Urgensi Pelestarian Kauman Menara Kudus Sebagai Cagar Budaya Islam
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
URGENSI PELESTARIAN KAUMAN MENARA KUDUS SEBAGAI CAGAR BUDAYA ISLAM URGENCY OF PRESERVING THE KAUMAN MENARA KUDUS AS A CULTURAL HERITAGE OF ISLAM Moh. Rosyid Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus Jl. Conge, Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jateng [email protected] ABSTRAK Artikel ini bertujuan menjelaskan pentingnya kawasan Kauman Menara Kudus untuk dijadikan sebagai cagar budaya Islam karena kekhasannya perlu dilestarikan. Data riset ini diperoleh dengan observasi, waw- ancara, dan studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat banyak situs bersejarah di kawasan Kauman Menara Kudus seperti Masjid Al-Aq- sha, Menara Kudus, Taman Bringin, Masjid Madureksan, Makam Sunan Kudus, rumah Sunan Kudus, ma- drasah dan pondok pesantren. Pemerintah Kudus perlu memberi perhatian lebih dalam rangka pelestarian kawasan Kauman Menara Kudus. Awal tahun 2016, Pemkab Kudus telah menyelesaikan renovasi Taman Bringin yang terletak di antara Masjid Madureksan dan Klentheng Hok Lin Bio. Idealnya, Pemerintah Ka- bupaten Kudus mengupayakan terbangunnya museum Islam, merelokasi ruko pemisah Masjid Al-Aqsha dengan Kelenteng Hok Ling Bio dan Masjid Madureksan, menunjuk tim ahli cagar budaya, tenaga ahli pelestarian cagar budaya, dan kurator. Situs peninggalan Sunan Kudus juga perlu direvitalisasi. Pelestarian Kauman Manara Kudus merupakan wujud pelestarian karya budaya leluhur. Kata Kunci:Kauman, Kudus, situs bersejarah, cagar budaya Islam ABSTRACT The purpose of this article is to answer of question on the urgently of the Kauman Menara of Kudus for culture heritage Islam because the uniqely for sustainability. Data are collected through interview, obser- vation and literature review by means of descriptive analytic method of analysis. There are many historical sites in Kauman areas in Kudus: al-Aqsha Mosque, the Minaret, Bringin Park, Madureksan Mosque, the Tomb of Sunan Kudus, the House of Sunan Kudus, madrasas and boarding schools. The government of Kudus needs to pay more attention to the reservation of Kauman areas. In the beginning of 2016, the gov- ernment has completed the renovation of Bringin Park in between Madureksan Mosque and Hok Ling Bio temple. Obviously, Kaumans is rich of historical sites. The government is expected to establish a museum, to relocate merchandise stores in fornt of Al-Aqsha Mosque, to select a professional team for the heritage preservation and to revilatize the legacy of Sunan Kudus. Keywords: Kauman; Kudus; historical sites PENDAHULUAN memiliki arti penting bagi pemahaman Undang-undang Nomor 11 dan pengembangan sejarah, ilmu Tahun 2010 tentang Cagad Budaya pengetahuan, dan kebudayaan dalam (selanjutnya disebut CB) merupakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dasar hukum bagi masyarakat dan dan bernegara. Oleh karena itu, CB perlu penyelenggara pemerintahan dalam dilestarikan dan dikelola secara tepat merawat dan melestarikan karya budaya melalui perlindungan, pengembangan, bangsa yang diwariskan kepada generasi dan pemanfaatan dalam rangka kini dan mendatang. Pertimbangan memajukan kebudayaan nasional untuk awal munculnya UU tersebut adalah kemakmuran rakyat. Negara bertanggung CB merupakan kekayaan budaya jawab dalam pengaturan perlindungan, bangsa sebagai wujud pemikiran dan pengembangan, dan pemanfaatan CB. perilaku kehidupan manusia yang CB berupa benda, bangunan, struktur, 381 382 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019 situs, dan kawasan perlu dikelola Langgar/Masjid Bubar, masjid Nganguk oleh pemerintah dan Pemda dengan Wali (peninggalan The Ling Sing). Ada meningkatkan peran serta masyarakat pula masjid kuno di wilayah kecamatan untuk melindungi, mengembangkan, lain, yang belum terindentifikasi dan memanfaatkannya. Dengan adanya pendirinya, seperti (i) Masjid Baitul Aziz perubahan paradigma pelestarian di Desa Hadipolo, Kecamatan Mejobo CB, diperlukan keseimbangan aspek yang diprediksi berdiri tahun 863 H ideologis, akademis, ekologis, berdasarkan trisula naga di pintu masuk dan ekonomis guna meningkatkan masjid. Masjid ini menjadi cagar budaya kesejahteraan rakyat. sejak 1994, (ii) Masjid At-Taqwa di Kota Kudus, Jawa Tengah, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, (iii) memiliki peninggalan dalam sejarah Gapura Masjid Baitul Muttaqin Desa/ Islam berupa kawasan Kauman Menara Kecamatan Jati. Kudus. Keberadaannya meliputi (1) Bila dikaitkan dengan konsep Masjid Kuno yang didirikan pra-Masjid pola perkotaan, menurut Hariyono, Al-Aqsha Menara Kudus, yakni (a) pada kota praindustri biasa ditemukan Masjid Langgar Dalem (ada inskripsi empat pusat kegiatan, yakni pusat trisula pinulet nogo, tombak bermata pemerintahan, ruang publik (tempat tiga dibalut ular naga), (b) Masjid masyarakat berinteraksi), tempat ibadah, Madureksan, (c) Masjid/Langgar Bubar, dan pasar tradisional (2007:59). Dari (2) kediaman Sunan Kudus (diduga keempat pusat kegiatan itu, dalam di bagian selatan Masjid Langgar konteks kawasan Kauman Kudus, belum Dalem yang belum teridentifikasi), (3) ditemukan pusat pemerintahan era Sunan Masjid Al-Aqsha/Al-Manar, (4) alun- Kudus, ruang publik berupa taman kota alun (yang memisahkan antara Masjid (hasil revitalisasi Pemkab Kudus tahun Madureksan dengan Kelenteng Hok 2016), tempat ibadah berupa Masjid Ling Bio), (5) kompleks makam Sunan Madureksan (dan Kelenteng Hok Ling Kudus, (6) rumah adat Kudus (identik Bio), dan pasar tradisional yang kini dengan kediaman saudagar Kudus), telah beralih fungsi menjadi pelebaran (7) Madrasah Diniyah Mu’awanatul kawasan Taman Beringin (terdapat Muslimin (madrasah diniyah pertama pohon beringin tua). di Kudus, berdiri 1918 hingga kini), Kegigihan warga untuk (8) beberapa pondok pesantren, (9) menghidupkan kembali kondisi kotanya madrasah dan Yayasan Pendidikan Islam yang rusak perlu dijadikan modal Qudsiyah sejak 1909 hingga kini, (10) semangat membangun kembali puing- infrastruktur yang melekat pada kawasan puing yang bermakna. Tata ruang Masjid Al-Aqsha, seperti sumur resapan arsitektur Kauman Kudus, Jawa Tengah era Sunan Kudus di area pawestren menjadi perhatian riset ini karena, (tempat salat bagi perempuan di bagian pertama, Kauman Kudus mengandung kanan masjid Al-Aqsha), (11) tradisi arti penting pengaturan ruang (kombinasi yang berkait dengan peninggalan Sunan antara elemen-elemen fisik dan nonfisik). Kudus, seperti (a) penjamasan Keris Kiai Elemen itu dari penataan ruang Cinthaka/Cintoko/Ciptoko (perbedaan permukiman, ruang rumah tinggal, dan penyebutan) dan tombak kembar, (b) fasilitas peribadatan yang bernilai sejarah tradisi buka luwur yakni peringatan Islam di Kudus. Kedua, pemda Kudus tahunan untuk memperingati wafatnya perlu didorong untuk melakukan upaya Sunan Kudus, (c) peninggalan Sunan merevitalisasi kawasan Kauman Menara Kudus di luar wilayah Kauman, seperti Kudus. Ketiga, mewujudkan Kauman Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 383 Kudus sebagai kawasan cagar budaya. Desa Langgar Dalem dan Kajeksan Bila Kauman Kudus tidak direvitalisasi Kecamatan Kota Kudus. Kekhasan desa- keutuhan bangunan bersejarah akan desa tersebut di antaranya adanya rumah- beralih fungsi. Kesembilan bangunan rumah dengan tembok tinggi, lorong- tua di atas dipisahkan oleh permukiman lorong sempit, berliku, sesak, padat, dan warga. Masjid Madureksan dan alun- kesan tertutup. Namun, di balik tembok alun dengan Masjid Al-Aqsha dipisahkan tinggi tersebut, beberapa rumah memiliki oleh rumah warga dan pertokoan. lahan pekarangan yang luas untuk intern Beberapa rumah dan toko itu didirikan pascadipagari halamannya. Keadaan sejak tahun 1926. Banyaknya bangunan tersebut mendorong orang berstigma baru dan beralihnya fungsi bangunan bahwa komunitas Kauman kurang kuno menjadi penyebab perubahan memiliki jiwa sosial, mementingkan makna benda cagar budaya. Hingga kini, diri sendiri, dan memisahkan diri dari yang menjadi benda cagar budaya (BCB) kelompok masyarakat lainnya: mereka Menara Masjid Al-Aqsha dan Gapura eksklusif. Anggapan ini tentu saja Kembar (dua pintu ala candi di dalam bertolak belakang dengan sikap dan jiwa Masjid Al-Aqsha Menara Kudus). santri yang selama ini selalu dilekatkan Kawasan Kauman Kudus berada pada diri setiap individu dalam di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, komunitas Kauman, yaitu yang memiliki Kudus hanya 3 RT dan 1 RW, pada tahun kepatuhan pada ajaran agamanya (Islam) 2014 berpenduduk 390 kepala keluarga. dan tidak eksklusif. Pada kenyataannya Kawasan Kauman Kudus merupakan interaksi sosial antarwarga Kauman wilayah yang tidak dirambah/dijamah Menara Kudus tetap terjaga dengan oleh Pemerintah Kolonial Hindia baik. Rumusan masalah pada penelitian Belanda dalam hal bangunan rumah/ ini adalah apa saja upaya riil Pemkab hunian. Secara teoretis, menurut Kudus dalam merawat kawasan Kauman Basundoro, sebagian besar orang Eropa Menara Kudus? Langkah apa saja yang mendarat di Nusantara di wilayah pantai seharusnya dilakukan Pemkab Kudus yang telah dikuasai oleh penguasa lokal dalam merevitalisasi kawasan Kauman (Kudus tak memiliki pantai). Adapun Kudus sebagai kawasan cagar budaya? kotapraja pertama di Indonesia adalah Batavia yang dibangun Belanda tahun METODE 1619 M karena adanya Pelabuhan Sebagai penelitian sejarah, Sunda Kelapa, meskipun kapal Belanda riset ini menggunakan metode sejarah. merapat di Pantai Jayakarta sejak Tahap-tahapnya terdiri atas heurisik, tahun 1596 M. Adapun pelaut Portugis kritik, interpretasi, dan historiografi. merupakan bangsa Eropa yang pertama Dengan metode sejarah, penelitian ini kali menginjakkan kaki di Batavia tahun diharapkan dapat merekonstruksi