Hak cipta © pada penulis dan dilindungi Undang-Undang Hak penerbitan pada PPPI Kuningan Press

Dilarang mengutip sebagian ataupun seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa Izin dari Penulis dan Penerbit.

Bunga Rampai : Untuk Kuningan yang Lebih Baik

Penulis : Pejabat Fungsional Perencana Kabupaten Kuningan

Drs. H. Eka Komara, M.Pd

Ir. Haeruman

Iwan Mulyawan, S.Si., M.Sc

Esih Kurniasih, SE

Mari’a Fitri Pratama Lia Oktavianti, SH

Desainer : Doni Muhammad Sirajuddini

Abstract Editor : H. Jajang Setiadi, S.Sos., MPA

Cetakan I : Desember 2019 SEPATAH KATA

Puji syukur Kami panjatkan kepada Illahi Rabbi karena atas Rahmat dan InayahNya-lah buku bunga rampai ini dapat diselesaikan. Tujuan dari penyusunan buku ini adalah dalam rangka pemenuhan angka kredit dalam pengembangan profesi perencana serta dalam upaya untuk melatih para perencana ahli dalam membuat karya ilmiah dengan lokus kajiannya berada di Kabupaten Kuningan.

Bunga rampai dengan tema “Untuk Kuningan yang Lebih Baik” merupakan kumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan pendekatan dari beberapa aspek/ sudut pandang keilmuan yang dimiliki oleh perencana ahli Kabupaten Kuningan.

Semoga buku bunga rampai ini bukan hanya menjadi dokumentasi tertulis para perencana, tetapi dapat menjadi pemicu bagi tulisan-tulisan ilmiah bagi para pejabat fungsional perencana dan pejabat administrasi perencana sebagai bagian dari proses peningkatan keilmuan secara terus menerus.

Seperti pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak”, segala sesuatu tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan buku ini masih jauh dari sempurna. Dengan kerendahan hati, komentar, kritik dan saran demi perbaikan akan diterima dengan senang hati dan diucapkan terima kasih.

Kuningan, Desember 2019

Tim Penyusun

v DAFTAR ISI

Sepatah Kata ...... v Daftar Isi ...... vi

Pengaturan Adat Istiadat Hajatan dalam Mengurangi Kesulitan Beban Hidup Masyarakat Miskin di Desa Windujanten Eka Komara ...... 1

Inventarisasi Potensi Komoditas Unggulan Pertanian di Kabupaten Kuningan Tahun 2019 Haeruman ...... 14

Pola Distribusi Permukiman di Kabupaten Kuningan Iwan Mulyawan ...... 20

Studi Kualitatif Pengaruh Objek Wisata Terhadap Para Pedagang di Kawasan Objek Wisata Pemandian Cibulan Kabupaten Kuningan Esih Kurniasih ...... 28

Pemanfaatan Digitalisasi dalam Mendukung Pelayanan Angkutan Penumpang Umum Berkualitas di Kabupaten Kuningan Mari’a Fitri Pratama Lia Oktavianti...... 36

Assessment Water Scarcity Index Based on Meteorological Water Availability in Mountainous Area, Case Study in Kuningan , Province Arif Ismail, Iwan Mulyawan, Trianasari, Himayah, Jupri ...... 46

vi STUDI KASUS : PENGATURAN ADAT ISTIADAT HAJATAN DALAM MENGURANGI KESULITAN BEBAN HIDUP MASYARAKAT MISKIN DI DESA WINDUJANTEN

Eka Komara Perencana Ahli Madya Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kuningan

INTISARI Pendekatan sosial budaya dalam penanggulangan kemiskinan masih sedikit. Padahal salah satu penyebab kemiskinan berhubungan dengan adat istiadat. Salah satu adat istiadat yang kental di masyarakat adalah hajatan. Dimana sering dan banyaknya kegitan ini di kehidupan masyarakat, sehingga menjadi beban hidup masyarakat. Kajian ini betujuan untuk mengggali sejauh mana mengetahui gambaran hajatan, aturan, sanksi, dukungan masyarakat dan pengaturan Hajatan dalam mengurangi beban hidup yang dirasakan masyarakat miskin. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode kualitatif. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam dan telahan dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hajatan merupakan tanda syukuran ini ternyata disisi lain mempunyai dampak negative, dengan bertambahnya beban hidup masyarakat. Maka Pemerintahan Desa Windujanten sejak Kuwu D.Jahari (1969) telah melaksanakan pengaturan hajatan, hingga sampai sekarang sudah 50 tahun pengaturan ini dilaksanakan dan ditaati masyarakat. Dengan adanya pengaturan 4 (empat) kali sebulan, semacam win-win solution dan menjadi perlindungan sosial masyarakat terutama keluarga miskin supaya terkurangi beban hidupnya . Kata kunci: Adat istiadat, Hajatan, 4 (empat) kali sebulan, miskin

ABSTRACT Socio-cultural approaches to poverty reduction are still few. Even though one of the causes of poverty is related to customs. One of the strong customs in the community is celebration. Where often and many this activity in community life, so it is a burden on people's lives. This study aims to explore the extent of knowing the picture of celebration, rules, sanctions, community support and the celebration of events in reducing the burden of life felt by the poor. To achieve this objective, qualitative method is used. The data collection technique was carried out by conducting in-depth interviews and completed documents. The results of the study showed that the celebration was a sign of thanksgiving which turned out to have the negative impact of increasing the burden on people's lives. So the Windujanten Village Government since Kuwu D. Jahari (1969) has implemented a rule for celebration, until now 50 years this arrangement has been implemented and obeyed by the community. With the arrangement of 4 (four) times a month, a kind of win-win solution and a social protection for the community, especially poor families, so that the burden of their lives is reduced. Keywords: Customs, Celebration, 4 (four) times a month, poor

1

PENDAHULUAN Jika musim hujan turun semua daratan Latar Belakang baik gunung yang hijau atau gersang, kota ramai atau desa terpencil semua Kemiskinan telah dikeroyok berbagai dicucurinya. Bahkan yang memiliki air yang pihak., ternyata si Miskin sangat kuat dan banyak, seperti sungai, danau dan kokoh. Walaupun berbagai jurus telah bendungan juga dicucurinyai. Undangan itu dikeluarkan untuk menanggulanginya. tidak memandang yang diundang lagi punya Sehingga menurut BPS Kabupaten uang atau tidak. Pokoknya semua yang Kuningan, sampai tahun 2018 bahwa dikenal diundang. penduduk miskin di Kabupaten Kuningan masih berjumlah 131,16 ribu jiwa atau Permasalahan muncul, bagaimana 12,22%, angka prosentase yang jauh di atas kalau yang diundang itu keluarga miskin, rata-rata Provinsi Jawa Barat yang berkisar hatta uang buat kehidupan sehari-hari saja 7,45 %.1 kesulitan. Selanjutnya si Miskin dalam sepekan mendapat undangan hajatan banyak Selama ini ujung tombak pendekatan dan bersamaan waktunya. Tentu yang yang terbanyak adalah pendekatan ekonomi menerima undangan akan mengalami dengan pemberian bantuan uang dan barang. kesulitan. Sangat sedikit sekali yang menyentuh bidang budaya. Padahal sudah mafhum Kebijakan mengurangi kesulitan beban bahwa kemiskinan disebabkan banyak hidup masyarakat tidak saja dilakukan faktor, diantaranya Nasikun, menyoroti Pemerintah Pusat, ternyata dilakukan juga beberapa sumber dan proses penyebab oleh tingkat pemerintahan desa. Salah satu terjadinya kemiskinan, salah satu diantaranya dengan membuat kebijakan diantaranya adalah Cultural and ethnic pengaturan hajatan.Maka melalui gambaran factors ( faktor budaya dan etnik)2 awal itulah penulis tertarik untuk mengadakan studi penelitian terhadap Contoh realitas di adat nenek moyang kebijakan desa yang unik ini. Sehingga yang membuat miskin, seperti Tradisi Belis penulis mengambil judul penelitian, “ Studi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Telah Kasus : Pengaturan Adat Hajatan Dalam menjadi budaya 'mencekik leher' warga. Mengurangi Kesulitan Beban Hidup Sehingga adat istiadat ini menjadi ancaman Masyarakat Miskin di Desa Windujanten”. kehidupan ekonomi masyarakat, bahkan merusak tatanan kehidupan sosial lainnya Perumusan Masalah Adapun adat istiadat yang kental di Bertitik tolak dari paparan yang telah NKRI adalah kondangan atas nama diuraikan pada latar belakang masalah di “hajatan”, dengan kemasan undangan atas, maka dapat diambil rumusan masalah “mohon doa restu”. Seseorang akan senang bahwa kesulitan beban hidup masyarakat mendapat undangan dipromosikan akan bertambah berat, jika adat istiadat jabatannya atau undangan rapat pembagian hajatan tidak dibatasi dengan aturan. Kalau keuntungan usaha. Namun lain halnya kalau masyarakat yang tidak miskin saja merasa mendapat undangan hajatan. Karena terbebani dengan banyaknya undangan namanya undangan hajatan,seperti turun hajatan ini, apalagi masyarakat yang miskin. hujan, tanpa pilih kasih . Untuk lebih spesifik, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 BPS Provinsi Jawa Barat 2019 1) Bagaimana hajatan di Windujanten? 2 Nasikun, Isu dan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan. Magister Administrasi Publik. Universitas 2) Bagaimana aturan tentang hajatan di Gadjah Mada, Yogyakarta. 2001 Windujanten?

2

3) Bagaimana dukungan masyarakat pengambilan sampel menggunakan teknik terhadap adat? purposive sampling. Purposive sampling 4) Bagaimana sanksi hukum hajatan di adalah teknik pengambilan sampel sumber Windujanten? data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015).3 Karena obyek penelitian 5) Bagaimana pengaturan hajatan dalam sudah ditentukan oleh peneliti, peneliti mengurangi kesulitan beban hidup sudah mengetahui sasaran yang bisa masyarakat miskin? memberikan data dan informasi untuk penelitian. Pemilihan informan nantinya Tujuan dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya. Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana dirumuskan di Sampel yang digunakan dalam metode atas kajian ini bertujuan untuk mengetahui penelitian kualitatif adalah sampel kecil, secara empiris mengenai gambaran hajatan, tidak representatif, purposive (snowball), aturan, sanksi, dukungan masyarakat dan dan berkembang selama proses penelitian. pengaturan Hajatan dalam mengurangi Nasution (1992) mengungkapkan bahwa kesulitan beban hidup masyarakat miskin. metode kualitatif sampelnya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian.4 Penelitian ini membutuhkan 12 subyek Sasaran yang akan diteliti agar mampu menjawab 1. Tersedianya informasi gambaran pertanyaan penelitian yang disiapkan oleh hajatan, aturan, sanksi, dukungan peneliti dan tentunya yang terkait dengan masyarakat dan pengaturan Hajatan fokus peneliti. Adapun subyek dalam dalam mengurangi kesulitan beban penelitian ini yaitu Warga Windujanten hidup masyarakat miskin. yang meliputi; Kepala Desa, Perangkat Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, 2. Tersedianya rekomendasi untuk Keluarga Miskin, Keluarga yang sudah pengaturan Hajatan yang melindungi melaksanakan Hajatan perkawinan/sunatan. masyarakat miskin Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan METODOLOGI data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Adapun bentuk penelitian yang Pada saat wawancara, peneliti sudah digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap jawaban dari metode pendekatan kualitatif deskripstif. informan. Apabila jawaban yang Penelitian ini sering berupa studi kasus atau diwawancarai setelah dianalisis terasa multi kasus. Penelitian kualitatif ditujukan belum memuaskan, peneliti akan untuk memahami fenomena-fenomena melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap sosial dari sudut atau perspektif partisipan. tertentu sehingga datanya sudah tidak jenuh. Partisipan ini adalah orang-orang yang Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif, diajak berwawancara, diobservasi, diminta seperti yang dikemukakan Miles & memberikan data, pendapat, pemikiran, dan A.M.Huberman (1992:19), tiga tahapan persepsinya. yang harus dikerjakan, yaitu (1) reduksi data Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan situasi sosial yang terdiri dari 3 Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung (actor), dan aktivitas (activity). Sehingga 4 Nasution (1992), Metode Penelitian Naturlistik Kualitatif, Tarsito, Bandung

3

(data reduction); (2) paparan data (data suasana untuk bergotong royong dalam display); dan (3) penarikan kesimpulan dan pelaksanaan acara kegiatan dimaksud. 5 verifikasi (conclusion drawing/verifying). Pemberian dalam sebuah konteks tertentu dapat disebut dengan “meyumbang” KAJIAN PUSTAKA (kondangan) Malinowski menyebutkan bahwa sistem menyumbang yang 1. Adat Istiadat menimbulkan kewajiban membalas Secara umum, pengertian adat merupakan sebuah prinsip dari masyarakat istiadat adalah suatu sistem norma atau tata kecil yang disebut principle of resiprocity kelakuan yang tumbuh, berkembang, dan atau prinsip timbal balik8. Dengan kata lain dijunjung tinggi oleh suatu masyarat secara pemberian merupakan sebuah pentuk turun-temurun sehingga kuat integrasinya pertukaran bersifat resiprokal9. Dimana dengan pola perilaku masyarakat. Dimana Afifah Fadlil Ula dalam studi Kasusnya 6 Dewa Ragawino , menyatakan bahwa mejelaskan bahwa Di Desa Nunuk sendiri, unsur-unsur terciptanya adat adalah: prinsip ini dapat kita temukan, misalnya a) adanya tingkah laku seseorang; ketika kondangan beras. Seseorang akan b) dilakukan terus menerus; menyumbang beras ketika ada acara hajatan tertentu dengan harapan di kemudian hari c) adanya dimensi waktu; dan ketika dia punya hajat, orang lain akan d) diikuti oleh orang lain/masyarakat. mengembalikan sebesar pemberiannya.10 Mengacu pada kegitan menyumbang 2. Hajatan secar agaris besar dibedakan dalam dua Hajatan adalah acara (seperti resepsi klasifikasi, yakni kegiatan suka dan dan selamatan). (Sumber : KBBI ).7 Hajatan peristiwa duka. Semua kegiatan/peristiwa perkawinaan disebut mantu, hajatan sunatan ini umumnya menyangkut semua siklus disebut nyunati, dan sebagainya. Sinonim kehidupan, menikah , hamil, melahirkan, dari hajatan acara, kenduri, perhelatan, sunatan, kematian serta rangkaian ritual yang menyertai peristiwa-peristiwa pesta, resepsi, selamatan, walimah, festival, 11 perjamuan. Orang yang tinggal di kampung tersebut. Ritual ritual seputar siklus tentunya tak asing dengan acara hajatan. kehidupan ini ditandai dengan aktivitas Pada dasarnya, hajatan adalah pesta, sumbang menyumbang yang pada dasarnya perayaan atau syukuran terhadap suatu dilandaskan pada tujuan tolong menolong dan bergotong royong sebagai prinsip dasar moment yang jarang terjadi seperti 12 pernikahan dan sunatan. Sudah menjadi resiprositas. tradisi kalau ada anggota keluarga yang mau nikah atau sunatan lantas keluarga tersebut 8 Koentjaraningrat.1977,sistem Gotong Royong dan mengadakan hajatan, walaupun tidak wajib Jiwa Gotong Royong, Berita Antropologi 9/30:4- namun jika tidak melaksanakan terasa 16.Terbitan belum lengkap. Dalam hajatan terjadi Khusus Aneka Warna Gotong Royong. Jakarta. Jurusan Antropologi UI. 1977:4) interaksi antar warga masyarakat bahkan 9 Mauss,Marcel,1992,Pemberian bentuk dan Fungsi Tukar Menukar di Masyarkat Kuno,(terj), Yayasan Obor , Jakarta, hal :61) 10 Afifah Fadlil Ula dan Hilarius S Taryono, Perubahan 5 Miles, M.B & A.M.Huberman, 1992. Analisa Data Bentuk Resiprositas dalam kehidupan sosisl Kualitatif: (Penerjemah Tjetjep Rohendi R). Jakarta: masyarakat Desa Universitas Nunuk Indramayu,2014,Fisp UI, hal 4) Indonesia Press. 11 Koentjaraningrat (1980) Sejarah Teori Antropologi I, 6 Dewa Ragawino, Dewa Ragawino,2008, Pengantar Jakrata,UI-Press dan Asas- Asas Hukum Adat Indonesia, Fakultas 12 Scott,1981, Moral ekonomi petanipergolakan dan 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) subsistensi di Asia Tenggara,jakarta, LP3ES

4

3. Kemiskinan diberi beban yang seberat itu'. 2) sesuatu Supriatna (1997) menyatakan bahwa yang berat (sukar) yang harus dilakukan kemiskinan adalah situasi yang serba (ditanggung); kewajiban; tanggungan; tanggung jawab (Kata kiasan) contoh: terbatas yang terjadi bukan atas kehendak 4 orang yang bersangkutan. Suatu penduduk 'urusan ini menjadi beban kita dikatakan miskin bila ditandai oleh Ketika kita berbicara mengenai beban, rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas maka yang ada di fikiran kita adalah sesuatu kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta tanggungan masalah/ suatu hal yang menitik kesejahteraan hidupnya, yang menunjukkan beratkan pada sesuatu. Dalam kajian lain lingkaran ketidakberdayaan. Kemiskinan beban juga merupakan suatu hambatan yang bisa disebabkan oleh terbatasnya sumber memberatkan. Semisal: mobil yang daya manusia yang ada, baik lewat jalur mengangkut banyak barang, maka mobil pendidikan formal maupun nonformal yang tersebut tidak bisa melaju dengan kecepatan pada akhirnya menimbulkan konsekuensi tinggi. Ini merupakan beban. Dan juga terhadap rendahnya pendidikan informal.13 pesawat yang membawa banyak penumpang Menurut Emil Salim (1984), yang melebihi batas max, maka pesawat mendefinisikan golongan miskin adalah tersebut akan mengalami kesulitan dalam mereka yang berpendapatan rendah karena lepas landas. Ini juga merupakan beban. rendahnya produktifitas, di mana rendahnya Begitupula dengan beban yang bila kita tingkat produktifitas disebabkan oleh : 1. kaitkan dengan Hidup. tidak memiliki asset produksi, 2. lemah Hidup adalah sesuatu yang memiliki jasmani dan rohani. 14 Umumnya, suatu ruang dan waktu, yang memiliki masa dan keadaan disebut miskin bila ditandai oleh zaman. Beban Hidup artinya sesuatu yang kekurangan atau tidak mampu memenuhi menghambat perjalanan/ pergerakan ruang tingkat kebutuhan dasar manusia. dan waktu dalam kehidupan. Jadi beban Kemiskinan tersebut meliputi tidak hidup dapat diartikan sesuatu yang terpenuhinya kebutuhan dasar yang menghambat kehidupan dalam memperoleh mencakup aspek primer dan sekunder. tujuan 15 Aspek primer berupa miskinnya aset 5. Hubungan adat budaya dan pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kemiskinan aspek sekunder berupa miskinnya jaringan Kemiskinan (Poverty) merupakan sosial, sumber-sumber keuangan, dan permasalahan sosial multi dimensional. informal, seperti kekurangan gizi, air, Kemiskinan tidak bisa dilihat hanya perumahan, perawatan kesehatan yang permasalahan yang berkaitan dengan kurang baik dan pendidikan yang relatif kekurangan pendapatan semata, namun rendah. lebih dari itu. Karena penyebabnya juga bisa 4. Beban Hidup dari berbagai macam, menurut Nasikun Arti kata beban menurut KBBI adalah beberapa sumber dan proses penyebab 1) barang (yang berat) yang dibawa terjadinya kemiskinan, yaitu: (dipikul, dijunjung, dsb); muatan (yang a) Policy induces processes, yaitu proses ditaruhkan di punggung kuda, keledai, dan pemiskinan yang dilestarikan, sebagainya) contoh: 'mana boleh kuda ini direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan, tetapi realitanya justru 13 Supriatna, T.Dr., 1997. Birokrasi Pemberdayaan dan pengentasan Kemiskinan. Humaniora Utama Press, melestarikan. Bandung 14 Emil Salim, 1984, Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan, tp. Jakarta 15 Fikri Arief, Beban Hidup, Kompasiana, 11 Juli 2010

5 b) Socio-economic dualism, negara bekas PEMBAHASAN koloni mengalami kemiskinan karena 1. Gambaran Desa Windujanten poal produksi kolonial, yaitu petani Desa Windujanten terletak di Daerah menjadi marjinal karena tanah yang Kawasan Kuningan, dengan luas Wilayah paling subur dikuasai petani skala besar 149.837 Hektar yang terdiri dari 4 Rukun dan berorientasi ekspor. Warga (RW) dan 16 Rukun Tetangga (RT) c) Population growth, prespektif yang yang merupakan salah satu Desa yang didasari oleh teori Malthus, bahwa berada di wilayah Kecamatan Kadugede pertambahan penduduk seperti deret Kabupaten Kuningan. Secara Visualisasi, ukur sedangkan pertambahan pangan wilayah administratif dapat dilihat dalam seperti deret hitung. Peta Wilayah Desa Windujanten sebagai d) Resources management and the berikut ; environment, adalah unsur Desa Windujanten merupakan desa yang mismanagement sumber daya alam dan berada di daerah dataran tinggi.Sebagian lingkungan, seperti manajemen besar wilayah Desa Windujanten adalah pertanian yang asal tebang akan dataran yang tinggi, dimana hampir semua menurunkan produktivitas. desa-desa yang berada di Kecamatan e) Natural cycle and processes, kemiskinan Kadugede merupakan dataran yang tinggi terjadi karena siklus alam. Misalnya dan rata. Di sebelah timur dibatasi oleh tinggal dilahan kritis, dimana lahan itu Desa Cibinuang, dan disebelah selatan jika turun hujan akan terjadi banjir, akan berbatasan dengan Desa Cipondok, tetapi jika musim kemarau kekurangan sementara di sebelah barat dibatasi Desa air, sehingga tidak memungkinkan Cipondok dan sebelah Utaranya dibatasi produktivitas yang maksimal dan terus- Kelurahan Cigadung. menerus. f) The marginalization of woman, peminggiran kaum perempuan karena

masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang lebih rendah dari laki- laki. g) Cultural and ethnic factors, bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan. Misalnya pada pola konsumtif pada petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan. h) Exploatif inetrmediation, keberadaan Gambar 1 penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir. diterapkan pada suatu Peta Desa Windujanten daerah yang fragmentasi politiknya kuat, Penduduk Desa Windujanten dapat menjadi penyebab kemiskinan. berdasarkan data terakhir hasil Sensus i) Interbational processe, bekerjanya Penduduk Tahun 2018 tercatat sebanyak sistem internasional (kolonialisme dan 3008 jiwa terdiri dari Laki-laki 1.477 dan kapitalisme) membuat banyak negara Perempuan 1.531. dengan jumlah Kepala menjadi miskin2 Keluarga 918 Kepala Keluarga dengan

6

Keluarga Miskin Sosial ada 60 keluarga As-Syaukani dalam At-Talkhis Al-Jabir) , (PMKS,2018)16 Adapun kondisi sosial sehingga Aah Robi’ah, menyatakan kemasyarakatan desa Windujanten, seperti “Alhamdulillah, anaknya, minta sendiri diungkapkan oleh Pejabat Kepala Desa untuk disunat (khitan)”.19 Ungkapan rasa Windujanten, M. Reza, STP,M.Si bahwa syukur seseorang yang telah melaksanakan “Saya diangkat menjadi pejabat Kepala perintah agamanya. Desa Windujanten untuk penugasan mulai Karena pernikahan dan khitan 14 Juni 2019. Setelah membandingkan dilakukan sekali dalam seumur hidup bagi dengan 12 desa yang di wilayah kecamatan seseorang. Maka hajatan bagi orang tua Kadugede, Desa Windujanten kehidupan yang mempunyai anak, sangat penting masyarakatnya lebih maju. Kondisi lebih karena ingin memberikan yang terbaik dan rapih dan bersih. bahkan tingkat terindah pada anaknya.20. Apalagi dikuat kan parstisipasi dalam pembangunan terlihat oleh ajaran agama. “Umumkan nikah.” bagus, dicontohkan dalam pembangunan (HR. Ahmad 16130) pelebaran jalan di Dusun Kaliwon, tidak Supaya tetangga pada mengetahui.21 menggunakan dana desa tapi dengan biaya Sehingga banyak si empunya hajatan sendiri menyewa beko, keinginan desa berkeinginan dalam pelaksanaan diusahakan menjadi daerah wisata, dengan membuat berlangsung semeriah mungkin. Apalagi Wisata Arum Jeram di Dusun Wage dan kalau anaknya hanya satu, orang tua akan rencana membangun wisata pertanian. semaksimal mungkin mengeluarkan Mengundang penceramah pengajian pendanaan untuk hajatannya. Istilahnya tinggkat nasional seperti Habib Riziq, Buya “ngetrukeun kanjut kundang’, sehingga Yahya, Ust.Evi,dan yang lainnya . yang untuk membiayai hiburan hajatannya pun tidak semua desa mampu melakukan yang termahal,seperti menyelenggarakan 17 kegiatan seperti itu.” hiburan (nanggap) wayang dengan Dalang Asep Sunandar dari Bandung. 2. Gambaran Hajatan di Windujanten Adapun proses hajatan menurut Ganda Kegiatan Hajatan di Desa Windujanten Praja bahwa “ Dahulu waktu jaman Kuwu mengikuti hajatan adat istiadat Sunda, yakni Kidul Sastrasasmita (1938-1967) dalam rangka pernikahan dan khitan. Jika masyarakat masih Guyub dan kompak yang hajatan seorang muslim, maka dalam pelaksanaan hajat. kalau sudah pelaksanaan hajtan pernikahan dan khitan dipastikan mau hajatan, biasanya Kepala untuk menambah kesempurnaan dalam Dusun, tokoh-tokoh masyarakat mengajak ibadahnya. Karena menurut keterangan masyarakat bersilaturahmi kepada yang agama, untuk pernikahan berarti “sungguh akan melaksanakan hajatan, dengan istilah dia telah menyempurnakan setengah “nanya beja”. agamanya” (ash-Shahihah no. 625).. Waktu hajatan masyarat datang membantu Sehingga saat hajatan Nining menyatakan, mulai buat balandongan, membantu masak, “Alhamdulillah, bersyukur, anak sudah menjadi panitia penerima tamu dan yang selamat punya jodoh.18. Begitupun lainnya. Tetangga sekitar membantu tanpa keterangan agama untuk khitan, minta upah. Hanya diantar makanan “Barangsiapa yg masuk Islam maka hendaknya dia berkhitan” (Hadits riwayat 19 Hasil Wawancara dengan Aah Robi’ah, Pedagang,42 tahun 16 Profil Desa Windujanten 2019 20 Hasil Wawancara dengan Dade Yubaedah, SH,MH., 17 Hasil Wawancara Dengan M. Reza,STP,M.Si, ASN, 51 Pejabat Desa Windujanten, 42 tahun tahun 18 Hasil Wawancara Dengan Nining, Pembantu Rumah 21 Hasil Wawancara dengan KH. Mansyur Yunus,Ketua Tangga, 52 tahun MUI Desa, 76 tahun

7 berekat ke rumahnya. Malam sebelum hari H, ada lomba gaplehan kadang sampai pagi. Yang juara mendapat hadiah menarik sekedarnya. Hari H-nya hiburan kesenian, ada yang memilih tunil, reog, calung, gemyung dan wayang golek sesuai kemampuan yang punya hajatan. Dan rata- rata banyak yang menontonnya.22” Zaman berubah, pelaksanaan hajatan pun berubah. Dimana masyarakat disibukan dalam pekerjaaannya yang beragam. Gambar 2 Sehingga untuk mencari orang membantu Daftar Hajatan Desa Windujanten 2019 hajatan susah, walaupun akan di bayar. Kemudian setelah selaturahmi lagi ke Sehingga tak heran, lebih baik menyewa Kepala Dusun, untuk merencanakan tempat hajatan kota seperti Gedung membuat panitia hajat dan rencana acara Sanggariang atau yang sejenisnya di kota kegiatan hajatan. dengan sekalian satu paket makanannya. Diungkapkan Dade Yubaedah, “Disamping Pentingnya pengaturan hajatan, biayanya tidak jauh berbeda, juga disebabkan kalau tidak diatur akan jadi membawa ketenangan kepada yang punya masalah besar. Perlu diatur orang yang hajatan. Kekhawatiran makanan yang bertanggung jawab mengurus tamu, bagian disediakan untuk tamu undangan tidak cuci, bagian penyedia parasmanan dan mencukupi akan hilang dan tidak perlu ada pelaksana acara hajatan. Aah Robiah kegiatan mengantar “ berekat” ke rumah mengatakan, “Jangan sampai panitia tetangga karena tidak ada kegiatan masak parasmanan tidak ada ditempat, kasihan 19 memasak di dapur.”20 tamu undangan” Bahkan adanya Pelaksaan hajat 1 (satu) tempat sehari ini, akan memudahkan 3. Gambaran aturan Hajatan di setiap pihak. H. Sholehudin mengatakan, Windujanten “Khususnya bagi Kepala Dusun yang Adapun urutan pelaksanaan acara diangkat sebagai ketua panitia hajatan, hajatan. Pertama, silaturahmi lapor ke akan senantiasa ada ditempat hajat. Kepala Dusun. Pengatur keamanan hansip desa tidak akan Selanjutnya Kadus menganjurkan kerepotan.”.23 lapor ke Pemerintahan Desa, terutama Ternyata yang diatur tidak saja menghubungi pihak Pejabat Kesra. pengaturan pelaksanaan hajatan, termasuk Terutama jangan sampai bentrok jadwal yang akan datang ke kondangan, Ganda kegiatan hajatan. Saat mendaftarkan Praja menyatakan,” Pengaturan yang akan pelaksanaan hajatan menurut Dade datang ke tempat hajatanpun diatur sejak Yubaedah, “Tidak ada uang pendaftaran dulu. Diantaranya yang datang ke tempat untuk hajatan.” 20 hajat kalau pemuda dan dewasa setelah magrib, ibu-ibu setelah dhuhur sampai menjelang magrib dan para orang tua dan keluarga, keluarga, kerabat dan teman pada pagi hari.”22

22 Hasil Wawancara Dengan Ganda Praja, Petani ,92 23 Hasil Wawancara Dengan H. Sholehudin, Mantan tahun Kesra Desa, 77 tahun

8

4. Gambaran Dukungan Masyarakat Ternyata pengaturan adat istiadat ini Terhadap Adat Istiadat Hajatan mendapat aprisiasi dari warga desa lain, Dalam praktek pelaksanaan peraturan Kata Indri Nurdiana, menirukan pendapat itu, tidak semudah dalam rapat. Wujud temennya dari warga desa lain, “ Saya Tantangannya jika kedua belah pihak sudah sangat salut ka masyarakat Windujanten, memutuskan hari tapi di desa sudah tercatat hajatan bisa diatur. Dan sampai saat ini. ada 4 (empat) orang yang hajat. Sehingga masyarakat masih mentaati aturan hajatan 24 sulit bagi yang punya rencana. Apalagi itu.”. sudah dihitung tanggal keberuntungannya. Ketaatan masyarakat terhadap aturan Terkadang yang punya niat hajatan, hajatan sudah berlangsung lama ini, memaksa untuk terlaksana. Menanggapi dikarenakan aturan ini sangat berguna dan sikap seperti itu, Indri Nurdiana menguntungkan dalam kehidupan menyatakan, “Pihak Pemerintah bermasyarakat. Asep, mengungkapkan Desa,mempersilahkan melaksanakan pengalamannya “Ketika kondangan ke desa hajatan tapi jangan mengundang Ciherang, dirinya sampai ke tempat yang masyarakat Desa Windujanten. Kalau mau dipasang umbul-umbul, ternyata bukan mengundang masyarakat waktunya dirubah. tempat hajatan yang mengundangnya. Hal ini dilakukan agar adat kebiasaan tetap Kemudian dirinya diberitahu Panitia bisa berlangsung dan ditaati masyarakat.”24 hajatan disana bahwa pada hari itu ada 7 Selanjutnya diungkapkan Indri (tujuh) tempat yang bersamaan melakukan 26 Nurdiana “Seperti, Desember sekarang saja hajatan”. ( tahun 2019), sudah 4 (empat) orang dan Mendengar realita kondisi Hajatan di tetangga saya, H. Samid, rencana mau tempat lain semacam itu, membuat Aas, khitan cucunya, setelah bekonsultasi dengan menyatakan ” Kacipta teuing pusingna. dirinya dan melihat jadwal Hajatan di warga desa eta. Era lamun teu kondangan Kantor Pemerintahan Desa, maka beliau teh..” ( Terbayang pusingnya warga desa pelaksanaan hajatnya mundur cari waktu itu. Malu kalau tidak kondangan. Sehingga, lain.” 24 Dade Yubaedah, berpendapat , “Aturan Masyarakat yang mentaati aturan adat hajatan di Desa Windujanten ini perlu ini merupakan modal sosial yang baik. ditularkan ke daerah lain dan Sehingga menurut Indri Nurdiana,” Saya dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi sebagai anak muda bersyukur punya adat lagi, baik tingkat kecamatan atau kabupaten ini. Adat ini warisan yang bagus perlu agar lebih banyak lagi masyarakat 20 dipertahankan.Sehingga perlu dibuat terkurangi beban hidupnya”. tertulis. Dan ini merupakan unggulan Desa Windujanten. Orang tua kita sudah 4. Gambaran Sanksi Hukum Hajatan di berpikiran panjang untuk memberikan Windujanten kebaikan kepada masyarakat. Maka sebagai Pengaturan hajat bukan berarti tidak anak cucunya wajib melestarikannya24” mengandung masalah. Asep menyatakan, Dukungan terhadapnya datang dari Aas, “Pernah kejadian orang tersebut mau “Istiadat sudah bagus diusulkan agar tetap melakukan hajatan dan mengundang dipertahankan, sering diumumkan masyarakat. Dan saya sampaikan anjuran (disosialisasikan).”25 mengenai adat istiadat di Windujanten jangan sampai melebihi 4 (empat) yang melaksanakan. Warga tersebut bersikeras, 24 Hasil Wawancara Dengan Indri Nurdiana, Sekretaris Desa, 35 tahun 26 Hasil Wawancara Dengan Asep, Kadus Kliwon, 44 25 Hasil Wawancara Dengan Aas, Petani, 56 tahun tahun

9 dengan menyatakan sudah dihitung catatan hajatan. Apa yang telah diberikan “fengsui“nya. Padahal pada bulan itu tetangga pada saat dirinya melakukan sudah ada 4 (empat) orang. Maka sebagai hajatan dan berupaya untuk hadir dalam Kepala Dusun melarangnya, kecuali kalau acara hajatannya.Karena khawatir hanya sekedar “ngelist” (undangan pakai peristiwa waktu dulu jaman neneknya. fotocopian) ternyata warga tidak Pernah ada kasus, seorang ibu “ngontrog” mengindahkan anjurannya. Dia tetap mendatangi tetangganya.Karena ia telah mengundang warga walau tidak semua menyimpan (menghutangkan) daging, me hanya “ditotolan bae” (istilah kampung. dan beras. Maka kalau ada hajatan Yang maksudnya hanya orang-orang tetangga perlu medatanginya. Andaipun tertentu saja yang diundang). 26 lagi keluar kota, ada kegiatan kerja yang Pada hari H pelaksanaan hajat, tidak bisa ditinggalkan maka dirinya akan 20 kebetulan sebagai Kepala Dusun nitip amplop untuk yang akan hajatan. berkewajiban melihat ke tempat warganya Selanjutnya agar tak terbebani dengan hajatan, ternyata pelaksanaan hajat tidak hajatan tetangga, kalau memberi amplop semeriah biasanya hajatan. Asep kondangan menurut KH. Mansyur Yunus, menyatakan, “Yang hadir ketempat “Diniatkan bersedekah membantu tetangga undangan hanya beberapa orang, itupun yang sedang hajatan. Andaipun tidak besar dari keluarganya saja. Karena keluarga untuk kondangan, maka diisi semampunya mereka tidak makan ke tepat parasmanan dan agar tidak malu amplopnya jangan makanan. Sehingga makanan parasmanan diberi nama.”21 sampai waktu sore ashar masih utuh dan banyak . Saksi lain atas kejadian ini, boleh 5. Gambaran Pengaturan Hajatan tanya pa H. Ewo sebagai penerima tamu”.26 Dalam Mengurangi Beban Hidup Sedangkan tambahan keterangan lain, Yang Dirasakan Masyarakat Miskin menurut Wali, “Orang tidak memenuhi H. Sholehudin menerangkan bahwa undangan acara hajatannya. Biasanya yang “Pengaturan Hajatan dibuat di Zaman si empunya hajatan, sudah sering Pemerintahan Desa, Kuwu D. Jahari (1969 melakukan hajatan. Atau orang yang jarang - 1981). Beliau memutuskan membuat mendatangi undangan hajatan tetangganya. peraturan tidak boleh lebih dari satu yang Atau ada hambatan hujan besar pada hari melakukan hajat dalam sepekan, sebulan H”27 hanya 4 (empat) acara hajatan. Setelah Di sisi lain sanksi bagi orang yang disepakati dalam rapat perangkat desa, tidak datang undangan hajatan tidak ada. kemudian Kepala Desa membawa Hanya berupa perasaan bersalah kalau tidak kesepakatan itu kedalam musyawarah datang keundangan. Aah Robiah LMD (Lembaga Musyawarah Desa). menyatakan, “Dirinya takut kalau diketahui Ternyata seluruh peserta musyawarah LMD yang mengundang. Pengundang akan menyetujuinya, sehingga menjadi sebuah menyatakan “harianeun” tidak memenuhi keputusan desa”. undangannya. Hal itu dialaminya pada saat Pada saat mensosialisasikan ketemu dengan pengundang, perasaannya pengaturan hajatan ke masyarakat. Ada merasa tidak nyaman.”19 yang bertanya , bagaimana jika akan Sehingga untuk menghindari perasaan menikah sudah sepakat waktu pernikan tidak nyaman, terutama bagi yang sudah dengan adanya aturan itu? Maka H. melakukan hajatan, Dade Yubaedah Sholehudin, menerangkan bahwa “ Kunci menyatakan, “ Dirinya akan membuka buku peraturan hajatan ini, ada di dalam pelaporan yang akan hajatan. 4 atau 6 27 Hasil Wawancara Dengan Wali, Petani, 35 tahun

10 bulan sebelum melaksanakan hajatan. Ada jeda waktu untuk mencari isi amplop dan waktu kedua belah pihak buat kesepakatan menarik nafas dulu) untuk mendapatkan informasi waktu yang Pelaksanaan hajatan di Desa kosong. Sehingga pada saat dari pihak Windujanten, berbentuk resiporsitas (timbal warga Windujanten yang akan menikah balik). Dimana proses Resiprositas yang dengan pihak luar akan mempunyai bahan dilakukan jangka Panjang. Dimana waktu pelaksanaan nikah sesuai dengan Kondangan sama dengan menitipkan jadwal yang kosong di desa. Disanalah barang, yang harus dikembalikan pada saat kedua belah pihak untuk melakukan orang itu membutuhkan. Istilahnya “nitip musyawarah untuk kesepakatan penentuan barang” bagi yang memiliki anak. waktu hajat. Setelah sepakat waktu baru Seandainya Salah seorang yang mau hajat lapor lagi untuk dicatat di papan nitip daging 10 kg. Barang kali tak jadi 23 pengumuman hajatan warga.” masalah kalau satu tetangga yang hajatan. Sejak itu pengaturan hajatan Jadi masalah, kalau waktu hajatan dilaksanakan oleh masyarakat Desa berbarengan, dimana titipan harus Windujanten, namun secara tertulis,wujud dikembalikan pada waktu yang bersamaan peraturannya pada saat Zaman Kuwu Iman dan banyak. Berapa uang yang dikeluarkan (1981 s/d 1987). Dimana Drs. Maman, Kaur seseorang untuk mengembalikan titipan? Pemerintahan (Ngabihi) menerangkan, Dade Yubaedah,mengatakan, “Kalau “Pada saat itu saya baru diangkat bekerja pelaksanaan hajatan di suatu daerah terlalu di Desa Windujanten. Saya dapat tugas sering dengan waktunya berbarengan atau untuk membuat Perdes Peraturan Hajatan. dekat, akan membebani kehidupan Dibuat dengan menggunakan mesin ketik masyarakat daerah tersebut karena minimal besar. Hanya masalahnya, karena Perdes dirinya harus meminjam untuk mengisi tersebut sudah lama dibuat. Sehingga saya amplop uang kondangan.” 20 lupa lagi, tempat diarsipkannya Peraturan Dimana undangan hajatan ditu. menyusahkan dan menjadi beban hidupnya Namun walaupun demikian karena dulu dirasakan langsung bagi keluarga miskin. sering disosialisasikan, dan sudah di- Kata Nining, “Dirinya menjadi stres dan perdes-kan. Dan sudah menjadi kebiasaan pusing. Dengan banyaknya kartu undangan masyarakat kalau mau melangsungkan hajatan.”18 Hal yang sama dirasakan Aah, hajatan pernikahan atau khitan yang “Stres dan pusing meningkat terjadi mengundang masyarakat datang ke kantor sesudah Idul Fitri atau Idul Adha. Karena desa untuk minta izin .tanpa menanyakan sudah kelelahan habis lebaran dan uangpun 28 dimana peraturannya” sudah berkurang untuk lebaran. Ditambah Adanya peraturan hajatan di Desa “kondanganeun” banyak. 19 Sikap diatas Windujanten, manfaatnya banyak dirasakan dikuatkan pula oleh masyarakat yang tidak masyarakat, khusus warga yang miskin. miskin, diantara M. Reza,STP,M.Si, Karena tidak bisa nutup muka atas menyatakan, “Kita sendiri yang punya undangan hajatan dari tetangga atau pendapatan tetap merasa keberatan dengan saudaranya. banyak kondanganeun, apalagi masyarat 17 Dengan peraturan hajatan, Aas yang pendapatannya kurang.” mengatakan, “aya lolongkrang neangan isi Dari sisi lain masalah akan terjadi pula amplop jeung narik nafas heula”. (bisa ada kepada yang mengundang jika undangan bersamaan dan banyak. Karena yang datang ke acara hajatan dirinya menjadi sedikit dan 28 Hasil Wawancara dengan Drs. Maman, Kaur andaipun datang baik saudara atau Pemerintahan (Ngabihi) , 53 tahun teman dekat akan memberi “isi amplop”

11 yang sedikit pula. Sehingga banyak yang KESIMPULAN sudah hajatan jatuh terpuruk setelah 1. Hajatan dilakukan sebagai ungkapan melaksanakan hajatan. Indri Nurdiana rasa syukur kepada Alloh swt dan mengatakan, “Si empunya hajatan keinginan orang tua untuk memberikan yang mengalami kerugian seperti itu disebut yang terbaikpada anaknya. “ Katinggang balandongan”,setelah 2. Pengaturan hajatan empat kali sebulan hajatan bermasalah. banyak kesusahan dan telah berlangsung 50 tahun sejak Jaman banyak hutang. 24 Pemerintahan Desa Kuwu D. Jahari Pengaturan hajatan yang berlangsung (1969 - 1981) sampai sekarang di Desa Windujanten merupakan suatu dilaksanakan dan ditaati oleh kearifan lokal, yang harus dilestarikan. masyarakat Windujanten. Dimana Adat istiadat tersebut sangat 3. Masyarakat tidak menghadiri undangan menguntungkan masyarakat banyak. hajatan, yang pelaksanaanya melanggar Sehingga M. Reza,STP,M.Si , berpendapat, peraturan adat istiadat hajatan.. “ Pengaturan hajatan ini. Semacam win-win solution. Yang mengundang ingin semua 4. Pengaturan hajatan semacam win-win datang supaya mendapat keuntungan besar. solution dan menjadi perlindungan Yang diundang juga tidak terlalu pusing sosial masyarakat terutama keluarga satu hari bersamaan. Maka akan ada miskin. pilihan dalam memenuhi undangan, kalau banyak yang mengundang, bisa dibagi uang REKOMENDASI atau ada yang tidak bisa dihadiri.11 1. Disarankan dalam mengundang untuk Disamping itu, menurut Aah Robiah,” hajatan jangan ke warga desa lain, “Aturan ini melindungi masyarakat apalagi tidak kenal secara pribadi. terutama keluarga miskin. Dengan aturan 2. Disarankan pengaturan dalam itu, membuat beban hidup kita semua sedikit pelaksanaannya diperbaharui lagi. berkurang”19. Ditambahkan Wali, yang Dengan penambahan keterangan, menyatakan, “Kita tidak bisa melarang jangan sampai pelaksanaan hajatan orang melakukan hajatan. Tapi dengan mengganggu kehidupan sosial diaturnya hajatan semacam itu, tidak akan kemasyarakatan. Seperti suara salon terlalu membebani masyarakat. Ada jeda hiburan yang terlalu besar dan untuk mencari isi amplop.”27 mengganggu lalulintas Jika ditinjau lebih jauh, ternyata 3. Disarankan agar adat istiadat ini tetap peraturan ini menjadi “ciri kekhususan desa”, dipertahankan, sering disosialisaikan ke yang sangat unik (jarang atau tidak ada di masyarakat, terutama generasi muda. desa lain) dari sebuah pemikiran para pejabat 4. Disarankan Aturan Hajatan ditularkan desa dan tokoh desa masa lalu dalam dan dikembangkan ke tingkat yang memberikan perlindungan sosial bagi lebih tinggi kecamatan atau kabupaten masyarakatnya. Terutama untuk warga yang agar lebih banyak lagi masyarakat miskin agar tidak malu dan tidak bertambah terkurangi beban hidupnya. berat beban kehidupannya, bila tetangganya melakukan hajatan. Sehingga Dade Yubaedah, dengan salut menyatakan, “Ini UCAPAN TERIMAKASIH adalah suatu inovasi pemerintahan desa.”20 Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penelitian ini, terutama kepada rekan-rekan Kelompok Jabatan Fungsional Keahlian Perencana Kabupaten Kuningan

12

DAFTAR PUSTAKA Supriatna, T.Dr., (1997). Birokrasi Afifah Fadlil Ula dan Hilarius S Taryono Pemberdayaan dan pengentasan (2014) ,Perubahan Bentuk Kemiskinan.Humaniora Utama Press, Resiprositas dalam kehidupan sosial Bandung masyarakat Desa Nunuk Indramayu, Scott(1981), Moral Ekonomi hal 4, Fisip UI, Jakarta Petanipergolakan dan Subsistensi Di BPS Provinsi Jawa Barat, 2019 Asia Tenggara, , LP3ES, Jakarta Dewa Ragawino (2008), Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat Indonesia,  Hasil Wawanacara dengan resonden: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1) KH. Mansyur Yunus,Ketua MUI Universiatas Padjadjaran, Bandung Desa , 76 tahun Emil Salim (1984), Perencanaan 2) M. Reza,STP,M.Si, Pejabat Desa Pembangunan dan Pemerataan Windujanten, 42 tahun Pendapatan, tp. Jakarta, 3) Indri Nurdiana ,Sekretaris Desa, 35 Fikri Arief, Beban Hidup, Kompasiana, 11 tahun Juli 2010 4) Drs. Maman, Kaur Pemerintahan Sugiyono (2015), Metode Penelitian (Ngabihi) , 53 tahun Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta,Bandung 5) Asep, Kepala Dusun Kliwon, 44 tahun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 6) H. Sholehudin, Mantan Kesra Koentjaraningrat.(1977),Sistem Gotong (Khatib) Desa, 76 tahun Royong Dan Jiwa Gotong Royong, Berita Antropologi 9/30:4-16.Terbitan 7) Ganda Praja, Petani ,92 tahun Khusus Aneka Warna Gotong Royong. 8) Aah Robi’ah, Pedagang,42 tahun Jurusan Antropologi UI. 1977:4), 9) Dade Yubaedah, SH,MH., ASN, 51 Jakarta tahun Koentjaraningrat (1980,) Sejarah Teori 10) Nining, Pembantu Rumah Tangga, Antropologi I,UI-Press, Jakarta 52 tahun Mauss,Marcel, (1992),Pemberian bentuk 11) Aas, Petani, 56 tahun dan Fungsi Tukar Menukar di 12) Wali, Petani, 35 tahun Masyarkat Kuno,(terj), hal :61)Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Miles, M.B & A.M.Huberman, (1992). Analisa Data Kualitatif: (Penerjemah Tjetjep Rohendi R).: Universitas Indonesia Press. Jakarta Drs. H. Eka Komara, M.Pd. Nasikun, (2001), Isu dan Kebijakan Perencana Ahli Madya Penanggulangan Kemiskinan. Bappeda Kabupaten Kuningan Magister Administrasi Publik. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Nasution (1992), Metode Penelitian Naturlistik Kualitatif, Tarsito, Bandung Profil Desa Windujanten 2019

13

INVENTARISASI POTENSI KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2019

Haeruman Perencana Ahli Madya Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan

INTISARI Kabupaten Kuningan dengan karakter pembangunan berbasis pertanian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan daerah. Strategi pembangunan dapat memanfaatkan keunggulan wilayah sesuai dengan karakteristik wilayah. Inventarisasi potensi komoditas unggulan pertanian merupakan salah satu strategi perencanaan pembangunan pertanian dengan memanfaatkan potensi lokal yang sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing. Inventarisasi potensi komoditas unggulan pertanian yang telah dilaksanakan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kawasan pertanian berdasarkan komoditas yaitu kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kawasan peternakan. Adopsi teknologi pengembangan komoditas unggulan melalui studi komparasi dengan wilayah luar Kabupaten Kuningan perlu dirintis agar terdapat kesinambungan pengembangan wilayah maupun kerjasama lintas sektor yang saling menguntungkan. Pengembangan komoditas dapat dikolaborasikan dengan pariwisata sehingga bisa menjadi wisata agro pada desa pinunjul. Kata Kunci : Komoditas Unggulan, Potensi Lokal, Pengembangan Kawasan Pertanian

ABSTRACT with the character of agriculture-based development has a strategic role in regional development. Development strategies can utilize regional superiority according to regional characteristics. Inventory of agricultural superior commodity potential is one of the agricultural development planning strategies by utilizing local potential in accordance with the characteristics of each region. Inventory of potential agricultural superior commodities that has been implemented can be used as a reference in the development of agricultural areas based on commodities, namely food crops, horticulture, plantations and livestock areas. The adoption of superior commodity development technology through comparative studies with regions outside Kuningan Regency needs to be initiated so that there is continuity in regional development and cross-sectoral cooperation that is mutually beneficial. Commodity development can be collaborated with tourism so that it can be an agro tourism in pinunjul village Keywords : Superior Commodity, Local Potential, Development of Agricultural Areas

Pendahuluan dikelola secara baik, terencana dan Latar Belakang terstruktur sehingga perlu ada pembenahan dalam pengelolaanya. Hal inilah yang Kabupaten Kuningan memiliki potensi mendorong untuk mencari terobosan baru yang cukup besar dalam sektor pertanian dengan melakukan inventarisasi komoditas yang merupakan keunggulan kompetitif unggulan yang ada di masing-masing karena letak dan kondisi geografisnya wilayah sesuai dengan kecocokan komoditas di daerah yang beriklim sejuk dan tanah di wilayahnya. Komoditas unggul yang yang subur. Keunggulan tersebut belum diinventarisir yaitu komoditas tanaman

14

pangan, hortikultura, perkebunan dan peruntukannya sehingga memiliki daya saing peternakan. produk lokal. Diharapkan keterkaitan Perencanaan pembangunan dengan ekomoni antar sektor dapat terjalin dengan pendekatan ini menekankan motor baik sehingga jangkauan pasar komoditas penggerak pembangunan suatu daerah pada dapat tertata. Untuk mewujudkan hal ini komoditas-komoditas yang dinilai unggulan, perlu dukungan sektor lain diantaranya baik di tingkat domestik maupun sarana penunjang berupa infrastruktur yang internasional. Penentuan komoditas baik. unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada Tujuan konsep efisiensi untuk meraih keunggulan Tujuannya adalah menginventarisasi komparatif dan kompetitif dalam komoditas unggulan sektor tanaman pangan, menghadapi globalisasi perdagangan. Data hortikultura, perkebunan dan peternakan, yang lama masih bersifat umum, belum sehingga dapat memberikan gambaran spesifik dan terfokus terhadap komoditas tentang potensi Pertanian unggulan di unggulan sehingga diharapkan pembangunan Kabupaten Kuningan pertanian lebih efektif dan efisien. Dengan kegiatan ini memudahkan Sasaran dalam pewilayahan komoditas unggulan Sasarannya adalah melakukan di Kabupaten Kuningan sesuai dengan Inventarisasi komoditas di 32 Kecamatan karakteristik wilayah masing-masing yang memiliki keunggulan komoditas yang sehingga dapat mengoptimalkan meliputi tanaman pangan, hortikultura, produktivitas dan produksi masing-masing perkebunan dan peternakan. komoditas. Potensi komoditas unggulan yang ada dapat merupakan aset/modal utama Metodologi Penelitian yang sangat berharga bagi pembangunan Pendekatan penelitian dilakukan dengan sektor pertanian sehingga dapat dijadikan melibatkan seluruh UPTD Pertanian yang landasan pengembangan pembangunan tersebar di 32 kecamatan sebanyak 17 UPTD di sektor pertanian. Pertanian. Jenis Penelitian adalah Deskriptif Potensi lahan yang ada belum digali Kualitatif dengan cara mengumpulkan secara optimal terutama dalam hal seluruh data komoditas tanaman pangan, pewilayahan komoditas pertanian secara luas hortikultura, perkebunan dan data peternakan baik tanaman pangan, hortikultura, kemudian dipilah berdasarkan sebarannya. perkebunan maupun sektor peternakan. Tinjauan Pustaka Penataan komoditas akan memberikan gambaran nyata tentang potensi kawasan Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang dapat dikembangkan sesuai dengan yang relatif mudah diperdagangkan, dapat keunggulannya. diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat Rumusan Masalah dipertukarkan dengan produk lainnya dengan Potensi Komoditas unggulan sektor jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli Pertanian di Kabupaten Kuningan belum atau dijual oleh investor melalui bursa diinventarisisr secara baik dan terencana hal berjangka. ini dilihat dari data yang masih tersebar, belum terfokus pada unggulan komoditas Komoditas unggulan adalah komoditas yang memiliki potensi tinggi. Dengan potensial yang dipandang dapat adanya inventarisasi komoditas unggulan dipersaingkan dengan produk sejenis di akan memberikan gambaran mengenai daerah lain, karena disamping memiliki penggunaan lahan yang sesuai

15

keunggulan komparatif juga memiliki sektor yang menjadi prioritas unggulan yang efisiensi yang tinggi (Ely, 2014). diusahakan dalam wadah aktivitas ekonomi masyarakat lokal (Wiranto, 2007). Pembahasan Peran berbagai sektor yang ada di Dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Kuningan tidak dapat diabaikan nasional yang dijalankan di Indonesia, begitu saja, tetapi layak mendapat perhatian secara lebih sederhana dibedakan dalam dan perlu ditelaah lebih jauh jenis- jenis bentuk pembangunan sektoral dan komoditas yang memberikan informasi pembangunan regional. Pembangunan tentang produk unggulan, potensial dan sektoral merupakan perencanaan dan sebagainya yang nantinya lebih fokus untuk realisasi pembangunan nasional yang pengembangan di masa mendatang. dilaksanakan berdasarkan atas kepentingan Tabel 1. Komoditas Unggulan Nasional nasional, sedang pembangunan regional Jenis Komoditas N Kelompok merupakan perencanaan dan realisasi Non o. Komoditas Pangan pembangunan yang sesuai dengan skala Pangan prioritas pembangunan di tingkat daerah 1. Tanaman Padi, Jagung, yang berotonomi. Dalam konteks Pangan Kedele, Kacang Tanah, Kacang pembangunan regional, pemerintah telah Hijau, Ubi menggariskan suatu kebijakan yang Kayu, Ubi Jalar menghendaki agar pembangunan tidak 2. Hortikultura Cabe, Bawang Rimpang dilaksanakan secara terpusat melainkan Merah, dan Kentang, Tanaman diharapkan melalui pembangunan daerah Mangga, Hias sehingga dapat membangkitkan prakarsa Pisang, Jeruk, serta partisipasi masyarakat secara luas Durian, untuk turut serta dalam mendukung dan Manggis 3. Perkebunan Kelapa Sawit, Karet, menyukseskan pelaksanaan pembangunan Kelapa, Kakao, Kapas, sesuai dengan kondisi wilayahnya. Kopi, Lada, Tembaka Pemilihan pengembangan perwilayahan Jambu Mete, u, ini antara lain didasari oleh: (1) Sektor Teh, Tebu, Cengkeh, Kemiri Sunan Jarak riil belum bergerak dan belum Pagar, menggambarkan kondisi yang sama di Nilam daerah, meskipun indikator makro nasional 4. Peternakan Sapi Potong, nampak membaik, (2) Dimensi kewilayahan, Sapi Perah, Kerbau, desentralisasi, pemberdayaan potensi lokal Kambing/domb harus menjadi cara berpikir, ideologi dan a, babi, ayam langkah-langkah pembangunan, dan (3) buras dan Itik Kemajuan wilayah yang seimbang dalam Sumber: Kementerian Pertanian jangka panjang akan memperbaiki distribusi Kajian sektor unggulan di Kabupaten penduduk, mengurangi tekanan pada daya Kuningan telah dilakukan melalui banyak dukung lingkungan. Salah satu kebijakan kegiatan, antara lain: Unggulan yang meliputi pembangunan yang dipandang tepat dan Sektor Pertanian, Industri dan Pariwisata, strategis dalam rangka pembangunan tetapi dengan perkembangan globalisasi dan wilayah di Indonesia sekaligus dinamika masyarakat maka kajian-kajian mengantisipasi dimulainya era perdagangan tersebut perlu dievaluasi lagi apakah masih bebas adalah kebijakan pengembangan relevan atau sudah bergeser posisi masing- ekonomi lokal. Kebijakan pengembangan masing unggulannya. Kajian ini dilakukan ekonomi lokal pada hakekatnya merupakan untuk melihat kembali pergeseran yang terjadi kebijakan pembangunan di daerah yang dan dapat digunakan untuk kegiatan investasi/ didasarkan pada pengembangan sektor- pengembangan produk atau komoditi.

16

Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah Peternakan Sapi Perah ditentukan oleh kontribusi perekonomian yang 15 Cigugur 7.073 ada di wilayahnya. (ekor) Sapi Potong 16 Cibingbin 4.698 Tabel 2 Komoditas Unggulan Pertanian (ekor) Kabupaten Kuningan Cimahi 4.182 Jenis Luasan No Kecamatan Komoditi Cilebak 3.414 Tanaman Ayam Pangan 17 Pedaging Jalaksana 180.092 1 Jagung (Ha) Darma 611 (ekor) Cibingbin 762 Kuningan 498.000 Cigugur 246 Nusaherang 160.898 Cimahi 212 2. Ubi Jalar (Ha) Cilimus 1.772 Ayam Petelur Kramatmul 18 115.418 Jalaksana 516 (ekor) ya Ciganda mekar 948 Kramatmulya 272 Jalaksana 109.000 3. Ubi Kayu (Ha) Darma 1.109 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan Cigugur 64 4 Kedele (Ha) Cibingbin 323 Cimahi 213 Potensi Sub Tanaman Pangan Kacang Tanah 5 Cibingbin 147 Komoditas unggulan tanaman pangan (Ha) berdasarkan sebaranaya adalah meliputi Maleber 122 Kacang Hijau tanaman Jagung Ubi Jalar, Ubi Kayu, kedele, 6 Cibingbin 6 (Ha) Kacang Tanah, Kacang Hijau. Tanaman Cimahi 4 Jagung dan Kedele merupakan komoditas Hortikultura unggulan nasional yang harus diusahakan di Cabe Besar 7 Darma 77 Kabupaten Kuningan. Tanaman jagung yang (Ha) Kramatmulya 45 paling luas berada di kecamatan Cibingbin Cabe rawit seluas 762 ha dan Darma 611 Ha. Ubi Jalar 8 Ciawigebang 70 (Ha) di Kecamatan Cilimus seluas 1.772 Ha di Darma 115 Kecamatan Cilimus dan Jalaksana 516 Ha, Bawang 9 Jalaksana 75 Merah (Ha) Cigandamekar 948 Ha dan Kramatmulya Kramatmulya 91 seluas 272 Ha. Ubi Kayu di Kecamatan 10 Mangga (Phn) Cimahi 61,970 Darma seluas 1.109 Ha dan Cigugur di Kalimanggis 80.000 kecamatan 64 Ha, Kedele tersebar di Ciniru 71.930 Kecamatan Cibingbin seluas 323 Ha dan Rambutan 11 Luragung 26.251 Cimahi seluas 213 Ha, Kacang Tanah di (Phn) Mandirancan 19.750 Kecamatan Cibingbin seluas 147 Ha dan Lebakwangi 21.350 Maleber seluas 122 Ha Kacang Hijau di 12 Salak (Phn) Hantara 3.100 Kecamatn Cibingbin seluas 6 Ha dan Nusaherang 2.871 Kecamatan Cimahi seluas 4 Ha. Komoditas Mandirancan 667 tanaman pangan tersebut masih bisa Perkebunan 13 Cengkeh (Ha) Cigugur 192 ditingkatkan potensinya. Komoditas nasional Kuningan 125 yang direkomendasikan adalah padi, jagung Cilimus 182 dan kedele. Sementara tanaman padi tidak 14 Pala (Ha) Selajambe 204 dibahas karena sebarannya populasinya Darma 174 merata disetiap kecamatan dan merupakan Subang 135 15 Kopi (Ha) Darma 231,35 hal wajib yang harus dipertahankan Selajambe 228,63 keberadaanya karena merupakan komoditas Cilimus 116,48 utama.

17

Potensi Sub Sektor Hortikultura Selajambe 228,63 Ha dan Cilimus seluas Komoditas Hortikultura meliputi 116,48 ha. Dari segi luasan Kecamatan sayuran, buah-buahan dan tanaman hias. Cilimus masih harus dikembangkan Komoditas sayuran yang unggulan di potensinya namun dari segi pengolahan Kabupaten Kuningan meliputi Cabe besar sudah lebih unggul dibanding wilayah seluas 77 Ha di Kecamatan Darma dan lainnya. Kramat Mulya seluas 45 Ha. Cabe rawit tersebar di Kecamatan Ciawigebang 70 Ha Potensi Sub Sektor Peternakan dan Kramatmulya 115 Ha, Sementara Komoditas peternakan jenis non-unggas Bawang Merah tersebar di Kecamatan yang diusahakan meliputi sapi perah dan Jalaksana seluas 75 Ha dan Kramatmulya sapi potong sedangkan komoditas unggas seluas 91 Ha. meliputi ayam pedaging dan ayam petelur. Sedangkan untuk komoditas buah- Sapi Perah tersebar di Kecamatn Cigugur buahan meliputi tanaman Mangga, rambutan sebanyak 7.073 ekor. Sapi Potong tersebar di dan Salak. Tanaman Mangga tersebar di Kecamatan Cibingbin 4.698 ekor,Cimahi Kecamatan Cimahi sebanyak 61.970 pohon, 4.182 ekor dan Cilebak 3.414 ekor. Kalimanggis 80.000 pohon dan Ciniru Pengembangan Sapi Perah sampai saat ini 71.930 pohon. Sebaran Tanaman Rambutan dikelola oleh Koperasi Susu, sudah terjalin terdapat di Kecamatan Luragung sebanyak kemitraan dengan perusahaan Susu Ultra 26.251 pohon, Mandirancan 19.750 pohon, Jaya. Kemitraan ini perlu terus dijalin dan dan Lebakwangi 21.350 pohon. Tanaman ditingkatkan terutama dalam hal kualitas Salak menurut sebaran terdapat di susu dan kontinuitas produksi. Ayam Kecamatan Hantara sebanyak 3.100 pohon, pedaging tersebar di Kecamatan Jalaksana Nusaherang 2.871 pohon dan Mandirancan 180.092 ekor, Kuningan 498.000 ekor, senayak 667 pohon. Dari segi luasan Nusaherang 160.898 ekor. Ayam petelur Kecamatan Mandirancan lebih kecil tersebar di Kecamatan Kramatmulya dibanding kecamatan lainnya namun dari 115.418 ekor dan Jalaksana 109.000 ekor. segi pemasaran sudah meluas berhubung Pembudidayaan ayam baik petelur maupun sudah menyediakan outlet-outlet pemasaran. pedaging sebagian besar masih didominasi Tanaman hias tidak dibahas karena belum oleh peternak perorangan. ada unggulan yang dapat diandalkan. Kesimpulan Potensi Sub Sektor Tanaman Perkebunan Kabupaten Kuningan dengan karakter Komoditas yang potensial dikembangkan pembangunan berbasis pertanian mempunyai sub sektor perkebunan di Kabupaten peran yang strategis dalam pembangunan Kuningan meliputi cengkeh, Pala dan Kopi. daerah. Strategi pembangunan dapat Tanaman Cengkeh tersebar Kecamatan memanfaatkan keunggulan wilayah sesuai cigugur seluas 192 Ha, Kecamatan Kuningan dengan karakteristik wilayah. Inventarisasi 125 Ha, dan Kecamatan Cilimus seluas 182 komoditas merupakan salah satu strategi Ha. Tanaman yang ada sudah harus perencanaan pembangunan pertanian dengan direhabilitasi berhubung banyak tanaman tua memanfaatkan potensi lokal yang sesuai dan tidak produktif lagi. Tanaman Pala dengan karakteristik wilayah masing- tersebar di Kecamatan selajambe seluas 204 masing. Ha, Darma 174 Ha dan Subang 135 Ha. Dari Inventarisasi komoditas unggulan segi produktivitas tanaman pala masih pertanian dapat dijadikan acuan dalam rendah karena sebagian besar tanaman belum pengembangan kawasan pertanian menghasilkan. Tanaman Kopi dari segi berdasarkan komoditas yaitu kawasan sebaran yang paling luas terdapat di tanaman pangan, hortikultura, perkebunan Kecamatan Darma seluas 231,35 ha, dan kawasan peternakan. Adopsi teknologi

18

pengembangan komoditas unggulan melalui Ucapan Terimakasih studi komparasi dengan wilayah luar Penulis mengucapkan terima kasih Kabupaten Kuningan perlu dirintis agar kepada semua pihak yang telah membantu terdapat kesinambungan pengembangan dan mendukung penelitian ini terutama wilayah maupun kerjasama lintas sektor kepada rekan-rekan di Kelompok Jabatan yang saling menguntungkan. Fungsional Perencana Kabupaten Kuningan, petugas data statistik pertanian Dinas Komoditas yang sudah diketahui pertanian Kabupaten Kuningan dan UPTD penyebarannya ini dapat dijadikan bahan lingkup Dinas Pertanian Kabupaten kajian pelaksanaan kegiatan Desa Pinunjul Kuningan. yang akan dirintis di Kabupaten Kuningan mulai tahun 2020 mendatang. Daftar Pustaka Djaenudin, 2002 Pengembangan komoditas Rekomendasi unggulan, 1. Komoditas yang sudah diploting sesuai Alkadri dan Djajadiningrat, 2000 Kriteria dengan karakteristik wilayahnya agar mengenai komoditas unggulan ditindaklanjuti dengan pengembangan Hendayana, 2002.Komoditas Unggulan kawasan baik itu kawasan tanaman Pertanian pangan, hortikultura, perkebunan Peraturan Menteri Pertanian maupun peternakan atau gabungan No.47/Permentan/OT.140/10/2006 diantarana sektor maupun lintas sektor tentang Budidaya Pertanian Pada diantaranya dengan pariwisata terutama Lahan Pegunungan. wisata alam. Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2019 2. Pengembangan kawasan agar tentang Desa Pinunjul Kabupaten ditindaklanjuti dengan peganggaran yang Kuningan pendanaanaya berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi atau dana Pusat atau gabungan dari ketiganya Ir. Haeruman secara terintegrasi dan berkelanjutan. Perencana Ahli Madya 3. Pengembangan komoditas dapat dikolaborasikan dengan pariwisata Dinas Pertanian sehingga bisa menjadi wisata agro pada Kabupaten Kuningan desa pinunjul.

19

POLA DISTRIBUSI PERMUKIMAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Iwan Mulyawan Perencana Ahli Madya Keahlian Spasial

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kuningan

INTISARI Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Kuningan membutuhkan penyediaan lahan, terutama lahan untuk perumahan yang luas, sementara ketersediaan lahan terbatas. Ketidakseimbangan ini akan memungkinkan terkonsentrasinya permukiman di daerah-daerah tertentu yang kemudian akan membentuk pola distribusi permukiman tertentu dan berbeda, sehingga terjadinya berbagai pola distribusi permukiman sebagai manifestasi distribusi penduduk yang tidak merata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dengan interpretasi citra satelit pada tahun 2018 yang kemudian dianalisis menggunakan metode analisis tetangga terdekat untuk menentukan pola distribusi permukiman dan analisis korelasi spearman untuk menentukan besarnya pengaruh faktor fisik dan faktor sosial ekonomi terhadap pola permukiman di Kabupaten Kuningan. Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis ditemukan bahwa pola permukiman di Kabupaten Kuningan adalah mengelompok dengan Nearest Neighbor Ratio (NNR)-nya sebesar 0,891473. Kecamatan Cibingbin memiliki pola yang acak mengarah ke mengolompok dengan NNR 0,683906 sementara Kecamatan Cimahi memiliki pola acak mengarah kepada seragam dengan NNR 1,34967. Pola distribusi pemukiman yang seragam dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi seperti kepadatan penduduk dan proporsi lahan sawah dibandingkan dengan faktor fisik seperti lereng, ketinggian dan kemudahan untuk mendapatkan air. Kata Kunci: Permukiman, Pola, Faktor Fisik dan Faktor Sosial Ekonomi

ABSTRACT The increasing of population and development activities in Kuningan Regency requires the provision of land, especially land for extensive housing, while the availability of land is limited. This imbalance will allow the concentration of settlements in certain areas which in turn will form certain and distinct settlement distribution patterns, so that various settlement distribution patterns occur as a manifestation of unequal distribution of population. The method used in this research is remote sensing techniques and geographic information systems with interpretation of satellite imagery in 2018 which are then analyzed using the nearest neighbor analysis method to determine settlement distribution patterns and Spearman Rank Correlation analysis to determine the magnitude of the influence of physical factors and socio-economic factors on settlement patterns in Kuningan Regency. Based on data processing and analysis results it was found that the pattern of settlements in Kuningan Regency is clustered with its Nearest Neighbor Ratio (NNR) of 0.891473. Cibingbin District has a random pattern leading to clustered with an NNR of 0.683906 while Cimahi District has a random pattern leading to a uniform with NNR 1.34967. The uniform distribution pattern of settlements is influenced by socioeconomic factors such as population density and proportion of fields rice compared to physical factors such as slopes, heights and ease of access to water. Keywords : Settlement, Pattern, Physical Factors and Socio-Economic Factors

20

Pendahuluan lain, baik pada kehidupan penduduk beserta Latar Belakang lingkungan saat ini, maupun bagi rencana pengembangan permukiman itu sendiri di Permukiman merupakan salah satu masa mendatang. kebutuhan pokok manusia (kebutuhan primer) yang harus terpenuhi agar manusia Jumlah blok permukiman di Kabupaten dapat sejahtera dan hidup layak sesuai dengan Kuningan sebanyak 972 blok tersebar di 32 derajat kemanusiaannya. Permukiman Kecamatan dan 376 desa/kelurahan. Blok sebenarnya merupakan kebutuhan permukiman paling banyak terdapat di perorangan (individu) namun dapat Kecamatan Ciawigebang yakni sebanyak 68 berkembang menjadi kebutuhan bersama jika blok sementara kecamatan yang paling sedikt manusia berkeluarga dan bermasyarakat. blok permukimannya adalah Kecamatan Selain sebagai makhluk individu manusia Cimahi. Besaran jumlah blok permukiman juga sebagai makhluk sosial maka manusia dalam suatu kecamatan dapat memberikan tidak hidup sendiri akan tetapi hidup bersama pengaruh terhadap pola persebaran dan membentuk kelompok-kelompok, permukiman yang ada. demikian pula halnya dengan rumah tempat Rumusan Masalah tinggalnya akan dibangun secara bersama- Berdasarkan dari latar belakang dapat sama sehingga berkelompok atau tersebar dirumuskan permasalahan sebagai berikut : dalam suatu wilayah, dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang diperlukan a. bagaimana pola distribusi permukiman penghuninya, selanjutnya disebut dengan yang ada di Kabupaten Kuningan? permukiman (settlement). b. bagaimana pengaruh faktor fisik dan faktor sosial-ekonomi terhadap pola Dalam dimensi permukiman, secara distribusi permukiman di Kabupaten harfiah pola permukiman dapat diartikan Kuningan? sebagai susunan (model) tempat tinggal suatu daerah. Model dari pengertian- pengertian Tujuan permukiman mencakup didalamnya susunan Tujuan yang ingin dicapai dalam dari pada persebaran permukiman. Pengertian penelitian ini adalah sebagai berikut : pola permukiman dan persebaran a. mengetahui pola distribusi permukiman permukiman memiliki hubungan yang sangat yang ada di Kabupaten Kuningan; dan erat. Persebaran permukiman menekankan b. mengetahui pengaruh faktor fisik dan pada hal yang terdapat permukiman, dan atau dimana tidak terdapat permukiman dalam faktor sosial-ekonomi terhadap pola distribusi permukiman di Kabupaten suatu wilayah [Sumaatmadja, 1981]. Kuningan. Pada hakekatnya, permukiman memiliki struktur yang dinamis, setiap saat dapat Sasaran berubah dan pada setiap perubahan ciri khas Sasaran yang ingin dicapai dalam lingkungan memiliki perbedaan tanggapan. penelitian ini adalah sebagai berikut : Hal ini terjadi dalam kasus permukiman yang a. tersedianya informasi tentang gambaran besar, karena perubahan disertai oleh pola distribusi permukiman yang ada di pertumbuhan [Hammond, 1979 dalam Kabupaten Kuningan; dan Ritohardoyo 1989]. Terjadinya b. tersedianya informasi pengaruh faktor keanekaragaman pola permukiman sebagai fisik dan faktor sosial-ekonomi terhadap wujud dari persebaran penduduk yang tidak pola distribusi permukiman di Kabupaten merata. Hal tersebut akan menimbulkan Kuningan. terjadinya berbagai masalah yang bervariasi pula di wilayah satu dengan wilayah yang

21

c. tersedianya rekomendasi untuk data luas lahan sawah, dan data luas lahan penyediaan sarana prasarana berdasarkan /kebun, ladang/huma, dan lahan yang hasil analisis pola permukiman yang ada. sementara tidak diusahakan.

Teknik Pengolahan Data Metodologi Penelitian Analisis pola persebaran permukiman Pendekatan Penelitian diukur dengan mengunakan analisis tetangga Jenis Penelitian terdekat (nearest neighbour analysis) yaitu Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menghitung besarnya parameter dengan menggunakan pendekatan studi kasus tetangga terdekat atau (T). Untuk mengetahui (case study), yaitu penelitian yang dilakukan apakah pola permukiman yang dianalisis secara intensif, terperinci dan mendalam termasuk mengelompok, acak atau seragam, terhadap suatu masalah yang menjadi objek nilai hasil perhitungan dibandingkan dengan penelitian, Data-data dalam bentuk angka continue (rangkaian kesatuan) nilai parameter yang terukur (data kuantitatif) diolah dengan tetangga terdekat (T) untuk masing-masing perhitungan dengan terkomputerisasi melalui pola, sehingga dapat diketahui apakah pola analisis Sistem Informasi Geografis dan yang terbentuk berupa pola mengelompok, analisis statistik. pola acak (random), atau pola seragam. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang meliputi data-data mengenai kondisi fisik dan sosial-ekonomi. Adapun rincian data yang akan digunakan anta lain berupa : a. Peta Rupabumi Indonesia (RBI)

Kuningan Tahun 2000 updating tahun Gambar 1 : 2016 skala 1 : 25.000 yang diperoleh dari Jenis Pola Persebaran [Bintarto dan Surastopo, Badan Informasi Geospasial (BIG); 1979] b. Peta Kemiringan/Kelerengan Kabupaten Kuningan tahun 2016 Skala 1 : 25.000 Apabila nilai T = 0, maka pola permukiman yang diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah mengelompok. Apabila nilai dengan menggunakan klasifikasi dari van T = 1,0, maka pola permukiman tersebut Zuidam; adalah random atau acak. Sedangkan apabila c. Peta Ketinggian Tempat Kabupaten nilai T = 2,15, maka pola permukiman Kuningan tahun 2016 Skala 1 : 25.000 tersebut adalah seragam. yang diperoleh dari hasil analisis data Penelusuran data faktor fisik dan faktor dengan menggunakan klasifikasi dari sosial-ekonomi ditelusuri sebagai berikut : Sandy; a. Penelusuran data lereng dengan d. Peta Jasa Ekosistem Air Kabupaten menggunakan Digital Elevation Model Kuningan tahun 2008 Skala 1 : 25.000 (DEM) yang merupakan salah satu yang diperoleh dari Kementerian metode paling efektif dalam menentukan Lingkungan Hidup dan Kehutanan; kelas lereng suatu permukaan bumi. DEM e. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Kuningan merupakan data digital yang tahun 2018 Skala 1 : 25.000 yang menggambarkan geometri dari bentuk diperoleh dari Revisi RTRW Kabupaten permukaan bumi atau bagiannya yang Kuningan; dan terdiri dari himpunan titik-titik koordinat f. Kuningan dalam Angka tahun 2018 dari hasil sampling dari permukaan dengan BPS Kabupaten Kuningan meliputi data algoritma yang mendefinisikan luas wilayah, data kepadatan penduduk,

22

permukaan tersebut menggunakan d. Kepadatan penduduk dihitung dengan himpunan koordinat [Tempfli, 1991]. membagi jumlah penduduk suatu wilayah Klasifikasi kemiringan/lereng mengacu dengan luas wilayah tertentu [Mantra, kepada Zuidam, 1978 (Tabel 1) : 1985]. Data kepadatan penduduk didapatkan dari Kabupaten Kuningan Tabel 1 : Klasifikasi Kemiringan/Lereng dalam Angka tahun 2018. Kemiringan/Lereng e. Tingkat aksesibilitas dihitung melalui Keterangan Kelas (%) perbandingan kepadatan jalan dalam Datar 0-2 6 suatu wilayah, merupakan perbandingan Landai 3-8 5 antara panjang jalan dengan luas wilayah Agak Miring 9-14 4 administratif. Kedua data tersebut Miring 15-21 3 didapatkan dari Kabupaten Kuningan Terjal 22-55 2 dalam Angka tahun 2018. Sangat >55 1 f. Proporsi luas lahan sawah merupakan Terjal perbandingan antara luas lahan sawah Sumber : Zuidam, 1978 dengan luas seluruh lahan pertanian yang dihitung dalam persentase. Kedua data b. Ketinggian wilayah adalah ketinggian tersebut didapatkan dari Kabupaten dari permukaan air laut (elevasi). Kuningan dalam Angka tahun 2018. Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi Wilayah Studi suatu tempat, misalnya pegunungan, Daerah yang dijadikan penelitian adalah semakin rendah suhu udaranya atau wilayah administrasi Kabupaten Kuningan udaranya semakin dingin begitupula dengan unit analisis blok-blok permukiman. sebaliknya semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau Tinjauan Pustaka udaranya semakin panas. Data dasar yang Permukiman merupakan bagian digunakan adalah DEM dengan permukaan bumi yang dihuni manusia yang klasifikasi ketinggian mengacu kepada meliputi pula segala prasarana dan sarana Sandy, 1977 sebagaimana Tabel 2 yang menunjang kehidupan penduduk, yang berikut ini: menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan [Sumaatmadja, 1981]. Tabel 2 : Klasifikasi Ketinggian Permukiman dalam arti sempit adalah Ketinggian Keterangan Kelas mengenai susunan dan penyebaran bangunan (mdpl) (termasuk rumah-rumah, gedung-gedung, Rendah 0-25 5 kantor, sekolah, pasar dan sebagainya). Sedang 26-200 4 Sedangkan dalam arti luas permukiman yaitu Agak Tinggi 201-500 3 memperhatikan bangunan-bangunan, jalan- Tinggi 501-1.000 2 jalan dan pekarangan-pekarangan yang Sangat >1.000 1 menjadi salah satu sumber penghidupan Tinggi penduduk [Bintarto, 1977]. Sementara, Sumber : Sandy, 1977 permukiman secara luas mempunyai arti perihal tempat tinggal atau segala sesuatu c. Kemudahan mendapatkan air diperoleh yang berkaitan dengan tempat tinggal dan dari data jasa ekosistem air yang secara sempit dapat diartikan sebagai suatu mencakup aspek penyediaan air dari tanah daerah tempat tinggal atau bangunan tempat beserta kapasitas penyimpanannya dan tinggal. Permukiman adalah proses penyediaan air dari sumber permukaan. memukimi atau proses menempat tinggali [Yunus, 1989].

23

Pola permukiman adalah kekhasan dengan Nearest Neighbor Ratio (NNR)-nya distribusi fenomena permukiman di dalam sebesar 0,891473. Kecamatan Cibingbin ruang atau wilayah, dalam hal ini didalamnya memiliki pola yang tersebar/acak mengarah di bahas tentang bentuk-bentuk permukiman ke mengolompok dengan NNR 0,683906 secara individual dan persebaran dari sementara Kecamatan Cimahi memiliki pola individu-individu permukiman dalam tersebar/acak mengarah kepada seragam kelompok [Yunus, 1989]. Secara garis besar dengan NNR 1,34967. Untuk melihat sebaran pola persebaran permukiman berbentuk pola distribusi spasialnya dapat dilihat pada permukiman mengelompok dan pola Gambar 3 berikut ini. permukiman menyebar. Pola persebaran permukiman mengelompok tersusun dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang lebih kompak dengan jarak tertentu, sedangkan pola persebaran permukiman menyebar terdiri dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang tersebar dengan jarak tertentu [Hudson F.S dalam Dwi Martono, 1996]. Selanjutnya, persebaran permukiman di wilayah desa-kota pembentukannya berakar dari pola campuran antara ciri perkotaan dan perdesaan. Terdapat Gambar 3 : Peta Pola Distribusi Permukiman beberapa perbedaan mendasar antara pola Sebagian besar pola persebaran yang permukiman di perkotaan dan di perdesaan. terjadi sedikit banyak telah dipengaruhi oleh Dalam hal ini wilayah permukiman di faktor-faktor fisik maupun faktor sosial- perkotaan yang sering disebut sebagai ekonomi daerah tersebut. Faktor-faktor permukiman, memiliki keteraturan bentuk pengaruh tersebut dapat memberikan secara fisik, artinya sebagian besar rumah pengaruh terhadap pola persebaran menghadap secara teratur ke arah jalan. permukiman secara sendiri-sendiri maupun Sedangkan karakteristik kawasan secara bersamaan dengan intensitas yang permukiman penduduk desa ditandai oleh berbeda. Faktor fisik terdiri dari ketidakteraturan bentuk fisik rumah dengan kemiringan/lereng, ketinggian tempat dan pola cenderung mengelompok membentuk kemudahan mendapatkan air. Sedangkan perkampungan [Ritohardoyo, 2000]. untuk faktor sosial-ekonomi antara lain kepadatan penduduk, tingkat aksesibilitas dan Pembahasan luas lahan sawah. Analisis tetangga terdekat merupakan Lereng merupakan pembatas yang sebuah analisis untuk menentukan suatu pola penting bagi penggunaan lahan. permukiman penduduk. Dengan Kemiringan/lereng yang sesuai untuk areal menggunakan perhitungan analisis tetangga permukiman adalah lereng yang memiliki terdekat, sebuah permukiman dapat kelas kemiringan lereng <15 % atau yang ditentukan polanya, misalnya pola memiliki topografi datar sampai dengan mengelompok, tersebar/acak ataupun landai. Sedangkan lereng yang memiliki kelas seragam. Analisis tetangga terdekat lereng di atas 15% tidak sesuai untuk memerlukan data tentang jarak antara satu permukiman, hal ini terkait dengan bahaya permukiman dengan permukiman yang gerakan tanah/tanah longsor (Gambar 5). paling dekat yaitu permukiman tetangganya Berdasarkan analisis statistik diperoleh hasil yang terdekat. Berdasarkan hasil analisis, tidak ada korelasi antara kemiringan/ pola persebaran permukiman di Kabupaten lereng terhadap keseragaman pola Kuningan adalah tersebar/acak (random)

24

permukiman (0,194). Angka tersebut menunjukan bahwa pola persebaran permukiman seragam tidak dipengaruhi oleh kelerengan suatu wilayah.

Gambar 6 : Peta Pola Distribusi Permukiman pada Ketinggian Wilayah

Daerah-daerah dengan permukaan air tanah yang dalam menyebabkan adanya Gambar 5 : sumur-sumur yang sangat sedikit, karena Peta Pola Distribusi Permukiman pembuatan pembuatan sumur-sumur itu akan pada Kemiringan/Lereng memakan biaya dan waktu yang banyak. Dengan demikian maka sebuah sumber air, Semakin tingginya letak suatu tempat, dalam hal ini sumur menjadi pemusatan maka akan semakin meningkat pula penduduk. Sebaliknya, permukaan air tanah kekasaran topografinya. Letak ketinggian yang dangkal memungkinkan pembuatan tempat dapat menunjukkan keadaan sumur-sumur dimana-mana. Sehingga permukaan air sumur semakin dalam dengan perumahan penduduk dapat didirikan dengan semakin meningkatnya letak ketinggian pemilihan tempat yang ada. Kemudahan tempat, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan air juga merupakan faktor yang terjadinya pengelompokkan permukiman dapat menentukan pola persebaran secara teratur maupun penyebaran secara permukiman (Gambar 7). Karena daerah yang teratur sangat kecil. Dengan semakin memiliki kemudahan terhadap sumber air meningkatnya letak ketinggian tempat pada akan menjadi tempat pemusatan permukiman suatu wilayah, pola permukiman semakin bagi penduduk. Berdasarkan hasil analisis tersebar secara tidak teratur. Ketinggian tidak ada korelasi antara kemudahan tempat memberikan pengaruh terhadap pola mendapatkan air terhadap keseragaman pola persebaran permukiman. Daerah dengan permukiman (0,194). ketinggian antara 0-25 mdpal merupakan daerah yang baik untuk permukiman. Sementara daerah dengan ketinggian 25-500 mdpal merupakan daerah yang sangat intensif untuk lahan pertanian. Sedangkan daerah dengan ketinggian >1000 mdpal cocok digunakan untuk hutan. Berdasarkan analisis dapat diketahui terdapat hubungan korelasi lemah dan negatif antara ketinggian tempat terhadap keseragaman pola permukiman (-

0,327). Artinya semakin tinggi wilayahnya Gambar 7 : maka pola permukimannya akan semakin Peta Pola Distribusi Permukiman mengelompok. pada Ketersediaan Air

25

Berkembangnya permukiman pada menghubungkan dengan daerah lain untuk suatu wilayah, disebabkan oleh adanya kelangsungan hidup (Gambar 9). Terdapat kemungkinan untuk hidup bagi masyarakat hubungan dengan korelasi lemah dan positif kampung yang bersangkutan, sesuai dengan antara tingkat aksesibilitas wilayah terhadap keahlian atau ketrampilan mereka. Makin keseragaman pola permukiman (0,227). besarnya kemungkinan untuk hidup yang Artinya semakin tinggi tingkat aksesibilitas diberikan suatu wilayah, semakin besar pula wilayahnya maka akan semakin seragam pola kemungkinan jumlah manusia yang tinggal di permukimannya. wilayah tersebut, atau semakin besar pula terjadinya pemusatan penduduk wilayah tersebut [Ritohardoyo, 1989]. Kepadatan penduduk juga sangat penting dalam membentuk pola persebaran permukiman ini karena semakin banyak penduduk maka kebutuhan akan permukiman sangat tinggi (Gambar 8). Terdapat hubungan dengan korelasi sedang dan positif antara kepadatan penduduk terhadap keseragaman pola permukiman (0,588). Artinya semakin padat Gambar 9 : penduduk pada suatu desa maka akan Peta Pola Distribusi Permukiman pada Aksesibilitas Wilayah semakin seragam polanya. Lahan sawah merupakan lahan paling berpengaruh dalam pembentukan pola persebaran permukiman. Karena sawah adalah lahan yang memproduksi bahan pangan yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan mereka. Apabila lahan sawah menjadi sempit mendorong penduduk untuk bertempat tinggal mengelompok agar lahan yang tersedia untuk pertanian masih memadai (Gambar 10). Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan dengan korelasi sedang Gambar 8 : Peta Pola Distribusi Permukiman dan positif antara proporsi lahan sawah pada Kepadatan Penduduk terhadap keseragaman pola permukiman (0,407). Artinya semakin besar proporsi Perkembangan suatu wilayah akan sawah maka akan semakin seragam pola memicu munculnya banyak jalan raya sebagai permukimannya. sarana transportasi yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya yang ramai membantu pertumbuhan ekonomi penduduk yang tinggal di sekitarnya untuk membangun permukiman. Sehingga mendorong tumbuhnya permukiman di sepanjang jalan. Pengaruh jalan terhadap persebaran permukiman dapat dilihat dari panjang jalan dan kepadatan jalan di suatu daerah. Tingkat aksesibilitas terutama jalan sangat berpengaruh terhadap pola persebaran permukiman, karena permukiman biasanya Gambar 10 : Peta Pola Distribusi Permukiman akan mengikuti jalur jalan yang pada Proporsi Lahan Sawah

26

Kesimpulan Dwi Matono, Agus. 1996. Pola Permukiman Berdasarkan hasil analisis maka dapat dan Cara-cara Pengukurannya. Forum disimpulkan sebagai berikut : Geografi. a. Pola distribusi permukiman di Kabupaten Mantra, Ida Bagoes. 1985. Pengantar Studi Kuningan adalah mengelompok dengan Demografi. Jilid 1. Yogyakarta: Nur Nearest Neighbor Ratio (NNR)-nya Cahaya. sebesar 0,891473. Kecamatan Cibingbin Ritohardoyo, Su. 1989. Beberapa Dasar memiliki pola yang acak mengarah ke Klasifikasi dan Pola Permukiman. mengolompok dengan NNR 0,683906 Yogyakarta : Universitas Gadjah sementara Kecamatan Cimahi memiliki Mada. pola acak mengarah kepada seragam ______. 2000. Geografi dengan NNR 1,34967; dan Permukiman. Handout. Yogyakarta. Fakultas Geografi UGM. b. faktor sosial-ekonomi seperti kepadatan Sandy, I Made. 1977. Penggunaan Tanah penduduk dan proporsi lahan sawah (Land Use) di Indonesia Publikasi No memiliki pengaruh yang lebih besar 75. Jakarta : Direktorat tata Guna dibandingkan faktor fisik terhadap pola Tanah Dirjen Agraria Departemen pembentukan pola persebaran dalam Negeri. permukiman seragam di Kabupaten Sumaatmadja, Nursid.1981. Studi Geografi Kuningan. Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni. Rekomendasi Tempfli, K. 1991. DTM and Differential Pemerintah Kabupaten Kuningan Modeling. Dalam Suharyadi, R., hendaknya memenempatkan sarana dan Sapta, B., Purwanto, T.H., Rosyadi. prasarana permukiman sesuai dengan R.I., Farda, N.M., Wijaya, M.S., 2012. persebaran permukiman yang ada. Sehingga Petunjuk Praktikum Sistem Informasi akan tercipta suatu keseimbangan Gografis : Pemodelan Spatial. ketersediaan sarana dan prasarana dengan Yogyakarta: Fakultas Geografi pelayanan terhadap penduduk dengan melihat Universitas Gadjah Mada. pola persebaran permukiman yang ada. Yunus, Hadi Sabari. 1989. Subject Mater dan Metode Penelitian Geografi Ucapan Terimakasih Permukiman Kota, Seminar Penulis menyampaikan terima kasih Peningkatan Kualitas Akademis kepada semua pihak yang telah membantu Civitas Akademika, 5-10 Desember dan mendukung penelitian ini, terutama 1989 di UMS. : Universitas kepada rekan-rekan di Kelompok Jabatan Muhammadiyah Surakarta. Fungsional Keahlian Perencana Kabupaten Kuningan dan Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Bappeda Kabupaten Iwan Mulyawan, S.Si., M.Sc Kuningan. Perencana Ahli Madya Keahlian Spasial Daftar Pustaka Bintarto, R. 1977. Pengantar Geografi Kota. Bappeda Kabupaten Kuningan Yogyakarta : U.P Spring. Bintarto dan Surastopo. 1979. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES.

27

STUDI KUALITATIF PENGARUH OBJEK WISATA TERHADAP PARA PEDAGANG DI KAWASAN OBJEK WISATA PEMANDIAN CIBULAN KABUPATEN KUNINGAN

Esih Kurniasih Perencana Ahli Pertama

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kuningan

INTISARI Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan sektor pariwisata melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar di berbagai pelosok wilayah di Kabupaten Kuningan. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keberadaan objek wisata terhadap para pedagang. Sementara tujuannya adalah mengetahui manfaat keberadaan objek wisata pemandian cibulan terhadap para pedagang dan mengetahui keberadaan objek wisata pemandian cibulan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan di tempat lain. Metode penelitian ini secara deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan interview melalui interview dengan wawancara secara mendalam dengan informal. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dengan adanya objek wisata pemandian cibulan itu sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat setempat. Kesimpulan tempat wisata pemandian cibulan sangat bermanfaat bagi penduduk setempat untuk berdagang dan pedagang dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dari tempat wisata pemandian cibulan. Kata Kunci : Objek Wisata, Pedagang

ABSTRACT The role of the national tourism sector is increasingly important in line with the development and contribution made by the tourism sector through foreign exchange earnings, regional income, regional development, as well as in the absorption of investment and labor and business development that is spread over in Kuningan Regency. The purpose of this study is to determine the effect of the existence of a tourist attraction on traders. While the aim is to know that the benefits of the existence of a Cibulan pool attraction to traders and to know the existence of a Cibulan pool tourist attraction provides a greater advantage compared to other places. This research method is descriptive with qualitative methods. Data collection is done by using interview through in-depth interviews informally. The results of the study show that the existence of the Cibulan bathing attraction is very beneficial for the local community. The conclusion is Cibulan pool resorts are very beneficial for local residents to trade and traders can generate greater profits from cibulan pool resorts. Keywords: Tourism Objects, Traders

28

Pendahuluan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan Latar Belakang lapangan kerja yang lebih luas dapat dilakukan dengan mempromosikan Peranan sektor pariwisata nasional pengembangan pariwisata. semakin penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan Untuk mengembangkan sektor pariwisata sektor pariwisata melalui penerimaan devisa, daerah, keindahan objek wisata bukanlah pendapatan daerah, pengembangan wilayah, satu-satunya penentu kesuksesan dalam maupun dalam penyerapan investasi dan membangun sebuah destinasi wisata. tenaga kerja serta pengembangan usaha yang Melainkan masih banyak faktor-faktor tersebar di berbagai pelosok wilayah di pendukung lainnya agar objek wisata Indonesia. Kontribusi sektor pariwisata memiliki daya pikat bagi para wisatawan, tiga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kunci yang dikembangkan industri nasional pada tahun 2014 telah mencapai 9 % Parawisata Spanyol yang dapat diterapkan atau sebesar Rp 946,09 triliun. Terjadi juga di Indonesia dikenal dengan 3A yaitu peningkatan jumlah kunjungan wisatawan attraction (atraksi) yang merupakan daya baik itu wisatawan Mancanegara, wisatawan tarik utama suatu destinasi, kemudian nusantara dan wisatawan nasional. accessibility (aksesibilitas) merupakan sarana Pertumbuhan wisatawan mancanegara dan infrastruktur untuk menuju destinasi dan sebesar 16,7% dari tahun 2016 ke 2017. yang ketiga adalah amenity atau amenitas Pertumbuhan wisatawan nusantara sebesar merupakan sarana pendukung yang 2,2% dari tahun 2016 ke 2017. Pertumbuhan diperlukan wisatawan selama mengunjungi wisatawan nasional sebesar 5% dari 2016- destinasi, Kementerian Pariwisata RI 2017. Investasi pada sektor pariwisata menghimbau agar seluruh Kabupaten/Kota didominasi oleh penanaman modal asing. dapat mendukung perkembangan parawisata Proporsi penanaman modal asing sebesar daerah melalui konsep 3A (Sumber: 77%. Rata-rata Pertumbuhan investasi sektor https://wawasanpariwisata.blogspot.com/201 pariwisata 2015-2017 adalah sebesar 35,5%. 2/07/produl-pariwisata.html). Dalam 3 tahun terakhir (2015-2017), 55% Sejalan dengan penetapan destinasi wisata investasi direalisasikan di Jakarta, Bali, dan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Jawa Barat. Sumber : [kementerian Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui pariwisata RI]. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tenaga kerja di sektor pariwisata sebesar Daerah (RPJMD) Kabupaten Kuningan 12,3 juta. Bila dilihat dari status pekerjaannya periode 2018-2023 sesuai dengan visi berusaha sendiri (28,5%), kemudian buruh Kabupaten Kuningan 2018-2023 yakni, (25,7%), dan berusaha dibantu buruh tidak Kuningan MAJU (Makmur, Agamis, tetap (23,1%), dan pekerja tak dibayar Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2013, dan (17,5%). Distribusi sektor pekerja bidang didukung oleh Isu Strategis Kepariwisataan pariwisata adalah perdagangan dan yaitu Peningkatan Tata Kelola penyediaan makanan, masing masing 41% Kepariwisataan. dan 46% (kajian dampak sektor pariwisata Pemandian Cibulan merupakan salah satu terhadap perekonomian indonesia, 2018). obyek wisata yang terletak di desa Sementara devisa dari sektor pariwisata pada Maniskidul Kecamatan Jalaksana Kabupaten tahun 2018 telah mencapai US$ 16,1 Miliar Kuningan. Adanya obyek wisata pemandian atau meningkat sebesar 59,41 % ( sumber : cibulan ini diharapkan dapat memberikan kata data, 2019 ) Melalui multiplier effect- sumbangan terhadap daerah dan mendorong nya, pariwisata dapat dan mampu masyarakat sekitar berdagang atau menjual mempercepat pertumbuhan ekonomi dan barang yang menjadi ciri khas daerah wisata penciptaan lapangan kerja. Percepatan kolam renang cibulan dan ciri khas oleh-oleh

29

Kabupaten Kuningan. Selain keberadaan Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun obyek wisata pemandian cibulan berpengaruh kualitas yang diharapkan mempunyai daya terhadap ekonomi para penduduk setempat saing tinggi ternyata masih jauh dari yang berjualan di sekitar obyek wisata memadai. Terutama SDM di bidang promosi pemandian cibulan. Obyek wisata pemandian pemasaran pariwisata yang memiliki cibulan ini digunakan untuk berjualan barang- pemikiran stratejik dan visioner. Kondisi ini barang yang mempunyai Ciri Khas Daerah dapat menghambat kualitas dari segala Wisata Pemandian Cibulan. Dengan aktivitas kegiatan pemasaran dan promosi demikian penduduk sekitar obyek wisata Indonesia. Hal tersebut memberikan pemandian cibulan sangat terbantu karena implikasi pada kualitas output promosi mereka dapat tercukupi kebutuhan mereka pariwisata itu sendiri, yang dihadapkan pada dengan berdagang di sekitar obyek wisata persaingan yang semakin ketat. pemandian cibulan. Selama ini pengelolaan Cibulan terkesan asal-asalan tanpa ada pengembangan berarti. Perumusan Masalah Luas total lahan yang termasuk dalam Indonesia memiliki sumber daya kawasan wisata Cibulan mencapai 5 hektar pariwisata yang tidak kalah menariknya bila lebih. Namun sejak puluhan tahun lalu hingga dibandingkan dengan negara lain di kawasan saat ini, yang dimanfaatkan untuk obyek Asean. Namun demikian kepemilikan wisata baru sekitar 2 hektar. Saat ini pihaknya kelebihan sumber daya tersebut perlu diiringi sedang mencoba mengubah sebidang empang dengan upaya dan usaha yang lebih terarah, di sudut barat daya taman rekreasi Cibulan agar sumber daya tersebut mampu memiliki menjadi kolam yang akan diisi sarana daya saing dalam menarik kunjungan permainan anak seperti sepeda air. Selain wisatawan. Keppres No. 38 Tahun 2005 sepeda air juga direncanakan untuk membuat mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus kolam renang standar nasional, akuarium mendukung pembangunan pariwisata raksasa, dan kolam pemancingan ikan. Tetapi Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi semua itu terbentur kendala kurangnya dana pembangunan kepariwisataan Indonesia. karena masih menerapkan sistem manajemen Apalagi pemerintah sudah mencanangkan tradisional. Kami masih menunggu investor bahwa pariwisata harus menjadi andalan untuk ikut mengembangkan Cibulan. pembangunan Indonesia. Permasalahan-permasalahan dalam Seperti halnya dengan obyek wisata konteks lokal di atas juga yang sering ditemui pemandian cibulan secara kasat mata, usaha antara lain dalam pelaksanaan kegiatan efektivitas promosi yang dilakukan sudah pariwisata, masih banyak terjadi masyarakat ketinggalan dari kota-kota lain, yang sudah yang berada di dalam kawasan wisata tersebut meluncurkan website-nya sejak lama. Sedang masih belum ikut “memiliki”, manfaat yang perkembangan teknologi informasi di daerah dihasilkan belum sepenuhnya dirasakan oleh asal wisatawan dalam memperoleh informasi masyarakat di sekitarnya hanya dirasakan mengenai destinasi, akan lebih baik apabila oleh para investor saja. lebih terkini. Demikian pula tentang Keterbatasan dukungan sarana dan terbatasnya informasi, baik yang menyangkut prasarana penunjang merupakan juga salah substansi materi, pusat/lembaga informasi, satu permasalahan yang perlu mendapat serta saluran distribusinya kepada pasar perhatian. Dimana dukungan sarana dan wisata. Demikian pula tentang terbatasnya prasarana merupakan faktor penting untuk informasi keamanan (security). Hal-hal keberlanjutan penyelenggaraan kegiatan tersebut diakibatkan oleh lemahnya penelitian pariwisata, seperti penyediaan akses, pasar serta sebagai prakondisi implementasi akomodasi, angkutan wisata, dan sarana promosi pariwisata. Terbatasnya Sumber prasarana pendukung lainnya. Masih banyak

30 kawasan wisata yang sangat berpotensi tetapi Metodologi masih belum didukung oleh sarana dan Metodologi yang digunakan prasarana yang memadai. Selain itu sarana menggunakan analisis deskriptif secara dan prasarana yang dibangun hanya untuk kualitatif dengan menggunakan analisa data kepentingan lokal saja, belum dapat melayani sekunder. Data sekunder objek wisata kebutuhan penyelenggaraan pariwisata di luar pemandian cibulan diantaranya : lokasi. Seperti misalnya penyediaan angkutan 1. Data jumlah pedagang asongan wisata hanya tersedia di area kawasan wisata 2. Data jumlah warung permanen saja, tetapi sarana angkutan untuk mencapai kawasan tersebut dari akses luar belum Pembahasan tersedia. Obyek wisata Pemandian Cibulan terletak Berdasarkan permasalahan diatas maka di Desa Maniskidul Kecamatan Jalaksana pertanyaan penelitian dalam makalah ini Kabupaten Kuningan, sekitar 28 kilometer adalah: sebelah selatan Kota Cirebon atau 7 kilometer 1. Bagaimanakah manfaat keberadaan objek di utara Kota Kabupaten Kuningan. Lokasi wisata pemandian cibulan terhadap para kolam-kolam Cibulan terletak 300 meter pedagang. masuk ke barat dari Jalan Raya Cirebon- 2. Apakah keberadaan objek wisata Kuningan. Jalan masuknya yang lebar sudah pemandian cibulan memberikan diaspal. Meski masih kasar, sudah cukup keuntungan lebih besar dibandingkan di nyaman untuk dilewati kendaraan bermotor. tempat lain. Angkutan umum menuju salah satu tujuan wisata andalan di Kabupaten Kuningan tersebut juga sangat mudah didapatkan. Dari Tujuan Cirebon, pengunjung dapat menumpang Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : mobil angkutan umum jenis Elf, dengan tarif 1. Mengetahui manfaat keberadaan objek hanya berkisar Rp 7.000 per orang. Cibulan wisata pemandian cibulan terhadap para merupakan salah satu obyek wisata tertua di pedagang. Kuningan. Tempat tersebut diresmikan 2. Mengetahui keberadaan objek wisata sebagai tempat rekreasi pertama kali pada pemandian cibulan memberikan hari Minggu, 27 Agustus 1939 oleh Bupati keuntungan lebih besar dibandingkan di Kuningan waktu itu RAA Mohamad tempat lain. Achmad. Di dalamnya terdapat dua kolam besar berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran panjang 35 meter dan Sasaran lebar 15 meter dengan kedalaman air sekitar Kawasan Objek Wisata Pemandian 2 meter. Kolam kedua berukuran 45 x 15 Cibulan merupakan kawasan yang baru meter persegi yang dibagi menjadi dua berkembang dengan daya dukung alam, bagian. sasaran wisatawan pada awalnya adalah objek wisata pemandian yang dikelola oleh Desa maniskidul Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan dan berada di kuningan. Hingga saat ini kawasan objek wisata pemandian cibulan masih menarik wisatawan yang dapat diandalkan dari segi income.

Gambar 1 : Kolam Pemandian Cibulan

31

Bagian pertama dengan kedalaman air 60 disini cukup dina sepina oge 500 rebu mah sentimeter dan bagian kedua dengan kenging sadinten “. kedalaman air sekitar 120 sentimeter Meski Hasil wawacara dengan pedagang nasi semuanya itu dihuni puluhan ikan-ikan dan makanan ringan mengatakan bahwa kancra bodas berbagai ukuran, mulai dari keberadaan obyek wisata pemandian Cibulan yang sepanjang 20-an sentimeter hingga ini sangatlah bermanfaat sekali bagi hampir 1 meter, kolam-kolam di Cibulan masyarakat setempat karena dengan adanya dibuka sebagai kolam pemandian umum. pemandian cibulan ini bisa membuka Tempat rekreasi itu dilengkapi dengan lapangan kerja, terutama pada waktu libur fasilitas khas tempat pemandian, seperti banyak pengunjung yang berlibur dan tempat ganti pakaian, tempat bilas, dan kamar berenang di pemandian Cibulan sehingga mandi/WC. "Kami menyediakan 30 kamar menambah penghasilan kepada para ganti, 6 kamar kecil, dan 2 kamar mandi pedagang karena pengunjung yang datang untuk tempat bilas seusai berenang di kolam. dari luar kota mereka tidak membawa bekal Berdasarkan hasil wawancara yang makanan dan akhirnya jajan dan membeli dilakukan pada hari jumat tanggal 18 Oktober makanan di lokasi pemandian. 2019 di lokasi objek wisata pemandian Inilah cerita ibu wulan saat di tanya cibulan. Hasil dari pertemuan itu adalah untuk tentang keberadaan obyek wisata pemandian mendapatkan data mengenai keberadaan Cibulan dan Keberadaan pengunjung yang objek wisata pemandian cibulan terhadap datang ke lokasi tersebut : pedagang di kawasan objek wisata pemandian Cibulan merupakan salah satu dari empat cibulan, manfaat dan keuntungan adanya tempat rekreasi sejenis di Kuningan. Tiga objek wisata pemandian cibulan bagi tempat lainnya adalah Kolam Linggarjati di masyarakat sekitar. kompleks Taman Linggarjati Indah, Berdasarkan hasil wawancara yang telah Kecamatan Cilimus, Kolam Cigugur, di dilakukan, diketahui bahwa dengan adanya Kecamatan Cigugur dan Kolam Darma Loka objek wisata pemandian cibulan itu sangatlah di Kecamatan Darma. Semuanya memiliki bermanfaat sekali bagi masyarakat desa kolam-kolam yang dihuni ikan keramat maniskidul karena dengan adanya objek kancra bodas, tetapi hanya Cibulan yang wisata pemandian cibulan bisa memberikan dimanfaatkan sebagai kolam renang umum. lapangan pekerjaan bagi masyarakat Keistimewaan lain yang dimiliki Cibulan setempat. adalah keberadaan tujuh mata air yang N1: ”...Abdi icalan di cibulan atos 3 tahun, dikeramatkan bernama Keramat Sumur Tujuh icalan na nasi sareng makanan ringan dan di sudut barat obyek wisata tersebut. Tujuh minuman dingin, alhamdulilah penghasilan na mata air berbentuk kolam-kolam kecil itu lumayan kumaha tamu nu dongkap, upami bernama Sumur Kejayaan, Sumur tamu nu dongkapna seueur nya penghasilan na Kemulyaan, Sumur Pangabulan, Sumur oge ageung tapi upami tamu nu dongkapna Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur sakeudik nya lumayan penghasilan na, Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Tujuh sapertos hari libur sareung hari raya pasti rame, teras alhamdulillah di cibulan mah mata air itu terletak mengelilingi sebuah rame wae walopun obyek wisata di kuningan petilasan keramat Prabu Siliwangi berupa seueur oge panginten obyek wisata pemandian susunan batu seperti batu menhir dan dua cibulan ieu gaduh daya tarik tersendiri patung harimau loreng, lambang kebesaran panginten janten pengunjung teh seueur wae, Raja Agung Pajajaran tersebut. karaos pisan manfaatna aya obyek wisata Menurut warga, petilasan tersebut sering pemandian cibulan teh karaos ku abdi pribadi mah sebagai seorang single parent ga usah dikunjungi orang, terutama pada malam nyari kerja jauh-jauh ke jakarta udah ada Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka berziarah

32 dan memohon keberhasilan dalam hidupnya. kaluar sakola mah mun teu tiasa damel nu sae "Bagi yang percaya, air di tujuh sumur nya badi mah bade icalan lauk wae di dieu teu keramat itu membawa berkah dan dapat kedah damel kanu tebih da ayena mah milari mengabulkan permohonan mereka. Tujuh padamelan teh susah janten bade ngamanfaatken we damel di cibulan da hasilna sumur keramat tersebut tetap mengeluarkan oge lumayan, nya lumayan bu alhamdulillah air yang bersih, bening dan sejuk meskipun ayana obyek wisata pemandian Cibulan teh pada musim kemarau panjang seperti tahun ngabantu lapangan kerja khususna kanggo ini. masyarakat desa maniskidul “. N2: “... Saya bu, Alhamdulillah tos lami Hasil wawancara dengan penjaga terapi dameul di dieu dan sudah pasti ayana obyek ikan dan pedagang ikan buat makanan ikan wisata cibulan ieu sangat bermanfaat sekali cibulan mengatakan bahwa adanya objek kanggo abdi pribadi khususna kanggo wisata pemandian cibulan itu sangatlah besar masyarakat desa maniskidul karena terus terang memberi lapangan kerja sapertos abdi manfaatnya karena bisa memberi lapangan nu nganggur ayena tos tiasa damel newak lauk kerja kepada masyarakat setempat. boh naon sambil icalan jaligen di sumur tujuh Air di Cibulan selalu melimpah, baik pada teras janten pemandu di sumur tujuh oge da musim hujan maupun kemarau. Itulah seueur pemandu di sumur tujuh, abdi icalan sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, jaligen teh lumayan pangaosna 15 rebu nu Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air ukuran 2 liter cai, Alhamdulillah ayana obyek wisata pemandian cibulan teh manfaat pisan untuk Perusahaan Daerah Air Minum “. (PDAM) Kuningan dan dimanfaatkan Pertamina untuk memasok kebutuhan air Hasil wawancara dengan pedagang bersih di dua kompleks miliknya, yaitu jaligen air di sumur tujuh mengatakan bahwa Padang Golf Ciperna di Kota Cirebon dan adanya objek wisata pemandian cibulan itu Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian sangatlah besar manfaatnya karena bisa Barat (DOH JBB) di Klayan, Kabupaten memberi lapangan kerja kepada masyarakat Cirebon. setempat. N5 : “ Abdi mah tos lami damel di cibulan bu, N3 : “...Sapertos tadi nu disaurken ku pa tukang nyewa-nyewaken samak nya lumayan ujang, ayana obyek wisata pemandian cibulan bu daripada teu aya padamelan di bumi ieu ageung pisan manfaatna kanggo nganggur, pameget abdi oge sami damel di masyarakat di desa maniskidul bisa memberi cibulan janten tukang parkir, lumayan bu lapangan pekerjaan sapertos abdi ayena nyewaken samak oge 10 rebu hiji samak sok ngajaga terapi ikan di dieu nya Alhamdulillah seueur nu nyewana, Alhamdulillah sok aya kabantos pisan penghasilan teh, pengunjung ibu-ibu pangaosan ngayaken pangaosan di seueur alhamdulillah tiasa ageung oge cibulan sok peryogi nyewa samak seueur, tamu pemasukan na, lumayan bu uang masuk terapi nu darongkap ka cibulan mah seueur bae ikan 5 rebu tiasa sapuasna dan pengunjung itu janten alhamdulillah asa kabantosan biasana rame kasontenakeun “. padamelan, ayana pemandian cibulan teh N4 : “ pedagang ikan buat makanan ikan nyuburken oge ka masyarakat di dieu utamana Cibulan mengatakan abdi tos lami bu ngiring mah kitu nu karaos ku abdi, cobi upami teu aya icalan lauk di dieu, abdi mah masih sakola cibulan boa abdi sareng pameget abdi keneh, upami minggu atanapi nuju libur nganggur, kan lumayan bu ayana cibulan nu sakola abdi sok ngiring icalan lauk di dieu ngalanggur tiasa ngiring damel di cibulan, lumayan bu ngical lauk sarantay isi 3 lauk icalan naon wae oge laku bae bu sapertos pop nileum anakna di ical 5 rebu da abdi balanja mie atanapi cai kopi “. meserna laukna kiloan, kanggo parab lauk Hasil wawancara dengan ibu penyewa cibulan, alhamdulillah hasilna lumayan tiasa kenging 500 rebu malah lebih upami nuju tiker mengatakan bahwa adanya objek wisata liburan mah janten tiasa ngabantos kolot bu pemandian cibulan itu sangatlah besar kanggo jajan mah teu nuhunken, nya upami tos

33 manfaatnya karena bisa memberi lapangan 1. Pedagang di lokasi Kolam Cibulan kerja kepada masyarakat setempat. Pedagang asongan di kawasan kolam Cibulan sepenuhnya dikelola oleh pemandian cibulan sudah mulai teratur untuk Pemerintah Desa Manis Kidul. Pendapatan berjualan di lokasi pemandian. Hal ini kotor dari Obyek Wisata Cibulan tiap semata-mata dilakukan untuk meningkatkan minggunya rata-rata mencapai diatas Rp 3 kualitas layanan kepada para pengunjung agar juta. Uang sebesar itu didapat dari penjualan tidak terus di cap jelek dan mengganggu tiket masuk Week Day seharga Rp 17.000 kenyamanan pengunjung. Maka tahun lalu untuk orang dewasa dan Rp 15.000 untuk pihak pengelola pemandian cibulan berupaya anak-anak, Weekend seharga Rp.20.000 agar aktivitas berdagang yang dijalankan untuk orang dewasa, Rp. 18.000 untuk anak- berlangsung lebih tertib. Dengan begitu anak, sedangkan untuk Hari Raya Rp. 22.000 situasi di kawasan pemandian cibulan terasa untuk orang dewasa Rp. 20.000 untuk anak- lebih nyaman karena pengunjung tidak anak. Jumlah tersebut bisa mencapai berkisar merasa dikerumuni pedagang. Rp 50 juta per minggu pada masa puncak kunjungan pelancong, yaitu selama Lebaran. Lonjakan pendapatan itu dimungkinkan, karena pada masa Lebaran jumlah pengunjung Cibulan bisa naik puluhan kali lipat dibanding hari-hari biasa. "Hari-hari biasa pengunjung tempat ini berkisar 50-100 orang per hari, tetapi pada saat Lebaran bisa mencapai 3.000 per hari. Sedangkan untuk Gambar 2 Kios-Kios Para Pedagang parkir : Kolam pemandian Cibulan juga menjadi 1. Mobil Rp. 5.000 sumber pendapatan bagi penduduk Desa 2. Motor Rp. 3.000 Maniskidul dengan menjadi pedagang 3. Bus/Truk/Elf Rp. 25.000 asongan atau membuka warung makan di Pariwisata adalah suatu kegiatan yang sekitar tempat wisata itu. Mereka kebanyakan secara langsung menyentuh dan melibatkan menjual minuman ringan dan makanan kecil masyarakat, sehingga membawa berbagai serta makanan ikan berupa kacang atom dan dampak terhadap masyarakat setempat. ikan wader. Adapun dampak positif dan dampak negatif nya yaitu : 2. Manfaat dan Keuntungan Pemandian Cibulan terhadap Pedagang. 1. Dampak Positif : Pemandian Cibulan yang terletak di Desa - Meningkatkan Pendapatan Daerah Maniskidul Kecamatan Jalaksana, sangat khususnya daerah-daerah wisatawan. membantu sekali dalam perekonomian - Mereka berdagang demi mendapatkan masyarakat setempat. Karena dengan adanya uang guna mempertahankan kehidupan tempat wisata pemandian cibulan disekitar mereka. masyarakat tersebut, para penduduk dapat - Bertambahnya kesempatan kerja membuka usaha disekitar pemandian cibulan - Kesejahteraan masyarakat meningkat seperti berdagang. Adanya Objek Wisata - Terciptanya lapangan kerja. Pemandian Cibulan memberikan manfaat 2. Dampak Negatif : yang besar bagi kehidupan para pedagang - Ketergantungan kepada wisatawan yang karena pedagang dapat memanfaatkan berkunjung. potensi onjek wisata pemandian cibulan - Terjadinya perusakan lingkungan oleh sebagai lapangan pekerjaan bagi mereka. pengunjung Dengan banyaknya usaha dagang yang - Timbulnya persaingan usaha

34 dikelola oleh para pedagang akan membantu antara pedagang utuk menciptakan pedagang dalam meningkatkan kemakmuran lingkungan yang aaman dan nyaman. dan kesejahteraan hidup pedagang. Adanya Kesimpulan objek wisata pemandian cibulan yang Dari uraian dan penjelasan mengenai dimanfaatkan oleh penduduk sekitar pengaruh objek wisata pemandian cibulan pemandian cibulan terutama yang bekerja terhadap pedagang di kawasan pemandian menjadi pedagang di lokasi pemandian cibulan dapat disimpulkan sebagai berikut : cibulan dapat membantu tingkat kemakmuran 1. Tempat wisata pemandian cibulan sangat dan kesejahteraan hidup para pedagang. bermanfaat bagi penduduk setempat Pendapatan merupakan keuntungan ekonomi untuk berdagang. yang didapat seseorang yang menyangkut jumlah yang dinyatakan dengan uang. 2. Pedagang dapat menghasilkan Pendapatan yang diperoleh akan digunakan keuntungan lebih besar dari tempat wisata untuk membiayai kehidupan sehari - hari para pemandian cibulan. pedagang yang meliputi kebutuhan pangan, sandang dan papan yang merupakan Rekomendasi kebutuhan primer maupun sekunder. Untuk Pemerintah Kabupaten Kuningan membiayai kebutuhan hidupnya ada kalanya hendaknya menempatkan sarana dan dari pendapatan yang diperoleh apabila ada prasarana Obyek Wisata Pemandian Cibulan sisa sebagai pedagang di objek wisata sesuai dengan masa trend yang ada sekarang pemandian cibulan dengan memperoleh ini sehingga akan tercipta suasana baru yang penghasilan bersih antara Rp. 20.000- akan membuat pengunjung merasa lebih Rp.30.000 jika berdagang pada hari biasa, nyaman, senang dan tidak bosan berada di tetapi jika pedagang pada waktu hari libur lokasi pemandian. bisa mencapai Rp.50.000 per hari.

Ucapan Terima kasih 3. Pengaruh Pengunjung Terhadap Penulis menyampaikan terima kasih Pedagang di Kawasan Pemandian kepada semua pihak yang telah membantu Cibulan. dan mendukung penelitian ini, terutama Adanya objek wisata pemandian cibulan kepada rekan-rekan di Kelompok Jabatan memberikan pengaruh positif bagi perilaku Fungsional Keahlian Perencana Kabupaten social ekonomi pedagang yaitu semakin Kuningan dan Bidang PADPE Bappeda luasnya kesempatan usaha, membuka Kabupaten Kuningan. lapangan pekerjaan, meningkatan pendapatan dan pola fikir pedagang dalam pengembangan DAFTAR PUSTAKA usaha dagang. Sedangkan pengaruh Peraturan Bupati Kuningan Nomor 8 Tahun negatifnya yaitu meningkatnya harga di 2012 tentang Standar Jasa Usaha daerah wisata, adanya persaingan dan Kepariwisataan. pencemaran lingkungan. Keberadaan Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 pemandian cibulan berpengaruh terhadap Tahun 1990. perilaku social ekonomi pedagang. Proses Undang- Undang Republik Indonesia interaksi social menghasilkan dua pola yaitu Nomor 10 Tahun 2009 tentang pola interaksi social asosiatif dan pola Kepariwisataan. interaksi sosial disosiatif. Bagi pedagang agar memiliki sikap terbuka untuk menerima Esih Kurniasih, SE perbedaan-perbedaan agar lebih aktif Perencana Ahli Pertama memberikan penyuluhan untuk mencegah persaingan dan pertentangan atau pertikaian Bappeda Kabupaten Kuningan

35

PEMANFAATAN DIGITALISASI DALAM MENDUKUNG PELAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM BERKUALITAS DI KABUPATEN KUNINGAN

Mari’a Fitri Pratama Lia Oktavianti Perencana Ahli Pertama Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan

INTISARI Di zaman digitalisasi sekarang ini smartphone merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan masyarakat. Baik untuk sekedar berkomunikasi maupun digunakan untuk kegiatan lain diantaranya penggunaan smartphone untuk kegiatan mobilisasi. Seperti halnya penggunaan ojek online menjadi sarana transportasi masyarakat yang utama dibandingkan penggunaan angkutan penumpang umum. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi smartphone khususnya yang berbasis Android saat ini dan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan smartphone bersistem operasi Android. Oleh karenanya agar penggunaan angkutan penumpang umum masih menjadi primadona dimasyarakat, pemerintah berupaya untuk dapat memperbaiki pelayanan kinerja angkutan penumpang umum dengan membuat aplikasi angkutan umum yang dapat digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat secara mudah, cepat, akurat dan aman. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui Focus Grup Discussion (FGD), sedangkan untuk pengumpulan data sekunder merupakan dokumen-dokumen yang didapatkan dari instansi pemerintahan di Kabupaten Kuningan. Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Perhubungan menyediakan aplikasi angkutan umum yang dapat diunduh pada aplikasi google play yaitu aplikasi KIRIBANG. Aplikasi angkutan umum ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan angkutan umum. Maka dibutuhkan pengembangan perangkat lunak berbasis Android agar para pengguna Android yang menggunakan Angkutan umum bisa mendapatkan informasi tentang angkutan umum dan meningkatan minat masyarakat untuk naik angkutan penumpang umum. Kata Kunci: Kabupaten Kuningan, Deskriptif Kualitatif, Aplikasi Android, Angkutan Penumpang Umum, Aplikasi KIRIBANG.

ABSTRACT In this age of digitalization, smartphones are needs that cannot be separated from community activities. Not only for communicating but also used for other activities including the use of smartphones for mobilization activities. As is the case with the use of online motorcycle taxis, it becomes the main means of public transportation compared to the use of public passenger transportation. With the rapid development of smartphone technology, especially those based on Android at this time and the increasing number of people who use smartphones operating system Android. Therefore, to make the use of public passenger transportation still the mainstay of the community, the government seeks to improve the performance of public passenger transportation services by making public transportation applications that can be used by various groups of people easily, quickly, accurately and safely. This study uses a qualitative descriptive method. Data collection methods used in this study are primary and secondary data collection methods. Primary data collection is done through

36

Focus Group Discussions (FGDs), while secondary data collection is documents obtained from government agencies in Kuningan Regency. Kuningan Regency Government through the Department of Transportation provides a public transport application that can be downloaded on the google play application, the KIRIBANG application. This public transportation application is expected to facilitate the public in getting public transportation. Then the development of Android-based software is needed so that Android users who use public transport can get information about public transportation and increase public interest in public transport. Keywords: Kuningan District, descriptive qualitative, android application, public passenger transportation, KIRIBANG application.

Pendahuluan pemenuhan kebutuhan akan pelayanan Latar Belakang angkutan umum perlu adanya pengembangan Transportasi publik bukanlah pilihan perangkat lunak berbasis Android bagi para utama masyarakat untuk beraktivitas sehari- pengguna (user) Android yang menggunakan hari. Keengganan masyarakat menggunakan Angkutan umum sehingga bisa mendapatkan moda transportasi publik juga dipengaruhi informasi tentang angkutan umum. faktor dari moda transportasi publik itu Smartphone berbasis android akan sendiri. Kendala lain dari transportasi public memberikan dampak baik bagi pengguna terutama angkutan penumpang umum dalam (user)anya apabila ditunjang dengan aplikasi- hal pelayanannya yaitu bahwa calon aplikasi yang mendukung pengguna (user) penumpang terkadang tidak mengetahui jalur smartphone untuk melakukan atau mencari mana saja yang akan dilalui angkutan umum suatu tempat atau lokasi. Karena dengan dalam mencapai tujuannya dikarenakan aplikasi pendukung tersebut pengguna (user) kurangnya informasi mengenai rute trayek dapat menghemat waktu dengan efisien. angkutan umum yang begitu banyak. Seiring dengan perkembangan ilmu dan Membuat pengguna (user) sering teknologi yang ada dalam smartphone, mendapatkan informasi yang kurang efisien diantaranya aplikasi google maps, GPS, dan mengenai rute atau jalur. Hal ini membuat petunjuk lokasi lainnya. pengguna (user) kesulitan dalam Google maps merupakan jasa peta globe mendapatkan angkutan umum juga virtual gratis yang disediakan secara online. ketidaksesuaian tarif yang seharusnya Selain itu dengan pemanfaatan aflikasi dengan dilapangan semakin menyulitkan google maps juga ditunjang oleh GPS (global pengguna (user) menggunakan angkutan positioning system) yang bertujuan untuk umum. mengetahui letaktempat yang dituju dan Permasalahan Angkutan umum di mengetahui keberadaan pengguna (user) Kabupaten Kuningan berdasarkan jumlah dengan bantuan sinyal satelit. Dengan vitur izin trayek terus mengalami penurunan setiap ini dapat mengembangkan perangkat lunak tahunnya. Hal ini diakibatkan karena berbasis website maupun berbasiskan persaingan dengan angkutan online maupun Android untuk memvisualisasikan peta. kepemilikan kendaraan pribadi. Berangkat Sedangkan Aplikasi KIRIBANG adalah jasa dari hal tersebut Dinas Perhubungan untuk navigasi serta mode transportasi Kabupaten Kuningan memanfaatkan aplikasi lainnya seperti engine dalam pencarian rute yang diusung oleh perangkat smartphone angkot. Dengan memanfaatkan kedua vitur android, yaitu berupa aplikasi yang dapat ini dapat dikembangkan pencarian rute diunduh pada google play. Dengan semakin angkot pada perangkat lunak berbasiskan pesatnya perkembangan teknologi Android. Sebuah perangkat lunak dengan smartphone yang berbasis Android. Dan pemanfaatan aplikasi KIRIBANG dengan

37 visualisasi peta dan pencarian rute angkutan 2. Mengidentifikasi pengguna angkutan umum yang diharapkan dapat membantu user umum berbasis aplikasi yaitu aplikasi atau calon penumpang angkutan umum KIRIBANG dalam mencari suatu rute dan angkutan umum terdekat dengan calon penumpang di Metodologi Penelitian Kabupaten Kuningan. Pendekatan Penelitian Aplikasi KIRIBANG merupakan aplikasi Jenis Penelitian pencarian angkutan umum terdekat dengan Penelitian ini menggunakan analisis pengguna (user) sesuai dengan tujuan yang deskriptif kualitatif. Data yang digunakan akan dituju. Aplikasi ini juga dapat dalam penelitian ialah data kualitatif yang memantau pergerakan angkutan umum yang berguna untuk mendapatkan data primer akan melintas maupun kendaraan yang maupun sekunder kemudian dianalisa untuk sedang dinaiki oleh pengguna (user) apakah memperoleh hasil penelitian sesuai dengan sesuai dengan rute yang seharusnya atau tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif mengalami penyimpangan rute trayek. adalah pendekatan dengan menghasilkan Angkutan umum yang terdapat pada aplikasi prosedur analisis yang tidak menggunakan KIRIBANG meliputi angkutan umum analisis statistik atau cara kuantifikasi perkotaan, angkutan umum perdesaan, bus, lainnya. dan travel ( angkutan jemputan) dan ojek. Teknik Pengumpulan Data Rumusan Masalah Pengumpulan data dilakukan untuk data Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat primer dan data sekunder. Teknik dirumuskan permasalahan sebagai berikut: pengumpulan data primer dilakukan dengan 1. Bagaimana pemanfaatan digitalisasi focus grup discussion. Focus grup discussion dalam pelayanan angkutan penumpang (FGD) dilakukan dengan dinas instansi umum di Kabupaten Kuningan? terkait diantaranya adalah Kepolisian, 2. Bagaimana pemahaman pengguna organda, pengusaha angkutan penumpang terhadap pelayanan angkutan penumpang umum. Sedangkan untuk data sekunder umum berbasis aplikasi? merupakan dokumen-dokumen yang didapat dari instansi pemerintah Kabupaten Tujuan Kuningan yaitu Dinas Perhubungan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini Kabupaten Kuningan. adalah sebagai berikut: 1. memberikan kemudahan terhadap Teknik Pengolahan Data pengguna aplikasi smartphone dalam Pengolahan data primer dan data sekunder pelayanan angkutan penumpang umum di dalam penelitian ini diolah dengan kabupaten kuningan. mendeskripsikan pelayanan angkutan 2. Mengetahui pengguna angkutan penumpang umum berbasis aplikasi. Yaitu penumpang umum di Kabupaten dengan memberikan gambaran kepada Kuningan terhadap penerapan aplikasi pengguna angkutan penumpang umum dalam KIRIBANG menggunakan aplikasi pelayanan angkutan penumpang umum pada aplikasi smartphone. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian Gambaran Umum Wilayah Studi ini adalah sebagai berikut: Kabupaten Kuningan secara topografi 1. Mendeskripsikan rute trayek pada moda merupakan wilayah perbukitan dengan luas 2 transportasi angkutan umum di wilayahn adalah 1.178.58 km . Kabupaten Kabupaten Kuningan Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa.

38

Untuk dapat menjangkau seluruh wilayah duduk. Bus besar adalah bus yang dilengkapi di Kabupaten Kuningan, maka Pemerintah sekurangkurangnya 31 (tiga puluh satu) Daerah menyediakan moda transportasi tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk berupa angkutan penumpang umum pengemudi. perkotaan dan angkutan penumpang umum Pelayanan angkutan orang dengan perdesaan. kendaraan umum dapat diklasifikasikan berdasarkan wilayah pelayanan, operasi Tabel 1. Angkutan Penumpang Umum pelayanan, dan peranannya. Berdasarkan Jumlah Jumlah Jenis Angkutan wilayah pelayanannya, angkutan penumpang Trayek Kendaraan umum terdiri atas angkutan pedesaan, Angkutan penumpang 10 528 umum perkotaan angkutan perkotaan, angkutan antar kota, dan Angkutan penumpang 29 453 angkutan lintas batas negara. Berdasarkan umum perdesaan operasi pelayanannya, angkutan penumpang umum dapat dilaksanakan dalam trayek tetap dan teratur serta tidak dalam trayek. Wilayah studi pada penelitian ini hanya Tujuan utama keberadaan angkutan didaerah CBD (Central Bussines Distric) umum penumpang adalah menyelenggarakan Kabupaten Kuningan, dengan kendaraan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi yang beroperasi adalah angkutan penumpang masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik umum perkotaan. Hal ini disebabkan karena adalah pelayanan yang aman, cepat, murah aplikasi KIRIBANG baru menyediakan dan nyaman. Selain itu, keberadaan angkutan untuk kendaraan angkutan penumpanng umum penumpang juga membuka lapangan umum perkotaan di Kabupaten Kuningan. kerja. Keberadaan angkutan umum Tinjauan Pustaka penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini Angkutan Penumpang Umum dimungkinkan karena angkutan umum Angkutan adalah sarana untuk penumpang bersifat angkutan massal memindahkan orang atau barang dari suatu sehingga biaya angkut dapat dibebankan tempat ke tempat lain dengan tujuan kepada lebih banyak orang atau penumpang. membantu orang atau kelompok orang serta Banyaknya penumpang menyebabkan biaya menjangkau berbagai tempat yang penumpang dapat ditekan serendah mungkin. dikehendaki, atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ketempat tujuannya. Wilayah Pelayanan Angkutan Penumpang Prosesnya dapat dilakukan menggunakan Umum sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa Untuk merencanakan sistem angkutan kendaraan. Angkutan Umum adalah penumpang umum serta penetapan angkutan penumpang yang dilakukan dengan kewenangan penyediaan, pengelolaan, dan system sewa atau bayar. Kendaraan umum pengaturan pelayanan angkutan penumpang dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, umum perlu ditetapkan wilayah pelayanan bus sedang, dan bus besar. Mobil penumpang angkutan penumpang umum. Penentuan yang digunakan untuk mengangkut batas wilayah angkutan penumpang umum penumpang umum disebut mobil penumpang akan mencakup perencanaan jaringan jalan umum (MPU). Bus kecil dicirikan dengan dan penentuan wilayah pelayanan angkutan jumlah tempat duduk sekurang-kurangnya 9 penumpang umum. (sembilan) sampai 19 (sembilan belas) Perencanaan jaringan trayek meliputi tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pola tata guna lahan, pola pergerakan pengemudi. Bus sedang adalah mobil bus penumpang angkutan umum, kepadatan yang dilengkapi sekurang-kurangnya 20 (dua penduduk suatu wilayah, daerah pelayanan, puluh) sampai dengan 30 (tiga puluh) tempat serta karakteristik jaringan jalan yang akan

39 dilalui oleh angkutan penumpang umum. dan waktu perjalanan yaitu waktu yang Pelayanan angkutan umum diusahakan dibutuhkan oleh suatu kendaraan angkutan mampu menyediakan aksesibilitas yang baik. penumpang umum dari asal perjalanan Untuk memenuhi hal itu, lintasan trayek menuju ke tempat tujuan akhir termasuk angkutan umum diusahakan bangkitan waktu singgah pada tempat-tempat pengguna angkutan umum dengan potensi perhentian seperti halte atau simpul-simpul permintaan yang tinggi. Demikian juga yang telah ditetapkan. lokasi-lokasi yang menjadi potensial menjadi Pengunaan kendaraan angkutan umum tujuan bepergian diusahakan menjadi menghendaki adanya tingkat pelayanan yang prioritas pelayanan dengan rute angkutan cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu diharapkan mengikuti pola pergerakan tunggu maupun keamanan dan kenyamanan pengguna jasa angkutan umum sehingga yang terjamin selama dalam perjalanan. tercipta pergerakan yang lebih efisien. Hal itu Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan bila penyediaan armada angkutan umum terhadap penyediaan fasilitas angkutan berada pada garis yang seimbang dengan umum. permintaan jasa angkutan umum. Agar terlaksananya perencanaan yang Penentuan jumlah kendaraan angkutan baik maka penentuan wilayah pelayanan umum harus memperhatikan besaran wilayah angkutan penumpang umum dapat dan sebaran penduduk. Hal ini dapat ditentukan setelah mengetahui batas wilayah diperkirakan besaran bangkitan dan tarikan terbangun yang akan dilintasi oleh jaringan pengguna (user) angkutan penumpang umum jalan dan rute trayek dengan mengetahui diwilayah tersebut. aspek batas wilayah terbangun, pelayanan angkutan penumpang umum diwilayah Pengertian Aplikasi, Smartphone dan terbangun, struktur jaringan jalan, geometric Android dan kontruksi jalan. Batas wilayah ini dapat Aplikasi merupakan software diketahui dengan cara melihat peta pengguna (perangkat lunak) atau program dalam lahan suatu kota dan daerah sekitarnya atau computer yang dibuat, dioperasikan dan dengan mengunakan foto udara. Sehingga digunakan untuk system tertentu guna dapat menentukan titik terjauh pelayanan mengerjakan tugas-tugas/perintah tertentu. angkutan penumpang umum, dilakukan Dalam pengembangan program aplikasi, beberapa cara yaitu menghitung besarnya guna memerintahkan suatu tugas pada permintaan pelayanan angkutan penumpang program sesuai dengan kebutuhan maka umum yang terletak di sekitar batas wilayah dibutuhkan suatu bahasa program (leaguage terbangun, menghitung jumlah penumpang software) yang merupakan bahasa dan minimal untuk mencapai titik impas program yang ditulis merupakan program pengusaha angkutan penumpang umum serta aplikasinya. Fungsi dari leaguage software menentukan batas wilayah pelayanan dengan adalah agar dapat menulis program dengan menghubungkan titik-titik terluar yaitu bahasa yang lebih mudah, dan akan dengan dengan melihat panjang menterjemahkan ke bahasa komputer. Untuk koridor/simpul lahan dan kesempatan kerja mengembangkan suatu program aplikasi sepanjang 400 m di kanan dan kiri. dalam memecahkan suatu permasalahan dapat berhasil dengan baik, maka dibutuhkan Penentuan Jadwal dan Jumlah Angkutan prosedur dan perencanaan yang baik dalam Penumpang Umum mengembangkan program tersebut. Penentuan jadwal angkutan penumpang Banyaknya perusahaan maupun umum harus memperhatikan hal-hal berikut perorangan ynag mengembangkan perangkat diantaranya adalah headway (waktu antara), lunak berupa program yang dapat jumlah armada angkutan penumpang umum disesuaikan dengan kebutuhan sehingga

40 dapat diandalkan, sesuai dengan permintaan Berbagai macam permasalahan dalam pengguna, dirancang dengan baik, relative pelayanan, pengadaan, dan pembinaan user friendly, mempunyai manual book, angkutan umum dalam trayek diberbagai mampu dikembangkan dimasa yang akan daerah ditambah dengan pembangunan datang. infrastruktur transportasi dalam mendukung Smartphone atau telepon pintar yaitu penguraian volume kendaraan di jalan untuk telepon yang pada zaman sekarang ini mengurangi kemacetan tidak serta merta kemampuannya dapat menyamai dengan peningkatan fasilitas angkutan umum kemampuan pada PC (personal computer) yang baik khususnya didaerah-daerah. Salah walaupun dalam kondisi terbatas. satu permasalahan angkutan umum adalah Pada smartphone dapat kita masukan ketidakmampuan para pengusaha angkutan fitur-fitur lain berupa penambahan aplikasi umum dalam trayek untuk dapat bersaing yang dapat menunjang fungsi dari pengguna dengan angkutan tidak dalam trayek yaitu smartphone. Penambahan aplikasi pada angkutan online. Permasalahan yang smartphone bukan saja aplikasi bawaan yang kompleks dalam pelayanan angkutan umum diproduksi oleh perusahaan smartphone dalam trayek yaitu tidak terjadwalnya tersebut namun juga dibuat oleh pihak kedatangan angkutan umum, ketiga atau operator telekomunikasi. Fungsi ketidaknyamanan pelayanan berupa lamanya lain dari smartphone yang adalah adanya fitur perjalanan dikarenakan mengetem atau antar muka termasuk keyboard Qwerty yang berputar dalam suatu wilayah yang bukan biasanya terpasang standar untuk komputer. lintasan berdasarkan rute trayek yang sudah Android merupakan suatu perangkat ditetapkan, katidakpastian tarif angkutan lunak yang digunakan untuk perangkat umum yang diberlakukan, maupun mobile yang meliputi system operasi yang kurangnya fasilitas di dalam kendaran difungsikan untuk menjalankan sebuah angkutan umum. Dari permasalahan- device mobile. Android merupakan platform permasalahan tersebut diatas mengakibatkan lengkap mulai dari system operasi, aplikasi, penurunanan pengguna angkutan penumpang tool developing, market aplikasi, dukungan umum di Kabupaten Kuningan dari 5 tahun industry mobile dan telekomunikasi juga terakhir. dukungan open system. Hal ini merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh platform Tabel 3. Jumlah Angkutan Penumpang android. Umum di Kabupaten Kuningan

Jenis Angkutan Umum Pembahasan Tahun Jumlah Peningkatan pengguna kendaraan roda Angkutan Angkutan dua maupun kendaraan roda empat di Kota Perdesaan Kabupaten Kuningan meningkat setiap tahunnnya. Peningkatan ini menunjukan 2015 532 482 1.014 mobilitas penumpang di Kabupaten 2016 532 482 1.014 Kuningan meningkat. Tabel 2. Jumlah Kendaraan 2017 532 478 1.010 di Kabupaten Kuningan Jenis Kendaraan 2018 529 456 985 Tahun Sedan, Jeep, Sepeda 2019 528 453 981 Minibus Motor Sumber: Bidang Angkutan, 2019 2017 19.510 278.323 2018 21.733 299.515 Sumber : Samsat Kab.Kuningan

41

Dari tabel diatas dapat dilihat Aplikasi angkutan umum yaitu aplikasi penurunan jumlah kendaraan bermotor yang yang digunakan dengan menggunakan beroperasi di Kabupaten Kuningan. system android pada smartphone. Sehingga Penurunan angkutan penumpang umum pengguna dapat menngunakannya aplikasi diakibatkan oleh kemudahan dalam tersebut dimanapun dan kapanpun kepemilikan kendaraan pribadi juga membutuhkan. persaingan dengan angkutan online. Seiring dengan perkembangan zaman Kendaraan angkutan umum yang yang serba cepat dan mudah, maka peran banyak mengalami penurunan diantaranya teknologi menjadi penting. Sekalipun adalah angkutan perdesaan dari 5 tahun kemajuan teknologi komunikasi tersebut terakhir terdapat 29 unit kendaraan, masih dalam perjalanannya, tapi sejak sedangkan untuk kendaraan angkutan sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya perkotaan hanya mengalami penurunan 4 unit berbagai perubahan di bidang komunikasi kendaraan. maupun di bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi yang diadopsi oleh pemerintah daerah Kabupaten Kuningan dengan memanfaatkan sumber yang sudah ada yaitu dengan menggabungkan aplikasi google play yang berada pada smartphone dengan system android dan pelayanan angkutan penumpang umum. Aplikasi angkutan umum Kabupaten Kuningan ynag dapat diunduh melalui google play yaitu aplikasi KIRIBANG. Kendaraan angkutan umum yang masuk dalam aplikasi angkutan umum tersebut adalah angkutan umum perkotaan, angkutan umum perdesaan, bus AKAP dan AKDP, juga travel antar

Gambar 1. Rute Trayek Angkutan Umum jemput. Perkotaan di Kabupaten Kuningan

Dilihat dari peta diatas bahwa pelayanan rute angkutan di wilayah perkotaan di Kabupaten Kuningan sudah dapat dilayani oleh angkutan penumpang umum. Namun kenyataan dilapangan pengguna angkutan penumpang umum tetap Gambar 2. Aplikasi KIRIBANG tidak dapat bersaing dengan kendaran sepeda motor dan atau mobil pribadi dan angkutan Aplikasi KIRIBANG dapat digunakan online. Oleh karenanya pemerintah daerah oleh pengguna (user) smartphone dari melalui Dinas Perhubungan berinisiatif untuk berbagai kalangan usia dengan mudah, cepat, memberikan pelayanan yang berkualitas akurat dan aman. Bagi pengguna (user) (user) kepada masyarakat dalam hal pelayanan smartphone untuk dapat menggunakan angkutan penumpang umum, dengan adanya aplikasi KIRIBANG hendaknya untuk dapat aplikasi angkutan umum yaitu KIRIBANG. mendownload terlebih dahulu.

42

sudah memberitahu dan memberikan notifikasi serta posisi lokasi pengguna (user) kepada driver.

Sumber: Aplikasi KIRIBANG

Gambar 3. Registrasi Aplikasi KIRIBANG

Untuk pengguna (user) aplikasi yang Gambar 5. Pemilihan angkutan umum belum memiliki akun maka harus registrasi pada aplikasi KIRIBANG seperti pada tampilan gambar diatas dengan mengisi username, password, nama, no Hp, Penggunaan aplikasi angkutan umum dan email. Setelah semua terisi dan login KIRIBANG sama dengan penggunaan maka akan menampilkan lokasi pengguna angkutan umum online, yaitu pengguna (user). Dan pengguna (user) akan dapat (user) dapat melihat angkutan umum tersebut memilih jenis angkutan umum dan nomor berada dilokasi mana, apakah sudah rute trayek angkutan umum yang sesuai bergerak, maupun sudah sampai dalam dengan tujuan pengguna (user). Kemudian beberapa waktu. smartphone akan menampilkan rute trayek angkutan tertuju, plat nomor kendaraan, serta foto driver.

Gambar 4. Gambar 6. Rute angkutan umum terpilih Login Aplikasi KIRIBANG pada aplikasi KIRIBANG Apabila pengguna sudah memilih Apabila pengguna sudah memutuskan angkutan yang akan dinaiki maka aplikasi pilihan rute kendaraan angkutan penumpang KIRIBANG akan menampilkan tulisan umum maka smartphone akan memberikan KIRIBANG dalam kotak persegi warna abu tanda centang ( √ ) yang artinya pengguna pada bagian kiri atas layar.

43

Kesimpulan Di era perkembangan digitalisasi yang serba cepat, mudah, dan terjangkau. Sudah seharusnya ikut serta mendukung pelaksanaan dalam berbagai kegiatan. Tidak hanya untuk berbelanja online maupun berkomunikasi melalui smarphone namun juga dapat digunakan untuk kegiatan mobilisasi. Maraknya angkutan online baik di kota-kota besar maupun daerah memberikan tantangan tersendiri bagi pengusaha angkutan umum. Kabupaten Kuningan salah satu penikmat angkutan online yang cukup signifikan dalam penggunaanya, mulai dari anak sekolah hingga untuk kegiatan berbelanja, antar Gambar 7. Pengguna (user) Sudah Berada jemput kerja dan atau pemesanan makanan. pada Angkutan Umum Dengan berkurangnya minat masyarakat terhadap penggunaan angkutan Selanjutnya apabila pengguna (user) umum maka pemerintah daerah Kabupaten sudah menaiki kendaraan angkutan umum Kuningan melalui Dinas Perhubungan juga dan bergerak ± 100m maka kotak persegi bekerja sama dengan perusahaan teknotani berwarna abu akan berubah menjadi warna meluncurkan inovasi aplikasi angkutan hijau. Dan apabila pengguna meminta untuk umum. Aplikasi angkutan umum yang diberi berhenti maka pengguna harus memijit nama KIRIBANG sudah dapat diunduh pada tombol berwarna hijau sehingga memberikan aplikasi smarphone berbasis android yaitu notofikasi suara pada aplikasi KIRIBANG melalui aplikasi google play. dengan untuk memberikan tanda kepada smartphone diluncurkannya aplikasi berbasis android pengemudi (driver) untuk berhenti dan tersebut diharapkan masyarakat lebih menghentikan laju kendaraan angkutan berminat menggunakan angkutan umum penumpang umum. dibandingkan dengan angkutan online. Hal ini dikarnakan tarif angkutan umum lebih murah dibandingkan angkutan online, juga diharapkan masyarakat dapat bersosialisasi dengan penumpang lain. Selain hal tersebut juga mendukung kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah dalam pembangunan infrastruktur transportasi masal.

Rekomendasi Dalam rangka mendukung kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum di Kabupaten Kuningan maka penulis memberikan saran: - Mensosialisasikan aplikasi KIRIBANG Gambar 8. Pemilihan Angkutan Umum tidak hanya pada moment tertentu saja Pada Aplikasi KIRIBANG namun juga pada kegiatan-kegiatan seperti car free day

44

- Untuk mewujudkan pelaksanaan Kementerian Perhubungan Darat, 2015, aplikasi angkutan umum KIRIBANG Peraturan menteri Perhubungan PM terlaksana dengan baik, pemerintah No.15 tahun 2019 tentang daerah agar membuat edaran 1 day with penyelenggaraan angkutan orang dengan public transport kendaraan bermotor umum dalam trayek, - Perbaikan fasilitas penunjang bagi Kemenhubdat, Jakarta angkutan umum di Kabupaten Kementerian Perhubungan Darat, 2018, Kuningan Peraturan menteri Perhubungan PM No.117 tahun 2018 tentang Ucapan Terimakasih penyelenggaraan angkutan orang tidak Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat dalam trayek, Kemenhubdat, Jakarta Alloh SWT atas curahan nikmatnya. Tak lupa Samsat Kabupaten Kuningan, Kuningan. penulis ucapkan terimakasih kepada pihak- Sugiyono. 2005. Metode Penelitian pihak yang telah membantu dalam Administrasi. Bandung: Alfabeta memberikan dukungan tersusunnya tulisan ini, terutama kepada ekan-rekan Jabatan Mari’a Fitri Pratama Fungsional Perencana. Lia Oktavianti, SH Perencana Ahli Pertama Daftar Pustaka Departemen Perhubungan, 2009, Undang- Dinas Perhubungan undang No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, Kabupaten Kuningan Dephub, Jakarta

45

Assessment Water Scarcity Index Based on Meteorological Water Availability in Mountainous Area, Case Study in Kuningan Regency, West Java Province

A Ismail1, I Mulyawan2*, M E Trianasari3, S Himayah1, and Jupri1

1 Department of Geography Education, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia 2 Bappeda Kabupaten Kuningan 3 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta *Senior Spatial Planner

ABSTRACT Water demand will increase rapidly with uneven distribution due to urbanization, industrialization and so on. On the other hand the quality of water is declining due to lack of attention in handling waste and others on surface water and ground water. The availability of water decreases when entering the dry season so that some regions often experience droughts that have a very broad impact, and are cross-sectoral (economic, social, health, education, etc.). One of the regions experiencing drought in West Java is Kuningan District so it is used as the location of this research. The research data in the form of rainfall are interpolated using the Inverse Distance Weighted (IDW) interpolation technique and overlayed with an administrative map of the research location. As a result, water criticality is most prevalent in 37 villages in 16 sub-districts (very critical), 9 villages in 8 sub-districts (critical). The high number of inhabitants in the area results in high water demand values, while the area is relatively small causing a small availability of meteorological water. The lack of balance between the needs and availability of water causes water vulnerability.

Introduction Climate change plays a small role compared Water is a basic human need that must to water consumption in increasing water be met for survival. Water availability is one scarcity [1]. of the global issues, where currently, the The research of water scarcity index availability of both quality and quantity is based on meteorological water balance was declining. Water scarcity continues to analyzed based on monthly rainfall and water increase globally based on water scarcity requirements measured by population. This index parameters (WSIs), indicating an study model has been carried out in several increase in air scarcity over 30 years (1981- regions in Indonesia, including in Central 2010) [1]. The increase of population in Java province [4], Bengawan Solo Watershed global calculation has significant influence [5]. This research was conducted for the for the increasing of water scarcity from 21% Province, which shows the (360 million) in 1905 to 34% (2.2 billion) in criticality of domestic water occurs in areas 2005 [2]. with high population density and or have The impact of water scarcity as has been relatively low rainfall [4]. The water scarcity studied in India for 15 years, shows a bad index which is calculated based on the pattern influence on sustainable development and of agricultural activities one, two, and three social security which also triggers cases such times planting in the Bengawan Solo as water disputes, diseases, slow development watershed area shows a critical indication of of agriculture, and urban development [3]. average water succession of 49.3% -69.8%.

46

Likewise, the projection in 2030 shows the Methods value of IKA approaching critical, that is, The research area is located in Kuningan 62.8% and 90.1% [5]. (1,195.71 km2), which is in one of the areas around the highest active volcano in West Java, Indonesia at coordinate 6o47’S -7o12’S and 108o23’E – 108o47’E. Administratively, Kuningan is bordered by , , and Majalengka Regency, and Brebes Regency. Kuningan Regency area located on the Bogor zone [6], where the physiography of the area is structural hills, volcanic mountains, and alluvial plain, that Figure 1. Research Location affected to the nature of orographic rainfall. Physiographic diversity resulted in uneven distribution of monthly rainfall [7]. The West Java BPBD reports, in 2018, a amount of monthly rainfall ranges from 280 drought in West Java Province during the dry mm in March and 0.78 mm in August. The season had an impact on 213,726 households type of rain in this region is an orography that of water shortages. Kuningan Regency is influenced by the mountain to hilly (Figure 1) is one of the administrative areas topography. The minimum temperature is where 1,720 households are affected. Water 22,92oC, and the maximum temperature is scarcity in Kuningan Regency occurred in 30,5oC (Figure 2). three sub-districts (Ciniru, Cigandamekar, and Karang Kancana) which covered five Water availability was analyzed based villages namely Cihanjaro, Simpayjaya, on regional average rainfall data from 22 Sukasari, Pamupukan, and Jambugeulis available rain station at the study area, consist villages, with a total soul affected of 5,191 of Mandirancan sta, Linggarjati sta, inhabitants. Also, the drought that occurs has Kalapagunung sta, Cigugur sta, Kuningan sta, an impact on agricultural land. Efforts that Gunungsirah sta, Darma sta, Karanganyar sta, have been made by the government include Babakanjati sta, Susukan sta, Garawangi sta, making temporary reservoirs, piping, and Ciawigebang sta, Ciniru sta, Cihirup sta, dropping clean water at 25,000 liters/day. In Ciwaru sta, Subang sta, Selajambe sta, 2019, West Java BPBD data shows recurring Luragung sta, Singkup/Pasawahan sta, drought disasters with an expanding Lame/Japara sta, and Cibeureum sta. To get administrative area, covering Karang spatial information on rainfall we use the Kancana, Cimahi, Cigandamekar, and Darma Inverse Distance Weighted (IDW) Districts. The number of villages affected was interpolation technique. The interpolation eight villages. Water scarcity that occurred in results are then overlaid with the village 2019 affected 7608 inhabitants (2612 administrative boundaries of the study area to households). obtain the availability of meteorological water in each village. Monthly rainfall data The research purpose is to identify from each station with a year of observation spatial distribution water availability based varies during the period 2010-2014. Domestic on meteorological water balance, to calculate water needs in this study use assumptions, water consumption based on population, and where each person uses the needs of 100 to identify the vulnerable area to water liters/inhabitant/day. scarcity.

47

availability of water in each village in Kuningan District. In general it can be seen that in areas with high rainfall and large area will have a high availability of meteorological water and vice versa. Figure 2. Meteorological Condition (1) Monthly Based on the total water availability as a Rainfall (2) Temperature Maximum and Minimum whole in all districts, it is seen that the Water availability was analyzed based existing water did not experience a deficit or on regional average rainfall data from 22 deficiency (except in August which available rain station at the study area, consist experienced a deficit due to the peak of the of Mandirancan sta, Linggarjati sta, dry month), because the water surplus level Kalapagunung sta, Cigugur sta, Kuningan sta, was higher, this was proven by the Gunungsirah sta, Darma sta, Karanganyar sta, availability of existing water adequate. Babakanjati sta, Susukan sta, Garawangi sta, Kuningan including areas that have many Ciawigebang sta, Ciniru sta, Cihirup sta, rivers and saplings, when in the rainy season Ciwaru sta, Subang sta, Selajambe sta, or in the summer (dry), the water in it still fills Luragung sta, Singkup/Pasawahan sta, the river even though there is still a reduction Lame/Japara sta, and Cibeureum sta. To get in discharge due to reduced supply also silting spatial information on rainfall we use the up the river. This water is called the steady Inverse Distance Weighted (IDW) flow (baseflow) can be used by the interpolation technique. The interpolation community to meet their daily needs for results are then overlaid with the village various activities. administrative boundaries of the study area to 3.2. Domestic Water Consumption obtain the availability of meteorological In daily life the use of water is water in each village. Monthly rainfall data increasing along with the increase in from each station with a year of observation population, but it is not merely increasing the varies during the period 2010-2014. Domestic use of water only because of the increase in water needs in this study use assumptions, population, but also because of the where each person uses the needs of 100 advancement of human life. The use of water liters/inhabitant/day. by a community increases with the progress Water scarcity index defines as water of the community, so the use of water is often consumption exceeds 75% of water used as a benchmark for the progress of a availability [8]. The level of water community. Thus the use of water is always vulnerability is expressed by the Water categorized as a capable family. According to scarcity index (IK) as shown in Table 1. Schefter (1985) households with higher income groups tend to use more water [9]. Table 1. Water Scarcity Class No Water Scarcity Index Class 1 < 50 % Low 2 50-75 % Moderate 3 76-100 % High 4 >100 % Extrem

Results and Discussion 3.1. Meteorological Water Availability Based on the distribution of rain that has been described previously, it can be seen the Figure 3. Water Consumption/Needs

48

Based on a map of the distribution of In general, based on the map of the water needs, it is known that the distribution distribution of critical villages presented in of villages that have high water needs is Figure 5.10 above, it can be seen that most of spread in several villages. Purwawinangun the water criticality occurs around the main sub-district has a high level of water demand road and some form a frog jump pattern (leap which reaches an average of 40 million liters frog). The most critical water occurred in 37 per month whereas other areas in the villages in 16 districts (very critical), 9 periphery zone (except Cibingbin Village) villages in eight districts (critical). The high tend to have low water needs. The lowest number of inhabitants in the area results in water demand is in Nanggerangjaya Village, high water demand values, while the area is Mandirancan District, which is only around relatively small causing a small availability of 1.6 million liters per month. Based on the meteorological water. facts of the results of the study it can be From the comparative data between the concluded that the population in an area will availability and water needs, it can be seen affect the use of water resources, where the that in some villages, there is a level of water higher the number of residents in an area, the demand that is greater than the availability of use of water resources to meet daily water water. the village. However, this does not needs is also higher. mean that in some villages there is a water 3.3. Water Scarcity Index deficit or lack of water, this is because the Based on the calculation of water village has obtained water supply from other availability and water needs as previously villages in the vicinity, causing the water explained, it can be seen which villages in supply in the river to remain throughout the Kuningan Regency are experiencing water year. criticality by comparing the value of water needs and availability. The calculation results Conclusion show that water criticality occurs in areas that Distribution of villages that have high have a high population density, the water needs are scattered in several villages. assumption is that with a high population Purwawinangun sub-district has a high level density means that the ability of everyone to of water demand which reaches an average of get water to meet their daily needs will be 40 million liters per month. While other areas more difficult, especially if the area has less in the periphery zone (except Cibingbin amount of rainfall. Village) tend to have low domestic water needs. The lowest water demand is in Nanggerangjaya Village, Mandirancan District, which is only around 1.6 million liters per month. Water criticality is most prevalent in 37 villages in 16 sub-districts (very critical), 9 villages in 8 sub-districts (critical). The high number of inhabitants in the area results in high water demand values, while the area is relatively small causing a small availability of meteorological water. The lack of balance Figure 4. Water Scarcity between the needs and availability of water Vulnerable Area causes water vulnerability.

49

References [5] Rejekiningrum, P. (2014). Identifikasi [1] Scherer, L., & Pfister, S. (2016). kekritisan air untuk perencanaan Dealing with uncertainty in water penggunaan air agar tercapai scarcity footprints. Environmental ketahanan air di das bengawan solo. Research Letters, 11(5). Seminar Nasional FMIPA-UT, 170– https://doi.org/10.1088/1748- 184 9326/11/5/054008 [6] van Bemmelen, R. W. (1949). The [2] Porkka, M., Gerten, D., Schaphoff, S., Geology of Indonesia v. 1A. Siebert, S., & Kummu, M. (2016). Government Printing Office Causes and trends of water scarcity in [7] Seyhan, E. (1999). Dasar Dasar food production. Environmental Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Research Letters, 11(1). University Press. https://doi.org/10.1088/1748- [8] Martopo, S., 1991. Keseimbangan 9326/11/1/015001 Ketersediaan Air di Pulau Bali. [3] Zhang, J., Cheng, Q., & Wang, Y. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi (2018). One thirsty world - Analysis of UGM, Yogyakarta the water resources. IOP Conference [9] Schefter, J. E. and E. L. David (1985), Series: Earth and Environmental “Estimating Residential Water Science, 170(2). Demand Under Multi-part Tariffs https://doi.org/10.1088/1755- Using Aggregate Data”, Land 1315/170/2/022092 Economics, 61(3), 272-280 [4] Muliranti, S., & Hadi, M. P. (2013). Kajian Ketersediaan Air Meteorologis

Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Iwan Mulyawan, S.Si., M.Sc Domestik Di Propinsi Jawa Tengah Senior Spatial Planner dan DIY. Jurnal Bumi Indonesia, 2(2),

23–32. Retrieved from Bappeda Kabupaten Kuningan http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/

jbi/article/view/160/157

50