GENTA HREDAYA Volume 4 No 2 Oktober 2020 P ISSN 2598-6848 E ISSN 2722-1415

TINJAUAN DENOMINASI MAYOR DALAM KONSEP KETUHANAN HINDU Oleh Ida Bagus Wika Sekolah Tinggi Agama Hindu Mpu Kuturan Singaraja Email:[email protected]

ABSTRACT Discussion of , that the terminology is called , being debated, particularly in the Hindu. Some claimed that cannot be equated with the theology, because the term is associated with the Western Catholic Christiahity. However, if the Godhead as a concern, each denomination within Hinduism has its own concept, including the proceduresfor conducting , codes of ethics, rooms and others. These concepts may be lent theological terms. In this article is discussed about the divinity of several briefly. Among the many denominations, this work just to show the tradition of Saiva, Vaishnava, Sakta, Smarta, and , because, these tradition are still practiced and each of them has a great follower. Each denomination has its uniqueness in view God as well as a process to reach Him. Keywords: Godhead, Hindu, denomination

I. PENDAHULUAN sedikit orang yang mampu menjangkau- Kata 'teologi' berasal dari bahasa Nya. Tuhan yang bersifat Nirguna atau Yunani theologia yang berasal dari suku achintya berada di luar gambaran atau kata “theos” artinya "Tuhan," dan “logia” jangkauan manusia. Sesuatu yang tak artinya "penyampaian, bahasan, terjangkau oleh pikiran itu tidak bisa pengetahuan (Bauer, dkk, 1979: 476). Kata dibayangkan, sehingga Tuhan yang Nirguna ini kemudian secara luas digunakan pada telah dengan sempurna di dalam diri-Nya. abad pertengahan berhubungan dengan Aspek Saguna atau Tuhan perkembangan agama Kristen di Eropa. yang beratribut atau bersifat akan langsung Namun, penggunaan kata 'teologi' dalam dapat bermanfaat bagi manusia karena perkembangannya tidak hanya menyangkut manusia bisa membayangkan Tuhan Kredo agama Kristen saja, melainkan juga melalui sebuah gambaran atau wujud, telah digunakan oleh agama-agama lain, sehingga mereka mudah melakukan termasuk Hindu. Secara Umum kajian yang pemujaan clan kontemplasi kehadapan dibahas dalam Teologi adalah God's Being Tuhan. Gambaran tentang Tuhan ini beserta dah God's Acting. God's Being artinya hubungannya dengan alam semesta dan keberadaan tentang Tuhan, mengenai Siapa manusia merupakan kajian utama dalam dan Apa itu Tuhan, apa sifat Tuhan, serta Teologi. Sehingga dengan demikian, dapat apa atribut yang menyertai Tuhan. dikatakan bahwa Teologi Hindu berbicara Sementara God's Acting adalah apa yang mengenai gambaran pemeluk Hindu dilakukan-Nya, apa hubungan-Nya dengan terhadap Tuhannya sebagaimana yang ciptaan beserta segala isinya. dinyatakan oleh kitab suci Veda. (Untara & Keberadaan Tuhan dalam Hindu, Suardika, 2020) dinyatakan dalam dua kategori, yakni Ada hal pokok yang membedakan Nirguna Brahma dan Saguna Brahma. antara Teologi Hindu dan Teologi agama Nirguna Brahma artinya Tuhan tanpa lainnya di dunia. Sebagian besar agama- atribut, tanpa sifat, tak terpikirkan agama yang ada di dunia memiliki satu (achintya). Aspek Tuhan yang Nirguna gambaran Tuhan yang bersifat absolut yang ini menurut Bhagavad-gita tidak tidak ada atau tidak boleh ditambahkan atau bisa dijadikan objek pemujaan dan hanya dikurangkan. Sementara di dalam Hindu,

112 gambaran tentang Tuhan sangat bervariasi, Manava Dharmasastra XII.109 satau dengan yang lainnya bisa kelihatan Terjemahannya: saling bertentangan. Tentu hal ini Brahman a itu harus menjadikan Teologi Hindu menjadi sangat dipertimbangkan sebagai Sista unik. Orang menyebut bahwa belajar yang sesuai menurut , telah tentang Ketuhanan Hindu secara tekstual itu mempelajari Veda bersama dengan tidak ubahnya seperti memasuki hutan lampiran-lampiran tambahannya belantara yang, jika tidak hati-hati dalam dan dapat mengemukakan bukti- melangkah dan menghayatinya bisa tersesat bukti yang terkihat oleh indria yang dan tidak menemukan jalan keluarnya. ditunjuk oleh kitab suci Kitab-kitab Banyak juga yang menyebut bahwa belajar Itihasa dan Purana tentu merupakan teologi Hindu itu sangat gulit karena satu cara untuk melengkapi Veda dengan yang lainnya saling bertentangan. khususnya diperuntukkan kepada Namun, walaupun demikian, banyak pula para wanita dan masyarakat pada dari mereka yang menemukan umumnya. keindahannya serta larut di dalam ruang- Melalui Itihasa dan Purana, Veda ruang misteri di dalamnya. akan diperkuat, untuk itu Veda takut pada II. PEMBAHASAN orang-orang yang tidak berpendidikan Permasalahan Teologi Hindu pada sehingga Veda menghindarinya (Winternitz prinsipnya tidak terlepas dari denominasi- dalam Titib, 2004: 51). Lebih lanjut denominasi yang ada, sebab di dalamnyalah dikatakan dalam Kitab penggambaran-penggambaran serta (I.2.645) bahwa Itihasa dan Purana hubungan-hubungan erat antara manusia merupakan suplemen dari kitab suci Veda. dengan Tuhan itu memungkinkan. Dalam , seorang tokoh filsafat perjalanan sejarah, Hindu memiliki banyak mengatakan untuk memperoleh sekali denominasi-denominasi dan semua pengetahuan tertinggi, pengetahuan tentang itu ada yang berkembang sangat luas dan Brahman , hanya Veda yang dapat dalam kurun waktu yang sangat lama, dan membantunya, dan kitab-kitab Itihasa bahkan terus bertahan sampai sekarang ini, Purana mengantarkan hanya untuk ada juga denominasi yang pernah mencapai kesucian (penyucian diri) dari berkembang dalam kurun waktu tertentu berbagai dosa yang telah dilakukan. Kitab- tetapi mengalami kemunduran dan akhirnya kitab Purana menurut Ramanuja merupakan hilang. Di Bali sendiri menurut Goris buku-buku suci yang kedua, hal ini mudah pernah berkembang sampai 9 (sembilan) untuk dijelaskan karena kitab-kitab Purana jenis denominasi yang kemudian melebur aslinya bukanlah terbatas merupakan menjadi sebuah agama yang berkembang kepustakaan para orang suci belaka. Suta dan berlangsung sampai sekarang. atau juru cerita tidak diragukan lagi Kitab-kitab Ithiasa dan Purana merupakan para penyunting dan para merupakan sumber ajaran Agama Hindu penyebar yang menceritakan syair-syair yang tidak hanya berasal dari Veda, tetapi Purana kuno seperti cerita kepahlawanan. juga dari sumber lainnya yaitu berdasarkan Menurut dan Padma Purana, memang persepsi perasaan, bahkan hasil observasi merupakan tugas bagi para Suta untuk dari orang-orang suci seperti Maharsi Vyasa memelihara kelangsungan cerita para dewa, yang mampu berbicara dengan para dewa. silsilah para rsi dan raja-raja terkemuka. Hal Kitab-kitab Ithiasa dan Purana merupakan ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa cara untuk melengkapi Veda. hampir pada setiap Purana, selalu Dharmenadhigato yais tu disebutkan Suta Lomaharsana atau putranya vedah sah pari brmhanah Ugrasrava muncul sebagai Sauti, yakni te sistha Brahman a jneyah putra seorang Suta tampil sebagai juru sruti pratyaksa hetavah cerita.

113

Kitab-kitab purana dapat dikatakan Menurut Sri Sankara, Kitab-kitab sebagai sarana mentransmisi, sebagai Itihasa dan Puraana sesungguhnya glosari, ensiklopedi dan bahkan dapat membuktikan eksistensi perwujudan para dikatakan sebagai kompedium kitab suci devata, sebab kitab-kitab Itihasa dan Purana Veda dan bila dikaitkan dengan sumber tidak hanya bersumber dari Veda, tetapi hukum (dalam hukum Hindu) yaitu: 1) Sruti bersumber dari persepsi perasaan, yakni merupakan sumber tertinggi; 2) Smrti dari observasi orangorang suci seperti adalah kitab-kitab Dharmasastra; 3) Sila Maharsi Vyasa yang berbicara dengan adalah tingkah laku yang baik; 4) Acara dewa-dewa. Shakuntala Jagannathan adalah tradisi yang baik dimasa lalu dan menjelaskan tentang kitab-kitab Purana yang terakhir; 5) Atmanastuti merupakan bahwa setelah Sruti, Smrti dan Itihasa, ada musyawarah dari hati yang suci buku ke-4 yakni kitab-kitab Purana. Kitab- (dipresentasikan lewat majelis seperti kitab Purana ini terdiri dari 18 macam, yang Parisada) (Untara & Somawati, 2020). paling popular adalah Bhagavata, Visnu, A. Konsep Ketuhanan dalam Purana dan Markandeya Purana dan 18 Purana Kata Purana berasal dari akar kata kecil (Upapurana). Purana tidak untuk pura yang berarti kuno atau jaman kuno, mereka yang cerdik pandai dan kaum dan ana berarti mengatakan. Jadi Purana intelektual, meskipun ceritranya bersumber adalah sejarah kuno. Purana isinya dari kebenaran filsafat dalam kitab suci menceritakan cerita dewa-dewa, raja-raja Veda dan Dharmasastra yang disusun dalam dan rsi-rsi kuno. Purana juga berarti cerita berbagai episode dan ceritra pendek, yang kuno, penceritra sejarah, koleksi ceritra. diceritrakan untuk masyarakat yang awam, Setiap ceritra Purana intinya mengandung masyarakat desa yang sederhana dan para ajaran agama. Kata pura dalam Purana petani yang buta huruf. Imajinasi yang mengandung dua pengertian, yaitu: yang terdapat dalam ceritra-ceritra ini memiliki lalu dan yang akan datang. Panditapandita bentuk dasar pendidikan agama dan yang kurang memahami rahasia ini menjadi kebiasaan masyarakat dan membantunya heran begitu membaca ceritra-ceritra raja- secara sederhana tetapi mendasar kepada raja (pemimpin dunia) di masa yang akan kebenaran dalam agama dan moralitas, serta datang dijelaskan di dalam kitab-kitab petunjuk hidup, benar, salah dalam Purana (Mishra dalam Titib, 2004: 14). bertingkah laku (Untara & Supastri, 2020) Kitab Purana merupakan salah satu Terkait dengan ruang lingkup, dapat susastra Veda (Hindu) yang di dalamnya ditelusuri dari pengelompkan puraana itu penuh dengan cerita keagamaan, memberi sendiri. Disebutkan ada dua kelompok tuntunan bagi hidup dan kehidupan umat Purana, yakni Maha Purana atau Purana manusia. Purana bagaikan glosari, Mayor, dan kelompok Purana Kecil atau ensiklopedi dan kompedium dari Veda dan minor atau Upa Purana. Maha Purana terdiri susastra Hindu. Dengan membaca kitab- dari delapan belas Purana. Dalam urrutan kitab Purana, umat yang awam terhadap posisi Maha Purana tersebut, Vayu Purana ajaran agamanya akan lebih mudah disebut Purana ke empat. Namun perbedaan memahami, menghayati dan terhadap urutan nomer tersebut tidak mengamalkannya. Di dalam kitab-kitab memengaruhi kondisi yang ada. Ajaran Purana, dijumpai berbagai aspek ajaran yang diungkap dalam Maha Purana disebut agama Hindu mulai dari teologi atau dengan Panca Laksana. Artinya bahwa Sraddha (keimanan), etika, moralitas, setiap Purana di dalam Maha Purana berbagai aspek acara (), termasuk berbicara tentang Panca Laksana. Dari berbagai tuntunan dalam berbhakti kepada- beberapa sumber dinyatakan bahwa selain Nya, berbagai keutamaan tempat-tempat ajaran Panca Laksana, juga dideskripsikan suci untuk melakukan Yatra, dan hal mengenai ajaran Dasa Laksana lainnya yang mempesona (Darmawan, 2020).

114

Sebagian besar Purana dipenuhi antara anggota tubuhnya sendiri, orang narasi panjang tentang legenda yang bijak tidak melihat perbedaan di antara hal- memuliakan dewa atau dewa tertentu, hal di dunia. melukiskan inkarnasinya, deskripsi tempat Tuhan Yang Maha Esa di dalam suci ziarah (Tirtha), sumpah atau perayaan Veda digambarkan sebagai Personal God (), tindakan amal (Dana), dan (Tuhan berpribadi). Penggambaran ini dapat sejenisnya. Demikian juga tentang proses dibedakan dalam tiga kategori (Titib, 2003: penciptaan, silsilah para dewa, raksasa dan 33), yaitu: raja, kisah-kisah Resi, serta pernyataan1. Penggambaran Anthrophomorpic (sebagai sesekali tentang dasar-dasar politik, dan manusia dengan berbagai kelebihan seperti pengaturan dunia sebagai bagian dari bermata seribu, berkaku tiga, bertangan kosmos. Dengan demikian, Purana empat, dan sebagainya). membentuk ensiklopedi umum pemikiran2. Penggambaran Semianthrophomorpic populer tentang agama dan filsafat. Tetapi (sebagai setengah manusia atau setengah Bhagavata dan Wisnu merupakan binatang) hal ini lebih menonjol dalam pengecualian besar untuk aturan ini dan Purana seperti Dewa Ganesa manusia mereka merupakan literatur yang sangat berkepala gajah, Hayagriwamanusia bagus tentang filosofi dan mistisisme yang berkepala kuda dan sebagainya. sangat tinggi. Bhagavata menyatakan3. Penggambaran Unanthrophomorpic (tidak bahwa, pada mulanya, hanya Tuhan yang sebagai manusia, melainkan sebagai ada, dan tidak ada yang lain - baik yang binatang saja misalnya Garutman atau halus maupun yang kasar. Apa yang muncul , sebagai tumbuh-tumbuhan, setelah penciptaan, juga, adalah hanya misalnya dan lain-lainnya). Tuhan; apa yang tersisa setelah pembubaran Titib (2004: 257) menjelaskan ciptaan juga adalah Tuhan (Suadnyana, bahwa berkaitan dengan Brahma , di 2020). dalam Purana cukup jelas tertuang, dan Tampaknya ada dunia di luar Tuhan, memang hampir semua devata dipuja dalam meskipun tidak ada yang benar-benar ada, kitab-kitab Purana termasuk devata yang disebabkan oleh atau kekuatan ilusi memiliki kedudukan penting dan paling Tuhan. Seperti halnya Panca Maha Bhuta dikenal dalam Agama Hindu yaitu Dewa dapat dikatakan telah masuk dan juga tidak Brahma, dan Siwa. Demikian pula masuk ke dalam benda-benda yang halnya dengan Dewa maupun diciptakan, karena mereka tidak yang banyak dipuja dalam kitab suci Veda, terpengaruh oleh perpecahan dan batasan- di dalam Purana mereka juga sering muncul batasan lain di mana benda-benda yang dalam beberapa kisah. Dewa Indra disebut diciptakan tunduk, demikian pula Tuhan sebagai pimpinan para dewa. Dewa dalam segala hal sama dan juga tidak ada di sebagai penguasa samudra juga kerap dalamnya. Intisarinya: Tuhan sebagai muncul beberapa . Dewa menjadi adalah apa yang ada di semua sangat populer dalam kitab-kitab Purana, tempat dan setiap saat, sebagai penyebab karena dari sekian kitab Purana, cukup hal-hal yang berpengaruh, berbeda dari banyak mengagungkan Dewa Surya beserta prinsip kausalitas, seperti saksi dalam keturunan beliau seperti Manu Vaivaswata, keadaan terjaga, mimpi dan mendalam Dewa sebagai dewa penguasa orang tidur, dan tidak terhubung dengan apa pun yang telah meninggal terutama mereka yang di luar (Darmawan, 2020). Tuhan, sebagai memiliki kara buruk selama hidup di dunia, Kesadaran murni, muncul sebagai objek- dan ketrurunan beliau selanjutnya yaitu objek dunia, dengan kualitaskualitas suara, devata kembar Asvin. Selain Dewa Surya, sentuhan, bentuk, rasa dan bau, karena juga dikenal Dewa Vayu, kemudian Dewi aktivitas indera yang eksternal. Karena Soma sebagai dewi bulan, Bhraspati sebagai seseorang tidak mengamati perbedaan di pendeta di kahyangan, seniman

115 musik atau peyanyi di surga, dan dikenal dengan nama “Pranawa” atau sebagai bidadari kahyangan sebagai “Brahman ” Dalam kitab-kitab Purana juga pengiring para devata, namun sering dijelaskan tentang Brahman sebagai asal menggangu tapa para rsi. Selain para devata atau sumber dari segalanya di alam semesta tersebut di atas, terdapat pula pihak yang ini (Untara & Gunawijaya, 2020). dikategorikan golongan jahat seperti AsuraA. Denominasi Mayor dalam Ketuhanan yaitu para raksasa, daitya dan danawa. Hindu Dewa dan Vaisravana sebagai dewa Sampai saat ini, di seluruh dunia, kekayaan berada diantara para devata dan ada empat denominasi besar yang diikuti serta parapengikutnya yaitu yaksa dan oleh pemeluk Hindu. Adapun keempat guhyaka. Dalam kitab-kitab purana, banyak denominasi itu adalah: Saiva, Vaishnava, yang mengagungkan salah satu dari ketiga Sakta dan Smarta. Keempat denominasi ini manifestasi Tuhan yaitu Dewa Brahma telah dijadikan sebagai pegangan utama sebagai pencipta, Dewa Vishnu sebagai umat Hindu di dalam berhubungan dengan pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai pelebur Tuhan. Keempat ajaran ini tetap mengacu alam semesta beserta isinya (Suadnyana & kepada Veda tetapi memiliki kitab Darmawan, 2020). Dalam Markandeya agamanya masing-masing. Adapun keempat purana, Dewa Brahma disebut sebagai dewa denominasi tersebut akan dijabarkan tertinggai diantara dewa lainnya yaitu Dewa sebagai berikut. Vishnu dan Siwa. Berbeda halnya dalam1. Saiva Agama Vishnu purana, yang diagungkan adalah Saiva Agama adalah salah satu cabang Dewa Visnu sebagai dewa tertinggi,dan Hinduisme yang fokus pada pemujaan Siva. semua berasal dari Dewa Vishnu. Demikian Kata 'Siva' berarti 'baik, bersahabat, anggun pula halnya dalam kitab Siva Purana, yang atau keberuntungan', bisa juga berarti “Dia mengutamakan pemujaan kepada Dewa yang beruntung” (Apte, 1965: 919). Siva Siva. Meskipun terdapat suatu bentuk adalah sebutan eufemistik dari . pengangungan terhadap ketiga dewa Pemujaan Siva secara luar dipraktekkan di tersebut, namun sesungguhnya ketiganya India, Sri Lanka, dan di Asia merupakan manifestasi dari Tuhan itu Tenggara. Shaivisme memiliki banyak sendiri yang mempunyai tugas dan fungsi cabang yang berbeda-beda baik tata cara yang teramat penting dalam kehidupan (Tri pemujaan maupun dalam filsafat. Saiva ). Dalam Vayu Purana disebutkan agama ini memiliki banyak teks dan bahwa Tuhan Yang Maha Esa mengambil gugusan filsafat termasuk non-dualist wujud sebagai suci Om (Omkara) (abheda), dualist (bheda), and non-dual yang merupakan kombinasi suara dari tiga dengan dualisme (bheda-abheda) huruf yaitu A,U dan M. Suara A merupakan (Tattwananda, 1984: 54). Perkembangan wujud Dewa Visnu, suara U sebagai wujud dari cabang. Cabang Saiva Agama dapat Dewa Siwa, dan suara M sebagai wujud digambarkan sebagai berikut: Dewa Brahma. Perpaduan AUM menjadi

116

Sumber: Gavin Flood (1997), An Intoduction to Hinduism, hal 52

Sivaisme Puranik merupakan aliran 2. Vaishnava Agama Siva yang secara umum dipuja dan Agama ini menekankan pada berkembang. Sementara yang non-Puranik pemujaan Vishnu. Ada empat cabang utama pemujaannya menekankan pada inisiasi di dalam denominasi ini yakni: (diksa) untuk tujuan baik mukti a. Sri , yang adalah (pembebasan) maupun bhukti (tujuan) Sampradaya . Filosofi yang lainnya. Dia yang mengikuti jalan luar diikuti adalah Vishistadvaita (Monisme (atimarga) tujuannya hanya untuk mencari dengan Kualifikasi) dikenalkan oleh pembebasan. Diantara cabang yang muncul Chidachida Visistham Ramanuja Acarya. dalam jalan atimarga ada dua yang utama Beberapa cabang dari sampradaya ini yakni Pasuupata dan sub-cabang Lakula. adalah Sri , Vaikhanasa, Sementara yang mengikuti jalan Ramanandi Sect (mantramarga) tujuannya untuk mencapaib. dengan filosofi pembebasan dan tujuan duniawi. yang diikuti adalah Dvaita (Dualisme) Mantramarga terdapat dua cabang yang dikenalkan oleh Madhvacarya utama dan Siva Siddhanta.c. merupakan filosofi Pasupata dinyatakan cabang Saivaagama yang diikuti adalah yang paling kuno yang bersifat asketik. Saat (murni nondualisme) dikembangkan oleh ini banyak diikuti di wilayah Gujarat, Vishnuswami dan Vallabhacarya. Khasmir dan Nepal. Saiva Siddhantad. Kumara-sampradaya (sanaka, Sanatana, merupakan Sivaisme Tantrik normative, Sanandana dan Sanatkumara), filosofi yang menyedlakan gambaran kosmologi, yang diikuti Dvaita Advaita (duality in ritual dan kategori teologis. unity) yang dikenalkan oleh Nmbarka (Klostermaier, 1994).

Vaishnava Sampradaya Sri Sampradaya Brahma Rudra Sampradaya Sampradaya

Sridevi Brahma Rudra Four Kumara

Ramanujacar Svaminaraya Madvacarya Vallabhacarya Nimbarkhacarya ya n

Svaminaraya Gaudiya Pushti Saet n Sampradaya

117

3. Sakta Agama yang lainnya. Ada beberapa yang Sakta agama merupakan sangat poluler dipuja di seluruh dunia. denominasi dari Hindu yang fokus pada Adapun para Devi tersebut sebagai pemujaan Sakti atau Dewi (Ibu Ilahi). berikut: Saktisme memandang Dewi sebagai a. (Shree Bhagavathy) Param Brahman (Brahman tertinggi). merupakan itu sendiri, Ibu Dewi dalam Rgveda dipuja sebagai Adi Parashakti adalah Devi yang penopang dan substratum bumi, hidup di merupakan sumber transcendental dari „sorga' dan ‟perwujudan dari kekuatan'. alam semesta. Dia adalah sifat instrinsik dan kekuatan b. (Ambu, Ambika) merupakan sejati Tuhan, yang disebut dengan Mahadevi yang adalah manifestasi saktiman, sebagai energi kinetik dan Material dari Brahman. potensial-Nya. Di dalam Brahman yang c. Lakshmi (Sri) merupakan Devi dari tak termanifestasi, sakti tetap inheren pemenuhan material (kekayaan, dan kekuatan yang menyelimuti kesehatan, keberuntungan, cinta, segalanya. Brahma, Visnu dan Siva, agen kecantikan, kesuburan, dan yang dari Brahman yang tak termanifestasi, lainnya). Lakshmi Devi merupakan yang mencipta, memelihara dan melebur dari Vishnu. prapanca jagat - dunia fenomena - d. (Gauri, Uma) merupakan Devi berfungsi hanya melalui sakti mereka - dari pemenuhan spiritual (kasih Ilahi), Sarasvati, Laksmi dan Durga (the saguna) merupakan sifat material (Suadnyana, 2020). dari bentuk Adi-Parashakti. Parvati Beliau adalah prakrti merupakan Shakti dari . sebagaimana dalam filsafat dan e. merupakan Devi dari maya dalam Vedanta. Kita bisa katakan pemenuhan Budaya bahwa sepanjang éakti dan éaktimdn (pengetahuan/pendidikan, musik, seni tidak terpisah dari satu dan yang lainnya, and sains, dan yang lainnya). Sarasvati para bhakta menurut keyakinannya merupakan Shakti Mahadevi manifestasi masing-masing, terbentang penekanan dari Brahma. yang lebih besar terhadap satu atau aspek f. Gayatri Devi sebagai Ibunya . lainnya Realitas Ilahi yang sama. Itu, g. Gangga Devi sebagai Sungai Ilahi barangkali, secara tak terpisah h. Devi merupakan Saktinya ditempatkan sebagai ardhanarisvara, i. merupakan Saktinya Krishna yang merupakan setengah Siva dan j. devi (Dakshayani) yang merupakan setengah Parvati; konsep tentang (Original) shaktinya Shiva (Inkarnasi Realitas Akhir (Suadnyana, 2020). dari Adi Parashakti). Para Rsi Veda mengalami 4. Tradisi Smarta keagungan, kemuliaan, keindahan dan Smarta adalah sebuah tradisi atau pesona dari Tuhan Yang Maha Esa di gerakan di dalam Hindu yang alam, dalam banyak manifestasinya berkembang dan menyebar dalam genre Yang mengagumkan dan seperti halnya literatur Purana. Secara tradisional mereka merayakan Realitas Sejati dalam Smarta dihubungkan dengan pandangan banyak bentuk deva, mereka juga Advaita Sangkara . Adi melihat perwujudan tentang Realitas Sankaracharya dinyatakan yang sama mengekspresikan diri-Nya menghidupkan kembali tradisi ini dalam berbagai devi, seperti: Prthvi, melalui penyegaran-penyegaran personifikasi dari bumi; , Ibu dari filosofisnya, Ada lima deva yang dipuja para deva; Usas, devi Fajar; Ratri, devi di dalam tradisi ini sebagai bentuk Malam dan Aranyani, devi Hutan, dan penyatuan atas pemujaan dalam

118

denominasi-denominasi lainnya yang sebagai alat untuk meditasi dalam upaya berkembang di India. Adapun kelima mencapai kekuatan spiritual, yakni: deva tersebut adalah Vishnu, Shiva, . Dakshina adalah persembahan kepada , Surya and Devi (Shakti) yang . disebut dengan Panchayatana . . Diksha merupakan ritual inisiasi yang 5. Tantrisme mana seseorang menerima shaktipat. Tantra atau agama tantrik adalah . termasuk juga teknik pernafasan tradisi India kuno atas kepercayaan, (pranayama) dan posture tubuh (asana) meditasi, dan praktek ritual yang sangat dipentingkan untuk bertujuan untuk menyalurkan energi menyeimbangkan energi di dalam badan Ilahi dari makrokosmos menuju dan pikiran. mikrokosmos untuk mencapai Siddhi . Mudras atau sikap tangan. dan moksa (White 2000: 9). Menurut . Mantras melantunkan mantra. Robert Brown bahwa Tantrisme . Menyanyikan lagu-lagu pujaan (stava) merupakan konstruksi dari ilmuwan . Mandalas Barat dan bukan merupakan konsep dari . Yantras yang merupakan simbol diagram sistem agama itu sendiri. Sehingga, bagi dari kekuatan yang bekerja dalam alam praktisi tantra, sebutan mereka semesta menyesuikan dengan namanya masing- . Visualisasi dewa dan identifikasi dengan masing seperti: dewa a. Tantrik Shaivisme yang dikenal oleh . Puja praktisi sebagai Mantramarga. . Persembahan binatang b. Shaktisme adalah secara praktis sinonim . Menggunakan bahan-bahan yang dan parallel dengan Tantra, dikenal oleh ditabukan seperti alkohol, cannabis, praktisi aslinya sebagai "Kula marga" daging dan yang lainnya atau "Kaula". . Prayashcitta merupakan ritual tambahan c. Tantrik Buddhisme dikenal dengan jika puja dilaksanakan dengan cara yang sebutan . salah d. Tantric Vaishnavisme yang dikenal . Nyasa dengan . . Murti ritual pemurnian badan Menurut Anthony Tribe dalam . Berbhakti kepada Guru Williams (2000:197-202).karakteristik . Yatra merupakan perjalanan suci dari Tantra yang biasanya dipraktekkan . Vrata merupakan pengendalian diri memiliki beberapa elemen seperti: seperti puasa dan jenis tapa lainnya. a. Sentralitas pada mantra, . Menggunakan siddhi atau kekuatan b. Divisualisasikan dan diidentifikasikan supernormal, yang biasanya dengan dewa, dihubungkan dengan tantra kiri c. Perlu inisiasi, esoteris dan kerahasiaan, . merupakan sebuah pesta d. Pentingnya guru (guru, Acarya), ritual selama sakramen makan disajikan. e. Penggunaan ritual mandala, . Ritual Musik dan Tari f. Tindakan transgresif atau antinomian, . Maithuna ritual penyatuan seks g. Revaluasi tubuh, . Yoga Mimpi h. Revaluasi status dan peran perempuan, Sementara beberapa Dewi (Devi) i. Pemikiran analogis (termasuk korelasi yang umum dipuja didalam Tantra mikrokosmos dan makrokosmos), terdapat beberapa seperti misalnya: j. Revaluasi keadaan mental negatif. a. Devi Kali merupakan dewi yang Demikian pula menurut Feurstein mengatasi segala bentuk, mengatasi dalam bukunya (1998: 127-130) terdapat waktu, tempat dan kematian. beberapa sadhana yang digunakan b. Devi Tara merupakan dewi pelindung.

119 c. Lalita Tripurasundari (Shodashi) i. Matangi merupakan dewi tantrik merupakan dewi yang sangat cantik di Saraswati. ketiga dunia. j. Kamala merupakan dewi tantrik d. Bhuwaneshwari merupakan dewi dari Lakshmi (Untara, 2019) Ibu Dunia, Dewi yang badannya adalah dunia ini. Berdasarkan seluruh penjelasan e. Bhairavi merupakan dewi yang garang sbeelumnya, maka dapat digambarkan ke dan galak serta menyeramkan. dalam bagan tabel ini berbagai jenis f. Chhinnamasta adalah dewi yang aliran kepercayaan (yang tertuang di memenggal diri-Nya. dalam sampradaya-sampradaya) sebagai g. Dhumavati merupakan dewi yang berikut seperti yang dikutip dari laman menjanda. http://hinduonline.co/HinduReligion/All h. Bagalamukti merupakan dewi yang AboutHinduism7.html). melumpuhkan musuh.

No Group Founder Worshipped Nature 1 Sri Sampradayas Vaishnava Ramand Lakshmi Narayan Orthodox Sampradaya 2 Nimbarka Vaishnava Nimbarakacharya Radha Krishna Orthodox Sampradaya 3 Brahma Vaishnava Madhwacharya Vishnu Orthodox Sampradaya Sampradaya 4 Madhawa Gauriya Vaishnava Chaitanya Maha Radha Krishna Orthodox Sampradaya Prabhu 5 Ramanandi Vaishnava Vallabacharya Radha Krishna Orthodox Sampradaya 6 Vallabhachari Vaishnava Ramanad Sita Rama Orthodox Sampradaya 7 Sakhi Vaishnava Rama Orthodox Sampradaya 8 Vaishnava Sri Chand Panchdeo Orthodox Sampradaya 9 Svami narayan Vaishnava Sant Svamy Narayan All Orthodox Sampradaya 10 Dhami Vaishnava Sant Pran Orthodox Sampradaya 11 Dharnishwari Vaishnava Baba Dhairini Das Sita Ram Orthodox Sampradaya 12 Mahanubhawao Vaishnava Chakradhar Sri Krishna Orthodox Sampradaya 13 Harishchandi Vaishnava All Vaishnava Deities Orthodox Sampradaya 14 Malookdasi Vaishnava Malook Das Bal Krishna Orthodox Sampradaya 15 Parinami Vaishnava Svamy Pran Nath Sita Ram Orthodox Sampradaya 16 Rasik Vaishnava Radha Krishna Orthodox Sampradaya 17 Parasrami Vaishnava Paras Ram Sri Krishna Orthodox Sampradaya Devacharya 18 Radha Vallabhi Vaishnava Hit Vansh Radha Orthodox Sampradaya 19 Radha Ramni Vaishnava Baba Das All Hindu Deities Orthodox Sampradaya 20 Brahma Kumari Vaishnava Baba Lekh Raj Formless God Reformist Sampradaya 21 Vaishnava Kabir Das Formless God Reformist Sampradaya 22 Dadu Vaishnava Dadu Dayal Formless God Reformist Sampradaya 23 Nirmala Vaishnava Baba Veer Singh Formless God Reformist

120

Sampradaya 24 Bhagat Vaishnava Baba Bagat Ram Formless God Reformist Sampradaya 25 Baba Lali Vaishnava Sant Baba Lal Formless God Reformist Sampradaya 26 Charandasi Vaishnava Sant charan Das Formless God Reformist Sampradaya 27 Dariyadasi Vaishnava Dariya Das Formless God Reformist Sampradaya 28 Nirankari Vaishnava Baba Dayal Das Formless God Reformist Sampradaya 29 Kayam Vaishnava Karuna Sagar Formless God Reformist Sampradaya 30 Radha Soami Vaishnava Baba Shiva Dayal Formless God Reformist Sampradaya 31 Dhariya Vaishnava Darya Saheb (a Formless God Reformist Sampradaya muslim) 32 Gheesa Vaishnava Sant Gheesa Das Formless God Reformist Sampradaya 33 Garib Dasi Vaishnava Sant Garib Das Formless God Reformist Sampradaya 34 Gulab dasi Vaishnava Baba Gulab Das Formless God Reformist Sampradaya 35 Lal Vaishnava Bab Lal Das (a Formless God Reformist Sampradaya Muslim) 36 Nangi Vaishnava Sant Derha Raj Formless God Reformist Sampradaya 37 Nirjani Vaishnava Sant Jagan Das Formless God Reformist Sampradaya 38 Nambhari Vaishnava Bhai Ram Singh Formless God Reformist Sampradaya 39 Nirakari Vaishnava Baba Sarju Das Formless God Reformist Sampradaya 40 Paltu Sahabi Vaishnava Sant Piltu Saheb Formless God Reformist Sampradaya 41 Prem Prakashi Vaishnava Baba Prem Prakash Formless God Reformist Sampradaya 42 Panap Vaishnava Pramahans Panap Formless God Reformist Sampradaya 43 Rai Dasi Vaishnava Ravi Das Reformist Sampradaya 44 Ram Sanchi Vaishnava Jai Mal Das Formless God Reformist Sampradaya 45 Shiva Narayani Vaishnava Shiva Narayan Formless God Reformist Sampradaya 46 Satta Nami Vaishnava Formless God Reformist Sampradaya 47 Sitarami Vaishnava Baba Ram Chandra Formless God Reformist Sampradaya 48 Sadh Vaishnava Sant Beer Bhan Formless God Reformist Sampradaya 49 Saheb Vaishnava Tulasi Das Ram Reformist Sampradaya 50 Suthara Suthara Sab Formless God Reformist 51 Bab Kenhaiya Formless God Reformist 52 Bawari Formless God Reformist 53 Dashanami Smarta Shankaracharya Shiva Orthodox Sampradaya 54 Kanphata Shaiva Baba Gorak Nath Shiva Orthodox Sampradaya 55 Agori Shaiva Bharma Giri Shiva Orthodox Sampradaya 56 Shaiva Shiva Orthodox Sampradaya 57 Lingayat Shaiva Basavanna Shiva Reformist

121

Sampradaya 58 Keenarami Shaiva Keena Ram Shiva Orthodox Sampradaya 59 Shivoham Shaiva Akhandanand Shiva Reformist Sampradaya 60 Karalingi Shaiva Shiva Orthodox Sampradaya 61 Sat Sain Shaiva Baba Sat Sain Shiva Reformist Sampradaya 62 Ghanapatiya Ganesha Orthodox Sampradaya 63 Kapalik Shaiva Kal Kal Bhairo Orthodox Sampradaya 64 Shakta Shakta Kali, Durga, Orthodox Sampradaya Bhagavati 65 Anandamargi Other Prabhath Ranjan as The Radical Sarkar Goal of Life 66 Muni Samaji Other Shiva Kumar Shastri OM Radical 67 Kumbhi Patia Other Baba Mukund Das Phallic Radical 68 Kaumara Kaumara Skanda or Orthodox Sampradaya Subramanya 69 Sri Vaishnawa Vaishnava Ramanujacharya Lakshmi Orthodox Sampradaya 70 Parama Vaishnava Vaishnava Madhvacarya Krishna Orthodox Sampradaya

Perwujudan dan segala atribut yang III. PENUTUP dikenakan pemuja pada pujaannya boleh Berdasarkan pemaparan pada saja berbeda-beda tetapi yang teringgi atau pembahasan sebelumnya dapat Param Brahman tersebut tetaplah satu dan disimpulkan bahwa konsep Ketuhanan sama. (Teologi) Hindu sangatlah luas dengan bentuknya yang sangat berbeda-beda dan DAFTAR PUSTAKA bahkan dapat saling bertentangan satu Apte, Vaman Shivram, 1965. The dengan yang lainnya. Konsep Ketuhanan Practical Dictionary. dalam veda tradisional (Catur Veda) Delhi: Motilal Banarsidass menjabarkan berbagai macam denominasi Publishers. mayor, dengan pemujaan kepada Dewa- Bauer, Walter, William F. Arndt, F. Dewa mayor. Begitupula dengan konsep Wilbur Gingrich, Frederick W: Ketuhanan dalam Purana yang cenderung Danker, A Greek-English Lexicon menceritakan Dewa Mayor sesuai of the New Testament, 2nd ed., mazhabnya dalam bentuk narasi heroik Chicago and London: University sesuai dengan keinginan pemujanya. of Chicago Press. Denominasi Mayor dewa-dewa ini serupa Darmawan, I. P. A. (2020). Pemujaan dengan konsep Henoteisme yang sering di Bali dalam Pandangan dikisahkan mitologi Yunani. Namun Animisme Edward Burnett Tylor. meskipun tampak berbeda satu dengan Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 10(2), yang lain, baik perwujudan maupun 147-153. filosofinya, ada satu hal yang menjadikan Darmawan, I. P. A. (2020). Bab 10 mereka terjalin dalam balutan Sanatana EKSISTENSI SENI DI Dharma. Adapun benang merah yang TENGAH BADAI PANDEMI menyatukan segala perbedaan COVID-19. Bali vs COVID-19: pemahaman-pemahaman tersebut adalah Book Chapters, 151. penyebutan dari pujaannya yang tertinggi yaitu Tuhan atau Param Brahman.

122

Feuerstein, Georg. 1998. Tantra: The Path BUBUKSAH. Genta of Ecstasy, Shambhala Hredaya, 3(1). Publications. Untara, I. Made Gami Sandi, and Ayu Flood, Gavin .1996. An Introduction to Veronika Somawati. Hinduism. Cambridge: "Internalisasi Pendidikan Cambridge University Press. Karakter Pada Anak Usia Dini Klostermaier K.K. 1998. A concise Dalam Keluarga Hindu Di Desa encyclopedia of Hinduism. Timpag Kabupaten Oneworld. Tabanan." Cetta: Jurnal Ilmu Tattwananda, Swami 1984, Vaismwa Pendidikan 3.2 (2020): 333-358. Sects, Saiva Sects, Mother Untara, I. M. G. S., & Gunawijaya, I. W. Worship (First Revised ed.), T. (2020). Estetika dan Religi Calcutta: Firma KLM Private Penggunaan Rerajahan pada Ltd. Masyarakat Suadnyana, I. B. P. E. (2020). AJARAN Bali. Jñānasiddhânta: Jurnal AGAMA HINDU DALAM Teologi Hindu, 2(1), 41-50. KISAH ATMA PRASANGSA. Sphatika: Jurnal Teologi, 11(2), 209-221. Suadnyana, I. B. P. E. (2020). Kain Tenun Cagcag pada Upacara Manusa Yadnya di Kelurahan Sangkaragung Kabupaten Jembrana. Jñānasiddhânta: Jurnal Teologi Hindu, 2(1), 51- 60. Suadnyana, I. B. P. E. (2020). Ajaran Agama Hindu dalam Cerita Batur Taskara. Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 11(2), 232-244. Suadnyana, I. B. P. E., & Darmawan, I. P. A. (2020). Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Lontar Siwa Sasana. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 371-391. Untara, I. M. G. S. (2019). KOSMOLOGI HINDU DALAM BHAGAVADGĪTĀ. Jñānasiddh ânta: Jurnal Teologi Hindu, 1(1). Untara, I. M. G. S., & Supastri, N. M. (2020). AJARAN AHIMSA DALAM BHAGAVADGĪTĂ. Darśan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu, 1(1). Untara, I. M. G. S., & Suardika, I. N. (2020). MAKNA FILOSOFI AJARAN SIWA BUDDHA DALAM LONTAR

123