Nabila Khairina, Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung… 145

Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota

Motion Graphic Design History Of Kampung Madras Medan City

Nabila Khairina, Irwansyah Program Pendidikan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain, Universitas Potensi Utama [email protected]

ABSTRAK

Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, kota ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki masyarakat dari berbagai jenis etnis, baik etnis asli dari Kota Medan maupun etnis pendatang. Seperti etnis Tamil yang datang dan menetap di Kota Medan dengan nama daerah Kampung Madras yang dulunya Kampung Keling. Adanya Kampung ini menjadi bukti bahwa masyarakat etnis Tamil telah lama ada dan menatap di Kota Medan hingga saat ini. Karena keunikan dan keberagaman budayanya, kampung madras ini juga telah menjadi ikonnya kota Medan yang banyak didatangi berbagai wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Tetapi masih banyak yang tidak mengetahui sejarah muasal bagaimana Kampung Madras yang sebelumnya dijuluki Kampung Keling ini menetap di Kota Medan dan bertahan sampai saat ini. Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras bertujuan untuk memberikan informasi dalam pengenalan sejarah Kampung Madras. Perancangan ini dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu dalam bentuk observasi dan wawancara, hingga mengambil data-data dari buku maupun jurnal-jurnal. Data-data yang didapatkan kemudian disusun dalam sebuah naskah dan proses-proses selanjutnya hingga menjadi sebuah video motion graphic yang mudah dipahami.

Kata Kunci : Sejarah, Kampung Madras, Motion Graphic.

ABSTRACT

Medan City is the capital of the province of , this city is one of the largest cities in Indonesia which has people from various ethnic groups, both native ethnic groups from Medan City and migrant ethnic groups. As ethnic who came and settled in the city of Medan with the name of the area of Kampung Madras which was formerly Kampung Keling. The existence of this village is proof that the ethnic Tamil community has been around for a long time and stared in the city of Medan today. Because of the uniqueness and cultural diversity, this madras village has also become an icon of the city of Medan, which is visited by many foreign and local tourists. But there are still many who do not know the historical origins of how the Madras Village, formerly known as Kampung Keling, settled in Medan City and survives until now. The design of Motion Graphic History of Kampung Madras aims to provide information in an introduction to the history of Kampung Madras. This design is carried out collecting data in advance in the form of observations and interviews, to retrieve data from books and journals. The data obtained is then compiled in a script and subsequent processes into a video motion graphic that is easy to understand.

Keywords: History, Kampung Madras, Motion Graphic.

146. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

1. PENDAHULUAN

Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, kota ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki masyarakat dari berbagai jenis etnis, baik etnis asli dari Kota Medan maupun etnis pendatang. Di Sumatera Utara memiliki 8 suku asli yang tersebar yakni suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Melayu dan Nias. Sedangkan di Kota Medan tercatat memiliki 3 suku asli yaitu suku Batak Karo, Melayu dan Simalungun. Selain suku asli, juga terdapat etnis pendatang lainnya yaitu etnis Minang, Jawa, Aceh, Bugis, Banten dan beberapa etnis lainnya. Tidak itu saja, hidup rukun berdampingan dengan etnis nusantara dan etnis dunia pendatang seperti etnis Tionghoa, Arab, India dan etnis lainnya. Seperti halnya etnis Tamil yang datang ke Kota Medan. Etnis Tamil mulai menetap di kawasan Jl. KH. Zainul Arifin ini yang diperkirakan sekitar abad ke-19, yaitu ketika wilayah Kesultanan Deli 4 memperoleh keberhasilan ekonomi setelah tembakau Deli laku keras dan menjadi komoditi utama industri perkebunan Deli dikancah dunia. Sekarang kawasan ini tidak hanya didiami oleh etnis Tamil saja tetapi juga penduduk keturunan Tionghoa (Cina), suku Aceh, suku Jawa, suku Batak dan suku Melayu. Sejak lama, orang Medan biasa menyebutnya dengan Kampung Keling. Dinamakan Keling karena didaerah ini dikenal sebagai komunitas orang-orang Tamil yang berkulit hitam. Didaerah ini pula sejarah ajaran agama Hindu berkembang dan diawali dengan berdirinya Kuil Shri Mariamman pada tahun 1884. Adanya kampung ini menjadi bukti bahwa masyarakat etnis Tamil telah lama ada dan bermukim disini seperti halnya dengan etnis lainnya dikota Medan. Karena keunikan dan keberagaman budayanya, kampung madras ini juga telah menjadi ikonnya kota Medan yang banyak didatangi berbagai wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Tetapi masih banyak yang tidak mengetahui sejarah muasal bagaimana Kampung Madras yang sebelumnya dijuluki Kampung Keling ini menetap di Kota Medan dan bertahan sampai saat ini. Penyampaian sejarah biasanya disajikan dalam buku pelajaran sejarah dengan banyak tulisan yang hanya memiliki sedikit gambar. Dalam jurnal karya Sukiran SE tahun 2013 menyebutkan bahwa adanya anggapan dalam diri siswa yaitu sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton video sebesar 90,27 persen. Pada tahun 2012 sebesar 91,55 dan pada tahun 2015 sebesar 91,47 persen. Sedangkan persentase masyarakat yang mengakses radio dan surat kabar/majalah terus mengalami penurunan. Pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mendengarkan radio sebesar 23,50 persen, turun menjadi 7,54 persen pada tahun 2015. Sementara itu persentase masyarakat yang membaca surat kabar/majalah turn menjadi 18,94 persen pada tahun 2009 menjadi 13,11 persen pada tahun 2015. [15] Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton video sebesar 90,27 persen. Pada tahun 2012 sebesar 91,55 dan pada tahun 2015 sebesar 91,47 persen. Sedangkan persentase masyarakat yang mengakses radio dan surat kabar/majalah terus mengalami penurunan. Pada tahun 2009 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mendengarkan radio sebesar 23,50 persen, turun menjadi 7,54 persen pada tahun 2015. Sementara itu persentase masyarakat yang membaca surat kabar/majalah turn menjadi 18,94 persen pada tahun 2009 menjadi 13,11 persen pada tahun 2015. Perancangan motion graphic ini dipilih karena motion graphic adalah media visual yang paling mudah dicerna dan dipahami, serta diakses oleh masyarakat dengan segala hal yang bersifat pembaharuan, seperti dalam bidang teknologi dan komunikasi, salah satu contohnya adalah penggunaan gadget atau smartphone. Sehingga pencapaian pembuatan motion graphic ini akan cepat tersampaikan dan diterima seiring dengan kemudahan pengakses internet serta penggunaan smartphone yang bergeser menjadi primer di era globalisasi ini. Menurut data BPS tahun 2015, internet merupakan salah satu media komunikasi yang canggih untuk menyampaikan pesan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan teknologi internet selama 3 tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesar, dimana besarannya mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2012. Maka juga akan dilakukan promosi di sosial media agar menarik lebih banyak masyarakat yang akan menonton motion graphic tersebut. Seperti akan dimasukkan dalam sosial media resmi milik Humas Kota Medan guna untuk lebih meningkatkan promosi dalam pariwisata di Kampung Madras. 147. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Berdasarkan data diatas maka dipilihlah media berbasis audio visual yaitu Motion Graphic sebagai media penyampai informasi yang diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat banyak untuk lebih mengetahui perkembangan sejarah. Perancangan motion graphic ini dipilih karena motion graphic adalah media visual yang paling mudah dicerna dan dipahami, serta diakses oleh masyarakat dengan segala hal yang bersifat pembaharuan, seperti dalam bidang teknologi dan komunikasi, salah satu contohnya adalah penggunaan gadget atau smartphone. Sehingga pencapaian pembuatan motion graphic ini akan cepat tersampaikan dan diterima seiring dengan kemudahan pengakses internet serta penggunaan smartphone yang bergeser menjadi primer di era globalisasi ini. Menurut data BPS tahun 2015, internet merupakan salah satu media komunikasi yang canggih untuk menyampaikan pesan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan teknologi internet selama 3 tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesar, dimana besarannya mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2012. Maka juga akan dilakukan promosi di sosial media agar menarik lebih banyak masyarakat yang akan menonton motion graphic tersebut. Seperti akan dimasukkan dalam sosial media resmi milik Humas Kota Medan guna untuk lebih meningkatkan promosi dalam pariwisata di Kampung Madras.

2. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode data primer dan metode data sekunder. 1. Data Primer 1. Observasi Metode observasi adalah teknik pengumpulan data, yang mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada objek penelitian untuk memperhatikan kegiatan yang diteliti (Riduwan, 2004:104). [6]. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang memiliki tujuan dimana narasumber menggali apa yang peneliti butuhkan, memaparkan konsep, dan menceritakan pengalaman serta pandangan dari individu yang di wawancara mengenai topik pembicaraan sesuai dengan kebutuhan pewawancara yang dilakukan secara kolaboratif (Sowardikoen, 2013:20). [6]

2. Data Sekunder 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan tidak hanya untuk mencari data sekunder untuk mendukung penelitian tetapi untuk mengetahui sampai mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang kita teliti, sehingga mendapatkan kesimpulan apa yang dibutuhkan dapat diperoleh (Nazir, 2005:93) [6]

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Data Data-data yang telah diperoleh kemudian diuraikan kembali untuk menemukan masalah dan solusinya. Metode analisis data yang digunakan adalah metode 5W+1H. What Apa yang menjadi permasalahan dalam membuat media penyampai sebuah informasi? Yang menjadi permasalahan ialah kurangnya minat masyarakat akan suatu sejarah di daerah sekitarnya tinggal. Who Siapa yang menjadi target audience dari perancangan motion graphic? Target utama dari perancangan ini adalah masyarakat luas dari remaja hingga dewasa yang pengguna internet terutama masyarakat Kota Medan dan seluruh masyarakat Indonesia. Why Mengapa masyarakat tidak mengetahui sejarah awal mula Kampung Madras? 148. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Karena kurangnya minat akan informasi sejarah didaerahnya tinggal, sehingga masyarakat hanya mengetahui nama tempatnya saja. When Kapan masalah ini terjadi? Ketika kurangnya informasi dari buku-buku atau media penyampai yang lain seperti video tentang Kampung Madras yang kurang menarik minat masyarakat untuk mengetahuinya. Where Dimana permasalahan terjadi? Permasalahan ini terjadi di Kota Medan. How Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut? Solusi untuk masalah Solusi untuk masalah kurangnya minat masyarakat akan pengetahuan sejarah ialah dengan memberikan media penyampai yang sangat menarik perhatian masyarakat sehingga timbul rasa ingin tahu akan suatu informasi sejarah yang disajikan. Dipilihlah media motion graphic sebagai media tersebut karena dirasa paling cocok untuk menampilkan reka ulang kejadian masa lalu dengan visualisasi yang menarik. Media ini juga berbasis internet yang dengan mudah disebar dan dapat ditonton dimana saja dan kapan saja.

2. Ide Kreatif Ide kreatif terbagi menjadi 4 bagian, yaitu metode berfikir, tema, target pengguna, dan strategi kreatif. a. Metode Berfikir Dalam metode ini penulis menggunakan metode brainstorming untuk memecahkan pembagian-pembagian akan Kampung Madras.

Gambar 1. Brainstorming (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

b. Tema Tema yang dibuat dalam perancangan motion graphic tentang sejarah Kampung Madras ini menampilkan motion yang informatif, sederhana, padat, dan mudah dipahami. c. Target Pengguna Target audience merupakan individu ataupun kelompok yang menjadi sasaran pengaplikasian karya yang dibuat. Penjabaran mengenai target audience berisi profil sasaran sebagai berikut: a. Demografis Masyarakat yang di targetkan adalah remaja usia 12 tahun hingga dewasa batas usia 45 tahun segala jenis kelamin baik perempuan maupun 149. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

laki-laki. Kelas sosial yang ditagetkan kepada masyarakat ialah semua kalangan. b. Psikografis Sasaran yang dituju dalam pembuatan motion graphic ini adalah generasi muda yang kurang mengetahui sejarah c. Geografis Karya ini ditujukan kepada masyarakat yang terletak di Kota medan maupun seluruh Indonesia. d. Strategi Kreatif Pesan yang ingin disampaikan dalam karya ini adalah berisi tentang sejarah awal terbentuknya Kampung Madras. Mulai dari penemuan-penemuan prasasti tentang perkumpulan pedagang Tamil di Barus, hingga bagaimana masyarakat Tamil menetap dan mendirikan sebuah perkampungan yaitu Kampung Madras. Pesan-pesan ini disampaikan dalam bentuk motion graphic yang sederhana dengan menggunakan beragam ikon-ikon yang menggambarkan suasana tersebut, dilengkapi dengan dubbing agar lebih mudah dipahami dan disertai dengan latar musick untuk penyempurnaan.

3. Konsep Media Bagian ini berisikan tentang media utama yang akan digunakan dalam karya yang dirancang, serta media-media lain yang digunakan untuk mendukung media utama dalam mencapai tujuan dan penyelesaian permasalahan. Media utama yang akan digunakan dalam penyampaian pesan yaitu berupa motion graphic yang dibuat sederhana namun mudah dipahami. Selain itu terdapat media pendukung untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Media pendukung seperti infografis, poster, pin, gantungan kunci, notebook untuk menarik masyarakat untuk mengetahui lebih akan sejarah Kampung Madras.

4. Visualisasi - Pengembangan Elemen Visual Berikut ini adalah beberapa sketsa dasar dari beberapa scene yang akan divisualisasikan. Tabel 1. Sketsa Dasar (Sumber: Nabila Khairina, 2019) No. Gambar

1.

2.

150. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

3.

4.

5.

6.

- Alternatif Desain Alternatif desain dimaksudkan sebagai opsi bagi penulis dalam menentukan karya yang paling sesuai dengan konsep. Alternatif desain meliputi desain logo dan desain poster pada karya berikut ini adalah sebagai berikut.

151. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Gambar 2. Alternatif Desain (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

Hasil rancangan tersebut kemudian dituangkan pada beberapa media seperti: 1. Media Utama dan Media Pendukung

Tabel 2. Media Utama dan Pendukung (Sumber: Nabila Khairina, 2019) No. Visual Keterangan

Scene judul pada Motion Graphic Sejarah 1. Kampung Madras Kota Medan.

2.  X-Banner

3.  Gantungan Kunci

152. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

4.  Pin

5.  Note Book

6.  Gelas

7.  Poster

2. Buku Panduan Karya Buku panduan karya ini berisi tentang penjelasan proses bagaimana merancangn Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan. Dimulai dari pencarian data, perancangan konsep, penulisan naskah, pembuatan storyboard, pembuatan ilustrasi, pemasukan suara dubbing, latar musik, efek suara, dan proses editing.

153. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Gambar 3. Buku Panduan Karya (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

3. Poster Perancangan Poster proses perancangan ini berisikan proses pembuatan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan yang merupakan rangkuman dari buku panduan karya.

Gambar 4. Poster Perancangan (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

Setelah perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan selesai, penulis melakukan ujian pameran yang dilaksanakan di Universitas Potensi Utama guna melakukan pengukuran ketercapaian karya yang telah dirancang melalui kuesioner yang dibagikan kepada pengunjung.

154. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Dari 70 pengunjung, 53 orang telah memberikan kritik dan sarannya melalui kuesioner. 1. Setelah melihat Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan, apakah motion ini dapat menjadi media pembelajaran baru?

60

50 40 Iya,dapat 30 Mungkin

20 Tidak

10

0

Iya,dapat Mungkin Tidak

Gambar 5. Kuesioner 1 (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

Dari 53 orang pengunjung terdapat sebanyak 50 orang memberikan jawaban “Iya, dapat” yang artinya pengunjung dapat menjadikan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan ini menjadi media pembelajaran yang baru untuk mereka sendiri. Kemudian 3 orang lainnya memberikan jawaban “Mungkin” dari pertanyaan diatas.

2. Apakah cerita yang disampaikan didalam Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan bisa menggerakkan kamu untuk lebih memperdulikan sejarah daerah yang lainnya?

50

40

Iya 30 Tidak 20 Sedikit

10

0 Iya Tidak Sedikit

Gambar 6. Kuesioner 2 (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

Dari grafik kuesioner diatas sebanyak 45 orang pengunjung memberikan jawaban “Iya” yang artinya Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan ini dapat menggerakkan para pengunjung untuk lebih memperdulikan sejarah daerah lainnya. Juga 8 orang pengunjung lainnya memberikan jawaban “Sedikit” yang artinya mereka tidak terlalu tergerak untuk memperdulikan sejarah daerah yang lainnya.

155. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

3. Dari cerita Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan apakah Anda dapat merasa bangga melihat Kampung Madras dijadikan motion graphic?

45 40

35

30 Iya,Bangga 25 Biasa 20 Tidak Tahu 15 10

5

0 Iya,Bangga Biasa Tidak Tahu

Gambar 7. Kuesioner 3 (Sumber: Nabila Khairina, 2019)

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa dari 53 orang pengunjung 40 orang pengunjung memberikan jawaban “Iya, Bangga” yang artinya bahwa dari cerita Motion Graphic Sejarah Kampung Madras Kota Medan para pengunjung dapat merasa bangga melihat Kampung Madras dijadikan motion graphic . Kemudian 10 orang pengunjung memberikan jadwaban “Biasa” yang artinya mereka tidak begitu bangga akan Kampung Madras dijadikan sebagai motion graphic dan 3 oran g pengunjung lainnya memberikan jawaban “Tidak Tahu”.

4. KESIMPULAN

Etnis Tamil mulai menetap di kawasan Jl. KH. Zainul Arifin ini yang diperkirakan sekitar abad ke-19, yaitu ketika wilayah Kesultanan Deli 4 memperoleh keberhasilan ekonomi setelah tembakau Deli laku keras dan menjadi komoditi utama industri perkebunan Deli dikancah dunia. Sekarang kawasan ini tidak hanya didiami oleh etnis Tamil saja tetapi juga penduduk keturunan Tionghoa (Cina), suku Aceh, suku Jawa, suku Batak dan suku Melayu. Kampung Madras memiliki banyak keanekaragaman didalamnya seperti Kuil Shri Mariamman, Mesjid Ghaudiyah, dan kulinernya yang terkenal dengan masakan-masakan khas India yaitu Kuliner Pagaruyung yang buka pada malam hari. Berdasarkan hasil riset didapati bahwa masyarakat Kota Medan masih banyak yang belum mengetahui akan sejarah Kampung Madras Kota Medan, bahkan masih banyak yang menyebutnya degan Kampung Keling. Maka dari itu sebagai salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan, Kampung Madras haruslah ditingkatkan lagi dalam bidang promosinya.

5. SARAN

Perancangan Motion Graphic Sejarah Kampung Madras ini dapat dikembangkan lagi dari beberapa sisi. Bagian-bagian tersebut seperti berikut. 1. Lebih mendetailkan ilustrasi dalam motion graphic, dan dapat lebih menggambarkan suasana sesuai dengan judul. 2. Dalam video motion graphic yang berdurasi 4 menit ini dapat ditambahkan lagi subtitle untuk lebih mempermudah masyarakat yang akan menonton video motion ini. 156. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

3. Mencantumkan QR Code dalam media pendukung yang apabila di scan melalui smartphone akan muncul video motion graphic tentang sejarah Kampung Madras Kota Medan yang lebih lengkap. 4. Suara pada dubbing dibuat lebih berintonasi dan lebih ekspresif untuk mendukung video motion graphic ini. 5. Media pendukung yang bisa digunakan dapat lebih baik lagi dari sebelumnya sesuai dengan perkembangan zaman yang tidak henti-hentinya terlebih dalam ilmu pendidikan dan teknologi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan terselesaikannya Karya Ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Potensi Utama

DAFTAR PUSTAKA

[1] Azhari, Ichwan dkk. (2013). Kebudayaan Orang Tamil di Provinsi Sumatera Utara. [2] Sinar, Tengku Luckam. (2008). Orang India di Sumatera Utara. FORKALA, Medan. [3] Sinar, Tengku Luckman. (2011). Sejarah Medan Tempoe Doeloe. Sinar Budaya Group, Medan. [4] Beatrix, Chendy Jeane. 2015, Desain Motion Graphics Pahlawan Nasional Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi [5] Juwita, Ratna. Pembuatan Motion Graphic Sebagai Media Pembelajaran Untuk Pengenalan Tata Surya Pada PT. Penerbit Erlangga. . [6] Miranti, Ghaisani Dwi, I Dewa Alit Dwija Putra, S.Sn., M.Ds, Siti Hajar Komariah, S.Pd., 2017, Perancangan Animated Motion Graphic Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Anak Tunagrahita. [7] Panjaitan, Ruth Novia Hartati. (2018). Kampung Madras Sebagai Ciri Khas Multikulturalisme yang Ada di Sumatera Utara. Medan: Universitas Negeri Medan. [8] Sinaga, Siska Dorauli Tianur. Sejarah Kampung Madras di Kel. Madras Hulu Kota Medan [9] Umam, Nuga Choiril. 2016, Perancangan Motion Graphic Pengenalan Batik Gemawang Khas Semarang [10] Irwansyah, I. (2015). Rancang Bangun Aplikasi Kamera Stop-Motion Berbasis Android. [11] Purba, R. (2019). TIPOGRAFI KREASI MOTIF GORGA BATAK. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 190-201. [12] Irwansyah, D. (2016). Perancangan Aplikasi Visualisasi Modifikasi Mobil Menggunakan Visual Studio 2008 Dan 3D Max. [13] Lestari, S. I. (2019). ANALISA TATA LETAK PADA RUANG KOMERSIAL STUDI KASUS LOBBY HOTEL. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif , 1(2), 117-128. [14] Sya'dian, T. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 51-63. [15] Wahyuni, S. (2019). ANALISIS PENYAJIAN PROGRAM TALK SHOW “ASSALAMUALAIKUM INDONESIA” DI SALAM TV MEDAN. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 64-76. [16] Sya'dian, T. (2019). BUNKASAI, KAJIAN SEMIOTIKA BUDAYA KONTEMPORER DARI PENGARUH FILM JEPANG. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 35-47. [17] John, J., Asril, A., & Waspada, A. E. B. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA LOGO RUMAH MAKAN PATINKU. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 3(1), 33- 43. [18] John, J., & Sirait, S. (2019). PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAVE KENDENG. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 202-214.