Upaya Pelestarian Silat Perisai Di Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Upaya Pelestarian Silat Perisai Di Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau ISSN: 2580-6009 (daring) 0854-817X (cetak) Jurnal Puitika Volume 16 No. 1, April 2020 UPAYA PELESTARIAN SILAT PERISAI DI BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Nike Suryani, Muslim Universitas Islam Riau Email: [email protected] Abstrack Preservation efforts as activities or carried out continuously, directed and integrated to realize certain goals that reflect the existence of something that is permanent and eternal. Silat Shield is one of the traditions in Kampar District that needs to be preserved. The purpose of this study looks at the form of Shield Silat and Shield Silat Preservation Efforts in the District of Bangkinang, Kampar Regency. The theory in this writing can be put forward in the opinion of Hadiwanto Conservation must live and develop in the community. Conservation must be fought by the wider community. Chaedar alwasilah said there were three steps, namely: (1) understanding to generate awareness, (2) collective planning, and (3) creativity generation. This research method is a type of research used is qualitative with the Phenomenology approach. Data collection techniques by observation, interview and documentation. Keywords:Tradition, Silat Perisai, Preservation efforts Abstrak Upaya Pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi .Silat perisai merupakansalah satu tradisi di kabupaten kampar yang perlu untuk dilestarikan.Tujuan penelitian ini melihatbentuk Silat Perisai dan Upaya Pelestarian Silat Perisai Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar.Teori dalam penulisan ini dapat dikemukakan menurut pendapat Hadiwanto Pelestarian harus hidup dan berkembang di masyarakat.Pelestarian harus diperjuangkan oleh masyarakat luas. Chaedar alwasilah mengatakan ada tiga langkah, yaitu: (1)pemahaman untuk menimbulkan kesadaran, (2)perencanaan secara kolektif,, dan (3) pembangkitan kreatifias.Metode penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Kata kunci : Tradisi, Silat Perisai, Upaya Pelestarian 48 ISSN: 2580-6009 (daring) 0854-817X (cetak) Jurnal Puitika Volume 16 No. 1, April 2020 Pendahuluan Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat diseluruh Indonesia.Setiap daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Provinsi riau adalah salah satu provinsi yang kaya akan budaya melayu di Indonesia. Riau sejak dahulu sudah menjadi daerah lalu lintas perdagangan negara-negara tetangga, sehingga riau melahirkan sosok dan warna budaya yang beragam.Riau mempunyai banyak macam kebudayaan dan bentuk kesenian tradisi, baik dari segi tari, musik, dan silat.Kesenian riau tumbuh, hidup dan berkembang di pedalaman, di desa- desa terpencil, juga di kota-kota.Saraswati (2015) mengatakan bahwa kesenian mencerminkan suatu peradaban manusia yang terus berkembang makan kesenian yang telah ada tidak lepas dari keberadaan kesenian tradisional Sejumlah daerah di Provinsi Riau memiliki keunikan dalam seni bela diri pencak silat. Ada silat pangaian , ada pula silat rokan. Kabupaten kampar salah satu daerah memiliki silat perisai. Silat perisai awalnya bernama poncak silat perisai atau poncak yag berasal dari kata moncak-moncak yang artinya menari-nari. Silat perisai ini menggunakan alat atau properti pedang dan perisai sebagai alat penangkis yang dibuat dari urat-urat kayu besar dan lebar serta dilapisi dengan kulit kerbau yang diukir berfungsi untuk melawan musuh/perlindungan diri.Silat perisai disajikan di alam yang terbuka dan memiliki ruang gerak yang besar dan kecil. Bagong (1997:98), silat dan tari merupakan suatu ekspresi yang tali temali yang saling mengisi karena kedua-duanya mempergunakan tubuh manusia sebagai materipokok, disamping ketajaman pikiran dan perasaan yang selalu berdampingan sewaktu orang melaksanakan silat dan menari, ditambah dengan ketahanan fisik dan keuletan, teknik silat dan tari. Dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten Kampar (2010) mengatakan Silat perisai memiliki hakikat diri manusia (pernyataan jati diri), merupakan sampiran dari kata panca kaki silaturahmi yang maknanya perjalanan kehidupan yang menciptakan persaudaraan. Adapun nama-nama gerak dari silat perisai yang terdapat adalahsambah pembukaan, langkah tigo,gayuong, simbu, umban bancang, tusuok, tusuok bawah, concang manau, concak tadadek, kilieran podang, sombah ponutuik . Silat perisai biasanya diiringi dengan musik tradisi yaitu “Gondang Baoguang”.Kostum silat perisai berwarna hitam dengan menggunakan ikat kepala. 49 ISSN: 2580-6009 (daring) 0854-817X (cetak) Jurnal Puitika Volume 16 No. 1, April 2020 Keberadaan silat perisai dimulai pada masa wilayah negeri Kampar dulunya sebelum kemerdekaan RI pernah mempunyai system pemerintah Andiko dimana yang berkuasa adalah pucuk adat yang disebut ninik mamak. (Datuk Panglimo Tuo, wawancara 02 Februari 2019) Silat perisai pada saat ini memang merupakan salah satu kesenian yang ada di kabupaten Kampar. Awalnya silat perisai berkembang dilingkungan keluarga saja, untuk mempertahankan silat perisai mereka melakukan latihan minimalnya dengan anak-anak mereka sendiri agar tetap terjaga pelestarian dari silat perisai ini supaya tidak terjadikepunahan. Koentjaraningrat:,(1979:38) (Koentjaraningrat, 2009)mengatakan keluarga dan lingkungan sebagai kesatuan sosial yang paling kecil adalah tempat kehidupan sosial, ekonomi, maupun budaya pertama kali ditanamkan. Pada saat ini silat perisai sudah ditetapkan sebagai warisan budaya sejak tahun 2017 ini merupakan program pelestaraian dan pengembangan budaya daerah, dinas perhubungan, pariwisata dan seni budaya.. Selain itu salah satu kelompok yang terus mempertahankan silat perisai adalah komunitas seni pencak silat perisai, komunitas ini selalu diundang untuk menampilkan silat perisai dalam rangka menambut kedatangan tamu pejabat daerah pada sebuah acara hal ini merupakan salah satu sebuah usaha dari seniman dan masyarakat untuk mempertahan silat perisai Istiqomah (2015) menegaskan bahwa kesenian daerah harus dilestarikan karena didalam kesenian tradisional terdapat nilai-nilai kearifan lokal. A.W. Widjaja (1986) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi bersifat dinamis, luwes, dan selektif.Fenomena yang menarik disini adalah usaha salah seorang seniman dalam pelestarian silat perisai silat perisai hingga saat sekarang ini. Penelitian yang berkaitan dengan silat perisai oleh fhiken tri wulandari (2017) , dengan judul sistem pewarisan silat perisai di riau. Menjelaskan tentang proses pewarisan yang terjadi dari silat perisai dipengaruhi oleh pendidikan informal dari keluarga, masyarakat dan adat yang berlaku pada daerah lahirnya silat perisai.Penelitian yang berkaitan selanjutnya dengan silat perisai oleh Yoegi Aditya (2018) dengan judul Silat Perisai ke Bentuk Tari Poncak 12 Di Kecamatan Bangkinang 50 ISSN: 2580-6009 (daring) 0854-817X (cetak) Jurnal Puitika Volume 16 No. 1, April 2020 Kota Kabupaten Kampar.menjelaskan tentang perubahan silat perisai dengan ke bentuk tari poncak 12. Metode Penelitian ini menggunakan maka jenis penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Untuk memenuhi standar data yang ditetapkan atau ditentukan, maka teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam penelitiain, karena tujuan utama dari penelitian adalah data. Menurut suharsimi Arikunto (2006:225), setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data.Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut dikumpulkan, dikelompokkan, diseleksi, sesuai dengan permasalahan yang ingin dijawab agar nantinya setelah diproses, hasil yang diperoleh menjadi data yang akurat. Untuk tahap awal peneliti menentukan lokasi penelitian yaitu daerah Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau.Langkah awal yang dilakukan yaitu terjun ke lapangan untuk berjumpa langsung dengan subjek penelitian yang berjumlah 1 orang yang merupakan seniman tradsi dari Silat Perisai. Kemudian melakukan wawancara kepada seniman tersebut mengenai bentuk silat perisai dan bagaimana upaya pelestarian silat perisai di kecamatan bangkinang kabupaten kampar Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data yaitu berupa kamera foto (kamera digital, dan camera handphone) untuk mendapatkan foto- foto Silat Perisai. Hasil dan Pembahasan 1. Silat Perisai Silat Perisai merupakan salah satu tradisi yang ada di Kampar Provinsi Riau, yang ditampilkan untuk mencari sebuah kemufakatan dari perselisihan yang terjadi di antara suku.Keberadaan Silat Perisai diimulai pada masa Wilayah Negeri Kampar dulunya sebelum kemerdekaan RI dimana wilayah tersebut pernah mempunyai sistem pemerintahan Andiko dimana yang berkuasa adalah Pucuk Adat yang disebut Ninik Mamak.Ninik Mamak menaungi masyarakat yang disebut AnakKemenakan dan Urang Sumondo.Setiap kelompok Masyarakat yang terdiri dari Anak Kemanakan dan Urang 51 ISSN: 2580-6009 (daring) 0854-817X (cetak) Jurnal Puitika Volume 16 No. 1, April 2020 Semondo disebut Pesukuan.Setiap pasukuan memiliki dubalang/pendekar Silat Perisai.Pada masa itu yang berlaku hukum adat. Bila terjadi silang sengketa antara pasukuan misalnya tentang wilayat hutan tanah, menurut hukum adat sama-sama kuat mempunyai hak maka oleh lembaga Kerapatan
Recommended publications
  • Agriculture Sector Workers and Rice Production in Riau Province in 2010–2018
    E3S Web of Conferences 200, 04001 (2020) https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020004001 ICST 2020 Agriculture sector workers and rice production in Riau Province in 2010–2018 Yolla Yulianda* and Rika Harini Geography and Environmental Science, Department of Environment Geography, Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Abstract. Absorption of labor in the agricultural sector in Riau Province in 2019 was around 31.9 %, down from the previous year which reached 55.3 %. The agricultural sector has a high contribution to GDP (in economic terms) in Riau Province. The results of rice production from agricultural activities can affect vulnerability to food security in a province. The research objective is to examine the employment of agricultural sector workers and rice production in Riau Province in 2010-2018. The data used are institutional data. The method used in this research is descriptive with quantitative data support. Generally, in Riau Province, regencies classified as high in human resources (labor) sector A are Indragiri Hilir Regency and Rokan Hilir Regency which produce large amounts of rice production. Regencies that are classified as high in the number of workers are Kampar and Rokan Hulu, but rice production is still relatively low, due to not optimal productivity. Keywords: Agriculture, labor, production, spatial, distribution 1. Introduction Decrease in rice yields from agricultural activities can affect vulnerability to food security, this occurs in The agricultural sector has a role in national Riau Province.
    [Show full text]
  • Preliminary Review of Geothermal Fluids Characteristic at Back Arc Basin in Kampar-Kuantan Singingi, Riau Province and Tanjung J
    PROCEEDINGS, 41st Workshop on Geothermal Reservoir Engineering Stanford University, Stanford, California, February 22-24, 2016 SGP-TR-209 Preliminary Review of Geothermal Fluids Characteristic At Back Arc Basin In Kampar- Kuantan Singingi, Riau Province and Tanjung Jabung Timur, Jambi Province, Indonesia Anna Yushantarti Center For Mineral, Coal, and Geothermal Resources, MEMR Jl Soekarno Hatta 444, Bandung, Indonesia [email protected] Keywords: Riau, Jambi, Chemistry Fluids, Geothermal, Back Arc Basin, Non Volcanic ABSTRACT Kampar-Kuantan Singingi, Riau Province and Tanjung Jabung TImur, Jambi Province, Sumatera are ones of non volcanic geothermal areas at back arc basin, in central Sumatera basin (Riau) and South Sumatera Basin (Jambi), Indonesia. The geothermal manifestations are only hot springs (Kepanasan, Gunung Sahilan, Sungai Pinang, Pandan Sejahtera, and Bandar Jaya). The temperatures are about 46.8-64.5oC with neutral pH. In general the structure of the area followed the pattern of regional structure of Sumatera island trending northwest-southeast and the lithology of the area dominated of sedimentary rocks and alluvial. All of them are bicarbonate type and immature waters but only Kepanasan hot springs reached partially equilibrium. The temperature of geothermal reservoir is about 138oC (Kepanasan), 90oC (Gunung Sahilan), 83oC (Sungai Pinang), and . 100oC (Geragai), These areas are classified into low to medium temperature. 1. INTRODUCTION Geothermal areas in Indonesia are associated with various type of geological environments and of course consequently having various type of systems. By December 2017, about 342 geothermal locations have been identified, where Sumatera has 98 geothermal areas, resources of 6651 MWe, reserves of 6912 MWe, and installed of 452 MWe (Center for Mineral, Coal, and Geothermal Resources, 2017).
    [Show full text]
  • Analysis of Tourism Development on Regional Economic Development in Siak Regency, Riau Province, Indonesia
    SJIF Impact Factor: 6.260| ISI I.F.Value:1.241| Journal DOI: 10.36713/epra2016 ISSN: 2455-7838(Online) EPRA International Journal of Research and Development (IJRD) Volume: 5 | Issue: 1 | January 2020 - Peer Reviewed Journal ANALYSIS OF TOURISM DEVELOPMENT ON REGIONAL ECONOMIC DEVELOPMENT IN SIAK REGENCY, RIAU PROVINCE, INDONESIA 1Silvia Ovica Arnis Department of Regional and Rural Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia 2Sirojuzilam Department of Regional and Rural Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia 3 Tarmizi Department of Regional and Rural Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia ABSTRACT This study aimed to analyze the impact of tourism development on regional economic development in Siak Regency. The study was conducted in Siak Regency on Analysis of Tourism Development in Siak Regency, Riau Province. The analytical method used in this study is multiple regression analysis and simple linear regression analysis with 100 respondents. The results showed that the development of tourism has a positive and significant impact on the development of the Siak Regency. KEYWORDS: Tourism development, regional development 1. INTRODUCTION Forest Park, Mempura River, Siak River, Mempura The development of tourism in an area will Argotourism and To Pe Kong Temple. bring many benefits to the community economically, The number of tourist visits to the Siak socially and culturally. However, if the development Palace between 2013 and 2017 is unpredictable and is not well prepared and managed, it will cause unstable (up and down). In 2014, the number of various problems that are detrimental to the tourist visits declined from 31,505 in 2013 to 30,484 community.
    [Show full text]
  • Archipel, 100 | 2020 [En Ligne], Mis En Ligne Le 30 Novembre 2020, Consulté Le 21 Janvier 2021
    Archipel Études interdisciplinaires sur le monde insulindien 100 | 2020 Varia Édition électronique URL : http://journals.openedition.org/archipel/2011 DOI : 10.4000/archipel.2011 ISSN : 2104-3655 Éditeur Association Archipel Édition imprimée Date de publication : 15 décembre 2020 ISBN : 978-2-910513-84-9 ISSN : 0044-8613 Référence électronique Archipel, 100 | 2020 [En ligne], mis en ligne le 30 novembre 2020, consulté le 21 janvier 2021. URL : http://journals.openedition.org/archipel/2011 ; DOI : https://doi.org/10.4000/archipel.2011 Ce document a été généré automatiquement le 21 janvier 2021. Association Archipel 1 SOMMAIRE In Memoriam Alexander Ogloblin (1939-2020) Victor Pogadaev Archipel a 50 ans La fabrique d’Archipel (1971-1982) Pierre Labrousse An Appreciation of Archipel 1971-2020, from a Distant Fan Anthony Reid Echos de la Recherche Colloque « Martial Arts, Religion and Spirituality (MARS) », 15 et 16 juillet 2020, Institut de Recherches Asiatiques (IRASIA, Université d’Aix-Marseille) Jean-Marc de Grave Archéologie et épigraphie à Sumatra Recent Archaeological Surveys in the Northern Half of Sumatra Daniel Perret , Heddy Surachman et Repelita Wahyu Oetomo Inscriptions of Sumatra, IV: An Epitaph from Pananggahan (Barus, North Sumatra) and a Poem from Lubuk Layang (Pasaman, West Sumatra) Arlo Griffiths La mer dans la littérature javanaise The Sea and Seacoast in Old Javanese Court Poetry: Fishermen, Ports, Ships, and Shipwrecks in the Literary Imagination Jiří Jákl Autour de Bali et du grand Est indonésien Śaivistic Sāṁkhya-Yoga:
    [Show full text]
  • The Status of Indigenous Forest in Riau Province
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 442 Riau Annual Meeting on Law and Social Sciences (RAMLAS 2019) The Status of Indigenous Forest in Riau Province Gusliana H.B.*, Ikhsan Ikhsan, Ferawati Ferawati Fakultas Hukum Universitas Riau Pekanbaru, Indonesia *[email protected] Abstract—The position of customary forest after the people is formulated into four benchmarks, namely: (1) the Constitutional Court Decision No. 35/PUU-X/2012, which was benefits of natural resources for the people; (2) level of formerly regarded as a state forest within the territory of distribution of benefits of natural resources for the people; (3) customary law communities, transformed into a forest that is the level of people's participation in determining the benefits of within the territory of customary law communities. Forest natural resources; and (4) respect for people's rights for control by the state continues to focus on the rights of indigenous generations in utilizing natural resources [2]. people, for as long as they live and in accordance with the development of the community and the principles of the Republic Forests in Indonesia, including communal forests, of Indonesia as regulated under the law. The pattern of according to Article 1 number 6 of Law Number 41 of 1999 on customary forest protection after the Constitutional Court Forestry are state forests within the territory of communal law Decision No. 35/PUU-X/2012 in the context of providing legal community. However, the definition of communal forests after protection to indigenous peoples in Riau Province, where the the Constitutional Court Decision Number 35/ PUU-X/2012, indigenous peoples have the right to open their customary forests which were formerly defined as state forests within the territory to be controlled and cultivate their land to fulfill their personal of communal law communities, became communal forests and family needs.
    [Show full text]
  • Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu1
    DRAFT The Effect of Indonesia’s Decentralisation on Forests and Estate Crops: Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu1 Lesley Potter and Simon Badcock DISCLAIMER: This report is a DRAFT that is currently under review for publication by the Center for International Forestry Research (CIFOR). The editors anticipate that the report will be revised further before it is published. CIFOR has decided to make this draft available in its present form in order to ensure that the information contained is readily accessible to individuals and organizations involved in Indonesia’s ongoing decentralization process. The opinions expressed in the report are the views of the author(s) and do not necessarily represent the official policy or position of CIFOR. CENTER FOR INTERNATIONAL FORESTRY RESEARCH (CIFOR) Office address: Jalan CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, Bogor 16680, Indonesia Mailing address: P. O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, Indonesia Tel.: +62 (251) 622622; Fax.: +62 (251) 622100 E-mail: [email protected] Website: http://www.cifor.cgiar.org 1 Comments may be sent to the authors at [email protected] and [email protected] DRAFT – OCTOBER 16, 2001 1 PART 1 RIAU PROVINCE: RESOURCES AND LAND USE 1.1 THE STUDY AND ITS MAJOR FINDINGS From 1 January 2001, the Indonesian government implemented a policy of regional autonomy and decentralisation. The provincial and district governments have been handed responsibility to raise revenues locally to fund regional activities and development. The centre has retained some revenue raising powers and full details of the process of devolution have yet to be fully spelt out.
    [Show full text]
  • Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (Dpd Ri) Dalam Memperjuangkan Pemekaran Daerah Di Provinsi Riau Tahun 2012-2016
    KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA (DPD RI) DALAM MEMPERJUANGKAN PEMEKARAN DAERAH DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012-2016 Oleh : Aris Setiawan Email: [email protected] Pembimbing: Dra. Hj. Wan Asrida, M.Si Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya jl. H. R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293- Telp/Fax. 0761-63277 Abstract This study, entitled "Authority of the Republic of Indonesia Regional Representative Council (DPD) in the Struggle for Regional Expansion in Riau Province Year 2012-2016". This research background with the Indonesian Government Regulation No. 78 Year 2007 on Procedures for the Establishment, Abolition, and merging of Regions, which is in the form DOB (Autonomous Region Baru) must meet all the requirements of both the requisite administrative, technical, and physical territoriality. The formulation of the problem in this research is how the efforts made by DPD in the struggle for regional expansion in Riau Province in 2012-2016 as well as what are the factors that constrain the DPD in the fight for regional expansion in Riau Province in 2012-2016. Issues contained in this research are there areas that will conduct regional division namely Indragiri South (Insel) and Indragiri North is Indragiri Hilir Regency, Gunung Sahilan Darussalam from Kampar, Kota Duri from Bengkalis and Rokan Darussalam carved out of Rokan Hulu has met all the requirements and already have the letter the President agreed to immediately bloomed. The method used in this study is a qualitative method that describes the data descriptively.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Surat Dinas Di Sman 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar
    PENGELOLAAN SURAT DINAS DI SMAN 1 SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR Oleh TOHIR NIM. 10613003267 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1431 H/ 2010 M PENGELOLAAN SURAT DINAS DI SMAN 1 SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh TOHIR NIM. 10613003267 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1431H /2010 M ABSTRAK TOHIR (2010) : Pengelolaan Surat Dinas di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan surat dinas di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar dan factor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan surat tersebut. Subjek penelitian ini adalah kepala SMAN 1 Siak Hulu dan kepala tata usaha sedangkan objek penelitiannya adalah pengelolaan surat dinas. Jumlah populasi penelitian ini adalah dua orang yakni kepala sekolah dan kepala tata usaha SMAN 1 Siak Hulu. Dalam penelitian ini penulis tidak melakukan penarikan sampel. data yang diperlukan penulis menggunakan teknik wawancara, karena populasinya hanya dua orang saja. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan penulis menggunakan teknik wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisa secara deskriptif kualitatif dengan persentase. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan surat dinas di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar kurang maksimal. Secara kuantitatif persentase, pengelolaan tersebut hanya terlaksana terhadap pengelolaan surat dinas diperoleh persentase 57,14%. Kurang maksimalnya pengelolaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (a) Latar belakang pendidikan kepala sekolah, (b) Latar belakang pendidikan tata usaha, (c) Pelatihan atau penataran dan, (d) sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan surat menyurat.
    [Show full text]
  • Journal of Geoscie Engineering, Envir Simultaneous Equation Model For
    http://journal.uir.ac.id/index.php/JGEET E-ISSN : 2541-5794 P-ISSN :2503-216X Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol 5 No 2 2020 RESEARCH ARTICLE Simultaneous Equation Model for Economic Calculation of Households of Independent Rubber Farmers in Mineral Land in Kampar Regency, Riau Province, Indonesia Heriyanto 1,*, Asrol1 1Departement of Agribussines, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, 28284. Indonesia . * Corresponding author : [email protected] Telp ; 082388011877 Received: Sept 14, 2019; Accepted: May 5, 2020. DOI 10.25299/jgeet.2020.5.2.3791 Abstract Rubber is a plantation crop which is mostly a source of community income in Kampar District. As a source of household income, rubber farming is managed by households independently. This study generally aims to design models and government policy strategies in the development of smallholder rubber plantations on land typology mineral land conditions on the economic decision making of rubber farmer households. Specifically, this study was conducted with the aim of analyzing the characteristics of independent smallholders and internal and external dominant factors that influence the allocation of working time, income and household expenses of rubber farmers. This research was conducted using a survey method located in Kampar District. The data used in this study consisted of primary data obtained using the interview method. Samples were taken by simple random sampling method with 60 rubber farmers. Descriptive analysis and Economic Decision Model of Rubber Farmer Households using the simultaneous equation model approach with the Two Stages Least Square (2SLS) analysis method were performed to answer the research objectives. The results showed that only internal factors of farm households are responsive to household economic decisions.
    [Show full text]
  • The Effect of Reading Aloud Strategy Toward Pronunciation Ability at the First Year Students of State Junior High School 5 Bukit Kapur District of Dumai Regency
    THE EFFECT OF READING ALOUD STRATEGY TOWARD PRONUNCIATION ABILITY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 5 BUKIT KAPUR DISTRICT OF DUMAI REGENCY By ROHANA NIM. 10714000765 FACULTY OF EDUCATION AND TEACHER TRAINING STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M THE EFFECT OF READING ALOUD STRATEGY TOWARD PRONUNCIATION ABILITY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH 5 BUKIT KAPUR DISTRICT OF DUMAI REGENCY Thesis Submitted as a Partial Fulfillment of the Requirements for Getting Bachelor Degree of Education (S.Pd.) By ROHANA NIM. 10714000765 DEPARTMENT OF ENGLISH EDUCATION FACULTY OF EDUCATION AND TEACHER TRAINING STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M ABSTRAK ROHANA (2012) : Pengaruh Strategi Reading Aloud untuk Meningkatkan Kemampuan Pronunciation Siswa Kelas 1 SMPN 5 Kecamatan Bukit Kapur Dumai. Strategi Reading Aloud dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan cara pengucapan bahasa Inggris. Strategi ini memberi kesempatan kepada para siswa untuk membaca keras teks yang telah disediakan. Berdasarkan penelitian pendahuluan pada siswa kelas satu SMPN 5 Dumai Kecamatan Bukit Kapur, penulis menemukan bahwa kemampuan cara pengucapan bahasa Inggris siswa masih rendah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kemampuan pronunciation siswa kelas 1 SMPN 5 Dumai? 2. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan pronunciation siswa kelas 1 SMPN 5 Dumai? 3. Apakah ada efek signifikan dari penerapan strategi reading aloud untuk meningkatkan kemampuan pronunciation siswa kelas 1 SMPN 5 Dumai? Subjek penelitian ini adalah siswa kelas satu SMPN 5 Dumai Kecamatan Bukit Kapur pada tahun ajaran 2011/2012.
    [Show full text]
  • Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Ri Di Kabupaten Kepulauan Meranti
    SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN RI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI EDITOR: Dr. Ellya Roza, M.Hum NARASUMBER Ketua : Dr, Ellya Roza, M.Hum Anggota : Prof. Suwardi MS S.Berrein SR Dra.Maliha Azis Drs. Kamaruddin Omar, M.Si Dr. Sudirman Shomary, MA. Hasanuddin Endang YAYASAN PUSAKA PEKANBARU 2013 EDITOR: ELLYA ROZA SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN RI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI YAYASAN PUSAKA RIAU 2013 ii SEKAPUR SIRIH EDITOR Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah Swt akhirnya sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat terungkap. Tentunya salawat dan salam tidak pernah dilupakan dan hanya diperuntukkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan sesuatu yang amat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia di atas bumi ini sehingga manusia sebagai makhluk yang berakal akan selalu mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh masyarakat sebelumnya. Terima kasih kami haturkan kepada narasumber yang telah menyumbangkan pikirannya dalam bentuk tulisan sebagaimana yang tersaji di dalam buku ini. Buku ini sebenarnya merupakan kumpulan dari kertas kerja yang disampaikan pada kegiatan Seminar Penyusunan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Kabupaten Kepulauan Meranti yang telah diselenggarakan dua tahun yang lalu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti khususnya Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. Seminar dimaksud dilaksanakan pada tanggal 18 November 2011 di Hotel Grand Meranti Selat Panjang. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, maka kami ingin dan bermaksud agar tulisan dan informasi yang telah didapatkan dari berbagai narasumber dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat hendaknya. Oleh karena itu, maka tulisan-tulisan narasumber tersebut dikumpulkan dan dijadikan menjadi sebuah buku agar bermanfaat nantinya bagi masyarakat Meranti dan generasi muda Meranti khususnya. Kami sampaikan bahwa data yang tersaji dalam buku ini barulah sebatas data pemula saja karena untuk mengungkapkan ii iii sebuah perjuangan komunitas di suatu wilayah memerlukan waktu yang cukup lama.
    [Show full text]
  • This Thesis Has Been Submitted in Fulfilment of the Requirements for a Postgraduate Degree (E.G
    This thesis has been submitted in fulfilment of the requirements for a postgraduate degree (e.g. PhD, MPhil, DClinPsychol) at the University of Edinburgh. Please note the following terms and conditions of use: This work is protected by copyright and other intellectual property rights, which are retained by the thesis author, unless otherwise stated. A copy can be downloaded for personal non-commercial research or study, without prior permission or charge. This thesis cannot be reproduced or quoted extensively from without first obtaining permission in writing from the author. The content must not be changed in any way or sold commercially in any format or medium without the formal permission of the author. When referring to this work, full bibliographic details including the author, title, awarding institution and date of the thesis must be given. At the Edge of Mangrove Forest: The Suku Asli and the Quest for Indigeneity, Ethnicity and Development Takamasa Osawa PhD in Social Anthropology University of Edinburgh 2016 Declaration Page This is to certify that this thesis has been composed by me and is completely my work. No part of this thesis has been submitted for any other degree or professional qualification. 30th January 2016 Takamasa Osawa PhD Candidate School of Social & Political Science University of Edinburgh ii Abstract This thesis explores the emergence of indigeneity among a group of post-foragers living on the eastern coast of Sumatra. In the past, despite the lack of definite ethnic boundaries and the fluidity of their identity, they were known as Utan (‘Forest’) or Orang Utan (‘Forest People’).
    [Show full text]