BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran Televisi Pada
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran televisi pada saat ini menjadi salah satu pusat informasi serta hiburan yang masih lumayan dinikmati oleh rakyat Indonesia. Sebuah survei oleh Nielsen Consumer Media View pada 2017 yang dilakukan di 11 kota yang terdapat di Indonesia, intervensi televisi masih menduduki posisi tertinggi yaitu sebesar (96%), lalu berlanjut Media Luar Luang sebesar (53%), Internet (44%), Radio (37%), Koran (7%), Tabloid dan Majalah (3%). Kemudian dilakukan kembali survei pada tahun 2018 mengenai durasi menonton televisi, dari Survei yang dilakukan pada tahun Nielsen Consumer & Media View (CMV) televisi masih memimpin media utama yang ditonton masyarakat Indonesia yaitu rata- rata 4 Jam 53 menit setiap harinya, durasi mengakses internet tertinggi kedua yaitu rata- rata 3 Jama 14 menit perhari, dilanjutkan radio 2 Jam 11 Menit, Membaca koran 31 menit dan membaca majalah 24 menit. Walaupun perkembangan penggunaan internet melalui smartphone semakin tinggi, televisi tetap mampu menjadi media informasi yang tidak tergantikan. Semakin berkembangnya media informasi dan hiburan yang hadir di Indonesia membuat stasiun televisi swasta Indonesia menawarkan berbagai macam inovasi program siaran televisi yang menarik dengan daya tarik yang berbeda-beda. Pada saat ini banyak berbagai stasiun televisi swasta yang dibuat di Indonesia yaitu, RCTI, SCTV, ANTV, MNCTV, Indosiar, GlobalTV, Metro TV, Trans TV, TRANS7, TVOne, NET, RTV, iNews TV dan Kompas TV. Para pemilik 1 stasiun televisi tersebut masing-masing memiliki sasaran pasar yang berbeda hal ini membuat mereka menyediakan konten yang bervariasi pula mulai dari konten berita samapai konten non berita seperti, sinetron, infotaiment, Talkshow, maupun acara komedi. Untuk siaran-siaran kartun biasanya para stasiun televisi membeli membeli atau bekerja sama dengan pemilik program untuk ditampilkan distasiun mereka. Stasiun televisi biasanya secara berkala membuat program baru untuk disiarkan di stasiunnya tentu saja yang memiliki daya tarik dan nilai jual yang memiliki ciri khas misalnya seperti stasiun televisi Indosiar beberapa tahun ini memiliki siaran khas mengenai dunia hiburan menyanyi dengan genre dangdut, lalu stasiun Global TV fokus untuk siaran hiburan kartun anak-anak, Metro TV dan TV One fokus untuk menampilan talkshow dengan tema politik dan pemerintahan maupun berita update di Indonesia. dan masih banyak lagi ciri khas yang dimiliki stasiun-stasiun TV yang ada di negeri ini. Talkshow merupakan program televisi yang ramai dibuat oleh berbagai para pemilik stasiun televisi, talkshow sendiri memiliki point utama dalam keberhasilan yaitu kepada pembawa acara. Menurut Naratama dalam buku berjudul Menjadi Sutradara Televisi (2006:147) talkshow merupakan argumentasi, berdialog, atau perdebatan yang blak-blakkan. Di dalamnya pembawa acara bebas untuk mengkritik, bintang tamu dapat menangis, berbicara menjadi menu utama dalam siaran ini. Dalam program talkshow pembawa acara, ataupun bintang tamu dapat mengeluarkan pendapatnya dan pembawa acara sebagai moderator yang mengatur jalannya acara. Program Talkshow yang terkenal di televisi Indonesia adalah Mata Najwa yang dipandu oleh seorang jurnalis bernama Najwa Shihab. Program ini dimulai 2 pada 25 November 2009 di Metro TV. Program ini Mata Najwa sukses besar serta mendapatkan beberapa penghargaan dari dalam negeri dan luar negeri. Program ini pernah masuk penghargaan The 15th Asian Television Awards dalam kategori Best Current Affair Program pada tahun 2011 dan menang sebagai program talkshow terbaik dalam Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Awards 2014. Program Mata Najwa awalnya disiarkan di Metro TV, respon yang didapat pun dari program ini sangat baik. Gambar 1.1 Sumber : http://www.kpi.go.id/ Seperti yang terlihat dalam hasil persentase mengenai tingkat menonton program talkshow yang dilakukan oleh KPI tahun 2018, program Mata Najwa mendapatkan persentase sebesar (57%), lebih tinggi dari program talkshow yang lainnya. Banyak penonton yang antusias dalam menonton program ini dikarena tema-tema acara yang dipilih dalam program ini sangat dekat dengan permasalah yang ramai diperbincangkan mulai dari politik, hiburan dan mengenai keputusan pemerintahan. 3 Akan tetapi program Mata Najwa ternyata berhenti melakukan penanyangan di Metro TV pada Agustus 2017. Berita mengenai program ini berhenti tayang di Metro TV disampaikan sendiri oleh Najwa Shihab dalam instagramnya dan Najwa Shihab tidak menjelaskan alasannya mengapa dirinya berhenti dari program tersebut. Namun pada wawancara yang dilakukan pada 09 Agustus 2017, Presiden Direktur Metro TV Suryaprtomo atau akrab yang disapa tommy menjelaskan bahwa Najwa ingin memulai sebuah perjalan baru dalam karier jurnalistiknya. Kemudian program Mata Najwa kembali ditayangkan kembali di stasiun Trans 7 pada 10 Januari 2019. Stasiun televisi ini dibawahai oleh Trans Media, dengan salah satu tokoh pentingnya adalah Chairul Tanjung yang dulu pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian Indonesia. Pengemasan konsep program ini di Trans 7 mulai isu-isu politik, ekonomi, dan hiburan masih sama seperti bentuk program acara yang ada Metro TV namun mungkin sedikit ada perubahan dekorasi dalam studio Talkshownya. Selama 11 tahun acara ini berjalan program ini juga melakukan inovasi tidak hanya talkshow yang dilakukan distudio namun juga memperluas target pasar dengan turun langsung ke ranah penonton secara off air ke beberapa kampus yang ada di Indonesia. Najwa Shihab sebagai pembawa acara atau yang biasa disebut host memiliki peranan penting dalam program talkshow ini. Pembawa acara adalah seseorang yang pertama kali berbicara pada sebuah acara, sebagai pembawa acara harus bisa menarik perhatian penonton untuk dapat terlibat dalam acara tersebut. Jika pembawa acara tidak menarik untuk membawa acara saat itu maka acara tersebut bisa saja berjalan hambar. Pembawa acara juga diharuskan dapat mengerti seluk 4 beluk tema acara dan isu ataupun kegiatan yang dilaksana pada hari itu. Untuk hal itu seorang pembawa acara haruslah memiliki kredibilitas, integritas dan daya tarik agar acara dapat berjalan lancar dan sukses. Seseorang pembawa acara dikatakan sukses dalam mengatur jalannya acara apabila berhasil mendapatkan source credibility dari penontonnya, yang bermakna sumber kepercayaan bagi penonton ataupun komunikannya. Kredibilitas dalam program Mata Najwa merupakan penilaian yang sangat penting untuk dapat melihat apakah Najwa shihab sebagai presenter mampu mengelola jalannya acara secara baik dan jujur. Digambarkan oleh Hovland fungsi kredibilitas adalah proses penerimaan pesan jika dilakukan oleh para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan yang bukan ahli. Maksudnya adalah jika yang menyampaikan pesan adalah orang yang memang ahli dibidangnya maka penerimaan pesan akan lebih mudah dan dipercaya (Azwar, 2011:64). Selain program Mata Najwa yang pernah menerima penghargaan, pembawa acaranya yaitu Najwa Shihab pun pernah masuk dalam nominasi sebanyak 4 kali sebagai presenter berita terfavorit sepanjang tahun 2010 hingga 2014. Penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia pun pernah di raih oleh Najwa Shihab pada tahun 2005, penghargaan ini didapat karena perannya secara langsung saat tsunami di Aceh serta masih banyak lagi prestasinya dibidang jurnalistik. Selain menjadi presenter sukses yang mendapatkan banyak penghargaan Najwa Shihab juga sering diundang menjadi pembicara dan narasumber dalam seminar-seminar besar di Indonesia. Penghargaan-penghargaan ini tentunya tidak terlepas dari usaha seorang Najwa Shihab untuk selalu fokus membahas tentang isu-isu atau berita yang 5 bersinggungan dengan kegiatan politik ataupun topik-topik yang seputar kebebasan, kesejahteraan rakyat, dan lain-lain pada program tersebut. Tayangan Mata Najwa sering kali juga menjadi media untuk mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah konflik ataupun diskusi-diskusi kenegaraan. Seperti yang terjadi pada bulan september 2019 tayangan Mata Najwa sempat menjadi trending saat membahas mengenai KPK, dalam tayangan tersebut Najwa Shihab memberikan nama tema acaranya yaitu “KPK: Kiamat Pemberantasan Korupsi”. Hal ini disebabkan sedang ramainya revisi UU KPK yang dinilai mengancam kebebasan atas kewenangan KPK dalam memberantas korupsi. Banyak yang dibahas dalam tayangan tersebut termasuk pro-kontra yang didiskusikan oleh para pembela keyakinan masing-masing. Namun ternyata pada setelah tayangan tersebut berakhir, melalui media sosial twitter banyak masyarakat mengeluarkan pendapatnya dan meragukan kredibilitas Najwa Shihab sebagai Presenter yang netral. Dalam media sosial tersebut,sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa Najwa Shihab terlihat lebih banyak membela KPK dan cenderung menyudutkan pengajuan revisi UU KPK tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya cuitan yang ditinggalkan dalam media sosial Twitter dan mengatakan Najwa Shihab tidak netral lagi hal ini lah yang mendasari peneliti tertarik untuk melakukan meneliti tentang Kredibilitas Najwa Shihab Sebagai Presenter dalam Tayangan Mata Najwa di Trans 7. Dalam penelitian ini peneliti memilih responden penelitiannya adalah mahasiswa yang menjadi anggota dalam kegiatan organisasi eskternal universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti memilih Himpunan Mahasiswa Malang dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Alasan pemilihan responden 6 dalam penelitian ini adalah mahasiswa karena penelitian ini sifatnya mencari sebuah penilaian tentang seseorang yang dapat mempersuasi komunikannya dengan pesan yang disampaikannya,