Membangun Perilaku Masyarakat Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik dengan Republik Demokratik Leste

MEMBANGUN PERILAKU MASYARAKAT ATAMBUA MELALUI PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DAN KEAMANAN PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE

Chairil Nur Siregar

Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung [email protected]

ABSTRAK

Kecamatan Atambua Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur banyak menyimpan kekayaan alam seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan pariwisata. Namun, pemanfaatan potensi daerah ini oleh masyarakat belum optimal. Hal ini disebabkan masyarakat tidak memiliki keterampilan, pengalaman, pengetahuan, dan motivasi dalam menggali potensi daerah. Keadaan ini sudah lama terjadi tetapi belum ada usaha baik secara pribadi, masyarakat, maupun pemerintah untuk mengubah pola perilaku tersebut dengan kemauan untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal. Selain itu, beberapa faktor turut menguatkan pelemahan kesadaran masyarakat dalam menggali potensi daerahnya seperti faktor keamanan dan pelanggaran hukum melalui aksi penyelundupan serta aksi ilegal lainnya. Selain itu, faktor tapal batas negara antara Indonesia dan Timor Leste yang belum selesai turut memengaruhi kesadaran masyarakat Atambua dalam menggali potensi yang dimilikinya. Diperlukan upaya signifikan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut seperti dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan oleh pemerintah daerah serta pemerintah pusat bersama para pemuka adat, misalnya, untuk menyelesaikan permasalahan tapal batas negara. Peran serta masyarakat dalam bidang keamanan dapat lebih digalakkan melalui babinsa dan linmas di setiap desa dan masih berjalannya sistem keamanan lingkungan (siskamling) pada tiap permukiman di daerah perbatasan.

Kata kunci : perilaku, potensi daerah, keamanan perbatasan.

ABSTRACT

Atambua sub-district of , Province, is home to abundant natural resources such as agriculture, plantations, farms, and tourism. Yet, the utilization of the potentials of this area by the public is not yet optimal. This is because its people do not have the skills, experience, knowledge, and motivation to benefit from the region. This situation has been happening for a long time but there has been no attempt made by either the private, public, or government body to change the pattern of this behavior with willingness to optimally exploit the potentials of the region. In addition, several factors are involved in the decrease of public awareness in exploiting the potential of their region such as safety factor and violation of law in the form of smuggling and other illegal actions. Also, the factor of an unresolved conflict about the state boundary between Indonesia and has also influenced the awareness of the Atambua people in exploring their potentials. Significant efforts are needed to resolve these issues such as by conducting disseminations and providing trainings by the local governments and the central government, along with the traditional leaders, to resolve the issues of national borders. The participation of the community in the field of security can be promoted through babinsa and Linmas at every village and the neighborhood security system (siskamling) at each settlement in the border area.

Keywords : behavior, regional potential, border security

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 147

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste

PENDAHULUAN Selain demi menjaga faktor keamanan, kerja sama TNI dan UPF PNTL dimaksudkan Daerah perbatasan Republik Indonesia untuk menjaga hubungan baik kedua negara. banyak menyimpan potensi yang dapat mem- Faktor keamanan sangat penting dalam pemba- berikan kontribusi terhadap kesejahteraan mas- ngunan masyarakat yang tinggal di wilayah yarakat, seperti potensi yang dimiliki oleh Ke- perbatasan. Sebagaimana diketahui, pemba- camatan Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi ngunan dapat berjalan dengan baik jika faktor Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini banyak keamanan dapat juga terjaga dengan baik. Oleh menyimpan berbagai kekayaan alam seperti karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian pertanian, perkebunan, peternakan, dan pari- yang berkaitan antara potensi daerah dan wisata. keamanan seperti Kecamatan Atambua yang Kabupaten Belu merupakan salah satu berbatasan langsung dengan Timor Leste. dari 21 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Teng- Dengan demikian, pertanyaan penelitian gara Timur dengan posisi geografis terletak di yang akan dijawab melalui tulisan ini adalah bagian paling timur yang berbatasan langsung seperti apa potensi daerah Kecamatan Atam- dengan Negara Republik Demokratik Timor bua? Bagaimana perilaku masyarakat dalam Leste (RDTL). Wilayah ini terbagi atas 24 memanfaatkan potensi daerahnya? Bagaimana kecamatan, 196 desa, dan 12 kelurahan. Secara situasi dan kondisi keamanan di Atambua umum daerah ini beriklim tropis dengan suhu khususnya di daerah yang berbatasan dengan rata-rata 40 C. Kabupaten Belu masuk dalam Timor Leste? Bagaimana perilaku masyarakat kategori daerah tertinggal bila diukur dari dalam membantu mewujudkan keamanan di tingkat kesejahteraan penduduknya. Indeks daerah Atambua khususnya di daerah yang Pembangunan Manusianya baru mencapai 62, berbatasan dengan Timor Leste? 8, sedangkan daerah lain sudah mencapai 65,4. Pendapatan asli daerah Kabupaten Belu juga TINJAUAN PUSTAKA baru mencapai 8,6 persen dari total APBD. Kontribusi terbesar perekonomian Kabupaten A. Teori Perilaku Belu diperoleh melalui sektor pertanian, jasa, 1. Teori Kurt Lewin (1970) perdagangan, hotel, dan restoran. Hal tersebut perlu ditunjang melalui pe- Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia nguatan faktor keamanan. Hal ini disebabkan adalah suatu keadaan seimbang antara driving pelanggaran hukum sering muncul di daerah forces (kekuatan pendorong) dan restrining perbatasan seperti aktivitas penyeludupan dan forces (kekuatan penahan). Perilaku berubah aksi ilegal lainnya. Di samping itu, urusan apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua tapal batas negara antara Indonesia dan Timor kekuatan tersebut dalam diri seseorang, sehing- Leste juga belum selesai. Untuk itu kontribusi ga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan pihak kepolisian dan TNI dalam melaksanakan perilaku pada diri seseorang itu, yakni: pengamanan di titik perbatasan Indonesia dan a. Kekuatan-kekuatan pendorong mening- Timor Leste merupakan sesuatu hal yang pen- kat. Hal ini terjadi karena adanya sti- ting. Selain itu, pihak berwenang dapat bekerja mulus-stimulus yang mendorong terja- sama dengan Satgas Pamtas dan UPF PNTL dinya perubahan-perubahan perilaku. (Unidade Patrolhamento Forientra Polisi Stimulus ini dapat berupa informasi- Nasional Timor Leste) dalam berbagai hal tek- informasi sehubungan dengan perilaku nis seperti patroli bersama-sama antara TNI yang bersangkutan. dan UPF PNTL di setiap garis perbatasan an- b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. tara Indonesia dan Timor Leste. Hal ini akan terjadi karena adanya sti-

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 148

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste

mulus-stimulus yang memperlemah ke- Karakter potensi suatu daerah akan menen- kuatan penahan tersebut. tukan kegiatan ekonomi yang dilakukan c. Kekuatan pendorong meningkat, ke- masyarakat. Jenis potensi daerah dikelom- kuatan penahan menurun. Dengan ke- pokkan ke dalam dua bagian yaitu: adaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku. 1. Potensi Alam Potensi alam adalah kemampuan berupa 2. Teori Perubahan Perilaku kekayaan kenampakan dan sumber daya alam Menurut teori ini, penyebab terjadinya yang dapat dikembangkan, terdiri atas: perubahan perilaku bergantung pada kualitas - Bidang pertanian, yaitu menanam tanaman rangsang (stimulus) yang berkomunikasi de- pangan, menggarap lahan, menjual hasil ngan organisme. Perilaku dapat berubah hanya panen, dan mengolah hasil panen. apabila stimulus yang diberikan benar-benar - Bidang perkebunan, yaitu menggarap la- melebihi stimulus semula (mampu meyakin- han perkebunan, memetik hasil panen, kan). Oleh karena itu, kualitas sumber komu- mengolah hasil panen, dan kerja sebagai nikasi sangat menentukan keberhasilan peru- buruh di perkebunan. bahan perilaku, misalnya gaya bicara dan kre- - Bidang peternakan, yaitu membudi- dibilitas pemimpin kelompok. dayakan ternak, menjual ternak, bekerja sebagai buruh pada peternakan, dan me- 3. Bentuk Perubahan Perilaku ngolah hasil ternak. Menurut WHO, perubahan perilaku - Bidang pertambangan, yaitu menjadi pe- dikelompokkan menjadi tiga hal berikut. nambang, bekerja pada pertambangan, dan 1. Natural change, artinya sebagian peru- menjual hasil tambang. bahan perilaku manusia karena keja- - Bidang pariwisata, yaitu menyewakan pe- dian alam. nginapan, menjual kerajinan, menyewakan 2. Planned change, maksudnya perubahan perahu, serta menyewakan perlengkapan perilaku karena memang direncanakan selancar, dan menyelam. sendiri. - Bidang perikanan, yaitu menangkap ikan, 3. Readiness to change, adalah kesediaan membudidayakan ikan, dan membudi- untuk berubah terhadap hal baru. dayakan rumput laut.

4. Strategi Perubahan Perilaku (WHO) 2. Potensi Sosial Budaya 1. Menggunakan kekuatan (Enforcement) Potensi sosial budaya adalah kemampuan 2. Menggunakan kekuatan peraturan atau yang dapat dikembangkan dari pola kehidupan hukum (Regulation) yang terdapat pada suatu masyarakat di suatu 3. Pendidikan (Education) daerah. Di Indonesia, khususnya wilayah Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi sosial bu- B. Pengertian Potensi Daerah dan Kegiatan daya yang beragam, di antaranya: Ekonomi - Pakaian daerah seperti tenun ikat. Potensi diartikan sebagai kemampuan - Tarian daerah seperti tarian bidu, tabe, ndu yang dapat dikembangkan. Potensi daerah ada- ndu ndake, dan dolo-dolo. lah segala kemampuan yang ada pada suatu - Alat musik daerah seperti sasando. daerah yang dapat dikembangkan. Agar po- - Kerajinan seperti gerabah. tensi daerah dapat bermanfaat, masyarakat - Makanan daerah seperti rumpu rampe, dan melakukan kegiatan ekonomi. jagung bose. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang - Adat istiadat yang menganut sistem patri- berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. lineal.

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 149

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste

- Bahasa yang ada di Timor, misalnya mi dan militer untuk menghadapi berbagai Tetun, Dawan, Sabu, Rote, Kemak dan ancaman baik yang datang dari luar maupun Bunak. dari dalam negeri. Keamanan nasional juga dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk me- C. Keamanan melihara dan mempertahankan eksistensi Keamanan adalah keadaan bebas dari negara melalui kekuatan ekonomi, militer dan bahaya. Istilah ini bisa digunakan dalam politik serta pengembangan diplomasi. Konsep hubungan dengan kejahatan, segala bentuk tersebut menekankan pada kemampuan pe- kece-akaan, dan lain-lain. Keamanan me- merintah dalam melindungi integritas teritorial rupakan topik yang luas termasuk keamanan negara dari ancaman yang datang dari luar dan nasional terhadap serangan teroris, keamanan dari dalam negeri. komputer terhadap peretas, keamanan rumah Lebih lanjut dijelaskan oleh Darmono terhadap maling dan penyelusup lainnya, dkk. (2010:50) bahwa keamanan nasional keamanan finansial terhadap kehancuran eko- diartikan sebagai kondisi atau keadaan, yakni nomi dan banyak situasi berhubungan lainnya. keadaan yang bersifat nasional dan meng- Perubahan makna tentang “keamanan” gambarkan terbebasnya negara, masyarakat (security) menjadi human security ini mengan- dan warga negara dari segala bentuk ancaman dung arti sebagai berikut. dan tindakan baik yang dipengaruhi oleh faktor 1. Perluasan prioritas dari konsep “ke- eksternal maupun internal. amanan persenjataan” menjadi konsep Agar kondisi tersebut dapat terwujud “keamanan‟ melalui pembangunan umat harus ada aktivitas yang dilakukan oleh pe- manusia (human development). merintahan. Aktivitas ini merupakan fungsi pe- 2. Perluasan prioritas dari “keamanan wi- merintahan yang disebut sebagai fungsi ke- layah” menjadi “kemampuan untuk amanan nasional. Dalam hal ini, keamanan na- menyediakan berbagai kebutuhan primer, sional dapat dipahami sebagai kondisi dan juga seperti makanan, lapangan kerja, serta fungsi keamanan. lingkungan hidup yang memadai bagi ke- Keamanan nasional bertujuan membe- langsungan hidup umat manusia”. rikan perlindungan keamanan negara, keama- Berdasarkan Human Development Re- nan publik dan keamanan warga negara dari port 1994 yang dikeluarkan UNDP, definisi segala bentuk ancaman dan atau tindakan yang konsep keamanan manusia mengandung dua dipengaruhi faktor eksternal atau internal. Ke- aspek penting: amanan nasional merupakan kondisi yang 1. Keamanan manusia merupakan keaman- merujuk pada situasi yang bebas dari berbagai an dari ancaman kronis seperti kela- bentuk ancaman dan gangguan. Indonesian paran, penyakit, dan represi. Working Group on Security Sector Reform 2. Keamanan manusia mengandung makna mengemukakan pemahaman tentang keamanan adanya perlindungan atas pola hidup nasional yang mencakup aspek keamanan ma- harian seseorang, baik di dalam rumah, nusia (human security) dan kedaulatan negara pekerjaan, maupun komunitas dari ber- (sovereignty) (Propatria Institute, 2003). Hal bagai gangguan yang datang secara tiba- tersebut dipertegas dengan pertanyaan bahwa tiba serta menyakitkan. konsep keamanan manusia sekarang ini banyak Dalam sudut pandang lebih luas Dar- digunakan untuk menggambarkan ancaman mono dkk. (2010: 9) mengemukakan penger- kompleks yang terkait dengan perang sipil, tian keamanan nasional sebagai kebutuhan pembunuhan atau pembantaian, serta intimi- dasar untuk melindungi dan menjaga ke- dasi terhadap penduduk. pentingan nasional suatu bangsa dan negara Sementara itu, keamanan nasional lebih dengan menggunakan kekuatan politik, ekono- berfokus pada pertahanan negara dari berbagai

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 150

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste bentuk ancaman eksternal. Keamanan manusia suatu gejala yang ada dalam kehidupan sosial adalah upaya melindungi individu dan masya- masyarakat yang dirasakan sebagai gangguan rakat dari berbagai bentuk kekejaman politik. yang merugikan anggota masyarakat tersebut Implementasi dua dimensi keamanan nasional (Suparlan: 2004). tersebut dapat dilakukan melalui penegakan Keberadaan polisi di setiap negara hukum dan penegakan kedaulatan. memiliki sifat unik dengan karakteristik sendiri Menurut IDSPS (2008) keamanan yang berbeda dengan negara lain, di samping nasional merupakan perwujudan dari konsep hal-hal yang bersifat universal. Dalam prak- keamanan menyeluruh yang memiliki empat tiknya di Indonesia, Ketetapan MPR No.VII/ dimensi yaitu pertahanan negara, stabilitas MPR/2000 pasal 6 ayat (1) menjelaskan bah- dalam negeri, ketertiban publik, dan keamanan wa, “Kepolisian Negara RI merupakan alat insani. Keempat dimensi tersebut mendefinisi- negara yang berperan dalam memelihara ke- kan keamanan nasional sebagai upaya politik amanan dan ketertiban masyarakat, menegak- pemerintah yang bertujuan menciptakan kon- kan hukum, memberikan pengayoman dan disi aman bagi terselenggaranya pemerintahan pelayanan masyarakat”. Sejalan dengan itu, serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepolisian di Indonesia diatur oleh Undang- Kondisi aman merupakan prasyarat meraih undang No. 2/2002 tentang Kepolisian Negara kepentingan nasional yang terbebas dari ber- Republik Indonesia. Pasal 5 ayat (1) UU ter- bagai bentuk gangguan dan ancaman yang sebut menjelaskan bahwa: ”Kepolisian Negara berasal dari dalam dan luar negeri. Republik Indonesia merupakan alat negara Keamanan nasional dalam dimensi yang berperan dalam memelihara keamanan ketertiban publik dan keamanan insani mem- dan ketertiban masyarakat, menegakkan hu- butuhkan instrumen tersendiri. Suparlan (2004) kum, serta memberikan perlindungan, penga- menjelaskan bahwa untuk mengatur dan yoman, dan pelayanan kepada masyarakat menjaga keteraturan sosial dalam masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam diperlukan adanya pranata, aturan, dan norma, negeri”. sedangkan institusi yang dapat bertindak Dilandasi oleh peran sebagai pemelihara sebagai „wasit‟ yang adil salah satunya adalah keamanan, polisi memiliki tugas yang bersifat polisi. Secara universal, peran polisi dalam pre-emptif, preventif, dan represif sesuai de- masyarakat adalah sebagai penegak hukum ngan fungsi polisi dalam konteks universal (law enforcement officers), dan sebagai peme- (Djamin, A. 2007: 54). Tugas preventif di- lihara ketertiban (order maintenance) yang di arahkan untuk menciptakan kondisi yang dalamnya mengandung pengertian polisi se- kondusif dengan cara mencermati atau men- bagai pembasmi kejahatan (crimefighters) deteksi lebih awal faktor korelatif kriminogen (Samego, 2008: 6). yang berpotensi menjadi penyebab, pendorong, Fungsi polisi dalam struktur kehidupan dan peluang terjadinya gangguan keamanan masyarakat adalah pengayom masyarakat, dan ketertiban. Tugas preventif diarahkan penegak hukum, dan mempunyai tanggung ja- untuk mencegah terjadinya gangguan ke- wab khusus memelihara ketertiban masyarakat amanan dan ketertiban melalui kehadiran polisi dan menangani kejahatan baik dalam bentuk di tengah masyarakat. Tugas represif di- tindakan terhadap kejahatan maupun pen- arahkan pada upaya penindakan hukum jika cegahan kejahatan agar masyarakat dapat gangguan keamanan dan ketertiban tersebut hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan telanjur terjadi untuk mengembalikan pada tenteram (Bahtiar, 2004: 1). Kepolisian meru- situasi yang kondusif. pakan cerminan dari tuntutan dan harapan Fungsi dan peran kepolisian yang di- masyarakat akan adanya rasa aman, tertib, dan kemukakan di atas berkaitan dengan peme- tentram. Kegiatan polisi berkenaan dengan nuhan kebutuhan hakiki terhadap jaminan

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 151

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste keamanan dan ketertiban serta penegakkan dan mengolah hasil panen tersebut. Kondisi ini hukum. Implementasi fungsi kepolisian ter- dilakukan masyarakat secara turun temurun sebut mencakup sejumlah tindakan yaitu dengan metode yang masih tradisional. Hal ini prevemtif (penangkalan), preventif (pence- memiliki sisi negatif yaitu perkembangan gahan), serta represif (penanggulangan). Da- masyarakat dalam bidang usaha pertanian dan lam praktik kepolisian di Indonesia, fungsi perkebunan cenderung stagnan bahkan me- represif secara tegas telah dinyatakan dalam nurun. Permasalahan tersebut menjadi kom- rincian kewenangan polisi yaitu penyidikan pleks sebab usia anggota masyarakat yang terhadap semua tindak pidana sesuai dengan berkecimpung dalam bidang pertanian sudah ketentuan hukum acara pidana serta peraturan memasuki masa tidak produktif. Banyak dari perundang-undangan lainnya. Pada sisi lain, anggota masyarakat yang berusia produktif paradigma baru polisi menegaskan bahwa cenderung lebih memilih untuk merantau ke tindakan pencegahan lebih diutamakan melalui daerah lain dan luar negeri. Jika keadaan ini pengembangan tindakan prevemtif dan rev- tidak diubah kemungkinan besar kelak daerah resif (Sutanto: 2005). Atambua akan berganti menjadi wilayah industri dan dikuasai oleh para pendatang. METODE PENELITIAN Bidang peternakan juga menjadi potensi daerah yang patut dikembangkan oleh masya- Metode yang digunakan dalam penelitian rakat Atambua. Kegiatan membudidayakan ini adalah metode penelitian kualitatif. Dalam ternak, menjual ternak, bekerja pada peter- penelitian ini objek yang diamati adalah peri- nakan, dan mengolah hasil ternak merupakan laku, persepsi, dan sikap masyarakat dan aparat salah satu hal yang dapat memberikan keun- penegak hukum, serta pejabat pemerintah se- tungan ekonomi signifikan kepada masyarakat. tempat, terutama dalam faktor sosial, ekonomi, Namun demikian, kegiatan masyarakat Atam- budaya, potensi daerah, dan keamanan. bua dalam mengolah hasil ternak ini masih Teknik pengumpulan data dilakukan de- mempergunakan cara-cara tradisional. Oleh ngan melakukan wawancara, dokumentasi, dan karena itu, dari tahun ke tahun tidak ada observasi (Sugiyono, 2005). Narasumber yang perubahan baik dari segi pendapatan maupun dipergunakan yaitu masyarakat setempat, peja- peningkatan jumlah ternak yang dapat diper- bat pemerintahan daerah, serta anggota TNI oleh masyarakat. Hal ini disebabkan kurang- dan Polri. Lokasi penelitian dilakukan di Ke- nya informasi dan pelatihan. Di samping itu, camatan Atambua, Kabupaten Belu. masyarakat juga sudah merasa puas dengan apa yang diperoleh dari hasil peternakannya. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Paradigma inilah yang harus diubah. Selain itu, bidang pertambangan dan 1. Potensi Daerah Atambua perikanan juga dapat dipertimbangkan untuk Daerah Atambua memiliki potensi yang dikembangkan sebagai salah satu sumber per- dapat memberikan kesejahteraan pada masya- ekonomian masyarakat. Bidang pertambangan rakatnya bila dikelola dengan baik. Kabupaten seperti marmer, batu, dan kapur merupakan Belu yang dijadikan objek penelitian memiliki kekayaan tambang Atambua yang belum banyak potensi yang dapat dikembangkan dieksplorasi secara maksimal. Bidang pertam- sebagai penunjang perekonomian. bangan menjadi pekerjaan terakhir yang dipilih Bidang pertanian Atambua banyak oleh masyarakat Atambua karena tidak memi- menghasilkan varietas tanaman seperti ja- liki keterampilan dan pengetahuan yang lain. gung, padi, kacang-kacangan, mente, kelapa, Oleh karena itu, tenaga terampil dalam bidang dan kemiri. Masyarakat menanam tanaman pertambangan sangat diperlukan. pangan, menggarap lahan, menjual hasil panen,

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 152

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste

Hal yang sama juga ditemukan dalam dalam memanfaatkan potensi daerah yang ada. bidang perikanan. Kegiatan menangkap ikan, Agar masyarakat memiliki stimulus untuk membudidayakan ikan, dan membudidayakan berubah, perlu adanya contoh dan pelatihan di rumput laut masyarakat Atambua dilakukan lingkungan masyarakat dalam memanfaatkan secara tradisional sehingga belum dapat mem- potensi daerah, baik secara pribadi maupun berikan keuntungan yang signifikan. Selain itu, kelompok. ketiadaan semangat, motivasi, dan pendidikan Perubahan perilaku masyarakat dapat ter- yang terbatas dalam bidang perikanan turut jadi karena adanya kejadian secara alami. Hal mempertebal keterbatasan masyarakat. ini disebabkan aspek psikologis yang dalam. Selain potensi alam yang dimiliki oleh Perubahan secara alami ini sebenarnya terjadi wilayah Atambua, potensi wisata pantai meru- dengan sendirinya ketika masyarakat melihat, pakan salah satu hal yang dapat dijadikan merasakan, dan mendengar sesuatu yang me- pertimbangan sebagai salah satu penunjang nurutnya baik sehingga berubah kepada kon- perekonomian masyarakat. Berjarak sekitar 70 disi yang dianggapnya dapat memberikan se- km arah selatan dari Kota Atambua, potensi suatu pada dirinya. Di daerah Atambua khu- wisata pantai ini dapat ditempuh dalam waktu susnya perbatasan rasanya sulit melakukan 2 jam menggunakan kendaraan roda dua atau kegiatan untuk memanfaatkan potensi daerah roda empat. Daerah ini terkenal dengan ham- secara optimal. Di samping itu, perubahan di paran pasir putih, tingginya gulungan ombak, lingkungan masyarakat dapat direncanakan dan sunrise. Pantai ini memiliki potensi alam sendiri, sesuai dengan keinginan individu yang cukup menarik seperti air payau, tambak- untuk berubah sehingga masyarakat memiliki tambak ikan, serta pasir putih. Pada bulan kebebasan untuk menentukan arah perubahan Januari–Maret kondisi ombak di pantai ini yang diinginkan. Di kalangan masyarakat cukup besar sehingga dapat dipergunakan un- perubahan dapat terjadi karena adanya hal tuk berselancar. yang baru dirasakan, dilihat, atau dikerjakan. Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri 2. Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaat- bagi masyarakat, sebelumnya masyarakat yang an Potensi Daerah berada dalam posisi tidak mengerti menjadi Perilaku masyarakat dalam pemanfaatan mengerti, potensi daerah yang tadinya diang- potensi daerah masih belum optimal karena gap tidak dapat memberikan keuntungan, tidak memiliki keterampilan, pengalaman, setelah dipelajari manfaatnya, baru dipahami pengetahuan, dan motivasi sehingga potensi akan kelebihan yang dimiliki hingga pada daerah tidak dapat dimanfaatkan secara sung- akhirnya menimbulkan sikap untuk meman- guh-sungguh. Keadaan ini sudah lama terjadi faatkannya lebih jauh lagi. Dengan demikian, tetapi belum ada usaha baik secara pribadi, perubahan akan terjadi dengan sendirinya. masyarakat maupun pemerintah untuk meng- ubah perilaku yang sudah permanen menjadi 3. Permasalahan Daerah Perbatasan memiliki kemauan untuk memanfaatkan a. Faktor Keamanan potensi daerah secara optimal. Daerah perbatasan Atambua dengan Re- Masyarakat Atambua yang tinggal di publik Demokratik Timor Leste memiliki tiga perbatasan merasa sudah aman dan sulit untuk kabupaten, yaitu Kabupaten Belu dengan ibu diubah menjadi lebih maju. Kondisi ini tidak kota Atambua, Kabupaten Timor Tengah Utara boleh dibiarkan. Untuk itu perlu upaya dengan ibu kota , dan Kabupaten pemerintah melalui program yang dimilikinya dengan ibu kota Oelamasi. Ketiga sehingga program baik yang berasal dari ins- kabupaten tersebut memiliki banyak jalan tra- tansi pemerintah maupun individu dapat be- disional yang melintasi perbukitan, sungai, dan kerja sama dalam membangun masyarakat hutan. Hal ini dapat dijadikan jalur pejalan ka-

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 153

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste ki untuk menyeberang antarnegara secara 2) Pencurian ternak. Sebagai kawasan yang ilegal. Keadaan ini dapat menimbulkan ma- berbatasan langsung dengan Timor Leste salah pelanggaran hukum tindakan kriminal di wilayah perbatasan seringkali terjadi dan konflik. pencurian ternak. Hal ini disebabkan ke- Di samping itu, adanya wilayah sengketa giatan beternak masyarakat masih di- di perbatasan Nusa Tenggara Timur dengan lakukan secara tradisional dengan melepas Timor Leste masih menyisakan beberapa ma- ternak begitu saja. Akibatnya ternak salah. Keberadaan daerah sengketa ini apabila menyeberang ke wilayah negara tetangga tidak segera mendapat penyelesaian akan de-mikian pula sebaliknya. Tidak jarang memicu konflik masyarakat di perbatasan dan kondisi ini menyebabkan ternak masya- menghambat pelaksanaan pembangunan di rakat hilang karena dicuri maupun menye- wilayah tersebut. Segmen bermasalah tersebut berang ke wilayah negara tetangga. dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, 3) Lintas batas ilegal. Lintas batas secara unresolved segment yang meliputi wilayah ilegal disebabkan masih dekatnya hubung- Kab Belu di daerah Memo/Delomil, Kab. an kekeluargaan antara masyarakat Timor Tengah Utaradi daerah Bijael Sunan Indonesia dengan Timor Leste. Secara Oben Manusasi, dan Kabu-paten Kupang di politik, masyarakat memang dipisahkan wilayah Noel Besi/Citrana. Kedua, unsurveyed oleh batas negara namun secara sosial bu- segment yang meliputi wilayah Subina, daya mereka tak terpisahkan. Selain itu, Pistana, Tububanat, Haumeniana. Belum jelas faktor penyebab terjadinya pelintas batas dan tegasnya batas darat antara Indonesia dan ilegal adalah alasan kunjungan keluarga Timor Leste di beberapa segmen tersebut dan kegiatan adat/keagamaan. pernah menimbulkan sejumlah persoalan da- lam hubungan bilateral kedua negara. b. Kehidupan Warga Baru Eks Timor Ketidakjelasan demarkasi merupakan salah Timur satu faktor potensial yang memicu konflik Selama 12 tahun setelah jajak pendapat, antarwarga kedua negara yang tinggal di warga eks Timor Timur yang diperkirakan wilayah perbatasan. Gangguan keamanan ter- jumlahnya mencapai 104 ribu orang masih sebut terjadi di beberapa bagian wilayah secara memprihatinkan. Hal ini tidak hanya terkait sporadis dan berulang. persoalan ekonomi melainkan kemanusiaan Beberapa tindakan kriminal yang sering dengan segala turunan masalahnya seperti terjadi di wilayah tersebut di antaranya: kemiskinan dan rendahnya kualitas hidup 1) Penyelundupan. Kondisi ekonomi dan termasuk pendidikan dan kesehatan. rendahnya kesejahteraan masyarakat di Menumpuknya rasa kecewa ini ke- perbatasan Nusa Tenggara Timur men- mudian diwujudkan dalam bentuk kekerasan dorong masyarakat melakukan kegiatan fisik dan nonfisik. Hal tersebut apabila tidak ekonomi ilegal di perbatasan. Perbedaan ditangani dengan baik dapat menjadi “bom harga BBM, sembako, pupuk bersubsidi, waktu“ yang kelak menimbulkan implikasi so- dan barang kebutuhan lainnya yang sangat sial, ekonomi, politik dan keamanan yang luas. mencolok mendorong masya-rakat kedua negara (Indonesia dan Timor Leste) untuk c. Minimnya Sarana Pendidikan dan melakukan penyelundupan dengan harapan Kesehatan mendapatkan keuntungan dari kegiatan ini. Wilayah perbatasan sangat minim Lemahnya sistem pengawasan dan buruk- dukungan sarana pendidikan dan kesehatan. nya mental birokrat menumbuhkan Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas praktik-praktik penyelundupan (barang dan sumber daya manusia di wilayah perbatasan manusia) melalui pos-pos lintas batas.

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 154

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste yang akan berdampak terjadinya kemiskinan Di perbatasan Indonesia dan Timor Leste struktural. saat ini terdapat tiga puluh delapan pos pamtas. Secara umum, kondisi pos pamtas saat ini d. Infrastruktur Jalan yang Kurang Bagus cukup memadai namun ada beberapa hal yang Wilayah perbatasan Nusa Tenggara perlu mendapat perhatian yaitu masih minim- Timur juga masih sangat tertinggal dilihat dari nya sarana pendukung seperti listrik, air, minimnya aksesibilitas terutama sarana dan kondisi jalan, dan sarana telekomunikasi. Di prasarana jalan. Meskipun wilayah perbatasan samping itu, masih adanya beberapa wilayah memiliki potensi daerah yang cukup tinggi perbatasan yang sulit dipantau karena jarak dengan hasil pertanian dan perikanan laut, antarpos pamtas yang relatif jauh sehingga rendahnya aksesibilitas telah menyebabkan pemantauan keamanan di wilayah tersebut perekonomian di wilayah perbatasan sulit belum optimal (Slamet, 2011). Beberapa per- berkembang. Situasi ini selanjutnya akan masalahan itu dapat menyebabkan terjadinya berpengaruh pada rendahnya tingkat pen- pelanggaran hukum, seperti terjadinya dapatan masyarakat di perbatasan Nusa tindakan kriminal dan konflik sosial. Untuk Tenggara Timur. mengatasi timbulnya tindakan kriminal dan konflik, perlu adanya perubahan prioritas dari e. Minimnya Sarana Informasi dan konsep “keamanan persenjataan” menjadi Telekomunikasi konsep “keamanan melalui pembangunan umat Sarana informasi dan komunikasi yang manusia (human development). terbatas menjadi kendala masyarakat dalam Selama ini penegak hukum selalu meng- mendapatkan informasi publik. Selain itu, hal andalkan persenjataan supaya masyarakat ini juga membatasi komunikasi warga di tunduk pada hukum. Namun, hal ini sering perbatasan yang berdampak pada rendahnya menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. kesempatan untuk pengembangan dan pe- Oleh karena itu, perlu dikedepankan pen- ningkatan kualitas hidup masyarakat. Masih dekatan pembangunan umat manusia. Pada minimnya sarana informasi publik yang ada di dasarnya manusia adalah baik tetapi ketika masyarakat perbatasan serta jaringan tele- lingkungan tidak merespon keinginan atau komunikasi publik yang terkendala dengan kebutuhannya ketika itu terjadi proses ulang lemahnya sinyal di sepanjang wilayah perba- konsep hidupnya yang tadinya baik akan mulai tasan merupakan salah satu hal yang mem- berubah menjadi tidak baik. Untuk mencegah butuhkan penyelesaian secepat mungkin. keadaan yang dapat merugikan masyarakat, diterapkan konsep keamanan melalui pen- f. Kemiskinan dekatan pembangunan umat manusia dengan Kemiskinan menjadi permasalahan kru- cara memberikan perhatian berupa membuka sial yang terjadi di perbatasan. Hal ini dapat lapangan pekerjaan, pelatihan, dan wirausaha. dilihat dari tingginya jumlah keluarga pra- Hal ini sebenarnya telah dilakukan oleh sejahtera yang tinggal dalam wilayah tersebut. Kodim 1618/TTU melalui bhakti TNI dengan Fenomena kemiskinan ini disebabkan rendah- kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa nya kualitas sumber daya manusia, rendahnya (TMMD) di wilayah perbatasan negara yang produktivitas masyarakat, dan belum optimal- mengusung dua misi utama. Pertama, meng- nya pemanfaatan sumber daya alam. Keadaan atasi keterisolasian perkampungan seperti yang ini dapat memicu tindakan kriminal seperti terjadi di wilayah Aplal Desa Tasinifu Keca- penyeludupan. matan Mutis. Selain itu, kegiatan ini men- dorong kesejahteraan masyarakat sekitar tapal g. Minimnya Sarana Prasarana Pendukung batas. Misi lainnya adalah mempererat ke- untuk Kepentingan Pertahanan Negara kerabatan warga dari kedua negara di sekitar

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 155

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste tapal batas yang memiliki rumpun keluarga intelijen ini sangat penting meng-ingat daerah sama. Kedua, membangun jalan rintisan awal perbatasan merupakan pintu gerbang atau sepanjang 8 km yang menghubungkan wila- serambi depan dari suatu negara dan memiliki yah Aplal dengan persawahan Seko. Hal ini berbagai kemungkinan terjadinya tindakan didukung areal potensial seluas lebih kurang kriminal. 600 hektar dan baru sekitar 325 hektar yang Untuk mencegah tindakan kriminal dan sudah diolah (Frans Sarong, 2013). konflik sosial supaya tidak terjadi perlu adanya Konsep kegiatan yang dilakukan oleh konsep yang dapat mendeteksi dini terjadinya TNI ini diikuti juga oleh masyarakat Desa Lela tindakan pelanggaran hukum dan konflik Ufe Oekusi-Timor Leste dengan membuka sosial, seperti pelanggaran lintas batas, per- jalan baru hingga tapal batas ke arah per- geseran patok batas, narkoba, perdagangan kampungan Aflal sehingga memudahkan orang, penyeludupan bahan bakar, dan tero- masyarakat kedua negara berinteraksi sosial risme. Kondisi di daerah perbatasan sangat dan membangun rasa persamaan. Kondisi ini rawan terhadap pelanggaran hukum dan kon- akan menghilangkan rasa permusuhan dan flik sosial. Untuk itu peran intelijen keamanan konflik sosial antarnegara di wilayah tapal memiliki peran signifikan dalam mendeteksi batas. Dengan demikian, diharapkan masya- dini agar tindakan pelanggaran hukum dan rakat akan terus tetap menjaga moralitasnya konflik sosial tidak terjadi. dalam kehidupan bermasyarakat dengan sikap yang saling menghormati dan menghargai satu h. Perilaku Masyarakat dalam Membantu sama lainnya. Mewujudkan Keamanan di Daerah Selain itu, salah satu permasalahan Perbatasan masyarakat yang tinggal di perbatasan adalah Faktor keamanan merupakan hal yang kualitas sumber daya manusia yang masih penting bagi masyarakat yang tinggal di per- rendah. Hal ini cenderung memicu timbulnya batasan. Daerah perbatasan merupakan gangguan keamanan dan gesekan sosial. Untuk wilayah pembinaan yang luas dengan pola mengatasi hal tersebut perlu penegakan fungsi penyebaran penduduk yang tidak merata dan tugas kepolisian yang mencakup tindakan sehingga rentang kendali pemerintah, pre-emptif (penangkalan), preventif (pencegah- pengawasan, dan pem-binaan teritorial sulit an), serta represif (penanggulangan). Dalam dilaksanakan dengan mantap dan efisien. praktik kepolisian di Indonesia, fungsi represif Semua bentuk kegiatan yang ada di daerah secara tegas telah dinyatakan dalam rincian perbatasan apabila tidak dikelola dengan baik kewenangan polisi yaitu penyidikan terhadap akan mempunyai dampak terhadap kondisi semua tindak pidana sesuai dengan ketentuan pertahanan dan keamanan, di tingkat regional hukum acara pidana serta peraturan maupun internasional baik secara langsung perundang-undangan lainnya. Dalam tindakan maupun tidak langsung. tersebut melekat tugas-tugas kepolisian yang Daerah perbatasan sangat rawan di- bersifat pre-emptif dengan melaksanakan jadikan sebagai tempat persembunyian kelom- deteksi dini untuk mengidentifikasi gejala- pok gerakan pengacau keamanan, penyelun- gejala terjadinya permasalahan yang dupan, dan kriminal lainnya termasuk teroris- diperkirakan akan muncul dan berkembang me sehingga perlu adanya kerja sama yang menjadi gangguan keamanan dan ketertiban padu antarinstansi terkait. Adapun situasi masyarakat yang tinggal di perbatasan negara. keamanan di wilayah perbatasan Atambua Dalam konteks inilah diperlukan fungsi khusus dengan Timor Leste sampai saat ini masih dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian yaitu kondusif. Gejolak-gejolak yang terjadi di fungsi intelijen yang selanjutnya disebut masyarakat relatif kecil dan dapat segera intelijen keamanan (Intel-kam). Fungsi diatasi sehingga tidak sampai menimbulkan

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 156

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste gejolak yang lebih besar. Peran serta masya- meluas hingga ke kalangan DPRD rakat di bidang keamanan cukup baik seperti Kabupaten Timor Tengah Utara. Kondisi adanya linmas di setiap desa dan masih wilayah perbatasan saat ini memang berjalannya sistem keamanan lingkungan (sis- cukup kondusif dan kemungkinan an- kamling) di lingkungan permukiman daerah caman dari Timor Leste yang disebabkan perbatasan. Dengan adanya siskamling masya- konflik senjata relatif kecil. Negara rakat merasa aman dan tenang melakukan manapun cenderung menghindari kontak kegiatan sehari-hari. senjata namun dengan pergelaran keku- Upaya meningkatkan keamanan masya- atan militer di dekat perbatasan akan rakat di perbatasan dapat dilakukan dengan menghambat perilaku “mencuri” negara cara berikut. lain dan aktivitas pasukan TNI dapat a. Pembangunan sabuk pengaman yang ber- digunakan untuk menanggulangi bencana fungsi sebagai sarana kontrol dimulai dari alam dan civic mision lainnya. Selain itu, titik koordinat ke arah tertentu sepanjang efect deterent sangat diperlukan di perbatasan. wilayah perbatasan agar negara tetangga b. Peningkatan sarana prasarana pengamanan tidak meremehkan kedaulatan Indonesia. perbatasan dan pembangunan pangkalan Hal ini sejalan dengan pepatah Si Vis militer di dekat perbatasan, di antaranya: Pacem Para Bellum yang berarti siapa yang ingin damai maka harus siap 1. Saat ini di sepanjang perbatasan darat perang. Konsep inilah yang harus Indonesia-Timor Leste telah hadir tiga diyakinkan di kalangan pemangku puluh delapan pos Satgas Pamtas kepentingan di Kabupaten Timor Tengah Indonesia-Timor Leste untuk meng- Utara khususnya dan Nusa Tenggara amankan garis batas negara sepanjang Timur pada umumya (Slamet, 2011). 268,8 km. Secara kuantitas memang Keadaan daerah perbatasan yang kon- belum memadai karena masih terdapat dusif dan tidak adanya konflik sosial beberapa pos yang jaraknya relatif jauh merupakan situasi yang diharapkan oleh sehingga cukup sulit untuk mengawasi masyarakat yang tinggal di perbatasan. wilayah tersebut. Untuk itu perlu pe- Hal ini mendapat dukungan dari lapisan nambahan dan peningkatan sarana masyarakat, terbukti adanya linmas, prasarana pos Pamtas Indonesia-Timor siskamling dan kontrol sosial di ling- Leste khususnya listrik, air, dan teleko- kungan masyarakat sehingga upaya munikasi sehingga pengawasan perbatas- untuk meningkatkan keamanan di an dapat dilaksanakan lebih optimal. wilayah perbatasan dapat tercapai. 2. Pembangunan pangkalan militer ini jelas tidak mudah dan membutuhkan sumber SIMPULAN daya yang tidak sedikit. Saat ini peme- rintah sudah merencanakan pem- Dari hasil penelitian yang dilakukan, bangunan Yonif 746 dan Kompi Kavaleri terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan Tank di Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai bahan kesimpulan untuk menguatkan karena wilayah Kabupaten Timor potensi ekonomi yang dimiliki oleh masya- Tengah Utara yang berbatasan langsung rakat Atambua di antaranya. dengan Distrik Oecusse (RDTL) saat ini 1. Potensi daerah Kecamatan Atambua yang hanya memiliki satu kodim dan satu berbatasan dengan Timor Leste memiliki kompi senapan dari Yonif 744. Namun, potensi dalam bidang pertanian, peter- pembangunan tersebut masih mendapat nakan, perikanan, kehutanan, pertam- penolakan masyarakat, tokoh agama, dan bangan, dan pariwisata. Wilayah ini memi-

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 157

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste

liki garis pantai yang cukup panjang 4. Dalam rangka mendorong dan menarik dengan perairan (laut) yang cukup luas. investasi ke daerah diperlukan profil po- Wilayah daratan yang dimiliki bervariasi tensi daerah yang berisi tentang informasi baik dari dataran, pantai hingga pegu- peluang usaha yang layak bagi investor. nungan. Selain itu, wilayah ini juga Profil potensi daerah ini dimaksudkan agar memiliki banyak aliran sungai dan hutan investor dapat lebih cepat menangkap yang cukup luas, terutama di kawasan peluang investasi dan mengambil keputus- pegunungan. Hal ini dapat dijadikan an untuk berinvestasi. Dengan adanya sebagai salah satu alternatif energi yang profil potensi daerah, UKM juga dapat berkelanjutan (sustainable) seperti energi mengidentifikasi peluang usaha yang ada. solar cell dan wind turbin. Juga mun- 5. Masyarakat perlu mendapatkan pelatihan culnya industri pengolahan dan pe- sesuai dengan keterampilan dan penga- nyulingan air laut menjadi air tawar. laman yang dimilikinya. Pelatihan ini da- Selain itu, barang-barang mineral, baik di pat dilakukan oleh pemerintah dan swa- daratan maupun di lautan dapat dijadikan daya masyarakat. sebagai salah satu potensi perekonomian. 6. Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan Keane-karagaman seni dan budaya daerah potensi daerah masih belum optimal yang dimiliki oleh Atambua dapat karena masyarakat tidak memiliki ke- dijadikan sebagai salah satu penggerak terampilan pengalaman, pengetahuan, dan industri kreatif seperti industri kerajinan motivasi. Hal ini menyebabkan potensi tangan. daerah tidak dapat dimanfaatkan secara 2. Perlu adanya investasi sebagai motor optimal dan sungguh-sungguh. Keadaan penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. ini sudah lama terjadi tetapi belum ada Sementara ini pembangunan di daerah usaha baik secara pribadi, masyarakat, belum dilakukan secara optimal. Untuk itu maupun pemerintah untuk mengubah pola perlu pemberdayaan daerah dengan perilaku tersebut sehingga timbul kemauan peningkatan kemampuan dalam untuk memanfaatkan potensi daerah yang mengatur, mengurus, dan mengelola mendatangkan nilai ekonomi. kepentingan serta aspirasi masyarakat di 7. Situasi dan kondisi keamanan di Keca- wilayah Atambua. Selama ini sering matan Atambua yang berbatasan dengan terlihat bahwa posisi tawar yang dimiliki Timor Leste menimbulkan masalah pe- daerah terasa kurang, baik itu terhadap langgaran hukum. Akibatnya, sering pusat mau-pun pihak ketiga (dunia usaha terjadi tindakan kriminal dan konflik atau swasta). Oleh karena itulah seperti penyelundupan BBM, sembako, pemberdayaan daerah perlu dilakukan pupuk bersubsidi, barang kebutuhan terhadap semua kompo-nen, baik pokok, pencurian ternak, dan lintas batas pemerintah, masyarakat, dan swasta. secara ilegal. 3. Perlu dirancang suatu iklim investasi yang 8. Masyarakat memiliki kepedulian terhadap ramah bagi investor (business friendly). keamanan yang diwujudkan dalam bentuk Hal ini akan mampu menarik investor linmas dan siskamling. Faktor keamanan untuk masuk ke suatu daerah yang secara merupakan hal yang penting bagi masya- tidak langsung akan mampu meningkatkan rakat yang tinggal di perbatasan daya beli masyarakat dan aktivitas pereko- mengingat wilayah perbatasan merupakan nomian. Pada akhirnya, hal ini juga akan serambi Negara Republik Indonesia yang meningkatkan Pendapatan Asli Daerah langsung berhadapan dengan Negara (PAD). Republik Demokratik Timor Leste.

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 158

Membangun Perilaku Masyarakat Atambua Melalui Pemanfaatan Potensi Daerah dan Keamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste

SARAN negaraan: dulu, kini dan esok. Jakarta: PTIK Press. Dari hasil penelitian yang dilakukan, Sarong, Frans. (2013). Pesan damai dari Aplal terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan untuk Indonesia dan Timor Leste. sebagai saran untuk menguatkan potensi Jakarta: Kompas ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat IDSPS, Institude for Defense Security and Atambua di antaranya: Peace Studies. (2008). Kebijakan 1. Pembangunan di wilayah perbatasan se- umum keamanan nasional. Policy baiknya tidak dilihat berdasarkan potensi Paper. September. Jakarta. menguntungkan atau merugikan tetapi Kurt Lewin. (1970). Resolving social conflicts dilihat sebagai tugas dan tanggung jawab and field theory in social science, negara. Washington, DC: American Psycho- 2. Pemerintah perlu membangun motivasi logical Association. dan semangat masyarakat dalam meman- Propatria Institute, Working Group on Security faatkan potensi daerah yang dimiliki oleh Sector Reform. (2003). Naskah Kecamatan Atambua. akademik rencana undang-undang 3. Pihak kepolisian yang bertugas di wilayah keamanan nasional. Jakarta: Pro- perbatasan sebaiknya menghormati norma Patria. dan budaya serta mengajak masyarakat Sugiyono. (2005). Memahami penelitian yang tinggal di wilayah perbatasan Atam- kualitatif. Bandung: Penerbit Alfa- bua dengan Timor Leste untuk turut men- beta jaga keamanan. Suparlan, (2004). Bunga rampai ilmu 4. Sebaiknya masyarakat dilarang untuk kepolisian Indonesia. Jakarta: YPKIK membantu pihak kepolisian dalam men- Sutanto.(2005). Membangun polri untuk me- jaga keamanan di daerah perbatasan Keca- numbuhkembangkan kepercayaan matan Atambua dengan Negara Republik masyarakat. Jakarta: Markas Besar Demokratik Timor Leste. Hal ini untuk Kepolisan Negara Republik Indo- mencegah terjadinya tindakan kriminal nesia. dan konflik sosial antara masyarakat UNDP. (1994). New dimensions of human Timor Leste dengan Indonesia yang security in human development tinggal di wilayah perbatasan. report. New York: Oxford University 5. Pemerintah pusat bersama dengan peme- Pres. rintah daerah membangun infrastruktur Suryana, Cahya. (2013). Keamanan nasional, agar masyarakat dapat memenuhi akan ke- polisi, dan intelijen keamanan (Intel- butuhannya. kam). Diakses dalam http://csuryana. wordpress.com/tag/intelijen/ Slamet. (2011). Membangun kawasan per- DAFTAR PUSTAKA batasan NTT untuk kesejahteraan masyarakat dalam rangka mendukung Bachtiar, H.W. (2004). Ilmu kepolisian. pertahanan negara. Diakses dalam Jakarta: Gramedia http://linggaakmil98.blogspot.com/2011/ Darmono dkk. (2010). Sebuah konsep dan 06/membangun-kawasan-perbatasan-ntt- sistem keamanan bagi bangsa untuk.html Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Djamin, A. (2007). Kedudukan kepolisian negara RI dalam sistem ketata-

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 159