Geo Image 9 (2) (2020)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage

Evaluasi Keserasian Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir Berdasarkan Matriks Keserasian Antar Kegiatan Pembangunan di Pesisir Kota

Sunia Elanda Siska , Tjaturahono Budi Sanjoto, Heri Tjahjono

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesersian penggunaan lahan pesisir Diterima Desember 2019 menggunakan matriks keserasian penggunaan lahan. Teknik pengumpulan data Disetujui Agustus 2019 dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan interpretasi peta. Teknik analisis yang Dipublikasikan Agustus digunakan adalah analisis spasial, uji matriks keserasian dan analisis deskriptif. 2020 Penelitian ini didukung oleh 2 variabel yaitu sebaran spasial penggunaan lahan dan ______matriks keserasian antar penggunaan lahan, uji matriks dilakukan untuk mengetahui Keywords: Lhokseumawe Coast, Land keserasian suatu penggunaan lahan terhadap penggunaan lahan lainnya. Hasil Use Evaluation, Harmony menunjukan bahwa terdapat penggunaan lahan yang tidak seuai atau tidak serasi Matrix. bersebelahan dengan penggunaan lahan tertentu. Seperti kawasan industri yang hampir ______tidak serasi dengan semua penggunaan lahan di pesisir Kota Lhokseumawe.

Abstract ______The aim of this research is to evaluate the suitability of coastal land use by using a compatible matrix. Data collection techniques using observation, interview and map interpretation. The analysis technique used is spatial analysis, matrix compatibility test and descriptive analysis. This research is supported by 2 variables, namely the spatial distribution of land use and matrix compatibility test between land uses, Matrix test is performed to determine the compatibility of a land use with other land uses. The results show that there is land use that is not suitable or incompatible with certain land uses. an example is the industrial estate which is almost incompatible with all land uses in the coastal city of Lhokseumawe.

© 2020 Universitas Negeri Semarang  Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285 Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected]

82

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020)

PENDAHULUAN masyarakat, pesisir juga memiliki potensi permasalahan dan konflik yang tidak dapat Kota Lhokseumawe merupakan kota dihindari. Banyaknya jenis penggunaan lahan di pesisir yang terletak di Provinsi dengan kawasan pesisir tidak menutup kemungkinan luas wilayah 181,06 km2. Secara astronomis adanya konflik yang berkaitan dengan terletak antara 4º 54’ - 5º 8’ Lintang Utara, dan penggunaan lahan tersebut, permasalahan lain 96º 20’ – 97 º 21’ Bujur Timur, sedangkan secara juga dapat ditimbulkan oleh kegiatan manusia geografis berbatasan langsung dengan Selat dalam mengelola pesisir tersebut. Dan wilayah Malaka disebelah utara dan selebihnya pesisir Lhokseumawe tanpa bisa dihindari dikelilingi oleh Kabupaten Aceh Utara. Kota menjadi tujuan akhir pembungan limbah cair Lhokseumawe memiliki 4 kecamatan yaitu baik dari industri maupun pemukiman. kecamatan , Kecamatan Muara Material-material yang terkandung dari suatu Dua, Kecamatan dan Kecamatan kegiatan tersebut oleh arus laut disebarkan . Memiliki kondisi topografi yang disepanjang pesisir kota Lhokseumawe. beragam berkisar pada ketinggian 0-100 mdpl. Sehingga apabila terdapat penempatan lokasi Sebagai kota pesisir pusat pembangunan suatu penggunaan lahan yang tidak sesuai, hal Lhokeumawe berada di pinggir pantai, ini akan menjadi masalah pesisir. disepanjang pantai pesisir Lhokseumawe Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan terdapat berbagai macam jenis penggunaan pesisir secara terpadu yang melibatkan setiap lahan seperti (1) kawasan industri, (2) hutan stakeholder terkait dan juga masyarakat pesisir mangrove, (3) pemukiman, (4) perkantoran, (5) itu sendiri. Pada penelitian ini digunakan pelabuhan perdagangan dan jasa, (6) kebun, (7) pendekatan sel sedimen dengan menggunakan PPI, (8) sungai, (9) sawah, (10) tambak, dan (11) matriks keserasian untuk menguji suatu kegiatan waduk/danau. Kota Lhokseumawe memiliki penggunaan lahan agar penempatannya sesuai suhu terendah pada pagi hari yaitu 22,88ºC, secara biofisik. sedangkan suhu tertinggi pada siang hari dapat Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) mencapai 32,6 ºC. Mengetahui sebaran spasial penggunaan lahan Saat ini pada Kota Lhokseumawe di sepanjang pesisir Kota Lhokseumawe melalui terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) interpretasi citra dan peta, (2) Menganalisis yang bertujuan untuk meningkatkan struktur keserasian penggunaan lahan pesisir ekonomi Aceh Khususnya Kota Lhokseumawe berdasarkan matriks keserasian antar kegiatan sendiri, melalui sektor industri berupa industri pembangunan di wilayah pesisir Kota pengolahan, energi dan logistik. (BAPPEDA Lhokseumawe. Aceh, 2015). Selain itu juga dari sektor pariwisata, Kota Lhokseumawe sedang gencar- METODE PENELITIAN gencarnya meningkatkan potensi di sektor ini. Karena banyak titik wisata yang sebenarnya Dalam penelitian ini teknik pengumpulan bagus dan potensial namun tidak digarap data dilakukan dengan cara observasi, dengan baik sehingga terbengkalai. Di kawasan wawancara dan interpretasi peta. Teknik analisis pesisir sendiri terdapat beberapa pantai, salah data menggunakan metode analisi spasial dan satu yang paling terkenal adalah Pantai uji matriks keserasian antar kegiatan Ujongblang yang terhampar meliputi empat pembangunan. Serta analisis deskriptif wilayah Desa yaitu Desa Ujong Blang, Ulee digunakan untuk menjabarkan hasil yang Jalan, Hagu Barat Laut, dan Desa Hagu diperoleh. teungoh serta bersebelahan langsung dengan PT. Variabel yang digunakan dalam penelitian Perta Arun Gas dan termasuk di dalamnya ini ada 2 variabel. Variabel yang pertama adalah terminal Pertamina. sebaran spasial penggunaan lahan, dengan Sebagai wilayah pesisir yang memiliki subvariabel sebagai berikut: 1) jenis penggunaan nilai potensial yang dapat dimanfaatkan oleh lahan, 2) lokasi penggunaan lahan, 3) luasan

83

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020) penggunaan lahan. Variabel kedua yang Selanjutnya terdapat Desa Hagu Teungoh digunakan dalam penelitian ini adalah matriks yang memiliki luas sebesar 0,80 km2 atau 80 keserasian antar kegiatan penggunaan lahan, Ha. Desa Hagu Teungoh berbatasan langsung dengan subvariabel sebagai berikut: 1) dengan Selat Malaka di sebelah utaranya, pergerakan arah arus, 2) pengaruh arus terhadap sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hagu keserasian antar kegiatan pembangunan, 3) Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Desa keterkaitan pengaruh dampak antar penggunaan Hagu Barat Laut dan sebelah Selatan berbatasan lahan. dengan Desa Teumpok Teungoh. Memiliki Untuk menentukan sampel baik desa penggunaan lahan berupa pemukiman 46,99 Ha maupun penggunaan lahan, maka dilakukan uji dan perdagangan dan jasa 0,12 Ha. matriks keserasian. Dari uji matriks tersebut Secara umum pada bulan juli wilayah maka dapat diketahui hubungan penggunaan Lhokseumawe dilalui oleh angin muson timur, lahan yang tidak sesuai ataupun tidak serasi dan tabel 1 merupakan data angin yang di peroleh selanjutnya dijadikan sampel penelitian. Dari dari Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh hasil penggunaan lahan yang tidak sesuai maka Utara. dipilih lokasi dimana kedua penggunaan lahan yang tidak serasi tersebut berada. Tabel 1. Arah dan kecepatan angin rata – rata bulanan Kota Lhokseumawe tahun 2017-2018 Wind (Knot) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bulan Arah Kec Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2017 Penelitian ini dilakukan di pesisir Kota Juli TG 4 Lhokseumawe, khususnya pada 3 desa yaitu Agustus BD 4 Desa Blang Naleung Mameh di Kecamatan September BD 4 Muara Satu, Desa Ujongblang dan Desa Hagu Oktober BD 4 Teungoh di Kecamatan Banda Sakti. November BD 4 Desa Blang Naleung Mameh memiliki Desember T 3 luas 1 km2, termasuk ke dalam Kecamatan 2018 Muara Satu dengan batas wilayah sebelah utara Januari TG 4 berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah timur Februari TL 5 dengan Kecamatan dewantara Kabuoaten Aceh Maret BL 4 Utara, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa April BD 4 Ujong Pacu dan sebelah Barat berbatarasan Mei BD 4 dengan Desa Batuphat Barat. Memiliki Juni TG 4 penggunaan lahan berupa Kebun 35,08 Ha, Juli TG 4 pemukiman 11,64 Ha, Tambak 65,37 Ha dan Sumber: Hasil Data Peneilitian, 2019 Kawasan Industri 55,80 Ha.

Desa Ujong Blang memiliki luas 1,10 km2 Analisis Matriks Keserasian Antar Kegaitan atau sebesar 110 Ha. Termasuk kedalam Pembangunan Kecamatan Banda Sakti dengan sebelah utara Berdasarkan penggunaan lahan yang ada, berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang dijadikan fokus pada penelitian ini adalah sebelah timur berbatasan dengan Desa Blang perikanan tambak, perikanan tangkap, kawasan Panyang, sebelah selatan berbatasan dengan indutri dan pemukiman. Pemilihan penggunaan Desa Meunasah Panggoi dan sebelah selatan lahan tersebut dengan pertimbangan antara lain berbatasan dengan Desa Ulee Jalan dan Desa letak yang berdekatan, dampak yang di Banda Masen. Memiliki penggunaan lahan timbulkan dan pengaruhnya terhadap berupa kebun 31,56 Ha, pemukiman 131,40 Ha, penggunaan lain yang ada di sebelahnya. tambak 92,29 Ha dan sungai 6,85 Ha. Melalui matriks keserasian oleh cicin sain dan

84

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020) knecht, penggunaan lahan tersebut tidak serasi maksimum sebesar 0,837363 m/det dan atau tidak sesuai peletakannya. kecepatan minimum 0,015826 m/det. Untuk Kawasan industri tidak sesuai apabila lebih detail data telah disajikan dalam tabel 2 ditempatkan disebelah perikanan tambak, dan tabel 3 dan secara spasial dapat dilihat pada perikanan tangkap dan juga pemukiman. Begitu gambar 1. juga dengan penggunaan lahan lainnya seperti perikanan tambak tidak sesuai di tempatkan Tabel 2. Kecepatan Arus Surut Menuju Pasang bersebelahan dengan pariwisata pantai berpasir Musim Timur (m/det) Arus Surut Menuju Pasang dan pariwisata renang dan berselancar. Hal ini Kecepatan karena dikhawatirkan apabila pengelolaan Musim Timur (m/det) limbah tambak yang tidak baik maka dapat Sangat Rendah 0,001694 - 0,008465 mencemari air laut pada wilayah yang Rendah 0,008466 - 0,018187 digunakan sebagai area pariwisata renang. Sedang 0,018188 - 0,040415 Selain itu terdapat pula pemukiman, Tinggi 0,040416 - 0,084330 karena tidak dapat dipungkiri selain terkait Sangat Tinggi 0,084331 - 0,152012 masalah fisik masalah nonfisik atau sosial pun Sumber: Peta arah arus laut Kota tidak kalah penting dan juga berpengaruh. Lhokseumawe, 2018 (DKP Provinsi Aceh) Seperti adanya kemungkinan tercemarnya air Tabel 3. Kecepatan Arus Pasang Menuju Surut oleh aktivitas masyarakat sendiri melalui limbah Musim Timur (m/det) rumah tangga, atau bahkan masyarakat yang Arus Surut Menuju Pasang terkena dampak dengan adanya penggunaan– Kecepatan Musim Timur (m/det) penggunaan lahan tersebut. Sangat Rendah 0,015826 – 0,069101

Rendah 0,069102 – 0,169471 Pergerakan arus pesisir kota Lhokseumawe Sedang 0,169472 – 0,309245 Berdasarkan data simulasi model pola Tinggi 0,309246 – 0,487612 arus yang diperoleh dari Dinas Kelautan Sangat Tinggi 0,487613 – 0,837363 Provinsi Aceh, dapat di ketahui bahwa arus Sumber: Peta arah arus laut Kota yang terjadi di perairan Kota Lhokseumawe Lhokseumawe, 2018 (DKP Provinsi Aceh) salah satunya karena dibangkitkan oleh pasang surut sehingga arus pada saat pasang maupun Pembahasan surut memiliki pola yang berbeda, hal ini Analisis Matriks Keserasian Antar Kegiatan disebabkan oleh pola arah arus mengikuti pola Pembangunan pergerakan arus pasang surut. Selain pasang Berdasarkan hasil penelitian dan dari uji surut, terdapat pula angin yang dapat matriks keserasian dapat di ketahui bahwa membangkitkan arus laut permukaan. terdapat penggunaan lahan atau aktifitas Pada saat penelitian dilakukan wilayah pembangunan di pesisir Kota Lhokseumawe perairan Lhokseumawe sedang dilewati oleh apabila di tinjau dari segi biofisik maka tidak angin muson timur. Hasil model menunjukan dapat di letakkan berdampingan karena di bahwa pada saat kondisi arus surut menuju khawatirkan akan memberi dampak satu sama pasang, arus bergerak mendekati darat ke arah lain. Hal ini penting untuk jadi pertimbangan barat daya, arus bergerak dengan kecepatan dalam pembangunan kawasan pesisir karena maksimum 0,152012 m/det dan kecepatan pembangunan yang tidak mempertimbangkan minimum 0,001694 m/det.. Sedangkan pada prinsip-prinsip ekologi dapat menurunkan mutu saat kondisi arus pasang menuju surut, arus lingkungan dan sangat berpotensi akan bergerak menjauhi daratan menuju ke arah terjadinya kerusakan lingkungan. tenggara, arus bergerak dengan kecepatan

85

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020)

E

Gambar 1. Peta Arah Arus Pasang Menuju Surut Musim Timur Kota Lhokseumawe

Gambar 2. Peta Arah Arus Pasang Menuju Surut Musim Timur Kota Lhokseumawe

Adapula jenis penggunaan lahan yang industri dan perikanan tangkap. Dan secara tidak sesuai apabila berdampingan yang dikaji umum industri tidak dapat berdampingan serta pada penelitian ini yaitu industri dan tambak, dapat memberikan dampak negatif terhadap

86

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020) perikanan tambak, perikanan tangkap, diminimalisir. Seperti yang terjadi pada lokasi perhutanan mangrove, pariwisata pantai penelitian, karena penanganan dan berpasir, serta pariwisata pantai berenang dan pengendalian yang baik maka tidak berselancar. Peremenperin no. 35 tahun 2010 menimbulkan dampak yang berarti bagi tambak. juga menyebutkan bahwa salah satu kriteria Lain halnya terhadap masyarakat walaupun lokasi industri yaitu mempertimbangkan jarak masyarakat lebih banyak mendapatkan terhadap permukiman yaitu jarak terhadap keuntungan dengan adanya indutri seperti permukiman idealnya minimal 2 km dari lokasi lapangan pekerjaan, pengembangan kawasan industri, hal ini dikarenakan industri dapat sekitar industri, namun seringkali polutan yang berdampak negatif karena kegiatan industri di hasilkan oleh industri tersebut justru sendiri menghasilkan polutan dan limbah yang merugikan bagi kesehatan. Pada lokasi dapat membahayakan bagi kesehatan penelitian beberapa kali terjadi kebocoran gas masyarakat. ammonia yang baunya sangat menyengat, Namun kriteria jarak tersebut tidak bahkan sampai menimbulkan korban. Namun terpenuhi di lokasi penelitian, jarak antara tentu saja sudah seharusnya pihak perusahaan industri dan permukiman serta industri dan bertanggung jawab dengan mengganti rugi serta lahan tambak tidak sampai 2 km. Hal ini tentu membiayai biaya pengobatan warga yang saja sangat beresiko apabila terjadi pencemaran terdampak. pada sungai yang menjadi sumber air tambak- tambak tersebut. Para petani tambak yang Pengaruh Arus Terhadap Keserasian antar menggunakan air sungai tersebut lebih rentan kegiatan pembangunan terkena dampak pencemaran khususnya tambak Arus merupakan perpindahan massa air udang. yang diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya Menurut penuturan narasumber yaitu perbedaan masaa jenis air, perbedaan tekanan, petani tambak, Sejauh ini masalah yang terjadi gaya-gaya pembangkit lain seperti gelombang di lahan tambak pada lokasi penelitian adalah dan angin. Pola dan karakteristik arus yang faktor internal, dimana pencemaran yang terjadi meliputi jenis arus dominan, kecepatan dan arah di akibatkan oleh penyakit dari udangnya sendiri arus serta pola pergerakan arus laut dan ketika air yang sudah tercemar di buang ke menyebabkan suatu perairan menjadi dinamis. alur sehingga air yang di alur tersebut masuk ke Pergerakan arus membawa material-material tambak-tambak yang lain. Hal ini serta sifat-sifat dalam badan air. Hal ini mengakibatkan udang pada tambak-tambak menyebabkan arus memiliki peranan penting yang lain juga terinfeksi virus. Untuk menangani dalam menentukan kondisi suatu perairan. hal itu, para pemilik tambak sudah saling (Safwan Hadi, 2006, dalam Tarhadi, dkk, 2014). mengerti akan kondisi itu petani tambak akan Kawasan pesisir Kota Lhokseumawe menunggu dan melihat kondisi dan keadaan air telah di tetapkan sebagai Kawasan Ekonomi disekitar sehingga pada saat ada tambak udang Khusus (KEK). Pada wilayah ini akan yang terjangkit virus, petani tersebut tidak dikembangkan sebagai kawasan industri migas, memasukan air ke tambaknya sampai air agro industri, serta industri logistik seperti kembali steril selama satu bulan kedepan. perdagangan ekspor/impor, packaging, Hal ini membuktikan bahwa memang pergudangan dan sektor komersil lainnya. benar akan adanya resiko ataupun dampak Namun perairan pesisir ini tanpa bisa dihindari tercemarnya lahan tambak apabila berdekatan akan menjadi tujuan akhir dari berbagai limbah dengan kawasan industri, resiko pasti akan terus cair dari industri dan permukiman yang ada di ada mengingat kegiatan industri yang sekitar KEK Arun Lhokseumawe. Pada saat menghasilkan polutan dan limbah, namun musim timur arus surut cenderung bergerak dengan penanganan yang tepat maka resiko- kearah tenggara, material-material dari limbah resiko maupun dampak tersebut bisa industri dan permukiman tersebut dapat

87

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020) menyebar dan ikut mencemari perairan di timbulkan. Namun pada kondisi di lapangan sebelahnya. Lahan tambak yang berada di dan berdasarkan wawancara beberapa sebelah kanan industri memiliki resiko tercemar narasumber terkait mengatakan bahwa apabila menggunakan air laut atau sungai penggunaan lahan yang diduga dapat sebagai sumber air tambak. Namun seperti yang menimbulkan dampak negatif, tidak memberi sudah di jelaskan bahwa penanganan atau dampak secara langsung kepada penggunaan antisipasi petani tambak di kawasan Blang lahan lainnya. Naleung Mameh Khususnya sudah sangat tepat Arus laut berperan penting terhadap dalam meminimalisir dampak dari pencemaran. penyebaran sedimen yang mengangkut material- Tidak hanya limbah industri atau limbah material seperti logam berat dari hasil limbah permukiman namun air sungai krueng Geukeuh industri maupun rumah tangga/permukiman. juga dapat tercemar oleh material-material yang Material-material tersebut terbawa mengikuti terbawa dari hulu sungai, dan akan keluar ke arus kearah tenggara pada fase surut dan ke arah muara sungai yang selanjutnya juga akan di barat daya pada saat pasang, hal ini dapat sebarkan oleh arus laut ke sepanjang pesisir. mempengaruhi keadaan perairan pesisir Terdapat suatu penelitian yang disebelahnya. mengatakan pada tahun 2017 yaitu tahun Saran yang dapat diberikan dari penelitian penelitian, bahwa secara umum kualitas ini berupa Saran bagi instansi terkait yaitu untuk perairan pesisir Kota Lhokseumawe tidak dapat melakukan pengelolaan pesisir secara dalam kondisi baik, karena ditemukan terpadu dan berkelanjutan. Karena dalam parameter timbal (Pb) yang melebihi nilai baku pengelolaan pesisir lebih baik melibatkan mutu yang berlaku Kepmen-LH 51 Tahun 2004 beberapa stakeholder terkait. Dan memberikan tentang baku mutu air laut pada semua sosialisasi atau pelatihan terhadap petani peruntukan (Komarawidjaja, Wage, dkk. 2017). tambak untuk pengelolaan limbah tambak yang Data tersebut semakin menguatkan bahwa benar ramah lingkungan. yang diungkapkan oleh Cicin-sain dan knech Dinas-dinas terkait harus lebih rutin dalam matriks keserasiannya, bahwa untuk memantau dan melakukan pemeriksaan penempatan Industri tidak sesuai apabila berada rutin terhadap kualitas air mengingat di wilayah disebelah lahan tambak, perikanan tangkap, pesisir Kota Lhokseumawe banyak terdapat pariwisata pantai berenang dan juga sesuai industri dan juga beragam pemanfaatan lahan dengan Peremenperin no. 35 tahun 2010 yang lainnya yang sedikit banyak pasti menyebutkan jarak terhadap permukiman mempengaruhi kualitas air laut. Dan idealnya minimal 2 km dari lokasi industri, meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga mengingat resiko dan dampak yang dapat stakeholder terkait untuk mengontrol diberikan oleh aktivitas industri. Hal ini kegiatannya masing-masing demi menjaga dikarenakan resiko-resiko dampak yang lingkungan sehingga tidak ada yang dirugikan. ditimbulkan dari suatu kegiatan penggunaan lahan yang dapat mempengaruhi penggunaan DAFTAR PUSTAKA lain disebelahnya, baik dari segi lingkungan Emersida, Irfan, dkk. 2014. Kandungan Logam Berat maupun sosial. Pada Air dan Tiram Di Muara Sungai Loskala Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk SIMPULAN , Vol. 42 No. 1, Februari 2014. Hlm 69-6. Berdasarkan hasil penelitian yang telah Khakim, N. 2003. Pendekatan Sel Sediman (Sediment dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan Cell) Sebagai Acuan Penataan Ruang Wilayah bahwa Dari hasil uji matriks keserasian Pesisir Menggunanakan Teknologi ditemukan bahwa beberapa penggunaan lahan Penginderaan Jauh. Institut Pertanian Bogor yang ada di Kota Lhokseumawe tidak dapat berdampingan, karena dampak yang dapat di

88

Sunia Elanda Siska / Geo Image 9 (2) (2020)

Komarawidjaja, Wage, dkk. 2017. Status Kandungan Sanjoto, Tjaturahono B, dkk. 2012. Kajian perubahan Logam Berat Perairan Pesisir Kabupaten Aceh spasial garis pantai sebagai zonasi tata ruang Utara dan Kota Lhokseumawe. Dalam Jurnal pesisir (studi kasus pesisir Kabupaten Kendal). Teknologi Lingkungan.Puspitek Serpong: Badan Jurnal Tata Loka Vol. 14 No. 1. Februari 2012. Pengkajian dan Penerapan Teknologi.No.2. Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Hal.251-258 Jakarta. Bumi Aksara Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Triatmodjo, 2012. Perencanaan Bangunan Pantai. No. 35 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Yogyakarta. Beta Offset Kawasan Industri. Widhi, 2010. Konsep Sel Sedimen Dalam Penataan Rais, Jacub, dkk. 2013. Pengelolaan Sumber Daya Ruang Wilayah Pesisir dan Lautan. Yogyakarta. Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Universitas Gadjah Mada Jakarta. Balai Pustaka Yunandar, 2007. Analisis Pemanfaatan Ruang di Raihansyah, Teuku, dkk. 2016. Studi Perubahan Kawasan Pembangunan Perikanan Pesisir Muara Garis Pantai di Wilayah Pesisir Perairan Kintap Kabupaten Tanah Laut Provinsi Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Kalimantan Selatan. Semarang Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Vol. 1 No. 1 April 2016 Hlm. 46-54

89