D. Pemikiran, Karya Dan Perjuangan Rahmah El Yunusiah 1

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

D. Pemikiran, Karya Dan Perjuangan Rahmah El Yunusiah 1 TOKOH INSPIRATIF BANGSA TOKOH INSPIRATIF BANGSA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1 2 TOKOH INSPIRATIF BANGSA TOKOH INSPIRATIF BANGSA RAHMAH EL-YUNUSIYAH RADEN AYU LASMININGRAT I GUSTI AYU RAPEG OPU DAENG RISAJU INA BALA WATTIMENA STEVANUS RUMBEWAS 3 TOKOH INSPIRATIF BANGSA PENGARAH Hilmar Farid – Direktur Jenderal Kebudayaan Triana Wulandari – Direktur Sejarah NARASUMBER Amurwani Dwi Lestariningsih Suharja EDITOR A A Bagus Wirawan, Mohammad Iskandar Siti Fatimah PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi Triana Wulandari, Umasih PENULIS Ajisman, Bernard Meterai Efrianto, Linda Sunarti, Mukhlis PaEni Nuryahman, Rosmaida Sinaga, Undri, Zusneli Zubir TATA LETAK DAN GRAFIS Mawanto Rizki Perdana SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih, Budi Harjo Sayoga Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-5725044 @2017 ISBN: 978-602-1289-74-7 4 TOKOH INSPIRATIF BANGSA DAFTAR ISI SAMBUTAN 6 Direktur Sejarah Direktur Jenderal Kebudayaan PENDAHULUAN 10 RAHMAH EL-YUNUSIYAH 18 R. A. LASMINIGRAT 148 I GUSTI AYU RAPEG 194 OPU DAENG RISAJU 300 INA BALA WATTIMENA 412 STEVANUS RUMBEWAS 506 DAFTAR PUSTAKA 584 5 SAMBUTAN DIREKTUR SEJARAH Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penerbitan buku ini dapat terwujud. Kegiatan penulisan Buku Tokoh Inspiratif Bangsa, adalah salah satu upaya untuk mengungkapkan peranan dan pengaruh tokoh pejuang bangsa yang bergerak dalam bidang pendidikan, jurnalisme, ekonomi, sosial, politik, budaya dan agama dalam memperjuangkan dan membangun bangsa Indonesia. Tokoh Inspiratif yang dibahas dalam buku ini adalah mereka berjuang untuk kaumnya karena struktur sosial yang dianggap tidak mendukung masyarakat untuk maju dan berkembang. Struktur feudal yang berkembang hanya menempatkan mereka sebagai objek dan bukan sebagai subjek. Butir-butir pemikiran para tokoh ini menjadi cermin dan inspirasi bagi generasi penerus dalam menggali dan memperkuat karakter bangsa untuk persatuan dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penulisan Buku Tokoh Inspiratif Bangsa digagas untuk menggali pemikiran-pemikiran tokoh sejarah tentang corak karakter kebangsaan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa. Penulisan buku ini membahas riwayat hidup para tokoh, perjuangan, pemikiran, karya dan pengabdian serta 6 TOKOH INSPIRATIF BANGSA apresiasi masyarakat terhadap pengabdian mereka. Buku ini mengangkat enam tokoh inspiratif dari berbagai daerah yang berjasa dan memiliki kepedulian terhadap kemajuan masyarakat dan bangsanya, para tokoh tersebut antara lain, Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat), I Gusti Ayu Rapeg (Bali), R.A. Lasminingrat (Jawa Barat), Opu Daeng Risaju (Sulawesi Selatan), Ina Bala Wattimena (Maluku) dan Stevanus Rumbewas (Papua). Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Kepada para penulis yang telah gigih menulis yang bukan saja kredibel dalam menyajikan fakta, namun menarik untuk dibaca. Kepada Editor yang dengan teliti dan cermat menelaah kata demi kata demi kedekatan karya ini dengan kesempurnaan. Terima kasih pula kami sampaikan kepada seluruh elemen yang terlibat, yang tidak bisa saya uraikan seluruhnya disini. Akhirnya saya berharap buku ini dapat bersumbangsih dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter. Direktur Sejarah Triana Wulandari 7 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN Dalam catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, telah lahir banyak tokoh yang berjuang demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat tanpa mengindahkan keuntungan pribadi. Mereka adalah tokoh-tokoh yang dengan berani mendobrak struktur kolonialisme yang menghisap rakyat dan membangun tatanan masyarakat baru yang memerdekakan. Perjuangan mereka dalam panggung sejarah telah banyak menorehkan banyak nilai inspiratif yang dapat terus dimaknai hingga masa mendatang. Tokoh inspiratif adalah mereka yang telah melampaui kesempitan kepentingan diri sendiri dan berkorban untuk kepentingan masyarakat luas. Sifat inspiratif seorang tokoh muncul karena tokoh tersebut melakukan tindakan kreatif, memiliki idealisme, jiwa kepemimpinan sejati, kemampuan dan keberanian untuk melawan ketidakadilan serta segala bentuk penghisapan manusia oleh manusia. Mereka telah mengabdikan diri sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat luas. Pemikiran dan tindakan para tokoh inspiratif ini sangat penting untuk dicatat dalam historiografi nasional agar nilai- nilai inspiratif yang terkandung dalam sejarah perjuangan mereka dapat tersampaikan kepada generasi sekarang dan yang akan datang. 8 TOKOH INSPIRATIF BANGSA Penerbitan buku ini merupakan sumbangsih bagi pembentukan karakter dan penguatan jati diri bangsa. Dengan membaca kembali riwayat perjuangan para tokoh inspiratif, kita diharapkan dapat bercermin, dan merenungkan apa saja pengorbanan yang telah kita lakukan untuk masyarakat dan sejauh mana kontribusi yang kita berikan untuk memajukan kepentingan bangsa. Nilai inspiratif para tokoh penting untuk direfleksikan pada tindakan masa sekarang. Saya menyambut baik penerbitan buku yang berisi sejarah perjuangan dan pemikiran tokoh inspiratif dari berbagai wilayah di Indonesia ini. Kolase pemikiran dan tindakan inspiratif mereka bukan saja penting dicatat dalam historiografi nasional, namun juga dapat kita renungkan, kita sesuaikan dengan keadaan aktual dan kita terapkan. Saya berharap buku ini dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda dalam memajukan berbagai aspek kehidupan bangsa. Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid 9 PENDAHULUAN TOKOH INSPIRATIF DALAM TINJAUAN REFLEKTIF Primus inter pares merupakan konsep sosiologis- antropologis dalam makna di setiap masyarakat dijumpai seorang tokoh yang memiliki ‘keistimewaan’ di atas rata-rata. Karakter keunggulan yang dimilikinya itulahyang membedakannya dengan individu lainnya. Apakah karena kekuatan fisik (man of action) atau ide dan pemikirannya (man of thought) meminjam istilah Sidney Hook, maka sosok ini mampu memengaruhi orang lain atau anggota masyarakat. Oleh karena itu ia dijadikan pemimpin. Dalam antropologi, dikenal konsep “the big man“ yakni mengenai orang yang karena memiliki kelebihan dibanding dari yang lainnya maka ia berada pada posisi yang mengambil peran memimpin, atau sebagai kepala dari suatu komunitas. Sedangkan dari segi antropologis-historis dapat dijelaskan bahwa di dalam masyarakat ditemukan seseorang yang dianggap telah meletakkan dasar atau landasan kehidupan. Sosok itu diletakkan dalam tahap perkembangan yang paling awal dan dianggap sebagai “cultural hero”. Konsep itu secara harafiah dikenal sebagai “pahlawan kebudayaan”yang menunjuk kepada seseorang yang menjadi sosok panutan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat merupakan konsep sosiologis tetapi juga sekaligus historis oleh karena selain memperlihatkan pembentukan struktur kehidupan juga mengenai proses yang 10 PENDAHULUAN berkembang dari masa ke masa. Di dalam perjalanan waktu itulah masyarakat memiliki dan menyimpan ingatan atas apa yang pernah terjadi sebagai peristiwa sejarah. Peristiwa masa lalu terstruktur di dalam kompleksitas pertanyaan apa, siapa, bilamana dan di mana sebagai kronik yang lebih dahulu dijawab. Sebagai peristiwa apakah sejarah yang hendak diingat dan dimaknai dalam suatu masyarakat. Lalu siapa yang menjadi pelaku atau saksi dari peristiwa yang bersangkutan. Sejarah memiliki dua dimensi esensial yakni mengenai temporal dan spasial. Menjelaskan bilamana suatu peristiwa terjadi menjadi unsur penting untuk mengetahui “semangat zaman” (zeitgeist) apa yang menandai kehidupan dalam masyarakat. Sedangkan menerangkan letak di mana suatu kejadian di masa lalu pernah berlangsung membantu kita untuk memahami aspek geografi atau lingkungan yang menjadi faktor perubahan di dalam masyarakat. Hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik atau geografi menjadi aspek penting dalam pembentukan sejarah peradaban. Di dalam sejarah ditemukan tokoh atau pelaku yang memainkan peran tertentu. Mereka adalah elite di dalam masyarakat yang berperan menentukan kehidupan. Pelaku sejarah kemudian dikenang oleh karena dianggap telah memberi makna terhadap kehidupan masyarakat. Para elite menyandang 11 kewajiban dan tanggung jawab oleh karena kedudukannya di dalam masyarakat. Mereka yang berkedudukan tinggi karena keturunan bangsawan misalnya, sudah seharusnya memiliki kewajiban yang jauh melebihi orang kebanyakan. Maka dalam masyarakat-bangsa Prancis dikenal istilah “noblige oblesse”.Ada sesuatu yang melekat pada diri kebangsawaan seseorang untuk memiliki kewajiban moral (“noblige oblesse”). Kebangsawan itu berkonsekuensi pada kewajiban mereka untuk berbuat yang terbaik dalam memajukan masyarakatnya. Umumnya adalah mereka yang resah dan terus berpikir dan berusaha suatu kehidupan yang lebih baik. Perjuangan untuk mewujudkan apa yang diharapkan atau dicitakan (das Sollen) menjadi kenyataan (das Sein) merupakan dinamika yang menarik dan penting dalam perkembangan masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Buku ini berisi enam orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dianggap telah memberikan darma baktinya kepada masyarakat-bangsa. Keenam orang itu memiliki ciri sama yaitu mereka yang karena keistimewaannya lebih menonjol daripada individu di masyarakatnya. Masyarakat sebagai komunitas manusia memperlihatkan struktur sosial dan dengan sistem nilai tertentu terwujudlah
Recommended publications
  • Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan Indonesia (1926-1965)
    PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN INDONESIA (1926-1965) E-JURNAL Oleh: Esti Nurjanah 13406241069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN INDONESIA (1926-1965) Oleh: Penulis 1 : Esti Nurjanah Penulis 2 : Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd. ABSTRAK Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan tokoh Sumatera Barat sekaligus pahlawan nasional Indonesia yang berperan memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia tahun 1926-1965. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang kehidupan Hajjah Rangkayo Rasuna Said, (2) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said pada masa kolonial tahun 1926-1945, (3) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1965. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap. Pertama pemilihan topik. Kedua pengumpulan data (heuristik) yang terdiri dari sumber primer dan sekunder. Ketiga kritik sumber (verifikasi). Keempat penafsiran (interpretasi). Kelima penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian ini adalah: (1) Hajjah Rangkayo Rasuna Said memiliki latar belakang keluarga yang berasal dari kalangan ulama dan pengusaha terpandang. Faktor lingkungan yang syarat dengan adat Minang dan agama Islam, mempengaruhi kepribadiannya sehingga tumbuh menjadi perempuan berkemauan keras, tegas, dan taat pada syariat Islam, (2) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dimulai dengan bergabung dalam Sarekat Rakyat tahun 1926. Pada masa pendudukan Belanda hingga Jepang, dirinya aktif mengikuti berbagai organisasi. Beliau dikenal sebagai orator ulung, pendidik yang tegas serta penulis majalah, (3) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said pasca kemerdekaan Indonesia lebih banyak di bidang politik. Beliau terus mengembangkan karirnya dalam Parlemen mulai tingkat lokal hingga nasional di Jakarta.
    [Show full text]
  • Bab Ii Profil Buya Hamka
    17 BAB II PROFIL BUYA HAMKA A. Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Buya Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah merupakan nama asli dari Buya Hamka yang biasa kita kenal, beliau lahir di desa Tanah Sirih kenagarian Sungai Batang ditepi Danau maninjau, pada tanggal 14 Muharam 1326 Hijriah bertepatan pada tanggal 17 februari 19081. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang alim dan taat menjunjung tinggi agama.Ayahnya bernama Syekh Abdul Karim Amrullah. Beliau mengawali pendidikannya dengan membaca Al-Qur’an bertempat dirumahnya sendiri ketika beliau pindah dari maninjau ke Padang Panjang pada tahun 19142.Dan setahun kemudian ketika umur 7 tahun beliau dimasukkan oleh ayahnya ke sekolah desa. Pada tahun 1916 beliau menimba ilmu di sekolah Pasar Usang Padang Panjang. Pagi hari beliau pergi ke sekolah dan sore harinya ia berada di surau bersama teman sebayanya. Inilah kebiasaan beliau sehari-hari pada masa kecilnya. Dua tahun kemudian ketika beliau berusia 10 tahun ayahnya mendirikan sebuah pesantren di Padang Panjang dengan nama Sumatera Thawalib. Dengan harapan kelak Hamka menjadi Ulama seperti dirinya, kemudian Hamka kembali menimba ilmu dipesatren ini. Kehausan Hamka dalam menunutut ilmu memang terlihat sangat besar sekali. Ketidak puasannya dengan metode yang ia dapat dari ayahnya menyebabkan 1Hamka (Haji Abdul Karim Amrullah), Kenang-kenangan Hidup, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, h 9.s 2Hamka, ibid, h 28 18 beliau berusaha meninggalkan tanah sumatera menuju tanah jawa, beliau mengawali pengembaraannya dari kota Yogyakarta. Dari sinilah kelihatan bahwa kota ini mempunyai makna yang berarti dalam pertumbuhan sebagai pejuang dan pemikir dikemudian hari. Beliau sendiri mengakui bahwa kota inilah ia menemukan islam sebagai sesuatu yang hidup dan menmberikan sebuah pendirian dan perjuangan yang dinamis.3 B.
    [Show full text]
  • Rahmah El Yunusiyyah Kartini Padang Panjang (1900-1969)
    Nafilah Abdullah RAHMAH EL YUNUSIYYAH KARTINI PADANG PANJANG (1900-1969) Nafilah Abdullah Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta [email protected] ABSTRAK Rahmah El- Yunusiyyah adalah Kartini Padang Panjang, seorang Pahlawan tanpa tanda jasa. Tokoh Rahmah El- Yunusiyyah adalah seorang wanita tokoh pembaharuan dari Padang Panjang yang sempat hidup pada tiga zaman yaitu zaman penjajahan kolonial Belanda, zaman penjajahan Jepang, dan zaman Kemerdekaan, namun sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memberikan penghargaan sebagai pahlawan Nasional. Mengapa penelitian ini dilakukan? Secara historis, Tokoh Rahmah El-Yunusiyyah pada zaman Belanda telah mendirikan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang (1923). Memberikan dukungan pada Kongres Sumpah Pemuda (1928). Memimpin gerakan menentang dua buah peraturan Belanda, yaitu Ordonantie Kawin Bercatat dan Ordonantie Sekolah Liar pada tahun 1932. Pada pendudukan Jepang, mempersiapkan murid- murid Diniyah Puteri mengikuti pelatihan P3K dan Palang Merah sebagai ganti tenaga sukarela dalam pertempuran (1943). Memberikan dukungan penuh dalam pembentukan pasukan Gyugun, yang menurutnya sangat strategis sebagai alat mencapai kemerdekaan Indonesia (1944). Menjadi pengurus ADI (Anggota Daerah Ibu) tingkat Sumatera Tengah yang bertujuan menentang pemerintahan Jepang yang menggunakan gadis remaja untuk dijadikan wanita penghibur, dan menuntut ditutupnya rumah bordil. Menjadi ketua Ha Ha No Kai dari Gyugun Ko En Kai. menjadi anggota Ha Ha No Kai, anggota Peninjau Sumatera Cuo Sang In. Anggota Mahkamah Islam Tinggi Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2016/ISSN: 1978-4457 (p), 2548-477X (o) 51 Rahmah El Yunusiyyah Kartini Padang Panjang (1900-1969) (MIT)Bukit Tinggi. Masa Kemerdekaan bersama beberapa Perwira Gyugun dan Tokoh masyarakat Padang Panjang membentuk tentara Keamanan Rakyat (TKR). Menjadikan Diniyyah Puteri sebagai dapur umum bagi para pejuang seperti Laskar Sabilillah, Sabil Muslimat, dan Hizbullah.
    [Show full text]
  • Quran Manuscript from Kerinci
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 137 International Conference on Qur'an and Hadith Studies (ICQHS 2017) QURAN MANUSCRIPT FROM KERINCI: THE PROOF THAT THERE IS A CONNECTION BETWEEN HARAMAIN (MEKKAH AND MADINAH AT THAT TIME) AND KERINCI BACK IN THE EIGHTEENTH TO NINETEENTH CENTURY Zarfina Yenti Sulthan Thaha Saifuddin State Islamic Univercity Jambi [email protected] Abstract Qur'an manuscript dated back in 18 to 19th century often written and copied by hand and part of an important cultural heritage in Indonesia and often found in various cities in Indonesia, including Kerinci. There had been lots of attention lately on the old Qur'an manuscript from Indonesia, but most of them are concentrated in big cities in Indonesia, not Kerinci. This old manuscript found in Kerinci belong to Syekh Ahmad Khatib, a very well-known Islamic scholar, who was educated in Makkah and Madinah in the late 19th to early 20th century. According to the watermark found in the paper used in this old manuscript, the manuscript was dated back in the 18th century and written on an old Europen paper. It finds that this old Quran manuscript is written beautifully using nasakh calligraphy that was often used at that time but with no illuminations. Even without illumination, this Qur'an manuscript is written beautifully and was written differently then other Quran manuscript found in the archipelago, making it a very rare finding among other manuscript found in Jambi. It was brought back by Syekh Muhammad Khatib from Mekkah after he had finished his study back in the early 20th century.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Praktik Pengalaman Lapangan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan SD Negeri Locondong
    Praktik Pengalaman Lapangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan SD Negeri Locondong PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMA 5 PAHLAWANKU SUBTEMA 3 SIKAP KEPAHLAWANAN Nuf Anggraeni*1, Galuh Rahayuni2 Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar A. Pendahuluan Pembelajaran yang dilakukan pada tema 5 Pahlawanku Subtema 3 Sikap Kepahlawanan Pembelajaran 1 menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yaitu, Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Permainan. Pembelajaran yang dilakukan di kelas IV B dilakukan selama 3 jam pembelajaran, dimana 1 jam pelajaran 35 Menit. Satu pertemuan dilakukan selama 105 Menit untuk kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Jumlah siswa di kelas IV B adalah 20 siswa. Materi yang digunakan menggunakan sumber dan buku siswa dan buku guru Tema 5 Pahlawanku Subtema 3 Sikap Kepahlawanan Pembelajaran 1. Mata pelajaran yang termuat didalamnya yaitu IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Mata pelajaran IPA mengenai materi cermin cembung dan cermin cekung, dan pata pelajaran IPS mengenai materi nama Pahlawan Nasional Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai materi menulis informasi dari teks non fiksi. Penanganan terhadap siswa yang mengalami kesulitan pada saat pembelajaran adalah mendekati dan memberikan bimbingan kepada siswa secara langsung. Kegaduhan yang ditimbulkan oleh siswa ditangani dengan menggunakan beberapa tepuk semangat jilid dua dan tepuk konsentrasi agar konsentrasi kembali pada pembelajaran. Selain itu pada jumlah siswa yang banyak maka dalam pembelajaran harus menggunakan suara yang keras. B. Pembahasan 1. Materi Pembelajaran yang dilakukan di kelas IV B memuat 3 mata pelajaran yaitu IPA, IPS dan Bahasa Indonesia.
    [Show full text]
  • FENOMENA PERGESERAN KONFLIK PEMIKIRAN ISLAM DARI TRADISIONALIS Vs MODERNIS KE FUNDAMENTALIS Vs LIBERALIS
    20 FENOMENA PERGESERAN KONFLIK PEMIKIRAN ISLAM DARI TRADISIONALIS vs MODERNIS KE FUNDAMENTALIS vs LIBERALIS Khoirul Huda* Abstract: A new mode of religious conflict has emerged in Indonesia following the fall of the old regime in the country. The conflict in point is that between the fundamentalists and the liberals, one that means that the nuance of the conflict is no longer organizational any more than it is ideological. We now rarely hear about the conflicts between the traditionalists and the modernists, just as we now rarely are capable of differentiating their basic tenets. The difference between the two has now become to a large extent vague. In the meantime, conflicts are now taking place between the fundamentalists and the liberals on almost regular basis. Hence, we hear the conflict for example between the FUUI and Ulil Abshar Abdalla who received death threat from the afro-mentioned organization. And also the so-called Monas Tragedy, which for some reflects the real tension between the two currents of thought. This paper is designed to analyze this conflictual phenomenon and the implication that may emerge thereof by using the Post- structural theory, which is the continuation of the structuralist theory of Levi-Strauss. What we mean by the Post-structural theory is that which is developed by Michel Foucault (d. 1984) where he speaks of the archeology of knowledge and the genealogy of power. In Foucault’s theory, the former is to do with the organization of documents, their classification, their distribution and management in an orderly manner so as to enable us to differentiate between which are relevant and which are not.
    [Show full text]
  • Perlawanan Ulama Minangkabau Terhadap Kebijakan Kolonial Di Bidang Pendidikan Awal Abad Xx
    PERLAWANAN ULAMA MINANGKABAU TERHADAP KEBIJAKAN KOLONIAL DI BIDANG PENDIDIKAN AWAL ABAD XX Erman (Dosen Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol. Email: [email protected]) Abstract The resistance of Minangkabau’s scholars against colonial policy of education in the early of 20th century started from a scientific study has revealed that the pre-conditions that led to the birth of the movement is the penetration of the colonial government against the people in this area and plan the implementation of policies in the field of education, namely Ordinance 1928 and teachers’ Ordinance in 1932. This historical experience was seen by scholars Minangkabau might impede the freedom and the rights to broadcast the Islamic religion. Various reactions appeared and Islamic ideology seems to be the main driving to oppose colonial rule related teachers’ ordinancy and illegal schools. The spirit of nationalism that was born at the beginning of the 20th century were also encouraged scholars to take the fight against the colonial policy. In line with this goal, the scholars utilizing the network that has been built on Islamic educational institutions in the past to build a resource (strength) and then to form a committee as institutional resistance. Resistance itself they did in the form of protests by the general meeting of Minangkabau’s scholars and then proceed with the delivery of vote of no confidence to the colonial government. The resistance impacted the emerging alliance of young and old scholars, the birth of a radical political party in Minangkabau and the pressure of the colonial government Key Words: Resistance, Minangkabau’s Ulema, Colonial, Education PENDAHULUAN oleh Audrey Kahin sebagai refleksi munculnya pergerakan nasionalisme dan anti-kolonial Pada permulaan abad ke-20, Minangkabau pertama di Minangkabau.
    [Show full text]
  • Pengumuman-Tahap-1-Ppdb
    YAYASAN ARDHYA GARINI PENGURUS PUSAT YAYASAN ARDHYA GARINI SMA PRADITA DIRGANTARA PENGUMUMAN Nomor : Peng / 2 / III / 2021/SMAPD HASIL SELEKSI TAHAP 1 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA PRADITA DIRGANTARA TAHUN PELAJARAN 2021/2022 1. Berdasarkan hasil sidang penentuan akhir yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 Maret 2021 tentang penetapan hasil seleksi tahap 1 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Pradita Dirgantara Tahun Ajaran 2021/2022, dengan ini diberitahukan ketentuan sebagai berikut : a. Hasil seleksi tahap 1 Penerimaan Peserta Didik Baru SMA Pradita Dirgantara Tahun Pelajaran 2021/2022 yang dinyatakan LULUS dan memenuhi syarat, sebagaimana tersebut dalam lampiran pengumuman ini. b. Bagi yang dinyatakan lulus agar segera melakukan konfirmasi dan melaporkan ke Lanud terdekat. c. Batasan konfirmasi adalah hari Kamis tanggal 25 Maret 2021 pukul 12.00 WIB, bila tidak memberikan konfirmasi dinyatakan mengundurkan diri. d. Pelaksanaan seleksi pusat akan diumumkan lebih lanjut melalui pengumuman tersendiri. 2. Demikian disampaikan, agar para siswa segera melakukan konfirmasi pengumuman ini, atas perhatiannya diucapkan terimakasih. A.n. Ketua Umum Ketua PPDB SMA Pradita Dirgantara Ny. Sondang Khairil Lubis Lampiran Pengumuman Daftar Nama Peserta Lolos Seleksi Tahap 1 NO KODE DAFTAR NAMA JK ASAL PANDA 1 2 3 4 5 1 PRAK-83JQEKIC Az Zahra Leilany Widjanarka P Lanud Abdul Rachman Saleh (ABD), Malang 2 PRAK-8TM1YQGC Glenn Emmanuel Abraham L Lanud Abdul Rachman Saleh (ABD), Malang 3 PRAK-202101-0879 Kayana Nur Ramadhania P Lanud Abdul
    [Show full text]
  • A Review on Economic Verses in Tafsir Al-Azhar by Hamka (1908-1981)
    The Turkish Online Journal of Design, Art and Communication - TOJDAC ISSN: 2146-5193, September 2018 Special Edition, p.809-817 THE IJTIMA’I METHODOLOGICAL APPROACH: A REVIEW ON ECONOMIC VERSES IN TAFSIR AL-AZHAR BY HAMKA (1908-1981) A. H. Usman1*, M. Ibrahim2, M. N. A. Kadir2 1Faculty of Islamic Civilisation Studies, Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS), 43000, Malaysia 2Faculty of Islamic Studies, National University of Malaysia (UKM), Malaysia *[email protected] ABSTRACT Tafsir al-Azhar is one of the popular masterpieces of Indonesian exegete, Hamka. This paper discusses one of Hamka’s great exegetical works. The focus is on his discussion of economic affairs in particular, capitalism, usury and corruption, in the selected text in particular those related to. A qualitative method is adopted in this paper in which selected documents are analysed. This paper found that Hamka has unique approaches in this respect that are closely related to the socio-cultural aspects of Indonesia. Again, like other exegetes, Hamka applies al-ijtima’i in his work. This method seeks to understand the Qur’an by studying its expressions carefully and elaborating their meanings beautifully and interesting style of language in the context of existing cultural system. Keywords: Economic, Hamka, Society, Capitalism, Interest, Corruption INTRODUCTION Tafsir (exegesis) of the Qur’an is very important for Muslims. All matters concerning the Islamic way of life are connected to it as proper understanding of Islam guided by Allah is vital to live a Muslim way of life. Without tafsir, it would not be possible to have a right understanding of Qur’an (Von Denver, 1983).
    [Show full text]
  • 109 a Abdul Hamid Othman, 44–45 Abdul Karim Amrullah, 39 Abdul
    INDEX A curriculum, in, 71–74 Abdul Hamid Othman, 44–45 history of, 16–18 Abdul Karim Amrullah, 39 Indonesian graduates, 36–42 Abdul Malik Karim Amrullah Malaysian graduates, 42–47 (Hamka), 38–40, 45 methodology, 75–77 Abdul Nasser, Gamal, 25, 27, 29, 66 modernism, 22–25 Abdul Shukor Husin, 44, 46–47 nationalism, 25–28 Abdullah Ahmad, 39 religious authority, and, 9–10 Abdullah Badawi, 44 Singapore graduates, 47–52 Abdullah Sheikh Balfaqih, 49 student associations in, 80–82 Abdurrahman Wahid, 37 al-Banna, Hassan, 28–29 Abrurahman Shihab, 40 al-Hadi, Syed Shaikh, 34–35 Abu Bakar Hashim, 48, 50–51 Al-Halal Wal Haram Fil Islam (The Administration of Muslim Law Lawful and the Prohibited in Act (AMLA), 10, 48 Islam), 31 Ahmad’ Atta Allah Suhaimi, 35 “Al-I’jaz at-Tasryii li al-Quran Ahmed Fuad I, 25 al-Karim” (The Wonders of Ahmed Fuad II, 25 Al-Quran in accordance to Akademi Islam, 15 Law), thesis, 41 al-Afghani, Jamal al-Din, 20, 23–24 al-Imam, magazine, 34 Al-Azhar University, 5, 8, 11–13, Al-Jazeera, 31 15, 29, 34–35, 54–65, 93–100 al-Manar, magazine, 34 Al-Qaradawi, Yusuf, and, 30–33 Al-Mawdudi, Abu Ala, 28 colonialism, and, 18–22 Al-Muáyyad Shaykh, 17 culture shock in, 66–71 Al Qaeda, 6 109 18-J03388 07 Tradition and Islamic Learning.indd 109 1/3/18 11:20 AM 110 Index Al-Qaradawi, Yusuf, 13 C Al-Azhar University, and, 30–33 Cairo University, 37 al-Waqaí al-misriyya, publication, Caliphate system, 14, 16 24 Camp David Accords, 26 al-Zahir Baybars, al-Malik, 17 career guidance, 86 Ali Abu Talib, 2 Catholicism, 1 alim, 2, 4–5, 10, 14, 37–38,
    [Show full text]
  • The Development of Qur'anic Interpretation in the Era of Reformation in Indonesia
    IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) Volume 20, Issue 6, Ver. II (Jun. 2015), PP 08-16 e-ISSN: 2279-0837, p-ISSN: 2279-0845. www.iosrjournals.org The Development of Qur’anic Interpretation in the Era of Reformation in Indonesia Dr. Muhammad Sofyan, Lc, MA1, Dr. Muhammad Arifin, M.Hum2, Drs. Supardi, M.Ag3, Drs. Milhan,MA4 Faculty of Ushuluddin, State Institute for Islamic Studies of North Sumatera (IAIN/UIN), Medan, Indonesia Faculty of Law, Muhammadiyah University of North Sumatera (UMSU), Medan, Indonesia Faculty of Dakwah, State Institute for Islamic Studies of North Sumatera (IAIN/UIN), Medan, Indonesia Faculty of Syari’ah, State Institute for Islamic Studies of North Sumatera (IAIN/UIN), Medan, Indonesia Abstract: By exploring some works of Tafsir those were published in 2000s until the present, the writer concludes that the development of Qur’anic interpretation in the reformation era is a continuation of the paradigm in the 1990s. There are some features regarding of this, both method and technique that should be noted here: First, on the method, most of the works of Tafsir in that time can be regarded as a method of Tafsir al-Ijtima’I for the characteristic of interpretation is a contextualization of Qur’anic verses as a reading of the reality of what happened in Indonesia. There is also a work that written in the method of Tafsir ‘Ilm. Not only by employing general model of Tafsir that have been used by previous Moslem scholars, but also some works import the western method of hermeneutic, that in fact yields controversial conclusion.
    [Show full text]