KAJIAN EKOLOGI PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) DAN PEMANFAATAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN BUKIT LAWANG

T E S I S

OLEH:

AMINATA BR GINTING

087030002

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Universitas Sumatera Utara KAJIAN EKOLOGI PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) DAN PEMANFAATAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN BUKIT LAWANG

T E S I S

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Biologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Oleh

AMINATA BR GINTING 087030002

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Universitas Sumatera Utara Judul Tesis : KAJIAN EKOLOGI PASAK BUMI (Eurycoma longifolia JACK) DAN PEMANFAATAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN BUKIT LAWANG Nama Mahasiswa : AMINATA BR GINTING Nomor Induk Mahasiswa : 087030002 Program Studi : BIOLOGI

Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M. S Dr. Budi Utomo SP. MP. Ketua Anggota

Disetujui oleh:

Dekan Ketua Prgram Studi

Prof.Dr.Dwi Suryanto, M. Sc. Dr. Sutarman, M. Sc.

Universitas Sumatera Utara Telah diuji pada Tanggal : 02 September 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S. Anggota : Dr. Budi Utomo, SP.MP Prof. Dr. Zulkifli Nasution, M.Sc. Dr. Suci Rahayu, M.S

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

Ecological studies peg the Earth at Station Resort Bukt Lawang Orangutan Rehabilitation has not been investigated. The purpose of this study is to determine the physical, chemical, and biotic habitat, potential, association with other types, patterns of distribution and utilization of Eurycoma longifolia by people who live around the forest of Bukit Lawang. Location of research at the Orangutan Rehabilitation Station Bukit Lawang resort in an area 200 ha TNGL. With the combination method sided path. Laying of the sample unit by using systematic sampling with random start. Line is based on the topography. Measurements were taken at growth rates of trees, poles, saplings, and seedlings. Having observed the physical condition of the environmental chemical is known that the land component consists of sand, silt and clay, is also high nutrient content, average air temperatures during the day 23.70 C average soil temperature during the day 24.10 C; humidity average 90.8% during the day, the average soil pH of 6.4, and the average light intensity of 113.6 x 10 Lux. Found in groups of moth pests of the Order Lepidoptera, family Geometridae. Diversity of tree growth rate is found 72 species, Eurycoma longifolia has a 2.16% IVI. Diversity of growth rates found in 44 types of poles, Eurycoma longifolia has a 22.9% IVI. Diversity of the growth rate of saplings found in 70 species, Eurycoma longifolia has a 24% IVI. Diversity of seedling growth rate is found 69 species, which is dominated by the pegs of the earth with IVI 24.6%. In the tree growth rate pegs of the earth associated with Parkia sp significance, Shorea scabrida, Eury nitida and Plemengia macrophylla. At this level of growth poles significant association with Shorea sp. On the growth rate of saplings and seedlings Eurycoma longifolia is not associated with other types. Eurycoma longifolia distribution patterns at the level of tree growth is uneven, the growth rate poles, saplings, and seedlings are clustered. Knowledge, the introduction and utilization of Eurycoma longifolia by communities living around the forest of Bukit Lawang is good enough. Part of used mainly roots.

Key words: Ecology, pasak bumi, physical properties, chemical, biotic, potential, association, community utilization, pests, TNGL.

vi

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Kajian ekologi pasak bumi di Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukt Lawang belum pernah diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fisik, kimia, dan biotik habitat, potensi, asosiasi dengan jenis lain, pola persebaran Eurycoma longifolia dan pemanfaatan Eurycoma longifolia oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Bukit Lawang. Lokasi penelitian di Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang. Peletakan unit sampel dilakukan dengan menggunakan cara systematic sampling with random start. Jalur dibuat berdasarkan keadaan topografi. Pengukuran dilakukan pada tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang, dan semai. Hasil penelitian menunjukkan komponen tanah terdiri atas pasir, debu dan liat, Kandungan hara juga tinggi, Suhu udara rata-rata pada siang hari 23,70C; suhu tanah rata-rata pada siang hari 24,10C; kelembaban udara rata-rata pada siang hari 90,8 %; pH tanah rata-rata 6,4; dan intensitas cahaya rata-rata 113,6 x 10 Lux. Hama ditemukan kelompok ngengat Ordo Lepidoptera, Famili Geometridae. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan pohon ditemukan 72 jenis, Eurycoma longifolia memiliki INP 2,16 %. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan tiang ditemukan 44 jenis, Eurycoma longifolia memiliki INP 22,9 %. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan pancang ditemukan 70 jenis, Eurycoma longifolia memiliki INP 24 %. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan semai ditemukan 69 jenis, yang didomonasi oleh pasak bumi dengan INP 24,6 %. Pada tingkat pertumbuhan pohon pasak bumi berasosiasi signifikans dengan Parkia sp, Shorea scabrida, Eury nitida dan Plemengia macrophylla. Pada tingkat pertumbuhan tiang berasosiasi signifikan dengan Shorea sp. Pada tingkat pertumbuhan pancang dan semai Eurycoma longifolia tidak berasosiasi dengan jenis lain. Pola persebaran Eurycoma longifolia pada tingkat pertumbuhan pohon adalah merata, tingkat pertumbuhan tiang, pancang, dan semai adalah mengelompok. Pengetahuan, pengenalan dan pemanfaatan Eurycoma longifolia oleh masyarakat yang tinggal disekitar hutan Bukit Lawang cukup baik. Bagian tumbuhan yang digunakan terutama adalah akarnya.

Kata kunci: Ekologi, Pasak bumi, Sifat fisik, kimia, biotik, potensi, asosiasi, pemanfaatan, masyarakat, hama, TNGL.

Universitas Sumatera Utara PERNYATAAN

KAJIAN EKOLOGI PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) DAN PEMANFAATAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN BUKIT LAWANG

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 02 September 2010 Penulis

Aminata Br Ginting

vii

Universitas Sumatera Utara PENGHARGAAN

Puji dan syukur Penulis Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang bertema “Kajian Ekologi Dan Pemanfaatan Pasak Bumi di Taman Nasional Gunung Louser Bukit Lawang. Dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Retno Widhiastuti,Msi dan Dr. Budi Utomo, SP, MP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penulis melaksanakan penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Zulkifli Nasution M.Sc. dan Dr. Suci Rahayu sebagai dosen penguji atas arahan dan masukan dalam penyempurnaan penyusunan tesis ini. 2. Gubernur Syamsul Arifin, Bupati D.D.Sinulingga, Kadis Tanah karo dan Kepala Sekolah SMAN I Berastagi yang telah memberi Beasiswa kepada guru-guru juga kesempatan untuk melanjutkan studi. 3. Ayahanda Jeremia Ginting dan Ibunda Tandariah br Barus, juga do’a-do’a anak-anakku tersayang Roswanda, Yonathhan, Maria, dan Emeninta. 4. Abanganda terhormat Mulyono Surbakti yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis, abanganda Riswan Bangun di TNGL, Kepala desa Sampe Raya Titik Pinem dan Kepala desa Timbang Lawan Sinar Bangun yang telah banyak membantu penulis. 5. Luthfi A.M.Siregar yang telah memberi fasilitas literatur kepada penulis dan, Prof. Dr. Darma Bakti,SP.MP. yang telah membantu penulis untuk mengidentifikasi hama. Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan rahmat-Nya dalam segala hal dan semoga tesis ini bermanfaat.

Universitas Sumatera Utara RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, tanggal 09 April 1969 dari seorang ibu bernama Tandariah br Barus dan ayah bernama Jeremia Ginting tinggal di desa Namoriam kecamatan Pancur Batu.

Lulus Sekolah Dasar Negeri 101824 Durian Simbelang tahun 1981, Lulus SMP Negeri II Pancur Batu tahun 1984, Lulus SMA Negeri I Pancur Batu tahun 1987. Tahun 1987 melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur PMDK ke FKIP MIPA UNSYIAH Darussalam Banda Aceh. Lulus dengan gelar sarjana S1 pada tahun 1992.

Pada tahun 1995 ditempatkan bekerja sebagai guru di SMA Negeri I Jaya Lamno Aceh Barat. Bekerja disana selama 5 tahun. Tahun 2000 pindah dinas ke SMA Negeri I Berastagi. Pada tahun 2008 melanjutkan studi di Program Magister Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dengan beasiswa dari PROVSU.

ix

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... v PERNYATAAN ……………………………………………………... vi RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………... vii DAFTAR ISI ……………………………………………………... xi DAFTAR TABEL ……………………………………………………... xii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xiii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………….. 1 1.2 Perumusan Masalah ……………………………….. 3 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………. 3 1.4 Manfaat Penelitian ………………………………… 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis ……………………………….. 5 2.2 Hubungan Masyarakat dengan Lingkungan Tmhn……. 6 2.3 Pola Distribusi …………………………………….. 7 2.4 Asosiasi ……………………………………………. 7 2.5 Taman Nasional Gunung Leuser ………………….. 8 2.6 Pasak Bumi dan Manfaatnya ……………………… 9 2.6.1 Deskripsi …………………………………………... 9 2.6.2 Ekologi Pasak Bumi……………………………….. 10 2.6.3 Manfaat Pasak Bumi ………………………………. 11

BAB III, BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………... 14 3.2 Bahan dan Alat Penelitian ………………………… 14 3.3 DataPrimer ………………………………………… 15 3.4 Data Sekunder ……………………………………... 15 3.5 Prosedur Penelitian ……………………………….. 15 3.6 Cara Pengumpulan Data …………………………... 16 3.6.1 Pembuatan Jalur …………………………………… 17 3.6.2 Pengukuran ……………………………………… 17 3.6.3 Kondisi Abiotik Habitat …………………………... 18 3.6.4 Pola Distribusi ……………………………………. 18 3.6.5 Asosiasi …………………………………………… 18 3.7 Pengumpulan Data kuisioner ……………………... 19 3.8 Analisis Data ……………………………………… 20

x

Universitas Sumatera Utara BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Fisik Lingkungan ……………... 24 4.1.1 Iklim dan Hidrologi ……………………………….. 24 4.1.3 Topografi dan Geologi …………………………….. 24 4.2 Aspek Biologi Pasak Bumi ………………………... 25 4.2.1 Morfologi pasak bumi ……………………………... 25 4.2.2 Hama Pasak Bumi …………………………………. 27 4.3 Komposisi dan Dominansi…………………………. 28 4.3.1 Tingkat Pohon ……………………………………... 28 4.3.2 Tingkat Tiang ……………………………………… 29 4.3.3 Tingkat Pancang …………………………………... 30 4.3.4 Tingkat Semai ……………………………………... 30 4.4 Asosiasi Pasak Bumi dengan Jenis Lain …………... 32 4.5 Pola penyebaran pasak bumi ……………………… 38 4.6 Pemanfaatan Pasak Bumi Oleh Masyarakat ……… 38 4.6.1 Karakteristik Responden …………………………... 39 4.6.1.1 Desa Sampe Raya ………………………………… 40 4.6.1.2 Desa Timbang Lawan …………………………….. 40 4.6.2 Pengetahuan Tanaman Obat ……………………… 42 4.6.3 Pemanfaatan Pasak Bumi ………………………… 44 4.6.4 Pelestarian Tumbuhan Pasak Bumi……………….. 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……………………………………….. 49 5.2 Saran ……………………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..… 52

xi

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel Judul halaman

1 Dominansi 10 jenis tingkat pohon , tiang, pancang dan semai di kawasa Stasiun……………………………………. 31

2 Asosiasi pasak bumi dengan jenis lain ……………………………...... 33

3 Pola persebaran pasak bumi……….………………………………………. 38

4 Karakteristik responden desa Sampe Raya dan Timbang Lawan ………………………………………………...... 41

5 Pengetahuan masyarakat mengenai tumnuhan pasak bumi…...... 43

6 Pemanfaatan pasak bumi oleh masyarakat ……………………………….. 45

7 Persepsi masyarakat tentang budidaya pasak bumi ……………………….. 47

xii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1 Peta Lokasi Penelitian ……………………………...... 14 2 Petak Contoh ……………………………………………………….. 16 3.a Pohon Pasak Bumi ………………………………………...... …. 25 3.b Pasak Bumi Berbunga …………………………………………...... 25 3.c Batang Pasak Bumi ………………………………………...…. …... 25 3.d Tangkai Daun Pasak Bumi ………………………………...... ……. 25 4.e Daun Pasak Bumi ………………………………………….………... 26 4.f Morfologi daun yang berbeda ……………………………...……….. 26 4.g Bunga Tumbuh di Ketiak Batang …………………………………… 26 4.h Bunga Pasak Bumi ………………………………………………….. 26 5.i Malai buah yang panjang ……………………………………...... 27 5.j Buah muda 5 buah 1 tangkai ……………………………….……….. 27 5.k Buah muda ………………………………………………...….……... 27 5.l Buah yang sudah masak …………………………………………. …. 27 6. m Bagian pucuk yang diserang hama ………………………………….. 27 6.n Bagian daun yang diserang hama …………………………...………. 27 6.o&p Biji yang diserang ulat ………………………………………………. 27 7.q Perkembangan Larva ………………………………………..……….. 28 7.r Pupa ………………………………………………………………….. 28 7.s Ngengat dewasa ……………………………………………..………... 28 7.t Metamorfosis hama ………………………………………….……….. 28 7.u Pupa melekat pada daun pasak bumi ………………………..………... 28

xiii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1 Klimatologi…………………………………………………………. 56 2 Tabel data lapangan pengamatan vegetasi seedling……………………….. 57 3 Tabel data lapangan pengamatan vegetasi sapling………………………… 62 4 Tabel data lapangan pengamatan vegetasi pole……………………...... 73 5 Tabel data lapangan pengamatan vegetasi pohon…………………...... 77 6 Kuisioner penelitian……………………………………………………...... 83 7 Karakteristik responden desa Timbang Lawan…………………………….. 89 8 Karakteristik responden desa Sampe Raya………………………………… 93 9 Perhitungan Dominansi……………………………………………...... 97 10 Perhitungan Asosiasi………………………………………………...... 99 11 Perhitungan Pola Pertumbuhan…………………………………………….. 100 12 Hasil Perhitungan Dominansi tingkat Pohon………………………...... 102 13 Hasil Perhitungan Dominansi tingkat Tiang………………………...... 104 14 Hasil Perhitungan Dominansi tingkat Pancang……………………...... 106 15 Hasil Perhitungan Dominansi tingkat Semai ...…...…………...... 108 16 Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Pohon ……………………………….. 110 17 Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Tiang ………………………………... 112 18 Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Pancang ……………………………... 114 19 Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Semai ………………………………... 116 20 Perhitungan Pola Persebaran………………………………………...... 118 21 Data Hasil Analisis Tanah ………………………………………………… 121 22 Foto Penelitian di Bukit Lawang…………………………………………... 124 23 Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI)...…………………….. 126 24 Surat Keterangan Selesai Penelitian TNGL………………...……………... 127 25 Surat Izin Penelitian di Desa………………………………………...... 128 26 Surat Keterangan Selesai Penelitian Desa Sampe Raya…………………… 129 27 Surat Keterangan Selesai Penelitian Desa Timbang Lawan……………….. 130

xiv

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

Ecological studies peg the Earth at Station Resort Bukt Lawang Orangutan Rehabilitation has not been investigated. The purpose of this study is to determine the physical, chemical, and biotic habitat, potential, association with other types, patterns of distribution and utilization of Eurycoma longifolia by people who live around the forest of Bukit Lawang. Location of research at the Orangutan Rehabilitation Station Bukit Lawang resort in an area 200 ha TNGL. With the combination method sided path. Laying of the sample unit by using systematic sampling with random start. Line is based on the topography. Measurements were taken at growth rates of trees, poles, saplings, and seedlings. Having observed the physical condition of the environmental chemical is known that the land component consists of sand, silt and clay, is also high nutrient content, average air temperatures during the day 23.70 C average soil temperature during the day 24.10 C; humidity average 90.8% during the day, the average soil pH of 6.4, and the average light intensity of 113.6 x 10 Lux. Found in groups of moth pests of the Order Lepidoptera, family Geometridae. Diversity of tree growth rate is found 72 species, Eurycoma longifolia has a 2.16% IVI. Diversity of growth rates found in 44 types of poles, Eurycoma longifolia has a 22.9% IVI. Diversity of the growth rate of saplings found in 70 species, Eurycoma longifolia has a 24% IVI. Diversity of seedling growth rate is found 69 species, which is dominated by the pegs of the earth with IVI 24.6%. In the tree growth rate pegs of the earth associated with Parkia sp significance, Shorea scabrida, Eury nitida and Plemengia macrophylla. At this level of growth poles significant association with Shorea sp. On the growth rate of saplings and seedlings Eurycoma longifolia is not associated with other types. Eurycoma longifolia distribution patterns at the level of tree growth is uneven, the growth rate poles, saplings, and seedlings are clustered. Knowledge, the introduction and utilization of Eurycoma longifolia by communities living around the forest of Bukit Lawang is good enough. Part of plant used mainly roots.

Key words: Ecology, pasak bumi, physical properties, chemical, biotic, potential, association, community utilization, pests, TNGL.

vi

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Kajian ekologi pasak bumi di Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukt Lawang belum pernah diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fisik, kimia, dan biotik habitat, potensi, asosiasi dengan jenis lain, pola persebaran Eurycoma longifolia dan pemanfaatan Eurycoma longifolia oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Bukit Lawang. Lokasi penelitian di Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang. Peletakan unit sampel dilakukan dengan menggunakan cara systematic sampling with random start. Jalur dibuat berdasarkan keadaan topografi. Pengukuran dilakukan pada tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang, dan semai. Hasil penelitian menunjukkan komponen tanah terdiri atas pasir, debu dan liat, Kandungan hara juga tinggi, Suhu udara rata-rata pada siang hari 23,70C; suhu tanah rata-rata pada siang hari 24,10C; kelembaban udara rata-rata pada siang hari 90,8 %; pH tanah rata-rata 6,4; dan intensitas cahaya rata-rata 113,6 x 10 Lux. Hama ditemukan kelompok ngengat Ordo Lepidoptera, Famili Geometridae. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan pohon ditemukan 72 jenis, Eurycoma longifolia memiliki INP 2,16 %. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan tiang ditemukan 44 jenis, Eurycoma longifolia memiliki INP 22,9 %. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan pancang ditemukan 70 jenis, Eurycoma longifolia memiliki INP 24 %. Keanekaragaman tingkat pertumbuhan semai ditemukan 69 jenis, yang didomonasi oleh pasak bumi dengan INP 24,6 %. Pada tingkat pertumbuhan pohon pasak bumi berasosiasi signifikans dengan Parkia sp, Shorea scabrida, Eury nitida dan Plemengia macrophylla. Pada tingkat pertumbuhan tiang berasosiasi signifikan dengan Shorea sp. Pada tingkat pertumbuhan pancang dan semai Eurycoma longifolia tidak berasosiasi dengan jenis lain. Pola persebaran Eurycoma longifolia pada tingkat pertumbuhan pohon adalah merata, tingkat pertumbuhan tiang, pancang, dan semai adalah mengelompok. Pengetahuan, pengenalan dan pemanfaatan Eurycoma longifolia oleh masyarakat yang tinggal disekitar hutan Bukit Lawang cukup baik. Bagian tumbuhan yang digunakan terutama adalah akarnya.

Kata kunci: Ekologi, Pasak bumi, Sifat fisik, kimia, biotik, potensi, asosiasi, pemanfaatan, masyarakat, hama, TNGL.

Universitas Sumatera Utara BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hutan tropis Indonesia mendapat julukan negara megabiodiversity karena kekayaan

keanekaragaman flora dan faunanya. Salah satu bentuk keanekaragaman hayati tersebut

adalah tumbuhan obat. Beberapa jenis flora hutan hujan tropis Indonesia yang digunakan

sebagai bahan baku obat tradisional (jamu) seperti: pasak bumi (Eurycoma longifoliaJack)

, Leunca (Solanum nigrum L.), Murbei (Morus alba L.), Ceplukan (Physalis angulata

L.), Daun sendok (Plantago major L.) dsb. Banyaknya manfaat keanekaragaman hayati

dan pentingnya bagi kesejahteraan umat manusia, maka pelestarian keanekaragaman hayati

tersebut menuntut perubahan sikap dan prilaku masyarakat.

Penduduk Indonesia telah sejak lama menggunakan tumbuhan liar sebagai obat

alami, terutama yang tinggal di pedesaan. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat ini

diwariskan turun temurun. Seiring dengan perkembangan waktu dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, berbagai jenis tumbuhan sebagai tumbuhan obat terus

dimanfaatkan. Keadaan tersebut mendorong bioprospeksi (biodiversity prospecting) yaitu suatu kegiatan yang mengacu pada penyelidikan keanekaragaman hayati yang mengandung gen – gen tertentu yang memiliki nilai perdagangan dan sebagai sumber biokimia untuk obat-obatan (Eisnor dalam Reid et al.,1993)

Kawasan hutan berfungsi sebagai tapak pelestarian insitu yang dilindungi oleh undang-undang sehingga diharapkan dapat terjamin kelestariannya. Susunan flora hutan

Universitas Sumatera Utara sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim seperti: suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, keadaan tanah juga angin. Kekayaan keanekaragaman flora yang terdapat di hutan berhubungan dengan kekayaan pemanfaatan flora oleh masyarakat setempat.

Bukit lawang Sumatera Utara adalah bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser

(TNGL) merupakan zona pemanfaatan dikhususkan untuk pariwisata dan pusat penelitian

orangutan. Dari hasil inventarisasi yang telah dilakukan oleh Ferdinal (2007) diketahui

bahwa di kawasan ini terdapat puluhan jenis tumbuhan yang berkasiat obat seperti pasak

bumi, Tawar ipuh (Aeschynanthus sp.), Gumba (Melastomaceae) dan sebagainya.

Salah satu jenis tumbuhan obat yang terdapat di hutan Bukit Lawang dan banyak

dimanfaatkan adalah pasak bumi. Pasak bumi pada umumnya dijumpai dalam bentuk semai,

pancang atau tiang. Jarang yang dijumpai golongan pohon karena pertumbuhannya sangat

lambat. Dewasa ini banyak dilakukan riset tentang manfaat pasak bumi untuk

menyembuhkan berbagai penyakit. Hal tersebut dipublikasikan di media masa, sehingga

keberadaan pasak bumi di hutan menjadi terancam. Keseluruhan bagian dari tumbuhan pasak

bumi dapat digunakan sebagai obat, tetapi yang paling banyak digunakan adalah bagian

akarnya.

Riset yang dilakukan Abdul Razak Mohd Ali dari Forrest Reserch Institute of

Malaysia mengatakan bahwa dalam akar pasak bumi ditemukan dua puluh macam alkaloid,

salah satunya g-methoxycantin yang berfungsi sebagai anti kanker payudara. Bahkan salah

seorang peramu obat suku Karo mengatakan beberapa pasien telah sembuh dari penyakit

gagal ginjal dan diabetes setelah mengkonsumsi ramuan pasak bumi.

Universitas Sumatera Utara Data tentang penelitian bioekologi dan silvi kultur pasak bumi masih kurang guna menunjang pengadaan bahan tanaman obat. Pengadaan bahan obat akhir akhir ini melalui pembudidayaan tanaman obat makin penting dengan berkembangnya industri jamu di

Indonesia. Pemerintah maupun swasta nasional berupaya mengembangkan budidaya tumbuhan obat dan penanganannya mendapat perhatian yang lebih besar.

1.2 Perumusan Masalah

Pasak bumi secara ilmiah telah diakui khasiatnya sebagai obat bermacam penyakit mulai dari sakit ginjal, diabetes, hingga pemicu kejantanan para pria. Oleh karena itu keberadaan tumbuhan ini di hutan Bukit Lawang terancam karena diburu oleh masyarakat, maupun pedagang obat-obatan. Sementara itu budidaya tumbuhan ini sendiri sangat jarang dilakukan karena tekhnik silvi kulturnya belum banyak diketahui. Oleh karena itu masalah

dalam penelitianini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana ekologi pasak bumi di hutan alami Bukit Lawang

2. Apa faktor-faktor fisik kimia yang mempengaruhi persebaran dan habitat pasak bumi

di hutan alami.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kondisi fisik, kimia, dan ekologi pasak bumi di habitat alamnya hutan

Bukit Lawang

2. Mengetahui kerapatan pasak bumi di habitat alamnya di hutan Bukit Lawang

3. Mengetahui persebaran pasak bumi di hutan Bukit Lawang

Universitas Sumatera Utara 4. Mengetahui bagaimana asosiasi pasak bumi dengan spesies tumbuhan lain di

hutan Bukit Lawang.

5. Mengetahui pemanfaatan pasak bumi oleh masarakat yang tinggal di sekitar

Bukit Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat:

 Informasi data tentang potensi, kondisi fisik dan kimia habitat alam serta pola

persebaran pasak bumi di hutan bukit lawang

 Sebagai masukan bagi pihak pengelola Pusat Penelitian Orang utan Bukit

Lawang Taman Nasional Gunung Leuser dalam upaya konservasi pasak bumi

 Informasi bagi masyarakat/ peneliti/ pengguna tumbuhan pasak bumi dalam

usaha pengembangan budidaya pasak bumi.

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis menurut R. A. Butller (2001) adalah hutan yang unik yang berlokasi di daerah tropis, curah hujan minimal 80 mm/tahun, memiliki kanopi, keanekaragaman biota yang tinggi serta hubungan simbiotik antar spesies yang tak terpisahkan. Dalam hutan hujan tropis tumbuh pohon dengan keanekaragaman yang sangat tinggi sehingga disebut ekosistim yang stabil karena memiliki flora dan fauna yang sangat kompleks.

Pohon merupakan tumbuhan yang mendominasi kawasan hutan. Baher (1950)

mendeskripsikan pohon sebagai tumbuhan berkayu yang mempunyai batang yang luas yang

biasanya mencapai tinggi kurang lebih 8 feet dan diameter setinggi dada (1,3 meter) minimal

12 inchi .Menurut Kusmana (1995) membedakan tingkat kehidupan pohon sehubungan

ukuran tinggi dan diameter batangnya sebagai berikut:

1. Semai (Seedling) yaitu permudaan yang tingginya kurang dari atau sama dengan 1,5

meter.

2. Pancang (Sapling) yaitu permudaan yang tingginya 1,5 meter atau lebih sampai

batang muda yang diameternya kurang dari 10 cm

3. Tiang (Pole) yaitu pohon-pohon muda yang mempunyai diameter 10 cm sampai

batas lebih kecil dari 20 cm.

4. Pohon (Trees) yaitu tumbuhan dewasa yang memiliki diameter lebih besar atau sama

dengan 20 cm.

Universitas Sumatera Utara 2.2 Hubungan Masyarakat Tumbuh-tumbuhan Dengan Lingkungan

Lingkungan adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal balik satu sama lain dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Faktor-faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang berbeda pada saat yang berlainan terhadap kelangsungan hidup setiap jenis tumbuhan. Faktor lingkungan dikatakan penting apabila pada suatu waktu tertentu mempengaruhi hidup dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan. Karena terdapat pula taraf minimal, optimum, atau maksimal menurut batas-batas toleransi dari masing-masing dari masing-masing masyarakat tumbuh-tumbuhan. Kisaran toleransi untuk setiap masyarakat tumbuh-tumbuhan tidak sama. Ada yang memiliki batas toleransi yang sempit (steno) dan ada yang luas (euri). Pada tumbuhan yang batas toleransinya steno, titik minimum, optimum,

dan maksimum berdekatan. Sehingga perbedaan yang sedikit saja dapat menjadi kritis untuk

pertumbuhannya. Setiap keadaan atau jumlah sesuatu faktor fisik yang berbeda sedikit dapat

melampaui batas-batas toleransi dikatakan menjadi faktor penghambat/limiting factor

( Kusmana, 1995).

Beberapa faktor lingkungan yang pada satu dan lain waktu mungkin menjadi penting

bagi hidup dan pertumbuhan individu dan masyarakat tumbuh-tumbuhan menurut Kromer

dan Kozlowski (1960) dalam Soerianegara (1998) antara lain adalah: faktor iklim (cahaya,

suhu, curah hujan, kelembaban udara, angin, gas udara); faktor-faktor geologis (letak

geografis, topografi); faktor-faktor edafis, seperti: sifat-sifat fisik tanah (profil, struktur,

tekstur, aerasi, kadar air), sifat-sifat kimia tanah (suhu, pH, kandungan hara mineral,

kandungan senyawa organik); dan sifat-sifat biotis tanah

Universitas Sumatera Utara

(jamur, bakteri, cacing, rayap); juga faktor-faktor biotik (manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan lain).

Iklim mikro (microenvironment) adalah iklim yang hanya berlaku untuk tempat atau ruang terbatas. Menurut Geiger (1965) dalam Soerianegara (1998) iklim mikro yaitu iklim yang mempengaruhi habitat mikro dekat dengan permukaan tanah di bawah tegakan hutan yang mempengaruhi keadaan masyarakat hutan.

2.3 Pola Distribusi

Pola distribusi merupakan penyebaran satu jenis atau beberapa jenis masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut Kusmana (1995) ada tiga tipe pola distribusi tumbuhan yaitu:

a. Acak (random) mencerminkan homogenitas dan/ atau pola behevior yang

tidak selektif.

b. Mengelompok (clumped) mencerminkan habitat yang heterogen, mode

reproduktif behavior berkelompok dan lain-lain.

c. Beraturan (reguler, uniform) mencerminkan adanya interaksi negatif antata

individu seperti persaingan untuk ruang dan unsur-unsur atau cahaya.

2.4 Assosiasi

Assosiasi adalah kekariban antara dua spesies dalam komunitas, yang selalu ada/ hadir bersama-sama. Menurut Kusmana (1995) assosiasi ini terjadi bila:

Universitas Sumatera Utara  Kedua spesies tumbuh pada lingkungan yang serupa.

 Distribusi geografi kedua spesies serupa dan keduanya hidup di daerah yang sama.

 Bila salah satu spesies hidupnya bergantung pada yang lain.

 Bila salah satu spesies menyediakan perlindungan terhadap yang lain.

Hutan hujan berkurang dengan sangat cepat. Hal ini terjadi karena sebab yang sangat kompleks di masyarakat. Mengingat begitu penting peranan hutan hujan tropis maka banyak orang yang ingin menyelamatkan hutan hujan meskipun usaha itu tidak mudah. Menurut R.A.Buttler (2001) beberapa langkah untuk menyelamatkan hutan hujan dalam skala luas ekosistem di seluruh dunia adalah: (1) Mengajarkan orang lain tentang pentingnya lingkungan dan bagaimana mereka bisa membantu menyelamatkan hutan hujan. (2) Memperbaiki ekosistem yang rusak dengan menanam pepohonan di wilayah dimana hutan telah ditebangi. (3) Menganjurkan orang-orang untuk hidup dengan cara yang tidak merusak lingkungan. (4) Mendirikan taman-taman yang dapat melindungi hutan hujan dan alam liarnya. (5) Mendukung perusahaan-perusahaan yang bekerja dalam aturan yang meminimalkan kerusakan terhadap lingkungan.

2.5 Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang diresmikan pada tahun 1980 yang merupakan gabungan dari suaka margasatwa

(SM) dan taman wisata (TW) yaitu SM Kappi, SM Kluet, SM Sekundur, SM Langkat

Universitas Sumatera Utara Selatan, TW Lawaegurah, dan TW Sekundur. Menurut pengumuman menteri pertanian tanggal 6 maret 1980 luas Taman Nasional Gunung Leuser adalah

792.675 ha yang mencakup dua propinsi. Nanggroe Aceh Darrusalam (NAD) dengan luas 578.690 ha dan Sumatera Utara seluas 213.985 ha. Taman Nasional Gunung

Leuser merupakan Hutan Lindung atau daerah Ekowisata Internasional yang pengelolaannya diserahkan kepada pemerintahan Republik Indonesia pada bulan

Januari 1980 yang dikelola Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian

Alam Departemen Kehutanan. Dalam pengelolaannya Taman Nasional Gunung

Leuser terbagi atas empat (4) kawasan konservasi yaitu seksi konservasi wilayah I

(lembah alas dan Gayo Lawe) Aceh Tenggara ; seksi konservasi II (Tapak Tuan)

Aceh Selatan; Seksi konservasi wilayah III (Bukit Lawang); seksi konservasi wilayah

IV (Besitang)(Departemen kehutanan,1990)

Daerah ekowisata bukit lawang Bahorok merupakan daerah rehabilitasi orang utan. Pengunjung berdatangan baik dari mancanegara maupun turis local memiliki interest yang berbeda. Pada umumnya wisatawan dari luar negeri lebih suka melakukan perjalanan ke hutan untuk melihat indahnya kekayaan alami yang ada di kawasan ini. Karena hutan Bukit Lawang Bahorok ini juga menyimpan kekayaan

Biodiversitas flora dan fauna yang tinggi (Hendras, 2009).

2.6 Pasak Bumi dan Manfaatnya Kekayaan biodiversitas flora tersebut salah satunya adalah pasak bumi yang merupakan Hasil Hutan Non Kayu berupa tanaman obat.

2.6.1 Deskripsi

Universitas Sumatera Utara Klasifikasi pasak bumi menurut Cronquist (1981) Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub Class : Rosidae

Ordo :

Famili : Simaroubaceae

Genus : Eurycoma

Species : Eurycoma longifolia Jack

Pasak bumi merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil yang tingginya dapat mencapai 20 m. Daun pasak bumi berbentuk lanset dengan tepi rata berukuran

2,5 – 14,2 X 0,7 - 4,5 cm. Daun majemuk menyirip ganjil dengan jumlah anak daun

11- 38 mengumpul pada ujung ranting. Bunga berwarna merah berbentuk malai dan berbulu. Buah berwarna kuning kemerahan ketika muda serta menjadi hitam pada saat tua. Pasak bumi termasuk tumbuhan berumah satu atau berumah dua (Hadad dan

Taryono, 1998: Padua et al.,1999).

2.6.2 Ekologi Pasak Bumi

Pasak bumi adalah salah satu jenis tumbuhan obat yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Namun juga tersebar di hutan-hutan Malaysia, Thailand, Filiphina,

Vietnam, dan Birma (Siregar et al., 2003; Minorsky , 2004). Di Indonesia pasak bumi mempunyai beragam nama daerah antara lain; pasak bumi (Kalimantan), widara putih

(Jawa), mempoleh (Bangka), besan (Sumut), tongkat ali (Aceh). Di Malaysia dikenal dengan sebutan tongkat ali, bedara merah, dan bedara putih. Sedangkan di Thailand

Universitas Sumatera Utara dikenal dengan plaa-lai-pueak, hae pan chan, plaalai phuenk, dan phiak (Hadad dan

Taryono,1998; Pandua et al.,1999). Tumbuhan ini menyukai tanah asam berpasir, memiliki drainase tanah yang baik. Biasanya hidup di hutan dekat pantai, baik hutan primer atau sekunder. Ditemukan sampai ketinggian tempat 1000 m dari permukaan laut

(Whitmore, 1992). Pasak bumi dapat dijumpai pada daerah-daerah pungggung bukit atau pematang dan daerah berlereng (Nuryamin, 2000). Tumbuhan ini tumbuh pada temperatur rata-rata 250C dengan kelembaban udara 86% setelah melalui masa muda tumbuhan ini

membutuhkan lebih banyak sinar matahari untuk membantu perkembangan vegetatif dan

system reproduksinya. Pasak bumi berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Biasanya bunga

mekar sekitar bulan juni sampai juli. Sementara buahnya masak pada bulan September

(Padua et al.,1999).

2.6.3 Manfaat Tumbuhan Pasak Bumi

Kegunaan tumbuhan pasak bumi dalam pengobatan meliputi semua bagian

tumbuhan. Akar pasak bumi biasa digunakan sebagai obat kuat, penurunan panas, anti

malaria, dan disentri. Kulit dan batangnya digunakan untuk mengobati demam, sariawan,

sakit tulang, cacing perut, serta sebagai tonik setelah melahirkan. Daunnya digunakan untuk

mengobati penyakit gatal, sedangkan bunga dan buahnya bermanfaat dalam mengobati sakit

kepala, sakit perut dan nyeri tulang (Hadad dan Taryono, 1998). Hasil analisis yang telah

dilakukan oleh beberapa ahli baik dari Malaysia, Jepang, Thailand juga Indonesia

menyatakan bahwa dalam akar pasak bumi terdapat kandungan kimia : (1) aervin, (2)

kampesterol, (3) kantin-6-on,9-hidroksi, (4) kantin-6-on,9-hidroksi,n-oksida, (5) kantin-6-on,

9-metoksi, (6) kantin-6-on,9-metoksi,n-oksida, (7) karbolina, -1-asid propionik, (8)

Universitas Sumatera Utara karbolina, -7-metoksi, 1-asid propionik, (9) eurikomalakton, (10) eurikomanol, (11) eurikomanol, 13--18-dihidro, (12)

eurikomanol,-2--D-glukosida, (13) eurikomanon, (14) eurikomanona, 13-21-dihidro, (15) eurikomanona, 13-beta-21-dihidroksi, (16) klaineanon, 14-15-beta-dihidroksi, (17) klaineanon,14-15-dihidroksi, (18) longilaston, (19) -sitosterol, (20) stigmasterol. Kegunaan kandungan kimia ini adalah: (1) untuk antimalaria; (12) mengatasi ulser, luka, demam dan lemah, obat meroyan, bisul, tonik menguatkan badan; (11) untuk bisul, tonik menguatkan badan; (10) antipiretik; (13) mengatasi gusi berdarah; (14) sifilis, luka dan ulser (Kuo et al.,

2004).

Masyarakat juga menggunakan akar, kulit akar, atau batang pasak bumi dalam mengobati diare, demam, pembengkakan kelenjar, dropsy, pendarahan, batuk kronis, hypertensi, nyeri tulang, meningkatkan libido, sekaligus sebagai tonik (Padua et al.,1999).

Menurut Satayavivad et al (1998), oleh masyarakat Thailand secara tradiosional pasak bumi dimanfaatkan sebagai febrifuge dan anti malaria. Namun hingga saat ini masyarakat lebih mengenal pasak bumi sebagai aprodisiaka (Padua et al.,1999.) dan khasiat ini telah dibuktikan dari pengujian laboratorium dengan menggunakan tikus jantan sebagai hewan percobaan. Pemberian fraksi kloroform, metanol, butanol, dan air dengan dosis 500 mg/ Kg

BB selama 10 hari berturut-turut dapat meningkatkan gairah seksual (Ang et al., 2003).

Pemberian fraksi kloroform, metanol, butanol dan air dengan dosis 500 mg/Kg BB akar pasak bumi selama 12 minggu dapat meningkatkan kualitas seksual dan mengurangi keragu- raguan pada tikus jantan middle-aged untuk melakukan aktivitas seksual (Ang et al.,2003) dan pada pemberian sediaan pada dosis 800 mg/Kg BB mampu meningkatkan libido tikus

Universitas Sumatera Utara jantan (Ang et al., 2002). Hasil penelitian Ruqiah G.P.Panjaitan menunjukkan bahwa pemberian fraksi metanol air akar pasak bumi dengan dosis

1000 mg/Kg BB menunjukkan aktivitas hepatoprotektor terhadap karbon tetraklorida.

Gambaran ultra struktur menunjukkan bahwa fraksi metanol air mampu melindungi sel-sel hati yang ditandai dengan tidak terjadi perubahan patologis pada membrane sel, membrane inti sel, mitokondria, dan reticulum endoplasmic (Ruqiah G.P.

Panjaitan, 2008).

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang

Taman Nasional Gunung Leuser Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatra

Utara. Secara geografis terletak pada 3030’LU – 3045’LU dan 98,0 – 98,15 BT (Departemen

kehutanan,1990). Lokasi penelitian dilakukan jauh dari pemukiman masyarakat, jarak

tempuh lebih kurang 3 jam dengan berjalan kaki. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan

yang dimulai dari bulan April hingga bulan Juli 2010.

Ket ; = lokasi petak contoh.

Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Peta lokasi penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Peta kerja/ peta

lokasi, pasak bumi, tali ukur, alkohol, koran bekas, kantong plastik untuk sample tanah, soil

moisture tester, kompas, pita ukur, soil thermometer, Lux meter, parang, Altimeter,

Clinometer, pancang kayu, alat tulis menulis, kamera, peralatan analisis tanah di

laboratorium, pH meter, higrometer.

3. 3 Data Primer

Data primer ekologi pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) diambil data

pengukuran jumlah populasi, diameter batang, tinggi batang, ketinggian tempat tumbuh dan penyebarannya. Data dari masyarakat diambil menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4 Data Sekunder

Data sekunder seperti peta lokasi dan kondisi umum Pusat Penelitian Orangutan

Bukit Lawang diperoleh dari Balai Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Sub Seksi Bukit

Lawang dan Unit Manajemen Leuser (UML). Data/ informasi specimen herbarium tumbuhan obat diperoleh dari visitor center Bukit Lawang serta informasi lain dari masyarakat.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Penentuan lokasi

Lokasi penelitian mencakup kawasan seluruh Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort

Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser yakni 200 Ha, metode yang digunakan adalah: metode kombinasi metode jalur dan metode petak (jalur berpetak). Peletakan unit sampel dilakukan dengan menggunakan cara systematic sampling with random start. Jalur dibuat berdasarkan peta topografi, setelah ditentukan menggunakan

Universitas Sumatera Utara kurve minimum, diperoleh jumlah petak contoh adalah 30 buah dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penentuan jumlah petak contoh menggunakan kurva minimum area, jika pertambahan jumlah Spesies tidak lebih dari 10 persen maka jumlah petak contoh dianggap sudah mewakili jalur tersebut.

Petak dibuat berjarak (rested) dengan ukuran petak contoh 20 x 20 m untuk tingkat pertumbuhan pohon (trees), 10 x 10 m untuk tiang (pole), 5 x 5 m untuk pancang (sapling) dan 2 x 2 m untuk pengukuran semai (seedling). Jarak petak contoh selanjutnya 100 m.

100 m A A

B B C C D D

Gambar 2 : petak contoh Petak A = petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 x 20 m2 Petak B = petak ukur untuk pole dengan ukuran 10 x 10 m2 Petak C = petak ukur untuk sapling dengan ukuran 5 x 5 m2 Petak D = petak ukur untuk seedling dengan ukuran 2 x 2 m2

3.6 Cara Pengumpulan Data

Untuk mengetahui potensi seperti kerapatan frekuensi, pola penyebaran dan populasi anakan pasak bumi dilakukan pengambilan data pada petak pengamatan.

Selanjutnya berdasarkan letak petak yang akan diamati dan sketsa jalur yang telah dibuat dilaksanakan kegiatan berikut:

Universitas Sumatera Utara 3.6.1. Pembuatan Jalur

Menentukan titik awal pengamatan, titik awal merupakan suatu titik dimulainya pengukuran yang posisinya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Kemudian dilakukan pembuatan jalur yaitu dengan membuat arah rintisan, mengukur lebar, panjang, dan jarak antar jalur 100 m yang diletakkan pada lokasi secara acak disesuaikan dengan kondisi lapangan. Kemudian dibuat plot dengan ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pertumbuhan pohon, 10 x 10 meter untuk tingkat pertumbuhan tiang, 5 x 5 meter untuk tingkat pertumbuhan pancang dan 2 x 2 meter untuk semai. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada seluruh tingkat pertumbuhan pohon dengan mengukur diameter batang setinggi dada

(1,3 m), pada pohon, demikian juga untuk tiang, pancang dengan tinggi 1,5 meter atau lebih dengan diameter kurang dari 10 cm, dan semai tingginya 1,5 meter atau kurang.

Spesimen dari seluruh individu yang di ukur di koleksi dan diberi label gantung setelah lebih dahulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian dilakukan pengawetan specimen yaitu specimen disusun dan dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70% udara dalam kantong plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan.

3.6.2 Pengukuran

Pengukuran diameter dan tinggi batang pasak bumi yang ada di dalam jalur pengamatan dan melakukan perhitungan jumlah individu dalam tiap jalur pengamatan. Untuk mengetahui potensi pasak bumi dilakukan analisis terhadap tingkatan vegetasi yaitu pohon, tiang, pancang dan semai.

Universitas Sumatera Utara 3.6.3 Kondisi abiotik Habitat

Kondisi fisik habitat dinilai dari:

 Ketinggian tempat tumbuh pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) dari

permukaan.

 Suhu udara diukur dengan Termometer, kelembaban udara dengan

hygrometer, kelembaban dan Ph tanah dengan soil tester, suhu tanah dengan

soil thermometer. Yang dilakukan pagi sekitar jam 08.00-09.00, siang 11.00-

13.00, sore 16.00-17.00 pada beberapa lokasi petak contoh.

 Intensitas cahaya matahari, dilihat dari kondisi hutan apakah cahaya matahari

dapat menembus sampai ke dasar hutan yang sangat dipengaruhi taju pohon

diukur dengan Lux meter. Yang dilakukan pagi sekitar jam 08.00-09.00, siang

11.00-13.00, sore 16.00-17.00 pada beberapa lokasi petak contoh.

3.6.4 Pola distribusi

Pola distribusi dilihat dari: Apakah pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) tumbuhnya secara acak (random), mengelompok (clumped), atau beraturan (reguler).

Bila V/M = 1 (random)

V/M > 1 (clumped)

V/M < 1 (reguler)

3.6.5 Assosiasi (Interspesipik Assosiation)

Assosiasi dilihat dari apakah pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) tumbuhnya selalu ada bersama-sama dengan spesies tertentu atau tidak.

Bila X2 hit ≥ X2 tab ada asosiasi

Universitas Sumatera Utara 3.7 Pengumpulan Data Kuisioner

Pengumpulan data pemanfaatan pasak bumi oleh masyarakat sekitar Bukit Lawang, dilakukan beberapa langkah, yaitu:

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah masyarakat/ penduduk yang bertempat tinggal di sekitar Bukit

Lawang. Sampel dalam penelitian ini disebut responden, yang ditentukan dengan teknik quota sampling yaitu mewakili segenap lapisan masyarakat secara pekerjaan dan pendidikan, meliputi: tokoh- tokoh masyarakat, ahli pengobatan tradisional (dukun/ tabib), masyarakat umum. Responden dipilih yang telah dewasa umur. Dalam menentukan sampel menurut Gay dalam Hasan (2002), bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima pada metoda penelitian deskriptif minimal 10 % dari jumlah populasi. Sedangkan jumlah sampel menurut Kusmayadi dan Sugiarto penentuan jumlah sampel sudah representatif dan relevan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

n =

n= Ukuran sample

N= Ukuran populasi

e=Margin error yang diperkenankan 0,1 ( Kusmayadi dan Sugiarto,2000).

Penentuan jumlah responden yaitu diantara rumus Gay yang mengatakan 10 % dan rumus

Slovin. Jumlah penduduk desa Sampe Raya yang sudah dewasa adalah 2221 orang dan jumlah penduduk desa Timbang Lawan yang sudah dewasa adalah 2160 orang, 4381 x 10 %

= 438 orang.

Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Data

Analisis Ekologi dan Dominansi Vegetasi

Dihitung dari besarnya persentase jumlah jalur ditemukannya pasak bumi

(Eurycoma longifolia Jack), dengan menghitung dan menganalisis kerapatan (K), kerapatan relatif (KR), frekwensi (F), frekwensi relatif (FR), Dominansi (D),

Dominansi Relatif (DR), Indeks nilai penting (INP). Dengan menggunakan rumus

(Soerianegara dan Indrawan, 1998).

Jumlah individu a. Kerapatan (K) = Luas petak contoh

K suatu jenis Kerapatan relatife (KR) = x 100%

Universitas Sumatera Utara K total seluruh jenis

Jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies b. Frekuensi (F) = Jumlah seluruh petak contoh

F suatu spesies Frekuensi relatif (FR) = x 100 % F seluruh spesies

Luas bidang dasar suatu spesies. c. Dominansi (D) = Luas petak contoh

D suatu spesies Dominansi relatif = x 100% D seluruh spesies

Indeks Nilai Penting/ INP (%) = kerapatan relatif + dominansi relatif + frekwensi relatif

Assosiasi interspesifik dihitung dengan rumus:

Rumus : X2 hit = (ad – bc)2 x N

m x n x r x s

Nilai X2 ini dibandingkan dengan X2 tab (α = 0,05 , db = 1 )

Bila X2 hit ≥ X2 tab ada asosiasi a=

b=

Universitas Sumatera Utara c= d=

N= total petak contoh m= a + b n = a + c r= c + d s= b + d

(Kusmana, 1995)

Distribusi spesial individu

Keterangan :

X= Jumlah individu pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) yang ditemukan

pada Seluruh petak pengamatan.

N= Jumlah seluruh petak pengamatan.

V/M = 1 (random)

V/M > 1 (clumped)

V/M < 1 (reguler)

Universitas Sumatera Utara Keterangan : V = Variens

M = Means

(Kusmana dan Istomo, 1995)

Untuk menguji apakah V/M < 1 atau > 1 digunakan uji X2 dengan derajat bebas (q

- 2), dimana q = ekuensi kelas pada tingkat peluang 5%

Analisis Data Kuisioner

Data yang diperoleh dari kuisioner selanjutnya dianalisis dengan Soft Ware

Statistic Paclage For Sosial Science (SPSS) versi 15.00 dengan perangkat komputer. Hasil analisis akan disusun dalam tabel “Rekapitulasi”.

Universitas Sumatera Utara BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan Fisik Lingkungan Lokasi Penelitian

4.1.1 Iklim dan Hidrologi

Berdasarkan klasifikasi Schmidt Ferqusson Stasiun Rehabilitasi Orangutan Bahorok

temasuk tipe iklim A, dengan curah hujan cukup tinggi dan merata sepanjang tahun tanpa

bulan kering yang nyata. Menurut hasil pengukuran yang dilakukan Departemen Kehutanan

curah hujan rata – rata pertahun adalah 4673 mm yang diukur tahun 1977 s.d. 1982,

sedangkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika selama sepuluh tahun terakhir yaitu tahun 1999 s.d. 2008, curah hujan rata-rata pertahun adalah 4913 mm.

Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dari Stasiun pengamat Bukit Lawang

suhu minimal 190C, suhu maksimal 340C dengan suhu rata-rata 240C. Dan kelembaban maksimal 99% dan minimal 70%. Dari penelitian penulis, suhu udara rata-rata pada siang hari 23,70C. Suhu tanah rata-rata pada siang hari 24,10C. Kelembaban udara rata-rata pada siang hari 90,8%. pH tanah rata-rata 6,4 dengan Intensitas cahaya matahari rata-rata 113,6 x

10 Lux.

4.1.2 Topografi dan Geologi

Keadaan topografi hutan TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit

Lawang umumnya bergelombang, berbukit dengan lereng landai sampai dengan curam.

Universitas Sumatera Utara Hampir tidak ditemukan daerah yang datar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wilayah ini berada di dataran tinggi dengan kemiringan lahan relatif besar sekitar 400, dengan ketinggian 0 – 700 meter dari permukaan laut (mdpl). Daerah penelitian yang dilakukan penulis yaitu paling rendah 223 mdpl, sedangkan yang tertinggi adalah 401 mdpl, dengan ketinggian rata-rata adalah 314,1mdpl. Berdasarkan peta geologi

Sumatera Utara TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Bukit Lawang mempunyai jenis tanah podsolik merah kuning yang peka terhadap erosi. Latosol dan podsolik coklat. Podsolik dan Litosol dengan bahan induk permokarbon (Departemen

Kehutanan,1990). Berdasarkan hasil penelitian penulis komponen tanah terdiri atas pasir, debu dan liat dengan perbandingan rata-rata pasir 65,56 %; debu 15,33 %; dan liat 19,11 %. Kandungan hara juga tinggi, dengan komposisi rata-rata yaitu: C-org

3,18 %; N-total 0,24 %; C/N 13,25; P-avl 4,12 ppm; K-exch 0,18 me/100; Ca- exch 1,05 me/100; Mg-exck 0,92 me/100; dan Zn 6,40 ppm.

4.2. Aspek Biologi Pasak Bumi 4.2.1 Morfologi Pasak Bumi

(a) (b) (c) (d) Ket. Gambar 3. a) Tanaman pasak bumi; b) Pasak bumi berbunga; c) Batang pasak bumi; d) Tangkai daun pasak bumi.

Universitas Sumatera Utara Pasak bumi adalah tumbuhan berkayu (jenis pohon) dapat mencapai tinggi 20 meter atau lebih. Akar tunggal menancap ke bumi, kulit berwarna abu – abu tidak bergetah, tidak terkelupas. Ujung pucuk tidak tertutup oleh kuncup daun. Dominansi apikal sangat kuat, batang tidak bercabang.

Tangkai daun tubuh berseling, anak daun majemuk berjumlah ganjil, tumbuh berhadapan bagian ujung ditutup satu anak daun, semua daun bentuknya seragam. Ditemukan dua macam pasak bumi berdasarkan bentuk anak daunnya. Bentuk anak daun oval jika diraba permukaan bawah lebih halus, ukuran daun lebih lebar dan bentuk anak daun lanset, jenis ini memiliki batang muda lebih licin dan mengkilat, di lapangan jumlahnya lebih dominan.

(e) (f) (g) (h) Ket. Gambar 4. e) Daun pasak bumi; f) Morfologi daun yang berbeda; g) Bunga tumbuh di ketiak; h) Bunga pasak bumi. Perbungaan ada di ketiak, aksis perbungaan bercabang. Bunga bermalai mencapai panjang 100 cm sampai 150 cm, berwarna merah oranye. Bunga ada yang hermaprodit atau berkelamin satu jantan atau betina pada satu pohon atau pohon yang berbeda. Sehingga tidak selalu bunga dapat membentuk biji. Bunga memiliki kelopak lima, mahkota lima bertautan sedikit, mudah jatuh. Ukuran bunga kecil lebih kurang 0,5 cm. Selama penelitian, tidak ditemukan hewan yang membantu proses penyerbukan.

Buah muda berwarna oranye kemerahan, terbentuk lima buah pada satu tangkai, ukuran buah lebih kurang 1,5 cm. Buah tidak berdaging, dalam satu buah terdapat satu

Universitas Sumatera Utara biji. Buah yang tua dan masak berwarna hitam. Dalam biji terdapat endosperm berkeping dua.

(i) (j) (k) (l) Ket. gambar 5. i) Malai buah yang panjang; j) buah pasak bumi muda; k) Buah muda; l) Buah yang sudah masak. 4.2.2 Hama Pasak Bumi

Selama pengamatan ditemukan serangga yang menyerang pasak bumi. Sejenis ngengat yang sangat ganas menyerang pucuk, daun, serta biji. Serangga yang bersifat nokturnal ini meletakkan telur secara berkelompok pada bagian pucuk tanaman pasak bumi, telur menetas menjadi larva ulat membentuk jaring-jaring seperti jaring laba- laba. Selama fase ulat memakan bagian pucuk, tunas daun sampai habis yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Juga memakan daun, buah (kulit biji), bahkan menggerek biji (endosperm) sampai habis.

(m) (n) (o) (p) Ket. gambar 6. m) bagian pucuk yang diserang hama; n) bagian daun yang diserang hama; o dan ) bagian biji yang diserang hama.

Universitas Sumatera Utara Identifikasi hama.

Kingdom : Animalia Filum : Invertebrata Kelas : Insekta Ordo : Lepidoptera Famili : Geometridae

(q) (r) (s)

(t) (u) Ket. gambar 7. q) Perkembangan Larva; r) Pupa; s) Ngengat dewasa famili Geometridae; t) Metamorfosis hama; u) Pupa melekat pada daun pasak bumi

4.3. Komposisi dan Dominansi 4.4. 4.3.1 Tingkat Pohon

Keanekaragaman jenis tingkat pertumbuhan pohon dikawasan Stasion Rehabilitasi

Orangutan Resort Bukit Lawang diperoleh sebanyak 72 jenis (dapat dilihat

Universitas Sumatera Utara pada lampiran 4). Jenis tumbuhan yang mendominasi tegakan pada tingkat petumbuhan pohon adalah Castanopsis tungurut dengan INP 13.3%, Kerapatan 10 individu/ha;diikuti

Alseodaphne sp dengan INP 10.9%, Kerapatan 5 individu/ha; Shorea leprosula dengan INP

10.3%, Kerapatan 5 individu/ha; Shorea platyclados dengan INP 9.5%, Kerapatan 13

individu/ha; Shorea sp dengan INP 8.3%,Kerapatan 8 individu/ha; Shorea materialis dengan

INP 7.97%, Kerapatan 2 individu/ha; Santiria rubiginosa dengan INP 7.1%, Kerapatan 5

individu/ha; Ficus sp dengan INP 7.0%,Kerapatan 7 individu/ha; Scaphium sp dengan INP

6.9%, Kerapatan 6 individu/ha;dan Eugenia garcinifolia dengan INP 6.7%, Kerapatan 7

individu/ha. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) memiliki INP sebesar 2.16% dengan

kerapatan 2 pohon/ha.

Smith (1977) menyatakan bahwa jenis dominan adalah jenis yang dapat

memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien dari pada jenis lain ditempat

yang sama. Dalam hal ini di kawasan Stasion Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang

tingkat pohon tidak ada jenis yang sangat menonjol karena INP tidak terlalu menyolok

perbedaannya.

4.3.2 Tingkat Tiang

Keanekaragaman jenis tingkat perumbuhan tiang di kawasan stasion Rehabilitasi

Orangutan Resort Bukit Lawang diperoleh 44 jenis (dapat dilihat pada lampiran 3). Jenis

tumbuhan yang mendominasi tegakan pada tingkat pertumbuhan tiang di kawasan Stasion

Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang adalah Shorea Platyclados dengan INP 25.1%,

Kerapatan 60 individu/ha; Eurycoma longifolia dengan INP 22.9%, Kerapatan 73 individu/ha; Shorea sp dengan INP 10.7%, Kerapatan 27 individu/ha; Anisoptera magistocarpa dengan INP 10.4%, Kerapatan 27 individu/ha; Eugenia

Universitas Sumatera Utara garcinifolia dengan INP 7.6%, Kerapatan 13 individu/ha; Shorea lepidota dengan INP 7.4%,

Kerapatan 17 individu/ha; Diospyros malam dengan INP 6.7%, Kerapatan 13 individu/ha;

Alseodaphne sp dengan INP 6.6%, Kerapatan 17 individu/ha dan Shorea scabrida dengan

INP 6.2%, Kerapatan 13 individu/ha.

4.3.3 Tingkat Pancang

Keanakaragaman jenis tingkat pertumbuhan pancang di kawasan Stasion Rehabilitasi

Orangutan Resort Bukit Lawang diperoleh 70 jenis (dapat dilihat pada lampiran 2). Jenis tumbuhan yang mendominansi tegakan pada tingkat pertumbuhan pancang adalah

Cinamommum oblisifolium dengan INP 26.6%, Kerapatan 133 individu/ha; Eurycoma longifolia dengan INP 24%, Kerapatan 186 individu/ha; Disoxylum exelsum dengan INP

15.2%, Kerapatan 106 individu/ha; Shorea blumutensis dengan INP 9.8%, Kerapatan 80

individu/ha; Gironniera hirta dengan INP 9,4, Kerapatan 80 individu/ha; Lindera glauca

dengan INP 9.4%, Kerapatan 66 individu/ha; Eugenia polita dengan INP 9.3%, Kerapatan 80

individu/ha; Ixora sp 1 dengan INP 8,6 %, Kerapatan 53 individu/ha; Anisoptera

magistocarpa dengan INP 8,5 %, Kerapatan 53 individu/ha; dan Eugenia helferi dengan INP

8.1%, Kerapatan 40 individu/ha.

4.3.4 Tingkat semai

Keanekaragaman jenis tingkat pertumbuhan semai di kawasan Stasion Rehabilitasi

Orangutan Resort Bukit Lawang diperoleh 69 jenis (disajikan pada lampiran 1). Jenis

tumbuhan yang mendominasi tegakan pada tingkat pertumbuhan semai adalah Eurycoma

longifolia dengan INP 21,62 %, Kerapatan 1333 individu/ha; Cinamommum oblisifolium

dengan INP 17,57 %, Kerapatan 1083 individu/ha; Endiandra evadenia dengan INP 6,76 %,

Kerapatan 417 individu/ha; Ixora sp 1 dengan INP 6,76, Kerapatan

Universitas Sumatera Utara 416 individu/ha; Spondias cythercae dengan INP 5,40 %, Kerapatan 333 individu/ha;

Coffea malayana dengan INP 5,4 %, Kerapatan 333 individu/ha; Gironniera nervosa dengan INP 5,4 %, Kerapatan 333 individu/ha; Gironniera sp dengan INP 4,0 %,

Kerapatan 250 individu/ha; Eugenia polita dengan INP 4,0 %, Kerapatan 250 individu/ha; dan Aporusa sp dengan INP 4,0 %, Kerapatan 250 individu/ha. Dominasi tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang dan semai tersebut disajikan dalam Tabel

1 berikut:

Tabel 1. Dominansi tegakan 10 jenis tingkat pertumbuhan pohon , tiang, pancang dan semai di kawasan Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang.

Pertumbuhan Jenis/ spesies KR FR DR INP Pohon Castanopsis tungurut 0.07 6.45 6.77 13.28 Alseodaphne sp. 0.03 3.23 7.68 10.93 Shorea leprosula 0.03 3.87 6.35 10.26 Shorea platyclados 0.08 5.16 4.25 9.50 Shorea sp. 0.05 3.23 4.99 8.27 Sorea materialis 0.01 0.65 7.31 7.97 Santiria rubiginosa 0.03 2.58 4.45 7.06 Ficus sp 0.04 3.87 3.12 7.04 Scaphium sp. 0.03 3.23 3.60 6.86 Eugenia garcinifolia 0.04 4.52 2.16 6.72

Tiang Shorea platyclados 0.12 11.21 13.81 25.15 Euricoma longifolia 0.15 12.15 10.66 22.97 Shorea sp 0.06 4.67 6.01 10.75 Anisoptera magistocarpa 0.06 4.67 5.68 10.41 Eugenia garcinifolia 0.03 3.74 3.81 7.58 Shorea lepidota 0.03 3.74 3.62 7.39 Scaphium sp. 0.03 3.74 3.25 7.02 Diospyros malam 0.03 2.80 3.92 6.75 Alseodaphne sp. 0.04 1.87 4.73 6.64 Shorea scabrida 0.03 3.74 2.39 6.16

Pancang Cinamommum oblisifolium 6.13 6.13 11.38 23.65 Eurycoma longifolia Jack 8.59 8.59 5.46 22.63 Disoxylum exelsum 4.91 4.91 5.69 15.51 Shorea blumutensis 3.68 3.68 2.79 10.15 Gironniera hirta 3.68 3.68 2.18 9.54 Lindera glauca BL. 3.07 3.07 3.41 9.55 Eugenia polita King 3.68 3.68 1.92 9.29 Ixora sp 1 2.45 3.07 3.08 8.60 Anisoptera magistocarpa 2.45 2.45 3.56 8.46

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 1 …. Pertumbuhan Jenis/ spesies KR FR DR INP Eugenia helferi 1.84 1.84 4.33 8.01

Semai Eurycoma longifolia Jack 10.81 10.81 - 21.62 Cinamommum oblisifolium 8.78 8.78 - 17.56 Endiandra evadenia 3.38 3.38 - 6.76 Ixora sp 1 3.38 3.38 - 6.76 Spondias cythercae Sonn 2.70 2.70 - 5.40 Coffea malayana Ridl 2.70 2.70 - 5.40 Gironniera nervosa 2.70 2.70 - 5.40 Gironniera sp 2.03 2.03 - 4.05 Eugenia polita King 2.03 2.03 - 4.05 Aporusa sp 2.03 2.03 - 4.05

Pada tingkat semai jenis Eurycoma longifolia mendominansi tegakan dengan

INP 24.6% dan kerapatan 1333 batang/ha. Jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pancang 320 batang/ ha, tingkat pertumbuhan tiang 73 batang/ha dan tingkat pertumbuhan pohon hanya 2 batang/ha. Hal ini mungkin terjadi karena untuk perkecambahan biji Eurycoma longifolia tidak membutuhkan cahaya matahari secara langsung, namun untuk pertumbuhan selanjutnya tumbuhan ini membutuhkan cahaya matahari lebih banyak untuk proses fotosintesis sehingga banyak anakan Eurycoma longifolia yang mati dan tidak sampai mencapai tingkat pertumbuhan selanjutnya..

Kemungkinan yang kedua adalah karena tumbuhan ini digunakan yang terutama adalah bagian akarnya, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa manusia mencabutnya untuk digunakan sebagai tanaman obat sehingga tingkat pertmbuhan pohon sudah jarang ditemukan.

4.4 Asosiasi Pasak Bumi dengan jenis lain

Dari hasil perhitungan tabel kontingensi pohon ada atau tidaknya asosiasi

Eurycoma longifolia dengan tumbuhan lain dapat diketahui. Bahwa jika nilai X2 hitung lebih besar dari X2 tabel yaitu 3,84 maka jenis tumbuhan tersebut dinyatakan berasosiasi

Universitas Sumatera Utara signifikan dengan pasangan jenis yang diuji. Artinya kemungkinan untuk tumbuh hidup bersama-sama lebih besar dari pada tidak dengan pasangan tumbuhan tersebut begitu juga sebaliknya. Dengan demikian pada tingkat pertumbuhan pohon

Eurycoma longifolia berasosiasi signifikan dengan Parkia sp dengan X2 hitung =

6,47; Shorea scabrida dengan X2 hit = 10,7; Eury nitidia X2 hitung = 6,47 dan

Plemengia macrophylla dengan X2 hitung = 14,5.

Dari hasil perhitungan tabel kontingensi tingkat pertumbuhan tiang dapat diketahui bahwa Eurycoma longifolia berasosiasi signifikan dengan Shorea sp dengan nilai X2 hitung sebesar 4.36 > X2 tab 3,84. Pada tingkat pertumbuhan pancang dan semai dapat diketahui bahwa Eurycoma longifolia tidak berasosiasi dengan jenis lain, dimana X2 hitung berada di bawah X2 tabel. Asosiasi pasak bumi dengan jenis lain disajikan dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2. Asosiasi pasak bumi dengan jenis lain pada tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang dan semai.

Eurycoma longifolia Spesies Pohon Tiang Pancang Semai Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi

Spondias cythercae - - NS NS Gironniera sp - - NS NS Eugenia polita - - NS NS Endiandra evadenia - - NS NS Hydnocarpus Wrayi - - NS NS Moesa sp 1 - - NS NS Ixora sp 1 - - NS NS Cinamommum oblisifolium - - NS NS Eucaliphus corimbosa - - NS NS Parkia sp S - NS NS

Archidendron sp 1 - - NS NS

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 2 … Eurycoma longifolia

Spesies Pohon Tiang Pancang Semai

Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi

Disoxylum exelsum - - NS NS Claoxyton longifolium - - - NS Aporusa sp - - NS NS Eusideroxyton Zwagen - - NS NS Cleidion spiciflorum - - NS - Nephelium mutabile - - NS NS Mangivera longives NS NS NS NS Trema angustifolia - - NS NS Dialium indum - - NS NS Shorea materialis NS - NS - Canarium comune - NS NS NS Litsea amora NS - NS NS Palaqium rostratum NS NS - NS Acronychia laurifolia - - NS - Litsea sepikonsis - - NS NS Shorea blumutensis - - NS NS Diospyros malam NS NS NS - Lindera glauca BL. - - NS NS Bovea microphylla - - - NS Eugenia grandis NS - - NS Shorea platyclados NS NS NS NS Eugenia densiflora NS NS NS - Actinidia sp - - NS - Terminalia sp - - - NS Rhinorea anguifera - - NS - Pongamia pinnata NS - NS NS Baccaurea sp - - - NS Parkia roxburghii NS - - NS Garcinia mangostana - - - NS Disoxylum arborecens NS NS NS - Canarium rufum - - NS - Dyera costulata - NS NS NS Lansium sp NS NS - NS Shorea scabrida NS NS NS NS Ruelia sp - - NS -

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 2 … Eurycoma longifolia Spesies Pohon Tiang Pancang Semai Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi

Hedyatis phicippensis - - - NS Eurya trichocarpa - - NS - Arthrocarpus elasticus NS - NS NS Anisoptera magistocarpa NS NS NS NS Garcinia nigrolinellata - - NS NS Rhodan cinerea Jack - - NS NS Palaqium hexandrum - - NS NS Antidesma neurocarpum - - - NS Switonia acuta - - - NS Alophyllum pulcherimum - - NS - Scutinanthe brunnea - - NS - Santina oblongifolia - - NS - Diospyros decipiens - - - NS Lasianthus stipulans - - - NS Lunasia amara - - - NS Styrax benzoin NS - NS NS Vatica bancana - - - NS Aglaia graffithii - - - NS Coffea malayana - - NS NS Ixora finlaysoniana - - - NS Buchanania sessifolia BL. - - NS NS Macaranga triloba - - NS - Bisscofia javanica - - NS - Syzium sp - - NS NS Hydnocarpus filipes - - - NS Hymenacardia punctata - - NS NS Eugenia helferi - - NS NS Gironniera hirta - - NS NS Tarena pulchra - - NS - Eugenia sp - - NS NS Aglaia tricosternon - - NS NS Gironniera subaegualis - - NS - Gironniera parvifolia - - - NS Eugenia polyanta - - NS - Lindera turfosa - - NS -

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 2 … Eurycoma longifolia Spesies Pohon Tiang Pancang Semai Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi

Psychotria obovata - - - NS Litsea umbellata Merr - - NS - Daryodes rostrata - - - - Horsfieldia irya - NS - NS Gironniera nervosa - * NS NS Castanapsis tungurut NS NS NS - Shorea sp NS S NS - Alseodaphne feotida NS - - NS Antiarsis toxicaria - - - NS Shorea lepidota NS NS NS - Aporosa prainiana - - - NS Shorea leprosula NS - NS - Taractogenesis konsteri - - NS - Shorea multiflora - NS - NS Lindera pippericarpa - - NS - Eugenia griffithi NS NS - - Santiria rubiginosa NS - - - Ixora blumei NS NS - - Shorea ovalis NS - - - Scaphium sp. NS NS - - Eugenia garcinifolia NS NS - - Brassaiopsis glomerulata NS - - - Polyanthia glauca NS - - - Mangifera sp NS - - - Dipterocarpus opterus NS - - - Arytera litoralis NS - - - Ficus sp NS NS - - Hopea sangal NS - - - Dipterocarpus sp NS NS - - Durio sp. NS - - - Shorea ovata NS NS - - Kompasia exelsa NS - - - Knema sp NS NS - - Antidesma montanum NS - - - Eurya acuminata NS NS - -

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 2 … Eurycoma longifolia Spesies Pohon Tiang Pancang Semai Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi Ket. asosiasi

Persea sp NS - - - Lithocarpus sp NS NS - - Michelia montana NS - - - Latocarpus sp2 NS - - - Elaeocarpus obtusus NS - - - Vernonia arborea NS - - - Aglaia glabiflora NS NS - - Semecarpus sp NS - - - Acronychia sp NS NS - - Quercus sp NS - - - Memecilon laevigatum NS NS - - Alseodaphne sp. NS NS - - Eurya nitida S NS - - Cinnamomum sundairicum NS - - - Gironiera subaequlis NS - - - Mangifera foetida NS - - - Quercus spicata NS - - - Plemengia macrophylla S - - - Lindera sp NS - - - Arthropylum diversifolium NS - - - Pterospermum diversif - NS - - Persea sp - NS - - Palaquium sp - NS - - Santiria rubiginosa - NS - - Pithecellobium sp - NS - - Ardisia lurida NS NS - - Cinnamomum cassia NS NS - - Litsea sp - NS - - Parashorea sp NS NS - - Mangifera grasialis Hook - NS - -

Keterangan : - = Tidak ditemukan jenis pada tingkat pertumbuhan. S = Asosiasi signifikans. NS = Asosiasi non signifikans

Universitas Sumatera Utara 4.5 Pola Penyebaran Pasak Bumi

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Kusmana (1995) pada tingkat pertumbuhan semai diperoleh besarnya nilai M(mean) yaitu jumlah rata-rata individu

Eurycoma longifolia tiap plot pengamatan 1,367 dan V( nilai varians) adalah 2,929.

Dengan uji signifikans menunjukan V/M adalah 2,144 > 1 pola penyebaran mengelompok. Pada tingkat pertumbuhan pancang diperoleh nilai rata – rata (M) yaitu 0,8 dengan nilai varians adalah 0,9931. Dengan uji signifikans V/M adalah

1,24138 > 1 yaitu pola penyebaran mengelompok. Pada tingkat pertumbuhan tiang diperoleh besarnya nilai rata – rata (M) 0,733 dengan nilai varians sebesar 0,9609.

Nilai V/M uji signifikans 1,31 >1 pola penyebaran mengelompok. Sedangkan dalam tingkat pertumbuhan pohon diperoleh nilai rata – rata (M) besarnya 0,066 dengan nilai varians 0,644, uji signifikans 0,965<1 yaitu pola penyebaran merata. Pola persebaran pasak bumi disajikan pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Pola persebaran Pasak bumi pada tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang dan semai.

Pohon Tiang Pancang Semai M/V Persebaran M/V Persebaran M/V Persebaran M/V Persebaran 0.96 Merata 1.31 Mengelompok 1.24 Mengelompok 2.14 Mengelompok 4.6. Pemanfaatan tumbuhan pasak bumi oleh masyarakat

Secara administratif lokasi penelitian terletak di kecamatan Bahorok

Kabupaten Langkat, propinsi Sumatera Utara. Stasiun Pengamatan Orangutan

Sumatera Resort Bukit Lawang berbatasan dengan empat desa yaitu Desa Gotong

Royong, Desa Sampe Raya, Desa Timbang Jaya dan Desa Timbang Lawan. Lokasi penelitian ditentukan di dua desa yaitu Desa Sampe Raya dan Desa Timbang Lawan.

Universitas Sumatera Utara Dari hasil survei dan wawancara dengan informan kunci Kepala Desa,

Kepala Dusun dan masyarakat di desa Sampe Raya dan Timbang Lawan tidak ditemukan dukun. Dengan kata lain peramu obat tersebut tidak mau disebut dukun, karena nama dukun berkesan buruk menurut beliau. Tetapi disebut “Peramu Obat”.

Di desa Sampe Raya ditemukan 3 orang peramu obat utama yaitu Njayam

Meliala, Lindung Ginting dan Kari Jan. Juga beberapa orang tukang jamu. Beberapa orang peramu obat mempunyai pekerjaan lain sebagai petani, pedagang, meramu obat sebagai pekerjaan sampingan.

Di desa Timbang Lawan jasa pengobatan alternatif peramu obat yang ada sebagai tukang jamu, pijat refleksi, dan tukang urut. Pada hari Jumat adalah hari pekan untuk daerah Bukit Lawang. Di pasar Jumat tersebut ditemukan peramu obat yang menjual obat tradisional siap pakai dalam bentuk jamu seduh, sembur, param, tawar dan minyak urut. Juga tumbuhan segar yang digunakan untuk meramu obat.

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah penduduk setempat yang bertempat tinggal di Desa Sampe Raya dan Desa Timbang Lawan dan yang sudah berumur dewasa. Jumlah keseluruhan responden sebanyak 400 orang. Penduduk Desa Sampe

Raya 200 orang dan penduduk Desa Timbang Lawan 200 orang. Karakteristik responden dapat digolongkan ke dalam beberapa aspek diantaranya adalah : suku, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan tentang pasak bumi,

Universitas Sumatera Utara pengenalan pasak bumi, pemanfaatan pasak bumi dan keinginan untuk membudidayakannya.

1. Desa Sampe Raya

Desa Sampe Raya memiliki luasan 3000 ha. Terdiri atas 6 dusun yaitu Dusun

Lambau, Dusun Gotong Royong, Dusun Batu Mandi, Dusun Bandar Meriah, Dusun Pondok dan Dusun Tualang Gepang. Dengan jumlah penduduk 695 kepala keluarga.

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sampe Raya masih rendah. Berdasarkan data

tingkat pendidikan sejumlah besar penduduk yang tidak pernah sekolah, tidak tamat SD dan

tidak tamat SLTP. Dengan kata lain wajib belajar 9 tahun belum terpenuhi. Keadaan seperti ini disebabkan hal yang kompleks antara lain: pengangkutan umum dari desa ini ke sekolah masih jarang. Pada jam-jam sibuk pagi hari sekitar jam 07.00 WIB anak-anak sekolah bergelantungan di pintu bus bahkan duduk diatas bus dengan berdesakan. Kemungkinan lain rendahnya pendapatan masyarakat, juga wawasan masyarakat yang menganggap pedidikan

tidak begitu penting.Sebagian besar penduduk desa Sampe Raya bermata pencaharian sebagai

buruh tani, petani, pegawai swasta, pedagang keliling dan sebagian kecil sebagai Pegawai

Negeri Sipil.

2. Desa Timbang Lawan

Desa Timbang Lawan memiliki luas 2544 ha, terdiri atas 8 dusun yaitu Dusun Jalan

Protokol, Dusun Bukit, Dusun Bukit Dalam I, Dusun Bukit Dalam II, Dusun Bukit

Tempurung, Dusun Kampung Baru, Dusun Kampung Landak dan Dusun Pulau Pisang.

Dengan jumlah penduduk 1093 Kepala Keluarga, Laki- Laki 2134 jiwa dan perempuan

Universitas Sumatera Utara 2199 jiwa. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Timbang Lawan masih rendah. Berdasarkan data tingkat pendidikan sejumlah besar penduduk tidak tamat SD, tidak tamat SLTP.

Sebagian besar penduduk Desa Timbang Lawan bermata pencaharian sebagai buruh tani, petani dan bagian terbesar merupakan tanggungan keluarga karena tidak/ belum mempunyai penghasilan sendiri yaitu sebagai anak-anak, pelajar dan Ibu Rumah Tangga.

Tabel 4. Karakteristik responden desa Sampe Raya dan Timbang Lawan

No Uraian Umur / Pendidikan/ Pekerjaan Jumlah Penduduk (Jiwa) Sampe Raya Timbang Lawang 1 Jumlah penduduk : 0 – 6 tahun 526 509 7 – 12 tahun 417 518 13 – 18 tahun 319 1146 19 – 39 tahun 743 1084 40 – 59 tahun 926 727 >60 tahun 395 349

2 Tingkat pendidikan : 0 – 6 belum masuk TK 250 337 3 – 6 sedang TK 159 172 7 – 18 tidak sekolah 148 305 7 – 18 sedang sekolah 252 1054 18 – 56 tidak pernah sekolah 336 255 18 – 56 tidak tamat SD 352 305 18 – 56 tamat SD 328 492 18 – 56 tidak tamat SLTP 268 321 18 – 56 tidak tamat SLTA 263 297 18 – 56 tamat SLTP 297 281 18 – 56 tamat SLTA 568 494 D – 1 13 1 D – 3 13 - S – 1 75 18 S – 2 - 1 - 3 Pekerjaan : Petani 744 830 Buruh tani 1426 1200 PNS 74 25 Pedagang keliling 88 - Peternak 2 3 Montir 4 2 Bidan / Perawat swasta 67 4 Pembantu Rumah Tangga 20 10 POLRI 1 4 TNI - 5 Pedagang / Pengusaha 5 110 Jasa Pengobatan Alternatif 3 8 Karyawan Swasta 4 - Pelajar 411 1054

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 4 …. No Uraian Umur / Pendidikan/ Pekerjaan Jumlah Penduduk (Jiwa) Sampe Raya Timbang Lawang Balita 226 509 Ibu Rumah Tangga 251 515 Pensiunan - 33 Dukun Kampung - 8 b. Pengetahuan Tanaman Obat

Dari hasil wawancara dan kuisioner terulis terhadap respoden dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang obat-obat tradisional cukup beragam. Dari 200 responden 22.5% sangat mengetahui bahwa ada tumbuh- tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan penyakit. Persepsi masyarakat tentang penggunaan tumbuhan untuk pengobatan suatu penyakit. Dari hasil wawancara dan kuisioner diperoleh data bahwa 84% responden berpendapat bahwa pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan mulai berkurang, 10% berpendapat bahwa masih banyak masyarakat memanfaatkan tumbuhan pasak bumi untuk pengobatan.

Pengenalan masyarakat terhadap tumbuhan pasak bumi juga beragam.

Sebanyak 59.25% dari 400 responden sangat mengenal tumbuhan pasak bumi. Pada umumnya responden mengetahui bahwa pasak bumi adalah tumbuhan obat, berasal dari tetangga (orang lain) sebanyak 37.50%, informasi media masa 32% dan dari orang tua sebanyak 30.50%. Persepsi masyarakat tentang tempat memperoleh/ mendapatkan pasak bumi cukup beragam. Namun hutan adalah tempat memperoleh pasak bumi yang utama. Dari 400 orang responden dan 71% mengatakan bahwa hutan merupakan tempat mencari pasak bumi, 15% mengatakan pasar/toko ramuan,

12.70% tidak tahu dan 1% memperoleh dari pekarangan.

Universitas Sumatera Utara Pendapat responden tentang keberadaan pasak bumi di hutan juga beragam, namun sebagian besar beranggapan pasak bumi sudah jarang dan sulit ditemukan.

Dari 400 orang responden mengatakan bahwa sudah sulit ditemukan 35.75%, sudah berkurang 31.5%, tidak mengetahui 28.5% dan 4.25% mengatakan masih banyak.

Untuk memperoleh tumbuhan pasak bumi di hutan responden berpersepsi sulit untuk mendapatkannya. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut juga bermacam-macam. Sebanyak 55.50% berpersepsi bahwa kesulitan tersebut diakibatkan sudah tidak banyak lagi, 23.50% berpersepsi harus jauh berjalan ke hutan untuk mendapatkannya.

Tabel 5. Pengetahuan Masyarakat Mengenai Tumbuhan Pasak Bumi

No Uraian Persepsi Persentase (%) 1 Pengetahuan tentang Tanaman Obat Sangat tahu 22.50% Tahu 51.00% Kurang tahu 17.50% Tidak tahu 9.00%

2 Pemanfaatan Obat Tradisional oleh Masih banyak 10.00% Masyarakat Mulai berkurang 84.00% Sangat berkurang 4.00% Tidak tahu 2.00%

3 Pengetahuan tentang Pasak Bumi Sangat mengenal 59.25% Kurang kenal 20.50% Pernah dengar tapi tidak kenal 9.25% Tidak kenal 11.00%

4 Sumber Pengetahuan Pasak Bumi Dari Orang Tua 30.50% sebagai Tumbuhan Obat Tetangga/ Dukun 37.50% Informasi media 32.00% Tidak tahu -

5 Pengetahuan tentang tempat Di Hutan 71.00% memperoleh Pasak Bumi Kebun / Pekarangan 1.00% Pasar / Toko Ramuan 15.25% Tidak tahu 12.75%

6 Pengetahuan tentang potensi Pasak Masih banyak 4.25% Bumi di Hutan Sudah berkurang 31.50% Sulit ditemukan 35.75% Tidak tahu 28.50%

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 5… No Uraian Persepsi Persentase (%) 7 Pengetahuan tentang faktor penyebab Jauh mencarinya di Hutan 23.50% sulit memperoleh Pasak Bumi Sudah tidak banyak lagi 55.50% Tidak kenal tanamannya 19.50% Dijaga oleh pihak berwajib 1.50%

c. Pemanfaatan Pasak bumi

Sebagian besar responden menggunakan pasak bumi sebagai obat atau untuk memelihara kesehatan secara tidak teratur. Dengan kata lain kadang-kadang saja 14%, kalau sakit saja 63.50%, tidak pernah menggunakan 19.75% dan sering menggunakan 2.50%.

Pemanfaatan pasak bumi oleh responden diperoleh terutama dengan membeli di toko obat tradisional sebesar 37.50%, dari tabib/ peramu obat 22%, diracik sendiri 10.50%, dibuat orang tua 4% dan tidak pernah 26%. Bagian pasak bumi yang digunakan oleh responden untuk pengobatan ataupun memelihara kesehatan adalah bagian akar, batang juga daunnya.

Dengan demikian dapat mengancam keberadaan tumbuhan tersebut jika tidak ada usaha untuk membudidayakannya.

Pemanfaatan tumbuhan pasak bumi oleh responden untuk mengobati berbagai penyakit. Dari hasil kuisioner dan wawancara 33.50% untuk menambah stamina, untuk obat sakit perut dan pinggang 20%, obat demam 9%, digunakan sehabis bersalin 2%. .Banyaknya bagian pasak bumi yang digunakan dalam sekali pemakaian bervariasi persepsi dari responden. Kemungkinan banyaknya variasi dalam jumlah tersebut diakibatkan bagian yang digunakan dan cara penggunaan yang berbeda pula.

Cara penggunaan tumbuhan pasak bumi sebagai obat atau untuk memelihara kesehatan juga bervariasi. Dengan cara diseduh atau direbus airnya diminum 81.50%, penggunaan majemuk (dicampur bahan lain) 8%, daun dicampur bahan lain kemudian

Universitas Sumatera Utara dikeringkan dan dihaluskan (dijadikan sembur) 3%. Persepsi responden mengenai khasiat pasak bumi yang digunakan sebagai obat atau untuk memelihara kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner 69% menyatakan sangat manjur.

Berdasarkan lamanya sudah menggunakan tumbuhan pasak bumi sebagai obat atau memelihara kesehatan. Jawaban responden cukup beragam. Kemungkinan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengenalan terhadap tumbuhan pasak bumi, pemanfaatan 5 sampai 10 tahun 39.50%, lebih dari 10 tahun 21.75%, 1 sampai 5 tahun 15.75% .

Tabel 6. Pemanfaatan Pasak Bumi oleh Masyarakat

No Uraian Persepsi Persentase (%) 1 Penggunaan Pasak Bumi sebagai Sering 2.50% tumbuhan Obat oleh responden Kalau sakit saja 63.50% Kadang – kadang 14.00% Tidak pernah 19.75% Tidak tahu 0.25%

2 Cara memperoleh Pasak Bumi sebagai Dari tabib / Peramu obat 22.00% Tumbuhan obat Tradisional Membeli di toko obat tradisional 37.50% Di buat Orang Tua 4.00% Di racik sendiri 10.50% Tidak pernah 26.00%

3 Bagian Pasak Bumi yang digunakan Akar 22.25% sebagai obat Batang 4.50% Daun 8.25% Akar dan Batang 10.00% Akar dan Daun 11.50% Akar, Batang dan Daun 23.50% Tidak tahu 20.00%

4 Jenis keluhan / penyakit yang dapat Menambah stamina 33.50% disembuhkan Sakit perut dan Pinggang 20.00% Obat demam 9.00% Gatal – gatal 1.00% Habis melahirkan 2.00% Diabetes 3.50% Tidak tahu 31.00%

Universitas Sumatera Utara Lanjutan tabel 6…. No Uraian Persepsi Persentase (%) 5 Jumlah takaran Pasak Bumi sebagai 30 gr 10.50% obat 2 cm 4.00% 1 ruas jari 11.50% 1 mug 2.00% 1 genggam kecil 12.50% 1 kapsul 10.00% Sejumput 34.00% 1 tangkai daun 8.00% Tidak tahu 7.50%

6 Cara penggunaan Pasak Bumi sebagai Air rebusannya diminum 81.50% obat Di campur dengan bahan lain 8.00% Daunnya dijadikan sembur 3.00% Tidak tahu 7.50%

7 Khasiat Pasak Bumi Sangat manjur 69.00% Kurang manjur 1.50% Tidak tahu 29.50%

8 Lama penggunaan Pasak Bumi < 1 tahun 3.25% 1 – 5 tahun 15.75% 5 – 10 tahun 39.50% >10 tahun 21.75% Tidak pernah 19.75% d. Pelestarian Tumbuhan Pasak Bumi

Pemanfaatan tumbuhan pasak bumi oleh responden terutama adalah bagian akarnya, oleh sebab itu harus mencabut tumbuhan tersebut. Tanggapan responden mengenai kemungkinan tumbuhan pasak bumi dapat punah sebesar 63%, tidak mungkin punah 23.50% dan tidak tahu 13.50%. Untuk menghindari kepunahan pasak bumi dihutan atau yang tumbuh liar secara alami. Tanggapan responden tentang perlunya masyarakat untuk membudidayakan pasak bumi 68% beranggapan sangat perlu. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi dihutan serta memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tumbuhan pasak bumi 66% responden memberi saran agar dilakukan penghijauan atau ditanam kembali baik dihutan ataupun

dikebun / pekarangan. Agar dapat dilakukan

Universitas Sumatera Utara penanaman 34% responden memberi saran agar ada pihak yang menyediakan bibit pasak bumi. Tabel 7. Persepsi masyarakat tentang budidaya Pasak Bumi

No Uraian Persepsi Persentase (%) 1 Kemungkinan punahnya Mungkin 63.00% tumbuhan pasak bumi Tidak mungkin 23.50% Tidak tahu 13.50%

2 Perlunya membudidayakan Pasak Sangat perlu 68.00% bumi Perlu 15.50% Entahlah 11.00% Tidak perlu 5.50%

3 Saran untuk kelestarian Pasak Ditanam kembali 66.00% Bumi Sebaiknya ada yang sediakan bibit 34.00%

Dari hasil penelitian tentang potensi pasak bumi di hutan Stasiun Rehabilitasi

Orangutan Resort Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser diketahui bahwa pada tingkat pertumbuhan semai kerapatan pasak bumi cukup tinggi yaitu 1.333 individu/Ha.

Jumlah ini berkurang pada tingkat pertumbuhan pancang, yaitu 186 individu/Ha. Pada tingkat pertumbuhan tiang semakin berkurang kerapatannya, yaitu 73 individu/Ha. Jumlah ini semakin berkurang pada tingkat pertumbuhan pohon yaitu 2 individu/Ha.

Demikian juga pola persebaran pasak bumi pada tingkat pertumbuhan semai pasak bumi mendominasi tegakan dengam pola persebaran mengelompok, pada tingkat pertumbuhan pancang pasak bumi memiliki pola persebaran juga mengelompok. Selanjutnya pada tingkat pertumbuhan tiang pola persebaran mengelompok. Namun pada tingkat pertumbuhan pohon pola persebaran merata.

Jika dihubungkan dengan jawaban responden pada penelitian kuisioner yang mengemukakan bahwa 71 % responden mengatakan bahwa dia memperoleh pasak bumi dari hutan.Bagian pasak bumi yang digunakan terutama adalah akarnya sebanyak 67 %.

Universitas Sumatera Utara Untuk memperoleh akarnya maka pasak bumi harus dicabut. Lama penggunaan pasak bumi 5

– 10 tahun sebanyak 39,5 % responden, bahkan telah menggunakan lebih dari 10 tahun sebanyak 21,75 % dari responden.

bahwa pasak bumi telah diambil dari hutan karena masyarakat memang membutuhkannya. Kebutuhan masyarakat tidak mungkin dibendung karena masyarakat sekitar merasa bahwa hutan ada juga untuk masyarakat banyak. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah, tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir dan juga tindakan.

Dari data kuisioner diketahui bahwa tidak ada dari responden yang sedang membudidayakan pasak bumi. Namun responden sebanyak 63 % menyadari bahwa pasak bumi yang ada di hutan dapat punah. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi 68 % responden berpendapat bahwa sangat perlu untuk membudidayakan pasak bumi. Karena 69 % responden mengatakan bahwa khasiat pasak bumi sangat manjur.

Pasak bumi pertumbuhannya akan lebih baik jika ditanam adalah bijinya, dari pada secara vegetatif. Karena akar tunggal pasak bumi tersebut berasal dari radikula dalam biji.

Jika akar tunggal tersebut terputus saat semai dipindahkan akan mengganggu pertumbuhan tanaman selanjutnya. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi yang ada di hutan sebaiknya masyarakat membudidayakan di kebun atau pekarangan untuk kebutuhan. Dengan upaya budidaya terutama mengadakan bibit untuk dapat ditanam di kebun atau pekarangan dalam pelaksanan penanaman seribu pohon. Karena saat penulis melakukan wawancara dengan kepala desa Timbang Lawan, desa tersebut adalah desa terbaik dalam upaya penghijauan.

Universitas Sumatera Utara BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai ekologi pasak bumi dan pemanfaatan oleh masyarakat sekitar TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort

Bukit Lawang dapat diambil beberapa kesmpulan sebagai berikut :

1.1 Sifat fisik kimia yang dimiliki hutan alami baik letak geografis, topografi,

iklim, curah hujan, unsur hara, jenis tanah, kemiringan, ph tanah, kelembaban,

temperatur sangat cocok untuk pertumbuhan pasak bumi, sehingga pasak bumi di

temukan disetiap tingkat pertumbuhan.

1.2 Pasak bumi di TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang

ada dua jenis, yaitu (1) Daun berbentuk oval jika diraba permukaan bawah lebih

halus; (2) Daun berbentuk lebih lancip, batang muda lebih licin dan mengkilap,

jenis yang kedua ini jumlahnya lebih dominan (banyak).

1.3 Serangga yang menyerang pasak bumi dengan ganas sejenis ngengat, ordo

Lepidoptera dari famili Geometridae. Hama ini menyerang bagian pucuk pasak

bumi yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Selain itu juga menyerang

bagian daun, buah dan biji.

2. Keanekaragaman tegakan tingkat pohon ditemukan 72 jenis , yang di

dominansi

Universitas Sumatera Utara oleh jenis Castanopsis tungurut dengan INP 13.3%, Kerapatan 11/Ha,

Keanekaragaman tegakan tingkat pertumbuhan tiang ditemukan 44 jenis yang di

dominansi oleh jenis Shorea platyclados dengan INP 25.15%, Kerapatan 60 batang/Ha.

Keanekaragaman tegakan tingkat pertumbuhan pancang ditemukan 70 jenis yang di

dominansi oleh jenis Cinamommum oblisifolium dengan INP 23.65%, Kerapatan 133

batng/Ha/ Keanekaragaman tegakan tingkat pertumbuhan semai ditemukan 69 jenis,

yang di dominansi oleh jenis Eurycoma longifolia dengan INP 21.62, Kerapatan 1333

batang/Ha.

3. Hasil perhitungan V/M tingkat pertumbuhan pohon pasak bumi tumbuh merata,

tingkat

pertumbuhan tiang tumbuh mengelompok, tingkat pertumbuhan pancang tumbuh

mengelompok dan juga tingkat pertumbuhan semai tumbuh mengelompok.

4 Hasil perhitungan asosiasi antar jenis Eurycoma longifolia dengan jenis / spesies

lain pada tingkat pertumbuhan pohon menunjukkan bahwa Eurycoma longifolia

berasosiasi signifikan dengan jenis: (1) Parkia sp dengan X2 hit = 6.47 > X2 tab 3.84;

(2) Shorea scabrida dengan X2 hit = 10.7 > X2 tab 3.84; (3) Eury nitidia dengan X2 hit

6.47 > X2 tab 3.84; (4) Plemengia macrophylla dengan X2 hit = 14.5 > x2 tab 3.84. Pada

tingkat pertumbuhan pole Eurycoma longifolia berasosiasi signifikan dengan jenis

Shorea sp dengan X2 hit = 4.36 > X2 tab 3.84.

5 Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort

Bukit Lawang Banyak yang mengetahui, mengenal dan memanfaatkan tumbuhan pasak

bumi sebagai obat dan menjaga kesehatan namun tidak ada yang membudidayakan.

Universitas Sumatera Utara 5.2 Saran

1. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi di habitat aslinya sebagai bank plasma

nutfah perlu perlindungan lebih ketat.

2. Pemanfaatan pasak bumi sebagai tanaman obat adalah seluruh bagian tumbuhan,

namun masyarakat lebih banyak menggunakan bagian akarnya. Oleh sebab itu dapat

mengancam kelestarian tumbuhan tersebut. Diharapkan ada pihak tertentu yang

menyediakan bibitnya, karena masyarakat mau membudidayakan tapi tidak ada

bibit untuk mereka tanam.

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Ang, H. H. dan Lee, K. L. 2003. Eurycoma longfolia Jack. Enhances sexual motivation in Middle - aged Male mice. Abstract. Journal of Basic Clinical Physiology Pharmacology 4(3):301-308.

Ang, H. H. dan Ngai, T. H. 2003. Effect of Eurycoma longfolia Jack on sexual qualities in middle aged Male rats. Phytomedicine 10(6-7):590-59

Ang, H. H., Chan, K. L., Gan, E. K. dan Yuen, K. H. Tongkat Ali a Traditional Century - Old Remedy, For Energy & Performance with Aphrodisiac Properties. School of Pharmacentical Sciences, University of Science Malaysia. Penang; Malaysia.

Arief, A. 1994. Hutan, hakikat dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Ed.1.Cet.1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm. 4,100.

Baharuddin, S. N. 1999. Malaysian Herbal Monograph. School of Biological Sciences, University Sains Malaysia.

Borror, D. J. , Triplehorn, C. H. , dan Johnson, N . F. 1999. Pengenalan Pelajaran Serangga edisi VI. Gadjah Mada Universitas Press.

Burkill, I. H. dan Fendrick, L. S. 1966. Economic Products of the Malay Peninsula,Vol. I. Ministry of Agriculture and Co - operatives, Kuala Lumpur, Malaysia.

Buttler, R. A. 2001. Tropical Rainforests Of The World. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Indie www.trulyjogja.com.

Cronquist, A. 1981. An integrated system of classification of flowering . New York: Colombia University Press.

Departemen Kehutanan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam TNGL. 1990. Inventarisasi Flora dan Fauna di Kawasan Hutan Bukit Lawang-Bohorok Taman Nasional Gunung Leuser. Kotacane.

Djufri. 2002. Penentuan Pola Distribusi , Asosiasi, dan Interaksi Spesies Tumbuhan Khususnya Padang Rumput di Taman Nasional Baluran Jawa Timur, Vol.III No.1. IPB, Bogor.

Foth, H. D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit : Gadjah Mada University Press.

Universitas Sumatera Utara Hadad, E. A. dan Taryono, M. 1998. Pasak bumi Eurycoma longfolia Jack. Didalam: Supriadi. Tumbuhan obat, khasiat dan penggunaannya. Jakarta : Pustaka Indonesia.

Hadiah, J. T. 1990. Eurycoma longifolia Jack (Pasak bumi). Kebun Raya Bogor. Published in Eksplorasi 2.4, hlm 6. http://www.bogor.indo.net.id

Haeruman, H. 1980. Hutan Sebagai Lingkungan Hidup. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Hafild dan Aniger. 1984. Lingkungan Hidup di Hutan Hujan Tropika. Cet. 1. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.

Hariyanto, N. M., Sawatiri, R., dan Subiandono, E. 2006. Kajian Ekologi dan Potensi Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) di Kelompok Hutan Sungai Manna – Sungai Nassal, Bengkulu. Jurnal Buletin Plasma Nutfah 12 (2): 69 - 75.

Hasan, I. 2002 . Pokok–pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.

Indriyanto. 2006. Cetakan Pertama. Ekologi Hutan. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.

Irwan, Z. D. 1992. Prinsip – Prinsip Ekologi dan Organisme Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Keng, H.1986. Order dan Famili Tumbuhan Berbiji di Tanah Melayu. Dewan Bahasa dan Pustaka Pementerian Pembelajaran Kuala Lumpur, Malaysia. . Krebs, C. J. 1985. Ecology:The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Third Edition. New York: Harper & Row Publishers Inc.

Kuo, P. C., Damu, A. G., dan Lee, K. H., Wu TS. 2004. Cytotoxic and Antimalarial Constituents From the Roots of Eurycoma longifolia. Bioorganic and Medicinal Chemistry 12:537-544.

Kusmana, C. dan Istomo.1995. Ekologi Hutan. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Kusmayadi dan Sugiarto, E. 2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara Lawrence, G. H. M .1951. Taxonomy of Vascular Plants. New york: Mac millan Company Minorsky. 2004. On the inside. Plant Physiology. 131 (3): 1157 - 1158.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2003. Laporan Eksplorasi Flora Sumatera Utara.

Nooteboen, H. I. 1962. Flora Malesiana , Seri I Vol VI. Published by : Noodhoff, K. N. V. Jakarta 1948-1954.

Nuryamin, A. 2000. Studi Potensi Tumbuhan Obat Akar Kuning (Arcangelisia flava L. Merr), Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack), Seluang belum (Luvunga eleutheranda Dalz) dan Gin Kalimantan (Psychotria valetonii I locrhr). Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak diterbitkan.

Padua, L. S. N., Bunyapraphatsam, dan Lemmens, R. H. M. J. 1999. Plant Resources Of South – East Asia. Medicinal and Poionous Plants 1. Penerbit Prosea, Bogor.

Padua, L. S. N., Bunyapraphatsam, dan Lemmens, R. H. M. J. 1999. Medicinal dan bpoisonous Plants 1. Plant Resources of South-East Asia.

Panjaitan, R. G. Putri. 2008. Pengujian Aktivitas Hepatoprotektor Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) . Disertasi. Sekolah pasca sarjana Institut Pertanian Bogor.Tidak diterbitkan.

Panjaitan, R. G., Putri, Jayuska, A., Harahap dan Zakiah, Z. 2009. Pemberian Akar Pasak Bumi ( Eurycoma longifolia Jack ) Pada Induk Laktasi Untuk Meningkatkan Bobot Badan Anak Mencit. Makara, Sains, 13 (2): 195-199.

Reid, W . V., Sarah, A. L., Carrie, A. M., Rodrigo, G., Ana, S., Daniel, H. J. I., Mchael, A. G., dan Calestous, J. 1993. Biodiversity Prospecting : Using Genetic Resouerces for Suistanabel development Word Resources Institute. USE.

Ridley, H. N. 1966. The Flora of Malay Peninsula I. Published under The Authority Of The Government Of The Snoits Sethlements.

Saad, J. M. 1997. Pengaruh Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Putih. Forest Research Institute of Malaysia.News Agency. http://e.n.wikipedia.org/WikiEurycoma_longifolia.

Universitas Sumatera Utara Satayavivad, J., Soonthornchareonnon, N., Somanaban, A., dan Thebtaranonth, Y. 1998. Toxicological And Antimalarial activity of Eurycomalactone and Eurycoma longifolia extract in mice. Thai Journal of Phytopharmacy 5 (2):1-20

Schmidt, F. H. dan Ferguson, J. H. A. 1951. Rainfall types based on wet and dry period ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verhand. No. 42 Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Shaari, K., Kadir, A. A.dan Ali, A. R. M. 1992. Medicinal Products From Tropical Rain Forests. Malaysia : Forest Research Institute.

Siregar, L., Keng, C. L. , dan Lim , B. P. 2003. Selection of cell source and the effect of pH and MS macronutrients on biomass production in cell cultures of ( Eurycoma longifolia Jack ). Journal of Plan Biotechnology, 5(2) :125-130.

Siregar, L. dan Keng, C. L. 2002. In Vitro Shoot Organogenesis of Eurycoma longifolia. School of Biological Sciences, University Sains Malaysia. 6(2) :131-135.

Smith, R. L. 1977. Element of Ecology. Harper & Row, Publisher, New York.

Soerianegara, I. dan Indrawan, A . 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan.Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Syahputra , F. 2007. Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Sekitar Hutan Taman Nasional Gunung Leuser ( TNGL ) Wilayah Kerja Bukit Lawang. Fakultas Kehutanan Sumatera Utara. Tidak Diterbitkan.

Whitmore, T. C. 1973. Tree Flora of Malaya Vol II. Longman Malaysia.

Whitmore, T. C. 1984. Tropical Rain Forest of The Far East. Second Edition. Oxfort Unifersity Press. New York.

Wihermanto .2003.Dispersi Asosiasi dan Status Populasi Tumbuhan Terancam Punah di Zona Submontana dan Montana Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Pusat Konservasi Tumbuchan – Kebun Raya Bogor, Bogor.

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1

FORMAT PELAYANAN JASA INFORMASI KLIMATOLOGI INFORMASI CURAH BULANAN (mm) POS PENGAMATAN / STASIUN : BUKIT LAWANG KAB. LANGKAT

TAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES Rata-rata 1999 142 106 221 396 218 186 183 245 301 244 341 292 2875 2000 114 132 134 428 211 289 269 274 290 288 342 276 3047 2001 259 221 190 410 262 311 282 313 469 478 355 283 3833 2002 473 151 144 590 200 145 276 418 1010 402 216 194 4219 2003 452 456 381 588 263 450 461 168 672 702 452 886 5931 2004 780 786 518 395 304 253 337 79 659 616 590 382 5699 2005 1058 420 975 379 564 550 536 280 573 695 680 913 7623 2006 335 436 456 658 716 346 65 369 744 639 322 397 5483 2007 227 359 403 44 493 400 247 755 407 268 441 441 4485 2008 748 282 604 492 198 401 428 636 596 356 600 600 5941 Rata- 4588 3349 4026 4380 3429 3331 30843537 5721 4688 4339 4664 rata 49135 Medan, Nopember 2009

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2

Tabel data lapangan Pengamatan Vegetasi Bukit Lawang Bentuk Pertumbuhan : Seedling (Semai)

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Baja – baja Sp 138. Aglaia tricosternon C.DC. Meliaceae 3 2 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 2 3 Rambutan ayam Sp 17. Aporusa sp Euphorbiaceae 1 I 4 Jengkol Hutan Sp 14. Archidendron sp Memosaceae 2 5 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 100 cm 6 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 60 cm 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 32 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 20 cm 2 Jengkol Hutan Sp 14. Archidendron sp Memosaceae 11 II 3 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 5 4 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 40 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 15.Disoxylum exselsum Meliaceae 1 2 Sp 16.Claoxylon longifolium MIQ Euphorbiaceae 1 III 3 Rambutan ayam Sp 17.Aporosa sp Euphorbiaceae 4 4

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 23. Mangivera longives Anacardiaceae 1 2 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 1 3 Rambutan ayam Sp 17 Aporusa sp Euphorbiaceae 3 IV 4 Sp 26. Dialium indum Leguminoceae 1 5 Sp 4. Endiandra evadenia Lauraceae 3 KOSTERM

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 7 V 2 Sp 23. Mangivera longives Anacardiaceae 1 3 Sp 30. Litsea amora Lauraceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 31. Palaqium rostratum Sapotaceae 1 2 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 37 cm VI 3 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 71 cm 4 Terep Sp 84. Atrocarpus elasticus Moraceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 112 cm VII 2 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 3 3 Rambutan batu Sp 20. Nephelium mulabille Sapindaceae 1

Universitas Sumatera Utara Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 41. Bovea microphylla GRIFF Anacardiaceae 1 2 Sp 42. Eugenia grandis Myrtaceae 1 VIII 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 1 4 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 2

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 1 IX 2 Sp 52. Terminalia sp Combrotaceae 1 3 Kopi kopi Sp 29. Canarium comune Burseraseae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Bunga jarum Sp 11. Ixora sp1 Rubiaceae 1 2 Rambai hutan Sp 60. Baccaurea sp 1 Euphorbiaceae 2 X 3 Petai hutan Sp 61. Parkia roxburghii Leguminoseae 1 4 Manggis hutan Sp 62. Garcinia mangostana Guttiferaceae 3

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 1 2 Jelutung Sp 70. Dyera costulata Apocynaceae 1 3 Langsat hutan Sp 71. Lansium sp Meliaceae 1 4 Sp 2. Gironniera sp. Ulmaceae 1 XI 5 Sp 73. Shorea scabrida 1 6 Sp 44. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 1 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 45 cm 8 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 97 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 82 cm 2 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 70 cm 3 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 148 cm 4 Sp 7. Moesa sp 1 Myrsinaceae 1 XII 5 Sp 26. Dialum indum Leguminosaceae 1 6 Sp 81. Hedyotis phicippensis RIDL Rubiaceae 1 7 Sp 87. Rhodan cinerea JACK Myrtaceae 2 8 Sp 86. Garcinia nigrolinellata Clusiaceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2 2 Sp 94. Antidesma neurocarpum Euphorbiaceae 1 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 2 XIII 4 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 43 cm 5 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 55 cm 6 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 130 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 58 cm 2 Sp 96. Switonia acuta Anacardiaceae 5 XIV 3 Sp 11. Ixora sp Rubiaceae 5 4 Sp 44. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 8

Universitas Sumatera Utara

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 104. Diospyros decipiens Ebenaceae 1 2 Sp 7. Moesa sp. Myrsinaceae 3 3 Sp 106. Lasianthus stipulans Rubiaceae 1 XV 4 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 1 5 Sp 108. Lunasia amara BLANCO Rutaceae 1 6 Menyan Sp 109. Styrax benzoin Styracaceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 115.Vatica bancana Dipterocarpaceae 2 2 Apas- apas Sp 12.Cinamommum oblusifolium Lauraceae 2 3 Sp 117.Aglaia graffithii Meliaceae 3 4 Sp 118.Coffea malayana RIDL Rubiaceae 1 5 Sp 119.Ixora finlaysoniana WALL Rubiaceae 1 6 Sp 120. Buchanania sessifolia BL Anacardiaceae 1 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 63 cm XVI 8 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 67 cm 9 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 78 cm 10 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 34 cm 11 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 112 cm 12 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 120 cm 13 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 145 cm 14 15

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 96. Swintonia acuta Anacardiaceae 3 2 Sp 11. Ixora sp 1 Rubiaceae 1 3 Sp 128. Hydnocarpus filipes Flacoutiaceae 2 4 Sp 4. Endiandra evadenia K Lauraceae 1 XVII 5 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 98 cm 6 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 45 cm 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 37 cm 8 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 25 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 5 2 Sp 141. Buchanania sessifolia BL. Anacardiaceae 7 3 Sp 142. Gironniera parvifolia Ulmaceae 1 XVIII 4 Sp 11. Ixora sp 1 Rubiaceae 1 5 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 1 6 Sp 2. Gironniera sp. Ulmaceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 20. Eugenia polta KING Myrtaceae 2 2 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 2 3 Sp 93. Palaqium hexandrum sapotaceae 3 XIX 4 Sp 20. Eugenia polta KING Myrtaceae 3 5 Sp 154. Psychotria obovata Rubiaceae 3 6 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 1 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 95 cm

Universitas Sumatera Utara Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 136. Hymenocardia punctata Euphorbiaceae 3 2 Sp 94. Antidesma neurocarpum Euphorbiaceae 4 3 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 2 4 Rambutan batu Sp 20. Nepheluim mutabile Sapidaceae 1 5 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 1 XX 6 Sp 118. Coffea malayana Rubiaceae 1 7 Sp 42. Eugenia grandis Myrtacea 1 8 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 56 cm 9 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 12 cm 10 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 42 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 9. Endiandra evadenia K Lauraceae 1 2 Sp 106. Lasianthus stipulans Rubiaceae 1 XXI 3 Sp 94. Antidesma neurocarpum Euphorbiaceae 1 4 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 1 5 Sp 2. Gironniera sp. Ulmaceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 25 cm 2 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 34 cm 3 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 53 cm 4 Medang pisang Sp 219. Alseodaphne poetida Lauraceae 1 5 Sp 56. Pongamia pinnata Pabaceae 1 XXII 6 Sp 20. Eugenia polta KING Myrtaceae 1 7 Sp 222. Antiaris toxicaria Moraceae 2 8 Sp 11. Ixora sp 1 Rubiaceae 1 9 Sp 86. Garcinia nigrolinellata Clusiaceae 1 10 Malu tua Sp 137. Eugenia sp Myrtaceae 1

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 5 2 Sp 23. Mangivera longives Anacardiaceae 1 3 Sp 119. Ixora finlaysoniana Rubiaceae 5 XXIII 4 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 1 5 Sp 4. Endiandra evadenia Lauraceae 2 6 Darah darah Sp 194.Horsfieldia irya Myristicaceae 1 7 Sp 222. Antiaris toxicaria Moraceae 3

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 4 XXIV 2 Sp 40. Lindera glauca BL Laursceae 3 3 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 2

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 1 2 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 2 3 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 2 XXV 4 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 1 5 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 1 6 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 2

Universitas Sumatera Utara Subplot No. Nama Jenis / Spesies Famili Kerapatan Daerah 1 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 3 2 Sp 301. Psychatria stipulae Rubiaceae 2 3 Sp 9. Endiandra evadenia KOSTERM Lauraceae 3 XXVI 4 Sp 303. Aporosa prainiana Euphorbiaceae 1 5 Sp 40. Lindera glauca BL Laursceae 4 6 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 35 cm 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 49 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 2 2 Meranti buaya Sp 73. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 1 3 Sp 311. Litsea sepikonsis KOSTERM Lauraceae 1 XXVII 4 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 1 5 Sp 119. Ixora finlaysoniana WALL Rubiaceae 1 6 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 31 cm

Subplot No. Nama Jenis / Spesies Famili Kerapatan Daerah 1 Semantuk Sp 316. Shorea multiflora Dipterocarpaceae 3 2 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 2 3 Sp 52. Terminalia sp Combrotaceae 2 4 Sp 40. Lindera glauca BL Laursceae 2 XXVIII 5 Apas- apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 4 6 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 70 cm 7 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 100 cm 8 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 30 cm

Subplot No. Nama Daerah Jenis / Spesies Famili Kerapatan 1 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 80 cm 2 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae 35 cm 3 Arang arang Sp 39. Diosporus malam Ebenaceae 2 XXIX 4 Baja baja Sp 138. Aglaia tricosternon Meliaceae 1 5 Apas apas Sp 12. Cinamommum oblusifolium 2 6 Kopi kopi Sp 118. Coffea malayana Rubiaceae 1

Subplot No. Nama Jenis / Spesies Famili Kerapatan Daerah 1 Sp 133. Eugenia helferi Myrtaceae 2 2 Sp 118. Coffea malayana RIDL Rubiaceae 3 XXX 3 Sp 13. Eucaliptus corimbosa Myrtaceae 1 4 Sp 115. Vatica bancana Dipterocarpaceae 2

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3

Tabel data lapangan Pengamatan Vegetasi Bukit Lawang.

Bentuk Pertumbuhan : Sapling (Pancang/ Permudaan)

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diamet(cm) Tinggi(m) 1 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 9.0 6.5 2 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 8.0 5.0 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 8.5 5.5 4 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 7.0 3.5 5 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 8.0 5.0 6 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 8.5 6.0 7 Sp 2. Gironniera sp. Ulmaceae 6.0 3.0 I 8 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 5.0 2.0 9 Sp 4. Endiandra evadenia KOSTERM Lauraceae 5.0 2.0 10 Sp 1. Spondias cytherea SONN Anacardiaceae 8.5 6.0 11 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 4.0 1.8 12 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 5.5 2.5 13 Sp 7. Moesa sp.1 Myrsinaceae 5.0 2.0 14 Sp 2. Gironniera sp. Ulmaceae 4.0 1.8 15

Suhu udara : 220C Suhu tanah : 240C PH tanah : 6.0 Kelembaban udara : 92 % Intensitas cahaya : 33 x 10 lux

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 4.0 2.0 2 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 6.5 4.5 3 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 4.0 2.0 4 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 7.0 4.5 5 Sp 14. Archidendron sp Memosaceae 4.0 1.6 II 6 Sp 11. Ixora sp 1 Rubiaceae 5.0 2.4 7 Sp 11. Ixora sp 1 Rubiaceae 7.0 4.0 8 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 5.0 2.5 9 Sp 13. Eucaliptus corimbosa SW Myrtaceae 5.0 2.5 10 Sp 7. Moesa sp Myrsinaceae 7.0 5.0

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3…

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tingg(m) 1 Sp 18. Eusideroxylon zwagen Lauraceae 6.0 3.0 2 Sp 19. Cleidion spiciflorum MERR Euphorbiaceae 6.5 3.5 3 Sp 17. Aporusa sp Euphorbiaceae 5.0 2.0 4 Sp 20. Nephelium mulabile Sapindaceae 5.0 2.0 5 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 7.0 4.0 6 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 5.5 2.5 7 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 6.0 3.0 III 8 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 9.5 8.0 9 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 8.0 5.0 10 Sp 19. Cleidion spiciflorum MERR Euphorbiaceae 7.0 4.0 11 Sp 19. Cleidion spiciflorum MERR Euphorbiaceae 7.0 4.0 12 Sp 19. Cleidion spiciflorum MERR Euphorbiaceae 7.5 5.0 13 Sp 19. Cleidion spiciflorum MERR Euphorbiaceae 5.0 2.0 14 Sp 19. Cleidion spiciflorum MERR Euphorbiaceae 6.0 3.0 15

Suhu udara : 240C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.2 Kelembaban udara : 91% Intensitas cahaya : 76 x 10 lux Ketinggian tempat : 401 mdpl

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diamet (cm) Tiang(m) IV 1 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.0 2.0 2 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.3 2.5 3 Sp 4. Endiandra evadenia KOSTERM Lauraceae 3.0 1.6 4 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 4.5 2.5 5 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 3.0 1.8 6 Sp 26. Dialium indum Leguminoceae 8.0 5.0 7 Sp 26. Dialium indum Leguminoceae 9.0 7.0

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) V 1 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 4.0 2.0 2 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 4.0 2.0 3 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 5.0 3.0 4 Sp 23. Mangivera longives Anacardiaceae 4.0 2.0 5 Sp 23. Mangivera longives Anacardiaceae 4.0 2.0 6 Sp 133. Eugenia helferi Myrtaceae 5.0 3.0 7 Sp 28. Shorea materialis Dipterocarpaceae 4.0 2.0 8 Sp 29. Canarium comune L 5.0 3.0

Suhu udara : 240C Suhu tanah : 240C PH tanah : 6.3 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 51 x 10 lux Ketinggian tempat : 245 mdpl N 03032’57.0” E 098006’51.6

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3 …

Subplot No Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) . VI 1 Sp 84. Arthocarpus elasticus Moraceae 4.0 2.2 2 Sp 20. Nephelium mutabile Sapindaceae 7.0 5.0 3 Sp 20. Nephelium mutabile Sapindaceae 4.0 2.0 4 Sp 32. Acronychia laurifolia Rutaceae 6.0 4.0 5 Sp 13. Eucaliptus corimbosa Myrtaceae 6.0 4.0 6 Sp 34. Litsea sepikonsis KOSTERM Lauraceae 7.0 5.0 7 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2.3 1.7 8 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.7 1.8 9 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.5 2.0

Suhu udara : 210C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.2 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 140 x 10 lux Ketinggian tempat : 280 mdpl N 03032’54.2” E 098006’53.5”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.7 1.6 2 Sp 36. Shorea blumtensis Dipterocarpaceae 5.5 3.5 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 5.0 3.0 VII 4 Sp 11. Ixora sp Rubiaceae 5.0 3.0 5 Sp 39. Diospyros malam Ebenaceae 6.5 4.5 6 Sp 40. Lindera glauca BL Lauraceae 8.0 6.0 7 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2.0 1.7

Suhu udara : 210C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.8 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 168 x 10 lux Ketinggian tempat : 270 mdpl N 03032’51.0” E 098006’52.4”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi (m) VIII 1 Sp 28. Shorea materialis Dipterocarpaceae 4.5 2.5 2 Sp 44. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 5.5 3.5 3 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 4.5 2.2 4 Sp 11. Ixora sp 1 Rubiaceae 6.0 4.0 5 Sp 49. Eugenia densiflora Myrtaceae 5.0 3.0 6 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 6.0 4.0 7 Sp 51. Actinidia sp Actinidiaceae 7.0 5.0

Suhu udara : 220C Suhu tanah : 230C

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Lampiran 3 …

PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 208 x 10 lux Ketinggian tempat : 282 mdpl N 03032’48.4” E 098006’51.2”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 7,0 5,0 2 Sp 55. Rhinorea anguifera Violaceae 5.0 3,0 3 Sp 56. Pongamia pinnata Pabaceae 5,0 3,0 IX 4 Sp 17. Aporusa sp Euphorbiaceae 4,5 2,5 5 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 5,0 3,0 6 7

Suhu udara : 240C Suhu tanah : 280C PH tanah : 6.8 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 72 x 10 lux Ketinggian tempat : 270 mdpl N 03032’47.3” E 098006’47.1”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 63. Disoxylum arborecens Meliaceae 7.0 5.0 2 Sp 64. Canarium rufum BENN Burseraseae 6.5 4.5 3 Sp 30. Litsea amora Lauraceae 4.5 2.5 X 4 Sp 56.Pongamia pinnata Pabaceae 9.5 8.0 5 Sp 64. Canarium rufum BENN Burseraseae 5.5 3.5 6 Sp 6. Hydnocarpus wrayi KING Flacourtiaceae 4.5 2.5

Suhu udara : 270C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.2 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 32 x 10 lux Ketinggian tempat : 365 mdpl N 03032’45.7” E 098006’41.2”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 34. Litsea sepikensis KOSTERM Lauraceae 4.5 2.5 2 Sp 76. Ruelia sp Theaceae 7.0 5.0 XI 3 Sp 15. Disoxylum exelsum Meliaceae 6.0 4.0 4 Sp 14. Archidendron sp Memosaceae 5.0 3.0

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3…

Suhu udara : 220C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.2 Kelembaban udara : 84% Intensitas cahaya : 24 x 10 lux Ketinggian tempat : 352 mdpl N 03032’48.4” E 098006’41.4”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 87. Rhodan cinerea Myrtaceae 4.0 3.0 2 Sp 87. Rhodan cinerea Myrtaceae 5.5 3.5 3 Sp 86. Garcinia nigrolinellata PLANK Clusiaceae 5.0 3.0 4 Sp 70. Dyera costulata Apocynaceae 4.5 2.5 XII 5 Sp 87. Rhodan cinerea Myrtaceae 4.5 2.5 6 Sp 82. Eurya trichocarpa Theaceae 4.5 2.5 7 Sp 84. Artocarpus elasticus Moraceae 5.5 3.5 8 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Theaceae 5.0 3.0 9 Sp 86. Garcinia nigrolinellata PLANK Clusiaceae 6.0 4.0 10 Sp 86. Garcinia nigrolinellata PLANK Clusiaceae 4,5 2,4

Suhu udara : 250C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.4 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 24 x 10 lux Ketinggian tempat : 258 mdpl N 03032’58.1” E 098006’51.5”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 6.0 4.0 2 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 9.0 6.0 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 7.5 5.0 XIII 4 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 4.5 2.5 5 Sp 40. Lindera glauca BL Laursceae 5.0 3.0 6 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 7.5 5.5 7 Sp 93. Palaqium hexandrum Sapotaceae 5.5 3.0

Suhu udara : 230C Suhu tanah : 240C PH tanah : 5.6 Kelembaban udara : 92%

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3 …

Intensitas cahaya : 82 x 10 lux Ketinggian tempat : 293 mdpl

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3.5 5.0 2 Sp 86. Garcinia nigrolinellata PLANK Clusiceae 5.5 3.5 3 Sp 86. Garcinia nigrolinellata PLANK Clusiceae 7.0 4.5 4 Sp 86. Garcinia nigrolinellata PLANK Clusiceae 9.5 7.0 5 Sp 40. Lindera glauca BL Laursceae 6.5 4.0 XIV 6 Sp 40. Lindera glauca BL Laursceae 8.5 6.5 7 Sp 101. Alophyllum pulcherimum Clusiceae 3.5 2.0 8 Sp 102. Scutinanthe brunnea Burseraceae 8.0 6.0 9 Sp 40. Lindera glauca BL Lauraceae 6.5 4.0 10 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3.5 6.0 Suhu udara : 210C Suhu tanah : 220C PH tanah : 6.4 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 52 x 10 lux Ketinggian tempat : 296 mdpl N 03032’54.5” E 098006’48.5”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi (m) 1 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 6.0 4.0 2 Sp 44. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 5.0 3.0 3 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 6.0 4.0 XV 4 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 6.0 4.0 5 Sp 23. Mangifera longifes Anacardiaceae 8.5 6.0 6 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3.5 5.0 Suhu udara : 210C Suhu tanah : 220C PH tanah : 6.4 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 52 x 10 lux Ketinggian tempat : 295 mdpl N 03032’52.3” E 098006’48.2”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 4.0 2.0 2 Sp 121. Macaranga triloba Euphorbiaceae 4.0 2.0 3 Sp 121. Macaranga triloba Euphorbiaceae 8.5 6.0 4 Sp 122. Bisscoffia javanica Euphorbiaceae 5.5 3.5 XVI 5 Sp 122. Bisscoffia javanica Euphorbiaceae 5.0 3.0 6 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 5.5 3.5 7 Sp 124. Syzium sp Myrtaceae 5.0 3.0 8 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 5.0 3.0 9 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.5 3.7

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3 …

Suhu udara : 260C Suhu tanah : 260C PH tanah : 6.0 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 58 x 10 lux Ketinggian tempat : 303 mdpl N 03032’50.6” E 098006’49.7”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 5.0 3.0 2 Sp 131. Hymenacardia punctata Euphorbiaceae 9.5 7.0 3 Sp 101. Alophyllum pulcherimum Clusiaceae 5.0 3.0 4 Sp 133. Eugenia helferi Myrtaceae 8.0 6.0 5 Sp 133. Eugenia helferi Myrtaceae 6.0 4.0 6 Sp 133. Eugenia helferi Myrtaceae 9.5 7.0 7 Sp 133. Eugenia helferi Myrtaceae 8.5 6.5 XVII 8 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 4.0 2.0 9 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 4.5 2.5 10 Sp 135. Tarena pulchra RIDL Rubiaceae 5.5 3.5 11 Sp 131. Hymenacardia punctata Euphorbiaceae 5.0 3.0 12 Sp 137. Eugenia sp Myrtaceae 6.0 4.0 13 Sp 137. Eugenia sp Myrtaceae 5.5 3.5 14 Sp 138. Aglaia tricosternon C.DC. Meliaceae 7.0 5.0 15 Sp 139. Gironniera subaequalis Ulmaceae 5.5 3.5 Suhu udara : 270C Suhu tanah : 260C PH tanah : 5.8 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 318 x 10 lux Ketinggian tempat : 339 mdpl N 03032’50.2” E 098006’46.4”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 40. Lindera glauca BL. Lauraceae 3.5 3.5 2 Sp 147. Eugenia polyantha WIGHT Myrtaceae 5.5 3.5 XVIII 3 Sp 148. Lindera turfosa Lauraceae 5.0 3.0 4 Sp 25. Trema angustifolia Ulmaceae 5.0 3.0

Suhu udara : 260C Suhu tanah : 260C PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 318 x 10 lux Ketinggian tempat : 361 mdpl

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3 … Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi (m) 1 Sp 156. Litsea umbellata MERR Lauraceae 5.5 3.5 2 Sp 82. Eurya trichocarpa Theaceae 5.0 3.0 3 Sp 158. rostrata Burseraceae 6.0 4.0 XIX 4 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 5.0 3.0 5 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 8.5 7.0 6 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 9.5 9.0 Suhu udara : 210C Suhu tanah : 240C PH tanah : 5.8 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 4 x 10 lux Ketinggian tempat : 341 mdpl N 03032’45.0” E 098006’37.5”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 4.0 2.0 2 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 4.5 2.5 3 Sp 11. Ixora sp Rubiaceae 8.5 6.5 XX 4 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 5.0 3.0 5 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 4.5 2.5 6 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.0 1.7 7 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2.5 8.0 Suhu udara : 250C Suhu tanah : 240C PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 244 x 10 lux Ketinggian tempat : 344 mdpl N 03032’43.5” E 098006’47.0”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 5.0 3.0 2 Sp 214. Castanopsis tungurut Fagaceae 4.0 2.0 3 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 4.5 2.5 4 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 4.5 2.5 XXI 5 Sp 3. Eugenia polita KING Myrtaceae 5.5 3.5 6 Sp 217. Shorea sp Dipterocarpaceae 5.5 3.5 7 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 5.0 3.0 8 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3.0 4.0 9 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 9,0 8,0 Suhu udara : 260C Suhu tanah : 240C PH tanah : 6.62 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 073 x 10 lux Ketinggian tempat : 318 mdpl N 03032’44.6” E 098006’44.0”

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3 …

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 214. Castanopsis tungurut Fagaceae 4.0 2.0 2 Sp 44. Shorea platiclados Dipterocarpaceae 3.0 5.0 3 Sp 2. Gironniera sp. Ulmaceae 6.0 4.0 4 Sp 44. Shorea platiclados Dipterocarpaceae 4.0 2.1 XXII 5 Sp 120. Buchanania sesifolia BL Anacardiaceae 9.5 8.0 6 Sp 86. Garcinia nigrolinellata P. Clusiaceae 4.5 2.5 7 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 4.0 2.1 8 Sp 253. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 4.0 2.1 9 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2.5 3.2

Suhu udara : 250C Suhu tanah : 230C PH tanah : 6.5 Kelembaban udara : 84% Intensitas cahaya : 41 x 10 lux Ketinggian tempat : 332 mdpl N 03032’43.2” E 098006’36.7”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 103.Santina oblongifolia Burseraceae 7.5 5.5 2 Sp 102.Scutinanthe brunnea Burseraceae 5.5 3.5 3 Sp 103.Santina oblongifolia Burseraceae 8.0 6.0 XXIII 4 Sp 1. Spondies cutherea SONN anacardiaceae 5.0 3.0 5 Sp 40. Lindera glauca BL. lauraceae 5.0 3.0 6 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 6.4 12.0

Suhu udara : 250C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 39 x 10 lux Ketinggian tempat : 387 mdpl N 03032’43.6” E 098006’31.9”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1.6 2.0 2 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2.5 6.0 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 6.0 4.0 4 Sp 1. Spondies cutherea SONN Anacardiaceae 4.5 2.5 XXIV 5 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 6.0 4.0 6 Sp 1. Spondies cutherea SONN Anacardiaceae 5.0 3.0 7 Sp 120. Buchanania sessifolia BL Anacardiaceae 8.0 6.0 8 Sp 120. Buchanania sessifolia BL Anacardiaceae 5.0 3.0 9 Sp 147. Eugenia polyantha WIGHT Myrtaceae 8.0 6.0 Suhu udara : 250C Suhu tanah : 250C

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3…

PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 39 x 10 lux Ketinggian tempat : 387 mdpl N 03032’43.6” E 098006’31.9”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 4.5 2.5 2 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 7.0 5.0 3 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 6.0 4.0 XXV 4 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 5.0 3.0 5 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 9.5 9.0 6 Sp 253. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 7.0 5.0 7 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 5.0 3.0 Suhu udara : 250C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 39 x 10 lux Ketinggian tempat : 387 mdpl N 03032’34.4” E 098006’39.4”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3.0 4.0 2 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 9.0 8.0 3 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 9.5 8.0 4 Sp 34. Litsea sepikonsis K. Lauraceae 4.5 2.5 5 Sp 306. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 7.0 5.0 6 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 6.0 4.0 XXVI 7 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 8.5 7.0 8 Sp 85. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 9.0 8.0 9 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 7.0 5.0 10 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 7.0 5.0 11 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 8.5 7.0 12 Sp 203. Gironniera nervosa Ulmaceae 8.5 7.0 13 Sp 118. Coffea malayana RIDL Rubiaceae 5,5 3,5

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 8.0 6.0 2 Sp 12. Cinamommum oblusifolium Lauraceae 7.0 5.0 XXVII 3 Sp 314. Taractogenesis konsteri Flacourtaceae 5.0 3.0 4 Sp 314. Taractogenesis konsteri Flacourtaceae 6.0 4.0 5 Sp 11. Ixora sp Rubiaceae 7.0 5.0 Suhu udara : 270C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.4 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 362 x 10 lux

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 3 …

Ketinggian tempat : 295 mdpl N 03032’37.1” E 098006’52.4”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 6.0 4.0 2 Sp 15. Disoxylum exselsum Meliaceae 4.5 2.5 3 Sp 39. Diospyros malam Ebenaceae 6.0 4.0 4 Sp 73.Shorea scabrida Dipterocarpaceae 7.0 5.0 XXVIII 5 Sp 323. Lindera pipericarpa Lauraceae 8.0 6.0 6 Sp 18. Eusideroxylon zwagen Lauraceae 5.5 3.5 7 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 5.0 3.0 8 Sp 70. Dyera costulata Apocynaceae 6.5 4.5

Suhu udara : 240C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.8 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 124 x 10 lux Ketinggian tempat : 223 mdpl N 03033’00.9” E 098006’55.7”

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 133. Eugenia helfferi Myrtaceae 8.5 7.0 2 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 7.0 5.0 XXIX 3 Sp 36. Shorea blumutensis Dipterocarpaceae 5.0 3.5 4 Sp 134. Gironniera hirta Ulmaceae 3.0 1.7 5 Sp 29. Canarium comune L. Burseraceae 4.0 3.0

Subplot No. Jenis / Spesies Famili Diameter(cm) Tinggi(m) 1 Sp 28. Shorea materialis Dip[terocarpaceae 5.0 4.0 2 Sp 109. Styrax benzoin Stiracaceae 6.5 4.5 XXX 3 Sp 109. Styrax benzoin Stiracaceae 5.0 3.0 4 Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2.0 3.0 5 Sp 14. Archidendron sp Memosaceae 7.5 5.5

Suhu udara : 250C Suhu tanah : 250C PH tanah : 6.6 Kelembaban udara : 92% Intensitas cahaya : 39 x 10 lux Ketinggian tempat : 387 mdpl N 03032’34.4” E 098006’39.4”

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Tabel data lapangan Pengamatan Vegetasi Bukit Lawang Tingkat Pertumbuhan tiang…

Plot No Nama lokal Jenis/ Spesies Famili Tinggi Radius LBD

I 1 Mangga hutan Sp 18. Mangifera longifes Anacardiaceae 10 5 78.5 2 Batang beralur Sp 41. Dysoxilum arborecens Meliaceae 12 8.5 226.9 3 Batang beralur Sp 41. Dysoxilum arborecens Meliaceae 14 8.5 226.9 4 Mangga hutan Sp 18. Mangifera longifes Anacardiaceae 10 8.5 226.9 II 1 Kopi- kopi Sp 22. Canarium comune Burseraceae 15 7 153.9 2 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 17 9.85 304.7 3 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.8 105.6 4 Theaceae Sp 120. Eurya acuminata Theaceae 16 6.3 124.6 5 Batang beralur Sp 41. Dysoxilum arborecens Meliaceae 12 8.5 226.9 III 1 Jambu jambu Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 30 10 314 2 Mangga hutan Sp 18. Mangifera longifes Anacardiaceae 20 8.5 226.9 3 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 30 9.75 298.5 4 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 17 8.5 226.9 5 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 15 6.4 128.6 IV 1 Tulang ayam Sp 147. Pterospermum diversif Sterculiaceae 15 6 113 2 Mangga hutan Sp 18. Mangifera longifes Anacardiaceae 25 7.5 176.6 3 Mangga hutan Sp 18. Mangifera longifes Anacardiaceae 20 8.5 226.9 4 Jambu jambu Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 19.4 8.65 234.9 5 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 30 9.75 298.5 V 1 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 6.25 122.7 2 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 17 8.5 226.9 3 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 12 8 201 4 Medang putih Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 25 9.8 301.6 5 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 10 5.4 91.56 VI 1 Meranti buaya Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 20 5.85 107.5 2 Darah darah Sp 85. Horsfieldia irya Myristicaceae 25 6.65 138.9 3 Meranti merah Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 15 9.95 310.9 VII 1 Jelutung Sp 43. Dyera costulata Apocynaceae 12 6 113 2 Mirip pokat Sp 148. Persea sp Lauraceae 16 6.4 128.6 3 Mirip pokat Sp 148. Persea sp Lauraceae 15 8.5 226.9 4 Jambu jambu Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 20 9.75 298.5 VIII 1 Sp 149. Palaquium sp Sapotaceae 15 6.8 145.2 2 Sp 150. Santiria rubiginosa Burseraceae 25 7.7 186.2 3 Jambu jambu Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 23 8.75 240.4 IX 1 Lansat hutan Sp 44. Lansium sp Meliaceae 15 6 113 2 Manggis hutan Sp 110. Garcinia burkilii Clusiaceae 15 9.5 283.4

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 4 …. Plot No Nama lokal Jenis/ Spesies Famili Tinggi Radius LBD

3 Lansat hutan Sp 44. Lansium sp Meliaceae 27 9.9 307.8 4 Beringin Sp 112. Ficus sp Moraceae 18 6.85 147.3 X 1 Jerring Sp 151. Pithecellobium sp Leguminoceae 15 5 78.5 2 Theaceae sp2 Sp 137. Eurya nitida Theaceae 10 6 113 3 Sp 120. Eurya acuminata Theaceae 16 6.3 124.6 4 Keruing Sp 114. Dipterocarpus sp Dipterocarpaceae 38 9 254.3 5 Keruing Sp 114. Dipterocarpus sp Dipterocarpaceae 21 7.45 174.3 XI 1 Tulang ayam Sp 147. Pterospermum diversif Sterculiaceae 15 6 113 2 Mangga hutan Sp 160. Mangifera grasialis Anacardiaceae 19.5 7.5 176.6 3 Medang putih Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 23 7.6 181.4 4 Mangga hutan Sp 160. Mangifera grasialis Anacardiaceae 20 8.5 226.9 5 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 30 9.75 298.5 XII 1 Kemg.Semangkok Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 15 8.7 237.7 2 Kemg.Semangkok Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 15 8.7 237.7 3 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 19 7 153.9 4 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 20 9.5 283.4 5 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 15 8 201 6 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 10 6.05 114.9 XIII 1 Jerring Sp 151. Pithecellobium sp Leguminoceae 16.5 7 153.9 2 Kecing Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 19 6.7 141 3 Meranti bintil Sp 126. Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae 30 9.85 304.7 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 16 5.6 98.47 XIV 1 Meranti bintil Sp 126. Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae 12 7.5 176.6 2 Mirip sawo Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 20 7.75 188.6 3 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 18 7.65 183.8 4 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 20 9.2 265.8 5 Kecing Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 20 8.2 211.1 XV 1 Kemg.Semangkok Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 12 6.4 128.6 2 Meranti Bunga Sp 116. Shorea ovata Dipterocarpaceae 10 7.3 167.3 3 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 12 8 201 4 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 17 8.5 226.9 XVI 1 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 10 5.4 91.56 2 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 6.25 122.7 3 Daun lebar Sp 131. Aglaia glabiflora Meliaceae 18 6.5 132.7 4 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 12 8 201 5 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 17 8.5 226.9 6 Semantuk Sp 96. Shorea multiflora Dipterocarpaceae 12 9.1 260

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 4 …. Plot No Nama lokal Jenis/ Spesies Famili Tinggi Radius LBD

7 Medang putih Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 25 9.5 283.4 8 Medang putih Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 25 9.8 301.6 XVII 1 Kecing Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 18 10 314 2 daun kecil Sp 133. Acronychia sp Rutaceae 25 7.9 196 3 Segi seng Sp 98. Eugenia griffithi Myrtaceae 15 9.85 304.7 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.5 94.99 5 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 20 6.05 114.9 6 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 18 5 78.5 XVIII 1 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.3 88.2 2 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.5 94.99 3 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 20 6 113 4 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 20 9.75 298.5 5 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 17 9.5 283.4 XIX 1 Medang putih Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 25 9.5 283.4 2 Jilok babi Sp 135. Memecilon laevigatum Melastomataceae 13 6 113 3 Keruing Sp 114. Dipterocarpus sp Dipterocarpaceae 11 6 113 4 Kemg.Semangkok Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 15 8.25 213.7 5 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 18 8.75 240.4 XX 1 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 20.5 8.25 213.7 2 Darah darah Sp 85. Horsfieldia irya Myristicaceae 25 7.5 176.6 3 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 20 9.55 286.4 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 17 5.95 111.2 5 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 9.1 260 4 Kemg.Semangkok Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 15 5.9 109.3 XXI 1 Meranti Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 28 8.3 216.3 2 Meranti Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 23 6.9 149.5 3 Meranti buaya Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 26 10 314 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.6 98.47 XXII 1 Lauraceae Sp 153. Ardisia lurida Lauraceae 18 6.65 138.9 2 Lauraceae Sp 153. Ardisia lurida Lauraceae 21 13.3 555.4 3 Meranti merah Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 25 6.65 138.9 4 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 23 8.9 248.7 XXIII 1 Meranti buaya Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 20 5.85 107.5 2 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 15 6.4 128.6 3 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 16 6.6 136.8 4 Darah darah Sp 85. Horsfieldia irya Myristicaceae 25 6.65 138.9 5 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 20 9.75 298.5

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 4 …. Plot No Nama lokal Jenis/ Spesies Famili Tinggi Radius LBD

XXIV 1 Meranti susu Sp 24. Palaquium rostratum Sapotaceae 25 7.95 198.5 2 Meranti kuning Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 21 6.4 128.6 3 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 24 8.65 234.9 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 6.05 114.9 XXV 1 Sp 154. Cinnamomum cassia Lauraceae 15 9.5 283.4 2 Sp 154. Cinnamomum cassia Lauraceae 20 6.7 141 3 Mirip pokat Sp 148. Persea sp Lauraceae 15 8.5 226.9 4 Jerring Sp 151. Pithecellobium sp Leguminoceae 15 5 78.5 XXVI 1 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 12 6 113 2 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 10 6 113 3 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 20 6.7 141 4 Arang arang Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 20 8.25 213.7 5 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 12 8.5 226.9 6 Pare pare Sp 155. Litsea sp Lauraceae 15 9 254.3 XXVII 1 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 15 6.5 132.7 2 Meranti buaya Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 16 7 153.9 3 Arang arang Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 19 10 314 4 Meranti merah Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 23.5 9.2 265.8 XXVIII 1 Meranti batu Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 25 8 201 2 Meranti Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 15 7.5 176.6 3 Sp 156. Persea sp Lauraceae 15 8.45 224.2 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 17 9.85 304.7 5 Damar Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 21 8.5 226.9 6 Sp 122. Lithocarpus sp Fagaceae 25 9.55 286.4 XXIX 1 Sp 158. Parashorea sp Dipterocarpaceae 12 5.6 98.47 2 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.8 105.6 3 Meranti merah Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 15 6.95 151.7 4 Meranti merah Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 15 7.25 165 5 Arang arang Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 15 9.7 295.4 6 Meranti Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 17 6.75 143.1 7 Meranti Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 19 8.6 232.2 8 Arang arang Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 25 9.7 295.4 XXX 1 Mirip sawo Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 20 7.75 188.6 2 Sp 118. Knema sp Myristicaceae 12 6 113 3 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 17 9.85 304.7 4 Pasak bumi Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 15 5.8 105.6 5 Darah darah Sp 85. Horsfieldia irya Myristicaceae 25 6.65 138.9

Universitas Sumatera Utara Lampiran 5. Tabel Data Pengamatan Lapangan Vegetasi Bukit Lawang Tingkat Pertumbuhan Pohon

Plot No. Jenis/ spesies Famili D Tinggi Radius LBD

1 Sp 98. Eugenia griffithi Myrtaceae 32 35 16 804.5 2 Sp 98. Eugenia griffithi Myrtaceae 32 35 16 803.8 3 Sp 99. Eugenia cumingiana Myrtaceae 44.5 36 22.3 1554.4 4 Sp 37. Pongamia pinnata Pabaceae 51 30 25.5 2041.7 I 5 Sp 100. Santiria rubiginosa Burseraceae 68 35 34 3629.8

6 Sp 18. Mangifera longifes Anacardiaceae 22 16 11 379.9

7 Sp 41. Dysoxilum arborecens Meliaceae 24 13 12 452.1

8 Sp 49. Artocarpus elasticus Moraceae 30 20 15 706.5

9 Sp 23. Litsea amora Lauraceae 31 20 15.5 754.3 1 Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 30.8 35 15.4 744.6 II 2 Sp 100. Santiria rubiginosa Burseraceae 32 32 16 803.8 3 Sp 102. Shorea ovalis Dipterocarpaceae 34 35 17 907.4

4 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 68 36 34 3629.8 5 Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 23 27 11.5 415.2 1 Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 31.5 32 15.8 778.9 2 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 46.5 20 23.3 1697.3 III 3 Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 68 36 34 3629.8

4 Sp 105. Brassaiopsis glomerulata Araliaceae 77.5 45 38.8 4714.9 5 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 21.5 25 10.8 362.8

6 Sp 106. Polyanthia glauca Annonaceae 22 24 11 379.9 7 Sp 107. Mangifera sp Anacardiaceae 23.5 28 11.8 433.5 8 Sp 101. Ixora blumei Z Rubiaceae 29 26 14.5 660.1 1 Sp 108. Alseodaphne sp. Lauraceae 59 45 29.5 2732.5

IV 2 Sp 108. Alseodaphne sp. Lauraceae 92 50 46 6644.2

3 Sp 23. Litsea amora Lauraceae 20.3 15 10.2 323.4 4 Sp 37. Pongamia pinnata Pabaceae 21 15 10.5 346.1

5 Sp 37. Pongamia pinnata Pabaceae 22 15 11 379.9

6 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 22.5 20 11.3 397.4 7 Sp 109. Dipterocarpus opterus Dipterocarpaceae 137 45 68.5 14733.6 V 1 Sp 110. Garcinia burkilii Clusiaceae 34 30 17 907.4 2 Sp 111. Arytera litoralis Sapindaceae 43 40 21.5 1451.4 3 Sp 112. Ficus sp Moraceae 56 40 28 2461.7 4 Sp 113. Hopea sangal Dipterocarpaceae 56.5 40 28.3 2505.9 5 Sp 114. Dipterocarpus sp Dipterocarpaceae 86.5 45 43.3 5873.5

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 5 …

Plot No. Jenis/ spesies Famili D Tinggi Radius LBD

VI 1 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 31.8 45 15.9 793.8 2 Sp 44. Lansium sp Meliaceae 32 30 16 803.8 3 Sp 115. Durio sp. Bombacaceae 39 30 19.5 1193.9 4 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 50 35 25 1962.5 5 Sp 116. Shorea ovata Dipterocarpaceae 72 50 36 4069.4 6 Sp 100. Santiria rubiginosa Burseraceae 101.5 45 50.8 8087.2 1 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 48 56 24 1808.6 VII 2 Sp 117. Kompasia exelsa Leguminoceae 110 55 55 9498.5

3 Sp 113. Hopea sangal Dipterocarpaceae 47.4 35 23.7 1763.7

4 Sp 113. Hopea sangal Dipterocarpaceae 56.5 40 28.3 2505.9 5 Sp 111. Arytera litoralis Sapindaceae 44.8 40 22.4 1575.5 1 Sp 108. Alseodaphne sp. Lauraceae 36 20 18 1017.3 2 Sp 100. Santiria rubiginosa Burseraceae 42.9 42 21.5 1444.7 VIII 3 Sp 100. Santiria rubiginosa Burseraceae 43.5 40 21.8 1485.4

4 Sp 111. Arytera litoralis Sapindaceae 44.8 40 22.4 1575.5

5 Sp 117. Kompasia exelsa Leguminoceae 45 45 22.5 1589.6

6 Sp 118. Knema sp Myristicaceae 45 25 22.5 1589.6 7 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 21 30 10.5 346.1 1 Sp 119. Antidesma montanum Euphorbiaceae 33.5 35 16.8 880.9 IX 2 Sp 120. Eurya acuminata Theaceae 35 40 17.5 961.6

3 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 58 45 29 2640.7

4 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 65 45 32.5 3316.6 5 Sp 112. Ficus sp Moraceae 21.4 46 10.7 359.4 1 Sp 121. Persea sp Lauraceae 34 25 17 907.4 X 2 Sp 117. Kompasia exelsa Leguminoceae 44 45 22 1519.7

3 Sp 21. Sorea materialis Dipterocarpaceae 48 45 24 1808.6

4 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 80 40 40 5024 5 Sp 114. Dipterocarpus sp Dipterocarpaceae 27 30 13.5 572.2 1 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 37 50 18.5 1074.6

XI 2 Sp 122. Lithocarpus sp Fagaceae 39 40 19.5 1193.9

3 Sp 123. Michelia montana Magnoliaceae 52 50 26 2122.6

4 Sp 100. Santiria rubiginosa Burseraceae 52 42 26 2122.6 5 Sp 124. Latocarpus sp2 Fagaceae 61.3 50 30.7 2949.7 6 Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 24.6 30 12.3 475.1

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 5 …

Plot No. Jenis/ spesies Famili D Tinggi Radius LBD

7 Sp 62. Styrax benzoin Styracaceae 26 30 13 530.6 1 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 54 45 27 2289.1 XII 2 Sp 113. Hopea sangal Dipterocarpaceae 68 40 34 3629.8

2 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 24 15 12 452.2 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 27 40 13.5 572.2 3

4 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 27 20 13.5 572.2 5 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 29 15 14.5 660.1 1 Sp 125. Elaeocarpus obtusus Elaeocarpaceae 35 14 17.5 961.6 XIII Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 41 25 20.5 1319.5 2 3 Sp 21. Sorea materialis Dipterocarpaceae 179.2 57 89.6 25208.4

4 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 24 19 12 452.1 5 Sp 126. Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae 28.3 30 14.2 628.6 1 Sp 39. Parkia Leguminosae 35 29 17.5 961.6 XIV Sp 127. Dryobalanops aromatica Dipterocarpaceae 35.3 30 17.7 978.1 2 3 Sp 127. Litsea sp Lauraceae 37 31 18.5 1074.7

4 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 25 20 12.5 490.6 5 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 30 20 15 706.6 1 Sp 129. Evodia sp Rutaceae 44 25 1519.622 Sp 112. Ficus sp Moraceae 46 30 23 1661.1 XV 2 Sp 50. Anisoptera mangtocarpa Dipterocarpaceae 46.8 30 23.4 1719.3 3 4 Sp 112. Ficus sp Moraceae 50 30 25 1962.5

5 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 59 25 29.5 2732.5 6 Sp 130. Vernonia arborea Euphorbiaceae 116.7 45 58.4 10690.8 1 Sp 115. Durio sp. Bombacaceae 33 25 16.5 854.8 XVI Sp 44. Lansium sp Meliaceae 35 30 17.5 961.6 2 3 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 41 30 20.5 1319.5

4 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 45 45 22.5 1589.6 5 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 61 35 30.5 2920.9 1 Sp 131. Aglaia glabiflora Meliaceae 33 30 16.5 854.8 XVII 2 Sp 132. Semecarpus sp Anacardiaceae 41.5 30 20.8 1351.9

3 Sp 129. Evodia sp Rutaceae 44 50 22 1519.7 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 62 30 31 3017.5 4

5 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 21 18 10.5 346.1 6 Sp 133. Acronychia sp Rutaceae 23 25 11.5 415.2

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 5 …

Plot No. Jenis/ spesies Famili D Tinggi Radius LBD

1 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 32 30 16 803.8 2 Sp 129. Evodia sp Rutaceae 36 31 18 1017.4 XVIII Sp 113. Hopea sangal Dipterocarpaceae 47.4 35 23.7 1763.7 3 Sp 134. Quercus sp Fagaceae 48.6 37 24.3 1854.1 4

5 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 49.2 40 24.6 1900.2

6 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 60.2 43 30.1 2844.8 7 Sp 135. Memecilon laevigatum Melastomataceae 29 20 14.5 660.1 8 Sp 131. Aglaia glabiflora Meliaceae 30 35 15 706.5 1 Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 32.5 45 16.3 829.1 XIX 2 Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 34.3 45 17.2 923.5 Sp 50. Anisoptera mangtocarpa Dipterocarpaceae 64 45 32 3215.3 3 4 Sp 39. Parkia Leguminosae 22 15 11 379.9 1 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 33.5 24 16.8 880.9 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 40 22 20 1256 XX 2 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 41.8 30 20.9 1371.5 3 4 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 43.5 30 21.8 1485.4

5 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 53.5 26.8 2246.8

6 Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 60.5 25 30.3 2873.2 7 Sp 50. Anisoptera mangtocarpa Dipterocarpaceae 53 20 26.5 2205.1 1 Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 31.5 27 15.8 778.9 XXI Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 31 28 15.5 754.3 2 3 Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 40 25 20 1256

4 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 23.4 23 11.7 429.8 5 Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 26.4 26 13.2 547.1 1 Sp 112. Ficus sp Moraceae 31 29 15.5 754.3 XXII 2 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 34 35 17 907.4 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 39 37 19.5 1193.9 3 4 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 48 50 24 1808.6 5 Sp 89. Alseodaphne foetida. Lauraceae 48 40 24 1808.6 6 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 50 45 25 1962.5

7 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 55 31 27.5 2374.6 Sp 153. Ardisia lurida Lauraceae 26.6 21 13.3 555.4 8

9 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 30 25 15 706.5 10 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 30 30 15 706.5

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 5…

Plot No. Jenis/ spesies Famili D Tinggi Radius LBD

1 Sp 24. Palaquium rostratum Sapotaceae 49.8 35 24.9 1946.8 2 Sp 33. Shorea sp Dipterocarpaceae 50.6 35 25.3 2009.8 3 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 55.4 37 27.7 2409.2 XXIII Sp 139. Cinnamomum sundairicum Lauraceae 56.8 28 28.4 2532.5 4 Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 62.7 35 31.4 3086.1 5 Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 145 72.5 16504.6 6 Sp 23. Litsea amora Lauraceae 52.5 30 26.3 2163.6 7 8 Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 33.4 40 16.7 875.7

9 Sp 24. Palaquium rostratum Sapotaceae 66.9 30 33.5 3513.3

10 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 35 20 17.5 961.6 11 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 20.4 20 10.2 326.6 12 Sp 158. Parashorea sp Dipterocarpaceae 20.6 21 10.3 333.1 13 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 21.9 15 11 376.5 1 Sp 50. Anisoptera magistocarpa Dipterocarpaceae 20.8 21 10.4 339.6 XXIV 2 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 22.5 18 11.3 397.4

3 Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 36.00 20 18 1017.3 Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 60.5 25 30.3 2873.2 4

5 Sp 112. Ficus sp Moraceae 56.0 40 28 2461.7 6 Sp 112. Ficus sp Moraceae 31.0 29 15.5 754.3 Sp 140. Gironiera subaequlis 1 Planch Ulmaceae 34 17 907.4 XXV 2 Sp 137. Eurya nitida Theaceae 34.1 25 17.1 912.8

3 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 35 30 17.5 961.6

4 Sp 120. Eurya acuminata Theaceae 55.7 21 27.9 2435.4

5 Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 78 30 39 4775.9 6 Sp 154. Cinnamomum cassia Lauraceae 24 20 12 452.1 1 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 31.5 24 15.8 778.9 2 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 32.5 24 16.3 829.1 XXVI Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 41 27 20.5 1319.5 3 4 Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 42.5 22 21.3 1417.9

5 Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 47.5 30 23.8 1771.1

6 Sp 142. Mangifera foetida Anacardiaceae 25 20 12.5 490.6

7 Sp 31. Eugenia grandis Myrtaceae 29 25 14.5 660.1 8 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 30 27 15 706.5

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 5…

Plot No. Jenis/ spesies Famili D Tinggi Radius LBD

XXVII Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 32 34 16 803.8 1 2 Sp 143. Quercus spicata Fagaceae 35 23 17.5 961.6 3 Sp 104. Eugenia garcinifolia Myrtaceae 35 30 17.5 961.6 Sp 112. Ficus sp Moraceae 49.5 20 24.8 1923.5 4 5 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 54 33 27 2289.1

6 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 110 35 55 9498.5 7 Sp 91. Shorea lepidota Dipterocarpaceae 28.5 18 14.3 637.6 1 Sp 144. Plemengia macrophylla Pabaceae 31 24 15.5 754.3 2 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 44 30 22 1519.7 XXVIII Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 48 30 24 1808.6 3 Sp 45. Shorea scabrida Dipterocarpaceae 53 25 26.5 2205.1 4 5 Sp 136. Alseodaphne sp. Lauraceae 53.3 35 26.7 2230.1

6 Sp 137. Eurya nitida Theaceae 44.9 20 22.5 1582.6

7 Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 57 20 28.5 2550.5 8 Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 28.7 20 14.4 646.6 9 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 27 25 13.5 572.2 1 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 37.4 32 18.7 1098.0

2 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 38.5 30 19.3 1163.6 Sp 145. Lindera sp Lauraceae 39.9 22 20 1249.7 XXIX 3 Sp 146. Arthropylum diversifolium Araliaceae 53.9 30 27 2280.6 4 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 59.3 50 29.7 2760.5 5

6 Sp 94. Shorea leprosula Dipterocarpaceae 146 47 73 16733.0

7 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 20.6 15 10.3 333.1

8 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 26.3 17 13.2 542.9

9 Sp 88. Shorea sp. Dipterocarpaceae 27.2 15 13.6 580.7

10 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 30 20 15 706.5 1 Sp 28. Diospyros malam Ebenaceae 20.6 15 10.3 333.1

XXX 2 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 48.0 25 24 1808.6

3 Sp 21. Sorea materialis Dipterocarpaceae 48.0 45 24 1808.6

4 Sp 87. Castanopsis tungurut Fagaceae 80.0 40 40 5024

5 Sp 103. Scaphium sp. Sterculeaceae 24.0 15 12 452.1 6 Sp 32. Shorea platyclados Dipterocarpaceae 27.0 40 13.5 572.2

Universitas Sumatera Utara Lampiran 6

Kuisioner Penelitian

Kajian Ekologi dan pemanfaatan pasak bumi oleh masyarakat di sekitar Hutan Bukit Lawang

Kuisioner untuk mengetahui persepsi dan pemanfaatan obat (pasak bumi).

No. Kode : Hari/ tgl wawancara :

A. Identitas

1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD b. SD c. SLTP d. SLTA e. Perguruan Tinggi/ Akademi 5. Pekerjaan Utama : a. Pelajar/ Mahasiswa b. PNS c. TNI/ POLRI d. Pegawai Swasta e. Bertani f. Pegawai Swasta/ Wiraswasta

6. Tempat tinggal Desa/ Kota :

7. Apakah saudara penduduk asli di desa ini? (Ya / Tidak) Jika tidak, dari mana asalnya ? ...... Sudah berapa lama tinggal di desa ini ? ( Tahun) Saudara termasuk suku : ......

Universitas Sumatera Utara B. Pengetahuan dan Pemanfaatan Pasak Bumi

1. Apakah saudara mengetahui ada jenis tumbuhan yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit ? a. Sangat mengetahui b. Tahu c. Kurang tahu d. Tidak tahu

2. Apakah saudara mengetahui / mengenal tumbuhan pasak bumi sebagai tanaman obat? a. Sangat kenal b. Kurang kenal c. Pernah dengar tetapi tidak kenal d. Tidak kenal

3. Darimanakah saudara mengetahui bahwa pasak bumi adalah tumbuhan obat? a. Dari orang tua b. Tetangga / Dukun c. Informasi media (Televisi, Radio, Majalah, dll) d. Tidak pernah

4. Apakah saudara mengetahui dimana mencari tumbuhan obat/ pasak bumi? a. Di hutan b. Kebun/ Pekarangan c. Pasar/ Toko ramuan d. Tidak tahu

5. Menurut saudara bagaimanakah potensi tumbuhan obat/ pasak bumi di hutan? a. Masih banyak b. Sudah berkurang c. Sudah sulit ditemukan d. Tidak tahu

6. Apakah saudara pernah menggunakan tumbuhan pasak bumi sebagai obat/ obat tradisional atau pemeliharaan kesehatan? a. Selalu/ sering menggunakannya b. Kalau sakit saja c. Jarang/ kadang-kadang saja d. Tidak pernah

7. Kalau saudara pernah menggunakannya, darimanakah saudara mendapatkan obat tradisional tersebut?

Universitas Sumatera Utara a. Dari tabib/ Dukun b. Membeli di toko obat tradisional c. Dibuat orang tua d. Di racik sendiri e. Tidak pernah

8. Apakah saudara pernah menggunakan pasak bumi/ besan untuk pengobatan penyakit? a. Sering b. Pernah c. Tidak pernah d. Tidak tahu

9. Kalau pernah, bagian manakah dari tumbuhan ini yang saudara gunakan? a. Semua bagian tumbuhan b. Daun c. Akar d. Buah/ biji e. Tidak tahu

10. Jika saudara pernah menggunakan pasak bumi/ besan untuk mengobati penyakit dan pemeliharaan kesehatan sudah berapa lama penggunaannya? a. Kurang dari 1 tahun b. 1-5 tahun c. 5-10 tahun d. Lebih dari 10 tahun e. Tidak pernah

11. Untuk pengobatan penyakit apa sajakah pasak bumi ini digunakan? a. …………………………………………… b. …………………………………………… c. …………………………………………… d. …………………………………………… e. ……………………………………………

12. Dengan menggunakan pasak bumi sebagai obat, menurut saudara bagaimana khasiat obat tersebut? a. Sangat manjur b. Kurang manjur c. Tidak manjur d. Tidak tahu

Universitas Sumatera Utara 13. Menurut saudara apakah tumbuhan pasak bumi dapat dibudidayakan/ ditanam? a. Tentu saja b. Sulit c. Tidak tahu d. Tidak perlu

14. Untuk menghindari kehabisan tumbuhan pasak bumi di hutan, apakah saudara berkeinginan untuk membudidayakannya? a. Tentu saja b. Mungkin mau c. Sulit d. Tidak mau

15. Apakah saat ini saudara membududayakan menanam tumbuhan pasak bumi? a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Kuisioner Untuk Responden Kunci

1. Nama : …………………………………….. 2. Umur : ……………… 3. Alamat : ……………………………………... 4. Pekerjaan : ……………… 5. Saudara termasuk suku apa …………………….. 6. Menurut saudara ada berapa suku yang tinggal di desa ini? ………………………………………………………………………………… ………… 7. Suku apa yang dikatakan sebagai penduduk asli ? ………………………………………………………………………………… …………. 8. Apakah ada peraturan adat yang melindungi hutan ?...... 9. Apakah ada sanksi adat yang dikenakan bila melanggar?...... 10. Apakah saudara mengetahui bahwa pasak bumi merupakan tumbuhan obat ? ………………………………………………………………………………… …………. 11. Apakah pengetahuan saudara tentang obat-obat tradisional ini merupakan pengetahuan turun-temurun? (ya / tidak) 12. Saudara memperoleh tumbuhan pasak bumi/ besan dari mana? a. Hutan b. Ditanam diladang/ dipekarangan c. Dibeli dari orang lain di kampung ini d. Dibeli dipasar 13. Menurut saudara untuk memperoleh tumbuhan pasak bumi di hutan itu a. Mudah b. Agak sulit c. Sulit 14. Jika sulit, faktor apa yang menyebabkan: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………… 15. Apakah masyarakat didesa ini masih banyak yang menggunakan obat-obatan tradisional / jamu? a. Ya b. Mulai berkurang c. Sangat berkurang 16. Sudah berapa lama saudara mengetahui dan menggunakan pasak bumi/ besan untuk mengobati penyakit/ memelihara kesehatan?

Universitas Sumatera Utara a. Kurang dari 5 tahun b. 5 – 10 tahun c. Lebih dari 10 tahun 17. Bagian manakah dari pasak bumi/ besan ini yang digunakan? a. Seluruh bagian b. Daun c. Akar d. Batang e. Buah/ biji 18. Menurut saudara mungkinkah tumbuhan pasak bumi yang ada di hutan bisa punah? a. Mungkin b. Tidak tahu c. Tidak mungkin

19. Menurut saudara apakah perlu untuk membudidayakan pasak bumi di Indonesia, mengingat begitu banyak manfaat dari pasak bumi tersebut? a. Sangat perlu b. Entahlah c. Tidak perlu

20. Saran apa yang harus dilakukan untuk melestarikan tumbuhan pasak bumi? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………

21. Untuk mengobati penyakit tertentu, seberapa banyak bagian pasak bumi yang digunakan? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………

22. Bagaimanakah cara menggunakan pasak bumi sebagai obat? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………

Universitas Sumatera Utara Lampiran 7 Karakteristik Responden Desa Timbang Lawan

No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (THN) 1. Ahmad Ridwan Melayu  - 29 S1 Wiraswasta 2. Asnan Melayu  - 32 SLTP Petani 3. Syafijal Tanjung Tapanuli  - 35 SLTA Wiraswasta 4. Hasan Basri Melayu  - 31 SLTA Karyawan swasta 5. Nur Asni Melayu -  43 S2 Guru 6. Laila Sahdah Melayu -  51 SLTA PNS 7. Abdussalam Jawa  - 53 SLTP Wiraswasta 8. Abdul Rahman Melayu  - 39 SLTA Wiraswasta 9. Iskaq Melayu  - 53 SLTP Konstruksi 10. Saprida SA Karo -  36 SLTA Karyawan Honor 11. Sinar Bangun Karo  - 47 SLTA Kepala Desa 12. Sadikun Melayu  - 42 SLTA Konstruksi 13. Sahnan Melayu  - 44 SLTP Petani 14. Salamuddin Jawa  - 57 SLTA PNS 15. M. Arian Melayu  - 60 SD Petani 16. Darma Efendi Batak  - 25 SLTP Petani 17. Muhammad Sidik Jawa  - 43 SLTP Petani 18. Abdul Halim Jawa  - 51 SD Petani 19. Sulianto Jawa  - 43 SD Petani 20. Ruqiah Jawa -  45 SD Petani 21. Zainal Abidin Melayu  - 34 SD Petani 22. Ruslizar Melayu  - 54 SLTA Peg. Swasta 23. Jainuddin Jawa  - 50 SLTA Peg. Swasta 24. Nuraisyah Jawa -  48 SD Petani 25. Slamet Y. Jawa  - 50 SD Petani 26. Wagiyem Jawa -  36 SD Petani 27. Mahmudin Melayu  - 37 SLTP Petani 28. Adenan R. Melayu  - 60 SD Petani 29. Syaripuddin B. Tapanuli  - 55 SLTP Petani 30. Ishak Jawa  - 40 SLTP Petani 31. Ahmad Syarif Jawa  - 34 SD Petani 32. Sibadra Sitepu Karo  - 46 SLTP Petani 33. Hasanudin Karo- Karo  - 53 SLTP Petani 34. Amat Surya Jawa  - 29 SLTP Petani 35. Kamel Melayu  - 48 SLTP Petani 36. Lasmin Melayu  - 52 SLTP Petani 37. Gibong Sembiring Karo  - 61 SD Wiraswasta 38. Ramu Jawa  - 53 SD Karyawan 39. Irwansyah Melayu  - 34 S1 Wiraswasta 40. Sadakata Karo  - 35 S1 Wiraswasta 41. Syaridah Melayu -  42 SLTP Ibu R. Tangga 42. Darwinsyah Melayu  - 45 S2 PNS 43. Herman Karo  - 33 SD Konstruksi 44. Mazlan Melayu  - 38 S1 Wiraswasta 45. Satiman Jawa  - 79 SD Petani 46. Seinurani Jawa -  26 SD Mocok- mocok 47. Sumarno Jawa  - 47 SLTP Petani 48. Tulami Jawa  - 48 SLTP Karyawan 49. Rukimen Jawa  - 40 SD Konstruksi 50. Asli Sitepu Karo  - 56 SD Petani 51. Sujianto Jawa  - 30 SLTP Petani 52. Rulamin Jawa  - 51 SLTP Karyawan 53. Suyoho Jawa  - 28 SLTA Konstruksi 54. Aswan Saragih Batak  - 44 SLTP Wiraswasta 55. Ngatimo Batak  - 35 SLTP Petani 56. Tukiyo Jawa  - 48 SLTP Karyawan 57. Saiful Bakri Melayu  - 34 SD Petani 58. Seman Melayu  - 73 SD Petani 59. T. Muhammad Jais Melayu  - 40 SLTA Wiraswasta

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 7… No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (THN) 60. Sugeng Jawa  - 60 SD Wiraswasta 61. Wagirah Melayu  - 31 SD Petani 62. Rustam Efendi Melayu  - 42 SD Wiraswasta 63. Karya Julianto Sm Batak  - 39 SD Wiraswasta 64. Dia Harumiah Karo -  43 S1 PNS 65. Salbiah Jawa -  57 SLTA PNS 66. Jumaidi Melayu  - 29 SD Wiraswasta 67. Saipul Melayu  - 37 SLTA Petani 68. Edi Syah Putra Batak  - 36 SD Petani 69. Mhd. Nawi Melayu  - 46 SLTA Wiraswasta 70. Kasino Jawa  - 28 SLTA Wiraswasta 71. Mhd. Hayan Melayu  - 35 SLTA Petani 72. Syaipul Amri Melayu  - 34 SLTP Konstruksi 73. Rukimen Jawa  - 40 SD Konstruksi 74. Abd. Wahid Melayu  - 29 SLTA Petani 75. Linda Susanti Melayu -  31 SLTP Ibu R. Tangga 76. Syamsul Bahri Melayu  - 36 SD Petani 77. Muslim Melayu  - 41 SLTA Petani 78. Agus Salim Karo  - 35 SLTA Wiraswasta 79. Aman Syari Melayu  - 37 SLTA Wiraswasta 80. Siti Jubaidah Melayu -  35 SLTA Petani 81. Zulkarnain Jawa  - 33 SLTA Wiraswasta 82. Juwi Jawa -  62 SD Tkg. Jamu 83. Taharudin Melayu  - 39 SLTA Petani 84. Rislan Sahit Tapanuli  - 29 SLTA Konstruksi 85. Zainal Aripin T. Tapanuli  - 31 SD Petani 86. Syah Rudin Umar Melayu  - 57 SD Petani 87. Yani Melayu -  31 SLTP Petani 88. Doliat Jawa  - 63 SD Petani 89. Agus Abdulah Melayu  - 48 SLTA Petani 90. Ngatimin Jawa  - 59 SLTA PNS (pensiunan) 91. Nuralman Jawa -  51 SD Tkg. Jamu 92. Murniati Melayu -  48 SMK Karyawan 93. Aruyanti Karo -  46 D-3 Guru 94. Mariam N. Batak -  58 SD Petani 95. Anwar N. Jawa  - 52 SMK Petani 96. Mai Munah Jawa -  27 SLTA Karyawan 97. Ahmad Lailan Jawa  - 44 SLTA Petani 98. Narseli Jawa  - 63 SD Petani 99. Marianto Jawa  - 54 SLTA Petani 100. Legiem Jawa -  57 SD Ibu R. Tangga 101. Baini Sebayang Karo  - 53 SD Wiraswasta 102. Sahidah Melayu -  55 SD Ibu R. Tangga 103. M. Beni Syahputra Karo  - 30 SLTP Wiraswasta 104. T. Anuar Melayu  - 35 SLTA Petani 105. Mahmud Muzakir Melayu  - 21 SLTP Petani 106. Nurmah Melayu -  56 SD Ibu R. Tangga 107. Leman Melayu  - 60 SD Petani 108. Tengku Maulana Melayu  - 38 SLTA Wiraswasta 109. Tengku Pariah Melayu -  62 SD Petani 110. Mariani Melayu -  39 SLTA Ibu R. Tangga 111. Jamoto Jawa  - 40 SD Petani 112. Darmawan Melayu  - 34 SD Wiraswasta 113. Amril Mukminin Melayu  - 36 SD Wiraswasta 114. Asmarida Melayu -  29 SD Ibu R. Tangga 115. Syam Suardi Melayu  - 40 SD Wiraswasta 116. Saprudin Melayu  - 31 SLTP Petani 117. Rusli M. Melayu  - 59 SD Petani 118. Yohanes Gurusinga Karo  - 20 D-3 Pelajar 119. Simon Gurusinga Karo  - 55 SD Petani

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 7 … No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (THN) 120. Roni Harjaya Tionghoa  - 37 SLTP Wiraswasta 121. Muhammad Tapanuli  - 17 SLTA Pelajar 122. Buyung Sebayang Karo  - 55 SD Petani 123. Alikat Rahim st. Tapanuli  - 48 SD Petani 124. Sayem Jawa -  47 SD Tkg. Pijat 125. Muasiah Melayu -  21 SLTA Blm Kerja 126. Supiah Melayu -  42 SD Ibu R. Tangga 127. Muhroni Melayu  - 42 SD Petani 128. Inganta Nirumah Karo -  43 S1 Wiraswasta 129. Rodiah Jawa -  56 SD Ibu R. Tangga 130. Surip Jawa  - 59 SD Petani 131. Siti Khadijah Melayu -  27 SLTP Ibu R. Tangga 132. Netty Hermawati Melayu -  38 SLTA Ibu R. Tangga 133. Abdul Rahman Melayu  - 39 SLTA Wiraswasta 134. Amril Ari Jawa  - 56 SD Petani 135. Idris Melayu  - 43 SLTA Petani 136. Armansyah Melayu  - 31 S1 Petani 137. Azwar Jawa  - 26 SLTP Wiraswasta 138. Juarita Jawa -  31 SLTA Peg. Swasta 139. Bahrum Syah Jawa  - 41 SLTA Wiraswasta 140. Nursiah Jawa -  35 SLTA Peg. Swasta 141. Mutima Melayu -  30 SLTA Petani 142. Tripan Budi Karo  - 40 SLTA Wiraswasta 143. Khitbatin Nisa Melayu -  26 SLTA Peg. Swasta 144. Saniah Jawa -  68 SD Petani 145. Hasannudin Melayu  - 70 SD Petani 146. Nurlaili Jawa -  38 SLTA Petani 147. Ustiar Melayu  - 38 SLTA Petani 148. Gimon Tapanuli  - 80 SD Petani 149. Reni Suriani Jawa -  28 SLTA Petani 150. Alan Melayu  - 36 SLTP Wiraswasta 151. M. Cholikul Yudi Jawa  - 32 SLTA Petani 152. Khairani Siregar Tapanuli -  39 SD Wiraswasta 153. Suriadi Jawa  - 42 SD Wiraswasta 154. T. Khairudin Melayu  - 58 SD Petani 155. Dohma Kliat Karo  - 46 S1 Wiraswasta 156. Burhanuddin Melayu  - 58 SD Petani 157. Sarah Arisa Karo -  34 SLTP Peg. Swasta 158. Andi Barus Karo  - 35 SD Wiraswasta 159. Kamisah Jawa -  42 SLTA Peg. Swasta 160. Ahmad SH Jawa  - 43 S1 Wiraswasta 161. Robbi Keliat Karo  - 31 S1 Peg. Swasta 162. Herlina br Trg Karo -  41 SLTA Peg. Swasta 163. Helmiah Tapanuli -  44 SLTP Wiraswasta 164. Mawarni Karo -  49 SD Petani 165. Ramli Jawa  - 53 SLTP Peg. Swasta 166. Norman Melayu  - 44 SD Petani 167. Wuldanin Melayu -  30 SLTA Ibu R. Tangga 168. Indra Kuswanto Melayu  - 31 SLTP Wiraswasta 169. Malahayati Melayu -  30 SLTA Ibu R. Tangga 170. M. Yunus Melayu  - 37 SLTA Wiraswasta 171. Abdullah Melayu  - 70 SLTA Petani 172. Salman Jawa  - 87 SLTA Petani 173. T. Alfit Melayu  - 70 SLTA Petani 174. Yusni Melayu  - 38 SLTA Petani 175. Mahyudin Melayu  - 65 SLTA Petani 176. Nurhayati Melayu -  80 SD Petani 177. Erwin Chandra Melayu  - 42 S1 Wiraswasta 178. Hasanuddin B. Jawa  - 54 SD Petani 179. Fatimah Jawa -  35 SLTA Petani

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 7 … No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (THN) 180. Wahid Jawa  - 45 SLTP Petani 181. Rubianti Jawa -  20 SLTA Bertani 182. Ishak Stp Karo  - 21 SLTP Bertani 183. Suharda Melayu  - 31 SLTA Bertani 184. Rakidin Melayu  - 56 SD Bertani 185. Amin Jawa  - 49 SD Bertani 186. Ilham Melayu  - 18 SLTA Pelajar 187. Lukman Jawa  - 47 SD Bertani 188. Sahlan Melayu  - 54 SLTP Wiraswasta 189. Ahmad Indra Jawa  - 25 SLTA Bertani 190. Irhamuddin Melayu  - 37 SD Bertani 191. Sardi Stp Karo  - 65 SLTP Bertani 192. Hermanto Jawa  - 26 SLTA Bertani 193. Juanda Melayu  - 25 SD Bertani 194. Abd. Munir Melayu  - 57 SD Bertani 195. Helmiah Jawa -  43 SLTA Peg. Swasta 196. Purlangga Jawa  - 23 SLTP Petani 197. Misno Melayu  - 38 SLTP Karyawan swasta 198. Siti halmiah Melayu -  35 SD Wiraswasta 199. Budiman Padang  - 37 SD Bertani 200. Kamila Melayu -  31 SD Bertani

Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Karakteristik Responden Desa Sampe Raya

No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (Tahun) 1. Yanto Lubis Tapanuli  - 45 SLTP Wiraswasta 2. Wagimin Jawa  - 41 SLTA Wiraswasta 3. Arayanti Jawa -  40 SLTP Ibu R. Tangga 4. Tukirin Jawa  - 40 SLTA Bertani 5. Iis Sugiarti Jawa -  39 SLTP Ibu R. Tangga 6. Ahmad Norosiswoyo Jawa  - 48 SD Bertani 7. Painem Jawa -  40 SD Bertani 8. Harsono Jawa  - 20 SLTP Bertani 9. Sudiarto Jawa  - 57 SD Bertani 10. Narsini Jawa -  46 SD Bertani 11. Rosita br Stp. Karo -  40 SLTA Bertani 12. Herianto Gtg Karo  - 42 SLTA Guide 13. Amiruddin Tapanuli  - 54 SD Tkg. Beca 14. Prehati Melayu -  42 SLTP Ibu R. Tangga 15. Satimin Jawa  - 42 SD Bertani 16. M. Abas Sabarata Melayu  - 37 SLTA Guide 17. Jumiati Melayu -  34 SLTA Ibu R. Tangga 18. Sumini Jawa -  46 SLTA Wiraswasta 19. M. Jadiman Lubis Tapanuli  - 26 SLTA Guide 20. Irwan Karo-Karo Karo  - 35 SLTP Bertani 21. Samaria M. Karo -  26 SLTA Bertani 22. Mustar Sembiring Karo  - 47 S1 PNS 23. Norma br Gtg Karo -  45 S1 Wiraswasta 24. Tangkas Sembiring Karo  - 52 SD Bertani 25. Tukimin Jawa  - 68 SD Bertani 26. Samini Jawa -  42 SLTP Bertani 27. Malem Kristina Karo -  40 SLTA Bertani 28. Dedi Handoko Jawa  - 25 SLTA Wiraswasta 29. Juni Harta Kembaren Karo  - 41 SLTP Bertani 30. Ngadepi PA. Karo  - 39 SD Bertani 31. Erni Mariana Karo -  37 SLTP Bertani 32. Darussalam Melayu  - 42 SD Bertani 33. Ngalini Jawa -  39 SLTP Bertani 34. Mesriono Karo  - 30 SLTP Bertani 35. Nardi Sutar Melayu  - 29 SLTA Bertani 36. Hartina Karo -  27 SLTA Bertani 37. Edy Syahputra Melayu  - 30 SLTA Wiraswasta 38. Sunarsih Melayu -  25 SLTP Ibu R. Tangga 39. Keriahen Karo  - 58 SD Bertani 40. Sukir manto jawa  - 41 SD Bertani 41. Parmin br karo-karo karo -  55 SD Bertani 42. Sugiono Melayu  - 25 SLTA Bertani 43. Rosida Melayu -  26 SLTA Bertani 44. Judea pranata ginting Karo  - 18 SLTA Pelajar 45. Januar pribadi ginting Karo  - 34 SLTP Bertani 46. Rabuana april perangin Karo -  33 SLTA Ibu R. tangga 47. Pariati Melayu -  35 SLTP Ibu R.tangga 48. Sudarmen Melayu  - 37 SLTP Bertani 49. Antonius keliat Karo  - 42 SLTA Wiraswasta 50. Apulina br ginting Karo -  42 SLTA Wiraswasta 51. Saliman Melayu  - 60 SD Bertani 52. Zulkifli Melayu  - 30 SLTP Bertani

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 8 … No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (Tahun) 53. Saner Jawa  - 53 SD Bertani 54. Erwin oktaviano Jawa  - 23 SLTA Wiraswasta 55. Joni sutejo Melayu  - 31 SLTP Wiraswasta 56. Misni Melayu -  31 SLTP Bertani 57. Suparman Melayu  - 36 SLTP Bertani 58. Jumairi Jawa  - 27 SLTA Bertani 59. Edy sumantri Karo  - 27 SLTP Wiraswasta 60. Guti Jawa -  39 SLTA Bertani 61. Tukiem Jawa -  40 SLTA Bertani 62. Nipon ginting Karo  - 61 SD Bertani 63. Kristian ginting Karo  - 28 SLTA Bertani 64. Jenda mulih br Smbrg Karo -  52 SD Bertani 65. Sedar ginting Karo  - 30 SLTP Bertani 66. Musa Gtg Karo  - 59 S1 PNS 67. Jumadi Jawa  - 35 SLTA Bertani 68. Waginem Jawa -  62 Tdk tmt SD Bertani 69. Ngatiyem Jawa -  31 SLTA Bertani 70. Yandra Wati Jawa -  38 SLTA Bertani 71. Adi Siswa Jawa  - 40 SLTP Bertani 72. Marwan Jawa  - 35 SD Bertani 73. Pasti br Sembiring Karo -  57 Tdk tmt SD Bertani 74. Gomar Jawa -  65 Tdk tmt SD Bertani 75. Tuwon Jawa  - 42 SLTA Bertani 76. Lape Sitepu Karo  - 65 SD Bertani 77. Alinem Jawa -  64 Tdk tmt SD Bertani 78. Marwan Jawa  - 40 SLTA Bertani 79. Tukiran Jawa  - 81 SD Bertani 80. Budiman PA Karo  - 50 SD Bertani 81. Malem Ukur Sitepu Karo  - 52 Tdk tmt SD Wiraswasta 82. Sutrisno Jawa  - 40 SLTA Bertani 83. Tukirin Jawa  - 39 Tdk tmt SD Bertani 84. Supriadi Lubis Mandailig  - 36 SLTP Bertani 85. Paino Jawa  - 49 Tdk tmt SD Bertani 86. Muhammad Banjar  - 39 SLTA Bertani 87. Apriadi Jawa  - 27 SLTP Bertani 88. Sahmin Jawa  - 41 Tdk tmt SD Bertani 89. Mucklisin Jawa  - 26 SD Bertani 90. Sugimon Jawa  - 30 SD Bertani 91. Suparmus Jawa  - 37 SLTP Bertani 92. Wagirun Jawa  - 39 SLTP Bertani 93. Purnomo Jawa  - 27 SLTP Bertani 94. Misrun Jawa  - 42 SD Bertani 95. Agus Jawa  - 29 SD Bertani 96. Nanang Jawa  - 42 SD Bertani 97. Jumari Jawa  - 30 SLTA Wiraswasta 98. Mislan Jawa  - 29 SLTA Bertani 99. Sumadi Jawa  - 39 SLTP Bertani 100. Kahmin Jawa  - 39 Tdk tmt SD Bertani 101. Serta Muliana PA. Karo  - 42 SLTA Wiraswasta 102. Sabaria br Trg Karo -  40 SLTA Wiraswasta 103. Kapiten Perangin- angin Karo  - 56 SD Bertani 104. Abdul Salim Gtg Karo  - 27 SLTP Bertani 105. Trusmuli Kaban Karo  - 22 SLTA Wiraswasta

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 8 … No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (Tahun) 106. Mbuah br Gtg Karo -  53 SD Ibu R. Tangga 107. Mambar Kaban Karo  - 53 SD Tabib 108. Butek Tapanuli -  30 S1 PNS 109. Aminuddin Batak  - 45 SLTA Wiraswasta 110. Mainah Wati Jawa -  38 SLTP Tkg. Jamu 111. Juar Melayu  - 40 SD Konstruksi 112. Waliadin C. Pinem Karo  - 54 SD Tkg. Beca 113. Nurhayati Alas -  62 SLTA Wiraswasta 114. Edi Susilo Melayu  - 36 SLTA Guide 115. Mawardi Melayu  - 40 SLTP Konstruksi 116. Jenda Malem Sembiring Karo  - 55 SD Wiraswasta 117. Johanes Depari Karo  - 42 S1 Wiraswasta 118. Kristiana br Pinem Karo -  38 D-3 PNS (Bidan) 119. Waliadin Candra Trg Karo  - 34 SLTP Wiraswasta 120. Perdamenta br Pa. Karo -  20 Mahasiswa Mahasiswa 121. Susuni br Sitepu Karo -  55 SD Wiraswasta 122. Tutus Karo-karo Karo  - 45 SLTA Bertani 123. Rupana br Karo Karo -  25 SLTP Ibu R. Tangga 124. Pendi Sembiring Karo  - 26 SLTA Wiraswasta 125. Sri Yani Jawa -  50 SLTP Wiraswasta 126. Patut Ngurupi Karo  - 40 SLTP Bertani 127. Maria br Pinem Karo -  42 SLTP Bertani 128. Mulai Ginting Karo  - 52 SD Bertani 129. Legiem Jawa -  47 SLTP C. Service 130. Rajin Meliala Karo  - 47 SLTA Karyawan 131. Sahun Malem br Kaban Karo -  42 S1 PNS 132. Aidil Sembiring Karo  - 38 SLTA Bertani 133. Runtung Karo- karo Karo  - 44 SD Bertani 134. Nuraini br Pa. Karo -  48 SD Bertani 135. Agenda Dermawan S. Karo  - 30 S1 Wiraswasta 136. Sodah br Sitepu Karo -  51 SD Bertani 137. Warien Saragih Tapanuli  - 47 S1 PNS 138. Ingan Malem Sembiring Karo  - 53 SLTP Bertani 139. Sempurna Trg Karo  - 43 S1 PNS 140. Ukurta Karo -  43 SLTA Ibu R. Tangga 141. Pirman Sembiring Karo  - 40 SD Bertani 142. Usman Pinem Karo  - 35 SLTA Bertani 143. M. Nopriandi Pinem Karo  - 27 S1 PNS 144. Suanto Melayu  - 24 SD Bertani 145. Eva Susanti Melayu -  29 SLTA Ibu R. Tangga 146. Surianto Jawa  - 34 SLTA Konstruksi 147. Ngatiman Jawa  - 52 SD Bertani 148. Supriadi Melayu  - 40 SLTP Supir 149. Suprayetno Jawa  - 33 SLTA Guide 150. Susanto Jawa  - 26 SLTA Wiraswasta 151. Sugimen Jawa  - 58 SD Tkg. Beca 152. Wahyudi Purnomo Jawa  - 18 SLTA Wiraswasta 153. Paenah Jawa -  38 SLTP Ibu R. Tangga 154. Jumadi Jawa  - 40 SLTP Bertani 155. Jumari D. Jawa  - 30 SD Supir 156. Johanes Depari Karo  - 42 SLTA Wiraswasta 157. Bambang Syahputra Melayu  - 39 SLTA Bertani 158. Wagiran Jawa  - 54 SD Bertani

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 8… No. Nama Responden Suku Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Laki-laki Perempuan (Tahun) 159. Edy Firmansyah Aceh  - 41 D-3 Wiraswasta 160. Martinus Trg Karo  - 43 SLTP Wiraswasta 161. Danto Melayu  - 40 SLTP Bertani 162. Wagiati Tapanuli -  37 SLTA Bertani 163. Wagiran Lubis Tapanuli  - 39 SLTA Bertani 164. Sutini Jawa -  44 SD Ibu R. Tangga 165. Ngadiman Jawa  - 45 SD Bertani 166. Rosita br Sitepu Karo -  40 SD Ibu R. Tangga 167. Ferianto Ginting Karo  - 42 SD Bertani 168. Astuti Jawa -  35 SLTP Ibu R. Tangga 169. Mulizar Melayu  - 34 SLTA Wiraswasta 170. Suharsono Jawa  - 21 SLTA Bertani 171. Warsini Jawa -  46 SD Bertani 172. Paino Jawa  - 49 SLTP Bertani 173. Saminah Melayu -  40 SLTP Bertani 174. Satimin Jawa  - 42 SD Bertani 175. Ibrahim Jawa  - 48 SLTP Bertani 176. M. Abbas Subarata Melayu  - 37 SLTA Wiraswasta 177. Tumino Jawa  - 46 SLTP Bertani 178. Kwati Melayu -  45 SD Bertani 179. Sunarti Jawa -  32 SLTP Ibu R. Tangga 180. Ariadi Melayu  - 37 SLTA Wiraswasta 181. Surianto Nasution Tapanuli  - 22 SLTP Bertani 182. Holimah Jawa -  21 SD Ibu R. Tangga 183. Susilo Melayu  - 41 SLTA Guide 184. Rosliana br Pinem Karo -  38 S1 PNS 185. Yunartik Jawa -  35 SLTA Ibu R. Tangga 186. Sunarlik Karo  - 35 SLTA Wiraswasta 187. Herianto Gtg Karo  - 42 S1 Wiraswasta 188. Susi M. Sitorus Tapanuli -  31 D-3 PNS (Bidan) 189. Oloan Marican Tapanuli  - 44 S1 PNS (Guru) 190. Marlina br Kaban Karo -  39 SLTA Wiraswasta 191. Mardiansyah Batak  - 53 S1 PNS 192. Rudianto Jawa  - 32 S1 PNS 193. Lindung Gtg Karo  - 84 SLTA Peramu Obat 194. Pak Soeb Melayu  - 62 SLTA Pijat Refleksi 195. Riswan Bangun Karo  - 51 S1 PNS 196. R. Adir Surbakti Karo  - 49 SLTP Bertani 197. Setia Budi Ginting Karo  - 61 SLTA Wiraswasta 198. Jimat Sitepu Karo  - 51 SLTA Wiraswasta 199. Bakhtiar Efendi Lubis Mandailing  - 51 S1 PNS 200. Ate Malem br Barus Karo -  78 SLTP Peramu Obat

Universitas Sumatera Utara Lampiran 9. Perhitungan Dominansi a. Kerapatan (K) = Jumlah individu

Luas petak contoh

Luas Petak Contoh = 20 m x 20 m

= 400 m2

Jumlah total luas Petak Contoh = 400m2 x 30 Petak Contoh

= 12000

= 1.2 ha

Misalnya untuk mengetahui kerapatan jenis pohon Sp 87. Castanopsis tungurut

K pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) = 13/1.2

= 10.8/ha

a. Kerapatan relative/ KR (%) = Kerapatan suatu jenis x 100%

Kerapatan seluruh jenis

Misalnya untuk mengetahui kerapatan relative pohon Sp 87. Castanopsis tungurut

KR pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) = x 100%

= 0.067%

b. Frekuensi = Jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies

Jumlah seluruh petak contoh

Misalnya untuk mengetahui frekuensi pohon Sp 87. Castanopsis tungurut

Universitas Sumatera Utara Frekuensi pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) = = 0.333 c. Frekuensi relative/ FR (%) = F suatu jenis x 100%

F seluruh jenis

Misalnya untuk mengetahui frekuensi relatif pohon Sp 87. Castanopsis

tungurut

Fr pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) = x 100%

= 6.542 % d. Dominansi = Luas bidang dasar suatu jenis

Luas petak contoh

D pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) =

= 22237.8 e. Dominansi relative/ DR (%) = D suatu jenis x 100%

D seluruh jenis

DR pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) = x 100%

= 6.767 %

Universitas Sumatera Utara f. Indeks Nilai Penting/ INP (%) = kerapatan relative+ dominansi

relative+frekwensi relative

INP pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) = 0.067+ 6.452+ 6.767

= 13.2863

Lampiran 10. Perhitungan Asosiasi

Asosia si (x2 Hit)= (ad – bc)2 x N

m x n x r x s a=jumlah petak dimana 2 spesies ada b=jumlah petak dimana sp a ada, sp b tak ada c=jumlah petak dimana sp a tak ada, sp b ada d=jumlah petak dimana sp a dan sp b tak ada

N=total petak contoh

Sp 87. Castanopsis tungurut Ada Tidak ada Jumlah Sp 1. Eurycoma longifolia Jack Ada 0 a 2 b 2 m

Tidak ada 11 c 17 d 28 r Jumlah 11 n 29 s 30

a=2 m = ( a + b) = 2

b=12 n = ( a + c ) = 11

Universitas Sumatera Utara c=1 r = ( c + d ) = 28

d=15 s = ( b + d ) = 29

N=30

Contoh:

Asosiasi pohon (Sp 87. Castanopsis tungurut) =

=

= 1.24 < 3.84 (X2 tab 0.5%)

= nonsignifikan (tidak berasosiasi)

Lampiran 11. Perhitungan Pola Pertumbuhan (Distribusi Spesial Individu)

Keterangan :

X= Jumlah individu pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) yang ditemukan pada Seluruh petak peng amatan. N= Jumlah seluruh petak pengamatan. Jenis/ spesies Famili Jlh (X)2 M V Ket M/V (X) Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.06667 0.06437 Merata 0.96552 Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.06667 0.06437 Merata 0.96552

Universitas Sumatera Utara 2 N = 30 X=2 X =2

Means pohon (Sp 1. Euricoma longifolia) =

= 0.067

Variens pohon (Sp 1. Euricoma longifolia) =

= = 0.064

Uji signifikan = Variens

Means

Uji signifikan pohon (Sp 1. Euricoma longifolia) =

= 0.96552 < 1

Pola persebaran = merata (Reguler)

V/M = 1 (random)

V/M > 1 (clumped)

V/M < 1 (reguler)

Universitas Sumatera Utara Lampiran 12. Hasil Perhitungan Dominasi tingkat Pohon

Jenis/ spesies Jlh K KR Plot F FR LBD D DR INP

Castanopsis tungurut 13 10.8 0.06 10 0.33 6.45 26685 22237.8 6.76 13.28 Alseodaphne sp. 6 5.0 0.03 5 0.16 3.22 30275 25228.8 7.67 10.93 Shorea leprosula 7 5.8 0.03 6 0.20 3.87 25051 20875.9 6.32 10.26 Shorea platyclados 16 13.3 0.08 8 0.26 5.16 16785 13987.5 4.25 9.50 Shorea sp. 10 8.3 0.05 5 0.16 3.22 19693 16411.1 4.99 8.27 Sorea materialis 3 2.5 0.01 1 0.03 0.64 28826 24021.4 7.31 7.97 Santiria rubiginosa 6 5.0 0.03 4 0.13 2.58 17574 14644.8 4.45 7.06 Ficus sp 8 6.6 0.04 6 0.20 3.87 12339 10282.3 3.12 7.04 Scaphium sp. 7 5.8 0.03 5 0.16 3.22 14224 11853.2 3.60 6.86 Eugenia garcinifolia 8 6.7 0.04 7 0.23 4.51 8538.4 7115.3 2.16 6.72 Diospyros malam 10 8.3 0.05 6 0.20 3.87 10014 8345.1 2.53 6.46 Shorea lepidota 8 6.7 0.04 5 0.16 3.22 11166 9305.1 2.83 6.09 Hopea sangal 5 4.7 0.02 4 0.13 2.58 12169 10140.9 3.08 5.69 Kompasia exelsa 3 2.5 0.01 3 0.10 1.93 12608 10506.6 3.19 5.14 Shorea scabrida 6 5.0 0.03 5 0.16 3.22 6748.3 5623.5 1.71 4.96 Dipterocarpus opterus 1 0.8 0.05 1 0.03 0.64 14734 12278.1 3.73 4.38 Alseodaphne sp. 3 2.5 0.01 2 0.06 1.29 10394 8661.8 2.63 3.94 Anisoptera mangtocarpa 4 3.3 0.02 3 0.10 1.93 7479.4 6232.8 1.89 3.85 Ixora blumei Z 5 4.1 0.02 3 0.10 1.93 6228.9 5190.7 1.57 3.54 Vernonia arborea 1 0.8 0.05 1 0.03 0.64 10691 8909.1 2.71 3.36 Arytera litoralis 3 2.5 0.01 3 0.10 1.93 4602 3835.4 1.16 3.11 Evodia sp 3 2.5 0.05 3 0.10 1.93 4056 3380.7 1.02 2.97 Dipterocarpus sp 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 6445 5371.5 1.63 2.93 Eurya acuminata 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 3397 2830.9 0.85 2.16 Euricoma longifolia 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 3379 2816.3 0.85 2.15 Palaquium rostratum 2 1.6 0.01 1 0.03 0.64 5460 4550.1 1.38 2.04 Pongamia pinnata 3 2.5 0.01 2 0.06 1.29 2767 2306.5 0.71 2.07 Eurya nitida 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 2495 2079.4 0.63 1.93 Shorea sp 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 2484 2070.7 0.63 1.93 Brassaiopsis glomerulata 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 4714 3929.0 1.19 1.84 Durio sp. 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 2048 1707.3 0.51 1.82 Lansium sp 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 1765 1471.2 0.44 1.74 Aglaia glabiflora 2 1.6 0.01 2 0.06 1.29 1561 1301.1 0.39 1.69 Shorea ovata 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 4069 3391.2 1.03 1.68 Litsea amora 3 2.5 0.01 1 0.03 0.64 3241 2701.2 0.82 1.48

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 12 …

Jenis/ spesies Jlh K KR Plot F FR LBD D DR INP

. Latocarpus sp2 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 2949 2458.1 0.74 1.39 Cinnamomum sundairicum 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 2532 2110.5 0.64 1.29 Arthropylum diversifolium 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 2280 1900.4 0.57 1.22 .Michelia montana 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 2122 1768.8 0.53 1.18 Quercus sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 1854 1545.1 0.47 1.12 Alseodaphne foetida. 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 1808 1507.2 0.45 1.10 Eugenia griffithi 2 1.6 0.01 1 0.03 0.64 1608 1340.3 0.40 1.06 Knema sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 1589 1324.6 0.40 1.05 Eugenia cumingiana 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 1554 1295.4 0.39 1.04 Parkia sp 2 1.6 0.01 1 0.03 0.64 1341 1117.9 0.34 0.99 Semecarpus sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 1352 1126.6 0.34 0.99 Lithocarpus sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 119 994.9 0.38 0.95 Dryobalanops aromatica 2 1.6 0.01 1 0.03 0.64 978 815.1 0.21 0.90 Elaeocarpus obtusus 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 961 801.3 0.24 0.89 Quercus spicata 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 961 801.3 0.29 0.89 Garcinia burkilii 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 907 756.2 0.23 0.88 Shorea ovalis 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 907 756.2 0.23 0.88 Persea sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 907 756.2 0.23 0.88 Gironiera subaequlis Planch 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 907 756.2 0.23 0.88 Antidesma montanum 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 880 734.1 0.22 0.87 Plemengia macrophylla 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 754 628.6 0.19 0.84 Artocarpus elasticus 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 706 588.7 0.17 0.82 Memecilon laevigatum 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 660 550.1 0.16 0.81 Eugenia grandis 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 660 550.1 0.16 0.81 Dipterocarpus sp. 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 628 523.9 0.15 0.80 Ardisia lurida 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 555 462.8 0.14 0.79 Styrax benzoin 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 530 442.2 0.13 0.78 Mangifera foetida 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 490 408.8 0.12 0.77 Cinnamomum cassia 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 452 376.8 0.11 0.76 Dysoxilum arborecens 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 452 376.8 0.11 0.76 Mangifera sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 433 361.2 0.10 0.76 Acronychia sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 415 346.0 0.10 0.75 Mangifera longifes 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 379 316.6 0.09 0.74 Polyanthia glauca 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 379 316.6 0.09 0.74 Parashorea sp 1 0.8 0.01 1 0.03 0.64 333 27 7.6 0.08 0.73

Universitas Sumatera Utara Lampiran 13. Hasil Perhitungan Dominasi tingkat tiang

Jenis/ Spesies Jlh Plot K KR F FR LBD DM DR INP

Shorea platyclados 18 12 60.0 0.12 0.4 11.2 3939.2 13131.0 13.8 25.1 Euricoma longifolia 22 13 73.3 0.15 0.4 12.1 3041.9 10140 10.6 22.9 Shorea sp 8 5 26.6 0.05 0.1 4.6 1716.3 5720.8 6.1 10.7 Anisoptera magistocarpa 8 5 26.7 0.05 0.1 4.6 1619.7 5399.0 5.6 10.4 Eugenia garcinifolia 4 4 13.3 0.02 0.1 3.7 1087.8 3626.2 3.8 7.5 Shorea lepidota 5 4 16.7 0.03 0.1 3.7 1032.2 3440.7 3.6 7.3 Scaphium sp. 5 4 16.7 0.03 0.1 3.7 926.9 3089.9 3.2 7.2 Diospyros malam 4 3 13.3 0.02 0.1 2.8 1118.6 3728.7 3.9 6.7 Alseodaphne sp. 5 2 16.7 0.03 0.1 1.8 1351.3 4504.2 4.7 6.6 Shorea scabrida 4 4 13.3 0.02 0.1 3.7 682.7 2275.9 2.3 6.1 Mangifera longifes 5 3 16.7 0.03 0.1 2.8 935.7 3119.1 3.2 6.1 Shorea sp. 5 3 16.7 0.03 0.1 2.8 917.7 3059.1 3.2 6.6 Horsfieldia irya 4 4 13.3 0.02 0.1 3.7 593.2 1977.3 2.1 5.8 Castanopsis tungurut 3 3 10.0 0.02 0.1 2.8 666.1 2220.3 2.3 5.1 Dysoxilum arborecens 3 2 10.0 0.02 0.1 1.8 680.6 2268.7 2.3 4.2 Pithecellobium sp 3 3 10.0 0.02 0.1 2.8 310.8 1036.2 1.1 3.9 Persea sp 4 1 13.3 0.02 0.1 0.9 806.5 2688.5 2.8 3.7 Dipterocarpus sp 3 2 10.0 0.02 0.1 1.8 541.6 1805.5 1.8 3.8 Dipterocarpus sp. 2 2 6.6 0.01 0.1 1.8 481.2 1604.3 1.6 3.5 Ardisia lurida 2 1 6.7 0.01 0.1 0.9 694.2 2314.3 2.4 3.3 Eurya acuminata 2 2 6.7 0.01 0.1 1.8 249.2 830.8 0.8 2.7 Pterospermum diversif 2 2 6.7 0.01 0.1 1.8 226.1 753.6 0.7 2.6 Cinnamomum cassia 2 1 6.7 0.01 0.1 0.9 424.3 1414.5 1.4 2.4 Lansium sp 2 1 6.7 0.01 0.1 0.9 420.7 1402.6 1.4 2.4 Mangifera grasialis Hook 2 1 6.7 0.01 0.1 0.9 403.4 1345.1 1.4 2.3 Ixora blumei Z 2 1 6.7 0.01 0.1 0.9 377.1 1257.3 1.3 2.2 Eugenia griffithi 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 304.6 1015.5 1.2 2.1 Lithocarpus sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 286.3 954.5 1.1 1.9 Garcinia burkilii 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 283.3 944.6 0.9 1.9 Shorea multiflora 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 260.1 866.7 0.9 1.8

Litsea sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 254.3 847.8 0.8 1.8 Palaquium rostratum 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 198.4 661.5 0.6 1.6 Acronychia sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 195.9 653.2 0.6 1.6 Santiria rubiginosa 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 186.1 620.5 0.6 1.5 Shorea ovata 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 167.3 557.7 0.5 1.5

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 13…

Jenis/ Spesies Jlh Plot K KR F FR LBD DM DR INP

Canarium comune L. 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 153.8 512.8 0.5 1.4 Ficus sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 147.3 491.1 0.5 1.4 Palaquium sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 145.1 483.9 0.5 1.4 Aglaia glabiflora 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 132.6 442.2 0.5 1.4 Dyera costulata 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 113.1 376.8 0.4 1.4 Memecilon laevigatum 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 113.1 376.8 0.4 1.4 Knema sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 113.1 376.8 0.4 1.4 Eurya nitida 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 113.1 376.8 0.4 1.4 Parashorea sp 1 1 3.3 0.07 0.1 0.9 98.5 328.3 0.4 1.3

Universitas Sumatera Utara Lampiran 14. Hasil Perhitungan Dominas i tingka t panca ng Jlh Spesies plot F FR Jlh K KR LBD D DR INP Cinamommum oblisifolium 10 0.30 6.13 10 133 6.13 741.40 9885.8 11.38 23.65 Eurycoma longifolia Jack 14 0.50 8.59 14 186 8.59 355.40 4739.1 5.45 22.63 Disoxylum exelsum 8 0.30 4.91 8 106 4.91 371.10 4948.1 5.69 15.51 Shorea blumutensis 6 0.20 3.68 6 80 3.68 181.90 2425.7 2.79 10.15 Gironniera hirta 6 0.20 3.68 6 80 3.68 142.30 1897.1 2.18 9.54 Lindera glauca BL. 5 0.16 3.07 5 66 3.07 222.20 2962.1 3.41 9.54 Eugenia polita King 6 0.20 3.68 6 80 3.68 125.60 1674.7 1.92 9.29 Ixora sp 1 5 0.20 3.07 4 53 2.45 201.20 2682.1 3.08 8.60 Anisoptera magistocarpa 4 0.10 2.45 4 53 2.45 232.00 3092.9 3.56 8.46 Eugenia helferi 3 0.10 1.84 3 40 1.84 282.40 3765.4 4.33 8.01 Hydnocarpus Wrayi 4 0.10 2.45 4 53 2.45 155.20 2069.8 2.38 7.29 Garcinia nigrolinellata P. 3 0.10 1.84 3 40 1.84 212.70 2836.5 3.26 6.94 Gironniera nervosa 3 0.10 1.84 3 40 1.84 196.30 2616.7 3.01 6.69 Spondias cythercae Sonn 3 0.10 1.84 3 40 1.84 168.60 2247.7 2.58 6.26 Archidendron sp 1 3 0.10 1.84 3 40 1.84 76.34 1017.9 1.17 4.85 Litsea sepikonsis Kosterm 3 0.10 1.84 3 40 1.84 70.26 936.7 1.07 4.76 Shorea platyclados 3 0.10 1.84 3 40 1.84 63.00 839.9 0.96 4.64 Buchanania sessifolia BL. 2 0.10 1.23 2 26 1.23 140.70 1876.2 2.16 4.61 Shorea materialis 3 0.10 1.84 3 40 1.84 48.08 641.1 0.73 4.41 Cleidion spiciflorum Merr 1 0.10 0.61 1 13 0.61 202.10 2695.2 3.10 4.33 Pongamia pinnata 2 0.10 1.23 2 27 1.23 90.47 1206.3 1.38 3.84 Mangivera longives 2 0.10 1.23 2 27 1.23 81.84 1091.2 1.25 3.71 Scutinanthe brunnea 2 0.10 1.23 2 27 1.23 73.99 986.4 1.13 3.59 Eugenia polyanta Wight 2 0.10 1.23 2 27 1.23 73.99 986.4 1.13 3.59 Nephelium mutabile 2 0.10 1.23 2 27 1.23 70.65 942.0 1.08 3.53 Gironniera sp 2 0.10 1.23 2 27 1.23 69.08 921.1 1.06 3.51 Trema angustifolia 2 0.10 1.23 2 27 1.23 64.37 858.2 0.98 3.44 Diospyros malam 2 0.10 1.23 2 27 1.23 61.43 819.0 0.94 3.39 Moesa sp 1 2 0.10 1.23 2 27 1.23 58.09 774.5 0.89 3.34 Eusideroxyton Zwagen 2 0.10 1.23 2 27 1.23 52.01 693.4 0.79 3.25 Shorea lepidota 2 0.10 1.23 2 27 1.23 51.03 680.3 0.78 3.23 Dyera costulata 2 0.10 1.23 2 27 1.23 49.06 654.1 0.75 3.20 Eucaliphus corimbosa 2 0.10 1.23 2 27 1.23 47.89 638.4 0.73 3.18 .Arthrocarpus elasticus 2 0.10 1.23 2 27 1.23 36.31 484.0 0.55 3.01 Aporusa sp 2 0.10 1.23 2 27 1.23 35.52 473.6 0.54 2.99

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampira n 14… Jlh Spesies plot F FR Jlh K KR LBD D DR INP Eurya trichocarpa 2 0.10 1.23 2 27 1.23 35.52 473.6 0.54 2.99 Dialium indum 1 0.10 0.61 1 13 0.61 113.8 1517.7 1.74 2.97 Canarium comune L. 2 0.10 1.23 2 27 1.23 32.19 429.1 0.49 2.94 Endiandra evadenia Kosterm 2 0.10 1.23 2 27 1.23 26.69 355.8 0.41 2.86 Castanapsis tungurut 2 0.10 1.23 2 27 1.23 25.12 334.9 0.38 2.84 Santina oblongifolia 1 0.10 0.61 1 13 0.61 94.40 1258.6 1.44 2.67 Hymenacardia punctata 1 0.10 0.61 1 13 0.61 90.47 1206.30 1.39 2.61 Macaranga triloba 1 0.10 0.61 1 13 0.61 69.28 923.68 1.06 2.29 Canarium rufum Benn 1 0.10 0.61 1 13 0.61 56.91 758.83 0.87 2.11 Styrax benzoin 1 0.03 0.61 1 13 0.61 52.79 703.88 0.81 2.03 Rhodan cinerea Jack 1 0.03 0.61 1 13 0.61 52.20 696.03 0.81 2.02 Eugenia sp 1 0.03 0.61 1 13 0.61 52.01 693.42 0.79 2.02 Lindera pippericarpa 1 0.03 0.61 1 13 0.61 50.24 669.87 0.77 1.99 Lansium sp 1 0.03 0.61 1 13 0.61 47.89 638.47 0.73 1.96 Taractogenesis konsteri 1 0.03 0.61 1 13 0.61 47.89 638.47 0.73 1.96 Bisscofia javanica 1 0.03 0.61 1 13 0.61 43.37 578.28 0.66 1.89 Disoxylum arborecens 1 0.03 0.61 1 13 0.61 38.47 512.87 0.59 1.81 Shorea scabrida 1 0.03 0.61 1 13 0.61 38.47 512.87 0.59 1.81 Ruelia sp 1 0.03 0.61 1 13 0.61 38.47 512.87 0.59 1.81 Aglaia tricosternon C.DC 1 0.03 0.61 1 13 0.61 38.47 512.87 0.59 1.81 Shorea leprosula 1 0.03 0.61 1 13 0.61 38.47 512.87 0.59 1.81 Actinidia sp 1 0.03 0.61 1 13 0.61 32.19 429.13 0.49 1.72 Alophyllum pulcherimum 1 0.03 0.61 1 13 0.61 29.24 389.88 0.44 1.67 Acronychia laurifolia 1 0.03 0.61 1 13 0.61 28.26 376.80 0.43 1.66 Palaqium hexandrum 1 0.03 0.61 1 13 0.61 23.75 316.62 0.36 1.59 Coffea malayana Ridl 1 0.03 0.61 1 13 0.61 23.75 316.62 0.36 1.59 Tarena pulchra Ridl 1 0.03 0.61 1 13 0.61 23.75 316.62 0.36 1.59 Gironniera subaegualis 1 0.03 0.61 1 13 0.61 23.75 316.62 0.36 1.59 Litsea umbellata Merr 1 0.03 0.61 1 13 0.61 23.75 316.62 0.36 1.59 Shorea sp 1 0.03 0.61 1 13 0.61 23.75 316.62 0.36 1.59 Eugenia densiflora 1 0.03 0.61 1 13 0.61 19.63 261.67 0.31 1.52 Rhinorea anguifera 1 0.03 0.61 1 13 0.61 19.63 261.67 0.31 1.52 Syzium sp 1 0.03 0.61 1 13 0.61 19.63 261.67 0.31 1.52 Lindera turfosa 1 0.03 0.61 1 13 0.61 19.63 261.67 0.31 1.52 Litsea amora 1 0.03 0.61 1 13 0.61 15.90 211.95 0.24 1.47

Universitas Sumatera Utara Lampiran 15. Hasil Perhitungan Dominasi t ingkat S emai

Spesies Jlh pl ot F FR (% ) K KR (% ) INP Eurycoma longifolia Jack 16 0.5 10.81 1333.3 10.81 21.62 Cinamommum oblisifolium 13 0.4 8.78 1083.3 8.78 17.56 Endiandra evadenia K. 5 0.2 3.37 416.6 3.37 6.75 Ixora sp 1 5 0.2 3.37 416.6 3.37 6.75 Spondias cythercae Sonn 4 0.1 2.70 333.3 2.70 5.40 Coffea malayana Ridl 4 0.1 2.70 333.3 2.70 5.40 Gironniera nervosa 4 0.1 2.70 333.3 2.70 5.40 Gironniera sp 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Eugenia polita King 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Aporusa sp 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Mangivera longives 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Trema angustifolia 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Lindera glauca BL. 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Antidesma neurocarpum 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Ixora finlaysoniana Wall 3 0.1 2.02 250.0 2.02 4.05 Hydnocarpus Wrayi 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Moesa sp 1 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Archidendron sp 1 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Disoxylum exelsum 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Nephelium mutabile 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Dialium indum 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Eugenia grandis 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Shorea platyclados 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Terminalia sp 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Parkia roxburghii 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Shorea scabrida 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Anisoptera magistocarpa 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Garcinia nigrolinellata P. 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Switonia acuta 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Lasianthus stipulans 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Vatica bancana 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Buchanania sessifolia BL. 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Aglaia tricosternon C.DC 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Antiarsis toxicaria 2 0.1 1.30 166.6 1.35 2.70 Eucaliphus corimbosa 1 0.1 0.67 83.3 0.67 1.35

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 15 …

Spesies Jlh P lot F FR (%) K KR INP Claoxyton longifolium 1 0.1 0.67 83.3 0.67 1.35 Eusideroxyton Zwagen 1 0.1 0.67 83.3 0.67 1.35 Canarium comune L. 1 0.1 0.67 83.3 0.67 1.35 Litsea amora 1 0.1 0.67 83.3 0.67 1.35 Palaqium rostratum 1 0.1 0.67 83.3 0.67 1.35 Shorea blumutensis 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Bovea microphylla Griff 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Pongamia pinnata 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Baccaurea sp 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Garcinia mangostana 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Dyera costulata 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Lansium sp 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Hedyatis phicippensis Ridl 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Arthrocarpus elasticus 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Rhodan cinerea Jack 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Palaqium hexandrum 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Diospyros decipiens 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Lunasia amara Blanco 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Styrax benzoin 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Aglaia graffithii 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Syzium sp 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Hydnocarpus filipes 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Hymenacardia punctata 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Eugenia helferi 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Gironniera hirta 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Eugenia sp 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Gironniera parvifolia 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Psychotria obovata 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Horsfieldia irya 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Alseodaphne feotida 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Psychatria stipulae 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Aporosa prainiana 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35 Shorea multiflora 1 0.1 0.67 83.33 0.67 1.35

Universitas Sumatera Utara Lampiran 16. Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Pohon

Jenis/ spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jack X2 X2 Ket. a b c d ad bc (ad-bc) 2 a+b a+c c+d b+d hit tab asosiasi

Mangifera longifes 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Sorea materialis 0 2 3 25 0 6 36 2 3 28 27 0.24 3.84 NS Litsea amora 0 2 3 25 0 6 36 2 3 28 27 0.24 3.84 NS Palaquium rostratum 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Diospyros malam 1 1 5 23 23 5 324 2 6 28 24 1.21 3.84 NS Eugenia grandis 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Shorea platyclados 1 1 7 21 21 7 196 2 8 28 22 0.6 3.84 NS Shorea sp 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Pongamia pinnata 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Parkia sp 1 1 1 27 27 1 676 2 2 28 28 6.47 3.84 S Dysoxilum arborecens 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Lansium sp 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Shorea scabrida 2 0 3 25 50 0 2500 2 5 28 25 10.7 3.84 NS Artocarpus elasticus 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Anisoptera mangtocarpa 1 1 3 25 25 3 484 2 4 28 26 2.49 3.84 NS Styrax benzoin 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Castanopsis tungurut 0 2 11 17 0 22 484 2 11 28 19 1.24 3.84 NS Shorea sp. 0 2 5 23 0 10 100 2 5 28 25 0.43 3.84 NS Alseodaphne foetida. 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Shorea lepidota 0 2 5 23 0 10 100 2 5 28 25 0.43 3.84 NS Shorea leprosula 1 1 5 23 23 5 324 2 6 28 24 1.21 3.84 NS Eugenia griffithi 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Eugenia cumingiana 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Santiria rubiginosa 0 2 5 23 0 10 100 2 5 28 25 0.43 3.84 NS Ixora blumei Z 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Shorea ovalis 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Scaphium sp. 0 2 5 23 0 10 100 2 5 28 25 0.43 3.84 NS Eugenia garcinifolia 0 2 7 21 0 14 196 2 7 28 23 0.65 3.84 NS Brassaiopsis glomerulata 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Polyanthia glauca 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Mangifera sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Alseodaphne sp. 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Dipterocarpus opterus 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Garcinia burkilii 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 16 …

Jenis/ spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jack X2 X2 Ket. 2 a b c d ad bc (ad-bc) a+b a+c c+d b+d hit tab asosiasi

Arytera litoralis 0 2 3 25 0 6 36 2 3 28 27 0.24 3.84 NS Ficus sp 0 2 6 22 0 12 144 2 6 28 24 0.54 3.84 NS Hopea sangal 0 2 4 24 0 8 64 2 4 28 26 0.33 3.84 NS Dipterocarpus sp 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Durio sp. 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Sp 116. Shorea ovata 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Kompasia exelsa 0 2 3 25 0 6 36 2 3 28 27 0.24 3.84 NS Knema sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Antidesma montanum 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Eurya acuminata 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Persea sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Lithocarpus sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Michelia montana 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Latocarpus sp2 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Elaeocarpus obtusus 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Dipterocarpus sp. 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Dryobalanops aromatica 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Evodia sp 0 2 3 25 0 6 36 2 3 28 27 0.24 3.84 NS Vernonia arborea 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Aglaia glabiflora 0 2 2 26 0 4 16 2 2 28 28 0.15 3.84 NS Semecarpus sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Acronychia sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Alseodaphne sp. 1 1 4 24 24 4 400 2 5 28 25 1.71 3.84 NS Eurya nitida 1 1 1 27 27 1 676 2 2 28 28 6.47 3.84 S Cinnamomum sundairicum 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Gironiera subaequlis P. 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Mangifera foetida 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Quercus spicata 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Plemengia macrophylla 1 1 0 28 28 0 784 2 1 28 29 14.5 3.84 S Lindera sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Arthropylum diversifolium 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Ardisia lurida 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Cinnamomum cassia 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS Parashorea sp 0 2 1 27 0 2 4 2 1 28 29 0.07 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lampiran 17. Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Tiang

Jenis/ Spesies Sp 1. Eurycoma long ifolia J ack X2 X2 Ket. a b c d ad bc (ad-bc)2 a+b a+c c+d b+d hit tab Asosiasi Mangifera longifes 0 13 3 14 0 39 1521 13 3 17 27 2.55 3.84 NS Canarium comune L. 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Palaquium rostratum 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Diospyros malam 1 12 2 15 15 24 81 13 3 17 27 0.14 3.84 NS Shorea platyclados 6 7 6 11 66 42 576 13 12 17 18 0.36 3.84 NS Shorea sp 1 12 4 13 13 48 1225 13 5 17 25 1.33 3.84 NS Dysoxilum arborecens 1 12 1 16 16 12 16 13 2 17 28 0.04 3.84 NS Dyera costulata 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Lansium sp 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Shorea scabrida 1 12 3 14 14 36 484 13 4 17 26 0.63 3.84 NS Anisoptera magistocarpa 3 10 2 15 45 20 625 13 5 17 25 0.68 3.84 NS Horsfieldia irya 2 11 2 15 30 22 64 13 4 17 26 0.08 3.84 NS Castanopsis tungurut 2 11 1 16 32 11 441 13 3 17 27 0.74 3.84 NS Shorea sp. 3 10 0 17 51 0 2601 13 3 17 27 4.36 3.84 S Shorea lepidota 1 12 3 14 14 36 484 13 4 17 26 0.63 3.84 NS Shorea multiflora 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Eugenia griffithi 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Ixora blumei Z 1 12 1 16 16 12 16 13 2 17 28 0.04 3.84 NS Scaphium sp. 2 11 2 15 30 22 64 13 4 17 26 0.08 3.84 NS Eugenia garcinifolia 0 13 4 13 0 52 2704 13 4 17 26 3.53 3.84 NS Garcinia burkilii 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Ficus sp 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Dipterocarpus sp 0 13 2 15 0 26 676 13 2 17 28 1.64 3.84 NS Shorea ovata 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Knema sp 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Eurya acuminata 1 12 1 16 16 12 16 13 2 17 28 0.04 3.84 NS Lithocarpus sp 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Dipterocarpus sp. 1 12 1 16 16 12 16 13 2 17 28 0.04 3.84 NS Aglaia glabiflora 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Acronychia sp 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Memecilon laevigatum 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Alseodaphne sp. 1 12 1 16 16 12 16 13 2 17 28 0.04 3.84 NS Eurya nitida 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Pterospermum diversif 0 13 2 15 0 26 676 13 2 17 28 1.64 3.84 NS Persea sp 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Palaquium sp 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Santiria rubiginosa 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 17 … Jenis/ Spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jac k X2 X2 Ket. 2 a b c d ad bc (ad-bc ) a+b a+c c+d b+d Hit tab Asosiasi Pithecellobium sp 1 12 2 15 15 24 81 13 3 17 27 0.14 3.84 NS Ardisia lurida 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Cinnamomum cassia 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Litsea sp 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS Parashorea sp 1 12 0 17 17 0 289 13 1 17 29 1.35 3.84 NS Mangifera grasialis H. 0 13 1 16 0 13 169 13 1 17 29 0.79 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lampiran 18. Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Pancang

Nama Spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jack 2 2 2 X X Ket. a b c d ad bc (ad -bc) a+b a+c c+d b+d hit tab Asosiasi Spondias cythercae Sonn 2 12 1 15 30 12 324 14 3 16 27 0.53 3.84 NS Gironniera sp 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.01 3.84 NS Eugenia polita King 2 12 4 12 24 48 576 14 6 16 24 0.53 3.84 NS Endiandra evadenia Kosterm 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Hydnocarpus Wrayi 1 13 3 13 13 39 676 14 4 16 26 0.87 3.84 NS Moesa sp 1 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Ixora sp 1 2 12 3 13 26 36 100 14 5 16 25 0.10 3.84 NS Cinamommum oblisifolium 6 8 4 12 72 32 1600 14 10 16 20 1.07 3.84 NS Eucaliphus corimbosa 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.01 3.84 NS Archidendron sp 1 1 13 2 14 14 26 144 14 3 16 27 0.23 3.84 NS Disoxylum exelsum 3 11 5 11 33 55 484 14 8 16 22 0.36 3.84 NS Aporusa sp 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Eusideroxyton Zwagen 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Cleidion spiciflorum Merr 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.90 3.84 NS Nephelium mutabile 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.06 3.84 NS Mangivera longives 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.06 3.84 NS Trema angustifolia 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Dialium indum 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.18 3.84 NS Shorea materialis 1 13 2 14 14 26 144 14 3 16 27 0.23 3.84 NS Canarium comune L. 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Litsea amora 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.90 3.84 NS Acronychia laurifolia 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.18 3.84 NS Litsea sepikonsis Kosterm 2 12 1 15 30 12 324 14 3 16 27 0.53 3.84 NS Shorea blumutensis 3 11 3 13 39 33 36 14 6 16 24 0.03 3.84 NS Diospyros malam 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.01 3.84 NS Lindera glauca BL. 4 10 1 15 60 10 2500 14 5 16 25 2.67 3.84 NS Shorea platyclados 2 12 1 15 30 12 324 14 3 16 27 0.53 3.84 NS Eugenia densiflora 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.90 3.84 NS Rhinorea anguifera 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.90 3.84 NS Pongamia pinnata 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Disoxylum arborecens 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.90 3.84 NS Canarium rufum Benn 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.90 3.84 NS Dyera costulata 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.87 3.84 NS Shorea scabrida 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 18 …

Nama Spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jack 2 2 2 X X Ket. a b c D ad bc (ad-bc) a+b a+c c+d b+d hit tab Asosiasi Ruelia sp 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Eurya trichocarpa 0 14 2 14 0 28 784 14 2 16 28 1.875 3.84 NS Arthrocarpus elasticus 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.0096 3.84 NS Anisoptera magistocarpa 2 12 2 14 28 24 16 14 4 16 26 0.0206 3.84 NS Garcinia nigrolinellata P. 2 12 1 15 30 12 324 14 3 16 27 0.5357 3.84 NS Rhodan cinerea Jack 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Palaqium hexandrum 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Alophyllum pulcherimum 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Scutinanthe brunnea 2 12 0 16 32 0 1024 14 2 16 28 2.449 3.84 NS Santina oblongifolia 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Styrax benzoin 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Coffea malayana Ridl 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Buchanania sessifolia BL. 2 12 0 16 32 0 1024 14 2 16 28 2.449 3.84 NS Macaranga triloba 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Bisscofia javanica 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Syzium sp 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Hymenacardia punctata 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Eugenia helferi 0 14 3 13 0 42 1764 14 3 16 27 2.9167 3.84 NS Gironniera hirta 2 12 4 12 24 48 576 14 6 16 24 0.5357 3.84 NS Tarena pulchra Ridl 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Eugenia sp 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Aglaia tricosternon C.DC 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Gironniera subaegualis 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Eugenia polyanta Wight 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.0096 3.84 NS Lindera turfosa 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Litsea umbellata Merr 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Gironniera nervosa 3 11 0 16 48 0 2304 14 3 16 27 3.8095 3.84 NS Castanapsis tungurut 2 12 0 16 32 0 1024 14 2 16 28 2.449 3.84 NS Shorea sp 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Shorea lepidota 1 13 1 15 15 13 4 14 2 16 28 0.0096 3.84 NS Shorea leprosula 1 13 0 16 16 0 256 14 1 16 29 1.1823 3.84 NS Taractogenesis konsteri 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS Lindera pippericarpa 0 14 1 15 0 14 196 14 1 16 29 0.9052 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lampiran 19. Hasil Perhitungan Asosiasi Tingkat Semai

Nama spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jack 2 2 2 X X Ket. a b c d ad bc (ad-bc) a+b a+c c+d b+d hit tab Asosiasi Spondias cythercae Sonn 2 14 2 12 24 28 16 16 4 14 26 0.0206 3.84 NS Gironniera sp 1 15 2 12 12 30 324 16 3 14 27 0.5357 3.84 NS Eugenia polita King 2 14 1 13 26 14 144 16 3 14 27 0.2381 3.84 NS Endiandra evadenia Kosterm 2 14 3 11 22 42 400 16 5 14 25 0.4286 3.84 NS Hydnocarpus Wrayi 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Moesa sp 1 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Ixora sp 1 3 13 2 12 36 26 100 16 5 14 25 0.1071 3.84 NS Cinamommum oblisifolium 6 10 7 7 42 70 784 16 13 14 17 0.4751 3.84 NS Eucaliphus corimbosa 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Archidendron sp 1 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Disoxylum exelsum 0 16 2 12 0 32 1024 16 2 14 28 2.449 3.84 NS Claoxyton longifolium 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Aporusa sp 1 15 2 12 12 30 324 16 3 14 27 0.5357 3.84 NS Eusideroxyton Zwagen 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Nephelium mutabile 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Mangivera longives 0 16 3 11 0 48 2304 16 3 14 27 3.8095 3.84 NS Trema angustifolia 0 16 3 11 0 48 2304 16 3 14 27 3.8095 3.84 NS Dialium indum 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Canarium comune L. 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Litsea amora 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Palaqium rostratum 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Litsea sepikonsis Kosterm 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Shorea blumutensis 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Lindera glauca BL. 1 15 2 12 12 30 324 16 3 14 27 0.5357 3.84 NS Bovea microphylla Griff 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Eugenia grandis 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Shorea platyclados 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Terminalia sp 0 16 2 12 0 32 1024 16 2 14 28 2.449 3.84 NS Pongamia pinnata 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Baccaurea sp 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Parkia roxburghii 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Garcinia mangostana 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Dyera costulata 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Lansium sp 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lanjutan Lampiran 19 …

Nama spesies Sp 1. Eurycoma longifolia Jack 2 2 2 X X Ket. a b c D ad bc (ad-bc) a+b a+c c+d b+d hit tab Asosiasi Shorea scabrida 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Hedyatis phicippensis Ridl 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Arthrocarpus elasticus 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Anisoptera magistocarpa 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Garcinia nigrolinellata Plank 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Rhodan cinerea Jack 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Palaqium hexandrum 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Antidesma neurocarpum 2 14 1 13 26 14 144 16 3 14 27 0.2381 3.84 NS Switonia acuta 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Diospyros decipiens 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Lasianthus stipulans 0 16 2 12 0 32 1024 16 2 14 28 2.449 3.84 NS Lunasia amara Blanco 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Styrax benzoin 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Vatica bancana 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Aglaia graffithii 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Coffea malayana Ridl 3 13 1 13 39 13 676 16 4 14 26 0.8705 3.84 NS Ixora finlaysoniana Wall 2 14 1 13 26 14 144 16 3 14 27 0.2381 3.84 NS Buchanania sessifolia BL. 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Syzium sp 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Hydnocarpus filipes 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Hymenacardia punctata 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Eugenia helferi 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Gironniera hirta 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Eugenia sp 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Aglaia tricosternon C.DC 2 14 0 14 28 0 784 16 2 14 28 1.875 3.84 NS Gironniera parvifolia 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Psychotria obovata 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Horsfieldia irya 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS Gironniera nervosa 0 16 2 12 0 32 1024 16 2 14 28 2.449 3.84 NS Alseodaphne feotida 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Antiarsis toxicaria 1 15 1 13 13 15 4 16 2 14 28 0.0096 3.84 NS Psychatria stipulae 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Aporosa prainiana 1 15 0 14 14 0 196 16 1 14 29 0.9052 3.84 NS Shorea multiflora 0 16 1 13 0 16 256 16 1 14 29 1.1823 3.84 NS

Universitas Sumatera Utara Lampiran 20. Hasil Perhitungan Pola Persebaran

Pohon

Jlh Plot Jenis/ spesies Famili (X)2 M V Ket M/V (X) XIX Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.067 0.06 Merata 0.96 XXVIII Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.067 0.06 Merata 0.96 N = 30 X=2 X2=2

Pole

Jlh Plot Jenis/ Spesies Famili (X)2 M V M/V Ket (X) II Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 2 4 0.73 0.96 1.31 Mengelompok V Sp 1. Euricoma lokngifolia Simaroubaceae 2 4 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XII Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XIII Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XVI Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 2 4 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XVII Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 3 9 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XVIII Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 3 9 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XX Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 2 4 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XXI Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XXIV Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XXVIII Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XXIX Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 1 1 0.73 0.96 1.31 Mengelompok XXX Sp 1. Euricoma longifolia Simaroubaceae 2 4 0.73 0.96 1.31 Mengelompok N = 30 22 44

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan lampiran 20 …

Sapling

Jlh Subplot Famili Jenis / Spesies (X)2 M V Ket M/V (X) IV Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 2 4 0.8 0.9 mengelompok 1.24 VI Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 3 9 0.8 0.9 mengelompok 1.24 VII Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 2 4 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XIII Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 1 1 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XIV Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 2 4 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XV Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 1 1 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XVI Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 1 1 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XX Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 2 4 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XXI Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 2 4 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XXII Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 1 1 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XXIII Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 1 1 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XXIV Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 2 4 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XXVI Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 3 9 0.8 0.9 mengelompok 1.24 XXX Simaroubaceae Sp 1. Eurycoma longifolia 1 1 0.8 0.9 mengelompok 1.24 N = 30 24 48

Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 20 …

Seedling

Jlh Subplot Jenis / Spesies Famili (X)2 M V Ket M/V (X) I Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3 9 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 II Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2 4 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 VI Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2 4 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 VII Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1 1 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XI Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2 4 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XII Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3 9 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XIII Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 4 16 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XIV Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1 1 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XVI Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 7 49 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XVII Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 4 16 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XIX Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1 1 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XX Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3 9 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XXII Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 3 9 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XXVI Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2 4 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XXVII Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 1 1 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 XXIX Sp 1. Eurycoma longifolia Simaroubaceae 2 4 1.367 2.9 Mengelompok 2.14 N = 30 41 141

Universitas Sumatera Utara

DATA HASIL ANALISIS Pemilik : Aminata Br. Ginting

No. Unit 1 No. Lab. 25810 No. Lapangan Tanah Pasir % 61.56 Debu % 17.00 Liat % 21.44 Tekstur ‐‐‐ Llip C‐Org % 3.08 N‐Total % 0.23 C/N ‐‐‐ 13.39 P‐avl (Bray II) ppm 3.59 K‐exch. me/100 0.17 Ca‐exch. me/100 0.91 Mg‐exch. me/100 0.74 Zn ppm 6.43

Keterangan :

Llip : Lempung liat berpasir

Universitas Sumatera Utara

DATA HASIL ANALISIS Pemilik : Aminata Br. Ginting

No. Unit 2 No. Lab. 26810 No. Lapangan Tanah Pasir % 72.56 Debu % 12.00 Liat % 15.44 Tekstur ‐‐‐ Llip C‐Org % 3.18 N‐Total % 0.25 C/N ‐‐‐ 12.72 P‐avl (Bray II) ppm 3.59 K‐exch. me/100 0.17 Ca‐exch. me/100 0.93 Mg‐exch. me/100 0.72 Zn ppm 6.33

Keterangan :

Llip : Lempung berpasir

Universitas Sumatera Utara

DATA HASIL ANALISIS Pemilik : Aminata Br. Ginting

No. Unit 3 No. Lab. 27810 No. Lapangan Tanah Pasir % 62.56 Debu % 17.00 Liat % 20.44 Tekstur ‐‐‐ Llip C‐Org % 3.28 N‐Total % 0.23 C/N ‐‐‐ 14.26 P‐avl (Bray II) ppm 5.19 K‐exch. me/100 0.19 Ca‐exch. me/100 1.31 Mg‐exch. me/100 2.74 Zn ppm 6.45

Keterangan :

Llip : Lempung liat berpasir

Universitas Sumatera Utara

Ket . Penulis sedang mengukur data fisik lapangan.

Ket . Penulis sedang mengukur tinggi dan diameter batang pasak bumi.

Ket. Kondisi tanah yang dipenuhi oleh Ket. Bunga Pasak Bumi yang bermalai.

Serasah daun.

Universitas Sumatera Utara

Ket . Buah Pasak Bumi yang sudah masak. Ket . Buah Pasak Bumi yang masih muda.

Ket . Hama Pasak Bumi menyerang daun. Ket. Hama menyerang buah Pasak Bumi

Ket . Hama Pasak Bumi ordo Lepidoptera, famili Geometridae.

Universitas Sumatera Utara