Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Nabila Khairina, Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung… 145 Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan Motion Graphic Design History Of Kampung Madras Medan City Nabila Khairina, Irwansyah Program Pendidikan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain, Universitas Potensi Utama [email protected] ABSTRAK Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, kota ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki masyarakat dari berbagai jenis etnis, baik etnis asli dari Kota Medan maupun etnis pendatang. Seperti etnis Tamil yang datang dan menetap di Kota Medan dengan nama daerah Kampung Madras yang dulunya Kampung Keling. Adanya Kampung ini menjadi bukti bahwa masyarakat etnis Tamil telah lama ada dan menatap di Kota Medan hingga saat ini. Karena keunikan dan keberagaman budayanya, kampung madras ini juga telah menjadi ikonnya kota Medan yang banyak didatangi berbagai wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Tetapi masih banyak yang tidak mengetahui sejarah muasal bagaimana Kampung Madras yang sebelumnya dijuluki Kampung Keling ini menetap di Kota Medan dan bertahan sampai saat ini. Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras bertujuan untuk memberikan informasi dalam pengenalan sejarah Kampung Madras. Perancangan ini dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu dalam bentuk observasi dan wawancara, hingga mengambil data-data dari buku maupun jurnal-jurnal. Data-data yang didapatkan kemudian disusun dalam sebuah naskah dan proses-proses selanjutnya hingga menjadi sebuah video motion graphic yang mudah dipahami. Kata Kunci : Sejarah, Kampung Madras, Motion Graphic. ABSTRACT Medan City is the capital of the province of North Sumatra, this city is one of the largest cities in Indonesia which has people from various ethnic groups, both native ethnic groups from Medan City and migrant ethnic groups. As ethnic Tamils who came and settled in the city of Medan with the name of the area of Kampung Madras which was formerly Kampung Keling. The existence of this village is proof that the ethnic Tamil community has been around for a long time and stared in the city of Medan today. Because of the uniqueness and cultural diversity, this madras village has also become an icon of the city of Medan, which is visited by many foreign and local tourists. But there are still many who do not know the historical origins of how the Madras Village, formerly known as Kampung Keling, settled in Medan City and survives until now. The design of Motion Graphic History of Kampung Madras aims to provide information in an introduction to the history of Kampung Madras. This design is carried out collecting data in advance in the form of observations and interviews, to retrieve data from books and journals. The data obtained is then compiled in a script and subsequent processes into a video motion graphic that is easy to understand. Keywords: History, Kampung Madras, Motion Graphic. 146. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1 1. PENDAHULUAN Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, kota ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki masyarakat dari berbagai jenis etnis, baik etnis asli dari Kota Medan maupun etnis pendatang. Di Sumatera Utara memiliki 8 suku asli yang tersebar yakni suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Melayu dan Nias. Sedangkan di Kota Medan tercatat memiliki 3 suku asli yaitu suku Batak Karo, Melayu dan Simalungun. Selain suku asli, juga terdapat etnis pendatang lainnya yaitu etnis Minang, Jawa, Aceh, Bugis, Banten dan beberapa etnis lainnya. Tidak itu saja, hidup rukun berdampingan dengan etnis nusantara dan etnis dunia pendatang seperti etnis Tionghoa, Arab, India dan etnis lainnya. Seperti halnya etnis Tamil yang datang ke Kota Medan. Etnis Tamil mulai menetap di kawasan Jl. KH. Zainul Arifin ini yang diperkirakan sekitar abad ke-19, yaitu ketika wilayah Kesultanan Deli 4 memperoleh keberhasilan ekonomi setelah tembakau Deli laku keras dan menjadi komoditi utama industri perkebunan Deli dikancah dunia. Sekarang kawasan ini tidak hanya didiami oleh etnis Tamil saja tetapi juga penduduk keturunan Tionghoa (Cina), suku Aceh, suku Jawa, suku Batak dan suku Melayu. Sejak lama, orang Medan biasa menyebutnya dengan Kampung Keling. Dinamakan Keling karena didaerah ini dikenal sebagai komunitas orang-orang Tamil yang berkulit hitam. Didaerah ini pula sejarah ajaran agama Hindu berkembang dan diawali dengan berdirinya Kuil Shri Mariamman pada tahun 1884. Adanya kampung ini menjadi bukti bahwa masyarakat etnis Tamil telah lama ada dan bermukim disini seperti halnya dengan etnis lainnya dikota Medan. Karena keunikan dan keberagaman budayanya, kampung madras ini juga telah menjadi ikonnya kota Medan yang banyak didatangi berbagai wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Tetapi masih banyak yang tidak mengetahui sejarah muasal bagaimana Kampung Madras yang sebelumnya dijuluki Kampung Keling ini menetap di Kota Medan dan bertahan sampai saat ini. Penyampaian sejarah biasanya disajikan dalam buku pelajaran sejarah dengan banyak tulisan yang hanya memiliki sedikit gambar. Dalam jurnal karya Sukiran SE tahun 2013 menyebutkan bahwa adanya anggapan dalam diri siswa yaitu sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton video sebesar 90,27 persen. Pada tahun 2012 sebesar 91,55 dan pada tahun 2015 sebesar 91,47 persen. Sedangkan persentase masyarakat yang mengakses radio dan surat kabar/majalah terus mengalami penurunan. Pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mendengarkan radio sebesar 23,50 persen, turun menjadi 7,54 persen pada tahun 2015. Sementara itu persentase masyarakat yang membaca surat kabar/majalah turn menjadi 18,94 persen pada tahun 2009 menjadi 13,11 persen pada tahun 2015. [15] Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton video sebesar 90,27 persen. Pada tahun 2012 sebesar 91,55 dan pada tahun 2015 sebesar 91,47 persen. Sedangkan persentase masyarakat yang mengakses radio dan surat kabar/majalah terus mengalami penurunan. Pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mendengarkan radio sebesar 23,50 persen, turun menjadi 7,54 persen pada tahun 2015. Sementara itu persentase masyarakat yang membaca surat kabar/majalah turn menjadi 18,94 persen pada tahun 2009 menjadi 13,11 persen pada tahun 2015. Perancangan motion graphic ini dipilih karena motion graphic adalah media visual yang paling mudah dicerna dan dipahami, serta diakses oleh masyarakat dengan segala hal yang bersifat pembaharuan, seperti dalam bidang teknologi dan komunikasi, salah satu contohnya adalah penggunaan gadget atau smartphone. Sehingga pencapaian pembuatan motion graphic ini akan cepat tersampaikan dan diterima seiring dengan kemudahan pengakses internet serta penggunaan smartphone yang bergeser menjadi primer di era globalisasi ini. Menurut data BPS tahun 2015, internet merupakan salah satu media komunikasi yang canggih untuk menyampaikan pesan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan teknologi internet selama 3 tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesar, dimana besarannya mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2012. Maka juga akan dilakukan promosi di sosial media agar menarik lebih banyak masyarakat yang akan menonton motion graphic tersebut. Seperti akan dimasukkan dalam sosial media resmi milik Humas Kota Medan guna untuk lebih meningkatkan promosi dalam pariwisata di Kampung Madras. 147. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1 Berdasarkan data diatas maka dipilihlah media berbasis audio visual yaitu Motion Graphic sebagai media penyampai informasi yang diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat banyak untuk lebih mengetahui perkembangan sejarah. Perancangan motion graphic ini dipilih karena motion graphic adalah media visual yang paling mudah dicerna dan dipahami, serta diakses oleh masyarakat dengan segala hal yang bersifat pembaharuan, seperti dalam bidang teknologi dan komunikasi, salah satu contohnya adalah penggunaan gadget atau smartphone. Sehingga pencapaian pembuatan motion graphic ini akan cepat tersampaikan dan diterima seiring dengan kemudahan pengakses internet serta penggunaan smartphone yang bergeser menjadi primer di era globalisasi ini. Menurut data BPS tahun 2015, internet merupakan salah satu media komunikasi yang canggih untuk menyampaikan pesan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan teknologi internet selama 3 tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesar, dimana besarannya mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2012. Maka juga akan dilakukan promosi di sosial media agar menarik lebih banyak masyarakat yang akan menonton motion graphic tersebut. Seperti akan dimasukkan dalam sosial media resmi milik Humas Kota Medan guna untuk lebih meningkatkan promosi dalam pariwisata di Kampung Madras. 2. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode data primer dan metode data sekunder. 1. Data Primer 1. Observasi Metode observasi adalah teknik pengumpulan data, yang mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada objek penelitian untuk memperhatikan kegiatan yang diteliti (Riduwan, 2004:104). [6]. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang memiliki tujuan dimana narasumber menggali apa yang peneliti butuhkan, memaparkan konsep, dan menceritakan pengalaman serta pandangan dari individu yang di