Bab Ii Gambaran Umum Kondisi Daerah
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Aspek Geografi Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107o30’ – 107o40’ Bujur Timur dan 6o25’– 6o45’ Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 97.172 hektar atau 971,72 km2. Secara geografis Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon. Berikut adalah Gambar Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta : Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 1 Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001, melalui Peraturan Daerah Nomor 22 tahun 2001 telah terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Secara administratif, wilayah Kabupaten Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 475 dusun, 1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT), seperti yang tergambar dalam Tabel berikut dibawah ini : Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 2 Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2012 LUAS WILAYAH JUMLAH DESA KECAMATAN KM2 % /KELURAHAN 1. Jatiluhur 60,11 6,19 10 2. Sukasari 92,01 9,47 5 3. Maniis 71,64 7,37 8 4. Tegalwaru 73,23 7,54 13 5. Plered 31,48 3,24 16 6. Sukatani 95,43 9,82 14 7. Darangdan 67,39 6,94 15 8. Bojong 68,69 7,07 14 9. Wanayasa 56,55 5,82 15 10. Kiarapedes 52,16 5,37 10 11. Pasawahan 36,96 3,80 12 12. Pondoksalam 44,08 4,54 11 13. Purwakarta 24,83 2,56 10 14. Babakancikao 42,40 4,36 9 15. Campaka 43,60 4,49 10 16. Cibatu 54,66 5,63 10 17. Bungursari 56,50 5,81 10 JUMLAH 971,72 100,00 192 Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Secara umum Kabupaten Purwakarta terletak pada ketinggian 30 - 2000 m diatas permukaan laut (dpl), dengan variasi kemiringan lereng hingga >40%. Dilihat lebih terperinci, karakteristik topografi setiap bagian wilayah kabupaten Purwakarta dapat dibedakan dalam 3 kelompok morfologi, yaitu : a. Kawasan Pegunungan Kawasan dengan ketinggian > 500 m dpl dan profil permukaan relatif curam ini berada di tenggara kabupaten. Luas kawasan ini meliputi 29,73% total luas wilayah kabupaten. Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 3 b. Kawasan Perbukitan Kawasan dengan ketinggian 200-500 m dpl dan profil permukaan bergelombang ini terletak di bagian barat daya wilayah kabupaten. Luas kawasan ini meliputi 33,80% total luas wilayah kabupaten. c. Kawasan Dataran Kawasan dengan ketinggian <200 m dpl dan profil permukaan cenderung datar ini terletak di bagian utara wilayah kabupaten. Luas kawasan ini meliputi 36,47% total luas wilayah kabupaten. Berikut adalah Gambar Peta Topografi Kabupaten Purwakarta : Gambar 2.2. Peta Topografi Kabupaten Purwakarta Kawasan Dataran Kawasan Perbukitan Kawasan Pegunungan Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Sistem air permukaan Kabupaten Purwakarta secara umum terdiri dari 3 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Citarum, Cilamaya, dan Kalipagadungan (lihat Gambar Peta 2.3). DAS tersebut didukung keberadaan beberapa badan sungai, waduk, situ, dan mata air. Dalam hal ini, sungai utama yang melintasi wilayah kabupaten adalah Sungai Citarum, Cilamaya, Ciherang, Cikao, Cilangkap, Ciampel, dan Cilalawi. Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 4 Waduk yang terdapat dalam lingkup Kabupaten Purwakarta yaitu Waduk Jatiluhur dan Cirata. Luas kedua waduk tersebut mencapai ± 10% total luas wilayah kabupaten. Sementara situ yang terdapat dalam lingkup kabupaten adalah sebagai berikut : 1. Situ Cibeber berada di Kecamatan Wanayasa; 2. Situ Cibodas berada di Kecamatan Bungursari; 3. Situ Cigangsa berada di Kecamatan Campaka; 4. Situ Cikamar berada di Kecamatan Campaka; 5. Situ Wanayasa berada di Kecamatan Wanayasa; 6. Situ Buleud berada di Kecamatan Purwakarta; 7. Situ Cisaat berada di Kecamatan Campaka; dan 8. Situ Cikumpay berada di Kecamatan Campaka. Berikut adalah Gambar Peta Sistem Air Permukaan di Kabupaten Purwakarta : Gambar 2.3. Peta Sistem Air Permukaan di Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 5 Struktur geologi Kabupaten Purwakarta cenderung dibentuk oleh lapisan kedap air. Akibatnya, kemampuan lapisan permukaan bumi di wilayah ini dalam menyimpan air hujan sebagai sumber air bersih relatif terbatas. Dalam Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa sistem air tanah dangkal di sebagian besar wilayah kabupaten termasuk kategori daerah air tanah langka dan akifer produktivitas rendah. Kondisi di atas semakin perlu diperhatikan, mengingat Kabupaten Purwakarta pada dasarnya mempunyai curah hujan yang terbatas. Rata-rata curah hujan yang jatuh di wilayah ini antara 2.500-3.500 mm/tahun. Curah hujan terendah terdapat di kawasan dataran di utara wilayah kabupaten. Kawasan ini mempunyai curah hujan rata-rata dibawah 2.000 mm/tahun. Berikut adalah Gambar Peta Sistem Air Tanah di Kabupaten Purwakarta : Gambar 2.4. Peta Sistem Air Tanah di Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Cadangan air tanah untuk masyarakat berupa 3 kawasan Cekungan Air Tanah (CAT), yaitu CAT Bekasi-Karawang di utara wilayah kabupaten, serta CAT Ciater dan Lembang di tenggara wilayah kabupaten. Namun, pemanfaatan CAT tersebut wajib dilakukan secara selektif. Hal ini karena ketiga CAT tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi air tanah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 6 Secara umum tutupan lahan Kabupaten Purwakarta masih didominasi penggunaan untuk berbagai aktivitas budidaya perdesaan. Hutan merupakan jenis tutupan lahan terluas, yaitu meliputi 24,90% total wilayah kabupaten. Pada urutan selanjutnya, jenis tutupan lahan yang mendominasi wilayah kabupaten adalah areal pesawahan (21, 30%) dan perkebunan (16,80%). Kawasan terbangun yang terdiri dari penggunaan lahan permukiman, industri, dan jasa hanya sebesar 14,56% dari keseluruhan luas wilayah kabupaten. Kawasan terbangun tersebut umumnya tumbuh dari kawasan ibukota, dan menjalar sepanjang jalur jalan utama di bagian utara wilayah kabupaten. Bagian selatan wilayah kabupaten yang menunjukkan perkembangan kawasan terbangun yang cukup intensif dalam beberapa tahun terakhir adalah kawasan sekitar jalur Sukatani - Plered - Citeko. Selengkapnya Gambaran Tutupan Lahan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Gambar Peta 2.5 dan Gambar Diagram 2.1 berikut ini : Gambar 2.5. Peta Tutupan Lahan di Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 7 Gambar 2.6. Proporsi Tutupan Lahan di Kabupaten Purwakarta Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta, Tahun 2012. Bencana alam adalah kejadian yang dapat sangat mengganggu proses peningkatan kesejahteraan masyarakat yang senantiasa diupayakan pemerintah daerah. Pengalaman menunjukkan bahwa kejadian bencana dapat menimbulkan kerugian material, bahkan kematian yang tidak sedikit. Bencana alam dapat pula menyebabkan kerusakan infrastruktur yang menghambat berbagai aktivitas masyarakat. Jenis bencana yang teridentifikasi dapat terjadi di Kabupaten Purwakarta antara lain berupa : a. Gerakan tanah / Longsor Kabupaten Purwakarta termasuk daerah yang cukup rawan mengalami gerakan tanah/longsor. Berdasarkan studi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, hampir diseluruh kecamatan terdapat kawasan rawan gerakan tanah menengah atau tinggi (lihat Gambar Peta 2.6). b. Banjir Bencana banjir adalah bencana yang kerap terjadi di daerah dengan proporsi kawasan terbangun relatif tinggi. Studi Dinas Cipta Karya dan Pengairan Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 berhasil mengidentifikasi setidaknya 25 titik daerah genangan di Kecamatan Purwakarta. Jumlah titik genangan tersebut tidak termasuk titik daerah genangan di kecamatan lain, seperti di Desa Cikaobandung. Perubahan Atas Perda No. 15 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab.Purwakarta Tahun 2013-2018 II- 8 c. Kegagalan Waduk Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam lingkup Kabupaten Purwakarta terdapat 2 waduk besar, yaitu Waduk Jatiluhur dan Cirata. Berkaitan hal tersebut, keberadaan waduk di suatu wilayah pada dasarnya selalu mengandung resiko menimbulkan bencana. Bencana yang dimaksud adalah bencana kegagalan waduk berupa tsunami ketika konstruksi waduk sudah tidak mampu lagi menahan beban air yang ditampungnya. Kawasan yang berpotensi mengalami kerusakan