
Pendidikan Bela Negara Sebagai Upaya Peningkatan Nasionalisme Bangsa PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BELA NEGARA “Bela Negara Untuk Generasi Millenial ” Diselenggarakan Oleh PGSD FKIP UNIVERSITAS MURIA KUDUS KUDUS, 4 Maret 2020 BADAN PENERBIT UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2020 Pendidikan Bela Negara Sebagai Upaya Peningkatan Nasionalisme Bangsa PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BELA NEGARA “Bela Negara Untuk Generasi Millenial ” Reviewer 1. Dr. Erik Aditia Ismaya, S.Pd., M.A. 2. Sekar Dwi Ardianti, S. Pd ., M.Pd. Editor : Dr. Erik Aditia Ismaya, S.Pd., M.A. Layouter : Much. Arsyad Fardhani, S.Pd., M.Pd. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Copyright@2020 ISBN : 978-623-7312-35-2 Penerbit Badan Penerbit Universitas Muria Kudus Alamat Penerbit Gondangmanis, Bae, Kudus PO. BOX 53 Kode Pos 59327 Jawa Tengah – Indonesia Telp.: 0291-438229 Fax : 0291-437198 Email : [email protected] SAMBUTAN KETUA PANITIA Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bela Negara dengan tema “Bela Negara untuk Generasi Milenial” dapat diterbitkan. Seminar ini diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus pada Rabu 4 Maret 2020 di Hotel @hom Kudus. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari pemakalah yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia serta telah dipresentasikan dan didiskusikan pada sesi paralel seminar. Seminar Nasional Pendidikan Bela Negara diselenggarakan untuk membuka wawasan dan pemahaman tentang bela negara yang merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara Indoesia tanpa terkecuali para generasi millenial. Seminar ini juga memberikan kesempatan bagi para pemakalah yang merupakan akademisi dan praktisi untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian atau kajian kritis terhadap pendidikan pada umumnya dan bela negara pada khususnya. Hasil dari diseminasi ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran yang kritis guna meningkatkan nasionalisme melalui bela negara. Seminar ini terbagi ke dalam beberapa sub tema yaitu: Pluralisme dan Multikultural, Humanisme dalam Pendidikan Dasar, Pendidikan Berbasis Nilai Nasionalisme, Paradigma Moral dalam Demokrasi Pancasila, Pengembangan Pendidikan Ramah Anak, Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti. Akhirnya, ijinkan saya atas nama panitia Seminar Nasional Pendidikan Bela Negara mengucapkan terima kasih kepada para narasumber, pemakalah, moderator serta berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam acara ini sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik. Kudus, 4 Maret 2020 Ketua Panitia Deka Setiawan, M.Pd. NIDN 0617088403 DAFTAR ISI Halaman Cover Depan i Cover Dalam ii Halaman Verso iii Sambutan Ketua Panitia iv Daftar Isi v No Narasumer Judul Artikel 1 Prof. Dr. Suyahmo, M.Si. Filosofi Bela Negara dan Aktualisasinya dalam 1-4 Kehidupan Bernegara 2 Dr. Leni Anggraeni, M.Pd., Cecep CICOMDI: Media Penguatan Bela Negara Bagi 5-12 Darmawan, dan Sri Wahyuni Generasi Milenial Tanshzil 3 Eni Nurhayati Analisis Kemampuan Berbahasa Mahasiswa Disleksia 13-17 Sebagai Calon Guru SD : Studi Kasus (NA) 4 Atria Rihanah dan Cintya Nurika Analisis Nilai Sosial dan Budaya dalam Novel KKN di 18-23 Irma Desa Penari Karya Simpleman 5 Rekno Handayani dan Ika Ari Posisi Orang Tua Demokratis Dalam Pembentukan 24-28 Pratiwi Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar 6 Ardhian Nurhadi Integrasi Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui 29-35 Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP Kabupaten Gunungkidul 7 Dewi Puspa Arum Wujud Bela Negara Akademisi Milenial: Pengutamaan 36-42 Bahasa Indonesia di Lingkungan Kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur 8 Wahyu Candra, Nur Fajrie, dan Nasionalisme dalam Budaya Lokal: Nilai-Nilai Gotong 43-47 Deka Setiawan Royong dalam Tradisi Sambatan Desa Dermolo, Jepara 9 Sandryones Palinggi, dan Irsyad Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Kemajuan 48-53 Ridwany Teknologi Di Era Milenium 10 Rezki Pratami Tayangan Debat Pilpres 2019 Sebagai Pendidikan Politik 54-64 Generasi Milenial 11 Sakinah, Neti Karnati, dan Supadi Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah Di Sma 65-71 Negeri Jakarta Selatan Wilayah II Kecamatan Tebet 12 Triana Ulfah Video Sebagai Media Pembentukan Karakter Melalui 72-77 Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smp 13 Regina Elsa Manora, Brigitta Erlita Penerapan Penataan Kelas Yang Ramah Anak Di 78-82 Tri Anggadewi, dan Laurensia Sekolah Dasar Inklusi : Studi Deskriptif Aptik Evanjeli 14 Virgine Evita Puspardani, Adaptasi Kurikulum Di Sekolah Dasar Inklusi: Studi 83-87 Laurensia Aptik Evanjeli, dan Deskriptif Brigitta Erlita Tri Anggadewi 15 Imaniar Purbasari, dan Nur Fajrie Karakter Sosial dalam Pola Pendidikan Masyarakat 88-92 Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jepang Kudus 16 Imada Khairunisa, dan Erik Aditia Implementasi Pendidikan Bela Negara Di Sekolah Dasar 93-98 Ismaya 17 Samudra Eka Cipta Nasionalisme Melalui Pendidikan Sejarah 99-103 FILOSOFI BELA NEGARA DAN AKTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA Suyahmo Universitas Negeri Semarang Email: [email protected] Info Artikel Abstract Defending the state in its context means that there are those who defend, namely citizens Sejarah Artikel: and those defended, namely the state. Actualization of national defense can vary according Diserahkan 30 Januari 2020 to the profession of the citizen. Direvisi 2 Maret 2020 There is a two-dimensional love of defending the state, namely the quality dimension and Disetujui 4 Maret 2020 the quantity dimension. Defending the country in synergy with Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika and the 1945 Constitution. In the current defense of the country the challenge is the issue of tolerance, the issue of Keywords : radicalism and the issue of eradicating corruption. Efforts to overcome these challenges defending the state can be done with a preventive approach, persuasive and repressive legal approaches. citizens, and state The problem of defending the country in national and state life integrally includes aspects of tri gatra and asta gatra. The manifestation of the love of citizens can be realized by the love of the simplicity of life as a form of defending the country. Abstrak Bela negara dalam konteksnya berarti ada yang yang membela yaitu warga negara dan ada yang dibela yaitu negara. Aktualisasi bela negara bisa bermacam-macam sesuai dengan profesi warga negara. Kecintaan bela negara ada dua dimensi yaitu dimensi kualitas dan dimensi kuantitas. Bela negara bersinergi dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Undang-undang Dasar 1945. Dalam bela negara saat ini yang menjadi tantangan adalah adanya isu toleransi, isu radikalisme dan isu pemberantasan korupsi. Upaya mengatasi tantangan tersebut bisa dilakukan dengan pendekatan preventif, persuasif dan pendekatan represif hukum. Masalah bela negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara integralistik meliputi aspek tri gatra dan asta gatra. Wujud kecintaan warga negara bisa diwujudkan dengan kecintaan terhadap kesederhanaan kehidupan sebagai wujud dari bela negara. © 2020 Universitas Muria Kudus Suyahmo Bela Negara dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan Bernegara Prosiding Seminar Nasional “Bela Negara Untuk Generasi Milenial”. Hlm. 1- 4 PENDAHULUAN maupun secara intersubyektif dan subyektif Bela negara dalam konteksnya berarti ada (represif), sehingga bela negara mengandung yang membela yaitu warga negara dan ada yang kebenaran dan ketidakbenaran. Mengandung dibela yaitu negara. Undang-undang No 3 tahun kebenaran (obyektif) ketika loyalitas, 2002 tentang Pertahanan Negara menyebut ketundukan dan kerelaan berkorban demi negara bahwa upaya bela negara merupakan seorang lahir dari kesadaran dan kecintaan WARGA warga negara yang memiliki sikap dan perilaku negara kepada negara, dan setiap warga Negara cinta kepada Negara Kesatuan Republik wajib mempunyai semangat cinta dan rela Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan berkorban. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun Mengandung Ketidakbenaran (Subyektif- 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Intersubyektif) karena dalam Nasionalisme, Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengatur Warga Negara tidak sama dengan Manusia yang mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan memiliki hak asasi absolut yang melekat pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dirinya, ada hak asasi yang tereduksi oleh dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan kepentingan negara. Negara berhak memaksa Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga warga negara untuk loyal, tunduk dan berkorban negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha demi negara dengan cara-cara yang represif dan pertahanan dan keamanan negara.” radikal. Upaya bela negara harus dilakukan dalam Bela negara memiliki dua dimensi yaitu kerangka pembinaan kesadaran bela negara Dimensi Kualitas dan Dimensi Kuantitas. sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan WNI Dimensi Kualitas meliputi kecintaan warga yang memahami dan menghayati serta yakin negara terhadap negara yang dilandasi atas untuk menunaikan hak dan kewajibannya . dalam kewajiban dan tanpa ada pamrih, tanpa ada menjamin kelangsungan hidup bangsa dan kepentingan kuantitas misalnya uang, harta, tahta negara. Interaksi dan aktualisasi warga negara dll. Dalam arti ikhlas lahir dan batin tanpa dan negara bisa terwujud dalam bentuk Hak dan mengharap apapun yang menurut Saya imperatif Kewajiban warga negara seperti tertuang dalam katagoris yaitu kewajiban demi kewajiban itu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun sendiri yang mereduksi hak. Dalam praktek nya 1945 pasal 27 sampai dengan 34. Warga negara harus mengutamakan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages111 Page
-
File Size-