AREMANIA: SUATU BENTUK IDENTITAS PEMERSATU KAUM MUDA KOTA MALANG TAHUN 1992-2000

AREMANIA: A FORM OF UNIFYING IDENTITY AMONG YOUTH IN MALANG BETWEEN 1992-2000

M. Lukman Hakim, Dewi Yuliati, dan Hariono Rinaldi Program Studi Magister Ilmu Sejarah, FIB Universitas Diponegoro [email protected], [email protected], dan [email protected]

Abstract This study aims to assess the dynamics of Arema Malang FC. supporters community identity in 1992-2000. In the 1990s, Malang youth troublemakers splited into some gangs in some villages in Malang city. Next, those Malang youth people relized about the need of Malang identity unifier and they chose football to achieve that unity. At the beginning, the behavior of being troublemaker were brought into football scene due to every defeat they got so that they made a fuss. In 1992 the conflict between supporters of Surabaya and Malang occured. This conflict was one of the main factors of the Malang youth unity identity construction. After that incident, the youth/ supporters of Malang chose Aremania as the name, which was the result of Malang supporters agreement to be more orderly and polite. In the end, Aremania, as an identity construction of rioters have become more orderly and polite supporters in 2000. Keywords: identity, aremania, ethos, supporters, gang Abstrak Studi ini bertujuan untuk mengkaji dinamika identitas komunitas supoter PS Arema Malang pada tahun 1992- 2000. Pada tahun 1990an kaum muda Kota Malang tukang pembuat onar, meraka terpecah dalam geng-geng antar kampung. Selajutnya kaum muda Kota Malang menyadari akan kebutuhan identitas pemersatu dan mereka memilih sepakbola untuk mewujudkan persatuan tersebut. Pada awalnya perilaku sebagai pembuat onar terbawa ke kancah sepakbola karena setiap kalah mereka membuat keributan. Pada tahun 1992 terjadi konflik antara suporter Surabaya dengan suporter Malang. Konflik dengan suporter Surabaya salah satu faktor utama kontruksi identitas persatuan kaum muda Kota Malang. Setelah peristiwa tersebut suporter Malang menggunakan nama Aremania, nama tersebut merupakan hasil kesepakatan suporter Malang untuk menjadi suporter yang lebih tertib dan santun. Pada akhirnya Aremania merupakan suatu kontruksi identitas dari suporter perusuh menjadi suporter yang tertib dan santun pada tahun 2000. Kata kunci: identitas, aremania, arek, suporter

Pengantar 2010:141). Setiap pertemuan kedua klub yang dijuluki dengan sebutan El Clasico, sampai Klub sepakbola telah menjadi ekspresi sekarang menjadi pertemuan yang paling identitas perlawanan nasional. Warga Catalan ditunggu penggemar sepakbola. yang berasal dari kawasan Barcelona yang sudah lama ingin melepaskan diri dari Spanyol yang Sepakbola di Indonesia menjadi olahraga kemudian diekspresikan dalam mendirikan tim favorit sehingga memunculkan banyak suporter sepakbola yang bernama F.C. Barcelona sebagai sepakbola seperti Bonek mania (Persebaya), identitas Catalan dan harapan perlawanan Viking atau Bobotoh (), The Jack terhadap pemeritah pusat. Barcelona boleh kalah (Persija ), Pasopati (), dengan tim manapun asal tidak kalah dengan tim Aremania (Arema Indonesia), dan lain-lain. asal ibu kota yaitu Real Madrid yang sangat Terbentuknya suporter pertama di Indonesia didukung oleh rezim fasis Franco (Wahyudi Bonek mania yang berdiri pada akhir tahun 1988 2009: 22). Real Madrid digunakan oleh rezim berawal dari koordinasi Jawa Pos yang dipimpin Franco untuk mengangkat citra rezimnya ketika oleh Dahlan Iskan untuk mendukung Persebaya Real Madrid meraih juara Liga Champion, Surabaya di GBK pada semifinal tahun 1988. Fernando Maria Castiella Menteri Luar Negeri Gerakan koordinasi ini menjadi awal era era Rezim Franco menyebut Real Madrid “duta suporter moderen di Indonesia. Dahlan Iskan terbaik yang pernah kami miliki” (Kuper mengharuskan suporter Surabaya menggunakan

Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 119 atribut berwarna hijau sebagai identitas. Istilah Suporter adalah elemen penting bagi Bonek muncul dari celetukan Dahlan Iskan sebuah klub sepakbola, keberadaannya bisa setelah melihat suporter Surabaya yang tidak memberikan manfaat dan kerugian terhadap klub memiliki tiket. Dahlan Iskan berceletuk “wah, sepakbola yang didukung. Klub sepakbola akan koen iku Bonek rek “. Bonek singkatan dari memperoleh pendapatan dari segi ekonomi Bondho Nekat karena ke GBK tidak bawa tiket seperti tiket, penjualan merchandise klub, dan masuk stadion (Islafatun 2014). Bonek mania hak siar televisi. Dari aspek sosial, klub juga memiliki organsasi suporter bernama YSS mendapatkan pengakuan oleh masyarakat (Yayasasan Suporter Surabaya). Organisasi ini terhadap klub sepakbola yang didukung karena dibentuk untuk mengkoordinir agar suporter asal klub tersebut mewakili daerah mereka. Banyak Surabaya dapat dikendalikan dan mendapat citra cara untuk mendapatkan pengakuan masyarakat positif di masyarakat. mulai dari pembentukan dan perkumpulan suporter hingga mendatangkan pemain bintang. Rivalitas dalam dunia sepakbola yang Masyarakat Malang mendukung PS Arema timbul tidak luput dari permasalahan sosial dan karena berbagai hal, kebutuhan pengakuan dari budaya dalam sebuah masyarakat. Masalah daerah lain, kekecewaan dari pengurus Persema hegemoni dan pengakuan akan ‘the one and the Malang, rivalitas dengan suporter klub lain, dan best’ juga menjadi salah satu permasalahan prestasi PS Arema. Konstruksi identitas konflik suporter Indonesia. Persoalan chauvinisme komunitas Aremania dapat dilihat ketika PS dan fanatisme dalam sebuah masyarakat juga Arema mengikuti beberapa liga yakni , bisa menjadi faktor-faktor pemicu konflik, dan Liga Indonesia, dan Liga Super Indonesia. juga soal dendam yang berasal dari peristiwa yang terjadi sebelumnya. Banyak permasalahan Penanganan suporter sepakbola di yang timbul dalam masyarakat terbawa dalam Indonesia sangat rumit dibandingkan dengan kancah sepakbola. Rivalitas tersebut terjadi di negara-negara Eropa yang sudah lebih Jawa Timur yakni antara Surabaya dengan profesional dalam pengelolaan sumber daya Malang. manusianya. Aremania, suporter dari Arema Indonesia yang berkembang menjadi selayaknya Ide pendirian tim sepakbola di Kota penonton bola yang ramai sorak-sorai dan penuh Malang berawal dari tawaran seorang Jendral kreatifitas, tidak luput dari bentrokan dengan Acub Zaenal kepada anaknya Lucky Acub suporter lain. Sangat menarik jika melihat Zaenal pada tahun 1987. Ide dari sang ayah dinamika pembentukan identitas Arek Malang disambut baik oleh Lucky karena sejalan dengan tahun 1992 hingga tahun 2000. Aremania sendiri cita-citanya untuk memperkenalkan Malang tidak bisa dipisahkan dari PS Arema Malang kepada masyarakat Indonesia dan bahkan dunia. sebagai klub sepakbola yang berasal dari Sebelumnya, Lucky memiliki sebuah tim Malang, sehingga keberadaan komunitas ini otomotif yang berbasis di Malang. Saat Lucky sangat identik dengan klub yang didukungnya. keliling Indonesia untuk melakukan perlombaan, Kehidupan sosial masyarakat Malang tidak teman-teman kompetitor dari daerah lain selalu dapat dipisahkan dari klub sepakbola PS Arema menanyakan Kota Malang karena mereka belum Malang, karena pertanda-pertanda/Identitas yang mengetahuinya, kecuali kota Surabaya.1 Hal ini digunakan Aremania juga digunakan dalam menjadi salah satu semangat perjuangan untuk kehidupan sosiokultural-ekonomi masyarakat mereproduksi identitas baru Arek Malang yang Malang dalam kehidupan sehari-hari. berbeda dengan Arek Surabaya, sekaligus salah satu cara mempromosikan kota di pedalaman Metode Penelitian Jawa Timur yang bernama Malang. PS Arema resmi berdiri pada 11 Agustus 1987 di Kota Penelitian ini merupakan kajian sejarah Malang dan mengikuti kompetisi Galatama2. sosial yang dituangkan secara deskriptif-naratif- analisis dengan mengunakan pendekatan sejarah sosial budaya. Ada empat tahapan dalam metode 1Wawancara dengan Lucky Acub Zaenal penelitian sejarah, yaitu, heuristik, kritik, tanggal 22 April 2011. 2 interpretasi dan hitrografi. Pertama, heuristik Galatama merupakan liga yang dianggap adalah mencari jejak-jejak peristiwa (trace) atau profesional pada tahun 1980-1990 an, klub yang berkompetisi di liga tersebut didanai oleh pihak swasta lebih dikenal dengan pengumpulan data. Sumber non Anggaran Pendapatan Biaya Daerah (APBD). menurut bahannya ada dua yaitu tertulis dan tidak tertulis, sumber dibedakan menjadi dua

120 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 yaitu: (a) sumber primer seperti sumber lisan personal yang dekat. Identitas memang dari pelaku sejarah, surat kabar, dan diperlukan sebagai pembeda antara aku dan dia, dokumentasi yang sezaman dengan peristiwa aku dan mereka. Mengidentifikasi suatu identitas sejarah, (b) sumber sekunder adalah sumber tidak selalu mudah, terkadang orang pun ragu yang diambil dari buku, atau observasi dari para untuk memilih kelompok ini atau itu. Hasil dari ahli sejarah. Kedua, kritik sumber yakni identifikasi tidak jarang menimbulkan konflik pengujian mengenai kebenaran dari sumber, antar kelompok, bahkan pengaruh terbesar dari sehingga dengan demikian karya sejarah yang identifikasi identitas sosial adalah menciptakan dihasilkan merupakan produk dari proses jarak antara in-group dan out-group (Soekanto (Kuntowijoyo 2001). Ketiga, interpretasi yaitu 1987:110). Dapat disimpulkan bahwa identitas peneliti melakukan penafsiran terhadap fakta- sosial adalah bagian dari konsep diri individu fakta yang telah diperoleh melalui kritik sumber yang berasal dari pengetahuannya selama berada dengan cara mencari dan menyusun hubungan dalam kelompok sosial tertentu dengan disertai antar fakta-fakta yang relevan, kemudian disusun internalisasi nilai-nilai, emosi, partisipasi, rasa secara kronologis dalam hubungan sebab-akibat peduli dan bangga sebagai anggota kelompok yang dianalisis menggunakan konsep-konsep tersebut. Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial. Keempat, Tiap individu dilahirkan dalam suatu penulisan sejarah atau historiografi merupakan struktur sosial yang objektif, tempat ia tahap akhir dari keseluruhan proses penelitian menjumpai orang-orang yang berpengaruh dan peristiwa sejarah. Penulisan sejarah aspek bertugas mensosialisasikannya. Orang-orang di kronologi menjadi sangat penting untuk sekitar individu berpengaruh sebagai penghubung membedakan penelitian sejarah tersebut dengan dunia dengan dirinya dan memodifikasi dunia penelitian yang lain. itu selama proses perantaraan berlangsung.

Individu memilih aspek-aspek dari dunia itu Kerangka Konseptual yang sesuai dengan lokasi individu sendiri dalam Penelitian tentang sejarah Aremania struktur sosial dan dasar watak-watak khas mengunakan konsep dinamika yaitu tenaga atau individual yang berakar dalam biografinya. kekuatan penggerak perubahan. Dalam hal ini, Melalui identifikasi dengan orang-orang yang dinamika mencakup interaksi dan berpengaruh itu individu menjadi mampu untuk interdependensi antara anggota kelompok mengidentifikasi dirinya sendiri, untuk memperoleh dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan suatu identitas yang secara subjektif koheren dan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, masuk akal. Individu “mengidentifikasikan diri” semangat kelompok terus-menerus ada dalam dengan orang-orang yang berpengaruh, kelompok itu. Oleh karena itu kelompok tersebut merupakan semacam bagian-bagian dalam bersifat dinamis, artinya karakter kelompok yang kehidupan individu dari dialektika umum bersangkutan dapat berubah jika ada kekuatan masyarakat (Berger & Luckmann, 1990: 189- penggeraknya. Penelitian ini mengunakan 190). konsep dinamika untuk melihat maju mundurnya Seseorang atau kelompok dapat gerakan suporter asal Malang dalam mendukung mengkontruksi identitas sesuai dengan PS Arema Malang. Pada awal tahun 1990-an kebutuhannya, ada dua bentuk pembangunan Suporter asal Jawa Timur dianggap perusuh, Identitas (Castells 2010: 08), yaitu: kemudian pada tahun 1994 hingga awal tahun 2000 mengkontruksi sebagai suporter tertib dan (a) Identitas Legitimasi (Legitimizing Identity), kreatif. yaitu identitas yang diperkenalkan oleh sebuah institusi yang mendominasi suatu Konsep selanjutnya adalah identitas masyarakat untuk merasionalisasikan dan sosial, yaitu bagian dari konsep diri individu melanjutkan dominasinya terhadap aktor- yang bersumber dari pengetahuan mereka aktor sosial, seperti suatu institusi negara tentang keanggotaan dalam suatu kelompok yang mencoba meningkatkan identitas sosial dengan berbagai jenis nilai, norma, dan kebangsaan anggota masyarakat. ikatan emosional yang berkembang dalam (b) Identitas Resisten (Resistance Identity), yaitu kelompok tersebut. Identitas tersebut merupakan identitas yang dibentuk oleh aktor-aktor identitas kolektif yang tidak mensyaratkan yang dalam kondisi tertekan oleh dominasi masing-masing anggota kelompok sosial tersebut pihak-pihak lain, sehingga mereka membentuk untuk saling mengenal dan memiliki hubungan

Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 121 resistensi dan pemunculan identitas yang bidang agraris. Masyarakat kota Malang mulai berbeda dari pihak yang mendominasi, mengalami keberagaman dalam berbagai hal, dengan tujuan untuk keberlangsungan hidup termasuk mengenai budaya. Hal tersebut kelompok atau golongannya. tergambar pada generasi muda kota Malang pada tahun 1980-1990an yang terpecah menjadi geng- Komunitas Aremania termasuk dalam geng antar gang/kampung kota Malang. Pada kedua bentuk identitas tersebut di atas, karena medio tersebut pemuda kota Malang sudah kemunculannya berasal dari keinginan komunitas mengikuti tren kota-kota lain di Indonesia, yakni untuk eksis dalam dominasi dan persaingan budaya populer yang berkembang secara masif kelompok lain. Komunitas Aremania terbentuk (Yovi Ardivitiyanto2014: 97). Arek Malang pada dari identitas resisten yang mana suporter dari tahun 1980-1990-an masih terpecah dalam geng- Malang selalu disamakan dengan suporter dari geng antar kampung, anggotnya mayoritas kaum Surabaya, dalam hal ini Bonek yang muda Malang. Nama geng tersebut diambil mendominasi Jawa Timur pada era 1990-an. berasal dari nama gang atau kampung seperti, Pada era tersebut suporter yang berasal dari Jawa geng Aregrek berasal dari sekitar Jl. Basuki Timur mempunyai stereotip negatif. Rachmat, Arnak (Armada Nakal) Sukun, Anker

(Anak Keras) Jodipan, Argom (Armada Gombal) Pembahasan Kidul Dalem, Arpanja (Arek Panjaitan), Betek Nama Arema sebenarnya sudah ada Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan), sejak zaman Singhasari, seperti yang disebutkan Claket SAS (Sarang Anak), Geng Inggris Kasin dalam Negarakretagama bahwa Kebo Arema Jrot Ermera, Saga (Sumbersari Anak Ganas), sebagai patih yang dipercaya oleh Raja Warrior (Klayatan), dan Zhegal (Zhetan Galunggung). Singhasari. Nama Arema juga disebutkan dalam Akibatnya pemuda Malang saat itu memiliki Piagam Penampihan, yang dikeluarkan pada identitas atau stereotip sebagai tukang pembuat bulan Kartika tahun 1191 Saka (Oktober- onar ketika di dalam maupun keluar daerah Nopember 1269). Pada piagam tersebut tercatat Malang. Terpecahnya pemuda Malang dalam bahwa Patih Kebo Arema dan Sang Ramapati, geng-geng antar kampung sehingga yang sangat dipuja sebagai penasehat sang prabu membutuhkan identitas permersatu. dalam mengadakan hubungan dengan pembesar- Identitas budaya masyarakat berkembang pembesar di Madura dan Nusantara (Mulyana dinamis mengikuti zaman sehingga menciptakan 1979). Antara Kebo Arema dan PS Arema simbol budaya yang digunakan, serta makna sebagai klub sepakbola memang tidak ada kaitan yang diberikan pada simbol dan gagasan yang yang mendasar karena jarak yang begitu jauh dianggap layak atau tidak layak (Iskandar 2004). yaitu kurang lebih sekitar 7 abad. Nama PS Masyarakat Kota Malang menganggap bahwa Arema sendiri diambil dari singkatan Persatuan budaya populer merupakan identitas budaya Sepakbola Arek3-Malang yang berdiri pada tahun mereka sehingga pada awal perkembangan 1987 di kota Malang. dianggap layak, akan tetapi pada titik puncak Pada tahun 1970-an sampai tahun 1980- perkembangan tersebut muncul efek negatif yang an perekonomian di kota Malang sudah mulai menyebabkan hilangnya persatuan dan kesatuan mengarah pada pengembangan industrialisasi kaum muda kota Malang. Sehingga kaum muda seperti pabrik rokok Bentoel, perakitan karoseri Malang membutuhkan satu identitas yang mobil Adi Putro, industri keramik Dinoyo Kota mempersatukan semua lapisan masyarakat kota. Malang dan sebagainya. Melalui industrialisasi Tahun 1987 tanggal 11 Agustus Persatuan inilah perubahan sosial mulai terasa di kota Sepakbola (PS) Arema Malang didirikan di Malang. Secara bertahap masyarakat kota mulai Malang untuk berkompetisi di Galatama. meninggalkan kegiatan yang berorientasi pada Bersamaan dengan berdirinya klub maka didirikan wadah suporter yang bernama Arema 3Arek adalah sebutan untuk pemuda di Jawa Fans Club (selanjutnya AFC). Wadah ini Timur, kebudayaan Arek yang wilayah persebarannya berusaha menggali dukungan dari kaum muda di Surabaya dan Malang yang merupakan pertemuan Malang yang terpecah-pecah dalam geng antar antara budaya Mataraman (Jawa Timur bagian barat), kampung Kota Malang. AFC menggunakan Madura (Jawa Timur bagian utara) dan Pandalungan (Jawa Timur bagian timur). Budaya arek dikenal propaganda bahwa siapapun yang mewaliki atas dengan semangat juang yang tinggi, terbuka terhadap nama Kota Malang harus didukung termasuk perubahan dan mudah beradaptasi.

122 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 Persema Malang klub perserikatan4 asal Malang. pemain Persema Malang terhadap pemain Momentum AFC mempersatukan kaum muda . Hal tersebut mengakibatkan Malang ketika pada tahun 1992 Persema kericuhan di dalam stadion dan melibatkan para memiliki prestasi yang cukup baik karena bisa suporter yang melakukan pelemparan ke dalam bersaing dengan Persebaya Surabaya. Kaum lapangan. Pertandingan tersebut dimenangkan muda Malang menganggap bahwa Surabaya Persema Malang, skor akhir 1 : 0 untuk representasi pusat yang selalu dianggap terbaik, kemenangan Persema Malang. Setelah pertandingan sedangkan Malang sebagai kota pedalaman yang tersebut, Walikota Malang Soesamto sekaligus tidak akan pernah bisa bersaing dengan sebagai ketua umum Persema Malang meminta Surabaya. maaf secara tertulis pada tanggal 5 Februari kepada Persebaya Surabaya. Soesamto Konflik antara AFC dengan Suporter Sepak melakukan klarifikasi bahwa kejadian pemukulan Bola Surabaya Tahun 1992 sebelum pertandingan Persema Malang vs Persebaya Surabaya terjadi secara tiba-tiba tanpa Sejak musim kompetisi 1991-1992 direncanakan sebelumnya (Suara Karya. 8 Persema Malang promosi ke devisi utama. Februari 1992). bergabung di wilayah timur bersama Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, Betulkah suporter Malang suka menimbulkan PSM , dan PSIS kerusuhan? Kalimat tanya tersebut ada dalam Semarang. Selama musim tersebut, Persema surat kabar Jawa Pos di salah satu kolom berita Malang menjadi tim kejutan karena dapat yang berjudul “Manis, Asal tidak Digarahi”. melanjutkan ke putaran kedua. Pada putaran Kalimat itu muncul setelah kerusuhan di Stadion kedua dan kompetisi menyisakan tiga Gajayana Malang. Pada kolom berita pertandingan, Persema Malang mempunyai menyebutkan bahwa sebenarnya koordinator peluang yang sama dengan Persebaya Surabaya, suporter Persema secara pelan-pelan membenahi PSM Makassar, dan Persegres Gresik untuk lolos suporter dalam koordinasi maupun dalam ke babak 6 besar di Senayan. Kondisi ini mendukung tim kesayangannya. Permasalahannya kemudian menjadi awal yang menyebabkan tidak semua suporter tergabung dalam semakin memanasnya antar suporter tim keanggotaan. Suporter yang tidak masuk dalam terutama rivalitas antara suporter Persema keanggotaan biasanya anak-anak kecil yang Malang dan Persegres Gresik. Hal ini didukung disebut “Pasukan Bodrex”. Pasukan ini nekad oleh pernyataan Endar pendiri AFC (Arema dalam melakukan aksinya, sebelum peristiwa Fans Club) sebagai berikut: stadion Gajayana terjadi pasukan ini melakukan “Waktu itu suporter Malang yang penyerangan terhadap pemain Mitra Surabaya mendukung Persema dan Arema adalah ketika uji coba melawan Persema Malang (Jawa AFC. Waktu itu kebetulan kompetisi Pos: 12 Februari 1992). Alasannya penyerangan perserikatan yang mempertemukan antara karena media massa terlalu membesar-besarkan Persema dengan Persebaya kan keos (ricuh) Mitra Surabaya dan Persebaya. Peristiwa di stadion Gajayana, kebetulan pertandingan kerusuhan yang terjadi di stadion Gajayana terakhir Persema menuju 6 besar”.5 Malang memang menjadi berita hangat karena Pada bulan Februari tahun 1992 terjadi 2 suporter di Malang mulai menemukan gairah tragedi kerusuhan besar yang melibatkan kedua dalam mendukung klub sepakbola yang berasal suporter. Pertama, tragedi Gajayana pada tanggal dari Malang melawan tim dari ibukota propinsi 4 Februari 1992. Peristiwa tersebut bermula pada Jawa Timur Mitra dan Persebaya Surabaya. saat Persema Malang menghadapi Persebaya Peristiwa kedua pada bulan yang sama Surabaya di Stadion Gajayana Malang. yakni tragedi Gresik terjadi pada tanggal 14 Kerusuhan berawal di tengah lapangan ketika Februari 1992 di stadion Petrokimia Gresik. terjadi peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh Persegres Gresik dan Persema Malang memiliki peluang yang sama untuk lolos ke Senayan dalam babak 6 besar. Hal ini menjadikan 4 Perserikatan adalah Liga Amatir yang pertandingan tersebut penting bagi kedua tim. bergulir sejak 1930-1994, persertanya berasal dari Secara resmi pengurus Persema Malang tidak klub yang dibina dan didanai oleh pemerintah daerah. 5Wawancara dengan Hendar tanggal 27 mengirimkan suporter ke Gresik, namun suporter September 2011 di Kota Malang Persema berjumlah 500 orang tetap berangkat ke Gresik yang didanai oleh Pemkot Malang

Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 123 sebesar 3,5 juta melalui koordinator suporter kampung. Alasan suporter Malang berperilaku mereka. Keberangkatan suporter menimbulkan kasar terhadap lawan yang datang ke Malang rasa khawatir pengurus Persema Malang akan tujuannya adalah untuk memperkenalkan diri terjadinya bentrokan balasan dari suporter mereka bahwa Arek Malang memiliki identitas Surabaya sebagai kelanjutan tragedi Gajayana yang berbeda dengan yang lain terutama dengan sebelumnya. Pada akhirnya suporter Persema Surabaya. Ketika melawan tim yang berasal dari Malang yang berjumlah kurang lebih 500 orang Surabaya, mereka selalu ingin menang dengan tetap berangkat ke Gresik meskipun tidak secara cara apapun meskipun cara tersebut dengan teror resmi karena didasari niat untuk mengawal tim kekerasan fisik maupun mental. Oleh sebab itu Persema Malang atas tragedi Gajayana. Hal ini konsep identitas in group–out group berlaku didukung oleh pernyataan Endar sebagai pada suporter Malang dan Suporter Surabaya koordinator AFC (Arema Fans Club) sebagai setelah peristiwa di bulan Februari 1992. Hal ini berikut: mememculkan identitas yang berbeda antara Kita sudah mengetahui bahwa berangkat ke Arek Surabaya sebagai perwakilan pusat ibukota Gresik untuk perang, karena suporter propinsi Jawa Timur sedangkan Arek Malang Surabaya sudah menunggu untuk perang representasi daerah pedalaman Jawa Timur. ketika kita berangkat ke Gresik. Sedangkan kita tidak tahu kondisi yang di Malang, Suporter Malang di Liga Indonesia (Tahun ternyata yang di Malang banyak orang ingin 1994-1997) berangkat. Akhirnya mereka demo hari itu juga waktu Persema Malang main di Gresik, Pada tahun 1994 menjadi tahun terakhir mereka menuntut ke Wali Kota Malang agar PS Arema Malang berkompetisi di Galatama diberangkatkan ke Gresik.6 sebelum mengikuti kompetisi baru bernama Liga Indonesia. Prestasi PS Arema menurun setelah Pada hari pelaksanaan, pertandingan tersebut juara Galatama pada tahun sebelumnya, bahkan ditunda hingga 2 jam karena adanya pelemparan bertanding di kadang sendiri tiga kali seri dan batu oleh penonton di tribun timur terhadap klimaksnya kalah dari satu rival dari tim sesama pemain Persema Malang. Pertandingan dimulai Jawa timur yakni Petrokimia Gresik. Kekalahan pada pukul 15.25 WIB dan baru berjalan 10 tersebut mengakibatkan pembakaran bendera menit terjadi keributan di tribun timur berasal Arema sebagai bentuk protes terhadap tim yang dari suporter Surabaya dalam jumlah yang cukup dipuja dan didukung. Pada tahun ini PS Arema besar melempari pemain Persema Malang Malang terancam bubar di tengah jalan akibat dengan batu, botol-botol serta benda keras kekurangan dana untuk berlaga di Galatama lainnya. Kejadian ini memaksa wasit Eddy (Merdeka 17 Mei 1994). PS Arema Malang Wijaya asal Garut menghentikan pertandingan terselamatkan dari kebangkrutan karena usaha hingga 2 jam. Pertandingan baru dilanjukan pengurus dan fans Arema yang sudah dikenal kembali setelah kerusuhan dapat diatasi oleh oleh pengemar bola Indonesia. Sehingga Polri/ABRI yang berjumlah 1500 personil pengurus melihat potensi besar ada di fans (Merdeka, 15 februari 1992). Pada akhirnya, Arema yang mulai berkembang setelah PS pertandingan terlaksana dengan kemenangan Arema Juara Galatama 1993. Persatuan Sepakbola Gresik (Persegres) dengan skor 1 : 0. Satu gol kemenangan Persegres Semenjak itu muncul etos7 Bondho dicetak oleh Zaenal Arifin. Pertandingan ini Dhuwek. Bondho Duwek tiket dianggap diwarnai oleh kartu merah pemain Persema menolong keberlangsung PS Arema sebagai Malang Syarifudin Zuhri, karena permainannya kebanggaan masyarakat Malang sehingga kasar dan membahayakan lawan. Hasil muncul etos/pandangan bahwa menjadi suporter pertandingan ini membuat Persema Malang gagal ke babak 6 besar yang berlangsung di Senayan Jakarta. 7Etos adalah pandangan hidup manusia untuk menghayati hidup yang ditandai dengan kerja Suporter asal Malang pada tahun 1992- keras untuk memperoleh sesuatu. Seperti dalam 1993 masih identik dengan perilaku kekerasan, masyarakat agraris yang sistem produksinya memakai karena masih kuatnya pengaruh geng-geng antar tenaga manusia secara intensif akan menimbulkan gaya kerja bercorak kolektif dan komunal, maka terbangunlah gaya kerja dalam sifat gotong-royong 6Wawancara dengan Hendar tanggal 27 yang kuat untuk memperoleh hasil yang maksimal September 2011 jam 19.16 WIB. (Sartono 1993:103-106).

124 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 PS Arema harus Bondho Duwek (bekal uang). Arema Malang salah satu klub yang tidak Menjadi suporter PS Arema harus sadar bahwa mempunyai dana besar dan hanya mengandalkan klub kesayangannya tidak sekaya klub lain yang basis penonton yang hadir ke stadion. sumber dananya dari APBD, masuk stadion Liga Indonesia III 1996-1997 menjadi harus bayar dan harus malu jika masuk stadion kompetisi yang menarik bagi masyarakat Jawa secara gratis. Ada semacam anjuran jika seorang Timur terutama Surabaya dan Malang. Kedua suporter PS Arema tidak Bondho Duwek lebih tim mempunyai basis suporter besar, Bonek baik tidak berangkat ke stadion atau bisa mendukung Persebaya sedangkan Aremania8 mendengarkan lewat siaran radio/lewat televisi, muncul mendukung PS Arema. Aremania karena jika memaksa akan terjadi potensi berasal dari kata Arema dan Mania yang berarti kerusuhan yang pada akhir merugikan PS Arema seseorang yang gemar, cinta pada Arema. itu sendiri. Etos Bondho Duwek juga semacam Penyebutan nama Aremania secara kolektif di cara bagi suporter PS Arema untuk membedakan kalangan pendukung PS dimulai pada tahun mereka dengan pendukung Persebaya yakni 1997 (Jawa Pos. 11 Agustus 2001). Nama Bonek/ Bondho Nekad (Mohamad 2016: 21). Aremania yang mudah didengar dan diingat oleh Liga Indonesia I adalah liga sepakbola masyarakat membuat Aremania terus berkembang. hasil dari pengabungan Galatama dan Liga Persaingan yang awalnya berlangsung di perserikatan. Galatama pada saat itu memang lapangan sepakbola berlanjut ke luar lapangan diikuti oleh tim-tim yang sepenuhnya didanai sepakbola terutama untuk pendukung kedua tim. oleh pihak swasta sehingga dianggap sebagai Putaran pertama saja persaingan kedua belah liga profesional pada saat itu, akan tetapi pihak sudah memanas, hal ini dikarenakan ke Galatama mengalami kemunduran pada tahun dua tim saling bergantian memimpin puncak 1994. Sebenarnya banyak suporter yang datang klasemen sementara putaran I. Pada pertandingan ke stadion menonton langsung Galatama, namun putaran pertama PS Arema menjadi tuan rumah pelan-pelan kehilangan kepercayaan masyarakat di Malang tepatnya di stadion Gajayana. karena klub Galatama disinyalir terlibat dalam Pertandingan ini dilaksanakan pada tanggal 19 permainan skor. Sehingga klub Galatama dengan Februari 1997, adu gengsi kedua kota tidak mudah melakukan permainan skor untuk terhindarkan antar pendukung masing-masing menghidupi tim. Sedangkan liga Perserikatan klub. dianggap sebagai liga Amatir karena pendanaan Sebelum pertandingan dimulai oknum berasal dari APBD sehingga pada saat itu Bonek asal Surabaya pukul 14.00 WIB sudah perlunya penyatuan dua liga ini. Tujuan utama membuat kerusuhan di Lawang Kabupaten dibentuknya Liga Indonesia untuk menyelamatkan Malang ketika petugas keamanan menghentikan kompetisi nasional. Maka kompetisi sepakbola untuk pertama kalinya membentuk satu 8 kompetisi penuh. Liga Indonesia I diikuti oleh Nama Aremania mulai muncul pada Liga Indonesia I tahun 1994, komunitas suporter Aremania 34 tim dibagi menjadi 2 wilayah Timur dan muncul tanpa pemimpin dan tidak ada aturan secara wilayah Barat. Penyatuan ini mempunyai resmi layaknya sebuah organisasi. Aremania bisa dampak yang cukup besar, dari segi pengawasan disebut dengan kumpulan orang yang mempunyai kompetisi menjadi satu pintu dan pengawasan hobi sama yang mendukung PS Arema. Waktu atau lebih mudah. Dari sisi lain ada permasalahan tanggal lahir berdirinya Aremania secara resmi belum ekonomi untuk klub-klub peserta yang bukan ditentukan, oleh sebab itu Aremania tidak pernah berasal dari Perserikatan, klub yang berasal dari berulang tahun. Menurut Ovan Tobing8 nama Galatama yang pendanaannya berasal dari Aremania berawal dari simbol yang terdapat di swasta hanya bertahan beberapa musim saja. jaketnya. “Saya memakai jaket berwarna merah karena Liga Indonesia II 1995-1996 klub yang ini dibuat oleh Djarum, dan nama Aremania berasal Galatama yang masih bertahan seperti tercantum pada jaket tersebut, namun itu tidak Pelita Jaya, Bandung Raya, Semen Padang, masalah yang penting nama Aremania sekarang Mitra Surabaya, Pupuk Kaltim Bontang (PKT), muncul dan mendunia”. (Wawancara dengan Ovan Gelora Dewata, Asyaabaab Grup Salim (ASGS), tobin) Arseto Solo, Mataram Indocement dan PS Meskipun sudah adanama Aremania hanya digunakan untuk komunitas kecil di kalangan suporter Arema Malang, klub yang bertahan ini bisa PS Arema, hal tersebut karena sebagian besar bertahan karena sumber dana berasal perusahan suporter PS Arema masih mencari identitas baru besar atau basis pendukung yang besar. PS setelah AFC bubar.

Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 125 truk yang di tumpangi Bonek. Sekitar 50 Sejarah Komunitas Aremania Tahun 1997- suporter mengambil jalan pintas dengan cara 2000 menghentikan kereta dari Surabaya ke Malang Sejak Aremania menjadi nama suporter dengan cara melempari kereta mengunakan batu. PS Arema pada tahun 1997 memang tidak Sementara di stadion Gajayana situasi relatif mempunyai organisasi secara resmi (formal). tenang akan tetapi bagi kub Persebaya Komunitas Aremania bisa dikatakan informal group mekhawatirkan karena penonton meluber yang mana tidak mempunyai struktur dan mendekati bangku cadangan tim Persebaya. Pada organisasi tertentu atau pasti (Basrowi, 2005: menit 24 Persebaya unggul berkat gol dari 56).9 Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya Jacksen F Tiago, gol itu memancing suporter organisasi inti dan ketua secara resmi atas nama Arema meneriakan “muleh tawur”. Beberapa Aremania. Hal tersebut sesuai dengan budaya menit kemudian gol Arema menyamakan Arek yang mempunyai sifat egaliter. (Ayu kedudukan 1-1 membuat suasana menjadi Surtarto, 2004: 4). Aremania ketika berada di tenang. Usai pertandingan rombongan Persebaya stadion maka menjadi Crowd atau kerumunan tidak masuk ke kamar ganti pemain, seperti biasa karena di dalam stadion mereka tidak memakai setelah bertanding akan tetapi Persebaya nama korwil tapi Aremania seutuhnya. Ketika langsung masuk kendaraan tentara. Tim ada suatu kericuhan maka nama Aremania yang Persebaya tidak kembali ke hotel Kartika menjadi sorotan utama bukan korwil. Maka Kusuma tetapi langsung ke markas Kostrad di disini pentingnya solidaritas kelompok untuk Singosari setelah itu melanjutkan perjalanan saling menjaga tingkah laku agar tidak pulang ke Surabaya (Jawa Pos, 20 Februari berlebihan menjurus ke anarkis (Andreas 1997). 2009:19-33).10 Sisi lain dari pertandigan PS Arema Penggunaaan nama ini untuk Malang vs Persebaya Surabaya adalah mengidentifikasi kelompok pendukung PS Arema membludaknya penonton. Sekitar 30 ribu dengan kelompok lain.Penggunaan nama penonton datang ke stadion Gajayana Malang, Aremania menjadikan rekontruksi identitas baru ternyata jumlah tiket yang disediakan 16 ribu suporter PS Arema yang sebelumnya dikenal tidak semuanya terjual. Hal ini dikarenakan, Pertama, banyaknya calo, Kedua, sebelum pintu dibuka sudah ada pintu yang jebol yang 9Informal group adalah kelompok- mengakibatkan membludaknya penonton. Ketua kelompok yang tidak mempunyai struktur dan panitia Eko Subekti mengatakan “Meskipun organisasi tertentu atau pasti. Kelompok-kelompok jebol yang mengkibatkan penonton tanpa tiket tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang bisa masuk, pendapatan dari tiket yang sudah berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan bersama. terjual bisa menyambung kehidupan PS Arema”. 10 Setelah Persema Malang mengalami penurunan Aremania memiliki suatu mekanisme nilai- nilai yang telah menginternalisasi dalam diri prestasi, PS Arema bisa mewakili Gregetarek- anggotanya. Nilai-nilai tersebut adalah untuk menjaga arek Malang dalam percaturan sepakbola nama baik kota Malang, Arema dan Aremania. Nilai- Indonesia. PS Arema memiliki modal semangat nilai tersebut tidak hanya bagaimana bentuk tanding dan suporter yang gila bola. Dalam dukungan Aremania terhadap tim Arema, tetapi juga pertandingan tersebut suporter Arema cukup turut mempengaruhi perilaku anggota Aremania kreatif dengan cara menerbangkan potongan- dalam kegiatan-kegiatan lain. Misalnya penggunaan potongan kertas, memoles wajah dengan cat bahasa walikan yang sangat umum di kalangan warna-warni. Sedangkan bendera-bendera yang Aremania, termasuk dalam kegiatan sehari-hari. dua musim kompetisi liga dipasang sekeliling Termasuk juga nilai-nilai mengenai penyimpangan lapangan Gajayana mulai berkurang. Suporter atau tindakan kejahatan. Salah satu bentuk penyimpangan yang sering dilakukan Aremania dan Malang pada pertandingan ini lebih suporter lain adalah mabuk minuman keras saat mengadalkan pada teriakan, tepuk tangan dan mereka menonton pertandingan.Nilai-nilai tersebut koor Arema sepanjang pertandingan (Jawa Pos turut pula mengatur perilaku anggota Aremania 21 februari 1997). Pada akhir kompetisi PS sehingga memiliki kepatuhan terhadap norma-norma Arema Malang lolos 12 besar di tersebut. Sehingga menciptakan kontrol sosial Ujungpandang/Makasar dan tidak lolos semifinal diantara mereka. Nilai-nilai inilah yang akan yang di langsung di Senayan. menentukan peran kontrol sosial internal yang informal pada Aremania dalam mencegah terjadinya kerusuhan suporter.

126 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 keras, gemar melakukan kericuhan menjadi “Pendaftaran Tour Surabaya”.11 Setelah suporter yang lebih kreatif dan santun. Identitas pendaftaran ditutup yang mengikuti tour legitimasi (legitimizing identity), yaitu identitas Surabaya 182 Aremania berangkat dari Stasiun yang diperkenalkan oleh sebuah institusi yang Kota Malang yang terdiri seksi keamanan mendominasi suatu masyarakat untuk Aremania Cak Kaji Dengkling dan Saiful merasionalisasikan dan melanjutkan dominasinya Gluduk (bagian menjaga gerbong kereta api) terhadap aktor-aktor sosial, seperti suatu institusi sebelum berangkat koordinator Endik (Korwil negara yang mencoba meningkatkan identitas Gadang). Ada seorang wanita bernama Desy kebangsaan anggota masyarakat. Adanya aktor- Metal adalah wanita pertama dan satu-satunya aktor penggerak seperti Lucky Acub Zainal salah yang ikut tour "Budal Mati", Desy metal bisa satu pendiri PS Arema. Ovan Tobing Orang dikatakan cikal bakal Aremanita.12 Pada saat pertama yang mengenalkan nama Aremania berangkat menuju Surabaya gerbong ditutup, lewat jaket yang ia gunakan ketika menjadi MC menghindari ada yang masuk dan ikut diluar pertandingan kandang PS Arema di Stadion daftar peserta resmi, tetapi ketika di stasiun Gajayana. Yuli Sumpil dan El Kepet dua dirigen Singosari ada 2 Aremania yang memaksa ingin Aremania yang bertindak sebagai pemimpin ikut dan membayar, akhirnya jumlah total ketika di stadion untuk bernyanyi dan memimpin perserta tour Surabaya ada 187 Aremania. koreografi Aremania. Aremania turun di Stasiun Gubeng Identitas resisten (resistance identity), Surabaya dengan kawalan ketat dari aparat yaitu identitas yang dibentuk oleh aktor-aktor kemanan sampai di Stadion Gelora 10 November yang dalam kondisi tertekan oleh dominasi (Tambak Sari). Di dalam Stadion Aremania pihak-pihak lain, sehingga mereka membentuk aman karena tetap di kawal oleh aparat resistensi dan pemunculan identitas yang keamanan. Di tengah 20 ribu Bonek yang hadir berbeda dari pihak yang mendominasi, dengan Aremania bisa berjingkrak-jingkrak, menabuh tujuan untuk keberlangsungan hidup kelompok drum dan meneriakkan yel-yel untuk mendukung atau golongannya. Aremania yang berasal dari Juan Rubio dan kawan-kawan (Jawa Pos 17 Malang tidak ingin disamakan dengan Bonek November 1997). Rencana awal Aremania pulang yang bersal dari Surabaya meskipun sama-sama dari stadion 10 menit sebelum pertandingan berasal dari Jawa Timur. Bonek (Bondho Nekad) berakhir, akan tetapi rencana itu berubah identik dengan modal keberanian tanpa mengenal menjadi 15 menit sebelum pertandingan selesai. takut, sedangkan Aremania membentuk etos Saat keluar dari stadion seorang Aremania bondho duwek yang mempunyai arti bermodal bernama El Kepet terkena lemparan batu. uang. Etos ini menjadi salah satu keberhasilan Sampai di stasiun Gubeng Aremania binggung PS Arema bertahan di Liga Indonesia dalam mencari radio untuk mendengarkan kabar terbaru krisis keuangan karena Aremania mempunyai dari pertandingan Persebaya vs PS Arema, kesadaran bahwa klub yang didukungnya adalah akhirnya menemukan radio milik penjaga toilet klub swasta tanpa dana APBD. dan mendengarkan hasil akhir 0-0 secara spontan Aremania bernyanyi dan berjingkrak-jingkrak di Liga Indonesia IV 1997-1998 menjadi peron stasiun Gubeng. Tour Aremania ke tahun terakhir suporter Arema bisa datang dan Surabaya ini menjadi yang terakhir karena mendukung langsung PS Arema bermain di setelah tahun 1997 Aremania di larang ke kandang Persebaya Gelora 10 November pada Surabaya karena alasan keamanan, begitu juga tanggal 17 November 1997. Aremania bisa untuk pendukung dari Persebaya atau Bonek berangkat karena ada jaminan dari Kolonel dilarang ke Malang. Peristiwa ini menunjukkan Sutrisno yang menjabat sebagai Dandim, pada bahwa kelompok etnis atau kolompok komunitas pertemuan di Klub Bunga Batu Kolonel Sutrisno identitas dapat bangkit kembali ketika kelompok menjanjikan akan memberangkatkan Aremania ke Surabaya. Menjelang beberapa hari sebelum pertandingan Aremania menagih janji kolonel. Setelah mendapat jaminan keamanan, sehari 11Wawancara Heri Pandiono dengan Hendik sebelum pemberangkatan diumumkan di depan koordinator tour Surabaya 1997. Wawancara oleh stasiun Kota Malang ditulis di kardus Heri Pandiono dilakukan di Malang pada tanggal 11 Agustus 2011. 12Aremanita adalah sebutan suporter Arema yang terdiri dari para wanita yang mendukung PS Arema.

Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 127 tersebut berada di bawah tekanan (Nyayu 2006: harga tiket khusus tersebut sebagai ucapan 87). terimakasih lolos 8 besar PS Arema dan penghormatan terhadap Aremania. Selain itu Liga Indonesia VI 1999-2000 merupakan pemberian sebagai harapan kepada PS Arema tahun bersejarah bagi masyarakat Malang karena satu-satu wakil Jawa Timur yang lolos 8 terutama Aremania karena pada akhir kompetisi Besar, sisi baik yang lain adalah mempererat mendapat gelar suporter terbaik seluruh silahturahim antar suporter kedua belah pihak Indonesia. Pada tahun 2000 prestasi PS Arema (Jawa Pos, 31 Mei 2000) terbilang cukup bagus di tengah krisis finansial masih bisa lolos 8 besar di Gelora Bung Karno. Babak 8 besar Liga Indonesia Meskipun demikian perjalanan PS Arema dan dilaksanakan di Stadion Utama Bung Karno Aremania penuh dengan perjuangan. PS Arema Jakarta. PS Arema berada di grup B bersama sebagai klub swasta mengadalkan pemasukan Persikota Tangerang, , dan Pelita terbesar dari penjualan tiket masuk stadion. Pada Solo. Di babak 8 besar PS Arema kalah bersaing putaran kedua saja kenaikan tiket 2 kali lipat dari dengan Persikota Tanggerang dan Persija putaran pertama 6-8 tiket ekonomi menjadi 13- Jakarta. Pertandingan pertama melawan Persija 15 ribu, sedangkan VIP dari 15 ribu menjadi 30 Jakarta, PS Arema menang dengan skor 2-1, di ribu (Jawa Pos 6 April 2000). Harga tiket ini pertandingan kedua PS Arema ditahan imbang menjadi yang termahal untuk klub Indonesia, 1-1 dengan Persikota Tangerang. Harapan PS pada awalnya dengan menaikkan tiket maka Arema lolos ke semifinal untuk pertama kalinya akan menambah pendapat klub akan tetapi pupus setelah kalah di pertandingan terkhir kebocoran tiket menjadi masalah. Permasalah melawan Pelita solo dengan skor yang cukup tersebut adalah maraknya pemalsuan tiket telak 3-0. PS Arema hanya kalah selelisih gol pertandingan, akibat dari pemalsuan itu setiap dengan Persija Jakarta, PS Arema defisit 2 gol pertandingan PS Arema selalu merugi 25 juta (3-5) sedangkan Persija imbang jumlah yang seharusnya pendapatan kotor 175 juta. Hal memasukan dan kemasukannya (4-4). PS Arema ini dapat dilihat dengan mudah yakni setiap pada Liga Indonesia VI mendapat 33 kartu bermain di stadion Gajayana selalu membludak kuning dan 11 kartu merah, mengambarkan hingga sintelban/batas lapangan dengan lintasan bahwa pada liga ini PS Arema terkenal dengan atletik. Manejer PS Arema Ir Gandhi Yogatama permainan kerasnya. biasa dipanggil Abah Gandhi mengatakan: Meskipun tersingkir di babak 8 besar, “Saya bangga terhadap para Aremania yang PS Arema mempunyai prestasi tersendiri yaitu tidak mampu membeli tiket masuk tapi Aremania menjadi suporter terbaik untuk kemauannya untuk menyaksikan dan pertama kali di Indonesia. Penghargaan ini memberikan dukungan kepada PS Arema diberikan karena suporter yang berasal Jawa dengan memanjat tembok Stadion, itu masih Timur sebelumnya terkenal sebagai perusuh dan mempunyai nilai perjuangan tersediri, sedang pelaku pemalsuan ini tujuannya jelas selalu anarkis ketika tim kesayangannya kalah ingin mematikan PS Arema yang sedang atau gagal lolos. Akan tetapi hal berbeda terjadi berjuang keras agar lolos ke Stadion Gelora ketika babak 8 besar liga ke VI 1999-2000, Bung Karno (Jawa Pos, 3 Mei 2000).” Aremania dengan tertib dan damai keluar stadion dan pulang ke Malang setelah kesebelasannya Pemalsuan ini diketahui setelah adanya kalah/ tersingkir. Hal itu yang membuat ketua pengungkapan yang dilakukan oleh kepolisian PSSI saat itu Agum Gumelar terheran-heran dan Kota Malang setelah adanya laporan dari panitia kagum akan kedewasaan yang ditunjukkan oleh pertandingan PS Arema vs Pusam Samarinda. Aremania. Sebagai bentuk apresiasi PSSI Pertandingan terakhir PS Arema harus melawan memberikan 30 juta sebagai hadiah suporter Petrokima Gresik. Sejarah melawan tim Gresik terbaik nasional (Jawa Pos, 17 Agustus 2000). tidak selalu manis, pada tahun 1992 trgedi Sejak mendapatkan suporter terbaik nasional, Gresik yang melibat suporter Surabaya terjadi identitas suporter PS Arema yang awalnya suka kerusuhan. Pada pertandingan terakhir liga membuat keributan/kerusuhan berganti dengan Indonesia VI 2000 semuanya berbeda kali ini suporter terbaik. suporter asal Malang/Aremania disambut dengan hangat bahkan panitia pertandingan Petrokimia Gresik VS PS Arema Malang 6 juni 2000 memberikan diskon tiket pertandingan. Pemberian

128 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 Penutup Buchari, Sri Astuti. (2010). Kebangkitan etnis menuju Politik Identitas. Jakarta: Pembentukan komunitas Aremania Yayasan Pustidaka Obor Indonesia. merupakan bagian dari kebutuhan akan identitas pemuda Malang. Secara geografis Kota Malang Castells, Manuel. (2010). The Power of Identity. berada di pedalaman Jawa Timur, yang sering Oxford UK: Blackwell publising Ltd.. terpinggirkan baik secara budaya maupun sosial, Iskandar, Dadan. “Identitas budaya dalam sehingga kaum muda Malang membutuhkan komunikasi antar-Budaya: Kasus Etnik identitas yang bisa menyetarakan mereka dengan Madura Dayak”, Jurnal Masyarakat dan kaum muda kota besar di Jawa Timur, dalam hal Budaya Vol. VI No. 2/2004. Lembaga ini Surabaya. Sebagai contoh pemuda Malang ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat selalu dianggap sebagai pemuda yang suka Penelitian Kemasyarakatan dan berbuat keributan dan Ndeso/kampungan. Selain Kebudayaan. itu pemuda Malang masih terpecah-pecah dalam kelompok/geng-geng antar kampung di Kota Islafatun, Noor. (2014). Arek Bonek: Satu Hati Malang. Kaum muda Malang menyadari Untuk Persebaya. Yogyakarta: Suka perlunya akan identitas pemersatu di kalangan buku. mereka. Pertama, dibentuk Arema Fans Club Kartodirdjo, Sartono. (1993). Pembangunan untuk mengkoordinir kaum muda Malang yang Bangsa. Yogyakarta: Aditya Media. terpecah dalam kelompok/geng-geng untuk mendukung klub sepakbola asal Malang. Kedua, Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Sejarah. AFC cukup berhasil dalam menyatukan kaum Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya muda karena menemukan musuh bersama yakni Kuper, S., Szymanski, S. & Hardani, Wibi (Eds). Persebaya Surabaya sebagai representasi pusat (2010). Soccernomics. Jakarta: Airlangga. Jawa Timur, sehingga perlawanan dilakukan melalui kontruksi identitas kaum muda Malang Lukwira, Andreas L. (2009). Peran Kontrol dengan sepakbola sebagai medianya. Sosial Informal Di Aremania Dalam Mencegah Terjadinya Kerusuhan Suporter Konflik antara AFC dan pengurus Sepakbola. Skripsi: Jurusan Kriminoliogi, Persema Malang setelah kericuhan pertandingan Universitas Indonesia. Persema Malang melawan Persebaya Surabaya pada tahun 1992, menyebabkan AFC menarik Mohamad, Hakim. (2016). Dinamika Komunitas dukungan terhadap Persema Malang. Selanjutnya Aremania: Suatu Bentuk Identitas AFC memberikan dukungan kepada PS Arema Masyarakat Malang Tahun 1992-2010. Malang, dukungan yang dikoordinir AFC (Universitas Diponegoro Semarang: menjadi salah satu faktor PS Arema meraih juara Tesis Tidak Diterbitkan. Galatama. Pasca PS Arema meraih juara, Mulyana, Slamet. (1979). Negarakretagama pengurus AFC kehilangan koordinasi dengan dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhatara kelompok-kelompok pemuda kota Malang Karya Aksara. karena kesibukan koordinatornya, akibatnya AFC bubar pada tahun 1993. Meskipun Nyayu. (2006). Konflik Di Kalimantan: Arogansi demikian pemuda Malang masih mendukung PS Etnik Atau Identitas Etnik Yang Terusik. Arema dengan sebutan suporter Malang. Setelah Jakarta: LIPI-CNRS. melakukan koordinasi internal, pada tahun 1997 Sutarto, Ayu. (2004). Pendekatan Kebudayaan mereka sepakat untuk menggunakan nama Dalam Pembangunan Propinsi Jawa Aremania sebagai nama pendukung PS Arema. Timur. Jember: Kelompok Peduli Budaya Nama Aremania merupakan hasil kesepakatan & Wisata Daerah Jawa Timur bersama yang mengakibatkan perubahan adanya Kompyawisata. kesadaran kolektif untuk mengkontruksi identitas mereka dari perusuh menjadi suporter Suryono, Soekanto. (1987). Sosiologi Suatu tertib dan kreatif. Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 1987. Wahyudi, H. (2009). The Land of Holigans Daftar Pustaka (Kisah Para Perusuh Sepakbola). Berger, P.L & Luckmann, T. (1990). Tafsir Jogjakarta: Garasi. Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017 129 Yovi Ardivitiyanto. (2014). Sejarah Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970-an–2000-an: Kajian Eksistensi Sosial-Budaya. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial.

Surat Kabar Suara Karya. 8 Februari 1992 Merdeka, 15 februari 1992. Merdeka 17 Mei 1994 Jawa Pos. 11 Agustus 2001 Jawa Pos 6 April 2000. Jawa Pos, 3 Mei 2000. Jawa Pos, 17 Agustus 2000

130 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017