Kajian Mandiri:

Indonesia dan Asia Tengah: Sebuah Upaya Penguatan Diplomasi Ekonomi

Pusat Pengkajlan dan Pengembangan Kebljakan Kawasan Asla.Paslftk dan Afrika Badan Pengkajlan dan Pengembangan Kebljakan

Kementerlan Luar Negerl Republlk Indonesia

2016 Kajian Mandiri: Indonesia dan Asia Tengah: Sebuah Upaya Penguatan Diplomasi Ekonomi

Pertama diterbitkan di Indonesia Tahun 2016 oleh:

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Jalan Taman Pejambon no.6 OK! Jakarta, Jakarta Pusat 10110 Indonesia

Email: [email protected]

Editor: Mohamad Hery Saripudin M.A., et al. Cover Design: Haidi N.H Layout: Muhammad Iqbal Maulana

102016 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika Fakta dan Opini yang diekspresikan dalam Kajian Sepenuhnya Merupakan

Hasil lnterpretasi dan Tanggung Jawab Tim Peneliti dan Tidak Serta

Merta Mencerminkan Pandangan Ataupun Kebijakan Kementerian Luar

Negeri Republik Indonesia DAFTARISI

DAFTAR lSI...... oo ...... oo ...... 00 ••••••••••00 •••••••• 00 ••.i

DAFTAR GRAFIK ... oo ... 000 ••• 00 ••• 000 •• 000 •• 000 ••• 00 ••0000.000 •• 0000.0000.00000. oo· 00 00 •• oo .. 000000000.00 •• 0000.000.000. oo•. oo• iv

DAFTAR TABEL ...... oo··········oo······oo••oo······oooo•········v

KATA PENGANTAR oo···oo···oo··•oooooooooo•oo···oo···oo···oo····oo···oo··oooo.. oo .. oo ..oo ....oo ... oo.. oo.. oo .. oo ..oooooooooooo vi

RINGKASAN EKSEKUTIF oooo .. oo.. oooooooooooooo•oo···oo····oo····oo••oooooooo••oo···oo···oo•oooo•oo••·ooooooooooooooooooooo x

BAB I PENDAHULUAN 00 ••• 00 •• 00 •••• 00 ••• 00 •• 00 ••• 00 ••• oo ...... 00 •••• oo... 0000.00 ••• 00 •• 000.000 •• 0000000.0000.00 ••• oo·000 ••1

A. LA TAR BELAKANG ooooooooooooooo••oo········oo······oo•oo••oooo•oo···oo·•ooooooo••oooooooooooooooo.. 1

B. RUMUSAN MASALAH ...... 0000 •• 00 ••• 00 ••• 000 •••• 00 000 ••0000 •• 00 ••000 •• 000.000.000 ••000.0000 0000•• 4

C. TUJUAN DAN SASARAN KAJIAN 00 000000 00 0000 0000 0000 000000 0000 0000000000 0000 000000 000000 0000 4

D. METODE PENGKAJIAN oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo5

E. SISTEMATIKA PENULISAN ooooooooooooooooooooooOOooooOOOOOOooOOooooooooooooooooooooooooooooooooo6

BAB II SELAYANG PANDANG KAWASAN ASIA TENGAH ...... 7

A. PENDAHULUAN ...... 7

B. PEMETAAN GEOPOLITIK KAWASAN ASIA TENGAH ...... 10

C. KERJA SAMA REGIONAL DI ASIA TENGAH ...... 15

C. 1. EURASIAN ECONOMIC UNION (EAEU) ...... 15

C.2. ECONOMIC COOPERATION ORGANIZATION (ECO) ...... 19

C.3. SHANGHAI COOPERATION ORGANISATION (SCO) ...... 22

C.4. ASIA COOPERATION DIALOGUE (ACD) ...... 24

C.4. CENTRAL ASIA REGIONAL ECONOMIC COOPERATION (CAREC) ....27

D. KONEKTIVITAS KAWASAN ASIA TENGAH ...... 30 D.1. KONEKTIVITAS DARAT ...... 30

D.2. KONEKTIVITAS UDARA...... 33

D.3. KONEKTIVITAS LAUT ...... 36

E. KESIMPULAN ...... 39

BAB III POTENSI EKONOMI KAWASAN ASIA TENGAH ...... 41 A. ENERGI DAN MINERAL ...... 41 B. PERDAGANGAN ...... 44

C. INVESTAS! ...... 46

D. PARIWISATA ...... 47 E. KESIMPULAN...... 49 BAB IV EVALUASI KERJA SAMA EKONOMI INDONESIA-ASIA TENGAH...... 51

A. PERKEMBANGAN HUBUNGAN INDONESIA DAN ASIA TENGAH ...... 51

B. PERKEMBANGAN KERJA SAMA EKONOMIINDONESIA - ASIA

TENGAH ...... 58

B.1. PERDAGANGAN ...... 58

B.2. INVESTASI ...... 74

B.3. KERJA SAMA PARIWISATA ...... 83

B.4. KERJA SAMA ENERGI...... 86

C. ANALISIS SWOT ...... 90

C.1. STRENGTHS ...... 90

C.2. WEAKNESSES...... 91

C.3. OPPORTUNITIES ...... 92

C.4 . THREATS ...... 93

D. KESIMPULAN ...... 94

BAB V LESSONS LEARNED DAR! NEGARA-NEGARA ROLE MODEL ...... 95 A. KOREA SELATAN ...... 95

A.l. HUBUNGAN KOREA SELATAN DAN ASIA TENGAH ...... 95

A.2 . ENERGI ...... 97

A.3. PERDAGANGAN DAN INDUSTRI ...... 98

A.4 . FREE TRADE AGREEMENT...... 100

A.5. INVESTASI...... 101

A.6. TRANSPORTASI ...... 102

A.7. RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) ...... 10 3 B. MALAYSIA ...... 10 3

8.1. HUBUNGAN MALAYSIA DAN ASIA TENGAH ...... 10 3

B.2. PERDAGANGAN DAN INVESTASI ...... 105

8.3. ENERGI ...... 107

B.4. PARIWISATA ...... 107

B.5. KONEKTIVITAS KE ASIA TENGAH ...... 10 8

C. VIETNAM ...... 109

C.l. HUBUNGAN VIETNAM DAN ASIA TENGAH ...... 109

C.2. PERDAGANGAN DAN INVESTASI ...... 110

C.3. ENERGI ...... 111

C.4. PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA ...... 112

C.5. FREE TRADE AGREEMENTEAEV -VIETNAM ...... 113

ii D. ...... 114

D.l. PERKEMBANGAN HUBUNGAN IRAN DAN ASIA TENGAH ...... 115

D.2 . PERDAGANGAN ...... 115

D.3. KONEKTIVITAS ...... 117

E. KESIMPULAN ...... 119

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...... 12 1

A. KESIMPULAN ...... 12 1

B. REKOMENDASI KEBIJAKAN ...... 124

8.1. JANGKA PENDEK ...... 125

8.2 . JANGKA MENENGAH ...... 129

8.3. JANGKA PANJANG ...... 130

C. CATATAN PENUTUP ...... 130

DAFTAR PUSTAKA ...... 132

LAMPIRAN I. KEGIATAN PELAKSANAAN KAJIAN ...... 137

LAMPIRAN II. INFORMASI DASAR NEGARA-NEGARA ASIA TENGAH ...... 14 5

LAMPIRAN III. TIM PENYUSUN...... 16 3

LAMPIRAN IV. FOTO PELAKSANAAN KAJIAN ...... 170

iii DAFTAR GRAFIK

Graflk 1. Peta Negara-negara Asia Tengah 2 Graflk 2. Danau lssyk-Kul, Kyrgyzstan 7 Graflk 3. Peta Negara Anggota EAEU 16 Graflk4. Jaringan Jalan dan Kereta Api Negara Angota EAEU 18 Graf"lk 5. Peta Negara Anggota ECO 19 Graf"lk 6. Peta Negara Anggota SCO 23 Graf"lk 7. Daftar 34 Negara Anggota ACD 24 Graflk8. Koridor Ekonomi 6 Negara Anggota CAREC 28

Graflk 9. Peta Trans-Asian Railway Network 31

Graf"lk 10 . Peta Asian Highway 33 Graflk 11. Jumlah Pen urnpang di Bandara Intemasional Asia Tengah 34 Graf"lk 12 . Profil Penumpang Penerbangan Indonesia-Asia Tengah 35 Graf"lk 13. Rute Reguler Perdagangan Laut 37 Graf"lk 14 . Kejuaraan Pencak Silat se-Azerbaijan ke-10 tahun 2016 57 Graf"lk 15. Negara Eksportir ke Asia Tengah 58 Graf"lk 16. Prosentase Ekspor Asean Ke Asia Tengah 59 Graf"lk1 7. Cadangan Minyak dan Gas Bumi Dunia dan Asia Ten gab 87 Graf"lk 18. Peta Rencana Jaringan Kereta dalam Eurasia Initiative 102 Graf"lk 19. Nilai perdagangan Iran dan Tiga Negara Asia Tengah 116 Graflk20 . Jalur Kereta Penghubung Iran-Turkmenistan-Kazakhstan 118

iv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Profil Negara-negara Asia Tengah (2015) 9 Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Asia Tengah 10 Tabel 3. Statistik Ekonomi Makro Negara ECO 20 Tabel 4. Tabel Inisiatif KeijasamaACD dan Negara Sponsor 25 Tabel 5. Kekayaan Mineral Negara-negara Asia Tengah 42 Tabel 6. Sumber Uranium Yang Diketahui Tahun 2013 43 Tabel 7. Potensi Perdagangan Negara-negara Asia Tengah 44 Tabel 8. Data Nilai Perdagangan negara Asia Tengah (dalam USD juta) 45

Tabel 9. Daftar 10 Besar Import Products Asia Tengah 45 Tabel 10. Penanaman Modal Asing Di Asia Tengah 47 Tabel 11. Jumlah wisatawan masuk dan keluar Asia Tengah (2014) 47 Tabel 12 . Data Perdagangan Bilateral RI-Asia Tengah Tahun 2014 59 Tabel 13. Data Perdagangan Bilateral RI-Asia Tengah Tahun 2015 60 Tabel 14 . Neraca Perdagangan Indonesia - Azerbaijan 61 Tabel 15. Neraca Perdagangan Indonesia-Kazakhstan 64 Tabel 16 . Neraca Perdagangan Indonesia-Uzbekistan 67 Tabcl 17. Neraca Perdagangan Indonesia-Turkmenistan 70 Tabel 18. Neraca Perdagangan Indonesia-Tajikistan 72 Tabel 19. Neraca Perdagangan Indonesia-Kyrgyzstan 73 Tabel 20 . Daftar Keija Sarna Penanaman Modal dengan Negara Asia Tengah 75 Tabel 21. Nilai Perdagangan Korea Selatan - Asia Tengah Tahun 2014 99 Tabel 22. Daftar Peijanjian FTA Korea Selatan 100

v KATAPENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasiftk dan Afrika (P3K2 Aspasaf) Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri dapat menyelesaikan Kajian Mandiri, yang bertemakan "Indonesia dan Asia Tengah: Sebuah Upaya Penguatan Diplomasi Ekonomin.

Pemilihan tema Kajian Mandiri kali ini diambil guna mendukung 9 program prioritas (Nawa Cita) dari Presiden Joko Widodo, terutama dari sisi peningkatan daya saing di pasar internasional (poin ketujuh). Hal ini juga sesuai prioritas politik luar negeri Kemlu yang salah satunya menitikberatkan pada peningkatan diplomasi ekonomi.

Berbicara mengenai masalah ekonomi, maka isu-isu yang berkembang tidak hanya berpusat pada peran antar Pemerintah semata (G-to-G) namun juga melibatkan stakeholders yang lebih luas, seperti kalangan pengusaha dan investor. Oleh karena itu, penyusunan kajian ini diarahkan sebagai referensi bagi para pelaku diplomasi ekonomi untuk mengenal lebih dalam tentang Asia Tengah. Kajian mandiri kali ini lebih banyak berbicara mengenai data, angka, serta peluang ekonomi bagi kalangan pebisnis, serta masukan untuk instansi pemerintah terkait. Sementara, tema-tema yang secara tradisional menjadi domain Kementerian Luar Negeri, seperti situasi geopolitik kawasan, akan tetap dibahas sebagai bahan pendukung.

Adapun pemilihan kawasan Asia Tengah sebagai fokus kajian disebabkan oleh dua fenomena utama. Pertama, Asia Tengah memiliki potensi ekonomi dengan tingginya pendapatan perkapita di masing-masing negara dan jumlah populasi penduduk yang cukup besar. Di sisi lain, data perdagangan dan investasi Indonesia menunjukkan masih kecilnya penetrasi ekonomi ke kawasan Asia Tengah. Kedua hal ini menjadikan Asia Tengah sebagai kawasan yang ideal dalam rangka meningkatkan aktivitas ekonomi di pasar non-tradisional Indonesia dan pilot project bagi upaya penguatan diplomasi ekonomi.

Untuk memperkuat hasil kajian, Tim penulis melakukan pemantauan tidak hanya dengan mengunjungi beberapa negara Asia Tengah (Azerbaijan, Kazakhstan dan Uzbekistan), namun juga dengan melihat dan mempelajari success story dari negara-negara lain yang mempunyai hubungan ekonomi cukup baik dengan Asia Tengah, baik dengan negara-negara yang secara geografis cukup dekat dengan Asia Tengah (Iran, India, dan Korea Selatan), maupun dengan negara-negara Asia Tenggara (Vietnam dan Malaysia). Dengan demikian, diharapkan Kajian Mandiri dapat disusun secara komprehensif dengan memasukkan berbagai informasi

vi terkait di negara tujuan di Asia Tengah maupun lesson learned dari negara-negara lain.

Penghargaan yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada para narasumber dan peserta aktif dari berbagai kalangan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi menyampaikan informasi dan masukan selama proses pelaksanaan kajian. Demikian halnya para Kepala Perwakilan RI yang telah memfasilitasi tim pelaksana kajian dalam melakukan pertemuan dengan institusi mitra di negara-negara sahabat.

Akhir kata, kami selaku pimpinan tim penyusun mengharapkan agar Kajian Mandiri ini dapat berguna bagi segenap bangsa Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah meluangkan waktunya demi terwujudnya kemajuan Diplomasi Ekonomi Indonesia.

Kami menyakini bahwa dalam pembuatan Kajian Mandiri ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan dan saran dari para pemangku kepentingan guna penyempurnaan kajian ini di masa yang akan datang.

Jakarta, Desember 2016,

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan,

Dr. Siswo Pramono

vii - Bapak Husnan Bey Fananie Duta Besar RI untuk Republik Azerbaijan (Periode 2016-sekarang) - Duta Besar Ngurah Swajaya, Ketua Pelaksana Harian Pokja Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri - Ridwan Hassan, Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi - Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja Sarna Ekonomi Intemasional Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) - Listyowati, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri - Natalia Retna Kentjana SH.,LLM., Direktur Pengembangan Promosi Investasi Badan Koordinasi dan Penanaman Modal - Ora. Tuti Prahastuti, M.Si., Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan - Triyono, Advisor Dewan Komisioner, Otoritas Jasa Keuangan - Budi Harjanti., Kepala Bidang Strategi Pemasaran Asia Pasifik, Kementerian Pariwisata - Yan Triono, Kasubdit Pembiayaan Perdagangan, Dit. Fasilitasi Ekspor-Impor Kementerian Perdagangan - Hendro Gunawan, Kepala Subbagian Kerja Sarna Bilateral Kementerian ESDM - Ade Chandra, Kasie Kerja Sarna Bilateral dan Perusahaan Angkutan Udara, Kementerian Perhubungan - Dr. Suparman, Kabid Kajian Infrastrutur Energi Nuklir, SATAN - Toto Sugiharto, Phd. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma - Ucok Siagian, Peneliti Senior, Kepala Pusat Kebijakan Keenergian ITB - Ida Yusmiati, Direktur Hulu Pertamina - Basuki Setyadjid, Direktur Pelaksana III, Indonesia Eximbank - Wardoyo Santosa, Senior Business Development Manager PT. Wijaya Karya - Sudarmono, Direktur PT. Istana Karang Laut - Heidy Ruswita Sari, Kepala Unit Kajian dan Analisis Ekonomi Bursa Efek Indonesia - Puj i Nur Handayani, Vice President Strategi dan Pengembangan Bisnis, PT Garuda Indonesia - Asep Anjasmara, Ketua II Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia

Fasilitator: - Y.M Bapak Husnan Bey Fananie, Duta Besar RI untuk Azerbaijan Y.M Bapak Octaviano Alimudin, Duta Besar RI untuk Iran Y.M Bapak Rizali Wilmar Indrakesuma, Duta Besar RI untuk India Y.M Bapak John A. Prasetio, Duta Besar RI untuk Korea Selatan Y.M Bapak Herman Prayitno, Duta Besar RI untuk Malaysia Y.M Bapak Foster Gultom, Duta Besar RI untuk Kazakshtan Y.M Bapak A.A Gde Alit Santhika, Duta Besar RI untuk Uzbekistan Y.M Bapak Ibnu Hadi, Duta Besar RI untuk Vietnam Yth. Bapak Saut Siringoringo, Konsul Jenderal RI di Mumbai

ix Pengarah: Dr. Siswo Pramono

Tim Peneliti: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Mrika (P3K2 Aspasaf)

Ketua: Mohamad Hery Saripudin, M.A.

Anggota: - Moh. Hanifa - Arifi Saiman - Suargana Pringganu - M. Zakaria Al-Anshori - Iwa Mulyana - Harya K. Sidharta - Mangantar Hutagalung - Marviana D.B. Siregar - Muhammad Iqbal Maulana - Sigit Aris Prasetyo - Arindya Anindita - Cecillia Axel Toumahu - Eva K. Situmorang - Faramela Azania - Haidi Nur Hashfi - Dwiatna Widinugraha - Dimas Muhammad - Budi Kurniawan Supangat - Winandriyo Kun Anggianto

Staf Teknis: Suryani

Narasumber: - H.E. Mr.Shavkat Jamolov, Duta Besar Republik Uzbekistan untuk Republik Indonesia Mr. Valiollah Mohammadi, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Republik Indonesia Mr. Ashkat T. Orazbay, Duta BesarRepublik Kazakhstan untuk Republik Indonesia) Mr. Ruslan Nasibov, DCM Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Jakarta Bapak Mohamad Asruchin, Duta Besar Republik Indonesia untuk Uzbekistan (Periode 2010-2014) Bapak Dian Wirengjurit, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran merangkap Republik Turkmenistan (Periode 201 2-2016) Bapak Prayono Atiyanto, Duta Besar RI untuk Republik Azerbaijan (Periode 2012-2016)

viii RINGKASAN EKSEKUTIF

Asia Tengah, kawasan yang terdiri dari enarn negara pecahan Uni Soviet, yakni Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, merupakan kawasan yang mempunyai cadangan kekayaan energi dan mineral yang melimpah. Kawasan ini memiliki sejumlah cadangan minyak, gas alarn, batu bara, dan uranium serta mempunyai potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan. Hal ini menjadikan Asia Tengah merupakan pasar non tradisional yang cukup menarik, ditarnbah dengan pertumbuhan rata-rata ekonomi negara­ negara di kawasan tersebut yang menunjukkan tren yang cukup positif, yaitu 6,5 persen pada tahun 201 0-2015.

Terdapat dua sektor utarna yang menjadi tujuan FDI di kawasan Asia Tengah yang keduanya erat berkaitan dengan sumber daya alarn, yaitu sektor terkait sumber daya alarn (ekstraksi minyak dan gas, eksplorasi geologi) serta sektor jasa pendukungnya (pertarnbangan, pengolahan minyak dan gas, serta transportasi energi) . Selain itu, negara tersebut juga sedang aktif melakukan pembangunan infrastruktur, sehingga sektor ini menjadi potensi yang juga perlu dimanfaatkan.

Menyadari letaknya yang land-locked dan melihat segala potensi dan kerangka kerja sarna perdagangan yang dimiliki, Asia Tengah berupaya membangun jaringan konektivitas yang memadai dan sarnpai saat ini sedang terus dikembangkan. Di antara jaringan konektivitas Asia Tengah adalah Trans-Asian Railway Network yang akan menghubungkan Vladivostok di Rusia sarnpai dengan Malaysia, Great Asian Highway, serta keberadaan 20 bandara internasional di enarn negara Asia Tengah yang terkoneksi dengan kota-kota besar dunia.

Melihat potensi ekonomi yang sangat besar di Asia Tengah serta perkembangan infrastruktur yang cukup maju, kawasan ini diprediksi akan menjadi kawasan ekonomi masa depan , membangkitkan kembali kejayaan masa lalu sebagai silk road. Dengan melihat perkembangan dan potensi ekonomi di Asia Tengah tersebut, Indonesia dinilai perlu untuk semakin aktif menggarap potensi negara-negara Asia Tengah sebagai pasar yang potensial.

Oleh karena itu, Indonesia mempunyai kepentingan meningkatkan kerja sarna ekonomi dengan Asia Tengah dan tidak boleh tertinggal dengan negara­ negara lain dalarn mengeksplorasi dan mengeksploitasi keuntungan ekonomi Asia Tengah. Indonesia mempunyai kepentingan ekonomi antara lain untuk meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia, menarik penanarnan modal asing dari Asia Tengah maupun mendorong investasi Indonesia di Asia Tengah, menarik lebih banyak wisatawan asing dari Asia Tengah, serta mendorong lebih banyak pengiriman tenaga kerja Indonesia yang profesional ke Asia Tengah.

Dalam hal ini, diperlukan strategi yang matang dan efektif untuk melakukan diplomasi ekonomi ke Asia Tengah sehingga Indonesia dapat turut memanfaatkan potensi yang dimiliki kawasan Asia Tengah. Indonesia tidak boleh tertinggal dalarn kompetisi mengotimalkan potensi ekonomi Asia Tengah.

Jakarta, Desember 2016

X BAB I

PENDAHULUAN

"It 's not a secret that after the Soviet collapse and especially in recent years, Central Asia has become the fo cus of interest of major nations because of its geographic location and rich mineral resources. "

Is lam Karimov - President of Uz bekistan

A. LATAR BELAKANG

Asia Tengah merupakan salah satu kawasan yang mempunyai arti penting bagi dunia intemasional. Kawasan yang terdiri dari enam negara pecahan Uni Soviet,1 yakni Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, mempunyai cadangan kekayaan energi dan mineral yang melimpah. Azerbaijan diperkirakan memiliki cadangan minyak mencapai 7 miliar bare! yang merupakan terbesar ke-20 dunia dan 1,1 triliun meter kubik cadangan gas alam yang merupakan terbesar ke-27 dunia. Kazakhstan memiliki cadangan minyak mencapai 30 miliar bare! yang merupakan terbesar ke- 12 dunia dan cadangan batu bara mencapai 33,6 miliar ton yang merupakan terbesar ke-8 dunia. Turkmenistan diperkirakan memiliki cadangan gas alam mencapai 17,5 triliun meter kubik yang merupakan terbesar ke-4 dunia.2 Dalam hal cadangan Uranium, Kazakhstan dan Uzbekistan masing-masing mempunyai 679,300 ton dan 91,300 ton uranium yang merupakan terbesar ke-2 dan ke- 13 dunia.3

Selain energi, Asia Tengah juga mempunyai potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan. Dengan jumlah populasi yang mencapai sekitar 77,3 juta jiwa dan GDP total mencapai USD 353.7 miliar,4 Asia Tengah merupakan pasar non tradisional yang cukup menarik. Pertumbuhan rata-rata ekonomi negara-negara di kawasan tersebut juga menunjukkan tren yang cukup positif, yaitu 6,5 persen pada periode tahun 201 0-2015.

Kategorisasi yang lebih sering digunakan untuk Kawasan Asia Tengah hanya mencakup Kazakhstan, Kyrgyztan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Azerbaijan dalam kajian ini dikategorikan sebagai Asia Tengah karena mempunyai kedekatan geografis dan karakteristik yang mirip dengan Asia Tengah, di antaranya merupakan negara pecahan Uni Soviet, kaya akan sumber daya energi dan mineral, mayoritas penduduknya beragama Muslim serta masih termasuk dalam rumpun suku bangsa Turki. Selain itu, sesuai dengan praktek di lingkup Kementerian Luar Negeri, Azerbaijan termasuk dalam Direktorat Asia Selatan dan Tengah bersama dengan Kazakhstan, Kyrgyztan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

2 BP Statistical Review of World Energy June 2016, BritishPetroleum.

J http: 1 fwww.world-nuclear .o rg/ information-libraryI nuclear-fuel-cycle/uranium-resources/ supply-of­ uranium.aspx. Diakses pada tanggal I September 2016

• World economy outlook 2016, International Monetary Fund.

1 Graflk 1. Peta Negara-negara Asia Tengahs

Kekayaan dan potensi ekonomi Asia Tengah juga ditunjang dengan letak strategis kawasan tersebut yang merupakan penghubung kawasan di sekitarnya. Daratan Asia Tengah memainkan peran penting dalam perdagangan dunia dengan menjadi jembatan antara kawasan Asia Pasifik dan Eropa sebagai alternatif transportasi !aut melalui Samudra Hindia. Hal ini tidak mengherankan, mengingat Asia Tengah sejak jaman dahulu kala merupakan jalur utama lalu lintas perdagangan dan kebudayaan dunia yang dikenal dengan "Jalur Sutera".

Dengan potensi ekonomi yang dimiliki dan letaknya yang strategis, Asia Tengah menarik perhatian sejumlah negara-negara adidaya dunia dan kawasan, seperti AS, Rusia, UE, Tiongkok, Jepang, India, Iran, dll. Negara-negara tersebut mulai berkompetisi melakukan penetrasi ekonomi melalui perdagangan dan investasi. Langkah ini juga diikuti beberapa negara berkembang, misalnya Turki, Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang dengan gencar membangun dan mengembangkan hubungan kerja sama ekonominya di Asia Tengah.

Besarnya minat terhadap Asia Tengah tercermin dari peningkatan nilai Foreign Direct Investment (FDI) ke kawasan tersebut. Berdasarkan laporan ADB, nilai FDI di Asia Tengah dari tahun 2005 hingga 2012 meningkat dari USD 3,253

5 http:/ fwww.sitesatlas.com/MapsfMapsf802.htm. Diakses pada tanggal I September 2016

2 milyar menjadi USD 8,988 milyar.6 Terdapat dua sektor utama yang menjadi tujuan FDI, yaitu sektor terkait sumber daya alam, termasuk ekstraksi minyak dan gas serta eksplorasi geologi, serta sektor jasa pendukungnya, misalnya pertambangan, pengolahan minyak dan gas, serta transportasi energi (pipa minyak dan gas) .7

Asia Tengah juga semakin terintegrasi dengan perekonomian intemasional. Di kawasan tersebut telah terbentuk berbagai organisasi regional untuk mewadahi kerja sama ekonomi negara Asia Tengah dengan negara-negara di sekitamya. Beberapa di antaranya adalah Commonwealth of Independent States (CIS), Central Asia Regional Economic Cooperation (CAREC), The Shanghai Cooperation Organisation (SCO), The EurAsian Economic Community (EurAsEC), Free Trade Area of Independent States (FTAIS), serta Economic Cooperation Organization(ECO) .

Dengan melihat perkembangan dan potensi ekonomi di Asia Tengah tersebut, Indonesia dinilai perlu untuk semakin aktif menggarap potensi negara­ negara Asia Tengah sebagai pasar yang potensial. Dilihat dari kepentingan ekonomi, Asia Tengah dapat menjadi pangsa pasar produk ekspor Indonesia yang cukup potensial. Selain itu, Asia Tengah yang memiliki kekayaan alam (minyak dan gas) dapat menjadi sumber alternatif kebutuhan energi selain dari Timur Tengah.

Nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Asia Tengah belum mencerminkan besarnya potensi yang ada. Pada tahun 2015, total nilai perdagangan luar negeri Indonesia mencapai USD 293 milyar. Namun nilai perdagangan Indonesia dengan negara Asia Tengah relatif kecil, yakni dengan Azerbaijan sebesar 1,28 milyar, dengan Kazakhstan sebesar USD 16,9 juta, dengan Kyrgyzstan sebesar USD 1,8 juta, dengan Tajikistan sebesar USD 69.800, dengan Turkmenistan sebesar USD 14 juta, dan dengan Uzbekistan sebesar USD 12,8 juta. Dari nilai perdagangan tersebut, terdapat kecenderungan stagnasi dan bahkan penurunan nilai perdagangan selama lima tahun terakhir sejak tahun 201 1, yaitu 0,22 persen dengan Azerbaijan, minus 17,21 persen dengan Kazakhstan, minus 22,22 persen dengan Kyrgyzstan, dan minus 67,37 dengan Tajikistan. Sementara tren perdagangan dalam lima tahun terakhir dengan Turkmenistan meningkat sebesar 33,81 persen dan Uzbekistan meningkat 0,71 persen.s

Indonesia perlu lebih mengoptimalkan kerja sama ekonomi dengan Asia Tengah. Dibandingkan negara ASEAN lainnya, share ekspor Indonesia ke Asia Tengah pada tahun 2014 hanya 8 persen dan berada di urutan ke-5 setelah Vietnam (29 persen), Malaysia (24 persen), Thailand (20 persen) dan Singapura (17 persen). Lima produk utama yang diekspor ASEAN ke Asia Tengah adalah

6 Connecting Central Asia with Economic Centers 2015, Asian Development Bank Institute. Halaman 44. Angka belum tennasuk investasi ke Azerbaijan. 7 Connecting Central Asia with Economic Centers 2015, Asian Development Bank Institute. Halaman 47. Angka belum tennasuk investasi ke Azerbaijan.

http: f f wwwkemendag. . go .id f id feconomic-profile f indonesia-export -import/ balance-of-trade-with­ trade-partner-country. Diakses pada tanggall9 Juli 2016.

3 handphone, portable computer, palm oil and its fractions refined but not chemically modified, kelapa sawit, gas powered trucks, dan crude palm oil. Dari lima produk itu, hanya dua produk yang merupakan produk ekspor Indonesia terkait kelapa sawit.9

Selain perdagangan, Malaysia dan Thailand juga gencar menggarap potensi investasi di Asia Tengah. Malaysia melalui Petronas telah melakukan investasi USD 8 milyar untuk mengekplorasi minyak dan gas di Turkmenistan. Petronas juga mengeksplorasi minyak dan gas di Uzbekistan dan berinvestasi di bidang infrastruktur, perbankan, perternakan, perhotelan, dan energi di Kazakhstan. Selain keija sama bidang energi, Malaysia mendorong kalangan bisnisnya untuk berinvestasi di sektor infrastruktur, pertambangan, pendidikan, IT, produk makanan halal, dan Perbankan Islam. Untuk menjaring turis dari Asia Tengah, Malaysia memberikan fa silitas visa free entry 30 hari.

Thailand juga cukup jeli melakukan penetrasi ekonomi di Asia Tengah. Untuk menggenjot nilai perdagangan, Thailand telah melakukan peijanj ian Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion dengan Tajikistan. Thailand juga telah membentuk dialog "Asia Cooperation Dialogue (ACD)" tahun 2002 sebagai inisiatif memperkuat keijasama dengan Tajikistan.10

Peningkatan keija sama ekonomi Indonesia dengan Asia Tengah perlu dilakukan melalui diplomasi ekonomi yang intensif dan terencana dengan baik. Hal ini sejalan dan relevan dengan kebijakan luar negeri Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo yang memprioritaskan empat hal, yakni menjaga kedaulatan, meningkatkan perlindungan terhadap warga negara dan badan hukum Indonesia, meningkatkan diplomasi ekonomi dan berperan aktif dalam di dunia internasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kajian ini akan dilaksanakan untuk menjawab dua permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa Asia Tengah dipandang sebagai kawasan prospektif bagi peningkatan hubungan ekonomi bilateral Indonesia?

2. Bagaimana diplomasi ekonomi Indonesia seharusnya dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi kawasan tersebut?

C. TUJUAN DAN SASARAN KAJIAN

Penyusunan Kajian Mandiri ditujukan untuk memberikan pemahaman mengenai potensi ekonomi Asia Tengah, mengevaluasi pelaksanaan kerja sama ekonomi Indonesia di Asia Tengah, serta menghasilkan rekomendasi dan pedoman

9 Presentasi Direktur Pengembangan Pasar dan Jnformasi Ekspor Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan dalam Focus Group Discussion (FGD) "Grand Strategy Pelaksanaan Diplomasi Ekonomi Indonesia di Asia Tengah", Bogar, 26 Januari 2016

10 Areva, "20 Years of Tajikistan and Thailand Relations", https:/ /thailandnewsworth.wordpress.com

4 dalam menguatkan diplomasi ekonomi Indonesia di kawasan Asia Tengah. Indonesia dinilai perlu semakin menguatkan penetrasi pasar Asia Tengah sebagai pasar non tradisional sekaligus mencari peluang kerja sama di segala bidang yang menjadi unggulan kedua pihak. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Asia Tengah harus dapat dimanfaatkan Indonesia, seperti halnya yang dilakukan oleh sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura.

Secara garis besar, policy recommendation yang dihasilkan akan menggunakan periodical approach, yaitu berupa rekomendasi jangka pendek, menengah dan panjang. Rekomendasi tersebut diharapkan bersifat aplikatif dan bermanfaat bagi pemangku kepentingan di Indonesia, tertama kalangan pemerintah dan pelaku bisnis.

D. METODE PENGKAJIAN

Kajian Mandiri bersifat policy-oriented yang menekankan pada rekomendasi kebijakan yang rinci, dapat diterapkan (implementable) dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kajian Mandiri dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 yang dimulai pada bulan Februari hingga Desember 2016.

Penyusunan kajian mandiri bersifat kualitatif dan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1. Mengadakan pertemuan dan diskusi dengan instansi terkait, pebisnis dan think tank di negara-negara utama di Asia Tengah dan sekitarnya dalam rangka memperoleh data primer. Negara utama (target countries) tersebut adalah Kazakhstan, Uzbekistan dan Azerbaijan. Informasi dari diskusi ini menjadi ruj ukan utama tentang posisi dan potensi kerja sama Indonesia dengan Asia Tengah.

2. Selain pertemuan dan diskusi di negara-negara tersebut, kajian juga melakukan kunjungan ke negara-negara yang dinilai memiliki kerja sama yang maju dengan negara-negara Asia Tengah. Kegiatan ini ditujukan untuk menggali lesson-learned yang dapat menjadi ruj ukan bagi Indonesia guna memetik lebih banyak manfaat dalam mengembangkan kerja sama di Asia Tengah. Negara-negara yang dikunjungi sebagai role model countries adalah Iran, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Vietnam.

3. Studi kepustakaan, meliputi buku, jurnal akademik, media massa dan lainnya.

4. Proses konsultasi umum dalam fo rmat Focus Group Discussvion (FGD) dengan Kedubes Azerbaijan, Kazakhstan dan Uzbekistan di Jakarta. Selain konsultasi umum, kajian juga menempuh FGD yang khusus membahas sektor-sektor penting yaitu energi, investasi dan infrastruktur, perbankan dan jasa keuangan, perdagangan, perhubungan dan logistik. FGD melibatkan partisipasi berbagai kementerian dan lembaga pemerintah terkait, pelaku usaha, lembaga jasa keuangan, think-tank, akademisi dan jurnalis yang relevan.

5 5. Proses konsultasi dengan para pakar dalam fo rmat Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) .

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Kajian ini dijabarkan dalam enam bab. Pada Bab I, Kajian akan mengulas Jatar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran kajian, metode pengkajian dan sistematika penulisan kajian.

Bab II akan memaparkan selayang pandang kawasan Asia Tengah, tennasuk arti strategis dari perspektif ekonomi, politik dan sosial budaya, kerja sama regional di Asia Tengah, serta konektivitas di kawasan.

Bab III akan memetakan potensi ekonomi masing-masing negara Asia Tengah yang dapat dimanfaatkan demi kepentingan nasional Indonesia, khususnya di bidang energi dan mineral, perdagangan, investasi dan pariwisata.

Bab IV membahas hubungan dan kerja sama ekonomi Indonesia dengan setiap negara utama di Asia Tengah. Selain mengkaj i tentang potensi, pembahasan juga akan mengidentifikasi kendala yang dihadapi.

Bab V membahas lessons learnedyang diambil dari negara-negara rolemodel, yakni negara di sekitar Asia Tengah maupun negara ASEAN yang telah lebih maju dalam mengembangkan keija sama ekonomi dengan Asia Tengah. Langkah yang telah dilaksanakan oleh negara-negara tersebut dapat menjadi rujukan bagi Indonesia.

Bab VI atau bab terakhir dalam kajian ini merupakan kesimpulan dan rekomendasi kebijakan berupa strategi dan langkah penguatan diplomasi ekonomi Indonesia ke Asia Tengah.

6 BAB II

SELAYANG PANDANG KAWASAN ASIA TENGAH

"The Silk Road is far more than a historic trading route that connected the people and traditions of Asia with Europe. "

Yo Yo Ma- Musician, Founder of the Silk Road Ensemble Project

A. PENDAHULUAN

Daratan Asia Tengah dapat dibagi dalarn padang rumput stepa yang luas di bagian Utara (terutama di Kazkahstan) dan dataran rendah di bagian Selatan sekitar Laut Aral. Sekitar 60 persen dari daratan tersebut adalah gurun, yang utarna adalah Gurun Karakum, menempati sebagian besar Turkmenistan, dan Gurun Kyzylkum, yang meliputi bagian barat Uzbekistan.

Grafik 2. Danau lssyk-Kul, Kyrgyzstan11

Sebagian besar daerah gurun tidak cocok untuk pertanian, kecuali daerah sepanjang sungai Amu Darya dan Syr Darya yang terbentang melalui kelima negara Asia Tengah menuju Laut Aral. Kedua sungai itu merupakan sumber air

11 Karya Peretz Partensky dari San Francisco, USA. https:/ jen.wikipedia.org/wiki/K}'Tgyzstan. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2016

7 utama untuk kawasan tersebut, mengingat iklim Asia Tengah yang kering dan sedikit hujan. Jarangnya keberadaan sumber air menyebabkan penyebaran populasi penduduk tidak merata, di mana sebagian besar tinggal di kawasan subur di sekitar sungai atau perbukitan pegunungan.

Asia Tengah diperkirakan dihuni manusia sejak 25.000-35.000 tahun silam. Kelompok manusia yang berhasil teridentifikasi pernah tinggal di sana adalah Bangsa Cimmerians dan Scythians (1000 tahun SM) di Barat dan Hsiung-nu (200 tahun SM) di Timur. Pada abad ke-6, Bangsa Turki mendirikan kekaisaran pertama yang bertahan selama dua abad. Kekuasaan Bangsa Turki terus berlanjut dengan berkuasanya Kekaisaran Suku Uighur pada abad ke-8. Bangsa Mongol menguasai hampir seluruh Asia Tengah pada abad ke-13, dan mencapai puncaknya pada kekuasaan Raj a Timurlenk. Pada akhir abad ke-15, wilayah kekuasaan Dinasti Timurlenk jatuh ke tangan Bangsa Uzbek.

Kekaisaran Rusia memulai penaklukan kawasan ini sejak a bad ke- 1 7 sehingga seluruh kawasan berhasil dikuasi pada tahun 1870an. Kawasan ini dikuasai oleh Uni Soviet pasca revolusi Rusia tahun 1917 hingga jatuhnya negara tersebut pada tahun 1991. Pada periode tahun 1920- 1 930an, terdapat enam negara Republik Sosialis Soviet (Soviet Socialist RepublicsfSSR) di kawasan Asia Tengah, yaitu Azerbaijan SSR, Kazakh SSR, Uzbek SSR, the Kirgiz SSR, Tajik SSR, dan Turkmen SSR. Ketika Uni Soviet kolaps, mereka mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1991, menjadi negara merdeka dan berdaulat yaitu Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Seluruh negara Asia Tengah menganut sistem pemerintahan Republik

Lima besar kelompok etnis di Asia Tengah adalah Uzbek, Kazakh, Azeri, Tajik, Turkmen, dan Kyrgyz. Seluruh etnis tersebut menggunakan bahasa yang termasuk dalam rumpun Bahasa Turki, kecuali etnis Tajik yang bahasanya termasuk dalam rumpun Persia. Kawasan ini secara bertahap mengadopsi Islam sejak abad ke-11. Ketika menjadi bagian dari Uni Soviet selama beberapa dekade terakhir, suku bangsa di Asia Tengah menjadi multi etnik yang sejumlah besar populasinya dipengaruhi etnis Rusia dan Ukraina.

Aktivitas ekonomi Asia Tengah terpusat pada pertanian di kawasan Selatan dan industri ringan serta pertambangan di Kazakhstan. Selama di bawah pemerintahan Uni Soviet, kawasan Asia Tengah menjadi produsen utama produksi kapas, batu bara, dan mineral lainnya untuk keperluan industri. Selain itu terdapat perkebunan gandum di propinsi utara Kazakshtan. Sementara aktivitas ekonomi di Azerbaijan bertumpu pada minyak bumi. Minyak bumi pertama kali ditemukan di dunia pada tahun 1873 di kota Baku, ibu kota Azerbaijan.

Pada saat ini, jumlah populasi Asia Tengah mencapai lebih dari 77 juta jiwa dengan GDP total mencapai USD 353,776 miliar dan rata-rata GDP Perkapita Asia Tengah mencapai USD 4.497,6. Kazakhstan merupakan natural leader di kawasan Asia Tengah dengan wilayah tentorial mencapai 2.724.900 km2 dan GDP sebesar USD 184,3 milyar. Sedangkan dari segi populasi, Uzbekistan merupakan negara berpenduduk terbesar dengan 30.604.000 jiwa penduduk, diikuti Kazakhstan di urutan kedua dengan 17.422.000 jiwa, sedangkan negara-negara lainnya

8 populasinya bervariasi mulai dari Azerbaijan dan Tajikistan yang berpenduduk di kisaran 8-10 juta jiwa, serta Turkmenistan dan Kyrgyzstan yang berpenduduk sekitar 5 juta jiwa.

Tabel 1. Prom Negara-negara Asia Tengah (2015)

86.600 9.780.780 54,048 milyar 5.739,43 Azerbaijan

Kazakhstan 2.724.900 17.422.000 184,361 milyar 10.426,00

Kyrgyzstan 199.900 5.895.000 6,650 milyar 1.112,81

Tajikistan 143.100 8.302.000 7,816 milyar 922,072

Turkmenistan 488.100 5.313.000 35,398 milyar 6.654,7

Uzbekistan 447.400 30.604.000 65,503 milyar 2.131,17

Total 4.090.000 77.316.780 353,776 milyar 4.497,697

Sumber: World Economy Outlook 2016, International Monetary Fund.

Setelah merdeka, negara-negara tersebut mulai menata dan berbenah, melakukan pembangunan serta melakukan transformasi khususnya di bidang ekonomi. Negara-negara tersebut makin membuka diri terhadap perekenomian global dengan bergabung dalam World Trade Organization (WTO),t2 membentuk kerja sama ekonomi di kawasan dan makin terbuka terhadap investasi asing.

Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tengah dalam beberapa tahun terakhir secara umum terus menunjukkan positif. Sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2, Turkmenistan dan Uzbekistan menunjukkan performa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama kurun waktu enam tahun terakhir. Sejak 2010, Turkmenistan mencatat rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 10,3 persen, diikuti Uzbekistan yang mencatat pertumbuhan 8,1 persen. Pada tahun 2015, pertumbuhan sebagian besar negara-negara Asia Tengah mengalami kemerosotan yang disebabkan turunnya harga minyak dan gas bumi.

12 Dengan menjadi negara WTO, maka suatu negara berarti telah membuka diriterhadap dunia luar dengan melakukan reformasi peraturan perdagangan dalam negeri yang sesuai standar intemasional. Negara Asia Tengah yang telah mengaksesi WTO adalah Kazakhstan (30 November 2015), Tajikistan (2 Maret 2013), dan Kyrgyzstan (20 Desember 1998). Azerbaijan sudah mengajukan aplikasi sejak 30 Juni 1997 dan saat ini sedang dalam proses negosiasi, Uzbekistan sudah mengajukan aplikasi sejak 8 Desember 1998 namun belum ada kemajuan. Turkmenistan menjadi satu-satunya negara Asia Tengah yang tidak mengajukan aplikasi keanggotaan WTO.

9 Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Asia Tengah

Negara 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata >: X Azerbaijan 4,959 0,094 2,163 5,803 2,800 1,100 3,365

Kazakhstan 7,3 7,5 5,0 6,0 4,3 1,156 5,209

Kyrgyzstan -0,472 5,956 -0,900 10,534 3,603 3,469 5,891

Tajikistan 6,500 7,400 7,500 7,400 6,700 3,000 6,417

Turkmenistan 9,160 14,742 11,051 10,193 10,285 6,500 10,322

Uzbekistan 8,5 8,3 8,2 8,0 8,1 8,0 8,183

Pertumbuhan ekonomi rata-rata 2010-2015 6,5645

Sumber: Diolah dari World Economy Outlook 2016, International Monetary Fund.

B. PEMETAAN GEOPOLITIK KAWASAN ASIA TENGAH

Secara geografis, Asia Tengah mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di tengah-tengah benua Asia. Kawasan ini menghubungkan kawasan Eropa dan kawasan Asia Timur serta Rusia di bagian Asia Utara dengan negara-negara di Asia Selatan. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, posisi strategis tersebut menjadikan kawasan Asia Tengah mendapat keuntungan ekonomi, yaitu menjadi rute atau akses perdagangan yang menghubungkan negara-negara besar di kawasan yang disebut "SilkRoacf' atau Jalur Sutera.

Letak yang strategis secara otomatis menyebabkan jalur sutera juga penting secara politis. Dalam perjalanan sejarah, kawasan ini menjadi ajang perebutan pengaruh dan kekuasaan berbagai kekuatan besar di sekitarnya, di antaranya kerajaan/kekaisaran dari bangsa Arab, Eropa, Turki, Persia, China, Mongolia, dan Rusia, yang secara bergantian menguasai kawasan tersebut.

Pasca berakhimya Perang Dingin yang diikuti kemerdekaan negara-negara di kawasan tersebut, Asia Tengah yang memiliki posisi yang strategis tetap menjadi ajang perebutan pengaruh dan kekuasaan negara-negara besar. Tidak hanya Rusia, namun juga sejumlah negara-negara kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa (UE), Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan, sejumlah negara utama di sekitar kawasan itu, seperti Iran, Turki, dan India, juga gencar menancapkan pengaruhnya di kawasan tersebut.

Rusia merupakan negara yang paling berkepentingan secara geo-strategis menjaga pengaruhnya di Asia Tengah. Selain kepentingan mempertahankan akses energi dan akses pasar, secara politis dan keamanan kawasan Asia Tengah merupakan halaman belakang Rusia yang diharapkan tetap aman dan stabil. Asia Tengah juga merupakan rumah bagi diaspora keturunan Rusia yang masih memiliki ikatan sejarah, budaya, dan bahasa. Diperkirakan sebanyak 7 juta keturunan Rusia dan sekitar 500 ribu keturunan Ukraina yang tinggal di negara Asia Tengah.

10 Sebaliknya, dikuasai oleh Uni Soviet selama lebih dari 70 tahun telah meninggalkan pengaruh yang kuat bagi negara-negara Asia Tengah, termasuk elit penguasa yang berorientasi ke Rusia, hubungan budaya, pengaruh media, dan pengaruh politik dan ekonomi. Selain itu, jumlah pekerja migran asal Asia Tengah di Rusia diperkirakan sebanyak 4 juta jiwa.I3

Upaya Rusia menjaga pengaruhnya terlihat dari berbagai kerja sama regional di bidang politik dan ekonomi. Di bidang politik keamanan adalah pembentukan Commonwealth of Independent States (CIS) yang beranggotakan 11 negara pecahan Uni Soviet pada tahun 1991 dan Collective Security Treaty Organisation (CSTO) yang beranggotakan 6 negara pecahan Uni Soviet pada tahun 1992. Negara-negara CIS secara ekonomi sangat terhubung satu sama lain, bahkan mereka mempunyai CISFTA yang merupakan perjanjian perdagangan bebas beranggotakan Rusia, Ukraina, Belarusia, Uzbekistan, Moldova, Armenia, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan.

Rusia juga mengmisiasi pembentukan Eurasian Economic Community (EurAsEC) pada tahun 2000 yang dilanjutkan dengan pembentukan Eurasian Customs Union pada tahun 2010 dan Eurasian Economic Union (EAEU) beranggotakan Rusia, Armenia, Belarusia, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan yang mulai efektif pada 1 Januari 2015.

Kedekatan Rusia dengan dengan negara-negara Asia Tengah didukung infrastruktur fisik, ekonomi, dan politik menjadikan negara tersebut sangat potensial sebagai hub bagi Indonesia untuk masuk ke Asia Tengah. Misalnya pebisnis Indonesia dan Rusia membentuk perusahaan joint venture di Rusia untuk melakukan penetrasi ke Asia Tengah. Indonesia dapat memanfaatkan keberadaan CISFTA dan EAEU guna mendapatkan fa silitas bebas pajak ke negara-negara Asia Tengah.

Selain Rusia, Tiongkok dipandang sebagai negara yang paling agresif menggarap dan memanfaatkan potensi Asia Tengah pasca bubarnya Uni Soviet, meskipun secara sejarah pengaruh Tiongkok tidak terlalu besar di Asia Tengah (hanya di bagian Timur Kazakhstan yang berbatasan langsung). Kepentingan Tiongkok difokuskan pada bidang ekonomi, terutama mengamankan kebutuhan energi (minyak dan gas) untuk menopang pertumbuhan ekonominya, serta memanfaat Asia Tengah sebagai pasar. Nilai perdagangan Tiongkok-Asia Tengah dalam beberapa dekade terakhir terus meningkat drastis. Sebagai perbandingan, nilai perdagangan Tiongkok dan Asia Tengah pada tahun 1992 yang hanya USD 500 juta meningkat pesat mencapai USD 26 milyar pada tahun 2009.14

Tidak hanya berhenti di sana, Tiongkok juga berupaya memanfaatkan Asia Tengah sebagai jembatan altematif untuk menjangkau kawasan Eropa dengan mendorong pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut.1s Hal ini

13 's roleand interests in Centra/Asia. Craig Oliphant, October 2013. HaLl. 14 Joshua Kucera, Tiongkok"s relations in the Asia-Pacific: Central Asia, http:/ /thediplomat.com/20 1 1 /02/central-asia/ . 1s Pada tahun 2013, investasi China di Kazahstan mencapai USD 30 milyar, Uzbekistan mencapai USD15 milyar, Kirgistan mencapai USD3 milyar (Baktybek Beshimov & Ryskeldi Satke, "The struggle fo r Central Asia: Russia vs China"). Sebagai contoh, Tiongkok pada tahun 2006 telah membangun

11 diimplementasikan melalui gagasan pembentukan "Silk Road Economic Belt:' dengan negara-negara Asia Tengah. Gagasan tersebut disertai bantuan atau pinjaman pembangunan infrastruktur oleh Tiongkok yang dialokasikan sebesar USD 40 milyar dalam skema "Silk Road Funcl' yang diluncurkan Presiden Xi Jinping pada bulan November 2014 sebagai bagian 21st centuryMariti me Silk Road Initiative. l6

Di luar kepentingan ekonomi, Tiongkok juga mempunyai agenda politik. Tiongkok menginisiasi pembentukan Shanghai Five pada tahun 1996 yang beranggotakan Tiongkok, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, dan Tajikistan yang selanjutnya berubah menjadi Shanghai Cooperation Organization pada tahun 2005 setelah masuknya Uzbekistan. Bidang kerja sama organisasi ini yang utama adalah terkait isu keamanan, khususnya untuk menghadapi terorisme, separatisme, dan ekstrimisme. Tiongkok mempunyai kepentingan politik untuk mengantisipasi kelompok separatis Uighur di bagian barat Tiongkok. Selain itu, Tiongkok berkepentingan menjaga status quo keamanan dan perimbangan kekuatan di Asia Tengah, termasuk dengan Rusia.

Amerika Serikat juga tidak mau ketinggalan menguatkan dan menjaga pengaruhnya di Asia Tengah. Pada periode pertama mulai dari bubarnya Uni Soviet sampai dengan serangan teroris pada 11 September 2001, kebijakan luar negeri AS fokus pada tiga prioritas utama, yakni mengamankan warisan senjata pemusnah masal dari Uni Soviet, membantu negara Asia Tengah mempertahankan kemerdekaan mereka dari Rusia, dan mengalahkan monopoli Rusia terhadap pipa minyak dan gas agar terbebas dari ketergantungan negara tersebut. Selain itu, Asia Tengah juga dipandang dapat menjadi alternatif sumber energi selain Timur Tengah. Kebijakan itu diimplementasikan dengan upaya jangka panjang mewujudkan negara Asia Tengah yang demokratis, menganut pasar bebas, dan terintegrasi secara ekonomi dengan kawasan.1 7 Washington juga berupaya mengamankan akses dan mendorong perusahaan AS untuk menggarap potensi energi di Asia Tengah.

Pasca 11 September 20 11, perspektif dan pendekatan Amerika Serikat berubah drastis. Selain agenda politik dan ekonomi, Amerika Serikat lebih menekankan pada pendekatan militer dan keamanan, khususnya dalam menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme. Negara-negara yang dipandang jaringan pipa gas sepanjang 2.200 km di Kazakhstan serta membangun jalur pipa antara Turkmenistan-Tiongkok pada tahun 2009 yang mengalirkan 40 milyar meter kubik gas pertahunnya. Pada tahun 2010, para pemimpin Tiongkok ber�ama Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan melakukan pertemuan bulan Desember 2010 di Turkemistan meresmikan pembangunan 1.800 km pipa gas dari Asia Tengah ke Tiongkok sebagai tonggak penguatan pengaruh Tiongkok di Asia Tengah. Tiongkok telah membangunjalur kereta a pi, jalan raya dan pipa gas di Asia Tengah dari lLst Kaspia menuju Kazahstan, Turkmenistan melalui Uzbekistan dan Kazakhstan.

1 6 Casey Michel, "China Edging Russia out of Central Asia", http:/ /thediplomat.com/2014/ 11/c hina­ edging-russia-out-of-central-asia/ diakses pada 21 November 2016.

17 Eugene Rumer, Richard Sokolsky, Paul Stronski, "US Policy Toward Central Asia 3.0", http:// camegieendowment.org/20 16/0 1 /25/ u.s. -policy-toward-central-asia-3.0-pub-62556. Diakses pada tanggal 21 November 2016.

12 terkait langsung maupun tidak langsung dengan terorisme mendapat perhatian khusus. Termasuk dalam hal ini adalah Asia Tengah yang berperan penting mendukung operasi militer mereka di Afghanistan.

Perubahan geopolitis di Asia Tengah dalam beberapa tahun terakhir, yang ditandai dengan menguatnya pengaruh Tiongkok khususnya di bidang ekonomi dan pengaruh Rusia yang semakin tegas dalam kebijakan luar negeri globalnya, menyebabkan Amerika Serikat harus mengevaluasi kebijakan luar negerinya. Pengaruh Amerika Serikat dirasa kurang berhasil di Asia Tengah, terutama karena lebih banyak menitik beratkan pada faktor hak asasi manusia dan demokrasi yang ternyata tidak dapat dijalankan di negara-negara Asia Tengah karena mayoritas pemimpin dan sistem politiknya yang otoriter.

Untuk mempertahankan pengaruhnya, Amerika Serikat berupaya meningkatkan pendekatan yang ditandai dengan kunjungan ke Asia Tengah pada bulan November 2015. Hasil dari kunjungan tersebut adalah dibentuknya mekanisme pertemuan the CS+ 1 Ministerial Meeting antara Menteri Luar Negeri lima negara Asia Tengah dan Amerika Serikat. Pertemuan kedua mekanisme ini dilaksanakan di Washington pada 3 Agustus 201618. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai isu-isu keamanan dan kontraterorisme, ketja sama perdagangan dan investasi, pembangunan ekonomi, serta isu perubahan iklim, namun tidak memasukkan isu hak asasi manusia. Keny juga mengumumkan komitmen Amerika Serikat dalam lima proyek di Asia Tengah senilai USD 15 juta. l9

Turki juga merupakan salah satu negara yang mempengaruhi geopolitik di Asia Tengah. Turki mempunyai ikatan sejarah, linguistik, dan budaya yang kuat dengan negara-negara Asia Tengah.2o Turki menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan negara-negara Asia Tengah. Bagi Turki, Asia Tengah adalah wilayah strategis yang penting untuk memastikan keamanan dan stabilitas kawasan Euro-Atlantik. Beberapa kepentingan Turki antara lain sumber daya energi yang sangat penting untuk keamanan energi melalui pipa gas dan minyak, serta koridor perdagangan. Oleh karena itu, dalam kebijakan luar negerinya, Turki mengharapkan Asia Tengah menjadi kawasan yang stabil, mandiri, dan sejahtera. Hal ini dilaksanakan Turki melalui upaya membangun ekonomi pasar bebas dan mendorong demokratisasi di wilayah ini.

18 http: 1 1 thediplomat.coml 20 1 61081 5-central-asian-foreign-ministers-convene-in-washingtonl diakses pada tanggal 2l November 2016.

19 Kelima proyek tersebut adalah (i) Global Counterterrorism Forum (GCTF) Regional Dialogue, (ii) Central Asia Business Competitiveness (CABC), (iii) Transport Corridor Development (TCD), (iv) Power the Future, (v) Supporting National and Regional Adaptation Planning. Sumber: https://w ww.state.gov/r/pa/prs/ps/2016/08/260805.htm. Diakses pada tanggal 21 November 20 16. 20 Bangsa Turki didefinisikan sebagai berbagai kelompok etnis yang hidup di kawasan Asia Utara, Timur dan Tengah serta Barat Laut Cina dan sebagian wi1ayah Timur Eropa. mereka berbicara bahasa yang termasuk dalam rumpun keluarga bahasa Turki dan mempunyai kemiripan budaya. Berdasarkan fakta sejarah, masyarakat Turki berasal dari Asia Tengah yang bermigrasi sejak abad 11 setelah kemenangan Kesultanan Seljuk di Asia Tengah atas Kekaisaran Romawi yang menguasai wilayah Anatolia.

13 Hubungan ekonomi antara Turki dan Negara-negara Republik Asia Tengah telah berkembang pesat. Kemajuan signifikan telah dicapai dalam bidang perdagangan, transportasi, dan komunikasi. Volume perdagangan Turki dengan negara-negara di wilayah ini adalah sekitar 6,5 miliar USD pada tahun 2010 dan total investasi dari perusahaan Turki di wilayah tersebut melebihi 4,7 miliar USD. Total nilai proyek direalisasikan oleh perusahaan kontraktor Turki di wilayah tersebut telah mencapai level sekitar 50 miliar USD. Hampir 2 ribu perusahaan Turki telah beroperasi di Asia Tengah. 2 1

Turki juga memberikan banyak bantuan untuk Asia Tengah. Pinjaman yang diberikan kepada negara-negara di kawasan melalui Eximbank telah mencapai sekitar 1 milyar USD. Turki juga telah memberikan sekitar 1 miliar UDS bantuan asing untuk empat negara Asia Tengah, yaitu, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan selama 20 tahun terakhir, yang merupakan seperempat dari total bantuan luar negeri pada periode yang sama. Bantuan itu diberikan melalui Tu rkish Cooperation and Development Agency (TlKA) yang sengaj a didirikan dalam rangka memberikan bantuan teknis kepada negara-negara terse but.

Bantuan Turki di antaranya melalui program beasiswa "Great Student Projecf' untuk siswa di negara-negara Asia Tengah. Selain itu, banyak sekolah­ sekolah Turki di bawah Departemen Pendidikan Nasional atau dikelola oleh organisasi swasta didirikan di negara-negara Asia Tengah. Misalnya Turki-Kaz 'lkh Intemasional Hoca Ahmet Yesevi University beroperasi di kota Turkestan, Kazakhstan dan Turki-Kyrgyz Manas University terletak di Bishkek, ibukota Kyrgyzstan. Selain itu, Turki merintis proses "The Summits of Tu rkic Sp eaking Countries' Heads of States", yang diselenggarakan sejak tahun 1992 dalam rangka meningkatkan solidaritas antara Negara Turko dan menciptakan peluang kerja sama baru antara mereka. Proses ini telah memperoleh struktur kelembagaan melalui Perjanjian Nakhichevan tentang Pembentukan The Cooperation Council of Turkic Sp eaking States (Turki Counciij yang ditandatangani pada tanggal 3 Oktober 2009.

India juga menjadi salah satu negara yang berkepentingan memperkuat pengaruhnya di Asia Tengah. India memiliki kepentingan strategis menggarap potensi energi (gas dan minyak) serta mengamankan kepentingannya di Asia sebagai jalur perdagangan "old silk roacf' yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Selatan dan Asia Barat dan Eropa. Asia Tengah juga dikategorikan dalam "extended neighborhood" sebagai konsentris utama polugri India karena kedekatan wilayah geografis dengan India. Kunjungan PM Modi ke lima negara di Asia Tengah pada tahun 2015 menegaskan kembali arti penting Asia Tengah bagi India.

India telah meluncurkan kebijakan "Connect Central Asia Policy" pada tahun 2012. "Connect Central Asia" memiliki dimensi luas yang mencakup elemen politik, ekonomi, keamanan, dan energi. Secara umum, kebijakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: pelatihan militer, riset gabungan, dan koordinasi kontra

21 Baktybek Beshimov & Ryskeldi Satke, "The strugglefo r Central Asia: Russia vs China".

14 terorisme; partner jangka panjang untuk energi; India sebagai e-communication hub, terutama untuk konektivitas tele-education dan tele-medicine; koneksi transportasi via International North-South Transport Corridor (INSTC) dan Trans Asian Railways; kerjasama pendidikan, IT, teknologi, dan budaya; peningkatan hubungan pariwisata, perbankan, konstruksi, danp-to- p contacts.

Implementasi kebijakan tersebut di antaranya adalah menggagas pembangunan International North-South Transport Corridor bersama Iran, Rusia dan Azerbaijan. Koridor ini menghubungkan India dengan Asia Tengah melalui Iran dengan jalur kereta api, jalan raya dan laut. Proyek pembangunan Pelabuhan Chabahar di Iran menjadi salah satu proyek utama dalam skema ini.

"Connect Central Asia" dapat juga diartikan dalam konteks geopolitik. Agresivitas Tiongkok di kawasan Asia Tengah tidak dianggap remeh oleh India. Meskipun memiliki kepentingan yang relatif berbeda, India juga cukup gencar dalam melakukan usaha containment terhadap Tiongkok. Pembangunan Pelabuhan Chabahar di Iran banyak diartikan sebagai usaha untuk menyaingi Pelabuhan Gwadar di Pakistan yang dibiayai oleh Tiongkok. Kepentingan politik India di Asia Tengah juga tercermin dari adanya kerja sama dibukanya pangkalan militer India di Farkhor, Tajikistan dan menjalin kerja sama erat di bidang politik dan keamanan dengan Kazakhstan dan Uzbekistan.

C. KERJA SAMA REGIONAL Dl ASIA TENGAH

Negara-negara Asia Tengah memiliki beberapa kerja sama yang bersifat regional. Kerja sama regional ini pada awalnya bertujuan untuk menjaga kestabilan politik pasca merdekanya negara-negara Asia Tengah dari Uni Soviet pada periode tahun 1990an. Dalam perkembangannya, kerja sama regional ini juga merambah bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Berikut adalah beberapa kerja sama regional di Asia Tengah yang erat kaitannya dengan bidang ekonomi.

C. l. EURASIANECONOMIC UNION (EAEU)

EAEU adalah sebuah organisasi internasional untuk integrasi ekonomi regional di kawasan Eurasia, yang merupakan kawasan Asia Tengah ditambah dengan Rusia beserta negara yang sebelumnya bernaung di bawah Uni Soviet. EAEU berdiri atas dasar perjanj ian EAEU yang disepakati pada 29 Mei 2014. Anggota negara EAEU adalah Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Rusia. Rusia yang memiliki ekonomi terbesar ke- 12 dengan daya beli PDB terbesar ke-6 (enam) di dunia menjadi andalan EAEU untuk menggerakkan roda perekonomian.

Sebelum berdirinya EAEU, kawasan Eurasia telah memiliki perjanjian perdagangan bebas melalui Commonwealth of Independent States Free Trade Agreement (CIS-FTA) sejak tahun 201 1. Namun untuk mempercepat kerja sama ekonomi regional, Rusia berinisiatif membentuk organisasi yang lebih mengikat dalam hal kerja sama ekonomi meskipun EAEU meliputi lebih sedikit negara dibandingkan dengan CIS.

15 Grafik 3. Peta Negara Anggota EAEU

- BI.R KAZ RUS ARM KGZ

sumber: http:j /www.kazakhstan.org.sg/

EAEU mencontoh Uni Eropa (EU) sebagai role-model. Semua lembaga EAEU melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan Perjanjian tentang Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) dan perjanjian intemasional yang menyediakan kerangka hukum, termasuk pajak dan pasar yang terintegrasi. EAEU dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan ekonomi makro seperti mengurangi harga komoditas dengan mengurangi biaya transportasi, bahan baku, dan meningkatkan Jaba atas produk karena volume pasar meningkat, serta mempromosikan persaingan sehat. EAEU juga memiliki misi meningkatkan pergerakan be bas atas barang, jasa, modal dan tenaga kerja, harmonisasi dan koordinasi kebijilk:an di segala bidang ekonomi.

EAEU memiliki pasar tunggal yang memiliki populasi 183 juta orang dan produk domestik bruto lebih dari USD 4 triliun. Selain memberlakukan pergerakan barang, modal, jasa dan orang yang bebas, EAEU juga berencana untuk memberlakukan mata uang tunggal dan integrasi yang Jebih besar di masa depan. EAEU beroperasi melalui Jembaga supranasional dan antar pemerintah. Lembaga tertinggi EAEU adalah Dewan Ekonomi Eurasia yang beranggotakan kepala negara anggota. Lembaga-Jembaga Jainnya adalah Komisi Eurasia (badan eksekutif) , Intergovernmental Council Eurasia (terdiri dari Perdana Menteri) dan Pengadilan EAEU.

EAUE merupakan perkembangan dari Eurasian Customs Union yang terbentuk sejak 1 Januari 2010. Custom Union menyebabkan perdagangan antara negara-negara anggota meningkat tajam. Pada tahun 2011 nilai perdagangan antar negara EAEU tercatat sebesar Jebih dari USD 63 juta, atau meningkat 34% lebih dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, nilai perdagangan intra kawasan tersebut sempat tercatat USD 68 juta, nilai ekspor gabungan seluruh negara

16 mencapai USD 593 juta dan nilai impor gabungan sebesar USD 340 juta. Di tahun 2015, kegiatan perdagangan EAEU sedikit turun dalam hal nilai mata uang karena merosotnya harga komoditas di pasar dunia.

EAEU dianggap sebagai salah satu pemain utama di sektor bahan baku, industri senjata dan produksi pertanian. Potensi yang signifikan untuk pengembangan infrastruktur telah menyebabkan negara-negara anggota dan mitra-mitranya membuat link dengan membangun jalan, kereta api, jaringan listrik listrik dan kabel serat optik.

EAEU juga dipandang sebagai kumpulan negara pemasok energi, memproduksi sekitar 20,7% dari gas alam dunia, dan 14,6% kondensat minyak dan gas di dunia pada tahun 2012. Selain Kazakhstan yang kaya energi, Rusia memiliki cadangan terbesar gas alam, cadangan minyak terbesar ke-8, dan cadangan batubara terbesar kedua dunia. Pad a 2019, Rusia, Kazakhstan, Belarus dan Armenia berniat untuk mengintegrasikan pasar listrik tunggal. Sementara integrasi pasar hidrokarbon direncanakan pada tahun 2025.

Selain energi, EAEU mempunyai potensi besar dalam bidang pertanian. Negara EAEU merupakan salah satu produsen gula bit dan bunga matahari tertinggi. EAEU memproduksi 18,6% dari gula bit dan 22,7% bunga matahari dunia pada tahun 2015. Produk lain yang terkenal dari EAEU adalah barley, gandum, oat, kentang, gandum dan biji-bijian. Tingginya produksi pertanian EAEU menyebabkan Komisi Ekonomi EAEU menilai sektor ini sebagai sektor strategis. Hal ini menyebabkan EAEU memberikan subsidi untuk melindungi dan mengembangkan pertanian EAEU. Eurasia Development Bank tercatat menyalurkan sekitar USD 500 juta untuk berbagai proyek antara tahun 2008 dan 20 15.

Dari sisi infrastruktur, negara-negara EAEU relatif cukup terintegrasi. Di daratan, terdapat jaringan jalan Asia Tengah yang merupakanjal ur jalan raya dari berbagai wilayah Asia Tengah ke Eropa. Enam dari delapan jaringan jalan ini melalui negara EAEU. Selain itu, negara anggota EAEU telah terhubung dengan jaringan kereta sejak abad ke- 19. Eurasia Development Bank juga telah beijanj i untuk membantu pembangunan fasilitas produksi kendaraan angkutan dan kontainer barang generasi baru di Tikhvin, Rusia dan di Osipovichi, Belarus untuk merespon meningkatnya permintaan untuk transportasi kereta api. Proyek serupa juga telah diluncurkan di Kazakhstan, sebagai negara yang sangat tergantung pada kereta api untuk perdagangan.

Untuk wilayah udara, Komisi Ekonomi EAEU telah sepakat membuka Single Eurasia Sky untuk mengintegrasikan layanan dan zona lalu lintas udara. Program I ini serupa dengan Single Europa Sky milik EU, zona lalu lintas udara tunggal yang diharapkan mempermudah maskapai penerbangan untuk menyusun jalur penerbangan baru, sehingga meningkatkan jumlah penerbangan melalui wilayah tersebut. Pada bulan Juni 2014, Belarusia Airline Belavia menyatakan bahwa pihaknya telah siap untuk melaksanakan Single Eurasia Sky.

17 Grafik4. Jaringan Jalan dan Kereta Api Negara Angota EAEU

-...... "-"""""""""'"'""'"v-- Tl»....,..,.YWIIJU!o:mb·"-n:hrtpt· '*-':10... ------I ..,..,...,.oo ..... _so.. .W-- -·- """"*"""' --- .... Sumber: www.eurasiancommission.org

EAEU menetapkan proyeksi pertumbuhan PDB sebesar 25% dalam periode 2010-2030, yang setara dengan lebih dari USD 600 miliar. Proyeksi ini diharapkan dapat memberikan warga negara anggota EAEU akses ke pekerjaan dan pendidikan. Hal ini juga melibatkan kebijakan kolaboratif di banyak sektor, termasuk pertanian, energi, teknologi dan transportasi. Keyakinan akan proyeksi ekonomi ini didasarkan bahwa anggota EAEU memiliki tingkat pembangunan ekonomi yang sebanding, kemiripan sejarah dan kesamaan kultur. PM Rusia Dmitry Medvedev di sela-sela EAEU Summit di Astana, Mei 2016, menyatakan EAEU tidak akan terjebak pada problem EU yang banyak mencari perbedaan.

Proyeksi ekonomi yang besar membuat negara lain kini mulai melirik EAEU sebagai potensi wilayah ekonomi baru. Vietnam diketahui telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang mulai pada 5 Oktober 2016.22 Kesediaan Vietnam untuk melakukan perdagangan bebas disambut hangat EAEU mengingat kesamaan sejarah yang didominasi oleh paham komunisme di negara-negara terse but.

22 http:/ / wtocen ter. vn I other-agreement/ vietnam-eaeu-free -trade-agreement-take-effect -october-5. Diakses pada tanggal 23 Desember 2016.

18 C.2. ECONOMIC COOPERATION ORGANIZA TION (ECO)

ECO merupakan organisasi yang didirikan oleh Iran, Pakistan, dan Turki pada tahun 1985. Keanggotaan ECO saat ini terdiri dari 10 negara, yaitu Afghanistan, Azerbaijan, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Turki. Sekretariat ECO berkedudukan di Tehran, Iran. Dengan penduduk sejumlah 436 juta orang, ECO mencakup 6% dari seluruh penduduk dunia. Nilai GDP total dari seluruh negara ECO mencapai USD 1,83 triliun pada tahun 2013. Dalam 20 tahun terakhir ECO telah mengalami transformasi ekonomi dan politik yang besar, dengan rata-rata GDP perkapita negara-negara ECO mencapai lebih dari USD 4.000 pada tahun 2015. Grafik 5. Peta Negara Anggota ECO

. -�· •

Sumber: www.ecosn.org

Sebagai suatu fo rum antar negara, ECO memiliki mekanisme antara lain : a. Pertemuan Summit setiap tahun; b. Pertemuan Council of Ministers (COM). Mekanisme ini beranggotakan seluruh Menteri Luar Negeri negara-negara anggota dan bertemu sekurangnya sekali setiap tahun; c. Pertemuan The Regional Planning Council (RPC) yang bertanggung-jawab melakukan evaluasi dan melaporkan rencana dan program organisasi kepada COM; d. Pertemuan The Council of Permanent Representatives (CPR) terdiri atas perwakilan tetap negara-negara anggota ECO yang terakreditasi untuk Iran dan sekretariat ECO. Forum bertemu sekurangnya tiap bulan guna membahas agenda organisasi.

19 ECO merupakan organisasi regional dengan potensi ekonomi yang cukup besar, mencakup pertanian, energi, pertambangan, dan perdagangan. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai melalui pendirian ECO adalah untuk membangun pasar tunggal untuk barang dan jasa. Upaya yang dilakukan di antaranya adalah menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif untuk intra­ regional trade melalui penandatanganan The Economic Cooperation Organization Free Trade Agreement (ECOTA) pada tanggal 17 Juli 2003 dalam ECO Summit di Islamabad.23

Keinginan membentuk pasar tunggal ditegaskan kembali dalam ECO Vision 2015 yang disepakati dalam pertemuan ke-15 Council of Ministers (COM) di Astana pada Oktober 2005. Salah satu target dari visi ini adalah peningkatan perdagangan antar negara anggota ECO (intra-regional trade) menjadi 20 persen dari total perdagangan luar negeri mereka pada tahun 2015.

Nilai perdagangan luar negeri negara ECO pada tahun 2012 mencapai USD 1,077 triliun. Dari angka tersebut, nilai intra-regional trade baru mencapai 8.9 percent, masih jauh dari target ECO Vision 2015. Namun demikian, angka terse but masih menunjukkan tren perkembangan positif, di mana pada tahun 2002 hanya sebesar 5.3 persen.2• Tabel 3. Statistik Ekonomi Makro Negara ECO

13,3

2,1

4,2 74,6 Kyrgyzstan 1,4 7,2 10,5 6.804 98,4 .... I Pakistan 74 232,3 0,6 56.461 22,8 Tajikistan 0,9 8,5 5,0 108 1,3 3.538 41,8 1 Turld 266,6 822,1 8,9 7,5 12.918 1,6 388.243 47,9 Turkmenistan 3.061' 7,3 502 1,3 Uzbekistan 7,0 6,8 1.077 1,9 10.605 18,1 34.697 1,9 I 634.052 34,0

Dampak positif yang ingin dicapai dari pembentukan pasar tunggal adalah aliran masuk Foreign Direct Investment (FDI). Total FDI ke negara-negara ECO pada tahun 2013 mencapai USD 34,69 triliun yang merupakan 2 persen total FDI ke seluruh dunia. Dari seluruh negara ECO, Turki yang menerima USD 12,9

23 Meskipun te1ah ditandatangani, ECOTA belum berlaku secara efektif. Negara-negara anggota masih bemegosiasi untuk menentukan jenis komoditi yang akan dimasukkan dalam daftar yang mendapat pembebasan tarif. Dalam pertemuan ke-6 ECOTA Cooperation Council di Ankara pada tanggal 15-16 Juni 2015, belum berhasil disepakati tanggal mulai berlakunya ECOTA.

24 ECO Statistical Repor t 2015.

20 triliun atau 37 persen dari seluruh FOI merupakan negara penerima FOI terbesar. Kazakhstan dengan USO 9,7 triliun merupakan penerima FOI terbesar kedua dengan share 28 persen. Penerima FDI terendah adalah Afghanistan senilai USO 60 juta. Rasio FDI terhadap GOP masing-masing negara bervariasi, mulai dari Kyrgyzstan yang tertinggi mencapai 10,5 persen sampai dengan Afghanistan yang mencapai 0,3 persen. Rasio total FOI terhadap total GOP mencapai 1,9 persen.

Pemimpin negara-negara ECO dalam pertemuan ECO Summit 2012 di Baku, Azerbaijan, sepakat untuk memperluas area pembahasan pada sektor transportasi, infrastruktur energi, pemanfaatan sumber air dan energi, pembentukan zona perdagangan bebas, serta mobilitas orang dan barang. Penanganan terhadap terhadap isu-isu prioritas di atas akan mentransformasi fo rum ECO menjadi wahana yang efektif untuk membangun interaksi ekonomi antar negara-negara anggota.

Berikut beberapa pencapaian penting ECO di bidang ekonomi Perdagangan dan Investasi

• Trade Agreement ECO (ECOTA) sejak tahun 2003;

• Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal telah selesai dan akan dilaksanakan setelah diratifikasi oleh empat negara anggota;

• Bank Pembangunan dan Perdagangan ECO telah dibentuk dan dijalankan di Istanbul dengan modal US $ 465 juta;

• ECO Kamar Oagang dan Industri telah diaktifkan kembali;

• Forum ECO Bisnis telah didirikan dan dilembagakan;

• E:CO telah menyetujui pembentukan ECO Single Window (ESW) .

• Sejak tahun 2013, nilai Foreign Direct Investment ECO naik dari periode sebelumnya; Transportasi dan Komunikasi

• Kereta Kontainer ECO yang melalui rute Islamabad-Teheran-Istanbul telah beroperasi reguler sejak Agustus 20 1 0;

• ECO saat ini sedang memperluas rute Kereta Kontainer ECO di jalur Kazakhstan-Turkmenistan-Iran;

• The ECO I IR U Silk Road Caravan, yang terdiri dari truk dari delapan negara anggota, berhasil menyelesaikan rute di seluruh Pakistan, Iran, Turkmenistan, Afghanistan, Tajikistan, Azerbaijan, dan Turki;

• ECO sedang mempersiapkan prosedur penerbitan stiker Visa untuk pengemudi kontainer antar negara. Energi, Mineral dan Lingkungan

• Studi kelayakan ECO Geosciences database telah dibuat;

• Proyek Mineral Oistribusi Peta ECO Region telah dilaksanakan;

• Lembaga Ilmu Pengetahuan Lingkungan dan Teknologi ECO (ECO-IEST) telah didirikan pada Februari 2011 di Karaj , Iran;

• Studi Kelayakan Pembangunan dan Harmonisasi Standar Lingkungan di ECO Region sudah diterapkan.

21 Pertanian, lndustri dan Pariwisata

• Program Regional ECO untuk Ketahanan Pangan (ECO-RPFS) dipersiapkan dengan bekeijasama dengan FAO;

• Tahap 1 Program Kerjasama Teknis ECO-FAO (TCP) Penguatan Pasokan Benih berhasil dilaksanakan dan ECO Seed Association (ECOSA) didirikan di Ankara, Turki pada awal 2009;

• Situs ECO-NANO diluncurkan pada Mei 2009 sebagai area baru kerja sama;

• Statuta Regional ECO untuk Standardisasi, Penilaian Kesesuaian, Akreditasi, dan Metrologi (RISCAM) telah diselesaikan dan ditandatangani oleh beberapa negara anggota;

• ECO telah menerbitkan Tourist Guidebook dan mendirikan Lembaga Pendanaan Promosi Pariwisata ECO.

ECO mempunyai kerja sama dengan ASEAN melalui penandatanganan MoU yang ditandatangani Sekretaris Jenderal ASEAN dan ECO pada tanggal 8 Januari 2006. Pertemuan reguler ASEAN dan ECO dilaksanakan dalam The ASEAN-ECO Ministerial Meeting setiap tahun. The l4

C.3. SHANGHAI COOPERATION ORGANISATION (SCO)

SCO resmi berdiri pada tahun 200 1 menggantikan mekanisme Shanghai Five (SF) . SCO beranggotakan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tiongkok, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Selain negara anggota, saat ini SCO mengakui keberadaan negara-negara observer dan mitra dialog. Enam negara telah diterima sebagai observer, yakni Afganistan, Belarus, India, Iran, Mongolia, dan Pakistan. Sementara lima negara mitra dialog adalah Azerbaijan, Turki, Kamboja, Nepal, dan Sri Lanka.

Dasar berdirinya SCO dapat dilihat pada SCO Charter yang ditandatangani pada tanggal 7 Juni, 2002. Dokumen dimaksud menyebutkan tujuan utama didirikannya SCO adalah untuk memperkuat hubungan persahabatan, rasa saling percaya, dan mendorong kerja sama yang efektif di bidang politik, ekonomi, ilmiah, budaya, pendidikan, listrik, transportasi, dan ekologi antar negara anggota. SCO juga menyebutkan sifat keanggotaan yang terbuka, sehingga memungkinkan terjadinya penambahan negara anggota.

SCO merupakan evolusi dari organisasi Shanghai Five yang berdiri tanggal 26 April 1996 dengan ditanda-tanganinya Treaty on Deepening Military Trust in Border Regions di Shanghai oleh para kepala negara Kazakhstan, Tiongkok, Kyrgyzstan, Rusia, dan Tajikistan. Pada tanggal 24 April 1997 para negara tersebut juga menandatangani Treaty on Reduction of Military Forces in Border Regions di Moskow.

22 Pada tahun 2001, Uzbekistan diterima sebagai anggota dan kemudian tanggal 15 Juni 200 1, keenam negara menanda-tangani deklarasi Shanghai Cooperation Organisation, yang mengubah Shanghai Five menjadi SCO untuk selanjutnya menargetkan kerja sama pada level yang lebih tinggi. Pada Juli 200 1, Rusia dan Tiongkok, dua negara utama dari SCO, menanda-tangani Treaty of Good-Neighbourliness and Friendly Cooperation. Grafik 6. Peta Negara Anggota SCO

• MEMBERS • 08SUVU STATUS DIALOG P.O.ftTNUS

Sumber: www.russiancouncil.ru

SCO memiliki 2 organ permanen yakni Sekretariat di Beijing dan Regional Counter-Terrorism Structure (RCTS) di Tashkent. Sekretaris Jenderal SCO ditunjuk oleh HSC untuk periode 3 tahun. Sekjen SCO saat ini dijabat oleh Rashid Olimov dari Tajikistan sejak 10 Juli 20 15. Selama 15 tahun keberadaannya, SCO telah menunjukkan pencapaian yang konkret untuk sebuah organisasi regional. Secara geografis, SCO berpotensi untuk memperluas wilayah kerja sama dari Asia Tengah ke Asia Selatan. Kecepatan dan arah perkembangan kerja sama SCO utamanya ditentukan oleh aktivitas Rusia dan Tiongkok selaku pelaku utama di SCO. Dalam perkembangannya, SCO tidak hanya memfokuskan diri menjadi organisasi yang memiliki kapasitas untuk menjamin stabilitas di kawasan, namun juga membahas masalah ekonomi. Beberapa negara anggota SCO, seperti Kazakhstan, Rusia, dan Turkmenistan memiliki cadangan terbesar minyak dan gas alam di dunia. Pada SCO Summit Juni 2006, Presiden Rusia menyerukan penciptaan Energy Club. Selama pertemuan itu, negara-negara anggota membahas Unified Energy Market untuk ekspor minyak dan gas, ditambah dengan promosi pembangunan daerah melalui pembaruan perjanjian energi. Namun, rencana tersebut tidak pernah terwujud karena perbedaan kepentingan negara anggota SCO, terutama antara negara konsumen energi dan negara produsen energi. Hal ini membuat negara anggota SCO lebih memilih untuk

23 menjaga kontrol ,_ nasional atas produksi, pasokan, dan mekanisme konsumsi ditetapkan dengan petjanjian bilateral.

Pasca krisis ekonomi dunia pada tahun 2008, negara-negara SCO sepakat untuk meningkatkan ketja sama ekonomi. Pencapaian penting SCO dalam bidang ekonomi adalah pendirian Interbank Consortium (IBC) di tahun 2010. IBC beranggotakan the Development Bank of Kazakhstan, the State Development Bank of China, the Bank fo r Development and Foreign Economic Affa irs (Vnesheconombank) of Russia, the National Bank of Tajikistan and the National Bank fo r Foreign Economic Activity of Uzb ekistan. IBC diharapkan berperan dalam implementasi Action Plan ketjasama ekonomi dan perdagangan mutilateral sebagaimana disepakati pada Pertemuan Kepala Pemerintahan SCO (Heads of Government Counciij tanggal 30 Oktober 2008 di Astana. Meski sempat tersendat perkembangannya, saat ini IBC tengah berencana mengembangkan operasionalnya setelah mendapatkan dukungan Rusia di tahun 2015.

Pada Pertemuan Trilateral ke-11 antara India, Tiongkok dan Rusia di Moskow tanggal 13 April 2012, Menlu Rusia menyatakan persetujuannya memberikan status keanggotaan kepada India dan juga Pakistan. Saat ini SCO masih melakukan fm alisasi aspek fo rmalitas menyangkut pemberian status keanggotaan baru. Selain Pakistan dan India, Iran pernah secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan SCO sejak tahun 2008. Namun demikian perkembangan permohonan keanggotaannya masih belum diputuskan.

C.4. ASIAPERATION COO DIALOGUE (ACD)

ACD didirikan pada Juni 2002 di Cha-Am Thailand oleh 18 Menteri Luar Negeri se-Asia termasuk Indonesia. ACD adalah fo rum tingkat benua yang pertama di Asia, yang didirikan untuk menyambungkan missing link di Asia dengan menyediakan wadah bagi negara-negara di Asia untuk membentuk Komunitas Asia tanpa membuat duplikasi organisasi yang sudah ada ataupun membentuk blok yang berseberangan dengan lainnya. Dalam perkembangannya, 16 negara ikut bergabung sehingga anggota ACD saat ini betjumlah 34 negara. Grafik 7. Daftar 34 Negara Anggota ACD

• Afghanistan 0 Kazakhstan . Qarar Nep�l � . Bahrain :e: Republic of Korea � Russia • Bangladesh CKuwa•t • Saudi Arabia .,...Brunei Darussalam 8 Kyrgyz Republic � Sinoapore Bhutan 0Lao PDR e sri lanka ecambodoa 8 MalaySI8 :: Tajikistan

:t India UMyanmar ca T..-•.,. ..Indonesia 8Palcistan C United Arab Emrrates :J;Iran , Philippines : Uzbeki stan e Japan . Oman O V•etnam

Sumber: http: //www.acd-dialogue .org/about-acd.html

24 Prinsip dasar yang dianut oleh ACD adalah mengkonsolidasi kekuatan dan kemampuan kompetisi dengan memaksimalkan keanekaragaman dan kekayaan sumber daya di Asia. Sedangkan nilai dasar ACD adalah positive thinking; informality; voluntarism; non-institutuionalization; op enness; respect fo r diversity; the comfo rt level of member countries and the evolving nature of ACD process.

Tujuan dari ACD adalah: a. Mempromosikan interpendensi dan kerja sama antar negara Asia dengan mengidentifikasi persamaan kekuatan dan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Asia serta meningkatkan masyarakat yang berbasis pengetahuan di wilayah Asia dan meningkatkan kemampuan komunitas dan masyarakat. b. Memperluas pasar finansial dan perdagangan di Asia dan meningkatkan nilai tawar negara Asia dalam hal kompetisi dan meningkatkan ekonomi Asia dan kompetisi di pasar global. c. Menyediakan wadah untuk mengurangi missing link dalam kerjasama Asia dengan mengimplementasikan kerangka kerja sama yang sudah ada sehingga menjadi rekan yang nyata di kawasan. d. Mentransformasi benua Asia menjadi Asian Community, yang mampu untuk berinteraksi dengan bagian lain di dunia dengan pijakan yang sama dan mengkontribusi positif menuju perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Meski sebelumnya pertemuan ACD hanya dihadiri tingkat Menlu, ACD telah berhasil mengadakan KTT pertama di Kuwait City, 15-17 Oktober 2012. KTT tersebut menghasilkan 2 buah dokumen yaitu Kuwait Declaration dan Communique. Dalam salah satu butirnya, Communique menyebutkan tentang pendirian sekretariat tetap ACD. Saat ini telah disepakati Te ntative Mechanism of the Provisional Secretariat of the Asia Cooperation Dialogue yang menjadi rujukan pendirian Sekretariat Sementara.

Dari waktu ke waktu ACD berkembang menjadi 2 dimensi, yaitu dialogue dan projects. Menteri luar negeri negara anggota bertemu tiap tahunnya di sela­ sela UN General Assembly pada bulan September untuk saling meng- update perkembangan kerja sama proyek ACD. Aneka kerja sama ACD sebagaimana terdapat pada tabel 4. Tabel 4. Tabel lnisiatif Kerjasama ACD danNegara Sponsor No Areas of Cooperation Prime Movers and Co-Prime Movers 1 Energy Bahrain, Indonesia, Kazakhstan, Qatar, China, Phillippines, Lao PDR 2 Poverty alleviation Bangladesh, Cambodia, Vietnam 3 Agriculture China, Pakistan, Kazakhstan 4 Transport Linkages India, Kazakhstan, Myanmar 5 Biotechnology India 6 E-Commerce Malaysia 7 Infrastructure Fund Malaysia

25 8 E-Education Malaysia, Iran 9 Asian Institute of Standards Pakistan 10 SMEs Cooperation Singapore, Sri Lanka 11 IT Development Republic of Korea, Russia 12 Science and Technology Phillippines 13 Tourism Thailand, Cambodia, Myanmar, Pakistan, Bahrain 14 Financial Cooperation Thailand, Kazakhstan 15 Human Resource Vietnam, Thailand Development 16 Environment Education Japan, Qatar, Bahrain 17 Strengthening Legal Japan Infrastructure 18 Road Safety Oman 19 Natural Disaster Russia 20 Cultural Cooperation Iran, India, Bahrain Sumber: http:/ fwww.acddialogue.com/about f#Ol.

Beberapa pencapaian konkret dari ketjasama tersebut di antaranya adalah:

Kerja sama E-Education

Penggerak utama dari proyek e-education ACD adalah Malaysia. Pada tahun 2007, Asia e-University (AEU) didirikan di Kuala Lumpur, sesuai dengan rekomendasi yang dibuat di sejumlah pertemuan ACD. AEU juga dilihat sebagai hasil yang sukses dari kolaborasi erat antara Malaysia dan negara-negara anggota ACD lainnya. Saat ini AEU telah merentangkan sayap dengan mengembangkan lebih dari 20 pusat belajar di luar negeri. Kerja sama Energi

ACD terdiri dari produsen dan konsumen minyak, yang diharapkan dapat menanggapi secara konstruktif meningkatnya permintaan untuk energi. Kerja sama energi antara negara-negara anggota ACD bermaksud untuk menjamin keamanan energi dan mempromosikan aksesibilitas energi dan keterjangkauan. 6 (enam) negara anggota ACD yang ditunjuk sebagai penggerak utama dan co-prime ketja sama energi Bahrain, Cina, Indonesia, Kazakhstan, Qatar, dan Filipina.

Pada Ministerial Meeting Kelima ACD di Mei 2006 di Doha, Qatar, peserta mendukung pembentukan Forum Energi ACD dan menyambut penyusunan ACD Energy Action Plan. Rencana ini meliputi empat bidang utama kerja sama: 1) pengembangan dan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dan bahan bakar altematif; 2) eksplorasi, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya energi yang efisien dan ramah lingkungan; 3) promosi efisiensi energi dan langkah­ langkah konservasi; dan 4) pembentukan jaringan infrastruktur energi regional. Selama KTT ACD Pertama pada tahun 2012, negara-negara anggota menjanjikan dukungan mereka untuk kerjasama energi dan mendukung upaya untuk meninjau, menyelesaikan, dan mengadopsi ACD Energy Action Plan.

26 Kerja sama Pertanian

Pertanian direkomendasikan dan diterima sebagai salah satu ACD main project pada PTM Kelima ACD di tahun 2006. Tiga negara anggota ACD - Tiongkok, Pakistan, dan Kazakhstan - bersedia memimpin proyek pertanian. Menurut sebuah makalah konsep yang diajukan oleh Tiongkok, ACD diharapkan untuk dapat menyediakann sarana untuk kerja sama dan pertukaran pertanian antara negara-negara anggota ACD. Kerja sama pertanian ACD berfokus pada perdagangan pertanian, ketahanan pangan, dan kualitas hidup di daerah pedesaan melalui mekanisme berbagi pengalaman dalam pengembangan kebijakan pertanian, promosi pembangunan berkelanjutan, serta penyelenggaraan program pelatihan yang relevan.

Tiongkok telah memimpin dengan menyelenggarakan berbagai seminar, fo rum, kursus pelatihan, dan proyek-proyek yang relevan. Kegiatan pertama terjadi pada bulan Oktober 2006, ketika Beijing menjadi tuan rumah ACD Agriculture Seminar. Seminar dihadiri 20 negara anggota ACD untuk mempelajari perkembangan pertanian Tiongkok. Pada tahun 2008, Tiongkok juga mengadakan fo rum pasar grosir di bidang pertanian, di mana peserta dari negara-negara ACD berbagi pengalaman manajemen pasar mereka. Kerja sama Keuangan

Negara-negara anggota ACD meningkatan kerjasama keuangan karena beberapa alasan. Pada tahun 2000-an, ekonomi Asia memiliki keterbatasan sumber pembiayaan jangka panjang. Hal ini disebabkan krisis keuangan yang melanda ekonomi Asia tahun 1997. Peningkatan kerja sama keuangan diharapkan menjamin stabilitas keuangan di kawasan ini dan menangkal volatilitas yang rentan dan ketidakpastian pasar.

Pengembangan pasar obligasi Asia adalah produk dari kerja sama keuangan yang dipromosikan ACD. Proyek ini mengimplementasikan Deklarasi Chiang Mai pada pengembangan pasar obligasi Asia. Pemimpin (prime mover) dari inisiatif ini adalah Thailand. Ada juga Kelompok Kerja Kerjasama Keuangan yang menyambut diskusi dan pertukaran pandangan di antara para ahli. Mereka biasanya menyentuh isu-isu yang berkaitan dengan pengembangan pasar obligasi Asia.

C.4. CENTRAL ASIAREGIONAL ECONOMIC COOPERATION (CAREC)

CAREC adalah program kerja sama yang dimulai sejak tahun 1997. Adapun 10 negara yang masuk dalam CAREC adalah Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Berbeda dengan kerja sama regional lainnya di Asia Tengah yang inisiatif pendiriannya berasal dari negara, CAREC merupakan sebuah program yang diinisiasi oleh Asian Development Bank (ADB) untuk negara anggota. Bank pembangunan regional di Asia ini memiliki sasaran untuk mengembangkan kerja sama ekonomi antar negara di kawasan Asia Tengah melalui CAREC. Visi kerja sama ini adalah Good Ne ighbors, Good Partners, and GoodProspects

27 Graflk 8.Koridor Ekonomi 6 Negara Anggota CAREC�s

-�l! ' uouc .. � -

IIIOMGOl -

����.. --

�---IOt.Of'l.l'l--ltl�t�� .twt.t.

-t<·

,._

·­ ·- 4'--

,.,.,..

CAREC didukung oleh 6 (enam) organisasi intemasional. Selain ADB sebagai sponsor utama, CAREC juga didukung oleh European Bank fo r Reconstruction and Development, International Monetary Fund, Is lamic Development Bank, Un ited Nations Development Programme, serta World Bank. Untuk menjalankan misi­ misinya, CAREC memusatkan kegiatannya di kawasan yang sama dengan sekretariat ADB, yakni di Manila, Fi lipina.

Pada pertemuan tingkat menteri ke- 10 pada tahun 201 1, disepakati sebuah dokumen beijudul CA REC 2020: A Strategic Framework for the Central Asia Regional Economic Cooperation Program 201 1-2020 (CAREC 2020) yang akan menjadi panduan pelaksanaan program CAREC dalam 10 tahun mendatang. CAREC 2020 mempunyai dua tujuan strategis utama,26 yakni: (i) Trade expansion, dengan berupaya meningkatkan perdagangan melalui konektivitas perdagangan, fasilitasi pergerakan lintas batas barang dan manusia, keterbukaan perdagangan, dan perdagangan energi; (ii) improving competitiveness, terutama peningkatan daya saing industri melalui konektivitas transportasi, logistik, pembangunan koridor ekonomi, pembangunan layanan bisnis terkait, dan keija sama sektor energi.

25 http:/ fwww.carecprogram.org/index.php?page=carec·corridors. Diakses pada tanggal 6 Desember 2016. 26 CAREC 2020: A strategic framework fo r the Central Asia Regional Economic Cooperation Program 2011-2020. Mandaluyong City, Philippines: Asian Development Bank, 2012.

28 Untuk mewujudkan tujuan tersebut, CAREC mempunyai empat sektor utama kerja sama:

(i) Transportasi: peningkatan infrastruktur jalan raya dan modernisasi jalur kereta api akan dilanjutkan. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan lalu lintas kargo juga akan dieksplorasi lebih lanjut. Konektivitas transportasi akan memainkan peran penting tidak hanya dalam memperbesar pasar, namun juga menentukan pemilihan produk untuk diperdagangkan dan menghubungkan dengan jaringan produksi regional. Produk yang menjadi unggulan negara CAREC harus menjadi faktor penentu pengembangan rute dan jenis modal transpotasi. Beberapa proyek permulaan telah dituntaskan CAREC, di antaranya:

Peningkatan dan pembangunan jalan to! di negara CAREC sepanjang 1.450 km pada tahun 2014.

Evaluasi terhadap kondisi jalan di negara CAREC pada tahun 2014 menunjukkan jalan dalam kondisi baik mencapai 74%.

Pembangunan sepanjang total 1.036 km rei kereta dari 11 proyek pada tahun 2014. Selanjutnya, CAREC juga memiliki 65 proyek masih berjalan di tahun 20 15.

(ii) Fasilitasi transportasi dan fa silitasi perdagangan: bagi negara landlocked, fa silitasi di perbatasan menjadi sama pentingnya dengan konektivitas fisik, mengingat biaya dan waktu untuk pergerakan barang dan manusia di perbatasan merupakan faktor signifikan dalam mengakses pasar di luar kawasan. Program CA REC's Corridor Performance Me asurement and Mo nitoring (CPMM) mengindikasikan bahwa dalam perjalanan 500-kilometer truk barang, 3!. waktu berhentinya (sekitar 25 jam) terjadi di titik perbatasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai kebijakan, misalnya simplifikasi prosedur dan dokumentasi lintas perbatasan dan perbaikan fasilitas perbatasan. Dalam hal ini, perumusan Transport and Trade Facilitation Strategy (TTFS) CAREC telah dipersiapkan. Dokumen tersebut diharapkan untuk disepakati pada tahun 20 17 dan direalisasikan pada tahun 2020.

(iii) Kebijakan perdagangan: upaya untuk meningkatkan keterbukaan perdagangan, baik barang maupun jasa, yang telah menjadi prioritas negara CAREC akan terus ditingkatkan, khususnya untuk negara yang belum mengaksesi World Trade Organization. Beberapa isu utama yang perlu diperhatikan pada tingkat nasional negara anggota CAREC di antaranya adalah penghapusan hambatan perdagangan berupa tarif dan non-tarif, hambatan untuk perdagangan transit, pajak perdagangan, perdagangan perbatasan, dan integrasi perdagangan regional.

(iv) Energi: upaya untuk memastikan suplai energi yang dapat diandalkan, aman, dan stabil. CAREC Energy Action Plan Framework fo kus dalam tiga pilar: (i) keseimbangan antara kebutuhan/ketersediaan energi dan infrastruktur; (ii) distribusi energi dan pengaturannya di kawasan; dan (iii) pengembangan keterkaitan energi dan sistem pengairan. Sepanjang tahun

29 2014, program CAREC telah menyelesaikan 3 proyek di tahun 2014. Ketiga proyek tersebut telah meningkatkan kualitas transmisi Jistrik sepanjang 1.150 km, membangun pembangkit Jistrik baru sebesar 600 megawatt, dan instalasi distribusi listrik sebesar 4.200 megavolt-amperes. CAREC juga merencanakan penyelesaian 21 proyek Jainnya hingga tahun 2020.

D. KONEKTIVITAS KAWASAN ASIA TENGAH

Dengan segala potensi dan kerangka keija sama perdagangan yang dimiliki, Asia Tengah sepatutnya mendapat perhatian Jebih sebagai tujuan kerja sama ekonomi dari Indonesia, terutama dalam hal perdagangan, investasi, dan pariwisata. Dalam hal ini, penting untuk mengetahui dan memahami kondisi infrastruktur di Asia Tengah dan konektivitas kawasan tersebut dengan kawasan lain. Hal ini menjadi krusial karena lokasi geografis kawasan Asia Tengah yang tidak memiliki akses ke perairan lepas (landlocked) sering dianggap sebagai kendala utama bagi Indonesia. D. 1. KONEKTIVITAS DARAT

Kondisi Asia Tengah yang landlocked kerap membuat pebisnis merasa pesimis. Hal ini dapat dipahami karena transportasi logistik menjadi salah satu faktor pendukung kelancaran perdagangan. Asia Tengah tidak mempunyai akses Jangsung ke Jaut Jepas, sehingga memerlukan negara ketiga di sekitarnya yang memiliki akses ke perairan lepas apabila bermaksud untuk mengeksporjirnpor dari negara lain, misalnya Tiongkok, India, dan Iran. Sebagai gambaran, jarak terdekat ibu kota negara Asia Tengah ke akses Jaut adalah 20 jam perjalanan darat sejauh 1.900 km dari di Turkmenistan untuk mencapai pelabuhan Chabahar di Iran.

Dalam hal ini, infrastruktur transportasi darat di Asia Tengah menjadi jalur konektivitas utama kawasan tersebut. Dalam peta transportasi darat internasional Galan raya dan rei kereta) di Asia terdapat beberapa skema yang menghubungkan Asia Tengah dengan wilayah lainnya, di antaranya adalah Trans-Asia Railway Network dan Asian Highway.

TRA NS-ASIANRAILWA Y NETWORK

Trans-Asian Railway Network (TAR) adalah proyek yang dikoordinasikan oleh United Nations Economic and Social Commission fo r Asia and the Pacific (UNESCAP) yang terdiri dari rangkaian jalur kereta yang terbentang dari Vladivostok di uj ung timur Rusia hingga Istanbul dan dari selatan di Malaysia hingga St. Petersburg, Rusia. Rangkaian jalur ini terdiri dari beberapa segmen rei kereta transnasional di Asia Tenggara, India, Iran-Turki, Tiongkok, dan Rusia.

30 Grafik 9. Peta Trans-Asian Railway Net work27

Proyek jaringan kereta ini mencakup jalur rel kereta sepanjang 117.500 km yang melintasi 28 negara. Rangkaian ini terdiri dari 4 koridor utama, yakni: 2s

(i) Northern Corridor, yang menghubungkan Eropa dan Samudra Pasiflk melalui Jerman, Polandia, Belarusia, Rusia, Kazakhstan, Tiongkok, dan Korea. Jalur ini sebagian besar di-cover oleh Trans-Siberian Railway yang membentang sepanjang 9.250km;

(ii) Southern Corridor, yang menghubungan Eropa hingga Asia Tenggara, mulai dari Turki, Iran, Pakistan, India, Bangladesh, Myanmar dan Thailand, beberapa penghubung ke propinsi Yunnan di Tiongkok, Malaysia dan Singapura;

(iii) Southeast Asia Corridor, yang sebagian besar merupakan rute kereta api Kunming, Tiongkok ke Singapura;

(iv) North-South Corridor, yang diproyeksikan untuk menghubungkan Eropa Utara mulai dari Helsinki, Finlandia, Rusia, Laut Kaspia dan terbagi menjadi tiga rute, yakni rute Barat melalui Azerbaijan, Armenia dan Iran bagian barat, rute tengah melalui Laut Kaspia langsung menuju Iran, dan rute Timur melalui Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan menuju Iran bagian Timur. Ketiga rute ini akan bertemu di Tehran dan berlanjut ke Bandar Abbas, Iran dan dilanjutkan dengan kapal laut menuju Mumbai, India.

27 Regional Connectivityfo r Shared Prosperity 2014, UNESCAP. Halaman 27.

2s http:/ fwww.everipedia.com/Trans-Asian_Railwayf#ixzz4GGOSdJIV. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2016.

31 Seperti terlihat dalam Grafik 9, Jalur TAR menjadi penghubung negara Asia Tengah dengan dunia luar. Melalui jalur ini Asia Tengah telah terhubung dengan akses ke Eropa, akses ke Samudra Hindia melalui Pelabuhan Bandar Abbas di Iran, serta akses ke Samudra Pasifik melalui beberapa pelabuhan Tiongkok, di antaranya di Shanghai, Lianyungang, dan Dalian. Jalur kereta ini menjadi salah satu tumpuan perekonomian Asia Tengah, terutama untuk transportasi komoditas, logistik, dan aktivitas perdagangan lainnya.

Pemanfaatan jalur kereta ini terbukti telah mempersingkat waktu tempuh sebanyak 40%-50% untuk transportasi barang dibanding dengan menggunakan jalur !aut. Meskipun demikian, waktu tempuh tersebut dinilai belum cukup efisien. Tiap-tiap koridor di TAR memiliki Iebar rei yang berbeda sehingga tidak dapat dilalui oleh jenis kereta api yang sama. Hal tersebut mengharuskan adanya proses bongkar muat untuk pemindahan barang antar kereta yang bisa memakan waktu berhari-hari di setiap tempat perpindahan rei. Selain itu, volume barang yang bisa diangkut kereta tidak sebanyak dengan menggunakan kapal !aut, sehingga distribusi barang yang diangkut dari pelabuhan harus dilakukan secara bertahap.

Asian Highway

Asian Highway (AH) atau seringkali juga disebut Great Asian Highway adalah sebuah inisiatif kerja sama UNESCAP dengan negara-negara Asia dan Eropa yang ditujukan untuk efisiensi pengembangan transportasi jalur darat untuk menghubungkan jalan raya di wilayah-wilayah Eropa dan Asia.

Proyek jalan raya ini sudah dimulai sejak 1959 namun pembangunannya terkendala oleh situasi keamanan dan konflik yang terjadi di Asia. Baru pada tahun 1992 proyek ini ditegaskan kembali dalam Asian Land Transport Infrastructure Development (ALTID) dan setelah serangkaian studi, fo rmalisasi ALTID kembali dilakukan pada 2003. Saat ini, jaringanAH terdiri atas 141.000 km jalan raya yang melintasi 32 negara. AH membentang dari uj ung timur di Tokyo hingga uj ung barat di Kapulke, Turki dan dari Torpynovka, Rusia di utara hingga Denpasar di uj ung selatan.

Bagi Asia Tengah, keberadaan AH sangat krusial. Jalan raya ini menjadi jalur transportasi utama bagi orang dan barang di wilayah tersebut. Seperti terlihat dalam Graflk 10, Asia Tengah dan aksesnya merupakan salah satu segmen jalan raya yang terpadat dalam skema AH, dengan total jalan raya sepanj ang 24.575 km atau sekitar enam belas persen dari keseluruhan AH29. Hal ini dapat dipahami mengingat wilayah tersebut merupakan wilayah yang terisolir dari wilayah perairan dan mencakup banyak negara dengan luas wilayah yang besar.

Jalan-jalan raya yang dibangun di kawasan ini menyambung langsung dengan beberapa titik pelabuhan di wilayah selatan, seperti Chabahar dan Bandar Abbas di Iran, Karachi di Pakistan, dan Mumbai di India. Akses jalan darat Asia Tengah untuk ke wilayah pelabuhan juga ditopang oleh proyek-proyek Jalan Raya

29 http:/ fwww.unescap.orgfour-workftransportfasian-highwayfdatabase. Diakses pada 21 Juli 20 16

32 negara lain, seperti Lapis Lazuli Corridor di Afghanistan, International North-South Corridor di India dan proyek highway nasional Iran.

Grafik 10. Peta Asian Highway 30

Selain itu, Tiongkok dan Kazakshtan sedang bekerja sama untuk membangun International Western Europe - Wes tern China Automobile Corridor31 yang akan akan menyediakan akses bagi Tiongkok dan negara Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya ke Asia Tengah dan Eropa serta wilayah barat Rusia. Koridor ini akan melalui kota St.Petersburg - Moskow - Nizhni Novgorod - Kazan - Orenburg di Rusia, dilanjutkan Aktobe- Kyzylorda - Shymkent - Taraz - Korday ­ Almaty - Khorgos di Kazakhstan, serta Urumqi - Lanzhou - Changzhou - Lianyungang di Tiongkok. Pembangunan koridor sepanjang 8.500 km ini dimulai pada tahun 2007 dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2018. Dari keseluruhan koridor tersebut, 2.800 km di antaranya berada di Kazakhstan yang biayanya diperkirakan sebesar USD 5,7 miliar yang dua pertiganya akan dibiayai oleh pinjaman dari organisasi keuangan intemasional.

0.2. KONEKTIVITAS UDARA

Di samping transportasi darat, transportasi udara juga menjadi perantara utama konektivitas di kawasan Asia Tengah. Saat ini, terdapat 20 bandara internasional di enam negara Asia Tengah yang melayani jutaan penumpang setiap

JO http:/ fwww.unescap.org/our-workftransportfasian-highwayfabout. Diakses 21 Juli 2016

31 https:/ fen.tengrinews.kz/opinion/75/. Diakses pacta tanggal 4 Agustus 2016.

33 tahunnya. Bandara utama terdapat di ibu kota negara Asia Tengah sebagaimana terlihat dalam Graflk 11.

Grafik 11. Jumlah Penumpang eli Bandara Internasional Asia Tengaha:!

9 A.lm•tvKAZAKHSTANl nh.'tnabona l Alrpart (AlAI 9tleydar AZERBAIJANAfiyr'!l ltlterMt:iorlal Airport 9Ta�hk�nt UZBE�ISTAN ln�rnationaJ Au port {T.UI � (GYD) .. ].8 ... •• 412 .. " 4.08 409 ,._OF • • - - . ,.AX... NOl 10U I20:A J011 I I"'" lOU .... •lOl> ,., .. ,\ 71.9% ...... 49.2% 0.9% 99.1')(, ...... , 28..1% OOM NT!. CArNJN """' IHTI. .J CN'AOIT

9A.sl'lptutTURKMENIS ln�N'I3otion•lTAN Al.ti)Ort (A.SB) 9 OuW11nbeTAJIKISTAN A�port (DYU) 9Marta�KYRGYSfAN lnkmatJOnal �rport (fRU) . 1 2.8 3.9 .. 1.8 ..,...._ 22 2 u 17 - - - - , • ...... •_.,. • • "'" ...... • • 21US -- lOU "'" 101> H.XIINMOt MX(JIIIMK>) "'" •"'" •

• - 51.3'.1(, 48.7'36 ...,., 2.9')(, �7.1% .....,., 29.6% 70.4% CN'AOIT """' "" OOM om ' INTl CN'AOfT CANaN """'

Bandara internasional tersebut terhubung dengan berbagai kota internasional di Asia dan Eropa. Namun sampai dengan saat ini belum terdapat penerbangan langsung yang menghubungkan Indonesia dengan Asia Tengah. Penerbangan antara Indonesia dan negara Asia Tengah harus transit melalui negara ketiga, seperti Thailand, Malaysia, Persatuan Emirat Arab, Qatar, dan Turki.33

Jumlah lalu lintas penumpang antara Indonesia dan Asia Tengah tercatat sebanyak 3.858 penumpang, meningkat 131 persen di banding tahun 2013 yang hanya 1.669 penumpang. Meskipun terdapat kenaikan signiflkan , jumlah tersebut dipandang belum menguntungkan secara bisnis karena jumlah Passenger per Day Each Way (PEDW) hanya sebanyak 5 orang per hari. 34

3 2Sumber: Bahan Paparan lbu Puji Nur Handayani, Vice President Business Strategy and Development

PT Garuda Indonesia (Persero} Tbk. Disampaikan dalam Focus Group Discussion Perhubungan dan Logistik eli BPPK, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 10 Mei 2016 33 Indonesia sebenamya telah memiliki petjanjian Air Services Agreement dengan Kazakhstan (tahun 2014}, Kyrgyzstan (1995}, Uzbekistan (1995}, dan Turkmenistan (2003). Namun demikian belum, ada maskapai dari Indonesia dan beberapa negara tersebut yang beroperasi. Uzbekistan Airways pernah beroperasi ke Indonesia namun akhirnya dipindah ke Malaysia.

34 Atas alasan tersebut, Garuda Indonesia belum mempertimbangkan untuk membuka penerbangan langsung ke Asia Tengah. Namun demikian, Garuda Indonesia sudah berupaya merintis penerbangan ke kawasan Asia Tengah dengan menjalin codeshare partnership dengan Etihad yang mempunyai jaringan kuat di Timur Tengah dan Asia Tengah.

34 Dari jumlah lalu lintas penumpang antara Indonesia dan Asia Tengah, jumlah terbanyak adalah dengan Kazakhstan, yang mencapai 3.254 penumpang pada tahun 20 15. Hal ini tidak terlepas dari kondisi Kazakhstan yang mempunyai GOP perkapita tertinggi dan jumlah penumpang di bandar udara yang tertinggi (6,4 juta penumpang) dibanding negara Asia tengah lainnya. Oleh karena itu, Kazakhstan merupakan entry point yang paling potensial untuk masuk ke kawasan Asia Tengah. Dalam hal ini, Garuda dan Air Astana telah mempunyai kerj a sama SPA (Special Prorate Agreement) yang dapat dij adikan sebagai katalisator untuk ekspansi jaringan kedua pihak.

Grafik 12. Profil Penumpang Penerbangan Indonesia-Asia Tengah35

I Indonesia - Central Asia Traffic Profile

From 2013 to 2015. there was some significant rraffic growth between Central Asia to Indonesia with CAGR 131%. But this figure isn•t good enough since the POEW• between this area is onty less than S pax

INDONESIA- camtAl ASIATRAFRC

1.669 • 2013 2014 2015

� Al.lli ICVloPS - .1.3-4 AlA Alrnaty. k.azahst•n �· AUoi· CC.-. [)t)5 116 - TSE A�t..n.J, k.u.atutotn ALA AU-i ..Ul·� :-. t19 ASS Ashgab.;.t_ TlJik,�tan TS( AUii-CGt. .U3 AU._. Abu Dt>abl -- DXB •Oub4 CGI: ...

Di samping penting untuk mobilitas penumpang, transportasi udara juga menjadi salah satu altematif bagi logistik pengiriman barang komoditas perdagangan. Transportasi udara untuk pengiriman barang dapat dilakukan melalui seluruh bandar udara di negara-negara Asia Tengah. Perusahaan pengiriman barang bisa memanfaatkan maskapai penerbangan dengan rute reguler menuju Asia Tengah maupun penerbangan carter.

Dalam mengembangkan konektivitas udara, negara-negara Asia Tengah berlomba untuk mengembangkan infrastruktumya masing-masing melalui kerja sama secara bilateral dengan negara lain. Misalnya Uzbekistan bekerja sama dengan Korea Selatan telah membangun In termodal Logistics Center (ILC) berupa bandara udara (airport) yang berada di Navoi, Uzbekistan (antara Bukhara dan

35 Sumber: Bahan Paparan lbu Puji Nur Handayani, Vice President Business Strategy and

Development PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Disampaikan dalam Focus Group Discussion Perhubungan dan Logistik di BPPK, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 10 Mei 2016

35 Samarqand) . ILC Naoi mampu memproses kedatangan cargo barang sebanyak 300 ton per hari. Hingga kini, pusat logistik ini telah memiliki penerbangan reguler dengan New Delhi, Mumbai, Istambul, Doha, Dubai, Hanoi, Moscow, Bishkek, Seoul, Milan, Brussels, Shanghai, Paris, Zaragova, Wina, dan Basel.

Namun, demikian, transportasi udara mempunyai kekurangan dalam hal kapasitas yang tidak memungkinkan jumlah besar, serta biayanya yang sangat tinggi sehingga menjadikan harga jual suatu barang tidak kompetitif. Transportasi udara hanya cocok untuk produk-produk bernilai tinggi yang dimensi bentuknya kecil dan tidak memakan banyak ruang. Misalnya jam tangan mewah atau perhiasan bernilai tinggi. Hal ini yang menjadikan transportasi laut masih lebih popular dibandingkantransportasi udara.

Terkait dengan konektivitas udara, negara-negara Asia tengah yang tergabung dalam EAEU saat ini tengah membahas the Single Eurasian Sky Programme yang dikelola oleh Komisi Ekonomi Eurasia.J6 Program ini berupaya menciptakan single air traffic zone. Hal ini akan memudahkan maskapai penerbangan untuk menyusun jalur penerbangan baru, sehingga meningkatkan jumlah penerbangan terbang melalui wilayah tersebut. Program ini kemungkinan akan meniru Single European Sky. Dengan adanya program ini, wilayah udara EAEU akan menjadi pusat transit yang lebih populer antara Eropa dan Asia Tenggara serta kawasan lain. Program ini akan dilaksanakan secara bertahap hingga semua negara anggotanya siap untuk mengimplementasikan.

D.3. KONEKTIVITAS LAUT

Untuk mencapai Asia Tengah, barang dari banyak negara Asia Pasifik termasuk Indonesia dalam praktek reguler perdagangan internasional harus melalui Samudra Hindia, Laut Merah dan melewati kota pelabuhan di Eropa, di antaranya Hamburg, Rotterdam, ataupun Riga, untuk selanjutnya dibawa melalui jalur darat ke negara tuj uan di Asia Tengah. Perjalanan tersebut memakan waktu berbulan-bulan dan sangat tidak efisien, akibatnya selain harga transportasi yang mahal, produk yang bisa dipasarkan sangat terbatas dan rentan terhadap masa kadaluarsa.

Seiring perkembangan Trans-Asian Railway Network dan Asian Hig hway sebagai tulang punggung infrastruktur di Asia Tengah yang menghubungkan dengan negara-negara di sekitarnya, beberapa alternatifja lur laut mulai terbuka. Indonesia bisa memanfaatkan beberapa titik kota pelabuhan di Asia yang terkoneksi secara langsung dengan Asia Tengah melalui jalan darat. Beberapa di antaranya adalah Bandar Abbas dan Chabahar di Iran, Lianyungang di Tiongkok, Mumbai di India, serta Gwadar, Qasim, dan Karachi di Pakistan.

36 http: / jwww.eurasiancommission.org/ enjnaefnewsfPages/22-05-20 14-1.aspx. Diakses pad a tanggal 5 Agustus 2016.

36 Grafik 13. Rute RegulerPerclagangan Laut37

Bandar Abbas adalah pelabuhan utama di Iran yang terletak di Selat Hormuz. Bandar Abbas sudah beroperasi sejak abad ke- 15 dan terkoneksi secara langsung dengan jalur darat ke Asia Tengah melalui Trans-Asian Railway Network dan Asian Highway. Dari Bandar Abbas, setelah melintasi daratan Iran, transportasi menuju Asia Tengah dapat dilakukan melalui tiga cara, yakni: (i) jalan darat melalui Turkmenistan yang berlanjut ke Kazakhstan, 38 (ii) pelabuhan Amitabad atau Anzali di Laut Kaspia menuju pelabuhan Turkmanbashi di Turkmenistan atau Pelabuhan Aktau dan Atyrau di Kazakhstan, (iii) melalui perbatasan Iran-Azerbaijan di Astara, dilanjutkan melalui Azerbaijan International Sea Port di Kota Alat dengan kapasitas 11,6 juta ton kargo per tahun yang terhubung dengan Rusia, Turkmenistan dan Kazakhstan melalui Laut Kaspia. Selain Bandar Abbas, Iran juga berupaya mengembangkan pelabuhan di Chabahar. Iran menggandeng India yang berkepentingan untuk mengembangkan pelabuhan ini sebagai gerbang masuk produk mereka menuju ke Asia Tengah, Afghanistan maupun ke Rusia. Pelabuhan ini juga strategis untuk mengakses sumber daya energi dari Asia tengah maupun Iran.39

37 http:/ jwww.2wglobal.comjglobal-network/route-maps/route-maps-listj#.V5hATFR94dU. Diakses pada 27 tanggal Juli 2016.

38 Jalur kereta api lran-Turkmenistan-Kazakhstan merupakan bagian dari The North-South Transnational Corridor sepanjang 677 km, dengan rincian 137 km di Kazakhstan, 470 km di Turkmenistan dan 70 km di Iran. Jalur ini menghubungkan kota Uzen di Kazakhstan, Kota Bereket­ Etrek di Turkmenistan, dan berakhir di Kota Gargan di Propinsi Golestan, Iran. Jalur ini beroperasi pada Desember 2014.

39 http:/ jmumbaiport.gov.in/. Diakses pada tanggal 27 Juli 2016. Perjanjian kerja sama pengembangan Chabahar ditandatangani kedua negara di Tehran pada tanggal 23 Mei 2016. Dalam perjanjian tersebut, India akan membiayai pembangunan pelabuhan senilai USD 85 juta, pembangunan pabrik pupuk urea dan alumunium, serta pembangunan rel kereta api yang akan

37 Logistik India dari Mumbai akan dibawa melalui laut ke Chabahar dan Bandar Abbas, yang merupakan bagian dari segmen International North-South Corridor, yang jaraknya cukup dekat. Dengan penggunaan jalur laut maka India tidak perlu melalui Pakistan. Dalam hal ini, produk Indonesia dapat dikirim melalui Mumbai sebagai salah satu kota pelabuhan utama di India dan Asia. Dengan kemampuan tampung tonase kargo tahunan sebesar 61,66 juta metrik ton, Mumbai memiliki segala infrastruktur dan sistem yang dibutuhkan untuk menjadi pelabuhan transit logistik dari Indonesia ke wilayah Asia Tengah.

Kota Pelabuhan di pesisir timur Tiongkok seperti Dalian, Shanghai, dan Guangzhou secara umum sudah memiliki fasilitas memadai dan akses darat ke Asia Tengah. Di luar tiga kota tersebut, terdapat pelabuhan baru di kota Lianyungang yang dikembangkan Tiongkok bekeija sama dengan Kazakhstan. Kedua negara itu bekeija sama dalam pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Lianyungang. Selain itu, mereka juga mengoperasikan layanan jalur kereta api barang dari Lianyungang ke Almaty, Kazakhstan. Layanan kereta tersebut beroperasi sejak 25 Februari 2015 dimana terdapat 2 jadwal keberangkatan kereta api setiap minggunya dan lama perjalanan memakan waktu 12 hari. Dengan pengoperasian layanan ini, waktu dan biaya transportasi dapat dikurangi. Rute layanan ini di masa depan diproyeksikan untuk dapat diperpanjang ke negara Asia Tengah lainnya, Turki, Rusia, dan Eropa.

Mengingat jarak dari Jakarta yang cukup dekat dengan Lianyungang, Indonesia tentu dapat memanfaatkan skema Lianyungang-Almaty sebagai salah satu altematif pengiriman barang ke Kazakhstan. Negara tersebut dapat menjadi hub sebelum barang dikirimkan ke negara Asia Tengah lainnya melalui jalur darat selanjutnya.

Terkait pelabuhan di Pakistan, saat ini terdapat tiga pelabuhan deep sea port untuk akses langsung ke Asia Tengah, yaitu Karachi, Qasim, dan Gwadar. Pelabuhan Karachi secara khusus adalah pelabuhan kuno yang masih terns beroperasi hingga saat ini. Sejarah mencatat Pelabuhan Karachi sudah beroperasi pada awal masa penyebaran Islam (72 1 Masehi). Kini Karachi merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Asia Selatan dengan kapasitas tonase kargo per tahun sebesar 65.25 juta metrik ton dan volume kontainer tahunan sebesar 35,3 juta TEU. Karachi juga telah terhubung dengan Asia Tengah melalui skema AH dan TAR40• Sementara itu, Pelabuhan Qasim yang memiliki kapasitas tampung tonase kargo sebesar 16.6 juta metrik ton juga telah terhubung dengan Asia Tengah melalui skema TAR.

Pelabuhan Gwadar di Pakistan merupakan pelabuhan deep sea port yang dikembangkan dengan Tiongkok melalui China-Pakistan Economic Corridor (CPEC)

menghubungkan Chabahar dengan jaringan kereta api Iran. Selain kepentingan ekonomi, India juga mempunyai kepentingan politis untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok di kawasan Asia Selatan dan Tengah yang telah berinvestasi mengembangkan pelabuhan Gwadar di Pakistan.

•o http:/ /kpt.gov.pkfpagesjDefault.aspx?id=32#page-heading. Diakses pada tanggal 28 Juli 20 16

38 dengan nilai investasi sebesar 1.6 miliar USD. Pembangunan tahap I untuk pengembangan kota dan pelabuhan sudah selesai pada tahun 1999 dan sekarang pembangunan tahap II tengah dilakukan4t. Letak pelabuhan Gwadar dan Chabahar yang hanya berjarak sekitar 350 km menunjukkan persaingan geopolitik antara koridor ekonomi Pakistan-Tiongkok dengan India-Iran.

Dari beberapa opsi titik masuk transportasi produk Indonesia ke Asia Tengah dimaksud (Bandar Abbas dan Chababar di Iran, Mumbai di India, Lianyungang di Tiongkok serta Gwadar di Pakistan), Pakistan menjadi yang paling tidak fe asible. Hal ini disebabkan masih lemahnya infrastruktur yang menghubungan pelabuhan di Pakistan dengan negara Asia Tengah. Terutama dengan kondisi perbatasan utara negara tersebut di sekitar Kashmir yang masih belum stabil keamanannya.

E. KESIMPULAN

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Asia Tengah merupakan suatu kawasan yang mempunyai arti strategis secara politis maupun ekonomis bagi dunia internasional. Hal ini ditandai dengan perlombaan negara-negara adidaya dan negara utama di kawasan untuk menancapkan pengaruhnya dan mengambil manfaat ekonomi bagi kepentingan masing-masing. Melihat potensi tersebut, sudah saatnya bagi Indonesia untuk mulai menjadikan Asia Tengah sebagai salah satu fo kus utama dalam kegiatan ekonominya.

Di kawasan Asia Tengah terdapat berbagai skema kerja sama ekonomi oleh organisasi internasional yang pada dasamya ingin menjadikan Asia Tengah dan negara di sekitarnya sebagai kawasan ekonomi yang terintegrasi, di antaranya EAEU, SCO, ECO, ACD, dan CAREC. Keberadaan berbagai kerja sama tersebut telah menjadikan kawasan Asia Tengah semakin penting secara politik, serta menimbulkan peluang ekonomi yang besar.

Dalam hal ini, Indonesia perlu mempertimbangkan untuk berpartisipasi aktif di dalam berbagai organisasi kerja sama regional di Asia Tengah terse but. Hal ini tidak hanya akan memberikan memanfaatkan politis, namun juga manfaat ekonomi yang besar. Manfaat politis di antaranya adalah untuk meminta dukungan atas posisi dan kebijakan luar negeri. Misalnya SCO yang dalam Article 2 Charter of SCO dijelaskan bahwa organisasi ini memegang prinsip saling menghormati kedaulatan, kemandirian, prinsip non-interfe rence dalam isu domestik, dan penyelesaian masalah antar negara secara damai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan dapat mendukung kebijakan Indonesia misalnya dalam isu keutuhan NKRI.

Adapun keuntungan ekonomi adalah peluang Penetrasi Akses Pasar Bagi Produk Rl . Dengan jumlah populasi dan wilayah yang cukup besar, kawasan Asia Tengah menjanjikan pasar yang baik sebagai altematif tujuan berbisnis bagi perusahaan asal Indonesia. Hal ini yang telah dirintis oleh Vietnam dengan menandatangani perjanj ian perdagangan bebas dengan EAEU yang mulai berlaku

41 http:/ fwww.gwadarport.gov.pkfabout%20us.html. Diakses pada tanggal 28 Juli 20 16

39 pada Oktober 2016. Dalam hal ini Indonesia perlu mempertimbangkan mengikuti langkah negara tersebut.

Demikian halnya untuk pengembangan pasar sumber wisatawan asing. Selama ini jumlah wisatawan asal Asia Tengah tergolong masih kecil jumlahnya. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan realisasi jalur penerbangan langsung an tara Indonesia dan Asia Tengah. Apabila the Single Eurasian Sky Programme oleh EAEU telah berlaku, dapat memudahkan masuknya maskapai penerbangan Indonesia ke kawasan tersebut. Indonesia perlu memanfaatkan potensi yang cukup besar mengingat jumlah potensi penduduk EAEU, termasuk Rusia, yang cukup besar. Selain itu, letak geografis EAEU dapat menjadi wilayah transit penerbangan antara Asia Tenggara dan Eropa.

Selain itu, Indonesia dapat memanfaatkan peluang pelaksanaan proyek di bidang infrastruktur. Dengan banyaknya kebutuhan infrastruktur dan diikuti berbagai skema pendanaan di sektor ini oleh berbagai kerja sama regional, perusahaan Indonesia dapat membidik pasar Asia Tengah. Dari paparan di atas, diketahui sektor infrastruktur yang memiliki banyak pendanaan terdapat pada proyek-proyek terkait jalanraya, pembangunan rel dan produksi kereta api.

Terkait dengan konektivitas di Asia Tengah, selama ini kondisi negara­ negara di kawasan yang landlocked tersebut menjadi halangan utama bagi Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar. Namun persepsi itu saat ini tidak lagi relevan karena banyaknya pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara, yang menghubungkan Asia Tengah ke negara-negara di sekitarnya. Asia Tengah kini menjadi kawasan landlinked yang terhubung dengan dunia luar. Pengiriman barang dari Indonesia ke Asia Tengah dapat dilakukan melalui rute udara maupun rute laut yang dilanjutkan dengan rute darat. Terdapat banyak alternatif pelabuhan laut yang dapat digunakan, terutama melalui bandar Abbas di Iran maupun Lianyungang di Tiongkok. Kedua pelabuhan tersebut telah terhubung melalui jalur darat (jalan raya dan rei kereta api) ke negara-negara Asia Tengah.

40 BAB III

POTENSI EKONOMI KAWASAN ASIA TENGAH

"Central Asia is the thickest piece of cake given to the modem Chinese by the heavens. "

General Liu Yazhou of China's People's Liberation Army (PLA)42

Potensi ekonomi kawasan Asia Tengah sangat besar. Seperti telah dijelaskan secara sebelumnya, negara-negara di kawasan ini memiliki sumber daya energi dan mineral yang sangat besar. Selain itu kawasan ini juga dapat menjadi alternatif bagi kegiatan ekonomi lainnya seperti perdagangan, investasi, dan pariwisata. Bab ini akan menjelaskan secara lebih mendalam tentang potensi ekonomi Asia Tengah yang diharapkan dapat memandu pelaku diplomasi ekonomi Indonesia. A. ENERGI DAN MINERAL

Pasca berakhirnya Perang Dingin yang diikuti kemerdekaan negara-negara di Asia Tengah, negara-negara besar dunia, seperti Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa (UE) tetap gencar menancapkan pengaruhnya di kawasan tersebut. Alasan utama besarnya minat negara-negara tersebut adalah potensi minyak bumi dan gas serta mineral berharga lainnya (termasuk batu bara, emas dan uranium) yang dimiliki sebagian besar negara-negara kawasan Asia Tengah.

Bagi Indonesia, Seperti yang telah dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Indonesia Bersatu (II) Bapak Purnomo Yusgiantoro pada tanggal 28 Mei 2008, saat mengumumkan keluarnya Indonesia dari OPEC, Indonesia telah memasuki era sebagai net importer minyak sehingga diperlukan upaya untuk mencari sumber alternatif energi. Terkait dengan hal tersebut, Kawasan Asia Tengah dapat dikatakan sebagai alternatif suplai energi dunia, terutama dengan masih belum membaiknya situasi keamanan dan stabilitas Timur Tengah.

Dari enam negara Asia Tengah, tiga negara mempunyai cadangan mineral yang sangat besar, yakni Azerbaijan, Kazakhstan, dan Turkmenistan. Azerbaijan mempunyai 7 milyar barel cadangan minyak bumi yang terbesar ke-20 di dunia. Kazakhstan diperkirakan memiliki cadangan minyak mencapai 30 miliar bare! yang merupakan terbesar ke- 12 dunia. Turkmenistan diperkirakan memiliki cadangan gas alam mencapai 17,5 triliun meter kubik yang merupakan terbesar ke-4 dunia.

42 http: / f chinaincentralasia.com/20 16/ II/0 6/the-great-bargain-between-russia-and-china-for­ central-asia/ diakses pada tanggal 6 Desember 2016.

41 Tabel 5. Kekayaan Mineral Negara-negara Asia Tengah43

12,4 miliyar 33.600 m3/hari (2015) juta ton (2015) Turlanenistan 0,.6 milyar 261 ribu 17,5 triliun m3 72,4 miliyar NJA bare! (2015) barelfhari (2015) m3 I hari (20 15) (2015) Uzbekistan 0,6 milyar 64 ribu 1,1 triliun m3 57,7 miliyar 1 .900 juta bare! (2015) I barelfhari (2015) m3 /hari ton l (2015) (2015) (2015) Kyrgyzstan 40 juta bare! 1.000 5,6 miliar m3 34 juta N/A I (2015) barelfhari (2014) m3/hari (2014) (2015) � Tajikistan 12 juta bare! 181,6 5,6 miliar m3 12 juta N/A (2016) barelfhari (2016) m3/hari (2014) (2015)

Dari cadangan minyak bumi dunia sebesar 1,656 milyar bare!, sebanyak 276 milyar barel (17 persen) dikuasai oleh empat negara Asia Tengah dengan masing­ masing presentasi Iran (57 persen) , Rusia (29 persen), Kazakhstan (11 persen) dan Azerbaijan (3 persen). Sedangkan dari 6.973 TCF cadangan gas dunia, sebanyak 3.370 TCF (48 persen) dimiliki oleh Rusia (SO persen), Iran (35 persen), Turkmenistan (8 persen), Kazakhstan (3 persen), Uzbekistan (2 persen), Azerbaijan dan Ukraina (masing-masing 1 persen). Namun level produksi migas negara­ negara tersebut masih berada jauh di bawah level cadangan energinya, dengan demikian potensi pengembangan migas di kawasan Asia Tengah masih relatif besar.

Besamya potensi minyak bumi di Kazakhstan menyebabkan perusahaan­ perusahaan besar dunia berupaya masuk ke negara tersebut. Saat ini leading oil company di Kazakhstan adalah Tengizchevroil (TCO) yang didirikan Pemerintah Kazakhstan setelah runtuhnya Soviet. Meski demikian, dalam perkembangannya, banyak perusahaan minyak dunia yang ikut dalam kepemilikan Tengizchevroil, yakni Chevron, ExxonMobil, dan LukArco (Rusia) . Pemerintah Kazakhstan masih mempertahankan sebagian kepemilikan melalui badan usaha milik pemerintah (state owned) KazMunazGas. Selain Tengizchevroil, perusahaan minyak dunia lain yang diketahui memiliki bisnis di Kazakhstan adalah Inpex (Jepang), ConocoPhillips, Baker Hughes, dan Eni SPA (ltalia) . Perusahaan minyak milik Pemerintah Tiongkok China National Petroleum Corporation (CNPC) juga diketahui

43 Dirangkum dari https:f fwww.cia.govflibraryjpublications/the-world-factbook/geos/kg.html dan BP Statistical World Review of World Energy, June 2016

42 ilrut mengeksplorasi minyak di Kazakhstan melalui kepemilikan eli perusahaan Petrokazakhstan.

Perusahaan minyak milik swasta Indonesia juga diketahui telah melakukan bisnis di Kazakhstan. Perusahaan Medco Energi (JSC-M) melalui anak perusahaannya JSC-Mangistaumunaigaz, telah memproduksi dan mengeksplorasi minyak dan gas Kazakhstan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan Karazanbasmunai juga telah melakukan aktivitasnya di Kazakhstan sejak 4 (empat tahun terakhir).

Pertamina sebagai BUMN yang bergerak dalam energi, saat ini telah hadir di tiga negara asing yakni Malaysia, Aljazair dan Irak. Dari kawasan Asia Tengah, Pertamina kini telah melakukan pembelian minyak dari Azerbaijan. Akan tetapi eksplorasi langsung belum dilakukan mengingat ladang minyak di Azerbaijan umumnya dikelola oleh perusahaan migas raksasa dunia. Adapun untuk Kazakhstan, Turkmenistan dan Uzbekistan, Pertamina kini telah memasukkan negara-negara tersebut ke dalam "watch list countries".

Adapun dari sektor mineral, negara Asia Tengah juga diketahui kaya akan cadangan emas. Yang utama adalah Uzbekistan sebagai produsen emas terbesar ke- 12 dunia dengan jumlah produksi 77,4 ton per tahun. Selanjutnya Kazakhstan merupakan produsen emas terbesar ke- 18 dunia dengan jumlah produksi 42,4 ton pertahun. Sementara Kyrgyzstan berada di peringkat ke-27 dengan jumlah produksi 20,2 ton pertahun dan Tajikistan berada di peringkat ke-54 dengan jumlah produksi 3,8 ton.44

Dalam hal cadangan Uranium, Asia Tengah juga mempunyai cadangan yang cukup besar. Sebagaimana terlihat dari tabel 6, dua negara Asia Tengah, yaitu Kazakhstan dan Uzbekistan, masing masing-masing mempunyai 679,300 ton dan 91,300 ton uranium yang merupakan terbesar ke-2 dan ke- 13 dunia.

Tabel 6. Sumber Uranium Yang Diketahui Tahun 2013

44 Sumber: http:/ fwww.gold.orgfgold-mining/global-gold-facts-map. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2016.

43 199,100 4%

141,500 2%

117,700 2%

91,300 2%

68,800 1%

58,500 1%

33,800 1%

191,500 3%

Sumber: World Nuclear Association •s

B. PERDAGANGAN

Asia Tengah juga memiliki potensi bagi pasar perdagangan yang menjanjikan, baik sebagai tujuan pasar maupun sebagai basis produksi. Jumlah populasi yang mencapai 77,3 juta jiwa dengan GDP total mencapai USD 353,7 miliar dan pendapatan perkapita hampir USD 4.500 cukup menarik bagi berbagai negara untuk berusaha memasarkan produk mereka di sana.

Tabel 7. Potenai Perdagangan Negara-negara Asia Tengah

1.112,81 Kyrgyzstan 5.895.000 6,650 milyar

922,072 Tajikistan 8.302.000 7,816 milyar

6.654,7 Turkmenistan 5.313.000 35,398 milyar

30.604.000 2.131,17

4.497,697 Total 77.316.780 353,776 milyar

Sumber: World Economy Outlook 2016, International Monetary FUnd.

., http:/ fwww.world-nuclear.orgjinformation-library/nuclear-fuel-cycle/uranium-resources/supply­ of-uranium.aspx

44 Situasi ekonomi makro Asia Tengah berpotensi sebagai pasar non-tradisional bagi produk Indonesia. Menurut data nilai perdagangan, kawasan ini mengimpor setidaknya import products sebesar lebih dari 30 milyar USD.

Tabel 8. Data Nilai Perdagangan negara Asia Tengah (dalam USD juta)

No. Negara Impor Ekapor

1. Turkmenistan 8. 196,6 10.378,57

2. Kazakhstan 19.436 41.850

3. Tajikistan 64,96 183,68

4. Kyrgyzstan 41,1 1,4

5. Uzbekistan 2.755,2 1733,76

6. Azerbaijan 11.960,48 3.875,2

Sumber: Trademap.org (2015)

Dari tabel di atas, diketahui Kazakhstan, Azerbaijan, dan Turkmenistan merupakan negara yang patut dipertimbangkan sebagai negara tujuan ekspor. Adapun untuk Uzbekistan, krisis ekonomi dan politik belakangan ini membuat nilai impor negara tersebut turun lebih dari 80% dari nilai impor tahun 2014. Meski demikian, outlook Uzbekistan menurut laporan World Bank (2016) diperkirakan akan kernbali positif pada tahun 2017.

Barang-barang yang diimpor oleh negara Asia Tengah di masa lalu masih didominasi oleh barang-barang industri. Saat ini, trend tersebut sedikit bergeser dengan masuknya barang-barang konsumsi, seperti handphone, garmen, dan obat-obatan. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan atau UKM asal Indonesia untuk masuk ke pasar Asia Tengah.

Tabel 9. Daftar 10 Besar Import Products AsiaTengah

Sumber: trademap.org (2015)

45 Turunnya harga minyak dunia memang cukup mempengaruhi daya beli masyarakat negara Asia Tengah. Meski demikian, masyarakat di sana tetap berpotensi untuk tetap melakukan konsumsi atas produk impor, mengingat besamya pendapatan per kapita, terutama di Kazakhstan dan Azerbaijan.

C. INVESTASI

Di sektor investasi, negara-Negara Asia Tengah memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menarik investasi ke dalam negeri daripada berinvestasi ke luar negeri. Hal tersebut terlihat dari nilai inward investment dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang lebih besar, yakni mencapai USD 46,4 Milyar, sedangkan nilai outward investment hanya mencapai USD 15,2 milyar.46

Dari enam negara Asia Tengah, hanya tiga negara saja yang saat ini sudah memiliki minat untuk berinvestasi ke luar negeri (outward looking), yakni Kazakhstan, Azerbaijan, dan Uzbekistan. Pada periode 201 0-2015, Azerbaijan masih mendominasi dengan nilai investasi sebesar USD 13,8 Miliar, diikuti Kazakhstan sebesar USD 1,4 miliar, dan Uzbekistan sebesar USD 100 ribu. Investasi tiga negara tersebut cenderung masuk ke negara-negara tetangga mereka, yakni: Turki, Rusia, Rumania, Georgia, China, Ukraine, dan Benin. Hal tersebut menunjukan bahwa Kedekatan geografis menjadi faktor utama penentu tujuan negara-negara Asia Tengah dalam berinvestasi.

Transportasi merupakan sektor utamayang diminati oleh Negara-negara Asia Tengah dalam berinvestasi ke luar negeri dengan kontribusi sebesar USD 10,2 milyar (67% dari total investasi), diikuti oleh sektor migas, batu bara, makanan, dan tembakau. Sektor-sektor tersebut juga merupakan sektor yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia sehingga berpotensi untuk dijajaki di masa depan.

Untuk investasi masuk ke Asia Tengah, Rusia merupakan sumber utama sebesar USD 13.3 Milyar (29,9%) dengan total 83 proyek, diikuti oleh Inggris sebesar USD 6,333 miliyar, Korea Selatan sebesar USD 6,317 milyar, RRT sebesar USD 4,86 milyar, Kanada sebesar USD 1,7 milyar, Jerman sebesar USD 1,59 milyar, Amerika Serikat sebesar USD 1,38 milyar, dan Singapura sebesar USD 1,2 milyar.

Uzbekistan merupakan negara peringkat pertama tujuan investasi di Asia Tengah dengan total investasi USD 16,99 milyar (37% dari total investasi yang masuk ke Asia Tengah), dengan Kazaskhtan di tempat kedua dengan total investasi sebesar USD 16,5 milyar, dan Azerbaijan menempati posisi ketiga dengan total investasi sebesar USD 5,1 milyar. Turkmenistan menempati posisi ke-4 dengan nilai USD 3,5 milyar, Tajikistan sebesar USD 2,5 milyar, dan Kyrgyzstan sebesar USD 1,5 milyar.

46 Presentasi Ibu Natalia Retna Kentjana SH.,LL.M., Direktur Pengembangan Promosi Investasi BKPM dalam FGD Penyusunan TOR Kajian Mandiri 20 16, Bogor, 26-27 Januari 2016.

46 Tabel 10. Penanaman Modal Asing Di Asia Tengah•7 (Nilai: Juta USD)

r Negara Capexut Tenaga Ke Ja (USD J a) J, •1 Uzbekistan 16.998,3 2 Kazakhstan 16.591,2 3 Azerbaijan 5.190,5 Tu rkmenistan 3.525,2 Tajikistan 2.544,2 -�_..:K_,..!:r:g zstan 1.519 6 Total 46.369,0

Sektor batubara, minyak dan gas Bumi merupakan sektor yang paling diminati di Asia Tengah dengan kontribusi sebesar USD 16,2 milyar (35% dari total investasi). Sektor lain yang menarik di Asia Tengah adalah Industri metal, kimia, jasa keuangan, konstruksi dan materialnya, komunikasi dan energi terbarukan, serta transportasi.

D. PARIWISATA

Dalam sektor parwisata, Kazakhstan merupakan negara dengan jumlah wisatawan outbound terbesar dibandingkan dengan negara Asia Tengah lainnya. Dengan jumlah wisatawan outbound sebesar lebih dari sepuluh juta,wisatawan dari Kazakhstan sepatutnya menjadi prioritas untuk sasaran pasar pariwisata di wilayah tersebut. Jumlah penduduk yang cukup besar dan daya beli masyarakat yang tinggi menjadi fa ktor-faktor pendorong tingginya jumlah wisatawan asal Kazakhstan dibandingkan dengan wisatawan dari negara-negara lain di Asia Tengah.

Tabel 11. Jumlah wisatawan masuk dan keluar Asia Tengah (2014)

NO NEGARA INBOUND OUTBOUND TOURIST(S) TOURIST(S)

1 Azerbaijan 2.160.000 4.244.000 2 Kazakhstan 4.560.000 10.230.000

3 Kyrgyzstan 2.849.000 1.44 1 .000

4 Tajikistan 213.000 19.000

5 Turkmenistan 8.000 (2007) 38.000 (2007)

6 Uzbekistan 975.000 (2010) 1.610.000 (2010)

Sumber: World Bank Indonesia sendiri belum mampu menarik wisatawan dari Kazakhstan secara optimal, setiap tahun hanya ada sekitar 5.000 wisatawan dari Kazakhstan yang

47 Presentasi lbu Natalia Retna Kentjana SH.,LLM., Direktur Pengembangan Promosi lnvestasi BKPM dalam FGD Penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, 26-27 Januari 2016.

47 swasta asal Indonesia diketahui telah beberapa kali mengerjakan proyek jasa konstruksi, sehingga dapat menjadi pintu masuk bagi perusahaan serupa lainnya asal Indonesia.

Di bidang pariwisata, penduduk dari kawasan Asia Tengah memiliki potensi yang besar untuk dapat menjadi turis mancanegara ke Indonesia. Dengan jumlah turis lebih dari 16 juta orang per-tahunnya, Indonesia perlu menggarap lebih serius mengenai promosi pariwisata di kawasan Asia Tengah. Kedekatan kultural dan perbedaan alam diantara Indonesia dan Asia Tengah dapat menjadi daya tarik utama untuk memikat turis Asia Tengah ke Indonesia.

Lebih jauh, Indonesia juga perlu memikirkan jalur transportasi udara langsung ke kawasan Asia Tengah, terutama ke Kazakhstan yang menjadi memiliki penduduk dengan minat berwisata mancanegara yang tinggi. Tanpa adanya kemudahan transportasi udara, akan sulit bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara destinasi tradisional bagi turis ataupun pelaku bisnis yang lain.

50 BAB IV

EVALUASI KERJA SAMA EKONOMI INDONESIA-ASIA TENGAH

"Hari ini saya meninggalkan Tasjkent. Tetapi hati saya akan selalu teringat kepada saudara-saudara dan kebaikan budi saudara-saudara. Selamat tinggal, selamat bekerja. Hiduplah persahabatan kita. Jauh di mata, dekat di hati. "

Jr. Soekamo, 6 September 1956

Perhatian a tau pun kesadaran masyarakat Indonesia akan negara-negara Asia Tengah bisa dibilang relatif baru. Memori kolektif masyarakat kita khususnya yang beragama Muslim adalah betapa eksotisnya negara-negara di Asia Tengah dengan arsitektur bangunannya yang menggambarkan masa kejayaan Islam pertengahan. Para ulama dan intelektual besar Muslim juga banyak berasal dari negara-negara Asia Tengah di antaranya adalah Imam Bukhori ahli hadist, AI Razi ahli kedokteran dan filsafat dan tokoh-tokoh sufi terkenal seperti Najm Kubra. Pengetahuan masyarakat kita umumnya terbatas pada hal tersebut, bahkan mungkin kurang dari itu, misalnya hanya sebatas pengetahuan tentang para gadis negara-negara Asia Tengah yang terkenal berparas cantik.

Padahal Kawasan Asia Tengah adalah kawasan yang pernah menjadi pusat peradaban dan menjadi perhatian dalam sejarah percaturan dunia yang terkenal dengan sebutan Silk Road. Dalam bab ini akan dibahas lebih dalam mengenai hubungan Indonesia dan negara-negara Asia Tengah, khususnya di bidang ekonomi. A. PERKEMBANGAN HUBUNGAN INDONESIA DAN ASIA TENGAH (SEJARAH, POLITIK, SOSIAL BUDAYA)

Pada dasarnya Indonesia dan negara-negara Asia Tengah banyak mempunyai persamaan karakter. Sarna-sarna multi etnik, multi agama, multi bahasa dan berpenduduk mayoritas Muslim. Secara historis Indonesia memiliki hubungan baik dengan wilayah tersebut. Tidak pernah ada peristiwa sejarah yang secara psikologis menghambat kerja sama Indonesia dengan wilayah tersebut pada saat ini. Bahkan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia memiliki citra yang positif dari masyarakat di wilayah tersebut khususnya masyarakat Kazakhstan dan Uzbekistan.

Hubungan Indonesia dengan negara Asia Tengah secara formal dibangun ketika negara-negara tersebut lahir setelah runtuhnya Uni Soviet pasca Perang Dingin pada awal tahun 1990-an. Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Azerbaijan dan Kyrgyzstan pada tahun 1991, Uzbekistan dan Turkmenistan pada tahun 1992, Kazakhstan pada tahun 1993, dan Tajikistan pada tahun 1994.

Hubungan diperkuat dengan dibukanya perwakilan di masing-masing kedua belah pihak. Indonesia telah membuka Kedutaan Besarnya di Astana, Kazakhstan

51 tercatat mengunjungi Indonesia. Masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan Turki yang mampu menarik 300-500 ribu wisatawan Kazakhstan setiap tahunnya. Di Asia Tenggara, Malaysia dan Thailand masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dari Kazakhstan. Thailand setiap tahunnya menerima sekitar 70.000 wisatawan dari Kazakhstan4B, sedangkan Malaysia menerima sekitar 30.000 wisatawan.

Keunggulan Turki sebagai destinasi utama wisatawan dari Asia Tengah dapat dipahami sebagai timbal balik dari kedekatan kultural kedua wilayah. Kedekatan jarak, akses penerbangan, dan keberadaan Turki sebagai hub ke Asia Tengah juga turut berkontribusi dalam menjadikan Turki destinasi favorit. Turki juga saat ini memiliki joint tourism plan dengan Azerbaijan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.

Malaysia dan Thailand cukup serius dalam mengejar pasar wisatawan Asia Tengah, terutama wisatawan dari Kazakhstan. Pelayanan yang baik dan promosi destinasi wisata yang menarik menjadi kekuatan utama kedua negara dalam menjaring wisatawan dari Kazakhstan. Thailand yang merupakan destinasi utama wisatawan dari Kazakhstan, saat ini memiliki penerbangan langsung Bangkok­ Almaty dan tengah menjajaki juga penerbangan langsung dari Kazakhstan untuk destinasi-destinasi favorit seperti, Samui dan Phuket. Thailand juga memiliki program Amazing Tourism Roadshow di Almaty dan Astana untuk menarik wisatawan. Malaysia sendiri saat ini telah memiliki kantor Tourism and Trade Section di Almaty sebagai pusat promosi pariwisata dan perdagangan Malaysia di Asia Tengah.

Selain Kazakhstan, Azerbaijan juga merupakan kekuatan ekonomi yang cukup besar di Kawasan Asia Tengah juga dapat dijadikan pasar dalam menjaring lebih banyak wisatawan inbound bagi Indonesia. Ketertarikan masyarakat Azerbaijan yang cukup tinggi terhadap produk-produk kebudayaan di Indonesia dapat dikapitalisasi untuk meningkatkan jumlah wisatawan dari Azerbaijan ke Indonesia. Sebagai contoh, pencak silat menjadi olahraga yang sangat diminati di Azerbaijan. Hal ini ditunjukkan dengan menjamurnya perguruan pencak silat di Azerbaijan, saat ini sudah berkembang sekitar 38 perguruan pencak silat di Azerbaijan yang menaungi 10.000 murid49.

Antusiasme masyarakat Azerbaijan terhadap bahasa Indonesia juga cukup tinggi, saat ini terdapat sebuah Pusat Studi Indonesia di Azerbaijan University of Language (ADU) yang setiap tahunnya menerima mahasiswa baru.Selain itu, stan Indonesia pada Azerbaijan International Travel and Tourism Fair (AITF) 20 16 juga memperoleh penghargaan "Best Destination Promotion" karena menampilkan berbagai macam tarian danlagu yang interaktif dengan pengunjungso.

48 http:/ fwww.inform.kzfengfarticle/2933992. Diakses pada tanggal 1 September 2016

49 http:/ fwww.rmol.cofread/201 6/06/21/250724/Menpora:-Pencak-Silat-Berkembang-Di-Azerbaijan-. Diakses 2 September 2016

50 http: I fwww.kemlu.go.id/baku/id/ berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/ AITF-20 1 6.aspx. Diakses 2 September 2016

48 Wisatawan asal Azerbaijan juga tercatat sebagai wisatawan dengan pengeluaran tertinggi di antara negara-negara di kawasan Asia Tengah dengan besaran enam belas persen dari total impor mereka atau sekitar 3 milyar dolar AS (20 14). Setiap tahunnya, Indonesia hanya mampu menarik kurang dari 500 wisatawan asal Azerbaijan.

E. KESIMPULAN

Melihat data dan fakta yang dipaparkan dari segi energi, perdagangan, investasi, dan pariwisata, maka potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan kawasan Asia Tengah sangat menjanjikan. Dengan memfokuskan peningkatan kerja sama Indonesia dan Asia Tengah di keempat bidang ekonomi tersebut, namun tidak tertutup dengan bidang-bidang ekonomi Iainnya, Indonesia dapat mencapai salah satu tujuan prioritas kebijakan luar negeri, yakni peningkatan diplomasi ekonomi.

Di bidang energi, Indonesia sebagai negara dengan kebutuhan energi yang terus meningkat seyogyanya dapat mengembangkan aktifitas kerja sama dengan kawasan Asia Tengah sebagai salah satu kawasan dengan potensi energi terbesar di dunia. Perusahaan-perusahaan energi dunia diketahui telah memiliki aktifitas bisnis yang cukup tinggi di kawasan Asia Tengah. Indonesia yang memiliki kedekatan kultural dengan negara-negara Asia Tengah yang sebagian penduduknya memeluk agama Islam, berpotensi untuk dapat mengembangkan kerja sama yang lebih baik.

Lebih jauh lagi, Indonesia, melalui Pertamina, disarankan untuk dapat melihat dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Asia Tengah. Hal ini juga sejalan dengan dinamika perkembangan bisnis Pertamina, yang saat ini memiliki visi untuk tidak lagi menjadi perusahaan yang terbatas pada bidang penyedia minyak dan gas dalam negeri, namun menjadi perusahaan energi dunia.

Di bidang perdagangan, aktifitas perdagangan non-migas Indonesia dengan kawasan Asia Tengah terbilang masih minim. Pasar industri alat berat merupakan pasar yang paling potensial untuk dapat dipenuhi oleh perusahaan Indonesia. Dengan nilai demand alat berat yang tinggi di kawasan Asia Tengah, industri alat berat Indonesia seperti industri kereta api, pesawat terbang, jasa konstruksi, dll. diharapkan dapat melirik pasar yang besar di kawasan Asia Tengah.

Meski saat ini sebagian kawasan Asia Tengah sedang dilanda oleh krisis ekonomi, namun dengan GDP per capita yang tinggi dari beberapa negara, seperti Kazakhstan, Uzbekistan, dan Azerbaijan, hal ini dapat diartikan sebagai market atau pasar potensial bagi calon konsumen produk Indonesia. Di sisi lain, dengan karakteristik geografis kawasan Asia Tengah yang bersifat landlocked, maka produk perikanan maupun produk kelautan lainnya yang bersifat ekonomis juga berpotensi untuk dapat menjadi leading sector di bidang perdagangan.

Di bidang investasi, beberapa negara Asia Tengah diketahui telah menerapkan sistem pengadaan (procurement) terbuka untuk sektor jasa konstruksi. Hal ini dapat menjadi pasar potensial bagi beberapa BUMN di sektor jasa konstruksi untuk dapat mengembangkan bisnisnya secara global. Perusahaan

49 (20 10), Baku, Azerbaijan (2010), dan Tashkent, Uzbekistan (1994). Demikian sebaliknya, Negara Asia Tengah yang pertama kali membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta adalah Uzbekistan (1996) , kemudian Azerbaijan (2006) dan Kazakhstan (20 12). Tajikistan dirangkap oleh Kedubes RI di Astana, Turkmenistan dirangkap oleh Kedubes RI di Teheran dan Kyrgyzstan dirangkap oleh KBRI Tashkent.

Meski secara resmi dibuka pada tahun-tahun tersebut, hubungan Indonesia dan negara-negara di Asia Tengah bisa dilacak jauh sebelumnya ketika negara­ negara tersebut masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Presiden Soekarno pernah berkunjung ke Tashkent, Uzbekistan, pada tanggal 5 September 1956.51 Selanjutnya Presiden Soeharto telah melakukan kunjungan ke Tashkent, Uzbekistan pada tanggal 7 September 1989.52 Sebaliknya Indonesia menerima kunjungan Presiden Tertinggi Soviet Uzbekistan Ibragimov pada tanggal 16 - 24 Januari 1990.

Maka tidak mengherankan ketika Uni Soviet bubar dan negara-negara di Asia Tengah menyampaikan kemerdekaannya, Indonesia segera memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan mereka. Indonesia mengakui kemerdekaan Azerbaijan (1991), Turkmenistan (1991), Tajikistan (1991), Uzbekistan tahun 1991, dan Kazakhstan dalam waktu yang hampir bersamaan yakni pada tahun 1991.

Dilihat dari data di atas diketahui bahwa negara di Asia Tengah yang mempunyai hubungan relatif dekat adalah Uzbekistan . Di sini dapat dipahami kenapa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Asia Tengah yang pertama kali dibuka adalah di Uzbekistan. Di negara ini KBRI dibuka saat Indonesia masih di bawah pemerintahan Soeharto. Sedangkan KBRI Baku di Azerbaijan dan KBRI Astana di Kazakhstan dibuka pada tahun 2010 pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.53

Secara umum, perkembangan hubungan bilateral Indonesia dengan negara­ negara di Asia Tengah berlangsung erat dan bersahabat. Pejabat tinggi dari kedua belah pihak sating mengunjungi dan saling menghormati atas posisi dan pandangan masing-masing pihak. Indonesia dan negara Asia Tengah memiliki kesamaan pandangan atas berbagai isu regional dan internasional yang merupakan kepentingan bersama. Hal tersebut diimplementasikan dalam berbagai

5! http:/ /historia.id/modemjsukarno-uzbekistan-jauh-di-mata-dekat-di-hati, diakses pada tanggal 22 November 2016.

52 http://soeharto .cof 1989-09-07-presiden-soeharto-tiba-di-ibukota-republik-soviet-sosialis­ uzbekistan, diakses pada tanggal 23 Desember 2016.

53 Politik luar negeri Indonesia pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganut prinsip "Million Friends and Zero Enemies". Dengan pendekatan kebijakan luar negeri seperti itu, maka pemerintah RI mengambil kebijakan memaksimalkan "kehadiran" di negara-negara sahabat dengan membuka PeiWakilan Indonesia di negara-negara yang dianggap strategis bagi pencapaian kepentingan nasional Indonesia, termasuk di negara-negara di Asia Tengah. Pada 29 Desember 2010, Menlu RI telah membuka secara resmi PeiWakilan RI di Azerbaijan, Bahrain, Oman, Mozambique, Panama, Ekuador, Bosnia Herzegovina, Kroasia, Kazakhstan; dan Konsulat Republik Indonesia di Tawau, Malaysia, serta PerutusanTetap Republik Indonesia untuk ASEAN.

52 kerja sama erat dan saling menguntungkan. Misalnya Azerbaijan memberikan dukungan penuh kepada Indonesia dalam masalah integritas wilayah RI dan menyelesaikan masalah gerakan separatis. Begitu pula Indonesia mendukung proses penyelesaian masalah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diduduki oleh Armenia, berdasar prinsip penyelesaian sengketa secara damai. Indonesia terus mendukung proses perdamaian Nagorno-Karabakh dalam kerangka OSCE Minsk Group dan konsultasi bilateral antara kedua Negara untuk mencapai penyelesaian damai konflik tersebut.

Walaupun negara-negara di Asia Tengah belum mengembangkan demokrasi seperti di Indonesia, namun mereka menempatkan demokrasi sebagai salah satu perhatian mereka. Hal ini terekam di antaranya pada pertemuan Grup Keija Sarna Bilateral DPR RI-Parlemen Tajikistan (GKSB RI-Tajikistan) di Dushanbe, Tajikistan pada tanggal 11 Oktober 20 10. DPR RI dan Parlemen Tajikistan sepakat untuk bersama-sama menempatkan demokrasi sebagai perhatian khusus dan menjadikannya sebagai meeting point antara Islam dan Barat. Demokrasi dan Islam dapat berjalan secara beriringan untuk menghalau aksi-aksi negatif yang memanfaatkan nama Islam untuk kepentingan yang bertentangan dengan perdamaian.

Indikator lain untuk mengukur eratnya hubungan antar negara adalah intensitas saling dukung pencalonan masing-masing negara di organisasi international berdasarkan pada asas resiprositas. Beberapa contoh saling dukung antara Indonesia dan negara Asia Tengah adalah:

1. Uzbekistan, Azerbaijan dan Tajikistan mendukung pencalonan RI di United 'Vations Hu man Rights Council (UNHCR) periode 2007-2010 dan 201 5-2017.

2. Uzbekistan dan Azerbaijan mendukung Indonesia dalam pencalonannya di Council of International Telecommunications Union (ITU) untuk wilayah Asia pada periode 20 15-20 18.

3. Tajikistan mendukung pencalonan Indonesia di Council of Administration (CA) dan Postal Op eration Council (POC) pada Universal Postal Union (UPU) Agustus 2008; Dewan IMO (International Maritime Organiz�tion) untuk kategori group C periode 2009-2011; dan World Heritage Committee (WHC) periode 2009-2013.

4. Atas permohonan Tajikistan, Indonesia mendukung resolusi PBB mengenai "Follow up measures on the implementation of the International Decade fo r Action 'Water fo r Life" 2005-2015.

5. Sebagai resiprositas dukungan Azerbaijan terhadap pencalonan Indonesia di International Law Commission periode 2007- 2011 dan Dewan International Telecommunication Union (ITU) periode 2014-20 18, Indonesia mendukung pencalonan negara tersebut pada Commission on the Protection of Migrant Workers and Members of Their Families dan pada Dewan ITU periode 2014- 2018 untuk region C (Eropa Timur dan Asia Utara) .

Eratnya hubungan politik Indonesia dan negara-negara di Asia Tengah dapat ditandai dengan dengan saling kunjung di level tertinggi pemerintahan. Indikasi ini bisa kita lihat semenjak pendirian negara-negara Asia Tengah tersebut. Presiden

53 Uzbekistan Islam Karimov telah mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tahun 1992 dan Presiden RI Soeharto mengadakan kunjungan kenegaraan ke Uzbekistan pada tahun 1995. Terdapat rencana Presiden RI dan Presiden Uzbekistan untuk saling berkunjung ke negara masing-masing sejak tahun 2007, namun sampai saat ini belum terlaksana.

Sementara itu, Presiden Turkmenistan Saparmurat Niyazov melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada Juni 1994 dan dibalas dengan kunjungan Presiden Soeharto ke negara tersebut pada April 1995. Selain itu, Presiden Soeharto juga melakukan kunjungan ke Kazakhstan pada April 1995 yang dibalas dengan kunjungan Presiden Nazarbayev ke Indonesia pada Juni 1995. Kemudian pada April 2012, Presiden Nursultan Nazarbayev kembali berkunjung ke Indonesia yang kemudian dibalas dengan kunjungan Presiden Susilo BambangYudhoyono pada September 2013. Presiden negara di Asia Tengah lain yang berkunjung ke Indonesia adalah Presiden Tajikistan, Emomali Sharipovich Rahmonov pada Oktober 2003. Presiden Rahmanov kembali ke Indonesia dalam rangka menghadiri KTT Asia Afrika dan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung pada April 2005 dan kunjungan ke Indonesia pada bulan Agustus 2016 untuk menghadiri acara World Is lamic Economic Forum (WIEF) yang digelar di Jakarta.

Sejauh ini Indonesia juga telah menandatangani berbagai dokumen dalam rangka peningkatan hubungan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial bud;lya. Indonesia telah memiliki peijanjian konsultasi bilateral dengan masing-masing negara di Asia Tengah tersebut, kecuali dengan Azerbaijan. Beberapa dokumen yang telah ditandatangani dan tercatat dalam Treaty Room Kementerian Luar Negeri54 antara lain:

1. Indonesia-Azerbaijan telah menandatangani empat perjanjian, yaitu mengenai pembukaan hubungan diplomatik (1992), Keija Sarna Pendidikan dan Pelatihan Diplomat (2016); Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas (2008) serta Kerjasama Ekonomi dan Teknik (KSET) (2008).

2. Indonesia-Uzbekistan telah menandatangani 16 dokumen peijanjian, antara lain menyangkut keija sama ekonomi dan teknik (1992), keija sama angkutan udara (1995), kerja sama pariwisata (1995), kerja sama kesehatan (1995), perlindungan penanaman modal (1996), penghindaran pajak berganda (1996), keija sama perbankan (1996), kerja sama perdagangan (2008), MoU Pelatihan Diplomatik (2008), Pembentukan Komisi Bersama untuk Kerja Sarna Bilateral (2008), serta kerja sama sister city antara Aceh dan Samarkand (2011).

3. Indonesia dengan Kazakhstan telah memiliki 13 perjanjian kerja sama, antara lain kerja sama ekonomi dan teknik (1995), Pengaturan Perbankan antara Bank Indonesia dan Bank Nasional Kazakhstan (1995), Persetujuan Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas (2012), kerja sama penanggulangan terorisme (2013), pertukaran Informasi Intelijen Keuangan

54 http:/ /treaty.kemlu.go.id/ diakses pada tanggal 24 November 2016.

54 Berkaitan dengan Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisrne (2013), Kerja Sarna Pariwisata (20 13), Kerja Sarna Kebudayaan (2013), Pernbentukan Kornisi Bersarna Kerja Sarna Ekonorni (20 13), serta perjanjian rnengenai Konsultasi Bilateral antar Kernenterian Luar negeri (2014).

4. Indonesia dengan Tajikistan telah rnerniliki 12 perjanjian kerja sarna. Ernpat di antaranya ditandatangani dalarn kunjungan Presiden Tajikistan ke Indonesia pada Agustus 2016, rneliputi kerja sarna Pernbebasan Visa bagi Pernegang Paspor Diplornatik dan Dinas, Penanggulangan Terorisrne, Pertukaran Informasi Intelijen Keuangan terkait dengan Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisrne dan Kerja Sarna Pendidikan dan Pelatihan Diplornatik. Selain itu terdapat beberapa perjanjian yang ditandatangani dalarn kunjungan Presiden Tajikistan ke Indonesia pada bulan Oktober 2003, antara lain Kerja Sarna Perdagangan, Kerja Sarna Pariwisata, Kerja Sarna Pendidikan, Kerja Sarna Ekonorni Dan Teknik, Penghindaran Paj ak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak atas Pendapatan serta Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan atas Penanarnan Modal, serta Pernbentukan Kornisi Bersarna untuk Kerja SarnaBilateral pada tahun 2003.

5. Indonesia dengan Kyrgyzstan telah rnerniliki 12 perjanjian kerja sarna, antara lain Kerja Sarna Peningkatan dan Perlindungan atas Penanarnan Modal (1995), Kerja Sarna antar Bank Sentral (1995), Kerja Sarna Ekonorni dan Teknik (1995), Persetujuan Angkutan Udara (1995), dan Kerja Sarna Pariwisata ( 1995), Kerjasarna Peningkatan Pernberdayaan Perernpuan (1997), Pernbentukan Konsultasi Bilateral (2011), Pernbebasan Visa bagi Pernegang Paspor Diplornatik dan Dinas (2011), Peningkatan Hubungan Kerja Sarna antar parlernen (2011), kerja sarna Pendidikan dan Pelatihan Diplornatik (20 15).

6. Indonesia dengan Turkmenistan telah rnerniliki 5 perjanj ian kerja sarna, yaitu Pernbentukan Konsultasi Bilateral (2016), Deklarasi Bersarna tentang Prinsip-prinsip Hubungan dan Kerjasarna antara Republik Indonesia dan Turkmenistan (1995), Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanarnan Modal (1994), Kerjasarna Ekonorni dan Teknik (1994), serta Pengaturan Perbankan antara Bank Indonesia dan Bank Sentral Turkmenistan

Hubungan sosial budaya Indonesia dengan negara-negara Asia Tengah yang rnerniliki kedekatan Jatar belakang sejarah dan sosial keagarnaan rnasyarakatnya perlu untuk terus ditingkatkan. Hal ini dilakukan dalarn bentuk people to people contact dan people-driven activities. Dengan sernakin rneningkatnya hubungan sosial budaya, Indonesia sernakin dikenal di negara-negara tersebut. Secara langsung rnaupun tidak langsung, kerja sarna sosial budaya dapat rnendukung dan rnernperkuat kerjasarna politik dan ekonorni.

Peningkatan kerja sarna sosial budaya dilakukan Indonesia antara lain dengan rnenyediakan beasiswa Kernitraan Negara Berkernbang (KNB) dan Darmasiswa serta BSBI kepada warga negara-negara Asia Tengah untuk belajar dan rnengenal budaya Indonesia. Dalarn skerna beasiswa KNB dan Darmasiswa,

55 dari Uzbekistan terdapat 90 pelajar pada periode 2005-2014 yang belajar di Indonesia. Sementara dari TaJikistan pada periode 201 0-2016 terdapat 6 orang peserta Beasiswa Darmasiswa. Dari Azerbaijan, pada tahun 2011-2014 terdapat 4 orang peserta Program beasiswa Darmasiswa dan 2 orang peserta beasiswa KNB pada periode periode 2010-2014. Sementara untuk BSBI, terakhir kali dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 20 16. Pada saat itu terdapat peserta dari Azerbaijan dan Kazakhstan di antara 48 orang peserta dari berbagai negara sahabat. Tema yang diangkat pada BSBI 2016 adalah "Thousand Is lands Made in Heaven". Kurikulum yang diajarkan dalam program BSBI utamanya adalah Bahasa Indonesia, seni budaya dan agama, kegiatan sosial, serta kearifan lokal.ss

Selain itu, Indonesia juga menyediakan program pelatihan teknis untuk negara-negara Asia Tengah. Di antaranya adalah program International Training Course fo r Mid-Career Diplomats di Pusdiklat Kemlu yang diikuti oleh seorang peserta Tajikistan pada tahun 2009 dan tahun 201 1 serta program capacity buliding fo r diplomats of NAA SP's members yang diselenggarakan Pusdiklat Kemlu pada bulan November 2016 yang diikuti seorang peserta dari Azerbaijan.

Dengan berbagai promosi budaya dan kedekatan sejarah tersebut, Indonesia cukup dikenal dengan baik di negara-negara Asia Tengah, khususnya di Azerbaijan dan Uzbekistan. Di Azerbaijan terdapat Pusat Studi Indonesia di Azerbaijan University of Languages di Kota Baku yang sejak tahun 20 10 menerima sekitar 10 orang mahasiswa setiap tahunnya. Sedangkan di Uzbekistan, Bahasa Indonesia diajarkan di dua perguruan tinggi di Tashkent, yaitu Tashkent University of World Languages (TSUWL) sejak tahun 2002 dan Tashkent Institute of Oriental Studies (TIOS) sejak tahun 2004.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian beasiswa oleh pemerintah Indonesia memberikan manfaat yang positif dan diharapkan dapat terus ditingkatkan. Pemberian beasiswa kepada kalangan pemuda dapat mendekatkan Indonesia dan Asia Tengah yang akan dirasakan manfaatkanya dalam 10-20 tahun ke depan, terutama pada saat para penerima beasiswa menjadi pemimpin di negara masing-masing. Mereka akan mempunyai kedekatan emosional dengan Indonesia.

Popularitas Indonesia juga nampak pada perkembangan olahraga Silat di Asia Tengah. Di Azerbaijan, setiap tahun diselenggarakan Kejuaraan Pencak Silat se-Azerbaijan yang diikuti sekitar 38 perguruan pencak silat. Pada tahun ini diselenggarakan Kejuaraan yang ke- 1 0 pada tanggal 30 April hingga 1 Mei 2016 di Baku. Federasi Pencak Silat Azerbaijan didirikan tahun 2005 dan pada saat ini

55 Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) merupakan kegiatan Kemlu Rl yang telah dilaksanakan selama 14 (empat belas) tahun sejak tahun 2003. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia yang khas seperti sikap menghargai keberagamanjkebhinekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi, dan keterbukaan. Peserta BSBI diharapkan menjadi friends of Indonesia di masa mendatang. Selama 14 tahun pelaksanaan, kegiatan BSBI telah menghasilkan 658 lulusan dari 60 negara.

56 tercatat anggotanya mencapai sekitar 10.000 orang.s6 Di Uzbekistan, olahraga pencak silat juga cukup yang populer. Saat ini terdapat tujuh cabang fe derasi pencak silat di Uzbekistan.

Grafik 14. Kejuaraan Pencak Silat se-Azerbaijan ke-10 tahun 2016 57

People to people contact antara Indonesia dan Asia Tengah selama ini juga dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi, salah satunya adalah keija sama antara Universitas Gunadarma dan Universitas di Asia Tengah dalam bentuk: a. Pelaksanaan turnamen catur di Tashkent pada tahun 2010, pertukaran mahasiswa dan dosen, seminar dan workshop bersama, penelitian bersama, penerbitan buku bersama, penyelenggaraan hari besar Uzbekistan di Indonesia, dan Indonesia Comer. b. Pelaksanaan Indonesia-Uzbekistan International Joint Conference yang telah dilaksanakan lima kali secara bergantian di Indonesia dan Uzbekistan sejak tahun 2011.58 Konferensi ini dihadiri oleh kalangan akademisi tidak hanya

56 Pencak Silat Azerbaijan telah mengukir banyak prestasi. Di antaranya, peringkat ke-2 pada London Open Championship tahun 2006, peringkat ke-2 Ma laysia World Championship tahun 2007, 1 (satu) medali emas dalam European Championshipdi Zurich tahun 2008, serta 6 (enam) emas, 2 perak, dan I perunggu di France European Championship tahun 2013. Pencak Silat akan ditampilkan pada pembukaan Is lamic Solidarity Games ke-4 yang akan digelar di Baku pada bulan Mei 2017.

57 http:/ fwww.kemlu.go.id/baku/id/berita-agendajberita-perwakilan/Pagesjpencak-silat.aspx. diakses pada tanggal 24 November 2016.

58 Dekan F"akultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Bapak Toto Sugiharto PhD. sebagai salah satu narasumber Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) yang dilaksanakan di Depok pada tanggal 9 Desember 2016 menyampaikan bahwa untuk mendukung diplomasi ekonomi Indonesia, Universitas Gunadarma akan lebih menekankan dimensi ekonomi dalam pelaksanaan fo rum Indonesia­ Uz bekistan International Joint Conference dan In donesia Comer, khususnya di bidang market intelligence, sesuai bidang kepakaran mereka.

57 dari kedua negara tetapi juga negara-negara Asia Tengah lainnya. Pelaksanaan pertemuan ke-6 akan dilaksanakan di pada tahun 2017.

B. PERKEMBAI'IGAII KERJA BAllA EKONOMI INDONESIA - ASIATENGAH

B.l. PERDAGAifGAif

Asia Tengah merupakan pasar yang potensial. Dengan jumlah populasi mencapai lebih dari 77 jutajiwa dan GDP total mencapai USD 353,7 miliar, negara ini melakukan impor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Pada periode 2010-2014, nilai Impor Asia Tengah menunjukkan trend yang positif rata-rata sebesar 14,20%. Nilai impor Asia Tengah mencapai USD 49,92 milyar pada tahun 2010, USD 72,42 milyar pada tahun 2011, USD 82,05 pada tahun 2012, USD 90,004 milyar pada tahun 2013, dan USD 86,99 milyar pada tahun 2014. Sesuai dengan grafik 15, lima besar negara eksportir terbesar ke Asia Tengah adalah Rusia (25%), China (22%), Turki (7%), Jerman (5%) , dan Korea Selatan. Graflk 15. NegaraEbportir keAsiaTengahS9

• Russian Federation

a china

• Turkey

• Germany

• Korea, Republic of

a United States of America

• Kazakhstan

• Ukraine

• United Kingdom

Italy

• Other Countries

Adapun Indonesia menduduki posisi ke-55 sebagai negara eksportir ke Kawasan Asia Tengah. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia berada di urutan ke-5 eksportir ASEAN ke kawasan Asia Tengah dengan share nilai ekspor 8 persen. Sementara Vietnam menduduki peringkat pertama dengan share 19 persen.

so Paparan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional pada Focus group discussion penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, 26 Januari 2016.

58 Grafik 16. Prosentase Ebpor·ASEAN ke Asia Tengah60

• vietNam

8 Malaysia

• Thailand

• singapore

• Indonesia

• Philippines

• cambodia

• Myanmar

lao People's Democratic Republic

• Brunei Darussalam

Produk-produk utama dari negara ASEAN yang diimpor oleh negara-negara Asia Tengah adalah produk (i) telephones fo r cellular networks mobile or fo r other wireless (USD 162. 146.000), -(ii) portable digital computers (USD 45.996.000), (iii) palm oil and its fr actions but not chemical modified (USD 34.693.000), (iv) gas powered trucks with a GVW not exceeding five tones (US $ 32.401.000), dan (v) crude palm oil (USD 28.775.000). Dari kelima produk tersebut, Indonesia menyumbang dua jenis produk, yaitu palm oil and its fractions but not chemical modified dan crude palm oil. Adapun kinerja perdagangan Indonesia secara bilateral ditunjukkan dengan tabel berikut ini:

Tabel 12. Data Perdagangan Bilateral RI-Asia Tengah Tahun 201461 (Nilai : Ribu USD)

2.42 1.343.4 2.426.910,7 -2.4 15.776, 1 - 2. Kazakhstan 8.275,9 28. 186,4 36.462,3 [ -19.910,5 3. Uzbekistan 8.778,0 4.789,9 3.988,2 4. Tajikistan 523,6 6,9 1 5. Turkmenistan 3.412,9 288,7 3.701,6 -

6. Kyrgyzstan 89 1,8 688,9 1.580,8 __ 202,9 _I

Sumber: Kementerian Perdagangan RI

Pada tahun 2014, Indonesia mengalami defisit sebanyak USD 19,91 juta dengan Kazakhstan dan USD 2,41 miliar dengan Azerbaijan. Adapun perdagangan dengan negara-negara Asia Tengah yang lain mengalami surplus, yakni Uzbekistan (USD 3,99 juta), Turkmenistan (USD 3,8 juta), Tajikistan (USD 516,7 ribu), dan

60 Sumber: Paparan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional pada Focus Group Discussion penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, 26 Januari 2016 •• http://www. kemendag.go.id / id/ economic-profile/ indonesia- export -import/ba lance-of-trade-with­ trade-partner-country. Diakses pada tanggal 28 November 2016.

59 Kyrgyzstan (USD 202,9 ribu). Secara umum negara tujuan utama ekspor Indonesia berdasarkan angka statistik tersebut adalah Uzbekistan dengan nilai USD 8,78 juta, Kazakhstan sebesar USD 8,28 juta, Azerbaijan sebesar USD 5,57 juta, dan Turkmenistan sebesar USD 3,412 juta. Adapun nilai ekspor ke Kyrgyzstan dan Tajikistan relatif kecil dibanding negara lain, yakni USD 89 1,8 ribu dan USD 523,6 ribu.

Tabel l3. Data Pentqaqan BUateral RI·Aaia Tengah Tahun 2015

(Nilai : Ribu USD)

-10.566,2 -- - ...1 .633,6

69,8 65, 1 -+-- 14�089,5 -2.648,2

1.834,8 264,9

Pada tahun 2015, terjadi tren penurunan yang cukup signifikan dalam perdagangan Indonesia dan negara-negara Asia Tengah. Sesuai tabel 13., Indonesia mengalami defisit dengan hampir seluruh negara Asia Tengah, yakni sebanyak USD 1,28 miliar dengan Azerbaijan, USD 10,5 juta dengan Kazakhstan, USD 2,6 juta dengan Turkmenistan, dan USD 1,6 juta dengan Uzbekistan. Sedangkan perdagangan Indonesia dengan Kyrgyzstan dan Tajikistan mengalami surplus masing-masing sebesar USD 264,9 ribu dan USD 65, 1 ribu. Dari sisi ekspor, terdapat penurunan dibandingkan tahun 2015 dengan hampir seluruh negara Asia Tengah, kecuali dengan Turkmenistan meningkat dari USD 3.412,9 menjadi USD 5.720,6 dan dengan Kyrgyzstan meningkat dari USD 89 1,8 ribu menjadi USD 1.049,9. Kelesuan ekonomi dunia dan penurunan nilai harga minyak dan . gas bumi menjadi fa ktor utama penurunan nilai ekspor ini, mengingat sebagian besar negara Asia Tengah menyandarkan penghasilannya dari sektor migas.

Beberapa kendala utama perdagangan Indonesia dan Negara-negara Asia Tengah adalah sebagai berikut:62

1. Kondisi geografis Asia Tengah yang jauh dan merupakan land-locked countries, serta belum adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke Asia Tengah menyebabkan biaya logistik dan transportasi yang terbatas pilihannya, mahal dan memerlukan waktu yang lama, baik untuk pengiriman produk dari Indonesia ke Negara-negara Asia Tengah dan sebaliknya;

62 Nota Dinas Laporan Rapat Penyelenggaraan FGD dan Rapat Penyusunan TOR Kajian Mandiri P3K2 Aspasaf tahun 2016 tanggal 25-27 Januari 2016.

60 2. Negara Asia Tengah menetapkan tarif yang cukup tinggi untuk melindungi produk dalam negeri mereka. Tarif rata-rata di Uzbekistan sebesar 15,4%, Kyrgyzstan sebesar 11,01%, dan Kazakhstan sebesar 9,5%. Di lain pihak, belum terdapat perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dengan negara Asia Tengah;

3. Beberapa Negara di Kawasan Asia Tengah (Uzbekistan, Turkmenistan, dan Azerbaijan) belum menjadi anggota World Trade Organization (WTO) sehingga kebijakan ekonomi mereka cenderung tidak kompatibel dengan sistem perdagangan internasional;

4. Pemahaman terhadap potensi produk yang belum begitu dikenal oleh pengusaha setempat dan Indonesia menyebabkan keengganan pebisnis dari masing-masing negara untuk menjajaki kerja sama bisnis;

5. Persaingan produk yang sama dari Tiongkok, Rusia, dan Turki. Ketiga negara ini mempunyai pangsa ekspor yang terbesar di Asia Tengah;

6. Kebijakan sistem mata uang setempat yang cenderung tertutup dan kaku menyebabkan kesulitan penukaran dengan valuta asing internasional;

7. Sistem perbankan yang belum terintegrasi dengan baik dengan perbankan internasional.

Informasi kerja sama perdagangan dengan masing-masing negara Asia Tengah secara lebih detail adalah sebagai berikut AZERBAIJAN Nilai perdagangan Indonesia-Azerbaijan untuk periode tahun 2015 berc.'asarkan data Kementerian Perdagangan Indonesia dalam tabel 14. tercatat sebesar USD 1,287 Miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Azerbaijan sebesar USD. 3,252 juta dan impor Indonesia dari Azerbaijan sebesar USD. 1,284 milyar. Total perdagangan RI-Azerbaijan dalam lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi, di mana pada tahun 2011 mencapai USD 1,764 milyar, tahun 2012 turon menjadi USD 1,283 milyar, meningkat menjadi USD 1,743 milyar pada tahun 2013 dan USD 2,426 milyar pada tahun 2014, dan akhirnya menurun menjadi USD 1,287 milyar pada tahun 2015. Secara rata-rata, total nilai perdagangan kedua negara pada lima tahun terakhir menunjukkan angka positif 0,42 persen.

Tabel 14. Neraca Perdagangan Indonesia - Azerbaijan (Nilai----: Ribu�- -- USD)-- - ,------, Trend(%) ; Uraian 201 1 2012 2013 2014 2015 .1 20 II- ; i 2o15 , I 1.764.739,1 0,42 i 1.738.495,6 !2.42i�256;7-!-�284.072,3 j--0,43 : 4.139,5 -_-cc· ·:· c-··----5.009,9 -- S.6S4,0 :NON MIGAS i ,,- --3.263,8_1_-=2-;fi6f - -- - -4--:596 4: -- iE:K:si>oR , -�:�7,3 _ 2,3 ----�- ----i95T2 _1___ 2:_� i------=-1.96� - ! - -5�oo9-;9 � 'MIGAs ------�------o;or-----o.c>r· -- - o�oT___ o.o 1 o.o , o.oo : ------· 6 -- - _ _ : - , -- Ts2,3 ---=1� jN- N-MIGAS- r- 3.95 1 2 �-----4�596,-4 1-- ·s-�009 9 3 j 96 - --�---�------j----�5�567� ------; ------!

61 ---- ,- --r----- ·· .---· ----- ,------· 1 1 1 I I Trend(%) Uraian j i I I i I 2011 2012 2013 2014 : 2015 I 2011- 'I 1 ! I 1 1 2015 ____ jiMPOR�------ll.7fio.787,9 [l.233.541,I] 1.738.495,7 -!2.----421.343� ,-----fl.284---.083,sT----1 G:-43- j jMIGAS 1.760.599,7 �2:.:.33.533,9 �.· 1.738.495,6 �421.256,7 �1.284.072,3 j 0,43! jNON MIGAS 188,2 ! 7,2 1 0,1 1 86,71 11,5] -26,66 1 � _��_ __ _ : _ _ �:_ � ANGAN ��-1-�.7�56-�.8�36-,-6 �-1.228.944,7 !-1.733.485,8_!-2.415.77:·��-1 .280�83!,5 =- �·� __ __ � - - __ �jM_I _G_A_s :___ -_1._7_6_0._5_9_9;_,7 i-1.233.533,9 1-1.738.495,6]-2.421.256,7 1-1.284.072,3 0,43 j jNON MIGAS _ 3.763,0! 4.589,2 [ 5.009,8] 5.480�6,----3.240,7 -----..-- ____!;2i-_ __ j! Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center,------Ministry- --- of Trade Bagi Azerbaijan, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ketiga setelah Italia dan Jerman. Berdasarkan statistik Azerbaijan, nilai perdagangan bilateral Indonesia - Azerbaijan sebesar USD 2,045 milyar pada tahun 2014, mencapai 6,6 persen darinilai perdagangan keseluruhan. Dengan ekspor minyak ke Indonesia, Azerbaijan menikmati surplus sebesar USD 1,979 milyar. Nilai ekspor Indonesia ke Azerbaijan hanya sebesar USD 32,75 juta, atau 0,4 persen dari total impor Azerbaijan. 63

Nilai impor Azerbaijan pada tahun 2014 sebesar USD 9,1 milyar. Produk impor terbesar adalah mesin dan peralatan teknologi (28, 1 persen), produk berbahan dasar metal (13,6 persen), produk makanan dan minuman, cuka dan tembakau (9,7 persen), kendaraan (8,8 persen), serta produk industri kimia 17,8 persen). Setiap produk impor ke Azerbaijan dikenakan custom duty sebesar 1 persen, 5 persen, dan 15 persen sesuai HS produk tersebut, serta pajak pertambahan nilai sebesar 18 persen. Adapun untuk komoditi tertentu diberlakukan pajak khusus yang cukup besar, di antaranya otomotif, rokokftembakau, serta minuman keras.

Berdasarkan data statistik dan survei lapangan serta diskusi dengan pebisnis setempat, pasar Azerbaijan terutama dikuasai oleh produk asal Rusia, Turki, Eropa, serta RRT. Kedekatan geografis, harga yang bersaing, serta kesamaan budaya dan selera menjadi faktor utama keberhasilan produk tersebut. Produk­ produk Indonesia masih berpeluang untuk dapat masuk ke pasar Azerbaijan apabila dapat memastikan kualitas sesuai permintaan dan menekan harga agar tetap bersaing.

Nilai ekspor Indonesia ke Azerbaijan jumlahnya relatif sangat kecil dibandingkan impor minyak bumi dari Azerbaijan. Produk ekspor Indonesia ke Azerbaijan terdiri dari an tara lain: palm oil, animal and plant originated fa ts, oil and products received from their decomposition, edible fa ts, animal or plant originated waxes, products made of metal, paper and paperboard, products, wood and wooden products, wood coal, means of transport except railway and train, their parts and equipment.

63 Berita Faksimili Laporan Policy Dialogue and Discussion Tim P3K2 Aspasaf ke Azerbaijan pada tanggal 27 Maret - 1 April20 16.

62 Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa produk Indonesia yang sudah masuk ke pasar negara tersebut di antaranya adalah bulu mata palsu, Biskuit Royal Danisa, Biskuit Roma, Coklat Astor dan kopi instan Torabika. Produk Indonesia lain adalah ban Achilles, fumiture, pakaian dengan merk intemasional Mango, produk ikan kalengan dan Indomie. Dikarenakan sebagian besar produk tersebut masuk melalui negara ketiga, ketersediannya di pasar jadi tidak menentu. Komoditi Indonesia yang potensial untuk memasuki pasar Azerbaijan adalah makanan dalam kemasan, alat-alat rumah tangga, tekstil dan produk tekstil, alat-alat olahraga, serta barang kerajinan.

Berdasarkan informasi dari kalangan bisnis yang ditemui, kendala impor produk Indonesia adalah spesifikasi yang kurang sesuai dengan selera pasar Azerbaijan, kurangnya kepercayaan, kurangnya quality control oleh pebisnis Indonesia, waktu pengiriman yang sering terlambat, serta logistik pengiriman barang yang terbatas. Pembelian harus dalam jumlah besar untuk memenuhi minimal satu kontainer karena pengiriman yang masih jarang ke Azerbaijan.

Nilai perdagangan kedua negara, khususnya ekspor Indonesia ke Azerbaijan, belum mencerminkan potensi riil. Selama ini mekanisme perdagangan masih melalui negara ketiga karena tidak adanya jalur lautfudara secara langsung. Di samping itu, pengusaha kedua negara belum saling mengenal produk-produk unggulan dari masing-masing negara, sehingga perlu dilakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dengan melibatkan pemerintah dan terutama pelaku usaha di kedua negara.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan perdagangan yang lebih berimbang dengan Azerbaijan, perlu ditempuh upaya antara lain dengan merintis hubungan perdagangan langsung tanpa melalui pihak ketiga. Hal ini dapat dilakukan dengan terus meningkatkan berbagai kegiatan promosi yang selama ini telah dilakukan, antara lain melalui pertukaran misi dagang, dan partisipasi kalangan swasta dalam berbagai pameran perdagangan baik di Indonesia maupun di Azerbaijan.

Dalam hal m1, KBRI Baku pada tanggal 17-23 November 2016 telah menyelenggarakan Festival Indonesia di Baku, yang menghadirkan delegasi pebisnis Indonesia sebanyak 78 orang terdiri dari 33 travel operator dan 14 perusahaan, termasuk PT Mayora Indah Tbk danPT Javaprima Abadi (produsen Luwak White Coffee).64 PT. Mayora sebelumnya juga telah mengikuti the 20th Azerbaijan International Food Industry Exhibition dan the 8th Azerbaijan InternationalAgriculture Exhibition di Baku pada Mei 2014.

64 Berita faksimili KBRI Baku mengena.i Laporan Pelaksanaan Festival Indonesia di Baku pada tanggal 17-23 November 2016.

63 KAZAKHSTAN

Nilai perdagangan Indonesia-Kazakhstan untuk periode tahun 2015 berdasarkan data Kementerian Perdagangan Indonesia dalam tabel 15 tercatat sebesar USD 16.971 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Kazakhstan sebesar USD 3.202 juta dan impor Indonesia dari Kazakhstan sebesar USD. 13.768 juta. Total perdagangan RI-Kazakhstan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren penurunan rata-rata minus 17,21 persen. Nilai perdagangan terse but didominasi impor migas dari Kazakhstan.

Tabel 15. Neraca Perdac&JllaD Indoneaia · Kazakhatan (Nilai: Ribu USD)

Trend(%) Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 TOTAL PERDAGANGAN 33.153,2 63.156,0 23.598,5 36.462,3 ���?1' 1 [ __-1 _:,�1 - MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 I 0,0 0,00 �I NON MIGAS 33.153,2 63.156,0 23.598,"5- a6:�J- I �17�2} �6.9n � i -r·-, --·- - ·-..-1 I EKSPOR 8.168,2 8.437,9 6.656,8 8.275,9 3.202,5 -17,24 i MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 I NON MIGAS 8.168,2 8.437,9 6.656,8 8.275,9 3.202,5 -17,24 --·1I POR ---�:?85,0 �-11�:2_ _ 16.94 1 7 6,93 -� �.:� - -�.:_:�� ·�----_:-��-' -L .=: i MIGAS 1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 I 0,00 I 1--oo�; 24.985,0 54.718,2 16.941,7 1 28.186:;-'13·.-.Ma::�-r ·-�93-J i NERACA PERDAGANGAN -16.816,7 -46.280,3 -10.284,8 : -19.910,5 -10.566,2 -16,25 ' ! � NO S __ _ :::A _ �- b��:6,7�-4��:0�J2_o :�:4 �jg�;��5=:-=-1·��6:2 -�i��;s-j Pada tahun 2015, Kazakhstan mengimpor produk luar negeri senilai USD 30.186 juta yang secara umum didominasi oleh produk mesin (41 persen), sektor kimia (15 persen), metalurgi (13 persen), dan industri makanan (11 persen).6S Hal ini dapat dipandang sebagai peiuang bagi Indonesia mengingat Indonesia juga memiliki banyak perusahaan yang bergerak di sektor Industri makanan dan produk kimia. Dengan demikian, Indonesia berpotensi untuk dapat meningkatkan ekspornya ke Kazakshtan. Ekspor Indonesia ke Kazakhstan sejauh ini berupa produk-produk kakao, kopi, minyak kelapa sawit, garmen, furnitur kayu dan rotan, karet, bahan makanan, ban kendaraan, dan kertas. Beberapa produk yang potensial untuk diimpor dari Indonesia antara lain ban mobil, furniture, alas kaki, teh, tas tangan, kertas, saus dan bumbu-bumbu, jus, buah-buahan, float glass, linen, kepala sawit dan minyak kelapa, serta turunan produknya. Permintaan

65 Brafaks KBRI Astana perihru Penyampaian Data Economic In telligence Kazakhstan dan Taj ikistan tanggal 16 November 2016.

64 untuk produk tersebut meningkat signifikan akan tetapi industri dalam negeri di Kazakhstan belum dapat memenuhinya.

Lima negara utama asal impor oleh Kazakhstan berasal dari Rusia (34%), RRT (16,8%) , Jerman (6,6%), Amerika Serikat (4,7%), dan Italia (3,9%). Secara regional, Kazakhstan banyak mengimpor barang dari negara-negara anggota EAEU (36%) dan EU (22,7%). Sementara itu, mitra ekspor utama Kazakhstan adalah EU (53%), RRT (12%) , dan EAEU (10,7%). Dari Kazakhstan, Indonesia mengimpor antara lain besi baja, produk logam, sulfur, kapas, gandum, dan tepung terigu.

Hubungan ekonomi Indonesia-Kazakhstan masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Di kawasan ASEAN, Kazakhstan mengimpor barang dengan total nilai mencapai USD 450 juta. Barang­ barang impor Kazakhstan dari ASEAN berasal dari Vietnam sebesar USD 200 juta (43,7%) , Malaysia sebesar USD 100 juta (2 1,5%), Thailand sebesar USD 75 juta (16,4%), dan Singapura sebesar USD 65 juta (14,8%).66

Kazakhstan merupakan negara landlocked yang tidak memiliki akses langsung ke !aut. Kondisi ini membuat Kazakhstan perlu terus menjaga hubungan baik dengan negara tetangganya seperti RRT, Iran, dan Rusia guna memastikan lancarnya akses logistik menuju !aut. Untuk itu Pemerintah Kazakhstan telah melakukan kerja sama dengan pemerintah RRT untuk mengembangkan koridor transportasi logistik di Khorgos, Kazakhstan - Lianyunggang, RRT, untuk pengiriman barang dari negara-negara di Asia Timur dan Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan dengan pemerintah Iran dengan rencana pembangunan rei kereta api dari Pelabuhan Bandar Abas di Iran sampai ke Almaty.

Kazakhstan merupakan anggota pada Eurasian Economic Union (EAEU) yang mulai aktif berjalan sejak 1 Januari 2015 dan selama tahun 2016 ini Kazakhstan menjadi ketua EAEU. Keanggotaan ini telah membuka akses pasar ke lebih dari 192 juta populasi di negara EAEU seperti Rusia, Belarusia, Armenia, Kyrgyzstan. Tahun ini Kazakhstan selaku ketua EAEU berencana memperluas akses pasar EAEU dengan mengadakan negosiasi FTA dengan China, Iran, Mongolia, India, Pakistan, dan Turki.

Kazakhstan juga merupakan satu dari tiga negara di Asia Tengah yang telah bergabung di WTO pada tahun 2015 lalu. Kedua hal tersebut dapat dimaknai bahwa Kazakhstan merupakan negara yang tepat dijadikan hub perdagangan bagi produk Indonesia di Kawasan Asia Tengah. Indonesia dapat memanfaatkan keanggotaan Kazakhstan di Eurasia Economic Union (EAEU) sebagai entry point masuknya produk-produk ekspor Indonesia di kawasan Asia Tengah dan Eurasia.

Sebaliknya, Kazakhstan memandang penting Indonesia sebagai negara dengan perekonomian dan jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara sehingga menyimpan potensi peningkatan hubungan ekonomi dengan Kazakhstan di masa depan. Untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, terdapat masukan agar kedua negara dapat segera menjajaki pembentukan "Deep and

66 Berita Faksimili Laporan Policy Dialogue and Discussion Tim P3K2 Aspasaf ke Kazakhstanpada 28- 31 Maret 2016.

65 Comprehensive Bilateral Trade Agreement" (DC-ITA) . Sampai saat ini belum ada satupun negara yang telah memiliki DC-ITA dengan Kazakhstan sehingga usulan ini kiranya dapat dij aj aki dan dijadikan momentum penguatan hubungan ekonomi dengan Kazakhstan dan Asia Tengah.

Dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi, kedua negara telah menandatangani MoU membentuk Joint Commission on &onomic Cooperation (JCEC) yang telah mengadakan pertemuan pertamanya di Jakarta pada Agustus 2013. Delegasi Indonesia saat itu dipimpin oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, sedangkan Kazakhstan dipimpin oleh Minister of &onomy and Budget Planning, Erbola Dossaev. Isu yang dibahas antara lain mencakup perdagangan, investasi, migas, transportasi dan logistik, industri dan infrastruktur, pertanian, dan riset dan teknologi.

Selain itu, Menteri Luar Negeri kedua negara melakukan pertemuan bilateral di Bali pada Agustus 2014. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa hubungan bilateral kedua negara ke depan akan berfokus pada ekonomi dan perdagangan dan turut mendorong pencapaian target perdagangan bilateral sebesar USD 100 juta pada tahun 2017 yang telah disepakati kedua Kepala Negara di tahun 2012; kerja sama di bidang transportasi guna mendapatkan jalur-jalur perdagangan altematif yang ekonomis dan efisien termasuk dorongan untuk penyelesaian Air Seroice Agreement untuk pembukaan direct flight antar kedua Negara yang diharapkan meningkatkan people to people contact dan wisatawan. Disepakati pula untuk membentuk Konsultasi Bilateral Indonesia-Kazakhstan yang juga menjadi mekanisme reguler guna memastikan tindak lanjut berbagai MoU dan kesepakatan bilateral antara kedua negara melengkapi mekanisme Joint Commissionon &onomic Cooperation.

UZBEKISTAN

Nilai perdagangan Indonesia-Uzbekistan pada periode 2011-20 15 cenderung fluktuatif. Total perdagangan pada tahun 2011 mencapai USD 15,1 juta, tahun 2012 mencapai USD 9,1 juta, tahun 2013 sebesar USD 33,60 Juta, tahun 20 14 mencapai USD 13,5 juta, dan pada tahun 2015 mencapai US$ 12,8 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Uzbekistan pada tahun 2015 mencapai US$ 5,6 juta sedangkan impor mencapai US$ 7,2 juta, sehingga Indonesia mengalami defisit mencapai US$ 1 ,6 juta.

66 Tabel 16. Neraca Perdagangan Indonesia - Uzbekistan (Nilai: Ribu USD)

-

Trend(%) 20 11 2012 2013 2014 2015 Uraian 201 1-2015

TOTAL 15.101,6 9 13.567,9 12.878,4 0,71 PERDAGANGAN I - - I - -0,0 - - MIGAS 0,0 - - 0,0 0,0 0,0 0,00 ------1 -- - - I NON MIGAS 15.101,6 9 .189,1 33.607,8 13.567,9 12.878,4 0,71 - -·· ------� - EKSPOR 1 12.914,1 8 ·'.869,3"·' "·'"'·'9.558,0 8.778,0 5.622,4 -15,41 ---- - MIGAS --- 0,0··- 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 ----l-----r--- NON MIGAS 12.914,1 8 .869,3 9.558,0 8.778,0 5.622,4 -15,41 1 ------·- --·· - -

- IMPOR 2.187,4 319,8 24.049,8 4.789,9- 7.256,0 66,61 r I -··------I I --! MIGAS 0,0 ., +- 0,0 0,0 r-----0,0 0,00 ------I I _, � I . - · l NON MIGAS 2.187,4 319,8o,o -r 24.049,8 4.789,9 . 56.0 66,6l I ------� ; r ' l NERACA ..,. r 1-·-- I 10.726,7 8 ·��· .491,9 3.988,2 -1.633,6 0,00 I PERDAGANGAN �-1 �� I I --+------I !

MIGAS 0,0 0,0 I 0,0 · --·�- - I 1 �----- NON MIGAS 10.726,7 ! 8 .549,5 -14.491,9 3.988,2o,o h-1.o,o633,6 Ii o,oo0,00 - ...._____ ------�·i t _ ---- Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade

Perdagangan bilateral Indonesia-Uzbekistan terkonsentrasi pada sektor non­ migas. Produk ekspor utama Indonesia ke Uzbekistan meliputi furniture rotan, teh, kopi, CPO, produk makanan, suku cadang kendaraan, ban mobil, produk elektronik dan komputer, alas kaki, tekstil, komponen refrigerator, shortening (bahan pembuat roti dan kue), sabun mandi. Produk impor utama Indonesia dari Uzbekistan adalah serat kapas, alat-alatjpermesinan, bahan kimia, kismis dan pupuk. Produk yang diekspor Uzbekistan seperti kapas (cotton), uranium, emas, gas, dan minyak merupakan produk strategis (strategic products) . Terkait klasifikasi produk strategis tersebut, pemerintah Uzbekistan telah menunjuk sejumlah otoritasjperusahaan nasional setempat sebagai pihak yang diberikan kewenangan sebagai 'perantara' dalam pelaksanaan kerja sama ekspor produk­ produk strategis dengan negara lain. Potensi perdagangan Indonesia-Asia Tengah selama ini terkendala beberapa hal, di antaranya faktor keengganan pelaku usaha Indonesia karena faktor politik dan keamanan di negara bekas pecahan Uni Soviet tersebut. Hal ini menyebabkan banyaknya ekspor ke Asia Tengah dilakukan melalui negara penghubung, misalnya Uni Emirat Arab. Selain itu, prom Indonesia juga belum banyak dikenal oleh kalangan bisnis, akademisi dan masyarakat di Uzbekistan. Terdapat kecenderungan bahwa kalangan masyarakat Uzbekistan lebih mengenal Malaysia dibandingkan Indonesia, bahkan mereka lebih mengenal Bali dibandingkan

67 Indonesia. Hal ini berdampak pada kurang dikenalnya produk-produk Indonesia oleh masyarakat maupun kalangan pebisnis.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah harus menjadi motor penggerak keijasama melalui pendekatan politis dan kerja sama G to G. Beberapa kerja sama perdagangan yang telah dilaksanakan di antaranya adalah Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia - Uzbekistan tahun 2008 yang memberikan penurunan bea masuk hingga 50 persen kepada Indonesia. Dalam skema tersebut, Indonesia bersama 44 negara mendapatkan fasilitasi Most-Favored National (MFN) dari Uzbekistan. Dengan fasilitasi ini, produk ekspor Indonesia ke Uzbekistan akan mendapatkan kemudahan, yaitu hanya dikenakan single size custom duty dan tidak mendapatkan perlakuan tarif cukai dua kali lipat dari besaran yang ditentukan. Tanpa keija sama tersebut, produk Indonesia akan sulit bersaing, karena Uzbekistan menerapkan bea masuk yang tinggi. Sebagai contoh, produk mebel (HS Code 94) dari Indonesia hanya dikenakan tarif sebesar 30%. Namun produk yang sama asal negara lain yang belum termasuk mendapatkan perlakuan MFN dari Uzbekistan akan dikenakan tarif 60%.

Kebijakan ekonomi Uzbekistan menekankan prinsip pragmatisme, yaitu memberikan keuntungan bersama. Searah dengan kebijakan ini, Uzbekistan cenderung lebih memilih pendekatan secara bilateral dengan negara mitra. Hingga tahun 2016, Uzbekistan belum memutuskan untuk masuk menjadi anggota World Trade Organization (WTO).

Mitra utama hubungan ekonomi (perdagangan dan investasi) Uzbekistan yaitu Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, EU, India, dan AS. Uzbekistan berkepentingan besar dalam menarik investasi asing dari Tiongkok, Korsel, dan Jepang di bidang pembangunan infrastruktur dan pembangunan industri nasional. Dengan AS, Uzbekistan bersama negara-negara Asia Tengah telah membentuk C5+1 pada tahun 2015.

Beberapa kerjasama regional yang menjadi kepentingan strategis Uzbekistan yaitu Commonwelath of Independent State (CIS), Shanghai Cooperation Organisation (SCO), Central Asian Cooperation Organization (CACO), dan OIC (Organization of Islamic Cooperation). Uzbekistan bersama negara-negara anggota CIS (Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Ukraina) telah membentuk Free Trade Agreement (FTA) sejak tahun 201 1.

Untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, Uzbekistan masih menerapkan kebijakan pengetatan peredaran valuta asing (USD dan Euro). Kebijakan ini mempengaruhi keleluasaan kalangan bisnisf investor termasuk wisatawan dalam mengkonversikan kembali mata uang setempat (sum) ke mata uang dollar atau euro ketika hendak meninggalkan Uzbekistan. Penukaran resmi mata uang asing ke mata uang setempat hanya dapat dilakukan di bank setempat. Oleh karena itu, penting dilakukan kerja sama antara bank sentral Indonesia (81) dan bank sentral Uzbekistan (Central Bank of the Republic of Uz bekistan) termasuk kerja sama perbankan nasional kedua negara untuk kepentingan fasilitasi ekspor-impor bagi kalangan bisnis.

68 Terdapat 4 (empat) mekanisme pembayaran eksporjimpor di Uzbekistan, Letter of Credit yaitu i) . 100% pembayaran di depan ; ii). (LC); iii). Garansi bank; iv) fasilitasi perbankan yang ditunjuk langsung oleh presiden. Hingga kini, sebagian besar (sekitar 80%) perdagangan intemasional dilakukan melalui 100% pembayaran sebelum pengiriman barang. Salah satu penyebabnya, Uzbekistan belum memiliki Exim Bank dan masih menunjuk National Bank of Uz bekistan (NBU) untuk memfasilitasi proses ekspor-impor, termasuk penerbitan LC. Kalangan eksportir di Uzbekistan lebih cenderung memilih mekanisme bayar lunas sebelum pengiriman barang (bukan dengan LC) sehingga menyulitkan pihak importir dari Indonesia.

Sebagai negara yang double landlocked, Uzbekistan sangat berkepentingan membangun infrastruktur dan logistik untuk meningkatkan aktivitas ekonomi (ekspor dan impor). Hingga kini, Uzbekistan telah mengembangkan setidaknya 8 (delapan) koridor sebagai berikut:

a. Koridor 1: dari atau menuju pelabuhan di negara-negara Baltik (transit menuju Kazakhstan dan Rusia) - Klaipeda (Lithuania), Riga, Liepaja, Ventspils (Latvia) . Tallinn (Estonia);

b. Koridor II: dari atau menuju Belarus dan Ukraina (transit via Kazakhstan dan Rusia) - melewati perbatasan Chop (Ukraina) dan Brest (Belarus);

c. Koridor III: dari atau menuju pelabuhan Ukraina, Ilyichevsk (transit melalui Kazakhstan dan Rusia) ;

d. Koridor IV: koridor Trans-Caucasian atau TRACECA koridor (transit via Turkmenistan, Kazakhstan, dan Azerbaijan);

e. Koridor V: dari atau menuju Pelabuhan Laut Bandar Abbas, Iran (transit melalui Turkmenistan) menuju akses Persian Gulf;

f. Koridor VI: dari atau menuju Kazakh-perbatasan Tiongkok (Dostyk/ Alalshankou) menuju wilayah bagian timur Tiongkok dan bagian timur Nakhodka, Vladivostok;

g. Koridor VII: dari atau menuju pelabuhan laut Tiongkok (transit melalui Kyrgyzstan) dengan akses melalui Yellow, Tiongkok bagian timur dan Laut Tiongkok Selatan;

h. Koridor VIII: dari atau menuju jalur darat altematif melalui pelabuhan laut Iran (Bandar Abbas) dan Pakistan (Gwadar) melaluija lur darat Pakistan.

Untuk logistik pengmman barang ke Uzbekistan, Indonesia dapat memanfaatkan Koridor yang menghubungkan Uzbekistan melalui pelabuhan laut Bandar Abbas. Dengan dicabutnya sanksi ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran, Indonesia dapat memperoleh manfaat jalur logistik barang ekspor atau impor dari atau menuju Uzbekistan yang lebih efisien dan murah. Selain itu, Indonesia dapat memanfaatkan koridor logistik yang melalui Tiongkok.

Korsel dan Uzbekistan juga telah membangun Intermodal Logistics Center (ILC) berupa bandara udara (airport) yang berada di Navoi, Uzbekistan (antara Bukhara dan Samarqand). ILC Naoi mampu memproses kedatangan kargo barang

69 sebanyak 300 ton per hari. Hingga kini, pusat logistik ini telah memiliki penerbangan reguler dengan New Delhi, Mumbai, Istambul, Doha, Dubai, Hanoi, Moscow, Bishkek, Seoul, Milan, Brussels, Shanghai, Paris, Zaragova, Vienna dan Basel. Rute penerbangan ini dapat menjadi alternatif pengiriman barang melalui udara.

TURKMENISTAN Nilai perdagangan kedua negara dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan dalam tabel 17, total nilai perdagangan lndonesia-Turkmenistan tahun 2011 tercatat sebesar USD 2,67 juta, tahun 2012 sebesar USD 5,56 juta, tahun 2013 sebesar USD 5,1 juta, tahun 2014 sebesar USD 3,7 juta, dan tahun 2015 melonjak naik hingga mencapai USD 14,08 juta. Dari nilai perdagangan tersebut, ekspor Indonesia ke Turkmenistan menunjukkan tren positif, yakni tahun 20 11 tercatat sebesar USD 2,1 juta, tahun 2012 sebesar USD 4,2 juta, tahun 2013 sebesar USD 2,1 juta, tahun 2014 sebesar USD 3,4 juta, dan tahun 2015 melonjak naik hingga mencapai USD 5,7 juta.

Tabel 17. Neraca Perdagangan Indonesia - Turkmenistan INilai: Ribu USDl

Trend(%) Uraian 20 11 2012 2013 2014 2015 2011-2015

TOTAL PERDAGANGAN 2.679,7 5.560,9 5.108,7 3.701,6 14.089,5 33,81 I

MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

NON MIGAS 2.679,7 5.560,9 5.108,7 3.701,6 14.089,5 --- EKSPOR 2.198,3 4.281,8 2. 187,7 3.4 12,9 5.720,6 --�18,::3611 --r-�------! f----·MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 I

NON MIGAS 2.198,3 4.281,8 2.187,7 3.4 12,9 5.720,6 18,_3 r------··-- _ 61 IMPOR 481,4 1.279,0 2.921,0 288,7 8.368,8 52,54 i - -- I MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 o.oo -·----·iI NON MIGAS 481,4 1.279,0 2.921,0 288,7 8.368,8 52,54

NERACA PERDAGANGAN 1.717,0 3.002,8 -733,3 3.124,2 -2.648,2 r------0,00 1

MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 _o. I -- �-; NON IGAS 1.717,0 3.002,8 -733,3 3.124,2 -2.648,2 0,00 � ! � J Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Mt mstry of Trade

Perdagangan antara Indonesia dan Turkmenistan masih didominasi produk non migas meskipun Turkmenistan merupakan negara kaya migas. Oleh karena itu, dapat dijajaki kerja sama untuk mendapat akses produk minyak dan gas bumi dari Turkmenistan dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional Indonesia. Produk ekspor Indonesia ke Turkmenistan antara lain produk-produk minyak kelapa sawit, teh, kopi, ban mobil, dan suku cadang kendaraan. Selain itu, produk alat-alat kesehatan Indonesia potensial untuk diekspor ke pasar Turkmenistan. Dalam bidang ini terbuka lebar bagi kedua negara untuk bekerja sama, termasuk penjajakan kerja sama bidang farmasi dan pertukaran tenaga

70 medis. Hal ini dapat dilakukan dalarn kerangka Perjanjian Kerja Sarna Teknik dan Ekonomi yang telah ditandatangani kedua negara pada tahun 1994.

Potensi besar kedua negara masih dapat terus dioptimalkan. Minat Turkmenistan untuk meningkatkan kerja sarna ekonomi dengan Indonesia juga terwujud melalui berbagai undangan kepada pelaku ekonomi dan perdagangan Indonesia untuk berpartisipasi dalarn berbagai konferensi perdagangan Turkmenistan. Turkmenistan juga merupakan mitra kerja sarna non-tradisional Indonesia yang potensial, mengingat cadangan sumber daya alarn Turkmenistan yang besar, utarnanya bidang migas. Turkmenistan juga berpotensi sebagai pasar bagi produk-produk ekspor Indonesia.

Untuk mendorong peningkatan kerja sarna perdagangan, Duta Besar Indonesia untuk Turkmenistan telah melakukan pertemuan dengan Ketua Parlemen Turkmenistan di Asghabat pada tanggal 23 Agustus 2016. Dalarn pertemuan itu, kedua negara sepakat untuk terus memperkuat kerja sarna bilateral yang sudah dibangun selarna 24 tahun, khususnya untuk meningkatkan volume perdagangan atas komoditi unggulan.

Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turkmenistan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York pada tanggal 25 September 2016.67 Dalam pertemuan tersebut ditandatangani Nota Kesepaharnan Kerja Sarna Bilateral yang diharapkan dapat mendorong potensi kerja sarna di berbagai bidang. Menurut Menteri Retno, Turkmenistan adalah negara non-tradisional yang penting dan potensial bagi produk-produk Indonesia. TAJIKISTAN Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Tajikistan relatif yang terkecil dibandingkan dengan negara-negara Asia Tengah lainnya, dan bahkan mengalarni tren penurunan selarna beberapa tahun belakangan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu adalah kondisi geografis Tajikistan yang lanlocked dan "terpencil" sehingga menyulitkan transportasi dan logistik pengiriman barang. Barang yang masuk ke Tajikistan seringkali melalui negara ketiga sehingga bersifat irregular dan tidak konstan. Apabila dilakukan langsung harus melalui rute yang jauh pelabuhan Bandar Abbas di Iran atau Tiongkok sehingga produk Indonesia menjadi mahal dan tidak terjangkau pasar lokal, kalah bersaing dengan produk-produk negara sekitamya yang jauh lebih murah.

Total perdagangan Indonesia-Tajikistan pada tahun 2015 adalah USD 69,8 ribu (Indonesia surplus USD 65, 1 ribu); tahun 2014 sebesar USD 530,5 ribu (Indonesia surplus USD 516,7 ribu); tahun 2013 sebesar USD 1,5 juta (surplus USD 1,3 juta) ; tahun 2012 sebesar USD 8,8 juta (Indonesia defisit USD 6,39 juta) ; dan tahun 2011 sebesar USD 4,6 juta (Indonesia surplus USD 532 ribu). Perdagangan Indonesia-Tajikistan dari tahun 2013 hingga tahun 2014 mengalarni

67 http:/ /m.bisnis.comfkabar24fr ead/20 160926/ 19I 586873/menlu-retno-marsudi-indonesia­ turkmenistan-cari-potensi-ekonomi, diakses pada tanggalI Desember 2016.

71 penurunan yang signifikan, yakni sekitar 68%, sedangkan pada tahun 20 15 mengalarni penurunan hingga 86,84% dari tahun sebelumnya.

Tabel 18. Neraca Perdagangan Indonesia - Tajikistan (Nilai: Ribu USD) Trend(%) Jan-Sep Uraian 20 11 2012 2013 2014 2015 20 11- r-- Perub.(%) 2016/2015 2015 2015 1 2016 r------.----.----.----��--�----�� �� G� '!_� 4.622,9 8.850,1 1.500,0 530,5 99,1 90,72 - 0,0 0 0 0,0 0,0 -�� 0,0 t- --��·�70, -s�� , � MIGAS j - J.._ ��O - �� - -�:?_--·------��a.� . 22,9 8.850,1 1.500,0 530 5 - 7,37 - 51,9 99,1 90,72 NON 4 - · · 6 , 6 i ��---- - ·-+ --�:� �- ! - 2.577,7 1.225,8 1. 07,2 523, _ 9, 93, 88,39 EKSPOR 4 6 _ 4 6 4 ��-�·��! .. 0 0 0,0 0,0 0,0 6__7_:j_0,0 0,00 0,0 0,0 L 0,00 MIGAS , l i - ! - NON MIGAS 2.577,7 1.225,8 1.407,2 523,6 � - �;-� ,68 r-:;��-- �;-.�-r-- - �8��9 - ., , · - .,,_;. .. r--·; ··r·· - 0 0 0,0 0,0 - , 0 ;;;;;;;-·------;:oo;, , r G --;: O·? : MI A�------·- - ,,. -"'- �-:�i �� �--=--��- - ��- � � � 0 _ _ -- 2.0 5,2 7. 2 ,3 92,8 ,9 87 2 '; 139,28 NON 4 6 4 6 , 6 MIGAS _ · . -___.-: � j -- r � � �·?.,. . . 532 5 .3 4 7 5, 0,0 47,2 87,7 85,83 �:��ANGAN , :6 �� : 1 � �� 1 � ���� - � - � � MIG� ---· - 0,0 0,0 0,0 0,0 1 _ �00 �0 � _ -- 0,00 - -·- - �0+- - NON MIG - 532,5 -6.398,5 1 .314,4 516,7 -�· 47, 85, 3 ��------��- : � J Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center,--�---:���[_ Ministry of Trade --�_7�� �- .

Ekspor utarna Indonesia ke Tajikistan berupa produk-produk sabun, pelumas, wax dan lilin, produk tekstil, lemari es dan freezer, produk fa rmasi, furniture, dan produk-produk plastik. Negara-negara pesaing produk Indonesia antara lain adalah Rusia, Uzbekistan, Kazakhstan, Cina, Turki, Iran, dan Pakistan. Sementara itu, komoditas ekspor Tajikistan ke Indonesia terdiri dari kapas, zinc dan karet keras serta produk turunannya. Guna meningkatkan nilai perdagangan, kedua negara telah mempunyai Persetujuan Perdagangan serta Persetujuan Kerja Sarna Ekonomi dan Teknik yang ditandatangani pada tahun 2003 di Jakarta. Selain itu, Tajikistan mulai tanggal 2 Maret 2013 telah menjadi anggota WTO yang menjadi landasan penting dalam hubungan perdagangan bilateral kedua negara berdasarkan prinsip-prinsip internasional. Dengan demikian, kerja sarna ekonomi dan perdagangan kedua negara di masa mendatang diharapkan dapat terus berkembang. Presiden Indonesia telah menerima kunjungan Presiden Tajikistan pada tanggal 1 Agustus 2016 yang menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat kerja sarna di berbagai bidang, terutarna ekonomi dan keamanan internasional. 68 Presiden Joko Widodo mengharapkan nilai perdagangan dan investasi Indonesia-

68www.kemlu.go .id/ id/berita/Pagesjlndonesia-Taj ikistan-Perkuat-Kerj a-Sama-Penanggulangan­ Terorisme-dan-Industri-Tekstil.aspx. Diakses pada tanggal 2 Desember 2016.

72 Tajikistan terus meningkat, akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia, dan kerja sama b to b yang lebih kuat.

KYRGYZSTAN

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Kyrgyzstan mengalami tren penurunan selama beberapa tahun belakangan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan dalam tabel 19, total nilai perdagangan Indonesia-Kyrgyzstan tahun 20 11 tercatat sebesar USD 3,93 juta, tahun 2012 sedikit mengalami kenaikan menjadi sebesar USD 4,24 juta, tahun 2013 kembali turun menjadi USD 2,23 juta, tahun 20 14 kembali turun menjadi USD 1,5 juta, dan tahun 2015 sedikit mengalami kenaikan menjadi USD 1,83 juta. Tren ini juga terjadi pada nilai ekspor Indonesia ke Kyrgyzstan, yakni tahun 20 11 tercatat sebesar USD 2,4 juta, tahun 20 12 sebesar USD 2,7 juta, tahun 2013 sebesar USD 858 ribu, tahun 2014 sebesar USD 89 1 ribu, dan tahun 2015 sebesar USD 1,049 juta. Dalam periode ini, Indonesia hampir setiap tahunnya mengalami surplus, kecuali pada tahun 20 13 Indonesia mengalami defisit sebesar USD 522 ribu. Surplus tersebut cenderung turun, dari USD 1,061 juta pada tahun 20 11 menjadi USD 264,9 ribu pada 20 15.

Tabel 19. Neraca Perdagangan Indonesia - Kyrgyzstan (Nilai: Ribu USD)

Uraian 201 1 2012 2013 2014 2015 Trend(%) 2011-2015 TOTAL PERDAGANGAN ! 3.933,1 i 4.24 ,3 2.238,9 1. 80,8 1.834,8 1 -22,22 - . ------· . -- !- -·· ---·--··--+------5 ------5 ·------:I MIGAS i 0,0 I 7,2 0,0 0,0 0,0 0,00 [��� ����s ______. __ L_ :�::_3_._1 _.! _4�� ____2 .2_3_8�� ___1_ .5_8_0_.8+--_1._8_34_�� ,__.___ __-2_ 2_,2_1--l �K�PO , . �- ____ ·- _ ----+--������-� 2.77� 858,5 891,8 1.049,9 -24,94 IGAS I � I 0,0 0,0 I 0,0 0,0 0,0 0,00 N S O���- ?_� ---- 497,3 ___ � ---L- ·� �i1 _85_8_,5 ---8�1---1.049,9 -24,94 P R 4 --t O � 1.435,8 I 1.467,7 1.380,4 688,9 784,9 -17,83 �1 GAS I 0,0 I 7,2 0,0 0,0 0,0 0,00 ' 1.380,4 688,9 784,9 -17,79 �� G=-�-=� -522,0 202,9 264,9 0,00 I MIGAS I 0,0 I -7,2 0,0 0,0 0,0 0,00 MIGAs �-______L[_ _ _:::::: I ::::: ______L�� _ 1_.o_6_1_,_5 �1 __L _3_17_,_o...__ -_52_2_,o_,__ 2_o_2,_9_._____ 2_ 64_,_9_.__ o_,_oo__, Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade

Impor utama Kyrgyz dari dunia adalah minyak dan gas, mesin dan peralatan, bahan-bahan kimia, dan bahan-bahan makanan. Adapun produk ekspor Indonesia yang memasuki pasar Kyrgyz adalah minyak nabati (vegetable oil and fa t) , minyak sawit, kopi, teh, coklat, kopra, fo od products, produk-produk elektronikjkomputer, kertas, furniture/ rotan, ban mobil, dan bahan kimia organik. Sementara impor Indonesia dari Kyrgyz adalah kapas, mineral, dan mesin skala kecil. Produk ekspor Indonesia yang potensial untuk terus ditingkatkan adalah produk furniture.

73 Nilai impor furniture Kyrgyzstan pada tahun 2014 senilai USD 24,73 juta, dengan negara utama asal impor adalah RRT, Rusia, dan Turki. Impor furniture kayu dan rotan dari Indonesia baru senilai USD 14.880. Perusahaan furniture terbesar di Kyrgyz, Euro Style, telah mengimpor 10 kontainer furniture dari Jepara, Indonesia hampir setiap tahunnya. Mereka juga mengimpor dari dari Malaysia sebanyak 70 kontainer. Kendala terbesar dalam hubungan perdagangan Indonesia-Kyrgyz adalah faktor jarak yang jauh tanpa didukung jalur transportasi langsung. Hal ini mengakibatkan pengiriman barang harus melalui negara ketiga (Iran atau RRT) sehingga harga akhir produk Indonesia menjadi lebih mahal.

Guna mendorong kerja sama perdagangan, kedua negara telah menandatangani Persetujuan mengenai Kerja Sarna Ekonomi dan Teknik pada tahun 1995, namun Joint Commission on Economic and Te chnical Cooperation belum terlaksana. Selain mekanisme itu, kedua negaraju ga telah menandatangani nota kesepapahaman pembentukan Pertemuan Konsultasi Bilateral antar Menteri Menteri Luar Negeri kedua negara pada tahun 201 1. Pertemuan Konsultasi Bilateral ketiga telah dilaksanakan di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri OK! di Uzbekistan pada 19 Oktober 2016.69 Bagi Indonesia, Kyrgyzstan adalah pasar non­ tradisional yang potensial, sehingga nilai perdagangan yang saat ini belum terlalu besar dapat terus ditingkatkan.

Dalam rangka mempromosikan kerja sama perdagangan, Duta Besar RI untuk Kyrgyzstan telah mengadakan pertemuan dengan Kamar Dagang dan lndustri Kyrgyzstan di Bishkek pada bulan Juli 2016. Duta Besar Indonesia mengajak pengusaha Kyrgyzstan untuk meningkatkan kontak bisnis dengan pebisnis Indonesia agar perdagangan kedua negara terus meningkat. Hal itu dapat dilakukan dalam pelaksanaan Trade Exp o Indonesia (TEl) ke-3 1 pada 12-16 Oktober 2016.70

8.2. INVESTASI Terkait investasi, Indonesia merupakan negara yang masih menganut prinsip inward looking, lebih berupaya menarik investasi ke dalam negeri, daripada mendorong investasi ke luar negeri. Pemerintah dan pelaku usaha saat ini tengah memfokuskan diri pada pembangunan infrastruktur di dalam negeri. Pada tahun 20 15-2019 pemerintah menargetkan pembangunan 2.650 km jalan baru, 3.258 km jalur kereta api, 49 waduk baru, dan infrastruktur lainnya. Di samping itu, geliat pasar konstruksi di dalam negeri terbilang sangat dinamis. Bahkan Jakarta merupakan kota dengan pasar konstruksi yang paling pesat berkembang diantara kota lain di Asia. Sebagai akibatnya, investasi infrastruktur di luar negeri saat ini belum menjadi prioritas bagi pelaku usaha Indonesia.

69 www. bisnis.com/kalimantan/read/20 1610191 15/5940 I 0 /indonesia-kyrgyzstan-tingkatkan-kerjasama­ bilateral/ diakses pada tanggal2 Desember 2016. 1o www.kemlu.go.id/id/beritafberita­ peiWakilan/pagesfupayakan%20Peningkatan%20Perdagangan,%20Dubes%20RI%20Bertemu%20Para%20P engusaha%20Kyrgyzstan.aspx diakses pada tanggal2 Desember 2016.

74 Pada Pemerintahan Presiden Jokowi, BKPM akan melakukan pemasaran secara aktif dan terfokus untuk menarik investasi asing dari 19 negara di lima ; kawasan, yaitu Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, India (Asia Timur) ; Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand (Asia Tenggara) ; Inggris, Belanda, Jerman, Italia (Eropa); Amerika Serikat dan Kanada, Timur Tengah, Australia dan Rusia. Meskipun negara-negara Asia Tengah belum menjadi fokus utama; pemasaran tetap dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan Perwakilan RI di luar negeri. Perwakilan RI juga aktif mencari peluang investasi di luar negeri dan memfasilitasi perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi ke luar negeri. Investasi dipandang berperan penting sebagai pembuka jalan penetrasi ekonomi Indonesia.

Indonesia merupakan negara terbesar ke-29 sumber investasi yang masuk ke Asia Tengah. Nilai total investasi Indonesia di Asia Tengah mencapai USD 81,7 juta, masih berada di bawah Malaysia yang berada di peringkat 15 dengan nilai mencapai USD 583 juta. Berdasarkan data BKPM, perusahaan Indonesia yang telah melakukan investasi di Asia Tengah. Indonesia telah mempunyai kerja sama Perjanjian Promosi Dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) dengan hampir seluruh negara Asia Tengah, kecuali dengan Kazakhstan dan Azerbaijan. Namun demikian, Pemerintah Indonesia saat ini sedang . mengevaluasi perjanjian P4M

tersebut, karena pada prinsipnya ada atau tidak adanya · instrumen tersebut semua investasi harus dilindungi. Hal ini menyebabkan pembahasan MoU P4M dengan Kazakhstan dan Azerbaijan untuk sementara dihentikan.

Tabel 20. Daftar Kerja Sama Penanaman Modal dengan Negara Asia Tengah71

• ol

-­ 80/1995 -6 ._,_ l9Mel �No. 1 KyrcyHtM> . 1.8 Jull 1995 Dtiember 10tahun 2018 lYhun 10 blhun Jabra 1998 �2014/6 1.995 1ltan_.24-l 2014 T..ttmenlst. 60/1999 -22 JakarU. 2 Junl � 10tahun l tat. ... 10� -� Junl :1999

U...... lMilum 83/1996 -25 ·- 1'1...... - �1996 d� ...... tlldaMl

Jakart.a. 280ktcber ...... _ ....._ Tajlltlstan 10tahun 1 _,..,..... 2003 t:.liti.. , ...... �.adll .... 5 �n T --- � ?n�Wk.acla------�

71 Presentasi Ibu Natalia Retna Kentjana SH.,LL.M., Direktur Pengembangan Promosi Investasi BKPM dalam FGD Penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, 26-27 Januari 2016.

75 AZERBAIJAN

Menarik investasi asing di bidang non migas menjadi salah prioritas ekonomi pemerintah Azerbaijan. Beberapa sektor yang diprioritaskan adalah pertanian dan pemrosesan makanan, industri kimia dan farmasi, industri ringan (tekstil, produk kulit, fumiture), permesinan, dan Informasi Teknologi.

Pada tahun 2014, Azerbaijan menerima investasi asing sebesar AZN 4,8 miliar. Lima negara investor terbesar di Azerbaijan adalah Inggris sebesar AZN 1,5 miliar (32,4 persen), Norwegia sebesar AZN 902 juta (18,5 persen), Turki sebesar AZN 418 juta (8,6 persen), Amerika Serikat sebesarAZN 380 juta (7,8 persen), dan Perancis sebesar AZN 329 juta (6,7 persen). Pada tahun 20 15, sampai dengan bulan April, nilai investasi asing mencapai AZN 811 juta, meningkat 31,06 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2014.

Untuk menarik investor, Azerbaijan menawarkan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri, infrastruktur fisik (darat, !aut dan udara) yang menghubungkan negara tersebut dengan kawasan di sekitamya, serta fasilitas dan prosedur kemudahan dalam berinvestasi. Berdasarkan peringkat World Bank, pada tahun 2015 dan 2016 kemudahan berbisnis (ease of doing business) di Azerbaijan menempati peringkat ke-63 (jauh di atas Indonesia yang menempati urutan ke 109).

Sejauh ini belum tercatat fo reign direct investment (FDI) dari Indonesia ke Azerbaijan dan sebaliknya. Meskipun tidak tertutup kemungkinan ada investasi dalam skala kecil yang tidak tercatat, misalnya dalam pertemuan dengan Kadin Azerbaijan, terdapat pebisnis Azerbaijan yang mengaku telah berinvestasi di bidang pemasaran produk pewangi ruangan di Depok.

Adanya minat pebisnis Azerbaijan untuk berinvestasi di Indonesia, antara lain karena potensi ekonomi Indonesia yang sangat besar, biaya produksi yang masih relatif murah dibanding negara tetangga Azerbaijan, serta ketersediaan bahan baku. Misalnya terdapat keinginan pebisnis Indonesia untuk membuka pabrik furniture di Indonesia, namun masih menemui kendala adanya peraturan yang melarang WNA memiliki tanah di Indonesia. Selain itu, yang bersangkutan belum menemukan mitra bisnis yang tepat karena kurangnya trust terhadap pebisnis Indonesia.

Merujuk keinginan Indonesia untuk menjadikan Azerbaijan sebagai negara yang mendukung ketahanan energi Indonesia, ditawarkan agar Pertamina dapat berinvestasi di sektor energi di Azerbaijan. Sebagai pembanding, Petronas pada April 2015 telah berinvestasi di beberapa proyek di Azerbaijan dengan nilai total USD 2,25 miliar.

Potensi kerjasama investasi yang sedang dijajakiadalah di bidang energi, di antaranya adalah investasi Pertamina di Azerbaijan dan investasi pembangunan kilang minyak di Indonesia, serta kerja sama sektor energi baru terbarukan dan ketenagalistrikan, termasuk partisipasi dalam proyek 35.000 MW bagi investor Azerbaijan di Indonesia.

76 KAZAKHSTAN

Pemerintah Kazakhstan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor. Hal ini dilakukan untuk dapat menarik investasi sebanyak mungkin ke Kazakhstan terutama di bidang infrastruktur, permesinan, dan industri berat. Hal ini selaras dengan target Pemerintah Kazakhstan untuk dapat menarik investasi sebesar USD 10 miliar tiap tahunnya untuk sepuluh tahun ke depan yang diharapkan akan menciptakan lebih dari 60 ribu pekerjaan baru. Investor Indonesia disambut baik apabila ingin berinvestasi di Kazakhstan.

Investor yang ingin berinvestasi ke Kazakhstan sebaiknya fokus pada sektor-sektor yang menjadi prioritas pemerintah, di antaranya Infrastruktur, permesinan, kimia, pengolahan makanan, metalurgi, dan pertanian. Pada sektor­ sektor tersebut Pemerintah Kazakhstan memberikan banyak insentif seperti tax holiday, kemudahan pengurusan ij in kerjabagi pekerjaasing, dan bebas bea cukai impor sehingga membuat investasi lebih profitable.

Kazakhstan menajdi negara di Asia Tengah yang cukup menjanjikan karena berdasarkan Index Ease of Doing Business 2016, Kazakhstan menempati peringkat ke-4 1 di Dunia, jauh lebih baik apabila dibandingkan negara-negara lain di Asia Tengah. Kazakhstan juga menempati peringkat ke-25 dari 189 negara yang di survei oleh World Bank untuk kriteria perlindungan terhadap investor.

Guna menarik investor asing, Kazakhstan berencana membangun 'Astana International Financial Centre' pada tahun 2017 yang akan dijadikan hub bagi sektor perbankan konvensional, Islami, dan reasuransi guna menopang sumber pendanaan proyek-proyek investasi besar. Selain itu, guna meningkatkan iklim investasi agar sesuai dengan standar internasional, Pemerintah Kazakhstan telah melakukan jaker sama dengan European Union, OECD dan institusi keuangan internasional. Institusi keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan ADB sangat mendukung program reformasi iklim usaha di Kazakhstan serta memberikan kucuran pinjaman sebesar USD 9 miliar.

Kazakhstan juga menekankan pentingnya pelatihan tenaga kerja professional dan terampil untuk mendukung program investasinya. Untuk itu, Kazakhstan sedang melirik kerja sama pendidikan kejuruan (vocationaQ dengan Jerman, Kanada, Australia, dan Singapura. Hal ini dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk menjajaki kerjasamapend irian sekolah tinggi kejuruan mengingat Indonesia juga telah memiliki beberapa institusi pendidikan tinggi kejuruan ternama.

Untuk mendukung pemerataan investasi dan pembangunan, Pemerintah Kazakhstan juga berupaya menciptakan mesin-mesin pertumbuhan di daerah. Rencana terse but tertuang di dalam dokumen 'Busines Road Map 2020' yang akan menstimulasi tumbuhnya usaha kecil dan menengah di sekitar proyek-proyek besar yang ada di daerah. Selain itu, Pemerintah Kazakhstan juga berupaya meningkatkan konektivitas antar daerah di Kazakhstan agar arus perdagangan barang dan jasa dapat berjalan lancar.

77 UZBEKISTAN Kebijakan pemerintahan Uzbekistan dalam beberapa tahun terakhir berhasil mewujudkan stabilitas politik dan keamanan serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan capaian lainnya. Pendapatan negara semakin meningkat, terciptanya lapangan pekerjaan baru, dan menurunnya angka penganguran. Pemerintah Uzbekistan juga berhasil mendorong investasi asing melalui berbagai kebijakan yang pro pasar dan good governance. Pada tahun 2015, Uzbekistan berhasil menarik investasi senilai US$ 16 milyar, meningkat dibandingkan tahun 2014 yang mencapai US$ 14,6 milyar.

Uzbekistan mendorong investasi asing, terutama di sektor produksi nasional yang menggunakan bahan baku dalam negeri. Kebijakan ini dilakukan guna mendorong pertumbuhan industri nasional, transfer teknologi dan tumbuhnya lapangan kerja baru. Terkait kebijakan ini, Uzbekistan cenderung membatasi ekspor raw material seperti minyak, kapas, hasil tambang, dll.

Hubungan investasi antara RI dan Uzbekistan berlangsung dua arah. Di tahun 2013, total investasi Uzbekistan di Indonesia tercatat USD 51,45 juta. Pada periode Januari 2010-September 2013, Uzbekistan telah melakukan investasi di Indonesia pada dua proyek migas dengan nilai realisasi investasi sebesar USD 1,2 juta. Selain itu, investasi Uzbekistan lainnya adalah di bidang batu bara (PT. Kaltrans Resources) sebesar USD 50 juta dan di bidang pariwisata sebesar USD 250 ribu.

Nilai investasi Indonesia di Uzbekistan masih tergolong kecil dibandingkan dengan negara-negara dari Asia Tenggara. Sejumlah investasi asing Indonesia yaitu sektor perhotelan (Hotel Le Grande) mencapai USD 38 juta dan Uzi Telekom Jo int Venture senilai USD 218 juta. Sementara itu, investasi produksi tekstil Indorama (Indorama Kokand Textiles) di Uzbekistan bernilai USD 42 juta namun tercatat sebagai investasi dari Singapura.

Uzbekistan dalam menarik investasi asing melakukan sejumlah kebijakan ekonomi, antara lain yaitu perlindungan investor asing, pengurangan intervensi pemerintah di sektor swasta, kemudahan investasi asing serta pemberian insentif lainnya. Uzbekistan berupaya menjadi hub internasional untuk kawasan Asia Tengah. Beberapa modalitas yang dimiliki Uzbekistan sebagai hub yang potensial di kawasan yaitu, i). telah memiliki jalur logistik (railways, jalan raya) , antara lain jalan yang menghubungkan Uzbek dengan Afghanistan; ii). SDM yang terdidik; iii). Ketercukupan energi dalam negeri (selfsuf ficient of energy) .

Hingga tahun 2016, Uzbekistan telah membentuk 3 (tiga) zona ekonomi dan industri khusus, yaitu i). Free Industrial Economic Zone (FIEZ) di Navoi; ii). Sp ecial Industrial Zone (SIZ) di Angren; dan iii). Sp ecial Industrial Zone (SIZ) di Djizak. Beberapa kemudahanjfasilitasi diberikan kepada investor asing untuk mengembangkan ketiga zona ekonomi tersebut, seperti pembebasan pajak dalam kurun waktu tertentu, penangguhan bea cukai impor mesin produksi, bahan mentah (raw materiaij serta komponen produksi lainnya.

78 Dengan berinvestasi di Uzbekistan, pebisnis Indonesia dapat memanfaatkan Free Trade Agreement (FTA) antara anggota CIS dan Georgia. Produk-produk yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut mendapatkan beberapa fasilitas, seperti duty-free access atau tanpa dikenakan tarif. Potensi pasar Asia Tengah (90 juta penduduk) dan negara-negara anggota CIS (300 juta penduduk) merupakan pasar potensial bagi kalangan investor Indonesia.

Dengan Uzbekistan, pengusaha Indonesia mempunyai banyak peluang untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha negara tersebut antara lain dalam produk cotton fiber dan cotton yam, buah dan sayur olahan, kabel listrik, mineral fe rtilizers, energi dan tekstil. Lebih jauh lagi, Uzbekistan juga mengundang pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Uzbekistan untuk produksi bersama: produk pertanian, makanan dan sayuran yang diawetkan, daging dan susu, sepatu, mesin pabrik, furniture, alat komunikasi, peralatan rumah tangga, materi konstruksi dan perlengkapan komputer.

Kedua negara juga berpeluang untuk menjalin kerja sama dalam Industri tekstil karena Indonesia mempunyai industri tekstil yang maju, sementara Uzbekistan merupakan salah satu negara penghasil utama cotton di Indonesia. Selain itu adalah industri ban mobil Indonesia di pasar Uzbekistan. Kebutuhan Uzbekistan akan ban mobil saat ini cukup tinggi, sementara ban produksi Indonesia dianggap durable. Namun hanya dapat digunakan pada musim panas, sehingga ada potensi kerja sama industri ban Indonesia yang all season untuk pasar Uzbekistan. Sejalan dengan sasaran promosi perdagangan tahun 2016 ke negara-negara non-tradisonal, Uzbekistan merupakan pasar yang baru bagi Indonesia. Produk yang berpotensi dipasarkan adalah elektronik, otomotif, dan produk tekstil.

Selain itu, kalangan pelaku usaha Indonesia dapat bekerja sama dan melakukan joint venture dengan mitra usaha setempat di bidang pariwisata. Sektor pariwisata sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata ziarah alternatif. Uzbekistan dengan kekayaan situs peninggalan peradaban Islam beserta karya-karya peninggalan cendekiawan muslim legendaris seperti AI-Bukhari, lbnu Tarmizi, dan Ibnu Sina menjadi salah satu daya destinasi bagi wisatawan Indonesia, terutama dari kalangan Jemaah umroh. Hal penting yang patut dicatat terkait mekanisme profit sharing dalam kerja sama usaha patungan Uoint venture) , terutama mengenai konversi nilai tukar mata uang yang disepakati bersama kedua pihak terkait.

Peran dan dukungan pemerintah Indonesia sangat diperlukan bagi kalangan bisnis Indonesia yang akan melakukan hubungan ekonomi (perdaganganfinvestasi) di Uzbekistan. Sistem pemerintahan yang masih sentralistik (presiden) masih sangat dominan walaupun Uzbekistan telah menyatakan diri sebagai negara demokrasi. Peranan pemerintah melalui pertukaran kunjungan tingkat tinggi (high level visit) sangat membantu penetrasi bisnis pelaku usana nasional yang hendak melakukan kegiatan usaha di Uzbekistan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kunjungan high level visit dilakukan oleh sejumiah negara seperti Tiongkok, Korsel, Jepang, India, dan

79 Vietnam untuk membuka peluang dan konsesi kerja sama ekonomi dengan Uzbekistan.

Meskipun Uzbekistan mempunyai potensi investasi yang cukup besar, namun pengalaman investasi Petronas di Uzbekistan dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Petronas mengalami kegagalan karena inkonsistensi peraturan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Petronas dikenakan pajak berganda) sehingga investasi Petronas menjadi tidak menguntungkan. Setelah beroperasi selama 1 tahun, Petronas akhirnya menarik diri dari Uzbekistan. Petronas pada akhirnya juga tidak bisa membawa keluar aset yang tersisa dari Uzbekistan.

Namun nasib Petronas tidak perlu membuat pebisnis Indonesia berkecil hati. Terdapat success story perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Asia Tengah, yaitu Indorama yang mempunyai perusahaan pemintalan kapas di Uzbekistan. Mereka bisa mengatasi hambatan di lapangan, misalnya kesulitan devisa diatasi dengan membawa mata uang asing langsung dari luar negeri ke Uzbekistan. Bagi Uzbekistan hal ini menguntungkan karena sebagai sumber devisa. Pengalaman ini bisa menjadi rujukan bagi pebisnis Indonesia.

Iklim bisnis di Uzbekistan diharapkan dapat semakin membaik di bawah Presiden Shavkat Mirziyoyev yang baru terpilih dalam Pemilihan Presiden pada tanggal 4 Desember 2016. Presiden Mirziyoyev diprediksi akan melanjutkan kebijakan politik dan keamanan almarhum Presiden Islam Karimov, namun dalam hal kebijakan ekonomi akan lebih fleksibel dan terbuka, karena Uzbekistan memerlukan banyak investasi asing.

TAJIKISTAN Pemerintah Tajikistan menjadikan sektor PMA sebagai prioritas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Tajikistan. Dengan demikian, Pemerintah memberikan dukungan penuh dengan pemberian izin kepemilikan 100 persen sahan untuk perusahaan asing yang menanamkan modalnya. Pada tahun 2014, investasi asing di Tajikistan mencapai USD 377,4 juta. Negara-negara utama sumber investasi di Tajikistan adalah Tiongkok sebesar USD 105,3 juta, Inggris sebesar USD 78,8 juta, Iran sebesar USD 77,3 juta, Rusia sebesar USD 47 juta, dan Qatar sebesar USD 16,9 juta. Dari negara-negara lain tercatat sebesar USD 37,4 juta.

Pada tahun 2015, angka investasi asing ke Tajikistan meningkat menjadi USD 4 70,86 juta. Tiongkok masih menjadi negara sumber estinv asi asing terbesar senilai USD 272,5 juta, Uni Eropa sebesar USD 108,4 juta, Rusia sebesar USD 34,8 juta, Turki sebesar USD 19,3 juta, dan Amerika Serikat sebesar USD 10,7 juta. Faktor utama yang mendorong peningkatan investasi tersebut adalah lokasi geografis yang strategis, politik dan stabilitas ekonomi, dinamika reformasi yang positif, sistem jaminan dan preferensi bagi investor, ketersediaan sumber daya alam, komitmen politik pemerintah yang tinggi, serta peluang investasi yang beragam.

80 Jaminan kepada investor diberikan dengan adanya peraturan pemerintah yang memastikan antara lain kesamaan hak bagi investor di dalam dan luar negeri, jaminan tidak adanya gangguan dari pemerintah dalam berbisnis, hak menggunakan dan mentransfer pendapatan ke luar negeri, hak atas kekayaann intelektual, hak menggunakan sumber daya alam, adanya perjanjian konsesi pembebasan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan bea impor untuk proyek yang menjadi prioritas pemerintah. Proyek tersebut di antaranya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) . pertambangan, konstruksi, pengolahan serat kapas, pengembangan pertanian, pembangunan Usaha Kecil dan Menengah serta industri pariwisata dan jasa.

Dalam pertemuan Presiden Indonesia dengan Presiden Tajikistan pada tanggal 1 Agustus 2016, disepakati untuk meningkatkan kerja sama investasi kedua negara. Pemerintah Tajikistan mengharapkan partisipasi pengusaha Indonesia dalam pembangunan ekonomi Tajikistan melalui investasi di berbagai sektor, antara lain:

a. Industri tekstil yang diharapkan pengusaha Indonesia dapat membangun pabrik tekstil atau bekerjasama dengan industri setempat untuk mengelola hasil pertanian kapas di Tajikistan. Pemerintah Tajikistan mengharapkan dapat dikembangkan industri tekstil di negaranya dengan menggunakan teknologi Indonesia.

b. Industri peternakan, khususnya pengembangan ternak sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Indonesia melalui Program Inseminasi Buatan. c. Industri pengelolaan hasil pertanian berupa teknologi pengalengan dan pengepakan. d. Industri pertambangan untuk eksplorasi tambang perak, aluminium dan batu bara

e. Industri pariwisata baik dalam bentuk investasi jasa manajemen maupun pembangunan perhotelan. Tajikistan yang terdiri dari 93% wilayah pegunungan berpotensi untuk pengembangan eco-tourism dan travelling yang belum digarap dengan baik. f. Investasi di sektor pembangunan jalan raya dan jalur kereta api.

Meskipun potensi kerja sama investasi kedua negara cukup besar, sejauh ini belum tercatat investasi asing yang dilakukan Indonesia di Tajikistan dan sebaliknya. PT. Data Ina, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang komunikasi, pernah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Komunikasi Tajikistan untuk investasi senilai USD 1 juta dalam pembangunan satellite data communication untuk membangun infrastruktur layanan jasa komunikasi melalui fasilitas VSAT (Very Small Aperture Termina�. Namun hingga saat ini belum ada perkembangan.

81 KYRGYZSTAN

Di antara negara-negara Asia Tengah lainnya, Kyrgyzstan merupakan negara yang paling liberal dalam menjalankan sistem perekonomiannya. Negara tersebut telah masuk menjadi anggota WTO ke- 133 pada 20 Desember 1998 dan Eurasian Economic Union (EAEU) sejak tahun 2014. Upaya liberalisasi ekonomi dilakukan Pemerintah Kyrgyz dengan membangun sejumlah kawasan berikat, kawasan pariwisata, deregulasi sektor telekomunikasi, perbankan serta privatisasi sejumlah perusahaan negara dengan meningkatkan investasi asing.

Kondisi geografis Kyrgyzstan yang berupa pegunungan cocok dimanfaatkan untuk petemakan dan pertanian. Komoditas pertanian utama Kyrgyzstan mencakup gandum, kapas, tembakau, sayur mayur, buah, dan bit gula. Komoditas utama lainnya berupa wol, daging, dan produk olahan susu. Pada tahun 2015, sektor pertanian menyumbang 55% GDP Kyrgyzstan dan 32% tenaga kerja Kyrgyzstan bekerja di sektor ini.

Republik Kyrgyz memiliki cadangan mineral yang kaya seperti batu bara, emas, uranium, antimony, dan material rare-earth lainnya. Pemerintah Kyrgyz mengharapkan investasi asing di bidang pertambangan dan metalurgi, namun kondisi dalam negerinya kurang mendukung. Kyrgyzstan juga memiliki sumber air yang melimpah dan kondisinya yang bergunung-gunung membuat negara ini dapat memproduksi dan mengekspor listrik dari PLTA dalam jumlah yang besar. Potensi investasi di Kyrgyzstan mencakup tambang, kesehatan, infrastruktur.

Beberapa potensi pertambanganyang ada di Kyrgyz:

1. Tambang emas Taldybulak. Pemerintah Kyrgyz mulai mengoperasikan tambang emas Taldybulak Levoberezhny yang terletak 120 km di sebelah Timur dari kota Bishkek. Eksplorasi tambang emas tersebut dilakukan oleh Perusahaan Altynken LLC yang merupakan gabungan dari perusahaan tambang China dan Kyrgyz. Tambang emas ini diperkirakan memiliki cadangan emas sebanyak 65 ton dan masih mendapat tambahan cadangan sebanyak 10-20 ton. Tambang emas tersebut diperkirakan akan menambah pendapatan Kyrgyz sebesar US$ 282 Juta dalam waktu 19 tahun mendatang.

2. Tambang emas di wilayah Sredniy Chanach, Kuylyu dan Echkilitash dan tambang pasir dan batu di wilayah Ak-Suu serta Grigor.

3. Tambang emas Akbaltyrkanskoye di wilayah Jalal Abad.

4. Tambang pasir dan kerikil Bazarkorgonskiy, Djai Aryk, Sahydan say dan tambang batu bara Kok Yangak.

Kedua negara telah mempunyai Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) yang ditandatangani pada tanggal 18 Juli 1995, namun sudah diakhiri sejak tanggal 24 Februari 2014. Meskipun potensial, sejauh ini kerja sama kedua negara di bidang investasi belum banyak berkembang. Belum tercatat adanya investasi Indonesia di Kyrgyzstan. Sebaliknya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pada triwulan II tahun 2015 terdapat investasi dari Kyrgyz di Indonesia sebanyak 1 proyek namun tidak tercantum nilai investasinya.

82 TURKMENISTAN Kerja sama di bidang investasi antara kedua masih belum ada, meskipun kedua negara telah memiliki Perjanjian kerja sama Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal yang ditandatangani pada tanggal 2 Juni 1994 di Jakarta. Kedua negara sempat menjajaki kerja sama untuk membangun rel kereta api di Turkmenistan. Pada Februari 1993, sempat ditandatangani MoU antara PT. Wijaya Karya dan PT. Proma Comexindo dengan Pemerintah Turkmenistan (yang diwakili Menteri Industri Bangunan Material Turkmenistan, Khalmaoukhamed Orazsakhatov) untuk membangun Railway Concrete Sleeper Plant, Electricity Concrete Pile Plant dan Solar Energy Product Factory. Pembangunan rel kereta api di Turkmenistan direncanakan sepanj ang 2.000 km. Sebagai imbalannya Turkmenistan bermaksud membayar dengan kapas dan hasil komoditi lainnya. Namun sayangnya rencana tersebut belum dapat terealisasi.

B.3. KERJA SAMA PARIWISATA Sektor kerja sama lainnya yang perlu digiatkan antara Indonesia dan Asia Tengah adalah pariwisata.72 Tidak hanya penting untuk mendatangkan devisa negara, sektorpariwisata mempunyai multiplier effe ct yang besar untuk mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi, khususnya di pasar non tradisional yang belum banyakdikenal .

Pada saat ini, jumlah populasi Asia Tengah mencapai lebih dari 77 juta jiwa dengan GOP total mencapai USO 353,776 miliar dan rata-rata GOP Perkapita Asia Tengah mencapai USO 4.497,6. Oengan jumlah populasi yang cukup besar, pendapatan yang cukup tinggi, Asia Tengah merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia. Apalagi dengan kondisi alam Asia Tengah yang landlocked dan beriklim dingin, menyebabkan warganya sangat mnyukai kondisi alam Indonesia yang beriklim tropis dan banyak terdapat pantai.

Oari keenam negara Asia Tengah, Kazakhstan yang mempunyai populasi sebesar 17 juta jiwa dan GOP perkapita yang mencapai USO 6.500,- merupakan pasar yang paling menarik karena mempunyai kelas menengah yang paling banyak dan daya beli tinggi. Oemikian halnya dengan Turkmenistan yang meskipun populasinya hanya 5,5 juta jiwa namun GOP perkapita cukup tinggi sebesar USO 6.500,- juga cukup prospektif. Selain itu terdapat Azerbaijan dengan penduduk lebih dari 9,7 juta dengan perekonomian termaju dan pendapatan per kapita sebesar US$ 5. 700 yang masyarakatnya (kelas menengah dan atas) gemar berwisata pada saat liburan musim panas. Setiap tahun terdapat 4,3 juta turis dari Azerbaijan bepergian ke luar negeri, hal ini merupakan potensi yang perlu digarap lebih lanjut oleh Indonesia.

Faktor utama yang mempengaruhi pertimbangan wisatawan Azerbaijan dalam memilih tujuan wisata adalah potensi dan ketersediaan infrastruktur wisata, tingkat kemahalan, kemudahan penerbangan (jika memungkinkan

n Saat ini Indonesia telah mempunyaiperjanjian kerja sama di bidang pariwisata denganKyrgyzstan (18 Juli 1995), Uzbekistan (8 April 1995) danTa jikistan (28 Oktober 2003).

83 maksimal penerbangan 6 jam) serta kemudahan visa. Sejauh ini negara-negara Eropa dan negara-negara di sekitarnya masih menjadi tujuan utama turis Azerbaijan. Minat utama wisatawan Azerbaijan adalah relaxing tourism di kawasan pantai dan pegunungan serta spa. Wisatawan umumnya adalah kelompok kecil yaitu satu keluarga yang memanfaatkan liburan musim dingin (Desember-Januari serta libur panjang Novruz) . Dalam hal ini Bali masih menjadi tujuan utama mereka di Indonesia. Bali dipandang sebagai altematif Maladewa yang harganya jauh lebih tinggi. Selain itu, pembebasan visa oleh Indonesia yang diterapkan sejak tahun lalu dipandang sangat membantu.

Dengan adanya kemiripan budaya antara Azerbaijan dan negara-negara Asia Tengah lainnya, karakteristik wisatawan Azerbaijan boleh jadi mempunyai kesamaan dengan wisatawan negara Asia Tengah lainnya. Oleh karena itu, infomasi ini dapat menjadi pijakan awal dalam melaksanakan promosi pariwisata ke Asia Tengah.

Meskipun Indonesia sudah cukup dikenal oleh masyarakat Asia Tengah sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, namun masyarakat disana masih kurang aware dengan potensi wisata Indonesia. Kunjungan wisatawan Asia Tengah ke Indonesia akan jauh meningkat sekiranya awareness mereka tentang Indonesia semakin meningkat. Public awareness campaign ini perlu dengan pelaksanaan promosi pariwisata, di antaranya dengan memanfaatkan media massa, pameran TTI Indonesia dalam skala besar di tempat umum, serta fa miliarization trip.

Media promosi pariwisata Indonesia di Asia Tengah, baik yang berbentuk cetak, visual, ataupun digital, sebaiknya menggunakan bahasa setempat untuk mempermudah penerimaan informasi yang lebih efektif. Ketersediaan pemandu wisata yang berbahasa Rusia di destinasi-destinasi wisata populer juga dirasa cukup penting untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan asal Asia Tengah . Seperti halnya wisatawan mancanegara lainnya, pelayanan, fa silitas, dan akses yang baik menjadi kebutuhan dasar wisatawan Asia Tengah yang harus menjadi perhatian stakelwlderpariwisata di Indonesia.

Selain itu, perlu diprioritaskan pembangunan infrastruktumya, termasuk upaya merintis penerbangan langsung dan pemberian kemudahan visa. Semakin banyak penerbangan langsung akan mendukung upaya mencapai target Indonesia menarik wisatawan Asia Tengah. Karenanya perjanjian kerja sama angkutan udara (Air Service Agreement) antara Indonesia dengan sebagian besar negara Asia Tengah perlu untuk diimplementasikan dengan pembukaan penerbangan langsung antara Indonesia dengan negara-negara Asia Tengah, terutama Kazakhstan dan Azerbaijan. Di sam ping pariwisata, pembukaan jalur penerbangan langsung juga dapat mengatasi tantangan pengiriman logistik produk-produk komoditi ekspor yang dapat semakin memperkenalkan budaya dan potensi yang dimiliki Indonesia.

Saat ini tidak terdapat penerbangan langsung antara Indonesia dan Asia Tengah. Jumlah lalu lintas penumpang antara Indonesia dan Asia Tengah tercatat sebanyak 3.858 penumpang, meningkat 131 persen di banding tahun 2013 yang

84 hanya 1.669 penumpang. Meskipun terdapat kenaikan signifikan, jumlah tersebut dipandang belurn menguntungkan secara bisnis karena jumlah Passenger per Day Each Way (PEDW) hanya sebanyak 5 orang per hari. Atas alasan tersebut, Garuda Indonesia belum mempertimbangkan untuk membuka penerbangan langsung ke Asia Tengah. Namun demikian, Garuda Indonesia sudah berupaya merintis penerbangan ke kawasan Asia Tengah dengan menjalin codeshare partnership dengan Etihad yang mempunyai jaringan kuat di Timur Tengah dan Asia Tengah.

Dari jumlah lalu lintas penumpang antara Indonesia dan Asia Tengah, jumlah terbanyak adalah dengan Kazakhstan, yang mencapai 3.254 penumpang pada tahun 2015. Hal ini tidak terlepas dari kondisi Kazakhstan yang mempunyai GDP perkapita tertinggi dan jumlah penumpang di bandar udara yang tertinggi (6,4 juta penumpang) dibanding negara Asia tengah lainnya. Oleh karena itu, Kazakhstan merupakan entry point yang paling potensial untuk masuk ke kawasan Asia Tengah. Dalam hal ini, Garuda dan Air Astana telah mempunyai kerja sama SPA (Special Prorate Agreement) yang dapat dijadikan katalis untuk ekspansi jaringan kedua pihak.

Sampai saat ini indonesia telah mempunyai perjanj ian hubungan udara dengan 76 negara. Khusus Asia Tengah, Indonesia telah memiliki perjanjian Air Services Agreement dengan Kazakhstan pada tahun 2014, Kyrgyzstan pada tahun 1995, Uzbekistan pada tahun 1995, dan Turkmenistan pada tahun 2003 (dengan Tajikistan dan Azerbaijan belum ada) . Namun demikian belum, ada maskapai dari Indonesia dan beberapa negara tersebut yang beroperasi. Uzbekistan Airways pernah beroperasi ke Indonesia namun akhirnya dipindah ke Malaysia. Iran Air dan Mahan Air serta Garuda Indonesia juga pernah merencanakan beroperasi untuk rute kedua negara namun belum terealiasi.

Saat ini target utama promosi pariwisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata belum termasuk negara-negara di kawasan Asia Tengah. Meski demikian bukan berarti potensi wisatawan dari Asia Tengah tidak digarap. Kementerian Pariwisata akan terus bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk menyasar potensi wisatawan dari Uzbekistan dan beberapa negara Asia Tengah yang telah memperoleh bebas visa kunjungan ke Indonesia, yaitu Kazakhstan, Azerbaijan, dan Kyrgyzstan. Beberapa kegiatan yang telah direncanakan untuk tahun 2016 oieh Kementerian Pariwisata adalah Kazakhtan International Travel Fair pada tanggal 20 - 22 April 2016, Sales Mission 2016 di Uzbekistan pada tanggal 18 - 19 Oktober 2016, serta Sales Mission 2016 di Kazakhtan pada tanggal 22 -23 November 2016.

Upaya promosi pariwisata Indonesia yang telah dilakukan antara lain melalui pengiriman beberapa travel agent dan travel writer dari Azerbaijan untuk mengikuti programfa miliarization trip (Ja m trip) di Indonesia. Selain itu, KBRI Baku juga telah berpartisipasi mewakili Indonesia untuk ketiga kalinya pada 13th Azerbaijan International Travel and Tourism Fair (AITF) yang diadakan di Baku, tanggal 5-7 April 2014. Saat ini diperlukan dukungan industri pariwisata Indonesia untuk penyelenggaraan temu bisnis antara travel agent kedua negara

85 baik di Indonesia maupun di Azerbaijan. Kerja sama sektor pariwisata yang juga dapat dijajaki adalah antar lembaga pendidikan kepariwisataan.

Promosi terpadu Perdagangan, Pariwisata dan Investasi perlu dilaksanakan secara kontinu dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu, perlu dilakukan market survei secara berkala dan komprehensif sehingga promosi yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.

8.4. KERJA SAMA ENERGI Situasi energi Indonesia saat ini masih belum maksimal untuk menciptakan ketahanan energi nasional, di antaranya cadangan bahan bakar minyak (BBM) yang terbatas, subsidi BBM masih besar, menurunnya cadangan sumber energi (batubara, minyak dan gas bumi), sebagian besar sistem kelistrikan yang masih defisit dan kritis, serta bauran energi yang masih didominasi sumber daya fo sil. Padahal permintaan akan energi, material, air, dan sumber daya utama yang lain akan terus meningkat dengan cepat di masa depan.73

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, Kemandirian Energi dan Ketahanan Energi Nasional dicapai dengan mewujudkan Sumber Daya Energi yang tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai modal pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam hal ini energi harus menunjang upaya Indonesia untuk berubah dari struktur ekonomi berbasis sumber daya alam menjadi berbasis industri dan jasa.

Prioritas pengembangan energi nasional didasarkan pada prinsip: (i) Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan dengan memperhatikan tingkat keekonomian; (ii) Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru;74 (iii) Meminimalkan penggunaan minyak bumi; (iv) Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional; (v) Serta menggunakan energi nuklir sebagai pilihan terakhir.

Kerja Sarna Intemasional di sektor energi hanya dapat dilakukan untuk tiga hal, yaitu: menjamin ketahanan energi nasional; Menjamin ketersediaan energi dalam negeri; dan Meningkatkan perekonomian nasional. Kerja sama internasional dilaksanakan dalam empat bentuk, yaitu: bussiness & investment; transfe r of technology; capacity building; dan energy supply.

Terdapat perbedaan motif kerja sama intemasional di bidang energi antara negara maju dan negara berkembang. Negara maju mempunyai motif: 1. Mendapatkan jaminan suplai bahan baku untuk industri di negaranya; 2. Mendapatkan suplai energi untuk menjamin keberlangsungan industri di negaranya; 3. Mendapatkan akses pasar yang besar untuk produk barang, jasa

73 Presentasi Bapak Hendro Gunawan,Kepala TOR Subbagian Kerja SarnaBilateral 26 Kementerian2016. ESDM, dalamFocis Group Discussion Penyusunan Kajian Mandiri, Bogor, Januari 74 Dengan perubahan iklim dan komitmen internasional Indonesia untuk mengurangi emisi karbonnya, maka pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi sebuah keharusan. Kerja samaenergi internasional Indonesiaseyogianya juga Iebih diarahkah kepada pemanfaatan energi barudan terbarukanterse but.

86 dan tenaga kerja; 4. Mendapatkan return yang tinggi dan jaminan keamanan atas investasi mereka di Indonesia. Sementara negara berkembang mempunyai motif: 1. Bertukar pengalaman dalam pengelolaan sektor ESDM; 2. Mendapatkan teknologi tepat guna; 3. Menarik investasi langsung; 4. Menjalin hubungan baik mengingat sejarah, peran dan pengaruh Indonesia di dunia Intemasional.

Diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, BUMN (Pertamina) dan kalangan bisnis dalam negeri untuk menggarap potensi energi di Asia Tengah. "Indonesia incorporated" menjadi kata kuncinya.

Saat ini kebutuhan migas Indonesia sudah tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sehingga perlu dilakukan impor atau eksplorasi migas di luar negeri. Indonesia melakukan impor minyak mentah dari negara-negara seperti Arab Saudi, Azerbaijan, Nigeria, Algeria, Libya, Angola, Rusia, dan Brunei. Sedangkan impor BBM dilakukan dari Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Kuwait, China, dan India. Adapun eksplorasi migas dilakukan Pertamina di tiga negara, yakni Malaysia, Aljazair, dan lrak.75

Untuk ekspansi operasi di luar negeri, PT. Pertamina saat ini telah menargetkan beberapa kawasan, yakni Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Utara (khususnya shale oil). Sedangkan negara / kawasan yang dalam watch list Pertamina adalah Rusia, Meksiko, dan Asia Tengah.

Grafik 17. Cadangan Minyak dan Gaa Bumi Dunia dan AsiaTengah76

Central Asia

17"1. Iran Russia 57,. � Middle East 3Qqo,

World Proved Gas Reserve Asia & NorthAmerica c.nn & SaJI\ ......

Central Asia Russia 48% 5016

75 Presentasi lbu Ida Yusmiati, Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam, dalam Focus Group Discussion Penyusunan TOR Kajian Mandiri, Bogor, 26 Januari 20!6.

76 Ibid

87 Dari cadangan minyak bumi dunia sebesar 1,656 milyar bare!, sebanyak 276 milyar bare! (17 persen) dikuasai oleh empat negara Asia Tengah dengan masing­ masing presentasi Iran (57 persen), Rusia (29 persen), Kazakhstan (1 1 persen) dan Azerbaijan (3 persen). Sedangkan dari 6.973 TCF cadangan gas dunia, sebanyak 3.370 TCF (48 persen) dimiliki oleh Rusia (50 persen), Iran (35 persen), Turkmenistan (8 persen), Kazakhstan (3 persen), Uzbekistan (2 persen), Azerbaijan dan Ukraina (masing-masing 1 persen).

Dari potensi tersebut, level produksi migas negara-negara tersebut masih berada jauh di bawah level cadangan energinya, sehingga potensi pengembangan migas di kawasan Asia Tengah masih relatif besar. Oleh karena itu, tidak heran apabila Indonesia berkepentingan mendapat pasokan energi dari kawasan Asia Tengah. Komitmen kerja sama di bidang energi menjadi salah satu sektor yang selalu ditekankan Indonesia dalam hubungan bilateralnya dengan masing-masing negara di kawasan tersebut.

Terdapat empat negara Asia Tengah yang potensial untuk keija sama energi, yaitu Kazakhstan, Azerbaijan, Uzbekistan dan Turkmenistan. Selama ini sudah ada upaya melaksanakan kerja sama energi antara pelaku bisnis migas antara Indonesia dan negara-negara tersebut, namun beberapa di antaranya masih mengalami kendala. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah RI telah mengupayakan keija sama G to G di antaranya melalui penandatanganan MoU, pertemuan teknis reguler Uoint committee/working group).

Dengan Azerbaijan, Indonesia mempunyai keija sama energi yang saling menguntungkan. Indonesia merupakan negara tujuan ekspor minyak mentah terbesar kedua Azerbaijan, dengan nilai USD 2,4 milyar pada tahun 2014 dan USD 1,2 milyar pada tahun 2015. Bagi Indonesia, Azerbaijan menjadi salah satu negara asal impor minyak untuk mendukung ketahanan energi Indonesia.

Salah satu kendala dari keija sama ini adalah perdagangan minyak antara kedua negara saat ini adalah transaksi pembelian yang dilakukan melalui pihak ketiga di Singapura, sehingga harganya menjadi lebih mahal. Pihak Indonesia mengharapkan transaksi perdagangan dilaksanakan secara langsung oleh kedua negara.

MoU antara Kementerian ESDM RI dan Kementerian Energi Azerbaijan yang mengatur berbagai keija sama dimaksud saat ini sedang dalam tahap finalisasi. Pihak Indonesia masih menunggu tanggapan Kementerian Energi atas counterdraft yang telah disampaikan. Selain itu, Pertamina dan State Oil Company of Azerbaijan (SOCAR) juga sedang dalam proses untuk memfinalisasi MoU guna meningkatkan keija sama bisnis keduanya.77

77 28 Dalam20 16pertemuan Tim PusatPolicy AspasafDialogue anddengan Discussion Wakil Menteri Energi Azerbaijan20 pada16, tanggal Maret dalam rangka terkait Kajian Mandiri disampaikan bahwa secara prinsip tidak ada masalahdari pihak Azerbaijanterhadap rancanganMoU dimaksud. mereka mengharapkan rancangan MoU yang telah dibuatsejak delapan tahun silam tersebut dapat segera ditandatangani. Pihak Azerbaijanjuga siap untuk meningkatkan kerja sama mensuplai lebih banyak minyak maupun gas dengan Indonesia. Hal itu dapat dibicarakan lebih lanjut antara Pertaminadan SOCAR dengan pertimbangankomersial.

88 Kerja sama di bidang energi antara Indonesia dan Azerbaijan diharapkan tidak terbatas pada perdagangan minyak. Kedua negara saat ini sedang menjajaki berbagai kerja sama di bidang energi lainnya, di antaranya adalah investasi Pertamina di Azerbaijan, investasi pembangunan kilang minyak di Indonesia, pertukaran tenaga ahli, pertukaran pelajar dan tenaga ahli, capacity building di sektor migas, serta kerja sama sektor energi baru terbarukan dan ketenagalistrikan, termasuk partisipasi partisipasi dalam proyek 35 GW bagi investor Azerbaijan di Indonesia.

Pentingnya Azerbaijan bagi Indonesia di bidang energi tercermin dari kunjungan pejabat Indonesia di bidang energi ke Azerbaijan. Menteri ESDM RI berkunjung ke Baku pada bulan Juni 2015. Selain melakukan pertemuan dengan rekan kerjanya, Menteri Energi Azerbaijan Natig Aliyev dan Presiden State Oil Company of Azerbaijan Republic (SOCAR), Rovnag Abdullayev, Sudirman Said juga melakukan courtesy call dengan Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev. Selanjutnya Dirjen Migas berkunjung dalam acara peringatan 21 Tahun Contract of the Century di Baku pada 20 September 2015. Terakhir pada tanggal 1 Februari 2016 telah dilaksanakan Indonesia-Azerbaijan Energy Fo rumdi Baku, Azerbaijan.

Sementara itu, Indonesia juga menjajaki kerja sama energi dengan Turkmenistan. Dalam hal ini pihak Turkmenistan telah mengundang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI untuk menghadiri Turkmenistan Oil and Gas Road Show yang diselenggarakan di Singapura pada tanggal 3-4 Maret 201 1. Selain itu, delegasi RI yang terdiri dari pejabat tinggi Kemenko Perekonomian, Kementerian ESDM, dan Pertamina melakukan kunjungan ke Asghabat dalam rangka menghadiri dan menjadi pembicara pada 16thTurkmenistan Oil and Gas Conference (OGT 2011) pada November 2011. Dirut Pertamina menyampaikan keinginan Pertamina untuk mempelajari lebih dalam kemungkinan penjajakan investasi bidang perminyakan di Turkmenistan.

Dengan Kazakhstan, walaupun Indonesia memandang penting Kazakhstan bagi perluasan dan pintu masuk produk Indonesia ke pasar non-tradisional khususnya di kawasan Asia Tengah, sekaligus sebagai sumber altematif bagi kepentingan keamanan energi dan keamanan pangan Indonesia, namun belum banyak informasi mengenai kerja sama energi Indonesia Kazakshtan. Hanya dijelaskan bahwa kerja sama energi, khususnya migas merupakan salah satu agenda pembahasan dalam pertemuan pertama Joint Commission on Economic Cooperation (JCEC) RI-Kazakhstan dilaksanakan di Jakarta tanggal 21 Agustus 2013 dipimpin oleh Menko Perekonomian Rl, Hatta Rajasa dan Minister of Economy and Budget Planning Kazakhstan, Erbola Dossaev.

Sebenarnya ada beberapa kerja sama di bidang energi antara PT Pertamina dan Kazamunaygas yang ditandatangani tahun 2012. Namun sayangnya kesepakatan kerja sama tersebut sampai saat ini belum berjalan dengan baik. Kazmunaygas menawarkan kerja sama di bidang eksplorasi minyak bumi,

89 sementara Pertamina lebih memprioritaskan pada kerja sama produksi, terutama mendapatkan minyak mentah melalui fa rm-indan pembelian produk langsung.

Sementara ini belum ada catatan resmi keija samajperjanjian energi Indonesia-Tajikistan walaupun sebenarnya Tajikistan mempunyai cadangan minyak bumi sebesar 27 miliar bare!. Pemerintah Tajikistan selama beberapa tahun ke depan akan membangun dua kilang pabrik kilang minyak dengan kapasitas sekitar 2 juta ton. Eksplorasi migas Tajikistan cukup sulit karena sumbernya di pegunungan. Adapun perusahaan asing yang telah mendirikan joint venture untuk mengeksplorasi migas di wilayah Bokhtar, Tajikistan adalah Tethys, Total dan China National Petroleum. Mengingat potensi yang besar tersebut, Kementerian ESDM memandang positif usulan kerja sama migas dengan Tajikistan dan tengah menyusun konsep perjanjian.

Antara Indonesia dan Uzbekistan sejauh ini masih dalam tahap penjajakan keija sama energi. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan keija sama di bidang energi dimana delegasi Indonesia tertarik untuk bekeija sama di bidang coal gassificafion, sementara delegasi Uzbekistan tertarik untuk mendapatkan pelatihan di sektor migas dari Pertamina. Adapun perdagangan di bidang migas antar kedua negara belum terealisasi.

Di luar keija sama perdagangan dan kerja sama teknik, terdapat satu perusahaan Indonesia yang telah lama menggarap sektor migas di Asia Tengah. PT. Istana Karang Laut sejak tahun 1997 (sebelum Negara Indonesia mengalami krisis ekonomi) dan berlangsung sampai dengan saat ini telah aktif bertindak sebagai kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC) di bidang infrastruktur minyak dan gas bumi. PT. Istana Karang Laut sudah melakukan kegiatan bisnis di Uzbekistan dan Asia Tengah lainnya (Azerbaijan, Kazahstan, Turkmenistan serta Georgia) .

Dalam melaksanakan bisnisnya, PT. Istana Karang Laut menghadapi beberapa tantangan, di antaranya yaitu kendala bahasa, standar teknis konstruksi yang berbeda, kesulitan pendanaan, persaingan dari negara-negara lain, serta minimnya informasi pasar terkait potensi Asia Tengah. Di tengah tantangan yang ada, keberhasilan PT. Istana Karang Laut untuk menjadi kontraktor EPC di beberapa negara-negara Asia Tengah menunjukan bahwa Asia Tengah tetap menawarkan peluang investasi di bidang infrastruktur. Peluang investasi pada bidang infrastruktur tersebut di antaranya yaitu investasi di bidang migas, infrastruktur jalan serta pembangunan pabrik beton.

C. ANALISIS SWOT Untuk mengevaluasi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Asia Tengah, dilakukan analisis SWOT sebagai berikut:

90 C.l. STRENGTHS Beberapa faktor yang menjadi kekuatan utama bagi Indonesia dalam upaya peningkatan diplomasi ekonomi di Asia Tengah adalah sebagai berikut: 1. Indonesia memiliki hubungan politik secara bilateral yang baik dengan negara-negara Asia Tengah, serta tidak memiliki isu-isu sensitif yang mengganggu hubungan ekonomi. Kepala negara dari Indonesia dan Asia Tengah secara bergantian telah melakukan saling kunjung yang menunjukkan kedekatan hubungan kedua belah pihak. Terakhir Presiden Tajikistan berkunjung ke Indonesia pada awal Agustus 2016.

2. Hubungan sosial budaya Indonesia dengan negara-negara Asia Tengah yang memiliki kedekatan Jatar belakang sejarah dan sosial keagamaan. Selain itu, kerja sama sosial budaya dalam bentuk people to people contact dan people­ driven activities yang menyebabkan Indonesia semakin dikenal, misalnya tercermin dari semakin populernya olah raga pencak silat di Azerbaijan dan Uzbekistan, serta dibukanya Jurusan Bahasa Indonesia di Universitas Azerbaijan dan Uzebkistan, secara langsung maupun tidak langsung dapat mendukung dan memperkuat kerja sama politik dan ekonomi.

3. Kesamaan karakter yang serupa dengan Indonesia, yaitu sebagai negara multi etnik, multi agama, multi bahasa, dan mayoritas berpenduduk Muslim. Kesamaan sebagai negara mayoritas muslim menjadi faktor utama yang diprediksi dapat memudahkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Asia Tengah. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang berhasil menjalankan demokrasi dengan baik, Indonesia mempunyai peran dan pengaruh yang cukup besar bagi negara-negara muslim lainnya.

4. Negara-negara Asia Tengah memiliki pandangan dan kebijakan yang sama dengan Indonesia dalam mewujudkan tanggung jawab terhadap kestabilan dan keamanan kawasan. Hal ini tercermin dalam kesamaan pandangan Indonesia dan negara Asia Tengah dalam berbagai fo rum regional dan multilateral dan saling dukung dalam pencalonan masing-masing di fo rum internasional.

5. Indonesia mempunyai produk-produk unggulan yang bersaing dengan negara lain dan potensial untuk diekspor lebih besar ke Asia Tengah, di antaranya minyak kelapa sawit, kertas, furniture, tekstil dan garmen, produk elektronik, perhiasan, komponen pesawat and otomotif, produk karet/ban mobil, makanan olahan, dan sea fo od.

6. Indonesia dan negara-negara Asia Tengah telah mempunyai banyak perjanjian kerja sama antar pemerintah di bidang ekonomi dan perdagangan.

C.2. WEAKNESSES 1. Lokasi geografis negara-negara Asia Tengah yang jauh dari Indonesia ditambah dengan kondisi negara Asia Tengah yang landlocked country menyebabkan transportasi dan logistik menjadi terbatas, mahal dan memakan waktu yang lama, serta banyak melalui negara ketiga. Hal ini menyebabkan produk Indonesia menjadi kurang ekonomis dan kalah bersaing dengan kompetitor.

91 2. Tidak adanya penerbangan langsung antara Indonesia danAsia Tengah yang menyulitkan mobilitas manusia dan barang antara Indonesia dan Asia Tengah.

3. Kendala bahasa dan praktek bisnis, mengingat kawasan Asia Tengah lebih banyak menggunakan Bahasa Rusia dan praktek bisnis yang dekat dengan Rusia yang memiliki karakterisitik tersendiri. Sementara produk Indonesia sebagian besar menggunakan bahasa Inggris dan terbiasa dengan sistem bisnis internasional.

4. Kurangnya informasi mengenai potensi ekonomi masing-masing negara. Pemaharnan terhadap potensi produk Indonesia yang belum begitu dikenal oleh pengusaha dan masyarakat Asia Tengah, dan sebaliknya, menyebabkan keija sarna ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Asia Tengah masih minim.

5. Instansi pemerintah di sektor pariwisata, perdagangan dan investasi di Indonesia kurang memberi prioritas terhadap negara-negara Asia Tengah. Hal ini tercermin dari masih terbatasnya anggaran instansi pemerintah terkait untuk promosi ke Asia Tengah. Selain itu, promosi dilaksanakan secara kurang terkoordinasi sehingga upaya promosi yang dilaksanakan menjadi tersebar dan kurang efektif.

C.3. OPPORTUNITIES I. Secara umum peluang keija sama ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Asia Tengah sangat besar. Sebagai pasar yang baru terbuka dan sedang tumbuh, kawasan ini sangat prospektif bagi Indonesia untuk menjalin kerja sarna dalarn bidang ekonomi dan menjadi pasar potensial Indonesia. Negara - negara Asia Tengah saat ini dalam tahap pembangunan dan modernisasi yang memerlukan produk-produk dari luar (impor) , baik berupa bahan mentah dan barangja di maupun jasa. Jumlah populasi yang cukup besar didukung GDP dan pendapatan perkapita yang cukup tinggi menjadikan Asia Tengah sebagai pasarpotensia l.

2. Kawasan Asia Tengah kaya akan sumber daya alam dan energi. Hal ini menempatkan Asia Tengah sebagai kawasan strategis bagi Indonesia, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan sandang berupa hasil pertanian gandum dan daging serta kapas, serta ketahanan energi nasional.

3. Ekonomi negara-negara Asia Tengah yang semakin terbuka, ditandai dengan bergabungnya Kyrgyzstan, Tajikstan, dan Kazakhstan sebagai anggota WTO. Selain itu negara-negara tersebut juga bergabung dalam berbagai organisasi regional dan mengarah pada terbentuknya kerja sama pasar tunggal di kawasan yang menyediakan potensi ekonomi yang besar, di antaranya Eurasian Economic Union (EAEU), Economic Cooperation Organization (ECO), dan Commonwealth Independence States (CIS)

4. Keberadaan serta pembangunan infrastruktur darat, !aut dan udara, yang menghubungkan Asia Tengah ke negara-negara di sekitarnya tersebut

92 tentunya membuat kondisi landlocked bukan iagi menjadi hambatan. Asia Tengah kini menjadi kawasan landlinked yang terhubung dengan dunia iuar. Pengiriman barang dari Indonesia ke Asia Tengah dapat dilakukan melalui rute udara maupun rute !aut yang dilanjutkan dengan rute darat. Terdapat banyak alternatif pelabuhan !aut yang dapat digunakan, terutama melalui bandar Abbas di Iran maupun Lianyungang di Tiongkok. Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur, tidak mengherankan apabila Asia Tengah dipandang sebagai kawasan masa depan yang menghubungkan Asia dan Eropa.

5. Negara-negara Asia Tengah berbatasan dan memiliki hubungan erat dengan negara-negara kunci di kawasan yang juga merupakan mitra penting bagi Indonesia, seperti Iran, India, Rusia dan Tiongkok. Indonesia dapat memanfaatkan negara-negara tersebut sebagai hub perdagangan ke negara­ negara Asia Tengah.

C.4. THREA TS 1. Secara umum, menjalankan kerja sama bisnis di Asia Tengah dipandang tidak mudah. Pemerintah dalam negeri negara Asia Tengah cenderung tertutup dan otoriter, serta tingkat korupsi relatif tinggi. Dengan demikian, diperlukan kedekatan khusus dengan lingkaran kekuasaan dan pebisnis setempat apabiia ingin menjalankan bisnis di sana.

2. Situasi poiitik dan keamanan dalam negeri Asia Tengah yang relative kurang stabil dan kondusif untuk melaksanakan bisnis. Stabilitas poiitik dalam negeri negara Asia Tengah yang masih sering mendapat gangguan keamanan dari keiompok teroris, misalnya terjadi serangan teroris di ibukota amity, Kazastan pada tanggal 16 Juli 2016 yang menewaskan 6 orang.

3. Persaingan produk-produk dari Tiongkok, Turki, India, dan Rusia yang secara geografis lebih dekat serta mempunyai hubungan poiitis, ekonomi dan sosial budaya yang lebih dengan negara-negara Asia Tengah. Produk dari negara-negara tersebut seiama ini teiah masuk dan menguasai pasar di kawasan Asia Tengah sehingga produk-produk Indonesia susah untuk masuk dan bersaing dengan produk-produk dari negara-negara tersebut.

4. Persaingan dari produk negara-negara ASEAN yang mempunyai produk serupa dengan Indonesia, di antaranya Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam, sehingga Indonesia harus berupaya lebih keras dalam menembus pasar Asia Tengah. Apalagi negara-negara ASEAN tersebut secara geografis lebih dekat dengan Asia Tengah dan beberapa di antaranya teiah memiliki penerbangan langsung dengan Asia Tengah, di antaranya Malaysia dan Thailand. Bahkan Vietnam teiah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan EAEU.

5. Peraturan negara setempat terkait bisnis dan perdagangan yang masih relatif tertutup, khususnya untuk negara-negara yang belum menjadi anggota WTO (Azerbaijan, Uzbekistan, dan Turkmenistan). Beberapa

93 peraturan tersebut di antaranya adalah tarif impor yang tinggi, tidak konvertibel-nya mata uang setempat dengan valuta asing yang berlaku intemasional, proses transfer antar bank yang agak rumit dan menghabiskan waktu, sulitnya menerbitkan LC, kurangnya transparansi peraturan kepabeanan, dll.

6. Situasi ekonomi negara-negara Asia Tengah lebih banyak bergantung pada sektor minyak dan gas. Hal ini menyebabkan negara-negara tersebut mengalami perlambatan ekonomi pada saat harga migas dunia mengalami penurunan. Apabila terjadi perlambatan ekonomi, kondisi ini secara langsung akan mempengaruhi hubungan ekonomi mereka dengan Indonesia. D. KESIMPULAN Indonesia dan Asia Tengah mempunyai hubungan politik dan sosial budaya yang cukup dekat yang telah lama terjalin dengan baik. Adapun hubungan ekonomi dan perdagangan, selama ini sudah berjalan dengan cukup baik namun belum mencerminkan nilai potensi riil yang dimiliki. Terdapat berbagai kendala yang dihadapi, terutama karena faktor geografis yang cukup jauh, kondisi Asia Tengah yang landlocked sehingga membatasi pilihan transportasi barang, serta kurang dikenalnya potensi maupun produk masing-masing negara oleh pebisnis.

Melihat potensi ekonomi yang sangat besar di Asia Tengah serta perkembangan infrastruktur yang cukup maju, kawasan yang terletak di tengah­ tengah Asia dan Eropa ini diprediksi akan menjadi kawasan ekonomi masa depan, membangkitkan kembali kejayaan masa lalu sebagai silk road.

Oleh karena itu, Indonesia yang mempunyai kepentingan meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Asia Tengah, khususnya sebagai pasar non tradisional, tidak boleh tertinggal dengan negara-negara lain dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi keuntungan ekonomi Asia Tengah, terutama dari negara-negara ASEAN yang telah terlebih dahulu masuk ke Asia Tengah. Dalam hal ini, diperlukan strategi yang matang dan efektif untuk melakukan diplomasi ekonomi ke Asia Tengah sebagaimana akan dibahas dalam bab-bab berikutnya.

94 BAB V

LESSONS LEARNED DARI NEGARA-NEGARA ROLE MODEL

"A nd today what we want to see is not a struggle between China and Russia and the United States in a zero-sum game. What we want to see is a Central Asia that claims its place as an engine of growth at the heart of a modem and dynamic Asia. And when we invest in each other, all our societies benefit. " John Kerry- Secretary of the State

Bab ini membahas capaian dan lessons learned yang dapat diambil negara role model yang telah mempunyai hubungan ekonomi yang kuat dengan Asia Tengah, yakni Korea Selatan, 2 (dua) negara ASEAN yang telah lebih maju dalam mengembangkan kerja sama ekonomi Malaysia dan Vietnam, serta Iran sebagai negara yang bertetangga langsung dengan Asia Tengah. Langkah yang telah dilaksanakan oleh negara-negara tersebut dapat menjadi rujukan bagi Indonesia untuk masuk ke Asia Tengah. Sementara Iran berpotensi menjadi pintu gerbang masuknya produk Indonesia ke Asia Tengah.

A. KOREA SELATAN

A. I. HUBUNGAN KOREA SELATAN DAN ASIA TENGAH

Hubungan antara bangsa Korea dan negara-negara Asia Tengah sudah terjalin sejak sebelum masa kemerdekaan Korea Selatan tahun 1945. Hal ini bermula pada pertengahan abad ke- 19 saat sebagian bangsa Korea mulai bermigrasi ke wilayah Volgograd, Uni Soviet (sekarang Rusia) karena mencari penghidupan yang lebih baik. Migrasi ini terus berlanjut hingga awal periode 1930- an bertepatan dengan pendudukan kolonial Jepang di semenanjung Korea. Pada tahun 1937, Uni Soviet mengeluarkan kebijakan deportasi bagi etnis Korea yang menyebabkan sekitar 180 ribu penduduk bermigrasi ke wilayah selatan Uni Soviet (sekarang Asia Tengah).

Di era milenium, hubungan antara Korea Selatan dengan negara di kawasan Asia Tengah terus meningkat, terutama dengan Uzbekistan dan Kazakhstan. Di kedua negara tersebut, faktor yang membuat Korea Selatan aktif meningkatkan hubungan luar negerinya, selain dilandasi faktor ekonomi, juga terdapat faktor ikatan sosial dan budaya yang kuat antara kedua negara. Popularitas yang amat besar dari korean wave telah melanda negeri tersebut, serta Uzbekistan merupakan 'rumah' dengan jumlah populasi diaspora Korea Selatan terbesar ke­ empat setelah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Dengan lebih dari 173,000 etnis Korea yang tinggal disana, jumlah remitansi dari etnis Korea atau Koryu Saram di Uzbekistan yang dikirim ke Korea Selatan sebesar lebih dari 100 juta US Dollar di tahun 2010. Sementara di Kazakhstan,ju mlah Koryo Saramdipe rkirakan mencapai 107,000 orang, sekarang menyatu dengan masyarakat Kazakhstan dan

95 mendapat reputasi terhormat sebagai orang yang rajin dan pekerja keras, yang berkontribusi membuat Kazakhstan yang modern dan penghormatan akan kebudayaan Korea.

Secara umum, perkembangan hubungan Korea Selatan-Asia Tengah dapat dibagi pada tiga periode, yang pembagiannya sebagai berikut: Periode Pertama: Pembukaan Hubungan Diplomatik Periode pertama berlangsung pada tahun 1970-an hingga tahun 2006. Pada periode ini, Korea Selatan dan negara-negara Asia Tengah banyak menandatangani perjanjian kerjasama berupa Memorandum of Undertanding (MoU) di berbagai bidang, terutama bidang energi dan perdagangan. Periode ini juga ditandai dengan pembukaan peiWakilan diplomatik kedua belah pihak di masing-masing negara akreditasi. Saat ini, Korea Selatan telah memiliki peiWakilan setingkat kedutaan besar di seluruh negara Asia Tengah, dan begitu pula sebaliknya.

Periode Kedua: Korea-Central Asia Cooperation Forum Selanjutnya, periode kedua hubungan Korea Selatan-Asia Tengah dimulai sejak tahun 2007. Periode ini ditandai dengan inisiatif Pemerintah Korea Selatan untuk mengadakan Korea-Central Asia Cooperation Fo rum. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun dan diikuti oleh segenap pemangku kepentingan hubungan luar negeri, baik dari unsur pemerintah, pengusaha, dan akademisi. Hingga saat ini fo rum tersebut telah 10 kali diadakan dan diikuti oleh delegasi dari Korea Selatan dan lima negara Asia Tengah, yakni: Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Dengan adanya payung kerja sama yang berkesinambungan, sejak tahun 2009 Korea Selatan berhasil menjadi mitra terbesar dari Asia bagi negara-negara Asia Tengah, di luar Tiongkok yang merupakan negara tetangga Asia Tengah. Keberhasilan Korea Selatan dapat dilihat terutama pada bidang ekonomi, seperti perdagangan, investasi, energi, dan pariwisata.

Periode Ketiga: EurasiaInitiative Melihat kerja sama yang semakin erat antara Korea Selatan dan kawasan Asia Tengah dan potensi besar yang dimiliki kawasan Asia Tengah, Presiden Korea Selatan mengumumkan diterapkannya Eurasia Initiative pada tahun 2013 sekaligus menandai dimulainya era periode ketiga kerja sama Korea Selatan-Asia Tengah. Eurasia Initiative diharapkan dapat menghasilkan banyak kesepakatan antara Korea Selatan dengan negara Asia Tengah yang bersifat konkrit. Kebijakan ini dilakukan dalam bentuk pembangunan jaringan transportasi, energi, dan perdagangan.

Sebagai negara yang memiliki hubungan erat dengan negara di kawasan Asia Tengah, kebijakan ini dilakukan untuk mengimbangi upaya negara-negara besar lainnya yang telah menerapkan strategi khusus di kawasan tersebut, seperti Tiongkok dengan program One Belt One Road (OBOR) , Rusia dengan EurAsian Economic Union (EAEU), dan Amerika Serikat dengan proyek New Silk Road.

Eurasian Initiatives berlandaskan pada 3 konsep utama, yaitu "one continent, creative continent, and peaceful continenf'. Konsep One continent (satu kontinen

96 terpadu) berlandaskan faktor geografis dari negara-negara pecahan Uni Soviet yang strategis dan kaya akan sumber energi, seperti minyak dan gas bumi. Kontinen terpadu juga diyakini dapat menghubungkan kawasan Eropa dan kawasan Asia.

Di tengah tingginya tingkat ekonomi kawasan Asia tengah, pembangunan industri yang berkelanjutan harus juga dilakukan dengan mengembangkan industri yang mengandung nilai tambah (creative continent) . Hal ini didasarkan pada keyakinan Korea Selatan bahwa dunia akan memasuki era revolusi industri ke-4 yang menjadikan creative content sebagai basis industri.

Sementara perdamaian, keamanan dan kestabilan di Semenanjung Korea dan Eurasia juga merupakan hal yang penting bagi keberhasilan pembangunan Eurasia (peacefulcontinent) . Posisi geografis kawasan Asia Tengah yang landlocked menyebabkan sulitnya akses mencapai kawasan Asia Tengah melalui !aut. Dalam kaitan ini, perdamaian dan rekonsiliasi dengan Korea Utara menjadi sangat krusial. Tanpa kerja sama yang baik dari pihak Korea Utara dan Rusia, maka pembangunan infrastruktur dalam proyeksi Eurasia Initiatives akan sulit terwujud. Hal ini masih ditambah sikap dan kebijakan luar negeri Korea Utara yang tidak dapat diprediksi dan hostile terhadap Korea Selatan, mengakibatkan perkembangan inisiatif ini terhambat.

Untuk meningkatkan efektivitas Eurasia Initiative, Pemerintah Korea Selatan telah mengajukan proposal pendirian kantor sekretariat bersama Korea-Central Asia Cooperation Fo rum. Rencananya kantor tersebut akan berlokasi di Tashkent, Uzbekistan. Namun rencana ini sedikit terhambat dengan adanya gejolak politik di Asia Tengah akhir-akhir ini, termasuk wafatnya Presiden Uzbekistan Islam Karimov pada awal September 2016.

A.2. ENERGI

Kebutuhan pemenuhan energi merupakan faktor pendorong utama diplomasi ekonomi Korea Selatan dalam melakukan ekspansi bisnis ke kawasan Asia Tengah7B. Pemerintah Korea Selatan menilai bahwa kawasan Asia Tengah merupakan kawasan yang penting dan strategis dengan potensi sumber energi yang sangat besar. Hal tersebut sangat vital bagi Korea Selatan mengingat 97 persen konsumsi energi domestik Korea Selatan berasal dari impor.

Periode krusial dalam bidang energi terjadi pada Maret 2006, ditandai dengan kunjungan kenegaraan Presiden Uzbekistan Islam Karimov ke Korea Selatan. Ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership membuka babak baru pembangunan industri pada sektor sumber daya energi. Bersamaan dengan itu, Korean National Oil Cooperation (KNOC), Korea Gas Cooperation, dan perusahaan gas nasional Uzbekistan Uzbekneftegaz menandatangani MOU yang memberikan hak eksplorasi dan eksploitasi eksklusif pada dua lapangan minyak dan gas, Chust Pap dan Namangan Terachi kepada perusahaan Korea.

1s Policy Research Meeting Korea Institute fo r Industriai Econ.omic and Trade, 06 Tim2016. Ka jian Mandiridengan Seoul, September

97 Sementara pada tahun 2008, Korean Gas Company (KOGAS) dan Uzbekneftegaz setuju melakukan joint exploration and exploitation di dataran tinggi Ustyurt, dengan total estimasi biaya mencapai USD 1,84 milliar dollar. Daewoo International juga menandatangani perjanjian untuk mengeksplorasi dan eksploitasi Kushkuduk dan Ashibulok, dua blok yang lain di dataran tinggi itu.

Saat ini Korea Selatan mulai mengurangi ketergantungannya pada energi fo sil dan mengalihkannya pada energi nuklir. Di tahun 2015 tercatat sekitar 40 persen konsumsi energi domestik Korea Selatan disuplai oleh 20 reaktor yang telah beroperasi. Korea Selatan berencana untuk menambah enam reaktor lagi, yang artinya adanya peningkatan kepentingan untuk mengamankan suplai uranium. Korea Electric Power Corporation (KEPCO) juga telah menandatangani perjanjian dengan pemeritah Uzbekistan untuk pembelian 2.600 ton uranium seharga 400 juta dollar AS (setara sembilan persen dari konsumsi tahunan Korea Selatan) di tahun 2008. Di samping itu, Korea Reseources C01poration juga mendapatkan kontrak eksplorasi untuk lapangan Zhantuar di Uzbekistan.

Sementara di Kazakhstan, Pemerintah Korea Selatan telah mencapai kesepakatan untuk mengimpor lebih dari 2000 ton uranium an tara tahun 201 1 dan 2017. Kazakhstan telah menjadi penghasil terbesar uranium di dunia setelah berganti urutan dari nomor lima di tahun 2004 menjadi yang pertama di tahun 201 1. Dalam Eurasia Initiative, kebijakan bidang energi didorong untuk membangun jaringan energi seperti pipeline minyak dan gas, dan juga jaringan listrik dari Korea Selatan untuk mencapai Asia Tengah, dengan melewati Korea utara dan Rusia.

A.3. PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

Memasuki a bad ke-2 1, Pemerintah Korea Selatan melihat potensi yang besar dari tingginya GDP negara-negara di kawasan Asia Tengah, sehingga menjadikan kawasan tersebut sebagai prioritas mitra dagang Korea Selatan. Pasca krisis moneter di Korea Selatan pada akhir tahun 1990-an, perkembangan industri di Korea Selatan difokuskan pada export-driven industry, terutama industri manufaktur berat (ship building dan industri otomotif). Hal tersebut menyebabkan perusahaan-perusahaanfindustri Korea Selatan, seperti Samsung, Hyundai, LG dan KIA, berkembang sangat pesat. Perusahan-perusahaan ini, yang dikenal di Korea Selatan sebagai chaebols, kemudian menjadi mesin penggerak utama ekonomi Korea Selatan.

Di kawasan Asia Tengah, Korea Selatan merupakan salah satu negara eksportir utama dengan nilai ekspor terbesar dari produk manufaktur. Nilai perdagangan Korea Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

98 Tabel 21. Nilai Perdagangan Korea Selatan - AsiaTengah Tahun2014 (dalam iuta USD No. Countries Export Import To tal

1. Kazakhstan 454,7 305,1 759,8

2. Uzbekistan 1284,2 16,1 1300,3

3. Turkmenistan 182,1 0,03 182,103

4. Tajikistan 20,2 3,9 24, 1

5. Kyrgyzstan 80,4 1,1 8 1 ,5

6. Azerbaijan 1 22, 9 3,4 126,3 Sumber: trademap.org

Dewasa ini, pemerintah Korea Selatan tidak lagi mengambil peran utama dalam menopang kebijakan industri bagi chaebols, nampn hanya mengarahkan industri Korea Selatan agar dapat lebih bersaing di pasar internasional. Selain melibatkan chaebols, Korea Selatan juga mulai melihat pentingnya UKM sebagai upaya diversifikasi produk dan menjaga pertumbuhan lapangan pekerjaan.

Sejak tahun 2000, kinerja ekspor Korea Selatan ke kawasan Asia Tengah terus mengalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada tahun 2014 dengan nilai ekspor lebih dari USD 2 miJyar. Terjadinya krisis geo-politik di kawasan, yang ditandai dengan penjatuhan sanksi dari Amerika Serikat kepada Rusia, menyebabkan nilai ekspor Korea Selatan ke Asia Tengah menurun drastis. Hal tersebut juga diperparah dengan menurunnya kinerja industri manufaktur Korea Selatan, yang disebabkan antara lain: (1) Pesatnya kemajuan industri manufaktur Tiongkok, sehingga hubungan ekonomi dengan Tiongkok tidak lagi komplementer melainkan menjadi kompetitif;

(2) Margin keunggulan produk manufaktur Korea Selatan dengan negara pesaing semakin kecil.

Stagnasi industri manufaktur menyebabkan pemerintah Korea Selatan menginisiasi diversifikasi industri Korea Selatan yang mencakup creative economy.

Dalam hal ini, Pemerintah Korea Selatan berusaha mencari new engine of growth sebagai penggerak ekonomi Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan kemudian melakukan transisi kebijakan, yang sebelumnya difokuskan ke export-driven manufa cture ke innovation-driven economy yang disebut sebagai creative economy. Dalam hal ini, Korea Selatan mengedepankan inovasi dalam berbagai sektor seperti teknologi, budaya dan seni. Dengan kata lain, Korea Selatan sedang mempersiapkan diri menuju 4th industrial revolutions yang berfokus pada creative economy.

99 Meskipun demikian, think tanks di Korea Selatan79 masih meragukan transisi ekonomi Korea Selatan menuju creative economy dan kelanjutannya di masa mendatang. Hal tersebut disebabkan creative industry di Korea Selatan yang masih mencari model bisnis yang tepat sehingga saat ini belum dapat menggantikan industri manufaktur sebagai penggerak ekonomi Korea Selatan.

A.4. FREE TRADE AGREEMENT

Keberhasilan Korea Selatan di bidang perdagangan juga merupakan hasil dari upaya Korea Selatan dalam mendorong liberalisasi perdagangan. Korea Selatan tercatat mengupayakan perjanjian FTA dengan 25 negara dan masyarakat ekonomi.

Tabel 22. Daftar Perjanjian FTA Korea Selatan

Negara/ Masyrakat Ekonomi No. Sebagai Pihak Dalam FTA Status

1. Korea Selatan-Jepang Negosiasi

2. Korea Selatan - Jepang-Tiongkok Negosiasi

3. RCEP Negosiasi

4. Korea Selatan -Ekuador Negosiasi

5. Korea Selatan- Amerika Tengah Negosiasi

6. Korea Selatan-Gulf Cooperation Council Negosiasi

7. Korea Selatan - Indonesia Negosiasi

8. Korea Selatan - Israel Negosiasi

9. Korea Selatan - Meksiko Negosiasi

10. Korea Selatan - ASEAN Signed Korea Selatan - Tiongkok - Bangladesh - Sri Lanka - India - Laos 11. (APTA) Signed

12. Korea Selatan - Australia Signed

13. Korea Selatan - India Signed

14. Korea Selatan - New Zealand Signed

15. Korea Selatan - Tiongkok Signed

16. Korea Selatan - Kanada Signed

17. Korea Selatan - Chile Signed

79 Policy Research Meeting tim Kajian Mandiri dengan Korea Institute of Ecorwmic Policy, Seoul, 06 September 2016.

100 18. Korea Selatan - Kolombia Signed

19. Korea Selatan - European Union Signed

20. Korea Selatan - Peru Signed

21. Korea Selatan - Singapore Signed

22. Korea Selatan - Turkey Signed

23. Korea Selatan - Amerika Serikat Signed

24. Korea Selatan - Vietnam Signed

25. Korea Selatan - European Free Trade Association Signed

(Sumber: ADB)

Think tanks di Korea Selatan meyakini kebijakan diplomasi ekonomi Korea Selatan dalam membujuk negara lain untuk melakukan liberalisasi perdagangan dengan Korea Selatan berhasil mendukung perkembangan industri dan perdagangan Korea Selatan.so Untuk mendorong perdagangan di kawasan Asia Tengah, Pemerintah Korea Selatan sedang mengupayakan Free Trade Agreement (FTA) antara Korea Selatan dan negara-negara Asia Tengah. Demi menuju kesepakatan tersebut, Korea Selatan bersama negara di kawasan Asia Tengah telah mengadakan joint fe asibility studies. Dalam perkembangan terakhir, Korea Selatan telah mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk memfmalisasi Free Trade Agreement (FTA) dengan EurAsia Economic Union (EAEU) . FTA Korea Selatan-EAEU diyakini akan membuat peran Korea Selatan semakin besar di Asia Tengah.

A.S. INVESTASI

Korea Selatan banyak melakukan investasi berupa fo reign direct investment (FDI) di kawasan Asia Tengah. Bahkan sejak tahun 1992, Korea Selatan telah memimpin investasi asing di perekonomian Uzbekistan dengan nilai lebih dari USD satu miliar, terutama di bidang manufaktur dan automobile. Beberapa perusahaan Korea Selatan yang menjadi pionir di Asia Tengah antara lain Daewoo, Unitel, dan Kabool Textile.

Dalam perkembangannya, nilai investasi Korea Selatan di Uzbekistan terus meningkat. Tercatat pada tahun 2008, Bank Korea Selatan Koolanin membeli 30 persen saham Bank Kredit Kazakhstan sebesar USD 634 Juta, hal itu merupakan tambahan dana terbesar dalam hampir selama setengah dekade. Koolanin adalah bank terbesar di korea selatan yang mencoba melakukan ekspansi ke luar negeri.

Perjalanan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak ke wilayah itu pada 2011 menandai babak baru untuk investasi dalam skala yang besar, termasuk dua perjanjian kons�si senilai masing-masing USD 4 miliar. Hal ini merupakan perjanjian terbesar semenjak kedua negara membuka hubungan diplomatiknya

so Policy Research Meeting, diskusi antara tim Kajian Mandiri dengan Ko rea In stitute fo r In dustrial Economic and Trade, Seoul, 06 September 2016.

101 pada tahun 1992. LG Chern, perusahaan bahan kimia terbesar di Korea Selatan akan menjalankan Industri Petrokimia Kazakhstan yang membangun komplek petrokimia berskala besar di Atyarau di muara Laut Kaspia. Selain itu terdapat proyek pembangkit listrik tenaga batu bara 1,320 megawatt yang berada di sebelah selatan kota Balkash. KEPCO dan Samsung C&T akan menjamin 70 persen modal pada proyek ini, yang mana diharapkan untuk memproduksi tujuh persen dari listrik Kazakhstan. Di tahun yang sama, Korea Selatan kembali berkomitmen untuk melaksanakan proyek sebesar USD 4, 16 miliar demi pembangunan kompleks UzKo rGas Chemical di Surgil, dan proyek modernisasi stock exchange system. Beijalannya proyek investasi ini membuat Korea Selatan berada di posisi teratas sebagai investor industri di kawasan Asia Tengah.

A.6. TRANSPORTASI

Transportasi merupakan salah satu pilar penting dalam Eurasia Initiative. Dalam hal ini, Korea Selatan ingin menghubungkan wilayah kawasan Asia Tengah dengan Korea Selatan melalui jalur logistik berupajaringan rei kereta api.

Grafik 18. Peta Rencana Jaringan Kereta dalam Eurasia Initiative

TheT rans-Chinesse Railway is ara}mrj that will connectPRC the klwope through SotAh China and thenthrough Kazakhstan vekatermxg

(sumber: MoFA Republic of Korea)

Saat ini Rusia telah menerima dan setuju dengan proposal yang diajukan dalam Eurasia Initiative, meskipun demikian belum adanya sinyal positif dari Korea Utara membuat proyek ini diperkirakan belum dapat terealisasi dalam waktu dekats '.

81 Policy Research Meeting, diskusi antara tim Kajian Mandiri dengan Korea In stitute of Economic Policy, Seoul, 06 September 2016.

102 Di sisi Jain, Korea Selatan berpartisipasi aktif dalam memajukan transportasi udara di Asia Tengah. Perluasan bandara Navoi, Uzbekistan, merupakan proyek yang dikerjakan oleh perusahaan Korea Selatan untuk mengubah bandara Navoi menjadi pusat logistik regional dan membangun free economic zone. Sebagaimana diketahui, Navoi berlokasi di dekat fasilitas pertambangan yang amat besar tempat proses ekstraksi emas serta uranium. Perluasan bandara Navoi telah mengakibatkan efek transformatif karena menjadi suatu critical transportation hub bagi Uzbekistan. Semenjak perluasan proyek bandara Navoi di tahun 2009 , penerbangan intemasional meningkat menjadi 18 penerbangan perminggu dari Eropa dan Asia. Sekarang bandara tersebut merupakan terminal kargo udara terbesar di Asia Tengah yang mampu menampung 100.000 ton kargo setiap tahun dan telah menggunakan peralatan modem.

A. 7. RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D}

Pemerintah Korea Selatan sangat mendukung kegiatan R&D sebagai engine of innovation. Porsi pendanaan R&D Korea Selatan sebesar 4,29 % dari total GDP (atau senilai USD 60,5 miliar) saat ini merupakan yang terbesar di dunia. Perumusan kebijakan, termasuk kebijakan luar negeri Korea Selatan, melibatkan unsur R&D sebagai bagian integral dalam proses penetapan kebijakan.

Dalam hal hubungan Juar negeri, Korea Selatan banyak melakukan fe asibility studies yang melibatkan think tanks yang terafiliasi dengan Pemerintah Korea Selatan, seperti Korea Institute of Economic Policy (KIEP), Korea Institute of Economic and Trade (KIET), Korea Economic Institute (KEI), dan Korea Development Institute (KDI). Sebagai ilustrasi, Korea Selatan menunjuk KIEP untuk melakukan joint fe asibility studies dengan Rusia saat menjajaki pemberlakuan FTA Korea Selatan-EAEU pada tahun 201 5-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EAEU akan bersedia menandatangani FTA namun dengan syarat tertentu (FTA plus alpha) . Sehingga terdapat indikasi bahwa joint fe asibility studies yang merupakan :Jnd track dapat menjadi instrumen negosiasi awal bagi negara-negara yang terlibat dalam negosiasi FTA.

B. MALAYSIA

8.1. HUBUNGAN MALAYSIA DAN ASIA TENGAH

Hubungan antara Malaysia dan negara-negara Asia Tengah sudah terjalin sejak kemerdekaan negara-negara tersebut dari Uni Soviet pada tahun 1990an. Kesamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam dan perasaan sebagai bagian dari satu ummah berperan penting pada tahap awal terjadinya interaksi. Malaysia dipandang oleh negara-negara Asia Tengah sebagai negara muslim di Juar kawasan yang stabil baik dari segi politik maupun ekonomi.

Pendekatan pertama kali dilakukan oleh Uzbekistan dan diikuti oleh negara­ negara Asia Tengah lainnya, yaitu Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Bentuk kerja sama di masa awal ini adalah knowledge sharing

103 seperti Kyrgyzstan yang meminta advise dari Malaysia tentang bagaimana membangun economic plan.

Peningkatan ke:rja sama ekonomi Malaysia-Kazakhstan tidak dapat dilepaskan dari hubungan kekeluargaan melalui pemikahan antara puteri Perdana Menteri Malaysia dengan keponakan Presiden Kazakhstan pada April 2015. Sejak saat itu terdapat setidaknya 23 komitmen ke:rja sama yang dibuat, meski dalam implementasinya belum banyak menunjukkan kemajuan berarti. Salah satu komitmen utama yang dibuat adalah membangun ke:rjasama untuk menjadi green technology center of the world. Hal ini sejalan dengan kebutuhan Kazakhstan untuk melakukan diversiflkasi sumber energi.

Malaysia memiliki perwakilan di empat negara di Asia Tengah, yakni di Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan. Sebaliknya, seluruh negara di Asia Tengah tersebut telah memiliki perwakilan di Malaysia. Hal ini dilakukan utamanya untuk memberikan layanan kekonsuleran seiring dengan bertambahnya jumlah warga negara dari kawasan Asia Tengah yang tinggal di ataupun melakukan pe:rjalanan ke Malaysia. Banyak dari warga negara Asia Tengah yang datang ke Malaysia untuk pendidikan, utamanya karena bahasa pengantamya adalah Bahasa lnggris.

Membangun ke:rja samaekonomi dengan negara-negara Asia Tengah penting bagi Malaysia karena Malaysia memiliki ambisi besar di dalam tataran global. Malaysia aktif mendorong keanggotaan di Dewan Keamanan PBB, ingin menjadi kekuatan yang diperhitungkan di OKI,dan lain sebagainya. Malaysia ingin menjadi global middle power. Untuk itu, penting bagi Malaysia untuk membangun kerja sama yang dapat meningkatkan profilnya di tataran global.

Ke:rja sama pendukung yang penting adalah sektor pendidikan, produk halal, dan services. Satu hal yang membuat banyak pelajar dari Asia Tengah belajar di Malaysia selain faktor awareness dan pengantar bahasa Inggris adalah kemudahan yang diberikan di dalam sistem pendidikan di Malaysia bagi mahasiswa asing, termasuk untuk memperoleh pinjaman dari dana zakat di dalam universitas untuk keperluan studi. Tidak ada beasiswa yang diberikan khusus untuk mahasiswa dari Asia Tengah.

Pendekatan ke:rja sama Malaysia dan negara-negara Asia Tengah dilakukan utamanya secara bilateral. Sektor minyak dan gas merupakan sektor utama kerja sama ekonomi Malaysia di kawasan tersebut. Perusahaan minyak dan gas Malaysia, Petronas, telah melakukan penetrasi di Uzbekistan dan Turkmenistan dan saat ini sedang melakukan penjajakan dengan Kazakhstan. Sementara itu, impor negara-negara Asia Tengah dari Malaysia utamanya meliputi metal (termasukprecious metaij, iron, dan chemical materials.

Saat ini Malaysia tidak memiliki perjanjian kerja sama perdagangan bebas dengan negara manapun di kawasan tersebut. Partner dagang utama Malaysia di kawasan tersebut adalah Uzbekistan dan diikuti oleh Kazakhstan. Sementara itu terkait people-to-people connectivity, salah satu faktor pendukungnya adalah banyaknya pelajar dari negara-negara Asia Tengah yang datang ke Petronas University untuk menjadi petroleum engineers.

104 Dalam menjawab tantangan jarak geografis yang jauh dengan Asia Tengah, Malaysia juga terus mengembangkan kerja sama dalam bentuk penyediaan konsultansi, salah satunya melalui pembangunan keija sama halal business venture. Keija sama ini meliputi Is lamic banking di mana Kazakhstan menunjukkan minat yang besar, dan knowledge sharing melalui pertukaran expert dalam membangun infrastruktur yang diperlukan.

B.2. PERDAGANGAN DAN INVESTASI

Malaysia adalah negara yang ekonominya berorientasi ekspor. Sekitar 60% ekonomi Malaysia adalah ekspor, dengan fo kus pada produk-produk manufaktur. Dengan visi untuk meningkat dari status middle income country ke status yang lebih tinggi seperti Korea Selatan, strategi Malaysia dalam hal investasi dan perdagangan adalah mendorong investasi dan perdagangan bernilai tambah tinggi. Pada tahun 2015, perdagangan internasional Malaysia tumbuh 1,2% dan merupakan salah satu pencapaian pertumbuhan tertinggi. Partner dagang utama adalah China, diikuti oleh ASEAN dengan 27% dari total perdagangan. Produk ekspor utama Malaysia (2015) adalah machinery, appliances and parts (32%), palm oil and palm-based products (24%) dan electrical and electronicsproducts (10%).

Di antara negara-negara Asia Tengah, Kazakhstan menjadi hub bagi Malaysia untuk mengembangkan kerja sama ekonominya. Hal ini selain karena faktor kekeluargaan seperti yang disebutkan di atas, Kazakhstan dinilai sebagai negara yang paling berpengaruh di kawasan karena beberapa faktor, seperti situasi politik dan ekonomi yang relatif paling stabil, negara dengan wilayah paling besar, dan memiliki hubungan dekat dengan Rusia.

Keija sama ekonomi antara Malaysia dan negara-negara Asia Tengah saat ini tidak dapat dilepaskan dari hubungan yang telah teijalin sejak awal berdirinya negara-negara di kawasan tersebut. Pada tahap awal, sebagai katalisator, hubungan keduanya sangat dipengaruhi oleh kesamaan keyakinan yang dianut oleh masyarakat yang sama-sama mayoritas beragama Islam. Faktor penting lainnya adalah pada masa-masa awal tersebut, di mata negara-negara Asia Tengah yang baru merdeka dari Uni Soviet, Malaysia dikenal sebagai negara yang netral, dalam arti memiliki hubungan yang baik dengan Uni Soviet maupun Amerika Serikat dan Eropa. Adapun saat ini, Malaysia berupaya meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Asia Tengah karena Malaysia perlu mendapatkan pasar baru.

Angka perdagangan dengan negara-negara Asia Tengah terus mengalami peningkatan, meski persentase peningkatannya terlihat menurunB2. Tahun 201 1, perdagangan meningkat 16,2% dari tahun sebelumnya, sementara pada tahun 2012, 2013, 20 14 dan 2015 masing-masing peningkatannya sebesar 3,1%, 2,3%, 0,4% dan -14,5%. Partner dagang utamaMalaysia adalah Uzbekistan dengan nilai perdagangan sebesar USD 104,4 juta (20 15), meski Kazakhstan pernah menjadi

82 Policy reseacrh meeting 25 2016.Tim Kajian Mandiridengan Kementerian Perdagangan Malaysia (MIT!), Kuala Lumpur, April 105 partner utama di tahun 2010 dengan nilai USD 102,8 juta. Di tahun 2015, hanya perdagangan dengan Uzbekistan yang mengalami pertumbuhan positif.

Besarnya nilai perdagangan Malaysia dan Azerbaijan sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya ekspor minyak dari Azerbaijan ke Malaysia. Pada tahun 2012, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 390 juta, di mana USD 371 juta diantaranya adalah ekspor Azerbaijan ke Malaysia yang hampir seluruhnyaadalah minyak. Sementara itu, ekspor Malaysia ke Azerbaijan di tahun yang sama hanya berkisar USD 19 juta. Meski total perdagangan mengalami penurunan tajam di tahun 2013 (ditengarai karena tidak adanya impor minyak oleh Malaysia dari Azerbaijan), ekspor Malaysia ke Azerbaijan di tahun 2013 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi USD 30,26 juta.a3

Perdagangaii Malaysia dan negara-negara Asia Tengah banyak yang muncul dari upaya untuk memenuhi kebutuhan terkait aktivitas investasi Petronas di Asia Tengah, khususnya Uzbekistan, Turkmenistan dan Azerbaijan. Malaysia juga membuka MATRADE di kawasan tersebut dengan menggandeng orang setempat sebagai advisor. Neraca Perdagangan Malaysia dan negara-negara Asia Tengah secara signiflkan memberikan surplus untuk Malaysia. Sementara itu impor negara-negara Asia Tengah dari Malaysia utamanya meliputi metal (termasuk precious metaQ, iron, dan chemical materials.

Dalam konteks tersebut, investasi lebih banyak dilakukan dari Malaysia ke negara-negara Asia Tengah daripada sebaliknya. Hal ini tercermin dari tidak adanya perwak:ilan Malaysia Investment Development Authority (MIDA) di kawasan Asia Tengah. Sektor investasi yang menjadi prioritas bagi Malaysia disebut 3+2 (3 cathalitic sector dan 2 growth sector)B4• Cathalitic sector meliputi electrical and electronics, chemical, dan manufa cture equipment. Sementara growth sector meliputi medical devices dan aerospace. Contoh perusahaan Malaysia yang didorong untuk mengembangkan investasi adalah Globatronics, yaitu perusahaan di bidang IT yang mensuplai kebutuhan Intel.

Bagi Malaysia, kawasan Asia Tengah merupakan new emerging market. Hal pertama yang dilakukan Malaysia di negara-negara kawasan tersebut adalah membangun real awareness tentang Malaysia, yang berarti tidak saja ditargetkan kepada para pejabat pemerintah tetapi juga masyarakat secara umum. Kedua adalah membangun konektivitas. Ketiga, membangun local partners. Keempat, melakukan riset terkait produk dan layanan yang dapat diterima oleh pasar Asia Tengah, termasuk riset mengenai local regulations.

Upaya Malaysia membangun awareness di antaranya dilakukan melalui pembukaan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE) di Uzbekistan dan Kazakhstan, selainjug a dilakukan melalui perwak:ilan diplomatik. Selain memberikan fasilitasi dalam menghubungkan pelaku usaha Malaysia dengan kedua negara tersebut, MATRADE aktif berpartisipasi di dalam berbagai

83 http:/ fwww.mfa.gov.azjflles/flle/Azerbaijan_-_Malaysia_relations_25.07.2014.pdf, diakses pada 24 November 20 16 84 Policy reseacrh meeting Tim Kajian Mandiri dengan Malaysian Investment Development Authority, Kuala Lumpur, 26 April 20 16.

106 kegiatan pameran promosi dagang. Awareness ini sangat tergantung dengan dukungan konektivitas penerbangan langsung Malaysia-Uzbekistan dan Malaysia­ Kazakhstan.

B.3. ENERGI Sektor minyak dan gas merupakan sektor utama kerja sama ekonomi Malaysia di kawasan tersebut. Perusahaan minyak dan gas Malaysia, Petronas tel8.h melakukan penetrasi di Uzbekistan dan Turkmenistan, dan saat ini sedang melakukan penjajakan dengan Kazakhstan.

Di Uzbekistan, Petronas mempunyai beberapa proyek minyak dan gas bumi, namun tidak semuanya berjalan dengan baik. Salah satunya adalah kerja sama Petronas sebagai up stream partner di dalam proyek likuifikasi gas (gas-to­ liquidfGTL) berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2009 dengan perusahaan gas Uzbekistan, Uzbekneftegaz (UNG), dan Sasol Ltd dari Afrika Selatan. Proyek tersebut tidak berjalan dan Petronas menarik diri bahkan sebelum mencapai tahap pemasaran.ss Penyebabnya, infrastruktur pendukung di Japangan ternyata masih kurang memadai, sehingga menyebabkan bisnis menjadi tidak efisien. Petronas kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut. Belajar dari pengalaman Petronas, perlu dilakukan fe asibility study terhadap suatu proyek kerja sama energi di Asia Tengah secara lebih mendalam untuk memastikan bahwa proyek tersebut benar-benar dapat dijalankan dan memberikan basil yang menguntungkan.

Keunggulan Malaysia adalah sangat fo kus pada target yang ingin dicapai dari kerja sama dengan negara-negara Asia Tengah. Ada dua hal. Pertama, investasi, dalam hal ini di bidang minyak dan gas oleh Petronas. Bagi Malaysia, motif utama kehadiran Petronas bukanlah untuk memastikan energy security untuk kebutuhan dalam negeri, namun lebih kepada wealth creation. Oleh karena itu, Petronas memberi perhatian besar kepada aktivitas yang men-generate perdagangan. Kedua, perdagangan dan investasi di Juar minyak dan gas. Itu mengapa MATRADE hadir di Uzbekistan dan Kazakhstan.

B.4. PARIWISATA Dari sektor pariwisata, daya tarik turis Asia Tengah untuk datang ke Malaysia selain karena objek wisata yang ditawarkan, adalah juga karena barang-barang elektronik dan barang berharga Jainnya seperti batu mulia dan perhiasan yang relatif Jebih murah. Selain investasi (Petronas), perdagangan (MATRADE) dan pariwisata, Malaysia juga mendorong kerja sama di sektor seroices dengan memberikan business advisory.

Program nasional pariwisata Malaysia adalah "Malaysia Tourism Transformation Plan" yang menargetkan di tahun 2020 tercapai 36 juta turis asing mengunjungi Malaysia dengan pemasukan negara sebesar 168 milyar Ringgit.

as http: I jwww.petron as.com.my I media-relations/ media-releases / Pages/ articleI PETRONAS-SIGNS­ AGREEMENT-FOR-UZBEK-GTL-PROJECT-WITH-UNG-AND-SASOL.aspx, diakses pada 24 November 2016

107 Malaysia menawarkan pariwisata yang value-for-money dan well-developed infrastructure. Program ini berfokus pada media digital dan dibarengi dengan pembangunan infrastru.ktur, antara lain pembangunan high-speed railway antara Kuala Lumpur dan Singapura. Progam lain yang menarik adalah "Malaysia My Second Home" di mana para pensiunan dari negara asing manapun dapat tinggal di Malaysia dengan syarat memiliki aset minimal 350.000 Ringgit (sekitar Rp 1 miliar). Malaysia juga tengah giat mengupayakan people-to-people contact dan Islamic To urism. Malaysia telah melakukan promosi pariwisata yang gencar di Uzbekistan, salah satunya adalah mempromosikan objek wisata Langkawi dan kota-kota di sekitarnya, termasuk Kuala Lumpur. Promosi dilakukan Kedutaan Besar Malaysia dengan menggandeng agen-agen wisata (tour agents) baik dari Uzbekistan maupun dari negara asal.

B.S. KONEKTIVITAS KE ASIA TENGAH

Dua faktor penting yang berpengaru.h terhadap kemajuan kerja sama ekonomi Malaysia-Asia Tengah adalah akses dan regulasi. Dalam hal akses, terdapat direct flight (melalui kerja sama code sharing) antara Malaysia dan dua negara Asia Tengah, yaitu Uzbekistan (dibuka tahun 1992) dan Kazakhstan (20 14). Dalam hal regulasi, telah ada perjanjian bebas visa reguler untuk kunjungan selama 15 hari untuk warga negara Malaysia ke Kazakhstan dan 30 hari untuk warga negara Kazakhstan ke Malaysia. Bebas visa ini menjadi penting bagi peningkatan hubungan business-to-business antara kedua pihak.

Malaysia menganut op en sky policy, di mana maskapai penerbangan dari berbagai negara diizinkan untuk beroperasi di Malaysia. Ini adalah salah satu bagian strategi di dalam meningkatkan konektivitas, termasuk dengan negara­ negara Asia Tengah. Saat ini maskapai penerbangan dari Asia Tengah yang beroperasi di Malaysia meliputi Air Astana dari Kazakhstan, Uzbekistan Airways dari Uzbekistan, dan Iran Air dan Mahan Air dari Iran. Turkmenistan Airways sempat beroperasi beberapa saat menggunakan temporary of op erating permit (TOP) dan saat ini sudah tidak lagi beroperasi di Malaysia. Untuk Air Astana, saat ini melakukan penerbangan lima kali seminggu dan akan meningkat menjadi tujuh kali seminggu.

Penerbangan langsung dari Uzbekistan ke Malaysia dibuka sejak tahun 1992. Tahun lalu, jumlah penumpang diperkirakan mencapai 16.000 dari Tashkent ke Kuala Lumpur dan sekitar 14.000 dari Kuala Lumpur ke Tashkent. Mayoritas adalah turis yang melalukan perjalanan dari Uzbekistan dan kota-kota di sekitar, seperti Moskow, (Rusia); Almaty, Astana (Kazakhstan); dan Bishkek (Kyrgyzstan). Ada sekitar 3.000 penumpang di antaranya adalah penumpang transit yang melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain seperti kota­ kota di Malaysia, Singapura, Jakarta, dan Bali. Sekitar 100-200 orang melanjutkan perjalanan ke Jakarta untuk bekerja dan tinggal, dan sekitar 50- 100 berlanjut ke Australia. Sementara itu, sekitar 1.000 penumpang adalah pelajar dan pekerja dari Uzbekistan dan sekitamya yang mayoritas bekerja di sektor minyak dan gas.

108 Penerbangan Uzbekistan-Malaysia dilakukan dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Rabu dengan jalur Tashkent-Kuala Lumpur-Singapura-Tashkent dan hari Jumat dengan jalur Tashkent-Singapura-Kuala Lumpur-Tashkent. Jalur penerbangan ini dilakukan dengan kerja sama code sharing dengan Malaysia Airlines. Dalam hal cargo, Uzbekistan memiliki Navoi International Airport yang memiliki penerbangan cargo secara reguler ke Eropa dan Asia, termasuk ke Malaysia.

Dalam konteks konektivitas logistik, beberapa jalur dinilai lebih efisien, seperti jalur masuk dari Iran berlanjut ke utara masuk ke Asia Tengah melalui Turkmenistan; jalur !aut Baltik dari Eropa ke Rusia lalu turun ke selatan hingga mencapai Asia Tengah. Jalur lain seperti melalui Validvostok di Rusia bagian timur di bawa melalui jalur darat hingga ke Asia Tengah dapat menjadi alternatif, namun kurang direkomendasikan karena jarak yang begitu jauh. Alternatif lain yang dapat dieksplor lebih jauh adalah melalui pelabuhan Hamburg di Jerman dan masuk ke wilayah Asia Tengah melalui jalur kereta api karena biaya freight lebih murah dan lebih lancar.s6

Malaysia Airlines Berhad (MAB) Kargo Sdn Bhd telah menjalin kemitraan dengan perusahaan kargo udara Azerbaijan, Silk Way West Airlines, yang penerbangan perdananya dimulai pada 17 Maret 2016.87 Rute ini melayani penerbangan dua kali perminggu pada hari Senin dan Kamis antara Kuala Lumpur dan Amsterdam melalui Baku Heydar Aliyev International Airport di Azerbaijan menggunakan Boeing 747-8 dengan kapasitas 150 ton. Baku dipandang sebagai lokasi yang ideal untuk transit dalam penerbangan antara Asia dan Eropa.Bagi Malaysia, kemitraan ini akan menyediakan kesempatan kepada pebisnis Malaysia dan Azerbaijan dan memberikan dampak positif bagi perdagangan dan pariwisata kedua negara.

C. VIETNAM

C.l. HUBUNGAN VIETNAM DAN ASIA TENGAH

Vietnam mulai membuka perekonomiannya pada awal tahun 1990-an, dengan reformasi "Doi Mo i", dan saat ini berada dalam transisi untuk menjadi ekonomi industri dan modern dengan prioritas utama menstabilkan ekonomi, membentuk infrastruktur kelas dunia, menciptakan tenaga kerja berketerampilan dan memperkuat lembaga berbasis pasar. Situasi domestik yang relatif stabil, jaminan keamanan bagi investor dan tenaga kerja yang murah menjadikan Vietnam sebagai tujuan investasi dan emerging economy yang patut diperhitungkan di Asia Tenggara.

Pada saat yang sama, Vietnam juga gencar melakukan upaya-upaya peningkatan ekonomi dengan mendorong kerja sama yang telah ada dengan

86 Policy Research Meeting Tim Kajian Manditi dengan Institute of Malaysian and International Studies (IKMAS). Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Kuala Lumpur,

87 http: I lwww.n st.com. my I news I 20 16I 03 I 133348 I mab-kargo-partners-azerbaijan-carrier-expand- cargo-network. Diakses pada tanggal 23 November 2016.

109 negara sahabat serta bergabung dengan economic grouping baik intrakawasan maupun interkawasan seperti Trans PacificPartnershi p (TPP) dan bergabung dalam free trade agreement Vietnam-EurasiaEconomic Union (EAEU).

Terkait hubungan dengan kawasan Asia Tengah, negara-negara Asia Tengah merupakan partner tradisional Vietnam karena kedekatan Vietnam dengan Uni Soviet. Paska runtuhnya Uni Soviet, Vietnam tetap menjaga hubungan baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tengah serta meningkatkan hubungan tersebut ke ranah ekonomi dengan berbagai kesepakatan ekonomi. Hal ini didukung dengan peran diaspora Vietnam di Asia Tengah yang bekerja di perusahaan besar di Asia Tengah seperti perusaahaan minyak yang telah memiliki jaringan luas dengan berbagai pihak negara-negara tersebut. Hingga saat ini tercatat 100.000-1 50.000 diaspora Vietnam yang tinggal dan bekerja di Asia Tengah. Para diaspora ini sebagian besar adalah para alumni mahasiswa yang pemah menuntut ilmu di negara-negara bekas Uni Soviet.

Vietnam telah memiliki perwakilan asing di Kazakhstan dan Uzbekistan, dan negara Asia Tengah lainnya dirangkap dari Moskow (Turkmenistan, Azerbaijan). Sebaliknya, Kazakhstan dan Azerbaijan telah memiliki perwakilan di Hanoi, sementara perwakilan Uzbekistan untuk Vietnam dirangkap dari Jakarta dan Turkmenistan dari Beijing.

C.2. PERDAGANGAN DANINVESTASI

Bagi Vietnam, hubungan dengan Asia Tengah khususnya di bidang perdagangan terkendala kondisi geografis kawasan Asia Tengah yang land-locked. Sejauh ini, barang Vietnam masuk ke kawasan melalui negara ketiga, salah satunya Rusia. Meskipun demikian, di antara negara-negara ASEAN, Vietnam merupakan eksportir terbesar ke kawasan Asia Tengah.

Pada tahun 2014, Vietnam memimpin ekspor ASEAN ke Asia Tengah dengan pangsa 29%88. Ekspor utama Vietnam ke kawasan Asia Tengah termasuk tekstil, garmen, produk pertanian dan sea product. Sementara dari negara-negara Asia Tengah, Vietnam mengimpor mesin, minyak, peralatan mekanik, peralatan pertanian dan pakan temak. Pada tahun 2014, mitra dagang utama Vietnam untuk kawasan Asia Tengah adalah Azerbaijan dengan nilai total perdagangan mencapai USD 400 juta,89 Kazakhstan dengan nilai perdagangan mencapai USD247 juta9o, Uzbekistan mencapai USD23,9 juta9t, dan Kyrgyzstan sebesar USD 4,18juta.

88 Paparan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional pada Focus group discussion penyusunan TOR Kajian Mandiri 20 16, Bogar, 26 Januari 2016

89http : I I english. vov. vn f politics f azerbaijan-vietnam -seek-to-advance-economic-trade-links- 292525.vov. Diakses pada tanggal 2 September 2016.

90 Kazakhstan and Vietnam to boost transportation cooperation for two way trade promotion http:/ fwww.vietrade.gov.vnfenfindex.php?option=com_content&view=article&id=2490:kazakhstan­ and -vietnam-to-boost-transportation-cooperation -for-two-way-trade­ promotion&catid=20:news<emid=287. Diakses pada tanggal 2 September 2016 . o t Promoting Cooperation with Kyrgyzstan Businesses http:/ fvccinews.comfnews_detail.asp?news_id=3 1 869. Diakses pada tanggal 2 September 2016

110 Promosi perdagangan dan investasi di Vietnam dilaksanakan oleh Vietnam Trade Promotion Agency (Viettrade) yang berada di bawah Kementerian Perdagangan. Viettrade ditugaskan untuk memberi masukan kepada Pemerintah Vietnam mengenai kebijakan dan langkah-langkah untuk mengembangkan kegiatan bisnis, investasi, dan menyediakan informasi terkait kebijakan perdagangan kepada pengusaha Vietnam. Viettrade juga melaksanakan riset pasar dan analisis bagi penyusunan kebijakan promosi dagang nasional, membantu pengusaha Vietnam dan pengusaha asing dalam mengidentifikasi kesempatan bisnis, pelanggan, supplier dan mitra dagang melalui pengiriman misi dagang ke luar negeri dan menyelenggarakan pertemuan bisnis, seminar dan konferensi di Vietnam bagi pengusaha Vietnam dan asing. Program andalan pemerintah dalam memasarkan produk dalam negeri ke pasar internasional adalah national branding. Program ini bertujuan membangun awareness masyarakat Vietnam dan internasional akan merk-merk asal Vietnam.

Sistem pemerintahan Vietnam yang sosialis memungkinkan pemerintah Vietnam dan Partai Komunis Vietnam untuk menentukan kebijakan-kebijakan Negara, khususnya di bidang ekonomi. Vietnam saat ini memiliki 8 FTA dengan 5 di antaranya dalam kerangka ASEAN dengan mitra wicara dan tergabung dalam berbagai regional dan inter-regional economic groupings seperti APEC dan Trans Pacific Partnership.

Pesaing utama Vietnam dalam pemasaran produknya di Asia Tengah adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) . Produk-produk RRT di kawasan tersebut memiliki harga paling murah dan dalam hal ini pemerintah Vietnam mengakui belum dapat melampaui RRT dalam hal tersebut. Namun demikian, keunggulan Vietnam dengan negara lainnya adalah rendahnya upah buruh, dan dengan masuknya investasi dari Korea Selatan dan Taiwan, kini Vietnam juga diuntungkan dengan berpindahnya pengetahuan (transfe r of knowledge) dan infrastruktur yang baik dari investasi tersebut.

Di bidang investasi, tercatat Vietnam memiliki beberapa proyek di Asia Tengah, antara lain di Uzbekistan (4 proyek, USD 49,78 juta) ; Kazakhstan (1 proyek, USD 24,2 juta; dan Tajikistan (2 proyek, USD 2,22 milyar)92. Vietnam bermaksud meningkatkan perdagangannya dengan negara Asia Tengah melalui FTA dengan Eurasia Economic Union (EAEU).

C.3. ENERGI

Di sektor energi, Vietnam memiliki cadangan besar batu bara, minyak, gas dan air (untuk pembangkit hydropower). Pembangkit listrik dan bahan bakar industri merupakan konsumen terbesar batu bara Vietnam. Pada tahun 2013 produksi batu bara mencapai 42,6 juta ton (millions ton, MT) dan diharapkan

92 Policy Dialogue and Discussion Tim Kajian Mandiri dengan Nguyen Nguyen Dzung, Deputy Director, Ministry of Planning and Investment Vietnam, Hanoi, 28 April 2016

111 meningkat menjadi 56,0 MT pada tahun 2020 dan 65,0 MT pada 203093. Cadangan gas alam Vietnam diperkirakan mencapai 600 milyar meter kubik (bern), sementara cadangan minyak mentah mencapai 600 MT, atau yang kedua terbesar di Asia Timur setelah RRT. Cadangan minyak dan gas ini umumnya terletak offs hore.

Namun demikian, tingginya permintaan dalam negeri untuk pembangkit listrik dan industri manufaktur menuntut Vietnam untuk mengimpor sumber­ sumber energi dari negara lain. Untuk batu bara, Australia, RRT, dan Indonesia merupakan penyedia batu bara terbesar bagi Vietnam94• Sementara itu, dengan negara di Asia Tengah, perusahaan minyak dan gas negara Vietnam, PetroVietnam telah memiliki kesepakatan kerja sama dengan SOCAR (perusahaan minyak dan gas Azerbaijan) dan dengan KazMunaiGas (Kazakhstan). Namun demikian dalam memenuhi pasokan energinya, Vietnam condong berpartner dengan Rusia, Timur Tengah dan pada produksi dalam negerinya sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, Vietnam juga telah mengembangkan sumber daya energi nuklir bekerja sama dengan Rusia dan Jepang.

C.4. PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Sesuai dengan kesepakatan antara Kementerian Perhubungan dan Komunikasi Kazakshtan dan Kementerian Perhubungan Vietnam, saat ini maskapai penerbangan Air Astana beroperasi melayani penerbangan langsung Almaty-Ho Chi Minh City. Setiap tahunnya pemerintah mencanangkan "Vietnam Tourism Year" yang difokuskan untuk mempromosikan satu propinsi di Vietnam. Dengan program ini, instansi dan pemerintah daerah terkait menyelenggarakan event-event kebudayaan berskala nasional dan internasional untuk mempromosikan kebudayaan Vietnam dan menarik wisatawan asing. Program ini juga ditujukan untuk membiasakan masyarakat Vietnam di propinsi tersebut untuk berinteraksi dengan wisatawan asing dan mendorong pemerintah daerah memiliki kemampuan dan standar nasional dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Program ini didukung dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya dan fasilitas umum di daerah tersebut.

Vietnam National Administration of Tourism (VNAT) kini tengah mengaj ukan usulan pembebasan visa unilateral untuk beberapa negara potensial termasuk negara kawasan Asia Tengah, kepada pemerintah pusat. Dalam skema ini, wisatawan dari negara-negara tertentu dibebaskan visa kunjungan melalui pengaturan dengan agen perjalanan yang telah diakreditasi oleh pemerintah Vietnam.

Vietnam juga telah memiliki kesepakatanfMoU di bidang pariwisata dengan Kazakhstan (2011 ) dan Uzbekistan (1996). Poin-poin dari kesepakatan ini antara lain pertukaran dan program peningkatan SDM pariwisata, pertukaran informasi

93 Vietnam Energy Sector: Strategy, Assessment and Roadmap, Asian Development Bank, December 20 15,https: I fwww.adb. org/ sites/ default/ files/ institutional-document/ 178616fvie-energy-road­ map.pdf. Diakses 24 Oktober 2016

94http: I fwww.platts .comjlatest-newsf coalfhanoifvietnams-july-coal-imports-surge- 141 -on-year- 27647964. Diakses tanggal 24 Oktober 2016.

112 dan kunjungan lapangan. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan Asia Tengah ke Vietnam dari Kazakhstan mencapai 10.500 wisatawan; Uzbekistan, 609; Kyrgyzstan, 437; Azerbaijan, 390; Turkmenistan, 180; Tajikistan , 10295.

C.S. FREE TRADE AGREEMENT EAEU -VIETNAM

Saat ini Vietnam tengah aktif memperluas kerjasama politik dan ekonomi dengan negara mitra melalui integrasi dalam economic grouping intra dan inter­ regional serta kesepakatan perdagangan bebas (FTA) bilteral dengan Jepang, Korea Selatan serta dalam kerangka ASEAN dan mitra wicara. Di kawasan Asia Tengah, meskipun bukan dengan semua negara kawasan tersebut, Vietnam memiliki perjanjian kerja sama ekonomi dalam kerangka free trade agreement Vietnam­ Eurasia Economic Union (EAEU) yang terdiri dari Rusia, Kazakhstan, Belarusia, Armenia, dan Kyrgyzstan.

Dengan menjadi pihak dalam FTA ini, Vietnam merupakan negara mitra internasional pertama di luar kawasan EAEU yang akan mendapat keuntungan bebas pajak atas produknya yang memasuki kelima negara tersebut. FTA ini akan mulai berlaku pada 6 Oktober 2016 dan ditargetkan perdagangan dengan anggota EAEU mencapai USD 10-12 milyar pada tahun 2020, naik signifikan dari USD 4 pada tahun 2014. Ekspor Vietnam ke negara EAEU diperkirakan akan meningkat 18-20% per tahunnya96.

FTA juga akan mendorong perekonomian Vietnam karena terbukanya kesempatan bagi pebisnis Vietnam untuk mempromosikan produknya dan mempercepat ekspor ke lima negara tersebut. Di lain pihak, keberadaan FTA tersebut dapat dimaknai bahwa negara-negara Asia Tengah menjadikan Vietnam sebagai hub untuk menginisasi kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara. FTA ini merupakan kesepakatan yang komprehensif, meliputi hampir semua bidang perdagangan dan investasi, trade in goods, services, keuangan dan perbankan, IT, e-commerce, hak kekayaan intelektual, perlindungan lingkungan dan belanja negara.

Hal penting dari FTA tersebut adalah terbukanya pasar dan peluang investasi. Komoditas eskpor unggulan Vietnam adalah produk pertanian, hasil !aut/ seafood, garmenftekstil, alas kaki dan processed fo ods. Sementara EAEU, terutama Rusia dan Belarusia memiliki teknologi, sumber daya mineral dan produk mekanikal. Bagi Vietnam, kerja sama ini merupakan kesempatan baik untuk mendapat akses teknologi modern dan sekaligus mendorong proyek investasi Vietnam di tingkat global. Hal ini sesuai dengan harapan EAEU yang memerlukan ekspor ikan, tekstil dan garmen serta produk alas kaki dari Vietnam. Mereka mengharapkan Vietnam untuk membuka pabrik-pabrik di negara EAEU guna memproduksi dan mengekspor produk ke negara tetangga di Eropa.

95 Policy Dialogue and Discussion Tim Kajian Mandiri dengan Tran Puong Cuong, Deputy Director General Vietnam National Administration fo r Tourism, Hanoi, 27 April 2016. 96 http: I I wtocenter. vn 1 other-agreement/ vietnam -eurasia-economic-union-sign- free-trade-agreement, diakses tanggal 12 Agustus 20 16.

113 Dalam FTA tersebut, hampir 100% eskpor perikanan Vietnam ke EAEU akan menikmati 0% pajak. Hal yang sama akan diterapkan pada 80% jenis garmen, tekstil, produk kulit dan alas kaki. Di lain pihak, Vietnam akan membebaskan pajak impor untuk produk-produk prioritas EAEU seperti besi, baja dan beberapa produk industri dan pertanian.

Mitra dagang Vietnam terbesar adalah RRT, Korea Selatan, Jepang dan Uni Eropa. Sebagai emerging economies, Vietnam berintegrasi ke berbagai kelompok ekonomi atau pun memiliki FTA kemitraan strategisjkomprehensif dengan beberapa negara sahabat. Namun demikian, tidak semua kesepakatan tersebut ditindaklanjuti, termasuk dengan Asia Tengah. Walaupun hubungan telah terbina dengan baik dan pemerintah Vietnam menyadari potensi Asia Tengah, namun negara-negara Asia Tengah adalah pasar yang relatif baru bagi Vietnam, sehingga saat ini belum menjadi prioritas.

Berbagai kesepakatan dan komitmen Vietnam dengan negara-negara Asia Tengah dapat dinilai bahwa pada dasarnya Vietnam mengambil kebijakan praktis dengan menyepakati komitmen kerja sama sebagai payung hukum. Tindak lanjut dan implementasi atas komitmen tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan domestik, kawasan dan global. Misalnya perjanjian kerja sama energi Vietnam dengan Asia Tengah yang belum ditindaklanjuti karena saat ini Vietnam belum memprioritaskan hal tersebut.

D. IRAN Iran merupakan salah satu mitra strategis bagi negara-negara di Asia Tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Turkmenistan). Hal ini tidak terlepas dari sejarah panjang kehadiran Iran di kawasan tersebut. Berbagai dinasti yang pemah berkuasa di Iran juga sempat menduduki sebagian wilayah di Asia Tengah mulai dari kekaisaran Sasanid sebelum kedatangan Islam sampai pendudukan Nader Shah pada abad ke- 18. Walaupun sebagian besar masyarakat di Asia Tengah merupakan bagian dari rumpun bangsa Turki, namun sebagian lainnya seperti masyarakat Tajikistan merupakan rumpun Indo-Eropa yang memiliki kedekatan linguistik dengan rakyat Iran. Sejarah panjang tersebut tidak hanya mendorong pengaruh Iran terhadap identitas masyarakat di Asia Tengah yang bertahan hingga saat ini, namun juga menjadi aset kedekatan hubungan Iran dan Asia tengah dewasa ini.

Saat Uni Soviet runtuh dan negara-negara Asia Tengah memerdekakan diri, Iran termasuk salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan negara­ negara di kawasan terse but. Bahkan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Turkmenistan adalah Iran. Kepentingan utama Iran di Asia Tengah tidak terlepas dari kerja sama ekonomi. Asia Tengah merupakan pasar yang potensial bagi Iran. Sebaliknya, Iran juga dipandang sebagai mitra yang teramat penting bagi negara­ negara di Asia Tengah. Sebagai kawasan land-locked, Asia Tengah membutuhkan gerbang menuju pasarglobal dan Iran dapat memainkan peranan tersebut.

114 D.l. PERKEMBANGAN HUBUNGAN IRAN DAN ASIA TENGAH

Pada tahun 2001, Menlu Iran Kamal Kharrazi menyatakan bahwa Asia Tengah sebagai kawasan yang bertetangga langsung dengan Iran merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri bagi negaranya. Kebijakan luar negeri Iran ke Asia Tengah utamanya ditujukan bagi penguatan kerja sama ekonomi. Dengan diterapkannya sanksi terhadap Iran oleh negara-negara besar, Iran didorong untuk mencari pasar non tradisional termasuk Asia Tengah.

Arti strategis Asia Tengah bagi Iran juga dipengaruhi oleh baiknya hubungan politik antara keduanya. Hal ini terutama penting di saat merebaknya politik sektarian di Timur Tengah dan Iran kini dicap sebagai musuh oleh sebagian negara besar di Timur Tengah. Kemitraan Iran dengan Asia Tengah dapat mendukung upaya negara tersebut melepaskan diri dari isolasi politik. Hubungan politik Iran dengan tetangganya di utara yang relatif lebih positif tersebut memberikan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kerja sama ekonomi keduanya.

Peningkatan kerja sama ekonomi Iran dan negara-negara di Asia Tengah didorong oleh komitmen politik dari level tertinggi. Hal ini diantaranya terlihat dari kunjungan kenegaraan antara kedua pihak. Dalam kurun waktu kurang dari setahun terakhir, Presiden Gurbanguli Berdymukhamedov dari Turkmenistan dan Presiden Nursultan Nazarbayev dari Kazakhstan telah mengadakan kunjungan ke Iran. Presiden Turkmenistan berkunjung ke Iran pada 22-23 November 2016 dan menandatangani beberapa perjanjian, di antaranya di bidang perkapalan perdagangan, kesehatan dan ilmu kedokteran, pembangunan power lines antara Mary (Turkmenistan) dan Mashhad (Iran); serta penjajakan jalan raya Ashgabat­ Turkmenabat.97 Sementara Kunjungan Presiden Kazakhstan ke Tehran pada 11-12 April 20 16 menghasilkan penandatanganan 66 perjanj ian bilateral senilai lebih dari USD 2 miliar.9s Kerja sama meliputi metallurgy, pertambangan, pertanian, transportasi dan logistik, pariwisata, iptek dan pendidikan, serta pengobatan.

Kunjungan tersebut menjadi cerminan dari komitmen kuat masing-masing pihak untuk meningkatkan kerja sama. Dengan adanya komitmen tersebut maka berbagai kendala dan tantangan kerja sama ekonomi termasuk diantaranya hambatan perbankan dalam transaksi ekonomi dapat teratasi. Kekuasaan dan kewenangan dari pemimpin politik dapat membantu mengatasi tantangan yang umumnya sulit untuk ditangani.

D.2. PERDAGANGAN

Sanksi yang dijatuhkan atas Iran terutama pasca tahun 2012 di mana sektor migas negara itu pun dikenakan sanksi, sempat menghambat kerja sama Iran dan negara-negara di Asia Tengah. Negara-negara di kawasan Asia Tengah enggan bekerjasama dengan negara yang dapat mengorbankan hubungan mereka dengan

"1 http: I I www. mfa.gov. tm/ en/ news-en/ 3773-official-visit-of-the-president -of-turkmenistan-to-the­ islamic-republic-of-iran. Diakses pada tanggal 2 November 20 16.

9Bhttp: I/astanatime s.com/ 20 16I 04jk azakh-presidents-visit-to-iran-results-in-2-billion-in­ agreements/. Diakses pada tanggal2 November 2016.

115 negara-negara besar. Walau demikian, secara umum tetap terjadi peningkatan angka perdagangan antara Iran dengan negara-negara Asia Tengah terlebih sejak kesepakatan interim Joint Plan of Action tahun 2013 dan Jo int Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang ditandatangani tahun 2015 dan mulai berlaku tahun 20 16.

Terlepas dari sanksi terkait program nuklir Iran, penting kiranya untuk disadari bahwa .potensi kerja sama ekonomi Iran dan Asia Tengah sangatlah besar. Hal ini ditunjukan oleh fakta bahwa pada tahun 20 10 sebelum sanksi diperluas sehingga mencakup migas, Iran merupakan eksportir terbesar ke-8 ke Asia Tengah. Dengan dicabutnya sanksi terhadap Iran melalui implementasi JCPOA, diharapkan keija sama ekonomi antara Iran dan Asia Tengah akan melampaui level yang telah dicapai selama ini bahkan sebelum adanya sanksi.

Grafik 19 menunjukan peningkatan pola dinamika perdagangan yang berbeda antara Iran dengan tiga negara di Asia Tengah. Pertama, terdapat penurunan nilai perdagangan antara Iran dengan Uzbekistan. Nilai perdagangan antara Iran dan Kazakhstan mengalami peningkatan namun tidak signiftkan. Peningkatan perdagangan yang paling mencengangkan terjadi antara Iran dan Turkmenistan yang dalam kurun waktu lima belas tahun berhasil meningkat pesat lebih dari 10 kali lipat.

Grafik 19. Nilai perdagangan Iran dan Tiga Negara Asia Tengah - -- - ���---�--�-- Grafik Perkembangan Nilai Perdagang�n------Iran dan Negara Asia Tengah

4000 l I

3500

3000

2500

2000

1500

; 1000

500

0 ---trarr:Kazafchstan-·------rran=Uzbekistarr----·-- tran-Turkmenistan 2001 2011 2015

._.__.��------

Mengingat kawasan Asia Tengah memiliki kekayaan alam yang melimpah termasuk migas, maka migas yang merupakan komoditas unggulan Iran tidak terlalu dilirik oleh Asia Tengah. Sebagai salah satu negara yang berhasil

116 mendiversifikasi perekonomiannya, Iran berhasil mengekspor beragam produk industrinya ke Asia Tengah.

Kendati demikian, migas tetap menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan antara Iran dan Asia Tengah. Hal ini di antaranya terlihat dalam perdagangan antara Turkmenistan dan Iran. Sepertiga ekspor gas Turkmenistan dibeli oleh Iran, terutama oleh masyarakat di kawasan utara Iran yang terletak jauh dari sumber migas Iran di Selatan dan lebih berdekatan dengan Turkmenistan.

Selain kerja sama ekonomi bilateral, Iran dan negara-negara di Asia Tengah juga tergabung dalam organisasi regional yang sama dengan fokus pada peningkatan kerja sama ekonomi yaitu Economic Cooperation Organization (ECO). Peran Iran dalam ECO cukup penting, hal tersebut tercermin diantaranya oleh fakta bahwa Sekretariat ECO berkedudukan di Tehran. Kerja sama ECO yang baik tidak hanya akan mendorong kerja sama ekonomi yang kuat antara negara anggotanya namun juga akan membuka peluang Iran sebagai pintu gerbang bagi negara di luar kawasan termasuk Indonesia untuk melakukan penetrasi terhadap kawasan Asia Tengah.

Sayangnya hingga kini, program kerja ECO masih belum nyata terlihat terutama jika dibandingkan dengan organisasi kawasan lainnya. Preferential Trade Agreement yang sudah direncanakan sampai sekarang belum disepakati oleh ECO. Menurut keterangan pejabat Sekretariat ECO, perjanjian Preferential Trade Agreement ini sampai sekarang masih digodok dan diperkirakan membutuhkan waktu hingga 5 tahun ke depan untuk difinalisasi. Sampai perjanjian tersebut disepakati, sulit menelaah manfaat nyata dari kerja sama ekonomi termasuk perdagangan dalam kerangka ECO.

Walau demikian, kini telah terdapat upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi melalui penguatan ECO. Hal ini tidak terlepas dari pencabutan sanksi terhadap Iran sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di antara negara anggota ECO. Tekad untuk memperkuat kerja sama ECO diantaranya terlihat dari upaya organisasi terse but yang kini tengah menyusun ECO 2025 Vision.

D.3. KONEKTIVITAS

Saat ini Iran dan Asia Tengah telah dihubungkan oleh Tejen-Sarahs-Mashad railway line. Konektivitas tersebut sangat vital untuk mendukung kerja sama ekonomi Iran dan Asia Tengah mengingat kawasan Asia Tengah adalah kawasan yang landlocked sehingga notabene sulit untuk dijangkau. Dengan rei kereta tersebut, maka lalu lintas berbagai barang antara Iran dan Asia Tengah dapat dilakukan dengan relatif mudah.

117 Graftk 20. Jalur Kereta Penghubung lran-Turkmeniatan-Kazakhatan

Konektivitas tersebut dapat menekan biaya produksi, sehingga harga produk yang diperdagangkan lintas batas menjadi lebih kompetitif dan pada akhimya _ perdagangan lintas negara dapat berkembang secara dinamis. Jalur Kereta tersebut terbentang sepanjang lebih dari 900 kilometer dan diperkirakan mengangkut kargo barang sebesar 3.5 juta ton per tahunnya. 10 tahun mendatang volume kargo yang menggunakan jalur kereta tersebut diprediksi akan meningkat hingga 12 juta ton per tahunnya.

Salah satu hambatan bagi perdagangan antara Iran dan Asia Tengah adalah kesulitan perbankan. Di satu sisi, Iran selama bertahun-tahun dijatuhi sanksi terkait program nuklimya, sehingga pihak perbankan tidak mau memfasilitasi transaksi dengan Iran, bahkan kini setelah sanksi dicabut dengan implementasi JCPOA tidak sedikit dari pelaku perbankan nasional yang berpikir dua kali untuk membiayai transaksi perdagangan dengan Iran. Hambatan tidak hanya datang dari Iran, beberapa negara Asia Tengah pun memiliki kendala perbankan diakibatkan belum memadainya integrasi perbankan kawasan tersebut dengan sistem global.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Iran dan beberapa negara Asia Tengah berhasil menyepakati dan mengimplementasikan sistem transaksi perdagangan yang tidak begitu lazim yakni dengan barter. Sistem transaksi menggunakan barter mungkin memang tampak tidak sesuai dengan perkembangan zaman namun mekanisme tersebut telah memungkinkan perdagangan antara Iran dan Turkmenistan untuk melonjak tajam hingga puluhan kali lipat dalam dua dekade terakhir. Pada tahun 2001, nilai perdagangan total antara Iran dan Turkmenistan baru mencapai USD 84 juta, pada tahun 2015 angka tersebut sudah melampaui USD 3.5 milyar. Hal tersebut dimungkinkan karena kedua negara menggunakan sistem barter untuk menyiasati kendala perbankan yang ada. Di satu pihak Iran membutuhkan gas Turkmenistan sebagaimana yang sudah disinggung di atas, di sisi lain Turkmenistan membutuhkan produk industri dan jasa dari Iran. Dengan kondisi seperti itu, Turkmenistan mengirimkan gas ke Iran utara senilai produk

118 industri dan jasa yang Iran suplai ke Turkmenistan. Sistem transaksi menggunakan barter dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengakali hambatan perbankan dalam mendorong transaksi perdagangan.

E. KESIMPULAN Berdasarkan ulasan kerja sama negara-negara role model di atas dengan negara-negara Asia Tengah, dapat dirumuskan beberapa poin lesson-learned yang dapat menjadi rujukan bagi Indonesia dalam meningkatkan diplomasi ekonominya, yaitu:

1. Komitmen kerja sama dari level tertinggi. Komitmen ini menjadi modal dasar untuk kesepakatan dan implementasi kerja sama di berbagai bidang. Komitmen politik yang ditunjukkan dari saling kunjung antar kepala pemerintahan akan mendorong kelancaran kerja sama lainnya di bidang ekonomi. Hal ini dilakukan oleh negara-negara role model tersebut di atas dengan negara-negara Asia Tengah. Oleh karena itu, penting kiranya Pemimpin dan Pejabat Indonesia di negara-negara Asia Tengah untuk meningkatkan saling kunjung dalam rangkamemper erat hubungan.

2. Memaksimalkan peran Perwakilan di negara akreditasi. Negara-negara role model berupaya untuk menjangkau negara Asia Tengah dimulai dengan pembukaan kantor misi diplomatik di negara-negara tersebut. Misi diplomatik akan memudahkan langkah penetrasi ekonomi selanjutnya. Misalnya Korea Selatan dan Iran telah mempunyai kedutaan besar di seluruh negara Asia Tengah. Sedangkan Malaysia memiliki perwakilan di empat negara di Asia Tengah, yakni di Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan. Apabila Indonesia ingin meningkatkan diplomasi ekonomi ke Asia Tengah, pembukaan misi diplomatik menjadi suatu keniscayaan.

3. Konektivitas. Kondisi geografis Asia Tengah yang landlocked menuntut strategi khusus namun juga efisien untuk penetrasi kawasan. Korea Selatan, Malaysia dan Iran telah memiliki konektivitas ke Asia Tengah yang mendukung lalu lintas perdagangan dan mobilitas manusia. Di antaranya dengan membangun infrastruktur melalui jalur udara maupun darat.

4. Bergabung dalam kelompok ekonomi kawasan yang strategis. Keputusan Vietnam untuk bergabung (dan keputusan EAEU menerima Vietnam) dalam FTA EAEU sangat strategis untuk merengkuh kawasan dan pasar EAEU. Sebaliknya, bagi EAEU, Vietnam adalah partner internasional yang strategis bagi investasi, pemasaran produk dan sekaligus sebagai gerbang masuk ke Asia Tenggara. Indonesia dapat mempertimbangkan membangun kerja sama ekonomi dengan EAEU, mengingat negara ASEAN lainnya (Singapura, Kamboja, Thailand) dan Korea Selatan saat ini tengah menjajaki memiliki FTA dengan EAEU. Vietnam melihat peluang FTA EAEU untuk keleluasaan produk Vietnam masuk ke kawasan, perusahaan manufaktur Vietnam juga akan mendapat akses yang lebih besar atas sumber-sumber daya alam yang strategis (migas, besi dan baja).

119 5. Membangun awareness dan nation branding. Korea Selatan, Malaysia dan Vietnam telah memiliki branding position yang baik atas produk-produk unggulan mereka, baik di lingkup regional dan global. Korea Selatan dengan produk elektronik, Vietnam dengan kopi dan tekstilnya sementara Malaysia menjadikan pariwisata sebagai salah satu program unggulannya. Hal ini adalah modalitas untuk penetrasi pasar Asia Tengah.

6. Program kerja sama sosial budaya dapat menjadi motor utama membangun awareness di kawasan Asia Tengah. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai festival budaya, pengiriman mahasiswafpemberian beasiswa yang dilakukan negara-negara role model.

7. Pemberdayaan diaspora. Sebagaimana yang dilakukan Korea Selatan, diaspora mereka di Asia Tengah berperan penting dalam mendukung promosi dan penetrasi pasaryang dilakukan oleh negara-negara terse but.

8. Strategi ekspor. Salah satu kunci keberhasilan Korea Selatan dalam bidang perdagangan luar negeri terletak pada kebijakan ekonomi yang berlandaskan export policy dan op en competition. Korea Selatan meyakini bahwa liberalisasi perdagangan yang dimulai dari persaingan terbuka di level domestik akan meningkatkan kualitas industri dalam negeri. Hal ini juga sejalan dengan upaya Korea Selatan guna mematuhi peraturan perdagangan di WTO .

9. Pengembangan kegiatan riset dan pengembangan (R&D). Melakukan fe asibility studies atas suatu isu strategis yang melibatkan think tank Indonesia yang terafiliasi dengan Pemerintah atau yang dinilai memiliki SDM dan fasilitas yang maju dan memadai.

10. Outward investment. Ketiga negara (terutama korea Selatan) memiliki investasi di negara-negara Asia Selatan, dan Indonesia dalam hal ini juga tidak tertinggal. Namun demikian, dengan mengenyampingkan Korea Selatan, Indonesia perlu mencermati langkah investasi Malaysia dan Vietnam di kawasan. Hubungan ekonomi Indonesia dengan kedua negara ini, khususnya Vietnam, akan menjadi kompetitif dan tidak lagi komplementer.

11. Mengedepankan kesamaan latar belakang. Program wisata halal dapat menarik minat warga Asia Tengah. Sebagaimana yang dilakukan Malaysia yang kini giat mengupayakan Is lamic tourism. Hal ini tentu dapat diimplementasikan di Indonesia yang mempunyai kesamaan latar belakang sebagai negara dengan mayoritas muslim

120 BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

"Saya sudah tugaskan ke Me nteri Perdagangan, ke Dubes, pasar-pasar non tradisional itu yang harus dikejar. Jangan kita hanya pasar-p asar lama, pasar tradisional terus yang harus kita tuju. Karena seluruh pasar di negara-negara sekeci.l apapun itu potensinya ada. Produk kita ini macam-macam sehingga itu menjadi sebuah potensi yang terus harus didorong. " Presiden Joko Widodo, 21 Oktober 2015

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjabaran mengenai gambaran umum kawasan Asia Tengah di bab 2, potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Asia Tengah di bab 3, evaluasi kerjasama Indonesia dan Asia Tengah di bab 4, serta lessons learned dari negara-negara role model di bab 5, dapat disimpulkan poin-poin penting sebagai berikut:

1. Diplomasi ekonomi merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri RI di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, di mana Pemerintah menargetkan pada tahun 2019 nilai ekspor dapat ditingkatkan hingga 300 persen menjadi USD 458,8 miliar, peningkatan jumlah wisatawan asing hingga 200 persen menjadi 20 juta, dan peningkatan investasi asing hingga 15 persen menjadi USD 72,46 miliar.

2. Situasi perekonomian dunia masih diliputi ketidakpastian dan cenderung melambat. Hal ini menyebabkan banyak negara harus mengoreksi pertumbuhan ekonominya, termasuk Indonesia yang pada tahun 2015 hanya tumbuh 4,73 persen, lebih rendah dari target sebelumnya 5,7 persen. Untuk itu, performa ekonomi Indonesia harus terusditingkatkan pada masa mendatang, di antaranya dengan meningkatkan nilai ekspor ke pasar non tradisional, termasuk Asia Tengah, yang mempunyai potensi ekonomi cukup signifikan.

3. Asia Tengah merupakan suatu kawasan yang mempunyai arti strategis secara politis maupun ekonomis bagi dunia intemasional. Hal ini ditandai dengan perlombaan negara-negara adidaya dan negara utama di kawasan untuk menancapkan pengaruhnya dan mengambil manfaat ekonomi bagi kepentingan masing-masing.

4. Di kawasan Asia Tengah terdapat berbagai skema kerja sama ekonomi organisasi regional yang pada dasamya ingin menjadikan Asia Tengah dan negara di sekitamya sebagai kawasan ekonomi yang terintegrasi, di antaranya EAEU, SCO, ECO, ACD dan CAREC. Keberadaan berbagai kerja sama tersebut telah menjadikan kawasan Asia Tengah semakin penting secara politik, serta menimbulkan peluang ekonomi yang besar.

121 5. Melihat potensi ekonomi yang sangat besar di Asia Tengah serta perkembangan infrastruktur yang cukup maju, kawasan yang terletak di tengah-tengah Asia dan Eropa ini diprediksi akan menjadi kawasan ekonomi masa depan, membangkitkan kembali kejayaan masa lalu sebagai silk road. Oleh karena itu, Indonesia yang mempunyai kepentingan meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Asia Tengah, khususnya sebagai pasar non tradisional, tidak boleh tertinggal dengan negara-negara lain dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi keuntungan ekonomi Asia Tengah.

6. Indonesia dan Asia Tengah mempunyai hubungan politik dan sosial budaya yang cukup dekat yang telah lama terjalin dengan baik. Adapun hubungan ekonomi dan perdagangan, selama ini sudah berjalan dengan cukup baik namun belum mencerminkan nilai potensi riil yang dimiliki. Oleh karena itu, kedekatan politik, sejarah dan sosial budaya antara Indonesia dan Asia Tengah sebagai sebuah political and social investment perlu dimanifestasikan sebagai economic devident.

7. Kepentingan ekonomi Indonesia terhadap Asia Tengah antara lain sebagai pasar non-tradisional baru untuk ekspor Indonesia; sumber energi alternatif (migas) untuk ketahanan energi nasional, sumber bahan makanan (gandum dan daging) untuk ketahanan pangan dan sumber bahan baku kapas untuk ketahanan sandang; negara sumber investasi sekaligus negara tujuan investasi, negara sumber wisatawan asing, serta pasar tujuan pekerja profesional Indonesia antara lain tapi tidak terbatas pada bidang migas, petrokimia dan manajemen industri.

8. Adapun tantangan peningkatan kerja sama ekonomi dengan Asia Tengah antara lain adalah:

a. Kondisi geografis Asia Tengah yang jauh dan merupakan land-locked countries serta belum adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke Asia Tengah menyebabkan biaya logistik dan transportasi yang terbatas pilihannya, mahal dan memerlukan waktu yang lama;

b. Beberapa negara di Kawasan Asia Tengah (Uzbekistan, Turkmenistan dan Azerbaijan) belum menjadi anggota World Trade Organization (WTO) sehingga kebijakan ekonomi mereka cenderung protektif (menetapkan tarif yang cukup tinggi dan hambatan non tarif untuk melindungi produk dalam negeri mereka), berubah-ubah dan tidak kompatibel dengan sistem perdagangan internasional;

c. Rendahnya pemahaman pengusaha Asia Tengah dan pengusaha Indonesia terhadap potensi produk masing-masing menyebabkan keengganan untuk menjajaki kerja sama bisnis;

d. Sulitnya menembus dominasi produk negara di sekitar Asia Tengah (Tiongkok, Rusia, Turki dan Iran mempunyai pangsa ekspor yang terbesar di Asia Tengah) dan persaingan produk yang sama dari negara ASEAN yang memiliki produk serupa dengan Indonesia;

122 e. Kebijakan sistem mata uang setempat yang cenderung tertutup dan kaku menyebabkan kesulitan penukaran dengan valuta asing intemasional;

f. Sistem perbankan yang belum terintegrasi dengan baik dengan perbankan internasional.

9. Terkait dengan konektivitas di Asia Tengah, selama ini kondisi negara­ negara di kawasan tersebut yang landlocked menjadi halangan utama bagi Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar ke wilayah tersebut. Namun demikian, persepsi itu saat ini tidak lagi relevan. Keberadaan serta pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara, yang menghubungkan Asia Tengah ke negara-negara di sekitamya tersebut tentunya membuat kondisi landlocked bukan lagi menjadi hambatan. Asia Tengah kini menjadi kawasan landlinked yang terhubung dengan dunia luar.

10. Yang menjadi pertanyaan adalah memilih rute yang paling efektif untuk jalur logistik. Pengiriman barang dari Indonesia ke Asia Tengah dapat dilakukan melalui rute udara maupun rute laut yang dilanjutkan dengan rute darat. Terdapat banyak altematif pelabuhan laut yang dapat digunakan, terutama melalui bandar Abbas di Iran maupun Lianyungang di Tiongkok. Kedua pelabuhan tersebut telah terhubung melalui jalur darat (jalan raya dan rel kereta api) ke negara-negara Asia Tengah.

11. Sejauh ini nilai ekspor Indonesia ke Asia Tengah masih rendah. Di antara negara ASEAN, Indonesia hanya menduduki peringkat eksportir terbesar ke- 5 di Asia Tengah. Komoditas ekspor utama Indonesia selama ini ke kawasan Asia tengah adalah kelapa sawit dan produk turunannya. Beberapa produk yang diutamakan yaitu produk elektronik, otomotif dan produk karet, serta produk lainnya, di antaranya perhiasan, produk makanan olahan terutama sea food, komponen pesawat dan otomotif.

12. Pain penting lesson-learned negara-negara role model yang dapat menjadi rujukan bagi Indonesia dalam meningkatkan diplomasi ekonominya, yaitu:

a. Komitmen kerja sama dari level tertinggi. Komitmen ini menjadi modal dasar untuk kesepakatan dan implementasi kerja sama di berbagai bidang. Komitmen politik yang ditunjukkan dari saling kunjung antar kepala pemerintahan akan mendorong kelancaran kerja sama lainnya di bidang ekonomi.

b. Memaksimalkan peran Perwakilan di negara akreditasi. Negara­ negara role model berupaya untuk menjangkau negara Asia Tengah dimulai dengan pembukaan kantor misi diplomatik di negara-negara tersebut. Misi diplomatik akan memudahkan langkah penetrasi ekonomi selanjutnya. Apabila Indonesia ingin meningkatkan diplomasi ekonomi ke Asia Tengah, pembukaan misi diplomatik menjadi suatu keniscayaan. Selain itu, Perwakilan RI harus memaksimalkan peran mereka sebagai uj ung tombak diplomasi ekonomi di Asia Tengah.

123 c. Konektivitas. Kondisi geografis Asia Tengah yang landlocked menuntut strategi khusus namun juga efisien untuk penetrasi kawasan. Korea Selatan, Malaysia dan Iran telah memiliki konektivitas ke Asia Tengah baik melalui jalur udarat, darat maupun laut yang mendukung lalu ;mtas perdagangan dan mobilitas manusia yang efektif dan efisien sehingga produk mereka lebih kompetitif.

d. Bergabung dalam kelompok ekonomi kawasan yang strategis. Keputusan Vietnam untuk bergabung dalam FTA EAEU sangat strategis untuk merengkuh kawasan dan pasar EAEU. Sebaliknya, bagi EAEU, Vietnam adalah partner internasional yang strategis bagi investasi, pemasaran produk dan sekaligus sebagai gerbang masuk ke Asia Tenggara. Indonesia dapat mempertimbangkan membangun kerja sama ekonomi dengan EAEU, mengingat negara ASEAN lainnya (Singapura, Kamboja, Thailand) dan Korea Selatan saat ini tengah menjajaki memiliki FTA dengan EAEU.

e. Membangun awareness dan nation branding. Korea Selatan, Malaysia dan Vietnam telah memiliki branding position yang baik atas produk-produk unggulan mereka, baik di lingkup regional dan global.

f. Program kerja sama sosial budaya dapat menjadi motor utama membangun awareness di kawasan Asia Tengah. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai fe stival budaya, pengiriman mahasiswa dan pemberian beasiswa yang dilakukan negara-negara role model.

g. Pengembangan kegiatan riset dan pengembangan {R&D). Pentingnya melakukan fe asibility studies atas pengambilan kebijakan terhadap suatu isu strategis yang melibatkan think tank yang memiliki SDM dan fa silitas yang maju dan memadai.

h. Pemberdayaan diaspora. Sebagaimana yang dilakukan Korea Selatan, diaspora mereka di Asia Tengah berperan penting dalam mendukung promosi dan penetrasi pasar yang dilakukan oleh negara-negara tersebut.

i. Mengedepankan kesamaan latar belakang. Program wisata halal dapat menarik minat warga Asia Tengah. Sebagaiamana yang dilakukan Malaysia yang kini giat mengupayakan Is lamic tourism. Hal ini tentu dapat diimplementasikan di Indonesia yang mempunyai kesamaan latar belakang sebagai negara dengan mayoritas muslim. B. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, secara umum tujuan Diplomasi Ekonomi Indonesia ke Asia Tengah adalah untuk mengoptimalkan peluang ekonomi yang ada di kawasan tersebut, yang diimplementasikan terutama dengan meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia, menarik penanaman modal asing dari Asia Tengah maupun mendorong investasi Indonesia di Asia Tengah, menarik lebih banyak wisatawan asing dari Asia Tengah, mendorong lebih banyak pengiriman tenaga kerja Indonesia yang profesional ke Asia Tengah.

124 Untuk meraih tujuan ini, tim penyusun telah merumuskan beberapa butir rekomendasi dalamjangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sebagai berikut:

B. l. JANGKA PENDEK

1. Meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan di Indonesia akan potensi ekonomi Asia Tengah.

Bagi para pemangku kepentingan di Indonesia, terutama instansi pemerintah dan kalangan swasta, selama ini Asia Tengah belum menjadi prioritas, padahal potensi ekonomi yang dimiliki cukup besar. Hal ini dapat dimaklumi karena secara geografis Indonesia dan Asia Tengah dipisahkan jarak yang cukup jauh. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai kegiatan diseminasi informasi untuk memperkenalkan potensi ekonomi Asia Tengah kepada instansi pemerintah di bidang TTl dan pebisnis Indonesia. Sasaran dari hal ini adalah untuk menjadikan kawasan Asia Tengah sebagai salah satu prioritas target pasar tradisional. Kegiatan sosialisasi yang selama ini telah dilaksanakan Direktorat Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri perlu terus dilaksanakan dalam intensitas yang lebih banyak. Untuk meningkatkan efektivitasnya, kegiatan dapat dilaksanakan melalui peningkatan kerja sama dengan Kedutaan Besar negara Asia Tengah di Indonesia maupun Perwakilan Indonesia di Asia Tengah.

2. Meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan di Indonesia dalam pelaksanaan diplomasi ekonomi khususnya ke Asia Tengah. Dengan adanya sinergi antara instansi pemerintah dan swasta di Indonesia, (Indonesia Incorporated), pelaksanaan diplomasi ekonomi akan lebih komprehensif, efektif dan efisien. Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, hingga pelaksanaan dan evaluasi. Misalnya, pelaksanaan promosi di Asia Tengah akan lebih efektif dan efisien apabila dilaksanakan secara terpadu di bidang TTl dengan melibatkan instansi teknis terkait. Direktorat Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri dapat meningkatkan peran sentral dalam pelaksanaan koordinasi ini.

3. Mempertajam Ma rket Intelligence. Hal ini perlu dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik target pasar secara rinci guna menyusun segmentasi pasar dilihat dari beragam aspek, baik aspek sosial, ekonomi maupun budaya, karena keenam negara tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Oleh karena itu perlu dikembangkan prinsip "one mission, multiple location with location-specific marketing and promotion strategies." Dalam hal ini, peran strategis Perwakilan RI dalam pelaksanaan market intelligence yang selama ini telah berjalan dengan baik perlu terus ditingkatkan.

4. Identifikasi komoditi unggulan. Berdasarkan market intelligence yang telah dibuat, dapat ditentukan komoditi unggulan Indonesia yang tepat untuk melakukan penetrasi pasar Asia Tengah. Beberapa produk yang telah teridentifikasi di antaranya adalah minyak kelapa sawit, kertas, fumiture, tekstil dan garmen, produk elektronik, perhiasan, komponen pesawat and

125 otomotif, produk karet/ban mobil, makanan olahan, dan sea fo od. Produk unggulan ini selanjutnya perlu diupayakan untuk dapat masuk dengan baik di Asia Tengah. Selain komoditi tersebut di atas, perlu dijajakikemungkinan pemasaran produk industri strategis Indonesia, di antaranya pesawat terbang buatan PT. Dirgantara Indonesia, senjata buatan PT. Pindad dan kereta api buatan PT. Kereta Api Indonesia.

5. Pelaksanaan public awareness campaign secara berkelanjutan kepada pemangku kepentingan di negara-negara Asia Tengah. Hal ini penting agar masyarakat di Asia Tengah semakin mengenal Indonesia dan lebih jauh menyukai produk-produk unggulan Indonesia. Public awareness campaign dapat dilakukan melalui kegiatan promosi konvensional yang selama ini dilakukan oieh Perwakilan RI dan instansi teknis terkait, maupun melalui pendekatan budaya. Belajar dari Korea Selatan, negara tersebut telah memiliki branding position yang baik atas negara mereka berkat drama korea Halyu yang popular di dunia dan didukung produk unggulan yang berkualitas.

Dalam hal ini, public awareness campaign dapat dilakukan dengan menggunakan diplomasi sosial budaya. Indonesia dapat memanfaatkan adanya Pusat Studi Indonesia yang telah ada di Azerbaijan dan Uzbekistan dan mengupayakan pembukaan hal serupa di negara Asia Tengah lainnya. Indonesia juga dapat lebih berupaya mempromosikan Pencak Silat yang telah popular di Azerbaij an dan Uzbekistan ke negara Asia Tengah lainnya. Peran diaspora Indonesia di negara-negara Asia Tengah juga perlu lebih dioptimalkan.

6. Mendorong aktivitas pebisnis Indonesia di Asia Tengah melalui:

a. Mendorong partisipasi instansi pemerintah dan pebisnis Indonesia, termasuk BUMN, dalam berbagai kegiatan pameran berskala

intemasional di Asia Tengah. Hal 1m bermanfaat guna memperkenalkan dan mempromosikan produk Indonesia ke Asia Tengah dan secara bersamaan juga memberi kesempatan pemangku kepentingan Indonesia untuk lebih mengenal Asia Tengah. Keikutsertaan dalam kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya business matchmaking. Dalam hal ini, instansi pemerintah terkait, khususnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, serta BKPM , perlu duduk bersama dengan kalangan swasata.

b. Mendorong mekanisme usaha patungan Uoint venture/profit sharing} antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha setempat. Hal ini akan memudahkan upaya penetrasi pasar di negara-negara di kawasan Asia Tengah. Sebaliknya, joint venture dalam bentuk investasi bisnis di Indonesia akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kerja sama antar pebisnis dapat dimulai dengan business matchmaking antara pengusaha yang tergabung dalam Kamar dagang dan Industri di Indonesia dan di Asia Tengah. Lesson learned dari pebisnis Indonesia

126 yang telah berhasil membangun bisnis di Asia Tengah menjadi suatu keniscayaan.

c. Memanfaatkan negara-negara utama di sekitar Asia Tengah. Kerja sama dengan negara di sekitar Asia Tengah dapat menjadi batu loncatan dalam penetrasi ke pasar Asia Tengah. Misalnya dengan melakukan investasi di Rusia yang telah mempunyai perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Asia Tengah. Produk yang dibuat di Rusia dapat dipasarkan dengan mudah dan dengan tarif murah ke Asia Tengah. Hal ini dilakukan pebisnis Vietnam yang berinvestasi pabrik mi instan di Rusia untuk diekspor ke Asia Tengah.

d. Mendorong pengembangan kerjasama di sektor Bisnis Halal dan Bank Syariah dengan negara-negara Asia Tengah. Masyarakat Asia Tengah yang mayoritas beragama Islam merupakan peluang bagi Indonesia dalam konteks ini. Dalam implementasinya Indonesia dapat bekerja sama dengan Malaysia sebagai negara Muslim yang cukup maju dalam hubungan kerjasama ekonomi termasuk di sektor Bisnis Halal dengan dengan negara-negara Asia Tengah. Indonesia mempunyai industri perbankan syariah yang cukup maju dan dapat bersaing untuk masuk di pasar Asia Tengah.

e. Mendorong BUMN dan perusahaan Indonesia untuk mengerjakan proyek infrastruktur dan migas di Asia Tengah. Investasi di luar negeri selain menguntungkan secara finansial juga berperan sebagai pembuka jalan penetrasi ekonomi Indonesia. Sejauh ini prospek investasi di Asia Tengah berada di sektor pembangunan infrastruktur (jalan raya, rel kereta api, jembatan dll) dan industri minyak dan gas bumi. Perusahaan BUMN maupun swasta Indonesia yang telah mempunyai pengalaman berinvestasi infrastruktur di luar negeri, misalnya Wijaya Karya dengan proyek jalan raya di Alj azair, serta Pertamina yang telah mempunyai proyek eksplorasi minyak bumi di luar negeri, perlu didorong untuk menjajaki pasar Asia Tengah.

Indonesia dapat belajar dari skema investasi pembangunan infrastruktur melalui kerja sama dengan pihak ketiga yang dilakukan negara lain. Misalnya pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Bandar Abbas dan Pelabuhan Chabahar di Iran oleh India serta Pelabuhan Liyayungang di Tiongkok yang merupakan patungan antara Tiongkok dan Kazakhstan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa iklim investasi di Asia Tengah pada saat ini masih kurang bersahabat. Dalam hal ini, Indonesia perlu segera berinvestasi masuk ke Asia Tengah sebagai basis usaha, meskipun iklim bisnis masih sulit. Hal ini penting agar saat iklim bisnis sudah baik, Indonesia tidak tertinggal dari negara lainnya.

7. Optimalisasi perjanjian kerja sama ekonomi antar pemerintah. Perjanj ian kerja sama ekonomi merupakan political will dari kedua pihak untuk mendorong kerja sama ekonomi. Perjanjian kerja sama ekonomi di

127 bidang TTl sangat penting dan strategis terutama bagi negara-negara Asia Tengah yang mempunyai iklim bisnis yang cenderung tertutup, dan mengantisipasi peraturan cenderung tidak konsistenjsering berubah. Dengan adanya perjanjian tersebut, diharapkan kerja sama ekonomi khususnya untuk memudahkan ekspor produk Indonesia dan perlindungan atas investasi Indonesia dapat terealisasi. Perjanjian yang belum ada kiranya dapat segera direalisasikan, sementara perjanj ian yang sudah ada namun belum efektif kiranya dapat dievaluasi. Perwakilan perlu lebih aktif memastikan pelaksanaan MoU tersebut.

Perjanjian yang perlu mendapat prioritas adalah preferential trade agreement agar produk Indonesia mendapat tarif khusus, serta kerja sama perbankan yang vital untuk mendukung kelancaran perdagangan. Dukungan sektor perbankan yang baik akan meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi. Bank Eskpor-Impor Indonesia dapat dijadikan sebagai sebagai lembaga pemerintah untuk membantu memfasilitasi penetrasi pasar ke Asia Tengah.

8. Mendorong peningkatan people to people contact (p to p). People to people contact secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Asia Tengah. Hal ini bisa dilakukan melalui:

a. Pemberian beasiswa. Pemberian beasiswa kepada kalangan pemuda dapat mendekatkan Indonesia dan Asia Tengah yang akan dirasakan manfaatnya dalam 10-20 tahun ke depan, terutama pada saat para penerima beasiswa menjadi pemimpin di negara masing-masing. Mereka akan mempunyai kedekatan emosional dengan Indonesia. Pemberian beasiswa juga menjadi insentif bagi mahasiwa jurusan Studi Indonesia yang telah berkembang di Uzbekistan dan Azerbaijan. Oleh karena itu , kiranya negara-negara Asia Tengah mendapat prioritas dan alokasi yang lebih besar sebagai penerima beasiswa dalam berbagai skema yang ditawarkan pemerintah Indonesia.

b. Mendorong peningkatan kerja sama antar institusi pendidikan di Indonesia dan Asia Tengah. Salah satu contoh kerja sama yang telah berjalan adalah kerja sama antara Universitas Gunadarma dan Universitas di Asia Tengah. Mereka telah melakukan kerja sama dalam bentuk antara lain pelaksanaan turnamen catur di Tashkent pada tahun 2010, pertukaran mahasiswa dan dosen, serta pelaksanan pelaksanaan Indonesia-Uzbekistan International Joint Conference yang telah dilaksanakan lima kali sejak tahun 201 1. Guna mendukung diplomasi ekonomi Indonesia, dalam pertemuan keenam di Tashkent pada tahun 2017 akan lebih dibahas mengenai kerja sama market intelligence, sesuai bidang kepakaran mereka.

c. Mengembangkan Pusat Studi Indonesia di negara-negara Asia Tengah. Hal ini akan membawa dampak positif untuk menciptakan kalangan pecinta Indonesia di antara masyarakat negara-negara Asia

128 Tengah. Pusat Studi Indonesia telah terbentuk di Azerbaij an dan Uzbekistan. Kiranya dapat dikembangkan ke negara-negara Asia Tengah lainnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Ristek Dikti perlu dilibatkan untuk dapat membina pusat studi Indonesia di Asia Tengah. Sementara PeiWakilan RI perlu terus secara aktif memantau dan membina pusat studi tersebut.

d. Mendorong pembentukan Pusat Studi Asia Tengah di berbagai universitas di Indonesia. Isu Asia Tengah selama ini belum banyak menjadi perhatian bagi berbagai universitas di Indonesia. Oleh karena itu, perlu didorong pembentukan pusat studi Asia Tengah di berbagai universitas di Indonesia yang berminat. Kerja samayang telah dilakukan oleh Universitas Gunadarma menjadi salah satu contoh baik yang dapat diaplikasikan ke institusi lainnya, khususnya yang mempunyai bidang studi hubungan internasional. Kedutaan Besar negara Asia Tengah dapat digandeng dalam melaksanakan hal ini.

B.2. JANGKA MENENGAH

9. Mengupayakan kunjungan Presiden RI ke Asia Tengah. Peran dan dukungan Pemerintah RI sangat diperlukan bagi kalangan bisnis Indonesia yang akan melakukan hubungan ekonomi di Asia Tengah. Dalam hal ini, kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara-negara Asia Tengah diharapkan dapat memberikan dukungan politik dan moral untuk melancarkan kerja sama ekonomi kedua negara. Dalam kunjungan tersebut diharapkan dapat dicapai deliverables strategis di bidang ekonomi, yang ditindaklanjuti dengan kerja sama riil antar pengusaha. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kunjungan tingkat tinggi dilakukan oleh sejumlah negara seperti Tiongkok, Korsel, Jepang, India, dan Vietnam sangat efektif untuk membuka peluang dan konsesi kerja sama ekonomi negara-negara di Asia Tengah.

10. Pembuatan national single window (NWS) berisi informasi potensi ekonomi dari berbagai negara di Asia Tengah. Termasuk di antaranya adalah komoditi impor yang diperlukan suatu negara dan berbagai peluang proyek investasi. Informasi ini dapat dikumpulkan dari market intelligence yang dilakukan PeiWakilan RI di Asia Tengah. NSW tersebut akan sangat bermanfaat bagi pebisnis Indonesia. NSW dapat memanfaatkan website Kementerian Luar Negeri RI yang telah eksis dan terkoneksi dengan website peiWakilan RI maupun instansi teknis lainnya.

11. Mendorong keanggotaan Indonesia dalam berbagai kerja sama regional di Asia Tengah. Hal ini tidak hanya akan memberikan memanfaatkan politis, namun juga manfaat ekonomi yang besar. Manfaat politis di antaranya adalah untuk meminta dukungan atas posisi dan kebijakan luar negeri Indonesia. Adapun keuntungan ekonomi adalah peluang penetrasi akses pasar bagi produk Rl. Dengan jumlah populasi dan wilayah yang cukup besar, kawasan Asia Tengah menjanjikan pasar yang baik sebagai altematif tujuan berbisnis bagi perusahaan asal Indonesia. Hal ini yang

129 telah dirintis oleh Vietnam dengan menandatangani perjanj ian perdagangan bebas dengan EAEU yang mulai berlaku sejak awal tahun 20 16. Dalam hal ini Indonesia perlu mempertimbangkan mengikuti langkah negara tersebut.

12. Membangun jalur logistik dan transportasi yang paling efisien bagi kegiatan ekspor dan impor antara Indonesia dan Asia Tengab. Transportasi menjadi salah satu fak tor penting dalam melakukan penetrasi ke Asia Tengah, mengingat Asia Tengah secara geografis adalah landlocked dan berjarak jauh dari Indonesia. Dalam hal ini moda transportasi !aut menjadi altematif yang paling terjangkau dibandingkan transportasi udara. Pelabuhan Bandar Abbas dan Chabahar di Iran serta Pelabuhan Lianyungang di Tiongkok sejauh ini merupakan pintu masuk yang paling efektif ke Kawasan Asia Tengah. Namun demikian, pemerintah dan pengusaha di sektor logistik perlu terus mencari altematif lain guna meningkatkan efisiensi pengiriman logistik untuk mempersingkat waktu dan menurunkan biaya nspotra rtasi agar produk Indonesia semakin bersaing di pasar Asia Tengah.

B.3. JANGKA PANJANG

13. Pembukaan kantor Perwakilan RI di negara-negara Asia Tengah yang belum terdapat perwakilan RI. Saat ini Indonesia hanya memiliki kantor perwakilan di Uzbekistan, Kazakhstan, dan Azerbaij an . Perlu diupayakan pembukaan perwakilan Indonesia di Kyrgyzstan, Tajikistan dan Turkmenistan. Pembukaan kantor perwakilan akan membantu mempermudah Indonesia dalam melakukan diplomasi ekonomi dengan negara-negara tersebut. Perwakilan merupakan perintis dalam membangun jembatan kerja sama ekonomi. Praktek ini yang telah dilaksanakan oleh negara-negara lain yang telah mempunyai kerja sama ekonomi yang cukup maju dengan Asia Tengah.

14. Mengupayakan adanya penerbangan langsung antara Indonesia dan Asia Tengab. Penerbangan langsung dipandang memainkan peran penting untuk mendukung diplomasi ekonomi. Adanya penerbangan langsung akan memudahkan mobilitas penumpang yang merupakan pebisnis, pejabat pemerintah maupun wisawatan. Transportasi udara juga menjadi salah satu alternatif bagi logistik pengiriman barang komoditas perdagangan. Dengan adanya realisasi jalur penerbangan langsung ke Asia Tengah, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi yang cukup besar. Meskipun saat ini penerbangan langsung belum terealisasi karena jumlah penumpang yang masih sedikit, di masa mendatang jumlah penumpang akan terus semakin meningkat dengan semakin intensifnya hubungan ekonomi dan budaya antara Indonesia dan Asia Tengah.

C. CATATAN PENUTUP

Kajian Mandiri ini merupakan kontribusi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika (Pusat P2K2 Aspasaf) , Kementerian Luar Negeri, dalam mendukung pelaksanaan diplomasi ekonomi yang saat ini

130 menjadi prioritas kebijakan luar negeri Pemerintah Republik Indonesia. Buku basil Kajian Mandiri ini akan didistribusikan sebanyak mungkin kepada pemangku kepentingan di Indonesia, khususnya instansi pemerintah terkait dan kalangan pebisnis potensial.

Sebagai tindak lanjut dari kajian m1, Pusat P2K2 Aspasaf akan menyelenggarakan informative dinner/lunch pada triwulan pertama tahun 20 17. Acara ini akan menghadirkan pebisnis potensial yang akan melakukan penetrasi pasar Asia Tengah. Dalam acara tersebut rencananya akan dihadirkan Duta Besar dari negara-negara Asia Tengah dan negara role model. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk networking dengan kalangan pebisnis potensial yang berminat masuk ke Asia Tengah, namun sekaligus untuk bertukar pikiran secara langsung apabila pihak pebisnis masih mempunyai pertanyaan terkait Asia Tengah.

Kami berharap kajian ini dan inisiatif kegiatan informative dinner/lunch yang dilaksanakan oleh Pusat P2K2 Aspasaf dapat menjadi informasi awal dan pintu masuk peningkatan diplomasi ekonomi Indonesia di Asia Tengah. Berbagai butir rekomendasi yang telah diformulasikan tersebut diharapkan dapat ditindaklanjuti dan direalisasikan . Dalam hal ini, peran aktif para pemangku kepentingan akan sangat menentukan keberhasilannya di masa mendatang.

131 DAFTAR PUSTAKA

Buku

1. BP Statistical Review of World Energy Ju ne 201 6, London: Pureprint Group Limited

2. CAREC 2020: A strategic framework fo r the Central Asia Regional Economic Cooperation Program 201 1-2020, Mandaluyong City, Philippines: Asian Development Bank, 20 12

3. Connecting Central Asia with Economic Centers 20 15, Tokyo: Asian Development Bank Institute

4. ECO Statistical Report 2015, Iran : Economic Cooperation Organization

5. Oliphant, Craig, 2013, Russia's role and interests in Central Asia, London: Saferworld

6. Regional Connectivity fo r Shared Prosperity 2014, Bangkok: UNESCAP

7. World Economy Outlook 2016, Washington: International Monetary Fund

Presentasi

1. Paparan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional pada Focus group discussion penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, tanggal 26 Januari 2016

2. Paparan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional pada Focus group discussion penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, tanggal 26 Januari 2016

3. Paparan lbu Puj i Nur Handayani, Vice President Business Strategy and Development PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., disampaikan dalam Focus Group Discussion Perhubungan dan Logistik di BPPK, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, tanggal 10 Mei 2016

4. Pertemuan Tim Pusat Aspasaf dengan Wakil Menteri Energi Azerbaijan dalam rangka Policy Dialogue and Discussion, Baku, tanggal 28 Maret 20 16

5. Policy Dialogue and Discussion Tim Kajian Mandiri dengan Nguyen Nguyen Dzung, Deputy Director, Ministry of Planning and Investment Vi etnam, Hanoi, tanggal 28 April 2016

6. Policy Dialogue and Discussion Tim Kajian Mandiri dengan Tran Puong Cuong, Deputy Director General Vietnam National Administration fo r Tourism, Hanoi, tanggal 27 April 20 16

7. Policy reseacrh meeting Tim Kajian Mandiri dengan Kementerian Perdagangan Malaysia (MITI), Kuala Lumpur, tanggal 25 April 20 16

8. Policy Research Meeting Tim Kajian Mandiri dengan Institute of Malaysian and International Studies (IKMAS) , Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Kuala Lumpur, 24-28 April 2016

9. Policy Research Meeting Tim Kajian Mandiri dengan Korea Institute fo r Industrial Economic and Trade, Seoul, tanggal 06 September 20 16.

10. Policy Research Meeting tim Kajian Mandiri dengan Korea Institute of Economic Policy, Seoul, tanggal 06 September 2016.

11.Pre sentasi Bapak Hendro Gunawan, Kepala Subbagian Kerja Sarna Bilateral Kementerian ESDM, dalam Focus Group Discussion Penyusunan TOR Kajian Mandiri, Bogor, tanggal 26 Januari 2016

132 12.Presentasi Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan dalam Focus Group Discussion (FGD) "Grand Strategy Pelaksanaan Diplomasi Ekonomi Indonesia di Asia Tengah", Bogor, tanggal 26 Januari 2016

13.Presentasi Ibu Ida Yusmiati, Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam, dalam Focus Group Discussion Penyusunan TOR Kajian Mandiri, Bogor, tanggal 26 Januari 20 16

14.Presentasi Ibu Natalia Retna Kentjana SH.,LL.M., Direktur Pengembangan Promosi Investasi BKPM, FGD Penyusunan TOR Kajian Mandiri 2016, Bogor, tanggal 26-27 Januari 2016

Artikel dan Jurnal

1. Baktybek Beshimov & Ryskeldi Satke 2014, "The strugglefo r Central Asia: Russia vs China",

2.

3.

4. Areva, "20 Years of Tajikistan and Thailand Relations",

5. Casey Michel, "China Edging Russia out of Central Asia", diakses pada 21 November 20 16,

6. Diakses 2 September 2016,

7. Diakses 21 Juli 20 16,

8. Diakses pada 21 Juli 20 16, < http:/ fwww.unescap.org/our-work/ transport/ asian-highway 1 database>

9. Diakses pada 27 tanggal Juli 2016,

lO.Diakses pada tanggal 19 Juli 2016,

1l. Diakses pada tanggal 2 Agustus 20 16,

12.Diakses pada tanggal 2 Desember 2016,

13.Diakses pada tanggal 2 Desember 2016,

14.Diakses pada tanggal 2 Desember 2016,

15. Diakses pada tanggal 27 Juli 2016,

133 16.Diakses pada tanggal 28 Juli 2016,

17.Diakses pada tanggal 28 Juli 20 16,

18.Diakses pada tanggal 4 Agustus 20 16,

19.Diakses pada tanggal 4 Agustus 2016,

20. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2016, < http:/ I www.eurasiancommission.org/en/ nae/ news/ Pages /22-05-20 14-1. aspx>

2l.Diakses pada tanggal 6 Desember 20 16,

22. Diakses tanggal 12 Agustus 2016,

23. Diakses tanggal 24 Oktober 2016,

24. Eugene Rumer, Richard Sokolsky, Paul Stronski, "US Policy To ward Central Asia 3. Cl', diakses pada tanggal 21 November 20 16,

25.Joshua Kucera, Tiongkok's relations in the Asia-Pacific: CentralAsia,

26. Kazakhstan and Vietnam to boost transportation cooperation for two way trade promotion, diakses pada tanggal 2 September 20 16,

27.Mukthi 2016, Sukarno: Uzbekistan Jauh di Mata Dekat di Hati, diakses pada tanggal 22 November 20 16,

28. Orazgaliyea , Kazakh President's Visit to Iran Results in $2 Billion in Agreements, diakses pada tanggal 2 November 20 16,

29. Pantucci 20 16, The Great Bargain Between Russia and China for Central Asia, diakses pada tanggal 6 Desember 2016,

30. Peretz Partensky, diakses pada tanggal 2 Agustus 2016,

31.Promoting Cooperation with Kyrgyzstan Businesses, diakses pada tanggal 2 September 2016,

32. Sihombing 20 16, diakses pada tanggal 1 Desember 20 16,

134 33. Vietnam Energy Sector: Strategy, Assessment and Roadmap, Asian Development Bank 2015, diakses 24 Oktober 2016,

34. Diakses pada tanggal 1 September 20 16,

35. Diakses pada tanggal 1 September 20 16,

36. Diakses pada tanggal 1 September 20 16,

37. Diakses 2 September 20 16,

38. Diakses pada tanggal 2 September 20 16,

39. Diakses pada tanggal 2 November 20 16,

40. Diakses pada tanggal 21 November 2016,

41. Diakses pada tanggal 21 November 2016, < https:l I www. state.govl rl palprsl psi 20161 081260805. htm>

42. Diakses pada tanggal 23 November 20 16, < http:/ fwww.nst.com.myfnews/ 20 16/03/ 133348/mab-kargo-partners-azerbaijan-carrier-expand-cargo­ network>

43. Diakses pada 24 November 2016,

44. Diakses pada 24 November 20 16,

45. Diakses pada tanggal 24 November 20 16,

46.Diakses pada tanggal 24 No vember 2016,

47. Diakses pada tanggal 28 November 20 16,

Brafaks dan Nota Dinas

1. Berita faksimili KBRI Baku mengenai Laporan Pelaksanaan Festival Indonesia di Baku pada tanggal 17-23 November 20 16

2. Berita Faksimili Laporan Policy Dialogue and Discussion Tim P3K2 Aspasaf ke Azerbaijan pada tanggal 27 Maret - 1 April 2016

3. Berita Faksimili Laporan Policy Dialogue and Discussion Tim P3K2 Aspasaf ke Kazakhstan pada 28-3 1 Maret 20 16

135 4. Brafaks KBRI Astana perihal Penyampaian Data Economic Intelligence Kazakhstan dan Tajikistan tanggal 16 November 20 16

5. Nota Dinas Laporan Rapat Penyelenggaraan FGD dan Rapat Penyusunan TOR Kajian Mandiri P3K2 Aspasaf tahun 20 16 tanggal 25-27 Januari 20 16

136 LAMPIRAN I. KEGIATAN PELAKSANAAN KAJIAN

Policy Dialogue and Discussion Tim Pusat P2K2 Aspasaf di luar negeri

No Negara Pihak Yang Ditemui

1 Azerbaijan, 27 Maret - 1 Instansi Pemerintah April 20 16 a. Mr. Natiq B Abbasov, Deputy Minister of Energy; b. Ambassador Eldar Salimov, Head of the Second Asiyan Department, Kementerian Luar Negeri Azerbaijan;

c. Mr. Rufa t Mammadov, President of Azerbaijan Export and Investment Promotion Foundation; d. Mr. Natiq B. Abbasov, Deputy Head of Department, Interstate Economic Cooperation Department;

e. Mayor Jenderal Mirgasim Fazil Oglu Vahabov, Chief of Head Department, State Custom Committee.

Kalangan Bisnis

a. Mr. Adil Sh Huseynov, Vice President the Azerbaijan amberCh of Commerce and Industry; b. Mr. Sakhavat Karimov, Secretary General of the ipek Yolu (Silk Way) Business Association; c. Ms. Aziza Seyidova, Director of Business Development, Pasha Travel.

Think Tank dan Lembaga Pendidikan a. Mr. Anar Nagiyev, Dean of Regional Studies and International Relations, Azerbaijan University of Languages; b. Ms. Ulviyya Khalilova, Staf Pengajar Pusat Studi Indonesia, Azerbaijan University of Languages; c. Dr. Vugar Bayramov, Chairman of the Center fo r Economic and Social Development; d. Dr. Gulshan Pshayeva, Deputy Director of Center fo r Strategic Studies (SAM).

137 2 Iran, 13-18 Mei 20 16 lnstansi Pemerintah

a. Iran Chamber of Commerce Industries, Mines and Agriculture b. Presidential Office Cultural Hertitage, Handicraft and Tourism Organisation c. Organisation fo r Investment, Economic and Technical Assistance of Iran, Ministry of Economic Affairs and Finance d. Iran Trade Promotion Organisation, Ministry of Industry, Mines and Trade

Kalangan Bisnis

a. Iran Gas to Liquid International Company b. Secretariat of Economic Cooperation Organisation c. Kunjungan ke Pelabuhan Bandar Abbas

Think Tank dan Lembaga Pendidikan

a. Institutefo r Political and InternationalStudies b. Centre fo r Strategic Research

c. Faculty of World Studies, University of Te hran

3 Kazakhstan, 27 Maret - Instansi Pemerintah 1 April 2016 a. Ministry of Foreign Affa irs; b. Ministryfo r Investment and Development;

c. Ministry of National Economy; d. Chamber of Commerce and Industry of Kazakhstan; e. Kazakhstan National Export and Investment Agency; (vi) Ministry of Energy;

Think Tank dan Lembaga Pendidikan

a. KazakhstanInstitute fo r Strategic Studies; b. Institute of World Economy and Politics;

c. Kazakhstan Institute of Management, Economics and Strategic Research (KIMEP); dan d. Central Asian Studies Center (CASC).

138 4. Malaysia, 24 - 28 April lnstansi Pemerintah 20 16 a. Central and South Asia Division and West Asia Divisio, Ministryof Foreign Affa irs b. Bilateral Economic and Trade Relations Division, c. Trade and Industry Cooperation Section, d. ASEAN Economic Integration Division, Ministry of International Trade and Industry; e. Russia and Central Asia Market Access and InternationalPartner ship Division, f Malaysia External Trade Development Corporation(MATRADE). g. Strategic Planning and International Division, Department of Civil Aviation, Port Klang rep resentatives, Ministry of Transport (Mo T)

Kalangan Bisnis a. Uz bekistan Ain.uays, National Air Company of the Republik of Uz bekistan b. Strategic Planning and Advocacy Division, malaysian Investment Development Agency (MIDA) c. Petroliam Nasional Berhad (Petronas)

Think Tank dan Lembaga Pendidikan a. Institute of Strategic and International Studies (ISIS) b. Institute of Malaysian and International Studies (IKMA S), Universiti Kebangsaan Malaysia

c. Asian Strategy and Leadership Institute

5 Korea Selatan, 05-09 Think Tank dan Lembaga Pendidikan September 20 16 a. Korea Association of International Studies (KAIS); b. Korea Institute of Economic Policy (KIEP); c. Korea Institute of Economic and Trade (KIE T); d. Global Research Institute, Graduate School of International Studies, Korea University; e. Center fo r International Studies, Yonsei University; f. Catholic University of Korea.

139 6 Uzbekistan, 13-16 Maret Instansi Pemerintah

2016 a. Kementerian Luar Negeri, Directorate General fo r Information and Analysis b. Uzinfoinvest Agency

c. Kementerian Kerjasama Ekonomi, Investasi dan Perdagangan Intemasional Uzbekistan; d. Chamber of Commerce e. Directorate Director fo r Analysis and Elaboration of Proposals on International Cooperation and Security Is sues,

Think Tank dan Lembaga Pemerintah

a. Center fo r Economic Research (CER);

b. National University of Uz bekistan;

c. University of Wo rld Economy and Diplomacy;

d. Bukhara State University;

e. Samarkand State University.

7. Vietnam, 24 - 29 April Instansi Pemerintah 2016 a. Ministryof Foreign Affa irs b. General Departmentof Energy c. Ministry of Planning and Investment d. Vietnam Trade Promotion Center

e. KADIN Vietnam

f Vietnam National Association fo r Tourism

Lembaga Pendidikan

a. Institure fo r Wo rld Economy and Politics (IWEP)

8 India, 18 - 22 April 2016 Instansi Pemerintah a. Ministry of ExternalAffa irs b. Ministry of Commerce c. Ministry of Power d. Indian Chamber of Commerce

Kalangan Bisnis a. Federation of Indian Export Organization b. National Institute fo r Micro, Small, and Medium Enterprises (NIMSME)

Think Tank dan Lembaga Pendidikan a. Indian Council fo r World Affa irs b. ObserverResearch Foundation c. Vivekananda InternationalFou ndation

d. Centre of Inner Asian Studies, Jawaharlal Nehru University.

140 Kegiatan Focusp Grou Discussion dalam rangka Kaj ian Mandiri 2016

No Tema Narasumber Audience 1 Penyelenggaraan a. Duta Besar Ngurah a. Kemenko FGD Penyusunan Swajaya, Ketua Perekonomian, TOR, Bogar, 25-27 Pelaksana Harlan Kemenko Polhukam, Januari 2016 Pokja Diplomasi b. Setwapres Ekonomi Kemlu c. Sekretariat Negara b. Listyowati, Direktur d. Kementerian Asia Selatan dan Perdagangan Tengah Kemlu e. Kementerian c. Dra. Tuti Prahastuti, Perindustrian M.Si., Direktur f. Kementerian Pengembangan Pasar Pariwisata dan Informasi Ekspor g. Kementerian BUMN Kemendag h. Kementerian ESDM d. Natalia Retna i. Bappenas, BKPM Kentjana SH.,LLM., j. UIN Syarif Direktur Hidayatullah Pengembangan k. Satker Kemlu, antara Promosi Investasi lain Dit. Asselteng, BKPM Dit. Timteng, e. Budi Harjanti., Kepala Sekretariat BPPK, Bidang Strategi BPPK Aspasaf dan Pemasaran Asia BPPK Amerop Pasifik Kementerian Pariwisata f. Hendro Gunawan, Kepala Subbagian Kerja Sarna Bilateral Kementerian ESDM. 2 DiskusiTerbatas a. Duta Besar Dian a. Peserta Pusat P2K2 "Indonesia dan Asia Wirengjurit, Duta Aspasaf Tengah: Sebuah Besar Republik b. Direktorat Asia Upaya Penguatan Indonesia untuk Selatan dan Tengah Diplomasi Republik Islam Iran Ekonomi" dengan merangkap Republik Fokus pada Iran, Turkmenistan Jakarta 17 Februari b. Duta Besar Valiollah 2016 Mohanunadiyang merupakan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Republik Indonesia

141 3 Diskusi Terbatas a. Duta Besar Mohamad a. Pusat P2K2 Aspasaf, "Indonesia dan Asia Asruchin, Duta Besar b. Sekretariat BPPK

Tengah: Sebuah Republik Indonesia c. Direktorat Asia Upaya Penguatan untuk Uzbekistan Selatan dan Tengah, Diplomasi (Periode 2010-2014) d. Direktorat Fasilitas Ekonomi" dengan b. Duta Besar Ashkat T. Diplomatik Fokus pada Orazbay (Duta Besar Kazakhstan dan Republik Kazakhstan Uzbekistan, Jakarta untuk Republik 22 Februari 2016 Indonesia)

4 Diskusi Terbatas a. Duta Besar Prayono a. Direktur Asia Selatan "Indonesia dan Asia Atiyanto, (Duta Besar dan Tengah Tengah: Sebuah R1 untuk Republik b. Pejabat dan Staff dari Upaya Penguatan Azerbaijan periode Pusat P2K2 ASPASAF Diplomasi 201 2-20 16) Ekonomi" dengan b. Duta Besar Husnan Fokus pada Bey Fananie (Duta Azerbaijan, Jakarta Besar R1 untuk 2 Maret 2016 Republik Azerbaijan periode 201 6-20 19) c. Ruslan Nasibov, DCM Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Jakarta 5 ENERGI : a. Ida Yusmiati, a. ESDM "Indonesia dan Asia Direktur Hulu b. Pertamina Tengah: Sebuah Pertamina c. Setneg Upaya Penguatan b. Dr. Suparman, Kabid d. Kalangan Akademisi Diplomasi Kajian Infrastrutur e. Satker Kementerian Ekonomi" Depok, 4 Energi Nuklir, BATAN Luar Negeri Mei 2016 c. Ucok Siagian, Peneliti Senior, Kepala Pusat Kebijakan Keenergian ITB

142 6 INVESTASI : a. Amalia Adininggar a. Kementrian "Indonesia dan Asia Widyasanti, Direktur Perdagangan, Tengah: Sebuah Perdagangan, b. BKPM Upaya Penguatan Investasi dan Kelja c. Sekretariat Negara Diplomasi SarnaEkonomi d. KADIN Ekonomi" dengan Internasional e. Pelaku Usaha di Fokus pada Sektor Bappenas bidang infrastruktur Investasi dan b. Wardoyo Santosa, f. Hutama Karya Infrastruktur, Senior Business g. PT Semen Indonesia Jakarta 11 Mei Development Manager 2016 PT.Wijaya Karya c. Sudarmono, Direktur PT. Istana Karang Laut 7 PERDAGANGAN : a. Bapak Yan Triono, a. Setneg, Kementerian "Indonesia dan Asia Kasubdit Pembiayaan Perdagangan Tengah: Sebuah Perdagangan, Dit. b. LIPI Upaya Penguatan Fasilitasi Ekspor- c. Dit. Asselteng Diplomasi Impor Kemendag d. P3K or Ekonomi" dengan b. Bapak Toto Sugiharto, e. P3K2 Amerop Fokus pada Phd. Dekan Fakultas f. Kadin Indonesia Perdagangan" Ekonomi Universitas Komite Timur Tengah Jakrta, 11 Maret Gunadarma serta Komite Rusia 2016 g. CIS h. Asian Pulp and Paper Sinar Mas, i. Bank BNI, j. Bank Mandiri, k. Bank BCA, 1. Bank Sinar Mas m. PT. Phapros 8 PERBANKAN : a. Bapak Triyono, Advisor a. Setneg "Indonesia dan Asia Dewan Komisioner b. Kementerian Tengah : Sebuah ,Otoritas Jasa Perdagangan

Upaya Penguatan Keuangan c. LIPI Diplomasi Ekonomi: b. Basuki Setyadjid, d. Dit. Asselteng Sektor Perbankan Direktur Pelaksana III, e. P3K OI dan Jasa Indonesia Eximbank f. P3K2 Amerop

Keuangan" Jakarta, c. Heidy Ruswita Sari, g. Kadin Indonesia 14 Maret 2016 Kepala Unit Kajian dan KomiteTimur Tengah Analisis Ekonomi serta Komite Rusia Bursa Efek Indonesia h. CIS i. Asian Pulp and Paper Sinar Mas, j. Bank BNI,

k. Bank Mandiri, _

143 l. Bank BCA, m.Bank Sinar Mas n. PT. Phapros 9 PERHUBUNGAN & a. Puj i Nur Handayani, d. Kementerian LOGISTIK Wakil Presiden Strategi Perdagangan "Indonesia dan Asia dan Pengembangan e. Kementrian Tengah: Sebuah Bisnis, PT Garuda Perhubungan Upaya Penguatan Indonesia f. KADIN Diplomasi b. Asep Anjasmara, Ketua g. Akademisi Ekonomi" dengan II Asosiasi Pelaku h. Asosiasi Perusahaan Fokus Sektor Pariwisata Indonesia Nasional Pengirim dan Perhubungan dan c. Ade Chandra, Kasie Pengantaran Barang Logistik Jakarta 10 Kerja Sarna Bilateral Indonesia mei 2016 dan Perusahaan (ASPERINDO) Angkutan Udara, i. Pelaku Usaha Logistik Kementerian dan Pariwisata Perhubungan.

10 Pertemuan a. Bapak Ridwan a. Direktorat Kelompok Ahli Hassan, Staf Ahli Pengembangan (PKA) , Depok, 9 Bidang Diplomasi Promosi BKPM Desember 2016 Ekonomi b. Direktorat b. Bapak Moh. Asruchin, Pengembangan Pasar Duta Besar RI untuk dan Informasi Ekspor Uzbekistan merangkap Kementerian Tajikistan dan Perdagangan Kyrgyzstan (2010- c. Direktorat Afrika 2014) d. Pusat P2K2 Amerop c. Bapak Toto Sugiharto Ph .D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

144 LAMPIRAN II. INFORMASI DASAR l'fEGARA-l'fEGARA ASIA TENGAH

Nama Negara : Republik Azerbaijan (Azerbaijani: Az;)rbaycan Respublikas1)

lbu Kota : Baku

Bahasa Resmi : Azeri

Sistem Politik : Presidensial Partai Tunggai-Dominan

Kepala Negara Presiden Ilham Heydar oglu Aliyev sejak 31 Oktober 2003

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Artur Tahiroglu Rasizadeh, sejak 4 November 2003

Ketua Parlemen I Milli : Ogtay Sabir Assadov, sejak 2 Desember 2005 Majlis (Azerbaijani: Milli Maclis)

Menteri Luar Negeri : Elmar Mammadyarov Maharram oglu, sejak 7 April 2004

Pembukaan Kedutaan : Tanggal 12 Februari 2006 (merangkap Besar di Jakarta Singapura, Fi lipina, dan Timor Leste)

Duta Besar Azerbaijan : Qarayev Tamerlan Yelmar oglu, sejak 28 Oktober 2011

Pembukaan KBRI ; 2 Desember 2010

Duta Besar RI : Husnan Bey Fananie sejak Januari 2016

Hubungan Diplomatik : 24 September 1992

145 Hari Nasional : 28 Mei 1918 (Hari Pendirian Republik Demokratik Azerbaijan)

Agama : Muslim 95% (Syi'ah : 85% dan Sunni : 15%) 5% agama minoritas : Yahudi, Baha'i, Hare-Krishna, dan Kristen dalam denominasi Kristen-Rusia, Georgian-Orthodox, Armenian-Apostolic, Lutheran, Baptis, Molokan, , Saksi Yehovah, Gereja Nehemiah, Bin tang Gereja Timur, dan Katedral Gereja Terpuji

Luas Wilayah : 86,600 km2 = 33,436 sq mi (201 5-IMF)

Populasi : 9,780,780 (201 5-IMF)

GDP : US$ 54.048 Milyar (201 5-IMF)

GDP per Kapita : US$ 5.739,43 (201 5-IMF)

Pertumbuhan GDP : 4.9% (2010); 0.09% (2011); 2.16% (20 12); 5.8% (2013); 2.8% (2014); 1.1% (20 15) (IMF)

Komoditas Ekspor Utama Migas dan produk energi, mesinfperalatan perminyakan, fe rrous and nonferrous metals, biji besi, semen, produk kimia dan petrokimia, kapas, pupuk mineral, tekstil, produk makanan, permesinan, kendaraan bermotor

Komoditas lmpor Utama : Mesin dan peralatannya, produk berbasis minyak, bahan-bahan kimia, bah an makanan, ferrous and nonferrous metals

Komoditas Impor dari : Makanan kemasan, alat-alat rumah tangga, Indonesia tekstil dan produk tekstil, alat-alat olahraga serta barang kerajinan

Komoditas Eksport dari : Mineral, Produksi Makanan, bahan baku ban, Azerbaijan ke Indonesia pertanian.

146 PETA NEGARA AZERBAIJAN

RUSSIA G TIILISr._

R A N

IBUKOTA AZERBAIJAN, BAKU

Sumber: http:/ Jwww.tabeertours.comjimg/holidays/8026baku-towerl lnew.jpg

147 Nama Negara : Kazakhstan

lbu Kota : Astan a

Bahasa Resmi : Kazakhs & Bahasa Rusia

Sistem Politik : Presidensial

Kepala Negara : Presiden Nursultan Nazarbayev sejak 199 1

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Bakytzhan Abdirovich Sagintayev sejak September 2016

Menteri Luar Negeri : Erlan Idrissov sejak September 20 12

Pembukaan Kedutaan Besar: : Sejak September 20 12 Kedudukan di Jakarta

Duta Besar Azerbaijan : Ashkat T. Orazbay, sejak 17 Oktober 20 12

Pembukaan KBRI : Sejak 29 Desember 20 10

Duta Besar RI : Foster Gultom (Merangkap Republik Tajikistan)

Hubungan Diplomatik : Sejak 1993

Hari Nasional : 16 Desember

Agama : Islam 70,2%, Kristen (Russin Ortodoks )26,2%,

Luas Wilayah : 2,724,900 km2 (2015-IMF)

Populasi : 17,422,000 (2015-IMF)

148 GDP : US$ 184,4 Milliar (201 5-IMF)

GDP per Kapita : US$ 10,426 (201 5-IMF)

Pertumbuhan GDP : 7.3% (2010); 7.5%(2011); 5%(2012); 6%(2013); 4.3% (2014); 1.2% (2015) (IMF)

Komoditas Ekspor Utama : Migas, Kimia Radiokaktif, Pesawat, Helikopter (EOC)

Komoditas Impor Utama Mineral, Metal, Kayu, Batu, Kertas dan Bahan Pangan

Komoditas Impor dari : alat percetakan, elektronik, tembakau, minyak Indonesia kelapa sawit, dan suku cadang kendaraan.

Komoditas Eksport dari : Mineral, Produksi Makanan, bahan baku ban, Kazakhstan ke Indonesia pertanian.

149 PETA NEGARAKAZAKHSTAN

RUSSIA RUSSIA

eASTANA

Karaganda•

KAZAKHSTAN

.Baikonur .Kyzylorda CHINA

IBUKOTA KAZAKHSTAN, ASTANA

.. . ; ·.._ ..:; -;.-" . .-

Sumber: http:/ /i2.cdn.cnn.com/ cnnnextfdamfassets/ 120713042724-kazakhstan­ astana-horizontal-large-gallery .j pg

150 Nama Negara : Kyrgyzstan

lbu Kota : Bishkek

Bahasa Resmi : Kyrgyz 71,4% (state language), Uzbek 14,4%, Rusia 9% (ofjicial languagesejak Desember 2001), Iainnya 5,2%.

Sistem Politik : Presiden Perlementer

Kepala Negara : Presiden Almazbek Atambayev sejak 2011

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Sooronbay Jeenbekov sejak April 2016

Menteri Luar Negeri : Abdyldaev Erlan Bekeshovich sejak September 2012

Pembukaan Kedutaan Besar: : Dirangkap Kedutaan Besar Kyrgyzstan di Kedudukan di Jakarta Kuala Lumpur

Duta Besar Kyrgyzstan : Mr. Arslanbek Umetaliev (Charge d'Affaires

Kedutaan Besar Kyrgyzstan di Kuala Lumpur)

Pembukaan KBRI : Dirangkap KBRI Tashkent

Konsul Kehormatan RI Bishkek

Duta Besar RI : Anak Agung Gde Alit Santhika (Sejak 2015) Dirangkap dari Tashkent

Hubungan Diplomatik : Sejak 1993

151 Hari Nasional : 31 Agustus

Agama : Islam (75%), Orthodox Rusia (20%}, Lainnya (5%)

Luas Wilayah : 199.900 km2 (201 5-IMF)

Populasi : 5.895.000 jiwa (201 5-IMF)

GDP : US$ 6,650 Milyar (20 1 5-IMF)

GDP per Kapita : US$ 1.11 2 (201 5-IMF)

Pertumbuhan Ekonomi : 3.5%

Pertumbuhan GDP : -0.47%(2010); 5.9%(2011); 1%(20 12); 10%(2013); 3.6 % (2014), 3.4% (2015) (IMF)

Komoditas Ekspor Utama Emas, Textile, pengelohan makanan, semen, logambumi

Komoditas Impor Utama : Minyak, gas, me sin dan perlengkapannya, bahan-bahan kimia dan makanan

Komoditas Impor dari : Minyak kelapa sawit, teh, non-woven textile, Indonesia dan spare part kendaraan bermotor

Komoditas Eksport dari Mineral, Polycarbonates, be nang polyster, Kyrgyzstan ke Indonesia kabel tembaga dan polymer (polyurethane)

152 PETA NEGARA KYRGYZSTAN

' ' lU' , ,, Ia

CHINA •l

Sumber:http: I I aarushtours.coml user_images I destination_images IDestinationlmage_6520.jpg

153 Nama Negara : Republik Tajikistan (Tajik: '-cyMxypHH TO'\HKHCTOH Cumhuriji To¢kiston, Rusia: Pecny6AHKa TB,ZOKHKHCTaH Respublika Tadzhikistan)

lbu Kota : Dushanbe

Bahasa Resmi : Tajik

Sistem Politik : Republik semi-presidensial

Presiden : Presiden Emomali Rahmon sejak 1992

Perdana Menteri : Perdana Menteri Kokhir Rasulzoda sejak 20 13

Menteri Luar Negeri : Aslov Sirodjidin Muhridinovich, sejak 29 November 20 13

Luas Area : 144, 100 sq km (2015-IMF)

Total Populasi : 3.302.000 Juta Penduduk (20 1 5-IMF)

Lagu Kebangsaan : " Cyp yau Mu..n.nii SurudiMi lli'

Agama : Islam 98% (Sunni 95%, Shiah 3%), Lain-lain 2%

Bahasa : Tajik dan Rusia

Mata Uang : Tajikistani Somoni (TJ S)

Hari Kemerdekaan : 9 September 1991

Pembukaan Kedutaan : N/A Besar di Jakarta

Duta Besar Tajikistan : N/A

Pembukaan KBRI . Dirangkap KBRI di Tashkent, Uzbekistan

Duta Besar RI : Foster Gultom (Merangkap Republik Uzbekistan)

Hubungan Diplomatik : Sejak 1994

154 GOP : US $ 7.816 milyar (201 5-IMF)

GOP per Kapita : US $ 922,07 (201 5-IMF)

Pertumbuhan GOP : 6.5% (2010); 7.4% (2011); 7.5%(2012); 7.4%(2013) ; 6.7% (2014) ; 3% (2015) (IMF)

Komoditas Ekspor Utama : Alumunium, Emas, Zinc Ore, Lead Ore, Kapas Mentah

Komoditas Impor Utama : Kapas, Karet, Bahan Lilin

Komoditas Impor dari : Sabun, Pelumas, Bahan Lilin, Kapas, alat Indonesia elektronik

Komoditas Ekspor Kapas dan karet keras Tajikistan ke Indonesia

155 PETA NEGARA TAJIKISTAN

CHINA

IBUKOTA TAJIKISTAN, DUSHANBE

Sum.ber: http://eurasia. travel/ images/Tajildstan/Dushanbe/ flagpole.jpg

156 * * * • ( * * *... * *

Nama Negara : Republik Uzbekistan (Uzbek: O'zbekiston Respublikasi) lbu Kota : Tashkent Bahasa Resmi : Uzbek Sistem Politik : Presidential-Parlementer Presiden (acting) : Miromonovich Shavkat Mirziyoyev sejak 20 16 Perdana Menteri : Miromonovich Shavkat Mirziyoyev sejak 20 13 Menteri Luar Negeri : Khaflzovich Abdulaziz Kamilov, sejak 11 Februari 2012 Luas Area : 447.400 km2 (2015-IMF) Total Populasi : 30.604.000 Juta Penduduk (2015-IMF) Lagu Kebangsaan : "O'zbekiston Respublikasining DauZat Madhiyast"

Agama : Islam 88% (Mayoritas Sunni), Russian Orthodox 9%, Lain-lain 3%

Bahasa : Uzbek 74.3% (Bahasa Resmi), Rusia 14.2%, Tajik 4.4%, Lain-lain 7.1% Mata Uang : Uzbekistan Sum (UZS) Hari Kemerdekaan : 1 September 1991

Pembukaan Kedutaan : Sejak Desember 1996 Besar di Jakarta Duta Besar Uzbekistan : Shavkat Jamolov, sejak September 2008 -

Pembukaan KBRI ; Sejak Mei 1994 (Merangkap Krygzstan)

Duta Besar RI : Anak Agung Gde Alit Santhika sejak 15 Oktober 2014 (Merangkap Krygzstan)

157 Hubungan Diplomatik : 23 Juni 1992

GDP : US $ 65,503 milyar (201 5-IMF)

GDP per Kapita : US $ 2,131 (201 5-IMF)

Pertumbuhan GDP : 8.5% (2010); 8.3%(2011); 8.2%(2012); 8%(2013); 8. 1% (2014); 8%(2015) (IMF)

Komoditas Ekspor Utama : Emas, Kapas, Minyak dan Gas, Otomotif

Komoditas Impor Utama : Peralatan dan Mesin Industri, Farmasi, Kimia dan Makanan

Komoditas Impor dari : Komponen pendingin mesin, Bahan baku adonan Indonesia roti, Tekstil, The Hitam, Sabun, Pakaian Wanita, Ikan Tuna Kalengan.

Komoditas Ekspor : Emas, kapas, Spare part mobil, paper-waste Uzbekistan ke Indonesia

158 PETA NEGARA UZBEKISTAN

10 WI! Ba/lrJJW>

TURKMENISTAN

IBUKOTA NEGARA UZBEKISTAN, TASHKENT

Sumber: https:f fcommons.wikimedia.org/wiki/File:lnternationai_Business_Center._Tashkent_city.jpg

159 ·=")

· . " . • • ( •••,,.. . l

Nama Negara : Turkmenistan (Turkmen: TUrkmenistan)

Ibu Kota : Ashgabat

Bahasa Resmi : Turkmen

Sistem Politik : Presidensiil

Presiden : Presiden Gurbanguly MalikgulyY"ewi� Berdimuhamedow sejak 2007

Menteri Luar Negeri : Ra�it Owezgeldiyewi� Meredow sejak2007

Luas Area : 488. 100 km2 (2015-IMF)

Total Populasi : 30.604.000 (2015-IMF)

Lagu Kebangsaan : "Gar�syz Bit a rap Trlrkmenistanyfl. Dow let Gimni (State Anthem of Independent, Neutral Turkmenistan) "

Agama : Islam Sunni 89%, Kristen Ortodoks Timur 9%, lain- lain 2%

Bahasa : Turkmen (72%), Rusia (12%) , Uzbek (9%), lainnya (7 %)

Mata Uang : Turkmenistani Manat (TMM/TMT)

Hari Kemerdekaan : 27 Oktober 1991

Pembukaan Kedutaan : Dirangkap Kedutaan Besar di Kuala Lumpur, Besar di Jakarta Malaysia

Duta Besar Turkmenistan : Yazkuli Mammedov (Non Resident) di Kuala Lumpur

Pembukaan KBRI : Dirangkap KBRI Tehran, Iran

Duta Besar RI : Octavino Alimudin (Duta Besar Iran merangkap Turkmenistan)

Hubungan Diplomatik : Sejak 1994

GDP : US $ 35.398 milyar (20 1 5-IMF)

160 GOP per Kapita us $ 6.654,7 (20 1 5-IMF)

Pertumbuhan GOP 9. 1%(20 10); 14.7%(20 11); 11% (20 12); 10. 1%(20 13); 10.2(20 14); 6.5%(20 15) (IMF)

Komoditas Ekspor Utama Gas, Minyak Mentah Petrokimia, Tekstil, Kapas

Komoditas Impor Utama Peralatan Mesin, Kimia, Makanan

--·- Komoditas Impor dari Tekstil, Baham Mentah, Mineral Indonesia

Komoditas Ekspor Kapas Fiber dan textile Turkmenistan ke Indonesia

------

161 PETA NEGARA TURKMENISTAN

UZBEKISTAN Al£R

Caspt n s

IRAN AFGHANISTAN

IBUKOTA TURKMENISTAN, ASHGABAT

Sumber: http:/ fwww.itochu.rufimagesjofficesfitochu_ashgabat.jpg

162 LAMPIRAN III. TIM PENYUSUN

Mohamad Hery Saripudin (Minister) Jabatan Konsul Jenderal RI-Jeddah (Oktober 20 16-sekarang) Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kawasan Asia Pasiflk dan Afrika (Mei 2013 - Oktober 2016) Pendidikan M.A dalam bidang Studi Pembangunan Internasional (Universitas Saint Mary, Halifax, Canada); Sarjana Hubungan lnternasional (Universitas Gadjah Mada)

Pelatihan Short Course Hukum Internasional, Universitas UN dan Ignatious, New york (2008) Sesparlu, Jakarta (2005) Sesdilu, Jakarta ( 1999) Sekdilu, Jakarta (1989) Penugasan PTRI New York (2008-2012) Luar KJRI Vancouver (2001-2005) Negeri KBRI Pretoria (1994-1998)

Arifi Saiman (Minister Counsellor) Jabatan Kepala Bidang Afrika (2015-Sekarang) Pendidikan : Doktor Ilmu Komunikasi, (Universitas · Padjadjaran) Master of InternationalPolitics (Fl inders University of South Australia, Adelaide, Australia). Pelatihan Sekdilu (1990-1991) Sesdilu (2003) Sesparlu (20 1 0) Penugasan KJRI Toronto (1996-2000) Luar KBRI Dakkar (2004-2008) Negeri KBRI Paris (2011-2015)

163 Mohamad Hanifa (Counsellor} Jabatan Kepala Bidang Timur Tengah (2013 - Sekarang) Pendidikan M.Si (Universitas Indonesia) Sarjana Hubungan Intemasional (Universitas Parahyangan) Pelatihan Sesparlu, Jakarta (2014) Sesdilu, Jakarta (2007) Sekdilu, Jakarta (1998) Penugasan KBRI Riyadh (2009-2013) Luar Negeri KBRI Damascus (2002-2006)

Suargana Pringganu (Counsellor} Jabatan Counsellor, KBRI Beijing (September 20 16-sekarang) Kepala Bidang Asia Pasiflk (Februari 2014 - Agustus 20 16) Pendidikan Master dalam bidang Hubungan Intemasional (Universitas Indonesia) Pelatihan Sesparlu (20 15) Sesdilu (2007) Sekdilu ( 1999) Penugasan KBRI Bangkok Luar Negeri KJRI Vancouver KBRI Port Moresby

M.Zakaria AI-Anshori (Counsellor} Jabatan Kepala Bidang Asia Pasifik (20 16- sekarang) Pendidikan Ph.D in Political Science and International Relations (Victoria University of Wellington) .MA in International Politics (De La Salle University of Manila) MM in International Ma nagement (University of Indonesia). Pelatihan Sesdilu, Jakarta (2010); Sekdilu, Jakarta (2001) Penugasan KBRI Manila (2005-2009) Luar Negeri

164 Iwa Mulyana {Minister Counsellor} Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat P3K2 Aspasaf (20 16-sekarang) Pendidikan Master in In ternational Legal Studies (Washington Collegeof Law, America. Un iversity); Srujana Hukum (Universitas Pildjadj aran) Pelatihan Sesparlu, Jakarta (2010) Sesdilu, Jakarta (2003) Sekdilu, Jakarta, (1991)

Penugasan KJRI Johor Bahru (2012-2016) Luar Negeri KJRIPerth (2005-2009)

KBRI Colombo (1999-2002)

Harya K.Sidharta {Minister Counsellor} Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat P3K2 Asapsaf {20 16 - sekarang) Pendidikan Srujana Ilmu Politik (Universitas Katolik Parahyangan) Pelatihan Sesparlu, Jakarta (2011) Sesdilu, Jakarta (2002) Sekdilu, Jakarta, (1994)

Penugasan KJRI Marseille (2011-2015) Luar Negeri KBRI Bangkok (2004 - 2008) KBRI Caracas (1997 -2001)

Mangantar Simon Hutagalung {Counsellor) Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat (2009- sekarang) Pendidikan M.A. {City University of New York) Pelatihan Sesdilu, Jakarta (2004) Sekdilu, Jakarta (1990)

Penugasan KBRI Berlin (2005-2009) Luar Negeri KBRI Roma (1998-2002) KBRI Pretoria (1997-1998)

165 Marviana Sendi D.B. Siregar (Sekretaris Pertama)

Jabatan Sekretaris I, PTRI New York (Oktober 20 1 6-sekarang)

Kepala Sub Bidang Ketja Sarna ASEAN dan Intra Kawasan (2013 - 2016)

Pendidikan M.M. (Universitas Gadjah Mada) ;

S.Si (Universitas Gadjah Mada)

Pelatihan Sesdilu, Jakarta (2014)

Sekdilu, Jakarta (2005)

Penugasan PTRINew York (Oktober 2016- Luar Negeri sekarang)

KJRI Sydney (2009-2013)

Muhammad Iqbal Maulana (Sekretaris Pertama)

Jabatan Kepala Sub Bidang Asia Barat dan Arab Maghribi (20 14 - sekarang)

Pendidikan M.A. In ternational Economic Development (Korea University, Seoul

Satjana Ilmu Politik Hubungan Intemasional (Universitas Gadjah Mada)

Pelatihan Sesdilu (2015)

President's Speech Writing, Washington D.C. (2014)

Sekdilu (2005)

Penugasan KBRI Kuala Lumpur (2010-20 13) Luar Negeri

Sigit Aris Prasetyo (Sekretaris Kedua)

Jabatan Kepala Sub Bidang Negara Arab Kawasan Teluk (20 14 - sekarang)

Pendidikan M. Hum. American Studies (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Pelatihan Sesdilu (20 15)

Sekdilu(2006)

Penugasan KJRI Los Angeles (2010-2013) Luar Negeri

166 Arindya Anindita (Sekretaris Kedua) Jabatan Kepala Sub Bidang Asia Timur dan Pasifik (Januari 2015- sekarang) Pendidikan Master of Peace Keeping and Security

· Studies (Universita degli studi Roma Tre) Sarjana Ilmu Politik (Universitas Padjadjaran) Pelatihan Sesdilu(20 16) Sekdilu (2006)

Penugasan KBRI Roma (2011-2014) Luar Negeri

Cecillia Axel Toumahu (Sekretaris Kedua) Jabatan Kepala Sub Bidang Asia Selatan dan Tengah (September 20 16- sekarang) Pendidikan Master of Peace and Conflict Studies (University of Sydney) Sarjana Ilmu Politik (Universitas Padjadjaran) Pelatihan Sekdilu (2006)

Penugasan KBRI Hanoi (2012-2015) Luar Negeri

Eva K.Situmorang (Sekretaris Kedua) Jabatan Kepala Sub Bidang ASEAN Keijasama Intrakawasan Lainnya (November 20 16- sekarang) Pendidikan Sarjana Ilmu Humaniora (Universitas Indonesia) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2008)

Penugasan KJRI Guangzhou (2013-2016) Luar Negeri

167 Faramela Azania (Sekretaris Ketiga) Jabatan Sekretaris Ketiga, KBRI Beijing (September 20 16-sekarang) Pejabat Fungsional Diplomat Pertama P3K2 Aspasaf (2009 - 2016) Pendidikan Master of Crosscultural Communication (University of Sydney, Sydney, Australia) Sarjana Ilmu Humaniora (Universitas Indonesia) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2009) Penugasan KBRI Beijing (September 2016- Luar Negeri sekarang)

Haidi Nur Hashfi (Sekretaris Ketiga) Jabatan Sekretaris Ketiga, KBRI Astana (20 16-sekarang) Pejabat Fungsional Diplomat Pertama P3K2 Aspasaf (201 1 - 2016) Pendidikan Master of Diplomacy and Trade (Monash University, Australia) Sarjana Ekonomi (Universitas Gadjah Mada) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2010) Penugasan KBRI Astana (September 20 16- Luar Negeri sekarang)

Dwiyatna Widinugaraha (Sekretaris Ketiga) Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat Pertama P3K2 Aspasaf (Juli 2016- sekarang) Pendidikan Doctor of Philosophy (Ph.D.) in Communication, Rhetoric, and Digital Media (North Carolina State University) ; Master of Arts (M.A.) in Communication Arts (New York Institute of Technology) ; Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) bidang Hubungan Masyarakat (Universitas Padjadjaran) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2011) Penugasan Staf Magang KBRI Abu Dhabi (20 11) Luar Negeri

168 Budi Kurniawan Supangat (Atase) Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat Pertama Pusat P2K2 Aspasaf (20 14 - sekarang) Pendidikan Sarjana Ilmu Politik (Universitas Padjajaran) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2014)

Penugasan Staf Magang KBRI Yangon (2014) Luar Negeri

Dimas Muhamad (Atase) Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat Pertama Pusat P2K2 Aspasaf (2014 - sekarang) Pendidikan Sarjana Ilmu Politik (Universitas Katolik Parahyangan) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2014)

Penugasan Staf Magang KJRI Jeddah (2014) Luar Negeri

Winandriyo Kun Anggianto Jabatan Pejabat Fungsional Diplomat Pertama Pusat P2K2 Aspasaf (20 14 - sekarang) Pendidikan Sarjana Ilmu Politik (Universitas Gadjah Mada) Pelatihan Sekdilu, Jakarta (2015)

Penugasan Staf Magang KBRI Pnom Penh (2015) Luar Negeri

169 LAMPIRAN IV. FOTO PELAKSANAAN KAJIAN

Policy Dialogue and Discussion dengan India Council of World Affa irs (ICWA)

Policy Dialogue and Discussion dengan General Department of Energy, Vietnam

170 Policy Dialogue and Discussion dengan Korea Institute For Economic Policy (KIEP)

L ' � - � ' II._: .

Policy Dialogue and Discussion dengan Ministry of National Economy, Kazakhstan

171 Policy Dialogue and Discussion dengan Mahasiswa dan Pengajar Pusat Studi Indonesia, Azerbaijan University of Language

Policy Dialogue and Discussion dengan Uz infoinvest Agency, Uzbekistan

172 Policy Dialogue and Discussion dengan Faculty of Wo rld Studies, University of Te hran, Iran

Policy Dialogue and Discussion dengan Universiti Kebangsaan Malaysia

173