KANDUNGAN OBAT YANG TERDAPAT PADA TUMBUHAN JAHE ()

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Morsistum

Disusun oleh :

YOSSI FEBRIANI NIM 31110052 Farmasi 1A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011

ABSTRAK

Zingiberaceae (jahe-jahean) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial dan bahan bumbu. Selain yang sudah dibudidayakan, di hutan-hutan Sumatera Barat masih ditemukan jenis liar Zingiberaceae. Dari studi keanekaragaman yang telah dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni: malaccensis, Amomum gracile, Amomum lappaceum, Amomum testaceum, Amomum sp., Boesenbergia sp., Etlingera megalocheilos, Etlingera sp., Geocharis rubra, Globba aurantiaca, Globba flavibracteata, Globba paniculata, Hedychium longicornutum, Hornstedtia conica, Hornstedtia rubra, Hornstedtia tomentosa dan Zingiber sp. Geocharis rubra merupakan temuan distribusi baru (”new record”) untuk Sumatra. Sedangkan Etlingera sp. diperkirakan jenis baru (”new species”), namun masih diperlukan kajian yang lebih rinci untuk menjelaskan status taksonominya.

Kata kunci : Zingiberacae liar, keanekaragaman, Sumatra, “new record”, “new species”.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya. Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morsistum STIKEs Bhakti Tunas Husada. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan keritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang berkepentingan pada umumnya.

Tasikmalaya, Juni 2011

Penyusun

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...... 1 B. Tujuan ...... 2 C. Manfaat ...... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Deskripsi Tanaman ...... 3 B. Sentra Penanaman ...... 5 C. Lingkungan Tumbuh ...... 6 D. Syarat Penanaman ...... 6 E. Budidaya Tanaman ...... 7 F. Panen ...... 13 G. Khasiat Jahe ...... 15 H. Kadungan Kimia ...... 22 I. Perkembangan Penelitian ...... 23 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...... 25 B. Saran ...... 25 DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Jika kita melihat perkembangan tanaman obat herbal Indonesia bisa di katakan sangat jauh dibandingkan dengan Negara–negara lain, padahal Indonesia kaya akan herbal yang berlimpah. Namun kenyataannya Indonesia hanya berada di urutan ke-34 pengekspor herbal di dunia, kalah jauh dengan singapura yang berada di urutan ke-4 padahal Indonesia lebih kaya tanaman obatnya dibandingkan Singapura. Begitu juga dari segi popularitas, herbal Indonesia masih kalah jauh dari Cina dan India. Cina terkenal dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) dan India terkenal dengan Ayurvedic yang sudah terkenal di seluruh dunia. Lalu kemanakah herbal Indonesia? Manfaat terapi herbal akan semakin terasa untuk penyakit – penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan karena faktor usia dan kemunduran fungsi organ. Salah satu jenis penyakit degeneratif tersebut adalah kanker. Pengobatan barat umumnya dalam menghadapi penyakit kanker hanya ada 2 pilihan yaitu operasi yang di lanjutkan dengan kemoterapi atau kemoterapi saja karena kankernya telah masuk stadium lanjut. Tujuannya hanya memperlambat dan memperpanjang usia. Apakah pasiennya sembuh? tentu saja tidak. Disinilah peran herbal sebagai pelengkap pengobatan medis yang telah di lakukan. Hasil yang di dapat akan menjadi lebih sempurna. Contoh beberapa tanaman obat Indonesia yang sangat ampuh terhadap kanker adalah mahkota dewa, keladi tikus, temu putih, kulit manggis dan mengkudu.

1

Sebagai kesimpulan, marilah jadikan herbal Indonesia sebagai pelengkap pengobatan medis, bukan lagi sebagai alternatif dan jadikan herbal Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri dengan menjadikannya sebagai bagian terapi alami kita. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

B. Tujuan Mengetahui kandungan obat yang terdapat pada tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

C. Manfaat Memberitahu pada pembaca tentang kandungan obat yang terdapat pada tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman Nama latin : Zingiber officinale Nama Daerah : Jahe Habitat : Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang Kandungan Kimia : Zingerone, shogaols dan gingerols , minyak volatile yang membentuk 1-3 persen dari berat jahe segar. Khasiat : Analgesik, sedatif , antipiretik dan antibakteri. Nama Simplesia : Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe. Klasifikasi : Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) : Monocots (tidak termasuk) : Ordo : Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Z. officinale

3

Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial, tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga). Masyarakat Sumatera Barat terutama suku Minangkabau sudah terkenal dengan masakan yang kaya bumbu. Dengan julukan "nasi padang" pada umumnya orang berfikir akan masakan yang pedas, bersantan dan kaya bumbu. Bumbu dasar pada banyak masakan Padang adalah dari kelompok Zingiberaceae. Rendang adalah salah satu contoh masakan padang yang cukup terkenal. Bumbu dasar pada masakan rendang, tiga jenis diantaranya adalah anggota dari family Zingiberaceae yakni kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale) dan lengkuas (Alpinia galanga). Sampai saat ini jahe- jahean yang telah dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang telah dibudidayakan. Keadaan ini menyebabkan jenis jahe- jahean liar tidak dikenali, padahal jenis liar tersebut masih banyak dijumpai di hutan-hutan Sumatera Barat. Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempat- tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan

4

beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998). Cagar Alam Rimbo Panti, merupakan salah satu kawasan konservasi di Sumatera Barat yang masih mempunyai hutan cukup baik. Kawasan ini mempunyai dua tipe ekosistem hutan yang unik yakni hutan pebukitan dan hutan rawa, termasuk rawa air panas. (Sub Balai KSDA, 1999). Keunikan ekosistem tersebut, membuat kawasan ini juga mempunyai keunikan dan kekayaan pada floranya. Karena itu penting sekali mengetahui keanekaragaman tumbuhan di lokasi ini, terutama untuk keperluan pendidikan, informasi wisata dan konservasi. Pada kawasan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan beberapa penelitian mengenai keanekaragaman tumbuhan tetapi hanya terbatas pada pada taksa tertentu saja. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan diantaranya Herbarium Universitas Andalas. (1995); Widjaja (1999); Nurainas, (2000) dan Nurainas (2004). Kajian keanekaragaman pada kelompok Jahe-jahean (Zingiberaceae) ini akan melengkapi data keanekaragaman flora Cagar Alam Rimbo Panti khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya.

B. Sentra Penanaman Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.

5

C. Lingkungan Tumbuh Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

D. Syarat Penanaman 1. Iklim a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 derajat C. 2. Media Tanam a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0. 3. Ketinggian Tempat Jahe tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. Tetapi pada umumnya di Indonesia ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl.

6