Pengaturan Penggabungan Usaha (Merger) Bank Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Bank Di Indonesia Dalam Pembangunan Hukum Ekonomi Nasional
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
AKTUALITA, Vol.1 No.1 (Juni) 2018 hal. 1-15 PENGATURAN PENGGABUNGAN USAHA (MERGER) BANK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN BANK DI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN HUKUM EKONOMI NASIONAL Agus Prihartono PS Dosen Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa e-mail: [email protected] Abstrak-Memburuknya kondisi perbankan nasional pada masa orde baru memasuki fase reformasi salah satu penyebabnya adalah lemahnya struktur permodalan bank. Modal adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping memenuhi peraturan yang ditetapkan. Penguatan struktur permodalan menjadi salah satu alasanbank-bank kecil melakukan merger dan akuisisi. Penggabungan usaha (merger) bank sendiri bukan merupakan hal yang baru, penggabungan bank yang pernah dilakukan, tidak hanya untuk bank-bank swasta nasional, tetapi juga pada bank-bank pemerintah. Merger (penggabungan usaha) bank tidak selalu menghasilkan bank yang sehat. Pelaksanaan merger bank guna mencapai suatu sinergi tidaklah mudah, banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan (menghasilkan bank yang sehat), yaitu, mencari patner yang komplementer, sinergis dan mematuhi peraturan perundang-undangan. Kata Kunci: Merger, Perbankan, Kesehatan Bank, Hukum Ekonomi Nasional. Abstract-One of the reasons for the deteriorating condition of the national banking system in New Regime period transition to Reformation Period, is because the bank’s capital structure is weak. Beside to fulfill the rules prescribed, Capital is the fund invested by the owner to establish an enterprise that is intended to support financial purposes of the bank business activities. The strengthening of the capital structure becomes one of the reasons small banks are doing mergers and acquisitions. Bank merger itself is not a new thing. As in the record, A bank merger is not only for national private banks, but also for the government banks. Banks merger do not always produce healthy banks. The implementation of them in order to achieve a synergy is not easy. Many factors must be considered (to produce a healthy bank), such as seeking partners who are complementary, synergistic and submissive with regulations. Keywords: Mergers, Banking, Healty Bank, National Economic Law. A. PENDAHULUAN diperburuk oleh krisis politik di tanah Bank sebagai salah satu agen air sepanjang tahun hingga pembangunan, berfungsi sangat pertengahan 2001, telah penting dalam perekonomian negara. menjerumuskan bangsa Indonesia ke Sebagai contoh krisis keuangan yang dalam jurang keterpurukan dan melanda Asia tahun 1997-1998, dan ketidakpastian yang luar biasa. ISSN: 2620-9098 1 Agus Prihartono PS, Pengaturan Penggabungan Usaha (Merger) Bank… Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tersebut yang berakibat pada tahun 1998 mencapai titik terendah runtuhnya sistem perbankan pada saat sejak era Soeharto yakni minus 13%. itu membuktikan bahwa sistem Banyak perusahaan konglomerasi perbankan Indonesia masih belum baik yang bergerak di sektor riil siap secara keseluruhan dalam maupun jasa perbankan yang gulung menghadapi krisis besar yang terjadi tikar atau harus masuk ke dalam secara tiba-tiba. Untuk itu kestabilan pengawasan Badan Penyehatan sistem perbankan maupun keuangan Perbankan Nasional (BPPN) (I harus dipertahankan secara Nyoman Tjager, et. al, 2003:2). berkesinambungan dan dapat dicegah Keterpurukan dunia perbankan sedini mungkin. mengakibatkan banyak bank yang Berbagai kebijakan dari mulai mengalami kesulitan keuangan dibentuknya Arsitektur Perbankan (financial) dan akhirnya tidak sedikit Indonesia (API) sebagai blue print bank-bank yang dilikuidasi, perbankan yang terdiri dari 6 (enam) dibekukan atau direkapitalisasi oleh pilar. Pilar I API yaitu penguatan pemerintah (Agus Sugiarto, Kompas, struktur perbankan nasional sampai 5 Juni 2003). Keterpurukan dunia dengan adanya paket kebijakan perbankan ini pada akhirnya Oktober 2006 tentang adanya mempengaruhi semua aspek kebijakan single presence policy kehidupan, baik aspek ekonomi, menetapkan bahwa setiap bank aspek sosial, maupun politik. perorangan maupun korporasi, hanya Kepercayaan nasabah menjadi boleh menjadi pemegang saham berkurang, nasabah banyak yang pengendali pada satu bank. menarik uangnya dari bank dan Tujuannya adalah untuk konsolidasi memindahkannya ke luar negeri atau perbankan dan mendukung efektivitas menyimpannya sebagai dolar di bank pengawasan bank. Hal ini adalah asing. untuk mewujudkan perbankan yang Ketidakmampuan sistem sehat dengan modal yang kuat. Modal perbankan nasional menghadapi merupakan salah satu faktor yang tekanan dari luar (external shocks) penting bagi bank dalam rangka DOI : https://doi.org/10.29313/aktualita.v1i1.3704 2 Agus Prihartono PS, Pengaturan Penggabungan Usaha (Merger) Bank… pembangunan usaha dan menampung Impor Indonesia, Bank Bumi Daya, risiko kerugian. Salah satu kebijakan dan Bank Pembangunan Indonesia yang paling populer diambil untuk menjadi PT. Bank Mandiri. mewujudkan perbankan yang sehat Sementara tahun 2002 terjadi merger dengan modal yang kuat saat itu 5 (lima) bank swasta nasional yaitu: adalah dilakukannya merger Bank Bali, Bank Universal, Bank (penggabungan usaha bank). Artamendia, Bank Express, dan Bank Penguatan struktur permodalan Patriot, yang bergabung menjadi menjadi salah satu alasan bank-bank Bank Permata, pada tahun 2004 kecil melakukan merger dan akuisisi. terjadi merger antara Bank CIC Selain karena adanya aturan Internasional, Bank Danpac, dan pemenuhan modal inti minimum Bank Pikko menjadi Bank Century, sebesar Rp. 100 miliar pada akhir dan terakhir merger antara Bank 2010, penguatan struktur permodalan Lippo dengan Bank Niaga. Namun dibutuhkan bank umum demi demikian, pengaturan mengenai mengantisipasi Association of South penggabungan badan usaha secara East Asian Nation (ASEAN) One lengkap di Indonesia dalam bentuk Market atau pasar tunggal ASEAN undang-undang belum ada, khususnya pada 2015 dan terkait dengan penggabungan dalam bidang ketentuan Basel III yang perbankan, walaupun Undang-undang mengharuskan bank umum Nomor 40 Tahun 2007 Tentang menaikkan modal minimum mereka Perseroan Terbatas (selanjutnya hingga 10, 5%. disebut UUPT) sudah mengatur Merger sendiri bukan mengenai penggabungan badan usaha merupakan hal yang baru, merger dalam Pasal 122–Pasal 137 UUPT. bank yang pernah dilakukan, tidak Pelaksanaan merger bank guna hanya untuk bank-bank swasta mencapai suatu sinergi tidaklah nasional, tetapi juga pada bank-bank mudah, banyak faktor-faktor yang pemerintah. Pada tahun 1999, terjadi harus diperhatikan (menghasilkan merger pada 4 (empat) BUMN yaitu bank yang sehat), yaitu, mencari Bank Dagang Negara, Bank Ekspor patner yang komplementer, sinergis DOI : https://doi.org/10.29313/aktualita.v1i1.3704 3 Agus Prihartono PS, Pengaturan Penggabungan Usaha (Merger) Bank… dan mematuhi peraturan perundang- busines amalgamation) bank dalam undangan. Merger antara suatu bank memperkuat dirinya guna dengan bank lain itu bukan hanya mewujudkan sistem perbankan yang semata soal teknis saja, tapi juga sehat, efisien, dan mampu berdaya menyangkut budaya kerja antar unit saing dalam era globalisasi dan bank, sehingga proses merger harus perdagangan bebas (Rachmadi dipelajari dan dilakukan secara hati- Usman, 2001:84). Secara umum hati (Burhanudin Abdullah, Tempo, terdapat 3 (tiga) bentuk penyatuan 16 Februari, 2005). Karena itu, usaha dalam hal ini usaha bank, yaitu sebelum bergabung banyak hal yang merger, konsolidasi, dan akuisisi harus dilakukan, termasuk kalkulasi yang oleh UUPT diterjemahkan keuntungan dan kerugian transaksi dengan “penggabungan, peleburan, penggabungan antar bank. Bank yang dan pengambilalihan”. Penyatuan belum mengetahui dengan jelas calon usaha bank adalah dimaksudkan mitra mergernya, memerlukan waktu untuk mengatasi kesulitan yang untuk pendekatan, khususnya membahayakan kelangsungan usaha pendekatan dalam aspek keterbukaan. bank yang bersangkutan atau Keterbukaan itu menyangkut baik perluasan usaha bank yang kondisi keuangan (financial), bersangkutan, sehingga bank menjadi kekayaan (assets), namun demikian, kuat (Pasal 37 ayat 1 huruf d keterbukaan ini tidak boleh Undang-Undang Perbankan). bertentangan dengan aspek Tipe merger dalam kacamata kerahasiaan bank. ekonomi dan yang biasanya dipergunakan dan diaplikasikan dalam dunia usaha adalah tipe B. HASIL DAN PEMBAHASAN horizontal (horizontal merger), 1. Penggabungan Usaha merger vertikal (vertical merger), dan (Merger) Pada Umumnya merger konglomerat (conglomerate Kepemilikan usaha bank dapat merger), sedangkan dalam kacamata beralih kepada pihak lain melalui hukum, tipe merger dilihat semata- penyatuan usaha (combination atau mata dari perikatannya, yaitu DOI : https://doi.org/10.29313/aktualita.v1i1.3704 4 Agus Prihartono PS, Pengaturan Penggabungan Usaha (Merger) Bank… “statutory merger” yang diatur oleh beberapa perseroan yang ada syarat-syarat yang ditetapkan bergabung atau menyatukan diri pemerintah dimana para pihak terikat menjadi perseroan baru, dimana hak suatu akta merger (istilah anglo saxon dan kewajiban perseroan diambil alih : act of merger) merupakan dokumen oleh perseroan yang telah dibentuk yang diajukan kepada pemerintah (Cornelius Simajuntak, 2004:86). bersama-sama dengan dokumen Peraturan perundang- merger terkait (Cornelius undangan yang berlaku di Indonesia Simajuntak, 2004:26). memberikan pengertian (definisi) Kata “merger” berasal dari merger dengan rumusan kalimat yang bahasa Inggris “merger”, yang artinya hampir seragam, hanya pada UUPT. “menggabungkan”.