E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS - JENIS KERANG () DAERAH PASANG SURUT DI PERAIRAN DESA TELUK BAKAU

Mey Krisselni Sitompul

Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun No Tel: 082288892040. Surel: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis kerang (Bivalvia) di daerah pasang surut yang terdapat di perairan Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan adalah metode Purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut terendah. Sampel diambil dari 3 stasiun, dimana pada masing-masing transek terdapat tiga titik sampling (3 plot) dengan ukuran 1 x 1 m2. Jarak antar garis transek adalah 50 meter. Hasil penelitian dari 4 stasiun ditemukan sebanyak 1.772 kerang Bivalvia dengan 14 jenis spesies yang berbeda. Suhu di masing-masing stasiun berkisar antara 29.90c – 30.50c. Lokasi pH pada 4 stasiun penelitian berkisar antara 8.33 – 8.38 sedangkan untuk DO dari 4 stasiun berkisar antara 7.2 mg/L – 7.7 mg/L. Hasil perhitungan keanekaragaman H’, peneliti menemukan keanekaragaman Perairan Desa Teluk Bakau bernilai H’= 2.451, dengan nilai tersebut tingkat spesies kerang (Bivalvia) yang ditemukan adalah sedang, (H’>3,322) yang berarti di perairan Desa Teluk Bakau tersebut keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang.

Kata Kunci: Bivalvia, Metode, Teluk Bakau, pH, DO, Suhu, Keanekaragaman H’.

I. PENDAHULUAN

Zona Intertidal (Pasang surut) merupakan daerah tersempit dari semua daerah yang terdapat di samudera dunia. Walaupun luas daerah ini sangat terbatas, tetapi memiliki variasi fakrot lingkungan yang terbatas dibandingkan dengan daerah lautan lainnya. Pada daerah ini terdapat beragam kehidupan yang lebih besar salah satunya yaitu kerang-kerangan termasuk kelas bivalvia. Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut yang masih di pengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses alami yang terjadi di darat seperti aliran air tawar maupun yang di sebabkan oleh kegiatan manusia di darat. Desa Teluk Bakau merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Bintan. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan, zona intertidal perairan Desa Teluk Bakau banyak ditemukan berbagai aktivitas, seperti: pariwisata, aktifitas nelayan, dan rekreasi masyarakat local yang mencari kerang untuk di konsumsi sendiri. Bivalvia adalah biota yang biasa hidup di dalam substrat dasar perairan (biota bentik) yang relatif lama sehingga biasa digunakan sebagai bioindikator untuk menduga kualitas perairan.

42

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 Kepadatan jenis adalah sifat suatu komunitas yang menggambarkan tingkat keanekaragaman jenis organisme yang terdapat dalam komunitas tersebut. Kepadatan jenis bergantung pada pemerataan individu dalam tiap jenisnya. Kepadatan jenis dalam suatu komunitas dinilai rendah jika pemerataannya tidak merata. (Jamila, Nasution, & Efriyeldi, 2018).

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di zona intertidal pada bulan Juli hingga Agustus 2019 di perairan Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu metode penglihatan secara langsung. Metode observasi dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat daerah habitat kerang, kedalaman kerang serta melakukan dokumentasi dan dilanjutkan dengan studi pustaka untuk melihat keanekaragaman kerang bivalvia. Jarak antar stasiun lebih kurang 500 meter, masing-masing stasiun terdiri atas tiga transek, transek garis ditarik tegak lurus dengan garis pantai berdasarkan zona intertidal yaitu di zona pasang tertinggi (upper zone), zona batas pasang tertinggi dan surut terendah (middle zone) dan zona batas surut terendah (lower zone). Pada Masing-masing transek terdapat tiga titik sampling atau total plot, dalam satu stasiun terdapat 9 plot dengan ukuran 1x1m2. Jarak antar garis transek adalah 50 meter. Berikut bagan stasiun penelitian. Penarikan pada setiap sub Stasiun pengamatan sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penarikan Pada Setiap Sub Stasiun Pengamatan

Indek Keanekaragaman (H’) Keanekaragaman bivalvia dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman dari (Shannon Wiener, 1963) dalam (Fachrul, 2012) seringkali peneliti menggunakan formula Shannon-Wienner (H’) menggunakan Log 10. Dengan formula berikut:

43

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

Keterangan: Dimana: Pi=∑ni/N H : Indeks keragaman Shannon-Wienner Pi : Jumlah individu suatu spesies/ jumlah total seluruh spesies ni : Jumlah individu spesies ke-i N : Jumlah total individu

Angka indeks keanekaragaman tersebut selanjutnya dinilai sebagai berikut: H’ yaitu: H’<1,0 = Keanekaragaman rendah; 1,03,322 = Keanekaragaman tinggi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Stasiun Penelitian Pada Stasiun Penelitian kedalaman galian untuk mendapatkan spesies kerang Bivalvia berkisar antara ± 1 – 60 cm, jenis Crocea ditemukan di dalam bebatuan karang dan jenis Isognomon ephippium ditemukan menempel di batu karang, jenis substrat sendiri memiliki substrat berlumpur dan berpasir yang bercampur batu karang. Di beberapa stasiun seperti stasiun II dan IV ini ditemukan aktivitas beberapa nelayan. Terdapat beberapa kelong di sekitaran stasiun (Tabel 1).

Tabel 1. Parameter Lingkungan Perairan PARAMETER I II III IV KETERANGAN Notji, 2007 dalam Andri, Henky, Arief, 2015, kisaran suhu dianggap Suhu 29,90oC 28,90oC 31,90oC 28,9oC layak bagi kehidupan organisme akuatik adalah 2,70oC – 3,20oC. Derajat Tjutju (2009) Nilai yang ideal untuk Keasaman 8,33 8,35 8,38 8,36 kehidupan antara 7 – 8,5. (pH) Menurut (KMNLH, 2004 dalam Oksigen 7.2 7.4 7.7 7.5 Saraswati, Arthana, Hendrawan, Terlarut mg/L mg/L mg/L mg/L 2017) nilai DO yang baik untuk (DO) biota laut, yaitu >5 mg/L.

44

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 3.2 Klasifikasi dan Morfologi Kerang

3.2.1 Kerang Tridacna Crocea Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Kelas : Bivalvia Ordo : Klasifikasi Family : Cardiidea Cangkang besar dengan panjang Kerang sekitar 15 cm, : Tridacn dengan lebar sekitar 20 cm, dengan panjang lingkaran ke seluruhanya sekitar 55 cm di temukan kedalaman sektar 30 Sumber: Mey, (2019) - 80 cm.

3.2.2 Kerang Pitar tumens Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Ordo : Family : Klasifikasi Genus : Pitar Panjang maksimal kerang pitar tumens adalah 5-6 cm. Panjang umum untuk jenis kerang ini adalah 4 cm. Perairan Sumber: Mey, (2019) banyak dijumpai dengan ukuran 4-6 cm.

3.2.3 Kerang Anadara antiquate Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Klas : Bivalvia

Ordo : Arcida Klasifikasi Family : Arcoidea Genus : Anadara Ukuran panjang A. antiquata saat pertamakali matang gonad berkisar antara 20,7–22,1 mm,. A.antiquata mampu Sumber: Mey, (2019) menghasilkan 1652000 butir/induk/pemijahan.

3.2.4 Kerang Fragum Unedo Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Klas : Bivalvia Ordo : Cardiida; Klasifikasi Family : Cardiidae; Warnanya putih krem dengan sisik merah stroberi dan Genus : Fragum memiliki cangkang keras, berusuk kuat dengan punggung Sumber: Mey, (2019) yang ditandai di satu sisi.

45

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 3.2.5 Kerang Ruditapes decussatus Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Kelas : Bivalvia

Ordo : Venerida; Klasifikasi Family : Veneridae; Genus : Ruditapes Kerang Ruditapes dapat terkubur hingga kedalaman 15-30 cm di pasir dan pot, menahan fase pasang surut di Sumber: Mey, (2019) kedalaman. Sifon dipisahkan satu sama lain

3.2.6 Kerang Perna Perna Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Kelas : Bivalvia Ordo : Mytilida; Klasifikasi Family : Mytilidae; Kerang Perna memiliki anatomi dengan Panjang tubuh Genus : Perna antara 6,5 – 8,5 cm dan diameter sekitar 1,5 cm. Organ

yang terdapat dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut, Sumber: Mey, (2019) dan anus.

3.2.7 Kerang Anadara Granosa Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Ordo : Arcoida Klasifikasi Family : Arcidae Hewan ini gemar memendam dirinya de dalam pasir atau Genus : Anadara lumpur dan tinggal di mintakat pasang surut. Dewasanya

Sumber: Mey, (2019) berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar.

3.2.8 Kerang trunculus Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Kelas : Bivalvia Ordo : Cardiida; Klasifikasi Family : ; Cangkang kecil kosong memiliki ukuran (15 hingga 25 Genus : Donax mm) Hewan-hewan yang hidup sering terlihat di mana

ombak mencuci pasir di bagian paling dangkal zona littoral Sumber: Mey, (2019) ketika tingkat pasang surut berubah.

46

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 3.2.9 Kerang Pitar citrinus Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Ordo :Venerida Klasifikasi Family : Veneridae Cangkang berukuran kecil sampai sedang; cangkang tidak Genus : Pitar terlalu tebal dan berat; cangkang berwarna luar krim pekat,

ukuran yang didapatkan: 4 – 5 cm; habitat: hidup

membenamkan diri di dalam substrat berpasir atau lempung Sumber: Mey, (2019) berpasir di daerah litoral.

3.2.10 Kerang Gafrarium pectinatum Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Klas : Bivalvia Ordo :Venerida; Klasifikasi Family : Veneridae; Ukuran cangkang maksimum mencapai 4 cm, namun Genus : Gafrarium ukuran rata-rata adalah 3 cm. Habitatnya di pantai berpasir

dan berlumpur, di daerah intertidal dan sublitoral hingga Sumber: Mey, (2019) kedalaman sekitar 30 meter

3.2.11 Kerang Circe tumefacta Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Kelas : Bivalvia Ordo : Venerida; Klasifikasi Family : Veneroidea; Cangkang tidak berbulu, bentuk oval menggembung dan Genus : Circe keping sama; cangkang melengkung tidak merata; memiliki

rib yang tipis; di tutupi periostrakum berwarna putih Sumber: Mey, (2019) keunguan; sendi melengkung; ukuran yang didapatkan: 4cm

3.2.12 Kerang Isognomon Perna Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Kelas : Bivalvia Ordo : Ostreida; Klasifikasi Family : Pteriidae; Ukuran yang didapat 5.5 – 7 cm, Byssally melekat pada Genus : Isognomon substrat keras, margin punggung terletak di permukaan Sumber: Mey, (2019) batu, atau ke batu-batu besar dan karang.

47

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 3.2.13 Kerang Isognomon ephippium Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Ordo : Ostreida Klasifikasi Family : Pteriidae Ukuran panjang yang di dapat dilokasi penelitiaan berkisar Genus : Isognomon antara 6-8 cm. Terlampir pada batu dan substrat keras

lainnya, di daerah perairan laut dan payau. Umum di muara berlumpur dan bakau di mana ia menempel pada akar Sumber: Mey, (2019) penyangga.

3.2.14 Kerang Pinna Bicolor Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Mollusca; Kelas : Bivalvia Ordo : Ostreida; Klasifikasi Family : Pinnidae; Kerang Pinna Bicolor ini dapat mencapai panjang sekitar Genus : Pinna 80–90 cm (31-35 in). Jenis Bivalvia ini paling sering berdiri

di posisi pertama di dasar laut tempat mereka hidup, Sumber: Mey, (2019) ditambatkan oleh jaring benang byssus.

3.3 Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia) yang terdapat di masing-masing Stasiun Jenis-jenis kerang yang didapat di masing-masing stasiun, yaitu pada stasiun I, II, III, IV di perairan Teluk Bakau, Kabupaten Bintan yang kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus Indeks keanekaragaman shanon-Wiener (H’) disamping dapat menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem. Dapat dilihat pada tabel diawah ini:

Tabel 2. Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia)

Lokasi Present No Spesies/Jenis Ind Log10 Pi LnPi PiLnPi Pi2 St I St II St III StIV ase Tridacna 1 5 7 5 2 19 1.279 0.011 -4.535 -0.049 0 1.20% Crocea

2 Pitar tumens 30 22 25 31 108 2.033 0.061 -2.798 -0.171 0.004 6.10% Anadara 3 31 26 33 30 120 2.079 0.068 -2.692 -0.182 0.005 6.80% Antiquata Fragum 4 23 19 26 15 83 1.919 0.047 -3.061 -0.143 0.002 4.70% Unedo Ruditapes 5 33 28 31 26 118 2.072 0.067 -2.709 -0.18 0.004 6.60% decussatus

48

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 Lanjutan Lokasi Present No Spesies/Jenis Ind Log10 Pi LnPi PiLnPi Pi2 St I St II St III StIV ase

6 Perna Perna 19 25 16 21 81 1.908 0.046 -3.085 -0.141 0.002 4.60% Anadara 7 13 17 10 15 55 1.74 0.031 -3.473 -0.108 0.001 3.10% Granosa Donax 8 65 59 50 63 237 2.375 0.134 -2.012 -0.269 0.018 13.40% trunculus 9 Pitar citrinus 50 22 49 30 151 2.179 0.085 -2.463 -0.21 0.007 8.50% Gafrarium 10 86 93 70 72 321 2.507 0.181 -1.708 -0.309 0.033 18.00% pectinatum Circe 11 50 43 51 49 193 2.286 0.109 -2.217 -0.241 0.012 10.90% tumefacta Isognomon 12 14 10 9 17 50 1.699 0.028 -3.568 -0.101 0.001 2.80% Perna Isognomon 13 40 51 30 51 172 2.236 0.097 -2.332 -0.226 0.009 9.70% ephippium

14 Pinna Bicolor 19 20 15 10 64 1.806 0.036 -3.321 -0.12 0.001 3.60%

Jumlah Individu (ind) 1.772 Jumlah Jenis (s) 14 Indeks Keanekaragaman (H) 2.451 Sumber: Mey, Hasil Analisis

Nilai (H’) menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman kerang Bivalvia di perairan Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan dalam kategori sedang, dengan angka Indeks Keanekaragaman H’ = 2.451

Indeks keanekaragaman shanon-Wiener (H’) disamping dapat menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem. Berdasarkan hasil penelitian di perairan Desa Teluk Bakau yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Maka menunjukkan keanekaragaman H’= 2.451 dengan nilai tersebut tingkat spesies kerang (Bivalvia) yang ditemukan dengan nilai H’ nya adalah tinggi, (1,0

3.4 Hasil Koleksi Fauna Bivalvia pada Stasiun Hasil pengamatan dan koleksi fauna Bivalvia pada empat stasiun yaitu: 19 Tridacna Crocea, 108 Pitar tumens, 120 Anadara Antiquata, 83 Fragum Unedo, 118 Ruditapes decussatus, 81 Perna Perna, 55 Anadara Granosa, 237 Donax trunculus, 151 Pitar citrinus, 321 Gafrarium pectinatum, 193 Circe tumefacta, 50 Isognomon Perna, 172 Isognomon ephippium, 64 Pinna Bicolor. Jumlah yang didapatkan setiap Stasiun dapat di sajikan pada tabel dibawah ini:

49

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 Tabel 3. Nama Spesies dan Jumlah Kerang (Bivalvia) Jumlah setiap Stasiun St I St II St III St IV Spesies Upper Middle Lower Upper Middle Lower Upper Middle Lower Upper Middle Lower Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tridacna + + + ------+ + + ------+ + + ------+ + + ------Crocea Pitar + + + + + + + + + - + + + + + + + + - - + + - + + + - - - - + + + + + + tumens Anadara - - - + + + + - + + - + + + + - + - - + + - + + + + + - - - + + + + + + Antiquata Fragum - - - + + + + - - - - - + + + + + - - - + - + + - - + + - + + + + - + + Unedo Ruditapes - - - + + + + + - - - - + + + + + + - - - + + + + + + - - - + + + + + + decussatus Perna + + - + + + - - - - + + + - + + + + + - + + + + - - - + - - + + + + - - Perna Anadara - - - + - + + - + - - - + + + + - + - - - + + + + - - - - - + + + + + + Granosa Donax ------+ + + ------+ + + ------+ + + ------+ + + trunculus Pitar - - - + + + + + + - - - + + + - + + - - - + + + + + + - - - + + + + + - citrinus Gafrarium + - - - + + + + + - - + + + + + + + - + - + + + + + + - - - + + + + + + pectinatum Circe - + - + + + + + + - + - + + + + + + + - - + + + + - - - + - - + + - + + tumefacta Isognomon + + + + + + - - - + - + + + + - - - + + - - + + - - - + + + + + - - - - Perna Isognomon + + + + + + - - - + + + + + + - - - + + + + + + - - - + + + + + + - - - ephippium Pinna - - + + + + - + - - + + + + + - - - + - + + + + ------+ + + + - - Bicolor Sumber: Mey, Hasil Analisis (2019) Keterangan: + = Ditemukan - = Tidak ditemukan

IV. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian yang dilakukan di perairan Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis-jenis kerang (Bivalvia). Pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan stasiun sebanyak 4 stasiun, dalam 1 stasiun dilakukan penarikan transek sebanyak 3 transek dan 9 plot dan dilakukan kembali pada stasiun selanjutnya. Hasil penelitian dari 4 stasiun ditemukan sebanyak 1.772 kerang Bivalvia dengan 14 jenis spesies yang berbeda. Suhu di masing-masing stasiun berkisar antara 29.90c – 30.50c suhu tersebut masih di batas

50

E-ISSN: 2685-8827 Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun (JURNAL MARITIM) Vol. 2 No. 1. Agustus 2020 normal. Lokasi pH pada 4 stasiun penelitian berkisar antara 8.33 – 8.38 sedangkan untuk DO dari 4 stasiun berkisar antara 7.2 mg/L – 7.7 mg/L. Hasil perhitungan keanekaragaman H’, maka peneliti menemukan keanekaragaman Perairan Desa Teluk Bakau adalah bernilai H’= 2.451, dengan nilai tersebut tingkat spesies kerang (Bivalvia) yang ditemukan adalah sedang, (H’>3,322) yang berarti di perairan Desa Teluk Bakau tersebut adalah keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Andri, Henky, Arief. 2015. Pola Sebaran Bivalvia di Zona Litoral Kampung Gisi Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal.umrah.ac.id.

Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioteknologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Ismail, Muhammad Masrul. 2013. Informasi Biologi dan Pemanfaatan Kerang Kerek (Gafarium Tumidum). Indonesia Institute of Sciences. UPT. Balai Konservasi Biota Laut Ambom. LIPI.

Jamila. 2018. Karakteristik Habitat dan Kepadatan Bivalvia di Zona Intertidal Perairan Desa Sungai Cingam Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Saraswati, Arthana, Hendrawan. 2017. Analisis Kualitas Perairan pada Wilayah Perairan Pulau Serangan Bagian Utara Berdasarkan Baku Mutu Air Laut. Journal of Marine and Aquatic Science 3(2), 163-170 (2017).

Susana, Tjutju, 2009. Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen terlarut Sebagai Indikator Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane. JTL 5(2): 33- 39.

Yusran. 2014. Identifikasi Keanekaragaman Jenis Kerang (Bivalvia) daerah pasang surut di Perairan Pantai Pulau Gosong Sangkala Aceh Barat Daya. Program Studi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Teuku Umar. Meulaboh.

51