Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

GERWANI IN THE COMMUNIST IDEOLOGY OF 1950-1965

GERWANI DALAM PERGULATAN IDEOLOGI KOMUNIS 1950-1965

Rizqi Irza Afifi1, Sofyan Kristianwantoni2 SMK Taruna Mandiri Srono [email protected]

(*) Corresponding Author +62 823-3119-3233 How to Cite: Irza, Kriswantoni (2019). Title of article. Santhet, 3(1), 10-20 doi: Abstract Received : 28 Desember 2019 The emergence of Gerwani stems from the gathering of six Revised : 6 Januari 2019 women's organizations in Semarang on June 4, 1950 to merge their Accepted: 19 April 2019 respective organizations into one single forum, namely Gerwis. Keywords: Gerwani; Gerwis has a strong desire for the struggle for national Pergulatan Ideologi; independence and ending various political feudalism. In writing this article using the heirloom study approach. The results show that In December 1951 the name Gerwis changed to Gerwani. In 1964, Gerwani began designing work programs to develop himself and participate in politics. The programs include: Women's Rights; Children's Rights; Democratic Rights; Full National Independence; and peace.

merupakan "Kota Merah", kota kelahiran PENDAHULUAN partai yang berideologi komunis yaitu PKI. Dalam perjalanan gerakan wanita, Banyak anggota Gerwani yang juga Gerwani sebetulnya memiliki peran yang merupakan anggota PKI karena hanya partai cukup berarti dengan mengangkat isu-isu inilah yang dilihat bersungguh-sungguh kontroversial pada masanya itu. Seperti isu dalam melawan penindasan terhadap rakyat. hak pilih dan isu poligami. Kekritisan para Aktivitas Gerwani di kota Semarang sesuai wanita terhadap ketidakadilan dan dengan hal-hal yang tercantum dalam penindasan kaumnya merupakan sesuatu Program-Program Kerja Gerwani. Meskipun yang bisa menjadi inspirasi dan semangat program-program kerja tersebut baru dibuat bagi gerakan wanita selanjutnya. Terdapat dan dikeluarkan pada tahun 1964, namun beberapa hal penting yang berpengaruh sebelumnya sudah diterapkan di daerah- pada para wanita dalam organisasi Gerwani daerah termasuk di kota Semarang. sehingga menjadi kritis dan terkesan radikal, Pertanyaan pokok dari artikel ini antara lain karena adanya kawin paksa, adalah bagaimana hubungan Gerwani perceraian sepihak, larangan bersekolah, dengan Partai Komunis Indonesia? Metode dan penghinaan-penghinaan lain yang yang digunakan dalam jurnal ini adalah sangat menyudutkan kaum wanita. Hal-hal metode sejarah. Metode sejarah mempunyai itu merupakan bagian dari praktik sistem empat tahapan yang harus dilakukan yaitu budaya warisan feodal yang masih sangat heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. melekat pada masyarakat Indonesia pada Sumber primer diperoleh melalui saat itu. penelusuran terhadap dokumen yang Gerwani memilih Semarang tersimpan di Arsip Nasional, Perpustakaan sebagai basis karena secara historis Nasional di Jakarta, Arsip Daerah Jawa

10

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

Tengah, Arsip Museum Mandhala Bhakti perhatian kaumnya pada periode Semarang. Ada juga beberapa harian yang kebangkitan dan kesadaran nasional ini terbit pada masa itu seperti Harlan Rakjat, mulai juga untuk meningkatkan perjuangan Bintang Timur, Sinar Harapan, Api . wanita. Riset kepustakaan ini penting karena melalui penelusuran dan penelaahan kepustakaan METODE PENELITIAN dapat dipelajari bagaimana menggunakan Daerah penelitian adalah suatu kerangka teori untuk landasan pemikiran lokasi atau tempat yang digunakan (Koenjaraningrat, 1983). seorang peneliti untuk mengadakan Dalam perjalanan sejarah, wanita penelitian. Sutrisno Hadi mengatakan, pernah menjadi aktor yang vokal ditengah gelanggang politik dan sekaligus menjadi ibu “Tidak ada ketentuan berapa luas dan istri yang "baik" selama perjuangan anti penelitian untuk penelitian dalam salah kolonial. Dua peranan ini dapat berpadu satu atau banyak bidang (2003:88)”. dalam praktiknya, karena wanita harus Dari pendapat di atas dapat memainkan peranan politik justru agar dijelaskan bahwa di dalam menentukan supaya menjadi ibu yang baik (dari rakyat daerah penelitian tidak ada ketentuan dan bangsa Indonesia), dan istri yang baik berapa luas daerah atau lokasi (sebagai pembantu laki-laki dalam perjuangannya). Hubungan politik antara penelitian. Dalam artikel ini untuk wanita dan laki-laki menjadi berubah secara menetukan hasil penelitian yang akurat mendasar ketika Indonesia telah merdeka. menggunakan studi pustaka yang Hal itu antara lain karena tidak adanya lagi didalamnya menggunakan pendekatan musuh bersama, sehingga laki-laki penelitian sejarah mulai dari kritik cenderung mengklaim bidang politik sebagai sumber, analisis sumber dan validasi bidang mereka sendiri, dan wanita lebih diposisikan untuk berperan di bidang sosial data. (Anonim, 1988). Para tokoh Perintis gerakan wanita belum mempunyai perkumpulan atau HASIL DANPEMBAHASAN organisasi wanita, dengan kata lain berjuang Sesudah tahun 1950 persatuan secara perorangan; tetapi dalam kenyataan gerakan wanita Indonesia, yang telah bahwa mereka mengangkat senjata bahu dibangun pada masa perjuangan nasional membahu dengan kaum laki-laki melawan sebelumnya, berangsur-angsur hancur. penjajah Belanda, tidak dapat dipungkiri Dalam menghadapi pemilihan umum 1955 bahwa mereka merupakan sumber inspirasi berbagai partai politik membentuk bagian bagi generasi wanita berikutnya untuk wanita masing-masing. Ketegangan antara berjuang melawan penindasan dan golongan wanita Islam dan nasionalis pun ketidakadilan. Juga para tokoh Perintis timbul. Berkembang bermacam-macam dalam masa sesudah diterapkannya Politik kegiatan; balai-balai wanita, bank-bank etis Belanda di Indonesia, memberikan wanita, bahkan surau wanita didirikan; teladan dan dorongan kepada kaumnya bermunculan berbagai macam organisasi untuk meneruskan jejak langkah mereka. dan majalah wanita, tetapi hampir semua Mereka berjuang untuk emansipasi dan kegiatan ini semakin terikat pada partai partisipasi untuk membangun kemandirian politik (laki-laki), gerakan keagamaan (laki- kaumnya, kemajuan bangsa dan laki), ataupun pada organisasi pejabat laki- kemerdekaan tanah airnya. Unsur lain laki. Pada sebagian besar organisasi ini gerakan wanita Indonesia yang sedang pandangan elitis tetap bertahan, walaupun tumbuh ialah hasrat untuk "emansipasi pendudukan Jepang dan perjuangan nasional." Dalam pada itu pengaruh warisan pembebasan nasional telah mengaburkan cita-cita Kartini untuk emansipasi wanita tajamnya garis pemisah antara golongan berkumandang menembus batas dan

11

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

kaya dan miskin dalam masyarakat Trimurti. Dalam periode ini Umi Sarjono, Indonesia. Suharti, dan Mudigdio, sudah menjadi anggota atau mempunyai ikatan erat dengan Berdirinya Gerwis PKI. Hal ini merupakan petunjuk jelas, Para wakil enam organisasi wanita bahwa kaum Komunis mempunyai suara berkumpul di Semarang pada 4 Juni 1950 penting dalam pendirian Gerwis. Meskipun untuk melebur enam organisasi mereka Gerwis selalu menegaskan sebagai non- masing-masing ke dalam satu wadah politik dan tidak mempunyai kaitan dengan tunggal, yaitu Gerwis. Enam organisasi parpol manapun, seperti dinyatakan dalam tersebut ialah Rukun Putri Indonesia anggaran dasarnya, namun pengaruh PKI (Rupindo) dari Semarang, Persatuan Wanita tampak tertanam sangat mendalam pada Sedar dari , Isteri Sedar dari organisasi tersebut. Keinginan Komunis , Gerakan Wanita Indonesia untuk membangun organisasi wanita yang (Gerwindo) dari , Wanita Madura dari bisa dipimpinnya, tentu saja bukan Madura, dan Perjuangan Putri Republik merupakan satu-satunya faktor bagi Indonesia dari Pasuruan. berdirinya Gerwis. Para pendiri Gerwis itu Tokoh-tokoh wanita tersebut memiliki sendiri mempunyai hasrat bersama yang latar belakang sosial yang berbeda-beda, sungguh-sungguh, baik demi perjuangan tapi semuanya bersama-sama terjun kemerdekaan nasional maupun mengakhiri ditengah pergerakan nasional. Diantaranya berbagai politik feodalisme. S.K. Trimurti. Beliau anggota Partindo, giat Hampir semua sejarah hidup para dalam Wanita Partindo, dan juga anggota tokoh dan anggota Gerwani bercerita Gerindo. Kemudian Salawati Daud, Walikota tentang kawin paksa, perceraian sepihak, Makasar. Diantara mereka banyak wanita larangan bersekolah, atau penghinaan- muda, seperti Sudjinah dan Sulami, penghinaan lain yang terasa sangat sebelumnya sudah giat di dalam PPI menusuk hati mereka, maka mungkin sekali (Pemuda Puteri Indonesia), organisasi hal-hal tersebut itulah yang berperanan pemudi semasa perjuangan kemerdekaan sangat besar dalam meradikalkan para yang berjiwa sosialis. Para anggota pendiri wanita tersebut. Beberapa dari mereka lainnya termasuk Tris Metty, Sri Panggihan tertarik kepada PKI, karena hanya partai (anggota PKI terkemuka dari Madiun), Sri inilah yang dilihat bersungguh-sungguh Kusnapsiyah, Umi Sarjono (pendiri melawan berbagai praktik demikian. Gerwindo), dan Suharti (ketua departemen Pemimpin Gerwis yang sangat wanita CC PKI, ketua cabang Yogya) ( terkemuka, Ibu Munasiah, yang berbicara Antara, Dinas Dalam Negeri. No. 160/A. 9 dengan garangnya dalam Kongres PKI 1924 Juni 1950). dan dibuang ke Digul, berasal dari Ketua Gerwis yang pertama adalah Semarang. Dialah yang mengorganisasi Tris Metty. Sebelumnya beliau adalah Ketua "Aksi Caping Keropak", yang terkenal Rukun Putri indonesia yang berpolitik semasa perjuangan kemerdekaan itu. Ketika mandiri, dan juga anggota Laskar Wanita organisasi yang masih muda ini sedang Jawa Tengah. S.K. Trimurty dari Jogjakarta sibuk membenahi dirinya, dan membangun sebagai wakil ketua dan Srie Kustijah dari cabang-cabangnya di seluruh Jawa dan di Semarang sebagai penulis. Dalam rapatnya luar Jawa, memperketat pengawasannya yang pertama, Gerwis telah mengajukan terhadap "keresahan sosial", pada Agustus tuntutan kepada pemerintah, antara lain 1951 terjadi penangkapan terhadap tokoh- minta supaya "fonds" pembangunan negara tokoh Gerwis, termasuk ibu Mudigdio dan ditujukan bagi kemakmuran rakyat dan Ibu Trimurti. Keduanya diperiksa selama menghendaki negara kesatuan yang 100 satu minggu dan oleh karena itu para persen lepas dari "isme" penjajahan. anggota Gerwis giat dalam panitia Kedudukan Tris Metty tersisihkan dalam "Pembelaan Korban Razzia Agustus". konferensi di Yogya, untuk mempersiapkan kongres I Gerwis, dan digantikan oleh S.K.

12

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

Metamorfosa Gerwis menjadi Gerwani: Mencermati sejarah Gerwis dapat Kongres-kongres Gerwani diketahui, bahwa pada tahun 1952 pernah a. Kongres pertama tahun 1951 bergabung Isteri Buruh Kereta Api, berikut dengan 10 cabang-cabang serta 4000 Kongres Gerwis pertama kali anggotanya. Kemudian pada tahun 1953 diselenggarakan pada 17-22 Desember masuk pula yang terakhir organisasi Perwin, 1951 di Surabaya. Pada waktu itu keadaan persatuan Wanita Indonesia dari Menado. sangat sulit, banyak utusan yang harus Organisasi ini sudah tampil didepan dalam menghadiri kongres masih ada di penjara. perang kemerdekaan. Mereka aktif melawan Jika dilihat dari nama Gerwis, Gerakan upaya Belanda untuk kembali menguasai Wanita Indonesia Sedar berarti bahwa bagian mana pun dari Indonesia, dan anggota organisasi ini bersifat terbatas. menentang KMB yang dalam pandangan Hanya kaum wanita yang telah sadar yang mereka akan mendorong kembalinya modal akan diterima sebagai anggota, sedangkan asing ke Indonesia. Antara Kongres I dan jutaan massa wanita masih belum sadar Kongres II, Gerwis aktif dalam tiga front, akan arti politik. Mereka seharusnya ditarik yaitu politik, feminisme, dan sosial ekonomi. untuk masuk ke dalam organisasi ini agar Pada front politik, melawan "unsur-unsur bisa terlibat dalam perjuangan. Oleh karena reaksioner", terhadap gerakan untuk itu, Gerwis dikecam oleh anggota PKI. kemajuan wanita. Pada front feminisme, Sejalan dengan sejumlah perubahan yang melawan PP 19 (mengenai pemberian terjadi pada PKI, dengan terpilihnya D.N. pensiun kepada janda dan tunjangan kepada Aidit sebagai pimpinan baru (Januari 1951), anak yatim-piatu pegawai negeri sipil) dan terjadi tekanan di dalam Gerwis agar menyokong perjuangan umum untuk menghentikan agitasi perlawanannya undang-undang perkawinan yang terhadap pemerintah dan sebaliknya agar demokratis, dengan sepandai mungkin membangun "front dari bawah" (Hikmah menghindari konfrontasi dengan . Diniah, 2007). Front sosial ekonomi lebih ditekankan pada Tindakan penting yang diambil pada level grassroot dimana anggota Gerwis aktif Kongres I ialah mengecilkan sayap feminis di dalam gerakan tani melawan usaha dalam organisasi dan berusaha pemerintah mengusir mereka dari bekas mengkonsolidasi pengaruh PKI terhadap tanah perkebunan yang telah mereka garap. pimpinan organisasi. Akan tetapi Suharti, Gerwis aktif menempuh politik anti salah satu calon dari PKI, dipandang terlalu imperialisme sejak awal sejarahnya. Menurut "komunis" oleh mayoritas kongres, hingga Gerwis, pemerintah yang dikangkangi PNI, PKI di satu pihak terpaksa harus menarik Masyumi, dan PSI, dengan membiarkan pencalonannya, di lain pihak menghalangi kembalinya para pemilik perkebunan asing, kepemimpinan S.K. Trimurti. Semasa menjadi terlalu bersikap lunak terhadap perjuangan kemerdekaan S.K. Trimurti telah modal asing dan imperialisme. Oleh karena melatih banyak tokoh Gerwis, melalui itu, kaum wanita sebagai ibu rumah tangga berbagai kursus kader yang menjadi sangat menderita. Sejak awal mula diselenggarakannya selaku Ketua Barisan Gerwis merupakan organisasi wanita yang Buruh Wanita. Umi Sarjono menang dalam paling aktif di bidang politik nasional pemilihan untuk kedudukan pertama, (Wierenga, 1999). Trimurti di tempat ke dua, dan Suwarti Gerwis mengeluarkan pernyataan tempat ke tiga. Karena Trimurti tidak bisa menentang "unsur-unsur reaksioner" yang diterima PKI, Umi Sarjono mengundurkan telah mengorganisasi "Peristiwa 17 Oktober" diri, dan memberikan kursinya kepada 1952 (Harian Rakjat, 7 November 1952) dan Suwarti. Mereka berdua, Trimurti dan Umi masuk dalam Front Nasionalyang dibentuk Sarjono, lalu menjadi wakil-wakil ketua. Pada dalam rangka perkembangan tersebut tahun 1957 Trimurti mengundurkan diri dari (Harian Rakjat, 20 November 1952). Gerwis kepemimpinan, dan pada tahun 1965 dari juga ikut memprotes PP 19, dan mendukung keanggotaan. tuntutan reform perkawinan yang diajukan

13

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

Kongres II Kongres Wanita Indonesia tahun surabaya Gerwis mempunyai 40 cabang 1952 (Harian Rakjat, 25 November 1952). dengan 6000 anggota. Pada tahun 1954 Konferensi kerja Gerwis tahun 1952 di jumlah anggota telah naik menjadi sekitar Semarang membahas sekitar permasalahan 80.000. Pimpinan Gerwis menekankan arti perdamaian, hak-hak anak dan wanita penting kerja sama dengan berbagai (Harian Rakjat, 1 Desember 1952) Gerwis organisasi wanita lain atas dasar juga banyak mencurahkan perhatiannya menghormati perbedaan yang ada. pada masalah pendidikan melek huruf, Organisasi ini menyelenggarakan kursus pembukaan sekolah, dan kursus-kursus PBH PBH dan membuka sejumlah tempat (seperti juga organisasi-organisasi wanita penitipan anak. Selain itu juga berusaha lainnya), sampai 1965. Pada pada awal 1952 mengadakan berbagai kursus kader, tapi Gerwani mengajak organisasi wanita rencana ini tertunda karena alasan Indonesia lainnya untuk ikut merayakan keuangan, hingga cabang-cabang dibiarkan tanggal 8 Maret sebagai hari Solidaritas menatar para kader mereka tanpa Perempuan Internasional (Wierenga, 1999). menunggu pedoman dari pusat. Kesulitan keuangan juga mengharuskan organisasi b. Kongres kedua tahun 1954 menghentikan penerbitan buletin internnya. Dalam usahanya untuk menjadi Buletin ini semula bernama Wanita Sedar, organisasi massa wanita, Gerwis memberi tetapi belakangan diganti Berita Gerwani. perhatian juga pada sejumlah masalah yang Buletin lainnya, Berita Berkala, juga terbit sangat dirasakan kaum wanita, yaitu soal dalam waktu pendek saja. penurunan harga bahan kebutuhan pokok. Dari berbagai laporan dalam periode Ini menyebabkan Gerwis menjadi berbeda Kongres II maka dapat disimpulkan posisi dari berbagai organisasi wanita lain saat itu ideologi Gerwani pada 1954. Dalam hal ini pada umumnya. Pada Kongres II bulan keputusannya untuk menjadi organisasi Maret 1954 di Jakarta bertema hak-hak massa jelas terbaca dalam anggaran wanita dan anak-anak, kemerdekaan dan dasarnya yang baru, yang menyatakan perdamaian. Tuntutan tentang perdamaian bahwa: (a) Gerwani adalah organisasi untuk mencakup baik pendirian anti-imperialisme pendidikan dan perjuangan, yang tidak pada umumnya, dengan mengutuk keras menjadi bagian dari partai politik apapun; (b) percobaannuklir, maupun tuntutannya keanggotaan Gerwani terbuka untuk semua menumpas gerakan Darul Islam, yang wanita Indonesia umur 16 tahun atau lebih sangat anti komunis dan melakukan teror di (atau kurang jika sudah bersuami), dan desa-desa, khususnya di Jawa Barat (Harian mengingat sangat banyaknya wanita yang Rakjat, 27 Maret 1954). buta huruf, maka untuk menjadi anggota Sesuai dengan keputusan yang tidak diperlukan tanda tangan atau mengisi diambil dalam Kongres I, Gerwis diubah formulir; dan (c) keanggotaan rangkap menjadi Gerwani. Dengan terpilihnya Umi diperbolehkan, misalnya dengan SOBSI atau Sarjono sebagai ketua, berarti sayap feminis organisasi wanita lain apa saja. berhasil menahan PKI. Dewan pimpinan Resolusi paling penting yang diterima pusat yang baru juga mendudukkan Suharti Kongres II ialah tuntutan akan undang- sebagai wakil ketua pertama, Ny. Mudigdiyo undang perkawinan yang demokratis. sebagai wakil ketua kedua; Asiyah dan Sejumlah resolusi lain berkenaan dengan Darmini sebagai sekretaris; Kartinah, pemilihan umum yang akan datang, Mawarni, Paryani, dan Suwarti sebagai keamanan nasional, dan protes terhadap anggota. Trimurti sudah tidak lagi menjadi percobaan nuklir. Dengan demikian Gerwani anggota dewan ini, melainkan tinggal menggabungkan antara alasan-alasan sebagai anggota pleno yang terdiri dari 35 esensialisme (sebagai ibu) dan anggota (Harian Rakjat, 2 April 1954). konstruktivisme (sebagai buruh dan warga Organisasi ini telah mengalami negara), dengan memberi tekanan pada perkembangan luar biasa selama tahun- persaudaraan kaum wanita. Tetapi sekalipun tahun antara Kongres I dan Kongres II. Di Gerwani mengaku menghormati adanya

14

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

perbedaan di kalangan kaum wanita, namun Sesudah kampanye pemilihan umum, hasrat hegemoninya yang berhaluan pimpinan pusat dapat mencurahkan Komunis terhadap organisasi wanita lainnya, tenaganya lebih besar pada masalah menyebabkannya menghubungkan antara pendidikan aktivis organisasi. Bagi kader "ibu" dengan "buruh", suatu kombinasi yang yang bekerja di tengah masyarakat, yang tidak begitu langsung dan jelas bagus. tidak senang terhadap wanita yang melepaskan diri dari apa yang mereka c. Menuju Kongres Konsolidasi tahun anggap sebagai kodrat, atau "sifat 1954-1957 kewanitaan", maka kewajiban rumah tangga Hasil Kongres II disebarluaskan para mereka tidak boleh dikalahkan oleh aktivis Gerwani kepada semua anggota pekerjaan di dalam organisasi. Wanita organisasi mereka dan juga pada semua Gerwani menghadapi baik kendala ideologis wanita Indonesia pada umumnya (Harian (agama, kebudayaan, sikap "feodal" pada Rakjat, 9 Juni 1954). Salah satu tujuan umumnya dan ketidak percayaan karena utamanya ialah untuk menjadi suatu gerakan hubungan mereka dengan politik "komunis"), massa yang sebenar-benarnya dengan maupun sejumlah hambatan praktis jumlah anggota yang signifikan. Untuk (bagaimana membagi waktu) (Wierenga, mewujudkan hal itu, sosialisasi ide dan 1999). program kerja dilakukan secara intensif oleh Pada pertengahan 1950-an Gerwani para kader, sehingga dalam waktu relatif menitik beratkan perhatiannya pada dua singkat keanggotaan mencapai satu juta masalah: Pemilihan Umum tahun 1955, dan pada akhir 1955 (Harian Rakjat, 22 Juni kepentingan "feminis" seperti perkosaan dan 1956). reform perkawinan. Ketika kampanye pemilu Sebagaimana tampak pada April dimulai, Gerwani memutuskan mendukung 1955, keanggotaan baru tercatat sebanyak kampanye untuk para calon dari PKI dan 400.000 orang, ketika berlangsung Kongres tidak mengajukan daftar calon-calonnya III pada bulan Desember, anggota Gerwani sendiri. Tetapi Gerwani mendapat mencapai 663.740 orang (1 Harian Rakjat, kebebasan politik tertentu, yaitu bahwa 18 Desember 1957). Angka-angka tersebut anggota Gerwani yang terpilih hendaknya mencerminkan keberhasilan strategi tidak dengan sendirinya harus masuk fraksi Gerwani. Dalam hal ini para kader PKI. Oleh karena wanita Indonesia diwajibkan untuk mempelajari kondisi daerah sebelumnya belum pernah mendapat hak dan kebudayaan penduduk di wilayah suara, maka para aktivis Gerwani giat masing-masing. Jika simpati dari para calon memberikan penerangan tetang hak-hak anggota sudah didapat, harus dibentuk politik dan jalannya Pemilu. Sekitar 23.480 kelompok-kelompok kecil, dan dari sinilah anggota Gerwani ikut dalam kegiatan kaum wanita didorong agar menjadi lebih kampanye. Kampanye lainnya yang aktif dan disadarkan tentang hak-hak dilakukan Gerwani ialah menuntut mereka. Soal perkawinan harus mendapat pencabutan Undang-Undang IGO/B, yaitu perhatian utama dari para kader, karena soal Undang-Undang pemerintah kolonial tentang ini selalu menarik perhatian wanita. pemerintahan desa. Memperhatikan benar pekerjaan Disadari oleh pimpinan Gerwani membangun kepercayaan di kalangan bahwa mengurusi masalah feminis, seperti wanita, karena jika tidak umumnya mereka perkosaan dan reform perkawinan, justru mempunyai perasaan rendah diri. merupakan perjuangan yang lebih berat Selanjutnya organisasi harus dikonsolidasi, dibanding dengan perjuangan untuk dan dicari jalan bekerjasama dengan laki-laki kemerdekaan nasional. Para aktivis Gerwani (walau mungkin mereka berpendirian di tingkat daerah benar-benar prihatin feodal). Jika ada kemungkinan bekerja di mengenai banyaknya masalah perkawinan kalangan buruh wanita, pekerjaan ini harus yang harus mereka hadapi. Umi Sarjono dimulai, dan kaum wanita didorong agar giat melaporkan, pada 1956, bahwa di Jawa dan dalam organisasi serikat buruh. Jakarta saja para kader Gerwani

15

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

menghadapi beratus-ratus kasus tentang sebagai "Kongres Konsolidasi". Dua puluh diabaikannya hak-hak wanita dalam tujuh butir program perjuangannya yang perkawinan, seperti misalnya meninggalkan baru, dimulai dengan sembilan butir tentang keluarga tanpa alasan, pergundikan, dan hak-hak sama bagi wanita dalam perselisihan harta waris. Suami perkawinan, hukum adat dan perburuhan. meninggalkan istri dan anak-anak tanpa Beberapa butir berikutnya mengenai memberi makan atau syarat hidup apapun pelayanan sosial, seperti sekolahan, lainnya, dan pergi mencari wanita lain. penitipan anak, dan layanan kesehatan. Para anggota Gerwani berusaha turun Butir-butir lainnya lebih beragam antara lain; tangan pada permasalahan seperti ini, larangan film porno, pencabutan IGO/B, pertama-tama dengan mengajak sejumlah masalah pedesaan yang menyangkut bagi pihak yang terkait untuk berunding. Jika cara hasil dan riba, pajak tinggi, dan kenaikan ini ternyata gagal, mereka mencari bantuan harga bahan pokok, pembasmian pejabat agama dalam usaha mendapat gerombolan-gerombolan subversif seperti jaminan jika terjadi perceraian bagi istri dan gerakan Darul Islam, dan menuntut agar anak-anak mereka. Dalam hal ini tidak percobaan nuklir semata-mata demi tujuan- semua perkara berhasil diselesaikan dengan tujuan perdamaian. Selain itu kongres kepuasan di pihak wanita, baik karena menetapkan resolusi-resolusi seperti: miskinnya pengetahuan hukum di kalangan "pembebasan" Irian Barat, dan tuntutan wanita, maupun karena "keras kepalanya si untuk undang-undang perkawinan yang laki-laki". demokratis, buku-buku sekolah dengan Walau periode antara Kongres II dan harga murah, kesetiaan pada , III merupakan periode Gerwani yang paling hukuman berat untuk pemerkosa, usaha feminis, dengan kemungkinan pengecualian mengatasi kenakalan anak-anak (misalnya tahun pertamanya, namun tidak berarti dengan menyediakan fasilitas rekreasi dan bahwa perhatiannya terhadap masalah pelarangan film porno), dan mengubah politik umum diabaikan. Perayaan Hari berbagai peraturan yang diskriminatif dalam Wanita Internasional pada 1955 diwarnai IGO/B, untuk disesuaikan dengan Undang- sejumlah aksi perdamaian, antara lain protes Undang Dasar (Harian Rakjat, 8 Januari menentang percobaan nuklir, serta 1958). "pembebasan" Irian Barat dari Belanda. Pada awal Januari 1957 pimpinan pusat e. Kongres keempat tahun 1961 Gerwani menyelenggarakan konferensi Resolusi Kongres III menunjukkan kerja, yang menghasilkan berbagai tuntutan bahwa Gerwani semakin tenggelam ke sosial-ekonomi kepada pemerintah, dalam persoalan politik nasional terkait termasuk penurunan harga bahan pokok. dengan praktik Demokrasi Terpimpin. Pada Maret 1957 Gerwani melancarkan Keadaan seperti ini terus berjalan sampai kampanye besar-besaran, menyokong pada Kongres IV dan terakhir. Pendirian pidato "Konsepsi Presiden", yang di Gerwani tentang politik nasional semakin dalamnya pertama-tama Sukarno sesuai dengan retorika populis Sukarno. menguraikan pokok-pokok perubahan Walau pada Oktober 1958 konferensi kerja undang-undang dasar, yang selanjutnya Gerwani menyatakan keprihatinannya akan melahirkan Demokrasi Terpimpin. terhadap penundaan Pemilihan Selama periode ini Gerwani tetap berusaha Umum 1959 (Harian Rakjat, 1 Oktober menjadi juru bicara petani miskin. Beberapa 1958), namun hanya sebulan berikutnya bulan terakhir 1957 dilakukan kegiatan pimpinan menyatakan bahwa Gerwani besar-besaran mempersiapkan kongres III, menyokong Demokrasi Terpimpin dan termasuk aksi bersama mengumpulkan dana menentang "persaingan bebas liberalisme". kongres. Akhir tahun 1959 Gerwani menyatakan d. Kongres ketiga tahun 1957 dukungan kepada Manipol, dan tuntutan Kongres III Gerwani dinamakan oleh untuk pemilihan umum tidak lagi terdengar. Umi Sarjono dalam pidato pembukaannya Sejak itu Gerwani mulai mengutip kata-kata

16

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

presiden untuk merumuskan setiap yakin, bahwa sikap pengutamaannya pada tuntutannya. Misalnya, tuntutan untuk kepentingan wanita Indonesia merupakan kesekian kali tentang undang-undang pendirian yang "benar", dan karenanya perkawinan yang demokratis, sekarang Gerwani harus mengawasi persatuan yang diawali dengan menyebut Presiden Sukarno diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Kedua, yang "menegaskan bahwa revolusi belum Gerwani ingin menjadi gerakan massa. selesai” (Harian Rakjat, 14 November 1958). Mereka mengikuti haluan PKI tentang Sehubungan dengan situasi politik emansipasi wanita, yang menggariskan nasional, sikap Gerwani secara garis besar bahwa pertama-tama sosialisme harus diuraikan dalam suatu pidato bulan Mei dicapai lebih dahulu, dan bahwa strategi 1961, yang melaporkan tentang diskusi terbaik untuk itu ialah dengan penggalangan Pleno Gerwani mengenai rencana 8 tahun front dari bawah, untuk menekan pemerintah yang baru ditetapkan pemerintah. Gerwani agar berjalan ke arah yang diinginkan. menytakan partisipasinya dalam usaha Ketiga, Gerwani menghendaki agar gerakan meningkatkan produksi pangan dan wanita memainkan peranannya di dalam sandang, serta pembentukan koperasi. Tapi politik nasional. Mereka dipengaruhi Gewani menegaskan, bahwa rencana itu sejumlah ide Sukarno tentang gerakan hanya akan terwujud jika pemerintah "diritul", wanita pada umumnya, dan gerakan wanita seperti telah ditetapkan Manipol, dan jika Indonesia pada khususnya (Wierenga, rakyat diberi pengertian, harga distabilkan, 1999). dan korupsi diberantas. Sidang Pleno DPP Gerwani pada Pada tahun 1961 Pernyataan Tahun April 1961 mencatat sejumlah sukses: (a) Baru Gerwani dititikberatkan pada masalah terselenggaranya Seminar Nasional Wanita harga dan perdamaian, dan tidak bicara Tani di Jakarta pada tanggal 17-20 Januari tentang masalah perkawinan. Gerwani 1961 dan intensifikasi pekerjaan dikalangan sebagai organisasi sosial politik wanita wanita tani pada umumnya; (b) Gerwani dalam keluarga kiri dipandang telah berusaha keras menunaikan tugas bertanggungjawab dalam mengorganisasi nasionalnya dalam perjuangan untuk Irian menentang kenaikan harga. Wanita Barat, dan membentuk Front Persatuan dianggap sebagai ahli, yang bagaimana pun Perempuan; (c) dengan diterimanya manipol pandai menutupi kekurangan. Dianggap oleh MPRS sebagai garis haluan Negara, lazim bahwa laki-laki tidak mampu dan Gerwani telah bekerja keras "untuk tidak bodoh tentang ekonomi rumah tangga. PKI ketinggalan dalam usaha ini", dan telah hampir tidak menaruh perhatian pada meningkatkan usahanya untuk menaikkan persoalan harga, sedangkan Gerwani terus produksi dan pembentukan koperasi- menerus menuntut diakhirinya kenaikan koperasi; dan (d) telah mengadakan harga pangan dan sandang yang cepat. berbagai tempat penitipan anak, karena Dalam hal ini presiden ikut memberi tanpa ini wanita tidak mungkin ikut serta perhatian. Ketika demonstrasi mencapai dalam semua tugas nasional itu. puncaknya (Januari 1960), ia menjanjikan Sidang Pleno mengemukakan dua penurunan harga-harga kegiatan mendesak: (a) menyelenggarakan sampai tingkat yang layak dalam dua pendidikan lebih lanjut, dan (b) biro atau tiga tahun Gerwani tidak berhasil konsultasi nasional untuk membantu para membuat presiden memenuhi janji itu, walau kader di luar Jawa, juga kader-kader yang sepanjang tahun 1961 terus menerus giat dalam masalah perkawinan dan dilancarkan berbagai demonstrasi dan perceraian; serta (c) menarik lebih banyak rapat umum melawan kenaikan harga lagi kaum ibu rumahtangga. Dikemukakan (Wierenga, 1999). dalam program Gerwani yang diputuskan Usaha Gerwani untuk mempengaruhi dalam Kongres IV pada Desember 1961, gerakan wanita dilandasi tiga tujuan yang bahwa program kerja yang baru memerlukan salin terkait. Pertama, Gerwani ingin sedikit perubahan saja; karena masyarakat memimpin gerakan yang lebih luas. Mereka masih tetap setengah feodal, peraturan

17

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

IGO/B masih belum dicabut, dan Parlemen Gerwani masih memberikan prioritas masih belum memutuskan undang-undang perjuangannya pada hak-hak wanita di perkawinan. Satu-satunya pasal dari dalam kegiatan praktis, seperti yang telah program kerja 1957 yang dapat dicoret ditetapkan dalam program perjuangannya hanyalah tentang bagi hasil, karena sudah itu. berlebihan dengan adanyaundang-undang baru. Gerwani merasa bahwa dukungan dari Afiliasi Gerwani dengan PKI Presiden Sukarno sangat penting artinya Salah satu di antara masalah- untuk keluarga PKI, yang di dalamnya masalah paling mendesak yang dihadapi termasuk Gerwani. Karena itu pimpinan Gerwani dan yang juga menimbulkan Gerwani berusaha mengundang Presiden diskusi-diskusi hangat terutama di kalangan agar bersedia memberikan amanatnya pada pimpinan pusatnya adalah persoalan pembukaan Kongres IV (Wierenga, 1999). "otonomi" organisasi dalam hubungannya Pidato pembukaan Presiden Sukarno dengan pimpinan PKI. Khususnya karena di depan Kongres IV tahun 1964 di Jakarta kejadian-kejadian dramatis sesudah Oktober mengulangi masalah tentang peranan 1965, masalah ini perlu dianalisis dengan Gerwani dalam melaksanakan persatuan lebih cermat. mutlak seluruh bangsa berdasarkan Pada awal dasawarsa 1950-an terjadi Nasakom, dan tentang ketidaksukaannya perdebatan sengit antara anggota-anggota pada "ladies movement". Sukarno, yang organisasi (ketika itu masih Gerwis) yang dalam bukunya Sarinah begitu fasih menginginkan organisasinya menjadi membela emansipasi wanita dan perlunya organisasi dari orang-orang yang reform perkawinan, sekarang hampir tidak berkesadaran sangat tinggi mengenai soal- berbicara tentang kepentingan gender yang soal organisasi, khususnya soal-soal yang diperjuangkan Gerwani. Resolusi yang lebih "feminis" seperti poligami, dengan di ditetapkan Kongres IV diurutkan sebagai lain pihak anggota-anggota yang berikut: Irian Barat, membantu pelaksanaan menginginkan masuknya juga orang-orang land reform, undang-undang perkawinan yang tidak begitu sadar tentang soal-soal yang demokratis, keamanan nasional, feminis, dan tidak begitu tertarik pada debat- penurunan harga, dan perdamaian. Tidak debat berat dan kegiatan-kegiatan terjadi perubahan penting dalam pimpinan, peningkatan kesadaran. Golongan kedua ini walau terjadi amandemen peraturan dasar. berpendapat bahwa organisasi akan lebih Perubahan penting di sini menambahi efektif jika memperluas keanggotaannya dengan pernyataan kesetiaan pada manipol dikalangan massa, yang berangsur-angsur di dailam mukadimah. dan dengan kerja keras akan ditingkatkan Program perjuangan meliputi masalah kesadarannya. Dalam jangka panjang hak-hak wanita, hak-hak anak-anak, khalayak yang lebih besar akan dijangkau, demokrasi dan keamanan, kemerdekaan meskipun soal-soal yang diangkat tidak penuh dan perdamian, dengan yang tersebut seluruhnya dibahas secara ideologis (baik pertama paling dirinci. "Hak-hak wanita" dari sudut feminis maupun kiri) secara murni dalam program perjuangan, yang pertama- seperti yang diinginkan. Golongan "murni" tama ialah kesamaan hak dalam perkawinan kalah dalam pertarungan ini, dan golongan dan pekerjaan, hak mengabdi untuk jabatan yang menghendaki Gerwis/Gerwani lebih terpilih dan dalam lembaga politik, dan mendekat ke PKI dengan pendekatan garis kesamaan hak atas tanah. Ke dua, Gerwani massanya mendapatkan kemenangan. ikut bersama wanita tani mengatasi Meskipun demikian secara resmi Gerwani masalah-masalah mereka. Terakhir, tidak pernah berafiliasi dengan PKI. Pada mencantumkan perjuangan untuk penurunan bulan Desember 1965 rencananya akan harga-harga dan diperbanyaknya balai diselenggarakan kongres yang akan kesehatan. Dengan demikian, walau ada membahas masalah afiliasi ini. Mungkin garis kesetiaan pada tujuan, seperti yang sekali gagasan afiliasi dengan PKI akan dirumuskan Sukarno dan Aidit, namun

18

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

diterima kongres, tetapi peristiwa bulan politisasi dan polarisasi, Gerwani bergeser Oktober 1965 menggagalkannya. semakin dekat dengan PKI. Perkembangan Implikasi lain ialah bahwa organisasi ini terbawa oleh mereka yang mempunyai sebenarnya belum pernah membahas keanggotaan rangkap, PKI dan Gerwani secara terbuka masalah-masalah seperti sekaligus. Tetapi sampai saat terakhir pembagian kerja seksual tradisional, Gerwani tidak pernah secara resmi menjadi walaupun sejumlah kader telah berjuang bagian wanita PKI. menentang ketidakadilan yang cukup nyata Pada tahun 1964, Gerwani mulai pada tingkat perorangan. Beberapa kader meranang program-program kerja guna dengan tegas menyebutkan usaha mereka mengembangkan dirinya dalam suasana untuk mendidik anak-anak laki-laki agar mau politik yang semakin memanas. Program- mengerjakan tugas-tugas rumah-tangga program itu meliputi: Hak-hak Wanita; Hak- bersama-sama, dan suami juga diharapkan hak Anak; Hak-hak Demokrasi; mengerjakan pekerjaan rumah-tangga yang Kemerdekaan Nasional yang Penuh; dan umumnya dipandang nyaris sebagai tugas Perdamaian. wanita saja. Pada tahun 1964 pemerintah a. Hak-hak Wanita menginstruksikan semua ormas agar Program kerja pertama dan utama mencari gandulan masing-masing pada dalam Gerwani adalah mengenai masalah suatu parpol. hak-hak wanita. Hak-hak wanita yang Kemerosotan ekonomi, kampanye menjadi program kerja Gerwani meliputi anti-Malaysia, dan polarisasi yang semakin persamaan hak dengan laki-laki dalam runcing antara PKI dan kekuatan kanan politik, hak perlindungan perkawinan, hak sepanjang tahun 1962 sampai 1 Oktober memilih kewarganegaraan dalam 1965 mengakibatkan Gerwani (yang perkawinan campuran, hak wanita jika menempatkan diri di tengah keluarga PKI menjadi janda, hak wanita kaum buruh, hak dan sisi Soekarno) menjadi terseret di wanita dalam tata pemerintahan, hak dalamnya. Dalam konfigurasi yang kompleks kesehatan, hak untuk turut melaksanakan ini pimpinan Gerwani berusaha land reform. Paling tidak terdapat 22 mempertahankan identitasnya sendiri. program Gerwani yang memperhatikan Gerwani tidak pernah menukar masalah hak-hak wanita. perjuangannya untuk hak-hak wanita dengan b. Hak-hak Anak partisipasi politik sepenuhnya di dalam poros Titik perhatian kedua dalam program Soekarno-PKI. Ideologi resmi Gerwani kerja Gerwani adalah mengenai hak-hak selama periode ini ialah: perjuangan demi anak. Kehidupan anak sangat erat dalam hak-hak wanita tidak dapat dipisahkan dari rangkaian peran wanita dan dalam hal ini perjuangan demi masyarakat sosialis, atau adalah ibu. Gerwani memandang hak-hak perjuangan melawan imperialisme, maka anak tidak dapat dilepaskan dari hak-hak dari itu Gerwani harus ambil bagian dalam wanita. Hak-hak anak dalam program perjuangan untuk land reform dan Gerwani misalnya hak anak untuk bebas dari konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini buta huruf, hak anak untuk mendapat merupakan beberapa alasan utama pendidikan, hak anak untuk mendapatkan terciptanya stigma Gerwani sama dengan hiburan yang tidak bersifat cabul dan PKI. propaganda perang. Jadi ringkasnya hubungan Gerwani c. Hak Demokrasi; Kemerdekaan dengan PKI adalah hubungan yang mendua Nasional yang Penuh; dan Perdamaian. dan rumit. Pada umumnya Gerwani Gerwani memperhatikan hak-hak wanita menyokong kampanye-kampanye politik dalam demokrasi, perdamaian, dan terpenting yang dilancarkan PKI, tetapi juga kemerdekaan. Misalnya hak untuk turut serta ada beberapa titik perselisihan di antara dalam usaha pembebasan Irian Barat. keduanya. Pada awal dasa-warsa 1950-an, ketika ketegangan politik meningkat dan masyarakat Indonesia semakin mengalami KESIMPULAN

19

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20 Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

sesuai dengan hal-hal yang tercantum Indonesia (Yogyakarta: Carasvati dalam Program-Program Kerja Gerwani. Books, 2007), hlm. 91-93. Meskipun program-program kerja tersebut Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan baru dibuat dan dikeluarkan pada tahun Indonesia. (Jakarta: Jambatan, 1971) 1964, namun sebelumnya sudah diterapkan Wierenga, Saskia E. Penghancuran Gerakan di daerah-daerah termasuk di kota Perempuan di Indonesia (Jakarta: Semarang. Program kerja Gerwani di kota 1999) Semarang antara lain membentuk koperasi- koperasi sampai ke tingkat desa dan Koran membantu usaha-usaha rumah tangga Harian Rakjat, 1 Desember 1952 (misalnya menjahit, memasak, kerajinan Harian Rakjat, 1 oktober 1958 tangan, dan industri-industri kecil lainnya). Harian Rakjat, 1 September 1954 Kemudian Gerwani kota Semarang sering Harian Rakjat, 14 November 1958 melakukan demonstrasi menuntut Harian Rakjat, 2 April 1954 penurunan harga barang-barang pokok. Harian Rakjat, 22 Juni 1956 Selain itu Gerwani kota Semarang juga Harian Rakjat, 27 Maret 1954 membentuk beberapa Sekolah Rakyat Harian Rakjat, 18 Desember 1957 (sekarang SD) untuk membantu program Harian Rakjat, 8 Januari 1958 pemerintah mengenai pemberantasan buta Harian Rakjat, 9 Juni 1954 huruf. Setelah peristiwa G30S berlangsung, maka terjadi penumpasan anggota PKI dan ormas-ormasnya. Penumpasan tersebut berupa tindakan represi bahkan pembunuhan terhadap anggota PKI dan ormas-ormasnya, termasuk Gerwani. Kaum wanita yang merupakan anggota Gerwani dan yang dituduh sebagai anggotanya, mengalami penderitaan karena ditangkap, ditahan, disiksa, dipenjarakan, dibuang, juga diperkosa bergiliran dan dilecehkan martabat kemanusiaannya, dihancurkan rumahtangganya, serta difitnah habis- habisan. Aksi pelecehan seksual dan perkosaan terhadap tapol wanita dalam tahanan seringkali menyebabkan yang bersangkutan hamil dan melahirkan. Mereka mengalami penderitaan luar biasa, baik lahir maupun batin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Rangkaian Peristiwa Pemberontakan Komunis di Indonesia 1926-19481965. (Jakarta: Lembaga Studi Ilmu-ilmu Kemasyarakatan, 1988) Antara, Dinas Dalam Negeri. No. 160/A. 9 Juni 1950.Garba Budaya, 1999). Hikmah Diniah, Gerwani Bukan PKI, Sebuah Gerakan Feminisme Terbesar di

20