Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Geo Image 9 (2) (2020) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage Evaluasi Keserasian Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir Berdasarkan Matriks Keserasian Antar Kegiatan Pembangunan di Pesisir Kota Lhokseumawe Sunia Elanda Siska , Tjaturahono Budi Sanjoto, Heri Tjahjono Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesersian penggunaan lahan pesisir Diterima Desember 2019 menggunakan matriks keserasian penggunaan lahan. Teknik pengumpulan data Disetujui Agustus 2019 dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan interpretasi peta. Teknik analisis yang Dipublikasikan Agustus digunakan adalah analisis spasial, uji matriks keserasian dan analisis deskriptif. 2020 Penelitian ini didukung oleh 2 variabel yaitu sebaran spasial penggunaan lahan dan ________________ matriks keserasian antar penggunaan lahan, uji matriks dilakukan untuk mengetahui Keywords: Lhokseumawe Coast, Land keserasian suatu penggunaan lahan terhadap penggunaan lahan lainnya. Hasil Use Evaluation, Harmony menunjukan bahwa terdapat penggunaan lahan yang tidak seuai atau tidak serasi Matrix. bersebelahan dengan penggunaan lahan tertentu. Seperti kawasan industri yang hampir ____________________ tidak serasi dengan semua penggunaan lahan di pesisir Kota Lhokseumawe. Abstract ___________________________________________________________________ The aim of this research is to evaluate the suitability of coastal land use by using a compatible matrix. Data collection techniques using observation, interview and map interpretation. The analysis technique used is spatial analysis, matrix compatibility test and descriptive analysis. This research is supported by 2 variables, namely the spatial distribution of land use and matrix compatibility test between land uses, Matrix test is performed to determine the compatibility of a land use with other land uses. The results show that there is land use that is not suitable or incompatible with certain land uses. an example is the industrial estate which is almost incompatible with all land uses in the coastal city of Lhokseumawe. © 2020 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285 Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] 82 Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020) PENDAHULUAN masyarakat, pesisir juga memiliki potensi permasalahan dan konflik yang tidak dapat Kota Lhokseumawe merupakan kota dihindari. Banyaknya jenis penggunaan lahan di pesisir yang terletak di Provinsi Aceh dengan kawasan pesisir tidak menutup kemungkinan luas wilayah 181,06 km2. Secara astronomis adanya konflik yang berkaitan dengan terletak antara 4º 54’ - 5º 8’ Lintang Utara, dan penggunaan lahan tersebut, permasalahan lain 96º 20’ – 97 º 21’ Bujur Timur, sedangkan secara juga dapat ditimbulkan oleh kegiatan manusia geografis berbatasan langsung dengan Selat dalam mengelola pesisir tersebut. Dan wilayah Malaka disebelah utara dan selebihnya pesisir Lhokseumawe tanpa bisa dihindari dikelilingi oleh Kabupaten Aceh Utara. Kota menjadi tujuan akhir pembungan limbah cair Lhokseumawe memiliki 4 kecamatan yaitu baik dari industri maupun pemukiman. kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Material-material yang terkandung dari suatu Dua, Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan kegiatan tersebut oleh arus laut disebarkan Blang Mangat. Memiliki kondisi topografi yang disepanjang pesisir kota Lhokseumawe. beragam berkisar pada ketinggian 0-100 mdpl. Sehingga apabila terdapat penempatan lokasi Sebagai kota pesisir pusat pembangunan suatu penggunaan lahan yang tidak sesuai, hal Lhokeumawe berada di pinggir pantai, ini akan menjadi masalah pesisir. disepanjang pantai pesisir Lhokseumawe Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan terdapat berbagai macam jenis penggunaan pesisir secara terpadu yang melibatkan setiap lahan seperti (1) kawasan industri, (2) hutan stakeholder terkait dan juga masyarakat pesisir mangrove, (3) pemukiman, (4) perkantoran, (5) itu sendiri. Pada penelitian ini digunakan pelabuhan perdagangan dan jasa, (6) kebun, (7) pendekatan sel sedimen dengan menggunakan PPI, (8) sungai, (9) sawah, (10) tambak, dan (11) matriks keserasian untuk menguji suatu kegiatan waduk/danau. Kota Lhokseumawe memiliki penggunaan lahan agar penempatannya sesuai suhu terendah pada pagi hari yaitu 22,88ºC, secara biofisik. sedangkan suhu tertinggi pada siang hari dapat Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) mencapai 32,6 ºC. Mengetahui sebaran spasial penggunaan lahan Saat ini pada Kota Lhokseumawe di sepanjang pesisir Kota Lhokseumawe melalui terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) interpretasi citra dan peta, (2) Menganalisis yang bertujuan untuk meningkatkan struktur keserasian penggunaan lahan pesisir ekonomi Aceh Khususnya Kota Lhokseumawe berdasarkan matriks keserasian antar kegiatan sendiri, melalui sektor industri berupa industri pembangunan di wilayah pesisir Kota pengolahan, energi dan logistik. (BAPPEDA Lhokseumawe. Aceh, 2015). Selain itu juga dari sektor pariwisata, Kota Lhokseumawe sedang gencar- METODE PENELITIAN gencarnya meningkatkan potensi di sektor ini. Karena banyak titik wisata yang sebenarnya Dalam penelitian ini teknik pengumpulan bagus dan potensial namun tidak digarap data dilakukan dengan cara observasi, dengan baik sehingga terbengkalai. Di kawasan wawancara dan interpretasi peta. Teknik analisis pesisir sendiri terdapat beberapa pantai, salah data menggunakan metode analisi spasial dan satu yang paling terkenal adalah Pantai uji matriks keserasian antar kegiatan Ujongblang yang terhampar meliputi empat pembangunan. Serta analisis deskriptif wilayah Desa yaitu Desa Ujong Blang, Ulee digunakan untuk menjabarkan hasil yang Jalan, Hagu Barat Laut, dan Desa Hagu diperoleh. teungoh serta bersebelahan langsung dengan PT. Variabel yang digunakan dalam penelitian Perta Arun Gas dan termasuk di dalamnya ini ada 2 variabel. Variabel yang pertama adalah terminal Pertamina. sebaran spasial penggunaan lahan, dengan Sebagai wilayah pesisir yang memiliki subvariabel sebagai berikut: 1) jenis penggunaan nilai potensial yang dapat dimanfaatkan oleh lahan, 2) lokasi penggunaan lahan, 3) luasan 83 Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020) penggunaan lahan. Variabel kedua yang Selanjutnya terdapat Desa Hagu Teungoh digunakan dalam penelitian ini adalah matriks yang memiliki luas sebesar 0,80 km2 atau 80 keserasian antar kegiatan penggunaan lahan, Ha. Desa Hagu Teungoh berbatasan langsung dengan subvariabel sebagai berikut: 1) dengan Selat Malaka di sebelah utaranya, pergerakan arah arus, 2) pengaruh arus terhadap sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hagu keserasian antar kegiatan pembangunan, 3) Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Desa keterkaitan pengaruh dampak antar penggunaan Hagu Barat Laut dan sebelah Selatan berbatasan lahan. dengan Desa Teumpok Teungoh. Memiliki Untuk menentukan sampel baik desa penggunaan lahan berupa pemukiman 46,99 Ha maupun penggunaan lahan, maka dilakukan uji dan perdagangan dan jasa 0,12 Ha. matriks keserasian. Dari uji matriks tersebut Secara umum pada bulan juli wilayah maka dapat diketahui hubungan penggunaan Lhokseumawe dilalui oleh angin muson timur, lahan yang tidak sesuai ataupun tidak serasi dan tabel 1 merupakan data angin yang di peroleh selanjutnya dijadikan sampel penelitian. Dari dari Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh hasil penggunaan lahan yang tidak sesuai maka Utara. dipilih lokasi dimana kedua penggunaan lahan yang tidak serasi tersebut berada. Tabel 1. Arah dan kecepatan angin rata – rata bulanan Kota Lhokseumawe tahun 2017-2018 Wind (Knot) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bulan Arah Kec Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2017 Penelitian ini dilakukan di pesisir Kota Juli TG 4 Lhokseumawe, khususnya pada 3 desa yaitu Agustus BD 4 Desa Blang Naleung Mameh di Kecamatan September BD 4 Muara Satu, Desa Ujongblang dan Desa Hagu Oktober BD 4 Teungoh di Kecamatan Banda Sakti. November BD 4 Desa Blang Naleung Mameh memiliki Desember T 3 luas 1 km2, termasuk ke dalam Kecamatan 2018 Muara Satu dengan batas wilayah sebelah utara Januari TG 4 berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah timur Februari TL 5 dengan Kecamatan dewantara Kabuoaten Aceh Maret BL 4 Utara, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa April BD 4 Ujong Pacu dan sebelah Barat berbatarasan Mei BD 4 dengan Desa Batuphat Barat. Memiliki Juni TG 4 penggunaan lahan berupa Kebun 35,08 Ha, Juli TG 4 pemukiman 11,64 Ha, Tambak 65,37 Ha dan Sumber: Hasil Data Peneilitian, 2019 Kawasan Industri 55,80 Ha. Desa Ujong Blang memiliki luas 1,10 km2 Analisis Matriks Keserasian Antar Kegaitan atau sebesar 110 Ha. Termasuk kedalam Pembangunan Kecamatan Banda Sakti dengan sebelah utara Berdasarkan penggunaan lahan yang ada, berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang dijadikan fokus pada penelitian ini adalah sebelah timur berbatasan dengan Desa Blang perikanan tambak, perikanan tangkap, kawasan Panyang, sebelah selatan berbatasan dengan indutri dan pemukiman. Pemilihan penggunaan Desa Meunasah Panggoi dan sebelah selatan lahan tersebut dengan pertimbangan antara lain berbatasan dengan Desa Ulee Jalan dan Desa letak yang berdekatan, dampak yang di Banda Masen. Memiliki penggunaan lahan timbulkan dan pengaruhnya terhadap berupa kebun 31,56 Ha, pemukiman 131,40 Ha, penggunaan lain yang ada di sebelahnya. tambak 92,29 Ha dan sungai 6,85 Ha. Melalui matriks keserasian oleh