Jur. Ilm. Kel. & Kons., Mei 2021, p : 102-115 Vol. 14, No.2 p-ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2021.14.2.102

EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BARAT

Remiswal1*), Duski Samad2, Arham Junaidi Firman3

1Program Studi Tadris IPS, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Imam Bonjol, 25176, 2Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Imam Bonjol, Padang 25176, Indonesia 3Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 55281, Indonesia

*)E-mail: [email protected]

Abstrak

Pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat untuk mengatasi masalah kependudukan belum pernah dievaluasi sejak dicanangkan tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi evaluatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif di Kota Padang, Kota , Kabupaten Pasaman Barat, dan Kota yang dipilih secara purposif pada tahun 2018 pada periode bulan Juli hingga Oktober. Sumber data dalam penelitian ini meliputi OPD-KB Kab/Kota, PLKB, Ketua, Kader, dan seksi Kampung KB, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ketua PKK dan 50 PUS yang ditentukan secara systematic random sampling pada masing-masing Kampung KB. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian: pertama, pembinaan dan penggerakkan pendidikan keluarga oleh pengelola program Kampung KB masih belum memperlihatkan posisi sentral dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis keluarga. Kedua, sarana dan prasarana pendidikan keluarga pada setiap Kampung KB masih belum terealisasi dengan semestinya. Ketiga, langkah dan upaya strategis dari Pemerintah belum terlihat untuk pencapaian indikator program Kampung KB dalam pelaksanaan pendidikan keluarga. Keempat, PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi pada setiap kegiatan dan program yang diselenggarakan oleh Kampung KB. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya komitmen dan sinergi pemerintah, pengelola, masyarakat, dan stakeholder dalam menyukseskan pendidikan keluarga pada Kampung KB.

Kata kunci: kampung KB, kependudukan, pasangan usia subur, pendidikan keluarga, studi evaluasi

Evaluation of the Implementation of Family Education on Family Planning Village in /City of Province

Abstract

The implementation of family education on Family Planning Village in Regency/City of West Sumatra Province to overcome population problems has not been evaluated since it was launched in 2016. This research was aimed to evaluate the implementation of family education on Family Planning Village in Regency/City of West Sumatra Province. This research used an evaluative study design with qualitative and quantitative approaches in Padang City, Padang Panjang City, West , and Solok City which were selected purposively in 2018 in the period of July to October. The data sources in this study include Regency/City Family Planning-Regional Device Organization, Family Planning Field Extension, Chairman, Cadres, and Family Planning Village section, Religious Leaders, Community Leaders, Heads of Family Welfare Empowerment and 50 Couples of Childbearing Age determined through a systematic random sampling in each Family Planning Village. Analyses were done descriptively. The results showed; first, the development and mobilization of family education by the manager of the Family Planning Village program still did not show a central position in raising awareness and technical capabilities of the family. Second, the facilities and infrastructure of family education in each Family Planning Village were still not realized properly. Third, the strategic steps and efforts of the Government had not been seen to achieve the indicators of the Family Planning Village program in the implementation of family education. Fourth, Couples of Childbearing Age had knowledge and participated in every activity and program organized by the Family Planning Village. The results of this study suggest the importance of commitment and synergy of governments, managers, communities and stakeholders in establishing a good family education in Family Planning Village.

Keywords: couples of childbearing age, evaluation study, family education, family planning village, population Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 103

PENDAHULUAN pendidikan keluarga untuk mengatasi masalah kependudukan dipengaruhi oleh komitmen Kampung Keluarga Berencana (KB) merupakan pemerintah, pengelola dan peran aktif dari miniatur penyelenggaraan program KB yang masyarakat khususnya keluarga (Prasetyo & integral dan komprehensif di setiap lini Anggaunitakiranantika, 2020). Oleh karena itu, lapangan, seperti tingkat desa, tingkat partisipasi setiap keluarga pada Kampung KB kelurahan, tingkat dusun atau tingkat RW. dalam pelaksanaan pendidikan keluarga Kampung KB menjadi konsep integral program menempati posisi urgen untuk meminimalisir KB bersama program pembangunan lainnya dan mengatasi masalah kependudukan. seperti ekonomi dan pendidikan (Mardiyono, Kampung KB sebagai tempat pelaksanaan 2017). Eksistensi Kampung KB didasarkan pendidikan keluarga telah dicanangkan sejak kepada “UU Nomor 52 Tahun 2009” dan tahun 2016 di masing-masing Kabupaten/Kota lampiran “UU Nomor 23 Tahun 2014” pada Provinsi Sumatra Barat, namun belum pernah huruf N. Lebih lanjut, BKKBN mendapatkan dilakukan evaluasi hingga saat ini. Arikunto dan amanah untuk ambil bagian dalam Jabar (2009) menyatakan bahwa evaluasi menyukseskan agenda yang menjadi prioritas program dilaksanakan untuk mendapatkan pemerintah nomor lima pada tahun 2015 informasi terkait tercapainya tujuan suatu hingga 2019. Hal ini kemudian dituangkan ke program melalui terlaksananya berbagai dalam “Rencana Pembangunan Jangka kegiatan. Lebih lanjut, Roswati (2008) Menengah Nasional” dan “Rencana Strategis” menjelaskan bahwa salah satu manfaat yang dari BKKBN dengan menguatkan pelaksanaan dapat diperoleh dengan melaksanakan evaluasi pendidikan keluarga pada lini lapangan melalui program ialah mengetahui keberlanjutan Kampung KB (BKKBN, 2016). (sustainability) program pada masa yang akan datang. Masalah tersebut menjadi daya tarik Kampung KB sebagai tempat pelaksanaan bagi peneliti untuk diangkat menjadi penelitian pendidikan keluarga dibentuk untuk dengan fokus “Studi evaluasi pelaksanaan meminimalisir dan mengatasi masalah pendidikan keluarga pada Kampung KB di kependudukan di Indonesia karena masih Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat.” diwarnai oleh banyaknya jumlah penduduk dengan angka kelahiran dan pertumbuhan yang Penelitian mengenai Kampung KB sudah tinggi sehingga belum bisa diatasi sampai banyak diteliti di Indonesia, diantaranya sekarang (Rahmeina, 2018). Secara umum, penelitian yang mengaitkan Kampung KB ada tiga macam masalah kependudukan yang dengan efektivitas pelatihan Kampung KB terdapat di Indonesia khususnya Sumatra (Angisna, 2018), dampaknya terhadap keluarga Barat, yaitu persebaran tidak merata tiap miskin (Restiyani & Yasa, 2019), wilayah, kualitas, dan komposisi usia remaja pemberdayaan masyarakat (Aji & Yudianto, (BKKBN, 2016). 2020), peningkatan program Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Data BPS (2018) Provinsi Sumatra Barat (KKBPK) (Mardiyono, 2017), dan kesejahteraan menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan masyarakat (HM & Indrawadi, 2019). Kajian lain angka buta huruf sebesar 1,29 persen, juga menganalisis Kampung KB dari sisi faktor komposisi usia remaja (15-24 tahun) berjumlah yang memengaruhi keberhasilannya (Sari et al., 922.703 jiwa, dan persebaran penduduk masih 2018), persepsi masyarakat (Alpionita, Arifin, & belum tersebar secara merata, seperti Harahap, 2020; Setiawati, 2017; Wulandari, penduduk Kota Padang berjumlah 927.011 jiwa 2008), partisipasi masyarakat (Wiwiek & Utami, dan Kepulauan Mentawai berjumlah 88.692 2020), implementasi (Anggraeni, Afifuddin, & jiwa. Sementara itu, data BKKBN (2017b) Suyeno, 2020; Bachtiyar & Wibawani, 2018; menunjukkan bahwa terdapat 175 Kampung KB Istiadi & Rosdiana, 2012; Normajatun, Malawat, sebagai tempat pelaksanaan pendidikan & Fibriyanita, 2018; Nurjannah & Susanti, 2018; keluarga di Sumatra Barat untuk mengatasi Yunas & Nailufar, 2019), identifikasi kegiatan masalah tersebut. (Syahnur, Diantimala, & Ilham, 2019), koordinasi pengembangan (Regina, Rusli, & Pembentukan Kampung KB sebagai tempat Candradewini, 2020), dan efektivitas program pelaksanaan pendidikan keluarga untuk (Widodo & Anam, 2019; Zuhriyah, Indarjo, & mengatasi masalah-masalah kependudukan Raharjo, 2017). Beberapa penelitian terdahulu merupakan bentuk pelaksanaan amanah yang menunjukkan penemuan mengenai evaluasi diemban oleh pemerintah sebagaimana Kampung KB (Handayani, Najib, Ardini, & terdapat dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 8 Yulianti, 2020; Mardani, Winaya, & (Departemen Agama, 2008). Keberhasilan dan Purnamaningsih, 2020; Rianto, Nengsih, & kesuksesan Kampung KB dalam melaksanakan Setyadiharja, 2019). 104 REMISWAL, SAMAD, & FIRMAN Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Selain itu, penelitian-penelitian terdahulu melakukan listing di wilayah Kampung KB, mengenai evaluasi Kampung KB (Handayani et kemudian dilakukan random secara systematic al., 2020; Mardani et al., 2020; Rianto et al., random sampling (SRS) sebanyak 50 PUS 2019) dilakukan hanya terbatas pada evaluasi pada masing-masing Kampung KB. Selain itu, Kampung KB dan tidak memberikan spesifikasi responden yang memiliki anggota keluarga mengenai pelaksanaan pendidikan keluarga seperti anak balita, anak remaja, dan orang tua seperti yang dilakukan dalam penelitian ini. yang tinggal bersama responden ataupun yang Selama ini, belum ada spesifikasi penelitian tinggal di wilayah sasaran Kampung KB juga mengenai evauasi pelaksanaan pendidikan ditanyakan terkait pelayanan dan partisipasi di keluarga pada Kampung KB sehingga Kampung KB untuk mencari tingkat partisipasi penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan PUS dan anggota keluarga yang mengikuti terutama untuk mendapatkan gambaran kegiatan dan program pendidikan keluarga di tentang eksistensi Kampung KB yang telah Kampung KB. dicanangkan sejak tahun 2016 dalam Pasangan Usia Subur ialah pasangan suami mengatasi masalah kependudukan. Penelitian istri yang terikat melalui pernikahan yang sah ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan istrinya berusia 15 sampai dengan 49 pendidikan keluarga pada Kampung KB di tahun (Pratiwi, 2019). Pengetahuan PUS Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat. adalah informasi yang dimiliki dan diketahui tentang kegiatan dan program pendidikan METODE keluarga. Sementara itu, partisipasi PUS merupakan keikutsertaan dalam setiap kegiatan Penelitian ini menggunakan desain studi dan program pendidikan keluarga. evaluatif di Kota Padang (Kampung KB Bangau Pengetahuan dan partisipasi PUS dalam Putih), Kota Padang Panjang (Kampung KB penelitian ini meliputi kegiatan dan program Kubu Gadang), Kabupaten Pasaman Barat pendidikan keluarga pada Kampung KB, seperti (Kampung KB Jorong Pondok), dan Kota Solok keluarga berencana, PKB, KIE individu, KIE (Kampung KB Payo Sejahtera) yang dipilih kelompok, pembangunan keluarga, dan secara purposif dengan pertimbangan kegiatan pengurus KB (BKKBN, 2017a). keterwakilan wilayah tahun 2018 pada periode Variabel pengetahuan dan partisipasi PUS bulan Juli hingga Oktober. Selanjutnya, diukur dengan skala Likert. Ada empat rentang penelitian ini menggunakan pendekatan pilihan untuk jawaban dari angka 1-4 (1=Tidak kualitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan Baik, 2=Kurang Baik, 3=Baik, 4=Sangat Baik). data. Pendekatan kualitalif bertujuan untuk Hasil uji reliabilitas menunjukkan kuesioner mendapatkan informasi mendalam mengenai pengetahuan dan partisipasi PUS memiliki evaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga Cronbach's alpha dengan nilai 0,677. Pada pada Kampung KB yang melibatkan berbagai penelitian ini, data PUS tergolong kepada data lintas sektor, pemerintah daerah, TOGA/TOMA, ordinal berdasarkan level pengukuran pengelola Kampung KB serta partisipasi (Sugiyono, 2013). Data dianalisis secara masyarakat. Pengumpulan data dengan statistik deskriptif melalui aplikasi SPSS pendekatan kualitatif secara keseluruhan (V.25.0). Analisis yang dilakukan terkait dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan frekuensi (jumlah) dan proporsi (persentase) wawancara mendalam dengan sumber data, untuk mendapatkan gambaran pengetahuan yaitu OPD-KB Kab/Kota, PLKB, Ketua, Kader, dan partisipasi PUS dalam kegiatan dan dan seksi Kampung KB, Tokoh Agama, Tokoh program pendidikan keluarga pada Kampung Masyarakat, serta Ketua PKK. Selanjutnya, KB. Selanjutnya, hasil analisis statistik deskriptif analisis data kualitatif dilakukan secara disajikan dan diolah dalam bentuk tabel untuk deskriptif berdasarkan model Miles dan mempermudah melakukan interpretasi data. Huberman dengan tahap reduksi, display, dan verifikasi data (Miles, Huberman, & Saldana, HASIL 2014). Sementara itu, pendekatan kuantitatif dilakukan Pembinaan dan Penggerakkan Pendidikan dengan menggunakan kuesioner terstruktur Keluarga oleh Pengelola Program Kampung mengacu pada Kusumah dan Dwitagama KB (2011) untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa minimnya kegiatan dan program pendidikan keluarga kegiatan pendidikan keluarga yang dilakukan pada Kampung KB. Responden dengan tidak lepas dari minimnya anggaran dana dan pengumpulan data kuantitatif adalah Pasangan perhatian yang kurang responsif dari organisasi Usia Subur (PUS) yang dipilih dengan perangkat daerah (OPD) lintas sektor terhadap Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 105

Kampung KB setelah pencanangan. Fakta di perwakilan Kab/Kota se-Sumatra Barat dengan lapangan menunjukkan bahwa setelah materi sosialisasi konsep Kampung KB dan pencanangan, Kampung KB tidak dibimbing indikator keberhasilannya, rencana program dan diarahkan dalam membentuk dan dan kegiatan, AJK bulanan dan mingguan, alur melaksanakan setiap kegiatan yang penganggaran, format evaluasi dan pelaporan berhubungan dengan KKBPK sebagai bentuk serta koordinasi lintas sektor.” pendidikan keluarga. Responden PLKB di Kampung KB Bangau Putih melaksanakan Berdasarkan hal itu, bentuk kegiatan tugas dan fungsinya dengan melakukan pendidikan keluarga yang dilakukan kader kegiatan-kegiatan pembinaan sebagai bentuk Kampung KB Bangau Putih adalah melakukan pendidikan keluarga. Namun, pelaksaan pendataan lansia dan menjalin kerja sama kegiatan tersebut belum didukung secara masyarakat dengan BKKBN dalam kegiatan optimal oleh dukungan dana (APBN, APBD, PKK, Menjahit, KIE melalui arisan dan ADD, CSR, Iuran Masyarakat), dan kunjungan ke rumah-rumah sebulan sekali menutupinya dengan dana lain untuk biaya dengan anggota poktan yang aktif ± 20 orang, operasional Kampung KB, seperti iuran dari tetapi kegiatan yang dilakukan ini tidak ada Kader BKR dan Kader KB. bedanya sebelum dan sesudah pembentukan Kampung KB. Selain itu, pertemuan rutin Responden PLKB di Kampung KB Kubu POKJA Kampung KB Bangau Putih Gadang melaksanakan tugas dan fungsinya dilaksanakan di UPT KB yang dihadiri oleh dengan memfasilitasi kegiatan-kegiatan PLKB, Pengurus, dan Kader dengan materi pendidikan keluarga. Sementara itu, responden sosialisasi tentang alat kontrasepsi. Sementara PLKB di Kampung KB Jorong Pondok itu, sarasehan tingkat RT dilaksanakan di melaksanakan tugas dan fungsinya dengan PKBM Farila Ilmi yang dihadiri oleh Kader, melakukan pembinaan Kader dan mencari RT/RW, masyarakat. dan PLKB dengan materi sektor KB. Sementara itu, responden PLKB di gotong-royong sekali dalam seminggu. Kampung KB Payo Sejahtera melaksanakan tugas dan fungsinya dengan memberikan Bentuk kegiatan pendidikan keluarga yang sosialisasi dan fasilitasi terhadap kegiatan- dilakukan kader Kampung KB Kubu Gadang kegiatan yang diadakan. Akan tetapi, dalam adalah melakukan pembinaan Generasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan Berencana (GenRe) dan berusaha mengatasi keluarga pada Kampung KB Kubu Gadang, angka melek huruf dengan adanya taman Kampung KB Jorong Pondok, dan Kampung bacaan di Kampung KB Kubu Gadang. KB Payo Sejahtera belum didukung oleh Sementara itu, bentuk kegiatan pendidikan dukungan dana (APBN, APBD, ADD, CSR, keluarga yang dilakukan kader Kampung KB Iuran Masyarakat) yang masih belum Jorong Pondok adalah melakukan pembinaan dianggarkan, dan tidak ada usaha yang terkait KKBPK kepada masyarakat dan dilakukan untuk memperoleh dukungan dana berusaha untuk mengurangi serta mengatasi sebagai biaya operasional kegiatan pendidikan masalah melek huruf melalui taman bacaan di keluarga di Kampung KB. Kampung KB Jorong Pondok. Bentuk kegiatan yang dilakukan kader Kampung KB Payo Responden Kader Kampung KB Bangau Putih Sejahtera adalah melaksanakan berbagai menjelaskan bahwa terkait dengan kegiatan kegiatan. Kampung KB, dia telah “lebih dari satu kali mengikuti kegiatan sosialisasi sebelum dan Substansi materi yang disampaikan kepada sesudah pembentukan Kampung KB oleh anggota POKTAN pada Kampung KB Bangau BKKBN Provinsi, OPD KB Kab/Kota yang Putih, Kampung KB Kubu Gadang, Kampung dihadiri oleh masyarakat Kampung KB dengan KB Jorong Pondok, dan Kampung KB Payo materi sosialisasi konsep Kampung KB dan Sejahtera adalah pelayanan KB dan kegiatan- indikator keberhasilannya, rencana program kegiatan yang bersangkutan dengan TRIBINA. dan kegiatan, AJK bulanan dan mingguan, alur Bentuk kegiatan KIE yang dilakukan adalah penganggaran, format evaluasi dan pelaporan kegiatan Posyandu dengan media lembar balik serta koordinasi lintas sektor.” Hal ini diperkuat dan pertemuan bulanan forum KB/KS yang oleh pernyataan responden Kader Kampung dilaksanakan 1 kali dalam sebulan setelah KB Kubu Gadang, Kader Kampung KB Jorong kegiatan Posyandu. Selama melaksanakan Pondok, dan Kader Kampung KB Payo kegiatan tersebut, hanya 1 orang anggota Sejahtera bahwa dia telah “lebih dari satu kali POKTAN yang aktif, yaitu sub PPKBD. Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi sebelum berjalan 1 tahun, tidak ada perbedaan yang pembentukan Kampung KB oleh BKKBN mencolok terhadap kegiatan pendidikan Provinsi, OPD KB Kab/Kota yang dihadiri oleh keluarga yang ada di Kampung KB ketika 106 REMISWAL, SAMAD, & FIRMAN Jur. Ilm. Kel. & Kons. dicanangkan karena hanya beberapa lintas mengadakan pertemuan rutin pengurus sektor yang terlibat dalam menyukseskan Kampung KB satu kali sebulan di Kampung KB pendidikan keluarga pada Kampung KB. Selain yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan itu, pertemuan rutin POKJA (tingkat desa) masyarakat dengan topik kegiatan yang akan Kampung KB satu kali sebulan dilaksanakan di dilakukan dan evaluasi kegiatan yang telah Kantor Lurah yang dihadiri oleh seluruh Kader dilakukan. Selain itu, terdapat pula sarasehan KB dengan materi pendampingan PUS yang Tingkat RW terkait kegiatan Kampung KB yang hamil atau kegiatan TRIBINA. Sementara itu, dilaksanakan satu kali sebulan di Rumah Ketua pertemuan rutin POKJA Kampung KB PLKB, Masjid, Gedung Serba Guna, dan Pos dilaksanakan pada KB/KS Kelurahan, Ronda yang dihadiri oleh RT/RW, Kader-Kader, sedangkan sarasehan tingkat RT tidak pernah UPTD, Lurah dan tokoh masyarakat dengan dilaksanakan. topik kajian pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan keluarga yang dapat memajukan Responden Ketua Kampung KB Bangau Putih Kampung KB. melaksanakan perannya sebagai pengurus yang ditetapkan melalui SK Kelurahan dengan Responden Tokoh Agama di Kampung KB menyosialisasikan dan mendukung setiap Bangau Putih melaksanakan perannya sebagai program Kampung KB sebagai bentuk pengurus yang ditetapkan melalui SK pendidikan keluarga. Responden Ketua Kelurahan dengan menjadi dai di Kampung KB. Kampung KB Kubu Gadang melaksanakan Responden Tokoh Agama di Kampung KB perannya sebagai pengurus Kampung KB yang Kubu Gadang melaksanakan perannya sebagai ditetapkan melalui SK Wali Kota dengan pengurus yang ditetapkan melalui SK Wali Kota memberi dukungan dan mendampingi setiap dengan menjadi ustaz di Kampung KB dan kegiatan pendidikan keluarga yang merekomendasikan KB kepada masyarakat. dilaksanakan di Kampung KB dan selalu Responden Tokoh Agama di Kampung KB melengkapi data serta informasi tentang Jorong Pondok melaksanakan perannya Kampung KB. sebagai pengurus yang ditetapkan melalui SK Bupati dengan merekomendasikan pula KB Responden Ketua Kampung KB Jorong Pondok kepada masyarakat dan merekomendasikan melaksanakan perannya sebagai pengurus kegiatan PIK-R berbasis Remaja Masjid. yang ditetapkan melalui SK Bupati dengan Sementara itu, responden Tokoh Agama di menyosialisasikan, memberi dukungan, dan Kampung KB Payo Sejahtera melaksanakan mendampingi setiap kegiatan yang perannya sebagai pengurus yang ditetapkan dilaksanakan di Kampung KB. Responden melalui SK Wali Kota dengan mengedukasi Ketua Kampung KB Payo Sejahtera masyarakat tentang Kampung KB melalui melaksanakan perannya sebagai pengurus kegiatan PIK-R berbasis Remaja Masjid, yang ditetapkan melalui SK Wali Kota dengan Posyandu Ibu-Ibu dan Lansia serta Kader mengajak dan menjaga apa yang telah Lansia. dilaksanakan selama Kampung KB berjalan. Responden Tokoh Masyarakat di Kampung KB Kegiatan-kegiatan pendidikan keluarga yang Bangau Putih melaksanakan perannya sebagai dilakukan pada setiap Kampung KB, yaitu pengurus yang ditetapkan melalui SK kegiatan baca dengan adanya perpustakaan Kelurahan dengan mendukung program- komunitas, kegiatan Kampung Wisata dengan program yang ada di Kampung KB. Responden konsep pemberdayaan masyarakat, kegiatan Tokoh Masyarakat di Kampung KB Kubu yang berhubungan dengan KKBPK, dan Gadang melaksanakan perannya sebagai mengintegrasikan setiap program yang ada pengurus yang ditetapkan melalui SK Wali Kota dengan kegiatan Kampung KB. dengan menjadi Datuk di Kampung KB. Sementara itu, responden Tokoh Masyarakat di Kampung KB Bangau Putih dalam Kampung KB Jorong Pondok melaksanakan melaksanakan kegiatan pendidikan keluarga perannya sebagai pengurus yang ditetapkan selalu mengadakan pertemuan rutin pengurus melalui SK Bupati dengan mendorong dan satu kali sebulan yang dihadiri oleh Kader- mendukung setiap kegiatan yang ada di Kader terkait, UPTD dan lain-lain dengan topik Kampung KB. Responden Tokoh Masyarakat di perencanaan program selanjutnya dalam Kampung KB Payo Sejahtera melaksanakan memajukan Kampung KB sebagai tempat perannya sebagai pengurus yang ditetapkan pendidikan keluarga. Sementara itu, Kampung melalui SK Wali Kota dengan mendukung KB Kubu Gadang, Kampung KB Jorong setiap kegiatan yang direncanakan dan Pondok, dan Kampung KB Payo Sejahtera dilaksanakan di Kampung KB. Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 107

Responden Seksi Kampung KB Bangau Putih, dokumentasi video dan foto serta fasilitas Kampung KB Kubu Gadang, Kampung KB pendukung lainnya serta sarana terkait di Jorong Pondok, dan Kampung KB Payo mitra/lintas sektor seperti media KIE Sejahtera melaksanakan perannya sebagai Kesehatan. Sarana dan prasarana yang sudah pengurus Kampung KB yang ditetapkan melalui dimiliki oleh Kampung KB Payo Sejahtera SK dari pihak berwenang dengan menjelaskan adalah infocus dan laptop untuk PIK Remaja, tentang Kampung KB kepada Masyarakat dan Media KIE KKBPK (spanduk, back drop, umbul- mendukung setiap kegiatan pendidikan umbul, lembar balik, dan lain-lain), Mobil keluarga pada Kampung KB seperti kegiatan Penerangan dan Pelayanan KB, PIK-R di masyarakat. ruangan/gedung/aula termasuk meja, kursi, tenda, sound system, dokumentasi video dan Responden Ketua PKK di Kampung KB Bangau foto serta fasilitas pendukung lainnya serta Putih, Kampung KB Kubu Gadang, Kampung sarana terkait di mitra/lintas sektor seperti KB Jorong Pondok, dan Kampung KB Payo media KIE Kesehatan. Sejahtera melaksanakan perannya sebagai pengurus dengan mendukung dan Pencapaian Indikator Program Kampung KB mendampingi setiap program yang ada di dalam Pelaksanaan Pendidikan Keluarga Kampung KB, melengkapi data serta informasi tentang Kampung KB, dan menjelaskan kepada Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam seluruh masyarakat tentang pentingnya praktiknya, kegiatan Monitoring Evaluasi kegiatan pendidikan keluarga pada Kampung (Monev), pencatatan, dan pelaporan setiap KB. Lebih lanjut, dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan oleh BKKBN dan OPD lainnya ini pendidikan keluarga selalu diadakan pula belum berjalan dengan optimal dan belum pertemuan rutin pengurus Kampung KB satu mampu memenuhi antusiasme masyarakat kali sebulan di Balai Desa atau Kantor Desa dalam pengembangan Kampung KB Bangau yang dihadiri oleh Masyarakat dan Kader-Kader Putih, Kubu Gadang, Jorong Pondok, dan Payo terkait dengan materi yang dibahas tentang Sejahtera sebagai tempat pendidikan keluarga. pengembangan Kampung KB. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa BKKBN Provinsi melalui Bidang OPD KB melakukan Sarana dan Prasarana Kampung KB dalam pemantauan dan evaluasi pada kegiatan Pendidikan Keluarga Kampung KB Bangau Putih secara tidak rutin dan tidak optimal. Selain itu, BKKBN Provinsi Hasil penelitian memperlihatkan bahwa fasilitas serta OPD Kab/Kota pernah melakukan yang tersedia pada setiap Kampung KB dalam kunjungan dan pembinaan terhadap Kampung pelaksanaan pendidikan keluarga masih belum KB, akan tetapi masih minim dan tanpa diikuti lengkap sehingga kinerja dalam dengan Monev dari BKKBN Provinsi secara pengembangan Kampung KB belum optimal. terencana dan terprogram dengan jelas. Sarana dan prasarana yang sudah tersedia di Kampung KB Bangau Putih adalah Mobil Selain itu, hasil analisis memperilhatkan bahwa Penerangan dan Pelayanan KB yang Kampung KB hanya sekadar nawacita yang beroperasi ketika ada pelayanan saja serta belum berusaha diwujudkan secara sungguh- sarana terkait di mitra atau lintas sektor seperti sungguh karena usaha yang dilakukan oleh media KIE Kesehatan. Sarana dan prasarana BKKBN hanya pembekalan teori saja dan yang sudah ada di Kampung KB Kubu Gadang minimnya penganggaran dana (hanya untuk adalah Media KIE KKBPK (spanduk, nack drop, pencanangan saja) juga berpengaruh terhadap umbul-umbul, lembar balik, dan lain-lain), operasional Kampung KB. Eksistensi Kampung ruangan/gedung/aula termasuk meja, kursi, KB Bangau Putih masih ada karena terintegrasi tenda, sound system, dokumentasi video dan dengan program PKBM (Pusat Kegiatan Belajar foto, fasilitas pendukung lainnya serta sarana Masyarakat). Tidak jauh berbeda dengan terkait di mitra/lintas sektor seperti media KIE Kampung KB Bangau Putih, BKKBN dan OPD Kesehatan. terkait di Kampung KB Kubu Gadang diharapkan secara berkelanjutan melakukan Sementara itu, sejak Kampung KB Jorong Monev, pencatatan, dan pelaporan setiap Pondok terbentuk, belum terdapat sarana dan kegiatan yang diadakan oleh Kampung KB. prasarana yang dapat digunakan dalam Namun dalam praktiknya, kegiatan Monev, mendukung kegiatan pendidikan keluarga di pencatatan, dan pelaporan setiap kegiatan oleh Kampung KB, seperti Media KIE KKBPK BKKBN dan OPD lainnya ini belum berjalan (spanduk, back drop, umbul-umbul, lembar dengan optimal dan belum mampu memenuhi balik, dan lain-lain), ruangan/gedung/aula antusiasme masyarakat dalam pengembangan termasuk meja, kursi, tenda, sound system, Kampung KB di Kubu Gadang. 108 REMISWAL, SAMAD, & FIRMAN Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa BKKBN Posyandu. BKKBN Provinsi melalui Bidang Provinsi telah melakukan pemantauan kegiatan OPD KB melakukan pemantauan dan evaluasi Kampung KB sebanyak satu kali terhadap pada kegiatan Kampung KB sebanyak tiga kali mekanisme pelaporan kegiatan Kampung KB dalam setahun yang dilakukan oleh Bidang KB, Kubu Gadang. Sementara itu, OPD Kab/Kota Bidang KS, Dalduk, Bidang Adpin, dan PKB. melakukan evaluasi kegiatan Kampung KB sebanyak dua kali dalam setahun berupa rapat Pengetahuan dan Partisipasi Pasangan Usia koordinasi. BKKBN Provinsi melalui Bidang Subur (PUS) dalam Kegiatan dan Program OPD KB melakukan pemantauan dan evaluasi Pendidikan Keluarga pada Kampung KB pada kegiatan Kampung KB walaupun tidak rutin dan hal ini sangat tidak optimal. Selain itu, Kampung KB Bangau Putih dalam BKKBN Provinsi serta OPD Kab/Kota tidak melaksanakan pendidikan keluarga dapat pernah melakukan pembinaan terhadap dilihat dari pengetahuan dan partisipasi PUS Kampung KB tetapi melakukan pelatihan pada setiap program dan kegiatan (Tabel 1). meskipun masih minim dan seharusnya Monev dari BKKBN Provinsi harus terencana dan Penelitian ini melibatkan 50 PUS di Kampung terpogram dengan jelas. Selain itu, Kampung KB Bangau Putih. Hasil analisis menunjukkan KB masih sekadar nawacita karena terintegrasi bahwa lebih dari sepertiga PUS hanya memiliki dengan Kampung Wisata dan sejak awal pengetahuan dan partisipasi terkategori sangat pembentukan sampai sekarang belum ada baik pada aspek keluarga berencana. Hal ini kegiatan yang efektif dan kesungguhan dari dapat disebabkan oleh kurangnya bimbingan OPD baik dalam dukungan dana maupun dan arahan dari pemerintah dalam pelaksanaan mekanisme operasional Kampung KB. pendidikan keluarga.

Sementara itu, BKKBN dan OPD terkait dalam Tabel 1 Pengetahuan dan partisipasi PUS di melakukan Monev, pencatatan, dan pelaporan Kampung KB Bangau Putih setiap kegiatan yang diadakan oleh Kampung Dimensi Kategori n % KB Jorong Pondok juga masih belum optimal Keluarga berencana Tidak baik 31 62,0 dan belum mampu memenuhi antusiasme Sangat 19 38,0 masyarakat dalam pengembangan Kampung baik KB di Jorong Pondok. Temuan penelitian Penyuluh keluarga Kurang menunjukkan bahwa BKKBN Provinsi telah 2 4,0 berencana baik melakukan pemantauan kegiatan Kampung KB sebanyak satu kali terhadap mekanisme baik 18 36,0 Sangat pelaporan kegiatan Kampung KB. Sementara 30 60,0 itu, OPD Kab/Kota melakukan evaluasi baik KIE individu Kurang kegiatan Kampung KB sebanyak tiga kali dalam 18 36,0 setahun melalui rapat koordinasi. BKKBN baik Provinsi melalui Bidang OPD KB melakukan baik 24 48,0 pemantauan dan evaluasi pada kegiatan Sangat 8 16,0 Kampung KB secara tidak berkala sehingga baik tidak berjalan secara optimal. KIE kelompok Kurang 16 32,0 baik Kegiatan Monev, pencatatan, dan pelaporan baik 26 52,0 setiap kegiatan yang diadakan Kampung KB Sangat 8 16,0 Payo Sejahtera oleh BKKBN dan OPD terkait baik sudah menunjukkan taraf keoptimalan yang Pembangunan keluarga Kurang 6 12,0 lebih baik dari Kampung KB lainnya. Hal ini baik terlihat dari temuan penelitian yang menunjukkan bahwa BKKBN Provinsi telah Baik 38 76,0 Sangat melakukan pemantauan kegiatan Kampung KB 6 12,0 sebanyak satu kali terhadap mekanisme baik pelaporan kegiatan Kampung KB serta Kegiatan pengurus KB Tidak baik 7 14,0 melakukan pembinaan terhadap Toga dan Kurang 23 46,0 Toma. Sementara itu, OPD Kab/Kota baik melakukan evaluasi kegiatan Kampung KB Baik 9 18,0 sebanyak dua kali dalam setahun melalui rapat Sangat 11 22,0 koordinasi serta melakukan pembinaan baik terhadap Kader Kampung KB dan Ibu-Ibu Keterangan: n = jumlah responden; % = persentase Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 109

Tabel 2 Pengetahuan dan partisipasi PUS di urgen dalam menyukseskan pelaksanaan Kampung KB Kubu Gadang pendidikan keluarga. Dimensi Kategori n % Keluarga berencana Tidak Selain itu, mayoritas PUS memiliki 13 26,0 baik pengetahuan dan partisipasi terkategori baik Kurang pada aspek pembangunan keluarga. Hal ini 2 4,0 baik memperlihatkan bahwa PUS memiliki Baik 4 8,0 antusiasme dalam pelaksanaan setiap kegiatan pendidikan keluarga di Kampung KB. Sangat 31 62,0 Sementara itu, pengetahuan dan partisipasi baik mayoritas PUS terkategori kurang baik pada Penyuluh keluarga Tidak 1 2,0 aspek kegiatan pengurus KB karena kegiatan berencana baik Monev, pencatatan, dan pelaporan yang Baik 12 24,0 dilakukan oleh BKKBN dan OPD lainnya masih Sangat 37 74,0 belum optimal. baik KIE individu Tidak Kampung KB Kubu Gadang dalam 14 28,0 baik melaksanakan pendidikan keluarga dapat Kurang dilihat dari pengetahuan dan partisipasi PUS 2 4,0 baik pada setiap program dan kegiatan (Tabel 2). Baik 33 66,0 Penelitian ini melibatkan 50 PUS di Kampung Sangat 1 2,0 KB Kubu Gadang. Hasil penelitian baik memperlihatkan bahwa lebih dari setengah KIE kelompok Tidak PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi 6 12,0 baik terkategori sangat baik pada aspek keluarga Kurang berencana. Hal ini dapat disebabkan oleh 11 22,0 baik pengelola telah memfasilitasi setiap kegiatan Baik 32 64,0 pendidikan keluarga di Kampung KB. Selanjutnya, sebanyak 74 persen PUS memiliki Sangat 1 2,0 baik pengetahuan dan partisipasi terkategori sangat baik pada aspek penyuluh keluarga berencana Pembangunan keluarga Tidak 1 2,0 sebagai indikasi bahwa hasil kegiatan baik sosialisasi yang diikuti pengelola teraktualisasi Kurang 8 16,0 dengan adanya kegiatan-kegiatan pembinaan baik dalam pelaksanaan pendidikan keluarga. Baik 41 82,0 Lebih lanjut, PUS memiliki tingkat pengetahuan Kegiatan pengurus KB Tidak 4 8,0 baik dan partisipasi terkategori baik (66%) pada aspek KIE individu. Sedangkan, pada aspek Kurang 16 32,0 KIE kelompok tingkat pengetahuan dan baik partisipasi yang dimiliki PUS sebesar 64 persen Baik 19 38,0 pada kategori baik. Hal ini memperlihatkan Sangat 11 22,0 bahwa semakin optimal dukungan sarana dan baik prasarana, semakin baik kualitas pelaksanaan Keterangan: n = jumlah responden; % = persentase pendidikan keluarga di Kampung KB. Hasil kajian menunjukkan mayoritas PUS memiliki Selanjutnya, sebanyak 60 persen PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi terkategori baik pengetahuan dan partisipasi terkategori sangat pada aspek pembangunan keluarga sebagai baik pada aspek penyuluh keluarga berencana bentuk antusiasme PUS terhadap pelaksanaan yang mengindikasikan bahwa pengelola telah kegiatan pendidikan keluarga. Sementara itu, melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan dalam pengetahuan dan partisipasi PUS terkategori menyukseskan pelaksanaan pendidikan baik pada aspek kegiatan pengurus KB namun keluarga. Hampir setengah PUS memiliki BKKBN dan OPD lainnya masih harus bekerja pengetahuan dan partisipasi terkategori baik secara optimal dengan melakukan Monev, pada aspek KIE individu. Sementara itu, pada pencatatan, dan pelaporan yang rutin. aspek KIE kelompok lebih dari setengah PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi Kampung KB Jorong Pondok dalam terkategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa melaksanakan pendidikan keluarga dapat dukungan sarana dan prasarana memiliki posisi dilihat dari pengetahuan dan partisipasi PUS pada setiap program dan kegiatan (Tabel 3). 110 REMISWAL, SAMAD, & FIRMAN Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 3 Pengetahuan dan partisipasi PUS di terkategori baik pada aspek KIE individu. Pada Kampung KB Jorong Pondok aspek KIE kelompok, setengah PUS memiliki Dimensi Kategori n % pengetahuan dan partisipasi terkategori baik. Keluarga berencana Tidak Hal ini memperlihatkan pentingnya dukungan 7 14,0 baik sarana dan prasarana dalam menyukseskan Kurang pelaksanaan pendidikan keluarga. 5 10,0 baik Baik 10 20,0 Selain itu, sebagian besar PUS memiliki Sangat pengetahuan dan partisipasi terkategori baik 28 56,0 baik pada aspek pembangunan keluarga yang Penyuluh keluarga Kurang mengindikasikan bahwa PUS memiliki 1 2,0 berencana baik antusiasme dalam setiap kegiatan dan program Baik 23 46,0 pendidikan keluarga. Sementara itu, Sangat pengetahuan dan partisipasi lebih dari separuh 26 52,0 baik PUS terkategori kurang baik pada aspek KIE individu Tidak kegiatan pengurus KB karena belum 5 10,0 baik optimalnya kegiatan Monev, pencatatan, dan Kurang pelaporan setiap kegiatan oleh BKKBN dan 17 34,0 baik OPD lainnya. Baik 22 44,0 Sangat Kampung KB Payo Sejahtera dalam 6 12,0 baik melaksanakan pendidikan keluarga dapat KIE kelompok Tidak dilihat dari pengetahuan dan partisipasi PUS 2 4,0 baik pada setiap program dan kegiatan (Tabel 4). Kurang Penelitian ini melibatkan 50 PUS di Kampung 20 40,0 baik KB Payo Sejahtera. Hasil analisis Baik 25 50,0 memperlihatkan hampir setengah PUS memiliki Sangat pengetahuan dan partisipasi terkategori sangat 3 6,0 baik baik pada aspek keluarga berencana yang Pembangunan keluarga Kurang ditandai dengan pengelola telah memberikan 9 18,0 baik sosialisasi dan fasilitasi pelaksanaan setiap Baik 41 82,0 kegiatan pendidikan keluarga. Selanjutnya, Kegiatan pengurus KB Tidak setengah PUS memiliki pengetahuan dan 4 8,0 baik partisipasi terkategori sangat baik pada aspek Kurang penyuluh keluarga berencana yang 28 56,0 baik mengindikasikan bahwa pengelola telah Baik 11 22,0 melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan untuk Sangat menyukseskan pendidikan keluarga. 7 14,0 baik Lebih lanjut, PUS memiliki tingkat pengetahuan Keterangan: n = jumlah responden; % = persentase dan partisipasi terkategori baik (46%) pada aspek KIE individu. Sementara itu, sebanyak 60 Penelitian ini melibatkan 50 PUS di Kampung persen PUS memiliki pengetahuan dan KB Jorong Pondok. Hasil kajian menunjukkan partisipasi terkategori baik pada aspek KIE lebih dari setengah PUS memiliki pengetahuan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa sudah dan partisipasi terkategori sangat baik pada ada dukungan sarana dan prasarana dalam aspek keluarga berencana. Hal ini dapat pelaksanaan pendidikan keluarga meskipun dipahami karena pengelola telah melakukan masih belum maksimal. Selain itu, sebagian pembinaan kader dan mencari sektor KB untuk besar PUS pada aspek pembangunan keluarga menyukseskan pelaksanaan pendidikan memiliki pengetahuan dan partisipasi keluarga. Selanjutnya, sebanyak 54 persen terkategori baik sebagai bentuk antusiasme PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi PUS terhadap pelaksanaan kegiatan terkategori sangat baik pada aspek penyuluh pendidikan keluarga. keluarga berencana sebagai hasil dari adanya kegiatan-kegiatan pembinaan dalam Sementara itu, pengetahuan dan partisipasi pelaksanaan pendidikan keluarga yang mayoritas PUS terkategori kurang baik pada dilakukan oleh pengelola. aspek kegiatan pengurus KB. Hal ini mengharuskan BKKBN dan OPD lainnya Lebih lanjut, hampir setengah (44%) PUS bekerja dengan optimal untuk menjaga dan memiliki pengetahuan dan partisipasi meningkatkan antusiasme masyarakat. Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 111

Tabel 4 Pengetahuan dan partisipasi PUS di bahwa keberadaan Kampung KB memiliki Kampung KB Payo Sejahtera kontribusi yang signifikan terhadap penguatan Dimensi Kategori n % KKBPK. Saputra, Lukas, dan Rindantya (2019) Keluarga berencana Tidak 20 40,0 menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan baik keluarga pada Kampung KB yang dicanangkan Kurang 2 4,0 tahun 2016 dilakukan untuk menciptakan baik kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Hal ini Baik 6 12,0 juga didukung oleh hasil penelitian Herawati et Sangat 22 44,0 al. (2020) serta Wijayanti dan Berdame (2019) baik bahwa peningkatan ketahanan dan Penyuluh keluarga Kurang 2 4,0 kesejahteraan keluarga bisa dilihat dari berbagi berencana baik aspek sebagai cerminan dari implementasi 8 Baik 23 46,0 fungsi keluarga yang dipengaruhi oleh berbagai Sangat 25 50,0 faktor. Widyanti, Hastuti, dan Alfiasari (2012) baik mengatakan bahwa berjalannya fungsi keluarga KIE individu Tidak 4 8,0 sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi baik termasuk dalam hal pemenuhan pendidikan. Kurang 17 34,0 baik Hasil penelitian memperlihatkan bahwa aspek Baik 23 46,0 pengelolaan Kampung KB, sarana dan prasarana, pencapaian indikator program serta Sangat 6 12,0 baik pengetahuan dan partisipasi PUS saling memiliki keterkaitan dalam menyukseskan KIE kelompok Kurang 16 32,0 pendidikan keluarga untuk mengatasi masalah baik kependudukan. Hal ini mengindikasikan bahwa Baik 30 60,0 semakin bagus pengelolaan Kampung KB, Sangat 4 8,0 adanya dukungan sarana dan prasarana yang baik memadai, terlaksananya kegiatan Monev, Pembangunan Kurang 7 14,0 pencatatan, dan pelaporan setiap kegiatan oleh keluarga baik BKKBN dan OPD lainnya untuk mengetahui Baik 38 76,0 pencapaian indikator program serta Sangat 5 10,0 pengetahuan dan partisipasi PUS yang dimiliki baik sangat baik maka akan mendukung Kegiatan pengurus Tidak 2 4,0 pelaksanaan pendidikan keluarga untuk KB baik mengatasi masalah kependudukan. Kampung Kurang 21 42,0 KB dengan dukungan yang bagus dari setiap baik aspek tentunya akan memiliki kualitas dalam Baik 14 28,0 pelaksanaan pendidikan keluarga untuk Sangat 13 26,0 mengatasi masalah kependudukan. Wita (2019) baik menyatakan bahwa tanpa adanya dukungan Keterangan: n = jumlah responden; % = persentase dari beragam aspek yang saling terkait, maka pelaksanaan berbagai program dan kegiatan di PEMBAHASAN Kampung KB tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil analisis menunjukkan adanya pelaksanaan pendidikan keluarga pada Hasil analisis menunjukkan bahwa belum ada Kampung KB yang meliputi kegiatan keluarga langkah dan upaya strategis dari pemerintah berencana, PKB, KIE individu, KIE kelompok, dan stakeholder dalam pelaksanaan pendidikan pembangunan keluarga, dan kegiatan pengurus keluarga pada Kampung KB untuk mengatasi KB untuk mengatasi masalah kependudukan. masalah kependudukan sejak dicanangkan Hasil ini mendukung penelitian-penelitian tahun 2016. Langkah dan upaya strategis dari terdahulu yang juga memperlihatkan bahwa pemerintah dan stakeholder dapat menentukan kegiatan Kampung KB dilakukan untuk keberhasilan pelaksanaan pendidikan keluarga mengatasi masalah kependudukan (Mardani et untuk mengatasi masalah kependudukan. al., 2020; Sari et al., 2018). Tidak hanya itu, Pemerintah dan stakeholder perlu memantau penelitian Karuniawati, Iswantiningsih, dan perkembangan dari pelaksanaan kegiatan Mahmudah (2020) serta Yustini dan Lasmiana pendidikan keluarga pada Kampung KB secara (2019) menunjukkan bahwa Kampung KB ada rutin pada tiap triwulan, semester, dan tahunan untuk mengatasi masalah KKBPK. Sementara berdasarkan laporan yang diterima dari itu, Raikhani et al. (2018) juga menemukan pengelola Kampung KB (BKKBN, 2016). 112 REMISWAL, SAMAD, & FIRMAN Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Mardiyono (2017) menyatakan bahwa Kegiatan Pengurus KB di setiap Kampung KB keberhasilan pelaksanaan pendidikan keluarga belum mencapai kategori sangat baik. di Kampung KB untuk mengatasi masalah Penelitian ini terbatas dilaksanakan pada kependudukan ditentukan oleh komitmen yang beberapa Kampung KB dan hanya melibatkan kuat dari pemangku kebijakan; adanya 50 PUS sehingga dipandang masih belum integritas program KKBPK dan lintas sektor; merepresentasikan pengetahuan dan optimalisasi fasilitas dan dukungan dari mitra partisipasi PUS secara komprehensif. atau stakeholder; semangat dan dedikasi setiap pengelola program KKBPK di lini lapangan; Peneliti berikutnya yang ingin melaksanakan serta peran aktif masyarakat/keluarga. Dengan penelitian dengan tema ini hendaknya adanya komitmen dan sinergitas pemerintah memperhatikan komitmen dan sinergitas dan stakeholder, maka Kampung KB akan pemerintah, pengelola, masyarakat, dan semakin eksis dalam melaksanakan pendidikan stakeholder dalam melaksanakan pendidikan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga pada Kampung KB untuk mengatasi dan ketahanan keluarga sebagai upaya masalah kependudukan. mengatasi masalah KKBPK. Pemerintah/instansi/stakeholder terkait harus menjalankan amanah yang diemban dengan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa optimal untuk menyukseskan pelaksanaan beberapa aspek pengetahuan dan partisipasi pendidikan keluarga pada Kampung KB untuk PUS dalam pelaksanaan pendidikan keluarga mengatasi masalah kependudukan. didominasi kategori kurang baik dan tidak baik. Pengetahuan dan partisipasi PUS dapat DAFTAR PUSTAKA memengaruhi pelaksanaan pendidikan keluarga untuk mengatasi masalah Aji, M. S., & Yudianto, G. P. H. (2020). kependudukan. Hal ini mengindikasikan bahwa Pemberdayaan masyarakat “Kampung KB” semakin baik pengetahuan dan partisipasi PUS ditinjau dari perspektif Ottawa Charter. maka akan semakin baik pelaksanaan Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of pendidikan keluarga untuk mengatasi masalah Health Promotion and Health Education, kependudukan. PUS yang memiliki 8(2), 206–218. pengetahuan dan partisipasi yang baik tentunya doi:10.20473/jpk.v8.i2.2020.206-218. akan memiliki kesadaran lebih tinggi untuk mengaplikasikan dan mengaktualisasikan Alpionita, Y., Arifin, J., & Harahap, A. (2020). pengetahuan yang dimilikinya. Endah dan Persepsi masyarakat terhadap program Kholiq (2019) serta Sabilla dan Purnaningsih Kampung KB dilihat dari aspek Bina (2020) menyatakan bahwa di antara indikator Keluarga Balita (BKB) di Desa Nawin keberhasilan Kampung KB dalam Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong. melaksanakan pendidikan keluarga untuk Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi mengatasi masalah kependudukan adalah Bisnis, 3(1), 746–758. adanya pengetahuan dan partisipasi yang baik Anggraeni, N., Afifuddin, & Suyeno. (2020). dari seluruh potensi Kampung KB. Hal ini Implementasi program kampung keluarga menunjukkan bahwa semakin baik berencana dalam meningkatkan kualitas pengetahuan dan partisipasi PUS dalam hidup masyarakat: Studi kasus Desa pelaksanaan pendidikan keluarga, maka akan Sumberkarang Kabupaten Mojokerto. semakin baik Kampung KB dapat mengatasi Jurnal Respon Publik, 14(1), 32–41. masalah kependudukan. Angisna, T. (2018). Evaluasi efektivitas SIMPULAN DAN SARAN pelatihan Kampung KB di perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur. Jurnal PROMKES, 6(1), 93–104. Kampung KB sebagai tempat pelaksanaan doi:10.20473/jpk.v6.i1.2018.93-104. pendidikan keluarga belum menunjukkan posisi sentral untuk mengatasi masalah Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2009). Evaluasi kependudukan. Sementara itu, secara Program Pendidikan: Pedoman Teoritis keseluruhan PUS memiliki pengetahuan dan Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi partisipasi yang didominasi oleh kategori Pendidikan. Jakarta, ID: Bumi Aksara. sangat baik dan baik dalam pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB untuk Bachtiyar, N. A., & Wibawani, S. (2018). meminimalisir dan mengatasi masalah Implementasi program kampung keluarga kependudukan. Selain itu, pengetahuan dan berencana di Dusun Ambeng-Ambeng partisipasi PUS pada beberapa aspek, seperti Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Dinamika Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 113

Governance: Jurnal Ilmu Administrasi Implementasi program Kampung Keluarga Negara, 7(1), 13–26. Berencana: Studi pada kelompok sasaran doi:10.33005/jdg.v7i1.1194. keluarga dengan remaja di Dusun Waung Desa Sonoageng Kecamatan Prambon [BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Kabupaten Nganjuk. Publika, 5(4), 1–8. Berencana Nasional. (2016). Petunjuk Teknis Kampung KB. Jakarta, ID: Badan Karuniawati, B., Iswantiningsih, E., & Kependudukan dan Keluarga Berencana Mahmudah, S. (2020). Optimalisasi Nasional. Kampung KB: Inovasi strategis pemberdayaan masyarakat di Dusun [BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Gondang Kelurahan Donokerto Berencana Nasional. (2017a). Pedoman Kecamatan Turi. Jurnal Pengabdian Pengelolaan Kampung KB: Pedoman Bagi Masyarakat Karya Husada, 2(1), 10–17. Pengelola Kampung KB di Lini Lapangan). Jakarta, ID: Badan Kependudukan dan Kusumah, W., & Dwitagama, D. (2011). Keluarga Berencana Nasional. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, ID: PT Indeks. [BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2017b). Statistik Mardani, N. K. T., Winaya, I. K., & Kampung KB. Jakarta, ID: Badan Purnamaningsih, P. E. (2020). Evaluasi Kependudukan dan Keluarga Berencana program Kampung Keluarga Berencana di Nasional. Kota Denpasar. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 1(1), 1–8. [BPS] Badan Pusat Statistik. (2018). Provinsi Sumatra Barat dalam Angka 2018. Mardiyono. (2017). Kampung KB sebagai Padang, ID: Badan Pusat Statistik. upaya pemberdayaan masyarakat/ keluarga di Jawa Timur: Studi di Kota Departemen Agama. (2008). Al-Hikmah; Al- Malang dan Kabupaten Bondowoso. Quran dan Terjemahannya. Bandung, ID: Jurnal Cakrawala, 11(2), 129–136. Diponegoro. doi:10.32781/cakrawala.v11i2.13. Endah, K., & Kholiq, A. W. (2019). Pelaksanaan Mardiyono. (2017). Pemberdayaan keluarga program Kampung Keluarga Berencana melalui Kampung KB dalam upaya oleh Dinas Keluarga Berencana, peningkatan program KKBPK dan terkait di Pemberdayaan Perempuan dan Jawa Timur. Jurnal Keluarga Berencana, Perlindungan Anak (KBP3A) dalam 2(1), 1–10. mewujudkan kehidupan masyarakat sejahtera: Studi Desa Babakan Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. Kecamatan Pangandaran Kabupaten (2014). Qualitative Data Analysis: A Pangandaran). Jurnal Moderat, 5(2), 101– Methods Sourcebook (3rd ed.). United 112. doi:10.25147/moderat.v5i2.2402. States, US: Sage Publications. Handayani, A., Najib, Ardini, S. N., & Yulianti, Normajatun, Malawat, S. H., & Fibriyanita, F. P. D. (2020). The evaluation studies of (2018). Implementasi kebijakan program Kampung KB in Central Java. JKKP: Kampung Keluarga Berencana - Kampung Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Baiman (KKB-KB) di Kota Banjarmasin. Pendidikan, 7(1), 63–73. AS-SIYASAH: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu doi:10.21009/JKKP.071.06. Politik, 3(2), 47–50. doi:10.31602/as.v3i2.2084. Herawati, T., Pranaji, D. K., Pujihasvuty, R., & Latifah, E. W. (2020). Faktor-faktor yang Nurjannah, S. N., & Susanti, E. (2018). memengaruhi pelaksanaan fungsi Implementasi program Kampung Keluarga keluarga di Indonesia. Jurnal Ilmu Berencana (KB) di Kabupaten Kuningan Keluarga dan Konsumen, 13(3), 213–227. Tahun 2018: Studi kuantitatif dan kualitatif. doi:10.24156/jikk.2020.13.3.213. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 9(2), 27–33. HM, R., & Indrawadi, J. (2019). Implementasi doi:10.34305/jikbh.v9i2.64. program Kampung KB dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Prasetyo, J. A., & Anggaunitakiranantika. di Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan (2020). Partisipasi masyarakat dalam Padang Utara Kota Padang. Journal of pelaksanaan program keluarga sejahtera Civic Education, 2(4), 295–301. di Kampung KB. Sosietas Jurnal doi:10.24036/jce.v2i4.233. Pendidikan Sosiologi, 10(2), 834–840. doi:10.17509/sosietas.v10i2.30100. Istiadi, A., & Rosdiana, W. (2012). 114 REMISWAL, SAMAD, & FIRMAN Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Pratiwi, A. I. (2019). Faktor-faktor yang Hariastuti, I. (2018). Analisis faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan mempengaruhi keberhasilan program Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kampung KB di Kabupaten Jombang. penggunaan alat kontrasepsi di Desa Seminar Nasional Sumber Daya Lokal, Alamendah Kecamatan Rancabali 127–136. Madura, ID: UIM Press. Kabupaten Bandung. Jurnal Kebidanan, doi:10.32682/jpekbm.v2i2.999. 8(1), 1–11. doi:10.47560/keb.v8i1.130. Setiawati, E. (2017). Persepsi masyarakat Rahmeina, F. R. (2018). Koordinasi dalam terhadap program Kampung Keluarga program Kampung KB di Kota Pekanbaru. Berencana di Kelurahan Pantoloan Boya JOM FISIP, 5(1), 1–12. Kecamatan Tawaeli. GeoTadulako, 5(1), 1–15. Raikhani, A., Yunas, N. S., Ratnasari, L., & Hariastuti, I. (2018). Analisa kontribusi Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, program Kampung KB dalam upaya Kualitatif, dan R&D. Bandung, ID: Alfabeta. peningkatan program KKBPK di Kab. Syahnur, S., Diantimala, Y., & Ilham, R. (2019). Jombang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Identifikasi kegiatan program Kampung Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Keluarga Berencana di Kabupaten Aceh Midwifery), 4(2), 101–113. Tengah. JPPUMA; Jurnal Ilmu doi:10.33023/jikeb.v4i2.188. Pemerintahan dan Sosial Politik Regina, Rusli, B., & Candradewini. (2020). Universitas Medan Area, 7(1), 71–80. Koordinasi pengembangan program doi:10.31289/jppuma.v7i1.2167. Kampung Keluarga Berencana di Widodo, M. N., & Anam, M. K. (2019). Kabupaten Bangka Barat. JAKPP (Jurnal Kampung keluarga berencana dalam Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik), peningkatan efektivitas program keluarga 6(1), 65–85. doi:10.31947/jakpp.v6i1.8489. berencana di wilayah Cilenggang. Restiyani, N. L. N., & Yasa, I. G. W. M. (2019). Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Efektivitas program Kampung Keluarga Masyarakat LPPM UMJ, 1–4. Jakarta, ID: Berencana (KB) dan dampaknya terhadap LPPM UMJ. kesejahteraan keluarga miskin di Kota Widyanti, L., Hastuti, D., & Alfiasari. (2012). Denpasar. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fungsi keluarga dan gejala stres remaja Universitas Udayanaan, 8(7), 711–740. dengan latar belakang pendidikan doi:10.24843/eeb.2019.v08.i07.p03. prasekolah berbeda. Jurnal Ilmu Keluarga Rianto, F., Nengsih, N. S., & Setyadiharja, R. dan Konsumen, 5(1), 38–47. (2019). Evaluasi program Kampung doi:10.24156/jikk.2012.5.1.38. Keluarga Berencana di Kota Wijayanti, U. T., & Berdame, D. Y. (2019). Tanjungpinang. Jurnal Dimensi, 8(2), 286– Implementasi delapan fungsi keluarga di 306. doi:10.33373/dms.v8i2.2158. Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi, Roswati. (2008). Evaluasi program/proyek 11(1), 15–29. doi:10.24912/jk.v10i1.2475. (Pengertian, fungsi, jenis, dan format Wita, I. M. (2019). Implemantation of Kampung usulan). Jurnal Pendidikan Penabur, 7(11), KB in increasing community self-help at 64–71. Kampung KB. Jurnal Pendididkan Luar Sabilla, A.-N. V., & Purnaningsih, N. (2020). Sekolah, 7(2), 163–168. Partisipasi masyarakat dalam program doi:10.24036/spektrumpls.v2i2.10323. Kampung Keluarga Berencana (KB): Studi Wiwiek, E., & Utami, S. (2020). Analisis tingkat kasus di Desa Kapas, Kecamatan partisipasi peserta keluarga berencana di Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kampung KB Kelurahan Handil Bakti Jurnal Sains Komunikasi dan Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Pengembangan Masyarakat (JSKPM), Jurnal Keperawatan Dirgahayu, 2(1), 9– 4(5), 713–729. 12. doi:10.29244/jskpm.v4i5.569. Wulandari, T. (2008). Persepsi dan partisipasi Saputra, Y. W., Lukas, A, T., & Rindantya, R. S. masyarakat terhadap program keluarga (2019). Implementasi program Kampung berencana (Penelitian di Desa Keluarga Berencana (KB) di Kota Panggunghajo, Kec. Sewon, Kab. Bantul). Samarinda. Jual Georafflesia, 4(2), 186– Jurnal Dimensia, 2(1), 18. 200. doi:10.32663/georaf.v4i2.975. doi:10.21831/dimensia.v2i1.3399. Sari, L. R., Raikhani, A., Yunas, N. S., & Vol. 14, 2021 EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB 115

Yunas, N. S., & Nailufar, F. D. (2019). Kampung KB Layang-Layang Kota Collaborative governance melalui program Palembang. Mbia, 18(2), 100–115. Kampung Kb di Kabupaten Jombang. doi:10.33557/mbia.v18i2.541. CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Zuhriyah, A., Indarjo, S., & Raharjo, B. B. 5(2), 162–173. (2017). Kampung Keluarga Berencana doi:10.24198/cosmogov.v5i2.21814. dalam peningkatan efektivitas program Yustini, T., & Lasmiana, L. (2019). keluarga berencana. HIGEIA (Journal of Pemanfaatan KUR, pembentukan Koplay, Public Health Research and penggunaan saluran distribusi daring Development), 1(4), 1–13. (online): Solusi peningkatan usaha