BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan peneliti yang penelitilakukan ini. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Skripsi yang berjudul “Penanaman Nilai-Nilai Cinta Tanah Air Pada
Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Smk Negeri
1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013” atas nama
Utami (2013) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kendala-kendala penanaman
nilai-nilai cinta tanah air pada siswa melalui pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan di SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2012/2013
dan Hasil penelitian ini menunjukkan strategi penanaman nilai –nilai cinta
tanah air telah di lakukan dengan baik oleh guru PKn Dengan cara
penyusunan perencanaan pembelajaran yang di dalamnya terdapat nilai-
nilai yang mencerminkan cinta tanah air pada siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran telah melakukan penanaman nilai-nilai cinta tanah air
dengan cara presentasi di awal pembelajaran, menyanyikan lagu nasional,
menjaga kebersihan dan ketertiban kelas untuk menjadikan suasana belajar
yang tenang dan nyaman, studi ke hutan yang ada untuk belajar dan
memahami cinta tanah air dalam bentuk peduli terhadap rusaknya
7
8
lingkungan atau hutan, menjaga kerahasiaan soal-soal ujian. Kendala
penanaman nilai melalui pembelajaran PKn baik berasal dari diri Guru.
Kepala sekolah maupun siswa. Kendala yang ada yang lebih sering
dihadapi adalah kesulitan Guru dan tidak sadarnya siswa akan pentingnya
cinta tanah air.
2. Skripsi yang berjudul “ Penanaman nilai cinta tanah air melalui
pembelajaran PKn di SD Negeri 148/1 Kilangan 1, atas nama Lestari
(2014) dengan menggunakan metode Kualitatif. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia ,
menggunakan bahasa yang baik dan tidak menggunakan bahasa deerah,
dengan tujuan siswa lebih mencintai nilai cinta tanah air. Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa siswa dapat mengetahui tentang kekayaan alam
dan budaya Indonesia dengan menggunakan bahasa yang baik dan tidak
menggunakan bahasa daerah.
Dari beberapa judul kajian penelitian yang relevan seperti dijelaskan diatas, maka terdapat perbedaan objek yang teliti meskipun sama-sama menjelaskan tentang pengaruh metode dan model pembelajaran tertentu terhadap hasil belajar siswa. Judul skripsi yang saya pilih yaitu menjelaskan penerapan nilai cinta tanah air pada pembelajaran kelas IV SD Negeri 13/1 Muara Bulian.
Menggunakan metode penelitian yang sama yaitu metode kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui penerapan cinta tanah air pada pembelajaran PKn di kelas 4
SDN N13/1 Muara Bulian.
9
2.2 Pengertian PKn
Secara bahasa, istilah Civic Education pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan. Dari definisi tersebut dapat di jelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Menurut Susanto, (2012:225) bahwa “pengertian pendidikan kewarganegaraaan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia”. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
Sementara itu, PKn di Indonesia dapat diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan republik Indonesia adalah negara kesatuan modern. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
10
membangun masa depan bersama dibawah satu negara yang sama. Walaupun warga masyarakat itu berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter.
Sehubungan dengan itu, PKn sebagai salah satu tujuan pendidikan PKn yang menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik, maka batasan pengertian PKn dijelaskan dalam Somantri,
(2001:159) bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan adalah seleksi dan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia, yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuan pendidikan”.
2.2.1 Pembelajaran PKn
Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandasan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enem tahun.
Esensi pembelajaran PKn bagi anak adalah bahwa secara kodrati maupun sosiokkultural dan yuridis formal, kehidupan manusia selalu membutuhkan nilai, moral, dan norma. Dalam kehidupan manusia memiliki keinginan, kehendak dan
11
kamauan yang berbeda untuk selalu membina, mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan aneka potensinya.
Namun sangat disayangkan bahwa dalam aplikasinya, pembelajaran PKn ini kurang banyak diminati dan dikaji dalam dunia pendidikan dan persekolahan, karena kebanyakan kebanyakan lembaga pendidikan formal dominan pada penyajian materi yang bersifat kognitif dan psikomotorik, kurang menyentuh pada aspek afektif. Hal ini bukan tidak disadari, melainkan ketidakpahaman para pengajar.
Kenapa PKn itu perlu diajarkan kepada anak didik, setidaknya ada tiga alasan yang melandasi, sebagaimana dikemukakan oleh Djahari (1996:8-9), yang dijelaskana sebagai berikut ini.
1. Bahwa sebagai makhluk hidup, manusia bersifat multi-kodrati dan multi
fungsi-peran; manusia bersifat multikompleks atau neopluralitas. Manusia
memiliki kodrat Ilahi, sosial budaya, ekonomi, dan politik.
2. Bahwa setiap manusia memiliki: sense of, atau volue of, dan conscience
menunjukkan integritas atau keterkaitan atau kepedulian manusia akan
sesuatu. Sesuatu itu bisa material, imaterial, atau kondisional atau waktu.
3. Bahwa manusia ini unik (uniqe human). Hal ini karena potensinya yang
multipotensi dan fungsi peran serta kebutuhan atau human desire yang
multiperan kebutuhan.
Sejalan dengan itu pendapat Sapriya (2012:1) bahwa “pendidika PKn ini sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pendidikan PKn ini sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga
12
pendidikan PKn ini harus dibangun atas tiga dasar paradigma”. Di jelaskan sebagai berikut ini:
1. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan
bertanggung jawab.
2. PKn secara teoritas dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat
dimensi-dimensi kognitif, efektik, dan psikomotorik yang bersifat
konfluens atau saling berpenetrasi dan terintergrasi dalam konteks subtansi
ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis,
dan bela negara.
3. PKn secara teoretis dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan pengalaman belajar
dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbabangsa, dan bernegara sebagai penjabaran
lebih lanjut ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang
demokratis, dan bela negara.
Memerhatikan uraian diatas, maka jelaskan bahwa pembelajaran PKn ini pada intinya harus diajarkan tidak hanya mentrasfer ilmunya saja, tetapi harus sampai pada tahap operasional sesuai dengan peran peserta didik saat ini dan di masa mendatang. Dengan demikian, pembelajaran PKn ini bukan hanya dalam bentuk konsep belaka, sehingga kurang fungsional atau tidak muncul sebagai jati diri dan acuan perilaku praksis. Celakanya, pendidikan PKn malah hanya menjadi
13
“pelajaran hafalan” saja. Jadi pendidikan PKn yang secara paradigmatis serat dengan muatan efektif namun dilaksanakan secara kognitif.
Kendala lainnya yaitu yaitu pendidikan di Indonesia dihadapkan pada berbagi persoalan dan situasi global yang berkembang cepat setiap waktu, baik yang bermuatan positif maupun negatif atau bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Di lain pihak, Sapriya (2012:3) mengemukakan beberapa permasalahan kerikuler yang mendasar dan menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas pendidikan PKn, sebagai berikut ini:
1. Penggunaan alokasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum
pendidikan dijabarkan secara kaku dan konvensional sebagai jam
belajaran tatap muka terjadwal sehingga kegiatan pembelajaran PKn
dengan cara tatap muka dukelas menjadi sangat dominan.
2. Pelaksanaan pembelajaran PKn yang lebih dominan oleh kegiatan
peningkatan dimensu kognitif mengakibatkan porsi meningkatkan
dimensi lainnya menjadi terbengkalai. Di samping itu pelaksanaan
pembelajaran diperalah lagi dengan keterbatasa fasilitas media
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang perlu menekankan pada dimensi kognitif itu
berimplikasi pada penilaain juga menekankan pada penguasaan
kemampuan kognitif saja hingga mengakibatkan guru harus selalu
mengejar target pencapain materi.
14
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan
Partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara, dan nasional. Menurut Susanto
(2012:231) tujuan pembelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
1) Mampu berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2) Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua
kegiatan.
3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pembelajaran PKn secara umum mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian, baik dalam lingkungan lokal, regional, maupun global.
Sedangkan Tujuan PKn menurut Djahiri (2010:10) adalah sebagai berikut:
1. Secara umum tujuan PKn dalam mendukung keberhasilan pencapaian
Pendidikan Nasional, yaitu :”Mencerdaskan kehidupan bangsa yang
mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya. Yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
15
pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab masyarakat dan kebangsaan”.
2. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prilaku yang
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari golongan agama, prilaku yang bersifat,
kemanusiaan yang adil dan beradap, prilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
perseorangan dan golongan sehingga perbedaan dan pemikiran pendapat
ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta prilaku
yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh
rakyat Indonesia.
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas, di amsumsikan pada hakekatnya setiap tujuan membekali kemampuan-kemampuan kepada peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara, yaitu warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berfikir kritis, rasional dan keratif, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, berbangsa dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain.
Sedangkan menurut Sapriya (2000:54), tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah : “Partisipasi yang penuh nalar dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara
16
yang efektif pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut untuk dikembangkan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat”.
Sedangkan tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agara menjadi warga negara yang baik, yang dapat di lukiskan “ warga negara yang patiotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis pancasila sejati” (Somantri, 2001:279). Fungsi dari pelajaran PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945.
Upaya agar tujuan PKn tersebut tidak hanya bertahan sebagai slogan saja, maka harus dirinci menjadi tujuan kurikuler (Somantri, 2011:30 ), yang meliputi:
1. Ilmu pengetahuan, meliputi hirarki: fakta, konsep dan generalisasi teori
2. Keterampilan intelektual: Sikap nilai, kepekaan dan perasaan. Tujuan PKn
banyak mengandung soal-soal efektip, karena itu tujuan PKn yang seperti
slogan harus dijabarkan.
3. Keterampilan sosial: tujuan umum PKn harus bisa di jabarkan dalam
keterampilan sosial yaitu keterampilan yang dapat memberikan
kemungkinan kepada siswa untuk secra terampil dapat melakukan dan
bersikap cerdas serta bersahabat dalam pergaulan kehidupan sehari-hari.
17
Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan bahwa PKn sebagai program pengajaran yang tidak hanya sosok program pola KBM yang mengaju pada aspek kognitif saja, melainkan secara utuh dan menyeluruh yakni mencakup aspek afektif dan psikomotor. Selain aspek-aspek tersebut PKn juga mengembangkan pendidikan nilai.
2.2.3 Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum sebagai salah satu subtansi pendidikan perlu didisentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaan yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, sarana dan prasarana sekolah. Dengan demikian, sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, pengalaman belajar, dan penilaian hasil belajar. Kurikulum tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran PKn. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut (Depdiknas, 2006:49) :
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, Kebangsaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah
Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi
dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Keterbukaan dan Jaminan Keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku dalam
bermasyarakat, Peraturan-Peraturan daerah, Norma-Norma dalam
18
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi : Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan pemerintahan
kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat,
Demokrasi dan madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat
demokrasi.
7. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
idiologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
19
2.3 Pengertian Nilai Cinta Tanah Air
“Cinta tanah air adalah berpikir, bersikap, dan berbuat yag menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara”
(Karnadi, 2007:12).
Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai tanah air wilayah nasionalnya sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia, terhadap segala bentuk ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayak kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun sehingga diharapkan setiap warga negara Indonesia akan mengenal dan memahami wilayah nusantara, memelihara, melestarikan, mencintai lingkungan dan senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan Negara Indonesia dimata dunia (Suwarno, 2000:12). Cinta tanah air adalah suatu sikap mencintai, bangsa dan negara tampa mengenal fanatisme kedaerahan. Cinta tanah air berarti pada lingkungan dimana ia berada sampai pada ujungnya mencintai Negara tempat ia memperoleh sember penghidupan dan menjalani kehidupan sampai akhir hayatnya.
Kecintaan terhadap tanah air berarti memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungannya untuk senantiasa berbuat yang terbaik, kecintaan terhadap tanah air berusaha agar negaranya tetap aman, sentosa, sejahtera, damai serta mengembangkan sikap tanggap dan waspada terhadap setiap kemungkinan adanya unsur-unsur negatif baik yang berasal dari dalam maupun yang datang dari luar yang dapat membahayakan keamanan lingkungan dan negaranya serta kelangsungan hidup bangsa dan negaranya (Dirjen Pothankam, 2010:8)
Cinta tanah air atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta
20
keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai- nilai
Pancasila dan UUD 45.
Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai penuaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara. Upaya bela negara merupakan kehormatan yang dilakukan oleh setiap warga negara secara adil dan merata. Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara antara lain diselenggarakan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN). Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) adalah pendidikan dasar bela negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia.
Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara, serta memberikan kemampuan awal bela negara.
Rumusan tersebut sangat jelas tujuan dan sasarannya yaitu setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah NKRI. Namun demikian mengingat kemajemukan masyarakat dan keragaman budaya yang melatar belakanginya, maka pengertian bela negara mempunyai implikasi sosial budaya yang tidak boleh diabaikan dalam menanamkan kesadaran dan kepedulian segenap warga negara.
21
2.3.1 Upaya Menanamkan Nilai Cinta Tanah Air
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang turut membantu tugas pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Sekolah dapat dikatakan sebagai rumah kedua. Di sekolah, selain mendapatkan pendidikan akademik anak juga mendapatkan pendidikan moral dan spiritual.
Karena itulah sekolah juga menjadi salah satu wadah yang tepat untuk menanamkan cinta tanah air kepada seorang anak. Dalam hal ini guru sebagai pengelola kelas mempunyai peranan yang lebih besar dibanding warga sekolah lainnya seperti kepala sekolah, TU, maupun karyawan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan upacara bendera setiap hari Senin. Untuk membuktikan kecintaan kita terhadap tanah air memang tidak hanya dengan mengikuti upacara bendera. Namun dengan upacara bendera, kita telah mengajarkan kepada anak untuk menghormati bendera nasional dan para pahlawan yang telah gugur. Kita juga dapat mengintegrasikan penjelasan mengenai hal tersebut pada materi pelajaran, misalnya PKn dan IPS.
Anak akan mengerti bahwa untuk mencapai kemerdekaan tidaklah mudah, namun harus melalui perjuangan yang sangat sulit bahkan sampai titik darah penghabisan.
Dengan upacara bendera, anak akan semakin mengerti akan susahnya merebut kemerdekaan. Dengan demikian, perjuangan generasi penerus selanjutnya ialah mempertahankan kemerdekaan itu, mempertahankan agar Merah
Putih tetap berkibar dengan gagahnya.
22
Selain upacara bendera, upaya lain yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan cinta tanah air kepada siswa adalah dengan mengajrakan lagu-lagu daerah dan lagu wajib nasional. Dengan lagu-lagu daerah, siswa akan mengerti bahwa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa dengan adat dan budaya yang berbeda. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, mulai dari bahasa, tarian, pakaian adat, maupun lagu daerah.
Dengan mengajarkan lagu-lagu daerah, siswa akan memahami bahwa setiap daerah mempunyai kekhasan tersendiri. Pengenalan akan lagu-lagu daerah dirasa sangat penting mengingat dewasa ini sudah jarang generasi penerus yang mengerti dan dapat menyanyikan lagu-lagu daerah. Lagu-lagu daerah yang diajarkan dan dinyanyikan membuktikan bahwa Indonesia memang merupakan negara yang ber-bhineka, yakni negara yang berbeda-beda. Namun kebhinekaan itu tidaklah menjadi penghalang untuk bersatu dalam NKRI karena bagaimanapun kita tetaplah satu jua.
Di samping lagu-lagu daerah, siswa juga harus dikenalkan dan diajarkan untuk dapat menyanyikan lagu wajib nasional. Sungguh ironi sekali jika siswa SD zaman sekarang mampu menghafal puluhan lagu modern dengan musik yang lebih variatif namun malah tidak hafal bahkan tidak tahu menahu lagu wajib nasional.
Disinilah peran guru untuk menanamkan cinta tanah air kepada siswanya.
Dengan mengajarkan siswanya menyanyikan lagu nasional, guru telah berupaya untuk mempunyai rasa cinta kepada tanah airnya. Pesannya ialah semodern
23
apapun zamannya atau seberapa cepat pun waktu berubah, sebagai bangsa
Indonesia kita tetap harus cinta akan tanah air kita.
Lagu wajib nasional juga berarti kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia.
Sekalipun setiap daerah mempunyai lagu khas masing-masing, namun setiap warga negara harus memapu menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu nasional.
Hal tersebut karena kita satu bangsa, Indonesia.
Upaya lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar bahasa Indonesia secara kontekstual. Kebanyakan seseorang lebih cenderung menggunakan bahasa ibu dibanding bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Bahkan ketika tumbuh dewasa, tidak jarang orang yang menggunakan bahasa yang disebut bahasa gaul karena meniru apa yang ditayangkan di televisi setiap hari.
Menyikapi hal tersebut, guru harus membiasakan siswanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar tidak terkikis oleh zaman.
Pembelajaran bahasa bukanlah pembelajaran verbal dengan pendekatan teoretis.
Namun pembelajaran bahasa adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Secara sederhana, pembelajaran bahasa akan lebih mudah diserap jika guru mengajarkannya dengan mengintegrasikan dalam percakapan sehari- hari. Dengan berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta teratur, perlahan siswa akan mengikuti. Namun jika guru menjelaskan di depan
24
kelas bagaimana cara berbahasa Indonesia yang baik namun tidak menerapkannya dalam keseharian, maka pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar didasarkan pada alasan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa persatuan yang telah disepakati sejak Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa nasional dalam kehidupan sehari-hari sudah dapat dikatakan salah satu upaya mewujudkan cinta tanah air karena secara langsung atau tidak kita telah mengajarkan kepada siswa untuk melestarikan bahasa Indonesia.
Hal sederhana lainnya adalah dengan mengajak siswa menjenguk temannya yang sakit, bersikap rukun dan saling menghormati, saling membantu jika ada temannya yang kesusahan, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut memang sangat sederhana, namun nilainya sangat penting. Dengan melakukan kebaikan- kebaikan kecil yang seolah tak terlihat, sebenranya pengamalan Pancasila telah dilaksanakan. Dan seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pengamalan pancasila merupakan salah satu wujud cinta kepada tanah air.
Pentingnya mengamalkan Pancasila tidak hanya terjadi di lingkungan keluarga, namun juga di lingkungan sekolah, bahkan masyarakat. Pancasila sebagai ideology bangsa tentunya tidak hanya diterapkan di satu lingkungan saja, namun harus menyeluruh ke dalam setiap sendi-sendi kehidupan kita.
Upaya lainnya adalah dengan mengadakan berbagai lomba ketika menyambut perayaan hari kemerdekaan RI. Menjelang 17 Agustus, guru dapat mengadakan berbagai lomba misalnya menggambar, menari, menyanyi, tarik
25
tambang, dan sebagainya. Manfaat dari diadakannya lomba ini sangat banyak, antara lain mengembangkan kreativitas siswa, melatih kekompakan baik antar siswa, antar guru, maupun antara siswa dengan guru.
2.3.2 Indikator Nilai Cinta Tanah Air
Tabel.2.1 Indikator Nilai Cinta Tanah Air Pada pembelajaran PKn Kelas IV SD Negeri 13/1 Muara Bulian
Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator -Mengenal -Menyebutkan -Memahami pemerintahan tingkat organisai lembaga pusat pemerintahan eksekutif pusat, seperti (presiden presiden, wakil presiden dan para menteri.
2.4 Organisasi Pemerintahan Pusat
2.4.1 Pemerintahan Pusat
Menurut Supriyati, (2009:62) menjelaskan pemerintahan pusat di sebut pemerintah saja. Pemerintah adalah perangkat Negara kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri dari Presiden dan para pembantu presiden. Pembantu
Presiden adalah wakil Presiden dan para menteri.
Pemerintahan mempunyai tugas menjalankan pemerintahan untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional Negara kita adalah:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan.
4. Ikut melaksanakan perdamaian dunia.
26
Oleh karena Indonesia terdiri dari Presiden dan para pembantu presiden.
Pembantu Presiden adalah wakil Presiden dan para menteri, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
1) Presiden
Presiden merupakan merupakan pemegang kekuasan pemerintah. Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar. Dalam menyelenggaran pemerintah presiden dibantu oleh wakil presiden.
Bagaimana cara menjadi presiden dan wakil presiden? Untuk menjadi presiden dan wakil presiden pasangan presiden dan wakil presiden harus diusulkan partai politik sebelum pemilu dimulai. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang calon presiden dan wakil presiden, antara lain:
a. Calon presiden dan wakil presiden harus warga negara indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain.
b. Tidak pernah menghianati negara, dan
c. Mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai presiden dan
wakil Presiden.
Presiden melaksanakan tugas-tugas kenegaraannya di Istana Merdeka yang berada di Jakarta. Presiden juga mempunyai istana yang berada di luar Bogor yang berada di Bogor, dan Istana Tampak Siring di Bali. Siapa saja yang pernah menjadi presiden republik Indonesia? Di bawah adalah urutan presiden republik
Indonesia.
27
1. Ir.Soekarno
Ir .Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 sampai dengan 1996. Beliu mempunyai peranan penting
dalam kemerdakaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
2. Soeharto
Beliu lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta. Soeharto adala
presiden Indonesia yang kedua setelah Soekarno. Soeharto mulai
menjabat sebagai presiden Indonesia sejak tahun 1967. Kemudian pada
pemilu-pemili berikutnya Soeharto kembali terpilih dalam pemilu
tahun 1998. Pada tahun 1998 Soehartomengundurkan diri. Soeharto
merupakan orang Indonesia yang paling lama menjabat sebagai
presiden.
3. Baharudin Jusuf Habibie
Beliu adalah presiden Indonesia yang ketiga. Ia mengantikan Soeharto
yang mengundurkan diri dari jabatan presiden tahun 1998.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur adalah presiden Indonesia yang keempat. Ia menggantikan
presiden B.J.Habibie setelah dipilih oleh MPR hasil pemilu 1999.
5. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
Mega Wati Soekarnoputri adalah presiden Indonesia dari tahun 2001
sampai 2004. Ia merupakan presiden wanita pertama di Indonesia.
Megawati Soekarnoputri adalah presiden yang kelima di Indonesia.
6. Jendral (TNI) Susilo Bambang Yudhoyono
28
Susilo Bambang Yudhoyono adalah mantan pensinan jendral militer
Indonesia. Beliu merupaka presiden yang keenam di Indonesia. Susilo
Bambang Yudhoyono merupakan presiden yang terpilih dalam
pemilihan umum secara langsung oelh rakyat untuk pertama kali.
Susilo Bambang Yudhoyono mulai menjabat pada 20 Oktober 2014.
7. Ir. H. Joko Widodo
Dalam biografi Joko Widodo dikatakan jika menempuh pendidikan
dasar hingga menengah di kota Solo. Dan setelah itu pada pendidikan
tinggi, Jokowi memilih untuk belajar di UGM. Pada saat menempuh
pendidikan di perguruan tinggi memang tidak ada prestasi yang
menonjol yang dilakukan oleh Jokowi
2) Wakil Presiden
Kita telah mengenal presiden-presiden Indonesia dari yang pertama sampai sekarang selanjutnya, kita akan mempelajari wakil presiden. Wakil presiden merupakan pembantu presiden dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Wakil presiden kita sekarang Jusup Kala.
Jika presiden meninggal dunia, berhenti atau diberhentikan maka wakil presiden harus mengantikan kedudukannya sebgai presiden. Apabila presiden tidak dapat melakukan kewajibank dalam masa jabatanya, wakil presiden juga harus mengantikan kedudukan segaia presiden sampai jabatannya habis. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun. Presiden dan wakil presiden dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, tetapi hanya untuk satu kali masa jabatan.
Berikut ini merupakan wakil-wakil presiden:
29
a. Dr. Mohammad Hatta (1945-1956) b. Sri Sultan Hamengkubuwono IX (19 293-19 298) c. Adam Malik (19298-1983) d. Umar Wirahadikusumah (1988-2001) e. Sudharmono (1988-1993) f. Try Sutrisno (1993-1998) g.B.J. Habibie (1998) h. Megawati Soekarnoputri (1998-2001) i. Hamzah Haz (2001-2004) j. Jusup Kalla (2004-2009)
Presiden dan wakil presiden dapat dibehentikan dalam masa jabatannya apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum tersebut misalnya menghianati Negara, korupsi, penyuapan dan perbuatan tercela lainnya.
Jadi seorang presiden atau wakil presiden harus bisa menjadi teladan bagi seluruh rakyatnya.
3) Menteri
Menteri adalah orang yang diangkat oleh presiden untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan. Mereka adalah pembantu presiden. Pra menteri bertanggung jawab kepada presiden. Sebelum memangku jabatannya para menteri diambil sumpah kemudian dilantik oleh presiden.Pembagian menteri ada tiga, yaitu menteri koordinator, menteri depertemen, dan menteri negara.
30
a. Menteri Koordinator
Menteri koordinator mempunyai tugas membantu presiden dalam mengoordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaan dalam bidang tertentu. Misalnya menteri koordinator kesejahteraan rakyat mempunyai tugas membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat dan penanggulan kemiskinan.
Tabel. Daftar menteri koordinator masa tugas 2004-2009
No Jabatan Nama
1 Menteri koordinator politik, hukum, dan keamanan (menko Widod o A.S polhukum)
2 Menteri koordinator perokonomian (menko perekonomian) Boediono)
3 Menteri koordinator kesejahteraan rakyat (menko kesra) Aburizal Bakrie
b. Menteri Departemen
Menteri departemen adalah menteri yang memimpin departemen.
Departemen merupakan badan pelaksanaan pemerintahan yang terdiri dari berbagai bidang, misalnya Departemen Pendidikan , Departemen Luar Negeri,
Departemen keuangan, dan lain-lain.
Setiap departemen dipimpin oleh seorang menteri departemen. Berikut ini adalah departemen yang tersusundalam pemerintahan kita dan menteri yang menjabat untuk masa tuga 2004-2009.
Tabel. Daftar menteri departemen masa tugas 2004-2009
No Departemen Nama menteri
1 Departemen dalam negeri Mardianto
2 Departemen luar negeri Nur Hassan Wirajuda
31
3 Departemen pertahanan Juwono Sudarsono
4 Departemen hukum dan hak asasi manusia Andi Mattalata
5 Departemen keuangan Sri Mulyani Indrawati
6 Departemen energi dan sumber daya mineral Purnomo Yusgiantoro
7 Departemen perdagangan Mari E, Pengestu
8 Departemen perindustrian Fahmi Idris
9 Departemen pertanian Anton Afrianto
10 Departemen kehutanan Ka’ban
11 Departemen perhubungan Jusman Syafii
12 Departemen kelautan dan perikanan Freddy Numberi
13 Departemen tenaga kerja Erman Suparno
14 Departemen pekerjaan umum Djoko Kimanto
15 Departemen kesehatan Siti Fadilah Pari
16 Departemen pendidikan nasianal Bambang Sudibyo
17 Departemen sosial Bachtiar Chamsyah
18 Departemen agama Maftuh Basyuni
19 Departemen budayaan dan parawisata Jero Wacik
c. Menteri Negara
Menteri negara merupakan menteri yang menangani bidang khusus yang tidak ditangani oleh menteri departemen. Menteri negara tidak memimpin sebuah dapertemen. Menteri negara disebut juga menteri nondepartemen.
Tabel. Daftar menteri nondepartemen masa tugas 2004-2009
No Jabatan Nama
1 Menteri negara komunikasi dan informatika Muhammad noeh
2 Menteri negara lingkunagan lingkungan hidup Rachmat Wito
3 Menteri negara pemberdayaan perempuan Meutihia Hatta
32
4 Menteri negara pendayagunaan aparatur negara Taupik Efendi
5 Menteri negara pembangunan deerah Muhammad lukman
6 Menteri negara perumahan rakyat M .Yusuf Asyari
7 Menteri negara koperasi dan UKM Suryadarma Ali
8 Menteri negara pemudan dan olahraga Adhyaksa Dault
9 Menteri negara badan usaha milik negara Sofjan A. Djalil
10 Menteri negara perencanaan pembangunan nasional Paskah Suzetta
11 Menteri negara riset dan teknologi Kusmayanto Kadiman
Tabel diatas adalah nama menteri-menteri yang menjabat pada masa sekarang . mereka tergabung dalam kabinet Indonesi bersatu (KIB).
Kabinet Indonesia bersatu dilantik pada tanggal 21 Oktober 2004.sebelum
KIB dilantik, mereka mereka telah mendatangi kontrak politik dengan presiden . isinya antara lain janji untuk tidak melakukan korupsi
Para menteri mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mengapa ? karena para menteri tersebut yang terutama menjalankan kekuasaan dalam parakteknya.
2.4.2 Sistem Pemerintahan Pusat
Sistem pemerintahan Indonesia, negara Indonesia adalah negara hukum.
Maksudnya adalah semua warga negara adalah Indonesia dalam bertindak harus berdasarkan hukum. Apa bila ada orang yang melanggar hukum maka akan mendapat sanksi atau hukuman. Tidak hanya rakyat biasa saja yang dihukum apabila telah melanggar peraturan. Seorang pejabat negara yang melanggar peraturan seperti melakukan korupsi juga akan diadili di pengadilan karena korupsi merupaka perbuatan yang dilarang.
33
Setiap pengemudi baik itu mobil maupun kendaraan bermotor harus memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) bila hal tersebut dilanggar, maka polisi lalu lintas akan memberika surat tilang atau bukti pelanggaran. Pada saat diadakan pemeriksaan oleh polisi lalu lintas, orang tersebut akan dikenai hukuman.
Hukuman biasanya berupa denda.
Hukum tersebut diciptakan agar kehidupan masyarakat Indonesia menjadi tenteram dan damai. Rakyat juga merasa terlindungi dari berbagai bentuk kejahatan. Oleh karena itu warga Indonesia mempunyai kewajiban untuk patuh kepada hukum yang berlalu.
2.5 Proses Belajar Mengajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat, bagi para pelajar atau siswa, kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesui dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari.
Namun, dari semua itu setiap orang mengetahui apa itu belajar.
Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan ? Tentu saja jawabanya adalah “belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata “belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya. Pengertian dari kata “belajar” itu lah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar.
34
Menurut Whittaker (dalam Dajamarah )2013:13 , misalnya merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkain atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Cronbach (dalam Dajamarah )2013:13 berpendapat bahwa learning is shown bi change in behavior as a result of experince. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Kingskey (dalam Dajamarah )2013:13 mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbul atau diubah melalui praktek atau latihan.
Menurut Slameto (dalam Dajamarah )2013:13 juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditinjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.
Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian maka perubahan fisik akibat sengatan serangga, patah tangan, buta, penyakit bisul, dan sebagainya bukanlah termasuk perubahan akibat belajar. Oleh karenanya,
35
perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengelaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun tahap-tahap proses belajar ada 3 (tiga) : Perencanaan, pelaksanaan , evaluasi.
2.5.1 Perencanaan
Sebagai perencanaan, guru hendaknya dapat mendiaknosa kebutuhan para siswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan.
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik untuk itu guru perlu menyusun komponen perangkat perencanaan pembelajaran antara lain:
a) Menetukan Alokasi Waktu dan Minggu efektif
Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah menetukan minggu efektif dalam setiap semester pada satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan standar isi yang ditetapkan.
b) Menyusun Program Tahunan (Prota)
36
Program tahunan (Prota) merupakan rencana program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, yakni dengan menetapkan alokasi dalam waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Program ini perlu dipersiapkan dandikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya.
c) Menyusun Program Semesteran (Promes)
Program semester (Promes) merupakanpenjabaran dari program tahunan.
Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.
d) Menyusun Silabus Pembelajaran
Silabus adalah bentuk pengembangan dan penjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu pada kelas tertentu.
Komponen dalam menyusun silabus memuat antara lain identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
37
e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap
Kompetensi dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen-komponen dalam menyusun RPP meliputi: a) Identitas Mata
Pelajaran; b) Standar Kompetensi; c) Kompetensi Dasar; d) Indikator Tujuan
Pembelajaran; e) Materi Ajar; f) Metode Pembelajaran; g) Langkah-langkah
Pembelajaran; h) Sarana dan Sumber Belajar; i) Penilaian dan Tindak Lanjut.
Selain itu dalam fungsi perencanaan tugas kepala sekolah sebagai manajer yakni mengawasi dan mengecek perangkat yang guru buat, apakah sesuai dengan pedoman kurikulum ataukah belum.
2.5.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakaninti dari kegiatan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam fungsi pelaksanaan ini memuat kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan pengelolaan peserta didik. Selain itu juga memuat kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru, juga menyangkut fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Oleh karena itu dalam hal pelaksanaan pembelajaranmencakup dua hal yaitu, pengelolaan kelas dan pesertadidik serta pengelolaan guru. Dua jenis pengelolaan tersebutsecara rinci akan diuraikan sebagai berikut:
38
a) Pengelolaan kelas dan peserta didik
Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran. Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar,susunan tempat duduk, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari.
b) Pengelolaan guru
Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen diterapkan oleh kepala sekolah bersama guru dalam pembelajaran agar siswa melakukan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungandengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas.
Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang bertanggung jawabatas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru, secara tersirat
Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional pendidikan meliputi: isi, proses, kompetensi
39
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian.
Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang dikehendaki.
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
2.5.3 Penilaian
Penilaian merupakan salah satu dari tiga aspek dalam proses belajar mengajar, yang meliputi tujuan pengajaran, prosedur belajar mengajar dan penilaian hasil belajar. Menurut Hamalik (2012:203) bahwa “penilaian menepati dan merupakan aspek yang penting karena berkenaan dengan tercapainya tujuan pengajaran, kelancaran dan keefesiensian prosedur intruksional, dan penentuan tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Dengan demikian, aspek penilaian dapat ditempatkan sebagai titik sentral dalam proses belajar mengajar.
Kemudian menurut Rusman (2012:68) bahwa “ evaluasi atau penilaian adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis, yang mencakup penentuan tujuan, perancangan dan pengembangan standar penilaian yang ada di instrumen, pengumpulan data, analisis, dan penafsiran untuk menentukan sesuatu nilai dengan standar penilaian yang telah ditentukan.
40
Dalam hal ini terdapat kesamaan makna dari kedua pendapat tersebut, bahwa penilaian merupakan pengumpulan informasi secara sistimatis serta disesuaikan dengan ketentuan penilaian yang digunakan dalam panduan penilaian atau ketetapan kurikulum yang digunakan.
Berkaitan dengan penilaian kurikulum 2013 yang mana pembelajaran yang dilaksanakan adalah tematik, Menurut Rusman (2014:78) bahwa “ model penilaian yang dikembangkan dalam pembelajaran Tematik di Sekoalah Dasar mencakup prosedur yang digunakan ,jenis dan bentuk penilaian, serta alat operasi yang digunakan”. Sejalan dengan hal itu Sufri, dkk (2012:64) menjelaskan bahwa
“Penilaian pembelajaran adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahap kemajuan belajarnya sehingga didapatkan gambaran atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum”.
Oleh karena itu, penilaian dalam kurikulum 2013 guru mesti mempertimbangkan dan memilih cara yang sesuai dengan penilaian yang akan dilakukan dalam penilaian proses maupun pada penilaian akhir pembelajaran, sebab penilaian dalam kurikulum 2013 lebih mengutaman penilaian sikap dan keterampilan siswa di dalam kelas. Sehingga guru harus mempersiapkan pembelajaran berbasis kelas dengan baik.
Pembelajaran berbasis kelas berorientasi kepada kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. “kegiatan guru dalam melakukan penilaian dapat menggunakan berbagai cara, agar tujuan dari pembelajaran yang diberikan dapat tercapai. Ketercapaian tesebut mengacu kepada ketuntasan belajar yang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Minsalnya
41
melalui penilaian fortopolio, produk, proyek, kinerja, tertulis, atau penilaian diri”
Sufri,dkk (2012:64)
Agar dapat menentukan ketercapaian dari hasil pengajaran di dalam kelas, banyak cara yang dilakukan guru untuk melakukan penilaian, termasuk pada penilaian dalam kurikulum 2013 yang lebih mengutamakan penilaian sikap dan penilaian keterampilan. Berbagai cara penilaian dilakukan guru untuk mengetahui ketercapaian dari hasil pembelajaranya. Oleh karena itu, berkaitan dengan penilaian sikap dan keterampilan, guru harus melalui upaya penilaian dengan menggunakan cara penilaian yang tepat. Kegiatan guru dalam melakukan penilaian kelas dapat memanfaatkan berbegai jenis penilaian, terutama berkaitan dengan penilaian sikap dan keterampilan. Minsalnya: penilaian berbasis portofolio, produk, proyek, kinerja, atau penilaian diri dan lain-lain.
2.6 Kerangka Berfikir
Untuk menciptakan komunikasi yang baik diperlukan usaha, salah satunya adalah usaha melalui pendidikan karakter. Karena pendidikan karakter dapat menciptkan komunikasi yang baik untuk peserta didik, pendidikan melibatkan semua aspek pada anak baik kognitif, afektif dan psikomotornya. Di dalam pendidikan karakter terdapat 18 nilai karakter yaitu Regilius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan.
Salah satu nilai karakter yang ditanamkan di sekolah dasar adalah nilai cinta tanah air. Dengan adanya nilai karakter cinta tanah air dalam dunia pendidikan bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan dan kesadaran bahwa
42
setiap individu mempunyai peran menanamakan nilai cinta tanah air di sekitarnya dan dapat menciptakan perubahan. Nilai cinta tanah air tersebut dapat dikembangkan melalui beberapa program yang dibentuk secara khusus untuk melatih dan membiasakan siswa berperilaku baik dan berkomunikasi dengan bahasa yang santun terhadap teman maupun di lingkungan disekitarnya.
• nilai cinta tanah • pembelajaran air PKn
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir