Prioritas Buah-Buahan Basis Di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PRIORITAS BUAH-BUAHAN BASIS DI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Indrawaty Sitepu1, Nurmely Violita Sitorus2 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia e-mail: [email protected] DOI: https://doi.org/10.46880/methoda.Vol8No2.pp93-103 ABSTRACT This study aims to determine the commodity of any fruits that become the base of each subdistrict in Karo Regency, what commodities have fast and competitive growth in each regency in Karo Regency, the commodity of fruits of any base become a priority to be developed in each sub-district in Karo Regency. The results showed that fruits commodity which became base in Karo Regency were avocado, orange, mango, sawo, durian, guava, papaya, banana, pineapple, passion fruit, rambutan, salak; Fruit commodities have rapid growth in Karo regency are: avocado, durian, banana, pineapple, papaya, passion fruit; Commodities of fruits that have competitiveness in Karo Regency are: bananas, avocados, pineapples, passion fruit, oranges; Fruit commodity base that become the main priority in Karo Regency based on a combination of the Location Quotient (LQ) approach, the Proportional Growth (PP) component and the Regional Share Growth (PPW) that is banana, avocado, pineapple, passion fruit. Keywords: Location Quotient, Shift Share, priority fruit, base sector, Karo District 1. PENDAHULUAN pertumbuhan ekonomi masyarakat (Sitorus, Sektor pertanian merupakan sektor yang 2014). berperan penting dalam perekonomian nasional, Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) terutama dalam sumbangannya terhadap Produk Kabupaten Karo (2017), distribusi yang terbesar Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja terhadap PDRB Kabupaten Karo adalah sektor dan penyediaan pangan dalam Negeri. pertanian, kehutanan dan perikanan pada tahun Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan 2016 yaitu 55,05 persen. Dengan demikian sebagian besar masyarakat masih tetap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memelihara kegiatan pertanian (Khalik, 2013). menjadi andalan dibandingkan dengan sektor Pertumbuhan wilayah dan keseimbangan lainnya. Sektor pertanian terdiri dari beberapa antar wilayah dengan mengoptimalkan subsektor. Salah satuanya adalah subsektor penggunaan sumber daya yang ada perlu tanaman bahan makanan yang terdiri dari sayur- dilaksanakan. Seiring berjalannya otonomi sayuran dan buah-buahan. Komoditi yang daerah maka masing-masing kecamatan termasuk buah-buahan di Kabupaten Karo memiliki kesempatan yang terbuka dalam meliputi jeruk, markisa, alpukat, pisang, tomat, menentukan kebijakan pembangunan dan durian, nenas, mangga, sawo, jambu air, papaya, mengembangkan sumber-sumber pendapatan kesemek, rambutan, dan salak. baru sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya Penelitian bertujuan untuk mengetahui melalui pemanfaatan potensi sumberdaya alam komoditi buah-buahan apa saja yang menjadi yang tersedia di wilayahnya sebagai upaya untuk basis pada masing-masing kecamatan di dapat memajukan sektor pertanian dalam Kabupaten Karo, komoditi apa saja yang pembangunan daerahnya dan upaya peningkatan mempunyai pertumbuhan cepat dan berdaya saing pada masing-masing kecamatan di MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 93-103; ISSN:2088-9534 | 93 Kabupaten Karo, komoditi buah-buahan basis wilayah untuk fenomena agregrat. LQ dapat apa saja yang menjadi prioritas untuk digunakan untuk mengetahui konsentrasi dan dikembangkan dengan menggunakan gabungan penyebaran aktivitas produksi di suatu wilayah. metode LQ, PP dan PPW serta data produksi Pada awalnya, variabel yang umum digunakan buah-buahan di Kabupaten Karo adalah lapangan kerja, pendapatan (PDRB), kemudian diperluas ke variabel lain, seperti 2. TINJAUAN PUSTAKA jumlah produksi, luas tanam dan lain-lain Menurut Tambunan dalam Anta (2017), (Saragih, 2015). Ekonomi basis menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu 3. METODOLOGI PENELITIAN daerah adalah berhubungan langsung dengan Metode Penentuan Daerah Penelitian permintaan barang dan jasa dari suatu daerah. Daerah penelitian dipilih secara sengaja Proses produksi di sektor industri di suatu daerah (purposive) yaitu pengambilan daerah penelitian yang menggunakan sumber daya produksi (SDP) dengan mempertimbangkan alasan yang lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku, dan diketahui dari daerah penelitian tersebut dan output-nya di ekspor akan menghasilkan daerah penelitian ini adalah Kabupaten Karo pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan Provinsi Sumatera Utara karena subsektor per kapita, dan penciptaan peluang kerja di tanaman bahan pangan yaitu buah-buahan daerah tersebut. memberikan kontribusi yang tinggi terhadap Menurut Budiharsono dalam Wiratama PDRB. (2017), teori ekonomi basis digunakan untuk Metode Penentuan Sampel mengetahui apakah suatu sektor merupakan Sampel yang digunakan adalah sampel sektor basis atau non-basis. Ada beberapa sensus, dimana sampel dalam penelitian ini metode pengukuran dalam teori ekonomi basis, adalah 17 Kecamatan di Kabupaten Karo yaitu yaitu metode pengukuran langsung dan metode Barus Jahe, Berastagi, Dolat Rakyat, Juhar, pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran Kabanjahe, Kuta Buluh, Laubelang, Mardinding, langsung dapat dengan survei langsung untuk Merdeka, Merek, Munte, Naman Teran, Paying, mengidentifikasi sektor mana yang merupakan Simpang Empat, Tiga Binanga, Tiganderderket, sektor basis. Metode ini menentukan sektor basis Tiga Panah. dengan tepat. Akan tetapi metode ini memerlukan biaya, waktu, dan tenaga kerja yang Metode Pengumpulan Data banyak. Mengingat hal tersebut di atas, maka Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagian besar pakar ekonomi wilayah adalah data sekunder atau data yang diperoleh menggunakan metode pengukuran tidak secara tidak langsung melalui Badan Pusat langsung. Beberapa metode pengukuran tidak Statistik (BPS). langsung, yaitu: (1) metode melalui pendekatan asumsi; (2) metode Location Quotient; (3) Metode Analisis Data metode kombinasi pendekatan asumsi dan Untuk mengetahui komoditi buah-buahan Location Quotient; (4) metode kebutuhan apa saja yang menjadi basis pada masing-masing minimum. kecamatan di Kabupaten Karo, menggunakan Location Quetient merupakan metode yang analisis Location Quotient (LQ) , dengan rumus digunakan untukmengidentifikasi potensi !!"/$%" internal yang dimiliki suatu daerah sebagai berikut : �� = "&'/( untukmenentukan sektor mana yang merupakan )' Keterangan : sektor basis(basic sector) dan sektor mana yang LQ : Indeks location quotient komoditi bukan sektor basis (non basicsector). Location pertanian i di Kabupaten Karo Quotient atau LQ adalah suatu indeks yang Viw : Produksi komoditi buah-buahan i di membandingkan pangsa suatu wilayah untuk kecamatan j Kabupaten Karo suatu aktifitas tertentu dengan pangsa suatu 94 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 93-103; ISSN:2088-9534 Vtw : Total Produksi komoditi buah-buahan Y’I :Produksi komoditi sektor buah-buahan i di kecamatan j Kabupaten Karo di Kabupaten Karo pada tahun akhir Vir : Produksi komoditi buah-buahan i di analisis Kabupaten Karo Y… :Total Produksi komoditi sektor buah- Vtr : Total produksi komoditi buah-buahan buahan di Kabupaten Karo pada tahun di Kabupaten Karo dasar analisis Apabila Y’… :Total Produksi komoditi sektor buah- LQ > 1: Komoditi buah-buahan tersebut buahan Kabupaten Karo pada tahun akhir termasuk komoditi basis. Produksi komoditi analisis buah-buahan tersebut mampu memenuhi Ri-Ra:Persentase perubahan produksi komoditi kebutuhan wilayah sendiri dan dapat diekspor ke buah-buahan i di Kecamatan j Kabupaten wilayah lain. Karo yang di sebabkan komponen LQ = 1:Komoditi tersebut termasuk komoditi pertumbuhan proporsional nonbasis. Produski komoditi buah-buahan ri – Ri:Persentase perubahan produksi komoditi tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan buah-buahan i di kecamatan j Kabupaten wilayah sendiri dan tidak dapat diekspor ke Karo yang di sebabkan komponen wilayah lain. pertumbuhan pangsa wilayah LQ < 1:Komoditi buah-buahan tersebut termasuk Indikator : komoditi nonbasis. Produksi komoditi buah- a. Apabila PPij Positif, maka komoditi buah- buahan tersebut belum cukup untuk memenuhi buahan i di Kecamatan j Kabupaten Karo kebutuhan wilayah sendiri dan kekurangannya pertumbuhannya cepat. dipenuhi dengan mengimpor dari luar wilayah b. Apabila PPij Negatif, maka komoditi buah- (Widodo dalam Surbakti, 2017). buahan i di Kecamatan j Kabupaten Karo Untuk mengetahui komoditi pertumbuhannya lambat. apa saja yang mempunyai pertumbuhan cepat c. Apabila PPWij Positif, maka komoditi buah- dan berdaya saing pada masing-masing buahan i di Kecamatan j Kabupaten Karo kecamatan di Kabupaten Karo, menggunakan mempunyai daya saing yang baik jika analisis Shift Share Analysis (SSA), dengan dibandingkan dengan komoditi buah- rumus sebagai berikut : buahan i wilayah Kecamatan lainnya atau ∆ Kij = PPij + PPWij dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut Atau mempunyai keunggulan kompetitif untuk K’ij – Kij = ∆ Kij = ( Ri – Ra ) + Kij ( ri –Ri) komoditi buah-buahan i apabila di Ppij = Kij × (Ri – Ra ) bandingkan dengan wilayah Kecamtan PPWij = Kij × (ri – Ri) lainnya. Ra = (Y’…-Y…)/Y… d. Apabila PPWij Negatif, maka komoditi Ri = (Y’I – Yi )/Yi buah-buahan i di Kecamatanj Kabupaten ri = (K’iij – Kij )/Kij Karo tidak dapat bersaing dengan baik jika Keterangan : di bandingkan dengan komoditi buah- ∆ Kij :Perubahan produksi komoditi buah- buahan i wilayah Kecamatan lainnya. buahan i di kecamatan j Kabupaten Karo (Tarigan dalam Samuel, 2017) Kij :Produksi komoditi buah-buahan i di Untuk