Peran Polisi Istimewa Dalam Pertempuran Surabaya Tahun 1945

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Peran Polisi Istimewa Dalam Pertempuran Surabaya Tahun 1945 PERAN POLISI ISTIMEWA DALAM PERTEMPURAN SURABAYA TAHUN 1945 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh Haris Maulana 11140220000019 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M ii iii iv KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil A‟lamin, penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran, dan ketabahan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Shalat serta salam, semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita sebagai umat Islam sampai hari akhir, Penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk penulis menyelesaikan studi dan mendapatkan gerah Sarjana Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk menyelesaikan syarat tersebut, penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERAN POLISI ISTIMEWA DALAM PERTEMPURAN SURABAYA TAHUN 1945”. Penulis tertarik mengangkat tema ini karena melihat perjuangan Polisi Istimewa pada saat mempertahankan kemerdekaan perlu diapresiasi dan orang-orang yang akan membaca skripsi ini diharapkan mampu menambah kecintaannya terhadap tanah air. Jakarta, 1 Oktober 2018 Haris Maulana v UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini, ada bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Tanpa bantuan dari beberapa pihak tersebut mungkin sampai saat ini skripsi penulis belum terselesaikan. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penuli mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda Asmawi dan Ibunda Saidah yang selalu memberikan semangat, doa, dan motivasi baik moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakanda Brigadir Pol. Syaiful Anwar, S.H. yang rela meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Syukron Kamil, M.A. selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 5. Bapak H. Nurhasan, M.A. selaku ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adan dan Humanioran, dan sebagai dosen pembimbing skripsi. 6. Ibu Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd. selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora. vi 7. Bapak Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik. 8. Bapak Prof. Dr. Budi Sulistiono, M. Hum dan Bapak Dr. Abd. Wahid Hasyim, M. Ag selaku Dosen Penguji Skripsi. 9. Seluruh dosen Sejarah dan Peradan Islam (SPI) yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah mendidik, memotivasi, dan memberikan pengetahuan baru kepada penulis selama berada di bangku kuliah. 10. Lembaga-lembaga yang telah membantu penulis dalam memberikan sumber data, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Nasional Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Perpustakaan Universitas Indonesia, Museum Polri, Perpustakaan Mabes Polri, dan Pusat Sejarah Mabes Polri. 11. Seluruh mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) angkatan 2014, seluruh teman-teman Sejarah dan Peradaban Islam A yang sama-sama berjuang untuk menjadi Sarjana Strata Satu (S1). 12. Seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabat penulis. Aamiin Ya Robbal Alamin vii KUTIPAN TENTANG POLISI ISTIMEWA “Pembela Tanah Air (PETA) yang diharapkan memberi dukungan pada perjuangan rakyat telah dilucuti senjatanya oleh tentara Jepang. Untung ketika itu M. Jasin tampil memimpin Pasukan Polisi Istimewa yang berbobot tempur militer untuk mendukung dan mempelopori perjuangan di Surabaya” – Sutomo (Bung Tomo).1 “Moh. Jasin dan Pasukan Polisi Istimewa mendahului yang lain muncul di medan juang Surabaya tahun 1945 dan karena itu Pasukan Polisi Istimewa ini adalah modal pertama perjuangan” – Dr. H. Roeslan Abdulghani.2 “Omong kosong jika ada yang mengaku dalam bulan Agustus 1945 memiliki pasukan bersenjata, yang ada hanya Pasukan Polisi Istimewa dan tanpa pasukan ini tidak akan ada Hari Pahlawan 10 November 1945” – Brigadir Jenderal TNI/AD Sudarto.3 “Pasukan Polisi Istimewa bertempur melawan tentara Jepang dengan gagah berani” – Abdul Radjab, Ex Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).4 1 Moehammad Jasin, Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang: Meluruskan Sejarah Kelahiran Polisi Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010), 4 2 Jusuf Chuseinsaputra, Peran Polri dalam Trikora dan Dwikorai, (Minangkabau : Yayasan Dialektika, 2007), 12. 3 Hadiman Suparmin, Lintasan Perjalanan Kepolisian R.I. Sejak Proklamasi – 1950, (Jakarta : Godhessa Pura Mas, 1985), 28. 4 Jusuf Chuseinsaputra, Peran Polri dalam Trikora dan Dwikorai, 12. viii “Pak Yasin dan Pasukan Polisi Istimewa adalah guru dan pelatih kami” – Jenderal TNI/AD Sukanto Sayidiman.5 5 Hadiman Suparmin, Lintasan Perjalanan Kepolisian R.I. Sejak Proklamasi – 1950, 28. ix ABSTRAK Haris Maulana. Peran Polisi Istimewa dalam Pertempuran Surabaya Tahun 1945. Skripsi ini berjudul “Peran Polisi Istimewa dalam Pertempuran Surabaya Tahun 1945”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejarah perjuangan Polisi Istimewa pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam pertempuran di Surabaya tahun 1945. Perjuangan Polisi Istimewa di Surabaya sangat jarang sekali diketahui, karena selama ini yang selalu dimunculkan dalam setiap pertempuran-pertempuran yang terjadi di Indonesia adalah tentara. Padahal dalam pertempuran di Surabaya tahun 1945, Polisi Istimewa merupakan salah satu kekuatan militer paling lengkap dengan memiliki persenjataan berat dan kendaraan tempur. Polisi Istimewa bahkan melatih kemiliteran pejuang-pejuang dan mempersenjatai pejuang-pejuang di Surabaya. Selain melatih dan mempersenjatai pejuang-pejuang di Surabaya, Polisi Istimewa pun turut bertempur melawan Jepang untuk melucuti persenjataannya, serta bertempur melawan Sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sejarah dan sosiologi. Teori yang digunakan adalah teori peranan. Menurut Soerjono (1987), peranan adalah suatu proses dinamis dari kedudukan (status). Seseorang yang sedang melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut sedang melakukan suatu peranan. Dalam penelitian ini akan memaparkan peran Polisi Istimewa dari mulai melucuti persenjataan Jepang hingga bertempur melawan Sekutu. Hasil temuan dari penelitian ini adalah Polisi Istimewa selalu ikut dalam setiap pertempuran yang terjadi di Surabaya tahun 1945. Kata Kunci: Polisi Istimewa, Pelucutan Senjata Jepang, Pertempuran Surabaya x DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL .......................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ........................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................... v UCAPAN TERIMAKASIH........................................................... vi KUTIPAN TENTANG POLISI ISTIMEWA .............................. viii ABSTRAK ...................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................... 12 C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ................ 13 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 13 E. Metode Penelitian ................................................... 14 F. Sistematika Penulisan ............................................. 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................. 18 A. Landasan Teori ....................................................... 18 B. Kajian Pustaka ........................................................ 19 C. Kerangka berpikir ................................................... 22 BAB III TERBENTUKNYA POLISI ISTIMEWA ............... 24 A. Polisi Bersenjata pada Masa Belanda ..................... 24 B. Pembentukkan Tokubetsu Keisatsu Tai ................. 29 C. Terbentuknya Polisi Istimewa ................................ 33 BAB IV PEREBUTAN SENJATA JEPANG OLEH POLISI ISTIMEWA .................................................. 43 xi A. Penyerbuan Gudang Senjata Don Bosco ................ 43 B. Penyerbuan Markas Kempetai (Polisi Militer Jepang) ........................................................ 48 C. Penyerbuan Markas Kaigun (Angkatan Laut Jepang) .................................................................... 53 D. Perebutan Senjata di Gedung General Electronic ... 61 E. Perebutan Pedang Samurai Jepang ......................... 65 F. Pengambilalihan Rumah Sakit Karangmenjangan . 66 G. Perebutan Pangkalan Udara Morokrembangan ...... 69 BAB V POLISI ISTIMEWA MELAWAN SEKUTU .......... 73 A. Kedatangan
Recommended publications
  • Appendix 2 Intelligence Career Paths
    Appendix 2 Intelligence career paths In this Appendix I will sketch the main groupings in the Indonesian intelligence world in the New Order period, and discuss what appear to be typical career groups and paths. This will, to some extent, mean covering ground already presented, but looked at from a slightly different angle. However, the detailed evidence for most of what I have to say here lies in the biographies of men involved in intelligence set out in Appendix 1.1 The three major divisions are obvious enough: a large number of military men against several small groups of significant civilians; the predominance of the Army against the other services; and generational groupings within the Army. Beyond these broad divisions, I will look at competing streams within the Army in the New Order period: Mainstream Army Intelligence and the Military Police streams; the career patterns of intelligence professionals under Moerdani; the role of combat/Special Forces officers in intelligence in the 1970s and 1980s; and the distinctions suggested in the 1970s between what have been called "principled" (or technocratic) versus "pragmatic" or manipulative approaches to intelligence agencies' political interventions. Military and civilian intelligence roles It is clear that the great bulk of intelligence posts since 1965, as well as before, have been filled by serving or retired military officers - it is a thoroughly militarized system. The principal intelligence organizations throughout the new Order period have either been military in nature, or, as in the case of Bakin, dominated at the higher levels by military officers. That said, let us begin this discussion by looking at the small number of civilians who do come into the picture at different times in the story.
    [Show full text]
  • The Making of Politically Conscious Indonesian Teachers in Public Schools, 1930–42*
    Kyoto University The Making of Politically Conscious Indonesian Teachers in Public Schools, 1930–42* Agus Suwignyo** This paper deals with the emergence of political consciousness among Indonesian teachers and students in public Dutch-Indonesian teacher training schools (Hollands Inlandse Kweekschool, HIK) during the last colonial decade up to the beginning of the Japanese occupation in 1942. Most of the Indonesian teachers and students, who pursued careers and education respectively in government schools, had initially embarked from personal expectations of upward economic mobility. Yet, in the course of the 1930s, they grew in deliberate willingness and perception to engage in a wider scope of social dynamics without limiting themselves to the area of power politics. In this paper, the manner in which these students and teachers gave mean- ing to their daily lives inside and outside of school is identified and analyzed as the factor that critically contributed to the emergence of political consciousness among them. Although the transformation that the teachers underwent in their view of school education was a radical leap when seen from the perspective of the Indonesia- centric historiography of the 1930s, it did not actually show a process of transforma- tive pedagogy. The sense of citizenship that the teachers shared in the 1930s, albeit a dramatic shift from the motivation that had originally propelled them, did not reflect the notion of public education as an independent practice of cultural upbring- ing irrelevant to the state and state-formation ideology. Keywords: Indonesian teachers, the 1930s, Critical Pedagogy, political consciousness Introduction Existing studies on the relationship between Western education and changes in Indone- sian society in the early twentieth century feature the education of schoolteachers in the * Part of this paper was originally the author’s dissertation “The Breach in the Dike: Regime change and the standardization of public primary-school teacher training in Indonesia, 1893– 1969” (Leiden University 2012).
    [Show full text]
  • Alfiyandanu-130210302008 .Pdf
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERJUANGAN TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR (TRIP) JEMBER DALAM PERANG KEMERDEKAAN TAHUN 1946-1948 SKRIPSI Oleh Alfiyandanu NIM 130210302008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERJUANGAN TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR (TRIP) JEMBER DALAM PERANG KEMERDEKAAN TAHUN 1946-1948 SKRIPSI diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana Strata Satu (S1), pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Alfiyandanu NIM 130210302008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 ii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ibu Bastiana dan Ayah Abdus Syafi yang tercinta, yang telah membesarkan dan mendoakan penulis selama ini; 2. Bapak Ibu Guru dari SD sampai SMA serta Bapak Ibu Dosen yang telah membekali dan membimbing penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran; 3. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. iii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember MOTO Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your
    [Show full text]
  • Studi Kasus Di Ruas Jalan Taman Simpang Kandis Kota Bengkulu)
    Analisa Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus Di Ruas Jalan Taman Simpang Kandis Kota Bengkulu) Rima S1, Endri Agustomi2, Elly Tri Pujiastutie 3 Email: [email protected] Abstract Intersection are knots in transportation network where two or more roads meet, in this area conflict is occurred, law of traffic are applied to handle this conflict to make sure who gets the priority to use the intersection first. Control Intersection make use of maximum capacity of the intersection, reducing and preventing accidents by reducing the number of conflicts. This research intend to analyse the traffic and calculate traffic flow at Taman Simpang Kandis road. To get data for this research purpose can get done by using direct observation, and count number of vehicle that passed the four arms intersection and three arms intersection. The result of this survey categorized by light vehicle, heavy vehicle, motorcycle, and non-motorized vehicle. Four arms intersection performance analysed by observe capacity, saturation degree, delay, queue chance is still below the standard based on MKIJI 1997. The best alternative for the four arms intersection are by combining installation the “prohibited to stop“ road sign and change 2 lanes with 2 directions to four arms intersection with 2 lanes and 1 direction. Three arms intersection performance analysed by observe capacity, saturation degree, delay, queue chance is still below the standard based on MKIJI 1997. The best alternative for this three arms intersection are by prohibited to turn left from Rustandi Sugianto 1 road and prohibited to turn right form Rustandi Sugianto 2 road where can make vehicle stacked on side of that road.
    [Show full text]
  • PERKEMBANGAN SISTEM PEWARISAN TANAH DATI DI AMBON NOVYTA UKTOLSEJA ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 2
    ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filosofis konsep Masyarakat hukum adat merupakan masyarakat dengan bentuk kommunal. Masyarakat kommunal merupakan masyarakat dimana segala bidang kehidupan diliputi oleh kebersamaan. Masyarakat adat menunjukkan hubungan antar personal dan proses interaksi sosial yang terjadi antar manusia tersebut menimbulkan pola-pola tertentu yang disebut dengan cara a uniform or customary of behaving within a social group.1 Masyarakat hukum adat yang mendiami seluruh wilayah Indonesia sudah ada sejak jaman nenek moyang sampai saat ini. Masyarakat hukum adat disebut juga masyarakat tradisional diartikan sebagai masyarakat hukum adat yang hidup dengan berbagai peraturan kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan hidup dalam masyarakat adat. Istilah masyarakat adat dan istilah masyarakat hukum adat memiliki sejarah dan pemaknaan yang berbeda. Istilah masyarakat hukum adat dilahirkan dan digunakan oleh pakar hukum adat, yang lebih banyak difungsikan untuk keperluan teoritik akademis. Istilah tersebut digunakan untuk memberi identitas kepada golongan pribumi yang memiliki sistem dan tradisi hukum sendiri, untuk membedakannya dengan golongan Eropa dan Timur jauh yang memiliki sistem dan tradisi hukum tertulis. Sejak tahun 1 Theodorson Dalam Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2005, h. 67. 1 Disertasi PERKEMBANGAN SISTEM PEWARISAN TANAH DATI DI AMBON NOVYTA UKTOLSEJA ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 2 1990-an penggunaan istilah masyarakat
    [Show full text]
  • Interview with Paul M. Kattenberg
    Library of Congress Interview with Paul M. Kattenberg The Association for Diplomatic Studies and Training Foreign Affairs Oral History Project DR. PAUL M. KATTENBURG Interviewed by: Charles Stuart Kennedy Initial interview date: June 18, 1990 Copyright 1998 ADST Q: This is an interview with Dr. Paul Kattenburg concerning his career in the Foreign Service. This is being done on behalf of the Foreign Affairs Oral History Program and I am Charles Stuart Kennedy. Okay Paul, I wonder if you would give me a little about your background. KATTENBURG: I was born in Brussels and educated there in a private school. I came to the United States in 1940 without any particular intention of remaining there permanently because I was determined to get into the Free French Forces in London. I had come from Brussels via London to the U.S. By early 1941 I was enrolled in the University of North Carolina at Chapel Hill on a scholarship provided to foreign refugees from Europe by Mrs. Eleanor Roosevelt. Her acolyte Joe Lash, who was subsequently her biographer, was the administrator of this. After I started college at Chapel Hill I never gave leaving the United States another thought. Immediately after graduation in March 1943, on a speed up system, I was drafted into the army. After basic training, I was assigned to ASTP where for some reason which I will never be able to understand I was put into East Asian area and language studies and sent to study Chinese at Harvard. From there I went to the Office of Strategic Services and they plucked me out for a western European mission, a sabotage mission.
    [Show full text]
  • Data Rumah Makan Kota Balikpapan
    DATA RUMAH MAKAN KOTA BALIKPAPAN NAMA BIDANG USAHA NO NAMA TEMPAT USAHA ALAMAT / NO TELP 1 2 3 1 RM Makan Baruna Jl.Kilo 4,5 Simpang 3 (0542) 861861 2 RM. Ayam Penyet Surya Jl.MT.Haryono Komplek Balikpapan Baru BB C/ 1c (0542)875739 3 RM. Bebek Goreng Jl. Jend.Sudirman 4 RM. Ibu Syarifah Jl. Jend.Sudirman(085250574980) 5 RM.Ampera Bunda Jl.Marsma Iswahyudi RT.005 No.04 (0542)7229512 6 RM.Armin( Mie Aceh) Jl.Ruhui Rahayu No.10 (0542)7124260 7 RM.Atomik Jl. APT.Pranoto 8 RM.Awak Juo Jl.MT.Haryono RT.60 No.75 9 RM.Awliya Pandan Barat 10 RM.Ayam Penyet Ria Jl. Jend.Sudirman Markoni (0542) 8060688 11 RM.Bakso Solo MT.Haryono Balikpapan Baru 12 RM.Batakan Line Jl.Mulawarman No.10 RT.05 (0542)770535 13 RM.Bayar Indah Jl.Letjen Soeprapto RT.7 No.10 14 RM.Blambangan Jl.Marsma Iswahyudi No.15 15 RM.Blitar Jl.Marsma Iswahyudi RT.005 No.04 (0542)762524 16 RM.Boyolali Jl. Jend.Sudirman 17 RM.Bubur Ayam Sawargi Jl.Marsma Iswahyudi (082157813425) 18 RM.Bukit Tinggi Jl.Mulawarman RT.39 (081350514602) 19 RM.Bunaken Balikpapan Baru AB-9 No.05(082158707529) 20 RM.Bunaken Indah Jl. Jend.Sudirman Markoni 21 RM.Bunga Surabaya Blok AA 1A No.06 22 RM.Cita Rasa Balikpapan Baru Blok D1 No.15 ( 0542 ) 872266 23 RM.CV.Artha Bhumi Jl.Marsma Iswahyudi RT.28 (0542) 7031111 24 RM.Dandito Jl.Marsma Iswahyudi 25 RM.Depot Fajar Balikpapan Baru B3 No.19 26 RM.Dimas Ruko Puri Blok 11 Balikpapan Baru 27 RM.Djakarta Pandan Barat RT.16 No.19 (0542)414890 28 RM.Hj.Utari Jl.Perum Graha Indah Blok S/RT.79 No.10 Telp.(0542) 860475 29 RM.Hour Gading Pandan Barat 30 RM.Ibu Ratna Jl.MT.Haryono Komplek Balikpapan Baru RT.84 Simpang 3 BDI 31 RM.Istimewa Balikpapan Baru Blok B1/16 (081347429828) 32 RM.Kairo I Komp.Balikpapan Baru Blok AB 9 No.26 33 RM.Kenari Jl.Marsma Iswahyudi 34 RM.Lembah Anai Jl.Marsma Iswahyudi (0542)771534 35 RM.Lumayan Jl.Kutilang III No.93 RT.23 Telp.081253017436 36 RM.Malinda Jl.Ruhui Rahayu No.7 RT.22 37 RM.Markoni Indah Jl.
    [Show full text]
  • Bagaimana Indonesia Merujuk Malaysia
    Memperingati 15 tahun tamatnya Konfrontasi EJAK dilancarkan konfrontasi Indonesia terhadap. Malaysia dalam tahun 1963, maka putuslah hubungan rasmi kedua-dua buah negara. Ini adalah kerana Indonesia tidak mahu mengakui Malaysia yang saat itu disebut Bagaimana Indonesia sebagai satu projek Neo-kolonialis. Setahun berikutnya kegiatan konfrontasi dari pihak Indonesia memuncak. Pemusatan pasukan di perbatasan diperkukuhkan, di sam- ping beberapa pasukan payung terjun diturun- kan di kawasan pedalaman Malaysia di sam- ping beberapa kegiatan sabotaj dijalankan. merujuk Malaysia Namun perubahan situasi di dalam negeri Indonesia yang berubah sejak tahun 1965 DI DEWAN "Pancasila" Kementerian menjadikan adanya kehendak untuk memu- Luar Negeri Indonesia baru-baru ini lihkan kembali hubung- telah berlangsungnya satu upacara an antara kedua-dua penuh "nostalgia" memperingati tamat- buah negara termasuk nya konfrontasi yang genapnya 15 Singapura. (Singapura memisahkan dirinya dari tahun pada 11 Ogos lalu. Malaysia pada 9 Ogos MEREKA yang turut hadir dalam majlis mem- 1965) peringati rujuknya Malaysia — Indonesia ini adalah terdiri dari mereka yang telah turut menyertai usaha Usaha ke arah ber- pendamaian sehingga datangnya missi Angkatan Ber- baik-baik ini dilakukan senjata Republik Indonesia dengan Hercules ke Kua- oleh beberapa pihak, na- la Lumpur dan Kedah. mun yang akhirnya ber- Pertemuan itu juga akhirnya telah mewujudkan hasil adalah usaha yang DES ALWI "pertemuan Bangkok" yang pada akhirnya terukir per- dijalankan oleh kelom- janjian ikatan muhibbah kedua-dua negara di Jakarta pok Ali Murtopo. warganegara pada 11 Ogos 1966. Kelompok ini terdiri Indonesia yang juga Dari Malaysia yang turut hadir dalam majlis ter- dari Ali Murtopo. Benny bekas pelarian politik diri dari Menteri Luar Negeri Malaysia, Tan Sri Gha- Murdani, Abdul Rach- yang saat itu menetap di zali Shafie [Joe Louis) selaku ketua rombongan yang mengetuai rombongan Malaysia seramai 41 orang, an- man Romly, Jarry Albert Malaysia.
    [Show full text]
  • List of Delegates, Participants and Observers Liste De Délégués, Participants Et Observateurs Lista De Delegados, Participantes Y Observadores
    CFS 2015/42/Inf.4 October 2015 E COMMITTEE ON WORLD FOOD SECURITY COMITÉ DE LA SÉCURITÉ ALIMENTAIRE MONDIALE COMITÉ DE SEGURIDAD ALIMIENTARIA MUNDIAL Forty-second Session Quarante-deusième session 42.º periodo de sesiones Rome, Italy, 12-15 October 2015 Rome, Italie, 12-15 octobre 2015 Roma, Italia, 12-15 de octubre de 2015 LIST OF DELEGATES, PARTICIPANTS AND OBSERVERS LISTE DE DÉLÉGUÉS, PARTICIPANTS ET OBSERVATEURS LISTA DE DELEGADOS, PARTICIPANTES Y OBSERVADORES Chairperson Président Ms Gerda Verburg (Netherlands) Presidente Bureau Members Afghanistan, Argentina, Australia, Brazil, Congo, France Pakistan, Philippines, Sudan, Switzerland, Uganda, United States of America This document is printed in limited numbers to minimize the environmental impact of FAO's processes and contribute to climate neutrality. Delegates and observers are kindly requested to bring their copies to meetings and to avoid asking for additional copies. Most FAO meeting documents are available on the Internet at www.fao.org CFS 2015/42/Inf.4 2 MEMBERS OF THE COMMITEE MEMBRES DU COMITÉ MIEMBROS DEL COMITÉ AFGHANISTAN - AFGANISTÁN M. Angelo Rosario RAFAEL Conseiller Head of Delegation Représentant permanent adjoint auprès de Mr Abdul Razak AYAZI la FAO Agriculture Attaché Rome Alternate Permanent Representative to FAO ARGENTINA - ARGENTINE Rome Jefe de Delegación ALGERIA - ALGÉRIE - ARGELIA Sr Javier L. RODRIGUEZ Viceministro Chef de délégation Secretario de Coordinación Político M. Rachid MARIF Institucional y Emergencia Agropecuaria Ambassadeur Ministerio de Agricultura, Ganadería y Représentant permanent auprès de la FAO Pesca Rome Buenos Aires Suppléant(s) Sr Claudio J. ROZENCWAIG M. Mohamed MELLAH Embajador Ministre Plénipotentiaire Representante Permanente ante la FAO Représentant permanent suppléant auprès Roma de la FAO Rome Suplente(s) Sr Nazareno Cruz MONTANI CAZABAT M.
    [Show full text]
  • ANNEX 1 the DELEGATES of the 5Th ASEM CULTURE MINISTERS
    ANNEX 1 THE DELEGATES OF THE 5th ASEM CULTURE MINISTERS MEETING Yogyakarta, Indonesia, 17-19 September 2012 NO COUNTRY NAME OFFICIAL TITLE INSTITUTION Federal Ministry for Education, 1 Austria Norbert Riedl Director Arts and Culture Ministry of Information and and H.E. Abul Kalam Azad Minister Ministry of Cultural Affairs 2 Bangladesh Embassy of Bangladesh in H.E. Golam Mohammad Ambassador Indonesia 3 Belgium Arnaud Lion Deputy Head of Mission Embassy of Belgium in Indonesia H.E. Dato Seri Setia Awang H. Minister Hazair Bin H. Abdullah H. Mohd Rozan bin Dato Paduka H. Permanent Secretary Mohd Yunos Bantong bin Antaran Director of Museum Department Dk Hj. Juni Hana binti Pengiran Haji Ministry of Culture, Youth, and 4 Brunei Darussalam Assistant Head of Culture Officer Chuchu Sport Norlita binti Haji Ahmad Shaminan bin H. Mohd Yassin Personal Assistant Helena Mahathir Second Secretary 5 Bulgaria Katina Novkova Chargé d’Affaires a.i Embassy of Bulgaria in Indonesia 6 Cambodia H.E. Samraing Kamsan Secretary of State Ministry of Culture and Fine Arts Deputy Director General of Bureau for Zhang Aiping External Cultural Relations Song Wei Deputy Director of Department of Policy Ministry of Culture Wang Hanjie Director People Republic of 7 Director of Chinese State Administration of China Zhang Jianhua Cultural Heritage Zhang Ling Deputy Director Division Shao Yiwu Cultural Councellor Embassy of China in Indonesia Yang Xiaoqiang Second Secretary H.E. Nicos Panayi Ambassador 8 Cyprus Embassy of Cyprus in Indonesia Michael Chatzikyrou Deputy of Embassy Embassy of Czech Republic in 9 Czech Republic H.E. Tomas Smetanka Ambassador Indonesia 10 Denmark Mogens A.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN CIAREN RT/RW 009/013 BALOKANG BANJAR 213DB0112P000072 WARUNG RATNASARI RATNASARI PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN CIAREN RT/RW 037/012 BALOKANG BANJAR 213DB0112P000131 KIOS ADAD DARTO PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN GARDU RT/RW 016/006 DESA BALOKANG 213DB0107P000010 SUMBER LELE SESTY DIAN RAHMITA PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN GARDU RT/RW 021/007 BALOKANG BANJAR 213DB0112P000071 WARUNG MISBAH MISBAH PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LING BANJAR RT/RW 001/004 BANJAR 213DB0112P000061 SILIWANGI CELL ELIN HERLINAWATI PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LING PINTUSINGA RT/RW 001/019 KOTA BANJAR 213DB0112P000046 YANS KONVEKSI YAYAN MULYANA PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK BANJAR KOLOT RT/RW 002/015 BANJAR 213DB0112P000097 WARUNG BU NI'AH NI'AH PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK CIBULAN RT/RW 005/006 KELURAHAN BANJAR 213DB0112P000033 KRISNA CELL KRISNA PIRBIANTIKA PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK PARUNGLESANG RT/RW 001/007 BANJAR 213DB0113P000052 WITA KREDIT WITA MUSDALIFFAH PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK PARUNGLESANG RT/RW 001/007 BANJAR 213DB0113P000082 AIRIN CELL NURAENI PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK PARUNGLESANG RT/RW 001/010 BANJAR 213DB0113P000087 REUG-REUG YOGI YOGIANTO PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR
    [Show full text]
  • Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Sosial
    PROFIL ORGANISASI DEWAN NASIONAL INDONESIA UNTUK KESEJAHTERAAN SOSIAL Diterbitkan oleh: Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) d/a Jalan Tanah Abang Timur 15 Jakarta 10110 Telp. (021) 3844718 Email : [email protected] Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) ewan Nasional Indonesia untuk kota dibentuk Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (DNIKS) Kesejahteraan Sosial (K3S) atau adalah Lembaga Koordinasi disebut sebagai LKKS Kabupaten/Kota. DKesejahteraan Sosial (LKKS) Tingkat Masing-masing tingkatan LKKS bersifat Nasional. Didirikan pertama kali tanggal otonom. DNIKS dan LKKS adalah 15 Juli 1970 melalui Musyawarah lembaga berbadan hukum berbentuk Nasional Badan Pembina dan Koordinasi perkumpulan. Kesejahteraan Sosial (BPKKS). DNIKS Pengurus DNIKS pereode 2013- adalah organisasi nonpemerintah, 2017 merupakan hasil Musyawarah bersifat terbuka, independen, serta Nasional ke VII tahun 2013 di mandiri. Surabaya, Jawa Timur. Pelantikan Landasan hukum saat ini adalah Pengurus dilakukan oleh Menteri Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI tentang Kesejahteraan Sosial dan (DR. Agung Laksono) pada tanggal legalitasnya dikukuhkan melalui Surat 17 September 2013 di Jakarta. Keputusan Menteri Sosial RI No: 72/ Selain 30 LKKS/BK3S provinsi, HUK/2010 dengan tugas pokok meng- DNIKS juga memiliki 34 Orsosnas koordinasikan peran masyarakat dalam sebagai anggota. Untuk menjadi anggota penyelenggaraan kesejahteraan sosial. persyaratannya Orsosnas memiliki Di tingkat provinsi dibentuk
    [Show full text]