“Beranda Negara” Merupakan Bentuk Nasionalisme

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

“Beranda Negara” Merupakan Bentuk Nasionalisme Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq) NASIONALISME ” DALAM PESPEKTIF ISLAM ” Oleh: Abdul Choliq Murod Perguruan Futuhiyyah Semarang ABSTRACT Many people think that Islam is identified as internationalism, not as nationalism. But historically proved internationalism of Islam as political power had been collapse after the World War I following the fall of Turkish Calip in 1924. Considering the fact that at most part of the world Islam had close connection with local political entities. This connection obliges Islam to develop discourse on nationalism. Key word: nasionalism,internationalism, religion politization, political religionization I. PENDAHULUAN lain. Pada titik inilah akan timbul konflik dan perang atas nama agama. Keberagaman merupakan anugerah Terjadinya Perang Salib di Palestina, Tuhan dan merupakan keniscayaan yang Konflik antara di Irlandia Utara, harus diterima karena merupakan kekacauan di Maluku dan di Poso, sunnatullah (hukum alam), banyak semuanya dipicu oleh faktor agama. disalah-artikan dan disalah-gunakan, Teralienasinya suatu etnis, termasuk dalam hal ini adalah eksistensi maupun agama dari percaturan berbagai macam etnis di dunia. Dengan internasional. Ditambah dengan landasan rasa cinta dan penghargaan sempitnya wawasan dan pandangan yang tinggi terhadap etnisnya maka suatu kelompok akan menimbulkan muncullah berbagai kasus genoside munculnya kecintaan yang sempit dan terhadap etnis lain. Sejarah mencatatnya membabibuta terhadap kelompoknya mulai dari tindakan pendatang Spanyol sendiri. Pada sisi lain akn menimbulkan dan Inggris terhadap penduduk asli pula rasa takut yang berlebihan apabila Indian di Amerika, Nazi Jerman dibandingkan dengan kelompok lainnya. terhadap bangsa Yahudi, Bangsa Serbia Fenomena inilah yang akan terhadap bangsa Bosnia pada awal menyebabkan timbulnya nasionalisme dekade 1990-an, Suku Tutsi terhadap yang sempit, atau seringkali pula disebut Suku Hutu di Rwanda. sebagai chauvinisme . Agama yang seharusnya menjadi Nasionalisme sebagai landasan bagi suatu kaum untuk manifestasi kecintaan dan kesetiaan bertindak baik, ternyata seringkali tertinggi kepada tanah air, negara, dan menjadi alasan pokok bagi terjadinya bangsa merupakan modal dasar bagi konflik yang berkepanjangan. Hal itu pembentukan negara, dan karakter disebabkan agama dipandang secara bangsa. Nasionalisme yang menjadi eksklusif dari sudutnya sendiri. Kondisi dasar pembentukan negara dan karakter itulah yang akan menimbulkan kecintaan bangsa adalah nasionalisme yang yang mendalam dan membabi-buta menghargai pluralisme, humanisme, dan kepada agamanya pada satu sisi. Efek menjunjung tinggi hak hak asasi lainnya akan menimbulkan perasaan anti manusia. Konsep nasionalisme seperti toleran terhadap agama dan kepercayaan itulah yang disebut sebagai nasionalisme 45 Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58 positif bukan nasionalisme sempit wisdom (kebijaksanaan local) sehingga sebagaimana yang dipahami oleh Jorg bahu membahu dengan komponen Haider pemimpin partai politik sayap bangsa lain dalam mendirikan Negara kanan Austria yang anti Imigran. Contoh Kesatuan Republik Indonesia. lain nasionalisme sempit dapat dilihat Permasalahan utama dalam pada diri Gianfranco Fini salah satu artikel ini adalah apa arti nasionalisme pimpinan partai koalisi yang memerintah itu, bagaimana hubungan antara Italia pada tahun 1994. Pandangannya nasionalisme dan gerakan perjuangan yang memuja Mussolini sebagai kemerdekaaan Indonesia, dan negarawan terbaik abad ini, jelas pertanyaan terakhir adalah bagaiamana menunjukkan bahwa dirinya adalah hubungan antara nasionalisme dan Islam seorang penganut nasionalisme sempit di Indonesia. atau bahkan chauvinisme. Nasionalisme merupakan II. METODE fenomena abad modern walaupun akar- akar nasionalisme dapat dirunut sejak Metode yang dipergunakan untuk zaman Yunani kuno, dan mencapai mengkaji dan membahas permasalahan puncaknya pada abad ke dua puluh. dalam artikel ini adalah studi literatur Sedangkan di Indonesia Nasionalisme dengan cara mempelajari berbagai buku dapat kita temukan pada organisasi dan teks yang berkaitan dengan topik Boedi Oetomo yang walaupun tujuan yang dibahas dalam tulisan ini. Melalui awalnya sebagai himpunan orang Jawa cara itu, dapat dikaji dan dibahas dan Madura (etno nasionalisme) tetapi berbagai macam persoalan yang nilai-nilai nasionalisme diajarkan berkaitan dengan masalah nasionalisme didalamnya. Para founding fathers kita dan Islam. Melalui cara itu pula dapat juga selalu mendengungkan dianalisis hubungan antara gerakan nasionalisme dalam rangka perjuangan nasionalisme dan Islam di Indonesia, untuk meraih kemerdekaan maupun bagaimana keduanya saling dalam mempertahankan kemerdekaan mempengaruhi, seperti apa hasilnya, dan Indonesia dari rongrongan Belanda. bagaimana pengaruhnya terhadap bentuk Kecintaan terhadap tanah air merupakan nasionalisme di Indonesia pada masa ajaran Islam yang sangat mendasar awal kemerdekaan. sejajar dengan kecintaan terhadap agama. Bermula dari itulah maka kita III. PEMBAHASAN dapat saksikan bagaimana para ulama, A. Arti nasionalisme kyai dan guru ngaji sangat gigih menentang kolonialisme Belanda, Secara etimologis kata nasionalisme, sampai mereka mengeluarkan fatwa akar katanya national yang diambil dari haram memakai pantaloon dan dasi natio yang berarti bangsa yang karena menyerupai penjajah yang kafir. dipersatukan karena kelahiran. Kata Dengan dasar pandangan yang seperti natio berasal kata nascie yang berarti itu, dapat dipahami bahwa KH Hasyim dilahirkan. Nation atau bangsa menurut Asy’ari sampai mengeluarkan resolusi Hans Kohn adalah golongan-golongan jihad pada tahun 1945 dalam rangka yang beragam dan tidak dapat mempertahankan kemerdekaan dari dirumuskan secara eksak. Kebanyakan Belanda. Kecintaan terhadap tanah air bangsa memiliki faktor-faktor obyektif inilah yang mampu membuat orang- tertentu yang membedakan mereka orang Islam lentur terhadap local dengan bangsa-bangsa lainnya, seperti 46 Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq) kesamaan keturunan, bahasa, daerah, seperti suku, negara kota, kerajaan kesatuan politik, adapt istiadat, tradisi, dinasti atau gereja. perasaan dan agama. Akan tetapi tidak Hal yang sedikit berbeda satupun diantara faktor-faktor itu dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. bersifat mutlak guna merumuskan Menurutnya nasionalisme adalah bentuk dasar sebuah bangsa. ideologi yang mencakup lima prinsip Menurut Benedict Anderson yaitu unity (kesatuan) yang merupakan bangsa adalah komunitas politik yang syarat yang tidak bias ditolak, liberty terbatas dan berdaulat yang dicita- (kemerdekaan) termasuk kemerdekaan citakan atau diangankan. Komunitas untuk mengemukakan pendapat, equality politik dikatakan sebagai imagined, (persamaan) bagi setiap warga untuk karena anggota komunitas tidak pernah mengembangkan kemampuannya saling mengenal, saling bertemu, atau masing-masing, personality bahkan saling mendengar. Hal yang ada (kepribadian) yang terbentuk oleh dalam pikiran masing-masing anggota pengalaman budaya dan sejarah bangsa, komunitas hanyalah angan-angan dan performance dalam arti kualitas atau tentang komunitasnya. Suatu bangsa prestasi yang dibanggakan kepada akan terbentuk jika sejumlah besar bangsa lain. warga dalam suatu komunitas mau Sedangkan menurut Gellner menetapkan diri sebagai suatu bangsa nasionalisme adalah suatu perjuangan yang mereka angankan. untuk membuat budaya dan perpolitikan Dalam pandangan Ernest Renan menjadi bersesuaian. Nasionalisme bangsa adalah kesatuan. solidaritas yang adalah pemaksaan umum suatu tradisi digantungkan atas kehendak warganya besar kehidupan masyarakat. Hal itu untuk secara bersama dalam identitas sesungguhnya berawal dari tradisi kecil kolektif baru yang melampaui garis- yang sebelumnya telah mengangkat garis primodial sektarian. Renan kehidupan mayoritas dan dalam mengemukakan bahwa bangsa tidak beberapa kasus keseluruhan penduduk. disamakan dengan kesatuan manusia Menurut Ensiklopedi Indonesia yang didasarkan atas kesamaan ras, nasionalisme adalah sikap politik dan bahasa, agama, dan geografi.Sedangkan sosial dari kelompok-kelompok suatu menurut Joseph Stalin bangsa bangsa yang mempunyai kesamaan merupakan suatu komunitas yang budaya, bahasa, dan wilayah, serta terbentuk dari bahasa, wilayah, kesamaan cita-cita dan tujuan, dan kehidupan ekonomi dan psikologis yang dengan demikian merasakan adanya stabil dan berkembang secara histories kesetiaan yang mendalam terhadap termanifesi dalam suatu komunitas bangsa. kebudayaan. Dengan demikian kata kunci Nasionalisme menurut Hans Kohn dalam nasionalisme adalah kesetiaan, adalah suatu paham yang berpendapat yang muncul karena adanya kesadaran bahwa kesetiaan tertinggi individu harus akan identitas kolektif yang berbeda diserahkan kepada negara kebangsaan. dengan lainnya. Pada kebanyakan kasus Sebelum lahirnya nasionalisme, kesetiaan itu terjadi karena kesamaan kesetiaan orang tidak ditunjukan kepada keturunan, kebudayaan, bahasa. Akan negara bangsa tetapi ditujukan kepada tetapi semua unsur bukanlah unsur yang berbagai bentuk kekuasaan sosial, substansial, sebab yang ada dalam organisasi politik, raja, kesatuan ideologi nasionalisme adalah kemauan untuk bersatu. 47 Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58 Dalam pandangan Organski bahasa melayu sebagai bahasa resminya. nasionalisme berkembang melalui empat Organisasi ini mengilhami berdirinya fase. Tahap I dari perkembangan politik banyak organisasi pemuda seperti Jong kesatuan nasional primitive. Fase II dari
Recommended publications
  • Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History
    Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder & Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Stichting beheer IISG Amsterdam 2012 2012 Stichting beheer IISG, Amsterdam. Creative Commons License: The texts in this guide are licensed under the terms of the Creative Commons Attribution-Noncommercial 3.0 license. This means, everyone is free to use, share, or remix the pages so licensed, under certain conditions. The conditions are: you must attribute the International Institute of Social History for the used material and mention the source url. You may not use it for commercial purposes. Exceptions: All audiovisual material. Use is subjected to copyright law. Typesetting: Eef Vermeij All photos & illustrations from the Collections of IISH. Photos on front/backcover, page 6, 20, 94, 120, 92, 139, 185 by Eef Vermeij. Coverphoto: Informal labour in the streets of Bangkok (2011). Contents Introduction 7 Survey of the Asian archives and collections at the IISH 1. Persons 19 2. Organizations 93 3. Documentation Collections 171 4. Image and Sound Section 177 Index 203 Office of the Socialist Party (Lahore, Pakistan) GUIDE TO THE ASIAN COLLECTIONS AT THE IISH / 7 Introduction Which Asian collections are at the International Institute of Social History (IISH) in Amsterdam? This guide offers a preliminary answer to that question. It presents a rough survey of all collections with a substantial Asian interest and aims to direct researchers toward historical material on Asia, both in ostensibly Asian collections and in many others.
    [Show full text]
  • Pengumuman-04-Cpns.Pdf
    PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ , KEMENTERIAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL , REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : 04/PANSEL-CASN 10812021 TENTANG HASIL SELEKSI ADMINISTRAS! SELEKSI CALON APARATUR SIPTL NEGARA (ASN) KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TAHUN 2021 Berdasarkan hasil keputusan Rapat Panitia Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2021, disampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Peserta yang dinyatakan LULUS Seleksi Administrasi atau Memenuhi Syarat (MS) adalah peserta yang LULUS VERIFIKASI dokumen yang diunggah melalui aplikasi https://sscasn.bkn.oo.id sesuai kualifikasi masing-masing formasiyang dilamar. 2. Daftar peserta yang dinyatakan LULUS Seleksi Administrasi tercantum pada lampiran pengumuman ini atau dapat dilihat pada akun SSCASN masing-masing. Peserta yang LULUS dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya, yaitu Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis Computer Assisfed lesf (CAT). 3. Bagi peserta yang tidak tercantum dalam lampiran pengumuman ini dinyatakan TIDAK LULUS atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Alasan ketidaklulusan dapat dilihat pada masing-masing akun SSCASN. 4. Peserta yang dinyatakan TIDAK LULUS SeleksiAdministrasi diberikan kesempatan memberikan pernyataan sanggahan pada masa sanggah yang berlangsung mulai tanggal 4 s.d 6 Agustus 2021 dan masa jawab sanggah oleh panitia mulai tanggal 4 s.d 13 Agustus 2021. 5. Pengumuman SeleksiAdministrasi Pasca Sanggah akan diumumkan pada tanggal 15 Agustus 2021 pada website https://rekrutmen.bappenas.oo.id/ dan/atau pada akun SSCASN
    [Show full text]
  • Dr. Krt. Rajiman Wedyodiningrat
    ,Milik Depdikbud Tidak Diperdagangkan DR. KRT. RAJIMAN WEDYODININGRAT: Hasil Karya dan Pengabdiannya Milik Depdikbud Tidak Diperdagangkan DR. KRT. RAJIMAN WEDYODININGRAT: Hasil Karya dan Pengabdiannya DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI JAKARTA 1998 DR. K.R.T. RAJIMAN WEDYODININGRAT Hasil Karya don Pengabdiannya Penulis Ors. A.T. Sugito, SH Penyunting Sutrisno Kutoyo Ors. M. Soenyoto Kortodormodjo. Hok cipta dilindungi oleh Undong-undong Diterbitkan ulang �h : Proyek Pengkojlan don Pembinaan Nilai-nilai Budayo Pusat Direktorat Sejorah don Nilai Tradisional Dlrektorat Jenderol Kebudayaan Deportemen Pendidikan don Kebudayaon Jakarta 1998 Edisi I 1982 Edisi II 1985 Edisi Ill 1998 Dicetak oleh CV. PIALAMAS PERMAI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDA Y AAN Penerbitan buku sebagai upaya untuk memperluas cakrawala budaya masyarakat patut dihargai. Pengenalan aspek-aspek kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia d iharapkan dapat mengikis etnosentrisme yang sempit di dalam masyarakat kita yang majemuk. Oleh karena itu. kami dengan gembira menyambut terbitnya buku hasil kegiatan Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai­ nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Penerbitan buku ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aneka ragam kebudayaan di Indonesia. Upaya ini menimbulkan kesalingkenalan dengan harapan akan tercapai tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Berkat kerjasama yang baik antara tim penulis dengan para pengurus proyek, buku ini dapat diselesaikan. Buku ini belum merupakan hasil suatu penelitian yang mendalam sehingga masih terdapat kekurangan-kekurangan. Diharapkan hal tersebut dapat disempurnakan pada masa yang akan datang. v vi Sebagai penutup kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah menyumbang pikiran dan tenaga bagi penerbitan buku ini. Jakarta, September 1998 Direktur Jenderal Kebudayaan Prof.
    [Show full text]
  • DAFTAR PUSTAKA 1. Soeroso S, Isbagio H
    DAFTAR PUSTAKA 1. Soeroso S, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2006.p.1195-1201. 2. Isbagio H, Setiyohadi B. Masalah dan Penanganan Osteoartritis Sendi Lutut. Cermin dunia Kedokteran 1995 Okt;104:8-10. 3. Dharmawirya M. Efek Akupunktur pada Osteoartritis Lutut. Cermin Dunia Kedokteran 2000;(129):45. 4. Soenarwo BM. Penanganan Praktis Osteoartritis. Jakarta:Al-Mawardi Prima;2011. 5. Misnadiarly. Osteoartritis : Penyakit Sendi pada Orang Dewasa dan Anak. Jakarta:Pustaka Populer Obor;2010. 6. Suseno A. Pengukuran BMI (Body Mass Index) Sebagai Indikator Obesitas Dalam Hubungannya Dengan Kejadian Osteoartritis [serial online] 2008 Juli [cited 2011 Ags 23]. Available from: URL: HIPERLINK http://agussuseno.blogspot.com/. 7. WHO. The Global Burden Of Disease 2004 Update. Switzerland:WHO Press;2004. 8. Arifin Z. Struktur Normal Rawan Sendi dan Perubahannya pada Osteoartritis. In:Setiyohadi B, Yoga IK, editors. Kumpulan Makalah Temu Ilmiah Reumatologi 2010. Jakarta:Perhimpunan Reumatologi Indonesia;2010. 9. Wachjudi RG, Dewi S, Hamijaya L, Pramudiyo R, editors. Diagnosis dan Terapi Penyakit Reumatik. Jakarta:CV. Sagung Seto;2006. 10. Widiananta. Perbandingan efek rangsang elektroakupunktur antara frekuensi 4 hz dan 100 hz untuk terapi nyeri osteoarthritis lutut di poli akupunktur rso prof. Dr. R. Soeharso [S1 Skripsi]. Surakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret;2009. http://repository.unimus.ac.id 11. Wahyuningsih NAS. Hubungan Obesitas Dengan Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta [S1 Skripsi]. Surakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret;2009.
    [Show full text]
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]
  • FOXP3 Modulation of Quercetin-3-O-Rhamnoside and Its Impacts on Lupus Nephritis Mice
    J Young Pharm, 2018; 10(2): 183-186 A multifaceted peer reviewed journal in the field of Pharmacy Original Article www.jyoungpharm.org | www.phcog.net FOXP3 Modulation of Quercetin-3-O-rhamnoside and its Impacts on Lupus Nephritis Mice Niken Indriyanti*1, Joewono Soeroso2, Junaidi Khotib3 1Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Mulawarman University, Samarinda, East Kalimantan, INDONESIA. 2Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Jl. Prof. Dr. Moestopo, Surabaya, East Java, INDONESIA. 3Department of Clinical Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya, East Java, INDONESIA. ABSTRACT Background: Quercetin-3-O-rhamnoside (QUE) has anti-inflammatory and increasing the CD4+CD25+ and FOXP3+ Tregs numbers. QUE is potential to anti-oxidative effects which probably beneficially used in lupus. Objective: be further developed as a safe treatment choice for lupus nephritis. This research was focused on analyzing the effects of QUE on FOXP3 mod- ulation to result in an anti-inflammatory outcome in the kidney of severe Key words: Glomerulonephritis, IL-6, Lupus, Pristane, T regs. lupus mice. Methods: This research used Pristane-induced female BALB/c lupus mice, and the biomarkers involved in were CD4+CD25+ T reg cells, Key message: The efficacy of QUE as a safe drug on lupus mice was proven FOXP3 T cells, anti-Sm, IL-6, and histopathology assessment of the kidney dominantly by modulating the CD4+CD25+FOXP3+ T regs, so that the IL-6 of lupus mice. The QUE group was treated and compared to the negative and the glomerulonephritis decreased significantly. control which received placebo, and the positive control which received cyclophosphamide.
    [Show full text]
  • Relation Between Pancasila and Islamic Values on Religious Freedom
    Al-Ulum Volume 14 Number 2 December 2014 Page 325-342 RELATION BETWEEN PANCASILA AND ISLAMIC VALUES ON RELIGIOUS FREEDOM Sulasman & Eki Kania Dewi State Islamic University of Sunan Gunung Djati Bandung ([email protected]) Abstrak The discourse of religious harmony and freedom is still a current study and much studied through various approaches, including in the perspective of history, sociology, and culture. In Indonesia, normatively, the practices of religious harmony and freedom are referred to both Islamic religion and Pancasila values. The two normative references are positioned in line. Thus, even for the people, Pancasila has a spirit of Islam, because the framers of Pancasila (and Konstitution UUD 1945) are Moslem like Muhammad Yamin and Sukarno. Consciously or not, the Islamic teaching viewed by those framers of Pancasila absorbed into the values of Pancasila. Therefore, it is fair enough that Pancasila and Islam have harmony and conformity, including the concepts of religious harmony and freedom. Wacana kerukunan dan kebebasan beragama masih menjadi kajian aktual dan banyak dikaji melalui berbagai pendekatan, diantaranya dalam perspektif sejarah, sosiologi, dan budaya. Di Indonesia, secara normatif, praktik kerukunan dan kebebasan beragama mengacu pada nilai agama Islam dan Pancasila sekaligus. Kedua acuan normative tersebut diposisikan sejalan. Bahkan bagi sebagian kalangan Pancasila memiliki ruh ajaran Islam, karena para perumus Pancasila (dan UUD 1945) adalah umat Islam, seperti Muhammad Yamin dan Soekarno. Disadari atau tidak, ajaran Islam yang dipersepsi para perumus Pancasila tersebut meresap kedalam Pancasila. Oleh karena itu, wajar apabila antara Pancasila dan Islam memiliki keselarasan dan kesesuaian, termasuk dalam hal konsep kerukunan dan kebebasan beragama.
    [Show full text]
  • Historical Construction of the Indonesian Presidential System: Do People Voices Matter?
    Journal of Governance and Development Vol. 9, 165-185 (2013) 165 Historical Construction of The Indonesian Presidential System: Do people voices matter? Nurliah Nurdin* Institute of Government Internal Affairs, Ministry of Home Affairs, Indonesia *Corresponding author; email: [email protected] / [email protected] ABSTRACT This paper analyzes the Indonesian politics, with particular reference to the presidential system. During the formation of the country, the framers of the Constitution have mixed understanding on what forms of political system the country intends to adopt, either parliamentary or presidential. The principle debate centers on the legislative and partisan powers of the Indonesian president, expecially the people voice in the strong presidential system. The historical accounts of the early Indonesia suggest that colonialism scars influence certain personalities like Soekarno and Soepomo to favor for an executive- superior system. On the other hand, Muhammad Yamin fears for a strong totalitarian president and thus proposes a legislative-superior system where the power of the president can be curbed by having a system of checks and balances. A series of institutional reforms in the presidential system have also focused on the relationship between the president and other state organs. The paper concludes that the post- democratization era after 1998 provides a more balanced power to the legislature. Keywords: presidential system, executive-legislative relations, Indonesian politics INTRODUCTION The historical experiences and the debate in the forming of a country, by the founders of the nation, were an important part in the political 166 Journal of Governance and Development Vol. 9, 165-185 (2013) process of the country. Historical documents provide an explanation of the entry point to the options of government’s system.
    [Show full text]
  • The Policy of Surabaya City Government About Informal Sector Empowerment
    Public Policy and Administration Research www.iiste.org ISSN 2224-5731(Paper) ISSN 2225-0972(Online) Vol.4, No.6, 2014 The Policy of Surabaya City Government about Informal Sector Empowerment Bambang Suprijadi 1 1. Lecturer - Faculty of Politics and sosial sciences – Wijaya Kusuma University of Surabaya * E-mail of the corresponding author: Abstract This research is to watch over the response of street vendors (PK5) and to describe to obstacles and factors in the implementation of the policy of Street Vendors (PK5) Empowerment. The point of this research is the implementation of Empowerment of informal sector street vendors (PK5). A study of Implementation of Regional Regulation (PERDA) No. Year 2003 about nurturing Street Vendors (PK5) in tambaksari District, Surabaya. This research is conducted by Dr. Bambang Suprijadi, M. Si. It is to empower informal sector – PK5 in Surabaya. Goverment has issued Regional Regulation (PERDA) No.19 year 1987. And it is actualized by the Surabaya mayor’s decision No. 03 year 1999, about the pattern of ordering and empowering street vendors (PK5) in Tambaksari District, Surabaya. Basically, this regulation covers not onlu for street vendors (PK5), but also for all citizens, so it can keep the security and beauty of city and people’s comfort. The existence of street vendors (PK5) contributes a lot of advantages for people such as : people can get a lot of things reasonable price, and the location of them are not far from people’s living. But in other side, street vendors (PK5) have made the city dirty, disordered and slum. And also, they have caused traffic jam because they do not care the need of street users.
    [Show full text]
  • INFORMATION to USERS the Most Advanced Technology Has Been Used to Photo­ Graph and Reproduce This Manuscript from the Microfilm Master
    INFORMATION TO USERS The most advanced technology has been used to photo­ graph and reproduce this manuscript from the microfilm master. UMI films the original text directly from the copy submitted. Thus, some dissertation copies are in typewriter face, while others may be from a computer printer. In the unlikely event that the author did not send UMI a complete manuscript and there are missing pages, these will be noted. Also, if unauthorized copyrighted material had to be removed, a note will indicate the deletion. Oversize materials (e.g., maps, drawings, charts) are re­ produced by sectioning the original, beginning at the upper left-hand corner and continuing from left to right in equal sections with small overlaps. Each oversize page is available as one exposure on a standard 35 mm slide or as a 17" x 23" black and white photographic print for an additional charge. Photographs included in the original manuscript have been reproduced xerographically in this copy. 35 mm slides or 6" x 9" black and white photographic prints are available for any photographs or illustrations appearing in this copy for an additional charge. Contact UMI directly to order. Accessing the WorldlsUMI Information since 1938 300 North Zeeb Road, Ann Arbor. Ml 48106*1346 USA Order Number 8813248 Javanese voters: A case study of election under a hegemonic party system Gaffar, Afan, Ph.D. The Ohio State University, 1088 UMI 300N.ZcebR<L Ann Arbor, MI 48106 PLEASE NOTE: In all cases this material has been filmed In the best possible way from the available copy. Problems encountered with this document have been identified here with a check mark V .
    [Show full text]
  • Soto Betawi H. Maruf (1943-1983)
    MENELUSURI PERJALANAN KULINER PEDAGANG KAKI LIMA MENJADI PEDAGANG BINTANG LIMA: SOTO BETAWI H. MARUF (1943-1983) Siti Azizah 4415164638 Skripsi yang ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2020 ABSTRAK SITI AZIZAH. Menelusuri Perjalanan Kuliner Pedagang Kaki Lima Menjadi Pedagang Bintang Lima: Soto Betawi H. Maruf (1943-1983). Skripsi. Jakarta. Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. 2020. Skripsi yang berjudul “Menelusuri Perjalanan Kuliner Pedagang Kaki Lima Menjadi Pedagang Bintang Lima: Soto Betawi H. Maruf (1943-1983)” ini mengkaji tentang perkembangan usaha soto yang dilakukan Maruf bin Shahib dari pertama kali memutuskan menjadi pedagang soto yang masih dipikul hingga berhasil memiliki rumah makan. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Soto Betawi H. Maruf dalam mengatasi berbagai tantangan dalam berdagang. Berkat ketekunan dalam mempertahanan usaha ini, akhirnya menjadi industri makanan terkenal dan legendaris di Menteng, Jakarta Pusat. Dalam proses penelitian, penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Dalam pengumpulan sumber, penulis mendapatkan berbagai macam informasi baik primer dan sekunder. Sumber primer yang didapatkan penulis yaitu berasal dari dokumen pribadi dan proses wawancara dengan beberapa pegawai Rumah Makan Soto Betawi H. Maruf sejak 1976- 1983. Sedangkan, sumber sekunder didapat dengan menggunakan berbagai literatur, seperti koran, majalah, buku, jurnal, tesis, skripsi, wawancara, dan website. Kemudian, data yang ditemukan dilakukan proses verifikasi atau kritik sumber. Setelah, mendapatkan fakta sejarah, penulis mencoba melakukan interpretasi. Tahap terakhir yaitu proses penulisan sejarah secara kronologi mengenai perkembangan Soto Betawi H. Maruf dari 1943-1983. Kajian skripsi ini membahas mengenai perkembangan Soto Betawi H.
    [Show full text]
  • Downloaded From: Books at JSTOR, EBSCO, Hathi Trust, Internet Archive, OAPEN, Project MUSE, and Many Other Open Repositories
    Performing Power Cultural Hegemony, Identity, and Resistance in Colonial Indonesia • Arnout van der Meer Mahinder Kingra Chiara Formichi (ex officio) Tamara Loos Thak Chaloemtiarana Andrew Willford Copyright © by Cornell University e text of this book is licensed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial-NoDerivatives . International License: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/./. To use this book, or parts of this book, in any way not covered by the license, please contact Cornell University Press, Sage House, East State Street, Ithaca, New York . Visit our website at cornellpress.cornell.edu. First published by Cornell University Press Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Names: Meer, Arnout van der, – author. Title: Performing power: cultural hegemony, identity, and resistance in colonial Indonesia / Arnout van der Meer. Description: Ithaca, [New York]: Southeast Asia Program Publications, an imprint of Cornell University Press, . | Includes bibliographical references and index. Identi­ers: LCCN (print) | LCCN (ebook) | ISBN (hardcover) | ISBN (paperback) | ISBN (epub) | ISBN (pdf) Subjects: LCSH: Politics and culture—Indonesia—Java—History— th century. | Politics and culture—Indonesia—Java—History—th century. | Group identity—Indonesia—Java—History— th century. | Group identity—Indonesia—Java—History—th century. | Indonesia—Politics and government— – . | Java (Indonesia)—Social life and customs— th century. | Java (Indonesia)—Social life and customs—th century. Classi­cation: LCC DS.M (print) | LCC DS (ebook) | DDC ./—dc LC record available at https://lccn.loc.gov/ LC ebook record available at https://lccn.loc.gov/ Cover image: Resident P. Sijtho of Semarang with his servant holding his gilded payung, . Source: Leiden University Library, Royal Netherlands Institute for Southeast Asian and Caribbean Studies .
    [Show full text]