BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran Televisi Pada

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran Televisi Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran televisi pada saat ini menjadi salah satu pusat informasi serta hiburan yang masih lumayan dinikmati oleh rakyat Indonesia. Sebuah survei oleh Nielsen Consumer Media View pada 2017 yang dilakukan di 11 kota yang terdapat di Indonesia, intervensi televisi masih menduduki posisi tertinggi yaitu sebesar (96%), lalu berlanjut Media Luar Luang sebesar (53%), Internet (44%), Radio (37%), Koran (7%), Tabloid dan Majalah (3%). Kemudian dilakukan kembali survei pada tahun 2018 mengenai durasi menonton televisi, dari Survei yang dilakukan pada tahun Nielsen Consumer & Media View (CMV) televisi masih memimpin media utama yang ditonton masyarakat Indonesia yaitu rata- rata 4 Jam 53 menit setiap harinya, durasi mengakses internet tertinggi kedua yaitu rata- rata 3 Jama 14 menit perhari, dilanjutkan radio 2 Jam 11 Menit, Membaca koran 31 menit dan membaca majalah 24 menit. Walaupun perkembangan penggunaan internet melalui smartphone semakin tinggi, televisi tetap mampu menjadi media informasi yang tidak tergantikan. Semakin berkembangnya media informasi dan hiburan yang hadir di Indonesia membuat stasiun televisi swasta Indonesia menawarkan berbagai macam inovasi program siaran televisi yang menarik dengan daya tarik yang berbeda-beda. Pada saat ini banyak berbagai stasiun televisi swasta yang dibuat di Indonesia yaitu, RCTI, SCTV, ANTV, MNCTV, Indosiar, GlobalTV, Metro TV, Trans TV, TRANS7, TVOne, NET, RTV, iNews TV dan Kompas TV. Para pemilik 1 stasiun televisi tersebut masing-masing memiliki sasaran pasar yang berbeda hal ini membuat mereka menyediakan konten yang bervariasi pula mulai dari konten berita samapai konten non berita seperti, sinetron, infotaiment, Talkshow, maupun acara komedi. Untuk siaran-siaran kartun biasanya para stasiun televisi membeli membeli atau bekerja sama dengan pemilik program untuk ditampilkan distasiun mereka. Stasiun televisi biasanya secara berkala membuat program baru untuk disiarkan di stasiunnya tentu saja yang memiliki daya tarik dan nilai jual yang memiliki ciri khas misalnya seperti stasiun televisi Indosiar beberapa tahun ini memiliki siaran khas mengenai dunia hiburan menyanyi dengan genre dangdut, lalu stasiun Global TV fokus untuk siaran hiburan kartun anak-anak, Metro TV dan TV One fokus untuk menampilan talkshow dengan tema politik dan pemerintahan maupun berita update di Indonesia. dan masih banyak lagi ciri khas yang dimiliki stasiun-stasiun TV yang ada di negeri ini. Talkshow merupakan program televisi yang ramai dibuat oleh berbagai para pemilik stasiun televisi, talkshow sendiri memiliki point utama dalam keberhasilan yaitu kepada pembawa acara. Menurut Naratama dalam buku berjudul Menjadi Sutradara Televisi (2006:147) talkshow merupakan argumentasi, berdialog, atau perdebatan yang blak-blakkan. Di dalamnya pembawa acara bebas untuk mengkritik, bintang tamu dapat menangis, berbicara menjadi menu utama dalam siaran ini. Dalam program talkshow pembawa acara, ataupun bintang tamu dapat mengeluarkan pendapatnya dan pembawa acara sebagai moderator yang mengatur jalannya acara. Program Talkshow yang terkenal di televisi Indonesia adalah Mata Najwa yang dipandu oleh seorang jurnalis bernama Najwa Shihab. Program ini dimulai 2 pada 25 November 2009 di Metro TV. Program ini Mata Najwa sukses besar serta mendapatkan beberapa penghargaan dari dalam negeri dan luar negeri. Program ini pernah masuk penghargaan The 15th Asian Television Awards dalam kategori Best Current Affair Program pada tahun 2011 dan menang sebagai program talkshow terbaik dalam Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Awards 2014. Program Mata Najwa awalnya disiarkan di Metro TV, respon yang didapat pun dari program ini sangat baik. Gambar 1.1 Sumber : http://www.kpi.go.id/ Seperti yang terlihat dalam hasil persentase mengenai tingkat menonton program talkshow yang dilakukan oleh KPI tahun 2018, program Mata Najwa mendapatkan persentase sebesar (57%), lebih tinggi dari program talkshow yang lainnya. Banyak penonton yang antusias dalam menonton program ini dikarena tema-tema acara yang dipilih dalam program ini sangat dekat dengan permasalah yang ramai diperbincangkan mulai dari politik, hiburan dan mengenai keputusan pemerintahan. 3 Akan tetapi program Mata Najwa ternyata berhenti melakukan penanyangan di Metro TV pada Agustus 2017. Berita mengenai program ini berhenti tayang di Metro TV disampaikan sendiri oleh Najwa Shihab dalam instagramnya dan Najwa Shihab tidak menjelaskan alasannya mengapa dirinya berhenti dari program tersebut. Namun pada wawancara yang dilakukan pada 09 Agustus 2017, Presiden Direktur Metro TV Suryaprtomo atau akrab yang disapa tommy menjelaskan bahwa Najwa ingin memulai sebuah perjalan baru dalam karier jurnalistiknya. Kemudian program Mata Najwa kembali ditayangkan kembali di stasiun Trans 7 pada 10 Januari 2019. Stasiun televisi ini dibawahai oleh Trans Media, dengan salah satu tokoh pentingnya adalah Chairul Tanjung yang dulu pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian Indonesia. Pengemasan konsep program ini di Trans 7 mulai isu-isu politik, ekonomi, dan hiburan masih sama seperti bentuk program acara yang ada Metro TV namun mungkin sedikit ada perubahan dekorasi dalam studio Talkshownya. Selama 11 tahun acara ini berjalan program ini juga melakukan inovasi tidak hanya talkshow yang dilakukan distudio namun juga memperluas target pasar dengan turun langsung ke ranah penonton secara off air ke beberapa kampus yang ada di Indonesia. Najwa Shihab sebagai pembawa acara atau yang biasa disebut host memiliki peranan penting dalam program talkshow ini. Pembawa acara adalah seseorang yang pertama kali berbicara pada sebuah acara, sebagai pembawa acara harus bisa menarik perhatian penonton untuk dapat terlibat dalam acara tersebut. Jika pembawa acara tidak menarik untuk membawa acara saat itu maka acara tersebut bisa saja berjalan hambar. Pembawa acara juga diharuskan dapat mengerti seluk 4 beluk tema acara dan isu ataupun kegiatan yang dilaksana pada hari itu. Untuk hal itu seorang pembawa acara haruslah memiliki kredibilitas, integritas dan daya tarik agar acara dapat berjalan lancar dan sukses. Seseorang pembawa acara dikatakan sukses dalam mengatur jalannya acara apabila berhasil mendapatkan source credibility dari penontonnya, yang bermakna sumber kepercayaan bagi penonton ataupun komunikannya. Kredibilitas dalam program Mata Najwa merupakan penilaian yang sangat penting untuk dapat melihat apakah Najwa shihab sebagai presenter mampu mengelola jalannya acara secara baik dan jujur. Digambarkan oleh Hovland fungsi kredibilitas adalah proses penerimaan pesan jika dilakukan oleh para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan yang bukan ahli. Maksudnya adalah jika yang menyampaikan pesan adalah orang yang memang ahli dibidangnya maka penerimaan pesan akan lebih mudah dan dipercaya (Azwar, 2011:64). Selain program Mata Najwa yang pernah menerima penghargaan, pembawa acaranya yaitu Najwa Shihab pun pernah masuk dalam nominasi sebanyak 4 kali sebagai presenter berita terfavorit sepanjang tahun 2010 hingga 2014. Penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia pun pernah di raih oleh Najwa Shihab pada tahun 2005, penghargaan ini didapat karena perannya secara langsung saat tsunami di Aceh serta masih banyak lagi prestasinya dibidang jurnalistik. Selain menjadi presenter sukses yang mendapatkan banyak penghargaan Najwa Shihab juga sering diundang menjadi pembicara dan narasumber dalam seminar-seminar besar di Indonesia. Penghargaan-penghargaan ini tentunya tidak terlepas dari usaha seorang Najwa Shihab untuk selalu fokus membahas tentang isu-isu atau berita yang 5 bersinggungan dengan kegiatan politik ataupun topik-topik yang seputar kebebasan, kesejahteraan rakyat, dan lain-lain pada program tersebut. Tayangan Mata Najwa sering kali juga menjadi media untuk mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah konflik ataupun diskusi-diskusi kenegaraan. Seperti yang terjadi pada bulan september 2019 tayangan Mata Najwa sempat menjadi trending saat membahas mengenai KPK, dalam tayangan tersebut Najwa Shihab memberikan nama tema acaranya yaitu “KPK: Kiamat Pemberantasan Korupsi”. Hal ini disebabkan sedang ramainya revisi UU KPK yang dinilai mengancam kebebasan atas kewenangan KPK dalam memberantas korupsi. Banyak yang dibahas dalam tayangan tersebut termasuk pro-kontra yang didiskusikan oleh para pembela keyakinan masing-masing. Namun ternyata pada setelah tayangan tersebut berakhir, melalui media sosial twitter banyak masyarakat mengeluarkan pendapatnya dan meragukan kredibilitas Najwa Shihab sebagai Presenter yang netral. Dalam media sosial tersebut,sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa Najwa Shihab terlihat lebih banyak membela KPK dan cenderung menyudutkan pengajuan revisi UU KPK tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya cuitan yang ditinggalkan dalam media sosial Twitter dan mengatakan Najwa Shihab tidak netral lagi hal ini lah yang mendasari peneliti tertarik untuk melakukan meneliti tentang Kredibilitas Najwa Shihab Sebagai Presenter dalam Tayangan Mata Najwa di Trans 7. Dalam penelitian ini peneliti memilih responden penelitiannya adalah mahasiswa yang menjadi anggota dalam kegiatan organisasi eskternal universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti memilih Himpunan Mahasiswa Malang dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Alasan pemilihan responden 6 dalam penelitian ini adalah mahasiswa karena penelitian ini sifatnya mencari sebuah penilaian tentang seseorang yang dapat mempersuasi komunikannya dengan pesan yang disampaikannya,
Recommended publications
  • Analisis Isi Pada Program Di SCTV, RCTI Dan Indosiar Periode 5 -11 Januari 2015)
    ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.3 Desember 2015 | Page 4264 ANALISIS ISI PROGRAM ACARA EDUTAINMENT DI TELEVISI SWASTA NASIONAL (Analisis Isi pada Program di SCTV, RCTI dan Indosiar Periode 5 -11 Januari 2015) CONTENT ANALYSIS ON NATIONAL PRIVATE TELEVISION’S EDUTAINMENT PROGRAM (Content Analysis On Program in SCTV, RCTI and Indosiar period of 5th to 11th January 2015) 1 Muhamad Eko Wicaksono 2 Ira Dwi Mayangsari, S.Sos., MM 3 Agus Aprianti, S.Ikom., M.Ikom 1,2,3Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom [email protected], [email protected] 3 [email protected] Abstrak Media massa sebagai perpanjangan tangan dari komunikator memiliki fungsi penting di masyarakat. Selain sebagai penyalur informasi dan pendidikan, media massa juga menjadi andalan pusat hiburan yang mudah untuk dijangkau. Kemudahan tersebut yang kemudian membuat kebutuhan audien akan informasi meningkat, dan membuat pelaku media madda memenuhi kebutuhan audien, terutama bagi media massa yang paling populer yakni televisi. Saat ini, terdapat 10 stasiun televisi swasta yang telah mewarnai peretelvisian Indonesia. SCTV, RCTI dan Indosiar lah yang merupakan stasiun televisi dengan rating and share tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi isi dalam menganalisis program-program yang terdapat pada tiga stasiun televisi tersebut berdasarkan unsur edutaiment yakni untuk meningkatkan pengetahuan, mengambil sikap yang positif, menyesuaikan norma sosial, dan mengubah perilaku. Edutainment merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang dikemas dengan nuansa menghibur dan mendidik serta mudah dicerna oleh masyarakat. Dari total 276 program di SCTV, RCTI dan Indosiar, ternyata program yang dapat mengubah perilaku adalah program yang paling banyak jumlahnya persentase nya yaitu (87,02%) diikuti dengan program pengetahuan (3,4%), sikap positif (8,6%) dan norma sosial (0,93%).
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Analisis Framing Seputar Inews Siang
    Inter Script: Journal of Creative Communication | Vol 2, No. 2, Th 2020, 01-20 P-ISSN: 2175-7261 E-ISSN: 2715-7253 ANALISIS FRAMING SEPUTAR INEWS SIANG RCTI SEGMEN “PILIHAN INDONESIA 2019” Tubagus Muhammad Rayhan1, Wirda Yulita Putri 2 1Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi Jl Wijaya II No 62 Jakarta 12160 [email protected] 2Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi Jl Wijaya II No 62 Jakarta 12160 [email protected] Diterima: Bulan, Tahun Direview: Bulan, Tahun Diterbitkan: Bulan, Tahun Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pesta demokrasi di tahun 2019, pada masa-masa tersebut program Seputar iNews Siang membuat satu segmen khusus mengenai berita-berita khusus politik yang berkaitan dengan capres, cawapres maupun tokoh politik lainnya yang juga menjadi bagian dari tokoh penting dari masa pesta demokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program Seputar iNews Siang melakukan pembingkaian berita pada segmen “Pilihan Indonesia 2019” lalu dikaitkan dengan analisis framing milik Robert N. Entman dan bagaimana program tersebut mengkonstruksinya. Tinjauan Pustaka dalam penelitian ini meliputi Media Massa, Berita, Ideologi Media, Konstruksi realitas oleh media massa, Analisis Framing. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Pada metode deskriptif akan mengeksplorasi atau menjelajahi peristiwa yang akan diteliti secara mendalam. Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah framing dibentuk oleh program berita, framing dibentuk dalam dua aspek yaitu seleksi isu dan penonjolan aspek tertentu dari suatu isu. Seleksi isu yang ditampilkan oleh segmen “Pilihan Indonesia 2019” di program Seputar iNews Siang menurut tim redaksi RCTI ialah berdasarkan kegiatan yang berkaitan dengan tema besar pemilu 2019 Penonjolan isu yang dilakukan oleh segmen “Pilihan Indonesia 2019” adalah berdasarkan tiga aspek yang mempengaruhi pemberitaan dalam suatu program yakni adalah bahasa yang menggungkapkan gagasan dengan kalimat, narasi , headline yang memperjelas penekanan.
    [Show full text]
  • Hubungan Motivasi Dan Pola Menonton Dengan Tingkat
    Hubungan Motivasi dan Pola Menonton dengan Tingkat Kepuasan Pemirsa pada Program Berita Topik ANTV (Kasus Pemirsa di Komplek Perumahan Pondok Sukatani Permai, Tapos, Kota Depok) Marwan Albab Mahasiswa Pascasarjana Universitas Mercu Buana e-mail: [email protected] Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS ABSTRACT Television is most effective mass media to transfer information to audience than print media. Recently, people use television not only to get entertainment but also information. One of television programme that content more information and knowledge is news programme. ANTV become one option which can be a source of recent information and science for audiences. Based on uses and gratification theory, the audiences were looked actively in using mass media to fulfill their need. It means that someone use mass media because of certain motive. Mass media application offer expectable satisfaction for audience. The audiences behavior in applying media continually will increase day after day, in which they get satisfaction. It called by pattern of watching. Therefore, this research examine relationship between motivation, pattern of watching and satisfactory rate of audiences on Topik ANTV news programme. This research was done by a quantitative survey using a desciptive correlational design. Respondent were audiences in Komplek Perumahan Pondok Sukatani Permai, Tapos Distric, Depok City, and it selected by proportional stratified random sampling technique. Data were processed by the Spearman correlation test with SPSS for windows version 18. Motivation and pattern of watching shows option had a highly significant relation (p<0,01) with whole aspects of motivation for each them. Motivation with satisfaction shows option had significant relation (p<0,05) and the pattern with satisfaction shows option had highly significant relation (p<0,01).
    [Show full text]
  • Ideologi Dalam Unsur Tematik Pada Talkshow Mata Najwa Trans7 Episode
    IDEOLOGI DALAM UNSUR TEMATIK PADA TALKSHOW MATA NAJWA TRANS7 EPISODE “GARA-GARA TAGAR” Revina Siska Widiastuti 1), Jatmika Nurhadi 2) 1Universitas Pendidikan Indonesia 2Universitas Pendidikan Indonesia Korespondensi Penulis. E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi terkait ideologi dalam unsur tematik pada talkshow Mata Najwa Trans7 edisi “Gara-Gara Tagar”. Unsur tematik ini dikaji untuk memperoleh gambaran keberpihakan acara ini pada kubu presiden tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data didapatkan dari tayangan Youtube Mata Najwa. Terdapat tujuh segmen yang dikaji. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya keberpihakan ideologi Mata Najwa terhadap kubu petahana. Kata kunci: ideologi, Mata Najwa, talkshow, tanda pagar ABSTRACT This study aims to obtain a description of ideology related to the thematic elements in the Mata Najwa Trans7 talkshow "Gara-Gara Tagar" edition. This thematic element is examined to obtain a picture of the partisanship of this event to certain presidential camps. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach. Data obtained from Youtube shows Mata Najwa. There are seven segments studied. The results of this study are the existence of the eyes of the ideology of Mata Najwa toward the incumbent. Keywords: ideology, Mata Najwa, talkshow, hashtag PENDAHULUAN Bertepatan dengan tahun politik, media dimanfaatkan sebagai pemberi informasi tercepat kepada khalayak umum. Media siber dimanfaatkan partai politik untuk menginformasikan profil-profil dari calon pemimpin daerah dan calon pemimpin negara. Tidak hanya itu, media siber juga memberikan informasi mengenai rapor merah untuk pemerintah di kepemimpinan Presiden Joko Widodo, terutama presiden Joko Widodo yang dianggap tidak menepati janji kampanye tahun 2014.
    [Show full text]
  • The Indonesia Policy on Television Broadcasting: a Politics and Economics Perspective
    The Indonesia Policy on Television Broadcasting: A Politics and Economics Perspective Rendra Widyatamaab* and Habil Polereczki Zsoltb aDepartment of Communication, Ahmad Dahlan University, Yogyakarta, Indonesia b Károly Ihrig Doctoral School of Management And Business, University of Debrecen, Hungary *corresponding author Abstract: All around the world, the TV broadcasting business has had an enormous impact on the social, political and economic fields. Therefore, in general, most of the countries regulate TV business well to produce an optimal impact on the nation. In Indonesia, the TV broadcasting business is growing very significantly. After implementing Broadcasting Act number 32 of 2002, the number of TV broadcasting companies increased to 1,251 compared to before 2002, which only had 11 channels, and were dominated by the private TV stations. However, the economic contribution of the TV broadcasting business in Indonesia is still small. Even in 2017, the number of TV companies decreased by 14.23% to 1,073. This situation raises a serious question: how exactly does Indonesian government policy regulate the TV industry? This article is the result of qualitative research that uses interviews and document analysis as a method of collecting data. The results showed that the TV broadcasting industry in Indonesia can not develop properly because the government do not apply fair rules to the private TV industry. Political interests still color the formulation of rules in which the government and big TV broadcasting companies apply the symbiotic
    [Show full text]
  • Proses Produksi Program Acara Mata Rantai Di Antv
    Laporan Kuliah Kerja Media PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA MATA RANTAI DI ANTV Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Sebutan Ahli Madya dalam Bidang Penyiaran Komunikasi Terapan Oleh: RIZAL HUTAMA D 1405078 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 2 HALAMAN PERSETUJUAN Tugas Akhir berjudul : PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA MATA RANTAI DI ANTV Karya : Nama : Rizal Hutama NIM : D1405078 Konsentrasi : PENYIARAN Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Juni 2008 Menyetujui, Dosen Pembimbing Drs. Ariyanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897 3 HALAMAN PENGESAHAN Telah akhir ini telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Bidang Penyiaran, Jurusan Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hari : ………………… Tanggal : ………………… Panitia Penguji Tugas Akhir Ketua Drs. Haryanto, M.Lib. NIP. 131570292 Anggota Drs. Ariyanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Dekan Drs. H. Supriyadi SN. SU NIP. 130 936 616 4 Persembahan Tugas Akhir ini aku persembahkan untuk : · Ibunda, dan Ayah · Kakak, dan Adik · Almamaterku · Sahabat dan teman-teman yang selalu mendukungku. MOTTO 5 Sebagus apapun strategi, Anda harus tetap mempertimbangkan hasilnya. Sir Winston Curchill (1874-1965) Perdana Menteri Inggris. Pikiran para pemula dipenuhi dengan kemungkinan- kemungkinan. Pikiran para ahli hanya ada beberapa kemungkinan. Shunryu Suzuki (1904-1971), tokoh spiritual Jepang. Pengalaman bukanlah apa yang terjadi kepada Anda, tapi apa yang anda lakukan pada kejadian yang menimpa anda.
    [Show full text]
  • Chapter I Introduction
    CHAPTER I INTRODUCTION In this chapter, the intern would like to give a bit of introduction in what this internship report with the title of “The Application of Production Assistant Role in the Production Process of KDI 2018 in MNCTV” will talk about. I.1. Background Television is one of the most popular electronic communication devices that are used by people in the society as a source of information, education and entertainment. Television word comes from the combination of two words the first is “Tele” come from Greek word which means “far” and the second one is “Visio” come from Latin word which means “sight or vision.” The first television program aired in Indonesia was in the year 1962, 17 August to commemorating Indonesia Independence Day by TVRI (Televisi Republik Indonesia). TVRI is a television station that is own by the Indonesian government. After more than a decade in 1976 Palapa A1 satellite was inaugurated by the SKSD (Satelite Komunikasi Satelite Domestik) through the help of this satellite, television program can have broader broadcast up to national scale. Through the development of the satellite in Indonesia created new opportunities for new television station owned by private ownership to grow. One of the first television company with private ownership is RCTI (Rajawali Citra Televisi.) in the year 1989 RCTI become the second television station in Indonesia after TVRI. 1 Robert Wagner (2008) an expert in economy once predicted that “the economic trends are characterized by lessening the influence in the roles of the government in the economic sector, and in the increasing number of private ownership.” this is proven by television station with private ownership started to rise after RCTI.
    [Show full text]
  • Capitalism Vs Business Ethics in Indonesia's Television
    SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case CAPITALISM VS BUSINESS ETHICS IN Study INDONESIA’S TELEVISION BROADCASTING Keywords Television Business, Capitalism, Business ethics, Broadcasting License, Broadcasting Guidelines JEL Classification D22; L50; L82; M20; P12 Abstract Generally, in every country, there is supervision of the television broadcasting system. In Indonesia, all television broadcasting is supervised by the Komisi Penyiaran Indonesia/KPI (Indonesian Broadcasting Commission). This commission oversees broadcast television, to ensure all TV broadcasts in Indonesia comply with government regulations. Often the KPI imposes sanctions, but frequent violations still occur. This article describes the results of research on the contradiction between business interests and ethics in the television industry in Indonesia. This study uses the method of evaluation research, where researchers analyze data, here in the form of sanctions documents released by broadcasting commissions. The results reveal that all national private television stations often violate regulations. They prioritize their business interests rather than follow broadcasting guidelines, especially since KPI does not have the full authority to grant and revoke a broadcasting license. The granting and revocation of permits remains under the authority of the government, where political lobbying plays a more significant role. 27 SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) INTRODUCTION liberal economic tradition such as America does not provide the business arrangements for Each country has its own system to manage the television to broadcast using market mechanisms television broadcasting business.
    [Show full text]
  • —Tvri, Sctv Dan Metrotv“
    Mhd. Surip Analisis Isi Berita di Stasiun ... ANALISIS ISI BERITA DI STASIUN TELEVISI —TVRI, SCTV DAN METROTV“ Mhd. Surip, S.Pd., M.Si. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Stasiun televisi merupakan stasiun televisi yang dimiliki pemerintah dan s asta yang memuat berbagai kategori tayangan, diantaranya politik, ekonomi, kesehatan, kriminal, bencana dan kecelakaan, pendidikan, human interest, ceremonial, keagamaan dan sosial budaya. Tontonan tersebut akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam mengembangkan kehidupannya. Kata Kunci : isi berita dan stasiun televisi PENGANTAR peristi a nyata. Dalam men%alankan fungsi informasi, televisi berupaya Se%ak pemerintah memberikan "kran mencari informasi, mengumpulkan terbuka" bagi penyelenggaraan penyiaran informasi, menyimpan informasi dan tahun 1990, televisi tumbuh seperti %amur kemudian menyebarkannya melalui di musim hu%an. Stasiun televisi s asta beragam program siaran. Salah satunya bermunculan. Dia ali oleh kehadiran adalah program siaran berita. stasiun RCTI, menyusul SCT,, Indosiar, Sebelum ada peraturan ANT, dan MNCT,. MetroT,, Trans penyelenggaraan televisi s asta, program T,, T, ON., Trans7, 0lobal T,, N.T televisi dimonopoli T,RI, termasuk T, yang hadir belakangan mulai tahun program siaran berita. Dunia Dalam 2011. Stasiun televisi tersebut Berita men%adi acara favorit dan program mena arkan berbagai program acara yang yang dinantikan pada aktu itu. Semen%ak dikemas dengan gaya dan format yang televisi s asta bermunculan, progam7 beraneka ragam sebagai bahan pilihan dan program siaran berita hadir suguhan terbaik bagi pemirsanya. menyemarakan pertelevisian kita. Sebagai media massa, televisi Berbagai bentuk, nama dan strategi %am memiliki tiga fungsi, yakini3 fungsi tayang men%adi pengemasan tersendiri informasi 4the information function5, bagi pengelola televisi s asta.
    [Show full text]
  • FOCUS | Media Sector Update | 9 May 2016
    FOCUS | XXX FOCUSCompany Update | | XXMedia XXXXX 2013 Sector Update | 9 May 2016 Mandiri Sekuritas Analyst TV Guide-Apr 16: Back at it! Kevin Halim MNCN recorded the strongest all-time audience share growth of 150bps MoM due +6221 5296 9418 to stronger performance from MNCTV and RCTI in Apr’16. SCMA’s all-time audience [email protected] share continues to decline, as Indosiar’s primetime share has been eaten by MNCTV Rizky Hidayat and ANTV. +6221 5296 9415 [email protected] MNCN leading the all-time share growth. MoM), as we suspect ANTV’s Super Family MNCN recorded the strongest all-time share 100 has eaten some of D’Academy’s share. th Sector : Media growth of 150bps MoM in Apr’16, and Meanwhile on the 4 place, Trans recorded hence maintained its no.1 position for all- a 10.9% (+60bps MoM) primetime share. time share of 37.3% (the highest in the last 2 years). SCMA maintained its second Strong month for MNCN’s non- NEUTRAL position, however it continued to record a primetime. MNCN recorded a non- declining all time share to 24.7% (-120bps primetime share of 32.6% (+180bps MoM), Stocks Recommendation MoM). VIVA’s all time share also declined by as three of its networks recorded positive 90bps MoM to 19%, as there is a non primetime growth in Apr’16. RCTI Target normalizing effect from their Anniversary posted the strongest growth of non- Ticker Recom Price (Rp) Shows in Mar’16. Meanwhile Trans' share primetime share of 90bps MoM to 14%, as SCMA Neutral 3,000 improved by 80bps MoM, as they are taking Tukang Ojek Pengkolan continues to MNCN Neutral 2,200 back the share loss in Mar’16 from VIVA.
    [Show full text]
  • Komodifikasi Mistis Dalam Program Reality Show Pencarian Jodoh Garis Tangan Di Antv
    Jurnal SCRIPTURA, Vol. 10, No. 2, Desember 2020, 97-110 DOI: 10.9744/scriptura.10.2.97-110 ISSN 1978-385X (Print) / ISSN 2655-4968 (Online) KOMODIFIKASI MISTIS DALAM PROGRAM REALITY SHOW PENCARIAN JODOH GARIS TANGAN DI ANTV Muthmainnah1*, Mulharnetti Syas2 1Jl.Pagujaten Timur Rt 07 Rw 007 No.03 Ps. Minggu Jakarta Selatan 2 Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta *Penulis korespondensi; Email: [email protected]; [email protected] ABSTRAK Penelitian ini mengkaji makna mistis dan praktik komodifikasi yang disajikan pada program reality show pencarian jodoh Garis Tangan di ANTV. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika model Roland Barthes dengan pendekatan kualitatif. Pada hasil analisis makna denotasi pada program tersebut, yaitu penggambaran ritual-ritual mistis yang dilakukan oleh kedua expertise yaitu Arbi dan Rudy dalam usaha mereka untuk menjodohkan antara kandidat pria dan wanita. Makna konotasinya adalah ritual-ritual yang dilakukan seperti membaca garis tangan, merasakan aura, dan menghipnotis atau melakukan relaksasi terhadap peserta pencarian jodoh. Sedangkan mitos yang disajikan adalah kepercayaan-kepercayaan mengenai adanya makhluk gaib yang dapat memberikan bantuan terhadap manusia melalui perantara orang pintar (dukun). Masyarakat membutuhkan hiburan mistis untuk menjawab rasa ingin tahu mereka terhadap misteri fisika (mistis). Karena, bagi mereka, itu merupakan sebuah petualangan batin. Hal semacam itu yang mendorong manusia untuk menyukai tayangan-tayangan mistis. ANTV memanfaatkan kebutuhan masyarakat terhadap hiburan mistis sebagai sebuah komoditas, dimana mereka memasukkan unsur mistis dalam program reality show pencarian jodoh “Garis Tangan” sejalan dengan selera pasar yang akan menarik minat penonton dan menaikkan rating. Kata kunci: Komodifikasi Mistis, Reality Show Garis Tangan, Semiotika Roland Barthes.
    [Show full text]