ISSN 1829-8001 Terakreditasi Nomor: 10/E/KPT/2019 E-ISSN 2502-7476 PJurnalo Penelitianlitik Vol.17, No.2, Desember 2020 KONSTELASI POLITIK DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (I)

Asesmen Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia Menangani Wabah Covid-19: Sebuah Penjelasan Ekonomi Politik Konstelasi Politik di Tengah Pandemi: Potensi Bertambahnya Dukungan Partai Politik Bagi Pemerintah Kepemimpinan Lokal di Masa Pandemi Covid-19: Respons, Kebijakan, dan Panggung Elektoral Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19 dan Dinamika Pengawasannya di Indonesia Kepentingan Politik Donald Trump dan dalam Meningkatkan Relasi Konfliktual Antara AS-Tiongkok di Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Nasionalisme Ekonomi dalam Kebijakan Mitigasi Covid-19 di Vietnam Dan Taiwan

Sinergi Motif Politik dan Motif Normatif dalam Diplomasi Kemanusiaan Tiongkok Pada Masa Pandemi Covid-19

REVIEW BUKU

Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas Maritim Indonesia dalam Konstelasi Politik Global

Jurnal Penelitian Jakarta, ISSN Vol. 17 No. 2 Politik Hlm. 159-308 Desember 2020 1829-8001 Jurnal Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik-LIPI) merupakan Penelitian Politik media pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah strategis terkait dengan bidang- bidang politik nasional, lokal, dan internasional; khususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dan diplomasi, dunia Islam serta isu-isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan negara Indonesia.

P2 Politik-LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah, dewasa ini dihadapkan pada tuntutan dan tantangan baru, baik yang bersifat akademik maupun praktis kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan persoalan dengan otonomi daerah, demokrasi, HAM dan posisi Indonesia dalam percaturan regional dan internasional. Secara akademik, P2 Politik-LIPI dituntut menghasilkan kajian-kajian unggulan yang bisa bersaing dan menjadi rujukan ilmiah, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Sementara secara moral, P2 Politik-LIPI dituntut untuk memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam rangka membangun Indonesia baru yang rasional, adil, dan demokratis. Karena itu, kajian-kajian yang dilakukan tidak semata-mata berorientasi praksis kebijakan, tetapi juga pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, khususnya perambahan konsep dan teori-teori baru ilmu politik, perbandingan politik, studi kawasan dan ilmu hubungan internasional yang memiliki kemampuan menjelaskan berbagai fenomena sosial-politik, baik lokal, nasional, regional maupun internasional.

Mitra Bestari Prof. Dr. Firman Noor, M.A (Ahli Kajian Pemikiran Politik, Pemilu dan Kepartaian) Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, M.A (Ahli Kajian Hubungan Internasional) Prof. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, M.A (Ahli Kajian Hubungan Internasional) Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A (Ahli Kajian Otonomi Daerah dan Politik Lokal) Prof. Dr. Lili Romli (Ahli Kajian Pemilu dan Kepartaian) Dr. Siswanto (Ahli Kajian Hubungan Internasional) Dr. Ganewati Wuryandari, M.A (Ahli Kajian Hubungan Internasional) Dr. Kurniawati Hastuti Dewi, M.A (Ahli Gender dan Politik) Drs. Hamdan Basyar, M.Si (Ahli Kajian Timur Tengah dan Politik Islam) Prof. Dr. Indria Samego (Ahli Kajian Ekonomi Politik dan Keamanan ) Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti (Ahli Kajian Politik Internasional dan Keamanan ) Prof. Dr. Tirta Mursitama (Ahli Kajian Hubungan Internasional) Dr. Alfitra Salam(Ahli Kajian Pemilu dan Demokrasi) Dr. Sri Budi Eko Wardani, M.Si (Ahli Kajian Pemilu dan Kepartaian) Dr. Yon Machmudi, M.A (Ahli Studi Islam dan Timur Tengah)

Penanggung Jawab Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Pemimpin Redaksi Hayati Nufus, S.Hum., LL.M

Dewan Redaksi Dr. Sri Nuryanti (Ahli Kajian Kepartaian dan Pemilu) Dr. Dhurorudin Mashad (Ahli Kajian Islam dan Timur Tengah) M. Nurhasim, S. IP, M. Si (Ahli Kajian Pemilu dan Kepartaian) Dra. Awani Irewati, M.A (Ahli Kajian ASEAN dan Perbatasan) Sandy Nur Ikfal R, M.Si.(Han) (Ahli Kajian Hubungan Internasional dan Perbatasan)

Sekretaris Redaksi Dini Rahmiati, S.Sos., M.Si Esty Ekawati, M.IP. Tri Rainny Syafarani, S.Sos, M.A., M.SE Sutan Sorik, S.H. Putri Ariza Kristimanta, M.Si.(Han)

Layouter Anggih Tangkas Wibowo, ST., MMSi Produksi dan Sirkulasi Adiyatnika, S.Kom Alamat Redaksi Pusat Penelitian Politik-LIPI, Widya Graha LIPI, Lantai III & XI Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10 Jakarta Selatan 12710 Telp/Faks. (021) 520 7118, E-mail: [email protected] Website: www.politik.lipi.go.id | http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp

ISSN p-: 1829-8001, e: 2502-7476 Terakreditasi Kemeristek Dikti Nomor 10/E/KPT/2019 Vol. 17, No. 2, Desember 2020

DAFTAR ISI

Daftar Isi i–ii Catatan Redaksi iii–vi Artikel • Asesmen Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia 159–178 Menangani Wabah Covid-19: Sebuah Penjelasan Ekonomi Politik Saiful Mujani • Konstelasi Politik di Tengah Pandemi: Potensi Bertambahnya 179–194 Dukungan Partai Politik Bagi Pemerintah M. Prakoso Aji • Kepemimpinan Lokal di Masa Pandemi Covid-19: 195–218 Respons, Kebijakan, dan Panggung Elektoral Ridho Imawan Hanafi, Imam Syafii, Mario Surya Ramadhan, Pandu Prayoga • Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19 dan 219-234 Dinamika Pengawasannya di Indonesia Diandra Megaputri Mengko, Aulia Fitri • Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping dalam 235-254 Meningkatkan Relasi Konfliktual Antara AS-Tiongkok di Masa Pandemi Covid-19 Rangga Amalul Akhli, Galby Rifqi Samhudi • Perspektif Nasionalisme Ekonomi dalam Kebijakan Mitigasi 255–268 Covid-19 di Vietnam dan Taiwan Arinda Widya Laraswati • Sinergi Motif Politik dan Motif Normatif dalam Diplomasi 269–294 Kemanusiaan Tiongkok Pada Masa Pandemi Covid-19 R.A. Rizka Fiani Prabaningtyas, Atin Prabandari

Review Buku • Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas Maritim Indonesia 295-304 dalam Konstelasi Politik Global Hardi Alunaza SD

Tentang Penulis 305-308 CATATAN REDAKSI

World Health Organization (WHO) menangani pandemi Covid-19 di tanah air. Studi mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi tersebut memberikan sumbangan baru dari sisi global pada tanggal 11 Maret 2020. Covid-19 data dan model teoretis untuk menjelaskan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia kinerja pemerintah Indonesia dalam kasus dan berdampak pada kesehatan publik dan penanganan wabah Covid-19. perekonomian global. Selain itu, Covid-19 Artikel kedua ditulis oleh M. Prakoso Aji juga memiliki implikasi politik yang memaksa dengan judul “Konstelasi Politik di Tengah negara-negara di dunia untuk menyesuaikan Pandemi: Potensi Bertambahnya Dukungan kebijakannya. Hampir seluruh negara di Partai Politik Bagi Pemerintah”. Tulisan dunia harus bergerak cepat untuk menerapkan ini memaparkan konstelasi politik Indonesia langkah-langkah efektif agar terhindar dari di masa pandemi Covid-19 sekaligus melihat krisis kesehatan, ekonomi, maupun politik. Hal potensi bertambahnya dukungan politik bagi tersebut tentu menjadi ujian bagi kapabilitas pemerintah dengan kemungkinan bergabungnya dan kualitas kepemimpinan pemerintahan baik PAN dan Partai Demokrat. Temuan penelitian di tingkat global, nasional, maupun lokal. Di yang dilakukan M. Prakoso Aji menunjukkan sisi lain, Covid-19 juga merupakan ujian bagi bahwa konstelasi politik di tengah pandemi komitmen terhadap prinsip demokrasi, misalnya akan membuat partai-partai yang belum dalam menjamin penyampaian aspirasi di ruang bergabung dengan koalisi pemerintah, kecuali publik dan memberi kebebasan bagi rakyat PKS, memiliki potensi tinggi untuk bergabung untuk terlibat dalam roda pemerintahan. karena ingin membantu mengatasi pandemi Pandemi Covid-19 bukan merupakan secara bersama-sama. masalah satu negara saja, tetapi saat ini Dalam artikel ketiga yang berjudul telah menjadi masalah internasional yang “Kepemimpinan Lokal di Masa Pandemi penyelesainnya juga membutuhkan solusi Covid-19: Respons, Kebijakan, dan global. Latar belakang kondisi politik di Panggung Elektoral” dibahas mengenai atas mendorong redaksi untuk mengangkat respons dan kebijakan kepala daerah di empat judul “Konstelasi Politik di Tengah Pandemi provinsi: Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Covid-19 (I)” sebagai tema dalam terbitan Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jurnal Penelitian Politik Volume 17, No. 2 Jawa Timur dalam menghadapi pandemi Tahun 2020. Edisi kali ini menyajikan delapan COVID-19. Ridho Imawan Hanafi, dkk. tulisan yang terdiri dari tujuh artikel ilmiah dan melalui tulisannya mengungkapkan bahwa satu naskah review buku. untuk menghadapi pandemi, para pemimpin Artikel pertama berjudul “Asesmen lokal melakukan koordinasi dengan pemimpin Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia pusat, mengeluarkan kebijakan-kebijakan Menangani Wabah Covid-19: Sebuah publik di daerah, dan mendorong partisipasi Penjelasan Ekonomi-Politik” mengulas aktif warga. Tidak hanya berupaya untuk tentang evaluasi publik terhadap kinerja mengendalikan penyebaran virus di level sub- pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 nasional, kinerja-kinerja para pemimpin daerah dan faktor-faktor penyebabnya. Saiful Mujani juga memunculkan penilaian publik yang dapat melalui tulisannya yang bersandar pada data mendorong prospek kepemimpinan politik yang diambil dari serangkaian survei opini pub- pemimpin lokal ke panggung politik nasional. lik nasional menemukan bahwa model ekonomi Sementara itu, artikel keempat yang ditulis politik dapat digunakan untuk menjelaskan oleh Diandra Megaputri Mengko dan Aulia Fitri asesmen publik pada kinerja pemerintah dalam menganalisis problematika peran militer dalam

Catatan Redaksi | iii penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia liberal dalam membentuk tata kelola serta dinamika pengawasannya. Artikel berjudul kesehatan. Hasil penelitian ini dipaparkan “Peran Militer dalam Penanganan Pandemi secara komprehensif oleh Arinda Widya Covid-19 dan Dinamika Pengawasannya Laraswati dalam artikel berjudul “Perspektif di Indonesia” menunjukkan bahwa ada Nasionalisme Ekonomi dalam Kebijakan empat problem dalam pelibatan militer, yaitu Mitigasi Covid-19 di Vietnam dan Taiwan". persoalan legalitas, urgensi, dampak kepada Tiongkok, sebagai negara pertama yang profesionalisme, dan persoalan keselamatan terserang Covid-19, juga termasuk negara yang prajurit. Sementara itu, dari sisi dinamika berhasil menekan dampak buruk Covid-19. pengawasan, pengawasan yang ada belum cukup Tiongkok bahkan turut memberikan bantuan memadai untuk mendorong perbaikan pelibatan bagi negara lain. Di balik kesuksesan tersebut, militer yang legal maupun proporsional. Hal ini diplomasi Tiongkok juga memiliki tujuan pada akhirnya memunculkan risiko serius bagi lain, salah satunya untuk meningkatkan kemuduran demokrasi, reformasi militer, dan citra Tiongkok di tingkat global. Diplomasi profesionalisme militer itu sendiri. kemanusiaan Tiongkok dalam konteks Selain melihat konstelasi politik di tengah memerangi pandemi Covid-19 merupakan pandemi Covid-19 pada tingkat nasional dan sinergi antara motif normatif dan politik lokal, penting juga untuk melihat konstelasi untuk memenuhi tiga kepentigan utama, yakni politik di tingkat internasional. Dalam tulisan tanggung jawab normatif, manajemen stigma berjudul “Kepentingan Politik Donald Trump untuk mempertahankan reputasi internasional, dan Xi Jinping dalam Meningkatkan Relasi dan legitimasi domestik dari pemerintah pusat. Konfliktual Antara AS-Tiongkok di Masa Pemetaan terhadap pola pelaksanaan diplomasi Pandemi Covid-19”, Rangga Amalul Akhli dan kemanusiaan Tiongkok sebagai emerging Galby Rifqi Samhudi menganalisis kebijakan powers digambarkan oleh R.A. Rizka Fiani yang diaplikasikan Trump dan Xi Jinping pada Prabaningtyas dan Atin Prabandari dalam masa pandemi Covid-19, serta motif di balik artikel ketujuh yang berjudul “Sinergi Motif kebijakan tersebut. Dengan menggunakan Politik dan Motif Normatif dalam Diplomasi perspektif teori kepemimpinan, tulisan ini Kemanusiaan Tiongkok pada Masa Pandemi menyimpulkan bahwa kebijakan yang ditempuh Covid-19”. oleh Trump dan Xi merupakan refleksi Selain tujuh artikel di atas, penerbitan kali karakter personal keduanya dan upaya mereka ini juga memuat review buku yang ditulis oleh mempertahankan kekuasaan yang dimiliki pada Hardi Alunaza S.D dengan judul “Diplomasi saat ini. dan Pembangunan Konektivitas Maritim Respons suatu negara terhadap pandemi Indonesia dalam Konstelasi Politik Global”. Covid-19 yang berbeda-beda turut menentukan Visi Pemerintahan Jokowi terkait poros maritim keberhasilannya dalam menangani penyebaran dunia bukan hanya telah melahirkan banyak pandemi di negara tertentu. Vietnam dan Taiwan mega proyek yang mengandung peluang, adalah contoh negara yang kebijakannya namun juga dapat membawa ancaman dari sisi berhasil menekan angka penyebaran Covid-19 keamanan. Hardi Alunaza S.D dalam artikel di wilayah mereka. Kebijakan-kebijakan ini melakukan tinjauan buku terhadap karya pemerintah di bidang kesehatan dan ekonomi Humprey Wangke yang meninjau konsep menjadi instrumen bagi Vietnam untuk pembangunan konektivitas maritim dan mengembalikan kepercayaan masyarakat diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam terhadap kepemimpinan Vietnam Communist menjaga kedaulatan dan keamanan di Laut Party (CPV) yang belakangan ini menuai kritik Sulu-Sulawesi dan Laut Selatan. akibat berbagai isu. Sementara bagi Taiwan, Redaksi mengucapkan terima kasih keberhasilan mengatasi pandemi merupakan kepada segenap pihak yang telah berkontribusi upaya untuk menunjukkan eksistensinya dan hingga terbitnya Jurnal Penelitian Politik edisi membuktikan keberhasilan sistem demokrasi kali ini, khususnya para penulis, mitra bestari, iv | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 dewan redaksi, dan tim pengelola jurnal. Kami berharap hadirnya Jurnal Penelitian Politik edisi kali ini dapat memberikan manfaat dan memperkaya kajian politik dan dinamikanya yang berkembang pada masa pandemi Covid-19 ini. Pada akhirnya, kami mengucapkan selamat membaca.

Redaksi

Catatan Redaksi | v KEPENTINGAN POLITIK DONALD TRUMP DAN XI JINPING DALAM MENINGKATKAN RELASI KONFLIKTUAL ANTARA AS-TIONGKOK DI MASA PANDEMI COVID-19

DONALD TRUMP’S AND XI JINPING’S POLITICAL INTEREST TO INTENSIFY THE US-CHINA CONFLICTUAL RELATIONS DURING COVID-19 PANDEMIC

Rangga Amalul Akhli Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Pasundan Jl. Lengkong Besar No.68, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40261 E-mail: [email protected]

Galby Rifqi Samhudi Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Indonesia Jl. Prof. DR. Selo Soemardjan, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424 E-mail: [email protected]

Diterima: 25 Agustus 2020; direvisi: 9 September 2020; disetujui: 10 Oktober 2020

Abstract

During the spread of Covid-19 pandemic, conflict between Donald Trump as President of the United States and Xi Jinping as President of China turned into a new sheet. Both leaders are considered a key factor on how the two countries apply their emergency policy and international health cooperatives. This article attempts to reveal the policies made by Trump and Xi in the pandemic period and the motives behind those policies. Using the conceptual frameworks on leadership theory, this article concludes that the policies made by both Trump and Xi are their personal character reflective and considered their attempt to stay in power. Keywords: Covid-19, Donald Trump, foreign policy, leadership, Xi Jinping

Abstrak

Episode konflik antara Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat dan Xi Jinping sebagai Presiden Tiongkok memulai babak baru pada masa penyebaran pandemi Covid-19. Sosok kedua pemimpin tersebut menjadi kunci bagaimana dua negara besar ini menetapkan kebijakan darurat dan kerja sama kesehatan di ranah internasional. Artikel ini mencoba menjawab kebijakan apa yang diaplikasikan Trump dan Xi pada masa pandemi Covid-19 dan motif di balik kebijakan tersebut. Dengan menggunakan perspektif teori kepemimpinan, artikel ini berkesimpulan bahwa kebijakan yang ditempuh oleh Trump dan Xi merupakan refleksi dari karakter personal keduanya dan upaya mereka untuk mempertahankan kekuasaan yang mereka nikmati pada saat ini. Kata kunci: Covid-19, Donald Trump, kebijakan luar negeri, kepemimpinan, Xi Jinping

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 235 Pendahuluan dan memberikan dukungan pada institusi World Health Organization (WHO) untuk memimpin Apa yang terjadi bila kompetisi dua pemimpin program pemberantasan smallpox secara negara besar—Donald Trump dan Xi Jinping— global.2 diwarnai dengan kemunculan ancaman kesehatan bersama seperti pandemi global? Sementara itu, di masa Covid-19, yang Apakah ancaman tersebut menjadi titik bermula pada Desember 2019 dan terus menerus balik menurunnya intensitas kompetisi dan terjadi hingga sekarang telah menulari sebanyak mendorong kerja sama atau malah membuat 13,5 juta jiwa di 188 negara (data hingga keruh keadaan? Mengapa hal tersebut dapat pertengahan Juli 2020), persaingan geopolitik terjadi? global tidak menunjukkan kecenderungan mereda pula.3 Bahkan Tiongkok dan Amerika Dalam sejarahnya, dunia beberapa Serikat justru terlibat saling tuduh serta adu kali sempat menunjukkan fenomena krisis propaganda mengenai sumber asal virus kesehatan internasional yang muncul pada tersebut. Konflik itu kemudian bereskalasi saat pertarungan geopolitik negara-negara ke tahap pemotongan kontribusi pendanaan besar tengah terjadi. Di masa Perang Dunia I, Amerika Serikat untuk WHO di bulan April persaingan para pemimpin blok sekutu dan blok setelah Trump menganggap organisasi sentral tak menunjukkan indikasi mereda meski kesehatan dunia tersebut telah berada di bawah flu spanyol mewabah pada awal tahun 1918 dan kendali Tiongkok.4 Persaingan keduanya begitu banyak memakan korban jiwa di banyak kemudian semakin memanas dengan wacana negara.1 Salah satu alasan yang menjelaskan penarikan keanggotaan diri Amerika Serikat mengapa hal tersebut dapat terjadi adalah dari WHO setelah Tiongkok memberi tambahan karena fokus utama pada era tersebut sekadar kontribusi sebesar 30 juta dolar Amerika pada mengamankan teritorial dari agresi militer WHO.5 Tindakan ini tampaknya bukan gertakan lawan. Beberapa aspek lain, seperti keamanan semata ketika Trump menyampaikan notifikasi individu dan kesehatan menjadi pertimbangan penarikan diri Amerika Serikat pada Kongres di yang belum menjadi prioritas negara pada masa bulan Juli. Artinya, bila tanpa ada perubahan, itu. Selain itu, ketiadaan organisasi kesehatan per 2021 mendatang, Amerika Serikat tidak internasional yang mapan untuk mengatasi dan akan lagi menjadi anggota WHO secara resmi.6 mengampanyekan persoalan kesehatan lintas negara turut berkontribusi pada kurangnya 2 Adam Kamradth-Scott, Managing Global Health kesadaran akan pentingnya sektor kesehatan. Security: The World Health Organization and Disease Outbreak Control, (Hamspire & New York: Kemudian di masa Perang Dingin, dunia Palgrave MacMillan, 2015), hlm. 54–65. menghadapi penularan smallpox. Di masa Marcos Cueto, et al., The WHO: A History, ini, persaingan geopolitik antara Uni Soviet (Cambridge: Cambridge University Press, 2019), dan Amerika Serikat juga tidak selesai oleh hlm. 115–145. adanya penularan penyakit tersebut sekalipun 3 John Hopkins Coronavirus Resource Center, pada saat itu keduanya menginisiasi kebijakan ”Covid-19 Dashboard by CSSE”, https://coronavirus. détente atau upaya peredaan intensitas konflik. jhu.edu/map.html, diakses pada 15 Juli 2020. 4 Laurey Wamsley, “Trump Says He Will Halt Tetapi, berbeda dengan kasus flu spanyol WHO Funding, Pending Review,” 14 April 2020, sebelumnya, ancaman kesehatan smallpox https://www.npr.org/sections/coronavirus-live- cenderung lebih dapat ditangani dengan baik updates/2020/04/14/834588506/trump-says-he-will- karena kedua negara besar tersebut, yang saat halt-who-funding-pending-review, diakses pada 16 itu dipimpin oleh Richard Nixon dan Brezhnev, Juli 2020. 5 bersedia membuka jalan kolaborasi bersama Tom Mitchell, “China to Give WHO an Extra $30m to Fight Coronavirus,” 23 April 2020, https:// 1 John Matthews, “World War One’s Role in The www.ft.com/content/054c0575-fa10-4d3e-a2a5- Worst Ever Flu Pandemic,” 5 Agustus 2014 https:// bd5ef388e4af, diakses pada 16 Juli 2020. 6 theconversation.com/world-war-ones-role-in-the- Deirdre Shesgreen dan Courtney Subramainan, worst-ever-flu-pandemic-29849, diakses pada 15 “Trump Has Officially Begun to Withdraw the US from Juli 2020. the WHO as Pandemic Spikes,” 7 Juli 2020 https://

236 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 Jika memandang dari segi institusional Kajian kedua, berkaitan dengan prospek kesehatan, konflik Amerika Serikat dan keunggulan soft power pasca pandemi. Kajian Tiongkok dalam tubuh WHO menandakan Bates Gill menyimpulkan bahwa meski bahwa persaingan geopolitik kali ini jauh Tiongkok memiliki instrumen-instrumen lebih buruk dari persaingan antara Uni Soviet bargaining yang besar, tetapi dalam jangka dan Amerika Serikat pada saat penanganan panjang, Covid-19 dapat berkontribusi pada smallpox. Meskipun saat itu hubungan di semakin menyusutnya kemampuan soft power antara kedua negara yang sedang berkompetisi Tiongkok yang memang dalam beberapa tahun tersebut dilingkupi kecurigaan dan persaingan, menunjukkan kemerosotan. Namun demikian, tetapi pada faktanya langkah-langkah politik Gill berargumen bahwa kesempatan tersebut yang diambil tidak sampai pada tahap yang tidak akan dapat dimanfaatkan oleh Amerika berpotensi mengancam keberlanjutan tata kelola Serikat yang juga tengah menunjukkan kesehatan global. Justru di tengah banyaknya serangkaian kegagalan dalam mengatasi sebaran pembatasan politik yang ada, kedua pemimpin virus di dalam negeri maupun ketidakhadirannya negara saat itu bersedia membuka kerja sama dalam menggalang solidaritas internasional kesehatan bilateral. Hal tersebut sangat kontras untuk menangkal ancaman virus bersama.8 dengan pilihan-pilihan tindakan yang dipakai Kajian ketiga, berkaitan dengan diskursus oleh Trump dan Xi Jinping dalam menghadapi kerja sama. Menulis di Brookings Institution, Covid-19. Profesor Hubungan Internasional dari Columbia Dalam proses yang masih berjalan ini, University, Thomas Christensen, berupaya beberapa kajian di bidang politik dan hubungan menerangkan bahwa pilihan-pilihan langkah internasional telah berupaya untuk menjelaskan strategis yang diambil, baik oleh Xi Jinping bagaimana tingkah laku kedua negara selama dan Donald Trump pada masa Covid-19—yang Covid-19. Pertama, berkaitan dengan respons ia asosiasikan sebagai tragedi—merupakan diplomatik. Hal ini dapat ditemukan melalui langkah keliru yang perlu didekonstruksi ulang. tulisan dari Raj Verma. Verma berusaha Christensen berargumen bahwa persoalan menjelaskan bagaimana Tiongkok merespons ancaman kesehatan ini perlu dipahami sebagai kemunculan Covid-19 dengan perasaan bagian dari ancaman bersama yang solusinya khawatir akan adanya ancaman domestik harus diselesaikan secara bersama-sama yang mengikis legitimasi Partai Komunis pula, bukan semata-mata memenuhi ambisi Tiongkok (PKT) serta citra negatif pada geopolitik masing-masing negara besar. Oleh Tiongkok di kancah internasional. Tulisannya karena itu, seharusnya Tiongkok dan Amerika mengungkapkan bahwa Tiongkok bergerak Serikat perlu menahan diri dan merencanakan cepat dengan melakukan mask diplomacy kerja sama teknis di bidang kesehatan.9 pada negara-negara di Afrika, Asia, dan Eropa Kajian-kajian yang ada belum secara Timur serta Eropa Tengah yang terbilang spesifik mendiskusikan mengapa Amerika efektif dalam menjaga citra internasionalnya Serikat dan Tiongkok gagal memilih cara- setelah banyak mengundang kritik dari pihak cara yang dapat meredakan ketegangan Barat. Menindaklanjuti cerita sukses itu, narasi dan mendorong kerja sama kesehatan di keberhasilan diplomatik dipropagandakan secara meluas di tengah masyarakat Tiongkok Covid-19 Narrative in Europe,” Asia Europe Journal, sebagai bagian dari upaya partai untuk no. 18 (2020): 205–209. https://doi.org/10.1007/ mengembalikan legitimasi dan nasionalisme s10308-020-00576-1. 8 Bates Gill, “China’s Global Influence: Post- masyarakat Tiongkok di bawah satu kendali, Covid Prospects for Soft Power,” The Washington 7 yaitu PKT. Quarterly 43, no. 2 (2020): 97–115, doi:10.1080/016 3660X.2020.1771041. www.usatoday.com/story/news/politics/2020/07/07/ 9 Thomas J. Christensen, “A Modern Tragedy? covid-19-trump-officially-withdraws-us-world- Covid-19 and US-China Relations,” Mei 2020, https:// health-organization/5391909002/, diakses pada 17 www.brookings.edu/wp-content/uploads/2020/05/ Juli 2020. FP_20200507_covid_us_china_christensen_v2.pdf, 7 Raj Verma, “China’s Mask Diplomacy to Change diakses pada 20 Juli 2020

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 237 saat pandemi Covid-19, padahal pandemi diam (tacit), yaitu kerja sama yang dilakukan merupakan ancaman bersama bagi keduanya. atas dasar tahu sama tahu atau tanpa adanya Atas dasar tersebut, tulisan ini berusaha kesepakatan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, menerangkan hambatan-hambatan kerja sama dapat disimpulkan bahwa perilaku kooperatif yang dihadapi oleh masing-masing negara tidak selalu didahului oleh kesepakatan tertulis. dengan menaruh perhatian pada level pemimpin Prakondisi ketika kerja sama memerlukan kedua negara. Untuk menjelaskan hal tersebut, kesamaan tujuan sebagaimana yang disebutkan diskusi dibagi pada tiga bagian utama, yakni 1) sebelumnya, mengundang upaya elaboratif lain konstruksi teoretis berkaitan dengan diskursus tentang kesamaan tujuan dari kepentingan siapa kerja sama internasional dan faktor pemimpin dan yang mana yang hendak diselaraskan. dalam tinjauan Ilmu Hubungan Internasional; 2) gambaran relasi konfrontatif di antara Untuk para teoretikus realisme struktural, Amerika Serikat-Tiongkok selama Covid-19; persoalan ini tidak perlu diperpanjang sebab dan 3) rasionalisasi-rasionalisasi Trump dan Xi menurut pendekatan ini, jawaban kunci untuk Jinping untuk tidak mendorong inisiasi-inisiasi menjawab kepentingan “siapa” terletak pada peredaan konflik dan menginisiasi kerja sama “negara” dan cara pandang strategisnya dalam kesehatan untuk menangkal Covid-19. melihat negara lain. Negara dalam pendekatan ini digambarkan sebagai aktor rasional yang sangat memperhatikan keamanannya dari Kerja Sama Internasional dan ancaman negara lain karena dipengaruhi oleh 12 Signifikansi Peranan Pemimpin tekanan sistemis. Tekanan sistemis mengacu pada sistem Kapan dan bagaimana tindakan internasional internasional yang penyusunannya tidak dihitung sebagai suatu kerja sama? Jawabannya menyediakan otoritas yang lebih tinggi daripada adalah pada saat suatu aktor bersedia melakukan negara itu sendiri yang juga sering diistilahkan rangkaian proses koordinasi kebijakan dengan dengan anarki. Hal ini berkonsekuensi aktor internasional lainnya.10 terciptanya relasi antarnegara yang Proses koordinasi kebijakan dilakukan berseberangan dan kompetitif dengan negara- oleh aktor-aktor internasional dengan negara tersebut memperhatikan kemampuan harapan agar dapat mengurangi konsekuensi- relatifnya masing-masing. Untuk dapat aman konsekuensi negatif yang dapat merusak relasi dan selamat (survive) dari situasi tersebut, di antara mereka. Latar belakang kerja sama keamanan negara harus selalu dimaksimalkan. tersebut adalah adanya kemiripan-kemiripan Oleh karena itu, pilihan untuk melakukan kerja atau kesamaan tujuan dari masing-masing aktor sama internasional akan selalu didasari atas dan kemudian ditindaklanjuti dengan penataan pemenuhan aspek keamanan negara.13 harapan-harapan akan manfaat (rewards) dan Karena meletakan negara sebagai aktor keuntungan (gains) yang akan didapat melalui tunggal (unitary actor) yang rasionalitasnya kerja sama.11 Pendekatan kerja sama tersebut didasarkan pada perimbangan kekuatan dapat dilakukan melalui proses 1) negosiasi, (balance of power) akibat tekanan sistemis, yaitu kerja sama dicapai melalui proses tawar apa pun yang terjadi dalam politik domestik, menawar terlebih dahulu; 2) pemaksaan siapa pun pemimpin, dan apa pun keyakinannya (imposed), yaitu salah satu pihak berhasil membuat negara lain untuk menyelaraskan 12 Kenneth Waltz, Theory of International Politics, kebijakannya dengan cara paksaan; 3) diam- (Massachusets: Addison Wesley Publishing Company, 1979). 10 Helen Milner, “International Theories of John Mearsheimer, Tragedy of Great Power Politics, Cooperation Among Nations: Strengths and (New York, London: W.W. Norton & Company, Weaknesses,” World Politics, 44: 466–496, 2001). doi:10.2307/2010546. 13 Colin Elman, “Realism,” dalam Paul D. Williams 11 Helen Milner, “International Theories of (ed.), Security Studies: An Introduction, (New York: Cooperation…”. Routledge, 2008), hlm. 15–26.

238 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 tidak akan terlalu relevan ketika bersinggungan kekuasaannya.14 dengan perilaku internasional suatu negara. Perasaan terancam yang dirasakan oleh Akan tetapi, pendekatan simplistis seperti pemimpin tertentu di dalam negeri membuat itu pada gilirannya menunjukkan masalahnya pemimpin tersebut berupaya menempatkan sendiri ketika keputusan-keputusan faktual dirinya di posisi sentral. Ada dua kelompok negara tidak mungkin tercapai tanpa adanya besar yang mendapat perhatian khusus, 1) proses-proses yang diputuskan melalui winning coalition dan 2) selectorate. Dua pemimpin negara. kelompok ini adalah objek yang harus dikontrol melalui public goods (pelaksanaan kebijakan Bila negara diasumsikan melakukan upaya umum yang dirasakan banyak publik) maupun untuk memaksimalkan kekuatan keamanannya, private goods (insentif-insentif yang diberikan lalu bagaimana hal itu dapat menjelaskan secara khusus pada para pendukung yang tidak jatuhnya Jerman pada masa Perang Dunia II? didapat oleh kelompok di luar itu). Atau pertimbangan keamanan seperti apa yang menjelaskan perilaku nekat Irak menginvasi Winning coalition diartikan sebagai figur- Kuwait di tahun 1990-an dan melawan Amerika figur kunci yang punya kendali besar dalam Serikat dan aliansinya dengan kekuatan yang struktur kelembagaan politik domestik dalam jauh lebih besar? Kedua contoh di atas berbeda menentukan apakah seorang pemimpin dapat dari logika dan prediksi realisme struktural melanjutkan kekuasaan atau dilengserkan. bahwa negara berusaha menjaga keamanannya. Umumnya kelompok ini dipahami sebagai Manuver dan ambisi invasif pemimpin Jerman grup-grup kecil dari kalangan politisi, pebisnis dan Irak, dalam hal ini Hitler dan Saddam Husein, oligarki, figur penting di sektor keamanan tragisnya justru menghasilkan ketidakamanan negara, dan partai-partai pendukung. Di bagi negara masing-masing. Oleh sebab itu, Amerika Serikat, winning coalition ini kedua peristiwa tersebut memberi penjabaran direpresentasikan setidak-tidaknya oleh 270 bahwa variabel pemimpin perlu mendapat elector dari mekanisme electoral college. perhatian serius dalam menerangkan perilaku Untuk menjaga norma loyalitas tetap diberikan, internasional suatu negara. pemimpin biasanya akan memberikan rewards atas keikutsertaan mereka dalam memberi Penjelasan mengenai variabel pemimpin dukungan pada pemimpin. dalam kancah internasional setidak-tidaknya dapat ditemukan melalui rasionalisasi teori Sedangkan selectorate pada umumnya yang dibuat oleh ilmuwan politik Bruce Bueno dipahami sebagai kelompok orang yang de Mesquita ataupun juga Michael Horowitz. memiliki hak dan kemampuan untuk memilih pemimpin. Di negara demokratis, Melalui apa yang ia sebut sebagai selectorate ini dihitung sebagai kelompok selectorate theory, Mesqueta menjelaskan masyarakat yang diberi hak untuk memilih dan bahwa pada prinsipnya tindakan pemimpin kelompok-kelompok penekan lain yang dapat untuk memengaruhi situasi internasional mendelegitimasi pemimpin terpilih. Selectorate dimotivasi oleh kepentingan keamanan personal di tipe rezim demokratis pastinya berjumlah pemimpin tersebut, terutama yang berkaitan lebih besar karena umumnya melibatkan banyak dengan kelanggengan kekuasaannya. lapisan masyarakat, seperti peserta pemilu dan Dengan kata lain, pemimpin akan berusaha kelompok-kelompok penekan lainnya. Oleh memilih opsi terbaik untuk kelangsungan sebab itu, keamanan pemimpin dalam rezim (survival) karier politik dirinya sebagai prioritas demokratis secara alamiah akan lebih sering utama di atas segalanya. Hal ini karena di saat mendapatkan guncangan. Sebaliknya, di tipe yang sama, pemimpin tersebut melihat rival negara autokratis, selectorate akan lebih sedikit politiknya, baik itu yang ada di dalam maupun dan dibatasi mengingat norma keterbukaan, luar negeri, tengah berusaha membuat langkah- pemilu, dan checks and balances bukanlah langkah strategis untuk melengserkan posisi 14 Bruce Bueno de Mesquita, Principles of International Politics, (California: CQ Press, 2013).

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 239 barang publik yang dapat diakses oleh kalangan buruk yang bersumber dari keluarga.16 luas meski bukan berarti pemimpin di rezim ini Secara singkat, operasionalisasi kerangka terbebas dari ancaman-ancaman internal. teoretis kepemimpinan yang sudah dijelaskan Rasio atas the winning coalition dan dapat dipahami sebagai berikut. Faktor pertama selectorate vis-à-vis kekuatan oposisi akan yang memberikan pengaruh kepada seseorang menjadi perhatian utama bagi pemimpin pemimpin ketika ia akan memutuskan sebuah karena berkaitan dengan prospek keberlanjutan kebijakan adalah pengalaman hidupnya, baik kekuasaannya. Pemimpin berada dalam posisi pengalaman sebelum atau ketika sedang kurang menguntungkan pada suatu kondisi memimpin. Selanjutnya, nilai-nilai yang yang mendorong para pendukung, baik figur dipercayai oleh pemimpin tersebut, yang kunci (winning coalition) dan konstituen umum mengarah kepada sikap pengambilan risiko, (selectorate) menunjukkan loyalitas yang berkolaborasi dengan pengalaman hidupnya. rendah. Sebelum pada akhirnya memutuskan sebuah kebijakan, terdapat intervensi lingkungan Variabel selanjutnya yang menentukan faktor politik domestik yang mengelilingi dan sikap pemimpin dalam menjalankan politik memberikan tekanan terhadapnya. Atas dasar internasional adalah personalitas dan itu semua, maka kerangka teoretisnya dapat pengalaman hidup. Atas dasar pentingnya digambarkan melalui gambar di bawah ini: posisi yang diemban, semua pemimpin pasti akan berhadapan dengan pilihan- pilihan sulit. Namun, cara bereaksinya tidak akan mirip sebab hal itu disesuaikan dengan karakternya masing-masing. Secara sederhana, Horowitz membagi tiga kategori saat pemimpin bertindak menghadapi pilihan-pilihan sulit, yakni 1) risk- averse, 2) risk neutral, 3) risk-preferring.15

Pemimpin di kategori satu dan dua Sumber: Horowitz et al. (2015) tergolong sebagai pemimpin yang tidak bersedia mengambil risiko besar. Dalam politik Gambar 1. Hubungan Teoretis Antara Faktor internasional, umumnya pemimpin di tipe ini Individu dan Hasil Kebijakan tidak berusaha untuk mengeskalasikan konflik demi tujuannya, melainkan memilih pilihan- pilihan yang cenderung lebih damai dan Catatan-Catatan Buruk Relasi moderat. Sementara kategori ketiga adalah tipe Kedua Negara di Saat Covid-19 pemimpin yang dapat mempertaruhkan sesuatu Sampai dengan bulan Agustus 2020 atau demi tujuan yang hendak ia capai sekalipun delapan bulan sejak pandemi Covid-19 dengan biaya besar dan risikonya harus pertama kali mencuat, alih-alih mereda, deretan berkonflik dengan negara lain. pertentangan di antara Amerika Serikat dan Pemimpin-pemimpin yang berkategori Tiongkok justru semakin bertambah. Sejumlah risk-preferring umumnya adalah mereka analis mengatakan bahwa relasi keduanya saat yang 1) berlatar belakang militer, 2) pernah ini berada di titik terendah sejak era normalisasi 17 terlibat dalam grup pemberontak, 3) pekerjaan hubungan pada tahun 1979. sebelumnya bergerak di bidang pergerakan sosial atau pekerjaan-pekerjaan yang 16 Michael Horowitz, et al., Why Leader Fight, hlm. mengharuskan ide-ide inovatif karena berkaitan 34–53. 17 Alexander Smith dan Eric Baculiano, “Chinese dengan semangat menghantam status-quo, (4) Foreign Minister Says U.S. Ties Worst Since 1979, pemimpin berusia tua, dan (5) pengalaman Call for ‘Peaceful Coesistence’,” 9 Juli 2020, https:// www.nbcnews.com/news/world/chinese-foreign- 15 Michael Horowitz, et al., Why Leader Fight, minister-says-u-s-ties-worst-1979-calls-n1233281, (Cambridge: Cambridge University Press, 2015), diakses pada 19 Juli 2020. hlm. 29.

240 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 Tiongkok memulai episode ini dengan dan mengapresiasi penanganan dari Xi Jinping. langkah yang keliru karena menutup-nutupi Dalam akun Twitternya, ia mengatakan bahwa: upaya pemberitaan-pemberitaan Covid-19. ”China has been working very hard to contain Di fase awal ketika virus masih menjadi the Corona virus. The United States greatly perbincangan lokal Wuhan, para polisi appreciates their efforts and transparency. It dan politisi setempat yang akan menggelar will all work out well. In particular, on behalf of pertemuan politik penting tahun ini menutup- the American People, I want to thank President nutupi informasi kemunculan virus dengan Xi!”.20 mengintimidasi siapa pun yang berupaya Pada saat penyebarannya semakin meluas mengungkap ini kepada masyarakat luas.18 secara internasional, dampak-dampak yang Para pejabat setempat mengkhawatirkan bila dihasilkan dari penularan yang tidak terdeteksi persoalan ini dilaporkan melalui media, hasilnya memunculkan banyak kepanikan seiring dengan akan mengundang kemarahan pemerintah pusat semakin banyaknya korban Covid-19 dan belum dan mengakhiri karier politik pejabat-pejabat di tersedianya vaksin. Trump, sekalipun memuji Wuhan. Xi Jinping, mulai mengeluarkan tindakan Dalam kondisi simpang siurnya informasi unilateral dengan mengeluarkan peraturan yang tersedia berkenaan dengan alur komunikasi untuk menyelamatkan warganya di Hubei di tingkat daerah ke pusat, tim inspeksi untuk dibawa pulang pada tanggal 23 Januari kemudian dikirim pada tanggal 31 Desember yang kemudian dikarantina selama 14 hari.21 2019. Dalam rapat tertutup pada 14 Januari Seminggu berselang, Trump menangguhkan antara pejabat-pejabat Tiongkok dengan tim orang-orang yang berencana masuk ke medis, diperoleh kesimpulan bahwa virus telah Amerika Serikat dengan riwayat perjalanan menjadi epidemis. Kompleksitas permasalahan dari Tiongkok.22 Tindakan tersebut lebih tersebut bertambah ketika pemerintah pusat diterjemahkan oleh Tiongkok sebagai bagian tidak langsung mendeklarasikan upaya-upaya dari penyebaran ketakutan yang merugikan penanggulangan nyata untuk mendeklarasikan Tiongkok daripada pesan bantuan kemanusiaan. kedaruratan kesehatan. Xi Jinping justru Saling tuduh kemudian terjadi ketika melawat ke Myanmar pada 17 Januari. Di Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar tanggal 19–21 Januari, dia mengunjungi Negeri Tiongkok mengeluhkan bahwa Amerika Yunnan. Baru pada tanggal 23 Januari, ketika Xi Serikat sama sekali tidak memberikan bantuan kembali ke Beijing, lockdown dideklarasikan.19 yang esensial pada Tiongkok yang tengah Tetapi, pada tanggal itu keberadaan virus telah kesulitan menangkal virus. Padahal seminggu diketahui menyebar ke sejumlah negara. sebelumnya, Trump mengatakan bahwa Pada saat penyebaran virus mulai Amerika Serikat telah menawarkan kerja sama. banyak terendus banyak media, Trump berada 20 dalam suasana yang baik karena memperoleh Tamara Keith, et al., “A Timeline of Coronavirus Comments From President Trump and WHO,” kemenangan diplomatik atas disepakatinya 15 April 2020, https://www.kvcrnews.org/post/ perjanjian dagang fase I dengan Tiongkok. timeline-coronavirus-comments-president-trump- Virus Covid-19 di saat itu tidak dianggap and-who#stream/0, diakses pada 21 Juli 2020. Trump sebagai bahaya serius yang kiranya akan 21 BBC, “Coronavirus: China Accuses US of Causing mengganggu kesepakatan dagang. Justru Trump Panic and Spreading Fear,” 3 Februari 2020, https:// menganggap bahwa virus akan segera terkontrol www.bbc.com/news/world-asia-china-51353279, diakses pada 12 agustus 2020. 22 18 Kyle Jaros, “China Early Covid-19 Missteps White House, “Proclamation on Suspension of Have an All-Too-Mundane Explanation,” 9 April Entry as Immigrants and Nonimigrants of Persons 2020, https://thediplomat.com/2020/04/chinas-early Who Pose a Risk of Transmitting 2019 Novel -covid-19-struggles-have-an-all-too-mundane- Coronavirus,” 31 Januari 2020, https://www. explanation/, diakses pada 21 Juli 2020. whitehouse.gov/presidential-actions/proclamation- 19 Richard Mcgregor, “China’s Deep State: The suspension-entry-immigrants-nonimmigrants- Communist Party and Coronavirus,” Lowy Institute persons-pose-risk-transmitting-2019-novel- Research Note, Juli 2020. coronavirus/, diakses pada 11 Agustus 2020.

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 241 Robert O’Brein yang merupakan penasihat Akan tetapi, melihat karakteristik Presiden keamanan Trump kemudian menambahkan Amerika Serikat yang kerap menunjukkan penjelasan bahwa Tiongkok tidak bersedia tindakan spontan dan kontroversial, himbauan menerima tawaran kerja sama dari Amerika larangan yang dikeluarkan WHO tersebut Serikat.23 Hal ini memperjelas bahwa sejak nyatanya tidak memiliki efek sama sekali pada Februari upaya kerja sama sempat dijajaki, akan peredaan konflik. Hal ini malah dikapitalisasi tetapi menemui kebuntuan. oleh masing-masing pihak sebagai isu geopolitik yang menguntungkan untuk diri mereka masing- Memasuki bulan Maret, jumlah korban masing. yang terjangkit virus melejit di Amerika Serikat. Beberapa analisis memprediksi bahwa Amerika Selain tak henti mengatakan Chinese Virus, Serikat dalam waktu dekat akan menjadi serangan Trump juga mulai mengarah pada episentrum virus baru setelah sebelumnya WHO, terutama Sekretaris Jenderal Dr. Tedros, berada di Tiongkok dan Italia.24 yang diklaim sebagai kaki tangan Tiongkok. Alasannya adalah respons WHO dianggap Trump yang sebelumnya sempat memuji- lambat, permisif, dan ikut menutup-nutupi muji penanganan virus Xi Jinping pada bulan kekeliruan yang dilakukan oleh pemerintah Januari, kali ini mengubah pandangannya dan Tiongkok.27 menaikkan tensi persaingan dengan mengatakan Covid-19 sebagai Chinese virus. Menteri Luar Tiongkok yang mendapat sorotan negatif Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo pun dari komunitas internasional, terutama negara- menyebut Covid-19 dengan istilah “Wuhan negara Barat, menunjukkan beberapa respons. Virus”. Labelisasi virus dengan lokasi geografis Pertama, ketika sebaran virus di bulan Maret tempat pertama kali virus tersebut ditemukan menunjukkan tren penurunan, Tiongkok bereaksi memang dianggap lazim dipakai sebelumnya.25 cepat dalam melakukan diplomasi di banyak Hanya saja, melihat potensi stigmatisasi rasial, negara, terutama di Afrika, Asia Tenggara, WHO melarang labelisasi virus dengan lokasi dan Eropa Timur dengan memberi bantuan- geografis.26 bantuan medis. Kedua, Tiongkok bereaksi 23 Gabriel Crossley, “China Accuses US keras atas provokasi Trump, sebagaimana yang Scaremongering Over Coronavirus,” 3 Februari disebutkan sebelumnya, dengan mengatakan 2020, https://uk.reuters.com/article/uk-china-health- bahwa Amerika Serikat ingin memulai Perang usa/china-accuses-u-s-of-scaremongering-over- Dingin Baru dengan Tiongkok. Salah satu coronavirus-idUKKBN1ZX0QH, diakses pada 12 pejabat Tiongkok, Zhao Lijian, dalam akun Agustus 2020. Twitter resminya mengatakan bahwa virus 24 Emma Farge dan Stephanie Nabehay, “United States could become coronavirus epicenter: kemungkinan berasal dari militer Amerika 28 WHO,” 24 Maret 2020, https://www.reuters.com/ Serikat yang dibawa ke Wuhan. Respons article/us-health-coronavirus-who-usa/united- ini menambah deretan perdebatan panas di states-could-become-coronavirus-epicenter-who- internet. Ketiga, setelah Trump menunjukkan idUSKBN21B1FT, diakses 12 Agustus 2020. ketidakpuasannya pada WHO yang kemudian 25 Sebagai contoh, MERS mewakili Middle East (Timur Tengah), spanish flu mewakili Blame in This,” 19 Maret 2020, https://thehill.com/ kemunculannya yang dianggap berawal di Spanyol, homenews/administration/488479-who-official- west nile virus yang muncul di salah satu daerah warns-against-calling-it-chinese-virus-says-there-is- Uganda, virus zika karena pertama kali ditemukan di no, diakses pada 12 Agustus 2020. Hutan Zika, Uganda, virus ebola berasosiasi dengan 27 BBC, “Coronavirus: Trump Accuses WHO of Sungai Ebola, Kongo. Being a Puppet of China,” 18 Mei 2020, https:// Harmeet Kaur, “Yes, We Long Have Referred to www.bbc.com/news/health-52679329, diakses 12 Disease Outbreaks by Geographic Places. Here’s Agustus 2020. Why We Shouldn’t Anymore,” 28 Maret 2020, 28 The Japan Times, “China Official Says U.S. https://edition.cnn.com/2020/03/28/us/disease- Military May Have Brought Covid-19 to Wuhan,” outbreaks-coronavirus-naming-trnd/index.html, 13 Maret 2020, https://www.japantimes.co.jp/ diakses 12 Agustus 2020. news/2020/03/13/asia-pacific/science-health-asia- 26 Morgan Gstalter, “WHO Official Warns Against pacific/china-us-military-brought-coronavirus/, Calling it Chinese Virus, ‘Says’ There is No to diakses pada 11 Agustus 2020.

242 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 ditindaklanjuti dengan pengurangan kontribusi benar dapat dipertemukan adalah pada isu dan rencana penarikan keanggotaan diri pertumbuhan ekonomi. Selain dari sektor itu, Amerika Serikat dari organisasi kesehatan itu, ambisi masing-masing pemimpin mengalahkan Xi Jinping menyadari bahwa momen tersebut kemungkinan inisiatif-inisiatif untuk kerja sama perlu dikapitalisasi sebagai keuntungan politik lain. untuk Tiongkok, maka Tiongkok memberi Sebagai contoh, dalam isu kesehatan, tambahan anggaran pada WHO sebanyak 30 sejumlah data menunjukkan bahwa kedua Juta Dolar.29 negara telah menjalin koordinasi kerja sama Memasuki bulan April, Mei, Juni, Juli dan sejak lama. Perusahaan-perusahaan Amerika Agustus, relasi konfliktual kedua negara pada Serikat telah memilih melakukan kebijakan kenyataannya tidak hanya bergerak di seputar offshore di Tiongkok dengan tujuan efisiensi isu Covid-19. Keduanya mulai bertarung di produksi sejak tahun 1990-an. Di lain pihak, isu-isu lainnya, seperti isu undang-undang baru saat ini kebutuhan obat-obatan Amerika Serikat berkaitan dengan status otonomi Hong Kong, malah banyak dipasok oleh perusahaan farmasi pencurian data riset Covid-19 Amerika Serikat Tiongkok. Konkretnya perusahaan-perusahaan oleh Tiongkok, tuduhan-tuduhan spionase farmasi Tiongkok telah memasok lebih dari oleh pelajar-pelajar Tiongkok yang berupaya 90% kebutuhan antibiotik, vitamin C, ibuprofen, mencuri teknologi-teknologi sensitif Amerika dan hidrokortison; 70% untuk kebutuhan Serikat, isu Xinjiang, Laut China Selatan, asetaminofen; dan 40–45% untuk kebutuhan kritikan Tiongkok pada pengiriman senjata heparin.32 Dengan kondisi seperti itu, logisnya, buatan Lockheed Martin ke Taiwan, hingga kemunculan virus baru tidak harus dihadapi yang terbaru adalah upaya Amerika Serikat secara konfrontatif karena akan merugikan untuk menutup Konsulat Jenderal Tiongkok keduanya yang punya kepentingan dalam di Houston dengan alasan untuk melindungi menjaga kelancaran rantai pasok obat-obatan kekayaan intelektual dan data pribadi dunia. Justru dengan kemampuan inovasi- masyarakat Amerika Serikat dari spionase yang inovasi penemuan obat-obatan dari para peneliti dilakukan oleh Tiongkok.30 di Amerika Serikat dan efesiensi produksi dari Tiongkok, kerja sama teknis kesehatan, terutama Di saat yang bersamaan, terdapat satu pembuatan vaksin, akan lebih efektif untuk kerja sama yang justru tetap berjalan meskipun dapat dicapai dengan keunggulan yang dimiliki hubungan kedua negara menunjukkan hubungan masing-masing. Akan tetapi, sebagaimana konfrontatif. Hal ini dapat diamati dari disampaikan sebelumnya, kedua pemimpin relatif berjalannya implementasi kesepakatan tampak tidak bersedia memberikan persetujuan dagang fase I.31 Ini dapat diartikan bahwa untuk mendorong kerja sama kesehatan antara titik kepentingan dua pemimpin yang benar- Amerika Serikat-Tiongkok dalam urusan 29 Rossie Perper, “China is Injecting Millions into Covid-19 dan malah mendorong ketegangan- WHO as the US Cuts Funds. Experts Say Beijing is ketegangan baru di masa Covid-19. Trying to Boost its Influence Over the Agency and its 'Deeply Compromised' Chief,” 24 April 2020, https:// www.businessinsider.com/china-who-multimillion- Pertimbangan Strategis Trump di dollar-contribution-political-power-move-2020- 4?r=US&IR=T, diakses pada 12 Agustus 2020. Masa Covid-19 30 John Ruwitch dan Nishant Dahiya, “Timeline: Trump memenuhi syarat untuk tergolong The Unraveling of U.S.-China Relations,” 22 Juli sebagai pemimpin bertipe risk preffering atau 2020, https://www.npr.org/2020/07/22/893767828/ bersedia memilih kebijakan-kebijakan tertentu timeline-the-unraveling-of-u-s-china-relations, diakses pada 12 Agustus 2020. yang memiliki kadar risiko tinggi. Studi yang 31 Claire Raide, “Trade May Still Be the Ballast 32 Ana Swanson, “Coronavirus Spurs U.S. Efforts to in U.S.-China Relations—At Least for Now,” 10 End China’s Chokehold on Drugs,” 11 Maret 2020, Agustus 2020, “https://www.csis.org/analysis/trade- https://www.nytimes.com/2020/03/11/business/ may-still-be-ballast-us-china-relations-least-now, economy/coronavirus-china-trump-drugs.html, diakses pada 11 Agustus 2020. diakses pada 12 Agustus 2020.

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 243 dilakukan oleh Aubrey Immelman memperkuat frasa yang menjaga perasaan para perwakilan asumsi tersebut dengan mengatakan pribadi lainnya sehingga gaya bahasa yang digunakan Trump secara psikologi tergolong sebagai cenderung bersifat normatif. Akan tetapi, individu yang ambisius, impulsif, serta kebiasaan tersebut tampak tidak dilakukan oleh dominan.33 Trump sebagai kepala pemerintah negara besar, seperti Amerika Serikat. Sebelum menjadi presiden, Trump memiliki reputasi sebagai pengusaha yang Karakter dan pengalaman hidup Trump sukses. Mewarisi usaha ayahnya, Trump mampu pada gilirannya berimplikasi pada sulitnya menyulap usaha perusahaan perumahan di Amerika Serikat menciptakan stabilitas pinggiran Kota New York menjadi perusahaan domestik dan mendorong kerja sama perumahan elite, hotel, kasino, dan berbagai internasional. Sebab bila situasi tidak sesuai usaha lainnya yang ada di berbagai kota dengan kepentingan personalnya, Trump tak di Amerika Serikat, bahkan di luar negeri. ragu untuk menyerang dan memprovokasi Setelah terpilih menjadi presiden Amerika lawan politiknya. Dalam berbagai media, Serikat di usia 74 tahun, Trump menjalankan tak jarang Trump melakukan name-calling roda pemerintahan sesuai dengan pengalaman untuk menyerang lawan politiknya, misalnya hidupnya di sektor bisnis. Dengan kebiasaan dengan menyebut ‘Quid Pro Joe’, ‘Crazy Joe’, yang dia pakai itu, dia tidak terbiasa dengan ‘Crooked Hilary’, atau ‘Cheating Obama’. gaya komunikasi kenegaraan yang cenderung Di ranah internasional, skandal Ukraina kaku. Trump lebih memilih memublikasikan menunjukkan contoh lain bila Trump dapat kebijakannya melalui akun Twitter tanpa menjadi seseorang yang, dalam memenuhi memanfaatkan fungsi secretary of press ambisinya, bersedia memilih cara-cara dengan yang ada di Gedung Putih. Dalam berbagai risiko diplomatik yang tinggi. Skandal Ukraina kesempatan strategis pun, Trump tampak adalah operasi penggembosan tim Trump pada tidak disiplin dalam melaksanakan tata kelola Joe Biden yang dilakukan dengan menggandeng birokratis kenegaraan. aparat hukum dan politisi-politisi Ukraina untuk Adapun di sisi komunikasi luar negeri, menaikkan kasus korupsi Biden dan anaknya di gaya komunikasi “bebas” Trump bertentangan perusahaan migas milik mereka yang beroperasi dengan etika komunikasi diplomatis yang di sana. Agar bersedia melakukan rencana ini, cenderung kaku. Sebagaimana diketahui Trump akan memberi insentif pada Ukraina bahwa hubungan antarnegara sedikit banyak melalui bantuan militer senilai 400 Juta Dolar. dipengaruhi oleh komunikasi para diplomat atau Tetapi, justru pada akhirnya operasi ini gagal perwakilan resmi negara dalam berinteraksi. dan malah menjerumuskannya pada kritik Pada hampir semua kesempatan resmi domestik yang keras sampai mendapat upaya diplomatik, khususnya yang bersifat publik, pemakzulan.34 para perwakilan tersebut biasa menggunakan Tahun 2020 ini, Amerika Serikat akan 33 Aubrey Immelman, “The Leadership Style of U.S melaksanakan pemilihan presiden di bulan President Donald J. Trump,” Working Paper Study November. Trump sedang menata diri agar for Personality in Politics, Januari (2017), https:// kembali terpilih untuk periode kedua, sementara www.researchgate.net/publication/312771718_The_ yang akan menjadi penantangnya adalah Joe Leadership_Style_of_US_President_Donald_J_ Trump, diakses pada 10 Agustus 2020. Biden, mantan wakil presiden pada masa pemerintahan Obama. Ambisius diterangkan sebagai sifat yang berani, kompetitif, percaya diri, mudah merasa diri sebagai Pada saat semua berfokus pada penanganan pemimpin, mengharapkan orang lain mengakui Covid-19 dan pemulihan ekonomi, bagi Trump kualitas khusus, bertindak semaunya; impulsif tidak ada hal yang lebih penting daripada diartikan sebagai tindakan tanpa berfikir sebelumnya, berusaha menjadi pusat perhatian, tidak menyukai 34 Rangga A. Akhli, “The Rapid Change of The rutinitas atau gampang mengalami kebosanan pada US Foreign Military Assistance to Ukraine in rutinitas; dominan berarti senang mengarahkan 2019: A Neoclassical Realism Perspective,” Jurnal orang lain untuk tunduk dan menghormati dirinya. Pertahanan 6, no. 2 (2020): 174–189.

244 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 memenangkan pertarungan di bulan November hanya berada di kisaran 35–49%.37 Dengan kata mendatang. Untuk itu, dia harus menjaga lain, Trump belum pernah sama sekali menyentuh perolehan suaranya pada tahun 2016 silam angka 50% penerimaan publik selama ia sekaligus memperbesar peluang keterpilihannya menjabat. Angka-angka ini menandakan bahwa kembali. Trump tidak benar-benar berada pada posisi yang aman untuk menyongsong tahun pemilihan Pada tahun 2016, meskipun secara umum di Amerika Serikat. persentase jumlah pemilih Hillary mengalahkan Trump dengan perbandingan 48% berbanding Tetapi bila mencermati lebih dalam, tren 45.9%, Trump tetap terpilih sebagai presiden penerimaan publik yang dinamis menunjukkan sebab mekanisme penghitungan yang dipakai di peningkatan saat survei dilakukan setelah sana adalah dengan perhitungan yang berbasis Trump menonjolkan sentimen nasionalistis pada jatah elector di masing-masing negara dan ekonomi yang tumbuh. Misalnya, Jefrey bagian berdasarkan jumlah penduduk.35 Dengan Jones dari Gallup mencatat bahwa ketika Trump kemenangan itu, secara normatif, Trump akan dihantam isu pemakzulan dari bulan September mengimplementasikan doktrin nasionalistis sampai Desember 2019, penerimaan publik bernama America First yang ia janjikan semasa justru menunjukkan peningkatan tertinggi kampanye. Pada intinya, doktrin ini sebagai- di bulan Januari 2020 yang mencapai 49%. mana Trump sampaikan, diarahkan untuk Capaian ini setidak-tidaknya dilatarbelakangi memunculkan diplomasi Amerika Serikat yang oleh 1) keberhasilan serangan Amerika Serikat jauh lebih zero sum, proteksionis, bilateralis, yang menimbulkan kematian figur penting noninternasionalis, nonintervensionis, dan militer Iran, tetapi Iran tidak menunjukkan transaksionalis.36 serangan balasan, 2) renegosiasi perjanjian dagang baru North Atlantic Free Trade Sempat meraih beberapa catatan positif di Agreement (NAFTA) yang dianggap berhasil, awal kepemimpinannya, seperti diciptakannya dan 3) pertumbuhan ekonomi nasional yang 4 juta lapangan pekerjaan dan peningkatan membaik.38 Hal ini membuat dukungan jumlah perumahan tingkat menengah, peme- republikan semakin solid serta bertambahnya rintah Trump memasuki tahun terakhir tren positif dari kalangan independen. Pola-pola kepemimpinannya dengan tingkat penerimaan permainan politik seperti ini jelas memiliki nilai publik Amerika Serikat pada kinerja Trump keterpilihan yang baik dan menguntungkan posisi dirinya sebagai presiden. 35 The New York Times, ”Presidential Election Result: Donald J. Trump Wins,” Februari 2017, Menjelang pemilihan presiden yang https://www.nytimes.com/elections/2016/results/ kurang dari setahun, pemilih terdaftar di AS president, diakses pada 11 Agustus 2020. terbagi menjadi 36% yang telah pasti tidak akan 36 Konkritnya, Trump menjanjikan untuk menyasar memilih Trump tanpa harus melihat dahulu beberapa agenda besar, seperti isu defisit perdagangan; figur yang dipilih dari Demokrat, 39% akan rendahnya pertumbuhan ekonomi; anggaran militer memilih Trump tanpa mempertimbangkan siapa yang minim; mendesak dan mengevaluasi peran aliansi di NATO; menarik diri dari nuclear deal yang lawannya, dan sisanya sebanyak 25% adalah telah disepakati dengan Iran; menjalin hubungan pemilih-pemilih yang masih belum menentukan lebih dekat dengan Israel; menciptakan kebijakan pilihan. Kelompok yang terakhir inilah yang luar negeri yang sulit diprediksi; memperbaiki relasi menjadi rebutan antara Trump dan Biden.39 dengan Rusia dan China; membatasi peran militer di luar negeri; kebijakan populis untuk menciptakan 37 Gallup,” Presidential Approval Ratings –Donald aturan yang menyulitkan imigran serta memberi Trump,” https://news.gallup.com/poll/203198/ lapangan pekerjaan dan meningkatkan standar gaji presidential-approval-ratings-donald-trump.aspx, orang ‘asli’ Amerika Serikat. Selengkapnya: diakses pada 13 Agustus 2020. Ryan Teague Beckwith, “Read Donald Trump’s 38 Jefrey Jones, “Trump Job Approval at Personal ‘America First’ Foreign Policy Speech,” 27 April Best 49%,” 4 Februari 2020, https://news.gallup. 2016,https://time.com/4309786/read-donald- com/poll/284156/trump-job-approval-personal-best. trumps-america-first-foreign-policy-speech/, diakses aspx, diakses pada 11 Agustus 2020. pada 9 Agustus 2020 39 Jefrey Jones, “Trump Job Approval…”

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 245 Sikap terhadap Tiongkok adalah salah satu muncul pertama kali di wilayah Tiongkok dan variabel kunci yang menentukan calon mana tak sedikit pihak-pihak mengkritisi tindakan- yang akan menang dari pemilihan presiden tindakan Tiongkok. tahun 2020. Laporan dari Pew Research Center Selain menangkal kritikan-kritikan yang menunjukkan bahwa di masa Covid-19 terdapat ditujukan karena keterlambatan respons untuk 66% publik Amerika Serikat yang menunjukkan mengendalikan virus dan sistem politik PKT ketidaksukaan pada Tiongkok.40 Angka tersebut yang kurang menerima norma transparansi, jauh adalah angka terbesar selama survei yang dari itu, visi utama Xi Jinping dalam perang dilakukan sejak tahun 2005. Sementara itu, melawan Covid-19 adalah memunculkan citra pandangan negatif terhadap Xi Jinping juga Tiongkok sebagai negara pemenang. Dalam meningkat. Terdapat sebanyak 71% publik hal ini pemenang diartikan bahwa tata kelola Amerika Serikat yang menunjukkan ketidak- Tiongkok merupakan percontohan dalam percayaan pada pemimpin Tiongkok itu. hal pengendalian virus yang efektif, negara Maka dari itu, hitung-hitungan politik terdepan dalam pengembangan vaksin, dan untuk menjalin relasi peredaan ketegangan lebih negara yang bertanggung jawab pada tata kelola baik dengan Tiongkok menjelang hari pemilihan kesehatan global. Dengan visi seperti ini, Xi tidak lebih menguntungkan daripada mendorong Jinping tidak melihat kerja sama kesehatan upaya-upaya yang lebih konfrontatif yang dapat dan upaya peredaan intensitas ketegangan mendorong simpati publik pada masing-masing dengan Amerika Serikat sebagai prioritas calon presiden. Itulah yang menjelaskan, baik di utama sebab akan menurunkan nilai dari visi kubu Trump maupun penantangnya Joe Biden, tersebut, terkecuali apabila Amerika Serikat sama-sama tidak berusaha untuk mengonstruksi pada gilirannya bersedia untuk mengakui dan hubungan yang lebih kooperatif dengan memberi rasa hormat pada Tiongkok, dalam hal Tiongkok, terutama dalam hal mengembangkan perbedaan nilai-nilai yang dianggapnya selama kerja sama kesehatan. Sebab bila salah satu ini sebagai iliberal. lebih kooperatif, maka lawan politik domestik Secara karakteristik, Donald Trump lainnya akan lebih mudah memanfaatkan situasi dan Xi Jinping memiliki satu kecenderungan tersebut sebagai senjata kampanye. yang sama, yakni karakteristik keduanya yang ambisius dan menyukai sentimen-sentimen Pertimbangan Strategis Xi Jinping nasionalistis. Namun di luar itu, keduanya memiliki perbedaan yang sangat bertolak di Masa Covid-19 belakang. Secara umum, Xi tidak dalam posisi yang Dalam pengalaman politik praktis, Xi terancam oleh mekanisme-mekanisme domestik Jinping meniti kariernya dari level rendah sebagaimana yang dihadapi Trump. Tidak ada sebelum sampai menjadi pemimpin Tiongkok pemilu di Tiongkok. Winning coalition dan saat ini. Sebelum di level saat ini, Xi Jinping selectorate cenderung terkendali. Artinya, tercatat pernah menjabat sebagai Gubernur ancaman bagi kelangsungan kekuasaan Xi di Fujian, komite tetap politbiro dan Wakil cenderung berasal dari negara lain di luar Presiden Hu Jintao (2008–2013), sementara Tiongkok. Akibatnya, konsentrasi Xi Jinping di Trump tidak memiliki pengalaman menjalankan masa Covid-19 lebih difokuskan pada dorongan- birokrasi sebelumnya. dorongan strategis dalam rangka meningkatkan legitimasi eksternal Tiongkok di mata komunitas Xi juga sempat berada pada dua kondisi internasional karena Covid-19 pada faktanya yang sangat bertolak belakang. Ayahnya, Xi Zhongxun adalah seorang pahlawan revolusi, 40 Kat Davlin, et al., “U.S. Views of China meski pada akhirnya menjadi korban politik Increasingly Negative Amid Coronavirus Outbreak,” 21 April 2020, https://www.pewresearch.org/ pembersihan elite ketika Mao mendorong global/2020/04/21/u-s-views-of-china-increasingly- revolusi kebudayaan yang menyebabkan negative-amid-coronavirus-outbreak/, diakses pada gejolak politik besar di Tiongkok. Akibatnya, 11 Agustus 2020. Xi Jinping mengalami kehidupan yang sulit

246 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 setelahnya, termasuk mengalami sembilan kali kembali ditahan dengan tuduhan korupsi penolakan ketika berupaya menjadi anggota dengan 18 di antaranya adalah anggota Komite PKT dan harus menghabiskan hidupnya di Sentral.44 dalam suatu gua.41 Pada kesempatan ke sepuluh Tak sampai di sana, Xi melibas empat akhirnya ia diterima menjadi bagian PKT. Hal politisi yang sangat berpotensi menggeser ini menunjukkan bahwa ia memiliki ambisi kekuasaannya, seperti anggota Komite Tetap besar untuk sampai pada apa yang ia cita- Politbiro yang memiliki citakan. Namun, sebagaimana Lee Kwan Yew kewenangan di dalam mengendalikan aparat sampaikan pada sebuah wawancara bersama penegak hukum dan keamanan Tiongkok; Robert Blackwill dan Graham Allison, ambisi Wakil Ketua Komisi Militer Pusat , besar Xi Jinping itu tidak ditunjukkan dengan Gou Boxiong, yang memiliki tanggung jawab ucapan-ucapannya yang lantang, keras, atau mengurusi personel militer; dan juga provokatif. Sebaliknya, Xi Jinping dalam dari Kantor Umum Pusat, kepercayaan Hu pandangan Lee Kwan Yew digambarkan Jintao.45 sebagai pribadi yang memiliki stabilitas emosi yang mengesankan.42 Dalam tataran mekanisme pengambilan keputusan politik, Xi Jinping mampu Ketika ia naik di pucuk kepemimpinan, mentransformasi gaya collective leadership Xi membuat reformasi-reformasi yang (集体 领导 , jiti lingdao) yang sejak zaman membuatnya menjadi pemimpin sangat kuat Deng Xiaoping menjadi tempat pengambilan di Tiongkok. Xi benar-benar dapat mengontrol keputusan menuju tatanan baru yang konsentrasi winning coalition dan selectorate di Tiongkok kekuatannya didominasi oleh diri Xi seorang yang mengamankan dirinya dari ancaman- meskipun komposisi keanggotaannya tidak ancaman internal faksi lain dalam PKT. banyak berubah. Konsep collective leadership Di awal-awal masa jabatannya, Xi dalam politik Tiongkok adalah gagasan yang bertindak cepat untuk mengembalikan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan kepercayaan publik pada PKT yang terkikis komposisi kekuatan di tingkat pucuk kekuasaan oleh skandal-skandal para elite PKT yang melalui mekanisme pengambilan keputusan terlibat dalam kasus korupsi, seks, pencucian bersama di dalam Komisi Tetap Politbiro agar uang, dan bahkan pembunuhan, termasuk yang Tiongkok terhindar dari kesewenang-wenangan paling banyak disorot, yakni skandal . pemimpin tunggal teratas. Pada masa transisi Dibantu orang kepercayaannya, , kepemimpinan Xi, politbiro diubah perannya Xi meluncurkan kebijakan anti korupsi.43 seolah-olah menjadi asisten bagi Xi Jinping. Pada tahun 2013, Komisi Pusat Pemeriksaan Dalam satu dekade sebelumnya, muncul Disiplin dan Kementerian Pengawas Tiongkok anggapan bila collective leadership tidak lagi menangani 172.000 kasus korupsi dan terdapat efektif dan hanya mengarah pada pertikaian total 182.000 pejabat yang diselidiki. Jumlah ini politik di pucuk kepemimpinan Tiongkok. adalah jumlah tertinggi dalam tiga puluh tahun Hal itu amat tercermin di era Hu Jintao. Pada terakhir. Tiga tahun berselang, total ada sekitar era tersebut, untuk memutuskan kebijakan 160 pejabat pada level menteri dan provinsi 44 Ling Jihua, Zhou Bensun,, Su 41 Jun Mai, “The Early Years: The Troubled Times Shulin, , , Yang Jinshan, That ‘Forged Xi Jinping’,” 29 Juli 2017, https://www. Wang Min, , , Wan scmp.com/news/china/society/article/2104580/ Qingliang, , Pan Yiyang, Fan xi-jinpings-troubled-early-years-are-detailed- Changmi, Wang Min, , , Yu communist-party, diakses pada 14 Agustus 2020. Yuanhui, Lu Xiwen. 42 Graham Allison, “Lee Kwan Yew: The Sage of Lihat: Cheng Li, Chinese Politics in the Xi Jinping Asia,” 28 Maret 2015, https://www.belfercenter.org/ Era: Reassesing Collective Leadership, (Washington: publication/lee-kuan-yew-sage-asia, diakses pada 13 Brookings Institution Press, 2016). Agustus 2020. 45 Cheng Li, Chinese Politics in the Xi Jinping Era 43 Wang Qishan kemudian dipilih sebagai wakil (Washington: Brookings Institution Press, 2016), presiden Xi meskipun telah melebihi usia pensiun. hlm.10.

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 247 politik, baik itu di tingkat domestik maupun akan terjadi penurunan secara drastis performa internasional, Tiongkok seringkali mendapat ekonomi nasional yang dapat mendorong gejolak kemandekan dalam mengambil keputusan kelas menengah menuntut demokratisasi, politis ketika harus berhubungan dengan rival mendelegitimasi partai dari akar rumput, dan politik Hu, seperti Zhou Yongkang, yang juga kekacauan manajemen konflik terhadap memegang kendali aparat keamanan serta Guo faksi-faksi di tubuh PKT.47 Akan tetapi, dengan Boxiong dan Xu Caihuo yang punya pengaruh melihat langkah-langkah yang telah dibuat Xi pada personel militer. Jinping sejauh ini, kondisi seperti itu tampaknya masih bisa ditangani dengan baik. Sebagai gantinya, kini tata kelola perpolitikan Tiongkok begitu Xi-sentris. Kongres ke-18 di tahun 2013 silam Xi menguasai banyak posisi penting secara menandai titik awal dalam menjelaskan bersamaan di Tiongkok. Dia memimpin partai; visi yang berusaha Xi Jinping bawa untuk menjadi Presiden Tiongkok; mengontrol kemajuan Tiongkok. Dalam kongres tersebut, langsung Komisi Militer Pusat; Komite Xi menjanjikan Tiongkok kembali menuju Keamanan Nasional; panglima dari pusat negara digdaya dan menjadi pemimpin komando operasi gabungan PLA; dan peradaban dunia dalam gagasan Chinese Dream mengomandoi secara langsung badan-badan dan National Rejuvenation yang pada tataran khusus di bawah politbiro untuk menangani implementasinya, salah satunya, dapat dilihat urusan-urusan reformasi, ekonomi, teknologi, dari rencana geopolitik Belt and Road.48 sampai politik luar negeri. Dengan kata lain, Pada saat hambatan-hambatan institusional Xi tengah berupaya memonopoli kekuasaan di dan politik domestik dapat secara relatif teratasi, dalam sistem politik Tiongkok. Xi Jinping memasuki tahapan lain di luar dari Puncaknya pada tahun 2018 silam, Xi leader survival, yakni melalui apa yang disebut melalui National’s People Congress berhasil sebagai honor-based logic (logika berdasarkan mengganti konstitusi lama dan meloloskan rasa hormat).49 Pada intinya, logika ini ditujukan peraturan baru yang memperbolehkan dirinya untuk menuntut pengakuan rasa hormat atau untuk berkuasa lebih dari dua periode.46 legitimasi eksternal dari negara-negara lain Sejatinya, kongres partai di tahun 2022 terhadap status Tiongkok saat ini yang dianggap merupakan babak baru bagi Tiongkok untuk sebagai negara besar. memiliki pemimpin baru. Namun dengan 47 Dalam tubuh PKC saat ini, terdapat dua faksi besar peraturan baru tersebut, tampaknya Xi akan yang mewakili Kamp Jiang Zemin vis a vis Hu Jintao. melanjutkan kekuasaannya. Xi Jinping berada dalam Kamp Jiang, sedangkan Li Keqiang, perdana menteri, berada di kamp Hu. Kubu Kondisi di atas dapat diartikan bahwa Li saat ini terbilang sebagai kubu minoritas. pada saat berupaya menjalankan agenda-agenda Lihat: Cheng Li, Chinese Politics in the Xi Jinping politik, baik itu di ranah domestik maupun Era: Reassesing Collective Leadership, (Washington: luar negeri, Xi relatif tidak akan menghadapi Brookings Institution Press, 2016). hambatan kelembagaan dan oposisi-oposisi 48 H. Men dan Steve Tsang, “Genesis of Pivotal yang mengancam posisinya dari dalam faksi Decade,” dalam Steve Tsang & Honghua Men PKT sebagaimana dihadapi oleh Hu Jintao. (eds.), China in Xi Jinping Era, (Cham: Palgrave Bila pun ada hal yang mengganggu survival Xi, Macmillan, 2016), hlm. 5–6. China Dream dalam pandangan Xi Jinping adalah 46 Ketentuan konstitusi Tiongkok 1982 menjelaskan mengembalikan kebangkitan Tiongkok, menciptakan bahwa periodisasi Presiden Tiongkok dibatasi kesejahteraan bagi rakyat Tiongkok pada tahun 2021 sebanyak dua periode, satu periode dihitung lima yang bertepatan dengan seratus tahun PKC dan tahun. mentransformasi Tiongkok sebagai negara yang kaya, kuat, demokratis, dan negara sosialis modern Lihat: Bill Bishop, “Understanding China’s Rise yang harmonis pada tahun 2049, ketika negara Under Xi Jinping By the Honorable Kevin Rudd,” 18 Tiongkok berusia serratus tahun. Maret 2018, https://sinocism.com/p/understanding- 49 Lukas K Danner, China’s Grand Strategy, chinas-rise-under-xi-jinping-by-the-honourable- Contradictory Foreign Policy?, (Cham: Palgrave kevin-rudd, diakses pada 14 Agustus 2020. Macmillan, 2018), hlm. 37–68.

248 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 Untuk mendapatkan pengakuan sebagai dibangun suatu persepsi bahwa Amerika Serikat negara berstatus besar itu, Tiongkok memilih selalu berupaya untuk menciptakan strategic dua jalan yang saling bertolak belakang. Pada encirclement bersama dengan negara-negara satu sisi dilakukan dengan cara nonkekerasan aliansinya untuk mengepung dan menghambat dan di sisi lain melalui cara-cara tegas. kemajuan Tiongkok dan menantang hubungan luar negeri Tiongkok dengan negara lain di Cara nonkekerasan umumnya dilakukan kawasan.50 melalui promosi-promosi perdagangan bebas, kemudahan investasi, dan isu-isu pembangunan. Persepsi negatif pada Amerika Serikat Contohnya adalah pada saat Xi Jinping berupaya juga bersumber dari upaya-upaya negara menarik perhatian negara lain melalui inisiasi Paman Sam itu dalam mendorong demokrasi One Belt One Road (OBOR), yang kelak berubah liberal, HAM, dan seringnya media-media barat menjadi Belt and Road Initiative (BRI), dan juga yang mengkritisi pendekatan kebijakan luar penyediaan institusi keuangan yang membantu negeri Tiongkok. Pengenalan demokratisasi kelancaran investasi dalam sektor infrastruktur dan isu-isu HAM yang diinisiasi Amerika semacam Asian Infrastructure Investment Bank Serikat dipandang berbahaya oleh para elite (AIIB). Inisiasi ini juga menunjukkan peranan di Tiongkok sebab dapat membuka alternatif internasional Tiongkok yang berupaya memberi lain pada penataan sistem politik di luar dari alternatif pada lembaga-lembaga keuangan lain, sistem satu partai Tiongkok. Bagi mereka, seperti International Monetary Fund (IMF), demokratisasi dan sistem multipartai dipercayai World Bank, ataupun Asian Development Bank dapat mentransformasi Tiongkok pada penataan (ADB). kondisi internal yang lebih rumit sehingga mengancam kekuasaan yang mereka nikmati Sementara itu, cara-cara tegas untuk sekarang.51 mendukung Tiongkok mencapai pengakuan sebagai negara besar dapat dilihat manakala Kemunculan Covid-19 mewakili pola-pola peristiwa-peristiwa tertentu memiliki lama ketika Amerika Serikat dan aktor-aktor keterhubungan dengan konsepsi kesatuan lain dapat menyudutkan Tiongkok, apalagi wilayah Tiongkok. Hal tersebut, misalnya, penyebaran virus memberi dampak langsung menyangkut isu Xinjiang, Hong Kong, Taiwan, pada masyarakat dan kegiatan ekonomi. Pada Laut China Selatan, ataupun Senkaku/Diayou. beberapa fase awal dari bulan Januari, Februari, Keputusan-keputusan Xi Jinping untuk hingga pertengahan Maret, Tiongkok tak dapat melakukan tindakan tegas, baik itu melalui berkata banyak selain membenahi upaya-upaya retorika-retorika keras dan juga pengerahan pencegahan dan kontrol pada sebaran virus yang pasukan bersenjata dalam merespons isu-isu menyebar secara eksponensial. Kritik-kritik tersebut, biasanya justru mendapatkan dukungan dibalas ketika situasi domestik mulai terkendali dari dalam negeri. Dengan begitu, kekuatan Xi di bawah komando Xi Jinping dan Li Keqiang semakin terkonsolidasi saat berhadapan dengan yang menerapkan lockdown dan perangkat serangan-serangan yang bertemakan isu-isu kebijakan pendukung lain. yang diinisiasi Amerika Serikat dan sekutu. Memasuki akhir Maret, Xi menggerakkan Untuk para elite Tiongkok, kebijakan mesin-mesin partai dan alat-alat negara lain intervensionis Amerika Serikat dipandang untuk mempersiapkan diplomasi kesehatan yang sangat mengancam kepentingan utama diikuti oleh narasi-narasi keberhasilan PKT dan Tiongkok, yakni legitimasi PKT dan keutuhan 50 Biwu Zhang, Chinese Perceptions of The U.S: An wilayah Tiongkok. Dalam banyak kesempatan, Exploration of China’s Foreign Policy Motivations, Amerika Serikat terlibat di dalam upaya (Plymouth: Lexington, 2011). penggagalan unifikasi Tiongkok-Taiwan. Tak 51 Reuters, “Xi Says Multi-Party System Didn't sampai di situ, Amerika Serikat menyuplai Work for China,” 2 April 2014. https://www. senjata-senjata militer pada Taiwan. Padahal reuters.com/article/us-china-politics-xi/xi- says-multi-party-system-didnt-work-for-china- untuk Tiongkok, isu Taiwan adalah isu idUSBREA3107S20140402, diakses 17 Agustus yang sangat sensitif. Selain itu, di Tiongkok 2020.

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 249 Tiongkok dalam menangkal virus di saat negara- menjanjikan kucuran dana sebesar 2 Miliar negara lain mulai kewalahan menghadapi Dolar selama dua tahun untuk membantu dunia penyebaran virus. Xi bahkan berkomunikasi mengatasi Covid-19 di saat Trump berupaya dengan Trump melalui sambungan telepon untuk melepaskan Amerika Serikat dari upaya- untuk membicarakan kemungkinan kerja sama upaya tata kelola kesehatan dunia.54 antara keduanya.52 Pada saat itu, episentrum Fase berikutnya adalah Xi mengupayakan virus tengah bergeser ke Eropa dan Amerika. untuk menjadi yang terdepan dalam perlombaan Namun, kolaborasi yang diharapkan tampak tak penciptaan vaksin. Pada pertengahan Agustus berjalan. 2020, vaksin yang dikembangkan oleh Negara-negara lain kebanyakan Sinopharm, perusahaan BUMN farmasi tidak menunjukkan kesiapsiagaan yang Tiongkok, menunjukkan respons baik dan mengakibatkan pencegahan dan kontrol aman. Perkiraan di akhir tahun, vaksin ini penyebaran Covid-19 tidak berjalan efektif. dapat diproduksi. Sebelumnya, Rusia menjadi Hasil dari kegagapan itu telah mendorong negara pertama yang memberi persetujuan pada banyak negara untuk melakukan tindakan- vaksin Covid-19. Vaksin Rusia sendiri adalah tindakan unilateral untuk menyelamatkan diri hasil kerja sama dengan perusahaan Tiongkok, masing-masing. Di Eropa, ketika Italia menjadi CanSino Bilogics.55 episentrum virus, negara-negara di Uni Eropa (UE) tidak menunjukkan kesediaannya untuk melakukan langkah-langkah koordinatif untuk Penutup menggalang kemampuan menanggulangi Kerja sama teknis kesehatan dalam mengatasi Covid-19 secara bersama-sama. Alhasil muncul Covid-19 dan upaya-upaya peredaan ketegangan perdebatan-perdebatan antara anggotanya untuk bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh masing- keluar dari keanggotaan UE. Ketidakpuasan masing pemimpin. Hal ini disebabkan karena pada Barat ditunjukkan juga oleh sejumlah keduanya melihat ada keuntungan lain yang negara di Eropa Timur. Tiongkok kemudian dapat dimaksimalkan untuk kepentingan mengisi kebutuhan-kebutuhan alat kesehatan keamanan personal masing-masing dengan negara-negara yang terancam oleh virus ketika mendorong hubungan yang saling bertentangan. kekuatan Barat tengah berkonsentrasi pada penanganan virus di wilayahnya masing- Bagi Trump, kebijakan-kebijakan masing. Narasi-narasi kehebatan Tiongkok nasionalistisnya selama ini yang dipertemukan kemudian dijadikan sebagai bahan propaganda dengan meningkatnya persepsi negatif di dalam maupun luar Tiongkok.53 terhadap Tiongkok perlu dimanfaatkan sebagai keuntungan politik jangka pendeknya Kekacauan yang terjadi dalam hal ketika memasuki musim kampanye presiden. pencegahan dan kontrol virus di Amerika Dengan kata lain, kebijakan Trump yang Serikat memberi kesempatan bagi Xi untuk mengkambinghitamkan pemerintah Xi dalam menciptakan citra sebagai pemimpin yang penanganan Covid-19 dimaksudkan untuk dapat diandalkan. Di bulan April, Xi memberi merangkul dukungan dalam negeri untuk tambahan sebesar 30 Juta Dolar pada WHO dan di pertengahan Mei dalam pertemuan World 54 Evelyn Cheng, “China’s Xi Pledge $2 Billion to Health Assembly (WHA) ke-73, Xi Jinping Help Fight Coronavirus,” 18 Mei 2020, https://www. cnbc.com/2020/05/18/chinas-xi-pledges-2-billion- 52 See Young Le & Lusha Zang, “China's Xi Offers to-help-fight-coronavirus-at-who-meeting.html, Trump Help in Fighting Coronavirus as US Faces diakses 15 Agustus 2020. Wave of New Patients,” 27 Maret 2020, https:// 55 Jakarta Post, “China Sinopharm's Potential www.thejakartapost.com/news/2020/03/27/chinas- Covid-19 Vaccine Triggers Antibodies in Clinical xi-offers-trump-help-in-fighting-coronavirus-as- Trials: Journal,” 14 Agustus 2020, https://www. us-faces-wave-of-new-patients.html, diakses pada thejakartapost.com/news/2020/08/14/china- 17Agustus 2020. sinopharms-potential-covid-19-vaccine-triggers- 53 Raj Verma, “China’s Mask Diplomacy...”, hlm. antibodies-in-clinical-trials-journal.html, diakses 205-209. pada 20 Agustus 2020.

250 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 menyambut pemilihan umum di Amerika Daftar Pustaka Serikat. Akhli, Rangga A. “The Rapid Change of the US Sedangkan untuk Xi Jinping, kerja sama Foreign Military Assistance to Ukraine in dengan Amerika Serikat dapat disetujui apabila 2019: A Neoclassical Realism Perspective.” negara tersebut dapat menerima kedudukan Jurnal Pertahanan 6, no. 2 (2020): 174– dan status Tiongkok sebagai negara besar 189. baru. Xi juga tidak melihat adanya keuntungan Allison, Graham. “Lee Kwan Yew: The Sage politik dari kerja sama dengan Amerika of Asia.” 28 Maret 2015. https://www. belfercenter.org/publication/lee-kuan-yew- Serikat. Sebaliknya, dengan adanya hubungan sage-asia, diakses pada 13 Agustus 2020. konfrontatif, Xi dapat memperkuat konsolidasi BBC. “Coronavirus: China Accuses US of kekuatan domestik dan juga menarik legitimasi Causing Panic and Spreading Fear.” 3 eksternal ketika Amerika Serikat memilih Februari 2020. https://www.bbc.com/news/ melepaskan tanggung jawab internasionalnya. world-asia-china-51353279, diakses pada Meski demikian, sikap kedua pemimpin 12 agustus 2020. tersebut turut menghadirkan konsekuensi BBC. “Coronavirus: Trump Accuses WHO of negatif bagi keduanya. Jika Amerika Serikat Being a ‘Puppet of China’,” 18 Mei 2020, dan Tiongkok dapat mengatasi kepentingan https://www.bbc.com/news/health-5267 9329, diakses pada 12 Agustus 2020. kedua pemimpinnya, sebetulnya kedua negara dapat bekerja sama dalam hal peningkatan Beckwith, Ryan T. “Read Donald Trump’s ‘America First’ Foreign Policy Speech,” kemampuannya masing-masing, khususnya 27 April 2016, https://time.com/4309786/ dalam penanganan Covid-19 dan pencarian read-donald-trumps-america-first-foreign- vaksin. Selain itu, peningkatan kemampuan policy-speech/, diakses pada 9 Agustus kedua negara dalam hal industri teknologi 2020. kesehatan sebetulnya dapat membuka Bishop, Bill. “Understanding China’s Rise kesempatan kerja dan research and development Under Xi Jinping by the Honorable Kevin sehingga muncul inovasi baru serta keuntungan Rudd,” 18 Maret 2018, https://sinocism. ekonomi. Selain itu, kedua negara dapat com/p/understanding-chinas-rise-under- menemukan titik temu bagi perang dagang xi-jinping-by-the-honourable-kevin-rudd, antara keduanya yang sudah berlangsung sejak diakses pada 14 Agustus 2020. sebelum merebaknya Covid-19 di dunia. Cheng, Evelyn. “China’s Xi Pledge $2 Billion to Help Fight Coronavirus,” 18 Mei 2020, https://www.cnbc.com/2020/05/18/ chinas-xi-pledges-2-billion-to-help-fight- coronavirus-at-who-meeting.html, diakses pada 15 Agustus 2020. Christensen, Thomas J. A Modern Tragedy? Covid-19 and US-China Relations. Brookings Institution, 2020. Crossley, Gabriel. “China Accuses US Scaremongering Over Coronavirus,” 3 Februari 2020, https://uk.reuters.com/ article/uk-china-health-usa/china-accuses- u-s-of-scaremongering-over-coronavirus- idUKKBN1ZX0QH, diakses pada 12 Agustus 2020. Cueto, Marcos, et al., The WHO: A History. Cambridge: Cambridge University Press, 2019. Danner, Lukas K. China’s Grand Strategy, Contradictory Foreign Policy?. Cham: Palgrave Macmillan, 2018.

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 251 Davlin, Kat, et al., “U.S. Views of China Jaros, Kyle. “China Early Covid-19 Missteps Have Increasingly Negative Amid Coronavirus an All-Too-Mundane Explanation,” 9 April Outbreak,” 21 April 2020, https://www. 2020, https://thediplomat.com/2020/04/ pewresearch.org/global/2020/04/21/u- chinas-early-covid-19-struggles-have-an- s-views-of-china-increasingly-negative- all-too-mundane-explanation/, diakses amid-coronavirus-outbreak/, diakses pada pada 21 Juli 2020. 11 Agustus 2020. John Hopkins Coronavirus Resource Center. De Mesquita, Bruce Bueno. Principles of ”Covid-19 Dashboard by CSSE,” https:// International Politics. California: CQ coronavirus.jhu.edu/map.html. diakses Press, 2013. pada 15 Juli 2020. Elman, Colin. “Realism,” dalam Paul D. Williams Jones, Jefrey. “Trump Job Approval at Personal (ed.). Security Studies: An Introduction. Best 49%,” 4 Februari 2020, https:// New York: Routledge, 2008. news.gallup.com/poll/284156/trump-job- Farge, E. dan S. Nabehay. “United States Could approval-personal-best.aspx, diakses pada Become Coronavirus Epicenter: WHO,” 11 Agustus 2020. https://www.reuters.com/article/us-health- Kamradth-Scott, Adam. Managing Global Health coronavirus-who-usa/united-states- Security: The World Health Organization could-become-coronavirus-epicenter- and Disease Outbreak Control. Hamspire who-idUSKBN21B1FT, diakses pada 12 & New York: Palgrave MacMillan, 2015. Agustus 2020. Kaur, Harmeet. “Yes, We Long Have Referred to Gallup. ”Presidential Approval Ratings – Disease Outbreaks by Geographic Places. Donald Trump,” https://news.gallup.com/ Here’s Why We Shouldn’t Anymore,” poll/203198/presidential-approval-ratings- 28 Maret 2020, https://edition.cnn. donald-trump.aspx, diakses pada 13 com/2020/03/28/us/disease-outbreaks- Agustus 2020. coronavirus-naming-trnd/index.html, Gill, Bates. “China’s Global Influence: Post-Covid diakses pada 12 Agustus 2020. Prospects for Soft Power”. The Washington Keith, Tamara, et al., “A Timeline of Coronavirus Quarterly 43, no. 2 (2020): 97–115. doi: Comments From President Trump and 10.1080/0163660X.2020.1771041. WHO,” 15 April 2020, https://www. Gstalter, Morgan. “WHO Official Warns Against kvcrnews.org/post/timeline-coronavirus- Calling it Chinese Virus, ‘Says’ There comments-president-trump-and- is No to Blame in This,” 19 Maret 2020, who#stream/0, diakses pada 21 Juli 2020. https://thehill.com/homenews/adminis Le, See Young dan Lusha Zang. “China’s Xi tration/488479-who-official-warns- Offers Trump Help in Fighting Coronavirus against-calling-it-chinese-virus-says-there- as US Faces Wave of New Patients,” 27 is-no, diakses pada 12 Agustus 2020. Maret 2020, https://www.thejakartapost. Horowitz, Michael, et al., Why Leader Fight. com/news/2020/03/27/chinas-xi-offers- Cambridge: Cambridge University Press, trump-help-in-fighting-coronavirus-as-us- 2015. faces-wave-of-new-patients.html, diakses pada 17 Agustus 2020. Immelman, Aubrey. “The Leadership Style of U.S President Donald J. Trump.” Working Paper Li, Cheng. Chinese Politics in the Xi Jinping Study for Personality in Politics, Januari Era: Reasesing Collective Leadership. (2017). https://www.researchgate.net/ Washington: Brookings Institution Press, publication/312771718_The_Leadership_ 2016. Style_of_US_President_Donald_J_Trump, Mai, Jun. “The Early Years: The Troubled diakses pada 10 Agustus 2020. Times That ‘Forged Xi Jinping’,” 29 Jakarta Post. “China Sinopharm’s Potential Juli 2017, https://www.scmp.com/ Covid-19 Vaccine Triggers Antibodies news/china/society/article/2104580/xi- in Clinical Trials: Journal,” 14 Agustus jinpings-troubled-early-years-are-detailed- 2020, https://www.thejakartapost.com/ communist-party, diakses pada 14 Agustus. news/2020/08/14/china-sinopharms- Matthews, John. “World War One’s Role in the potential-covid-19-vaccine-triggers- Worst Ever Flu Pandemic,” 5 Agustus antibodies-in-clinical-trials-journal.html, 2014, https://theconversation.com/world- diakses pada 20 Agustus 2020. war-ones-role-in-the-worst-ever-flu-

252 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 pandemic-29849, diakses pada pada 15 Juli officially-withdraws-us-world-health- 2020. organization/5391909002/, diakses pada 17 Mcgregor, Richard. “China’s Deep State: The Juli 2020. Communist Party and Coronavirus.” Lowy Smith, A. dan E. Baculiano. “Chinese Foreign Institute Research Note, Juli 2020. Minister Says U.S. Ties Worst Since 1979, Mearsheimer, John. Tragedy of Great Power Call for ‘Peaceful Coesistence’,” 9 Juli Politics. New York, London: W.W. Norton 2020, https://www.nbcnews.com/news/ & Company, 2001. world/chinese-foreign-minister-says-u-s- ties-worst-1979-calls-n1233281 diakses Men, H. dan Steve Tsang. “Genesis of Pivotal pada 19 Juli 2020. Decade,” dalam Steve Tsang & Honghua Men (eds.). China in Xi Jinping Era. Cham: Swanson, Ana. “Coronavirus Spurs U.S. Efforts Palgrave Macmillan, 2016. to End China’s Chokehold on Drugs,” 11 Maret 2020, https://www.nytimes. Milner, Helen. “International Theories of com/2020/03/11/business/economy/ Cooperation Among Nations: Strengths coronavirus-china-trump-drugs.html, and Weaknesses,” World Politics, 44: 466– diakses pada 12 Agustus 2020. 496. doi:10.2307/2010546. The Japan Times. “China Official Says U.S. Mitchell, Tom. “China to Give WHO an Extra Military May Have Brought Covid-19 to $30m to Fight Coronavirus,” 23 April 2020, Wuhan,” 13 Maret 2020, https://www. https://www.ft.com/content/054c0575- japantimes.co.jp/news/2020/03/13/asia- fa10-4d3e-a2a5-bd5ef388e4af, diakses pacific/science-health-asia-pacific/china- pada 16 Juli 2020. us-military-brought-coronavirus/ diakses Perper, Rossie. “China is Injecting Millions into pada 11 Agustus 2020. WHO as the US Cuts Funds. Experts Say The New York Times. ”Presidential Election Beijing is Trying to Boost its Influence Over Result: Donald J. Trump Wins,” Februari the Agency and its ‘Deeply Compromised’ 2017, https://www.nytimes.com/ Chief,” 24 April 2020, https://www. elections/2016/results/president, diakses businessinsider.com/china-who- pada 11 Agustus 2020. multimillion-dollar-contribution-political- power-move-2020-4?r=US&IR=T, diakses Verma, Raj. “China’s Mask Diplomacy to Change pada 12 Agustus 2020. Covid-19 Narrative in Europe.” Asia Europe Journal, no. 18 (2020): 205–209. https:// Raide, Claire. “Trade May Still be the Ballast in doi.org/10.1007/s10308-020-00576-1. U.S.-China Relations—at Least for Now,” 10 Agustus 2020, “https://www.csis.org/ Waltz, Kenneth. Theory of International Politics. analysis/trade-may-still-be-ballast-us- Massachusets: Addison Wesley Publishing china-relations-least-now, diakses pada 11 Company, 1979. Agustus 2020. Wamsley, Laurey. “Trump Says He Will Halt WHO Reuters. “Xi Says Multi-Party System Didn’t Funding, Pending Review,” 14 April 2020, Work for China,” 2 April 2014, https:// https://www.npr.org/sections/coronavirus- www.reuters.com/article/us-china-politics- live-updates/2020/04/14/834588506/ xi/xi-says-multi-party-system-didnt-work- trump-says-he-will-halt-who-funding- for-china-idUSBREA3107S20140402, pending-review, diakses pada 16 Juli 2020. diakses pada 17 Agustus 2020. White House. “Proclamation on Suspension of Ruwitch, J. dan N. Dahiya. “Timeline: The Entry as Immigrants and Nonimigrants of Unraveling of U.S.-China Relations,” Persons Who Pose a Risk of Transmitting 22 Juli 2020, https://www.npr. 2019 Novel Coronavirus,” 31 Januari 2020, org/2020/07/22/893767828/timeline-the- https://www.whitehouse.gov/presidential- unraveling-of-u-s-china-relations, diakses actions/proclamation-suspension-entry- pada 12 Agustus 2020. immigrants-nonimmigrants-persons-pose- risk-transmitting-2019-novel-coronavirus/, Shesgreen, D. dan C. Subramainan, “Trump Has diakses pada 11 Agustus 2020. Officially Begun to Withdraw the US from the WHO as Pandemic Spikes,” 7 Juli Zhang, Biwu. Chinese Perceptions of the U.S: 2020, https://www.usatoday.com/story/ An Exploration of China’s Foreign Policy news/politics/2020/07/07/covid-19-trump- Motivations. Plymouth: Lexington, 2011.

Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping ..... | Rangga Amalul Akhli | 253 TENTANG PENULIS

Saiful Mujani Kinerja Daerah Wilayah III A pada Direktorat Penulis adalah dosen di jurusan Ilmu Politik, Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Daerah, Kementerian Dalam Negeri (2016- Universitas Islam Negeri Syarif Hiayatullah, 2018). Saat ini penulis menjadi Dosen Tetap di Jakarta. Peneliti utama di Lembaga Survei UPN “Veteran” Jakarta dan menjabat sebagai Indonesia (LSI), dan pendiri Saiful Mujani Ketua Program Studi Ilmu Politik UPN Veteran Research and Consulting (SMRC). Peneliti Jakarta (2019-sekarang). Ia mengampu mata di Asian Barometer, Academia Sinica, kuliah, seperti: Komunikasi Politik, Birokrasi Taiwan. Peneliti di Comparative National dan Politik, dll. Penulis dapat dihubungi melalui Election Project, Ohio State University, email: [email protected] USA. Menyelesaikan pendidikan Strata Tiga (Ph.D.) dari jurusan Ilmu Politik, Ohio State Ridho Imawan Hanafi University, USA. Minat studinya meliputi perbandingan politik, perilaku politik, opini Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga publik, demokratisasi, agama dan politik, dan Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI), gerakan sosial. Menulis beberapa buku di dengan fokus kajian mengenai demokrasi, partai antaranya Voting Behavior in Indonesia Since politik, dan pemilu. Menyelesaikan pendidikan Democratization (Cambridge University Press, sarjana di Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu 2018), Piety and Public Opinion (Oxford Komunikasi, Universitas Dr. Soetomo, University Press 2018), dan menulis di sejumlah Surabaya, dan memperoleh gelar Master dari jurnal nasional seperti Jurnal Politik dan Politika, Departemen Ilmu Politik, FISIP, Universitas maupun jurnal internasional seperti American Indonesia. Menulis di media massa di antaranya Journal of Political Science, Comparative Kompas, Koran Tempo, Suara Merdeka. Penulis Political Studies, Journal of Experimental dapat dihubungi melalui email: ridhoimawan@ Political Science, dan Journal of Democracy. gmail.com. Dapat dihiubungi di: [email protected]

Imam Syafi'i Muhammad Prakoso Aji Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga Penulis menyelesaikan program sarjana Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI). Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Meraih gelar S1 Sejarah dari Universitas dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Negeri Malang dan S2 Sejarah dari Universitas pada tahun 2008 dan program Magister Diponegoro. Tergabung dalam Tim Kajian Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Konflik Sumber Daya Alam (SDA) P2 Politik, Universitas Indonesia pada tahun Politik LIPI dalam rentang waktu 2014-2019. 2010. Ia mengawali karirnya sebagai CPNS di Dan mulai 2020, tergabung di Tim Kajian Kementerian Dalam Negeri RI pada tahun 2009. Masyarakat Sipil P2 Politik LIPI. Penulis Kemudian karena ketertarikannya akan ilmu memiliki ketertarikan pada kajian Sejarah dan politik dan bidang pemerintahan menjadi Staf di Komunitas Maritim (Masyarakat Pesisir), serta Direktorat Penataan Daerah, Otonomi Khusus Konfllik SDA. Penulis dapat dihubungi melalui dan Dewan Pertimbangan Otononomi Daerah email: [email protected] (DPOD), Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri (2009-2016). Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Evaluasi

Tentang Penulis | 305 Pandu Prayoga Universitas Pertahanan pada tahun 2015. Saat Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga ini menjabat sebagai Peneliti Pertama di Pusat Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI). Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Karya tulis Menamatkan pendidikan S1 di Universitas ilmiah yang diterbitkan antara lain “Kebijakan Hasanuddin, Makassar tahun 2011 dan Siber Nasional di Era Globalisasi Informasi”, Pendidikan S2 di Coventry University, the “Tugas Perbantuan TNI Dalam Penanganan United Kingdom tahun 2019 pada jurusan yang Terorisme”, “Implementasi Pelaksanaan Politik sama. Tergabung pada Tim Kajian ASEAN Luar Negeri Bebas Aktif dan Penguatan Sistem P2 Politik LIPI pada tahun 2014 dengan Pertahanan dalam RPJMN 2015-2019”. Penulis kosentrasi Regionalisme dan Regionalisasi dapat dihubungi melalui email: auliarosadi@ ASEAN, Ekonomi Politik Maritim, dan Politik gmail.com Internasional. Penulis dapat dihubungi melalui: [email protected] Rangga Amalul Akhli Penulis merupakan pengajar di Departemen Mario Surya Ramadhan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga Pasundan. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI). sarjana dari program studi Ilmu Hubungan Menyelesaikan pendidikan sarjana dari Program Internasional, Universitas Pasundan dan Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas melanjutkan pendidikan tingkat magister di Indonesia, dan memperoleh gelar Master dari Universitas Pertahanan jurusan Diplomasi National Security College, Australian National Pertahanan. Ia memiliki ketertarikan pada Studi University. Tergabung dalam Tim Kajian Politik Keamanan dan Hubungan Amerika Serikat- Luar Negeri dan Tim Kajian Keamanan Non- Tiongkok. Penulis dapat dihubungi melalui Tradisional P2 Politik LIPI. Penulis mememiliki email: [email protected] ketertarikan pada kajian keamanan internasional dan dinamika Indo-Pasifik. Penulis dapat Galby Rifqi Samhudi dihubungi melalui email: mario.ramadhan@ gmail.com Penulis merupakan Tenaga Ahli DPR RI untuk lingkup kerja kebijakan luar negeri, keamanan, pertahanan, dan intelijen. Ia menyelesaikan Diandra Megaputri Mengko pendidikan S1 di International Islamic Peneliti Pusat Penelitian Politik yang tergabung University Malaysia jurusan Ilmu Politik. di dalam Tim Kajian Pertahanan-Kemanan sejak Setelah itu mengambil S2 di Universitas tahun 2014. Pendidikan S-1 Ilmu Hubungan Pertahanan dengan jurusan Diplomasi Internasional diselesaikan dari FISIP Universitas Pertahanan dan Universitas Indonesia dengan Parahyangan tahun 2010, sementara pendidikan jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Penulis S-2 diselesaikan dari Fakultas Manajemen bisa dihubungi melalui [email protected] Pertahanan Universitas Pertahanan bekerjasama dengan Cranfield University pada tahun 2012. Arinda Widya Laraswati Diandra telah terlibat dalam beberapa penelitian terkait dengan TNI, intelijen, dan kontra- Penulis saat ini merupakan seorang mahasiswi terorisme. Penulis dapat dihubungi melalui Magister Ilmu Hubungan Internasional email: [email protected] Universitas Indonesia angkatan 2019. Sebelumnya, penulis menyelesaikan studi S1 di Program Studi Hubungan Internasional Aulia Fitri Universitas Brawijaya pada tahun 2016. Fokus Penulis menyelesaikan pendidikan S1 Hubungan kajian penulis adalah bidang ekonomi politik Internasional Universitas Katolik Parahyangan internasional. Penulis dapat dihubungi melalui tahun 2010 dan S2 Manajemen Pertahanan [email protected].

306 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020 R.A. Rizka Fiani Prabaningtyas Penulis merupakan Peneliti Pertama pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Meraih gelar S1 dari Universitas Gadjah Mada dan S2 dari Australian National University. Tergabung dalam Tim Kajian Politik Luar Negeri Indonesia P2P LIPI sejak 2014. Minat riset Rizka meliputi kajian Politik Internasional, diplomasi dan politik luar negeri, isu migrasi paksa, dan pengungsi internasional. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected]

Atin Prabandari Penulis adalah staf pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, dan juga research fellow di ASEAN Studies Center dan Southeast Asia Social Studies Center Universitas Gadjah Mada. Minat penelitian beliau adalah isu kemanusiaan, studi pengungsi dan migrasi paksa, serta politik perbatasan. Penulis saat ini sedang menempuh studi S3 di the School of Politics and International Studies, The University of Queensland dengan fokus penelitian “the role of emotions in shaping humanitarian practices across cultures”. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected]

Hardi Alunaza S.D Penulis merupakan alumni dari Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan saat ini aktif sebagai tenaga pengajar di Prodi Hubungan Internasional Universitas Tanjungpura, Pontianak Kalimantan Barat. Pernah mengikuti Lokakarya Pengajar Muda Untuk Kebijakan Luar Negeri Indonesia di tahun 2019 yang diadakan oleh CSIS Indonesia. Penulis juga merupakan alumni dari Program Mahathir Global Peace School di International Islamic University Malaysia. Pada Januari 2020, mengikuti Short Course Science Diplomacy yang diselenggarakan oleh Indian Technical Economic Cooperation (ITEC) di New Delhi, India. Memiliki ketertarikan dalam bidang diplomasi dan politik luar negeri dan dapat dihubungi melalui email: hardi.asd@fisip. untan.ac.id

Tentang Penulis | 307