organisasi. Daya Manusia Pada Kementerian Agama Institusi atau lembaga pemerintah ini, maka Peraturan Menteri Agama sebagai salahsatu bentuk organisasi agar Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 mampu mencapai keberhasilan sangat tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan tergantung kepada sumber daya Pelatihan Pegawai Pada Kementerian manusianya. Setiap organisasi atau Agama dicabut dan dinyatakan tidak instansi pemerintah selalu mendambakan berlaku lagi. tersedianya ASN yang berkualitas dan Dalam PMA Nomor 19 tahun 2020 cakap dalam menjalankan setiap tugas ini dijelaskan bahwa, Sumber Daya yang diberikan kepadanya dan penuh Manusia (SDM) adalah pegawai negeri kesetiaan, ketaatan kepada Pancasila, sipil, pegawai pemerintah dengan Undang-Undang Dasar 1945, negara serta perjanjian kerja, pegawai nonpegawai pemerintah. Selain itu, juga diperlukan aparatur sipil negara, dan masyarakat. ASN yang professional, Kompetensi adalah pengetahuan, bertanggungjawab dalam melaksanakan keterampilan, dan sikap/perilaku seorang tugas dan tanggungjawabnya. yang dapat diamati, diukur, dan Untuk mendapatkan ASN seperti dikembangkan dalam melaksanakan tugas yang dijelaskan diatas, berbagai macam jabatan. Sementara itu, pengembangan cara harus terus dilakukan, salah satu kompetensi adalah sebuah proses untuk diantaranya adalah melalui Pelatihan. memenuhi kebutuhan kompetensi SDM Pelatihan tersebut adalah pelatihan yang sesuai dengan tuntutan standar kompetensi mengarah kepada peningkatan jabatan dan rencana pengembangan karier. kepribadian, mutu dan kemampuan, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dalam bidang substansi maupun merupakan bagian dari Aparatur Sipil kepemimpinannya serta dapat Negara (ASN), seiring diterbitkannya melaksanakan tugasnya dengan semangat, Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 mampu bekerjasama, dan tentang Aparatur Sipil Negara, dalam bertanggungjawab dilingkungan kerjanya. Undang-Undang ini dijelaskan bahwa ASN Peraturan Menteri Agama memiliki peranan strategis dalam Republik Indonesia Nomor 19 Tahun menyelenggarakan tugas-tugas umum 2020 tentang Penyelenggaraan Pelatihan pemerintahan dan pembangunan yang Sumber Daya Manusia Pada Kementerian sesuai dengan tuntutan zaman terutama Agama pada pasal 24 menjelaskan bahwa untuk menjawab tantangan masa depan. pelatihan dilaksanakan dalam bentuk Agar peranan tersebut bisa klasikal dan non klasikal. Pelatihan terlaksana, maka diperlukan ASN yang klasikal dilaksanakan dalam bentuk berkualitas. ASN yang berkualitas adalah kegiatan yang menekankan pada proses aparatur yang memiliki kecakapan dan pembelajaran tatap muka di dalam kelas. kemampuan untuk melaksanakan setiap Pelatihan non klasikal dilaksanakan dalam tugas yang dibebankan kepadanya dengan bentuk coaching, mentoring, e-learning,

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian 153 Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi) pelatihan jarak jauh, detasering, lain yang bukan peserta pelatihan untuk pembelajaran alam terbuka, patok banding, mengembangkan kompetensi pengetahuan pertukaran antara PNS dengan pegawai maupun keterampilan. Pelatihan Jarak swasta/Badan Usaha Milik Negara/Badan Jauh akan meningkatkan daya jangkau. Usaha Milik Daerah, belajar mandiri, Hal ini tentu bermanfaat sekali bagi komunitas belajar, bimbingan di tempat Kementerian Agama yang memiliki kerja, magang/praktik kerja, dan jalur pegawai sangat banyak dan tersebar di pengembangan kompetensi dalam bentuk seluruh Indonesia. pelatihan non klasikal lainnya. Tahun 2020 ini, Balai Diklat Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Keagamaan Banjarmasin, untuk pertama merupakan proses pembelajaran secara kalinya juga menyelenggarakan Pelatihan struktur yang dipandu oleh penyelenggara Jarak Jauh. Salah satu Pelatihan Jarak pelatihan yang dilakukan tanpa tatap muka Jauh yang diselenggarakan oleh Balai secara langsung. Pelatihan ini menekankan Diklat Keagamaan Banjarmasin adalah pada pembelajaran mandiri secara PJJ Tata Naskah Dinas Kementerian terorganisir dan sistematik dengan Agama, dan kebetulan penulis menggunakan berbagai media mendapatkan tugas menjadi pemateri pada pembelajaran, bahan ajar cetak dan non PJJ Tata Naskah Dinas Kementerian cetak berbasis teknologi informasi dan/atau Agama di Kabupaten Kapuas yang media komunikasi lain yang relevan. dilaksankan pada 16 Juli – 7 Agustus Dengan menggunakan metode e-learning, 2020. dapat mengkombinasikan pertemuan tatap Berdasarkan latar belakang dan muka, praktikum/praktik lapangan dan identifikasi masalah diatas, maka yang pembelajaran elektronik sehingga dapat menjadi rumusan masalah dalam meningkatkan kontribusi dan interaktifitas penelitian ini adalah “Bagaimana hasil peserta dengan pemateri maupun peserta itu evaluasi Learning Penyelenggaraan sendiri bahkan terhadap dunia luar. Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Balai Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama di Kabupaten Keagamaan (Balai Diklat) adalah unit Kapuas? pelaksana tekhnis pelatihan Kementerian Penelitian ini dilakukan dengan Agama yang berkedudukan di daerah dan tujuan untuk mengetahui hasil belajar mempunyai tugas melaksanakan pelatihan peserta Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah administrasi, pelatihan teknis pendidikan, Dinas Kementerian Agama di Kabupaten dan pelatihan tekhnis keagamaan. Kapuas yang dilaksanakan oleh Balai Balai Diklat Keagamaan Diklat Keagamaan Banjarmasin. Banjarmasin memiliki tanggungjawab Evaluasi merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas pelatihan menyediakan informasi yang dapat melalui implementasi strategi pelatihan dijadikan sebagai pertimbangan untuk yang sesuai dengan perkembangan dan menentukan harga dan jasa dari tujuan situasi terkini. Melihat pada perkembangan yang dicapai, desain, implementasi dan metode pelatihan orang dewasa dalam masa dampak untuk membantu membuat pandemic Covid-19, hampir semua keputusan, membantu pertanggung lembaga pelatihan telah memanfaatkan ¬e- jawaban dan meningkatkan pemahaman learning dalam proses belajar mengajar. terhadap fenomena. Menurut rumusan Pelatihan Jarak Jauh memiliki beberapa tersebut, inti dari evaluasi adalah keuntungan antara lain fleksibilitas sangat penyediaan informasi yang dapat tinggi, dapat diakses dari mana saja, dijadikan sebagai bahan pertimbangan standarisasi pengajaran, serta kecepatan dalam mengambil keputusan. Komite distribusi bahan ajar menjangkau peserta studi nasional tentang evaluasi (National pelatihan, bahkan dapat dijangkau orang Study Committee on Evaluation) dari

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 154 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi)

UCLA, menyatakan bahwa evaluasi kebijakan maupun menyusun program merupakan suatu proses atau kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi pemilihan , pengumpulan, analisis dan adalah untuk memperoleh informasi yang penyajian informasi yang dapat digunakan akurat dan objektif tentang suatu program. sebagai dasar pengambilan keputusan serta Informasi tersebut dapat berupa proses penyusunan program selanjutnya. Griffin pelaksanaan program, dampak/hasil yang and Nix berpendapat “Measurement, dicapai, efesiensi serta pemanfaatan hasil assessment and evaluation are hierarchial. evaluasi yang difokuskan untuk program The comparison of observation with the itu sendiri, yaitu untuk mengambil criteria is a measurement, the keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki interpretation and description of the atau dihentikan. Selain itu, juga criteria is a measurement, the dipergunakan untuk kepentingan interpretation and description of the penyusunan program berikutnya maupun evidence is an assessment and the penyusunan kebijakan yang terkait dengan judgement of the value or implication of the program. behavior is an evaluation” yang dapat kita Ada banyak model evaluasi yang artikan pengukuran, penilaian, dan evaluasi dikembangkan oleh para ahli yang dapat bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan dipakai dalam mengevaluasi program penilaian, sedangkan penilaian didahului pelatihan. Menurut Kaufman dan Thomas dengan pengukuran. Pengukuran diartikan dalam Suharsimi Arikunto dan Cepi sebagai kegiatan membandingkan hasil Safrudin menyebutkan ada delapan model pengamatan dengan kriteria, penilaian evaluasi yaitu: Five Level ROI Model (assessment) merupakan kegiatan (Jack Phillps), CIPP Model (Daniel menafsirkan dan mendeskripsikan hasil Stufflebeam’s), Responsive Evaluation pengukuran, sedangkan evaluasi Model (Robert Stake’s), Congruence- merupakan penetapan nilai atau implikasi Contingency Model (Robert Stake’s), perilaku. Five Levels of Evaluation (Kaufman’s), Pengertian tersebut menunjukkan CIRO (Context, Input, Reaction, bahwa dalam melakukan evaluasi, Outcome), PERT (Program Evaluation evaluator pada tahap awal harus and Review Technique), Goal-Free menentukan focus yang akan dievaluasi Evaluation Approach (Michael Scriven’s), dan desain yang akan digunakan. Hal ini Discrepancy Model (Provus’s), berarti harus ada kejelasan apa yang akan Illuminative Evaluation Model. dievaluasi, serta adanya perencanaan Model Kirkpatrick merupakan bagaimana melaksanakan evaluasi. model evaluasi pelatihan yang memiliki Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data, kelebihan karena sifatnya yang menganalisis dan membuat intrepetasi menyeluruh, sederhana, dan dapat terhadap data yang terkumpul serta diterapkan dalam berbagai situasi membuat laporan. Selain itu, evaluator juga pelatihan. Menyeluruh dalam artian model harus melakukan pengaturan terhadap evaluasi ini mempu menjangkau semua evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah sisi dari suatu program pelatihan. dilakukan dalam melaksanakan evaluasi Dikatakan sederhana karena model ini secara keseluruhan. memiliki alur logika yang sederhana dan Berdasarkan pendapat diatas dapat mudah dipahami serta kategorisasi yang disimpulkan bahwa evaluasi merupakan jelas dan tidak berbelit-belit. Sementara proses yang sistematis dan berkelanjutan dari sisi penggunaan, model ini bisa untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, digunakan untuk mengevaluasi berbagai menginterpretasikan dan menyajikan macam jenis pelatihan dengan berbagai informasi untuk dapat digunakan sebagai macam situasi. Dalam model dasar membuat keputusan, menyusun Kirkpatrick, evaluasi dilakukan melalui

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian 155 Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi) empat level, yaitu: (1) Level 1 kerjanya. Perilaku yang dimaksud di sini Reaction (reaksi): evaluasi dilevel 1 adalah perilaku kerja yang ada bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan hubungannya langsung dengan materi peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan yang disampaikan pada saat pelatihan. pelatihan. Kualitas proses atau pelaksanaan Evaluasi perilaku ini dapat dilakukan suatu pelatihan dapat diukur melalui melalui observasi langsung ke dalam tingkat kepuasan pesertanya. Kepuasan lingkungan kerja peserta atau kuesioner. peserta terhadap penyelenggaraan atau Disamping itu bisa juga melalui proses suatu pelatihan akan berimplikasi wawancara dengan atasan maupun rekan langsung terhadap motivasi dan semangat kerja peserta. Dari sini diharapkan dapat belajar peserta dalam pelaksanaan mengetahui perubahan perilaku kerja pelatihan. Mengukur reaksi ini relatif peserta sebelum dan sesudah mengikuti mudah karena bisa dilakukan dengan peatihan (4) Level 4 Impact (dampak): menggunakan reaction sheet yang Evaluasi di level 4 bertujuan untuk berbentuk kuesioner. Evaluasi terhadap mengetahui dampak perubahan perilaku reaksi ini sebenarnya dimaksudkan untuk kerja peserta pelatihan terhadap tingkat mendapatkan respon dari peserta terhadap produktifitas perusahaan. Aspek yang bisa kualitas penyelenggaraan pelatihan. Waktu menjadi acuan dalam evaluasi ini meliputi yang tepat untuk menyebarkan kuesioner kenaikan produksi, peningkatan kualitas adalah pada setiap seksi dari pelaksanaan produk, penurunan biaya, penurunan pelatihan, setelah pelatihan berakhir atau angka kecelakaan kerja baik kualitas beberapa saat sebelum pelatihan itu maupun kuantitas, penurunan turn over, berakhir. (2) Level 2 Learning (Belajar): maupun kenaikan tingkat keuntungan. Evaluasi di level 2 bertujuan untuk Pada penelitian ini, peneliti hanya mengukur tingkat pemahaman peserta melakukan evaluasi penyelenggaraan terhadap materi pelatihan atau sejauhmana pelatihan pada level 2 yang datanya dapat daya serap peserta program pelatihan pada diambil selama peserta mengikuti materi pelatihan yang telah diberikan. Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Program pelatihan dikatakan berhasil Kementerian Agama Kabupaten Kapuas ketika aspek tersebut mengalami perbaikan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat dengan membandingkan hasil evaluasi Keagamaan Banjarmasin pada tanggal 15 sebelum dan sesudah pelatihan. Kegitan Juli – 07 Agustus 2020. pengukuran dalam evaluasi level kedua ini Pada Wikipedia, Cut Zurnali relatif lebih sulit dan lebih memakan waktu (2004), mengemukakan beberapa jika dibanding dengan mengukur reaksi pendapat para ahli mengenai definisi peserta. Alat ukur yang bisa digunakan pelatihan sebagai berikut: 1. Noe, adalah observasi, tes tertulis, dan kinerja. Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) Observasi dilakukan untuk mengetahui mengemukakan, training is a planned nilai sikap. Tes tertulis dapat digunakan effort to facilitate the learning of job- untuk mengukur kemampuan pengetahuan, related knowledge, skills, and behavior by sementara kinerja dapat digunakan untuk employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan mengetahui tingkat keterampilan peserta. merupakan suatu usaha yang terencana Untuk dapat mengetahui tingkat perbaikan untuk memfasilitasi pembelajaran tentang aspek-aspek tersebut, evaluasi dilakukan pekerjaan yang berkaitan dengan sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh berlangsung. (3) Level 3 Behaviour para pegawai. 2. Menurut Gomes (Perilaku Kerja) : Evaluasi di level 3 (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha bertujuan untuk mengukur perubahan untuk memperbaiki performansi pekerja perilaku kerja peserta pelatihan setelah pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang mereka kembali ke dalam lingkungan menjadi tanggung jawabnya, atau satu

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 156 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi) pekerjaan yang ada kaitannya dengan pelatihan adalah suatu pengalaman pekerjaannya. 3. Menurut Robbins, pembelajaran di dalam mencari perubahan Stephen P, (2001:282), Training meant permanen secara relatif pada suatu formal training that’s planned in advanced individu yang akan memperbaiki and has a structured format. Ini kemampuan dalam melaksanakan menunjukkan bahwa pelatihan yang pekerjaannya itu. 7. Menurut Never dimaksudkan disini adalah pelatihan formal Ending Transfusing - Application yang direncanakan secara matang dan Training (NET-at), Pelatihan adalah mempunyai suatu format pelatihan yang kegiatan belajar dan praktik untuk sesuatu terstruktur. 4. Menurut Bernardin dan tujuan baik, dilakukan secara berulang- Russell (1998:172), Training is defined as ulang dan terus-menerus untuk any attempt to improve employee meningkatkan kemampuan (continuously performance on a currently held job or one and never end) manusia, dan fitrahnya. related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or METODE behaviors. To be effective, training should Penelitian ini merupakan penelitian involve a learning experience, be a planned deskriptif kuantitatif dengan metode survei. organizational activity, and be designed in Kerlinger dalam Sugiono mengemukakan response to identified needs. Jadi pelatihan bahwa penelitian survei adalah penelitian didefinisikan sebagai berbagai usaha yang dilakukan pada populasi yang besar pengenalan untuk mengembangkan kinerja maupun kecil, tetapi yang dipelajari adalah tenaga kerja pada pekerjaan yang data dari sampel yang diambil dari populasi dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan tersebut, sehingga ditemukan kejadian dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya relative, distribusi dan hubungan antar berarti melakukan perubahan perilaku, variabel. Nasir mengemukakan bahwa sikap, keahlian, dan pengetahuan yang metode survey adalah penyelidikan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan diadakan untuk memperoleh fakta-fakta menjadi efektif maka di dalam pelatihan dari gejala yang ada dan mencari harus mencakup suatu pembelajaraan atas keterangan secara factual baik tentang pengalaman-pengalaman, pelatihan harus institusi pendidikan, sosial, ekonomi, atau menjadi kegiatan keorganisasian yang politik dari suatu kelompok, ataupun suatau direncanakan dan dirancang di dalam daerah. menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang Instrumen atau alat yang digunakan teridentifikasi. 5. Menurut Gomez- dalam penelitian ini bertujuan untuk Mejia, Balkin, dan Cardy (2001:259), memperoleh data yang sesuai dengan objek training is usually conducted when pembahasan yang dikemukakan adalah employees have a skill deficit or when an dengan menggunakan angket dengan organization changes a system and jawaban tertutup. Dalam upaya employees need to learn new skill. Ini mengumpulkan data sebagai dasar analisis berarti bahwa pelatihan biasanya untuk menjawab permasalahan yang telah dilaksanakan pada saat para pekerja dirumuskan sebelumnya, dilakukan dengan memiliki keahlian yang kurang atau pada teknik tes tertulis dan dokumentasi. Tes saat suatu organisasi mengubah suatu tertulis untuk mengumpulkan data-data system dan para perlu belajar tentang tertulis seperti dokumen penyelenggaraan keahlian baru. 6. Menurut DeCenzo pelatihan seperti data peserta pelatihan, data dan Robin (1999:227), Training is a Widyaiswara, panitia, laporan persiapan learning experience in that it seeks a dan pembukaan pelatihan dan kelengkapan relatively permanent change in an berkas lainnya. individual that will improve the ability to Dalam evaluasi program pelatihan perform on the job. Ini berarti bahwa diperlukan standar penilaian sesuai kategori

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian 157 Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi) seperti yang tercantum pada Surat Keputusan pelatihan yang memiliki tugas membuat, Kepala Badan Litbang dan Diklat Nomor 60 mengelola surat dinas ada 6 orang, sehingga Tahun 2012 tentang Standar Kediklatan pembagian kelompok peserta pelatihan Teknis Kementerian Agama menyatakan sebanyak 6 kelompok dengan masing- bahwa peserta pelatihan dapat dinyatakan : masing kelompok dipimpin oleh ketua sangat baik jika nilai ≥86, Baik jika nilai 76 – kelompok yang tugas kesehariannya 85, Cukup jika nilai 66-75, Kurang jika nilai membuat surat dinas. 56-65, Kurang sekali jika nilai ≤55. Peserta Pembagian kelompok peserta pelatihan dinyatakan lulus jika rata-rata pelatihan dengan model seperti ini minimal 76 dengan kategori Baik. Peserta sangatlah membantu kelancaran proses pelatihan yang nilainya dibawah 76 akan pembelajaran selama kegiatan Pelatihan mendapat Surat Keterangan Telah Mengikuti Jarak Jauh Tata Naskah Dinas ini Diklat. berlangsung. Sikap tanggungjawab Berdasarkan permaslahan dan tujuan ditunjukkan dengan pengumpulan tugas- penelitian ini, maka teknik analisis data yang tugas secara keseluruhan. digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang digunakan untuk Tabel 1 Hasil Belajar Peserta Pelatihan mengetahui hasil belajar peserta pelatihan Aspek Sikap. baik dari aspek sikap, pengetahuan ataupun keterampilan.

HASIL

Hasil Belajar Peserta Pelatihan Aspek Sikap. Proses pelaksanaan pelatihan dilakukan penilaian sikap peserta didik setiap mata pelatihan. Widyaiswara melakukan penilaian sikap kerjasama, disiplin, tanggungjawab dan keaktifan selama kegiatan dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Dari 4 indikator sikap yang paling menonjol adalah tanggungjawab dengan nilai rata-rata 89,69. Namun secara keseluruhan penilaian sikap peserta baik dari kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan dalam kategori sangat baik dengan rata-rata 89,12. Hal ini menunjukkan rasa antusias peserta pelatihan dalam mengikuti pembelajaran. Sikap disiplin ditunjukkan dengan kehadiran peserta pelatihan yang tepat waktu, sikap kerjasama ditunjukkan dengan adanya pembimbingan dengan rekan sejawat. Langkah yang dilakukan oleh Widyaiswara adalah mengidentifikasi kemampuan awal peserta pelatihan dalam penguasaan pembuatan surat dinas, dalam artian keseharian peserta pelatihan adalah yang tugasnya membuat surat dinas. Peserta

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 158 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi)

Hasil Belajar Peserta Pelatihan Aspek Dinas, Tata Naskah Dinas Kementerian Pengetahuan. Agama, Standar Pedoman Tata Bahasa Tata Naskah Dinas, Simulasi Penyusunan Tabel 2 Hasil Belajar Peserta Pelatihan Naskah Dinas, Tata Naskah Dinas Aspek Pengetahuan. Elektronik, dan materi Pengelolaan Arsip Naskah Dinas. Hasil penilaian keterampilan peserta pelatihan untuk pengerjaan tugas secara individu menunjukkan hasil Baik dengan nilai rata-rata 84,75 dan penilaian keterampilan peserta pelatihan untuk pengerjaan tugas secara kelompok menunjukkan hasil Baik dengan nilai rata- rata 79,17. Tabel 3 Hasil Belajar Peserta Pelatihan Aspek Keterampilan

Sebelum pelatihan dimulai dilakukan pre test sebagai tes awal penjajagan kompetensi peserta pelatihan tentang tata naskah dinas. Setelah akhir pelatihan dilakukan evaluasi dengan tes tertulis sebagai hasil kemampuan peserta pelatihan selama mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil tersebut terdapat peningkatan hasil dari tes awal yang semula rata-ratanya hanya 54,58 pada pelaksanaan tes akhir meningkat dengan nilai rata-rata 92,36. Seluruh peserta dinyatakan lulus dari Pelatihan.

Hasil Belajar Peserta Pelatihan Aspek Keterampilan Aspek keterampilan peserta pada Pelatihan Jarak Jauh dapat dilihat dari keterampilan peserta dalam menyelesaikan tugas-tugas, baik itu tugas individu ataupun tugas kelompok dari setiap mata pelatihan yaitu materi Perkembangan Tata Naskah

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian 159 Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi)

PEMBAHASAN SIMPULAN Kemunculan covid-19 di Indonesia Hasil belajar peserta diklat menimbulkan perubahan dalam berbagai (pembelajaran) aspek sikap berada pada bidang kehidupan, termasuk diantaranya kategori sangat baik dengan rata-rata 89,12. dunia pendidikan dan pelatihan. Kalau Pada aspek pengetahuan terjadi peningkatan sebelumnya pelaksanaan pelatihan hasil tes awal yang awalnya rata-rata hanya dilaksanakan melalui klasikal, dengan 54,58 pada pelaksanaan tes akhir meningkat munculnya covid-19 ini membuat pelatihan dengan skor rata-rata 92,36. Aspek dilaksanakan secara non klasikal (Daring). keterampilan peserta pelatihan untuk tugas Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) merupakan individu menunjukkan hasil yang baik proses pembelajaran secara struktur yang dengan skor rata-rata 84,75 dan penilaian dipandu oleh penyelenggara pelatihan yang keterampilan peserta pelatihan untuk dilakukan tanpa tatap muka secara langsung. mengerjakan tugas secara kelompok Dimasa pendemi ini, Balai Diklat menunjukkan hasil yang baik dengan skor Keagamaan Banjarmasin untuk pertama rata-rata 79,17. Evaluasi pelaksanaan kalinya di tahun 2000 melaksanakan PJJ, dan pelatihan juga perlu dilakukan untuk level 1 salahsatu PJJ yang dilaksanakan adalah PJJ (reaksi), level 3 (perilaku kerja), dan level 4 Tata Naskah Dinas Kementerian Agama (dampak) melalui kegiatan evaluasi pasca Kabupaten Kapuas. pelatihan. Dari pelaksanaan Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Tata Naskah Dinas Kantor DAFTAR RUJUKAN Kementerian Agama Kabupaten Kapuas yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin, hasil belajar yang Arikunto, Suharsimi, Cepi Safrudin, Abdul didapat oleh peserta PJJ pada aspek sikap Jabar, 2009, Evaluasi Program dalam kategori sangat baik dengan rata-rata Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. mendapatkan nilai 89,12, aspek pengetahuan pada saat dilaksanakan Pre Test dalam Griffin, P & Nix.P, 1991, Educational kategori kurang sekali dengan nilai rata-rata Assestment and Reporting, 54,58 dan setelah dilaksanakannya post test Javanovich Publisher, Sydney mendapatkan nilai rata-rata 92,36 atau termasuk dalam kategori sangat baik, pada Kirkpatrick, Donald L, and James D. aspek keterampilan dalam hal tugas individu Kirkpatrick, 2006, Evaluating meraih kategori baik dengan nilai rata-rata Training Programs: The Four 84,75 serta untuk tugas kelompok Levels. 3rd ed, CA:Berrett-Koehler memperoleh nilai rata-rata 79,17 termasuk Publishers, Francisco. dalam kategori baik. Nasir, Muhammad. 1988. Metodologi Terkait evaluasi learning Penelitian, Ghailan, Jakarta Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Sopacua, E. & Budijanto, D, 2007, Evaluasi Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat 4 Tahap Dari Kirkpatrick Sebagai Keagamaan Banjarmasin adalah terkait Alat Dalam Evaluasi Pasca materi yang sudah didapatkan oleh peserta Pelatihan, Buletin Penelitian pelatihan, hendaknya peserta tidak berhenti Sistem Kesehatan Vol 10 – No. 4 untuk belajar, tidak berhenti membaca Oktober.Jakarta. regulasi yang berkaitan dengan tata naskah Ejournal.litbang.depkes.go.id/inde dinas, serta mampu membagi ilmu yang x.php/hsr/article/view/1764/2618. sudah didapatkan kepada ASN lain yang berada dilingkungan Kementerian Agama. Stufflebeam, D.L & Shunkfield, A.J, 1985, Systematic Evaluation, Simon &

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021 160 Evaluasi Learning Penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Tata Naskah Dinas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Oleh Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin (Muhammad Yudil Khairi)

Schuster Costum Publishing. New York.

Sugiono, 2001, Metode Penelitian Administrasi. Cet VIII, Alfabeta. Bandung

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Pada Kementerian Agama.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia Pada Kementerian Agama.

Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Nomor 60 Tahun 2012 tentang Standar Kediklatan Teknis Kementerian Agama

Stark & Thomas, 1994, http://www.businessballs.com?kirkp atricklearningevaluationmodel.htm. Diakses 11 Agustus 2020 https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=P elatihan&action=edit§ion=1 Diakses tanggal 11 Agustus 2020

Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pelatihan E-ISSN:2598-6449 P-ISSN: 2580-4111 Vol. 5, No. 2, Agustus 2021