Jurnal Biologi 13(2): 289-296 (2017)

Struktur Komunitas Perifiton Dibagian Hulu Sungai Cisadane, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat (Periphyton community structure at upstream Cisadane River, Halimun Salak Mountain National Park, West )

Niken TM. Pratiwi, Sigid Hariyadi, & Dhona Indah Kiswari

Fakultas Perkinanan dan Ilmu Kelautan IPB, Dramaga Email: [email protected]

Memasukkan: Maret 2017, Diterima: Agustus 2017

ABSTRACT Perifiton is one community of organisms that can adapt and thrive in the river, and relatively settled in one location. Riparian vegetation in the Mountain Halimun-Salak National Park could be expected to affect the community structure of periphyton. The purpose of this study was to identify the community structure of periphyton on different vegetation canopy coverage, to analyze relationship between the communities structure of periphyton and upstream Cisadane water quality conditions, and to determine water quality based on perifiton community. There were three sets three stations based on canopy coverage (80%, 60%, dan 40%). The results showed two groups of stations, the high canopy coverage (80%) and the low canopy coverage. The highest perifiton abundance was found at stations low canopy coverage, that dominated by Bacillarophycae, Pennales order, especially Navicula with higher rate of succesion than the higher canopy caverage. Abundance of periphyton of low canopy coverage was affected by ammonium, turbidity, and water current. Furthermore, in stations high canopy coverage it was influenced by orthophosphate and currents. As a whole, the periphyton community at upstream of Cisadane indicated a good condition of water quality.

Keywords: canopy, periphyton, succession rate

ABSTRAK Phyton merupakan salah satu komunitas biota yang dapat beradaptasi dan berkembang dengan baik di sungai, memiliki sifat hidup menempel dengan keberadaan relatif menetap di suatu lokasi. Riparian vegetasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak diduga dapat mempengaruhi struktur komunitas perifiton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur komunitas perifiton pada penutupan kanopi vegetasi yang berbeda, menganalisis hubungan antara struktur komunitas perifiton dengan kondisi kualitas air, dan menentukan kualitas perairan di ruas hulu sungai Cisadane. Penelitian dilakukan di tiga stasiun dengan kondisi tutupan kanopi berbeda (80%, 60%, dan 40%). Hasil penelitian menunjukkan adanya dua kelompok stasiun, yaitu tutupan kanopi rapat (80%) dan tutupan kanopi terbuka (gabungan antara 60% dan 40%). Kelimpahan phyton tertinggi terdapat pada stasiun dengan tutupan kanopi terbuka yang didominasi kelompok Bacillaro phycae, ordo Pennales, terutama dari jenis Navicula, dengan laju suksesi yang lebih tinggi dari stasiun dengan tutupan kanopi rapat. Kelimpahan perifiton di stasiun dengan kanopi terbuka dipengaruhi oleh amonium, kekeruhan, dan arus, sedangkan stasiun dengan tutupan kanopi rapat dipengaruhi oleh ortofosfat dan arus. Perairan hulu Cisadane tergolong masih baik. Secara keseluruhan didapatkan bahwa komunitas perifiton di bagian hulu Sungai Cisadane dipengaruhi oleh tutupan kanopi vegetasi riparian, dan komunitas yang dijumpai mengindikasikan bahwa kualitas air ruas sungai tersebut masih tergolong baik. Kata Kunci: kanopi, laju suksesi, perifiton

PENDAHULUAN berukuran mikro dan keberadaannya relatif menetap karena merupakan komunitas biota penempel. Salah satu komunitas biota yang dapat Komunitas perifiton yang memiliki sifat beradaptasi dan berkembang dengan baik di sungai hidup menempel, lebih berperan sebagai produsen di adalah perifiton. Menurut Rudiyanti (2009), sungai, dibandingkan dengan fitoplankton. Hal sungai sebagai salah satu jenis media hidup bagi ini terjadi karena fitoplankton akan selalu terbawa organisme perairan, seperti perifiton tersebut. arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada Perifiton adalah komunitas organisme yang hidup tempat hidupnya. Dengan sifatnya yang menetap, pada atau di sekitar substrat yang tenggelam. perifiton penting sebagai makanan beberapa jenis Substrat tersebut dapat berupa batu-batuan, invertebrata dan ikan. kayu, tumbuhan air yang tenggelam, atau hewan Keberadaan jenis perifiton di perairan sungai air (Odum 1971). Perifiton tersebut umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

289 Pratiwi dkk.

perairan yang meliputi faktor fisika, kimia, dan mempengaruhi komposisi perifiton yang ada di biologi. Faktor-faktor tersebut, antara lain dalamnya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian adalah suhu, arus, kekeruhan, unsur hara (nitrat, ini untuk mengidentifikasi struktur komunitas amonium, dan ortofosfat), oksigen, pH, gas-gas perifiton pada ruas sungai dengan perbedaan terlarut, dan adanya interaksi dengan organisme penutupan kanopi vegetasi yang berbeda. lain. Perubahan kualitas air sungai berpengaruh terhadap komposisi jenis suatu biota yang ada di BAHAN DAN CARA KERJA dalam perairan sungai. Dengan demikian, keberadaan atau komposisi perifiton tersebut Penelitian dilaksanakan di salah satu bagian hulu juga dapat menjadi indikator kondisi kualitas Sungai Cisadane yang terletak di Taman Nasional perairan sungai tempat hidupnya. Gunung Halimun Salak (TNGHS), Bogor, pada Kualitas perairan sungai dipengaruhi oleh posisi geografis 06˚ 42′ 01.8″ LS dan 106˚ 41ʹ ketersediaan bahan organik yang masuk dari 47.5″ BT hingga 06˚ 41ʹ 37.9″ LS dan 106˚ 41ʹ lingkungan sekitarnya. Intensitas suplai bahan 32.1″ BT. Penentuan lokasi dilakukan secara organik yang masuk ke perairan sangat purposive sampling. Lokasi tersebut terbagi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain menjadi tiga stasiun yang masing-masing besarnya limpasan atau debit sungai, luas memiliki tutupan kanopi yang berbeda. Stasiun catchment area (daerah tangkapan hujan), 1 berada di hulu Sungai Cigamea dengan curah hujan, dan intensitas penggunaan bahan tutupan kanopi lebih kurang 80%, Stasiun 2 organik (P dan N) di darat, dan vegetasi sekitar terletak di Curug Pinang yang memiliki tutupan sungai. Limpasan atau run off yang masuk ke kanopi vegetasi sekitar 60%, dan Stasiun 3 terletak dalam perairan sungai biasanya terjadi pada di Curug Buluh yang memiliki tutupan kanopi musim penghujan. Penambahan bahan organik vegetasi sekitar 40%. Penilaian tutupan kanopi terjadi karena adanya peningkatan volume air ditetapkan secara personal judgement atau subjektif. dan pengadukan bahan organik di dasar Pengumpulan data didapatkan dari kegiatan perairan. Di samping itu, keberadaan vegetasi lapang dan laboratorium. Kegiatan lapang dilakukan serta tutupan kanopi vegetasi dapat menambah untuk mengambil contoh air dan perifiton, serta masukan bahan organik ke dalam perairan mengukur hidrologi sungai dan mengukur sungai melalui daun-daun yang jatuh ke dalam parameter-parameter in situ, seperti arus, suhu, sungai dan mengalami penguraian. pH dan DO di masing-masing stasiun pengamatan. Selain memberikan masukan bahan organik, Selanjutnya, kegiatan laboratorium terdiri dari tutupan kanopi vegetasi dapat mempengaruhi analisis fisika dan kimia perairan, seperti penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan kekeruhan, TSS, unsur hara (nitrat, nitrit, amonium, sungai. Perbedaan kerapatan tutupan kanopi ortofosfat), serta identifikasi jenis dan kelimpahan tersebut berpeluang untuk memunculkan perbedaan perifiton yang ditemukan. Metode analisis cahaya yang diterima oleh perairan sungai di kualitas air mengacu pada Eaton et al. (2005). bawahnya. Perbedaan kondisi tersebut dapat Parameter yang berkaitan dengan hidrologi memunculkan perbedaan keberadaan perifiton sungai tersebut adalah lebar badan sungai, lebar di dalamnya. sungai, kedalaman, dan kecepatan arus. Pengukuran Penelitian dilakukan di salah satu bagian lebar badan sungai dilakukan pada bagian tepi hulu sungai Cisadane yang terletak di kawasan aliran sungai yang berbatasan dengan daratan konservasi hutan Taman Nasional Gunung atau batas kedalaman maksimum yang dapat Halimun Salak. Bagian hulu sungai ditandai terjadi, dan diukur secara melintang dari sisi ke dengan aliran yang cepat, bersuhu rendah, dan sisi sungai yang berseberangan di setiap lokasi bersubstrat batu. Lokasi penelitian yang berada di penelitian. Pengukuran lebar sungai dilakukan dalam kawasan konservasi hutan mengakibatkan pada batas permukaan aliran sungai. Pengukuran kondisi lingkungan sekitar sungai memiliki kedalaman dilakukan secara langsung di badan beberapa ruas sungai yang tertutup oleh kanopi air tempat pengambilan contoh perifiton dilakukan, vegetasi pepohonan berbeda. Tutupan kanopi sebanyak tiga kali di setiap stasiun. Pengukuran vegetasi yang berbeda tersebut diduga akan kecepatan arus dilakukan secara langsung di

290 Struktur Komunitas Perifiton Dibagian Hulu Sungai Cisadane

lokasi dengan menggunakan flow-meter. Pengukuran index) yang disimbolkan dengan (William arus dilakukan di bagian tengah perairan yang 1978). Indeks SD menghitung gerak, perubahan, atau terdapat arus. laju suksesi perifiton dengan pengambilan Pengambilan contoh perifiton dilakukan contoh yang dilakukan sebanyak tiga kali, pada tiga titik di setiap stasiun. Jarak antartitik selang waktu dua minggu dalam dua bulan. lebih kurang 1 meter. Perifiton yang diambil Untuk melihat hubungan parameter fisika adalah perifiton yang menempel pada substrat dan kimia terhadap parameter biologi di hulu batu. Pengambilan contoh dilakukan secara acak Sungai Cisadane, digunakan uji Pearson correlation. sebanyak lima substrat batu yang berada di Penghitungan uji statistik ini dilakukan dengan pinggir dan tengah badan air di setiap titik, menggunakan software Minitab versi 14.0. kemudian dilakukan pengerikan menggunakan kuas terhadap permukaan substrat seluas 4x4 HASIL cm2. Batu yang diambil merupakan batu yang terendam dan terkena paparan sinar matahari. Berdasarkan Tabel 1 nilai kualitas air non Hasil kerikan yang telah didapatkan kemudian nutrien (suhu, arus, kekeruhan intensitas cahaya, dibersihkan dengan menggunakan aquades, kedalaman, pH dan DO) memiliki nilai yang selanjutnya dimasukkan ke dalam botol contoh masih dapat ditoleransi oleh perifiton. Dengan dan diawetkan menggunakan larutan Lugol 1%. kata lain, perifiton masih dapat tumbuh pada

Selanjutnya perifiton diamati menggunakan rentang nilai tersebut. mikroskop majemuk model Olympus CH-2. Perifiton yang ditemukan adalah mikroalgae Kelimpahan fitoplankton diamati dan dihitung sebanyak 11 genera dari kelas Bacillariophycae menggunakan SRC (Sedgewick Rafter Counting dan 7 genera kelas Chlorophycae. Berdasarkan Chamber) pada perbesaran 10x10. Identifikasi Gambar 1 diperoleh bahwa kelimpahan perifiton yang morfologi perifiton dilakukan menggunakan tertinggi terdapat pada Stasiun 3, sedangkan jumlah acuan buku Edmonson (1963), Prescott (1970), jenis perifiton tertinggi terdapat pada Stasiun 2. Belcher (1978), Mizuno (1979) dan Yamaji (1979). Struktur komunitas perifiton dapat ditilik Untuk mengetahui struktur komunitas perifiton dari keanekaragaman, keseragaman dan dominansi dilakukan perhitungan analisis data kelimpahan, jenis perifiton tersebut. Struktur komunitas perifiton indeks keanekaragaman, serta indeks keseragaman hulu sungai Cisadane Taman Naisonal Gunung (Shannon et al. 1949 in Krebs 1999; Mason Halimun Salak disajikan pada Tabel 2. Tampak 1981; Ludwig et al. 1988) perifiton. bahwa keanekaragaman tertinggi terdapat pada Berdasarkan parameter biologi, kesamaan Stasiun 2, keseragaman tertinggi terletak pada antarstasiun pengamatan ditentukan berdasarkan Stasiun 2, dan dominansi tertinggi terletak pada

Indeks Bray-Curtis (Brower et al.1990). Stasiun 3. Laju suksesi perifiton dapat diketahui Gambar 2 menunjukkan pengelompokan stasiun melalui nilai indeks SD (summed difference berdasarkan kesamaan kelimpahan perifiton selama

Tabel 1. Karakteristik hulu Sungai Cisadane TNGHS berdasarkan nilai kualitas air

291 Pratiwi dkk.

Hubungan kelimpahan perifiton dengan parameter fisika-kimia dianalisis mengunakan uji Pearson correlation. Tabel 3 nilai menyajikan hasil uji Pearson correlation antar variabel di hulu Sungai Cisadane. Terlihat bahwa perifiton berhubungan positif dengan parameter arus, kekeruhan, nitrat dan amonium serta memiliki nilai negatif dengan parameter nitrit dan ortofosfat.

PEMBAHASAN Gambar 1 Kelimpahan dan jumlah jenis perifiton di

hulu Sungai Cisadane TNGHS Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai yang cukup besar di Jawa Barat. Sungai Tabel 2. Nilai Kelimpahan, Indeks Keanekaragaman, Cisadane memiliki panjang 140 km, memanjang Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi Perifiton di hulu Sungai Cisadane TNGHS melewati Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten , Kota Tangerang, dan bermuara di Laut Jawa (Republika 2008). Lokasi penelitian ini berada di Sungai Cisadane bagian hulu yang terletak di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Lokasi tersebut merupakan kawasan konservasi hutan sehingga di daerah sekitar sungai memiliki tutupan kanopi yang berbeda. Sungai Cisadane berhulu di Gunung Pangrango, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Hulu Sungai Cisadane memiliki luas daerah aliran sungai sebesar 7.679,3 ha. Menurut Ahsoni (2008), penggunaan lahan di hulu Sungai Cisadane bervariasi, yaitu sebagai hutan, pemukiman, sawah, perkebunan campuran, dan ladang. Perubahan atau perkembangan penggunaan lahan ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor alami seperti iklim, topografi, tanah, dan bencana alam, serta oleh Gambar 2. Pengelompokan stasiun berdasarkan kesamaan kelimpahan perifitonhulu sungai Cisadane TNGHS

pengamatan. Berdasarkan Gambar 2 diketahui terdapat dua kelompok yaitu Kelompok 1 terdiri dari Stasiun 1, Kelompok 2 terdiri dari Stasiun 2 dan Stasiun 3. Dengan demikian, lokasi penelitian terbagi menjadi dua kelompok kondisi, yaitu dengan tutupan kanopi rapat (Kelompok 1) dan dengan tutupan kanopi terbuka (Kelompok 2). Pada Kelompok 1 (Gambar 3) nilai laju suksesi sebesar 0,4286-0,6214, sedangkan pada Kelompok 2 memiliki nilai laju suksesi sebesar 1,1839-1,6129. Dengan kata lain, perifiton di stasiun dengan tutupan kanopi lebih terbuka memiliki laju suksesi lebih besar dari yang relatif tertutup. Gambar 3. Laju Suksesi Perifiton Kelompok 1 (atas) dan Kelompok 2 (bawah)

292 Struktur Komunitas Perifiton Dibagian Hulu Sungai Cisadane

Tabel 3. Nilai korelasi uji Pearson Correlation tumbuh pada batu), epipelic (perifiton yang tumbuh antara kualitas air dengan kelimpahan pada permukaan sedimen), epiphytic (perifiton yang perifiton tumbuh pada batang dan daun tumbuhan), dan epizoic (perifiton yang tumbuh pada hewan) (Cole 1988). Produktivitas perifiton di perairan berarus lebih berperan daripada plankton. Walaupun lambat, pada sungai yang dalam plankton lebih berproduksi dari perifiton. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai pembatas komunitas perifiton meliputi tipe perairan, ketersediaan cahaya, tipe substrat, arus, pH, alkalinitas, nutrien, bahan terlarut, suhu, salinitas dan faktor manusia yang berupa aktivitas manusia oksigen ( Weitzel 1979; Welch 1980). Perkembangan (Vink 1975). perifiton dapat dilihat sebagai sebuah proses Penggunaan lahan di hulu Sungai Cisadane akumulasi, yaitu proses peningkatan biomassa dengan didominasi oleh hutan dan ladang. Lahan hutan bertambahnya waktu. Akumulasi diakibatkan oleh mendominasi wilayah Sub DAS Cisadane hulu adanya interakasi sifat fisika dan kimia lingkungan dengan luas sekitar 1,086,8 ha (60,35 %). Area dengan berbagai proses biologi termasuk kolonisasi, hutan ini sebagian besar merupakan hutan alami pertumbuhan, reproduksi, kompetisi, predasi dan dan hutan pinus. Lahan hutan umumnya dijumpai di kematian. Perkembangan perifiton juga dapat bagian hulu dengan kemiringan lereng yang ditentukan oleh keberadaan substrat. Substrat dari sangat curam (Ahsoni 2008). benda hidup sering bersifat sementara, karena ada Pengelompokan stasiun berdasarkan keberadaan proses pertumbuhan dan kematian,sedangkan pada perifiton memunculkan indikasi bahwa perifiton dari substrat berupa benda mati akan bersifat permanen. ruas dengan penutupan sebesar 80% (Kelompok Secara umum, jenis perifiton yang ditemukan 1) terpisah dari tutupan kanopi 60% dan 40% berasal dari kelas Bacillarophycae, terutama dari ordo (Kelompok 2). Stasiun 1 terletak di hulu Sungai Pennales. Seperti pada penelitian sebelumnya Cigamea yang merupakan bagian hulu paling yang berlokasi di hulu Sungai Cisadane di desa tinggi, dan terletak di samping jalur pendakian. Pasir Buncir Kecamatan Caringin Kabupaten Di stasiun ini tumbuh berbagai jenis tumbuhan Bogor oleh Pratiwi et al. (2011), perifiton yang seperti pakis dan rasamala yang memiliki ditemukan, sebagian besar terdiri dari kelas tutupan kanopi kurang lebih 80% sehingga Bacillarophycae dari ordo Pennales. Pada cahaya yang masuk ke dalam perairan terhalang penelitian yang berlokasi di hulu Sungai oleh adanya tumbuhan yang ada di sekitar oleh Muhaaram (2010), perifiton yang sungai tersebut. Stasiun 2 terletak di Curug ditemukan kebanyakan dari kelas Bacillarophycae Pinang yang memiliki tutupan kanopi sekitar dari jenis Navicula. Pada penelitian di lokasi 60%. Lokasi ini merupakan salah satu lokasi yang berbeda, menurut Adriyansah (2014), tempat wisata. Stasiun 3 terletak di Curug komposisi mikroalga perifitik yang ditemukan Buluh, lokasi Stasiun 3 berada dekat dengan baik di Kanal Sungai Jawi dan Sungai Raya bumi perkemahan dengan vegetasi berupa hutan juga didominasi oleh kelas Bacillariophyceae. homogen dengan jenis pinus, rasamala, tepus Menurut Adjie et al. (2003), Bacillariophyceae dan meranti yang memiliki tutupan kanopi adalah salah satu kelompok algae yang secara sekitar 40%, stasiun ini juga merupakan salah kualitatif dan kuantitatif banyak terdapat di satu tempat wisata di Taman Naional Gunung berbagai perairan tipe sungai, baik sebagai Halimun Salak. plankton maupun sebagai perifiton. Perifiton merupakan kumpulan dari Tingginya perifiton dari kelas Bacillari- mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan ophyceae dikarenakan kelas Bacillariophyceae benda yang berada dalam air (Weitzel 1979). mempunyai kemampuan lebih untuk beradaptasi Perifiton dapat tumbuh pada substrat alami dan dengan lingkungan hidupnya dan memegang buatan. Berdasarkan substrat menempelnya, peranan penting dalam suatu perairan sehingga perifiton dibedakan atas epilithic (perifiton yang mendominasi, baik dalam jumlah maupun

293 Pratiwi dkk.

jenisnya (Suwartimah et al. 2011). Hal ini juga perifiton kekurangan cahaya sehingga tidak didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan dapat berfotosintesis dan tumbuh dengan Lobo et al. (2010) yang menunjukkan bahwa optimal. Selain masukan cahaya, dimungkinkan diatom epilitik dari genus Nitzschia dan dipengaruhi juga oleh keberadaan arus. Navicula ditemukan paling melimpah di sungai- Karakteristik alam seperti kecepatan arus akan sungai yang terletak di wilayah Brazil Selatan. mempengaruhi keberadaan organisme yang ada Hal ini sejalan dengan hasil kajian beberapa di alam. Menurut Mayer (2003) dan Higley peneliti, seperti Bishop (1973) yang menunjukkan (2001) bahwa adanya pengaruh alam, seperti bahwa komposisi alga di sungai pada substrat kecepatan arus akan mempengaruhi keberadaan batu (epilitik) dan substrat tanaman air (epifitik) organisme yang ada di alam. Pada bagian hulu, terdiri dari Cyanophyta, Rhodophyta, Cryptophyta, lebar sungai dan lebar badan sungai cenderung Bacillariophyta, Chrysophyta, Euglenophyta, dan kecil dan sempit dibandingkan dengan hilir. Chlorophyta. Sementara, Hynes (1972) mendapatkan Posisi kemiringan lahan serta ketinggian lokasi bahwa alga bentik yang sering ditemukan dalam menyebabkan aliran arus yang ada di hulu relatif jumlah besar adalah Synedra, Nitzschia, Navicula, cepat sehingga dapat mempengaruhi keberadaan Diatoma, dan Surirella. Pada perairan berarus perifiton yang ada di perairan hulu TNGHS. kuat, alga bentik yang mendominasi dikarakteristikkan Secara umum, berdasarkan klasifikasi dengan diatom kelompok Pennales. Selanjutnya, Mason (1981), keanekaragaman perifiton yang dengan menurunnya arus, keanekaragaman akan ada di hulu Sungai Cisadane TNGHS tergolong meningkat; tidak hanya diatom, melainkan juga rendah dengan kestabilan komunitas rendah. Chlorophyta dan Myxophyta (Whitton 1975). Hal tersebut diduga disebabkan oleh kombinasi Tampak bahwa pada ruas sungai dengan berbagai faktor kualitas air dan lingkungan yang kanopi lebih terbuka terdapat kelimpahan serta hanya mendukung beberapa jenis perifiton. Verb jumlah jenis perifiton yang lebih tinggi dari ruas dan Vis (2005) serta Klein (1972) menjelaskan sungai dengan tutupan kanopi rapat, yaitu mengenai uniknya pembentukan koloni perifiton sebesar 7441 sel/cm2. Hal ini dipengaruhi oleh yang sangat bervariasi, tergantung pada respon tiap lebih tingginya keberadaan cahaya yang dapat jenis algae terhadap perubahan kondisi lingkungannya. menembus kanopi vegetasi riparian di sekitar Hal inilah yang memungkinkan ditemukannya sungai. Ketersediaan cahaya merupakan salah keberadaan komunitas perifiton yang bervariasi satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan di suatu lokasi. Kecepatan arus akan mempengaruhi perifiton. Vilbaste (2004) mengemukakan jenis dan sifat organisme yang hidup di perairan bahwa terbentuknya struktur dan komposisi tersebut. diatom epilitik di suatu ekosistem perairan Perifiton pada stasiun dengan tutupan merupakan respon biologi terhadap kualitas kanopi terbuka memiliki laju suksesi yang lebih perairan dari waktu ke waktu. Keberadaan besar dibandingkan dengan stasiun dengan cahaya membantu perifiton untuk melakukan kanopi tertutup. Hal ini diduga dipengaruhi oleh fotosintesis yang kemudian digunakan untuk kekeruhan perairan yang berbeda di setiap tumbuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan perbedaan waktu pengambilan contoh dikarenakan Weitzel (1979) bahwa perifiton merupakan terdapatnya ca saat pengambilan contoh perifiton. mikroorganisme yang tumbuh pada daerah yang Kekeruhan dapat mempengaruhi perbedaan dapat ditembus cahaya atau daerah eufotik. masukan cahaya matahari yang masuk ke dalam Cahaya merupakan suatu syarat penting bagi perairan, keberadaan cahaya ini digunakan oleh organisme perifiton untuk melakukan fotosintesis. Hal perifiton untuk melakukan proses pertumbuhan lain yang dimungkinkan mempengaruhi kelimpahan alga dan perkembangan koloni perifiton. perifiton tersebut adalah ketersediaan nutrien Berdasarkan uji Pearson correlation yang mencukupi. didapatkan bahwa kelimpahan perifiton pada Kelimpahan terendah pada stasiun dengan stasiun dengan tutupan kanopi rapat berkorelasi tutupan kanopi rapat, sebesar 465 sel/cm2 dengan amonium, kekeruhan, dan arus, sedangkan dimungkinkan berkaitan dengan terhalangnya pada stasiun dengan tutupan kanopi terbuka cahaya oleh tumbuhan. Hal ini menyebabkan dipengaruhi oleh ortofosfat dan arus. Pada

294 Struktur Komunitas Perifiton Dibagian Hulu Sungai Cisadane

umumnya nilai ortofosfat di perairan alami Bishop, JE. 1973. Limnologi of Small Malaya tidak lebih dari 0,1 mg/liter (Eaton et al. 1995). River Gombak. Dr. W. Junk. V.B. Publisher Keberadaan nutrien pada stasiun dengan the Hague. 205p tutupan kanopi terbuka, yang berada lebih ke Brower, JE., JH. Zar, & CN. Von Ende. 1990. arah hilir, relatif lebih tinggi dari ruas yang Field and Laboratory methods for General lebih ke hulu. Keberadaan fosfor yang lebih Ecology, 3rd edition. Wm.C. Brown Co. tinggi dapat memacu pertumbuhan algae. Publisher, Dubuquelowa (US). Secara umum, Bacillaryophicae mendominasi Cole, GA. 1988. Textbook of Limnologi. Third setiap stasiun, baik stasiun dengan tutupan Edition. Waverland Press Inc, New York kanopi rapat maupun stasiun dengan tutupan ISA. kanopi terbuka. Keberadaan dari Bacillaryophicae Eaton AD, LS. Clesceri, EW. Rice, & AE. dapat menjadi bioindikator perairan hulu sungai Greenberg. 2005. Standard Methods for the Cisadane Taman Nasional Gunung Halimun Examination of Water and Waste Water. 21st Salak, bahwa kondisi perairan di lokasi tersebut ed. American Public Health Association masih dalam keadaan baik dan belum tercemar, (APHA), American Water Works menurut kriteria yang disampaikan oleh Welch Association (AWWA), Water (1980). Edmonson, WT. 1963. Fresh Water Biology: 2nd ed. Washington(US): John Wiley & Sons KESIMPULAN inc Environment Higley, B., HJ. Carrick, MT. Brett, C. Luecke, &. Komunitas perifiton di bagian hulu Sungai CRG. Horne. 2001. The Effect of Cisadane, yang didominasi oleh kelompok Ultraviolet Radiation and Nutrien Additions Bacillariophyceae, dipengaruhi oleh tutupan on Periphytn Biomass and Composition in a kanopi vegetasi riparian, dan komunitas yang Sub-Alpine Lake (Castle Lake, USA). dijumpai mengindikasikan bahwa ruas sungai Journal International Review of tersebut masih tergolong baik. Hydrobiology. 86:147-163. Hynes, HBN. 1972. The Ecology of Runing DAFTAR PUSTAKA Water. Toronto: University of Toronto Press Ahsoni, MA. 2008. Perencanaan Penggunaan Klein, L. 1972. River Pollution. Butterworths. Lahan Berkelanjutan di Sub DAS Cisadane London. Hulu. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Krebs, CJ. 1999. Ecological Methodology: 2nd ed. Institut Pertanian Bogor. Addison-Welsey Educational Publishers, Adjie, SS & Subagdja. 2003. Kelimpahan dan Inc. Menlo Park, California. 620p. Keanekaragaman Plankton di Danau Arang Lobo, EA., CE. Wetzel, L. Ector, K. Katoh, B. -Arang, Jambi. Jurnal Penelitian dan Perikanan Sa´ul, & S. Mayama. 2010. Response of Indonesia (JPPI) : Edisi Sumberdaya dan epilithic diatom communities to Penangkapan. 9 (7): 1-7. environmental gradients in subtropical Adriyansah, STR., & L. Irwan. 2014. Kualitas temperate Brazilian rivers. Limnetica 29(2): Perairan Kanal Sungai Jawi dan Sungai 323-340. Raya Dalam Kota Pontianak Ditinjau dari Ludwig, JA. & FR. James,. 1988. Statistical Struktur Komunitas Mikroalga Perifitik. Ecology A Primer OnMethods and Computing. Jurnal Protobiont. Vol 3 (1) : 61-70 A Wiley Intersence Publication. Canada. Bishop, JE. 1973. Limnologi of Small Malaya Mason, CF. 1981. Biology of Freshwater River Gombak. Dr. W. Junk. V.B. Publisher Pollution. Longman. New York. the Hague. 205p Mayer, A., EI. Mayer, & C. Meyer.2003. Lotic Belcher, H., & S. Erica. 1978. A Beginner’s Guide Communities of Two to Freshwater Algae. Cambridge (UK). Small Temporary Karstik Stream System (East Institute of Terrestrial Ecology Westphalia, Germany) a long

295 Pratiwi dkk.

Logitudinal gradient of hydrological Intermitency. Verb, RG & ML. Vis. Periphyton Assemblages Limnologica: 33: 271-279. As Bioindicators of Mine-Drainage in Mizuno T. 1979. Illustrations of The Freshwater Unglaciated Western Allegheny Plateau Plankton of Japan, revised edition. Osaka Lotic Systems. Water, air, and soil pollution (J): Hoikusha Publishing Co., LTD 161 (2005): 227–265. Muharram. 2006. Struktur Komunitas Perifiton Vilbaste, S. 2004. Application of diatom indices in dan Fitoplankton di Bagian Hulu Sungai the evaluation of the water quality in Ciliwung, Jawa Barat. Skripsi. Program Estonian streams. Proceeding of the Estonian Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Academy Sciences: Biology, Ecology 53(1): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB 37–51. Bogor. (Tidak diterbitkan). Vink, APA. 1975. Land Use in Advancing Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd Agriculture. Springer Verlaag. New ed.Philadelphia (USA). Saunders Company York.394 p Pratiwi, NTM., HK Wijaya, EM Adiwilaga, TA Weitzel, RL. 1979. Methods and Meansurements Pribadi. 2011. Komunitas perifiton serta of Perifiton Communities: Review. American parameter fisika-kimia perairan sebagai Socienty for Testing and Materials. penentu kualitas air di bagian hulu Sungai Philadelphia. London. Cisadane, Jawa Barat. Jurnal Lingkungan Welch, PS. 1980. Ecological Effect of Waste Tropis, 5(1): 21-32. Water. Cambridge University Press. Prescott, GW. 1970. The Freshwater Algae. Cambridge. Dubuque Lowa (USA): Brown Company Whitton, BA. 1975. River Ecology. Blackwell Publishers Scientific Publication. London. Republika Online. 2008. DAS Cisadane Kritis: William, M., & JR. Lewis. 1978. Analysis Of Menteri menemukan ada pabrik membuang Succession in A Tropical Phytoplankton limbah ke sungai tanpa diolah. http:// Community and a New Measure Of www.republika.co.id/koran_detail.asp.htm. Succession Rate. The American Naturalist. (10 April 2015). 112: 984 Rudiyanti, S. 2009. Kualitas Perairan Sungai Yamaji, IE. 1979. Illustrasion of The Marine Banger Pekalongan Berdasarkan Indikator Plankton of Japan. Osaka (J): Hoikusha Biologis. Jurnal Saintek Perikanan: Vol 4 Publishing Co No.2, 2009 : 46-52. Universitas Diponegoro. Suwartimah, K., Widianingsih, Hartati, & SY. Wulandari. 2011. Komposisi Jenis dan Kelimpahan Diatom Bentik di Muara Sungai Comal Baru Pemalang. Jurnal Ilmu Kelautan. 16(1): 16-23. Universitas Diponegoro.

296