1. Kondisi Geografis Daerah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1. Kondisi Geografis Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah Secara geografis wilayah Kabupaten Purwakarta terletak di bagian Utara Provinsi Jawa Barat dengan batas koordinat yaitu antara 107o30’ - 107o40’ Bujur Timur dan 6o25’ - 6o45’ Lintang Selatan. Posisi Kabupaten Purwakarta terletak dipersimpangan jalan nasional yang menghubungkan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dengan Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dan yang menghubungkan Jakarta dengan Cirebon. Peta orientasi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1.1 Peta Orientasi Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Purwakarta Kabupaten Purwakarta berbatasan dengan 5 kabupaten, yaitu dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor, dengan rincian sebagai berikut: I - 1 a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur; d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Luas wilayah Kabupaten Purwakarta 97.172 ha (971,72 km2) atau 2,81 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa, 9 kelurahan, 505 dusun, 1.125 Rukun Warga (RW), dan 3.498 Rukun Tetangga (RT). Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Bagian Barat, Bagian Selatan dan Bagian Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Kecamatan Bungursari, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Babakancikao, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Pondoksalam, Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25-500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wilayah Bagian Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Sukasari dimana sebagian wilayahnya merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda yang mempunyai ketinggian 107 mdpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 mdpl. Wilayah bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Kecamatan Maniis, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Sukatani, Kecamatan Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 mdpl. I - 2 Dilihat dari Aspek Topografi, Kabupaten Purwakarta dapat dikelompokkan ke dalam tiga wilayah, yaitu: a. Wilayah Pegunungan, yang terletak di tenggara Kabupaten Purwakarta, dengan ketinggian 1.100-2.036 mdpl, dan meliputi 29,73% dari total luas wilayah. b. Wilayah Perbukitan, yang terletak di barat laut Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian 500-1.100 mdpl, dan meliputi 33,80% dari total luas wilayah. c. Wilayah Dataran, yang terletak di utara Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian 35-499 mdpl, dan meliputi 36,47% dari total luas wilayah. Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta Luas Wilayah dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini. I - 3 Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Purwakarta Luas Wilayah Jumlah Desa/ Kecamatan km2 % Kelurahan 1. Jatiluhur 60,11 6,19 10 2. Sukasari 92,01 9,47 5 3. Maniis 71,64 7,37 8 4. Tegalwaru 73,23 7,54 13 5. Plered 31,48 3,24 16 6. Sukatani 95,43 9,82 14 7. Darangdan 67,39 6,94 15 8. Bojong 68,69 7,07 14 9. Wanayasa 56,55 5,82 15 10. Kiarapedes 52,16 5,37 10 11. Pasawahan 36,96 3,80 12 12. Pondoksalam 44,08 4,54 11 13. Purwakarta 24,83 2,56 10 14. Babakancikao 42,40 4,36 9 15. Campaka 43,60 4,49 10 16. Cibatu 56,50 5,81 10 17. Bungursari 54,66 5,63 10 Jumlah 971,72 100,00 192 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Sukatani yaitu seluas 95,43 km2 atau 9,82%, sedangkan kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Purwakarta yaitu seluas 24,83 km2 atau 2,56%. Untuk jumlah desa/kelurahan terbanyak berada di Kecamatan Plered sebanyak 16 desa, sedangkan Kecamatan Babakancikao merupakan kecamatan yang paling sedikit jumlah desanya yaitu 9 desa. I - 4 .
Recommended publications
  • Bab Ii Gambaran Umum Kondisi Daerah
    BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Aspek Geografi Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107o30’ – 107o40’ Bujur Timur dan 6o25’– 6o45’ Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 97.172 hektar atau 971,72 km2. Secara geografis Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon. Berikut adalah Gambar Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta : Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 1 Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001, melalui Peraturan Daerah Nomor 22 tahun 2001 telah terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Secara administratif, wilayah Kabupaten Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 475 dusun, 1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT), seperti yang tergambar dalam Tabel berikut dibawah ini : Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 2 Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2012 LUAS WILAYAH JUMLAH DESA KECAMATAN KM2 % /KELURAHAN 1.
    [Show full text]
  • Pp 4/1947, Mengadakan Mahkaman Tentara Luar
    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1947 TENTANG MENGADAKAN MAHKAMAH TENTARA LUAR BIASA DI PURWAKARTA, SUKABUMI, SIBOLGA DAN KOTARAJA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : bahwa untuk mempermudah langsungnya pengadilan tentara dibeberapa daerah Indonesia, berhubung dengan keadaan sekarang, perlu diadakan pengadilan tentara luar biasa; Mengingat : Pasal 22 Undang-undang Nomor 7 - 1946 tentang Peraturan Pengadilan Tentara dan Peraturan Pemerintah Nomor 5-1946; Memutuskan: Menetapkan peraturan sebagai berikut: Pasal 1. (1) Untuk sementara waktu diadakan Mahkamah Tentara Luar Biasa yang bertempat-kedudukan di Purwakarta, Sukabuumui, Sibolga dan Kotaraja. (2). Jikalau keadaan daerah memaksa, opsir tentara tertinggi dalam daerah Karesidenan Jakarta, Karesidenan Bogor, Karesidenan Tapanuli dan Karesidenan Aceh, untuk daerahnya masing-masing dapat memindahkan tempat kedudukan Mahkamah Tentara Luar Biasa. Pasal 2. (1). Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Sukabumi meliputi seluruh Karesidenan Bogor. Kecuali: 1. daerah Tangerang; 2. daerah Kawedanan Kebayoran, dari Kabupaten Jatinegara. (2) Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Sukabumi meliputi seluruh Karesidenan Bogor, kecuali: a. dari daerah Kabupaten Bogor: 1. daerah Kawedanan Bogor; 2. daerah Kawedanan Jasinga; 3. daerah Kawedanan Leuwiliang. b. dari daerah Kabupaten Sukabumi: 1. daerah Kawedanan Cicurug; 2. daerah Kawedanan Cibadak; 3. daerah Kawedanan Pelabuhanratu. (3) Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Sibolga meliputi seluruh daerah Karesidenan Tapanuli. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 - (4) Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Kotaraja meliputi seluruh daerah Karesidenan Aceh. Pasal 3. Dengan menyimpang daripada yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan dalam Ketetapan tanggal 16 Juli tahun 1946 No. A/46/1946 dibawah A No. 1 dan 10, untuk sementara waktu: a. daerah-daerah yang ditunjuk dalam pasal 2 sebagai daerah hukum mahkamah Tentara Luar Biasa di Purwakarta dan di Sukabumi dikeluarkan dari daerah hukum Mahkamah Tentara di Garut: b.
    [Show full text]
  • Download This PDF File
    THE INTERNATIONAL JOURNAL OF BUSINESS REVIEW (THE JOBS REVIEW), 2 (2), 2019, 107-120 Regional Typology Approach in Education Quality in West Java Based on Agricultural and Non-Agricultural Economic Structure Nenny Hendajany1, Deden Rizal2 1Program Studi Manajemen, Universitas Sangga Buana, Bandung, Indonesia 2Program Studi Keuangan Perbankan, Universitas Sangga Buana, Bandung, Indonesia Abstract. West Java is the province in Indonesia with the highest population and has a location close to the capital. However, the condition of education in West Java is generally still low. This is estimated because there are imbalances between districts / cities. The research objective is to get a clear picture of the condition of education in West Java by using secondary data issued by the Central Statistics Agency. The research method uses descriptive analysis, with analysis tools of regional typology. The division of regional typologies from the two indicators produces four regional terms, namely developed regions, developed regions constrained, potential areas to develop, and disadvantaged areas. Based on the indicators of education quality and life expectancy in 2017, from 27 municipal districts in West Java there were 33.3% in developed regions, 18.52% in developed regions were constrained, 7.4% in potential developing regions, and 40.74 % in disadvantaged areas. Bandung and Bekasi regencies are included in developed regions. While the cities of Banjar and Tasikmalaya include potential developing regions. Regional division with three indicators, namely the average length of school, Location Quation, and life expectancy. This division produces three filled quadrants. Quadrant I has 29.6%, quadrant III has 18.5%, and the remaining 51.9% is in quadrant IV.
    [Show full text]
  • Profil Jawa Barat
    Profil Wilayah Provinswa barat PROFIL JAWA BARAT 5.1 KARAKTERISTIK SOSIAL 5.1.1 Kependuukan Jumlah penduduk Wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 berdasarkan hasil proyeksi dari BPS berjumlah 47,379,389 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,32% pertahun. Jumlah penduduk terbesar berada di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk 46.709,6 ribu jiwa. Tabel 0.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2015 Proyeksi Penduduk 2010-2015 (Jiwa) NO Wilayah Jawa Barat Laju Pertumbuhan 2000 - 2010 Laju Pertumbuhan 2010 - 2014 2010 2015 1 Bogor 4,813,876 5,459,668 3.19 2.47 2 Sukabumi 2,358,418 2,434,221 0.95 0.55 3 Cianjur 2,186,794 2,243,904 0.70 0.43 4 Bandung 3,205,121 3,534,114 2.13 1.89 5 Garut 2,422,326 2,548,723 1.03 0.93 6 Tasikmalaya 1,687,776 1,735,998 0.51 0.48 7 Ciamis 1,135,724 1,168,682 0.12 -0.18 8 Kuningan 1,023,907 1,055,417 -0.43 -0.14 9 Cirebon 2,044,181 2,126,179 -0.11 0.03 10 Majalengka 1,153,226 1,182,109 -0.24 -0.26 11 Sumedang 1,101,578 1,137,273 0.78 0.55 12 Indramayu 1,645,024 1,691,386 -0.76 -0.19 13 Subang 1,449,207 1,529,388 0.65 0.32 14 Purwakarta 859,186 921,598 1.91 1.32 15 Karawang 2,144,185 2,273,579 1.53 1.09 16 Bekasi 2,656,884 3,246,013 5.69 4.04 17 Bandung Barat 1,522,076 1,629,423 0.36 1.28 18 Pangandaran 379,518 390,483 19 Kota Bogor 958,077 1,047,922 2.20 1.72 20 Kota Sukabumi 301,014 318,117 1.23 1.03 21 Kota Bandung 2,412,093 2,481,469 0.74 0.48 22 Kota Cirebon 293,206 307,494 1.12 0.21 23 Kota Bekasi 2,356,100 2,714,825
    [Show full text]
  • Pt. Aia Financial (Individu) (Aiafind)
    PT. AIA FINANCIAL (INDIVIDU) (AIAFIND) No State City Hospital Name Address Tel Number Hospital Fax Number Hospital 1 JAWA BARAT BANDUNG RSUD. AL IHSAN Jl. Kiastramangala. Baleendah. '022-5940872/5941719/5941729/5940770/87799431 [email protected] 2 JAWA BARAT BANDUNG RSU KEBONJATI BANDUNG Jl. Kebonjati No.152 Kebonjeruk. Andir '022-6014058 [email protected]; [email protected] 3 JAWA BARAT BANDUNG RSIA. GRHA BUNDA Jl. Terusan Jakarta No. 15-17 Bandung. Jawa Barat '022-872 56789 [email protected]; [email protected]; [email protected] 4 JAWA BARAT BANDUNG RSIA. LIMIJATI Jl. Laks L Re Martadinata 33-39 '022-4207770/022-84281333/84469472 [email protected]; [email protected] 5 JAWA BARAT BANDUNG RS. ADVENT BANDUNG Jl. Cihampelas. No.161 '022 -2034386-9/2034388 [email protected]; [email protected] 6 JAWA BARAT BANDUNG RS. SANTO BORROMEUS BANDUNG Jl. Ir.H.Juanda No.100 Lebak Gede Coblong '022-2552041/82558000/022-2552083/95; 022-2552003. [email protected]; [email protected]; [email protected] 7 JAWA BARAT BANDUNG RS MATA BANDUNG EYE CENTER Jl. Buah Batu No.147 Rt.007/006 Lengkong. Turangga '(022) 7351 4683/84 [email protected]; [email protected]; [email protected] 8 JAWA BARAT BANDUNG RSU. BINA SEHAT Jl. Raya Dayeuh Kolot No.325 '(022)5207963-65 [email protected]; [email protected] 9 JAWA BARAT BANDUNG RS. IMMANUEL BANDUNG Jl. Koppo. No.161 '022-5201051/5201672/5201656 [email protected]; [email protected]; [email protected] 10 JAWA BARAT BANDUNG RSU. HERMINA PASTEUR Jl. Dr.
    [Show full text]
  • Analysisofhumanresourc
    GSJ: Volume 7, Issue 12, December 2019 ISSN 2320-9186 202 GSJ: Volume 7, Issue 12, December 2019, Online: ISSN 2320-9186 www.globalscientificjournal.com ANALYSIS OF HUMAN RESOURCES COMPETITIVENESS OF MINAPADI AQUACULTURE FISHERIES IN WEST JAVA PROVINCE Rosidah**, Annes Ilyas *, Asep. A.H. Suryana **, Atikah Nurhayati** *) Bachelor of Fisheries and Marine Sciences Faculty, University of Padjadjaran **) Lecturer of Fisheries and Marine Sciences Faculty, University of Padjadjaran Email : [email protected] ABSTRACT The fisheries sector is an important sector for the people of Indonesia and can be used as a prime mover of the national economy. Minapadi cultivation is a fisheries sector with a system of rice and fish cultivation which is cultivated together in a paddy field. West Java Province as one of the biggest producing regions of Minapadi fisheries in Indonesia, and is considered as a potential area for Minapadi cultivation. The potential of human resources affects the efforts of business entities in achieving maximum mineral production. Minapadi aquaculture competitiveness can be used as a benchmark for regional development, regional mapping, and regional development planning. This study has the objective to analysis of human resources competitiveness of Minapadi aquaculture in West Java Province. The method used in this study is the litelature survey method to determine the competitiveness of minapadi cultivation in 18 regencys and nine cities in West Java Province. After all data has been processed, the data will be analyzed descriptively. The technique used to retrieve primary data in this study in the from of expert judgment. Whereas secondary data was obtained from statistical data of the Office of Maritime Affairs and Fisheries of West Java Province.
    [Show full text]
  • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1947 Tentang Mengadakan Mahkamah Tentara Luar Biasa Di Purwakarta, Sukabumi, Sibolga Dan Kotaraja
    www.djpp.depkumham.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1947 TENTANG MENGADAKAN MAHKAMAH TENTARA LUAR BIASA DI PURWAKARTA, SUKABUMI, SIBOLGA DAN KOTARAJA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : bahwa untuk mempermudah langsungnya pengadilan tentara dibeberapa daerah Indonesia, berhubung dengan keadaan sekarang, perlu diadakan pengadilan tentara luar biasa; Mengingat : Pasal 22 Undang-undang Nomor 7 - 1946 tentang Peraturan Pengadilan Tentara dan Peraturan Pemerintah Nomor 5-1946; Memutuskan: ditjen Peraturan Perundang-undangan Menetapkan peraturan sebagai berikut: Pasal 1. (1) Untuk sementara waktu diadakan Mahkamah Tentara Luar Biasa yang bertempat-kedudukan di Purwakarta, Sukabumi, Sibolga dan Kotaraja. (2). Jikalau keadaan daerah memaksa, opsir tentara tertinggi dalam daerah Karesidenan Jakarta, Karesidenan Bogor, Karesidenan Tapanuli dan Karesidenan Aceh, untuk daerahnya masing-masing dapat memindahkan tempat kedudukan Mahkamah Tentara Luar Biasa. Pasal 2. (1). Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Sukabumi meliputi seluruh Karesidenan Bogor. Kecuali: legalitas.org www.djpp.depkumham.go.id 1. daerah Tangerang; 2. daerah Kawedanan Kebayoran, dari Kabupaten Jatinegara. (2) Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Sukabumi meliputi seluruh Karesidenan Bogor, kecuali: a. dari daerah Kabupaten Bogor: 1. daerah Kawedanan Bogor; 2. daerah Kawedanan Jasinga; 3. daerah Kawedanan Leuwiliang. ---------------- *) Berita Negara Republik Indonesia 1947 No. 11. b. dari daerah Kabupaten Sukabumi: 1. daerah Kawedanan Cicurug; 2. daerah Kawedanan Cibadak; 3. daerah Kawedanan Pelabuhanratu. (3) Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Sibolga meliputi seluruh daerah Karesidenan Tapanuli. (4) Daerah hukum Mahkamah Tentara Luar Biasa di Kotaraja meliputi seluruh daerah Karesidenan Aceh. ditjen Peraturan Perundang-undangan Pasal 3. Dengan menyimpang daripada yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan dalam Ketetapan tanggal 16 Juli tahun 1946 No.
    [Show full text]
  • Cirata Gbu (Pt
    CIRATA GBU (PT. PJB – Generation Business Unit) Cirata Generation Unit operates Hydro Electric Power Plant (HEPP) using energy from the water reservoir (lake) Cirata sourced from Citarum river in West Java, located in the village of Cadas Sari, Tegal Waru District, Plered- Purwakarta in West Java, about 60 km northwest of Bandung or 100 km from the city of Jakarta through Purwakarta. Cirata HEPP has 8 units of power plants with total installed capacity of 1008 MW with the average electricity production of 1428 GWh per year. The 1008 MW capacity is comprising of Cirata I which has four units, each unit operating with 126 MW installed capacity which began operation in 1988 and total installed capacity of 504 MW, in addition Cirata II is also with four units of 126 MW each, which were in operation since 1997 with an total installed capacity of 504 MW. Cirata I and II can produce electricity on average 1428 GWh per year then transmited through extra high voltage transmission lines to 500 kV interconnection system of Java-Madura-Bali (Jamali). Cirata power plant is the largest PLTA in Southeast Asia, having an underground 4-floor Power House located at the foot of a mountain. Since the project has a huge reservoir with area of 62 km2, 7,626 families were forced to relocate by the project. During the construction, several social supports and safty measures were provided and excuted to the resettled people in order to increase the community’s welfare or at least to maintain the living standard at the same level as before they were moved.
    [Show full text]
  • Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 4 Juli 1950) Jo
    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2066, 2014 KEMENDAGRI. Batas Daerah. Kabupaten Bogor. Kabupaten Purwakarta. Kabupaten Bogor. Kabupaten Kerawang. Jawa Barat. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2014 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BOGOR DENGAN KABUPATEN PURWAKARTA DAN KABUPATEN BOGOR DENGAN KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan di Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat, perlu ditetapkan batas daerah secara pasti antara Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat; b. bahwa penetapan batas daerah antara Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Karawang sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, Pemerintah Kabupaten Puwakarta dan Pemerintah Kabupaten Karawang dengan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan disetujui oleh Tim Penegasan Batas Daerah Pusat; 2014, No.2066 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Batas Daerah Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) Jo. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010) Jo.
    [Show full text]
  • Kabupaten-Cianjur-Dalam-Angka
    https://cianjurkab.bps.go.id KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2017 ISSN : Nomor Publikasi : 32.03.17.1 Katalog BPS : 1102001.3203 Ukuran Buku : 21 cm x 14 cm Jumlah Halaman : 306 + xxvi N a s k a h : Seksi IPDS BPS Kab.Cianjur Cover Design/Editor : Seksi IPDS BPS Kab.Cianjur https://cianjurkab.bps.go.id Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur https://cianjurkab.bps.go.id https://cianjurkab.bps.go.id KEPALA BPS KABUPATEN CIANJUR CHIEF STATISTICIAN OF CIANJUR REGENCY https://cianjurkab.bps.go.id Ir. H. Asep Arifin Mansur, M.Stat https://cianjurkab.bps.go.id Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur telah dapat menyelesaikan publikasi KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2017. Publikasi Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2017 ini merupakan publikasi rutin yang diterbitkan setiap tahun. Tabel-tabel yang disajikan, sebagian besar merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas/Instansi/Lembaga di wilayah Kabupaten Cianjur. Buku KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2017 ini disusun dan diterbitkan dengan maksud memberikan informasi tentang perstatistikan dalam berbagai sektor guna membantu perencana dan pengambil keputusan dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Cianjur. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh dinas/instansi/lembaga atas perhatian dan data yang diberikan dalam penerbitan buku ini. Semoga hubungan kerjasama yang sudah terjalin ini dapat terus berjalan dengan baik dan ditingkatkan. Untuk penyempurnaan publikasi di masa yang akan datang, kami sangat menghargai segala kritik dan saran dari semua pihak. Harapan kami data yang termuat dalam publikasi ini dapat digunakan tidak saja untuk melengkapi kebutuhan informasi dasar, tetapi juga sebagai bahan untuk memantapkan perencanaan berbagai bidang di Kabupaten Cianjur.
    [Show full text]
  • Indonesia: West Java Earthquake
    Indonesia: Information bulletin n° 2 GLIDE TS-2009-000173-IDN 7 September 2009 West Java Earthquake This bulletin is being issued for information only and reflects the current situation and details available at this time. The International Federation is not seeking funding or other assistance from donors for this operation. The Indonesian Red Cross Society, better known as Palang Merah Indonesia (PMI) in Bahasa Indonesia, will, however, accept direct assistance to provide support to the affected population. Latest reports indicate that 72 people have died, 1,115 people are injured, and up to 88,636 people are displaced as a result of the West Java earthquake which struck on 2 September 2009. Palang Merah Indonesia (PMI – Indonesian Red Cross Society) Palang Merah Indonesia (Indonesian Red Cross) continues to support the affected communities in first operates a health field post at Pengalengan district as aid and relief distributions which include hygiene kits part of its response to the West Java earthquake. PMI. and kitchen sets. Emergency assessments continue in the affected areas. The national society’s preliminary plan of action includes two phases of response, with a focus on relief for the initial two weeks, followed by early recovery after. <click here to view the map of the affected areas, or here for detailed contact information> The Situation An earthquake measuring 7.4 on the Richter scale hit Tasikmalaya district in West Java province at 3.04pm local time on 2 September. Affected districts and municipalities include Bogor, Cianjur, Sukabumi, the municipality of Sukabumi, West Bandung, Bandung, Garut, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, the municipality of Tasikmalaya and Purwakarta.
    [Show full text]
  • Genetic Variation of Melia Azedarach in Community Forests of West Java Assessed by RAPD
    BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X (printed edition) Volume 12, Number 2, April 2011 ISSN: 2085-4722 (electronic) Pages: 64-69 DOI: 10.13057/biodiv/d120202 Genetic variation of Melia azedarach in community forests of West Java assessed by RAPD YULIANTI♥, ISKANDAR ZULKARNAEN SIREGAR, NURHENI WIJAYANTO, IGK TAPA DARMA, DIDA SYAMSUWIDA Department of Silvicuture, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University. Fahutan Bld. Jl. Lingkar Akademik, Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia. Tel. +62-251-8621947, Fax. +62-251-8621256, E-mail: [email protected], [email protected]. Manuscript received: 18 October 2010. Revision accepted: 20 January 2011. ABSTRACT Yulianti, Siregar IZ, Wijayanto N, Tapa Darma IGK, Syamsuwida D (2011) Genetic variation of Melia azedarach in community forests of West Java assessed by RAPD. Biodiversitas 12: 64-69. Melia azedarach L. or mindi (local name) is one of the widely planted exotic species in Indonesia, mostly found in community forests in West Java. However, improving and increasing the productivity of mindi commmunity plantation in West Java requires information on patterns of existing genetic diversity. The present work was aimed at estimating the genetic variation of mindi by using RAPD markers. Outcome of the activities was to propose appropriate conservation and management strategies of genetic resources in order to support the establishment of seed sources. Six populations of mindi plantation in the community forests were chosen for this research, i.e Sukaraja (Bogor-1), Megamendung (Bogor-2), Bandung, Purwakarta, Sumedang and Kuningan. Five primers (OPA-07, OPY-13, OPY-16, OPA-09 and OPO-05) producing reproducible bands were analysed for 120 selected mother trees in total, in which 20 trees per locality were sampled.
    [Show full text]