MANAGEMEN CLEANLINESS the REGION BANGKINANG CITY KAMPAR (STUDY ABOUT MUNICIPAL WASTE) Oleh : Kurniawan Resandi Email : [email protected]

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

MANAGEMEN CLEANLINESS the REGION BANGKINANG CITY KAMPAR (STUDY ABOUT MUNICIPAL WASTE) Oleh : Kurniawan Resandi Email : Kurniawanresandi27@Gmail.Com MANAGEMEN CLEANLINESS THE REGION BANGKINANG CITY KAMPAR (STUDY ABOUT MUNICIPAL WASTE) Oleh : Kurniawan Resandi Email : [email protected] Pembimbing : Dr. H. Zaili Rusli SD, M.Si Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax. 0761-63277 ABSTRACT There are several problems about waste management that is the number of piles of household garbage in the temporary disposal place (TPS) and also the rubbish pieces of tree branches near the TPS that is not transported by the worker of the Office of Environment Affair, as well as the street cleaning personnel often throw the garbage into a ditch, this caused frequent floods every time the rain take placed in Bangkinang City. The purpose of this study is to find out how the waste management and what factors affect the governance of the waste management on the region Bangkinang City Kampar regency. The concept of theory used is the theory of management by Goerge R.Terry which starts from planning, organizing, directing and supervision. This research uses qualitative descriptive research method. The type of data used is primary data and secondary data. In the data collecting the writer used observation techniques, interviews, literature study and documentation. Interviews were conducted with key informants, namely the Head of Waste Management, Head of Subdivision of General Affair and Personnel, Section Head of Waste Management, Waste Management Officer, TPAS Supervisor and some other informants. This research use the principle of qualitative analysis, triangulation of data by conducting check and recheck process between one informant and the other informant. The results of this study yielded the conclusion that the governance of waste management in Bangkinang City has not been implemented properly. There are still major lacks in planning, direction and supervision. Then also has been concluded that the factors that affect the governance of waste management in Bangkinang City that is population growth, knowledge and community participation, human resources, facilities and infrastructure, funds/budget. Keyword: management, cleanliness region. JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1 PENDAHULUAN pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Latar Belakang Masalah Dalam mengatasi masalah banjir ini diperlukan tata kelola sampah yang baik, Kebutuhan akan lingkungan yang dengan didukung berbagai aspek bersih dan sehat serta aman dibutuhkan perencanaan yang terkait didalamnya. oleh masyarakat disemua Negara. Hanya Sejalan dengan keadaan itu dibutuhkan perkembangan maupun tingkat serta ketegasan Pemerintah Daerah kebutuhaannya saja yang berbeda bagi Bangkinang Kota khususnya melalui Dinas masing-masing kelompok masyarakatnya Lingkungan Hidup untuk mengatasi maupun faktor tingkat perkembangan serta permasalahan ini demi mewujudkan kepadatan penduduk disuatu daerah. kebersihan dan kenyamanan dilingkungan Keberlangsungan makhluk hidup didunia dari banjir yang sering menggenangi ini terutama manusia, sangat memegang Bangkinang Kota. peran penting dalam menjaga ekosistem Dalam pembangunannya, peranan lingkungan. pemerintah kota sangat besar dan Hidup secara berdampingan dengan menentukan, disamping itu diperlukan pula semua makhluk ciptaan lainnya, tentu harus peran masyarakat yang bersifat berjalan secara seimbang untuk terciptanya partisipastif, dalam rangka mencapai tujuan kelestarian lingkungan hidup namun pada pembangunan perkotaan yang kenyataannya, banyak orang yang tidak berkelanjutan. memahami hal tersebut, bahwa dalam Berdasarkan fenomena diatas dapat aktivitas dan kegiatanna sehari-hari, secara disimpulkan bahwa permasalahan tata sadar atau tidak sadar manusia banyak kelola kebersihan wilayah bukanlah hal melakukan kegiatan merusak bumi, yang bisa diremehkan begitu saja, akibatnya keseimbangan ekosistem dibumi mengingat sering terjadinya bencana banjir setiap hujan melanda Daerah Bangkinang terganggu, hal ini sudah kita rasakan dalam Kota, serta rendahnya tingkat kesadaran kejadian dan bencana yang terjadi disekitar masyarakat akan akibat membuang sampah kita, seperti banjir dimusim hujan. sembarangan. Maka penulis tertarik untuk Berdasarkan UU RI Nomor 32 melakukan penelitian yang berjudul —Tata Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Kelola Kebersihan Wilayah di Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang (Studi tentang Sampah Perkotaan)“. dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan Perumusan Masalah perilakunya, yang mempengaruhi alam itu Dari latar belakang masalah yang sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan telah dijelaskan diatas, maka dapat dibuat kesejahteraan manusia serta makhluk hidup rumusan masalahnya adalah sebagai lain. Perlindungan dan pengelolaan berikut: lingkungan hidup adalah upaya sistematis 1. Bagaimana Tata Kelola Kebersihan dan terpadu yang dilakukan untuk Wilayah di Bangkinang Kota melestarikan fungsi lingkungan hidup dan Kabupaten Kampar (Studi tentang mencegah terjadinya pencemaran dan/atau Sampah Perkotaan)? kerusakan lingkungan hidup yang meliputi 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, Tata Kelola Kebersihan Wilayah di JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2 Bangkinang Kota Kabupaten Kampar KONSEP TEORI (Studi tentang Sampah Perkotaan)? 1. Manajemen Tujuan dan Manfaat Penelitian 3ada awalnya Nata —manage“ ini diadopsi dari bahasa Italia, maneggio, dari 1. Tujuan Penelitian bahasa latin, managiare, dari kata manus, Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan artinya tangan. Kata —to manage“, sendiri penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui Tata Kelola artinya 1) mengurus, mengatur, Kebersihan Wilayah di Bangkinang melaksanakan, mengelola; 2) Kota Kabupaten Kampar (Studi tentang memperlakukan. Dari kata manage (kata Sampah Perkotaan). kerja) ini terbentuklah kata-kata lainnya b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang seperti manager (kata benda), artinya mempengaruhi Tata Kelola Kebersihan pengelola/pemimpin usaha; managerial Wilayah di Bangkinang Kota (kata sifat), artinya yang berhubungan Kabupaten Kampar (Studi tentang Sampah Perkotaan) dengan kepemimpinan/pengelolaan; 2. Manfaat Penelitian mananging (kata sifat), artinya pelaksana, a. Secara Teoritis eks: managing director = direktur 1. Untuk mengembangkan dan pelaksana; manageable (kata sifat), artinya meningkatkan kemampuan dapat diatur/dikendalikan; dan berfikir melalui karya ilmiah management. Ritonga (2015:26) serta penulis menerapkan John D. Millet dalam Ritonga teori-teori yang didapat selama perkuliahan dalam (2015:26) mengatakan di dalam bukunya memecahkan masalah dan Management in the Public Services: The mencari solusinya. Quest for Effective Performance (1954) 2. Sebagai bahan mengemukakan: —0anagement is the perkembangan disiplin Ilmu process of directing and facilitating the Administrasi khususnya work of people organized in formal group dibidang tata kelola kebersihan. to achieve a desired goal“ (Manajemen b. Secara praktis adalah proses memimpin dan melancarkan 1. Sebagai bahan masukan dan pekerjaan dari orang-orang yang informasi bagi pihak-pihak terorganisir secara formal sebagai yang ingin melakukan kelompok untuk memperoleh tujuan yang penelitian dibidang yang diinginkan). Artinya manajemen sebagai sama. kegiatan pengelolaan sebagai suatu 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi —proses“ pencapaian tujuan suatu Pemerintah Bangkinang organisasi. Kota maupun pihak-pihak Perterson dan Plowman dalam yang terkait dengan Relawati (2012:21) manajemen sebagai penelitian ini.. suatu teknik dimana maksud dan tujuan 3. Sebagai referensi untuk dari sekelompok manusia tertentu mendapatkan data dan diterapkan, diklasifikasi serta dilaksanakan. informasi dalam melakukan penelitian lanjutan. Tead dalam Relawati (2012:21) manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3 kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam Tujuan yang ingin dicapai selalu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. ditetapkan dalam suatu rencana (Plan), F. Mee dalam Relawati (2012:21) karena itu hendaknya tujuan yang manajemen adalah seni untuk mencapai ditetapkan —jelas, realistis, dan cukup hasil yang maksimal dengan usaha yang menantang“ untuk diperjuangNan minimal, demikian pula mencapai berdasarkan pada potensi yang dimiliki. kesejahteraan dan kebahagiaan yang Soedarsono dalam Relawati maksimal baik bagi pimpinan maupun para (2012:52) perencanaan sebagai salah satu pekerja serta memberikan pelayanan yang fungsi manajemen mempunyai fungsi untuk sebaik mungkin kepada masyarakat. memilih dan menentukan cara-cara yang Terry (2006:4) mendefinisikan akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang telah ditetapkan dalam batas waktu khas yang terdiri dari tindakan-tindakan tertentu. perencanaan, pengorganisasian, 2. Pengorganisasian (Organizing) penggerakan dan pengendalian yang Dengan organizing dimaksud dilakukan untuk menentukan serta mengelompokkan kegiatan yang mencapai sasaran-sasaran yang telah diperlukan, yakni penetapan susunan ditentukan melalui pemanfaatan sumber organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi daya manusia dan sumber-sumber lainnya. dari setiap unit yang ada dalam organisasi, Menurut Daft (2002:8) serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit mendefinisikan
Recommended publications
  • Agriculture Sector Workers and Rice Production in Riau Province in 2010–2018
    E3S Web of Conferences 200, 04001 (2020) https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020004001 ICST 2020 Agriculture sector workers and rice production in Riau Province in 2010–2018 Yolla Yulianda* and Rika Harini Geography and Environmental Science, Department of Environment Geography, Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Abstract. Absorption of labor in the agricultural sector in Riau Province in 2019 was around 31.9 %, down from the previous year which reached 55.3 %. The agricultural sector has a high contribution to GDP (in economic terms) in Riau Province. The results of rice production from agricultural activities can affect vulnerability to food security in a province. The research objective is to examine the employment of agricultural sector workers and rice production in Riau Province in 2010-2018. The data used are institutional data. The method used in this research is descriptive with quantitative data support. Generally, in Riau Province, regencies classified as high in human resources (labor) sector A are Indragiri Hilir Regency and Rokan Hilir Regency which produce large amounts of rice production. Regencies that are classified as high in the number of workers are Kampar and Rokan Hulu, but rice production is still relatively low, due to not optimal productivity. Keywords: Agriculture, labor, production, spatial, distribution 1. Introduction Decrease in rice yields from agricultural activities can affect vulnerability to food security, this occurs in The agricultural sector has a role in national Riau Province.
    [Show full text]
  • Preliminary Review of Geothermal Fluids Characteristic at Back Arc Basin in Kampar-Kuantan Singingi, Riau Province and Tanjung J
    PROCEEDINGS, 41st Workshop on Geothermal Reservoir Engineering Stanford University, Stanford, California, February 22-24, 2016 SGP-TR-209 Preliminary Review of Geothermal Fluids Characteristic At Back Arc Basin In Kampar- Kuantan Singingi, Riau Province and Tanjung Jabung Timur, Jambi Province, Indonesia Anna Yushantarti Center For Mineral, Coal, and Geothermal Resources, MEMR Jl Soekarno Hatta 444, Bandung, Indonesia [email protected] Keywords: Riau, Jambi, Chemistry Fluids, Geothermal, Back Arc Basin, Non Volcanic ABSTRACT Kampar-Kuantan Singingi, Riau Province and Tanjung Jabung TImur, Jambi Province, Sumatera are ones of non volcanic geothermal areas at back arc basin, in central Sumatera basin (Riau) and South Sumatera Basin (Jambi), Indonesia. The geothermal manifestations are only hot springs (Kepanasan, Gunung Sahilan, Sungai Pinang, Pandan Sejahtera, and Bandar Jaya). The temperatures are about 46.8-64.5oC with neutral pH. In general the structure of the area followed the pattern of regional structure of Sumatera island trending northwest-southeast and the lithology of the area dominated of sedimentary rocks and alluvial. All of them are bicarbonate type and immature waters but only Kepanasan hot springs reached partially equilibrium. The temperature of geothermal reservoir is about 138oC (Kepanasan), 90oC (Gunung Sahilan), 83oC (Sungai Pinang), and . 100oC (Geragai), These areas are classified into low to medium temperature. 1. INTRODUCTION Geothermal areas in Indonesia are associated with various type of geological environments and of course consequently having various type of systems. By December 2017, about 342 geothermal locations have been identified, where Sumatera has 98 geothermal areas, resources of 6651 MWe, reserves of 6912 MWe, and installed of 452 MWe (Center for Mineral, Coal, and Geothermal Resources, 2017).
    [Show full text]
  • Analysis of Tourism Development on Regional Economic Development in Siak Regency, Riau Province, Indonesia
    SJIF Impact Factor: 6.260| ISI I.F.Value:1.241| Journal DOI: 10.36713/epra2016 ISSN: 2455-7838(Online) EPRA International Journal of Research and Development (IJRD) Volume: 5 | Issue: 1 | January 2020 - Peer Reviewed Journal ANALYSIS OF TOURISM DEVELOPMENT ON REGIONAL ECONOMIC DEVELOPMENT IN SIAK REGENCY, RIAU PROVINCE, INDONESIA 1Silvia Ovica Arnis Department of Regional and Rural Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia 2Sirojuzilam Department of Regional and Rural Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia 3 Tarmizi Department of Regional and Rural Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia ABSTRACT This study aimed to analyze the impact of tourism development on regional economic development in Siak Regency. The study was conducted in Siak Regency on Analysis of Tourism Development in Siak Regency, Riau Province. The analytical method used in this study is multiple regression analysis and simple linear regression analysis with 100 respondents. The results showed that the development of tourism has a positive and significant impact on the development of the Siak Regency. KEYWORDS: Tourism development, regional development 1. INTRODUCTION Forest Park, Mempura River, Siak River, Mempura The development of tourism in an area will Argotourism and To Pe Kong Temple. bring many benefits to the community economically, The number of tourist visits to the Siak socially and culturally. However, if the development Palace between 2013 and 2017 is unpredictable and is not well prepared and managed, it will cause unstable (up and down). In 2014, the number of various problems that are detrimental to the tourist visits declined from 31,505 in 2013 to 30,484 community.
    [Show full text]
  • Archipel, 100 | 2020 [En Ligne], Mis En Ligne Le 30 Novembre 2020, Consulté Le 21 Janvier 2021
    Archipel Études interdisciplinaires sur le monde insulindien 100 | 2020 Varia Édition électronique URL : http://journals.openedition.org/archipel/2011 DOI : 10.4000/archipel.2011 ISSN : 2104-3655 Éditeur Association Archipel Édition imprimée Date de publication : 15 décembre 2020 ISBN : 978-2-910513-84-9 ISSN : 0044-8613 Référence électronique Archipel, 100 | 2020 [En ligne], mis en ligne le 30 novembre 2020, consulté le 21 janvier 2021. URL : http://journals.openedition.org/archipel/2011 ; DOI : https://doi.org/10.4000/archipel.2011 Ce document a été généré automatiquement le 21 janvier 2021. Association Archipel 1 SOMMAIRE In Memoriam Alexander Ogloblin (1939-2020) Victor Pogadaev Archipel a 50 ans La fabrique d’Archipel (1971-1982) Pierre Labrousse An Appreciation of Archipel 1971-2020, from a Distant Fan Anthony Reid Echos de la Recherche Colloque « Martial Arts, Religion and Spirituality (MARS) », 15 et 16 juillet 2020, Institut de Recherches Asiatiques (IRASIA, Université d’Aix-Marseille) Jean-Marc de Grave Archéologie et épigraphie à Sumatra Recent Archaeological Surveys in the Northern Half of Sumatra Daniel Perret , Heddy Surachman et Repelita Wahyu Oetomo Inscriptions of Sumatra, IV: An Epitaph from Pananggahan (Barus, North Sumatra) and a Poem from Lubuk Layang (Pasaman, West Sumatra) Arlo Griffiths La mer dans la littérature javanaise The Sea and Seacoast in Old Javanese Court Poetry: Fishermen, Ports, Ships, and Shipwrecks in the Literary Imagination Jiří Jákl Autour de Bali et du grand Est indonésien Śaivistic Sāṁkhya-Yoga:
    [Show full text]
  • The Status of Indigenous Forest in Riau Province
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 442 Riau Annual Meeting on Law and Social Sciences (RAMLAS 2019) The Status of Indigenous Forest in Riau Province Gusliana H.B.*, Ikhsan Ikhsan, Ferawati Ferawati Fakultas Hukum Universitas Riau Pekanbaru, Indonesia *[email protected] Abstract—The position of customary forest after the people is formulated into four benchmarks, namely: (1) the Constitutional Court Decision No. 35/PUU-X/2012, which was benefits of natural resources for the people; (2) level of formerly regarded as a state forest within the territory of distribution of benefits of natural resources for the people; (3) customary law communities, transformed into a forest that is the level of people's participation in determining the benefits of within the territory of customary law communities. Forest natural resources; and (4) respect for people's rights for control by the state continues to focus on the rights of indigenous generations in utilizing natural resources [2]. people, for as long as they live and in accordance with the development of the community and the principles of the Republic Forests in Indonesia, including communal forests, of Indonesia as regulated under the law. The pattern of according to Article 1 number 6 of Law Number 41 of 1999 on customary forest protection after the Constitutional Court Forestry are state forests within the territory of communal law Decision No. 35/PUU-X/2012 in the context of providing legal community. However, the definition of communal forests after protection to indigenous peoples in Riau Province, where the the Constitutional Court Decision Number 35/ PUU-X/2012, indigenous peoples have the right to open their customary forests which were formerly defined as state forests within the territory to be controlled and cultivate their land to fulfill their personal of communal law communities, became communal forests and family needs.
    [Show full text]
  • Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu1
    DRAFT The Effect of Indonesia’s Decentralisation on Forests and Estate Crops: Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu1 Lesley Potter and Simon Badcock DISCLAIMER: This report is a DRAFT that is currently under review for publication by the Center for International Forestry Research (CIFOR). The editors anticipate that the report will be revised further before it is published. CIFOR has decided to make this draft available in its present form in order to ensure that the information contained is readily accessible to individuals and organizations involved in Indonesia’s ongoing decentralization process. The opinions expressed in the report are the views of the author(s) and do not necessarily represent the official policy or position of CIFOR. CENTER FOR INTERNATIONAL FORESTRY RESEARCH (CIFOR) Office address: Jalan CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, Bogor 16680, Indonesia Mailing address: P. O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, Indonesia Tel.: +62 (251) 622622; Fax.: +62 (251) 622100 E-mail: [email protected] Website: http://www.cifor.cgiar.org 1 Comments may be sent to the authors at [email protected] and [email protected] DRAFT – OCTOBER 16, 2001 1 PART 1 RIAU PROVINCE: RESOURCES AND LAND USE 1.1 THE STUDY AND ITS MAJOR FINDINGS From 1 January 2001, the Indonesian government implemented a policy of regional autonomy and decentralisation. The provincial and district governments have been handed responsibility to raise revenues locally to fund regional activities and development. The centre has retained some revenue raising powers and full details of the process of devolution have yet to be fully spelt out.
    [Show full text]
  • Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (Dpd Ri) Dalam Memperjuangkan Pemekaran Daerah Di Provinsi Riau Tahun 2012-2016
    KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA (DPD RI) DALAM MEMPERJUANGKAN PEMEKARAN DAERAH DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012-2016 Oleh : Aris Setiawan Email: [email protected] Pembimbing: Dra. Hj. Wan Asrida, M.Si Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya jl. H. R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293- Telp/Fax. 0761-63277 Abstract This study, entitled "Authority of the Republic of Indonesia Regional Representative Council (DPD) in the Struggle for Regional Expansion in Riau Province Year 2012-2016". This research background with the Indonesian Government Regulation No. 78 Year 2007 on Procedures for the Establishment, Abolition, and merging of Regions, which is in the form DOB (Autonomous Region Baru) must meet all the requirements of both the requisite administrative, technical, and physical territoriality. The formulation of the problem in this research is how the efforts made by DPD in the struggle for regional expansion in Riau Province in 2012-2016 as well as what are the factors that constrain the DPD in the fight for regional expansion in Riau Province in 2012-2016. Issues contained in this research are there areas that will conduct regional division namely Indragiri South (Insel) and Indragiri North is Indragiri Hilir Regency, Gunung Sahilan Darussalam from Kampar, Kota Duri from Bengkalis and Rokan Darussalam carved out of Rokan Hulu has met all the requirements and already have the letter the President agreed to immediately bloomed. The method used in this study is a qualitative method that describes the data descriptively.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Surat Dinas Di Sman 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar
    PENGELOLAAN SURAT DINAS DI SMAN 1 SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR Oleh TOHIR NIM. 10613003267 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1431 H/ 2010 M PENGELOLAAN SURAT DINAS DI SMAN 1 SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh TOHIR NIM. 10613003267 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1431H /2010 M ABSTRAK TOHIR (2010) : Pengelolaan Surat Dinas di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan surat dinas di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar dan factor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan surat tersebut. Subjek penelitian ini adalah kepala SMAN 1 Siak Hulu dan kepala tata usaha sedangkan objek penelitiannya adalah pengelolaan surat dinas. Jumlah populasi penelitian ini adalah dua orang yakni kepala sekolah dan kepala tata usaha SMAN 1 Siak Hulu. Dalam penelitian ini penulis tidak melakukan penarikan sampel. data yang diperlukan penulis menggunakan teknik wawancara, karena populasinya hanya dua orang saja. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan penulis menggunakan teknik wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisa secara deskriptif kualitatif dengan persentase. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan surat dinas di SMAN 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar kurang maksimal. Secara kuantitatif persentase, pengelolaan tersebut hanya terlaksana terhadap pengelolaan surat dinas diperoleh persentase 57,14%. Kurang maksimalnya pengelolaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (a) Latar belakang pendidikan kepala sekolah, (b) Latar belakang pendidikan tata usaha, (c) Pelatihan atau penataran dan, (d) sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan surat menyurat.
    [Show full text]
  • Journal of Geoscie Engineering, Envir Simultaneous Equation Model For
    http://journal.uir.ac.id/index.php/JGEET E-ISSN : 2541-5794 P-ISSN :2503-216X Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol 5 No 2 2020 RESEARCH ARTICLE Simultaneous Equation Model for Economic Calculation of Households of Independent Rubber Farmers in Mineral Land in Kampar Regency, Riau Province, Indonesia Heriyanto 1,*, Asrol1 1Departement of Agribussines, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, 28284. Indonesia . * Corresponding author : [email protected] Telp ; 082388011877 Received: Sept 14, 2019; Accepted: May 5, 2020. DOI 10.25299/jgeet.2020.5.2.3791 Abstract Rubber is a plantation crop which is mostly a source of community income in Kampar District. As a source of household income, rubber farming is managed by households independently. This study generally aims to design models and government policy strategies in the development of smallholder rubber plantations on land typology mineral land conditions on the economic decision making of rubber farmer households. Specifically, this study was conducted with the aim of analyzing the characteristics of independent smallholders and internal and external dominant factors that influence the allocation of working time, income and household expenses of rubber farmers. This research was conducted using a survey method located in Kampar District. The data used in this study consisted of primary data obtained using the interview method. Samples were taken by simple random sampling method with 60 rubber farmers. Descriptive analysis and Economic Decision Model of Rubber Farmer Households using the simultaneous equation model approach with the Two Stages Least Square (2SLS) analysis method were performed to answer the research objectives. The results showed that only internal factors of farm households are responsive to household economic decisions.
    [Show full text]
  • The Effect of Reading Aloud Strategy Toward Pronunciation Ability at the First Year Students of State Junior High School 5 Bukit Kapur District of Dumai Regency
    THE EFFECT OF READING ALOUD STRATEGY TOWARD PRONUNCIATION ABILITY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 5 BUKIT KAPUR DISTRICT OF DUMAI REGENCY By ROHANA NIM. 10714000765 FACULTY OF EDUCATION AND TEACHER TRAINING STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M THE EFFECT OF READING ALOUD STRATEGY TOWARD PRONUNCIATION ABILITY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH 5 BUKIT KAPUR DISTRICT OF DUMAI REGENCY Thesis Submitted as a Partial Fulfillment of the Requirements for Getting Bachelor Degree of Education (S.Pd.) By ROHANA NIM. 10714000765 DEPARTMENT OF ENGLISH EDUCATION FACULTY OF EDUCATION AND TEACHER TRAINING STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M ABSTRAK ROHANA (2012) : Pengaruh Strategi Reading Aloud untuk Meningkatkan Kemampuan Pronunciation Siswa Kelas 1 SMPN 5 Kecamatan Bukit Kapur Dumai. Strategi Reading Aloud dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan cara pengucapan bahasa Inggris. Strategi ini memberi kesempatan kepada para siswa untuk membaca keras teks yang telah disediakan. Berdasarkan penelitian pendahuluan pada siswa kelas satu SMPN 5 Dumai Kecamatan Bukit Kapur, penulis menemukan bahwa kemampuan cara pengucapan bahasa Inggris siswa masih rendah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kemampuan pronunciation siswa kelas 1 SMPN 5 Dumai? 2. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan pronunciation siswa kelas 1 SMPN 5 Dumai? 3. Apakah ada efek signifikan dari penerapan strategi reading aloud untuk meningkatkan kemampuan pronunciation siswa kelas 1 SMPN 5 Dumai? Subjek penelitian ini adalah siswa kelas satu SMPN 5 Dumai Kecamatan Bukit Kapur pada tahun ajaran 2011/2012.
    [Show full text]
  • Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Ri Di Kabupaten Kepulauan Meranti
    SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN RI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI EDITOR: Dr. Ellya Roza, M.Hum NARASUMBER Ketua : Dr, Ellya Roza, M.Hum Anggota : Prof. Suwardi MS S.Berrein SR Dra.Maliha Azis Drs. Kamaruddin Omar, M.Si Dr. Sudirman Shomary, MA. Hasanuddin Endang YAYASAN PUSAKA PEKANBARU 2013 EDITOR: ELLYA ROZA SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN RI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI YAYASAN PUSAKA RIAU 2013 ii SEKAPUR SIRIH EDITOR Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah Swt akhirnya sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat terungkap. Tentunya salawat dan salam tidak pernah dilupakan dan hanya diperuntukkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan sesuatu yang amat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia di atas bumi ini sehingga manusia sebagai makhluk yang berakal akan selalu mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh masyarakat sebelumnya. Terima kasih kami haturkan kepada narasumber yang telah menyumbangkan pikirannya dalam bentuk tulisan sebagaimana yang tersaji di dalam buku ini. Buku ini sebenarnya merupakan kumpulan dari kertas kerja yang disampaikan pada kegiatan Seminar Penyusunan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Kabupaten Kepulauan Meranti yang telah diselenggarakan dua tahun yang lalu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti khususnya Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. Seminar dimaksud dilaksanakan pada tanggal 18 November 2011 di Hotel Grand Meranti Selat Panjang. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, maka kami ingin dan bermaksud agar tulisan dan informasi yang telah didapatkan dari berbagai narasumber dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat hendaknya. Oleh karena itu, maka tulisan-tulisan narasumber tersebut dikumpulkan dan dijadikan menjadi sebuah buku agar bermanfaat nantinya bagi masyarakat Meranti dan generasi muda Meranti khususnya. Kami sampaikan bahwa data yang tersaji dalam buku ini barulah sebatas data pemula saja karena untuk mengungkapkan ii iii sebuah perjuangan komunitas di suatu wilayah memerlukan waktu yang cukup lama.
    [Show full text]
  • This Thesis Has Been Submitted in Fulfilment of the Requirements for a Postgraduate Degree (E.G
    This thesis has been submitted in fulfilment of the requirements for a postgraduate degree (e.g. PhD, MPhil, DClinPsychol) at the University of Edinburgh. Please note the following terms and conditions of use: This work is protected by copyright and other intellectual property rights, which are retained by the thesis author, unless otherwise stated. A copy can be downloaded for personal non-commercial research or study, without prior permission or charge. This thesis cannot be reproduced or quoted extensively from without first obtaining permission in writing from the author. The content must not be changed in any way or sold commercially in any format or medium without the formal permission of the author. When referring to this work, full bibliographic details including the author, title, awarding institution and date of the thesis must be given. At the Edge of Mangrove Forest: The Suku Asli and the Quest for Indigeneity, Ethnicity and Development Takamasa Osawa PhD in Social Anthropology University of Edinburgh 2016 Declaration Page This is to certify that this thesis has been composed by me and is completely my work. No part of this thesis has been submitted for any other degree or professional qualification. 30th January 2016 Takamasa Osawa PhD Candidate School of Social & Political Science University of Edinburgh ii Abstract This thesis explores the emergence of indigeneity among a group of post-foragers living on the eastern coast of Sumatra. In the past, despite the lack of definite ethnic boundaries and the fluidity of their identity, they were known as Utan (‘Forest’) or Orang Utan (‘Forest People’).
    [Show full text]