Bab Ii Profil Kota Depok
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019 BAB II PROFIL KOTA DEPOK 2.1 Wilayah Administrasi Kota Depok secara geografis terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Wilayah kota depok dari Utara ke Selatan merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi antara 50 – 140 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok yang merupakan salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 Ha. Wilayah administrasi Kota Depok dapat dilihat di Tabel 2.1. Tabel 2. 1 Wilayah Administrasi Kota Depok Luas Wilayah Jumlah No Kecamatan Km2 % Kelurahan 1 Sawangan 29,50 14,73 7 2 Bojongsari 19,79 9,88 7 3 Pancoran Mas 18,21 9,09 6 4 Cipayung 11,63 5,80 5 5 Sukmajaya 18,04 9,01 6 6 Cilodong 16,09 8,03 5 7 Cimanggis 21,22 10,59 6 8 Tapos 32,33 16,14 7 9 Beji 14,30 7,14 6 10 Limo 12,32 6,15 4 11 Cinere 10,47 5,23 4 Jumlah 200,29 100 63 Sumber : Kota Depok Dalam Angka, 2015 Wilayah Kota Depok berbatasan dengan satu Kabupaten, dua Kota dan dua Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya. Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintah yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, juga merupakan wilayah peyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk II -1 Bab II Profil Kota Depok Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019 kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air. Kota Depok mempunyai keunggulan komparatif apabila dilihat dari letaknya yang sangat strategis baik dilihat dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan dan keamanan. 2.2 Potensi Kota Depok Berdasarkan struktur ekonomi, potensi unggulan daerah Kota Depok adalah sektor tersier yang meliputi sub sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sub sektor jasa. Berdasarkan data tahun 2010 dari BPS Kota Depok, sektor ini memberikan kontribusi pada perekonomian daerah sebesar 53,14% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (52,77%). Fenomena dominannya sektor tersier dalam perekonomian Kota Depok menunjukkan pergeseran struktur ekonomi Kota Depok yang semakin mengarah pada kota perdagangan dan jasa. Juga dari BPS diketahui sub sektor pada sektor tersier yang memberikan kontribusi terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi sub sektor ini mencapai 36,29%, diikuti berturut-turut oleh jasa (7,31%), pengangkutan dan komunikasi (6,28%), dan Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (3,26%). Terakhir, sektor tersier tumbuh dengan laju yang cukup tinggi, yaitu 7,67% dengan laju pertumbuhan tertinggi pada subsector perdagangan, hotel dan restoran yang mampu tumbuh dengan LPE sebesar 8,38%. Sub sektor lainnya bertumbuh di atas 6%. 2.3 Demografi dan Urbanisasi Jumlah penduduk Kota Depok menurut sensus pada tahun 2014 mencapai 2.033.508 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1.025.784 jiwa dan perempuan 1.007.724 jiwa. Rasio jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan di Kota Depok adalah 101,79. Kecamatan Cimanggis paling banyak penduduknya dibanding kecamatan lain di Kota Depok yaitu 283.025 jiwa sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu 102.872 jiwa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2. 2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Depok Tahun 2014 Penduduk (Jiwa) Jumlah Kepadatan Kecamatan Luas Penduduk Penduduk (km2) Laki-laki Perempuan (Jiwa) (Jiwa/ Km²) 010 Sawangan 25,90 73.660 70.868 144.528 5.580 011 Bojongsari 17,79 59.305 57.345 116.650 6.557 020 Pancoran Mas 18,21 124.019 122.209 246.228 13.522 021 Cipayung 11,63 76.107 73.505 149.612 12.864 030 Sukmajaya 18,04 134.956 136.779 271.735 15.063 031 Cilodong 16,09 73.943 72.277 146.220 9.088 040 Cimanggis 21,22 143.260 139.765 283.025 13.338 041 Tapos 32,33 127.226 125.671 252.897 7.822 050 Beji 14,30 98.361 95.683 194.044 13.570 060 Limo 12,32 52.129 50.743 102.872 8.350 061 Cinere 10,47 62.818 62.879 125.697 12.005 Kota Depok 198,30 1.025.784 1.007.724 2.033.508 10.255 Sumber : Kota Depok Dalam Angka, 2015 Pada tahun 2014, kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2. Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 15.063 II -2 Bab II Profil Kota Depok Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019 jiwa/km2, walaupun jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Cimanggis. Kecamatan terpadat kedua adalah Beji dengan tingkat kepadatan 13.570 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Sawangan yaitu sebesar 5.580 jiwa/km2. Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kota Depok (Sumber : RTRW Kota Depok, 2012-2032) Tabel 2. 3 Laju Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan Kota Depok 3 Tahun Terakhir Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju No Kecamatan Pertumbuhan 2010 2011 2012 2013 2014 Penduduk (%) 1 Sawangan 123.356 128.905 134.943 139.474 144.528 4,18 2 Bojongsari 99.768 104.040 108.913 112.603 116.650 4,12 3 Pancoran Mas 210.204 219.601 229.887 237.557 246.228 4,16 4 Cipayung 127.707 133.439 139.689 144.380 149.612 4,18 5 Sukmajaya 232.895 242.335 253.687 262.145 271.735 4,02 6 Cilodong 123.713 130.410 136.519 141.107 146.220 4,48 7 Cimanggis 242.214 252.424 264.248 273.042 283.025 4,07 8 Tapos 216.581 225.547 236.113 243.986 252.897 4,05 9 Beji 164.682 173.064 181.171 187.228 194.044 4,37 10 Limo 87.615 91.749 96.047 99.320 102.872 4,27 11 Cinere 107.830 112.099 117.350 121.318 125.697 4,01 Sumber : Hasil Analisa, 2015 2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan 2.4.1 Isu Strategis Sosial Letak Kota Depok sangat strategis apabila dilihat dari segi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan karena berbatasan langsung dengan ibukota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi. Kota Depok berperan sebagai daerah penyangga Ibukota Jakarta sehingga segala sesuatu yang terjadi di Jakarta akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap Kota Depok. Sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 13 tahun 1976 tentang II -3 Bab II Profil Kota Depok Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019 pengembangan Wilayah Jabodetabek, Depok yang merupakan bagian dari Kabupaten Bogor di masa lalu diarahkan untuk menjadi daerah pemukiman, namun dalam perkembangannya Kota Depok tidak hanya menjadi tempat pemukiman yang nyaman tapi juga berkembang menjadi kota perdagangan, jasa dan pendidikan. Tenaga Kerja Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari “angkatan kerja” dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong “angkatan kerja” adalah mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja, sehingga angkatan kerja yang tidak terserap dikategorikan sebagai penganggur. Berdasarkan hasil survei Angkatan Kerja Nasional 2010 diperoleh gambaran bahwa pada tahun 2010, penduduk Kota Depok yang bekerja 714.891 jiwa sedangkan yang menganggur sekitar 65.072 jiwa. Penduduk Kota Depok yang tergolong angkatan kerja sebanyak 779.963 jiwa sedangkan penduduk bukan angkatan kerja sebanyak 441.891 jiwa. Penduduk yang bekerja masih didominasi laki-laki dari pada perempuan (laki-laki 61,87 % dan perempuan 38,13 %). Dari penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor 4 (jasa kemasyarakatan). Status pekerjaan didominasi sebagai buruh/karyawan/pegawai sebanyak 62,99 % sedangkan yang berusaha sendiri 19,42 %. Jumlah dan presentase penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama dan tingkat pengangguran terbuka tahun 2011 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2. 4 Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2011 – 2012 2012 2013 2014 Jenis Kegiatan Utama Jumlah % Jumlah % Jumlah % Angkatan Kerja : Bekerja 728.675 89,40 826.191 92,3 877.684 91,56 Mencari Pekerjaan 86.387 10,60 68.669 7,7 80.903 8,44 Bukan Angkatan Kerja : Sekolah 104.436 21,99 125.260 24 139.380 25,13 Mengurus R. Tangga 310.053 65,28 359.951 68 366.062 65,99 Lainnya 60.501 12,74 46.197 9 49.297 8,89 Jumlah 1.290.052 100,00 1.426.268 100,00 1.513.326 100,00 TPT Sumber : BPS Kota Depok Dalam Angka, 2012 - 2015 Berdasarkan Tabel 2.4 terlihat bahwa jenis kegiatan utama yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Kota Depok adalah bekerja. Persentase penduduk yang bekerja pada tahun 2013 tercatat sebesar 92,3 % dari angkatan kerja (826.191 jiwa) dan pada tahun 2014 sebesar 91,56 % (877.684 jiwa). Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan indikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.