Pengembangan Potensi Ayam Lokal Untuk Menunjang Peningkatan Kesejahteraan Petani
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENGEMBANGAN POTENSI AYAM LOKAL UNTUK MENUNJANG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Achmad Gozali Nataamijaya Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor 16114 Telp. (0251) 8351277, Faks. (0251) 8350928, E-mail: [email protected] Diajukan: 28 Januari 2010; Diterima: 29 Juni 2010 ABSTRAK Ayam lokal memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi bibit unggul dalam upaya menunjang ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Di Indonesia dilaporkan terdapat 32 jenis ayam lokal (ecotype) dan masing-masing jenis memiliki keunggulan tersendiri, seperti ayam pelung, sentul, kedu, merawang, gaok, dan nusa penida. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan (Gallus gallus) dan dapat dikelompokkan menjadi tipe pedaging, petelur, dwiguna, atau sebagai ayam hias atau kegemaran. Pemerintah perlu memberikan prioritas lebih besar karena pemeliharaan ayam lokal melibatkan sebagian besar petani di perdesaan. Usaha ternak ayam lokal dapat dikembangkan dengan menerapkan teknologi maju sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan peternak. Penyakit pada ayam lokal umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, protozoa, dan parasit. Namun, ayam lokal umumnya lebih tahan terhadap penyakit, terutama penyakit avian influenza (AI) atau flu burung, dibanding ayam ras karena memiliki persentase gen antivirus (Mx+) yang lebih tinggi. Program pemuliaan untuk membentuk galur ayam lokal yang tahan terhadap penyakit, terutama AI dan tetelo atau newcastle disease (ND), perlu direalisasikan dan didukung dengan program pengendalian penyakit menular. Kata kunci: Ayam lokal, tampilan reproduksi, persilangan, usaha ternak, kesejahteraan petani ABSTRACT Native chickens potential development for supporting farmers' welfare improvement Indonesian native chickens have very good potential to be developed to create a commercial strain for supporting food security and to improve farmers' welfare. So far, at least 32 ecotypes of native chickens were documented. Each of them has special characteristics, e.g. pelung, sentul, kedu, merawang, gaok, and nusa penida. Most of the local chickens were resulted from domestication of Gallus gallus since hundred years ago. The birds could be classified into several types, i.e. meat, egg layer, dual purpose, and fancy. Government attention for developing these native chickens is limited, even though native chicken keeping activity involves most of the farmers in the villages. Native chicken diseases are commonly caused by infections of viruses, bacteria, protozoa, and parasites, however native chickens have better resistance to diseases especially avian influenza (AI) because its body contains higher percentage of Mx+ gene compared with the imported hybrid chicken. Selection for resistance toward AI and newcastle disease should be implemented and supported with disease control program. Keywords: Native chickens, reproductive performance, crossbreeding, poultry farming, farmers' welfare ermintaan terhadap produk peter- hadap PDB nasional sebesar 1%. Se- budi daya yang tidak efisien. Di negara P nakan meningkat setiap tahun se- bagian besar (98%) produksi telur berasal berkembang, usaha ternak ayam lokal iring dengan bertambahnya jumlah pen- dari peternakan ayam ras (Badan Pusat berperan penting dalam meningkatkan duduk serta meningkatnya pengetahuan Statistik 2007). pendapatan masyarakat karena usaha dan kesadaran masyarakat tentang pen- Ayam peliharaan dari daerah tropis tersebut melibatkan sebagian besar tingnya mengonsumsi pangan yang merupakan sumber pangan paling penting penduduk miskin (Sonaiya 2007). bergizi. Pada tahun 2006, kontribusi di dunia (National Research Council 1993). Industri peternakan ayam ras di produk peternakan (daging, telur, dan Namun, usaha peternakan ayam lokal Indonesia berkembang pesat, namun susu) terhadap Produk Domestik Bruto belum berkembang antara lain karena masih sangat bergantung pada pasokan (PDB) pertanian mencapai 7% dan ter- belum tersedianya bibit unggul serta cara bibit dan bahan baku pakan dari luar negeri Jurnal Litbang Pertanian, 29(4), 2010 131 sehingga kurang mampu menjaga keda- Asal Usul Ayam Peliharaan tahun yang lalu. Ayam lokal yang tidak ulatan pangan masyarakat Indonesia. memiliki karakteristik khusus disebut Pasokan bahan baku pakan, terutama Berdasarkan analisis variasi sekuen D- sebagai ayam kampung. Masyarakat jagung (80%) dan bungkil kedelai (87%), loop mitokondria diketahui bahwa domes- perdesaan umumnya memelihara ayam masih diimpor. Di lain pihak, pasokan tikasi ayam dimulai di Asia Selatan kampung untuk mendapatkan daging, jagung, kedelai, dan bungkil kedelai di (Lembah Indus) dan lembah Sungai telur maupun sebagai tabungan yang pasar dunia makin berkurang dan harga- Kuning/Henan Cina (Hanotte 2002) dan sewaktu-waktu dapat diuangkan. nya mahal. Akibatnya, banyak peternak Indonesia (Sulandari et al. 2007). Ayam Ayam lokal dapat digolongkan se- yang gulung tikar sehingga ketersediaan lokal di Eropa, Afrika, dan negara-negara bagai tipe pedaging (pelung, nagrak, produk ternak (susu, daging, dan telur) Timur Tengah (Turki, Suriah, Yordania, gaok, dan sedayu), petelur (kedu hitam, makin menurun dan harganya melonjak. Israel, Palestina, Irak, Georgia, Armenia, kedu putih, nusa penida, nunukan, Keadaan ini akan semakin parah pada saat dan Azerbaijan) berasal dari Asia Selatan, merawang, wareng, dan ayam sumatera), mulai diberlakukannya World Trade sedangkan ayam lokal Jepang berasal dan dwiguna (ayam sentul, bangkalan, Organization (WTO) 2020, yang memung- dari Cina (Hanotte 2002). Ayam lokal olagan, kampung, ayunai, melayu, dan kinkan produk impor dengan segala ke- Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam siem). Selain itu dikenal pula ayam unggulannya menyerbu pasar Indonesia. ayam hutan merah (Gallus gallus) oleh tipe petarung (ayam banten, ciparage, Kondisi ini dapat dihindari dengan penduduk setempat dan memiliki ciri yang tolaki, dan bangkok) dan ternak kegemar- memacu produktivitas dan kualitas sangat berbeda dengan ayam dari negara an/hias, seperti ayam pelung, gaok, tu- produk serta memberdayakan sumber lain (Sulandari et al. 2007). kung, burgo, bekisar, dan walik (Gambar daya lokal, antara lain ayam lokal. Ayam 1; Tabel 1). lokal merupakan tulang punggung Ayam lokal merupakan aset yang perekonomian masyarakat miskin, khu- Ayam Lokal lndonesia sangat berharga dalam pembentukan bibit susnya di perdesaan. unggul ayam lokal yang terbukti mampu Pengembangan ayam lokal di Indo- Di Indonesia terdapat berbagai jenis ayam beradaptasi pada lingkungan setempat nesia hendaknya diarahkan pada pening- lokal, baik yang asli maupun hasil adaptasi (Nataamijaya 2000). Peningkatan produk- katan skala kepemilikan dan perbaikan yang dilakukan puluhan bahkan ratusan tivitas ayam melalui manipulasi genetik, teknik budi daya dengan mengubah pola pemeliharaan dari pola ekstensif tradi- sional (sistem umbaran) ke usaha intensif komersial sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan kesempatan kerja. Upaya pengembangan tersebut diha- rapkan pula dapat menggairahkan pereko- nomian dan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama di perdesaan, karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang memadai untuk menciptakan bibit unggul, bahan pakan, dan obat-obatan yang dibutuh- kan dalam industri peternakan ayam modern, intensif, dan efisien. Tulisan ini menguraikan perkembangan hasil penelitian ayam lokal dalam upaya pe- ngembangan ayam lokal di Indonesia. SUMBER DAYA GENETIK AYAM LOKAL Ayam lokal berperan penting sebagai bahan pangan sumber protein, selain sebagai tabungan waktu paceklik, dan ternak kesayangan. Ayam lokal juga bermanfaat sebagai sumber daya genetik yang sangat berharga sehingga perlu di- lestarikan dan dikembangkan. Di banyak tempat, ayam lokal merupakan salah satu Gambar 1. Beberapa jenis ayam lokal Indonesia, ayam bangkok (a), ayam pelung pelengkap dalam upacara tradisional dan (b), ayam hutan hijau (c), ayam kampung (d), ayam kedu hitam (e), dan keagamaan. ayam Nunukan (f). 132 Jurnal Litbang Pertanian, 29(4), 2010 PRODUKTIVITAS DAN Tabel 1. Ayam lokal, daerah asal, dan potensi pemanfaatannya. PENYAKIT AYAM LOKAL Nama Daerah asal Potensi pemanfaatan Produktivitas ayam lokal pada pemeliha- Pelung Cianjur Daging, suara raan secara tradisional bervariasi, tetapi Sentul Ciamis Dwiguna sampai batas tertentu sesuai dengan input Nagrak Sukabumi Daging yang diberikan. Sistem tersebut memer- Banten Banten Petarung Ciparage Karawang Petarung lukan lahan pekarangan yang luas agar Siem Jawa Dwiguna tidak mengganggu lingkungan perumah- Wareng Jawa Petelur an. Agar ayam lokal dapat diternakkan Kedu hitam Temanggung Petelur secara efisien dan menguntungkan, perlu Kedu putih Temanggung Petelur upaya meningkatkan produktivitasnya. Kedu cemani Temanggung Obat tradisional Sedayu Magelang Pedaging Gaok Madura Daging Produktivitas Bangkalan Madura Dwiguna Olagan Bali Dwiguna Nusa penida Bali Petelur Ayam lokal Indonesia dikenal memiliki Nunukan Kalimantan Timur Petelur keunggulan sehingga pada zaman pen- Ayunai Merauke Dwiguna jajahan diekspor dan dikembangkan di Tolaki Sulawesi Selatan Petarung banyak negara, seperti ayam kedu hitam Tukung Kalimantan Barat Hias yang dikembangkan di Amerika Serikat Sumatera Sumatera Bagian Tengah Petelur Burgo Sumatera Selatan Hias menjadi black java atau black giant. Merawang Sumatera Selatan Petelur Sebagian masyarakat juga memercayai Kukuak balenggek Sumatera Barat Suara ayam kedu cemani sebagai bahan obat Melayu Sumatera Utara Dwiguna tradisional