Kajian Organologi Pembuatan Alat Musik Saluang Darek Berbasis Teknologi Tradisional
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Kajian Organologi Pembuatan Alat Musik Saluang Darek Berbasis Teknologi Tradisional Ediwar, Rosta Minawati, Febri Yulika, Hanefi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang Jalan Bahder Johan, Guguk Malintang, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, 27118 Email: [email protected]; [email protected] ABSTRACT Saluang darek is a traditional instrument of Minangkabau which categorizes as aerophone (using air as the main source of vibration) with the type of end-blown without-block fl utes. This mu- sical instrument is used to accompany Minangkabau songs or dendangs. Saluang Darek is made of bamboo. The best bamboos for making saluang darek are (1) talang bamboo (schizostachyum brachy- cladum kurz), (2) buluah kasok bamboo (gingantocholoa apus), (3) tamiang bamboo (schizostachyum zollingeri steud), and (4) cimanak bamboo (schizostachyum longispiculatum). The production of salu- ang darek musical instrument uses a traditional technology to maintaining the quality of instrument that’s ready to be used for the performing arts, particularly in accompanying dendang. The method used in this research is the qualitative method by using organology study. Data were collected through the library research, observation, interview, and documentation. This study found the importance of the musical instrument in order to give information for the works of musicologists and ethnomusicolo- gists, and the conservation of the musical culture in West Sumatera. Keywords: saluang darek, organology, aerophone, traditional technology ABSTRAK Saluang darek adalah alat musik tradisional Minangkabau yang diklasifi kasikan ke dalam aerophone (udara sebagai sumber getaran utama), dengan jenis end-blown without-block fl utes. Instrumen ini digunakan untuk mengiringi nyanyian atau dendang Minangkabau. Saluang darek terbuat dari bambu. Adapun jenis bambu yang paling baik untuk alat musik salu- ang adalah (1) bambu talang (schizostachyum brachycladum kurz), (2) bambu buluah kasok (gingantocholoa apus), (3) bambu tamiang (scizostachyum zollingeri steud), (4) bambu cimanak (schizotachyum longispiculatum). Pembuatan alat musik saluang darek menggunakan teknolo- gi tradisional dengan tetap menjaga kualitas alat yang siap dipakai untuk seni pertunjuk- an dalam mengiringi dendang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kajian organologi. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kajian ini menemukan pentingnya kajian instru- men musik untuk memberikan infomasi dalam pekerjaan musikolog dan etnomusikolog, sekaligus pelestarian budaya musikal di Sumatera Barat. Kata kunci: saluang darek, organologi, aerophone, teknologi tradisional Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 117 PENDAHULUAN hanya mencakup sejarah dan deskripsi in- Perkembangan teknologi industri kre- strumen saja, tetapi memperhatikan aspek atif dewasa ini menjadi salah satu program yang terabaikan dalam ilmu instrumen pemerintah dalam upaya menjawab tan- musik, seperti teknik-teknik tertentu dalam tangan global, yang populer dengan isti- memainkan, fungsi secara musikal, hiasan lah revolusi Industri 4.0. Program pemerin- (yang dibedakan dengan konstruksi), dan tah ini menjadi suatu tuntutan yang patut berbagai pendekatan sosial budaya terkait mendapat respon dari berbagai pihak. Se- instrumen tersebut. jumlah upaya dilakukan untuk mengeja- Kesenian Minangkabau kebanyakan me- wantahkan pesan tersebut ke tengah ma- rupakan pamenan anak nagari karena meru- syarakat. Salah satunya adalah pidato pakan kesenian tradisi yang tumbuh dan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, dalam berkembang di tengah kehidupan rakyat kuliah umum di ISI Padangpanjang de- dan dimainkan dari rakyat, oleh rakyat, dan ngan tema “Kontribusi dan Peluang Sar- untuk rakyat. Kesenian ini dipertunjukkan jana Seni Bagi Pengembangan Seni Budaya untuk memperingati upacara adat, agama, Indonesia Memasuki Era Revolusi Industri dan sosial kemasyarakatan. Aluan bunian dan 4.0”. Pada kesempatan tersebut, rektor juga bagurau menjadi bagian dari konsep kesenian merasa optimis bahwa masa depan kese- pamenan anak nagari (Rustiyanti, 2015: 105). nian akan semakin cerah dengan datang- Minangkabau memiliki berbagai ma- nya era revolusi industri 4.0 (h ps://www. cam bentuk kebudayaan melalui proses se- isi-padangpanjang.ac.id). Dalam hal ini, in- jarah yang kemudian melahirkan beragam dustri kreatif berbasis teknologi tradisional bentuk seni budaya yang berkembang di tetap mendapat tempat. Hal ini dibuktikan tengah masyarakat pendukungnya (Nur- dengan lahirnya Undang-undang No. 5 ta- syam & Supriando, 2018). Salah satu dari seni hun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. budaya Minangkabau adalah musik tradi- Dalam konteks kebudayaan, terutama sional. Keragaman jenis alat musik yang ter- bidang musik tradisional Minangkabau di dapat di Minangkabau telah memiliki ben- Sumatera Barat, salah satu usaha industri tuk dan karakter musikal yang cukup unik. kreatif berbasis teknologi tradisional adalah Salah satu yang menarik adalah alat musik pembuatan alat musik saluang darek. Pem- tradisi tiup yang termasuk ke dalam klasifi - buatan alat musik saluang darek berbasis kasi aerophone (udara sebagai sumber getar- teknologi tradisional melalui pendekatan an utama) dengan berbagai jenis dan ben- organologi perlu mendapatkan perhatian, tuk, yaitu jenis end-blown without block fl utes, sebagai salah satu upaya untuk mengeta- end-blown block fl utes, dan jenis reed fl utes. hui lebih mendalam mengenai teknik pem- Alat musik tiup jenis end-blown without-block buatan saluang, bahan dan peralatan yang fl u tes seperti saluang darek dan saluang sirom- digunakan secara tradisional. pak; jenis end-blown block fl utes seperti bansi, Menurut Arga Budaya (2009), istilah sampelong, saluang pauah, dan saluang sungai “organologi” telah memperoleh penerima- pagu; jenis reed fl utes seperti pupuik gadang, an yang luas dalam tradisi oral kalangan pupuik sarunai, pupuik baranak, dan sarunai musikolog. Seperti yang biasa digunakan tanduak (Ediwar, dkk., 2017). untuk musik, istilah tersebut cendrung Masing-masing instrumen musik terse- hanya mendeskripsikan bagian fi sik, ben- but memiliki bentuk yang berbeda dalam da-benda yang bersifat akustik, dan sejarah aspek kajian organologi. Demikian juga instrumen musik. Organologi sebagai ilmu dalam hal komposisi musikal yang dihasil- tentang instrumen musik seharusnya tidak kan ketika dipertunjukkan. Hal ini sesuai Ediwar, Minawati, Yulika, Hanefi : Kajian Organologi Pembuatan Alat Musik Saluang Darek 118 dengan pandangan Susandra Jaya bahwa secara emik, agar dapat dipelajari oleh ge- masing-masing instrumen dalam sebuah per- nerasi selanjutnya. tunjukan musik akan memberikan kekuatan Mencermati teknologi mutakhir yang dalam unsur komposisi garapan, kekuatan semakin canggih telah menawarkan ber- tersebut akan lebih variatif dan sangat kon- bagai kemudahan serta gaya hidup baru tekstual dengan repertoarnya ketika disaji- yang terkadang justru meninggalkan pola- kan pada saat yang tepat (Jaya, 2018). pola lama yang bersifat tradisional (Rizal & Alat musik saluang tergolong ke dalam Anwar, 2017). Hak itu telah berdampak ter- klasifi kasi aerophone jenis seruling (fl u te) hadap perkembangan kesenian tradisional, dengan teknik memainkannya disebut end- yaitu semakin mundurnya minat generasi blown fl ute. Keberadaan alat musik saluang muda untuk mempelajari kesenin, terma- lebih terkenal di daerah Luhak Minangka- suk musik saluang. Kondisi demikian dise- bau, namun perkembangannya sudah cu- babkan munculnya bentuk seni lain dan kup meluas ke daerah rantaunya. Fungsi pengaruh budaya dari luar yang dianggap musikal alat musik saluang adalah untuk lebih maju dan modern, sehingga genera- mengiringi dendang darek atau dendang- si muda mulai meninggalkan seni tradisi dendang di luar daerah darek yang telah yang semula mendapat perhatian masyara- dimodifi kasi karakternya oleh tukang den- kat pendukungnya (Ariastuti, 2018). dang dengan konsep musikal gaya ‘den- Dalam hal ini, Jaya (2018) menyatakan dang darek’ sehingga terdaftarlah sebagai bahwa usaha menghidupkan seni pertun- repertoar genre saluang darek. jukan tradisional patut menjadi perhatian, Menyadari pentingnya pelestarian dan termasuk kajian pembuatan alat musik. Pada penyelamatan nilai-nilai organologi musikal kenyataannya, adanya pengaruh dari luar alat-alat musik tiup tradisional Minangka- tradisi membuat semakin menghilangnya ke- bau yang hingga kini bahan tertulis, seperti beradaan seni tradisi di tengah masyarakat. buku-buku, laporan-laporan penelitian, dan informasi-informasi lainnya, masih terba- METODE tas, bahkan dapat dikatakan “memang sulit Tulisan ini merupakan hasil penelitian ditemui” (Ediwar, dkk., 2017). Maka, kajian dengan judul Pelestarian Musik Tradisional terhadap motode dan teknik pembuatan Minangkabau: Strategi Ketahanan Budaya alat musik saluang Minangkabau adalah Bangsa. Salah satu sub-bagiannya adalah sesuatu yang dapat membantu untuk peles- kajian organologi alat musik tradisional tarian dan menjaga ketahanan budaya mu- Minangkabau, khususnya alat musik tiup sikal suku bangsa Minangkabau, sekaligus Minangkabau, dengan studi kasus salu- sebagai ketahanan budaya bangsa. Tulisan ang darek. Penelitian ini dilakukan dengan mengenai alat musik Minangkabau yang menggunakan metode kualitatif. Studi ini ditemui, di antaranya adalah Kartomi melibatkan masalah-masalah yang ber- (1990), yang menyusun taksonomi alat-alat hubungan dengan pandangan peneliti (re- musik tradisi Minangkabau yang mengacu searchers’ view) terhadap