534 Kepariwisataan Provinsi Bali A. Pura Besakih Bali Dikenal Sebagai
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
a. Pura Besakih Bali dikenal sebagai ‘pulau seribu pura‘ karena di pulau ini terdapat lebih dari 11.000 bangunan pura. Konon, di beberapa tempat di Bali, jumlah pura bahkan melebihi jumlah rumah- rumah penduduk. Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com Salah satu pura terbesar yang dianggap sebagai induk pura di Bali (the mother temple) adalah Pura Besakih.Pura Besakih terletak di kaki Gunung Agung, gunung tertinggi di Pulau Bali yang oleh masyarakat setempat dianggap sebagai gunung suci. Pada tanggal 17 Maret 1963 (versi yang lain menyebutkan tanggal 18 Maret) Gunung Agung pernah meletus dan menewaskan lebih dari 1.000 orang serta merusakkan desa-desa di sekitarnya. Namun yang membuat takjub, Pura Besakih ‘tak tersentuh‘ oleh bencana alam tersebut, padahal jaraknya hanya sekitar 1 km dari puncak Gunung Agung. Menurut cerita yang berkembang, lokasi pura ini dipilih karena dianggap sebagai daerah yang suci.Dalam bahasa Jawa Kuno, besakih, wasuki, atau basuki memiliki makna “selamat”. Selain itu, nama besakih juga dikaitkan dengan Naga Basuki, yaitu sosok naga yang menjadi bagian dari keyakinan masyarakat di lereng Gunung Agung pada masa pra-Hindu. Oleh karena pura ini dianggap sebagai tempat suci, maka para pengunjung yang ingin memasuki kompleks pura diharuskan memakai sarung khas Bali. b. Museum Subak Sanggulan Subak adalah sistem pengelolaan distribusi aliran irigasi pertanian khas masyarakat Bali.Sistem ini sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan terbukti mampu meningkatkan produktifitas pertanian di Bali.Melalui sistem Subak, para petani memperoleh jatah air sesuai dengan Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah warga.Secara filosofis, keberadaan Subak merupakan manifestasi dari konsep Tri Hita Karana, yaitu relasi harmonis antara manusia dan Tuhan, manusia dan alam, serta relasi antar sesama manusia.Oleh 534 Kepariwisataan Provinsi Bali sebab itu, kegiatan dalam perkumpulan Subak tak hanya meliputi masalah pertanian semata, melainkan juga meliputi masalah ritual dan peribadatan untuk memohon rejeki yang belimpah. Potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bali inilah yang kemudian ‘diawetkan‘ menjadi Museum Subak. Museum Subak diresmikan oleh Gubernur Bali pada tanggal 13 Oktober 1981.Museum ini merupakan Museum Khusus karena memamerkan satu tema, yaitu sistem pertanian di Bali. Museum Subak dapat dikunjungi pada hari Senin—Sabtu jam 08.00—16.30, dan hari Jumat jam 08.00—13.00. Adapun hari Minggu dan hari libur nasional tutup. Museum Subak merupakan satu-satunya museum yang mengetengahkan segala hal ihwal pertanian di Bali. Museum ini memamerkan miniatur Subak lengkap dengan gambar-gambar proses pembuatannya, seperti tahapan menemukan sumber mata air, membuat terowongan air dan membangun bendungan, serta membuat saluran penghubung untuk mengalirkan air ke sawah-sawah penduduk. Museum Subak juga memiliki data audio-visual yang menerangkan tentang proses budidaya padi, mulai dari musyawarah anggota Subak, kesepakatan pengaturan air, serta ritual memohon hasil panen yang melimpah. Selain itu, museum ini juga memamerkan alat-alat pertanian tradisional Bali, seperti alat pemotong dan penumbuk padi, alat untuk membajak sawah, alat untuk membetulkan saluran irigasi, serta miniatur dapur tradisonal lengkap dengan tata ruang dan perabot untuk memasak nasi. Pengunjung Museum Subak juga dapat menambah pengetahuan tentang pertanian dengan mengunjungi fasilitas pepustakaan di komplek museum ini.Koleksi buku dalam perpustakaan cukup lengkap, mulai dari berbagai kajian lintas disiplin mengenai sistem Subak hingga masalah-masalah pertanian secara umum. Jalan Gatot Subroto, Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Indonesia. Kabupaten Tabanan berjarak sekitar 20 km dari kota Denpasar, Ibukota Provinsi Bali. Dari kota Denpasar, wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum (bus) menuju terminal bus kota Tabanan. Dari terminal ini, wisatawan dapat naik angkutan umum (bemo) sejauh 2 km untuk sampai di lokasi Museum. Bea masuk bagi pengunjung terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: Dewasa: Rp 5.000 Anak-anak: Rp 3.000 (Maret 2008) 535 Kepariwisataan Provinsi Bali c. Istana Tampak Siring Istana Tampak Siring yang terletak di Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, merupakan satu- satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia Merdeka. Kelima istana lainnya merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman kolonialisme Belanda, antara lain Istana Negara dan Istana Merdeka (Jakarta), Istana Bogor Sumber Gambar : http://www.presidenri.go.id (Bogor), Istana Cipanas (Cipanas), serta Gedung Agung (Yogyakarta). Istana Tampak Siring biasanya digunakan oleh presiden untuk beristirahat, melakukan rapat kerja, serta melakukan perundingan luar negeri.Pada tanggal 27 April 2007, misalnya, Istana Tampak Siring menjadi saksi perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura. Nama Tampak Siring berasal dari dua buah kata dalam bahasa Bali, yaitu tampak dan siring yang berarti: “telapak” dan “miring”. Penamaan tersebut berkaitan erat dengan legenda masyarakat setempat tentang Raja Mayadenawa.Raja ini dikenal pandai dan sakti mandraguna.Namun, karena kelancangannya mengangkat diri sebagai dewa yang harus disembah oleh rakyatnya, maka Betara Indra mengutus bala tentara untuk menyerang Raja Mayadenawa.Serangan ini membuat Mayadenawa melarikan diri ke dalam hutan. Untuk menyamarkan jejaknya, Mayadenawa sengaja berjalan dengan cara memiringkan telapak kakinya. Namun sayang, usaha Mayadenawa untuk mengelabui bala tentara Betara Indra gagal, jejaknya akhirnya diketahui.Dengan sisa-sisa kesaktiannya, Raja Mayadenawa mencoba melawan dengan menciptakan mata air beracun yang dapat membunuh para pengejarnya.Untuk menanggulangi akibat buruk dari mata air beracun itu, Betara Indra menciptakan sumber mata air penawarnya, yaitu Tirta Empul (air suci).Wilayah pelarian Raja Mayadenawa itulah yang kini dikenal sebagai Tampak Siring. Sumber Gambar : http://3.bp.blogspot.com 536 Kepariwisataan Provinsi Bali Istana Tampak Siring dibangun oleh seorang arsitek bernama R.M. Soedarsono atas prakarsa Presiden Soekarno.Pembangunan istana kepresidenan ini terbagi ke dalam dua masa, yaitu tahun 1957 dan 1963.Pada tahun 1957, di kompleks ini dibangun Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira.Sementara pada tahun 1963, pembangunan tahap kedua merampungkan dua gedung utama lainnya, yaitu Wisma Negara dan Wisma Bima, serta satu Gedung Serba Guna (gedung konferensi). d. Pura Tanah Lot Salah satu pura di Bali yang kerap dikunjungi oleh para pelancong adalah Pura Luhur Tanah Lot.Pura ini terletak di sebuah “pulau” karang di bagian barat Kabupaten Tabanan, tepatnya di Desa Beraban. Menurut legenda, pura yang memiliki nama lain Pura Pakendungan ini dibangun pada abad ke-16 Sumber Gambar : http://wisata melayu.com oleh seorang penyebar agama Hindu bernama Danghyang Nirartha. Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok juga dikenal dengan sebutan “Tuan Semeru”, merujuk pada sebuah nama gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung Semeru. Kedatangan Dahnyang Nirartha ke Desa Beraban konon karena mengikuti petunjuk sinar suci yang memancar dari arah tenggara.Sinar ini ternyata menuju sebuah mata air suci yang di dekatnya terdapat sebuah batu karang yang berbentuk burung (masyarakat setempat menyebutnya gili beo, yang berarti tanah atau batu karang yang menyerupai burung).Di tempat ini, bersama para pengikutnya Danghyang Nirartha melakukan meditasi dan pemujaan kepada Dewa Penguasa Laut sembari menyebarkan agama Hindu kepada masyarakat setempat. Ulah Danghyang Nirartha ternyata kurang berkenan di hati pemimpin Desa Beraban, yaitu Bendesa Beraban Sakti. Bersama para pengikutnya, ia berencana menyerang Danghyang Nirartha supaya pergi dari Desa Beraban. Sang pendeta kemudian melindungi diri dengan memindahkan batu karang tempatnya bermeditasi ke tengah laut dan menciptakan ular laut berbisa dari selendangnya untuk melindungi tempat tersebut.Batu karang yang dipindahkan inilah yang kemudian disebut tanah lot, atau tanah di tengah laut. 537 Kepariwisataan Provinsi Bali Menyaksikan kesaktian sang Pendeta, akhirnya Bendesa Beraban takluk dan menjadi pengikut setia Danghyang Nirartha. Oleh karena kesungguhannya, Danghyang Nirartha kemudian memberikan sebuah keris suci yang dikenal dengan nama ”Jaramenara” atau Ki Baru Gajah kepada Bendesa Beraban. Saat ini, keris keramat itu disimpan di Puri Kediri dan diupacarai setiap Hari Raya Kuningan. Pada batu karang di “tengah” laut inilah kemudian Danghyang Nirartha mendirikan Pura Pakendungan yang lebih dikenal dengan nama Pura Luhur Tanah Lot. Sementara ular “ciptaan” Danghyang Nirartha masih ada di dalam kompleks pura sampai sekarang.Ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih, memiliki warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih kuat dari ular kobra. e. Pura Luhur Uluwatu Anda mungkin tak pernah membayangkan sebuah kompleks peribadatan dibangun di atas tebing terjal yang menjorok ke laut. Tapi jika Anda berkunjung ke Pura Luhur Uluwatu, di bagian selatan Kabupaten Badung, Pulau Bali, niscaya Anda akan berdecak kagum karena lokasinya benar-benar dibangun di atas bukit karang Sumber Gambar : http://taprobanetours.com setinggi + 97 meter di atas permukaan laut (dpl). Tentu saja, bukan hanya suasana sakral dan religius yang dapat dinikmati oleh masyarakat yang ingin beribadah maupun berwisata di tempat ini, melainkan juga panorama alam yang memukau. Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu dari pura-pura yang memiliki status