<<

REPUBLIKA

Teraju SELASA, 12 JULI 2011 23

FORMULA PENGHITUNGAN KURSI

Berhitung Kursi DA’AN YAHYA/REPUBLIKA SECARA FAIR

Semakin kuat upaya mengganti Metode Kuota dengan Metode Divisor. DUA METODE UTAMA

ormula elektoral digunakan untuk mendistribusikan suara dalam Oleh Harun Husein lai selalu menciptakan bias. demikian, sedikit berbeda dengan sistem proporsional, baik proporsional daftar (List PR) maupun Partai Golkar dan Partai Keadil - Largest Remainder (Hare quota) single transferable vote (STV). Selain dalam sistem proporsional, an Sejahtera, adalah pengusung Me- pada Pemilu 2004 dan 2009. F juga digunakan dalam sistem campuran (mixed), seperti sistem uara dalam pemilu bo- tode Divisor. Golkar dengan Me tode Partai Demokrat menghendaki mixed member proportional (MMP) maupun sistem paralel. Tapi, khusus leh sama. Tapi, bila me - Divisor varian D'Hondt, dan PKS de- penghitungan cukup dua tahap. Ta - pada sistem campuran ini, formula electoral itu hanya digunakan untuk tode penghitungannya ngan Metode Divisor varian Sainte- hap pertama, suara dihitung dengan menghitung kursi pada sistem proporsionalnya. Seperti di Jerman, yang ber beda, hasilnya pun Lague/Webster. Cara kerja D'Hondt kuota (BPP) penuh. Pada peng - menggunakan MMP (FPTP & List PR), formula electoral hanya digunakan bi sa berbeda. Dan, bila dan Sainte-Lague ini sama belaka. hitung an tahap II, suara ditarik ke untuk menghitung kursi yang dibagi lewat sistem proporsional, sedan- S hasil yang berbeda itu Yang berbeda hanya pada besaran provinsi, dan kursi dibagi dengan gkan untuk sistem fist past the post (FPTP), tetap menggunakan logika adalah jumlah kursi, bilangan pembagi tetap (BPT)-nya. BPP baru. Jika kursi belum habis penghitungan sistem mayoritas/pluralitas. mak hluk yang diimpi-impikan D'Hondt mempunyai BPT ber- terbagi, barulah kursi dibagi secara Formula elektoral ini, terbagi ke dalam dua kategori dasar. Yaitu, sebagian besar politikus, maka per- nomor serial 1, 2, 3, 4, 5, dan se te - ranking dengan sisa suara ter- Metode Kuota dan Divisor (highest average). Metode kuota, ditandai soalannya tentu saja menjadi serius. rusnya. Sedangkan, Sainte-Lague banyak (largest remainder). dengan penggunaan bilangan pembagi pemilih (BPP) yang membagi Tak heran, bila metode penghi- ber nomor serial 1, 3, 5, 7, 9, dan se - Sejatinya, ada tiga tahap peng- jumlah total suara sah dengan jumlah kursi yang dialokasikan di distrik tung an suara menjadi kursi, itu, terusnya.Atau, Sainte-Lague mo- hitungan pada usulan Demokrat ini. atau daerah pemilihan tertentu, dan selalu memiliki sisa suara yang men jadi arena pertempuran seru no- difikasi, dengan deret BPT dimulai Karena, pembagian kursi dengan memerlukan penghitungan tahap berikutnya untuk sisa suara/sisa kursi, mor tiga dalam pembahasan RUU dari 1,4 dilanjutkan 3, 5, 7, 9, dan ranking sisa suara terbanyak, yaitu dengan metode Largest Remainder. Sedangkan, Metode Divisor, Pe milu. Dua fron lainnya adalah soal seterusnya. sesungguhnya merupakan sebuah adalah dengan memberi bilangan pembagi tertentu yang sudah fixed. ambang batas parlemen (parliamen - Angka-angka yang berasal dari tahap pula. Penelisikan Republika, Pada Metode divisor ini, tak dikenal BPP maupun sisa suara, sebab tary threshold) dan besaran daerah pakar matematika ini bukan tanpa UU No 12/2003 tentang Pemilu suara langsung diranking dan dibagi. pemilihan (district magnitude). makna serius. Berdasarkan kajian Legislatif, menamai ranking sisa Selain itu, ada pula metode ketiga, yang biasa dikategorikan sebagai Ketiga ketentuan ini punya im- dan pengalaman sejumlah negara, suara itu sebagai tahap. Namun, metode lain-lain. Berikut metode-metode itu: plikasi terhadap jumlah kursi yang deret D'Hondt lebih menguntung- dihilangkan pada UU No 10/2008. akan diraih partai-partai dalam pe - kan partai besar, serta partai-partai Metode Largest Remainder (Hare mi lu. Dan tentu saja, menentukan yang kuat di basis tertentu. Sedang- quota), lazimnya memang dua 1. METODE DIVISOR (HIGHEST AVERAGE): ek sistensi partai itu di masa men- kan, Sainte-Lague lebih ramah tahap. Tahap per tama penghitungan ● D'Hondt datang. kepada partai menengah. dengan kuota, selanjutnya dengan Dengan metode ini, suara yang diraih setiap partai dibagi Bila tak lolos parliamentary Wakil Sekjen Golkar, Nurul Ari - ranking sisa suara. UU No 3/1999 berdasarkan angka serial: 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. thres hold, semua suara yang seha- fin, mengatakan Golkar telah tentang Pemilu, kendati tak menye- rus nya bisa terkonversi menjadi melakukan simulasi penerapan but istilah tahap, sesungguhnya ● Sainte Laguë (Murni) kursi, menjadi tak bermakna. Kare - D'Hondt. Dan, dia mengakui partai- sama belaka dengan UU No 12/2003 Dengan metode ini, suara yang diraih setiap partai dibagi na, sebelum penghitungan dimulai, partai kecil yang mengandalkan sisa yang diterapkan pada Pemilu 2004. berdasarkan angka serial: 1, 3, 5, 7, 9, dan seterusnya. partai itu sudah di-exclude alias tak suara untuk meraup kursi, habis. Yaitu sama-sama dua tahap. diikutkan. "Tapi ini kan lebih adil. Karena, se - Dengan usulannya itu, Partai De - ● Sainte Laguë (Modifikasi) Besaran dapil, juga menentukan. ha rusnya partai yang memperoleh mokrat memang masih diuntungkan. Dengan metode ini, suara yang diraih setiap partai dibagi Karena semakin sedikit jumlah kur si sua ra terbanyak, dialah yang mem- Bila diterapkan pada Pemilu 2009 berdasarkan angka serial: 1.4, 3, 5, 7, 9, dan seterusnya. Metode ini yang dialokasikan untuk sebuah da - per oleh kursi terbanyak juga." lalu, kursi Demokrat melejit hingga lebih umum digunakan ketimbang Sainte Lague murni. pil (dapil kecil), maka semakin ke cil Apalagi, kata Nurul, "Kita kan 171, atau naik 23. Saat ini, di Sena- peluang partai kecil meraih kursi. mau penyederhanaan partai. Mau yan, Demokrat mempunyai 148 kursi. ● Danish Sebaliknya, semakin besar da pil, konsisten dengan sistem presiden- Sementara itu, partai menengah- Dengan metode ini, suara yang diraih setiap partai dibagi semakin besar pula peluang partai sial. Yaa, sudahlah. Di mana-mana bawah seperti PAN, PPP, Hanura, berdasarkan angka serial: 1, 4, 7, 10, 13, dan seterusnya. Metode menengah-kecil mendapatkan kursi. demokrasi ada ongkosnya." dan Gerindra, cenderung pada ini disebut Danish Method, karena hanya digunakan di Denmark. Tak heran bila besaran dapil metode Largest Remainder (Hare Simpel kerap diistilahkan sebagai ambang quota) seperti yang diterapkan 2. METODE KUOTA: batas terselubung (hidden thresh- Metode Divisor ini memang lebih dalam Pemilu 2004 silam. Hanya ● Hare old). Partai-partai besar berupaya simpel. Tak ada bilangan pembagi ada dua tahap penghitungan, dan Hare quota adalah penghitungan dengan rumus: total jumlah suara memperkecilnya. Golkar dan PDIP pemilih (BPP) dan sisa suara, yang sisa suara dihabiskan di dapil. sah dibagi dengan total jumlah kursi yang harus diisi. misalnya menawarkan range 3-6 mem buat penghitungan berbelit- Berdasarkan berbagai kajian, dan 3-7. Sedangkan, partai-partai belit––seperti lima tahap penghi- me tode ini memang menguntungkan ● Droop menengah menghendaki angka tung an pada Pemilu 2009 lalu. partai menengah-kecil, dan cende- Droop quota adalah penghitungan dengan rumus: (total suara besar, yaitu 3-10. Dalam Metode Divisor, apapun va- rung merugikan partai besar. Inilah sah/jumlah kursi + 1) + 1. Bagaimana dengan metode peng - riannya, penghitungannya hanya pula salah satu alasan, partai-partai hitungan? Bergantung metodenya. sekali, dan kelar. Dijamin tak akan besar menciptakan berbagai 'tam- ● Imperiali Bila yang dipilih adalah metode ada sisa suara dan sisa kursi. bahan' di UU Pemilu menjelang Imperiali quota adalah penghitungan dengan membagi total jumlah yang menguntungkan partai-partai Jika diterapkan pada hasil Pe - Pemilu 2009, yang membuat suara sah + 2 atau lebih kursi yang harus diisi. besar, maka instrumen ini pun milu 2009, Wakil Ketua Fraksi PKS, penghitungan menjadi lima tahap berfungsi sebagai hidden threshold. Agoes Poernomo mengatakan, par- (Lihat Demi Keadilan Atas Nama 3. METODE LAIN-LAIN (OTHERS) Sebaliknya, bila metode itu meng- tai-partai besar seperti Golkar, Proporsionalitas di hlm 24-25). ● Hagenbach-Bischoff un tungkan partai kecil-menengah, PDIP, dan Demokrat, rata-ra ta men- Persoalannya, bila pertarungan Metode ini merupakan varian dari Droop quota. Metode ini menggu- kursi partai besar lah yang 'tercuri'. dapat tambahan 20-30 kursi. Par tai metode penghitungan ini semata nakan Droop quota untuk penghitungan tahap awal, dan menggu- Dalam soal metode penghitung- menengah seperti PKB yang kuat di menang-menangan, tentu tak akan nakan D’Hondt untuk pendistribusian sisa kursi kepada partai, an ini, ada empat usulan utama Jawa Timur, juga diuntungkan. ada ujung-pangkalnya. Sudah saat - dimulai dari sisa suara terbesar. yang berkembang di Badan Legis- Meski demikian, PDIP dan PKB nya para politikus menghadir kan lasi (Baleg) DPR, yang menyusun belum gamblang mendukung meto- metode penghitungan yang adil bagi ● (Hare)-Niemeyer draf UU Pemilu. Dua usulan meng - de ini, kendati sudah memperlihat - partai besar, partai menengah, mau- Metode ini mempunyai efek yang sama dengan Hare quota. Meski usung Metode Kuota, seperti yang kan ketertarikan. Partai Demokrat pun partai kecil. Toh, masih ada me - demikian, dilakukan dengan cara lain: (jumlah suara partai/total diterapkan pada Pemilu 1955 yang merupakan partai pemenang tode penghitungan yang terbukti suara sah) x jumlah total kursi. Metode ini pernah digunakan di hingga 2009. Dua usulan lainnya pemilu, malah masih menghendaki fair berdasarkan pengalaman Jeman. menawarkan Metode Divisor, untuk Metode Kuota varian Largest sejum lah negara, dan bisa diuji Sumber: European Democracies dan berbagai sumber, diolah Harun Husein. mengganti Metode Kuota yang dini- Remainder (Hare quota). Meski secara akademis. ■ Teraju REPUBLIKA SELASA, 12 JULI 2011 24-25

masuk ahli fisi ka Yohanes Surya, yang kita pakai juga teorinya,” kata Nurul, Sekretaris Tim Kajian. DAMPAK LARGEST PKS yang memilih me- DEMI KEADILAN ng usulkan Sain te-Lague, juga berdasarkan simulasi REMAINDER (HARE QUOTA) serius. Itulah sebabnya, partai ini memilih menggu- nakan Sainte Lague yang dimodifikasi, dengan BPT Ala Indonesia Atas Nama Proporsionalitas MATEMATIKAWAN 1,4; 3; 5; 7; dan seterusnya, bukan Sainte Lague murni PEMILU yang menggunakan BPT 1; 1 3 3; 5; 7; dan seterusnya. 2 “Kami sudah mengajak Oleh Harun Husein di nega ra-negara lain yang memberi kursi kepada peraih PARA PENGGAGAS teman-teman di Baleg berdebat, dan mayoritas mene rap kan metode serupa— BPP penuh. Tahap kedua, sisa METODE PENGHITUNGAN SUARA adalah dua tahap. Pertama, kursi dibagikan kepada pemilik bisa menerima. Karena, alam buku Electo - menentukan kuota atau di sisa suara terbesar di dapil. MENJADI KURSI YANG KINI par tai besar tidak diru gi - kan, partai kecil juga tidak ral System Design: Indonesia disebut bilangan Yang berbeda, dapil pada Pe - BANYAK DIGUNAKAN DI The New Interna - pembagi pemilih (BPP). Kedua, milu 1999 adalah daerah terlalu dirugikan,” kata tio nal IDEA sisa kursi dibagi kepada administratif ––sehingga untuk SELURUH DUNIA. Agoes Poernomo yang juga Handbook , yang pemilik sisa suara terbesar dan DPR adalah provinsi, yang saat wakil ketua Fraksi PKS. terbit tahun 2005 seterusnya, sampai habis. itu berjumlah 27—, sedangkan 1. DANIEL WEBSTER; Konsultan Pemilu Ke - D mit raan (Partnership) lalu, ada 18 Meski secara umum dapil pada Pemilu 2004 telah 2. ANDRE SAINTE LAGUE ; negara yang menjadi contoh Indonesia menganut sistem pro- dipecah-pecah menjadi provinsi August Mellaz, mengata - kasus, salah satunya adalah porsional de ngan metode atau bagian-bagian provinsi, 3. HORST FRIEDRICH NIEMEYER; kan salah satu tes bagi me - Indonesia. Pada bab tersebut, penghitungan kuo ta Hare, sehingga jumlahnya menjadi 69. tode penghitungan yang dipaparkan secara ringkas namun detailnya ber beda-beda. Adapun pada Pemilu 2009, 4. THOMAS HARE; fair, adalah jumlah suara tentang sistem dan berbagai Sistem proporsional tertutup da pilnya seperti Pemilu 2004 — 5. VICTOR D’HONDT; mencerminkan kursi. Jika pernak-pernik pemilu masing- sejak Pemilu 1955-1999, telah tapi jumlahnya telah mencapai 4 5 6 sebuah partai meraih 30 6. THOMAS JEFFERSON. persen suara, maka mesti - YOGI ARDHI/REPUBLIKA masing negara. berganti dengan proporsional 77— tapi sisa kursi tak pa dampak penerapan Metode Largest Remainder (Hare Quota) pada Pemilu Kasus Indonesia ditulis oleh terbuka pada Pe milu 2004- dihabiskan di dapil, melainkan nya kursinya pun 30 per - sen. Karena itulah, kata 2009, yang antara lain telah di-extend metode kuotanya --dengan mematok An drew Ellis, dengan tajuk “In- 2009. Begitu pun dengan ditarik ke provinsi. Di provinsi besaran 50 persen BPP pada penghitungan tahap II, dan penarikan sisa suara ke do nesia: Continuity, Deals and metode penghitungannya. itu, suara dari se luruh dapil di dia, Kemitraan mengusul - A kan penggunaan Sainte- provinsi (penghitungan tahap III)-- terhadap keseluruhan hasil pemilihan anggota Consensus. Direktur Regional Largest Remainder (Hare provinsi itu digabungkan. DPR? Berdasarkan perhitungan dengan mengesampingkan suara sah milik partai-partai Pada metode untuk Program Asia dan Pasifik quo ta) yang diterapkan pada Droop quota atau Imperial Divisor, untuk mengganti persen BPP. Dan, jika kursi memilih di dapil-dapil, tapi mulai meng usulkan Lague. Bedanya dengan Merugikan partai besar PKS, Kemitraan mengu sul - yang tak lolos parliamentary threshold, maka hasilnya lima partai diuntungkan (Demokrat, IDEA (International Institute Pemilu 1999 dan 2004, misal- quota. Se telah digabungkan Metode Kuota. Me tode ini tetap tak habis, suara dita- suaranya ditarik ke provin- metode penghitungan dari Golkar, PKS, PAN, dan PPP), dan empat partai dirugikan (PDIP, PKB, Gerindra, dan yang fair, for Democracy and Electoral nya, ber beda dengan 2009. Tapi, mengapa metode 1999 dengan meto de sisa suara ter- pun sudah mulai mun cul rik ke provinsi. Tapi, tak si dan digabung dengan ke luarga Metode Divisor, kan Sainte Lague murni. Di antara berbagai va- Hanura). Bandingkan pula dengan hasil penerapan Largest Remainder (Hare quota) Assis tance), itu, memaparkan Pemilu 2009 menerapkan dan 2004 diganti? Pangkal soal- banyak (largest remainder), dalam perdebatan di Panitia langsung menggunakan suara dari dapil-dapil lain bukan lagi Metode Kuota. dengan dua tahap penghitungan pada Pemilu 2004, terutama untuk suara dan kursi PAN, sejak Pe milu 1955 hingga 2004, metode yang telah dimodifikasi nya, dua tahap penghitungan menjadi Largest Remainder Khusus RUU Pemilu, antara ranking sisa suara, me- di provinsi tersebut. Suara Partai Golkar, misalnya, rian Metode Divisor, Mel - jumlah suara laz mengatakan Sainte- Partai Demokrat, dan PPP, dengan PKB: Indo ne sia menganut sistem sedemikian rupa oleh pembuat itu merugikan partai-partai (Hare quota), metode ini pun lain diusung oleh legislator lainkan lagi -lagi diharus - itu pun, bisa saja didistri - mengu sung D’Hondt, dan Lague adalah yang paling propor sio nal, dengan metode undang-undang, sehingga besar. Wakil Sekjen Golkar, diakui secara global sebagai PDIP, Sutradara Gintings. kan memba ginya berda- busikan kepada dapil yang PKS mengu sulkan Sainte- fair. Berbeda dengan mencerminkan penghitungan Largest menjadi kompleks. Nurul Ari fin, memisalkan, metode penghitungan yang “Pak Sutradara Gintings sarkan BPP baru. masih kekurangan kursi, Lague. Nurul Arifin me - HASIL PEMILU 2009 D’Hondt yang cenderung Remainder (Hare quota). Pada Pemilu 1999 maupun sebuah partai besar yang men- paling tinggi derajat propor- sudah membuat simulasi. bu kan kepada dapil yang nga takan, metode D’Hondt lebih menguntungkan par - PARTAI SUARA %* %** KURSI % Cara kerja metode ini di 2004, penghitungannya dua ta- dapatkan 230 ribu suara dan sionalitasnya. Tapi, tentu, Tapi, di te ngah jalan, dia Lima tahap mempunyai sisa suara ter- yang menggunakan bilang- jumlah kursi. tai besar. “Karena itu, kita Indo nesia —sebagaimana juga hap. Tahap pertama, adalah partai kecil yang mendapatkan bukan tanpa cacat bawaan: diganti Pak Laoly (Yasonna H Hasilnya, kendati UU No banyak. an pembagi tetap (BPT) 1, propose metode ini kepada Demokrat 21.673.389 20,84 25,49 148 26,43 31 ribu suara, bisa bernasib partai me nengah-kecil selalu Laoly –Red). Sutradara 10/2008 tentang Pemilu, Kedua, saat suara itu 2, 3, dan seterusnya, lebih parpol, karena me reka sama: sama-sama mendapatkan mencuri kur si partai besar, Gintings doktor poli tik, Laoly hanya menuliskan ada tiga ditarik ke pro vinsi, suara adil. Partai yang meraih Golkar 15.022.561 14,44 17,67 106 18,93 diperlakukan sa ma, tidak satu kursi. yang justru menciptakan dis- doktor filsafat hukum tahap penghitungan, se- itu dianggap sepenuhnya 230 ribu suara, kursinya PDIP 14.572.223 14,01 17,14 94 16,61 berat sebelah, dan tidak Sebabnya, suara partai besar proporsionalitas. makanya dia tidak cukup sung guhnya sudah menjadi un tuk parpol. Padahal, dapat dipastikan lebih PKS 8.198.940 7,88 9,64 57 10,18 memihak siapapun. Dan, sudah habis terserap pada Pipit R Kartawidjaya dari detail,” cerita Wakil Ketua lima tahap. Penghitungan dalam sistem pro porsional banyak dibanding partai Hanya Satu Kali Menghitung metode ini yang paling PAN 6.289.378 6,05 7,4 46 8,21 peng hitungan tahap pertama. Watch Indonesia di Berlin Bidang Kebi jakan Publik DPP menggunakan kuota Hare terbuka, pemilih bukan ha- yang meraih 31 ribu. mendekati proporsionali- PPP 5.530.119 5,32 6,5 38 6,79 Misalnya BPP-nya dipatok 200 dan August Mellaz dari Sin - PKS, Agoes Poernomo, yang lazimnya hanya satu nya memilih partai, tapi “Kalau pakai D’Hondt, tas,” kata Mellaz. PKB 5.144.371 4,95 6,05 28 5,00 ana yang lebih mudah, sampai habis. Tak akan ada cerita masalah. “Divisor, apapun va rian- ribu, ma ka suara partai besar dikasi Pemilu dan Demokrasi, kepada Republika, pekan lalu. tahap, dimekarkan jadi tiga juga memilih calon. 230 ribu itu dibagi satu, Mellaz, memaparkan, Gerindra 4.664.213 4,48 5,49 26 4,64 metode yang menggu- kursi yang tak habis terbagi. nya, pasti habis satu tahap. Me tode itu su dah terserap sebanyak 200 pernah melakukan penghi- Gagasan itu pun kandas. tahap. Sementara, penghi- Potensi sengketa pun dapat satu kursi. 230 ribu metode Largest Remainder nakan satu tahap penghi- Tak heran, bila pengusung ini sangat simpel, dan se mua orang ribu pada penghitungan tahap tungan terhadap hasil Pemilu Maka, yang terjadi kemu- tungan dengan sisa suara membesar. Itu ter lihat dari dibagi dua menjadi 115 Hanura 3.918.531 3,77 4,61 17 3,04 M (Hare quota), merupakan tungan atau dua tahap Sistem Divisor, baik Golkar, PKS, bisa mengecek,” katanya. perta ma, sehingga sisa suara 2004. Hasilnya, bila dirata- dian, adalah utak-atik meto- terbesar (largest remainder) jumlah sengketa Pemilu ribu, dapat lagi satu kursi. bahkan lebih? Jelas, dengan logika maupun Kemitraan, selalu mempro- Direktur Eksekutif Cetro, Hadar sebanyak 30 ribu. Untuk tahap yang lazimnya satu tahap, 230 ribu dibagi tiga menja- salah metode paling tinggi ratakan, “An tara partai de Largest Remainder (Hare 2009 yang berjum lah 700. KETERANGAN: sederhana pun, metode mosikannya sebagai metode yang Nafis Gumay, juga mengatakan kedua, saat kursi dibagi dengan juga menjadi dua tahap di 76 ribu, dapat lagi satu derajat proporsionalitas- HASIL PEMILU 2004 politik yang perolehan quota), dengan semangat me - Salah satunya adalah kasus %* adalah persentase suara penghitungan satu tahap lebih simpel. Sebab, setelah dihitung penghitungan sekali tentu lebih sistem ran king sisa suara ter- (lihat Simulasi Metode Dewie Yasin Limpo, yang kursi. Jadi, kalau suaranya nya dalam keluarga Meto- suaranya 0,9 dengan partai nambah kursi. “Par tai-partai de Kuota. Sedangkan, da- PARTAI SUARA % KURSI % sah untuk seluruh peserta mudah. Dan, itulah yang ditawarkan pada tahap pertama, pemenangnya sederhana. Tapi, dia mengingatkan banyak, kursi justru jatuh lain yang hanya 0,3 sama- lebih menggunakan cal cula - Penghitungan Suara bermasalah da lam penghi- tetap lebih gede dari suara oleh Sistem Divisor. lam keluarga Metode Di- pemilu, termasuk yang tak langsung bisa diranking. masyarakat sampai saat ini belum kepa da partai kecil yang hanya sama mendapatkan satu ted political approach. Ha nya Menjadi Kursi di hlm 26). tungan tahap kedua dan par tai kecil tadi (yang 31 Pada penghitungan Sistem “Di situ tidak mungkin ada visor, yang paling tinggi Golkar 24.480.757 21,58 128 23,27 lolos parliamentary thres memahaminya. punya 31 ribu suara. kursi,” demikian Pipit dan mengandalkan data simulasi Selain itu, berbagai ketiga. ribu —Red), kur sinya tetap Divisor, baik varian D’Hondt, perselisihan. Semua bisa menghi- “Kalau dia tidak memahami, derajat proporsionalitas- hold, yang totalnya Tentu saja itu mengesalkan Mel laz, dalam tulisannya yang menguntungkan partai- problem pun menyertainya. ke dia (peraih 230 ribu — PDIP 21.026.629 18,53 109 19,82 Sainte-Lague, maupun varian tung dan transparan. Pakai Excel walaupun tidak ada masalah dari nya adalah Sainte-Lague. 104.099.785 suara. partai-partai besar. Sebab, per- Memproyeksi Pemilu 2009; nya, tidak lagi pakai acade - Antara lain soal keterwa - Solusi Red),” papar Nurul. PKB 11.989.564 10,57 52 9,45 lainnya, bilangan pembagi pemilih juga gampang, bisa langsung hitung-hitungan itu, dan hitungan Tapi, bila kedua metode %** adalah persentase suara bandingan raihan suaranya Dae rah Pemilihan, Proporsio - mic approach,” kata Agoes. kilan. “Kalau suara Belajar dari kekurangan Dalam mengusung PPP 9.248.764 8,15 58 10,55 (BPP) maupun sisa suara tak ketemu rumusnya,” kata Wakil itu benar, correct, kecurigaan akan tersebut dipertandingkan, sah kesembilan partai yang adalah 7:1, tapi hasil akhirnya na litas, dan Fragmentasi Sis- Agar sisa suara tak lang- dinaikan ke luar dari dapil, dan kekis ruhan metode metode baru tersebut, Demokrat 8.455.225 7,45 55 10,00 dikenal. Sebab, suara langsung Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP tetap ada. Jadi, kalau mau seder- Mellaz mengatakan, “Sain - didasarkan pada total sama. “Kasus seperti ini banyak tem Kepartaian. sung jatuh kepada partai menjadi gelap. Keterwakil - penghitungan dalam Pe- partai-partai melakukan dihitung dengan bilangan pembagi PKS, Agoes Poernomo. hana, kita harus cari metode yang te-Lague lebih netral.” PKS 8.325.020 7,34 45 8,18 suara sah sembilan partai dialami Partai Golkar,” klaim Karena itulah, menjelang kecil, maka setelah penghi- an menjadi tidak jelas,” milu 2004 dan 2009, kajian serius. Nurul me - tetap (BPT) berupa angka serial, Konsultan Pemilu Kemitraan, akan membuat hasil itu adil, tapi Memang, sudah saatnya PAN 7.303.324 6,44 53 9,64 yang lolos parliamentary mantan artis ini kepada Pemilu 2009, mulai mencuat tungan tahap per tama tak kata Direktur Eksekutif wacana penggan ti an nga takan, partainya mem - kemudian kursi diberikan kepada August Mellaz, mengatakan sisa juga mudah dipahami,” kata Hadar. UU Pemilu mengadopsi PBB 2.970.487 2,62 11 2,00 threshold, yang totalnya Republika, pekan lalu. wacana mengganti metode langsung ranking sisa suara, Center for Electoral Reform metode penghitungan kian bentuk Tim Kajian Revisi partai pemilik suara terbesar suara dalam penghitungan merupa - Jadi, kuncinya memang pada metode penghitungan yang PBR 2.764.998 2,44 14 2,55 85.013.725 suara. Dalam keluarga Metode penghitungan. Para penga- tapi dibuat tahap baru. Tahap (Cetro), Hadar Nafis mengemuka dalam pemba- Paket UU Politik. “Kita pertama, kedua, dan seterusnya, kan ‘virus’ yang selalu menciptakan sosialisasi. ■ harun husein Kuota, Hare quota merupakan Gumay, pekan lalu. hasan RUU Pemilu. Dan, juga mendatangkan ba- lebih proporsional dan adil mat dan akademisi, mulai kedua, dicantumkan peraih buat semua. ■ yang paling simpel, dibanding muncul dengan Metode kursi adalah partai peraih 50 Pertama, karena pemilih beberapa partai sudah nyak pakar ke tim ini, ter-

NEGARA LEMBAGA TOTAL SISTEM METODE NEGARA LEMBAGA TOTAL SISTEM METODE NEGARA LEMBAGA TOTAL SISTEM METODE PERWAKILAN KURSI PEMILU PENGHITUNGAN PERWAKILAN KURSI PEMILU PENGHITUNGAN PERWAKILAN KURSI PEMILU PENGHITUNGAN Metode Penghitungan KURSI KURSI KURSI 9. Benin 83 Proporsional daftar Largest remainder majority bonus + 2 list-PR tanpa menggukan Largest remainder, 10. Bolivia Chamber of Deputies 130 MMP (FPTP & List PR) FPTP untuk menghitung 70 majority bonus + 1 FPTP + 56. Paraguay Chamber of Deputies 80 Proporsional daftar D’Hondt kursi dan menggunakan metode 7 MMP + 6 Largest remainder Senate 45 D’Hondt DI SEJUMLAH NEGARA D’Hondt untuk (Hare quota) 57. Peru Congress of the Republic 120 Proporsional daftar Largest remainder menghitung 53 kursi lainnya. 33. Jepang House of Representatives 480 Parallel D’Hondt (180 kursi)/ 58. Polandia Sejm 460 Proporsional daftarD’Hondt Senate 36 D’Hondt (FPTP & List PR) FPTP (300 kursi) Senate 100 Bloc voting— etode penghitungan Kuota dan Divisor --baik 11. Bosnia House of Representatives 42 Proporsional daftar Sainte-Laguë House of Councillors 121 per pemilu Parallel D’Hondt (48 kursi)/ 59. Portugal Assembly of the Republic 230 Proporsional daftar D’Hondt D’Hondt, Sainte-Lague, dan Largest and Herzegovina SNTV (73 kursi) 60. Rusia State Duma 450 Paralel Largest remainder M Remainder dan lain-lain-- hanya terjadi 12. Brazil Chamber of Deputies 513 Proporsional D’Hondt 34. Jerman Bundestag 598 + overhang MMP (FPTP & List PR) Sainte-Laguë/FPTP (List PR & FPTP) dalam keluarga sistem proporsional daftar terbuka seats 61. Rwanda Chamber of Deputies 80 Proporsional daftar Largest remainder (terutama proporsional daftar atau List PR) dan Senate 81 FPTP — 35. Kamboja National Assembly 123 Proporsional daftar D’Hondt 62. San Marino Grand and General Council 60 Proporsional daftar D’Hondt campuran (paralel dan mixed member propor- 13. Bulgaria National Assembly 240 Proporsional D’Hondt 36. Kamerun National Assembly 180 PBV/List PR & FPTP FPTP untuk single-member con 63. Serbia National Assembly 250 Proporsional daftar D’Hondt tiona). Berikut daftar hasil penelisikan daftar tertutup stituencies; sedangkan dalam 64. Seychelles National Assembly 34 Parallel Hare quota (9 kursi)/ Republika atas data yang diunggah di 14. Burkina Faso National Assembly 111 Proporsional daftar Largest remainder (Hare quota) multi-member constituencies (FPTP & List PR) FPTP (25 kursi) Wikipedia, dipadukan/dilengkapi de ngan 15. Burundi National Assembly 118-121 Proporsional daftar D’Hondt menggunakan Largest 65. Sierra Leone 124 Proporsional daftar Largest remainder data yang dirilis IDEA pada tahun 2004 Senate 37-54+eks presiden — Electoral college silam. remainder (Hare quota). 66. Slovenia National Assembly 90 Proporsional daftar D’Hondt (88 kursi) + 2 kursi 16. Cape Verde National Assembly 72 Proporsional daftar D’Hondt Pada data berikut, ada sistem propor- 37. Kolombia Chamber of Representatives 162 Proporsional daftar D’Hondt dengan Borda Count 17. Cheska Chamber of Deputies 200 Proporsional daftar D’Hondt sional yang disebut spesifik, semisal propor- Senate 102 D’Hondt 67. Selandia Baru House of Representatives 120 + MMP (FPTP & List PR) Sainte-Laguë (51 kursi)/FPTP Senate 81 Run off — sional tertutup (closed lists) dan proporsional 38. Kosta Rika Legislative Assembly 57 Proporsional daftar Largest remainder overhang seats (69 kursi distrik termasuk tujuh terbuka (open lists). Selain itu, penggunaan 18. Denmark Folketinget 179 Proporsional daftar D’Hondt 39. Kroasia Sabor 100-160 Proporsional daftar D’Hondt. yang disediakan untuk metode penghitungan Kuota dan Divisor, bukan 19. Dominika (Rep) Chamber of Deputies 150 Proporsional daftar D’Hondt 40. Latvia 100 Proporsional daftar Sainte-Laguë Suku Maori) hanya terjadi dalam pemilihan anggota majelis Senate 32 FPTP — 41. Liechtenstein Diet 25 Proporsional daftar Largest remainder (Hare quota) 68. Siprus House of Representatives 83 Proporsional Largest remainder (Hare quota) rendah, tapi juga pada pemilihan anggota majelis 20. Ekuador National Congress 100 Proporsional daftar D’Hondt 42. Lithuania 141 Parallel (TRS & List PR) Largest remainder daftar terbuka tinggi di sejumlah negara. Berikut datanya: 21. El Salvador Legislative Assembly 84 Proporsional daftar D’Hondt (70 kursi)/Runoff (71 kursi) 69. Spanyol Congress of Deputies 350 Proporsional D’Hondt 22. Eslandia Alþing 63 Proporsional daftar D’Hondt 43. Luxemburg Chamber of Deputies 60 Proporsional daftar D’Hondt daftar tertutup 23. Finlandia Eduskunta (and MEPs) 200 Proporsional D’Hondt 44. Macedonia Assembly 120 Proporsional daftarD’Hondt Senate 259 Partial bloc voting daftar terbuka METODE 45. Moroko Assembly of Representatives 325 Proporsional daftar Largest remainder (208 anggota), NEGARA LEMBAGA TOTAL SISTEM 24. Guatemala Congress of the Republic 158 Proporsional daftar D’Hondt PERWAKILAN KURSI PEMILU PENGHITUNGAN (295 kursi)/dari daftar ditunjuk lembaga KURSI 25. Guinea National Assembly 114 Parallel Hare quota/FPTP perempuan (30 kursi) legislative regional (51) (List PR & FPTP) 46. Meksiko Chamber of Deputies 500 MMP (FPTP & List PR) Largest remainder (Hare quota) 70. Parliament of Sri Lanka 225 Proporsional daftar Largest remainder (Hare quota) 26. Guyana National Assembly 53 + 12 ditunjuk Proporsional daftar Largest remainder (Hare quota) (200 kursi)/FPTP (300 kursi) 71. Swedia 349 Proporsional Modified Sainte-Laguë 1. Albania Assembly 140 MMP (FPTP & List PR) Largest remainder 27. Honduras National Congress 128 Proporsional daftar Largest remainder (Hare quota) Senate 128 Parallel Largest remainder daftar terbuka (Hare quota)/FPTP 28. Hong Kong 60 Parallel Largest remainder (Hare quota) (Hare quota)/winner takes 2, 72. Swiss National Council 200 Proporsional D’Hondt 2. Afrika Selatan National Assembly 400 Proporsional Droop quota untuk perwakilan distrik, second takes 1 daftar terbuka daftar tertutup sedangkan perwakilan golong- 47. Moldova Parliament 101 Proporsional daftar D’Hondt method Council of States 46 Varies with canton 3. Angola National Assembly 233 Proporsional D’Hondt an fungsional dihitung dengan 48. Monaco National Council 24 Parallel SNTV (16 kursi), D’Hondt (generally runoff) daftar tertutup FPTP, Bloc voting, dan IRV. (8 kursi) 73. Taiwan 113 Parallel FPTP (73 seats)/Largest 4. Argentina Chamber of Deputies 257 Proporsional D’Hondt 29. Hongaria National Assembly 386 MMP (List PR & TRS) D’Hondt method/modified 49. Montenegro Parliament 81 Proporsional D’Hondt remainder (Hare quota) daftar tertutup Runoff daftar tertutup (34 seats) Aboriginal seats: 5. Armenia National Assembly 131 Parallel (FPTP & List PR) Largest remainder 30. Indonesia DPR 560 Proporsional Hare quota 50. Mozambique Assembly of the Republic 250 Proporsional daftar D’Hondt SNTV (6 seats) (Hare quota)/FPTP daftar terbuka 51. Namibia National Assembly 78 Proporsional daftar Hare quota + 6 ditunjuk 74. Timor Leste Parliament 88 Parallel (FPTP & List PR) Largest remainder (75 kursi), 6. Austria Nationalrat 183 Proporsional daftar Largest remainder (Hare quota) DPD 132 SNTV — 52. Nikaragua National Assembly 92 Proporsional daftar D’Hondt FPTP (13 kursi) untuk tingkat distrik dan region- 31. Israel 120 Proporsional D’Hondt 53. Norwegia 165 Proporsional daftar terbuka Modified Sainte-Laguë 75. Turki Grand National Assembly 550 Proporsional daftar D’Hondt al, D’hondt untuk sisa suara daftar tertutup 54. Palestina Legislative Council 132 Parallel Sainte-Laguë method 76. Uruguay Chamber of Deputies 99 Proporsional daftar D’Hondt di tingkat nasional. 32. Italia Chamber of Deputies 630 MMP (FPTP & List PR) 617 list-PR with (closed list; 66 kursi)/Bloc Chamber of Senators 30 + wakil presiden D’Hondt 7. Belanda House of Representatives 150 Proporsional daftar D’Hondt national majority voting atau FPTP (66 kursi) 77. Venezuela National Assembly 165 MMP (FPTP & List PR) D’Hondt (52 kursi)/ Senate 75 D’Hondt bonus + 1 FPTP + 12 Largest 55. Panama National Assembly 78 List PR & FPTP Single-member constituencies FPTP (113 kursi) 8. Belgia Chamber of Representatives 150 Proporsional daftar D’Hondt remainder (Hare quota) menggunakan FPTP, sedangkan Senate 71 D’Hondt Senate 315 299 list-PR dengan regional multi member constituencies Sumber: Design: The New International IDEA Handbook, Wikipedia, diolah Harun Husein. Teraju REPUBLIKA SELASA, 12 JULI 2011 26 Oleh Harun Husein Simulasi Metode ejak Pemilu 1955-2009 lalu, Indonesia mene- rapkan sistem proporsional, dengan metode penghitungan Largest Remainder (Hare quota). Tapi, sebagaimana sistem proporsion- al yang dianut Indonesia, yang berubah-ubah S variannya, begitu pun dengan metode penghi- PENGHITUNGAN tungannya. Metode Largest Remainder (Hare quota) pada Pemilu 2009 lalu, berbeda detailnya dengan Largest Remainder (Hare quota) yang digunakan pada 1955, 1999, 2004, serta yang diusulkan untuk revisi UU Pemilu. Berikut simulasi Republika menggunakan berbagai metode penghitungan, baik Largest Remainder (Hare quota), D’Hondt, Sainte-Lague, maupun Hare-Niemeyer, SUARA MENJADI KURSI terhadap hasil Pemilu 2009 di Yogyakarta.

HASIL PEMILU 2009 DI DIY

Penduduk : 3.604.805 Jiwa Pemilih : 2.751.761 Jiwa 2. METODE HARE-NIEMEYER Alokasi Kursi : 8 Jumlah dapil : 1 (provinsi) Metode perhitungan ini diambil dari nama pakar matematika Jerman, Horst Friedrich Suara sah : 1525.020* Niemeyer, yang merupakan penggagasnya. Seperti halnya metode Largest Remainder, Suarah sah : 1.752.775** metode ini dianggap paling proporsional dibanding D’Hondt maupun Sainte-Lague. DIPHUTBUN–DIY.ORG Formula: (suara partai/total suara) x total kursi PARTAI SUARA % KURSI %

Demokrat 327.799 21,49 2 25 PARTAI SUARA FORMULA KURSI PEMBULATAN PDIP 274.679 18,01 2 25 Golkar 258.800 16,97 1 12,5 Demokrat 327.799 (327.799/1.525.030) x 8 1,72 2 PAN 243.416 15,96 1 12,5 PDIP 274.679 (274.679/1.525.030) x 8 1,44 2 PKS 159.132 10,43 1 12,5 Golkar 258.800 (258.800/1.525.030) x 8 1,36 1 PKB 80.285 5,26 1 12,5 PAN 243.416 (243.416/1.525.030) x 8 1,28 1 Gerindra 78.254 5,13 — — PKS 159.132 (159.132/1.525.030) x 8 0,83 1 PPP 61.344 4,02 — — PKB 80.285 (80.285/1.525.030) x 8 0,42 1 Hanura 41.321 2,71 — — Gerindra 78.254 (78.254/1.525.030) x 8 0,41 — Partai lain 227.745 — — — PPP 61.344 (61.344/1.525.030) x 8 0,32 — Hanura 41.321 (41.321/1.525.030) x 8 0,22 —

1. METODE LARGEST REMAINDER (HARE QUOTA) 1. Penentuan jumlah suara sah di suatu daerah pemilihan —tidak termasuk suara sah partai yang tak lolos parliamentary threshold. Metode ini menghendaki adanya penetapan kuota untuk membagi suara 2. Ditetapkan angka bilangan pembagi pemilih (BPP), yaitu membagi seluruh dengan jumlah kursi, yang dilanjutkan dengan penghitungan sisa suara suara sah dengan jumlah kursi yang dialokasikan untuk daerah pemilihan terbesar. Padanan metode ini adalah Metode Hamilton di Amerika Serikat, tersebut. Formula Hare quota = total suara/total kursi = TAHTA AIDILA yang merujuk nama penemunya pada 1792, Alexander Hamilton. Metode ini 1.525.030/8 = 190.628. pernah digunakan dalam pemilihan anggota kongres AS pada abad ke-19, 3. Penghitungan tahap I: suara masing-masing partai dibagi dengan 100 serta pemilu di Rusia, Ukraina, Namibia, dan Hongkong. Penentuan kuota persen BPP. antara lain dilakukan dengan formula Hare Quota, Droop Quota, dan Imperial 4. Penghitungan tahap II: Jika masih terdapat sisa kursi, dilakukan penghi- 3. METODE D’HONDT Quota. Dalam bahasa UU Pemilu di Indonesia, kuota biasa disebut dengan tungan tahap II, yaitu partai yang meraih suara 50 persen BPP mendap- istilah Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). atkan kursi. Metode D’Hondt merujuk nama pakar matematika Hare quota diciptakan Thomas Hare, ilmuwan politik dan anggota Partai 5. Penghitungan tahap III: Jika masih terdapat sisa kursi, dilakukan penghi- Belgia, Victor D’Hondt. Padanan metode ini ditemukan di Konservatif di Inggris, yang merupakan pendukung penerapan sistem propor- tungan tahap III, dengan menarik seluruh sisa suara —dari seluruh dapil Amerika, dengan nama Metode Jefferson, merujuk sional varian single transferable vote (STV). Selanjutnya, ditemukan Droop di sebuah provinsi— ke provinsi. Selanjutnya, ditetapkan BPP baru, nama negarawan Amerika Serikat, Thomas Jefferson. quota pada 1868 silam. Droop quota merujuk pada penemunya, yaitu Henry dengan membagi seluruh sisa suara dengan sisa kursi. Kursi diberikan Metode D’Hondt ini juga ekuivalen dengan Metode Richmond Droop, seorang pengacara dan matematikawan Inggris. Droop kepada partai yang suaranya mencapai BPP. (catatan: jika hanya ada satu Bader-Ofer. Sistem ini, menurut para pakar, cenderung quota ini dirancang sebagai pengganti Hare Quota. Dan saat ini, Droop quota dapil di provinsi tersebut, alias dapilnya provinsi, maka sisa kursi dibagi menguntungkan partai-partai besar. Dan, proporsionali- masih banyak diterapkan di negara-negara yang menerapkan sistem STV, habis di dapil tersebut). tasnya dinilai lebih rendah dibanding Sistem Divisor lain seperti Irlandia, Malta, dan Australia, sedangkan Hare quota justru banyak 6. Jika kursi tetap belum habis terbagi, sisa kursi dibagikan kepada partai seperti Sainte-Lague. diterapkan pada negara yang menerapkan sistem proporsional daftar (List yang mempunyai sisa suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan PR). seterusnya. Formula: Suara masing-masing partai dibagi 7. Jika kursi tetap belum habis terbagi, padahal seluruh sisa suara sudah dengan bilangan pembagi tetap 1, 2, 3, dst, kemudian ● Pada Pemilu 2009, urut-urutan penerapan Largest Remainder (Hare terkonversi menjadi kursi, maka kursi yang tersisa diberikan kepada kursi dibagikan kepada peraih suara secara ranking, Quota) dalam UU No 10/2010 tentang Pemilu adalah sebagai berikut: partai yang memiliki akumulasi perolehan suara terbanyak secara bertu- dimulai dari suara terbesar. rut-turut di provinsi bersangkutan. PARTAI SUARA BAGI 1 BAGI 2 KURSI PARTAI SUARA TAHAP I SISA SUARA TAHAP II SISA SUARA TAHAP III RANGKING TOTAL KURSI (100% BPP) (50% BPP)*** (BPP BARU)**** SISA SUARA Demokrat 327.799 327.799* 163.899* 2 PDIP 274.679 274.679* 137.339* 2 Demokrat 327.799 1,72 (1) 137.171 71,96% (1) 41.857 0 0 2 Golkar 258.800 258.800* 129.400* 2 PDIP 274.679 1,44 (1) 84.051 44,09% (0) 84.051 0 1 2 PAN 243.416 243.416* 121.708 1 Golkar 258.800 1,36 (1) 68.172 35,76% (0) 68.172 0 0 1 PKS 159.132 159.132* 79.566 1 PAN 243.416 1,28 (1) 52.788 27,69% (0) 52.788 0 0 1 PKB 80.285 80.285 40.142 — PKS 159.132 0,83 (0) 159.132 83,47% (1) 63.818 0 0 1 Gerindra 78.254 78.254 39.127 — PKB 80.285 0,42 (0) 80.285 42,11% (0) 80.285 0 1 1 PPP 61.344 61.344 30.672 — Gerindra 78.254 0,41 (0) 78.254 41,05% (0) 78.254 0 0 — Hanura 41.321 41.321 20.660 — PPP 61.344 0,32 (0) 61.344 32,17% (0) 61.344 0 0 — Hanura 41.321 0,21 (0) 41.321 21,67% (0|) 41.321 0 0 —

4. METODE SAINTE-LAGUE ● Jika hasil Pemilu 2009 di Yogyakarta itu menggunakan metode Largest Remainder (Hare Quota) yang ada dalam UU No 12/2003 tentang PARTAI SUARA TAHAP I SISA RANGKING TOTAL (100% BPP) SUARA SISA SUARA KURSI Metode Sainte-Lague merujuk nama pakar matematika Pemilu, maka hasilnya bisa berbeda. Urut-urutan Largest Remainder Prancis, Andre Sainte Lague. Metode ini, mirip dengan (Hare Quota) yang diterapkan dalam Pemilu 2004 lalu adalah sebagai D’Hondt, namun menggunakan angka berbeda dalam Demokrat 327.799 1,49 (1) 108.703 1 2 berikut: melakukan pembagian. Metode dinilai lebih mengun- PDIP 274.679 1,25 (1) 55.583 0 1 tungkan partai-partai menengah. Kendati pada table di 1. Suara sah berasal dari seluruh partai peserta pemilu, karena belum Golkar 258.800 1,18 (1) 39.704 0 1 bawah, hasil akhir sama dengan metode D’Hondt, berlaku ketentuan parliamentary threshold. PAN 243.416 1,11 (1) 24.320 0 1 namun harga kursi menjadi lebih rendah dibanding 2. Ditetapkan angka bilangan pembagi pemilih (BPP) Formula Hare PKS 159.132 0,73 (0) 159.132 1 1 metode D’Hondt. Jika penghitungan ini diterapkan di quota = total suara/total kursi = 1.752.775/8 = 219.096. PKB 80.285 3,65 (0) 80.285 1 1 daerah pemilihan lain, hasilnya bisa jadi sudah berubah 3. Penghitungan tahap I: suara masing-masing partai dibagi dengan 100 Gerindra 78.254 0,36 (0) 78.254 1 1 dibanding penghitungan menggunakan metode D’Hondt. persen BPP. Bahkan, dalam sejumlah kasus dan pengalaman di PPP 61.344 0,28 (0) 61.344 0 — 4. Penghitungan tahap II: Sisa kursi diberikan kepada partai politik yang berbagai negara, hasil akhir metode Sainte-Lague ini, mempunyai sisa suara terbesar pertama, kedua, ketiga, dan seterus- Hanura 41.321 0,19 (0) 41.321 0 — lebih mirip dengan metode Largest Remainder (Hare nya, sampai habis. Quota) yang menguntungkan partai-partai kecil.

Metode Sainte-Lague ini mempunyai padanan lain ● Jika hasil Pemilu 2009 di Yogyakarta itu menggunakan metode Largest masing partai dapat berapa kursi. dalam hasil akhir yang identik kendati cara penghitun- Remainder (Hare Quota) yang ada dalam draf UU Pemilu, maka hasilnya 4. Penghitungan tahap II: Jika masih terdapat sisa kursi, dilakukan penghitun- gannya berbeda, yaitu Metode Webster —yang diambil pun kembali berbeda. Urut-urutan Largest Remainder (Hare Quota) usulan gan tahap II, dengan menarik seluruh sisa suara partai peserta pemilu — dari nama pengajurnya, Senator AS, Daniel Webster, Partai Demokrat itu adalah sebagai berikut: dari seluruh dapil di sebuah provinsi— ke provinsi. Selanjutnya, ditetapkan serta Metode Schepers yang diambil dari nama pengan- BPP baru, yaitu dengan membagi seluruh sisa suara sah yang telah ditarik jurnya, Hans Schepers. 1. Penentuan jumlah suara sah di suatu daerah pemilihan —tidak termasuk ke provinsi, dengan sisa kursi. Kursi diberikan kepada partai yang suaranya suara sah partai yang tak lolos parliamentary threshold. mencapai BPP. (catatan: jika hanya ada satu dapil di provinsi tersebut, Formula: Suara masing-masing partai dibagi 2. Ditetapkan angka bilangan pembagi pemilih (BPP), yaitu membagi seluruh alias dapilnya provinsi, maka sisa kursi dibagi habis di dapil tersebut). dengan bilangan pembagi tetap 1, 3, 5, 7, 9, kemudian suara sah dengan jumlah kursi yang dialokasikan untuk daerah pemilihan 5. Jika kursi tetap belum habis terbagi, sisa kursi dibagikan kepada partai kursi dibagikan kepada peraih suara secara ranking, tersebut. Formula Hare quota = total suara/total kursi = yang mempunyai sisa suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan dimulai dari suara terbesar. 1.525.030/8 = 190.628. seterusnya, sampai seluruh kursi habis terbagi. Hasilnya: (Di sejumlah negara, ada modifikasi bilangan pembagi 3. Penghitungan tahap I: Setelah BPP ditetapkan, jumlah suara sah yang tetap. Ada yang menggunakan 0,5; 1,5; 2,5; 3,5; dan diraih masing-masing partai dibagi dengan BPP untuk menentukan masing- seterusnya. Ada pula yang hanya memodifikasi angka depannya menjadi 1,4 —seperti yang diusulkan oleh CATATAN: PKS di Baleg DPR— dan kadang disebut sebagai “modi- PARTAI SUARA TAHAP I SISA SUARA TAHAP II RANGKING TOTAL KURSI * Angka ini bukan seluruh suara sah, fied sainte-lague method”). (100% BPP) (BPP BARU)***** SISA SUARA melainkan hanya suara sah sembilan partai yang lolos parliamentary threshold PARTAI SUARA BAGI 1,4 BAGI 3 KURSI Demokrat 327.799 1,49 (1) 108.703 0 1 2 2,5 persen. Sebanyak 227.745 suara sah milik partai lainnya yang tak lolos parlia PDIP 274.679 1,25 (1) 55.583 0 0 1 Demokrat327.799 234.142* 109.266* 2 Golkar 258.800 1,18 (1) 39.704 0 0 1 mentary threshold tidak ikut dihitung. ** Angka ini adalah seluruh suara sah, terma PDIP 274.679 196.199* 91.559* 2 PAN 243.416 1,11 (1) 24.320 0 0 1 suk dari partai lain yang tak lolos parlia Golkar 258.800 184.857* 86.266* 2 PKS 159.132 0,73 (0) 159.132 0 1 1 mentary threshold 2,5 persen. PAN 243.416 173.868* 81.138 1 PKB 80.285 3,65 (0) 80.285 0 1 1 *** 50% BPP adalah 95.314 PKS 159.132 113.665* 53.004 1 Gerindra 78.254 0,36 (0) 78.254 0 1 1 **** BPP baru adalah: seluruh sisa suara dibagi PKB 80.285 57.346 26.761 — PPP 61.344 0,28 (0) 61.344 0 — — sisa kursi = 571.890/2 = 285.945 Gerindra 78.254 55.895 26.084 — ***** BPP baru adalah: seluruh sisa suara dibagi Hanura 41.321 0,19 (0) 41.321 0 — — PPP 61.344 43.817 20.448 — sisa kursi = 648.646/4 = 162.161 Hanura 41.321 29.515 13.773 —