Islam Ditinjau Dari Pengamatan Sejarah [
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah Oleh Dr. Rafat Amari Diterjemahkan oleh Adadeh dan Pod Rock Faithfreedom Indonesia http://indonesia.faithfreedom.org/forum 1 | Islam Ditinjau dari Pengamatan Sejarah [http://www.buktidansaksi.com] Daftar Isi Bagian I – Qur‘an yang Tak Dapat Dipertanggungjawabkan dan Para Penulis Hadis Menurut Sejarah 1. Analisa Qur‟an Berdasarkan Catatan Sejarah 2. Para Muslim yang Menulis Ulang Sejarah Islam Bagian II – Sejarah Asli Mekah 1. Apakah Hagar Pergi ke Mekah? 2. Penyelidikan Catatan Sejarah Menunjukkan Mekah Tidak Mungkin Dibangun Sebelum Abad 4M 3. Sejarah dan Arkeologi Arabia Menunjukkan bahwa Mekah Tidak Ada Sebelum Jaman Kristen 4. Tiadanya Keterangan tentang Mekah dalam Arkeologi dari Kota² dan Kerajaan² Kuno Arabia 5. Tiadanya keterangan tentang Mekah di berbagai catatan sejarah Negara² yang Menguasai Arabia 6. Penelitian Prasasti Assyria juga Tak Menemukan Keterangan tentang Mekah di Jaman Kuno 7. Catatan Sejarah Bangsa Kaldea Juga Tidak Mencantumkan Keterangan Apapun tentang Mekah di Abad ke-7 dan 6 SM 8. Tiadanya Perdagangan di Mekah 9. Alkitab dan Pengakuan Muslim tentang Mekah Kuno 10. Sejarah Sebenarnya Pembangunan Ka‟bah di Mekah Bagian III – Ka‘bah dan Allah sebagai Ungkapan Ibadah Bintang Arabia 1. Ka‟bah adalah Bangunan Ibadah Bintang Arabia 2. Siapakah Allah yang Disembah di Arabia? Bagian IV – Perihal Keturunan Ismael dan Islam 1. Keturunan Ismael dan Keberadaannya Sepanjang Sejarah 2. Pendapat yang Mengakui Orang Arab adalah Keturunan Ismael dan Ismael adalah Dasar Agama Monotheisme 3. Membantah Pernyataan Islam tentang Muhammad sebagai Keturunan Ismael 4. Sejarah Quraysh Tidak Menyertakan Hubungan Darah dengan Ismael Bagian V – Haji, Klenik Umra‘, dan Ramadan 1. Ibadah Haji dalam Islam 2. Umrah dan Perdukunan di Mekah 3. Ramadan dan Asal-Usulnya Bagian VI – Kebangkitan Islam 1. Pengikut Pertama Muhammad di Mekah dan Jin Islam 2. Tawaran yang Keji 3. Muhammad yang Rendah Akhlak 4. Islam sebagai Agama Jin yang Baru dari Arab 2 | Islam Ditinjau dari Pengamatan Sejarah [http://www.buktidansaksi.com] Kata Pengantar Dua puluh tahun yang lalu, aku mulai mempelajari Islam dan segala sumbernya. Awalnya, kupikir penyelidikan ini hanya akan memakan waktu dua tahun saja. Selain itu, aku pun memiliki tugas lain sehingga aku membatasi waktuku bagi penyelidikan akan Islam agar tak mengganggu kegiatanku yang lain. Tetapi penyelidikan ternyata berlangsung selama dua puluh tahun, dengan waktu 8 -9 jam per hari, kecuali hari Minggu. Tiada waktu untuk istirahat. Aku menyelidiki berbagai buku tentang kehidupan Muhammad dan perkataannya dalam Hadis. Aku membaca berulangkali Qur‟an dan tafsirnya. Aku mempelajari berbagai catatan sejarah Islam dan non-Islam yang menjelaskan keadaan Arabia sebelum Islam dan mithologi Arabia. Lalu aku merasa bahwa aku pun harus mempelajari tulisan² kuno para penulis Yunani dan Romawi yang telah mengunjungi Arabia dan mencatat tentang keadaan geografinya. Aku ingin tahu apakah mereka menyebut keterangan tentang Mekah. Sejak tinggal di USA, aku punya akses ke berbagai perpustakaan besar dan ini menjadi sarana yang sangat penting untuk bisa menyelidiki catatan² sejarah utama. Sayangnya, catatan sejarah yang berkualitas sangatlah sedikit. Contohnya, kuperkirakan bahwa hal Zoroastria di Qur‟an tidaklah lebih dari 20 halaman. Ketika kukira penyelidikanku telah usai, dan aku merasa siap menerbitkan bukuku, aku menyadari bahwa aku perlu meneliti kembali buku² tentang Zoroastria, seperti Zenda Avest dan Pahlavi, dan tidak hanya bergantung pada apa yang telah kupelajari saja. Ini berarti aku harus meneliti kembali bertahun-tahun. Penyelidikan akan Islam lalu membawaku kepada penyelidikan kitab² suci berbagai agama di jaman Muhammad. Aku terkejut ketika mendapatkan banyaknya persamaan antara Qur‟an dan berbagai kitab suci agama non-Islam di jaman Muhammad, termasuk Zoroastria, Mandaenisme, Harranisme, Manikhisme, dan Gnotisisme. Muhammad punya hubungan dengan semua agama² dan kepercayaan² ini, terutama dari masyarakat “Hanif” yang dikenalnya sejak dia masih muda. Aku bertanya pada diri sendiri: “Materi agama lain apakah yang dipakai dalam Qur‟an?” Aku tahu bahwa banyak riset menunjukkan hubungan antara Qur‟an dengan Yudaisme dan Kristen, tapi hampir tak ada yang menghubungkan Qur‟an dengan Mandaenisme dan Harranisme. Catatan yang ada pun sangat kurang dan lengkap untuk menunjukkan Manicheisme dan Zoroastria sebagai sumber utama Qur‟an. Penyelidikanku membuktikan bahwa agama² pagan Arab ini ternyata memiliki pengaruh utama dalam Qur‟an, jauh lebih banyak daripada Yudaisme, Kristen, dan Kristen bid‟ah di jaman Muhammad. Sulaiman al Farsi adalah pendeta Zoroastria yang lalu memeluk Islam dan jadi penasehat Muhammad. Hubungan dekatnya dengan Muhammad membuat agama Zoroastria menjadi sumber utama Qur‟an. Karena bahasa Arab adalah bahasa asliku, maka aku menulis sebanyak 800 halaman tentang Zoroastria sebagai sumber utama Qur‟an. 3 | Islam Ditinjau dari Pengamatan Sejarah [http://www.buktidansaksi.com] Penyelidikan agama Mandaenisme dari kitab² sucinya langsung membantuku melihat akar² kepercayaan Mandaenisme dalam Qur‟an, dan aku bisa mengajukan berbagai referensi tentang penyelidikan ini. Aku juga melakukan hal yang sama dengan kepercayaan² Manikhisme, Harranisme, dan Gnostisisme sebagai akar² ajaran dalam Qur‟an. Aku terus melanjutkan penyelidikan tentang agama okultisme Arab yang dikenal sebagai agama Jin atau agama Kahin. Kahin adalah para dukun bagi Jin dan setan. Hubungan keluarga Muhammad dengan agama ini, dan tercantumnya banyak aturan kepercayaan ini dalam Qur‟an menunjukkan bahwa agama Kahin merupakan akar penting Islam. Tidak hanya kepercayaan² itu saja. Ada lagi agama lokal Arab yang jelas merupakan akar Qur‟an. Agama itu adalah agama Bintang Arabia, yang diketuai oleh Allah; Ellat sang matahari adalah istrinya; dan al-„Uzza dan Manat, yang mewakili dua planet, adalah putri²nya. Buku ini akan membantu Muslim dalam menelaah dengan cerdas dan menghindari segala jebakan data yang salah yang telah diwariskan kepada mereka dalam Islam. Dr. Rafat Amari, 2004 4 | Islam Ditinjau dari Pengamatan Sejarah [http://www.buktidansaksi.com] Keterangan Awal Lebih dari 1.5 milyar Muslim bersholat menghadap Mekah. Mereka yakin bahwa kota ini dulu dikunjungi Abraham dan putranya Ishmael, sesuai dengan pengakuan Muhammad di Qur‟an, dan lalu membangun Ka‟bah. Menurut Muhammad, Mekah adalah kota makmur di Arabia barat sejak abad ke 21 SM, di saat Abraham masih hidup, meskipun tak ada satu pun catatan sejarah yang mendukung keterangan ini. Pengakuan Muhammad ini didukung oleh empat orang Hanif. Kita baca dalam riwayat hidup Nabi oleh Ibn Hisham yang ditulis di abad 8 M,, bahwa Hanifa atau Ahnaf adalah kelompok masyarakat kecil yang “dibentuk oeh empat orang Mekah yang setuju akan beberapa hal. Keempat orang itu adalah Zayd bin Amru bin Nafil, Waraqa bin Naufal, Ubaydullah bin Jahsh, dan Uthman bin al-Huwayrith. Mereka semua mati sebagai kaum Sabi.” [1] [1] Ibn Hisham, Dar al-Khair,( Beirut, 1992) 1, hal. 242 Keempat pendiri agama Hanif ini adalah saudara² Muhammad, keturunan dari Loayy, salah satu kakek moyang Muhammad. Terlebih lagi, Waraqa bin Naufal dan Uthman bin al-Huwayrith adalah saudara sepupu Khadijah, istri pertama Muhammad. Ubaydullah bin Jahsh adalah saudara dekat Muhammad; ibunya yakni Umayya, adalah putri dari Abdul Mutalib, kakek Muhammad. Dengan kata lain, Ubaydullah adalah saudara sepupu Muhammad. Saudara perempuan Ubaydullah adalah Zainab binti Jahsh, salah seorang istri Muhammad, yang dulu nikah sama Zayd bin Haritha, anak angkat Muhammad. [2] [2] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, Dar Al Hadith, Cairo, 1992, hal. 242 Ketika Ibn Hisham berkata bahwa keempat orang itu mati sebagai orang Sabi, hal ini karena keempatnya sering mengunjungi daerah Sabi, terutama Zayd bin Amru bin Nafil, yang terkenal suka berkelana jauh ke Musil di daerah Irak utara, dan ke Jazirah di daerah timur laut Syria dekat perbatasan dengan Asia Minor (yang sekarang adalah Turki); dan ke Iraq, untuk mempelajari agama. [3] Kadangkala Zayd ditemani oleh Waraqa bin Naufal dalam melakukan perjalanan ini. Nafil bin Hashim, cucu Zayd bin Amru bin Nafil, menyebut tentang perjalanan² yang dilakukan kakeknya ke kota Musil dan daerah Jazirah, ditemani oleh Waraqa bin Naufal. Perjalanan ini dilakukan untuk mencari agama. [4] [3] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, hal. 243-244 [4] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, hal. 244 Daerah Muslim dikenal sejak abad ke 2 M sebagai tempat tinggal bangsa Sabi Mandaea, yang merupakan pengikut aliran Gnostik pagan yang menyembah banyak dewa Persia di bawah pengaruh agama politheisme dari Mesopotamia. Daerah Harran terletak di , yang merupakan tempat tinggal Sabi Haran pemuja dewa Sin, bulan, bintang, planet dan Jin, terletak di wilayah Jazirah. Hubungan dekat antara kaum Hanif dan kaum Sabi Mandaea dan Sabi Haran, mengungkapkan bagaimana Muhammad menggabungkan banyak dongeng dan ibadah agama aliran² kepercayaan itu ke dalam Qur‟an. Contohnya, ibadah Ramadan juga dikenal sebagai ibadah Harran. (Lihat Bab V, bagian 3, tentang Ramadan.) Tata ibadah sholat Islam, gerakan² dan cara wudhu sebelum sholat semuanya berasal dari ritual ibadah Mandaea. Aku akan membahas tentang dongeng, ajaran, ritual ibadah dari sumber² Mandaea dan Harran dalam Qur‟an di buku lain, karena buku 5 | Islam Ditinjau dari Pengamatan Sejarah [http://www.buktidansaksi.com] ini terfokus pada sejarah Mekah dan Ishmael dan kebangkitan Islam. Fakta bahwa kaum Hanif dianggap sebagai kaum Sabi