Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 - 7771

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN

INCOME ANALYSIS AND FEASIBILITY OF PEANUT FARMING (Arachis hypogaea L.) IN TAGAWITI VILLAGE ILE APE DISTRICT LEMBATA

Fransiska Romana Lida1), Lika Bernadina2), Kudji Herewila2) 1)Alumni, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Undana 2)Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, , E-mail : [email protected].

Diterima : 4 Maret 2019 Disetujui : 11 Maret 2019

ABSTRACT This research has been conducted at Tagawiti Village, Ile Ape Sub District Lembata Regency on March 2018. This research aims to know: (1) the income of peanut farming; (2) the feasibility of peanut farming; (3) factors which influence the income of peanut farming. Method of data collecting used in this research was survey method. The location of research was done deliberately with the consideration that the Village of Tagawiti is one of the peanut producing villages. Respondent as many as 50 family’s leader which elected using Slovin formula. Kinds of data collected were primary and secondary data. Obtained data were analyzed as qualitatively and quantityvely. The income of formula was of I = TR-TC was used to answer first aim about peanut farming income, R/C Ratio Analysis was used to answer the second aim, and while multiple linear regression analysis was used the third aim. The results of research indicated that (1) The total income of peanut farming at Tagawiti Village Ile Ape Sub District Lembata Regency was of Rp.108.040.000 and the income average of Rp.2.160.000 per respondent. (2) The value of relative profit of peanut farming at Tagawiti Village Ile Ape Sub District Lembata Regency of 3,28. It can be concluded that every Rp.1,00 of cost by farmer, then farmer will obtain revenue as big as 3,28 as benefit from peanut farming activity. (3) Factors which influence peanut farming income at Tagawiti Village Ile Ape Sub District Lembata Regency consist of pesticida cost, seed cost, fertilizer cost, farm rent cost, reduction cost and transportation cost. Multiple regression model is as follows : Y= -2,47200 + 0,369X1 + 0,175X2 + 0,388x3 + 0,054X4 + 0,001X5 + 0,016x6

Keywords : usahatani kacang tanah, income, feasibility study

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata pada bulan maret 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Besar pendapatan usahatani kacang tanah ; (2) Kelayakan usahatani kacang tanah ; (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kacang tanah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa desa Tagawiti merupakan salah satu desa penghasil kacang tanah. Penentuan jumlah sampel digunakan rumus slovin. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menjawab tujuan pertama digunakan analisis pendapatan I=TR˗TC, dan untuk menjawab tujuan kedua data dianalisis menggunakan R/C Ratiosedangkan untuk menjawab tujuan ketiga data dianalisis menggunakan model fungsi regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Besar pendapatan usahatani kacang tanah di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata tergolong tinggi. Total pendapatannya sebesar Rp.108.040.000 dengan rata-rata Rp.2.160.800 per responden. (2) Besarnya keuntungan relatif usahatani kacang tanah yang ada di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata yaitu 3,28. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan petani, maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar 3,28 sebagai manfaat dari kegiatan usahatani kacang tanah. (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kacang tanah di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata terdiri dari biaya pestisida, biaya benih, biaya pupuk, biaya sewa lahan, biaya penyusutan dan biaya pengangkutan. Model analisis regresi berganda adalah sebagai berikut : Y= -2,47200 + 0,369X1 + 0,175X2 + 0,388x3 + 0,054X4 + 0,001X5 + 0,016x6

Kata kunci : usahatani kacang Tanah, Pendapatan, analisis kelayakan

Page 10 Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah......

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771

PENDAHULUAN yang sangat penting pada urutan kedua setelah Latar Belakang kacang kedelai. Pertanian merupakan mata pencarian Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. potensi lahan pertanian yang cukup besar yakni Sektor pertanian meliputi berbagai subsektor seluas4.734.990 Ha dengan rinciannya seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan, 3.527.112 Ha adalah lahan kering dan 200.291 perkebunan, perikanan, peternakan, dan Ha adalah lahan basah (BPS NTT Dalam kehutanan merupakan sektor penting dengan Angka, 2017).Nusa Tenggara Timur juga kontribusi yang mendukung perekonomian merupakan salah satu daerah tropis di Indonesia suatu daerah. dengan jumlah curah hujan yang relatif singkat Salah satu peran Pemerintah Nusa yaitu berkisar 4-5 mm/bulan dalam setahun Tenggara Timur adalah dengan menetapkan sehingga daerah ini sangat potensial untuk salah satu kebijakan dalam pembangunan sektor pengembangan kacang tanah.Berdasarkan Data pertanian yakni pemilihan komoditas yang akan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, diarahkan pada jenis tanaman yang mempunyai menyebutkan bahwa di tahun 2016, produksi prospek yang lebih baik ditinjau dari sisi kacang tanah sebesar 10,62 ribu ton dari luas produktivitas yang akan diperoleh petani (BPS panen sebesar 12,23 ribu hektar. Produksi NTT Dalam Angka, 2013). Komoditas kacang tanah terbesar berada di Kabupaten pertanian yang memenuhi syarat kebijakan Kupang (1,61 ribu ton), Kabupaten Sumba tersebut adalah tanaman pangan berupa biji - Timur (1,58 ribu ton) dan Kabupaten Lembata bijian yakni kacang tanah. Kacang tanah (1,34 ribu ton). termasuk dalam komoditas tanaman pangan

Tabel 1.Produksi Kacang Tanah Tiga Tahun Terakhir Di Nusa Tenggara Timur

No. Tahun 2014 2015 2016 1. Produksi (Ton) 14.046 12.231 10.620 2. Produktivitas (Kw/Ha) 11,57 10,6 8,68 3. LuasPanen (Ha) 13.880 14.046 12.231 Sumber data: (Dinas Pertanian Dan Perkebunan BPS NTT).

Kabupaten Lembata merupakan salahsatu keuntungan yang didapatkan dalam sekali daerah yang memproduksi kacang tanah di panen hampir tidakdiketahui. Hal ini Provinsi NTT. Dari luas daratan 126.684 Ha disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan itu, 71,46 Ha digunakan untuk pengembangan pengetahuan petani itu sendiri (BPS Kabupaten kawasan pemukiman dan budidaya non Lembata Dalam Angka, 2015). Melihat pertanian, sedangkan sisanya seluas 55.202 Ha permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya sebagai daerah pengembangan potensi maka penulis terpanggil untuk melakukan pertanian. Pengembangan potensi pertanian penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan seperti kacang tanah terdapat pada salah satu Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah Kecamatan di Kabupaten Lembata yakni (Arachis hypogaea L.) Di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape dengan produksi kacang Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata” tanah mencapai 812,40 ton dengan luas panen Penelitian ini bertujuan untuk 677 Ha. mengetahui besarnya pendapatan usahatani Realita yang terjadi di kalangan petani kacang tanah yang dihasilkan oleh petani, kacang tanah setelah produksi tanaman jarang Kelayakan Usahatani kacang tanah dan faktor – petani menghitung analisis usahatani secara faktor yang mempengaruhi pendapatan ekonomi, artinya mereka tidak pernah usahatani kacang tanah di Desa Tagawiti menghitung jumlah penerimaan dalam sekali Kecamatan Ile Ape Kabupaten panendan membuat perincian biaya-biaya yang Lembata.Kegunaan penelitian ini yakni sebagai dikeluarkanbaik berupa biaya pembelian bahan masukan bagi petani dalam pestisida, biaya benih, biaya pupuk, biaya sewa mengembangkan usahataninya agar dapat lahan, biaya tenagakerja, biaya penyusutan dan mengetahui besarnya pendapatan dan juga biaya pengangkutan sehingga berapa layak tidaknya usahatani yang dijalankan,

Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah...... Page 11

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771 sebagai masukan Pemerintah dan pihak swasta perbandingan antara penerimaan dengan bagi dalam menyusun berbagai kebijakan yang pengeluaran. Tujuannya adalah untuk terkait dengan usaha pemberian kredit mikro mengetahui layak atau tidak usahatani kacang bagi masyarakatdan sebagai bahan referensi tanah yang dijalankan. Rumusnya adalah bagi peneliti selanjutnya. sebagai berikut: R/C = Penerimaan/Biaya METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi Penelitian Keterangan: Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa R = Revenue (Penerimaan) Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten C = Cost (Biaya) Lembata pada bulan Marettahun 2018. Metode Kriteria: pengumpulan data dilakukan dengan Apabila R/C > 1 maka usahatani kacang tanah menggunakan metode survey dimana data yang layak untuk diusahakan. dikumpulkan meliputi data primer dan data Apabila R/C < 1 maka usahatani kacang tanah sekunder. Data primer adalah data yang tidak layak untuk diusahakan. diperoleh atau dikumpulkan langsung Apabila R/C = 1 maka usahatani kacang tanah denganteknikwawancara tidak untung maupun rugi (Soekartawi, 2002). yaknimelakukanwawancara secara Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu langsungdenganrespondenyang berada di Desa mengetahui faktor - faktor apa saja yang Tagawiti Kecamatan Ile Ape mempengaruhi pendapatan kacang tanah KabupatenLembataberdasarkankuesioneratauda digunakan analisis regresi linear berganda ftarpertanyaan yang telahdisiapkan.Sedangkan menurut Soekartawi (1995) yaitu : data sekunder merupakan data yang diperoleh Y = a + b1X1 + b2X2 + …… bnXn atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang Dimana: telah ada seperti bahan pustaka, literatur, Y= Pendapatan Usahatani penelitian terdahulu, buku dan instansi terkait. a= Konstanta Penentuan lokasi sampel dilakukan b1…b6 = Koefisien Regresi X1,X2,X3,X4,X5, secara sengaja (Purposive Sampling) dengan X6 pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan X1= Biaya Pestisida (Rp/L) daerah pengembangan usahatani kacang tanah. X2= Biaya Benih (Rp/Kg) Atas pertimbangan tersebut maka dipilih Desa X3= Biaya Pupuk (Rp/Kg) Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten X4= Biaya Sewa Lahan (Ha) Lembata. Selanjutnya penentuan petani X5= Biaya Penyusutan (Rp) responden dengan tingkat kesalahan 10% yakni X6= Biaya Pengangkutan (Rp) dari 101 populasi petani kacang tanah.digunakan rumus Slovin (Umar 2005) HASILDAN PEMBAHASAN dan diperoleh 50 petani responden. Gambaran Umum Daerah Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di Desa Model Analisis Data Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten Untuk menjawab tujuan pertama yaitu Lembata, dengan memiliki batasan - batasan mengetahui besarnya pendapatan usahatani wilayah tertentu yaitu : kacang tanah di Desa Tagawiti, Kecamatan Ile - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Ape, Kabupaten Lembata digunakan rumus Flores sesuai dengan petunjuk Suratyah (2006), - Sebelah Selatan berbatasan dengan sebagai berikut: Kecamatan Nubatukan I = TR – TC - Sebelah Timur berbatasan dengan Keterangan: Kecamatan Ile Ape Timur I = Income (Pendapatan) (Rp) - Sebelah Barat berbatasan dengan Selat TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp) Boleng TC= Total Cost (Total Biaya yang dikeluarkan) Karakteristik dari wilayah ini adalah (Rp) wilayah yang termasuk dalam kategori wilayah Untuk menjawab tujuan kedua, pesisir dengan iklim Tropis. Dimana pada dilakukan dengan analisis Revenue Cost Ratio wilayah ini terdapat lapisan tanah yang yang merupakan analisis untuk melihat sebagian besarnya berupa lapisan tanah litosol, Page 12 Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah......

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771 sehingga tidak heran sebagian besar wilayah ini orang dengan persentase sebesar 28% dan ditumbuhi rumput dan sebagian kecilnya lagi responden yang berpendidikan S1 adalah1 ditumbuhi hutan heterogen (BPS Kecamatan Ile orang dengan persentase sebesar 2 %. Ape, Kabupaten Lembata Tahun 2017). Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Keadaan Penduduk Desa Tagawiti Kelamin Desa Tagawiti memiliki 4 dusun dengan Hasil penelitian menjelaskan bahwa jumlah penduduk Desa Tagawiti adalah 627 karakteristik responden yang dilihat dari jenis jiwa yang terdiri dari laki –laki 277 jiwa dan kelamin yaitu untuk responden yang berjenis perempuan 421 jiwa sedangkan jumlah kepala kelamin laki-laki adalah sebanyak 29 orang keluarga sebanyak 218 Kk. dengan persentase sebesar 58% dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah Karakteristik Responden Karakteristik sebanyak 21 orang dengan persentase sebesar 4 Responden Berdasarkan Umur 2%. Umur merupakan satuan waktu yang digunakan untuk mengukur keberadaan suatu Karakteristik Responden Berdasarkan makhluk dalam hal ini adalah manusia. Jumlah Tanggungan Keluarga Semakin dewasa umur seseorang maka akan Anggota keluarga dapat mempengaruhi memiliki pengaruh terhadap sikap petani dalam porduktifitas usahatani terutama dalam hal proses pengambilan keputusan. Selain itu, umur kontribusi tenaga kerja pada usahatani yang juga mempengaruhi kemampuan fisik dari dijalankan (BPS NTT Dalam Angka, seorang petani dalam menjalankan 2017).Berdasarkan hasil penelitian terkait usahataninya. Menurut Badan Pusat Statistik karakteristik responden yang dilihat dari jumlah Indonesia tenaga kerja yang berusia produktif tanggungan keluarga dapat diketahui bahwa yaitu yang berusia >15 tahun dan <65 tahun responden yang memiliki tanggungan keluarga dianggap lebih produktif dan lebih mampu 1 - 3 jiwa sebanyak 16 orang dengan persentase dalam melakukan usahataninya dibandingkan 32% kemudian responden yang memiliki dengan petani yang tidak produktif yaitu yang tanggungan keluarga 4 - 6 jiwa sebanyak 34 berusia di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun. orang dengan persentase 68%. Semakin banyak Berdasarkan hasil penelitianmenunjukkan jumlah tanggungan anggota keluarga, maka bahwa semua petani responden yang diteliti kebutuhan konsumsi pun akan semakin merupakan petani yang masih berada dalam meningkat. Hal ini akan memotivasi petani usia produktif berdasarkan penetapan badan bersangkutan untuk meningkatkan kualitas dan pusat statistik Indonesia. kuantitas usahataninya.

Karakteristik Responden Berdasarkan Karakteristik Usahatani Kacang Tanah Tingkat Pendidikan Luas Lahan Garapan Tingkat pendidikan pada umumnya Soekartawi, dkk (1986) menjelaskan sangat berpengaruh terhadap pola pikir petani. bahwa petani yang memiliki lahan sempit Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang adalah petani yang memiliki luas lahan < 1 Ha, dimiliki oleh petani berpengaruh terhadap sedangkan petani yang memiliki luas lahan pengetahuan yang mereka miliki, dengan besar yakni petani yang memiliki luas lahan > tingkat pendidikan yang dimiliki petani akan 1 Ha. Luas lahan yang digarap oleh petani berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas responden tentunya mempengaruhi tingkat usahatani yang mereka lakukan. Semakin tinggi produksi tanaman kacang tanah yang tingkat pendidikan semakin rasional pola dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian pikirnya (Mosher,1985). Hasil penelitian diketahui bahwa luas lahan yang digunakan menjelaskan bahwa karakteristik responden oleh petani kacang tanah di desa penelitian yang dilihat dari tingkat pendidikanyaitu untuk berkisar antara 0,1 Ha hingga 0,5 Ha. Data responden yang berpendidikan SD adalah menunjukan bahwa 92% petani memiliki luas sebanyak 25orang dengan persentase sebesar lahan < 0,5 ha (46 Responden) dan 8% petani 50%, kemudian responden yangberpendidikan memiliki luas lahan 0,5 ha (4 Responden). SMP adalah sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 20%, selanjutnya responden Status Kepemilikan Lahan yang berpendidikan SMA adalah sebanyak 14 Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah...... Page 13

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771

Status kepemilikan lahan pada umumnya pupuk KCL untuk setiap responden adalah ikut berpengaruh terhadap penghasilan seorang 35,33 Kg/responden. petani. Petani yang memiliki lahan sendiri lebih tinggi penghasilannya dibandingkan dengan Penggunaan Pestisida petani yang menyewa lahan. Semakin luas Pestisida sangat bermanfaat untuk lahan maka produksi yang diperoleh petani membunuh, mencegah, atau mengendalikan pun akan semakin meningkat. Berdasarkan data hama dan penyakit. Pestisida yang digunakan hasil penelitiandapat diketahui bahwa petani oleh petani responden di lokasi penelitian responden yang memiliki lahan sendiri adalah Polaris dan Rounduph yang dibeli di sebanyak 33 orang (66%) dan petani responden toko – toko terdekat. Datahasil penelitiandapat yang menyewa lahan sebanyak 17 orang (34%). diketahui bahwa petani responden yang Hal ini dapat kita ketahui bahwa status menggunakan pestisida Polaris sebanyak 19 kepemilikan lahan pribadi di desa penelitian petani responden dengan jumlah 24 Ltr dengan rata-rata adalah milik pribadi. rata-rata penggunaan pestisida Polaris sebanyak 1,26 Ltr/responden. Sedangkan sebanyak 31 Penggunaan Benih petani responden menggunakan pestisida Dari hasil wawancara dengan petani Rounduph dengan jumlah 41 Ltr dan rata-rata responden di lokasi penelitian diketahui bahwa penggunaan pestisida Rounduphuntuk setiap varietas benih yang digunakan adalah varietas responden adalah 1,32 Ltr/responden . lokal. Benih diperoleh dengan cara membeli di pasar terdekat dan ada petani responden yang Penggunaan Tenaga Kerja menyiapkan benih sendiri. Hasil penelitian Tenaga kerja merupakan salah satu dapat diketahui bahwa jumlah petani responden faktor penentu dan tulang punggung untuk yang menyiapkan benih dengan cara membeli keberhasilan kegiatan usahatani yang digeluti. di pasar sebanyak 22 orang dengan harga Hasil wawancara dengan responden di lokasi Rp.10.000 - Rp.15.000/kg dan petani responden Penelitian menjelaskan bahwa dalam yang menyiapkan benih sendiri sebanyak 28 melakukan kegiatan usahatani kacang tanah orang. Total penggunaan benih untuk penggunaan tenaga kerja berasal dari dalam usahatani kacang tanah pada lokasi penelitian keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar yaitu sebesar 289 kg benih kacang tanah, dan keluarga ini tidak di beri upah karena di desa rata – rata penggunaan benih adalah 5,78 penelitian masih menggunakan sistem kerja Kg/resp. gotong - royong sehingga biaya untuk upah tenaga kerja tidak di hitung. Penggunaan Pupuk Pada dasarnya pupuk sangatlah Biaya Usahatani Kacang Tanah bermanfaat dalam mempertahankan kandungan Biaya Pestisida unsur hara yang ada di dalam tanah serta Pestisida adalah bahan atau campuran zat memperbaiki atau menyediakan kandungan kimia yang digunakan untuk mencegah, unsur hara yang kurang bahkan tidak tersedia membunuh, atau mengendalikan hama tertentu dalam tanah sehingga dapat mendukung baik berupa tumbuhan, serangga, maupun pertumbuhan tanaman. Pupuk yang digunakan hewan perusak tanaman.Berdasarkan data hasil oleh petani responden di lokasi penelitian penelitian, Total biaya yang digunakan untuk sebagian besar adalah pupuk kimia atau membeli pestisida Roundup dan Polaris adalah anorganik seperti pupuk Urea dan KCL yang Rp.4.310.000 dengan rata - rata biaya pestisida dibeli di toko – toko terdekat. Hasil per responden Rp.86.200. penelitiandapat diketahui bahwa petani responden yang menggunakan pupuk Urea Biaya Benih sebanyak 35responden petani dengan jumlah Benih kacang tanah dapat diperoleh 1550 Kg dan rata - rata penggunaan pupuk dengan membeli atau diperoleh dari hasil Urea sebanyak 44,28 Kg/responden. Sedangkan produksi sendiri tahun sebelumnya. sebanyak 15responden petani lainnya Berdasarkan data hasil penelitian, dapat menggunakan pupuk KCL dengan jumlah diketahui bahwa harga benih kacang tanah pupuk 530 Kg dan rata - rata penggunaan dipasar adalah Rp.10.000 - Rp.15.000/Kg sehingga total biaya yang dikeluarkan oleh Page 14 Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah......

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771 petani responden untuk membeli benih kacang responden untuk sewa pengangkutan adalah tanah di lokasi penelitian sebesar Rp.1.415.000 sebesar Rp.2.500.000 dengan rata - rata biaya dengan rata - rata biaya Rp.64.318,18 per sebesar Rp.50.000 per responden. responden. Produksi Kacang Tanah Biaya Pupuk Produksi adalah hasil yang diperoleh dari Pupuk adalah unsur hara yang usahatani kacang tanah pada satu musim tanam terkandung pada setiap bahan untuk per (Kg). Total produksi kacang tanah yang melengkapi unsur hara yang ada pada tanah dihasilkan oleh petani responden di lokasi yang diperlukan tanaman. Tujuan penggunaan penelitianadalah sebesar 8750 Kg, dengan rata pupuk adalah untuk mencukupi kebutuhan – rata produksi yang diperoleh setiap petani makanan (hara). Berdasarkan data data hasil responden adalah 175 Kg. penelitian, dapat diketahui bahwa total biaya Penerimaan Usahatani Kacang Tanah yang dikeluarkan petani responden untuk Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh pembelian pupuk KCL dan Urea adalah informasi bahwa harga kacang tanah yang Rp.4.935.000 dengan rata - rata biaya pupuk berlaku di tingkat petani yaitu Rp.15.000/Kg. per responden Rp.98.700. Hasil analisis data menunjukkan bahwa total penerimaan usahatani kacang tanah di lokasi Biaya Sewa Lahan penelitian sebesar Rp.131.250.000, dengan rata Lahan merupakan salah satu faktor – rata total penerimaan setiap responden utama dalam usahatani. Tidak semua petani sebesar Rp.2.625.000. responden memiliki lahan untuk menanam Dari hasil penelitian diketahui bahwa kacang tanah. Untuk itu,sebagian petani total pengeluaran untuk usahatani kacang tanah responden menyewa lahan dari tuan-tuan tanah adalah sebesar Rp.23.210.000 dengan rata – atau kepala-kepala suku setempat untuk rata biaya pengeluarannya sebesar keperluan usahatani.Dari hasil penelitian Rp.799.218.18 per responden. Biaya yang diketahui bahwa kisaran biaya untukmenyewa dikeluarkan dalam usahatani kacang tanah lahan di lokasi penelitian ialah Rp.400.000 – adalah biaya pestisida, biaya benih, biaya Rp.500.000 per tahun. Total biaya yang pupuk, biaya sewa lahan, biaya penyusutan dan dikeluarkan petani responden untuk menyewa biaya pengangkutan. lahan adalah Rp.7.650..000, dengan rata - rata biaya sebesar Rp.799.218,18 per responden. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Biaya usahatani yang dikeluarkan petani hanya Hasil penelitian pada petani responden di satu kali dalam setahun karena musim tanam di lokasi penelitian menunjukkan bahwa total lokasi penelitian hanya satu kali per tahun. pendapatan yang diperoleh adalah sebesar Rp.108.040.000, dengan rata – rata total Biaya Penyusutan pendapatan yang diperoleh setiap petani Peralatan yang digunakan petani untuk responden adalah sebesar Rp.2.160.800. menunjang kegiatan usahatani di lokasi Rata – rata pendapatan yang diperoleh penelitian adalah parang, tofa dan alat petani responden dalam usahatani kacang tanah penyemprot. Total biaya yang dikeluarkan oleh di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape petani responden untuk penyusutan alat - alat Kabupaten Lembata masih tergolong rendah yang digunakan adalah Rp.2.500.000 dengan bila dibandingkan dengan rata – rata rata - rata biaya penyusutan per responden pendapatan yang diperoleh peneliti terdahulu di Rp.50.000. lokasi berbeda, Wilfridus (2017) dalam penelitiannya tentang Analisis Karakteristik Biaya Pengangkutan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah Pada Biaya pengangkutan dikeluarkan oleh Zona IIIay Di Timor Barat menunjukan bahwa petani untuk mengangkut hasil usahatani rata – rata total pendapatan yang diperoleh kacang tanah yang telah dipanen dari kebun setiap petani responden sebesar menuju rumah petani. Petani biasanya Rp.2.483.093,75. menyewa pickup untuk pengangkutan karena jarak kebun ke rumah petani jauh dan hasil yang akan dibawa pulang banyak.Dari hasil Analisis Kelayakan Usahatani Kacang wawancara, total biaya yang dikeluarkan petani Tanah Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah...... Page 15

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771

Keuntungan dari usahatani kacang tanah kategori yang ditentukan menurut Soekartawi pada lokasi penelitian ini dihitung (2002), yang menyatakan bahwa jika nilai R/C menggunakan analisis R/C Ratio. Analisis ini > 1, maka usahatani kacang tanah layak untuk menguji seberapa besar setiap nilai biaya yang diusahakan, jika nilai R/C < 1, maka usahatani dipakai petani responden dalam kegiatan kacang tanah tidak layak untuk diusahakan dan usahatani kacang tanah yang akan memberikan jika nilai R/C = 1, maka usahatani kacang tanah sejumlah penerimaan sebagai manfaatnya. tidak untung maupun tidak rugi (Impas) sehingga dengan bertolak pada rujukan Tabel 12. Analisis R/C Ratio Usahatani Kacang pernyataan ini, dapat diketahui bahwa Tanah Di Lokasi Penelitian usahatani kacang tanah yang digeluti oleh petani responden di Desa Tagawiti Kecamatan No Uraian Total (Rp) Ile Ape Kabupaten Lembata adalah tergolong dalam usahatani yang layak untuk dijalankan. 1. Penerimaan 2.625.000

2. Biaya 799.218.18 Analisis Faktor-Faktor Yang Penerimaan/Biaya (R/C) 3.28 Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Sumber : Data Primer Tahun 2018 Kacang Tanah Hasil analisis faktor-faktor yang Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa mempengaruhi pendapatan usahatani kacang nilai R/C Ratio sebesar 3.28 yang artinya setiap tanah di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Rp.1.00 biaya yang dikeluarkan oleh petani, Kabupaten Lembata melalui analisis regresi maka petani akan memperoleh manfaat sebesar berganda dapat dirincikan melalui tabel berikut Rp.3.28 sebagai manfaat dari kegiatan : usahatani kacang tanah sehingga jika dikaitkan dengan nilai kelayakan usaha berdasarkan

Tabel 13. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor YangMempengaruhiPendapatan Usahatani

Variabel Koefisien Standar T Tabel No T Hit Ket Biaya Regresi Eror (5%) Sig 1. Pestisida 0.369 8.139 3.140 1.676 0.003 Nyata 2. Benih 0.175 7.770 1.414 1.676 0.164 Tidak Nyata 3. Pupuk 0.388 6.194 3.337 1.676 0.002 Nyata 4. Lahan 0.054 1.089 0.497 1.676 0.622 Tidak Nyata 5. Penyusutan 0.001 0.012 0.056 1.676 0.956 Tidak Nyata 6. Pengangkuatan 0.016 0.024 0.912 1.676 0.379 Tidak Nyata Sumber : Hasil Analisis Dengan SPSS 24 Keterangan : Konstanta = -2,472000 R2 = 0,510 Fhitung= 11,427 : Sig = 0,000 N = Nyata TN = Tidak Nyata

Hasil analisis regresi berganda yang pendapatan dilakukan dengan uji F. Pengujian menggambarkan pengaruh variabel bebas ini dilakukan dengan membandingkan nilai F meliputi biaya pestisida (X1), biaya benih (X2), hitungdan nilai F tabel. Nilai F hitungsebesar 11,427 biaya pupuk (X3), biaya sewa lahan (X4), biaya sedangkan nilai F tabel dicari pada tabel F dengan penyusutan (X5) dan biaya pengangkutan (X6) tingkat signifikan 5% (ɑ = 0,05) yakni sebesar terhadap variabel pendapatan. 2,31. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel Uji Keseluruhan (Uji F) maka H0 ditolak dan diterima H1, artinya semua Pengujian pengaruh semua variabel variabel bebas (Xi) secara bersama – sama bebas secara bersama – sama terhadap

Page 16 Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah......

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771 berpengaruh terhadap pendapatan usahatani pendapatan sebesar Rp.2.160.800 per kacang tanah (Y). responden. 2. Usahatani kacang tanah yang digeluti oleh Pengujian Secara Persial (Uji t) petani di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh Kabupaten Lembata berdasarkan hasil masing – masing variabel bebas terhadap analisis R/C Ratio diperoleh nilai sebesar pendapatan usahatani kacang tanah di Desa 3,28 sehingga dapat diketahui bahwa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Kabupaten usahatani kacang tanah di Desa Tagawiti Lembata. Berdasarkan hasil analisis regresi Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata linear pada Lampiran 4 yang secara garis besar tergolong dalam usahatani yang layak untuk dirincikan pada Tabel 13 diperoleh model dijalankan. persamaan regresi linear berganda adalah : 3. Hasil analisis regresi linear berganda, Y = -2,472000+0,369X1+0,175X2+0,388X3 diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang +0,054X4+0,001X5+0.016X6. secara nyata mempengaruhi pendapatan Di mana usahatani kacang tanah di Desa Tagawiti Y= Pendapatan Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata X1= Biaya Pestisida adalah faktor biaya pestisida, dan biaya X2= Biaya Benih pupuk. Sedangkan faktor-faktor yang tidak X3= Biaya Pupuk mempunyai pengaruh yang nyata terhadap X4= Biaya Sewa Lahan pendapatan usahatani kacang tanah adalah X5= Biaya Penyusutan faktor biaya benih,biaya sewa lahan, biaya X6= Biaya Pengangkutan penyusutan dan biaya pengangkutan. Saran Dari hasil Uji F dan Uji t dapat diketahui Sumbangan saran yang diberikan terkait bahwa faktor yang mempengaruhi pendapatan hasil dalam penelitian ini adalah : kacang tanah secara nyata adalah biaya 1. Para petani hendaknya terus menjalankan pestisida dan biaya pupuk sedangkan faktor usahatani kacang tanah yang saat ini yang tidak berpengaruh nyata terhadap digeluti, mengingat secara ekonomis usaha pendapatan adalah biaya benih, biaya sewa tersebut dikatakan layak untuk lahan, biaya penyusutan dan biaya meningkatkan pendapatan petani. pengangkutan. 2. Agar usahatani kacang tanah yang sedang digeluti saat ini tetap terus berlanjut, maka SIMPULAN DAN SARAN para petani harus tetap memperhatikan Kesimpulan faktor-faktor penentu pendapatan usaha Berdasarkan hasil dan pembahasan di seperti pestisida dan pupuk, mengingat atas, maka dapat disimpulkan bahwa : berdasarkan hasil analisis,kedua faktor 1. Total pendapatan usahatani kacang tanah di tersebut merupakan tolak ukur utama dalam Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape menentukan tinggi dan rendahnya Kabupaten Lembata adalah sebesar pendapatan petani kacang tanah di wilayah Rp.108.040.000 dengan rata – rata setempat.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Pertanian Adiwilaga, A.,1994. Ilmu Usahatani. Alumni. NTT. Kupang. Bandung. Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Ile Ape Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Pertanian Dalam Angka. Badan Pusat Statistik NTT. Kupang. Kabupaten Lembata.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Lembata Dalam Angka. Badan Pusat Badung. Jurnal Agribisnis dan StatistikKabupaten Lembata. Agrowisata 1.

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Pertanian NTT. Kupang. Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah...... Page 17

Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 20 Nomor: 02 Edisi: April 2019 ISSN: 0853 – 7771

Dewi, I.G.A.C. 2012. Analisis efisiensi usahatani padi sawah studi kasus di Soekartawi, 2002. Ilmu Usahatani. Universitas Subak Pacung. Indonesia (UI-press). Jakarta.

Harnanto, 2008. Akuntansi Biaya: Perhitungan Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: Harga Pokok Produk, Penerbit BPFE UI Press. Yogyakarta. Suratyah, 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian. Perhitungan Pendapatan Kasim., 2004. Petunjuk Menghitung Usahatani. Jakarta: LP3ES. Keuntungan Dan Pendapatan Usahatani. Universitas Lambung Mangkurat. Sukirno, S. 2000. Pengantar Teori Mikro Banjarbaru. Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Marisa, 2010. Analisis Pendapatan Usahatani Tebu (Studi Kasus PT PG Rajawali II Susianti. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang unit PG Tersama Baru Babakan). Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Cirebon Jawa Barat. Jagung Manis (Studi Kasus : Di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Mosher, A. T., 1985, Menggerakan dan Kabupaten Sigi).Skripsi. Fakultas Membangun Pertanian, Cetakan Ketujuh, Pertanian UGM. Yogyakarta. Penerbit CV Yasaguna, Jakarta. Tambunan, Turns T.H. 2003. Perkembangan Palawi, 2002.Analisis Pendapatan Jagung Dan Sektor Pertanian di Indonesia, Beberapa Kacang Tanah Dari Program Watani Di Isu Penting.Jakarta: Ghalia Indonesia. Desa Tesabela Kecamatan Kupang Barat. Skripsi Faperta Undana Kupang. Tamu Ina, Y. 2000. Kajian Ekonomi Usahatani Kacang Tanah di Kecamatan Haharu Rahim. Abd. dan. Hastuti. DRW. 2007. Sumba Timur. Skripsi Undana, Kupang. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta. Tokan, Y. J. 1996. Analisis Keuntungan Pada Usahatani Kacang Tanah di Perwakilan Rahardi, F 2007. Agribisnis Buah-buahan. Kecamatan Adonara Timur Ile Boleng Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Kabupaten Flores Timur. Skripsi Undana, Kupang. Riwu Tanu, K. M. 2001. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan Umar, H. 2005. Metode Penelitian Untuk usahatani Kacang Tanah di Desa Skripsi dan Tesis. PT Raja Grafindo Raedewa Kecamatan Sabu Barat Persada Jakarta. Kabupaten Kupang. Skripsi undana, kupang.

Salikin, K.A, 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.

Sarwono,Jonathan.(2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu

Soekartawi,1986, Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit UI Pers. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Page 18 Lida, et all: Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kacang Tanah......