Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan Copyright © 2015 by Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

All rights reserved. Printed in the of West Province, . No part of this book may be used or reproduced in any manner whatsoever without written permission except in the case of brief quotations em- bodied in critical articles or reviews.

This book is a scientific work. Names, characters, businesses, organizations, places, events are the results of the survey and the actual data collection by the writer and researcher. Any data, the location, the graphics are the responsibility of the authors.

For information contact; address www.tourism-south-.com

First Edition: October 2015

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Sumatera Selatan T.A. 2015 tepat pada waktunya.

Dengan dilakukan Penyusunan Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan bertujuan agar dapat menjadi dokumen perencanaan kepariwisataan juga pedoman utama bagi stakeholders kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan yang mengakomodasi isu-isu strategis dan perkembangan kepariwisataan terbaru secara terintegrasi dan sinergis. Serta dapat menjadi dokumen perencanaan kepariwisataan untuk mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang berkualitas, serasi, dan optimal sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, Oktober 2015

Penyusun

KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... ii DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR GAMBAR...... xiv PENDA HULU AN ...... 1-1 A. LATAR BELAKANG ...... 1-1 B. DASAR PENYUSUNAN RIPPARPROV SUMATERA SELATAN ...... 1-6 1. Kelompok Peraturan Undang-Undang...... 1-7 2. Kelompok Peraturan Pemerintah ...... 1-8 3. Kelompok Peraturan Presiden/Menteri ...... 1-9 4. Kelompok Peraturan Daerah ...... 1-9 C. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN REVIEW RIPPARPROV SUMATERA SELATAN ...... 1-10 1. Maksud ...... 1-10 2. Tujuan ...... 1-10 3. Sasaran ...... 1-11 D. LINGKUP KAJIAN RIPPARPROV SUMATERA SELATAN 2015-2025 ...... 1-12 1. Lingkup Subtansi ...... 1-12 2. Lingkup Wilayah ...... 1-16 E. KELUARAN ...... 1-17 PENDEKATAN STUDI PENYUSUNAN RIPPARPROV SUMATERA SELATAN TAHUN 2015-2025 ...... 2-1 A. PENDEKATAN STUDI ...... 2-1 1. Pendekatan Manajemen Strategik ...... 2-5 2. Sistem Kepariwisataan ...... 2-6 3. Pemahaman Mengenai Kegiatan Kepariwisataan ...... 2-10 4. Dimensi Interaksi dalam Pengembangan Kegiatan Pariwisata ...... 2-12 5. Dampak Berganda Pariwisata ...... 2-13 6. Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan...... 2-15 7. Pendekatan Honey Pot (Klaster Pengembangan) ...... 2-23

[ii]

8. Sinergitas Pelaku Pariwisata ...... 2-25 9. Keterlibatan Masyarakat dalam Sektor Pariwisata ...... 2-30 10. Pasar dan Pemasaran Pariwisata ...... 2-35 B. METODOLOGI ...... 2-42 1. Tahapan Pelaksanaan Kajian ...... 2-43 2. Metoda yang Digunakan...... 2-52 3. Teknik Pengolahan Data...... 2-53 4. Teknik Analisis ...... 2-53 KEBIJAKAN DAN PROFIL KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-1 A. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DALAM LINGKUP NASIONAL TERKAIT PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-1 1. Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dalam Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera (Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012) ...... 3-1 2. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Sumatera Selatan dalam Lingkup RIPPARNAS Tahun 2010-2025 ...... 3-4 B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DALAM LINGKUP PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-10 1. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RPJPD Tahun 2005-2025 ...... 3-11 2. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RPJMD Tahun 2013-2018 ...... 3-11 3. Kebijakan Pembangunan Pariwisata berdasarkan pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan...... 3-20 4. Kebijakan Pembangunan Pariwisata berdasarkan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2008-2018 ...... 3-25 5. Kebijakan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten/Kota berdasarkan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2008-2018 ...... 3-47 C. PROFIL KEPARIWISITAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-63 1. Geografis dan Administrasi ...... 3-63 2. Topografi dan Iklim ...... 3-66 3. Kondisi Hidrologi...... 3-73 4. Kependudukan Pendidikan dan Ketenagakerjaan ...... 3-75 5. Sosial Budaya Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-81 6. Wilayah Rawan Bencana ...... 3-86

[iii]

7. Karakteristik dan Unggulan Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-94 8. Produk Wisata di Kota Lubuklinggau ...... 3-96 9. Produk Wisata di Kota Pagar Alam ...... 3-100 10. Produk Wisata di Kota ...... 3-104 11. Produk Wisata di Kota Prabumulih ...... 3-111 12. Produk Wisata di Kabupaten Banyuasin ...... 3-114 13. Produk Wisata di Kabupaten Empat Lawang...... 3-117 14. Produk Wisata di Kabupaten Lahat ...... 3-120 15. Produk Wisata di Kabupaten Muara Enim ...... 3-125 16. Produk Wisata di Kabupaten Musi Banyuasin ...... 3-128 17. Produk Wisata di Kabupaten Musi Rawas ...... 3-134 18. Produk Wisata di Kabupaten Kabupaten Musi Rawas Utara ...... 3-136 19. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Ilir ...... 3-138 20. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ilir ...... 3-141 21. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu ...... 3-142 22. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur ...... 3-145 23. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ...... 3-148 24. Produk Wisata di Kabupaten Penukal Abab Pematang Hilir ...... 3-149 D. KONDISI PASAR DAN PEMASARAN WISATA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-151 1. Perekonomian PRDB ...... 3-155 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi ...... 3-157 3. Kondisi Pemasaran Wisata ...... 3-158 E. KELEMBAGAAN PARIWISATA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-159 F. INDUSTRI PARIWISATA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 3-165 1. Industri Perhotelan Provinsi Sumatera Selatan ...... 3- 165 2. Industri Perjalanan Provinsi Sumatera Selatan...... 3-173 3. Industri Restoran, Café dan Rumah Makan ...... 3-188 ANALISIS LINGKUNGAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 4-1

[iv]

A. PENCERMATAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ...... 4-3 1. Pemanasan Global (Global Warming) ...... 4-3 2. Kecenderungan dan Perkembangan Pariwisata Global...... 4-4 3. Kode Etik Pariwisata Global (Global Code of Ethics Tourism)...... 4-6 4. Kebangkitan Ekonomi Kreatif sebagai Ekonomi Gelombang Keempat ...... 4-8 5. Pembangunan yang Berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat ...... 4-9 6. Peningkatan Kepariwisataan di sekitar Sumatera Selatan ...... 4-10 7. Pertumbuhan Ekonomi ...... 4-16 8. Persaingan dan Perkembangan Destinasi Wisata Pada Tingkat Nasional Maupun Internasional ...... 4-18 9. Potensi Pasar Melalui Media Online Internet dan Kendala dalam Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia ...... 4-19 B. PENCERMATAN LINGKUNGAN INTERNAL ...... 4-21 1. Analisis Destinasi Pariwisata ...... 4-22 2. Analisis Kemampuan Produk Wisata Provinsi Sumatera Selatan ...... 4-22 3. Permasalahan Internal Pembangunan Kepariwisataan ...... 4-26 4. Analisis Pasar dan Pemasaran ...... 4-27 C. PENCERMATAN KELEMBAGAAN ...... 4-37 D. PENCERMATAN INDUSTRI KEPARIWISATAAN ...... 4-39 E. ANALISIS TOWS ...... 4-44 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 5-1 A. VISI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 5-1 B. MISI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 5-2 C. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 5-3 1. Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan ...... 5-3 2. Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan ...... 5-5

[v]

KEBIJAKAN, STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PROGRAM KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 6-1 A. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 6-1 1. Kebijakan Pengembangan Destinasi Wisata...... 6-4 2. Kebijakan Pengembangan Pasar dan Pemasaran ...... 6-6 3. Kebijakan Industri Kepariwisataan ...... 6-7 4. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan ...... 6-7 B. STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 6-8 C. STRATEGI PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA ...... 6-10 1. Pengendalian dan Perlindungan Sumber Daya Wisata...... 6-10 2. Perwilayahan Destinasi Pariwisata ...... 6-12 3. Pemantapan Wisata Budaya, Kuliner dan Wisata Pendukung lainnya di Provinsi Sumatera Selatan ...... 6-31 4. Perancangan kegiatan pengembangan produk wisata melalui pengemasan Paket Wisata,Calendar of Event dan Festival ...... 6-32 D. STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA ...... 6-32 E. STRATEGI PEMBANGUNAN PASAR DAN PEMASARAN PARIWISATA ...... 6-35 1. Pengembangan Identitas dan Penempatan Destinasi Pariwisata ...... 6-35 2. Pengembangan Pasar Sasaran Pariwisata ...... 6-36 F. STRATEGI PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN ...... 6-43 G. INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 6-44 1. Destinasi Pariwisata...... 6-45 2. Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata ...... 6-56 POTENSI, HAMBATAN DAN ISU STRATEGIS KEPARIWISATAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 7-1 A. POTENSI PEMBANGUNAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 7-1 1. Pranata Kelembagaan dan Kepaduluan Organisasi/Masyarakat ...... 7-1 2. Kondisi Lingkungan yang Masih Alami ...... 7-2

[vi]

3. Kode Etik Pariwisata Global ...... 7-2 4. Kebangkitan Ekonomi Kreatif Sebagai Ekonomi Gelombang Keempat ...... 7-4 5. Pembangunan yang Berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat ...... 7-5 6. Keragaman Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya ...... 7-5 7. Kondisi Masyarakat dan SDM di Provinsi Sumatera Selatan terkait Pariwisata ...... 7-6 B. HAMBATAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 7-7 1. Pembangunan Destinasi Pariwisata ...... 7-7 2. Pembangunan Pasar dan Pemasaran Pariwisata ...... 7-9 3. Pembangunan Industri Pariwisata ...... 7-9 4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata ...... 7-10 C. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PARIWISATA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ...... 7-11 1. Pembangunan Jaringan Jalan Lintas Timur ...... 7-11 2. Pembangunan Jalan Lingkar Timur ...... 7-11 3. Pengembangan Jaringan Kereta Api Lintas Provinsi ...... 7-11 4. Kekayaan Alam yang berlimpah Pegunungan, Laut dan Sungai ...... 7-11 5. Komitmen yang Tinggi dari Pemangku Kepentingan di Daerah dalam Pembangunan Pariwisata...... 7-12 DAFTAR PUSTAKA ...... 7-1 DAFTAR ISTILAH ...... 7-3

[vii]

Tabel 3.1 Sektor Pariwisata Sumatera Selatan dalam RTR Pulau Sumatera 2008-2028 ...... 3-2 Tabel 3.2 Provinsi Sumatera Selatan dalam Konstelasi RIPPARNAS Tahun 2010-2025 ...... 3-8

Tabel 3.3 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 ...... 3-14 Tabel 3.4 Fokus Pembangunan Pariwisata pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RPJMD Tahun 2013-2014 ...... 3-15

Tabel 3.5 Indikator Kinerja Provinsi Sumatera Selatan terkait Pariwisata berdasarkan RPJMD Tahun 2013-2018 ...... 3-20 Tabel 3.6 Kawasan Pariwisata berdasarkan kepada RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019 ...... 3-21 Tabel 3.7 Kebijakan Pembangunan Kawasan terkait Pariwisata Provinsi Sumatera ...... 3-24 Tabel 3.8 Daya Tarik Wisata Unggulan di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan RIPPDA Tahun 2008-2018 ...... 3-27 Tabel 3.9 Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata I (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 ...... 3-41

Tabel 3.10 Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata II (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 ...... 3-42 Tabel 3.11 Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata III (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 ...... 3-43

[viii]

Tabel 3.12 Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata IV (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 ...... 3-43 Tabel 3.13 Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata V (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 ...... 3-44 Tabel 3.14 Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata VI (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 ...... 3-45 Tabel 3.15 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 ...... 3-64 Tabel 3.16 Suhu Udara Maksimum, Minimum dan Rata-Rata menurut Bulan yang Tercatat pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, 2013 ...... 3-70

Tabel 3.17 Kelembaban Udara Maksimum, Minimum dan Rata- Rata menurut Bulan yang Tercatat pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, 2013 ...... 3-71 Tabel 3.18 Luas Daerah, Jumlah Penduduk (dalam ribuan orang), dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 ...... 3-73

Tabel 3.19 Jumlah Penduduk Laki-laki, Perempuan (dalam ribu orang) dan Rasio Jenis Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, 2013 ...... 3-74 Tabel 3.20 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama di Provinsi Sumatera Selatan, 2007-2013 ...... 3-76

Tabel 3.21 Luas Penutupan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan 2006-2010 (Ha) ...... 3-77 Tabel 3.22 Rasio Murid Terhadap Guru di Provinsi Sumatera Selatan menurut Pendidikan, 2007/2008 - 2012/2013 ...... 3-80

[ix]

Tabel 3.23 Rekapitulasi Kejadian Bencana di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Bencana Tahun 2010- 2013 ...... 3-84 Tabel 3.24 Jumlah Bencana Alam yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Bencana ...... 3-85 Tabel 3.25 Arahan Pengembangan Wilayah berdasarkan Karakteristik dan Unggulan Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-92 Tabel 3.26 Daftar Daya Tarik Wisata Kota Lubuklinggau ...... 3-94

Tabel 3.27 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Pagar Alam ...... 3-97 Tabel 3.28 Daftar Daya Tarik Wisata Kota Palembang ...... 3-103 Tabel 3.29 Daftar Daya Tarik Wisata Kota Prabumulih ...... 3-109 Tabel 3.30 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Banyuasin ...... 3-111 Tabel 3.31 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Empat Lawang ...... 3-115

Tabel 3.32 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Lahat ...... 3-117 Tabel 3.33 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Muara Enim ...... 3-122 Tabel 3.34 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Musi Banyuasin...... 3-125 Tabel 3.35 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Musi Rawas ...... 3-131 Tabel 3.36 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Musi Rawas Utara ...... 3-132 Tabel 3.37 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Ilir ...... 3-134 Tabel 3.38 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Komering Ilir ...... 3-138 Tabel 3.39 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Komering Ulu ...... 3-139

Tabel 3.40 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur ...... 3-141 Tabel 3.41 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ...... 3-145

Tabel 3.42 Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir ...... 3-146

[x]

Tabel 3.43 Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik Tahun 2001-2013 ...... 3-147 Tabel 3.44 Persentase Tingkat Hunian Kamar Hotel di Sumatera Selatan ...... 3-150

Tabel 3.45 PDRB Sumatera Selatan menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2008-2013 ...... 3-152 Tabel 3.46 Laju Pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%), 2008 – 2013 ...... 3-153

Tabel 3.47 Tabel Daftar Lembaga Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-155 Tabel 3.48 Tabel Daftar Sanggar, Pelaku, di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-156 Tabel 3.49 Usaha Perhotelan di Provinsi Sumatera Selatan Per- Kabupaten/Kota Tanpa Klasifikasi Hotel ...... 3-162

Tabel 3.50 Biro Perjalanan Wisata, Agen Perjalanan, Jasa Transportasi Darat ...... 3-170 Tabel 3.51 Jadwal Kereta Api Dari Palembang (Stasiun Kerta Pati) ...... 3-177 Tabel 3.52 Jadwal Kereta Api Menuju Palembang (Stasiun Kerta Pati) ...... 3-178 Tabel 3.53 Rute Musi Trans ...... 3-178 Tabel 3.54 Sarana Angkutan Penumpang Umum ...... 3-179 Tabel 3.55 Jumlah Jasa Pengurusan Izin Insidential Di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-180

Tabel 3.56 Transportasi Sungai...... 3-182 Tabel 3.57 Sarana Angkutan Penyebrangan ...... 3-183 Tabel 3.58 Rute Penerbangan dari Bandara yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-183

Tabel 3.59 Jumlah Restoran Di Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-185

[xi]

Tabel 3.60 Usaha Pariwisata Rumah Makan di Sumatera Selatan ...... 3-186 Tabel 4.1 Daftar Usaha Kecil Menengah MandiriPendukung Kegiatan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-187 Tabel 4.1. Posisi Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Kebijakan, Peraturan dan Rencana Terkait Pariwisata dalam Tingkat Nasional dan Provinsi ...... 4-2 Tabel 4.3. Matriks Kemampuan Produk Wisata Provinsi Sumatera Selatan ...... 4-23

Tabel 4.4. Persentase Kunjungan Wisatawan Berdasarkan Jenis Pengaturan Perjalanan dan Media Sumber Informasi yang di Gunakan ...... 4-32 Tabel 4.5. Neraca Pariwisata Nasional ...... 4-40 Tabel 4.6. Arahan Pembangunan Industri Pariwisata ...... 4-42 Tabel 4.7. Matriks Analisis Lingkungan Internal Kepariwisataan Sumatera Selatan ...... 4-44 Tabel 4.8. Matriks Analisis Lingkungan Eksternal Kepariwisataan Sumatera Selatan ...... 4-48 Tabel 4.9. Tabel Analisis Maxi Mini TOWS ...... 4-50 Tabel 4.10. Pembobotan Aspek Ancaman (Threat) ...... 4-59

Tabel 4.11. Pembobotan Aspek Peluang (Opportunity) ...... 4-60 Tabel 4.12. Pembobotan Aspek Kelemahan (Weakness) ...... 4-62 Tabel 4.13. Pembobotan Aspek Kekuatan (Strength) QID Pernyataan Strength ...... 4-64 Tabel 6.1 Konstelasi Destinasi Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional ...... 6-13 Tabel 6.2 Destinasi Pariwisata Daerah dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan ...... 6-15

Tabel 6.3 Sebaran Daya Tarik Wisata pada Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan ...... 6-16

[xii]

Tabel 6.4 Sebaran Daya Tarik Wisata pada Kawasan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan ...... 6-19 Tabel 6.5 Konstelasi Perwilayahan Destinasi Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan ...... 6-27

Tabel 6.6 Event dan Pameran Pariwisata Nasional ...... 6-36 Tabel 6.7 Karakteristik Pasar Singapura ...... 6-38 Tabel 6.8 Event-event Pameran Pariwisata Pasar Singapura ...... 6-38 Tabel 6.9 Karakteristik Pasar Malaysia ...... 6-39 Tabel 6.10 Event-event Pameran Pariwisata Pasar Malaysia ...... 6-38

[xiii]

Gambar 1.1 Skema Latar Belakang Penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan ...... 1-6 Gambar 1.2 Peta Administratif Provinsi Sumatera Selatan ...... 1-17

Gambar 2.1 Dimensi RIPPARPROV Sumatera Selatan ...... 2-4 Gambar 2.2 Sistem Kepariwisataan ...... 2-9 Gambar 2.3 Leiper’s Model –Sistem Dasar Kepariwisataan ...... 2-10 Gambar 2.4 Diagram Keterkaitan Industri Pariwisata dengan Bidang dan Sektor Lain ...... 2-11

Gambar 2.5 Diagram Mata Rantai Kegiatan Wisata Secara Umum ...... 2-12 Gambar 2.6 Usulan Paradigma Konsep Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan Sebagai Destinasi Pariwisata ...... 2-22 Gambar 2.7 Implementasi Konsep Pariwisata Berkelanjutan Di Provinsi Sumatera Selatan ...... 2-23

Gambar 2.8 Model Pengembangan Perwilayahan (Zona dan Sub- Zona) Pariwisata ...... 2-25 Gambar 2.9 Pola Hubungan Stakeholders Kepariwisataan ...... 2-28

Gambar 2.10 Penetapan Posisi Untuk Sebuah Destinasi ...... 2-39 Gambar 2.11 Levels of Place Marketing ...... 2-42

Gambar 2.12 Tahapan Pelaksanaan Kajian ...... 2-52 Gambar 3.1. Peta Sebaran Destinasi Pariwisata Indonesia berdasarkan RIPPARNAS 2010-2025 ...... 3-6 Gambar 3.2. Peta KSPN Palembang Kota dan Sekitarnya ...... 3-8

Gambar 3.3. Peta KSPN Pagar Alam dan Sekitarnya ...... 3-9

[xiv]

Gambar 3.4. Peta DPN Palembang – Bangka Belitung dan Sekitarnya ...... 3-9 Gambar 3.5. Peta DPN Bengkulu - Enggano dan Sekitarnya ...... 3-10 Gambar 3.6. Peta Pembagian Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2018 ...... 3-40 Gambar 3.7. Peta Administratif 17 Kabupaten/Kota dalam Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-65 Gambar 3.8. Peta Indeks Rawan Bencana di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-89

Gambar 3.9. Peta Indeks Resiko Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-89 Gambar 3.10. Peta Indeks Resiko Bencana Gerakan Tanah di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-90 Gambar 3.11. Peta Indeks Resiko Bencana Banjir di Provinsi Sumatera Selatan ...... 3-90

Gambar 3.12. Peta Indeks Sebaran Titik Api/Hotspot di Provinsi Sumatera Selatan Per-Tanggal 17 Oktober 2015 ...... 3-91 Gambar 3.13. Grafik Tujuan Kunjungan Wisatawan ...... 3-149 Gambar 4.1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisnus dan Wisman di Provinsi Lampung Tahun 2008-2010 ...... 4-11

Gambar 4.2. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisnus dan Wisman di Kota Palembang Tahun 2008-2012 ...... 4-11 Gambar 4.3. Belitung Belitong Beach Festival & Expo 2013 (18 - 20 Mei 2013) ...... 4-12 Gambar 4.4. Bandara Sultan Thaha...... 4-14

Gambar 4.5. Riau Airlines ...... 4-15 Gambar 4.6. Koridor Ekonomi Sumatera ...... 4-17 Gambar 4.7. Potensi Pasar Online Indonesia ...... 4-19 Tabel 4.2. Situs Teratas di Indonesia Januari 2015 ...... 4-20

Gambar 4.8. Diagram Strategic Baseline Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Analisis TOWS ...... 4-66

[xv]

Gambar 4.9. Diagram Analisis ...... 4-67 Gambar 4.10. Posisi Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dalam Diagram Butler ...... 4-68 Gambar 6.1. Posisi DPN Palembang dan Bangka Belitung dan Sekitarnya ...... 6-4 Gambar 6.2. Posisi Sumatera Selatan dalam DPN Palembang- Bangka Belitung dan DPN Bengkulu-Enggano ...... 6-12 Gambar 6.3. Posisi DPN Palembang dan Bangka Belitung dan Sekitarnya ...... 6-50

[xvi]

Pada bagian awal dari laporan akhir ini akan dijabarkan terkait latar belakang, tujuan dan sasaran penyusunan RIPPARPROV (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan) Provinsi Sumatera Selatan 2012-2025. Di dalamnya juga memuat mengenai lingkup kajian dan keluaran yang dihasilkan dari hasil penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan.

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang secara terus menerus diupayakan pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah satu sektor andalan dalam kegiatan perekonomian daerah. Berkembangnya kegiatan pariwisata disuatu daerah akan memberikan pengaruh dan dorongan pembangunan sektor-sektor lainnya, khususnya dalam hal memperluas lapangan kerja dan peluang usaha. Menyadari bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang mampu menjadi motor penggerak pembangunan daerah maka kegiatan pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu prioritas yang mendapat perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan. Sektor pariwisata bagi Provinsi Sumatera Selatan memiliki peran penting dimasa depan dalam pembangunan ekonomi daerah di Provinsi Sumatera

Selatan baik kontribusi langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun manfaat berganda dari kegiatan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya penciptaan lapangan pekerjaan utama dan lapangan pekerjaan ikutan. Pemikiran terhadap pentingnya sektor pariwisata dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah didasari oleh peran penting sektor pariwisata yang bersifat strategis dalam perekonomian, karena bersifat lintas sektoral yang berimplikasi secara luas terhadap berbagai aspek terkait dengan sektor politik-pemerintahan, ketahanan-keamanan, ekomomi-pembangunan, dan sosial-kebudayaan. Secara empirik-institusional, sektor unggulan dengan produk andalan ini memiliki keterkaitan kebelakang dan keterkaitan ke depan baik dalam tataran lokal, nasional dan berskala global. Berbagai perkembangan dan peristiwa dewasa ini membawa pengaruh besar pada perkembangan kepariwisataan, khususnya kepariwisataan dalam lingkup Provinsi Sumatera Selatan. Banyak potensi dan sekaligus permasalahan serta isu baru yang muncul ke permukaan yang membutuhkan cara penanganan dengan pendekatan yang spesifik. Dinamika tersebut perlu diakomodasi ke dalam produk-produk rencana yang ada di provinsi agar potensi, permasalahan serta isu-isu baru yang muncul dapat ditampung dan menjadi dasar dalam menyusun kebijakan serta program tindak. Oleh sebab itu, arah pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan sebaiknya adalah pembangunan yang berkelanjutan dengan melibatkan setiap unsur dan sektor yang ada dalam tatanan Provinsi. Setiap unsur dan sektor bahu membahu secara sinergis untuk dapat mengupayakan model pembangunan kepariwisataan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kultur dan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh Provinsi Sumatera Selatan. Terbentuknya daerah administratif baru Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 dan Kabupaten Musi Rawas Utara yang merupakan pemekaran dari

1-2

Kabupaten Musi Rawas dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013, menyebabkan Provinsi Sumatera Selatan perlu melakukan peninjauan dan penataan kembali terhadap aset Daya Tarik Wisata yang dimiliki dan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan pasca kedua Kabupaten tersebut terbentuk. Dalam perkembangannya, Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan juga dihadapkan pada permintaan terhadap produk wisata yang bermutu sebagai akibat dari meningkatnya pengetahuan dan pengalaman wisatawan, serta persaingan dengan destinasi pariwisata lain. Kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada menjadi tantangan bagi semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan perlu menegaskan arah dan posisi sektor pariwisata bagi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sudah seharusnya menjadikan pariwisata sebagai salah satu paradigma baru pembangunan dengan sasaran salah satunya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam wujud pengembangan yang berkelanjutan. Provinsi Sumatera Selatan memiliki keragaman potensi wisata serta lokasi wilayah yang strategis yang dapat menjadi basis pengembangan kepariwisataan, sehingga diharapkan Kabupaten/Kota yang ada tetap menjadi daerah tujuan wisata unggulan di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk dapat mengoptimalkan potensi wisata di Provinsi Sumatera Selatan, diperlukan perencanaan dan pengembangan pariwisata lebih lanjut secara holistik. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) merupakan langkah dalam menyelaraskan perkembangan kondisi lingkungan terkait keberlanjutan pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan. RIPPARPROV merupakan dokumen perencanaan yang posisinya sangat strategis dalam pembangunan pariwisata. Sebagai rencana induk, maka RIPPARPROV Sumatera Selatan ini harus berisikan kebijakan-kebijakan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dengan Rencana Induk secara horizontal (Rencana Strategis Dinas Teknis lain di Provinsi Sumatera Selatan), dan

1-3

secara vertikal dengan RIPPARNAS (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional). RIPPARPROV merupakan rencana pembangunan kepariwisataan dalam skala provinsi yang perlu mengacu pada dokumen rencana pariwisata yang berada pada hirarki yang lebih tinggi, yaitu RIPPARNAS (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional). Selain itu RIPPARPROV juga perlu mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi, maupun rencana pembangunan sektor-sektor lainnya yang terkait. Dengan memperhatikan hirarki tersebut, pembangunan pariwisata yang dilakukan suatu provinsi merupakan suatu pembangunan yang terintegrasi baik vertikal maupun horisontal. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Sumatera Selatan merupakan suatu rencana yang tidak berdiri sendiri dan lepas dari sistem perencanaan sektor lain tetapi merupakan bagian dari perencanaan pembangunan wilayah secara keseluruhan. RIPPARPROV harus dapat berfungsi untuk memadupadankan perencanaan pariwisata ke dalam kebijakan dan rencana pembangunan provinsi secara utuh, agar dapat mengakomodasi tuntutan pengembangan kepariwisataan ke arah yang lebih profesional dan disesuaikan dengan kondisi perkembangan lingkungan yang terjadi. Untuk dapat mengoperasionalkan dan merealisasikan sasaran yang telah ditetapkan, maka diperlukan kesiapan seluruh unsur pokok pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Perencanaan pengembangan pariwisata yang dilakukan merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan sektor pariwisata maupun pembangunan Provinsi. Secara operasional RIPPARPROV berfungsi sebagai pedoman dasar pembangunan kepariwisataan bagi pemerintah, sektor bisnis pariwisata, dan masyarakat di masa yang akan datang. Dengan demikian, RIPPARPROV Sumatera Selatan ini tentunya harus mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan strategis, kepentingan, dan trend yang sangat dinamis serta mampu mengikuti kemajuan

1-4

teknologi yang dapat mengakomodir rencana pengembangan pariwisata di masa yang akan datang dalam jangka menengah. Dalam era otonomi, Provinsi Sumatera Selatan diharapkan dapat dikelola secara lebih produktif untuk meningkatkan perekonomian wilayah yang lebih besar. Dengan demikian dibutuhkan pengelolaan yang lebih profesional untuk mendapatkan nilai lebih dari pembangunan pariwisata yang dilakukan, serta memiliki keunggulan kompetitif. Dalam perkembangannya, pariwisata Provinsi Sumatera Selatan juga dihadapkan pada permintaan terhadap produk wisata yang bermutu sebagai akibat dari meningkatnya pengetahuan dan pengalaman wisatawan, serta persaingan dengan destinasi pariwisata lain. Kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada menjadi tantangan bagi semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Adapun beberapa faktor yang mendasari perlunya penyusunan RIPPARPROV Provinsi Sumatera Selatan ini adalah: 1. Diperlukan suatu rencana yang dapat membantu menangani masalah-masalah kepariwisataan yang timbul serta peluang- peluang pembangunan kepariwisataan pada saat ini dan masa akan datang. Khususnya setelah terbentuk dua Kabupaten baru Provinsi Sumatera Selatan, maka diperlukan identifikasi dan pembangunan baru terhadap Daya Tarik Wisata di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Dituntut adanya suatu kebijakan yang bermuatan lokal dan mudah diterjemahkan ke dalam program-program tindak dan aktivitas usaha oleh masyarakat serta memberikan kepastian arah investasi sektor usaha. Melihat pada kondisi tersebut, maka penyusunan Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan diharapkan dapat menjadi jawaban atas berbagai potensi, permasalahan serta isu-isu startegis terkait pembangunan kepariwisataan dan sekaligus juga sebagai alat dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pemerintah

1-5

Provinsi Sumatera Selatan sehingga mampu memberikan panduan komperehensif mengenai pembangunan dan pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan di masa depan dengan mempertimbangkan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan yang terkait pada pembangunan sektor pariwisata serta keterpaduan lintas sektoral dalam usaha pengembangan kepariwisataan. Pada akhirnya, melalui penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan diharapkan pembangunan dan pengelolaan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan akan dapat lebih terarah yang sesuai dengan prinsip pengembangan yang berorientasi pada perolehan ekonomi yang tinggi, pengembangan yang sesuai dengan kepentingan masyarakat lokal, serta pengembangan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Gambar 1.1 Skema Latar Belakang Penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan

1-6

Dalam menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, memiliki dasar penyusunan Peraturan dan Kebijakan sebagai berikut: 1. Kelompok Peraturan Undang-Undang Dalam menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan: a. Undang-undang Nomor 2 tahun 2015 tentang penetapan Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah menjadi undang-undang; b. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Lembar Negara Republik Idonesia Tahun 2009 No 11, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4966); c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; e. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); g. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

1-7

h. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); i. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025). j. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Kelompok Peraturan Pemerintah a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025; b. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655); c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696); d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); e. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); f. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

1-8

Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112); h. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5325); dan i. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian.

3. Kelompok Peraturan Presiden/Menteri a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; b. Instruksi Preseiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan; c. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata; dan d. Peraturan menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Badan Koordinasi Penanaman Modal.

4. Kelompok Peraturan Daerah a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2005-2025;

1-9

b. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014-2018; c. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 4 tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha; d. Dokumen Draft Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011-2030; dan e. Dokumen Kaji Ulang Review Rencana Induk Pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008-2018.

1. Maksud Kegiatan ini diselenggarakan atas dasar kebutuhan dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan untuk mewujudkan rencana pembangunan kepariwisataan yang berkualitas, serasi dan optimal, sesuai dengan kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional terkaikt dengan Pembangunan Kepariwisataan. Maksud pelaksanaan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan telah sesuai dengan arahan substansi dan kepentingan pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dengan landasan untuk menjadi pedoman dalam setiap aspeknya terkait sektor kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

2. Tujuan Tujuan dari Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Sumatera Selatan adalah mewujudkan ruang wilayah kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dengan memenuhi kebutuhan pembangunan di bidang pariwisata dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya

1-10

singkronisasi perencanaan di semua sektor pendukung pembangunan pariwisata serta pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan suatu dokumen perencanaan kepariwisataan yang menjadi pedoman utama bagi stakeholders kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, yang mengakomodasi isu-isu strategis dan perkembangan kepariwisataan terbaru secara terintegrasi dan sinergis.

3. Sasaran Sasaran yang perlu dicapai dalam penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan diantaranya: a. Terkendalinya pembangunan pariwisata di wilayah Provinsi Sumatera Selatan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta dan masyarakat. b. Terciptanya keserasian antara kawasan-kawasan/zonasi pemanfaatan/budidaya, sesuai dengan peruntukannya. c. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah Kabupaten/Kota dalam upaya pengoptimalan sumber daya kepariwisataan. d. Terinventarisnya daya tarik wisata aktual dan potensial yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. e. Tersusunnya konsep pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan (Visi dan Misi), yang dilandasi pendekatan perencanaan dan isu- isu strategis yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, serta falsafah pembangunan kepariwisataan nasional yang berwawasan lingkungan dan budaya. f. Teridentifikasinya kawasan wisata prioritas unggulan Provinsi Sumatera Selatan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. g. Tersusunnya kebijakan dan program pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan.

1-11

Penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan 2015-2025 memiliki lingkup kajian yang terbagi menjadi dua, yaitu lingkup kajian perwilayahan dan lingkup substansi pelaksanaan pekerjaan.

1. Lingkup Subtansi RIPPARPROV Sumatera Selatan disusun berdasarkan perkiraan kecenderungan dan arahan perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan pariwisata di masa depan sesuai dengan jangka waktu perencanaannya.

Penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan dilakukan dengan berazaskan kaidah-kaidah perencanaan seperti keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian dan kesinambungan dalam lingkup Kabupaten dan kaitannya dengan Provinsi dan Kabupaten sekitarnya. Secara garis besar kegiatan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan ini meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut: a. Identifikasi karakteristik umum wilayah perencanaan yang meliputi aspek kependudukan, sosial budaya, ekonomi, serta fisik lingkungan termasuk kawasan wisata yang rawan bencana. b. Identifikasi dan inventarisasi sumber daya destinasi pariwisata. c. Identifikasi dan inventarisasi sarana dan prasarana pendukung wisata. d. Identifikasi karakteristik pasar wisatawan dan pemasaran pariwisata. e. Identifikasi kelembagaan terkait pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan. f. Identifikasi potensi, permasalahan, serta isu-isu strategis yang terkait dengan pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan.

1-12

g. Menganalisis potensi dan kecenderungan pengembangan pariwisata yang meliputi aspek destinasi, pasar dan pemasaran, industri dan kelembagaan kepariwisataan. h. Perumusan kawasan wisata unggulan dan prioritas pengembangan wisata. i. Menyusun kerangka dasar pembangunan kepariwisataan selama 10 Tahun yaitu 2015-2025, yang meliputi: j. Visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; k. Kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan; l. Indikasi program pembangunan kepariwisataan.

Adapun penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan perlu didukung oleh keterpaduan antara dimensi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi, yang juga merupakan pilar dari pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, keterpaduan diantaranya menjadi landasan bagi kebijakan-kebijakan pengembangan kepariwisataan, dalam hal ini RIPPARPROV Sumatera Selatan. Hal ini dilakukan untuk: a. Terjaminnya keberlanjutan sumber data wisata dan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan, b. Terintegrasinya pembangunan kepariwisataan Kabupaten Provinsi Sumatera Selatan dengan lingkungan alam, sosial dan budaya, serta menjamin perubahan yang terjadi akibat pembangunan pariwisata sehingga dapat diterima/ditoleransi oleh lingkungan. c. Memadukan perencanaan dan pengembangan Provinsi Sumatera Selatan yang didukung oleh pemerintah dan stakeholders pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Karena sifatnya yang ‘menerus’, maka pariwisata yang berkelanjutan mencakup pelestarian keanekaragaman hayati; minimalisasi dampak negatif

1-13

terhadap ekologi, budaya dan sosial; pemanfaatan konservasi dan komunitas lokal bagi pengembangan pariwisata; maupun peningkatan perekomian masyarakat lokal.

Untuk menyempurnakan Kajian Ulang RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2008 menjadi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Sumatera Selatan untuk periode tahun 2015-2025, maka kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Melakukan pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan aspek-aspek pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. b. Melakukan kajian atas acuan pembangunan pariwisata nasional (UU Kepariwisataan, PP RIPPARNAS, RIPPARDA Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Selatan, RTRWP, RTRW Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Selatan dan lain-lain), untuk kemudian dikaji kemungkinan implementasinya di Provinsi Sumatera Selatan. c. Melakukan kajian atas kondisi, potensi, dan permasalahan pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan yang menyangkut aspek industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, kelembagaan kepariwisataan serta pemberdayaan masyarakat. Kajian menyangkut pola dan kecenderungan yang terkait dengan pola pergerakan/perjalanan wisatawan, pemasaran wisata, kecenderungan perkembangan daya tarik wisata, kompetisi dalam pemasaran produk wisata, ketersediaan sarana/fasilitas, hambatan dan tanggapan, serta kebijakan yang terkait dengan kunjungan wisata, regulasi dan lain- lain yang erat kaitannya dengan promosi serta perjalanan wisata. d. Merumuskan isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; e. Merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan;

1-14

f. Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; yang merupakan penjabaran dari misi, visi, tujuan, dan sasaran, serta mengarahkan secara umum pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; g. Merumuskan rencana pengembangan perwilayahan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, yang mencakup rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana kawasan strategis pariwisata, serta rencana pengembangan produk pariwisata; h. Merumuskan strategi pengembangan aspek-aspek kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, mencakup pengembangan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, kelembagaan kepariwisataan dan pemberdayaan masyarakat.

Merumuskan program pembangunan aspek-aspek kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan: Nama program, deskripsi program, kegiatan pendukung program, indikator pencapaian, tahapan pelaksanaan program, instansi pananggung jawab, dan instansi pendukung.

Berlandaskan kepada pedoman penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi, ragam aspek yang perlu diidentifikasi, diantaranya; a. Data dan Informasi Kelembagaan Kepariwisataan, meliputi: 1) Kebijakan dan regulasi; 2) Organisasi kepariwisataan ; 3) Sumberdaya manusia pariwisata ; 4) Penelitian dan pengembangan pariwisata ; dan 5) Kemitraan pariwisata. b. Data dan Peta Perwilayah 1) Peta Administrasi; 2) Peta Penggunaan Lahan;

1-15

3) Profil dan Gambaran umum Wilayah; 4) Peta Provinsi Rawan Becana; dan 5) Peta Wilayah Konservasi/dilindungi. c. Data dan Informasi Destinasi Pariwisata 1) Daya tarik wisata; 2) Aksesibilitas pariwisata; 3) Prasarana umum; 4) Fasilitas umum; 5) Fasilitas pariwisata; 6) Masyarakat pariwisata; dan 7) Investasi pariwisata. d. Data dan Informasi Industri Pariwisata 1) Peta industri Pariwisata; 2) Struktur industri Pariwisata; 3) Daya saing industri Pariwisata; 4) Kemitraan usaha ; dan 5) Ketenagakerjaan industri pariwisata. e. Data dan Informasi Pemasaran Pariwisata 1) Pasar pariwisata; 2) Citra destinasi; 3) Kemitraan pemasaran; dan 4) Promosi pariwisata.

Mengacu pada data-data yang telah teridentifikasi di atas, selanjutnya di kompilasikan dan di analisis menjadi beberapa aspek analisis, baik dari aspek Destinasi, Industri, Kelembagaan, Pasar dan pemasaran, yang dilandasai oleh kebijakan-kebijakan terkait pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan.

2. Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan meliputi seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan (17

1-16

kabupaten/kota), dengan semua objek wisata aktual yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan baik yang sudah dikelola, berkembang dan belum berkembang maupun daya tarik wisata potensial yang belum dikelola sampai saat ini.

Gambar 1.2 Peta Administratif Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: www.petatematikindo.files.wordpress.com

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015- 2025, yang menjadi pedoman utama bagi stakeholders kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan yang mampu memberikan gambaran potensi yang dimiliki serta identifikasi permasalahan-permasalahan pengembangan yang ada serta menyediakan media bagi keterpaduan lintas sektoral dan antar stakeholders guna melancarkan pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan. Selain itu Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan merupakan acuan dasar atas penyusunan dan penentuan PERDA terkait kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan kedepannya.

1-17

Pada Bab Kedua Laporan Akhir ini akan dijabarkan mengenai pendekatan studi yang digunakan dalam penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2015-2025, yang berisikan mengenai pendekatan manajemen strategik, perencanaan terpadu, pemahaman mengenai kegiatan kepariwisataan, dimensi interaksi dalam pengembangan kegiatan pariwisata, efek dampak berganda dari usaha pariwisata, pendekatan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat dalam sektor pariwisata. Di bagian akhir dari bab ini akan dijabarkan mengenai kerangka pemikiran studi penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2015-2025.

Dalam penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, dilaksanakan dengan mengacu kepada Pendekatan Studi yang mampu menjadi landasan dalam menyusun dan menganalisis data dan informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan simpulan yang mampu menjadi pertimbangan utama dalam melakukan penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan.

Pendekatan studi dalam penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan akan menggunakan pendekatan kebijakan strategis sebagai pendekatan utama untuk mengarahkan pengambilan keputusan organisasi pada tingkat pengelolaan, perencanaan, dan pengendalian pembangunan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. Pada pembuatannya ini RIPPARPROV Sumatera Selatan akan mengacu

kepada empat pilar yang tiap pilarnya memiliki pendekatan yang berbeda. Empat pilar tersebut adalah Destinasi Pariwisata, Usaha Kepariwisataan, Pasar & Pemasaran dan Kelembagaan. Mengacu kepada Hal tersebut, Maka penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan ini akan mencoba menjabarkan kesetiap aspek tersebut dengan memanfaatkan pendekatan yang ada.

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan memiliki peran yang sangat fundamental bagi pemerintah daerah khususnya dan stakeholders pariwisata lainnya, sehingga aspek-aspek dan dimensi RIPPARPROV Sumatera Selatan berdasarkan kepada Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan perlu diakomodir dan menjadi aspek utama yang ada dalam RIPPARPROV Sumatera Selatan. Aspek dan Dimensi RIPPARPROV Sumatera Selatan sebagai berikut: 1. Pembangunan Industri Kepariwisataan, terdiri dari berbagai macam pelayanan yang dimaksudkan untuk memenuhi dan menunjang kebutuhan wisatawan. 2. Pembangunan Destinasi Pariwisata, merupakan kumpulan daya tarik, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat (tuan rumah). 3. Pembangunan Pasar Pariwisata, mencakup pasar wisnus dan wisman, pemasaran dan promosi, maupun citra destinasi 4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata, mencakup organisasi, sumberdaya manusia, dan peraturan perundangan yang sesuai.

Adapun penyusunan RIPPARPROV disokong oleh keterpaduan antara dimensi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi, yang juga merupakan pilar dari pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, keterpaduan diantaranya menjadi landasan bagi kebijakan-kebijakan pengembangan kepariwisataan, dalam hal ini RIPPARPROV Sumatera Selatan. Hal ini dilakukan untuk: 1. Terjaminnya keberlanjutan sumber daya wisata dan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan;

2-2

2. Terintegrasinya pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dengan lingkungan alam, sosial dan budaya, serta menjamin perubahan yang terjadi akibat pembangunan pariwisata sehingga dapat diterima/ditoleransi oleh lingkungan; 3. Memadukan perencanaan dan pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan yang didukung oleh pemerintah dan stakeholders pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Karena sifatnya yang ‘menerus’, maka pariwisata yang berkelanjutan mencakup pelestarian keanekaragaman hayati; minimalisasi dampak negatif terhadap ekologi, budaya dan sosial; pemanfaatan konservasi dan komunitas lokal bagi pengembangan pariwisata; maupun peningkatan perekomian masyarakat lokal.

Pendekatan yang akan digunakan dalam penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera Selatan mengacu kepada kebijakan-kebijakan di atasnya yaitu RIPPARNAS Tahun 2010-2025, dan kebijakan kepariwisataan atau lainnya yang mendukung dan berkaitan dengan pembangunan pariwisata baik tingkat nasional dan daerah, selain itu juga pendekatan yang digunakan adalah modifikasi penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dan destinasi pariwisata berdaya saing.

Tren pariwisata saat ini menunjukkan pergeseran, dari wisatawan konvensional menjadi wisatawan minat khusus hal ini dipengaruhi oleh minat atau motivasi wisatawan terhadap obyek atau aktivitas wisata tertentu. Wisata konvensional sering diidentikkan dengan wisata bersifat rekreasi umum dan berorientasi pada obyek 4 S (Sea, Sand, Sun dan Snow) ataupun obyek-obyek wisata konvensional yang populer, sedangkan wisatawan minat khusus berorientasi pada obyek-obyek yang tidak biasa/populer serta mengandung unsur-unsur pengembangan diri melalui bentuk perjalanan yang lebih aktif, dimana wisatawan terlibat secara fisik dan emosional yang lebih mendalam dengan alam dan masyarakat setempat pada suatu kegiatan tertentu sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman berwisata yang berkualitas.

2-3

Gambar 2.1 Dimensi RIPPARPROV Sumatera Selatan

Sumber : Modifikasi, Inskeep 1991, Berke & Conroy 2000

Prinsip-prinsip pengembangan wisata minat khusus lebih dikenal dengan istilah REAL TRAVEL, yaitu perjalanan wisata yang mengandung unsur-unsur: 1. Penghargaan (Rewarding), yaitu penghargaan atas sesuatu daya tarik wisata yang dikunjungi, yang diwujudkan pada keinginan wisatawan untuk dapat belajar memahami atau berpartisipasi dalam aktivitas wisata yang terkait dengan obyek tersebut. 2. Pengkayaan (Enriching), yaitu pengkayaan atau penambahan pengetahuan dan kemampuan terhadap bentuk kegiatan wisata yang diikuti. 3. Petualangan (Adventuresome), yaitu keterlibatan wisatawan dalam kegiatan wisata yang memiliki resiko secara fisik dalam bentuk kegiatan wisata petualangan.

2-4

4. Pembelajaran (Learning), yaitu mengandung aspek pendidikan melalui proses belajar yang diikuti wisatawan terhadap kegiatan edukatif yang terdapat di suatu kawasan wisata.

Dari gambaran diatas pendekatan studi dilakukan dengan lebih mendalam melalui beberapa metode yang sesuai dengan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan diantaranya:

1. Pendekatan Manajemen Strategik Manajemen Strategik dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan teknik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara pelaksanaannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya" (Nawawi, 2000: 148).

Dalam kaitannya dengan penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan, pendekatan manajemen strategik diadopsi untuk menjabarkan rencana yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (VISI) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan setiap stakeholders terkait kepariwisataan dapat berinteraksi secara efektif (MISI) dalam usaha mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang lebih produktif dan berkualitas dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional).

Secara garis besar, karakteristik pendekatan manajemen strategik yang akan dioperasionalisasikan dalam penyusunan RIPPARPROV ini adalah sebagai berikut: a. Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan Provinsi Sumatera Selatan yang dituangkan dalam

2-5

bentuk Rencana Strategik (RIPPARPROV) yang dapat dijabarkan menjadi rencana aksi ataupun rencana kerja tahunan. b. Rencana Strategik ini berorientasi pada jangkauan masa depan, dalam hal RIPPARPROV Sumatera Selatan ini dilakukan dalam kurun waktu 10 (Sepuluh) tahun atau menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Lainnya di Provinsi Sumatera Selatan, yang akan dilakukan review minimal selama 5 Tahun ataupun terdapat perubahan dalam kebijakan/peraturan perwilayahan yang berada pada tingkatan strategis seperti RTRW, baik dalam tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. c. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk (utama) dan Tujuan Strategik untuk Jangka Panjang merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategis. d. Pengimplementasian Strategi dalam Indikasi Program untuk mencapai sasaran masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen kepariwisataan yang mampu memenuhi kepentingan berbagai pihak terkait pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan.

2. Sistem Kepariwisataan Dalam konsep kepariwisataan terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui sebagai dasar pemahaman mengenai kepariwisataan. Beberapa terminologi tersebut diantaranya adalah wisata, pariwisata, dan kepariwisataan.

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Selain itu, sebagai padanan kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan sementara yang

2-6

dilakukan seseorang di luar tempat di mana ia biasa tinggal dan bekerja, untuk maksud di luar mencari nafkah tetap. Termasuk dalam pengertian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan tersebut dan berbagai fasilitas yang digunakan untuk mengakomodasikan kebutuhannya. Sedangkan menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata diartikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Di samping itu, kepariwisataan digunakan sebagai padanan kata tourism dalam konteks kesisteman yang luas, mencakup keterkaitan antara pasar wisatawan, daerah tujuan wisata, dan upaya-upaya untuk menghubungkan antara wisatawan dengan destinasi, misalnya transportasi dan peran pemasaran dan promosi. Mc. Intosh, Goeldner dan Richie (1995) menyatakan bahwa kepariwisataan adalah “Akumulasi dari fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi wisatawan, pelaku bisnis, penyedia barang dan jasa, pemerintah dan masyarakat setempat dalam proses menarik dan menjadi tuan rumah bagi sejumlah wisatawan dan pengunjung lainnya”. Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang tertera pada UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, di mana kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi dan multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat komponen (Mill and Morrison, 1992) di mana masing-masing komponen tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Komponen- komponen tersebut adalah:

2-7

a. Market (pasar) Keputusan untuk berwisata dan menjadi wisatawan dapat dipahami melalui analisis terhadap segmen pasar. Keputusan berwisata dilakukan jika seseorang telah memahami bahwa berwisata akan memuaskan kebutuhannya. Model perilaku konsumen merupakan salah satu cara untuk memahami proses tersebut. b. Destination (daerah tujuan wisata) Terdiri dari atraksi dan jasa yang dikonsumsi oleh wisatawan; masing- masing memiliki ketergantungan yang tinggi untuk mencapai kesuksesan suatu destinasi. c. Travel (perjalanan) Pemilihan ke mana, kapan, dan bagaimana perjalanan tersebut akan dilakukan diperlukan untuk mengetahui pola perjalanan wisatawan eksisting, regional, nasional, internasional, dan memperkirakan pola perjalanan di masa yang akan datang. d. Marketing (pemasaran) Pengembangan rencana pemasaran, pemilihan marketing mix yang sesuai, serta pemilihan jalur distribusi akan menentukan sukses tidaknya usaha destinasi mendorong wisatawan untuk datang.

Di dalam sistem kepariwisataan yang paling mendasar, ada tiga elemen dasar yang di dalamnya dapat menjadi isu strategis sebagai fokus pertimbangan dalam kajian kepariwisataan itu sendiri yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan wisatawan, yang mencakup sektor industri pariwisata serta elemen geografi dalam seluruh perjalanannya. Cooper et. al (1993) menyebutkan tiga elemen dasar tersebut, yaitu: a. Wisatawan; yang memegang peranan utama dalam sistem. Bagaimana pun pariwisata adalah pengalaman manusia yang dinikmati, diantisipasi dan dikenang sebagai sesuatu yang menyenangkan.

2-8

b. Elemen Geografik, yang terdiri dari: 1) Daerah asal pengunjung (pasar) di mana terdapat faktor-faktor pendorong yang memotivasi perjalanan, 2) Daerah tujuan wisata, yang merupakan tujuan akhir, tempat tumbuhnya faktor-faktor penarik, dan 3) Daerah transit, yang dilintasi dalam perjalanan, dapat juga menjadi daerah tujuan antara. c. Industri pariwisata, berbagai bisnis dan organisasi yang terlibat dalam pengadaan produk wisata. Industri pariwisata sangat tergantung pada berbagai sektor lain dalam mencapai keberhasilan.

Gambar 2.2 Sistem Kepariwisataan

Sumber: Mill and Morisson, 1992

Elemen-elemen tersebut di atas yang telah dijelaskan sebelumnya berasal dari sebuah model yang disebut sebagai Leiper’s model, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

2-9

Gambar 2.3 Leiper’s Model –Sistem Dasar Kepariwisataan

Sumber: Leiper (1990) dalam Cooper et al. (1993)

Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan juga, bahwa pariwisata sebagai suatu sistem sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi, tren global, cuaca dan iklim, manusia, dan lain sebagainya. Faktor-faktor eksternal tersebut seringkali menjadi faktor di luar kendali pariwisata.

3. Pemahaman Mengenai Kegiatan Kepariwisataan Pariwisata sebagai salah satu industri yang tumbuh, berkembang dan memiliki prospek cukup menjanjikan, baik secara regional maupun internasional, dapat dianggap sebagai peluang baru bagi tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor usaha terkait.

Pariwisata sendiri sebenarnya merupakan industri yang memiliki keterkaitan erat dengan sektor lainnya, seperti pendidikan, kebudayaan, teknologi, perdagangan dan perindustrian, perbankan, dan keamanan. Keterkaitan tersebut dapat berbentuk penyediaan produk-produk dan jasa layanan yang dibutuhkan dalam kegiatan pariwisata (tourist products) atau bisa disebut keterkaitan langsung, maupun dalam bentuk keterkaitan tak langsung seperti, pembinaan pengrajin yang dilakukan oleh instansi di luar

2-10

pariwisata, atau perluasan dan perbaikan jalan yang dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan bentuk lainnya.

Sementara untuk melihat peluang diciptakannya suatu program kemitraan usaha pariwisata, dapat digali dengan melihat pada mata rantai kegiatan pariwisata yang terjadi di suatu daerah. Dalam hal ini pembatasan pengamatan berdasarkan geografis (daerah) menjadi penting mengingat, mata rantai yang terjadi dipengaruhi oleh tingkat intensitas kegiatan wisata, tingkat pertumbuhan kepariwisataan, dan potensi-potensi lokal yang dimiliki berlainan antara satu daerah dengan daerah lain.

Gambar 2.4 Diagram Keterkaitan Industri Pariwisata dengan Bidang dan Sektor Lain

Perdagangan & Perindustrian

Pendidikan & Perhubungan & Kebudayaan Transportasi

PARIWISATA

Keamanan & Teknologi Keimigrasian

Perbankan & Jasa Keuangan

Sumber : Modifikasi model, Inskeep 1991

Rantai kegiatan pariwisata dapat pula dicermati dengan melihat pada siklus kegiatan pariwisata secara umum. Mata rantai dibawah sebenarnya memuat berbagai kegiatan yang terkait secara langsung dan memberikan peluang tumbuhnya kerjasama usaha. Sebagai gambaran misalnya dapat dilihat pada usaha akomodasi yang memiliki keterkaitan langsung dengan berbagai

2-11

kegiatan seperti pertanian/peternakan dan kerajinan yang bertindak selaku pemasok bahan baku penolong (makanan dan interior pendukung/souvenir).

Masih banyak sebenarnya yang dapat digali dari berbagai kemungkinan kerjasama usaha, salah satunya adalah bentuk Usaha Kemitraan Pariwisata. Namun sebagai langkah awal, perlu adanya penekanan kegiatan pada usaha menemukenali pola yang akan diterapkan dalam kemitraan tersebut, serta usaha mempertemukan antara para pengelola usaha pariwisata dengan usaha kecil potensial di sekitar daerah wisata yang menjadi sasaran kegiatan.

Gambar 2.5 Diagram Mata Rantai Kegiatan Wisata Secara Umum

Sumber: Modifikasi model, Inskeep 1991

4. Dimensi Interaksi dalam Pengembangan Kegiatan Pariwisata Dari sudut pandang sosiologi, kegiatan pariwisata sekurang-kurangnya mencakup tiga dimensi interaksi, yaitu: kultural, politik, dan bisnis. Dalam dimensi interaksi kultural, kegiatan pariwisata memberi ajang kulturasi budaya berbagai macam etnis dan bangsa. Melalui pariwisata, kebudayaan masyarakat tradisional agraris sedemikian rupa bertemu dan berpadu dengan kebudayaan masyarakat modern industrial. Kebudayaan-

2-12

kebudayaan itu saling menyapa, saling bersentuhan, saling beradaptasi dan tidak jarang kemudian menciptakan produk-produk budaya baru.

Dalam dimensi interaksi politik, kegiatan pariwisata dapat menciptakan dua kemungkinan ekstrim, yaitu: (1) persahabatan antar etnis dan antarbangsa, dan (2) bentuk-bentuk penindasan, eksploitasi dan neokolonialisme. Di satu pihak, melalui pariwisata, masing-masing etnis dan bangsa dapat mengetahui atau mengenal tabiat, kemauan dan kepentingan etnis dan bangsa lain.

Pengetahuan demikian dapat memudahkan pembinaan persahabatan atau memupuk rasa satu sepenanggungan. Tetapi di lain pihak, melalui pariwisata pula, dapat tercipta bentuk ketergantungan suatu etnis atau bangsa kepada etnis atau bangsa lain. Misalnya, meningkatnya ketergantungan pendapatan negara sedang berkembang kepada wisatawan dari negara maju.

Sedangkan dalam dimensi interaksi bisnis, kegiatan pariwisata terlihat menawarkan bertemunya unit-unit usaha yang menyajikan bermacam- macam keperluan wisatawan. Bentuk yang disajikan oleh unit-unit usaha ini dapat berupa barang, ataupun jasa. Adapun rentangannya dapat berupa berskala lokal, nasional, atau internasional.

5. Dampak Berganda Pariwisata Dalam kepariwisataan pembelanjaan wisatawan (tourist expenditure) hanyalah menunjukan tahap awal dari dampak ekonomi pariwisata terhadap suatu daerah/kawasan pariwisata. Selanjutnya jumlah pembelanjaan tersebut akan memberikan dampak berganda (multiplier effects) terhadap berbagai komponen dalam usaha pariwisata, yang memiliki kemampuan untuk menyerap dampak tersebut, baik dalam bentuk pemenuhan pasokan barang maupun jasa layanan wisata.

Besarnya angka pengganda ini menjadi sangat penting serta menggambarkan besarnya tingkat pemerataan keuntungan ekonomis, yang dapat diterima oleh komunitas atau masyarakat lokal dari adanya kegiatan pariwisata di suatu daerah/kawasan wisata. Besarnya angka pengganda ini tergantung kepada kompleksitas kegiatan ekonomi di daerah yang

2-13

bersangkutan, intensitas kegiatan pariwisata, tingkat kebutuhan impor untuk kebutuhan pariwisata, serta kemampuan usaha-usaha formal dan informal setempat dalam memenuhi permintaan kebutuhan para pelaku usaha pariwisata, untuk dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah/kawasan yang bersangkutan.

Kemampuan daya serap usaha lokal terhadap dampak pembelanjaan wisatawan tersebut akan berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat kebocoran (leackages), dan perkembangan serta pertumbuhan usaha-usaha lokal itu sendiri. Kebocoran yang terjadi sebenarnya dapat diminimalisasi dengan pemberdayaan usaha-usaha lokal untuk mendukung pemenuhan kebutuhan wisatawan.

Dari konsep di atas, secara teoritis masyarakat lokal yang berada di sekitar suatu kawasan pariwisata seharusnya menjadi pihak pertama yang memperoleh dampak tersebut. Namun dalam kenyataan mayoritas masyarakat lokal di sekitar kawasan pariwisata masih berperan sebagai “penonton” semata, bahkan yang lebih parah kadang justru menjadi obyek wisata tanpa menerima kompensasi apapun dari wisatawan yang datang. Sementara individu atau para pelaku usaha yang berasal dari luar kawasan tersebut justru menerima hasil yang melimpah, baik melalui hotel, restoran, agen perjalanan atau sebagai pemandu wisata.

Kondisi di atas diperburuk lagi dengan kegiatan pengadaan bahan baku dan layanan yang didatangkan dari luar daerah yang bersangkutan (impor), dan bukan merupakan hasil produksi dari masyarakat setempat. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kebocoran pendapatan yang seharusnya dapat diterima oleh masyarakat lokal.

Hal di atas sebenarnya terjadi karena belum adanya titik temu dalam hal pemenuhan kebutuhan (baik kualitas, kuantitas dan kontinuitas) yang dituntut oleh para pelaku sektor formal. Sementara di satu sisi, para pelaku sektor informal masih berhadapan dengan berbagai permasalahan mendasar, meliputi modal kerja, manajemen usaha dan produktivitas kerja.

2-14

Dua sisi inilah yang seharusnya dipertemukan melalui suatu bentuk kemitraan, yang dalam hal ini diawali dengan komitmen kedua belah pihak untuk saling mendukung, mengembangkan serta memelihara kegiatan kemitraan yang akan dijalankan.

6. Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan Konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang akan diterapkan sebagai pendekatan fundamental dalam penyusunan RIPPARPROV Sumatera Selatan merupakan konsep dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam perumusan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPPARPROV) dan program pembangunannya.

Dengan demikian seluruh rencana pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dirumuskan dengan berpedoman pada konsepsi ini. Untuk lebih optimalnya operasionalisasi konsep ini dan juga disesuaikan dengan karakteristik dan lingkup perencanaan, maka didukung pula oleh, konsep pariwisata berkelanjutan, konsep community live hoods, konsep manajemen strategis, konsep perwilayahan dan klaster pengembangan, serta konsep sinergi stakeholders. Sebagaimana dipahami bahwa pariwisata adalah sebuah aktivitas dimana dalam operasionalisasi maupun pengembangannya perlu adanya keseimbangan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karenanya, pelaksanaan pembangunan harus berdasar pada daya dukung lingkungan; dapat meningkatkan keselarasan dan keseimbangan dan meningkatkan ketahanan sistem serta tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup

Pariwisata berkelanjutan merupakan sebuah isu dan telah menjadi visi pengembangan pariwisata di dunia saat ini dan masa datang. Hal ini secara tegas telah disampaikan oleh UNWTO dengan merekomendasikan pedoman dan manual penerapan pembangunan pariwisata secara berkelanjutan. Setiap negara dan daerah perlu secara bertahap untuk menerapkan pendekatan ini dalam pembangunan kepariwisataannya. Pembangunan yang berkelanjutan merupakan pedoman dasar bagi pengelola pariwisata

2-15

yang berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya agar dapat dimanfaatkan dalam pembangunan.

Konsep ini merupakan sebuah konsep ideal bagi pengembangan pariwisata dimana dalam pengembangannya, pariwisata harus mampu melakukan pengembangan secara seimbang antara aspek ekonomi-lingkungan-sosial budaya, sehingga pemanfaatan sumberdaya pariwisata dapat dilakukan secara lestari dan bertanggung jawab tanpa merusak atau mengurangi nilai sumber daya yang dimiliki. Hal ini dimaksudkan agar upaya komersialisasi (ekonomi) selaras dengan upaya konservasi sumber daya agar tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang.

Disamping itu, perlunya pelaksanaan pembangunan pariwisata berkelanjutan juga terkait dengan semakin meingkatnya apreasiasi konsumen yang semakin tinggi dan menuntut suatu destinasi wisata untuk memperhatikan keseimbangan kualitas lingkungan dan sosial budaya dengan pengembangan ekonomi.

Prinsip-prinsip dan sasaran-sasaran dari Piagam Pariwisata Berkelanjutan yang direkomendasikan UNWTO tahun 2004 adalah bahwa: a. Pembangunan pariwisata harus berdasarkan kriteria keberlanjutan dapat didukung secara ekologis dalam waktu yang lama, layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial bagi masyarakat setempat. b. Pariwisata harus berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan dan diintegrasikan dengan lingkungan alam, budaya dan manusia. c. Pemerintah dan otoritas yang kompeten, dengan partisipasi lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat setempat harus mengambil tindakan untuk mengintegrasikan perencanaan pariwisata sebagai kontribusi kepada pembangunan berkelanjutan.

2-16

d. Pemerintah dan organisasi multilateral harus memprioritaskan dan memperkuat bantuan, langsung atau tidak langsung, kepada proyek-proyek pariwisata yang berkontribusi kepada perbaikan kualitas lingkungan. e. Ruang-ruang dengan lingkungan dan budaya yang rentan saat ini maupun di masa depan harus diberi prioritas khusus dalam hal kerja sama teknis dan bantuan keuangan untuk pembangunan pariwisata berkelanjutan. f. Promosi/dukungan terhadap berbagai bentuk alternatif pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. g. Pemerintah harus mendukung dan berpartisipasi dalam penciptaan jaringan untuk penelitian, diseminasi informasi dan transfer pengetahuan tentang pariwisata dan teknologi pariwisata berkelanjutan. h. Penetapan kebijakan pariwisata berkelanjutan memerlukan dukungan dan sistem pengelolaan pariwisata yang ramah lingkungan, studi kelayakan untuk transformasi sektor, dan pelaksanaan berbagai proyek percontohan dan pengembangan program kerjasama internasional.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, dikembangkan indikator-indikator yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu destinasi pariwisata, sebagai arah kemana program pembangunan pariwisata harus dilakukan atau ukuran keberhasilan yang harus dicapai, jadi bukan semata jumlah kunjungan wisatawan. Indikator-indikator, yang saat ini berjumlah lebih dari 500 indikator, dikelompokkan dalam aspek sebagai berikut: a. Kesejahteraan (well being) masyarakat tuan rumah; b. Terlindunginya aset-aset budaya; c. Partisipasi masyarakat; d. Kepuasan wisatawan; e. Jaminan kesehatan dan keselamatan;

2-17

f. Manfaat ekonomi; g. Perlindungan terhadap aset alami; h. Pengelolaan sumber daya alam yang langka; i. Pembatasan dampak; dan j. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

Dalam penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan Provinsi Sumatera Selatan, disamping mempertimbangkan kemampuan daya saing Provinsi Sumatera Selatan sebagai destinasi pariwisata, pengembangan pariwisata perlu senantiasa memperhatikan: a. Sistem nilai dan identitas ODTW dan destinasi; b. Standarisasi pelayanan dan fasilitas pariwisata; c. Tingkat pemanfaatan (intensitas) dan perilaku pemanfaatan; d. Pengaturan kewilayahan, waktu, dan tingkat pengembangan; e. Daya dukung lingkungan dan sosial; f. Tingkat keterlibatan masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, Rachel Dodds and Marion Joppe (2001) di Toronto mengembangkan “Green Tourism” dengan 4 (empat) elemen pokok, yaitu: a. Enviromental Resposibility Elemen ini menyatakan bahwa pelu adanya perlindungan lingkungan dalam upaya untuk menjamin kelangsungan ekosistem wilayah. b. Local Economic Pengembangan pariwisata harus mendukung kelangsungan ekonomi komunitas. c. Cultural Diversity Ddalam pengembangan pariwisata harus mengangkat kekayaan budaya dari masyarakat. d. Experiental Richness Perlu dikembangkan aktivitas-aktivitas yang bersifat partisipatif terhadap lingkungan, masyarakat, serta budaya wilayah tersebut.

2-18

Pada tingkat implementasi, penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan dihadapkan pada sederetan tantangan, antara lain: a. Pengembangan kebijakan dan implementasi kebijakan terhadap pengembangan pariwisata. b. Kemampuan pengembangan dan pengemasan produk wisata yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan beserta Rencana Tindak-nya, untuk meningkatkan kreativitas pengembangan produk wisata yang selaras dengan profil wilayah dan kecenderungan permintaan wisatawan (faktor penentu dan kompetisi). c. Peran serta aktif stakeholders pariwisata dalam setiap proses pengembangan pariwisata. d. Konsistensi dalam melaksanakan dan mengembangkan standar dan kualitas dalam setiap unsur atribut dan produk wisata.

Dari uraian di atas, pengembangan pariwisata secara berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan perlu dikembangkan dengan berorientasi pada: a. Pengembangan kebijakan dan implementasi kebijakan Provinsi Sumatera Selatan terhadap pengembangan pariwisata. Pengembangan kepariwisataan memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sektor-sektor lain (multisektor), dalam hal ini pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan harus memiliki peran sebagai pemikat and keterkaitan bisnis. Dalam keterkaitan bisnis Provinsi Sumatera Selatan sebagai destinasi pariwisata berupaya mengembangkan perannya yang mampu menciptakan sinergitas antar sektor dalam pelaksanaan pembangunannya. Lalu sebagai pemikat, Provinsi Sumatera Selatan memiliki fungsi untuk mengemas sumber daya menjadi aktivitas maupun produk yang mampu menarik wisatawan. Dalam hal ini pengembangan

2-19

kebijakan pengembangan pariwisata harus selaras dengan kebijakan dan pembangunan wilayah. b. Penggalian dan penerapan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat menjadi unsur dan atribut produk wisata. c. Sebagai satu kesatuan wilayah yang utuh, dengan kekhasan dan keragaman ciri khas masing-masing, Provinsi Sumatera Selatan diharapkan mampu mengakomodir ciri religius dalam mengembangkan sektor pariwisata. d. Komunikasi dan kerjasama antar stakeholders dalam menumbuhkembangkan identitas, standar, dan kualitas dalam mengelola kegiatan pariwisata. e. Dengan makin tingginya tingkat persaingan dalam pengembangan pariwisata, perlu adanya kesiapan dan komitmen bersama antar stakeholders dalam upaya menciptakan situasi wilayah yang sangat kondusif bagi kegiatan pariwisata. Kondisi ini dapat dimungkinkan dengan adanya komunikasi dan kerjasama yang intensif dan komprehensif dalam penetapan kebijakan maupun arah pengembangan Provinsi Sumatera Selatan. f. Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan diwujudkan dalam kerangka pelestarian fungsi-fungsi sosiologis dan ekologis secara konsisten dan bertanggung jawab. g. Dalam pelaksanaannya, kebijakan pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan diarahkan kepada pelestarian sumber daya serta identitas masyarakat. Ini dapat dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan proyeksi pertumbuhan pasar, serta kesiapan masyarakat dalam mendukung pengembangan kegiatan pariwisata. h. Pembangunan pariwisata yang memberikan ruang dan peran serta yang nyata pada masyarakat. i. Penetapan atribut produk pariwisata dilakukan dengan mengkonversi aktivitas pariwisata yang dapat melibatkan

2-20

masyarakat, dengan mengkombinasikannya aktivitas masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mendukung aktivitas pariwisata. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan manfaat dari kegiatan pariwisata sehingga timbulnya kesadaran akan pentingnya kegiatan pariwisata. Dengan kondisi tersebut diharapkan akan mampu memberikan kondisi yang kondusif dalam kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

Untuk menumbuhkan daya saing pada penerapan konsep pariwisata berkelanjutan dalam pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, secara operasional dilakukan dengan menggunakan kombinasi Pendekakan Berbasis Sumber Daya dan Pendekatan Berbasis Pasar, dengan pemahaman bahwa secara umum Pendekakan Berbasis Sumber Daya dikembangkan dengan mengadopsi pemahaman akan kecenderungan pasar dan lingkungan strategis.

Implementasi konsep Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan dikembangkan dengan kesadaran bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang memiliki ciri pengembangan melalui ketersediaan dan kemampuan sumberdaya pariwisata, kemampuan wilayah, pengorganisasian, dan masyarakat.

Secara operasional, penerapan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

2-21

Gambar 2.6 Usulan Paradigma Konsep Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan Sebagai Destinasi Pariwisata

PARIWISATA BERKELANJUTAN

Mempertahankan/ Memperluas/ Menyeimbangkan Meningkatkan Peningkatan Meningkatkan Meningkatkan fungsi-fungsi kualitas kualitas sumber daya pengalaman pada kualitas & Kemampuan kehidupan pengguna lainnya kekuatan ekonomi masyarakat (wisatawan) sumber daya

Sumber: Modifikasi model Manente, 2005

Pembangunan pariwisata melalui pendekatan ini diyakini akan lebih dapat diterima oleh masyarakat dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, dengan tetap memiliki manfaat ekonomi serta menciptakan Efek Berganda yang tinggi. Oleh sebab itu, pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan perlu mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor yang saling berkait dan yang diperkirakan akan menjadi faktor pengganggu. Dalam mengembangkan Provinsi Sumatera Selatan sebagai destinasi pariwisata, tidak hanya aspek daya tarik sebuah hal yang paling esensial namun aspek-aspek lain perlu diperhatikan.

Dengan demikian, maka diharapkan bahwa pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dapat tumbuh berkembang secara dinamis dan produktif dalam rangka mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar halaman selanjutnya:

2-22

Gambar 2.7 Implementasi Konsep Pariwisata Berkelanjutan Di Provinsi Sumatera Selatan ANALISIS LINGKUNGAN ANALISIS INTERNAL ANALISIS PASAR

Kemampuan menciptakan Pemanfaatan & peningkatan kesempatan melalui Pemetaan & penajaman kapasitas sumberdaya pemanfaatan tren lingkungan segmentasi pasar pariwisata strategis

Pengembangan DAYA BEDA PARIWISATA BERDAYA SAING Pengembangan PRODUK DESTINASI SEGMEN PASAR YANG TAJAM

PENANGANAN SECARA SISTEMATIS TERHADAP KOMPLEKSITAS IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

7. Pendekatan Honey Pot (Klaster Pengembangan) Kawasan Wisata adalah sebuah lokasi dari sekumpulan daya tarik wisata dan fasilitas serta pelayanan wisata dimana wisatawan memilih untuk mengunjungi lokasi tersebut. Konsep dari kawasan wisata sebagai destinasi (masyarakat, daya tarik, dan akses menju objek) digunakan untuk beberapa alasan. Hal ini memperlihatkan peranan yang signifikan dalam arus wisatawan, penyediaan pelayanan bagi wisatawan. Konsep pengembangan kawasan ini harus memperhatikan prinsip-prinsip penyebaran agar tidak terjadi penumpukan di suatu area tertentu.

Perencanaan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan disamping mengadopsi konsep perwilayahan, juga menerapkan pendekatan yang didasarkan kepada pengelompokan-pengelompokan sumber daya yang dimiliki oleh wilayah- wilayah di Provinsi Sumatera Selatan. Honey Pot adalah sebuah konsep yang dikembangkan dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik pengelompokan fasilitas dan aktivitas, dimana pengelompokan tersebut didasarkan kepada kemampuan daya dukung sumberdaya.

Pengembangan konsep honey pot merupakan tingkat perencanaan yang meliputi suatu kawasan (Development Area), umumnya tidak

2-23

memperhatikan batas-batas administratif, dan memiliki sejumlah site/atraksi wisata yang potensial. Perencanaan pengembangan klaster (local area) merupakan aplikasi regional tourism plan atau rencana pariwisata regionalsecara lebih terinci untuk suatu daerah perencanaan pengembangan destinasi wisata.

Penerapan konsep Honey Pot pada pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: a. Jenis dan Karakter Daya Tarik Wisata Kesamaan jenis dan karakter DTW pada suatu lokasi akan efektif dalam pengembangan dan pemasarannya apabila dirangkai dalam suatu jaringan keterkaitan membentuk area pengembangan pariwisata (kawasan wisata) dengan karakter spesifik. b. Kesamaan Arah dan Cara Pencapaian/ Persiapan Perjalanan Kesamaan arah dan cara pencapaian ke lokasi pada beberapa DTW akan menguntungkan untuk dikembangkan apabila dirangkai dalam suatu jaringan keterkaitan membentuk satu kawasan pengembangan pariwisata. c. Efisiensi Waktu Pencapaian Sebaran sejumlah DTW yang secara waktu tempuh pencapaian dimungkinkan dijangkau dalam waktu yang efisien akan efektif apabila dirangkai dalam suatu jaringan keterkaitan membentuk satu kawasan pengembangan pariwisata. d. Kedudukan Sebaran Daya Tarik Wisata Secara Geografis Sebaran DTW pada suatu lokasi yang secara fisik berdekatan akan efektif apabila dirangkai dalam suatu jaringan keterkaitan yang membentuk satu zona pengembangan pariwisata.

Penerapan konsep honey pot pada pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan memiliki fungsi sebagai berikut: a. Memperkuat identitas kawasan/klaster.

2-24

b. Menumbuhkembangkan kapasitas kawasan dan hubungan intra kawasan. c. Menumbuhkembangkan nilai beda antar kawasan dan hubungan antar kawasan. d. Menghindari konflik pemanfaatan yang tidak sesuai (fasilitas, aktivitas). e. Meningkatkan daya dukung tapak (pertimbangan lingkungan).

Gambar 2.8 Model Pengembangan Perwilayahan (Zona dan Sub-Zona) Pariwisata Destination Zone Region Service facilities things to see and do

Non Attraction Area

Entrance Circulation Corridor Market Access Land, air water-entire visual Potential travelers, tourists, recreation

Sumber: Regional Planning Concept, Gunn 1993:126

8. Sinergitas Pelaku Pariwisata Pembangunan kepariwisataan memerlukan landasan yang kokoh antara lain kebijakan strategis untuk dapat menciptakan partisipasi aktif seluruh lapisan guna memanfaatkan aktivitas pembangunan kepariwisataan secara luas untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan kepariwisataan adalah pembangunan yang mencoba untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan lingkungan, meningkatkan pendapatan daerah, dan mempertahankan budaya, yang melibatkan seluruh stakeholders-nya dalam suatu sinergi. Permasalahan yang sering muncul dalam pengembangan kepariwisataan nasional maupun pada tingkat destinasi adalah sinergi antar stakeholders pariwisata dalam

2-25

merumuskan arah pembangunan dan pengembangan kepariwisataan. Hal yang sering terjadi adalah dalam penetapan rencana pengembangan pariwisata umumnya kurang terjadi suatu kordinasi antar stakeholders dalam hal ini bahwa pengembangan dan perencanaan pariwisata dapat dikatakan kurang optimal mengingat bahwa kegiatan pariwisata adalah kegiatan multidisiplin dan multisektoral. Menurut penelitian Bill Fualkner, Griffith University yang mengatakan bahwa “effective involvement & coordination all of stakeholder who have a role of play in tourism development and/or potentially affected by such development”. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kurang terjadinya sinergi antar stakeholders dalam menyusun rencana serta pengelolaan pariwisata di mengakibatkan pengembangan kepariwisataan kurang optimal. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam rangka pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan sebagai suatu destinasi wisata unggulan, maka dalam proses perencanaannya harus melibatkan berbagai pihak yang terkait satu dengan lainnya. Dengan kata lain diperlukan koordinasi yang tinggi antara Dinas di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya yang menangani bidang kepariwisataan dengan pembina kepariwisataan di tingkat Kabupaten/Kota maupun dengan pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan pembangunan kepariwisataan di wilayah ini. Selain itu, penyusunan Review RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2015 juga harus diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dengan tepat, yang sesuai dengan karakteristik daerah serta melibatkan seluruh stakeholders yang ada. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, yang akan berdampak pada pendapatan daerah yang berarti pula peningkatan pendapatan masyarakat.

Masih terbatasnya kinerja kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan seperti kualitas produk wisata yang sebagian besar masih belum bersifat customize atau market oriented, lemahnya kemampuan pengelolaan, serta tingkat

2-26

pertambahan investasi kurang optimal, memperlihatkan bahwa penetapan pariwisata sebagai sektor prioritas dan andalan pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan belum dapat diwujudkan secara optimal, dimana pembangunan kepariwisataan telah dipilih oleh banyak negara sebagai salah satu generator perekonomian.

Salah satu faktor penyebabnya adalah bahwa dalam proses pembangunan pariwisata daerah kurang mengakomodasi kepentingan para stakeholdersnya. Penetapan sektor pariwisata sebagai sektor andalan seharusnya didukung oleh tindakan-tindakan kolektif pembangunan yang mampu menciptakan sinergi para pelakunya guna diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut.

Salah satu penyebab utama kurang berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi wisata adalah perencanaan pembangunan pariwisata yang dilakukan kurang mengakomodir kepentingan para stakeholders-nya, padahal pariwisata seharusnya didukung oleh tindakan-tindakan kolektif yang mampu menciptakan sinergi para pelakunya. Perencanaan yang efektif merupakan proses kompleks dan dalam perancangannya melibatkan banyak pihak, sehingga membutuhkan sinergi dengan pihak-pihak tersebut. Kotler, Haider, dan Rein (1993) mengemukakan bahwa mekanisme antar stakeholders yang terlibat harus dikondisikan sedemikian rupa untuk dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan kepariwisataan daerah. Merujuk pada isu kepariwisataan yang berkembang di Provinsi Sumatera Selatan, maka BAPPEDA dan Dinas yang membawahi Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan perlu menekankan aktivitas kepariwisataannya dengan berorientasi pada nilai-nilai dan ekspektasi stakeholders. Sinergi merupakan kebutuhan yang essensial dalam proses perencanaan, mengingat banyak pihak yang terlibat didalamnya, sehingga dapat menghasilkan perencanaan yang efektif. Perencanaan tersebut harus mampu mengakomodasikan harapan stakeholders dalam mengelola kompleksitas pembangunan yang

2-27

ada, serta mengelola pemanfaatan sumber daya yang tersedia, termasuk ketersediaan dana yang memadai.

Berbagai gambaran tersebut menunjukkan diperlukannya suatu perencanaan kepariwisataan yang mampu mendayagunakan kapasitas kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan dalam mencapai sasaran- sasaran yang ditetapkan, yaitu perumusan dan penciptaan suatu perencanaan yang dapat menciptakan suatu sinergi dalam bentuk tindakan kolektif antar stakeholders kepariwisataan. Stakeholders kepariwisataan yang dimaksud adalah pemerintah selaku regulator dan fasilitator pembangunan pariwisata, pihak swasta selaku aktor yang terlibat langsung dalam berbagai bentuk usaha dan kegiatan pariwisata, serta masyarakat selaku host community, termasuk pula di dalammya berbagai lembaga swadaya masyrakat (LSM), organisasi kemasyarakatan, maupun lembaga- lembaga adat.

Gambar 2.9 Pola Hubungan Stakeholders Kepariwisataan

PEMERI NTAH

WISATA WAN

MASYA SWASTA RAKAT

Keseluruh stakeholders pariwisata tersebut harus terlibat secara aktif dan saling mendukung dalam suatu sinergi dalam melaksanakan pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk itu proses dan bentuk

2-28

perencanaan kepariwisataan harus mampu melibatkan dan mengakomodasikan berbagai kebutuhan, minat, dan interest para stakeholders-nya, sehingga pelaksanaan pembangunan kepariwisataan tidak merugikan salah satu pihak dan bahkan mampu menguntungkan semua pihak.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlui disusun suatu model perencanaan sinergi stakeholders yang sesuai dengan kondisi pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan, yang mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang secara langsung akan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah.

Dalam rangka menyelenggarakan perencanaan pengembangan yang efektif, diperlukan aktivitas perencanaan yang memadai, sebagai salah satu fungsi fundamental perencanaan. Perencanaan yang efektif merupakan proses yang kompleks dan dalam perancangannya melibatkan banyak pihak, sehingga membutuhkan sinergi dengan pihak-pihak terkait. Inti dari koordinasi perencanaan adalah arus informasi dan proses komunikasi antar lembaga perencanaan dengan para stakeholders. Hal tersebut merupakan fungsi dari perencanaan dan sekaligus merupakan hal yang paling azasi dari semua fungsi manajerial. Hal tersebut berlaku pula untuk pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, maka diperlukan rencana pembangunan kepariwisataan yang mampu mengakomodasikan seluruh unsur pembangunannya, serta mampu mengelola pemanfaatan sumber daya aktual dan potensial dengan tepat. Kesemuanya itu dilakukan dalam upaya menciptakan sinergi stakeholders. Kepariwisataan melibatkan banyak pelaku (stakeholders) pada setiap tahapan pembangunan. Oleh karena itu kepariwisataan sebagai sebuah global socio-economic system memerlukan penanganan yang sinergis, dengan menjabarkan logika–logika pembangunan kepariwisataan ke dalam perencanaan program maupun prosedur yang tepat dan sesuai.

2-29

Perencanaan sinergi stakeholders kepariwisataan adalah perencanaan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembangunan kepariwisataan dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan, pendapatan daerah, dan mempertahankan budaya, melalui perencanaan yang melibatkan seluruh stakeholders-nya dalam suatu sinergi. Karena hakikat dari pembangunan kepariwisataan tersebut, maka perencanaan yang dirumuskan harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan holistik yang memungkinkan tercapainya sinergi di antara bagian/sub satuan yang ada.

9. Keterlibatan Masyarakat dalam Sektor Pariwisata Keterlibatan masyarakat yang dijelaskan meliputi jenis keterlibatan dan tingkat keterlibatannya. a. Jenis Keterlibatan Masyarakat dalam Pariwisata Pada dasarnya masyarakat lokal memiliki pengetahuan tentang fenomena alam dan budaya yang ada di sekitarnya, Conyers (1991) dalam Indrayani (2011). Namun, mereka tidak memiliki kemampuan secara finansial yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya. Sejak beberapa tahun terakhir ini, potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal tersebut dimanfaatkan oleh para pengelola wilayah yang dilindungi dan pengusaha pariwisata untuk diikutsertakan dalam menjaga kelestarian dan biodiversitas yang ada di daerahnya (Al Tabri, 2010).

Masyarakat lokal diharuskan terlibat secara aktif dalam pengembangan pariwisata. Lebih jauh, pariwisata juga diharapkan memberikan peluang dan akses kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan usaha pendukung pariwisata seperti toko cinderamata, warung makan, dan lain-lain agar masyarakat lokal memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dan secara langsung dari wisatawan, yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.

2-30

Adapun bentuk partisipasi (keterlibatan) masyarakat dalam pembangunan pariwisata adalah sebagai berikut. (Cohen dan Uphof, 1997 dalam file.upi.edu, 2011).

1) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan Masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk menggali permasalahan dan potensi pariwisata yang ada di masyarakat, tantangan, serta peluang yang dihadapi dengan menggunakan sumber daya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat. Adapun acuannya adalah sebagai berikut. a) Mengumpulkan informasi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Bahan informasi dapat digunakan oleh orang lain atau suatu lembaga yang akan mengembangkan objek pariwisata. b) Mempelajari kondisi dan kehidupan di lokasi yang memiliki potensi pengembangan pariwisata, dari dan oleh masyarakat setempat untuk saling berbagi, berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta tindak lanjutnya. c) Informasi yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata.

Bentuk partisipasi tersebut dilaksanakan oleh pengambil kebijakan bersama masyarakat lokal, kelompok pendamping lapangan, dan dari unsur pemerintah desa. Dalam metode ini kelompok pendamping lapangan hanya sebatas fasilitator.

2) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Keterlibatan dalam pengelolaan ini maksudnya adalah agar masyarakat tidak hanya menjadi obyek tapi juga berperan selaku subjek sehingga dapat menikmati keuntungan yang optimal dari

2-31

pengelolaan pariwisata dan dapat menambah sumber pendapatan masyarakat, dari biasanya. Dengan berkembangnya usaha pariwisata berbasis masyarakat, penduduk akan memperoleh pendapatan tambahan sehingga ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya alam akan berkurang. Untuk mendukung upaya ini hendaknya jadwal operasional usaha pariwisata disesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat, agar tidak mengganggu aktivitas rutin masyarakat misalnya tidak mengganggu saat musim panen. Harapan ke depan, keterlibatan/peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata dengan pola pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini adalah agar keuntungan dari usaha pariwisata dapat lebih banyak diterima langsung dan dinikmati oleh masyarakat.

Untuk mencapai harapan ini dapat diterapkan sistem rotasi dalam penyediaan jasa pariwisata. Sistem rotasi dalam hal ini diartikan sebelum pengunjung datang, masyarakat telah mendapatkan informasi tentang kunjungan tersebut sehingga dapat dilakukan pengaturan pembagian penyediaan jasa kepada pengunjung (wisatawan) seperti penginapan, penyediaan makanan, pemandu, dan sebagainya sehingga seluruh masyarakat memperoleh tambahan (Al Tabri, 2010). Tentu pengaturan tersebut harus dikelola dengan baik dengan melibatkan unsur masyarakat yang berkepentingan. Hasil akhir yang diharapkan nantinya adalah sebagian pendapatan dari kunjungan wsiatawan yang datang bisa masuk ke kas desa, dan dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai pembangunan di desa serta kegiatan sosial, pendidikan, dan pemeliharaan lingkungan.

2-32

b. Tingkat Keterlibatan Masyarakat dalam Pariwisata Subadra (2009) dalam Al Tabri (2010) menjelaskan bahwa tingkat keterlibatan masyarakat dalam pariwisata sangat berbeda dan hal ini tergantung dari jenis potensi, pengalaman, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh individu atau masyarakat lokal tersebut. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menyewakan tanahnya kepada operator pariwisata untuk dikembangkan sebagai objek dan daya tarik pariwisata serta turut memantau dampak-dampak yang ditimbulkan sehubungan dengan pengembangan pariwisata tersebut. 2) Bekerja sebagai karyawan ataupun paruh waktu diperusahaan operator pariwisata tersebut. 3) Menyediakan pelayanan jasa kepada operator pariwisata seperti: pelayanan makanan, transportasi, akomodasi, dan panduan berwisata (guiding). 4) Membentuk usaha patungan (joint venture) dengan pihak swasta, dimana masyarakat lokal menyediakan lokasi dan pelayanan jasanya sedangkan pihak swasta menangani masalah pemasaran produk dan manajemen perusahaan. 5) Mengembangkan pariwisata secara mandiri dengan mengutamakan pengembangan pariwisata berbasiskan kemasyarakatan (community-based tourism).

Untuk pengembangan partisipasi masyarakat, perlu pemahaman dasar mengenai partisipasi. Ada beberapa penjelasan mengenai pengertian “partisipasi“. Tingkat-tingkat partisipasi masyarakat tersebut bermanfaat sebagai alat untuk menilai partisipasi nyata di lapangan. Tingkat-tingkat partisipasi masyarakat diuraikan sebagai berikut. 1) Tingkat 1: Pemberitahuan (informing), yaitu hasil yang diputuskan oleh orang luar (pakar, pejabat, dan sebagainya) diberikan kepada

2-33

masyarakat. Komunikasi terjadi satu arah dari luar kepada masyarakat setempat/lokal. 2) Tingkat 2: Pengumpulan informasi (information gathering), yaitumasyarakat menjawabpertanyaan yang diajukan oleh orang luar. Komunikasi bersifat searah dari masyarakat keluar. 3) Tingkat 3: Perundingan (consultion), yaitu pihak luar berkonsultasi dan berunding dengan masyarakat melalui pertemuan atau public hearing dan sebagainya. Komunikasi dilaksanakan dua arah, tetapi masyarakat tidak ikut serta dalam menganalisis atau mengambil keputusan. 4) Tingkat 4: Plakasi/konsiliasi (placation/consoliation), yaitu masyarakat ikut dalam proses pengambilan keputusan yang biasanya sudah diputuskan sebelumnya oleh pihak luar, terutama menyangkut hal-hal penting. Dalam tingkatan ini biasanya masyarakat sering terbuai oleh insentif berupa uang, barang, dan sebagainya. 5) Tingkat 5: Kemitraan (partnership), yaitu masyarakat mengikuti seluruh proses pengambilan keputusan bersama dengan pihak luar, seperti studi kelayakan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan sebagainya. Partisipasi merupakan hak mereka dan bukan kewajiban untuk mencapai sesuatu. Hal ini disebut ”partispasi interaktif“. 6) Tingkat 6: Mobilisasi dengan kemauan sendiri (self-mobilization), yaitu masyarakat mengambil inisiatif sendiri, jika perlu dengan bimbingan dan bantuan pihak luar. Mereka memegang kontrol atas keputusan dan pemanfaatan sumber daya sementara pihak luar hanya memfasilitasi.

2-34

10. Pasar dan Pemasaran Pariwisata a. Pasar Wisata Dalam perkembangannya, istilah pasar pada saat ini memiliki banyak makna. Pada awalnya definisi pasar hanya berupa tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan aktifitas tukar menukar barang.

“Market are group of people with particular needs and wants and one or more product that can be satisfy buyer’s needs and buyer must be willing and able to purchase a product that satisfies their needs and wants.“ (Craven, 2003)

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pasar terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan dengan satu atau beberapa produk yang dapat memenuhi harapan dari pembeli.

Selain itu, untuk melihat celah pasar lebih mendalam digunakan konsep STP (Segmentation, Targeting, Positioning), merupakan suatu konsep yang dalam prosesnya bertahap dari mulai mengidentifikasi pasar, melakukan pemilhan pasar, hingga merealisasikan terhadap pasar sasaran. Berikut bauran dari konsep STP:

1) Segmentasi Pasar (segmentation) Pasar memiliki karakter yang berbeda-beda (heterogen) dimana terdapat berbagai variasi kebutuhan, permintaan, penawaran, serta daya beli. Oleh karena itu dibutuhkan pengelompokan terhadap pasar yang semula bersifat heterogen menjadi homogen. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi terhadap segmen pasar yang ada.

Berikut beberapa variable untuk segmentasi pasat (Boone & Kurtz, 2005. Jorge A. Restrepo): a) Geographic Segmentation Segmentasi geografis membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, provinsi, dan kota.

2-35

b) Demographic Segmentation Dalam segmentasi ini, pasar dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan variabel demografis, yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, agama dan ras. c) Psychographic Segmentation Merupakan segmentasi berdasarkan psikografis yang dibagi berdasarkan gaya hidup atau kepribadian. d) Product-Related Segmentation Segmentasi ini dilihat dari manfaat yang menonjol yang didapat oleh konsumen sehingga mendapatkan suatu citra, kualitas dan harga. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membuat segmentasi pasar, namun beberapa kriteria penentuan haruslah diperhatikan agar mendapatkan efektifitas. Berikut karakteristik dalam penentuan segmentasi pasar: o Dapat diukur, yaitu sejauh mana ukuran dan daya beli segmen dapat diukur, o Dapat diakses, yaitu sejauh mana segmen itu dapat dilayani, o Cukup besar, yaitu sejauh mana segmen itu cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dilayani, o Dapat dilaksanakan, yaitu sejauh mana program yang efektif yang dapat didisain untuk menarik dan melayani segmen.

Setelah mengidentifikasi segmen pasar apa saja yang ada di destinasi, maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi segmen pasar. Ada 2 faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi segmen pasar, yaitu: a) Ukuran dan pertumbuhan segmen Memilih suatu segmen yang memiliki karakteristik dan ukuran pertumbuhan yang tepat. Namun ukuran dan

2-36

pertumbuhan yang tepat bersifat relatif, seperti sasaran segmen yang memiliki tingkat daya beli yang tinggi. b) Tujuan dan sumber daya Sebuah segmen dapat dipilih berdasarkan tujuan yang berbentuk jangka panjang dan penyesuaian dengan sumber daya yang dimiliki sebuah destinasi.

Selain segmentasi, kebutuhan dan keinginan pasar sangat perlu untuk diketahui yaitu melalui preferensi yang dapat diukur dengan persepsi (Cravens, 1996). Preferensi didefinisikan sebagai proses dimana individual memilih apa yang mereka inginkan.

2) Target Pasar (Targeting) Setelah mengevaluasi berbagai segmen, langkah selanjutnya adalah memilih segmen mana yang akan ditargetkan sesuai dengan kebutuhan pemasaran destinasi.

Proses targeting biasanya dilakukan setelah mendapatkan segmentasi pasar yang akan tepat dan meguntungkan. Hasil dari proses targeting adalah berupa target market. Berikut beberapa cara untuk mencapai target pasar yang diinginkan ( Kotler, 1997): a) Undifferentiated Marketing Yaitu strategi pasar yang memperlakukan keseluruhan pasar sebagai pasar potensial yang biasa disebut mass marketing, yaitu melayani seluruh segmen pasar sebagai satu kesatuan dengan produk yang sama. b) Differentiated Marketing Dalam proses ini, pasar yang berdeda akan mendapatkan perlakuan yang berbeda pula. c) Concentrated Marketing Merupakan mass marketing namun memiliki skala yang lebih fokus pada satu segmen saja.

2-37

d) Micro Marketing Dalam tahap ini, pasar dibagi-bagi kembali menjadi lebih detail, bahkan menuju ke tingkat individual.

3) Penempatan Pasar (Positioning) Setelah melakukan proses targeting, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan proses positioning, yaitu menempatkan produk sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran (Craven, 1994). Dalam penempatan produk dapat dilakukan dengan beberapa strategi, diantaranya: 1) Penempatan berdasarkan produk Yaitu dengan menunjukan penampilan produk dengan memperlihatkan perbedaannya dengan produk lain. Dalam sebuah destinasi wisata sangat penting untuk memperlihatkan daya saing melalui keunikan dari destinasinya. 2) Penempatan berdasarkan manfaat produk Bergantung pada sejauh mana produk itu dapat memberikan manfaat bagi pasar. Dalam sebuah destinasi dapat dilihat dari sejauh mana pasar dapat merasakan kepuasan yang didapat dengan berkunjung terhadap destinasi tersebut. 3) Penempatan berdasarkan penggunaan Dilihat dari seberapa banyak pasar yang menggunakan produk itu. Dalam hal destinasi wisata adalah seberapa sering pengunjung datang untuk berekreasi dan tetap akan memilih destinasi tersebut dibandingkan dengan destinasi lain. 4) Penempatan terhadap pesaing Cara ini dilakukan dengan cara memperlihatkan atau mengenalkan produk yang ada terhadap pesaing untuk membandingkan keunggulan yang dimiliki.

2-38

Setelah mengetahui strategi mana yang akan digunakan, langkah selanjutnya dalah pemetaan posisi. Penempatan posisi berisi 3 langkah: mengidentifikasikan sekelompok keunggulan bersaing, memilih keunggulan bersaing, dan secara efektif mengkomunikasikan dan memberikan posisi yang terpilih. Pemetaan posisi dapat terbentuk dari persepsi wisatawan melalui instrumen penelitian berupa daftar periksa dan pedoman wawancara. Berikut contoh dari pemetaan penempatan sebuah destinasi:

Gambar 2.10 Penetapan Posisi Untuk Sebuah Destinasi

Sumber : Craven, 1996

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa : a) Posisi dari destinasi A berada pada tingkatan kualitas produk dan pelayanan sedang dengan besaran harga yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa destinasi A tidak relevan dalam penetapan harga dengan kualitas produk dan pelayanan yang dimilikinya. b) Posisi dari destinasi B berada pada tingkatan kualitas produk dan pelayanan yang sedang dengan besaran harga yang minim.

2-39

Sehingga dapat disimpulkan bahwa destinasi A mempunyai harga, produk dan pelayanan yang dapat mencakup seluruh segmen pasar. c) Posisi dari destinasi C berada pada tingkatan kualitas dan pelayanan produk yang tinggi dengan besaran harga yang minim. Sehingga destinasi ini memiliki daya jual yang rendah namun tetap mementingkan dan menjaga kualitas dari produk. d) Posisi dari destinasi D berada pada tingkatan kulaitas dan pelayanan yang tinggi dengan besaran harga yang tinggi pula. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa destinasi tersebut berupa destinasi yang ekslusif. b. Pemasaran Destinasi Wisata (Tourism Marketing Places) Pendekatan ini tumbuh berkembang sebagai konsekuensi meningkatnya tuntutan persaingan. Meningkatnya persaingan ini ditandai dengan pesatnya perkembangan komunikasi, transportasi, teknologi, dan investasi. Akselerasi atas faktor-faktor tersebut memaksa “tempat” untuk melakukan penyempurnaan dan percepatan tindakan-tindakan secara nyata untuk memobilisasi seluruh sumber- sumber yang dimiliki untuk menjamin kelangsungan aktivitas perekonomian, termasuk di dalamnya kepariwisataan.

Pendekatan pemasaran tempat atau lebih dikenal sebagai strategic marketing places, ditujukan untuk merevitalisasi tempat (Kabupaten, daerah, negara) melalui penggalangan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Keberhasilan pendekatan pemasaran tempat akan tercipta pada kondisi di mana stakeholders kepariwisataan mampu menyelaraskan visi dan tindakan (action) dengan pengharapan (expectation) pasar sasaran yang mencakup wisatawan, aktivitas bisnis, dan investor. Optimalisasi pemanfaatan pendekatan ini menuntut adanya kolaborasi antara komunitas bisnis, publik, dan masyarakat.

2-40

Pendekatan place marketing mengarahkan produk yang heterogen menjadi lebih homogen. Heterogenitas produk akan memberikan rentang alternatif yang terlalu lebar, yang berdampak pada proses pengambilan keputusan yang semakin lama. Proses menghomogenkan produk lebih diarahkan pada upaya memposisikan produk pada potensi pasar tertentu.

Kesimpulan yang dapat diambil dari orientasi baru ini, yakni nilai potensial tempat sebagai produk tidak semata bergantung pada faktor lokasi, iklim dan sumber daya natural, melainkan lebih kepada keinginan manusia, energi, kemampuan, nilai, dan organisasi.

Bersandar pada konsepsi ini, maka kemajuan dan perkembangan kepariwisataan saat ini tidak terlepas dari peran sektor publik dalam menyediakan kebijakan beserta instrumennya, termasuk bidang pemasaran, yang mendukung dan dapat mengantisipasi perkembangan kepariwisataan sebagai industri berbasis jasa.

Selanjutnya, terdapat beberapa faktor pokok yang patut dicermati guna kesuksesan pemasaran tempat, yakni: 1) Menginterpretasikan apa yang sedang menjadi trend di lingkungan sekitar. 2) Memahami kebutuhan, keinginan dan kebiasaan pengambilan keputusan dalam spesifikasi internal dan eksternal konstituen. 3) Membangun Visi yang bersifat nyata atau memungkinkan untuk dilakukan oleh atau pada tempat tersebut. 4) Membuat sebuah rencana aksi untuk mendukung visi tersebut. 5) Membangun kesepakan internal dan organisasi yang efektif. 6) Mengevaluasi setiap tahapan pelaksanaan atau perkembangan yang telah dicapai dari rencana aksi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk dapat memobilisasi seluruh sumber daya pariwisata yang dimiliki guna menciptakan kedekatan produk-pasar, kemampuan beradaptasi Dinas Pariwisata

2-41

sebagai stakeholder pembina kepariwisataan daerah memegang peranan kunci dalam mempercepat perkembangan kepariwisataan di daerah. Dalam konteks destinasi wisata, maka aktivitas pemasaran perlu diarahkan pada peluang yang dimiliki suatu tempat yang berperan sebagai karakter destinasi wisata. Untuk dapat memperlihatkan mekanisme atau keterkaitan konsideran-konsideran pokok dalam merumuskan implementasi pemasaran yang berbasis place marketing yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 2.11 Levels of Place Marketing

Sumber: Kotler, Heider, dan Rein (1993:19)

Metodologi adalah model yang mengandung prinsip-prinsip teoritis dan kerangka yang memberikan petunjuk bagaimana penelitian dilakukan dalam suatu konteks paradigma tertentu, dalam hal ini, penyusunan Review Rencana

2-42

Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan tetap mengacu kepada prinsip-prinsip pelaksanaan kajian. Metodologi ditentukan bukan oleh model penelitian, tetapi oleh prinsip-prinsip yang berkaitan dengan paradigma yang diambil. Mengacu pada pemahaman tersebut, uraian mengenai metodologi yang digunakan dalam penilaian kelayakan terdiri dari dua hal pokok, yaitu tahapan penyusunan dan metoda yang digunakan pada tahap-tahap pekerjaan tersebut.

1. Tahapan Pelaksanaan Kajian

Secara garis besar, pekerjaan penyusunan Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, yaitu: 1) Tahap persiapan, 2) Tahap pengumpulan dan kompilasi data, 3) Tahap identifikasi dan analisis data, 4) Tahap pengembangan konsep dan strategi, serta 5) Tahap pengembangan program tindak. Pada saat ini Review Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dalam tahapan kompilasi data, dan memasuki tahap identifikasi dan analisis data, yang kemudian akan dilakukan pengembangan konsep strategi sehingga menghasilkan perencanaan program-program. a. Tahap Persiapan Tahapan ini merupakan tahapan awal dari studi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini pada dasarnya dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini: 1) Tersepakatinya tujuan dan sasaran, keluaran, lingkup pekerjaan, metodologi, dan rencana kerja. 2) Berkembangnya substansi pekerjaan dan gagasan/ide-ide yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pekerjaan, mencakup teori yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan, termasuk komponen-komponen di dalamnya, serta metoda dan analisis yang mendukung pelaksanaan kajian. 3) Teridentifikasinya kebutuhan data dan alat analisisnya.

2-43

4) Terumuskannya rancangan survei dan format kompilasi data.

Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Melakukan koordinasi dengan tim pelaksana kajian untuk berbagi tugas dan tanggung jawab serta menyepakati jadwal penugasan personil, sekaligus melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang tujuan dan sasaran, keluaran dan lingkup pekerjaan, metodologi, serta rencana kerja pelaksanaan penyusunan Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. 2) Melakukan kajian terhadap teori-teori terkait kepariwisataan, perencanaan dan pengembangannya, pembangunan destinasi wisata, penataan kawasan, serta metoda dan alat analisis terkait lingkup studi, untuk memperkaya gagasan/ide-ide selama proses pengkajian. Pengayaan substansi pekerjaan juga dilakukan dengan mengkaji hasil-hasil penelitian yang terkait dengan potensi sektor pariwisata dalam pembangunan daerah. 3) Melakukan inventarisasi terhadap data-data yang dibutuhkan dalam melakukan penyusunan Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, juga terhadap alat analisis yang akan digunakan. 4) Merancang rencana survei, termasuk di dalamnya metoda survei, teknik sampling yang akan digunakan, dan juga pengurusan perijinan. Pada kegiatan ini juga akan dibuat format kompilasi data yang akan dikembangkan untuk mendukung kegiatan analisis data. Metoda yang digunakan pada tahap ini adalah kajian pustaka untuk memperkaya ide dan gagasan, stakeholder mapping untuk memetakan pihak-pihak yang terkait dengan substansi pekerjaan, dan need

2-44

assessment dalam menentukan kebutuhan data dan kompilasi/ pengolahannya untuk mencapai tujuan dan sasaran kajian. b. Tahap Pengumpulan dan Kompilasi Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang terkait dengan komponen-komponen kepariwisataan. Sasaran yang hendak dicapai adalah: 1) Tersedianya data dan informasi yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran kajian. 2) Tersedianya hasil kompilasi data untuk mendukung proses analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran kajian.

Sesuai dengan sasarannya, dua kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini pengumpulan data dan kompilasinya. Data yang dikumpulkan pada tahap ini terdiri dari data sekunder maupun data primer. Data sekunder diperoleh melalui survei ke beberapa instansi sumber data, seperti BAPPEDA Provinsi, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi, Badan Pusat Statistik Provinsi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, dan lain-lain. Data primer diperoleh melalui survei primer dengan melakukan observasi terhadap daya tarik wisata, fasilitas penunjang wisata, sarana dan prasarana transportasi, dan infrastruktur; wawancara dengan narasumber ahli; maupun penyebaran kuesioner kepada wisatawan dan penduduk di lokasi-lokasi tertentu.

Secara lengkap, pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan mengunjungi instansi-instansi berikut ini: 1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. 2) BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan. 3) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Selatan. 4) Dinas yang membawahi Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan. 5) Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan.

2-45

6) Dinas Bina Marga. 7) Dinas Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan. 8) Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan. 9) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Selatan. 10) Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. 11) SKPD Dinas terkait di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan.

Selain pengumpulan data sekunder, dan melakukan review terhadap Laporan Akhir Kaji Ulang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan terhadap instansi-instansi sumber data dilakukan pula diskusi/wawancara untuk membahas hal-hal terkait berikut ini: 1) Kebijakan yang mendukung pengembangan potensi pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. 2) Potensi yang mendukung pengembangan potensi pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. 3) Permasalahan dan tantangan yang dihadapi saat ini dalam pelaksanaan pembangunan.

Sementara itu, data primer yang akan diperoleh melalui pengamatan lapangan adalah: 1) Perkembangan kegiatan fisik dan nonfisik terbaru dari pusat- pusat kegiatan terkait kepariwisataan (di daya tarik wisata dan fasilitas penunjang pariwisata). 2) Pola sebaran kunjungan ke berbagai daya tarik wisata. 3) Karakteristik dan intensitas kegiatan-kegiatan wisata dan yang terkait (di daya tarik wisata dan fasilitas penunjang pariwisata).

2-46

4) Kondisi bangkitan dan arus lalu lintas menuju dan dari pusat- pusat kegiatan wisata dan yang terkait. 5) Kondisi fisik jalan menuju dan di pusat-pusat kegiatan wisata dan yang terkait.

Selain pengamatan lapangan, data primer yang dibutuhkan dalam kajian ini juga diperoleh melalui proses kegiatan wawancara kepada masyarakat dan wisatawan. Proses kegiatan wawancara kepada wisatawan dan dilakukan untuk mengetahui: 1) Karakteristik wisatawan eksisting yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan, baik itu karakteristik sosial, ekonomi, demografinya maupun karakteristik perjalanan wisatanya. 2) Persepsi wisatawan terhadap produk pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, baik citra yang terbentuk maupun kinerja pelayanannya, termasuk tingkat kepuasannya. 3) Preferensi wisatawan terhadap produk pariwisata Provinsi Sumatera Selatan di masa datang. 4) Faktor-faktor penting pembentuk citra pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dari sisi wisatawan.

Proses kegiatan wawancara kepada masyarakat difokuskan di lingkungan-lingkungan sekitar kawasan pariwisata yang ditetapkan nanti. Proses kegiatan wawancara kepada masyarakat dilakukan untuk mengetahui: 1) Karakteristik masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan pariwisata yang akan dikembangkan, mencakup karakteristik sosial, ekonomi, demografi. 2) Keterikatan masyarakat dengan komunitas dan lingkungannya.

2-47

3) Persepsi masyarakat terhadap perkembangan kegiatan wisata dan pendukungnya di lingkungan atau sekitar lingkungan tempat tinggalnya. 4) Sikap masyarakat terhadap perkembangan kegiatan wisata dan pendukungnya di lingkungan atau sekitar lingkungan tempat tinggalnya. 5) Harapan masyarakat terhadap perkembangan kegiatan wisata dan pendukungnya di lingkungan atau sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Pada tahap ini metoda yang digunakan adalah metoda wawancara baik face to face interview maupun wawancara tertulis/written interview, in depth interview, dan survei primer melalui observasi. c. Tahap Identifikasi dan Analisis Data Tahap berikutnya adalah tahap identifikasi dan analisis data. Pada tahap ini sasaran yang hendak dicapai adalah: 1) Teridentifikasinya potensi pariwisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan; 2) Teridentifikasinya posisi kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, kawasan pariwisata yang potensial untuk dikembangkan, kelengkapan dan kelayakan data yang mendukung pembangunan kepariwisataan. 3) Terumuskan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, terdapat tiga kegiatan pokok yang dilakukan, yaitu: 1) Kegiatan identifikasi, dilakukan untuk mengidentifikasi: a) Potensi produk pariwisata; b) Potensi pasar pariwisata; c) Kebijakan-kebijakan yang mendukung pembangunan pariwisata Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan;

2-48

d) Dukungan Masyarakat (Pelaku Usaha/Industri Kecil yang berhubungan dengan pariwisata) dan Pelaku Usaha Hotel/Restoran/Rumah Makan/Pengusaha Fasilitas Wisata/Agen Perjalanan; dan e) Jenis dan sifat data yang tersedia.

2) Kegiatan analisis, dilakukan untuk menganalisis: a) Potensi Produk Pariwisata Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan; b) Positioning pariwisata Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan potensi kontribusinya terhadap Pembangunan Daerah pada masa yang akan datang (produk dan pasar pariwisata); dan c) Kebijakan-kebijakan yang ada untuk mendorong peningkatan Pembangunan Kepariwisataan.

3) Kegiatan perumusan kesimpulan, dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang: a) Potensi produk pariwisata yang diunggulkan di Provinsi Sumatera Selatan; b) Segmen pasar pariwisata yang potensial dikembangkan di masa yang akan datang; c) Kawan pariwisata prioritas yang akan dikembangkan; d) Kelembagaan Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan; e) Industri Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan; dan f) Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; dari Aspek Destinasi Pariwisata, Kelembagaan Pariwisata, Pasar dan Pemasaran Pariwisata dan Industri Pariwisata. g) Pada tahap ini metoda yang digunakan adalah tabulasi frekuensi/tabulasi satu arah, TOWS, analisis kluster, analisis korelasi, analisis deskriptif, content analysis,

2-49

dan matriks penilaian untuk mengidentifikasi kawasan- kawasan pariwisata yang potensial untuk dikembangkan. d. Tahap Pengembangan Konsep dan Strategi Tahapan berikutnya adalah tahap pengembangan konsep dan strategi. Pada tahap ini terdapat empat sasaran yang akan dicapai, yaitu: 1) Terumuskannya konsep dan strategi pembangunan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dengan penjabaran; dan 2) Terumuskannya dan Tergambarkannya Kawasan Strategis Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, beserta Kawasan Pengembangan Pariwisata.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai keempat sasaran pada tahap ini adalah: Sasaran 1: Terumuskannya konsep dan strategi pembangunan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran ini adalah: 1) Visi Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dalam kurun waktu 10 Tahun; 2) Misi Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; 3) Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; 4) Strategi Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan; 5) Merumuskan strategi investasi pariwisata; dan 6) Merumuskan strategi pelibatan masyarakat dalam kepariwisataan.

2-50

Sasaran 2: Terumuskannya dan Tergambarkannya Kawasan Strategis Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, beserta Kawasan Pengembangan Pariwisata;

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran ini adalah: 1) Merumuskan prinsip-prinsip perancangan; 2) Merumuskan tema perancangan kawasan; dan 3) Merumuskan standar-standar perancangan kawasan. Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut adalah otoritas kepakaran, diskusi, dan akseptibilitas stakeholders. e. Tahap Pengembangan Program Tindak Tahap terakhir dari kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015 adalah tahap pengembangan program tindak. Sasaran yang hendak dicapai pada tahap ini adalah: 1) Terumuskannya program tindak, yang mencakup program pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan pasar dan pemasaran, pembangunan kelembagaan, pembangunan industri pariwisata; dan 2) Dihasilkannya ilustrasi Peta Kawasan Strategis Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dan Kawasan Pengemangan Pariwisata.

Sesuai dengan sasarannya, tahapan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini: 1) Merumuskan program tindak kepariwisataan yang unggul sesuai dengan produk, pasar dan kajian lingkungan internal dan eksternal; dan 2) Mengembangkan ilustrasi Peta Kawasan Strategis Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dan Kawasan Pengemangan Pariwisata.

2-51

Metoda yang digunakan pada tahap ini adalah diskusi dan akseptabilitas stakeholders.

Gambar 2.12 Tahapan Pelaksanaan Kajian

2. Metoda yang Digunakan

Metoda penelitian yang digunakan pada kegiatan Review RIPPARPROV Sumatera Selatan adalah Kajian pustaka yang memiliki pengertian yaitu kajian terhadap jabaran teori, konsep, atau hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang dipermasalahkan. Kajian pustaka mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan lain. Tujuan utamanya yaitu membantu peneliti dalam memecahkan masalah penelitiannya, sedangkan tujuan lainnya adalah memperoleh gambaran tentang kedudukan penelitiannya terhadap penelitian-penelitian lain (Sumaryanto, 2008).

Sementara itu, fungsi kajian pustaka adalah: a. Mengetahui sejarah masalah penelitian. Sejarah penelitian meliputi aspek-aspek masalah, cara memecahkan masalah, hasil penelitian, dan hambatan dalam penelitian;

2-52

b. Membantu pemilihan prosedur. Memilih prosedur berdasarkan pengalaman peneliti lain, dengan penyesuaian terhadap masalah penelitiannya; c. Memahami latar belakang teoretis masalah penelitian. Memperoleh gambaran tentang kedudukan penelitian yang dilakukannya terhadap scope pengetahuan yang lebih luas; d. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya. Melihat manfaat penelitian sebelumnya dan mengingat teori yang relevan, memperluas wawasan tentang manfaat penelitian yang dilakukan; e. Menghindari duplikasi. Membantu penentuan mana yang duplikasi, dan mana yang sebaiknya tidak duplikasi; dan f. Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian. Kajian tentang manfaat, keterbatasan, kemungkinan hasil, memberikan pembenaran pemilihan masalah yang diteliti.

3. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh sebagian besar adalah data yang sifatnya kualitatif disajikan secara deskriptif, tabulasi, maupun bentuk-bentuk pemodelan untuk lebih menjelaskan informasi yang ada. Deskripsi data yang memberikan informasi data tersebut dan tidak untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik infomasi yang digeneralisasikan untuk populasi. Penyajian tabulasi yaitu penyajian data dalam bentuk tabel, sedangkan bentuk-bentuk permodelan menyajikan data berbentuk gambar atau grafik.

4. Teknik Analisis Analisis yang dilakukan menggunakan teknik analisis akan digunakan analisis Threats, Oppurtinity, Weakness dan Strenght (TOWS) yang digunakan dalam melakukan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat mempertimbangkan dan meminimalisir Ancaman (Threats) dan memperhitungkan Kesempatan (Opportunities) sebagai lingkup eksternal

2-53

namun secara bersamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weakness), dan memaksimalkan Kekuatan (Strength) sebagai lingkup internal. Dalam rangka formulasi rencana strategi yang mencerminkan perwujudan pandangan ideal dan hal-hal yang harus dicapai di masa mendatang dan selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan maka diperlukan analisis faktor-faktor strategis, dalam hal ini penguasaan informasi eksternal.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis TOWS adalah sebagai berikut: a. Pencermatan Lingkungan Eksternal dan Internal Merupakan kegiatan penilaian faktor-faktor eksternal dan internal yang meliputi pencermatan peluang eksternal dan ancaman/tantangan eksternal serta kekuatan internal, kelemahan internal. Dari kedua pencermatan ini dapat diketahui peluang-peluang spesifik yang ada serta hal-hal yang mungkin membahayakan. b. Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal dan Internal (KAFE dan KAFI) Merupakan daftar urutan prioritas faktor internal dan eksternal berdasarkan pada hasil pencermatan lingkungan Eksternal dan Internal. Hasil dari KAFE dan KAFI bermanfaat sebagai langkah awal panduan dalam merumuskan dan memilih strategi yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. c. Analisis Pilihan Strategi Menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman/tantangan eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya, sehingga dapat diketahui kemungkinan-kemungkinan alternatif strategi sehingga matriks TOWS ini bermanfaat dalam menentukan asumsi-asumsi strategis.

2-54

d. Penetapan Pilihan Strategi Merupakan kegiatan menentukan strategi berdasarkan asumsi strategis yang terdapat dalam matriks TOWS yang dikaitkan dengan kepentingan/“kedekatan” Visi dan Misi.

Konsep TOWS adalah menempatkan posisi Visi dengan melihat Ancaman ataupun Kesempatan hanya sebagai ‘peluang semata’ lalu melihat Kelemahan dan Kekuatan kondisi saat ini untuk kemudian menarik garis usaha dengan menghubungkan antara Visi dan kondisi saat ini.

2-55

Pada Bab Ketiga Laporan Akhir ini akan dijabarkan kebijakan pembangunan pariwisata yang terkait dengan Provinsi Sumatera Selatan, baik dalam lingkup Nasional melalui RIPPARNAS, dan dalam tingkat Provinsi Sumatera Selatan melalui RPJPD dan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan, serta Dokumen Perencanaan lainnya, yaitu RTRW dan RIPPDA terdahulu.

Pada Sub Bab pertama ini, akan dijabarkan kebijakan pembangunan kepariwisataan terkait Provinsi Sumatera Selatan dalam lingkup nasional, terdiri dari Rencana Tata Ruang Nasional Pulau Sumatera serta Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional.

1. Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dalam Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera (Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012) Rencana Tata Ruang Pulau merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang yang rinci dalam lingkup Pulau Sumatera sebagai penjabaran dan perangkat operasional dari RTRWN. Dalam menyusun perencanaan pariwisata, diperlukan rekomendasi dan landasaran yang mengacu kepada dokumen perencanaan terkait dengan tata ruang wilayah dimana perencanaan dilakukan, salah satunya adalah RTR Pulau Sumatera

yang mengakomodir kebutuhan perencanaan pemanfaatan tata ruang wilayah dalam lingkup Pulau Sumatera, khususnya terkait dengan pemanfaatan ruang wilayah bagi pariwisata.

Mengacu kepada RTR Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Selatan memiliki pemanfaatan ruang pariwisata sebagai berikut:

Tabel 3.1. Sektor Pariwisata Sumatera Selatan dalam RTR Pulau Sumatera 2008-2028 Peraturan/ Jenis Kebijakan Kawasan/Lokasi Kebijakan Sektor Pusat Pariwisata Cagar Budaya, a. PKN Palembang Pariwisata Pariwisata Bahari, dan Ilmu b. PKW Lahat Provinsi Pengetahuan dan MICE Sumatera Pusat Kegiatan Pariwisata dalam PKN Palembang Selatan dalam Kesatuan Tujuan Wisata RTR Pulau Rehabilitasi dan pemantapan Taman Nasional Kerinci Seblat Sumatera. fungsi cagar alam (salah satunya (Kab. Musi Rawas, Kab. Musi Rawas untuk tujuan wisata) Utara, Kab. Lahat, Kota Lubuklinggau) Pengembangan pengelolaan dan a. Suaka Margasatwa Gumai pemertahanan fungsi suaka Pasemah (Lahat) margasatwa b. Suaka Margasatwa Gunung Raya (OKU) c. Suaka Margasarwa Isau-Isau Pasemah (Lahat dan Muara Enim) d. Suaka Margasatwa Bentayan (Musi Banyuasin) e. Suaka Margasatwa Dangku (Musi Banyuasin) f. Suaka Margasatwa Sugihan (Banyuasin dan OKI). Rehabilitasi dan Pemantapan a. Kabupaten Musi Banyuasin Fungsi Kawasan Pantai Hutan b. Kabupaten Banyuasin Bakau, termasuk TN Sembilang c. Kabupaten OKI (Salah satu fungsinya untuk Wisata) Kawasan Peruntukan Ekowisata Danau Ranau (Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten OKU Selatan) Ekowisata Karst Kabupaten Musi Rawas Rehabilitasi dan Pengembangan a. Situs Megalitik Batu Gajah

3-2

Peraturan/ Jenis Kebijakan Kawasan/Lokasi Kebijakan Kawasan Peruntukan Berbasis (Lahat) Cagar Budaya dan Ilmu b. Kompleks Makam Sabokingking Pengetahuan (Palembang) c. Kompleks Makam Kesultanan Palembang d. Kompleks Makam Gede Ing Suro (Palembang) e. Kompleks Percandian Bumi Ayu (Muara Enim) f. Situs Megalitik Tinggihari (Kabupaten Lahat) g. Situs Megalitik Tegurwangi (Pagar Alam) h. Situs Megalitik Belumai (Pagar Alam) i. Benteng Kuto Besak (Palembang) MICE & SPORT Kota Palembang, Muara Enim, Sumber: RTR Pulau Sumatera 2008-2028 Kebijakan pembangunan wilayah terkait sektor pariwisata di Pulau Sumatera, dilaksanakan guna mewujudkan Pulau Sumatera sebagai pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis ekowisata, baharui, cagar budaya dan ilmu pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran melalui: a. Rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata ekowisata, bahari, cagar budaya dan ilmu pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; b. pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata bahari, cagar budaya dan ilmu pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. c. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata ekowisata, bahari, cagar budaya dan ilmu

3-3

pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; dan d. Merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata ekowisata, bahari, cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang terdegradasi. e. Mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional; f. Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan kawasan-kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; dan g. Meningkatkan keterkaitan antar PKN dan antar PKW di Pulau Sumatera sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan tujuan wisata.

2. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Sumatera Selatan dalam Lingkup RIPPARNAS Tahun 2010-2025 Kebijakan pembangunan kepariwisataan dalam lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota, perlu mengacu kepada Rencana Induk yang lebih tinggi dalam lingkup Nasional, yaitu Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS; PP No. 50 Tahun 2011). a. Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Merupakan Kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata Aksesibilitas serta Masyarakat yang saling terkait dan melengkap terwujudnya Kepariwisataan dalam tatanan Nasional.

3-4

b. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Sumber: Batang Tubuh RIPPARNAS 2010-2025 (PP.No.50 Tahun 2011).

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) merupakan salah satu acuan dalam pembangunan kepariwisataan dalam tingkatan Nasional yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 dengan masa waktu perencanaan selama 15 Tahun (2010- 2025). Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) merupakan dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan nasional untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2010 hingga tahun 2025 yang menekankan kepada 4 pilar utama dalam pembangunan pariwisata nasional, yaitu pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata dan kelembagaan kepariwisataan. Pelaksanaan RIPPARNAS dilaksanakan secara terpadu oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, dunia usaha dan masyarakat. Sebagai sebuah pedoman di dalam pembangunan kepariwisataan, maka dalam menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Daerah perlu mengacu kepada RIPPARNAS.

Disebutkan dalam RIPPARNAS Pasal 4 bahwa: a. RIPPARNAS menjadi pedoman bagi pembangunan kepariwisataan nasional. b. RIPPARNAS sebagaimana dimaksud ayat (1) menjadi pedoman penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi.

3-5

c. RIPPARNAS dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi pedoman penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.

Arah pembangunan kepariwisataan nasional yang menjadi dasar bagi arah kebijakan, strategi dan indikasi program pembangunan kepariwisataan berdasarkan dokumen RIPPARNAS 2010-2025, meliputi; Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), Pemasaran Pariwisata Nasional, Industri Pariwisata Nasional dan Kelembagaan Kepariwisataan Nasional. Dari sisi perwilayahan pembangunan DPN meliputi Destinasi Pariwisata Nasional dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Gambar 3.1. Peta Sebaran Destinasi Pariwisata Indonesia berdasarkan RIPPARNAS 2010-2025

Sumber: PP. No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Lampiran II

Berdasarkan kepada RIPPARNAS 2010-2025 terdapat 50 (lima) puluh DPN yang tersebar di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi di Indonesia. Di dalamnya terdapat pembagian yang lebih khusus berupa Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang berjumlah 88 (delapan puluh delapan).

Visi pembangunan kepariwisataan nasional sampai dengan tahun 2025 adalah “Terwujudnya Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan

3-6

daerah dan kesejahteraan masyarakat.” Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi pembangunan kepariwisataan Indonesia, yaitu: a. Mengembangkan industri pariwisata yang efisien, berdaya saing, kredibel, menyinergikan kemitraan antar usaha, dan bertanggungjawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya. b. Mengembangkan destinasi pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Mengembangkan pemasaran pariwisata yang unggul, efektif, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. d. Mengembangkan kelembagaan dan tata kelola kepariwisataan yang efektif dan efisien serta mampu mendorong terwujudnya pembangunan industri, destinasi, dan pemasaran pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Provinsi Sumatera Selatan memiliki dua KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) dan dua KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional), yaitu: a. Palembang Kota dan sekitarnya (Sungai Musi); b. Pagar Alam dan sekitarnya.

Kedua KSPN dan KPPN tersebut masuk ke dalam DPN (Destinasi Pariwisata Nasional) Palembang–Babel dan sekitarnya serta DPN Bengkulu–Enggano dan sekitarnya. Untuk gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini:

3-7

Tabel 3.2. Provinsi Sumatera Selatan dalam Konstelasi RIPPARNAS Tahun 2010-2025

Provinsi Kawasan Strategis Kawasan Pengembangan Destinasi Pariwisata Pariwisata Nasional Pariwisata Nasional Nasional (DPN) (KSPN) (KPPN) Sumatera 1. Palembang Kota dan 1. Palembang Kota dan Palembang – Babel Selatan sekitarnya (Sungai sekitarnya (Sungai dan sekitarnya Musi) Musi) 2. Pagar Alam dan 2. Pagar Alam dan Bengkulu –Enggano sekitarnya sekitarnya dan sekitarnya Sumber: PP. No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Lampiran II & III Gambar 3.2. Peta KSPN Palembang Kota dan Sekitarnya

Sumber: PP. No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Lampiran III

3-8

Gambar 3.3. Peta KSPN Pagar Alam dan Sekitarnya

Sumber: PP. No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Lampiran III

Gambar 3.4. Peta DPN Palembang – Bangka Belitung dan Sekitarnya

Sumber: PP. No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Lampiran III

3-9

Gambar 3.5. Peta DPN Bengkulu - Enggano dan Sekitarnya

Sumber: PP. No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025 Lampiran II

Adapun indikasi program pembangunan destinasi pariwisata lingkup pembangunan destinasi pariwisata, yaitu: a. Perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata Nasional; b. Pembangunan daya tarik wisata; c. Pembangunan aksesibilitas pariwisata; d. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata; e. Pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan; dan f. Pengembangan investasi di bidang pariwisata.

Pada Sub bab ini, akan dijabarkan kebijakan pembangunan pariwisata secara strategis yang mengacu kepada RPJPD Provinsi Sumatera Selatan, RPJMD Provinsi Sumatera Selatan, RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan Dokumen RIPPDA Sumatera Selatan terdahulu.

3-10

1. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RPJPD Tahun 2005-2025 Bagi Provinsi Sumatera Selatan, sektor perdagangan Hotel dan Restoran adalah salah satu indikator berkembangnya sektor pariwisata di suatu wilayah. Disadari betul bahwa sebenarnya aktivitas di Sektor Pariwisata mencakup juga sektor primer dan sektor sekunder (industri pariwisata). Walaupun demikian perlu juga kiranya sektor ini mendapatkan perhatian yang proporsional mengingat sektor pariwisata sebenarnya sektor yang “relative murah” untuk dikembangkan. Relatif murah dibandingkan dengan sektor lainnya, sektor pariwisata adalah sektor non tradable yang dapat menghasilkan pendapat daerah (dan masyarakat) bahkan devisa yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan investasi yang dikeluarkan yang lebih berbasis kepada infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia. Tampak bahwa sektor ini menyumbang 12,55% kepada pembentukan PDRB (hampir menyamai sektor Industri tanpa Migas sebesar 12.85%).

Dalam RPJPD Provinsi Sumatera Selatan, disebutkan bahwa sektor pariwisata perlu mendapatkan perhatian yang proporsional karena sektor ini menyimpan banyak potensi yang dapat dikembangkan dan juga sebagai sektor yang dapat menghasilkan devisa.

2. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RPJMD Tahun 2013-2018 Berdasarkan kepada Dokumen RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 adalah:

“Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan

Berdaya Saing Internasional”

Penjelasan visi pembangunan Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

3-11

a. Sejahtera mengarah kepada kondisi kehidupan masyarakat Sumatera Selatan pada semua lapisan yang mampu memenuhi hak dasarnya lebih dari hanya memenuhi kebutuhan dasar, dan sekaligus merasakan suasana yang aman dan nyaman dalam berkehidupan dan berusaha. Hidup sejahtera adalah hidup dalam kelimpahan yang tidak hanya keduniawian, tetapi mampu menempatkan, memanfaatkan dan mengarahkan keduniawian tersebut menjadi sarana hidup masyarakat yang damai, penuh toleransi, saling mendukung, tertib, disiplin dan profesional yang didukung dengan sumberdaya manusia yang bermutu, handal dan profesional. b. Lebih maju adalah keadaan Sumatera Selatan yang semakin maju dan berkembang dalam berbagai dimensi pembangunan meliputi sarana dan prasarana fisik, ekonomi dan sosial. Kemajuan daerah ditandai oleh tingkat kenyamanan, kelancaran dan kemudahan mobilitas orang, barang dan jasa baik untuk kepentingan material maupun spiritual. Sumatera Selatan yang lebih maju juga berarti kondisi daerah yang memiliki infrastruktur ekonomi yang baik, lengkap dan terpadu. c. Berdaya Saing Internasional menggambarkan kapasitas dan kapabilitas daerah Sumatera Selatan yang berperan serta secara aktif dalam pergaulan, kerjasama dan hubungan internasional. Penetrasi yang dilakukan dalam berbagai kesempatan kegiatan skala internasional akan menghadirkan daerah Sumatera Selatan yang menarik untuk menjadi tujuan investasi di berbagai bidang. Terkandung didalamnya kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam daerah Sumatera Selatan yang berlimpah, yang masih harus dimanfaatkan secara profesional, inovatif, dan berkelanjutan demi kemakmuran daerah dan kemaslatan masyarakat. Sumatera Selatan dalam Lima Tahun ke depan akan mencapai: 1) Kemakmuran Daerah; 2) Kesejahteraan Rakyat;

3-12

3) Eksistensi Sumatera Selatan di lingkup Nasional, Regional dan Internasional.

Sektor pariwisata berdasarkan pada RPJMD Provinsi Sumatera Selatan untuk membantu mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan dalam kurun waktu Tahun 2013-2018 pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan sasaran diantaranya: a. Berkembangnya jasa pariwisata antara lain ditandai dengan jumlah wisatawan; b. Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pariwisata antara lain ditandai dengan jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata per tahun; c. Meningkatnya nilai tambah objek wisata antara lain ditandai dengan jumlah daya tarik objek wisata yang dikembangkan; d. Meningkatnya pendapatan masyarakat dari usaha pariwisata antara lain ditandai dengan jumlah sanggar seni yang berkembang dan jumlah IKM yang mendukung pariwisata; e. Meningkatnya pendapatan daerah dari usaha pariwisata antara lain ditandai dengan jumlah jasa transportasi dan pendapatan daerah kabupaten/kota dari usaha industri pariwisata.

Meningkatkan sektor pariwisata dilaksanakan melalui perbaikan akses sarana dan prasarana tujuan wisata.

3-13

Tabel 3.3. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

TUJUAN PENGEMBANGAN PARIWISATA SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 1. Berkembangnya Jasa Pengembangan Destinasi Meningkatkan parasarana & Pariwisata Wisata yang Modern sarana pariwisata 2. Meningkatnya Pengembangan Sumber Mengembangkan pusat- kesempatan kerja di daya Manusia Pariwisata pusat pendidikan & latihan sektor pariwisata pariwisata Peningkatan investasi di Memperluas kerjasama & Sektor Pariwisata kemitraan pariwisata

3. Meningkatnya nilai Peningkatan mutu layanan 1) Mengembangkan standar tambah objek wisata wisata mutu layanan pariwisata 2) Meningkatkan pengetahuan & keterampilan pariwisata Pengembangan ekonomi 3) Mengembangkan industri kreatif kecil dan kerajinan rumah tangga 4. Meningkatnya Pengembangan Wisata 1) Meningkatkan partisipasi pendapatan daerah berbasis Komunitas masyarakat dalam masyarakat dari usaha kegiatan parwisata pariwisata 2) Mengembangkan wisata seni & budaya 3) Mengembangkan wisata olah raga 4) Mengembangkan wisata kuliner 5) Mengembangkan wisata religius 6) Memperluas jaringan promosi & pemasaran pariwisata 5. Meningkatnya Pengembangan system 1) Mengembangkan sistem pendapatan daerah pengelolaan pajak dan informasi pencatatan & dari usaha pariwisata pengumpulan pajak retribusi dari pariwisata & retribusi yang transparan & 2) Meningkatkan akuntabel pengendalian & pengawasan pengelolaan pajak & retribusi pariwisata Sumber: RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

3-14

Arahan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan kepada RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

Tabel 3.4. Fokus Pembangunan Pariwisata pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RPJMD Tahun 2013-2014

Kabupaten/ Fokus Daya Tarik No Strategi Kebijakan Program Kota Wisata 1 Kabupaten 1.1. Gua Putri Pengembangan Pariwisata o Penataan dan pengembangan tempat o Program Peningkatan Ogan 1.2. Gua Harimau berdaya Saing Nasional & wisata Sektor Pariwisata & Komering Ulu 1.3. Gua Selabe Internasional o Penyelenggaraan kegiatan wisata: Ekonomi Kreatif festival seni & budaya, turnamen olah raga, wisata kuliner dan lainnya 2 Kabupaten Kawasan Pengembangan agrowisata o Penataan & pengembangan tempat o Program Agrowisata Musi Rawas Agrowisata berbasis kawasan wisata khususnya Agrowisata agropolitan 3 Kabupaten - Pengembangan Jasa dan o Menata & mengembangkan tempat o Program Pengelolaan Banyuasin Pariwisata wisata Keragaman Budaya o Mengembangkan jenis wisata khas lokal Kabupaten Banyuasin, wisata alam (TN Sembilang & Pusat Latihan Gajah Sebokor), wisata agro, wisata minat khusus (kawasan pesisir) o Memperluas jaringan promosi & pemasaran pariwisata 4 Kabupaten Bendungan Upper Pengembangan Pariwisata o Penataan & pengembangan tempat o Program Peningkatan OKU Timur Komering berdaya Saing Nasional & wisata Sektor Pariwisata &

3-15

Kabupaten/ Fokus Daya Tarik No Strategi Kebijakan Program Kota Wisata Internasional Ekonomi Kreatif 5 Kabupaten 5.1. Danau Ranau o Pengembangan o Penataan & pengembangan tempat o Program Peningkatan OKU Selatan 5.2. Air Panas Ulu pariwisata berdaya saing wisata Sektor Pariwisata & Danau nasional & internasional o Penyelenggaraan kegiatan wisata: Ekonomi Kreatif o Festival Danau Ranau festival seni & budaya, turnamen olah raga, wisata kuliner dan lainnya 6 Kota - Pengembangan industri o Pengembangan ekonomi kreatif Palembang pengolahan berbasis pada (pengembangan kawasan pengrajin produk bahan makanan songket, produsen pempek, kawasan pengrajin ukiran Palembang) o Pengembangan wisata Kuliner (wisata kuliner palembang; wisata kuliner Sumatera; wisata kuliner Nusantara) o Perbaikan iklim usaha & investasi 6.1. Jakabaring Pengembangan Pariwisata o Pengembangan wisata olahraga o Program Peningkatan Sport City berdaya saing nasional & (penyelenggaraan event-event Iklim Investasi & Realisasi 6.2. Benteng Kuto internasional olahraga berskala nasional maupun Investasi Program Besak internasional) Peningkatan Promosi & 6.3. Wisata Sungai o Pengembangan wisata sungai kerjasama Investasi Musi o Pengembangan wisata belanja o Program Pembangunan termasuk (pengembangan pusat grosir, Sarana & Prasarana Ampera pengembangan pusat fashion; Perhubungan 6.4. Pasar 16 Ilir pengembangan pusat kerajinan o Program Pengembangan daerah Sumsel) Destinasi Pariwisata

3-16

Kabupaten/ Fokus Daya Tarik No Strategi Kebijakan Program Kota Wisata o Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Kecil menengah 7 Kota Pagar - Pengembangan Pagar Alam o Bantuan perkreditan bagi o Pengembangan industri Alam sebagai Kota Bunga pengembangan tanaman bunga yang bunga potong. bernilai ekonomis Pengembangan paket wisata ke perkebunan sayur & bunga o Pembangunan dan peningkatan Jalan jembatan ke sentra sayuran & sentra bunga Objek Wisata Pengembangan Fasilitas o Pengembangan Infrastruktur o Penataan Bangunan & Alam dan Jasa Pendukung Obyek Wisata Pendukung Obyek wisata Kawasan Wisata o Pengembangan Sarana/Prasarana o Pembangunan Jalan & dan Transportasi Pendukung Industri Jembatan Wisata o Pengembangan Destinasi Pariwisata o Pengembangan Transportasi Udara, Pembangunan jalan menuju kawasan wisata Villa dan Resort Pengembangan Fasilitas o Pembangunan Fasilitas Hotel Villa o Penataan Bangunan dan Hotel Villa & Resort yang dan Resort yang ramah lingkungan Kawasan (pasar, hotel & mendukung kepariwisataan restoran)

3-17

Kabupaten/ Fokus Daya Tarik No Strategi Kebijakan Program Kota Wisata o Pembangunan Jalan & Jembatan

Padi, Tanaman Pengembangan Agrobisnis o Hilirisasi Produk Pertanian (arti luas) o Program Peningkatan Hortikultura dan dan Agrowisata Nilai Tambah & Kualitas Ikan Air Tawar Produk Pertanian (arti luas) 8 Kota 8.1 Air Terjun Pengembangan Pariwisata o Penataan & pengembangan tempat o Program Pengembangan Lubuklinggau Temam Berbasis Ecotourism, Sport wisata Pariwisata Berbasis 8.2 Bukit Sulap, tourism & MICE o Mengupayakan Lubuklinggau Ecotourism, Sport 8.3 Watervang, sebagai Host Event berskala tourism & MICE 8.4 Kuliner Nasional & Internasional (olahraga, o Program Cyber City 8.5 Kerajinan MICE dan lain-lain) o Peningkatan Kapasitas SDM Kepariwisataan o Pengembangan kerjasama swasta & pemerintah 9 Kota Nanas Pengembangan Nanas o Peningkatan Kualitas & Kuantitas o Program peningkatan Prabumulih Sebagai Produk Unggulan Buah Nanas produksi & produktivitas Daerah (Prabumulih "Kota o Pembangunan Kawasan "Agro pertanian (nanas) Nanas") Wisata Nanas" ( Lahan, Sentra o Program peningkatan Produksi Pengolahan Nanas, Outlet sarana & prasarana pertanian o Penyediaan permodalan o Penyediaan benih bibit

3-18

Kabupaten/ Fokus Daya Tarik No Strategi Kebijakan Program Kota Wisata unggul o Program inovasi komoditas nanas 10 Kabupaten 10.1 TNKS Penataan dan o Penataan dan pengembangan ODTW o Program Peningkatan Musi Rawas 10.2 Goa Pengembangan Objek dan khususnya Ekowisata Kapasitas SDM Utara 10.3 Air Terjun Daya Tarik Wisata (ODTW) Kepariwisataan 10.4 Danau o Program Pengembangan 10.5 Arung Jeram Destinasi Pariwisata Gunung o Program Pengembangan Produk Kerajinan Tangan UMKMK o Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumber: RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

3-19

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang akan dicapai dalam program pariwisata 5 (lima) tahun 2013-2018 dengan fokus Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi diantaranya:

Tabel 3.5. Indikator Kinerja Provinsi Sumatera Selatan terkait Pariwisata berdasarkan RPJMD Tahun 2013-2018

Indikator Target No Kinerja terkait Pariwisata 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 Jumlah Bus 76 86 96 106 116 126 Pariwisata (Unit) 2 Jumlah 3.243.313 3.340.612 3.440.830 3.554.055 3.650.377 3.759.888 Kunjungan Wisatawan Nusantara (Orang) 3 Jumlah 31.408 32.350 33.321 34.320 35.349 36.409 Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Orang) 4 Jumlah Daya 26 28 32 38 42 46 Tarik Wisata yang Dikembangkan 5 Jumlah 200 210 220 230 240 250 Sanggar Seni yang Berkembang 6 Jumlah 42.662 43.869 45.110 46.386 47.698 49.047 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Pariwisata (Orang) Sumber: RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

3. Kebijakan Pembangunan Pariwisata berdasarkan pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan Dalam menjabarkan kebijakan pembangunan pariwisata berdasarkan kepada Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019 yang diakomodir dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2006, serta Dokumen Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011-2030 yang merupakan revisi dari Perda Provinsi Sumatera Selatan Nomor 14 tahun 2006.

3-20

a) Pembangunan Pariwisata berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019 Berdasarkan kepada RTRW Tahun 2005-2019, pengembangan Kawasan Pariwisata diarahkan pada objek-objek wisata alam dan budaya dengan mengembangkan sarana dan prasarana pendukung, dengan kriteria Kawasan Pariwisata memiliki : 1) Keindahan alam dan keindahan panorama; 2) Masyarakat dengan kebudayaan yang khas dan diminati wisatawan; 3) Bangunan peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai sejarah tinggi. Tabel 3.6. Kawasan Pariwisata berdasarkan kepada RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019 No Kabupaten/Kota Pola Pengembangan 1 Kota Palembang Pusat Kegiatan Nasional 2 Kota Lubuklinggau Pusat Kegiatan Wilayah 3 Kota Baturaja Pusat Kegiatan Wilayah 4 Kota Lahat Pusat Kegiatan Wilayah 5 Kota Sungsang Pusat Kegiatan Wilayah 6 Kota Pagar Alam Pusat Kegiatan Lokal Sumber: RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019 b) Kawasan Pembangunan Pariwisata berdasarkan Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011-2030 Dalam Materi Teknis Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan No. 14 Tahun 2006 (Draft RTRW Provinsi Sumatera Selatan 2011-2030), disebutkan program pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan, meliputi: 1) Penataan Kawasan Wisata Pagar Alam, Danau Ranau dan Sungai Musi Palembang; 2) Promosi Wisata dan Pengembangan tempat Wisata; 3) Pengembangan Produk Agroindustri; 4) Pengembangan Agro-Estate;

3-21

5) Pengembangan Ecotourism di Kawasan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat), Pagar Alam, Banyuasin, Muara Enim dan Lahat; dan 6) Pengembangan Agrowisata di Pagar Alam, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, dan Ogan Komering Ulu Selatan. Pengembangan pusat-pusat tujuan wisata dan kawasan pariwisata berbasis keunikan budaya dalam strategi pengembangan kawasan budidaya, juga menjadi salah satu fokus pembangunan pariwisata secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Selatan.

Draft RTRW Provinsi Sumatera Selatan 2011-2030 juga menyebutkan Kawasan Peruntukan Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan, yang menjadi fokus pembangunan kepariwisataan berdasarkan karakteristik daya tarik dan aktivitas wisata, serta keterkaitan antar destinasi. Kawasan Pariwisata adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata. Dimana kriteria dalam penetapan kawasan pariwisata adalah kawasan yang memiliki: 1) Keindahan alam dan keindahan panorama; 2) Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; dan 3) Bangunan peninggalan budaya atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Disamping itu penetapan kawasan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA).

Pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan diarahkan di setiap kabupaten/kota, dengan prioritas pengembangan pada Benteng Kuto Besak dan Bukit Siguntang (Palembang), Megalith (Lahat dan Pagar Alam), Danau Ranau (OKU Selatan), Gunung Dempo (Pagar Alam), Taman Nasional Sembilang (Banyuasin).

3-22

RTRW Provinsi Sumatera Selatan juga menjabarkan arahan Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Pariwisata, sebagai berikut: 1) Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; 2) Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau; 3) Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata; 4) Pengembangan budaya masyarakat; 5) Pengendalian pemanfaatan potensi alam; 6) Penentuan lokasi wisata alam dan wisata minat khusus yang tidak mengganggu fungsi kawasan lindung; 7) Pengendalian pertumbuhan sarana dan prasarana penunjang wisata yang mengganggu fungsi kawasan lindung, terutama resapan air; 8) Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau dan peninggalan sejarah; 9) Ketentuan pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam untuk kegiatan wisata dilaksanakan sesuai asas konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem serta luas lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana paling luas 10% dari luas zona pemanfaatan dan penerapan eco-architecture; 10) Ketentuan pelarangan mengubah dan/atau merusak bentuk arsitektur setempat, bentang alam dan pemandangan visual; 11) Persyaratan amdal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 12) Pelestarian lingkungan hidup dan cagar budaya yang dijadikan kawasan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pemugaran;

3-23

Berdasarkan pada Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2033, disebutkan pembangunan kawasan pariwisata dilaksanakan pada Kabupaten/Kota sebagai berikut: Tabel 3.7. Kebijakan Pembangunan Kawasan terkait Pariwisata Provinsi Sumatera Kabupaten/ No Kriteria Arahan Pengembangan Kota 1 Kawasan Kawasan budidaya yang o Pengembangan kawasan Perkotaan memiliki nilai strategis sosial perdagangan dan jasa, melalui Pagar Alam budaya di wilayah provinsi. revitalisasi kawasan, Kawasan ini memiliki : penataan lingkungan sekitar, 1) Situs bersejarah dunia; peningkatan aksesibilitas 2) Aset yang harus menuju kawasan dalam dilindungi dan mendukung peningkatan dilestarikan; fungsi kawasan sebagai 3) Tempat perlindungan kawasan perkotaan. peninggalan budaya. o Perlu sinergitas infrastruktur. o Menyelaraskan struktur dan pola ruang, serta arah pengembangan wilayah agar terintegrasi dan saling mendukung dengan kawasan tetangga. o Pengembangan kawasan wisata budaya dan alam. o Pelestarian cagar budaya. 2 Kawasan Kawasan yang memiliki nilai o Berpotensi sebagai kawasan Koridor Lahat- strategis ekonomi yang ekonomi untuk persaingan di Muara Enim berpengaruh terhadap tingkat regional pertumbuhan ekonomi o Perlu sinergitas infrastruktur provinsi dalam aspek : o Perlu sinergitas 1) Potensi ekonomi cepat pembangunan antar daerah tumbuh; o Perlu dikendalikan agar tidak 2) Dukungan jaringan merambah kawasan prasarana dan fasilitas pertanian/hutan penunjang kegiatan o Perlu pelestarian cagar ekonomi. budaya yang berpotensi menjadi daya tarik wisata.

3 Kawasan Kawasan kegiatan ekonomi o Perlu sinergitas Pengembangan yang dikembangkan bagi pembangunan antar daerah Ekonomi dukungan jaringan o Perlu dikendalikan agar tidak prasarana dan fasilitas merambah kawasan Terpadu Danau penunjang kegiatan pertanian/hutan Ranau ekonomi; dan o Mengembangkan kawasan 1) Kawasan yang wisata terpadu dan memberikan agroindustri perlindungan o Mengoptimalkan

3-24

Kabupaten/ No Kriteria Arahan Pengembangan Kota keseimbangan tata guna pemanfaatan Danau Ranau air yang setiap tahun untuk kegiatan pariwisata & berpeluang kegiatan khusus sesuai daya menimbulkan kerugian. dukungnya. Sumber: Materi Teknis Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011-2030

4. Kebijakan Pembangunan Pariwisata berdasarkan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2008-2018 Berikut dijabarkan RIPPDA Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 yang memiliki masa perencanaan dari Tahun 2008-2018.

a. Visi Pembangunan Pariwisata Sumatera Selatan: “Sumatera Selatan sebagai Silang Budaya Indonesia”

Dalam visi tersebut tercermin suatu makna bahwa di Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari berbagai suku dan budaya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. perwujudan budaya beragam suku bangsa tersebut tercemin di dalam masyarakat Sumatera Selatan dan hidup berdampingan secara damai dalam suatu wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dinamika dan beragam budaya yang ada diharapkan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat.

b. Misi pembangunan Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah kearah realitas kepemerintahan yang baik untuk memacu kerjasama dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. 2) Mengoptimalkan pendayagunaan potensi berbagai semberdaya secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan guna meningkatkan daya saing Sumatera Selatan terhadap pasar regional, nasional, dan internasional.

3-25

3) Meningkatkan kemandirian kabupaten/kota melalui penguatan kemampuan pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Misi pembangunan Sumatera Selatan di atas menjadi pertimbangan dalam menyusun misi kepariwisataan dengan memperhatikan visi kepariwisataan dan potensi serta permasalahan kepariwisataan yang ada. Adapun misi kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan dan menjaga kelestarian budayaa masyarakat Sumatera Selatan yang beragam unuk meningkatkan kesejahteraan bersama. 2) Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata bagi peningkatan kesejahteraan bersama terutama peningkatan pendapatan bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah. 3) Menempatkan Sumatera Selatan sebagai daerah tujuan wisata nasional dan internasional dengan orientasi pengembangan kearah Pariwisata Budaya dan Pariwisata Konvensi (MICE), serta menempatkan jenis pariwisata yang lain sebagai pendamping, berdasarkan keseimbangan antara permintaan dengan potensi yang tersedia. 4) Mempertinggi tingkat profesionalitas pelayanan pariwisata melalui peningkatan kualitas kelembagaan, manajemen dan sumber daya manusia (SDM). 5) Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat Sumatera Selatan terutama yang bergerak di bidang pariwisata terhadap peran penting pariwisata dalam peningkatan kualitas kehidupan bangsa dalam memasuki era globalisasi. 6) Meningkatkan kualitas produk terutama produk wisata unggulan, sumber daya pariwisata dan lingkungan berdasarkan

3-26

asas kesinambungan dan apresiasi norma dan nilai-nilai yang berlaku. 7) Menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya dalam peningkatan kualitas sumber daya pariwisata.

c. Rencana Strategis Pengembangan ODTW Sumatera Selatan 1) Peningkatan kualitas objek/daya tarik wisata yang telah ada dan diperkirakan laku dijual ke pasar wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pengembangan ODTW diutamakan instansi terkait (Dinas Pariwisata, dll) di tingkat Kabupaten/ Kota. Pengembangan ODTW dapat dimulai dari potensi yang selama ini menonjol di Sumatera Selatan yaitu wisata sungai khususnya Sungai Musi. Selain itu ODTW unggulan di luar Kota Palembang yang selama ini sudah terkenal seperti Gunung Dempo Pagar Alam, Danau Ranau OKU Selatan, dan Candi Bumiayu Muara Enim. 2) Identifikasi objek/daya tarik wisata dari potensi-potensi yang telah dimiliki oleh Provinsi Sumatera Selatan yang diperkirakan dapat dijual ke pasar wisatawan nusantara maupun mancanegara. Sementara ini diunggulkan 15 ODTW dan 43 ODTW potensial. Tabel 3.8. Daya Tarik Wisata Unggulan di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan RIPPDA Tahun 2008-2018 No Nama DTW Unggulan Kabupaten/Kota 1 Bukit Sulap Lubuklinggau 2 Danau Ranau OKU Selatan 3 Gunung Dempo Pagar Alam 4 Hutan Punti Kayu Palembang 5 Sungai Musi Palembang 6 Benteng Kuto Besak Palembang 7 Jembatan Ampera Palembang 8 Kampung Kapiten 7 Ulu Palembang 9 Kelenteng 9 Ulu Palembang

3-27

No Nama DTW Unggulan Kabupaten/Kota 10 Masjid Agung Palembang 11 Museum Balaputra Dewa Palembang 12 Pulo Kemaro Palembang 13 Rumah Rakit Palembang 14 Pusat Kerajinan Songket 32 Ilir Palembang 15 Situs Candi Bumiayu Muara Enim Sumber: Dokumen RIPPDA Provinsi Smatera Selatan Tahun 2008-2018

3) Penciptaan objek dan daya tarik wisata baru yang mampu memfasilitasi Provinsi Sumatera Selatan sebagai wisata MICE yang dapat menjadi penggerak kegiatan pariwisata, kegiatan wisata pada waktu malam dan meningkatkan lama tinggal (LOS). 4) Pengembangan ODTW bersama perbatasan yaitu Danau Ranau dengan Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu serta pengembangan ODTW Taman Nasional Kerinci Seblat dengan Provinsi Bengkulu. Program kerja dapat berupa pembangunan akses dan sarana prasarana pada kawasan wisata maupun promosi bersama. 5) Identifikasi dan pengembangan ODTW yang menjadi konservasi hutan seperti TN Sembilang Banyuasin dan TNK Seblat Musi Rawas.

d. Rencana Pengembangan Hotel dan Akomodasi 1) Peningkatan kualitas pelayanan hotel bintang III ke bawah dan hotel melati secara profesional kepariwisataan, termasuk peningkatan hotel kelas non-classified dan pondok wisata/home stay. 2) Penambahan jumlah kamar hotel maksimal sebanyak 3.526 kamar hotel sampai dengan tahun 2018. 3) Penataan ruang kawasan pengembangan Hotel, khususnya kawasan Hotel Melati dan Pondok Wisata/home stay.

3-28

e. Rencana Pengembangan Restoran/Rumah Makan 1) Pengembangan Rumah Makan/Restoran ditekankan pada pengembangan kualitas dari pada kuantitas. 2) Pengembangan jumlah rumah makan yang diperlukan didasarkan pada patokan sebagai berikut, melalui penambahan/peningkatan kursi sebanyak 6.563 kursi atau setara dengan 110 rumah makan/restoran dengan asumsi tiap restoran terdiri dari 60 kursi pada Tahun 2018/ Jumlah tersebut dapat dijabarkan menjadi 6 Rumah Makan/Restoran per tahun sampai dengan 10 Tahun ke depan. 3) Lokasi Restoran perlu disebarkan/didistribusikan untuk mengurangi tingkat kepadatan kegiatan yang berakibat pada menurunnya kualitas kenyamanan wisata. 4) Standarisasi pelayanan rumah makan dan penentuan standar pelayanan minimum untuk wisatawan. f. Rencana Pengembangan Biro Perjalanan Wisata/Umum 1) Meningkatkan target jumlah wisatawan yang diharapkan dapat dilayani oleh BPW. 2) Meningkatkan jumlah BPW. 3) Meningkatkan kinerja BPW kearah lebih professional, memperluas jaringan bisnis ke berbagai pasar wisata di luar negeri, serta meningkatkan kerjasam professional dengan pelaku iindustri pariwisata yang lain. 4) Menekan serendah-rendahnya prosentase komisi. g. Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Komunikasi 1) Meningkatkan kinerja pelayanan komunikasi tidak saja untuk kebutuhan pariwisata, tetapi juga untuk kebutuhan kegiatan yang lain. 2) Peningkatan kebutuhan jumlah prasarana/sarana komunikasi khusus pariwisata.

3-29

3) Mengorientasikan pengembangan untuk kebutuhan system informasi pariwisata, baik melalui media cetak maupun elektronik. 4) Meningkatkan jaringan internet di sepanjang jalur wisata, ODTW maupun di pusat kegiatan wisata lainnya baik (fixed maupun wireless). h. Rencana Pengembangan Galeri Seni dan Toko Cinderamata 1) Meningkatkan kinerja galeri seni dan toko cinderamata secara lebih merata. 2) Pengembangan jumlah galeri seni dan toko cinderamata. 3) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dan kondusif antar pengusaha Galeri Seni/Toko Cinderamata dan dengan komponen pelaku industri pariwisata. 4) Menekankan serendah-rendahnya prosentase komisi agar tercipta persaingan yang kondusif. i. Rencana Pengembangan Bank dan Tempat Penukaran Uang 1) Peningkatan kinerja bank. 2) Pengembangan jumlah fasilitas penukaranuang yang didasarkan atas kebutuhan pariwisata. 3) Menyebarkan tempat penukaran uang pada lokasi yang strategis dan aman terhadap kriminalitas. 4) Pengembangan Money Changer diutamakan di kota-kota yang ada. j. Rencana pengembangan Sarana Penunjang Keamanan 1) Pendidikan/kursus/pembinaan/koordinasi mobilisasi wawasan dan keterampilan pengendalian, penanganan, pengetasan keamanan lingkungan kota/ODTW kepada para perilaku pariwisata, pramuwisata, sopir taxi, sopir bus umum, pengemudi becak dan andong, operator wisata, tukang perahu, dan masyarakat umum.

3-30

2) Pengembangan kinerja petugas kepolisian dan penampilan agar lebih terampil, mencegah keamanan, melayani, ramah, dan berkendara dengan citra wisata bukan militer. k. Rencana Pengembangan Aksesibilitas 1) Angkutan Udara. Pengembangan transportasi udara diarahkan untuk meningkatkan frekuensi dan kapasitas dari Bandar udara yang ada pada saat ini. Diharapkan pemerintah daerah dapat mendorong terselenggaranya pelayanan angkutan udara yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan fluktuasi jumlah penumpang angkutan udara dari waktu ke waktu. Pengembangan Bandar udara dapat dilakukan tidak hanya dalam konsep untuk meningkatkan mutu bandara, tetapi untuk meningkatkan kemampuan integrasinya dengan moda angkutan lain. 2) Angkutan Kereta Api. Rencana pengembangan angkutan kereta api diarahkan pada peningkatan tingkat pelayanan angkutan, baik kelas ekonomi dan terlebih kelas bisnis dan eksekutif. Segmentasi pasar dan peningkatan jumlah pengguna kereta api diharapkan benar-benar dapat mencerminkan permintaan yang sebenarnya. Pengembangan termasuk alternative frekuensi perjalanan ke Kota/Kabupaten yang ada atau dari Kota Palembang ke Pusat-Pusat Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) maupun dari pusat WPP ke ODTW yang ada di sekitarnya. Pembuatan jalur kereta api ke Kota/Kabupaten yang strategis untuk pengembangan pariwisata namun belum ada jalur kereta api. 3) Angkutan Bus Wisata dan Rute Bus Wisata. Angkutan bus wisata direncanakan untuk dapat didorong memanfaatkan lokasi parkir yang disediakan untuk mereka. Jenis bus wisata perlu didorong untuk melakukan segmentasi dalam ukuran kendaraan, sehingga keberadaan bus wisata, terutama yang

3-31

berukuran besar tidak memberikan gangguan lalulintas bagi pengguna jalan lain, terutama periode sibuk. Bus Wisata sebenarnya dapat pula berwujud angkutan wisata berciri khusus, apalagi dapat disediakan angkutan khusus wisata sejenis “amphibi” yang dapat melayani city tour di darat maupun melintasi sungai Musi. 4) Angkutan Bus Kota dan Taksi. Angkutan bus Kota Perlu direncanakan untuk mengakomodasi objek wisata sebagai salah satu kriteria dalam penentuan rute angkutan. Dengan demikian, wisatawan dapat menggunakan angkutan umum untuk mencapai ODTW. Taksi perlu dikembangkan agar memberikan standar pelayanan yang memadai terutama bagi pengunjung yang baru pertama kali datang ke Sumatera Selatan. 5) Angkutan Sewa/Charter. Regulasi bagi angkutan sewa perlu dibuat agar dapat diperoleh standar pelayanan yang memungkinkan penggunan mengetahui hak-haknya dan penyedia jasa angkutan sewa mengetahui kebutuhan pelayanan yang harus diberikan. Bagi pemerintah, peraturan ini dapat digunakan sebagai salah satu syarat dan mendorong transparansi kriteria dalam pendirian usaha angkutan sewa. 6) Angkutan Lokal. Angkutan lokal perlu didorong melalui regulasi, baik dalam regulasi usaha maupun dalam pengaturan lalu lintas yang memungkinkan kelompok angkutan ini tetap lestari. Keberlanjutan secara bisnis untuk kapal pesiar (Putri Kembang Dadar, dll) yang secara khusus sebagai angkutan wisata di sungai-sungai (terutama sungai Musi) perlu diperhatikan. Demikian juga pengembangan perahu berukuran menengah dan kecil dapat ditingkatkan dari angkutan umum menjadi angkutan wisata pada waktu tertentu dengan beberapa modifikasi dan spesifikasi pelayanan.

3-32

7) Fasilitas Pejalan Kaki. Sebagai komponen wisata yang sangat penting dalam meningkatkan keberlanjutan ODTW, fasilitas pejalan kaki pada ODTW maupun pada lokasi-lokasi lain dengan mendasarkan pada konsep bahwa fasilitas pejalan kaki adalah komponen atraksi, bukan komponen yang membebani pengguna fasilitas. Dengan kata lain, fasilitas pejalan kaki tidak boleh dilihat sebagai prasarana yang semata-mata akan melelahkan pemakai, atau merekayasa pejalan kaki untuk membeli cinderamata (melalui pengaturan rute dan mengharuskan pejalan kaki melewati toko-toko tertentu). Dengan demikian, penataan fasilitas pejalan kaki harus melihat faktor-faktor iklim mikro, penataan muka bangunan dan street furniture. 8) Fasilitas Parkir dan Terminal. Lokasi dan fasilitas parkir untuk angkutan wisata harus direncanakan dengan melihat kompromi antara jarak pencapaian, serta aktivitas lokasi dan ODTW apabila lokasi parkir terlalu dekat. Oleh karenanya, fasilitas parkir harus terintegrasi dengan perencanaan fasilitas pejalan kaki. 9) Jaringan Jalan. Jaringan jalan perlu didesain untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi objek dan daya tarik wisata utama yang akan dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan angkutan wisata yang melalui jalan tersebut. Rekomendasi rute wisata perlu diiringi dengan penyesuaian fasilitas terutama lebar jalan bagi bis-bis wisata ukuran besar. Jaringan jalan diutamakan jalur yang menghubungkan Kota Palembang sebagai Pusat Wisata Sumatera Selatan dengan Kabupaten/Kota yang ada terutama yang terdapat ODTW sudah siap dipasarkan. Jaringan jalan juga dikembangkan bertahap dari Kota sebagai basecamp pusat WPP ke ODTW yang sekitarnya.

3-33

10) Sistem Informasi Transportasi. Sistem informasi transportasi merupakan rencana yang paling utama dalam penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Penyediaan informasi dan system perolehan informasi harus direncanakan secara terintegrasi dan terbaharui untuk setiap moda angkutan dan setiap titik transfer utama. Informasi bilingual dalam bentuk How to Go There merupakan komponen utama dalam penyediaan informasi. Informasi mengenai rute perlu disosialisasikan pada pengunjung. Perlu pula direncanakan institusi yang bertanggung jawab dan mekanisme penyediaan informasi sehingga ketersediaan informasi ini dapat dipertanggung jawabkan. l. Rencana Pengembangan Pola Wisata 1) Penyelidikan untuk mengetahui keterkaitan perguruan tinggi atau lembaga pendidikan serta korporasi dengan penyelenggaraan kegiatan seminar, pertemuan, konferensi secara kuantitatif; jumlah peserta, jenis kegiatan, aktivitas samping (social event), waktu penyelenggaraan dan lama waktu. Dapat juga mengukur keterkaitan organisasi OR, organisasi profesi, ormas, korporasi, dan parpol di tingkat pusat/nasional dalam menyelenggarakan event di Sumatera Selatan. 2) Pengembangan sumber daya manusia dalam pengelolaan wisata konvensi dengan: a) Mempertemukan pihak-pihak yang berkaitan seperti pengelola perguruan tinggi/lembaga pendidikan, biro perjalanan, hotel, PT. KAI, pengelola dermaga sungai, pengelola terminal bus, pengusaha/pemilik toko cinderamata dan pusat perbelanjaan.

3-34

b) Mengidentifikasi secara bersama kebutuhan pelatihan/bimbingan yang diperlukan. c) Penyiapan fasilitas angkutan yang memadai untuk menjamin mobilitas wisatawan dengan dikaitkan dengan Rencana Pengembangan Aksesibilitas. m. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia 1) Penyebarluasan secara sistematis pengertian pariwisata berikut komponen terkait, dan konsep pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan kepada masyarakat Provinsi Sumatera Selatan secara umum dan masyarakat pariwisata Provinsi Sumatera Selatan secara khusus (bukan hanya pada kalangan birokrasi dan institusi tertentu saja). 2) Menciptakan kesempatan dan menyelenggarakan pendidikan formal dengan gelas dan pendidikan non formal mengenai segala aspek dan komponen pariwisata dari tingkat teknis sampai dengan pemikir/peneliti secara piramida. 3) Menciptakan kesempatan pendidikan diberikan tidak saja kepada masyarakat yang telah melakukan kegiatan bidang pariwisata, tetapi juga masyarakat umum yang tertarik/ditarik dalam kegiatan pariwisata dengan prioritas terhadap mereka yang telah/sedang melakukan kegiatan di bidang pariwisata. 4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang melakukan kegiatan di bidang pariwisata sesuai kompetensi bidang kerja lebih diutamakan daripada kuantitas, sedangkan jumlah orang yang bekerja secara formal dalam bidang pariwisata diupayakan mengikuti hirarki piramida menurut kemampuan/kualitas/jejaring pengetahuan dan keterampilan. 5) Menciptakan motivasi yang kuat terhadap sumberdaya manusia yang bekerja pada instansi pemerintah yang menangani pariwisata agar “pro-aktif” dalam membina, mempimpin, mengkoordinasi, memberi contoh dan memberi

3-35

kesempatan kepada kalangan industri pariwisata dan masyarakat umum dalam mengembangkan pariwisata. n. Rencana Strategis Pengembangan Kelembagaan 1) Memperjelas dan mempertegas peran (tugas fungsi dan wewenang) khususnya lembaga pemerintah, beserta pelaksanaan/konsekuensi peran tersebut. 2) Melakukan reorganisasi, khususnya lembaga/instansi pemerintah yang menangani bidang pariwisata dan bidang terkait (seperti perindustrian, perdagangan, jasa, keamanan, lingkungan, kesenian dan budaya, pajak dan pendapatan daerah, transportasi dan telekomunikasi serta pendidikan kepariwisataan). 3) Menciptakan iklim yang kondusif untuk mengembangkan kinerja masing-masing lembaga yang terkait dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata termasuk sektor pemerintah, swasta, BGO dan masyarakat. 4) Menciptakan “link and macth” antara pendidikan kepariwisataan dengan lapangan kerja kepariwisataan secara lebih merata. Tidak terfokus pada sektor tertentu yang diidentifikasi dapat mendatangkan keuntungan lebih besar. 5) Memberi peran yang luas dan memotivasi secara terus- menerus kepada lembaga swasta yang bergerak di bidang kepariwisataan untuk menciptakan dan mengembangkan peluang dalam pengembangan pariwisata seluas-luasnya. 6) Menciptakan peluang dan mendorong masyarakat dan lemnbaga swadaya masyarakat yang tertarik untuk bergerak di bidang pariwisata, baik yang telah bergerak dibidang pariwisata maupun yang belum, untuk mengembangkan diri berdasar atas tatanan yang telah dirumuskan.

3-36

o. Rencana Strategis Pengembangan Kunjungan Wisatawan 1) Peningkatan kualitas objek daya/tarik wisata secara integrated baik dalam lingkup Provinsi Sumatera Selatan. 2) Pengembangan wisata budaya dan konvensi yang lebih berkualitas dan mencakup segmen pasar yang lebih luas. 3) Mengembangkan ragam kegiatan MICE secara Inovatif. 4) Pengembangan dan memelihara repeater tourist dengan menciptakan tingkat kepuasan wisatawan. 5) Pengembangan kawasan wisata buatan/resort penunjang kegiatan wisata berbasis MICE terutama di kota-kota. p. Rencana Strategis Pengembangan Pola Pergerakan Wisata 1) Pembuatan jalur wisata yang lebih berorientasi pada integrasi antar objek/daya tarik wisata dalam rangka peningkatan kunjungan dan lama tinggal. 2) Penciptaan diversifikasi objek/daya tarik wisata sebagai bagian dari pengembangan jalur wisata. 3) Pembuatan rest area pada jalur perjalanan yang panjang dan memerlukan waktu lama. q. Rencana Strategis Pengembangan Pasar Wisata 1) Pasar wisata budaya (Mancanegara/Internasional) potensial yang menjadi target pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan adalah pasar wisata dari Negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dll. Namun peluang pasar Eropa dapat dilakukan seperti Belanda, Inggris, dll. 2) Pasar wisata budaya (nusantara/nasional) potensial yang menjadi sasaran Provinsi Sumatera Selatan adalaha wisatawan yang berasal dari Batam, Lampung, dan Sumatera bagian Selatan Lainnya. 3) Pasar wisata Konvensi (Mancanegara/Internasional) potensial yang menjadi target pariwisata Provinsi Sumatera Selatan

3-37

adalah pasar wisata golongan akademisi, politisi, dan professional dari Negara-negara Asia Timur, dan Asia Tenggara. 4) Pasar wisata Kovensi (Nusantara/Nasional) potensial yang menjadi sasaran pariwisata Provinsi Sumatera Selatan adalah golongan cendikiawan, professional, dan pelaku bisnis menengah. 5) Pasar wisata nasional yang dapat diraih sebagai prioritas selanjutnya adalah wisatawan pelajar dan mahasiswa. 6) Pengembangan limpahan wisatawan asing yang sedang dan sudah mengunjungi Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. r. Rencana Strategis Pengembangan Pemasaran dan Promosi Wisata 1) Penyusunan rencana pengembangan promosi dan pemasaran secara terpadu dan terkoordinasi dengan melibatkan semua ahli, berdasar atas pasar/segmen pasar potensial dan ODTW dan komponen produk lain yang dimiliki akan dikembangkan untuk dimiliki, memanfaatkan media promosi yang tersedia dan dapat disediakan, dengan tujuan untuk menciptakan penyebaran promosi yang lebih terencana, serta proses pemasaran dan promosi yang dimulai sejak penyusunan rencana pengembangan pariwisata. 2) Pemasaran dan promosi pariwisata dilaksanakan berdasarkan atas perencanaan yang matang, dan mengacu pada rencana pengembangan yang telah ditetapkan, dan bukan mengacu pada keinginan golongan tertentu ataupun pejabat tertentu. 3) Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pemasaran dan promosi dilakukan oleh Badan Promosi. 4) Promosi bersama dengan pemerintah Provinsi tetangga untuk ODTW di perbatasan yaitu Danau Ranau di OKU Selatan dan TNK Seblat di Musi Rawas.

3-38

s. Rencana Kebijakan Tata Ruang Wilayah Pariwisata Kebijaksanaan pengembangan pariwisata Sumatera Selatan ditarik dari pendekatan perwilayahan dipandang dari aspek nasional, regional ataupun lokal. Karena itu pengembangan pariwisata perlu dipandu oleh Pola Umum Wilayah Pengembangan Pariwisata yang dijiwai oleh potensi pariwisata dan laju kunjungan wisatawan.

Disisi lain adalah pada tempatnya bila disebutkan bahwa rencana suatu perkembangan kepariwisataan mempertimbangkan kekuatan yang ada. Berdasarkan analisis, kekuatan utama pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan yang dimiliki adalah: 1) Potensi objek sungai terutama keberadaan Sungai Musi, yang membentang di Sumatera Selatan. 2) Keberadaan Batang Hari Sembilan (S. Ogan, S. Komering, S. Batanghari Leko, S. Lematang, S. Kelingi, S. Lakitan, S. Rawas, dan S. Musi) yang sebagian besar dapat dilayari. 3) Akses penerbangan regional yang baik. 4) Sebagai pintu gerbang internasional bagi wisatawan mancanegara. 5) Kebudayaan khas Palembang sebagai Bumi Sriwijaya. Berdasarkan analisis yang ada maka pembagian wilayah pengembangan pariwisata (WPP) dibagi menjadi 7 (tujuh) WPP. Pertimbangan utama pembagian ini berdasarkan kemudahan aksesibilitas di Provinsi Sumatera Selatan termasuk juga kelengkapan jaringan jalan dan moda transportasi.

Pembagian zona ini juga dengan mempertimbangkan gambaran karakteristik kondisi alam yang ada (geofisiografi) dan membentuk tema utama yaitu perairan pantai dan rawa di wilayah bagian timur, tanah dataran rendah dibagian tengah dan tanah dataran tinggi di wilayah Bagian Barat.

3-39

Gambar 3.6. Peta Pembagian Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2018

Sumber: Dok. Review RIPPDA Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008

Di Provinsi Sumatera Selatan Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) dikelompokan menjadi 7 (tujuh) bagian meliputi: 1) Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP 1) Wilayah pengembangan Pariwisata (WPP) 1 meliputi Kota Palembang, sebagian wilayah Kabupaten Banyuasin kurang lebih sampai Pangkalan Balai, sebagian Wilayah Kabupaten Muara Enim dan sebagian wilayah Kabupaen Ogan Komering Ilir. Dalam WPP ini terdapat 44 ODTW dengan pusat WPP di Kota Palembang.

3-40

Tabel 3.9. Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata I (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 No Nama DTW Kabupaten/Kota 1 Hutan Kota Punti Kayu Palembang 2 Pulo Kerto Palembang 3 Sungai Musi Palembang 4 Bagus Kuning Palembang 5 Benteng Kuto Besak Palembang 6 Bukit Siguntang Palembang 7 Jembatan Ampera Palembang 8 Kampung Arab 10 Ulu Palembang 9 Kampung Arab 12 Ulu Palembang 10 Kampung Kaiten 7 Ulu Palembang 11 Kantor Walikota Palembang 12 Kelenteng 9 Ulu Palembang 13 Kerajinan Rotan 1 Ilir Palembang 14 Komplek Assegaf Palembang 15 Makam Kawah Tengkurep Palembang 16 Makam Ki Gede In Suro Mudo Palembang 17 Makam Ki Gede In Suro Tuo Palembang 18 Makam Sabongkinkin Palembang 19 Masjid Ki Merogan Palembang 20 Masjid Agung Palembang 21 Masjid Lawang Kidul Palembang 22 Masjid Sungai Lumpur Palembang 23 Monpera Palembang 24 Monumen Perjuangan Front Kanal Ogan Ilir 25 Monumen Perjuangan Kemerdekaan Front Simpang Ogan Ilir 26 Museum Balaputra Dewa Palembang 27 Museum Sutan Mahmud Badarudin II Palembang 28 Pasar Tradisional 16 Ilir Palembang 29 Permukiman Lama 3-4 Ulu Palembang 30 Pulo Kemaro Palembang 31 Pusat Kerajinan Songket 32 Ilir Palembang 32 Pusat Kerajinan Ukir 19 Ilir Palembang 33 Rumah Limas Palembang 34 Rumah Panggung Palembang 35 Rumah Rakit Palembang 36 Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Palembang 37 Kawasan Agropolitan Agro Techno Park Ogan Ilir 38 Kawasan Pertamina Palembang

3-41

No Nama DTW Kabupaten/Kota 39 Lokasi Jatuhnya Silk Air Banyuasin 40 Pabrik Pusri Palembang 41 Taman Rekreasi Anak-ANak Pulau Khihaji Ogan Ilir 42 Taman Rekreasi Kampus Unsri Indralaya Ogan Ilir 43 Taman Rekreasi Kota Ruang Terbuka Hijau Ogan Ilir 44 Wisata Kota Terpadu Mandiri Ogan Ilir Sumber: RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 2) Wilayah Pengembangan Pariwisata II Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) II meliputi sebagian wilayah Kabupaten OKI dan sebagian Kabupaten Banyuasin terutama yang mempunyai Pantai Timur. Dalam WPP ini terdapat 9 DTW dengan pusat WPP di Sungsang, Tanjung Api- Api. Tabel 3.10. Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata II (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 No Nama DTW Kabupaten/Kota

1 Hutan Mangrove OKI 2 Hutan Mangrove OKI 3 Kawasan TN Sembilang Banyuasin 4 Kuala Lebung Itam OKI 5 Kuala Sungai Pasir OKI 6 Kuala Sungai Sibur OKI 7 Pantai Sungai Lumpur OKI 8 Pulau Maspari OKI 9 Perkampungan Sungsang Banyuasin Sumber: RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 3) Wilayah Pengembangan Pariwisata III Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) III meliputi sebagian kecil wilayah Kabupaten Banyuasin dan sebagian besar wilayah Kabupaten OKI. Dalam WPP ini terdapat 12 DTW dengan pusat WPP di Kota Kayuagung.

3-42

Tabel 3.11. Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata III (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 No Nama DTW Kabupaten/Kota 1 Danau Teluk Gelam OKI 2 Danau Teluk Rasau OKI 3 Lebak Besar Teloko OKI 4 Sungai Komering OKI 5 Bukit Batu OKI 6 Makam Puyang Buncit dan Ratu Jimat OKI 7 Makam Seriam Kuning OKI 8 Negeri Silop OKI 9 Rumah Seratus Tiang OKI 10 Rumah Adat Kayuagung OKI 11 Agrowisata OKI 12 Sarana Olahraga OKI Sumber: RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 4) Wilayah Pengembangan Pariwisata IV Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) IV meliputi sebagian wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan sebagian wilayah Kabupaten Banyuasin. Dalam WPP ini terdapat 17 DTW dengan Pusat WPP di Sekayu. Tabel 3.12. Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata IV (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 No Nama DTW Kabupaten/Kota 1 Bom Berlian Pangkalan Balai Banyuasin 2 Danau Konger Musi Banyuasin 3 Danau Ulak Lia Musi Banyuasin 4 Gua Batu Musi Banyuasin 5 Hutan Wisata P. Kemampo Banyuasin 6 Pantai Kawasan Pesisir Desa Pejaye Banyuasin 7 Makam Deman Lebar Daun Banyuasin 8 Permukiman Rumah Rakit Musi Banyuasin 9 Permukiman Tradisional Musi Banyuasin 10 Habitat Gajah Air Sugihan Banyuasin 11 Perkebunan Kelapa Sawit Lias Musi Banyuasin 12 Danau Panjang Pendek Musi Banyuasin 13 Perkebunan Sawit Mas Langkan Banyuasin

3-43

No Nama DTW Kabupaten/Kota 14 Perkebunan Kelapa Sawit S. Lilin Musi Banyuasin 15 Perkebunan Kelapa Sawit Sungai Banyuasin Rengit 16 Perkebunan PTP VII, Melania Banyuasin 17 Perkebunan Sembawa Banyuasin Sumber: RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 5) Wilayah Pengembangan Pariwisata V Wilayah Pengembangan Pariwisata V meliputi Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas. Dalam WPP ini terdapat 17 buah DTW dengan pusat WPP di Kota Lubuklinggau. Tabel 3.13. Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata V (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 No Nama DTW Kabupaten/Kota 1 Air Terjun Air Layang Lubuklinggau 2 Air Terjun Satan Musi Rawas 3 Air Terjun Temam I Lubuklinggau 4 Air Terjun Temam II Lubuklinggau 5 Bukit Botak Musi Rawas 6 Bukit Sulap Lubuklinggau 7 Danau Malus Lubuklinggau 8 Danau Raya Musi Rawas 9 Sungai Kelingi Lubuklinggau 10 Taman Nasional Kerinci Seblat Musi Rawas 11 Wateryang Lubuklinggau 12 Gua Napal Licin Musi Rawas 13 Wisata Danau Lebong Karangan Ogan Ilir 14 Benteng Kuto Ulak Lebar Lubuklinggau 15 Kawasan Pusat Kota Lubuklinggau 16 Rumah Bari Antik Musi Rawas 17 Bendungan Tingkip Musi Rawas Sumber: RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 6) Wilayah Pengembangan Pariwisata VI Wilayah Pengembangan Pariwisata VI meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Muara Enim, sebagian besar wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir , Kabupaten Ogan Komering

3-44

Ulu, dan sebagian besar wilayah Kabupaten OKU Timur. Dalam WPP ini terdapat 50 buah dengan pusat WPP di Kota Baturaja. Tabel 3.14. Daya Tarik Wisata di Wilayah Pengembangan Pariwisata VI (WPP) berdasarkan pada RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 No Nama DTW Kabupaten/Kota 1 Air Panas Gemuhak Muara Enim 2 Air Panas Gemuhak OKU 3 Air Terjun Curup Tenang Muara Enim 4 Air Terjun Dayang Rindu Muara ENim 5 Air Terjun Kambas OKU 6 Air Terjun Mencar OKU Timur 7 Air Terjun Tembunun OKU 8 Batu Lesung Bintang OKU 9 Danau Bunud Prabumulih 10 Danau Lematang Putus Prabumulih 11 Danau Segayam Muara Enim 12 Goa Selabe OKU 13 Gua Putri OKU 14 Lebak Datuk OKU Timur 15 Wisata Lebak Palas Ogan Ilir 16 Wisata Pantai Jodoh Ogan Ilir 17 Wisata Pantai/Perairan Tanjung Laut Ogan Ilir 18 Wisata Perairan Sungai Ogan Ogan Ilir 19 Wisata Perairan Tanjung Putus Ogan Ilir 20 Bendungan Perjaya OKU Timur 21 Makam Gunung Ibul Prabumulih 22 Objek Wisata Mkaam Darussalam Sido Ung Rajek Ogan Ilir 23 Makam Lanang Kuaso Ogan Ilir 24 Makam Nyuak Junjungan Saydina Angkasa Ogan Ilir 25 Makam Pangeran Punto Ogan Ilir 26 Makam Putri Pinang Masak Ogan Ilir 27 Makam Puyang Empat Putih Jage Ogan Ilir 28 Makam Puyang Ngawak Rd Ranom Rambang Ogan Ilir Senuling 29 Makam Puyang Siyak Turbiyah Ali Melayang Ogan Ilir 30 Makam Said Umar Bagindo Sari Ogan Ilir 31 Makam Samporayo (Parang Betuah) Ogan Ilir 32 Makam Usang Megat Sari Ogan Ilir 33 Makam Usang Meranjat Ogan Ilir 34 Makam Usang Rantai Ogan Ilir

3-45

No Nama DTW Kabupaten/Kota 35 Makam Usang Rimau Ogan Ilir 36 Makam Usang Sungging Ogan Ilir 37 Makam Usang Bujang Ogan Ilir 38 Situs Candi Bumiayu Muara Enim 39 Tugu Serangan Balas Prabumulih 40 Bendali Rantau Kupai OKU 41 Kebun Binatang Sriwijaya Muara Enim 42 Monumen Pahlawan Ogan Ilir 43 Pabrik Semen Baturaja OKU 44 Perkebunan Karet OKU 45 Perkebunan Kelapa Sawit OKU 46 Tambang Batubara PTBA Muara Enim 47 Batu Tiang Enam Lahat 48 Batu Ular, Rumah Batu, Batu Lesung Tanjung Aro Pagar Alam 49 Bukit Semendo Muara Enim 50 Desa Wisata Endalo Empat Lawang 51 Lesung Batu Lahat 52 Megalith Geramat Lahat 53 Megalith Makam Puyang Gadis Lahat 54 Megalith Tinggi Hari Lahat 55 Permukiman Pelan Kenidai Pagar Alam 56 Rumah Bari Besemah Lahat 57 Rumah Batu Lahat 58 Air Panas Muara Dua Kisam OKU Selatan 59 Area Perkebunan Teh Pagar Alam 60 Areal Perkebunan Kopi Pagar Alam 61 Benteng Pauh OKU Selatan 62 Makam Si Pahit Lidah OKU Selatan 63 Wisata Perkebunan Haramai OKU Selatan Sumber: RIPPDA Prov. Sumsel Tahun 2008-2018 Melalui WPP ditetapkan pusat-pusat pengembangan wisata yang didasarkan pada pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan dengan berbagai fasilitas penunjang yang tersedia. Dikaitkan dengan kekuatan utama, maka kebijakan pengembangan pariwisata juga diatur dari kekuatan pendukung berupa potensi pariwisata baik yang telah berkembang maupun yang akan dikembangkan.

3-46

5. Kebijakan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten/Kota berdasarkan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2008-2018 Berdasarkan kepada Rencana Strategis yang ada maka pembangunan pariwisata dilakukan dengan menyusun perencaannya. Perencanaan yang komprehensif dan terpadu, yang di dalamnya terdapat program, pentahapan, pendanaan, pelaksanaan dan lembaga terkait.

a. Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Saat ini Kementerian Pariwisata) berperan dalam langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penyusunan Strategi Nasional Pembangunan Industri Pariwisata. 2) Pengembangan Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional dan Jaringannya. 3) Pemantapan Strategi dan Kebijakan Pembangunan Pariwisata yang berkelanjutan, integrated, berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat, berbasis seni budaya, alam dan kualitas produk pariwisata serta peningkatan diversifikasi. 4) Pengembangan dan pemantapan strategi pemasaran dan promosi Pariwisata Nasional berdasarkan analisa pasar dan pengembangan lembaga riset serta menciptakan iklim usaha yang kondusif. 5) Pengembangan profesionalisme SDM Pariwisata, 6) Penyusunan perundangan, peraturan, pedoman, standarisasi, Norma dan etika. 7) Sosialisasi (Perundangan, peraturan, pedoman, standarisasi, Norma dan etika) pembuatan slogan, dan himbuan pelaksanaan Sapta Pesona. 8) Pengembangan jaringan antar lembaga, antar wilayah, antar Negara, antar pelaku pariwisata.

3-47

b. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas terkait lainnya berperan dalam langkah- langkah sebagai berikut: 1) Menyiapkan strategi dan kebijakan pembangunan industri pariwisata Provinsi yang berkelanjutan, integrated, berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat, menciptakan lapangan kerja, pro jender, berbasis seni, budaya, alam dengan peningkatan diversifikasi yang kreatif serta kualitas produk pariwisata. 2) Pengembangan dan pemantapan strategi pemasaran serta promosi destinasi berdasarkan analisa pasar serta menciptakan iklim usaha yang kondusif. Kualitas dan efektifitas pemasaran tergantung pada: a) Kualitas analisa pasar; b) Kualitas media promosi; c) Kualitas bahan promosi; d) Kualitas strategi promosi; dan e) Kemampuan, etika dan profesionalisme SDM Pemasaran dan promosi. 3) Peningkatan kualitas dan kekuatan daya saing destinasi dengan mengingat kapasitas, daya dukung dan kemampuan maksimalnya. 4) Peningkatan kualitas dan strategi jejaring, kerjasama dan kemitraan yang berasaskan saling menguntungkan antar Provinsi, antar Provinsi dengan Kabupaten/Kota, antar wilayah pengembangan pariwisata dan antar pelaku/masyarakat serta antar sektor pendidikan, perusahaan, kebudayaan, dan perdagangan. 5) Pemantapan instrument regulasi dan kebijakan provinsi di bidang Pariwisata serta tindak implementasinya.

3-48

6) Pengembangan jaringan sistim informasi pariwisata Provinsi berdasarkan pemanfaatan teknologi dan berbasis sistim pendataan yang akurat dan selalu diperbaharui. (up date). 7) Peningkatan dan Pengembangan infrastruktur, sarana, prasarana dan jaringan utilitas antar Kabupaten/Kota yang berkualitas. 8) Mendorong peningkatan kualitas aksesibilitas luar objek antar Kabupaten/Kota (Terjangkau, lancar, memadai, murah, onformatif dan variatif jenisnya). 9) Peningkatan kualitas SDM (Profesional, etika, trust, kemampuan produsen). 10) Peningkatan kualitas manajemen/kelembagaan/pengelolaan (pemberdayaan) dan fasilitasi. Pemberdayaan Masyarakat merupakan sebuah upaya untuk mengikutsertakan peran masyarakat dalam industri pariwisata. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan salah satu atau seluruh komponen yang terdapat dalam kawasan objek atau produk wisata akan diharapkan meningkatkan ekonomi masyarakat. Ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap keberadaan wisata akan menumbuhkan kepedulian masyarakat pada kelestarian dan kualitas objek tersebut dan akhirnya masyarakatlah yang akan menjaga keamanan, kesehatan, kenyamanan dan kualitas lingkungannya. 11) Pengembangan inovasi (penelitian, riset, kajian dan terobosan) dan kemasan (unik kreatif, variatif, pemanfaatan teknologi) untuk meningkatkan daya tarik produk dan destinasi. 12) Mendorong peningkatan kualitas kesehatan dalam destinasi (lingkungan, masyarakat, makanan) dan tindak keselamatan. 13) Memfasilitasi penyelenggaraan event-event kepariwisataan atau menunjang program kepariwisataan (pertunjukan,

3-49

olahraga, pameran kerjasama) yang bertaraf internasional, nasional, dan tingkat Provinsi. 14) Melaksanakan, mensosialisasikan program-program pusat. 15) Memberikan fasilitasi terhadap program Kabupaten/Kota yang strategis, lintas Kabupaten/Kota. c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota berperan dalam langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peningkatan kualitas objek wisata (alam, budaya, buatan/minat khusus). 2) Pengembangan fasilitas pendukung (hotel, restoran, dll). 3) Peningkatan pemanfaatan unsur-unsur keunikan lokal sebagai daya tarik wisata. 4) Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan jaringan utilitas di dalam objek dan lingkungannya. 5) Kualitas jejaring, kemitraan, dan kerjasama kepariwisataan, 6) Kualitas SDM (professional, etika, trust, produsen) kepariwisataan. 7) Kualitas manajemen/kelembagaan/pengelolaan daya tarik wisata. 8) Kualitas inovasi dan kemasan lingkungan objek wisata, 9) Kualitas kesehatan lingkungan objek wisata. 10) Melaksanakan, mensosialisasikan program-program pusat dan Provinsi. 11) Ketersediaan anggaran daerah. d. Kota Lubuklinggau 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan.

3-50

2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Lubuklinggau. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Air Terjun Temam, Watervank, Bukit Sulap. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Lubuklinggau. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan Lubuklinggau menjadi pusat WPP-5. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata. e. Kota Pagar Alam 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Pagar Alam. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Gunung Dempo, Air Terjun Lamatang, Curup Embun, Arca Manusia, Agrowisata Teh.

3-51

5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Pagar Alam. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan ODTW menjadi bagian WPP-7. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata. f. Kota Palembang 1) Melanjutkan program Visit Musi berupa penambahan even dengan inovatif dan alternatif. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM pariwisata terutama kegiatan pendukung berbasis MICE. 4) Menjaga dan meningkatkan ODTW di Palembang yang menjadi unggulan kepariwisataan Sumatera Selatan: a) Sungai Musi; b) Benteng Kuto Besak; c) Jembatan Ampera; d) Hutan Punti Kayu; e) Kampung Kapiten Kelurahan 7 Ulu; f) Masjid Agung; g) Kelenteng 9 Ulu; h) Museum Balaputera Dewa; i) Pulo Kemaro; j) Pusat Kerajinan Songket 32 Ilir; dan k) Rumah Rakit/Rumah Panggung.

3-52

5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama Kawasan Terintegrasi untuk pelatihan outbond untuk mendukung MICE. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan Palembang menjadi Pusat WPP-1 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh seperti kerupuk, pempek, kain songket, dll. g. Kota Prabumulih 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Prabumulih. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Danau Bunud. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Prabumulih. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan ODTW menjadi bagian WPP-3. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata.

3-53

h. Kabupaten Banyuasin 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternative berkonsep kuat dan berkelanjutan seperti Festival TN Sembilang. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Pangkalan Balai. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: TN Sembilang, Kampung Sungsang dan bertema Pantai Mangrove lainnya serta agrowisata. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Pangkalan Balai. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan sebagian ODTW bagian WPP-1 dan WPP-4. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh seperti kerupuk, pempek, dll. i. Kabupaten Empat Lawang 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Tebing Tinggi.

3-54

3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Air Terjun Tujuh Tingkat. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Tebing Tinggi. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan ODTW menjadi pusat WPP-7. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata. j. Kabupaten Lahat 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Lahat. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Bukit Serelo, Lesung Batu, Megalith. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Lahat.

3-55

6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan ODTW menjadi bagian WPP-7 yang bertema dataran tinggi berpusat di Pagar Alam. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata. k. Kabupaten Muara Enim 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Muara Enim dan Tanjung Enim. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Air Terjun Bedegung dan Tenang. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Muara Enim dan Tanjung Enim. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan sebagian ODTW menjadi bagian WPP-7 dan sebagian besar ODTW menjadi bagian WPP-3. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW.

3-56

9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh. l. Kabupaten Musi Banyuasin 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Sekayu. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Rumah Sakit S. Musi, Permukiman Tradisional. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Sekayu. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan sebagian ODTW pusat WPP-4. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh seperti kerupuk, pempek, dll. m. Kabupaten Musi Rawas 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan.

3-57

2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Muara Beliti. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi Kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: TNK Seblat, Bukit Botak. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Muara Beliti. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan ODTW menjadi bagian WPP-5. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibiltas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata. n. Kabupaten Ogan Ilir 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Indralaya. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: a) Wisata Agro b) Taman Rekreasi dan

3-58

c) Kampus Unsri 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama Kawasan Terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Indralaya atau diperbatasan dengan Kota Palembang misalnya: Kota Terpadu Mandiri. 6) Perencanaan dan Pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan ODTW yang menjadi bagian WPP-1 terkait langsung dengan Kota Palembang dan WPP-6 yang berpusat di Baturaja. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata seperti kerupuk, pempek, kain songket, dll. o. Kabupaten Ogan Komering Ilir 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif konsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota Kayuagung, dan Kawasan Danau Teluk Gelam. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi kepariwisataan Sumatera Selatan, seperti Danau Teluk Gelam untuk Kegiatan MICE. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond dalam mendukung MICE terutama di Kota Kayu Agung atau revitasliasi Kawasan Danau Teluk Gelam.

3-59

6) Perencanaan dan Pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan Kayuagung menjadi Pusat WPP-3. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada dan pemberian tanda petunjuk menuju lokasi DTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata seperti kerupuk, pempek, kain songket, dll. p. Kabupaten Ogan Komering Ulu 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Kota. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Pabrik Semen Baturaja. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Baturaja. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan Baturaja menjadi Pusat WPP – 6 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata seperti kerupuk, pempek, kain songket, dll.

3-60

q. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Danau Ranau. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE. 4) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Kota Muara Dua dan Danau Ranau. 5) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 6) Menyiapkan ODTW yang menjadi bagian WPP-7 yang bertema wisata di tanah dataran tinggi. 7) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 8) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata seperti kerupuk, pempek, kain songket, dll. r. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 1) Membuat dan mengembangkan program calendar of event dengan inovatif dan alternatif berkonsep kuat dan berkelanjutan. 2) Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya terutama di Martapura. 3) Pelatihan capacity building bagi SDM bidang pariwisata terutama pendukung kegiatan berbasis MICE.

3-61

4) Meningkatkan ODTW untuk menjadi unggulan bagi kepariwisataan Sumatera Selatan seperti: Bendungan Perjaya. 5) Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama kawasan terintegrasi untuk pelatihan/outbond untuk mendukung MICE terutama di Martapura. 6) Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE. 7) Menyiapkan sebagian besar ODTW bagian WPP-3 serta sebagian kecil masuk dalam WPP-7 yang bertema wisata di tanah daratan tinggi yang berpusat di Pagar Alam. 8) Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada dan pemberian tanda petunjuk lokasi ODTW. 9) Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri rumah tangga pendukung oleh-oleh wisata. s. Swasta Pihak swasta dapat berperan dalam pembangunan pariwisata Sumatera Selatan dengan berperan dalam langkah-langkah sebagai berikut: 1) Berinvestasi dalam industri pariwisata khususnya hotel, restoran, travel, Kawasan Wisata/Hiburan, dll. 2) Pengembangan paket wisata bersama ASITA dan PHRI. 3) Ikut memasarkan/mempromosikan ODTW melalui jaringan di luar Kota. 4) Pemberian diskon khusus bagi perjalanan ke Sumatera Selatan terutama tiket angkutan darat, udara, laut pada hari-hari khusus. 5) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada wisatawan sehingga tercipta kepuasan wisatawan. 6) Ikut memberikan variasi dan alternatif kegiatan MICE diantaranya pertemuan tingkat nasional bagi organisasi profesi, korporasi, dll.

3-62

7) Memberikan dukungan fasilitas, kegiatan pariwisata seperti sarana dan prasarana komunikasi.

t. Masyarakat Masyarakat berperan dalam pembangunan pariwisata Sumatera Selatan dengan berperan dalam langkah-langkah berikut: 1) Ikut memberikan kondisi nyaman bagi wisatawan diantaranya menjaga kebersihan lingkungan (terutama Kota). 2) Menerima wisatawan dengan ramah, terutama dalam memberikan informasi yang dibutuhkan wisatawan. 3) Ikut menjaga kebersihan objek wisata terutama masalah sampah. 4) Ikut menjaga keamanan objek wisata terutama bagi masyarakat sekitar objek wisata dengan sistem keamanan lingkungan. 5) Ikut mempromosikan ke teman, kerabat dan saudara yang berada di luar Sumatera Selatan.

Secara umum kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan di dominasi oleh kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan khususnya wisatawan domestik. Berikut merupakan tabel kunjungan.

1. Geografis dan Administrasi Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1° sampai 4° LS dan antara 102° - 106° BT dengan luas daerah seluruhnya 8.702.741 Ha. Provinsi Sumatera Selatan dialiri banyak sungai besar dan kecil dengan kekayaan sumber daya yang melimpah antara lain minyak bumi, batu bara dan gas alam. Sungai Musi merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang sekitar 750 Km menjadi tempat yang subur bagi budi daya pertanian dan perikanan, dan penghubung bagi perdagangan antar daerah sejak jaman kerajaan Sriwijaya. Dengan letak geografis yang

3-63

strategis, Sumatera Selatan menjadi salah satu pusat pertemuan dan interaksi para pedagang-pedagang asing terutama dari Arab, India dan Cina. Letak geografis ini memberikan peluang bagi Sumatera Selatan untuk cepat maju dan berkembang. Batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan yaitu:

Sebelah Utara : Provinsi Sebelah Selatan : Provinsi Lampung Sebelah Barat : Provinsi Bengkulu Sebelah Timur : Provinsi Bangka Belitung

Wilayah administrasi Provinsi Sumatera Selatan sebelum tahun 2013 terdiri dari 11 kabupaten dan 4 kota, namun dengan disahkannya UU No. 7 tahun 2013 tentang pembentukan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir dan UU No. 16 tahun 2013 tentang pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara wilayah administrasi Provinsi Sumatera Selatan mengalami pemekaran menjadi 13 kabupaten dan 4 kota.

Tabel 3.15. Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013

Luas Wilayah Jumlah No Kabupaten / Kota (ha) Kecamatan Desa/Kelurahan 1. Ogan Komering Ulu 2.772,56 12 154 2. Ogan Komering ilir 17.058,32 18 310 3. Muara Enim 8.587,94 22 326 4. Lahat 4.076,06 21 376 5. Musi Rawas 12.134,57 21 288 6. Musi Banyuasin 14.477 14 236 7. Banyuasin 12.142,73 17 304 8. OKU Selatan 5.493,94 19 259 9. OKU Timur 3.410,15 20 296 10. Ogan Ilir 2.513,09 16 241 11. Empat Lawang 2.556,44 10 155 12. Palembang 374,03 16 107 13. Prabumulih 421,62 6 37 14. Pagar Alam 579,16 5 35 15. Lubuklinggau 419,80 8 72 16. Musi Rawas Utara 6.008,55 7 89

3-64

Luas Wilayah Jumlah No Kabupaten / Kota (ha) Kecamatan Desa/Kelurahan 17. Penukal Abab Lematang Ilir 1.840,00 5 72 Jumlah 94.865,96 237 3357 Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-65

Gambar 3.7. Peta Administratif 17 Kabupaten/Kota dalam Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: Olahan Hasil Penelitian 2015

2. Topografi dan Iklim a. Topografi Provinsi Sumatera Selatan memiliki topografi yang bervariasi mulai dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Wilayah Sumatera Selatan memiliki bentangan wilayah dari Barat ke Timur dengan ketinggian antara 400-1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wilayah dengan ketinggian rata-rata antara 900-1200 mdpl berada pada bagian Barat yang merupakan pegunungan Bukit Barisan. Pegunungan Bukit Barisan ini memiliki puncak-puncak dengan ketinggian tertinggi berada di Gunung Dempo dengan ketinggian 3.159 mdpl, kemudian Gunung Bungkuk dengan ketinggian 2.125 mdpl, Gunung Seminung dengan ketinggian 1.964 mdpl, dan Gunung Patah dengan ketinggian 1.107 mdpl.

3-66

Bagian Timur merupakan daerah pantai dengan tanah terdiri dari rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya merupakan tumbuhan Palmase dan bakau. Sedangkan di bagian tengah merupakan wilayah dengan dataran rendah yang luas.

Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Panjang wilayah pesisir di Provinsi Sumatera Selatan sekitar 450 km dari Sungai Benu (batas Provinsi Jambi) sampai Sungai Mesuji (batas Provinsi Lampung). Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kawasan pesisir pantai timur terdapat kawasan strategis provinsi yaitu di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Wilayah pegunungan terdapat di bagian Barat Provinsi Sumatera Selatan dengan puncak tertinggi Gunung Seminung (1.964 m) dan Gunung Dempo (3.159). Daerah ini tersusun dari bentukan lembah, dataran tinggi plateau dan kerucut vulkanik. Bagian penting wilayah ini adalah lembahan yang merupakan lahan budidaya pertanian. Punggungan Sumatera, deretan bukit barisan merupakan bagian sistem pegunungan dari Sunda Shield, terbentuk pada zaman tersier, dimana batas Sunda Shield yaitu Lempeng India yang secara berangsur-angsur menekan dan menunjam di bawah Paparan Sunda, menghasilkan deretan Pegunungan Bukit Barisan.

Kawasan yang termasuk daerah bahaya Gunung Dempo terdiri dari Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang dan Kota Pagar Alam dengan luas total seluas 36.850 Ha atau sekitar 0,40 % dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten tersebut merupakan daerah rawan bencana gempa bumi dengan total pesentase terhadap luas wilayah 3,28 % terdiri dari Kabupaten Empat Lawang persentase terhadap luas wilayah 1,92, Kabupaten Lahat persentase

3-67

terhadap luas wilayah 1,16 Kota Pagar Alam persentase terhadap luas wilayah 0,19. b. Geologi Dilihat dari geologinya, susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah Provinsi Sumatera Selatan meliputi sebagai berikut:

1) Batuan Sedimen a) Formasi Lahat, terdiri dari batu lempung, serpih, dengan sisipan batu pasir halus sampai batu lanau gampingan. b) Formasi Palembang Anggota Tengah, terdiri dari perselingan batu lanau, bersisipan batu pasir. c) Formasi Palembang Anggota Atas, terdiri dari batu lempung dan batu lanau tufaan dengan sisipan batu bara. d) Formasi Palembang Anggota Bawah, terdiri dari tufa, tufa pasiran, dan batu pasir tufaan yang mengandung batu apung.

2) Endapan Permukaan a) Aluvium (QA), terdiri dari lempung yang berasal dari rombakan tufa lanau, pasir, dan kerikil. Pelamparannya terdapat di wilayah provinsi Sumatera Selatan bagian utara dan timur serta setempat-setempat. b) Endapan Rawa (QS), terdiri dari lumpur, lanau, dan pasir, pada umumnya tufaan. Lamparannya cukup luas yaitu isekitar sungai.

Dilihat dari jenis tanahnya, di wilayah Provinsi Sumatera Selatan terdapat 11 jenis tanah, yaitu: 1) Organosol, terdapat sepanjajng pantao dan dartaran rendah 2) Litosol, tersebar di pinggiran pegunungan terjal Danau Ranau dengan patahan di sepanjang Bukit Barisan

3-68

3) Alluvial, terdapat disepanjang Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Sungai Komering, dan punggung Bukit Barisan 4) Hidromorf, terdapat di dataran rendah Musi Rawas dan Muara Enim. 5) Klei Humus, terdapat di sepanjang pantai dan dataran rendah 6) Regosol, terdapat di sekeliling Pantai Timur, pinggiran pegunungan terjal Danau Ranau dan Kerucut Vulkan 7) Andosol, jenis tanah ini terdapat disemua kerucut Vulkan muda dan tua, umumnya jenis tanah ini ditemui di wilayah dengan ketinggian lebih dari 100mdpl 8) Rendzina, terdapat di sekitar Kota Baturaja 9) Latosol, penyebaran tanah ii umumnya terdapat di wilayah tanah kering 10) Lateritik, terdapat di dataran rendah sekitar Martapura 11) Podzolik, terdapat di dataran rendah dan di peguunungan Bukit Barisan

Berdasarkan tatanan tektoniknya, wilayah Provinsi Sumatera Selatan menempati cekungan belakang busur Paleogen yang dikenal sebagai Cekungan Sumatera Selatan di bagian timur, dan mendala busur vulkanik yang membentang secara regional di sepanjang Bukit Barisan bagian barat. Kedua mendala tektonik ini terbentuk akibat adanya interaksi menyerong antara Lempeng Samudera Hindia di barat daya dan Lempeng Benua Eurasia di timur laut pada tersier. Pertemuan kedua lempeng bumi tersebut terletak di sepanjang Parit Sunda yang berada di lepas Pantai Barat Sumatera, dimana lempeng samudera menyusup dengan penunjaman miring -300 di bawah kontinen yang dikenal sebagai Paparan Sunda.

Jenis struktur yang umum dijumpai dicekungan Sumatera Selatan terdiri dari lipatan, sesar dan kekar. Struktur lipatan memperlihatkan orientasi barat laut-tenggara, melibatkan sikuen

3-69

batuan berumur Oligosen-Plistosen. Sedangkan sesar yang ada merupakan sesar normal dan sesar naik. Sesar normal dengan pola kelurusan barat laut-tenggara tampak berkembang pada runtutan batuan berumur Oligosen-Moisen, sedangkan struktur dengan arah umum timur laut-barat daya, utara-selatan, dan barat-timur terdapat pada sikuen batuan berumur Plio-Plistosen. Sesar naik biasanya berarah barat laut-tenggara, timur laut-barat daya dan barat-timur, dijumpai pada batuan berumur Plio-Plistosen dan kemungkinan merupakan hasil peremajaan struktur tua yang berupa sesar tarikan.

Struktur rekahan yang berkembang memperlihatkan arah umum timur laut-barat daya, relatif tegak lurus dengan struktur regional atau sejajar dengan arah pergerakan tektonik di Sumatera. Pembentukan struktur lipatan, sesar dan kekar di cekungan Sumatera Selatan memberikan implikasi yang signifikan terhadap akumulasi sumber daya minyak bumi, gas alam, batubara dan panas bumi. Kumpulan struktur lipatan yang membentuk antiklinorium telah banyak dijumpai berperan sebagai perangkap hidrokarbon. Selain struktur geologi, jenis litologi penyusun stratigrafi cekungan Sumatera Selatan telah pula mengontrol penyebaran sumberdaya energi fosil non fosil di wilayah ini.

Batuan yang mendasari Cekungan Sumatera Selatan merupakan kompleks batuan berumur pra-tersier, yang terdiri dari batu gamping, andesit, granodiorit, pilit, kuarsit dan granit. Jenis batuan yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan adalah (1) formasi Lahat terdiri dari endapan tufa, aglomerat, breksi tufan, andesit, serpih, batu lanau, batu pasir dan batubara; (2) formasi Talang Akar terdiri dari batu pasir berukuran butir kasar-sangat kasar, serpih, batu lanau dan batubara; (3) formasi Baturaja terdiri dari batu gamping terumbu, serpih gampingan dan napal atau batu lempung gampingan;

3-70

(4) formasi Baturaja terdiri dari serpih gampingan dan serpih lempungan; (5) formasi Air Benakat dengan penyusun utama batu pasir; (6) formasi Muara Enim terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu lempung dan batubara; dan (7) formasi Kasai terdiri dari batu pasir tufaan dan tufa.

c. Iklim Provinsi Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 86.0/10 – 613.0/23 mm3/hari sepanjang tahun 2013. Sementara bulan Maret merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak.

Tabel 3.16. Suhu Udara Maksimum, Minimum dan Rata-Rata menurut Bulan yang Tercatat pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, 2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-71

Rata-rata suhu bulanan di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 bervariasi antara 26,6°C sampai dengan 28,3°C. Sedangkan kelembabannya bervariasi antara 81 - 88 %.

3-72

Tabel 3.17. Kelembaban Udara Maksimum, Minimum dan Rata-Rata menurut Bulan yang Tercatat pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, 2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3. Kondisi Hidrologi Provinsi Sumatera Selatan mempunyai sungai-sungai besar yang dapat dilayari. Namun saat ini karena proses pendangkalan sungai, sungai- sungai tersebut tidak dapat dilayari lagi oleh kapal-kapal besar. Kebanyakan sungai-sungai tersebut bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Diantara sungai tersebut yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi. Sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah kaya sumberdaya air dengan sumber air utama dari Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang. Persediaan air di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada dasarnya sangat tergantung dari sungai-sungai

3-73

utama, yakni Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Sebagian besar sungai-sungai bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi beserta anak sungainya, seperti Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas.

Air sungai di Sumatera Selatan pada umumnya berwarna keruh dan membawa endapan lempung. Hal ini disebabkan salah satunya oleh kegiatan penebangan pohon-pohon (hutan) yang tidak terkendali sehingga terjadi erosi di daerah hulu dan sedimentasi di sepanjang aliran sungai. Kondisi ini selanjutnya berakibat pada pendangkalan aliran sungai dan pergeseran pola aliran sungai.

Air permukaan merupakan sumber daya air yang paling strategis karena dapat dimanfaatkan langsung untuk berbagai keperluan makhluk hidup. Air permukaan dapat langsung digunakan sebagai sumber bahan baku keperluan manusia, hewan, industri, dan kebutuhan lainnya. Keberadaan air permukaan sangat dipengaruhi oleh dimensi ruang dan waktu.

Keberadaan air permukaan di wilayah WS Musi juga dipengaruhi keberadaan lebak, embung dan rawa. Sebagian besar wilayah merupakan dataran aluvial sehingga ketinggian tanahnya relatif seragam.Kondisi yang datar demikian menyebabkan pengaturan air kurang lancar sehingga timbul daerah genangan pada wilayah yang ketinggiannya hampir sejajar sungai. Lebak yang berada di wilayah ini fluktuasi luasannya sangat tinggi bila dibandingkan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan yang mencapai puncaknya genangan lebak sampai 500.000 Ha, sedang pada musim kemarau yang panjang genangan lebak tinggal 5.000 Ha.

Ketergantungan masyarakat yang tinggal di sepanjang pinggiran sungai terhadap keberadaan sungai tersebut masih sangat besar terutama dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari. Malahan masih

3-74

banyak penduduk yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber air bersih. Mereka mengambil air dari sungai kemudian diendapkan atau ditambahkan kaporit, kemudian langsung digunakan sebagai air untuk dimasak atau pada saat musim hujan mereka menampung air hujan untuk dijadikan air minum. Kebiasaan ini sudah terjadi secara turun menurun sejak dahulu. Hanya saja dulu air sungai masih belum terlalu tercemar. Saat ini penggunaan air sungai tanpa pengolahan khusus akan sangat berbahaya bagi kesehatan, karena pencemaran sungai sudah sangat tinggi.

4. Kependudukan Pendidikan dan Ketenagakerjaan a. Kependudukan Tabel 3.18. Luas Daerah, Jumlah Penduduk (dalam ribuan orang), dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-75

Penduduk Sumatera Selatan tahun 2012 berjumlah 7.701.528 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2013 adalah 7.828.700 jiwa atau meningkat 1,65 % dari tahun 2012. Adapun rata-rata kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 89,97 orang/km2, dengan tingkat kepadatan tertinggi berada di Kota Palembang yang mencapai 4.106,36 orang/km2. Sedangkan, tingkat kepadatan terendah berada di Kabupaten Musi Banyuasin dengan jumlah 40,92 orang/km2.

Tabel 3.19. Jumlah Penduduk Laki-laki, Perempuan (dalam ribu orang) dan Rasio Jenis Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, 2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-76

Kemudian Rasio jenis kelamin Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 sebesar 103,34 %. Hal ini berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. Untuk wilayah kabupaten/kota, rasio jenis kelamin di atas 105 dimiliki oleh kabupaten Musi Banyuasin sebesar 105,05 % dan Kota Pagar Alam sebesar 105,16 %. Sedangkan Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang memiliki rasio jenis kelamin paling kecil, yaitu masing- masing 100,15 % dan 100,27 %. b. Ketenagakerjaan Definisi angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja, sementara tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Penduduk berumur kurang dari 15 tahun meskipun telah melakukan pekerjaan guna memenuhi/membantu kebutuhan hidup tidak termasuk kategori angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan bagian dari aspek demografi penduduk yang mempunyai kecenderungan bertambah atau menurun sejalan dengan perubahan yang dialami oleh penduduk itu sendiri. Hal ini terjadi karena faktor alamiah seperti kelahiran, kematian maupun perpindahan yang menuju pada bergesernya pola kependudukan secara keseluruhan.

Pada tahun 2013 jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan berjumlah 3.216.996 orang, terdiri dari 3.464.620 orang yang bekerja dan 182.376 orang yang menganggur. Dari Jumlah tersebut terlihat adanya penurunan sebesar 0,14% dari jumlah angkatan kerja ditahun 2012 yang berjumlah 3.746.373 orang. Sedangkan, untuk jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang masuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 berjumlah 1.837.255 atau meningkat sebesar 0,12% dari jumlah bukan angkatan kerja pada tahun 2012 yang berjumlah 1.639.359 orang.

3-77

Tabel 3.20. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama di Provinsi Sumatera Selatan, 2007-2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

c. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Sumatera Selatan merupakan bagian dari usaha mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan untuk menunjang kehidupan manusia; menjaga keragaman habitat bilogi; menyediaan sumber bahan mentah, energi dan mineral; mengatur perubahan iklim; mendorong pengendalian sampah dan polusi; menyediakan ruang kehidupan; menjadi penghubung spasial bagi mobilitas orang dan barang; dan menyimpan dan melindungi berbagai wairsan sejarah. Penggunaan lahan di Sumatera Selatan sangat menentukan dan saling mempengaruhi dengan pola kegiatan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.

3-78

Berdasarkan data luas penutupan lahan tahun 2010, penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar digunakan untuk mendukung pertanian lahan kering campur sekitar 32,91 %, belukar rawa sekitar 10,33 %, semak belukar sekitar 10,23 %, perkebunan 8,34 % dan pertanian lahan kering sekitar 6,48 %. Dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan, Sumatera Selatan telah ditetapkan sebagai lumbung pangan dan lumbung energi. Selain itu, Sumatera Selatan juga menjadi salah satu koridor ekonomi Sumatera dan menjadi salah satu kawasan ekonomi khusus (KEK) di Tanjung Api-api.

Tabel 3.21. Luas Penutupan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan 2006-2010 (Ha)

Distribus Penutupan Lahan Kode 2006 2008 2010 i (%) Hutan Lahan Kering Primer 2001 297.930 295.713 295.713 3,40 Hutan Lahan Kering Sekunder 2002 300.903 277.057 275.952 3,17 Hutan Mangrove Primer 2004 142.880 104.371 104.363 1,20 Hutan Rawa Primer 2005 30.115 20.831 11.678 0,13 Hutan Tanaman 2006 215.779 217.530 289.104 3,32 Semak Belukar 2007 532.207 518.857 890.077 10,23 Perkebunan 2010 663.023 724.864 725.719 8,34 Permukiman 2012 167.484 167.484 167.484 1,92 Tanah Terbuka 2014 285.931 278.051 305.449 3,51 Awan 2500 3.135 3.135 3.135 0,04 Rumput 3000 267.389 263.907 263.602 3,03 Air 5001 96.846 96.846 96.846 1,11 Hutan Mangrove Sekunder 2004 30.993 67.959 67.959 0,78 1 Hutan Rawa Sekunder 2005 223.145 204.052 197.083 2,26 1 Belukar Rawa 2007 1.336.12 1.340.80 898.630 10,33 1 9 6 Pertanian Lahan Kering 2009 561.932 562.096 564.058 6,48 1 Pertanian Lahan Kering 2009 2.852.49 2.864.97 2.863.61 32,91 Campur 2 8 4 6 Sawah 2009 404.206 404.216 404.216 4,65 3 Tambak 2009 59.807 60.114 60.114 0,69 4

3-79

Distribus Penutupan Lahan Kode 2006 2008 2010 i (%) Bandara/Pelabuhan 2012 231 231 231 0,00 1 Transmigrasi 2012 55.137 55.137 55.137 0,63 2 Pertambangan 2014 28.195 28.195 28.195 0,32 1 Rawa 5001 145.849 145.317 133.383 1,53 1 TOTAL 8.701.742 8.701.742 8.701.742 100,0 0 Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011

Penetapan Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan terkait dengan ketersediaan potensi sumber daya lahan yang cukup variatif, mulai dari lahan sawah irigasi, tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering. Selain juga memiliki komoditas unggulan lain seperti jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, komoditas sayuran dan buah-buahan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan bahan baku, peningkatan keterampilan petani dan kemampuan petani mengakses modal perbankan, dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian.

Penetapan Provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi akan mendorong optimalisasi pengelolaan lahan untuk memanfaatkan potensi sumber daya energi Sumatera Selatan seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan panas bumi untuk penyediaan energi bahan bakar, rumah tangga dan industri. Selain itu, pembangunan koridor ekonomi dan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-api juga memerlukan lahan yang luas sehingga mengubah penggunaan lahan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan lumbung pangan, lumbung energi, koridor ekonomi dan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-Api antara lain adalah meningkatnya lahan kritis,

3-80

meningkatnya alih fungsi lahan, maraknya penimbunan rawa, rusaknya daerah hutan mangrove dan pesisir, banyaknya tambang galian C liar dan pembalakan hutan, meningkatnya konflik kepemilikan lahan, serta meningkatnya spekulasi lahan yang menyebabkan harga lahan tinggi.

Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah mendorong pengelolaan dan peruntukan lahan secara baik, transparan, akuntabel dan berbasis hukum sehingga penggunaan lahan akan menjamin pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong kemajuan dan pemerataan pembangunan.

5. Sosial Budaya Provinsi Sumatera Selatan Dalam Sumatera Selatan Dalam Angka 2014 keadaan sosial penduduk Sumatera Selatan dapat digambarkan dalam berbagai aspek seperti aspek pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, keamanan, agama dan keberadaan fasilitas layanan sosial.

a. Pendidikan Dalam bidang pendidikan, variabel-variabel seperti jumlah gedung sekolah, jumlah murid dan jumlah guru sering kali ditampilkan untuk menggambarkan situasi pendidikan. Misalnya dua variabel terakhir diatas dapat digunakan untuk menghitung rasio murid-guru. Pada tahun ajaran 2012/2013, Sumatera Selatan memiliki gedung sekolah sebanyak 7.654 sekolah yang terdiri atas 1.380 Taman Kanak-Kanak (TK), 4.588 Sekolah Dasar (SD), 1.189 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 769 Sekolah Menengah Umum (SMU), termasuk kejuruan. Gedung-gedung sekolah tersebut dipakai oleh murid-murid sekolah negeri dan swasta. Selama tahun ajaran 2012/2013, jumlah murid TK sebesar 77.265 orang, SD sebanyak

3-81

1.004.230 orang, SLTP sebanyak 405.840 orang, dan SMU sebanyak 247.806 orang.

Jumlah guru yang mengajar di masing-masing sekolah pada tahun 2012/2013 ini terdiri atas 4.578 guru taman kanak-kanak, 62.428 orang guru Sekolah Dasar, 23.788 orang guru SLTP, serta guru SMU, termasuk SMU kejuruan sebanyak 21.383 orang.

Perbandingan jumlah guru yang mengajar di sekolah-sekolah dengan murid-murid ditunjukkan dengan rasio guru-murid. Rasio guru- murid TK di Sumatera Selatan tahun 2012/2013 sebesar 16,88, untuk SD sebesar 16,09, SLTP sebesar 17,06 dan SMU sebesar 11,59. Jika dibandingkan dengan periode 2011/2012, rasio guru- murid TK hingga SLTP menunjukkan peningkatan.

Tabel 3.22. Rasio Murid Terhadap Guru di Provinsi Sumatera Selatan menurut Pendidikan, 2007/2008 - 2012/2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-82

b. Kesehatan dan Keluarga Berencana Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu adalah sebagian dari variabel-variabel yang dapat menunjukkan pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah Sumatera Selatan. Pada tahun 2013, jumlah rumah sakit sebanyak 58 buah terdiri atas rumah sakit pemerintah maupun swasta yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Selatan. Fasilitas kesehatan lainnya seperti puskesmas dan posyandu masing-masing berjumlah 319 dan 6.518.

Di bidang Keluarga Berencana, tahun ini berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya. Pada tahun ini jumlah peserta KB baru mengalami penurunan sebesar 18,63 % dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun mengalami penurunan jumlah peserta masih mencapai target. Target yang ditetapkan adalah sebesar 378.429 peserta ternyata realisasinya mencapai 410.631 peserta. Diantara peserta KB baru diatas sebagian besar menggunakan metode kontrasepsi suntikan yang mencapai 44,84 %. Metode kedua terbanyak digunakan adalah KB pil (31,04%), kemudian disusul Implant 11,03 % dan Kondom sebesar 9,65 %. Sedangkan lainnya sebesar 2,71 % menggunakan alat kontrasepsi lainnya.

Selain faktor-faktor diatas, program keluarga berencana di daerah ini didukung oleh faktor keberadaan fasilitas seperti Klinik Keluarga Berencana (KB) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) serta tersedianya tenaga yang terampil dibidangnya. c. Keamanan Jumlah tindak kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan, pencurian/perampokan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan, dan pelanggaran lainnya dalam Bab ini disajikan menurut Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Selatan. Secara umum,

3-83

jumlah tindak kejahatan pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Jenis kejahatan lain seperti korupsi ditampilkan dalam Bab ini. Tren menurun terjadi untuk kasus korupsi. Pada tahun 2013, jumlah penyidikan korupsi menurun dari 38 kasus pada tahun 2012 menjadi 35 kasus pada tahun ini.

Jumlah kecelakaan lalu lintas di tahun 2013 mengalami penurunan dari 2.806 tahun 2012 menjadi 2.362. Sebaliknya jika diperkirakan kerugiannya secara materi jumlahnya mengalami penurunan dari Rp. 17.109,07 juta pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 13.613,45 juta pada tahun 2013. d. Agama Jumlah agama yang ada di Sumatera Selatan meliputi 5 agama yaitu Islam, Katholik, Kristen, Budha dan Hindu. Diantara agama-agama tersebut, Islam memiliki pemeluk terbesar. Pada tahun 2012 persentase pengikut agama Islam sebesar 94,20 %, Katholik 1,14 %, Kristen 1,88 %, Budha 1,86 % dan Hindu 0,91 %. Jumlah jemaah haji dari Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011. Kenaikannya sekitar 3,78 % yaitu dari 6.451 pada tahun 2011 menjadi 6.207 pada tahun 2012. e. Kesejahteraan Sosial Dalam menggambarkan keadaan sosial daerah, diperlukan data mengenai banyaknya fasilitas sosial atau sumber-sumber kesejahteraan sosial serta masalah-masalah yang terdapat di daerah tersebut. Salah satu fasilitas sosial tersebut adalah panti asuhan. Jumlah panti asuhan yang dikelola swasta dan pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 berjumlah 162 panti dengan jumlah anak asuh sebanyak 5.492 anak.

Banyak sekali masalah sosial yang perlu mendapat perhatian pemerintah untuk dicarikan solusinya. Masalah-masalah tersebut

3-84

adalah anak terlantar dan anak nakal, penduduk tuna sosial (WTS dan waria), pengemis dan gelandangan, korban penyalahgunaan narkotika, penyandang cacat, bekas penderita penyakit kronis, bekas narapidana, lanjut usia terlantar, wanita rawan sosial ekonomi, fakir miskin dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan, korban bencana alam, dan anak jalanan. Secara umum pada tahun 2013 jumlah penduduk yang mempunyai masalah-masalah sosial ini meningkat dibanding tahun 2012. f. Aspek Seni dan Budaya Penduduk asli Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari beberapa suku yang masing-masing memiliki bahasa dan dialek sendiri. Namun, dalam komunikasi sehari-hari penduduk meggunakan bahasa Indonesia atau bahasa lokal. Adapun suku-suku tersebut antara lain suku Palembang, Ogan, Komering, Semendo, Pasemah, Gumay, Lintang, Musi Rawas, Meranjat, Kayu Agung, Ranau, Kisam, dan lain- lain. Semua suku tersebut hidup berdampingan dan saling membaur dengan suku-suku pendatang termasuk dengan orang asing. Bahkan banyak terjadi perkawinan antar suku.

Setiap suku memiliki adat istiadat dan tradisi sendiri yang acapkali tercermin dalam upacara perkawinan dan peristiwa-peristiwa penting suatu suku. Bahkan suku-suku di Sumatera Selatan memiliki seni dan budaya sendiri yang saling berbeda atau hampir bersamaan.

Meski tiap kelompok etnik memiliki corak khas dalam kebudayaan dan struktur bahasa sendiri, namun tetap merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan satu sama lain dalam lingkungan hukum adat di daerah Sumatera Selatan. Mereka juga saling mempengaruhi sehingga unsur kebudayaan yang satu terdapat juga pada kebudayaan suku lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proes difusi, akulturasi, dan adaptasi. Kesatuan dan keseragaman kebudayaan dalam suku bangsa disadari sendiri oleh warganya.

3-85

Berbagai kegiatan seni budaya dan kejuaraan olah raga baik skala nasional maupun internasional seperti PON, SEA Games, Musi TRIBOATTON maupun Islamic Solidarity Games (ISG) telah dilaksanakan di Sumatera Selatan. Keberhasilan berbagai kegiatan seni dan budaya, serta kejuaraan olah raga mendorong berkembangnya kegiatan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.

Berbagai prasarana dan sarana seni dan budaya, dan olah raga belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu kawasan Jakabaring sebagai pusat kegiatan olahraga berstandar internasional belum dikembangkan sebagai wisata olah raga dan belum dimanfaatkan sebagai pusat pendidikan keolahragaan bagi siswa. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah perlu adanya terobosan pendayagunaan kawasan Jakabaring.

Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah mengembangkan pusat-pusat seni dan budaya, mengggalakkan festival seni dan budaya berskala nasional dan internasional, serta mengembangkan manajemen olahraga yang menggabungkan kegiatan promosi, ekonomi dan prestasi olahraga.

6. Wilayah Rawan Bencana Bencana adalah gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan. Peristiwa tersebut melampaui kemampuan manusia atau masyarakat untuk mengatasinya dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki sendiri. Suatu peristiwa tergolong bencana jika menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dikelompokkan dalam kejadian bencana alam dan bencana non alam.

3-86

Tabel 3.23. Rekapitulasi Kejadian Bencana di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Bencana Tahun 2010-2013

No Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 Total 1 Banyuasin 7 3 16 15 41 2 Empat Lawang 13 13 22 12 60 3 Lahat 8 13 15 15 51 4 Muara Enim 3 4 24 15 46 5 Musi Banyuasin 3 3 2 12 20 6 Musi Rawas 4 3 5 8 20 7 Musi Rawas Utara*) 0 0 0 5 5 8 Ogan Ilir 4 6 11 11 32 9 Ogan Komering Ilir 5 11 5 12 33 10 Ogan Komering Ulu 2 0 5 10 17 11 Ogan Komering Ulu Selatan 2 2 1 16 21 12 Ogan Komering Ulu Timur 5 5 16 11 37 13 Penukal Abab Lematang 0 0 0 4 4 Ilir*) 14 Lubuklinggau 0 1 1 1 3 15 Pagar Alam 11 13 37 26 87 16 Palembang 14 20 25 26 85 17 Prabumulih 1 1 10 7 19 TOTAL 82 98 195 206 581 Sumber: BPBD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013

Bencana alam adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, gempa bumi, angin puting beliung, tanah longsor, gunung meletus dan tsunami.

Kondisi geografis, topografi dan klimatalogi menyebabkan Provinsi Sumatera Selatan termasuk rawan bencana baik banjir, longsor, abrasi maupun perubahan iklim. Hasil Kajian Risiko Adaptasi Perubahan Iklim (KRAPI) menyebutkan bahwa perubahan iklim akan membawa dampak bagi wilayah Provinsi Sumatera Selatan baik pesisir, sumber daya air, pertanian, dan kesehatan. Tabel 3.24. Jumlah Bencana Alam yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Bencana No Jenis Bencana Tahun Total

3-87

2010 2011 2012 2013 1 Banjir 34 7 32 47 120 2 Kebakaran 27 69 107 106 309 3 Puting Beliung 15 17 37 30 99 4 Tanah Longsor 6 5 19 23 53

Jumlah 82 98 195 206 581 Sumber: BPBD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013

Perubahan iklim akan mempengaruhi perubahan genangan tingkat permukaan laut yang selanjutnya menyebabkan bahaya banjir di pesisir Selatan wilayah Sumatera. Dampak primer yang dialami oleh Kabupaten/Kota yang diperkirakan terkena rendaman adalah terjadinya peningkatan frekuensi banjir di wilayah pesisir terutama wilayah yang masih berada pada sistem Sungai Musi; (2) turunnya permukaan air tanah yang disebabkan oleh pemanfaatan air tanah yang tidak memperhitungkan keseimbangan sehingga menyebabkan terjadinya intrusi air laut ke darat dan perubahan vegetasi, pertanian dan kesuburan tanah pesisir; (3) munculnya kenaikan muka laut juga mengakibatkan volume air laut yang mendesak ke dalam sungai semakin besar yang akan mengubah salinitas perairan pesisir; (4) terjadinya kemunduran ke arah darat batas antara perairan tawar dan payau, perubahan lokasi fisik, yaitu batas perairan darat, berkurangnya luas kawasan pantai dan semakin mengecilnya garis pantai sehingga berpengaruh pada luas administratif kota-kabupaten di kawasan pesisir. Kabupaten/Kota yang terkena rendaman di antaranya adalah OKI, Banyuasin, Musi Banyuasin dan Kota Palembang. Pola ruang yang terkena bahaya rendaman adalah kawasan hutan lindung, hutan produksi, pertanian lahan basah, hutan suaka alam, perkebunan, permukiman, dan kawasan pelabuhan Tanjung Api-api. Berdasarkan kajian kerentanan, terdapat 6 Kabupaten/Kota yang terkena risiko genangan pada tingkat risiko sangat tinggi yaitu Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin, Muara Enim, Ogan Ilir, dan Kota Palembang.

3-88

Dampak perubahan iklim pada sektor sumber daya air pada dasarnya dipengaruhi oleh curah hujan. Dampak perubahan iklim berupa banjir, longsor, dan penurunan ketersediaan air akan memberi dampak khusus pada penyediaan air Sumatera Selatan. Persentase cakupan wilayah risiko banjir Kota Prabumulih memiliki risiko potensi banjir tertinggi. Luas total potensi risiko tertinggi di Prabumulih adalah 33,82 %. Namun, daerah resiko banjir terbesar adalah di Kabupaten Muara Enim. Dalam peristiwa ekstrim yang dipengaruhi oleh kenaikan tingkat pasang surut dan laut, Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin memiliki potensi risiko daerah genangan tertinggi. Hal ini disebabkan oleh banjir dan naiknya permukaan laut sehingga menenggelamkan 59,36 % dari luas Kota Palembang dan 57,33 % dari wilayah Kabupaten Banyuasin. Sementara itu, berdasarkan hasil proyeksi, daerah dengan risiko banjir tertinggi terletak di Ogan Ilir di mana 43,39 % dari luas Kabupaten terendam. Sementara itu, dalam kondisi peristiwa ekstrim, daerah potensi risiko tertinggi akan berlokasi di Kota Palembang karena 60,57 % dari luas Kota Palembang akan tergenang.

Perubahan iklim juga akan berperngaruh terhadap meningkatnya risiko penurunan ketersediaan air dalam kondisi baseline di Sumatera Selatan cukup rendah. Risiko tinggi ditemukan di wilayah Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. Sementara itu, risiko dengan tingkat “sedang” terdapat di 22 wilayah di 7 (tujuh) kabupaten/kota yaitu: Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, OKU Timur. Risiko kekurangan air meningkat disebabkan oleh penurunan pasokan air akibat turunnya tren curah hujan dan meningkatnya kebutuhan evapotranspirasi dan air.

Perubahan iklim juga akan berperngaruh terhadap meningkatnya risiko penurunan produktivitas tanaman pangan. Kabupaten Banyuasin dan OKI memiliki risiko yang sangat tinggi dari penurunan luas sawah padi tadah hujan, Muara Enim memiliki risiko yang sangat tinggi dari

3-89

penurunan lahan kering, Musi Banyuasin dan Banyuasin memiliki risiko yang sangat tinggi dari penurunan luas pertanian jagung, dan OKU Timur dan Lahat memiliki risiko yang sangat tinggi dari penurunan luas pertanian kedelai. Selain itu, Musi Banyuasin, OKI, Muara Enim, Banyuasin, Lahat, dan OKU Timur memiliki risiko serius dari penurunan luas panen padi, jagung, dan kedelai.

Risiko perubahan iklim terhadap penurunan produktivitas padi sawah bervariasi dari rendah ke tingkat tinggi, kecuali untuk OKU Timur. Daerah ini memiliki potensi risiko yang tinggi penurunan produktivitas padi sawah, sedangkan Lubuklinggau dan Pagar Alam memiliki tingkat risiko yang sangat rendah. Adapun untuk produktivitas jagung, Sumatera Selatan sangat rendah dengan tingkat resiko yang tinggi, kecuali untuk OKI yang memiliki potensi tingkat risiko sangat tinggi. Untuk produktivitas kedelai, Sumatera Selatan akan mengalami tingkat moderat dan resiko yang tinggi, kecuali untuk OKU Selatan, Lubuklinggau, Pagar Alam, dan Palembang, tanpa risiko tingkat yang sangat tinggi.

Risiko dari perubahan iklim terhadap penurunan luas panen irigasi menunjukkan bahwa Sumatera Selatan memiliki potensi risiko penurunan luas panen padi irigasi pada tingkat rendah dan sangat rendah. Hanya beberapa kabupaten yang mengalami risiko penurunan luas sawah pada tingkat sedang dan tinggi, seperti OKU Timur (tingkat sedang), OKI (tingkat sedang), dan Banyuasin (tingkat tinggi).

Perubahan iklim berupa temperatur dan curah hujan dinilai berpengaruh pada penyebaran penyakit DBD, malaria, dan diare di Provinsi Sumatera Selatan. Tingkat curah hujan berpengaruh pada penyebaran populasi nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berbeda berdasarkan tingkat kejadian, curah hujan bulanan dan temperatur, dan populasi. Puncak kejadian DBD biasa terjadi pada masa transisi tahunan sekitar November-Januari tahun berikutnya. Terdapat 6 wilayah berisiko tinggi terjangkit DBD yang disebabkan oleh berbagai faktor: tingkat

3-90

kepadatan penduduk yang tinggi yang mempercepat epidemik, kurangnya fasilitas kesehatan, dan tidak tertutupnya saluran air. Selain itu, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap jangkitan diare. Kota Palembang memiliki prevalensi tertinggi diare diikuti oleh Muara Enim dan Ogan Komering Ulu. Kabupaten tersebut memiliki karakteristik yang sama, yaitu tingkat pertumbuhan tinggi dan kepadatan penduduk. Secara umum, jumlah penduduk yang tinggi menjadi penyebab utama yang mengakibatkan resiko yang sangat tinggi diare.

Gambar 3.8. Peta Indeks Rawan Bencana di Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Tahun 2010

Gambar 3.9. Peta Indeks Resiko Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Selatan

3-91

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Tahun 2010

Gambar 3.10. Peta Indeks Resiko Bencana Gerakan Tanah di Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Tahun 2010

3-92

Gambar 3.11. Peta Indeks Resiko Bencana Banjir di Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Tahun 2010

Gambar 3.12. Peta Indeks Sebaran Titik Api/Hotspot di Provinsi Sumatera Selatan Per- Tanggal 17 Oktober 2015

3-93

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Tahun 2010

7. Karakteristik dan Unggulan Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan kepada Dokumen RPJM Provinsi Sumatera Selatan masing- masing Kabupaten/Kota membuat arah pembangunan yang beragam sebagaimana terlihat dalam tabel sebagai berikut:

3-94

Tabel 3.25. Arahan Pengembangan Wilayah berdasarkan Karakteristik dan Unggulan Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan

Karakteristik Unggulan No Wilayah Arahan Pengembangan Wilayah Wilayah Kota 1 Lubuklinggau Pegunungan Jasa, pariwisata, Kawasan perkebunan perkebunan Kawasan permukiman Kawasan pariwisata 2 Pagar Alam Pegunungan Pariwisata, Kawasan pertanian pertanian Kawasan permukiman Kawasan pariwisata 3 Palembang Dataran rendah Jasa, 95 industri Kawasan permukiman 4 Prabumulih Perbukitan Perkebunan, Kawasan Perkebunan pertanian, jasa Kawasan pertanian Kawasan permukiman Kabupaten 5 Banyuasin Dataran rendah, Pertanian, Kawasan pertanian bergelombang perkebunan, Kawasan perkebunan perikanan Kawasan perikanan Kawasan 95industri 6 Empat Lawang Perbukitan, Perkebunan Kawasan perkebunan Pegunungan 7 Lahat Perbukitan, Perkebunan, Kawasan perkebunan Pegunungan tambang mineral, Kawasan pertambangan pertanian Kawasan pertanian 8 Muara Enim Dataran rendah, Tambang, Kawasan pertambangan perbukitan, perkebunan, Kawasan perkebunan pegunungan hutan tamanan, Kawasan pertanian pertanian Kawasan 95 industri 9 Musi Banyuasin Dataran rendah, Tambang, Kawasan hutan produksi perbukitan perkebunan, Kawasan perkebunan pertanian, hutan Kawasan pertanian tanaman Kawasan pertambangan 10 Musi Rawas Perbukitan, Perkebunan, Kawasan perkebunan pegunungan pertanian, Kawasan pertanian 11 Musi Rawas Perbukitan, Perkebunan, Kawasan perkebunan Utara pegunungan tambang Kawasan pertambangan 12 Ogan Ilir Dataran rendah, Pertanian, Kawasan pertanian perbukitan perikanan, Kawasan perkebunan perkebunan Kawasan perikanan 13 Ogan Komering Dataran rendah Hutan tanaman, Kawasan hutan produksi

3-95

Karakteristik Unggulan No Wilayah Arahan Pengembangan Wilayah Wilayah Ilir perkebunan, Kawasan perkebunan pertanian, Kawasan pertanian perikanan Kawasan perikanan 14 Ogan Komering Perbukitan Perkebunan, Kawasan perkebunan Ulu pertanian, Kawasan pertanian tambang Kawasan pertambangan 15 Ogan Komering Perbukitan Pertanian, Kawasan pertanian Ulu Timur perkebunan Kawasan perkebunan 16 OKU Selatan Perbukitan, Perkebunan, Kawasan perkebunan Pegunungan pertanian Kawasan pertanian 17 Penukal Abab Dataran rendah, Perkebunan, Kawasan hutan produksi Lematang Ilir perbukitan tambang, hutan Kawasan perkebunan tanaman Kawasan pertambangan Sumber: Dok. RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

8. Produk Wisata di Kota Lubuklinggau Lubuklinggau adalah suatu Kota setingkat kabupaten paling barat wilayah provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada posisi antara 102°40'0” - 103°0'0” BT dan 3°4'10” - 3°22'30” LS serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Status "Kota" untuk Lubuklinggau diberikan melalui UU No. 7 Tahun 2001 dan diresmikan pada 17 Agustus 2001. Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas. Luas wilayah kota Lubuklinggau adalah 401,50 Km atau 40.150 Ha yang meliputi 8 wilayah kecamatan dan 72 kelurahan. Secara administratif, Kota Lubuklinggau mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: Barat : Provinsi Bengkulu Timur : Kecamatan Tugu Mulyo & Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Selatan : Kecamatan Muara Beliti & Provinsi Bengkulu Utara : Kecamatan BKL Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas

3-96

Kota Lubuklinggau merupakan Salah satu Kota di Sumatera Selatan yang memasuki wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan Kawasan Wisata Nasional. Selain itu, masih banyak daya tarik wisata alam di Kota Lubuklinggau, seperti Bukit Sulap dan berbagai macam air terjun yang tersebar di Kota Lubuklinggau.

Tabel 3.26. Daftar Daya Tarik Wisata Kota Lubuklinggau No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Air Terjun Kec Lubuklinggau Panorama air terjun Curug Layang Selatan 2. Air Terjun Ta'li Kec Lubuklinggau Panorama air terjun Lubuklinggau Utara 3. Air Terjun Kec Lubuklinggau Panorama air terjun Pelegan Selatan 4. Bukit Sulap Kec Lubuklinggau Panorama bukit alami. Dari puncak bukit sulap dapat leluasa melihat keindahan kota Lubuklinggau, apa lagi di malam hari akan lebih menarik 5. Air Terjun Kec Lubuklinggau Panorama alam keindahan air terjun Temam Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Goa Pondok Kec Sukakarya Goa dengan banyak peninggalan Batu prasejarah 2. Situs Benteng Kec Lubuklinggau Bekas benteng pemukiman lam, Kuto Ulak Lebar Barat peninggalan beberapa makam kuno, terkait legenda bujang kurap Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah (Tarian) 3. Silampari Tarian yang dilakukan untuk menyambut tamu agung yang Kayang Tinggi datang ke Lubuklinggau 4. Lawak Mendak Tarian ini merupakan tarian masyarakat yang biasa ditampilkan apabila masyarakat Kota Lubuklinggau mengadakan hajatan. 5. Tari Piring Tarian ini merpakan tarian masyarakat Kota Lubuklinggau Gelas yang menggambarkan keteguhan hatu seorang wanita dalam meniti kehidupan. 6. Kaen Tarian ini memiliki arti mengenai ibu-ibu yang menghilangkan rasa penat sehabis/sepulang berkebun atau bersawah.

3-97

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 7. Turak Tarian ini mengungkapan puji syukur kepada Tuhan atas sesuatu yang telah terlaksana dengan menebarkan beras kunyit diakhir tarian. 8. Putri Berias Tarian ini menggambarkan seorang puteri yang sedang berias/mempercantik diri. 9. Tari Senajng Tarian yang hampir punah ini dilestarikan kembali oleh para seniman Kota Lubuklinggau. Tarian ini dilatari dengan lagu yang berupa pantun. 10. Tari Bedana Tarian ini menggambarkan kecerian 11. Tari Sito Murai Tarian ini menceritaakan tentang legenda Air terjun Ta’li dimana terdapat seorang puteru cantik bernama Sito Murai sebagai penunggu air terjun tersebut dimana dai memiliki kekuatan sakti untuk menjaga dan melindungi warga setempat. Selain memiliki dayang-dayang sebagai teman bermain, ia pun memiliki pengawal yang berupa siluman. 12. Tari Gemericing Tarian ini menggambarkan keinginan orang muda yang bersemangat mengisi kehidupan untuk selalu berkreasi dan berinovasi. 13. Tari Beladas Tarian ini menunjukkan kegembiraan dan kelincahan kaum muda-mudi. 14. Tari Klawai Tarian ini merupakan wujud rasa sedih dalm menghantarkan saudara perempuan mengakhiri masa lajangnya. 15. Tari Gawe Tarian ini menggambarkan kehidupan ibu-ibu di pasar Kota Lubuklinggau. 16. Tari Pejuang Tarian ini menceritakan tentang masyarakat Lubuklinggau Silampari yang berjuang membela Tanah Air dari para penjajah. 17. Dendang Tari ini menggambarkan ketenanga para generasi muda Bejegan dalam mengarungi kerasnya pengaruh kehidupan modern namun mereoa tetap mempertahnakan adat budaya yang dimiliki dengan alunan merdu Batanghari Sembilan. 18. Moneng Sepati Moneng Sepati merupakan pahlawan Lubuklinggau yang masih dianggap keramat dan dianggap masih menjaga dan melindungi masyarakatnya. 19. Tari Rentak Tarian yang menggambarkan kecerian muda-mudi. Madani 20. Tari Deker Merupakan salah satu rangkaian adat perkawinan. Tari ini menceritakan pergaulan muda-mudi di Lubuklinggau. 21. Tari Tabuh Tari ini merupakan simbolisai para penari untuk Madani menabuh/mensosialisasikan program Lubuklinggau Agar menjadi kota yang madani.

3-98

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 22. Tari Nisal Padi Tari ini menggambarkan mengenai kehidupan sehari-hari, mulai dari menanam bibit padi, merawat, hingga menuai padi.

Daya Tarik Wisata Buatan 1. Bendungan Kec Lubuklinggau Bendungan peninggalan Belanda Waterfang sudah ada sejak tahun 1941. 2. Museum Kec Lubuklinggau Museum sejarah indonesia Sriwijaya Subkoss Garuda Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 3. Aneka Event Berbagai event dengan macam skala penyelenggaraan, Olah Raga seperti: 20th the Asian Mountain Bike Championship and 6th Extreme Sport Asian Junior MTB. Umumnya Kota Lubuklinggau sebagai Tuan Rumah Event tahunan 4. Event Hari Event tahunan yang selalu diadakan oleh Walikota Lubuk Ulang Tahun Linggau Kota Lubuk Linggau Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 5. Burgo Burgo terbuat dari adonan tepung gandum yang dibuat seperti dadar namun tipis kemudian digulung kemudian dipotong-potong seukuran lear dua jari tangan, kemudian disirami kuah santan berwarna kuning ditambahi sambal merah sesuai selera. 6. Martabak India Bumbu martabak india terbuat dari ketan dan kentang. 7. Mie Celor Mie yang disajikan di piring. Mie dimasak dengan taoge. 8. Model Gendum Makanan yang terbuat dari gandum. Model gandum berukuran sebesar bola tenis meja. 9. Pempek Pempek berbahan utama sagu dan ikan. Jumlah DTW Alam 5 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 22 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 9 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015. LAKIP DISBUDPAR Kota Lubuklinggau 2014 RENSTRA DISBUDPAR Kota Lubuklinggau 2013-2018 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Wisata Alam Kota Lubuklinggau merupakan daerah tujuan bagi wisatawan Kabupaten/Kota sekitarmya, meskipun saat ini di dominasi oleh wisatawan domestik, namun objek

3-99

wisata alam Kota Lubuklinggau unggul dalam hal pengemasan sebagaimana sering muncul dalam wisata alam di perkotaan lainnya.

9. Produk Wisata di Kota Pagar Alam Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada posisi 4º Lintang Selatan (LS) dan 103, 15º Bujur Timur (BT). Sebagai salah satu Kota di Provinsi Sumatera Selatan, Pagar Alam terletak sekitar 298 Km dari Kota Palembang (Ibu Kota Provinsi) serta berjarak 60 Km di sebelah barat daya dari Kabupaten Lahat. Adapun batas wilayah Kota Pagar Alam sebagai berikut: Utara : Kabupaten Lahat Selatan : Provinsi Bengkulu Barat : Kabupaten Lahat Timur : Kabupaten Lahat & Kabupaten Muara Enim Kota Pagar Alam memiliki Luas Wilayah ±633,66 Km², yang terbagi menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Dempo Selatan, Dempo Tengah, Dempo Utara, Pagar Alam Selatan dan Pagar Alam Utara. Dengan jumlah Penduduk 124.799 jiwa, Kotaini mempunyai tingkat kepadatan penduduk mencapai 196,95 jiwa/Km².

Berdasarkan pengamatan dari Pos pengamatan Gunung Api Dempo, suhu udara minimum di Kota Pagar Alam selama Tahun 2010 adalah 19ºC sedangkan suhu maksimum adalah 30ºC. Jumlah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari yaitu 25 hari.

Sebagian besar keadaan tanah di Kota Pagar Alam berasal dari jenis Latosol dan Andosol dengan bentuk permukaan bergelombang sampai berbukit. Jika dilihat dari kelasnya, tanah di daerah ini pada umumnya adalah tanah kelas I (satu) yang mengandung kesuburan yang tinggi. Tabel 3.27. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Pagar Alam

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan

3-100

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Gunung Dempo Kec. Pagar Alam Gunung Dempo mempunyai dua Utara puncak. Diatas puncak kedua yang lebih rendah terdapat kawah yang mengeluarkan batu belerang. 2. Cughup Embun Kec. Pagar Alam Panorama air terjun Utara 3. Air Terjun Lematang Kec. Dempo Air terjun lematang indah Indah Tengah mempunyai ketinggian seitar 40 m 4. Hutan Bambu Kec. Pagar Alam Terdapat hutan bambu dan pohhon Utara yang berusia lebih dari 200 tahun 5. Cughup Mangkok Kec. Pagar Alam Panorama air terjun Utara 6. Cughup Tuhjuh Kec. Pagar Alam Panorama air terjun Kenangan Utara 7. Cughup Alap-Alap Kec. Pagar Alam Panorama air terjun Utara 8. Cughup Lematang Kota Pagar Alam Panorama air terjun Indah 9. Cughup Basemah Kec. Dempo Panorama air terjun 10. Cughup Napal Kec. Dempo Panorama air terjun Kuning 11. Cughup Ayek Kec. Dempo Panorama air terjun Deghas Tengah 12. Tebat Gheban Kec. Pagar Alam Kolam besar yang terbentuk secara Utara alami sehingga biasa di sebut masyarakat sebagai danau 13. Tebat Muara Kec. Dempo Pemandangan danau Tenang Tengah 14. Liku Lematang Kec. Dempo Merupakan pemandangan dari Selatan jalan yang berliku 15. Limestone Kec. Dempo Pemandagan hamparan batu yang Selatan terdapat dialiran sungai Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Situs Megalit Desa Pelan Peninggalan Prasejarah Megalith Kenidai 2. Pemukiman Desa Pelan Pemukiman tradisional yang dapat Masyarakat Kenidai dijadikan daya tarik untuk para Tradisional wisatawan yang ingin mengetahui Besemah budaya di desa pelan kenidai

3-101

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 3. Pabrik Pengolahan pabrik teh yang dibuka sejak tahun The PTPN VII 1926 Gunung Dempo 4. Situs Tegur Wangi Kec. Dempo Utara peninggalan sejarah berupa empat arca 5. Situs Belumai Kec. Pagae Alam Peninggalan sejarah berupa arca, Selatan rumah batu, lesung batu, lempung batu, batu bersusun empat, dan batu gelang 6. Situs Tanjung Aro Kec. Pagar Alam Situs temuan megalith Utara 7. Berik Antam Kec. Pagar Alam Kincir air masyarakat Basemah Delapan Utara sejak abad ke 18 8. Makam Puyang Makam legenda si pait lidah Serunting Sakti 9. Makam & Batu Kec. Dempo Penyumpahan Selatan Puyang Atung Bungsu 10. Rumah Baghi Kec. Dempo Rumah tradisional basemah yang Tengah berusia lebih dari 200 tahun Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah (Tarian) 11. Tari Kebagh Tarian ini merupakan tarian adat tertua di Kota PAgar Alam. Tarian ini digelar saat menyambut tamu kehormatan/agung pada acara resmi atau upacara resepsi pernikahan. 12. Tari Rentak Tarian kreasi modern, hasil kolaborasidari tari melayu Basemah dan tari begandai. Tari ini menggambarkan pergaulan muda-mudi pada zaman dahulu. 13. Tari Bunge Basemah Pada tarian ini, para penari membawa bunga yang melambangkan banyak gadis cantik di Kota Pagar Alam. 14. Tari Legok Basemah Tarian ininmerupakan tarian melayu dengan gerakan yang lincah, indah, dan menarik. Para penari juga tersenyum dan bersenda gurau dengan penonton serta berlenggak-lenggok. Daya Tarik Wisata Buatan 1. Tangga 2001 Kec. Pagar Alam Monumen peringatan lahirnya kota Utara Pagar Alam 2. Tugu Rimau Kec. Pagar Alam Tugu yang berwujud seekor Utara harimau yang berpakaian adat. Dimana tugu ini merupakan ikon

3-102

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan PON tahun 2004.

3. Perkebunan Salak Kec. Pagar Alam Agrowisata di perkebunan salak Gunung Dempo Utara 4. Perkebunan Sayur Kec. Dempo Utara Agrowisata sayur-mayur Kerinjing Daya Tarik Wisata Buatan (Minat Khusus) 5. Areal Perkebunan Kec. Pagar Alam Panorama perkebunan kopi Kopi Selatan 6. Area Perkebunan Kec. Pagar Alam Panorama perkebunan teh teh Selatan 7. Paralayang Kec. Pagar Alam Kegiatan paralayang Utara 8. Pendakian puncak Kec. Pagar Alam Kegiatan mendaki puncak gunung gunung dempo Utara dempo 9. Panjat tebing janang Kec. Pagar Alam Kegiatan panjat tebingbukit janang Utara 10. Sepeda Gunung Kec. Pagar Alam Utara 11. Motocross country Kec. Pagar Alam Kegiatan motocross di lereng Utara gunung dempo 12. Offroad Kec. Pagar Alam Kegiatan offroad di perkebunan Utara kopi sekitar gunung Dempo 13. Arung Jeram Kec. Pagar Alam Kegiatan olahraga arung jeram di Utara Sungai Lematang 14. Outbond Kec. Pagar Alam Outbond center di kawasan hutan Utara bambu Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 15. Tahun Baru Kegiatan tahun baru yang dilaksanakan pada bilan Januari 16. Event Offroad Kegiatan Offroad yang diselenggarakan pada bulan Tahunan Februari 17. Pemilihan Bujang Kegiatan pemilihan Bujang Gadis yang diselenggarakan Gadis pada bulan Mei 18. Festival Basemah Festival yang diselenggarakan dalam memperingati HUT Kota Pagar Alam pada Bulan Juni 19. Kejurnas Sepeda Kegiatan lomba sepeda gunung yang diselenggarakan Gunung pada Bulan Oktober 20. Festival Bunga Parade yang dilaksanakan sepanjang jalan utama Kota Nusantara Pagar Alam

3-103

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 21. Kelicok Makanan rumahan terbuat dari campuran pisang yang dihancurkan dengan beras ketan merah atau putih yang selanjutnya dibentuk atau dibungkus dengan pola segitiga sama kaki. 22. Ikan Sema Masak Ikan dibungkus daun pisang dengan bumbu terdiri dari Bambu cabe merah, bawang putih, laos, kunyit, jahe, sereh dan kemiri yang digerus halus, diberi tomat dan daun salam. 23. Dodol Dodol khas Pagar Alam. 24. Paisan Ikan Ikan dibungkus dengan daun pisang. 25. Ghegancang Khas Pagar Alam 26. Pindang Ikan Pindang khas Pagar Alam 27. Ikan Masak Kuning Ikan dimasak menggunakan bahan bumbu kuning khas Pagar Alam 28. Lemang Ketan dibungkus dengan daun pisang 29. Nasi Ibat Nasi Ibat khas Pagar Alam Jumlah DTW Alam 15 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 14 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 29 Daya Tarik Wisata Sumber : Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

10. Produk Wisata di Kota Palembang Kota Palembang adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang adalah Kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km² yang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai Kota pada tanggal 17 Juni 688 Masehi menjadikan Kota Palembang sebagai

3-104

Kota tertua di Indonesia. Di dunia barat, Kota Palembang juga dijuluki Venesia dari Timur.

Secara geografis, Kota Palembang terletak pada 2°59′27.99″ LS 104°45′24.24″ BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 358,55 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7°C. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah Kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara Kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 mdpl. Batas dari Kota Palembang, yaitu: Utara : Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Kertapati, Gandus dan Seberang Ulu I Kota Palembang Selatan : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim Timur : Kabupaten Banyuasin Barat : Kabupaten Banyuasin Utara : Kabupaten Bayuasin

Berikut adalah daftar daya tarik wisata yang berada di dalam wilayah administratif Kota Palembang.

3-105

Tabel 3.28. Daftar Daya Tarik Wisata Kota Palembang No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Sungai Musi Kota Palembang Merupakan sungai terpajang di Pulau Sumatera 2. Hutan Kota Kota Palembang Sebuah hutan wisata kota yang terletak Punti sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal. Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Jembatan Kota Palembang Jembatan Ampera, yang telah menjadi Ampera semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. 2. Benteng Kuto Kota Palembang Kuto Besak adalah bangunan keraton Besak yang pada abad XVIII menjadi pusatKesultanan Palembang 3. Museum Sultan Kota Palembang Museum peninggalan jaman kesultanan Mahmud Palembang yang memiliki 368 koleksi Badarudin II 4. Museum Kota Palembang Museum peninggalan jaman kesultanan Balaputradewa Palembang 5. Monpera Kota Palembang Monumen perjuangan rakyat pada saaat melawan penjajah 6. Pasar Kota Palembang Pasar tradisional lama tepi sungai Tradisional 16 dimana pasar ini merupakan daerah Ilir perdangangan dari zaman penjajahan Belanda 7. Masjid Lawang Kec. Ilir Timur II Masjid ini juga merupakan salah satu Kidul masjid peninggalan Ki Mgs H Abdul Hamid bin Mgs H Mahmud alias K Anang. Masjid ini didirikan tahun 1310 H (sekitar 1890 M). Pada jaman perjuangan melawan Belanda, masjid ini memegang peranan penting karena digunakan sebagai salah satu markas pejuang.

3-106

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 8. Pabrik PUSRI Kota Palembang Salah satu pabrik pupuk terbesar di Indonesia 9. Kawasan Kota Palembang Pengilangan Minyak Pertamina 10. Kampung Arab Kecamatan Ilir Pemukiman tradisional penduduk 10 Ulu Timur I keturunan Arab 11. Kelenteng 9 Ulu Kota Palembang Kelenteng tua di pinggir sugai Musi 12. Rumah Limas Kec. Ilir Rumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional Palembang 13. Rumah Rakit Kota Palembang Rumah rakit lama di atas sungai Musi 14. Rumah Kota Palembang Rumah panggung di tepi sungai Musi Panggung 15. Kampung kecamatan Pemukiman tradisional penduduk Kapitan 7 Ulu Seberang Ulu I keturunan Cina 16. Permukiman Kota Palembang Permukiman tradisional asli Palembang lama 3-4 Ulu 17. Pulo Kerto Kec Gandus 18. Masjid Agung Kec Llir Timur Masjid ini dipengaruhi oleh 3 arsitektur yakni Indonesia, China dan Eropa. Bentuk arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid yang besar dan tinggi. Sedangkan arsitektur China dilihat dari masjid utama yang atapnya seperti kelenteng. Masjid ini dulunya adalah masjid terbesar diIndonesia selama beberapa tahun. Bentuk masjid yang ada sekarang adalah hasil renovasi tahun 2000 dan selesai tahun 2003. 19. Makam ki gede Kec IT II Wisata Ziarah ing suro tuo Paembang 20. Makam kec Ilir Timur II Wisata Ziarah Sabongkinkin 21. Makam Kawah Kecamatan Ilir Kawah tekurep merupakan lokasi tengkurep Timur II pemakaman keluarga Kerajaan Palembang Palembang Darussalam. Terletak dikelurahan 3 Ilir, Boom Baru, kota Palembang. Disebut kawah tekurep, karena bentuk atap makam utama menyerupai cawan terbalik, atau telungkup. Dalam bahasa setempat

3-107

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan kemudian disebut kawah tekurep.

22. Kampung arab Kec Llir Timur Kampung Arab di tepian sungai musi 12 ulu 23. Pusat kerajinan Kec Llir Barat Pembuatan dan penjualan kain songket songket 32 ilir 24. Pusat kerajinan Kec Llir Barat Pembuatan dan penjualan ukiran khas ukir 19 ilir 25. Kerajinan Rotan Kec Llir Timur Pembuatan atau penjualan ukiran khas 26. Komplek Kec Plaju Kampung Arab ditepin sungai musi Assogaf 27. Bagus Kuning Kec Llir Timur Terdapat makam Ratu Bagu Kuning jaman penyebaran agama islam 28. Taman Kota Palembang Terletak di perbukitan sebelah barat Purbakala Bukit Kota Palembang. Di tempat ini terdapat Siguntang banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kerajaan Sriwijaya. 29. Taman Kota Palembang Taman Kambang Iwak merupakan salah Kambang Iwak satu peninggalan sejarah sejak jaman penjajahan Belanda. Dulunya, Taman Kambang Iwak digunakan untuk tempat rekreasi keluarga Belanda yang tinggal di sekitar Taman Kambang Iwak. 30. Pulo Kemaro Kec Llir Timur Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau. Bangunan ini baru dibangun tahun 2006. Selain pagoda ada klenteng yang sudah dulu ada. Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini. 31. Kantor Walikota Kec Llir Timur pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Walikota

3-108

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari. 32. Taman Kec Gandus Sebuah site peninggalan Kerajaan Purbakala Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai kerajaan Musi. Terdapat sebuah prasasti batu sriwijaya peninggalan Kerajaan di area ini. 33. Makam ki gede Kec IT II Di kompleks makam ini terdapat delapan ing suro mudo Paembang bangunan dengan jumlah keseluruhan 38 makam. Kompleks pemakaman ini dibangun pertengahan abad ke-16. Ki Gede Ing Suro merupakan pendiri kerajaan Islam Palembang, Yang kemudian menjadi Kesultanan Palembang Darussalam. 34. Masjid Sungai Kec seberang Ulu Masjid yang dibangun pada 1873 ini Lumpur II terletak di tepi timur Sungai Musi dan tepi selatan Sungai Lumpur. Konon, masjid ini dibuat sebagai pemenuhan nazar seorang saudagar Arab bernama Said Abdullah yang sukses berniaga di Parsi. Sebelumnya, saudagar tersebut berikrar bahwa jika ia bisa sukses bedagang di Parsi, maka ia akan membangun sebuah masjid. Dan terwujudlah Masjid Sungai Lumpur Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah (Tarian) 35. Tari Rentak Tarian kreasi modern, hasil kolaborasidari tari melayu dan Basemah tari begandai. Tari ini menggambarkan pergaulan muda-mudi pada zaman dahulu. 36. Tari Legok Tarian ininmerupakan tarian melayu dengan gerakan yang Basemah lincah, indah, dan menarik. Para penari juga tersenyum dan bersenda gurau dengan penonton serta berlenggak-lenggok. Daya Tarik Wisata Buatan 1. Palembang Golf Kota Palembang Lapangan golf Club 2. Jakabaring Pusat kegiatan Sport, MICE bertaraf Sport Center Internasional 3. Palembang Icon Mall 4. Kampung Pusat kerajinan tenun songket khas Songket Palembang

3-109

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 5. Water Boom & Kota Palembang Waterboom dan Pemancingan pemancingan Water boom fantansy Island, OPI waterfun Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 6. Pameran Bertempatan di Palembang Indah Mall, merupakan event Produk lokal. Unggulan 7. Musi Fest Bertempatan di Benteng Kuto Besak, Palembang dengan harga tiket masuk 30.000 merupakan event lokal. 8. MUNAS ASITA Event musyawarah Nasional Asosiasi Trave Agent XI Palembang seIndonesia ini akan diadakan pada tanggal 5-9 November. Event ini merupakan event Nasional. 9. Musi Musi Triboatton IV akan di gelar 23-28 November 2015. Tribboatton IV Diikuti 10 tim luar negeri, dan 5 dalam negeri. Event ini mengkombinasikan olahraga air (Rafting, Kayak, Dragon Boat) dan pariwisata. Event ini sudah tercatat sebagai event nasional. Jika biasanya bertajuk Mengarungi 500 km sungai musi, untuk even di tahun ke 4 ini kemungkinan tajuk tersebut akan diubah, karena ada perubahan pola rute dan jalur. Event Internasional. 10. Musi Sriwijaya Event music Internasional yang pertama kali diadakan di Festival Kota Palembang. 11. Pekan Olahraga Event Nasional yang diadakan pada tahun 2011. Nasional 12. Sea Games Event Internasional yang diadakan di Kota Palembang pada 2011 tahun 2011 13. Islamic Event Nasional yang diadakan di Kota Palembang pada tahun Solidarity 2013. Games 14. MTQ Event Internasional yang akan diadakan di adakan di Palembang Expo Center Kota Palembang 15. Sea Games Event Internasional yang akan diadakan pada tahun 2018. 16. Festival Film Event tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Kota Indonesia Palembang. Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 17. Pempek Makanan khas Palembang dengan bahan dasar utama sagu dan telur ayam, kulit ikan, maupun tahu 18. Tekwan Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar utama daging ikan dan sagu yang

3-110

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan dibentuk kecil-kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta sound an jamur kuping sebagai pelengkap. 19. Model Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu berbentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil-kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelngkap. Ada dua jenis model yaitu model ikan dan model gandum. 20. Laksan Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas. 21. Celimpungan Celimpungan, mirip laksan hanya saja adonan pempke dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan diisram kuah santan. 22. Tempoyak Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih 23. Kue Maksuba Makanan khas Palembnag berbahan dasar telur bebk dan susu kental manis. 24. Martabak Har Makanan khas india yang dibawa oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telur ayam, kuahnya berbahan dari kambing yang dicampur kentang. 25. Pindang Tulang Pindang Tulang berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum tulang di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin. Makanan khas ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat. 26. Kue Srikayo Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip pudding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa yang manis. 27. Mie Celor Mie berbahan Telor disajikan dengan kuah Jumlah DTW Alam 2 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 36 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 27 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey lapangan, Agustus-September, 2015

11. Produk Wisata di Kota Prabumulih Kota Prabumulih adalah salah satu Kota yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Secara geografis Kota ini terletak antara

3-111

3°20’09,1” – 3°34’24,7” Lintang Selatan dan 104°07’ 50,4” – 104°19’41,6” Bujur Timur, dengan luas daerah sebesar 434,50 Km², memiliki penduduk ± 160.000 jiwa dengan luas 435,10 Km² dan merupakan salah satu Kota terkecil di Sumatera Selatan. Batas wilayah Kota Prabumulih:

3-112

Utara : Kec. Lembak dan Kec.Tanah Abang, Kab. Muara Enim Selatan : Kec. Rambang Lubai, Kabupaten Muara Enim Timu : Kec. Lembak dan Kec. Gelumbang, Kab. Muara Enim Barat : Kec. Rambang Dangku, Kab. Muara Enim

Kota Prabumulih terdiri dari 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Prabumulih Timur, Prabumulih Baat, dan Cambai. Selain sebagai kota penghasil minyak bumi, Prabumulih juga dikenal sebagai kota nanas. Dimana selain memproduksi nanas, juga pemanfaatannya sebagai hasil olahan. Tabel 3.29. Daftar Daya Tarik Wisata Kota Prabumulih No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau Bunud Kec. Prabumulih Panorama Danau Timur 2. Danau Lematang Kec. Cambai Panorama danau Putus Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Tugu Serangan Kec. Prabumulih Tugu sejarah melawan penjajah Balasan Timur 2. Makam Gunung Ibul Pemakaman tua Daya Tarik Wisata Buatan 1. Caroline Island Kec. Rambang Objek wisata ini merupakan satu- Kapak Tengah satunya waterpark yang terdapat di Kota Prabumulih, yang menyediakan kolam renang, seluncur air, waterboom, ember tumpah, dll Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 2. Pempek Berbahan dasar sagu dan ikan dengan bentuk yang berbeda-beda. 3. Rujak Mie Semangkuk pempek dengan tambahan mie kuning dan acar timun. 4. Tahu Sumedang Khas Banyak terdapat varian olahan tahu. Prabumulih 5. Celimpungan Pempek dengan kuah santan kuning. 6. Mie Pangsit Dengan penyajian berbeda, mie disimpan di piring, kuah

3-113

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan dan pangsit disajikan di mangkuk seperti sup. Jumlah DTW Alam 2 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 2 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 6 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey lapangan, Agustus-September, 2015

12. Produk Wisata di Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu dari 17 Kabupaten di provinsi Sumatera Selatan. Secara administratif, kabupaten ini terletak antara 1,3 - 4 Lintang Selatan dan 10440’ - 10515’ Bujur Timur, selain secara geografis kabupaten ini juga mempunyai letak strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,99 km² dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Secara administratif Kabupaten Banyuasin mempunyai batas wilayah adalah Sebelah Utara berbatasan dengan Kabipaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dan Selat Bangka, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. Kabupaten Banyuasin memiliki topografi 80% wilayah datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa lebak, sedangkan yang 20% lagi berombak sampai bergelombang berupa lahan kering dengan sebaran ketinggian 0-40 meter di atas permukaan laut. Lahan pasang surut terletak sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Salek Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir.Pada lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecil Kecamatan Banyuasin I.

3-114

Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasin III, Talang Kelapa dan sebagian kecil Kecamatan Rambutan. Tabel 3.30. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Banyuasin No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Ekspedisi Burung Kec Sukarami Pengunjung dapat melihat Migran pemandangan burung migran 2. Taman Nasional Kec Sukarami Taman nasional ini memiliki luas Sembilang sebesar 2.051 km². Taman Nasional Sembilang merupakan habitat bagi harimau Sumatra, gajah Asia, tapir Asia, siamang, kucing emas, rusa Sambar, buaya muara, ikan Sembilang, penyu air tawar raksasa, lumba-lumba air tawar dan berbagai spesies burung 3. Pantai Kawasan Kec Rantua Bayur Pantai pesisir dengan panjang Pesisir Desa Pejaye 275km, pemandangan yang indah, kegiatan pemancingan, olahraga air, tempat perkemahan, rekreasi. 4. Taman Nasional Sei Sembilang BA II Pemandangan taman nasional Sembilang 5. Pulau Gemampo Desa Lebung Panorama alam 6. Hutan Lindung Lebung Hitam / Air Habitat gajah Sumatera Lebong Hitam Sugihan 7. Danau Tanah Mas Kel. Tanah Mas Panorama danau 8. Bom Berlian Kelurahan Pangkalan l Panorama alam Balai 9. Eks PENAS/ Desa Sembawa Panorama alam dan danau Sriwijaya Agro Center 10. Tebenan Indah Desa tebenan Panorama alam Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Makam Demang Kec Makarti Jaya makam kuno, dapat dijadikan Lebar Daun wisata sejarah

3-115

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 2. Perkampungan Desa Sungsang Desa nelayan dan pemandangan Nelayan Sungsang desa 3. Tugu Marga/ front Desa Langkan Tugu /monument sejarah Langkan 4. Tugu Sejarah Silk Desa Tanjung Mas Air Daya Tarik Wisata Buatan 1. Agrowisata Buah Suak Tapeh, Desa Agrowisata buah naga, Naga Meranti pengunjung dapat melihat peanaman buah naga dan memetik buah naga langsung dri pohon 2. Danau Tanah Mas Kec Talang Kalapa Panorama keindahan danau tanah mas 3. Taman Kec Talang Kalapa DiTaman Dinausaurus terdapat Dinausaurus fasilitas karaoke keluarga, kolam renang anak anak 4. Waterpark Danau Kec Talang Kalapa Wahana air yang berada di Tanah Mas kawasan danau tanah mas 5. Tebenan Indah Desa Tebenan/Betung Tempat permainan anak

6. Pemancingan Putra Kelurahan Pangkalan Kolam pemancingan Berlian Balai 7. Kolam Renang Kelurahan Pangkalan Kolam renang anak-anak dan Delima Balai dewasa 8. PT. Desa sungai gerong Kolam renang dan lapangan golf Pertamina/Sungai Gerong Daya Tarik Wisata Buatan (Minat Khusus) 9. Kawasan Kec Tanjung Lago wisata minat khusus bagi para Pelabuhan Tanjung pengunjung yang ingin melihat Api-api pelabuhan tanjung api api 10. Perkebunan Sawit Desa Langkan Agrowisata PT. Sawit Mas Sejahtera 11. Perkebunan Karet Desa Mainan Agrowisata PT. Melania 12. Hutan Lindung Lebung hitam/Air Agrowisata Lebong Hitam sugihan 13. Perkebunan Sawit Desa Sei Rengit Agrowisata Rengit

3-116

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 14. Musi Triboattan Event olahraga yang diadakan setiap tahun 15. Event Photography Burung Migran 16. Banyuansin Expo Pameran Potensi Daerah Kabupaten Banyuasin Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 17. Pempek Pempek merupakan makanan khas tradisional banyuasin paling terkenal yang terbuat dari bahan dasar daging ikan giling (biasanya ikan Belido, tenggiri atau ikan gabus) dan tepung tapioka. Jenisnya antara lain ada pempek lenjer, telor besar (kapal selam), pastel (isian sayur pepaya muda yg dibumbui), kerupuk (kriting), tahu, lenggang, panggang, serta adaan. Jumlah DTW Alam 10 Objek Wisata Jumlah DTW Budaya 4 Objek Wisata Jumlah DTW Buatan 17 Objek Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus-September, 2015

13. Produk Wisata di Kabupaten Empat Lawang Kabupaten Empat lawang beribukota di Tebing Tinggi. Kabupaten Empat Lawang merupakan Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Lahat sejak tahun 2007. Batas wilayah dari Kabupaten Empat Lawang adalah: Utara : Kabupaten Musi Rawas Selatan : Kabupaten Lahat dan Kabupaten Bengkulu Selatan Timur : Kabupaten Lahat Barat : Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong

Kabupaten Empat Lawang merupakan salah satu dari 17 Kabupaten/Kota dari Provinsi Sumatera Selatan yang terletak antara pada 3˚25 – 4˚15’ Lintang Selatan dan 102˚37’ – 103˚45’ Bujur Timur dengan luas wilayah 2.256,44 km².

3-117

Secara umum wilayah administrasi Kabupaten Empat Lawang terdiri dari10 Kecamatan, 9 Kelurahan dan 147 Desa. 10 (Sepuluh) wilayah Kecamatan Kabupaten Empat Lawang, yaitu: 1. Lintangkanan, 2. Muara pinang, 3. Pasemah Air Keruh, 4.Pendopo, 5. Talang Padang , 6. Tebing Tinggi, 7. Sikap Dalam, 8. Ulu Musi, 9. Pendopo Barat, 10. Kabupaten Empat Lawang relatif berbukit dan bergelombang yang membentuk sebagian besar wilayahnya, sehingga pada umumnya merupakan perbukitan. Relief perbukitan ini terbentuk karena wilayah Kabupaten Empat Lawang termasuk dalam lajur Pegunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera Bagian Barat. Kecamatan Lintang Kanan merupakan kecamatan dengan wilayah paling tinggi diantara Kecamatan lain yaitu antara 400 hingga 2.750 meter di atas permukaan laut (dpl).Kabupaten Empat Lawang terletak pada ketinggian wilayah yang bervariasi, antara 150 meter sampai dengan 700 meter dari atas permukaan laut. Wilayah barat-timur memiliki ketinggian antara 150 meter sampai dengan 450 meter di atas permukaan laut. Daerah dengan ketinggian antara 300 meter sampai dengan 450 meter di atas permukaan laut mencakup areal seluas 64%. Pada wilayah selatan timur merupakan wilayah di daerah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata antara 600 meter sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut. Sedangkan ke arah utara timur, memiliki ketinggian antara 150 meter sampai dengan 250 meter di atas permukaan laut, relatif datar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Kabupaten Empat Lawang sebagian besar bergelombang atau berbukit. Daerah yang bergelombang yaitu Tebing Tinggi dan Ulu Musi.Dengan keadaan topografi yang bergelombang sehingga sebagian wilayahnya sebagai lahan konservasi. Kabupaten Empat Lawang beriklim tropis basah dengan curah hujan antara 97 – 386 mm/hari sepanjang tahun. Curah hujan bervariasi di bulan November sebagai bulan dengan curah hujan terbesar,

3-118

sedangkan pada Bulan Juni merupakan bulan dengan curah hujan terendah sepanjang tahun. Suhu udara di Kabupaten Empat Lawang berkisar 30,47º C – 32,16º C, pada bulan-bulan tertentu, seperti bulan April, suhu udara minimum mencapai rata-rata 22,7º C. Sedang pada Bulan Januari, suhu udara maksimum bisa mencapai 37,1º C. Kelembaban udara di wilayah Kabupaten Empat Lawang berkisar antara 66,85 – 90,20 R.h kelembaban terendah terjadi pada bulan Desember,sementara kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Agustus. Kabupaten Empat Lawang dikelilingi oleh alur anak sungai dan cabang sungai musi yang merupakan sungai terbesar di Sumatera Selatan. Keberadaan sungai-sungai tersebut membuat ketersediaan air di Kabupaten Empat Lawang berpotensi besar untuk berbagai kegiatan dalam kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup. Dimana beberapa sungai yang relatif besar adalah Sungai Musi, Sungai Air Lintang, Sungai Air Keruh dan Sungai Air Saling. Persedian air sungai tersebut tergantung pada mata air dari Bukit Barisan. Tabel 3.31. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Empat Lawang No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Sungai Kec Tebing Tinggi Panorama jernihnya air sungai Seguring Desa Rantau seguring 2. Air Terjun kec Lintang Kanan, air terjun pertama yang terdiri Tujuh Desa Tanjung Alam dari enam air terjun setinggi Panggung masing-masing 2m, air terjun kedua sampai kerujuh memiliki ketinggian antara 5-14 m 3. Air Panas Kec Pasemah Air Sumber air panas belerang Penantian Keruh 4. Pantai Air Kec Muara Pinang Pantai air bayau Bayau

3-119

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 5. Pantai Air Kec Tebing Tinggi pantai air musi yang letaknya Musi berada di desa terusan baru Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 1. Nama Keterangan Makanan 2. Tempoyak Diambil dari daging durian yang matang.

3. Rebung Asam Berbahan dasar tunas bamboo yang masih muda, selanjutnya dipotong kecil-kecil. Rebung asam enak juga jika dimakan bersama ikan dari sungai musi. 4. Kelicuk Keliuk khas Empat Lawang 5. Pindang Dapat dinikmati dirumah atau di warung makan, tetapi Tulang karena harga tulang mahal masyarakat lebih suka menikmati saat ada hajatan. 6. Pindang Pindang masak asam ikan sungai khas Empat Lawang. Masak Asam Ikan Sungai Jumlah DTW Alam 5 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya - Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 6 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015 Dokumen DISBUDPAR Kab. Empat Lawang 2014

14. Produk Wisata di Kabupaten Lahat Kabupaten Lahat merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan yang terkenal dengan wisata air terjunnya. Tercatat ada sekitar 60 air terjun di wilayah ini. Kabupaten Lahat terletak pada koordinat 3’25° sampai 4’5°LS dan 102’37° sampai 103’45°BT, serta berbatasan langsung dengan daerah-daerah sekitarnya, antara lain: Utara : Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Musi Rawas. Selatan : Provinsi Bengkulu dan Kota Pagar Alam. Barat : Provinsi Bengkulu. Timur : Kabupaten Muara Enim.

3-120

Kabupaten Lahat memiliki iklim tropis dengan rata-rata suhu udara maksimum 30,47°C dan rata-rata suhu udara minimum adalah 22,16°C.Suhu udara tersebut tergolong hangat karena ketinggian kabupaten ini yang hanya sekitar 25-100 mdpl. Kabupaten dengan luas wilayah sebesar 4.361,83 km² ini memiliki beragam potensi, diantaranya adalah pertambangan, pertanian, perikanan dan peternakan, perkebunan, dan pariwisata.Yang diunggulkan dari sektor perkebunan adalah hasil panen kopi, karet, kelapa, kelapa sawit, lada, nilam, dan kakao. Adapun Kabupaten Lahat merupakan kabupaten yang kaya akan potensi pariwisata. Beberapa daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lahat salah satunya adalah Bukit Selero. Selain banyaknya daya tarik alam di Kabupaten Lahat, Bumi Seganti Setungguan ini juga memiliki ribuan situs megalit peninggalan zaman megalitikum yang merupakan daya tarik wisata budaya di Kabupaten Lahat, seperti Megalith Tinggi Hari. Tabel 3.32. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Lahat No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Pesona ayek Kec Pulau Pinang Panorama air terjun panjang di Ayek Liem liem 2. Rimbang Kec Kota Lahat Hutan wisata seluas 18 hektar yang tedung Kemambang dengan kolam besar play ground, kebun binatang mini, camping ground 3. Pesona Sungai Kec Kota Lahat Riverfront kota lahat dengan lingkungan Lematang yang teduh, panorama sungai Lematang dan persawahan. 4. Bukit Serelo Kec Merapi Panorama bukit berbentuk unik (seperti telunjuk), dan lingkungan sekitar masih asli, landmark kota lahat, pelatihan sawa liar gajah, perkebunan tembakau rakyat 5. Air Terjun Kec Pulau Pinang Panorama Air Terjun Bidadari 6. Air Terjun Kec Jarai Panorama Air Terjun Lawang Agung

3-121

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 7. Air Terjun Kec Tebing tinggi Panorama air terjun Talang Gunung 8. Air Terjun Kec Mulak Ulu Panorama air terjun Mulak 9. Gua Batu Kec Kikim Panorama Goa stalakmit Peraduan Ijut 10. Gua Mesanap Kec Pulau Pinang Panorama Goa stalakmit Mesaris 11. Air Bayau Kec Muara Sumber air belerang Pinang 12. Air Terjun Kec Lintang Panorama Air Terjun Kaban kanan 13. Gua Sarang Kec Kikim Panorama Goa stalakmit, sumber air Burung 14. Sumber air Kec Muara Sumber air belerang panas Pinang tanjungsakti 15. Jeram air Desa Tanjung menikmati arung jeram di sungai manna manna Sakti 16. Goa (Sarang Kec. Lahat Panorama goad an air terjun Walet) dan Air Terjun 17. Jembatan Kec. Lahat Panorama alam Gunung 18. Danau Putusan Kec. Merapi Panorama sungai dan danau Sungai Lematang 19. Kembah Kec. Merapi Panorama alam Perabu 20. Bukit Rancing Kota Agung Panorama alam 21. Danau Batu Kota Agung Panorama danau 22. Perkebunan Kec. Jarai Panorama perkebunan dan agrowisata Kopi Bukit Timur 23. Bukit Seping Kec. Kikim Panorama alam Tiang Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Megalith Tinggi Kec Pulau Pinang Arca batu peninggalan pra sejarah, bentuk Hari arca manusia, binatang, batu tumpang, dll 2. Batu Macan Kec Pulau Pinang Arca batu peninggalan prasejarah 3. Batu Lingge Kec Pendopo Lingga batu peninggalan prasejarah

3-122

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 4. Batu Pance Arca batu peninggalan prasejarah 5. Batu tiang Kec Tanjung Sakti Umpak batu jaman prasejarah enam 6. Lesung Batu Kec Lintang Lesung batu jaman prasejarah Kanan 7. Megalith Kec Mulak ulu Arca batu peninggalan prasejarah Geramat 8. Rumah Batu Kec PWK Pajar Rumah batu (dengan lukisan di langit-langit) Bulan jaman prasejarah 9. Megalith Kec Tebing Tinggi Arca peninggalan praejarah makam puyang gadis 10. Rumah Bari Kec Dempo Pemukiman masyarakat tradisional dengan Besemah Selatan bentuk dan keunikan arsitekturkhas. Keunikan terdapat ukiran-ukiran di bagian atap dalam disebut bebula. Bentuknya lingkaran berdiameter 50cm. Mempunyai makna bahwa kehidupan tentram harus dibina dalam rumah tangga 11. Batu Kepala Kec. Lahat Situs sejarah Putri 12. Batu Naga, Kec. Lahat Situs sejarah Orang Roboh 13. Batu Kodok, Kec. Lahat Situs sejarah Gajah Tidur 14. Meja Batu Kec. Lahat Situs sejarah 15. Putri Kec. Merapi Situs sejarah Menjemur Padi 16. Makam Kec. Merapi Situs sejarah Seruntung Sakti 17. Perahu Kuno Kec. Merapi Situs sejarah 18. Batu Kursi Kec. Merapi Situs sejarah 19. Makam Dayang Kec. Merapi Situs sejarah Rindu 20. Batu Kambing Kec. Merapi Situs sejarah 21. Makam Jaga Kec. Merapi Situs sejarah Lawang 22. Makam Hulu Kec. Merapi Situs sejarah Balang

3-123

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 23. Makam Intan Kec. Merapi Situs sejarah Permata 24. Batu Ngeri Kota Agung Situs sejarah Celeng, Lobang 3 Orang 25. Puri Menangis, Kota Agung Situs sejarah Bergambar, Bertiang 26. Batu Kota Agung Situs sejarah Behambing, Orang Berlubang 1 27. Batu Kerbau, Kota Agung Situs sejarah Orang Pengapaman 28. Batu Tiang Kec. Tanjung Situs sejarah Enam Sakti 29. Batu Kepala Situs sejarah Putri Kec. Lahat 30. Batu Lumpang Kec. Jarai Situs sejarah Gajah, Putri, Besurat 31. Lobang 4, Kec. Jarai Situs sejarah Pemandian Putri Orang 32. Rumah Batu Kec. Jarai Situs sejarah Hanebat 33. Batu Langgar, Kec. Jarai Situs sejarah Lesung, Batu Kuburan 34. Patung Orang, Kec. Jarai Situs sejarah Kodok 35. Makam Puyang Kec. Kikim Situs sejarah Raden 36. Gede / Makam Kec. Kikim Situs sejarah Syek Salman Daya Tarik Wisata Buatan 1. Bendungan Kec Lubuklinggau Bendungan peninggalan Belanda sudah ada Watervang sejak tahun 1941. 2. Museum Kec Lubuklinggau Museum sejarah indonesia Sriwijaya

3-124

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Subkoss Garuda Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 3. Lomba Lomba memancing tahuan yang diadakan di Kabupaten Lahat memancing 4. Petina Event Tinju Pemula Nasional yang diadakan di Kabupaten Lahat 5. Gemstone Diadakan oleh komunitas batu akik di Kabupaten Lahat contest 6. Retorika Pameran foto di Kabupaten Lahat Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 7. Durian Lahat Durian khas lahat dicampur dengan susu kental manis 8. Hehancang Masakan Terong dengan kuah yang pedas Tehung Jumlah DTW Alam 23 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 36 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 08 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015 RIPPARDA Lahat 2014-2024

15. Produk Wisata di Kabupaten Muara Enim Kabupaten Muara Enim adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Muara Enim. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 7.300,50 km² dan populasi penduduk lebih dari 550.000 jiwa. Secara geografis posisi Kabupaten Muara Enim terletak antara 4° sampai 6° Lintang Selatan dan 104° sampai 106° Bujur Timur.[2] Kabupaten Muara Enim merupakan daerah agraris dengan luas wilayah 7.300,50 km², terdiri atas 20 kecamatan. Bumi Serasan Sekundang memiliki batas wilayah: Utara : Kab. Musi Banyuasin, Kab. Banyuasin, Kota Palembang, Kab. Penukal Abab Lematang Ilir Selatan : Kab. Ogan Komering Ulu Selatan, Kab. Kaur (Provinsi Bengkulu) Barat : Kab. Musi Rawas, Kab. Lahat, Kota Pagar Alam Timur : Kab. Ogan Komering Ulu, Kab. Ogan Ilir, Kota Prabumulih

3-125

Kondisi topografi daerah cukup beragam, daerah dataran tinggi di bagian barat daya, merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan, meliputi Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende darat Tengah dan Kecamatan Tanjung Agung. Daerah dataran rendah, berada di bagian tengah (Muara Enim, Ujan Mas, Benakat, Gunung Megang, Rambang Dangku, Rambang, Lubai) terus ke utara–timur laut, terdapat daerah rawa yang berhadapan langsung dengan daerah aliran Sungai Musi, meliputi Kecamatan Gelumbang, Sungai Rotan, dan Muara Belida. Tabel 3.33. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Muara Enim No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Air Terjun Kec Tanjung Air terjun tertinggi di Sumatera Curup Tenang Agung Selatan yang terletak di desa Bedegung Bedegung Kec. Tanjung Agung. Tingginya kurang lebih 99 m. Jarak dari kota Muara Enim +/- 45 Km (1 jam perjalanan darat), dan dari Palembang 210 Km (3 Jam perjalanan darat) 2. Air Terjun Kec Tanjung Air Tejun Dayang. Terkait legenda Dayang Rindu Agung Putri Dayang Rindu 3. Air Panas Kec Semende Sumber air panas untuk Gemuhak Darat Laut penyembuhan, lingkungan pegunungan 4. Air Terjun Kec. Tanjung panorama Air terjun Lemutu Agung 5. Air Terjun Kec. Tanjung panorama Air terjun Napal Carik Agung 6. Danau Kec. Semende panorama danau Deduhok Darat Ulu 7. Danau Kec Gelumbang Panorama danau rawa lebak Segayam 8. Danau Kec Cambai panorama danau luas 5 ha Lematang Putus

3-126

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Bukit Kec Semendo Pemukiman tradisional semendo, Semendo perkebunan kopi 2. Rumah Adat Kec. Semende Darat Laut 3. Makam Pemakaman kuno Gunung Ibul Daya Tarik Wisata Buatan (Minat Khusus) 1. Tambang Kec Tanjung area kegiatan penambangan batu Batubata Enim bara terbuka dengan teknologi PTBA moddern 2. Kebun Kec Gelumbang area kebun binatang propinsi Binatang sumatera selatan Sriwisjaya 3. Kebun Kopi Kec. Semende perkebunan kopi Darat Laut 4. Kebun Kec. Semende Agrowosata petik stroberi Strawberry Ulu 5. Arung Jeram Kec. Tanjung kegiatan arung jeram di sungai yang Agung berlokasi dekat dengan air terjun Bedegung Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 6. HUT HUT yang diadakan satu tahun sekali pada tanggal 20 Kabupaten November. Muara Enim 7. Jambore Diadakan di Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Pemuda Muara Enim Daerah ketiga 8. Pameran Tingka Sumatera Selatan yang diadakan di Plaza Gor Teknologi Pancasila. Tepat Guna 9. Bulan Bakti Diadakan pada Bulan Mei 2015. Gotong Royong Masyarakat Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 10. Bekasem Pejit Ikan yang dibumbui bawang dan cabe lalu dibungkus daun pisang

3-127

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 11. Ikan Kerutuk Ikan Mas segar yang dibumbui bawa merica kecap manis dan kecap asin 12. Gulai Ikan Ikan yang disajikan dengan bumbu dan belimbing Asam potong. Belimbing 13. Ikan Pirang Ikan yang dijemur dan dipres selama tiga hari

14. Pais Ikan dengan bumbu pedas Tempoyak 15. Pais Ikan Ikan yang sudah dibersihkan dan dilumuri dengan Asam bumbu dan daun kemangi setelah itu dibungkus dengan Belimbing daun pisang 16. Bawak Gulai Daun Lumai yang masih muda dan tihau jamur diberi Daun Lumai bumbu dan tepung beras Tihau Kukuran Jumlah DTW Alam 08 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 03 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 16 Daya Tarik Wisata Sumber : Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

16. Produk Wisata di Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas wilayah 14.265,96 km² atau sekitar 15% dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1,3° - 4° LS dan 103° - 104° 45' BT. Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 87,83 -391,6 mm sepanjang tahun 2010. Topografi wilayah Musi Banyuasin pada bagian timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah barat Kecamatan Bayung Lencir kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah lainnya merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20-140 m di atas permukaan laut. Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dan sungai besar serta kecil seperti Sungai Musi, Sungai

3-128

Banyuasin, sungai Batanghari Leko dan lain-lain. Untuk aliran sungai Musi yang berada di bagian timur dipengaruhi oleh pasang surut air laut. di samping itu daerah ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil. Topografi wilayah dari Kabupaten ini adalah 20-140 meter. Perbatasan wilayah dari Kabupaten Musis Banyuasin yaitu: Barat : Kabupaten Musi Rawas Timur : Banyuasin Selatan : Kabupaten Muara Enim Utara : Provinsi Jambi

Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin Berjumlah 561.458 jiwa yang terdiri atas 288.450 jiwa laki-laki dan 273.008 jiwa perempuan. Dengan Luas wilayah 14.265,96 kilometer persegi tersebut berarti dapat disimpulkan kepadatan pendudu Kabupaten Musi Banyuasin lebih kurang 39,43 jiwa per kilometer persegi. Tabel 3.34. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Musi Banyuasin No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau Konger Kec Sungai Keruh Danau yang terletak di pinggiran Desa Sungai Dua yang jaraknya dari Kota Sekayu ± 45 Km 2. Danau Ulak Lia Kec. Sekayu Panorama Danau ini cukup indah dikelilingi oleh pohon- pohon yang rindang dan suasana yang masih alami 3. Danau Panjang Kec. Sangadesa panorama perairan dan pendek lebak/danau alam 4. Goa Batu Kec Sungai Keruh Goa batu alam 5. Danau Cala kota Sekayu Pemandangan danau 6. Sungai Kubu Kecamatan Panorama sungai Bayung Lencir 7. Sungai Sembilang Kecamatan Sungai Panorama sungai Lilin

3-129

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Rumah Pangeran Sanga Desa Permukiman tradisional Hasan masyarakat dengan bangunan berarsitektur Rumah Limas atau Rumah Panggung. 2. Situs Keranggan Kec. Lalan Situs peninggalan sejarah 3. Permukiman sepanjang Sungai Permukiman tradisional Tradisional Lalan merupakan salah satu wisata Sepanjang Sungai sejarah yang dapat dinikmati Lalan seperti rumah rakit. 4. Perkampungan Kec. Sungai Lilin Belanda Desa Supat 5. Perkampungan Kec. Bayung Kondisi permukiman tersebut Belanda Kali Berau Lencir tinggal puing-puing dikarenakan bahan bangunan yang ada permukiman Belanda ini dimanfaatkan warga sekitar untuk bahan rumah tinggal. 6. Hotel Ranggonang Hotel yang mewah ini menurut sejarah merupakan bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda. Pada awal Tahun 2003 oleh Bupati Musi Banyuasin Bapak H. Alex Noerdin bangunan tersebut direnovasi sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bangunan hotel yang begitu megah. 7. Masjid Agung Sekayu Merupakan pusat kegiatan Jamik An Nur keagamaan Islam. Hampir semua kegiatan perayaan dipusatkan di masjid ini. 8. Rumah Dinas Sekayu Salah satu objek wisata Bupati dan Guest bangunan yang menarik dan House indah serta keberadaannya sangat penting bagi Kabupaten Musi Banyuasin adalah rumah

3-130

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Dinas Bupati. Rumah Dinas ini terletak di pusat Kota Sekayu atau tepatnya di Jalan Kolonel wahid Udin Kelurahan Soak Baru Kecamatan Sekayu. Dilengkapi pula dengan gedung Pertemuan, Pendopoan, Guest House dan Lapangan Upacara yang cukup luas. 9. Makam Keramat Desa Kemang dan peninggalan purbakala 10. Makam Keramat Kec. Sekayu Makam salah satu nenek Puyang Depati moyang masyarakat setempat yang menjadi penduduk pertama di desa sekitarnya. 11. Makam Keramat Kec. Sungai lilin Makam salah satu nenek Puyang Serampu moyang masyarakat setempat yang menjadi penduduk pertama di desa sekitarnya. 12. Makam Keramat Kec. Sungai Keruh Makam salah satu nenek Puyang Burung moyang masyarakat setempat jauh yang menjadi penduduk pertama di desa sekitarnya. 13. Makam Keramat Kec. Babat Toman Makam salah satu nenek Puyang Betape moyang masyarakat setempat yang menjadi penduduk pertama di desa sekitarnya. 14. Makam Keramat Kec Babat Toman Makam salah satu nenek Puyang Mulan jadi moyang masyarakat setempat yang menjadi penduduk pertama di desa sekitarnya. 15. Candi Sereko Desa Sereka, Peninggalan berupa candi yang Babat Toman dipercaya peninggalan Budha 16. Peninggalan Teluk Kijing Peninggalan berupa candi yang Sriwijaya dipercaya peninggalan Budha pada jaman kerajaan sriwijaya Daya Tarik Wisata Buatan

3-131

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 1. Kolam Renang Sekayu Wisata minat khusus yang Tirta Randik sudah ada di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu tersedianya fasilitas olah raga seperti kolam Renang Tirta Randik. Olah raga yang dapat dilakukan ditempat ini diantaranya renang, loncat indah, polo air dan renang selain itu terdapat selam monfin serta sarana rekreasi keluarga. Tidak jauh dari kolam renang Tirta Randik, terdapat stable kuda yang terletak disebelah belakang. Namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. 2. Sirkuit Balap Sekayu Wisata minat khusus olah raga otomotif. Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 3. Festival randik

4. Suku Anak Dalam Desa Soak Baring Kabupaten Musi Banyuasin Kecamatan terdapat juga suatu Bayung Lencir masyarakat yang lebih dikenal sebagai suku anak dalam atau Kubu. Suku anak dalam ini terdapat di desa Soak Baring Kecamatan Bayung Lencir atau dikenal juga dengan nama Pagar Desa. Suku anak dalam tersebut keberadaannya sudah hampir punah atau tinggal sekitar 50 buah rumah/keluarga atau sekitar 689 jiwa. 5. Perayaaan Sekayu Masyarakat sebagian besar Keagamaan Islam beragama Islam ini melaksanakan kegaita

3-132

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan perayaan hari besar seperti hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Qurban, Isra Miraj, perkawinan dan lainnya. 6. Upacara Sedekah Desa Kertayu, Adat yang turun menurun dan Bumi Kec. Air Keruh merupakan suatu budya tradisional yang dipertahankan dari zaman dahulu sampi dengan sekarang. Desa Kartayu yang jaraknya tidak jauh dari ibukota kecamatan Air Keruh mempunyai kebudayaan ini yang disebut sedekah bumi yaitu suatu acara sedekah syukuran keberhasilan panen padi yang telah selesai dilaksanakan. 7. Penyelenggaraan Sekayu Pameran pembangunan dan Muba Expo dan promosi UKM Festival Randik Daya Tarik Wisata Buatan (Minat Khusus) 8. Perkebunan Kec. Sungai Lilin Agrowisata Perkebunan Kelapa Sawit Lilin Kelapa sawit 9. Perkebunan Desa Toman Perkebunan Gambir ini milik Gambir Kecamatan Babat rakyat yang diwariskan secara Toman turun temurun. 10. Perkebunan Kec. Bayung Kelapa Sawit Lencir, Kec. Sungai Lilin, Kec. Lais, Kec. Babat Toman 11. Kerajinan Bambu Desa Jirak Pusat kerajinan yang dapat mendukung kegiatan pariwisata yaitu kerajinan bambu, kerajinan akar ribu yang terletak di desa Jirak, desa T. Bulang, Desa Sukalali. Umumnya kerajinan berbentuk lemari rak sudut,

3-133

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan dipan, buffert, meja kursi, aguriuam, gelang tangan, ketupat, bakul, serindak, butung dsb. 12. Pusat Perkantoran Sekayu Sebuah gedung berlantai 3 Bisnis / Bussiness (tiga) terletak di pusat Kota Center Sekayu tepatnya di Jalan Merdeka yang berseberangan dengan Hotel Ranggonang yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin untuk tempat perkantoran bagi cabang- cabang Perusahaan yang berinvestasi dan beroperasi di kabupaten Musi Banyuasin. Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 13. Pindang Sekayu Pindang disajikan dengan sambal kueni 14. Pindang Baung Pindang baung yang terdapat di RM S3 di Musi Banyuasin Jumlah DTW Alam 7 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 16 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 14 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

17. Produk Wisata di Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Rawas merupakan wilayah yang kedudukannya cukup strategis dalam lingkup Wilayah Sumatera Selatan karena kabupaten ini berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi, serta sebagai zona penyangga (buffer zone) dari kawasan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Kabupaten Musi Rawas memiliki luas sekitar 1.236.582,66 ha. Secara geografis,kabupaten ini berada pada posisi 102°07’ - 103°40’00” BT dan 2020’ – 3038’00” LS dan berada di ketinggian 25 hingga 10.000meter di atas permukaan laut.Kabupaten Musi Rawas berbatasan langsung dengan wilayah:

3-134

Barat : Kabupaten Musi Banyuasin Timur : Kabupaten Muara Enim Selatan : Kabupaten Empat Lawang Utara : Kabupaten Musi Rawas Utara

Terdapat beberapa objek wisata unggulan di Kabupaten Musi Rawas baik wisata alam maupun wisata budaya, diantaranya adalah Danau Raya, Bukit Sulap, Bukit Cogong, Goa Napalicin dan lain-lain. Tabel 3.35. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Musi Rawas No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Objek Wisata Air Kec Suku Tengah Panorama air terjun Terjun Tekuyung Lakitan Ulu Terawas 2. Goa Payung Kec Ulu rawas Panorama goa 3. Taman Nasional Kec Muara Rupit Taman Nasional Kerinci Seblat Kerinci Seblat merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem sub-alpin serta beberapa ekosistem yang khas antara lain rawa gambut, rawa air tawar dan danau. 4. Danau Aur Kec Sumberharta Panorama danau aur, dengan disediakannya perahu bebek untuk para pengunjung 5. Wisata Alam Air Kec Selangit Panorama air terjun Terjun Curug Tinggi 6. Wisata Alam Air Kec Muara Beliti Panorama air terjun Terjun Satan 7. Bukit Cogong Kec Suku Tengah Bukit tempat peristirahatan para Lakitan Ulu pebesar orang asing di jaman Terawas kolonial Belanda Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah - - - Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 1. Event Champ Of Desa Lessing Komplek Agropolitan Center Kabupaten The Champ Super Musi Rawas, Dalam event tersebut, melibatkan crosser

3-135

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Grasstrack atau lokal, skala Provinsi dan Nasional. Diperkirakan jumlah motor cross 2013 crosser yang ikut dalam event itu sebanyak 150 crosser. Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 2. Ikan Pindang Patin Ikan pindang patin khas musi rawas Jumlah DTW Alam 7 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya - Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 2 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

18. Produk Wisata di Kabupaten Kabupaten Musi Rawas Utara Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) di Sumatera Selatan yang merupakan pemekaran dari kabupaten induknya yakni Kabupaten Musi Rawas. Ibu kota kabupaten ini berada di Rupit dan berpenduduk ±195.000 jiwa. Barat : Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Musi Banyuasin Timur : Kabupaten Muara Enim Selatan : Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau Utara : Provinsi Jambi

Tabel 3.36. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Musi Rawas Utara No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Goa Payung Kec Ulu rawas Panorama goa 2. Danau Raya Kec Maura Rupit, Danau yang memiliki air jernih, dengan Desa Karanganyar luas sekitar 100 hektar 3. Air Terjun Sungai kec. Ulu rawas Panorama air terjun dan pemandangan Kerail Dan Batu alam Ampat 4. Taman Nasional Kec Muara Rupit Taman Nasional Kerinci Seblat Kerinci Seblat merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem sub-alpin serta beberapa ekosistem yang khas antara lain rawa gambut, rawa air tawar dan danau.

3-136

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 5. Gunung Kerinci Kec Muara Rupit Mendaki gunung dan berkemah. Gunung Kerinci (3.805 dpl.) merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia. 6. Dam Bukit Dulu Kec. Karang Jaya Panorama bendungan

Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Candi Batu Kec. Rawas Ulu Situs sejarah Lesung 2. Candi Tingkip Kec. Rawas Ulu Situs Sejarah 3. Suku Anak Dalam Desa dengan hukum adat istiadat dan (Kubu) sejarah persebaran penduduk di Pulau Sumatera Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah (Kesenian) 1. Seni Kuntau Suku kec. Rawas ulu seni beladiri yang dulu digunakan untuk Anak Dalam melawan penjajah. Namun sekarng dipertunjukkan sebagai seremonial. Daya Tarik Wisata Buatan (Event) 2. Event Champ Of Desa Lessing Komplek Agropolitan Center Kabupaten Musi The Champ Super Rawas, Dalam event tersebut, melibatkan crosser lokal, skala Grasstrack atau Provinsi dan Nasional. Diperkirakan jumlah crosser yang ikut motor cross 2013 dalam event itu sebanyak 150 crosser. Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 3. Ikan Pindang Ikan pindang patin khas musi rawas utara dan musi rawas Patin 4. Sambal Kabau Sambal menggunakan buah kabau. 5. Jengkol Jengol dapat disajikan bersama dengan nasi Jumlah DTW Alam 7 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 16 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 14 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

3-137

19. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Ilir Ogan Ilir berada di jalur lintas timur Sumatera dan pusat pemerintahannya terletak sekitar 35 km dari Kota Palembang. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir dan disetujuinya UUD No. 37 tahun 2003 dengan jumlah penduduk 356,034 jiwa. Pemerintahan sendiri menjadi Wilayah kabupaten yang otonom yang terdiri dari 6 wilayah kecamatan, yaitu; Kecamatan Indralaya, Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Tanjung Batu, Kecamatan Muara Kuang, Kecamatan Pemulutan, dan Kecamatan Rantau Alai. Kabupaten Ogan Ilir memiliki luas wilayah 2.666,07 km², secara geografis terletak diantara 3° 02' sampai 3° 48' LS dan diantara 104° 20' BT sampai 104° 48' BT. Kabupaten Ogan Ilir dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut: Barat : Kec. Lubai, Gelumbang, dan Muara Belida Kab. Muara Enim dan Kota Prabumulih Timur : Kec. Jejawi, Kayuagung, Pedamaran, dan Tanjung Lubuk Kab. OKI dan Kec. Cempaka Kab. OKU Timur Selatan : Kec. Peninjauan Kab. Ogan Komering Ulu Utara : Kec. Rambutan Kab. Banyuasin, Kec. Kertapati, Gandus dan Seberang Ulu I Kota Palembang Tabel 3.37. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Ilir No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau lebong Kec. Indralaya Panorama danau Karangan 2. Perairan sungai Kec. Tanjung Raja Panorama Sungai Ogan 3. Pantai Jodoh Kec. Tanjung Raja Dasar sungai Komering yang luas mirip seperti pantai 4. Perairan Tanjung Kec. Tanjung Batu Panorama pantai Laut 5. Lebak Palas Kec. Muara Kuam Panorama alam

3-138

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 6. Lebak Seberang Kec. Indralaya Panorama alam 7. Pantai Jonget Kec. Indralaya Panorama alam Selatan 8. Tanjung Putus Kec. Indralaya Panorama alam 9. Danau Biru Indralaya Panorama danau 10. Teluk Seruo Indralaya Panorama alam 11. Ulak tepakar Indralaya Panorama alam Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Makam Darussalam Kec. Indralaya Wisata ziarah Sido Ing Rajek 2. Makam Putri Pinang Kec. Tanjung Batu Wisata ziarah Masak 3. Makam Samporayo Kec. Indralaya Wisata ziarah Utara 4. Makam Usang Kec. Indralaya Wisata ziarah Sungging Selatan 5. Makam Said Umar Kec. Tanjung Batu Wisata ziarah Bagindo Sari 6. Makam Usang Kec. Indralaya Wisata ziarah Bujang Selatan 7. Makam Usang Kec. Indralaya Wisata ziarah Rimau Selatan 8. Makam Usang Kec. Indralaya Wisata ziarah Rantai Selatan 9. Makam Usang Kec. Indralaya Wisata ziarah Meranjat Selatan 10. Makam Usang Kec. Indralaya Wisata ziarah Megat Sari Selatan 11. Makam Puyang Kec. Lubuk Keliat Wisata ziarah Ngawak Rd Ranom Wali 9 Rambang Senuling 12. Makam Nyuak Kec. Rambang Wisata ziarah Junjungan syaiydina Kuang Angkasa 13. Makam Puyang Kec. Rambang Wisata ziarah Empat Putih Jage Kuang 14. Makam Pangeran Kec. Pemulutan Wisata ziarah Punto 15. Makam Lanang Kec. Payaraman Wisata ziarah

3-139

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Kuaso 16. Makam Puyang Kec. Muara Kuang Wisata ziarah Siyak Tubiyah Ali Melayang 17. Monumen Kec. Indralaya wisata sejarah mengenai Perjuangan perjuangan melawan penjajah Kemerdekaan Front Simpang 18. Monumen Pahlawan Kota Indralaya wisata sejarah mengenai perjuangan melawan penjajah Daya Tarik Wisata Buatan 1. Perkebunan Tebu Lubuk keliat Agrowisata kebun tebu 2. Perkebunan Nanas Tanjung Batu Agrowisata kebun nanas 3. Perkebunan Karet Rambang kuang Agrowisata kebun karet 4. Perkebunan kelapa Rambang Kuang Agrowisata perkebunan kelapa sawit saawit 5. Perkebunan karet Tanjung Raja Agrowisata kebun karet 6. Perkebunan karet Rambang Kuang Agrowisata kebun karet 7. Perkebunan Karet Indralaya Utara Agrowisata kebun karet 8. Perkebunan Karet Tanjung Batu Agrowisata kebun karet 9. Agro Techno Park Indralaya Utara 10. Kota Terpadu Indralaya Utara Mandiri ( KTM) 11. Muligan Garden Taman Bunga 12. Agro Wisata Bina Indralaya utara Darma 13. Pemancingan Indralaya 14. Perkebunan Cinta Manis 15. Pangkalan Samal Tanjung Batu Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 16. Kemplang Pemulutan Ulu 17. Keripik Ubi Payakabung 18. Dodol KTM Rambutan 19. Manisan KTM Rambutan 20. Semprong Tebing Gerinting 21. Dodol,lakso Tebing Gerinting

3-140

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 22. Lakso, pepes Ikan, Muara Penimbung Ubi, Pempek 23. Bubur Talam Seri Tanjung 24. Kemplang Ubi Tananh Abang Kue Tebuk empat Tanjung Raja Timur 25. Sop Ketan Impit belanti 26. Kue Bangkit Ulak Kerbau Baru dan Lama 27. Keripik Ubi Cahaya marga Jumlah DTW Alam 11 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 18 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 27 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

20. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ilir Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di bagian Timur Provinsi Sumatera Selatan dengan koordinat antara 104°20’ dan 106°00’ Bujur Timur dan 2°30’ sampai 4°15’ Lintang Selatan, luasnya mencapai 19.023,47 Km². Secara administrasi berbatasan dengan: Barat : Kab. Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa Selatan : Kab. Ogan Komering Ulu Timur dan Prov. Lampung Utara : Kab. Banyuasin, Kab. Ogan Ilir dan Kota Palembang

Sekitar 75 % dari luas wilayah Kabupaten OKI merupakan bentangan rawa dan 25 % merupakan daratan. Daerah ini dialiri oleh banyak sungai dan memiliki wilayah pantai dan laut. Wilayah pesisir Pantai Timur OKI meliputi Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang.

3-141

Tabel 3.38. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Komering Ilir

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau Teluk Kec. Tanjung Lubuk Panorama Danau dan kegiatan water Gelam sport 2. Pulau Maspari Kec.Tulung Selapan Pulau kecil yang merupakan pemukiman nelayan 3. Lebak Besar Kec. Kota Berupa rawa - rawa Teloko Kayuagung 4. Danau Teluk Kec Pedemaran Panorama Danau Resau 5. Hutan Mangrove Tulung Selapan Panorama Hutan Mangrove 6. Bukit Batu Desa Bukit Batu Sejarah mengenai pabrik penambangan Kecamatan batu granit Pangkalan Lampam Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Rumah Seratus Desa Sugi Waras Rumah adat dengan jumlah tiang 100 Tiang Kecamatan Teluk buah dan panjang mencapai 30 meter Gelam 2. Makam Puyang Kec. Kota Makam Ziarah Bucit dan Ratu Kayuagung Jimat 3. Negeri Silop Kec. Kota Panorama Alam Kayuagung 4. Rumah Adat Kayu Kec. Kota Rumah adat yang berusia lebih dari 200 Agung Kayuagung tahun 5. Makam Serian Kc. Kota Wisata Ziarah Kuning Kayuagung Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 1. Bolu Suzsu Kue lapis legit dengan rasa susu yang enak Jumlah DTW Alam 6 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 5 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 1 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

21. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu Kabupaten Ogan Komering Ulu beribukota di Baturaja, dimana luas daerah Kabupaten Komerling Ulu adalah 361.760 Ha atau 3.671,6

3-142

km2. Keadaan wilayah daerahnya sebagian besar bergunung dan berbukit, sehingga cocok dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, industri, dan pemukiman penduduk. Kabupaten Ogan Komering Ulu beriklim tropis dan kemarau. Suhu rata-rata antara 22° hingga 31°C dengan curah hujan antara 95-2.935 mm. Koordinat kabupaten Ogan Komering Ulu 103°40’ dan 104° bujur timur dan antara 3°45’ dan 4°55’ lintang selatan dengan batas-batas sebagai berikut: Barat : Kec. Semendo, Kec. Tanjung Agung, Kab. Muara Enim Timur : Kec. martapura dan Kec. Madang Suku II, Kab. Ogan Komering Ulu Timur Selatan : Kec. Simpang dan Kec. Buay Pemaca, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Utara : Kec. Rambang Lubai, Kab. Muara Enim dan Kec. Muara Kuang, Kab. Ogan Ilir Berikut daftar Daya Tarik Wisata yang teridentifikasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu: Tabel 3.39. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Komering Ulu No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Sumber Air Panas Desa Gunung Tiga Objek wisata Air Panas Gemuhak Gemuhak memiliki beberapa sumber air panas dengan pusat air panas terbesar dapat menyemburkan air panas (gleiser) setinggi tiga meter. 2. Air Terjun Desa Ulak Lebar Air terjun Kambas memiliki ketinggian air Kambas terjun berkisar 50 meter yang dikelilingi oleh perbukitan dan hutan serta bebatuan besar sehingga menambah keindahan panorama alam 3. Mendingin Kec. Ulu Oga Objek wisata ini masih dapat dijumpai panorama alam yang masih asli 4. Bukit Pelawai Kecamatan bukit yang memiliki ketinggian 990 mdpl Baturaja Barat

3-143

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan 5. Goa Selabe Kec. Semdang Aji panorama gua 6. Air Terjun Kec. Ulu Ogan air terjun dengan tinggi 10 m Tembunun 7. Goa Putri Desa Padang Goa Putri mempunyai kedalaman ± 150 Mindu m dengan lebar 8 – 20 m dimana didalamnya terdapat stalagmite dan stalagtit Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Goa Harimau desa Padang Goa Harimau, tempat ditemukannya situs Mindu kerangka manusia yang berumur ± 3.000 tahun yang lalu oleh Pusat Penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2. Batu Lesung Desa Laya Objek wisata ini berupa batu yang Bintang Satu berbentuk segi delapan yang ditengah – tengahnya terdapat lubang yang menyerupai lesung 3. Mandi Hawa Kec. Lengkiti Legenda objek wisata Mandi Hawa merupakan tempat pertempuran perebutan wilayah Puyang Deham dengan Puyang Lampung Abung Daya Tarik Wisata Buatan 1. Rantau Kumpai Desa Tungku Jaya tempat wisata yang berupa bendungan. Pada akhir pekan tempat ini menjadi tempat rekreasi warga Daya Tarik Wisata Buatan (Minat Khusus) 2. Perkebunan Kec. Peninjauan wisata perkebunan kelapa sawit Kelapa Sawit 3. Perkebunan Kec. Baturaja wisata perkebunan karet Karet Timur 4. Pabrik Semen Kec. Baturaja kegiatan industri semen Baturaja Selatan 5. Bendali Rantau Kec. Sosoh Buay rekreasi pemancingan Kupai Rayap Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 6. Tekwan Tekwan khas baturaja 7. Pindang Patin Pindang patin khas baturaja Tempoyak Jumlah DTW Alam 7 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 3 Daya Tarik Wisata

3-144

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Jumlah DTW Buatan 7 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

22. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Secara geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR) terletak pada 103° 40’– 104° 33’ Bujur Timur dan 3° 45’– 4° 55’ Lintang Selatan. Suhu rata-rata 22°C – 31°C. Angin bertiup antara 15 – 20 Km/jam. Secara administrasi wilayah OKU Timur berbatasan dengan: Barat : Kab. OKU (Kec. Lengkti, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur dan Peninjauan) dan Kab. OKI (Kec. Muara Kuang) Timur : Kab. OKI (Kec. Lempuing dan Mesuji) Selatan : Kab. Way Kanan (Prov. Lampung) dan Kab. OKU Selatan Utara : Kab. OKI Kec. Tanjung Lubuk dan Lempuing

Kondisi geografis Kabupaten OKU Timur sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian di bawah 50 mdpl sedangkan di bagian selatan-barat Kabupaten OKU Timur bertopografi bukit-bukit dengan ketinggian 200 mdpl. Kabupaten OKU Timur merupakan pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan mayoritas penduduk beragama muslim. Tabel 3.40. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau Datuk Kec. Buay Madang panorama danau 2. Air terjun Kec. Martapura panorama air terjun Mencar 3. Lebak Datuk Kec. Madang Suku panorama air terjun II 4. Sungai Komering Kec. Martapura bendungan dengan pintu bagi terbesar se Asia Tenggara 5. Sumber air Panas Kec. Jayapura wisata sumber air panas

3-145

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Jayapura 6. Pulau Samadiah pulau yang berada di tengah Sungai Komering 7. rawa guci/ kec Madang Suku Lebung guci III Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Prasasti Tapak Kec. Semendawai Prasasti legenda setempat mengenai Kaki Tuan Rizal Timur tapak tuan rizal yang dimana setiap tempat yang memiliki tapak tersebut akan ramai, maju, dan sejahtera. 2. Batu Berputar Kec. Bunga Legenda mengenai batu yang Mayang mengeluarkan percikan api akibat perputaran dua batu. 3. Tala Batu Bk I legenda mengenai batu yang merupakan sumpahan dari si Pahit Lidah 4. Keindahan Alam Kec. Jayapura tugu peninggalan penjajah Dan Tugu Tranggulasi Bukit Bedil 5. Makam Kec. Bp Peninggalan pangeran peranpati Pangeran berupa batu dalam makam yang Peranpati menurut masyarakat terbuat dari dodol. 6. Makam Ratu Kec. Belitang makam putra raja dari Lampung Way Bagus Baginda Kanan Ali 7. Makam Siti Kec. Bunga makam seorang istri dari Datuk Fatima Mayang Peracak Muhammad yang mendirikan mesjid baitul rahman 8. Makam Puyang Kec. Bp Peliung makam dari legenda BP. Peliung Bp.Peliung 9. Makam Puyang Kec. Bp Peliung makam dari legenda puyang nurbiah Nurbiah Bulan bulan yang diyakini memiliki kekuatan yang sakti 10. Makam Muyang Kec. Madang Suku makam legenda asal muasal desa Mula Jadi Iii Nikan 11. Makam Puyang Desa Mucak legenda mengenai 1 orang tiga makam Tuan Tigo Kabau Anyar dan baju batik yg apabila dipakai maka kita tidak akan terlihat 12. Puyang Raden Desa Sukaraja Makam abdi kerajaan sriwijaya yang Komering mengikuti perang dan pada saat

3-146

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan perang beliau tertembak pada kakinya lalu diamenggatinya dengan kaki mayat gadis. Setelah itu beliau berkelana ke sebuah desa dan menetap 13. Puyang penyiar agama silam pertama di Kurungan Kurungan Nyawa Nyawa/Lembbu Suro/ Hasan Saidi 14. Makam Puyang legenda mengenai pemuda yang patah Naga Berisang hati dan berubah menjadi naga 15. Rumah Limas Kec. Bp Peliung rumah adat kab Oku Timur yang Kec. Madang Suku bernama rumah limas Iii Kec. Bunga Mayang Kec. Cempaka Kec. Buay Pemuka Bangsa Raja Kec. Belitang 16. Pure (Tempat Kec. Belitang Ii tempat ibadah umat Hindu Ibadah Umat Hindu) Daya Tarik Wisata Buatan 1. Taman Rekreasi Jayapura Taman rekreasi keluarga Mencar Jaya 2. Waterboom Kec. Belitang waterpark di kabupaten OKU Sartika Island Mulya Timuryang berdiri sejak tahun 2010 Daya Tarik Wisata Buatan (Minat Khusus) 3. monumen pusat kota tugu adipura yang dibangun pada Adipura Martapura tahun 2013 sebagai tanda penghargaan sebagai kota bersih. 4. Tugu Tani kota Martapura tugu tanda bahwa kab. Oku Timur merupakan lumbung padi bagi provinsi Sumatera Selatan 5. kerajinan Ds. Batung pengrajin kain songket songket Daya Tarik Wisata Buatan (Kuliner) 6. Pindang Kuwol Rm. Neng Cela

3-147

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Jumlah DTW Alam 7 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 16 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 5 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

23. Produk Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak di antara 103°22' - 104º21' Bujur Timur dan antara 04°14' - 04º55' Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten OKU Selatan adalah: Barat : Kab. Bengkulu Selatan Prov. Bengkulu dan Kec. Semendo Darat Ulu Kab. Muara Enim Timur : Kec. Martapura Kab. Ogan Komering Ulu Timur dan Kab. Way Kanan Prov. Lampung Selatan : Kab. Lampung Barat Prov. Lampung Utara : Kec. Ulu Ogan, Kec. Pengandonan, dan Kec.Lengkiti Kab. Ogan Komering Ulu Secara administrasi, Kabupaten OKU Selatan terdiri atas 19 Kecamatan, 252 Desa dan 7 Kelurahan. Nama-nama kecamatan di OKU Selatan adalah: Kecamatan Mekakau Ilir, Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Buay Pematang Ribu (BPR) Ranau Tengah, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kecamatan Buay Pemaca, Kecamatan Simpang, Kecamatan Buana Pemaca, Kecamatan Muaradua, Kecamatan Buay Rawan, Kecamatan Buay Sandang Aji, Kecamatan Tiga Dihaji, Kecamatan Buay Runjung, Kecamatan Runjung Agung, Kecamatan Kisam Tinggi, Kecamatan Muaradua Kisam, Kecamatan Kisam Ilir, Kecamatan Pulau Beringin, Kecamatan Sindang Danau, dan Kecamatan Sungai Are.

3-148

Tabel 3.41. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau Ranau Kecamatan panorama danau dengan background Banding Agung gunung 2. Air Terjun Talang Kec. Banding panorama danau Alai Agung 3. Air terjun Subik Kec. Banding panorama air terjun Agung 4. Air panas Kota Kec. Banding sumber air panas Batu Agung 5. Air Panas Muara Kec. Muara Dua Sumber air panas Dua Kisam Kisam 6. Air Terjun Lugur, Kec. Sukaraja panorama air terjun Air Terjun Manduriang 7. Suaka Marga Kec. Banding nuansa hutan alam Satwa gunung Agung raya 8. Danau rakihan Kec. Pulau nuansa alam Beringin 9. Perkebunan Kec. Pulau panorama industri perekbunan Haramai Beringin 10. Goa Sarang Kec. Pulau goa alam burung walet Beringin Sunur Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Makam Si Pait Kec. Banding Makam kuno Lidah Agung 2. Benteng Pauh Kec. Muara Dua bekas pemukiman lama Kisam Jumlah DTW Alam 10 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 2 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Buatan 3 Daya Tarik Wisata Sumber : Survey Lapangan, Agustus – September, 2015

24. Produk Wisata di Kabupaten Penukal Abab Pematang Hilir Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Muara Enim yang memiliki luas 1.840 km² atau 2,11 % dari total luas Provinsi Sumatera Selatan.

3-149

Kondisi topografi daerah di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir umumnya merupakan daerah rawa yang berhadapan langsung dengan daerah aliran Sungai Musi. Adapaun cakupan wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir meiputi 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Talang Ubi, Kecamatan tanah Abang, Kecamatan Penukal Utara, Kecamatan Penukal, dan Kecamatan Abab. Wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir memiliki curah hujan yang bervariasi antara 14 mm sampai 351 mm sepanjang tahun dengan suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 24° C sampai 24°C. Barat : Kabupaten Musi Rawas Timur : Kabupaten Muara Enim Selatan : Kabupaten Muara Enim dan Kota Prabumulih Utara : Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin

Tabel 3.42. Daftar Daya Tarik Wisata Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan Daya Tarik Wisata Alam 1. Danau Air Itam Kec. Penukal Panorama danau 2. Danau Pering Kec. Penukal Panorama danau Raja Jaya 3. Danau Tangga Kec. Penukal Panorama danau Raja Tempirai 4. Kali Mancalak Kec. Talang Ubi Panorama alam 5. Pantai Jodoh Kec. Abab Panorama pantai Tanjung Kurung Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah 1. Candi Bumi Ayu Desa Bumi Ayu Situs peninggalan kerajaan Hindu yang terdapat 9buah bangunan candi. 4 bangunan diantaranya telah dipugar 2. Tari Lading Tari Lading adalah salah satu kesenian yang berasal dari Kabupaten PALI, peninggalan nenek moyang Marga Penukal dan hanya boleh dilakukan oleh

3-150

No. Daya Tarik Kecamatan/Desa Keterangan keturunan asli marga Penukal. Tari ini menceritakan lemah-lembutnya wanita marga Penukal yang membuat penjajah menjadi terlena dan tidak menyadari bahwa bahaya sedang mengintai mereka. Jumlah DTW Alam 5 Daya Tarik Wisata Jumlah DTW Budaya 2 Daya Tarik Wisata Sumber: Survey lapangan, Agustus-September, 2015

Secara umum kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan di dominasi oleh kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan khususnya wisatawan domestik. Berikut merupakan tabel kunjungan. Tabel 3.43. Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik Tahun 2001-2013 Tahun Asing Domestik Jumlah 2001 18584 260479 279063 2002 20990 264141 285131 2003 21273 301440 322713 2004 17192 325235 342427 2005 17259 334672 351931 2006 17647 529280 546927 2007 17793 676912 694705 2008 18090 2658457 2676547 2009 30333 2301760 2332093 2010 30003 2078630 2108633 2011 42953 3162169 3205122 2012 30117 3223261 3253378

2013 31408 14705774 14737182 Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-151

Tabel diatas menunjukan kunjungan wisatawan domestik, tiap tahunnya wisatawan domestik mengalami peningkatan yang cukup stabil hingga tahun. Hal ini dapat dilihat dari diagram diatas yang memuat jumlah kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan wisatawan domestik maupun wisatawan asing mulai dari tahun 2001 hingga 2013. Pada tahun 2002 kunjungan wisatawan asing cukup stabil dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2011) yaitu dari18.584 orang menjadi 20.990 orang. Penurunan jumlah wisatawan secara signifikan terjadi pada tahun 2010 sebesar 30.003 orang pada tahun sebelumnya sebesar 30.333 orang tahun 2009. Lalu kunjungan wisatawan naik sangat pesat pada tahun 2011 sebesar 42.953 orang lalu turun kembali pada tahun 2012 sebesar 30.117 dan naik lagi secara perlahan pada tahun 2013 sebesar 31.408. Pada tahun 2002 kunjungan wisatawan domestik cukup stabil dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2002) yaitu dari 260.479 orang menjadi 264.141 orang.Penurunan wisatawan secara signifikan terjadi pada tahun 2009 sebesar 2.658.457 orang menjadi 2.301.760 orang kemudian turun lagi pada tahun 2010 menjadi 2.078.630. Lalu kunjungan wisatawan domestik naik secara perlahan pada tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 3.162.169 orang hingga 3.223.261 pada tahun 2012. Kemudian kunjungan wisatawan meningkat pesat pada tahun 2013 yaitu sebesar 14.705.744 orang. Profil wisatawan nusantara yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey berdasarkan sampel yang digunakan yaitu tingkat kunjungan tertinggi yaitu wisatawan yang berasal dari Jakarta dengan persentase sebesar 30% dan peringkat kedua yaitu wisatawan yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan sendiri dengan persentase sebanyak 17%, selanjutnya wisatawan nusantara lain yang berasal dari luar Provinsi Sumatera Selatan yaitu berasal dari Provinsi Jawa Barat sebesar 11%, Provinsi Bengkulu sebanyak 7%, Provinsi Jambi sebesar 6%, Provinsi Jawa Timur sebesar 4%, Provinsi Riau sebesar 4%, Provinsi Lampung sebesar 4%, Provinsi D.I Yogyakarta sebesar 2%, Provinsi Bangka Belitung sebesar 2%, dan Provinsi Sumatera Utara dengan persentae sebesar 5%..

3-152

Tujuan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan yaitu sebesar 38% memiliki tujuan berlibur, selanjutnya tujuan kunjungan ke Provinsi Sumatera Selatan yaitu untuk berbisnis/bekerja dengan persentase sebesar 23%. Tujuan kunjungan lain yaitu perjalanan dinas sebesar 22%. sebesar 3% wisatawan Provinsi Sumatera Selatan memiliki maksud kunjungan MICE (pertemuan, insentif, rapat, pameran) dan pendidikan/pelatihan. serta sebesar 1% wisatawan Kota Palembang memiliki maksud kunjungan untuk keagamaan/ziarah dan olahraga/kesenian. Secara lebih detail dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 3.13. Grafik Tujuan Kunjungan Wisatawan

Sumber: Hasil Olahan Lapangan, 2015

Berdasarkan kepada buku PES 2014 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata, terdapat data jumlah dan asal wisatawan yang berkunjung ke Indonesia berdasarkan pintu masuk bandara. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan melalui pintu masuk bandara Sultan Badarudin didominasi oleh wisatawan berasal dari Benua Asia lebih spesifiknya berasal dari negara Malaysia, Singapura,

3-153

Vietnam, China, India dan Jepang selanjutnya wisatawan yang berasal dari Benua Eropa yang didominasi oleh wisatawan yang berasal dari negara Jerman, Inggris, Belanda, Italia, Swiss dan Perancis. Wisatawan mancanegara yang berasal dari Benua Amerika berasal dari negara Amerika Serikat.

Meskipun tingkat kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan masih belum menempati urutan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Tingkat kunjungan wisatawan berdasarkan data PES 2014 Provinsi Sumatera Selatan menempati peringkat ke 11 pada tahun 2014. Secara umum tingkat kunjungan di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun jumlah kunjungan wisatawannya masih berpotensi meningkat diantara provinsi di Pulau Sumatera. Pada Tahun 2013 tingkat kunjungan wisatawan berdasarkan Provinsi Sumatera Selatan dalam angka 2014 untuk wisatawan nusantara tercatat sebanyak 114.705.774 orang mengalami peningkatan sebesar 6.8% dari tahun 2012 sedangkan untuk wisatawan mancanegara pada tahun 2013 tercatat sebanyak 31.408 orang mengalami peningkatan sebanyak 4% dari tahun 2012.

Adanya event yang berskala nasional dan internasional yang dilaksanakan di Kota Palembang meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Sumatera Selatan Berikut merupakan tabel presentasi tingkat hunian kamar hotel yang berada di provinsi Sumatera Selatan:

Tabel 3.44. Persentase Tingkat Hunian Kamar Hotel di Sumatera Selatan Hotel Berbintang Hotel Non Bintang No. Bulan 2011 2012 2013 2011 2012 2013 1. Januari 53.05 52.98 38.62 47.89 40.93 37.85 2. Februari 55.01 56.56 44.12 45.27 38.89 36.43 3. Maret 55.00 53.15 46.52 43.13 42.35 42.25 4. April 58.08 49.88 47.54 43.10 40.56 42.56 5. Mei 55.80 48.51 47.07 45.54 43.81 38.42 6. Juni 56.31 53.91 50.07 46.49 43.58 44.89

3-154

Hotel Berbintang Hotel Non Bintang No. Bulan 2011 2012 2013 2011 2012 2013 7. Juli 57.95 45.90 41.95 45.11 39.54 41.50 8. Agustus 55.97 39.59 42.28 37.37 29.70 34.67 9. September 56.00 49.43 55.82 41.52 40.29 34.37 10. Oktober 58.38 47.18 52.91 44.74 39.21 35.12 11. Nopember 64.09 52.76 55.90 45.83 40.30 33.04 12. Desember 52.30 49.10 43.79 51.59 38.82 33.56 Tahun 56.58 49.87 47.35 44.73 40.64 38.11 Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2015

Berdasarkan data tabel presentasi tingkat hunian kamar hotel di Sumatera Selatan diatas dapat terlihat bahwa tingkat hunian kamar terbesar berada pada tahun 2011 sesuai dengan jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat pada tahun 2011 baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Presentasi tingkat hunian kamar berbintang mengalami penurunan pada tahun 2012 dan tahun 2013 yaitu sebesar 49.87% dan 47.35%. presentasi tingkat hunian kamar tidak berbintang pada tahun 2012 dan tahun 2013 juga sama memiliki penurunan yaitu 40.64% dan 38.11%.

1. Perekonomian PRDB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama untuk mengukur pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Selama empat tahun terakhir, PDRB Sumsel dengan migas atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 nilai tambah yang terbentuk sebesar 157,73 trilyun rupiah. Pada tahun 2011, angka ini sebesar 182,39 trilyun rupiah dan tahun 2012 sebesar 206,29 trilyun rupiah. Pada tahun 2013, nilainya menjadi sebesar 231,68 trilyun rupiah.

Berdasarkan harga berlaku dengan migas, terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap PDRB. Pada tahun 2013, empat sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor pertambangan, diikuti oleh sektor industri pengolahan, sektor pertanian

3-155

serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013 kontribusi masing-masing sektor di atas secara berurutan adalah 20,06 %,

19,96 %, 16,28% dan 14,27 %. Dibanding kondisi tahun sebelumnya, peran sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan dan sektor pengangkutan & komunikasi meningkat masing-masing sebesar 4,31 %

dan 3,82 %. Sedangkan sektor pertambangan & penggalian dan sektor

pertanian menurun masing-masing sebesar 5,91 % dan 1,69 %.

Tabel 3.45. PDRB Sumatera Selatan menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2008-2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

3-156

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Sumatera Selatan pada 2013 telah kembali pada tren jangka panjangnya, hal ini ditunjukkan dari angka pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan dengan migas menurun dibanding tahun 2012 dari sebesar 6,01% menjadi 5,98% di tahun 2013. Begitu juga pertumbuhan ekonomi tanpa migas menurun dari sebesar 7,94% di tahun 2012 menjadi 7,34% di tahun 2013. Tabel 3.46. Laju Pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%), 2008 - 2013

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 2014

Tiga sektor besar yang mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertambangan & penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor bangunan. Sektor pertambangan & penggalian meningkat dari sebesar 0,42% tahun 2012 menjadi 1,45% tahun 2013, sektor industri pengolahan meningkat dari sebesar 5,95% tahun 2012 menjadi

3-157

6,66% tahun 2013, sektor bangunan meningkat dari sebesar 8,93% tahun 2012 menjadi 9,49% tahun 2013. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi terbesar adalah pengangkutan dan komunikasi dari sebesar 11,19% tahun 2012 menjadi 8,45% tahun 2013 atau menurun sebesar 2,74%.

3. Kondisi Pemasaran Wisata Pengelolaan pemasaran pariwisata saat ini di Provinsi Sumatera Selatan umumnya dilakukan oleh pemerintah (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) dan pengelola per-kawasan/objek (pihak swasta) belum terintegrasi dengan baik. Dalam upaya meningkatkan daya saing sebuah destinasi wisata kedua institusi itu dalam keterkaitan pemasaran di Provinsi Sumatera Selatan dengan provinsi-provinsi sekitarnya saling bekerjasama dalam menetapkan strategi pemasaran di Provinsi Sumatera Selatan sebagai daerah tujuan wisata. Aktivitas pemasaran yang telah dilakukan oleh Provinsi Sumatera Selatan, antara lain : a. Pengembangan situs-situs pariwisata yang sudah terintegrasi dengan informasi-informasi kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan baik dari sisi daya tarik wisata, jalur wisata yang berada di Provinsi Sumatera Selatan, akomodsi yang tersedia, sehingga dapat mudah di akses oleh wisatawan yang akan berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan. b. Pengembangan event-event budaya dan pariwisata yang sudah berskala nasional dan internasional, namun hanya terkonsetrasi pada Kota Palembang sehingga agenda event- event yang berada di kabupaten/kota lain belum mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah provinsi. c. Pembuatan material-material promosi berupa brosur, leaflet, dll. d. Pengiriman duta-duta budaya ke berbagai event budaya.

3-158

Berikut daftar lembaga pariwisata yang berada di Provinsi Sumatera Selatan: Tabel 3.47. Tabel Daftar Lembaga Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan

No. Nama Lembaga Alamat Keterangan

1. PHRI Gedung Dinas Kebudayaan, PHRI adalah asosiasi non-profit (Perhimpunan Jalan Demang Lebar Daun dari pemilik hotel dan restoran Hotel dan IX Sumatera Selatan serta para profesional yang Restoran (0711) 357904 / 7353317 memfokuskan kegiatannya Indonesia) untuk pengembangan dan pertumbuhan sektor-sektor penting industri pariwisata di Indonesia. 2. DPP ASITA Jalan Jendral Sudirman, ASITA adalah organisasi pemilik Sumatera no.88, 2nd Floor Palembang usaha perjalanan Indonesia, Selatan Sumatera Selatan yang memiliki tujuan untuk (0711) 372182 menyukseskan program pembangunan nasional dalam bidang pariwisata. 3. TFCA Sumatera Jl. Bangka VIII no. 3B, Pela TFCA adalah organisasi yang Mampang bergerak di bidang pelstarian Jakarta hutan. Salah satu daerah yang (021) 7199953/7199962 menjadi fokusnya adalah Sumatera Selatan. Sumber: Survey lapangan, Agustus-September, 2015

Data tabel diatas merupakan daftar kelembagaan pariwisata di Sumatera Selatan. Sumatera Selatan memiliki tiga kelembagaan pariwisata. PHRI dan DPP Asita yang memiliki kantor terletak di Demang Lebar Daun Suamtera Selatan dan Palembang, sedangkan TFCA Sumatera terletak di Jakarta. Dilihat dari data diatas kelembagaan pariwisata di Sumatera Selatan masih dangat sedikit dan kurang.

3-159

Provinsi Sumatera Selatan memiliki berbagai macam budaya, salah satunya adalah tari daerah. sebagai Provinsi yang menonjolkan budaya, Provinsi Sumatera Selatan sangat peduli dengan kebudayaanya sehingga banyak sanggar kesenian dan tari untuk melestarikan kebudayaan daerah.

Berikut merupakan daftar sanggar seni yang ada di Provinsi Sumatera Selatan : Tabel 3.48. Tabel Daftar Sanggar, Pelaku, di Provinsi Sumatera Selatan NO. NAMA SANGGAR SENI JENIS KESENIAN KETERANGAN KOTA LUBUK LINGGAU 1. Cempaka Tari,Gitar Tunggal, SMPN 8 JL.Nangka kel.Batu Peralatan Musik Urip Kec.LLG Utara II 2. Sanggar Mandiri Teater, Film JL.Pelita RT.08 No.31 Ke3.Wira Karya 3. Baheme Sauyunan/ Tari, Gamelan JL. Yos Sudarso Lr.Abadi paguyuban pasunan No.664 RT.5 4. Cendekia Rebana JL. Yos Sudarso Lr.Abadi No.86 Kel.Watervang 5. Darusalam Tari, Musik ,Teater Jl.Nangka Kel Ponorogo 6. Rentak SMANDA Seni Musik, SMAN 2 Lubuklinggau Teater,Tari 7. SMA PGRI I Llg Tari,Musik. SMA PGRI I Llg jarak lokasi dr pusat kota 10 km 8. Whang Zhu Tari,Musik ethnis JL Gajah Mada Kel. Batu Urip Kec. Llg Utara II 9. Bening Tari,Seni rupa Teater Jl.Yos Sudarso No.93 RT.02 Musik Kel Taba jemekeh 10. Lan BG Tari,Seni rupa Teater SMA N I Lubuklinggau Musik 11. SMP Xaverius Tari,Seni rupa Teater SMP Xaverius Musik,Dance 12. Cindo Dehe Tari SMPN 3 Lubuklinggau 13. Tapung Tari,Musik SMPN 4 Lubuklinggau Tradisional 14. Sanggar Seni Lima ( SSL ) Seni SMAN 5 Lubuklinggau Musik,Teater,Tari 15. Turonggo Seto Seni Tradisional Jln Nangka Lintas RT 01 16. SMP N II Lubuklinggau Seni Tari SMPN II Lubuklinggau 17. Sanggar seni kenanga Tari, Robana,Musik Jl.Jendral Sudirman SMP 3 Llg keroncong Lubuklingau (0733322171)

3-160

NO. NAMA SANGGAR SENI JENIS KESENIAN KETERANGAN 18. Studio Linggau Musik,tari,tata rias Jl.Embacang 22 Kel.Majapahit pengantin (0733-7329265 ) 19. Sanggar Seni Jarkasih Seni Gendang, Jl.Jendral Sudirman Pencak silat. Lubuklingau RT.06 Eka Marga 20. Sanggar Seni sinar jaya Seni kuda lumping Kelurahan Karang ketuan 21. Sanggar Seni Inovasi Musik,Teater,Tari Jln Garuda no km 2 Kel.Pelita SMA.1 Vokal. Jaya 22. Sanggar Seni SMPN 8 Musik,Teater,Tari Lubuklinggau Vokal. 23. Sanggar seni keroncong Musik Keroncong jl.kenanga II Lrg Permai 15 bakit sulap 24. Sanggar seni tungal jati seni pencak silat kelurahan Karang ketuan eka /bela diri marga 25. Sanggar seni SMAN.3 Musik,Teater,Tari Jl. Suekarno hatta km 15 SINERGI Vokal. Jumlah Sanggar Seni : 25 KOTA PALEMBANG 1. Sanggar Seni Studio - Palembang Lingga 2. Sanggar Seni Cindo Nian - Kota Palembang 3. Komunitas Teater - Kota Palembang Tradisional Bangsawan karya muda 4. Sanggar Seni Nusa Kirana - Kota Palembang Jumlah Sanggar Seni : 4 KOTA PAGARALAM - - - KOTA PRABUMULIH - - - KABUPATEN BANYUASIN - - - KABUPATEN EMPAT LAWANG - - - KABUPATEN LAHAT - - - KABUPATEN MUARA ENIM - - - KABUPATEN MUSI BANYUASIN 1. Putri Cindai Semua seni Sekayu/0714 321301 2. Beni S Tari Sekayu 3. Kupek Rengkeh Tari Sekayu/081958272340

3-161

NO. NAMA SANGGAR SENI JENIS KESENIAN KETERANGAN 4. Belia Tari Sekayu/087794714787 5. Kecublang Emas Tari Sekayu/085768938389 6. Ikatan Penata Seni Tari Sungai Lilin 7. Melati Senjang Ngulak, Sanga Desa 8. Seni Sastra Tutur Seramba Teladan, Sekayu 9. Rungguk Tembang Bilek Tembang Lumpatan, Sekayu 10. Basiren Senjang Sekayu 11. Gitar Tunggal Burung Gitar Tunggal Sukarami Putih 12. Putri Lilin Tari Sungai Lilin 13. Putrid Sageo Tari Tanah Abang Jumlah Sanggar Seni : 13 KABUPATEN MUSI RAWAS - - - KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA - - - KABUPATEN OGAN ILIR 1. Sanggar Seni Caram Drama, Tari, Musik Seguguk 2. Amanda Tari 3. Mahkota Tari dan Musik 4. Harmoni Tari dan Musik 5. Kipas Emas Tari dan Musik 6. PKM Melati Tari 7. Lanang Kuaso Drama, Tari, Musik 8. Dulmuluk Teater 9. RDS Drama, Tari, Musik 10. SMPN 1 Tg.Raja Tari dan Musik 11. Bunga Tanjung Tari 12. Man Sakatiga Tari dan Musik 13. Mustika Tari dan Musik 14. Do’i Tari dan Musik 15. Kirana Tari dan Musik Jumlah Sanggar Seni : 15 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1. Sanggar Seni Yossika Kab. Ogan Komering Ilir Jumlah Sanggar Seni : 1 KABUPATEN OGAN KOMERING ULU - - - KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN - - -

3-162

NO. NAMA SANGGAR SENI JENIS KESENIAN KETERANGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR 1. Sido Mukti Kuda Lumping Ds. Sidomulyo kec. Belitang 2. Argo Budoyo Kuda Lumping Ds. Argomulyo 3. Roggo Mudo Asih Kuda Lumping Ds. Banjar Rejo Budoyo 4. Senterewe Kuda Lumping Ds. Tugumulyo kec. Belitang 5. Lestari Budoyo I Kuda Lumping Ds. Karang Tengah 6. Lestari Budoyo II Kuda Lumping Ds. Karang Tengah 7. Turonggo Satrio Mudo Kuda Lumping Ds. Kutosari Belitang III 8. Arum Mulyo Kuda Lumping Ds. Sidomulyo Belitang 9. Arum Budoyo Kuda Lumping Ds. Sidomulyo Belitang 10. Turonggo Budoyo Kuda Lumping Ds. Tugu Arum Kec. Belitang 11. Rukun Budoyo Kuda Lumping Ds. Tugu Mulyo kec. Belitang 12. Lestari Budoyo Kuda Lumping Ds. Karang Tengan 13. Tri Tunggal Pegon Kuda Lumping Ds. Triyoso Kec. Belitang 14. Turonggo Samboyo Putro Kuda Lumping Ds. Dadi Rejo 15. Turonggo Joyo Lestari Kuda Lumping Ds. Nusa Jaya Kec. Belitang III 16. Taman Agung Mudo Kuda Lumping Ds. Taman Agung Kec. SSS III 17. Guno Budoyo Lestari Kuda Lumping Karang Sari Kec. Belitang III 18. Turonggo Mudo Lestari Kuda Lumping Suka Negara Kec. Belitang III 19. Kumpul MUlyo Junior Kuda Lumping Dusun III 20. Turonggo Mudo Kuda Lumping Dusun III Ds. Perjaya Barat 21. Sanggar Tari muliwisata Kec. Martapura 22. Sanggar tua sakato Kec. Martapura 23. OT Gita Swara Kec. Martapura 24. OT Awarah Kec. Martapura 25. Klintang Ribang Kec. Martapura 26. Saropal Anam Terukis 27. Tari janger trisno Teranam 28. Tanjidor fiwara Cempaka 29. Wayang kulit Belitang 30. Tigol kehormatan Cp. Tiga 31. Sanggar tari campang 3 Kec. Cempaka 32. Tambur minang Kec. Martapura 33. Sastra tutur daerah Kec. BP Peliung 34. Sanggar seni pelangi Kec. Belitang II 35. Sanggar seni daya presta Kec. Belitang 36. OT megaris Kec. Martapura 37. OT. Kembar grup PK. Sengkunyit 38. Klintang Perjaya PK. Sengkunyit 39. Teater srikandi Kromongan 40. Elbana kosida modern MD> Suku III 41. Teater pangudi luhur BP. Peliung

3-163

NO. NAMA SANGGAR SENI JENIS KESENIAN KETERANGAN 42. Teater anak Buay madang 43. Campur sari tg. Rejo Belitang 44. Pencak silatsetia hati Belitang 45. SS.DW belitang Martapura 46. SS. sebiduk Sehaluan Belitang 47. Sanggar Paku Sekunyit Kab. OKUT 48. OT. Arekas Kec. Martapura 49. Klintang Negeri Agung Kel PK Kunyit 50. Klintang Sumber asri Buay madang 51. Klintang K. Nyawa Buay madang 52. Reog Ponorogo sbr Asri Buay madang 53. Cs Bangun Harjo Buay madang 54. Paguyuban Karawitan Buay madang 55. Kosida Yas Mas Agung Belitang 56. Robana Azariah Kb. Jati barat 57. T.M tanjung raya Kb. Jati barat 58. SS Sinar Mayang Bunga Mayang 59. Grup robanna Kec. Martapura Darussalam 60. SS. Putri Handayani Kandiknas 61. OT. Putra nada Sekayu Kunyit 62. Klintang negeri ratu Bunga Mayang Jumlah Sanggar Seni : 1 KABUPATEN PENUKAL ABAB PEMATANG ILIR - - - Sumber: Survey lapangan, Agustus-September, 2015

Berdasarkan daftar data sanggar seni diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten yang memiliki paling banyak sanggar seni ialah Kabupaten OKU Timur dengan jumlah 62 sanggar seni, yang kedua adalah Kota Lubuk Linggau dengan jumlah 25 sanggar seni, yang ketiga adalah Kabupaten Ogan Ilir dengan jumlah 15 sanggar seni, yang keempat Kabupaten Musi Banyuasin dengan jumlah 13 sanggar seni, yang kelima Kota Palembang dengan jumlah 4 sanggar seni, dan terakhir adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan jumlah 1 sanggar Seni.

Sedangkan untuk Kota Pagar Alam, Prabumulih dan Kabupaten Banyuasin, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan, serta Penukal Abab

3-164

Pematang Ilir tidak ada data mengenai sanggar seni di Kabupaten dan Kota tersebut.

Industri pariwisata terkait yang akan dijabarkan, yaitu akomodasi berupa hotel, travel agen dan rumah makan. Usaha pariwisata hotel yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

1. Industri Perhotelan Provinsi Sumatera Selatan Perkembangan industri perhotelan Sumatera Selatan mengalami kemajuan pesat dalam 5 (lima) tahun terakhir ini, hal tersebut dipicu oleh beberapa faktor pendukung seperti pemekaran sejumlah Kabupaten/Kota yang secara tidak langsung membukan peluang investasi usaha di berbagai bidang, pergerakan roda ekonomi di sektor lain turut memicu pertumbuhan Hotel di beberapa Kabupaten/Kota. Selain itu meningkatnya kegiatan MICE seperti event MUSI Triboatton, Festival Sriwijaya, PON, SEA Games dan yang bersifat regional namun patut untuk tetap diperhitungkan sebagai salah satu pemicu minat investasi pembangunan Hotel Bintang dan Non Bintang. Perjalan bisnis dan Dinas baik dari lingkungan Pemerintahan maupun Non Pemerintahan memberikan nilai tambah dalam jumlah kunjungan wisatawan bisnis dan tingkat hunian kamar di Sumatera Selatan. Berikut di bawah ini adalah daftar hotel yang berada di Sumatera Selatan. Tabel 3.49. Usaha Perhotelan di Provinsi Sumatera Selatan Per-Kabupaten/Kota Tanpa Klasifikasi Hotel NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN KOTA LUBUKLINGGAU 1. Smart Hotel Jl. Yos Sudarso No. 6 2. Abadi Hotel Jl. Yos Sudarsoo No. 90 Komp. Linggau Plaza 3. Hotel City Jl. Yos Sudarso No. 3-5 Lubuklinggau

3-165

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN 4. Lintas Sumatera Hotel Jl. Yos Sudarso 5. Dempo Permai Hotel Jl. Garuda 01, Jawa Kiri, Lubuklinggau Timur 6. Hotel Hakmaz Taba Jl. Yos Sudarso No.28, Lubuklinggau Tim. II 7. Hotel Arwana Jl. Yos Sudarso, Lubuklinggau Sel. II 8. Angelie Wisma Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II No. 50 KOTA PALEMBANG 1. Hotel Ariesta Palembang Jl. Angkatan 45 Ruko Taman Mandiri 2. Hotel The Aryaduta POM IX Komp. PS Palembang 3. Hotel Sandjaya Jl. Kapt. A Rivai No. 6193 4. Hotel Novotel Jl. R.Sukamto (PTC) 5. The Jayakarta Daira Jl. Jend. Sudirman 6. Hotel Sintesa Peninsula Jl. Residen A Rojak Simp Celenteng 7. Hotel Aston Jl. Basuki Rahmat No. 189 8. Hotel Lembang Jl. Kol. Atmo No. 16 9. Hotel Swarnadwipa Jl. Tasik No. 02 10. Hotel Princess Komplek Ilir Barat Permai Blk. D.61 11. Hotel Royal Asia Jl. Veteran No.521/224 12. Hotel Sahid Imara Jl. Jend. Sudirman No. 1111a 13. Hotel Grand Zuri Jl. Rajawali Telp.0711-370559 14. Hotel Emilia Jl. Letkol Iskandar Komp. Palembang Indah Mall 15. Hotel Anugarah Jl. Jend Sudirman No.149 16. Hotel Rio City Jl. Dempo 17. Hotel Budi Jl. Komp Ilir Barat Permai Blk. D-2 18. Hotel Zury Express Jl. AKBP Cek Agus 19. Hotel Alam Sutra Jl. Kol. H. Burlian No.182 Km.6 20. Hotel Best Sekip Jl. May Salim Batu Bara 21. Hotel Wisata Jl. Letkol. Iskandar No. 105-107 22. Hotel Bumi Asih Jl. Kapt. A. Rivai No.36 23. Hotel Max One Jl. R Soekamto Kel. 8 Ilir 24. Hotel Duta Jl. Letkol Iskandar Depan Mall PIM 25. Hotel Grand Duta Jl. Radial 26. Feodora Air Fort Hotel Jl. Perindutrian Ll No 336/53 27. Hotel Azza Jl. Kapt.Anwar Sastro No.1293 28. Hotel Graha Sriwijaya Jl. Merdeka Kel. 19 Ilir Bukit Kecil 29. Hotel Arjuna Jl. Kapt.A. Rivai No.219 30. Hotel Anida Jl. R. Soekamto No. 64 31. Hotel Classia Jl. Rajawali No. 07 32. Rian Cottage Jl. Kol. H. Burlian Km . 13 33. Hotel Sukarami Jl. Kol. H. Burlian 34. Hotel Majestic Jl. POM LX

3-166

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN 35. Hotel Limas Jl. Let. Iskanadar No 448 36. Hotel Belvena Naskah Jl. Naskah Ll 37. Hotel Sayangan Jl. Sayangan No. 597 38. Hotel Kemenangan Jl. Lematang No. 369/370 39. Hotel Agung Raya Jl. Lematang No. 364-366 40. Hotel Kencana Jl. Sukarno Harjo Wardoyo No. 18 41. Hotel Nusantara Jl. Letkol Iskandar No. 563 42. Hotel Carissima Jl. Kapt.Anwar Sastro No.1423 43. Hotel Sintera Jl. Jend Sudirman No. 134/30/38 44. Hotel Permata Jl. Jend Sudirman No. 792-793 45. Hotel Sentosa Jl. Radial No. 999 46. Hotel Selatan Jl. Jend. Sudirman No. 3649 47. Hotel Sumatra Jl. May Ruslan No. 471 48. Hotel Mataram Jl. Jend. A.Yani No. 56/22 49. Hotel Azzura Jl. Letkol Iskandar No. 911 50. Hotel Home Inn Jl. May Ruslan No.667 51. Hotel Cendana Jl. Jend. Sudirman No. 22 52. Hotel Darma Agung Jl. Kol.H.Burlian No.1395 53. Hotel Palapa Prima Jl. Bay Pass Musi Ll No.54 54. Hotel Tiara Jl. Dempo No.590 55. Hotel Paradise Jl. Kapt. A. Rivai No.58 56. Hotel Andika Jl. Tanjung Siapi-Api No.234 57. Hotel Surya L Jl. K.H.A Azhari No.L 58. Hotel Maqdis Jl. A.Yani No.107 59. Hotel 999 Jl. Sayangan No.769 60. Hotel Mahkota Jl. Slamet Riyadi No. 252 B 61. Hotel Belvena Jl. May. Ruslan No. 140 62. Hotel Semeru Jl. Wahid Hasyim No. 344 63. Raden Hotel Jl. Jalan Raya Palembang Betung No.L 64. Hotel Central Palembang Jl. RE Martadinata No.885 Kec. Kalidoni 65. Hotel Palapa Prima Jl. Alamsyah Ratu Perwira Negara No.54 66. Hotel Prada Jl. Merdeka No. 38 RT 23 Bukit Kecil 67. Hotel Shofa Marwah Jl. Kapt. Anwar Sastro No. 1293 68. Hotel Idayuh Jl. Natuna No.24 RT 12/033 Lorok Pakjo IB I 69. Hotel Ratu Agung Jl. Jend Ahamad Yani No. 6a Rt. 21 70. Hotel Mulia Tama Jl. RE. Martadinata No.06 RT . 33/13 IT . II 71. Hotel Mentari Jl. Sukarela No.637 72. Rajawali Hotel Jl. Rajawali No.220 Kel.9 Ilir IT Ll 73. Harmoni Hotel Jl. Kolonel Atmo No.442-443 It I 74. Hotel Sriwijaya Jl. Letkol Iskandar No.31

3-167

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN 75. Hotel Al-Fath Melia Jl. Ks Tubun No.19/3711 76. Hotel Segaran Jl. Segaran No.214 RT 004/001 77. Hotel Basemah Dempo Jl. Jend A. Yani No.1064 78. Hotel Indah Jl. Dempo Luar No.590/660 79. Hotel Surya Jl. Sh Wardoyo No.1 80. Hotel Malaya Jl. Ali Gathmir No.24/253 81. Hotel Agraha Jl. Segaran Veteran No. 205 RT 016/04 82. Hotel Relasi Jl. May Salim Batu Bara 83. Belvena Kaveleri Jl. Mangku Negara RT 002 84. Hotel CV Timbul Jaya Jl. Letkol Iskandar No. 34 85. Hotel Grand Amalia Jl. Soekarno Hatta No.999 RT.038/011 86. Hotel Bukit Indah Jl. Padang Selasa Komp.Taman Angrek No.529 87. Hotel Barong Jl. POM Xl Palembang 88. Home Stay Jl. Komp Lilir Barat Permai A/8-9 RT .011 Kel 24 Ilir 89. Hostel 77 Jl. Komplek Ilir Barat Permai 90. Penginapan Petanang Jl. Petanang No.1225 RT.17/09 91. Penginapan Jaya Jl. Letkol Iskandar No.176 92. Penginapaan Indah Jl. Dempo Luar Lrg. Bidar Rakanasuri No. 590 93. Penginapan Jl. Sayangaan No. 669 94. Pondok Pelajar Lintang Jl. Kapt. Anwar Arsyad No. 19 95. Penginapan Melati Jl. Srijaya No.882 96. Penginapan Ridho Jl. Lingakaran L No.21 97. Penginapan Riau Jl. Dempo No.409 98. Penginapan HJ Jl. Rupit No.908 99. Penginapan Sukabang Jl. Sukabangun L No.A-1 100. Penginapan Kurnia Jl. Masjid Lama 101. Demang Lebar Daun Jl. Demang Lebar Daun No. 35 102. Penginapan Kiki Saputra Jl. Mayjen.Yusuf Singa Dekane 103. Penginapan Timur Jl. Tanjung Siapi-Api RT.45/10 104. Penginapan Central Jl. Re Martadinata RT.001/004 Kalidoni 105. Panginapan CV Priyanti Jl. Suhada No.39 RT. 34/10 106. Penginapan Naskah Jl. Naskah RT. 07/08 107. Penginapan Pipit Jl. Petanang No.1295 108. Penginapan MM Jl. Kopral Daud No.6655 109. Malaka Grand Hotel Jl. Malaka Ll No. 93. RT.012/03 110. Penginapan CV Batu Saka Jl. Srijaya No.882 111. Wisma Bari Jl. Let Sayuti No. 55/1371 112. Wisma Crosandra Jl. Dwikora L No.17116 113. Asrama Haji Jl. Kol.H. Burlian No.9.5 Km 6 114. Wisma Olga Jl. Sumtara L No.08

3-168

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN 115. Wisma Inyayh Jl. Taman Sari No. 62 116. Wisma Vijrin Jl. Dempo No.914 117. Wisma Raflesia Jl. Kapt Anwar Sastro No. 176 Rt.22 It.I 118. Wisma Grand Kemala Jl. Letjen Bambang Utoyo Komp. Pakri No. 01 119. Wisma Indah Sari Jl. Kol. H. Burlian No. 234 120. Wisma Ilir Barat Permai Komp IB Permai Blok A No. 26 121. Wisma Musdalifa Jl. Natuna No. 25 T:0711-353620 122. Wisma Rupa Lesta Jl. Kapt. Anwar Sastro 123. Wisma Maharani Jl. Teuku Umar 124. Losmen Rumah Hijau Jl. Jend. Sudirman No.300 KOTA PAGAR ALAM 1. Hotel Telaga Biru Jl. Gunung T: 0730 – 21081 2. Penginapan Mimi Jl. Kombes H. Umar T: 085268938488 3. Hotel Mirasa Jl. Kapten Sanap T: 081367736736 4. Hotel Dharma Karya Jl. Kapten Sanap T: 0730 – 621247 5. Wisma Bara Jl. Kapten Sanap T: 0730-624253 6. Penginapan Borobudur Jl. Simpang asam 7. Hotel Nangju Jl. Peltu Menalis No 25 T: 0730-621054 8. Villa & Resort Gunung Jl. Laskar Wanita Mentarjo T: 0730 – 625057 Gare 9. Mess Pemda Lahat Kawasan Gunung Dempo T: 0730-621736 10. Andy Putra Hotel Jl. Dempo Raya 146 KOTA PRABUMULIH 1. Agung Hotel Jl. Veteran 91 Pasar Prabumulih, Prabumulih Barat 2. Berlian Jaya Hotel Jl. Jend. Sudirman no. 159 3. Catur Ria Jl. Jend Sudirman Km 3 Pasar Prabumulih 4. Central City Hotel Jl. Jend Sudirman 5. CR Losmen Jl. Jend. Sudirman no 43 Prabumulih 6. Danau Beringin Jl. Baturaja Tanjung Raman Penginapan 7. Gradelia Hotel Jl. Jend Sudirman 119, Pasar Prabumulih 8. Grand Nikita Hotel Jl. Jend Sudirman 235/56 Pasar Prabumulih 9. Patra Darma Wisma Jl. Kesehatan Komp. Pertamina Prabumulih 10. Puri Arta Jl. Jend. Sudirman 393 11. Puri Artha Hotel Jl Jend Sudirman 393 Pasar Prabumulih 12. Rahayu Sentosa Hotel Jl. Veteran Prabumulih No. 119 13. Razakie Hotel Jl. Jend Sudirman 119 Pasar Prabumulih 14. Rollfellia Jl. Jend. Sudirman 159 15. South Sumatra Hotel Jl Jend Sudirman 17-B Pasar Prabumulih 16. Vista hotel -

3-169

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN KABUPATEN BANYUASIN 1. Penginapan Tiga Putra Jl. TAA. Lrg. Rantau Panjang 2. Penginapan Teretes Jl. Plg-Betung Kel.Betung.Kec.Betung Embun 3. Penginapan Ketemu Lagi Jl. Kel. Betung, Kec. Betung 4. Penginapan Adly Jl. Plg-Betung 5. Penginapan Sari Alam Jl. Merdeka 6. Ws.Latihan “Podomoro” Jl. Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa KABUPATEN EMPAT LAWANG 1. Yulian Tebing Tinggi, 12 Kamar 2. Hotel Musi Raya Jl. Lintas Sumatera - Pasar, Tebing Tinggi 3. Hotel Kito Jl. Lintas Sumatera Km 3 Talang Banyu, Tebing Tinggi 4. Hotel Zulian Jl. Lintas Sumatera Tanjung Beringin, Tebing Tinggi 5. Hotel Cemerlang Jl. Lintas Sumatera Tanjung Beringin, Tebing Tinggi KABUPATEN LAHAT 1. Hotel Bukit Serelo Lahat Jl. Letjen Harun Sohar T: 322556/ 326515 2. Hotel Cendrawasi Lahat Jl. Kol. H. Barlian No.184 T: 321981 F:326720 3. Hotel Grand Zury Jl. Lintas Desa Manggul Kecamatan Lahat 4. Buser Hotel - 5. Mess PT Duta Alam Jl. Penghijauan 1 No 23 6. Hotel Simapang Jl. Mayor Ruslan II No.19 Lahat 7. Losmen Sigma Jl. Mayor Ruslan 1 Kel. Pasar Baru 8. Nusantara Hotel Jl. Mayor Ruslan III no.33 Pasar Lama Lahat 9. Hotel Permata - 10. Hotel Simpang Baru - 11. Wisman tepian Lematang - 12. Penginapan Sederhana - 13. Penginapan Horas - 14. Penginapan Baru - KABUPATEN MUARA ENIM 1. Hotel Griya Serasan Jl. Sultan Mahmud Badarudin II Air Lintang 2. Hotel Sarah Jaya Jl. Pramuka III No.41 3. Hotel Mitra Jl. letnan M Zen No.603 4. Hotel Rene Jl. Jendral Sudirman No.107 5. Mitra Kencana Jl. Palembang RT.02 RW.09 6. Losmen Permana Jl. Perwira No.02 Pelita Sari 7. Losmen Erlangga Jl. Jend. Sudirman No.164 8. Mess PGRI Jl. Jend. Sudirman No.682 9. Losmen Baru Jl. Jend. Sudirman No.41

3-170

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN 1. Griya Pramuka Jl. Raya Palembang-Sekayu 2. Hotel Andalas Jl. Let. Munandar No.304 3. Hotel Mispala Jl. Letnan H. Mur No 100 4. Hotel Randik Jl. Kol.Wahid Udin LK I Rt.02 Rw.01 4 No.999 5. Losmen Mulia Jl. Letnan H. Mur No.109 6. Losmen Tania Jl. Merdeka RT.02 RW.01 7. Penginapan Sederhana Jl. Peltu Yusuf Ulak No.104 8. Wisma Kurnia Jl. Kol. Wahid Udin 05 RT 011 9. Wisma Ranggonang Jl. Merdeka n0 245 10. Hotel Palapa Permai Jl. Betung Jambi Ds. Sungai Lilin 11. Hotel Anggrek Putih Jl. Palembang - Jambi KM115 Sungai Lilin 12. Penginapan Selero Anda Jl. Palembang - Jambi KM115 Sungai Lilin 13. Hotel Surya Jl. Betung - Jambi Ds Sungai Lilin 14. Losmen Surya Jl. Bedeng seng Bayung Lincir 15. Losmen Pondok Musi Raya Desa Peninggalan Bayung Lincir 16. Losmen Bunga Tanjung Jl. Palembang - Jambi Bedeng Seng Bayung lincir KABUPATEN MUSI RAWAS 1. Kubu Lodge Musi Rawas KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA 1. - - KABUPATEN OGAN ILIR 1. Hotel Tripika Ogan Ilir 2. Hotel Indriyasari Ogan Ilir KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1. Hotel Dinesti Jl. Muchtar Saleh No. 42 T:322888 F:322691 2. Hotel Cipta Jl. Letnan Muchtar Saleh No.180 Kayu Agung 18 kamar T:321089 3. Hotel Gatra Pratama Jl. Rumah Sakit No.66 Kayu Agung 9 kamar T:320614 321-988 4. Hotel Fajri Jl. Letnan Muchtar Saleh No. 3 Kayu Agung 21 kamar T:321-053 5. Hotel Wisata Jl. Komplek DPRD No. 6 Kayu Agung, 5 kamar 6. Hotel Pajri - 7. Hotel Risky - 8. Hotel Romli Jl. Lintas Timur Tugu Mulyo Kec. Lempuing 20 kamar 9. Hotel Ratu Pangkat Jl. Lintas Timur Tugu Mulyo Kec. Lempuing, 12 kamar T:331-042 10. Penginapan Lestari - 11. Penginapan Musi Jl. LintasTimur Tugumulyo-Lempuing T:93331-272

3-171

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN 12. Hotel Kembar Danau Teluk Gelam 13. Parai Lake Resort & Spa Kawasan Wisata Terpadu, Jl. Letjen Yusuf Singadekane 1 Teluk Gelam 14. Hotel Ciknah Jl. Letjen Yusuf Singedekane N0. 25, 16 kamar 15. Teluk Gelam Hotel Jl. Marzuki Zahri Kag 16. Hotel Gatra Pratama II Jl. Letjen Yusuf Singedekane, 20 kamar 17. Waras Bersama Jl. Dusun I Tulung Selapan Ilir, 10 kamar 18. Hotel Waras - 19. Penginapan Deny Cipta - 20. Losmen Handayani Lestari - 21. Penginapan Mitra Usaha - 22. Penginapan Fikri - KABUPATEN OGAN KOMERING ULU 1. Bukit Indah Lestari Jl. Lintas Sumatera UB Baturaj T:320869 2. Harison Jl. Simanjuntak T:321005 3. Cendana Jl. Dr. Moh. Hatta T:320163 4. Sekar Sunja Jl. Kap. M. Nur T:321196 5. A. Agung Jl. Dr. Moh. Hatta T:321222 6. Fortuna Jl. Dr. Moh. Hatta T:320163 7. Erkas I Jl. Dr. M oh. Hatta T:322445 8. Nirata Jl. Wahidin T:322878 9. Redante I Jl. Dr. Sutomo T:324616 10. Kencana I dan VIP Jl. Pah Kemarung T:321438 11. Kemuning Jl. Dr. Sutomo 12. Pesagi Jl. A.Yani Depan Ramayana Kemalaraja KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 1. Hotel Widya Loka - 2. Hotel Samudera Jl. Raya Ranau Muara Dua, T:590300, 23 kamar 3. Hotel Nendra Puri - 4. Seminung Permai Hotel - 5. Danau Indah Hotel Jl. Pasar Impres, Kec. Banding Agung 20 kamar 6. Losmen Batu Mega Jl. Batu Mega, Kec. Banding Agung 13 kamar 7. Cottage Ranau Danau Ranau, T:591042, 32 kamar 8. Resort PT. Pusri Jl. Raya Kotabaru, T:591042, 40 kamar KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR 1. Hotel Sanjaya Desa Petanggan BK 16 Belitang Mulya 2. Hotel Indra Puri Jl. Raya Gumawang BK 10 Belitang 3. Hotel Ardan JL. Raya RSUD OKU Timur, BK 10 T: 5935909 4. Parai Puri Tani Hotel Jl. Sungai Tuha Martapura, OKU Timur,Sumatera Selatan, 32181 Martapura T: 481756

3-172

NO. NAMA KETERANGAN HOTEL/PENGINAPAN 5. Indonesia Penginapan Jl. Pasar Martapura 6. Dewi I Hotel Jl. Cidawang Martapura 7. Dewi II Hotel Jl. Kota Baru Martapura 8. Puri Tani Hotel - 9. Nasional Hotel Jl. Merdeka 247 T: 481073 10. Kota Baru Jaya Motel Jl. Raya Kota Baru 189 T: 481229 11. Dewi Hotel Jl. Merdeka 60-61 T:481231 12. Mitra Keluarga Jl. Merdeka Penginapan KABUPATEN PENUKAL ABAB PEMATANG ILIR 1. Wisma Pertamina Pendopo Komplek Pertamina Pendopo Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; DISBUDPAR Provinsi Sumatera Selatan 2015; DISBUDPAR Kab/Kota Se Provinsi Sumatera Selatan; Google.com 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha pariwisata di Sumatera Selatan untuk penginapan masih kurang, karena Sumatera Selatan memiliki 17 Kabupaten hamper seluruh Kabupaten/Kota sudah di dukung dengan pertumbuhan usaha pariwisata hotel baik berbintang ataupun sekelas melati, dan Kabupen Musi Rawas Utara yang belum di dapat data mengenai usaha Hotel/Penginapan di wilayahnya. Data tersebut menunjukan bahwa Kabupaten Palembang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki jumlah hotel terbanyak.

2. Industri Perjalanan Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan asing maupun mancanegara.

a. Biro Perjalanan Wisata, Agen Perjalanan, Jasa Transportasi Darat Untuk memudahkan wisatawan yang ingin berwisata di Sumatera Selatan maka di dirikan Tour and Travel sebagai jasa

3-173

yang dapat melayani wisatawan yang akan berwisata. Berikut merupakan daftar Tour and Travel yang sudah ada di Provinsi Sumatera Selatan: Tabel 3.50. Biro Perjalanan Wisata, Agen Perjalanan, Jasa Transportasi Darat No Nama Travel Alamat Kota Lubuklinggau 1. Top Travel Jl. Yos Sudarso No.741, Lubuk Linggau Sel. II 2. Bintang Wisata Jl. Letkol Atmo 3. Tarabina Travel. PO Jl. Yos Sudarso No.741, Lubuk Linggau Sel. II 4. Ratu Intan. Pt Jl. Yos Sudarso, Jawa Kanan 5. Grawindo Jl. Yos Sudarso No.97, Lubuk Linggau Tim. II 6. BHW Travel Jl. Yos Sudarso, Taba Koji 7. Azzura Travel Linggau Jl. Kalimantan, Lubuk Linggau Bar. II Kota Palembang 8. Irdhe Jaya Nusa Pt Jl. Kol.H.Barlian No.1458 Rt .25/004 Sukarami 9. Antar Buana Globalindo Pt Jl. Kol.H.Barlian No.745 G-H Sukarami 10. Yeka Mandiri Pt Jl. Jendral Sudirman No.331 11. Forpess Global Net Cv Jl. Jendral Sudirman No.331 12. Atlanta Multi Wisata Pt Jl. Basuki Rahmat No.1779 D 13. Dunia Kita Makmur Pt Jl. Kolonel Atmo No.82 Kel 18 Ilir 14. Surya Nusa Silampari Jl. Hasan Kasim No.A 3 Rt 44 15. Agung Jaya Cv Kaswari Raya No.221 Sako 16. Fortuntama Insani Pt Jl. Jendral Sudirman No.88 H Su I 17. Raden Gempita Wisata Jl. Sultan Mahmud Badaruddin Ii No.5 Rt.36 18. Setia Jamepa Putra Pt Jl. Basuki Rahmat No.69 B Talang Aman 19. Grand Sudirman Anugerah Jl. Jendral Sudirman No.149 Sei Pangeran 20. Citra Sriwigama Cv Jl. Demang Lebar Daun No.63 Rt.53 21. KPRI Dharma Karya Mayor Salim Batubara No.59 22. Gajah Perkasa CV Jl. Alamsyah Ratu Perwira Negara No.06 23. Irdhe Jaya Nusa PT Jl. Kol.H.Barlian No.1458 Rt .25/004 Sukarami 24. Antar Buana Globalindo Jl. Kol.H.Barlian No.745 G-H Sukarami 25. Yeka Mandiri PT Jl. Jendral Sudirman No.331 26. Forpess Global Net CV Jl. Jendral Sudirman No.331 27. Atlanta Multi Wisata Jl. Basuki Rahmat No.1779 D 28. Dunia Kita Makmur PT Jl. Kolonel Atmo No.82 Kel 18 Ilir 29. Surya Nusa Silampari Jl. Hasan Kasim No.A 3 Rt 44 30. Agung Jaya CV Kaswari Raya No.221 Sako 31. Fortuntama Insani PT Jl. Jendral Sudirman No.88 H Su I 32. Raden Gempita Wisata Jl. Sultan Mahmud Badaruddin Ii No.5 Rt.36 33. Setia Jamepa Putra PT Jl. Basuki Rahmat No.69 B Talang Aman

3-174

No Nama Travel Alamat 34. Grand Sudirman Anugerah Jl. Jendral Sudirman No.149 Sei Pangeran 35. Citra Sriwigama CV Jl. Demang Lebar Daun No.63 Rt. 36. KPRI Dharma Karya Mayor Salim Batubara No.59 37. Gajah Perkasa CV Jl. Alamsyah Ratu Perwira Negara No.06 38. Sri Varia Wisata PT Jl. Basuki Rahmat Rt.15 39. Paradise PT Jl. A. Rozak No.71 40. Arif Putra Nusantara Pt Jl. Mp.Mangkunegara No.44 41. Mitra Buana Kasih Pt Jl. Letkol Iskandar No.233/144 42. Angkasa Anugerah Cv Jl. Demang Lebar Daun No.47 Lorok Pakjo 43. Fidya Metro Pt Jl. Slamet Riany No.191 44. Divia Faradiba Pt Jl. Pom IX Komplek Ps Blok R.102 45. Cahaya Buana Mas Pt Jl. Residen. A. Rozak 46. Wahana Multi Pesona Jl. Jend.Sudirman No.196 F Rt.08 47. Habibi Duta Wisata Pt Jl. Cinde Welan No.56 Rt.12 A 48. Jaya Kalimatan Abadi Jl. Veteran No.938 Rt.16/09 9 Ilir 49. Wira Wahyu Wisata Pt Jl. Basuki Rahamt No.56 Kemuning 50. Yeka Madira Pt Jl. R Sukamto Kmplek 8 Ilir Ptc Mall 51. Radar Putra Utama Cv Jl. Jendral Sudirman No.2841 Rt.13 52. Candy T & T Jl. Kapten Anwar Satro No.1241 20 Ilir 53. Gema Buana Wiasata Jl. Mayor Salim Batubara No.646 54. Bumi Ayu Permai Pt Jl. Kol H Burlian No.883 Karya Jaya 55. Mulia Guna Wisata Pt Jl. Veterean No.1055 56. Saung Mas Pt Jl.Kapten. A.Rivai No.263/45 57. Fast Prima Pt Jl. Bay Salim No.201 Sekip 58. Riri Travel Pt Jl. Perintis Kemerdekaan No.104 59. Bandar Baru Travel Jl. Mp. Mangku Negara Blok A-6 60. Carmeta Ampuh Pt Jl. Dempo Luar No. 394/395 61. Avia Musi Perkasa Cv Jl. Villa Angkasa Blok A-7 62. Shabillia Marisfa Jl. Jend Sudirman No. 369 Mahardika 63. Visit Musi Pt Jl. Basuki Rahmat No. 2 RT.17 Ario Kemuning 64. Nuryzky Lintas Cakrawala Jl.Basuki Rahmat No. 2069 20 Ilir DII 65. Pt. Novia Wisata Jl. Kol. Atmo No.113/442 Palembang 66. Prabu Indah Agung Wisata Jl. Amphibi D.12 Palembang 67. Mulia Insan Makmur Jl. Perum Bukit Sejahtera Blk.A. 18 Palaembang 68. Pt. Mawadah Berkah Mulia Jl. Residen H.A Rozak Phdm Iv Palembang 69. Pt.Buana Musi Wisata Jl. Kapt. A. Rivai Komp. Ruko Taman Mandiri 70. Pt. Tiga Putra Kreasi Jl. K.H. Dahlan No.80A Palaembang 71. Pt. Anugerah Wst Akra Jl. Jend. Sudirman No. 149/2 Palembang Pratama 72. Southern Sumatera Travel Jl. R. Sukamto Komp.Ptc Palembang

3-175

No Nama Travel Alamat 73. Cv. Deming Sejahtera Jl. Sumpah Pemuda Blk B-7 Palembang 74. Pt. Attarini T & T Jl. Dr. M. Isa No.29/853 75. Dua Saudara Cakrawala Jl. Mp. Mangku Negara No.03 Palembang 76. Pt. Musi Amelia Jl. Angkatan 45 No.2250 Palembang 77. Cv. Kenzi Kenzia Group Jl. Jend. Bambang Utoyo No.43 Palembang 78. Pt. Nagoya Trans Nusa Jl. Demang Lebar Daun No.305 Palembang 79. Pt. Sky Menari Wisata Jl. Sriwijaya Negara No.7 Palembang 80. Pt. Raysel Travel Jl. Jend. A. Yani Komp. Ruko Bumi Putra Sriwijaya 81. Panorama Indah Taufindo Jl. Dempo Dalam No.304a/508 Palembang 82. Cv. Talenta Mulia Jl. Alamsyah Ratu Prawira Nugraha No.9 83. Robika Tour & Travel Jl. Tembesu No. 977 Palembang 84. Sriwijaya Mega Wisata Jl. Jend. Sudirman No.75119 Palembang 85. Pt. Vamessa Wisata Jl. Re. Martadinata No. 206 Palembang 86. Wisata Global Mandiri Jl. Jend. Sudirman No.1691 Palembang 87. Travel Dewi Wisata Jl. Kol. H. Burlian No. 1458 Palembang 88. Pt. Lamtama Do Wisata Jl. Basuki Rahmat No. 2745 Palembang 89. Cv. Prima Raya Wisata Jl. Soekarno Hatta No. 2460 Palembang 90. Cv. Lintas Perdana Jl. Catur Blk. E Lorok Pakjo Palembang 91. Pt. Mitra Surya Wisata Jl. Rajawali No. 491 92. Pt. Prabu Agung Wisata Jl. Amphibi D32 Rt.33/09 Palembang 93. Pt. Astro Holiday Jl. Jend. Sudirman No.1158 Palembang 94. Purna Cahaya Angkasa Jl. Harun Sohar No.24 Palembang 95. Pt. Arasin Nusantara C Jl. Kol.H. Burlian No.1528 Palembang 96. Pt.Dwi Pantara T & T Jl. Bay Salim No. 3/1790 Palembang 97. Pt. Risari Jl. Dempo Luar No. 473-A 98. Pt. Paradise Jasmin Jl. Talang Jambe No. 2098 Palembang 99. Pt. Alpino Musi Jl. Veteran 100. Pt. Bintang Mars Jaya Jl. R. Sukamto 101. Pt.Trans Mutiara Jl. Cinde Welan No. 08 Rt. 10 A Kel 24 Ilir 102. Isabella Cahaya Wisata Jl. Letkol Iskandar No. 16 A 103. Pt. Naja Jl. Veteran 104. Pt. Riset (Plaju) Jl. Jend. A. Yani Blok F Nigata 105. Ganesa Putra T & T Jl. Basuki Rahmat No.15 C 106. Wisin Tour & Travel Jl. Veteran 107. Surya Sriwijaya Wisata Jl. Brigjen Abdulah Kadir/Lingkaran No.429 108. Cv. Nova Lestari Komp Villa Sukarami Permai Blok B. 11 Keb Bungga 109. Pt .Sako Utama Wisata Jl. Kampar Raya No. 4-A Rt.050/017 110. Pt. Mitra Buana Kasih Jl. Jend Sudirman No. 1286 Palembang 111. Pt. Sako Utama Wisata Jl. Melati I No.567 Palembang 112. Yuni Wisata & Rental Jl. Beringin Jangut Ii No.567 Palembang 113. Ampera Tour & Travel Jl. Re Marta Dinata No. 02 Palembang

3-176

No Nama Travel Alamat 114. Pt.Guminda Inti Jl. Kol H Burlian No. 1444 Palembang 115. Pt. Mosas Reka Sejati Jl. Kol H Burlian Km.09 No.1416 B Palembang 116. Kesuma Halim Perdana Jl. Ahmpihibi 1937 B-C Rt 31 Rw 09 Palembang 117. Cv. Barokahg Abadi Jl. Alamsyah Ratu Prawiranegara Palembang 118. Pt. Prima Eka Buana Jl. Kokl H Burlian No.353 Rt.07/08 Palembang 119. Pt. Medini Tour Travel Jl. Kat Anwar Arsyad No.08 Palembang 120. Pt. Adsen Wijaya Putra Jl. Mayor Ruslan No.09 Palembang 121. Callvi Surya Indo Abadi Jl. Catur Blok E No. 35 Kampus Palembang 122. Pt.Hamdallah Ruko Taman Gandaria Permai Jl Panca Usaha Kec Su 123. Indo Global Madiri Jl.Kol H Burlian No.04 Km 10 Palembang Nusantara 124. Cv. Bitang Agung Jl. Hissbullah Lr.Beroyot Kec Gandus Palembang 125. Bahter Wisata T & T Jl. Kancil Putih Gg Bersama No.47 Rt.037 Palembang 126. Pt.Zetoro Tour &Travel Jl. Di Panjaitanno.04 Rt.019 Palembang 127. Hanako Tour & Travel Jl. Brigjen Hasan Kasim A. 9 Rt.044 Palembang 128. Brahmana Putra Sentosa Jl. Inspektur Marjuki No.29/1444 Rt.001 Palembang 129. Pt. Tasyir Tour & Trevel Jl. Dr M Isa Rt.013 It Ii Palembang 130. Komala Puspita Travel Jl. Mp Mangkunegara Rt.05 Rw.01 Kel. 8 Ilir 131. Cv.Yr Bersaudara Jl. Radial No.06 Seduduk Putih Kel. 8 Ilir Palembang 132. Pt. Carnaval Holiday Jl. Veteran No. 174/A Kel Kepandean Baru 133. Pt.Duta Purnama Sakti Jl. Mp Mangkunegara No.21 Kelurahan Bukit Sangkal 134. Berkah Dwipa Cemerlang Griya Hero Abadai Blok.HH No.07 Talang Kelapa 135. Pt Alfa Alfiah Jl. Ayani Rt.022 Palembang 136. Arraudhah Wisata Imani Lr. Fuad Rt. 14 Kel. 16 Ulu Kec. Su Ii Palembang 137. Santia Indonesia Sukses Jl. Basuki Rahmat No.31 Palembang 138. Pt.Bharata Wisata Mandiri Jl. Lingkar Istana Komp. Taman Istana F4 D.L.Daun 139. Pt.Islah Jl. Slamet Riady No.554 Rt.008 Kel.Kuto Batu 140. Pt.Almuna Jl. Balap Sepeda Lr.Suhada No.2069 Lorok Pakjo 141. Pt.Intra Buana Wisata Jl. Veteran No.34 Kel.Kepandean Baru Kec.It.I 142. Cv.Grand Puri Tiara Jl. Kebun Bunga Komp.Vila Angkasa Permai/A8 143. Beta Meifelindo Prima Jl. Kapt. A. Riva’i No.99 Kel Sel Pangeran It.I 144. Cv.Farin Utama Karya Jl. Skip Bendung No.3921 Rt.013 Kel.20 Ilir D-I 145. Pt. Angkasa Raya Sejati Jl. Kh Ahamad Dahlan No. 03 26 Ilir Ke Bukit Kecil 146. Pt. Mutiara Jasmine Jl. Jendral Sudirman Ruko Sudirman Centre Rt.38 147. Pt. Limas Musi Berjaya Jl. Residen H Abdul Rozak Rt.16 148. Cv. Batas Nusa Jl. Basuki Rahamt Rt. 23 Kel. Pahlawan Kemuning 149. Dempo Ogan Mandiri Jl. Gersik Sekpi Tengah No. 52 C Rt.21 Kel. 09 Ilir 150. Pt. Mita Artha Sukses Jl. Veteran No. 429d Rt. 09 Kel. Kepandean Baru 151. Pt. Dwi Asia Holiday Jl. Banggau No.1106 Rt.18 Kel.09 Ilir It.Ii 152. Cindo Citra Tour Travel Jl. Demang Lebar Daun No.09-10 Ilir It.Ii 153. Pt. Sherbo Niga Prtama Jl. Drs. Kh. A Dahlan Hy Kelurahan Karya Baru

3-177

No Nama Travel Alamat 154. Pandi Kencana Murni Jl. Jalan Tembusa Alang-Alang Lebar 155. Dzahabi Fairuz Al-Haris Jl. Kol H Burlian No.263 Rt.14 Alang-Alang Lebar 156. Pt. Nida Alya Jl. Kapten Abdulah No.17 Rt.30 Kelurahan Plaju Ilir 157. Cv. Aldo Utama Jl. Smb Ii Kecamata Alang-Alang Lebar 158. Cv. Oke Perdana Jl. Lingkaran I/Dempo Luar No.386/612 Rt.012 15 Ilir 159. Anugrah Zulvitour Mandiri Puncak Sekuning Jl. Riau No.03 Rt. 3/5 26 Ilir 160. Cv. Arofah Jl. Dr M Isa No.135b Kuto Batu Kecil Kecamatan It.Ii 161. Cv. Putri Agung Jl. Perum Top Jl. Anggrek Ii Blok 07 Kelurahan 15 Ulu 162. Aramada Husin Perkasa Jl. Anggakat 66 Ruko Rubby Residence No.03rt.01 163. Pt Antariksa Wisata Jl. Jendral Sudirman No. 88 164. Antarist Trvel Jl. K H Ahmad Dahlanno.80(Mes Pt Ba) Bukit Kecil 165. Aya Media Jl. Jendral Sudirman No. 568 Kec.It.Ii Km.4,5 166. My Holidays Jl. Mayor Salim Batu Bara No.650 Rt.12 167. Cv. Putri Jaya Utama Jl. R Soekamto No.336 A Kel. Pipa Reja Kemuning 168. Pt. Gardela Sriwijaya Jl. Anggkatan 66 No.09 Rt.09 Rt. 6/2 Pipa Reja Kota Pagar Alam 169. Dempo Tour & Travel Jl. Air Perikan 18/9 Kelurahan Nendagung Kota Prabumulih 1. Alista Tour Jl. Jendral Sudirman, Prabumulih Bar 2. Nida Tour & Travel Jl. Jend. Sudirman Depan Bank Sumsel Kabupaten Banyuasin 1. Nafsa Travel & Tour Jl. Tanjung Api-Api Km 40 Utara Smb Ii Palembang, Manggar Raya Kec. Tanjung Lago Kab. Banyuasin 30761 Hp: +6281278883717 Kabupaten Empat Lawang - - Kabupaten Lahat 1. Travel Lws Group Lahat: 0731-323111, Palembang: 0711-354396 2. Travel Lahat Wisata Lahat: 0731-322878, Palembang: 0711315600 3. Travel Lantra Wisata Lahat: 0731-325443, Palembang: 0711-377964 4. Travel Trifa Wisata Lahat: 0731-325316 5. Travel Savira Star Lahat: 081373112134 6. Travel Lahat Express Lahat (Seberang Penjara Sukaratu): 082177522015 Kabupaten Muara Enim 7. Pt. Karomah Al-Anshor Jl. Garuda Linsum Depan Kompleks Islamic Center T&T Haji & Umroh Baturaja. Tlp(0735-326998/ 082178174804 8. Baitullah Haji & Umroh - 9. Chaya Ka’bah Haji - 10. Pt Kopindo Wisata Haji & Jl. Garuda Linsum Samping Tlp (0735) 7043439/ Umroh 082175062835 11. Mawaddah Berkah Mulia Baturaja

3-178

No Nama Travel Alamat 12. Mulia Insani Makmur Baturaja 13. PT Suhada Arafah Wisata Baturaja 14. PT Heultrans Alhadi Baturaja Ziarah Tour 15. PT Anugerah Zarfin Baturaja 16. Mutiara Ajwah Mandiri Baturaja 17. PT Hikmah Jaya Wisata Baturaja 18. PT Gaido Azza- Baturaja Darussalam Indonesia 19. PO Bi 99 Tour Travel Jl. Martadinata No.841 Baturaja Tlp. (0735) 324141 20. PO Baturaja 90 T&T Jl. Martadinata No. 839 Tlp. 0735-7026777 21. PO 171 Wisata T&T Jl. Martadinata Tlp 0735-321830/ Plg (0711) 357640 22. PO BHW Travel Jl. Linsum Simpang 4 Sukajadi Ogan Ii 081312343535 23. PO BHW Travel Jl. Yos Sudarso Pasar Baru Baturaja Tlp. 0735-326183 24. PO Gading Mas Wisata Jl. Kapt. Syahrial No 58 Baturaja Tlp.(0735) 322988 25. PO Arya Prima Jl. Linsum Simpang 3, Baturaja Tlp 081532458002 26. Po Pahala Kencana Jl. Linsum Simpang 3, Baturaja Tlp.(0735) 322448 27. Po Rosalia Indah Jl. Linsum Simpang 3, Baturaja Tlp.(0735) 325900 28. Po Lorena Jl. Linsum Simpang 3 Bakung Baturaja 29. Limbersa Kramat Jati Jl. Lintas Sumatera, Baturaja, Tlp.0853321096281 30. Cv Jawa Indah Jl. Lintas Sumatera Depan Pbb Baturaja Kabupaten Musi Banyuasin 31. Jasa Siliwangi (Depan Pam Sekayu) Jl. Merdeka No.165 Tlp. 0714-322024 Hp. 0821-84857111 ~ 0877-94787111 32. Ms. Misyah Travel Jl. Kol. Wahid Udin (Depan Hotel Randik) Hp. 0821-84771444 33. Cemerlang Travel Jl. Sekayu-Ma.Teladan Tlp. 0714-321368 34. Hr Travel Jl. Kol. Wahid Udin (Depan Stadion Serasan Sekate)Tlp. 0714-321748 Kabupaten Musi Rawas - - Kabupaten Musi Rawas Utara - - Kabupaten Ogan Ilir 35. 1 HDN Tour Travel Jl. Belanti No.04 Rt.03 Kec. Tanjung Raja 36. 2 Nio Travel Jl. Raya Lintas Timur Km. 35 No. 23 Kel. Indra Layu Kabupaten Ogan Komering Ilir - - Kabupaten Ogan Komering Ulu

3-179

No Nama Travel Alamat - - Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan - - Kabupaten Ogan Komering Timur - - Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir - - Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; DISBUDPAR Provinsi Sumatera Selatan 2015; DISBUDPAR Kab/Kota Se Provinsi Sumatera Selatan; Google.com

Berdasarkan data daftar tour and travel yang ada di Provivnsi Sumatera Selatan diatas, maka dapat diketahui bahwa Kota dan Kabupaten yang memiliki Tour and travel terbanyak adalah Kota Palembang dengan jumlah 163 Tour and Travel, yang kedua adalah Kota Muara Enim dengan jumlah 24 Tour and Travel, yang ketiga adalah Kabupaten Lahat dengan jumlah 6 Tour and Travel, yang kelima adalah Kabupaten Musi Banyuasin dengan jumlah 4 tour and travel, yang keenam adalah Kabupaten Ogan Ilir dengan jumlah 2 tour and travel, dan yang terakhir adalah Kota Prabumulih dan Pagar Alam dengan jumlah 1 tour and travel. Sedangkan untuk Kabupaten Empat Lawang, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, dan Penukal Abab Pematang Ilir tidak ditemukan data mengenai tour and travel yang terdapat di Kabupaten tersebut.

b. Kerta Api Transportasi umum yang dapat digunakan melalui jalur darat untuk menuju kota dan Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan menggunakan kereta api. Berikut merupakan daftar jadwal kereta api dari Palembang:

3-180

Tabel 3.51. Jadwal Kereta Api Dari Palembang (Stasiun Kerta Pati)

Stasiun Stasiun Nama KA Berangkat Datang Keberangkatan Kedatangan Sriwijaya (S1) Kertapati Tanjung Karang 21.00 09.05 Sindang Marga Kertapati Lubuklinggau 20.00 03.25 (S3) Rajabasa (S7) Kertapati Tanjung Karang 08.30 19.41 Bukit Serelo (S5) Kertapati Lubuklinggau 09.30 16.30 Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan data jadwal kereta api diatas, dapat diketahui kereta api dari Palembang memiliki jadwal dua kali pada malam hari dan dua kali pada pagi hari dari stasiun Kertapati menuju Stasiun Tanjung Karang dan Lubuklinggau. Berikut merupakan daftar jadwal Kereta Api menuju Kota Palembang:

3-181

Tabel 3.52. Jadwal Kereta Api Menuju Palembang (Stasiun Kerta Pati)

Stasiun Stasiun Nama KA Berangkat Datang Keberangkatan Kedatangan Sriwijaya (S2) Tanjung Karang Kertapati 21.00 08.58 Sindang Marga (S4) Lubuklinggau Kertapati 20.00 04.02 Rajabasa (S8) Tanjung Karang Kertapati 08.30 18.15 Bukit Serelo (S6) Lubuklinggau Kertapati 09.30 16.40 Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan data jadwal kereta api diatas, maka dapat diketahui kereta menuju stasiun kertapati dalam satu hari memiliki jadwal dua kali pada malam hari dan dua kali pada pagi hari dari stasiun Tanjung Karang dan Lubuk Linggau menuju Stasiun Kertapati.

c. Trans Musi Palembang Untuk dapat mengelilingi Kota Palembang dan sekitarnya, wisatawan dapat menggunakan Musi Trans. Musi Trans merupakan Bis angkutan umum masyarakat yang disediakan untuk mempermudah masyarakat dan wisatawan. Berikut merupakan rute perjalanan Bis Musi Trans: Tabel 3.53. Rute Musi Trans KORIDOR RUTE PERJALANAN Koridor 1 Ampera – Alang-Alang Lebar Koridor 2 Sako Kenten – Palembang Indah Mall (PIM) Koridor 3 Jakabaring – Palembang Square (PS) Mall Koridor 4 Plaju – Terminal Karya Jaya Koridor 5 Bandara SMB II – Alang-Alang Lebar Koridor 6 Pusri – Palembang Square (PS) Mall Koridor 7 Kenten - JM Plaza (Tidak beroperasi) Koridor 8 Terminal Alang Alang Lebar - Terminal Karya Jaya (Tidak beroperasi) Koridor Pangkalan Terminal Alang Alang Lebar - Pangkalan Balai (Tidak Balai beroperasi). Koridor Indralaya Unsri Kampus Palembang - Unsri Kampus Indralaya

3-182

KORIDOR RUTE PERJALANAN Koridor Indralaya Terminal Karya Jaya - Indralaya (Tidak beroperasi). Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

d. Transportasi Umum (Bis) Selain menggunakan musi trans, wisatawan ataupun masyarakat Provinsi Sumatera Selatan dapat menggunakan Bus untuk berpergian ke luar Provinsi Sumatera Selatan ataupun datang ke Sumatera Selatan. Berikut merupakan jumlah daftar sarana angkutan umum dari tahun 2009 sampai 2014:

Tabel 3.54. Sarana Angkutan Penumpang Umum TAHUN JENIS 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KENDARAAN PO BUS PO BUS PO BUS PO BUS PO BUS PO BUS AKAP 30 545 32 519 31 559 584 588 32 588 34 605 AKDP 0 0 0 0 0 0 96 96 0 96 0 96 PARIWISATA 4 19 7 43 8 52 66 73 11 73 13 92 TOTAL 34 564 39 562 39 611 746 757 43 757 7 793 Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan data jumlah sarana angkutan umum penumpang dapat diketahui bahawa setiap tahunnya angkutan umum yang disediakan memiliki penambahan jumlah angkutan umum AKAP tetapi di tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan jumlah AKAP. Untuk jenis kendaraan AKDP memiliki jumlah yang sama dari tahun 2009 hinga tahun 2014, terakhir untuk bis pariwisata mengalami peningkatan jumlah dari tahun 2009 hingga tahun 2014. Berikut adalah tabel yangmenunjukkan jumlah unit jasa angkutan umum darat

3-183

dengan Kota dan Kabupaten mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2013:

Tabel 3.55. Jumlah Jasa Pengurusan Izin Insidential Di Provinsi Sumatera Selatan No. KABUPATEN/KOTA 2009 1010 2011 2012 2013 1. PALEMBANG 18 15 10 5 26 2. Perum Damri 0 0 0 1 0 3. PO Atum Ekspress 0 0 0 0 0 4. PO Bahtera 0 0 1 1 0 5. PO Banyuasin 2 1 0 1 2 6. PO Bari 1 0 0 0 0 7. PO Baturaja Wisata 90 0 2 0 0 0 8. PO Dang Susah 2 2 0 0 0 9. PO Family 2 2 0 0 0 10. PO IMI Putra Persada 0 2 0 0 0 11. PO Jaya Bersama 2 1 3 0 0 12. PO Jaya Utama 0 1 6 2 12 13. PO Juwita 0 0 0 0 0 14. PO Lempuing Indah 1 0 0 0 0 15. PO Misba Utama 3 2 0 0 0 16. PO Palembang Ekspress 2 0 0 0 0 17. PO Putra Saba 0 0 0 0 0 18. PO Putra Sulung 0 1 0 0 0 19. PO Rico 0 0 0 0 0 20. PO Sapta Abadi 1 0 0 0 2 21. PO Telaga Biru 0 0 0 0 0 22. PO Trifa Express 1 0 0 0 0 23. PO Tanjung Wisata 0 0 0 0 2 24. PO Limbersa Anugerah Prima 0 0 0 0 7 25. PO Putra Persada 0 0 0 0 1 26. PO Udayana 1 0 0 0 0 27. Prabumulih 0 0 0 0 0 28. Pagaralam 0 0 0 0 0 29. Lubuk Linggau 0 0 0 0 0 30. Banyuasin 0 0 0 0 0 31. Musi Banyuasin 0 0 0 0 0 32. Ogan Ilir 0 3 1 0 0 33. PO Muda Serasan 0 3 0 0 0 34. PO Muda Sepakat 0 0 1 0 0 35. Ogan Komering Ilir 0 0 0 0 0 36. Ogan Komering Ulu 0 4 1 0 0

3-184

No. KABUPATEN/KOTA 2009 1010 2011 2012 2013 37. PO Gading Mas 0 3 0 0 0 38. PO Batang Hari Wisata 0 1 0 0 0 39. PO Belitang Indah Wisata 99 0 0 1 0 0 40. Ogan Komering Ulu Timur 0 0 0 0 0 41. Ogan Komering Ulu Selatan 0 1 0 0 0 42. PO Dea Mandiri Jaya 0 1 0 0 0 43. Muara Enim 0 1 0 0 0 44. PO Kamrata Jaya 0 1 0 0 0 45. Musi Rawas 0 0 0 0 0 46. Lahat 0 0 0 0 0 47. Empat Lawang 0 0 0 0 0 48. Penukal Abab Pematang Ilir 0 0 0 0 0 49. Musi Rawas Utara 0 0 0 0 0 JUMLAH 18 33 14 5 26 Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Menurut tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan jumlah angkutan umum di provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2011, yang sebelumnya pada tahun 2010 terdapat 33 unit menurun hingga 14 unit. Pada tahun selanjutnya yaitu tauhn 2012 hanya tersisa 5unit saja. Dan pada tahun 2013 bangkit kembali ke angka 26 unit. Untuk Kota Pagaralam, Lubuk Linggau, Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, OKI, Oku Timur, Musi Rawas, Lahat, Empat Lawang, PALI, dan Musi Rawas Utara belum memiliki jasa pengurusan insidensial.

e. ASDP Selain menggunakan transportasi darat, wisatawan atau masyarakat sekitar Provinsi Sumatera Selatan dapat menggunakan transportasi menggunakan jalur sungai.

3-185

Berikut merupakan daftar nama armada dan lokasi sunga yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar Provinsi Sumatera Selatan ataupun wisatawan:

Tabel 3.56. Transportasi Sungai No. NAMA DERMAGA LOKASI SUNGAI 1 Sementul Sungai Musi 2 Muara Lematang Sungai Musi 3 Tangga Buntung 36 ilir, Pasar Tangga Buntung 4 Sekanak ilir, Pasar Sekanak 5 Rumah Buruk 16 ilir 6 Tangga Batu 16 ilir 7 Pasar Kuto Ilir Timur,Jembatan Ampera 8 PT Pusri Pabrik Pupuk 9 Boom Plaju Seberang Ulu 10 13 Ulu 13 Ulu 11 Pedatuan Pasar Kuto 12 Sei Buaya Sungai Buaya 13 Pegayut Sungai Ogan 14 Kertapati Sungai Ogan 15 Marogan Muara Sungai Ogan 16 Muara rawas Rawas 17 Pemulutan Musi 18 Tanjung Raja Ogan Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan data nama armada dan nama sungai diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 armada yang dapat digunakan sebagai transportasi jalur sungai dan terdapat 18 nama sungai yang dilalui sebagai transportasi jalur sungai. Setelah menggunakan jalur sungai sebagai jalur transportasi air, wisatawan dapat menggunaan angkutan umum jalur air sebagai angkutan penyebrangan menuju atau pergi dari kota Palembang. Berikut merupakan nama lintas penyebrangan dan armada yang menyediakan :

3-186

Tabel 3.57. Sarana Angkutan Penyebrangan No. NAMA LINTAS ARMADA PENYEBRANGAN 1. Palembang - Muntok KMP. Kakap KMP. Kakap KMP. Mulia Nusantara KMP. Srikandi Nusantara KMP. Jembatan Musi I Swarna Dharma Permata Lestari Kayong Utara Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terdapat 8 armada yang menyediakan transportasi untuk lintas penyebrangan.

f. Transportasi Udara Untuk Akses menuju Provinsi Sumatera Selatan salah satu transportasi yang dapat digunakan adlah melalui jalur udara dengan menggunakan rute penerbangan. Berikut merupakan rute penerbangan di Indonesia yang dapat digunakan dari dan menuju Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel 3.58. Rute Penerbangan dari Bandara yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan No. Rute Penerbangan Maskapai Penerbangan Frekuensi 1. Palembang-Jakarta Garuda Indonesia 11 kali/hari 2. Palembang-Jakarta Lion Air 12 kali/hari 3. Palembang-Batam Wings Air 1 kali/hari 4. Palembang-Batam Sky Air 1 kali/hari 5. Palembang-Jakarta Sriwijaya Air 3 kali/hari 6. Palembang-Jakarta Batavia Air 2 kali/ hari 7. Palembang-Singapura Silk Air 3 kali/hari 8. Palembang-Kuala Lumpur Air Asia 1 kali/hari 9. Palembang-Pangkal Pinang Sriwijaya Air 2 klai/ hari 10. Palembang-Batam Citilink 2 kali/ hari

3-187

No. Rute Penerbangan Maskapai Penerbangan Frekuensi 11. Palembang-Bandung Xpress Air 1 kali/ hari 12. Palembang-Yogyakarta Mandala Air 1 kali/ hari 13. Pagaralam-Jakarta Avia Star 1kali/ minggu 14. Pagaralam-Bengkulu Susi Air 1 kali/ minggu 15. Pagaralam-Palembang Susi Air 1 kali/ minggu 16. Lubuk Linggau- Jakarta Avia Star 2 kali/ minggu Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISHUB Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan data tabel rute penerbangan dari bandara- bandara yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, maka dapat diketahui Rute terbanyak untuk menuju Jakarta dan kembali ke Provinsi Sumatera Selatan adalah dari Kota Palembang sebanyak 28 kali dalam sehari dari 4 maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air dan Batavia Air. Sedangkan untuk Kota Pagar Alam dan Kota Lubuk Linggau yang memiliki bandara perintis, penerbangan hanya dilakukan seminggu sekali hingga dua kali dalam seminggu dengan menggunakan maskapai Susi Air dan Avia Star.

3. Industri Restoran, Café dan Rumah Makan Sedangkan untuk usaha pariwisata di bidang rumah makan jumlahnya sudah terbilang cukup sangat banyak. Berdasarkan data Sumatera Selatan Dalam Angka tahun 2015, terdapat 9 (sembilan) kabupaten di Sumatera Selatan yang memiliki rumah makan. Jumlah rumah makan terbanyak berada di Kabupaten Palembang yang memiliki jumlah 418 rumah makan dan yang paling sedikit dengan jumlah 6 (enam) rumah makan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Lahat memiliki 66 rumah makan, Kabupaten Musi Rawas memiliki 41 rumah makan, Kabupaten Empat Lawang memiliki 37 rumah makan, Kabupaten Banyuasin memiliki 33 rumah makan, Kabupaten OKU Selatan

3-188

memiliki 13 rumah makan, serta Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Ogan Ilir masing-masing memiliki 10 rumah makan. Untuk lebih rincinya berada pada tabel berikut: Selain akomodasi, restoran merupakan fasilitas pariwisata yang harus ada di sebuah kawasan pariwisata tidak terkecuali Provinsi Sumatera Selatan. Restoran biasa menjual makanan dan minuman, biasanya makanan dan minuman yang dijual di tiap-tiap restoran berbeda-beda sesuai dengan konsep dari masing-masing restoran tersebut. Berikut merupakan tabel jumlah restoran yang ada di Provinsi Sumatera Selatan; Tabel 3.59. Jumlah Restoran Di Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan Tahun No Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kota Lubuk Linggau 55 60 60 60 60 2. Kota Palembang 295 306 306 306 418 3. Kota Pagar Alam 17 20 20 20 20 4. Kota Prabumulih 28 28 28 28 28 5. Kabupaten Banyuasin 6 6 6 6 33 6. Kabupaten Empat Lawang - - - - 37 7. Kabupaten Lahat 20 20 20 20 66 8. Kabupaten Muara Enim 317 317 317 317 317 9. Kabupaten Musi Banyuasin 23 23 23 23 10 10. Kabupaten Musi Rawas 30 30 30 30 41 11. Kabupaten Musi Rawas Utara - - - - - 12. Kabupaten Ogan Ilir 32 32 32 32 32 13. Kabupaten Ogan Komering Ilir 36 36 36 36 6 14. Kabupaten Ogan Komering Ulu 47 47 47 47 47 15. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 6 6 6 6 24 16. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 16 16 16 16 - 17. Kabupaten Penukal Abab - - - - - JUMLAH 928 947 947 947 1139 Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISPERINDAG Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Berdasarkan tabel di atas, Kota Palembang memiliki jumlah restoran paling banyak jika dibandingkan dengan Kota dan Kabupaten lain

3-189

yang berada di Sumatera Selatan. Setiap tahun jumlah restoran yang ada di Provinsi Sumatera Selatan terus bertambah.

Tabel 3.60. Usaha Pariwisata Rumah Makan di Sumatera Selatan RUMAH No. KABUPATEN MEJA KURSI MAKAN 1. Ogan Komering Ulu - - - 2. Ogan Komering Ilir 6 72 316 3. Muara Enim - - - 4. Lahat 66 - - 5. Musi Rawas 41 322 1.325 6. Musi Banyuasin 10 87 353 7. Banyuasin 33 163 1.310 8. OKU Selatan 13 71 167 9. OKU Timur - - - 10. Ogan Ilir 10 - - 11. Empat Lawang 37 199 - 12. Palembang 418 - - 13. Prabumulih - - - 14. Pagar Alam - - - 15. Lubuklinggau - - - Sumber: Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Data DISPERINDAG Prov. Sumatera Selatan 2015; Google.com, 2015

Pertumbuhan industri yang menyokong kegiatan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan selain Restoran, Café, Hotel adalah UMKM bidang Pariwisata, UMKM yang dimaksud adalah UMKM yang memiliki produk/jasa yang dinilai memiliki keterkaitan langsung dengan kunjungan wisatawan ke sebuah kawasan selain Daya Tarik Wisata Utama itu sendiri. Usaha Kecil Menengah Mandiri di Provinsi Sumatera Selatan sendiri sudah memiliki jumlah dan jenis yang beragam, hal tersebut dapat terlihat dari table dibawah ini:

3-190

Tabel 4.1 Daftar Usaha Kecil Menengah MandiriPendukung Kegiatan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI Kota Lubuklinggau 1 Tenun Songket Anggrek Kel. Ulak Lebar, Lubuk Linggau Barat Pertenunan 2 Ledris Senen Gallery Kec. Taba Jemekeh Lubuk Linggau Souvenir dari kayu 3 Eyik Handcraft Kel. Bandung Kiri Lubuk Linggau Barat Souvenir dari kayu Kota Palembang 1 Pempek Monyunus SU I Pempek 2 Candy IB I Pempek 3 Pempek Een 7 Ulu Pempek 4 Sari Mulya Sako Kerupuk Ikan 5 Bicik Tura Ilir Barat I Kerupuk Kemplang 6 Cap Bangau - Kerupuk Getas 7 Bunga Mawar - Kerupuk Kemplang 8 Berkat Usaha SU I Kemplang Panggang 9 Melati SU I Kerupuk Kemplang 10 Kerupuk Cap Ampera Ilir Barat I Kerupuk Kemplang 11 Kerupuk 666 - Kerupuk Kemplang 12 Has SU I Kerupuk Kemplang 13 Jembatan Ampera SU I Kerupuk Kemplang 14 671 SU I Kerupuk Kemplang 15 Bunga Mas IT I Kerupuk Kemplang 16 Bintang Mas Bukit Kecil Kerupuk Kemplang 17 Nony 168 IT I Kerupuk Kemplang 18 633 IT I Kerupuk Kemplang

3-191

No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI 19 Toko 702 Ilir Timur II Kerupuk Kemplang 20 Besma Karya Ilir Timur II Kerajinan Sulaman & Bordir 21 Wahyu Ilir Barat I Perada Batik 22 Makmur Jaya Ilir Barat II Tenun Tradisional 23 Cek Onah SU II Tenun Khas Palembang 24 Permata Ilir Timur II Pertenunan, Songket, Jumputan 25 Fatimah SU II Tenun Khas Palembang 26 Harapan Setia - Tenun Khas Palembang 27 Gelora SU I Tenun Khas Palembang 28 Eka Titin Jaya SU II Tajung 29 Charis Jaya SU I Tajung 30 Indah Pelangi Kertapati Jumputan 31 Sumber Limas Songket IT I Tenun songket 32 Ny. Fauziah Ilir Timur I Tenun songket 33 Kurnia SU II Jahit & Tenun Songket 34 Betty SU II Tenun songket 35 Lestari Songket, Tajung, Jumputan 36 Melati Ilir Barat II Songket 37 Imaning SU II Tenun songket 38 KH Husin Ramlan Ilir Barat II Songket 39 Cahaya Sukarame Songket 40 - Ilir Barat I Songket 41 - Sako Songket 42 Pesona Budaya Ilir Timur II Songket 43 Cek Ipah Ilir Barat II Songket

3-192

No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI 44 Sejahtera Ilir Barat II Songket 45 Bari Jaya SU II Pertenunan Songket 46 Putri Selako Ilir Barat II Pertenunan Songket 47 F F SU I Pertenunan Songket 48 Melati SU I Pertenunan Songket 49 Karya Jaya SU I Pertenunan Songket 50 IndahUtama SU I Pertenunan Songket 51 Cek Nani Ilir Barat I Tenun songket 52 Rizdha Ilir Barat I Tenun songket 53 Puspa Widya Ilir Barat I kain Songket 54 B. Fikri Koleksi Ilir Barat I Songket, Prada, Jumputan, & Souvenir 55 Songket Cek Ika Ilir Barat I Songket, Souvenir, Poster 56 Usaha Madya Ilir Barat I kain Songket 57 Putri Kembang Dadar Ilir Timur II Songket 58 Kemas M Ali Ilir Barat I kain Songket 59 Laila Ilir Barat I Songket 60 Citra Mandiri Ilir Barat I Songket 61 Semoga Jaya SU I Songket dan Benang Pakan 62 Harapan Baru Ilir Barat II Songket 63 Sinar Mas Sukarame Tenun songket 64 Bunga Teratai SU II Tenun songket 65 Cek Rody M Ilir Barat I Songket 66 Serengam Setia Ilir Barat II Songket 67 Fikri Koleksi Ilir Barat II Songket 68 Songket Asmi Astari Ilir Barat II Tenun songket

3-193

No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI 69 Tenun Songket Cek Mala SU I Ind. Kain Tenun 70 PT Rawang Sari Indah Ilir Timur Souvenir 71 Laquar Furniture - Kerajinan Musi 72 CV Palembang Family Ilir Barat II Kerajinan Ukuran Kayu Khas Palembang 73 Bara Indah Ilir Barat I Kerajinan Ukir Kayu 74 Karya Ukur Sriwijaya Sukabumi Kerajinan Ukiran Khas Palembang 75 Nata Karya - Ukiran Dari Kayu 76 Iwan.S Ilir Timur I Ukiran Dari Kayu 77 Mister Senen Internasional Ilir Timur I Kerajinan Souvenir 78 Rahmat Viki A N Ilir Barat Kerajinan Cinderamata Kota Pagar Alam 1 Konveksi Batik dan Bordir Khas Besemah Bumi Agung/ Dempo Utara Pakaian Batik dan Bordir 2 Tenun Songket Besemah Bumi Agung/ Dempo Utara Tenun Kain dan Selendang 3 Tenun Songket Bumi Agung/ Dempo Utara Tenun Kain dan Selendang Kota Prabumulih 1 Songket Jamainah Kec. Prabumulih Selatan Songket Kabupaten Banyuasin 1 Dewi Talang Kalapa Kerupuk Kemplang 2 Sukajadi Talang Kalapa Kerupuk Kemplang 3 Setia Kawan Pem.P. Rimau Kerupuk Kemplang 4 Sari Mekar Pem.P. Rimau Makanan Kerupuk 5 M-1 Talang Kalapa Ukir-ukiran Kabupaten Empat Lawang 1 Roslina Tabing tinggi Lempok Durian Kabupaten Lahat

3-194

No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI 1 Sinar Lingsing Kikim Songket dan dompet Kabupaten Muara Enim 1 Juriah Lembak Kemplang 2 Rodia Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 3 Rohani Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 4 Almayati Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 5 Erina Wijaya Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 6 Nurwani Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 7 Indartita Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 8 Eti Kusneti Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 9 Khoiruna Rukiya Halimah Kec. Gelumbang Kain Songket dan selendang 10 Merinem Muara Enim Handycraft 11 Yuliani M. Belida Songket Kabupaten Musi Banyuasin 1 Pengelompokan (44) Sekayu Kerupuk Kemplang 2 Pengelompokan (4) Babat Toman Kerupuk Kemplang 3 pengelompokan (30) Lais Kerupuk Kemplang 4 Pengelompokan (3) Sungai Lilin Kerupuk Kemplang 5 Pengelompokan (3) Sanga Desa Kerupuk Kemplang 6 Pengelompokan (31) Keluang Batik 7 Pengelompokan (2) Sekayu Kerajinan Souvenir kayu 8 Pengelompokan (49) Sekayu Pengrajin Anyaman 9 Pengelompokan (2) Lais Pengrajin Anyaman 10 Pengelompokan (14) sekayu kerajinan kulit telor

3-195

No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI Kabupaten Musi Rawas 1 Tenun Songket Tugu Mulyo Tenun songket Kabupaten Musi Rawas Utara 1 Pengelompokan pengrajin anyaman Desa Adat Kubu Anyaman Kabupaten Ogan Ilir 1 Kerupuk Kemplang Indralaya Utara Kerupuk Kemplang 2 Kerupuk Kemplang Pemulutan Selatan Kerupuk Kemplang 3 Mardiah Tanjung Raja Kerupuk Kemplang 4 Kerupuk Kemplang Tanjung Raja Kerupuk Kemplang 5 Irma Afriani Indralaya Selatan Kerupuk Kemplang 6 Madri Bahri Indralaya Utara Kerupuk Kemplang 7 Samsul Bahri Indralaya Utara Kerupuk Kemplang 8 Hajah Nursanah Indralaya Utara Kerupuk Kemplang 9 Songket Tanjung Batu Songket 10 Pengelompokan(6) Indralaya Songket 11 Tenun Songket Indralaya Selatan Songket 12 Pengelompokan(2) Tanjung BAtu Songket 13 Pengelompokan(2) Rantau Panjang Songket 14 Pengelompokan(7) Pemulutan Barat Songket 15 Tenun Songket Pemulutan Selatan Songket Kabupaten Ogan Komering Ilir 1 Pengelompokan (2) Kayu Agung Kerupuk Kemplang 2 Pengelompokan (6) Kota Kayu Agung Kerupuk Kemplang 3 Pengelompokan (47) Pedamaran Kerupuk Kemplang Kabupaten Ogan Komering Ulu

3-196

No. NAMA PERUSAHAAN DESA/KECAMATAN JENIS PRODUKSI - - - Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 1 Pempek Mang Ujuk Muara Dua Pempek 2 Pempek 88 Muara Dua Pempek 3 Aang Buay Pemaca Pempek 4 Pempek dan martabak ujuk Firman Muara Dua Pempek Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 1 KUB Karang Binagun Madang Suku I Industri Kerupuk Kelanting 2 Acep Pribadi Martapura Anyaman 3 Trisna Craft Buay Pemuka Peliung Industri Kerajinan Ukiran Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir 1 Sukowati Talang Ubi Model dan Miso 2 Yusri Atul Hidayah Talang Ubi Model dan Miso 3 Anidar Talang Ubi Pempek dan Gorengan 4 Tati Ratmina Talang Ubi Pempek 5 Nurhasanah Talang Ubi Pempek dan Es 6 Asmini Talang Ubi Model dan Pempek 7 Pengelompokan (4) Talang Ubi Model 8 Eka Kamalia Talang Ubi Kerupuk PLG Sumber: Data DISPERINDAG Prov. Sumatera Selatan 2015; Survei Lapangan Agustus-Oktober 2015; Google.com, 2015

3-197

Pada bab ini menjelaskan ide-ide secara konseptual yang menurut studi sesuai dengan karakteristik kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, baik itu dari sudut kelembagaan, masyarakat, lingkungan atau kondisi aktual alam; budaya; dan buatan.Selain itu dijabarkan pula kendala, hambatan teknis dan non-teknis yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan program-program kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam mencermati lingkungan eksternal dan internal kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, terlebih dahulu dijabarkan secara singkat kebijakan dan peraturan terkait kedudukan sektor Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dalam Konstelasi Nasional dan Regional, sehingga dapat tergambarkan posisi kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan secara aktual berdasarkan ketetapan pemerintah pusat maupun Provinsi, yang dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya.

Aspek-aspek utama dalam lingkungan internal kepariwisataan yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan yaitu aspek Destinasi Pariwisata, Industri Kepariwisataan, Pemasaran Pariwisata dan Kelembagaan Pariwisata akan dikaji lebih mendalam pada sub bahasan ini untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai bahan acuan dalam perumusan kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel 4.1. Posisi Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Kebijakan, Peraturan dan Rencana Terkait Pariwisata dalam Tingkat Nasional dan Provinsi No. Kebijakan/Peraturan Uraian Pemerintah 1 PP no 50 tahun 2011 Provinsi Sumatera Selatan masuk ke dalam perwilayahan Tentang Rencana Induk pembangunan destinasi wisata : Pembangunan a. Destinasi Pariwisata Nasional: Palembang – Bangka Kepariwisataan Nasional Belitung dan Sekitarnya. b. Destinasi Pariwisata Nasional : Bengkulu – Enggano dan Sekitarnya c. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Palembang dan Sekitarnya d. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Pagar Alam dan Sekitarnya 2 Rencana Tata Ruang a. Pusat Pariwisata Cagar Budaya, Pariwisata Bahari dan Pulau Sumatera Tahun Ilmu Pengetahuan serta MICE. 2008-2028 1) PKN Palembang 2) PKW Lahat b. Pusat Kegiatan Pariwisata dalam Kesatuan Tujuan Wisata di PKN Palembang. c. Rehabilitasi dan Pemantapan fungsi Cagar Alam untuk pariwisata pada Taman Nasional Kerinci Seblat (Musi Rawas). d. Pengembangan Pengelolaan dan Pemertahanan Fungsi Suaka Margasatwa: 1) Suaka Margasatwa Gumai Pasemah (Lahat) 2) Suaka Margasatwa Gunung Raya (OKU) 3) Suaka Margasarwa Isau-Isau Pasemah (Lahat dan Muara Enim) 4) Suaka Margasatwa Bentayan (Musi Banyuasin) 5) Suaka Margasatwa Dangku (Musi Banyuasin) 6) Suaka Margasatwa Padang Sugihan (Banyuasin dan OKI). e. Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Pantai Hutan Bakau untuk pariwisata. 1) Kabupaten Musi Banyuasin 2) Kabupaten Banyuasin 3) Kabupaten OKI f. Kawasan Peruntukan Ekowisata pada Danau Ranau (Kab. Lampung Barat dan Kabupaten OKU Selatan) g. Ekowisata Karst pada Kawasan Musi Rawas h. Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Peruntukan Berbasis Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 1) Situs Megalitik Batu Gajah (Lahat) 2) Kompleks Makam Sabokingking (Palembang) 3) Kompleks Makam Kesultanan Palembang 4) Kompleks Makam Gede Ing Suro (Palembang)

4-2

5) Kompleks Percandian Bumi Ayu (Muara Enim) 6) Situs Megalitik Tinggihari (Kabupaten Lahat) 7) Situs Megalitik Tegurwangi (Pagar Alam) 8) Situs Megalitik Belumai (Pagar Alam) 9) Benteng Kuto Besak (Palembang) i. MICE dan Sport : Kota Palembang 3 Prioritas Pengembangan Kota Palembang dan sekitarnya dengan Tema Sport Destinasi Pariwisata (Olahraga) berdasarkan Kebijakan Kementerian Pariwisata; Great Indonesia 4 RPJMN 2015-2019 Dukungan KSPN Palembang dan Sekitarnnya melalui Kementerian Pekerjaan Konstruksi High Grade Sumatera; Pembangunan Fly Over Umum dan Perumahan Sumatera Selatan dan Pembangunan Jembatan Musi III Rakyat 5 Revisi RTRW Provinsi Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Selatan yang Sumatera Selatan No. 14 dikembangkan : Tahun 2006 (Draft RTRW 1. Penataan Kawasan Wisata Pagar Alam, Danau Ranau Provinsi Sumatera 2011- dan Sungai Musi Palembang. 2030) 2. Promosi Wisata dan Pengembangan tempat Wisata 3. Pengembangan Produk Agroindustri 4. Pengembangan Agro-Estate 5. Pengembangan Ecotourism di Kawasan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat), Pagar Alam, Banyuasin, Muara Enim dan Sumatera Selatan. 6. Pengembangan Agrowisata di Pagar Alam, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, dan Ogan Komering Ulu Selatan.

Terkait dengan pencermatan lingkungan eksternal, berikut disampaikan beberapa simpulan serta isu pariwisata internasional yang diperkirakan cukup mempengaruhi industri kepariwisataan dunia termasuk kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, yaitu:

1. Pemanasan Global (Global Warming) Iklim global telah mengalami perubahan drastis dibandingkan dengan sebelumnya era pra-industri dan diperkirakan akan terus berubah sampai akhir abad ke-21 dan masih akan terus berlanjut. Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa peningkatan rata- rata suhu di bumi ini hampir 90% merupakan hasil dari aktivitas manusia yang menambahkan konsentrasi gas efek rumah kaca (GHGs) ke atmosfer.

4-3

Bila hal ini terus berlanjut, Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi gas efek rumah kaca akan meningkat paling sedikit 3°C.

Peningkatan suhu ini menjadi penyebab utama mencairnya glaiser dan bongkahan es kutub yang berakibat naiknya permukaan air laut global. Di samping itu, peningkatan suhu ini juga menyebabkan bertambahnya frekuensi dan besarnya gangguan iklim yang cukup ekstrim seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, dan badai tropis.

Dari gambaran di atas, dapat diketahui sejumlah tantangan atas fenomena pemanasan global bagi kepariwisataan Indonesia dapat dijabarkan dalam butir-butir berikut ini: a. Diperlukan berbagai kebijakan dan strategi bagi segenap pelaku usaha sektor pariwisata untuk menerapkan berbagai praktek manajemen dan pengembangan yang berasaskan pada prinsip ramah lingkungan (e.g.: sosialisasi program-program Green Tourism secara luas); b. Diperlukan guidelines pengembangan destinasi-destinasi rawan bencana dan kerusakan alam (e.g.: resor-resor di sepanjang pantai yang rawan bencana tsunami dan ancaman abrasi); c. Diperlukan rencana aksi dan strategi dan mitigasi bencana alam dan proses evakuasi yang bersifat “quick response” pada destinasi wisata rawan bencana; dan d. Diperlukan pengembangan Destination Management Organization (DMO) yang mampu mendorong pengembangan green tourism (green economy). 2. Kecenderungan dan Perkembangan Pariwisata Global Identifikasi beberapa kekuatan penggerak yang diperkirakan banyak memberikan pengaruh terhadap tren pergerakan wisatawan internasional pada umumnya, dan wisatawan nasional pada khususnya menurut data WTO, antara lain:

4-4

a. Pertumbuhan Ekonomi tinggi di berbagai negara di dunia yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan; b. Meningkatnya Disposable Income yang berakibat pada meningkatnya pola pembelanjaan; c. Intensitas dan keberhasilan promosi pariwisata di tiap-tiap negara seperti yang terjadi di Thailand dan Malaysia yang sukses dalam pemulihan industri pariwisatanya; d. Meningkatnya frekuensi dari Durasi Perjalanan Pendek (short trip). Meningkatnya durasi perjalanan pendek diperkirakan akan memberikan dampak positif khususnya dalam hal pembelanjaan. Jenis wisatawan yang berminat pada tipe perjalanan pendek pada umumnya memiliki minat belanja yang tinggi.

Berdasarkan data statistik WTO dapat digambarkan bahwa ada proporsi perjalanan regional, intra regional, dan domestik yang tinggi di mana lebih dari 50% - 60% perjalanan dilakukan diantara negara-negara maju dalam suatu kawasan Eropa Barat, Amerika Utara, dan Asia Timur. Hal ini mengindikasi adanya kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan dalam satu kawasan (regional) yang disebabkan antara lain oleh faktor-faktor berikut: a. Adanya kemudahan dalam aksesibilitas dari negara ke negara tujuan; b. Biaya perjalanan yang relatif terjangkau; c. Waktu perjalanan yang relatif singkat, sehingga wisatawan dapat lebih lama menikmati wisatanya; d. Kemiripan selera terhadap makanan dan minuman; e. Kemiripan budaya/kebiasaan hidup masyarakatnya memudahkan melakukan komunikasi/mengikuti adat istiadat setempat; f. Kecenderungan kebutuhan manusia berwisata yang semakin meningkat.

4-5

Dalam beberapa dekade terakhir industri pariwisata telah menjadi menjadi pusat perhatian dunia, karena berbagai faktor keberhasilannya, bahkan untuk Indonesia pariwisata sempat menjadi primadona dengan posisinya sebagai salah satu sumber devisa negara non migas. Namun demikian, akibat dinamika gejolak ekonomi, sosial, politik, dan keamanan, harus diakui pula bahwa pariwisata di Indonesia menjadi sangat tidak menentu, bahkan sempat mengalami degradasi ketika terjadi krisis.

Disamping itu, masih ada beberapa aspek lainnya yang diindikasikan juga akan berpengaruh pada pariwisata dunia, termasuk Indonesia didalamnya adalah: a. Kemajuan teknologi informasi yang telah menyebabkan terjadinya perubahan kecenderungan konsumen yang lebih bersifat point to point; b. Perubahan pola konsumsi (customer behaviour pattern) yang tidak lagi terfokus pada 3S (sun, sea, and sand); c. Tuntutan wisatawan atas produk-produk yang memiliki nilai tinggi (smart customer); d. Tanggungjawab terhadap kondisi pelestarian lingkungan (responsible tourism) dan keterlibatan masyarakat setempat (local people participation) yang besar; e. Berbagai kebijakan regional (misal ASEAN Campaign, AFTA (Asean Free Trade Agreement), AFAS (Asean Framework Agreement on Service), dan GATTS). 3. Kode Etik Pariwisata Global (Global Code of Ethics Tourism) United Nations World Tourism Development (UNWTO) mencanangkan 10 prinsip dasar pengembangan pariwisata yang terangkum dalam Kode Etik Global Pariwisata (Global Code of Ethicts for Tourism), yaitu: a. Kontribusi pariwisata bagi pemahaman saling pengertian dan saling menghargai antara manusia dan komunitasnya; b. Pariwisata sebagai wahana/kendaraan bagi pemenuhan kebutuhan, baik bagi individu maupun kelompok;

4-6

c. Pariwisata sebagai salah satu faktor dalam pembangunan berkelanjutan; d. Sebagai pengguna atau pengambil manfaat atas keberadaan benda-benda peninggalam budaya, pariwisata harus memberi kontribusi bagi pengembangan benda peninggalan budaya; e. Pariwisata harus merupakan aktivitas yang menguntungkan bagi negara tuan rumah dan komunitasnya; f. Pembangunan pariwisata merupakan tanggung jawab para stakeholdernya; g. Menjunjung tinggi hak-hak kepariwisataan; h. Menjunjung tinggi kebebasan bagi pergerakan wisatawan; i. Menjunjung tinggi hak-hak para pekerja dan wirausahawan dalam industri pariwisata; j. Penerapan prinsip-prinsip Kode Etik Global bagi pariwisata. Nilai penting dari pembangunan pariwisata berkelanjutan semakin menguat sejak dikeluarkannya Kode Etik Global bagi Pariwisata oleh World Tourism Organization yang berisikan 10 prinsip dasar pengembangan pariwisata. Pada dasarnya, isi kode etik ini terfokus pada menghormati dan menghargai nilai budaya lokal dengan rekomendasi yang jelas untuk melindungi warisan artistik, produk budaya tradisional, kerajinan dan legenda, dan pelestarian aset-aset alam. Meskipun demikian, di dalamnya terdapat referensi untuk memberikan keuntungan pada masyarakat lokal, dan referensi bagi perusahaan multinasional untuk ikut menyumbang pembangunan, terutama di kawasan destinasi pariwisata. Hak bekerja bagi tenaga lokal juga dimunculkan meskipun tidak disertai keharusan kegiatan pelatihan yang memastikan penduduk lokal mendapat posisi yang cukup berarti dalam pekerjaan dan bukan sekedar menjadi buruh belaka.

Implikasi dari Global Code of Ethics for Tourism bagi kepariwisataan Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:

4-7

a. Adanya kebijakan yang menjamin kesejahteraan masyarakat dan perlindungan hak-hak wisatawan; b. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat lokal di bidang pariwisata; c. Standarisasi dan pengembangan remunerasi SDM Pariwisata; d. Penegakan hukum yang kuat dan konsisten untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional “Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak”. Penipuan terhadap wisatawan, dan berbagai tindak kriminal tidak bertanggung jawab yang terjadi pada wisatawan telah memunculkan serangkaian protes khususnya dari wisatawan sendiri selaku pihak yang merasa dirugikan. Beberapa kesalahan yang banyak terjadi dalam dunia pemasaran, akibat strategi pemasaran yang tidak bertanggung jawab berakibat pada munculnya serangkaian keluhan maupun rasa ketidakpuasan konsumen (termasuk wisatawan) terhadap jasa maupun produk yang diterimanya.

Kondisi ini kemudian mulai ditanggapi oleh pihak pemerintah untuk memberikan secara khusus terhadap konsumen dengan diberlakukannya undang-undang perlindungan konsumen, seperti halnya terjadi di Indonesia. Dengan adanya perlindungan terhadap hak-hak konsumen secara tidak langsung memiliki konsekuensi terhadap jasa maupun produk yang akan dipasarkan atau ditawarkan terhadap konsumen untuk dapat dilakukan menurut standar atau prosedur yang benar.

4. Kebangkitan Ekonomi Kreatif sebagai Ekonomi Gelombang Keempat Ekonomi kreatif diprediksikan akan menjadi ekonomi gelombang ke-4 dalam perkembangan ekonomi global setelah era ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi. Negara-negara maju mulai menyadari bahwa supremasi industri manufaktur sudah tidak dapat diandalkan lagi. Pada tahun 1990-an, mereka mulai mengintensifkan kegiatan ekonomi yang berbasis teknologi informasi dan kreativitas SDM-

4-8

nya. Perekonomian seperti ini, untuk pertama kalinya diberi nama ekonomi kreatif oleh John Howkins (2002). Pada dasarnya ekonomi kreatif merupakan wujud upaya pencarian model pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui kreativitas yang dianggap sebagai suatu sumber daya yang terbarukan dan bahkan tidak terbatas. Ekonomi kreatif di berbagai negara saat ini diyakini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian bangsanya asalkan setiap negara membangun kompetensi ekonomi kreatif sesuai dengan cara dan kemampuan masing-masing. Industri kreatif terdiri dari beberapa komponen yang meliputi (1) Arsitektur, (2) Desain, (3) Pasar Seni dan Barang Antik, (4) Kerajinan, (5) Fashion, (6) Periklanan, (7) Video, Film, dan Fotografi, (8) Permainan Interaktif, (9) Musik, (10) Seni Pertunjukkan, (11) Penerbitan & Percetakan, (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak, (13) Televisi & Radio, dan (14) Riset dan Pengembangan.

5. Pembangunan yang Berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat Suatu kegiatan pengembangan yang mendasarkan pada nilai-nilai kerakyatan dan komunitas setempat sebagai sumber daya utama. Masyarakat lokal adalah orang-orang yang paling tahu kondisi setempat dan setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya pembangunan. Oleh karena itu setiap langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan masyarakat lokal yang secara aktif ikut terlibat di dalamnya.

Dengan pelibatan masyarakat akan lebih menjamin kesesuaian program pengembangan dan pengelolaan dengan aspirasi masyarakat setempat, kesesuaian dengan kapasitas yang ada, serta menjamin adanya komitmen masyarakat karena adanya rasa memiliki yang kuat. Pembangunan yang bertumpu pada masyarakat dalam jangka panjang akan memungkinkan tingkat kontinuitas yang tinggi.

Adapun kriteria pembangunan yang berorientasi pada masyarakat adalah sebagai berikut:

4-9

a. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal; b. Meningkatkan pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal; c. Memanfaatkan segala aspek yang berkaitan dengan kesenian yang ada di dalam suatu masyarakat untuk dikelola dan dikembangkan guna memberikan nilai tambah kepada masyarakat itu sendiri.

6. Peningkatan Kepariwisataan di sekitar Sumatera Selatan Peningkatan aktivitas kepariwisataan di sekitar Sumatera Selatan, dapat membawa dampak pada masa yang akan datang pada kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Destinasi wisata di sekitar Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami peningkatan dalam sektor pariwisata, diantaranya:

a. Provinsi Lampung Provinsi Lampung merupakan Provinsi yang terletak paling selatan di pulau Sumatera yang otomatis merupakan gerbang masuk Sumatera dari Jawa melalui jalur darat. Disamping itu peningkatan daya tarik wisata, sarana wisata serta rangkaian-rangkaian acara akbar dalam Festival Krakatau di Provinsi Lampung semakin menambah motivasi kunjungan dari wisatawan. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Lampung, peningkatan wisatawan nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Lampung dari tahun ke-tahun cukup signifikan. Kondisi ini menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu titik distribusi bagi wisatawan di Pulau Sumatera. Gambar 4.1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisnus dan Wisman di Provinsi Lampung Tahun 2008-2010

4-10

Sumber: Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Lampung

b. Kota Palembang Palembang, Sumatera Selatan, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan meskipun terjadi penurunan yang pada jumlah wisatawan mancanegara dari 42.953 pada tahun 2011 menjadi 30.117 pada tahun 2012 (-30%) dan wisatawan nusantara dari 230.1760 pada tahun 2009 menjadi 207.8630 pada tahun 2010 (-10%), namun peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara terjadi pada tahun-tahun lainnya. Gambar 4.2. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisnus dan Wisman di Kota Palembang Tahun 2008-2012

Sumber: Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Selatan Daya tarik yang dapat ditemui di Palembang sangatlah mempengaruhi jumlah kunjungan disana, seperti keindahan dan festival Lomba Perahu Bidar setiap bulan Agustus di Sungai Musi serta Jembatan Ampera sebagai landmark Palembang.

4-11

c. Provinsi Bangka Belitung Bangka Belitung, merupakan sebuah destinasi dengan daya tarik unggulan wisata bahari yang menyuguhkan berbagai keindahan alam serta event dan atraksi budaya, pameran, kuliner serta festival musik rutin sebagai daya tarik untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Sejalan dengan pernyataan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang disampaikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Belitung pada Seminar Neraca Satelit Pariwisata daerah Bangka Belitung di Pangkal pinang tahun 2012 bahwa kontribusi pariwisata bagi perekonomian Bangka Belitung makin tinggi yakni berdampak sebesar 4,84 % atau sebesar Rp 29,85 triliun terhadap nilai tambah sektoral Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Gambar 4.3. Belitung Belitong Beach Festival & Expo 2013 (18 - 20 Mei 2013)

Sumber: www.visitbangkabelitung.com d. Provinsi Bengkulu Bengkulu, salah satu dari kawasan Sumatera yang mempunyai potensi flora Rafflesia serta secara geografis memiliki pantai sepanjang 525 km dan sebagian wilayahnya adalah kawasan hutan lindung. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bengkulu berupaya terus meningkatkan kualitas nilai jual pariwisata Provinsi Bengkulu dan

4-12

menyampaikan informasi - informasi wisata yang tentunya akan sangat berguna dan dapat dijadikan referensi bagi wisatawan yang berencana berkunjung ke Provinsi Bengkulu dengan penyediaan Pusat Informasi Pariwisata Provinsi Bengkulu berupa website pariwisata dengan fokus substansi pariwisata. Bengkulu berupaya menjadi sebuah destinasi ‘Tujuan Wisata Akhir Pekan’ dengan pencapaian aksesibilitas yang hanya 55 menit dari Bandara Soekarno Hatta. e. Provinsi Jambi Provinsi Jambi secara geografis sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi geografis yang cukup strategis diantara kota-kota lain di Provinsi sekitarnya membuat peran Provinsi ini cukup penting terutama dalam bidang pariwisata, dengan didukung sarana transportasi dari udara dengan bandara Bandara Sultan Taha yang telah mempunyai landasan pacu sepanjang 1.900 m sehingga dapat didarati oleh pesawat jenis F-100 dan Boeing 737, serta sektor transportasi laut yang dilayani oleh Pelabuhan Talang Duku (berjarak ± 20 km arah timur dari Kota Jambi), Kecamatan Kumpeh, Provinsi Muaro Jambi. Keadaan tersebut dapat menjadi salah satu faktor pendukung dalam distribusi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara dalam pencapaiannya dari dan ke Provinsi Sumatera Selatan.

4-13

Gambar 4.4. Bandara Sultan Thaha

Sumber: www.google.com f. Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat memiliki fasilitas wisata yang cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival dan acara-acara internasional yang menjadi pendorong datangnya wisatawan ke Provinsi ini. Beberapa kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk menunjang pariwisata Provinsi Sumatera Barat adalah lomba balap sepeda Tour de Singkarak, even paralayang Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan selancar Mentawai International Pro Surf Competition. Selain itu pada bulan Januari lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat berkegiatan untuk memfasilitasi Fam Trip Asia TV Argentina untuk mengunjungi objek dan daya tarik wisata unggulan Sumatera Barat, diantaranya Jam Gadang, Ngarai Sianok, Lobang Jepang, Lawang Park, Lembah Harau, Istano Pagaruyung Batusangkar dan Danau Singkarak, serta berbagai agenda pariwisata dan budaya lainnya yang diadakan di Sumatera Barat. Kondisi peningkatan kepariwisataan di Sumatera Barat tersebut didukung dengan peningkatan hunian hotel bintang

4-14

maupun non-bintang sebanyak 62.224 pada wisatawan mancanegara tahun 2011 menjadi 67.519 pada wisatawan mancanegara tahun 2012 (8%) serta sebanyak 810.336 pada wisatawan nusantara tahun 2011 menjadi 825.383 pada wisatawan nusantara tahun 2012 (2%). g. Provinsi Riau Riau merupakan satu-satunya Provinsi yang mempunyai BUMD di bidang transportasi udara yakni PT. Riau Air, yang bertujuan untuk melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau melalui jalan darat maupun laut. Riau Air mengoperasikan Fokker-50 buatan Belanda sebanyak lima armada, dan tahun 2008 perusahaan ini menambah dua armada lagi dengan jenis Avro-RJ 100. Selain itu Provinsi Riau memiliki berbagai macam objek dan daya tarik wisata yang tersebar di 12 Provinsi/Kota dan akan menggelar kegiatan pariwisata bertaraf internasional yang dilabeli dengan Festival Bekudo Bono. Gambar 4.5. Riau Airlines

Sumber: www.google.com

Gelombang fenomenal tersebut memang kini menjadi daya tarik wisatawan mancanegara karena keunikannya. Kegiatan ini

4-15

diharapkan akan mendongkrak promosi wisata gelombang tujuh hantu Bono. Beberapa peselancar dunia diharapkan datang, seperti dari Prancis, Brasil, China, dan Afrika Selatan dan lainnya. Gelombang bono yang ada di Riau ini merupakan salah satu dari 3 (tiga) yang ada di dunia, bahkan yang ada di Pelalawan tersebut merupakan yang terbesar di dunia dibandingkan 2 gelombang lainnya yang ada di Sungai Amazone Brazil dan salah satu sungai di China.

7. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata sebesar sebesar 6.4 % pada triwuluan II-2012. Pertumbuhan rata – rata nasional ini dapat dikatakan sudah baik apabila dibandingkan Cina (pertumbuhan sebesar 7,6 % pada kwartal II-2012) sebagai negara yang lebih tinggi kinerja ekonominya. Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan masih bertumpu kepada sektor primer.

Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian, keduanya memberikan kontribusi sebesar 48,24 persen. Sektor pertanian sendiri memberikan kontribusi sebesar 46,35 persen terhadap total PDRB. Sisanya sebesar 1,89 persen merupakan kontribusi dari sektor pertambangan dan penggalian. Dengan kontribusi sebesar ini berarti dapat dikatakan separuh perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan berasal dari sektor primer. Besarnya kontribusi sektor pertanian menggambarkan bahwa masyarakat Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar masih bergerak di bidang agraris sehingga sektor ini sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Sumatera Selatan. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan terbesar pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor bangunan yang tumbuh sebesar 10.87%. Selain sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi juga memiliki pertumbuhan sebesar 10.17% dari PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011.

4-16

Gambar 4.6. Koridor Ekonomi Sumatera

Sumber: kp3ei.go.id

Kontribusi sektor pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan terhadap perekonomian, secara dokumen resmi ataupun penelitian belum diketahui, tetapi saat penyelenggaraan event-event nasional seperti Jambore Nasional di Provinsi Sumatera Selatan bahkan Sea Games di Palembang yang jaraknya tidak jauh dari Sumatera Selatan turut memberi pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan.

Dari sisi PDRB Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data Sumatera Selatan dalam angka 2014 Tahun 2013, sektor hotel dan restoran serta jasa-jasa hanya memberikan kontribusi terhadap PDRB Provinsi Sumatera Selatan sebesar 14% dan 11% pada masing-masing jenis usaha. Hal ini menunjukkan apabila dilihat dari sisi penghitungan PDRB Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013, sektor hotel dan restoran yang terkait dengan usaha pariwisata memeberikan kontribusi cukup besar menempati peringkat ke-4 terbesar dalam memebrikan kontirbusi dalam

4-17

pendapatan daerah. Hal ini merupakan peluang dalam peningkatan investasi dari pihak swasta yang dapat turut serta dalam pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

8. Persaingan dan Perkembangan Destinasi Wisata Pada Tingkat Nasional Maupun Internasional Penataan dan pengembangan kepariwisataan di wilayah lain, baik pada skala nasional maupun regional. Tiap daerah maupun negara secara terus- menerus berupaya menggali potensi pariwisatanya sebagai salah satu unsur pembangunan wilayah. Di satu sisi, upaya ini akan dapat meningkatkan daya tarik dan daya saing kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Provinsi Sumatera Selatan Namun di sisi lain, upaya pengembangan pariwisata daerah lain ini harus dicermati secara serius oleh Provinsi Sumatera Selatan.

Kondisi ini tentunya akan meningkatkan persaingan yang terjadi antar destinasi, pada konteks nasional dengan Provinsi-Provinsi lainnya dan pada konteks regional dengan Malaysia dan Thailand yang memiliki karakteristik produk yang hampir sama. Persaingan tidak hanya mencakup upaya untuk meraih kunjungan wisatawan namun juga persaingan dalam meraih investasi di sektor pariwisata. Untuk itu, para pelaku usaha dan stakeholders kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan perlu segera meningkatkan kualitas dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada serta didukung oleh kebijakan dan iklim investasi yang kondusif.

4-18

9. Potensi Pasar Melalui Media Online Internet dan Kendala dalam Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia Gambar 4.7. Potensi Pasar Online Indonesia

Sumber: google.com

Potensi ekspansi Pasar Wisatawan dan Pelaku Usaha Pariwisata melalui Media Online mengalami pertumbuhan yang amat pesat. Perkembangan ekonomi digital tidak dapat terlepas dari kondisi penetrasi internet, penetrasi mobile, infrastruktur pendukung, budaya digital masyarakat, dan lain-lain. Dalam aspek-aspek tersebut, kondisi Indonesia semakin baik dan hal ini akan sangat membantu perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Internet saat ini semakin banyak dimanfaatkan oleh orang-orang di seluruh dunia dan telah bergeser menjadi media informasi utama menggantikan media seperti televisi, dan radio. Internet harus digunakan sebaik-baiknya untuk melakukan penyebaran informasi, komunikasi dan melahirkan model-model bisnis baru yang dapat menyokong kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Sumatera Selatan.

4-19

Dalam satu dekade terkahir, pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia sangat signifikan. Dalam tempo 6 tahun antara 2004-2009 misalnya, pengguna internet meningkat 167%. (Sumber : APJII dan Synovate Analysis)

Pengguna internet di Indonesia merupakan pasar yang besar bagi situs- situs global. Situs internet yang paling sering diakses oleh para pengguna internet di Indonesia di bulan April 2015, diantaranya adalah Google dan Facebook. Hal ini dapat dimanfaatkan bagi pemerintah daerah khususnya Provinsi Sumatera Selatan dalam memasarkan kepariwisataannya melalui media online internet bagi wisatawan domestik dan lebih jauh mancanegara.

Tabel 4.2. Situs Teratas di Indonesia Januari 2015 Peringkat Nama Situs 1 google.co.id 2 google.com 3 facebook.com 4 youtube.com 5 blogspot.com 6 yahoo.com 7 detik.com 8 kaskus.co.id 9 wordpress.com 10 kompas.com Sumber : Alexa, Januari 2015

Indonesia sebagai Negara ke 4 (empat) terbesar pengguna jejaring sosial dunia (facebook) dengan 42.684.480 anggota, dimana potensi ini merupakan peluang dalam menginformasikan dan memasarkan produk pariwisata pada masyarakat Indonesia dan lebih luasnya pada masyarakat internasional. Pelaku pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan harus memanfaatkan teknologi informasi ini secara optimal untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan pemasaran, dalam bersaing dengan destinasi wisata lain di dalam negeri maupun luar negeri.

4-20

Perkembangan teknologi, termasuk teknologi informasi demikian pesat yang menjadikan kendala jarak secara fisik sebagai bukan masalah lagi dan juga kemampuan jangkauannya yang cenderung ‘tanpa batas’. Teknologi informasi merupakan salah satu platform informasi bagi wisatawan untuk mengetahui objek wisata di Indonesia, Teknologi komunikasi dan informasi penting dimanfaatkan untuk memajukan industri kepariwisataan dengan integrasi informasi melalui pemesanan agen perjalanan, hotel dan transportasi secara online. Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain di dunia ditandai dengan: a. Rendahnya ketersediaan vendor untuk teknologi komunikasi dan informasi akibat sulitnya menembus birokrasi pemerintah. b. Rendahnya ketersediaan infrastruktur teknologi (Misal : Penangkap Sinyal) c. Rendahnya kesiapan SDM dalam menghadapi perkembangan teknologi, ditunjukkan dengan tingkat buta teknologi yang tinggi. d. Rendahnya kesiapan bisnis dalam menghadapi perkembangan teknologi, ditunjukkan dengan rendahnya instalasi telefon bisnis. e. Rendahnya prioritas dalam mengembangkan kebijakan terkait teknologi informasi dan komunikasi. f. Belum meratanya penggunaan internet di seluruh daerah Indonesia. g. Rendahnya penggunaan teknologi pada tingkat bisnis untuk melakukan inovasi. h. Rendahnya penggunaan teknologi pada perwakilan pemerintah untuk peningkatan efisiensi kerja.

4-21

1. Analisis Destinasi Pariwisata Dalam konteks perwilayahan, berdasarkan Draft Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan telah ditetapkan peruntukan kawasan pariwisata yang tersebar di 6 Kecamatan di Kab. Sumatera Selatan dengan 52 Kawasan/Daya Tarik Wisata, secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan PERMENBUDPAR No. PM.37/UM.001/MKP/07, kriteria penetapan destinasi unggulan sekurang-kurangnya, adalah: 1. Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata; 2. Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; 3. Aksesibilitas; 4. Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat; 5. Potensi pasar; dan 6. Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah;

Berdasarkan kebijakan tersebut diatas, guna menilai kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan menjadi suatu destinasi unggulan perlu dilakukan suatu analisis minimal mencakup aspek-aspek tersebut diatas.

2. Analisis Kemampuan Produk Wisata Provinsi Sumatera Selatan Dalam konteks produk pariwisata berdasarkan Gunn didasarkan atas Atraksi Wisata, Amenitas Wisata dan Aksesibilitas. Dalam konteks atraksi wisata, Provinsi Sumatera Selatan memiliki 80 daya tarik wisata alam aktual dan potensial, 69 daya tarik wisata alam dan 11 daya tarik wisata budaya aktual dan potensial. Provinsi Sumatera Selatan secara daya tarik wisata sangat didominasi oleh daya tarik wisata alam dan budaya peninggalan jaman megalitikum dengan keterbatasan diversifikasi produk. Berikut disampaikan penilaian pada kemampuan produk wisata Kab. Sumatera Selatan:

4-22

Tabel 4.3. Matriks Kemampuan Produk Wisata Provinsi Sumatera Selatan NO INDIKATOR PENGUKURAN BOBOT Nilai 1 ATRAKSI Jenis Keterangan Keunikan Keterangan WISATA Tidak Ada Ada Ada Tidak ada 1-3 4-7 (1) ada (0) (2) (4) (0) Alam - 2 -  Sungai 1 - Kondisi alam yang masih 3  Air Terjun lestari dan alami.  Pegunungan  Hutan  Aksesibilitas menuju daya tarik wisata alam masih terbatas. Budaya - 3 -  Adat dan Istiadat Warga 1 - Adat istiadat yang masih 4 Sumatera Selatan, terjaga dan dibudayakan.  Bangunan Tradisional (Rumah),  Peninggalan Sejarah dan Situs (Legenda)  Kegiatan event tradisional.  Event-event lainnya yang terkonsentrasi di Kota Palembang  Kesenian dalam bentuk kerajinan tangan dan tarian tradisional Buatan - 3 - Kawasan Rekreasi Alam dan 0 3 Akomodasi Terpadu 2 AMENITAS Jenis Ket Kondisi Prasarana Tidak Ada Ada Baik Cukup Tidak baik ada 1-3 4-7 (2) (1) (0)

4-23

NO INDIKATOR PENGUKURAN BOBOT Nilai (0) (2) (4) Air bersih - 3 -  PDAM, Sumber air tanah hanya - 1 - 4 tersedia di sekitar Kec. Sumatera Selatan  Wilayah lainnya -masih memanfaatkan tadah hujan/sumur air Listrik - 3 -  Pasokan cukup bai, tetapi hanya - 1 - 4 terkonsentrasi di Kec. Sumatera Selatan dan Sekitarnya  Masih sering terjadi pemadaman listrik. Telekomunikasi - - 5  Cukup baik menjangkau seluruh 2 - - 7 wilayah Kecamatan di Kab. Sumatera Selatan Jalan - 3 -  Jalan Akses Palembang-Sumatera - 1 - 4 Selatan cukup baik  Masih perlunya perbaikan sarana jalan di Kab. Sumatera Selatan khususnya wilayah Timur Fas. Kesehatan - - 4 RS, Puskesmas, Posyandu, Balai - 1 - 5 kesehatan/klinik Fas. Keamanan - - 4 Kantor polisi, Poskamling - 1 - 5 Fas. Ibadah - - 4 Masjid, Gereja - 1 - 5 Bank/ money - 3 - Berada di Kota Palembang - 1 - 4 changer Sarana Wisata Akomodasi - 3 -  Akomodasi Hotel Bintang dan 2 - - 5 Melati sudah terdapat di setiap

4-24

NO INDIKATOR PENGUKURAN BOBOT Nilai Kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan Tempat makan - - 4 Sudah tersebar di seluruh Provinsi - 1 - 5 Usaha perjalanan 0 - - Tidak ada - 0 - 0 Pusat - 2 - Masih dalam bentuk pasar - 1 - 3 perbelanjaan tradisional dan pusat keramaian rakyat TIC 0 - - Tidak Ada - 0 - 0 3 Aksesibilitas Jenis Keterangan Kondisi Tidak Ada Ada Baik Cukup Tidak baik ada 1-3 4-7 (2) (1) (0) (0) (2) (4) Moda - 2 - Masih sedikit dan seperti 2 - - 4 transportasi transportasi pada umumnya, tersebar di beberapa kecamatan Terminal - 2 - Masih terminal sederhana dan - 1 - 3 tersebar di beberapa kecamatan di Provinsi Sumatera Selatan Bandara 0 - - Tidak Ada - - - 0 Pel. - 2 - Tersebar di kecamatan yang dilewati 2 1 - 5 Laut/Dermaga oleh sungai utama, dengan kondisi cukup TOTAL 61

4-25

Berdasarkan kepada tabel pembobotan tersebut, dapat dilihat posisi kemampuan produk wisata di Provinsi Sumatera Selatan, sebagai berikut :

Berdasarkan kepada hasil tabel pembobotan di atas, Provinsi Sumatera Selatan memiliki nilai 61 (enam puluh satu). Faktor utama dari aspek produk wisata, Provinsi Sumatera Selatan dapat dikatakan minim variasi daya tarik wisata selain alam.

Provinsi Sumatera Selatan secara umum sudah memiliki sarana dan prasaran pendukung pariwisata namun masih minim dan terkendala dengan sistem dan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang pariwisata. Kebijakan dan peraturan kepariwisataan perlu ditingkatkan dan dibentuk serta dapat dioperasionalkan sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk setiap kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan.

Aksesibilitas di Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu aspek yang perlu dicermati dalam pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Jalan akses antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan masih perlu banyak pembenahan, selain dari daya tarik yang unggul aksesisbiltas merupakan salah satu peran penting dalam peningkatan pembangunankepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan karena aksesibilitas menjadi stimulus bagi wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata di kabupaten dan kota lain di Provinsi Sumatera Selatan sehingga tidak hanya terkonsentrasi di Kota Palembang dan dapat terdistribusi dengan baik ke kabupaten/kota lain.

3. Permasalahan Internal Pembangunan Kepariwisataan a. Daya tarik wisata yang terdapat di Sumatera Selatan masih sangat mengandalkan kepada daya tarik wisata alam dengan

4-26

keterbatasan diversifikasi produk. Dalam upaya meningkatkan nilai daya tarik perlu dilakukan pengemasan daya tarik wisata sehingga mampu memenuhi kebutuhan wisatawan yang akan berdampak kepada peningkatan kunjungan wisatawan

b. Produk pariwisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan secara umum belum dikembangkan sesuai dengan karakteristik yang ada, serta lemahnya pengelolaan yang professional. Implikasi dari kondisi ini adalah rendahnya kualitias pelayanan wisata kepada wisatawan.

c. Tidak meratanya pembangunan fasilitas wisata baik dari jenis, kualitas dan kuantitas di seluruh Provinsi/kota, sehingga perlu dilakukan peningkatan dan pengembangan fasilitas wisata sesuai dengan kebutuhan aktivitas pariwisata di masa datang.

4. Analisis Pasar dan Pemasaran Pemasaran pada destinasi pariwisata merupakan salah satu faktor kunci dalam kesuksesan pembangunan suatu destinasi pariwisata. Pemasaran pariwisata merupakan ujung tombak dalam penciptaan awareness dan image pada kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan sehingga pada akhirnya peningkatan arus kunjungan wisatawan. Pemasaran pariwisata pada dasarnya terdiri dari dua aspek pokok yaitu produk yang berperan sebagai supply side dan pasar yang berperan sebagai demand side. Pemahaman terhadap kedua hal diatas sangat penting dalam menjalankan fungsi pemasaran pariwisata.

a. Pasar Pariwisata Pemasaran pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan sebagai destinasi wisata berperan melalui penetapan pasar sasaran, serta penanganan dan pengembangan pasar melalui penciptaan, pendistribusian, dan pengkomunikasian nilai destinasi wisata. Pentingnya membangun nilai destinasi mengharuskan pemasaran pariwisata Provinsi Sumatera Selatan untuk selalu outward looking

4-27

dan bersikap proaktif terhadap setiap perubahan lingkungan atau yang disebut sebagai Pro-Active Marketing. Pentingnya orientasi pasar diterapkan secara konsisten adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap kemampuan sumber daya untuk diselaraskan dengan preferensi konsumen. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar maka pariwisata Sumatera Selatan harus mampu menerjemahkan perilaku maupun kebutuhan wisatawan secara menyeluruh untuk dapat mengetahui dan memahami harapan dan preferensi wisatawan, untuk dapat disesuaikan dengan kesediaan produk yang ditawarkan (product- market matching).

Berikut ini dijabarkan aspek-aspek pasar yang berfungsi sebagai demand side dalam pemasaran destinasi pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan, sebagai berikut:

1) Jumlah Wisatawan Meskipun tingkat kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan masih belum menempati urutan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Tingkat kunjungan wisatawan berdasarkan data PES 2014 Provinsi Sumatera Selatan menempati peringkat ke 11 pada tahun 2014. Secara umum tingkat kunjungan di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun jumlah kunjungan wisatawannya masih berpotensi meningkat diantara provinsi di Pulau Sumatera. Pada Tahun 2013 tingkat kunjungan wisatawan berdasarkan Provinsi Sumatera Selatan dalam angka 2014 untuk wisatawan nusantara tercatat sebanyak 114.705.774 orang mengalami peningkatan sebesar 6.8% dari tahun 2012 sedangkan untuk wisatawan mancanegara pada tahun 2013 tercatat sebanyak 31.408 orang mengalami peningkatan sebanyak 4% dari tahun 2012.

4-28

Meskipun masih belum optimal namun jumlah wisatawan di Provinsi Sumatera Selatan dapat menjadi potensi pada masa yang akan datang. Beberapa faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan di Provinsi Sumatera Selatan dimasa datang antara lain:

a) Peningkatan aktivitas perjalanan global maupun nasional, b) Peningkatkan aktivitas ekonomi dan transportasi yang juga akan diikuti oleh peningkatan arus penumpang dan barang, c) Peningkatan kualitas dan kuantitas aksesibilitas ke seluruh wilayah Sumatera.

2) Klasifikasi Pasar Wisata Identifikasi pasar wisata dapat dilakukan dengan mempertimbangkan fakta pasar dan kecenderungannya untuk dapat merasionalisasikan ke dalam penetapan pasar sasaran. Berdasarkan pada data yang ada, Provinsi Sumatera Selatan saat ini telah mampu menarik kunjungan baik wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) meskipun masih dalam jumlah yang terbatas.

Berdasarkan hasil pencermatan, pasar wisata yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan dapat didefinisikan sebagai berikut:

a) Wisatawan Nusantara Wisatawan nusantara (wisnus) merupakan salah satu jenis wisatawan yang dominan melakukan aktivitas wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan referensi yang disampaikan oleh Dirjen Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, aktivitas wisata yang dilakukan oleh Wisnus tidak ada musimnya dimana perkembangannya jauh lebih besar dan pesat

4-29

daripada wisman. Perjalanan wisnus tidak mengenal musim, mereka bisa jalan-jalan di tahun baru, atau kenaikan kelas dan sebagainya. Yang membuat okupansi hotel penuh, booking tiket dan kendaraan penuh itu tidak murni wisatawan, tapi juga orang-orang yang melakukan seminar, musyawarah tingkat nasional maupun tingkat Provinsi, dan sebagainya. b) Wisatawan Mancanegara Wisatawan mancanegara (wisman) merupakan target utama bagi pembangunan kepariwisataan baik pada tingkat nasional maupun daerah. Kunjungan wisman ke suatu negara atau wilayah diharapkan akan mampu mendatangkan devisa. Kunjungan wisatawan ke Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2012 berjumlah 3.225.261 orang. Angka ini dapat dikatakan angka yang baik apabila di bandingkan dengan wilayah- wilayah lain di Provinsi Sumatera Selatan.

World Tourism Organization (WTO) (dalam Yasin et al., 2003) memperkirakan pada tahun 2020 industri pariwisata global tumbuh dengan rata-rata 6% lebih pertahun. Harapan tersebut berdasarkan pada data, dimana sejak tahun 2000 kunjungan pariwisata internasional tumbuh di atas 7%. Asia Pasifik menjadi pendorong wisata internasional dengan menarik 185 juta wisatawan. Sementara untuk pada tingkat nasional aktivitas pariwisata Indonesia tumbuh sebesar 8.6% pada kwartal I-2012. Kondisi ini tentunya memberikan peluang bagi Provinsi Sumatera Selatan dalam meraih pasar

4-30

wisatawan mancanegara tentunya dengan dukungan keunggulan produk wisata.

3) Potensi Pasar Wisata a) Wisatawan Nusantara Dengan jumlah wisatawan nusantara di Indonesia yang demikian besarnya di Indonesia maka peluang Provinsi Sumatera Selatan dalam meningkatkan jumlah wisnus namun perlu segmen pasar yang tepat. Pada tahap awal maka potensi pasar adalah:

o Penduduk Provinsi Provinsi Sumatera Selatan. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6.38 % (triwulan 1 2011; Bank Indonesia 2012) yang berarti mendekati pertumbuhan nasional sebesar 6.7 %. Semakin meningkat kesejahteraan dapat diasumsikan akan terjadi peningkatan perjalanan wisata. Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan sangat membutuhkan aktivitas wisata. Artinya bahwa sebelum masyarakat Sumatera Selatan melakukan aktivitas wisatanya ke luar Provinsi bahkan ke luar negeri sudah seharusnya kegiatan wisatanya diarahkan terlebih dahulu ke dalam Provinsi Sumatera Selatan. o Provinsi Sekitar Provinsi Sumatera Selatan. Pariwisata merupakan sektor yang tidak mengenal batas wilayah sehingga asal wisatawan dapat berasal dari berbagai daerah di luar Provinsi Sumatera Selatan. Keunikan sumber daya pariwisata yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan belum tentu dapat ditemukan di Provinsi lain di Indonesia khususnya di Pulau Sumatera. Provinsi-provinsi sekitar Provinsi

4-31

Sumatera Selatan merupakan pasar yang sangat potensial untuk menjadi target wisatawan. o Wilayah lain di Indonesia. Jumlah wisatawan nusantara pada tahun 2011 sebesar 125 juta dengan 235 juta perjalanan (Kementerian Parekraf, 2012) merupakan suatu angka yang sangat menggiurkan. Berdasarkan Buku Putih Pemasaran Pariwisata 2010, potensi pariwisata nusantara berasal dari Provinsi: . Jawa Timur

. Jawa Barat

. Jawa Tengah

. DKI Jakarta

. Sumatera Utara

. Banten

. Lampung

. Sulawesi Selatan

. Sumatera Barat

. DI Yogyakarta

Tabel 4.4. Persentase Kunjungan Wisatawan Berdasarkan Jenis Pengaturan Perjalanan dan Media Sumber Informasi yang di Gunakan

Sumber: Statistik Nusasntara, 2015

4-32

Sementara itu berdasarkan statistik wisatawan nusantara 2011, motivasi perjalanan wisatawan nusantara terbesar adalah untuk VFR (51.30%) dan rekreasi adalah 27.36%. Untuk motivasi perjalanan pada kegiatan rekreasi 3 (tiga) terbesar dilakukan oleh masyarakat dari Provinsi Bangka Belitung (70.43%), Jakarta (48.81%), Kep. Riau (40.15%), Banten (39.54%), dan Yogyakarta (39.14%). Tapi apabila melihat aksesibilitas, maka potensi pasar nusantara yang dianggap memiliki potensi yang menjanjikan pada fase awal ini adalah yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten dan Provinsi lampung. b) Potensi Wisatawan Mancanegara Sebagai salah satu primadona tujuan pengembangan pariwisata, wisman menjadi target pasar bagi setiap daerah di Indonesia. Tidak adanya penerbangan langsung dari negara asal menuju Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu kendala dalam meraih pasar wisman. o Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan target pasar pada destinasi-destinasi unggulan di Provinsi Sumatera Selatan yang telah dapat menarik kunjungan wisatawan mancanegara secara massif (Kota Palembang). o Adanya penerbangan lanjutan dari Bandara Soekarno Hatta menuju Palembang merupakan peluang dalam menarik wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu masuk bandara Soekarno Hatta. Asal negara wisatawan yang memiliki jumlah wisatawan terbesar yang masuk melalui pintu masuk Bandara Soekarno Hatta adalah : Malaysia, China, Jepang dan Singapura.

4-33

Dalam menetapkan pangsa pasar, sasaran hal yang perlu menjadi perhatian adalah preferensi. Preferensi berarti harapan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata di suatu destinasi menjadi perhatian utama dari pengelola kepariwisataan. Beberapa hal yang terkait dengan preferensi pasar terhadap pengembangan produk yang perlu dicermati antara lain: o Peningkatan variasi aktivitas serta objek wisata untuk memberikan pilihan yang lebih banyak dalam melakukan aktivitas wisata. o Peningkatan aksesibilitas, dalam hal ini, perbaikan dan peningkatan sistem transportasi menjadi sebuah prioritas pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan. o Peningkatan kualitas dari prasarana dan sarana wisata yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan. o Pengembangan sistem informasi kepariwisataan, untuk kepentingan wisatawan, investasi, dan perencanaan terkait yang terpadu: lintas sektor dan antar wilayah. o Kebijakan dan program – kegiatan pengembangan produk yang mendukung kegiatan pariwisata yang sesuai dengan preferensi pasar. o Pengembangan wisata budaya dalam kemasan produk yang menarik (event, festival) o Penetapan strategi pemasaran yang superior dalam meningkatkan awarness terhadap Provinsi Sumatera Selatan. b. Pemasaran Pariwisata Pengelolaan pemasaran pariwisata saat ini di Provinsi Sumatera Selatan umumnya dilakukan oleh pemerintah (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) dan pengelola per-kawasan/objek (pihak swasta)

4-34

belum terintegrasi dengan baik. Dalam upaya meningkatkan daya saing sebuah destinasi wisata kedua institusi itu dalam keterkaitan pemasaran di Provinsi Sumatera Selatan dengan provinsi-provinsi sekitarnya saling bekerjasama dalam menetapkan strategi pemasaran di Provinsi Sumatera Selatan sebagai daerah tujuan wisata. Pemasaran destinasi pariwisata berdasarkan UNWTO, 2010 ditujukan untuk meningkatkan image, brand, positioning dan vision, oleh karena itu pemasaran destinasi ditujukan guna peningkatan awarness dan informasi terhadap eksistensi suatu destinasi pariwisata.

Aktivitas pemasaran yang telah dilakukan oleh Provinsi Sumatera Selatan, antara lain: 1) Pengembangan situs-situs pariwisata yang sudah terintegrasi dengan informasi-informasi kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan baik dari sisi daya tarik wisata, jalur wisata yang berada di Provinsi Sumatera Selatan, akomodsi yang tersedia, sehingga dapat mudah di akses oleh wisatawan yang akan berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan. 2) Pengembangan event-event budaya dan pariwisata yang sudah berskala nasional dan internasional, namun hanya terkonsetrasi pada Kota Palembang sehingga agenda event- event yang berada di kabupaten/kota lain belum mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah provinsi. 3) Pembuatan material-material promosi berupa brosur, liflet, dll. 4) Pengiriman duta-duta budaya ke berbagai event budaya.

Minimnya aktivitas pemasaran tersebut di atas, mengindikasikan belum optimalnya pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Dalam konteks pemasaran, kegagalan yang terjadi umumnya, termasuk didalamnya pada pemasaran destinasi pariwisata antara lain:

4-35

1) Dangkalnya Rencana Pemasaran; 2) Kurangnya Analisa Situasi Lingkungan; 3) Tujuan dan Sasaran Yang Tidak Realistis; dan 4) Perubahan Persaingan tidak diantisipasi.

Salah satu upaya peningkatan informasi dan awarness yang saat ini sedang menjadi trend adalah dengan melalui teknologi informasi berbasis digital/internet. Aktivitas pemasaran ini dapat dikembangkan dengan pertimbangan: Berdasarkan hasil PES, 2013 wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dalam melakukan pengaturan perjalanannya dengan memanfaatkan sumber informasi adalah sebagai berikut : 1) Sebagai sumber informasi, internet (68.71%) masih sebagai informasi kepariwisataan yang sangat dominan digunakan oleh wisatawan mancanegara dalam merencanakan perjalanan wisatanya ke Indonesia, sementara itu meskipun liflet/brosur dianggap sebagai alat promosi yang kuno namun wisatawan mancanegara masih dominan menggunakannya dalam merencanakan aktivitas wisatanya ke Indonesia. 2) Bagi wisatawan nusantara, pengguna internet juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian MarkPlus Insight 2011, jumlah pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta dengan dominasi kelompok umur 15-30 tahun. Selain daripada itu dalam konteks media sosial (facebook), Indonesia menempati posisi ke 4 (empat) dunia. Dalam pemasaran, internet merupakan salah satu alat informasi maupun promosi yang saat ini menjadi andalan banyak usaha termasuk pariwisata. Keuntungan dari penggunaan internet sebagai media pemasaran. 1) Efisiensi Biaya, internet disebut sebagai paperless media karena tidak perlu biaya cetak sehingga mampu menghemat

4-36

anggaran biaya. Dimana calon wisatawan hanya mencetak (apabila diperlukan) informasi yang dibutuhkan sehingga tidak perlu dilakukan pencetakan secara keseluruhan. 2) Tinggi jangkauan pasar, informasi yang ditampilkan mampu menjangkau pasar secara internasional dalam waktu bersamaan mengingat bahwa internet saat menjadi kebutuhan setiap manusia modern. 3) Meningkatnya penggunaan gadget, alat yang menampilkan informasi yang berbasis internet menjadi semakin murah sehingga menjadi peralatan yang menjadi pelengkap utama kehidupan manusia dunia. 4) Kemudahan pembaharuan data, dengan bentuknya yang digital maka memudahkan melakukan pembaharuan data (up dating) tanpa mengubah bentuk alatnya.

Kepariwisataan nasional dari tahun ke tahun menunjukan perannya yang semakin penting dalam pembangunan nasional, ini dapat terlihat dari diperbaharuinya undang-undang kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009) dan dibuatnya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional.

Dalam Rencana Program Pembangunan Jangka Menengah, strategi pembangunan pariwisata diletakkan sebagai salah satu upaya untuk memperoleh devisa dari sektor non migas. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non migas adalah dengan meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa, sehingga sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi salah satu penghasil devisa besar.

Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi

4-37

dalam jasa pelayanan pariwisata. Langkah tersebut diharapkan dapat memberikan hasil signifikan bagi perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, yang dapat membawa dampak sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Kelembagaan mencakup hal-hal yang tidak tertulis seperti aturan adat, norma dan sistem nilai yang dianut masyarakat, dan mencakup sesuatu yang ditulis secara formal dan ditegakkan oleh aparat pemerintah. Jadi definisi kelembagaan adalah kegiatan kolektif dalam suatu kontrol atau jurisdiksi, pembebasan atau liberalisasi, dan perluasan atau ekspansi kegiatan individu seperti tersebut di atas.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memiliki hak otonomi daerah dalam melaksanakan pembangunannya termasuk bidang kepariwisataan. Sebagai sebuah Provinsi yang berada pada lingkup kewenangannya dan tentunya dengan SKPD yang memiliki keragaman tugas dan fungsi dan sumber daya pariwisata tentunya membutuhkan suatu sinergitas dalam mengimplementasikan pembangunan kepariwisataan. Kajian lingkungan kelembagaan pemerintah sebagai salah satu aspek penting dalam pencermatan lingkungan internal yang akan mempengaruhi pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Sampai dengan saat ini belum terjalinnya koordinasi dan sinergitas yang optimal antar Kabupaten, Kota dan Provinsi dalam pengembangan sektor kepariwisataan. Hal ini mutlak untuk dilakukan mengingat pariwisata merupakan salah satu sektor yang bersifat multidisiplin dan multisektor.

Perlunya penyelarasan Visi dan Misi antar lembaga di seluruh pemerintah daerah untuk pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan juga perlu diperhatikan implikasinya, yaitu perlunya integrasi antar bidang di kelembagaan pemerintahan daerah di Provinsi Sumatera Selatan dengan bidang pariwisata.

Untuk membantu mewujudkan dan menjaga sinergitas antar bidang kelembagaan kepariwisataan maka dibutuhkan adanya suatu badan/organisiasi yang dapat memfasilitasi dan menjaga keberlanjutan proses

4-38

sinergitas tersebut. Koordinasi dalam kenyataannya bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk diimplementasikan, namun dapat dilakukan dengan koordinasi antar seluruh stakeholders sehingga tercipta kesamaan visi dan misi aktivitas kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

Badan/organisasi ini merupakan badan independen yang keanggotaannya terdiri dari perwakilian stakeholders yang akan menjadi mitra bagi pemerintah Provinsi dalam menetapkan kebijakan-kebijakan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan didanai secara kolektif dari seluruh stakeholders kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

Usaha kepariwisatan merupakan hal yang menjadi aspek yang sangat diperhatikan dalam pengembangan kepariwisataan nasional yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi daerah dan masyarakat. Industri kepariwisataan akan menjadi sarana dalam pemberian pelayanan kepada wisatawan dan yang paling utama adalah penyediaan lapangan pekerjaan kepada masyarakat di suatu destinasi pariwisata.

Produk industri yang dianggap tidak pernah habis dipakai adalah pariwisata. Selain tidak merusak lingkungan pariwisata juga dinilai turut mengembangkan budaya kearifan lokal suatu daerah. Industri kepariwisataan akan menjadi sarana dalam pemberian pelayanan kepada wisatawan dan yang paling utama adalah penyediaan lapangan pekerjaan kepada masyarakat di suatu destinasi pariwisata.

Secara nasional industri pariwisata sudah dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan nasional. Hasil perhitungan Kemenparekraf sampai dengan tahun 2010 ada 7,44 juta orang yang bekerja dalam sektor pariwisata, menghasilkan upah dan gaji dari sektor pariwisata mencapai 84,80 triliun dan penciptaan pajak sampai dengan 9,35 triliun. Menurut Kementerian Parekraf pada pertemuan menteri pariwisata G-20, 2012 menyatakan bahwa Prediksi

4-39

pergerakan wisatawan mancanegara (wisman) di seluruh dunia pada akhir tahun 2012 akan mencapai 1 miliar orang dan menjadi 1,8 miliar pada tahun 2030. Dalam hal ini pariwisata adalah penggerak utama penciptaan lapangan kerja atau terhitung 8% dari ketenagakerjaan global. Setiap pekerjaan di sektor pariwisata diperkirakan membuat dua pekerjaan baru di sektor lain. Pariwisata juga mempekerjakan enam kali lebih banyak orang daripada sektor manufaktur otomotif global, empat kali lebih banyak dari sektor pertambangan, dan lebih sepertiga dari sektor keuangan. Informasi yang dikemukakan oleh Ketua STP Bandung, menyatakan bahwa pada 2011, sektor pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 11% dengan semakin berkembangnya jaringan hotel modern yang dikelola secara profesional di kota-kota lapis ketiga dalam peta industri pariwisata Indonesia. Tabel 4.5. Neraca Pariwisata Nasional Dampak thd Dampak thd Dampak thd Dampak thd Dampak thd Produksi PDB Kesempatan Upah & Gaji Penciptaan Barang Kerja Pajak Satuan % Triliun % Triliun % Juta Org % Triliun % Triliun 2006 4.62 306.50 4.30 143.6 4.65 4.44 4.44 45.63 4.12 5.40 2007 4.62 362.10 4.29 169.622 5.22 5.22 4.43 53.88 4.09 6.31 2008 5.06 499.67 4.70 232.97 6.84 7.02 4.97 75.45 4.32 8.41 2009 4.79 504.69 4.16 233,63 6.68 6.98 4.70 75.49 4.19 8.36 2010 4.73 564.15 4.06 261.04 6.87 7.44 4.63 84.80 4.13 9.35 6 Sumber: Kemenparekraf, 2012. Secara internasional, industri pariwisata merupakan salah satu industri yang dianggap berhasil menyerap tenaga kerja cukup banyak, terhitung bahwa industri pariwisata internasional menyumbang 8% penyerapan tenaga kerja internasional. Bahkan di dalam masa krisis ekonomi global sektor industri pariwisata masih bisa berkembang pada tahun 2011 wisatawan internasional meningkat 4,6% mencapai 982 juta jiwa, sementara penerimaan pariwisata internasional tumbuh sebesar 3,8%.

Undang-undang Kepariwisataan mendefinisikan industri pariwisata sebagai kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan

4-40

dalam penyelenggaraan pariwisata. Pada pasal 14 juga disebutkan beberapa usaha, yang termasuk dalam usaha pariwisata :

4-41

1. Daya tarik wisata; 2. Kawasan pariwisata; 3. Jasa transportasi wisata; 4. Jasa perjalanan wisata; 5. Jasa makanan dan minuman; 6. Penyediaan akomodasi; 7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; 8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; 9. Jasa informasi pariwisata; 10. Jasa konsultan pariwisata; 11. Jasa pramuwisata; 12. Wisata tirta; dan 13. Spa.

Berdasarkan PP. No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional bahwa ada beberapa hal yang harus menjadi acuan dalam pengembangan Industri di Provinsi Sumatera Selatan, acuan pengembangan industri pariwisata adalah sebagai berikut; 1. Penguatan struktur industri pariwisata; 2. Peningkatan daya saing produk pariwisata; 3. Pengembangan kemitraan usaha pariwisata; 4. Penciptaan kredibilitas bisnis; dan 5. Pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Arahan atau acuan di dalam RIPPARNAS pun sudah jelas bahwa strategi yang harus ditempuh untuk membangun industri pariwisata Provinsi Sumatera Selatan antara lain adalah:

4-42

Tabel 4.6. Arahan Pembangunan Industri Pariwisata No. Arahan Strategi 1 Penguatan Struktur Industri o Meningkatkan sinergitas dan keadilan Pariwisata distributif antar mata rantai pembentuk Industri Pariwisata; o Menguatkan fungsi, hierarki, dan hubungan antar usaha pariwisata sejenis untuk meningkatkan daya saing; dan o Menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah antara pelaku usaha pariwisata dan sektor terkait. 2 Peningkatan Daya Saing Produk o Mengembangkan manajemen atraksi; Pariwisata o Memperbaiki kualitas interpretasi; o Menguatkan kualitas produk wisata; dan o Meningkatkan pengemasan produk wisata. o Mendorong dan meningkatkan standardisasi dan sertifikasi usaha pariwisata; o Mengembangkan skema fasilitasi untuk mendorong pertumbuhan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah; dan o Mendorong pemberian insentif untuk menggunakan produk dan tema yang memiliki keunikan dan kekhasan lokal. o Mengembangkan kapasitas dan kualitas layanan jasa transportasi yang mendukung kemudahan perjalanan wisatawan ke Destinasi Pariwisata. 3 Pengembangan Kemitraan Usaha o Menguatkan kerja sama antara Pariwisata Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat; o Menguatkan implementasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat; dan o Menguatkan monitoring dan evaluasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat. 4 Penciptaan Kredibilitas Bisnis o Menerapkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata yang mengacu pada prinsip-prinsip dan standar internasional dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal;

4-43

No. Arahan Strategi o Menerapkan sistem yang aman dan tepercaya dalam transaksi bisnis secara elektronik; dan o Mendukung penjaminan usaha melalui regulasi dan fasilitasi. 5 pengembangan tanggung jawab o Mendorong tumbuhnya ekonomi hijau terhadap lingkungan di sepanjang mata rantai Usaha Pariwisata; dan o Mengembangkan manajemen Usaha Pariwisata yang peduli terhadap pelestarian lingkungan dan budaya. Sumber: Kemenparekraf, 2012.

Strategi-strategi yang telah disebutkan di atas harus dapat dijabarkan ke dalam program-program Pembangunan Industri Pariwisata Sumatera Selatan yang implementatif dan partisipatif, berikut adalah program-program tersebut.

Dalam menyusun Arahan dalam Kebijakan, Strategi dan Program pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan sebagai bagian dari RIPPARDA Sumatera Selatan dipergunakan analisis TOWS (Threat, Oportunities, Strenght, Weaknesses). Konsep TOWS adalah menempatkan posisi masa depan (visi) dengan melihat Threats ataupun Opportunities hanya sebagai ‘peluang semata’ lalu melihat Weaknesses dan Strengths kondisi saat ini untuk kemudian menarik garis usaha dengan menghubungkan antara visi dan kondisi saat ini. Analisis ini membagi dua faktor yaitu faktor ektsternal dan internal, sehingga bisa merumuskan strategi dari dua faktor tersebut dengan memaksimalkan aspek kekuatan (Strenght) dan kesempatan (Oportunities) guna meminimalkan aspek kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threat).

4-44

Tabel 4.7. Matriks Analisis Lingkungan Internal Kepariwisataan Sumatera Selatan ASPEK KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS) DESTINASI PARIWISATA Aset dan daya tarik Sangat kaya dengan potensi daya tarik wisata Lingkungan alam dan budaya yang rentan terhadap dampak wisata alam dan budaya yang berlimpah, khususnya berbagai kegiatan pariwisata. (W1) berbasis pada sungai, air terjun, danau dan sejarah sriwijaya serta peninggalan megalitikum. (S1) Tema pengembangan Kental dengan tema alam dan budaya. (S2) Potensi dan tema wisata yang dikembangkan di berbagai destinasi wisata hampir seragam. (W2) Struktur pemanfaatan o Sudah terdapat penetapan Kawasan Strategis Prasarana dan sarana pendukung kepariwisataan yang ada ruang Pariwisata dalam tingkat nasional dan belum memenuhi standar, terutama pusat pelayanan pariwisata provinsi. (S3) skala lokal. (W3) o Pusat-pusat pelayanan pariwisata dan informasi pariwisata telah dibangun di Kota Palembang (S4) Aksesibilitas o Transportasi dari Bandara (Kota Palembang) o Aksesibilitas menuju beberapa objek wisata masih kurang menuju Kabupaten/Kota sekitar Kota baik. (W4) Palembang cukup mudah dicapai, dengan o Prasarana pendukung jalan regional belum tersedia secara memakai travel (S5) sempurna, sehingga banyak wilayah yang perlu dijangkau o Sudah terlayani oleh jaringan transportasi dengan kendaraan biasa dalam waktu yang relatif lama yang mewadahi pergerakan didalam skala (minimnya sarana penerangan, dan penunjuk informasi arah lokal dan regional. (S6) jalan). (W5) o Keberadaan pengelolaan industri pendukung pariwisata (angkutan pelayaran, angkutan darat), yang masih belum reliable (diandalkan), termasuk jadwal keberangkatan, amat mempengaruhi mobilitas wisatawan. (W6) Jaringan utilitas Sudah terlayani oleh jaringan utilitas (jaringan air Jaringan utilitas belum merata, baik secara kualitas maupun

4-45

ASPEK KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS) bersih, listrik, drainase, sampah) khususnya di Ibu kuantitas. (W7) Kota Kabupaten dan Provinsi. (S7) Sarana penunjang Keberadaan sarana/fasilitas penunjang Terbatasnya pengembangan fasilitas pendukung pariwisata di pariwisata yang relatif sudah memadai di Kota wilayah-wilayah pemekaran, misalnya akomodasi, rumah Sumatera Selatan (S8) makan/restoran, souvenir shop, signage, dan TIC. (W8) Mitigasi bencana - o Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi bencana, pada sebagian besar daya tarik wisata dan sarana pendukungnya (hotel), misal dengan disediakannya adanya jalur dan ruang evakuasi, bangunan tahan gempa, dll. (W9) o Tidak terdapatnya early warning system pada daerah yang rawan bencana di Provinsi Sumatera Selatan.(W10) Pengelolaan Relatif belum dikenalnya pengelolaan pengunjung (berupa pengunjung pembagian zonasi dan pembatasan kunjungan) bagi daya tarik wisata lain yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi. (W11) Belum adanya penanggulangan yang cepat dan tepat dalam menangani bencana seperti kebakaran hutan yang berakibat pada banyaknya asap yang mengganggu aktivitas wisata di Provinsi Sumatera Selatan. (W12) INDUSTRI PARIWISATA Usaha pariwisata Usaha pariwisata (akomodasi dan rumah makan) Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha pariwisata cukup memadai di Provinsi Sumatera Selatan. secara umum (misal hotel bintang dengan pelayanan (S9) nonbintang, dll). (W13) Dokumen/Rencana - - Kebijakan Pengendalian dan - o Belum adanya kebijakan berupa pemberian insentif bagi pengawasan masyarakat dan swasta yang mau mengembangkan usaha pariwisata secara berkelanjutan. (W14) o Belum adanya penindakan hukum/pemberian sanksi bagi pengelolaan usaha pariwisata yang berdampak negatif

4-46

ASPEK KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS) terhadap lingkungan. (W15) o Belum disusunnya rencana AMDAL bagi berbagai industri dan usaha pariwisata untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pengembangan dan pengoperasiannya. (W16) PASAR DAN PEMASARAN PARIWISATA Pasar pariwisata - Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih mendalam untuk mengetahui karakteristik wisatawan, pola perjalanan, serta preferensi wisatawan. (W17) Pemasaran dan o Upaya pemerintah daerah dalam melakukan o Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi daya tarik promosi promosi pariwisata melalui penyelenggaraan wisata yang tepat sasaran. (W18) event-event dalam skala lokal, regional o Belum ada database terperinci mengenai daya tarik wisata maupun nasional. (S10) dan fasilitas pendukungnya. (W19) o Upaya promosi word of mouth dan mengandalkan peran wisatawan sebagai prosumer. (S11) Price/harga - Faktor biaya perjalanan yang mahal menjadi kendala bagi calon wisatawan. (W20) Citra destinasi Citra Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi yang memiliki peninggalan sejarah dan budaya sangat banyakdan beragam. (S12) SDM DAN KELEMBAGAAN SDM - o Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang usaha pariwisata (W21) o Terbatasnya kemampuan dan keahlian penentu kebijakan dalam pengembangan pariwisata. (W22) Kelembagaan - Terbatasnya jumlah kelembagaan yang bergerak di bidang pariwisata. (W23) Kebijakan/dokumen - o Dukungan kebijakan pemerintah daerah terhadap sektor

4-47

ASPEK KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS) Rencana pariwisata masih relatif rendah. (W24) o Terbatasnya data dan informasi mengenai aspek pengembangan kepariwisataan (destinasi, industri, pasar dan pemasaran, kelembagaan), baik bagi daerah yang baru dimekarkan maupun yang sudah established dikarenakan ketidaksiapan SDM dinas. (W25) Karakter masyarakat Karakteristik dan perilaku masyarakat lokal yang Masyarakat setempat yang relatif belum mengenal dan agamis (Islam) sehingga memantapkan citra memahami tuntutan industri pariwisata (pemahaman mengenai Agamis dan Aman (S13) Sapta Pesona kurang). (W26) Kemitraan Pada daya tarik wisata tertentu sudah Belum berkembangnya kemitraan dan skema kerjasama antar diterapkan sistem bagi hasil dari retribusi daya stakeholder, diantaranya pelibatan masyarakat dalam tarik wisata antara pemda dan masyarakat atau pengembangan pariwisata yang masih relatif sedikit (W27) pengelola dengan masyarakat . (S14) Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

4-48

Tabel 4.8. Matriks Analisis Lingkungan Eksternal Kepariwisataan Sumatera Selatan ASPEK KESEMPATAN (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT) DESTINASI PARIWISATA Aset dan daya tarik wisata o Penetapan daya tarik wisata yang mempunyai o Konflik pemanfaatan ruang kerap terjadi, signifikansi tertentu untuk dijadikan daya tarik diantaranya konflik mengenai persepsi wisata unggulan, kawasan strategis pariwisata pembangunan dan penataan pariwisata bersama dan kawasan andalan pariwisata. (O1) dengan masyarakat. (T1) o Daya tarik wisata alam dan perkotaan selalu o Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif merupakan daya tarik tertinggi yang dikunjungi terhadap daya tarik wisata (misal kegiatan wisatawan. (O2) penambangan, penebangan hutan, dll). (T2) o Rentan terhadap ancaman bencana alam (gempa bumi, banjir, sedimentasi, longsor, dll). (T3) o Adanya kompetitor/pesaing yang mempunyai produk relatif sama. (T4)

Aksesibilitas Rencana Pembangunan Jalan Tol Palembang- Ketidaksiapan aksesibilitas dalam penyebaran Indralaya hingga Bakauheni. (O4) wisatawan dikarenakan kondisi jalan yang kurang baik (belum diperkeras), (T5) Pendanaan Faktor pendanaan yang relatif besar (dari pusat, Ketidakmerataan alokasi dana. (T6) daerah, donatur) dapat dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata menurut prioritas pengembangannya. (O5) Sektor penunjang lainnya Berbagai komoditas pertanian, perikanan, Belum digarap secara serius/belum dilihat sebagai perkebunan, dan industri olahan dapat komoditas penunjang pariwisata (misal untuk bahan dimanfaatkan dan dikemas sebagai industri baku souvenir, daya tarik agrowisata, daya tarik pendukung pariwisata. (O6) wisata industri, dll). (T7). INDUSTRI PARIWISATA Usaha pariwisata o Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam Adanya persepsi yang telah terbentuk di mata pengembangan usaha pariwisata, baik bagi pihak publik tentang penerapan standar ganda terhadap

4-49

ASPEK KESEMPATAN (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT) asing maupun dalam negeri. (O7) wisatawan domestik dalam pelayanan sarana wisata o Kesempatan memperkenalkan konsep (misal akomodasi/resort). (T8) responsible tourism. (O8) PASAR DAN PEMASARAN PARIWISATA Pasar pariwisata Adanya tren wisatawan yang lebih menghargai - perjalanan wisata yg berkualitas. (O9) Pemasaran dan promosi Tren pemanfaatan teknologi informasi dan Belum siapnya pemerintah daerah dalam geosocial networking bagi pengembangan memanfaatkan teknologi informasi. (T9) pariwisata. (O10) Citra destinasi Dukungan pemerintah pusat dalam Citra destinasi dipengaruhi oleh berbagai situasi mengembangkan citra Provinsi Sumatera Selatan. dalam negeri (bencana alam, kerusuhan, dll). (T10) (O11) SDM DAN KELEMBAGAAN SDM Persaingan yang semakin terbuka menghasilkan Dikhawatirkan akan mengurangi kesempatan kerja kesempatan bagi SDM daerah lain (ataupun SDM SDM lokal. (T11) internasional) yang lebih kompeten untuk bekerja di sektor kepariwisataan (O12) Kebijakan o Keberadaan UU Otonomi Khusus dapat o Ketidaksinkronan kebijakan berikut mendukung pengembangan pariwisata. (O13) implementasi kebijakan Pemerintah Pusat o Adanya CSR yang dapat dimanfaatkan bagi dengan pemerintah Provinsi dan Pemerintah pengembangan pariwisata. (O14) Daerah. (T12) o Belum dikembangkannya perizinan satu atap yang mempermudah pengembangan usaha pariwisata. (T13) Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

4-50

Tabel 4.9. Tabel Analisis Maxi Mini TOWS Penyusunan RIPPARPROV STRENGTH (KEKUATAN) WEAKNESS (KELEMAHAN) Provinsi Sumatera Selatan S1 Sangat kaya dengan potensi daya W1 Lingkungan alam yang rentan terhadap dampak Tahun 2015-2025 tarik wisata alam dan budaya yang berbagai kegiatan pariwisata. berlimpah. S2 Kental dengan tema alam dan budaya. W2 Potensi dan tema wisata yang dikembangkan di berbagai destinasi wisata hampir seragam. S3 Sudah terdapat penetapan Kawasan W3 Prasarana dan sarana/fasilitas pendukung Strategis Pariwisata. kepariwisataan yang ada belum memenuhi S4 Pusat-pusat pelayanan pariwisata standar, terutama pusat pelayanan pariwisata dan informasi pariwisata telah skala lokal. dibangun di Kota Palembang, S5 Transportasi dari Bandara (Kota W4 Aksesibilitas antar wilayah masih bertumpu pada Palembang) menuju Sumatera kemudahan jalur angkutan darat dan kondisi jalan Selatan cukup mudah dicapai, dengan yang baik, jadi lokasi pengembangan pariwisata memakai Travel hanya terpusat pada lokasi yang mempunyai akses cukup baik terhadap pelayanan darat. S6 Sudah terlayani oleh jaringan W5 Prasarana pendukung jalan regional belum transportasi yang mewadahi tersedia secara sempurna, sehingga banyak pergerakan di dalam skala lokal dan wilayah yang perlu dijangkau dengan kendaraan regional. biasa dalam waktu yang relatif lama (minimnya sarana penerangan, dan penunjuk informasi arah jalan). W6 Keberadaan pengelolaan industri pendukung pariwisata (angkutan pelayaran, angkutan darat), yang masih belum reliable (diandalkan), termasuk jadwal keberangkatan, amat mempengaruhi mobilitas wisatawan.

4-51

S7 Sudah terlayani oleh jaringan utilitas W7 Jaringan utilitas belum merata, baik secara (jaringan air bersih, listrik, drainase, kualitas maupun kuantitas. sampah). S8 Keberadaan sarana/fasilitas W8 Terbatasnya pengembangan fasilitas pendukung penunjang pariwisata yang relatif pariwisata di wilayah-wilayah pemekaran, sudah memadai di Kota dan misalnya akomodasi, rumah makan/restoran, Kabuapten souvenir shop, signage, dan TIC.

S9 Usaha pariwisata (akomodasi dan W9 Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi rumah makan) cukup memadai di bencana, pada sebagian besar daya tarik wisata Kabupaten/Kota di Provinsi dan sarana pendukungnya (hotel), misal dengan Sumatera Selatan. disediakannya adanya jalur dan ruang evakuasi, bangunan tahan gempa, dll. W10 Tidak terdapatnya early warning system pada daerah yang rawan bencana di Provinsi Sumatera Selatan W11 Relatif belum dikenalnya pengelolaan pengunjung (berupa pembagian zonasi dan pembatasan kunjungan) bagi daya tarik wisata lain yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi W12 Belum adanya penanggulangan yang cepat dan tepat dalam menangani bencana seperti kebakaran hutan yang berakibat pada banyaknya asap yang mengganggu aktivitas wisata di Provinsi Sumatera Selatan. W13 Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha pariwisata secara umum (misal hotel bintang dengan pelayanan nonbintang, dll). W14 Belum adanya kebijakan berupa pemberian insentif bagi masyarakat dan swasta yang mau

4-52

mengembangkan usaha pariwisata secara berkelanjutan. W15 Belum adanya penindakan hukum/pemberian sanksi bagi pengelolaan usaha pariwisata yang berdampak negatif terhadap lingkungan. W16 Belum disusunnya rencana AMDAL bagi berbagai industri dan usaha pariwisata untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pengembangan dan pengoperasiannya S10 Upaya pemerintah daerah dalam W17 Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih melakukan promosi pariwisata mendalam untuk mengetahui karakteristik melalui penyelenggaraan event-event wisatawan, pola perjalanan, serta preferensi dalam skala lokal, regional maupun wisatawan nasional. S11 Upaya promosi word of mouth dan W18 Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi mengandalkan peran wisatawan daya tarik wisata yang tepat sasaran. sebagai prosumer. W19 Belum ada database terperinci mengenai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya. W20 Faktor biaya perjalanan yang mahal menjadi kendala bagi calon wisatawan,sehingga diperlukan skema pengembangan paket wisata yang terjangkau. S13 Karakteristik dan perilaku W21 Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di masyarakat lokal yang agamis (Islam) bidang usaha pariwisata, sehingga memerlukan sehingga memantapkan citra Agamis pelatihan dalam mengasah skill. dan Aman. S14 Pada daya tarik wisata tertentu sudah W22 Terbatasnya kemampuan dan keahlian penentu diterapkan sistem bagi hasil dari kebijakan dalam pengembangan pariwisata retribusi daya tarik wisata antara

4-53

pemda dan masyarakat atau W23 Terbatasnya jumlah kelembagaan yang bergerak pengelola dengan masyarakat di bidang pariwisata. W24 Dukungan kebijakan Pemerintah Daerah terhadap sektor pariwisata masih relatif rendah. W25 Terbatasnya data dan informasi mengenai aspek pengembangan kepariwisataan (destinasi, industri, pasar dan pemasaran, kelembagaan), baik bagi daerah yang baru dimekarkan maupun yang sudah established dikarenakan ketidaksiapan SDM Dinas. W26 Masyarakat setempat yang relatif belum mengenal dan memahami tuntutan industri pariwisata (pemahaman mengenai Sapta Pesona kurang). W27 Belum berkembangnya kemitraan dan skema kerjasama antar stakeholder, diantaranya pelibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata yang masih relatif sedikit. OPPORTUNITY (PELUANG) MAXI-MAXI STRATEGY (MM) MAXI-MINI STRATEGY (MM) O1 Penetapan daya tarik Penerapan Kawasan Strategis Pengembangan produk wisata yang berbasis pada wisata yang mempunyai Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan tema dan kesesuaian budaya yang dibarengi signifikansi tertentu untuk berdasarkan tema pengembangan dengan pembentukan kebijakan dan peraturan dijadikan daya tarik wisata produk pariwisata kawasan. yang mendukung pengembangan pariwisata unggulan, kawasan tersebut. strategis pariwisata dan kawasan andalan pariwisata. O2 Daya tarik wisata alam dan Kordinasi dengan sektor lainnya Pengembangan wisata perkotaan guna perkotaan selalu dalam pengembangan kepariwisataan memberikan diversifikasi produk bagi Provinsi merupakan daya tarik Provinsi Sumatera Selatan guna Sumatera Selatan

4-54

tertinggi yang dikunjungi mencapai sinergitas dalam wisatawan. pembangunan. O3 Pembangunan Tol Pemanfaatan Jalur Tol untuk Kebijakan dan peraturan yang mendukung Palembang-Sumatera membangun sarana pendukung pembangunan dan pemanfaatan Jalan Tol terkait Selatan sedang umum dan khususnya pariwisata, dengan sektor pariwisata. dilaksanakan dan seperti Rest Area, Sarana penyedia direncanakan rampung informasi, dan lain-lain. Tahun 2015. O4 Rencana Pembangunan Melakukan koordiansi yang sinergis Mengembangkan daya tarik wisata yang Jalan Tol dan Jembatan antara pihak-pihak yang terkait berdasarkan keunikan dan berdaya saing Bakauheni – Merak. dalam pembangunan pariwisata komparatif dan kompetitif sehingga tidak kalah Provinsi Sumatera Selatan baik antar bersaing dengan daya tarik lainnya yang sejenis. lembaga pemerintahan dan swasta O5 Faktor pendanaan yang Pembangunan infrastruktur dan Dimanfaatkan bagi pembangunan pariwisata dan relatif besar (dari pusat, aksesibilitas menuju dan di dalam pendukungnya, dengan merencanakan program daerah, donatur) dapat objek wisata serta Menyusun dan kegiatan yang strategis dan sesuai dengan dimanfaatkan bagi dokumen Rencana Strategis dan kebijakan pembangunan pariwisata di Kab. pengembangan pariwisata Kebijakan sampai dengan rencana Sumatera Selatan. menurut prioritas tindak untuk DTW menyangkut pengembangannya. Pengembangan Kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan O6 Berbagai komoditas Mengembangkan potensi industri Mendukung peningkatan dan pengembangan pertanian, perikanan, kreatif melalui pemanfaatan sektor pendukung pariwisata sebagai salah satu perkebunan, dan industri komoditas lain bersama masyarakat komoditas unggulan guna memberikan alternatif olahan dapat dimanfaatkan dengan mengangkat budaya lokal ekonomi bagi masyarakat. dan dikemas sebagai industri pendukung pariwisata. O7 Terbukanya kesempatan Bersikap Pro-Aktif untuk Upaya hubungan kerjasama/kemitraan antara berinvestasi dalam mempromosikan dan menjalin pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat

4-55

pengembangan usaha hubungan kemitraan terkait didukung oleh kebijakan dan peraturan yang pariwisata, baik bagi pihak pengelolaan sumber daya dan usaha bersifat win-win solution dan dirasakan oleh asing maupun dalam dalam bidang pariwisata bersama masyarakat. negeri. pelaku usaha, ataupun masyarakat. Mendukung dan memfasilitasi dan juga bekerjasama dengan pihak asosiasi industri pariwisata dalam menggelar festival-festival budaya O8 Kesempatan Mendukung dan memfasilitasi dan Penyusunan dan penetapan standarisasi memperkenalkan konsep juga bekerjasama dengan pihak pelayanan terhadap wisatawan baik domestik responsible tourism. asosiasi industri pariwisata atau pun mancanegara O9 Adanya tren wisatawan Pengembangan yang dilakukan Penyusunan program pemasaran yang yang lebih menghargai memperhatikan prinsip-prinsip komprehensif dan holistik sesuai dengan pangsa perjalanan wisata yg pariwisata berkelanjutan guna pasar sasaran yang ditetapkan bagi karakteristik berkualitas. memberikan kepuasan yang optimal kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan baik kepada wisatawan dilakukan oleh pihak Dinas secara independen ataupun di konsultasikan. 10 Tren pemanfaatan Pembuatan website ataupun Sistem Pengelolaan informasi yang berbasiskan teknologi teknologi informasi dan Pengelolaan Pariwisata yang terbaru, di dukung dan dilaksanakan secara geosocial networking bagi berbasiskan teknologi informasi di sinergis, baik oleh Pemerintah, Pelaku Usaha Dan pengembangan pariwisata. Provinsi Sumatera Selatan. Lembaga (Dinas) lainnya yang (O10) bersinggungan/berpengaruh terhadap pembangunan dan kegiatan pariwisata. 11 Dukungan pemerintah Sinergitas dan kordinasi antar sektor Sosialisai dampak positif kegiatan pariwisata, pusat dalam khususnya lembaga pemerintahan peninggkatan lembaga pendidikan pariwisata baik mengembangkan citra sehingga pembangunan pariwisata formal atau non-formal dan juga menyususn Provinsi Sumatera Selatan. yang dilaksanakan bisa regulasi yang menjamin prioritas terhadap sdm tersinkronisasikan. lokal. 12 Persaingan yang semakin - Pembangunan sekolah atau lembaga- Dilakukannya sosialisasi, pembinaan dan terbuka menghasilkan lembaga pendidikan pariwisata dalam penyuluhan mengenai peran serta masyarakat

4-56

kesempatan bagi SDM meningkatkan kemampuan dalam sektor kepariwisataan. daerah lain (ataupun SDM pelayanan masyarakat lokal. Penetapan regulasi bagi SDM Pariwisata bagi internasional) yang lebih penduduk asli Sumatera Selatan. kompeten untuk bekerja di sektor kepariwisataan. 13 Keberadaan UU Otonomi Dilakukan pengelolaan yang merata Pendirian dan penetapan layanan satu atap bagi Khusus dapat mendukung di semua daya tarik wisata, perizinan usaha pariwisata. pengembangan pariwisata. khususnya retribusi masuk daya tarik wisata dan juga standarisasi pengaturan pendapatan pemasukan. 14 Adanya CSR yang dapat Pembinaan terhadap masyarakat Membuat organisasi khusus kepariwisataan untuk dimanfaatkan bagi terkait pengembangan industri kecil masyarakat Sumatera Selatan. pengembangan pariwisata. dan kreatif THREAT (ANCAMAN) MINI-MAXI STRATEGY (MM) MINI-MINI STRATEGY (MM) T1 Konflik pemanfaatan Dilakukannya Sosialisasi, pembinaan Dilakukannya Sosialisasi skema kerja sama dan ruang kerap terjadi, dan penyuluhan mengenai peran hubungan kemitraan masyarakat diantaranya konflik serta masyarakat dalam sektor Menggegas masyarakat dan para stakeholders mengenai persepsi kepariwisataan. untuk mendirikan lembaga atau kelompok di pembangunan dan bidang pariwisata penataan pariwisata bersama dengan masyarakat. T2 Ancaman kegiatan lain Pembentukan regulasi atau kebijakan Pemberian sanksi bagi setiap kegiatan atau yang berdampak negatif terkait aktifitas pemanfaatan aktifitas yang dapat memberikan dampak negatif terhadap daya tarik wisata lingkungan di Sumatera Selatan terhadap perusakan lingkungan (misal kegiatan penambangan, penebangan hutan, dll). T3 Rentan terhadap ancaman Melakukan penyusunan dan Penerapan sistem pencgahan dan solusi dalam bencana alam (gempa sosialisasi penanggulan bencana, baik menangani dampak becana dari kebaran hutan

4-57

bumi, tsunami, banjir, pada tahap peringatan bencana dini yang sudah seringkali terjadi di Provinsi Sumatera sedimentasi, longsor, dll) sampai tahap evakuasi. Selatan. T4 Adanya Peningkatan daya saing melalui Mengembangkan daya tarik wisata yang kompetitor/pesaing yang peningkatan kualitas pelayanan dan berdasarkan keunikan dan berdaya saing mempunyai produk relatif kemudahan bagi wisatawan komparatif dan kompetitif sehingga tidak kalah sama. bersaing dengan daya tarik lainnya yang sejenis. T5 Ketidaksiapan Peningkatan prasarana transportasi - aksesibilitas dalam antar wilayah baik darat, laut dan penyebaran wisatawan udara. Dan mendorong dan dikarenakan kondisi jalan berkordinasi dengan Dinas lainnya yang kurang baik (belum yang terkait guna meningkatkan diperkeras), aksesibilitas di daerah khususnya menuju daya tarik wisata T6 Ketidakmerataan alokasi Meningkatkan dan melakukan - dana. pembangunan utilitas pada semua Provinsi secara merata T7 Belum digarap secara Mendukung peningkatan dan - serius/belum dilihat pengembangan sektor pendukung sebagai komoditas pariwisata sebagai salah satu penunjang pariwisata komoditas unggulan guna (misal untuk bahan baku memberikan alternatif ekonomi bagi souvenir, daya tarik masyarakat. agrowisata, daya tarik wisata industri, dll). T8 Adanya persepsi yang Penyusunan dan penetapan telah terbentuk di mata standarisasi pelayanan terhadap publik tentang penerapan wisatawan baik domestik atau pun standar ganda terhadap mancanegara wisatawan domestik dalam pelayanan sarana

4-58

wisata (misal akomodasi/resort). T9 Belum siapnya Peningkatan sumberdaya manusia, pemerintah daerah dalam khususnya di dalam pemerintahan memanfaatkan teknologi terkait kemampuan mengaplikasikan informasi. teknologi informasi pariwisata T10 Citra destinasi Melakukan penyusunan dan dipengaruhi oleh berbagai sosialisasi penanggulan bencana, baik situasi dalam negeri pada tahap peringatan bencana dini (bencana alam, kerusuhan, sampai tahap evakuasi. dll). T11 Dikhawatirkan akan Dibuka Sekolah Tinggi dan Balai mengurangi kesempatan Pelatihan Pariwisata di Provinsi kerja SDM lokal. Sumatera Selatan guna meningkatkan keterampilan SDM Pariwisata. Memberikan seminar, workshop, diklat atau bahkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna meningkatkan kompetensi. T12 Ketidaksinkronan Sinergitas dan kordinasi antar sektor kebijakan berikut khususnya lembaga pemerintahan, implementasi kebijakan sehingga pembangunan pariwisata pemerintah pusat dengan yang dilaksanakan bisa pemerintah Provinsi dan tersinkronisasikan. Pemerintah Daerah.

4-59

T13 Belum dikembangkannya Menyusun dan menetapkan produk perizinan satu atap yang hukum yang mendukung mempermudah pengembangan pariwisata. pengembangan usaha Pembentukan perijinan satu pintu pariwisata. dengan maksud mempermudah pelayanan pengembangan pariwisata Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Tabel 4.10. Pembobotan Aspek Ancaman (Threat) QID Pernyataan Threat Rating T-I Aspek Destinasi Pariwisata 7 T-I-1 Konflik pemanfaatan ruang, seperti konflik mengenai pembangunan dan penataan pariwisata dengan masyarakat 1 T-I-2 Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap daya tarik wisata (penambangan, penebangan hutan, dll) 1 T-I-3 Rentan terhadap ancaman bencana alam (gempa bumi, banjir, sedimentasi, longsor, kebakaran hutan dll) 1 T-I-4 Adanya kompetitor/pesaing yang mempunyai produk relatif sama 1 T-I-5 Ketidaksiapan aksesibilitas dalam penyebaran wisatawan dikarenakan kondisi jalan yang kurang baik 1 T-I-6 Ketidakmerataan alokasi dana 1 T-I-7 Belum digarap secara serius/belum dilihat sebagai komoditas penunjang pariwisata 1 T-II Aspek Industri Pariwisata 1 T-II-1 Adanya persepsi yang telah terbentuk di mata publik tentang penerapan standar ganda thd wisnus dalam pelayanan 1 T-III Aspek Pasar dan Pemasaran Industri Pariwisata 2 T-III-1 Belum siapnya pemerintah daerah dalam memanfaatkan teknologi informasi 1 T-III-2 Citra destinasi dipengaruhi oleh berbagai situasi dalam negeri 1 T-IV Aspek Kelembagaan Pariwisata 4

4-60

T-IV-1 Dikhawatirkan akan mengurangi kesempatan kerja SDM lokal 1 T-IV-2 Ketidak selarasan kebijakan berikut implementasi kebijakan Pemerintah Pusat dengan PEMPROV dan PEMDA 2 T-IV-3 Belum dikembangkannya perizinan satu atap yang mempermudah pengembangan usaha pariwisata 1 T-I Aspek Destinasi Pariwisata 7 T-II Aspek Industri Pariwisata 1 T-III Aspek Pasar dan Pemasaran 2 T-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 4 Threat TOTAL 14 Sumber : Hasil Analisis Data, 2015 Tabel 4.11. Pembobotan Aspek Peluang (Opportunity) QID Pernyataan Opportunity Rating O-I Aspek Destinasi Pariwisata 18 O-I-1 Penetapan daya tarik wisata yang mempunyai signifikansi tertentu untuk dijadikan daya tarik wisata 3 unggulan, kawasan strategis pariwisata dan kawasan andalan pariwisata O-I-2 Daya tarik wisata alam dan perkotaan selalu merupakan daya tarik tertinggi yang dikunjungi 3 wisatawan O-I-3 Pembangunan Tol Palembang-Sumatera Selatan sedang dilaksanakan dan direncanakan rampung 3 Tahun 2015. O-I-4 Rencana Pembangunan Jalan Tol dan Jembatan Bakauheni – Merak. 3 O-I-5 Faktor pendanaan yang relatif besar (dari pusat, daerah, donatur) dapat dimanfaatkan bagi 3 pengembangan pariwisata menurut prioritas pengembangannya O-I-6 Berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri olahan dapat dimanfaatkan dan 3 dikemas sbg industri pendukung pariwisata. O-II Aspek Industri Pariwisata 5

4-61

O-II-1 Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam pengembangan usaha pariwisata, baik bagi pihak asing 3 maupun dalam negeri. (06) O-II-2 Kesempatan memperkenalkan konsep responsible tourism dengan skema low carbon travel 2 O-III Aspek Pasar dan Pemasaran 8 O-III-1 Adanya tren wisatawan yang lebih menghargai perjalanan wisata yg berkualitas 2 O-III-2 Tren pemanfaatan teknologi informasi dan geosocial networking bagi pengembangan pariwisata 3 O-III-3 Dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan citra Provinsi Sumatera Selatan 3 O-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 8 O-IV-1 Persaingan yang semakin terbuka menghasilkan kesempatan bagi SDM daerah lain (ataupun SDM 3 internasional) yang lebih kompeten untuk bekerja di sektor kepariwisataan O-IV-2 Keberadaan UU Otonomi Khusus dapat mendukung pengembangan pariwisata 3 O-IV-3 Adanya CSR yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata 2 O-I Aspek Destinasi Pariwisata 18 O-II Aspek Industri Pariwisata 5 O-III Aspek Pasar dan Pemasaran 8 O-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 8 Opport TOTAL 39 unity Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

4-62

Tabel 4.12. Pembobotan Aspek Kelemahan (Weakness) QID Pernyataan Weakness Rating W-I Aspek Destinasi Pariwisata 13 W-I-1 Lingkungan alam yang rentan terhadap dampak berbagai kegiatan pariwisata. 2 W-I-2 Potensi dan tema wisata yang dikembangkan di berbagai destinasi wisata hampir seragam. 2 W-I-3 Prasarana dan sarana/fasilitas pendukung kepariwisataan yang ada belum memenuhi standar, terutama pusat 2 pelayanan pariwisata skala lokal. W-I-4 Aksesibilitas antar wilayah masih bertumpu pada kemudahan jalur angkutan darat dan kondisi jalan yang baik, 1 jadi lokasi pengembangan pariwisata hanya terpusat pada lokasi yang mempunyai akses cukup baik terhadap pelayanan darat. W-I-5 karena prasarana pendukung jalan regional belum tersedia secara sempurna, sehingga banyak wilayah yang perlu 1 dijangkau dengan kendaraan biasa dalam waktu yang relatif lama (minimnya sarana penerangan, dan penunjuk informasi arah jalan). W-I-6 Keberadaan pengelolaan industri pendukung pariwisata (angkutan pelayaran, angkutan darat), yang masih belum 1 reliable (diandalkan), termasuk jadwal keberangkatan, amat mempengaruhi mobilitas wisatawan. W-I-7 Jaringan utilitas belum merata, baik secara kualitas maupun kuantitas. 1 W-I-8 Terbatasnya pengembangan fasilitas pendukung pariwisata di wilayah-wilayah pemekaran, misalnya akomodasi, 1 rumah makan/restoran, souvenir shop, signage, dan TIC. W-I-9 Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi bencana, pada sebagian besar daya tarik wisata dan sarana 1 pendukungnya (hotel), misal dengan disediakannya adanya jalur dan ruang evakuasi, bangunan tahan gempa, dll. W-I-10 Relatif belum dikenalnya pengelolaan pengunjung (berupa pembagian zonasi dan pembatasan kunjungan) bagi 1 daya tarik wisata lain yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi W-II Aspek Industri Pariwisata 1 W-II-1 Usaha pariwisata (akomodasi dan rumah makan) cukup memadai di Provinsi Sumatera Selatan 1 W-III Aspek Pasar dan Pemasaran 8 W-III-1 Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih mendalam untuk mengetahui karakteristik wisatawan, pola 1

4-63

perjalanan, serta preferensi wisatawan. W-III-2 Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi daya tarik wisata yang tepat sasaran. 2 W-III-3 Belum ada website resmi (official website) tentang kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. 1 W-III-4 Belum ada database terperinci mengenai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya. 2 W-III-5 Faktor biaya perjalanan yang mahal menjadi kendala bagi calon wisatawan sehingga diperlukan skema 1 pengembangan paket wisata yang terjangkau. W-III-6 Belum mempunyai brand image (slogan, logo) yang terencana dan terpromosikan dengan baik. 1 W-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 9 W-IV-1 Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang usaha pariwisata, sehingga memerlukan pelatihan dalam 2 mengasah skill. W-IV-2 Terbatasnya kemampuan dan keahlian penentu kebijakan dalam pengembangan pariwisata. 1 W-IV-3 Terbatasnya jumlah kelembagaan yang bergerak di bidang pariwisata. 1 W-IV-4 Dukungan kebijakan pemerintah daerah terhadap sektor pariwisata masih relatif rendah. 1 W-IV-5 Terbatasnya data dan informasi mengenai aspek pengembangan kepariwisataan (destinasi, industri, pasar dan 1 pemasaran, kelembagaan), baik bagi daerah yang baru dimekarkan maupun yang sudah established dikarenakan ketidaksiapan SDM dinas. W-IV-6 Masyarakat setempat yang relatif belum mengenal dan memahami tuntutan industri pariwisata (pemahaman 2 mengenai Sapta Pesona kurang). W-IV-7 Belum berkembangnya kemitraan dan skema kerjasama antar stakeholder, diantaranya pelibatan masyarakat 1 dalam pengembangan pariwisata yang masih relatif sedikit. W-I Aspek Destinasi Pariwisata 13 W-II Aspek Industri Pariwisata 1 W-III Aspek Pasar dan Pemasaran 8 W-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 9 Weakness TOTAL 31 Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

4-64

Tabel 4.13. Pembobotan Aspek Kekuatan (Strength) QID Pernyataan Strength Rating S-I Aspek Destinasi Pariwisata 23 S-I-1 Sangat kaya dengan potensi alam di darat, danau dan sungai, serta potensi budaya. 3 S-I-2 Kental dengan tema alam dan budaya. 3 S-I-3 Sudah terdapat penetapan Kawasan Strategis Pariwisata. 3 S-I-4 Pusat-pusat pelayanan pariwisata dan informasi pariwisata telah dibangun di Kota dan Kab. di Prov. SUMSEL 3 S-I-5 Transportasi dari Bandara menuju Sumatera Selatan cukup mudah dicapai, dengan memakai Travel dan Kereta Api 3 S-I-6 Sudah terlayani oleh jaringan transportasi yang mewadahi pergerakan di dalam skala lokal dan regional. 3 S-I-7 Sudah terlayani oleh jaringan utilitas (jaringan air bersih, listrik, drainase, sampah) 2 S-I-8 Keberadaan sarana/fasilitas penunjang pariwisata yang relatif sudah memadai di Kota Sumatera Selatan. 3 S-II Aspek Industri Pariwisata 6 S-II-1 Usaha pariwisata (akomodasi dan rumah makan) cukup memadai di Kota dan kabupaten di Prov. Sumatera Selatan 3 S-II-2 Adanya database, roadmap, feasibility study dari Badan Investasi Daerah Sumatera Selatan dan studi-studi lain yang 3 dapat mendukung pengembangan pariwisata. S-III Aspek Pasar dan Pemasaran 10 S-III-1 Upaya pemerintah daerah dalam melakukan promosi pariwisata melalui penyelenggaraan event-event dalam skala 3 lokal, regional maupun nasional. S-III-2 Upaya promosi word of mouth dan mengandalkan peran wisatawan sebagai prosumer. 4 S-III-3 Citra Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang memiliki peninggalan sejarah yang tinggi dan 3 kebudayaan, S-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 5 S-IV-2 Karakteristik dan perilaku masyarakat lokal yang agamis (Islam) sehingga memantapkan citra Agamis dan Aman. 3 S-IV-3 Pada daya tarik wisata tertentu sudah diterapkan sistem bagi hasil dari retribusi daya tarik wisata antara pemda dan 2 masyarakat atau pengelola dengan masyarakat .

4-65

QID Pernyataan Strength Rating S-I Aspek Destinasi Pariwisata 23 S-II Aspek Industri Pariwisata 6 S-III Aspek Pasar dan Pemasaran 10 S-IV Aspek SDM dan Kelembagaan 5 Strength TOTAL 44 Sumber : Hasil Analisis Data, 2015 Keterangan: 1 = Tidak Terlalu Signifikan 2 = Signifikan 3 = Sangat Signifikan

4-66

Berdasarkan kepada pembobotan yang telah dilakukan pada tabel Hasil Strategic Baseline atau Situasi Dasar Strategi Kepariwisataan berdasarkan kepada pembobotan dan analisis lingkungan dan internal di Provinsi Sumatera Selatan diatas diinterpretasikan dalam bentuk diagram Analisis TOWS berdasarkan kepada konsep yang dikemukakan oleh Freddy Rangkuti. Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar diagram analisis TOWS. Gambar 4.8. Diagram Strategic Baseline Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Analisis TOWS Opportunity 45 40 35 30 25 20 15 10 5 Weakness 0 Strength

Threath

Dari perhitungan terhadap faktor eksternal dan internal lingkungan kepariwisataannya, maka arahan strategi yang dapat digunakan oleh Provinsi Sumatera Selatan dalam pengembangan destinasi kepariwisataannya. Secara singkat hasil jumlah pembobotan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan analisis TOWS sebagai berikut: 1 Threat -14 2 Opportunity 39 3 Strength 44 4 Weakness -31

4-67

Gambar 4.9. Diagram Analisis

BERBAGAI PELUANG

KUADRAN 3 25 KUADRAN 1 Mendukung Strategi Mendukung Strategi Defensif Agresiff

KELEMAHAN KEKUATAN

INTERNAL 8 INTERNAL

KUADRAN 4 KUADRAN 2 Mendukung Strategi Mendukung Strategi Turn Around Diversifikasi

BERBAGAI TANTANGAN

Sumber: Modifikasi Freddy Rangkuti (2005)

KETERANGAN KUADRAN I Merupakan situasi yang ideal bagi daerah/destinasi, dikarenakan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). KUADRAN II Meskipun menghadapi berbagai ancaman, daerah/destinasi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (Produk/Jasa). KUADRAN III Destinasi menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/permasalahan internal. Fokus strategi yang dilakukan adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. KUADRAN IV Kuadran ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan destinasi/daerah, dikarenakan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Sumber: Freddy Rangkuti (2005)

4-68

Kesimpulan dari strategi diatas, destinasi (Provinsi Sumatera Selatan) dalam menghadapi persaingan harus dapat mengenal lebih dalam kekuatan dan kelemahan destinasi pariwisata. Dalam upaya merebut pangsa pasar, maka pemerintah daerah Provinsi Sumatera Selatan harus mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan, khususnya pada aspek aksesibilitas, infrastruktur dan fasilitas wisata. Berdasarkan kepada hasil pembobotan dan dari faktor eksternal dan faktor internal Provinsi Sumatera Selatan memiliki kelemahan yang cukup besar, akan tetapi kelemahan bisa tertutup oleh kekuatan internal dari destinasi wisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan adanya peluang yang cukup tinggi. Mengacu kepada hal tersebut dapat dijelaskan bahwa kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan melalui diagram butler berada pada tahapan pengembangan (development). Posisi kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 4.10. Posisi Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dalam Diagram Butler

Sumber: Hasil olahan 2015

4-69

Keterangan:

4-70

4-71

Pada Bab ini akan dijabarkan visi, misi dan tujuan serta sasaran pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan kepada hasil analisis terhadap destinasi pariwisata, pasar dan pemasaran, industri dan kelembagaan kepariwisataan Analisis TOWS yang telah dilakukan pada Bab 4 sebelumnya.

Dalam RIPPARPROV Provinsi Sumatera Selatan yang diangkat menjadi Visi pembangunan Kepariwisataan adalah :

Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan Maju Berkualitas, Bertanggung Jawab dan Berdaya Saing Internasional

Visi tersebut dikembangkan berdasarkan pemahaman bahwa: 1. Maju Berkualitas bahwa pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan saat ini telah memberikan perubahan ke tingkat kemajuan berdasarkan perkembangan indikator pembangunan destinasi pariwisata dan peningkatan jumlah kunjungan, diperlukan penguatan agar tidak hanya sekedar kemajuan melainkan kemajuan yang berkualitas. Oleh karenanya pembangunan pariwisata daerah

kedepan harus dirancang sedemikian rupa sehingga secara efektif harus berdampak terhadap pertumbuhan dan pembangunan daerah yang tinggi, percepatan penanggulangan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan berusaha dengan tetap menjaga dan memelihara kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup guna pembangunan pariwisata berkelanjutan. Pembangunan Kepariwisataan juga tidak hanya sekedar kuantitas tetapi kedepan lebih ditekankan kepada kualitas.

2. Pariwisata yang Bertanggung Jawab menjabarkan bahwa pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan harus berpijak pada prinsip-prinsip pro job, pro growth, pro poor dan pro environment, serta tidak terlepas dari adanya nilai-nilai budaya masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.

3. Berdaya Saing Internasional menggambarkan kapasitas dan kapabilitas Provinsi Sumatera Selatan yang mampu bersaing dan berperan aktif dalam kerjasama dan hubungan internasional khususnya di sektor pariwisata. Penetrasi yang dilakukan dalam berbagai kesempatan kegiatan skala internasional akan mejadikan Provinsi Sumatera Selatan menjadi daerah tujuan wisata berskala internasional. Terkandung didalamnya kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya pariwisata daerah Sumatera Selatan yang berlimpah, yang masih harus dimanfaatkan secara profesional, inovatif, dan berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan masyarakat .

Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang diusulkan dalam pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

6-2

1. Pemanfaatan dan Pengelolaan terhadap sumber daya kepariwisataan sehingga dapat berdaya saing dalam upaya meningkatkan kinerja ekonomi daerah serta peningkatan taraf hidup masyarakat;

2. Optimalisasi potensi sumber daya alam, budaya, dan SDM sebagai pendukung terciptanya pariwisata Sumatera Selatan yang berwawasan lingkungan bertanggung jawab dan Berkelanjutan.

3. Pengembangan Daerah tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

4. Pengembangan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan baik nusantara maupun mancanegara;

5. Pengembangan industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam dan sosial budaya;

6. Pengembangan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang berkelanjutan; dan

7. Penciptaan masyarakat yang mandiri, bertanggung jawab, dan berdaya saing untuk mendukung tercapainya pariwisata Sumatera Selatan sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia.

1. Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan a. Menciptakan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan sebagai destinasi unggulan tingkat nasional dan Internasional dengan

6-3

mengembangkan Daya Tarik Wisata Alam, Budaya serta buatan secara terpadu dan berkelanjutan sebagai pariwisata unggulan Indonesia. b. Mengembangkan Daya Tarik Wisata Berbasis Potensi dan Karateristik Kawasan dan Masyarakat lokal. c. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan dan pemeliharaan aset-aset dan potensi pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan. d. mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Kawasan Pariwisata Daerah dan apresiasi terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan ulang Wisatawan mancanegara dan Wisatawan nusantara; e. mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan f. mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien. g. Meningkatkan peran dan kemampuan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata dalam menghadapi persaingan yang lebih tinggi di dunia kepariwisataan nasional dan internasional h. Mengoptimalkan manfaat yang diterima masyarakat Sumatera Selatan dari pengembangan pariwisata daerahnya dengan membuka seluas-luasnya kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada setiap tahap pengembangan pariwisata.

6-4

2. Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan a. Sasaran Pembangunan Destinasi Pariwisata Sesuai dengan tujuan pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, dalam pembangunan produk wisata ditetapkan sasaran-sasaran sebagai berikut: 1) Terbentuknya Destinasi Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera Selatan 2) Terbentuknya Kawasan Pariwisata Daerah dan Daya Tarik wisata Daerah 3) Tersedianya daya tarik wisata bagi segmen pasar sasaran. 4) Meningkatnya kualitas sumberdaya alam, budaya, dan binaan melalui pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. 5) Terimplementasinya panduan dan standar pengembangan pada setiap kawasan pembangunan.

b. Sasaran Pembangunan Industri Kepariwisataan Masuknya investasi, khususnya investasi kepariwisataan yang akan berimplikasi kepada peningkatan industri kepariwisataan pada suatu daerah yang diharapkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah serta perluasan lapangan kerja. Industri kepariwisataan merupakan salah satu aspek dalam peningkatan kinerja kepariwisataan pada suatu destinasi pariwisata. Pada sektor kepariwisataan, sasaran pembangunan industri di Provinsi Sumatera Selatan adalah: 1) Terwujudnya iklim usaha dan investasi melalui pengembangan mekanisme usaha terkait pariwisata yang kondusif bagi investor. 2) Terciptanya usaha-usaha kepariwisataan yang menerapkan standar -standar pelayanan yang memiliki nilai kompetitif;

6-5

3) Meningkatkan peran serta kewirausahaan masyarakat pada pengembangan usaha kecil menengah di bidang pariwisata 4) Terwujudnya masyarakat Provinsi Sumatera Selatan yang kreatif, berbudaya dan berdaya saing sehingga mampu mengembangkan potensi ekonomi dan budaya yang dimiliki sebagai sumber daya dalam pembangunan pariwisata. 5) Terbentuknya wadah dan jaringan ekonomi kreatif dalam memanfaatkan sumber daya kreatifitas lokal yang berkelanjutan dan mandiri. c. Sasaran Pengembangan Pasar dan Pemasaran Sebagai salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan suatu destinasi pariwisata, sasaran pengembangan pasar dan pemasaran meliputi : 1) Terbentuknya citra kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan yang kuat dengan keunikan dan muatan lokalnya. 2) Meningkatnya jumlah, penyebaran, dan kualitas wisatawan di seluruh wilayah di Provinsi Sumatera Selatan melalui pemasaran yang terpadu dan tepat sasaran. 3) Tersedianya informasi kepariwisataan yang berkualitas untuk mendukung pengambilan keputusan pembangunan dan pelayanan kepada wisatawan. 4) Terjalinnya kualitas kerjasama pemasaran pariwisata pada skala regional nasional dan internasional. d. Sasaran Pengembangan Kelembagaan 1) Terbangunnya kesamaan visi, pola tindak dan peran aktif yang berkesinambungan diantara seluruh stakeholders

6-6

dalam pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. 2) Terciptanya organisasi pengelola kepariwisataan yang akuntabel yang berorientasi pada pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan yang bertanggung jawab dan berwawasan global. 3) Terciptanya SDM Pariwisata yang memiliki kompeten, profesional, kreatif dan inovatif pada bidang kepariwisataan. 4) Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan.

6-7

Pada bab ini menjelaskan ide-ide secara konseptual yang menurut studi sesuai dengan karakteristik kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, baik itu dari sudut kelembagaan, masyarakat, lingkungan atau kondisi aktual alam; budaya; dan buatan. Selain itu dijabarkan pula kendala, hambatan teknis dan non-teknis yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan program-program kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan.

Kebijakan pembangunan kepariwisataan adalah arahan pembangunan yang dirumuskan dan ditetapkan untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan daerah, mencakup aspek pengembangan destinasi, industri, pemasaran, dan kelembagaan. Kebijakan pengembangan kepariwisataan merupakan pendekatan dari konsep yang dirumuskan yang akan dijadikan acuan dalam pengembangan kepariwisataan daerah.

Kebijakan pembangunan kepariwisataan daerah memiliki fungsi sebagai dasar dalam perumusan strategi pengembangan kepariwisataan daerah, memberikan arah bagi perumusan rencana pengembangan kepariwisataan daerah, memberikan arah bagi perumusan strategi dan program pengembangan industri, pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan, serta

sebagai dasar dalam perumusan perangkat pemantauan dan pengendalian kepariwisataan daerah.

Tahapan yang sangat penting dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan adalah perumusan arah kebijakan, strategi dan indikasi program berdasarkan kepada visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah di jabarkan pada Bab 5 sebelumnya, maka pada tahap ini, kegiatan yang akan diselenggarakan disusun dalam format matrik yang terstruktur dengan kerangka pentahapan pelaksanaannya, serta identifikasi stakeholders atau pemangku kepentingan yang terkait didalam pelaksanaan kegiatan tersebut. arah kebijakan, strategi dan indikasi program dalam RIPPARPROV Sumatera Selatan akan dibagi menjadi 4 (empat), antara lain: 1. Destinasi Pariwisata; 2. Pemasaran Pariwisata; 3. Industri Pariwisata, dan 4. Kelembagaan Kepariwisataan.

Keberhasilan pembangunan suatu destinasi pariwisata (Swarbrooke,2002) sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh: 1. The organization and its resources. Yaitu keberhasilan yang dilihat dari pengalaman pengelola dalam mengelola dan mengembangkan atraksi wisata. Selain itu terlihat pula aspek financial yang berfungsi untuk menjaga standar dari fasilitas maupun pelayanan. 2. The Product, merupakan keberhasilan yang bisa ditunjang dengan pendekatan dan ide-ide baru, lokasi, keberagaman di atraski wisata tersebut, lingkungan yang berkualitas, fasilitas penunjang serta value of money. 3. The market, keberhasilan suatu atraksi wisata didasarkan atas growth market dan consumer behaviour trends pada wisatawan yang mengunjungi objek atau kawasan wisata tertentu. 4. The management of the attraction, keberhasilan yang ditunjang karena keberadaan manajemen yang baik dan professional.

6-2

Berdasarkan konsep tersebut diatas, maka strategi pembangunan kepariwisataan daerah adalah rumusan pilihan cara atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan daerah. Strategi pembangunan kepariwisataan daerah merupakan skenario pembangunan kepariwisataan yang bersifat multidimensi dan lintas sektor.

Strategi pembangunan kepariwisataan daerah memiliki fungsi sebagai dasar dalam perumusan rencana dan program pembangunan destinasi pariwisata daerah, memberikan arah dalam perumusan strategi dan program pembangunan aspek industri pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan sebagai satu kesatuan yang saling terkait, serta sebagai acuan dalam pembangunan perangkat pemantauan implementasi RIPPARPOV untuk aspek destinasi pariwisata. Strategi utama pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan yang disesuaikan dengan visi pengembangan kepariwisataan adalah:

Strategi Umum dalam Pembangunan Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan diantaranya: 1. Penentuan Destinasi Pariwisata Provinsi yang di dalamnya terdapat Kawasan Pembangunan Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi, berserta Daya Tarik Wisata Daerah. 2. Perencanaan pembangunan Kawasan Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi. a. Menyusun rencana induk dan rencana detail Pembangunan Kawasan Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi; b. Menyusun rencana induk dan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi; 3. Penegakan Regulasi Pembangunan Kawasan Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi.

6-3

a. Monitoring dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah terhadap penerapan Rencana Detail Kawasan Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi.

4. Pengendalian Implementasi Pembangunan Kawasan Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi. a. Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, pelaku usaha, dan masyarakat.

Sehingga arah kebijakan, strategi dan indikasi program dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatanadalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Pengembangan Destinasi Wisata Dalam konstelasi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS), Provinsi Sumatera Selatanmempunyai posisi kedekatan strategis dengan Destinasi Palembang – Bangka Belitung dan Sekitarnya.

Gambar 6.1 Posisi DPN Palembang dan Bangka Belitung dan Sekitarnya

Dari hasil pemetaan kawasan menurut RIPPARNAS tersebut di sesuaikan dengan analisis Destinasi Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera

6-4

Selatan menghasilkan beberapa kawasan pariwisata yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

Secara lebih jelas kriteria dalam penentuan kawasan pembangunan pariwisata Daerah berdasarkan PP No. 50 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS, sebagai berikut: a. Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah kabupaten/kota dan/atau lintas kabupaten/kota yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata daerah; b. Memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara regional dan/atau nasional dan/atau internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan; c. Memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan daya saing; d. Memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan e. Memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.

Kawasan strategis ditetapkan dengan kriteria, sebagai berikut: a. Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata; b. Memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi daya tarik wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas; c. Memiliki potensi pasar, baik skala nasional maupun khususnya internasional; d. Memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi; e. Memiliki lokasi strategi yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah;

6-5

f. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; g. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya; h. Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat; i. Memiliki kekhususan dari wilayah; j. Berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar wisatawan potensial daerah maupun nasional; dan k. Memiliki potensi tren produk wisata masa depan.

Kebijakan pembangunan Destinasi Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: a. Menetapkan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Pariwisata Daerah dan mensinergikan pengembangan daya tarik wisata dengan rencana pengembangan aksesibilitas. b. Membangun dan meningkatkan kondisi sarana dan prasarana wisata. c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kunjungan wisata, dan upaya-upaya pemasaran pariwisata daerah d. Mengembangkan lingkungan destinasi pariwisata yang berkualitas (healthy, safety, environment & security). e. Meningkatkan upaya-upaya konservasi dan pelestarian sumberdaya alam, budaya, dan binaan. f. Meningkatkan pengawasan terhadap spontanitas pertumbuhan pariwisata. 2. Kebijakan Pengembangan Pasar dan Pemasaran Dalam pencapaian sasaran pengembangan pasar dan pemasaran pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, kebijakan yang ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Memantapkan sinergitas antar pelaku kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

6-6

b. Mengembangkan fokus pasar dan pemasaran pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. c. Memantapkan skala prioritas penanganan pasar dan pemasaran pariwisata. d. Meningkatkan intensitas pemasaran dalam dan luar negeri. e. Memantapkan dan mensinergikan pemasaran internal. f. Memantapkan prioritas bentuk dan jejaring kerjasama pemasaran pariwisata pada skala regional, nasional dan internasional. g. Mewujudkan perilaku stakholders kepariwisataan yang berorientasi pada pasar (market orientation). h. Mengembangkan sistem informasi pariwisata melalui kerjasama stakeholders kepariwisataan. i. Mengelola sistem informasi pariwisata yang komprehensif dan up to date.

3. Kebijakan Industri Kepariwisataan Kebijakan industri kepariwisataanProvinsi Sumatera Selatanadalah sebagai berikut: a. Penciptaan iklim investasi kepariwisataan yang sehat melalui penetapan kebijakan yang mendukung aktivitas investasi serta pembangunan masyarakat. b. Peningkatan informasi dan kerjasama investasi dalam meningkatkan arus investasi kepariwisataan. c. Penciptaan daya saing industri kepariwisataan, sehingga mampu bersaing pada tingkat regional maupun nasional. d. Meningkatkan kemampuan keterampilan sentra-sentra usaha kepariwisataan serta pengelolaan usaha.

4. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Kebijakan pengembangan kelembagaan terkait pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

6-7

a. Membangun system dan jaringan komunikasi diantara seluruhstakeholders di dalam melaksanakan pembangunan pariwisata. b. Menciptakan kerangka kerjasama dan program-program kerjasama antar stakeholders di dalam dan di luar negeri yang dapat menunjang pembangunan pariwisata. c. Menciptakan ruang dan kesempatan bagi berbagai stakeholders untuk berpartisipasi secara aktif di dalam pengembangan, pengusahaan, dan pengelolaan kawasan. d. Membangun organisasi pengeloaan pariwisata di kawasan dengan melibatkan stakeholders yang terkait dan menggunakan prinsip good corporate govermance dan mengembangkan system pelayanan yang terpadu dan terintegrasi. e. Membangun sistem dan prosedur pelayanan pendukung pariwisata.

Strategi pembangunan kepariwisataan daerah adalah rumusan pilihan cara atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan daerah. Strategi pembangunan kepariwisataan daerah merupakan skenario pembangunan kepariwisataan yang bersifat multidimensi, multidisiplin dan multisektoral.

Strategi pembangunan kepariwisataan daerah memiliki fungsi sebagai dasar dalam perumusan rencana dan program pembangunan destinasi pariwisata daerah, memberikan arah dalam perumusan strategi dan program pembangunan aspek destinasi pariwisata, industri pariwisata, pasar dan pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan sebagai satu kesatuan yang saling terkait, serta sebagai acuan dalam pembangunan perangkat pemantauan

6-8

implementasi RIPPARPROV untuk aspek destinasi pariwisata. Implikasi terhadap identitas dan penempatan destinasi pariwisata diatas adalah:

1. Pemanfaatan potensi kekuatan sumber daya kepariwisataan dalam mengembangkan kawasan-kawasan kepariwisataan serta keragamaan etnis masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Pengembangan kapasitas lokal secara konsisten dalam mengembangkan aktivitas ekonomi kepariwisataan. 3. Pengemasan aktivitas wisata yang saling mendukung (bersinergi) antara wisata alam, budaya dan buatan.pada kawasan-kawasan strategis yang telah ditetapkan. 4. Pengendalian pertumbuhan sarana-sarana wisata sesuai fungsi dan peruntukkan tata guna lahan dengan mempertahankan kelestarian dan daya dukung lingkungan (alam, sosial dan ekonomi). 5. Pengembangan sistem dan pola dasar pembinaan SDM pariwisata. 6. Memperkuat kebijakan dan fasilitasi untuk mendorong pengembangan usaha dan investasi pariwisata. 7. Membangun tata aturan, mekanisme, dan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan. 8. Menyelaraskan kecenderungan pasar dan pengembangan pariwisata terhadap penempatan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan. 9. Mengembangkan dan meningkatkan sistem transportasi secara terintegrasi yang menghubungkan antar kawasan pengembangan pariwisata dan wilayah sekitarnya yang bersifat multi moda. 10. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas SAPTA PESONA: “aman – tertib – bersih – sehat – indah – ramah – kenangan” pada setiap unsur kepariwisataan.

6-9

Mengacu kepada strategi utama tersebut diatas, maka strategi pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatanyang sesuai dengan UU No 10 tahun 2009, adalah sebagai berikut:

Strategi pengembangan destinasi wisata Provinsi Sumatera Selatan diarahkan dalam mekanisme pengembangan yang sistematis, bertahap dan mengacu pada prinsip pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Strategi dalam pembangunan destinasi wisata daerah adalah: 1. Pengendalian dan Perlindungan Sumber Daya Wisata. Merupakan strategi yang diarahkan sebagai upaya mencapai pembangunan Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan yang berkelanjutan serta membantu stakeholders pariwisata dalam meningkatkan kinerja lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan strategi tersebut adalah dengan menerapkan codes of conduct dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata. Codes of Conduct digunakan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan alam, budaya dan binaan dengan membatasi ruang gerak yang ada, baik untuk wisatawan, usaha pariwisata, pemerintah, maupun masyarakat lokal.

Hal-hal yang diatur meliputi komitmen dan tanggung jawab dalam pemanfaatan lingkungan, mempertimbangkan aspek lingkungan dalam perencanaan dan pengembangan usaha pariwisata, melakukan upaya- upaya pengelolaan unsur-unsur lingkungan dalam kegiatan operasional usaha pariwisata, serta kepedulian sosial.Codes of conduct akan mengatur tata krama dalam pengelolaan destinasi wisataProvinsi Sumatera Selatan, dimana penyusunannya akan lebih baik jika dilakukan oleh wakil dari setiap unsur stakeholders yang akan mengelola, mengawasi dan mengendalikan pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan melalui indikator-indikator pembangunan yang berkelanjutan.

6-10

6-11

2. Perwilayahan Destinasi Pariwisata Perwilayahan destinasi pariwisata adalah hasil perwilayahan pembangunan kepariwisataan yang diwujudkan dalam bentuk Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata Daerah dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah.

Rencana Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan memiliki fungsi sebagai dasar dalam perumusan strategi pengembangan aspek-aspek khusus kepariwisataan Provinsi, yaitu destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan; serta memberikan arah dalam perumusan program pengembangan aspek- aspek tersebut di atas.

Rencana Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan dirumuskan berdasarkan: 1) Kebijakan dan strategis pengembangan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. 2) Kebutuhan pengembangan kepariwisataan untuk menjawab isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan dan mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. 3) Daya dukung lingkungan fisik, sosial budaya, dan ekonomi kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. 4) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Selatan dan yang terkait.

Perwilayahan destinasi pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan diantaranya: 1) Destinasi Pariwisata Daerah Destinasi Pariwisata Daerah atau DPD merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah Kabupaten/Kota dan/atau lintas Kabupaten/Kota yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan

6-12

pengembangan pariwisata Provinsi, yang diantaranya merupakan KSPD atau Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (Provinsi).

DPD memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara provinsi, nasional dan internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan.

DPD memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan Daya Saing serta memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan wisatawan dan kegiatan kepariwisataan dan memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.

Dari hasil pemetaan kawasan menurut RIPPARNAS di sesuaikan dengan analisis destinasi pembangunan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan menghasilkan beberapa kawasan pariwisata yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Seperti telah dijelaskan bahwa konsep Pembangunan Pariwisata Sumatera Selatan adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif atau dengan kata lain lintas batas.

Gambar 6.2 Posisi Sumatera Selatan dalam DPN Palembang-Bangka Belitung dan DPN Bengkulu-Enggano

6-13

Sumber: RIPPARNAS 2011

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa posisi Kawasan Pembangunan Kepaiwisataan di Provinsi Sumatera Selatan dapat terbagi sebagai berikut: Tabel 6.1. Konstelasi Destinasi Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Destinasi Pariwisata Daerah Provinsi Kawasan Strategis Pariwisata No Sumatera Selatan (RIPPARDA) Nasional (RIPPARNAS) 1 Destinasi Pariwisata Daerah Palembang dan Sekitarnya Palembang dan Sekitarnya 2 Destinasi Pariwisata Daerah Musi Rawas dan Sekitarnya 3 Destinasi Pariwisata Daerah Pagar Alam dan Sekitarnya Pagaralam dan Sekitarnya 4 Destinasi Pariwisata Daerah Prabumulih dan Sekitarnya 5 Destinasi Pariwisata Daerah OKU Selatan dan Sekitarnya Sumber : Hasil Analisis 2015; RIPPARNAS 2011

2) Kawasan Strategis Pariwisata Daerah/Provinsi Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek (Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan).

6-14

Kawasan strategis pengembangan pariwisata provinsi ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria yang dikembangkan sesuai aspek- aspek yang tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dengan kriteria: a) Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata; b) Memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya Tarik Wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas; c) Memiliki potensi pasar, baik skala Kabupaten/Kota secara khusus, Provinsi dan Nasional secara umum. d) Memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi; e) Memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah; f) Memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; g) Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan; h) Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat; i) Memiliki kekhususan dari wilayah; j) Berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar wisatawan potensial dalam lingkup Kabupaten/Kota dan Nasional; dan k) Memiliki potensi kecenderungan produk wisata masa depan.

3) Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah atau yang disebut juga dengan KPPD adalah satu atau lebih daerah tujuan wisata yang

6-15

terdapat pada Destinasi Pariwisata Daerah yang memiliki sumberdaya pariwisata potensial serta mempunyai pengaruh penting dalam perumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup dan daya saing daerah.

Kriteria penetapan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah sebagaimana dimaksud dalam pengertian tersebut diatas ditetapkan sebagai berikut: a) Ketersediaan sumberdaya dan daya tarik wisata; b) Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; c) Aksesibilitas; d) Kesiapan dan Keterlibatan Masyarakat; e) Potensi Pasar; dan f) Posisi Strategis Pariwisata dalam Pembangunan Daerah. Tabel 6.2. Destinasi Pariwisata Daerah dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan No Destinasi Pariwisata Wilayah Kabupaten dan Kawasan Strategis Daerah Kota Pariwisata Provinsi 1 Destinasi Pariwisata Kota Palembang Kota Palembang dan Daerah Palembang dan Kabupaten Ogan Sekitarnya Sekitarnya Komering Ilir Kabupaten Ogan Ilir Kabupaten Banyuasin 2 Destinasi Pariwisata Kab. Musi Rawas Utara Kota Lubuklinggau dan Daerah Musi Rawas dan Kabupaten Musi Rawas Sekitarnya Sekitarnya Kab. Musi Banyuasin Kota Lubuk Linggau 3 Destinasi Pariwisata Kabupaten Lahat Kota Pagar Alam dan Daerah Pagar Alam dan Kota Pagar Alam Sekitarnya Sekitarnya Kab. Empat Lawang 4 Destinasi Pariwisata Kabupaten PALI Kota Prabumulih dan Daerah Prabumulih dan Kabupaten Prabumulih Sekitarnya Sekitarnya Kabupaten Muara Enim 5 Destinasi Pariwisata Kabupaten OKU Selatan Kabupaten OKU Daerah OKU Selatan dan Kabupaten OKU Selatan dan Sekitarnya Sekitarnya Kabupaten OKU Timur Sumber : Hasil Analisis 2015;

6-16

Sehingga perwilayahan destinasi pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan di bagi menjadi 17 (tujuh belas) perwilayahan Destinasi Pariwisata, yang terbagi menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (Provinsi) (KSPD) dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah (KPPD).

6-17

Tabel 6.3. Sebaran Daya Tarik Wisata pada Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan No Destinasi Kawasan Daya Tarik Wisata Pariwisata Daerah Strategis Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Pariwisata Provinsi A. Destinasi Kota 1. Sungai Musi 1. Pasar Tradisional 16 Ilir. 1. Palembang Golf Club Pariwisata Daerah Palembang 2. Hutan Kota Punti Kayu Masjid Lawang Kidul 2. Jakabaring Sport Center Palembang dan dan 2. Kampung Arab 10 Ulu 3. Palembang Icon Sekitarnya Sekitarnya 3. Kelenteng 9 Ulu 4. Kampung Songket 4. Rumah Limas Palembang 5. Rumah Rakit 5. Water Boom & 6. Rumah Panggung Pemancingan Water Boom 7. Kampung Kapitan 7 Ulu Fantasy Island, Opi 8. Permukiman Lama 3-4 Ulu Waterfun 9. Masjid Agung 6. Jembatan Ampera 10. Makam Ki Gede Ing Suro Tuo 7. Benteng Kuto Besak 11. Makam Sabongkinkin 8. Museum Sultan Mahmud 12. Makam Kawah Tengkurep Badarudin Ii 13. Kampung Arab 12 Ulu 9. Museum Balaputradewa 14. Komplek Assogaf 10. Monpera 15. Bagus Kuning 11. Pabrik Pusri 16. Taman Purbakala Bukit 12. Kawasan Pertamina Siguntang 13. Pusat Kerajinan Songket 17. Pulo Kemaro 32 Ilir 18. Taman Purbakala Kerajaan 14. Pusat Kerajinan Ukir 19 Ilir Sriwijaya 15. Kerajinan Rotan Ilir Timur 19. Makam Ki Gede Ing Suro 16. Taman Kambang Iwak Mudo 17. Kantor Walikota 20. Masjid Sungai Lumpur Palembang

6-18

No Destinasi Kawasan Daya Tarik Wisata Pariwisata Daerah Strategis Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Pariwisata Provinsi B Destinasi Kota 1. Air Terjun Curug Layang 1. Goa Pondok Batu 1. Bendungan Waterfang Pariwisata Daerah Lubuklinggau 2. Air Terjun Ta'li Lubuklinggau 2. Situs Benteng Kuto Ulak Lebar 2. Museum Sriwijaya Subkoss Musi Rawas dan dan 3. Air Terjun Pelegan Garuda Sekitarnya Sekitarnya 4. Bukit Sulap 5. Air Terjun Temam C Destinasi Kota Pagar 1. Gunung Dempo 1. Situs Megalit Ds. Pelan Kenidai 1. Pabrik Pengolahan Teh Ptpn Pariwisata Daerah Alam dan 2. Cughup Embun 2. Pemukiman Masyarakat Vii Gunung Dempo Pagar Alam dan Sekitarnya 3. Air Terjun Lematang Indah Tradisional Besemah 2. Tangga 2001 Sekitarnya 4. Hutan Bambu 3. Situs Tegur Wangi 3. Tugu Rimau 5. Cughup Mangkok 4. Situs Belumai 4. Perkebunan Salak Gunung 6. Cughup Tuhjuh Kenangan 5. Situs Tanjung Aro Dempo 7. Cughup Alap-Alap 6. Berik Antam Delapan 5. Perkebunan Sayur Kerinjing 8. Cughup Lematang Indah 7. Makam Puyang Serunting Sakti 9. Cughup Basemah 8. Makam & Batu Penyumpahan 10. Cughup Napal Kuning Puyang Atung Bungsu 11. Cughup Ayek Deghas 9. Rumah Baghi 12. Tebat Gheban 13. Tebat Muara Tenang 14. Liku Lematang 15. Limestone D Destinasi Kota 1. Danau Bunud 1. Tugu Serangan Balasan 1. Caroline Island Pariwisata Daerah Prabumulih 2. Danau Lematang Putus 2. Makam Gunung Ibul Prabumulih dan dan Sekitarnya Sekitarnya

6-19

No Destinasi Kawasan Daya Tarik Wisata Pariwisata Daerah Strategis Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Pariwisata Provinsi E Destinasi Kabupaten 1. Danau Ranau 1. Makam Si Pait Lidah – Kec. - Pariwisata Daerah OKU Selatan 2. Air Terjun Talang Alai Bandng Agung OKU Selatan dan dan 3. Air Terjun Subik 2. Benteng Pauh Sekitarnya Sekitarnya 4. Air Panas Kota Batu 5. Air Panas Muara Dua Kisam 6. Air Terjun Lugur, Air Terjun Manduriang 7. Suaka Marga Satwa Gunung Raya 8. Danau Rakihan 9. Perkebunan Haramai 10. Goa Sarang Burung Walet Sunur

6-20

Tabel 6.4. Sebaran Daya Tarik Wisata pada Kawasan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah A. Kota Palembang KPPD Ogan 1. Lebak Teloko 1. Kawasan Kota Tua Kayuagung 1. Kawasan Segitiga Emas dan Sekitarnya Komering Ilir 2. Kawasan Sungai Komering 2. Rumah Seratus Tiang dan Sekitarnya 3. Makam Pangeran Rejet Wira 3. Lebak Besar Teloko Laksana 4. Danau Teluk Gelam 4. Rumah Depati Bahar 5. Danau Rasau 5. Rumah Depati M Nur 6. Danau Air Nilam 6. Rumah Depati Ahmak 7. Danau Air Itam 7. Rumah Depati Ahmad 8. Suaka Margasatwa Padang 8. Batu Gajah Sugihan 9. Batu Pengantin 9. Pulau Bayas 10. Batu Paso 10. Pulau Napo 11. Makam Serunting Sakti (si Pahit 11. Lebak Deling Lidah) 12. Bukit Batu 12. Rumah Pangeran Djaja Pati 13. Pulau Hantu Kerama Djaja 14. Pulau Maspari 13. Rumah Limas 15. Kuala Lebung Itam 14. Makam Puyang Bucit 16. Kuala Sungai Sibur 15. Makam Ratu Jimat 17. Kuala Sungai Pasir 16. Makam Petori Seriam Kuning 18. Hutan Mangrove Sungai 17. Rumah Haji Bahri Lumpur 18. Makam Keluarga Penghulu Kiai Haji Abdul Mukti 19. Masjid Jamik 20. Rumah Tokeh Jahri

6-21

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah 21. Rumah Pangeran Haji Tagut 22. Rumah Depati Amir Hamzah 23. Rumah Depati Tjoekronegoro (A. Ambon) 24. Rumah Depati Baridun 25. Rumah Limas Depati Suut 26. Makam Panglima Batu Api 27. Makam Buyut Bedendang (Petori Kulit Bening) KPPD 1. Ekspedisi Burung Migran – 1. Makam Demang Lebar Daun 1. Agrowisata Buah Naga Banyuasin Kec. Sukarami 2. Perkampungan Nelayan Sungsang 2. Danau Tanah Mas 2. Taman Nasional Sembilang 3. Tugu Marga/ front Langkan 3. Taman Dinausaurus 3. Pantai Kawasan Pesisir 4. Tugu Sejarah Silk Air 4. Waterpark Danau Tanah Mas Desa Pejaye 5. Tebenan Indah 4. Taman Nasional Sembilang 6. Pemancingan Putra Berlian 5. Pulau Gemampo 7. Kolam Renang Delima 6. Hutan Lindung Lebong 8. PT. Pertamina/Sungai Gerong Hitam 9. Kawasan Pelabuhan Tanjung 7. Danau Tanah Mas Api-api 8. Bom Berlian 10. Perkebunan Sawit PT. Sawit 9. Eks PENAS/ Sriwijaya Agro Mas Sejahtera Center 11. Perkebunan Karet PT. Melania 10. Tebenan Indah 12. Hutan Lindung Lebong Hitam 13. Perkebunan Sawit Rengit

6-22

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah KPPD Ogan Ilir 1. Danau lebong Karangan 1. Makam Darussalam Sido Ing Rajek 1. Monumen Perjuangan 2. Perairan sungai Ogan 2. Makam Putri Pinang Masak Kemerdekaan Front Simpang 3. Pantai Jodoh 3. Makam Samporayo 2. Monumen Pahlawan Indralaya 4. Perairan Tanjung Laut 4. Makam Usang Sungging 3. Perkebunan Tebu Lubuk Keliat 5. Lebak Palas 5. Makam Said Umar Bagindo Sari 4. Perkebunan Nanas Tanjung 6. Lebak Seberang 6. Makam Usang Bujang Batu 7. Pantai Jonget 7. Makam Usang Rimau 5. Perkebunan Karet Rambang 8. Tanjung Putus 8. Makam Usang Rantai Kuang 9. Danau Biru 9. Makam Usang Meranjat 6. Perkebunan kelapa sawit 10. Teluk Seruo 10. Makam Usang Megat Sari Rambang Kuang 11. Ulak tepakar 11. Makam Puyang Ngawak Rd Ranom 7. Perkebunan karet Tanjung Wali 9 Rambang Senuling Raja 12. Makam Nyuak Junjungan 8. Perkebunan karet Rambang syaiydina Angkasa Kuang 13. Makam Puyang Empat Putih Jage 9. Perkebunan Karet Indralaya 14. Makam Pangeran Punto Utara 15. Makam Lanang Kuaso 10. Perkebuna Karet Tanjung Batu 16. Makam Puyang Siyak Tubiyah Ali 11. Agro Techno Park Melayang 12. Kota Terpadu Mandiri 13. Muligan Garden 14. Agro Wisata Bina Darma 15. Pemancingan 16. Perkebunan Cinta Manis 17. Pangkalan Samal B Destinasi KPPD Musi 1. Goa Payung 1. Candi Batu Lesung 1. Kawasan Motor-Cross Pariwisata Rawas Utara 2. Danau Raya 2. Candi Tingkip (Grasstrack) Desa Lessing

6-23

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah Daerah Musi 3. Air Terjun Sungai Kerail 3. Suku Anak Dalam (Kubu) Rawas dan Dan Batu Ampat Sekitarnya 4. TN Kerinci Seblat 5. Gunung Kerinci 6. Dam Bukit Dulu KPPD Musi 1. Objek Wisata Air Terjun 1. Rumah Pangeran Hasan 1. Hotel Ranggonang Rawas Tekuyung 2. Situs Keranggan 2. Masjid Agung Jamik An Nur 2. Goa Payung 3. Permukiman Tradisional 3. Rumah Dinas Bupati dan Guest 3. Taman Nasional Kerinci Sepanjang Sungai Lalan House Seblat 4. Perkampungan Belanda Desa 4. Danau Aur Supat 5. Wisata Alam Air Terjun 5. Perkampungan Belanda Kali Berau Curug Tinggi 6. Makam Keramat dan peninggalan 6. Wisata Alam Air Terjun purbakala Satan 7. Makam Keramat Puyang Depati 7. Bukit Cogong 8. Makam Keramat Puyang Serampu 9. Makam Keramat Puyang Burung jauh 10. Makam Keramat Puyang Betape 11. Makam Keramat Puyang Mulan jadi 12. Candi Sereko 13. Peninggalan Sriwijaya Teluk Kijing KPPD Musi 1. Danau Konger Banyuasin 2. Danau Ulak Lia 3. Danau Panjang dan pendek

6-24

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah 4. Goa Batu 5. Danau Cala 6. Sungai Kubu 7. Sungai Sembilang C Destinasi KPPD Lahat 1. Pesona ayek liem 1. Megalith Tinggi Hari 1. Bendungan Waterfang Pariwisata 2. Rimbang Kemambang 2. Batu Macan 2. Museum Sriwijaya Subkoss Daerah Pagar 3. Pesona Sungai Lematang 3. Batu Lingge Garuda Alam dan 4. Bukit Serelo 4. Batu Pance Sekitarnya 5. Air Terjun Bidadari 5. Batu tiang enam 6. Air Terjun Lawang Agung 6. Lesung Batu 7. Air Terjun Talang Gunung 7. Megalith Geramat 8. Air Terjun Mulak 8. Rumah Batu 9. Gua Batu Peraduan Ijut 9. Megalith makam puyang gadis 10. Gua Mesanap Mesaris 10. Rumah Bari Besemah 11. Air Bayau 11. Batu Kepala Putri 12. Air Terjun Kaban 12. Batu Naga, Batu Orang Roboh 13. Gua Sarang Burung 13. Batu Kodok, Batu Gajah Tidur 14. Sumber air panas 14. Meja Batu tanjungsakti 15. Putri Menjemur Padi 15. Jeram air manna 16. Makam Seruntung Sakti 16. Goa (Sarang Walet) dan Air 17. Perahu Kuno Terjun 18. Batu Kursi 17. Jembatan Gunung 19. Makam Dayang Rindu 18. Danau Putusan Sungai 20. Batu Kambing Lematang 21. Makam Jaga Lawang 19. Kembah Perabu 22. Makam Hulu Balang

6-25

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah 20. Bukit Rancing 23. Makam Intan Permata 21. Danau Batu 24. Batu Ngeri Celeng, Lobang 3 22. Perkebunan Kopi Bukit Orang Timur 25. Puri Menangis, Bergambar, 23. Bukit Seping Tiang Bertiang 26. Batu Behambing, Orang Berlubang 1 27. Batu Kerbau, Orang Pengapaman 28. Batu Tiang Enam 29. Batu Kepala Putri 30. Batu Lumpang Gajah, Putri, Besurat 31. Lobang 4, Pemandian Putri Orang 32. Rumah Batu Hanebat 33. Batu Langgar, Lesung, Batu Kuburan 34. Patung Orang, Kodok 35. Makam Puyang Raden 36. Gede / Makam Syek Salman KPPD Empat 1. Sungai Seguring - - Lawang 2. Air Terjun Tujuh Panggung 3. Air Panas Penantian 4. Pantai Air Bayau 5. Pantai Air Musi

6-26

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah D Destinasi KPPD PALI 1. Danau Air Itam 1. Candi Bumi Ayu - Pariwisata 2. Danau Pering Raja Jaya Daerah 3. Danau Tangga Raja Prabumulih dan Tempirai Sekitarnya 4. Kali Mancalak 5. Pantai Jodoh Tanjung Kurung KPPD Muara 1. Air Terjun Curup Tenang 1. Bukit Semendo 1. Tambang Batubata PTBA Enim Bedegung 2. Rumah Adat 2. Kebun Binatang Sriwisjaya 2. Air Terjun Dayang Rindu 3. Makam Gunung Ibul 3. Kebun Kopi 3. Air Panas Gemuhak 4. Kebun Strawberry 4. Air Terjun Lemutu 5. Arung Jeram 5. Air Terjun Napal Carik 6. Danau Deduhok 7. Danau Segayam 8. Danau Lematang Putus E Destinasi KPPD OKU 1. Sumber Air Panas 1. Goa Harimau 1. Rantau Kumpai Pariwisata Gemuhak 2. Batu Lesung Bintang Satu Daerah OKU 2. Air Terjun Kambas 3. Mandi Hawa Selatan dan 3. Mendingin Sekitarnya 4. Bukit Pelawai 5. Goa Selabe 6. Air Terjun Tembunun 7. Goa Putri

6-27

NO Kawasan Kawasan Daya Tarik Wisata Strategis Pembangunan Pariwisata Pariwisata Berbasis Alam Berbasis Budaya Berbasis Minat Khusus Provinsi Daerah KPPD OKU 1. Danau Datuk 1. Prasasti Tapak Kaki Tuan Rizal 1. Taman Rekreasi Mencar Jaya Timur 2. Air terjun Mencar 2. Batu Berputar 2. Waterboom Sartika Island 3. Lebak Datuk 3. Tala Batu 4. Sungai Komering 4. Keindahan Alam Dan Tugu 5. Sumber air Panas Jayapura Tranggulasi Bukit Bedil 6. Pulau Samadiah 5. Makam Pangeran Peranpati 7. rawa guci/ Lebung guci 6. Makam Ratu Bagus Baginda Ali 7. Makam Siti Fatima 8. Makam Puyang Bp.Peliung 9. Makam Puyang Nurbiah Bulan 10. Makam Muyang Mula Jadi 11. Makam Puyang Tuan Tigo 12. Puyang Raden Komering 13. Puyang Kurungan Nyawa/Lembbu Suro/ Hasan Saidi 14. Makam Puyang Naga Berisang 15. Rumah Limas 16. Pure (Tempat Ibadah Umat Hindu)

6-28

Tabel 6.5. Konstelasi Perwilayahan Destinasi Pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan No Destinasi Pariwisata Kabupaten/Kota Kawasan Strategis Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah Daerah Pariwisata Daerah 1 Destinasi Pariwisata 1. Kota Palembang Kota Palembang 1. KSPD Musi-Bukit Siguntang dan Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Daerah Palembang dan 2. Kab. Ogan dan Sekitarnya Wisata Sungai, Budaya dan Heritage (Sejarah), Rekreasi dan Kuliner. Sekitarnya Komering Ilir 2. KSPD Jakabaring dan Sekitarnya berbasiskan aktivitas wisata Olahraga 3. Kab. Ogan Ilir dan Rekreasi. 4. Kab. Banyuasin 3. KPPD Indralaya-Kayuagung dan Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Wisata Alam Sungai-Danau, Budaya dan Agrowisata. 4. KPPD Banyuasin dan Sekitarnya berbasis pada Ekowisata dan Bahari.

2 Destinasi Pariwisata 1. Kabupaten Musi Kota Lubuk Linggau 1. KSPD Lubuk Linggau dan Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Wisata Daerah Musi Rawas Rawas Utara dan Sekitarnya Alam Air Terjun dan Sejarah. dan Sekitarnya 2. Kabupaten Musi 2. KPPD Musi Rawas dan Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Wisata Rawas Alam Pegunungan, Petualangan dan Sejarah (Heritage) 3. Kabupaten Musi 3. KPPD Musi Banyuasin dan Sekitarnya berbasiskan pada Ekowisata Banyuasin Alam dan Budaya 4. Kota Lubuk 4. KPPD Musi Rawas Utara dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas Linggau wisata Alam Minat Khusus Gua, Danau dan Sejarah 3 Destinasi Pariwisata 1. Kabupaten Lahat Kota Pagar Alam 1. KSPD Pagar Alam dan Sekitarnya berbasiskan pada Alam Pegunungan, Daerah Pagar Alam dan 2. Kota Pagar Alam dan Sekitarnya Agrowisata dan Megalith. Sekitarnya 3. Kabupaten Empat 2. KPPD Empat Lawang dan Sekitarnya berbasiskan kepada Aktivitas Lawang Wisata Minat Khusus Sungai 3. KPPD Lahat dan Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Wisata Alam, Budaya dan Megalith

6-29

4 Destinasi Pariwisata 1. Kabupaten PALI Kota Prabumulih 1. KSPD Prabumulih dan Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Wisata Daerah Prabumulih 2. Kabupaten dan Sekitarnya Rekreasi Buatan dan Agrowisata dan Sekitarnya Prabumulih 2. KPPD PALI dan Sekitarnya berbasis pada wisata Sejarah (Heritage) dan 3. Kabupaten Muara Danau Enim 3. KPPD Muara Enim dan Sekitarnya berbasis pada Aktivitas Wisata Pegunungan dan Minat Khusus Sungai dan Air Terjun 5 Destinasi Pariwisata 1. Kabupaten OKU Kabupaten OKU 1. KSPD OKU Selatan dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas wisata Daerah OKU Selatan Selatan Selatan dan Rekreasi Danau dan Minat Khusus Sungai dan Air Terjun dan Sekitarnya 2. Kabupaten OKU Sekitarnya 2. KPPD OKU dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas wisata Rekreasi 3. Kabupaten OKU Gua dan Air Terjun Timur 3. KPPD OKU Timur dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas Wisata Alam, Sejarah-Budaya dan Buatan

6-30

Arah kebijakan dan strategi perwilayahan destinasi pariwisata daerah Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan sebagai berikut: 1) Perencanaan pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah; 2) Penegakan regulasi pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah; 3) Pengendalian dan Implementasi pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah;

Strategi dalam perencanaan pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Induk dan Rencana Detail Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah; 2) Menyusun Regulasi Tata Bangunan dan Tata Lingkungan Destinasi Pariwisata Daerah, Kawasan Strategis Pariwisata dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah;

3. Pemantapan Wisata Budaya, Kuliner dan Wisata Pendukung lainnya di Provinsi Sumatera Selatan Terdapat banyak potensi budaya di Provinsi Sumatera Selatan yang dapat dijadikan daya tarik wisata budaya, yang tentunya akan menarik wisatawan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Sumatera Selatan.

6-31

4. Perancangan kegiatan pengembangan produk wisata melalui pengemasan Paket Wisata,Calendar of Event dan Festival a. Paket Wisata Merancang jenis-jenis paket wisata berdasarkan aktivitas-aktivitas wisata dalam kantong kawasan wisata yang dapat disinergikan yang dikeluarkan secara formal oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan sebagai bagian dari kegiatan pengembangan produk wisata. Perancangan paket wisata internal ini dapat dilakukan bekerjasama dengan pelaku terkait seperti LSM, Asosiasi Pariwisata dan Pihak swasta (Usaha Jasa Pariwisata).

b. Calendar of Event dan Festival Merancang rangkaian kegiatan wisata per tahun (calendar of event dan festival) yang merangkum aktivitas wisata yang bersifat intangible (soft culture) serta hasil kreatifitas masyarakat (kalangan muda) seperti event-event spesial, festival seni dan budaya, kegiatan kreatifitas masyarakat.

Strategi pengembangan industri pariwisata adalah rumusan pilihan cara atau langkah-langkah yang ditetapkan untuk pengembangan industri pariwisata dalam mewujudkan rencana pengembangan kepariwisataan daerah.

Strategi pengembangan industri pariwisata daerah memiliki fungsi sebagai dasar dalam merumuskan program fasilitasi dan pengembangan industri pariwisata daerah, serta sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pemantauan implementasi RIPPARPROV untuk aspek industri pariwisata. Untuk itu, strategi pengembangan industri pariwisata Provinsi Sumatera Selatan adalah: 1. Peningkatan daya saing usaha pariwisata Provinsi Sumatera Selatan melalui pengembangan produk pariwisata alam, buatan dan budaya

6-32

yang unik dan sesuai dengan karakteristik Kawasan Pariwisata daerah. 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan usaha pariwisata dan pendukungnya melalui penentuan standar produk dan pelayanan yang sesuai dengan klasifikasi usahanya. 3. Pengembangan prosedur penerapan standar kualitas pelayanan usaha pariwisata serta mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan standar. 4. Peningkatan pembinaan industri kecil dan menengah dalam pengembangan dan pemasaran produk pariwisata melalui program- program pendampingan usaha dan penciptaan peluang-peluang pengembangan usaha. 5. Pembangunan kemitraan yang berkinerja tinggi antarusaha pariwisata dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat lokal. 6. Sinkronisasi arah kebijakan dan pengembangan usaha dan investasi pada sektor kepariwisataan: a. Mengembangkan sistem administrasi dan pelayanan investasi satu atap bagi pengembangan usaha dan investasi di sektor pariwisata. b. Membangun sistem informasi investasi yang up to date dan memiliki informasi yang komprehensif terhadap kondisi investasi di sektor pariwisata. c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara lembaga – lembaga keuangan, pemerintah dan pengusaha (masyarakat) dalam peningkatan usaha kepariwisataan. d. Mengembangkan usaha kreatif dan investasi di sektor pariwisata yang mampu memberikan efek berganda (multiplier effect) secara optimal terhadap perekonomian daerah dan masyarakat.

6-33

e. Mendorong berkembangnya jaringan kegiatan kepariwisataan antar kegiatan usaha yang ada di seluruh Provinsi Sumatera Selatan maupun antar daerah /antar negara.

6-34

Strategi pengembangan pemasaran pariwisata adalah rumusan pilihan cara atau langkah-langkah yang ditetapkan untuk pengembangan pemasaran pariwisata dalam mewujudkan rencana pengembangan kepariwisataan daerah.

Strategi pengembangan pemasaran pariwisata daerah memiliki fungsi sebagai dasar dalam merumuskan program pengembangan pemasaran pariwisata daerah, serta sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pemantauan implementasi RIPPARPROVuntuk aspek pemasaran pariwisata.

1. Pengembangan Identitas dan Penempatan Destinasi Pariwisata Identitas dan penempatan (positioning) merupakan identitas spesifik yang harus diinformasikan dan dikomunikasikan secara intensif kepada wisatawan maupun pelaku kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Arahan slogan pada setiap pengembangan produk pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan adalah

Discover New Experience in South Sumatera

Artinya: Pariwisata Sumatera Selatan memiliki persepsi bahwa Provinsi Sumatera Selatan merupakan suatu destinasi yang memiliki keaslian dari lansekap dan keragaman alam yang unik, memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang merupakan peninggalan dari jaman megalitikum serta dapat memberikan pengalaman lebih kepada wisatawan. Identitas ini diharapkan dapat mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati seluruh daya tarik wisata diProvinsi Sumatera Selatan, a. Pemanfaatan dengan optimal potensi pasar pariwisata utama Provinsi Sumatera Selatan b. Pengembangan masyarakat Nusantara sebagai sumber utama pasar wisatawan nusantara bagi produk pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

6-35

c. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap karakteristik dan preferensi pasar wisatawan yang berkembang saat ini maupun pasar potensial melalui penelitian pasar. d. Penyediaan informasi untuk mendorong wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan, mendukung pemberdayaan masyarakat lokal, dan taat pada hukum dan aturan setempat. e. Pemanfaatan teknologi informasi bagi pemasaran pariwisata untuk menjaring wisatawan nusantara dan mancanegara. f. Pembangunan jejaring (networking) promosi bersama dengan destinasi lain di Indonesia dan dunia. g. Pengembangan program promosi melalui berbagai pilihan media dan aplikasi teknologi informasi yang sesuai dengan permintaan sasaran pasar wisatawan sekaligus mempertimbangkan pelestarian lingkungan, serta bertanggung jawab kepada masyarakat lokal.

2. Pengembangan Pasar Sasaran Pariwisata Pasar sasaran (target market) yang tepat merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke suatu destinasi pariwisata. a. Pasar Intern Pariwisata sudah menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat, artinya dalam pengembangan suatu destinasi pariwisata masyarakat yang berada di dalam wilayah tersebut dapat menjadi trigger maupun supply side yang paling dominan. Penduduk di Provinsi Sumatera Selatan merupakan pemangku kepentingan dan sekaligus pasar sasaran pariwisata, dengan tipologi kunjungan yang berulang dan waktu kunjungan singkat.Salah satu pemicu aktivitas pariwisata pada masyarakat adalah disposable income dalam hal ini dapat ditandai oleh Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota, Distribusi Pendapatan, Perkembangan Tingkat Kesejahteraan.

6-36

b. Pasar Wisatawan Nusantara Wisatawan nusantara ditandai dengan adanya penerbangan dalam negeri, berdasarkan hasil kajian tahun 2009 oleh KEMENBUDPAR, diperkirakan pada tahun 2010 penumpang penerbangan dalam negeri mencapai 50 juta perjalanan. Berdasarkan newsletter pariwisata Indonesia,2010 berdasarkan survey bahwa rata-rata penumpang terbang dalam setahun sebanyak 5 kali.Dalam perhitungan yang dikembangkan juga oleh Kementerian bahwa setiap pertumbuhan ekonomi 1% akan dapat menghasilkan 500.000 penumpang baru, dan apabila pertumbuhan ekonomi sampai dengan 5% akan berpotensi menambah jumlah penumpang sekitar 2.5 juta orang. Penerbangan dalam negeri di Indonesia menempati ke tiga terbesar di tingkat asia pasifik setelah Cina dan India. Hal lain yang mendorong peningkatan pergerakan wisatawan nusantara adalah peningkatan tabungan masyarakat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS dan Bank Indonesia 2010, tahungan masyarakat terbesar dimiliki oleh Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Berdasarkan kepada Buku Putih Pemasaran Indonesia (Kemenparekraf, 2010) Provinsi Sumatera Selatan juga menjadi salah satu Daerah Penyumbang Wisnus di urutan ke-8, dengan total perjalanan wisatawan nusantara asal Sumatera Selatan sebesar 5.486.473 wisnus. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu peluang bagi Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang dan Kabupaten Lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Selain dari pada tabungan masyarakat, hal lain yang mendukung aktivitas wisatawan nusantara adalah penerbangan domestik dari asal wisatawan nusantara ke wilayah Provinsi Sumatera Selatan melalui Kota Palembang.

6-37

Saat ini terdapat beberapa penerbangan menuju Palembang pada pasar-pasar utama wisatawan nusantara, yang dikaitkan dengan pasar sasaran berbasis wilayah adalah sebegai berikut: 1) Jakarta - Palembang dengan target pasar wisatawan berasal dari wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. 2) Batam - Palembang dengan target pasar wisatawan yang berasal dari Kepulauan Riau. 3) Bandung - Palembang dengan target pasar wisatawan berasal dari wilayah Jawa Barat dan Kota Bandung. 4) Lampung - Palembang dengan target pasar wisatawan berasal dari wilayah Lampung dan Sekitarnya. 5) Medan - Palembang dengan target pasar wisatawan berasal dari wilayah Sumatera Utara. 6) Padang - Palembang dengan target pasar wisatawan berasal dari wilayah Sumatera Barat.

Pergerakan wisatawan nusantara secara dominan (70%) masih terfokus di Jawa dan sebesar 60.4 % masih melakukan perjalanan short haul (100-500 km). Sejumlah karakteristik yang melekat pada wisatawan nusantara adalah: 1) Menyukai produk-produk impor yang identik dengan harga yang mahal; 2) Lebih tertarik pada aktivitas pencarian oleh- oleh/berbelanja dibandingkan dengan mempelajari destinasi wisata yang dikunjungi; 3) Dalam melakukan perjalanannya, dilakukan secara berkelompok; 4) Pada segmen “ high class” lebih menyukai pada belanja di luar negeri atau butik-butik terkenal. Guna meningkatkan awareness kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan pada segmen pasar wisatawan nusantara, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

6-38

1) Partisipasi pada Event dan Pameran Pariwisata Nasional Event dan pameran merupakan salah satu bentuk Sales Promotion yang memiliki peluang besar dalam meningkatkan kesadaran akan suatu produk dengan jumlah cakupan yang besar. Event dan pameran pariwisata nasional,antara lain: Tabel 6.6. Event dan Pameran Pariwisata Nasional No Nama Event & Pameran 1 Pameran Kerajinan dan Pariwisata Indonesia 2 Tourism Indonesia Mart & Expo 3 Pameran Wisata Religi Indonesia 4 Gebyar Wisata & Budaya Nusantara 5 Pameran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

2) Melakukan komunikasi pemasaran secara langsung melalui sales promotion di daerah-daerah dengan tingkat tabungan masyarakat yang tinggi”dan pada kelompok-kelompok sosial ataupun profesi pada daerah-daerah tersebut. a. Pasar Wisatawan Mancanegara Wisatawan mancanegara, saat ini dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan pengembangan kepariwisataan nasional. Kedatangan wisatawan mancanegara merupakan pemasukan devisa pada tingkat nasional maupun daerah. Berdasarkan hasil Passenger Exit Survey 2011 didapatkan data bahwa asal wisatawan berasal dari Malaysia, Cina, Belanda, Denmark, Jerman, Rusia, Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Melihat kondisi geografis Provinsi Sumatera Selatan maka pasar sasaran untuk wisatawan mancanegara pada 10 (Sepuluh) Tahun kedepan difokuskankepada pasar ASEAN. Pertimbangan penetapan pasar ASEAN sebagai pasar utama adalah sebagai berikut: 1) Angka pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan antara 5,7% – 6,4% tahun pada tahun 2011, lebih tinggi daripada pertumbuhan dunia sebesar 4.5 % .

6-39

2) Pertumbuhan wisatawan ASEAN sebesar 11 % pada tahun 2010 (73 %) dengan 47 % melakukan perjalanan Intra ASEAN. 3) Berdasarkan hasil data pintu masuk (Kemenparekraf,2012) pada konteks wilayah ASEAN, dapat terlihat proposi wisatawan Singapura sebesar (53 %) dan wisatawan Malaysia sebesar (13,58%) 4) Sudah adanya penerbangan langsung(direct flight)antara Singapura – Palembang dan Kuala Lumpur-Palembang. Dalam konteks meningkatkan kinerja kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan, maka perlu dilakukan upaya pengembangan pasar wisata internasional yang ditetapkan sebagai berikut: 1) Pasar Wisatawan Asal Singapura Pasar Singapura masih menjadi andalan, namun berdasarkan Kemenrekraf pemasaran ke Singapura masih belum menyentuh pada etnis melayu, Cina dan India serta expatriat. Dalam konteks kesesuaian dengan produk wisata di Provinsi Sumatera Selatan, etnis melayu di Singapura merupakan pasar sasaran yang dapat menjadi pasar potensial. Etnis Melayu Singapura banyak melakukan perjalanan ke Jakarta, Padang,Bandung, Palembang tapi sedikit yang ke Bali karena bayangan makanan halal. Hal ini merupakan peluang bagi Provinsi Sumatera Selatan dalam menerapkan meraih pasar wisman karena sesuai dengan karakteristik Melayu. Karakteristik Pasar Singapura adalah sebagai berikut:

6-40

Tabel 6.7. Karakteristik Pasar Singapura  Jumlah Kunjungan mencapai 914,592 orang (53%)  Pertumbuhan 10.60%  Waktu Liburan : Mei-Juni, September – Desember  Sumber informasi :internet (63.0%), diikuti oleh travel promotions/ pameran (58.6%) dan perusahaan perjalanan (45.1%).  Preferensi Produk Pantai (21%), Belanja (18%), Budaya (18%), Tamasya (15%) & Petualangan (11%), lain-lain (17%)  Fokus Pengembangan Destinasi : Wisata Belanja, Ekowisata

Arahan pengembangan pasar yang perlu dilakukan antara lain: 1) Pengembangan pasar pada segmen Melayu/Islamic Singaporean dengan penciptaan produk-produk yang sesuai. 2) Peningkatan awareness dengan berpartsipasi pada kegiatan pameran. 3) Membangun komunikasiyang efektif melalui event-event pameran pariwisata sebagai berikut: Tabel 6.8. Event-event Pameran Pariwisata Pasar Singapura No Nama Waktu

1 Nattas Travel Fair Februari 2 Asian Diver Expo April 3 ITB Asia Oktober 4 Sales Mission Kemenparekraf -

2) Pasar Wisatawan Malaysia Sebanyak 76 % wisatawan Malaysia dalam melakukan kegiatan pariwisata adalah untuk tujuan rekreasi. Belanja merupakan salah satu aktivitas wisata utama disamping rekreasi dan mengunjungi keluarga dan bisnis. Thailand merupakan salah satu negara yang berhasil menggaetwisatawan Malaysia dengan membangun persepsi prasarana jalan yang baik, budaya,

6-41

alam, belanja dan kesehatan. Bandung telah menjadi salah satu destinasi belanja bagi wisatawan Malaysia. Dengan penduduknya yang didominasi oleh Islam sebagai agama utamanya yang menyerupai komposisi penduduk di Provinsi Sumatera Selatan maupun di Indonesia dalam konteks yang lebih luas, wisatawan Malaysia memiliki karakteristik sebagai berikut: Tabel 6.9. Karakteristik Pasar Malaysia  Jumlah Kunjungan mencapai 230.356 orang (13.58%)  Pertumbuhan 0.26 %  Waktu Liburan :Januari-Februari dan Desember  Sumber informasi : Teman/relasi (50%), Travel Agent (40%); lainnya (10%)  Asal wilayah Selangor, Johor; Sabah; Perlis,Wilayah Persekutuan  Preferensi Produk Pantai(21%), Belanja(20%), Cruise (13%), Bisnis(13%), Diving (11%); Culture, Adventure, Golf (22%)  Fokus Pengembangan Destinasi : MICE, Ekowisata dan Olah Raga

Mengacu kepada hal tersebut diatas, maka hal yang perlu dilakukan adalah: a) Membangun persepsi terkait dengan kesiapan produk pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan dalam bentuk visual. Selain itu persepsi yang perlu dibangun adalah terkait dengan kompetitifnya (halal produk-harga murah) pada produk wisata di Provinsi Sumatera Selatan b) Komunikasi pemasaran intensif dilakukan di wilayah Selangor, Johor,Sabah, Perlis dan Wilayah Persekutuan. c) Partisipasi Pameran dan Exebisi, antara lain:

6-42

Tabel 6.10. Event-event Pameran Pariwisata Pasar Malaysia

No Nama Waktu 1 Matta Fair Kuala Lumpur Maret 2 Consumer Selling Selanggor April 3 Matta Fair Johor Baru Agustus 4 Malaysia International Travel Mart Oktober 5 Sales Mission Kemenparekraf -

Strategi pengembangan kelembagaan kepariwisataan adalah rumusan pilihan cara atau langkah-langkah yang ditetapkan untuk pengembangan kelembagaan kepariwisataan dalam mewujudkan rencana pengembangan kepariwisataan daerah. Strategi pengembangan kelembagaan kepariwisataan daerah memiliki fungsi sebagai dasar dalam merumuskan program pengembangan kelembagaan kepariwisataan daerah, serta sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pemantauan implementasi RIPPARPROV untuk aspek kelembagaan kepariwisataan. 1. Menginisiasi pembentukan Organisasi Pengelola Kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan, yang terbagi berdasarkan Kawasan Pariwisata Daerah; 2. Program Kemitraan dalam peningkatan strategi dan efektifitas promosi baik di dalam maupun di luar negeri; 3. Meningkatkan efektifitas kemitraan dan koordinasi antar pelaku pariwisata dan antara pelaku pariwisata dan pelaku ekonomi dan social lainnya terutama yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas jasa, sarana dan prasarana yang mendukung pembangunan pariwisata; 4. Mensinergikan dan menyederhanakan regulasi, terutama yang berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan pariwisata;

6-43

5. Peningkatan kompetensi SDM pariwisata melalui pelatihan dan pembinaan yang dilakukan pemerintah maupun industri pariwisata; 6. Peningkatan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan kepariwisataan untuk memenuhi kebutuhan SDM pariwisata yang berkualitas dan bertanggung jawab; 7. Pengembangan mekanisme insentif dan disinsentif bagi SDM pariwisata dan industri pariwisata yang berperan besar dalam pengembangan pariwisata Provinsi Sumatera Selatan; 8. Penyederhanaan prosedur perizinan investasi lokal, nasional, maupun asing yang bersedia mendukung pengembangan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan, pembangunan masyarakat, dan pelestarian budaya Provinsi Sumatera Selatan; 9. Pengembangan mekanisme insentif dan disinsentif bagi investor di bidang pariwisata yang berhasil mengembangkan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan, mendorong pembangunan masyarakat, dan berkontribusi terhadap pelestarian budaya Provinsi Sumatera Selatan; dan 10. Pengembangan regulasi bagi pemantauan dan evaluasi kegiatan perencanaan dan pengelolaan kepariwisataan.

Dalam RIPPARPROV Sumatera Selatan salah satu keluaran utama dari laporan ini ialah rencana, indikasi dan program-program yang akan menjadi acuan kegiatan kerja pihak-pihak terkait sebagaimana di jabarkan berikut ini:

6-44

1. Destinasi Pariwisata a. Perwilayahan Destinasi Pariwisata Arah Kebijakan 1: Menetapkan Kawasan Strategis Pembangunan Pariwisata dan Mensinergikan Pengembangan Daya Tarik Wisata dengan Rencana Pengembangan Aksesibilitas. Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut: NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Menyusun Rencana 1. Penyusunan Rencana Induk Satuan Kerja Destinasi Pembangunan Pariwisata Daerah Perangkat Daerah Pariwisata Daerah, (RIPPARDA) pada (SKPD) yang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota yang belum bertanggung jawab di Pariwisata Daerah memiliki Rencana Induk bidang dan Kawasan 2. Penyusunan Masterplan Destinasi kepariwisataan dan Pembangunan Pariwisata Daerah atau Perencanaan Pariwisata Daerah 3. Penyusunan Kawasan Strategis Pembangunan Pariwisata Daerah Daerah 4. Penyusunan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah 2 Menyusun Regulasi 1. Penyusunan Rencana Tata Satuan Kerja Tata Bangunan dan Bangunan dan Tata Lingkungan Perangkat Daerah Tata Lingkungan DPD, KSPD dan KPPD (SKPD) yang Destinasi bertanggung jawab di Pariwisata Daerah, bidang KSPD dan KPPD kepariwisataan dan atau Perencanaan Pembangunan Daerah

6-45

Arah Kebijakan 2: Penegakan Regulasi Pembangunan DPD, KSPD dan KPPD Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Monitoring dan 1. Penyusunan Tata Cara/Petunjuk Teknis Satuan Kerja Perangkat pengawasan oleh Penetapan DPD, KSPD dan KPPD Daerah (SKPD) yang Pemerintah Daerah bertanggung jawab di terhadap Penerapan 2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan bidang kepariwisataan dan Rencan Induk Masterplan DPD, KSPD dan KPPD atau Perencanaan Pembangunan 3. Penyiapan rancangan peraturan tentang Pembangunan Daerah Pariwisata Daerah, tata bangunan dan lingkungan pada daya DPD, KSPD dan KPPD Tarik wisata prioritas di KSPD dan KPPD 4. Penetapan Perda Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan 5. Penetapan Regulasi tentang Indikasi Program Pembangunan Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera Selatan 6. Penetapan Regulasi tentang Tata Bangunan dan Tata Lingkungan pada daya Tarik wisata prioritas di KSPD dan KPPD

6-46

Arah Kebijakan 3: Pengendalian Implementasi Pembangunan DPD, KSPD dan KPPD Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Meningkatkan Koordinasi 1. Sosialisasi dan publikasi peraturan Satuan Kerja Perangkat Daerah antara Pemerintah Daerah, daerah tentang Rencana Induk (SKPD) yang bertanggung jawab Pelaku Usaha dan Masyarakat Pembangunan Pariwisata Provinsi di bidang kepariwisataan dan Sumatera Selatan atau Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Pembentukan Forum Koordinasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis Kepariwisataan (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan atau Perencanaan Pembangunan Daerah

6-47

b. Pembangunan Daya Tarik Wisata Arah Kebijakan 1: Perintisan Pengembangan Daya Tarik Wisata dalam rangka mendorong Pertumbuhan KSPD dan KPPD Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG JAWAB (2016-2020) (2021-2025) I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan daya 1. Fasilitasi perintisan pengembangan daya Satuan Kerja Perangkat Daerah Tarik wisata Baru pada Tarik wisata alam, budaya dan minat (SKPD) yang bertanggung jawab DPD, KSPD dan KPPD khusus/buatan bagi segmen wisata di bidang kepariwisataan massal (mass market) maupun bagi segmen ceruk pasar di kawasan yang belum berkembang 2. Fasilitasi perencanaan dan perintisan pengembangan sarana dan prasarana dasar di kawasan yang belum berkembang. 3. Fasilitasi pemberian arahan bagi masyarakat setempat mengenai pengelolaan dan pemeliharaan destinasi untuk mewujudkan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat di Kawasan yang belum berkembang 4. Fasilitasi para pelaku usaha di dalam pengembangan kawasan pariwisata

6-48

Arah Kebijakan 2: Pembangunan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas segmen pasar yang ada Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan inovasi 1. Penguatan Interpretasi dan Satuan Kerja Perangkat manajemen produk dan inovasi produk dalam upaya Daerah (SKPD) yang kapasitas daya Tarik wisata meningkatkan kualitas daya, bertanggung jawab di untuk mendorong akselerasi keunggulan kompetitif dan bidang kepariwisataan perkembangan DPD, KSPD komparatif serta daya saing daya dan KPPD Tarik wisata alam, budaya dan khusus/buatan yang sedang berkembang 2. Pengembangan jejaring manajemen kunjungan terpadu dengan daya Tarik wisata terkait di sekitar lokasi dalam konteks regional, maupun nasional dan internasional. 3. Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana dasar untuk meningkatkan kualitas kegiatan kepariwisataan di sekitar lokasi daya Tarik wisata.

6-49

Arah Kebijakan 3 : Pemantapan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan daya saing produk dalam menarik kunjungan ulang wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan 1. Pengembangan rentang aktivitas Satuan Kerja Perangkat diversifikasi atau keragaman wisata dalam berbagai skala Daerah (SKPD) yang daya Tarik wisata (hard-soft attraction) pada bertanggung jawab di manajemen atraksi daya Tarik bidang kepariwisataan wisata alam, budaya dan buatan/minat khusus untuk menarik segmen wisatawan massal (mass market) dan segmen ceruk pasar. 2. Pengembangan jenis-jenis atraksi lain dengan berbagai tema di sekitar lokasi daya Tarik wisata utamanya serta jejaringnya dalam manajemen kunjungan terpadu yang saling melengkapi.

6-50

Arah Kebijakan 4 : Pengembangan Daya Tarik Wisata berdasarkan keunggulan koparatif pada masing-masing KSPD dan KPPD Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut: c. Destinasi Pariwisata Palembang dan Sekitarnya

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Pembangunan KSPD 1. Membangun Kawasan Sungai Musi-Bukit Satuan Kerja Perangkat Palembang dan Sekitarnya Siguntang dan Sekitarnya berbasiskan pada Daerah (SKPD) yang aktivitas wisata Sungai, Budaya dan bertanggung jawab di bidang Heritage (Sejarah), Rekreasi dan Kuliner kepariwisataan dan SKPD terkait Lainnya. 2. Membangun Kawasan Jakabaring dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas wisata Olahraga Terpadu dan Rekreasi. 2 Pembangunan KPPD Membangun KPPD Indralaya-Kayuagung dan Indralaya-Kayuagung dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas wisata Sekitarnya alam Sungai-Danau, Budaya dan Agrowisata. 3 Pembangunan KPPD Membangun KPPD Banyuasin dan Sekitarnya Banyuasin dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas wisata ekowisata dan baharí. 4 Pemantapan Wisata Budaya, 1. Menetapkan budaya sejarah Sriwiijaya Kuliner dan Wisata sebagai identitas Provinsi Sumatera Pendukung lainnya di Selatan, dikhususkan di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan 2. Menetapkan makanan khas Sumatera Selatan dan dipatenkan. 3. Menetapkan kerajinan tenun songket khas

6-51

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V Sumatera Selatan dan dipatenkan. 5 Perancangan Kegiatan 1. Membuat paket wisata budaya sejarah Pengembangan Produk Kerajaan Sriwijaya wisata 2. Membuat kesepakatan dengan provinsi lain yang memiliki keterkaitan dengan Sejarah Kerajaan Sriwijaya guna mendukung paket wisata budaya sejarah Kerajaan Sriwijaya 3. Membuat promosi kekayaan budaya, sejarah dan kuliner di Sumatera Selatan dalam calender of event dan festival.

6-52

Gambar 6.3 Posisi DPN Palembang dan Bangka Belitung dan Sekitarnya

6-53

d. Destinasi Pariwisata Daerah Musi Rawas dan Sekitarnya

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Pembangunan KSPD Lubuk Membangun KSPD Lubuk Linggau dan Sekitarnya berbasiskan Satuan Kerja Linggau dan Sekitarnya pada Aktivitas Wisata Alam Air Terjun dan Sejarah. Perangkat Daerah (SKPD) yang 2 Pembangunan KPPD Musi Membangun KPPD Musi Rawas dan Sekitarnya berbasiskan pada bertanggung jawab Rawas dan Sekitarnya Aktivitas Wisata Alam Pegunungan, Petualangan dan Sejarah di bidang 3 Pembangunan KPPD Musi Membangun KPPD Musi Banyuasin dan Sekitarnya berbasiskan kepariwisataan dan Banyuasin dan Sekitarnya pada Ekowisata Alam dan Budaya SKPD terkait Lainnya. 4 Pembangunan KPPD Musi Membangun KPPD Musi Rawas Utara dan Sekitarnya Rawas Utara dan Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas wisata Alam Minat Khusus Gua, Danau dan Sejarah

e. Destinasi Pariwisata Daerah Pagar Alam dan Sekitarnya

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Pembangunan KSPD Pagar Membangun KSPD Pagar Alam dan Sekitarnya Satuan Kerja Perangkat Alam dan Sekitarnya berbasiskan pada Alam Pegunungan, Agrowisata dan Daerah (SKPD) yang Megalith. bertanggung jawab di bidang kepariwisataan 2 Pembangunan KPPD Membangun KPPD Empat Lawang dan Sekitarnya dan SKPD terkait Empat Lawang dan berbasiskan kepada Aktivitas Wisata Minat Khusus Lainnya. Sekitarnya Sungai 3 Pembangunan KPPD Lahat Membangun KPPD Lahat dan Sekitarnya berbasiskan

dan Sekitarnya pada Aktivitas Wisata Alam, Budaya dan Megalith

6-54

f. Destinasi Pariwisata Daerah Prabumulih dan Sekitarnya

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Pembangunan KSPD Membangun KSPD Prabumulih dan Satuan Kerja Prabumulih dan Sekitarnya Sekitarnya berbasiskan pada Aktivitas Perangkat Daerah

Wisata Rekreasi Buatan dan (SKPD) yang Agrowisata. bertanggung jawab di bidang kepariwisataan 2 Pembangunan KPPD PALI Membangun KPPD PALI dan dan SKPD terkait dan Sekitarnya Sekitarnya berbasis pada wisata Lainnya. Sejarah (Heritage) dan Danau 3 Pembangunan KPPD Muara Membangun KPPD Muara Enim dan Enim dan Sekitarnya Sekitarnya berbasis pada Aktivitas

Wisata Pegunungan dan Minat Khusus Sungai dan Air Terjun

g. Destinasi Pariwisata Daerah OKU Selatan dan Sekitarnya

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Pembangunan KSPD OKU Membangun KSPD OKU Selatan dan Satuan Kerja Perangkat Selatan dan Sekitarnya Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas Daerah (SKPD) yang wisata Rekreasi Danau dan Minat bertanggung jawab di Khusus Sungai dan Air Terjun bidang kepariwisataan 2 Pembangunan KPPD OKU Membangun KPPD OKU dan dan SKPD terkait

6-55

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V dan Sekitarnya Sekitarnya berbasiskan pada aktivitas Lainnya. wisata Rekreasi Gua dan Air Terjun 3 Pembangunan KPPD OKU Membangun KPPD KPPD OKU Timur Timur dan Sekitarnya dan Sekitarnya berbasiskan pada

aktivitas Wisata Alam, Sejarah-Budaya dan Buatan

2. Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata Arah Kebijakan 1: Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung Perintisan Pembangunan Kawasan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Meningkatkan pemberian 1. Fasilitasi penyediaan lahan untuk Satuan Kerja Perangkat insentif untuk pembangunan pengembangan sarana usaha Daerah (SKPD) yang fasilitas pariwisata dalam pariwisata dengan nilai kompetitif bertanggung jawab di mendukung perintisan bidang kepariwisataan, kawasan pariwisata 2. Fasilitasi kemudahan pinjaman perijinan dan Bank dengan suku Bunga yang penanaman modal, rendah bagi swasta dan prasarana wilayah dan masyarakat dalam pengembangan sektor terkait lainnya sarana usaha pariwisata

6-56

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 2 Mengembangkan 1. Fasilitasi perintisan penyediaan Prasarana/Infrastuktur dasar jaringan listrik dan lampu untuk mendukung kesiapan penerangan di kawasan pariwisata kawasan pariwisata sebagai 2. Fasilitasi perintisan pembangunan destinasi wisata baru/rintisan jaringan air bersih di kawasan dan/atau kawasan pariwisata pariwisata yang akan dikembangkan. 3. Fasilitasi jaringan telekomunikasi

di Kawasan Pariwisata 4. Fasilitasi penyediaan dan pengembangan Pusat Informasi Pariwisata di Kawasan Pariwisata 5. Peningkatan kualitas penyediaan tempat penjualan cinderamata (Souvenir Shop)

6-57

Arah Kebijakan 2 : Meningkatkan kualitas prasarana umum dan fasilitas pariwisata yang mendorong pertumbuhan daya saing kawasan pembangunan pariwisata daerah Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan dan 1. Pengembangan skema regulasi Satuan Kerja Perangkat menerapkan berbagai skema untuk mengatur peran dan Daerah (SKPD) yang kemitraan antara pemerintah tanggung jawab antara bertanggung jawab di daerah dan swasta (public pemerintah dan swasta dalam bidang prasarana private partnership) pengembangan prasarana umum, wilayah dan sektor fasilitas umum, dan fasilitas terkait lainnya pariwisata di Kawasan Pariwisata. 2. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah dan swasta dalam pelaksanaan kemitraan dalam pengembangan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata di Kawasan Pariwisata. 2 Mengembangkan dan 1. Pemberian kemandirian peran menerapkan berbagai skema dan tanggung jawab kepada kemandirian pengelolaan. otoritas pengelola kawasan pariwisata yang sudah mapan dalam pengembangan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata. 2. Pemberian peran dan tanggung

6-58

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V jawab kepada pemerintah daerah secara otonom dalam pengelolaan pengembangan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata pada kawasan pariwisata yang sudah berkembang

Arah Kebijakan 3 : Pengendalian Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-destinasi pariwisata yang sudah melampaui ambang batas daya dukung Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Menyusun regulasi perijinan 1. Pengembangan skema pembatasan Satuan Kerja Perangkat untuk menjaga daya dukung pembangunan prasarana umum, Daerah (SKPD) yang lingkungan fasilitas umum, dan fasilitas bertanggung jawab di

pariwisata pada kawasan bidang prasarana pariwisata dalam rangka menjaga wilayah dan lingkungan keberlanjutan daya dukung 2. Koordinasi perijinan pembangunan prasarana umum, fasilitas umum

dan fasilitas pariwisata pada kawasan pariwisata untuk menjaga

6-59

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V keberlanjutan daya dukung suatu kawasan pariwisata. 2 Mendorong penegakan 2.1 Pengembangan skema insentif dan peraturan perundang- disisentif dalam pembangunan prasana undangan umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata pada kawasan pariwisata. Meningkatkan pengawasan pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Peningkatan peran dan tanggung jawab swasta dalam pemeliharaan sarana

umum, fasiliitas umum, dan fasilitas pariwisata pada kawasan pariwisata

6-60

a. Aksesibilitas dan/atau Transportasi Pariwisata Arah Kebijakan 1 : Pengembangan Moda Transportasi dalam mendukung Pembangunan Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan sarana 1.1 Pengembangan angkutan wisata darat yang Satuan Kerja Perangkat moda transportasi darat, laut, memenuhi standar keamanan dan Daerah (SKPD) yang dan angkutan sungai yang kenyamanan bagi wisatawan bertanggung jawab di menghubungkan antar bidang Perhubungan Mengembangkan moda transportasi yang Kawasan Pariwisata 1.2 hemat energi dan ramah lingkungan 1.3 Pengembangan angkutan wisata sungai antar kawasan pariwisata yang berdekatan dengan memenuhi Standar keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan 1.4 Pengembangan kerjasama dengan perusahaan angkutan umum dan angkutan khusus milik swasta dalam rangka mendukung aksesibilitas antar kawasan pariwisata daerah. 1.5 Pengembangan kerjasama dengan perusahaan angkutan umum dan angkutan khusus milik swasta dalam rangka peningkatan kualitas layanan bagi wisatawan Penyusunan studi kebutuhan moda 1.6 transportasi antar kawasan pariwisata daerah

6-61

Arah Kebijakan 2 : Pengembangan Sarana Prasarana Transportasi dalam mendukung Pembangunan Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Mengembangkan sarana Pembangunan Shelter Bus Pariwisata Satuan Kerja Perangkat

moda transportasi darat, laut, pada Kawasan Pariwisata Daerah Daerah (SKPD) yang dan angkutan sungai yang bertanggung jawab di Peningkatan Kualitas Terminal Bis dan menghubungkan antar bidang Perhubungan Angkutan Umum Kawasan Pariwisata dan BUMD Peningkatan Kuantitas dan Kualitas

Jalan Peningkatan kualitas dan kuantitas

Tourism Signage Penyusunan Studi Kebutuhan Pengembangan Prasarana Transportasi dimasing-masing Kawasan Pariwisata Daerah ; Contoh : Kebutuhan Sarana Transportasi Shuttle yang menghubungkan Palembang-Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir Penambahan Armada Trasnportasi Bus Pariwisata Pada Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Pembangunan Dermaga untuk

Pengembangan WIsata Sungai Pengembangkan sarana dan prasarana

transportasi untuk mendukung

6-62

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V pengembangan wisata sungai Peningkatan kapasitas Bandara Udara

Sultan Mahmud Badaruddin II Penyediaan kapal-kapal wisata untuk mendukung pengembangan wisata baharí khususnya di Kawasan Pesisir Sumsel (Banyuasin-Ogan Komering Ilir) dan menuju Pulau Maspari

6-63

Arah Kebijakan 3 : Pengembangan Sistem Transportasi dalam mendukung Pembangunan Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan sistema Penerapan Manajemen Kelalulintasan dalam Satua n Kerja 1.1 transportasi darat, laut pengaturan lalu lintas darat, udara dan sungai. Perangkat Daerah dan sungai serta udara (SKPD) yang Mengembangkan sistema dan jejaring informasi yang menghubungankan1.2 bertanggung jawab di antar Kawasan Pariwisata transportasi darat, udara dan sungai. bidang Perhubungan Daerah dan BUMD 1.3 Peningkatan sistema kepastian jadwal keberangkatan dan kedatangan moda transportasi Peningkatan jam operasi angkutan umum pada 1.4 Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Meningkatkan kualitas pelayanan, keamanan dan 1.5 keselamatan jasa transportasi pariwisata

Penerapan manajemen lalulintas dalam 1.6 pengaturan jalur penerbangan Pengembangan kerjasama dengan berbagai 1.7 maskapai internasional (global airliner) Peningkatan pelayanan CIQP (Custom, 1.8 Immigration, Quarantine,Port)

6-64

b. Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata Arah Kebijakan 1 : Peningkatan Kapasitas dan Peran Masyarakat dalam Pembangunan Bidang Kepariwisataan Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Menguatkan kelembagaan Peningkatan kapasitas organisasi Satuan Kerja Perangkat masyarakat dalam masyarakat local dalam pembangunan Daerah (SKPD) yang pembangunan kepariwisataan bertanggung jawab di kepariwisataan bidang Kepariwisataan 1.1 Peningkatan Intensitas Keterlibatan lembaga Masyarakat dalam Pembangunan Kepariwisataan 2 Mengembangkan Pemetaan Potensi dan kebutuhan keterlibatan masyarakat penguatan masyarakat local dalam dalam pola DMO pembangunan kepariwisataan (Destination Management Perintisan pemberdayaan potensi dan Organization) dalam kapasitas masyarakat dalam pembangunan pembangunan kepariwisataan kepariwisataan Pelatihan dan pendidikan tentang

DMO

6-65

Arah Kebijakan 2 : Peningkatan Usaha Ekonomi Masyarakat di Bidang Kepariwisataan Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Meningkatkan kapasitas/skill1.1 Fasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan Satuan Kerja serta produk layanan usaha usaha wisata yang dikembangkan masyarakat Perangkat Daerah ekonomi masyarakat di lokal di sekitar kawasan pariwisata (SKPD) yang bidang pariwisata bertanggung jawab di 1.2 Fasilitasi pengembangan produk dan layanan bidang Kepariwisataan usaha ekonomi yang dikembangkan masyarakat dan bidang lokal di sekitar Kawasan Pariwisata Perindustrian, dan UMKM 1.3 Fasilitasi pemberian modal usaha kecil menengah bagi usaha masyarakat di bidang pariwisata 1.4 Pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat dalam pengembangan produk dan layanan usaha setempat 2 Mengembangkan Regulasi Peningkatan kapasitas organisasi masyarakat yang berorientasi untuk lokal dalam pengembangan usaha ekonomi mendorong perkembangan masyarakat usaha ekonomi yang Menyusun regulasi yang mendorong dikembangkan oleh keterlibatan pihak swasta untuk mendukung masyarakat lokal pengembangan usaha ekonomi masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)

6-66

Arah Kebijakan 3 : Penguatan Kesadaran Wisata Masyarakat Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Meningkatkan motivasi, Mengembangkan kegiatan study tour Satuan Kerja

kesempatan dan kemampuan pariwisata di kalangan usia sekolah. Perangkat Daerah masyarakat dalam mengenali (SKPD) yang Mengembangkan kurikulum lokal berbasis dan mencintai tanah air bertanggung jawab di budaya dan sejarah daerah. bidang Pendidikan Mengembangkan minat baca tulis remaja usia

sekolah akan sejarah, seni dan budaya. 2 Meningkatkan pemahaman Peningkatan sosialisasi sadar wisata pada

dukungan dan partisipasi masyarakat lokal masyarakat dalam Pengembangan media campaign pada mewujudkan sapta pesona mediamassa lokal (cetak) dan elektronik bagi terciptanya iklim tentang sadar wisata kondusif kepariwisataan setempat Pembinaan dan penataan kawasan wisata dan komunitas masyarakat yang mencerminkan prinsip sadar wisata dan sapta pesona. Revitalisasi kelompok sadar wisata dan lembaga masyarakat untuk mendukung pengembangan pariwisata. Pemberian bantuan fasilitas sarana dan prasarana dalam rangka pengembangan masyarakat lokal di sekitar kawasan

6-67

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V pariwisata.

c. Investasi Pariwisata Arah Kebijakan 1 : Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di bidang Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Meningkatkan perbaikan jasa Penetapan keringanan pajak dalam Satuan Kerja Perangkat pelayanan perpajakan untuk periode waktu tertentu bagi Daerah (SKPD) yang investasi penanaman modal pengembangan investasi bertanggung jawab di dalam negeri dan modal asing bidang Penanaman

di sector pariwisata 1.1 Menurunkan tarif pajak daerah yang Modal dan Perpajakan berpotensi menyebabkan kenaikan Daerah harga/jasa 2 Mengusulkan adanya Penyusunan Studi Potensi KEK

Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Pariwisata Koordinasi dengan Pemerintah Pusat Membangun kesamaan persepsi tentang KEK Pariwisata dengan seluruh unsur penyelenggara pemerintahan dan stakeholder di daerah

6-68

6-69

Arah Kebijakan 2 : Peningkatan kemudahan Investasi di Bidang Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan Deregulasi Penyesuaian atau kemudahan urusan Kerja Perangkat 1.1 peraturan yang menghambat kontrak tenaga kerja Daerah (SKPD) yang perizinan bertanggung jawab di 1.2 Pengurangan jenis peraturan perijinan bidang Kepariwisataan dan sektor terkait lainnya

Arah Kebijakan 3 : Peningkatan Promosi Investasi di Bidang Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan sistim 1.1 Penyediaan informasi profil investasi Kerja Perangkat informasi investasi di bidang daerah Daerah (SKPD) yang pariwisata bertanggung jawab di bidang Kepariwisataan 2 Meningkatkan promosi 2.1. Penetapan pemberian kemudahan bagi investasi di bidang investasi sector pariwisata yang

pariwisiata di dalam dan di mendorong peningkatan kunjungan luar negeri wisatawan dan lama tinggal Pengembangan sekretariat bersama

6-70

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V promosi investasi Pengembangan berbagai marketing kit

investasi Promosi investasi sector pariwisata melalui media cetak, elektronik dan internet Penyediaan informasi mengenai

perizinan yang diperlukan Penetapan negara-negara potensial sasaran promosi invetasi pariwisata Provinis Sumatera Selatan Road Show Investasi sektor pariwisata

ke negara-negara potensial 3 Meningkatkan sinergi Peningkatan kerjasama lintas sektor Kerja Perangkat promosi penanaman modal di terkait promosi investasi Daerah (SKPD) yang bidang pariwisata dengan bertanggung jawab di sektor terkait bidang Kepariwisataan dan BKPMD-PT

6-71

Indikasi Program Pembangunan Pasar dan Pemasaran Provinsi Sumatera Selatan 2015-2025 Arah Kebijakan 1: Pemetaan, Analisis Peluang Pasar dan Perintisan Pemasaran ke Pasar Potensial Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Melakukan analisis, penetapan dan Pemetaan potensi pasar, pemetaan pola perjalanan Satuan Kerja pengembangan pasar potensial wisatawan dan preferensi produk, perencanaan pengembangan V Perangkat nusantara dan mancanegara. produk yang kompetitif untuk target pasar Daerah (SKPD) yang 2 Merencanakan dan mengembangkan Pengembangan strategis promosi (ATL = above the bertanggung strategi bauran pemasaran untuk target line dan BTL = below the line) untuk sasaran Pasar V V jawab di bidang pasar potensial berbasis prinsip pemasaran Potensial kawasan berbasis prinsip-prinsip Pariwisata bertanggung jawab responsible marketing. 3 Melakukan perintisan pemasaran terpadu Perintisan dan pengembangan kerjasama terpadu antar industri dan antar kawasan pemasaran antar kawasan dan stakeholder pariwisata terkait (co-marketing, dsbnya) yaitu dengan Badan Promosi, dengan asosiasi industri pariwisata (ASITA, V V V V PHRI, dll), dan dengan maskapai penerbangan (Garuda, AirAsia, MAS, Lion Air, dan maskapai lainnya di Kota Palembang). Pengembangan paket wisata minat khusus, heritage, budaya dan alam (bekerja sama dengan asosiasi V V industri pariwisata). Pengembangan promosi terpadu untuk event V V pariwisata dan budaya 4 Melakukan perintisan pengembangan citra Pengembangan branding kawasan pariwisata, dan V V kawasan pariwisata melalui mengangkat penyusunan rencana tindak penjabaran branding

6-72

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V keunikan dan kekuatan produk yang dimiliki dalam pengembangan produk dan program promosi. kawasan Daerah

Arah Kebijakan 2: Pemantapan Segmen Pasar Wisatawan Massal (Mass Market) dan Pengembangan Segmen Ceruk Pasar (Niche Market) dalam Mengoptimalkan Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Dinamika Pasar Global Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Mengembangkan Intensifikasi promosi produk-produk minat khusus Satuan Kerja Perangkat program niche market workshop dengan portal khusus di V V Daerah (SKPD) yang pemasaran dan website (specialized online portal). bertanggung jawab di promosi untuk bidang Pariwisata Pengembangan pasar sasaran (target market) yang meningkatkan tepat bagi produk wisata minat khusus Indonesia pertumbuhan berdasarkan pendekatan variable segmentasi V V V segmen ceruk demografis, geografis, dan psikografis. pasar. 2 Mengembangkan Program pemasaran dan promosi berbasis tema promosi berbasis tertentu melalui community marketing dan kampanye V V V tema tertentu pemasaran secara terencana dan terpadu dengan pengembangan produk sesuai tema. Program pemasaran dan promosi bertema khusus V V V untuk mendatangkan wisatawan massal (misalnya:

6-73

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V theme park/recreation park). Pengembangan bahan promosi secara tematik. V V V V 3 Akselerasi Penciptaan program pemasaran dan promosi produk pergerakan terpadu meliputi: penciptaan skema-skema promosi V V V V V V V V wisatawan silang di sepanjang mata rantai industri pariwisata dan yang terkait. Intensifikasi program promosi dan pemasaran berbasis komunitas (community marketing), melalui: 1) Promosi wisata pada media khusus komunitas tertentu (tagihan kartu kredit, majalah hobi, buletin organisasi, V V V V V dll). 2) Pemanfaatan pertemuan/eventkomunitas tertentu sebagai media promosi (pertemuan keluarga, komunitas hobi, dll). Intensifikasi pemasaran pada segmen remaja dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air, melalui: 1) Penyebaran informasi di institusi pendidikan (sekolah, V V V V V perguruan tinggi, lembaga bimbingan belajar, dll). 2) Pengembangan insenfif dan kerjasama antar pelaku industri pariwisata dengan institusi pendidikan. Peningkatan kemudahan akses dan skema pembiayaan perjalanan wisata, melalui: 1) Potongan harga terusan (circuit discount). 2) Keuntungan ganda atas jasa tertentu (double benefit). V V V V V V 3) Kartu keanggotaan (traveller/expatriate card). 4) One entry ticket yang berlaku untuk beberapa obyek wisata.

6-74

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 5) Kredit wisata (“travel now, pay later”). Intensifikasi pemasaran paket wisata dan event tematik tertentu (tradisi kelokalan, religious, weekenders, dan V V V V V sebagainya, seperti: paket wisata untuk keluarga, kerabat, klan, dll).

Arah Kebijakan 3: Pengembangan dan Pemantapan Citra Destinasi Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Mengembangkan dan Penilaian dan penajaman strategi positioning pariwisata Satuan Kerja Perangkat Daerah memantapkan dengan memfokuskan upaya promosi pada pasar V V V V V (SKPD) yang bertanggung jawab positioning. domestik . di bidang Pariwisata Penilaian dan penajaman strategi positioning pariwisata yang berfokus pada wisata Alam (Sungai, Danau dan V V V V V Agrowisata) dan Budaya, serta minat khusus. Pengembangan program pemasaran dan promosi yang bermuara pada brand image yang telah ditetapkan secara V V V V V V V V V V konsisten dan berkelanjutan. Pengembangan social media sebagai media komunikasi V V utama dalam menyebarluaskan brand image daerah.

6-75

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 2 Mengembangkan Penetapan Sistem Ticketing (penetapan harga maksimal program perlindungan harga tiket, parkir) dalam rangka melindungi hak-hak V V V V V V hak–hak konsumen wisatawan.

Arah Kebijakan 4: Pengembangan Citra Kepariwisataan sebagai Destinasi Pariwisata yang Aman, Nyaman dan Berdaya Saing Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Meningkatkan kehadiran PR-ing yang kreatif dan berkemampuan Satuan Kerja V V V V V V V V V V media dan dalam rangka diplomasi budaya. Perangkat Daerah meningkatkan citra (SKPD) yang Optimalisasi pemanfaatan media komunikasi positif pariwisata bertanggung jawab di pemasaran yang maliputi media on-line dan V V V bidang Pariwisata off-line dalam tiga arah yaitu social, mobile, dan experiential. Updating Informasiwebsite pariwisata. V V V V V V V V V V Pengembangan Sistem Informasi Pariwisata. V V Pengembangan linkage jaringan e-marketing V V V V V V V pariwisata. Pengembangan promosi produk-produk V V V V V V V V V

6-76

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V wisata minat khusus melalui online portals.

6-77

Arah Kebijakan 5: Peningkatan Peran Media Komunikasi Pemasaran Dalam Memasarkan Dan Mempromosikan Wisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengoptimalisasi Intensifikasi promosi paket-paket wisata Satuan Kerja pemanfaatan media melalui brosur-brosur, majalah, surat Perangkat Daerah komunikasi kabar, dll yang populer dibaca masyarakat (SKPD) yang V V V V V V V V V V pemasaran, baik Indonesia (misalnya majalah gaya hidup bertanggung jawab di media cetak untuk masyarakat perkotaan) dalam bidang Pariwisata maupun media bentuk advertorial. elektronik Intensifikasi promosi wisata melalui program acara televisi dan radio, baik V V V V V V V V V V lokal, nasional, dan internasional. Pendistribusian Kit Promosi dalam bentuk CD, DVD kepada segenep pelaku usaha, V V V V V V V V V V dan pemerintah daerah yang diperkirakan memiliki keterkaitan pasar. 2 Mengembangkan Pengembangan pemasaran dan promosi Satuan Kerja E-Marketing wisata melalui website pariwisata Perangkat Daerah misalnya mengenalkan destinasi-destinasi (SKPD) yang V V V V V V V V V V domestik atau daya tarik wisata minat bertanggung jawab di khusus yang sesuai untuk segmen bidang Pariwisata wisatawan nusantara dan mancanegara. Mengoptimalkan penggunaan social media V V V V V V V V V V marketing (Facebook, Twitter, Youtube)

6-78

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V sebagai media komunikasi pemasaran untuk segala segmen dan beragam jenis program promosi wisatawan nusantara dan mancanegara. Peningkatan kualitas websites pariwisata melalui peningkatan dan pengkayaan fitur- V V V V V V V V V V fitur terkini e-book, e-brochure. Pengenalan dan sosialisasi Market Intelligence untuk segmen wisatawan nusantara dan mancanegara (pembuatan V V V V V V V V program cerdas melalui website seperti yang sudah disediakan oleh para provider agen perjalanan). Community Marketing dengan melibatkan komunitas hobbies (motor, mobil) untuk menyelenggarakan event-event khusus V V V V V V V V V (Gathering, Auto Contest, Konser Amal, dsb).

3 PR dan Pembuatan Film Dokumenter V V Satuan Kerja mengembangkan Perangkat Daerah Partisipasi pada event-event travel mart. V V V V V V V V V pengalaman (SKPD) yang pemasaran sebagai Penyelenggaraan event dan festival bertanggung jawab di mekanisme budaya : musik, kuliner, fashion week, V V V V V V V V V bidang Pariwisata mendatangkan kontes fotografi, pameran kerajinan. kunjungan dalam Pembentukan skema kerjasama antar jumlah besar. V V stakeholder dalam penanganan image

6-79

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V recovery.

Arah Kebijakan 6: Pengembangan Kemitraan Pemasaran yang Terpadu, Sinergis, Berkesinambungan dan Berkelanjutan Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Mengembangkan Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi Satuan Kerja keterpaduan program pemasaran dengan upaya Perangkat Daerah sinergis promosi peningkatan ekspor dan pengembangan V V (SKPD) yang antar pemangku investasi. bertanggung jawab di kepentingan bidang Pariwisata pariwisata daerah Satuan Kerja Penguatan promosi bermitra (co- Perangkat Daerah marketing) dengan pelaku usaha V V V V V V V V V (SKPD) yang pariwisata. bertanggung jawab di bidang Pariwisata Pengembangan fasilitas penjualan secara Satuan Kerja langsung (e-commerce) kepada wisatawan Perangkat Daerah untuk dapat membeli paket wisata secara V V V (SKPD) yang langsung. bertanggung jawab di bidang Pariwisata Pengembangan kemitraan pemasaran V V V V V V V V V V Satuan Kerja

6-80

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V dengan organisasi pengembangan Perangkat Daerah destinasi. (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang Pariwisata 2 Mengembangkan Pengembangan Norma, Standar, Prosedur Satuan Kerja strategi pemasaran dan Kriteria (NSPK) serta implementasi Perangkat Daerah berbasis pada Pemasaran pariwisata yang V V V V V V V V V V (SKPD) yang pemasaran yang bertanggungjawab. bertanggung jawab di bertanggung jawab, bidang Pariwisata yang menekankan Pengembangan konten bahan promosi Satuan Kerja tanggung jawab pariwisata yang menempatkan Perangkat Daerah terhadap masyarakat lokal sebagai tuan rumah V V V V V V V V V V (SKPD) yang masyarakat, sumber (host) dan penerima manfaat. bertanggung jawab di daya lingkungan dan bidang Pariwisata wisatawan Peningkatan penggunaan media promosi Satuan Kerja pariwisata yang ramah lingkungan Perangkat Daerah (paperless and recyclable material). V V V V V V V V V V (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang Pariwisata Pengembangan misi pendidikan melalui berbagai bentuk media kepada wisatawan, Satuan Kerja masyarakat, dan seluruh pemangku Perangkat Daerah kepentingan (stakeholders), seperti V V V V V V V V V (SKPD) yang pengembangan panduan does and don’ts, bertanggung jawab di interpretation kit, dan film iklan bidang Pariwisata responsible tourism behavior. Melatih dan mendidik masyarakat usia V V V V V V V V Satuan Kerja

6-81

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V sekolah untuk mencintai lingkungannya Perangkat Daerah dengan memberikan mata pelajaran (SKPD) yang lingkungan di sekolah-sekolah (SD, SMP bertanggung jawab di dan SMA/sederajat) melalui kegiatan bidang Pendidikan ekstrakulikuler atau muatan dan Lingkungan Hidup local(MULOK) Pengembangan pola-pola insentif dan Satuan Kerja penghargaan (reward) untuk upaya Perangkat Daerah pemasaran yang bertanggungjawab V V V V V V V V V (SKPD) yang kepada pelaku usaha pariwisata. bertanggung jawab di bidang Pariwisata Pengembangan pola-pola sanksi Satuan Kerja (punishment ) untuk pelanggaran terhadap Perangkat Daerah prinsip-prinsip pemasaran yang V V V V V V V V V (SKPD) yang bertanggungjawab. bertanggung jawab di bidang Pariwisata 6.3 Memfasilitasi Satuan Kerja pembentukan Perangkat Daerah Fasilitasi pembentukan organisasi organisasi V V V V (SKPD) yang pengembangan destinasi. pengembangan bertanggung jawab di destinasi bidang Pariwisata Pengembangan skema kerjasama Satuan Kerja pemasaran, promosi, dan peningkatan Perangkat Daerah investasi dengan organisasi V V V V (SKPD) yang pengembangan destinasi. bertanggung jawab di bidang Pariwisata

6-82

6-83

Arah Kebijakan 1: Penciptaan iklim investasi kepariwisataan yang sehat melalui penetapan kebijakan yang mendukung aktivitas investasi serta pembangunan masyarakat Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mengembangkan Peningkatan daya saing usaha pariwisata V V V V V Satuan Kerja keterpaduan Provinsi Sumatera Selatan melalui Perangkat Daerah sinergis promosi pengembangan produk pariwisata minat (SKPD) yang antar pemangku khusus alam (wisata sungai dan danau) bertanggung jawab di kepentingan bidang Pariwisata pariwisata daerah Peningkatan standarisasi seluruh usaha V V V V V V V pariwisata pada level nasional dan bertahap hingga level internasional. Peningkatan kemampuan managerial dalam V V V pengelolaan usaha pariwisata berdaya saing. Peningkatan kualitas dan kuantitas V V V V V V V V pelayanan usaha pariwisata dan pendukungnya melalui penentuan standar produk dan pelayanan yang sesuai dengan klasifikasi usahanya. Pengembangan prosedur penerapan standar kualitas pelayanan usaha pariwisata serta mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan standar. Pembangunan kemitraan yang berkinerja V V V tinggi antar usaha pariwisata dengan

6-84

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V pemerintah dan masyarakat lokal. Pengembangan sistem informal booking V V V V V V V service bebas biaya untuk semua produk/jasa pariwisata yang dijual (bekerjasama dengan Telkomnet). 1.2 Menciptakan iklim Penyediaan sistem penjaminan transaksi V V V V V V Satuan Kerja usaha yang kondusif pembayaran lintas negara (dengan Letter of Perangkat Daerah Credit dan Bank Guarantee untuk transaksi (SKPD) yang bisnis pariwisata). bertanggung jawab di bidang Pariwisata Peningkatan perlindungan usaha bagi V V V V V V V V V industri lokal. Pengembangan sistem pendaftaran usaha V V V V V V V V V pariwisata satu atap. Pengembangan sistem pendaftaran V V V V V V V V integratif untuk jenis usaha pariwisata yang meliputi multi-aktivitas dan multi-produk (contoh: perhotelan)

6-85

Arah Kebijakan 2: Peningkatan informasi dan kerjasama investasi dalam meningkatkan arus investasi kepariwisataan Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 2.1 Meningkatkan Pengembangan insentif perizinan untuk Satuan Kerja V V V sistem dan skema melindungi industri pariwisata lokal. Perangkat Daerah fasilitasi untuk (SKPD) yang Fasilitasi komunikasi antara pemerintah, usaha pariwisata bertanggung jawab di usaha pariwisata, dan masyarakat dengan V V V V V V V V V bidang Pariwisata menyelenggarakan forum koordinasi dan komunikasi secara reguler. Pemberian insentif kepada industri pariwisata yang menggunakan produk lokal V V V V V V V V V dan produk UMKM. Pengembangan sistem delivery yang tepat antara industri kecil/pemasok dengan V V V V V V industri pariwisata. Pembinaan sistem anak angkat-bapak angkat antara industri besar dengan industri V V V V V V V V kecil/ masyarakat sekitar. Pemberian fasilitas/ ruang display bagi para pengusaha kecil di bidang pariwisata untuk V V V V V V V V V V memamerkan produknya dan cendera mata khas daerah di hotel. 2.2 Meningkatkan Peninjauan ulang prosedur dan persyaratan Satuan Kerja sistem dan skema pemberian izin pada perusahaan asing agar V V V V V V V V Perangkat Daerah regulasi untuk tidak merugikan usaha pariwisata. (SKPD) yang

6-86

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V usaha pariwisata bertanggung jawab di bidang Pariwisata 2.3 Meningkatkan Pengembangan Pusat informasi digital di penggunaan setiap kawasan wisata strategis ataupun di V V V V V V V teknologi informasi luar baik dalam tingkat Provinsi. dalam usaha–usaha Pengembangan Jaringan Kerjasama secara di kawasan V V V V V online antar kawasan pariwisata. pariwisata Pengembangan Sistem Informasi V V V V V Manajemen (SIM)

6-87

Arah Kebijakan 1: Membangun organisasi pengelolaan pariwisata di kawasan dengan melibatkan stakeholders yang terkait dan menggunakan prinsip good corporate governance dan mengembangkan sistem pelayanan yang terpadu dan terintegrasi. Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

1 Mereposisi Urusan Menginisiasi pembentukan Organisasi Pengelola V V Satuan Kerja Pariwisata di lingkungan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan. Perangkat Daerah Pemerintah Daerah (SKPD) yang Peningkatan anggaran untuk pengembangan V V V V V V V V V bertanggung jawab di pariwisata. bidang pariwisata Peninjauan kembali terhadap perkembangan V V pariwisata daerah. 2 Pengembangan Membuat SOP (standar operasional) kegiatan V V Satuan Kerja kerjasama antar pengembangan kepariwisataan Perangkat Daerah stakeholder dalam (SKPD) yang Membuat dokumen kerjasama pengembangan V V pembangunan bertanggung jawab di dan pemasaran kepariwisataan antar stakeholder kepariwisataan bidang pariwisata, Membuat dokumen kerjasama dan kemitraan V V instansi terkait, pengembangan kepariwisataan swasta dan masyarakat

6-88

Arah Kebijakan 2: Membangun sistem dan jaringan komunikasi diantara seluruh stakeholders di dalam melaksanakan pembangunan pariwisata.

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Merencanakan partisipatif Revitalisasi ataupun pembentukan unit kerja yang V V V Satuan Kerja koordinasi lintas sektor berfungsi mengkoordinasikan dan menggerakkan sinergi Perangkat Daerah (merujuk pada Inpres 16 tahun lintas sektor. (SKPD) yang 2005 tentang Arah kebijakan bertanggung jawab di Meningkatkan efektifitas kemitraan dan koordinasi antar V V V V V V V V V Pembangunan Kebudayaan Koordinasi antar pelaku pariwisata dan pelaku ekonomi dan sosial lainnya dan Pariwisata) Pemerintah terutama yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas jasa, sarana dan prasarana yang mendukung pembangunan pariwisata; Monitoring dan evaluasi performance unit kerja V V V V V V V V V koordinasi lintas sektor.

6-89

Arah Kebijakan 3: Optimalisasi organisasi kepariwisataan swasta dan masyarakat di tingkat Provinsi Sumatera Selatan. Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Memperkuat peran serta swasta Pembentukan dan operasionalisasi GIPI V V V V Satuan Kerja dalam meningkatkan akselerasi (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) di Perangkat Daerah pembangunan kepariwisataan tingkat Provinsi Sumatera Selatan. (SKPD) yang melalui Public-private Partnership bertanggung jawab di Pembentukan dan operasionalisasi BPPD (Badan V V V V (PPP)/ good tourism governance. bidang Pariwisata Promosi Pariwisata Daerah). 2 Mengembangkan dan revitalisasi Fasilitasi peningkatan peran organisasi V V V V V V V V Satuan Kerja organisasi masyarakat di bidang masyarakat (Pokdarwis). Perangkat Daerah pariwisata. (SKPD) yang Mengarahkan dana masyarakat di perusahaan- V V V V V V V V bertanggung jawab di perusahaan swasta (CSR) untuk pembinaan bidang Pariwisata organisasi masyarakat di bidang pariwisata (pokdarwis).

6-90

Arah Kebijakan 4: Optimalisasi kemitraan usaha pariwisata antara pemerintah kabupaten, swasta dan masyarakat Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Memperkuat sinkronisasi Perencanaan partisipatif usaha pariwisata V V V V V V V V Satuan Kerja antara pemerintah melalui skema kemitraan. Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Selatan (SKPD) yang Pembentukan forum-forum koordinasi usaha V V V V V V V V bersama provinsi, swasta, bertanggung jawab di pariwisata seperti Dewan Pariwisata Provinsi dan masyarakat. bidang Pariwisata Sumatera Selatan. 2 Memperbaiki pelayanan Pengembangan pelayanan satu atap dalam V V V V V V V V Satuan Kerja pemerintah kepada swasta perijinan. Perangkat Daerah dan masyarakat (SKPD) yang Deregulasi dan debirokratisasi peraturan- V V V V V V V V bertanggung jawab di peraturan terkait dengan kepariwisataan. bidang Pariwisata Pemanfaatan teknologi informasi dalam V V V V V V V V V pelayanan publik, khususnya pariwisata.

6-91

Arah Kebijakan 5 : Optimalisasi dan akselerasi kompetensi SDM Pemerintah Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2016-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Optimalisasi Program technical assistance (outsourcing SDM). V V V V V V V V V Satuan Kerja kapasitas SDM Perangkat Daerah Program magang (training program). V V V V V V V V V Pariwisata (SKPD) yang Program pendidikan pengembangan pariwisata bertanggung jawab di V V V V V V V V V (perencanaan, implementasi, dan monev). bidang Pariwisata 2 Mempetakan Pemetaan kebutuhan jabatan dalam bidang Satuan Kerja kualifikasi Pariwisata dan Kebudayaan (Din. kabupaten/kota, V V V V Perangkat Daerah kompetensi SDM dan BUMD). (SKPD) yang Pariwisata bertanggung jawab di Pemetaan kebutuhan kualifikasi pejabat dan staff V V V V bidang Pariwisata pada DISBUDPAR (teknis dan non teknis).

6-92

Arah Kebijakan 6 : Akselerasi kualitas institusi pendidikan kepariwisataan Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V 1 Memperkuat Pengembangan sarana dan prasarana sekolah Satuan Kerja institusi pendidikan pariwisata jenjang sekolah menengah, diploma, S1 V V V V V V V V V Perangkat Daerah pariwisata dan S2. (SKPD) yang bertanggung jawab di Pemutakhiran kurikulum untuk semua jenjang bidang pendidikan pendidikan pariwisata dengan standar internasional V V V V V (Common Asean Tourism Curriculum, yang bisa mendapat pengakuan UNWTO). Pemutakhiran kurikulum untuk profesi teknis/non gelar (perhotelan, pemandu wisata dll) V V V V V berstandarisasi. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan V V V V V kepariwisataan bertaraf internasional. Remodifikasi kurikulum untuk penjenjangan profesi V V V V V pariwisata (lisensi muda-madya-utama). 2 Mengembangkan Kolaborasi pemerintah dan industri pariwisata untuk Satuan Kerja V V V V V kerjasama antara program CO-OP mahasiswa (magang). Perangkat Daerah institusi pendidikan (SKPD) yang Kolaborasi pemerintah dan industri pariwisata dalam dan industri V V V V V bertanggung jawab di penyaluran lulusan. pariwisata bidang Pariwisata Program Apprenticeship (Magang) di institusi pendidikan pariwisata dan perhotelan di luar negeri V V V V V untuk tenaga pengajar.

6-93

Arah Kebijakan 7 : Optimalisasi Kuantitas SDM Industri Pariwisata Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM (2015-2020) (2021-2025) JAWAB I II III IV V I II III IV V

7.1 Perancangan jangka Pendataan dan Inventarisasi SDM (jumlah, Satuan Kerja panjang kebutuhan kualifikasi, Masa kerja, pengetahuan dan Perangkat Daerah V V V V V V V V V SDM industri ketrampilan/pelatihan, bakat dan minat (SKPD) yang Pariwisata karyawan). bertanggung jawab di bidang 7.2 Pemetaan dan Pemetaan proyeksi kebutuhan SDM industri di V V V V V V V V V Ketenagakerjaan pengadaan SDM tiap-tiap kawasan pengembangan. industri di tiap-tiap Perencanaan kebutuhan level dan karakter kawasan wisata. kompetensi SDM di tiap-tiap kawasan berdasar V V V V V V V tema produk wisata. Pemetaan proyeksi dan perencanaan kebutuhan V V V V V V V level dan karakter SDM pariwisata di kawasan. 7.3 Sertifikasi profesi di Sertifikasi tenaga di bidang kepariwisataan. V V V V V V V V Satuan Kerja bidang Perangkat Daerah Akselerasi kemampuan tenaga di bidang kepariwisataan V V V V V V V V (SKPD) yang kepariwisataan. bertanggung jawab di Pengakuan sertifikasi yang telah diberikan oleh bidang V V V V V lembaga pendidikan lain (Waive of Certification). Ketenagakerjaan

6-94

Pada bab ini menjelaskan Potensi, Hambatan dan Isu Strategis yang terjadi di Kepariwsiataan Provinsi Sumatera Selatan. Dimana hal-hal tersebut menjadi kajian lebih lanjut untuk dikembangkan ataupun di antisipasi, maupun dievaluasi.

1. Pranata Kelembagaan dan Kepaduluan Organisasi/Masyarakat a. Pranata Kelembagaan Walaupun masih terdapat perbedaan pandangan dan langkah, Provinsi Sumatera Selatan memiliki pranata kelembagaan yang sangat potensial guna pengelolaan kepariwisataan yang berkelanjutan di masa yang akan datang, baik lembaga pemerintah (Dinas dan Badan), adat maupun keagamaan.

b. Kepedulian Organisasi/ Masyarakat Berbagai organisasi/lembaga yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, baik formal maupun informal, secara umum sangat mendukung upaya pengembangan pariwisata sebagai salah satu sektor yang dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat dan memiliki minat yang

sangat tinggi untuk terlibat dan berpartisipasi di dalam pengembangan kepariwisataan.

2. Kondisi Lingkungan yang Masih Alami Kondisi lingkungan kawasan masih mencerminkan suasana pedesaan yang relatif masih alami dengan pembangunan fisik yang masih terbatas diharapkan akan mempermudah pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pariwisata dengan tetap memperhatikan kelestarian alam dan karakteristik pedesaan yang ada.

3. Kode Etik Pariwisata Global United Nations World Tourism Development (UNWTO) mencanangkan 10 prinsip dasar pengembangan pariwisata yang terangkum dalam Kode Etik Global Pariwisata (Global Code of Ethicts for Tourism), yaitu: a. Kontribusi pariwisata bagi pemahaman saling pengertian dan saling menghargai antara manusia dan komunitasnya, (Tourism’s contribution to mutual understanding and respect between peoples and societes); b. Pariwisata sebagai wahana/kendaraan bagi pemenuhan kebutuhan, baik bagi individu maupun kelompok; c. Pariwisata sebagai salah satu faktor dalam pembangunan berkelanjutan; d. Sebagai pengguna atau pengambil manfaat atas keberadaan benda-benda peninggalam budaya, pariwisata harus memberi kontribusi bagi pengembangan benda peninggalan budaya; e. Pariwisata harus merupakan aktivitas yang menguntungkan bagi negara tuan rumah dan komunitasnya; f. Pembangunan pariwisata merupakan tanggung jawab para stakeholders-nya; g. Menjunjung tinggi hak-hak kepariwisataan ; h. Menjunjung tinggi kebebasan bagi pergerakan wisatawan;

7-2

i. Menjunjung tinggi hak-hak para pekerja dan wirausahawan dalam industri pariwisata; j. Penerapan prinsip-prinsip Kode Etik Global bagi pariwisata.

Nilai penting dari pembangunan pariwisata berkelanjutan semakin menguat sejak dikeluarkannya Kode Etik Global bagi Pariwisata (Global Code of Ethics for Tourism) oleh World Tourism Organization yang berisikan 10 prinsip dasar pengembangan pariwisata. Pada dasarnya, isi kode etik ini terfokus pada menghormati dan menghargai nilai budaya lokal dengan rekomendasi yang jelas untuk melindungi warisan artistik, produk budaya tradisional, kerajinan dan legenda, dan pelestarian aset-aset alam. Meskipun demikian, di dalamnya terdapat referensi untuk memberikan keuntungan pada masyarakat lokal, dan referensi bagi perusahaan multi nasional untuk ikut menyumbang pembangunan, terutama di kawasan destinasi pariwisata. Hak bekerja bagi tenaga lokal juga dimunculkan meskipun tidak disertai keharusan kegiatan pelatihan yang memastikan penduduk lokal mendapat posisi yang cukup berarti dalam pekerjaan dan bukan sekedar menjadi buruh belaka.

Implikasi dari Global Code of Ethics for Tourism bagi kepariwisataan Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Adanya kebijakan yang menjamin kesejahteraan masyarakat dan perlindungan hak-hak wisatawan; b. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat lokal di bidang pariwisata; c. Standarisasi dan pengembangan remunerasi SDM Pariwisata; d. Penegakan hukum yang kuat dan konsisten untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional “Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak”.

Penipuan terhadap wisatawan, dan berbagai tindak kriminal tidak bertanggung jawab yang terjadi pada wisatawan telah memunculkan serangkaian protes khususnya dari wisatawan sendiri selaku pihak yang

7-3

merasa dirugikan. Beberapa kesalahan yang banyak terjadi dalam dunia pemasaran, akibat strategi pemasaran yang tidak bertanggung jawab (unresponsible marketing) berakibat pada munculnya serangkaian keluhan maupun rasa ketidakpuasan konsumen (termasuk wisatawan) terhadap jasa maupun produk yang diterimanya.

Kondisi ini kemudian mulai ditanggapi oleh pihak pemerintah untuk memberikan secara khusus terhadap konsumen dengan diberlakukannya undang-undang perlindungan konsumen, seperti halnya terjadi di Indonesia. Dengan adanya perlindungan terhadap hak-hak konsumen secara tidak langsung memiliki konsekuensi terhadap jasa maupun produk yang akan dipasarkan atau ditawarkan terhadap konsumen untuk dapat dilakukan menurut standar atau prosedur yang benar.

4. Kebangkitan Ekonomi Kreatif Sebagai Ekonomi Gelombang Keempat Ekonomi kreatif diprediksikan akan menjadi ekonomi gelombang ke-4 (fourth wave industry) dalam perkembangan ekonomi global setelah era ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi. Negara- negara maju mulai menyadari bahwa supremasi industri manufaktur sudah tidak dapat diandalkan lagi. Pada tahun 1990-an, mereka mulai mengintensifkan kegiatan ekonomi yang berbasis teknologi informasi dan kreativitas SDM-nya. Perekonomian seperti ini, untuk pertama kalinya diberi nama ekonomi kreatif oleh John Howkins (2002). Pada dasarnya ekonomi kreatif merupakan wujud upaya pencarian model pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui kreativitas yang dianggap sebagai suatu sumber daya yang terbarukan dan bahkan tidak terbatas. Ekonomi kreatif di berbagai negara saat ini diyakini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian bangsanya asalkan setiap negara membangun kompetensi ekonomi kreatif sesuai dengan cara dan kemampuan masing- masing. Industri kreatif terdiri dari beberapa komponen yang meliputi (1) Arsitektur, (2) Desain, (3) Pasar Seni dan Barang Antik, (4) Kerajinan, (5) Fashion, (6) Periklanan, (7) Video, Film, dan Fotografi, (8) Permainan

7-4

Interaktif, (9) Musik, (10) Seni Pertunjukkan, (11) Penerbitan & Percetakan, (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak, (13) Televisi & Radio, dan (14) Riset dan Pengembangan.

5. Pembangunan yang Berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat Suatu kegiatan pengembangan yang mendasarkan pada nilai-nilai kerakyatan dan komunitas setempat sebagai sumber daya utama. Masyarakat lokal adalah orang-orang yang paling tahu kondisi setempat dan setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya pembangunan. Oleh karena itu setiap langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan masyarakat lokal yang secara aktif ikut terlibat di dalamnya.

Dengan pelibatan masyarakat akan lebih menjamin kesesuaian program pengembangan dan pengelolaan dengan aspirasi masyarakat setempat, kesesuaian dengan kapasitas yang ada, serta menjamin adanya komitmen masyarakat karena adanya rasa memiliki yang kuat. Pembangunan yang bertumpu pada masyarakat dalam jangka panjang akan memungkinkan tingkat kontinuitas yang tinggi.

Adapun kriteria pembangunan yang berorientasi pada masyarakat adalah sebagai berikut: d. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal; e. Meningkatkan pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal; f. Memanfaatkan segala aspek yang berkaitan dengan kesenian yang ada di dalam suatu masyarakat untuk dikelola dan dikembangkan guna memberikan nilai tambah kepada masyarakat itu sendiri.

6. Keragaman Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya Kondisi sumber daya alam (sungai, danau, hutan, pegunungan, pantai dan laut) budaya dan buatan manusia di Provinsi Sumatera Selatan, cukup

7-5

beragam dan unik. Hal ini merupakan keuntungan dalam pengembangan pariwisata di kawasan tersebut, karena jenis daya tarik dan aktivitas wisata yang bisa ditawarkan kepada wisatawan akan bervariasi, yaitu wisata alam, ecotourism, wisata budaya, wisata petualangan, wisata sejarah, wisata kuliner, serta wisata pedesaan. Sumber daya kebudayaan yang ada belum berkembang dengan baik serta belum dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, yang disebabkan oleh belum optimalnya pembinaan dan pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, potensi yang ada perlu dikembangkan bukan hanya untuk menarik wisatawan domestik ataupun mancanegara, tetapi juga untuk wisatawan lokal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.

7. Kondisi Masyarakat dan SDM di Provinsi Sumatera Selatan terkait Pariwisata Secara umum masyarakat Provinsi Sumatera Selatan merupakan masyarakat yang ramah dan terbuka terhadap pendatang. Dalam pengembangan pariwisata, kondisi masyarakat seperti ini akan merupakan suatu kekuatan, karena dengan keramahan dan keterbukaan dapat memperkecil timbulnya konflik antara masyarakat dan wisatawan dikemudian hari. Selain itu sebagian masyarakat mengharapkan perkembangan pariwisata akan dapat meningkatkan kesejahteraan di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

a. Penduduk Usia Produktif Provinsi Sumatera Selatan memiliki jumlah penduduk usia produktif yang cukup dominan, hal ini merupakan potensi sumber daya manusia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan pariwisata melalui berbagai peran baik sebagai tenaga kerja maupun pelaku usaha.

b. Wirausaha Sebagian kecil masyarakat, terutama pada beberapa wilayah sudah terlibat di dalam pengembangan kepariwisataan, baik sebagai pelaku usaha di bidang pariwisata maupun usaha pendukung lainnya.

7-6

c. Kearifan Lokal Masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan memiliki beberapa nilai kearifan lokal dan religi yang membuat mereka peduli terhadap kelestarian sumber daya alam dan budaya yang merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata.

d. Kepedulian terhadap Teknologi Informasi Sebagian kecil masyarakat dan stakeholders pariwisata lainnya di Provinsi Sumatera Selatan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap teknologi informasi sehingga memungkinkan untuk memiliki akses informasi yang bersifat global termasuk peluang menginformasikan produk-produk wisata yang dimilikinya.

e. Pendidikan Masyarakat Masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya saat ini memiliki kesempatan dan dukungan yang cukup besar bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan informal (studi lanjut, pelatihan, dan sebagainya). Sebagian kecil masyarakat bahkan sudah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, banyak diantaranya, terutama pegawai pemerintah yang sudah menyandang gelar Strata 2 (S2) dari berbagai perguruan tinggi. Kondisi ini merupakan modal dasar yang sangat potensial dalam upaya pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan.

1. Pembangunan Destinasi Pariwisata a. Kondisi Daya Tarik Wisata di Provinsi Sumatera Selatan Kondisi daya tarik wisata di Provinsi Sumatera Selatan secara umum belum terkelola secara baik. Secara umum kulitas daya tarik wisata di Provinsi Sumatera Selatan memiliki keunggulan dalam setiap jenis daya tariknya. Sumber daya pariwisata yang terbilang sangat lengkap namun

7-7

masih belum tereksplorasi dengan baik dan terkelola secara terintgrasi sehingga peluang dalam menarik wisatawan sangat kurang. Selain itu masih banyak potensi daya tarik wisata yang belum dikembangkan. b. Kondisi Aksesibilitas di Provinsi Sumatera Selatan Selain daya tarik dari terdapat beberapa hambatan lain dari pembangunan destinasi wisata di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Kondisi aksesibilitas di Provinsi Sumatera Selatan belum seluruhnya baik, khususnya aksesibilitas menuju ke berbagai daya tarik wisata, sebagian besar dalam kondisi rusak. Dalam pengembangan pariwisata kondisi aksesibilitas sangat penting untuk kemudahan mobilitas dan distribusi wisatawan ke berbagai daya tarik. Hal ini merupakan kendala dalam pengembangan kegiatan pariwisata.

Terbatasnya sarana transportasi baik kualitas maupun kuantitas menghambat mobilitas baik masyarakat maupun wisatawan. Sarana transportasi yang memadai sangat dibutuhkan dalam pendistribusian wisatawan ke berbagai daya tarik maupun untuk kepentingan lainnya, sehingga ketersediaan sarana transportasi perlu dikembangkan, terutama sarana transportasi dalam destinasi.

Kondisi akses menuju setiap kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan masih terbilang cukup sulit, perlu adanya sebuha bandara perintis yang dapat menjangkau setiap destinasi wisata di Provinsi Sumatera Barat menjadi hal penting dalam menarik minat wisatawan. Provinsi Sumatera Selatan memiliki beberapa bandara perintis yang berlokasi di Kabupaten Lubuklinggau dengan bandara Silampari, Kabupaten Pagar Alam dengan bandara Atung Ungsu dan di Kabupaten OKU Selatan dengan bandara Banding Agung. Namun bandara- bandara tersebut sudah tidak beroperas lagi dikarenakan terjadi beberapa kendala dalam pengopearasiannya.

7-8

c. Kondisi Sarana dan Prasarana Umum di Provinsi Sumatera Selatan Prasarana dan sarana umum maupun wisata baik kualitas maupun kuantitas masih sangat terbatas, seperti prasarana air bersih. Demikian halnya dengan sarana wisata yang tersedia masih terbatas, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan wisatawan. Fasilitas dan pelayanan wisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan belum cukup memadai. Masih rendahnya minat swasta untuk mengelola potensi pariwisata.

2. Pembangunan Pasar dan Pemasaran Pariwisata Kondisi pasar wisatawan yang semain beragam mengharuskan sebuah destinasi wisata memberikan produk wisata yang berbeda dan memenuhi kebutuhan asar wisatawan. Tingkat kunjungan wisatawan menuju Provinsi Sumatera Selatan masih terbilang cukup rendah dibandingkan dengan destinasi wisata lain yang ada Indonesia. Hambatan dari pembangunan pasar dan pemasaran wsiata di Provinsi Sumatera Selatan yaitu kurang terintegrasinya sistem promosi daya tarik wisata yang ada di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan sehingga penyebaran wisatawan legih banyak terpusat di Kota Palembang dan sekitarnya. Perlu adanya sebuah kajian mengenai pengembangan pasar adan pemasaran wisata di provisi Sumatera Selatan menjadikan belum adanya arahan pembangunan pasar yang terstuktur dan berkelanjutan. Lemahnnya sistem informasi dalam pembangunan promosi wisata di Provinsi Sumatera Selatan menjadi sebuah hambatan dalam pembangunan pasar dan pemasaran wisata.

Belum banyaknya kerjasama dengan pihak biro perjalanan wisata dalam pengemasan wisata di provinsi Sumatera Selatan sehingga tingkat minat dan informasi yang didapatkan oleh wisatawan masih dangat minim.

3. Pembangunan Industri Pariwisata Pertumbuhan industri pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan masih sangat kurang baik dibidang jasa dan pelayanan wisata. Industri wisata memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan yang

7-9

berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan. Pertumbuhan hotel, restoran, tour and travel di provinsi Sumatera Selatan masih belum merata di seluruh Kabupaten/Kota sehingga masih terpusat di Kota Palembang dan sekitarnya. Industri pariwisata juga dapat menjadi stimulus bagi wisatawan berkunjung kesuatu daerah sedangkan kabupaten/kota di provinsi Sumatera Selatan keberadaan industri pariwisata masih sangat minim sehingga wisatawan yang berkunjung ke kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan masih sangat rendah.

4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata Kelembagaan pariwisata merupakan salah satu unsur penting dalam pemabngunan kepariwisataan. Hambatan dalam bidang kelembagaan dalam pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Selatan yaitu belum optimalnya lembaga-lembaga pendukung sektor pariwisata dalam hal ini sinergitas antar stakeholders perlu ditingkatkan sehingga pembangunan pariwisata sejalan dengan pembangunan daerah dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pendapata asli daerah. Lembaga-lembaga atau asosiasi yang bergerak dibidang pariwisata seperti ASITA, PHRI, HPI, Kompepar dan sebagainya masih kurang memeberikan pelatihan kepada para pelaku usaha wisata sehingga sumber daya yang kompeten dibidang wisata masih sangat terbatas. Peran Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota masih kurang otimal dalam pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pariwisata.

Belum banyaknya kebijakan-kebijakan yang mengatur mengenai bidang pariwisata menajdikan lemahnya sektor pariwisata unutk dapat menajdi sektor unggulan dalam pembangunan daerah. Pemangku-pemangku kepentingan yang dapat merumuskan mengenai kebijakan dibidang kepariwsataan masih sangat minim sehingga belum banyaknya peraturan- peraturan daerah yang memeberikan arahan dalam pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan.

7-10

1. Pembangunan Jaringan Jalan Lintas Timur Peraturan Daerah No.9 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten OKI menetapkan Jaringan Jalan Lintas Timur Sumatera sebagai jaringan jalan arteri primer, termasuk pembangunan jalan bebas hambatan ruas Kayu Agung - Palembang via Kecamatan Sirah Pulau Padang dan Kecamatan Jejawi. Pengembangan jaringan jalan ini akan mempermudah aksesibiltas antar kabupaten dilintas timur guna pengembangan wilayah, ekonomi dan pariwisata.

2. Pembangunan Jalan Lingkar Timur Peraturan Daerah No.9 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten OKI menetapkan pembangunan jalan lingkar Timur Sumatera Selatan (Lampung- Sungai Menang-Cengal-Tulung Selapan – Riding – Air Sugihan – Banyuasin - Tanjung api-api).

3. Pengembangan Jaringan Kereta Api Lintas Provinsi Jaringan rel kereta api daari Palembang ke Bakauheni (Provinsi Lampung) dan Pulau Jawa melalui Indralaya, Kayuagung dan Menggala. Pembangunan jaringan kereta api pun merupakan kemudahan aksesibilitas ke Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga alternatif perjalanan ke Provinsi Sumatera Selatan dapat dilalui melalui transportasi laut, darat dan udara.

4. Kekayaan Alam yang berlimpah Pegunungan, Laut dan Sungai Sumatera Selatan memiliki kekayaan alam yang berlimpah, seperti perkebunan kopi, perkebunan teh, batu bara, buah durian dan Kelapa sawit. Berdasarkan Buku Profil Kabupaten/Kota Pagar Alam menunjukkan bahwa 53,43% kegiatan unggulan adalah disektor pertanian. Kegiatan pertanian tidak hanya mempengaruhi kegiatan perekonomian tetapi juga memberikan kontribusi pada kegiatan pariwisata. Kegiatan di Gunung Dempo, Perkebunan Teh di Gunung Dempo, dan Perkebunan Salak Dempo. Serta

7-11

Kawasan Dempo Park yang memiliki Gunung Api Dempo, yang masih aktif hingga saat ini, kawasan Dempo Park ini sendiri meliputi daerah Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang,

Sumatera Selatan pun memiliki kekayaan sungai yang dapat dijadikan alat transportasi sungai dan pariwista. Sungai Musi adalah sungai yang terkenal berabad-abad lamanya difungsikan sebagai alat transportasi Sungai guna pendistribusian barang dari Kota Palembang menuju daerah Kabupaten/Kota sekitarnya. Sungai Musi terkenal dengan Jemabatan Amperanya dimana jembatan tersebut menjadi icon kebanggaan masyarakat Palembang. Kekayaan alam lainnya seperti kawasan hutan mangrove di pantai timur Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI), Kawasan suaka marga satwa di Kabupaten OKU Selatan, Kabupaten OKI, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Lahat. Taman Nasional Kerinci Seblat yang kawasannya melingkupi Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuklinggau hingga Kabupaten Lahat.

Selain itu adapula Taman Nasional Sembilang di Kabupaten Banyuasin, dan terdapat migrasi burung migran yang rutin setiap tahunnya.

Kekayaan alam di Provinsi Sumatera Selatan merupakan kunci kegiatan Pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan dan dipelihara kegiatannya dan kelestariannya.

5. Komitmen yang Tinggi dari Pemangku Kepentingan di Daerah dalam Pembangunan Pariwisata Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera selatan memiliki potensi/sektor unggulan yaitu pertanian dan penggalian, sektor unggulan ini tidak hanya potensi di Sumatera Selatan tetapi juga secara nasional. Selain itu ada 2 sektor yang tidak terkaait langsung Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan dan energi yakni sektor pariwisata dan jasa perbankan.

7-12

Statistik Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan. 2013

Daftar Perusahaan Industri Kecil Formal Provinsi Sumatera Selatan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan. 2014

Perencanaan, Pengembangan dan Pemasaran Daerah Tujuan Kepariwisataan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Badan Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. 2014

Pagar Alam Tourist Pocket Book. Pemerintah Kota Pagar Alam Dinas Kebudayan dan Pariwisata. 2015

Husodo, Putut. Heriyanto, Komar. 2011.Pesona Bumi Sriwijaya Perjalanan ke Sumatera Selatan. Jakarta. PT. Laksana Anugrah Nusantara.

Laporan Akhir Kaji Ulang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. 2008

Kota Wisata Sungai Welcome to Palembang river tourism city. Dina Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang. 2015

Laporan Akhir Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Musi Rawas. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2011

Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Obyek Wisata Watervunk, Bukit Sulap, dan Air Terjun Temam. Dinas Pariwisata Kota Lubuk Linggau. 2009

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pagar Alam. 2012

Gambar Perencanaan Arsitektur dan Struktur Penyusunan DED Kawasan Wisata KKaki Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau. Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Lubuk Linggau. 2010

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kota Lubuk Linggau. Kantor Informasi, Pariwisata, Seni Budaya Kota Lubuk Linggau. 2003

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Muara Enim. Pemerintah Kabupaten Muara Enim. 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Musi Rawas 2055-2025. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 2011

Rencana Pembangunan Jnagka Menengah Daerah Kota Lubuk Linggau Tahun 2013- 2017. Pemerintah Kota Lubuk Linggau. 2013

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Lubuk Linggau Tahun 2005-2025. Walikota Lubuk Lingau. 2008

Lporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014. Dinas Pariwisata, Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ogan Ilir. Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. 2014 https://sacafirmansyah.wordpress.com/2006/11/07/taman-nasional-kerinci- seblat/ (diakses tanggal 10 Oktober 2015) https://www.google.co.id/search?newwindow=1&biw=1024&bih=499&q=Gunung+dem po+sumatera+selatan+sumatera+selatan&oq=Gunung+dempo+sumatera+se latan+sumatera+selatan&gs_l=serp.3...293238.297810.0.298065.29.18.0.0.0 .0.453.2210.2-3j3j1.7.0....0...1c.1.64.serp..29.0.0.RjRvewK2Rqg (diakses tanggal 13 Oktober 2015) https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Musi_Rawas_Utara. (diakses tanggal 13 Oktober 2015) http://holobis.net/index.php?action=page_display&PageID=269. (diakses tanggal 13 Oktober 2015) http://lanamau.blogspot.co.id/2012/06/menggali-potensi-objek-wisata-di.html. (diakses tanggal 13 Oktober 2015)

Akomodasi : Sesuatu yg disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yg bepergian Aksesibilitas : Derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Amenitas : Segala sesuatu yang memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk memenuhi kebutuhannya selama berwisata. ASITA : Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia Capacity Building : Suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan Concentrated Marketing : Strategi pemasaran terkonsentrasi Demographic Segmentation : Pengelompokkan yang berdasarkan kelas sosial dengan variable usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Destinasi : Tempat tujuan berwisata Differentiated Marketing : Strategi pemasaran dengan pembeda DPN : Destinasi Pariwisata Nasional Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Ekowisata : Kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Geographic Segmentation : Pengelompokkan yang dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti wilayah kota, provinsi, negara, dan lain-lain. Geologi : Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Honey Pot : Konsep yang dikembangkan dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik pengelompokan fasilitas dan aktivitas, dimana pengelompokan tersebut didasarkan kepada kemampuan daya dukung sumberdaya. Host Community : Komunitas lokal KPPN : Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional KSPN : Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Market /Pasar : Orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya MICE : Wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasapelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,

cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Micro Marketing : Pemasaran dianggap sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi. Artinya adalah pemasaran hanya dianggap sebagai alat yang dipakai oleh organisasi untuk mendapatkan laba. Aktivitas itu mencakup penciptaan barang/jasa, menyerahkan kepada konsumen, mengkomunikasikan kepada konsumen, dan memberikan harga untuk barang/jasa yang akan dikonsumsi konsumen. ODTW : Objek daya tarik wisata Otonomi : Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pariwisata : Suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. PDRB : Produk Domestik Regional Bruto PHRI : Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Positioning : Tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Promosi : Upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan Psychographic Segmentation : Pengelompokkan berdasarkan karakteristik dan gaya hidup setiap konsumen seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap RTRW : Rencana tata ruang wilayah Segmentasi : Kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen TFCA : Organisasi yang bergerak di bidang pelstarian hutan. Undifferentiated Marketing : Strategi pemasaran tanpa pembeda WPP : Wilayah pengembangan pariwisata