PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN EDISI IV 2018 “ Merajut Pengabdian IPTEK Dan Seni Untuk Tanah Papua”

STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA: SUPERFAMILI CURCULIONOIDEA) DI HUTAN TROPIK CAGAR ALAM PEGUNUNGAN CYCLOPS, JAYAPURA, PAPUA

EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura Email: [email protected]; [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai persoalan muncul di dalam kawasan C.A.P. Cyclops seperti eksploitasi lahan secara masif dan invasif telah terjadi, seperti banyaknya pemukiman, berladang dan berkebun, kandang ternak dan perambahan hutan untuk kebutuhan hidup, serta pembangunan infrastruktur yang tidak sesuai dengan pola ruang yang sudah direncanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendata keanekaragaman dan struktur komunitas kumbang (Coleoptera) di daerah penyangga hutan alami (hutan tropik) Pegunungan Cyclops, Kabupaten Jayapura. Penelitian keanekaragaman kumbang (Coleoptera) Superfamili Curculionoidea dilakukan selama 19 hari aktif dari tanggal 15 Agustus s/d 2 September 2017 menggunakan perangkap cross-wet trap sebagai metode untuk mengumpulkan sampel kumbang dengan 10 kali pengulangan (replikasi). Shannon Weiner Index (H’) digunakan untuk memperkirakan indeks keanekaragaman kumbang pada lokasi sampling. Hasilnya, Dari total 47 individu kumbang dengan 8 spesies kumbang Superfamili Curculionoidea yang mewakili 4 famili berbeda yaitu: Famili (3 spesies), Famili Anthribidae (2 spesies), Famili Brentidae (1 spesies), dan Famili Elateridae (2 spesies). Hasil observasi memperlihatkan bahwa hutan alami (hutan tropik) Pegunungan Cyclops memiliki tingkat keanekaragaman kumbang yang rendah seperti diindikasikan oleh nilai H' di bawah 1 (H’= 0.87). Berdasarkan struktur komposisinya (trophic guilds/feeding group), terlihat pola perbandingan kelompok kumbang phytophagous 80% sedangkan kumbang fungivore 20% dari seluruh spesies yang ditemukan.

Kata kunci: Keanekaragaman, Coleoptera, Curculionoidea, Cyclops

PENDAHULUAN fauna yang tinggi dimana hampir sebagian besar kekayaan alamnya belum Propinsi Papua merupakan bagian dieksplorasi. dari Pulau , salah satu pulau Kumbang secara taksonomi sangat tropis terbesar di dunia yang memiliki beragam dan hadir sebagai ordo terbesar keanekaragaman hayati yang tinggi. dari kelompok serangga yang ada di Propinsi ini memiliki keanekaragaman dunia. Alderton et al. (2001) flora dan fauna yang tinggi, diperkirakan menyebutkan bahwa sekitar 400.000 50% dari kehati Indonesia ada di Papua. kumbang di dunia telah terdeskripsi. Memiliki tingkat endemisitas flora dan Lebih dari 25.000 spesies kumbang

LPPM UNCEN 94 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY mungkin terdapat di New Guinea dan dari hasil penelitian tersebut ditemukan 43 pulau-pulau disekitarnya. Jumlah ini spesies kumbang Curculionidae. masih dapat meningkat mengingat banyak Penelitian selanjutnya pada bulan Oktober daerah di Papua yang jarang atau sama 2015 oleh Warikar dan Ramandey sekali belum pernah dikunjungi untuk menemukan 10 spesies kumbang melakukan survey tentang kumbang. Curculionidae di lahan Perkebunan Bahkan, kumbang terkadang Kelapa Sawit di Arso II, Kabupaten diabaikan dalam sejumlah survei yang Keerom. dilakukan di Papua, terutama yang kurang Salah satu daerah yang belum menarik dan berukuran lebih kecil. dikunjungi untuk studi penelitian Meskipun lokasi-lokasi tersebut telah kumbang di Papua adalah wilayah Hutan diobservasi, sebagian besar spesiesnya di Pegunungan Cycolps. Belum ada data tetap masih tidak dikenal secara ilmiah survei mengenai jenis-jenis kumbang pada (tidak teridentifikasi). Sementara wilayah ini. Wilayah ini memiliki hutan mempertimbangkan durasi dari proses yang cukup luas dan memberikan manfaat identifikasi, masih banyak kumbang yang yang besar bagi kehidupan sehari-hari belum memiliki nama. Beberapa studi masyarakat setempat. Pegunungan tentang kumbang sudah dilakukan di New Cyclops ditunjuk sebagai Cagar Alam Guinea tapi sedikit jarang dilakukan di (CA) berdasarkan Surat Keputusan Papua. Riedel (1995) melaporkan Menteri Pertanian Nomor : sembilan spesies Ottistira (Famili 56/Kpts/Um/1/1978 tanggal 26 Januari Curculionidae; Subfamili Ottistirini) dari 1978 dan ditetapkan berdasarkan Surat New Guinea yang baru untuk ilmu Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : pengetahuan. Setliff (2007, yang dikutip 365/Kpts-II/1987 tanggal 18 Nopember dalam Riedel, 2010) melaporkan bahwa 1987 dengan luas 22.500 Ha. Secara 40 spesies Trigonopterus telah Geografis Cagar Alam Pegunungan dideskripsikan dari New Guinea, tetapi Cyclops terletak pada 145˚30’ BT dan hanya empat spesies ini tercatat dari 2˚31’ LS. Cagar Alam Pegunungan daratan Irian Barat (Papua). Salah satu Cyclops terletak memanjang dan survei dilakukan pada 2009 oleh Riedel membentang dari teluk merah ke arah dkk di Pegunungan Cyclops (Papua). timur. Gunung Rafeni merupakan puncak Mereka menemukan 51 spesies tertinggi dalam kawasan ini, Trigonopterus (Famili Curculionidae; ketinggiannya mencapai 1.880 meter dpl. Subfamili ) dan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebanyakan dari spesies tersebut belum berbagai persoalan muncul di dalam dideskripsikan (hanya 3 spesies yang kawasan C.A.P. Cyclops yang seharusnya telah dideskripsikan dan 48 darinya ‘steril’ dari berbagai kegiatan manusia, belum terdeskripsi) menggunakan berupa gangguan fungsi hidrologi dan taksonomi secara DNA (DNA ekologi yang menyebabkan terjadinya barcoding). sedimentasi dan banjir. Prinsip kelestarian Data awal yang sudah diperoleh dari dan keseimbangan ekosistem tidak penelitian sebelumnya adalah data jumlah sepenuhnya diterapkan dalam pengelolaan spesies kumbang di wilayah hutan Bonggo daerah penyangga C.A.P. Cyclops. (Penelitian Warikar tahun 2010), di mana Eksploitasi lahan secara masif dan invasif

LPPM UNCEN 95 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY telah terjadi, seperti banyaknya selama empat bulan dari bulan Agustus pemukiman, berladang dan berkebun, sampai dengan bulan November 2017. kandang ternak dan perambahan hutan Populasi dalam penelitian ini adalah untuk kebutuhan hidup, serta semua spesies kumbang Superfamili pembangunan infrastruktur yang tidak Curculionoidea di hutan Pegunungan sesuai dengan pola ruang yang sudah Cyclops, Jayapura, sedangkan sampelnya direncanakan. Disampig itu juga semakin adalah semua spesies kumbang meningkatnya kegiatan pemekaran Superfamili Curculionoidea di hutan wilayah, konversi hutan sebagai lahan Pegunungan Cyclops, Jayapura yang kelapa sawit dan aktivitas logging di tertangkap saat observasi. Perangkap Papua yang berdampak pada cross-wet trap digunakan sebagai metode berkurangnya luasan areal hutan yang untuk mengumpulkan kumbang di hutan mengancam keberadaan/eksistensi dari Pegunungan Cyclops, Jayapura. keanekaragaman hayati termasuk Peralatan dan Bahan keanekaragaman kumbang di Papua. Alat yang digunakan yaitu: Peningkatan kegiatan deforestasi Perangkap cross-wet trap, wadah atau penebangan hutan ini tidak hanya penangkap/capture container, klip plastik berdampak pada berkurangnya areal hutan dan kawat penggait, tali raffia, botol di Papua tetapi sekaligus berdampak pada transparan untuk cairan (veromon atau hilangnya keanekaragaman hayati di alkohol), GPS (Global Position System), Papua. Kondisi ini akan menjadi serius altimeter, mikroskop, gabus/papan dengan mempertimbangkan relatif perentang, pinset/ jepit, tissue, kaca minimnya penelitian di Papua, khususnya pembesar, kotak plastik/box specimen, penelitian tentang keragaman jenis thermometer, peralatan menulis, kumbang, sehingga dikhawatirkan akan pin, kertas label, kamera digital, buku banyak spesies kumbang yang akan identifikasi kumbang/buku panduan terancam punah sebelum diteliti atau di lapangan. Sedangkan bahan yang data keberadaannya di alam. digunakan adalah: Alkohol 70%, garam Disamping itu perlu juga untuk (maximum soluble of salt), deterjen. mempertimbangkan peranan jenis Prosedur Kerja kumbang di alam dalam kaitannya sebagai Perangkap dipasang selama 19 hari bioindicator bagi kesehatan lingkungan aktif dari tanggal 15 Agustus s/d 2 hingga peranannya sebagai serangga September 2017 di habitat hutan alami perusak kayu. Dengan mengetahui (hutan tropik) Pegunungan Cyclops, keragaman dan komposisi peranannya Jayapura. Perangkap dipasang dengan 10 (trophic guild) di alam maka akan kali pengulangan (replikasi) seperti memudahkan dalam mengontrol terlihat pada Gambar 1. Replikasi keberadaannya di alam (menekan atau perangkap dipilih secara acak untuk setiap meningkatkan populasinya) dan bahkan lokasi dengan jarak yang tertentu antar bisa berpotensi untuk dikembangkan. perangkap. Perangkap dipasang pada habitat hutan alami (hutan tropik) BAHAN DAN METODE Pegunungan Cyclops, Jayapura dengan koordinat dan ketinggian ditunjukkan Penelitian ini dilaksanakan di pada tabel 2. hutan Pegunungan Cyclops, Jayapura

LPPM UNCEN 96 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY

Tabel 2. Koordinat perangkat dan ketinggian No. Perangkap Koordinat Ketinggian (m dpl)

1 P1 S: 02°32’32,99” 300 E: 140°30’43,75”

2 P2 S: 02°32’31,19” 300 E: 140°30’43,57”

3 P3 S: 02°32’26,28” 315 E: 140°30’43,47”

4 P4 S: 02°32’24,27” 315 E: 140°30’43,02”

5 P5 S: 02°32’22,40” 340 E: 140°30’43,97”

6 P6 S: 02°32’20,27” 340 E: 140°30’44,49”

7 P7 S: 02°32’17,48” 340 E: 140°30’44,63” 8 P8 S: 02°32’13,51” 355 E: 140°30’46,60”

9 P9 S: 02°32’16,61” 355 E: 140°30’46,26”

10 P10 S: 02°32’15,55” 355 E: 140°30’45,18”

Pengecekan perangkap dilakukan dua kali dalam seminggu dengan mempertimbangkan cuaca (tidak dilakukan setiap hari). Sepuluh perangkap yang dipasang ditempatkan sekitar 50 cm di atas permukaan tanah untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh hewan liar seperti babi. Alkohol 70% ditempatkan dalam botol transparan yang digantung pada bagian tengah yang berlubang dari perangkap untuk menarik spesies kumbang. Wadah penangkap (capture countainer) diisi dengan campuran 1 liter air, 350 gr garam (maximum soluble of salt) dan sedikit Gambar 1. Desain Perangkap deterjen. pada hutan alami Pegunungan Cyclops

LPPM UNCEN 97 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY

Sampel kumbang yang terkoleksi Diversity Index kemudian dikumpulkan dan disimpan ni : Jumlah individu untuk dalam alkohol 70% untuk proses spesies ke-i identifikasi. Selanjutnya dilakukan N : Jumlah total individu pencatatan kondisi cuaca selama periode dalam sampel penangkapan dan vegetasi di sekitar pi : Jumlah individu dalam perangkap. Spesimen kumbang yang satu spesies per jumlah total terkoleksi kemudian dimounting, diberi individu dalam sampel label, disortir dan diidentifikasi. Dengan log : Logaritma mikroskop, spesies kumbang kemudian Dengan asumsi : disortir ke tingkat famili hingga H > 3 : Keragaman spesies tinggi morfospesies. 1 < H < 3 : Keragaman spesies sedang H < 1 : Keragaman spesies rendah Analisis Data Dokumentasi data termasuk HASILDAN PEMBAHASAN keanekaragaman dan kelimpahan kumbang akan dianalisis untuk Observasi keanekaragaman menghasilkan Indeks Keragaman dan kumbang di hutan alami (hutan tropik) Kesamaan spesies pada setiap lokasi Pegunungan Cyclops dilakukan selama 19 sampling. Shannon Weiner Index hari aktif yaitu dari tanggal 15 Agustus s/d digunakan untuk memperkirakan 2 September 2017 dengan menggunakan indeks keragaman kumbang pada perangkap cross-wet traps. Dari hasil lokasi hutan alami (Shannon, 1948 dan observasi ditemukan total 47 individu Zar, 1999; dikutip dalam Kantartzi et kumbang dengan 8 spesies kumbang al, 2010.) dengan rumus sebagai Superfamili Curculionoidea yang berikut: mewakili 4 famili berbeda yaitu: Famili Curculionidae (3 spesies), Famili H′ = −∑ pilog ( pi) Anthribidae (2 spesies), Famili Brentidae ni Dimana: p′ = maka (1 spesies), dan Famili Elateridae (2 N spesies) seperti yang ditunjukkan pada ni  ni H′ = −∑log  NN  Gambar 2 dan Gambar 3. Keterangan: H’ : Shannon Weiner

Gambar 2. Jumlah Spesies Kumbang per Famili di Hutan Alami Peg. Cyclops

LPPM UNCEN 98 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY

Gambar 3. Jumlah Individu Kumbang per Famili di Hutan Alami Peg. Cyclops

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa yang cukup detail dan perlunya ke-delapan spesies kumbang Superfamili identifikasi lanjutan secara molekuler. Curculionoidea yang ditemukan di hutan Keanekaragaman kumbang dari hasil Cyclops telah diidentifikasi hingga observasi di hutan alami (hutan tropik) morphospecies pada tingkat famili dan Pegunungan Cyclops dapat dilihat subfamily (Lampiran 3, 4 dan 5). Hal ini berdasarkan jumlah spesies pada tiap disebabkan karena secara fenotif famili, sedangkan kelimpahannya kedelapan spesies kumbang memiliki diprediksikan berdasarkan jumlah individu tingkat kemiripan tinggi, maka sangat per family ( Tabel 2). dibutuhkan pencocokan secara morfologi

Tabel 2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang di Hutan Alami Peg. Cyclops Hutan Alami Peg. Cyclops H’

No. Famili Subfamili Peranan

Σ sp. Σ individu

1 Curculionidae Cryptorhynchinae 3 21 Phytophagous

2 Anthribidae 2 8 0,87 Fungivore

3 Brentidae 1 5 Phytophagous

4 Elateridae 2 13 Phytophagous

TOTAL 8 47

Tingkat keanekaragaman kumbang spesies dari kumbang yang terkoleksi di hutan alami (hutan tropik) Pegunungan selama pengambilan sampel lapangan. Cyclops diprediksikan berdasarkan Hasil yang diperoleh mengindikasikan perhitungan Shannon-Weiner Diversity nilai H' di bawah 1 (H’= 0.87), asumsi Index (H’) dapat dilihat pada Tabel 1. tingkat keanekaragaman kumbang rendah. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Presentasi kehadiran serangga Shannon-Weiner dilakukan untuk setiap seperti kumbang dapat menjadi famili dari kumbang yang terkoleksi bioindikator produktivitas suatu menggunakan jumlah total individu dan ekosistem. Nilai H’ kurang dari 1

LPPM UNCEN 99 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY memperlihatkan bahwa ekosistem Kumbang yang diperoleh dari hasil dikategorikan produktivitas sangat rendah sampling tergolong ke dalam dua struktur sebagai indikasi adanya tekanan ekologis komposisi utamanya (feeding groups/ yang berat dan ekosistem tidak stabil functional groups/ trophic guilds) di alam (Novotny et al. 2007). Hutan alami di yaitu phytophagous dan fungivore Cagar Alam Cyclops telah mengalami (Gambar 4). Pengertian phytophagous banyak degradasi dan perubahan tata guna digunakan untuk menyebutkan kelompok lahan. Daerah penyangga cagar alam telah kumbang yang memanfaatkan tumbuhan dialihfungsikan sebagai areal perkebunan sebagai makanan (herbivore) sedangkan masyarakat, pembangunan jalan alternatif fungivore adalah kumbang pemakan fungi dan pemukiman. atau jamur (Riedel, A. and C.W. O’Brien. 1995; West dan Cunningham, 2002)

Gambar 4. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang berdasarkan Trophic Guilds

Gambar 5. Persentase Keanekaragaman dan Kelimpahan Struktur Komposisi Kumbang

Gambar 5 memperlihatkan bahwa oleh kumbang fungivore 20% (8 keanekaragaman anggota kelompok individu). Keanekaragaman dan kumbang phytophagous terdiri dari 6 kelimpahan kumbang phytophagous di spesies, dibandingkan dengan kumbang lokasi sampling ditentukan oleh jumlah fungivore yaitu 2 spesies. Untuk kumbang Famili Curculionidae, Famili persentasi kelimpahan kelompok kumbang Brentidae dan Famili Elateridae phytophagous 80 % (39 individu), diikuti sedangkan kumbang fungivore hanya

LPPM UNCEN 100 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY terwakili satu famili yaitu Famili memiliki jumlah yang paling tinggi Anthribidae. yaitu 6 spesies, diikuti oleh kumbang Habitat hutan alami fungivore dengan 2 spesies pegunungan Cyclops yang telah terganggu Saran dengan adanya berbagai kegiatan manusia 1. Survey lanjutan dirasa perlu untuk seperti perladangan berpindah dilakukan yaitu dengan menambah menyebabkan rusaknya berbagai waktu/hari penelitian dan mendata tumbuhan asli hutan tersebut dan kumbang dari famili yang lainnya digantikan oleh berbagai tanaman agar diperoleh data keanekaragaman budidaya seperti tanaman pisang, nenas, dan kelimpahan keseluruhan dan singkong. Keadaan ini juga kumbang di wilayah Jayapura dan mempengaruhi struktur komposisi sekitarnya. kumbang di habitat tersebut. Seperti yang 2. Pelestarian hutan perlu untuk terus diungkapkan Novotny et al. (2007) digalakkan dengan menjaga vegetasi struktur komposisi kumbang pada hutan hutan dan sungai-sungai di dalamnya, tropic terdiri dari kelompok phytofagous mengingat pentingnya kawasan hutan /herbivore, carnivorous, detritus dan Cyclops ini sebagai kawasan cagar fungivorous. Namun ketika habitat alam. tersebut terganggu maka rantai makanan dan trofik juga berubah. 3. Metode dan waktu pengambilan sampel perlu diperbaharui untuk KESIMPULAN DAN SARAN menambah keakuratan data kumbang pada habitat yang lebih luas. Kesimpulan UCAPAN TERIMA KASIH 1. Dari total 47 individu kumbang dengan 8 spesies kumbang Penulis mengucapkan terima kasih kepada Superfamili Pak Peter Jan de Vries, Mahasiswa PKL Curculionoidea yang mewakili 4 Program Studi Biologi: Asih, Andy, famili berbeda yaitu: Famili Felvy, Melda, Elkana, dan Albert atas Curculionidae (3 spesies), Famili dukungan dan bantuannya sehingga Anthribidae (2 spesies), Famili penelitian keanekaragaman kumbang ini Brentidae (1 spesies), dan Famili dapat terlaksana. Elateridae (2 spesies). Keanekaragaman kumbang rendah DAFTAR PUSTAKA seperti diindikasikan oleh nilai H' di bawah 1 (H’= 0.87). Alderton, D., Steve Brooks, Barry Clarke, 2. Untuk persentasi kelimpahan John Farndon, Mark Lambert, kelompok kumbang phytophagous 80 Laurence Mound, Scarlett O’Hara, % (39 individu), diikuti oleh Barbara Taylor, Steve Parker, Joyce kumbang fungivore 20% (8 individu). Pope, and David Taylor. 2001. 3. Berdasarkan struktur komposisinya Visual Encyclopedia of . (trophic guilds/feeding group), Dorling Kindersley. London. kelompok kumbang phytophagous Batten, R. 1990. (Coleoptera:

LPPM UNCEN 101 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY

Heteromera) from Papua New Ambrosia (Coleoptera: Guinea, With Descriptions of New Curculionidae: Scolytinae and Species. Zoologische Mededelingen, Platypodinae) in Lowland 12. pp 137-161. Rainforest of Papua New Guinea. Brower, J.E. & J.H. Zar. 1984. Field and Oikos, 117. pp 214-222. Laboratory Methods for General Kantartzi, M.K., Dionissis N. Milonas, Ecology. Second Edition. Browen Constantin Th. Buchelos and Publisher. USA. Dimitrios N. Avtzis. 2010. How Cagnolo, L., S.I. Molina and G.R. Does Pollution Affect Insect Valladares. 2002. Diversity and Diverity? A study on Bark Guild Structure of Insect Entomofaune of Two Pine Forests in Assemblages under Grazing and Greece. Journal of Biological Exclusion Regimes in a Montane Research-Thessaloniki, 13. pp 67- Grassland from Central Argentina. 74. Biodiversity and Conservation, 11. Kouadio, K., Mamadou D., Klimaszewski pp 407-420. J., Mamadou D. and Daouda A. Gonget, H. 2003. The Nemonychidae, 2009. Soil/Litter Beetles Abundance Anthribidae and Attelabidae and Diversity Along a Land Use (Coleoptera) of Northern Europe. Gradient in Tropical Africa (Oume, Koninklijke Brill NV. Leiden, Ivory Coast). Sciences and Nature, Netherlands. 6. pp 139-147. Greenpeace Southeast Asia-Indonesia. Marvaldi, A.E. and Analia A. Lanteri. 2008. Sinar Mas:Indonesia Palm 2005. Key to Higher Taxa of South Oil Menace. American Based on Adult http://www.greenpeace.org/raw/cont Characters (Coleoptera, ent/seasia/press/report/sinar_mas Curculionoidea). Revista Chilena de _indonesia_palm_oil_menace.pdf. Historia Natural, 78. pp 65-87. Gressit, J.L. and R.W. Hornabrook. 1977. Novotny, V., Scott E. Miller, Jiri Hulcr, Handbook of Common New Guinea Richard A.I. Drew, Yves Basset, Beetles. Wau Ecology Institute Milan Janda, Gregory P. Setliff, Handbook No.2. Karolyn Darrow, Alan J.A. Stewart, John Auga, Brus Isua, Kenneth Hangay, G. and Paul Zborowski. 2010. A Molem, Markus Manumbor, Elvis Guide to the Beetles of . Tamtiai, Martin Mogia and George CSIRO Publishing. Australia. D. Weiblen. 2007. Low Beta Hulcr, J., Matin Mogia, Brus Isua and Diversity of Herbivorous in Vojtech Novotny. 2007. Host Tropical Forests. Nature, 448. pp Specificity of Ambrosia and Bark 692-695. Beetles (Col., Curculionidae: Riedel, A. and C.W. O’Brien. 1995. A Scolytinae and Platypodinae) in a New Species-group of Ottistira New Guinea Rainforest. Ecological Pascoe from New Guinea Entomology, 32. pp 762-772. (Coleoptera: Curculionidae: Hulcr, J., Vojtech Novotny, Brian A. Entiminae: Ottistirini). Invertebrata Maurer and Anthony I. Cognato. Taxon, 9. pp 247-277. 2008. Low Beta Diversity of LPPM UNCEN 102 ISBN 978-602-7905-39-9 STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (COLEOPTERA …. EVIE LILLY WARIKAR1 DAN EUNICHE R.P.F. RAMANDEY

Riedel, A., Daawia Daawia and Michael Balke. 2009. Deep cox1 Divergence and Hyperdiversity of Trigonopterus Weevils in a New Guinea Mountain Range (Coleoptera, Curculionidae). Zoologica Scripta, 39. pp 63-74. Riedel, A. 2010. One of a thousand - a new species of Trigonopterus (Coleoptera, Curculionidae, Cryptorhynchinae) from New Guinea. Zootaxa, 2403. pp 59-68. Susilo, F.X., Indriyati and Suryo Hardiwinoto. 2009. Diversity and Abundance of Beetles (Coleoptera) Functional Groups in a Range of Land Use System in Jambi, Sumatra. Biodiversitas, 10. pp 195- 200. Thompson, R.T. 1996. The species of Phaeonomerus Schönherr (Coleoptera: Curculionidae: Zygopinae) of the Australian Region. Invertebrata , 10. pp 937-993. Vanderwel, M.C., J.R. Malcolm, S.M. Smith, and N. Islam. 2006. Insect Community Composition and Thropic Guild Structure in Decaying Logs from Eastern Canadian Pine- Dominated Forests. Forest Ecology and Management, 225. pp 190-199. White, R.E. 1983. Peterson Field Guide; Beetles. Houghton Mifflin Company. New York. pp 138-145. Withaar, G. 2009. The distribution of the Tmesisternus Latreille, 1829 (Coleoptera: Cerambycidae, Tmesisternini), with the description of six new species from the Indonesian Islands Flores and . SUGAPA, 3 (3). pp 14-27. http://www.papua- insects.nl/insect%20orders/Coleopte ra.

LPPM UNCEN 103 ISBN 978-602-7905-39-9