Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq)

NASIONALISME ” DALAM PESPEKTIF ISLAM ”

Oleh: Abdul Choliq Murod Perguruan Futuhiyyah Semarang

ABSTRACT

Many people think that Islam is identified as internationalism, not as nationalism. But historically proved internationalism of Islam as political power had been collapse after the World War I following the fall of Turkish Calip in 1924. Considering the fact that at most part of the world Islam had close connection with local political entities. This connection obliges Islam to develop discourse on nationalism.

Key word: nasionalism,internationalism, religion politization, political religionization

I. PENDAHULUAN lain. Pada titik inilah akan timbul konflik dan perang atas nama agama. Keberagaman merupakan anugerah Terjadinya Perang Salib di Palestina, Tuhan dan merupakan keniscayaan yang Konflik antara di Irlandia Utara, harus diterima karena merupakan kekacauan di Maluku dan di Poso, sunnatullah (hukum alam), banyak semuanya dipicu oleh faktor agama. disalah-artikan dan disalah-gunakan, Teralienasinya suatu etnis, termasuk dalam hal ini adalah eksistensi maupun agama dari percaturan berbagai macam etnis di dunia. Dengan internasional. Ditambah dengan landasan rasa cinta dan penghargaan sempitnya wawasan dan pandangan yang tinggi terhadap etnisnya maka suatu kelompok akan menimbulkan muncullah berbagai kasus genoside munculnya kecintaan yang sempit dan terhadap etnis lain. Sejarah mencatatnya membabibuta terhadap kelompoknya mulai dari tindakan pendatang Spanyol sendiri. Pada sisi lain akn menimbulkan dan Inggris terhadap penduduk asli pula rasa takut yang berlebihan apabila Indian di Amerika, Nazi Jerman dibandingkan dengan kelompok lainnya. terhadap bangsa Yahudi, Bangsa Serbia Fenomena inilah yang akan terhadap bangsa Bosnia pada awal menyebabkan timbulnya nasionalisme dekade 1990-an, Suku Tutsi terhadap yang sempit, atau seringkali pula disebut Suku Hutu di Rwanda. sebagai chauvinisme . Agama yang seharusnya menjadi Nasionalisme sebagai landasan bagi suatu kaum untuk manifestasi kecintaan dan kesetiaan bertindak baik, ternyata seringkali tertinggi kepada tanah air, negara, dan menjadi alasan pokok bagi terjadinya bangsa merupakan modal dasar bagi konflik yang berkepanjangan. Hal itu pembentukan negara, dan karakter disebabkan agama dipandang secara bangsa. Nasionalisme yang menjadi eksklusif dari sudutnya sendiri. Kondisi dasar pembentukan negara dan karakter itulah yang akan menimbulkan kecintaan bangsa adalah nasionalisme yang yang mendalam dan membabi-buta menghargai pluralisme, humanisme, dan kepada agamanya pada satu sisi. Efek menjunjung tinggi hak hak asasi lainnya akan menimbulkan perasaan anti manusia. Konsep nasionalisme seperti toleran terhadap agama dan kepercayaan itulah yang disebut sebagai nasionalisme

45

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

positif bukan nasionalisme sempit wisdom (kebijaksanaan local) sehingga sebagaimana yang dipahami oleh Jorg bahu membahu dengan komponen Haider pemimpin partai politik sayap bangsa lain dalam mendirikan Negara kanan Austria yang anti Imigran. Contoh Kesatuan Republik . lain nasionalisme sempit dapat dilihat Permasalahan utama dalam pada diri Gianfranco Fini salah satu artikel ini adalah apa arti nasionalisme pimpinan partai koalisi yang memerintah itu, bagaimana hubungan antara Italia pada tahun 1994. Pandangannya nasionalisme dan gerakan perjuangan yang memuja Mussolini sebagai kemerdekaaan Indonesia, dan negarawan terbaik abad ini, jelas pertanyaan terakhir adalah bagaiamana menunjukkan bahwa dirinya adalah hubungan antara nasionalisme dan Islam seorang penganut nasionalisme sempit di Indonesia. atau bahkan chauvinisme. Nasionalisme merupakan II. METODE fenomena abad modern walaupun akar- akar nasionalisme dapat dirunut sejak Metode yang dipergunakan untuk zaman Yunani kuno, dan mencapai mengkaji dan membahas permasalahan puncaknya pada abad ke dua puluh. dalam artikel ini adalah studi literatur Sedangkan di Indonesia Nasionalisme dengan cara mempelajari berbagai buku dapat kita temukan pada organisasi dan teks yang berkaitan dengan topik Boedi Oetomo yang walaupun tujuan yang dibahas dalam tulisan ini. Melalui awalnya sebagai himpunan orang Jawa cara itu, dapat dikaji dan dibahas dan Madura (etno nasionalisme) tetapi berbagai macam persoalan yang nilai-nilai nasionalisme diajarkan berkaitan dengan masalah nasionalisme didalamnya. Para founding fathers kita dan Islam. Melalui cara itu pula dapat juga selalu mendengungkan dianalisis hubungan antara gerakan nasionalisme dalam rangka perjuangan nasionalisme dan Islam di Indonesia, untuk meraih kemerdekaan maupun bagaimana keduanya saling dalam mempertahankan kemerdekaan mempengaruhi, seperti apa hasilnya, dan Indonesia dari rongrongan Belanda. bagaimana pengaruhnya terhadap bentuk Kecintaan terhadap tanah air merupakan nasionalisme di Indonesia pada masa ajaran Islam yang sangat mendasar awal kemerdekaan. sejajar dengan kecintaan terhadap agama. Bermula dari itulah maka kita III. PEMBAHASAN dapat saksikan bagaimana para ulama, A. Arti nasionalisme kyai dan guru ngaji sangat gigih menentang kolonialisme Belanda, Secara etimologis kata nasionalisme, sampai mereka mengeluarkan fatwa akar katanya national yang diambil dari haram memakai pantaloon dan dasi natio yang berarti bangsa yang karena menyerupai penjajah yang kafir. dipersatukan karena kelahiran. Kata Dengan dasar pandangan yang seperti natio berasal kata nascie yang berarti itu, dapat dipahami bahwa KH Hasyim dilahirkan. Nation atau bangsa menurut Asy’ari sampai mengeluarkan resolusi Hans Kohn adalah golongan-golongan jihad pada tahun 1945 dalam rangka yang beragam dan tidak dapat mempertahankan kemerdekaan dari dirumuskan secara eksak. Kebanyakan Belanda. Kecintaan terhadap tanah air bangsa memiliki faktor-faktor obyektif inilah yang mampu membuat orang- tertentu yang membedakan mereka orang Islam lentur terhadap local dengan bangsa-bangsa lainnya, seperti

46

Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq) kesamaan keturunan, bahasa, daerah, seperti suku, negara kota, kerajaan kesatuan politik, adapt istiadat, tradisi, dinasti atau gereja. perasaan dan agama. Akan tetapi tidak Hal yang sedikit berbeda satupun diantara faktor-faktor itu dikemukakan oleh Kartodirjo. bersifat mutlak guna merumuskan Menurutnya nasionalisme adalah bentuk dasar sebuah bangsa. ideologi yang mencakup lima prinsip Menurut Benedict Anderson yaitu unity (kesatuan) yang merupakan bangsa adalah komunitas politik yang syarat yang tidak bias ditolak, liberty terbatas dan berdaulat yang dicita- (kemerdekaan) termasuk kemerdekaan citakan atau diangankan. Komunitas untuk mengemukakan pendapat, equality politik dikatakan sebagai imagined, (persamaan) bagi setiap warga untuk karena anggota komunitas tidak pernah mengembangkan kemampuannya saling mengenal, saling bertemu, atau masing-masing, personality bahkan saling mendengar. Hal yang ada (kepribadian) yang terbentuk oleh dalam pikiran masing-masing anggota pengalaman budaya dan sejarah bangsa, komunitas hanyalah angan-angan dan performance dalam arti kualitas atau tentang komunitasnya. Suatu bangsa prestasi yang dibanggakan kepada akan terbentuk jika sejumlah besar bangsa lain. warga dalam suatu komunitas mau Sedangkan menurut Gellner menetapkan diri sebagai suatu bangsa nasionalisme adalah suatu perjuangan yang mereka angankan. untuk membuat budaya dan perpolitikan Dalam pandangan Ernest Renan menjadi bersesuaian. Nasionalisme bangsa adalah kesatuan. solidaritas yang adalah pemaksaan umum suatu tradisi digantungkan atas kehendak warganya besar kehidupan masyarakat. Hal itu untuk secara bersama dalam identitas sesungguhnya berawal dari tradisi kecil kolektif baru yang melampaui garis- yang sebelumnya telah mengangkat garis primodial sektarian. Renan kehidupan mayoritas dan dalam mengemukakan bahwa bangsa tidak beberapa kasus keseluruhan penduduk. disamakan dengan kesatuan manusia Menurut Ensiklopedi Indonesia yang didasarkan atas kesamaan ras, nasionalisme adalah sikap politik dan bahasa, agama, dan geografi.Sedangkan sosial dari kelompok-kelompok suatu menurut Joseph Stalin bangsa bangsa yang mempunyai kesamaan merupakan suatu komunitas yang budaya, bahasa, dan wilayah, serta terbentuk dari bahasa, wilayah, kesamaan cita-cita dan tujuan, dan kehidupan ekonomi dan psikologis yang dengan demikian merasakan adanya stabil dan berkembang secara histories kesetiaan yang mendalam terhadap termanifesi dalam suatu komunitas bangsa. kebudayaan. Dengan demikian kata kunci Nasionalisme menurut Hans Kohn dalam nasionalisme adalah kesetiaan, adalah suatu paham yang berpendapat yang muncul karena adanya kesadaran bahwa kesetiaan tertinggi individu harus akan identitas kolektif yang berbeda diserahkan kepada negara kebangsaan. dengan lainnya. Pada kebanyakan kasus Sebelum lahirnya nasionalisme, kesetiaan itu terjadi karena kesamaan kesetiaan orang tidak ditunjukan kepada keturunan, kebudayaan, bahasa. Akan negara bangsa tetapi ditujukan kepada tetapi semua unsur bukanlah unsur yang berbagai bentuk kekuasaan sosial, substansial, sebab yang ada dalam organisasi politik, raja, kesatuan ideologi nasionalisme adalah kemauan untuk bersatu.

47

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

Dalam pandangan Organski bahasa melayu sebagai bahasa resminya. nasionalisme berkembang melalui empat Organisasi ini mengilhami berdirinya fase. Tahap I dari perkembangan politik banyak organisasi pemuda seperti Jong kesatuan nasional primitive. Fase II dari Java, Jong Sumatera, Jong Celebes yang tahap perkembangan politik pada puncaknya mereka mengikrarkan industrialisasi. Fase III dari tahap sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, perkembangan politik kesejahteraan berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia nasional. Fase IV dari tahap dan berbahasa satu bahasa Indonesia, perkembangan politik kemakmuran. walaupun sumpah pemuda bukan identik Sedangkan cita-cita nasionalisme dengan nasioanlisme tetapi merupakan menurut Hertz ada empat macam: kebersamaan dalam pluralitas yang 1. Perjuangan untuk mewujudkan sangat dibutuhkan dalam usaha persatuan nasional yang meliputi mengintegrasikan bangsa, yang berarti persatuan dalam politik, ekonomi, sejalan dengan hakikat nasionalisme. keagamaan, kebudayaan, dan Sebelum sumpah pemuda menurut persekutuan serta solidaritas. Sartono Kartodirjo, pada tahun 1925 2. Perjuangan untuk mewujudkan tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia kebebasan nasional yang meliputi telah mengeluarkan manifesto politik kebebasan dari penguasa asing atau yang mendeklarasikan ideologi nasional campur tangan dari dunia luar dan yang mendasar yaitu: kebebasan dari kekuatan-kekuatan a. Rakyat Indonesia sewajarnya intern yang bersifat anti nasional diperintah oleh pemerintah yang atau yang hendak mengesampingkan dipilih oleh mereka sendiri. bangsa dan negara. b. Dalam memperjuangkan peme- 3. Perjuangan untuk mewujudkan rintahan sendiri tidak diperlukan kesendirian (separateness), bantuan dari pihak manapun. pembedaan (distinctiveness), c. Tanpa persatuan yang kokoh dari individualitas dan keaslian pelbagai unsur rakyat maka tujuan (originality). perjuangan ini sulit dicapai 4. Perjuangan untuk mewujudkan Setelah Boedi Oetomo, lahir pembedaan diantara bangsa-bangsa pada tahun 1912 yang yang memperoleh kehormatan, menitikberatkan pada hubungan spiritual kewibawaan, gengsi dan pengaruh. agama dan perdagangan yang berkembang menjadi gerakan B. Nasionalisme Indonesia nasionalisme rakyat yang pertama di 1. Nasionalisme di Era Pra- Indonesia. S.I. pecah menjadi dua, yaitu Kemerdekaan S.I. putih yang mengutamakan idiologi Semangat nasionalisme Indonesia sudah Islam dan Pan Islamisme, dan S.I. merah mulai terasa pada saat berdirinya di bawah Semaun, Darsono, dan Tan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal Malaka yang cenderung kekiri, yang 20 Mei 1908. walaupun organisasi ini akhirnya menjadi cikal bakal Partai pada awalnya didirikan oleh para pelajar Komunis Indonesia yang berpegang dan mahasiswa Jawa dan Madura tapi pada sosialisme dan internasionalisme orang lainpun bisa masuk. Nama itu dan menganggap nasionalisme sebagai punya arti cendekiawan, watak atau musuh. Pada waktu dirinya merasa kuat kebudayaan yang mulia. Boedi Oetomo PKI melakukan pemberontakan pada 13 menetapkan perhatiannya pada November 1926, tetapi kalah dan penduduk Jawa dan Madura, dengan dibubarkan oleh pemerintah kolonial.

48

Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq)

Pada 25 Desember 1912 lahir Pada sidang BPUPKI yang partai yang berjiwa nasionalis yaitu pertama dibicarakan tentang berbagai Indiche Partij yang didirikan oleh macam pendapat mengenai dasar negara Douwes Dekker, tetapi tidak mendapat yaitu pendapat Mr. Muhammad Yamin sambutan rakyat. yang mengusulkan lima dasar Negara Pada 4 Juli 1927 Bung Karno yaitu: Peri Kebangsaan, Peri mendirikan Partai Nasional Indonesia Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri (PNI) yang merupakan wadah Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. nasionalisme modern yang radikal. mengusulkan dasar Negara Ideologi partai tersebut nasional radikal, adalah Integralistik yaitu Negara bersatu yabg dalam pandangan Bung Karno dengan rakyat yang mengatasi seluruh dianggap bahwa kekuatan bangsa golongan dalam lapangan apapun. Indonesia terletak pada Nasionalisme, Sedangkan Ir. Soekarno mengusulkan Islamisme dan Komunisme Pancasila sebagai dasar Negara. (NASAKOM). Oleh karena terjadi deadlock Setelah itu, diikuti kelahiran dalam sidang I BPUKI, karena adanya banyak organisasi, baik yang bercorak perbedaan pendapat tentang dasar keagamaan, politik maupun negara, yaitu kelompok nasionalis islam kepemudaan, seperti Muhammadiyyah dan nasionalis sekuler, maka BPUPKI (18 November 1912), Nahdlotul Ulama kemudian membentuk panitia sembilan (31 Januari 1926), Christelijke Ethische yang terdiri dari: Moh. Hatta, Partij (1916), Indiche Katholieke Partij Muhammad Yamin, Soebardjo, AA (1918), Jong Java (1915), Jong Sumatera Maramis, Soekarno, Abu Kahar Bond (1917), dll. Moezakir, , Abikoesno Lahirnya beraneka ragam Tjokrosoejono dan . Panitia organisasi dapat dikatakan bahwa sembilan pada 22 Juni 1945 berhasil nasionalisme sudah mulai tumbuh merumuskan dasar negara bagi negara karena senasib sependeritaan, yang Indonesia yang akan merdeka kelak. menginginkan bebas dari penjajahan Rumusan itu dikenal sebagai Jakarta Belanda, dan ingin mewujudkan cita-cita Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan yaitu masa depan yang lebih baik, yang lengkapnya adalah: ketuhanan, dengan oleh Anderson disebut Imagined kewajiban menjalankan syariat Islam Political Community. bagi pemeluk-pemeluknya, menurut Nasionalisme mencapai dasar kemanusiaan yang adil dan puncaknya saat dibentuknya BPUPKI beradab, persatuan Indonesia, dan pada 1 Maret 1945. Organisasi yang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dibentuk oleh pemerintah Jepang kebijaksanaan dalam permusyawaratan beranggotakan 60 orang. Pada awalnya perwakilan. Pada persidangan kedua yang akan menjadi ketua adalah Ir. (10-17 Juli 1945) terjadi perdebatan Soekarno, tetapi dengan alasan tertentu sengit menyangkut redaksi yang krusial akhirnya ditunjuka Radjiman yaitu dengan kewajiban menjalankan Wediodiningrat sebagai ketua dengan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. wakilnya R.P. Soeroso, tujuannya Persoalan itu akhirnya berakhir ketika Ir. pembentukannya adalah untuk Soekarno menyakinkan peserta sidang menyelidiki dan mempelajari hal-hal bahwa apa yang dihasilkan Panitya 9 penting yang berhubungan dengan dalam bentuk Piagam Jakarta adalah pembentukan Negara Indonesia modus vivendi, yaitu kesepakatan luhur Merdeka. Bangsa Indonesia. Pendapat Ir.

49

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

Soekarno itu akhirnya mampu diganti dengan negara kesatuan dengan mengakhiri perdebatan mengenai Sila I Jakarta sebagai ibu kota. Revolusi belum Piagam Jakarta dalam Sidang II selesai dan Indonesia masih menghadapi BPUPKI. Meskipun demikian, atas banyak kendala, terutama di bidang kebesaran jiwa orang-orang Islam dan sosial dan ekonomi. Semuanya itu demi menjaga persatuan maka rumusan menyebabkan berkembangnya kalimat tersebut akhirnya dihapus dalam radikalisme di penghujung periode sidang PPKI 18 Agustus 1945 (Mahfud, 1950an. 1987:24). Pada era tersebut dicoba kehidupan demokrasi liberal dengan 2. Nasionalisme Pasca Proklamasi multi partai dan sistem pemerintahan Kemerdekaan parlementer. Hal itu menyebabkan Dengan diproklamirkan kemerdekaan instabilitas politik, sehingga terjadi Negara Republik Indonesia dengan banyak perubahan cabinet. Pada Pancasila sebagai dasar negara dan UUD ujungnya, pemerintahan tidak efektif 1945 sebagai konstitusi negara maka pada masa itu. Pada 19 September 1953 cita-cita nasionalisme nomor satu dan Daud Beureuh mengumumkan Aceh dua yang dijelaskan oleh Hertz telah sebagai Darul Islam, lepas dari Jakarta. tercapai yaitu persatuan nasional dan Pada Bulan September 1957 Daud kebebasan nasional dari penjajah asing. Beureuh menerima gencatan senjata Namun Belanda dengan membonceng setelah Jakarta mengembalikan Aceh tentara sekutu mendarat di Indonesia sebagai propinsi sendiri lepas dari dalam upaya merebut dan menduduki Sumatera Utara. Pemberontakan Darul kembali Indonesia. Terjadilah bentrok Islam menyebar luas di Jawa Barat dan bersenjata di berbagai tempat dalam Sulawesi Selatan. Akhirnya semua rangka mempertahankan kemerdekaan pemberontakan dapat dipadamkan Indonesia, sehingga banyak para kemudian pemilihan umum yang pahlawan dan syuhada yang gugur di pertama dapat diselenggarakan pada medan perang. Pada 18 Desember 1948 Bulan September 1955 dengan Belanda melancarkan agresi militer menghasilkan empat partai besar yaitu kedua dan keesokan harinya 19 PNI mendapat 22,3% suara dengan 57 Desember 1948 Yogyakarta berhasil kursi, MASYUMI 20,9% dengan 57 diduduki Belanda. Pada saat itu para kursi, NU 18,4% dengan 45 kursi dan pemimpin republik membiarkan diri PKI 16,4% dengan 39 kursi dari total ditangkap. Aksi ini mengejutkan dunia kursi yang diperebutkan 257 kursi. sehingga dewan keamanan PBB Dekrit 5 Juli 1959 menandai babak meminta untuk dilakukan gencatan baru ketatanegaraan Indonesia yaitu senjata. Pada 1 Agustus 1949 kembali ke UUD 1945 dengan sistem diumumkan gencatan senjata dan pada pemerintahan presidensiil, dan akhirnya 27 Desember 1949 Belanda secara resmi presiden Soekarno menerapkan mengakui kedaulatan Indonesia, dengan demokrasi terpimpin. Gelombang bentuk Republik Indonesia Serikat, radikalisasi terus menguat dengan terus tetapi tidak termasuk Papua,. Setelah dipelopori oleh kaum muda PKI dan melalui pergulatan politik sepanjang PNI, sehingga terjadi nasionalisasi paruh pertama tahun 1950, akhirnya perusahaan asing, terusirnya warga asing pada 17 Agustus 1950 semua struktur termasuk orang-orang Cina. Pada kurun konstitusional semasa revolusi itu Indonesia berjuang untuk dihapuskan. Bentuk negara serikat membebaskan Irian Barat dari

50

Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq) penjajahan Belanda dan terlaksana pada maka tuntutan masyarakat akan 1962. kekuasaan PKI semakin kuat terjadinya transparasi dalam politik dan dengan memenangkan banyak kursi ekonomi, demokratisasi, pemenuhan pada parlemen daerah. Yang menggeser hak-hak asasi manusia semakin tinggi, PNI, PKI mampu memobilisasi massa pada akhirnya rezim Orde Baru tidak dalam mendukung pembebasan Irian mampu menahan tuntutan masyarakat Barat, dan perlawanan terhadap dan runtuhlah rezim tersebut dengan Malaysia yang dianggap sebagai neo mundurnya presiden Soeharto pada Mei kolonialisme. Masa kejayaan Soekarno 1998. berakhir dengan tragedi nasional yaitu Indonesia memasuki reformasi pemberontakan PKI dan terbunuhnya dengan gonjang-ganjing, terjadi beberapa jendral serta pembunuhan pembakaran gereja di Jakarta, masal anggota dan simpatisan PKI. pembakaran masjid di Kupang, muncul Dari sini dapat kita lihat kasus Sampit, Maluku, Poso dan nasionalisme indonesia pasca lepasnya Timor Timur menjadi negara proklamasi kemerdekaan hingga merdeka. Pada era ini Indonesia runtuhnya rezim Soekarno mengambil menghadapi dua proses dis integrasi bentuk perlawanan fisik dalam rangka sekaligus, yaitu disintegrasi vertical mempertahankan kemerdekaan, yang ditandai konflik social antar ras pemantapan ideologi bangsa (pancasila), dan antar pusat dan daerah, dan pembuatan undang-undang dasar disintegrasi horizontal yang ditandai sebagai pembeda dengan bangsa lain konflik antar suku,ras, agama dan (UUD 1945), nasionalisasi perusahaan golongan. Pada era ini menguat tuntutan asing dan pengusiran warga asing. identitas etnis atau ethno nasionalism Nasionalisme pada era Orde Baru yang disuarakan oleh Timor Timur ditandai dengan penegasan kembali jati (sudah merdeka) Aceh (mendapatkan diri bangsa Indonesia yaitu Pancasila, otonomi khusus) dan Irian Jaya. UUD 1945 dan penggalian kebudayaan Disamping itu kita juga menyaksikan nasional, tetapi pada prakteknya terjadi terjadinya penguatan primordialisme jiwanisasi dalam segala bidang, baik agama dengan marak organisasi dalam militer, bahasa, kebudayaan, dll. keagamaan yang radikal dan militant Orde baru pada awalnya menjadi seperti MMI (Majelis Mujahidin tumpuan harapan bangsa Indonesia agar Indonesia), FPI (Front Pembela Islam) mampu membangun sistem dll. Serta ada yang menuntut ketatanegaraan yang demokratis, diberlakukannya hokum syariah, dan ternyata Orde Baru membangun tuntutan sistem kekhalifahan, seperti kekuasaannya atas dasar represi Hizbut Tahrir Indonesia. hegemoni, sentralistik dan otoriter yang tidak membuka ruang sedikitpun bagi 3. Islam dan Negara kritik apalagi oposisi, sehingga Orde Sejarah manusia pernah menyaksikan Baru dapat menciptakan powerful state bagaimana persaingan antara gereja dan (negara kuat). Kebijakan politik Orde negara pada abad pertengahan, saat Baru ini mampu membawa stabilitas dominasi gereja sangat menonjol, politik dan keamanan yang tak sehingga pengangkatan rajapun harus tertandingi dalam sejarah Republik mendapat restu gereja. Baru pada abad Indonesia. Akan tetapi, seiring dengan pencerahan dan setelah meletusnya situasi yang terus berubah, dengan revolusi Perancis dominasi gereja mulai masuknya arus globalisasi dan informasi menyusut, sehingga timbullah ajaran

51

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

“berikan raja apa yang menjadi haknya dasar pijak kekuatan moral sehingga ia dan berikan gereja apa yang nenjadi menjadi mekanisme kontrol, sedangkan haknya”. agama memerlukan negara sebagai Berkenaan dengan hubungan sarana pengembangan. Tokoh aliran ini antara agama dan Negara, Kuntowijoyo diantaranya adalah al Mawardi yang mengatakan bahwa dua institusi tersebut berpendapat bahwa kepemimpinan berbeda hakikatnya. Agama adalah negara (imamah) merupakan instrumen kabar gembira dan peringatan, sedang untuk meneruskan misi kenabian guna negara adalah kekuatan pemaksa. memelihara agama dan mengatur negara. Agama mempunyai juru dakwah, khatib Pemeliharaan agama dan pengaturan dan ulama, sedang negara mempunyai negara merupakan dua dimensi yang birokrasi, pengadilan dan tentara. berhubungan secara simbiotik. Agama mempengaruhi jalannya sejarah Ketiga: secularistic paradigm dengan kesadaran bersama sedangkan pemikiran yang menyatakan bahwa tidak Negara melalui keputusan, kekuasaan ada hubungan antara agama dan negara. dan perang. Agama adalah kekuatan dari Aliran ini menolak hubungan integrated dalam sedangkan negara adalah maupun simbiotik. kekuatan dari luar. Dalam hubungan Diantara tokoh aliran ini adalah antara negara dan agama dalam Islam Ali Abdur Roziq (1888-1966 M) dikenal tiga pemikiran besar yaitu: berpendapat bahwa tugas Nabi Pertama: unified paradigm yaitu Muhammad tidak lebih sekedar pemikiran yang menyatukan antara mengemban tugas kenabian seperti nabi- agama dan negara (integreted). Wilayah nabi sebelumnya. Urusan duniawi oleh agama meliputi politik atau negara. nabi Muhammad diserahkan kepada Negara adalah lembaga politik dan umatnya, termasuk dalam urusan politik. keagamaan sekaligus. Sedangkan kepala Islam tidak memiliki kaitan apapun negara adalah pemegang kekuasaan dengan sistem kekhalifahan sehingga agama dan politik sekaligus. Menurut semua sistem kekhalifahan adalah pandangan ini pemerintah negara urusan duniawi (Moesa,2007: 24-27). diselenggarakan berdasar kedaulatan Islam tidak menetapkan bentuk rezim Tuhan (divine sovarignity), karena atau pemerintahan tertentu bagi kaum kedaulatan berasal dari dan berada di muslimin. Islam memberi kebebasan tangan Tuhan. Tokoh-tokoh aliran ini untuk membentuk negara sesuai dengan adalah Abu Al’Ala al Maududi, kondisi intelektual, sosial dan ekonomi Jamaluddin al Afghani, Muhammad disekeliling kita, dengan Abduh, Rasyid Ridlo, Sayyid Qutb. mempertimbangkan perkembangan Menurut al Maududi syariat Islam sosial dan tuntutan zaman tidak mengenal pemisahan antara (Binder,2001:195). agama dan negara atau antar agama dan Dalam kasus Indonesia kita dapat politik. Syariat merupakan totalitas melihat Nurcholis Majid dan pengaturan kehidupan manusia yang Abdurrohman Wahid merupakan tokoh tidak ada kekurangannya sedikitpun. islam akomodatif yang mempunyai Kedua: symbiotik paradigm, pendapat bahwa agama mempunyai pemikiran yang menyatakan bahwa wilayah sendiri dan negara mempunyai hubungan negara dan agama secara wilayah sendiri, seakan-akan simbiosis, yaitu secara timbal balik dan menyerupai paradigma sekauleristik. saling menguntungkan. Dalam hal ini Pandangan sedikit berbeda dikemukakan negara membutuhkan agama sebagai tokoh Islam moderat seperti; Amin Rais

52

Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq) dan Jalaludin Rahmat. Keduanya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku berpendapat bahwa Islam tidak hanya agar kamu saling mengenal. sebagai agama tetapi juga ideologi. Sesungguhnya yang paling mulia Islam sebagai agama totalistik (kaffah) diantara kamu disisi Allah adalah yang yang mengatur segala aspek kehidupan paling bertakwa. Sesungguhnya Allah masyarakat. Adapun kelompok radikal maha mengetahui lagi maha mengenal.” yang menginginkan penyatuan negara Berdasar pada ayat itu, jelas dan agama dapat kita lihat organisasi bahwa Al-Quran telah memperkenalkan Front Pembela Islam, Majelis Mujahidin konsep bangsa. Kata qaum dapat kita Indonesia. Pemikiran yang lebih keras, jumpai dalam surat Hud bahkan muncul dengan keinginan untuk (11):63,64,78,84, yang menyebutkan ya mendirikan sistem kekhalifahan, seperti qaumi yang berarti wahai kaumku. yang dilontarkan oleh Hizbut Tahrir Sedang kata ummah sering kita jumpai Indonesia. dalam Al-Quran yang menunjuk tidak hanya pada sekelompok manusi (QS 4. Islam dan Nasionalisme 21:92, QS @:143) tetapi juga menunjuk Sebagaimana bangsa Eropa yang kepada sekelompok hewan (QS 6:38). mengenal nasionalisme semenjak abad ke Ar-Roqhib (1108 M) seorang pakar delapan belas, orang Islam- pun tidak bahasa Al-Quran mendefinisikan ummah sebagai mengenal nasionalisme. Pada saat kelompok yang dihimpun oleh sesuatu seperti penyebaran agama Islam tidak dikenal kata atau agama, waktu atau tempat yang sama, baik kalimat yang berkonotasi dengan kata perhimpunannya secara terpaksa atau atas nasionalisme. Terminologi yang dipakai untuk kehendak mereka. Sedangkan Ali Syariati seorang menunjukan pada komunitas Islam adalah al cendekiawan Iran mengartikan ummah sebagai ummah al islamiyyah yang berarti umat Islam. himpunan manusia yang seluruh anggotanya Istilah yang dapat merujuk kepada nasionalisme bersama-sama menuju satu arah, bahu membahu, baru muncul saat ekspedisi Napoleon Bonaparte dan bergerak secara dinamis dibawah ke Mesir. Saat itu, dia memperkenalkan kepemimpinan bersama. (Shihab, 1996:326-332). terminologi al ummah al misriyyah yang berarti Rujukan kedua dalam umat Mesir. menegakkan nasionalisme adalah Walaupun demikian kita dapat tindakan Nabi Muhammad SAW pada merunut pada istilah yang digunakan saat di Madinah. Saat itu, Rasullullah dalam Al-Quran maupun perilaku mengikat seluruh penduduk Madinah Rasulullah Muhammad SAW pada untuk mengadakan perjanjian yang waktu berada di kota Madinah. Kata disebut piagam Madinah. Piagam itu sya’ab, qaum, ummah banyak digunakan dianggap sebagai cikal bakal Al-Quran untuk merujuk makna terbentuknya nation state oleh ”bangsa”. Kata sya’ab yang menjadi Montgomery Watt dan Bernard Lewis kata tunggal dari syu’uban yang (Moesa, 2007:241). Madinah saat itu tercantun pada surat al-Hujarat (49):13 dihuni oleh kaum Anshor yaitu kita temukan dalam Al-Quran dan penduduk asli yang telah memeluk terjemahannya yang disusun oleh Islam, dan kaum Muhajir yang berasal Departemen Agama mempunyai arti dari Mekah dan menetap bersama Nabi bangsa. atau setelah itu. Kaum Anshor sendiri ”Wahai manusia kami terdiri dari suku Aus dan Khozroj. Kaum sesungguhnya telah menciptakan kamu muslim bukanlah satu-satunya yang dari seorang laki-laki dan seorang menghuni kota Madinah. Disamping perempuan, dan kami menjadikan kamu muslim menghuni juga kaum Yahudi,

53

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

Kristen, Majusi (penyembah api) dan besarnya. Sejalan dengan itu sisa-sisa orang Arab yang masih Muhammad SAW bersabda: sebaik- menyembah berhala. Piagam Madinah baiknya kamu adalah pembela merupakan landasan dasar bagi keluarga besarnya selama kehidupan bermasyarakat, berbangsa pembelaannya itu bukan dosa (HR dan bernegara bagi penduduk Madinah Abu Daud dari Suroqoh bin Malik). yang majemuk. Isi pokok piagam Hanya saja pengelompokan dalam suku Madinah antara lain: pertama, semua bangsa tidak boleh menyebabkan fanatisme pemeluk Islam meskipun berasal dari buta, sikap superioritas dan penghinaan banyak suku merupakan satu komunitas. terhadap bangsa lain. Nabi bersabda: Kedua, hubungan antara sesama tidaklah termasuk dalam golongan komunitas Islam dan antara komunitas kita orang yang mengajak kepada Islam dan non Islam didasarkan atas ashobiyyah (fanatik buta terhadap prinsip-prinsip bertetangga dengan baik, kelompok), bukan pula yang saling membantu dalam menghadapi berperang atas dasar ashobiyyah, musuh, membantu mereka yang bukan pula yang mati dengan teraniaya, saling menasehati dan mendukung ashobiyyah (HR Abu menghormati kebebasan beragama Daud dari Jubair bin Muth’im). (Sjadzali, 1993:13-14). 2) Persamaan bahasa Dr. M. Quraish Shihab dalam Bahasa pada hakikatnya bukan bukunya Wawasan Al-Quran hanya sebagai alat komunikasi untuk menyatakan bahwa unsur-unsur menyampaikan isi pikiran dan nasionalisme dapat ditemukan dalam Al- tujuan, tapi untuk memelihara Quran: identitas dan sebagai pembeda dari 1) Persamaaan keturunan komunitas lain. Jadi bahasa dapat Al-Quran menegaskan bahwa Allah merupakan perekat terjadinya SWT menciptakan manusia terdiri persatuan umat atau bangsa. Sahabat- dari berbagai ras, suku dan bangsa sahabat Rasulullah ketika meremehkan agar tercipta persaudaraan dalam sahabat Salman (berasal dari Persia), Suhaib rangka menggapai tujuan bersama (berasal dari Romawi) dan Bilal (dari yang dicita-citakan. Al-Quran sangat Ethiopia) maka Rasulullah bersabda: menekankan kepada pembinaan keluarga kebangsaan Arab yang ada pada diri kalian yang merupakan unsur terkecil terbentuknya bukanlah karena bapak atau ibu melainkan masyarakat, dari masyarakat terbentuk suku, dari bahasa, maka barang siapa berbicara dan dari suku terbentuk bangsa, bahasa Arab maka dia adalah bangsa Arab. sebagaimana dalam Al-Quran 7:160 3) Persamaan adat istiadat dan mereka kami bagi menjadi Adat istiadat menurut pakar hukum Islam duabelas suku yang masing-masing selama tidak bertentangan dengan hukum menjadi umat (bangsa), dan kami Islam dapat dipertimbangkan sebagai hukum. wahyukan kepada Musa ketika Allah menandaskan dalam QS 3:104 kaumnya (bangsanya) meminta air hendaklah ada sekelompok diantara kamu kepadanya, ”pukullah batu itu yang mengajak kepada kebaikan, dengan tongkatmu” maka memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah memancarlah darinya dua belas mata yang mungkar. air. Demikian pula dalam QS 7:199 Rasulullah sendiri dalam jadilah engkau pemaaf, perintahkan perjuangannya di Makkah justru yang ’urf (adat istiadat yang baik), mendapat pembelaan dari keluarga dan berpalinglah dari orang jahil

54

Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq)

Pada kedua ayat tersebut kata ’urf dan pembelaan negara dalam QS dan alma’ruf dimaksudkan sebagai 60:8-9 Allah tidak melarang kamu adat istiadat dan kebiasaan yang baik berbuat baik, dan memberi sebagian yang tidak bertentangan dengan hartamu (berbuat adil) kepada prinsip-prinsip Islam. Jadi jelas orang yang tidak memerangi kamu bahwa adat istiadat sebagai salah karena, dan tidak pula mengusir satu pembentuk bangsa tidaklah kamu dari negerimu, sesungguhnya bertentangan dengan Islam. Allah menyukai orang-orang yang 4) Persamaan sejarah berperilaku adil. Sesungguhnya Persamaan sejarah masa lalu, persamaan Allah hanya melarang kamu senasib dan sepenanggungan masa kini serta berkawan dengan orang-orang yang persamaan tujuan masa akan datang memerangi kau karena agama dan merupakan salah satu faktor yang mengusir kamu dari negerimu dan mendominasi terbentuknya suatu bangsa. membantu orang lain mengusirmu. Sejarah yang gemilang masa lalu selalu 5. Islam dan Nasionalisme di Indonesia dibanggakan generasi berikutnya, demikian Dalam konteks nasionalisme Indonesia pula sebaliknya. Al-Quran pun sangat dan hubungannya dengan Islam kita menonjol dalam menguraikan sejarah dengan dapat mengambil kasus NU (Nahdloul tujuan untuk diambil pelajaran guna Ulama) sebagai studi kasus sebagai menentukan langkah berikutnya. Jadi unsur berikut. kesejarahan sejalan dengan Al-Quran. 1. NU dalam keputusan ijtihad 5) Cinta tanah air politiknya dalam muktamar di Cinta tanah air tidak bertentangan Banjarmasin tahun 1936 mengambil dengan Al-Quran, bahkan inklusif keputusan bahwa negara dan tanah air dalam ajarannya dan praktik Nabi Indonesia yang masih dijajah Belanda Muhammad SAW. Cinta beliau wajib dilestarikan berdasarkan hukum kepada tanah air tampak pula ketika fiqh’ Islam. Indonesia saat mendapat beliau meninggalkan kota Makkah kemerdekaan bukan berbentuk negara seraya berucap: Demi Allah, Islam (Darul Islam) atau negara sesungguhnya adalah bumi Allah perang (Darul Harb) melainkan yang paling aku cintai, seandainya negara damai (Dar’as Shulh). orang yang bertempat tinggal di sini 2. Resolusi jihad yang dilontarkan oleh tidak mengusirku niscaya aku tidak KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober meninggalkannya. 1945 yang isinya sebagai berikut: Demikian pula pada saat beliau kemerdekaan Indonesia harus sudah tinggal di Madinah dan dipertahankan, RI sebagai satu- menjadi warga kota, beliau satunya pemerintahan yang wajib memohon kepada Allah: Ya Allah dibela dan dipertahankan, warga NU cintakan kota Madinah kepada kami, wajib mengangkat senjata melawan sebagai mana engkau mencintakan penjajah Belanda. kota Makkah kepada kami (HR 3. Memberi gelar pemegang kekuasaan yang sah Bukhari, Malik dan Akhmad). secara de facto dalam keadaan darurat kepada Orang yang gugur dalam presiden Soekarno dalam menumpas mempertahankan keluarga, harta dan pemberontakan yang terjadi dimana-mana. negeri sendiri dinilai sebagai syahid, 4. Keputusan menerima asas tunggal sebagaimana gugur dalam membela Pancasila dan NKRI yang agama, bahkan agama berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menggandengkan pembelaan agama

55

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

adalah final sesuai dengan muktamar terdapat golongan yang berusaha NU ke 27 di Situbondo tahun 1984. mengadakan politisasi agama dan 5. Keputusan NU tentang wawasan kebangsaan agamisasi politik. Politisasi agama dalam muktamar NU ke 29 di Tasikmalaya berarti menggunakan simbol-simbol pada tahun 1994 yang isinya antara lain: NU agama untuk menggerakkan massa, memandang bahwa nasionalisme tidak mengaduk-aduk emosi keagamaan, bertentangan dengan universalisme Islam menjalin kekuatan di parlemen demi bahkan nasionalisme bisa menjadi sarana untuk tujuan untuk menjadikan agama sebagai memakmurkan bumi Allah sebagai amanat- alat dari political enginerring. Nya dan sejalan dengan budaya yang dimiliki Agamisasi politik berarti menjadikan oleh bangsa, pluralitas yang menyangkut politik yang semestinya ranah publik kemajemukan agama, etnis, budaya, ditarik keranah privat yang menjadi dan sebagainya adalah merupakan urusan agama. Urusan politik menjadi sunnatullah dan rahmat dalam sejarah urusan agama dan perjuangan politik Islam, memberikan jaminan menjadi perjuangan agama, hal ini bisa bertoleransi, kebersamaan, keadilan, mengarah ke berdirinya negara dan kejujuran. ”teokrasi”. Dari berbagai keputusan muktamar NU dapatlah ditarik kesimpulan bahwa NU telah CATATAN menunjukan sikap nasionalisme sejak zaman penjajahan Belanda, karena hal tersebut dilandasi 1. Azra,Azyumardi, Konflik Baru Antar ajaran ahlussunnah waj jama’ah yang menganut Peradaban Globalisasi, Radikalisme prinsip tawassut (moderat), tawazun dan Pluralisme (Jakarta: PT Raja (keseimbangan), ta’adul (keadilan), tasamuh Grafindo, 2002). (toleransi) 2. Binder, Leonard, Islam Liberal. Kritik terhadap idiologi IV. SIMPULAN pembangunan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001). Akar-akar nasionalisme ternyata dapat 3. Black, Anthony Pemikiran Politik diketemukan dalam ayat-ayat Al-Quran Islam Dari Masa Nabi Hingga Masa dan dalam kehidupan Nabi Mahammad Kini (Jakarta: PT Serambi Ilmu SAW. Hal inilah yang membuat Semesta, 2006). kalangan Islam nasionalis berani 4. Feillard, Andree, NU vas-a-vis memperjuangkan berdirinya Negara Negara. Pencarian Isi, Bentuk dan Kesatuan Republik Indonesia tanpa Makna (Yogyakarta: LKIS Pelangi mendasarkan diri formalisasi syariat Aksara, 2008). Islam. Kelompok ini menyatakan bahwa 5. Hayes, Carlton J.H, 1955.The kehidupan spiritual diatur oleh agama Historical Evolution Of Modern sedangkan kehidupan duniawi diatur Nationalism. New York.The oleh logika duniawi. Pemikiran ini Macmillan Company. seakan-akan mengandung unsur 6. Hobsbawn, E.J., Nasionalisme sekularistik, yaitu adanya pemisahan Menjelang Abad XXI (Yogyakarta: agama dengan dunia, meskipun sejatinya Yogyakarta Tiara Wacana, 1992). hanya pemisahan wilayah. Pemikiran 7. Kohn, Hans, Nasionalisme Arti dan seperti dapat mengalirkan pemikiran Sejarahnya (Jakarta: Erlangga, 1984). ”Islam politik” ke Islam kultural. Tokoh 8. Pulungan,Suyuthi, Fiqh Siasyah: kelompok ini adalah Nurcholis Madjid, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran Abdurrohman Wahid. Dipihak lain

56

Nasionalisme “Dalam Perspektif Islam” (Abdul Choliq)

(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2006). 9. Shihab, Quraish, Wawasan Al-Qura (Bandung: Mizan, 2006). 10. Ricklefs, M.C, Sejarah indonesia Modern 1200-2004 (Jakarta:Serambi Ilmu Semesta, 2001). 11. Saul, John Ralston, Runtuhnya Globalisme dan Penemuan Kembali Dunia (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2008). 12. Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara. Ajaran, sejarah dan Pemikiran (Jakarta:UI Press, 1993). 13. Yapeta Pusat, Sejarah Lahirnya Pancasila (Jakarta:Yayasan Pembela Tanah Air, 1995).

57

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 45-58

58