Jurnal Pusaka, Vol. 2, No. 2, 2014

Sejarah, Bangunan dan Fungsi Masjid Tuban Jawa Timur

History, building and Function of the Great Mosque of Tuban, East

Samidi Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang E-mail : [email protected]

Info Artikel Abstract Artikel ini merupakan ringkasan penelitian tentang sejarah, bangunan, dan fungsi Masjid Agung Tuban Jawa Timur. Penulis menggunakan pendekatan sejarah dan sosiologis dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun hasilnya diketahui bahwa Masjid Agung Tuban sudah ada sejak Zaman Sunan (sekitar tahun 1486) dan bentuknya masih sangat sederhana. Bentuk asli bangunan masjid yang masih ada sampai sekarang ini adalah tempat untuk Diterima pengimaman (mihrab), selebihnya bangunan ini sudah tidak berbekas lagi. Masjid Agung 29 Tuban mengalami beberapa kali renovasi, bahkan termasuk dilakukan renovasi total tahun Mei 2004 yang menghilangkan nilai historisitas dan orisinalitas masjid sebagai benda cagar 2014 budaya. Bentuk bangunan Masjid Agung Tuban yang lama telah berganti dengan bangunan baru yang lebih megah dan terlihat mewah. Meskipun demikian, pengurus masjid (takmir) Masjid Agung Tuban tidak menjadikan masjid hanya sebagai tempat ibadah ritual semata Revisi I (salat rawatib, dzikir, dan i‘tikaf). Pengurus mencoba mengoptimalkan fungsi masjid dengan 2 mengembalikan fungsinya seperti seperti zaman Nabi, yaitu sebagai pusat ibadah dan Juni kebudayaan Islam.

2014 Kata kunci: sejarah, bangunan, fungsi, Masjid Agung Tuban

Revisi II This article is a summary of research on the history, structure and functions of the Great 1 Mosque of Tuban, . The author uses historical and sociological approach in Juli conducting the research. The result is known that the Great Mosque Tuban has existed since time (circa 1486) and the shape is still very simple. The original shape of the 2014 building of the mosque which still exist today this is the place to Mihrab, other of the building has not all gone. The Great Mosque of Tuban has several renovations, even made a total Disetujui renovation (2004), which eliminates the value of historicity and originality of the mosque as a 25 heritage. The shape of the building of the Great Mosque Tuban long been replaced by a new Agusuts building that is more magnificent and luxurious look. Nevertheless, the board of the mosque (takmir) Great Mosque Tuban not make the mosque only as a place of worship ritual alone 2014 (salat, dhikr, i'tikaf). Board tries to optimize the function of the mosque, restored functions such as time of the Prophet, namely as a center of worship and Islamic culture.

Key words: history, construction, function, the Great Mosque of Tuban.

219

Sejarah, Bangunan dan Funfsi Masjid Agung Tuban…-Samidi

PENDAHULUAN masa kolonial dibuat terpisah, dengan Proses penyebaran agama Islam maksud untuk memecah belah umat Islam. tidak dapat dilepaskan dari peran dan Masjid Agung Tuban sebagai ikon fungsi masjid. Demikian juga yang terjadi dan kebanggaan masyarakat Tuban, kini di Jawa, masjid-masjid bersejarah yang dihadapkan pada berbagai perubahan dan berkaitan langsung dengan proses tantangan yang terus bergulir di islamisasi di tanah Jawa masih banyak lingkungan masyarakat. Isu globalisasi dan dijumpai sampai sekarang. Masjid-masjid informasi merupakan fenomena yang tidak tersebut biasanya dikaitkan dengan tokoh dapat diabaikan begitu saja. Pada era pendiri dan penyebar agama Islam. Tokoh globalisasi yang membuat masyarakat islamisasi yang cukup melegenda di Jawa semakin cerdas, tentu akan memberikan adalah Walisongo (, Sunan banyak implikasi, termasuk peluang dan Giri, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, tantangan kepada umat Islam. Sejalan dengan itu, peran sentral masjid semakin Sunan Muria, , Sunan Kudus, Sunan Drajat, dan Syekh Maulana dituntut agar mampu menampung dan Maghribi). Bukti arkeologis keberadaan mengikuti segala perkembangan yang para wali tersebut dan juga komunitas terjadi dalam masyarakat. Disisi lain, muslim ditandai dengan adanya bangunan untuk mewujudkan peran masjid sebagai masjid dan juga makamnya. Keberadaan sentral kegiatan, keberadaan masjid perlu masjid sebagai bukti keberadaan agama diimbangi dengan kualitas perencanaan Islam sebagaimana diungkapkan oleh G.F. fisik dan manajerial yang profesional. Pijper ―orang yang ingin menyelidiki Oleh sebab itulah, pemerintah Kabupaten kehidupan keagamaan di salah satu pulau Tuban melakukan renovasi Masjid Agung di seperti Jawa, harus mulai Tuban secara besar-besaran. Sekarang, dengan mempelajari masjid‖ (Pijper, 1985: bangunan masjid tampak lebih indah dan 14). megah, tak kalah dengan masjid-masjid Fungsi utama sebuah masjid adalah terkenal lainnya di penjuru nusantara. untuk beribadah kepada Allah SWT. Tidak Bahkan, Masjid Agung Tuban disebut- hanya itu, masjid juga menjadi wadah sebut menjadi salah satu masjid terindah di yang paling strategis dalam membina dan Jawa Timur. Terlebih lagi di malam hari, menggerakkan potensi umat Islam untuk keindahan bangunan seolah memancarkan mewujudkan Sumbar Daya Manusia dongeng ‘1001 Malam‘ (SDM) yang tangguh dan berkualitas. (http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/08/07 Demikian juga yang dilakukan oleh para /keindahan-masjid-tuban/). wali dalam melakukan dakwah dan Renovasi Masjid Agung Tuban membina umat, menggunakan masjid yang merubah sebagian besar bangunan sebagai sentralnya. Peran Sunan Bonang asli masjid lama menimbulkan pro dan atau Syekh Makhdum Ibrahim di Tuban kontra. Ulama dan masyarakat Tuban dalam mengislamkan tanah Jawa dan banyak yang menentang perubahan masjid khususnya Kabupaten Tuban tidak dapat tersebut, namun oleh pemerintah daerah pem-bangunan masjid tetap dilaksanakan dipungkiri. Salah satu peninggalan beliau yang masih lestari sampai sekarang ini sampai selesai seperti yang sekarang ini. adalah Masjid Agung Tuban. Selain Lepas dari pro dan kontra pembangunan masjid tersebut, juga terdapat makam kuno Masjid Agung Tuban, dapat dikatakan di belakang masjid, yaitu makam Sunan bahwa umat Islam Tuban telah mampu Bonang itu sendiri. Lokasi makam dan membangun atau mendirikan masjid yang Masjid Agung Tuban menurut penjelasan mewah dan megah. Permasalahan yang salah seorang Takmir Masjid Agung timbul adalah kemampuan dan ghirah Tuban, dulunya bersatu. Kemudian pada (semangat) umat Islam memakmurkan

220

Jurnal Pusaka, Vol. 2, No. 2, 2014 masjid tersebut masih sangat minim. Hal yang cukup signifikan sebagai Benda ini dibuktikan dengan sedikitnya orang Cagar Budaya (BCB). Selain sisi sejarah, yang salat berjamaah lima waktu di bentuk bangunan atau arsitektural masjid masjid, minimnya kegiatan keagamaan juga menjadi bahan kajian. Bentuk yang menggunakan masjid sebagai tempat bangunan masjid yang telah mengalami penyelenggaraan dan kegiatan sosial ke- beberapa kali perubahan dapat menjadi agamaan. Selain itu hal-hal yang bukti adanya dinamika penggunaan atau menyangkut kepentingan umat, seperti fungsi masjid bagi masyarakat pada kesehatan, pemberdayaan ekonomi, san- masanya. Seiring dengan perubahan ge- tunan sosial dan sebagainya, belum nerasi, zaman, dan kondisi sosiologis dilakukan secara maksimal oleh pengurus masyarakat Tuban, tidak menutup ke- atau takmir masjid. Masjid seakan telah mungkinan Masjid Agung Tuban ditinggalkan oleh umatnya. Kondisi mengalami perubahan-perubahan fungsi. semacam ini memerlukan upaya pemikiran Oleh sebab itu, peran dan fungsi Masjid agar masjid kembali menjadi pusat Ibadah Agung Tuban juga menjadi pembahasan dan kegiatan sosial. Berbagai kegiatan tersendiri. masjid yang dikelola oleh takmir I. Metode Penelitian hendaknya mampu meningkatkan kualitas umat Islam, baik dalam aspek spiritual Penelitian ini adalah penelitian maupun kesejahteraan masyarakat. kualitatif dengan pendekatan sejarah dan Sidi Gazalba (1975: 7) me- sosiologis. Pendekatan sejarah digunakan ngemukakan ―Masjid sebagai pusat untuk mengungungkapkan sejarah dan kegiatan ibadah dan kebudayaan Islam.‖ fungsi Masjid Agung Tuban pada masa Hal ini akan terlaksana apabila dalam lampau. Data penelitian dikumpulkan pelaksanaan pembangunan masjid lokasi, dengan menggunakan metode observasi tata ruang dirancang untuk menjalankan (pengamatan) dan wawancara untuk fungsi masjid secara optimal, dan menjawab permasalahan penelitian. pengelolaan masjid diselenggarakan Pendekatan sejarah dalam dengan manajerial yang professional. penelitian ini yang dimaksud adalah Sehingga masjid yang selama ini hanya berbagai peristiwa masa lalu. Sejarah dijadikan sebagi tempat ibadah, fungsi dalam bahasa Inggris disebut dengan masjid akan terlaksana secara optimal. ―history‖. Kata tersebut berasal dari Sebagaimana fungsi masjid pada awal- bahasa Yunani, yaitu historia yang berarti: awal kelahiran Islam. Tentu saja dalam inkuiri (inquiry), wawancara (interview), prakteknya dapat dikembangkan inovasi interogasi dari seorang saksi-mata, dan dan kreativitas yang disesuaikan dengan juga laporan mengenai hasil-hasil tindakan pekembangan masyarakat. Dengan itu; seorang saksi (witness), seorang demikian masjid menjadi dinamis dalam hakim (judge), seorang yang tahu. Secara menunjang pemberdayaan kehidupan semantik kata sejarah berasal dari bahasa masyarakat. arab syajaratun, yang artinya adalah Berdasarkan latar belakang perma- pohon (Sjamsuddin, 2007:1-4). salahan tersebut, penulis menganggap Sebagai sebuah kajian, sejarah pentingnya penulisan sejarah Masjid tidak pernah statis. Selama berabad-abad Agung Tuban, masjid yang dibangun pada istilah history (sejarah) mendapatkan awal penyebaran agama Islam di Kota sejumlah pengertian dasar. Menurut Tuban Jawa Timur. Masjid yang memiliki Topolski (dalam Sjamsuddin, 2007:9), ada nilai sejarah dan fungsi keberagamaan tiga pengertian dasar: (1) sejarah sebagai pada masa awal penyiaran agama Islam di peristiwa-peristiwa masa lalu (past event); Tanah Jawa (khususnya daerah Tuban), (2) sejarah sebagai pelaksana riset yang namun kini telah mengalami perubahan dilakukan oleh seorang sejarawan; (3)

221

Sejarah, Bangunan dan Funfsi Masjid Agung Tuban…-Samidi

sejarah sebagai suatu hasil dari (orang-orang yang dipandang kompeten), pelaksanaan riset semacam itu, yaitu dan pencarian data yang berbentuk tulisan seperangkat pernyataan-pernyataan ten- (naskah), prasasti, dan lain-lain. tang peristiwa-peristiwa masa lalu atau Masjid Agung Tuban biasa disebut dengan historiografi. Sedang- diperkirakan dibangun pada tahun 1894 kan pokok kajian sejarah adalah segala hal dan diresmikan oleh Bupati Tuban Raden yang berkaitan dengan manusia yang Tumenggung Kusumodikdo. Pendirian memiliki makna sosial yang terjadi di masjid ini hasil dari swadaya masyarakat dalam waktu. dengan Pemda Tingkat II. Masjid ini Dalam kaitannya dengan ilmu merupakan masjid tertua dan terbesar di sejarah, metode sejarah berarti bagaimana daerah tersebut. Masjid Agung Tuban mengetahui sejarah itu sendiri. Jika pernah mengalami perbaikan secara total dikaitkan dengan penelitian tentang atas biaya swadaya masyarakat dan Pemda sejarah masjid, berarti bagaimana Tingkat II Tuban. mengetahui sejarah masjid tersebut. Sebelum menjadi masjid Agung Penelitian ini menempuh cara-cara Kabupaten Tuban, masjid ini dahulunya sistematis prosedur penyelidikan dengan berada di belakang masjid Agung yang menggunakan teknik-teknik tertentu untuk sekarang. Masjid yang asli ini sudah ada mengunpulkan bahan-bahan sejarah sejak zaman Sunan Bonang yaitu salah masjid, baik dari arsip-arsip yang ada seorang penyiar agama Islam yang maupun wawancara dengan para tokoh pertama di pulau Jawa, yaitu sekitar tahun yang masih hidup, atau orang-orang yang 1486 dan bentuknya masih sangat dekat dengan tokoh-tokoh tersebut, sederhana. Bentuknya asli bangunan sehingga dapat terkumpul data selengkap masjid yang masih ada sampai sekarang mungkin. ini adalah tempat untuk pengimaman, Adapun pendekatan sosiologis selebihnya bangunan ini sudah tidak digunakan untuk mendeskripsikan tata berbekas lagi (wawancara dengan Ustadz ruang dan bentuk bangunan lama (sebelum Achmad Mawardi, pada 28 Juli 2012). renovasi) dan mengungkapkan fungsi- Selain itu sumur yang dahulu digunakan fungsi masjid pada era sekarang ini. untuk masjid lama juga masih difungsikan, Masjid Agung Tuban di era modern yang yang sekarang berada di belakang masjid. sudah mengalami renovasi total dari Karena mengingat bentuknya yang kurang bentuk lamanya, dengan harapan apakah memadai maka masjid tersebut dirobohkan ada perubahan fungsi masjid ketika belum dan dibangunlah masjid baru yang lebih direnovasi dengan sudah direnovasi. besar dengan konsep baru yang letaknya agak ke depan dari masjid yang lama. PEMBAHASAN Sisa-sisa masjid yang lama tersebut Sejarah, Bangunan, dan Fungsi Masjid tanahnya dibuat untuk makam yang Agung Tuban kemudian banyak tumbuh pohon pisang. Sejarah Masjid Agung Tuban Di sana juga terdapat sumur al- Asal-usul pendirian Masjid Qur‘an, menurut keterangan Achmad Agung Kabupaten Tuban, kurang memiliki Mawardi, sumur tersebut dulunya diguna- memiliki data kuat. Ini disebabkan kan pada masa masjid yang lama, tetapi disamping orang-orang yang hidup di karena airnya tidak mencukupi maka zaman itu sudah banyak yang meninggal, dibuatlah sumur baru (yang sekarang juga tidak ada data yang tertulis tentang berada di belakang masjid). Sumur mati itu sejarah berdirinya masjid Agung tersebut. kemudian digunakan oleh takmir dan Namun kami berusaha sedapat mungkin pengurus makam untuk membakar al- untuk memperoleh data, baik itu melalui Qur‘an - al-Qur‘an yang sudah rusak, wawancara langsung dengan narasumber maka kemudian dinamai sumur al Qur‘an

222

Jurnal Pusaka, Vol. 2, No. 2, 2014

(wawancara dengan Ust. Achmad Toewan Opzihter B.O.W H.M. Toxopeus. Mawardi, pada 29 Juli 2012). Tertera kata Opzichter pada prasasti Kembali pada sejarah berdirinya tersebut yang berarti pengawas, sedangkan Masjid Agung Kabupaten Tuban, bahwa B.O.W. singakatan dari Burgerlijke masjid ini didirikan pada hari ahad tanggal Openbare Werken, yaitu Dinas Pekerjaan 29 Juli 1894 yaitu sekitar abad ke-19 oleh Umum pada zaman Belanda. Raden Toemenggoeng Koesoemodikdo Raden Toemenggoeng Koesoemo- yang menjadi Bupati Tuban pada waktu dikdo adalah Bupati Tuban yang ke-35. itu. Hal ini dapat kita lihat pada Beliau adalah menantu dari Raden Mas peninggalan prasasti yang sampai sekarang Sumobroto yang menjadi Bupati ke-34 masih terawat dengan baik dan berada di tahun 1892, dan setelah memerintah empat depan bangunan masjid. Tulisan tersebut bulan mangkat, dan jenazahnya dimakam- masih menggunakan ejaan lama dan kan di makam Astana Bonang. Setelah bahasanya mungkin kurang dimengerti Mas Somobroto mangkat lalu diganti oleh oleh sebagian masyarakat. Dimana tulisan Raden Toemenggoeng Koesoemodikdo tersebut diukir dalam sebuah prasasti yang tersebut. Beliau mangkat setelah sekarang diletakkan di depan masjid, memerintah selama 16 tahun (1899-1911) diapit oleh dua buah pilar sisi kanan dan jenazahnya dimakamkan di Astana serambi masjid. Prasasti tentang peresmian Makampati Tuban (Suparmo, 1983: 50). Masjid Agung Tuban adalah sebagai Sedangkan status tanah yang berikut : dipakai untuk membangun masjid adalah tanah yang statusnya masih belum tertulis. Gambar 1. Prasasti Peresmian Masjid Pada waktu pemerintahan dipegang oleh Agung Tuban Hindia Belanda baru tanah tersebut diserahkan pada negara dan diakui sebagai tanah negara oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan tanah masjid tersebut diserahkan kepada masjid dan dijadikan tanah wakaf (Musa‘adah, 1997: 31). Pembangunan Masjid Agung pada waktu itu dilaksanakan secara gotong- royong oleh semua masyarakat Islam yang ada di Tuban, baik itu dari desa maupun masyarakat kota, tua muda, laki-laki Foto Prasasti peresmian Masjid Agung maupun perempuan semuanya turut serta Tuban tahun 1894 (dok.penulis) dalam pembangunan masjid tersebut Inkripsi yang tertera pada prasasti tersebut dengan dipimpin oleh ulama‟ dan umara‟. berbunyi: ―Batoe pertama dari inie missigit Pembangunan masjid tersebut adalah dipasang pada hari Ahad tanggal 29 Yulie murni hasil dari gotong-royong 1894, oleh Raden Toemenggoeng Boepati masyarakat Tuban seluruhnya. Toeban. Ini terbikin oleh toewan Opzichter Setelah pembangunan Masjid B.O.W. H.M. TOXOPEUS. Agung tersebut, muncullah masjid tua Maksud dari prasati peresmian lainnya yaitu masjid yang berada di masjid tersebut adalah : kecamatan Merakurak yaitu Masjid Batu yang pertama dari masjid ini Semigit, Masjid Jami‘ Sunan Bejagung atau peletakan batu pertama dilaksanakan yang ada di Kecamatan Semanding yang pada hari ahad tanggal 29 Juli 1894 oleh didirikan oleh KH. As'ari. Beliau adalah Bupati Tuban Raden Tumenggung modin di daerah tersebut. Kemudian Kusumodikdo. Masjid ini dibuat oleh Masjid Stono yang ada di Kecamatan Jenu

223

Sejarah, Bangunan dan Funfsi Masjid Agung Tuban…-Samidi

dan Masjid Demari yang berada di Gambar 2. Prasasti Peresmian Masjid Kecamatan Palang (Musa‘adah, 1997: 33). Agung Tuban Tahun 1987 Masjid Agung tersebut dahulu pada zaman Belanda terdapat sebuah ruangan yang disebut Sosited atau kamar bola yaitu ruangan yang dipakai dansa oleh Belanda yang letaknya di pinggir masjid yang dahulu dipakai Madrasah Ulum. Tetapi karena tempat tersebut dirasakan sangat Foto (dok.penulis) mengganggu sekali terutama pada waktu umat Islam sedang melakukan salat Jum'at Dulunya masjid ini namanya bukan menjadi terganggu, akhirnya kamar bola masjid Agung tetapi masjid Jami'. Namun tersebut dipindahkan ke Kambang Putih karena tingkatannya berada di tingkat oleh Mbah Kaprawi yang pada waktu itu Kabupaten maka sekitar tahun 1970 menjabat sebagai Penghulu (wawancara diganti nama menjadi masjid Agung. Ini dengan KH. Masduki, pada 3 September sesuai dengan musyawarah masjid DKI 2012). pada tanggal 3 April 1971. Pada perkembangannya, Masjid Tingkatan masjid disini bukanlah untuk Agung Kabupaten Tuban yang dibangun membedakan status jama'ah melainkan tahun 1894 sebagian kecil sudah sebagai akibat logis dari pola perkotaan direnovasi. Mengingat masjid tersebut dari dan konsentrasi jama'ah sehingga masjid waktu ke waktu kurang memenuhi syarat dapat dicapai dalam jarak yang nyaman untuk menampung jama'ah, maka dari lingkungan pemukiman atau tempat dilakukan penambahan bangunan tersebut bekerja. yang dilaksanakan pada masa Pada waktu berdirinya masjid pemerintahan Bupati Juwairi Agung ini belum ada pembentukan takmir, Martoprawiro (1985-1991). sehingga yang berhak mengurusi masjid Sebelum terjadi penambahan ter- dipimpin langsung oleh seorang penghulu. sebut dulunya yang terletak di sebelah Pada waktu itu takmir pertamanya di barat dari masjid adalah SMP Mu'alimin, Tuban adalah Bapak KH. Murtaji beserta dan sebelah utara ditempati Madrasah stafnya. Baru pada tahun 1974 dibentuklah Ulum, Kantor Pengadilan Agama dan takmir dan sebagai ketuanya adalah Ketua Kantor Departemen Agama. Setelah terjadi DPRD TK II Tuban dan sebagai pelindung penambahan tersebut, SMP Mu'alimin adalah Bupati Tuban. Adapun instansi- dipindahkan ke Makam Agung, Madrasah instansi yang terkait dalam pemeliharaan Mum dipindahkan ke Karangsari, Kantor masjid Agung adalah Depertemen Agama, Pengadilan Agama dipindahkan ke jalan Departemen Pekerjaan Umum dan Sunan Kalijaga dan Kantor Depag Pemerintah Daerah TK. II Kabupaten dipindahkan ke jalan Dr. Wahidin Tuban. Sudirohusodo. Bangunan Masjid Agung Tuban Setelah pemugaran dan Bangunan Masjid Agung Tuban penambahan masjid Agung Kabupaten lama dan suasana peresmiannya oleh Tuban, selanjutnya Masjid tersebut Raden Tumenggung Koesoemodikdo pada diresmikan oleh wakil Gubernur KDH. TK 29 Juli 1894 dapat dilihat pada gambar I Jatim Trimarjono SH pada tahun 1987. berikut: Ini sesuai dengan prasasti yang berada di depan masjid, yang berada diantara dua pilar sisi kiri. Prasasti dimaksud sebagai berikut:

224

Jurnal Pusaka, Vol. 2, No. 2, 2014

Gambar 3. Masjid Agung Tuban lama dan ruangan. Di dalam ruang utama terdapat suasana peresmiannya pintu-pintu yang membatasi serambi kanan dan kiri. Selain itu juga terdapat pintu yang membatasi ruang utama dengan pintu masuknya, terdapat pula pintu pagar besi sehingga angin dapat masuk dengan mudah disamping udara dari jendela- jendela. Jadi dalam ruang masjid terdapat penghawaan alami yang cukup baik. Disamping itu juga terdapat beberapa kipas angin listrik yang dipasang di langit- langit yang ikut membantu pengaliran udara terutama pada saat angin tidak Foto: arsip Takmir Masjid Agung Tuban berhembus. Bentuk bangunan Masjid Agung Lokasi masjid yang berada dekat Tuban dahulu, sebelum dilakukan renovasi jalan raya, yaitu di alun-alun kota Tuban, total tahun 2004, penulis dapat sering mendapatkan suara-suara yang menguraikan beberapa bagian utamanya dapat mengganggu kekhusukan salat. Oleh saja. Adapun tata ruang bangunan masjid sebab itu, posisi masjid ditempatkan lama menjadi tata ruang dalam dan kondisi sedemikian rupa agak menjorok ke dalam ruang tersebut. Tata ruang dalam yang agar frekuensi kebisingan menjadi kecil. dimaksud dalam penelitian ini adalah Tata suara di dalam bangunan tertata ukuran tiap-tiap ruangan yang ada di dengan baik, dengan pengeras suara yang dalam masjid. Ruang tersebut meliputi tersebar merata di langit-langit liwan dan ruang utama, mihrab, serambi kanan dan langit-langit serambi, sehingga suara dari kiri, dan tempat wudhu bagi jamaah putra mimbar dan mihrab dapat terdengar oleh dan putri yang dipisah. para jamaah dengan baik dan jelas. Kondisi ruangan di dalam Masjid Lantai bangunan tersebut terbuat Agung Tuban sangatlah sejuk. Penerangan dari marmer yang halus, licin dan sejuk, alami dimanfaatkan seoptimal mungkin yang di datangkan langsung dari Italia. dengan memakai jendela-jendela yang Marmer lantai Masjid Agung Tuban berukuran cukup besar yang tersebar memiliki nilai kemewahan tersendiri, merata di semua ruang utama. Terdapat selain itu juga marmer tersebut juga tidak empat buah jendela di serambi kanan dan terlalu menyerap air tanah dan tahan lama serambi kiri masing-masing tiga buah, untuk ukuran waktu yang agak lama. sehingga bisa memanfaatkan cahaya Pada bagian dalam ruangan atau matahari secukupnya. Selain itu tempat shalat terdapat empat Saka (tiang) penerangan malam hari atau jika suasana utama yang sangat besar. berdiameter ± l mendung, terdapat penerangan buatan meter. Selain itu di serambi kanan dan kiri yang berupa lampu-lampu neon dan lampu masing-masing terdapat 3 (tiga) tiang, pijar listrik. Dengan demikian untuk selain sebagai soko guru juga memberikan bangunan yang cukup besar ini suasana kesan megah pada bangunan itu. Soko penerangannya menjadi agak temaram guru mengambil dari tradisional Jawa tapi sehingga menambah kenikmatan ruang dibentuk dengan model Belanda suci ini. (Musa‘adah, 1997: 37). Ventilasi atau lubang untuk Kondisi Masjid Agung Tuban sirkulasi udara cukup mendukung. semakin asri dengan adanya berbagai Penghawaan masjid cukup baik juga, ornamen yang menghiasi sekeliling sebab cukup banyak loster untuk sirkulasi masjid. Pemakaian ornamen pada udara yang merata ke semua dinding bangunan Masjid Agung Tuban tidaklah

225

Sejarah, Bangunan dan Funfsi Masjid Agung Tuban…-Samidi

terlalu menonjol. Pada masa renovasi bunga teratai yang melambangkan awal, dengan melakukan perluasan kesuburan dan ditengah-tengah terdapat serambi, yang diresmikan oleh Wakil lampu penghias yang besar dan antik. Gubernur Jawa Timur, sudah ada Ornamen tersebut merupakan hiasan yang pemahaman bahwa masjid harus di- mempercantik masjid. Bahkan lampu- tampilkan dalam bentuknya yang lampu antik yang dipasang juga memiliki sederhana. Hal ini terlihat dengan karisma tersendiri ketika malam hari. pemakaian ornamen atau hiasan dinding Sehingga dengan cahayanya yang sedikit yang terbatas pada tempat-tempat tertentu redup, suasana sakral ketika masuk masjid saja, misalnya pada mimbar dan serambi begitu terasa. masjid. Setelah menguraikan tentang Ciri khas Masjid Agung Tuban ini kondisi dan tata ruang masjid, maka tampak pada hiasan kaligrafi yang berada penulis akan menguraikan bentuk-bentuk di beberapa ruangan masjid. Perhiasan bangunan utama Masjid Agung Tuban. yang paling sederhana adalah nama-nama Gambaran singkat mengenai bentuk suci yang ditulis pada tembok. Tembok bangunan utama masjid Agung Kabupaten dinding atap di dalam masjid betuliskan Tuban meliputi kubah, menara, mimbar, Nabi Muhammad, yang kiri dan kanan mihrab, liwan (ruang utama), ruang wudlu, nama empat khalifah yang pertama, Abu serambi, dan gapura. Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Tulisan Kubah sebagai salah satu bentuk kaligrafi tersebut sama seperti masjid- atap yang dominan pada bangunan- masjid di Jawa pada masa awal Islam bangunan masjid di Timur Tengah. Bentuk hadir. Tulisan kaligrafi atau ornamen kubah yang ada di masjid Agung Muhammad dan keempat sahabatnya Kabupaten Tuban ini adalah memakai tersebut juga terdapat di Masjid Agung bentuk atap kubah yang bentuknya Garut dan serambi Masjid Kebumen Jawa melengkung setengah bulatan atau Tengah (Pijper, 1984: 38). istilahnya adalah model kubah bawang Ornamen-ornamen yang ada di terpancung dan merupakan aliran Persi Masjid Agung Kabupaten Tuban tidak yang diatasnya diberi semacam mustaka begitu menonjol dan ini menunjukkan berwujud bulan sabit dan bintang, dimana kesederhanaannya pada masjid ini. bentuk bulan sabit melambangkan awal Ornamen pada bangunan masjid ini pertumbuhan dan perkembangan agama terdapat pada lengkungan-lengkungan atas Islam, sedangkan bintang adalah lambang mimbar dan mihrab yaitu berupa kalimat- harapan suci, harapan yang penuh dengan kalimat Al-Qur'an yang diukir dengan keberkahan, penuh kecemerlangan. Bentuk bagus dan rapi dan dicat dengan warna atap kubah ini terbuat dari baja sehingga emas. Diantara tulisan-tulisan Arab sangat kuat dan tahan lama. Sedangkan tersebut terdapat kalimat Al-Qur'an surat gentengnya dari tegola (sejenis fiber) kelas Al-Fath ayat 1-2. prima dan dipinggir gentingnya dipasang Selain itu juga pada bagian tengah pelana untuk menambah kesan indah dan atas terdapat tulisan Arab ditembok yang anggun. bentuknya bulat dengan warna dasar biru Pada awalnya masjid-masjid tradi- dan tulisan Arab tersebut dicat dengan sional di Jawa tidak mengenal adanya warna emas dengan bentuk melingkar menara, kecuali masjid Kudus yang sejak sebanyak empat buah. Dikanan-kiri dahulu sudah mempunyai menara, yang terdapat tulisan Allah dan diatas bawah coraknya masih berbau kebudayaan Hindu. nama empat khalifah yang pertama, Abu Dalam sejarah, menara sebagai bagian dari Bakar, Umar, Usman dan Ali. bangunan masjid umurnya relatif muda, Semua tiang bagian atas bangunan sebab menara merupakan bagian yang masjid Agung dihiasi dengan bentuk

226

Jurnal Pusaka, Vol. 2, No. 2, 2014 ditambahkan kemudian (Syafwandi, 1985: diameter 1 meter dengan tinggi berkisar 6 - 135). 7 meter, dengan dinding mihrab terbuat Menara pada masjid Agung dari semen. Di dinding mihrab terdapat Kabupaten Tuban ini merupakan salah satu sebuah lengkungan bundar yang dilapisi bagian dari masjid yang berfungsi sebagai kaca sehingga sinar matahari dapat masuk alat pengumandang adzan. Bangunan ini ke dinding mihrab tersebut, tetapi tidak dibangun pada zaman pemerintahan secara langsung. Hal ini selain menghemat Bupati Koesoemodikdo. Menara ini penerangan buatan juga memberikan kesan berbentuk persegi enam dan tingginya modern pada bangunan masjid. kurang lebih 15 meter. Menara ini Secara fungsional memang terdapat merupakan aliran Belanda, ini bisa kita perbedaan antara ruang utama dengan lihat dari bentuk bangunanya, tiang- ruang serambi, khususnya masjid Agung tiangnya dan bentuk atapnya. Tetapi Kabupaten Tuban ini dengan maksud sayang menara ini sekarang sudah tidak untuk membedakan antara ruang utama berfungsi lagi. sebagai bangunan asli dan serambi sebagai Mimbar selalu terletak disebelah bangunan tambahan. Sisi lain ruang utama, kanan mihrab. Ada mimbar yang terbuat cenderung berfungsi sebagai tempat dari kayu dan ada pula yang terbuat dari ibadah, khususnya salat berjama'ah batu. Ada juga yang dibuat dari kayu dan sehingga bersifat sakral. batu. Mimbar yang dari kayu kadang-- Fungsi Masjid Agung Tuban di Era kadang diletakkan dibagian dalam sebelah Modern kanan mihrab atau kalau mihrabnya lebih dari satu diletakkan di dalam mihrab yang Bentuk bangunan Masjid Agung Tuban kanan. Tempat mimbar dalam bahasa Jawa setelah renovasi tahun 2004 dapat dilihat disebut pengimbaran, dalam bahasa Sunda pada gambar berikut: disebut Paimbaran (Pijper, 1984: 28). Gambar 4. Masjid Agung Tuban Setelah Pada Masjid Agung Kabupaten Renovasi Tahun 2004 Tuban, mimbarnya terletak disebelah kanan mihrab. Mimbar ini dibangun di lengkungan kanan yang terdiri dari tiga anak tangga dan sebuah tempat duduk untuk khatib. Di Jawa mimbar yang beranak tangga tiga adalah umum. Anak tangga itu ada yang dua, tiga, empat sampai lima, ada juga yang hanya mempunyai anak tangga satu. Tiga anak tangga yang ada di mihrab ini terbuat dari marmer yang bagus dan kuat. Tiangnya dan bagian atasnya dihias dengan huruf Foto: Dokumen Penulis Arab. Setelah mengalami beberapa kali Mihrab yang merupakan bagian renovasi dan yang terakhir pada tahun dari masjid, sering juga bentuknya seperti 2004, maka pada saat ini fungsi Masjid lengkungan pintu mati, biasanya terletak Agung Tuban adalah sebagai berikut: disebelah kiri mimbar. Di Jawa mihrab biasanya disebut dengan pengimaman dan 1. Masjid Sebagai Tempat Ibadah di Sunda disebut Paimanan (tempat Imam) Sesuai dengan salah satu (Alba, 1993:23). Pada masjid Agung fungsinya, masjid adalah sebagai tempat Kabupaten Tuban mempunyai suatu ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah mihrab yang berbentuk lengkungan SWT. Pelaksanaan ibadah terutama salat dengan model lengkung Arab dengan wajib harus dilaksanakan tepat waktu dan

227

Sejarah, Bangunan dan Funfsi Masjid Agung Tuban…-Samidi

berjamaah. Fungsi ibadah ini sudah seorang imam bertanggungjawab terhadap dijalankan secara baik oleh pengurus pelaksanaan salat jamaah 5 waktu. Adapun Takmir Masjid Agung Tuban. Takmir imam rawatib tersebut adalah sebagai menyadari bahwa penegakan salat lima berikut: KH. Muhyiq Faqih; KH. Masduki waktu hanyalah semata-mata bagi orang- Nursyamsi; H. Hanafi; H. Ashabul Yamin; orang yang ingin memperoleh keridlaan Ust. Mujabul Marom; Imam Turmudzi; Allah SWT. Untuk menjaga ketepatan dan Ust. Imam Syafii. waktu dan tertibnya salat berjamaah 2. Masjid Sebagai Pembinaan Mental keberadaan Imam tetap yang senantiasa Spiritual berada di tempat sangat dibutuhkan, Masjid Agung Tuban menyeleng- sehingga disusunlah jadwal imam rawatib garakan berbagai macam kegiatan penga- oleh takmir. jian, baik itu yang harian, mingguan, Orang yang mengumandangkan maupun tahunan. Semua bentuk pengajian adzan atau mu‘adzzin di Masjid Agung pada dasarnya adalah untuk meningkatkan Tuban merupakan orang pilihan. Dipilih iman dan takwa para jamaah. Pengajian karena memiliki suara bagus (qori‟) serta juga dimaksudkan untuk membina mental memahami tartil Qur‘an sehingga dan spiritual jamaah Takmir Masjid Agung membuat orang yang mendengarnya akan Tuban. Pengajian-pengajian yang dise- merasa nyaman. Para petugas penegak lenggarakan oleh Takmir Masjid Agung salat lima waktu seperti Imam dan Tuban bentuknya berupa kajian kitab Mu‘adzin ditunjuk oleh pengurus masjid sebelum Salat Magrib, kuliah Subuh untuk menjalankan tugas tersebut, sesudah Salat Subuh berjamaah, kuliah termasuk tenaga cadangan bila yang Dhuha setiap minggu pagi, dan pengajian bersangkutan berhalangan. Keberadaan khusus membahas kitab-kitab tertentu. Imam masjid merupakan orang-orang Pengajian semacam ini dimaksudkan terpilih dan disenangi oleh masyarakat. untuk meningkatkan pemahaman dan Artinya, untuk menjadi seorang imam pengetahuan tentang ajaran Islam, rawatib Masjid Agung Tuban haruslah sehingga jamaah datang ke masjid tidak memenuhi syarat atau kriteria tertentu. hanya melaksanakan ibadah rutin, tetapi Diantara syarat menjadi imam adalah, alim mereka dapat menembah ilmu (berilmu lagi berakhlak mulia), faqih pengetahuan agama, mempererat tali (menguasai ilmu agama), tartil (bacaan al- ukhuwah Islamiyah dan dapat Qur‘annya bagus) bahkan hafidz (hafal al- meningkatkan ghirah atau semangat dalam Qur‘an), dan mukim (menetap). pengamalan ajaran agama di masyarakat. Disenangi oleh masyarakat menjadi salah satu syarat imam, sebab orang yang 3. Masjid Sebagai Tempat Pendidikan dibenci oleh masyarakat (banyak orang) Masjid Agung Tuban menye- berkaitan dengan masalah agama dan lenggarakan Pendidikan al-Qur‘an dan pribadinya tidak layak dipilih. Seorang Qira‘ah. Program pendidikan al-Qur‘an imam hendaknya dapat menjadi suri dilembagakan dalam wadah Taman tauladan bagi jamaahnya, jujur, tawadhu Pendidikan al-Qur‘an (TPQ), sebagai atau berakhlak mulia dan dapat wadah pembinaan jamaah yang merefleksikan ajaran Islam dalam dikhususkan bagi anak-anak. Qira‘ah kehidupannya. Dengan demikian diperuntukkan bagi kaum remaja. Sebagai keberadaan mereka akan mengangkat citra penunjang pendidikan lain, Masjid Agung baik keberadaan masjid sebagai tempat Tuban juga mengadakan kegiatan jangka ibadah. pendek (program kilat) seperti pelatihan Adapun yang bertugas menjadi muballigh, pesantren kilat, pelatihan imam rawatib Masjid Agung Tuban jurnalistik, dan kursus keterampilan. dijadwalkan berdasarkan hari. Setiap hari Selain itu juga ada program bulanan

228

Jurnal Pusaka, Vol. 2, No. 2, 2014 seperti kursus Bahasa Arab, dan Masjid Agung Tuban juga menjadi pendidikan jangka panjang khusus untuk pusat informasi yakni dengan mengadakan anak-anak. Perpustakaan. Ruang perpustakaan Masjid Pendidikan khusus anak-anak Agung Tuban berada di lantai dasar adalah Taman Pendidikan Al-Qur‘an (basement) di depan ruang kantor takmir (TPQ). Sistem pembelajaran al-Qur‘an dan depan ruang wudhu putri. Tujuan Masjid Agung Tuban menggunakan buku pengadaan ruang perpustakaan ini adalah panduan dan jadwal tersendiri, menyediakan berbagai layanan informasi. menggunakan metode Iqra‘ yang Perpustakaan ini menyediakan berbagai direkomendasikan oleh takmir. Program koleksi buku, majalah dan sumber-sumber ini sejalan dengan program Kementerian informasi lainnya yang diperlukan untuk Agama yang mencanangkan meningkatkan jamaah dan memperluas pemberantasan buta huruf al-Qur‘an bagi wawasannya. masyarakat, khususnya anak-anak muslim. Perpustakaan Masjid Agung Tuban Kegiatan ini diselenggarakan untuk yang berada di lantai basement, dapat membantu para orang tua muslim yang dimanfaatkan oleh para jamaaah untuk tidak mampu mendidik bacaan al-Qur‘an mendalami ilmu pengetahuan keislaman, putra-putrinya di tengah keluarga, tafsir, hadits, fiqh dan buku-buku lain yang sehingga Taman Pendidikan Al-Qur‘an ini menambah wawasan keislaman. Meskipun dapat membantu mereka mengajarkan al- koleksi perpustakaan Masjid Agung Tuban Qur‘an. Efektifitas kegiatan pembelajaran masih sangat terbatas, namun sudah dapat sangat dibutuhkan dengan adanya diakses oleh jamaah secara umum. kerjasama antara guru dan orang tua dalam 6. Masjid Sebagai Pusat Perekonomian penyelenggaraan kegiatan ini. Masjid Agung Tuban merupakan 4. Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan salah satu komponen fasilitas sosial, Pembinaan Remaja dan Anak-anak. bangunan tempat berkumpul bagi sebagian Hal ini amat penting, mengingat para besar umat Islam untuk melakukan ibadah. remaja dan anak-anak amat mudah Tidak hanya ibadah mahdhah saja, tetapi terbawa pengaruh buruk lingkungannya, Masjid Agung Tuban juga mengedakan terutama dari media elektronik, seperti koperasi untuk para jamaahnya. Koperasi televisi, VCD, internet, media surat kabar, dibentuk sebagai sarana untuk majalah dan sebagainya. Kegiatan bagi meningkatkan kesejahteraan jamaahnya. remaja dan anak-anak tidak cukup dengan Dengan mengadakan koperasi simpan ceramah-ceramah bahkan ceramah tidak pinjam syariah, maka diharapkan menarik bagi mereka. Oleh karena itu, masyarakat sekitar masjid dan jamaah kegiatan bagi remaja dengan memadukan khususnya dapat meningkatkan taraf antara pembinaan agama dan kegiatan kehidupan mereka. penyaluran hoby seperti kesenian islami Tidak hanya koperasi yang menun- (), festival, olah raga, tadabur alam, jang perokonomian jamaah Masjid Agung dan kegiatan yang menunjang Tuban, tetapi dengan keberadaan makam keterampilan. Semua kegiatan diupayakan Sunan Bonang yang berada di belakang untuk dapat meningkatkan kualitas iman, masjid juga memberikan dampak ekonomi ilmu dan amal. Untuk menampung pada masyarakat. Disekitar masjid telah aktivitas kegiatan remaja masjid, pengurus dibangun pusat perbelanjaan tradisional Masjid Agung Tuban telah membentuk yang menyediakan berbagai souvenir khas organisasi Remaja Islam Masjid (RISMA) Tuban. Penjual pakaian, makanan ringan, agar program kegiatannya lebih terarah, bahkan warung makan menjamur di terkordinir dan spesifik. seputar Masjid Agung Tuban. Tidak hanya 5. Masjid Sebagai Pusat Informasi itu, adanya Makam Sunan Bonang ini juga memberi lapangan pekerjaan tersendiri

229

Sejarah, Bangunan dan Funfsi Masjid Agung Tuban…-Samidi

bagi para tukang becak. Ada ratusan orang masjid hanya sebagai tempat ibadah ritual yang menggantungkan hidupnya dari semata (salat rawatib, dzikir, I‘tikaf), becak wisata Makam Sunan Bonang. Hal tetapi masjid telah dikembalikan fungsinya ini sengaja diatur oleh Pemerintah seperti seperti zaman Nabi, yaitu sebagai Kabupaten, dengan memberikan lapangan pusat ibadah dan kebudayaan Islam. parkir bagi para peziarah yang berada agak DAFTAR PUSTAKA jauh makam. Pengaturan tempat parkir ini dengan maksud memberikan lapangan Alba, Mundzirin Yusuf. 1993. Masjid pekerjaan kepada tukang becak tersebut. Tradisional Di Jawa. : Nur Cahya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PENUTUP 1999. Masjid Kuno Indonesia, Masjid Agung Tuban sudah ada koleksi Deposit – Badan sejak zaman Sunan Bonang (sekitar tahun Perpustakaan dan Kearsipan 1486) dan bentuknya masih sangat Provinsi Jawa Timur. sederhana. Bentuknya asli bangunan Musa‘adah, Umi. 1997. Masjid Agung masjid yang masih ada sampai sekarang Tuban: Studi Tentang Sejarah dan ini adalah tempat untuk pengimaman, Bentuk Arsitekturnya. Skripsi pada selebihnya bangunan ini sudah tidak Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel berbekas lagi. Masjid Agung Tuban . dibangun kembali pada tabun 1894 dan diresmikan oleh Bupati Tuban Raden Natsir, Muhammad. 1395 H. Keputusan Tumenggung Kusumodikdo. Pendirian dan Rekomendasi Muktamar masjid ini hasil dari swadaya masyarakat Risalah Masjid se-Dunia di dengan Pemda Tingkat II. Masjid ini Makkah, Jakarta: Perwakilan merupakan masjid tertua dan terbesar di Rabitah Alam Islami. daerah tersebut. Masjid Agung Tuban Pijper, G.F. 1984, Beberapa Studi Tentang pernah mengalami perbaikan secara total Sejarah Islam di Indonesia 1990- atas biaya swadaya masyarakat dan Pemda 1950, Jakarta: Penerbit UI Press. Tingkat II Tuban. Kemudian pada masa Bupati Tuban, Dra. H. Haeny Relawati Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah, Rini Widyastuti, M.Si, yang menjabat Yogyakarta: Penerbit Ombak, selama dua periode (2001-2006 dan 2006- 2007. 2011), Masjid Agung Tuban mengalami Soeparmo, 1983. 700 Tahun Tuban, renovasi total. Pemda TK. II Kabupaten Tuban. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, masjid-masjid Syafwandi. 1985, Menara Masjid Kudus kuno yang sudah masuk dalam daftar Dalam Tinjauan Sejarah Dan Benda Cagar Budaya seharusnya Arsitektur, Jakarta: Bulan Bintang. dilestarikan dan dijaga. Oleh sebab itu Web Site : kepada Pemerintah Kota maupun http://www.arsipjatim.go.id Kabupaten, jika akan melakukan pemugaran terhadap situs cagar budaya, http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/08/07/ maka juga harus mengacu pada Undang- keindahan-masjid-tuban. undang BCB, jangan sampai merusak situs Informan : yang telah ditetapkan. Pengurus masjid atau takmir Ustadz Achmad Mawardi (41 tahun) Masjid Agung Tuban tidak menjadikan KH. Masduki (61 tahun)

230