New Normal: Perubahan Sosial Ekonomi Dan Politik Akibat COVID-19
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
New Normal: Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik Akibat COVID-19 Editor: Wawan Mas’udi Poppy S. Winanti New Normal: Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik Akibat Covid-19 Editor: Wawan Mas’udi Poppy S. Winanti Penyunting bahasa: Irfan Desain sampul: Hasan Tata letak isi: Junaedi Penerbit: Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI dan APPTI Ukuran : 15,5 × 23 cm; xx + 348 hlm ISBN : 978-602-386-902-2 Redaksi: Jl. Sendok, Karanggayam CT VIII, Caturtunggal Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55281 Telp./Fax.: (0274) 561037 ugmpress.ugm.ac.id | [email protected] Cetakan pertama: September 2020 Hak Penerbitan ©2020 Gadjah Mada University Press Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari penerbit, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, photoprint, microfilm, dan sebagainya. Kata Pengantar Sudah lebih dari enam bulan dunia dilanda pandemi COVID-19 sejak virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut makin meluas, para pimpinan negara di berbagai belahan dunia yang dilanda wabah virus Corona ini kemudian sepakat untuk menerapkan kebijakan pembatasan sosial atau mengurangi kontak fisik dengan melakukan lockdown sesuai anjuran World Health Organization (WHO). Di Indonesia, lockdown dimodifikasi menjadi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Resep WHO ini memang terbukti cukup ampuh. Beberapa negara yang menerapkan kebijakan lockdown dengan konsisten, perlahan tapi pasti, kemudian mampu mengontrol penyebaran virus Corona yang ditunjukkan dengan penurunan kurva penyebaran virus ini dan perlahan-lahan menuju yang disebut sebagai kurva mendatar. Bagi negara-negara yang sudah mampu mengendalikan penyebaran virus Corona ini, WHO kemudian memberikan resep lain yang kemudian disebut sebagai New Normal. Intinya, setelah diajak “bersembunyi dalam goa” cukup lama, masyarakat kemudian diajak lagi keluar dari persembunyiannya secara pelan-pelan dan diberi kesempatan melakukan berbagai kegiatan sosial dan ekonomi lagi. Namun demikian, karena sebenarnya ancaman COVID-19 ini masih ada dan sewaktu-waktu dapat menyerang lagi (disebut sebagai second wave), maka WHO memberikan berbagai prasyarat terkait penerapan kebijakan New Normal tersebut. Esensi dari kebijakan New Normal ini adalah diterapkannya protokol kesehatan yang ketat yaitu: memakai masker, menjaga jarak fisik, dan sering mencuci tangan (terkenal dengan sebutan 3M) ketika masyarakat melakukan berbagai kegiatan, baik kegiatan ekonomi maupun sosial. Setelah WHO mengeluarkan resep yang disebut New Normal, Pemerintah Indonesia tidak ketinggalan juga segera mengadopsi gagasan tersebut; meskipun sebenarnya Indonesia belum sepenuhnya memenuhi syarat untuk menerapkan New Normal ini jika dilihat dari kurva COVID-19. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis Pemerintah, kurva penyebaran Kata Pengantar | v COVID-19 di Indonesia masih terus menanjak dan belum sampai titik baliknya. Namun demikian karena berbagai pertimbangan seperti variasi penyebaran kurva COVID-19 yang berbeda-beda antardaerah dan juga perlunya segera memulihkan kembali aktivitas ekonomi untuk mencegah Indonesia terjerumus dalam jurang resesi, maka tidak ada pilihan, kebijakan New Normal atau juga kemudian disebut sebagai adaptasi kebiasaan baru ini kemudian diterapkan. Tentu kemudian menjadi sebuah kajian yang menarik untuk melihat bagaimana kebijakan New Normal ini diterapkan di Indonesia dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat. Beragam protokol kesehatan yang harus dipatuhi ketika masyarakat melakukan kegiatan, bagi para akademisi, dapat dilihat sebagai sebuah eksperimen perubahan sosial yang penting untuk diteliti. Banyak pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu untuk dijawab, seperti: seperti apa wujud protokol kesehatan tersebut, apakah dalam berbagai aspek kehidupan protokol kesehatan tersebut sama atau berbeda, bagaimana segmen masyarakat yang berbeda merespons dan mematuhi protokol kesehatan tersebut, dan yang lebih fundamental apakah protokol kesehatan ini akan terus dipatuhi atau akan segera dilupakan ketika masyarakat menganggap virus sudah berlalu. Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, para ilmuwan dari berbagai latar disiplin ilmu dan dari berbagai universitas di Indonesia telah mencurahkan waktunya selama lebih dari dua bulan untuk menulis buku ini. Pandemi virus Corona barangkali telah membuat gerak kita menjadi terbatas, namun demikian hal tersebut tampaknya tidak membatasi semangat para akademisi untuk terus membantu mencerahkan masyarakat luas tentang apa sebenarnya terjadi dengan wabah ini. Setelah berkolaborasi menuliskan buku yang berjudul Tata Kelola Penanganan Covid-19 di Indonesia: Kajian Awal, maka pada kesempatan ini pada dosen, peneliti, dan praktisi dari berbagai bidang berhasil menuliskan buku yang ada di hadapan sidang pembaca sekalian. Dengan selesainya buku ini, izinkanlah saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah bekerja keras menyelesaikan tugas akademik mereka. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada editor buku ini: Dr. Wawan Mas’udi dan Dr. Poppy Sulistyaning Winanti yang tidak pernah lelah mengawal lahirnya buku ini mulai dari gagasan awal sampai mencapai wujud sebagai sebuah buku. vi | New Normal: Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik Akibat COVID-19 Kami semua sepakat untuk mendedikasikan buku ini kepada Prof. Dr. Cornelis Lay, MA, yang telah berpulang pada tanggal 5 Agustus 2020. Di tengah-tengah beliau dirawat di RS. Panti Rapih karena sakit, Mas Coni, demikian kami biasa memanggil, tetap berkomitmen untuk menyelesaikan tulisan yang berjudul “New Normal: Pergeseran Relasi Kekuasaan Kelas dan Kesenjangan” yang menjadi salah satu bab dalam buku ini. Buku ini sekaligus merupakan kado HUT Kemerdekaan RI ke-75 yang tahun ini kita rayakan dalam suasana perjuangan melawan COVID-19. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan memberikan inspirasi bagaimana kita semua perlu bersikap positif dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum tahu kapan akan berakhir. Yogyakarta, 17 Agustus 2020 Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto Kata Pengantar | vii Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................... v Daftar Singkatan ................................................................................ xi Daftar Istilah ...................................................................................... xiii Bab 1 New Normal (Wawan Mas’udi dan Poppy S. Winanti) ...... 1 BAGIAN PERTAMA VARIASI PERSPEKTIF DAN WACANA NEW NORMAL ............. 17 Bab 2 New Normal: Pergeseran Relasi Kekuasaan, Konsolidasi Kelas, dan Kesenjangan (Cornelis Lay) ............................. 19 Bab 3 New Normal Sebagai Jalan Tengah?: Kesehatan vs. Ekonomi dan Alternatif Kebijakan Dalam Pandemi COVID-19 (Erwan Agus Purwanto dan Ova Emilia) ........................... 35 Bab 4 New Normal:Disrupsi Peradaban dan Perubahan Kebudayaan Pascapandemi COVID-19 (Siti Murtiningsih) ................... 53 Bab 5 Normal Baru dan Problema Psikososial (Hamdi Muluk) ... 67 BAGIAN KEDUA NEW NORMAL DAN REFORMASI PRAKTIK POLITIK DAN PEMERINTAHAN ............................................................................ 89 Bab 6 Perubahan dalam Normal Baru: Meredefinisi Birokrasi di Masa Pandemi (Indri Dwi Apriliyanti dan Agus Pramusinto)......................................................................... 91 Bab 7 Peluang Reformasi Pengelolaan Keuangan Publik: Catatan Mengenai Dana Stimulus dan Realokasi Anggaran Pemerintah (Wahyudi Kumorotomo) ................................. 109 Bab 8 Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020: Aplikasi Prinsip Fairness di Era Pandemi (Kuskridho Ambardi) ................. 132 Bab 9 New Normal: Transformasi Menuju Kesejahteraan Universal yang Berkeadilan? (Nurhadi, Susetiawan, dan Kafa A. Kafaa) .................................................................... 154 Daftar Isi | ix BAGIAN KETIGA NEW NORMAL DI SEKTOR EKONOMI......................................... 169 Bab 10 COVID-19 dan Resiliensi UMKM dalam Adaptasi Kenormalan Baru (Boyke Rudy Purnomo) ........................ 171 Bab 11 Adaptasi Mobilitas Masyarakat Kota Dalam Masa Pandemi: Peluang Transisi Menuju Transportasi Berkelanjutan? (Prayoga Permana, Nyimas A. Farhana, Karina Miatantri) 194 Bab 12 Menata Ulang Kepariwisataan yang Berkualitas dan Berkelanjutan Merespons Pandemi COVID-19 (M. Baiquni) .............................................................................. 210 Bab 13 Kebiasaan Baru di Sektor Hospitality: Titik Temu Kualitas Pengalaman dan Kepercayaan Pelanggan (Serli Wijaya) ... 234 BAGIAN KEEMPAT PENERIMAAN SOSIAL NEW NORMAL ....................................... 251 Bab 14 Kerentanan, Solidaritas Sosial dan Masyarakat Tangguh (Arie Sujito) ........................................................................ 253 Bab 15 Respons Masyarakat Sipil Atas Norma “Adaptasi Kebiasaan Baru” (Jonatan A. Lassa) .................................................... 266 Bab 16 Ketika Sarang Lebah Harus Sepi: Jeda Kerumunan Keagamaan tanpa Energi Perubahan? (Abdul Gaffar Karim) ................ 286 Bab 17 Perempuan dan Hidden Inequality di Era Adaptasi Kebiasaan Baru Akibat COVID-19 (Wahyu Kustiningsih) 309 PENUTUP .......................................................................................... 329 Bab 18 Refleksi New Normal: Respons Temporer atau Beyond COVID-19? (Poppy S. Winanti dan Wawan Mas’udi) ....... 331 Biodata Singkat