Pendidikan Bela Negara Sebagai Upaya Peningkatan Nasionalisme Bangsa

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BELA NEGARA “Bela Negara Untuk Generasi Millenial ”

Diselenggarakan Oleh PGSD FKIP UNIVERSITAS MURIA KUDUS

KUDUS, 4 Maret 2020

BADAN PENERBIT UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2020 Pendidikan Bela Negara Sebagai Upaya Peningkatan Nasionalisme Bangsa

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BELA NEGARA “Bela Negara Untuk Generasi Millenial ”

Reviewer 1. Dr. Erik Aditia Ismaya, S.Pd., M.A. 2. Sekar Dwi Ardianti, S. Pd ., M.Pd.

Editor : Dr. Erik Aditia Ismaya, S.Pd., M.A. Layouter : Much. Arsyad Fardhani, S.Pd., M.Pd.

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Copyright@2020 ISBN : 978-623-7312-35-2 Penerbit Badan Penerbit Universitas Muria Kudus Alamat Penerbit Gondangmanis, Bae, Kudus PO. BOX 53 Kode Pos 59327 Jawa Tengah – Indonesia Telp.: 0291-438229 Fax : 0291-437198 Email : [email protected]

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bela Negara dengan tema “Bela Negara untuk Generasi Milenial” dapat diterbitkan. Seminar ini diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus pada Rabu 4 Maret 2020 di Hotel @hom Kudus. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari pemakalah yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia serta telah dipresentasikan dan didiskusikan pada sesi paralel seminar. Seminar Nasional Pendidikan Bela Negara diselenggarakan untuk membuka wawasan dan pemahaman tentang bela negara yang merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara Indoesia tanpa terkecuali para generasi millenial. Seminar ini juga memberikan kesempatan bagi para pemakalah yang merupakan akademisi dan praktisi untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian atau kajian kritis terhadap pendidikan pada umumnya dan bela negara pada khususnya. Hasil dari diseminasi ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran yang kritis guna meningkatkan nasionalisme melalui bela negara. Seminar ini terbagi ke dalam beberapa sub tema yaitu: Pluralisme dan Multikultural, Humanisme dalam Pendidikan Dasar, Pendidikan Berbasis Nilai Nasionalisme, Paradigma Moral dalam Demokrasi Pancasila, Pengembangan Pendidikan Ramah Anak, Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti. Akhirnya, ijinkan saya atas nama panitia Seminar Nasional Pendidikan Bela Negara mengucapkan terima kasih kepada para narasumber, pemakalah, moderator serta berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam acara ini sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik.

Kudus, 4 Maret 2020 Ketua Panitia

Deka Setiawan, M.Pd. NIDN 0617088403

DAFTAR ISI Halaman Cover Depan i Cover Dalam ii Halaman Verso iii Sambutan Ketua Panitia iv Daftar Isi v No Narasumer Judul Artikel

1 Prof. Dr. Suyahmo, M.Si. Filosofi Bela Negara dan Aktualisasinya dalam 1-4 Kehidupan Bernegara 2 Dr. Leni Anggraeni, M.Pd., Cecep CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara Bagi 5-12 Darmawan, dan Sri Wahyuni Generasi Milenial Tanshzil 3 Eni Nurhayati Analisis Kemampuan Berbahasa Mahasiswa Disleksia 13-17 Sebagai Calon Guru SD : Studi Kasus (NA) 4 Atria Rihanah dan Cintya Nurika Analisis Nilai Sosial dan Budaya dalam Novel KKN di 18-23 Irma Desa Penari Karya Simpleman 5 Rekno Handayani dan Ika Ari Posisi Orang Tua Demokratis Dalam Pembentukan 24-28 Pratiwi Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar 6 Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui 29-35 Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP Kabupaten Gunungkidul 7 Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan 36-42 Bahasa Indonesia di Lingkungan Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur 8 Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Nasionalisme dalam Budaya Lokal: Nilai-Nilai Gotong 43-47 Deka Setiawan Royong dalam Tradisi Sambatan Desa Dermolo, Jepara 9 Sandryones Palinggi, dan Irsyad Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan 48-53 Ridwany Teknologi Di Era Milenium 10 Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebagai Pendidikan Politik 54-64 Generasi Milenial 11 Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah Di Sma 65-71 Negeri Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet 12 Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui 72-77 Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smp 13 Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Penerapan Penataan Kelas Yang Ramah Anak Di 78-82 Tri Anggadewi, dan Laurensia Sekolah Dasar Inklusi : Studi Deskriptif Aptik Evanjeli 14 Virgine Evita Puspardani, Adaptasi Kurikulum Di Sekolah Dasar Inklusi: Studi 83-87 Laurensia Aptik Evanjeli, dan Deskriptif Brigitta Erlita Tri Anggadewi 15 Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat 88-92 Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus 16 Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar 93-98 Ismaya 17 Samudra Eka Cipta Nasionalisme Melalui Pendidikan Sejarah 99-103

FILOSOFI BELA NEGARA DAN AKTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA

Suyahmo

Universitas Negeri Semarang Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

Defending the state in its context means that there are those who defend, namely citizens Sejarah Artikel: and those defended, namely the state. Actualization of national defense can vary according Diserahkan 30 Januari 2020 to the profession of the citizen. Direvisi 2 Maret 2020 There is a two-dimensional love of defending the state, namely the quality dimension and Disetujui 4 Maret 2020 the quantity dimension. Defending the country in synergy with Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika and the 1945 Constitution. In the current defense of the country the challenge is the issue of tolerance, the issue of Keywords : radicalism and the issue of eradicating corruption. Efforts to overcome these challenges defending the state can be done with a preventive approach, persuasive and repressive legal approaches. citizens, and state The problem of defending the country in national and state life integrally includes aspects of tri gatra and asta gatra. The manifestation of the love of citizens can be realized by the love of the simplicity of life as a form of defending the country.

Abstrak Bela negara dalam konteksnya berarti ada yang yang membela yaitu warga negara dan ada yang dibela yaitu negara. Aktualisasi bela negara bisa bermacam-macam sesuai dengan profesi warga negara. Kecintaan bela negara ada dua dimensi yaitu dimensi kualitas dan dimensi kuantitas. Bela negara bersinergi dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Undang-undang Dasar 1945. Dalam bela negara saat ini yang menjadi tantangan adalah adanya isu toleransi, isu radikalisme dan isu pemberantasan korupsi. Upaya mengatasi tantangan tersebut bisa dilakukan dengan pendekatan preventif, persuasif dan pendekatan represif hukum. Masalah bela negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara integralistik meliputi aspek tri gatra dan asta gatra. Wujud kecintaan warga negara bisa diwujudkan dengan kecintaan terhadap kesederhanaan kehidupan sebagai wujud dari bela negara.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Suyahmo Bela Negara dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan Bernegara Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 1- 4

PENDAHULUAN maupun secara intersubyektif dan subyektif Bela negara dalam konteksnya berarti ada (represif), sehingga bela negara mengandung yang membela yaitu warga negara dan ada yang kebenaran dan ketidakbenaran. Mengandung dibela yaitu negara. Undang-undang No 3 tahun kebenaran (obyektif) ketika loyalitas, 2002 tentang Pertahanan Negara menyebut ketundukan dan kerelaan berkorban demi negara bahwa upaya bela negara merupakan seorang lahir dari kesadaran dan kecintaan WARGA warga negara yang memiliki sikap dan perilaku negara kepada negara, dan setiap warga Negara cinta kepada Negara Kesatuan Republik wajib mempunyai semangat cinta dan rela Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan berkorban. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun Mengandung Ketidakbenaran (Subyektif- 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Intersubyektif) karena dalam Nasionalisme, Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengatur Warga Negara tidak sama dengan Manusia yang mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan memiliki hak asasi absolut yang melekat pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dirinya, ada hak asasi yang tereduksi oleh dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan kepentingan negara. Negara berhak memaksa Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga warga negara untuk loyal, tunduk dan berkorban negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha demi negara dengan cara-cara yang represif dan pertahanan dan keamanan negara.” radikal. Upaya bela negara harus dilakukan dalam Bela negara memiliki dua dimensi yaitu kerangka pembinaan kesadaran bela negara Dimensi Kualitas dan Dimensi Kuantitas. sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan WNI Dimensi Kualitas meliputi kecintaan warga yang memahami dan menghayati serta yakin negara terhadap negara yang dilandasi atas untuk menunaikan hak dan kewajibannya . dalam kewajiban dan tanpa ada pamrih, tanpa ada menjamin kelangsungan hidup bangsa dan kepentingan kuantitas misalnya uang, harta, tahta negara. Interaksi dan aktualisasi warga negara dll. Dalam arti ikhlas lahir dan batin tanpa dan negara bisa terwujud dalam bentuk Hak dan mengharap apapun yang menurut Saya imperatif Kewajiban warga negara seperti tertuang dalam katagoris yaitu kewajiban demi kewajiban itu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun sendiri yang mereduksi hak. Dalam praktek nya 1945 pasal 27 sampai dengan 34. Warga negara harus mengutamakan kewajiban dulu baru wajib loyal terhadap negara dan negara wajib kemudian hak misalnya adalah mendidik murid melindungi, mencerdaskan dan mendistribusikan dengan baik (kualitas) baru mendapatkan gaji keadilan pada warga negara. Kesadaran bela (kuantitas). negara merupakan satu hal yang esensial dan Dimensi Kuantitas dilandasi oleh rasa harus dimiliki oleh setiap warga negara pamrih, mengutamakan hak dulu baru kewajiban Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian hak jika ada uang (kuantitas) baru bekerja atau dan kewajibannya dalam upaya bela negara. bertindak (kualitas) dan jika tidak ada uang maka Kesadaran bela negara menjadi modal dasar tidak akan bekerja yang dalam dunia politik sekaligus kekuatan bangsa, dalam rangka disebut dengan tindakan pragmatis. Dalam menjaga keutuhan, kedaulatan serta konteks bela negara tindakan tidak kelangsungan hidup bangsa dan negara menguntungkan ini bisa membahayakan Indonesia . eksistensi negara. Bela Negara harus dilandasi oleh rasa cinta, saling memiliki bukan PEMBAHASAN menguntungkan. Bela negara oleh warga negara dan negara Bela negara bersinergi dengan Kecintaan dalam kehidupan bernegara aktualisasinya bisa Bela Pancasila, Kecintaan Bela Bhinneka bermacam-macam sesuai dengan profesi masing- Tunggal Ika dan Kecintaan Bela Undang-undang masing. Dalam pelaksanaan bela negara maka dasar tahin 1945 (Suyahmo, 2018). Unsur dasar warga negara Harus Tunduk pada negara dan bela negara di dalam proses pembelaan bangsa, tidak lagi ada tawar-Menawar. Yang ada adalah ada beberapa hal yang menjadi unsur penting di loyalitas, ketundukan pada negara dan kerelaan antaranya: cinta tanah air, kesadaran berbangsa berkorban. Sehingga aksiologinya, laksanakan dan bernegara, yakin akan pancasila sebagai dulu kewajiban sebagai warga negara, baru ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan tuntutlah hak dengan proporsional, dan negara Negara, memiliki kemampuan awal bela Negara. wajib menjamin hak warga negaranya. Bela negara memiliki fungsi sebagai Demi mewujudkan bela negara, maka berikut: Mempertahankan negara dari berbagai negara berhak melakukan cara apapun, baik itu ancaman, Menjaga keutuhan wilayah negara dengan obyektif (baik, benar dan bijaksana), Merupakan kewajiban setiap warga Negara, dan

2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Suyahmo Bela Negara dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan Bernegara Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 1- 4

Merupakan panggilan sejarah. Sementara itu dan baik, dijadikan tolak ukur bersikap dan Tujuan bela negara sebagai berikut: berperilaku. Gagasan, ide, konsep, nilai, yang Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa diyakini benar dan baik itu, keberadaannya dan Negara, Melestarikan budaya, Menjalankan dibela, dipertahankan dilindungi, dilestarikan, nilai-nilai pancasila dan UUD 1945, Berbuat tidak bisa dirubah. Namun, komunitas yang yang terbaik bagi bangsa dan Negara, Menjaga meyakini itu tetap toleran, membangun identitas dan integritas bangsa atau negara. kerukunan, membangun kebersamaan, persatuan, Manfaat bela yaitu 1) Membentuk sikap disiplin dengan pihak lain yang berbeda keyakinan, waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain. 2) berbeda paham. Hal ini sejalan dengan hakikat Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas Bela Negara, berbeda dalam persatuan, persatuan antar sesama rekan seperjuangan. 3) Membentuk dalam perbedaan. mental fisik yang tangguh. 4) Menanamkan rasa Radikalisme Negatif adalah suatu paham kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai yang mempercayai meyakini, suatu gagasan, ide, dengan kemampuan diri. 5) Melatih jiwa konsep, nilai, yang dianggap benar dan baik yang leadership dalam memimpin diri sendiri maupun dijadikan tolak ukur bersikap dan berperilaku. kelompok. 6) Membentuk iman dan taqwa pada Gagasan, ide, konsep, nilai, diyakini benar dan agama yang dianut oleh individu. 7) Berbakti baik itu, keberadaannya dibela, dipertahankan pada orang tua, bangsa, dan agama. 8) Melatih dilindungi, dilestarikan, tidak bisa dirubah. kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu Namun komunitas itu menjaga dirinya agar, dalam melaksanakan kegiatan. 9) kekompakannya, paling benar dari paling baik, Menghilangkan sikap negatif, seperti malas, sehingga tidak ada rasa toleransi terhadap pihak apatis, boros, egois, dan tidak disiplin, dan 10) lain yang berbeda paham, keyakinan. Cenderung Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan bersikap negatif terhadap pihak lain yang kepedulian antar sesama. berbeda paham, berbeda politiknya berbeda Bela negara memiliki dasar hukum dalam ideologinya. Dalam konteks Bela Negara, pelaksanaannya di Indonesia. Dasar hukum yaitu komunitas ini, secara aksiologis lebih banyak Batang Tubuh UUD 1945, Undang-undang mendatangkan ketidak bermanfaatan dalam Republik Indonesia, dan Ketetapan MPR. Dasar membangun kehidupan bermasyarakat, hukum undang-undang tentang upaya bela berbangsa, dan bernegara. Hal ini yang perlu negara, yaitu: Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 dihindari, perlu adanya upaya-upaya preventif menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan persuasif. dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Isu pemberantasan korupsi terjahit negara. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan integral dengan cita-cita tatanan dan tata-kelola tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut yang baik, tidak lekang oleh waktu, dan bukan serta dalam pertahanan dan keamanan Negara. monopoli tradisi kebudayaan atau peradaban Sebagai warga negara wajib memahami, tertentu (Priyono, 2018). Aparat pemberantas menyikapi dan mengamalkan nilai-nilai korupsi harus menegakkan keadilan pelaku Pancasila dalam kehidupan bernegara secara korupsi, tidakan korupsi sangat merugikan konsisten, wajib menjunjung tinggi negara dan warga negara, koruptor kebhinnekaan mengakui perbedaan membangun mengutamakan kepentingan pribadi ini toleransi membangun kebersamaan dan tidak kontradiksi dengan konsep bela negara. diskriminatif. Wajib menaati norma norma Dalam penegakan pemberantasan korupsi hukum positif yang dalam Undang-Undang di Indonesia sudah masuk dalam pendidikan Dasar 1945. dalam kurikulum diajarkan pendidikan anti Tantangan dalam aktualisasi bela negara korupsi sejak dini di Indonesia juga berdiri antara lain Isu toleransi, isu radikalisme dan isu Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai upaya pemberantasan korupsi. Isu toleransi antara lain negara dalam memberantas korupsi. Pendekatan tidak toleran terhadap kebhinekaan, tidak toleran perlu dilakukan untuk pecegahan antara lain terhadap suku, ras dan antar golongan ini juga pendekatan preventif. Persuasif melalui berarti tidak toleran terhadap Pancasila. Dampak pendidikan, keteladanan pihak yang aksiologisnya adalah disintegrasi ini harus berkompeten dan lewat pendekatan represif dihindari dan tidak boleh terjadi. Isu Radikalisme hukum yaitu penegakan hukum yang konsisten, ada 2 yaitu Radikalisme Positif dan Radikalisme obyektif, adil, tegas dan tidak diskriminatif. Negatif. Masalah bela negara dalam kehidupan Radikalisme Positif adalah suatu paham berbangsa dan bernegara secara integralistik yang mempercayai meyakini, suatu ajaran, meliputi aspek tri gatra dan asta gatra dalam gagasan, ide, konsep, nilai, yang diyakini benar konsep wawasan nusantara (Kaelan, 2016).

3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Suyahmo Bela Negara dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan Bernegara Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 1- 4

Trigatra adalah aspek-aspek suatu negara yang Daftar Pustaka memang sudah melekat pada negara itu dan tidak pernah sama spesifikasinya untuk setiap negara. Kaelan. 2016 Pendidikan Kewarganegaraan . Trigatra mengandung unsur-unsur alamiah yang Yogyakata : Paradigma. bersifat relatif tetap atau statis. Aspek-aspek trigatra meliputi 1) Geografi, 2) Kekayaan alam, Priyono Herry B. 2018 . Korupsi : Melacak Arti dan 3) Kependudukan. Menyimak Implikasi . Jakarta: Gramedia Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan Pustaka Utama. nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat Suyahmo. 2018. Filsafat Pancasila . Yogyakarta: dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan- Magnum Pustaka Utama. aturan dan norma-norma tertentu. Aspek-aspek pancagatra meliputi 1) Ideologi, 2) Politik, 3) Undang-undang Dasar Negara Republik Ekonomi. 4) Sosial budaya, dan 5) Pertahanan Indonesia Tahun 1945. keamanan. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang SIMPULAN Pertahanan Negara. Bela Negara dapat diaktualisasikan dalam kehidupan bernegara dengan sinergi antara negara dengan warga negara saling memahami antara hak dan kewajiban masing-masing mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dalam pelaksanaan bela negara pasti terdapat tantangan yang dapat teratasi jika warga negara dan negara sebagai unsur utama bela negara bersinergi dengan baik dengan dasar Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Undang-Undang Dasar tahun 1945.

4 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

CICOMDI: MEDIA PENGUATAN BELA NEGARA BAGI GENERASI MILENIAL

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil

Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

The millennials generation, which is known as the largest internet users with a percentage Sejarah Artikel: of 49,52%. While the use of the internet to instill the basic values of defending the country Diserahkan 30 Januari 2020 for millennials in Indonesia is still remain very limited. Therefore, we need an innovative Direvisi 2 Maret 2020 digital-based strategy as a effort to strengthen the national defense that is practical and Disetujui 4 Maret 2020 easily accessible for the millennials, and will also provides full of meaning of the national defense values. Research and Development (R&D) methods are simplified in three steps: preliminary Keywords: studies, model development and model validation, these steps are used to measure the cicomdi, media, defend the effectiveness of the application of CICOMDI as a medium to strengthen the country's country, millennials generation defense for the millennials. The implementation of the model is involved 36 millennials at Indonesia University of Education to measure the effectiveness of the implementation of CICOMDI through digital comics with the title "Knights of the Defense of the State" or "Kesatria Bela Negara" for the original title in Bahasa Indonesia. The results of the application of CICOMDI show effectiveness in providing an understanding of the state defense both practically and conceptually, as well as shaping and raising the awareness of millennials to defend the country in various ways according to their work.

Abstrak Generasi millennials yang merupakan segmen usia terbesar pengguna internet dengan prosentasi 49,52%. Sementara pemanfaatan internet untuk penanaman nilai-nilai dasar bela negara bagi generasi milenial di Indonesia masih terbatas. Oleh karenanya diperlukan strategi inovatif berbasis digital sebagai penguatan bela negara yang bersifat praktis dan mudah diakses oleh generasi milenial serta sarat akan makna nilai-nilai bela negara. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D) yang disederhananakan dalam tiga langkah: studi pendahuluan, pengembangan model dan validasi model digunakan untuk mengukur efektivitas penerapan CICOMDI sebagai media penguatan bela negara bagi generasi milenial. Implementasi model melibatkan 36 generasi milenial di Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengukur efektivitas dari impelementasi CICOMDI melalui komik digital dengan judul “Kesatria Bela Negara”. Hasil dari penerapan CICOMDI menunjukkan efektivitas dalam memberikan pemahaman terhadap hakikat bela negara baik secara praktis maupun secara konseptual, serta membentuk kesadaran generasi milenial untuk membela negara dengan beragam cara sesuai dengan kiprahnya.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12

PENDAHULUAN pun mengungkapkan setidaknya lebih dari 13 Masalah bela negara bukan sekedar juta orang di Indonesia membaca komik melalui masalah semangat, namun kesadaran dan ponsel, jumlah ini diprediksi akan meningkat tindakan yang wajib dimiliki setiap warga 20% dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. negara, tidak terkecuali generasi milenial dalam Pesatnya perpindahan arus pada rangka mempertahankan negaranya dari serangan konvergensi media baru ini, membuat CICOMDI militer maupun nonmiliter. Mengingat serangan (Civic Comic Digital ) memiliki peluang yang yang terjadi terhadap pertahanan suatu negara sangat besar dalam meraih khalayak pembaca. kian kompleks dan berdampak lintas sektoral. Kemudian Badan Pusat Statistik (2018) Banyak program bela negara yang telah menyebutkan terdapat 93,02 persen pemuda dikembangkan, namun belum mampu mengubah menggunakan smartphone. Serta terdapat pula paradigma generasi milenial tentang makna dan 34,01 persen pemuda yang menggunakan esensi dari bela negara. Banyak program bela komputer dan 73,27 persen pemuda negara yang telah dikembangkan dari masa menggunakan internet selama tiga bulan terakhir kemasa, namun masih bersifat konvensional dan di tahun 2018. Perilaku ini tentunya menjadi kecenderungan diwarna dengan corak ala penetrasi positif bagi sasaran penelitian ini, yaitu militeristik (Dan Efriza, 2017). Hal tersebut memicu generasi milenial dalam berperan aktif berdampak pada melemahnya semangat bela mengantisipasi wabah melemahnya semangat negara yang dimiliki oleh generasi milenial. dan pemahaman bela negara di lingkungan Belum banyak yang dilakukan tentang sekitar melalui media CICOMDI ( Civic Comic masalah bagaimana memformulasikan media Digital ). yang efektif mendorong generasi milenial untuk memahami makna bela negara dan praktiknya METODE PENELITIAN serta mampu menanamkan nilai-nilai bela negara Metode yang digunakan dalam penelitian melalui media pembelajaran digital. Hal ini ini adalah metode Research and Development sesuai dengan hasil survei Asosiasi (R&D). Pemilihan metode tersebut didasarkan Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2019), pada tujuan yang hendak dicapai peneliti, yakni yang menyatakan bahwa populasi masyarakat menghasilkan suatu produk berupa media yang terhubung ke jaringan internet sebesar CICOMDI (Civic Comic Digital) yang 143,26 juta jiwa dari total 262 juta penduduk di menggambarkan tokoh visioner muda bernama Indonesia. Itu artinya, sebesar 50% penduduk Ribam Kertasasito sebagai pelopor dalam Indonesia telah mendapatkan akses internet mengatasi radikalisme dan penguatan bela secara bebas. Namun, hingga saat ini media negara bagi masyarakat khususnya generasi pembelajaran digital terbarukan yang berkenaan milenial. Hal ini sependapat dengan Emden, dengan pemahaman bela negara masih kurang Calantone, and Droge (2006) yang menjelaskan optimal, beberapa implementasi program bela tentang penelitian dan pengembangan pendidikan negara yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai “…a process used to develop and justru masih klasik dan juga monoton, seperti validate educational product” . Hasil penelitian pendekatan melalui seminar, diskusi ataupun tidak hanya pengembangan sebuah produk yang penyuluhan yang sifatnya tidak berkelanjutan, sudah ada, tetapi juga untuk menemukan sehingga perlu adanya pendekatan jalur baru pengetahuan atau jawaban atas permasalahan yang menarik serta terbarukan. Maka daripada praktis khususnya pemahaman bela negara di itu unsur kebaruan dalam penelitian ini yaitu kalangan generasi milenial. melalui CICOMDI (Civic Comic Digital ) yang Adapun penelitian ini dilakukan masih dilengkapi dengan alur cerita dalam serial komik dalam ruang lingkup yang terbatas di Universitas yang menggambarkan berbagai peristiwa Pendidikan Indonesia, dengan total subjek menarik berkenaan dengan isu dalam kehidupan penelitian sejumlah 36 generasi milenial. Uji sehari-hari, kemudian secara implisit akan efektivitas dilakukan untuk mengukur efektivitas disisipkan berbagai strategi bela negara yang bisa dari impelementasi CICOMDI melalui komik dijadikan contoh implementasi dalam kehidupan digital dengan judul “Kesatria Bela Negara”. bermasyarakat dan bernegara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan Inovasi baru ini didukung dengan lansiran dalam penelitian ini melalui angket tertutup yang data dari platform komik digital Line Webtoon dirancang khusus untuk mengetahui peran (2019), bahwa Indonesia menjadi pembaca CICOMDI dalam memberi dorongan untuk terbanyak komik digital dibandingkan negara memahami makna bela negara dan praktiknya, lain dengan sekitar 6 juta pengguna aktif. Head serta penanaman nilai-nilai bela negara bagi of Business Development CIAYO Corp (2018). generasi milenial. Sedangkan untuk menjawab

6 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12 masalah yang ada, penelitian ini mengacu pada (3) muncul keyakinan akan Pancasila sebagai prosedur penelitian Research and Development ideologi negara; (4) adanya kerelaan berkorban (R&D) yang dikembangkan oleh (Sugiyono, untuk bangsa dan negara, serta (5) kesatuan dan 2017) meliputi (a) Potensi dan masalah; (b) persatuan bangsa. Pengumpulan data; (c) Desain produk; (d) Bela negara yang terdapat dalam pasal 30 Validasi desain; (e) Revisi desain; (e) Ujicoba UUD 1945 dapat diuraikan dalam dua pengertian produk; (f) Revisi produk; (g) Ujicoba yaitu bela negara secara non-fisik dan fisik. pemakaian; (h) Revisi produk dan (i) Produksi Secara non-fisik lebih dititikberatkan kepada masal. tumbuhnya kesadaran untuk menangkal berbagai potensi ancaman, baik dari luar maupun dari HASIL DAN PEMBAHASAN dalam. Peran CICOMDI dalam memberi Beberapa contoh bentuk bela negara non dorongan untuk memahami makna bela negara fisik adalah: dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari 1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan tergambar dalam Gambar 1 berikut ini: bernegara, taat, patuh terhadap peraturan perundangan dan demokratis. 2) Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masarakat. 3) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. 4) Sadar mmembayar pajak untuk kepentingan bangsa dan negara (Khotimah 2017). Pembentukan pemahaman tentang bela negara diambil dari enam indikator nilai-nilai Gambar 1. Grafik Efektivitas CICOMDI dalam bela negara yang kemudian diterjemahkan ke Memberikan Makna Bela Negara dalam instrumen angket yang dapat dijabarkan

dalam tabel berikut: Grafik di atas menunjukkan jawaban generasi milenial sebesar 97,2% menjawab iya. Tabel 1. Ringkasan Hasil dari Angket dengan Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 2,8% Generasi Milenial terkait Peran Cicomdi dalam menjawab tidak. Perbedaan angka yang sangat Menanamkan Nilai-nilai Bela Negara jauh ini menjadi cerminan bahwa CICOMDI memiliki efektivitas dalam memberikan pemahaman terhadap hakikat bela negara baik Yes No secara praktis maupun konseptual terhadap kaum % % Cicomdi membuat saya selalu 94,4 5,6 milenial. mencintai tanah air dan berusaha Hal ini berarti munculnya CICOMDI bisa membela negara sesuai dengan memberi pengetahuan awal tentang makna bela kemampuan saya negara, bentuknya dan ciri- cirinya seperti apa, serta tindakan yang harus diambil saat Setelah membaca Cicomdi, saya 97,2 2,8 mengetahui adanya gerakan yang tidak sesuai sadar sebagai warga negara dengan nilai-nilai bela negara, hingga mampu Indonesia, saya memiliki kewajiban memunculkan atau menanamkan pemahaman membela negara dasar tentang konsep nilai – nilai bela negara. Bela Negara adalah tekad, sikap dan Cicomdi menguatkan keyakinan saya 94,4 5,6 bahwa Pancasila merupakan ideologi tindakan warga negara yang teratur, me- negara yang bisa mengatasi ancaman nyeluruh, terpadu dan berlanjut yang di-landasi ideologi-ideologi lainnya oleh kecintaan pada tanah air, ke-sadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan Cicomdi membuat saya siap 83,3 16,7 akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara berkorban jiwa raga untuk Negara (Basrie dalam Hadi dkk, 2014, hlm. 212). Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa terdapat ciri – ciri utama bela Cicomdi menyadarkan saya agar 97,2 2,8 memiliki kemampuan dasar dalam negara, mencakup: (1) adanya kecintaan pada membela negara seperti pengetahuan tanah air serta bangsa dan negara; (2) adanya dasar wawasan kebangsaan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia;

7 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12

Cicomdi membuat saya menyadari 94,4 5,6 menyadari bahwa dirinya sebagai warga negara bahwa bela negara adalah kewajiban dan memiliki kewajiban untuk membela tanah yang sangat penting dilaksanakan kelahirannya. Hal tersebut dilihat dari angka guna mewujudkan negara yang jawaban responden yang menjawab ya sebanyak berdaulat, adil dan makmur 97,2% dan menjawab tidak sebanyak 2,8%.

Tabel diatas menggambarkan bahwa Angka tersebut menunjukan efektivitas generasi milenial memberikan tanggapan positif CICOMDI sangat tinggi dalam memberikan terhadap adanya CICOMDI khususnya dalam pengaruh pada penguatan kesadaran berwarga menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air dan negara dan kesadaran akan kewajiban sebagai jiwa patriotisme mahasiswa. Hal tersebut dapat warga negara. dilihat dari angka yang menunjukkan bahwa Menjadi sebuah konsekuensi logis saat 94,4% responden menjawab ya. Sisanya yaitu sudah muncul rasa cinta terhadap nusa dan sebanyak 5,6% menjawab tidak. Hasil angket ini bangsa. Hal berikutnya yang akan dilakukan menunjukkan bahwa signifikansi jawaban cukup ialah adanya kesadaran sebagai warga negara jauh. yang memiliki kewajiban serta hak dalam Cinta menjadi sebuah rasa yang tumbuh membela negara (Ningrat dkk, 2019). dari hati atau jiwa yang paling dalam tiap warga Sebenarnya kosep hak dan kewajiban dalam negara terhadap tanah air Indonesia yang membela negara Indonesia telah secara jelas bersandar pada Pancasila dan Undang – Undang dikemukakan dalam konstitusi kita, yaitu Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Untuk menumbuhkan rasa tersebut, perlu Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat (3) yang pengetahun dan pembahaman tentang konsep ke- berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib Indonesiaan, seperti sejarah perjuangan ikut serta dalam upaya pembelaan negara” kemerdekaan bangsa Indonesia, sumber daya artinya secara konstitusional bela negara alam maupun non alam yang ada di negara kita, mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai satu sumber daya manusianya, serta letak posisi hak dan juga kewajiban setiap warga negara. negara Indonesia sendiri diatas posisi negara- Dalam peraturan lainnya, yaitu Undang- negara yang ada di dunia yang terkenal dengan Undang No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan keistimewaannya karena berada diwilayah Negara Penjelasan Pasal 9 ayat (1) menegaskan khatulistiwa yang menghantarkan negara kita pemaknaan bela negara sebagai sebuah sikap dan pada suhu yang relatif stabil dengan tingkat perilaku warga negara yang dijiwai oleh kesuburan tanah yang baik serta cuaca yang kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik hangat. Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Dengan pemahaman terhadap kondisi ril Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin negara Indonesia, kemudian dikuatkan dari luar kelangsungan hidup bangsa dan negara. dalam bentuk aplikasi CICOMDI akan Upaya bela negara selain sebuah menambah kekokohan internalisasi nilai – nilai kewajiban, juga sebuah kehormatan bagi setiap dasar bela negara khususnya cinta kepada tanah warga negara yang dilaksanakan dengan penuh air. Hal ini muncul sebagai bentuk perasaan kesadaran, tanggungjawab dan rela berkorban bangga atas apa yang dimiliki oleh bangsa dalam pengabdian kepada negara dan bangsa Indonesia. Sehingga memunculkan rasa memiliki (Hartini dan Fusnika, 2018). Pemakanan bela serta bertanggunjawab atas apa yang terjadi dan negara pun dapat dilaksanakan melalui kerja akan terjadi saat ini dan di hari kemudian, akan sesuai dengan profesi yang dimiliki oleh setiap melindungi dan menjadi bagian dalam orang. pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Lebih lanjut hasil angket menunjukkan Urgensi nilai cinta tanah air adalah agar bahwa CICOMDI mampu mendorong kesadaran setiap warga negara mampu untuk: (1) akan pentingnya Pancasila sebagai ideologi melanjutkan semangat perjuangan bangsa bangsa yang mampu mengatasi ancaman dari Indonesia dimasa sekarang dan mendatang; (2) ideologi-ideologi lainnya. Hal ini dapat dilihat Mampu mengantisipasi adanya Ancaman dari hasil angket yang menunjukkan 94,4% dari Gangguan Hambatan dan Tantangan yang responden menjawab ya dan hanya 5,6% yang menerpa Bangsa Indonesia; (3) sehingga menjadi menjawab tidak. Responden yang terdiri dari modal dasar dalam menghadapi AGHT ke depan mahasiswa mengakui bahwa CICOMDI dapat (Ikhsan, 2017). dijadikan media untuk meyakinkan Pancasila CICOMDI pun memberikan dorongan sebagai ideologi yang harus terus dipertahankan kuat bagi generasi milenial untuk dapat dan diinternalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

8 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12

Muncul sebuah keyakinan akan Pancasila terhadap jiwa patriotisme responden. 83,3% sebagai ideologi negara yang kokoh dapat dilihat menjawab setuju dan sisanya sebanyak 16,7% dari kekuatan dan ketahanan Pancasila dari mulai tidak setuju. Hasil ini tetap menunjukkan angka awal kemerdekaan hingga saat ini (Hidayatullah signifikansi yang tinggi dalam penguatan dan Haidar, 2014). Pancasila di awal pendidikan karakter khususnya kesediaan untuk kemerdekaan menjadi salah satu pondasi awal berkorban demi bangsa dan negara. CICOMDI atau dasar dari berdirinya Negara Kesatuan memberikan manfaat besar pada penguatan Republik Indonesia, menjadi pedoman nilai, patriotisme. norma dan arah tujuan gerak dari segenap Meminjam pemikiran Dewan Ketahanan komponen bangsa untuk maju mencapai tujuan Nasional (2018) bahwa untuk membangun sikap dari Indonesia merdeka. Pasca Indonesia rela berkorban untuk bangsa dan negara perlu merdeka, sejarah telah membuktikan banyaknya memahami beberapa aspek atau faktor yang ancaman yang datang dari dalam maupun luar terdiri dari bebarapa hal berikut: konsepsi jiwa, dengan maksud merongrong kedaulatan Negara semangat dan nilai juang 45, tanggungjawab etik, Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi semua moral dan konstitusi, serta sikap mendahulukan dapat ditepis, dengan adanya satu ikatan yang kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi kuat dalam benak dan pemikiran segenap rakyat atau golongan. Dengan adanya sikap seperti ini, dan tumpah darah Indonesia. hal ini tiada lain mampu membangun kekuatan bangsa dalam karena rakyat masih yakin akan kekuatan mempertahankan ketahanan nasional yang Pancasila sebagai ideologi bangsa dan oleh tangguh, kokoh serta handal. Terdapat beberapa karenanya mengikuti dan menjaga hingga strategi yang dapat dilakukan untuk berjanji untuk melestarikan dan mengembangkan menumbuhkembangkan sikap rela berkorban Pancasila hingga nanti (Asmaroini, 2016). terhadap nusa dan bangsa, yaitu diantaranya Adapun urgensi adanya kesetiaan adalah; terhadap ideologi Pancasila tidak lain adalah (1) Menumbuh kembangkan rasa cinta karya sebagai berikut: pertama, terjaminnya anak bangsa. Merangsang tumbuh kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik kembangnya kreasi dan inovasi dari anak Indonesia berdasarkan Ideologi Pancasila. bangsa dapat menjadi titik poin penting Kedua, terciptanya ketahanan Nasional yang dalam memajukan rasa cinta terhadap nusa kokoh dalam segala aspek kehidupan, baik dan bangsa. Karya anak bangsa yang sudah sosial, budaya, hukum, pertahanan, keamanan banyak diakui oleh dunia luar menjadi serta politik. Sedangkan strategi utama dalam tambahan point untuk mencintai. Sudah membangun kesetiaan terhadap Pancasila dapat waktunya segenap anak bangsa mencintai dilakukan melalui bebrapa hal, yaitu: (1) dan menghargai karya sendiri agar Memahami konsepsi diri dalam kerangka kemajuan dan kemandirian bangsa bergerak Pancasila; (2) Mendalami komitmen lebih cepat dari yang telah ditetapkan. kebersamaan dalam kerangka Pancasila; (3) (2) Menumbuhkembangkan sikap rasa Memaknai Pancasila sebagai Paradigma memiliki ( sense of belonging ). Pembangunan; (4) Mengejawantahkan Pancasila Rasa memiliki akan tanah air Indonesia sebagai paradigma reformasi (Yanti, 2019). bukan saja disandarkan atas kecintaan Dewan Ketahanan Nasional (2018: hlm. semata, lebih dari itu harus pula 7) mengungkapkan bahwa dalam menjaga dikembangkan atas landasan prestasi yang keyakinan akan kekuatan Pancasila sebagai telah diukir oleh segenap komponen ideologi diperlukan pemahaman akan beberapa bangsa. Selalu terbuka untuk menolong faktor, yaitu diantaranya adalah: pertama, sesama saat ada yang kesulitan, mampu penegakan hukum, kedua pengembangan etika melaksanakan kewajiban dengan sebaik- politik dan sistem demokrasi yang ada di negara baiknya dan tanpa mengenyampingkan hak Indonesia serta menumbuhkan sikap sadar dan sebagai bentuk imbalan atas semua kerja taat akan hukum itu sendiri. Keyakinan rakyat dan pengorbanan untuk masyarakat, nusa akan kekuatan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan bangsa. menjadi satu jaminan akan kekuatan Negara (3) Menumbuhkembangkan sikap rasa Kesatuan Republik Indonesia, dan sebaliknya, kemandirian ( sense of ownership ) saat kepercayaan atau kecintaan terhadap bangsa yang besar merupakan bangsa yang Pancasila luntur atau berkurang menjadi sebuah mampu berdiri kuat diatas terpaaan dan indikator akan terancamnya ketahanan NKRI. ancaman dari negara-negara lain. Perlu Konten yang disiapkan dalam komik karakter mandiri yang kokoh dari segenap digital CICOMDI memberikan pengaruh warga negara agar Indonesia optimis dapat

9 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12

setara dan berjaya dikancah internasional yang sangat penting dilaksanakan guna (Sawaludin dan Salahudin, 2018). mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan CICOMDI pun berperan aktif dalam makmur. Tabel menunjukkan bahwa sebanyak penguatan bela negara khususnya pada indikator 94,4% responden menjawab ya, sedangkan kemampuan dasar bela negara dan pengetahuan sisanya sebanyak 5,6% menjawab tidak. Ini tentang wawasan kebangsaan. Dari hasil angket, menunjukkan bahwa CICOMDI memiliki dapat diketahui bahwa CICOMDI memberikan dorongan kuat untuk menumbuhkan kesadaran kesadaran pada kaum milenial. Hal ini akan kewajiban dalam membela negara guna ditunjukan oleh hasil angket yang menyatakan mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan bahwa 97,2% responden setuju, sedangkan 2,8% makmur. menyatakan tidak setuju. Signifikansi ini sangat Bela negara sendiri dapat dilihat tinggi. Ini artinya bahwa CICOMDI sangat setidaknya melalui beberapa unsur – unsur atau berperan pada penguatan pembentukan nilai-nilai dasar yang menyusunnya, yaitu; cinta kemampuan dasar bela negara. Kemampuan awal tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, bela negara dapat dimaknai sebagai kesiap yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, siagaan seluruh warga negara dalam rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta melaksanakan upaya pembelaan negara, baik memiliki kemampuan awal bela negara. yang dilaksanakan secara fisik maupun psikis. Konsepsi bela negara yang dijabarkan dalam Kesiapsiagaan berasal dari kata “samapta” Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2002 pada yang artinya adalah siap siaga atau makna pasal 9 ayat 2 menyatakan bahwa keikutsertaan lainnya siap dalam segala kondisi yang ada warga negara dalam bela negara diselenggarakan (Utomo, dkk, 2017: hlm. 3). Dan apabila sikap antara lain melalui pengabdian sesuai dengan ini dikembangkan maka setidaknya akan profesi. Ini berarti bela negara tidak hanya memunculkan beberapa sikap tambahan, seperti: dimaknai sebagai Pendidikan Kewarganegaraan, (1) membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, Pelatihan dasar kemiliteran, dan pengabdian dan solidaritas antar sesama rekan; (2) sebagai prajurit semata. membentuk mental dan fisik yang tanggun; (3) Apabila diadaptasi dalam kondisi menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan lingkungan saat ini, contoh bela negara dalam patriotisme sesuai dengan kemampuan diri; (4) kehidupan sehari – hari dapat diperlihatkan Melatih jiwa leadeship dan memimpin diri melalui kegitan – kegiatan sebagai berikut; sendiri maupun kelompok; (5) membentuk iman  Menciptakan suasana rukun, damai dan dan takwa sesuai agama yang dianut masing- harmonis dalam keluarga; masing; (6) menghilangkan sikap negatif seperti  Membentuk keluarga yang sadar hukum; malas, apatis dan egois; (7) membentuk perilaku  Meningkatkan iman dan takwa serta Ilmu jujur, tegas dan adil. Pengetahuan dan Teknologi; Pembelaan bentuk psikis dapat dilihat  Menciptakan suasana rukun, damai, dan melalui beberapa contoh berikut: jati diri aman dalam masyarakat; seseorang, pengetahuan dan sikap serta prilaku  Menjaga keamanan lingkungan sekitar secara bela negara yang menempatkan kesetiaan bersama – sama; tertinggi terhadap Pancasila serta rela untuk  Mematuhi peraturan hukum yang berlaku; berkorban bagi nusa dan bangsa (Disurya dkk,  Membayar pajak tepat pada waktunya 2018). Sedangkan secara fisik dapat dilihat (Ahmadani, dkk, 2017: hlm. 6-7) melalui aksi nyata yang ada di lingkungan Adanya inisiatif dari segenap komponen masing-masing disesuaikan dengan profesi dan bangsa untuk menguatkan niali – nilai dasar bela kemampuan masing-masing (Gredinand, 2017). negara menjadi salah satu pendorong yang Secara umum, kemampuan awal bela strategis dalam memperkokoh Konsepsi Negara negara ini menjadi salah satu hal awal yang ada Kesatuan Republik Indonesia. CICOMDI hadir pada diri setiap warga negara dalam sebagai salah satu bagian dari hal tersebut. mempertahankan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam bentuk apapun dibawah kendali ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Pertanyaan selanjutnya memberikan penguatan pada efektivitas CICOMDI pada keyakinan bahwa bela negara adalah kewajiban

10 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12

SIMPULAN New Product Development: Selecting the Meningkatkan pemahaman generasi Partner with Maximum Potential to milenial akan hakikat bela negara baik secara Create Value. Journal of Product praktis maupun secara konseptual sangat penting Innovation Management ,. untuk dilakukan. Oleh karenanya kehadiran CICOMDI yang syarat akan nilai-nilai bela Gredinand, Dony. 2017. Penerapan Pendidikan negara harus terus dikembangkan dan Bela Negara di Perguruan Tinggi diimplementasikan. Karena hasil penelitian Application of State Defense Education in membuktikan bahwa melalui CICOMDI, Colleges. Strategi Pertahanan Darat . generasi milenial lebih mudah dan praktis dalam memahami wujud pelaksanaan bela negara. Serta Hadi, Y, Suryo, D dan Sudarsono, F.X. 2014. melalui komik digital, tidak akan ada “Dinamika Penanaman Nilai-Nilai Bela keterbatasan waktu ataupun ruang, karena Negara Kadet Maguwo dalam Perspektif sifatnya yang borderless, timeless dan Historis”. Jurnal Pembangunan multimedia . Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi , 2(2): 210-221 DAFTAR PUSTAKA Hartini, Agnesia, and Fusnika Fusnika. 2018. Ahmadani, Mimi dan Mulyanto. 2017. Modul Kontribusi Perguruan Tinggi dalam Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta: Menumbuhkan Semangat Bela Negara di Lembaga Administrasi Negara Republik Kalangan Pelajar SMPN 02 Belitang Indonesia. Hilir. JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan . Asmaroini, Ambiro Puji. 2016. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila bagi Siswa di Era Head of Business Development CIAYO Corp Globalisasi. Citizenship Jurnal Pancasila 2018. Diakses dari: dan Kewarganegaraan . http://www.blog.ciayo.com

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Hidayatullah, Arif, and M. Ali Haidar. 2014. 2019. Mengawali Integrasi Digital 2019 . Depoliitisasi Nahdlatul Ulama 1968-1983. [online ]. Diakses dari AVATARA, e-Journal Pendidikan https://apjii.or.id/downfile/file/BULETIN Sejarah . APJIIEDISI33Januari2019.pdf. Ikhsan, M. Alifudin. 2017. Nilai-Nilai Cinta Badan Pusat Statistik. 2018. Statitistik Tanah Air dalam Perspektif Al-Qur’an. Telekomunikasi Indonesia 2018. Diakses Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan dari Kewarganegaraan . https://www.bps.go.id/publication/2019/1 2/02/6799f23db22e9bdcf52c8e03/statistik Khotimah, Khusnul. 2017. Wujud Bela Negara -telekomunikasi-indonesia-2018.html Melalui Pendidikan Budaya Hemat Energi. Jurnal Pertahanan & Bela Dan Efriza, Raden Mas Jerry Indrawan. 2017. Negara . Bela Negara sebagai Metode Pencegahan Ancaman Radikalisme di Indonesia. Line Webtoon. Terakhir di akses 06 Januari Jurnal Pertahanan & Bela Negara . 2019, 09.00 WIB. http://www.webtoons.com/id/. Dewan Ketahanan Nasional. 2018. Modul I: Konsepsi Bela Negara. Jakarta. Ningrat, Widodo Surya, Armaidy Armawi, and Djoko Soerjo. 2019. Internalisasi Bela Disurya, Ramanata et al. 2018. Optimalisasi Negara dalam Pembinaan Kegiatan Nilai-Nilai Kebangsaan melalui Program Pemuda Purna Paskibraka Kabupaten Bela Negara di SMK PGRI Pagar Alam. Bandung Untuk Pembentukan Ketahanan J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Pribadi. Jurnal Ketahanan Nasional . Kepada Masyarakat ). Sawaludin, Sawaludin, and Muhamad Salahudin. Emden, Zeynep, Roger J. Calantone, and 2018. Nilai-Nilai Karakter Bangsa dalam Cornelia Droge. 2006. Collaborating for Tradisi Tari Caci di Masyarakat

11 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Leni Anggraeni, Cecep Darmawan, dan Sri Wahyuni Tanshzil CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara bagi Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 5-12

Manggarai Desa Golo Ndoal Kecamatan Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat (1) tentang Pertahanan Negara. Nusa Tenggara Timur. CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Utomo, Basseng, dan Purwana. 2017. Modul Pendidikan Pancasila dan Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Kewarganegaraan . Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Yanti, Fitri. 2019. Menggagas Urgensi Alfabet. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Journal of Chemical Undang – Undang Dasar Negara Republik Information and Modeling . Indonesia Tahun 1945.

12 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

ANALISIS KEMAMPUAN BERBAHASA MAHASISWA DISLEKSIA SEBAGAI CALON GURU SEKOLAH DASAR : STUDI KASUS (NA)

Eni Nurhayati

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STIKIP PGRI Sidoarjo Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

The purpose of this study is to describe the four language skills, namely listening, reading, Sejarah Artikel: writing and speaking that students must master to be able to appreciate themselves as Diserahkan 30 Januari 2020 prospective teachers at STKIP PGRI Sidoarjo (NA case study) semester 3 (three) students. Direvisi 29 Februari 2020 The research method used is descriptive qualitative case study type design. The subject of Disetujui 4 Maret 2020 this study was a third semester PGSD STKIP PGRI Sidoarjo student. The research instruments in this case study research are (1) fishing sheet assignments, (2) recording devices. This study uses data collection techniques including: (1) participatory observation Keywords: techniques (observation), record techniques, (3) note taking techniques, (4) fishing listening skills, reading skills, techniques, and (5) documentation techniques. Stages of data analysis in this study are (1) writing skills, speaking skills, data identification, (2) data classification, (3) data analysis, and (4) data conclusion. dyslexia, inclusion. The results of the analysis found that dyslexic (NA) students were able to listen well when repeating the material or repeating information that was heard more than once, the results of listening were responded to by students asking questions that were not understood. The ability to read can be well received when students read the reading text three times without errors. This is evidenced by the satisfying writing results based on grammatical elements and good wording. In addition, students (NA) are also able to present their writing in the form of paragraphs in the form of observational reports in front of the class well. Of the four language skills, students (NA) are the most difficult to understand the grammatical system to arrange sentences into paragraphs. But NA students are able to overcome it and prepare reports according to the provisions.

Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan empat kemampuan berbahasa yakni menyimak, membaca, menulis, dan berbicara yang harus dikuasai mahasiswa untuk dapat mengapresiasikan dirinya sebagai calon pengajar di STKIP PGRI Sidoarjo (studi kasus NA) mahasiswa semester 3 (tiga). Metode penelitian yang dilakukan yakni desain kualitatif deskriptif jenis studi kasus. Subjek penelitian ini adalah seorang mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sidoarjo semester tiga. Instrumen penelitian pada penelitian studi kasus ini adalah (1) tugas lembar pancingan, (2) alat rekam. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data antara lain: (1) teknik observasi partisipasi (pengamatan), teknik rekam, (3) teknik catat, (4) teknik pancingan, dan (5) teknik dokumentasi. Tahapan analisis data pada penelitian ini yaitu (1) pengidentifikasian data, (2) pengklasifikasian data, (3) penganalisisa data, dan (4) penyimpulan data. Hasil penelitian dari analisis ditemukan bahwa mahasiswa disleksia (NA) mampu menyimak dengan baik saat mengulang materi atau mengulang keterangan yang didengarkan lebih dari sekali, hasil dari menyimak direspon mahasiswa dengan bertanya ulang pada materi yang tidak dimengerti. Kemampuan membaca dapat diterima dengan baik saat mahasiswa membaca teks bacaan selama tiga kali tanpa kesalahan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil menulis yang cukup memuaskan berdasarkan unsur gramatikal dan susunan kata yang baik. Selain itu mahasiswa (NA) juga mampu mempresentasikan hasil tulisannya berupa paragraf yang berbentuk laporan observasi di depan kelas dengan baik. Dari keempat kemampuan berbahasa tersebut, mahasiswa (NA) paling sulit yaitu memahami sistem gramatikal untuk menyusun kalimat menjadi paragraf. Namun mahasiswa NA mampu mengatasinya dan menyusun laporan sesuai ketentuan.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Eni Nuryahati Analisis Kemampuan Berbahasa Mahasiswa Disleksia Sebagai ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 13-17

PENDAHULUAN Penelitian disleksia telah banyak Kemajuan sebuah negara ditentukan dilakukan pada saat ini. Namun penelitian banyak faktor. Satu diantaranya yaitu sistem disleksia pada mahasiswa calon guru SD masih pendidikan yang dijalankan. Sistem pendidikan jarang ditemukan. Terlebih lagi masyarakat pada sebuah negara dituntut mampu meragukan kualitas dari mahasiswa inklusi menghasilkan generasi yang sangat inovatif sebagai calon guru. Hal tersebut mendorong dan berbudi luhur. Hal tersebut tentu menjadi penelitian seperti ini pada mahasiswa inklusi tombak utama sebagai pencetak generasi berdasarkan kemampuan berbahasa. Tujuan berilmu yang beradap. Selain itu pemerataan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pendidikan pada berbagai karakter peserta kemampuan berbahasa dalam keterampilan didik sebagai tantangan tersendiri pada guru- menyimak, (2) mendeskripsikan kemampuan guru masa kini. berbahasa pada keterampilan membaca, (3) Kemajuan telnologi di Indonesia juga mendeskripsikan kemampuan berbahasa pada memberikan pengaruh baik dari segi positif dan keterampilan menulis, (4) mendeskripsikan negatif. Kemajuan tersebut juga diiringi dengan kemampuan berbahasa pada keterampilan perkembangan pola pikir masyarakat yang berbicara. peduli terhadap pendidikan. Tidak terkecuali para orang tua dari anak berkebutuhan khusus METODE PENELITIAN (ABK). Hal tersebut juga memberikan dampak Penelitian menggunakan pendekatan positif pada tiap lapisan masyarakat saat ini. kualitatif deskriptif, dan merupakan jenis dari Banyak ABK yang saat ini menjadi lebih baik penelitian studi kasus. Studi kasus digunakan karena mendapatkan pendidikan yang tepat. karena lebih sesuai bila pokok pertanyaan suatu Sehingga banyak sekolah baik jenjang penelitian berkenaan dengan how atau why bila pemerintahan maupun swasta mencanangkan penelitian hanya memiliki sedikit peluang pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi yang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang dicanangkan dikhususkan bagi peserta didik akan diselidiki, dan bilamana fokus yang memiliki kelainan pada setiap proses penelitiannya terletak pada fenomena- pembelajarannya. fenomena kontemporer (masa kini) di dalam Penunjang dalam sistem keberadapan konteks kehidupan nyata (Yin, 2014: 1). dalam pendidikan tidak lepas dari peran Subjek penelitian ini adalah seorang psikologi pendidikan dalam mengenali dan mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sidoarjo mengatasi permasalahan berdasarkan kriteria semester tiga. Subjek penelitian ditentukan peserta didik tersebut. Pencanangan pendidikan secara acak di sebuah sekolah tinggi yang karakter dalam dunia pendidikan memberikan memiliki mahasiswa inklusi. Penentuan subjek dampak positif terhadap perkembangan berdasarkan pertimbangan bahwa subjek pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter tersebut merupakan mahasiswa dengan sangat berpengaruh besar terhadap perilaku dan kebutuhan khusus yang memiliki karakteristik kemujan berpikir manusia menjadi lebih (1) memiliki ketidak selarasan pada positif. Menurut Sutarto (2011: 19) Konsep kemampuan motorik, (2) memiliki ketidak karakter berpotensi mentransformasi budaya selarasan pada kemampuan mendengar sekolah sedemikian rupa sehingga sehingga kesulitan mengucapkan kalimat atau memperbaiki karakter kinerja dan karakter memahami bahasa terutama bahasa asing, (3) moral. Karakter kinerja dan karakter moral memiliki ketidak selarasan pada kemampuan dapat memengaruhi sebuah kualitas lulusan visual sehingga menyebabkan sulit memahami supaya menjadi manusia yang lebih santun dan tulisan dan mengenali bagaimana tulisan berproduktif. Karena karakter didefinisaikan tersebut dibaca. sebagai unsur keunggulan dan etika. Kehadiran peneliti pada penelitian studi Menurut Syah (2014: 15) keharusan kasus memusatkan perhatian pada aspek yang tidak dapat ditawar-tawar bagi setiap konsep dan pendesainan dan penyelenggaraan pendidik yang kompeten dan profesional pada penelitiannya (Yin, 2014: 1). Pada adalah melaksanakan profesinya sesuai dengan penelitian studi kasus, kehadiran peneliti sangat keadaan peserta didik. Kemampuan mengenali memengaruhi dan menentukan hasil dari peserta didik bagi guru harus dikuasi guru dan penelitiannya. Kehadiran peneliti sangat calon guru, terutama mahasiswa keguruan. menentukan data, pengumpul data, pemberi Bagi mahasiswa keguruan harus mampu respon atau stimulus agar subjek penelitian mengenali segala jenis gejala psikologi memberikan respon, dan penentu semua data pendidikan dari berbagai macam peserta didik. yang diperoleh saat proses penelitian.

14 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Eni Nuryahati Analisis Kemampuan Berbahasa Mahasiswa Disleksia Sebagai ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 13-17

Saat pengumpulan data, peneliti harus lebih banyak menanyakan pada kata atau sensitif dan respon terhadap peluang-peluang gambar yang jarang ditemui. yang muncul. Keterampilan yang baik dalam (3) Analisis kemampuan berbahasa pada memperoleh dan memilah data serta merespon keterampilan menulis pada mahasiswa data harus dimiliki oleh peneliti studi kasus disleksia. misalnya menjadi pendengar yang baik, Saat kegiatan menulis NA awalnya memberikan respon yang cepat dan tepat, serta hanya akan (a) menulis apa yang diejakan atau dapat menyesuaikan diri dengan baik. di dikte, (b) NA dapat mengenali jika Instrumen penelitian pada penelitian penggabungan kata berdasarkan struktur studi kasus ini adalah (1) tugas lembar gramatikal yang sederhana. Namun pada pancingan, (2) alat rekam. Penelitian ini struktur gramatikal atau struktur kalimat yang menggunakan teknik pengumpulan data antara kompleks NA memberikan respon bertanya lain: (1) teknik observasi partisipasi ulang lebih dari dua kali. Namun pada tahap (pengamatan), teknik rekam, (3) teknik catat, dua kali mencoba memahami kalimat tersebut (4) teknik pancingan, dan (5) teknik NA dapat melakukannya dengan tepat. dokumentasi. Tahapan analisis data pada Pengulangan yang dialakukan NA saat diskusi penelitian ini yaitu (1) pengidentifikasian data, atau pun saat berlatih langsung secara mandiri. (2) pengklasifikasian data, (3) penganalisisa (4) Analisis kemampuan berbahasa pada data, dan (4) penyimpulan data. keterampilan berbicara pada mahasiswa disleksia. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan berbicara pada tahap ini Berdasarkan tujuan penelitian, maka ialah kemampuan berbicara di depan umum. hasil penelitian sebagai berikut. Dalam hal ini seperti presentasi dan (1) analisis kemampuan berbahasa pada menjelaskan kembali pertanyaan yang muncul keterampilan menyimak pada mahasiswa saat diskusi. Pada kegiatan presentasi yang disleksia. dilakukan secara berkelompok atau mandiri Sikap NA saat diajak mendengarkan NA memberikan penampilan yang cukup baik. materi (a) NA memberikan perhatian saat NA mencoba membuat ritma sendiri mendengarkan materi, (b) memberikan reaksi berdasarkan kemampuannya. Kata dan kalimat pada saat mendengarkan materi. Reaksi verbal yang digunakan cukup sederhana. NA dan nonverbal, (c) NA menirukan dan menghindari kalimat kompleks dengan multi memberikan respon sebaliknya saat tafsir. NA juga dapat membedakan tiga ucapan mendengarkan materi. Perhatian NA terfokus huruf dalam sebuah kata. Pada kata atau istilah pada penekanan intonasi yang didengar. Hal sulit diucapkan, NA tetap mengucapkannya tersebut membuat NA lebih mudah dengan nada rendah. mengidentifikasi pokok-pokok materi yang didapatkan. Penekanan intonasi dapat SIMPULAN membantu NA mempercepat pemahaman pada Berdasarkan hasil penelitian dapat keterampilan menyimak. disimpulkan bahwa (1) keterampilan (2) Analisis kemampuan berbahasa pada menyimak yang dilakukan, NA memberikan keterampilan membaca pada mahasiswa reaksi verbal yaitu bertanya langsung saat disleksia. mendengarkan. Reaksi nonverbal berupa Sikap NA saat kegiatan membaca coretan-coretan NA pada kertas berdasarkan memberikan respon yang lambat. NA hasil simakan. Selain itu penekanan intonasi cenderung mengulang beberapa kali pada pada pokok-pokok sulit seperti peran “subjek” kalimat dan kata yang sulit. Pemahaman yang dan permasalahan pada materi yang disajikan. didapatkan NA saat kegiatan membaca (2) keterampilan membaca yang NA dapat memerlukan pengulangan lebih dari sekali. membaca dan menyelesaikannya dengan baik Pada kegiatan membaca yang kedua NA baru saat NA mengulang membaca lebih dari dua mampu memberikan respon yang sesuai. kali. Pada tahap pengulangan ketiga NA dapat Respon yang diberikan NA berupa (a) memberi melakukannya dengan baik tanpa kesalahan. nama gambar saat bacaan teks tersebut terdapat (3) keterampilan menulis yang dihasilkan NA gambar, (b) bercerita kembali sesuai dengan termasuk pada kalimat yang sederhana, pada caranya sendiri, (c) NA dapat memahami arti kalimat kompleks NA lebih sering bertanya. gambar-gambar pictogram atau logo-logo Kalimat yang dihasilkan sederhana dengan berdasarkan keterangan dari teman maupun makna yang sesuai konteksnya. Beberapa dosen. Pada kegiatan membaca NA cenderung kalimat ditemukan perbedaan dalam hal

15 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Eni Nuryahati Analisis Kemampuan Berbahasa Mahasiswa Disleksia Sebagai ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 13-17 memaknai kalimat berdasarkan konteksnya. Tampak jelas bahwa NA mempunyai Kalimat yang dihasilkan masih berupa kalimat masalah pada kemampuan verbal sebesar 40%. yang simpleks dibandingkan dengan kalimat Tetapi teknik mengeja 70% saat membaca yang mampu dikeluarkan oleh mahasiswa dengan keras. Namun NA lemah pada dengan perkembangan normal. Sehingga saat kemampuan verbal yang terhubung dengan dianalisis terdapat perbedaan yang signifikan. kalimat kompleks. Pada kalimat simpleks NA (4) keterampilan berbicara yang dilakukan NA mampu melakukannya dengan baik. Karenanya dapat dilakukan dengan baik. Meskipun saat NA dapat dikatakan disleksia dengan tingkat presentasi NA lebih banyak mengulang pada keparahan sedang. kelas kata atau istilah sulit. Pada presentasi Pada kasus NA disleksia dengan tingkat yang dilakukan NA juga lima menit lebih lama keparahan sedang dapat diatasi dengan debandingkan dengan mahasiswa dengan pendampingan dan dukungan selama bertahun- perkembangan normal. tahun di tempat belajar maupun di rumahnya Kondisi disleksia tidaklah seragam. untuk mendapatkan bantuan secara intensif. Disleksia juga memiliki derajat keparahan. Bantuan secara intensif dan terus menerus Disleksia ringan adalah kondisi gangguan dapat mempercepat pertumbuhan pemahaman dimana hanya mengalami kesulitan belajar NA dalam berpikir kritis. Sehingga mampu membaca dan mengeja tetapi sangat ringan. mengolah makna kata dan kalimat secara Individu ini masih dapat melakukan komprehensif. Hal tersebut juga mampu kompensasi atau dapat berfungsi baik dengan mempercepat kemampuan verbal NA saat beberapa penyesuaian, ataupun dengan bantuan berbicara di depan umum. Serta mampu dukungan. Disleksia dengan keparahan sedang menumbuhkan kepercayaan dirinya sebagai adalah kondisi dimana gangguan disleksia pada seorang yang mampu menghadapi individu ini sangat nampak jelas, anak kekurangannya dan mampu mengatasinya memerlukan dukungan selama tahun-tahun secara mandiri. disekolahnya atau bantuan secara intensif dari tenaga khusus yang mempunyai spesialisasi SARAN untuk kebutuhan disleksia. Disleksia yang Adapun saran-saran penelitian ini parah adalah gangguan membaca dan mengeja adalah sebagai berikut. (1) bagi dosen atau yang sangat sulit yang menyebabkan juga pengajar, penelitian ini diharapkan dapat masalah tidak bisa berprestasinya anak memberikan sumbangan pengetahuan dalam diberbagai mata ajaran lainnya. Derajat pengajaran mahasiswa inklusi pada tingkat keparahan ini juga ditunjukkan di mana perguruan tinggi. Meskipun tidak banyak individu tidak bisa tanpa dukungan dari tenaga mahasiswa inklusi yang mampu bersekolah khusus untuk disegala mata ajaran (Widyorini, tinggi karena keterbatasan berpikirnya. Maka 2017: 78). perlu perlakuan khusus bagi mahasiswa Pada kasus NA merupakan disleksia berkebutuhan khusus dalam penanganan saat dengan tingkat keparahan sedang. Karena NA proses pengajaran dan penerimaan materi. masih mampu bersosialisasi dan membangun Banyak metode dan teknik belajar yang harus komunikasi dengan orang-orang yang digunakan oleh pengajar untuk tercapainya dikehendaki. NA juga dapat diandalkan pada keberhasilan pembelajaran pada mahasiswa pengerjaan kategori kinestetik. Yaitu belajar inklusi. Dalam hal ini pengajar dapat dengan dominasi gerak tubuh. Terutama gerak memberikan tutor sebaya untuk kelancaran jari saat mengetik komputer atau alat dalam kegiatan belajar mengajar. Secara umum komunikasi lain. anak kebutuhan khusus meliputi dua kategori yaitu anak yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen, yaitu akhibat dari kelainan tertentu, dan anak kebutuhan yang bersifat temporer, yaitu mereka yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan yang disebabkan kondisi dan situasi lingkungan. Karena filosofi pendidikan inklusi adalah merupakan sistem pendidikan yang menghargai bahwa manusia diciptakan sebagai mahkluk yang berbeda-beda (unik), menghargai dan menghormati bahwa semua orang merupakan bagian dari masyarakat, dan

16 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Eni Nuryahati Analisis Kemampuan Berbahasa Mahasiswa Disleksia Sebagai ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 13-17 manusia diciptakan untuk membangun sebuah DAFTAR PUSTAKA masyarakat, sehingga sebagai masyarakat normal ditandai sengan adanya keberagaman Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian dari setiap anggota masyarakatnya (Garnida, Teoritik . Jakarta: Rhineka Cipta. 2018: 2). (2) bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan Creswell, John W. 2017. Reseach Design: wawasan bagi orang tua yang memiliki anak pendekatan metode kualitatif, dengan kebutuhan khusus untuk tidak kuantitatif, dan campuran . Yogyakarta: menyerah pada pendidikan yang lebih tinggi. Pustaka Pelajar. Orang tua diharapkan mampu memahami dan memercayai anak dengan kebutuhan khusus Garnida, Dadang. 2018. Pengantar Pendidikan bahwa anak tersebut mampu menjadi lebih baik Inklusif . Bandung: Refika Aditama. dengan wawasan yang luas untuk memeroleh pendidikan yang tinggi agar mampu bertahan Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat dan bersaing dimasyarakat luas. Orang tua Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan harus mampu mengeluarkan bakat dan Pendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo kemauan anak agar mampu menunjukkan Persada. jatidiri anak yang sesungguhnya dengan cara terus mendukung dan memotivasi anak agar Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian tidak mudah menyerah pada kondisi yang ada. Kualitatif . Bandung: PT Remaja Percaya anak mampu berkembang dengan baik Rosdakarya Offset. melalui pendidikan yang lebih baik pula. Karena setiap hal yang berhubungan anak Peeters, Theo. 2012. P anduan Autisme terkonsep dan tertata rapi. Orang tua harus Terlengkap . Jakarta: Dian Rakyat. menyedia pemicu untuk penstimulus baik dari kosakata yang baru sebagai bahan Rahmawati, Niza. 2009. Pola Fonologis pembelajaran atau pengenalan terhadap sesuatu Bahasa Indonesia pada Tuturan Anak yang baru bagi anak. (3) bagi peneliti lain, Autisme (Studi Kasus pada Ifan penelitian ini diharapkan dapat memberikan Yessica) . Skripsi tidak diterbitkan. saran dan masukan yang sekiranya dapat Surabaya: FBS Unesa. digunakan sebagai bahan pertimbangan guna perbaikan penelitian selanjutnya yang sesuai Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi dengan perkembangan anak disleksia pada Pendidikan . Jakarta: CV. Rajawali. tataran mahasiswa atau diperguruan tinggi. Karena tantangan penelitian mahasiswa dengan Sutarto, Ayu. Dkk. 2011. Bunga Rampai kebutuhan khusus masih jarang diteliti atau Pendidikan Karakter: strategi mendidik ditemukan. generasi masa depan . Surabaya: Unesa Berdasarkan hasil analisis pada University Press. penelitian ini, terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dituntaskan NA. Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan: Menggunakan teknik pemancingan berupa dengan pendekatan Baru . Bandung: PT gambar dan teks dalam bacaan dan diskusi Remaja Rosdakarya Offset. kelompok yang bertujuan untuk memunculkan tutor sebaya sebagai sarana pengulangan agar Widyorini, Endang dan Julia Maria Van Tiel. materi saat di kelas tidak terhambat. 2017. Disleksia: Deteksi, Diagnosis, Memunculkan tutor sebaya pada mahasiswa Penanganan di Sekolah dan di Rumah . NA sangat membantu, karena NA lebih Jakarta: Prenada. nyaman dan terbuka terhadap teman seusianya. Yin, Robert K. 2002. Studi Kasus: Desain dan Metode . Jakarta: PT. Raja Grafindo.

17 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

ANALISIS NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM NOVEL KKN DI DESA PENARI KARYA SIMPLEMAN

Atria Rihanah 1 dan Cintya Nurika Irma 2

PBI, FKIP, Universitas Peradaban Email: [email protected] 1 ; [email protected] 2

Info Artikel Abstract

This study aims to describe the social and cultural values in the KKN di Desa Penari novel. Sejarah Artikel: This research is a descriptive qualitative research with metide content analysis. Diserahkan 18 Februari 2020 The validation used is theory triangulation with stages of reading, recording, identifying, Direvisi 20 Februari 2020 and analyzing. The result of thr study note that there are seven social and cultural values, Disetujui 4 Maret 2020 namely: knowledge systems, language systems, social or social organization systems, living equipment and technology systems, livelihood systems, religious systems, and arts systems

Keywords: social value, culture value, KKN Abstrak di Desa Penari novels Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial dan budaya dalam novel KKN di Desa Penari . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode content analysis. Validasi yang digunakan adalah triangulasi teori dengan tahapan pembacaan, pencatatan, mengidentifikasi, dan menganalisis. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat tujuh nilai sosial dan budaya, yaitu: sistem pengetahuan, sistem bahasa, sistem organisasi sosial atau kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan sistem kesenian.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Atria Rihanah dan Cintya Nurika Irma Analisis Nilai Sosial Dan Budaya Dalam Novel Kkn Di Desa Penari Karya Simpleman Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 18-23

PENDAHULUAN Penari karangan Simpleman. Novel ini Keberadaan karya sastra tidak terlepas menceritakan beberapa mahasiswa yang sedang dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya KKN disalah satu desa yang masih kental yang nantinya nilai tersebut dapat dengan adat-istiadat atau budaya Jawa. Budaya mempengaruhi kehidupan masyarakat tak ini tercipta sejalan dengan kebiasaan yang terkecuali nilai sosial dan budaya dalam novel. dilakukan oleh masyarakat terdahulu yakni Nilai sosial menjadi pedoman dalam kehidupan memberikan sesajen pada tempat-tempat masyarakat, karnasejatinya nilai sosial ini keramat dan juga larangan menginjakan kaki di menjadi pandangan masyarakat tentang apa tapak tilasyang menyebabkan dua mahasiswa yang dipandang baik dan buruk. Budaya yang yang KKN didesa itu meninggal dunia. berlaku dalam masyarakat tentu tidak lepas dari Penelitian ini senada dengan penelitian yang nilai. Sama halnya dengan nilai sosial, nilai dilakukan oleh Imelda berjudul “Nilai Sosial budaya dalam novel mencerminkan suatu Budaya dalam Novel Namaku Teweraut Karya budaya yang berlaku di dalam masyarakat Ani Sekarningsih Pendekatan Antropologi”. secara nyata yang kemudian dituangkan ke Nilai sosial diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu dalam sebuah novel, sehingga dapat dijadikan nilai sosial aspek pengetahuan, nilai sosial sebagai refleksi kehidupan. aspek sistem organisasi, dan nilai sosial aspek Novel tercipta sejalan atau selaras religi. dengan konteks sosial yang merupakan bagian Setiap masyarakat pasti memiliki dari kebudayaan. Hal itu terjadi karena sastra sejumlah kepercayaan ataupun tingkah laku dipengaruhi oleh masyarakatnya dan sekaligus yang menjadi bagian dari kebudayaan yang dapat memengaruhi masyarakat. Nilai sosial bersangkutan. Bagian dari tingkah laku tersebut dan budaya sifatnya sangat kuat karena sering dinamakan tradisi. Tradisi dalam fungsinya dalam masyarakat sudah tertanam masyarakat mempunyai peran tersendiri yakni dan meresap sehingga menjadi pedoman suatu kebiasaan masyarakat yang turun tertinggi bagi tingkah laku manusia. temurun masih dilakukan pada lingkungan Keterkaitan kebudayaan dengan pedoman masyarakat tersebut yang mempunyai tingkah laku juga disampaikan oleh Daeng peraturan dan tata cara. Berdasarkan uraian (2005: 24) bahwa sebagai inti dari suatu sistem latar belakang masalah tersebut, rumuasan kebudayaan, nilai budaya menjiwai semua masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pedoman yang mengatur tingkah laku warga nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam pendukung kebudayaan yang bersangkutan. novel KKN di Desa Penari ? Tujuan penelitian Pedoman tingkah laku tersebut adalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana nilai- adat-istiadatnya, norma-normanya, aturan nilai yang terkait dengan sosial dan budaya etikanya, aturan moralnya, aturan dalam novel KKN di Desa Penari . kesantunannya dan pandangan hidup. Dalam mengkaji nilai sosial dan budaya pada novel, METODE PENELITIAN diperlukan ilmu pengetahuan tentang Subjek dalam penelitian ini adalah kebudayaan untuk menginterpretasikan nilai Novel KKN di Desa Penari karya Simpleman yang terkandung di dalamnya. Lain halnya yang diterbitkan oleh Bukune Kreatif Citra dengan Koentjaningrat (2009: 222) 2019, berisi 253 halaman. Penelitian ini menunjukan adanya tujuh unsur kebudayaan menggunakan pendekatan antropologi untuk universal yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai sosial dan budaya yang mengidentifikasi ciri-ciri antropologis untuk meliputi bahasa, sistem pengetahuan, sistem diteliti. organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan Adapun unsur kebudayaan yang dikaji teknologi, sistem mata pencaharian hidup, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sistem religi, dan kesenian. sosial atau masyarakat, sistem peralatan hidup Metode yang digunakan dalam dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, penelitian ini adalah metode narative sistem religi, dan kesenian. Setiap nilai pasti descriptive. Keabsahan data dilakukan dengan mengalami perkembangan sesuai dengan triangulasi sumber data dan teori. Selanjutnya, zamannya. Akan tetapi, perkembangan tersebut langkah-langkah yang dilakukan untuk menjadi bentuk transformasi upaya untuk menganalisis data dalam penelitian adalah melestarikan budaya lokal agar tetap bisa sebagai berikut: a) membaca keseluruhan isi dinikmati oleh generasi berikutnya. cerita yang terdapat dalam novel, b) membuat Salah satu novel yang mengandung nilai catatan dan menandai unsur yang mengandung sosial dan budaya ialah novel KKN di Desa Antropologi sastra yang merujuk dalam setiap

19 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Atria Rihanah dan Cintya Nurika Irma Analisis Nilai Sosial Dan Budaya Dalam Novel Kkn Di Desa Penari Karya Simpleman Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 18-23 dialog atau adegan dalam novel, c) 2. Sistem Pengetahuan mengidentifikasi data berupa kalimat yang Sistem ini berkisar pada pengetahuan mengandung nilai sosial dan budaya, tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat- d) menganalisis dan mengklasifikasi data sifat peralatan yang dipakainya. Sistem temuan berdasarkan pendekatan antropologi, pengetahuan meliputi ruang pengetahuan e) memerikasa ulang hasil analisis dan menarik tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, kesimpulan. ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku manusia serta tubuh manusia. Hal ini tergambar HASIL DAN PEMBAHASAN dalam novel ini bahwa tempat KKN di Desa Berdasarkan hasil analisis yang telah Penari jauh dari kota, lokasi yang pelosok, dilakukan dalam novel KKN di Desa Penari keadaan jalan yang naik turun dengan karya Simpleman, ditemukan tujuh nilai sosial dikelilingi pohon-pohon besar bahkan dan budaya. Adapun nilai-nilai yang terdapat terkadang melewati semak belukar hingga jalan dalam novel tersebut yaitu: sistem bahasa, setapak. Kondisi ini menggambarkan bahwa sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial pengetahuan alam sekitar mengenai jalan yang atau kemasyarakatan, sistem peralatan hidup harus ditempuh menuju desa tempat KKN. Hal dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, ini terdapat dalam kutipan di bawah ini. sistem religi, dan sistem kesenian. 1. Sistem Bahasa (2) Ia menyadari sedari tadi, ia masih Bahasa yang digunakan dalam novel bergelut dalam akses jalan yang sulit terdiri dari bahasa sehari-hari masyarakat Jawa. ditebak. Jalan naik turun, kelok yang Bahasa yang mencerminkan ciri khas budaya kadang melewati semak belukar, hingga masyarakat tertentu akan tampak dari istilah- jalan setapak yang dipenuhi oleh lumpur. istilah kedaerahan yang dimiliki budaya lain. Tanpa pencahayaan satu pun, mereka Novel KKN di Desa Penari menggambarkan mampu menembus arang rintang dari bahwasanya bahasa Jawa sebagai perantara jalanan hutan itu (hlm. 17). untuk berkomunikasi sesama anggota masyarakat. Hal ini terbukti dalam dialek yang Kutipan data (2) menunjukkan bahwa digunakan oleh beberapa tokoh seperti dalam pengetahuan tentang alam sekitar yang tampak kutipan berikut ini. jelas bahwa lokasi daerah Jawa ini masih berbau alam yakni jalan desa yang dikelilingi (1) “Jancuk, numpak sepeda tah iki?” (sial, pohon-pohon dan medan jalan yang susah. Hal naik motor ya ini) kata Wahyu yang itu disadari oleh Widya bahwa perjalanan memancing tatapan sengit semua anak- menuju tempat KKN membutuhkan waktu anak yang mendengar ucapannya. yang lama. Medan yang susah tampaknya Mungkin aneh, tetapi, Widya sempat sudah biasa dilakukan oleh para warga bahkan mengamati perubahan wajah pada semua tanpa bantuan cahaya sekali pun. pemotor yang merupakan warga desa itu. Tatapan mereka berubah, semacam 3. Sistem Organisasi Sosialatau jengkel dengan ucapan atau kalimat Kemasyarakatan Wahyu yang memang terdengar aneh, Novel ini menunjukkan sistem terlebih di Jawa bagian timur seperti ini masyarakat yang merasa satu dengan (hlm. 14). sesamanya anggotanya yang meliputi sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan. Setiap Kutipan data (1) menunjukkan bahwa masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, bahasa yang digunakan oleh tokoh Wahyu diantaranya sistem kekerabatan, organisasi merupakan bahasa Jawa. Selain itu, bahasa politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan. jancuk juga terkenal sebagai bahasa yang Hal ini tergambar di desa penari yang digunakan oleh masyarakat di daerah Jawa masyarakatnya masih menjunjung kekerabatan. Timur. Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa Sangat bertolak belakang dengan kehidupan di kekesalan Wahyu karena akses jalan menuju kota yang biasanya hidup masing-masing tanpa desa tempat KKN tidak bisa dilalui kendaraan memperdulikan urusan orang. Berikut adalah mobil sehingga ia dan teman-temannya harus kutipan yang menunjukkan sistem naik motor menuju desa itu. kemasyarakatan.

(3) Widya bisa melihat wajah-wajah warga desa yang tampak senang. Mereka

20 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Atria Rihanah dan Cintya Nurika Irma Analisis Nilai Sosial Dan Budaya Dalam Novel Kkn Di Desa Penari Karya Simpleman Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 18-23

menyalami Widya dan rombongannya, perdagangan. Sebagian besar warga yang mengatakan “selamat datang”. Ia tidak tinggal di desa tersebut bekerja bercocok tanam menyangka akan disambut seperti ini sebagai mata pencaharian mereka. Berikut (hlm. 19). salah satu kutipan yang menggambarkan mata pencaharian warga. Melalui novel KKN di Desa Penari kita dapat belajar bahwasanya tetap menjaga (5) “Sekarang saya ajak ke perkebunan kerukunan atau kekerabatan dalam singkong, salah satu bahan makanan yang bermasyarakat. Widya dan rombongannya kami perjualbelikan sebagai komoditas tampak disambut oleh warga dengan senang warga desa ini.” Ucap pak Prabu (hlm. hati, hal itu menunjukkan kekompakan warga 32). desa serta antusiasme warga dalam menerima tamu atau orang asing. Warga desa biasanya menjual hasil tanamannya di Pasar. Ini menjadi bentuk mata 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi pencaharian hidup masyarakat di desa penari. Sistem ini merupakan teknik yang Kebun singkong tersebut juga merupakan dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat program kerja Ayu dan Bima untuk yang meliputi alat kerja, penyimpanan, menyelesaikan tugas KKN. Desa penari pakaian, perumahan, alat transportasi, dan merupakan tempat yang masih asri, sehingga kebutuhan benda lain yang berupa material. banyak warga yang pada umumnya Novel tersebut menggambarkan kehidupan bermatapencaharian sebagai petani. Keadaan masyarakat yang masih sederhana yakni tak tanah yang subur dimanfaatkan oleh warga seorangpun warga yang mempunyai kamar untuk bercocok tanam umbi-umbian. mandi. Bahkan mandi pun warga harus berjalan terlebih dahulu menuju dekat sungai. Hal ini 6. Sistem Religi menggambarkan bahwa minimnya teknologi Setiap masyarakat memiliki keyakinan atau peralatan di desa tersebut. terhadap hal-hal yang bersifat religi, bahkan pada masyarakat atheis (tidak percaya adanya (4) “Tapi untuk warga perempuan yang ingin Tuhan) sekali pun. Sistem religi bisa diartikan mandi, disediakan sebuah bilik, tidak sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan terlalu jauh dari sungai. Widya dan yang dan praktik keagamaan yang berhubungan lain mengangguk mendengar penjelasan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat pak prabu. Meski sedikit tidak terima, bila dijangkau dengan akal pikiran. Sistem religi untuk mandi saja mereka harus berjalan meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, sejauh itu. Pantas saja, kata Ayu, Tadi pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan saat mau mandi di rumah bu Sundari aku upacara keagamaan. Novel KKN di Desa bingung kok, gak ada kamar mandi. Tak Penari mengajarkan kepada kita bahwasanya kira kenapa. Begitu ya pak, jadi semua kewajiban seorang muslim yakni menjalankan warga mandinya ke sungai” (hlm. 27-28). perintah-Nya yakni ibadah salat. Hal ini tergambar pada sosok Nur yang rajin beribadah Pada kutipan data (4), tampak jelas terutama di waktu subuh. Berikut kutipan yang bahwasanya salah satu peralatan hidup yang menunjukkan pernyataan tersebut. dimiliki warga hanya berupa bilik yang digunakan untuk mandi para perempuan. Bilik (6) “Langit masih gelap, tapi suara adzan tersebut merupakan tempat mandi satu-satunya subuh berkumandang. Seorang gadis yang yang ada di desa tersebut. Sedangkan untuk sempat larut dalam mimpinya kini terjaga. laki-laki hanya ada air sungai yang bisa Ia bangkit, menyibak selimut, dan segera digunakan untuk mandi. Letak sungai yang melangkah menuju kamar mandi. Ia bilas jauh membuat warga jarang mandi bahkan hal bagian tubuhnya mulai dari tangan, muka tersebut sudah biasa dilakukan oleh warga desa hingga kaki, bersuci dalam siraman air penari. wudhu dipagi hari. Seakan ia siap menyambut hari ini dalam doa dan sujud” 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup (hlm. 125). Mata pencaharian para warga di desa tersebut mencakup segala usaha manusia untuk Tidak semua orang bisa melakukan hal mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan yang sama dengan tokoh Nur, terkadang orang seperti bercocok tanam, peternakan, dan justru menyibukkan diri dan melalaikan tugas

21 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Atria Rihanah dan Cintya Nurika Irma Analisis Nilai Sosial Dan Budaya Dalam Novel Kkn Di Desa Penari Karya Simpleman Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 18-23 sebagai hamba-Nya. Tokoh Nur Azizah dalam Ditengahnya, ada sebuah patung yang novel tersebut menggambarkan bahwasanya seakan membuka mulut. Mungkin, dulu peranannya sebagai tokoh yang religius. patung itu berfungsi menyemburkan air, Berbanding terbalik dengan Nur, warga desa entahlah. “Ini namanya Sinden. Dulu ini penari memiki kepercayaan tersendiri. Mereka seperti sendang. Airnya banyak, tapi lebih mempercayai adat atau agama warisan. sudah lama tak berfungsi” (hlm. 28-29). Kaitannya dengan kepercayaan, desa ini dipenuhi dengan sesajen pada setiap benda Kutipan data (8) menggmbarkan salah keramat. Kepercayaan memberikan sesajen satu bentuk seni rupa berupa patung yang pada benda keramat sudah biasa dilakukan oleh seakan membuka mulut. Patung itu namanya warga desa penari. Mereka mempercayai Sinden. Seiring dengan waktu, debit air benda-benda keramat tersebut berpenunggu, semakin berkurang sehingga Sinden tersebut seperti halnya Sinden yang dipercayai tidak berfungsi lagi. Hal ini yang kemudian masyarakat bahwa Badarawuhi merupakan menjadi program kerja utama para mahasiswa. sosok penunggu Sinden tersebut. Selain seni rupa dan seni tari, dalam novel KKN di Desa Penari juga terdapat seni musik. 7. Sistem Kesenian Seni musik ini berupa suara Gamelan, suara ini Nilai kesenian dalam novel KKN di Desa yang biasanya mengiringi para penari sebelum Penari berupa seni rupa, seni musik, dan seni maupun pada saat penari memulai aksinya. Hal tari. Secara sederhana kesenian dapat diartikan ini tergambar dalam kutipan berikut. sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan (9) “Di sinilah terjadi sebuah fenomena yang yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah aneh. Dari jauh terdengar suara gaduh permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat ramai orang tengah memainkan musik. memberikan kepuasan batin bagi manusia. Sebuah musik yang khas dam familier, Setiap masyarakat mempunyai berbagai macam mulai dari tabuhan gendang hingga suara seni yang tentunya berbeda dengan masyarakat pukulan gong yang sayup-sayup terdengar lainnya. Kesenian yang mendominan dalam dari jauh” (hlm. 17). novel tersebut yaitu seni tari. Sebagaimana yang sudah diketahui bahwasanya desa tersebut Seni musik dalam novel KKN di Desa dulunya sebagai desa yang menghasilkan para Penari merupakan seni yang gaib, suara musik penari yang sudah profesional. Salah satunya ini tidak semua orang bisa mendengarnya. Hal mbah Darawuhi, sosok ghaib yang ini yang selanjutnya membuat ganjal Widya, mengganggu mahasiswa KKN di desa tersebut. hanya dia dan Nur yang bisa mendengar suara Sosok ini kerap muncul dan masuk dalam musik tersebut. Suara gamelan ini biasanya tubuh salah satu tubuh mahasiswa. Berikut muncul sebagai pengiring sinden yang menari salah satu kutipan yang menunjukkan untuk menghibur para makhluk halus. Seperti pernyataan tersebut. halnya yang dilihat oleh Widya mulanya ia hanya mendengar suara musik tersebut, tetapi (7) “Nur tengah menari dalam kesunyian semakin ia mendekati suara tersebut terlihat malam. Ia berlenggak lenggok layaknya bahwasanya ada seorang perempuan cantik seorang penari profesional. Ia mengikuti yang berlengak-lenggok menari layaknya irama gamelan dengan anggun, seakan ia penari profesional. adalah penari yang sudah sejak dulu menari” (hlm. 48). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis nilai sosial Data (7) menunjukkan bahwasanya tokoh dan budaya yang terkandung dalam novel KKN Nur sedang menari. Namun, dalam tubuhnya di Desa Penari karya Simplemen dengan bukan Nur, melainkan sosok Badarawuhi yang pendekatan antropologi sastra, ditemukan tujuh merasukinya sehingga ia tampak seperti penari sistem nilai sosial dan budaya. Pertama, sistem yang profesional. Selain seni tari, dalam novel bahasa menggambarkan bahwasanya bahasa tersebut tergambar seni rupa seperti kutipan Jawa sebagai perantara untuk berkomunikasi berikut. sesama anggota masyarakat. Kedua, sistem pengetahuan tentang kondisi alam sekeliling (8) “Langkah mereka berhenti disebuah desa Penari dan sifat-sifat peralatan yang tempat terlihat bangunan yang tua sekali, dipakainya. Ketiga, sistem organisasi sosial menyerupai candi tapi tidak terlalu besar. menunjukkan sistem masyarakat yang merasa

22 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Atria Rihanah dan Cintya Nurika Irma Analisis Nilai Sosial Dan Budaya Dalam Novel Kkn Di Desa Penari Karya Simpleman Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 18-23 satu dengan sesama anggotanya yang meliputi Koentjaraningrat. 2015. Pengantar ilmu sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan. Antropologi . Jakarta: Rineka Cipta. Keempat, sistem peralatan hidup dan teknologi yang dimiliki oleh para anggota suatu Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian masyarakat yang meliputi alat kerja, Fiksi . Yogyakarta: Gajah Mada penyimpanan, pakaian, perumahan, alat University Press. transportasi, dan kebutuhan benda lain yang berupa material. Kelima, sistem mata Mentari, Dara, dkk. 2017. “Nilai Budaya dalam pencaharian hidup di desa tersebut mencakup Novel Tungku Karya Salman Yoga S” . segala usaha manusia untuk mendapatkan Jurnal J IM PBSI . 2 (2), pp: 38-51. barang dan jasa yang dibutuhkan seperti bercocok tanam, peternakan, dan perdagangan. Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, Keenam, sistem religi meliputi sistem dan Teknik Penelitian Sastra. kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan. Ketujuh, yaitu kesenian yang Rioky Subagya Asep, Sri Suhita. 2019. mendominan dalam novel tersebut yaitu seni “Transformation of Cultural Values in tari. The Noveldi Bawah Langit yang Sama By Helga Rif (Literary Antropology DAFTAR PUSTAKA Approach)”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia . Vol. 3 (1), pp: Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi Karya 196-197. Sastra. Bandung: Sinar Baru. Rohmadi, Muhammad, Yakub Nasucha. 2015. Hafidhah, Nurul, dkk.2017. “Analisis Nilai Dasar-dasar Penelitian Bahasa, Sastra, Budaya dalam Novel Lampuki Karya dan Pengajaran . Surakarta: Pustaka Arafat Nu r” . Jurnal Ilmiah Mahasiswa Brilian. Jurusan PBSI . 4 (2), pp: 393-399. Sartini. 2014. “Nilai-Nilai Sosial Budaya Hutabarat, Imelda, dkk. 2019. “Nilai Sosial dalam Novel The Souls Moonlight Budaya dalam Novel Namaku Teweraut Sonata Karya Wina Bojonegoro” . Karya Ani Sekarningsih Pendekatan Jurnal Nosi . 2 (2), pp: 79-91. Antropologi”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia . 4 (2), pp: Simpleman. 2019. KKN di Desa Penari . 59-69. Jakarta: Bukune Kreatif Cipta.

23 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

POSISI ORANG TUA DEMOKRATIS DALAM PEMBENTUKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Rekno Handayani dan Ika Ari Pratiwi

PGSD Universitas Muria Kudus Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

This study aims to find out more deeply the position of democratic parents in the formation Sejarah Artikel: of disciplinary learning of fourth grade students at SD 1 Gulang. Using a qualitative Diserahkan 25 Januari 2020 approach and descriptive type in presenting research data. The method used in data Direvisi 12 Februari 2020 collection uses the method of observation, interviews, and field recording. The results Disetujui 4 Maret 2020 showed that the position of democratic parents has a very strategic role in shaping the discipline of student learning in class IV SD 1 Gulang. Through democratic parenting style parents are able to provide learning assistance and the formation of student character. Keywords: Not only that students have also been accustomed by parents to move regularly in the democratic parents, family environment especially in the discipline of learning. The formation of student learning disciplin, learning discipline can be seen through learning activities, obedience to parents, and elementary students student independence both in the school environment and family environment. Students can follow the learning well and obtain maximum learning results. Therefore the position of democratic parents is very instrumental in shaping the disciplinary learning student of SD 1 Gulang. The advice that can be taken from this research for parents is expected to be able to provide good learning assistance to children so that children have a high level of discipline and interest in learning.

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam posisi orang tua demokratis dalam pembentukan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD 1 Gulang. Menggunakan pendekatan kualitatif serta tipe deskriptif dalam penyajian data hasil Penelitian. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode pengamatan, wawancara, dan pencatatan lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa posisi orang tua demokratis memiliki peranan yang begitu strategis dalam pembentukan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD 1 Gulang. Melalui gaya asuh demokratis orang tua mampu memberikan pendampingan belajar serta pembentukan budi pekerti siswa. Tidak hanya itu siswa juga telah dibiasakan oleh orang tua untuk beraktivitas secara teratur di lingkungan keluarga khusunya dalam kedisplinan belajar. Terbentuknya kedisiplinan belajar siswa dapat dilihat melalui aktivitas belajar, ketaatan terhadap orang tua, dan kemandirian siswa baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik serta memperoleh hasil belajar secara maksimal. Oleh karena itu posisi orang tua demokratis sangat berperan dalam pembentukan kedisiplinan belajar siswa SD 1 Gulang. Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini bagi orang tua diharapkan mampu memberikan pendampingan belajar yang baik kepada anak sehingga anak memiliki tingkat kedisiplinan dan minat belajar yang tinggi.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Rekno Handayani dan Ika Ari Pratiwi Posisi Orang Tua Demokratis Dalam Pembentukan Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 24-28

PENDAHULUAN demokratis adalah orang tua yang memiliki Salah satu permasalahan dalam sebuah karakteristik pengasuhan pada anak dengan aktivitas belajar peserta didik adalah memberikan keleluasaan pada anak untuk keteraturan dalam disiplin belajar. Disiplin berkembang namun terdapat aturan yang tidak belajar menjadi hal yang begitu mendasar bagi boleh di langgar oleh anak, orang tua tercapainya sebuah sistem pendidikan yang demokratis cenderung memiliki ciri-ciri baik. Kedisiplinan yang rendah menjadi sebuah mampu mengikuti dunia anak dan dapat isu yang berkembang dalam dunia pendidikan, bekerja sama dengan anak. sehingga hal tersebut menjadi sebagian Sejalan dengan pendapat hambatan dari belajar itu sendiri. Baik di Samsunuwiyati (2012: 165) makna pengasuhan lingkungan keluarga maupun sekolah demokratis bahwa penyelenggaraan pendidikan kedisiplinan merupakan sikap yang harus itu hendaknya ing ngarsa sung tuladha, ing diteladani oleh peserta didik khususnya siswa madya mangun karso, tutwuri handayani. Hal sekolah dasar. Pusat kurikulum menetukan 18 tersebut menunjukan orang tua yang memiliki nilai dalam pendidikan karakter, dari nilai-nilai pola pendampingan demokratis mampu karakter tersebut kedisiplinan menjadi salah memberikan dorongan bagi anak. Dengan satu komponen nilai yang menjadi tujuan demikian dapat ditekankan bahwa posisi orang tercapainya pendidikan nasional. tua memiliki peran yang begitu strategis dalam Shocib (2010: 12) menyatakan, pembentukan kedisiplinan siswa. “Disiplin diri adalah substansi esensial di era Berdasarkan pada studi kasus yang global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh dilaksanakan peneliti di SD 1 Gulang anak karena dengannya ia dapat memiliki Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus kontrol untuk berperilaku yang senantiasa taat menunjukan bahwa siswa kelas IV memiliki moral”. Pendapat tersebut memberikan karakteristik kedisiplinan belajar yang berbeda- penekanan pentingnya kedisiplinan bagi diri beda,. Siswa memiliki kecenderungan seorang siswa sekolah dasar. Mulyasa (2014: kedisiplinan yang rendah, baik di lingkungan 26) menyatakan, “Disiplin diri peserta didik keluarga maupun lingkungan sekolah sehingga bertujuan untuk membantu menemukan diri, peneliti bertujuan mengetahui posisi orang tua mengatasi, dan mencegah timbulnya problem- demokratis dalam pembentukan kedisiplinan problem disiplin”. siswa. Penelitian ini di dukung temuan Kedisiplinan tidak terlepas dari peran penelitian lain yakni Setiawati (2015) Hasil orang tua dalam membentuk kedisiplinan bagi penelitian menunjukkan hasil R sebesar 0,645, seorang siswa. Orang tua memiliki posisi yang yang artinya terjadi hubungan yang kuat antara strategis dalam membentuk sebuah pola asuh dan kedisiplinan belajar siswa. Data kedisiplinan bagi anaknya. Sejalan dengan tersebut menjadi salah satu pendukung dalam pendapat Yeni (2017: 8) yang menyatakan, melaksanakan penelitian sehingga hasil “Pola asuh merupakan salah satu faktor yang penelitian dapat bersifat objektif. penting dalam mengembangkan ataupun menghambat kreatifitas seorang anak”. METODE PENELITIAN Pentingnya kedisiplinan belajar bagi siswa Penelitian ini dilaksanakan di daerah menjadi suatu hal yang harus dimiliki oleh sekitar kudus, tepatnya yakni Desa Gulang semua pihak, tanpa adanya kedisiplinan maka Kecamatan Mejobo Kudus. Metode penelitian sebuah proses belajar tidak akan berjalan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan baik sehingga hal tersebut memberikan dengan menggunakan teknik pengumpulan data peran negatif bagi seorang siswa. pengamatan langsung, wawancara, pencatatan, Salah satu pihak yang mampu dan dokumentasi. Sugiyono (2016) dalam memberikan pendidikan kedisiplinan adalah penelitian kualitatif teknik pengumpulan data orang tua, karena keluarga merupakan utama adalah observasi dan wawancara. pendidikan primer bagi seorang anak dimulai Inofrman utama pada penelitian ini adalah sejak lahir. Pendidikan keluargalah yang paling orang tua siswa dan siswa kelas IV SD 1 menentukan pembentukan nilai kedisilinan Gulang. dalam kasus ini orang tua yang memiliki posisi Data pendukung lainnya adalah teori yang paling menentukan baik buruknya pendukung penelitian dan relevansi penelitian kedisiplinan belajar seorang siswa. Terdapat sebagai pembanding peneliti dalam beberapa tipe orang tua dalam memberikan menentukan hasil peneltian. Lembar pencatatan pendampingan bagi seorang anak, salah serta dokumentasi juga sebagai data sekunder satunya yakni orang tua demokratis. Orang tua yang dapat dijadikan data pendukung dalam

25 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rekno Handayani dan Ika Ari Pratiwi Posisi Orang Tua Demokratis Dalam Pembentukan Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 24-28 mengolah data. Proses analisis data peneliti Posisi Orang Tua Demokratis Dalam melakukan perencanaan yang digunakan untuk Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa SD melaksanakan penelitian. Data yang diperoleh 1 Gulang akan di koleksi dan akan dilakukan analisis Orang tua dalam ranah keluarga untuk disajikan secara deskriptif objektif memiliki posisi yang begitu utama dalam sebagai hasil penlitian yang memiliki nilai proses bersosialisasi dengan anak. Karakteristik ketepatan dan kemutakhiran dalam sajian data. orang tua sebagai penentu bagaimana orang tua memberikan pendampingan serta bimbingan HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap anak. Orang tua demokratis memiliki Pusat kurikulum menentukan terdapat karakteristik pengasuhan yang mampu 18 nilai-nilai karakter yang bersumber dari memberikan rasa nyaman serta mampu kebudayaan, agama, pancasila serta sebagai menyesuaikan dengan dunia seorang anak usia acuan tercapainya pendidikan nasional salah SD, dalam pola ini terdapat hubungan yang satuya yakni kedisiplinan yang berfungsi cukup harmonis antara orang tua dengan anak. sebagai salah satu dasar pembentukan budi Sejalan dengan Muslich (2014: 101) “Pola pekerti seseorang. Mulyasa (2014: 26) asuh demokratis memiliki ciri adanya mengemukakan “Untuk mendisiplinkan peserta kerjasama antara orang tua dan anak serta ada didik perlu dimulai dengan prinsip yang bimbingan dari orang tua untuk anak, dan bersesuai dengan tujuan pendidikan nasional, terdapat kontrol orang tua yang tidak kaku”. yakni demokratis”. Kedisiplinan belajar adalah Kaitanya dengan hal tersebut maka orang tua sikap siswa dalam melaksanakan proses belajar demokratis memiliki posisi yang penting bagi dengan memiliki keteraturan belajar secara proses pertumbuhan belajar seorang anak dinamis. Siswa sekolah dasar adalah seorang dalam hal ini siswa sekolah dasar, khususnya yang memiliki masa bermain yang cukup tinggi kedisiplinan belajar yang menjadi masalah sehingga hal tersebut menjadi masalah yang yang cukup serius, pada kondisi tersebut orang serius jika tidak di tanggapi oleh orang tua tua memiliki peranan sebagai motor penggerak dengan baik. pembentukan kedisiplinan belajar siswa. Porsi bermain yang berlebihan menjadi Hasil penelitian menunjukan posisi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar. orang tua memiliki peranan yang positif Hal tersebut mengartikan bahwa perlu adanya terhadap kedisiplinan siswa kelas 4 SD 1 sikap kedisiplinan belajar yang tepat dimiliki Gulang. Sesuai pelaksanaan penelitian oleh siswa sekolah dasar. Kaitanya dengan informan utama yakni PA (wiraswasta), SY kedisiplinan belajar orang tua memiliki posisi (guru TK), R (ibu rumah tangga), sebagai yang paling menentukan bagaimana seorang orang tua yang menerapkan pendampingan siswa dapat memiliki karakter yang baik. secara demokratis kepada anak. serta siswa SD Samsunuwiyati (2012:144) menyebutkan 1 Gulang kelas IV yakni KA, NK, ZA siswa “Salah satu aspek yang penting dalam dengan minat belajr dan kedisiplinan yang hubungan orang tua dengan anak adalah gaya tinggi. Adanya pendampingan yang baik dari pengasuhan oleh pengasuhan yang diterapkan orang tua siswa dapat beraktivitas belajar orang tua”. secara teratur, demikian tidak terlepas dari Orang tua dalam pendampingannya posisi orang tua dalam memberikan dorongan kepada anak memiliki karakteristik yang serta pengawasan secara demokratis kepada berbeda-beda, ada yang terlibat secara utuh anak atau siswa SD 1 Gulang. dalam kehidupan anak, ada juga yang tidak Peran orang tua dalam memberikan terlalu terlibat pada kehidupan anak, bahkan pendampingan pada proses belajar anak kerap terdapat orang tua yang membiarkan kehidupan membiasakan anak untuk belajar secara teratur. seorang anak. pada kasus ini akan membahas Sesuai penjelasan informan, kebiasaan seperti tentang orang tua demokratis yang dapat ini dibiasakan oleh orang tua sejak anak mulai membentuk kedisiplinan belajar siswa. masuk bangku sekolah. Tidak hanya itu orang Karakteristik pendampingan orang tua tua juga kerap mendampingi proses belajar demokratis memiliki ciri yang positif, pada tipe anak secara langsung sehingga hal tersebut ini orang tua mampu memberikan dorongan, menjadi salah satu motivasi anak dalam belajar motivasi, dan contoh yang baik terhadap anak. secara teratur. Hal tersebut sejalan dengan akibatnya siswa memiliki kedisiplinan belajar Samsunuwiyati (2012: 165) makna pengasuhan yang baik khususnya siswa SD 1 Gulang. demokratis bahwa penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karso, tutwuri handayani. Pada

26 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rekno Handayani dan Ika Ari Pratiwi Posisi Orang Tua Demokratis Dalam Pembentukan Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 24-28 praktiknya siswa dapat memiliki kedisiplinan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 belajar yang teratur. Rutinitas belajar baik di Jatinegara, Tegal, perbedaan penelitian tersebut lingkungan keluarga maupun sekolah menjadi terletak pada metode yang digunakan dimana salah satu hal positif dari posisi orang tua yang penelitian tersebut menggunakan metode menerapkan gaya asuh demokratis. kuantitatif serta perbedaan lainya terletak pada Tidak hanya belajar tetapi siswa juga subjek penelitian yakni siswa kelas VIII SMP dibiasakan untuk mandiri di lingkungan rumah N 1 Jatinegara. Perbedaan lainya yakni seperti menyiapkan keperluan dan membantu penelitian menekankan pada perolehan hasil orang tua dalam aktivitas sehari-hari hal belajar ekonomi. Adapun persamaannya demikian menjadi nilai karakter yang dimiliki terletak pada variabel yang diteliti yakni siswa SD 1 Gulang. Adapun kebiasaan yang kedisiplinan belajar. diberikan oleh orang tua sebagai berikut: (a) Kemudian Temuan Filisyamala (2016) beribadah dengan teratur, (b) belajar secara dalam menerapkan suatu aturan dalam bentuk giat, (c), tidak terlalu sering bermain, (d) pola asuh demokratis, adanya hubungan yang bersikap dengan baik. Beberapa kebiasaan bersifat hangat dan terbuka baik antara tersebut merupakan sebuah eteraturan yang orangtua dengan anak, serta adanya sikap sudah melekat pada siswa SD 1 Gulang. Hal saling menghargai satu sama lain. Letak tersebut mengartikan bahwa orang tua mampu perbandingan dari penelitian tersebut adalah memberikan peranan dalam pembentukan pada metode yang digunakan sam kedisiplinan belajar siswa. Sejalan dengan menggunakan kualitatif serta penelitan tersebut indikator kedisiplinan belajar Syafruddin sangat berkaitan karena penelitian tersebut (2005:80) yakni 1) ketaatan terhadap waktu menekankan bentuk pola asuh demokratis belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas dalam pembentukan disiplin siswa SD. Adapun belajar, 3) ketaatan terhadap penggunaan kekurangan dalam penelitian tersebut dalam fasilitas belajar, 4) ketaatan dan penggunaan melakukan sebuah pembahasan masih sangat waktu datang dan pulang. Beberapa indikator dangkal dalam penggunaan teori sosial yang telah di uraikan sangat sejalan dengan sehingga hal tersebut menjadi salah satu kebiasaan yang telah diterapkan oleh orang tua kekurangan penelitian dan perlu adanya kritik demokratis terhadap siswa SD 1 Gulang yang konstruktif. Dengan demikian maka data sehingga dengan demikian posisi orang tua tersebut menjadi salah satu pendukung bahwa demkratis menjadi sangat penting terhadap hasil penelitian posisi orang tua demokratis seorang anak. dalam pembentukan kedisiplinan belajar siswa Adapun orang tua demokratis juga SD 1 Gulang dapat di uraikan secara objektif mampu memberikan peran yang positif pula serta memiliki ketepatan dan nilai terhadap pendidikan karakter, secara lebih luas kemutakhiran dalam sajian data. adapun niali-nilai yang dimiliki siswa sebagai berikut: 1) mandiri, 2) religius, 3) menghargai SIMPULAN prestasi, 4) tanggung jawab, dan 5) Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikatif. Hal demikian sejalan dengan posisi orang tua demokratis mampu Muslich (2014:102) “Pola asuh demokratis memberikan peranan yang positif yakni tampaknya lebih kondusif dalam pendidikan kedisiplinan belajar bagi siswa SD 1 Gulang. karakter”. Menjadi kelebihan dari orang tua Orang tua demokratis dimana orang tua dalam yang menerapkan gaya asuh secara demokratis, memberikan gaya asuh mampu membuat dengan menyesuaikan pada kehidupan anak, seorang anak dapat berkembang dengan baik anak akan merasa lebih nyaman dan merasa khususnya dalam pembentukan kedisiplinan dilindungi sehingga nilai tersebut menjadi hal belajar anak atau siswa SD 1 Gulang. Seorang yang begitu penting pada proses pembentukan siswa yang diasuh dengan gaya demokratis budi pekerti pada diri seorang anak atau siswa memiliki kedisiplinan belajar yang sangat baik SD 1 Gulang. dan dapat dikategorikan siswa yang rajin Tentunya keluarga memiliki peran yang berdasar pada aktivitas dan hasil belajar yang penting dalam pembentukan karakter terhadap diperoleh siswa, dengan pengasuhan yang siswa SD 1 Gulang. Pada prinsipnya orang tua positif maka hal tersebut mampu memberikan yang memberikan gaya asuh positif dapat manfaat yang baik pula bagi siswa kelas IV SD berpengaruh positif juga terhadap hasil belajar 1 Gulang. siswa. Pada relevansi penilitian ditunjukan oleh Selain itu posisi orang tua demokratis Khafid (2005) menunjukan bahwa disiplin juga dapat memberikan peranan pendidikan belajar dan lingkungan keluarga berpengaruh karakter terhadap siswa, diantaranya anak

27 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rekno Handayani dan Ika Ari Pratiwi Posisi Orang Tua Demokratis Dalam Pembentukan Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 24-28 mampu memiliki sikap sosial yang baik, Setiawati, Eka. 2015. Pengaruh Pola Asuh memiliki karakteristik religius, dan Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa. bertanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dapat Journal of Elementary Education 4 (1). terlihat dari aktifitas siswa di lingkungan keluarga maupun di lingkungan belajar Syafruddin. 2005. Hubungan atara Disiplin sekolah, melalui pendidikan yang diberikan Belajar dan Perhatian Dengan Orang oleh orang tua siswa sudah terbiasa dengan Tua Dengan Hasil Belajar Bahasa keteraturan belajar yang mencerrminkan Indonesia SMA PGRI Sungguminasa kedisiplinan belajar yang tingi. Sehingga dapat Kabupaten Gowa. Jurnal Edukasi 2: 79- disimpulkan bahwa posisi orang tua demokratis 85. dengan gaya asuhnya dapat menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang positif bagi siswa Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan yang dapat membentuk kedisiplinan belajar Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. siswa dengan baik. Muslich, Mansur. 2014. Pendidikan Karakter. DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Bumi Aksara.

Filisyamala, Jihan, Dkk. 2016. Bentuk Pola Samsunuwiyati. 2012. Psikologi Asuh Demokratis Dalam Kedisiplinan Perkembangan. Bandung: PT Remaja Siswa SD. Jurnal Pendidikan: Teori, Rosdakarya. Penelitian, dan Pengembangan 1 (4) : 668—672. Shocib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Khafid, Muhamad dan Suroso. 2007. Pengaruh Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Disiplin Belajar dan Lingkungan Rineka Cipta. Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi 2 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian (2). Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Rachmawati, Yeni, dkk. 2017. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana.

28 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

INTEGRASI PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Ardhian Nurhadi

Universitas Sebelas Maret Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

This study aims to determine (1) inculcating nationalism values in Sejarah Artikel: learning (2) strengthening nationalism values in learning and their application in daily life. Diserahkan 30 Januari 2020 This study uses a qualitative approach with snowball sampling in state and private junior Direvisi 4 Februari 2020 high schools in Gunungkidul Regency. Data collection techniques are done by Disetujui 4 Maret 2020 questionnaire, interview, and documentation. The objects used as research informants included students and teachers from five schools. Furthermore, data analysis was performed using an interactive analysis model. Keywords: The results showed (1) the inculcation of nationalism values had generally been carried out nationalism values, in Indonesian language learning in schools. Learning is done through reading fiction texts Indonesian language learning such as short stories, poetry, drama, folklore and nonfiction texts such as news, expositions, explanations, discussions, and responses. (2) The application of nationalism values is carried out on the implementation of commemorative holidays such as Heroes' Day, Independence Day, and National Education Day. Learning the values of nationalism does not directly exist in the material or purpose of education, but is included in one of the main value aspects of priority character of PPPK.

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (2) penguatan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan snowball sampling pada SMP negeri dan swasta di Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket, wawancara, dan dokumentasi. Adapun objek yang dijadikan informan penelitian meliputi siswa dan guru dari lima sekolah. Selanjutnya, analisis data yang dilakukan dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan (1) penanaman nilai nasionalisme secara umum telah dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran dilakukan melalui pembacaan teks fiksi seperti cerpen, puisi, drama, hingga cerita rakyat dan teks nonfiksi seperti berita, eksposisi, eskplanasi, diskusi dan tanggapan. (2) Penerapan nilai-nilai nasionalisme dilakukan pada penerapan peringatan hari besar seperti Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, serta Hari Pendidikan Nasional. Pembelajaran nilai-nilai nasionalisme tidak secara langsung ada pada materi maupun tujuan pendidikan, namun termasuk di dalam salah satu aspek nilai utama karakter prioritas PPPK (Penguatan Pendidikan Karakter).

© 2020 Universitas Muria Kudus

Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Di ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 30-35

PENDAHULUAN merupakan paham yang menyatakan loyalitas Perkembangan bidang pendidikan tentu tertinggi terhadap masalah duniawi setiap memunculkan sarana prasarana inovatif yang warga negara adalah yang ditunjukkan ke membersamai rumusan tujuan pendidikan negara sendiri. Nilai-nilai nasionalisme perlu dalam kurikulum. Selain target untuk mencapai ditanamkan pada siswa di sekolah meliputi tujuan yang maksimal dalam proses cinta tanah air, rela berkorban bagi bangsa, rasa pembelajaran maupun hasil pembelajaran, bangga pada keragaman budaya, menghargai agaknya tujuan kurikulum diperluas dalam jasa para pahlawan serta mengutamakan meningkatkan sumber daya manusia melalui kepentingan umum (Aman, 2011). Lebih lanjut pendidikan. Paparan pada Undang-Undang disampaikan oleh Muljana (2008) bahwa Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem nasionalisme sebagai sebuah paham merupakan Pendidikan Nasional, Pasal 3 cukup jelas manifestasi kesadaaran bernegara atau menunjukkan tujuan peserta didik dalam semangat bernegara; setiap orang yang merasa pembelajaran di sekolah. Solusi yang sebagai warga negara, ia harus memiliki jiwa ditawarkan oleh para pemerhati pendidikan nasionalisme atas negara tersebut dan salah satunya melalui penerapan nilai-nilai membuktikannya dengan perbuatan nyata yang terintegrasi dalam kurikulum untuk menunjukkan rasa cinta kepada pembelajaran. Pokok nilai-nilai yang diperinci negaranya. dalam beberapa poin, mengindikasikan Penelitian pada materi pembelajaran dan pentingnya penerapan nilai-nilai pada siswa di hubungannya dengan integrasi nasioanlisme sekolah. Melalui pembelajaran yang ada di pernah beberapa kali dilakukan dalam dalam kelas, implementasi nilai-nilai penelitian terdahulu. Kajian yang dilakukan pendidikan semestinya bisa lebih dimaknai oleh Handoyo, dkk (2017) menjelaskan sebagai sebuah hal yang memiliki urgensi bagi implementasi nilai nasionalisme yang diajarkan siswa. dalam mata pelajaran Sejarah pada topik Nilai nasionalisme seringkali menjadi Perlawanan terhadap Kolonisasi Barat di SMA masalah dalam pengintegrasian pada Negeri 5 Surakarta. Selain itu, Bakar, dkk pembelajaran di sekolah-sekolah. Kurangnya (2018) untuk menggali informasi dan aktivitas inovasi dalam merumuskan nilai-nilai serta kendala sekolah dalam upaya nasionalisme dalam pembelajaran di sekolah, menumbuhkan nilai-nilai karakter nasionalis dimaknai sebagai suatu ketidakberhasilan yang sekaligus memformulasikan dalam sebuah perlu dibenahi. Penelitian oleh Affan dan model. Sementara itu, penelitian Yustiani Maksum (2016) mengungkapkan permasalahan (2018) memfokuskan subjek penelitian pada nasionalisme pada adanya pengaruh globalisasi nilai nasionalisme di sekolah pada siswa SMA yang mendisrupsi sikap-sikap nasionalisme. di wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Namun demikian, beberapa solusi diberikan Proses pembelajaran yang bisa merangkul dalam penelitian tersebut untuk aspek nilai-nilai nasionalisme salah satunya mempertahankan kebudayaan Indonesia agar melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. tidak terpengaruh oleh kebudayaan asing yang Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, nilai- bersifat negatif, 1) Menumbuhkan semangat nilai nasionalisme bisa dimunculkan sebagai nasionalisme yang tangguh, misal semangat suatu stimulan melalui wacana-wacana fiksi mencintai produk dan kebudayaan dalam dan nonfiksi yang menjadi pokok materi. Salah negeri, 2) Menanamkan dan mengamalkan satu cara tersebut dinilai cukup efektif dalam nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya, 3) mengenalkan nila-nilai nasionalisme secara Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dasar. dengan sebaik- baiknya, 4) Selektif terhadap Lebih lanjut, penerapan nilai-nilai kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia, 5) nasionalisme di sekolah, dinilai menjadi salah Memperkuat dan mempertahankan jatidiri satu penguat integritas siswa di masa yang akan bangsa agar tidak luntur. datang. Penelitian oleh Fimansyah dan Menipisnya nilai-nilai nasionalisme Kumalasari (2015) menujukkan penanaman menjadi aspek penting yang disebabkan kurang nilai-nilai nasionalisme telah dilakukan memahaminya falsafah nasionalisme sebagai pembelajaran Sejarah di SMA Kebangsaan sebuah nilai yang perlu dimiliki seseorang. terdapat dalam proses persiapan pembelajaran, Perlunya penanaman nilai-nilai pada siswa di pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Selain sekolah, sejatinya menjadi prioritas pemerintah itu, pembelajaran dilakukan dengan strategi dalam rumusan tujuan kurikulum. Soeprapto dan metode yang bervariasi seperti (1996) memaparkan bahwa nasionalisme merumuskan perasaan siswa melalui karikatur,

30 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Di ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 30-35 cerpen, puisi, pantun, teka-teki silang. Selain dengan observasi, wawancara dan studi itu juga memanfaatkan berbagai media pustaka. Ketiga teknik tersebut digunakan pembelajaran seperti film, gambar, artefak dan secara terintegratif dan saling melengkapi lain-lain. Melalui penerapan nilai nasionalisme untuk mendapatkan data yang tepat. Alat yang di sekolah, siswa akan mampu mengenal digunakan dalam pengumpulan data adalah sejarah dan tentu menghargai nilai-nilai pedoman wawancara, rekaman suara, dan nasionalisme yang menjadi landasan tindakan- catatan. Wawancara yang dilakukan dengan tindakan cinta tanah pada tanah kelahiran. wawancara tidak terstruktur untuk mengetahui Siswoyo (2013) dalam artikelnya menyebutkan gagasan konseptual dari guru-guru mata bahwa sikap nasionalis sejati adalah nasionalis pelajaran Bahasa Indonesia dalam menerapkan yang nasionalismenya bukan tiruan semata dari nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran. nasionalisme barat, akan tetapi timbul dari rasa Objek yang menjadi sumber data ditentukan cinta akan manusia dan kemanusiaan. berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan untuk Uji keabsahan data yang dilakukan mengetahui integrasi penerapan nilai-nilai dengan teknik triangulasi, yaitu triangulasi nasionalisme dalam pembelajaran bahasa teknik dan triangulasi sumber. Analisis data Indonesia di sekolah menengah pertama. Hal yang dilakukan dengan model analisis ini penting, mengingat nilai-nilai nasionalisme interaktif. Adapun tahapan dalam analisis data salah satunya termaktub dalam nilai cinta tanah meliputi reduksi data, penyajian data, dan air yang menjadi tujuan pokok dalam penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan pembentukan karakter siswa di sekolah. untuk mengklasifikasikan data dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk wawancara, observasi, dan dokumentasi. (2018) berupaya menjelaskan langkah-langkah Penyajian data dilakukan setelah reduksi data, dan proses penanaman nilai-nilai nasionalisme yang tersaji dalam bentuk teks bersifat dalam pembelajaran sejarah lokal perjuangan deskriptif. Penarikan kesimpulan dilakukan rakyat Sukorejo kelas XI di SMA Negeri 1 setelah data terangkum sebagai hasil penelitian Sukorejo. Selain itu, penelitian lainnya oleh dan pembahasan. Susilowati, dkk (2014) memfokuskan objek penelitian pada generasi muda di Pulau Natuna. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bukti potret Nilai-nilai nasionalisme menjadi salah nasionalisme dan mengeksplorasi nilai-nilai satu aspek penting dalam pembelajaran di luhur dan kearifan lokal penduduk Natuna yang sekolah. Beberapa penelitian memfokuskan dapat memperkuat rasa nasionalisme. penerapan nilai-nilai nasionalisme yang Pentingnya penelitian ini untuk diintegrasikan dalam pembelajaran materi mengetahui integrasi penanaman dan sejarah atau kewarganegaraan. Meski penguatan nilai-nilai nasionalisme dalam demikian, pada beberapa penelitian masa kini, pembelajaran di sekolah. Jika tidak dilakukan, nilai nasionalisme disejajarkan dengan sikap nilai-nilai nasionalisme bisa jadi akan cinta tanah air yang bisa dilakukan dengan dikesampingkan dalam pembelajaran di sikap-sikap sederhana. Penelitian mengenai sekolah formal. Saat guru hanya fokus pada nilai nasionalisme dalam pembelajaran agama penanaman nilai-nilai moral yang berkaitan dilakukan oleh Muawamah (2015) yang dengan nilai sosial, sikap nasionalisme yang berupaya mengurai penanaman nasionalisme sejatinya perlu didasari dari sikap sosial yang pada peserta didik SMA/MA/SMK di baik, bisa hilang begitu saja. Penelitian ini perbatasan di Kalimantan Barat melalui sebagai salah satu solusi dalam menemukan pendidikan agama dan sikap nasionalisme cara penyatuan unsur-unsur berkaitan antara mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam pengenalan, pemahaman, sampai dengan mata pelajaran tersebut adalah toleransi, implementasi nilai-nilai nasionalisme dalam demokrasi, HAM, persatuan dan kerukunan, kehidupan sehari-hari. serta Aku Cinta Indonesia. Dalam penelitian ini, nilai-nilai METODE PENELITIAN nasionalisme pada siswa diharapkan muncul Penelitian ini merupakan penelitian manakala dalam pembelajaran, guru deskriptif kualitatif. Sumber data dalam memasukkan unsur-unsur dasar nasionalisme penelitian ini didapatkan dari dokumen yang melalui beberapa cara. Pada wawancara dan terdiri atas catatan lapangan, hasil wawancara, observasi yang telah dilakukan pada mata dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan pelajaran Bahasa Indonesia, guru menggunakan

31 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Di ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 30-35 media, materi, dan strategi untuk Wawancara pertama yang dilakukan, mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme guru mengungkapkan materi yang sering dalam pembelajaran. Selain perlunya digunakan dalam pembelajaan nilai-nilai memahami hal-hal yang ada di dalam muatan nasionalisme di Sekolah Menengah Pertama nasionalisme, siswa diharuskan untuk bisa (SMP) adalah teks cerpen, eksplanasi, fabel, mengimplementasikan nilai nasionalisme puisi rakyat, biografi dan pidato persuasif. Pada dalam kehidupan sehari-harinya. Melalui beberapa materi tersebut dijelaskan secara proses pembelajaran Bahasa Indonesia, nilai merinci melaui rencana pelaksanaan nasionalisme dapat diintegrasikan secara pembelajaran (RPP) yang disusun sebelum komprehensif. Penjabaran mulai dari materi, pelaksanaan proses pembelajaran. Nilai-nilai media, dan strategi yang digunakan dalam nasionalisme sejatinya telah terlihat sejak pembelajaran menjadi muatan aspek-aspek proses pembelajaran pertama dimulai yakni penting untuk ditindaklanjuti dalam melakukan salam. Sikap hormat oleh peserta pembelajaran di sekolah. didik, menjadi salah satu pengantar aspek nilai nasionalisme yang perlu dikuatkan. Selain itu, Materi Pembelajaran pemakaian bahasa Indonesia dalam pengantar Penanaman nilai-nilai nasionalisme di kelas juga telah sesuai dengan pencanangan paling mudah dilakukan oleh guru di sekolah Undang-Undang Dasar Pasal 36 yang salah satunya melalui pemberian materi menyatakan bahwa bahasa negara adalah pembelajaran. Bukan dengan cara bahasa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan menyampaikan teori-teori tentang nasionalisme nilai-nilai nasionalisme yang telah dilakukan namun dengan menyelipi beberapa hal yang dalam pembelajaran yang secara umum sudah berkaitan dengan nilai-nilai nasionalisme diterapkan dengan pemakaian bahasa ibu yang dalam materi-materi yang sedang diajarkan. baik dan sesuai dengan kaidahnya. Beberapa materi dalam pelajaran Bahasa Lebih lanjut pada wawancara yang Indonesia Pada penelitian yang telah dilakukan dilakukan, guru mencontohkan penerapan nilai- dengan observasi dan wawancara tidak nilai nasionalisme dalam materi pembelajaran terstruktur, guru dalam beberapa kesempatan teks cerpen. Teks cerpen merupakan salah satu telah melakukan penerapan nilai-nilai materi yang dipelajari di kelas 7 dalam materi nasionalisme sebagai salah satu tujuan dari teks narasi, serta pada kelas 9 pada materi teks pendidikan. Khusus pada pembelajaran mata cerita pendek. Kedua materi tersebut masuk pelajaran Bahasa Indonesia yang melibatkan dalam salah satu teks fiksi yang diajarkan pada wacana fiksi maupun nonfiksi, aspek-aspek siswa. Melalui pembelajaran teks fiksi, pokok nilai nasionalisme dapat dengan mudah ulasan yang dijadikan bahan pembelajaran diselipkan pada beberapa materi yang diajarkan biasanya berkaitan dengan unsur teks, struktur pada peserta didik. teks, ciri teks, dan unsur kebahasaan dalam Memulai pembelajaran dengan sebuah teks. Pada aspek materi unsur intrinsik menyanyikan lagu-lagu nasional/daerah cerita, ada salah satu poin yang terkandung (setelah berdoa), menggunakan bahasa atau menjadi unsur yang termuat secara tersirat indonesia dalam pembelajaran, maupun tersirat dalam cerpen yakni amanat. mengaitkan isu atau masalah terkini Muatan amanat bisa digali ketika siswa telah yang ada di lingkungan sekitar dengan selesai membaca cerita tersebut. nilai-nilai nasionalisme (SHP, 2020) Materi teks cerpen atau narasi. Karena dengan materi teks cerpen siswa dapat Sebelum pembelajaran dimulai, para mengidentifikasi peristiwa misalnya: siswa menyanyikan lagu nasional. perjuangan tokoh, perjuangan Melihat sekeliling ruang kelas jika ada kemerdekaan atau peristiwa yang sampah, maka siswa akan terjadi. Siswa dapat mengungkapkan membuangnya ke tempat sampah. Hal hal-hal yang dapat diteladani dari ini dpt menerapkan nilai kebersihan tokoh atau penokohan. (RE, 2020) lingkungan dan tanggung jawab. Siswa datang ke sekolah tepat waktu. Pada pembelajaran ini, guru melakukan Melakukan diskusi, kerjasama antar elaborasi dalam menentukan cerpen yang harus teman, bersikap jujur dalam dibaca oleh siswa sebagai gambaran teks mengerjakan soal yg diberikan oleh tersebut. Saat menyusun dan memili stimulan, guru. (TUH, 2020) guru mencontohkan salah satu cerpen yang bertema perjuangan, misalnya cerpen berjudul

32 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Di ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 30-35

Bendera. Dalam hal ini, muatan nilai-nilai Pada teks pidato, peserta didik dapat nasionalisme bukan pada penjelasan teori-teori mengungkapkan ide dan gagasannya yang diberikan oleh guru, namun yang berkaitan langsung dengan nilai- diintegrasikan dalam cerpen tersebut secara nilai nasionalisme. Selain itu, pada tersirat. Peserta didik setelah selesai membaca praktik pidato peserta didik dapat cerpen tersebut, dapat mengambil beberapa mengajak pendengar secara luas untuk nilai-nilai atau amanat yang terdapat dalam turut menerapkan sikap nasionalisme novel. Guru dapat melemparkan pertanyaan dalam kehidupan sehari-hari (TP, untuk memancing pengetahuan faktual peserta 2020). didik dengan pertanyaan seputar isi cerita yang sudah dibacanya. Pembelajaran demikian, Selain melalui ajakan dalam persuasif dapat memancing nilai-nilai nasionalisme yang yang termuat dalam teks pidato, peserta didik muncul dalam pikiran peserta didik secara dapat menerapkan nilai-nilai nasionalisme yang faktual maupun konseptual. didapatkan dari membaca teks pidato Sama halnya dengan penerapan nilai- sebelumnya. Kemudian, peserta didik nilai melalui materi pada teks cerpen, pada teks melakukan analisis isi teks pidato tersebut fiksi lainnya yakni drama dan fabel untuk mengetahui muatan nilai-nilai pengintegrasian nilai nasionalisme dapat keteladanan yang perlu diketahui dan dimuat melalui sikap-sikap dalam cerita yang disampaikan dalam teks pidato tersebut. diberikan oleh guru. Maka dari itu, penting bagi guru dalam menentukan sarana belajar Media Pembelajaran yang tepat sebagai materi agar siswa mampu Sarana yang dilibatkan dalam proses menganalisis sendiri dan berpikir kritis pembelajaran memberikan pengaruh yang mengenai sikap keteladanan tokohnya. Pada sangat penting dalam mencapai tujuan materi drama, tidak jauh berbeda dengan pendidikan. Melalui media pembelajaran yang cerpen, mencontohkan potongan drama satu dimanfaatkan oleh guru dalam menuntun babak dengan tema cinta tanah air bisa penyampaian materi pada peserta didik, dapat menumbuhkan sikap mengenal makna dimasukkan beberapa hal di luar konteks nasionalisme secara fundamental. Lebih lanjut, pembelajaran lainnya yang membuat siswa pada materi drama peserta didik pun bisa mengerti. Misalnya secara sederhana guru bisa melakukan praktik pementasan drama memasukkan aspek-aspek keterampilan sederhana. Ambil contoh teks drama yang biasa teknologi dalam pembelajaran teks dengan digunakan siswa ketika mementaskan drama menggunakan smartphone atau aplikasi- adalah cerita-cerita lokal seperti Ande-Ande aplikasi yang tersedia dalam playstore. Media Lumut, Roro Jonggrang, Kisah Babat Alas oleh pembelajaran yang berkaitan dengan materi, Demang Wonopawiro, dan Lampor. Cerita- dapat memberikan stimulus bagi peserta didik cerita ini disusun kembali dengan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang menyesuaikan kondisi pemain-pemain drama tinggi dalam pikirannya. Melalui media di dalam kelas. Melalui pengenalan pada cerita- pembelajaran ini pula, kreatifitas guru dalam cerita legenda yang diubah menjadi drama, menentukan penguatan nilai-nilai nasionalisme secara tidak langsung peserta didik melakukan pada peserta didik dilakukan. Beberapa guru upaya penguatan nasionalisme berkaitan memilih media video untuk memudahkan dengan rasa bangga dalam memiliki keragaman pengenalan nilai nasionalisme. Sementara ada budaya. pula yang menggunakan buku biografi, Pada teks nonfiksi, yakni teks pidato rekaman pidato (podcast), lalu ada maket atau persuasif yang dipelajari pada materi kelas 9, pop up untuk mengenalkan tokoh. guru dapat memasukkan aspek-apsek persuasif Media yang saat ini saya gunakan secara langsung maupun tidak langsung dalam adalah buku tokoh pahlawan. Tapi dulu teks yang dipercontohkan. Selain itu, teks pernah memakai media video tentang pidato persuasif memungkinkan peserta didik ceramah untuk meningkatkan rasa mengalami praktik keterampilan berbicara dan nasionalisme generasi milenial, menulis secara langsung. Hasil wawancara kemudian dalam pembelajaran teks yang telah dilakukan, guru menunjukkan deskripsi dengan maket atau wayang bahwa teks pidato persuasif dapat sederhana bentuknya berbagai macam dikomparasikan dengan pembelajaran nilai- alat musik, rumah adat, dan lain-lain. nilai nasionalisme melalui ajakan-ajakan yang (VAN, 2020) dituliskan dalam pidato.

33 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Di ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 30-35

Pada pembelajaran kontekstual yang pidatonya yang lugas dan tegas, Bung Karno berbasis teks, secara sederhana media selalu memberikan motivasi dorongan serta pembelajaran perlu melibatkan bacaan-bacaan semangat pada para remaja di masa lalu untuk yang menarik untuk menumbuhkan minat baca senantiasa berjuang dan membela tanah airnya pada peserta didik. Selain itu, membaca dengan sepenuh hati. Melalui penyampaian dan pemahaman juga dapat dilatih untuk penggunaan media video untuk memancing menghadapi teks-teks yang memerlukan teknik stimulan peserta didik, sedikit demi sedikti berpikir tingkat tinggi. Pada poin ini, dari hasil peserta didik dapat memaknai secara jelas apa wawancara dan observasi pada guru, media itu nilai nasionalisme yang dimiliki tokoh- teks lah yang banyak diselipi dengan materi- tokoh bangsa di zaman perjuang dahulu. materi sederhana utuk memantik pola pikir Ya. Pemutaran video tentang pidato peserta sebelum menuju ke materi nasionalisme untuk memberikan pembelajaran secara komprehensif. Salah satu stimulus kepada peserta didik dalam yang dilakukan guru memberikan contoh teks membuat teks pidato. (TP, 2020) cerita inspiratif dengan contoh teks tokoh- tokoh bangsa Indonesia di masa lalu atau saat Selain itu, ada pula pidato yang ini. Melalui pengenalan tokoh dengan disampaikan melalui podcast atau rekaman membaca teks cerita inspiratif terebut, peserta suara oleh Bung Tomo ketika membakar didik dapat mengidentifikasi materi sikap semangat pemuda Surabaya. Tetap dengan keteladanan tokoh yang diberikan oleh guru. model yang sama, media yang melibatkan Berdasarkan hal tersebut, peserta didik mampu audio atau audiovisual lebih efektif dalam mengetahui secara dasar nilai-nilai melatih keterampilan peserta didik nasionalisme melalui sikap keteladanan tokoh. mengidentifikasi hal-hal penting di dalamnya. Menggunakan puzzle yang merupakan Guru pun memberi kesempatan diskusi pada poto tokoh pahlawan. Setiap kelompok peserta didik setelah menyimak dengan merangkai puzzle tersebut menjadi utuh seksama uraian pidato tokoh bangsa Indonesia kembali. Kemudian siswa menebak yang telah didengarkan tersebut. Dalam siapa tokoh tersebut dan mencari tahu kesempatan ini, guru pun perlu memberikan biografi tokoh tersebut (TUH, 2020). penjelasan-penjelasan singkat mengenai siapa tokoh yang berpidato tersebut dan mengulas Selain itu, pembelajaran dalam materi secara singkat apa isi pidato yang disampaikan teks nonfiksi biografi atau cerita inspiratif yang tokoh tersebut. Secara tidak langsung, konsep melibatkan tokoh bangsa, guru melakukannya pembelajaran semacam ini dapat dengan permainan puzzle. Peserta didik diberi menumbuhkan pengetahuan sejarah pada potongan-potongan gambar tokoh untuk peserta didik. Terlebih lagi ketika mengetahui disusun menjadi bentuk yang utuh. Kemudian peristiwa yang terjadi di masa lalu sangat setelah utuh, peserta didik berusaha mencari menarik untuk diceritakan. melalui kegiatan faktual dari membaca buku atau menyelami internet berkaitan dengan SIMPULAN identitas tokoh yang sudah dikenalinya. Media Berdasarkan hasil analisis dan pembelajaran dengan sistem permainan pembahasan yang dilakukan, diketahui bahwa tersebut sangat memacu semangat peserta didik nasionalisme tidak secara langsung atau dalam berkompetisi mencari identitas tokoh tersurat menjadi materi yang secara teori secara kronologis dan selengkap mungkin. diajarkan dalam pendidikan proses Lebih lanjut, melalui media pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun pembelajaran, guru dapat memberikan poin- demikian, pada proses pembelajaran sejatinya poin nilai nasionalisme yang termuat dalam telah memuat sikap-sikap yang mendasari media yang digunakan guru. Pada wawancara munculnya sikap nasionalisme seperti sikap yang dilakukan, guru memberikan video hormat, toleransi, menghargai pendapat, dan sebagai stimulan untuk memancing sikap kritis bangga pada kekayaan bangsa. Selain itu, siswa dalam mengetahui pembelajaran yang materi-materi yang diajarkan pada pelajaran diakan dilaksanakan. Selain itu, video yang Bahasa Indonesia secara keseluruhan dapat digunakan juga terkandung muatan nilai-nilai diintegrasikan dengan nilai-nilai nasionalisme nasionalisme. Misalnya dalam pembelajaran yang ada. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang materi teks pidato, guru memberikan contoh digunakan dalam penanaman nilai video pidato oleh Ir. Soekarno ketika beliau nasionalisme antara lain materi teks cerpen, masih menjabat sebagai presiden. Dalam biografi, cerita inspiratif, drama, pidato

34 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Di ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 30-35 persuasif, fabel, sampai dengan teks eksplanasi. Laugsch, R.C. 2000. Scientific Literacy: A Selain itu, penguatan nilai-nilai nasionalisme Conceptual Overview. Science secara umum dilakukan dengan menyisipkan Education , 84 (10): 71-94. materi nasionalisme pada materi pembelajaran atau melalui penerapan media pembelajaran Lestari, S. U., Ufi S. dan Abdul M. 2018. yang digunakan guru. Media yang pernah Penanaman Nilai-nilai Nasionalisme digunakan oleh guru dalam menerapkan dalam Pembelajaran Sejarah Lokal penanaman nilai nasionalisme antara lain Perjuangan Rakyat Sukorejo Kelas XI video, podcast, puzzle, poster, buku biografi di SMA Negeri 1 Sukorejo. Indonesian dan teks contoh cerita.Simpulkan apa yang Journal of History Education , 6 (2), telah dihasilkan dalam riset, bukan semata- 2018: p.205-215 mata apa yang dibayangkan akan dilakukan. Nyatakan dengan jelas apa kontribusi (unik) Muawanah, S. 2015. Nasionalisme Melalui yang diberikan dalam bidang kajian ini. Pendidikan Agama pada Peserta Didik Simpulan dinyatakan dalam bentuk narasi. SMA/SMK/MA di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat. Jurnal SmaRT , 01 DAFTAR PUSTAKA (02).

Affan, M.H. dan Hafidh M. 2016. Membangun Muljana, Slamet. 2008. Kesadaran Nasional Kembali Sikap Nasionalisme Bangsa dari Kolonialisme sampai Indonesia dalam Menangkal Budaya Kemerdekaan. Yogyakarta: Penerbit Asing di Era Globalisasi. Jurnal Pesona LkiS Dasar Universitas Syiah Kuala 3 (4): 65 – 72. Siswoyo, D. 2013. Pandangan Bung Karno Tentang Pancasila Dan Pendidikan. Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Jurnal Cakrawala Pendidikan , 5 (1), Sejarah. Yogyakarta. Ombak. 103-115.

Bakar, K.A.A., Idris H.M.N. dan Widodo. Soeprapto. 1996. Membangun Kekuatan 2018. Penumbuhan Nilai Karakter Kebangsaan Saat Ini dan Di Masa Nasionalis pada Sekolah Dasar di Mendatang. Jakarta: BP-7 Pusat. Kabupaten Jayapura . Jurnal Cakrawala Pendidikan , XXXVII (1). Susilowati, E., Dhanang R.P. dan Noor N.M. 2014. Penanaman Nilai-Nilai Fimansyah, Wira dan Dyah Kumalasari 2015. Nasionalisme pada Generasi Muda di Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Kepulauan Natuna. Jurnal HUMANIKA Melalui Pembelajaran Sejarah di SMA 19 (1 ). Kebangsaan Yogyakarta. Jurnal HISTORIA, 11 (1). Yustiani. 2018. Nasionalisme Melalui Pendidikan di Sekolah pada Siswa SMA Handoyo, A., Leo A. dan Djono. 2017. di Wilayah Perbatasan Kalimantan Analisis Nilai-nilai Nasionalisme dalam Barat. Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Topik Perlawanan terhadap Religi dan Tradisi, 04 (01). Kolonialisme pada Kurikulum 2013 di SMAN 5 Surakarta. Jurnal CANDI , 15 (1).

35 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

WUJUD BELA NEGARA AKADEMISI MILENIAL: PENGUTAMAAN BAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN KAMPUS BELA NEGARA UPN VETERAN JAWA TIMUR

Dewi Puspa Arum

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

Indonesian as a symbol of national pride, a symbol of national identity, and as a language Sejarah Artikel: of instruction in the world of education should receive more attention from academics. In Diserahkan 20 Februari 2020 this milenial era, the existence of Indonesian is increasingly threatened by foreign Direvisi 2 Maret 2020 languages. Therefore, it is necessary to prioritize Indonesian from all components of Disetujui 4 Maret 2020 society, mainly the academic community. This research is a descriptive qualitative research with content analysis technique. The research method used is divided into three parts, namely in carrying out (a) data Keywords: screening, (b) data analysis, and (c) presentation of results. The location of this study is the Indonesian language priority, environment of the State Bela State UPN Veteran Campus in East Java. The object of this bela negara, milenial academics research is the language used in the interaction of the academic community, lecture material and national seminar material that has been predetermined, as well as the official Instagram page and website of UPN Veteran East Java. The results of the study showed that the priority of Indonesian language in the State Defense Campus of UPN Veterans in East Java needs to be improved because there are still many negative language behaviors, which are less of prioritizing Indonesian language. This negative language behavior is influenced by the use of regional languages, English, and Indonesian that are not standardized in a formal environment.

Abstrak Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan bangsa, simbol jati diri bangsa, dan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan selayaknya mendapatkan perhatian lebih dari para akademisi. Di era milenial ini, eksistensi bahasa Indonesia semakin terancam oleh bahasa asing. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengutamaan bahasa Indonesia dari seluruh komponen masyarakat, utamanaya masyarakat akademis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Metode penelitian yang digunakan dipilah dalam tiga bagian yaitu dalam melaksanakan (a) penjaringan data, (b) analisis data, dan (c) penyajian hasil. Lokasi penelitian ini adalah lingkungan Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur. Objek penelitian ini yaitu bahasa yang digunakan dalam interaksi civitas akademika, materi perkuliahan dan materi seminar nasional yang telah ditentukan sebelumnya, serta instagram dan laman resmi UPN Veteran Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengutamaan bahasa Indonesia di lingkungan Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur perlu ditingkatkan karena masih banyak perilaku berbahasa yang negatif, yakni kurang menunjukkan pengutamaan bahasa Indonesia. Perilaku berbahasa negatif ini dipengaruhi oelh penggunaan bahasa daerah, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia yang tidak baku di lingkungan formal.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan Bahasa Indonesia Lingkungan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 36-42

PENDAHULUAN nasionalisme yang tinggi. Mahasiswa sebagai Bahasa Indonesia memiliki kedudukan bagian dari kaum akademisi diharapkan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan pengantar dalam pendidikan, alat perhubungan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. pada tingkat nasional, serta alat pengembangan Hal senada didukung oleh Kamhar (2019), kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. yang menyatakan bahwa pada hakikatnya Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan fungsi sebagai lambang kebanggan bangsa, tinggi ditujukan untuk menumbuhkan lambang identitas nasional, alat perhubungan kepedulian segenap civitas akademika (dosen antarwarga, antardaerah, antarbudaya, dan alat dan tenaga kependidikan) terhadap keberadaan pemersatu suku, budaya, dan bahasa (Nugroho, bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan 2015). Berdasarkan kedudukan dan fungsi sebagai alat pemersatu bangsa. Kepedulian bahasa Indonesia tersebut, bahasa Indonesia tersebut diharapkan dapat meningkatkan sikap selayaknya diutamakan dan dipertahankan positif terhadap bahasa Indonesia, baik sebagai eksistensinya oleh seluruh warga negara lambang identitas, kebanggaan bangsa, serta Indonesia. Secara lebih spesifik, bahasa pembangkit rasa solidaritas kemanusiaan Indonesia sebagai lambang kebanggaan bangsa maupun sebagai sarana memperkokoh dan sebagai bahasa pengantar dalam dunia persatuan dan kesatuan bangsa. Bahasa pendidikan seharusnya mendapatkan perhatian Indonesia sebagai MKPK sangat mendukung lebih dari para akademisi. Penggunaan bahasa wujud bela negara segenap civitas akademika, Indonesia yang baik dan benar di kalangaan yaitu dosen, tenaga kependidikan, dan akademisi merupakan cerminan kebanggaan mahasiswa. kaum akademisi terhadap bahasa Indonesia. Akademisi di era milenial memiliki Akademisi ialah anggota akademi atau peran penting dalam pengembangan dan dapat diartikan sebagai orang yang pengutamaan bahasa Indonesia. Era milenial berpendidikan tinggi (KBBI, 2005).Akademisi merupakan masa adanya peningkatan di lingkungan pergurun tinggi meliputi dosen penggunaan dan keakraban dengan dan mahasiswa (Kurniawan, 2005). Sedikit komunikasi, media, dan teknologi digital menambahkan kategori akademisi yang seperti saat ini. Generasi yang hidup di era disampaikan oleh Kurniawan, akademisi yang milenial ini memiliki karakter yang khas. Sejak dimaksud dalam penelitian ini yaitu dosen, di bangku sekolah sudah menggunakan gawai mahasiswa, dan tenaga kependidikan yang dan menjadikan internet sebagai kebutuhan bekerja di lingkungan Kampus Bela Negara pokok, selalu terhubung dengan internet, UPN Veteran Jawa Timur. Kemampuan supaya dapat mengakses hal-hal baru atau berbahasa mencerminkan tingkat pendidikan sekedar bersosialisasi dalam media sosial seseorang. Seseorang dengan pendidikan yang (Putri, 2017). Generasi yang hidup di era tinggi diharapkan mampu berkomunikasi milenial dapat disebut generasi milenial, yaitu dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. generasi yang lahir antara tahun 1980 s.d. tahun Hal ini didukung oleh Ibda (2017) yang 2000-an. Akademisi yang terlahir pada rentang menyatakan bahwa bahasa digunakan untuk tahun tersebut dapat disebut sebagai akademisi menyampaikan keinginan, menjelaskan ide milenial. atau gagasan, mengungkapkan pikiran pada Akademisi milenial memiliki tantangan orang lain. Artinya, semakin baik bahasa yang lebih berat dalam pengutamaan bahasa seseorang, maka akan baik pula gagasan, ide Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dan pikiran yang disampaikan pada publik, dikarenakan era milenial berkaitan dengan era begitu sebaliknya. Oleh karena itu, seorang globalisasi. Era globalisasi merupakan akademisi seharusnya mampu menggunakan tantangan besar bagi seluruh dunia termasuk bahasa Indonesia yang baik dan benar di bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan lingkungan kerja maupun di lingkungan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pergaulan. yang sangat rumit. Bahkan dalam berbahasa Sebagai salah satu mata kuliah yang selalu kita gunakan dalam kehidupaan pengembangan kepribadian (MKPK) yang sehari-hari, yang dapat memberi dampak besar wajib diajarkan di perguruan tinggi, mata bagi jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui kuliah Bahasa Indonesia mengemban tugas jati diri bahasa (Assapari, 2014). Era sebagai perantara dalam pengembangan globalisasi dapat mengikis jati diri bangsa jika kepribadian mahasiswa agar menjadi pribadi tidak dihadapi dengan bijaksana. Bahasa positif, cinta tanah air, dan memiliki semangat Indonesia sebagai jati diri bangsa merupakan

37 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan Bahasa Indonesia Lingkungan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 36-42 kebanggaan bagi warga negara Indonesia. kebanggaan bangsa dan simbol jati diri bangsa Untuk itu, seluruh komponen masyarakat, sudah seharusnya dibela ketika posisinya khususnya kaum akademisi, harus bersinergi terancam oleh bahasa asing. Bela negara dalam pengutamaan bahasa Indonesia di merupakan tekad, sikap dan tindakan warga seluruh ruang publik. Penggunaan bahasa negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan Indonesia di ruang publik didukung oleh UU berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada No.29 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Indonesia yang mengatur tentang pengutamaan Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan bahasa Indonesia di ruang publik. Hal ini untuk berkorban guna meniadakan setiap didukung pula oleh Kemendikbud (2017) yang ancaman baik dari luar negeri maupun dari menyatakan tugas Badan Pengembangan dan dalam negeri yang membahayakan Pembinaan Bahasa Kemendikbud adalah kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan menjaga, merawat, dan memartabatkan bahasa dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan negara yaitu bahasa Indonesia. Sesuai amanat yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila UU itu juga, bahasa Indonesia wajib digunakan dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 1 di ruang publik dan fasilitas pelayanan umum. angka 2 UU Ketentuan Pokok Hankam dan Pentingnya pengutamaan bahasa Pasal 1 angka 2 UU Rakyat Indonesia di ruang publik, khususnya di Terlatih).Pengutamaan bahasa Indonesia lingkungan kaum akademisi, berkaitan dengan merupakan bagian dari bela negara dalam hal eksistensi bahasa Indonesia yang tergerus oleh mempertahankan bahasa Indonesia. Oleh era globalisasi. Hal ini dikarenakan belum karena itu, pengutamaan bahasa Indonesia adanya komitmen yang kuat dari para penutur merupakan bagian dari Ketahanan Nasional. bahasa Indonesia untuk menempatkan bahasa Bela negara memiliki lima nilai yang Indonesia pada posisi yang paling utama. Hal penting untuk dipahami dan diterapkan. Abidin ini juga disebabkan oleh perilaku berbahasa (2014:3) menyebutkan nilai-nilai bela negara masyarakat Indonesia yang cenderung negatif. antara lain, (1) cinta tanah air, (2) sadar akan Perilaku berbahasa ini dapat dilihat dalam berbangsa dan bernegara, (3) yakin kepada penggunaan bahasa asing yang lebih dominan Pancasila sebagai ideologi negara, (4) rela dibandingkan bahasa Indonesia. Perguruan berkorban untuk bangsa dan negara, (5) tinggi sebagai tempat transformasi ilmu memiliki kemampuan awal bela negara secara pengetahuan dan teknologi dari kaum psikis dan fisik. Nilai-nilai yang ada dalam bela akademisi juga tidak terlepas dari negara sangat berkaitan dengan pengutamaan permasalahan ini. Penggunaan bahasa asing, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai khususnya bahasa Inggris, tanpa bahasa resmi kenegaraan perlu diutamakan menyandingkan dengan bahasa Indonesia sebagai wujud cinta tanah air. Bahasa merupakan salah satu contoh perilaku Indonesia sebagai kebanggaan bangsa perlu berbahasa yang negatif. Perilaku berbahasa diutamakan sebagai wujud atas kesadaran negatif ini didukung oleh pernyataan berbangsa dan bernegara. Bahasa Indonesia Koentjaraningrat dalam (Rizkiansyah & sebagai identitas nasional perlu diutamakan Rustono, 2017) yang membagi beberapa sifat sebagai wujud yakin kepada pancasila dan negatif masyarakatIndonesia ketika berbahasa, ideologi negara. Bahasa Indonesia sebagai alat yaitu (1) meremehkan mutu, (2) mentalitas perhubungan pada tingkat nasional perlu menerabas, (3) tuna harga diri, (4) menjauhi diutamakan sebagai wujud rela berkorban disiplin, (5)enggan bertanggung jawab, dan untuk bangsa dan negara.Bahasa Indonesia (6) suka latah atau ikut-ikutan. Perilaku sebagai bahasa pengantar dalam dunia negatif dalam berbahasa tersebut dapat dilihat pendidikan perlu diutamakan sebagai wujud dari kecenderungan kaum akademisi yang memiliki kemampuan awal bela negara secara merasa lebih senang dan merasa lebih psikis dan fisik. modern serta terpelajar jika menggunakan Berdasarkan uraian tentang bahasa asing. Hal itulah yang permasalahan pengutamaan bahasa Indonesia memberikan dampak negatif terhadap sebelumnya, penelitian ini bermaksud mengkaji pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri upaya pengutamaan bahasa Indonesia di bangsa (Anto, 2019). lingkungan Kampus Bela Negara UPN Veteran Pengutamaan bahasa Indonesia Jawa Timur. Pengutamaan bahasa Indonesia di merupakan perwujudan dari bela negara dalam lingkungan Kampus Bela Negara dikaitkan hal cinta tanah air. Bahasa Indonesia sebagai sebagai perwujudan bela negara akademisi

38 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan Bahasa Indonesia Lingkungan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 36-42 milenial. Lingkungan Kampus Bela Negara tentang perilaku berbahasa yang tidak yang dimaksud dalam penelitian ini di bagi ke mengutamanakan penggunaan bahasa dalam tiga kategori, yaitu (1) lingkungan kelas Indonesia. Selanjutnya, data yang telah — tempat belajar mengajar, (2) lingkungan terkumpul akan dianalisis menggunakan agih seminar — tempat pertemuan ilmiah, dan (3) untuk menentukan nilai bela negara yang lingkungan daring — tempat memberikan sesuai dengan perilaku berbahasa yang informasi tentang kehidupan kampus berakitan dengan pengutamaan bahasa (instagram dan laman resmi Kampus Bela Indonesia. Analisis data dengan menggunakan Negara). teknik analisis interaktif menurut Miles dan Huberman yang terdiri atas tiga komponen METODE PENELITIAN penting, meliputi reduksi data, penyajian data, Metode yang digunakan dalam dan penarikan simpulan atau verifikasi (Miles penelitian ini adalah metode deskriptif & Huberman, 1994:19). Teknik uji validitas kualitatif dengan teknik analisis isi. Disajikan data menggunakan triangulasi teori dan dalam bentuk uraiandan pemaparan fakta triangulasi sumber. yang ada dalam data. Metode penelitian yang digunakan dipilah dalam tiga bagian yaitu PEMBAHASAN dalam melaksanakan (a) penjaringan data, (b) Perilaku berbahasa merupakan sebuah analisis data, dan (c) penyajian hasil. Untuk keyakinan dan sikap tentangkebahasaan yang mendapatkan data digunakan teknik berlangsung cukup lama dan memberikan penjaringan data melalui data tertulis, atau kecenderungan kepada seseorang untuk teknik dokumentasi, dalam hal ini data yang bertindak dengan cara yang disukainya, menunjukkan sikap pengutamaan bahasa kaitannya dalam hal penggunaan bahasa. Indonesia dari power point yang digunakan Anderson membagi perilaku atas dua macam, saat mengajar, pertemuan ilmiah, dan screen yaitu (1) perilaku kebahasaan dan (2) perilaku capture dari sumber instagram nonkebahasaan. Perilaku kebahasaan dapat @upnveteranjawatimur maupun laman dikategorikan menjadi dua perilaku, yaitu www.upnjatim.ac.id . Data terkumpul kemudian perilaku positif dan perilaku negatif. Perilaku masuk pada tahap analisis data. Analisis data positif dalam penelitian ini berkaitan dengan digunakan metode agih, yang dibantu dengan sikap mengutamakan bahasa Indonesia. beberapa teknik analisis, antara lain teknik Sementara itu, perilaku negatif berkaitan pilah dan teknik perluas. Teknik pilah dengan sikap tidak mengutamakan bahasa dimanfaatkan untuk membagi atau Indonesia. Pembahasan tentang perilaku mengelompokkan jawaban-jawaban sejenis kebahasaan disajikan berdasarkan lingkungan terkait yang tidak menunjukkan pengutamaan kelas, lingkungan seminar, dan lingkungan bahasa Indonesia. Teknik perluas dimanfaatkan daring. untuk menjelaskan bagian yang tidak menunjukan pengutamaan bahasa Indonesia. 1. Lingkungan Kelas Hasil analisis disajikan dalam bentuk deskripsi Lingkungan kelas merupakan tempat yang kualitatif dengan metode informal (Sudaryanto, paling sering digunakan oleh civitas akademika 1993:145), yaitu perumusan dengan kata-kata untuk berinteraksi, dalam hal ini adalah dosen biasa. dan mahasiswa.Kelas sebagai lingkungan Lokasi penelitian ini adalah lingkungan luring merupakan tempat belajar mengajar Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa yang seharusnya menjadi lingkungan formal. Timur. Objek penelitian ini adalah materi Hal ini berkaitan dengan fungsi bahasa perkuliahan dan seminar nasional dosen yang Indonesia sebagai bahasa resmi dalam telah ditentukan sebelumnya, serta instagram transformasi ilmu. Namun, ditemukan banyak dan laman resmi UPN Veteran Jawa Timur. kata-kata yang menujukkan adanya tindakan Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mengutamakan bahasa Indonesia. yang berperan sebagai penganalisis dalam Interaksi dosen dan mahasiswa di kelas proses pemilahan data, pembahasan, dan didominasi oleh penggunaan bahasa gaul, penarikan simpulan. Tahapan-tahapan dalam daerah, dan bahasa Inggris, baik itu komunikasi penelitian ini antara lain pemilihan sumber data secara langsung maupun dalam bentuk power akan didokumentasikan. Selanjutnya, data yang point dan tugas terstruktur. Berikut adalah terkumpul dipilah dan dikelompokkan contoh kosakata yang sering digunakan di berdasarkan rumusan masalah yang ada, yaitu lingkungan kelas.

39 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan Bahasa Indonesia Lingkungan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 36-42

Tabel 1.1 Data Perilaku Berbahasa di Lingkungan Kelas

Tidak Baku Baku Tidak Baku Baku

Nggak tidak Sampean Anda

Gimana Bagaimana Analisa Analisis Kalo Kalau Metoda Metode Kenapa Mengapa Mouse Tetikus Trus Lalu Hp Gawai kemaren Kemarin Online Daring kayak Seperti Email Surat elektronik Sharing Berbagi Print Mencetak Photocopy Fotokopi Web Laman Upload Unggah On Menyalakan Download Unduh Page Halaman

Kata-kata tersebut menunjukkan tindakan saling berinteraksi dalam kegiatan ilmiah untuk tidak mengutamakan bahasa Indonesia karena memaparkan hasil penelitian dan transformasi adanya pengaruh dari bahasa lain. Untuk ilmu pengetahuan. Dalam pertemuan ilmiah, penggunaan di lingkungan kelas, bahasa yang dosen dan mahasiswa memaparkan hasil lebih sering digunakan yaitu bahasa daerah, temuannya melalui teknik presentasi, diskusi bahasa Indonesia yang tidak baku, dan bahasa panel, dan ceramah. Namun, ditemukan banyak Inggris yang telah ada padanan katanya dalam kata-kata yang menujukkan adanya tindakan bahasa Indonesia. Berkaitan dengan wujud bela tidak mengutamakan bahasa Indonesia. Interaksi negara akademisi milenial, hal ini kurang civitas akademika di lingkungan seminar menunjukkan adanya pengutamaan bahasa didominasi oleh penggunaan bahasa Inggris, baik Indonesia di lingkungan kelas. Oleh Karena itu, itu komunikasi secara langsung maupun dalam penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan bentuk power point dan poster. Lingkungan kelas kurang menunjukkan adanya perwujudan seminar yang dimaksud dalam penelitian ini bela negara khususnya pada nilai (1) cinta tanah adalah lingkungan seminar nasional, bukan air dan (2) sadar akan berbangsa dan bernegara. seminar internasional. Berikut adalah contoh kosakata yang sering digunakan di lingkungan 2. Lingkungan Seminar seminar. Lingkungan seminar merupakan tempat yang digunakan oleh civitas akademika untuk

Tabel 1.2 Data Perilaku Berbahasa di Lingkungan Seminar

Tidak Baku Baku Tidak Baku Baku

Presenter Penyaji Workshop Pelatihan Pengiriman Contact person Narahubung Submit paper artikel Submission Batas waktu Fokus dan ruang Focus and scope deadline pengiriman lingkup Coach Pelatih Link Tautan

40 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan Bahasa Indonesia Lingkungan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 36-42

Analysis Analisis Published Diterbitkan

Research Penelitian Speaker Pembicara Literature literatur Contribution Kontribusi Penerimaan Review Ulasan Call for paper artikel Coffe break Istirahat Registration Pendaftaran

Kata-kata tersebut menunjukkan tindakan 3. Lingkungan Daring tidak mengutamakan bahasa Indonesia karena Lingkungan daring merupakan tempat untuk adanya pengaruh bahasa Inggris. Untuk menampilkan informasi tentang identitas penggunaan di lingkungan seminar, bahasa yang universitas maupun kegiatan-kegiatan yang lebih sering digunakan adalah bahasa Inggris sedang, akan, dan telah terselenggara. meskipun kata-kata tersebut telah ada padanan Instagram @upnveteranjawatimur dan laman katanya dalam bahasa Indonesia. Berkaitan resmi upnjatim.ac.id sebagai lingkungan daring dengan wujud bela negara akademisi milenial, merupakan tempat yang formal. Hal ini berkaitan hal ini tidak menunjukkan adanya pengutamaan dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa bahasa Indonesia di lingkungan seminar. Oleh resmi dalam kepentingan instansi. Namun, Karena itu, penggunaan bahasa Indonesia di ditemukan banyak kata-kata yang menujukkan lingkungan seminar kurang menunjukkan adanya adanya tindakan tidak mengutamakan bahasa perwujudan bela negara khususnya pada nilai (1) Indonesia.Instagram @upnveteranjawatimur dan cinta tanah air, (2) sadar akan berbangsa dan laman resmi upnjatim.ac.id didominasi oleh bernegara, (3) yakin kepada Pancasila sebagai penggunaan bahasaIndonesia dan bahasa Inggris. ideologi negara, dan (5) memiliki kemampuan Berikut adalah contoh kosakata yang digunakan awal bela negara secara psikis dan fisik. di lingkungan daring.

Tabel 1.3 Data Perilaku Berbahasa di Lingkungan Daring

Tidak Baku Baku Tidak Baku Baku

Staff Karyawan hymne himne Penelurusan jejak Tracer study photohunt Lomba foto alumni Pembelajaran e-Learning e-Catalog Katalog daring daring Katalog e-Jounal Jurnal daring e-Prints penelusur karya ilmiah UPN Store Toko UPN Local brand Merek lokal

Career Info Info karier Congratulations Ucapan selamat

Kata-kata tersebut menunjukkan tindakan di lingkungan daringtelah cukup menunjukkan tidak mengutamakan bahasa Indonesia karena adanya perwujudan bela negara khususnya pada adanya pengaruh an bahasa Inggris. Untuk nilai (1) cinta tanah air, (2) sadar akan berbangsa penggunaan di lingkungan daring, bahasa yang dan bernegara, dan (5) memiliki kemampuan lebih sering digunakan yaitu bahasa Indonesia awal bela negara secara psikis dan fisik. yang benar dan sedikit bahasa asing yang telah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Berkaitan dengan wujud bela negara akademisi SIMPULAN milenial, pengutamaan bahasa Indonesia di Berdasarkan uraian dan pembahasan di lingkungan daring telah cukup baik ditunjukkan. atas tentang wujud bela negara akademisi Oleh Karena itu, penggunaan bahasa Indonesia milenial dapat disimpulkan bahwa seluruh civitas

41 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan Bahasa Indonesia Lingkungan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 36-42 akademika perlu memberikan perhatian lebih Kamhar, Muhammad Yusi dan Erma terhadap pengutamaan bahasa Indonesia. Lestari.2019. Pemanfaat Sosial Media Pengutamaan bahasa Indonesia di lingkungan Youtube Sebagai Media Pembelajaran kelas Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Bahasa Indonesia DI Perguruan Tinggi . Timur masih kurang baik. Hal ini dikarenakan Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Unitri dominasi bahasa daerah, bahasa Indonesia tidak 1 (2). baku, dan bahasa Inggris. Pengutamaan bahasa Indonesia di lingkungan seminar nasional Kurniawan, Khaerudin. 2005. Membangun Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur Kultur Akademik Perguruan masih kurang baik. Hal ini dikarenakan dominasi Tinggi.Diakses dari file.upi.edu pada 25 bahasa Indonesia tidak baku dan bahasa Inggris. Februari 2020. Pengutamaan bahasa Indonesia di lingkungan daring Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1994. Timur telah cukup baik. Hal ini dikarenakan Qualitative Data Analysis . London : Sage bahasa Indonesia yang baik dan benar lebih Publishers. dominan digunakan daripada bahasa daerah dan bahasa asing. Nilai-nilai bela negara yang perlu Nugroho, Agung. 2015. Pemahaman Kedudukan mendapat perhatian dalam kaitannya dengan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai pengutamaan bahasa Indonesia, yaitu butir (1) Dasar Jiwa Nasionalisme.Prosiding (1) cinta tanah air, (2) sadar akan berbangsa dan Seminar Nasional Bulan Bahasa bernegara, dan (5) memiliki kemampuan awal UNIB2015. bela negara secara psikis dan fisik. Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang- DAFTAR PUSTAKA undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa dan Abidin, Zainal dkk.(2014). Buku Ajar lambang negara, serta lagu kebangsaan. Pendidikan Bela Negara . Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur. Putri, Nimas Permata. 2017. Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Millenial. Anto, Puji dkk. 2019. Pengutamaan Bahasa Widyabastra: Jurnal Ilmiah Indonesia: Suatu Langkah Aplikatif. El- Pembelajaran Bahasa dan Sastra Banar: Jurnal Pendidikan dan Indonesia Unipma , 05 (1). Pengajaran STAI Bani Saleh . 2 (01). Rizkiansyah, R. A., & Rustono. 2017. Assapari, M.Mugni. 2014. Eksistensi Bahasa Perilaku Berbahasa Pengembang Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Perumahan, Pengelola Hotel, dan Perkembangannya di Era Globalisasi. Pengelola Toko. Seloka : Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan JurnalPendidikan Bahasa dan Sastra Pengajarannya Undiksha . 9. Indonesia 1: 25 - 33.

Ibda, Hamidulloh. 2017. Urgensi Pemertahanan Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Bahasa Ibu di Sekolah Dasar. Shahih: Analisis Bahasa Pengantar Wacana Journal of Islamicate Multidisciplinary Wahana Kebudayaan Secara Linguistik . IAIN Surakarta . 2 (2). Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 1 angka 2 UU Ketentuan Pokok Hankam Tim Redaksi KBBI. 2005. Kamus besar bahasa dan Pasal 1 angka 2 UU Rakyat Terlatih). Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka.

42 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

NASIONALISME DALAM BUDAYA LOKAL: NILAI-NILAI GOTONG ROYONG DALAM TRADISI SAMBATAN DESA DERMOLO, JEPARA

Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Deka Setiawan

PGSD Universitas Muria Kudus Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

This research aims to further understand the values of the Sambatan tradition in Dermolo Sejarah Artikel: Village, Jepara as a form of local culture in the perspective of nationalism. Diserahkan 3 Februari 2020 This research uses a descriptive qualitative approach in presenting the results of research. Direvisi 17 Februari 2020 The data collection process is carried out using the method of observation, interviews and Disetujui 4 Maret 2020 field recording. The data collection process is carried out using the method of observation, interviews and field recording. The results of this research prove that the Sambatan Tradition as a local culture plays its Keywords: own role in the sense of nationalism as a fellow nation of people who share the same fate. gotong-royong, The Sambatan tradition carried out by the people of Dermolo Village has been proven to sambatan tradition, have a very good influence on community life, because it is created by the realization of nationalism. mutual mutual value among the citizens and mutual benefit. The existence of the Sambatan Tradition in Dermolo Village as a local culture with the meaning of nationalism in it must continue to be preserved so as to continue to foster a sense of unity and unity amid diversity .

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih jauh mengenai nilai-nilai gotong royong Tradisi Sambatan di Desa Dermolo, Jepara sebagai salah satu bentuk budaya lokal dalam perspektif nasionalisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dalam penyajian data hasil penelitiannya. Proses pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode pengamatan, wawancara dan pencatatan lapangan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Tradisi Sambatan sebagai budaya lokal memegang peranannya sendiri terhadap rasa nasionalisme masyarakat sebagai sesama anak bangsa yang senasib sepenanggungan.Tradisi Sambatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Dermoloterbukti memiliki pengaruh yang sangat baik tehadap kehidupan bermasyarakat, karena tercipta dari perwujudan nilai gotong royong antarwarga yang saling menguntungkan dan memberi manfaat satu sama lain. Keberadaan Tradisi Sambatan di Desa Dermolo sebagai budaya lokal yang makna nasionalisme didalamnya harus terus dilestarikan agar terus memupuk rasa kesatuan dan persatuan ditengah keberagaman .

© 2020 Universitas Muria Kudus

Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Deka Setiawan Nasionalisme Dalam Budaya Lokal: Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Tradisi Sambatan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 43-47

PENDAHULUAN Salah satunya adalah Tradisi Sambatan Kehidupan manusia dalam berkumpul, di Desa Dermolo, Kecamatan Kembang, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak Kabupaten Jepara. Didalam pelaksanaannya, terlepas dari adanya interaksi sosial antar kegiatan Sambatan dilakukan oleh orang sesama. Pada hakikatnya manusia sebagai dewasa karena membutuhkan banyak tenaga. makhluk sosial memang membutuhkan orang Kegiatan Sambatan dilakukan secara sukarela lain untuk saling berinteraksi dan memberikan atau tidak mendapatkan upah berupa materi bantuan. Oleh karena itu, didalam interaksi atau uang, melainkan hanya disediakan sosial tersebut perlu adanya kerjasama dan makanan, minuman, jajan pasar dan rokok sikap gotong royong untuk mempermudah selama kegiatan berlangsung. Selain itu Tradisi suatu pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Sambatan di Desa Dermolo tidak bersifat Sejak jaman dahulu, masyarakat mengikat atau dilaksananakan tanpa ada Indonesia dikenal sangat menjunjung tinggi paksaan dari pihak mana pun. nilai-nilai kerjasama dan gotong royong, baik Tradisi Sambatan menjadi bukti bahwa dalam menyelesaikan sebuah permasalahan sejak jaman dahulu masyarakat Desa Dermolo atau melakukan suatu pekerjaan.Kegiatan menjujung tinggi nilai-nilai gotong royong menyelesaikan suatu pekerjaan dengan gotong dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa royong yang selama ini kita kenal masih bentuk Tradisi Sambatan yang ada di Desa dipertahankan oleh masyarakat, terutama yang Dermolo, seperti sambatan gawe omah ada di daerah pedesaan. Menurut (membantu membangun rumah), sambatan Koentjaraningrat (1964: 2), gotong royong mlandang (membantu kegiatan hajatan), adalah kerjasama diantara anggota-anggota sambatan ndaut,tandur, bedhok, panen dan suatu komunitas. Secara harfiah, gotong royong lain-lain (kegiatan dibidang pertanian), berasal dari kata gotong yang berarti “bekerja” sambatan kerja bakti dan sambatan saat dan royong yang berarti “bersama” (Kamus pemakaman. Meskipun intensitasnya berurang Besar Bahasa Indonesia”. akibat adanya berbagai perkembangan dan Koentjaraningrat (1987) membagi dua perubahan jaman, akan tetapi berbagai bentuk jenis gotong royong, yaitu gotong royong Tradisi Sambatan yang ada di Desa Dermolo tolong menolong dan gotong royong kerja hingga saat ini masih terus dilaksanakan dari bakti. Kegiatan gotong royong tolong waktu kewaktu. menolong pada prinsipnya dilakukan oleh 2 Perwujudan nilai gotong royong dalam orang atau lebih untuk kepentingan individu, Tradisi Sambatan yang telah dilaksanakan di contohnya adalah para tetangga membantu Desa Dermolo menjadi salah satu bentuk salah seorang warga yang mendirikan rumah, kearifan budaya lokal yang tak ternilai apapun, sedangkan gotong royong kerja bakti dilakukan karena dari budaya-budaya lokal seperi inilah oleh 2 orang atau lebih untuk kepentingan yang membentuk persatuan dan kesatuan dalam bersama, contohnya adalah masyarakat desa bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lebih membersihkan lingkungan desa. dari sekadar perwujudan nilai gotong royong, Terdapat istilah-istilah lain dari kegiatan Tradisi Sambatan sebagai salah satu bentuk gotong royong yang selama ini kita kenal, salah kearifan budaya lokal di Indonesia telah satunya adalah istilah Sambatan yang menjadi salah satu tonggak berdirinya rasa merupakan bahasa jawa dan berasal dari kata nasionalisme. sambat , artinya “minta bantuan”.Pada masyarakat Jawa, kegiatan Samabatan sudah METODE PENELITIAN menjadi tradisi karena sudah ada sejak jaman Penelitian ini dilaksanakan di Desa dahulu dan diwariskan dari generasi ke Dermolo, Kecamatan Kembang, Kabupaten generasi.Menurut Murniatmo dkk, (2000) Jepara. Metode penelitian yang digunakan mengungkapkan bahwa “asas yang terdapat adalah deskriptif kualitatif dengan teknik dalam sambatan adalah asas hubungan timbal pengumpulan data melalui pengamatan secara balik atau asas principle of reciprocity , yaitu langsung, wawancara, pencatatan dan siapa yang membantu tetangganya yang dokumentasi. Sugiyono (2016: 308) membutuhkan maka suatu saat pasti ia akan mengemukakan bahwa teknik pengumpulan dibantu ketika sedang membutuhkan. Sambatan data merupakan langkah yang paling utama mengacu kepada semangat hidup senasib dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama sepenanggungan” terutama masyarakat di dari penelitian adalah mendapatkan data. daerah pedesaan. Sumber data yang menjadi subjek penelitian adalah warga masyarakat Desa

44 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Deka Setiawan Nasionalisme Dalam Budaya Lokal: Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Tradisi Sambatan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 43-47

Dermolo. Data lain yang diperlukan adalah dan pemikiran, akan tetapi dari waktu ke waktu teori-teori pendukung dan relevansi penelitian mengalami perubahan dari segi kebutuhan sebagai pembanding dalam menentukan hasil sehingga pelaksanaan gotong royong itu sendiri penelitian. Selain itu juga diperlukan data mengalami penyusutan peran. Jika dulu sekunder lain berupa pencatatan serta membangun rumah masih memerlukan gotong dokumentasi sebagai data pendukung dalam royong dari tahap awal hingga tahap akhir, mengolah data. Proses penelitian dilakukan namun lambat laun peran gotong royong hanya dengan perencanaan yang matang dan data dibutuhkan dibagian akhir saja terutama dalam yang diperoleh akan diolah untuk disajikan bagian mayoni atau memasang atap. Hal secara deskriptif objektif sebagai hasil tersebut terjadi karena perubahan dan penelitian yang memiliki nilai ketetapan dan perkembangan yang terjadi di semua tempat kemutahiran dalam sajian data. termasuk dalam penggunaan bahan bangunan itu sendiri, jika dulu hanya menggunakan batu, HASIL DAN PEMBAHASAN kayu, bambu, rotan dan lain-lain, namun saat Berdasarkan hasil penelitian telah ini sudah membutuhkan bahan banguan yang dilakukan di Desa Dermolo, terdapat 2 lebih modern seperti pasir, semen, keramik, klasifikasi Tradisi Sambatan yang didasarkan genteng dan sebagainya sehingga pada tujuannya yaitu untuk kepentingan membutuhkan keahlian khusus dari tukang batu bersama (masyarakat) dan untuk kepentingan atau tukang kuli bangunan. pribadi (keluarga). Terdapat beberapa bentuk 2. Sambatan mlandang (membantu kegiatan sambatan sebagai wujud gotong kegiatan hajatan) royong antarwarga di Desa Dermolo, antara Hajatan di Desa Dermolo yang dimaksud lain sebagai berikut: adalah hajatan khitanan dan pernikahan yang A. Kepentingan bersama (masyarakat) pelaksanaannya membutuhkan waktu sekitar 2 1. Kerja bakti hingga 4 hari , sambatan mlandang dalam Di Desa Dermolo kegiatan kerja bakti kegiatan hajatan ini membutuhkan banyak memang tidak rutin dilakukan karena hanya tenaga, baik oleh laki-laki maupun perempuan dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu dan membutuhkan gotong royong yang cukup seperti perbaikan jalan dan pembersihan kompleks dari tahap awal hingga tahap lingkungan desa. Selain bertujuan memperbaiki akhir.Seperti bentuk kegiatan sambatan atau membersihkan, diwaktu tertentu kegiatan laiannya, sambatan mlandang juga mengalami kerja bakti di Desa Dermolo juga ada yang perubahan dan perkembangan dari waktu- bertujuan untuk memperindah atau menghias kewaktu. Jika dulu gotong royong yang lingkungan untuk menyambut hari-hari tertentu dibutuhkan adalah dari dari keluarga besar dan seperti memperingati hari kemerdekaan setiap tetangga, akan tetapi dari hari kehari tanggal 17 Agustus dan hari besar keagamaan pelaksanaanya membutuhkan pihak lain seperti (Idul Fitri). tukang masak bayaran, pelayan sinoman dari 2. Ngeronda (Jaga malam) karang taruna atau ibu-ibu PKK. Akan tetapi Kegiatan Ngeronda atau jaga malam secara keseluruhan tradisi Sambatan mlandang biasanya dilakukan oleh bapak-bapak selaku di Desa Dermolo masih terus dimaksimalkan kepala keluarga dan dilaksanakan secara rutin dan dilestarikan. setiap malam sesuai jadwal yang sudah 3. Sambatan ndaut, tandur, bedhok, disepakati bersama-sama. Bahkan dibeberapa panendan lain-lain (kegiatan dibidang dukuh berlomba-lomba untuk merenovasi dan pertanian) menghias pos ronda dimasing-masing RT agar Sebagai salah satu wilayah yang memiliki terlihat bagus sekaligus disediakan fasilitas lahan pertanian cukup luas, secara otomatis seperti televise, permainan kartu, permainan Desa Dermolo juga memiliki banyak petani catur dan lain-lain sehingga mereka yang yang mengolah lahan pertanian tersebut.Jenis menjalankan tanggung jawab ngeronda merasa tanaman yang ditanam pun sangat beragam betah dan nyaman. bergantung pada musim dan kebutuhan, dalam kegiatan bercocok tanam itulah para petani B. Kepentingan pribadi (keluarga) membutuhkan banyak tenaga bantuan agar 1. Sambatan gawe omah (membantu pekerjaan dapat selesai dengan baik terutama membangun rumah) tanaman yang diolah dengan jumlah besar Pada umumnya proses membangun rumah seperti padi, kacang tanah dan jagung. di Desa Dermolo masih membutuhkan gotong royong antar warga sebagai dukungan tenaga

45 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Deka Setiawan Nasionalisme Dalam Budaya Lokal: Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Tradisi Sambatan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 43-47

4. Sambatan saat pemakaman (1999: 65-67) memberi penguatan bahwa Apabila ada salah seorang warga yang nasionalisme harus mengandung aspek meninggal dunia, maka para keluarga dan affective , yaitu semangat solidaritas, unsur tetangga terdekat bergotong royong membantu senasib, unsur kebersamaan dalam segala mempersiapkan semua keperluan yang situasi sehingga seluruh warga bangsa sadar dibutuhkan dalam proses pemakaman. akan kebangsaannya. Tradisi Sambatan yang dilaksanakan di Kaitannya dengan Tradisi Sambatan di Desa Dermolo merupakan perwujudan nilai Desa Dermolo sebagai salah satu bentuk gotong royongyang berasal dari interaksi sosial budaya lokal, membuktikan bahwa Tradisi antar warga dari waktu kewaktu. Pendapat Sambatan yang lahir dari nilai-nilai gotong tersebut diperkuat oleh pernyataan Bintarto royong masyarakatmemiliki perannya sendiri (1980: 11) yang menyebutkan bahwa gotong dalam pembentukan rasa nasionalisme.Hal royong merupakan perilaku sosial yang konkrit tersebut diperkuat oleh pernyataan Hara (2000) dan merupakan suatu tata nilai kehidupan yang menyatakan bahwa nasionalisme sosial yang turun temurun dalam kehidupan di mencakup konteks yang lebih luas yaitu desa-desa Indonesia. persamaan keanggotaan dan kewarganegaraan dari semua kelompok etnis dan budaya didalam Nasionalisme dalam Budaya Lokal: Nilai- suatu bangsa. Nilai Gotong Royong dalam Tradisi Nilai-nilai gotong royong dalam Tradisi Sambatan Desa Dermolo, Jepara Sambatan di Desa Dermolo secara umum Nasionalisme atau nation berasal dari bergantung pada bentuk kegiatan sambatan itu bahasa latin nation yang dikembangkan dari sendiri sesuai dengan tujuannya yaitu untuk kata nascor berarti “saya lahir” dan kepentingan bersama (masyarakat) dan untuk nation (bangsa) pada awalnya dimaknai dengan kepentingan pribadi (keluarga), karena setiap “sekelompok orang yang lahir di suatu daerah bentuk Tradisi Sambatan tentunya memiliki yang sama” ( Grup of people born in same makna dan nilai yang berbeda namun tetap place ). (Ritter, 1986: 286).Nasionalisme tidak terikat pada nilai kebersamaan dalam gotong hanya dimaknai dengan rasa cinta tanah air tapi royong itu sendiri. lebih dari itu, nasionalisme harus dimaknai secara luas bukan secara sempit. SIMPULAN Pemikir Inggris Richard Aldington Nilai-nilai gotong royong yang tersirat (1931: bagian 1 BAB 6, dalam Baskara dalam Tradisi Sambatan Desa Dermolo terbagi Wardaya, 2002: 15-16) pernah mengingatkan menjadi beberapa bentuk kegiatan yang bahwa memahami nasionalisme secara sempit tertujuanuntuk kepentingan bersama itu seperti “a silly coke crowing on its own (masyarakat) dan untuk kepentingan pribadi dunghill and calling for large spur and brigher (keluarga), selain itu ciri dari kegiatan beak” alias ayam jago tolol yang berkokok sambatan tersebut adalah dilaksanakan secara diatas tumpukan kotorannya sendiri sambil kondisional dan sesuai dengan kebutuhan tanpa menyerukan tuntutan agar tajinya lebih besar adanya paksaan dari pihak manapun atau dan paruhnya menjadi lebih mengikat. bersifat sukarela. Nilai gotong royong yang ada Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa pun sangat perlu untuk dipertahankan dalam nasionalisme tidak boleh dilihat dari satu sisi kehidupan masyarakat sehari-hari, terlebih dari akan tetapi bisa dilihat dari segala penjuru agar duluhaingga saat ini keberadaannya telah semakin kaya dan beragam. memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia sebagai sebuah bangsa yang kehidupan masyarakat itu sendiri. kaya dan sangat beragam dapat memaknai Tradisi Sambatan di Desa Dermolo nasionalisme secara luas dari berbagai dapat dibedakan berdasarkan tujuannya sebagai sudutnya termasuk dari perspektif masyarakat bentuk pelaksanaan nilai-nilai gotong royong dan budaya yang lahir dari darah daging oleh masyarakat desa, terlebih sebagai salah masyarakat itu sendiri sebagai wujud rasa satu budaya lokal tanpa disadari Tradisi persatuan dan kesatuan sesama anak Sambatan sedikit banyak memiliki peran bangsa.Sebagaimana yang dikemukakan oleh tersendiri dalam perspektif pembentukan rasa (Anderson, 2001: 214-215) yang menyatakan nasionalisme sebagai perwujudan rasa bahwa salah satu ciri pokok dari nasionalisme persatuan dan persamaan senasib kerakyatan adalah semakin kuatnya rasa sepenanggungan sesama anak bangsa. Oleh kebersamaan senasib dan sepenanggungan karena itu perspektif nasionalisme dalam sebagai bangsa. Selain itu Sartono Kartodirja budaya lokal memperkuat kedudukan Tradisi

46 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Deka Setiawan Nasionalisme Dalam Budaya Lokal: Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Tradisi Sambatan ... Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 43-47

Sambatan di Desa Dermolo sebagai salah satu Bintarto, R. 1980. Gotong Royong: Suatu khasanah ilmu yang dapat menjadi rujukan Karakteristik Bangsa Indonesia . terhadap penelitian-penelitian lain sehingga Surabaya: PT Bina Ilmu. bisa diperdalam sekaligus menjadi sumber pemikiran yang relevan. Hara, AE. Kebanggaan Berbangsa Indonesia, Kompas 17 Agustus 2002. DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. 1964. Masyarakat Desa di Anderson, Benedict. 2001. “Kebutuhan Indonesia . Jakarta: Lembaga Penerbit Indonesia: Nasionalisme dan Menumpas Universitas Indonesia. Keserakahan” dalam Joesoef Ishak. 100 Tahun Bung Karno. Jakarta: Hasta Koentjaraningrat. 1987. Pengantar Ilmu Mitra. Antropologi . Jakarta: Aksara Baru.

Baskara Wardaya. 2002. “Nasionalisme Murniatmo, Gatut dkk. 2000. Khazanah Universal: Menjawab Ajakan “Pasca Budaya Lokal . Yogyakarta: Adicita. Nasionalisme”nya Romo Mangun”. Jurnal Iman, Ilmu Budaya . 3. Jakarta: Sartono Kartodirjo. 1999. Multidimensi Yayasan Bhumiksara. Pembangunan Bangsa: Etos Nasionalisme dan Negara Kesatuan . Yogyakarta: Penerbitan Kanisius.

47 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

PERAN NILAI-NILAI MORAL PANCASILA DALAM KEMAJUAN TEKNOLOGI DI ERA MILENIUM

Sandryones Palinggi 1, dan Irsyad Ridwany 2

Institut Sains dan Teknologi Nasional 1, Institut Teknologi Bandung 2 Email: [email protected] 1, [email protected]

Info Artikel Abstract

The purpose of this study is to provide a descriptive description of the analysis of the role Sejarah Artikel: of Pancasila moral values in the face of technological advances, especially in the 4.0 Diserahkan 30 Januari 2020 Industrial Revolution era. The research method used is descriptive analysis, where the Direvisi 7 Februari 2020 results of the study are the need for the role of the government in restoring National Disetujui 4 Maret 2020 identity through Pancasila Education and Moral Education from an early age so that the younger generation is able to work with the character of Nusantara. Advances in digital technology have a huge impact on national life. Moral disintegration is directly eroded by Keywords: advances in technology and science. This will slowly reduce the noble values of Pancasila digital technology, moral values, which is a view of life and ideology of the Unitary Republic of Indonesia. The research Pancasila, millennium age. method used in writing this research is a qualitative descriptive method, namely by gathering actual and detailed information, and identifying a problem by collecting data including sources from previous research, both from journals, reference books, and online documentation in the form of websites related to the research conducted. The results and conclusions of this study are the importance of Moral and Pancasila Education in growing and increasing a sense of optimism in the community and staying with the archipelago's identity in the face of advances in the digital era, as well as improvements in terms of curriculum by adding hours of learning, especially Pancasila and Moral Education so that the government is able prepare a golden generation of Indonesia without leaving the national identity that characterizes the Indonesian nation.

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran analisis secara deskriptif terkait peran dari nilai-nilai moral Pancasila dalam menghadapi kemajuan teknologi, khususnya di era Revolusi Industri 4.0. Metoda penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, dimana hasil dari penelitian yaitu diperlukannya peran pemerintah dalam mengembalikan identitas kebangsaan melalui pendidikan Pancasila dan Pendidikan Moral sejak usia dini sehingga generasi muda mampu berkarya dengan karakter Nusantara. Kemajuan teknologi digital memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa. Disintegrasi moral secara langsung ikut terkikis oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal ini secara perlahan akan mengurangi nilai-nilai luhur dari Pancasila yang merupakan pandangan hidup dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Metoda penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metoda deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, dan mengidentifikasi sebuah masalah dengan mengumpulkan data termasuk sumber-sumber dari penelitian sebelumnya, baik dari jurnal, buku referensi, serta dokumentasi online berupa website yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah pentingnya Pendidikan Moral dan Pancasila dalam menumbuhkan dan meningkatkan rasa optimisme dalam bermasyarakat dan tetap bertahan dengan identitas Nusantara dalam menghadapi kemajuan era digital, serta perbaikan dari segi kurikulum dengan cara penambahan jam pembelajaran khususnya Pancasila dan Pendidikan Moral sehingga pemerintah mampu menyiapkan generasi emas Indonesia tanpa meninggalkan identitas kebangsaan yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Sandryones Palinggi, Irsyad Ridwany Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan Teknologi Di Era Milenium Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 48-53

PENDAHULUAN dalam bermasyarakat dan tetap bertahan Kemajuan teknologi yang dirasakan dengan identitas Nusantara, tanpa memasuki tahun 2020 merupakan suatu hal menghilangkan nilai-nilai luhur dari Pancasila yang sulit untuk dibendung. Secara massif di tengah kemajuan teknologi digital seperti kemajuan tersebut memberikan peluang sekarang ini. sekaligus tantangan dalam pola kehidupan bermasyarakat. Banyaknya teknologi baru METODE PENELITIAN secara tidak langsung memberikan dampak Metoda penelitian yang digunakan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari- dalam penulisan penelitian ini adalah metoda hari. deskriptif kualitatif, yaitu dengan Teknologi informasi dan komunikasi mengumpulkan informasi secara aktual dan telah banyak berkembang dalam satu dekade terperinci, mengidentifikasi sebuah masalah, terakhir. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, membuat perbandingan atau evaluasi, serta dapat dilihat bahwa evolusi teknologi selalu menentukan apa yang dilakukan orang lain mendapatkan perhatian tidak hanya dari para dalam menghadapi masalah yang sama dan pelaku industri global, namun juga pemerintah belajar dari pengalaman mereka untuk dan masyarakat pada umumnya. Persaingan menetapkan rencana dan keputusan di waktu untuk mengembangkan sebuah teknologi baru mendatang. menjadi prioritas utama dalam mendapatkan Dikutip dari Buku yang berjudul pangsa pasar secara global. Dampaknya pun Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, sangat terasa dalam kehidupan masyarakat di Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya seluruh Negara. (Palinggi & Allolinggi, 2019) (Bungin, 2011), metode literatur merupakan Pengaruh akan teknologi yang saat ini sebuah metode pengumpulan data yang banyak masih terus berevolusi masih akan terus digunakan dalam metode penelitian sosial mengalami kenaikan yang signifikan dalam 10 untuk melacak data catatan peristiwa. tahun ke depan. Grafik peningkatan teknologi Selanjutnya, literatur yang digunakan oleh ke arah digitalisasi tergambar secara penulis untuk mengumpulkan data termasuk eksponensial. Perubahan yang terjadi seperti sumber-sumber dari penelitian sebelumnya, pergeraseran pola belajar, kemunculan industri- baik dari jurnal, buku referensi, serta industri baru, bahkan revolusi besar-besaran dokumentasi online berupa website yang terkait dari budaya dan bahasa yang disebabkan oleh dengan penelitian yang dilakukan. kemajuan teknologi seharusnya menjadi alarm dini. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola pergerseran ini turut dirasakan Kemajuan Teknologi di Era Milenium khususnya dalam kehidupan berbangsa dan Indonesia telah masuk ke dalam sebuah bernegara yang cenderung mengikuti budaya era yang dinamakan Revolusi Industri 4.0. Bangsa asing dalam tatanan kehidupan Berbagai perkembangan teknologi sedikit demi bernegara. Hal ini secara perlahan akan sedikit mulai bermunculan seperti IoT ( Internet mengurangi nilai-nilai luhur dari Pancasila of Think ), AI ( Artificial Intelegent ), yang merupakan pandangan hidup dan ideologi Blockchain , Big Data hingga teknologi yang Negara Kesatuan Republik Indonesia. bersifat komunikasi seperti High Throughput Tujuan penulis yaitu memberikan Satellite , High Altitude Platform Station dan analisis deskriptif terkait peran dari nilai-nilai lain sebagainya. Semua teknologi tersebut moral Pancasila dalam menghadapi kemajuan mengacu pada sebuah media komunikasi yang teknologi khususnya di era Revolusi Industri dinamakan internet. Perkembangan internet 4.0 sehingga para generasi muda mampu pun dialami oleh hampir seluruh masyarakat bersaing tanpa meninggalkan identitas global tidak terkecuali di Indonesia. kebangsaan. Peran pendidikan khususnya Peningkatan jumlah pengguna internet pendidikan moral dan Pancasila diharapkan di masyarakat Indonesia mengalami kenaikan mampu memberikan pandangan yang kritis dari tahun ke tahun. Berdasarkan dalam terhadap kemajuan zaman. Laporan Tahunan Asosiasi Penyedia Jasa Penulis merasa bahwa sudut pandang Internet Indonesia tahun 2018 (APJII, 2018), dari ICT khususnya dalam menanggapi disebutkan bahwa penetrasi internet dalam disintegrasi moral dan nilai-nilai Pancasila masyarakat Indonesia telah mencapai 171,17 dalam menghadapi kemajuan teknologi Juta Jiwa. Ini berarti 68.8% penduduk sehingga mampu menumbuhkan kesadaran Indonesia telah menggunakan internet. berbangsa, meningkatkan rasa optimisme Peningkatan yang terjadi di masyarakat yang

50 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sandryones Palinggi, Irsyad Ridwany Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan Teknologi Di Era Milenium Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 48-53 sebelumnya berada pada level 54.68% pada dengan perkembangan teknologi digital tahun 2017 atau meningkat sebesar 10.12% khususnya peningkatan penggunaan internet di pada tahun 2018. era milenium seperti dalam bidang ekonomi dimana mampu meningkatkan rasa percaya diri kemajuan ekonomi, peningkatan kompetisi dan daya saing, timbulnya keefektifan biaya dan waktu dari kemajuan teknologi, berkembangnya daya pikir suatu dalam banyak bidang, serta peningkatan kemampuan individu masing-masing orang dengan cepat dan akurat melalui media berbasis teknologi. (Setiawan, 2018) Gambar 1. Peningkatan Jumlah Pengguna Selain dampak positif yang ditimbulkan Internet Masyarakat Indonesia. (APJII, 2018) oleh kemajuan teknologi digital, terdapat juga dampak negatif yang cenderung mengikuti, Jaringan komputer yang kemudian seperti meningkatnya tingkat kenakalan dan familiar dengan sebutan internet telah menjadi tindak penyimpangan dikalangan remaja sebuah media pemenuhan yang paling penting melalui platform media sosial, melemahnya dalam kehidupan secara global dan terlebih rasa gotong-royong dan teposeliro dalam untuk masyarakat Indonesia. Dikutip dari situs tatanan masyarakat Indonesia pada khususnya, MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia), berkurangnya interaksi antar manusia, dengan judul Sejarah Perkembangan Internet di kecenderungan mengubah seseorang menjadi Indonesia (MASTEL, 2015), jaringan pribadi yang tergantung pada teknologi komputer pertama kali masuk ke Indonesia internet, peningkatan kejahatan siber dan sekitar tahun 1980-an, yang walaupun tidak ujaran kebencian melalui media jejaring sosial, mengalami banyak perkembangan yang bahkan terjadinya kesenjangan diantara pria signifikan dikarenakan kurangnya infrastruktur dan wanita. (Setiawan, 2018) yang memadai pada saat itu, masuknya Diantara seluruh dampak negatif yang jaringan komputer ini menandai awal mula era telah disebutkan di atas, kemajuan teknologi digital di Indonesia. digital ikut menyumbang sumbangsih terbesar Dalam jurnal yang berjudul Analisa dalam munculnya berita-berita palsu. Dikutip Deskriptif Industri Fintech di Indonesia: dari jurnal yang berjudul The Descriptive Regulasi dan Keamanan Jaringan dalam Analysis of Hoax Spread Through Social Perspektif Teknologi Digital (Palinggi & Media In Indonesia Media Perspective (Klau Allolinggi, 2019), disebutkan bahwa teknologi Lekik, Palinggi, & Ranteallo, 2019), khususnya dalam bidang ICT dimulai dari disebutkan bahwa berita palsu adalah berita penemuan berbagai gagasan terkait alat hitung. yang mencoba menggantikan berita asli. Berita Kemunculannya di dunia menandai bahwa era ini bertujuan untuk memalsukan atau digital telah lahir dan menjadi cikal bakal dari memasukkan ketidak-benaran dalam suatu berbagai kemajuan yang begitu pesat di sektor berita dimana clickbait adalah tautan yang digitalisasi serta telah menjadi salah satu ditempatkan secara statistik di situs dengan penemuan terhebat abad ke-19. tujuan untuk menarik orang ke situs lain. Dari perkembangan alat hitung itulah, Konten dalam tautan ini adalah faktual tetapi memunculkan gagasan komputerisasi di judulnya terlalu sering digunakan atau gambar kemudian hari. Dalam jurnal berjudul Dampak yang menarik dilampirkan untuk memikat Perkembangan Teknologi Informasi dan pembaca. Bias konfirmasi adalah Komunikasi Terhadap Budaya (Setiawan, kecenderungan untuk mengartikan peristiwa 2018) disebutkan bahwa penggunaan komputer baru serta bukti dari kepercayaan yang ada. pada masa awal untuk sekedar menulis, Informasi yang salah merupakan informasi membuat grafik dan gambar serta alat yang tidak akurat, terutama yang dimaksudkan menyimpan data yang luar biasa telah berubah untuk menipu. Satire adalah artikel yang fungsi menjadi alat komunikasi. Adapun menggunakan humor, ironi, hal-hal berlebihan pembagian era komputerisasi dapat dijabarkan untuk mengomentari peristiwa yang hangat. dalam Tabel 1. Pasca kebenaran adalah peristiwa dimana Dalam perkembangannya, banyak emosi memainkan peran daripada fakta untuk dampak positif dan negatif yang hadir seiring membentuk opini publik. Serta kegiatan propaganda menyebarkan informasi, fakta,

51 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sandryones Palinggi, Irsyad Ridwany Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan Teknologi Di Era Milenium Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 48-53

argumen, gosip, setengah kebenaran, atau signifikan akan dirasakan oleh pengguna media bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini sosial dalam memilah-milah berita yang publik. memiliki unsur kebohongan atau tidak. (Klau Walaupun demikian, banyak pula Lekik et al., 2019). kemajuan teknologi ikut mengurangi dampak Tabel 1 menunjukkan pembagian era yang terjadi dikarenakan oleh berita palsu yang komputerisasi yang merupakan sebuah periode saat ini banyak beredar di masyarakat. Dengan dari kemajuan teknologi dari tahun 1960-an memanfaatkan kemajuan teknologi pada skala hingga tahun 1990-an, dimana periode tersebut yang lebih luas, AI mampu mengurangi berita terbagi menjadi 4 periode era. (Setiawan, 2018) palsu yang beredar luas di internet. Dampak

Tabel 1. Pembagian Era Komputerisasi No Periode Era Periode Tahun Arah Manfaat 1 Era Komputerisasi 1960-an Pemakaian komputer untuk peningkatan efisiensi. 2 Era Teknologi Informasi 1970-an Kegunaan computer bukan hanya untuk meningkatkan efisiensi tetapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. 3 Era Globalisasi Informasi 1980-an Komputer sebagai media informasi. 4 Era Sistem Informasi 1990-an Komputer digunakan untuk melakukan manajemen perubahan (management change ).

Peningkatan Nilai-Nilai Pancasila di Usia Dini Pada Gambar 2 menunjukkan besaran Dalam menumbuhkan kesadaran APBN yang dikeluarkan pemerintah Indonesia berbangsa dan bernegara, peran pendidikan untuk sektor pendidikan. Sedangkan pada sangat krusial dalam memberikan pemahaman Gambar 3, menunjukkan target pengeluran terkait nilai-nilai moral kebangsaan. Direktorat pemerintah Indonesia terhadap sektor pendidikan Jendral Anggaran, Kementrian Keuangan di tahun 2020. melalui Laporan yang berjudul Pokok-Pokok APBN 2020: Menuju Indonesia Maju (Direktorat Penyusunan APBN, 2019), besaran anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia melalui sektor pendidikan menyentuh angka 508.1 Triliun Rupiah di tahun 2020. Biaya tersebut meliputi Kartu Indonesia Pintar, KIP Kuliah, Beasiswa LPDP, Riset LPDP, BOP PAUD, Bantuan Operasional Sekolah, Sarpras PAUD, Bangunan/Rehap Ruang Kelas, dan Bangunan/Rehap Kampus.

Gambar 3. Target Pendidikan 2020 (Direktorat Penyusunan APBN, 2019)

Jika melihat dari besaran anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia terhadap Gambar 2. Anggaran Pendidikan 2020 sektor pendidikan, mengindikasikan bahwa (Direktorat Penyusunan APBN, 2019) pendidikan merupakan bagian terpenting dari kemajuan sebuah Bangsa termasuk Indonesia. Walau demikian, sifat dari besaran anggaran tersebut tidak diimbangi oleh kualitas

52 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sandryones Palinggi, Irsyad Ridwany Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan Teknologi Di Era Milenium Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 48-53 mutu pendidikan. Perubahan kurikulum menjadi filsafat atau dasar falsafah Negara ( Philosofische hal lain yang seharusnya turut diperhatikan oleh Gronslag ) dari Negara, ideologi Negara atau pemerintah tanpa membedakan siapa pemangku Staatsidee . Dalam pengertian ini Pancasila jabatan. merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk Menurut situs Kompasiana, (Nisa, 2019), mengatur pemerintahan Negara atau dengan lain dalam pelaksanaan model pembelajaran sedapat perkataan Pancasila merupakan suatu dasar mungkin mengikuti perkembangan teknologi untuk mengatur penyelenggaraan Negara. dalam dunia pendidikan, seperti yang dilakukan Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan oleh guru yaitu dengan mengkombinasikan alat pengelenggaraan Negara terutama segala teknologi dalam proses belajar mengajar. peraturan perundang-undangan termasuk proses Menurut harian Warta Kota (Bomantama reformasi dalam segala bidang dewasa ini, & Martinus, 2018), dimana disebutkan bahwa dijabarkan di derivasikan dari nilai-nilai pengaktifan mata pelajaran ini akan disesuaikan Pancasila. dengan alam pikiran dan perilaku anak-anak Disebutkan pula dalam Buku yang milenial serta diharapkan kurikulum ikut berjudul Dasar-Dasar Pendidikan Moral berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. (Samsuri & Muchson, 2013), disebutkan bahwa Dari pernyataan yang dikeluarkan oleh moral merupakan aspek penting sumber daya Muhadjir Effendy yang merupakan Menteri manusia. Sambungnya, dalam Undang-Undang Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-28 No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pada periode jabatan 2016 – 2019, tersirat bahwa Nasional secara eksplisit dinyatakan pada Pasal 3 adanya penyimpangan perilaku masyarakat bahwa tujuan pendidikan Nasional antara lain Indonesia, khususnya anak-anak usia sekolah adalah berkembangnya potensi peserta didik agar terhadap kemerosotan dari nilai-nilai Pancasila di menjadi manusia yang berakhlak mulia atau era modern seperti sekarang ini. bermoral tinggi. Akan tetapi rumusan yang Wahidah (2014), disebutkan bahwa bersifat normatif tersebut tidak secara nyata revolusi ilmu pengetahuan alam dan hegemoni diimplementasikan dalam kurikulum maupun media massa, telah menghadirkan sederetan kebijakan pendidikan Nasional. Hal ini turut permasalahan yang menyangkut moral. diamini oleh banyak kalangan. Dikutip dari VOA Fenomena yang terkait dengan pemberitaan di Indonesia dengan judul Menguatkan Kembali televisi maupun media massa, telah Pancasila Melalui Pendidikan (Riski, 2019), menyebabkan kebobrokan moral para pembaca disebutkan bahwa model pembelajaran melalui dan penonton. Sehingga konteks Pancasila pendidikan formal selain membentuk manusia dinyatakan sebagai solusi dari keterpurukan yang baik, juga harus mempersiapkan warga moral Bangsa Indonesia yang meliputi moral ke- Negara. Jadi, pendidikan selain memberikan Tuhanan, moral kemanusiaan, moral kebangsaan, pengetahuan yang sifatnya umum, keterampilan, moral demorasi, dan moral keadilan. tetapi juga harus mempersiapkan peserta didik Tergerusnya nilai-nilai Pancasila, tidak menjadi warga Negara yang baik dan taat hanya berlaku pada masyarakat Indonesia, tetapi Hukum. telah sampai pada kemerosotan moral yang Dalam persepektif penulis, pemerintah dimiliki oleh para aparatur pemerintah. Dalam diharapkan merancang pola pendidikan Pancasila jurnal yang berjudul Internalisasi Nilai-Nilai sejak usia dini dimulai dari Pendidikan Anak Pancasila Dalam Penyusunan Kode Etik Usia Dini (PAUD) dengan cara memperbanyak Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) buku terkait kisah kepahlawanan para pejuang (Pasaribu & Briando, 2019), dimana disebutkan kemerdekaan yang bernuansa kekinian. Untuk bahwa APIP yang merupakan Auditor Intern jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar, hingga Pemerintah wajib memiliki standar dan kode etik Sekolah Menengah Atas (SMA), pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh The Institute of Pancasila diberikan porsi lebih seperti mata Internal Auditors . Kode etik Auditor Intern pelajaran yang dianggap penting layaknya Pemerintah Indonesia pada prinsipnya Matematika . Sedangkan untuk tingkat Perguruan merupakan sistem yang berasal dari prinsip- Tinggi, jumlah Sistem Kredit Semester (SKS) prinsip moral yang diberlakukan dalam suatu sebaiknya mencapai 4 bahkan 6 SKS seperti kelompok profesi yang ditetapkan secara layaknya Tugas Akhir. Peran dari Pancasila dan bersama-sama. Pendidikan Moral, merupakan sebuah keharusan Dalam jurnal berjudul Inplementasi Nilai- yang mutlak untuk dimiliki oleh para generasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat milenial. Karena hanya melalui Pendidikan (Aminullah, 2015), Pancasila dalam Pancasila dan Pendidikan Moral, maka Indonesia kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar akan tetap memiliki identitas dan karakter

52 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sandryones Palinggi, Irsyad Ridwany Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan Teknologi Di Era Milenium Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 48-53 kebangsaan menuju Indonesia Maju di tahun Klau Lekik, O., Palinggi, S., & Ranteallo, I. C. 2045. 2019. The Descriptive Analysis of Hoax Spread Through Social Media in SIMPULAN Indonesia Media Perspective. Proceeding Pendidikan merupakan media Confrence of International Conference on pembentukan moral para generasi Bangsa. Anti-Corruption and Integrity (ICOACI) , Indentitas kebangsaan seharusnya tidak terkikis 27. Retrieved from http://www.icoaci.com oleh kemajuan di bidang teknologi. Peran pemerintah dalam menyediakan model MASTEL. 2015. Sejarah Perkembangan Internet kurikulum berbasis moral Pancasila menjadi di Indonesia. Retrieved October 15, 2019, sebuah solusi ditengah kemerosotan moral yang from Masyarakat Telematika Indonesia diakibatkan oleh kemajuan teknologi dan ICT. website: https://mastel.id/sejarah- Penambahan jam pembelajaran / SKS khususnya perkembangan-internet-di-indonesia/ dalam pelajaran Pancasila dan Pendidikan Moral dapat menjadi langkah awal dari sebuah tindakan Nisa, L. K. 2019. Dampak Teknologi Terhadap pemerintah menyiapkan generasi emas Indonesia Pendidikan. Retrieved January 2, 2020, yang berkarakter Nusantara tanpa meninggalkan from Kompasiana website: identitas kebangsaan yang menjadi ciri khas https://www.kompasiana.com/lutfiyakhoir Bangsa Indonesia. un/5db3f85dd541df2df022cc42/dampak- teknologi-terhadap-pendidikan?page=all DAFTAR PUSTAKA Palinggi, S., & Allolinggi, L. R. 2019. Analisa Aminullah. 2015. Inplementasi Nilai-Nilai Deskriptif Industri Fintech di Indonesia: Pancasila Dalam Kehidupan Regulasi dan Keamanan Jaringan dalam Bermasyarakat. PKPSM IKIP Mataram , 3 Perspektif Teknologi Digital. JEB : Jurnal (1): 620–628. Ekonomi Dan Bisnis UPNVJ , 6 (2): 177– 192. APJII. 2018. Responden Survei Nasional Penetrasi Pengguna Internet 2018. In Pasaribu, P. Y., & Briando, B. 2019. Internalisasi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Nilai-Nilai Pancasila Dalam Penyusunan Indonesia . Kode Etik Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Jurnal Ilmiah Bomantama, R., & Martinus, Y. 2018. Mata Kebijakan Hukum , 13 (2): 245–264. Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila akan Dihidupkan Lagi, Dipisah dari Riski, P. 2019. Menguatkan Kembali Pancasila PPKn. Retrieved December 2, 2020, from Melalui Pendidikan. Retrieved December Warta Kota website: 2, 2020, from VOA Indonesia website: https://wartakota.tribunnews.com/2018/12 https://www.voaindonesia.com/a/menguat /03/mata-pelajaran-pendidikan-moral- kan-kembali-pancasila-melalui- pancasila-akan-dihidupkan-lagi-dipisah- pendidikan/5007865.html dari-ppkn Samsuri, & Muchson. 2013. Dasar-Dasar Bungin, B. 2011. Penelitian Kualitatif: Pendidikan Moral (A. Pratama, Ed.). Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Penerbit Ombak, Yogyakarta, Indonesia. Dan Ilmu Sosial Lainnya. In Kencana . https://doi.org/10.1002/jcc.21776 Setiawan, D. 2018. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Penyusunan APBN. 2019. Pokok-Pokok APBN Terhadap Budaya. JURNAL SIMBOLIKA: 2020 . Retrieved from Research and Learning in https://www.kemenkeu.go.id/media/1373 Communication Study , 4 (1): 62. 0/informasi-apbn-2020.pdf

Hidayatul Wahidah, N. 2014. Nilai-Nilai Moral Dalam Teks Pancasila Dan Relevansinya Dengan Materi Pendidikan (UIN Sunan Kalijaga).

53 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

TAYANGAN DEBAT PILPRES 2019 SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK GENERASI MILENIAL

Rezki Pratami

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

This study aims to examine and examine the implementation of the 2019 Presidential Sejarah Artikel: Election debate as a political education for millennial generation studies on television in Diserahkan 27 Desember 2019 Indonesia and find out which television stations are the most chosen by Millennial Direvisi 10 Februari 2020 generation. In this research, a qualitative approach with case study design was carried out. Disetujui 4 Maret 2020 The results showed that the millennial generation with a vulnerable age of 18-34 years had a desire to achieve a qualified political education in each presidential and vice presidential candidate pair. Political education through television media that broadcast the Keywords: Presidential Election debate has a positive impact on the wider community, especially Millenial, 2019 Presedential millennial generation. Good and ideal political education produces good outputs as well as Election Debate, Political an increase in the number of participants in the 2019 election. Metro TV is the most Education, Television. preferred channel chosen by informants in presenting the 2019 Presidential Election Debate program. 5 elements in the Theory of Uses and Gratifications are well fulfilled. Another thing is proven by millennial involvement in a number of political activities such as the election of a number of names in the legislature of the millennial generation, and President JokoWidodo chose millennial to be his special staff.

Abstrak Kajian ini bertujuan untuk meneliti dan menelaah implementasi debat Pilpres 2019 sebagai pendidikan politik bagi generasi milenial studi pada televisi di Indonesia dan mengetahui stasiun Televisi mana yang paling banyak dipilih generasi Milenial. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi milenial dengan rentan usia 18-34 tahun memiliki hasrat untuk mencapai pendidikan politik yang mumpuni pada masing-masing paslon presiden dan wakil presiden. Pendidikan politik lewat media televisi yang menayangkan acara debat Pilpres memberikan dampak positif bagi masyarakat luas terutama generasi milenial. Pendidikan politik yang baik dan ideal, menghasilkan output yang baik pula dengan bertambahnya jumlah pastisipan dalam pemilu 2019. Metro TV merupakan saluran pilihan terbanyak yang dipilih informan dalam menyajikan tayangan Debat Pilpres 2019. 5 elemen dalam Teori Uses and Gratifications terpenuhi dengan baik.Hal lain dibuktikan dengan keterlibatan milenial dalam sejumlah kegiatan politik seperti terpilihnya sejumlah nama dalam legislatif dari generasi milenial, dan Presiden Jokowi memilih milenial untuk menjadi staf khususnya

© 2020 Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64

PENDAHULUAN terlibat dalam kegiatan berpolitik. Bagaimana Tahun 2019 merupakan tahun pertama kesadaran politik bagi seseorang bisa dibangun, bagi Indonesia dimana pemilihan umum baik hal yang sangat mendasar yakni dengan Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPRD, mengajarkan serta menerapkan pendidikan hingga DPD dipilih secara serentak di seluruh politik, bagi tujuan yang positif. penjuru negeri. Seluruh warga masyarakat Bagaimana menerapkan pendidikan Indonesia yang sudah memenuhi syarat politik bagi masyarakat khususnya generasi memilih, diharapkan berpartisipasi untuk turut milenial sebagai calon pemilih terbanyak terlibat dalam demokrasi dan menentukan secara persentase jumlah penduduk Indonesia, bagaimana Indonesia dalam lima tahun tentunya ini menjadi sebuah tantangan yang kedepan nanti. bukan main-main, dimana para aktor politik Banyak hal menarik terjadi pada momen harus mempersiapkan sejumlah amunisi lima tahunan ini. Debat Pilpres disebut-sebut sebagai strategi pembelajaran politik, agar sebagai hal yang paling ditunggu banyak pihak, maksud dan tujuan yang hendak disampaikan karena disana masyarakat dapat mengetahui dapat tercapai dengan baik oleh para generasi bagaimana kredibilitas dari masing-masing milenial. Generasi milenial sebagai sasaran pasangan calon presiden dan wakil presiden objek pemungutan suara, harus dibekali melalui jawaban-jawaban yang dilontarkan informasi yang baik, sehingga perlakuan pada bagi para paslon. Melansir dari setiap aspek politik dapat diserap dan disikapi cnnindonesia.com (2018) Arief Budiman dengan baik. Secara psikologis, generasi yang selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkarakter idealis, begitu mudah dipengaruhi sudah menentukan jadwal dan agenda debat dan mempengaruhi dengan lingkungan sekitar. yang akan diselenggarakan selama 5 hari dalam Berdasarkan pengertianya, generasi waktu yang telah ditetapkan. Melalui acara milenial merupakan sekelompok orang dengan debat pilpres, diharapkan masyarakat mampu rentan usia kisaran 20 tahun hingga 34 tahun berpartisipasi dalam demokrasi, juga sebagai yang memiliki karakter pemikiran yang cukup sarana pendidikan politik bagi seluruh kritis terhadap suatu hal, dan cukup vokal masyarakat. dalam menyuarakan apa yang mereka pikirkan. Generasi milenial sebagai generasi yang Hal-hal yang biasa dikritisi generasi milenial kini banyak diperbincangkan, merupakan target adalah hal yang menyangkut gaya hidup, pemilih yang paling banyak didekati oleh para politik dan keadaan Negara, masalah ekonomi komunikator politik. Mengapa demikian? Hal hingga masalah sosial. (Deny Zein dll, 2019) ini tentu saja dengan alasan yang kuat, mengemukakan bahwa generasi milenial berdasarkan survei pada penelitian yang biasanya enggan mengetahui apalagi hingga dilakukan oleh LIPI, menyebutkan bahwa terlibat dalam permasalahan politik, sehingga terdapat 35% hingga 40% dari penduduk banyak terjadi penolakan dalam pendidikan Indonesia merupakan anak muda (tirto.id, politik. Baginya, politik adalah sesuatu yang 2018). Bukan jumlah yang sedikit, hampir penuh dengan kepalsuan dan drama. Padahal setengah penduduk Indonesia didominasi anak sebenarnya pendidikan politik penting bagi muda generasi milenial. Partisipasi demokrasi pembangunan bangsa. Generasi milenial dalam pemilu 2019 tentunya sangat diharapkan mampu menjadi agen perubahan diharapkan, untuk itulah pendidikan politik yang bisa merubah bangsa ini menjadi bangsa penting dilakukan sedini mungkin, karena yang lebih baik. generasi milenial adalah generasi penentu masa Yanuar (2017) berpendapat depan bangsa. Hal ini, bukan hanya pekerjaan “Kesadaran politik warga masyarakat menjadi rumah dari komunikator politik, namun seluruh fakor kunci dalam partisipasi politik lapisan masyarakat. masyarakat, tanpa kesadaran politik yang aktif Bagi Negara-negara dengan penduduk sehingga terwujud kehidupan demokrasi yang heterogen seperti Indonesia, salah satu cara baik di daerah pada khususnya dan Indonesia berdemokrasi yang paling tepat dipilih yakni pada umumnya”. Dalam penelitian yang dengan berpartisipasi dalam pemilihan umum dilakukan oleh Morissan (2016) yang berjudul (Fenyapwin, 2013). Kesadaran politik, “Tingkat Partisipasi Politik dan Sosial Generasi merupakan salah satu faktor utama dalam Muda Pengguna Media Sosial”, terdapat sekitar partisipasi politik, artinya segala apapun yang 73,2% anak muda yang memberikan suaranya berhubungan dengan hak dan kewajiban akan pada pemilu tahun 2014, dan 80% berkeinginan kegiatan politik dan lingkungan bermasyarakat, besar dalam pemilu kala itu. Hasil tersebut bisa bisa menjadi tolok ukur bagaimana seseorang disimpulkan bahwa pada Pemilu 2014 tingkat

55 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 partisipasi politik pada anak muda cukup KPU sudah menentukan jadwal dan tinggi. Namun yang menjadi persoalan adalah, tema yang akan dibawakan pada debat Pilpres apakah partisipasi yang telah dilakukan pada 2019. Yang menjadi fokus pada tema yakni anak muda ini sudah diimbangi dengan mengenai isu-isu yang sering terjadi Indonesia pendidikan politik yang baik atau justru dan menjadi kekhawatiran juga pekerjaan sebaliknya, sehingga dalam hal Pemilu tidak rumah bagi capres dan cawapres terpilih nanti. lagi terdapat kesalahan dalam menentukan Pada debat pertama akan dilaksanakan pada 17 pilihannya. Jangan sampai partisipasi yang Januari 2019 dengan tema yang diangkat yaitu telah dilakukan hanyalah partisipasi politik Hukum, Ham, Korupsi dan terorisme . semu. Selanjutnya 17 Februari 2019 tema yang akan Umaimah Wahid dalam buku diangkat mengenai Energi, Pangan, Sumber Komunikasi Politik (2016), media massa Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan menjadi hal yang sangat penting dalam Infrastruktur. Debat ketiga pada 17 Maret 2019 pembentukan opini publik, baik dari media membahas Pendidikan, Kesehatan, lama maupun media baru. Artinya selayaknya Ketenagakerjaan Sosial dan kebudayaan. Debat dalam fungsi media yakni medium selanjutnya dilaksanakan pada 30 Maret 2019 penyampaian pesan untuk mendidik dan dengan tema yang diangkat yaitu Ideologi, menginformasi, merupakan medium yang Pemerintah, Pertahanan Keamanan dan sangat tepat dan mudah untuk menerapkan hubungan Internasional. Terakhir 10 April pendidikan politik pada generasi milenial. 2019 tema yang diperdebatkan yaitu Ekonomi Televisi sebagai media massal dan relatif dan Kesejahteraan, Keuangan dan Investasi murah kerap dijadikan komunkator politik juga perdagangan dan industri. untuk menunjang aktifitas penyampaian Televisi sebagai media yang pendidikan politik pada generasi milenial. menyiarkan berlangsungnya acara Debat Meski kenyataannya generasi milenial Pilpres 2019 pun sudah ditentukan berdasarkan kini sudah sangat terintegrasi dengan media grup. Grup pertama diisi oleh TVRI, RRI, baru dan media sosial, agaknya penggunaan RTV, dan Kompas TV. Grup kedua diisi oleh televisi bisa pula dijadikan sebagai content iNews, MNC TV, RCTI, dan GTV. provider yang nantinya bisa diakses generasi Selanjutnya grup ketiga yaitu Trans TV, Trans7 milenial secara berulang-ulang lewat media juga CNN Indonesia TV. Grup keempat yaitu digital dan media sosial sebagai salah satu Metro TV, Indosiar, SCTV. Dan terakhir akan sarana pendidikan politik. Walaupun bisa disiarkan oleh TvOne, ANTV, Net TV dan dikatakan yang menjadi kompetitor konten Berita satu TV. pada pesan yang ingin disampaikan akan lebih Dari yang sudah dijabarkan, maka banyak dari media lain, hal ini lah yang kajian ini bertujuan untuk meneliti dan dijadikan komunikator politik harus mampu menelaah implementasi debat Pilpres 2019 berupaya mengemas produk lebih menarik dan sebagai pendidikan politik bagi generasi tidak membosankan, juga dikemas dengan milenial studi pada televisi di Indonesia, dan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami oleh stasiun televisi apa yang paling dominan milenials dengan style kekinian . dijadikan pilihan bagi milenial. Pembahasan Beberapa waktu lalu, Debat Pilpres mengenai pendidikan politik bagi generasi yang diselenggarakan oleh KPU disiarkan milenial memang sangat menarik untuk dibahas secara langsung pada stasiun televisi yang karena menyangkut generasi penerus bangsa sudah ditunjuk. Hal ini tentu saja diharapkan dan keikutsertaan generasi milenial sangatlah mampu memenuhi tujuan utama pada generasi menetukan bagaimana kehidupan berbangsa milenial mengenai memberikan pendidikan dan bernegara selama lima tahun kedepan. politik. Tidak hanya pada siaran dengan sistem teresterial, debat Pilpres 2019 juga bisa PENDIDIKAN POLITIK dinikmati secara online atau streaming . Pendidikan politik merupakan kegiatan Beberapa stasiun TV mengkombinasikan acara yang memiliki tujuan untuk memberikan debat Pilpres dengan acara yang sudah menjadi pengetahuan serta pembentukan orientasi ciri khas, sebut saja talk show dan performer politik individu atau sekelompok orang. Dalam dari para pelaku seni agar tidak monoton dan bahasa inggris pendidikan politik dikenal terkesan membosankan. Lewat talk show yang dengan istilah political socialization, yang jika dipandu oleh pemandu acara juga dihadiri oleh diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka narasumber kompeten dalam bidangnya, berarti sosialisasi politik. Pendidikan politik diskusi mengenai tema debat akan dilakukan. dan sosialisasi politik merupakan istilah yang

56 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 biasa disinonimkan karena kedua padanan Saat ini industri televisi Indonesia istilah tersebut memiliki arti yang hampir sama. dikuasi oleh beberapa grup, yakni; Global Ticoalu (2015), menyebutkan Mediagroup (RCTI, GlobalTV, MNCTV, pendidikan politik dapat terbentuk dari InewsTV), Grup Elang Mahkota Tekhnologi perangkat institusi terbentuknya orientasi atau EMTEK group (SCTV dan Indosiar), politik, mulai dari yang paling mendasar yakni Grup Visi Media Asia (ANTV dan TVOne), keluarga, sekolah, partai politik, dan media Grup Trans Media atau CT Corp (Trans TV, sebagai medium penyebaran informasi Trans7, CNN Indonesia), Media Group (Metro mengenai politik. Pendidikan politik terdiri dari TV dan beberapa digital channel), Kompas dua suku kata yakni pendidikan dan politik, Group (Kompas TV), Grup Rajawali pendidikan berarti proses membelajaran Coorporation (RTV), dan Indika Group (NET manusia yang terintegrasi secara seimbang TV) (Nainggolan, 2018). Beberapa nama diatas dengan nilai dan norma, maka pendidikan belum termasuk dengan sejumlah nama TV politik dapat diklasifikasikan sebagai medium Digital yang dapat pula disaksikan pendidikan dalam pemahaman bahwa manusia menggunaka jaringan sambungan sinyal baik merupakan aktor atau pelaku politik. VHF ( very high frequently ) ataupun UHF Amir Machmud (1986:229) dalam (ultra hight frequently ) yang kini bermunculan, Ticoalu (2015), menyebutkan bahwa dalam sebut saja BeritaSatuTV, DAAITV, AntaraTV, rangka membina budaya politik pancasila, MNCNews, JawaPosTV, dan ELShintaTV maka pendidikan politik harus memenuhi 2 yang mewarnai pertelevisian Indonesia dengan aspek utama; sajian yang lebih beragam. “(1) sebgai kegiatan yang secara sistematis Ditengah majunya laju teknologi digital ditujukan untuk menumbuhkan penghayatan berbasis internet dan telepon pintar di rakyat terhadap ideologi negara pancasila Indonesia, riset yang dikeluarkan oleh serta menjelaskan secara jujur permasalahan databooks.katadata.co.id (2019), penonton dan tantangan yang secara nyata dihadapi televisi dalam kurun waktu seminggu terakhir oleh sistem politik dewasa ini dan masa depan, terhitung sejak Oktober 2019 menunjukkan (2) sebagai praktek kehidupan politik yang peningatan dari yang semula hanya 84,94% secara langsung atau tidak langsung dapat pada 2003 menjadi 93,02%. Dengan durasi berpengaruh terhadap pembentukan sikap, menonton rata-rata menunjukkan diangka 4 pola respon, dan penghayatan rakyat terhadap jam 53 menit setiap hari, bahkan angka ini kehidupan politiknya. Disini mencakup masih diatas durasi penggunaan internet perilaku politik dari tokoh-tokoh yang (Nielsen, 2018). Artinya, televisi masih berperan sebagai pemimpin pemerintahan dan merupakan moda penyampaian informasi tokoh politik yang duduk di dalam lembaga- berbasis audio visual yang masih menjadi lembaga supra struktur dan infra struktur pilihan utama bagi masyarakat Indonesia politik. dengan tingkat kepemirsaan yang masih Jika ditarik kesimpulannya, maka dibilang tinggi. pendidikan politik merupakan upaya yang Dengan demikian, sebagai medium dilakukan secara sadar dan nyata, terstruktur penyampaian pesan terutama dalam konteks dan terencana dalam rangka memberikan pendidikan politik, masih dijadikan sebagai berbagai informasi berupa konsep, simbol, dan saluran utama para komunikator politik, meski norma politik dari generasi satu ke generasi dikemas dengan tampilan yang bermacam- selanjutnya. Dengan tujuan partisipasi politik macam, baik murni pendidikan politik, ataupun yang menyeluruh. pendidikan politik dibalut dengan iklan dan marketing politik. MEDIA TELEVISI Media massa terbagi dalam dua jenis KOMUNIKASI MASSA menurut sifatnya, yakni media massa cetak dan Komunikasi massa merupakan studi media massa elektronik. Media massa cetak yang membahas mengenai media massa dan terbagai atas media yang terbentuk dengan bagaimana pesan dalam media massa tersebut cetakan seperti koran, majalah, tabloid, poster, disampaikan. Josep A Devito dalam Nurudin artikel dan sebagainya. Sementara media massa (2014:11), mendefinisikan komunikasi massa; elektronik merupakan media yang terintegrasi “First, mass communication is communication dengan audio dan visual, tersiar menggunakan addressed to masses, to an extreamely large teresterial atau sambungan sinyal dari science. This does not mean that the audience pemancar, contohnya radio dan televisi. includes all people or everyone who reads or

57 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 everyone who watches television; rather it pendidikan dari University of Nebraska, John means and audience that is large and generally W Creswell, “Metode Pendekatan Kualitatif rather poorly defined. Second, mass merupakan sebuah proses investigasi”. communication is communication mediated by Sementara Husein Umar (1999:81) Metode audio and or visual transmitter. Mass kualitatif berfungsi “memberikan informasi communication is perhaps most easly and most yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi logically defined by it forms: television, radio, perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih newspaper, magazines, films, books, and banyak dapat diterapkan pada berbagai tapes”. masalah”. Desain Studi Kasus dipilih dalam Ciri-ciri komunikasi massa disebutkan penelitian ini, karena penelitian ini hanya oleh Nurudin (2014) yakni; (1) komunikator difokuskan pada satu fenomena saja untuk dalam komunkasi massa bersifat melembaga, dibedah secara mendalam. Adapun kasus (2) komunikan dalam komunikasimassa dalam pemenitian ini yaitu orientasi politik bersifat heterogen, (3) pesan yang disampaikan generasi milenial pada pesta demokrasi 2019 bersifat umum, (4) komunikasi berlangsung lewat debat pilpres yang ditayangkan di satu arah saja, (5) komunikasi massa televisi. Sementara objek penelitian adalah menimbulkan kesan keseragaman, (6) Debat Pilpres 2019 dan subjek penelitian ini komunikasi massa mengandalkan peralatan adalah generasi milenial dari kalangan pelajar, teknis, (7) komunikasi massa dikontrol oleh mahasiswa dan pekerja, dan staf pengajar. gate keeper . HASIL DAN PEMBAHASAN TEORI USES AND GRATIFICATIONS Pendidikan Politik Dan Partisipasi Politik Teori uses and gratification model atau Cara pandang seorang individu atau dalam bahasa indonesia diartikan sebagai teori kelompok sangat tergantung dari bagaimana kegunaan dan kepuaasn, merupakan manifestasi pendidikan politiknya. Namun pada perpanjangan atau pengembangan turunan teori kenyataannya, realitas pendidikan politik sebelumnya yakni model jarum hipodermik. cenderung masih terbatas pada pemahaman Studi ini memusatkan pada pengguna media tunggal, yaitu pada formal politik. Contohnya, untuk mendapatkan kepuasan dari kebutuhan politik hanya meliputi soal pemahaman seseorang. Pada model ini, tertarik pada apa kekuasaan, pemerintah, kewarganegaraan, yang dilakukan seseorang terhadap media konstitusi, partai politik, kampanye, dan dalam pemenuhan kepuasannya. Khalayak pemilihan umum. Padahal yang jauh lebih menjadi subjek aktif untuk memenuhi penting dari pada pemahaman politik yaitu dari kebutuhannya. bagaimana partisipasi berdemokrasinya. Elihu Katz, dkk dalam Baran dan Davis Terlebih pemahaman akan partisipasi politik ini (2000), menguraikan elemen dalam teori uses dimiliki oleh generasi muda atau generasi and gratification media, yakni; milenial. “(1) Audien adalah aktif, dan pengguna media Proses pendidikan politik bisa dikatakan berorientasi pada tujuan, (2) inisiatif yang berhasil jika dalam penyampaian pesan diakhiri menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dengan feed back sebagai tindakan penyerapan dan pilihan media spesifik terletak di tangan pesan berupa pemahaman politik dan audien, (3) media bersaing dengan sumber- partisipasi politik. Berbagai medium bisa sumber lain dalam upaya memuaskan audien, dipergunakan dalam pertukaran ilmu dan (4) orang-rang mempunyai kesadaran diri pesan. Contohnya televisi sebagai media massa yang memadai berkenan pengguna media, konvensional, khususnya di Indonesia. Televisi kepentingan dan motovasinya yang menjadi kini bersaing dengan media baru yaitu media bukti bagi peneliti tentang gambaran digital atau media online dan media sosial, keakuratan pengguna itu, (5) nilai generasi milenial yang notabene generasi pertimbangan seputar keperluan audien penuh dengan ke-up to date-an , sudah mulai tentang media spesifik atau isi harus dibentuk. menyingkirkan televisi sebagai medium penyampaian pesannya. Dan lebih condong ke METODE media berbasis digital juga media sosial. Poin Penelitian ini menggunakan pendekatan ini perlu ditekankan kepada komunikator kualitatif, dimana ditujukan untuk menganalisis politik bahwa diperlukan strategi mutakhir agar beberapa aspek yang ada dalam kehidupan generasi milenial tidak meninggalkan media seperti sosial, peristiwa dan peran, kelompok yang sudah tersedia. dan interaksi. Menurul ahli psikologi

58 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64

Pendidikan politik merupakan proses hal itu lahir pula sebuah budaya berpolitik yang dialog atau proses pertukaran pesan antara baru. pendidik, seperti institusi sekolah, pemerintah, Surbakti (1999:17) mengemukakan partai politik dan peserta didik dalam rangka bahwa sosialisasi politik dibagi menjadi 2 mendalami pemahaman, pengayatan, dan bagian yakni pendidikan politik dan pengamatan tentang nilai-nilai, norma-norma, indokrinasi politik. Pendidikan politik simbol politik yang dianggap ideal dalam merupakan proses dialogik antara penyampai mencapai tujuan pendidikan politik. Dengan dan penerima pesan politik. Melalui proses kegiatan-kegiatan yang memungkinkan dalam tersebut masyarakat diharapkan mampu untuk hal ini seperti latihan dasar kepemimpinan, mempelajari nilai-nilai, norma-norma, juga diskusi juga keikutsertaan dalam berbagai simbol-simbol politik negaranya dari berbagai kesempatan sosialisasi forum pertemuan, partai elemen pendukung pendidikan politik seperti politik dalam sistem politik demokrasi. sekolah, pemerintah, juga komikator politik/ Rusadi Kantaprawira (2004:55), politisi dan partai politik. memaparkan bahwa pendidikan politik adalah Setelah proses pendidikan politik kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan berlangsung dan berjalan dengan sistematis, masyarakat agar mereka dapat berpartisipasi hasil yang diharapkan adalah dengan adanya dalam sistem politik. Bentuk pendidikan politik partisipasi politik. Dengan partisipasi politik dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai maka pendidikan dan literasi politik dianggap dengan paham kedaulatan rakyat, seperti bahan sebagai sesuatu yang berhasil dan komunikasi literasi atau bacaan yang didapat dari buku, politik berjalan sesuai dengan yang diharapkan. surat kabar, dan publikasi masa yang biasa Sebagai Negara demokrasi, partisipasi politik membentuk opini publik, siaran audio dan bisa dilakukan dengan banyak cara, salah visual dari media massa elektronik radio dan satunya dengan mengikuti pemilu dengan televisi, dan yang terakhir adalah melalui harapan segala pendidikan yang telah diberikan lembaga atau asosiasi masyarakat juga lembaga dapat diterapkan dengan baik dalam kehidupan pendidikan formal dan informal. sehari-hari. Surono dalam Ramdlang Naning Miriam Budiardjo (2008:367), (1982:8) Pendidikan politik adalah usaha untuk mendefinisikan partisipasi politik sebagai mencerdaskan kehidupan politik masyarakat, sebuah kegiatan yang dilakukan oleh individu meningkatkan tingkat kesadaran dan kepekaan ataupun kelompok berupa keikutsertaan secara masyarakat terhadap hak dan kewajiban aktif dalam kehidupan politik, sebagai contoh berbangsa dan bernegara. Selanjutnya mengikuti pemilihan kepala daerah atau Negara Pangabean yang juga dikutip Ramdlang Naning secara langsung, dan ikut menyumbangsihkan (18982:9), pendidikan politik merupakan cara pendapat dan suara dalam kebijakan suatu bangsa untuk mentransfer budaya politik pemerintah. Kegiatan yang dimaksudkan dari generasi satu kepada generasi lainnya. meliputi memberikan suara dalam pemilihan Sementara Alfian (1990:245), pendidikan umum, ikut menghadiri rapat umum, politik dapat diartikan pula sebagai sosialisasi mengadakan hubungan dengan pejabat politik, yakni bagian-bagian kehidupan parlemen atau pemerintah, ikut serta dalam masyarakat sehari-hari. Senang atau tidak, partai politik, dan lain sebagainya. Pendapat sadar atau tidak dan tahu atau tidak tahu bahwa lain tentang partipisasi politik dikemukakan hal tersebut selalu dialami oleh masyarakat oleh Herbert Mc Closky dalam Budiardjo luas, pemimpin atau rakyat biasa, penguasa (2008:368), yakni sebagai sebuah kegiatan juga orang awam. yang dilakukan dengan tanpa paksaan dalam Jika disimpulkan, pendidikan politik kegiatan pemilihan penguasa langsung dan merupakan usaha untuk mengubah proses tidak langsung. sosialisasi masyarakat sehingga masyarakat itu memahami aspek dan nilai politik yang Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebagai terkandung dalam suatu sistem Negara yang Media Pendidikan Politik dan Implementasi sedang dibangun dan dijalani. Hasil dari usaha Bagi Milenial yang telah dilakukan dalam rangka Komisi Pemilihan Umum, meningkatkan pengetahuan masyarakat akan menyelenggarakan acara debat Pilpres 2019 pendidikan politik akan melahirkan sikap dan sebagai sebuah sarana uji kompetensi dalam tingkah laku politik baru yang mendukung mengutaran pendapat mengenai isu-isu yang sistem politik yang ideal, bersamaan dengan nantinya akan dilontarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia memiliki suatu

59 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 acuan untuk dijadikan referensi dalam ingin menyaksikan di area luar dengan nonton menentukan pilihan saat pemilu. Acara ini bareng (nobar). tentu saja dihadiri oleh dua pasangan calon Disiarkan secara langsung dari 11 presiden dan calon wakil presiden, yakni Joko stasiun televisi nasional dan 6 stasiun televisi Widodo-Ma’aruf Amin pada nomor urut 01 lokal Indonesia, Debat Pilpres 2019 dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno nomor berlangsung selama 5 hari mulai dari bulan 02. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh januari 2019 hingga maret 2019. Debat pertama paendukung dari masing-masing pasangan, berlangsung pada 17 januari 2019, dengan tema dipandu oleh pembawa acara dan panelis yang yang diangkat mengenai Hukum, HAM, Anti- kredibel sesuai dengan bidangnya. Acara ini korupai dan Terorisme. Stasiun TV yang juga disiarkan di televisi sebagai media bertugas menyiarkan secara langsung yaitu mainstream masyarakat Indonesia. Kompas TV, TVRI, RRI, dan RTV. Yang menarik dalam debat Pilpres 2019 Selanjutnya 17 Februari 2019 dilakukan debat yakni, para kontestan tidak hanya disediakan kedua dengan materi pembahasan debat seputar waktu untuk menjawab pertanyaan yang sudah Energi, Pangan, Infrastruktur, SDA, dan disiapkan secara acak, namun disediakan pula Lingkungan Hidup, disiarkan oleh televisi sesi untk beradu argument selama 2 segmen. milik MNC group yakni RCTI, GTV, MNC Ini merupakan sesi paling seru, karena masing- TV dan iNews. masing paslon bisa saling menanggapi dan Tanggal 17 maret 2019 merupakan saling memberikan pertanyaan satu sama lain debat ke tiga yang diselenggrakan di Hotel dan diberikan waktu untuk menjawab dan Sultan Jakarta dengan pembahasan seputar menanggapi. Sebelumnya, KPU sudah Pendidikan, Kesehatan, SosBud dan menentukan jadwal dan topik pembahasan Ketenagakerjaan, stasiun TV yang bertugas yang dibawakan. menyiarkan secara live yaitu Trans TV, Trans Acara debat Pilpres dipandu oleh 7, dan CNN Indonesia. Selanjutnya debat moderator yakni Ira Koesno dan Imam keempat 30 Maret 2019 ditayangkan secara Priyono, ada pula Tomy Tjokro, Anisa Dasuki, langsung oleh Metro TV, SCTV, dan Indosiar, Alfito Deannova, Putri Ayuningtyas, Retno dengan pembahasan debat seputar Ideologi, Pinasti, Zulfikar Naghi, Balques manisang, Pemerintahan Keamanan, serta Hubungan Tomy Ristanto, serta sejumlah pemandu acara Internasional. Dan terakhir debat disiarkan oleh baik off air maupun wall of fame yakni Wanda TVOne, ANTV, Berita Satu TV, dan Net TV Dwi Utari, Rori Ansyari, Aviani Malik, Reza dengan pembahasan debat mengenai Ekonomi, Ramadhansyah, Priska Niken, Wahyu Wiwoho, Industri, Investasi, Keuangan dan Amie Ardhini, Andromeda Mercury, Reza Kesejahteraan Nasional. (detiknews.com, 8 Firmansyah, Tysa Novenny dan masih banyak Fakta Seputar Pilpres 2019). lagi. Mereka berlatar belakang presenter dan Nielsen.com (2019) mengemukakan mantan presenter televisi. dalam riset Nielsen TAM bahwa lewat acara Sementara panelis dibagi berdasarkan debat Pilpres yang disiarkan di televisi tema yang dibawakan pada tiap debat, ada meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat ketua KPK Agus Rahardjo, eks Ketua MA terhadap dunia politik Indonesia. Ini terbukti Bagir Manan, Ketua Komnas HAM Ahmad dengan meningkatknya penonton debat pilpres taufan Damanik, Guru Besar UI Hikmanto 2019 dibandingkan pada debat pilpres Juwana, ahli hukum tata negara Bivitri Susanti, sebelunya yakni tahun 2014. Hal ini juga Koordinator ICW Adnan Topan Husodo, berbanding lurus dengan rating dan share yang mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto, diperoleh oleh stasiun TV yang menyiarkan ahli hukum tata negara Margarito Kamis, debat Pilpres meningkat signifikan. Tahun ini Rektor ITS Prof Joni Hermana, Rektor ITB Dr televisi yang menyiarkan pun lebih banyak Arif Satria, ahli pertambangan ITB Irwandy dibandingkan tahun 2014 yang hanya disiarkan Arif, pakar energi UGM Ahmad Agustiawan, di 13 stasiun televisi. pakar lingkungan Undip Sudharto P Hadi, Debat Pilpres 2019, diharapkan bisa pakar hukum lingkungan Suprato Wijoyo, membuka mata dan wacana masyarakat tentang direktur Eksekutif WALHI Nur Hidayati, bagaimana Indonesia kedepan. Ini juga Sekjen KPA Dewi Kartika dan masih banyak diharapkan bisa dijadikan masyarakat sebagai lagi. Sementara untuk undangan yang bisa sarana atau medium pendidikan politik. Banyak hadir dalam debat Pilpres hanya orang yang hal yag bisa kita ketahui tentang bagaimana membawa undangan saja, namun KPU keadaan Indonesia saat ini dan kedepan akan menyiapkan tempat untuk masyarakat yang bagaimana jika dibawah pemerintahan calon-

60 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 calon pasangan capres dan cawapres. Dari Informan ketiga merupakan seorang debat Pilpres kita juga bisa mengetahui siswa tingkat akhir salah satu sekolah bagaimana kredibilitas masing-masing paslon, dibilangan Tangerang Selatan berusia 18 tahun, sehingga diharapkan bisa menjadi acuan untuk dirinya mengaku semula tidak terlalu peduli berpartisipasi dalam pemilihan umum. pemilihan umum. Mulai dari apa saja partai, Pengamat politik dari Universitas siapa aktor politiknya, kandidatnya, bahkan Sriwijaya Palembang Prof Dr Alfitri fungsi dari kesemuanya tidak ia ketahui. mengatakan, debat politik calon presiden bukan Dirinya hanya sekedar mengetahui bahwa di menyoal menang atau kalah namun sebagai Indonesia akan berlangsung pemilu tanpa pendidikan politik bagi publik untuk mengetahui lebih lanjut apa saja substansinya. mengetahui kemampuan intelektual, serta Dengan informasi yang ia dapatkan melalui melihat dan mengetahui kecerdasan emosional keluarga mengenai pemilu dan bakal calon dan strategi kepemimpinan calon presiden dan yang nantinya bisa ia pilih, ditambah dengan wakil presiden. Debat tersebut merupakan informasi pendidikan politik yang dia pembeajaran demokrasi paling berharga bagi dapatkandari salah satu mata pelajaran yakni masyarakat luas. Sehingga fenomena generasi PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) dan milenial sebagai swing voter atau bahkan beberapa mata pelajaran yang disisipi para guru golput diharapkan tidak lagi terjadi. mengenai informasi seputar pemilihan umum. Dalam hal ini penulis melakukan Di sekolahnya juga terdapat organisasi yang wawancara dengan 4 orang informan yang mencetak kader-kader muda yang terdiri dari latar belakang berbeda, usia, tempat berkepimpinan baik. Dalam materi yang tinggal serta tingkat pendidikan. Informan disampaikan oleh guru dan sejumlah alumni, pertama seorang mahasiswi berusia 20 tahun disampaikan pula pesan-pesan bermuatan yang mengaku sebagai pemilih dengan pemilihan umum yang akan diselenggarakan di pengalaman pertama, menuturkan bahwa debat Indonesia pada masa itu. Hal-hal tersebut pilpres yang dilakukan KPU merupakan menjadikan dirinya perlu mendapatkan langkah yang baik untuk meningkatkan informasi lebih lanjut mengenai pemilihan awareness generasi milenial pada politik di umum. Tayangan di televisi sangat membantu Indonesia. Khususnya bagi dirinya yang tidak dirinya untuk menjadi warga yang lebih pandai paham dan tidak tertarik politik merasa penting dalam memahami tentang kenegaraan, berbagai untuk menyimak bagaimana para calon permasalahan negara, fungsi politik dan mengemukakan pendapatnya sehingga nantinya substansi didalamnya, dan sebagai penentu bisa diimplementasikan dalam aksi nyata. tentang siapa yang akan dipilihnya. Dirinya mengaku menyaksikan debat pilpres Komisioner KPU Viryan Aziz juga sebagai penangkal akan berita hoaks yang menyebutkan, partisipasi pemilih pada Pemilu banyak ia temukan di media online dan media 2019 naik 10% dibanding pemilu sebelumnya. sosial. Dengan pendidikan politik sederhana Angka partisipasi pemilih mencapai 81% dan dari debat pilpres yang ditayangkan di televisi mampu melampaui target nasional dari KPU menambah wawasan politik dan paling tidak yakni 77,5%. Menurut data yang dihimpun menjadikan dirinya yakin akan pilihannya. KPU, jumlah pemilih pemilu kali ini baik Hal yang hampir mirip juga dikatakan didalam maupun luar negeri mencapai oleh informan kedua yaitu seorang milenial 199.987.870, dan pemilih yang menggunakan yang berstatus sebagai pekerja berusia 24 hak pilihnya sebanyak 158.012.506. tahun, dirinya sepakat bahwa dengan debat (kompas.com, 27/5). Ini merupakan prestasi pilpres yang mereka tonton paling tidak bisa baik ditengah isu banyaknya gerakan yang memberikan informasi dan edukasi gratis menyerukan untuk golput, terutama pada tentang sedikit kehidupan politik. Pemahaman milenials. akan isu-isu yang menyangkut Indonesia Survei dan wawancara diatas dipaparkan secara jelas dari para paslon merupakan pembuktian bahwa pendidikan sekaligus memberikan penilaian terhadap cara politik lewat media televisi yang menayangkan penyampaian pesan dan tingkat emosional acara debat Pilpres memberikan dampak positif dalam meyelesaikan masalah-masalah yang bagi masyarakat luas terutama generasi dihadapi Negara Indonesia. Meski pada milenial. Pendidikan politik yang baik dan akhirnya dikembalikan kepada diri sendiri ideal, menghasilkan output yang baik pula bagaimana mengolah data dan pesan dalam dengan bertambahnya jumlah pastisipan dalam debat, namun cukup memberikan keinginan pemilu 2019. untuk berpartisipasi dalam pemilu 2019.

61 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64

Generasi Milenial Sebagai Aktor Politik menyisipkan unsur-unsur politik dalam artian Generasi milenial pertama kali positif kepada siswa di kelas. Hal tersebut diuatarakan oleh William Strauss dan Neil pada untuk meningkatkan tingkat kesadaran politik tahun 1987 dalam buku Millenial Rising “The pada generasi muda sebagai generasi penerus Next Great Generation” (2000). Generasi adalah kewajiban baginya sebagai pengajar dan milenial menurutnya adalah anak-anak yang warga negara Indonesia. Informasi seputar lahir sekitar tahun 1982 dan masuk usia pra- politik yang disampaikan tidak jauh dari subjek sekolah, pada saat itu media mulai menyebut yang berhubungan dengan masa depan dan generasi tersebut sebagai kelompok anak yang pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwa mulai terintegrasi dengan millennium saat ternyata siswa yang diajarnya tidak semua sudah lulus tingkat sekolah menengah atas mengetahui bahkan memiliki tingkat kesadaran pada tahun 2000. Selanjutnya pada buku “The yang mumpuni dalam politik terlebih Lucky Few: Between the Greatest Generation pemilihan umum. Dirinya berupaya and The Baby Boom” oleh Elwood Carlson memberikan tugas atau pekerjaan rumah (2008), generasi milenial adalah mereka yang kepada siswanya untuk meyaksikan tayangan lahir pada tahun 1983 sampai tahun 2001. debat pilpres dan membuat resume lalu (kemenppa.go.id, 2008). mengambil dan memetik poin yang dibahas. Syarif Hidayatullah dkk (2018) Baginya, ini merupakan langkah kecil untuk menyebutkan bahwa generasi milenial menjadikan para siswa untuk berpartisipasi merupakan anak yang hidup diantara tahun 90- sebagai kewajiban warga masyarakat yang an menuju 2000-an. Bisa dikatakan juga tinggal di Indonesia dan memiliki pilihan sebagai anak-anak yang hidup dalam masa dalam pemilu. peralihan, dimana era 2000-an teknologi mulai Anak muda dan generasi milenial di masuk di berbagai bidang dalam kehidupan. kancah politik, saat ini bisa dilihat dalam Generasi ini biasanya adalah orang-rang yang keterlibatan dalam legislatif. Wildanshah dalam lahir antara tahun 1980 hingga 2000. kumparan (2019), setidaknya ada 24 orang Jika dilihat dari tahun rentan kelahiran, anggota DPR dari generasi milenial dengan dapat dsimpulkan bahwa generasi milenial rentan usia 23 tahun hingga 30 tahun, dari adalah mereka yang kini berusia 18 tahun berbagai partai. Ada Hillary Brigitta Lasut (23 hingga 34 tahun. Jika dillihat dari tahun) dari Partai Nasdem, Farah Putri Nahlia perkembangan teknologi, mereka adalah (23 tahun) dari PAN, Rizki Aulia Rahman generasi yang mengalami peralihan teknologi Natakusumah (24 tahun) dari Partai Demokrat, dari analog ke digital. Dari situ kita bisa Marthen Douw (29 tahun) dari PKB dan masih menyimpulkan bahwa generasi milenial adalah banyak lagi. mereka yang sangat aware dengan teknologi Tidak hanya sebatas itu, Presiden dan gadge t, pembawaan dinamis dan terpilih Joko Widodo baru saja menunjuk 7 cenderung berubah-ubah, kritis dalam segala orang staf khusus kepresidenan yang berasal hal disekitarnya baik dalam hal gaya hidup, dari generasi milenial. 7 orang milenial itu sosial, ekonomi bahkan politik. datang dari berbagai latar belakang. Sebut saja Generasi muda atau generasi milenial Putri Tanjung yang merupakan anak pertama sebagai aktor politik atau pelaku politik, dari Chairil Tanjung berusia 23 tahun. Putri memiliki peran yang cukup besar dalam tanjung dikenal sebagai sosok yang menjabat menentukan arah bangsa Indonesia. Kontribusi sebagai CEO dan founder dari Creativepreneur terhadap perubahan yang telah dilakukan untuk Event Creator. Ada pula Adamas Belva Syah memajukan bangsa tidak bisa disepelekan dan Devara, CEO dan co-Founder Ruangguru. Ia diragukan. Generasi milenial memang sudah pernah dianugerahi sebagai salah satu 30 semestinya dilibatkan dalam aktifitas politik, pengusaha dibawah 30 tahun versi majalah agar keberadaannya terasa lebih dihargai, Forbes. Selanjutnya ada Angkie Yudistia 32 kesempatan dan ruang untuk tampal dan unjuk tahun, yang dikenal sebagai pendiri Thisable kebolehan dalam strategi menjadikan Indonesia Enterprise. Lalu Gracia Billy Yosaphat, mejadi bangsa yang lebih maju, bisa Aminudin Ma’aruf, dan Andi Taufan Garuda direalisasikan dengan tidak meragukan Putra. kehadiran generasi milenial sebagai generasi Tentu saja hal ini bukan tanpa alasan, penerus. Mada Sukmajati seorang Pengamat Politik dari Informan ke empat adalah staf pengajar Universitas Gajah Mada dalam Kompas.com yang juga masuk dalam kategori milenial, (2019), terdapat beberapa alasan terkait yakni berusia 28 tahun. Dirinya merasa perlu Presiden Jokowi memilih generasi milenial

62 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 yang diangkat sebagai staf khususnya, salah secara gratis telah dijadikan generasi milenial satunya adalah presiden Jokowi memerlukan sebagai pemilih muda dan pemula sebagai ide-ide yang lebih out of the box , gagasan yang sumber informasi dan pendidikan politik. lebih segar, kreatf dan inovatif yang biasanya Debat pilpres yang diselenggarakan oleh KPU muncul dari anak muda. Adapula alasan dan ditayangkan di semua saluran televisi dengan terpilihnya anak muda non-politik ini, nasional Indonesia, dijadikan sebagai ajang adu dijadikan sebagai pertimbangan jangka panjang pengetahuan strategi para paslon dan uji yang lebih fleksibel. kredibilitas serta kampanye bagi para politisi. Hal ini dijadikan pula sebagai sarana Stasiun Televisi Saluran Pendidikan Politik pendidikan politik yang ideal untuk bisa Pada wawancara yang dilakukan kepada membuka wawasan dan wacana bagi generasi empat informan yang memiliki latar belakang milenial yang suaranya sangat mempengaruhi berbeda, keempat informan mengaku membuka hasil pemillihan umum. Milenial sebagai dengan terbuka segala informasi yang generasi yang kritis dan dinamis diharapkan didapatkan baik dari media elektronik, media akan terus berpartisipasi dalam memajukan sosial, bahkan media iklan yang tidak bergerak masa depan berbangsa dan bernegara, dan terus seperti poster, spanduk, baliho tentang pemilu mendukung demokrasi politik Indonesia 2019. Hadirnya acara debat pilpres 2019 yang dengan cara yang positif. Kini, tidak perlu lagi ditayangkan ditelevisi memberikan dampak meragukan keterlibatan generasi milenial positif yang secara sadar tidak sadar hadir dalamkancah politik. Turut hadirnya generasi ditengah-tengah kesibukan mereka. Politik milenial yang berani maju dalam legislatif dan bukan semata-mata mengenal tentang sejumlah nama yang terpilih sebagai staff bagaimana kepentingan dan kebijakan semata, khusus kepresidenan membuktikan bahwa namun memahami bagaimana substansi pendidikan politik kini sudah merasuk pada didalamnya yang bisa membawa perubahan ke jiwa generasi milenial. Keterlibatan generasi arah positif bagi warga masyarakat. milenial tak lepas dari peran media yang hadir Saat ditanya mengenai saluran televisi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan apa yang dijadikan sebagai tontonan mereka bernegara. Diharapkan, dengan hadirnya pada tayangan debat pilpres 2019, informan generasi milenial dalam kancah politik, mampu pertama, kedua dan keempat menyebutkan membawa Indonesia pada penghidupan yang Metro TV, selain saluran yang diterima pada lebih baik. televisinya bagus dan tidak ada gangguan, Sebagai stasiun televisi yang menurutnya suguhan dari Metro TV kompleks menyajikan tayangan debat Pilpres 2019, dengan pembahasan dalam diskusi talk show Metro TV terpilih sebagai saluran yang yang yang juga menghadirkan narasumber kompeten paling banyak ditonton informan, sebagai untuk menanggapi bagaimana berjalannya pemenuhan pendidikan politik. Hal itu acara dan jawaban-jawaban yang dilontarkan dikarenakan Metro TV sebagai televisi berita oleh kontestan. Metro TV juga dianggap dianggap sebagai penyaji yang tidak informan sebagai televisi berita terpercaya membosankan dengan mengkolaborasikan dengan sumber berita yang beragam, sehingga tayangan debat dengan diskusi talk show dan pemenuhan informasi dan edukasi terbalut menghadirkan narasumber yang kredibel untuk dengan rapi serta dalam menyaksikan acara membahasnya. Metro TV dipercaya sebagai tidak terasa membosankan, dengan kata lain televisi dengan konten berita yang mumpuni Metro TV berhasil menyajikan informasi yang dibanding saluran lainnya. informan butuhkan. Sementara pada informan Lima elemen pada pembahasan ketiga mengaku memilih TVOne sebagai mengenai teori Uses and Gratification , saluran pendidikan politik. Hal itu dilontarkan terpenuhi dengan baik dimana khalayak lantaran mengikuti acuan keluarga untuk menjadi aktor pengguna media untuk memilih TVOne. Sebagai anak muda yang mendapatkan kepuasan terhadap pemenuhan orientasinya masih kepada hal-hal yang up-to- kebutuhan. Elemen tersebut yaitu; audien date , mengkonsumsi berita bukanlah adalah pengguna media, adanya inisiatif yang kewajibannya namun hanya sebagai pelengkap menghubungkan antara kebutuhan informasi dan pendukung pendidikannya. dan edukasi dengan media yang menjadi pilihan, adanya persaingan antar media dalam KESIMPULAN penyajian konten berita dalam konteks Pemanfaatan media televisi sebagai tayangan debat pilpres 2019, terdapat media massa konvensional yang bisa diakses kesadaran dari pengguna media untuk

63 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebaga Pendidikan Politik Generasi Milenial Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 54-64 menggunakan media, dan adanya pertimbangan Mc Closky, Herbert .1972. Political secara nilai isi media dengan kepentingan dan Participation, International tujuan yang ingin dicapai audien. Encyclopedia of The Social Sciences ed.ke.2. New York: Mac Milan DAFTAR PUSTAKA Company.

Alfian. 1990. Masalah dan Prospek Morissan. 2016. Tingkat Partisipasi Politik Dan Pembangunan Politik di Indonesia, Sosial Generasi Muda Pengguna Media Kumpulan Karangan . Jakarta: PT. Sosial. Jurnal Visi Komunikasi , 15 (1): Gramedia. 97-113.

Baran, J. Stenley & Dennis K. Davis. 2000. Nainggolan, Bestian. 2018. Dinamika Mass Communication Theory . Konsentrasi Pasar Industri Pertelevisian California: Foundation, Ferment, and nasional. Jurnal ASPIKOM , 3 (4): 767- Future. 782.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar Dasar Ilmu Naning, Ramdlang. 1982. Pendidikan Politik Politik, Edisi Revisi . Jakarta: PT. dan Regenerasi . Jakarta: Liberty. Gramedia Pustaka Utama. Nurudin. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Creswell, John. 1994. Reseacth Design Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Qualitative & Quantitaive Approach . London: SAGE Publication.Inc. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik . Jakarta: Gramedia Widya Kantaprawira, Rusadi. 2004. Sistem Politik Pustaka Utama. Indonesia, Suatu Model Pengantar, Edisi Revisi . Bandung: Sinar baru Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Algensindo. Pendidikan . Jakarta: Raga.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Syarif Hidayatullah, Abdul Waris, Riezky Perlindungan Anak. 2018. Statistik Chris Devianti, Syafitrilliana Ratna Sari, Gender Tematik: Profil Generasi Irawan Ardi Wibowo, Pande Made PW. Milenial Indonesia. 2018. Perilaku Generasi Milenial dalam Menggunakan Aplikasi Go-Food. Marissa Marlein Fenyapwain. 2013. Pengaruh Jurnal manajemen & keriwausahaan , 6 Iklan Politik Dalam Pemilukada (2): 240-249. Minahasa Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Di Desa Tounelet Kecamatan Ticoalu, Tiffany W M, dkk. 2015. Kakas. Journal “Acta Diurna” , 1 (1). Pemberdayaan Media Massa Dalam Meningkatkan Pendidikan Politik Pada Masyarakat Kelurahan Wewelwn Kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa. e-journal “ActaDiurna ” IV (3).

64 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

EVALUASI PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SMA NEGERI JAKARTA SELATAN WILAYAH II KECAMATAN TEBET

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

This study aimed to find out the implementation of the realization of the School Literacy Sejarah Artikel: Movement (GLS) program in State Senior High School of South Jakarta region II, Tebet Diserahkan 30 Januari 2020 subdistrict. Evaluation research with a qualitative approach used Discrepancy Evaluation Direvisi 9 Februari 2020 Model (DEM). Data was obtained through observation, interview, and document study. Disetujui 4 Maret 2020 The result of the study stated that the level of achievement of the GLS program in State Senior High School of Tebet subdistrict was in the High category. This meant that for the most part, even all program indicators have been implemented or was available according to the criteria Keywords: program evaluation, school literacy movement, Abstrak discrepancy evaluation model Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri Jakarta Selatan wilayah II Kecamatan Tebet. Penelitian Evaluasi dengan pendekatan Kualitatif menggunakan model Evalusi ketimpangan (DEM). Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menyatakan tingkat ketercapaian program GLS di SMA kecamatan Tebet tersebut berada pada kategori Tinggi. Hal tersebut bermakna bahwa sebagaian besar,bahkan semua indikator program telah terlaksana atau tersedia sesuai criteria.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 64-71

PENDAHULUAN Saat ini setiap negara atau bangsa memasuki era revolusi industri 4.0 ini. Bangsa yang ikut dalam persaingan harus memiliki kemajuan dalam berbagai sektor, terutama dalam sektor pendidikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Pemerintah Indonesia nampak mulai serius mengupayakan peningkatan kualitas mutu pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia diharapkan lebih intensif dalam menyiapkan generasi muda yang Gambar 1.1 Pencapaian Indonesia di PISA 2009- kompeten, dan kompetitif untuk memasuki era 2018 (Sumber: Kemendikbud, Hasil PISA 2009- revolusi industri yang nyata di depan mata. Hal 2018 ). ini selaras dengan Pasal 1 Ayat 1 dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Hasil survei lain dilakukan oleh IEA the tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) International Association for the Evaluation of sebagai landasan atau dasar hukum Educational Achievement menguji pemahaman dilaksanakannya pendidikan nasional. membaca peserta didik kelas IV melalui Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi Progress in International reading Literacy Study dan informasi yang begitu cepat terjadi didukung (PIRLS). Pengujian dilakukan untuk mengukur dengan perkembangan teknologi yang begitu aspek memahami, menggunakan, dan merefleksi canggih. Saat ini tengah terjadi ledakan informasi hasil membaca dalam bentuk tulisan. Pada (information explosion ) yang hampir melanda PIRLS tahun 2011 Internasional Results in semua Negara. Akses informasi yang mudah Reading Indonesia mendapatkan skor 429 membawa dampak buruk bagi orang-orang yang dengan skor rata-rata 500. Skor tersebut tidak dapat selektif dalam memilah dan memilih membawa Indoneisa berada pada urutan ke 45 informasi. Banyak sekali tersebar informasi yang dari 48 negara peserta. Hal ini menunjukankan dibuat untuk propaganda sampai mengujarakan bahwa keterampilan membaca Indonesia berapa kebencian dibeberapa media sosial. Hasil survei pada skala rendah. (Pangesti Wiedarti : GLS yang dilakukan Programme for International Kemendikbud). Menurut data World’s Most Student Assessment pada tahun 2018, untuk Literate Nation yang dilakukan oleh Central mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 Negara Connecticut State University , Indonesia berada yang ikut serta di seluruh dunia. Kompetensi pada peringkat ke 60 dari 61 negara peserta. dasar yang diukur adalah membaca, matematika, Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah dan sains. Kompetensi sains memperoleh 396 kepemilikan computer disetiap rumah, jumlah point dari 403 point pada tahun 2015. Kompetensi perpustakaan, sistem sekolah dan lama belajar di matematika memperoleh 379 point dari 386 point sekolah, sirkulasi koran dan edisi koran online , pada tahun 2015. Kompetensi membaca dari serta nilai assessment dalam membaca. (Mitra tahun 2012 sampai 2015 belum menunjukan Tarigan : Tempo, 2016) peningkatan yang signifikan. Kompetensi Maka melihat fenomena di atas, pada membaca dari tahun 2015 sampai 2018 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 mengalami penurunan yang jauh. Kompetensi tahun 2003 Bab II Pasal 4 tentang prinsip membaca memperoleh 371 point dari 397 point penyelenggaraan pendidikan menjelaskan bahwa ditahun 20125 Perolehan nilai ini masih jauh Pendidikan diselengarakan dengan dibawah rerata Negara OECD. mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi setiap warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka dirilis Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang didalamnya terdapat 7 nilai- nilai pembiasaan untuk menumbuhkan sikap pada peserta didik satu diantaranya adalah penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala

66 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 64-71 kehidupan di dalam mengembangkan dirinya mengatakan bahwa program gerakan literasi sendiri . sekolah telah dilakukan sejak tahun ajaran 2016- Dalam hal ini Kemendikbud pula 2017 sehingga saat ini program itu sudah membuat sebuah upaya yang di gerakan secara berjalan dengan baik dan diberikan respon yang masif di sekolah dengan nama “Gerakan Literasi positif oleh kurikulum. Namun, masih terdapat Sekolah” (GLS) dengan tujuan menumbuh kendala yang dialami dalam penerapan program kembangkan budi pekerti anak didik melalui gerakan literasi sekolah. Salah satunya adalah pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang penyusunan dan pengukuhan tim Gerakan diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar Literasi Sekolah dan publikasi karya peserta mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. didik. Dengan adanya program ini diharapkan bisa menumbuhkan minat baca peserta didik serta METODE PENELITIAN meningkatkan keterampilan membaca agar Jenis penelitian yang digunakan peneliti pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. yaitu jenis penelitian evaluatif yang berorientasi Jika keterampilan membaca baik maka untuk mengetahui sejauh mana suatu program keterampilan menulis peserta didik pun akan terlaksana. Penelitian evaluatif merupakan lebih baik. penelitian yang menggunakan pendekatan Berdasarkan penelitian yang dilakukan kualitatif. Penelitian evaluasi merupakan oleh Ana Christina Da Silva Iddings pada tahun gabungan antara peneltian dan evaluasi, bukan 2012 dengan judul Bridging Home and School murni penelitian dan bukan murni evaluasi Literacy Practices Empowering Families of program (Djudju Sudjana, 30 : 2008). Recent Immigrant Children. Menunjukan hasil Pengumpulan data-data kualitatif penelitian yang menyatakan bahwa program diperoleh melalui observasi, wawancara, dan literasi yang terdapat di sekolah telah berhasil studi dokumentasi. Analisis kualitatif mengembangkan bahasa dan kemampuan menggunakan model Miles dan Huberman yang membaca para peserta didik imigran. terdiri dari tiga langkah, yaitu reduksi data ( data Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan peserta reduction ), penyajian data ( data display ), dan didik imigran yang berbeda bahasa mampu verifikasi data ( conclusion drawing/verification ) dengan cepat menguasai bahasa baru melalui (Sugiyono, 246 : 2013). Untuk memberikan program literasi yang diterapkan di sekolah. kesimpulan data-data yang diperoleh maka Awalnya pembelajaran literasi bertujuan digunakan acuan dari Djaali dan Mulyono agar peserta didik mampu menguasai dimensi dengan kategori tinggi, moderat, dan rendah. literasi linguistik. Namun, pembelajaran literasi (Djaali dan Pudji Mulyono: 2008) berkembang menjadi pemberlajaran yang Model evaluasi yang digunakan pada menunjukan peserta didik mampu menguasai penelitian ini adalah evaluasi kesenjangan atau dimensi bahasa dan dimensi kognitifl iterasi Discrepancy Evaluation Model (DEM). Model (mencakup proses pemahaman, proses membaca, evaluasi ini dikemukakan oleh Malcom Provus proses menulis, dan konsep analisis wawancara dalam bukunya yang berjudul Discrepancy tertulis). Hal ini menunjukan bahwa perlu Evaluation pada tahun 1971. Malcom Provus diujikannya program gerakan literasi sekolah menyatakan bahwa evaluasi memerlukan empat untuk mengetahui sejauhmana dampak terhadap tingkat pengembangan, tingkatan tersebut keterampilan membaca siswa. adalah: Menurut Bapak Noval selaku operator 1. Definisi ( definition ): Ditunjukan untuk bidang pendidikan menengah suku dinas menentukan tujuan, proses, sumber-sumber pendidikan wilayah II Jakarta Selatan, diperoleh dan sebagaianya. informasi bahwa di kecamatan Tebet terdapat 3 2. Instalasi ( installation ): Untuk Sekolah Menengah Atas Negeri yang mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan melaksanakan program gerakan literasi sekolah (discrepancies ) dalam pelaksanaan program. dengan baik yaitu SMA Negeri 8 Jakarta, SMA 3. Proses ( process ): Untuk menentukan sampai Negeri 26 Jakarta, dan SMA Negeri 37 Jakarta. seberapa tinggi pencapaian keluaran jangka Sekolah-sekolah tersebut memiliki guru-guru pendek ( enebling objectivies ). Bahasa Indonesia yang aktif dalam P4TK Bahasa 4. Produk ( product ): Untuk mengetahui dan sekolah tersebut telah menjalankan program seberapa tinggi pencapaian objektif terminal Gerakan Literasi Sekolah dengan baik. atau objektif akhir. Selanjutnya, menurut Ibu Siti Nurasiah, S. Berikut tahapan penelitian dan desain Pd. selaku guru kordinator mata pelajaran penelitian yang peneliti buat dengan Bahasa Indonesia di SMA Negeri 37 Jakarta

67 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 64-71 mengabungkan anatar kualitatif, DEM dan desain induk gerakan literasi sekolah.

Gambar 1 Tahapan penelitian

Gambar 2 Desain penelitian

68 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 64-71

HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut juga sudah dikelolah oleh seorang 1. Analisis Desain pustakan. Perpustakaan memiliki banyak buku Program gerakan literasi sekolah fiksi dan non fiksi yang bukan buku mata merupakan program dari Kementerian pelajaran. Siswa dapat meminjam dan membaca Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di perpustakaan di tempat yang sudah di yang menjadi upaya untuk sediakan didalam perpustakaan. Di SMA Negeri menumbuhkembangkan budi pekerti peserta 26 Jakarta memiliki pojok baca pada lantai didik melalui pembudayaan ekosistem sekolah pertama, sedangkan di SMA Negeri 37 Jakarta yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah memiliki pojok baca di setiap kelas X dan XI agar mereka menjadi pembelajar sepanjang yang dikelola oleh masing-masing siswa. Pojok hayat. baca sudah dilengkapi dengan berbagai jenis Berdasarkan hasil studi dokumen dan buku dan juga majalah. wawancara didapatkan dasar hukum program Hasil wawancara dengan kepala sekolah gerakan literasi sekolah adalah Peraturan Menteri dan beberapa guru memperoleh informasi bahwa Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia kebutuhan guru dalam rangka pelaksanaan Nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi program gerakan literasi sekolah sudah pekerti. Peraturan Menteri Pendidikan dan tercukupi. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 menjadi kordinator program gerakan literasi tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti ini sekolah di setiap SMA Negeri di Tebet yang dikuatkan dengan Rencana Strategis dikukuhkan dengan TIM gerakan literasi sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun dengan surat tugas tertanda kepala sekolah. Guru 2015-2019. mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri Panduan pelaksanaan program gerakan di Tebet 90% sudah mengikuti sertifikasi literasi sekolah di SMA menjelaskan tahap pendidik dan memiliki kualifikasi pendidikan pelaksanaan kegiatan literasi dibagi menjadi tiga, yang sesuai. yakni: pembiasaan, pengembangan, dan Hasil observasi dan wawancara pembelajaran. Rung likup gerakan literasi memberikan informasi bahwa kebutuhan siswa sekolah di SMA, meliputi: lingkungan fisik dalam rangka menumbuhkembangkan budi sekolah, lingkungan sosial dan afektif, dan perkerti peserta didik serta ekosistem sekolah lingkungan akademik. yang literat dirasa sudah berkecukupan dengan Program gerakan literasi sekolah di SMA guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. sesuai dengan kualifikasi, sarana dan prasarana Tujuan umum program gerakan literasi di SMA yang menunjang, serta adanya alokasi waktu adalah Menumbuhkembangkan budi pekerti khusus untuk kegiatan program gerakan literasi peserta didik melalui pembudayaan ekosistem sekolah, yaitu 15 menit sebelum jam literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan pembelajaran dimulai. Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan, tujuan 3. Analisis Proses khusus program gerakan literasi di SMA adalah Analisis ini peneliti peroleh dari Menumbuhkembangkan budaya literasi di wawancara, observasi, dan studi dokumen yang sekolah, Meningkatkan kapasitas warga dan dilakukan hingga data itu jenuh dan memberikan lingkungan sekolah agar literat, Menjadikan kesimpulan. Pertanyaan penelitian diperoleh sekolah sebagai taman belajar yang berdasarkan indkator-indikator yang terdapat menyenangkan dan ramah anak agar warga dalam desain induk gerakan literasi sekolah dan sekolah mampu mengelola pengetahuan, panduan gerakan literasi sekolah di sekolah Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menengah atas. Indikator-indikator tersebut menghadirkan beragam buku bacaan dan yaitu: mewadahi berbagai strategi membaca. a. Membaca 15 menit sebelum jam pelajaran. Kegiatan ini sudah dilaksanakan di SMA 2. Analisis Instalasi Negeri kecamatan Tebet setiap hari. Kegiatan Hasil observasi dan wawancara literasi ini didampingi oleh guru-guru mata menunjukan sarana dan prasarana sudah pelajaran lain, bukan hanya guru mata pelajaran berkecukupan dan layak. Saran perpustakaan di Bahasa Indonesia. Kegiatan membaca ini SMA Negeri kecamatan Tebet ini yaitu SMA biasanya dilakukan di pagi hari dengan didampi Negeri 8, SMA Negeri 26, dan SMA Negeri 37 oleh guru mata pelajaran jam pertama. Siswa sudah memiliki perpustakan yang memiliki diminta untuk membaca buku yang mereka sukai ruang sendiri. Perpustakaan di sekolah-sekolah dengan fokus selama 15 menit. Setelah membaca

69 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 64-71 siswa diminta untuk menuliskan rangkuman ke pelajaran bahasa Indonesia yang andil dalam dalam jurnal literasi yang sudah disediakan. program gerakan literasi sekola ini. Capaian b. Membaca buku dengan memanfaatkan peserta didik masih berada di kategori moderat. perpustakaan Hal ini disebabkan masih ada kriteria yang Kegiatan ini sudah dilakukan bukan belum terpenuhi, seperti auditor dan penerbit hanya dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. untuk mempublikasikan karya-karya peserta Kegiatan ini juga dilakukan oleh guru mata didik. pelajaran yang lain untuk menambah wawasan Penelitian evaluasi program gerakan dan bahan referensi siswa. Bahkan, siswa literasi sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan dibutkan jadwal kunjungan ke perpustakaan Wilayah II kecamatan Tebet memiliki kategori untuk melihat koleksi buku dan mencari tinggi. Analisis desain menunjukan hasil yang referensi. tinggi disetiap sekolah dengan ketersediannya c. Menuliskan komentar singkat terhadap buku dasar hukum, dasar panduan, serta tujuan umum. yang dibaca di jurnal literasi Analisis instalasi juga menunjukan hasil yang Kegiatan ini dilakukan setelah membaca tinggi dengan terpenuhinya kelayakan dan 15 menit sebelum jam pelajaran. Kegiatan ini kecukupan sarana dan prasarana serta kualifikasi diawasi oleh guru mata pelajaran Bahasa guru yang sesuai. Analisis proses berada pada Indonesia. Biasanya, hasil dari kegiatan ini kategori moderat dengan adanya beberapa aspek dijadikan buku karya siswa yang siap diterbitkan yang belum berjalan di salah satu sekolah. atau dipublikasikan. Analisis produk berada pada kategori moderat d. Bedah buku dengan permasalahan sulitnya mencari auditor Kegiatan ini biasanya dilakukan pada dan penerbit untuk mempublikasi karya peserta tanggal 8 September dalam rangka memperingati didil. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan evaluasi Hari Literasi Internasional. Biasanya sekolah program gerakan literasi sekolah di SMA Negeri SMA Negeri di kecamatan Tebet membuat acara Jakarta Selatan Wilayah II kecamatan tebet yang didalamnya terdapat bedah buku bersama memiliki kategori yang tinggi karena sebagian guru mata pelajaran bahasa Indonesia maupun besar indikator dalam program terlaksana sesuai dengan seorang tokoh. kriteria. e. Reading Award Kegiatan ini dilakukan dalam rangka SIMPULAN mewujudkan ekosistem yang literat. Reading Pelaksanaan program gerakan literasi awarad yang biasa dilakukan adalah penetapan sekolah di SMA Negeri kecamatan Tebet duta membaca. Duta membaca ini yang berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan diharapkan menjadi reward yang sangat dinanti kebudayaan nomoe 23 tahun 2015 tentang nanti. Reading award yang lain juga dapat penumbuhan budi pekerti. Tujuan utama dari diberikan hadian pada tanggal 8 September bagi pelaksanaan program gerakan literasi sekolah ini bagi siswa SMA Negeri kecamatan tebet yang adalah menumbuhkan ekosistem dan sikap yang sudah mampu menyelesaikan 10 buku bacaan literat. Pelaksanaan program GLS dibagi menadi non pelajaran. tiga tahap, yaitu pembiasaan, pengembangan dan f. Penulisan biografi peserta didik pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan oleh guru mata Sekolah dan guru di sekolah-sekolah pelajaran bahasa Indonesia. Namun, kegiatan ini tersebut sudah melaksanakan program gerakan masih memiliki kendala. Kendala yang dialami literasi sekolah sesuai dengan indikator-indikator adalah kurangnya auditor untuk mengoreksi gerakan literasi sekolah yang terdapat dalam tulisan peserta didik. Selain itu, sulitnya mencari desain induk gerakan literasi sekolah di sekolah penerbit yang berkeinginan untuk mempublish menengah. karya peserta didik. Kondisi sekolah sudah memenuhi 4. Analisis Produk kelayakan dan kecukupan sarana dan prasarana Hasil observasi, wawancara, dan studi yang menunjang program gerakan literasi dokumentasi yang peneliti dapatkan menunjukan sekolah. Kompetensi kepala sekolah dan guru- bahwa ekosistem sekolah yang literat sudah guru sudang mampu mengembangkan program tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan gerakan literasi sekolah. Pelaksanaan gerakan sarana dan prasara serta peran serta guru dalam literasi sekolah di sekolah-sekolah tersebut rangka mensukseskan program gerakan literasi berada pada tahap pengembangan sebagaimana sekolah. Capaian guru yang diharapkan sudah hasil dari observasi, wawancara dan studi tinggi. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan guru dokumen literasi. mata pelajaran lainnya, bukan hanya guru mata

70 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 64-71

Tingkat ketercapaian program gerakan DAFTAR PUSTAKA literasi sekolah di SMA Negeri kecamatan Tebet ini berada pada kategori tinggi dengan makna Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan sebagaian besar, bahkan semua indikator Menengah. 2016. Desain Induk Gerakan program terlah terlaksana atau tersedia sesuai Literasi Sekolah . Jakarta: Ditjen kriteria. Dikdasmen.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas . Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Djaali, Pudji Mulyono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan . Jakarta:

Gramedia. Djudu Sudjsna. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah . Bandung: Remaja Rosda Karya.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah . Jakarta: Kemdikbud.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

71 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Triana Ulfah

Universitas Sebelas Maret, Surakarta Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

Education serves to develop skills and build character in the context of the intellectual life Sejarah Artikel: of the nation. The rapid development of technology so teachers demanded to bersainng so Diserahkan 30 Januari 2020 that students interested to participate in the learning process effectively. The use of media Direvisi 16 Februari 2020 to optimize the formation of character through learning the Indonesian language, Disetujui 4 Maret 2020 especially in the matter of legend. The purpose of this study to describe the legend of learning innovation in shaping the character through the medium of video. This study used descriptive qualitative method. Sources of data in this study in the form of supporting Keywords: documents and interviews of teachers and teaching materials on the matter legend of class video, media, karakter, bahasa VII. The technique of collecting data using interviews, observation, and literature. The data indonesia analysis technique consists of three grooves, namely, data reduction, data presentation, and conclusions or verification. The results showed that: (1) Media video is an innovative learning, fun and able to engage students actively to achieve the purpose of learning, (2) Media video is able to implement the values contained in character education, and (3) the use of video media legend Sangkuriang and Tangkuban Perahu, there are three grades of character education, namely, responsibility, honesty, and hard work.

Abstrak Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pesatnya perkembangan teknologi sehingga guru dituntut mampu bersainng sehingga siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan efektif. Penggunaan media dapat mengoptimalkan pembentukan karakter melalui pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi legenda. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan inovasi pembelajaran legenda dalam pembentukan karakter melalui media video. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen pendukung serta hasil wawancara dari guru dan materi pembelajaran kelas VII pada materi legenda. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Media video merupakan pembelajaran yang inovatif, menyenangkan dan mampu melibatkan siswa secara aktif untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran, (2) Media video mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, dan (3) penggunaan media video legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu terdapat tiga nilai pendidikan karakter yaitu, tanggung jawab, jujur, dan kerja keras.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 72-77

PENDAHULUAN bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, Pendidikan merupakan upaya terencana keterampilan dan karakter dari setiap peserta dalam proses pembimbingan dan pembelajaran didik. Pada dasarnya karakter akan terbentuk bagi individu agar berkembang dan tumbuh karena adanya dorongan yang sudah dibiasakan menjadi manusia yang mandiri, bertanggung dan akan menjadi kebiasaan. Pendidikan jawab, kreatif berilmu, sehat, dan berakhlak karakter merupakan bagian dari pendidikan mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun yang sangat penting dalam membangun SDM rohani. Pendidikan dijadikan sebagai bangsa yang unggul. kebutuhan manusia untuk meningkatkan dan Permasalahan-permasalahan moral menggali potensi diri. Menurut Sudrajat (2011) sering muncul karena pengaruh budaya dan pendidikan pada hakikatnya memiliki dua pergaulan sehingga generasi pemuda tumbuh tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi dalam suatu kehidupan berbudaya yang tidak cerdas dan pintar dan membantu menjadi terdidik dan pergaulan yang bebas. Dilihat dari manusia yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maunah (2016) Undang-undang nomor 2 tahun 2003 pasal 3 setidaknya terjadi permasalahan moral seperti; menyebutkan bahwa pendidikan nasional perkelahian antarpelajar, adanya kecurangan berfungsi mengembangkan kemampuan dan dalam ujian nasional, maraknya peredaran membentuk karakter serta peradaban bangsa video porno, banyaknya kasus narkoba yang yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan menjerat peserta didik, dan berbagai peran kehidupan bangsa. negatif lainnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai Adanya permasalahan-permasalahan usaha membantu peserta didik moral tersebut sehingga setiap sekolah mengembangkan pikiran dan pengalaman yang digalakkan dalam pelaksanaan pendidikan akan dijadikan bekal untuk masa mendatang. karakter yang efektif. Penerapan pendidikan Pendidikan bukan semata-mata dijadikan karakter terdapat proses pembentukan karakter sebagai media untuk mengembangkan ilmu yang dapat memberikan dampak positif pengetahuan akan tetapi pendidikan memiliki terhadap perkembangan emosional, fungsi untuk membentuk karakter peserta didik spiritualitas, dan kepribadian peserta didik. yang bermartabat. Menurut Mulyasa (2012), Oleh karena itu, pendidikan karakter pendidikan karakter merupakan proses perilaku merupakan bagian terpenting dalam yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir, membangun jadi diri peserta didik. sehingga akan terus berkembang dan Upaya-upaya yang dilakukan sekolah menghasilkan perbaikan kualitas yang untuk menanamkan pendidikan karakter berkesinambungan pada diri seseorang. tentunya tidak sedikit yang ditawarkan. Upaya Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk yang dilakukan ketika di kelas, misalnya; mewujudkan dan membentuk manusia menerapkan program K3 (Kebersihan, bermartabat dan berakar pada nilai-nilai budaya Keindahan, dan Ketertiban). Secara bangsa. berkelanjutan tindakan tersebut dilakukan Mewujudkan pendidikan karakter telah secara rutin yang akan menjadi kebiasaan yang diterapkan pada kurikulum 2013. Penerapan membudaya di sekolah. Selain itu, guru kurikulum 2013 memiliki konsep yang membiasakan untuk mengelola kondisi kelas membangun karakter. Peserta didik dituntut sebelum pembelajaran dimulai. untuk kreatif dalam mengintegrasikan Mengkondisikan kelas dapat melatih siswa agar pendidikan karakter dalam semua jenis mata selalu siap dari segi penampilan, siap menerima pelajaran. Kurikulum 2013 tidak hanya melihat pembelajaran, rapi dalam mengatur posisi dan dari penilaian terhadap hasil ujian akan tetapi ketertiban tempat duduk, mengecek kebersihan penilaian juga dilakukan untuk memperhatikan kelas, sehingga peserta didik akan terbiasa, keunikan pribadi, kreativitas, serta motivasi. disiplin dan sudah siap menerima materi yang Istarani (2014), menyatakan bahwa dalam akan disampaikan oleh guru. pelaksanaan kurikulum 2013 haruslah Pendidikan karakter dilakukan secara disesuaikan dengan potensi peserta didik, terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. kebutuhan peserta didik, dunia kerja dan Menurut Marzuki (2012) integrasi meliputi perkembangan teknologi. pemuatan nilai-nilai ke dalam substansi pada Implementasi pendidikan karakter dapat semua mata pelajaran (MK) dan pelaksanaan diterapkan pada saat kegiatan pembelajaran di kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kelas maupun kegiatan di luar kelas. dipraktikkannya nilai-nilai dalam setiap Pembelajaran merupakan proses yang aktivitas di dalam dan diluar kelas untuk semua

73 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 72-77 mata pelajaran. Salah satunya yaitu pembelajaran yang mendukung keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia. Pendidikan daya pemahaman siswa terhadap apa yang karakter dapat terintegrasi ke dalam mata diperoleh dari proses belajar mengajar yaitu, pelajaran Bahasa Indonesia pada salah satu media video. Video merupakan kumpulan dari materi legenda. beberapa gambar yang diambil menggunakan Penelitian ini menggunakan materi alat digital (Camastra & Vinciarellia: 2015). legenda dikarenakan siswa dapat mengambil Video merupakan jenis media audio visual nilai teladan dari cerita legenda yang dapat yang dapat dilihat dan didengar. digambarkan dalam kegiatan sehari-hari, Pembentukan karakter pada peserta sehingga siswa dapat diharapkan mampu didik tentunya lebih baik jika terdapat mengembangkan nilai-nilai pendidikan gambaran visual yang nyata. Salah satunya karakter tersebut dalam kegiatan sehari-hari. dengan penggunaan media video yang akan Pelaksanaan pendidikan karakter diterapkan pada materi legenda. Siswa akan tentunya tidaklah mudah terdapat peran guru merasa lebih mudah untuk memahami dan dalam membantu proses internalisasi nilai-nilai mengambil nilai teladan dari video tersebut. positif kepada siswa. Pendidikan karakter Penelitian yang dilakukan oleh Habib (2019), membutuhkan sosok teladan yaitu melalui menyatakan bahwa media video dapat karakter guru. Tanpa peranan guru, pendidikan menyajikan informasi dan menjelaskan konsep- karakter tidak berjalan dengan baik. konsep yang kompleks menjadi lebih Pelaksanaan pembelajaran di kelas selain guru sederhana. Media video dapat mempengaruhi sebagai fasilitator, guru mampu ikut bersaing emosi yang kuat sehingga daya ingat terhadap dalam perkembangan teknologi. Salah satunya apa yang ditangkap indera dapat dijadikan guru mampu memberikan inovasi dalam bekal dalam mencapai hasil belajar yang tinggi. pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, terdapat penelitian yang Media merupakan salah satu faktor dilakukan oleh Mardalea (2019) yang penentu keberhasilan pembelajaran (Mantasiah, menyatakan bahwa pembelajaran dengan 2016). Pernyataan tersebut selaras dengan menggunakan media video mempunyai pernyataan Anitah (2014), yang menyatakan kelebihan, yaitu dapat menarik perhatian, bahawa media pembelajaran adalah sarana menghemat waktu, dan video dpat diputar pelantara dalam proses pembelajaran yang berulang-ulang serta mengatur di mana akan dapat menciptakan kondisi yang menghentikan gerakan video. Selain itu, video memungkinkan peserta didik dapat menerima dapat diatur volume suara tinggi dan pengetahuan. Media pembelajaran memiliki rendahnya. Penggunaan media video mampu peran penting di dalam situasi pembelajaran membuat siswa lebih berantusias dan fokus karena dapat membantu guru dalam mencapai untuk menyimak isi dari videoyang tujuan dan keberhailan pembelajaran. ditayangkan. Pemilihan media terdapat beberapa Penelitian yang dilakukan oleh Hadi pertimbang seperti, kualitas informasi, (2017), menunjukkan bahwa media ketersampaian informasi, dan ketertarikan pembelajaran khususnya video berperan siswa terhadap media yang disajikan. Media sebagai pengantar informasi dari guru kepada dijadikan sebagai alat bantu guru siswa. kemudahan untuk mengulang video dan menyampaikan informasi atau materi kepada cara menyajikan informasi secara terstruktur siswa secara efektif dan efesien dalam menjadi video termasuk salah satu media yang mencapai tujuan pembelajaran. penggunaan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam media mampu menciptakan proses memahami sebuah konsep. Video merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan media yang memiliki nilai positif dan efektif menarik, sehingga siswa aktif mengikuti untuk pembelajaran siswa di sekolah. pembelajaran (Chotimah, dkk. 2018). Hal Media video memiliki beberapa tersebut dikarenakan guru berhasil kelebihan meliputi: (1) video menambah suatu mendapatkan perhatian siswa, sehingga siswa dimensi baru di dalam pembelajaran. Video lebih mudah memahami daripada siswa yang dapat menyajikan tampilan gambar diajar tanpa menggunakan media. bergerakdan bersuara; (2) video dapat Penggunaan media pembelajaran dapat menampilkan suatu fenomena dan peristiwa mempermudah peserta didik dalam menerima yang dapat dilihat dengan cara yang mudah pesan atau informasi sehingga peserta didik dantidak harus datang ke tempat peristiwa dapat mendorong daya pikir, perasaan, (Daryanto: 2015). Dengan adanya kelebihan perhatian, dan minat belajar. Salah satu media

74 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 72-77 tersebut peneliti menawarkan suatu media cinta tanah air, (12) menghargai presentasi, pembelajaran yaitu media video. (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, METODE PENELITIAN (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode Melalui video legenda Sangkuriang yang akan deskriptif kualitatif dengan fokus utama untuk dianalisis tuturannya yang termasuk dalam nilai mendeskripsikan inovasi pembelajaran legenda pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan dalam pembentukan karakter melalui media karakter yang akan dibahas secara rinci sebagai video. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri berikut. 3 Dawe di Kabupaten Kudus. Sumber data yaitu guru Bahasa Indonesia dan materi Tanggung Jawab pembelajaran kelas VII pada materi legenda. Tanggung jawab merupakan upaya Teknik pengumpulan data yang digunakan seseorang dalam bersikap dan berperilaku adalah wawancara, observasi, dan studi untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya pustaka. Teknik wawancara dan observasi yang seharusnya dilakukan, yakni: terhadap dilakukan untuk mendapatkan informasi diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, tentang persepsi guru terhadap pembelajaran sosial, danbudaya), negara dan Tuhan Yang legenda dan media video. Teknik analisis data Maha Esa, yang dapat dicontohkan pada terdiri dari tiga alur yaitu, reduksi data, kutipan sebagai berikut. penyajian data, dan penyimpulan/verifikasi. Dayang Sumbi: “Barang siapa yang mengambil HASIL DAN PEMBAHASAN benang pintalanitu untukku, Berdasarkan hasil penelitian yang saya bersumpah kalau dia diperoleh dari wawancara dan observasi laki-lakiakan kujadikan didapatkan data pengintegrasian nilai sebagai suami” pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran Dayang Sumbi: “....kamu Tumang, berarti Bahasa Indonesia. Pelaksanaan proses kamu akan menjadi suamiku” pembelajaran siswa akan mendapatkan Dayang Sumbi tidak bisa mencabut pengetahuan dan mendapatkan pembelajaran sumpahnya. Dayang Sumbi akhirnya menikah nilai pendidikan karakter. Dengan demikian, dengan Tumang. siswa akan mendapatkan dua pembelajaran sekaligus dalam pembelajaran bahasa Pada kutipan di atas, menceritakan Indonesia. sosok Dayang Sumbi memiliki sikap yang Guru mengatakan bahwa bahasa bertanggung jawab, melaksanakan sumpah Indonesia merupakan identitas bangsa yang diucapkannya. Dayang Sumbi akhirnya Indonesia sehingga sangat diperlukan sisipan menikah dengan Tumang walaupun wujudnya penanaman pendidikan karakter. Bahasa ini merupakan sosok anjing. Dayang Sumbi nantinya akan menjadi gambaran karakter dengan ikhlas bertanggung jawab atas sumpah seseorang. seseorang yang baik akan yang diucapkannya. Dayang sumbi menggunakan bahasa Indonesia yang baik pula memberikan contoh teladan yang baik kepada untuk menghormati orang lain. siswa. kutipan lain yang berkenaan dengan Dengan demikian, penggunaan media tanggung jawab sebagai berikut. video legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu lebih efektif sehingga dapat Tumang memberi pesen kepada Dayang Sumbi memperlihatkan nilai-nilai pendidikan karakter Tumang : “Dayang Sumbi, tolong secara nyata. Aspek lain yang tidak kalah jangan katakan kepada anak penting dalam hal ini adalah pemberian kita. Jika aku adalah stimulan bagi siswa untuk mengeksplorasi daya ayahnya.” kritisnya atas suatu kejadian. Selanjutnya, Dayang Sumbi: “Baiklah Tumang, aku tidak siswa mampu mengambil nilai teladan yang akan mengatakannya kepada didapatkan dari video legenda tersebut. anak kita, Sangkuriang.” Ada delapan belas nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Kementrian Kutipan di atas merupakan sikap Pendidikan Nasional meliputi: (1) religius, (2) bertanggung jawab atas perkataan yang jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, dikatakan Dayang Sumbi, karena dia (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa menyanggupi atas perintah suaminya yang ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) bernama Tumang yaitu, tidak akan

75 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 72-77 menceritakan kepada Sangkuriang, bahwa Sesungguhnya aku Dayang Tumang adalah ayahnya. Hal tersebut terbukti Sumbi, ibu kandungmu” ketika Dayang Sumbi marah ketika dia tau Tumang dibunuh oleh Sangkuriang. Dengan Kutipan tersebut menjelaskan bahwa keadaan tersebut, Dayang Sumbi tetap sikap Dayang Sumbi termasuk dalam kategori berpegang teguh dengan ucapannya, bahwa dia nilai kejujuran yaitu, dia mengakui bahwa tidak akan menceritakan sosok ayah yang Dayang Sumbi adalah ibunda Sangkuriang. sebenarnya kepada Sangkuriang. Hal ini dapat dibuktikan sampai akhir cerita, bahwa dayang Kerja Keras sumbing bertanggung jawab atas ucapannya Kerja keras merupakan suatu tindakan yang ingin memegang teguh pesan yang yang bersungguh-sungguh, sekuat daya dan disampaikan oleh Tumang, suaminya. tenaga, penuh semangat, pantang menyerah dalam mengatasi berbagai hambatan guna Jujur menyelesaikan tugas ataupun untuk mencapai Jujur merupakan perilaku yang suatu tujuan, yang dapat dicontohkan pada didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai kutipan sebagai berikut. orang yang selalu dapat dipercayadalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap jujur Dayang Sumbi: “Aku ingin kamu mengubah dalam legenda Sangkuriang dan Tangkuban bukit itu menjadi bendungan Perahu tedapat dua kutipan yang dapat dan membuat perahu untuk dibuktikan sebagai berikut. menyusuri bendungan Suatu hari Sangkuriang diperintaholeh tersebut. Semua itu harus ibundanyauntuk pergi mencari hewan buruan sudah selesai sebelum fajar yang akan dijadikan hidangan untuk para tamu menyingsing.” di kerajaan. Sangkuriang: “Baiklah aku akan mewujudkan semua permintaanmu.” Sangkuriang :“...itu ibunda, aku sudah membunuhnya dan kujadikan Berdasarkan kutipan di atas, tuturan hewan buruan kemarin” yang dikatakan oleh Sangkuriang menunjukkan bawah terdapat sikap kerja keras, walaupun dia Kutipan tersebut menjelaskan bahwa mengetahui bahwa permintaan tersebut tokoh Sangkuriang berupaya untuk jujur atas sangatlah sulit. Selain kutipan di atas, terdapat tindakan yang dilakukannya, walaupun hal kutipan lain yang menunjukkan sikap kerja tersebut merupakan tindakan yang salah di keras sebagai berikut. mata Dayang Sumbi. Kutipan lain yang berkenaan dengan nilai kejujuran sebagai Sangkuriang : “Sekarang tinggal membuat berikut. perahu besar untuk Suatu hari Dayang Sumbi dan menyebrangi bendungan itu. Sangkuriang dipertemukan di suatu hutan. Aku pasti bisa.” Mereka tidak saling mengetahui satu sama lain dan akhirnya Dayang Sumbi dilamar oleh Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Sangkuriang. Beberapa hari sebelum Dayang Sangkuriang memiliki sikap pekerja keras Sumbi dilamar oleh Sangkuriang, Dayang dengan bukti perkataan yang diungkapkan Sumbi melihat bekas luka pukul di kepala “Aku pasti bisa” dengan bersungguh-sungguh Sangkuriang hingga akhirnya Dayang Sumbi dan pantang menyerah menyelesaikan semua sadar bahwa dia anaknya. Dayang Sumbi permintaan Dayang Sumbi. mempunyai rencana untuk menggagalkan rencana lamaran tersebut dengan suatu SIMPULAN permintaan yang begitu mustahil untuk Inovasi pembelajaran melalui media dilakukan. video mampu mempermudah siswa dalam Pada suatu hari dayang Sumbi mengaku memahami dan mengambil nilai-nilai bahwa dia adalah ibunda Sangkuriang, yang pendidikan karakter, sehingga siswa dapat dapat dilihat pada kutipan berikut. dengan mudah menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter di dalam dan di luar Dayang Sumbi: “Bagaimana mungkin aku sekolah. Integrasi pendidikan karakter ke menikahimu, anakku. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, salah

76 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 72-77

satunya dengan pengajaran legenda melalui Istarani. 2014. Kurikulum Sekolah Berkarakter legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu. (KTSP & Kurikulum 2013) . Medan: Legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu Media Persada. terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan karakter. Peneliti menemukan nilai tanggung Mantasiah, R. 2016. Media Pembelajaran Anti jawab, jujur, kerja keras melalui tokoh Dayang Korupsi Berbasisi Gender untuk sumbi, Tumang, dan Sangkuriang. Menanamkan Nilai-Nilai Kejujuran Sejak di SD. Jurnal Penelitian DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Insani , 19(2)

Anitah, S. 2014. Media Pembelajaran . Mardalea, B., dkk. 2019. Pengaruh Media Surakarta: UNS Press. Video Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Kelas V Sekolah Dasar Se-Kota Daryanto. 2015. Media Pembelajaran . Bengkulu. JURIDIKDAS: Jurnal Riset Bandung: Satu Nusa Pendidikan Dasar , 2(2): 120-125.

F. Camastra and A. Vinciarelli. 2015. Machine Marzuki. 2012. Pengintegrasian Pendidikan Learning for Audio , Image and Video Karakter dalam Pembelajaran di Analysis: Theory and Applications . Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter London: Spinger. (JPKA) ., (1): 122370.

Habib, Mustafa. et al., 2019. Media Maunah, Binti. 2016. “Implementasi Development of Video Learning in the Pendidikan Karakter Dalam Social Discussion of Social Problems in Pembentukan Kepribadian Holistik Social Science (IPS) Lesson of Class IV Siswa.” Jurnal Pendidikan Karakter in Public Elementary School (SDN) (1):90–101. 135911 Tanjungbalai Academic Year 2018-2019. Budapest International Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Research and Critics in Linguistics and Karakter . Jakarta: Bumi Aksara. Education (BirLE) Journal , 2(3), 223- Sudrajat, Ajat. 2011. “Mengapa Pendidikan 236 . Karakter.” Jurnal Pendidikan Karakter 1(1):47–58. Hadi, S. 2017. Efektivitas Penggunaan Video sebagai Media Pembelajaran untuk S. Chotimah, M. Bernard, and S. M. Siswa Sekolah Dasar. Transformasi Wulandari, “Contextual approach using Pendidikan Abad 21 : 96-102. VBA learning media to improve students ’ mathematical displacement and disposition ability,” J. Phys. Conf. Ser. , 948(1) p. 12025, 2018.

.

77 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

PENERAPAN PENATAAN KELAS YANG RAMAH ANAK DI SEKOLAH DASAR INKLUSI : STUDI DESKRIPTIF

Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, dan Laurensia Aptik Evanjeli

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Email: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Info Artikel Abstract

The purpose of this study is to describe the classroom arrangement that is child-friendly in Sejarah Artikel: four elementary schools inclusion in the Yogyakarta City and Sleman Regency Regions. Diserahkan 30 Januari 2020 This research is a descriptive qualitative research with descriptive study method. The Direvisi 4 Maret 2020 subjects of this study were classroom teachers, teacher assistants, and. principals. Disetujui 4 Maret 2020 Researchers collected data using interview, observation, and documentation techniques. The results obtained in this study are (1) the use of time for teaching and non-teaching activities utilizing the existing classroom structuring settings, because placing children Keywords: according to the needs of children, (2) the teacher groups children by generalizing each classroom arrangement, group and not differentiated (number and composition of group members) by utilizing the children with special needs existing class settings (3) physical elements of the class that have not been implemented properly are class libraries, of the four schools there is only one school that provides class libraries or reading corners

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penataan kelas yang ramah anak di empat sekolah dasar inklusi Wilayah Kabupaten Yogya Kota dan Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah guru kelas, guru pendamping, dan kepala sekolah. Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) pemanfaatan waktu untuk kegiatan pengajaran dan non-pengajaran memanfaatkan seting kelas penataan kelas yang sudah ada, karena menempatkan anak sesuai dengan kebutuhan anak, (2) guru mengelompokkan anak-anak dengan menyamaratakan setiap kelompok dan tidak dibeda-bedakan (jumlah dan komposisi anggota kelompok) dengan memanfaatkan seting kelas yang ada (3) unsur fisik kelas yang belum diterapkan dengan baik adalah perpustakaan kelas, dari keempat sekolah hanya ada satu sekolah yang menyediakan perpustakaan kelas atau pojok baca

© 2020 Universitas Muria Kudus

Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Penerapan Penataan Kelas Yang Ramah Anak Di Sekolah Dasar Inklusi: Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 78-82

PENDAHULUAN Atmaja (2018:1-2) mendeskripsikan Pendidikan inklusif merupakan suatu bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK) strategi untuk mempromosikan pendidikan merupakan anak yang memiliki ciri-ciri yang universal yang efektif karena dapat menciptakan berbeda dengan anak-anak pada umumnya, sekolah yang responsif terhadap beragam mereka mengalami hambatan dalam kebutuhan aktual dari anak dan masyarakat. pertumbuhan dan pekembangannya. anak Dengan demikian pendidikan inklusif menjamin berkebutuhan khusus merupakan jenis gangguan akses dan kualitas. Salah satu tujuan pendidikan yang dapat terjadi pada siapa saja khususnya inklusif adalah mendidik anak yang pada balita sehingga peran orang tua sangat berkebutuhan khusus akibat kebutuhannya di diperlukan dalam mengamati pertumbuhan dan kelas regular bersama dengan anak-anak lain perkembangan anaknya, salah satunya, yaitu yang tidak berkebutuhan khusus, dengan dengan mengidentifikasi atau mengenali jenis dukungan yang sesuai dengan kebutuhannya, di dan karakteristik anak berkebutuhan khusus. sekolah yang dekat dengan lokasi rumahnya Anak berkebutuhan khusus sendiri dapat (Ilahi, 2016: 23). menempuh pendidikannya di Sekolah Luar Biasa Pendidikan inklusif adalah sistem (SLB) atau sekolah inklusi. Sekolah luar biasa penyelenggaraan pendidikan yang memberikan merupakan salah satu layanan pendidikan yang kesempatan kepada semua peserta didik yang menempatkan anak berkebutuhan khusus dalam memiliki kelainan dan potensi kecerdasan atau kelompok yang memiliki karakteristik khusus bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau yang sama. Sekolah inklusi adalah pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan penyelenggara pendidikan yang memberikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada kesempatan kepada semua peserta didik yang umumnya. Pada pendidikan dasar, sistem memiliki kelainan dan memiliki potensi pendidikan yang inklusif perlu mendapat kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk perhatian lebih. Pendidikan inklusi sebagai mengikuti kegiatan pembelajaran dalam satu layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak lingkungan pendidikan bersama-sama dengan berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama peserta didik pada umumnya. dengan anak yang tidak mengalami kebutuhan Sekolah inklusi yang baik harus secara khusus di kelas. Menerima anak memenuhi aspek-aspek sekolah inklusi agar berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar terdekat tujuan pendidikan tercapai. Ada 8 aspek sekolah (dari tempat tinggal) terkadang merupakan salah inklusi yang dapat digunakan sebagai salah satu satu keinginan dari orang tua yang memiliki anak acuan atau pedoman yaitu, penerimaan peserta berkebutuhan khusus (Ilahi, 2016: 25). didik baru (PPDB), identifikasi, kurikulum Illahi (2016: 26) menjelaskan bahwa fleksibel, merancang bahan ajar dan kegiatan konsep pendidikan inklusi merupakan konsep pembelajaran yang ramah anak, penataan kelas pendidikan yang mempresentasikan keseluruhan ramah anak, asesmen, pengadaan dan aspek yang berkaitan dengan keterbukaan dalam pemanfaatan media pembelajaran adaptif, dan menerima anak berkebutuhan khusus untuk penilaian dan evaluasi pembelajaran. Di memperoleh hak dasar mereka sebagai warga beberapa sekolah, aspek-aspek tersebut ada yang negara. Sering kali dijumpai kasus-kasus ABK sudah terlaksana dengan baik ada juga yang yang sulit bersosialisasi dengan teman belum terlaksana dengan maksimal. sebayanya, mereka cenderung menyendiri, Penataan kelas ramah anak adalah salah menjadi seorang pendiam, sensitif dan minder. satu aspek sekolah inklusi. Penataan kelas ramah Melalui pendidikan inklusi ini anak anak adalah upaya pengelolaan ruang kelas berkebutuhan khusus dapat memperoleh fasilitas tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan yang sama dengan anak-anak pada bagi anak berkebutuhan khusus dengan anak umumnya. Jika sebuah sekolah sudah ditunjuk tidak berkebutuhan khusus. Dalam pengelolaan oleh pemerintah untuk melaksanakan pendidikan ruang kelas dapat meliputi (a) penataan unsur inklusi maka sekolah tersebut harus mau untuk fisik seperti penggunaan dinding, lebar ruangan, menerima peserta didik yang memiliki dan pencahayaan, (b) rutinitas ruang kelas untuk kebutuhan khusus. Penyelenggaraan pendidikan kegiatan akademis maupun non-akademis, (c) inklusi berarti membaurkan ABK dengan anak iklim ruang kelas atau sikap terhadap perbedaan pada umumnya dan diharapkan supaya individual, (d) pengelolaan perilaku, seperti pembauran tersebut dapat berdampak positif bagi peraturan kelas dan pemantauannya, (e) seluruh anak, misalnya perasaan saling pemanfaatan waktu untuk kegiatan pengajaran menghargai membantu antara ABK dan yang dan non pengajaran (Kustawan 2013: 61). bukan.

79 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Penerapan Penataan Kelas Yang Ramah Anak Di Sekolah Dasar Inklusi: Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 78-82

Berdasarkan penelitian yang telah khusus tidak dibiarkan duduk sendiri, guru dilakukan sebelumnya, peneliti memfokuskan menggabungkan anak-anak reguler dan anak pada penerapan kelas yang ramah anak di yang berkebutuhan agar duduk satu meja. Selain Wilayah Kabupaten Yogya Kota dan Kabupaten untuk membantu proses belajar pada anak yang Sleman. Berakar dari latar belakang yang memiliki kebutuhan, menempatkan anak reguler disebutkan di atas, peneliti melakukan penelitian bersama dengan anak berkebutuhan dapat dengan judul “Penataan Kelas Yang Ramah membuat anak berkebutuhan khusus menjadi Anak di Sekolah Inklusi : Studi Deskriptif”. percaya diri dan tidak merasa disendirikan. Kenyamanan anak dalam proses belajar METODE PENELITIAN juga sangat diperhatikan. Hal tersebut sesuai Jenis penelitian yang dilakukan dalam dengan penjelasan Kustawan dan Hermawan penelitian ini adalah penelitian kualitatif (2013:115) yang menyatakan bahwa deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah menciptakan suasana belajar yang metode penelitian yang berlandaskan pada menggairahkan perlu memperhatikan filsafat postpositivisme , digunakan untuk pengaturan/ penataan ruang kelas. Berbeda meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dengan SD Harapan Mulia, guru kelas mengatur (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penataan tempat duduk mereka berdasarkan peneliti sebagai instrument kunci, teknik kesepakatan bersama. Alasannya agar anak tidak pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi bosan dan belajar bertanggung jawab untuk (gabungan), analisis data bersifat pilihannya. Anak dibebaskan untuk memilih induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif tempat duduk namun guru juga tetap mengawasi lebih menekankan makna dari pada generalisasi dan memberikan konsekuensi. (Sugiyono, 2014). Penelitian dilakukan di kelas atau sekolah Rutinitas Ruang Kelas Untuk Kegiatan dasar inklusi yang ada di provinsi DIY dengan Akademis Maupun Non-akademis nama samaran SD “Mekar Jaya”, SD “Cinta Rutinitas ruang kelas dapat meliputi Kasih”, SD “Pagi Cerah”, SD “Harapan Mulia”. pengelompokan anak dalam proses Nama samaran digunakan untuk menjaga pembelajaran. Guru memposisikan anak kerahasiaan identitas dari sekolah tersebut. berkebutuhan khusus dengan anak yang reguler Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019 dengan cara disamakan artinya guru akan sampai dengan bulan April 2019. Subjek pada membuat anak reguler dengan anak penelitian ini ialah kepala sekolah, guru kelas berkebutuhan menjadi satu kelompok tanpa dan guru pendamping khusus. membanding-bandingkan. Sutopo (2009:211) Penelitian ini menggunakan penelitian menjelaskan dasar-dasar pengelompokan siswa semi terstruktur sebagai teknik pengumpulan yaitu berdasarkan kemampuan peserta didiknya data yang lain menggunakan wawancara, diantaranya; 1) friendship grouping yaitu observasi dan dokumentasi. Data kualitatif yang pengelompokan peserta didik berdasarkan pada diperoleh dianalisis dengan cara mereduksi data, kesukaan memilih teman. 2) achievement mendisplay data, serta conclusion grouping yaitu pengelompokan siswa didasarkan drawing/verification . prestasi yang dicapai. 3) aptitude grouping, yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan atas HASIL DAN PEMBAHASAN kemampuan dan bakat sesuai yang dimiliki Pemanfaatan Waktu Untuk Kegiatan siswa. Guru mengelompokan anak tidak Pengajaran dan Non-pengajaran berdasarkan dengan kesukaan memilih teman Penataan kelas di SD Mekar Jaya maupun prestasi, namun guru mengelompokan termasuk dalam pemanfaatan waktu untuk dengan meyamaratakan semua anak yang ada di kegiatan pengajaran, cara guru untuk mengatur dalam kelas. Tujuan dibuat menjadi satu kelas dengan cara menempatkan anak yang kelompok yaitu agar anak reguler dapat memiliki kebutuhan khusus seperti anak low membantu anak-anak berkebutuhan dalam vision di depan serta anak tunadaksa di dekat mengerjakan tugas yang guru berikan. Guru juga pintu agar mudah akses untuk keluar masuk ke harus adil dalam membuat kelompok, anak yang dalam kelas. Anak-anak yang slow learner pandai tidak boleh dikelompokan dengan anak duduk sejajar dengan tempat duduk gurunya, yang pandai karena hal tersebut akan berdampak agar memudahkan guru untuk menjelaskan dalam proses belajar. materi dan membantu anak. Semua tempat duduk Komposisi kelompok yang berisi anak menghadap ke depan dengan penataan yang laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan sejajar. Anak-anak yang memiliki kebutuhan perempuan juga tidak diperbolehkan. Jumlah

80 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Penerapan Penataan Kelas Yang Ramah Anak Di Sekolah Dasar Inklusi: Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 78-82 anggota kelompok disesuaikan dengan jumlah dan Kabupaten Yogyakarta ada yang sudah siswa per kelas. Anak-anak harus mampu bekerja diterapkan ada pula yang belum menerapkan. dalam kelompok karena guru ingin menanamkan Penataan kelas yang ramah anak di sikap kerjasama dan solidaritas yang tinggi. keempat SD ini meliputi 1) mengelola kelas Anak berkebutuhan khusus diharapkan juga untuk mengoptimalkan proses pembelajaran/ mampu bekerja dalam kelompok, kerja belajar mengajar sudah diterapkan oleh guru kelompok sangat berguna bagi anak-anak dengan mengatur tempat duduk para siswa sesuai berkebutuhan khusus. Meskipun ada beberapa kebutuhannya masing-masing dan juga me rolling anak yang mau mengerjakan tugas kelompok dan setiap seminggu sekali agar anak-anak tidak ada yang tidak. bosan, 2) rutinitas ruang kelas pada saat kegiatan akademik dengan membuat kelompok belajar Pengelolaan Ruang Kelas dimana anak yang berkebutuhan khusus Hasil dari wawancara bentuk dan ukuran dikelompokkan dengan anak regular, 3) kelas di SD Mekar Jaya dan ketiga SD lainnya pengelolaan ruang kelas sudah diterapkan yaitu sesuai dengan standart ruangan kelas pada dengan cukup baik, melihat fasilitas kelas dari umumnya. Menurut Peraturan Menteri mulai ventilasi dan pencahayaan yang cukup, Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 ruang kelas yang luas dan bersih, serta fasilitas tentang standar sarana dan prasarana sekolah pendukung lainnya dan bentuk meja kursi yang bahwa ruang kelas harus memiliki standar sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta Namun, belum tersedia pojok baca di dalam didik. (Karwati & Priansa, 2014: 46). Bentuk kelas. Hal ini sangat penting untuk anak-anak kelas di Mekar Jaya yaitu persegi dengan ukuran dikarenakan akan membantu 56 anak untuk sekitar 10mx10m. Ukuran kelas disesuaikan menumbuhkan minat baca anak. dengan jumlah siswa, mengingat ada siswa berkebutuhan khusus dalam kelas maka penataan DAFTAR PUSTAKA kelas disusun sebaik mungkin. Hal ini juga dinyatakan oleh Friend dan Bursuck (2015:288- Bappeda DIY. 2013. Grand design revitalisasi 292) bahwa penataan unsur fisik yang ada di peran keluarga dalam rangka ruang kelas dapat mempengaruhi kondisi dan peningkatan kesejahteraan sosial anak . suasana belajar bagi anak yang berkebutuhan Daerah Istimewa Yogyakarta. khusus dan anak yang tidak berkebutuhan khusus. Untuk itu kelas dibuat senyaman Ilahi, M.T. 2013. Pendidikan iklusif, konsep dan mungkin agar anak-anak dapat mengikuti proses aplikasi . Yogyakarta: AR-RUZZ Media. pembelajaran dengan baik dan nyaman. Penataan meja kursi yang baik seharusnya Kustawan dan Hermawan. 2013. Model berkelompok, karena akan memudahkan guru implementasi pendidikan inklusif ramah dalam menjelaskan materi. Namun mengingat anak . Jakarta: PT. Luxima Metro Media. sekolah ini adalah sekolah inklusi, yang menerima semua anak berkebutuhan khusus Melinda, E. S. 2013. Pembelajaran adaptif anak termasuk anak yang low vision maka agak sulit berkebutuhan khusus . Jakarta: Luxima membuat penataan kelas untuk meja dan kursi Metro Media. yang berkelompok. Idealnya untuk jumlah siswa setiap kelasnya antara 10-20 anak. Jumlah siswa Mulyasa. 2016. Pengembangan dan yang terlalu banyak juga tidak kondusif untuk implementasi kurikulum 2013 . Bandung: pembelajaran, karena banyaknya siswa perhatian PT. Remaja Rosdakarya. dan fokus guru dalam menyampaikan materi yang kadang tidak tersampaikan dengan baik. SD Mustikasari, L. 2017. Survei penyelenggaraan Mekar Jaya memiliki 94 siswa, dan rata-rata per sekolah dasar inklusi di wilayah kelas jumlah siswa antara 1-20 anak. Kabupaten Bantul . Universitas Sanata Dharma. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah Mzizi, N.A. 2014. Curriculum adaptations fo dilakukan di keempat SD wilayah Kabupaten learners with learning impairments in Sleman dan Kabupaten Yogyakarta dapat foundation phase in thabo mofutsanyana disimpulkan bahwa penataan kelas yang ramah education district, free state province . anak di keempat SD wilayah Kabupaten Sleman (online). http://ir.cut.ac.za/bitstream/handle/11462/

81 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Penerapan Penataan Kelas Yang Ramah Anak Di Sekolah Dasar Inklusi: Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 78-82

250/Mzizi,%20Nompumelelo%20Alzinah Suharsiwi. 2016. Adaptasi kurikulum pendidikan .pdf?sequence=1 . (diakses pada 15 Juli inklusif siswa dengan hambatan sosial 2019). emosional di sekolah dasar. Jurnal Prespektif Ilmu, 30, 1, 3-40. Prastowo, A. 2014. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian . Sulistianingsih, Y. R. 2017. Survei Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. penyelenggaraan sekolah dasar inklusi di wilayah Kota Yogyakarta . Universitas Sabatiana, R. C. 2017. Survei penyelenggaraan Sanata Dharma. sekolah dasar inklusi di wilayah Kabupaten Kulon Progo . Universitas Sunardi, Yusuf, M., Gunarhadi, Priyono, & Sanata Dharma. Yeager, J. L. 2011. The implementation of inclusive education for students with special needs in Indonesia. Exellence in Higher Education , 2, 1–10.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 4 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

82 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

ADAPTASI KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR INKLUSI: STUDI DESKRIPTIF

Virgine Evita Puspardani, Laurensia Aptik Evanjeli, dan Brigitta Erlita Tri Anggadewi

Universitas Sanata Dharma Email: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Info Artikel Abstract

The purpose of this study was to describe the curriculum adaptation in elementary Sejarah Artikel: inclusive school. Qualitative research was conducted in this study with descriptive study Diserahkan 30 Januari 2020 method. The research subjects were principals, teachers, and shadow teachers in four Direvisi 4 Maret 2020 inclusive elementary schools in Yogyakarta. Data collection techniques in this research Disetujui 4 Maret 2020 were obtained by semi-structured interviews, non-participative observation, and documentation. The obtained data were analyzed by data reduction, presentation, and conclusion. The results of this research concluded that (1) the curriculum used by schools Keywords: were a curriculum corresponding the government regulations. (2) The implementation of curriculum adaptation , the curriculum applied by the school was an adaptation of the curriculum by adapting the elementary inclusive school, general curriculum (curriculum 2013) to all student. The school was modifying the children with a disability curriculum for children with a disability by giving lower level of material and questions. (3) The curriculum used by the school had developed the character of the children: discipline, self-confidence, politeness, and respectful

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adaptasi kurikulum di sekolah dasar inklusi. Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini dengan metode studi deskripif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru kelas atas dan bawah, dan Guru Pendamping Khusus (GPK) di empat SD Wilayah Kota Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan wawancara semiterstruktur, observasi non partisipatif, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini antara lain: (1) kurikulum yang digunakan sekolah adalah adaptasi kurikulum sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu kurikulum 2013. (2) Kurikulum yang diterapkan sekolah adalah kurikulum nasional (kurikulum 2013) yang berlaku untuk semua anak. Sekolah memodifikasi kurikulum nasional bagi siswa berkebutuhan khusus dengan memberikan materi dan soal-soal yang tingkatnya lebih rendah dari teman sebayanya. (3) Kurikulum yang digunakan sudah menumbuhkan karakter pada anak, antara lain disiplin, kepercayaan diri, sopan santun, dan saling menghormati

© 2020 Universitas Muria Kudus

Virgine Evita Puspawardani, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Adaptasi Kurikulum Di Sekolah Dasar Inklusi Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 83-87

PENDAHULUAN dimiliki peserta didik. Undang-undang nomor Pendidikan inklusi merupakan sarana 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus Nasional mengartikan kurikulum sebagai suatu untuk dapat ikut serta belajar bersama dengan perangkat yang menguraikan pedoman teman sebayanya di sekolah reguler (Ilahi, penyelenggaraan pembelajaran sehingga dapat 2013: 23). Anak yang memiliki kebutuhan mencapai tujuan pembelajaran. Dengan khusus memiliki kelebihan dan potensi yang demikian, uraian dalam kurikulum bersifat berbeda-beda, oleh sebab itu pendidikan inklusi ideal agar pendidikan terselenggara sesuai diharapkan sebagai wadah untuk menuntun dengan tujuannya. Permendiknas nomor 70 anak berkebutuhan khusus mengembangkan tahun 2009 menyebutkan bahwa sekolah kelebihan dan potensi yang mereka miliki. inklusi diharapkan menggunakan kurikulum Demi menunjang kelancaran proses yang sesuai dengan satuan pendidikan dengan pengembagan potensi setiap peserta didik mengakomodasi kemampuan peserta didik termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), (Menteri Pendidikan Nasional, 2009). Sekolah penyelenggaraan pendidikan inklusif yang inklusi yang mempertemukan anak sudah ditetapkan Direktorat PSLB 2004 berkebutuhan khusus dengan anak seusianya menuntut pihak sekolah melakukan memerlukan penyesuaian kurikulum sehingga penyesuaian, baik dari segi kurikulum, sarana pembelajaran yang terlaksana sesuai dengan dan prasarana pendidikan maupun sistem kemampuan setiap anak. pembelajaran dengan kebutuhan individu Kustawan dan Hermawan (2013) peserta didik. memaparkan kurikulum yang fleksibel idealnya Jumlah sekolah inklusi yang terdapat di disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, sekolah yang beranggotakan kepala sekolah, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul guru kelas, guru mata pelajaran, guru sebanyak 132 sekolah. Pendataan jumlah anak bimbingan dan konseling (konseslor), guru berkebutuhan khusus secara menyeluruh cukup pembimbing khusus, orang tua, dan ahli sulit dilakukan mengingat kesadaran orang tua (profesional) lainnya sesuai kebutuhan seperti terhadap karakteristik ABK masih lemah. Data psikolog dan terapis. Suharsiwi (2016) Bappeda DIY (2013) melaporkan bahwa melakukan penelitian tentang adaptasi jumlah peserta didik berkebutuhan khusus di kurikulum di suatu SD inklusi. ABK di SD SD inklusi sebanyak 2.121 orang. Data tersebut rata-rata berada di kelas regular antara selengkapnya disajikan dalam tabel berikut. 50% sampai dengan 75% dari waktu belajar di sekolah, sebagian waktu lainnya adalah di kelas Tabel 1 Jumlah Peserta didik Berkebutuhan LSD ( Learning Support Department ), dan Khusus tingkat TK hingga SMA di DIY tahun belajar secara individual atau sekitar 3-4 anak. 2013 Adaptasi kurikulum yang dilakukan di SD Peserta didik di luartersebut mempertimbangkan kemampuan anak, Kabupaten/ Jumlah sekolah inklusi danmeski kemampuan anak masih terbatas. SD Kota ABK tidak bersekolah (TKSekolah melakukan pendampingan hingga SMA) keterampilan sosial dan keterampilan Kulon membaca, menulis, berhitung agar peserta 687 189 491 Progo didik siap mengikuti kelas reguler. Bantul 842 573 220 Penelitian dengan skala lebih luas Gunung dilakukan melalui penelitian survei untuk 851 686 37 Kidul mengetahui penerapan adaptasi kurikulum di Sleman 864 484 306 sekolah-sekolah inklusi. Survei yang dilakukan Kota terhadap 11 sekolah inklusi di Kulon Progo 269 189 35 Yogyakarta menunjukkan bahwa sebanyak 33,85% sekolah Jumlah 3.513 2.121 1.089 inklusi memiliki tim pengembang kurikulum dan 46,15% sekolah melakukan penyesuaian Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan tingkat, perkembangan masih banyak peserta didik yang belum maupun karakteristik anak berkebutuhan terakomodasi dalam sekolah inklusi. khusus (Sabatiana, 2017). Survei serupa juga Penyelenggaraan sekolah inklusi memerlukan dilakukan terhadap 11 sekolah inklusi di Kota adaptasi kurikulum untuk dapat menyesuaikan Yogyakarta yang menunjukkan bahwa terdapat kurikulum nasional dengan kemampuan yang 34,88% sekolah memiliki tim pengembang kurikulum dan 30,23% melakukan penyesuaian

84 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Virgine Evita Puspawardani, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Adaptasi Kurikulum Di Sekolah Dasar Inklusi Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 83-87 pembelajaran (Sulistianingsih, 2017). Hasil lanjut. Hasil kajian dari studi kasus khusus survei terhadap 9 sekolah inklusi di Bantul berupa kesimpulan yang khusus atau sulit menunjukkan bahwa 42,3% sekolah melakukan diterapkan pada situasi pada umumnya. penyesuaian kurikulum dan 67,9% sekolah Penelitian dilakukan di empat sekolah melakukan penyesuaian pembelajaran dasar inklusi di Kota Yogyakarta, yaitu SD a, (Mustikasari, 2017). Sembilan sekolah inklusi SD b, SD c, dan SD d. Nama keempat sekolah di Sleman melaporkan bahwa 72,3% sekolah tersebut adalah nama samara untuk menjaga inklusi memiliki tim pengembang kurikulum identitas sekolah. Penelitian dilaksanakan pada dan 83% sekolah inklusi melakukan bulan Maret hingga April 2019. Subjek pada penyesuaian pembelajaran. penelitian ini ialah kepala sekolah, guru kelas Keempat survei tersebut memberikan atas, guru kelas bawah, dan guru pendamping informasi bahwa sebagian sekolah inklusi khusus. Objek penelitian ini adalah penerapan belum mempersiapkan adaptasi kurikulum adaptasi kurikulum yang mencakup sesuai dengan karakteristik peserta didik. penggunaan kurikulum, penyusunan Dengan demikian, sebagian sekolah inklusi kurikulum, penerapan kurikulum, dan karakter masih mengalami kendala dalam adaptasi kurikulum. kurikulum. Survei dengan cakupan yang lebih Teknik pengumpulan data penelitian ini luas dilakukan terhadap 186 sekolah inklusi di adalah observasi partisipatif, wawancara Palembang, Solo, Wonogiri, Sukoharjo, semiterstruktur, dan studi dokumentasi, dan Karanganyar, Boyolali, dan Makasar gabungan antara ketiganya atau triangulasi. menunjukkan hasil bahwa 56% sekolah Data kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan melakukan modifikasi kurikulum, 42% sekolah cara reduksi data, display data, dan verifikasi melakukan modifikasi kompetensi dasar, dan data. 53% sekolah inklusi melakukan modifikasi di tingkat kompetensi lulusan. Meski demikian, HASIL DAN PEMBAHASAN hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa Tiga sekolah (SD a, b, d) menggunakan 85% sekolah melakukan modifikasi pada kurikulum 2013 untuk semua kelas, sedangkan materi pembelajaran (Sunardi, Yusuf, SD c menggunakan KTSP (kelas 3 dan 6) dan Gunarhadi, Priyono, & Yeager, 2011). kurikulum 2013. Keempat sekolah tersebut Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan kurikulum nasional yang berlaku menunjukkan adanya kendala dari sekolah di Indonesia. Kurikulum nasional tersebut inklusi untuk melaksanakan adaptasi diterapkan bagi peserta didik reguler maupun kurikulum. Penyesuaian yang dilakukan berupa peserta didik dengan kebutuhan khusus. Hasil penyesuaian materi pembelajaran. Sekolah penelitian ini sejalan dengan penelitian inklusi tentu memerlukan gambaran penerapan terdahulu yang melaporkan bahwa sebagian adaptasi kurikulum sehingga dapat melakukan sekolah inklusi yang melakukan adaptasi modifikasi kurikulum di sekolah masing- kurikulum (Sunardi et al., 2011). masing. Latar belakang ini menjadi dasar Selain menggunakan kurikulum penelitian ini mengenai penerapan adaptasi nasional, sekolah diharapkan menyusun kurikulum sekolah dasar inklusi di wilayah kurikulum yang sesuai dengan kemampuan Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah peserta didik. Hasil wawancara mengenai untuk mendeskripsikan penerapan adaptasi penyusunan kurikulum, SD a, b, c, dan d kurikulum sekolah dasar inklusi di wilayah menyusun kurikulum 2013 sesuai yang Kota Yogyakarta. ditetapkan pemerintah namun untuk memenuhi kebutuhan anak dilakukan penyesuaian. METODE PENELITIAN Penyusunan kurikulum untuk anak pada Jenis penelitian yang digunakan peneliti umumnya menggunakan kurikulum reguler adalah kualitatif. Penelitian ini menggunakan sedangkan untuk anak berkebutuhan khusus pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk dapat dilakukan modifikasi. Hasil observasi SD b menguraikan secara rinci penerapan adaptasi menunjukkan bahwa adaptasi kurikulum 2013 kurikulum di sekolah inklusi. Secara khusus, yang dilakukan sekolah berupa adaptasi penelitian ini menggunakan metode studi kurikulum dengan model modifikasi dari segi kasus. Basuki (dalam Prastowo, 2014:129) indikator dan soal yang disesuaikan dengan memaparkan bahwa studi kasus merupakan kebutuhan setiap anak. Melinda (2013) kajian yang dilakukan secara mendalam memaparkan bahwa adaptasi kurikulum dapat tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi dilakukan melalui lima cara, yaitu 1) ekshalasi tertentu yang memungkinkan uraian lebih atau berupa pengayaan dan percepatan program

85 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Virgine Evita Puspawardani, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Adaptasi Kurikulum Di Sekolah Dasar Inklusi Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 83-87 bagi anak yang memiliki kemampuan di atas mengingat SD c belum semuanya rata-rata; 2) duplikasi berupa penerapan seluruh menggunakan kurikulum 2013. Hasil dari SD d materi dan strategi pembelajaranreguler tanpa adalah kurikulum yang digunakan sudah penambahan maupun pengurangan; 3) berkarakter. Penerapan karakter dilakukan modifikasi terhadap materi, media dan strategi secara tidak sengaja, seperti berjabat tangan pembelajaran berupa penyesuaian ketiga hal dengan guru, mengucap salam, dan berdoa. tersebut sesuai kemampuan ABK; 4) subsitusi Berdasarkan hasil data observasi dari SD b berupa penggantian materi, media, dan strategi kurikulum yang digunakan sebagian sudah pembelajaran yang berlaku reguler; serta 5) menumbuhkan karakter. Mulyasa (2016:128- omisi, yaitu penghilang materi tertentu yang 129) memaparkan, bahwa pembentukan berlaku pada pembelajaran anak reguler. karakter dan kompetensi perlu diusahakan Mzizi (2014) menyatakan kurikulum untuk melibatkan peserta didik adalah adaptif membuat perubahan dengan memberikan kesempatan dan mengikutsertakan menghilangkan atau mengadaptasi bagian dari mereka untuk turut ambil bagian dalam proses kurikukulum seperti kegiatan belajara mengajar pembelajaran. Hasil data SD a, b, c, dan d dan yang memungkinkan peserta didik belajar dari teori Mulyasa di atas, kurikulum yang kurikulum yang didesain sesuai untuk diterapkan sudah menumbuhkan karakter kelompok usia mereka dalam setting dengan dibagi beberapa aspek. pendidikan inklusif. Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan inklusif adalah SIMPULAN kurikulum reguler yang berlaku di sekolah Penyesuaian yang dilakukan sekolah umum, akan tetapi dilakukan penyesuaian berupa penyesuaian indikator saat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan pembelajaran berlangsung, pemberian materi kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. sesuai kemampuan peserta didik. Sekolah Modifikasi kurikulum yang dilakukan keempat masih mengalami kendala untuk melakukan sekolah berupa merubah atau mengurangi adaptasi kurikulum yang sesuai dengan indikator dan pada saat latihan soal akan kemampuan anak. Kendala yang dihadapi menurunkan tingkatnya sesuai dengan sekolah adalah menyusun rancangan kegiatan kemampuan anak. sesuai kemampuan anak, seperti latihan Modifikasi untuk anak berkebutuhan keterampilan; menyusun rencana pembelajaran khusus umumnya diterapkan saat pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik; berlangsung, dengan cara menurunkan serta mengadakan pertemuan dengan pihak tingkatan soal, memberi waktu tambahan untuk terkait, seperti orang tua, guru, kepala sekolah, anak berkebutuhan khusus dalam dan ahli terkait. Adaptasi kurikulum yang menyelesaikan, dan memberi pendekatan digunakan sekolah berupa modifikasi, yaitu khusus. Cara adaptasi kurikulum yang menggunakan sebagian atau seluruh materi, dilakukan oleh keempat sekolah berupa media, prosedur, dan strategi pembelajaran modifikasi. Melinda (2013) menjelaskan bahwa yang dipergunaan pada pembelajaran reguler modifikasi dilakukan berupa sebagian atau disesuaikan dengan karakteristik ABK. keseluruhan materi, media, prosedur, dan strategi pembelajaran yang dipergunaan pada DAFTAR PUSTAKA pembelajaran anak reguler diadaptasi sedemikian rupa sehingga baik materi, media, Bappeda DIY. 2013. Grand design revitalisasi dan strategi pembelajarannya sesuai dengan peran keluarga dalam rangka karakteristik ABK. peningkatan kesejahteraan sosial anak . Selain modifikasi materi pembelajara, Daerah Istimewa Yogyakarta. sekolah diharapkan dapat menunjang karakter dari ABK. Hasil SD a menunjukkan kurikulum Ilahi, M.T. 2013. Pendidikan iklusif, konsep yang digunakan sudah menumbuhkan beberapa dan aplikasi . Yogyakarta: AR-RUZZ karakter dari setiap pembelajaran dan Media. pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan. SD b sudah menumbuhkan karakter yang dibagi Kustawan dan Hermawan. 2013. Model beberapa aspek, antara lain kedisiplinan, implementasi pendidikan inklusif ramah percaya diri, dan saling menghormati, selain itu anak . Jakarta: PT. Luxima Metro nilai rapor sudah dibagi setiap aspek. Karakter Media. yang dibagi beberapa aspek dalam kurikulum sudah sebagian dicanangakan oleh SD c,

86 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Virgine Evita Puspawardani, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, Laurensia Aptik Evanjeli Adaptasi Kurikulum Di Sekolah Dasar Inklusi Studi Deskriptif Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 83-87

Melinda, E. S. 2013. Pembelajaran adaptif Prastowo, A. 2014. Metode penelitian anak berkebutuhan khusus . Jakarta: kualitatif dalam perspektif rancangan Luxima Metro Media. penelitian . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa. 2016. Pengembangan dan Sabatiana, R. C. 2017. Survei penyelenggaraan implementasi kurikulum 2013 . Bandung: sekolah dasar inklusi di wilayah PT. Remaja Rosdakarya. Kabupaten Kulon Progo . Universitas Sanata Dharma. Mustikasari, L. 2017. Survei penyelenggaraan sekolah dasar inklusi di wilayah Suharsiwi. 2016. Adaptasi kurikulum Kabupaten Bantul . Universitas Sanata pendidikan inklusif siswa dengan Dharma. hambatan sosial emosional di sekolah dasar. Jurnal Prespektif Ilmu, 30, 1, 3- Mzizi, N.A. 2014. Curriculum adaptations fo 40. learners with learning impairments in foundation phase in thabo Sulistianingsih, Y. R. 2017. Survei mofutsanyana education district, free penyelenggaraan sekolah dasar inklusi state province . (online). di wilayah Kota Yogyakarta . http://ir.cut.ac.za/bitstream/handle/1146 Universitas Sanata Dharma. 2/250/Mzizi,%20Nompumelelo%20Alzi nah.pdf?sequence=1 . (diakses pada 15 Sunardi, Yusuf, M., Gunarhadi, Priyono, & Juli 2019). Yeager, J. L. 2011. The implementation of inclusive education for students with special needs in Indonesia. Exellence in Higher Education , 2, 1–10.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 4 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

87 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

KARAKTER SOSIAL DALAM POLA PENDIDIKAN MASYARAKAT PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DESA JEPANG KUDUS

Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie

PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus Email: [email protected] , [email protected]

Info Artikel Abstract

Purpose: (1) analyzing the social background of craftsmen community, (2) analyzing the Sejarah Artikel: educational design of the community by the craftsmen of the Kudus community. This Diserahkan 30 Januari 2020 research method through recognition models of community education to shape the Direvisi 4 Maret 2020 existence of community products . The results of this study are strived to maintain the Disetujui 4 Maret 2020 existence of anyaman bambu products that foster creativity in the creation of human

resources, empower the economy of the craftsman community (comunity economy), and

create changes from the social implications of the community (impact of change) in Keywords: accordance with the cultural inheritance on community . woven, bamboo, culture,education Abstrak Tujuan: (1) menganalisa latar belakang karakter sosial masyarakat pengrajin anyaman bambu desa Jepang, (2) menganalisa karakter sosial dalam pola pendidikan masyarakat oleh pengrajin produk anyaman bambu masyarakat Desa Jepang Kudus. Metode penelitian ini kualitatifuntukmendeskripsikan pendidikan masyarakat untuk membentuk eksistensi produk budaya masyarakat di Desa Jepang Kudus. Hasil penelitian ini diupayakan untuk mempertahankan eksistensi produk anyaman bambu yang menumbuhkan daya kreatifitas (creation ) sumber daya manusia, memberdayakan ekonomi masyarakat pengrajin (comunity economy ), dan menciptakan perubahan dari implikasi sosial masyarakat ( impact of change ) sesuai dengan kebutuhan pewarisan budaya anyaman bambu pada masyarakat desa Jepang Kudus.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 88-92

PENDAHULUAN Tabel 1. Kondisi Sosial Budaya Pewarisan Kudus sebagai bagian dari peradaban Budaya Anyaman Bambu budaya pesisir memiliki nilai akulturasi No Kompo Permasa Kendala budaya dengan pengaruh luar nen lahan Pewarisan (Koentjoroningrat, 1984). Namun secara Produk Pengrajin Budaya geografis, masyarakat Kudus tergolong 1 Desain Desain Pendidikan menempati pedalaman (desa atau kota) bukan Produk produk desain atau pesisiran. Penciri budaya yang berkembang stagnan sharing desain pada masyarakat Kudus berupa ajaran dengan ide dengan perdagangan pada agama Islam mengilhami kreatif yang generasi muda filosofi Gusjigang (Bagus, Ngaji, Dagang) bersifat tidak pada kehidupan sosial masyarakat Kudus. umum terbentuk Ragam komoditi dagang yang dikembangkan 2 SDM Daya inovasi Penerusan di Kota Kudus salah satunya adalah kriya. rendah, usaha tidak Produk-produk kriya yang dapat karena berjalan ditemukan diantaranya kerajinan anyaman bekerja karena dari bahan baku bambu yang memiliki berdasarkan penanaman kearifan lokal bahan baku bambu dari wilayah kebutuhan kesadaran desa Jepang Kudus. Produk kerajinan ekonomi terhadap anyaman bambu merupakan produk ekologi budaya kurang budaya yang memiliki sifat kealamiahan yang 3 Produksi Peralatan Kesulitan masih memperhatikan keberlangsungan produksi teknologi pemanfaatan dan daur ulang berbahan alam. masih menjadikan Steward dalam Irianto (2009) Fenomena desa manual, generasi sentra kriya anyaman bambu di Jepang pengerjaan penerus tidak menunjukkan kriya ini produk tradisi yang masih unjuk tumbuh di daerah pedesaan karena faktor mengguna kebolehan sumber daya alam. Perspektif ekologi budaya, kan pada bidang produk kerajinan tradisi ini dibuat sebagai kerajinan kriya namun produk budaya yang ditentukan oleh bahan tangan dan di bidang lain bakunya berupa bambu. Anyaman bambu varian digunakan sebagai perkakas rumah tangga komunal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan 4 Produk Pewarisan Desain pangan (biologis) dan sosial-budaya. budaya, tembikar dan Anyaman bambu pada dasarnya memiliki belum gerabah kedudukan yang sama dengan tembikar, adanya merupakan gerabah yang dibuat dengan pengaturan irat keterikatan produk atau bilah bambu. dengan tradisional Pengrajin anyaman bambu mengkreasi desain yang belum tembikar, gerabah atau perkakas rumah tangga unggulan tersentuh oleh berdasar ide dan kebutuhan pasar. Adapun kreatif ide generasi produk anyaman desa Jepang yang dihasilkan, anyaman muda antara lain: perkakas rumah tangga seperti bambu ekrak, besek, tambir, kalo, keranjang, tampah, dunak, tebok, irig, tikar, tas belanja; souvenir Produk anyaman bambu merupakan seperti: kipas tempat tisue, cup lampu dinding, produk alamiah yang berguna untuk cup lampu duduk; accesoris: caping, dompet; kepentingan hidup sehari-hari. Teknik dan produk lain seperti kurungan ayam dan menganyam bambu memiliki sifat matematis burung, gedheg (pembatas ruangan). Hasil dan rasional, yang membutuhkan ketelitian, kriya anyaman di Desa Jepang masih kesabaran, dan keuletan tingkat tinggi untuk mengalami kendala pada pewarisan produk membentuk strukturnya (Joedawinata, 2005: dan produksi anyaman bambu bagi keluarga 96). Proses perkembangannya, muncul karya perngrajin atau masyarakat wilayah desa bebas dapat dimanfaatkan menjadi produk Jepang. estetis yang dapat difungsikan dalam berbagai ekspresi. Sasaran perbaikan model desain pendidikan oleh pengrajin pada kerajinan

88 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 88-92 anyaman bambu dalam menghadapi tantangan pendidikan budaya anyaman bambu pelestarian budaya melalui pendidikan pada masyarakat Jepang. masyarakat adalah memfokuskan peran b) Pengamatan desain pendidikan budaya edukasi bersumber pada kehidupan anyaman bambu pada masyarakat masyarakat setempat terutama pengrajin Jepang. anyaman bamu melalui faktor sosial budaya c) Wawancara terhadap pengrajin dan dan ekonomi yang mempertimbangkan nilai- masyarakat sekitar nilai sosial budaya masyarakat desa Jepang Tahapan yang dilakukan untuk Kudus. mengetahui sejauh mana pendidikan yang tersalurkan oleh pengrajin untuk masyarkat METODE PENELITIAN sekitar merupakan pengembangan model Penelitian ini merumuskan bentuk desain pada pola masyarakat yang sudah desain pendidikan masyarakat oleh pengrajin terbentuk serta rekayasa sosial terhadap anyaman bambu desa Jepang Kudus yang masyarakat yang bersentuhan langsung melibatkan 2 orang pengrajin yaitu penghasil dengan budaya anyaman bambu. Langkah tembikar, gerabah dan kurungan. Berdasarkan berikutnya merupakan proses implikasi yang persoalan prioritas yang dialami subyek diamati dan dievaluasi oleh pengrajin dan penelitian, maka peneliti mencoba peneliti. Kesepakatan temuan digunakan untuk mendeskripsikan temuan kegiatan pendidikan menreview pola pendidikan yang paling masyarakat bagi generasi penerus penghasil efektif terhadap budaya anyaman bambu. produk anyaman bambu desa Jepang Kudus. Penggalian data melalui pendekatan kualitatif HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menggali dan menganalisis suatu Kondisi masyarakat pengrajin anyaman fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, bambu di desa Jepang Kudus merupakan kepercayaan, persepsi, pemikiran individu masyarakat pedesaan yang produktif. maupun kelompok (Sukmadinata, 2010: 60). Kreativitas terhadap produk anyaman bambu Teknik keabsahan data menggunakan masih menjadi prioritas bagi golongan tua di trianggulasi data dengan melakukan kritik wilayah desa Jepang. Aspek pengembangan terhadap data yang diperoleh untuk ekonomi kreatif anyaman bambu yang mendapatkan kevalidan data (Moleong, 2004: menjadi tugas masyarakat tidak berjalan 330). Analisis data pada penelitian kualitatif dengan baik (Sugiarto, 2018). dilakukan dengan teknik interactive model 1. Latar belakang sosial budaya masyarakat analysis (Miles dan Huberman, 1992: 20). pengrajin anyaman bambu desa Jepang Adapun langkah penelitian antara lain: Anyaman bamboo termasuk kriya yang 1. Eksplorasi sosial masyarakat pengrajin ditemukan di wilayah Asia, sebab sumber anyaman bambu desa Jepang melalui: daya yang dimanfaatkan berada di wilayah a) Wawancara terhadap pengrajin dan Asia (Kong, 2010). Iratan bamboo dibuat masyarakat sekitar mengenai latar dengan ukuran ketebalan 0,5mm untuk dapat belakang budaya anyaman bambu di dianyam menjadi berbagai desain tembikar, desa Jepang Kudus. gerabah atau perkakas rumah tangga. Seiring b) Studi literatur, peneliti melakukan dengan perkembangannya anyaman bamboo studi literatur mengenai budaya berkembang menjadi produk kandang, cup anyaman bambu lampu, angkringan dsb. c) Observasi lapangan, peneliti melakukan eksplorasi lingkungan setempat untuk mengumpulkan potensi lokalitas budaya anyaman bambu dari lingkungan setempat. d) FGD, peneliti menentukan latar belakang social budaya anyaman bambu. 2. Desain pendidikan masyarakat oleh pengrajin produk anyaman bambu masyarakat Desa Jepang Kudus, melalui : a) Curah pendapat antara pengerajin Gambar 1.Iratan Bambu dan peneliti mengenai desain

89 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 88-92

budaya, ekonomi kerakyatan, psikologi sosial, ekologi budaya, serta simbol geografis.

Gambar 2.Tembikar Anyaman Bambu

Gambar 4 Pewarisan Sosial Budaya Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu

Latar belakang budaya munculnya pola Gambar 3.Gerabah Anyaman Bambu masyarakat pengrajin anyaman bambu merupakan dampak pemanfaatan bahan alam Kepadatan penduduk di wilayah di lingkungan yang berlimpah, sedangkan Jepang terbagi ke dalam beberapa pemenuhan kebutuhan barang rumah tangga latarbelakang kehidupan sosial dan latar yang aman dan terjangkau menggunakan belakang pendidikan. Sumber ekonomi gerabah anyaman bambu. Konteks masyarakat Desa Jepang yang beraneka ragam keberagaman masyarakat Jepang sebagai menjadikan masyarakat memiliki konstruksi penghasil anyaman bambu bermula ketika sosial yang beragam. Masyarakat yang warga yang memiliki pekerjaan tetap (buruh berpendidikan menengah pertama pabrik, pedagang, swasta) memiliki waktu mengabdikan diri menjadi buruh pabrik rokok luang separuh hari untuk dimanfaatkan dan beberapa perusahaan komersial untuk menghasilkan kriya yang dapat menampak mencukupi kebutuhan hidup. Sebagian sector ekonomi keluarga. Tipe ekonomi memanfaatkan sektor pertanian dengan kerakyatan seperti pembagian tugas pembuatan genting dan batu bata Jepang yang pembuatan produk, desain produk, hingga terkenal kualitas tanah litanya di wilayah pemasaran dilakukan secara tradisional. Kudus dan sekitarnya. Ada pula pekerjaan Bahkan, tidak ada organisasi atau kelompok serabutan yang hamper menjadi pemandangan bersama yang mengatur alur ekonomi wajar di setiap halaman rumah warga yaitu masyarakat pengrajin. Sehingga, pengrajin pengrajin anyaman bambu. Kerajinan anyaman menyebut pekerjaan menganyam anyaman bambu menjadi ikonitas yang tidak adalah pekerjaan serabutan. bisa lepas dari usaha besar masyarakat Desa Pola psikologi sosial masyarakat Jepang untuk menghidupkan perekonomian pengrajin anyaman bambu menerapkan mereka dari hasil anyaman bambu. interaksi antar individu di lingkungan Budaya menganyam bambu diperoleh keluarga, dimana pendidikan atau budaya melalui konstruksi pendidikan keluarga. menganyam diteruskan dari orang tua kepada Orang tua dengan keterampilan menganyam anaknya yang memiliki bakat dan kemampuan bambu menjadi pola pendidikan berbasis atau keahlian menciptakan produk anyaman keterampilan, kreasi produk, pengembangan bambu. Budaya yang telah diterapkan dalam produk, pemenuhan kebutuhan pasar serta keluarga memunculkan interaksi dalam pembentukan sosial budaya masyarakat. Mulai lingkungan masyarakat untuk dari pendidikan keluarga pola pendidikan mengembangkan potensi menjadi ikon individu terbentuk hingga mempengaruhi pola lokalitas yang berdampak terhadap kemajuan pendidikan masyarakat mengenai filosofi desa Jepang sebagai penghasil produk anyaman bambu. Konteks ekologi budaya

90 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 88-92 merupakan wujud dari upaya pengerjaan keseimbangan budaya dan pemenuhan produk dengan sistim tradisional serta wujud kebutuhan ekonomi masyarakat desa Jepang. produk yang dihasilkan berupa gerabah, Adapun pola pengembangan pendidikan tembikar, dan kandang yang memberikan berbasis masyarakat dapat digambarkan pada dampak bagi sumber daya alam, kesehatan, baganberikut : dan perekonomian. 2. Desain pendidikan masyarakat oleh pengrajin produk anyaman bambu masyarakat Desa Jepang Kudus Konsep pendidikan berbasis masyarakat didasarkan pada empat perspektif : kepentingan, fungsi, demografis, dan psikografik. Individu yang diikat oleh keempat prespektif tersebut dapat mengembangkan budaya yang berlaku di masyarakat terutama pendidikan berbasis masyarakat. Pendidikan ini dirancang, dilaksanakan, dinilai, dan dikembangkan oleh masyarakat untuk menjawab tantangan dan peluang yang berorientasi masa depan. Bagan 1. Pola Pendidikan Masyarakat oleh Masyarakat menjadi dasar persemaian dan Pengrajin Anyaman Bambu perkembangan pendidikan. Pendidikan berbasis masyarakat dapat terlaksana apabila : Pendidikan dalam masyarakat memiliki masyarakat memiliki kepedulian terhadap kurikulum berbasis masyarakat dan pendidikan lingkungan, pendidikan sebagai dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan bagian dari kemajuan, mampu menentukan masyarakat sendiri, serta tujuan pendidikan tujuan pendidikan, aktif dalam yang sudah diatur oleh masyarakat. penyelenggaraan pendidikan dan mendukung Kurikulum yang digunakan meliputi semua sarana pendidikan (Suharto: 2013). Kondisi aspek dalam kehidupan masyarakat digunakan yang dapat menentukan terlaksananya konsep untuk menggali pengalaman belajar atau pendidikan berbasis masyarakat, yaitu: (1) learning society. Kurikulum yang dibentuk masyarakat memiliki kepedulian terhadap yaitu adanya kesengajaan dengan penuh masyarakat; (2) masyarakat memiliki kesadaran untuk memburu pengetahuan, keinginan untuk maju; (3) masyarakat keterampilan, pandangan hidup, darimana pun memiliki keahlian dan pengetahuan dalam dan kepada siapapun untuk dijadikan proses mengembangkan potensi; (4) masyarakat pembelajaran secara sadar (Sidi, 2001). mengembangkan keahlian sesuai dengan Tujuan pendidikan masyarakat adalah kebutuhan kehidupan; (5) berperan serta pendidikan berbasis masyarakat adalah dalam pembentukan pendidikan berbasis pendidikan dari, oleh, dan bersama masyarakat; (6) menjadikan masyarakat masyarakat. Masyarakat menjawab kebutuhan sebagai sarana pendidikan (Surakhmad, 2000). masyarakat sendiri, dimana semua anggota Pengembangan potensi dan partisipasi masyarakat harus dilibatkan untuk memenuhi masyarakat pengrajin anyaman bambu desa kebutuhan itu. Selain itu menjadikan tiap Jepang dalam membentuk pola budaya individu sebagai bagian dari pendukung dan anyaman bambu telah diupayakan melalui pengembang budaya yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat. Aktivitas mencapai kesejahteraan individu dalam pendidikan dilakukan secara mandiri tidak lagi konteks bermasyarakat. Adanya organisasi aktivitas teoritik melainkan adanya yang mempropaganda peningkatan kapasitas kesengajaan dalam menangkap pengetahuan, masyarakat secara berkelanjutan. Penciptaan keterampilan, dan pandangan hidup dari sarana dan prasarana yang dekat dengan masyarakat pengrajin desa Jepang. Dengan kebutuhan pemenuhan budaya anyaman kata lain, pola pendidikan yang diciptakan bambu akan memudahkan akses pencapaian merupakan upaya sadar masyarakat untuk pengembangan produk. Keanekaragaman menjadikan aktivitas pengrajin anyaman dalam pengembangan pola masyarakat bambu sebagai pola pendidikan bagi generasi mencipta produk anyaman bambu akan penerus. Pendekatan konservatif oleh meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. pengrajin dilakukan untuk menjaga Masyarakat belajar lifelong learning selama

91 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 88-92 budaya anyaman bambu masyarakat Jepang Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. mempertahankan eksistensinya. Jakarta: Balai Pustaka

SIMPULAN Kuong, Ling Pik & Hasnah Toran. 2010. Latar belakang karakter sosial “Perlaksanaan Aktiviti Seni Kreatif masyarakat pengrajin anyaman bambu desa dalam Pendidikan Prasekolah Jepang didasarkan pada lokalitas daerah, Malaysia”. Educationist Journal . IV ekonomi kerakyatan dalam pemebuhan (1): 35-47. eksistensi produk anyaman, prinsip ekologi lingkungan terhadap budaya anyaman bambu, Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian serta psikologi sosial. Pola pendidikan Kualitatif. Jakarta. PT. Remaja masyarakat oleh pengrajin produk anyaman Rosdakarya. bambu masyarakat Desa Jepang Kudus dibentuk melalui kurikulum kreasi produk Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1980. anyaman bambu, tujuan sesuai dengan Analisis Data Kualitatif . Terjemahan kebutuhan pasar anyaman bambu, proses oleh Tjetjep Rohidi dan Mulyarto. pendidikan dilakukan atas kesadaran individu Jakarta: Universitas Indonesia Press. untuk keberlanjutan produk anyaman bambud esaJepang. Sugiarto. 2018. Pengambangan Media Baru dan Media Promosi Digital dalam DAFTAR PUSTAKA Tantangan Industri Kreatif Kerajinan Anyaman Desa Jepang. SNKPPM , 1 Bekraf & BPS. 2016. Profil (1). Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 Suharto, Toto. 2013. Pendidikan Berbasis (Se2016) . Jakarta: Badan Pusat Masyarakat Organik Pengalaman Statistik. Pesantren Persatuan Islam . Surakarta: Fataba Press. Irianto, Agus Maladi. 2019. Epistimologi Kebudayaan . Semarang: Lengkong Winarno Surakhmad, “Manajemen Pendidikan Cilik Press. Berbasis Sekolah dalam Rangka Pengembangan Pendidikan Berbasis Joedawinata, Ahadiat. 2005. Unsur-unsur Masyarakat”, Makalah disampaikan Pemandu dan Kontribusinya dalam pada Raker Kepala Sekolah SLTP- Mewujudkan Sosok Artefak SLTA Negeri dan Swasta Se-Propinsi Tradisional dengan Indikasi-indikasi Jawa Tengah, Kanwil Depdiknas Lokal yang Dikandung dan Agustus-September 2000, hal. 20. Dipancarkannya. Disertasi . Bandung: FSRD ITB.

92 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BELA NEGARA DI SEKOLAH DASAR

Imada Khairunisa 1, dan Erik Aditia Ismaya 2

1SD Demangan Kecamatan Kota Kudus Kabupaten Kudus, 2Universitas Muria Kudus Email: [email protected], [email protected]

Info Artikel Abstract

The purpose of this study is to analyze the form of state defense education in elementary Sejarah Artikel: school students and analyze the implementation of state defense education in SD Diserahkan 30 Januari 2020 Demangan Kecamatan Kota Kudus Regency. Direvisi 3 Maret 2020 The research method used is a qualitative approach to the method of literature (library Disetujui 4 Maret 2020 research) and field study methods and types of descriptive research. Data collection in library research is carried out by examining and / or exploring journals, books and documents (both printed and electronic) as well as data sources and / or other information relevant to research. Meanwhile in the field study method the data was collected using Keywords : observation and interview methods. Researchers are the main instrument of research. The state defense education validity of the research data used source triangulation techniques. Data analysis uses the Pancasila and citizenship interactive model of Miles & Huberman. education learning, The results found that state defense education at the elementary school level was included social studies learning, in the Citizenship Education curriculum which was supported by extra-curricular activities flag ceremonies in . National defense education for elementary / MI students and equivalent is delivered for five days with a total of 26 hours of study for 30 minutes each. SD Demangan carries out a state defense education program through intra-curricular activities in the form of Pancasila and Citizenship Education learning, Social Studies learning and flag ceremonies. As well as extra-curricular scouts every Friday and Saturday.

Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis bentuk pendidikan bela negara pada siswa sekolah dasar dan menganalisis implementasi pendidikan bela negara di SD Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan (library research) dan metode studi lapangan serta tipe penelitian desktiptif. Pengumpulan data pada penelitian kepustakaan dilakukan dengan menelaah dan/atau mengekplorasi jurnal, buku, dan dokumen-dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun elektronik) serta sumber-sumber data dan atau informasi lainnya yang relevan dengan penelitian. Sementara itu pada metode studi lapangan data dikumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara. Peneliti merupakan instrumen utama riset. Validitas data penelitian digunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menemukan bahwa pendidikan bela negara di tingkat sekolah dasar masuk ke dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang didukung dengan kegiatan ekstra kulikuler Pramuka. Pendidikan bela negara bagi siswa SD/MI dan sederajat disampaikan selama lima hari dengan jumlah 26 jam pelajaran masing-masing selama 30 menit. SD Demangan melaksanakan program pendidikan bela negara melalui kegiatan intra kurikuler berupa pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan upacara bendera. Serta ekstra kurikuler pramuka setiap hari Jum’at dan Sabtu.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Ismaya Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 93-98

PENDAHULUAN Penelitian Susanto (2007), riset Dalam mendiskusikan bela negara maka Saifuddin (2011), penelitian Rokhmad (2012), terdapat dua ungkapan yang sering kita dengar. dan riset Riyanta (2020) menjadi bukti bahwa Yang pertama sebagaimana disampaikan ada masyarakat Indonesia yang terpapar Shihab (2018) bahwa pada abad XIX, Lord ideologi radikal. Penelitian Susanto (2007) Palmerston dari Inggris menyatakan ” right or menyimpulkan bahwa diakui ada pondok wrong it is my country ”. Benar atau salah pesantren–terutama yang berbasis salafiyah- adalah negeri saya. Yakni negara harus selalu wahabiyah--yang memang memberikan dibela. Dibela dengan mendukungnya jika kontribusi pada radikalisme. Sementara itu riset benar dan dibela dengan meluruskan Saifuddin (2011) menyimpulkan bahwa kesalahannya jika salah. Cinta itulah benih fenomena radikalisme di kalangan mahasiswa nasionalisme dan kewarganegaraan. Yang benar adanya, sesuatu yang dapat dipegang dan kedua sebagaimana diungkapkan John F. meskipun pada dasarnya gerakan seperti ini Kennedy (1961) bahwa “jangan tanya apa yang menggunakan sistem sel yang kasat mata, dilakukan oleh negara untukmu tapi tanyalah adanya ibarat angin yang bisa dirasakan tapi apa yang kamu bisa lakukan untuk negara”. sulit dipegang. Berdasarkan dua ungkapan diatas maka Lebih lanjut penelitian Rokhmad (2012) bela negara merupakan persoalan yang menyimpulkan bahwa (1) beberapa guru melibatkan warga negara dan negara. Dalam mengakui ada-nya konsep Islam radikal yang konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia mungkin menyebar di kalangan siswa karena maka Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan kurangnya pengetahuan keagamaan; (2) unit- Republik Indonesia 1945 (UUD NKRI 1945) unit kajian Islam di sekolah-sekolah secara eksplisit mengatur kewajiban warga berkembang baik namun tidak ada jaminan negara Indonesia (WNI) untuk ikut serta dalam adanya kekebalan dari radikalisme karena upaya bela negara. Pasal 27 ayat 3 UUD NKRI proses belajarnya diserahkan kepada pihak 1945 menyatakan “Setiap warga negara berhak ketiga; (3) di dalam buku rujukan dan kertas dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan kerja terdapat beberapa pernyataan yang dapat negara”. mendorong siswa untuk membenci agama atau Bela negara yang identik dengan perang bangsa lain. Sementara itu Riyanta (2020) fisik di era revolusi telah berubah bentuknya menyebut bahwa pada tahun 2018 terdapat pada era globalisasi. Meminjam pendapat 19,4% pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia Giddens (1999) maka globalisasi bisa dipahami tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Lebih dari konsep time-space distinction. Globalisasi lanjut, secara mengejutkan Menteri Pertahanan tidak hanya menyangkut masalah ekonomi periode 2014-2019 Ryamizard Ryacudu tetapi juga menyangkut informasi dan menyebutkan bahwa tiga persen anggota TNI transportasi (Wibowo dalam Giddens, 1999: terpapar paham radikal. Data lain pada bulan xv). Globalisasi adalah suatu kondisi di mana Mei 2019 menyebut seorang anggota Polwan di tak satupun informasi yang dapat ditutup- Polda Maluku Utara terpengaruh paham radikal tutupi, semua transparan. Akibatnya, pola dan pada 2015 seorang anggota Polres hubungan manusia menjadi semakin luas, Batanghari Brigadir Syahputra diketahui bukan saja pribadi dengan pribadi, melainkan bergabung dengan ISIS di Suriah. juga semakin terbukanya komunikasi yang Melihat fenomena terpaparnya sebagian simultan, mengglobal sehingga dunia masyarakat Indonesia terhadap paham radikal menjadi—meminjam istilah Marshall maka negara tidak boleh membiarkannya. McLuhan—‘desa besar’ atau global village . Negara perlu menyemai kembali kesadaran Keterbukaan dan kemudahan akses di cinta tanah air, dan semangat rela berkorban era globalisasi menyebabkan arus informasi untuk bangsa dan negara kepada generasi dari segala penjuru dunia seolah tidak muda, salah satunya melalui pendidikan bela terbendung. Berbagai ideologi masuk dan negara. Berdasarkan uraian latar belakang berkembang serta menarik perhatian maka rumusan masalah pada artikel ini yaitu 1) masyarakat Indonesia. Perlahan-lahan sebagian bagaimana bentuk pendidikan bela negara pada masyarakat Indonesia terjerumus pada idelogi siswa sekolah dasar? 2) bagaimana radikal serta tidak lagi mempedulikan rasa implementasi pendidikan bela negara di SD cinta tanah air, nilai-nilai nasionalisme, dan Demangan Kecamatan Kota Kabupaten semangat rela berkorban untuk bangsa dan Kudus? negara Indonesia yang merupakan warisan leluhur bangsa.

93 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Ismaya Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 93-98

METODE PENELITIAN dipilih karena pendidikan merupakan ruang Penelitian dilakukan menggunakan dalam pembangunan kesadaran bangsa yang pendekatan kualitatif dengan metode berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. kepustakaan (library research) dan metode Pendidikan merupakan kegiatan untuk studi lapangan serta tipe penelitian desktiptif. membantu perkembangan peserta didik Pengumpulan data pada penelitian kepustakaan mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Meningat dilakukan dengan menelaah dan/atau pendidikan di terdiri dari berbagai jenjang mengekplorasi jurnal, buku, dan dokumen- maka pelaksanaan bela negara harus dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun disesuaikan dengan kemampuan peserta elektronik) serta sumber-sumber data dan atau didiknya pada setiap jenjang pendidikan. informasi lainnya yang relevan dengan Kementerian Pertahanan sebagai penelitian. penanggung jawab pendidikan bela negara Metode studi lapangan dimaksudkan melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan telah untuk melihat dari dekat implementasi menyusun kurikulum bela negara, yang pendidikan bela negara di SD Demangan disahkan sejak 3 Mei 2016. Terdapat tujuh Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Data kurikulum yang disusun Badan Diklat dikumpulkan menggunakan metode observasi Kemenhan, namun baru lima kurikulum yang dan wawancara. Observasi dilakukan untuk sudah disahkan, yaitu untuk tingkat dini melihat pelaksanaan pendidikan bela negara. (PAUD/TK dan sederajat), SD, SMP, SMA Sementara itu, wawancara dilakukan kepada dan Perguruan Tinggi. Sedangkan Kurikulum guru dan siswa sebagai informan utama serta Pembina Madya dan Pembina Utama masih kepala sekolah sebagai informan pendukung. dalam rancangan. Pembina Madya dan Utama Peneliti merupakan instrumen utama ditujukan untuk bela negara di tingkat riset. Validitas data penelitian digunakan teknik kementerian atau lembaga, BUMN maupun triangulasi sumber yang berarti BUMD, pemerintah daerah tingkat provinsi membandingkan dan mengecek balik derajat dan TNI atau angkatan. kepercayaan suatu informasi yang diperoleh Secara khusus, pendidikan bela negara di melalui waktu dan alat yang berbeda. Analisis tingkat sekolah dasar masuk ke dalam data menggunakan model interaktif Miles & kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang Huberman (1992) yakni dilakukan secara didukung dengan kegiatan ekstra kulikuler berlanjut, berulang dan terus-menerus di dalam seperti Pramuka. Setiap siswa ditanamkan ilmu melaksanakan pengumpulan data, reduksi data, dan pengetahuan yang berlandaskan nilai-nilai penyajian data, dan mengambil kesimpulan . Pancasila yang mengakar pada nilai-nilai agama, budaya, dan perjuangan bangsa di HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah. Hal ini bertujuan untuk 1. Bentuk Pendidikan Bela Negara pada mempersiapkan siswa sebagai warga negara Siswa Sekolah Dasar yang berkarakter serta bertanggung jawab Bela negara merupakan sebuah kesadaran terhadap kesuksesan pembangunan bangsa diri yang bersifat dinamis. Bela negara di Indonesia. Indonesia diatur dalam Undang-undang nomor Pendidikan bela negara bagi siswa SD/MI 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal dan sederajat disampaikan selama lima hari 9 ayat 1 dan 2. Kementerian Pertahanan (2010) dengan jumlah 26 jam pelajaran masing- menyebut bela negara adalah sikap dan masing selama 30 menit. Penyampaian materi perilaku serta tindakan warga negara yang bela negara dirancang disampaikan di Masa dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Orientasi Sekolah (MOS) atau pada kegiatan Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan ekstra kurikuler. Untuk siswa SD, materi dasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 mulai masuk ke pengenalan sejarah perjuangan dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa bangsa mulai dari perang Hindia Belanda, dan bernegara. pengenalan tokoh-tokoh pejuang bangsa, Bela negara merupakan sebuah semangat hingga pengenalan museum perjuangan. Siswa yang bersifat dinamis, dimana bela negara yang sekolah dasar juga dikenalkan tentang ancaman ada di tengah masyarakat bisa berubah kapan nasional seperti narkoba, perkelahian pelajar saja, dimana saja, dan dalam kondisi apa saja, hingga pornografi. namun bela negara tidak bisa dilakukan secara Kurikulum bela negara juga mengajarkan sembarangan. Bela negara harus dijalankan siswa sekolah dasar mengenai nilai-nilai bela secara sistemasis dan terarah, salah satunya negara seperti: a). mencintai bahasa dan budaya melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan Indonesia, b). mencintai produk dalam negeri

94 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Ismaya Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 93-98 c). menanamkan cinta perdamaian, d). bahwa wajib militer dikenakan bagi setiap laki- mencintai sesama manusia, e). gemar laki warga negara Swiss, dan bersifat suka rela melakukan kegiatan kemanusiaan, f). berani bagi perempuan. Dalam hal ini, pria yang membela kebenaran dan keadilan, g). berusia 19 hingga 25 tahun bertanggjungjawab menunjukkan rasa persatuan, h). suka untuk mengikuti pelatihan militer selama 18 menolong, i). tidak boros dan bergaya hidup minggu hingga 21 minggu. Dari pelatihan itu, mewah, j). tidak merugikan kepentingan para peserta akan dibagi menjadi dua golongan, umum, k). mengutamakan kepentingan negara yaitu komponen cadangan dan mereka yang dan masyarakat, l). menanamkan rasa menjadi bagian dari departemen pertahanan persahabatan dan gotong royong, m). (officers ). Komponen cadangan akan penjabaran nilai-nilai lima sila Pancasila, dan melaksanakan tugas mereka hingga usia 34 n). mengetahui secara terbatas nilai-nilai rela tahun dengan total kewajiban bertugas selama berkorban untuk kepentingan bangsa dan 260 hari. Sedangkan mereka yang menjadi negara. officers memiliki kewajiban tugas hingga usia Siswa sekolah dasar dikenalkan pula 50 tahun dengan total kewajiban bertugas kemampuan awal bela negara seperti aturan selama 600 hari. baris-berbaris, sikap sempurna dan sikap Negara lain yang menerapkan bela negara istirahat, contoh penghormatan dalam baris- dalam bentuk wajib militer adalah Israel dan berbaris, pengenalan tata upacara, pertolongan Swedia. Menurut undang-undang pertahanan di pertama lapangan (longmalap), hingga prinsip- Israel, wajib militer merupakan kewajiban bagi prinsip kebhinnekaan dan adat istiadat serta warga negara, dengan pengecualian warga materi terbatas mengenai Badan Pengumpul Arab. Pada Maret 2107, Swedia kembali Keterangan (Bapulket) seperti cara menghidupkan wajib militer yang sudah memperoleh informasi dengan mendengar, dihentikan pada 2010, dengan alasan melihat melihat dan mengamati, hingga cara perkembangan politik yang terjadi di wilayah melaporkan informasi. Baltik, antara lain upaya Rusia menganeksasi Pelaksanaan pendidikan bela negara di Krimea pada tahun 2014, konflik di Ukraina, Indonesia yang dimulai sejak usia dini dan latihan militer Rusia di kawasan itu. merupakan bentuk investasi jangka panjang Bela negara sebagai upaya memupuk dalam rangka mempertahankan eksistensi semangat cinta tanah air serta rela berkorban bangsa dan negara Indonesia di era global. untuk bangsa dan negara merupakan fenomena Harapannya generasi muda memiliki keteguhan global. Bentuk bela negara pun berbeda-beda hati untuk mencintai bangsa dan negara sesuai dengan kepentingan bangsa dan negara. Indonesia, rela berkorban demi bangsa dan Khusus bagi Indonesia, persoalan terpaparnya negara Indonesia serta tidak mudah terjerumus sebagian masyarakat Indonesia terhadap paham kepada paham radikal yang beredar. radikal merupakan pekerjaan rumah yang harus Pelaksanaan pendidikan bela negara di diselesaikan dengan segera. Oleh karena itu, Indonesia memiliki perbedaan dengan upaya yang dilakukan Kementerian Pertahanan pendidikan bela negara di Singapura, Swiss, untuk melaksanakan pendidikan bela negara Israel dan Swedia. Berdasarkan dokumen dari usia dini patut diapresiasi dan dikawal Enlistment Act 2001 (Soepandji dan implementasinya sehingga tidak lagi ada warga Farid, 2018) diketahui bahwa program bela negara Indonesia yang terpapar paham radikal. negara di Singapura dikenal dengan nama National Service (NS). Program bela negara di 2. Implementasi Pendidikan Bela Negara Singapura selama dua tahun merupakan di SD Demangan Kecamatan Kota kewajiban bagi setiap laki-laki Kabupaten Kudus berkewarganegaraan Singapura, maupun SD Demangan merupakan salah satu penyandang status sebagai penduduk tetap lembaga pendidikan tingkat dasar yang (permanent resident atau PR) generasi kedua bertanggungjawab melaksanakan pendidikan (mendapat status PR dari orangtuanya) yang bela negara. SD Demangan beralamat di Jl. telah berusia 18 tahun. Akan tetapi, para wajib Kyai Telingsing No. 39 RT 2 / RW 1 Desa NS sudah harus sudah mendaftar keikutsertaan Demangan Kecamatan Kota Kudus Kabupaten mereka sejak mulai memasuki usia 16 tahun 6 Kudus Provinsi Jawa Tengah. SD Demangan bulan. berdiri pada 1 Februari 1986 dengan status Sementara itu, Swiss atau Negeri serta terakreditasi “A”. memiliki program bela negara dalam bentuk Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan wajib militer. Konstitusi Swiss menyebutkan dan pengajaran, SD Demangan memiliki visi

95 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Ismaya Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 93-98 dan misi yang akan dicapai. Adapun visi SD Wardana dan Shalehudin (2017) Demangan yaitu ”Berprestasi, mulia dalam menyimpulkan bahwa pelaksanaan materi bela akhlaq, mandiri dalam hidup”. Sedangkan misi negara dalam membentuk karkter cinta tanah SD Demangan yakni 1) Melaksanakan air mata pelajaran IPS, guru berpedoman pada perilaku,bimbingan ibadah dan lingkungan RPP dan silabus. Dalam membentuk karakter sekolah, 2) Menyiapkan tenaga kependidikan cinta tanah air peserta didik, guru memasukkan yang profesional yang siap mendidik siswa, 3) karakter cinta air kedalam tahap-tahap Menumbuhkembangkan semangat cinta tanah pembelajaran. Tahap tahap tersebut meliputi air, 4) Menciptakan kondisi sehat lingkungan pendahuluan, inti, dan penutup. belajar yang bersih dan indah, dan 5) Lebih lanjut, untuk memantapkan Mengoptimalkan peran serta orang tua dan pendidikan bela negara di SD Demangan maka masyarakat untuk mendukung keberhasilan dilaksanakan ekstra kurikuler pramuka. Ekstra pendidikan. kurikuler pramuka di SD Demangan SD Demangan sebagai salah satu unsur dilaksanakan setiap hari Jum’at untuk kelas 3 pelaksana pendidikan bela negara berusaha dan kelas 4 serta setiap hari Sabtu untuk kelas 5 secara baik dan optimal untuk mensukseskan dan kelas 6 serta didampingi oleh masing- program pendidikan bela negara melalui masing guru kelas sebagai Pembina. Secara kegiatan intra kurikuler maupun ekstra khusus ektra kurikuler pramuka dilatih oleh kurikuler. Bentuk pendidikan bela negara Kak Monika Guniasari, S.Pd., Gr., yang telah dalam kegiatan intra kurikuler yaitu memiliki Ijazah Kursus Mahir Dasar Pembina pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Pramuka. Pancasila dan Kewarganegaraan dari kelas I Pemilihan ekstra pramuka sebagai media sampai kelas VI, dan upacara bendera tiap hari dalam pendidikan bela negara diperkuat dengan Senin serta upacara bendera pada hari besar riset Ismaya (2012), Sumarlika, Alfiandra, kenegaraan seperti peringatan hari Kurnisar (2015), Nainggolan (2016), serta kemerdekaan setiap 17 Agustus, upacara hari Ismaya dan Romadlon (2017). Penelitian pahlawan setiap 10 November, dll. Ismaya (2012) menyimpulkan bahwa anggota Peneliti yang merupakan guru kelas V SD ambalan Jodhipati-Candrasari memiliki mental Demangan secara khusus menyisipkan baja dan menjadi pribadi yang santun serta pendidikan bela negara pada mata pelajaran sukses dalam menjalani hidupnya, memiliki Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Semua materi semangat persatuan dan kesatuan serta jiwa pelajaran IPS di kelas V pada semester I dan sosial yang tinggi kepada sesama hidup, juga semester II menjadi pintu masuk bagi upaya rasa handarbeni dan hangkrukebi terhadap pendidikan bela negara yang peneliti lakukan. ambalan Jodhipati-Candrasari. Adapun secara spesifik materi ajar yang Sementara itu penelitian Sumarlika, dimaksud yaitu materi mengenai keragaman Alfiandra, Kurnisar (2015) menyebut bahwa suku bangsa dan budaya di Indonesia serta the scout’s extracurricular activities has very jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia functioning. It is evident from as much as yang disampaikan pada semester I serta materi 87.7% of students strongly agree with the mengenai perjuangan melawan penjajahan scouts in shaping the character of students. Belanda dan Jepang, persiapan kemerdekaan Accordingly, the researchers suggested that Indonesia, proklamasi kemerdekaan, dan students continue to actively follow a good mempertahankan Indonesia yang diajarkan scout activities held in school and outside pada semester II. school. Lebih lanjut riset Nainggolan (2016) Pelaksanaan pendidikan bela negara yang menyatakan kepramukaan dapat membina peneliti lakukan pada mata pelajaran IPS sikap nasionalisme pada siswa di sekolah dasar memiliki persamaan dengan dengan riset sebanyak 91 frekuensi menjawab sangat setuju Septiani (2014) dan penelitian Wardana dan atau 56,9% dan yang menjawab setuju Shalehuddin (2017). Penelitian Septiani (2014) sebanyak 69 frekuensi atau 43,1%. Kemudian menemukan bahwa perilaku yang ditunjukan penelitian Ismaya dan Romadlon (2017) peserta didik sebagai perwujudan cinta menemukan bahwa dalam rangka membentuk terhadap tanah air adalah melaksanakan karakter semangat kebangsaan anggota upacara bendera dengan hikmat, mengikuti pramuka Ambalan Kyai Mojo dan Nyi Ageng kegiatan pembelajaran dengan kondusif, Serang, strategi yang ditempuh yaitu dengan hormat dan santun kepada bapak/ibu guru, ikut mengadakan latihan rutin dan latihan Satuan menjaga lingkungan sekolah supaya tetap Karya Pramuka (SAKA). Semangat selaras, serasi dan seimbang. Sementara itu kebangsaan terus tumbuh dan berkembang

96 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Ismaya Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 93-98 dalam jiwa setiap anggota pramuka Ambalan SIMPULAN Kyai Mojo dan Nyi Ageng Serang ketika Implementasi pendidikan bela negara di dilantik menjadi Penegak Bantara dengan SD Demangan dalam bentuk pembelajaran Semangat Tri Satya dan Dasa Darma sebagai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pedoman bagi setiap Penegak Bantara Ambalan pembelajaran IPS dan pelaksanaan ekstra Kyai Mojo dan Nyi Ageng Serang menjadi kurikuler pramuka diharapkan mampu seorang patriot paripurna. membentuk semangat cinta tanah air serta Implementasi pendidikan bela negara yang kesadaran untuk rela berkorban bagi bangsa dilakukan di SD Demangan diharapkan mampu dan negara Indonesia serta mengurangi membentuk semangat cinta tanah air serta persoalan terpaparnya sebagian masyarakat kesadaran untuk rela berkorban bagi bangsa Indonesia terhadap paham radikal. dan negara Indonesia pada diri siswa. Pelaksanaan pendidikan bela negara di SD DAFTAR PUSTAKA Demangan yang diimplementasikan melalui kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler Ismaya, Erik Aditia. 2012. Mencetak Generasi merupakan contoh kecil upaya pelaksanaan Emas Yang Bermental dan bela negara yang jauh dari sempurna sehingga Berkepribadian Baik Melalui langkah kecil yang dilakukan SD Demangan Pendidikan Kepramukaan di Ambalan harus didukung dan dikawal serta ditiru oleh Jodhipati-Candrasari. Prosiding lembaga pendidikan lainnya. Seminar Nasional “Merajut Generasi Penelitian yang dilakukan memiliki Emas Indonesia”, Sabtu 15 September persamaan dan perbedaan dengan riset 2012 di Universitas Muria Kudus. Leonardi (2013), penelitian Rahmawati (2017), Kudus: Badan Penerbit Universitas dan riset Sinaga (2017). Penelitian Leonardi Muria Kudus. (2013) menyimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi bela negara yang diselenggarakan Ismaya, Erik Aditia dan Romadlon, Farid oleh Direktorat Bela Negara Kementerian Noor. 2017. Strategi Membentuk Pertahanan Republik Indonesia berpengaruh Karakter Semangat Kebangsaan signifikan terhadap sikap bela negara guru Anggota Ambalan Kyai Mojo dan Nyi sekolah dasar di Jakarta. Materi yang Ageng Serang. Refleksi Edukatika : disampaikan pada sosialisasi bela negara Jurnal Ilmiah Kependidikan , 7 (2): 140- berpengaruh signifikan terhadap sikap bela 144. negara guru sekolah dasar di Jakarta. Lebih lanjut riset Rahmawati (2017) Kennedy John F. 1961. Inaugural Address. menemukan bahwa terdapat perbedaan sikap (John F. Kennedy Presidential Library nasionalisme sebelum dan setelah dilakukan and Museum, National Archives and treatment pada siswa. Peningkatan sikap Records Administration, nasionalisme siswa ditunjukkan dari partisipasi http://www.jfklibrary.org/Asset- dan antusias siswa pada saat menerima materi Viewer/BqXIEM9F4024ntFl7SVAjA.as bela negara. Sesuai dengan tujuan pendidikan, px ) bahwa pendidikan tidak hanya menargetkan hasil belajar siswa melainkan untuk Leonardi, Aska. 2013. Pengaruh Sosialisai Bela membangkitkan semangat nasionalisme yang Negara Terhadap Sikap Bela Negara tinggi. Dengan demikian, pemberian Guru Sekolah Dasar di Jakarta (Studi pendidikan bela negara memiliki dampak Eksplanatori Di Direktorat Bela Negara positif terhadap perubahan sikap nasionalisme Kementrian Pertahanan Republik siswa Community Learning Center menjadi Indonesia ). Jurnal Ilmiah Komunikasi lebih baik. MAKNA , 4 (1). Lebih lanjut penelitian Sinaga (2017) menyimpulkan bahwa kesiapan dan proses Miles, M.B., and Hubermen, A.M. 1992. penyelenggaraan pendidikan bela negara di Analisis Data Kualitatif . (Terjemahan Pusdikif sudah dapat dilaksanakan dengan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: baik, akan tetapi masih diperlukan adanya Universitas Indonesia Press. aturan, standarisasi, dan kompetensi untuk dijadikan sebagai pedoman dalam Nainggolan, Natalia. 2016. Peranan penyelenggaraan pendidikan bela negara. Kepramukaan Dalam Membina Sikap Nasionalisme Pada Gugus Melati Banda

97 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Ismaya Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 93-98

Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi Sumarlika, Alfiandra, dan Kurnisar. 2015. PGSD FKIP Unsyiah 1 (1): 88-97. Fungsi Ekstrakurikuler Pada Kegiatan Kepramukaan Dalam Pembentukan Rahmawati. Ineu. 2017. Efektivitas Pendidikan Karakter Siswa Di SMP Negeri 4 Bela Negara Dalam Peningkatan Sikap Banyuasin III. JURNAL BHINNEKA Nasionalisme Siswa Indonesia Di TUNGGAL IKA, 2 (2). Community Learning Center Sarawak Malaysia. Jurnal Program Studi Susanto. Edi. 2007. Kemungkinan Munculnya Manajemen Pertahanan , 3 (1). Paham Islam Radikal di “Pondok Pesantren”. Tadrîs , 2 (1). Septiani, Y. 2014. Peran Guru IPS Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air di Undang-undang Dasar Negara Republik Lingkungan Sekolah. Skripsi (Online), Indonesia Tahun 1945. (http://repository.upi.edu), diakses 10 Oktober 2016. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Shihab, M. Quraish. 2018. Islam yang Saya Pahami : Keragaman itu Rahmat . Wardana, Ludfi Arya dan Shalehuddin. 2017. Jakarta: Lentera Hati Grup. Pelaksanaan Materi Bela Negara Dalam Membentuk Karakter Cinta Tanah Air Sinaga, Herbert Rony P. 2017. Pendidikan Pada Mata Pelajaran IPS (Studi Kelas V Bela Negara Yang Diselenggarakan Sdn curahsawo III Probolinggo). Ar- PUSDIKIF. Jurnal Prodi Peperangan Risalah , XV (1). Asimetris , 3 (3) Zed, Mestika 2003. Metode Penelitian Soepandji, Kris Wijoyo dan Farid, Muhammad. Kepustakaan . Jakarta: Yayasan Obor 2018. Konsep Bela Negara Dalam Indonesia. Perspektif Ketahanan Nasional. Jurnal Hukum & Pembangunan 48 (3): 436- Zed, Mestika, 2008. Metode Penelitian 456. kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

98 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

NASIONALISME MELALUI PENDIDIKAN SEJARAH

Samudra Eka Cipta

Universitas Pendidikan Indonesia Email: [email protected]

Info Artikel Abstract

The journey of the Indonesian Nation has begun since the historical period which means a Sejarah Artikel: period where the Indonesian Nation has begun to recognize the tradition of writing as an Diserahkan 30 Januari 2020 effort to review the history of its ancestors. The development of the Indonesian nation Direvisi 3 Maret 2020 continues to increase at any time. From these dynamics then there are efforts to strengthen Disetujui 4 Maret 2020 and unite the Indonesian Nation through nationalism. Nationalism in Indonesia began in 1901-1920 or known as the Early Period of the Indonesian Movement with the marking of organizations, good movements that have Keywords: movements in education and politics. The history of Nationalism in Indonesia is not limited nationalism, to the Era of Movement but continues to move today. historical education, Historical education was born and departed through the History of the Development of the historiography Indonesian Nation. Of course, in the historiography of the Indonesian Nation is full of records of the struggle of how the figures support the struggle to establish the Republic of Indonesia through bloodshed.

Abstrak Perjalanan Bangsa Indonesia sudah dimulai sejak masa sejarah yang berati masa dimana Bangsa Indonesia sudah mulai mengenal tradisi tulisan sebagai upaya untuk merekam sejarah leluhurnya. Perkembangan Bangsa Indonesia terus mengalami dinamika pada setiap periodisasinya. Dari dinamika tersebut kemudian ada sebuah usaha untuk memperkuat dan mempersatukan Bangsa Indonesia melalui nasionalisme. Nasionalisme di Indonesia dimulai sejak tahun 1901-1920 atau dikenal sebagai Masa Awal Pergerakan Indonesia dengan ditandainya organiasi pergerakan baik yang memiliki orientasi pada pendidikan maupun politik. Sejarah Nasionalisme di Indonesia tidak terbatas pada Era Pergerakan namun terus bergerak hingga saat ini. Pendidikan sejarah lahir dan berangkat melalui Sejarah Perkembangan Bangsa Indonesia. Tentunya dalam historiografi Bangsa Indonesia penuh dengan catatan-catatan perjuangan bagaimana para tokoh pendiri bangsa memperjuangkan untuk mendirikan Republik Indonesia melalui pertumpahan darah.

© 2020 Universitas Muria Kudus

Samudra Eka Cipta Nasionalisme Melalui Pendidikan Sejarah Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 99-103

PENDAHULUAN konteks dan kebutuhan agar tidak terjadi Pembahasan mengenai nasionalisme kesalahpahaman dalam menafsirkan suatu sudah sering dibahas pada forum-forum ilmiah. nasionalisme. Nasionalisme seakan menjadi label bagi setip orang dengan mengatakan ‘’NKRI Harga METODOLOGI Mati’’ dsb . Namun, nasionalisme sering Metode yang digunakan oleh penulis dijadikan sebagai alat atau kepentingan politik adalah metode studi konten isi yakni dengan para penguasa guna mempertahankan menggunakan pendekatan studi literatur dari kekuasaan sebagai upaya membentuk oligarki beberapa sumber dengan mengkaji beberapa pemerintah. temuan berupa pengumpulan buku-buku Salah satu esensi dari pendidikan sebagai sumber referensi sekaligus pembanding sejarah bagi kepentingan negara yakni sumber pada pembahasan ini. Penulis juga meningkatkan rasa nasionalisme dengan menggunakan metode historis untuk melihat memasukkan peristiwa-peristiwa bersejarah perkembangan pembelajaran sejarah di yang bersifat politis dan dipenuhi sejarah Indonesia dengan melihat peristiwa berejarah konflik politik terutama dari Masa Revolusi di Indonesia. Menurut Helius Sjamsuddin, Kemerdekaan Indonesia (1945-1949) hingga mengatakan bahwa metode historis diawali Masa Reformasi (1998-sekarang). Hal ini dengan tahapan pengumpulan data, kritik atau dilakukan oleh pemerintah sebagai aset untuk verifikasi, interpretasi, dan penulisan seajarah mempertahankan negara sebagai bagian dari sebagai kerangka berpikir dalam suatu konsep geostrategi yang dibangun untuk penelitian yang sifatnya historis. membangun memori kolektif bangsa. Menurut Klaus Kripendoff (1991), Dalam sudut pandang lain, bahwa analisis isi bukan sekadar menjadikan isi pesan nasionalisme hanya menjadi slogan dalam sebagai objeknya, melainkan juga terkait tulisan. Faktanya memang, tidak semua orang dengan konsepsi-konsepsi yang lebih baru memahami makna dari nasionalisme. Jika tentang gejala-gejala simbolik dalam dunia mengambil konsep ke-Indonesiaan menurut komunikasi. Analisis isi adalah teknik Nurcholis Madjid yang mengatakan bahwa penelitian untuk membuat inferensi-inferensi antara agama dengan toleransi merupakan atau keteranganketerangan yang dapat ditiru sesuatu yang bisa dipersatukan. Sebagai contoh (replicable) dan sahih datanya dengan ketika Masyumi pada tahun 1960 mencoba memperhatikan konteksnya. untuk mengambil langkah pembentukan gerakan Pan-Islamis di Indonesia namun, PEMBAHASAN kemudian ditentang oleh Soekarno sehingga Perkembangan Nasionalisme dan Masyumi diberhentikan status kepartaiannya. Konteksnya Dalam Buku Teks Sejarah Atas dasar itulah Cak Nur panggilan dari Dalam sejarah, Nasionalisme bermula Nurcholis Madjid mengemukakan gagasan dari benua Eropa sekitar abada pertengahan. ‘’Islam Yes, Partai Islam No’’. Kesadaran berbangsa dipicu oleh gerakan Sejatinya apa yang digagas oleh Reformasi Protestan yang dipelopori oleh Nurcholis Madjid memiliki maksud bahwa Martin Luther di Jerman. Nasionalisme Eropa sesuatu yang dianggap sakral (dalam arti pada awal kelahirannya menghasilkan deklarasi berkenaan dengan masalah akidah Ke-Islaman) hak-hak manusia namun pada akhirnya berubah tidak harus dijadikan sebagai landasan dalam menjadi kebijakan yang didasarkan atas politik bernegara. Hal tersebut jika mengulas kekuatan dan self interest dan bukan atas perkembangan politik di Indonesia sejak masa kemanusiaan. DI/TII hingga Masa Orde Baru terus terjadi Dalam perkembangannya Nasionalisme pertentangan antara nasionalis-islamis. Eropa berpindah haluan menjadi persaingan Sehingga keduanya terus berupaya untuk fanatisme Nasional antar bangsa-bangsa Eropa mendapatkan eksistensi politik dalam yang melahirkan penjajahan terhadap negeri- perkembangan Sejarah Indonesia. negeri yang saat itu belum memiliki identitas Cak Nur merupakan sekian ilmuan yang kebangsaan (nasionalisme) di benua Asia, dapat mengerti konsep nasionalisme serta Afrika, dan Amerika Latin. Fakta ini merujuk bagaimana pandangan mengenai kebanyakan pada dua hal: orang mengenai hubungan agama dengan 1. Ledakan ekonomi Eropa pada masa itu nasionalisme merupakan sesuatu yang sangat yang berakibat pada melimpahnya hasil bertolak belakang. Nasionalisme sejatinya produksi. dapat disatukan dalam agama tergantung

100 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Samudra Eka Cipta Nasionalisme Melalui Pendidikan Sejarah Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 99-103

2. Pandangan pemikir Italia, Nicolo historiografi lainnya terutama historiografi Machiaveli, yang menganjurkan seorang yang berorientasi kesejarahan semata-mata dan penguasa untuk melakukan apapun demi tanpa maksud politik pendidikan historiografi menjaga eksistensi kekuasaannya. Dia buku teks pelajaran sejarah merupakan genre menulis: “Bila ini merupakan masalah historiografi, yang berusaha memenuhi standar yang mutlak mengenai kesejahteraan ilmu sejarah sekaligus untuk kepentingan bangsa kita, maka janganlah kita pendidikan sekaligus medium ideologisasi menghiraukan keadilan atau negara terhadap peserta didik. ketidakadilan, kerahiman atau Lebih jauh dia menyatakan bahwa ketidakrahiman, pujian atau penghinaan, negara memegang monopoli untuk menentukan akan tetapi dengan menyisihkan apa yang benar dan salah mengenai hakikat semuanya menggunakan siasat apa saja negara, menentukan apa yang moral dan yang yang menyelelamatkan dan memelihara bukan moral, serta apa yang baik dan apa yang hidup negara kita.” destruktif (Simandjuntak, 2003). Hal ini Nasionalisme yang pada awalnya melahirkan kecenderungan nasionalisme yang mementingkan hak-hak asasi manusia pada terlalu mementingkan tanah air (patrotisme tahap selanjutnya menganggap kekuasaan yang mengarah pada chauvinisme), yang kolektif yang terwujud dalam negara lebih mendorong masyarakat Eropa melakukan penting daripada kemerdekaan individual. ekspansi-ekspansi ke wilayah belahan dunia Pandangan yang menjadikan negara sebagai lain. pusat merupakan pandangan beberapa pemikir Eropa saat itu, diantaranya Hegel. Dia Pembelajaran Sejarah Sebagai berpendapat bahwa kepentingan negara Pembentukan Jati Diri Bangsa didahulukan dalam hubungan negara Belajar sejarah merupakan pintu untuk masyarakat, karena ia merupakan kepentingan memelajari dan menemukan hikmah terhadap obyektif sementara kepentingan masing-masing apa yang sudah terjadi. Belajar sejarah adalah individu adalah kepentingan subyektif. belajar tentang kemanusiaan dalam segala Di Indonesia sejarah nasionalisme aspeknya. Belajar sejarah akan melahirkan terjadi pada tahun 1901-1920 sebagai awal kesadaran tentang hakekat perkembangan munculnya berbagai organisasi pergerakan di budaya dan peradaban manusia, hasil belajar Indonesia. Menurut Kahin (2013) mengatakan inilah yang kemudian dikenal sebagai bahwa Masa Pergerakan selain masa dimana kesadaran sejarah ( historical consciousness ). awal kebangkitan untuk melawan sistem Jadi tujuan belajar sejarah salah satunya adalah Pemerintah Kolonial, Masa Pergerakan dikenal melahirkan kesadaran sejarah. Dengan sebagai bentuk pertarungan ideologi beserta demikian, proses pembelajaran sejarah di eksistensi terutama antara gerakan reformis sekolah juga harus didorong untuk nasionalis dengan gerakan pan islamisme menciptakan situasi yang dapat sebagai kekuatan tandingan dalam menumbuhkembangkan kesadaran sejarah. mewujudkan masa pergerakan di Indonesia. Sejarah tidak terlepas dari masalah Masa awal pergerakan nantinya akan menjadi kekuasaan, politik, konflik, dan sebagainya. babak baru dalam penulisan historiografi di Namun dewasa ini, penulisan sejarah sangat Indonesia seiring dengan kesadaran akan mengedepankan aspek sosial dan lokalitas. pembentukan entitas dan jati diri bangsa Aspek lokalitas yang dibangun yakni aspek dengan didukungnya oleh ilmu pengetahuan. kelokalan yang dengan mengedepankan tokoh- Kemudian, rezim menggunakan institusi tokoh sosial yang tinggal atau memiliki peran pendidikan sebagai upaya untuk dalam suatu peristiwa di wilayahnya. Maka mempertahankan kekuasaan dengan yang dikenal saat ini adalah sejarah lokal dibentuknya ‘’aparat’’ pendidikan. Kekuasan merupakan suatu perjanjian antara penulis yang dibangun adalah ideologi-ideologi yang dengan kelompok-kelompok sosial yang dimasukin ke dalam kurikulum yang dibuat. terbatas pada locally , atau aspek geografis yang Satu dari sekian praktek ideologisasi negara terbatas. melalui aparat pendidikan, berkenaan dengan Disisi lain, sejarah lokal juga aspek ideologi dan legitimasi historis itu, melibatkan aspek perantara sosial dan budaya tampak dalam bentuk buku teks pelajaran sebagai pembentukan suatu peristiwa pada sejarah. Sebagai sebuah karya tulis sejarah, daerah tertentu. Sejatinya, sejarah lokal buku teks pelajaran sejarah pun adalah karya kesatuan wilayah dengan melibatkan historiografi. Namun, berbeda dengan jenis perkembangan kelompok masyarakat dari suatu

101 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Samudra Eka Cipta Nasionalisme Melalui Pendidikan Sejarah Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 99-103 lingkungan tentunya mengalami perubahan Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, yang disertai oleh dinamika tertentu. Terjemahan. Pembelajaran sejarah harus menggunakan pendekatan lokosentris, yakni Hamidulloh, Ibda. 2018. Cak Nur, pembelajaran sejarah dengan berpijak pada Nasionalisme, dan Toleransi sejarah lokal. Guru harus memahami prisnsip Suara Nahdiyin paralelisme waktu dalam penyajikan peristiwa, http://suaranahdliyin.com/cak- dan juga harus memahami sejarah lokal. nur-nasionalisme-dan-toleransi- Dengan demikian, guru akan selalu 3201 (Dikunjungi 04 Februari menghubungkan peristiwa nasional dengan 2020). peristiwa di daerah tempat dia bertugas. Misal, ketika membahas Peristiwa Proklamasi, maka Hasan, S. Hamid. 1996. Pendidikan guru harus juga menjelaskan pada saat yang Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen bersamaan di daerah dia bertugas terjadi apa. Pendidikan Kebudayaan. Keterkaitan materi dan pembahasan akan melibatkan tidak hanya pikiran tetapi juga Kahin. 2013. Nasionalisme & revolusi emosional, sehingga akan melahirkan Indonesia terjemahan . Jakarta: kesadaran adanya kesinambungan sejarah masa Bambu. lalu dengan apa yang terjadi sekarang. McGregore, Katharine E, 2008. Ketika Sejarah Berseragam : Membongkar Ideologi SIMPULAN Militer Dalam Menyusun Sejarah Pembelajaran sejarah sejatinya Indonesia . Yogyakarta: Syarikat meningkatkan pemahaman nasionalisme Indonesia. terlepas dari upaya kepentingan politik yang dibangun oleh penguasa guna membentuk Kasim, Sultan. 1992. Beberapa Catatan memori kolektif Bangsa Indonesia. Narasi yang tentang Pengajaran Sejarah di SMA. dibuat adalah narasi yang sifatnya ideologis. Majalah Sejarah. Jakarta: Gramedia & Narasi sejarah yang diisi fakta secara Masyarakat Sejarawan kronologis dan tafsiran sejarah yang bersifat Indonesia. mendidik itulah yang disebut sebagai “ideologisasi”, yaitu mentransmisikan ideologi Kripendoff, Klaus. 1991. Analisis Isi: atau pandangan pemerintah terhadap para Pengantar Teori dan Metodologi . peserta didik di sekolah, sehingga pandangan Jakarta: Rajawali Press, para peserta didik akan sama, sebagaimana Terjemahan. yang dikehendaki oleh pemerintah yang berkuasa. Mulyana, Agus. 2013. “Nasionalisme Bukan hanya saja pada tataran narasi dan Militerisme: Ideologisasi namun pada kurikulum yang dibentuk juga Historiografi Buku Teks Pelajaran sangat bermuatan politis sehingga ada Sejarah SMA”. Paramita , 23 (1). anggapan bahwa ganti kepemimpinan maka Notosusanto, N. 1987. Sejarah dan sejarawan . ganti pula kurikulum yang membuat pelajaran Jakarta: Balai Pustaka. sejarah harus ‘’menyesuaikan’’ dengan kepentingan para penguasa selama menjabat. Simandjuntak, Marsillam. (2003). Pandangan Hal ini yang sebenarnya dapat menghilangkan Negara Integralistik: Sumber, citra atau esensi utama dari pembelajaran Unsur, dan Riwayatnya dalam sejarah sebagai guru pengalaman guna Persiapan UUD 1945. Jakarta: Pustaka merubah k esuatu hal baru. Utama.

DAFTAR PUSTAKA Nordholt, Henk Schulte et, al.2008 .Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia , Abdullah, T. 1996. Sejarah Lokal di Indonesia . Jakarta : Obor. Yogyakarta: UGM Press. Sjamsuddin, Helius. 2015. Metodologi Althusser, Louis. (t.t.). Tentang Ideologi: Sejarah . Yogyakarta: Penerbit Marxisme, Strukturalis, Ombak. Psikoanalisis, Cultural Studies .

102 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Samudra Eka Cipta Nasionalisme Melalui Pendidikan Sejarah Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 99-103

Suwirta, Andi. 2010. “Dua Negara- Bangsa Widja, G. 1991. Sejarah lokal suatu prespektif Melihat Masa Lalunya: Konfrontasi dalam pengajaran sejarah . Bandung: Indonesia- Malaysia (1963-1966) Angkasa. sebagaimana Dikisahkan dalam Buku- buku Teks Sejarahnya di Sekolah” Wiriaatmadja, Rochiati. 2000. “Sejarah dalam SOSIOHUMANIKA: Jurnal dan Pendidikan Sejarah Menghadapi Pendidikan Sains Sosial dan Tantangan Abad ke-21” dalam Kemanusiaan , 3 (2): 247. HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah , 1 (1). Suprayogo, Tobroni, I. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Yatim, Badri. 2001. Soekarno, Islam, dan Remaja. Nasionalisme. Bandung: Nuansa.

103 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus