TANAH SUNDA QEMAH Ripatt U/IBAU/A MUKTI
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Mulai dipakai pada fgl : .............. 19. Kepala Sekolah : ...................... ................ SERI „K ENALLAH TANAH AIRMU" TANAH SUNDA QEMAH RIPAtt U/IBAU/A MUKTI Karangan : ^ R. S. Soemaatmadja PENERBIT „ G A N A C O " N. V. BANDUNG — 1960 — DJAKARTA PERPUSTAKAAN PXKULTAS SA 8 THA FA'K. SASTRA , 7- .1 :...h n - ____ .. KATA PENGANTAR Tertarik oleh karangan2 jang merupakan rangkaian dari ,,Seri Kenallah Tanah Airmu” , jang telah diterbitkan oleh Pe- nerbit Ganaco N.V. maka timbullah dalam hati saja beberapa pertanjaan : Mengapa belum djuga dikeluarkan buku sematjam itu mengenai masjarakat Pasundan ? Tidakkah djuga Pasundan mempunjai keistimewaan2 jang perlu diketahui oleh bangsa In donesia jang berada dilain daerah ? Pertanjaan kedua dapat saja djawab : banjak ! Dan saja jakin, bahwa djangankan orang2 dari lain daerah, diantara orang2 Sunda sendiripun masih ba njak (bahkan jang terbanjak) jang belum mengenai seluruh da- erahnja. Dalam pekerdjaan saja, banjak jang saja lihat, alami dan dengar. Mengapa penglihatan2 dan pengalaman2 saja ini tidak akan saja tjeriterakan kepada saudara2 lain, terutama kepada anak2 kita ? Karena itu saja memberanikan diri menjusun buku ketjil ini. Apa jang akan saja sadjikan djauh dari lengkap. Dan seper- ti saja sebutkan diatas merupakan penglihatan, pengalaman dan pendengaran sendiri. Ditambah dengan apa jang saja batja da lam publikasi2, warta2 harian, madjalah2 dan buah karangan dari penulis2 lain. Seperti publikasi dari Djapen Djawa-Barat, Djapen Kota Besar Bandung, harian Pikiran Rakjat, madjalah ,,Mangle” . Volksalmanak dan buku2 Balai Pustaka. Kepada saudara2 jang telah membantu tersusunnja buku ini, berupa karangan mau- pun gambar2, dengan djalan ini saja utjapkan banjak2 terima kasih. Harapan saja mudah-mudahan dengan karangan ini saja berhasil memberikan gambaran setjara populer dan moderen tentang masjarakat Pasundan jang sedang bertumbuh. Tidak sa- dja kepada anak2 sekolah tetapi djuga kepada pembatja2 lainnja. Semoga karangan ini memberikan sumbangan untuk mem- beri isi kepada sembojan Negara kita : Bhinneka Tunggal Ika. Bandung, Djuni 1958 R.S. Soemaatmadja 3 Klapaqenep 4 I. PENDAHULUAN Jang dimaksud dengan Tanah Sunda dalam buku ini hanja meliputi Priangan, Bogor dan Tjirebon, sedangkan daerah Banten akan dibahas tersendiri. Daerah Priangan merupakan suatu daerah pegunungan di- mana terdapat dataran tinggi: Garut, Bandung, Sumedang^ Tji- andjur dan Sukabumi. Dataran tinggi ini letaknja dikelilingi oleh gunung2 berapi, seperti: Tjikurai, Papandajan, Guntur, Malabar, Patuha, Tangkubanprahu, Burangrang, Bukittunggul, Tjiremai, Gede, Pangrango, Salak dan Halimun. Karena gunung2 berapi ini maka tanah di daerah Priangan sangat suburnja, dan merupakan daerah pertanian jang sangat penting di Indonesia. Salah satu hasil pertanian jang terpenting adalah padi. Padi di- tanam orang tidak sadja di dataran2 rendah seperti di daerah Bogor, Krawang, Indramaju, Tasikmalaja dan Tjiamis tetapi djuga di~daiara3 ^iinggi seperti: Kuningan, Sumedang, Garut, Leles, Bandung, Tjiandjur dan Sukabumi. Di lereng2 gunung terserak perkebunan besar jang menghasilkan teh dan kina. Lain hasil tanaman-usaha jang penting dihasilkan di Djawa-Ba- rat perlu di- tjatat djuga : karet, kelapa dan gula. A- kan tetapi ha sil gula sesu- dah Indonesia Merdeka sa ngat berku- rang. Bumi alam Tanah Sunda mengandung’ kekafjaan-ke- Penggalian mangan, kajaan jang Foto : Djapen Prop. Djabar tak terhingga ^nilainja. J Di Banten Selatan (Tjikotok) terdapat bidjih emas, perak dan timah. Sekarang jang diambil baru emas dan peraknja sa dja. Di Djampang — sebelah Selatan Sukabumi — terdapat bidjih 5 besi, di Karangnunggal, sebelah Selatan Tasikmalaja terdapat mangan, di daerah Garut (Gunung Talagabodas) belerang, di Bongas (Madjalengka) minjaktanah. Belum lagi Gunung2 kapur dan tras jang menghasilkan bahan penting bagi pembangunan. Dibeberapa daerah didapatkan djuga tanah liat jang baik un- tuk pembikinan tembikar (Plered). Disamping itu djuga pem- bakaran-pembakaran genting, bata dan pabrik ’’Bataco” (sema- tjam bata dibuat dari tras dan bahan2 lain). Sajang belum semua kekajaan alam dapat dihasilkan atau diolah didalara negeri. Lagi pula perhatian penduduk seperti djuga di daerah2 lain, lebih banjak ditudjukan pada perdagang- cin dari kepada perindustrian. Hal ini lebih djelas lagi tampaknja sesudah perang dunia kedua, setelah Indonesia merdeka. Disamping Tasikmalaja dan Tjiamis dapat dikemukakan sebagai daerah perdagangan: Ban dung, Sukabumi, Bogor dan Tjirebon. Ini tidak berarti bahwa perindustrian terlalaikan samasekali. Dimulai dengan kera- djinan-keradjinan rumah achirnja berkembang mendjadi peru- sahaan jang penting djuga. Walaupun belum seluruhnja, disana-sini telah djuga diper- gunakan mesin2 jang modern. Umpamanja pertenunan2 tekstil di Bandung, Madjalaja, Garut dan Tasikmalaja. Djuga dalam pekerdjaan ’’finishing” (penjempurnaan) dari perkakas* perta- nian di Tjiwidej, Tjisondari (Selatan Bandung) dan barang2 keradjinan besi dan kuningan disekitar Sukabumi (Tjisaat). Dalam pabrik keramik di Plered (dekat Purwakarta) djuga di- pergunakan mesin2 pengolah tanah dan mesin2 ” pers” . Dalam tahun 1947 di desa Tandjung, 10 km dari Tasik malaja didapat orang air mineral, jang mengandung chasiat bagi kesehatan badan. Dikenal dengan nama Air Tandjung : menurut penielidikan dari Djawatan Pertambangan, Air Tan djung dapat disamakan dengan air mineral jang didapatkan di Eropah, seperti: Luhatschovits, ’’Vicent” di Polandia, ’’Vichy Grande” di Perantjis, Ems ” Keselbrunnen” di Austria dan Kis sing on ’’Rakoczi” di Austria. Tandjung adalah satu-satunja tempat di Indonesia jang menghasilkan air mineral sematjam ini. Tanah Sunda mempunjai penduduk sebanjak kurang-lebih 15 djuta orang, jang hampir seluruhnja terdiri dari Suku Sun da. Dibeberapa tempat ditepi pantai Utara terdapat suku2 6 tjampuran Sunda dan Djawa seperti di Tjirebon, Indramaju dan Banten. Di Djakarta terdapat suku Djakarta dan di Ban- ten Selatan suatu suku jang disebut Suku Baduj. Bahasa jang umum dipergunakan di Pasundan tentunja djuga Bahasa Sunda, walaupun logatnja daerah demi daerah agak berlainan. Di daerah2 jang disebut diatas malahan diguna- kan orang bahasa2 tersendiri: di Tjirebon bahasa Djawa-Tjire- bon, di Djakarta bahasa Melaju-Djakarta, di Banten bahasa Sunda-Banten dan orang Baduj di Tjibeo mempunjai bahasa jang mengandung unsur2 bahasa Sunda Kuno. Penduduk Tanah Sunda pada umumnja memeluk Agama Islam. Diantara mereka banjak jang sangat keras dalam men- djalankan adjaran agamanja. Tetapi walaupun demikian penga- ruh-pengaruh Hindu-Djawa kepertjajaan orang seperti pada kuburan2, batu2 jang berkeramat tidak hilang samasekali. Ter utama dikalangan rakjat kebanjakan. Djuga agama lain seperti Agama Keristen dan Agama Buddha masih mendapat penga- nut-penganutnja diantara penduduk, meskipun tidak seberapa banjaknja. Sifat dan tabiat orang Sunda jang pada umumnja sabar, ienang dan peramah terhadap tamu, tergambarkan oleh bahasa mereka jang lemah-lembut berirama. Disamping itu orang Sun da adalah periang. Sesuai dengan keadaan alamnja jang dengan pemandangan2 jang indah dapat menawan setiap orang jang melihatnja. Sesuai pula dengan pakaian wanitanja jang senan- tiasa beraneka-warna tjorak dan ragamnja. Kain berwarna, ka- baja berwarna, selendang berwarna, selopnjapun berwarna. Keseluruhannja mempunjai daja-penarik jang tertentu. Serba harmonis sedap untuk dipandang. Setelah Indonesia Merdeka kesenian di Tanah Sunda lebih mendapat perhatian dari sebelumnja. Para achli seni berusaha menjempurnakan, mempopulerkan atau menjesuaikan kesenian Sunda dengan kehendak zaman. Saudara Daeng Sutigna seorang achli seni musik jang men dapat pendidikan di luarnegeri telah berhasil menjempurna kan dan mempopulerkan angklung. Angklung jang dahulu ha- nja dipergunakan oleh anak2 gembala, orang jang ber-minta2 atau sekadar dipergunakan sebagai alat peserta dalam pertun- djukan reog, sekarang dipeladjarkan kepada anak2 sekolah. 7 Orkes angklung jang dipimpin oleh Sdr. Daeng Stttigna Orkes angklung jang terdiri dari beberapa puluh orang pemain sanggup memainkan lagu2 Barat populer dan klasik. Sekarang merupakan salah satu atraksi untuk mendjamu tamu2 agung dari luarnegeri. Djika tan2an wa- nita dahulu oleh se- paro orang dianggap rendah, dan hanja Iajak dilakukan oleh seorang „tajub” atau anggota2 rombongan wajang orang sadja, tidaklah demikian hal- nja sekarang. Dima- na-mana anak2 orang berpangkat, laki-laki maupun perempuan, mempeladjari seni- Seni Tari Serimpi Sunda tari. Disamping tari2an klasik muntjul djuga tari2an tjiptaan baru. Dan dimana sadja dipertundjukkannja selalu mendapat sambutan jang hangat. Pentjak-silat sekarang telah mendjadi salah-satu mata-pe- ladjaran pada Sekolah Guru Pendidikan Djasmani. Pentjak de- 8 Taxi kupu~ Tari topeng ngan iringan kendang-pentjak sangat digemari oleh penduduk Sunda. Ia tidak sadja baik bagi gerak badan, tetapi djuga sangat berguna untuk mendjaga diri sendiri dari bahaja. Wajang-golek jang djuga sangat digemari orang Sunda, pun tak ketinggalan dalam pro ses modernisasi ini. 3,Wajang Moderen” da lang ternama Partasu wanda sudah tidak asing lagi di Djawa-Barat. Da- hulu wajang-golek di- onainkan semalam sun- Pentja-silat tuk. Tetapi dalang Par tasuwanda dengan ftja- ranja dapat raemainkan suatu lakon dalam empat djam. Ketjuali perpendekan waktu, dalam pertundjukan ini bekerdja lebih dari seorang dalang. Djuga dipergunakan dekor-dekor (la- jar belakang jang bergambar) jang sesuai dengan adegan-ade- gannja. Wajang modern