POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK PADA MASA KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA TAHUN 1963-1966

Yadi Kusmayadi * Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-Universitas Galuh Ciamis Jl. R. E. Martadinata No. 150 Ciamis, 46274 Jawa Barat

ABSTRAK Tindakan Indonesia dalam pengunduran diri sebagai anggota PBB pada tanggal 7 Januari 1965 ketika Malaysia dinyatakan menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB. Tujuan penulisan ini untuk menganalisi peristiwa terjadinya politik nuar negeri pada tahun 1963-1966. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan historis. Politik luar negeri Indonesia pada masa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia tahun 1963-1966 melenceng dari garis politik luar negeri bebas aktif. Namun jika dilihat dari sisi positif, tindakan Presiden Soekarno melakukan konfrontasi kepada Malaysia sangat tepat. Sesuai dengan garis kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Indonesia tidak menghendaki negara tetangganya menjadi antek-antek negara kolonialis dan imperialis. Apabila sebuah negara di Asia Tenggara dapat dikuasai oleh kekuatan kolonialis dan imperialis, maka wilayah tersebut akan dijadikan basis bagi penyebaran pengaruh mereka dan bahkan penguasaan mereka atas bangsa- bangsa dan negara-negara di sekitarnya. Jika dilihat dari sisi negatif, konfrontasi ini telah menyebabkan bangsa Indonesia melenceng dari garis kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif. Terbukti pada waktu itu Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan di PBB, dan setelah itu ada kesan bahwa bangsa Indonesia dikucilkan dari pergaulan dunia internasional. Selain itu pula, peristiwa konfrontasi Indonesia-Malaysia ini dimanfaatkan oleh PKI untuk kepentingannya mendekatkan negara Indonesia dengan negara-negara komunis seperti USSR, Korea Utara dan RRC.

Kata Kunci: Politik Luar Negeri, konfrontasi Indonesia dan Malaysia

ABSTRACT Indonesia's actions in resignation as a member of the United Nations on 7 January 1965 when Malaysia was declared a non-permanent member of the UN security council. The purpose of this paper is to analyze the occurrence of national politics in the year 1963-1966. This research method uses a historical approach. Indonesia's foreign policy during the Indonesian confrontation with Malaysia in 1963-1966 deviated from the line of active free foreign policy. However, if viewed from the positive side, the action of President Soekarno to confrontation to Malaysia is very appropriate. In accordance with the line of active foreign policy of Indonesia, Indonesia does not want its neighbors to be agents of the colonialist and imperialist countries. If a country in Southeast Asia can be dominated by colonialist and imperialist forces, then the region will serve as a basis for the spread of their influence and even their control over the surrounding nations and nations. If viewed from the negative side, this confrontation has caused the Indonesian nation deviated from the line of free and active foreign policy. Evident at that time Indonesia declared out of membership in the United Nations, and after that there is the impression that the Indonesian nation is ostracized from the international community. In addition, Indonesia- Malaysia confrontation event is utilized by the PKI for its interests to bring the country of Indonesia with the communist countries such as the USSR, North Korea, and the PRC.

Keywords: Foreign Policy, confrontation of Indonesia and Malaysia

* Penulis Koresponden E-mail address: [email protected] doi: Copyright©2017 Jurnal Artefak e-ISSN: 2580-0027

Halaman | 23 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

PENDAHULUAN Sesuai dengan prinsip dan sifat politik luar negeri yakni bebas aktif, anti-imperialisme, dan Sejarah telah menujukkan bahwa anti-kolonialisme. Soekarno menolak seluruh Indonesia mampu membebaskan belenggu bentuk imperialisme juga kolonialisme. Salah penjajahan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia satu bentuk penolakannya terhadap imperialisme dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 oleh juga kolonialisme adalah dengan tindakannya Soekarno-Mohammad Hatta, merupakan puncak yang konfrontatif terhadap pembetukan Federasi perjuangan panjang bangsa Indonesia. Hal ini Malaysia oleh Inggris. tercermin dari peran Soekarno yang merupakan Pembentukan Unifikasi Malaysia menjadi tokoh yang dapat mengambil tanggung jawab pemicu pertikaian Indonesia dengan Malaysia. guna melangsungkan proklamasi kemerdekaan Soekarno beranggapan pembentukan Federasi (di samping Mohammad Hatta). Soekarno-Hatta Malaysia adalah proyek neo-kolonialisme adalah lambang dari bangsa yang bersatu seperti (Nekolim) Inggris yang dapat membahayakan yang telah dicita-citakan sejak dahulu. Meskipun revolusi Indonesia. (Sekretariat Negara RI, telah melanjutkan perjuangan yang berat tahun- 1981: 234) tahun berikutnya, Soekarno menjadi tokoh yang Tanggal 20 Januari 1963, Dr. mendominasi seluruh elemen kehidupan menggunakan istilah konfrontasi guna berbangsa dan bernegara. merumuskan kebijakan politik luar negeri Bangsa Indonesia melihat sikap Soekarno Indonesia kepada Malaysia. Dia membenarkan dari sosok seorang negarawan, founding father rumusan itu dengan mengatakan "Malaysia yang ingin membangun Indonesia dari secara terbuka menjadi bawahan imperialisme kemajemukan. Pluralitas ideologi tergambarkan dan bertindak dengan rasa permusuhan terhadap dalam konsep (utopis), yaitu NASAKOM. Indonesia”. Presiden Soekarno pun menegaskan Soekarno merupakan tokoh yang dominan dalam bahwa "Indonesia akan melaksanakan kebijakan panggung politik Indonesia sejak 1945 sampai konfrontasi terhadap Malaysia. (Leifer, 1989: tahun 1965. Hal ini diperjelas lagi lebih-lebih 116) pada delapan tahun terakhir. Akan tetapi jauh Untuk menghadapi rencana pembentukan sebelumnya Soekarno sudah menjadi terkenal Negara Unifikasi Malaysia, pemerintah sebagai pemikir juga aktivis dalam pergerakan Indonesia sudah mengupayakan jalan damai nasional (Partai Nasional Indonesia). Soekarno yaitu melalui perundingan (diplomasi). Hal mempunyai pandangan dan pemikiran politik tersebut terbukti dengan beberapa perundingan tersendiri baik sebelum ataupun sesudah seperti Konferensi wakil Menlu di Manila, pada proklamasi kemerdekaan negara Indonesia. tanggal 9 April sampai 17 April Tahun 1963, Politik luar negeri dijalankan oleh pertemuan Tokyo yang dilakukan Presiden Soekarno dilakukan demi kepentingan nasional. Soekarno dan PM Tunku Abdul Rahman pada Pada era pemerintahannya, kepentingan nasional tanggal 31 Bulan Mei sampai 1 Juni 1963. Selain utama bagi bangsa Indonesia adalah pengakuan itu, konferensi tingkat Menlu di Manila tanggal akan kedaulatan politik dan pembentukan 1 Juni sampai 11 Juni 1963. (Panitia penulisan identitas bangsa (nation building). Kepentingan Sedjarah Deplu Negeri, 1971:275-276) nasional tersebut diterjemahkan dalam suatu Perundingan atau jalan damai yang sudah kebijakan luar negeri, tujuannya mencari diupayakan mengalami kegagalan dan Federasi dukungan juga pengakuan terhadap kedaulatan Malaysia pun tetap dibentuk tanggal 16 bangsa, serta untuk menunjukkan karakter September 1963. Hal tersebut dianggap oleh bangsa Indonesia kepada negara-negara lain. pihak Indonesia maupun Filipina sebagai Implementasi dari kepentingan nasional pelanggaran, sebab tindakan Malaysia tersebut adalah melakukan hubungan bersama menyimpang dari hasil KTT Manila. Tanggal 16 negara-negara di Asia-Afrika yang baru terbebas September Tahun 1963, secara formal dimulai dari penjajahan. Kepentingan nasional untuk konfrontasi terhadap Malaysia. Hubungan menunjukkan karakter adalah dengan diplomatik Indonesia dan Malaysia telah menonjolkan karakter bangsa Indonesia sebagai terputus pada 17 September 1963. bangsa mandiri dan tidak bersedia ada di bawah Bentuk-bentuk dan aspek-aspek konfron- tekanan bangsa lain. Oleh sebab itu, pada masa tasi pun beragam, misalnya dalam bentuk kepemimpinannya, Soekarno sangat menolak pernyataan-pernyataan dan demontrasi-demon- semua bentuk penindasan oleh negara lain. trasi yang bersifat politis. Sementrara dalam

Halaman | 24 Yadi Kusmayadi Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun 1963-1966 dimensi ekonomi, bentuk konfrontatif kepada menggunakan kritik sejarah. Hasilnya Malaysia dilakukan melalui pemutusan hubu- disebut bukti (evidence) sejarah. Bukti ngan perekonomian dengan Malaysia. Dalam sejarah ialah kumpulan fakta dan informasi dimensi militer, Indonesia kemudian yang telah divalidasi, menjadi terpercaya menempatkan pasukan militer reguler secara sebagai bukti dasar yang baik guna menguji terbatas. Kebijakan tersebut menggambarkan kemudian menginterpretasikan suatu sikap diplomasi yang cukup agresif dengan cara permasalahan. konfrontatif, inilah karakter politik luar negeri 3. Interpretasi Indonesia pada pemerintahan Soekarno. Tahap ketiga, ialah interpretasi Setelah Federasi Malaysia hadir, upaya (penafsiran) analisis terhadap data juga fakta perundingan tetap dilakukan atas usulan juga yang terkumpul. Prosedur ini digunakan bantuan dari negara-negara lain: Amerika untuk menafsirkan data dan fakta, Serikat, Filipina, Thailand dan Jepang. Upaya menghubungkan berbagai data dan fakta perdamaian dengan jalan diplomasi kemudian serta membuat tafsirannya. mengalami kegagalan. Perundingan terakhir 4. Historiografi yang dilakukan dengan mengadakan pertemuan Setelah melakukan tahap-tahap antara Soekarno, Tunku Abdul Rahman, dan didalam metode sejarah yakni Diosdado Macapagal di Tokyo bulan Juni 1964. mengumpulkan data, kritik data dan Setelah rentetan kegagalan upaya diplomasi interpretasi maka sebagai tahap terakhir dari tersebut, kemudian tidak ada lagi upaya lain metode sejarah adalah penulisan sejarah. untuk meyelesaikan sengketa, yang mengakibatkan konfrontasi berlangsung terus. Bahkan sebagai tanda kekecewaannya terhadap HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Diterimanya Malaysia sebagai anggota tidak Konfrontasi Indonesia-Malaysia tetap tanggal 7 Januari 1965, Indonesia Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia kemudian mengundurkan diri dari PBB. Situasi yang kemudian dikenal dengan politik demikian kemudian mengubah kebijakan Konfrontasi, ialah sebuah perang urat syaraf paradigma politik luar negeri RI. tentang masa depan Malaysia, Brunei, Sabah dan Sarawak. Hal ini terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1963 hingga METODE PENELITIAN 1966. Perang ini berasal dari keinginan Metode Penelitian yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia yang ingin membentuk penulis adalah metode historis atau metode Federasi Malaya (FM) atau lebih dikenal dengan sejarah, yaitu cara menguji juga menganalisis Persekutuan Tanah Melayu. Tahun 1961 FM kesaksian sejarah untuk menemukan data yang menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke valid, otentik dan dapat dipercaya, serta usaha dalam wilayahnya. Hal ini tidak sesuai dengan sintetis atas data semacam itu menjadi kisah Persetujuan Manila, maka keinginan itu sejarah yang kredibel. (Louis Gottchalk, 1983: ditentang oleh Presiden Soekarno. Soekarno 32) menganggap pembentukan Federasi Malaysia Menurut Ismaun (1984: 94) metode (FM) yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sejarah atau metode historis ini mengandung sebagai “boneka Inggris” yang merupakan empat langkah penting atau teknik sebagai kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk berikut : baru. Dukungan terhadap berbagai gangguan 1. Heuristik keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Tahap ini ialah langkah permulaan Indonesia. (Patrick Witton, 2003: 944) bagi penulis dalam proses mencari juga Pelanggaran perjanjian internasional mengumpulkan bahan-bahan informasi yang dengan konsep The Macapagal Plan melalui diperlukan yang berhubungan dengan perjanjian Manila pada 31 Juli 1963, kemudian permasalahan penulisan jurnal ilmiah. tanggal 3 Agustus 1963 juga tanggal 5 Agustus 2. Kritik 1963 tentang dekolonialisasi yang harus Kritik sejarah ialah penilaian kritis mengikutsertakan seluruh rakyat Sarawak dan kepada data juga fakta sejarah yang sudah Sabah. ada. Data juga fakta sejarah diproses

Halaman | 25 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

Latar Belakang foto Presiden Indonesia, Soekarno, dan Pada tahun 1961, Pulau Kalimantan membawa lambang negara Indonesia Garuda dibagi empat administrasi. Borneo atau Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman Kalimantan merupakan provinsi di Indonesia. (Perdana Menteri Malaysia saat itu), kemudian Batas di sebelah utara ialah Kerajaan Brunei dan memaksanya untuk menginjak lambang negara 2 koloni Inggris yaitu Sarawak dan Borneo Indonesia. Utara, selanjutnya Borneo Utara disebut Sabah. Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Bagian dari penarikan koloni Inggris di Asia Lumpur terjadi pada tanggal 17 September 1963. Tenggara, ia (Inggris) mencoba menggabungkan Hal ini terjadi karena luapan kemarahan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung mahasiswa Malaysia kepada Presiden Soekarno Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia. yang melakukan konfrontasi kepada Malaysia Rencana pembentukan FM ditentang oleh juga serangan pasukan militer Indonesia yang Pemerintahan Indonesia. Presiden Soekarno tidak resmi kepada Malaysia. Selanjutnya beranggapan jika Malaysia ialah boneka Inggris berbarengan dengan pengumuman Menlu dan jika Indonesia berkonsolidasi dengan Indonesia Dr. Soebandrio, Indonesia mengambil Malaysia hanya akan menambah kontrol dan sikap untuk bermusuhan kepada Malaysia pada kekuasaan Inggris di kawasan Asia Tenggara, 20 Januari 1963. Selain itu penyusupan pasukan lebih jauh posisi ini bisa mengancam sukarelawan Indonesia (seperti: pasukan militer kemerdekaan Indonesia. Filipina akhirnya yang tidak resmi) akhirnya masuk ke Sarawak membuat klaim juga atas wilayah Sabah, dengan dan Sabah untuk menyebarkan propaganda juga alasan Sabah memiliki hubungan sejarah dengan melakukan penyerangan dan sabotase pada 12 Filipina, melalui Kesultanan Sulu. April 1963. (Kusumah Hadiningrat, 1971: 59) Di Brunei, kemudian Tentara Nasional Presiden Soekarno kemudian marah, Kalimantan Utara (TNKU) melakukan karena hal tersebut. Ia mengutuk tindakan pemberontakan, tanggal 8 Desember 1962. demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak- TNKU berusaha menangkap Sultan Brunei, injak lambang negara Indonesia, Soekarno ingin yang menguasai ladang minyak dan menyandera balas dendam atas perbuatan mahasiswa orang Eropa. Sultan Brunei berhasil lolos dan Malaysia dengan melakukan gerakan “Ganyang meminta pertolongan Inggris. Sultan Brunei Malaysia”. (Kompas, 29 September 2007) menerima pasukan dari Inggris juga pasukan Presiden Soekarno kemudian selalu berbicara Gurkha dari Singapura. Tanggal 16 Desember, “Ganyang Malaysia” melalui pidato-pidatonya: Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim seluruh pusat “Kalau kita lapar itu biasa Kalau kita malu pemberontakan telah diatasi kemudian tanggal itu juga biasa Namun kalau kita lapar atau 17 April 1963, pimpinan pemberontakan malu itu karena Malaysia, kurang ajar! akhirnya ditangkap dan pemberontakan pun Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar berakhir. cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat Filipina dan Indonesia kemudian secara jangan sampai tanah dan udara kita resmi menyetujui pembentukan Federasi diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu. Malaysia jika mayoritas di daerah yang telah Doakan aku, aku kan berangkat ke medan dilakukan dekolonialisasi memilih melalui juang sebagai patriot Bangsa, sebagai referendum yang diorganisasi oleh PBB. Pada martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa tanggal 16 September 1963, sebelum hasil dari yang tak mau diinjak-injak harga dirinya. pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat Serukan serukan keseluruh pelosok negeri pembentukan federasi sebagai masalah didalam bahwa kita akan bersatu untuk melawan negeri, tanpa turut campur orang luar, namun kehinaan ini kita akan membalas perlakuan Indonesia melihat hal ini sebagai pelanggaran ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih terhadap Persetujuan Manila dan adanya memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih kolonialisme juga imperialisme Inggris. memiliki martabat. Amarah Presiden Soekarno semakin besar Yoo...ayoo... kita... Ganjang... semenjak demonstrasi mahasiswa Malaysia Ganjang... Malaysia yang anti-Indonesia. Demontrasi tersebut Ganjang... Malaysia berlangsung di Kuala Lumpur. Para mahasiswa Bulatkan tekad (demonstran) berbondong-bondong datang ke Semangat kita badja gedung KBRI, disana mereka merobek-robek Peluru kita banjak

Halaman | 26 Yadi Kusmayadi Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun 1963-1966

Njawa kita banjak kawan menampakkan ketidaksungguhannya Bila perlu satoe-satoe! guna menyelesaikan permasalahan Malaysia, hal (Soekarno).” itu jelas kelihatan dari sikap politiknya. (Departemen Penerangan, 1964 : 71-72) Lahirnya Kebijakan Dwikora KTT Tokyo tersebut mengeluarkan suatu Sejalan dengan perubahan zaman, arus pernyataan, dan beberapa poin dari pernyataan gerakan nasionalisme dan kemerdekaan di bersama itu ialah pembentukan suatu Komisi daerah-daerah jajahan tidak dapat dibendung Pendamai Asia Afrika yang terbagi menjadi 4 lagi. Inggris yang menyadari ini, mau tidak mau anggota, tiga diantaranya akan dipilih masing- harus melepaskan pula daerah-daerah masing oleh Indonesia, Philipina dan Malaysia, jajahannya dan memberikan self-government dan satu negara lagi (keempat) akan dipilih serta kemerdekaan. secara bersama-sama oleh ketiga anggota Asia Daerah Malaysia bagi Inggris ialah tempat Afrika dari komisi tersebut. Komisi ini akan dimana terdapat kepentingan-kepentingan diminta untuk mempelajari masalah-masalah ekonomi Inggris memiliki arti maupun jumlah. yang ada antara ketiga negara yang bersangkutan Di samping kepentingan Inggris di bidang dan akan menyampaikan rekomendasi untuk ekonomi, dan terutama strategi pertahanan menyelesaikan permasalahan mereka. (Abdul Inggeris, daerah Malaysia merupakan salah-satu Haris Nasution, 1966 : 196) mata rantai yang penting dari pada garis Hubungan permasalahan penyelesaian pertahanan-pertahanan Inggris yang sengketa, maka bangsa Indonesia telah membentang dari Inggris melalui Gibraltar dan memperlihatkan jati dirinya sebagai bangsa yang Aden terus ke Singapura sampai ke New cinta damai. Hal ini nampak mulai dari “Manilla Zealand. (Disjarah TNI AD, 1972 : 475) Agreement" sampai dengan KTT Tokyo, karena Berhubungan dengan hal itu, maka kemerdekaan dan perdamaian adalah syarat Pemerintah RI menarik beberapa kesimpulan mutlak bagi kemajuan umat manusia dan tentang mengapa Inggris sangat mendukung tercapainya kerangka ketiga Revolusi Bangsa rencana pembentukan Malaysia, yakni Malaysia Indonesia. Karenanya rakyat Indonesia berusaha oleh Inggris direncanakan untuk dijadikan keras untuk mensukseskan Dwikora, dengan wilayah yang menjamin kelangsungan membubarkan proyek Nekolim Malaysia. Oleh kepentingan-kepentingan Inggris di bidang karena itulah kemudian Soekarno sebagai ekonomi, pertahanan, serta Malaysia Presiden bertindak tegas menghadapi diperkirakan akan tetap berhaluan pro permasalahan tersebut. Barat.(Kusumah Hadiningrat, 1971 : 1) Menindaklanjuti pernyataan Menlu Dengan dasar penelaahan fakta-fakta serta Republik Indonesia Dr. Soebandrio, pada pengenalan akan sifat-sifat serta siasat Inggris tanggal 20 Januari 1963. Indonesia mengambil pada khususnya, dan Barat pada umumnya, sikap berhadapan kepada Malaysia. Tanggal 3 maka Pemerintah RI berpendapat bahwa Mei 1964 sebuah rapat akbar digelar di pembentukan Malaysia itu merupakan bahaya dan Presiden Soekarno mengumumkan perintah yang dapat mengancam pintu gerbang Indonesia. Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya: Oleh karena itulah, maka Pemerintah RI “1) Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia. menentang pembentukan Malaysia melalui 2) Bantu perjuangan revolusioner rakyat konfrontasi, dengan alasan-alasan prinsip dan Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, keamanan. untuk menghancurkan Malaysia. Walaupun sudah sedemikian rupa (Sekretariat Negara RI, 1981: 247)” persengketaan Malaysia tersebut, Soekarno bersama Presiden Philipina Diosdado Pada tanggal 27 Juli 1964, Soekarno Macapagal, masih terus berusaha agar Tengku mengumumkan akan meng-"ganyang Abdul Rachman dan kawan-kawan yang Malaysia". Pada tanggal 16 Agustus 1964, dianggap oleh kedua negara tersebut sebagai pasukan dari Resimen Askar Melayu DiRaja antek-antek Nekolim (Neo Kolonialisme) harus berhadapan dengan 50 gerilyawan kembali pada Manilla Agreement (Pertemuan Indonesia. Filipina tidak turut serta dalam Manila), demi keutuhan rumpun rakyat Melayu. perang, namun mereka hanya memutuskan Maka pada bulan Juni 1964 diadakan Konferensi hubungan diplomatik dengan Malaysia. Federasi Tingkat Tinggi di Tokyo (KTT-Tokyo), dalam Malaysia resmi dibentuk pada tanggal 16 hal ini pun Tengku Abdul Rachman dan kawan- September 1963. Brunei kemudian menolak

Halaman | 27 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017 bergabung dan Singapurapun keluar dari FM di mereka yakni Special Air Service (SAS). kemudian hari. Tercatat sekitar 2000 angkatan bersenjata Ketegangan kemudian berkembang di Indonesia tewas dan 200 pasukan kedua belah pihak di wilayah Selat Malaka. Dua Inggris/Australia (SAS) juga tewas ketika hari para demonstran dari Indonesia membakar bertempur di hutan belantara kalimantan kedutaan besar Inggris di Jakarta. Ratusan (Majalah Angkasa Edisi 2006). pendemo menduduki kedutaan besar Singapura Tanggal 17 Agustus 1964 pasukan terjun di Jakarta, juga rumah diplomat Singapura. payung Indonesia berhasil mendarat di wilayah Sementara itu, di Malaysia, agen Indonesia pantai barat daya Johor, kemudian mereka berhasil ditangkap dan massa Malaysia mencoba membentuk pasukan gerilya, tanggal 2 menyerang kedutaan besar Indonesia di Kuala September 1964 pasukan terjun payung Lumpur. didaratkan lagi di Labis, Johor. Tanggal 29 Di sepanjang perbatasan Kalimantan, Oktober, 52 tentara Indonesia berhasil mendarat terjadi peperangan; militer Indonesia juga di Pontian; perbatasan Johor-Malaka, pasukan tidak resminya (sukarelawan) berusaha mengalahkan pasukan Resimen Askar Melayu menduduki Sarawak dan Sabah, namun tanpa DiRaja dan Selandia Baru juga menumpas membuahkan hasil. Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Pada tahun 1964 militer Indonesia Malaysia di Batu 20, Muar, Johor. menyerang wilayah Semenanjung Malaya. Pada Ketika PBB menerima Malaysia sebagai bulan Mei Soekarno membentuk Komando anggota Dewan Keamanan tidak tetap, Presiden Siaga yang bertugas mengkoordinir perang Soekarno dengan tegas menarik Indonesia dari terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando keanggotaan PBB. Hal ini terjadi pada tanggal ini kemudian berubah nama menjadi Komando 20 Januari 1965, akhirnya Indonesia mencoba Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga kemudian membentuk Kekuatan Baru bernama Conference dipimpin oleh Laksdya Udara Oemar Dani of New Emerging Forces atau ”Conefo” sebagai sebagai Pangkolaga. Kolaga terdiri dari tiga alternatif. Sebagai tandingan Olimpiade oleh Komando, yaitu Komando Tempur Satu dunia Internasional, Soekarno kemudian (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera; terdiri menyelenggarakan GANEFO (Games of the dari 12 Batalyon TNI-AD juga tiga Batalyon New Emerging Forces), kegiatan ini Para dan satu batalyon KKO. Komando ini diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di mempunyai sasaran operasi ke Semenanjung Senayan, Jakarta tanggal 10 sampai 22 Malaya. Dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris November 1963. Acara pesta olahraga besar- sebagai Pangkopur-I. Kemudian komando besaran ini diikuti sekitar 2.250 atlet dari 48 Tempur Dua (Kopurda) berada di Bengkayang, negara dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Kalimantan Barat; terdiri dari 13 Batalyon Selatan, juga diliput oleh 500 wartawan asing. berasal dari KKO, AURI, dan RPKAD. Pada bulan Januari 1965, Australia Komando ini dipimpin oleh Brigjen Soepardjo menyetujui pengiriman pasukan ke wilayah sebagai Pangkopur-II. Selanjutnya komando Kalimantan, setelah menerima permintaan dari ketiga ialah Komando Armada Siaga; terdiri dari Malaysia. Australia mengirimkan 3 Resimen TNI-AL juga KKO. Komando ini dilengkapi Kerajaan Australia dan Resimen Australian dengan Brigade Pendarat yang beroperasi di Special Air Service. Sekitar 14.000 pasukan perbatasan Riau juga Kalimantan Timur. Inggris juga negara persemakmuran Australia. Pada bulan Agustus, 16 agen bersenjata Secara resmi, militer Inggris juga Australia tidak Indonesia ditangkap di Johor, kemudian bisa mengikuti penyerangan melalui perbatasan aktivitas Militer Indonesia di perbatasan Indonesia. Namun, unit Special Air Service, meningkat. Tentara Laut DiRaja Malaysia Inggris dan Australia, masuk secara rahasia. kemudian mengerahkan pasukan untuk Pada pertengahan tahun 1965, Indonesia mempertahankan Malaysia. Tentara Malaysia mulai menggunakan militer resminya. Tanggal sedikit yang diturunkan dan mereka harus 28 Juni 1965, mereka menyebrangi perbatasan, bergantung kepada pos perbatasan dan kemudian masuk ke timur Pulau Sebatik dekat pengawasan unit komando. Misi utama mereka Tawau, Sabah lalu berhadapan dengan Resimen ialah mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Askar Melayu Di Raja juga Kepolisian North Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat Borneo Armed Constabulary. konflik bersenjata dengan Indonesia ialah Pada tanggal 1 Juli 1965, pasukan Inggris dan Australia. Terutama pasukan khusus Indonesia yang berkekuatan sekitar 5.000 orang

Halaman | 28 Yadi Kusmayadi Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun 1963-1966 menyerang pangkalan Angkatan Laut Malaysia b. Operasi “A” di Semporna. Kemudian serangan dan Sebelum pembentukan dan penugasan pengepungan terus dilakukan sampai 8 Komando Siaga dalam rangka konfrontasi September, namun serangan itu mengalami terhadap Malaysia, sejak permulaan tahun kegagalan. Peristiwa ini kemudian dikenal oleh 1963 Indonesia sudah mempersiapkan warga Malaysia dengan “Pengepungan 68 Hari”. peningkatan usaha-usaha di bidang militer Pada saat berlangsungnya konfrontasi untuk mengimbangi situasi dan kondisi Indonesia-Malaysia, Indonesia membentuk politik yang semakin meningkat. Untuk beberapa operasi Dwikora, di antaranya sebagai mengumpulkan data-data tentang kegiatan berikut. dan gerak-gerik lawan, maka pemerintah a. Komando Siaga (KOGA) Indonesia mulai melaksanakan operasi Perkembangan situasi politik intelijen yang dikenal dengan sebutan Indonesia maupun di Malaysia sendiri serta “Operasi A”. Kegiatan operasi intelijen ini akibat kegagalan diplomasi, Inggris diikuti dengan Operasi "Lintas Bebas" yaitu mengumumkan bahwa negaranya siap untuk operasi penyusupan gerilyawan ke daerah mengirimkan kekuatan militer dalam skala Malaysia dengan maksud guna mendirikan besar ke Malaysia. Untuk mengimbangi kantung gerilya di daerah-daerah musuh. usaha-usaha di bidang diplomatik dan Kedua bentuk operasi ini dilaksanakan peningkatan bidang militer, maka dengan SK dibawah pimpinan Komando Tertinggi Presiden/ PANGTI ABRI/Panglima KOTI (KOTI). tanggal 2 Juni 1964 dibentuklah Komando Untuk mendapatkan struktur Gabungan dengan nama KOMANDO pertahanan negara lebih kuat maka SIAGA (KOGA) dengan tugas pokok : dibentuklah beberapa Komando Khusus “Dalam pelaksanaan DWIKORA seperti KOHANUDNAS (Komando merencanakan, mempersiapkan dan Pertahanan Udara Nasional), KOANSUS pada waktunya menyelenggarakan (Komando Anti Subversif), KOPANNAS operasi-operasi serangan Balasan (Komando Pertahanan Pantai Nasional). (retaliation) terhadap daerah lawan serta Daerah-daerah berbatasan langsung Malaysia unsur-unsur lawan lainnya”. (Dinas ditingkatkan kesiapsiagaannya secara fisik Sejarah TNI-AD, 1972: 476) dan mental. Jaringan komunikasi dan pertahanan di Sumatera dan Kalimantan Presiden menunjuk Panglima diperkuat terutama daerah Kalbar dan Angkatan Udara sebagai Panglimanya, tetapi Kaltim: yang langsung berbatasan dengan organisasi itu belum dapat dikembangkan daerah Kalimantan Utara yang diperkirakan sesuai dengan tugasnya, karena Komando sebagai daerah sasaran subversi dan Siaga belum mempunyai penelaahan dan kemungkinan pecahnya perang secara perkiraan intelijen serta belum mempunyai terbuka. fasilitas Markas dan lain-lainnya tanpa Dalam pelaksanaan tugasnya, penjabat dan personil pembantu staf yang Komando Siaga tanggal 25 Agustus 1964 lengkap. Karena Panglimanya adalah telah menyusun suatu penelaahan tentang Panglima Angkatan Udara, maka KOGA “Tugas Komando Siaga” yang bermarkas di Komando Operasi Angkatan mengemukakan pentingnya suatu integrasi Udara RI di Lanud Halim Perdanakusumah. dari semua tugas-tugas operasi DWIKORA. Baru setelah Malaysia dengan bantuan Hal ini penting karena setelah pembentukan Inggris meningkatkan kekuatan dan kegiatan dan penugasan Komando Siaga, KOTI masih militernya, tanggal 2 September 1964 terus melaksanakan operasi “A” maupun ditetapkanlah pejabat-pejabat Komando operasi “Lintas Bebas” sehingga dirasakan Siaga sebagai berikut : adanya semacam dualisme dalam 1) Wakil Panglima I : Laksamana (L) pelaksanaan operasi. Maka, untuk Muljadi. melaksanakan tugasnya, KOGA tidak 2) Wakil Panglima II : Brigjen TNI Achmad menerima informasi dan perkiraan intelijen Wiranatakusumah. dari KOTI yang melaksanakan operasi “A”. 3) Kepala Staf : Komodore Udara Leo Kepala Stap Gabungan I KOTI yang Wattimena. dipegang oleh Dr. Subandrio yang juga sebagai Ketua Badan Pusat Intelijen (BPI)

Halaman | 29 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017 pada umumnya tidak memberikan informasi Darat : Daerah-daerah KODAM I, yang terperinci kepada KOGA dengan alasan II, III dan IV serta daerah- “top secret” atau sangat rahasia. Laut : daerah KODAM IX, X, XI Tanggal 1 September 1964 Komando dan XII. Siaga menyusun Gagasan Strategi dan Tugas Daerah-daerah KODAMAR KOGA yang antara lain mengemukakan : Udara : I dan II, KOSIONAL, 1) Perkiraan perimbangan kekuatan antara KOSETAL dan perairan kita dengan lawan yang sangat tak terroterial di Sumatera dan menguntungkan. Kalimantan dari 2) Satu-satunya faktor yang menguntungkan KODAMAR III dan IV. ialah faktor man power, akan tetapi sangat Daerah Komando Regional kurang/tidak adanya mobility taktis Udara I dan II. maupun strategis. 3) Diperlukan tindakan cepat guna Adapun susunan pimpinan Komando mendekatkan pasukan ke arah sasaran Mandala Siaga ialah sebagai beikut: untuk memungkinkan mobility apabila 1) Panglima KOLAGA : Laksamana Omar diperlukan. Dhani. 2) WAPANG KOLAGA I : Mayjen. TNI. c. Operasi “JALADARA” . Dalam melaksanakan gagasan strategi 3) WAPANG KOLAGA II : Laksda (L) KOGA tersebut, maka tanggal 31 Oktober Mulyadi. 1964 dikeluarkanlah Petunjuk Operasi 4) Kepala Staf KOLAGA : Laksda (U) JALADARA No. POPS-03/1964 dan Leo Wattimena. Instruksi Operasi No. INSOP-05/1964 5) Wakas KOLAGA : Brigjen. TNI. tanggal 21 Nopember 1964. Operasi ini A. Satari. bertujuan untuk pemindahan dan penggeseran pasukan untuk pertahanan Dengan perubahan pimpinan tersebut daerah Kalbar yang dimulai dengan maka diadakanlah berbagai perubahan dan pemindahan pasukan Jonif 521/Brawijaya ke konsepsi-konsepsi bagi pengembangan daerah Kalimantan Barat. tugas-tugas KOLAGA. Akan tetapi Untuk menutupi tindakan penggeseran sebaliknya perubahan pimpinan tersebut juga pasukan ini, maka dengan PO. JALADARA menimbulkan perselisihan paham, khususnya dilaksanakanlah suatu latihan gabungan antara PANGKOLAGA dan WAPANG I, pendaratan di Kalbar dengan mendaratkan sampai WAPANG I Mayjen. Suharto JON 521 sebagai unsur kekuatan KOGA menyampaikan permohonan berhenti sebagai pada tanggal 24 Nopember 1964 yang Wakil Panglima KOLAGA kepada Presiden. kemudian menjadi Task Force KOPUR IV. Perselisihan paham ini kemudian dapat Untuk menyempurnakan organisasi diselesaikan setelah Jenderal Nasution serta hubungan Komando dalam pelaksanaan sendiri menyelesaikan secara baik dan DWIKORA maka berdasarkan SK diadakan pembagian tugas dan wewenang Presiden/Panglima KOTI No. 9/KOTI/1965 dimana WAPANG I diberikan wewenang tertanggal 28 Pebruari 1965 Komando Siaga untuk melaksanakan tugas-tugas operasi. dirubah jadi KOMANDO MANDALA Pada pelaksanaan operasi dalam SIAGA dengan tugas pokok: rangka konfrontasi terhadap Malaysia, “Merencanakan, mempersiapkan, KOLAGA selalu menggunakan dua sistem melaksanakan, memimpin serta mengawasi operasi yaitu sistem operasi Fisik dan Teknis operasi-operasi militer didalam rangka (FISTEK) dan Sosial Politik (SOSPOL) pelaksanaan DWIKORA pada khususnya sebagai sistem yang dilakukan oleh unsur- juga mempertahankan wilayah Indonesia unsur militer maupun non-militer. Dalam pada umumnya yang dilakukan didalam pelaksanaan operasi, kedua sistem tersebut wilayah Pertahanan Barat”. dinamakan Operasi Militer dan Operasi Komando Mandala Siaga bersifat Khusus. paduan (unified) yang meliputi wilayah Pertahanan Barat yaitu wilayah : Adapun Operasi Khusus ada 2 macam yang dilaksanakan KOLAGA adalah :

Halaman | 30 Yadi Kusmayadi Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun 1963-1966

1) Operasi khusus dilaksanakan Komando- Tanggal 28 Mei 1966 sebuah konferensi Komando Satuan Tugas yang berwujud diselenggarakan di Bangkok, Kerajaan Malaysia dalam rangka field-preparation. juga pemerintah Indonesia merumuskan 2) "Staf Operasi Khusus" dibawah pimpinan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir resmi Kolonel AM Murtopo yang langsung pada bulan Juni 1966, dan perjanjian perdamaian dikendalikan dan berada dibawah WAPANG ditandatangani pada tanggal 11 Agustus 1966. I KOLAGA Mayjen. TNI Suharto. Pemulihan Hubungan negara Indonesia Operasi Khusus dilaksanakan oleh Staf dengan Malaysia karena konfrontasi yang Operasi Khusus dilakukan dengan cara non- digelorakan oleh Presiden Soekarno, berakhir konvensional melalui negara-negara lain dan pada tahun 1967 sekaligus menggantikan posisi berusaha mengadakan kontak langsung dengan pemerintahan Soekarno, pasca peristiwa tokoh-tokoh Malaysia untuk menjajagi pemberontakan G-30 September, kemudian kemungkinan penyelesaian konflik secara berganti menjadi pemerintahan Soeharto yang damai. Akan tetapi pendekatan-pendekatan yang sekaligus merupakan awal mula dari dilakukan sebelum pemberontakan G-30S/PKI, pemerintahan Orde baru. Upaya menggalakkan tanggal 1 Oktober 1965 tidak mendapat pemulihan hubungan diplomasi Indonesia sambutan dari kedua belah pihak oleh karena dengan Malaysia juga hubungan Indonesia PKI tidak menginginkan terciptanya perdamaian dengan PBB dilakukan dengan kembali Indonesia dan Malaysia. masuknya Indonesia dalam keanggotaan PBB. Dalam rangka integrasi semua bentuk operasi DWIKORA dibawah KOLAGA maka Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada sejak tanggal 8 Nopember 1964 wewenang Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun operasi “A” (operasi intellijen) yang dulu 1963-1966 dilaksanakan oleh KOTI dan BPI, diserahkan Beberapa kontroversi terus menyertai kepada KOLAGA. Akan tetapi pelaksanaan hubungan Indonesia-Malaysia sebelum zaman operasi "A" ini pun kurang banyak berhasil oleh orde baru muncul, tepatnya pada tahun 1963- karena sebelum putusnya hubungan diplomasi 1966. Seperti diketahui, pada era kepemimpinan Indonesia dengan Malaysia di akhir tahun 1963, Soekarno, politik “Ganyang Malaysia” yang Indonesia tidak mempunyai data-data intellijen digelorakan untuk memberontak sekaligus yang lengkap tentang Malaysia. Setelah menentang pembentukan persemakmuran hubungan diplomatik putus, operasi intellijen Inggris, dan FM. Malaysia dinilai menjadi kaki sangat sulit dilakukan karena sulitnya tangan imperialisme barat. Dikuasai oleh menerobos daerah Malaysia. Inggris. Kemudian, ide “Konfrontasi” yang Pelaksanaan operasi intelijen ini bersifat radikal terhadap kebijakan luar negeri kemudian dicapai dengan pelaksanaan operasi Indonesia dikeluarkan presiden Soekarno. “Lintas Bebas” dengan menyusupkan Hubungan Indonesia-Malaysia pertama sukarelawan-sukarelawan ke daerah lawan. kali dikenal dalam konstelasi politik regional, Sukarelawan-sukarelawan ini disamping diawali dengan konfrontasi Indonesia-Malaysia. mengumpulkan data-data Intel, juga diberi tugas Persamaan rumpun suku melay, sejarah, letak untuk menyusun kekuatan gerilyawan untuk geografis dan persamaan bahasa tidak mejamin berusaha menghancurkan kekuatan lawan dari Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan yang dalam dengan melakukan sabotase serta sangat baik dan berlangsung secara harmonis, gangguan keamanan. Dalam perjalanan operasi hubungan Indonesia dengan Malaysia sangatlah ini telah banyak jatuh korban kesuma bangsa buruk ketika itu. Penyebarluasan imperialisme dalam melakukan tugas negara. barat ini, menurut Presiden Soekarno dapat memberikan pengaruh negatif kepada Akhir Konfrontasi kelangsungan negara-negara Asia Tenggara, Akhir tahun 1965, Jenderal Soeharto akhirnya dibentuk suatu persepsi dan hubungan mulai memiliki kewenangan di bidang yang kurang baik dengan Malaysia. (John B. keamanan dan ketertiban, setelah Sriyanto, 2010 : 67) berlangsungnya G30S/PKI. Konflik domestik Dilihat dari sisi positif, tindakan Presiden ini, kemauan Indonesia untuk meneruskan Soekarno melakukan konfrontatif kepada perang dengan Malaysia menjadi berkurang, Malaysia sangat tepat. Sesuai dengan garis akhirnya peperangan pun mereda. kebijakan politik luar negeri Indonesia; bebas aktif, Indonesia tidak menghendaki negara

Halaman | 31 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017 tetangganya menjadi antek-antek negara terhadap Indonesia, sehingga timbullah apa yang kolonialis dan imperialis. Apabila sebuah negara dinamakan “poros Jakarta - Hanoi – Peking - di wilayah Asia Tenggara sudah dikuasai oleh Pyong Yang”. RRT memberikan dukungannya kekuatan kolonialis dan imperialis, maka secara penuh terhadap politik konfrontasi wilayah tersebut akan dijadikan basis bagi terhadap Malaysia, yang menguntungkan pihak penyebaran pengaruh mereka dan bahkan komunis itu. penguasaan mereka atas bangsa-bangsa dan Di dalam negeri PKI telah memanfaatkan negara-negara di sekitarnya. politik konfrontasi terhadap Malaysia. PKI Namun demikian, dilihat dari sisi negatif, merupakan partai yang dengan gigih menyokong konfrontasi ini telah menyebabkan bangsa pelaksanaan Dwikora. Ajakan Presiden Indonesia melenceng dari garis kebijakan luar Soekarno guna membentuk sukarelawan dalam negeri bebas dan aktif. Terbukti pada saat rangka Dwikora telah disambut PKI dengan Indonesia menyatakan keluar dari PBB, dan berusaha untuk menyusun pasukan sukarelawan- setelah itu ada kesan bahwa bangsa Indonesia sukarelawan PKI untuk didrop ke daerah-daerah dikucilkan dari pergaulan dunia internasional. yang berbatasan dengan Malaysia. Situasi kondisi bangsa Indonesia saat itu Kebijaksanaan pemerintah pada saat itu yang dimanfaatkan oleh PKI untuk kepentingan telah menerima sukarelawan tempur untuk kemenangan golongan komunis Indonesia. Pada diikutsertakan dalam operasi militer dari permulaan tahun 1965 situasi politik didalam berbagai organisasi massa tanpa negeri semakin memburuk yang diikuti dengan pengorganisasian dibawah disiplin TNI telah situasi sosial ekonomi yang semakin jelek. dimanfaatkan pula oleh PKI. Di daerah Kalbar Politik konfrontatif terhadap Malaysia dianggap pemerintah telah menerima dan melatih orang- oleh Pemerintah Indonesia dewasa itu sebagai orang Cina Komunis pelarian dari "Proyek Neo Kolonialisme" telah menyebabkan Malaysia.Mereka ini lalu menjadi "sukarelawan pemerintah Presiden Soekarno semakin keras Indonesia" menghadapi Malaysia. PKI telah melancarkan politik yang anti imperialisme dan mengirimkan sebanyak mungkin sukarelawan- anti kolonialisme yang menyebabkan pula sukarelawannya ke daerah Kalimantan Barat. Indonesia pada saat itu memusuhi negara-negara Sukarelawan-sukarelawan komunis ini Barat. Politik Presiden Soekarno ini telah kemudian ternyata telah menjadi basis kekuatan membuat kecenderungan ikut bekerja sama pengacau di daerah Kalbar kemudian menjelma dengan negara komunis. Justru itulah yang menjadi gerombolan Cina Komunis PGRS dan diperhitungkan oleh PKI. PARAKU. Situasi luar negeri dalam hubungan politik Di kalangan ABRI, PKI berusaha konfrontasi Indonesia semakin genting setelah sebanyak mungkin menanamkan pengaruhnya pada bulan Januari 1965, Malaysia melaporkan dengan mempengaruhi oknum-oknum TNI kepada PBB tentang adanya bukti-bukti infiltrasi untuk menganut ide komunisme. Dengan gerilyawan-gerilyawan Indonesia ke wilayah menanam jaring-jaringnya didalam tubuh ABRI, Mabysls, Situasi politik dalam negeri semakin PKI memperhitungkan untuk menghancurkan memburuk setelah Presiden Soekarno semakin tokoh-tokoh TNI yang sangat anti terhadap PKI. memperlihatkan politik membabi-butanya Ofensif PKI ini kemudian lebih lantang lagi dengan ide-ide dan semboyan-semboyan politik dengan mengemukakan gagasan pembentukan konfrontasinya seperti "Berdiri di atas kaki "Angkatan ke-V" terdiri dari buruh tani yang sendiri", "Go to hell with your aids" (Amerika) dipersenjatai. dan lain-lain yang diikuti pula dengan tindakan Pada saat-saat TNI dengan seluruh bangsa keluarnya Indonesia dari PBB serta organisasi Indonesia menunjukkan kesetiaannya terhadap dunia lain pada bulan Januari 1965. pemerintah dan bangsa dalam melaksanakan Tindakan pemerintah Presiden Soekarno politik konfrontasi dan Dwikora, maka tepat di ini mengakibatkan hilangnya dukungan luar tanggal 1 Oktober 1965 PKI telah mengkhianati negeri baik di bidang politik maupun ekonomi garis perjuangan bangsa dengan mencetuskan dan menjadikan Indonesia terisolir dari pemberontakan Gerakan 30 September. kehidupan bangsa-bangsa. Akibat selanjutnya, Bagi KOLAGA khususnya, ialah negara-negara komunis seperti Rusia, pemberontakan G-30S/PKI merupakan pukulan Republik Rakyat Cina (RRC), Korea Utara dan yang sangat berat dan membawa pengaruh yang lain-lain telah mendapat peluang baik untuk besar dalam pelaksanaan tugasnya. Sebagian menanamkan pengaruhnya secara mendalam tokoh-tokoh pimpinan KOLAGA telah terlibat

Halaman | 32 Yadi Kusmayadi Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun 1963-1966 langsung dengan pemberontakan G30S/PKI Malaysia yang sekarang dikenal sebagai seperti Omar Dhani sebagai PANGKOLAGA Malaysia ialah "boneka imperialisme Inggris" beserta beberapa perwira stafnya, Supardjo yang kolonialisme dan imperialisme gaya baru. sebagai Komandan KOPUR IV/Mandau yang Tanggal 3 Mei 1964 rapat besar yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan dilaksanakan di Senayan, Jakarta. Soekarno tugas-tugas KOLAGA di Kalbar dan lain-lain. mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat Situasi Dwikora telah dimanfaatkan PKI (Dwikora) yang isinya; pertinggi ketahanan guna kepentingan kaum komunis dengan revolusi Indonesia dan membantu perjuangan menyusupkan sukarelawan-sukarelawan PKI di rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, daerah perbatasan yang sedang dipersiapkan untuk menghancurkan Federasi Malaysia. menghadapi Malaysia, menyusupkan tokoh- Menjelang akhir tahun 1965, Jenderal tokoh komunis di dalam ABRI, memanfaatkan Soeharto mulai memiliki kewenangan di bidang situasi anti kolonialisme pemerintah Presiden keamanan dan ketertiban, setelah untuk menanamkan pengaruh PKI berlangsungnya G30S/PKI. Konflik domestik terhadap politik pemerintah dan mempersiapkan ini, semangat Indonesia untuk meneruskan pematangan pemberontakan terhadap perlawanan kepada Malaysia menjadi berkurang pemerintah Jakarta juga di daerah-daerah untuk hingga akhirnya mereda. merebut kekuasaan, justru pada saat-saat ABRI Tanggal 28 Mei 1966 konferensi di bersama rakyat Indonesia sedang mengabdi Bangkok, merumuskan antara Kerajaan melaksanakan Dwikora. (John B. Sriyanto, Malaysia dan pemerintah Indonesia tentang 2010: 61) penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Dalam menumpas pemberontakan G 30 Juni 1966, dan perjanjian perdamaian S/PKI, Mayjen. Suharto sebagai ditandatangani pada tanggal 11 Agustus 1966. PANGKOSTRAD dan sebagai WAPANG I Politik luar negeri Indonesia pada masa KOLAGA tanggal 1 Oktober 1965 telah konfrontasi Indonesia dengan Malaysia tahun bertindak tegas menumpas pemberontakan, 1963-1966 melenceng dari garis politik luar bersama dengan kekuatan ABRI dan rakyat yang negeri bebas aktif. Namun jika dilihat dari sisi setia negara dan Pancasila. positif, tindakan Presiden Soekarno melakukan Dengan keterlibatan Omar Dhani di konfrontasi kepada Malaysia sangat tepat. peristiwa G 30 S/PKI, maka sejak tanggal 21 Sesuai dengan garis kebijakan politik luar negeri Oktober 1965 Presiden telah menetapkan Indonesia yang bebas aktif, Indonesia tidak Mayjen Suharto sebagai Panglima KOLAGA. menghendaki negara tetangganya menjadi Untuk meningkatkan kegiatan KOLAGA dalam antek-antek negara kolonialis dan imperialis. pelaksanaan Dwikora, maka Mayjen Suharto Apabila sebuah negara di Asia Tenggara dapat telah merubah struktur organisasi KOLAGA dikuasai oleh kekuatan kolonialis dan imperialis, menjadi sistem Komponen, untuk memberikan maka wilayah tersebut akan dijadikan basis bagi peranan dan wewenang yang besar kepada penyebaran pengaruh mereka dan bahkan Angkatan dalam pelaksanaan operasi. penguasaan mereka atas bangsa-bangsa dan negara-negara di sekitarnya. Namun demikian, dilihat dari sisi negatif, SIMPULAN konfrontasi ini telah menyebabkan bangsa Hasil pembahasan Konfrontasi Indonesia Indonesia melenceng dari garis kebijakan politik dengan Malaysia atau Konfrontasi ialah sebuah luar negeri bebas dan aktif. Terbukti pada waktu perang tentang masa depan Malaya, Brunei, itu Indonesia menyatakan keluar dari Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi keanggotaan di PBB, dan setelah itu ada kesan Malaysia dan Indonesia pada tahun 1963 hingga bahwa bangsa Indonesia dikucilkan dari 1966. pergaulan dunia internasional. Selain itu pula, Perang ini dimulai karena keinginan peristiwa konfrontasi Indonesia-Malaysia ini Federasi Malaya (FM) lebih dikenal dengan dimanfaatkan oleh PKI untuk kepentingannya Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961. mendekatkan negara Indonesia dengan negara- Namun penggabungan Brunei, Sabah dan negara komunis seperti USSR, Korea Utara dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia tidak RRC. sesuai dengan Persetujuan Manila. Maka penggabungan FM tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno. Pembentukan Federasi

Halaman | 33 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.1 April 2017

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Nasution (1966). Sejarah Perjuangan Nasional di Bidang Bersenjata. Jakarta : Mega Bookstore. Departemen Penerangan RI (1964). Gelora Konfrontasi Mengganyang Malaysia. Jakarta. Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat (1972). Cuplikan Sejarah Perjuangan TNI Angkatan Darat. Jakarta: Fakta Mahjuma. Gottchalk, Louis (1983). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press. Ismaun. (1984). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS-IKIP. John B. Srijanto. (2010). Ganyang Malaysia. Politik Konfrontasi Bung Karno. Yogyakarta: InterpreBook. Kusumah, Hadiningrat. (1971). Sedjarah Operasi-Operasi Gabungan Dalam Rangka Dwikora. Jakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan, Pusat Sedjarah ABRI. Leifer, Michael. (1989). Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Gramedia. Sekretariat Negara RI. (1981). 30 Tahun Indonesia Merdeka. 1950-1964. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada. ------. (1986). 30 Tahun Indonesia Merdeka. 1965-1973. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada. Majalah Angkasa, Edisi II Tahun 2006.

Halaman | 34