URGENSI PELESTARIAN KAUMAN MENARA KUDUS SEBAGAI CAGAR BUDAYA ISLAM

URGENCY OF PRESERVING THE KAUMAN MENARA KUDUS AS A CULTURAL HERITAGE OF ISLAM

Moh. Rosyid Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus Jl. Conge, Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jateng [email protected]

ABSTRAK Artikel ini bertujuan menjelaskan pentingnya kawasan Kauman Menara Kudus untuk dijadikan sebagai cagar budaya Islam karena kekhasannya perlu dilestarikan. Data riset ini diperoleh dengan observasi, waw- ancara, dan studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat banyak situs bersejarah di kawasan Kauman Menara Kudus seperti Masjid Al-Aq- sha, Menara Kudus, Taman Bringin, Masjid Madureksan, Makam Sunan Kudus, rumah Sunan Kudus, ma- drasah dan pondok pesantren. Pemerintah Kudus perlu memberi perhatian lebih dalam rangka pelestarian kawasan Kauman Menara Kudus. Awal tahun 2016, Pemkab Kudus telah menyelesaikan renovasi Taman Bringin yang terletak di antara Masjid Madureksan dan Klentheng Hok Lin Bio. Idealnya, Pemerintah Ka- bupaten Kudus mengupayakan terbangunnya museum Islam, merelokasi ruko pemisah Masjid Al-Aqsha dengan Kelenteng Hok Ling Bio dan Masjid Madureksan, menunjuk tim ahli cagar budaya, tenaga ahli pelestarian cagar budaya, dan kurator. Situs peninggalan Sunan Kudus juga perlu direvitalisasi. Pelestarian Kauman Manara Kudus merupakan wujud pelestarian karya budaya leluhur. Kata Kunci:Kauman, Kudus, situs bersejarah, cagar budaya Islam

ABSTRACT The purpose of this article is to answer of question on the urgently of the Kauman Menara of Kudus for culture heritage Islam because the uniqely for sustainability. Data are collected through interview, obser- vation and literature review by means of descriptive analytic method of analysis. There are many historical sites in Kauman areas in Kudus: al-Aqsha Mosque, the Minaret, Bringin Park, Madureksan Mosque, the Tomb of Sunan Kudus, the House of Sunan Kudus, madrasas and boarding schools. The government of Kudus needs to pay more attention to the reservation of Kauman areas. In the beginning of 2016, the gov- ernment has completed the renovation of Bringin Park in between Madureksan Mosque and Hok Ling Bio temple. Obviously, Kaumans is rich of historical sites. The government is expected to establish a museum, to relocate merchandise stores in fornt of Al-Aqsha Mosque, to select a professional team for the heritage preservation and to revilatize the legacy of Sunan Kudus. Keywords: Kauman; Kudus; historical sites

PENDAHULUAN memiliki arti penting bagi pemahaman Undang-undang Nomor 11 dan pengembangan sejarah, ilmu Tahun 2010 tentang Cagad Budaya pengetahuan, dan kebudayaan dalam (selanjutnya disebut CB) merupakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dasar hukum bagi masyarakat dan dan bernegara. Oleh karena itu, CB perlu penyelenggara pemerintahan dalam dilestarikan dan dikelola secara tepat merawat dan melestarikan karya budaya melalui perlindungan, pengembangan, bangsa yang diwariskan kepada generasi dan pemanfaatan dalam rangka kini dan mendatang. Pertimbangan memajukan kebudayaan nasional untuk awal munculnya UU tersebut adalah kemakmuran rakyat. Negara bertanggung CB merupakan kekayaan budaya jawab dalam pengaturan perlindungan, bangsa sebagai wujud pemikiran dan pengembangan, dan pemanfaatan CB. perilaku kehidupan manusia yang CB berupa benda, bangunan, struktur, 381 382 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019

situs, dan kawasan perlu dikelola Langgar/Masjid Bubar, masjid Nganguk oleh pemerintah dan Pemda dengan Wali (peninggalan The Ling Sing). Ada meningkatkan peran serta masyarakat pula masjid kuno di wilayah kecamatan untuk melindungi, mengembangkan, lain, yang belum terindentifikasi dan memanfaatkannya. Dengan adanya pendirinya, seperti (i) Masjid Baitul Aziz perubahan paradigma pelestarian di Desa Hadipolo, Kecamatan Mejobo CB, diperlukan keseimbangan aspek yang diprediksi berdiri tahun 863 H ideologis, akademis, ekologis, berdasarkan trisula naga di pintu masuk dan ekonomis guna meningkatkan masjid. Masjid ini menjadi cagar budaya kesejahteraan rakyat. sejak 1994, (ii) Masjid At-Taqwa di Kota Kudus, Jawa Tengah, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, (iii) memiliki peninggalan dalam sejarah Gapura Masjid Baitul Muttaqin Desa/ Islam berupa kawasan Kauman Menara Kecamatan Jati. Kudus. Keberadaannya meliputi (1) Bila dikaitkan dengan konsep Masjid Kuno yang didirikan pra-Masjid pola perkotaan, menurut Hariyono, Al-Aqsha Menara Kudus, yakni (a) pada kota praindustri biasa ditemukan Masjid Langgar Dalem (ada inskripsi empat pusat kegiatan, yakni pusat trisula pinulet nogo, tombak bermata pemerintahan, ruang publik (tempat tiga dibalut ular naga), (b) Masjid masyarakat berinteraksi), tempat ibadah, Madureksan, (c) Masjid/Langgar Bubar, dan pasar tradisional (2007:59). Dari (2) kediaman Sunan Kudus (diduga keempat pusat kegiatan itu, dalam di bagian selatan Masjid Langgar konteks kawasan Kauman Kudus, belum Dalem yang belum teridentifikasi), (3) ditemukan pusat pemerintahan era Sunan Masjid Al-Aqsha/Al-Manar, (4) alun- Kudus, ruang publik berupa taman kota alun (yang memisahkan antara Masjid (hasil revitalisasi Pemkab Kudus tahun Madureksan dengan Kelenteng Hok 2016), tempat ibadah berupa Masjid Ling Bio), (5) kompleks makam Sunan Madureksan (dan Kelenteng Hok Ling Kudus, (6) Kudus (identik Bio), dan pasar tradisional yang kini dengan kediaman saudagar Kudus), telah beralih fungsi menjadi pelebaran (7) Madrasah Diniyah Mu’awanatul kawasan Taman Beringin (terdapat Muslimin (madrasah diniyah pertama pohon beringin tua). di Kudus, berdiri 1918 hingga kini), Kegigihan warga untuk (8) beberapa pondok pesantren, (9) menghidupkan kembali kondisi kotanya madrasah dan Yayasan Pendidikan Islam yang rusak perlu dijadikan modal Qudsiyah sejak 1909 hingga kini, (10) semangat membangun kembali puing- infrastruktur yang melekat pada kawasan puing yang bermakna. Tata ruang Masjid Al-Aqsha, seperti sumur resapan arsitektur Kauman Kudus, Jawa Tengah era Sunan Kudus di area pawestren menjadi perhatian riset ini karena, (tempat salat bagi perempuan di bagian pertama, Kauman Kudus mengandung kanan masjid Al-Aqsha), (11) tradisi arti penting pengaturan ruang (kombinasi yang berkait dengan peninggalan Sunan antara elemen-elemen fisik dan nonfisik). Kudus, seperti (a) penjamasan Keris Kiai Elemen itu dari penataan ruang Cinthaka/Cintoko/Ciptoko (perbedaan permukiman, ruang rumah tinggal, dan penyebutan) dan tombak kembar, (b) fasilitas peribadatan yang bernilai sejarah tradisi buka luwur yakni peringatan Islam di Kudus. Kedua, pemda Kudus tahunan untuk memperingati wafatnya perlu didorong untuk melakukan upaya Sunan Kudus, (c) peninggalan Sunan merevitalisasi kawasan Kauman Menara Kudus di luar wilayah Kauman, seperti Kudus. Ketiga, mewujudkan Kauman Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 383

Kudus sebagai kawasan cagar budaya. Desa Langgar Dalem dan Kajeksan Bila Kauman Kudus tidak direvitalisasi Kecamatan Kota Kudus. Kekhasan desa- keutuhan bangunan bersejarah akan desa tersebut di antaranya adanya rumah- beralih fungsi. Kesembilan bangunan rumah dengan tembok tinggi, lorong- tua di atas dipisahkan oleh permukiman lorong sempit, berliku, sesak, padat, dan warga. Masjid Madureksan dan alun- kesan tertutup. Namun, di balik tembok alun dengan Masjid Al-Aqsha dipisahkan tinggi tersebut, beberapa rumah memiliki oleh rumah warga dan pertokoan. lahan pekarangan yang luas untuk intern Beberapa rumah dan toko itu didirikan pascadipagari halamannya. Keadaan sejak tahun 1926. Banyaknya bangunan tersebut mendorong orang berstigma baru dan beralihnya fungsi bangunan bahwa komunitas Kauman kurang kuno menjadi penyebab perubahan memiliki jiwa sosial, mementingkan makna benda cagar budaya. Hingga kini, diri sendiri, dan memisahkan diri dari yang menjadi benda cagar budaya (BCB) kelompok masyarakat lainnya: mereka Menara Masjid Al-Aqsha dan Gapura eksklusif. Anggapan ini tentu saja Kembar (dua pintu ala candi di dalam bertolak belakang dengan sikap dan jiwa Masjid Al-Aqsha Menara Kudus). santri yang selama ini selalu dilekatkan Kawasan Kauman Kudus berada pada diri setiap individu dalam di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, komunitas Kauman, yaitu yang memiliki Kudus hanya 3 RT dan 1 RW, pada tahun kepatuhan pada ajaran agamanya (Islam) 2014 berpenduduk 390 kepala keluarga. dan tidak eksklusif. Pada kenyataannya Kawasan Kauman Kudus merupakan interaksi sosial antarwarga Kauman wilayah yang tidak dirambah/dijamah Menara Kudus tetap terjaga dengan oleh Pemerintah Kolonial Hindia baik. Rumusan masalah pada penelitian Belanda dalam hal bangunan rumah/ ini adalah apa saja upaya riil Pemkab hunian. Secara teoretis, menurut Kudus dalam merawat kawasan Kauman Basundoro, sebagian besar orang Eropa Menara Kudus? Langkah apa saja yang mendarat di Nusantara di wilayah pantai seharusnya dilakukan Pemkab Kudus yang telah dikuasai oleh penguasa lokal dalam merevitalisasi kawasan Kauman (Kudus tak memiliki pantai). Adapun Kudus sebagai kawasan cagar budaya? kotapraja pertama di adalah Batavia yang dibangun Belanda tahun METODE 1619 M karena adanya Pelabuhan Sebagai penelitian sejarah, Sunda Kelapa, meskipun kapal Belanda riset ini menggunakan metode sejarah. merapat di Pantai Jayakarta sejak Tahap-tahapnya terdiri atas heurisik, tahun 1596 M. Adapun pelaut Portugis kritik, interpretasi, dan historiografi. merupakan bangsa Eropa yang pertama Dengan metode sejarah, penelitian ini kali menginjakkan kaki di Batavia tahun diharapkan dapat merekonstruksi peris- 1513 dipimpin oleh de Alvin (2012:86). tiwa masa lalu untuk dijadikan ‘spion’ Dengan tak dijamahnya kawasan membangun Kawasan Menara Kudus Kauman Menara Kudus, orisinalitas masa kini. Pertama, tahap heuristik ada- bangunan menjadi potensi dilestarikan. lah menemukan dan menghimpun sum- Objek kajian dalam penelitian ber, informasi, dan jejak masa lalu (tahap ini adalah kawasan Kauman Menara menggali data sejarah). Kedua, tahap Kudus di Kota Kudus (kota lama). kritik adalah menilai keabsahan sum- Batasannya adalah Desa Kauman dan ber, otentisitas/keaslian sumber (kritik sebagian wilayah desa tetangga yang eksternal), meneliti kredibilitas sumber berdekatan dengan Desa Kauman seperti sejarah (kritik internal). Ketiga, tahap in 384 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019 terpretasi atau menafsirkan fakta sejarah sejarah berupa konjungtif (menghubung- yang telah terkumpul dalam tahap heu- kan) antar-data, disjungtif (mencari al- ristik. Tanpa penafsiran dari sejarawan, ternatif) dalam menggali sumber data, fakta tidak dapat berbunyi. Keempat, rasional, deskriptif dalam memaparkan tahap penulisan sejarah (historiografi) data sejarah, evaluatif, yakni mengeval- dengan memperlihatkan proses seleksi, uasi kebenaran data sejarah, dan kombi- imajinasi, dan kronologi (Kuntowijoyo, nasi antar-data (Pranoto, 2006). 2008:4). Kaidah penulisan sejarah mem- Strategi menggali sumber se- pertimbangkan regularitas (keajegan, jarah menurut Wasino (2007) dilaku- keteraturan, dan konsistensi), general- kan dengan (1) penelusuran bibliografi isasi (kesamaan karakteristik tertentu), (membaca buku yang relevan dengan memahami pembagian atau pembabakan topik), (2) penelusuran sumber sejarah waktu sejarah (berubah cepat, lambat, secara mendalam berupa sumber primer dan tidak berubah), dan multiinterpreta- dan sekunder berupa rekaman sezaman, ble (menafsirkan, mengerti, dan mema- rekaman stenografis dan fonografis, su- hami peristiwa sejarah) (Kuntowijoyo, rat-surat, buku catatan pribadi, laporan 2001:11). Pembabakan waktu sejarah konfidensial (berita resmi militer, jurnal/ dapat dibagi menurut aliran politik yang buku harian, surat pribadi), (3) penelusu- melahirkannya berupa politik kolonial ran laporan umum (dibaca oleh pembaca kolot, politik kolonial progresif, politik dalam jumlah lebih banyak dibanding ekonomi, dan politik kebangsaan (Ali, laporan konfidensial), (4) pencarian ber- 2005:163). Sebuah peristiwa dianggap ita surat kabar, (5) pembagian kuesioner sejarah bila ada penjelasan sejarah yang tertulis, (6) pengumpulan dokumen pe- berprinsip (1) hermeneutics (menaf- merintah (UU atau peraturan), (7) sumber sirkan) dan verstehen (mengerti), (2) lisan, (8) sumber lain (artefak dan sum- waktu yang memanjang, dan (3) ten- ber audiovisual) (2007:9). Dari kedela- tang peristiwa tunggal. Penjelasan se- pan sumber tersebut yang diperoleh jarah tersebut didukung oleh data yang penulis hanya bibliografi, sumber lisan, otentik, tepercaya, dan tuntas. Kaidah dan artefak. Agar data lebih fokus, riset eksplanasi sejarah yakni adanya reguler- dengan metode sejarah ini menggunakan itas dan generalisasi. Pertama, reguleri- pendekatan sosiologi. Menurut Rochmat tas (keajekan, keteraturan, konsistensi) (2009) sosiologi akan meneropong segi sebagai cara menjelaskan hubungan se- sosial peristiwa yang dikaji, seperti peran bab-akibat (kausal) antarperistiwa seja- sosial, nilai sosial, hubungan antargolon- rah. Kedua, generalisasi yakni adanya gan, konflik, dan sebagainya (2009:56). persamaan karakteristik atas peristiwa Penulisan sejarah bersifat apa sejarah. Ketiga, adanya simpulan. Ke- adanya (wie es eigentlich), tunduk/patuh empat, pembagian waktu yakni jangka pada fakta, berintegritas (dedikasi/peng- panjang atau pendek, meskipun ukuran abdian), dan objektif. Ketiga karakter waktu tidak kaku batasannya. Kelima, tersebut bagian dari kejujuran sejarawan pemaparan data sejarah dapat beru- dalam berkarya, sebagaimana karakter pa narasi atau deskripsi (Kuntowijoyo, ilmuwan. Hal tersebut akan tercapai bila 2008:10-11). Menurut Gottschalk, seja- sejarawan memahami aspek kausalitas rawan setidak-tidaknya mempunyai dua (sebab-akibat) dalam peristiwa sejarah. tujuan dalam menulis sejarah yakni pen- Kausalitas muncul dengan memahami gawal warisan budaya dan penutur kisah kasus (peristiwa) dan perubahan kasus. (Gottschalk, 75:69). Naskah ini meng- Teori yang digunakan dalam menulis gambarkan pentingnya melestarikan/ Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 385 mengawal warisan budaya. dengan dinding-dinding pembatas ruang yang tegas dan jelas. Sementara generasi HASIL DAN PEMBAHASAN sekarang, sikap dan perilakunya diben- Sejarah Kauman Menara Kudus tuk oleh ruang-ruang tersebut. Apabila Keberadaan warga Kauman iden- generasi sekarang memiliki keinginan tik dengan ketaatan beragama. Hal ini dan kemampuan (ekonomi) tak menutup terlihat dari adanya masjid dan musala, kemungkinan mereka akan menghilang- lembaga pendidikan agama, dan tradisi kan dinding tembok tinggi yang mengel- budaya yang bernuansa agama. Kau- ilingi rumahnya. Hal ini bisa terjadi kare- man di perkotaan identik dengan profesi na di antara ruang-ruang arsitektur dan warganya di luar pertanian sehingga laz- orang-orang yang melakukan aktivitas di im memanfaatkan ruang bisnis sebagai dalamnya senantiasa terdapat hubungan ladang ekonomi. Hal ini berbeda dengan timbal balik. Kauman . Keraton Yogyakar- Kauman Kudus pun semula ka- ta menempatkan abdi dalem pamethakan wasan yang identik dengan trah kelas yang bertugas di bidang keagamaan (ke- menengah atas yang diwujudkan dengan masjidan) di lokasi khusus. Keluarga kepemilikan usaha, mampu membiayai abdi dalem itu membentuk masyarakat biaya pendidikan keluarga sehingga (masyarakat Kauman) dan lokasinya menduduki strata sosial tinggi. Mereka disebut Kampung Kauman (Darban, dikenal dengan sebutan gusjigang (ba- 2010:2). Terbentuknya komunitas Kau- gus perilakunya, ngaji: belajar ilmu Is- man dan sekitarnya akibat hubungan lam, dan berdagang). Trah Sunan Kudus pertalian darah antarkeluarga. Mereka hingga kini berada di kawasan Kauman memiliki semacam norma perkawinan Kudus pada urutan trah ke-14, keturunan endogami. Hal ini menciptakan sistem ke-13 adalah R.Asnawi (wafat tahun kekerabatan yang rapat pada komunitas 1959), tokoh Kudus. Akan tetapi, saat Kauman. Setelah terjadi pergaulan perd- ini Kauman Kudus mengalami perubah- agangan dengan luar wilayahnya, terjadi an karena kepemilikan lahan. Bangunan perkawinan eksogami. Mulailah dijalin bersejarah (rumah adat) beralih fungsi hubungan-hubungan baru dengan kera- karena dijual, diwariskan dan para ah- bat kedua belah pihak (suami-istri). liwaris tetap bertahan di wilayah Kau- Dalam rangka pemenuhan hidup, man sehingga tata letak menjadi padat. dengan menggunakan pengetahuan kult- Kondisi ini memerlukan uluran tangan uralnya yang diperoleh dari pengalaman Pemda Kudus dalam merevitalisasi ru- dan proses belajar, komunitas Kauman mah khas Kudus meskipun membutuh- telah mengubah tata ruang arsitekturnya kan biaya tinggi. Kauman. Semula mereka memiliki ruang permukiman yang terbuka dengan pola Sunan Kudus rumah tinggal deret. Kini Kauman men- Sunan Kudus (Ja’far Shodiq) jadi ruang permukiman yang tertutup adalah putra dari Sunan Ngudung atau dengan dinding tembok tinggi di berbagai Raden Utsman Haji dengan Nyai Anom sisi. Dalam tata ruang arsitektur Kauman Manyuran binti Nyi Gede/Ageng Maloka telah terjadi proses saling `membentuk’ (putri Sunan Ampel dengan Nyi Ageng antara ruang-ruang arsitektur sebagai Manila). Sunan Ngudung keturunan Arab wadah aktivitas dan orang-orang Kau- dan pernah menjadi Senopati Kerajaan man sebagai pelaku atau subjek. Genera- Demak serta Imam Masjid Agung De- si terdahulu telah menciptakan dan mem- mak, bahkan pernah ditugasi menyerang bentuk ruang-ruang arsitektur Kauman di masa pemerintahan Girin 386 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019

dra Wardana (Brawijaya VI). Kudus banyak berguru pada Sunan Ka- Silsilah Sunan Ngudung/Sunan Kudus lijaga. Sunan Kudus menyiarkan Islam yakni Nabi SAW, Ali bin Abi Tholib, Hu- di Sragen, Simo, hingga Gunung Kidul, sein bin Ali, Zainal Abidin, Maulana Ju- dan Kudus. Di Kudus saat itu banyak madal Kubro, Zaini Al-Khusaini, Zaini umat Hindu. Sebagai dakwah Islam, ia Al-Kubro, Zainul Alim, Ibrahim As-Sa- menambatkan sapi (hewan keramat/kes- markandi, Usman Haji/Sunan Ngudung, ukaan umat Hindu) bernama Kebo Gu- Sunan Kudus (Sunyoto, 2016: 326). marang di halaman masjid Menara Ku- Sunan Kudus bersama Pati dus untuk menjelaskan surat Al Baqarah Unus memimpin pasukan Kerajaan De- (sapi betina). mak dengan kapal melawan Portugis di Kota Kudus (Al-Quds) dibangun Malaka tahun 1513 M (pada peperan- Sunan Kudus (Ja’far Shodiq) bersama gan ini Demak terkalahkan). Sunan Ku- seorang keturunan Tionghoa The Ling dus menggantikan tugas sang ayah yang Seng. Tatkala Sunan Kudus berhaji, ia gugur. Ia berhasil memperluas wilayah singgah di Baitul Maqdis (Al-Quds) un- kekuasaan Demak hingga ke tuk mendalami Islam. Ia pulang ke Ku- dan Madura. Kudus pada masa itu ma- dus membawa batu prasasti berbahasa sih berada di wilayah Karisidenan Pati, Arab tertanggal 956 H (1549 M) terpas- memiliki otonomi sendiri sebagai daer- ang di mihrab Masjid Menara Kudus. ah perdikan yang bebas pajak dan upeti Versi cerita rakyat, ketika Sunan Kudus terhadap Demak. Sunan Kudus belajar berada di Baitul Maqdis, terjadi wabah keislaman dari Raden Rahmat (Sunan penyakit mematikan yang diberantasnya. Ampel) di Ampel Surabaya dan Sunan Oleh Amir Palestina (guru Sunan Kudus) Giri di Gresik. ia diberi wewenang menempati daerah di Sunan Kudus semula bernama Palestina (tercatat dalam prasasti) yang Amir Haji karena pernah memimpin ja- dipindahkan ke Jawa. Batu prasasti itu maah haji semasa ia di Kerajaan Demak. berbahasa Arab tertanggal 956 H (1549 Adapun nama Jakfar Sodik digunakan M). tatkala ia di Kudus. Ia pindah dari De- Hari jadi Kota Kudus setiap tahun mak ke Kudus karena Sunan Kudus dirayakan pada 22 September, meskipun berselisih pendapat dengan Treng- sebagian masyarakat menganggap be- gono tentang penentuan 1 Ramadan ta- lum tepat. Sarasehan “Meluruskan Hari hun 1520 M. Sunan Kudus menjadikan Jadi Kota Kudus” 19 Rajab 1435 H/19 daerah Kudus sebagai pusat politik dan Mei 2014 oleh Ketua Yayasan Mas- keagamaan, meski jejak politiknya kini jid, Menara, dan Makam Sunan Ku- belum terdeteksi. Setelah Sunan Kudus dus (YM3SK) menyimpulkan perlunya tiada, Kudus menjadi kota perdagangan mengubah hari jadi Kota Kudus. Semu- yang komoditas utamanya berupa rokok la hari jadi Kota Kudus diperingati tiap kretek. Dalam sumber lain, nama ke- 22 September berdasarkan Perda Nomor cil Sunan Kudus adalah Jakfar Shodiq, 11 Tahun 1990. Hari jadi Kota Kudus putra Sunan Udung/Ngudung dengan 23 September 1549 dari hasil konversi 1 Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ramadan 956 H. HUT tersebut harapan Ageng Maloka. Sunan Ngudung seorang sebagian warga Kudus diubah menjadi putra Sultan di Mesir yang berkelana 23 Agustus. hingga ke Jawa. Di Kasultanan Demak Terdapat 3 versi penentuan hari semasa dipimpin Raden Prawata, Sunan jadi kota Kudus (1) setiap 22 Septem- Kudus diangkat sebagai panglima perang ber berdasarkan Perda Kabupaten Kudus Adipati Jipang, Arya Penangsang. Sunan Nomor 11 Tahun 1990 semasa Bupati Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 387

Kol.Art.Soedarsono. Penetapan den- hari jadi Kota Kudus 23 September di- gan pertimbangan berdekatan dengan ubah menjadi 23 Agustus. Pertanyaann- hari besar nasional; (2) pada 2 Oktober ya apakah sebelum 19 Rajab 956 H/23 1549 bersumber dari Prasasti Condro Agustus 1549 belum ada Kota Kudus? Sengkolo Lombo di atas mihrab Masjid atau Kudus berdiri sejak Sunan Kudus, Menara Kudus. Pada prasasti itu tertu- berarti sebelumnya tak ada Kota Kudus? lis “Bismillahirrahmanirrahim. Aqaama Data sejarah perlu digali nama lain atau bina al masjid al Aqsha wal al balad al nama awal Kota Kudus, sehingga tak ter- Quds khalifatu haadzad dar habru (aali) jebak pada kata “Kudus”. Perlu kompro- Muhammad yasytari (?) izzan fi jannah mi berbagai pihak yakni eksekutif, leg- alkhudi...quran min arrahman bibalad islatif, dan masyarakat sejarawan untuk al Quds (?) Ansya-a haadza masjid al menentukan hari jadi kota Kudus yang Manar (?) al musamma bi Aqsha khal- sebenarnya. ifatullahi fil ardli al-‘ulyaa wa al mujta- hid as-sayyid al ‘arif al kamil al fadhil Kiai Telingsing al maksus bi ‘inayati...al qaadhi Jafar as Keberadaan The Ling Sing be- Shodiq ...sanah sittin wa khomsiina wa lum setenar Sunan Kudus di telinga tis’in mi’atin al hijr (959 H) annabaw- masyarakat, khususnya masyarakat di iyyah wa shallallahu ‘alaihi sayyidina luar Kota Kudus. The Ling Sing ada- Muhammadin wa ashhabihi ajma’in”. lah seorang ahli seni lukis dari Dinasti Hal ini diperkuat oleh Ludvik Kalus Sung berasal dari Yunan, Tiongkok Se- dan Claude Guillot dalam bukunya Kota latan. Kedatangannya di Kudus bersama Yerussalem di Jawa Masjidnya Al-Aqsa dengan rombongan Cheng Ho (Sam Po dalam Inskripsi Islam Tertua di Indone- Kong) sebagai pedagang dan muballigh sia (2008), (3) analisis sejarawan UGM (pedakwah) yang mendirikan masjid Yogyakarta yang pernah ditunjuk Pemk- dan pesantren di kampung Nganguk, ab Kudus, terdapat 3 pijakan historis hari Sunggingan, Kudus. Adanya pernyata- jadi Kota Kudus (a) 1 Ramadan, Sunan an bahwa The Ling Sing ke Jawa ber- Kudus mengumumkan dimulainya pua- samaan dengan rombongan Cheng Ho sa Ramadan, (b) 10 Muharram/Sura, perlu pendalaman fakta. Cheng Ho mer- bertepatan dengan buka luwur (selam- upakan muslim yang taat, ia melakukan bu) makam Sunan Kudus, (c) 12 Rabiul pelayaran dari Tiongkok ke lintas agama, Awal, bertepatan peringatan maulid Nabi di antaranya Jawa (Nusantara) sebanyak SAW. tujuh kali, hanya pelayaran yang keenam Berdasarkan hal itu, tahun 1990 tidak singgah di Semarang, Jawa Tengah. tim sejarah UGM diketuai Prof. Djoko Pelayaran I (1406), II (1407-1409), III Suryo dengan anggota Djoko Soekiman (1412), IV (1413), dan V (1416). Penye- dan Inajati Romli beserta keturunan Su- baran Islam yang dilakukan Cheng Ho di nan Kudus merekomendasikan: hari jadi Semarang dilanjutkan oleh ulama berda- Kota Kudus 1 Ramadan 956 H atau 23 rah Tionghoa (tak menyebut eksplisit September 1549 M berdasarkan momen nama ulamanya) (Yuanzhi, 2000:71-72). dandangan, yakni berkumpulnya war- Telingsing diabadikan sebagai ga Kudus (era Sunan Kudus) untuk nama jalan di Kudus dan diperinga- mendengarkan penentuan 1 Ramadan. ti hari wafatnya (khoul) setiap 15 Sura. Peneguhan hari jadi Kota Kudus tertuang Makamnya sepanjang 1.296 cm, lebar 12 dalam SK Gubernur Jawa Tengah No- cm, dan tinggi nisannya 48 cm berada di mor 1883/278/1990 tanggal 7 September kampung Sunggingan, Kecamatan Kota, 1990. Harapan sebagian warga Kudus, Kudus, bersebelahan dengan Masjid Tel 388 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019 ingsing. Nama The Ling Sing diilhami masjid berupa (1) dua gapura kembar oleh profesinya sebagai pengukir/pelu- gaya Hindu di serambi luar dan di dalam kis/pemahat bergaya Sun Ging (nyung- masjid (awalnya benteng pelindung mas- ging). Pesan bijak Kiai Telingsing, yak- jid era kewalian), dan gapura padureksan ni sholat sacolo saloho dona sampurno (di luar masjid), gapura samping mas- (salat adalah sebagai doa yang sempurna) jid, gapura (sisi samping belakang dan langgahing panggenan tersetihing masjid). Panjang gapura kembar 548 cm, ngaji, nglungguhake panggonan awak lebar 272 cm, tinggi 625 cm, lebar pintu kang bener sing suci ring ngaji (tempat 116 cm tinggi 271 cm. Gapura kembar yang baik adalah mengaji). Nama masjid bagian dalam merupakan pintu masuk Telingsing diberikan setelah pemugaran masjid. Di sana juga terdapat menara be- masjid ketiga tahun 1984. Sejak tahun rukuran 10 m, tinggi 18 m, terbuat dari 1974 didirikan Yayasan Pendidikan Is- batu bata merah, sirap, dan perekat batu lam Kiai Telingsing di kawasan makam bata dengan susunan selasar batu, kaki, dan masjid Telingsing yang menaungi tubuh bangunan dan atap. Pada bagian Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidai- kaki (dasar) menara terdapat ornamen yah, dan Madrasah Diniyah hingga kini. geometrik berupa batu hiasan segi empat yang setiap ujungnya disambung hiasan Masjid Al-Aqsha dan Benda Cagar segi tiga. (2) Tempat wudu (padasan) Budayanya terdiri 8 pancuran (kran) hingga kini ma- Sunan Kudus membangun Masjid sih utuh. (3) Tajug, tempat musyawarah Menara saat itu bernama Loaram (desa Sunan Kudus (masa kini, khususnya bu- di Kudus kini pun ada yang bernama lan Ramadan digunakan untuk menga- Loram). Semula masjid ini diberi nama ji kitab kuning di sore hari) dan tempat Al-Manar atau Masjid Al-Aqsha meni- menyimpan keris dan tombak Sunan Ku- ru nama masjid di Palestina. Kawasan dus dalam peti. Masjid Menara Kudus seluas 1.723,84 m di lahan seluas 6.325 m. Tahun memba- Menara Masjid Al-Aqsha Kudus ngun menara tertulis dalam huruf Jawa Ada dua pendapat tentang ta- sebagai candra sengkala: Gapura Rusak hun berdirinyan Menara Kudus. Ada Ewahing Jagat. Gapura berangka 9, ru- yang menyatakan didirikan tahun 1609 sak berangka 0, ewahing berangka 6, dan Saka/1685 M, ada pula yang menya- jagat artinya 1. Jadi, tahun pembuatan takan tahun 1549 M/956 H. Angka itu menara 1609 tahun Jawa/1687 M. muncul perbedaan bila dikaitkan dengan Tahun 1211 H/1800-an berdirinya masjid Al Aqsha tahun 1549. gapura serambi masjid Al-Aqsha dire- Padahal, Menara Masjid diduga lebih novasi untuk pertama kalinya. Tahun dulu berdiri daripada Masjid Al-Aqsha. 1919 dan 1927 M bagian belakang Mas- Menara Kudus bentuknya menyerupai jid Al-Aqsha direnovasi dan tahun 1933 candi zaman Majapahit, seperti Candi dilakukan renovasi bagian depan/seram- Jago di Jatim dan Menara Kulkul di . bi masjid. Adapun renovasi pawastren Bentuk menara sebagai akulturasi bu- (untuk salat perempuan) dilakukan tahun daya Hindu Jawa dengan Islam. Tinggi 2011 dan renovasi tajug dilakukan ta- menara 17/18 M, luas 100M2 pada era hun 2013. Pada tahun 1683 M dilakukan Sunan Kudus digunakan muadzin azan renovasi gapura bagian dalam masjid. menjelang waktu salat. Menurut Roes- Pada 5 November 1933 M serambi Mas- manto (2013) bangunan Menara Kudus jid Al-Aqsha diperluas. sering diserupakan bentuknya dengan Benda purbakala di lingkungan yakni menara yang beratap Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 389 dan tempat kulkul/kentongan agar infor- lam huruf Jawa sebagai candra sengkala: masi terdengar jauh dari banjar (desa). Gapura Rusak Ewahing Jagat. Gapura Menara Kudus juga disebut mirip den- berangka 9, rusak berangka 0, ewahing gan candi-candi di Jawa Timur seperti berangka 6, dan jagat artinya 1. Jadi, ta- Candi Jago (keserupaan ornamen tum- hun pembuatan menara pada 1609 tahun pul sebagian unsur asli Indonesia yang Jawa/1687 M. terdapat pada susunan tangga di Menara Dalam cerita rakyat Kudus Kudus dan Candi Jago), Candi Kidal, -Menara Kudus sebelum datangnya Is- dan Candi Singasari. Adanya persepsi itu lam di Jawa- terdapat beberapa tafsiran akibat (1) adanya keserupaan bentuk an- berdasarkan penuturan antargenerasi. tara Menara Masjid Kudus dengan Bale Tafsiran ini perlu didalami dengan peran Kulkul, terbuat dari rangka kayu dan arkeolog, (1) tempat pembakaran mayat adanya kentongan tergantung di bawah para raja atau kaum bangsawan Hindu, atap Menara. (2) Di Jawa Timur terdapat (2) bekas candi Hindu, bangunan candi candi yang memiliki pejal tinggi sebagai menyerupai Candi Singosari dan Candi penyangga bale sama seperti Menara Kidal di Jawa Timur. Candi Kidal diduga Masjid Kudus (2013:27). didirikan tahun 1250, (2) di titik bangu- Berdasarkan inskripsi Arab nan Menara Kudus sebelumnya terdapat Kuno yang terdapat pada mihrab Mas- sumber kembar (mata air) yang meman- jid Al-Aqsa, keberadaan masjid lebih carkan air hidup (banyu kauripan atau dulu daripada menara. Masjid didirikan amarta/tirta kamandanu). Masyarakat tahun 956 H/1549 M dan nama masjid Kudus saat itu meyakini bahwa air dapat tersebut adalah Al-Manar atau Al-Aqsha menghidupkan orang yang mati sehing- yang pernah direnovasi pada 1919, 1933, ga mengganggu akidah yang akhirnya 1976, dan 1978. Sunan Kudus memba- sumber air tersebut ditutup dengan didi- ngun Masjid Menara saat itu bernama rikannya Menara Kudus (Salam, 1986: Loaram. Loram semula diberi nama Al- 22-23). Manar atau Masjid Al-Aqsha meniru Menara memiliki pernik yang nama masjid di Palestina. Masjid Al-Aq- tertempel berupa keramik. Sakai Takashi sha Kudus (masyarakat Kudus memberi dan Takimoto Tadashi, arkeolog Jepang, julukan Masjid Menara Kudus) memiliki menelusuri asal mula berbagai keramik luas 1.723,84 m di lahan seluas 6.325 m, di Masjid dan Menara Kudus pada 28 terdapat dua gapura kembar gaya Hindu Agustus 2008 dikaitkan dengan agama di serambi luar, awalnya benteng pelind- dan peradaban. Menurutnya, dua di an- ung masjid era kewalian. Benteng terse- tara sekian banyak keramik di Menara but memiliki panjang 548 cm, lebar 272 (menempel di atas pintu bagian utara dan cm, tinggi 625 cm, lebar pintu 116 cm bagian selatan) buatan pabrik keramik di tinggi 271 cm. Gapura kembar bagian Vietnam abad ke-14 s.d 15, meski pabrik dalam merupakan pintu masuk masjid. kini sudah tiada. Keramik di bagian Terdapat juga menara berukuran 10 m, utara berbentuk segi empat, berwarna tinggi 18 m, terbuat dari batu bata mer- dasar putih, di bagian tengah berwarna ah, sirap, dan perekat batu bata dengan sedikit kebiruan dengan motif bunga be- susunan selasar batu, kaki, tubuh bangu- rusia paling tua yakni awal abad ke-14 nan dan atap. Bagian kaki (dasar) menara atau sekitar tahun 1450. Keramik di ba- terdapat ornamen geometrik berupa batu gian selatan berbentuk lebih besar, lebih hiasan segi empat –(masing-masing menarik, didominasi warna biru bermotif ujungnya) disambung hiasan segi tiga. bunga ‘bernuansa’ vietnam dan bentukn- Tahun membangun menara tertulis da- ya ‘bercorak’ Islam. Motif ini 390 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019

bisa ditemukan di Istambul, berjarak satu meter digali dan diberi batu umurnya lebih muda, menjelang atau kali dengan cor semen. awal abad ke-15. Pernik keramik seba- Salah satu sudut konstruksi yang gian besar di masjid menara umumnya paling parah berada di sebelah timur buatan China tahun 1920-an. Dalam yang letaknya berdekatan dengan akses perkembangannya, Menara Kudus men- jalan. Menurut tim, di sekitar Menara jadi ikon nasional dijadikan background Kudus idealnya tak diperkenankan un- gambar uang kertas Rp5.000 tahun tuk dilewati kendaraan bermotor karena 1986-an. Sejak tahun 1980, pengelolaan menimbulkan getaran. Pada Juni 2014 kawasan Menara Kudus oleh Yayasan dilakukan pemugaran bidang tubuh Masjid, Menara, dan Makam Sunan Ku- menara bagian tengah hingga ke bawah dus (YM3SK) yang sebelumnya ditan- yakni mengganti 10.000 batang batu bata gani oleh Takmir Masjid Menara. yang rapuh dengan cara konvensional. Berdasarkan penuturan juru Batu bata ditempelkan dengan mencam- bicara Menara Kudus April 2018 pada pur pecahan batu bata yang dilembut- penulis, rehab Menara Kudus bagian kan dan gamping untuk menghindari temboknya tahun 1880, 1913, dan 2014. efek penggaraman dari semen. Kondisi Adapun rehab selasarnya tahun 1933. menara terparah bagian tubuh di sebelah Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya timur dengan tingkat kerusakan menca- (BPCB) Jawa Tengah pada tahun 2014 pai 60 persen karena getaran kendaraan memugar Menara Masjid Al-Aqsha Ku- yang lalu lalang. Menara Kudus telah dus melanjutkan pemugaran tahun 2011. berumur 500 tahun sehingga disiapkan Pemugaran pada 2013 bagian mustaka 10.000 bata yang bentuk dan kualitasn- atau atap serta sirap dan mengganti 3.000 ya mirip dengan batu bata aslinya yang buah batu bata yang rapuh di 28 lapis. terpasang. Batu bata baru itu dipesan di Pemugaran pada Mei 2014 merevitalisa- Desa Pasuruan, Kecamatan Jati, Kudus si batu bata yang 80 persen. Terdapat 10 yang terbuat dari tanah lempung asli tan- ribu batu bata yang diganti karena rapuh. pa campuran dengan ukuran panjang 31 Teknik penggantian dengan cara konven- cm, lebar 15 cm, dan tebal 5 cm. Biaya sional, yakni mencopot satu per satu agar pemugaran dari APBN tahun 2013 se- tidak mengganggu konstruksi. Penger- besar Rp419,469 juta. Adapun anggaran jaan dilakukan dengan pola konsolidasi, APBN tahun 2014 Rp300 juta. yakni dari atas ke bawah karena medan Ornamen Menara Kudus berben- yang sulit dan untuk kenyamanan pezi- tuk piring keramik sebagian sudah tidak arah. Untuk batu batu relief dan bentuk ada di tempat semula karena terlepas klasik yang kondisinya rusak atau hilang dan ada yang masih menempel. Akan dilakukan reproduksi agar tak menghil- tetapi, pada pemugaran tahun 1980-an angkan nilai sejarah. oleh BPCB Jawa Tengah ada ornamen Hasil temuan Tim BPCB Jawa yang dipasang tak sesuai dengan posisi Tengah dalam pemugaran Menara Ku- aslinya. Metode pemasangan ornament dus, penyebab kerusakan konstruksi dilakukan dengan adonan nonsemen agar menara adalah getaran kendaraan ber- tak terjadi penggaraman. Setelah sebulan motor yang melintas setiap hari di depan pembongkaran, akhir Juni 2014 puluhan menara. Koordinator pemugaran Menara ribu batu bata Menara Kudus diperbai- dari BPCB Jateng, Rabiman mengatakan ki/diganti. Pada fase ini tim menghada- dilakukan penggantian batu bata menara pi masa sulit karena kerusakan material yang sudah rapuh dan pembuatan pere- (bata) cukup parah dibandingkan bagian dam getaran di bawah samping pondasi yang telah dipugar sebelumnya. Batu Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 391 bata lama ukurannya sudah tak beratur- hasil penggalian fondasi pada Septem- an dan banyak yang rapuh sehingga ha- ber 2014, di sebelah selatan dan sebelah rus disusun lagi sebagaimana sediakala. utara sisi barat bangunan kedalaman fon- Bila tidak berhati-hati, penyusunan akan dasinya 190 cm terdiri 30 lapis batu bata. mengganggu konstruksi menara. Da- Kedalaman fondasi gapura 80 cm dan lam mencopot batu bata lama dilakukan fondasi pagar 1,5 m. Rata-rata fondasi metode konvensional yakni mencopot hingga September 2014 masih normal satu per satu dari badan menara. Begitu dan tak ada masalah. Hingga September pula tatkala menggantinya dengan batu 2014, pemugaran Menara Masjid Al- bata yang baru. Bila memotong meng- Manar Kudus mencapai 80 persen dari gunakan mesin pemotong untuk efisiensi target 100 persen pada akhir 2014. Pada waktu dan hasilnya lebih bagus. Minggu 7 September 2014 pemugaran Kendala yang dihadapi tim Menara Kudus dikunjungi oleh tim arke- pemugaran, ukuran batu bata yang akan ologi BPCB Jawa Tengah dan Dirjen Ke- digunakan mengganti bata lama tidak budayaan Kemendikbud Kacung Mari- pas, semula tebalnya 4,5 cm diganti den- jan. Memasuki bagian akhir pemugaran, gan ukuran 7 cm. Pemugaran Menara tim BPCB Jateng memperbaiki serta Kudus sejak April 2014 melibatkan 20- mengembalikan ornamen ukiran di ba- an pekerja dari tim Balai Pelestarian Pen- gian barat atau tepatnya di kanan dan kiri inggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. tangga menara. Pemugaran juga pernah dilakukan pada Begitu pula penyelesaian selasar 2002. Tingkat kerusakan Menara Kudus bangunan dan konservasi (pemeliharaan) mencapai 90 persen, terutama pada tu- bagian atas menara atau pilar penyangga buh bangunan yang menghadap ke timur atap yang berbahan material kayu. Ba- sudah lapuk dan rusak. Hal ini menurut gian tubuh menara disemprot dengan zat juru pugar dari BPCB Jawa Tengah aki- antilumut, bagian atas diberi cairan re- bat getaran kendaraan bermotor yang lalu busan tembakau dan cengkih. Kemudian lalang, faktor cuaca berupa sinar mataha- cairan tersebut dikuaskan pada empat pi- ri dan guyuran air hujan yang prosesnya lar penyangga atap serta bagian lain yang terakumulasi sehingga membuat materi- berbahan material batu. Tujuannya agar al mudah rusak. Langkah yang dilakukan material lama dan yang baru (penggan- adalah mencopot semua batu bata di ba- ti) lebih awet dan tahan lama. Pada awal gian kaki tubuh bangunan menara mulai Oktober 2014 konservasi diselesaikan dari trap (undakan) pertama hingga terap secara menyeluruh. Pada pertengahan ketiga. Pemugaran Menara Kudus pada Oktober 2014 pemugaran selesai. Ku- Juni 2014 mencapai 40 persen, sebagian rang lebih 10 ornamen yang menempel dari tubuh Menara Kudus menggunakan di tubuh menara berupa piring keramik material baru dan lebih kuat. Hal itu ti- kuno dipasang pada tempat semula agar dak menghilangkan nilai sejarah karena keaslian benda cagar budaya itu tetap tidak menghilangkan atau menambah ba- terjaga. Adapun ornamen yang rusak di- gian pada Benda Cagar Budaya. ganti dengan ornamen yang mirip tanpa Fondasi Menara Kudus mengubah bentuk agar tetap utuh tanpa telah dipugar sebelum tahun 1980-an menghilangkan keaslian. Keramik pir- untuk menempatkan cor beton dengan ing buatan Maastricht Belanda diperoleh kedalaman 50 cm sebagai penahan air Yayasan Masjid, Menara, dan Makam agar tidak merembes ke bagian fon- Sunan Kudus (YM3SK) oleh pihak lain dasi bawah yang masih menggunakan untuk melengkapi ornamen yang hilang, batu-bata. Menurut Tim BPCB Jateng, meskipun warnanya kuning kecoklatan, 392 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019

tidak sama dengan aslinya yak- 225 cm, lebarnya 70 cm, dan tingginya ni biru. Piring keramik berukuran besar 40 cm, tinggi batu nisan 68 cm, lebar 14 jumlahnya 20 buah, piring yang kecil 21 cm. Terdapat 8 cungkup atau bangunan buah yang kurang satu dilengkapi. pelindung makam di kompleks pemaka- Hal yang harus dipahami dalam man Sunan Kudus yang direstorasi atau memugar benda cagar budaya: ‘inter- dikembalikan sesuai aslinya dengan ma- vensi’ terhadap sebuah benda dan ar- terial baru. Adapun umpak semula digan- tefak dapat mengubah nilai dan makna ti dengan cor semen, pada Agustus 2014 artefak. Menurut ahli konservasi Institut diganti dengan batu andesit sebagaimana Arkeologi Universitas College London, awalnya dan untuk lantai di makam dipe- Inggris, Dinah Eastop, konservasi men- sankan. Ada pula tiga tajuk yang beratap gubah makna dan nilai suatu objek, baik sirab (genting terbuat dari kayu jati) ber- dalam arti positif maupun negatif dan bentuk kotak memanjang dan lonjong di mengubah relasi antara objek dan peng- kompleks Masjid dan Makam Sunan Ku- gunanya. Keaslian sebuah benda pada dus. Dalam merenovasi sirab, Yayasan saat konservasi merupakan topik yang Masjid Menara dan Makam Sunan Ku- selalu menjadi bahan perdebatan. Apa tu- dus (YM3SK) mengembalikan bentuk juan dari intevensi (konservasi) terhadap asli pascarenovasi dengan memesan sir- satu objek? Apakah mempertahankan ab khusus dari Kebumen Jateng berbah- keaslian materi atau keaslian penampi- an tanah (genting). Dalam tajuk terdapat lan? Konservasi ditentukan oleh konteks lamber siring, blandar takir, dan sunduk historis, sosial, politik, dan filosofinya. yang terbuat dari kayu jati. Bahkan sun- Untuk menjaga kelestarian ba- duk dibuat dari kayu utuh sepanjang 8 ngunan menara, dilakukan pembatasan meter. kunjungan bagi wisatawan yang naik ke Menurut Salam (1986), kmpleks Menara Kudus, terutama bagian paling Makam Sunan Kudus terpilah atas tiga atas atau kepala menara. Menurut BPCB pilahan/kompleks (1) keluarga Sunan Jateng, sebagian besar material menara Kudus, yakni putra Sunan Kudus dengan terbuat dari kayu, bukan dari batu andesit isteri keduanya (Adipati Pecat Tanda Ter- atau batu bata sehingga rentan kerusakan. ung, putri Pangeran Husen, seibu dengan Sebelum pemugaran pada September Raden Patah dari Majapahit) dikaruniai s.d. Oktober 2014, ada 4 pilar penyang- 8 anak. Kedelapan putra Sunan Kudus ga mustaka kondisinya miring 11 cm makamnya di kompleks Sunan Kudus ke barat. Setelah dipugar pilar tersebut hanyalah 4, yakni Panembahan Palem- kembali seperti semula. Agar kondisi bang, Panembahan Mekaos Honggoku- material kayu di bagian atas Menara Ku- sumo, Pangeran Poncowati, dan Panger- dus tidak bergeser dari tempatnya, diberi an Sujoko (wafat masih muda). Adapun pengikat pelat besi agar kuat. Konstruksi yang tak terdeteksi berada selingkungan penyangga pilar dan material kayunya dengan makam Sunan Kudus, yakni Nyi hanya disatukan, tidak permanen, tapi Ageng Pembayun, Panembahan Ko- knock down atau dapat dibongkar dan dhi, Panembahan Karimun, Pangeran/ pasang. Oleh karena itu, perlu kehati-ha- Ratu Probobinabar (panglima perang), tian saat naik bagian atas. Panembahan Kuleco, dan Ratu Pakojo (Salam,1986:11). (2) Kompleks orang Makam Sunan Kudus dekat Sunan Kudus, yakni Pangeran Pada kompleks bagian belakang Pedamaran I s.d V, dan (3) kompleks pe- Masjid Menara terdapat makam Sunan jabat tinggi di Kudus era pra dan masa Kudus. Panjang makam Sang Sunan Orde Lama, yakni KH R Padmonegoro Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 393

(mantan Bupati Kudus, menantu Susuhu- (di pangkalan angkutan) ada 90 pedagang nan Paku Buwono III era 1749-1788), R kaki lima, 20 awak angkutan umum, 500 Ayu Tjondrohadinegoro, R Ayu Tisnow- ojek sepeda motor dan 120 becak men- ijoyo Patih Tumenggung, KRT Tjokro- gangkut penumpang/wisatawan Menara hadinegoro, R Ayu Ng.Sumodiprojo, Kudus. Pemindahan direncanakan di RM Pratisna Suryakusumo, R Bagus Su- Desa Krandon dengan harapan ojek dan tikna Tjokronegoro, Penghulu Bedogas, becak tidak lagi melewati jalan di depan dll. (Salam, 1977:37). Kompleks makam Menara Kudus sebagai upaya menguran- Sunan Kudus sudah tak lagi digunakan gi kepadatan lalu lintas dan menguran- memakamkan lagi karena keterbatasan gi getaran yang mengganggu bangunan lahan. menara. Paguyuban ojek pada 20 Maret BPCB Jawa Tengah dipimpin Ra- 2015 menolak revitalisasi dengan demo biman pada Desember 2014 melakukan di DPRD Kudus. Akhirnya, upaya revit- supervisi, pengawasan, dan pendamp- alisasi berjalan dan berdampak negatif ingan konservasi di kawasan kompleks yakni hilangnya situs kota lama beru- Makam Sunan Kudus dan makam lain pa alun-alun kuno menjadi area taman. di kompleks makam Sunan Kudus yang Namun, sebatang pohon beringin tua di perlu diperbaiki. Dilakukan pembenahan tengah-tengah taman, pemisah antara pagar yang berada tepat di Makam Su- Masjid Madureksan (dibangun sebelum nan Kudus dengan mengurangi keting- Masjid Menara Kudus) dengan Kelen- gian sebanyak dua lapis batu bata agar teng Hok Ling Bio masih rimbun. sirkulasi udara terjaga, terutama ketika Kedua, penggranitan jalan raya meningkatnya jumlah peziarah. Hal ini yang melintasi Menara Kudus menggu- dilakukan untuk mengembalikan kondi- nakan anggaran APBD Kabupaten Ku- si bangunan cagar budaya. Begitu pula dus tahun 2017 sebesar Rp 9,8 miliar. atap makam yang lapuk diganti dengan Granit berukuran 30x30cm yang diimpor terakota sesuai aslinya dan nisan makam dari India ini dipasang sejak 22 April s.d di kompleks Sunan Kudus yang rusak Oktober 2017. Bahan impor diharapkan dibenahi tanpa mengubah bentuk aslin- mampu menahan beban muatan mobil ya yang rata-rata berukuran besar. Bahan yang melewatinya sebesar 15 ton atau yang digunakan menggunakan pergan- beban 450 kg per cm. Granit juga mam- tian berupa batu bata yang didatangkan pu menahan getaran mobil yang mele- dari Jatirogo Jawa Timur. wati Menara. Pembangunan jalan terse- but dilakukan oleh PT Putra Mas Indah Upaya Pemda Kudus dalam Merawat Baroe dengan kemitraan (KSO) PT Ko- Kawasan Kauman Menara Kudus koh Prima Perkasa. Dilakukan pening- Pemkab Kudus telah mengupay- gian jalan sepanjang 492,7 m pada jalan akan revitalisasi kawasan alun-alun lama Menara dan 167 m sepanjang jalan Mad- di kawasan Kauman Menara Kudus. Per- ureksan dengan lebar jalan rata-rata 5,1 tama, Taman Menara Kudus atau Taman m, total panjang jalan yang digraniti 660 Beringin dan penataan pedagang kaki m. Selain jalan, juga dibangun drainase limanya (PKL). Revitalisasi taman ini di jalan Menara. menggunakan dana APBD Kudus 2015 Ketiga, rencana memfasilitasi sebesar Rp3 miliar. Semula, taman di mobil peziarah Makam Sunan Kudus antaranya difungsikan untuk pangkalan dengan disediakan 15 bus wisata yang angkutan umum, parkir mobil peziarah, beroperasi selama 24 jam dengan tarif ojek sepeda motor, dan becak sehingga per penumpang sekali jalan dari kawasan dipindahkan ke tempat lain. Selama itu menara Kudus ke terminal wisata di Desa 394 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019

Bakalan Krapyak sejauh 2-3 Kudus sebagaimana pada masa Islam km. Anggaran untuk pengadaan 15 mo- awal di Kudus merupakan langkah bijak- bil wisata, gaji 45 supir dan perawatan sana. Menurut Adrisijanti, kota masa Is- mobil diambil dari APBD Kabupaten lam awal (di sebuah daerah) menduduki Kudus tahun 2017 sebesar Rp3,7 miliar. tempat penting, sebab menjadi data arke- Bus wisata tersebut mengganti angkutan ologi yang dapat dikaji (2000:Viii). yang telah ada agar mengurangi kepa- datan lalu lintas. Ada 520 orang terdiri Urgensi Melestarikan Cagar Budaya pengayuh becak, dokar, dan pengojek Kawasan Kauman Menara Kudus sepeda motor menolaknya, khususnya Pelestarian bangunan Menara pengojek berasal dari warga Desa Baka- Kudus yang telah dilakukan Pemkab Ku- lan Krapyak Kudus sebanyak 260 orang dus era Bupati Musthofa adalah dengan karena tatkala Pemkab Kudus menyewa melarang angkutan umum melalui jalan tanah bengkok Desa Bakalan Krapyak Menara (jalan raya di depan Menara untuk terminal wisata, warga setempat Kudus). Hanya mobil pribadi milik war- diberi kompensasi sebagai pengojek. ga setempat yang boleh melalui jalan Agenda mobil wisata tidak jadi beroper- tersebut meski tanpa pengawasan petu- asi karena penolakan tukang ojek. gas. Berdasarkan fakta, pada Juni 2014 Ketiga upaya Pemkab Kudus dilakukan pemugaran bidang tubuh tersebut perlu dikembangkan dengan menara bagian tengah hingga ke bawah mensterilisasi bangunan rumah dan toko/ yakni mengganti 10.000 batang batu bata ruko (ada yang dibangun tahun 1926) yang rapuh dengan cara konvensional. dengan sistem ganti untung dan kompen- Kondisi menara terparah bagian tubuh di sasi lain yang saling diuntungkan (an- sebelah timur dengan tingkat kerusakan tara Pemkab dengan pemilik ruko). mencapai 60 persen karena getaran kend- Keberadaan ruko memisahkan antara araan yang berlalu lalang. Tim BPCB Masjid Al-Aqsha, Menara Kudus, Mas- Jateng pada 30 Mei 2014 memasang jid Madureksan, Kelenteng Hok Ling peredam getaran di sekeliling fondasi Bio, dan alun-alun lama (kini menja- menara dengan panjang 1 m dan keda- di taman kota). Pembebasan lahan dan laman 1,5 m dengan teknik tradisional, ruko tersebut merupakan upaya utama yakni memasang batu kali, batu kerikil, agar tersketsa rangkaian situs bersejarah dan pasir dengan adonan (dicampur) se- dan tidak lagi terkesan kumuh. Menurut men (model arsitek tempo dulu). Untuk Tjandrasasmita, tempat pertemuan mas- merekatkan kombinasi material tersebut yarakat dalam upacara besar adalah alun- digunakan adonan tumbukan batu bata alun yang biasanya terdapat di depan merah, pasir, dan gamping. Untuk men- keraton. Jalan-jalan besar dari berbagai jaga kekokohan menara dari ancaman arah menuju ke alun-alun berfungsi se- gempa, BPCB memasang serabut kelapa bagai pusat kota, dan rumah golongan dan ijuk pada bagian blok kayu. Upaya bangsawan mempunyai batas dengan pa- arkeolog akan sia-sia bila masih melin- gar (2000:43). Ketiga ciri tersebut akan tasnya roda empat atau lebih di depan nampak nyata di Kawasan Menara Kudus Menara Kudus. bila ruko yang memisahkan bangunan Hal yang perlu dilakukan Pemkab Masjid al-Aqsha dengan alun-alun lama Kudus adalah, pertama, bangunan ruko ‘dibersihkan’ mengedepankan musy- buatan sejak tahun 1926 perlu dipindah- awarah dan kompensasi yang sejahtera kan dengan pola ganti untung. Bangunan oleh Pemkab Kudus bagi pemilik ruko. rumah dan toko (ruko) milik warga me- Mengembalikan sketsa kawasan Menara misahkan antara alun-alun lama Menara Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 395

(taman kota) dengan Masjid Al-Aqsha. kauman (tempat tinggal para ulama) dan Belasan ruko tersebut menghalangi pe- saragenen (tempat tinggal para prajurit mandangan antara Masjid Al-Aqsha dan sarageni bertanggung jawab atas meri- Menara Kudus dengan Masjid Mad- am), (9) makam kerajaan. Raja Demak ureksan, alun-alun lama (taman), dan dan kerabatnya dimakamkan di kom- Kelenteng Hok Ling Bio. Realokasi ruko pleks area belakang Masjid Agung De- tersebut dengan harapan tercermin Kota mak (2000:110-113). Di kawasan Menara Tua, lazimnya kota Islam masa lalu (se- Kudus pun terdapat nama perkampungan bagaimana Kudus) untuk dihadirkan dan tempat yang memiliki kekhasan, pada masa kini. Kekhasan kota tua Is- seperti Kauman (kampung para ulama), lam di Jawa dalam analisis Adrisijanti Langgar Dalem (diduga kampung Sunan merujuk Kota Demak (tetangga Kudus), Kudus berdomisili), Kerjasan (kampung Cirebon, dan Lama. Kota De- wirausahawan), Kajeksan (kampung di- mak Lama memiliki kekhasan (1) jar- huninya Sayyid Ainul Haq, jaksa era Su- ingan jalan penghubung dengan Kudus nan Kudus), Pesucen (tempat bersuci), dan Prawata (Kabupaten Pati, Kerajaan Demangan (murid Sunan Kudus berna- Demak era Sunan Prawoto), (2) benteng ma Ki Demang). Kota Kudus memiliki (yang kini dapat dilihat keberadaan se- kekhasan karena tak memiliki pelabuhan cara toponim yakni Kampung Benten- (pantai) bila dibandingkan kota pusat gan), (3) pasar, (4) masjid agung, (5) islamisasi masa lalu yang mengalami alun-alun, (6) (dapat diidentifi- kemajuan identik dengan adanya pela- kasi toponim adanya wilayah bernama buhan. Dalam hal ini seperti Samudra Setinggil). Setinggil merupakan bagian Pasai, Banten, Cirebon, Demak, Tuban, depan kraton yang permukaan tanahnya Gresik, Surabaya, dan Madura (Bangka- lebih tinggi daripada tanah di sekitarnya. lan, Sumenep, Pamekasan) (Tjandrasas- TU Fokker, tahun 1890 di Kota Demak mita,2000:39). masih melihat setinggil dan masih ada Kedua, perlu didirikan museum dinding dengan gapura besar, (7) taman (kini sudah ada Museum Kretek Ku- kerajaan yang kini dapat diinterpreta- dus) bertujuan agar peristiwa masa lalu sikan adanya wilayah Bale Kambang dan terdokumentasi dan benda yang diwa- krapyak yakni hutan untuk tempat raja riskan secara fisik dapat disaksikan oleh berburu, (8) perkampungan penduduk generasi sekarang dan mendatang. Se- yang meninggalkan nama dengan mem- bagaimana karya Sunan Kudus berupa osisikan alun-alun sebagai titik pusat. Di Tembang Maskumambang dengan 11 sebelah utara alun-alun Demak, terdapat jenis irama macapatan, cekathak (pela- kampung pecinan (tempat mukim dan na kuda Sunan Muria) kini tersimpan di usaha orang China), penjalan (kampung ‘almari’ kompleks makam Sunan Mu- penjala ikan), tukangan (kampung para ria (Umar Said) di Gunung Muria, di tukang), titenyudan (tempat tinggal titi- Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus. yuda), sampangan (tempat tinggal orang Ada pula Keris Kiai Cinthaka/Cintoko/ Sampang), gendhingan (tempat tinggal Ciptoko peninggalan Sunan Kudus, dan pembuat gamelan). Sebelah timur alun- tombak kembar peninggalan Sunan Ku- alun Demak meliputi domenggalan (tem- dus (Jakfar Shodiq). Keris Cinthaka dan pat tinggal Yudomenggolo), beguron dua mata tombak setiap tahun dijamas (tempat para guru). Di sebelah selatan (dibersihkan). Tepatnya setiap Senin atau alun-alun Demak terdapat pandhean Kamis pada pekan pertama setelah hari (tempat tinggal para pandai logam). Di Tasyrik (11-13 Zulhijjah). Penjamasan sebelah barat alun-alun Demak terdapat diawali ritual doa bersama yang dipimp- 396 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019 in Kiai Kudus, sebagaimana pada tahun si untuk memberikan rekomendasi pene- 2014 doa dipimpin KH Choiruzzad. tapan, pemeringkatan, dan penghapusan Penjamasan mulai pukul 07.00 Wib., CB, (14) Tenaga Ahli Pelestarian adalah mula-mula keris dikeluarkan dari tem- orang yang karena kompetensi keahlian pat penyimpanan di atas plafon Pendapa khususnya dan/atau memiliki sertifikat Tajug, semua penutup keris dibuka, lalu di bidang pelindungan, pengembangan, disiram banyu landa atau air rendaman atau pemanfaatan CB. Sejak 18 Juni merang ketan hitam hingga tiga kali. Se- 2019 Bupati Kudus Muhamad Tam- lanjutnya keris dibersihkan dengan air zil menunjuk TACB Kabupaten Kudus jeruk nipis (agar tak berkarat) kemudian berdasarkan Surat Keputusan Nomor dikeringkan/dijemur di atas sekam ketan 430/2751/1000/2019. Namun, tenaga hitam. Penjamas keris tahun 2014 adalah ahli pelestari cagar budaya dan kurator Fakihudin. Setelah kering, keris kembali belum dibentuk oleh Bupati Kudus. dimasukkan ke dalam air rendaman mer- Keempat, Pemerintah Kabupaten ang ketan hitam, kemudian dijemur lagi Kudus perlu mengidentifikasi dan -mer hingga kering dan dimasukkan ke tem- evitalisasi peninggalan Sunan Kudus, pat semula diiringi salawat. Selanjutnya seperti bangunan rumah Sunan Kudus pengunjung yang hadir diberi hidangan di sekitar Masjid Langgar Dalem (di menu opor ayam yang konon kesukaan Kampung Langgar Dalem) -berdekat- Sunan Kudus. Satu hal yang berbeda an dengan Menara Kudus- yang hing- dengan tahun 2013 (warga Kudus ber- ga kini belum jelas. Sumur resapan era pandangan bahwa tiap penjamasan ker- Sunan Kudus di Pawestren (tempat salat is langit timbreng) penjamasan tahun di sebelah kanan Masjid Menara untuk 2014 kondisi langit tidak timbreng (semi perempuan yang berjamaah) juga per- mendung), tapi cerah (Rosyid, 2019). lu direvitalisasi. Pemerintah Kabupaten Yayasan Masjid Menara Kudus Kudus perlu pula merevitalisasi pening- telah merintis museum mini. Museum galan K Asnawi, keturunan ke-12 Sunan dibangun di sebuah rumah kuno milik Kudus, berupa pesantren pertama kali di Yayasan Menara Kudus (di kawasan Kudus, yakni Ponpes Raudlotut Tholibin Masjid Menara) untuk mendokumen- di Kelurahan Kerjasan, Kecamatan Kota, tasikan informasi islamisasi di Kudus Kudus. dan benda peninggalan Sunan Kudus. Beberapa hal tersebut harus Bangunan museum luasnya 14m x 9m. dilakukan oleh Pemda Kudus bekerja Selain dibangunkan museum permanen sama dengan Yayasan Menara Kudus dengan penanganan profesional, perlu karena benda sejarah merupakan cagar pula ditunjuk tim kurator. Menurut UU budaya dan kekayaan budaya bangsa Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar sebagai wujud pemikiran dan perilaku Budaya Pasal (15), kurator adalah orang kehidupan manusia yang memiliki arti yang karena kompetensi keahliannya penting bagi pemahaman dan pengem- bertanggung jawab dalam pengelolaan bangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan koleksi museum. kebudayaan dalam kehidupan bermas- Ketiga, perlu dibentuk tim ahli yarakat, berbangsa, dan bernegara. Cagar cagar budaya (TACB), tenaga ahli pe- budaya perlu dilestarikan dan dikelola lestarian CB, dan kurator. Menurut UU secara tepat melalui upaya perlindun- Nomor 11 Tahun 2010 Pasal 1 (13), Tim gan, pengembangan, dan pemanfaatan Ahli Cagar Budaya adalah kelompok dalam rangka memajukan kebudayaan ahli pelestarian dari berbagai bidang nasional untuk kemakmuran rakyat. Un- ilmu yang memiliki sertifikat kompeten- tuk melestarikan cagar budaya (CB), Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 397

Pemda bertanggung jawab dalam pen- pada UU Nomor 5 Tahun 1992. Idealn- gaturan perlindungan, pengembangan, ya pemerintah merujuk pada UU Nomor dan pemanfaatan CB. CB berupa benda, 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. bangunan, struktur, situs, dan kawasan Baru 33 Cagar Budaya yang ditetapkan perlu dikelola oleh pemerintah dan Pem- tim ahli, tidak semuanya dikaji ulang un- da dengan meningkatkan peran serta tuk ditetapkan atau ditetapkan oleh tim masyarakat untuk melindungi, mengem- ahli yang belum tersertifikasi. Tim ahli bangkan, dan memanfaatkan CB. Perlu yang tersertifikasi baru ada 13 ahli,- se perubahan paradigma pelestarian cagar dang berlangsung penilaian 68 calon ahli budaya, diperlukan keseimbangan aspek cagar budaya. ideologis, akademis, ekologis, dan ekon- Di sisi lain, dengan dibangunn- omis guna meningkatkan kesejahteraan ya anjungan atau Gerbang Kudus Kota rakyat. Bila museum CB berbasis Islam Kretek (GKKK) oleh PT Djarum Kudus terwujud, ikon Kota Santri bagi Kudus berada di pintu masuk kota Kudus dari kian kokoh. Bagaimana realitanya kini? Demak sebagai simbol kebangkitan in- Kredo Kota Santri kian meredup bahkan dustri rokok kretek. Ada pula museum dimakan ikon baru yakni Kota Industri situs purbakala Patiayam untuk destinasi dan Kretek. Pemaknaan kota tersebut wisata membutuhkan dana Rp 50 mil- mengedepankan aspek ekonomi. Ek- iar. Jauh sebelumnya didirikan museum sistensi Kota Santri dengan jargon Gus kretek. Jigang (gus: simbol penamaan generasi Kendala kawasan Menara Ku- kiai, Ji: singkatan dari kata ngaji, dan dus dijadikan kawasan cagar budaya gang singkatan dari kata dagang) yang diawali dengan merevitalisasi kawasan maknanya bahwa orang Kudus identik Kauman Menara Kudus. Upaya memer- dengan kiai, santri, dan pedagang pada lukan biaya besar bila memindah rumah tataran riil kian terkikis. Di sisi lain, penduduk di kawasan Menara Kudus. Di ikon kota penting untuk pencitraan yang sisi lain, umur menara dan kawasannya identik sebagai Kota Kretek, bukan san- belum 500 tahun dan bangunan asli mas- tri. Kekhasan kota di antaranya dengan jid Sunan Kudus sudah tidak ada, masjid dibangunnya simbol kota. Kemegahan kini hasil rehab. Upaya itu harus mem- kota ditentukan banyaknya situs berseja- pertimbangkan zona/kawasan dalam rah yang dirawat hingga direspons wisa- perspektif arkeologi, yakni zona inti dan tawan untuk dikunjungi. Kriteria kota penyangga. Langkah awal bagi Pemda ideal berupa aman, nyaman, kompetitif, Kudus adalah membahas dengan Pen- dan layak huni terwujud untuk mewujud- gurus Yayasan Masjid dan Menara Ku- kan kota ekowisata yang didukung oleh dus untuk mencari solusi bijak dengan potensi lokal berupa sumber daya alam, melibatkan sejarawan, arkeolog, tokoh sosial ekonomi, adat, dan tradisi khas agama, dan masyarakat Kudus. Harapan- nan-unik. nya pelestarian cagar budaya ini dapat Peluang untuk mewujudkan mewujudkan semboyan Kudus “Sema- Kauman sebagai kawasan cagar budaya rak”, yakni sehat, elok, maju, aman, rapi, masih lebar. Data Direktur Pelestarian dan asri. Cagar Budaya dan Permuseuman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Indonesia SIMPULAN memiliki 700 ribu cagar budaya, tapi Kota ideal yang aman, nyaman, penetapannya oleh menteri, gubernur, kompetitif, dan layak huni merupakan bupati/wali kota, belum melibatkan tim modal terbangunnya ekowisata untuk ahli bersertifikasi dan masih merujuk menambah income daerah dan warga di 398 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019 bidang pariwisata. Upaya Pemkab Kudus Adrisijanti, Inajati. (2000).Arkeologi dengan merevitalisasi Taman Beringin Perkotaan Mataram Islam. Jen- yang merupakan bagian dari kawasan dela: Yogyakarta. Kauman Kudus perlu ditindaklanjuti Basundoro, Purnawan. (2012). Pengan- dengan upaya lain. Pertama, melarang tar Sejarah Kota. Ombak: Yog- mobil/roda empat atau lebih, becak, yakarta. delman dan angkutan sejenis melewati/ Budiarto, Atiek Suprapti. (2012). Kontrol melalui jalan Menara (jalan di depan ba- Protektif pada Ruang Bermukim ngunan Menara Kudus) karena getaran- Komunitas Kauman Semarang. nya penyebab rapuhnya bangunan kuno Ringkasan Disertasi Undip dan mengurangi kemacetan dan kesem- Semarang. belum dipublikasikan. rawutan jalan di kawasan Menara Ku- Darban, Ahmad Adaby. (2010). Sejar- dus. Pelarangan ini perlu dievaluasi se- ah Kauman Menguak Identitas cara terus-menerus. Kampung . Su- Kedua, Pemda Kudus perlu me- ara Muhammadiyah: Yogyakarta. mindahkan bangunan rumah dan toko Gottschalk, Louis. (1975). Mengerti Se- (ruko) warga yang memisahkan antara jarah, terjemahan Nugroho No- alun-alun lama Menara (taman kota) tosusanto. Jakarta: Universitas dengan Masjid Al-Aqsha karena men- Indonesia Press. ghalangi pemandangan antara Masjid Hariyono, Paulus. (2007). Sosiologi Kota Al-Aqsha, Menara Kudus, Masjid Mad- Untuk Arsitek. Bumi Aksara: Ja- ureksan, alun-alun lama (taman) dan karta. Kelenteng Hok Ling Bio. Ketiga, Pemda Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Kudus perlu membangun museum Islam Sejarah. Bentang: Yogyakarta. agar dokumen dan karya budaya dan ------. Penjelasan Sejarah. Tiara Wa- keislaman yang diwariskan Sunan Ku- cana: Yogyakarta. 2008. dus, Sunan Muria,dan tokoh Islam lain- Pranoto, Suhartono W. (2006). Teori dan nya di Kudus terawat. Metodologi Sejarah. Graha Ilmu: Keempat, perlu optimalisasi kin- Jakarta. erja dengan dibentuknya tim ahli cagar Rochmat, Saefur. (2009). Ilmu Sejarah budaya (TACB), tenaga ahli pelestarian dalam Perspektif Ilmu Sosial. CB, dan kurator sebagaimana amanat Yogyakarta: Graha Ilmu. UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kelima, Pemda Kudus Roesmanto, Totok (2013). Rupa Ben- perlu merevitalisasi peninggalan Sunan tuk Menara Masjid Kudus, Bale Kudus, seperti bangunan rumah Sunan Kulkul, dan Candi.Jurnal Arsi- Kudus, sumur resapan era Sunan Kudus, tektur Vol.2 No.2 Universitas merevitalisasi peninggalan Kiai Asnawi Bandar Lampung. (keturunan ke-12 Sunan Kudus) berupa pesantren pertama kali di Kudus, yakni Rosyid, Moh. (2019). Mempertahankan Tradisi: Studi Budaya di Kam- Ponpes Raudlotut Tholibin di Kelurahan pung Kauman Menara Kudus. Kerjasan, Kecamatan Kota, Kudus. Jurnal Patanjala Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Vol.11, DAFTAR PUSTAKA No.2. Ali, R. Moh. (2005). Pengantar Ilmu Salam, Solichin. (1977). Kudus Pur- Sejarah Indonesia. Yogyakarta: bakala dalam Perjuangan Islam. LKiS. Menara Kudus: Kudus. Moh. Rosyid. | Urgensi Pelestarian Kauman..... 399

------(1986). Ja’far Shodiq Sunan Ku- dus, cetakan ketiga. Menara Ku- dus: Kudus. Sunyoto, Agus. (2016). Atlas Wali Son- go. Pustaka IIman dan Lesbumi PBNU: Jakarta. Tjandrasasmita, Uka. (2000). Pertum- buhan dan Perkembangan Ko- ta-Kota Muslim di Indonesia dari Abad XIII sampai XVIII M. Pen- erbit Menara Kudus: Kudus. Wasino. (2007). Dari Riset Hingga Tu- lisan Sejarah. Semarang: Unnes Press. Yuanzhi, Kong. (2000). Muslim Tiong- kok Cheng Ho Misteri Perjala- nan Muhibah di Nusantara. Pus- taka Populer Obor: Jakarta.