See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321097917

Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan -Perjalanan Panjang Perubahan Status UGN Menjadi PTN

Book · November 2017

CITATIONS READS 0 225

3 authors, including:

Kiman Siregar Syiah Kuala University

54 PUBLICATIONS 42 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Study of Exchange Method of Life Cycle Assessment to Exergetic Life Cycle Assessment of Biodiesel Production Using Catalyst From Oil Palm View project

Pengembangan Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Skala Komersialisasi Pada Sistem Listrik PT.PLN (Persero) Melalui Aplikasi Wet Tar Scrubber dan Gas Filter Serta Optimalisasi Nilai Heating Value Gas Mampu Bakar dan Penggunaan Gas Engine View project

All content following this page was uploaded by Kiman Siregar on 16 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan PERJALANAN PANJANG PERUBAHAN STATUS UGN MENJADI PTN

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Fungsi dan Sifat Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Terkait Pasal 49 1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan PERJALANAN PANJANG PERUBAHAN STATUS UGN MENJADI PTN

Ir. Akhir Matua Harahap, M.E. Dr. Kiman Siregar, S.TP., M.Si.

Ir. Mahmulsyah Daulay

PENDIDIKAN DI TAPANULI BAGIAN SELATAN PERJALANAN PANJANG PERUBAHAN STATUS UGN MENJADI PTN

Akhir Matua Harahap Kiman Siregar Mahmulsyah Daulay

Desain Cover : Nama Tata Letak Isi : Nurul Fatma Subekti

Cetakan Pertama: Januari 2017

Hak Cipta 2017, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2017 by Deepublish Publisher All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY/2012) Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581 Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com E-mail: [email protected]

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

HARAHAP, Akhir Matua Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan/oleh Akhir Matua Harahap, Kiman Siregar dan Mahmulsyah Daulay.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, Januari 2017. xvi, 118 hlm.; Uk:15.5x23 cm

ISBN 978-Nomor ISBN

1. Pendidikan I. Judul 370

Akhir Matua Harahap Kiman Siregar Mahmulsyah Daulay

v

Kata Sambutan Prof. Hermanto Siregar

vi

Kata Sambutan Dr. Darmin Nasution

vii

Kata Sambutan Prof. Dr. Bomer Pasaribu, S.E., S.H., M.S.

viii

Kata Sambutan Gus Irawan Pasaribu

ix

Pengantar Penerbit

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya Buku Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan karya Akhir Matua Harahap, dkk ini dapat terselesaikan. Buku ini diterbitkan sebagai upaya kontribusi atau peran serta penulis terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Buku ini disusun ke dalam tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan sisi historis tentang pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Bagian kedua mencakup profil pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan tingkat kesulitan lulusan SMA/SMK mengakses PTN. Bagian ketiga mendeskripsikan PTS UGN dan langkah-langkah UGN dalam proses penegerian. Akhirnya kepada semua pihak, penerbit mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan selanjutnya. Penerbit menyadari bahwa penyajian buku ini masih jauh dari sempurna dan senantiasa untuk diperbaiki dan diperbarui. Selanjutnya, besar harapan penerbit, semoga buku ini dapat digunakan sebaiknya-baiknya oleh pembaca.

Penerbit

x

Kata Pengantar

Proses penegerian UGN (Universitas Graha Nusantara) di Padang Sidempuan sudah beberapa tahun lalu diajukan untuk menjadi PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Namun, setelah lima tahun, upaya itu belum terwujud. Untuk merealisasikan harapan masyarakat di Tapanuli Bagian Selatan, yang sesungguhnya sudah muncul kali pertama (1957), upaya penegerian UGN pada masa ini perlu diintensifkan agar proses realisasinya lebih cepat. Untuk itu Rektor UGN merasa perlu membentuk Panitia Nasional. Buku ini disiapkan untuk mendampingi kerja Panitia Nasional dalam proses penegerian UGN tersebut untuk menambah pemahaman bagi berbagai pihak terkait dengan pertanyaan mengapa dan bagaimana UGN perlu segera dinegerikan. Dengan tersedianya berbagai materi yang disatukan dalam buku ini, diharapkan para stakeholder dapat menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan ikut berpartisipasi agar UGN segera dapat dijadikan PTN. Secara khusus, materi dalam buku ini meliputi latar belakang sejarah pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan, karakteristik pendidikan pada masa ini, profil UGN dan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam proses penegerian UGN tersebut. Namun disadari, dalam menulis materi yang terbilang banyak dan harus diselesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, kesalahan redaksional dan ketidaklengkapan data bisa mungkin terjadi. Untuk itu kepada pembaca diharapkan tetap dapat memberi masukan dan komentar untuk perbaikan buku ini agar menjadi lebih sempurna.

xi

Para penulis buku ini mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberi kontribusi data dan informasi, khususnya Rektor UGN Padang Sidempuan dan jajarannya.

Jakarta, 23 Januari 2017

Tim Penulis

Akhir Matua Harahap Kiman Siregar Mahmulsyah Daulay Ayub Suleman Pulungan

xii

Daftar Isi

Kata Sambutan Prof. Hermanto Siregar ...... vi Kata Sambutan Dr. Darmin Nasution ...... vii Kata Sambutan Prof. Dr. Bomer Pasaribu, S.E., S.H., M.S...... viii Kata Sambutan Gus Irawan Pasaribu ...... ix Pengantar Penerbit ...... x Kata Pengantar ...... xi Daftar Isi ...... xiii Daftar Tabel ...... xv Bab-1 Pendahuluan ...... 1 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Tujuan Penulisan dan Kerangka Buku ...... 4 Bab-2 Sejarah Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan ...... 5 2.1. Introduksi Pendidikan Modern ...... 5 2.2. Willem Iskander dan Kweekschool Tanobato\ ...... 6 2.3. Kweekschol Padang Sidempuan dan Charles Adrian van Ophuijsen ...... 8 2.4. HIS dan MULO ...... 10 2.5. SMA Negeri Padang Sidempuan ...... 10 2.6. Perguruan Tinggi di Padang Sidempuan ...... 11 2.7. UGN dan PTN ...... 13 Bab-3 Profil Pendidikan Masa Kini di Tapanuli Bagian Selatan ...... 15 3.1. Tingkat Partisipasi Sekolah ...... 15 3.2. Distribusi SMA/SMK dan Perkembangan Pendidikan ...... 17

xiii

3.3. Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi ...... 18 Bab-4 Capaian Lulusan SMA/MA di Tapanuli Bagian Selatan Masuk PTN...... 23 4.1. Sukses Siswa Tabagsel Masuk Perguruan Tinggi di Masa Lalu ...... 23 4.2. Tingkat Kinerja Lulusan SMA Masuk PTN Masa Kini ...... 24 4.3. Tingkat Capaian Lulusan SMA Masuk PTN Masa Kini ...... 26 4.4. Faktor Kesulitan Masuk PTN ...... 28 Bab-5 Sejarah dan Profil UGN ...... 30 5.1. Sejarah Pendirian UGN ...... 33 5.2. Profil UGN Masa Ini ...... 36 5.3. Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di UGN...... 38 5.4. UGN Sebagai Katup Pengaman Pendidikan Tinggi diTabagsel ...... 47 Bab-6 Proses Perubahan Status UGN Menjadi PTN ...... 49 6.1. Faktor Pendukung Penegerian ...... 68 6.2. Usulan Organisasi dan Tata Kerja ...... 73 6.3. UGN Menjadi PTN Suatu Realitas ...... 95 6.4. Proses Perubahan Status UGN Menjadi PTN ...... 97 6.5. Dukungan Masyarakat, Pemerintah dan Alumni ...... 99 6.6. Road Map ...... 102 Bab-7 PTN di Tapanuli Bagian Selatan, Mengapa Tidak? ...... 106 7.1. Kilas Balik Pendidikan di Tabagsel ...... 106 7.2. UGN Sebagai PTN Sebagai Jalan Keluar SDM...... 107 7.3. Harapan dan Realisasi: Mengembalikan Semangat Willem Iskander ...... 108 Lampiran ...... 111

xiv

Daftar Tabel

Tabel-1. Jumlah PTN di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau* ...... 1 Tabel-2. Jumlah Penduduk Tapanuli Bagian Selatan ...... 3 Tabel-x. Persentase penduduk usia 19-24kuliah di perguruan tinggi menurut kabupaten/kota, 2013-2015 ...... 18 Tabel-1. Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera Utara ...... 19 Tabel-1. Nama-nama Perguruan Tinggi Swasta di Tapanuli Bagian Selatan ...... 19 Tabel-x. Hasil Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK di Sumatera Utara. 2016 ...... 25 Tabel 2. Fakultas, Jenjang Akademik, Program Studi Di UGN Padangsidimpuan ...... 39 Tabel 3. Jenjang Pendidikan Dosen UGNP TA : 2012/2013 ...... 40 Tabel 5. Data Tenaga Administrasi Non Akademik/Pegawai di UGN Padangsidimpuan TA : 2010/2011 ...... 42 Tabel 6. Sumber Dana yang diperoleh UGNP TA : 2011/2012 ...... 46 Tabel 8. Rencana pengembangan prasarana pusat admistrasi UGN ...... 52 Tabel 9. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Pertanian UGN ...... 53 Tabel 10. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Ilmu Sosial Politik UGN ...... 54 Tabel 11. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UGN ...... 55 Tabel 12. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Teknik UGN Padangsidimpuan ...... 56

xv

Tabel 13. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Ekonomi UGN ...... 57 Tabel 14. Rencana pembangunan prasarana Fakultas Hukum UGN Padangsidimpuan...... 58 Tabel 15. Rencana pembangunan prasarana Fakultas Keperawatan UGN ...... 59 Tabel-x. PTN Baru ...... 109 Tabel-x. Jumlah SMP/MTs dan SMA/MA Berdasarkan Status (Negeri dan Swasta) Menurut Kabupaten/Kota di Tapanuli Bagian Selatan, 2014 ...... 111 Tabel-3. Jumlah dan Jarak SMU menurut kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas dan Kota Padang Sidempuan ...... 114

xvi

Bab-1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Perguruan Tinggi Nasional (PTN) adalah perguruan tinggi yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik . Perguruan tinggi Islam negeri di bawah Kementerian Agama yang berbentuk Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), perguruan tinggi kedinasan yang dikelola oleh Departemen/Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Departemen lainnya. Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, atau Akademi. Jumlah PTN saat ini sebanyak …buah yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Pulau Jawa sebanyak 48 buah, Sumatera sebanyak 29 buah, Sulawesi sebanyak 17 buah, Kalimantan sebanyak 14 buah, Nusa Tenggara sebanyak sembilan buah, Maluku dan Papua sebanyak sembilan buah. PTN terbanyak di terdapat di Provinsi Aceh (lihat Tabel-1). Di Provinsi Sumatera Utara sendiri hanya terdapat tiga buah. Jumlah PTN di Provinsi Sumatera Utara bahkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Barat dan wilayah Riau. Tabel-1. Jumlah PTN di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau* Sumatera Sumatera Provinsi Aceh Riau** Utara Barat Jumlah 7 3 5 4 Akademi Sekolah Tinggi Komunitas Seni Indonesia Negeri Aceh Padang Panjang Barat, Meulaboh (STSI), Padang Panjang Institut Seni dan Budaya Indonesia

1

Tabel-1. Jumlah PTN di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau* Sumatera Sumatera Provinsi Aceh Riau** Utara Barat Jumlah 7 3 5 4 Aceh, Kota Jantho, Aceh Besar Politeknik Negeri Politeknik Politeknik Politeknik Lhokseumawe, Negeri Negeri Padang, Negeri Lhokseumawe , Padang Bengkalis Medan Politeknik Politeknik Pertanian Negeri Negeri Batam Payakumbuh, Payakumbuh Universitas Syiah Universitas Universitas Universitas Kuala, Banda Sumatera Andalas, Riau, Aceh Utara (USU), Padang Pekanbaru Universitas Medan Universitas Universitas Malikussaleh, Universitas Negeri Padang, Maritim Raja Lhokseumawe Negeri Padang Ali Haji, Universitas Medan Tanjung Samudra, Kota (Unimed), Pinang Langsa Medan Universitas Teuku Umar, Meulaboh *Provinsi lainnya di Sumatera sebanyak 10 buah. **Riau meliputi Kepulauan Riau

Jumlah PTN di Provinsi Sumatera Utara yang hanya berjumlah tiga buah tentu saja terbilang sedikit relatif jika dibandingkan dengan jumlah PTN di provini lainnya. Tiga buah PTN yang ada di Provinsi Sumatera Utara berada di Kota Medan, yang berarti tidak satupun berada di wilayah Tapanuli. Jika dibandingkan dengan Aceh, Sumatera Barat dan Riau, sebaran PTN di Sumatera Utara terbilang tidak merata. Wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah terjauh dari Kota Medan.

2

Dalam situasi dan kondisi tersebut, wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dalam posisi tidak menguntungkan dan terpencil. Dalam jangka pendek, lulusan SMA/SMK di wilayah Tabagsel dalam posisi paling sulit mengakses PTN (karena paling jauh). Padahal jumlah lulusan SMA/SMK tiap tahunnya terbilang besar. Dalam jangka panjang, dengan tingkat ekonomi Tabagsel yang terus menurun dari waktu ke waktu, untuk mengakses PTN yang biaya kuliahnya terbilang rendah (relatif terhadap sawasta), lulusan SMA/SMK Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dalam posisi dilematis yang pada gilirannya akan dapat mempercepat penurunan kualitas sumber daya manusia di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).

Tabel-2. Jumlah Penduduk Tapanuli Bagian Selatan 1980 1990 2000 2010

Mandailing Natal 254342 308782 359849 404945 30.9 Tapanuli Selatan 502817 645550 734364 263815 20.2 Padang Lawas Utara x x x 223531 17.1 Padang Lawas x x x 225259 17.2 Padangsidimpuan x x x 191531 14.6 Tabagsel 757159 954332 1094213 1309081 100.0 Tapanuli, Labuhan Batu dan Nias Sumatera Utara

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah membentuk PTN di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Upaya ini sesungguhnya tidak sulit, karena sudah sejak lama keinginan untuk membentuk PTN di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yakni dengan cara mengubah status PTS Universitas Graha Nusantara (UGN) menjadi PTN. Langkah-langkah penegerian UGN sudah dimulai sejak tahun 2011. Namun demikian, setelah lima tahun proses penegerian UGN tidak kunjung terwujud.

3

Untuk itu diperlukan suatu upaya baru untuk mempercepat proses penegerian UGN dengan menyusun kembali langkah-langkah strategis agar keinginan yang sudah lama dicita-citakan tersebut menjadi dapat terwujud. Untuk mendampingi proses percepatan penegerian UGN tersebut dipandang perlu untuk menyusun sebuah buku yang member gambaran umum mengenai pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan proses penegerian UGN..

1.2. Tujuan Penulisan dan Kerangka Buku Tujuan penulisan buku ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Gambaran umum ini yang mencakup potensi pembentukan PTN baik dilihat dari sudut pandang historis, kekinian maupun masa yang akan datang. Gambaran tersebut juga mencakup jika tidak terdapat PTN akan berada dalam ancaman terhadap sumber daya manusia. Dengan memperhatikan peluang dan ancaman tersebut diharapkan dapat menjelaskan mengapa PTN dipandang perlu segera dibentuk di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan mengapa PTS UGN harus didorong untuk menjadi PTN. Buku ini disusun ke dalam tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan sisi historis tentang pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Bagian kedua mencakup profil pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan tingkat kesulitas lulusan SMA/SMK mengakses PTN. Bagian ketiga mendeskripsikan PTS UGN dan langkah-langkah UGN dalam proses penegerian. Secara keseluruhan kerangka buku ini terdiri dari tiga bagian yang meliputi tujuh bab sebagai berikut:

4

Bab-2 Sejarah Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan

2.1. Introduksi Pendidikan Modern Pembentukan pemerintahan sipil di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (afdeeling Mandailing en Angkola) pada dasarnya baru secara resmi dimulai tahun 1841. Hal ini seiring dengan situasi dan kondisi keamanan yang semakin kondusif sejak jatuhnya benteng Bonjol. Pemerintah colonial Belanda sudah ada sejak 1833 ketika militer melakukan perlindungan terhadap penduduk Tapanuli Bagian Selatan dari gangguan kaum padri. Tujuan lain kehadiran militer di wilayah ini dalam rangka untuk melumpuhkan pasukan padre di benteng Bonjol. Pada tahun 1837 benteng Bonjol jatuh. Ketika pemerintah colonial Belanda memulai pemerintahan sipil (1841) ada hak dan kewajiban yang dilaksanakan kedua belah pihak (Belanda dan penduduk). Pemerintah Belanda, selain menjaga keamanan juga memperkenalkan pendidikan (modern: aksara latin) dan peningkatan status kesehatan masyarakat. Sementara penduduk melalui pemimpin lokal diarahkan untuk melakukan budidaya kopi dan mengaktifkan arus perdagangan komoditi bernilai khususnya yang bisa diekspor. Pada tahun 1847 budidaya kopi sudah menghasilkan dan mulai mengalir ke pelabuhan di Natal dan kemdudian diteruskan ke Padang (untuk selanjutnya) diekspor ke Eropa. Pada tahun 1848 ketika asisten rtesiden yang baru AP Godon datang, kopi sudah menumpuk di gudang-gudang tetapi alirannya ke pelabuhan sangat lambat. AP Godon bersama penduduk membuka akases jalan ke pelabuhan. Setelah jalan selesai volume arus barang semakin kencang. Tidak hanya jumlah yang semakin banyak tetapi juga kualitas kopi Mandailing dan kopi Angkola mendapat apresiasi tinggi. Pada tahun 1854 dua siswa asal Mandailing en Angkola sudah tiba di Batavia untuk mengikuti pendidikan kedokteran. Kedua siswa ini

5

merupakan siswa pertama yang berasal dari luar Jawa. Setelah selesai studi tahun 1856 dokter muda tersebut kembali ke kampong halaman masing- masing. Dr. Asta ditempatkan di Mandailing dan Dr. Angan di Angkola. Sekolah kedokteran tersebut kemudian menjadi Docter Djawa School yang lalu kemudian berganti nama menjadi STOVIA. Pada tahun 1856 dikirim lagi dua siswa ke docter djawa school bernama Si Dorie dan Si Napang. Pada tahun 1855 satu lulusan sekolah di Mandailing bernama Si Sati lebih tertarik di bidang linguistic. Anehnya dia tidak melanjutkan studi ke sekolah guru (kweekschool) yang baru dibuka di Fort de Kock tahun 1856. Si Sati justru bekerja dengan AP Godon sebagai penulis (srijver) di kantor asisten residen di Panyabangun. Ketika diketahuinya AP Godon akan cuti dua tahun ke Belanda (setelah bekerja selama delapan tahun) Si Sati berminat untuk melanjutkan sekolah guru ke Belanda. Keinginan Si Sati ini ditersukan AP Godon ke Menteri Pendidikan. Usulan menteri di dewan disetujui dengan pembiayaan dari Negara. Si Sati merupakan pribumi pertama yang menempuh pendidikan guru ke Belanda. Si Sati berangkat studi ke Belanda dengan ditemani oleh keluarga AP Godon. Si Sati yang telah mengubah namanya menjadi Willem Iskander selesai studi dan mendapat akte guru kembali ke kampong halamannya tahun 1861. Pada tahun 1862 Willem Iskander mendirikan sekolah guru di Tanobato.

2.2. Willem Iskander dan Kweekschool Tanobato\ Willem Iskander ternyata berhasil mengembangkan kurikulum sekolah guru Tanobato dengan baik. Pada tahun 1866 Kweekschool Tanobato diakuisisi pemerintah menjadi sekolah guru negeri. Sekolah guru yang menjadi sekolah guru negeri sebelunya sudah ada yakni Inlandse Kweekschool di Soerakarta (1864), Bandoeng (1865), Fort de Kock (1865). Dengan demikian, pada tahun 1866 hanya ada empat sekolah guru negeri di Hindia Belanda.

6

Sekolah guru Tanobato tidak hanya menjadi negeri, tetapi juga sudah menjadi sekolah guru terbaik di Sumatra. Lulusannya tidak hanya untuk memenuhi guru di Mandailing dan Angkola tetapi juga di Natal, dan Baros. Keberhasilan sekolah guru Tanobato sangat ditentukan oleh kualitas Willem Iskander, lulusan sekolah guru di Belanda, juga Willem Iskander berhasil dalam meramu kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan local dan tingkat pencapaian murid-murid. Keberhasilan ini jua ditunjang oleh kemampuan Willem Iskander yang menulis buku pelajaran sendiri. Hasil penilaian dari Direktur Pendidikan di Padang bahwa sekolah guru Tanobato sangat sempurna informasinya cepat beredar hingga ke Batavia. Pada tahun 1870 pemerintah pusat di Batavia ingin meningkatkan kualitas sekolah-sekolah guru di Hindia Belanda. Untuk tujuan ini Willem Iskander diminta sebagai mentor bagi sejumlah guru untuk melanjutkan studi ke Belanda.Pemerintah juga akan mendirikan sekolah guru yang lebih baik di beberapa tempat seperti di Probolinggo, Tondano, Amboina, Banjermasin, Magelang, Makassar dan Padang Sidempoean. Willem Iskander akan membimbing guru-guru tersebut selama studi di Belanda, sementara Willem Iskander sendiri diberikan beasiswa untuk melanjutkan sekolah guru untuk mendapatkan akta guru skolah. Willem Iskander akan diproyeksikan menjadi kepala sekolah di sekolah guru di Padang Sidempuan yang akan dibuka pada tahun 1879. Ini berarti, pada nantinya Willem Iskander akan memiliki kualifikasi kepala sekolah setara pendidikan Eropa dan menjadi satu-satunya kepala sekolah yang berasal dari pribumi. Oleh karena itu sekolah guru di Tanobato terpaksa ditutup tahun 1873. Untuk mempersiapkan diri, Willem Iskander masih sempat menulis buku sebelum berangkat ke Belanda pada tahun 1875. Namun sangat disayangkan guru-guru yang dibawanya semuanya tidak bisa kembali karena semua meninggal karena sebab-sebab yang berbeda. Willem Iskander juga tahun 1876 dikabarkan telah meninggal dunia di Belanda.

7

2.3. Kweekschol Padang Sidempuan dan Charles Adrian van Ophuijsen Pada tahun 1879 sekolah guru di Padang Sidempuan dibuka dengan direktur sekolah Mr. Hammer (yang dipindahkan dari sekolah guru di Fort de Kock). Sebelumnya sekolah guru yang baru didirikan berada di Probolinggo (1873), Tondano (1873-85), Amboina, 1874, Banjermasin (1875), Magelang (1875-85) dan Makassar (1875). Pada tahun 1883, Mr. Hammer sebagai direktur sekolah guru Padang Sidempuan digantikan oleh salah satu gurunya bernama Charles Adrian van Ophuijsen. Sejak van Ophuijsen menjadi direktur sekolah, Kweekschool Padang Sidempuan diakui sebagai salah satu dari dua sekolah guru terbaik di Hindia Belanda (bersama dengan sekolah guru di Probolinggo). Pada tahun 1888 Charles Adrian van Ophuijsen diangkat menjadi Direktur Pendidikan di Pantai Barat Sumatra. Charles Adrian van Ophuijsen yang sebelumnya bertugas sebagai pegawai pengawas perdagangan di Mandailing dan Angkola tahun 1876 tiba-tiba beralih jadi guru hanya karena dilihatnya banyak orang membaca dan para guru menulis buku. Charles, anak mantan Contrtoeleur di Natal tertarik sastra dan tatabahasa Batak lalu bergiat menulis dan mempelajarinya. Charles besar kemungkinan terpengaruh dari hasil kerja N van der Tuuk yang telah mempelajari stuktur bahasa Batak di Mandailing dan Angkola yang kemudian menulis dan menyusun tatabahasa Batak (buku tatabahasa pertama di Hindia Belanda). Charles Adrian van Ophuijsen setelah delapan tahun sebagai guru (lima tahun terakhir sebagai direktur) di Kweekschool Padang Sidempuan kelak menjadi professor linguistic di Universiteit Leiden dan berhasil menyusun tatabahasa dan sastra Melayu (cikal bakal tatabahasa Indonesia). Karya van Ophuijsen sangat terkenal sebagai ejaan van Ophuijsen. Lulusan sekolah guru Padang Sidempuan tidak hanya mengisi kebutuhan guru di Tapanuli tetapi juga di Nias, Singkel, Riau dan Sumatra Timur. Namun sangat disayangkan sekolah guru Padang Sidempuan harus ditutup tahun 1892 karena kesulitan anggaran pemerintah.

8

Beberapa lulusan sekolah guru Padang Sidempuan yang terbilang popular adalah Dja Endar Moeda (Radja Persuratkabaran Sumatra), Sutan Casajangan (pendiri Himpunan Pelajar atau Indisch Vereeniging di Belanda), Soetan Martoewa Radja (direktur Normaal Schoool dan anggota dewan kota di Pematang Siantar, Sutan….(penilik sekolah dan ketua asosiasi guru di Sumatra Timur), Mangaradja Salamboewe (editor surat kabar Pertja Timor di Medan). Bagi siswa-siswa di Mandailing dan Angkola yang ingin melanjutkan sekolah guru disarankan ke Fort de Kock. Namun demikian, siswa-siswa di Mandailing dan Angkola juga diberi kesempatan untuk bersekolah di sekolah Eropa (ELS) di Padang Sidempuan. Lulusan ELS ini banyak yang melanjutkan studi ke docter djawa school di Batavia. Beberapa siswa yang melanjutkan sekolah guru ke Fort de Kock yang dianggap popular adalah Radja Goenoeng (menjadi anggota dewan kota Medan), Sutan Kenaikan (melanjutkan studi ke sekolah pertanian di Bogor dan mendirikan sekolah pertania di Sumatra Barat tahun 1830, GB Josua (melanjutkan studi ke Poerwokerto dan kemudian ke Belanda dan mendirikan Joshua Instituut di Medan). Siswa-siswa yang lulus ELS Padang Sidempuan yang melanjutkan studi kedokteran di docter djawa school yang kemudian popular antara lain: Mohammad Hamzah (anggota dewan kota di Pematang Siantar), Haroen Al Rasjid (membuka dokter praktek dan klinik di Lampung), Mohammad Daolay (mendirikan rumah sakit kusta di Medan), Abdul Karim (berdinas di pantai barat) dan Abdul Hakim (berdinas di pantai timur). Abdul Hakim dan Abdul Karim sekelas dengan Dr. Tjipto di docter djawa school. Pada tahun 1905 ELS Padang Sidempuan dipindahkan ke Sibolga. Meski demikian, karena dianggap sekolah terbaik, para siswa juga mendaftar di ELS Sibolga. Mereka ini termasuk Radjamin Nasution yang kemudian melanjutkan studi ke STOVIA. Rdajamin adalah teman sekelas Dr. Soetomo (kelak Dr. Radjamin Nasution menjadi walikota pribumi pertama di Surabaya).

9

2.4. HIS dan MULO Siswa-siswa Padang Sidempuan tidak hanya sekolah di sekolah rakyat, juga sebagian mengikuti studi di ELS Sibolga. Pada tahun 1914 HIS Padang Sidempuan didirikan sehingga pilihan bagi siswa semakin banyak. Mereka yang lulus HIS banyak yang melanjutkan sudi ke MULO di Padang dan Medan. Lulusan MULO dan ELS melanjutkan studi ke HBS baru kemudian studi ke STOVIA dan Recht School di Batavia dan sekolah kedokteran hewan dan sekolah pertanian di Buintenzorg. HIS juga didirikan di Sipirok dan Kotanopan. Meski jalan panjang yang harus dilalui siswa-siswa asal Padang Sidempuan, tetapi kenyataannya mereka tetap tidak pata arang. Jumlah mereka yang terus mengalir ke Medan dan Padang dan bahkan ada yang langsung ke Batavia. Pada tahun 1932 MULO didirikan di Padang Sidempuan. Dengan demikian, siswa-siswa di afd. Padang Sidempuan tidak segera melanjutkan pendidikan ke tempat yang jauh. Setelah lulus MULO mereka ini melanjutkan ke sekolah-sekolah AMS di Medan dan Batavia (di Padang tidak didirikan AMS). Pada era pendudukan Jepang, semua sekolah-sekolah peninggalan Belanda (HIS dan MULO) ditutup dan diubah menjadi model sekolah ala Indonesia yang mengacu kepada kebutuhan militer Jepang. Anak-anak usia sekolah di afd. Padang Sidempuan hanya bersekolah di sekolah rakyat. Untuk melanjutkan studi ke Medan dan Batavia menjadi tidak mudah.

2.5. SMA Negeri Padang Sidempuan Setelah pengakuan kedaulatan RI, MULO Padang Sidempuan menjadi SMP Negeri Padang Sidempuan. Setelah didirikan SMP Negeri yang baru (SMPN 2) didirikan SMA tahun 1952 di Padang Sidempuan. Siswa pertama SMA Padang Sidempuan yang popular adalah Ashadi Siregar (pengarang noverl terkenal Cintaku di Kampus Biru). Alumni-alumni SMA Negeri Padang Sidempuan sejak didirikan sangat banyak yang melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Medan, Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bogor.

10

Pada tahun 1968 SMA baru didirikan yang kini menjadi SMA Negeri 2 Padang Sidempuan, Seementara SMA Negeri Padang Sidempuan menjadi SMA Negeri 1 Padang Sidempuan. Pada tahun 1970an dari kedua SMA Negeri ini banyak yang masuk ke PTN (USU, UI, ITB, IPB dan UGM). Pada tahun tahun 1980an sudah mulai kesulitan untuk diterima di PTN (karena SMA di berbagai kota lain sudah lebih pesat perkembangannya jika dibandingkan dengan SMA di Padang Sidempuan. Kesulitan mengakses PTN itu semakin sulit lagi sejak tahun 1990an hingga ini hari. Meski demikian adanya, siswa-siswa Tapanuli Selatan tetap banyak yang melanjutkan studi ke kota-kota besar (Medan, Padang, Jakarta, Bogor, Bandung dan Jogjakarta) tetapi jumlah mereka yang diterima di PTN semakin merosot dan mau tak mau agar tetap memiliki pendidikan tinggi harus masuk swasta. Namun itu tidak mudah karena biaya kuliah di perguruan tinggi swasta tidak murah sementara tingkat ekonomi para orangtua semakin-lama semakin sulit.

2.6. Perguruan Tinggi di Padang Sidempuan Pada saat SMA Negeri didirikan di Padang Sidempuan, baru satu yang terbilang perguruan tinggi negeri di Indonesia yakni Universitas Gajah Madan (UGM). Universitas Sumatra Utara (USU) baru digagas pada tahun 1952 dan direalisasikan di masa Gubernur Sumatra Utara, Abdul Hakim Harahap. USU kemudian dinegerikan pada tahun 1957. Jumlah PTN pada tahun 1957 baru…buah. Saat itu, di Tapanuli Selatan sudah muncul keinginan untuk membentukan Universitas Tapanuli di yang lokasinya berada di . Idenya muncul dari Binanga Siregar (Residen Tapanuli). Namun usul itu redup karena Gubernur Sumatra Utara SM Amin Nasution menyarakan untuk sementara lebih baik memperkuat USU daripada menambah universitas. Dalam perkembangannya, di Medan didirikan Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP). Sebagai wujud dari pemerataan untuk menghasilkan guru-guru sekolah lanjutan pertama (SMP) dengan dihapusnya PGSL maka di Padang Sidempuan dibuka cabang IKIP Medan. Pembukaan IKIP

11

Cabang Medan ini boleh jadi merupakan bentuk realisasi pendirian universitas di Tapanuli yang dulu digagas oleh Residen Tapanuli, Binanga Siregar. Ketika munculnya gagasan IKIP hendak diubah bentuknya menjadi uinversitas dari IKIP menjadi Universitas Medan (Unimed) maka pada waktunya IKIP Cabang Padang Sidempuan harus dilikuidasi. Beberapa tokoh Tapanuli Selatan pada tahun 1985mulai memikirkan dibentuknya perguruan pengganti di Padang Sidempuan. UGN mulai beroperasi tahun 1987 setelah terdaftar berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI No. 0571/1/0/1987 tertanggal 22 September 1987 melalui Kopertis Wilayah I (Aceh-SUMUT). Inilah awal munculnya pendirian PTS Universitas Graha Nusantara (UGN). Sejak dihapusnya IKIP Cabang Medan di Padang Sidempuan, lulusan SMA di Tapanuli Selatan banyak yang masuk UGN. Seiring dengan perkembangan UGN, juga muncul beberapa perguruan tinggi di Padang Sidempuan seperti Universitas Muhammadiyah, STKIP dan lain sebagainya. Lulusan SMA/SMK di Tapanuli Selatan tentu saja banyak yang masuk UGN atau PTS lainnya di Padang Sidempuan, tetapi lulusan yang tetap melanjutkan studi ke kota lain juga tidak pernah berkurang. Hanya saja lulusan SMA/SMK dari Tapanuli Selatan semakin-lama semakin sulit untuk diterima di PTN. Akibatnya pilihan harus memasuki PTS. Namun kuliah di PTS di kota besar tentu saja tidak murah, dengan tingkat ekonomi orangtua yang semakin sulit banyak lulusan yang masuk PTS yang lebih murah tetapi kualitasnya sudah tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan para lulusan. Sementara itu, kualitas UGN sebagai substitusi untuk pilian perguruan tinggi tidak mengalami perkembangan yang pesat dan boleh jadi mutu UGN dari waktu ke waktu stagnan atau bahkan sudah jauh menurun ketika dibandingkan pada saat pendiriannya. Pilihan untuk tetap melanjutkan ke PTS di kota-kota besar tetap tidak terbendung. Tingkat ekonomi para orang tua yang semakin sulit para siswa untuk memasuki PTS yang lebih

12

berkualitas. Oleh karenanya, pendidikan tinggi bagi lulusan SMA/SMK di Tapanuli Selatan semakin bersifat dilematis: ‘maju kena, mundur kena’.

2.7. UGN dan PTN Situasi dan kondisi yang dihadapi para lulusan SMA/SMK di Tapanuli Bagian Selatan direspon positif oleh para pemimpin UGN sejak lima tahun yang lalu. Strategi ini terpaksa ditempuh untuk mencapai berbagai tujuan, antara lain: mengurangi beban pembiayaan pengelolaan UGN, upaya untuk menbingkat mutu dan memungkinkan akses yang lebih baik (ringan dan mudah) ke PTN bagi lulusan SMA/SMK di Tapanuli Bagian Selatan, Yang lebih penting dari itu, perubahan status UGN dari PTS menjadi PTN adalah untuk mewujudkan misi dalam pemerataan fasilitas pendidikan di Sumatera Utara. Adanya PTNI di Tapanuli Bagian Selatan tidak hanya untuk mewujudkan cita-cita Residen Tapanuli Binanga Siregar tahun 1957 tetapi juga untuk membuka peluang bagi penambahan PTN secara nasional di Sumatera Utara. Seperti diketahui bahwa saat ini PTN (di bawah Dikti Ristek) hanya tiga buah PTN di Sumatera Utara sementara di Aceh sendiri jumlah sudah tujuh buah. Adanya PTN di Tapanuli Bagian Selatan akan memberikan dampak bagi pembangunan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan. Dampak pertama adalah meningkatkanya kualitas SDM di Tapanuli Bagian Selatan dan dampak lainnya bahwa untuk meningkatkan peran lulusan PTN yang berkualitas yang berasal darti Tapanuli Bagian Selatan dapat memberikan kontribusi di daerah lain sebagaimana kisah sukses itu pernah terjadi di masa lampau. Proses percepatan perubahan status UGN dari PTS menjadi PTN akan memberikan insentif bagi para lulusan SMA/SMK di Tapanuli Bagian Salatan agar lebih cepat terwujud sebagai mahasiswa PTN yang lebih baik (mudah akses dan murah pembiayaan). Dengan semakin cepatnya UGN menjadi PTN akan lebih cepat pula dapay mengatasi permasalahan pembiayaan kuliah bagi para orangtua yang tingkat ekonominya semakin menurun. Last but not least: adanya PTN di Tapanuli Bagian Selatan akan menjadi sebuah kebanggaan bagi penduduk Tapanuli Bagian Selatan

13

sebagai memulai kilas balik untuk merealisasikan success story bahwa Tapanuli Bagian Selatan di masa lampau pernah sebagai penghasil lulusan perguruan tinggi terbaik di tingat nasional.

14

Bab-3 Profil Pendidikan Masa Kini di Tapanuli Bagian Selatan

Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan memiliki sejarah yang panjang dan sangat menakjubkan. Willem Iskander termasuk dalam produk kegiatan pendidikan tersebut sebagai siswa pribumi pertama yang studi ke luar negeri. Willem Iskander dalam fase merintis pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan dengan mendirikan sekolah guru di Tanobato telah menjadi inspirasi dan spirit bagi penduduk Tapanuli Bagian Selatan untuk memiliki pendidikan dan menjadi instrument penting dalam mencapai kemajuan. Willem Iskander juga menjadi pemicu didirikannya sekolah guru di Padang Sidempuan yang menjadi sekolah guru terbaik di Indonesia. Sekolah guru Tanobato dan sekolah guru Padang Sidempuan yang memicu SDM Tapanuli Bagian Selatan mampu berbicara di tingkat nasional dan internasional. Pada masa kini gambaran serupa itu seakan lenyap dari muka bumi di Tapanuli Bagian Selatan. Hasil-hasil pendidikan yang mencolok di Tapanuli Bagian Selatan pada saat ini tidak ada gregetnya jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Utara apalagi di luar Sumatera Utara. Semua itu hanya karena semakin sulitnya akses lulusan SMA/SMK Tapanuli Bagian Selatan masuk ke PTN.

3.1. Tingkat Partisipasi Sekolah Potensi siswa Tapanuli Bagian Selatan dari masa ke masa hingga ini hari tidak pernah berkurang. Potensi ini dapat diukur dari banyaknya usia sekolah yang bersekolah

15

Persentase Penduduk yang Masih Sekolah berdasarkan kelompok umur menurut Kabupaten/Kota, 2013-2015 2013 2014 2015 Usia Usia Usia Usia Usia Usia wajib SMA wajib SMA wajib SMA belajar (16- belajar (16- belajar (16- (7-15) 18) (7-15) 18) (7-15) 18) Mandailing Natal 98,00 68,98 98,7 73,88 97,37 75,43 Tapanuli Selatan 94,27 73,89 96,91 75,02 98,25 81,75 Padang Lawas 95,48 68,85 95,73 75,36 98,09 77,90 Utara Padang Lawas 97,18 67,89 99,41 73,22 98,98 74,99 Padangsidimpuan 97,65 74,46 98,66 80,69 99,80 92,47 Sumatera Utara 96,78 71,18 98,28 75,78 98,49 81,81

Mereka yang sedang bersekolah SMP dan SMA

SMP SMA

Laki- Perem- Laki- Perem- Total Total laki puan laki puan 2. Mandailing 7336 7584 7166 3095 4071 14920 Natal 3. Tapanuli 5205 5623 3888 1678 2210 10828 Selatan 20. Padang 2823 3168 2478 1200 1278 5991 Lawas Utara 21. Padang 2926 3144 2692 1270 1422 6070 Lawas 77. 5364 5466 7407 3382 4025 10830 Padangsidimpuan Tapanuli Bagian 23654 24985 23631 10625 13006 48639 Selatan Tapanuli 97118 103995 95694 43685 52009 201113 Sumatera Utara 319233 331137 309650 135461 174189 650370

16

3.2. Distribusi SMA/SMK dan Perkembangan Pendidikan Tingkat partisipasi sekolah yang tinggi di Tapanuli Bagian Selatan besar kemungkinan karena cukup merata sekolah di Tabagsel.

Jumlah SMA/MA Negeri dan Swasta di Tapanuli Bagian Selatan, 2014 Negeri Swasta

33 23 18 17 15 16 12 10 10 10

Mandailing Tapanuli Padang Lawas Padang Lawas Padang Natal Selatan Utara Sidempuan

Kualitas sekolah di Tapanuli Bagian Selatan sesungguhnya tidak terlalu buruk. Selain dari sudut fasilitas, ketersediaan SMA/MA cukup memadai yang dapat diperhatikan dari rasio guru/sekolah, murid/sekolah dan murit/guru di Tabagsel cukup baik.

Kabupaten gur/sek mur/sek mur/gur

sek gur mur

2. Mandailing Natal 23 607 7454 26.4 324.1 12.3 3. Tapanuli Selatan 12 286 4643 23.8 386.9 16.2 20. Padang Lawas Utara 11 281 3678 25.5 334.4 13.1 21. Padang Lawas 9 217 2726 24.1 302.9 12.6 77. Padangsidimpuan 18 512 7536 28.4 418.7 14.7 75. Medan 213 3606 72097 16.9 338.5 20.0

17

3.3. Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi Perguruan tinggi adalah level tertinggi lembaga pendidikan. Salah satu ukuran partisipasi usia sekolah yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi adalah persentase usia 19-24 tahun yang masih sekolah. Di wilayah Tapanuli Bagian Selatan angka tersebut berbeda menurut kabupaten/kota. Perkembangannya dari waktu ke waktu juga tampak berfluktuasi. Meski demikian, khusus untuk Kota Padang Sidempuan angka partisipasinya jauh di atas rata-rata Sumatra Utara. Yang cukup menarik dalam dua tahun terakhir, angka partisipasinya telah mengimbangi Kota Medan. Hanya Kota Padang Sidempuan yang satu-satunya kabupaten/kota yang mampu mengimbangi Kota Medan.

Tabel-x. Persentase penduduk usia 19-24kuliah di perguruan tinggi menurut kabupaten/kota, 2013-2015 2013 2014 2015 Mandailing Natal 23,19 24,97 21,45 Tapanuli Selatan 25,25 28,09 22,05 Padang Lawas Utara 11,64 16,30 10,27 Padang Lawas 15,64 23,34 17,13 Padangsidimpuan 33,28 42,61 40,39

Sumatera Utara 21,91 24,82 25,16 Kota Medan 36,92 37,47 40,67

Angka partisipasi pendidikan tinggi ini cukup tinggi di Kota Padang Sidempuan besar kemungkinan kelompok usia 19-24 dari berbagai kabupaten kota di Tapanuli Bagian Selatan migrasi dan menetap di Kota Padang Sidempuan sebagaimana dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara menuju Kota Medan. Hal lainnya yang mendudukung angka partisipasi tersebut adalah tersedianya perguruan tinggi di Kota Padang Sidempuan (Di Tabagsel hanya ada PT di Psp). Jumlah perguruan tinggi di Tapanuli Bagian Selatan saat ini terdapat tujuh buah dalam berbagai bentuk dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda. UGN termasuk di dalamnya.

18

Tabel-1. Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera Utara Tapanuli Kota Bagian Lainnya Total Medan Selatan* 1.Universitas 2 20 5 27 2. Sekolah Tinggi 5 51 21 77 3. Institut - 3 1 4 4. Akademi - 27 7 34 5. Politeknik - 8 2 10 Jumlah 7 109 36 152 *Kota Padang Sidempuan

PTS di Sumatera Utara berpusat di Kota Medan. Dari 152 PTS di Sumatera Utara (lihat Wikipedia). Sebabtak 109 berada di Kota Medan. Sisanya (43 buah) berada di luar Kota Medan, dimana tujuh diantaranya berada di Kota Padang Sidempuan. Dari tujuh PTS di Padang Sidempuan, dua diantaranya universitas, salah satu diantaranya UGN. Posisi Padang Sidempuan dimana terdapat UGN menjadi unik. Dua universitas swasta yang ada di Padang Sidempuan dari satu sisi sangat kontras dengan jumlah universitas swasta di Medan (2 vs 20) tetapi di sisi lain, dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara, jumlah universitas swasta di Padang Sidempuan yang meski jumlahnya hanya dua buah tetapi cukub banyak jika dibandingkan dengan hanya lima buah universitas swasta di luar Kota Medan dan Kota Padang Sidempuan. Tabel-1. Nama-nama Perguruan Tinggi Swasta di Tapanuli Bagian Selatan Tahun No Nama PTS Lokasi berdiri 1 Universitas Graha Nusantara Padang Sidempuan 2 Universitas Muhamadyah Padang Sidempuan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Benteng Padang Sidempuan 3 Huraba, Sekolah Tinggi Pertanian Benteng Padang Sidempuan 4 Huraba Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Padang Sidempuan 5 Benteng Huraba Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YP Padang Sidempuan 6 Kampus

19

Tahun No Nama PTS Lokasi berdiri Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Padang Sidempuan 7 Pendidikan Tapanuli Selatan

Tentu saja bukan secara kebetulan di Tapanuli Bagian Selatan yang berpusat di Padang Sidempuan jumlah PTS banyak didirikan. Akan tetapi sudah barang tentu karena penduduk Tapanuli Bagian Selatan sudah sejak lama berada di pusaran perguruan tinggi. Secara historis para terpelajar dari Tapanuli Bagian Selatan sangat menyadari arti penting perguruan tinggi untuk mencerdaskan bangsa. Banyak diantara terpelajar dari Tapanuli Bagian Selatan ini yang berpartisipasi aktif mendirikan dan membangun sekolah atau perguruan tinggi. Pada tahun 1862 Willem Iskander mendirikan sekolah guru (kweekschool) di Tanobato, Mandailing. Sekolah ini ditutup tahun 1873 dan digantikan dengan sekoah guru yang lebih besar di Padang Sidempuan tahun 1879. Pada tahun 1926 Abdul Azis Nasution gelar Sutan Kenaikan lulusan sekolah pertanian (landbowschool) di Buitenzorg (Bogor) tahun 1914 mendirikan sekolah pertanian di Lubuk Sikaping, Suatra Barat. Pada tahun 1952 Abdul Hakim Harahap, Gubernur Sumatera Utara mempelopori pendirian USU (saat itu baru ada satu perguruan tinggi RI yakni UGM. Dua diantara panitia adalah Dr. Ildrem Siregar dan Mr. Madong Lubis. Pembuatan akte pendirian USU oleh notaries Hasan Haraha gelar Soetan Pane Paroehoem. Jumlah terpelajar asal Tapanuli Bagian Selatan semakin banyak jika dimasukkan Ny. Ani Abas Manoppo yang juga sebagai panitia pendirian USU. Ani Manoppo adalah istri dari Mr. Abdul Abbas Siregar, mantan Residen Lampung dan mantan Residen Sumatra Timur di pengungsian di era agresi militer Belanda. Pada tahun 1952 Mr. Egon Nasution mempelopori pendirian Sekolah Tinggi Hukum ‘Pantjasila’ di Padang yang menjadi cikal bakal Univrsitas Andalas. Pada tahun 1953, Parada Harahap mendirikan Akademi Wartawan di Jakarta. Akademi wartawan ini yang pertama di Indonesia. Akademi ini dilanjutkan oleh satu lulusannya bernama AM Hoetasoehoet, asisten Mochtar Lubis

20

mendirikan Istititut Publisistik yang kini lebih dikenal sebagai IISIP Jakarta (masih eksis di Lenteng Agung, Jakarta). Pada tahun 1956, Todoeng Harahap gelar Sutan Gunung Mulia (yang pernah menjadi Menteri Pendidikan RI) mendirikan UKI. Para terpelajar asal Tapanuli Bagian Selatan juga terbilang tokoh yang terkenal di perguruan tinggi. Diantara mereka yang sangat popular di jamannya adalah: Prof. Andi Hakim Nasution, rector IPB Bogor, Prof. AP Parlinbdungan, Rektor USU Prof. Chaeruddin Lubis, Rektor USU Prof. Pasaribu, Rektor USU Para mahasiswa asal Tapanuli Bagian Selatan juga menjadi pionir dalam pendirian organisasi mahasiswa. Radjioen Harahap gelar Sutan Casajangan tahun 1908 mendirikan organisasi mahasiswa yang disebut Indisch Vereeniging di Belanda. Organisasi mahasiswa ini menjadi cikal bakal Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda (di era pengurusan M. Hatta). Lafran Pane pada bulan Januari 1947 mendirikan HMI Ida Nasution dan G. Harahap pada bulan November 1947 mendirikan PMUI Selain mendirikan organisasi mahasiswa, mahasiswa asal Tapanuli Bagianm Selatan juga mendirikan organisasi pemuda yang yang dimotori oleh para mahasiswa. Dr. Sorip Tagor Harahap pada tahun 1917 mendirikan Sumatranen Bond di Belanda dan Dr. Abdul Rasjid Siregar pada tahun 1919 mendirikan Batakch Bond di Batavia. Tentu saja masih ada nama-nama yang disebut pionir atau tokoh mahasiswa terkenal di jamannnya. Parlindongan Lubis, mahasiswa kedokteran yang pada tahun 1938 menjadi Ketua PPI (pasca M. Hatta). Parlindungan Lubis salah satu pimpinan mahasiswa yang terbilang radikal, anti fasis yang pada saat pendudukan

21

Belanda oleh Jerman, Parlindungan Lubis ditangkat dan dijebloskan ke konsentrasi NAZI. AM Hoetasoehoet, Ketua Perhimpunan Mahasiswqa Akademi Wartawan Jakarta yang pertama yang memimpin demonstrasi mahasiswa bersama Mochtar Lubis dalam kaitamnnnya dengan kebebasan pers (1953). …Harahap, Ketua Perhimpunan Mahasiswa USU yang pertama (1957). Last but not leas. Hariman Siregar Ketua Dewan Mahasiswa UI yang dikaitkan dengan Peristiwa Malari 1974.

22

Bab-4 Capaian Lulusan SMA/MA di Tapanuli Bagian Selatan Masuk PTN

Potensi pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan dari waktu ke waktu cukup baik. Dengan dukungan ketersediaan fasilitas sekolah, khususnya distrubusi sekolah SMA/MA yang merata telah menyebabkan angka partisipasi sekolah juga terbilang baik. Potensi ini juga tergambar pada level pendidikan tinggi dengan cukup tersedianya PTS di Tapanuli Bagian Selatan (yang terkonsentrasi di Kota Padang Sidempuan). Namun potensi itu tidak akan mampu mencapai maksimal jika para lulusan SMA/MA di Tapanuli Bagian Selatan hanya mampu mengikuti pendidikan tinggi di wilayah tersebut dengan tingkat kualitas PTS yang masih jauh dari yang diharapkan. Untuk mencapai kualitas pendidikan bagi lulusan SMA/MA harus di kota besar yang jauh dari kampong halaman. Untuk mencapai itu dibutuhkan biaya yang tidak murah dan untuk menggapainya tidak mudah.

4.1. Sukses Siswa Tabagsel Masuk Perguruan Tinggi di Masa Lalu Sutan Casajangan, kelahiran Padang Sidempuan adalah mahasiswa pertama asal Tapanuli Bagian Selatan di Negeri Belanda. Itu terjadi pada tahun 1905 ketika belum ada perguruan tinggi di Indonesia dan di negeri Belanda baru ada mahasisw Indonesia berjumlah tiga orang. Sutan Casajangan menghimbau siswa-siswa Indonesia untuk studi di Belanda. Ketika jumlah mahasiswa sekitar dua puluh orang berinisiatif mendirikan perhimpunan pelajar tahun 1908 yang disebut Indich Vereening (cikal bakal PPI Belanda). Pada tahun 1910 menyusul Abdul Firman Siregar gelar Mangaradja Soangkoepon yang kemudian pada tahun 1911 datang lagi siswa asal

23

Tapanuli Bagian Selatan yakni Todoeng Harahap gelar Sutan Gunung Mulia. Setelah pulang ke tanah air, Mangaradja Soangkoepon meniti karir sebagai pegawai pemerimntah di Sumatra Timur. Sedangkan Sutan Gunung Mulia mengabdi sebagai guru di tanah air. Kemudian Sutan Gunung Mulia kembali ke Belanda tahun 1926 dan berhasil menyelesaikan gelar doctor (PhD) tahun 1930. Lima tahun sebelumnya 1925 Alinoedin Siregar gelar Radja Enda Boemi telah meraih PhD di bidang hukum di Universitas yang sama.

4.2. Tingkat Kinerja Lulusan SMA Masuk PTN Masa Kini Jumlah pendaftar dan mahasiswa yang diterima di PTN dari waktu ke waktu meningkat. Kenaikan jumlah pendaftar yang lebih cepat daripada kenaikan kapasitas (kuota penerimaan) masing-masing PTN. Mereka yang diterima ini melalui berbagai jalur masuk: ujian saringan nasional, ujian saringan bersama, ujian saringan mandiri, jalur undangan dan jalur bidikmisi. Khusus untuk jalur saringan masuk tertulis, meski tidak pernah dilaporkan namun besar kemungkinan passing grade setiap PTN telah meningkat dari waktu ke waktu. Akibatnya persaingan untuk masuk PTN semakin ketat. Probabilitas mahasiswa yang diterima di PTN cenderung lebih meningkat pada kombinasi lulusan dari SMA/MA di kota besar dan tingkat ekonomi orang tua yang mapan. Kecenderungan ini juga berbeda antar wilayah (provinsi/kabupaten/kota). Untuk memprediksi distribusi mahasiswa yang diterima di PTN (berdasarkan kategori) menurut wilayah (provinsi/kabupaten.lota) dapat didekati dengan melihat perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN). Nilai UN adalah indikasi untuk melihat potensi siswa untuk berhasil diterima di PTN untuk semua jalur masuk. Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan; d. penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.

24

Posisi Kabupaten Padang Lawas Utara tetap seperti pada tahun sebelumnya (2013) di posisi terendah kedua. Di tahun yang sama (2014) untuk SMK nilai rata-rata terendah adalah Kota Padang Sidempuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan di posisi terendah ketiga. Pada tahun sebelumnya (2015) dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara posisi beberapa kabupaten di Tapanuli Bagian Selatan sangat rendah sekali. Kabupaten Padang Lawas Utara berada di peringkat 32 (terendah kedua) dengan nilai rata-rata 47,04. Lalu terendah ketiga berada Kabupaten Tapanuli Selatan dengan nilai rata-rata 48,28 kemudian disusul nilai terendah keempat adalah Kabupaten Mandailing Natal dengan nilai rata-rata 48,55. Tiga kabupaten di Tapanuli Bagian Selatan tersebut kurang lebih setara dengan Kabupaten Nias dengan nilai rata-rata 36,99 (terendah pertama) dan Kabupaten Nias Selatan dengan nilai rata-rata 56,16 (terendah kelima). Pada tahun 2016 hasil kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA/MA peringkat pertama Kabupaten Labuhanbatu dengan nilai rata-rata 77,21, peringkat kedua Kota Medan nilai rata-rata 76,43. peringkat ketiga, Kabupaten Samosir dengan nilai rata-rata 74,32. Kemudian disusul Kota Pematang Siantar peringkat empat dengan nilai rata-rata 74,2 di Sumatera Utara. Selanjutnya pada peringkat kelima, Kabupaten Serdang Bedagai dengan nilai rata-rata 73,83. Peringkat keenam, Kabupaten Pakpak Barat dengan nilai rata-rata 71,98, peringkat ketujuh , Kabupaten Karo dengan nilai rata-rata 71,82, kedelapan, Kabupaten Simalungun dengan nilai rata- rata 71,81. Kesembilan, Kabupaten Deliserdang nilai rata-rata 70,89. Dan kesepuluh, Kabupaten Labuhan Batu Utara nilai rata-rata 70,65. Tabel-x. Hasil Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK di Sumatera Utara. 2016 SMA/MA SMK Rata-rata Rata-rata No Kab/kota No Kab/kota Nilai UN Nilai UN 1 Labuhan Batu 77,21 1 Labuhan Batu 81,29 2 Kota Medan 76,43 2 Pakpak Bharat 78,25 3 Samosir 74,32. 3 Labuhan Batu 79,97 Selatan

25

SMA/MA SMK Rata-rata Rata-rata No Kab/kota No Kab/kota Nilai UN Nilai UN 4 Kota Pematang 74,20 4 Simalungun 75,61 Siantar 5 Serdang Bedagai 73,83 5 Nias Barat 73,81 6 Pakpak Barat 71,98 6 Kota Pematang 71,43 Siantar 7 Karo 71,82 7 Padang Lawas 70,12 8 Simalungun 71,81 8 Padang Lawas 70,00 Utara 9 Deli Serdang 70,89 9 Kota 69,11 10 Labuhan Batu Utara 70,65 10 Kota Padang 68,47 Sidempuan Catatan: dari…mata pelajaran Sumber: dikompilasi dari Dinas Pendidikan Sumatera Utara

Tentu saja hasil kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA/MA tahun 2016 peringkat di kabupaten/kota di Tapanuli Bagian Selatan tidak termasuk dalam sepuluh besar di atas. Meski demikian, untuk SMK pada tahun 2016 tiga dari lima kabupeten/kota di Tapanuli Bagian Selatan menempati sepuluh besar Sumatera Utara. Gambaran terkini seperti dideskripsikan di atas, secara keseluruhan siswa-siswa SMA/SMK di Tapanuli Bagian Selatan tempaknya semakin kewalahan menghadapi persaingan merebut PTN. Boleh jadi sudah diupayakan secara maksimal namun hasilnya tetap tertinggal jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara yang maju lebih pesat.

4.3. Tingkat Capaian Lulusan SMA Masuk PTN Masa Kini Perhatian terhadap rendahnya mutu lulusan SMA/SMK di Tapanuli Bagian Selatan sudah disadari sejak lama1. Perhatian ini seiring dengan adanya

1 Pada tahun 1985 saya diminta Prof. Lutfi Ibrahim Nasoetion untuk mengumpulkan data pendidikan saat pulang kampong libur kuliah. Data-data tersebut digunakan beliau untuk menyusun makalah untuk presentasi dalam suatu seminar di Jakarta. Pada tahun 1987 saya juga mendapat tugas dari Prof, Andi Hakim Naoetion untuk secara bersama-

26

perhatian Kementerian Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan Sekolah Bertaraf Internasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan selanjutnya dikeluarkan Permendiknas Nomor 78 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Di Tapanuli Bagian Selatan juga dibangun SMA yang dimaksud yang dikenal dengan RSBI. SMAN 2 Plus Sipirok merupakan satu-satunya sekolah (SMA) yang menyandang predikat standar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Tapanuli Bagian Selatan. SMA RSBI lainnya terdapat di wilayah Tapanuli Tengah (SMAN 1 Matauli) dan wilayah Tapanuli Utara (SMAN 2 Balige). Di Propinsi Sumatera Utara sendiri hanya terdapat sepuluh SMA berstatus RSBI, lima lainnya terdapat di Medan (SMA Sutomo 1 Medan dan SMAN 1 Medan), dan masing-masing satu buah di Kisaran (SMAN 2), Sidikalang (SMAN 1),Brastagi (SMAN 1), Lubuk Pakam (SMAN 1) dan Lupuk Pakam (SMAN 1). Terobosan pendidikan di Sipirok bermula pada tahun 1997, ketika dibangun sekolah unggulan di Sipirok. Sekolah yang dijadikan sebagai sekolah unggulan adalah SMU Negeri 2 Plus Sipirok. Inisiatif ini bersamaan dan mendapat dukungan dari Gubernur Sumatra Utara, Letjen (Purn) Raja Inal Siregar kala itu sebagai bagian dari strategi pembangunan di Sumatera Utara: Marsipature Hutana Be (Martabe). Hingga kini lulusan SMAN 2 Plus Sipirok telah banyak yang berhasil masuk pergururuan tinggi negeri, bahkan telah ada yang dikirim dan mendapat beasiswa ke perguruan tinggi di luar negeri. Dalam perjalanannya sekolah ini diusulkan pemerintah daerah sebagai salah satu SMA berstatus RSBI di Sumatera Utara. Secara definitif, SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi dan melaksanakan standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi: 1. Standar isi (Permendiknas No. 22/2006) 2. Standar proses (Permendiknas No. 41/2007)

sama dengan pengurus Imatapsel Bogor untuk membawa belasan kardus buku dari rumah beliau untuk dibawa ke UGN di Padang Sidempuan.

27

3. Standar kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23/2006) 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan (Permendiknas No.16/2007) 5. Standar sarana dan prasarana (Permendiknas No. 24/2007) 6. Standar pengelolaan (Permendiknas No.19/2007) 7. Standar pembiayaan, dan 8. Standar penilaian (Permendiknas No.20/2007). Prestasi terbaru dari SMA Unggulan ini adalah meraih juara Matematika dan Komputer dalam Science Competition Expo (SCE) untuk wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang diselenggarakan 26-27 Ferbruari di kampus USU Medan. Sekolah ini mengirim 60 peserta untuk mengikuti delapan mata pelajaran ke olimpiade tersebut. Jumlah peserta kompetisi ini sekitar 2.000-an siswa dari wilayah Sumbagut meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat. Siswa SMAN 2 Plus Sipirok berjaya meraih Juara Pertama dan Juara Kedua untuk bidang studi matematika dan Juara Kedua untuk bidang studi komputer. Sementara peserta lainnya dari sekolah yang berstatus RSBI ini, sembilan diantaranya masuk kategori 30 besar. Setelah empat tahun pembentukan sekolah-sekolah menjadi RSBI/SBI hingga tahun 2010 terdapat sebanyak 1.329 RSBI tengah dievaluasi kembali. Pada tahun 2011 izin baru rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dihentikan untuk sementara. Dalam fase evaluasi ini, Pemerintah akan menyiapkan aturan baru tentang standar SBI di Indonesia. Namun itu semua memang introduksi sekolah unggul tersebut dapat menghasilkan siswa berprestasi tetapi tidak cukup untuk mendorong apalagi mengangkat sekolah-sekolah lainnya untuk berprestasi yang ditinjukkan oleh nilai UN dalam tahun-tahun terakhir ini.

4.4. Faktor Kesulitan Masuk PTN Generasi emas siswa Tapanuli Bagian Selatan telah lama berlalu. Generasi baru untuk memasuki era masa yang akan datang menjadi tampak buram. Beberapa faktor penyebabnya bisa bersumber dari :

28

1. Siswa yang kualitas dan motivasi belajarnya semakin kurang, juga kondisi ekonomi keluarga yang semakin susah. 2. Orangtua yang cenderung apatis dengan pendidikan tinggi yang pada ujungnya akan sulit masuk dunia kerja, khususnya PNS yang banyak digemari di Tabagsel, karena untuk masuk PNS harus mempersiapkan juta-an rupiah, dimana berita – berita semacam ini selalu ada di lingkungan masyarakat Tabasel. 3. Alumni yang kurang peduli dengan juniornya. 4. Guru yang tidak dapat berbuat banyak melihat kondisi sistem yang makin hari makin tidak baik di Pemda Tabagsel. 5. Sekolah yang mutunya terus menurun dari tahun ke tahun. 6. Pemda yang kurang responsif akan perbaikan mutu pendidikan di Tabagsel.

29

Bab-5 Sejarah dan Profil UGN

Pendidikan merupakan kunci penting dalam pengembangan suatu daerah atau negara. Kenapa harus “pendidikan”, karena itulah syarat kunci untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dalam berbagai hal, baik untuk mendisain, merancang dan berproduksi serta memunculkan kreatifitas. Semua ini akan terjadi jika SDM suatu daerah tersebut sudah baik, serta bisa berkontribusi langsung pada pembangunan daerahnya. Seyoginya mulai pendidikan dasar, menengah dan atas masih sangat perlu dibimbing dan dipandu secara intensif, sehingga siswa/i dari tingkat SMU harus diberi stimulus yang intensif untuk merangsang dan menggiring mereka agar dapat masuk Perguruan Tinggi (PT). Proses ini memerlukan perjalanan panjang, sehingga mutu pendidikan di suatu daerah sangat penting. Indonesia masih perlu melakukan pemerataan mutu Pendidikan Tinggi di seluruh daerah-daerah seperti di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang saat ini sudah terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya. Pengembangan pendidikan tidak dapat terlepas dari perkembangan lingkungan strategis, sebab pendidikan harus tanggap terhadap kebutuhan lingkungannya, proses pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan strategis, khususnya dalam menangkap peluang yang ada dan mengantisipasi kendala yang mungkin timbul, sedangkan lingkungan itu sendiri merupakan materi pendidikan yang harus diajarkan kepada peserta didik. Perkembangan lingkungan strategis berubah dengan cepat yang tidak mudah bagi dunia pendidikan untuk dapat mengikuti. Dunia pendidikan selalu dihadapkan kepada masalah perubahan kurikulum, penyediaan tenaga pendidik, sarana prasarana pendidikan dan lain-lain. Globalisasi juga merambah dunia pendidikan baik menyangkut kurikulum maupun peluang untuk mengikuti pendidikan. Sasaran

30

pendidikan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik suatu negara tetapi sudah diarahkan pada kebutuhan globalisasi seperti untuk mengantisipasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),dimana tenaga kerja sudah dengan mudah melintasi batas-batas negara. Untuk menghadapi MEA, masing-masing negara mempersiapkan SDM nya, tidak terkecuali di Indonesia. Langkah konkrit yang dilakukan pemerintah adalah dengan peningkatan mutu PTS dan PTN. Bagi PTS yang tidak mampu meningkatkan kualitasnya dengan berbagai alasan, maka didorong untuk menjadi PTN, seperti Universitas Graha Nusantara. Karena PTS yang tidak mampu bersaing dan berpromosi khususnya bagi Perguruan Tinggi Swasta Nasional akan gulung tikar. Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu penyebab meningkatnya masyarakat miskin.Dalam zaman dan keadaan apapun, terhadap siapa saja yang mampu untuk menilai situasi, membuat perkiraan dan antisipasi, maka dengan konsepsi yang baik akan mampu memanfaatkan peluang dan meminimalkan kendala, yang pada akhirnya bukan hanya sekedar mampu bertahan tetapi justru akan keluar sebagai pemenang. Tidak terkecuali bagi Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan di tengah ketatnya persaingan dan kendala internal maupun tantangan eksternal. Isu strategis rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tingginya tingkat kemiskinan; rendahnya kualitas birokrasi dan tatakelola; belum optimalnya pengembangan kawasan perbatasan dan terpencil; serta banyaknya kerawanan bencana,pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup sering menjadi menarik ketika bangsa ini berusaha untuk meraih tingkat kesejahteraan. Kemiskinan sering dijadikan alasan yang sempurna untuk tidak mendapatkan pendidikan yang memadai. Sementara itu seseorang yang mempunyai pendapatan rendah mengakibatkan kemiskinan, sering berdalih mereka tidak mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan keterampilan yang memadai, sehingga mereka tersisih dari persaingan kerja. Berdasarkan data BPS, angka pengangguran terbuka cenderung meningkat bagi mereka yang berusia muda (dibawah 25 tahun). Kenyataan

31

menunjukkan bahwa jumlah di atas (perkotaan) 50 % adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. (BPS : Rencana Tenaga Kerja Nasional (2004-2009 ; hal 22-23). Kondisi pada level nasional tersebut, ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi masyarakat di daerah Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara (Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara). Data terakhir yang diperoleh pada tahun 2009 di Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara jumlah penduduk usia 19 – 24 tahun yang sudah menamatkan pendidikan SLTA sebanyak + 4.500 orang. Namun yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi hanya + 1.260 orang saja (28 %). Sementara itu bagian terbesar dari mereka yang sudah memperoleh ijazah SLTA tersebut sebagian mulai memasuki pasar kerja dan sebagian lagi masih mencari kerja, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya (BPS : Data SPAN08 dalam Naskah Akademik Penegerian UGN). Tentunya banyak yang menjadi faktor penyebab tingginya angka tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi bagi masyarakat yang sudah memiliki ijazah SLTA dan guru-guru yang masih muda, salah satu faktor adalah ketiadaan Universitas Negeri di wilayah Tapanuli Bagian Selatan menjadi salah satu penyebab mereka tidak melanjutkan pendidikan, karena PT terdekat terlalu jauh, yaitu : a. Universitas Sumatera Utara di Medan yang berjarak tempuh + 395 km (Waktu tempuh 9 Jam). b. Universitas Riau di Riau yang berjarak tempuh tempuh + 445 km ( Waktu tempuh 10 Jam). c. Universitas Andalas di Sumatera Barat yang berjarak tempuh tempuh + 407 Km (Waktu tempuh 8 Jam). (Sumber Data : Dinas Perhubungan Kota Padangsidimpuan) Keadaan ini tentu memerlukan biaya yang lebih besar, tidak hanya sekedar biaya pendidikan, namun juga memerlukan biaya akomodasi lainnya. Kehadiran suatu Universitas Negeri di wilayah Tapanuli Bagian Selatan

32

(Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara) merupakan solusi untuk mengatasi sulitnya akses masyarakat ke perguruan tinggi, dengan kehadiran Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan sebagai milik pemerintah daerah kabupaten di Wilayah Tapanuli Bagian Selatan merupakan jawaban dari permasalahan tersebut. Lokasinya yang sangat strategis yaitu di Kota Padangsidimpuan sebagai transit dari 4 (empat) kabupaten lainnya.Berdasarkan permasalahan dan pemikiran tersebut di atas maka pada tahun 2009 UGN memberanikan diri untuk mengusulkan perubahan status menjadi Universitas Negeri.

5.1. Sejarah Pendirian UGN Sejarah pendirian UGN sesungguhnya merupakan garis continuum dari sejarah pendirian Universitas Tapanuli (UNITA) yang dimulai tahun 1961. Dengan dipelopori oleh Residen Tapanuli “Raja Patuan Natigor “ dan sekretaris Kresidenan “Sutan Singengu”, maka terbentuk suatu Yayasan untuk mendidrikan satu Perguruan Tinggi bernama Universitas Tapanuli (UNITA) pada tanggal 23 februari 1961 UNITA saat itu terdiri dari empat fakultas dan terpencar di tiga Kabupaten di Tapanuli yakni : 1. Di Kabupaten Tapanuli Selatan berdiri Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Hukum di Padangsidimpuan. 2. Di Kabupaten Tapanuli Tengah berdiri Fakultas Ekonomi di Kota Sibolga. 3. Di Kabupaten Tapanuli Utara berdiri Fakultas Kedokteran di Kota Tarutung. Dalam perkembangannya, pemerintah bersama-sama dengan masyarakat berusaha menegerikan fakultas tersebut. Melalui kebijakan Pemerintah lewat Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan DR.Syarif Thayeb, maka Fakultas Hukum ditetapkan menjadi Fakultas Hukum Cabang USU. Setelah meluluskan beberapa puluh Sarjana Muda

33

akhirnya ditutup pada tahun 1976, sedangkan Fakultas Ekonomi yang berada di Sibolga dialihkan ke Fakultas Ekonomi USU dan untuk Fakultas Kedokteran di Tarutung akhirnya ditutup karena tidak memenuhi persyaratan.Demikian juga Fakultas Ekonomi UNITA menjadi IKIP Medan Cabang Padangsidimpuan dengan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor ; 184 Tahun 1965. Dengan keluarnya PP No. 5 tahun 1980 tentang Organisasi Perguruan Tinggi Universitas dan Institut, yang tidak membenarkan adanya status cabang maka keberadaan IKIP Medan Cabang Padang Sidempuan menjadi gugur dan keberadaannya tidak menentu. Akhirnya IKIP Medan Cabang Padang Sidempuan dilikuidasi dan sebagai penggatinya didirikan PTS UGN. Atas inisiatif Prof. Dr. A. P. Parlindungan, SH (Rektor USU) dan Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution (Rektor IPB), bersama-sama dengan BP2 Tapanuli Selatan yang berada di Jakarta diberikanlah masukan-masukan bagi Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara agar tetap mempertahankan eksistensi Padang Sidempuan sebagai Kota Pendidikan. Dari sejumlah alternatif yang diusulkan, pilihan untuk mendirikan universitas yang lebih besar semakin menguat. Hal ini agar universitas yang akan didirikan juga dapat menampung IKIP Medan cabang Padang Sidempuan menjadi salah satu fakultasnya. Dengan inisiatif Bupati KDH Tingkat II Tapanuli Selatan Abdul Rasyid Nasution, SH diadakan musyawarah dengan seluruh unsur-unsur pimpinan masyarakat sekota Padang Sidempuan yang termasuk didalamnya lembaga eksekutif, legislatif dan fungsionaris IKIP Medan Cabang Padang Sidempuan. Berdasarkan hasil musyawarah tersebut juga terhimpun sejumlah dana sebagai modal awal untuk mendirikan sebuah yayasan yang diwujudkan pada tanggal 23 Februari 1985 dengan nama Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia (YADPI).Setelah yayasan terbentuk, maka upaya berikutnya yang dilakukan adalah mendirikan universitas dengan nama Universitas Graha Nusantara (UGN) pada tanggal 2 Mei 1985. Lokasi universitas yang ditetapkan adalah Tor Simarsayang dengan membangunan kampus yang memadai yang direncanakan untuk empat fakultas yakni Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, dan Fakultas Pertanian. Pengembangan selanjutnya diadakan kerjasama dengan USU yang

34

ditandatangani pada tanggal 8 Oktober 1986 disaksikan oleh Kopertis Wilayah I (Aceh-SUMUT). Dengan dukungan Kopertis Wilayah I, UGN memperoleh status terdaftar dengan Surat Keputusan Mendikbud RI No. 0571/1/0/1987 tertanggal 22 September 1987. Selanjutnya, pada tanggal 4 November 1989 di Kampus IKIP Medan di Padang Sidempuan Jalan Dr. Soetomo, berlangsung pertemuan antara IKIP Medan dan Ketua Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia yang disaksikan oleh perwakilan Kopertis Wilayah I (Aceh-SUMUT), IKIP Medan di Padang Sidempuan rencananya akan diserahkan kepada UGN termasuk perangkat lunak dan perangkat kerasnya. Pendiri Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia (YADPI) adalah sebagai berikut: 1. H. Abdul Rasyid Nasution 2. Dr. H. Badjora M. Siregar 3. H. Bachtiar Rangkuti 4. Kasymir Dalimunthe 5. Drs. Aminullah Pakpahan 6. Ir. H. Soripada Harahap 7. M. Fuad Siregar 8. Andinar Lubis 9. Ir. Abdul Rahim Siregar 10. Drs. Hasan Basri Lubis 11. Abdul Kadir Nasution, BA 12. Drs. Rosman Hasibuan 13. Dra. Hj. Basyriah Siregar, M.Pd 14. Robiyah Dalimunthe 15. Drs. Aziz Fachri Harahap 16. Bachtiar Rangkuti 17. Dr. H. Bachtiar Panjaitan 18. M. Jufrie S. BA 19. H. Sulaiman Lubis 20. Sulkarnain Harahap 21. Rustam Efendi Lubis

35

22. Dr. H. Abdul Gani Siregar 23. Drs. Anwar Saleh Daulay 24. Drh. Abdul Jalil Ginting 25. Ir. Zainuddin Siregar 26. Ir. Rizal 27. Nilwan Nasution, BA 28. Ir. Hasanuddin Siregar 29. Ir. Leonardi Pane 30. Mangaraja Laut Harahap 31. Drs. Bangun Harahap 32. Drs. C. Simanungkalit Adapun yang pernah menjadi Rektor UGN sejak pendidiriannya adalah sebagai berikut; 1. X….. (1987-1993) 2. Y….. (1993-1997) 3. Z…... (1997-1993) 4. A….. (1997-2001) 5. B….. (2001-2005) 6. C…. (2005-2009) 7. Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap (2009-2013) 8. Ir. Darmadi E. Harahap, S.Pd, MM, (2013-2017)

5.2. Profil UGN Masa Ini Visi UGN adalah menjadi Perguruan Tinggi Terkemuka di Wilayah Barat Sumatera dan Mampu Bersaing Secara Nasional. Misi UGN adalah: (1)Mewujudkan Lulusan Yang Handal, (2)Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Profesional, (3)Meningkatkan Sarana dan Prasarana, (4)Meningkatkan Kemitraan dengan Pihak Lain, (5)Meningkatkan Pengelolaan Manajemen Universitas yang Akuntabel.Semua peran UGN sebagai pengemban Tridharma PT termuat adalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0571/0/1987 tentang status UGN.UGNdipimpin oleh

36

Rektor yang dipilih oleh senat universitas yang selanjutnya diangkat oleh Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia (YADPI). Rektor bertugas untuk masa jabatan empat tahun dan bertanggung jawab kepada YADPI.Untuk melaksanakan tugas-tugasnya Rektor dibantu oleh 4 (empat) Pembantu Rektor, didampingi oleh Senat Universitas. Pada awal pendiririan UGN memiliki lokasi di satu tempat di Tor Simaryangan. Adapun fakultas yang ada adalah empat fakultas, yakni: 1. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Ekonomi 3. Sosial Politik dan 4. Pertanian. Pada masa ini UGN memiliki kampusdi tiga lokasi: Kampus I di Tor Simarsayang, Kampus II di Jalan Dr Soetomo, dan Kampus III di eks Asrama Haji Tapanuli Selatan di Palopat Pijor Koling. Jika dulu di awal pendiriannya memiliki empat fakultas, kini UGN memiliki lima fakultas yang terdiri dari 13 program studi. Kelima fakultas tersebut adalah: 1. Fakultas Teknik Fakultas Teknik (Fatek) berdiri pada tahun 1987berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia (YADPI) Padangsidimpuan Nomor : 010 / B.KEP / YADPI / V / 1985, tanggal 2 Mei 1985. Fakultas ini memiliki satu program studi, yakni: Teknik Sipil 2. Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi (Fekon) berdiri pada tahun 1985 memiliki dua program studi, yaitu: Manajemen dan Ekonomi Pembangunan. 3. Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian (Faperta) didirikan pada tahun 2000 memiliki dua program studi, yaitu:Produksi Ternak dan Agroteknologi. 4. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) didirikan pada tahun 1987 memiliki dua program studi, yaitu:Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Adminstrasi Negara. 5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

37

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) didirikan pada tahun 1974--dan kemudian diintegrasikan dengan UGN--memiliki enam program studi, yaitu:.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Matematika dan Pendidikan Fisika.

5.3. Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di UGN Disamping 5 (lima) fakultas, UGN Padangsidimpuan dilengkapi juga dengan dua lembaga unsur pelaksana akademik, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Lembaga Komputer.Dalam hal unsur pelaksanaan akademik UGN Padangsidimpuan mempunyai biro-biro administrasi, yaitu :  Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan  Biro Administrasi Umum Struktur Pimpinan Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan sampai Periode 2010 – 2014, yaitu : Rektor : Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, MS Pembantu Rektor I : Drs. Darajat Syaw Harahap, MM Pembantu Rektor II : Ahmad Sayuti Pulungan ,SE, MM Pembantu Rektor III : Ahmad Rafii, ST Pembantu Rektor IV : Ir. H. Aswin Effendi Siregar, MM Kepala BAU : Mualim Hasibuan, S.Sos Kepala LPPM : Drs. Nggelem Ginting, MM Kepala BAAK : Emirza Henderlan Harahap, SH Kepala LK : Ali Bomen Harahap, S.Kom Kepala Perpustakaan : Dra. Derliana Batubara Ketua UPM : Drs Thamrin Nasution Dekan FE : Sardiman Nasution, SE, MM Dekan FT : Ir. Marzuki Harahap, M.Eng Dekan FP : Ir Darmadi Erwin Harahap, S.Pd, MM Dekan Fisipol : Drs. Yusril Harputra, MAP Dekan FKIP : Drs. Pamusuk Harahap, SH, MH

38

1. Fungsi Pendidikan Universitas Graha Nusantara mempunyai 5 (lima) Fakultas yang terdiri dari 13 Program Studi dengan jenjang pendidikan S1 (Sarjana), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Fakultas, Jenjang Akademik, Program Studi Di UGN Padangsidimpuan Jenjang NO. Perpanjangan Fakultas Program Studi Pendidikan Izin Operasional Fakultas Ilmu Sarjana (S-1)  Ilmu Administrasi 1353/D/T/K-I/2010 Sosial Dan Ilmu Negara 1522/D/T/K-I/2010 Politik  Ilmu Pemerintahan Fakultas Sarjana (S-1)  Ekonomi 1351/D/T/K-I/2010 Ekonomi Pembangunan 1352/D/T/K-I/2010  Manajemen Perusahaan Fakultas Sarjana (S-1  Pendidikan Sejarah 1355/D/T/K-I/2010 Keguruan Dan  Pendidikan 1523/D/T/K-I/2010 Ilmu Pendidikan Matematika 1525/D/T/K-I/2010  Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1356/D/T/K-I/2010  Pendidikan Bahasa 1354/D/T/K-I/2010 Inggris 1524/D/T/K-I/2010  Pendidikan Fisika  Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Sarjana (S-1)  Peternakan 1349/D/T/K-I/2010 Pertanian  Agroteknologi 1350/D/T/K-I/2010 Fakultas Teknik Sarjana (S-1)  Teknik Sipil 1348/D/T/K-I/2010

UGN di dalam pelaksanaan sistem pendidikannya masih berupa sistem paket yaitu dimana setiap semesternya dibebankan kepada mahasiswa berupa mata kuliah yang harus diselesaikannya setiap semesternya tanpa boleh menambah atau menguranginya. Sedang dalam hal penilaian

39

kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan mata kuliah yang dibebankan dinilai dalam huruf A, B, C, D, dan E. Untuk penelitian setiap mahasiswa diwajibkan melakukan penelitian berupa skripsi di akhir masa perkuliahannya, yang nantinya hasil penelitian ini dipertanggung jawabkan di depan Tim Penguji yang diusulkan fakultas untuk ditetapkan rektor sebagai Tim penguji pada fakultas dimaksud. Dalam pelaksanaan pendidikan dibutuhkan staf pengajar/dosen yang berkualitas, Pada Tabel 3 dapat dilihat jenjang pendidikan masing-masing staf pengajar/dosen di setiap Fakultas/Program Studi UGN. Tabel 3. Jenjang Pendidikan Dosen UGNP TA : 2012/2013 Jenjang Pedidikan No Fakultas Program Studi Jumlah S1 S2 S3 1 Ekonomi Manajemen 20 5 - Ekonomi Ekonomi Pembangunan 17 7 Sub Total 37 12 - 49 2 Teknik Teknik Sipil 23 8 - Sub Total 23 8 - 31 Agroteknologi 21 3 2 3 Pertanian Peternakan 17 2 Sub Total 38 5 2 45 Administrasi Negara 24 8 - 4 Fisipol Ilmu Pemerintahan 20 3 - Sub Total 44 11 - 55 Bahasa Inggris 24 3 - Bahasa Indonesia 70 6 - Fisika 24 2 - 5 KIP Matematika 23 5 - Sejarah 34 6 - PPKN 25 2 - Sub Total 200 24 - 224 TOTAL 342 60 2 404

Jumlah staf pengajar pada TA : 2009/2010 berjumlah 404 orang, dengan rincian sebagai berikut : a. Dosen Kopertis/DPK pada UGN Padangsidimpuan sebanyak 21 orang. b. Dosen Tetap Yayasan sebanyak 169 orang

40

c. Dosen tetap berstatus PNS/Guru/BUMN sebanyak 136 orang d. Dosen tidak tetap sebanyak 78 orang Sedang tingkat pendidikan Dosen pada Universitas Graha Nusantara pada saat ini adalah : a. Sarjana (S1) sebanyak 280 orang b. Sarjana (S-1) dalam proses perkuliahan untuk memperoleh Magister (S- 2) sebanyak 62 orang c. Magister (S-2) sebanyak 52 orang d. Magister (S-2) dalam proses perkuliahan untuk memperoleh Gelar Doktor sebanyak 8 orang e. Doktor (S-3) sebanyak 2 orang. Dalam rangka menunjang keberhasilan di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar UGN telah melakukan kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara Medan sebagai satu-satunya universitas Negeri disaat kerja tersebut berlangsung.Kemudian dalam menunjang kegiatan operasionaluniversitas, UGN Padangsidimpuan memperoleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. Mahasiswa yang diterima untuk program pendidikan Sarjana (S-1) pada UGN Padangsidimpuan adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sederajat dan pindahan serta transfer dari universitas lainnya yang memiliki status terakreditasi. Untuk mahasiswa baru yang lulusan SLTA diseleksi berupa seleksi berkas dan seleksi kemampuan yang kemudiaan hasilnya diumumkan oleh UGN Padangsidimpuan.Universitas ini melaksanakan tahun ajaran baru pada awal Bulan September dan diakhiri pada Bulan Agustus setiap tahunnya.Bagi calon mahasiswa, pengumuman penerimaan dan pendaftaran mahasiswa baru dapat diketahui pada bulan Juli– Agustussetiap tahun dengan persyaratan calon ditentukan tersendiri. Jumlah seluruh tenaga administrasi non akademik/pegawai di UGN Padangsidimpuan berjumlah 155 orang. Selanjutnya daftar tenaga administrasi non akademik/Adminstrasi dapat dilihat pada Tabel 5.

41

Tabel 5. Data Tenaga Administrasi Non Akademik/Pegawai di UGN Padangsidimpuan TA : 2010/2011 JENJANG NO FAKULTAS PENDIDIKAN JABATAN JUMLAH SMU S1 6 4 Administrasi 10 1 EKONOMI 2 - Security 2 2 - Office Boy 2 Sub Total 10 4 - 14 6 4 Administrasi 10 2 TEKNIK 2 - Security 2 2 - Office Boy 2 Sub Total 10 4 - 14 6 4 Administrasi 10 3 PERTANIAN 4 - Security 4 4 - Office Boy 4 Sub Total 14 4 - 18 6 4 Administrasi 10 4 ISIPOL 6 - Security 6 4 - Office Boy 4 Sub Total 16 4 - 20 14 16 Administrasi 30 5 FKIP 4 - Security 4 10 - Office Boy 10 Sub Total 28 16 - 44 Sekretaris - 1 1 Rektor - 1 BAU 1 6 Rektorat Bendahara - 1 1 Umum 10 10 Administrasi 20 5 Security 5 Sub Total 15 13 28 Lab.Komputer / - 6 Teknisi 6 7 Internet 2 Administrasi 2 Sub total 2 6 8 8 Perpustakaan 3 2 Staf Pustaka 5 9 BAAK 2 2 Staf BAAK 4 Total 100 55 TOTAL 155

42

2. Alumni dan Keterserapan pada Lapangan Kerja Data alumni dan keterserapannya pada lapangan kerja sampai TA : 2010/2011 masih belum memadai. Hal ini disebabkan belum pernah diadakannya reuni para alumni sehingga belum diperoleh data yang akurat dimana para alumni bekerja. Hal ini juga sebagian besar disebabkan mutu lulusan yang masih kurang bila dibandingkan dengan lulus USU, UNRI atau Unand yang bersaing di Tabagsel.

3. Penelitian, Pengabdian, dan Kerjasama Produktivitas penelitian dosen dalam empat tahun terakhir masih rendah. Demikian pula dalam produktivitas dalam menghasilkan karya ilmiah juga masih rendah. Jumlah penelitian yang dilaksanakan tahun ajaran 2004/2005 sampai dengan tahun ajaran 2008/2009 berjumlah 43 penelitian. Jika dibandingkan dengan jumlah dosen tetap ratio penelitian per dosen tetap masih rendah sekali. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat) rendahnya jumlah penelitian di UGN menunjukkan bahwa kegiatan penelitian dikalangan tenaga akademik adalah dilakukan oleh dosen hanya sekedar kewajiban dalam proses pengajuan jabatan akademik secara mandiri. Upaya-upaya penguatan yang dilaksanakan LPPM diantaranya mengirim tenaga akademik untuk mengikuti lokakarya penyusunan proposal penelitian, pelatihan penulisan buku ajar, pelatihan PBM dan pelatihan pemanfaatan teknologi informasi. Upaya lainnya adalah mendorong penelitian dosen baik secara mandiri, bersama mahasiswa maupun inter disipliner. Usaha-usaha di atas perlu mendapatkan dukungan berupa adanya sistem informasi penelitian yang teritegrasi sehingga mudah diakses oleh semua civitas dan masyarakat luas. Dari data tersebut menunjukkan bahwa perlunya peningkatan budaya meneliti dikalangan dosen

43

4. Prasarana dan Sarana UGN merupakan perguruan tinggi yang berdiri sejak tahun 1985 dan saat ini telah berusia lebih kurang 31 tahun, namun masalah sarana dan prasarana masih sangat terbatas, baik ruangan belajar, kantor, pustaka, laboratorium, mushala, jalan dan sarana prasarana lainnya. Namun yang sangat mendesak bagi UGN Padangsidimpuan saat ini adalah ketidak cukupan ruangan belajar, buku-buku perpustakaan yang belum memadai, laboratorium Fakultas Teknik, laboratorium Fakultas Pertanian, yang juga masih belum memadai. Saat ini UGNPadangsidimpuan memiliki 4 (tiga) kampus yaitu : a. Kampus I di Tor Simarsayang Padangsidimpuan memiliki areal kampus seluas 16 Ha dengan prasarana : 1) Mesjid seluas 64 m2 2) Lapangan tennis seluas 250 m2 3) Ruang Aula Seminar seluas 300 m2 4) Luas parkir seluas 1000 m2 5) Kantin 64 m2 b. Kampus II di Jl Sutomo Padangsidimpuan Kota memiliki areal kampus 4.000 m2 dengan prasarana : 1) Musholla seluas 9 m2 2) Lapangan badminton 200 m2 3) Ruang aula seminar 200 m2 4) Luas parkir 500 m2 5) Kantin seluas 64 m2 c. Kampus III di Jl. Ahmad Dahlan Exs. Asrama Haji Tapsel dengan luas 2 Ha dengan prasarana : 1) Musholla seluas 16 m2 2) Ruang aula seminar seluas 200 m2 3) Luas parkir 2000 m2 4) Kantin seluas 160 m2 d. Dana hibah 40 ha dari Pemda Tapanuli Selatan di Sipirok yang berlum dilakukan pembangunan, karena keberadaan lahan ini untuk keperluan penegerian UGN.

44

Berdasarkan data dapat di gambarkan bahwa total luas lantai untuk ruang kuliah adalah 2.888 m2 dengan jumlah 38 ruang kuliah, ruang dosen dan administrasi, program studi, dekanat dan rektorat yang memiliki luas lantai 224 m2. Jumlah ruang kuliah yang di butuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah 45 ruang, sedangkan jumlah ruang yang ada sebanyak 38 ruang, berarti pemakaian ruang kelas adalah 5,36%, sisanya 94,64% masih dalam keadaan kosong (belum digunakan). Sedangkan yang menjadi masalah dengan kondisi yang ada sekarang adalah tentang pengaturan ruang (lay-out) antar ruang, baik kantor, administrasi program studi dan kelas pembelajaran, sehingga belum menunjukkan kondisi akademik atmosfer yang baik. Untuk itu UGNPadangsidimpuan ke depan ingin mengatur tatanan ruang (lay-out) yang baik dengan melihat kondisi yang memungkinkan. Rencana ke depan setiap gedung yang ada akan di bagi ke setiap fakultas tergantung kapasitas mahasiswa dan gedung yang ada. Dari data dapat dilihat rasio jumlah kelas terhadap fasilitas pembelajaran yang ada sudah tidak memadai jumlahnya. Fasilitas sarana yang di miliki oleh fakultas yang ada di UGNPadangsidimpuan belum memadai di tinjau dari kelengkapan, kualitas maupun kuantitasnya. Dalam perkembangan ke depan UGNPadangsidimpuan terus berusaha menambah jumlah dan jenis sesuai dengan tuntutan standar ratio ruang dengan dosen dan mahasiswa serta perkembangan media dan teknologi dan pembelajaran. Untuk menjamin keberlanjutan tersedianya sarana telah dilakukan secara sistematis dengan biaya yang tersedia, namun demikian masih perlu adanya peningkatan dari segi kualitas dan ketersediaan sarana yang telah dimiliki sekarang, seperti komputer dan software yang di gunakan, meja perpustakaan serta buku-buku perpustakaan. Pengelolaan fasilitas fisik dimaksudkan untuk mengoptimalkan sarana fisik yang dimiliki oleh UGNPadangsidimpuan. Pengelolaan meliputi aspek perencanaan, pemanfaatan dan perawatan serta pemeliharaan. Di tingkat pusat, secara struktural di laksanakan oleh biro administrasi umum yang dikoordinasikan dengan pimpinan fakultas dan program studi yang ada di lingkungan UGNPadangsidimpuan, sedangkan di tingkat fakultas

45

pengelolaan yang meliputi perencanaan dan pemanfaatan secara akademik di laksanakan oleh bagian bidang akademik yang dikoordinasikan kepada pimpinan fakultas dan program studi, terutama yang berkaitan dengan jadwal kuliah yang akan di laksanakan. Adapun jadwal penggunaan laboratorium di susun oleh masing-masing kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) berkoordinasi dengan bidang akademi, untuk menghindari tumpang tindih penjadwalan. Jika di lakukan 1 kelas dalam 1 kelompok, untuk ruangan kuliah memiliki ketercukupan 1,2 meter persegi per mahasiswa, untuk ruangan laboratorium 1,5 meter per segi per mahasiswa.

5. Anggaran. Universitas Graha Nusantara (UGN) di dalam menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar dan operasional lainnya bersumber dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang besarnya ditentukan oleh Senat Universitas dan YADPI Padangsidimpuan pada setiap awal tahun akademik yang pelaksanaan pembayarannya di awal semester berjalan. Sampai tahun ajaran 2011/2012 uang SPP yang dibebankan kepada mahasiswa sebesar Rp 540.000,- (lima ratus empat puluh ribu rupiah) per siswa per semester, dan berdasarkan informasi terbaru untuk tahun 2015/2016 dikenakan biaya SPP sebesar Rp.750.000,- per semester.Selain itu Universitas memperoleh bantuan dari APBD Kabupaten Tapanuli Selatan yang besarnya tergantung program yang disetujui oleh Pemkab dan DPRD. Tabel 6. Sumber Dana yang diperoleh UGNP TA : 2011/2012 No. Jenis Pembayaran Biaya Keterangan 1. Biaya Kuliah 540.000,- T.A 2009- 2010/semester 450.000,- T.A 2008/2009/semester 330.000,- T.A 2007/2008/semester 2. Biaya Pendaftaran 100.000,- 3. Biaya Tabel Konversi 150.000,-

46

No. Jenis Pembayaran Biaya Keterangan 4. Biaya NPM (Nomor Pokok Mhs) 10.000,- 5. Biaya KTM (Kartu Tanda Mhs) 10.000,- Per semestre 6. Biaya PA (Pembimbing Akademik) 30.000,- 7. Biaya Ujian Akhir Semester 50.000,- 8. Biaya Ujian Akhir Skripsi 600.000,- 9. Biaya Bimbingan Skripsi 500.000,- 10. Biaya Adm Fakultas Ujian Skripsi 500.000,- 11. Biaya SP (Semester Pendek) 50.000,- Per SKS 12. Biaya Praktikum 400.000,- FKIP 13. Biaya Praktikum 180.000,- FP 14. Biaya Praktikum 300.000,- FT 15. Biaya Praktikum 400.000,- FISIP 16. Biaya Bebas Pustaka 100.000,- Per Wisudawan 17. Biaya Komputer 50.000,- Per Semester Berjalan 18. Biaya legalisir Ijazah dan Surat 20.000,- keterangan 19. Biaya OSPEK 350.000,- 20. Biaya KKL (Kuliah Kerja 350.000,- Lapangan) 21. Biaya PPL 350.000,- FKIP 22. Biaya Wisuda dan Ijazah 775.000,- Per Wisudawan

6. Jumlah Mahasiswa Pada Tahun Akademik 2009/2010, UGN menerima mahasiswa baru sebanyak 1950 orang. Informasi terakhir yang diperoleh untuk tahun ajaran 2015/2016 jumlah mahasiswa yang masuk ke UGN hanya sekitar 200 orang untuk 5 fakultas, 13 program studi. Jumlah ini sangat merosot dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu yang paling mendasar adalah karena sulitnya UGN untuk melakukan peningkatan mutu, juga belum terwujudnya UGN menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), sebagaimana yang sudah diharapkan oleh masyarakat Tapanuli Bagian Selatan.

5.4. UGN Sebagai Katup Pengaman Pendidikan Tinggi diTabagsel Seminar Nasional dengan tema Ekonomi Syariah, Pendidikan dan Agrobisnis yang diselenggarakan pada tanggal 15 Maret, 2010. Para

47

pembicara adalah Gus Irawan Dirut Bank Sumut, Prof. Dr. Mara Bangun Harahap dari Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Sofyan S Harahap dari Universitas Trisakti Jakarta, dan Rektor UGN Prof. Dr. Erwin Mursal Harahap.

48

Bab-6 Proses Perubahan Status UGN Menjadi PTN

Pengambilan dan penentuan kebijakan dasar dalam merumuskan Rencana Induk Pengembangan Akademik UGN merupakan sebuah acuan dan pedoman dalam melangkah ke depan. Kebijakan yang dibuat terdiri atas Kebijakan Umum dan Kebijakan Khusus. Kebijakan Umum mengacu pada Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh UUD 1945 dan Undang- Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Tentang Standard Nasional Pendidikan. Kebijakan UGN diusulkan menjadi PTN didasarkan pada : 1. Terwujudnya UGN yang representatif, berdaya saing, sehingga diakui, dihormati, dipercaya dan diminati masyarakat dalam rangka menyiapkan peserta didik yang profesional. 2. Membulatkan tekad, daya dan upaya memenuhi amanat serta tuntutan atas perluasan program dan kesempatan belajar, peningkatan relevansi (keterkaitan dan kesepadanan) kualitas pendidikan dengan dunia kerja disamping tuntutan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. 3. Menciptakan dan mengembangkan suasana akademik atau iklim ilmiah yang baik di kampus untuk mendorong terjalinnya komunikasi akademik dan memungkinkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandasan norma, etika dan kaedah keilmuan. 4. Meningkatkan kualitas jasa pelayanan administrasi umum akademik, termasuk pengelolaan sumber daya dan dana sebagai sarana yang mendukung penyelenggaraan, pembinaan dan pengembangan kegiatan ketiga fungsi perguruan tinggi. 5. Mewujudkan fungsi perencanaan jangka panjang sebagai sumber kebijakan-kebijakan baru dalam menyusun rencana-rencana pembinaan dan pengembangan jangka pendek dan jangka menengah.

49

6. Membulatkan daya dan upaya peningkatanprasarana dan kelengkapan sarana penyelenggaraan program pembinaan dan pengembangan ketiga fungsi perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan berdasarkan urutan skala prioritas yang ditetapkan. 7. Meningkatkan dan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitias tenaga akademik dan non-akademik, dengan meningkatkan bantuan beasiswa melanjutkan jenjang pendidikan S2 dan S3 serta mengikutsertakan pada pelatihan dan peningkatan ketrampilan lainnya dalam rangka menyonsong UGN menjadi Universitas riset di masa yang akan datang. 8. Meningkatkan dan mengupayakan partisipasi dan atau kerjasama dengan masyarakat luas (steakholder) dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1. Arah Pengembangan Pengembangan UGN dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang, sesuai dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) UGN terarah pada pembinaan dan pengembangan potensi yang memungkinkan UGN menjadi research university yang handal di kawasan ini. Dalam rangkan persiapan Penegerian UGN untuk 5 (lima) tahun (2009- 2014), UGN telah membuat Strategi Perencanaan (RENSTRA) berupa rencana kegiatan-kegiatan sebagai upaya mencapai sasaran-sasaran khusus yang dirancang, strategi pengembangan disusun sebagai satu model rujukan umum Rencana Strategi (Master Plan) yang terdiri dari : a. Hasil-hasil yang dicapai dan kondisi umum yang dinamis dari UGN Padangsidimpuan. b. Tahapan pembangunan daerah dan nasional yang semakin mantap dan dinamis. c. Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama aplikasinya di dalam teknologi informatika dan transportasi yang telah menjadi puncak perubahan dan ketentuan perilaku kehidupan manusia, termasuk dinamika UGN Padangsidimpuan.

50

d. Kemampuan UGN Padangsidimpuan sendiri untuk berkembang sesuai dengan sumber daya manusia dan daya yang dimiliki. e. Pendayagunaan prasarana dan sarana yang dimiliki. f. Struktur dan organisasi kelembagaan UGN Padangsidimpuan. g. Otonomi dan kebebasan akademik yang dimiliki UGN Padangsidimpuan. h. Efisiensi dan efektivitas program kegiatan akademik, prasarana , sarana penunjang dan pelayanan.

2. Rentra UGN 2009 – 2014 Dalam rangka program penegerian, UGN telah membuat RENSTRA 2009 – 2014. Program RENSTRA ini sempat terhambat karena sampai saat ini 2016 proses penegerian UGN belum final. Jika penegerian UGN berjalan sesuai rencana, maka akandibukaprogram studi baru dan penambahan Fakultas yang potensial untuk dikembangkan di Tabagsel, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 7.

51

Dalam Peningkatan Prasarana dan Sarana Pendidikan, UGN merencanakan pembangunan prasarana pendidikan seperti yang telah diuraikan dapat dilihat pada Tabel 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.

Tabel 8. Rencana pengembangan prasarana pusat admistrasi UGN Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2) 1. Pusat Administrasi :  Rektor 1 75  Wakil rektor 4 120  Rapat besar 1 200  Rapat kecil 2 60  Sekretaris dan Staf Ahli 5 96  Administrasi 1 50 Sub Total 14 601 2. Biro-biro :  Kepala (BAU, BAAK, BAKR) 3 90  Ka. Bag 3 60  Ka. Sub. Bag. 1 90  Administrasi 1 100 Sub Total 8 340 3. Lembaga Penelitian :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Ka. Pus. Lit 2 30  Ruang administrasi 1 10  Ruang rapat 1 50  Sub Total 6 126 4. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Ka. Pus. Peng 2 30  Administrasi 1 10  Ruang rapat 1 50  Sub Total 6 126 5. UPT Komputer :  Direktur 1 20  Sekretaris 1 16  /Administrasi 1 10  Ruang komputer 1 120

52

Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2)  Programmer 1 20 Sub Total 5 186 6. UPT Perpustakaan :  Kepala 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 100  Ruang baca 2 1600  Ruang buku 6 2000 Sub Total 11 3736 7. Auditorium 1 4000 8. Instalasi :  Bengkel 2 100  Percetakan 1 70  Gudang 2 900  Security 1 30  Sub Total 6 1100 9. UPT. Laboratorium :  Lab. Bersama 4 1000  Lab. Sentral 1 100 Sub Total 2 1100 Total 62 11315

Tabel 9. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Pertanian UGN Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2) 01. Kuliah 7 392 02. Sidang 6 180 03. Seminar 6 240 04. Prodi Agribisnis :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10 05. Prodi Agroekoteknologi :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10 06. Prodi Peternakan :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10

53

Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2) 07. Laboratorium :  Kepala 1 20  Sekretaris 1 16  Praktek 9 648  Rumah kaca 1 200 Rp 3 jt/m2  Rumah kassa 1 200 Rp 2 jt/m2 08. BEM & Pema 2 60 09. Dosen 10 300 10. Alumni 1 30 11. Toilet 6 60 Total 60 2484

Tabel 10. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Ilmu Sosial Politik UGN Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2) 1. Kuliah 12 672 2. Sidang 4 120 3. Seminar 4 160 4. Pembantu dekan 3 60 5. Prodi Ilmu Pemeritahan & Komunikasi  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10 6. Prodi Ilmu Adm. Negara, Peng. Wil. Desa & Perpajakan  Ketua 1 30  Sekretaris 1 24  Administrasi 1 10  Dosen 10 300  Alumni 1 30 Toilet 4 40 Total 44 1492

54

Tabel 11. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UGN Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2) 01. Kuliah 12 672 02. Sidang 8 240 03. Seminar 8 240 04. Pembantu dekan 3 60 05. Prodi Pend. Matematika :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Toilet 2 30 06. Prodi PPKn :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Toilet 2 30 07. Prodi Pend. Bhs. Ing. :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Toilet 2 30  Ruang Dosen 1 42 08. Prodi Pend. Bhs. Ind. :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Toilet 2 30 09. Prodi Sejarah :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Toilet 2 30

55

Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Ket Pemakai (Unit) (m2) 10. Prodi Fisika, Kimia & Biologi :  Ketua 1 30  Sekretaris 1 24  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Toilet 2 30 11. Alumni 1 30 Total 67 1968

Tabel 12. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Teknik UGN Padangsidimpuan Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Pemakai Ket (m2) (Unit) 1. Prodi Teknik Arsitektur :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Laboratorium 2 112  Toilet 2 30 2. Prodi Tek. Informasi :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Laboratorium 2 112  Toilet 2 30 3 Alumni 1 30 Total 21 634

56

Tabel 13. Rencana pengembangan prasarana Fakultas Ekonomi UGN Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Pemakai Ket. (m2) (Unit) 1. Prodi Manajemen :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Toilet 2 30 2. Prodi Ek. Pembangunan :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Toilet 2 30 3. Prodi Akutansi  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Ruang Dosen 1 42  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Toilet 2 30 4. Alumni 1 30 Total 24 600

57

Tabel 14. Rencana pembangunan prasarana Fakultas Hukum UGN Padangsidimpuan Jumlah Volume No Pembangunan Ruang Pemakai(Unit) (m2) 1. Dekan 1 30 2. Pembantu dekan 3 60 3. Biro fakultas 1 100 4. Prodi Ilmu Hukum :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Kuliah 4 224  Dosen 1 72  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Toilet 2 30 5. Prodi Ilmu Adm. Negara  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Kuliah 4 224  Dosen 1 72  Sidang 1 30  Seminar 1 42 Toilet 2 30 Security 1 30 Total 30 1108

58

Tabel 15. Rencana pembangunan prasarana Fakultas Keperawatan UGN Jumlah No Pembangunan Ruang Volume(m2) Pemakai(Unit) 1. Dekan 1 30 2. Pembantu dekan 3 60 3. Biro fakultas 1 100 4. Prodi Ilmu Keperawatan :  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Kuliah 4 224  Dosen 1 72  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Laboratorium 2 112  Toilet 2 30 5. Prodi Ilmu Kebidanan  Ketua 1 20  Sekretaris 1 16  Administrasi 1 10  Kuliah 4 224  Dosen 1 72  Sidang 1 30  Seminar 1 42  Laboratorium 2 112 6. Toilet 2 30 7. Security 1 30 Total 34 1332

Dalam RENSTRA 2009 – 2014 juga mencakup tentang perbaikan kurikulum, mengembangkan kurikulum bermuatan lokal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pengembangan program pendidikan, mengakomodir minat /animo masyarakat yang masih tinggi untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi sesuai dengan kemampuan dan minatnya,

59

meningkatkan jumlah dosen berpendidikan Pasca sarjana (S-2 dan S3) dengan sistem perekturan baru.Pengembangan Penelitian, penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan kelembagaan perguruaan tinggi dan kemajuan masyarakat Tabagsel khsususnya. Pengembangan Pengabdian Masyarakat, pengabdian Masyarakat seperti program Kuliah Kerja Lapangan (KKL), meningkatkan dan memantapkan pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat lewat pengembangan berbagai kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat. Rentra yang dibuat juga melakukan Pengembangan Sumber Daya, seperti Pengembangan sumber daya mencakup sumber daya manusia dan dana untuk pembinaan dan pengembangan program-program akademik (pendidkan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat), pengadaan, pemeliharaan prasarana dan sarana, pelayanan administrasi, kemahasiswaan, dan kerumahtanggaan. Oleh karena itu, upaya pengembangan diarahkan pada : 1. Sumber Daya Manusia a. Perencanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan nyata atas jumlah dan kualifikasi dari unit organisasi Tridarma dan administrasi b. Pendidikan, pelatihan staf pengajar, staf akademik (Laboran, pustakawan) dan pengawasan administratif secara intern, di lembaga lain. c. Pembinaan dan pengembangan mental spiritual, fisik dan disiplin (etika) kerja personil lembaga pelaksana akademik dan staf administrasi untuk mendapatkan hasil kerja yang mengacu pada tujuan efisiensi dan efektivitas. d. Peningkatan kesejahteraan para anggota unit kerja organisasi Universitas untuk meningkatkan loyalitas, kecintaan dan prestasi yang tinggi.

60

2. Sumber Daya dan Dana a. Meningkatkan upaya penggalian sumber-sumber dana untuk pembiayaan atau penunjang pembiayaan program-program pembinaan dan pengembangan Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan. b. Memperbesar partisipasi masyarakat, lembaga-lembaga swadaya, swasta, pinjaman-pinjaman dari pihak perbankan atau non perbankan yang sifatnya tidak mengikat.

3. Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana a. Pemeliharaan dan penggunaan secara optimal sarana dan prasarana yang sudah dimiliki agar dapat bertahan lama. b. Peningkatan dan pengadaan sarana dan prasarana fisik yang sesuai dengan kebutuhan di dalam kegiatan pengembangan akademik. c. Pengadaan, peningkatan, perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. d. Peningkatan upaya pemeliharaan dan perbaikan agar kondusif dengan kondisi dan kualitas pengembangan universitas.

4. Peningkatan Mutu Kualifikasi Dilakukan dengan Cara : a. Jumlah staf pengajar yang bergelar S3 menjadi minimal 10 orang dan seluruh staf pengajar harus sudah bergelar S2 untuk masa yang akan datang dan perekrutan staf pengajar hanya diterima bagi yang telah bergelar S2. b. Mendorong dan memberi insentif beasiswa bagi dosen yang masih bergelar S1 dan S2 untuk melanjutkan pendidikan. c. Mengurangi secara berangsur staf non akademik yang belum memilki gelar sarjana. d. Meningkatkan keahlian dan ketrampilan staf non akademik dengan berbagai pelatihan dan peningkatan ketrampilan lainnya. e. Membuka program Pasca Sarjana dalam rangka meningkatkan SDM (efisiensi biaya pendidikan).

61

f. Menggiatkan budaya penelitian dan seminar-seminar ilmiah di setiap prodi dengan target seminar lokal minimal 2 x dalam setahun, seminar nasional sekali dalam setahun. g. Menyediakan dana yang memadai bagi staf pengajar untuk berpartisipasi aktif dalam seminar-seminar ilmiah. h. Mengupayakan otonomi yang lebih luas sebagai satu peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain di luar perguruan tinggi. i. Menerbitkan jurnal ilmiah hasil penelitian khususnya untuk staf pengajar Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan dan umumnya untuk hasil-hasil penelitian lainnya. j. Mendorong dan menyediakan sarana/fasilitasbelajar bahasa inggris bagi staf pengajar dan mahasiswa.

5. Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan Peningkatan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dengan cara: a. Menjadikan Rencana Induk Pengembangan (RIP) sebagai rujukan utama dalam setiap perencanaan program dan kegiatan. b. Meningkatkan etos kerja dan disiplin setiap staf pengajar dan staf pendukung lainnya. c. Menciptakan jaringan informasi online di setiap program studi dengan pusat administrasi. d. Memperbaiki sistem penerimaan mahasiswa baru dengan peningkatan sistem seleksi yang lebih ketat. e. Memberikan beasiswa penuh atau sebagian bagi siswa berprestasi. f. Meningkatkan sarana media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. g. Menyediakan Biro Konseling yang diasuh oleh Psikolog/Konseling Pendidikan di setiap Fakultas.

62

6. Kemahasiswaan Peningkatan dan pengembangan kemahasiswaan sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas output dari UGNP. Upaya peningkatan ini dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: a. Peningkatan peran Biro Bimbingan Konseling yang diasuh oleh Psikolog / Konselor Pendidikan diharapkan mampu menemukan bakat dan minat, serta membantu mengatasi berbagai aspek masalah yang mengganggu motivasi mahasiswa dalam mengikuti proses belajar. b. Menciptakan suasana belajar yang tenang nyaman dan jauh dari keramaian dan kebisingan. c. Memacu kreativitas mahasiswa dengan membuat berbagai kegiatan, perlombaan yang bersifat meningkatkan keilmuan dan ketrampilan d. Membudayakan budaya gemar membaca, bedah buku, diskusi dan kegiatan lainnya. e. Mengadakan sarana atau fasilitas kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, kesenian dll. 1) Konsep Pengembangan Konsep pengembangan kemahasiswaan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan relevansi dengan tujuan Universitas Graha Nusantara (UGN). Tujuan pengembangan diarahkan untuk membentuk mahasiswa yang mempunyai nalar yang tinggi, memiliki wawasan yang luas, rasa kepedulian social dan lingkungan, serta bertaqwa untuk menunjang upaya mencapai tujuan luhur tersebut. Para mahasiswa diupayakan ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan ektra kurikuler (ekstra moral), kemahasiswaan, ekonomi, koperasi dan lain-lain yang sejenis. 2) Pembinaan Kemahasiswaan Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di dalam Pembinaan Kemahasiswaan, antara lain adalah : a) Penyediaan dan penyaluran bebagai bentuk beasiswa kepada para mahasiswa yang :

63

 Berprestasi baik  Berprestasi baik dari strata ekonominya kurang mampu b) Pengembangan pengetahuan kepemimpinan dan berorganisasi c) Pembinaan minat, bakat dan prestasi dalam bidang olah raga dan kesenian. d) Pembinaan penalaran lewat kegiatan seminar, diskusi, penelitian, pelatihan penulisan karya ilmiah, dan lain-lain e) Pembinaan dan pengembangan rasa kepedulian dan solidaritas social lewat berbagai kegiatan seperti bakti social, Universitas Graha Nusantara Peduli, Kuliah Kerja Lapangan dan lain sebagainya. 3) Rencana Pembinaan Untuk pengembangan mahasiswa telah direncanakan kebiatan yang akan dilakukan antara lain : a) Melanjutkan pembinaan dan pengembangan kesejahteraan kemahasiswaan dengan :  Pengembangan atau perluasan sumber-sumber dan perbaikan system penyaluran beasiswa sehingga lebih merata  Pengadaan asrama mahasiswa  Pengadaan buku-buku teks dan alat-alat tulis yang lebih murah dari harga di pasar. b) Pembinaan penalaran mahasiswa lewat kegiatan-kegiatan :  Penelitian-penelitian instrusional  Peningkatan frekuensi dan kualitas seminar, diskusi dan forum-forum ilmiah lainnya  Perlombaan karya tulis ilmiah. c) Pembinaan kegiatan ekstra atau non kurikuler seperti :  Pembinaan minat, bakat dan prestasi dalam bidang olah raga dan kesenian.  Peningkatan kepedulian dan rasa solidaritas social mahasiswa atas berbagai isu social, ekonomi dan budaya.

64

4) Masalah-masalah a) Para mahasiswa jarang menguasai salah satu bahasa asing, terutama bahasa Inggris dan belum seluruhnya mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. b) Rasa memiliki (sense of belonging) rasa tanggung jawas (sense of responsibility), dan tingkat kepedulian sosial para mahasiswa belum merata, terutama terhadap kehidupan akademik dan sosial kampus. 5) Penyelesaian masalah a) Membina dan mengembangkan bidang bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counseling) Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan untuk mempelajari aspek-aspek yang dapat mempengaruhi prestasi belajar para mahasiswa dan membuat rekomendasi program pembinaan para mahasiswa. b) Merancang berbagai program pengembangan yang merangsang para mahasiswa untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam kehidupan social kemahasiswaan dilingkungan kampus. c) Menjadikan dan memelihara kampus sebagai tempat belajar dan tinggal yang nyaman dan aman.

7. Lain-lain Sasaran pengembangan dan peningkatan selain tersebut di atas yang juga turut mendukung adalah masalah keindahan kampus dan keamanan serta fasilitas publik lainnya seperti kantin, koperasi, dan sarana ibadah. II. Bidang Kemahasiswaan III. Bidang Kerumah Tanggaan a. Konsep pengembangan Susunan organisasi Universitas Graha Nusantara mengacu pada peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999Tentang Pendidikan Tinggi dan

65

Statuta UNiversitas Graha Nusantara (UGN). Berdasarkan acuan tersebut, pengembangan kerumah tanggan diarahkan pada upaya optimalisasi sumber-sumber daya, dana dan manusia untuk mendapatkan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi dari tiap kegiatan yang dikembangkan. Untuk mmemperlancar upaya optimalisasi tersebut, struktur dan organisasi Universitas Graha Nusantara (UGN) memerlikan berbagai penyempurnaan secara dinamis sesuai dengan otonomi akademik yang dimiliki Universitas Graha Nusantara (UGN) dan kebutuhan pengembangan, penyempurnaan tersebut memerlukan dukungan suatu sistem tata laksana kegiatan dan personil yang berkualitas dan profesional. Sistem pembinaan yang terpusat atau yang terbagi-bagi (desentralisasi) di unit-unit pelaksana (Fakultas) mempunyai berbagai kelemahan dan kekuatannya sendiri-sendiri dengan demikian, pembagian dan mekanisme kerja yang saling mendukung diantara kedua sistim tersebut merupakan orientasi dalam pengembangan kerumahtanggaan Universitas Graha Nusantara (UGN). Berdasarkan orientasi tersebut, perioritas program utama pengembangan kerumah tanggan mencakup pemantapan system pengelolaan atau tata laksana kegiatan yang dilakukan perioritas berikutnya berkaitan dengan upaya professional system pengelolaan dan para pengelola. b. Pembinaan Kerumah Tanggaan 1) Pembinaan kerumah tanggaan yang telah dilakukan a) Penyempurnaan susunan organisasi Universitas Graha Nusantara (UGN) sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan otonomi akademik yang dimiliki. b) Profesionalisasi pengelolaan lewat penyesuaian kemampuan, keterampilan, dan pembagian pekerjaan dengan mengaju kepada efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

66

c) Konsolidasi dan peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap dan persepsi para staf karyawan atas disiplin dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. c. Rencana Pembinaan Kerumah Tanggaan 1) Pembinaan dalam bidang organisasi antara lain adalah sebagai berikut :  Penyempurnaan susunan organisasi Universitas Graha Nusantara (UGN) sesuai dengan otonomi akademik yang dimiliki, seperti pembentukan para Pembantu Rektor, Para Pengelola kegiatan Estra Kurikuler dan unit-unit kerja lainnya.  Penyempurnaan organisasi unit-unit pelaksana teknis dan pelaksanaan lainnya sesuai dengan kebutuhan atau kepentingan Universitas Graha Nusantara (UGN) yang sesuai dengan statuta 2) Pembinaan Administrasi  Penyusunan dan tata penentuan, atata aliran kerja, hubungan kerja antara unit kerja secara vertical dan horizontal sehingga lebih terbuka.  Peningkatan disiplin kerja pegawai, etika kerja, pengetahuan dan keterampilan staf karyawan dan staf keamanan kampus. 3) Pembinaan Jalur Pengelolaan  Pengembangan sistem yang bertumpu pada kekuatan desentralisasi dan sentralisasi yang diikuti pengawasan atau pengendalian dan system evaluasi yang kondusif dengan system yang dikembangkan.  Pengadaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana komunikasi antara unit-unit pelaksana dan pimpinan Universitas. 4) Masalah-masalah Tenaga teknisi dan administrasi kurang atau belum mempunyai atau memahami :  Arti disiplin kerja dan etos kerja yang kondusif dengan program pembinaan dan pengembangan Universitas Graha Nusantara (UGN).

67

 Produktivitas kerja yang dibebani.  Arti kepekaan, peran, inovasi dan kreativitas dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.  Bagaimana upaya untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja. 5) Penyelesaian Masalah Upaya untuk menanggulangi masalah tersebut di atas, antara lain dapat diupayakan dengan :  Mengikut sertakan mereka dalam pelatihan-pelatihan khusus.  Mengadakan system pengawasan yang kondusif dengan prilaku sosial para karyawan.  Memperbaiki tingkat kesejahteraan umum para karyawan.  Memberlakukan sistem Rewards bagi yang berprestasi baik dalam kerja.

6.1. Faktor Pendukung Penegerian 1. Dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah serta Masyarakat Pembangunan pendidikan formal dalam dan luar sekolah merupakan sub-sistem pembangunan nasional. UGNPadangsidimpuan dalam melaksanakan operasionalnya mengacu pada Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh UUD 1945 dan Undang-Undang Tentang Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Peraturan pemerintah No. 60 tahun 1999 dan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang pendidikan Nasional.Dalam mewujudkan tujuan pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila maka UGN dengan kebulatan tekad, daya dan upaya mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertaqwa, menghayati nilai-nilai kemanusiaan, memiliki wawasan kebangsaan, kecerdasan dan keterampilan yang tinggi, meningkatkan budi pekerti, dan memperkuat kepribadian. UGN Padangsidimpuan dengan bantuan pemerintah dan dukungan masyarakat melaksanakan sistim pendidikan nasional. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan harus sejalan dengan pembangunan nasional. Pada dasarnya dukungan pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat untuk penegerian UGN Padangsidimpuan sangat

68

besar. Hal ini merupakan bagian pembangunan nasional. Kondisi ini ada kaitannya dengan peran pemerintah daerah yang banyak terlibat langsung sejak awal dalam pembangunan pendidikan tinggi di daerah ini. Artinya, pemerintah daerah berada di depan dalam mengkoordinasikan keikutsertaan masyarakat Tapanuli Bagian Selatan baik mereka yang berdomisili di Tabagsel maupun mereka yang di luar Tapanuli Selatan dalam penegerian UGNPadangsidimpuan.

2. Potensi Sumberdaya Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya dan Tapanuli bagian selatan umumnya memiliki potensi sumberdaya alam yang relatif kaya, baik di laut maupun di darat. Penegerian UGNPadangsidimpuan sangat diperlukan untuk menyumbangkan pengembangan sumberdaya manusia dan dalam memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah tentang bagaimana memanfaatkan sumberdaya alam tersebut untuk kesejahteraan masyarakat. UGN Padangsidimpuan adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terletak di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Universitas ini dikelola oleh Yayasan Dharma Bhakti Pendidikan Indonesia (YADPI), mengasuh 5 (lima) fakultas dengan 13 program studi. Dengan berpijak pada visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam RENSTRA di atas, UGNdalam menatap masa depan yang lebih gemilang mewujudkan Good University Governance, yang meliputi peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan, peningkatan kualitas suasana akademik, pengembangan manajemen sumberdaya insani dan peningkatan kapasitas dan layanan sarana dan prasarana dalam menunjang mutu akademik yang menitik beratkan peningkatan kualitas layanan perpustakaan, laboratorium, dan sistem informasi terintegrasi untuk meningkatkan aksesibilitas stakeholders internal maupun eksternal. UGN-P berada ditengah masyarakat di daerah Tapanuli Bagian Selatan (Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan hiterlennya). Data terakhir yang diperoleh pada tahun 2009 di

69

Tapanuli Bagian Selatan jumlah penduduk usia 19 – 24 tahun yang sudah menamatkan pendidikan SLTA sebanyak +100.000 orang. Namun yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi hanya +20.000 orang saja ( 20 %). Sementara itu bagian terbesar dari mereka yang sudah memperoleh ijazah SLTA tersebut sebagian mulai memasuki pasar kerja dan sebagian lagi masih mencari kerja, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya (Biro Pusat Statistik, Tapanuli Selatan, 2010). Masyarakat Tapanuli Bagian Selatan sangat berminat untuk masuk keperguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri maka mereka harus hijrah dan bermukim di sana yaitu : a. Universitas Sumatera Utara di Medan yang berjarak tempuh + 400 Km (Waktu tempuh 9 Jam). b. Universitas Riau di Pakan Baru yang berjarak tempuh tempuh + 445 Km (Waktu tempuh 10 Jam). c. Universitas Andalas di Padang yang berjarak tempuh tempuh + 407 Km (Waktu tempuh 8 Jam). (Sumber Data : Dinas Perhubungan Kota Padangsidimpuan) Keadaan ini tentu memerlukan biaya yang lebih besar, tidak hanya sekedar biaya pendidikan, namun juga memerlukan biaya akomodasi lainnya. UGN Padang sidimpuan sebagai sub sistem pendidikan tinggi nasional perlu segera membuat kebijakan, strategi dan langkah-langkah antisipasi agar tetap dapat berperan penting sebagai kekuatan pembaharuan dan pemberdaya masyarakat khususnya dalam bidang sumber daya manusia. UGNPadangsidimpuan perlu memiliki kemampuan untuk menjadikan dirinya sebagai tempat pembelajaran oleh masyarakat secara lebih luas tidak lagi terbatas hanya bagi mahasiswa yang membutuhkan sertifikat (formal students), tetapi juga bagi kelompok-kelompok pembelajar non- formal (non-formal learners) seperti para praktisi bisnis, masyarakat awam, pejabat-pejabat pemerintah daerah dan lain-lain yang membutuhkan pengetahuan (ilmu, teknologi dan seni) dalam meningkatkan efisiensi, mutu dan produktivitas kerja mereka guna peningkatan daya saing.

70

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pelayanan pendidikan di atas terlebih dalam melayani kelompok non-formal learners. Pelayanan pendidikan masyarakat secara lebih luas ini bagi UGNP juga adalah perluasan segmen pasar sehingga efektif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan alternatif. Di samping itu untuk mewujudkan diri sebagai perguruan tinggi terkemuka di Wilayah Barat Sumatera dan mampu bersaing secara nasional, UGNPadangsidimpuan perlu segera membenahi seluruh proses dan mengemas produk-produknya dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat agar mampu mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin bersaing secara global. Para pakar (tenaga akademik) harus terampil dalam mengemas bidang-bidang ilmu keunggulannya masing-masing ke dalam bentuk yang mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh para pembelajar khususnya pembelajar non-formal serta dapat diakses dengan mudah melalui media teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Pelayanan bagi kelompok pembelajar formal (formal students) perlu lebih diarahkan kepada pembentukan lulusan berdaya saing global yang memiliki kemampuan tinggi tidak hanya dalam bidang keilmuan tetapi juga keterampilan komunikasi termasuk dalam penggunaan teknologi komunikasi. Hal ini sangat penting karena pasar kerja akan membutuhkan tenaga-tenaga yang memiliki keterampilan mengkomunikasikan ilmu dan hasil-hasil penelitiannya dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Penegrian UGNPadangsidimpuan akan mengurangi urbanisasi masyarakat terutama usia pendidikan untuk kekota besar seperti Medan, Pakan Baru, Padang dan kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Para pelajar awalnya ingin mengecam pendidikan di universitas negeri , namun setelah tammat mereka juga tidak kembali ke daerah Tabagsel, malah bekerja di daerah mana mereka mengecam pendidikan karena merasa lingkungannya sudah sesuai untuk berkarya.

71

3. Jumlah SLTA dan Sederajatnya Isu strategis rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tingginya tingkat kemiskinan sering menjadi menarik ketika bangsa ini berusaha untuk meraih tingkat kesejahteraan. Sementara itu seseorang yang mempunyai pendapatan rendah mengakibatkan kemiskinan, sering berdalih mereka tidak mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan keterampilan yang memadai, sehingga mereka tersisih dari persaingan kerja. Berdasarkan data BPS, angka pengangguran terbuka cenderung meningkat bagi mereka yang berusia muda (dibawah 25 tahun). Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah di atas (perkotaan) 50 % adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. (BPS : Rencana Tenaga Kerja Nasional (2004-2009 ; hal 22-23). Kondisi pada level nasional tersebut, ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi masyarakat di daerah Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara (Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara, dan hiterlennya). Data terakhir yang diperoleh pada tahun 2009 di Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara jumlah penduduk usia 19 – 24 tahun yang sudah menamatkan pendidikan SLTA sebanyak +100.000 orang. Namun yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi hanya +28.000 orang saja ( 28 %). Sementara itu bagian terbesar dari mereka yang sudah memperoleh ijazah SLTA tersebut sebagian mulai memasuki pasar kerja dan sebagian lagi masih mencari kerja, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya (BPS : Data SPAN08, diolah). Banyak yang menjadi faktor penyebab tingginya angka tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi bagi masyarakat yang sudah memiliki ijazah SLTA dan guru-guru yang masih muda, salah satu faktor adalah ketiadaan Universitas Negeri di wilayah Tapanuli Bagian Selatan menjadi salah satu penyebab mereka tidak melanjutkan pendidikan.

72

6.2. Usulan Organisasi dan Tata Kerja Usulan organisasi yang ingin dibuat oleh UGN Padangsidimpuan terdiri atas : 1. Universitas adalah Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan Sumatera Utara sebagai Perguruan Tinggi Negeri Indinesia. 2. Menteri adalah Menteri yang Bertanggung jawab atas pendidikan Tinggi. 3. Menteri Keuangan adalah Menteri yang bertanggung jawab untuk mewakili Pemerintah di bidang keuangan yang mempunyai kewenangan dalam setiap pemisahan harta kekayaan Negara untuk ditempatkan sebagai kekayaan awal pada Universitas. 4. Majelis Wali Amanat adalah Organ Universitas yang berfungsi mewakili Pemerintah dan Masyarakat. 5. Dewan Audit adalah Organ Universitas yang secara independen melakukan evaluasi hasil audit internal dan eksternal atas penyeleggaraan Universitas untuk dan atas nama Majelis Wali Amanat. 6. Senat Akademik adalah badan normatif tertinggi Universitas di bidang akademik yang terdiri dari Wakil Guru Besar, Wakil Dosen bukan Guru Besar, Rektor dan Pembantu Rektor, Dekan, Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi, dan unsur lain yang ditetapkan oleh Senat Akademik. 7. Dekan adalah pimpinan Fakultas yang memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga pendidik, mahasiswa, tenaga administrasi, dan administrasi serta bertanggungjawab kepada Rektor. 8. Dewan Guru Besar adalah Dewan Guru Besar Universitas yang berfungsi melakukan pembinaan kehidupan akademik dan integrasi moral serta etika dalam lingkungan sivitas akademika Universitas. 9. Rektor adalah Pimpinan Universitas yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Universitas. 10. Sivitas Akademika adalah dosen dan mahasiswa pada Universitas. Organisasi UGN Padangsidimpuan secara garis besar berdasarkan kedudukannya terdiri dari:

73

 Majelis Wali Amanat, Dewan Audit, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, Pimpinan, Dosen, Tenaga Administrasi, Pustakawan, Teknisi, unsur pelaksana akademik, unsur pelaksana administrasi, dan unsur penunjang  Unsur pelaksana akademik terdiri dari Fakultas dan Program studi, Lembaga dan bentuk lain yang dipandang perlu  Unsur pelaksana administrasi terdiri dari Biro, Bagian dan bentuk lainnya yang dipandang perlu  Unsur penunjang terdiri dari Perpustakaan dan Sistem Informasi, Laboratorium, Bengkel Universitas, Kebun Percobaan, Pusat Komputer, unit usaha dan bentuk lain yang dipandang perlu

6.2.1. Kedudukan Tugas dan Fungsi Majelis Wali Amanat Majelis Wali Amanat adalah organisasi Universitas untuk berfungsi untuk mewakili kepentingan Pemerintah dan kepentingan masyarakat. 1. Majelis Wali Amanat beranggotakan 21 orang yang mewakili unsur: a. Menteri; b. Senat Akademik; c. Masyarakat;dan d. Rektor 2. Anggota Majelis Wali Amanat diangkat dan diberhentikan oleh Menteri setelah menerima usulan dari senat Akademik. 3. Anggota Majelis Wali Amanat yang mewakili Menteri berjumlah 1 (satu) orang yang ditetapkan oleh Menteri. 4. Anggota Majelis Wali Amanat yang mewakili Senat Akademik berjumlah 8 (delapan) orang yang dipilih dari dan oleh senat Akademik. 5. Anggota Majelis Wali Amanat harus memenuhi kretaria utama pada komitmen, kemampuan, integritas, prestasi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan Universitas. 6. Angota Majelis Wali Amanat yang mewakili masyarakat berjumlah 11 (sebelas) orang yang diusulkan oleh Senat Akademik.

74

7. Angota Majelis Wali Amanat harus memenuhi kretaria utama pada komitmen, kemampuan, integritas, prestasi, wawasan, minat terhadap pengembangan Universitas, dan non partisan. 8. Angota Majelis Wali Amanat, diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali, dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali berturut-turut. 9. Majelis Wali Amanat diketuai oleh seorang ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris yang masing-masing dipilih dari dan oleh anggota lainnya dengan masa jabatan 5(lima) tahun. 10. Rektor merupakan anggota Majelis Wali Amanat yang tidak dapat dipilih sebagai Ketua dan tidak mempunyai hak suara dalam hal terjadi pemungutan suara. 11. Ketua dan Sekretaris Majelis Wali Amanat tidak dibenarkan memangku jabatan rangkap sebagai pimpinan atau jabatan struktural pada Universitas, Perguruan tinggi lain, instansi pemerintah, dan jabatan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan kepentingan Universitas. 12. Tata cara pemilihan, pengusulan, dan pemberhentian Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat termasuk komposisinya dan jumlah setiap unsurnya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Majelis Wali Amanat bertugas untuk menetapkan kebijakan umum Universitas dalam bidang non akademik; 1. Mengangkat dan memberhentikan Pimpinan Universitas; 2. Mengesahkan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Universitas; 3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian umum atas pengelolaan Universitas; 4. Melakukan penilaian atas kinerja Pimpinan Universitas; 5. Bersama Pimpinan Universitas menyusun dan menyampaikan laporan tahunan kepada Menteri; dan 6. Memberikan masukan dan pendapat kepada Menteri tentang pengelolaan Universitas.

75

Dalam rangka melaksanakan tugas Majelis Wali Amanat berwenang: 1. Mengesahkan Anggaran Rumah Tangga Universitas yang diusulkan oleh Senat Akademik. 2. Menetapkan ketentuan-ketentuan yang memuat prinsip kehati-hatian dalam rangka pengelolaan Universitas; dan 3. Menunjuk dan mengangkat auditor eksternal yang independen dan profesional. Pelaksanaan kewenangan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Majelis Wali Amanat dibebankan kepada anggaran Universitas. Dalam melaksanakan tugan Majelis Wali Amanat mengikuti aturan : 1. Majelis Wali Amanat menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan. 2. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari seluruh anggota, dan diundurkan jika kourum belum tercapai. 3. Keputusan rapat ditetapkan berdasarkan musyawarah-mufakat dan bila diperlukan dapat dilakukan pemungutan suara. 4. Setiap anggota Majelis Wali Amanat memiliki hak suara yang sama, kecuali dalam hal yang berkaitan dengan pengangkatan dan pemberhentian Rektor, anggota yang mewakili unsur Menteri 35% (tiga puluh lima persen), anggota lain memiliki secara bersama-sama 65% (enam puluh lima persen), dan Rektor tidak memiliki hak suara. 5. Tata cara, mekanisme, pelaksanaan rapat Majelis Wali Amanat diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Dewan Audit Dewan Audit adalah organ Universitas yang secara independen melaksanakan evaluasi hasil audit internal dan eksternal atas penyelenggaraan Universitas untuk dan atas nama Majelis Wali Amanat. Hal-hal yang berlaku pada Dewan Audit yaitu :

76

1. Anggota Dewan Audit dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Wali Amanat. 2. Anggota Dewan Audit berjumlah sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang yang terdiri atas Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota dan anggota. 3. Dewan Audit melaksanakan evaluasi hasil audit Universitas dalam bidang keuangan dan bidang akademik. 4. Dewan Audit bertaggung jawab kepada Majelis Wali Amanat. 5. Anggota Dewan Audit diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali, dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali berturut-turut. 6. Persyaratan, tatacara pengangkatan, dan pemberhentian anggota Dewan Audit diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Dewan Audit bertugas untuk: 1. Menetapkan kebijakan audit internal; 2. Mempelajari dan menilai hasil audit internal dan eksternal; dan 3. Mengambil kesimpulan dan mengajukan saran kepada Majelis Wali Amanat. Anggaran pelaksanaan Dewan Audit dibebankan kepada anggaran Universitas. Tata cara penyelenggaraan tugas Dewan Audit akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Senat Akademik Senat akademik adalah badan normatif tertinggi universitas di bidang akademik yang terdiri atas wakil guru besar, wakil dosen bukan guru besar, rektor dan pembantu rektor, dekan, kepala perpustakaan dan sistem informasi dan unsur lain yang ditetapkan oleh senat akademik. Wakil guru besar sebanyak 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah dewan guru besar. Wakil dosen bukan guru besar dipilih melalui pemilihan oleh masing-masing fakultas sebanyak 3 (tiga) orang. Perwakilan unsur lain yang ditetapkan oleh senat akademik sebanyak 4 (empat) orang. Anggota senat akademik kecuali anggota ex-officio diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali. Senat akademik dipimpin oleh

77

ketua dan sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali. Rektor merupakan anggota senat akademik yang tidak dapat dipilih menjadi ketua dan sekretaris. Dalam melaksanakan tugas, senat akademik dapat membentuk komisi-komisi. Tata cara pemilihan anggoa, ketua dan sekretaris senat akademik serta pembentukan komisi-komisi berikut tugas, wewenang, tata kerja, dan susunan angota-anggotanya termasuk komisi dan jumlahnya diatur lebih lanjut dalam AD/ART UGN Padangsidimpuan. Senat Akademik bertugas untuk : 1. Menyusun kebijakan akademik Universitas; 2. Menyusun kebijakan penilaian prestasi akademik kecakapan serta kepribadian Sivitas Akademik; dan 3. Merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan Universitas dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian; 4. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; 5. Memberi masukan kepada Pimpinan dalam penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran; 6. Melakukan pengawasan mutu akademik dalam penyelenggaraan universitas; dan 7. Merumuskan tata tertib kehidupan kampus. Dalam rangka melaksanakan tugas Senat Akademik : 1. Berwenang memberikan pertimbangan kepada Pimpinan Universitas atas usulan pembukaan dan penutupan fakultas, departemen, program studi, lembaga dan unit-unit akademik lainnya; 2. Berwenang mengusulkan Anggaran Rumah Tangga kepada Pimpinan Universitas; dan 3. Secara proaktif menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik dan masyarakat umum. 4. Senat Akademik menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan

78

5. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota Senat Akademik 6. Keputusan rapat ditetapkan berdasarkan musyawarah mufakat dan bila diperlukan dapat dilakukan pemungutan suara 7. Keputusan rapat yang berdasarkan pemungutan suara ditetapkan apabila disetujui oleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari suara yang hadir dalam rapat 8. Tata cara rapat Senat Akademik diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga 9. Anggaran pelaksanaan tugas Senat Akademik dibebankan kepada anggaran universitas

Dewan Guru Besar Dewan Guru Besar dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota Dewan Guru Besar untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali. Dewan Guru Besar bertugas untuk: 1. Memberikan masukan kepada Pimpinan Universitas dalam hal pengembangan keilmuan dan kualitas pendidikan. 2. Memberikan masukan kepada Pimpinan Universitas dalam hal pembinaan suasana akademik, etika keilmuan, integritas dan moral Sivitas akademik; dan 3. Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan atas usul pengangkatan Guru Besar, Doktor Kehormatan, dan pemberian penghargaan kehormatan lainnya. Anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Dewan Guru Besar dibebankan pada anggaran Universitas.

Pimpinan Pimpinan Universitas terdiri dari Rektor dan dibantu oleh beberapa orang Pembantu Rektor. Anggota pimpinan Universitas harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:

79

1. Mampu melaksanakan perbuatan hukum; 2. Berkewarganegaraan Indonesia; 3. Sehat rohani dan jasmani; 4. Memiliki integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi; dan 5. Berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi. Persyaratan khusus mengenai pimpinan Universitas diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Pemilihan Rektor dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Rektor berakhir. Jumlah dan kewenangan Pembantu Rektor diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Kedudukan rektor : 1. Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Senat Akadenis melalui pemungutan suara. 2. Rektor diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali. 3. Pembantu Rektor diangkat paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelantikan Rektor oleh Senat Akademis atas usul Rektor. 4. Pembantu Rektor diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali. 5. Tata cara pencalonan, pemilihan pengangkatan Pimpinan Universitas diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Pimpinan Universitas bertugas untuk: 1. Melaksanakan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengebdian kepada masyarakat; 2. Mengelola seluruh kekayaan universitas dan memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan universitas; 3. Membina tenaga kependidikan dan tenaga kerja lainnya yang ditetapkan oleh universitas; 4. Membina hubungan dengan alumni, lingkungan universitas dan masyarakat pada umumnya; 5. Menyelenggarakan pembukuan universitas;

80

6. Menyusun Rencana Strategis yang memuat sasaran dan tujuan universitas yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun; 7. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran tahunan universitas; 8. kepada Menteri. Dalam rangka melaksanakan tugas Pimpinan Universitas: 1. Mengangkat dan memberhentikan pimpinan fakultas dan unit-unit lain di lingkungan universitas; 2. Mengangkat dan memberhentikan pegawai universitas; 3. Menunjuk dan mengangkat auditor internal untuk melaksanakan dan melaporkan hasil audit keuangan dan audit kinerja akademik berdasarkan kebijakan audit yang ditetapkan oleh Dewan Audit; dan 4. Membuka dan menutup Fakultas, Program Studi, Lembaga dan unit- unit akademik lainnya dengan memperhatikan pertimbangan Senat Akademik. Pimpinan dapat mendelegasikan tugas kepada pimpinan Fakultas atau pimpinan unit lainnya. Pendelegasian sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Pimpinan mewakili Universitas di dalam dan di luar pengadilan untuk kepentingan dan tujuan Universitas. Anggota Pimpinan tidak berhak mewakili Universitas apabila : 1. Terjadi perkara di depan pengadilan antara Universitas dengan anggota Pimpinan bersangkutan; 2. Anggota Pimpinan bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan Universitas; Apabila Rektor berhalangan tidak tetap, maka Rektor menunjuk salah seorang Pembantu Rektor bertindak sebagai pelaksana harian Rektor. Apabila Rektor berhalangan tetap, maka Senat Akademik menunjuk salah seorang Pembantu Rektor menjadi Rektor hingga berakhirnya masa jabatan Rektor sebelumnya. Pimpinan Universitas tidak dibenarkan memangku jabatan rangkap sebagaimana tersebut di bawah ini : 1. Pimpinan dan jabatan struktural lainnya pada dalam instansi/lembaga pedidikan tinggi lain; 2. Jabatan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah;

81

3. Pimpinan badan usaha di dalam maupun di luar Universitas; dan 4. Jabatan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan kepentingan Universitas

Unsur Pelaksana Akademik Unsur pelaksana akademis terdiri dari : 1. Fakultas :  Fakultas mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesi, dan/atau vokasi dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu.  Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh beberapa orang Pembantu Dekan. 2. Lembaga :  Lembaga mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan penelitian dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu, dan mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.  Lembaga terdiri dari beberapa pusat penelitian dan pusat pelayanan.  Lembaga dipimpin oleh Direktur dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Wakil Direktur.

Unsur Pelaksana Administrasi Unsur pelaksana administrasi adalah Biro menyelenggarakan pelayanan administrasi dalam bidang akademik, kemahasiswaan, sumberdaya manusia, dan keuangan yang terdiri dari baian-bagian. Organisasi dan tata laksana unsur-unsur pelaksana administrasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Unsur Penunjang Unsur penunjang terdiri dari Perpustakaan, Sistem Informasi, Laboratorium. Kedudukan tugas dan fungsi dari unsur ini adalah :

82

1. Perpustakaan dan Sistem Informasi mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pelayanan perpustakaan dan sumberdaya informasi di Universitas. 2. Perpustakaan dan Sistem Informasi terdiri dari perpustakaan Universitas dan cabang-cabangnya. 3. Perpustakaan dan Sistem Informasi dipimpin oleh Kepala dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Wakil Kepala. 4. Laboratorium ilmu-ilmu Dasar mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pelayanan praktikum ilmu-ilmu Dasar dan perkuliahan ilmu-ilmu umum di Universitas. 5. Laboratorium Ilmu-ilmu Dasar dipimpin oleh Kepala dan sekurang- kurangnya 1 (satu) orang Wakil Kepala.

Unit Usaha Unit usaha Universitas dapat berbentuk usaha akademik, penunjang dan komersial. Unit usaha akademik adalah usaha yang terkait dengan kegiatan akademik. Unit usaha penunjang adalah usaha yang menunjang kegiatan Universitas. Unit usaha komersial adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh Universitas dalam rangka menunjang pendanaan penyelenggaraan fungsi Universitas. Kedudukan tugas dan funsi unit usaha adalah : 1. Pimpinan unit usaha komersial diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Wali Amanat untuk masa jabatan tertentu yang diatur lebih lanjut dalam keputusan Majelis Wali Amanat. 2. Pimpinan unit usaha komersial bertanggung jawab kepada Majelis Wali Amanat dalam melakukan pengelolaan usaha komersial. 3. Atas persetujuan Majelis Wali Amanat, pimpinan unit usaha komersial dapat mendirikan bentuk usaha komersial lain berbadan hukum, yang sahamnya dapat dimiliki sepenuhnya atau sebagian oleh Universitas. Setiap tahun pimpinan unit usaha komersial wajib menyusun: 1. Rencana Kerja dan anggaran Tahunan untuk mendapatkan persetujuan Majelis Wali Amanat;

83

2. Laporan Tahunan yang terdiri atas laporan keuangan dan laporan kegiatan dipertanggung-jawabkan kepada dan disahkan Majelis Wali Amanat; 3. Tata cara pengelolaan unit usaha diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Bentuk unsur penunjang lain, organisasi dan tata laksana unsur-unsur penunjang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

6.2.2. Susunan Organisasi Susunan usulan organisasi UGN Padangsidimpuan yang akan dinegerikan diilustrasikan pada Gambar 2.

BAGAN ORGANISASI UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA YANG DIUSULKAN

6.2.3. Fakultas Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Dekan yakni: seorang Pembantu Dekan bidang Akademik, seorang

84

Pembantu Dekan bidang Administrasi dan Keuangan, dan seorang Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Dekan dapat mengangkat beberapa orang staf ahli Dekan. Pimpinan Fakultas bertugas: 1. Memimpin pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pelayanan kepada masyarakat berdasarkan peratura, kaidah, dan tolok ukur penyelenggaraan kegiatan akademik Universitas; 2. Menyusun Rencana Strategis Fakultas berdasarkan Rencana Strategis Universitas; 3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran tahunan Fakultas; 4. Memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam pembinaan tenaga kependidikan, peserta didik, tenaga administrasi, dan golongan tenaga kerja lain di Fakultas; 5. Membina hubungan dengan alumni, lingkungan Fakultas dan masyarakat umum; 6. Menyelenggarakan pembukuan Fakultas; 7. Melaporkan secara berkala kepada DPF (dewan pertimbangan fakultas) mengenai kemajuan Fakultas; 8. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan kepada Rektor dengan persetujuan DPF; 9. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan, tenaga administrasi, dan golongan tenaga kerja lain kepada Rektor; 10. Mengusulkan pengangkatan pimpinan Departemen dan pimpinan unit yang berada dibawahnya kepada Rektor; 11. Menyampaikan usul pengangkatan Guru Besar Fakultasnya kepada Rektor; 12. Mendelegasikan pelaksanaan tugas Pimpinan Fakultas kepada Pimpinan unit yang berada dibawahnya; 13. Mengusulkan pembukaan dan/atau penutupan Program Studi, dan unit pelaksana akademik lainnya berdasarkan pertimbangan DPF kepada Rektor; 14. Menyampaikan laporan tahunan dalam rapat DPF

85

Dewan Pertimbangan Fakultas Dewan Pertimbangan Fakultas (DPF) merupakan organ Fakultas yang berperan untuk memberikan pertimbangan, dan arahan dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Fakultas. DPF terdiri dari unsur : 1. Pimpinan Fakultas; 2. Guru Besar; 3. Ketua Departemen; 4. Ketua-Ketua Program Studi; dan 5. Perwakilan dosen non Guru Besar yang duduk di Senat Akademik Universitas. Ketua dan Sekretaris DPF dipilih dari dan oleh anggota. DPF mengadakan rapat sekurang-kurangnya satu kali tiga bulan atau atas permintaan Dekan. Tata cara penyelenggaraan rapat diatur lebih lanjut dalam tata tertib DPF.

Departemen Departemen merupakan organ Fakultas yang berfungsi melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu. 1. Departemen terdiri dari: a. Ketua Departemen; b. Sekretaris Departemen; c. Para Ketua dan Sekretaris Program Studi; d. Para Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel; e. Para Dosen; dan f. Staf Administrasi/tenaga penunjang lainnya. 2. Dalam melaksanakan fungsinya, Departemen: a. Bertanggung jawab dalam pengembangan dan perbaikan program studi secara berkelanjutan b. Bertugas memobilisasi staf akademik untuk dimanfaatkan secara optimal.

86

c. Membuat perencanaan pengembangan staf akademik. 3. Pembukaan dan/atau penutupan Departemen ditetapkan oleh Rektor setelah memperoleh pertimbangan Senat Akademik berdasarkan usulan Dekan yang bersangkutan. 4. Usulan Dekan tentang pembukaan dan/atau penutupan Departemen pada setiap Fakultas disampaikan kepada Rektor dalam suatu proposal yang komprehensif dan telah memperoleh pertimbangan DPF. 5. Departemen memiliki Progrm Studi Sarjana (S-1), dan dapat memiliki Program Studi Magister (S-2), Doktor (S-3), serta program-program lain yang berkaitan dengan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. 6. Departemen dapat melakukan pengembangan pendidikan, penelitian dan kerjasama dengan pihak lain atas persetujuan Pimpinan Universitas. 7. Departemen memiliki Laboratorium/Studio/Bengkel sesuai kebutuhan. Departemen dipimpin oleh seorang Ketua dibantu seorang Sekretaris. 1. Ketua adalah tenaga dosen yang memiliki jabatan minimal Lektor, memiliki latar belakang pendidikan minimal S2 atau setara dari Perguruan Tinggi yang diakui oleh Dikti dan/atau Guru Besar dalam bidang ilmu yang dikelola departemen bersangkutan, memiliki komitmen dan moral yang baik dan telah bekerja di departemen bersangkutan secara terus menerus selama minimal 3 (tiga) tahun. 2. Ketua pada Departemen yang menyelenggarakan Program Pascasarjana harus memiliki latar belakang pendidikan S3 atau setara dari Perguruan Tinggi yang diakui oleh Dikti.

Program Studi Program Studi adalah kesatuan rencana belajar di Universitas sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesional dan/atau vokasi yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat mengeusai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. Program Studi dapat dikelola oleh Departemen, lintas Departemen dan lintas Fakultas. Pembukaan

87

dan/atau penutupan Program Studi pada setiap Departemen ditetapkan oleh Rektor setelah memperoleh pertimbangan Senat Akademik berdasarkan usulan Dekan yang disusun dalam suatu proposal yang komprehensif. Usulan Dekan tentang pembukaan dan/atau penutupan Program Studi pada setiap Departemen disampaikan kepada Rektor setelah memperoleh pertimbangan DPF. Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua dibantu seorang Sekretaris. Aturan lain yang menyangkut program studi adalah : 1. Ketua dan Sekretaris Program Studi jenjang S1 adalah Guru Besar dan/atau dosen dalam bidang ilmu yang dikelola, memiliki jabatan minimal Lektor, latar belakang pendidikan minimal S2 atau setara dari Perguruan Tinggi yang diakui oleh Dikti, memiliki komitmen dan moral yang baik dan telah bekerja di departemen bersangkutan secara terus menerus selama minimal 3 (tiga) tahun. 2. Ketua dan Sekretaris Program Studi jenjang S2 dan S3 adalah Guru Besar dan/atau dosen dalam bidang ilmu yang dikelola, memiliki jabatan minimal Lektor, latar belakang pendidikan S3 atau setara dari Perguruan Tinggi yang diakui Dikti, memiliki komitmen dan moral yang baik dan telah bekerja di departemen bersangkutansecara terus menerus selama minimal 3 (tiga) tahun. 3. Kurikulum Program Studi disusun oleh Departemen dan/atau Fakultas dalam suatu proposal yang komprehensif dan telah memperoleh pertimbangan DPF, dengan berpedoman pada ketentuan penyusunan kurikulum bidang ilmu terkait, serta visi dan misi Universitas. 4. Ketua dan Sekretaris Departemen, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan unsur ketenagaan Departemen lainnya diangkat dan diberhentikan oleh rektor 5. Calon Ketua dan Sekretaris Departemen, calon Ketua dan Sekretaris Program Studi, calon Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan calon unsur ketenagaan Departemen lainnya diajukan oleh para dosen masing-masing departemen 6. Untuk pengajuan para calon, DPF membentuk Panitia Penjaringan calon Ketua dan Sekretaris Departemen, calon Ketua dan Sekretaris

88

Program Studi, calon Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan calon unsur ketenagaan Departemen lainnya 7. Calon Ketua dan Sekretaris Departemen, calon Ketua dan Sekretaris Program Studi, calon Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan calon unsur ketenagaan Departemen lainnya yang memenuhi persyaratan diajukan Dekan setelah memperoleh pertimbangan DPF kepada Rektor untuk dinilai oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Universitas 8. Ketua dan Sekretaris Departemen, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan unsur ketenagaan Departemen lainnya ditetapkan oleh Rektor berdasarkan hasil penilaian Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Universitas 9. Penetapan Ketua dan Sekretaris Departemen, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan unsur ketenagaan Departemen lainnya dilaksanakan oleh Rektor selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sebelum masa jabatan masing-masing berakhir 10. Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Departemen, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan unsur ketenagaan Departemen lainnya adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali berturut-turut 11. Tata cara penjaringan, pengangkatan dan pemberhentian Ketua dan Sekretaris Departemen, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Laboratorium/Studio/Bengkel dan unsur ketenagaan Departemen lainnya diatur lebih lanjut dalam keputusan rektor 12. Setiap Departemen bersama dengan satuan organisasi yang berada di bawah pengelolaannya harus membuat Evaluasi Diri dan Rencana Kerja secara berkala setiap tahun, yang diserahkan kepada Pimpinan Fakultas untuk pembuatan Evaluai Diri dan Rencana Kerja Tahunan Fakultas

89

13. Evaluasi Diri dan Rencana Kerja Tahunan Fakultas diteruskan kepada Pimpinan Universitas untuk pembuatan Evaluasi Diri dan Rencana Kerja Universitas

6.2.4. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LP2M) adalah unsur pelaksana akademik yang berfungsi mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan peneltian dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu; dan mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Organisasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat terdiri atas : 1. Pimpinan; 2. Kelompok Ahli; 3. Pusat penelitian/pengkajian; 4. Pusat pengabdian/pelayanan kepada masyarakat; 5. Pelaksana administrasi. Secara struktur kedudukan LP2M UGN Padangsidimpuan yang diusulkan adalah : 1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat dipimpin oleh seorang Direktur, Ketua dan Sekretaris bidang Penelitian, Ketua dan Sekretaris bidang Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat. 2. Direktur Lembaga dan Ketua bidang, minimal memiliki jabatan Lektor Kepala, latar belakang pendidikan S3 atau setara dari Perguruan Tinggi yang diakui oleh Dikti, memiliki komitmen dan moral yang baik dan telah bekerja di Universitas secara terus menerus selama minimal 5 (lima) tahun. 3. Sekretaris bidang, minimal memiliki jabatan Lektor Kepala, latar belakang pendidikan S2 atau setara dari Perguruan Tinggi yang diakui oleh Dikti, memiliki komitmen dan moral yang baik dan telah bekerja di Universitas secara terus menerus selama minimal 5 (lima) tahun. 4. Pimpinan Lembaga diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

90

5. Masa jabatan Pimpinan Lembaga adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali berturut- turut. 6. Tata cara pengangkatan Pimpinan dan tata kerja Lembaga ditetapkan oleh Rektor.

6.2.5. Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi Administrasi Universitas meliputi administrasi umum, akademik, keuangan, kepegawaian, pengelolaan sarana fisik/fasilitas, perencanaan dan pengembangan, kegiatan kerja sama, kemahasiswaan dan alumni, administrasi pada satuan organisasi tingkat Universitas lainnya dan administrasi pada tingkat Fakultas. Penyelenggara administrasi pada tingkat Universitas adalah biro-biro yang berada di bawah naungan Kantor Pusat Administrasi Universitas (KPAU). Pelaksanaan administrasi pada satuan organisasi tingkat Universitas lainnya diselenggarakan di masing- masing satuan organisasi terkait. Biro-biro yang berada di bawah naungan KPAU terdiri dari: Biro administrasi akademik, Biro administrasi dan keuangan, Biro kemahasiswaan dan alumni, Biro perencanaan dan kerja sama, Biro pemeliharaan dan pengembangan aset, dan Biro hukum. 1. Masing-masing Biro dapat membentuk Bagian dan Sub Bagian sesuai kebutuhan. 2. Setiap Bagian dapat terdiri dari sejumlah Sub Bagian. 3. Pembentukan dan pembubaran Biro, Bagian dan Sub Bagian ditetapkan oleh Rektor berdasarkan persetujuan Majelis Wali Amanat. 4. Tata kerja Biro, Bagian dan Sub Bagian diatur dan ditetapkan oleh Rektor. Aturan lain yang menyangkut dengan biro ini adalah : 1. Biro dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor. 2. Bagian dan Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala.

91

3. Kepala Bagian dan Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Kepala Biro. 4. Tata cara penetapan, pengangkatan dan masa jabatan Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian diatur lebih lanjut dengan Keputusan Rektor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan Administrasi Pada Satuan Organisasi Tingkat Universitas lainnya adalah 1. Rektor menetapkan seorang Sekretaris Eksekutif yang bertugas melaksanakan fungsi koordinasi kegiatan-kegiatan Pimpinan Universitas. 2. Sekretaris Eksekutif diangkat dan dibenhentikan serta bertanggung jawab kepada Rektor. 3. Rektor membentuk Satuan Audit Internal (SAI) yang bertugas melaksanakan audit internal atas penyelenggaraan kegiatan akademik dan non-akademik Universitas. 4. Rektor dapat membentuk pelaksana administrasi tingkat Universitas lainnya atas persetujuan Majelis Wali Amanat. 5. Tata kerja, pengangkatan dan pemberhentian serta masa jabatan pelaksana administrasi pada satuan organisasi tingkat Universitas lainnya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Rektor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pusat Sistem Informasi adalah unsur penunjang Universitas yang berfungsi merencanakan, membangun, mengelola, mengkoordinasikan dan mengembangkan sumberdaya dan pelayanan informasi bagi lingkungan Universitas dan bagi lingkungan luar Universitas yang membutuhkan. Aturan lain yang menyangkut Sistem Informasi adalah : 1. Pusat Sistem Informasi dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Wakil Kepala. 2. Pusat Sistem Informasi ditangani secara terpadu mencakup bidang akademik, kerja sama, keuangan, sumber daya manusia,

92

fisik/sarana/fasilitas, aktivitas dosen. Kemahasiswaan dan alumni, dan bidang lain yang dipandang perlu. 3. Setiap satuan organisasi Universitas bertanggung jawab dalam memelihara dan memperbaharui data serta informasi satuan organisasi terkait. 4. Dalam pelaksanaan tugasnya Pusat Sistem Informasi melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Perpustakaan dan Pusat Komputer. 5. Organisasi Pusat Sistem Informasi ditetapkan oleh Rektor. 6. Tata kerja, pengangkatan dan pemberhentian Kepala dan Wakil Kepala ditetapkan oleh Rektor.

6.2.6. Biro Administrasi Umum dan Keuangan Hal-hal yang menyangkut dengan biro administrasi umum dan keuangan seperti penjelasan pada poin 3.4.5.

6.2.7. Unit Pelaksana Tenis Unit-unit yang termasuk ke dalam Unit Pelaksana Teknis adalah Unit Pusat Komputer, Unit Laboratorium Ilmu Dasar, Unit Kebun Percobaan, Unit Bengkel Universitas, Unit Pengembangan Pendidikan, Unit Pusat Bahasa, dan Unit Audio Visual.

Unit Pusat Komputer Pusat Komputer adalah unsur penunjang Universitas yang berfungsi melaksanakan pelayanan Komputer bagi lingkungan Universitas dan bagi lingkungan luar Universitas yang membutuhkan. Pelayanan meliputi pemeliharaan dan perbaikan jaringan, pembakuan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, memberikan jasa konsultasi, pelatihan dan pengolahan data. Dalam pelaksanaan tugasnya Pusat Komputer melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan Perpustakaan dan Pusat Sistem Informasi. Pusat Komputer dipimpin oleh Kepala dibantu 1 (satu) orang Wakil Kepala. Organisasi dan tata kerja Pusat Komputer ditetapkan oleh Rektor.

93

Unit Laboratorium Ilmu Dasar Laboratorium Ilmu Dasar adalah unsur penunjang akademik Universitas yang berfungsi melaksanakan dan/atau mengkoordinasikan pelayanan praktikum ilmu dasar dan perkuliahan ilmu-ilmu umum bagi lingkungan Universitas dan bagi lingkungan luar Universitas yang membutuhkan. Laboratorium Ilmu Dasar dipimpin oleh Kepala dibantu 1 (satu) orang Wakil Kepala. Organisasi dan tata kerja Laboratorium Ilmu Dasar ditetapkan oleh Rektor setelah memperoleh pertimbangan Senat Akademik.

Unit Kebun Percobaan Kebun Percobaan adalah unsur penunjang akademik Universitas yang berfungsi melaksanakan dan/atau mengkoordinasikan pelayanan pendidikan, penelitian, pelayanan kepada masyarakat dan praktik dalam bidang ilmu pertanian dan ilmu lainnya bagi lingkungan Universitas dan bagi lingkungan luar Universitas yang membutuhkan. Kebun Percobaan dipimpin oleh Kepala dan 1 (satu) orang wakil Kepala. Organisasi dan tata kerja Kebun Percobaan ditetapkan oleh Rektor setelah memperoleh pertimbangan Senat Akademik.

Unit Bengkel Universitas Bengkel Universitas adalah unsur penunjang Universitas yang berfungsi memberikan pelayanan pemeliharaan, perbaikan dan teknis pengembangan sarana dan prasarana bagi lingkungan Universitas dan bagi lingkungan luar Universitas yang membutuhkan. Bengkel Universitas dipimpin oleh Kepala dan 1 (satu) orang Wakil Kepala. Organisasi dan tata kerja Bengkel Universitas ditetapkan oleh Rektor setelah memperoleh pertimbangan Senat Akademik.

Unit Pengembangan Pendidikan Unit Pengembangan Pendidikan (UPP) adalah unit penunjang akademik Universitas yang berfungsi melaksanakan pelatihan dan pengembangan

94

kemampuan mengajar dosen Universitas, kajian penelusuran kurikulum dan kajian metodelogi proses belajar mengajar di lingkungan Universitas.

Unit Pusat Bahasa Pusat Bahasa adalah unit penunjang akademik Universitas yang berfungsi melaksanakan pelatihan, pengembangan dan pengujian kemampuan berbahasa Inggris dan berbahasa asing lainnya dan anggota sivitas akademika Universitas. Unit Audio Visual Unit Audio Visual (AVEL) adalah unit penunjang akademik Universitas yang berfungsi memberikan pelayanan audiovisual, melaksanakan pelatihan dan pengembangan kemampuan sivitas akademika Universitas untuk memanfaatkan audio visual dalam kegiatan akademik/non-akademik. Rektor dapat membentuk unit penunjang lainnya di lingkungan Universitas dengan persetujuan Majelis Wali Amanat. Organisasi, tata kerja dan pengangkatan serta pemberhentian pengelola unit penunjang lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dan ditetapkan oleh Rektor.

6.3. UGN Menjadi PTN Suatu Realitas Perubahan status UGN menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan harapan semua masyarakat Tabagsel. Untuk membuktikan keseriusan dukungan tersebut, maka Surat Pernyataan Dukungan dari Pemerintah Daerah, DPRD, MUI, Yayasan, dan Tokoh Masyarakat Tabagsel dikumpulkan, sebagai berikut : 1. Bupati Padang Lawas : H.Ali Sutan Harahap, No.: 421-4/7437/2012 tanggal 9 November 2012 2. Bupati Padang Lawas Utara : Drs.Bachrum Harahap, No. : 420/6423/2012 tanggal 07 November 2012 3. Walikota Padangsidimpuan : Drs.Zulkarnaen Nasution,MM, No.: 425/6728/2012 tanggal 6 November 2012

95

4. Bupati Mandailing Natal : H.M.Hidayat Batubara,SE, No.: 420/2416/BKD/2012 tanggal 05 November 2012 5. Bupati Tapanuli Selatan : H.Syahrul M.Pasaribu, No.: 421.4/6631/2012 tanggal 6 November 2012 6. Secara khusus Badan Pendiri Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia (YADPI) yang menaungi Universitas Graha Nusantara berikirim surat dengan memberikan Nomor Surat Istimewa Kepada Menteri Pendidikan Nasionala Republik Indonesia perihal “Persetujuan Penegerian UGN” dengan No. : Istimewa/IV/2010, Padangsidimpuan 01 April 2010. Dalam surat tersebut dijelaskan cita-cita masyarakat Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) Sumatera Utara sebagai pemilik UGN. Para pendiri UGN bersepakat untuk menyerahkan UGN beserta assetnya kepada pemerintah untuk selanjutnya diproses menjadi Universitas Negeri, dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Perlunya Perguruan Tinggi yang bermutu di Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara, karena jarak antara Padangsidimpuan – Medan (USU) ± 400 km, Padangsidimpuan – Padang (UNAND) ± 400 km, Padangsidimpuan – Pekanbaru (UNRI) ± 600 km, sehingga menyulitkan Putra-Putri asal Tapanulis Bagian Selatan Sumatera Utara untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang bermutu. b. Banyak lulusan SLTA sederajat yang dihasilkan di Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. c. Adanya dukungan dari Bupati, Walikota dan DPR se-Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Utara untuk adanya satu Universitas Negeri di Kota Padangsidimpuan. Anggota Badan Pendiri terdiri dari : 1) Drs.Rosman Hasibuan 2) Drs.Aminullah Pakpahan 3) Ir.H.Soripada Harahap 4) Dra.Hj.Basyariah Siregar,M.Pd 5) Drs.H.Badjora M.Siregar

96

6) Dra.Hj.Robiyah Dalimunte 7) Drs.Azis Fachri Harahap 8) Rustam Efendi Lubis 9) H.Mangaraja Laut 10) Ir.Leonardy Pane.MM 11) Drs.Bangun Harahap Berdasarkan surat ini selanjutnya Kemendiknas Dirjen Dikti Direktur Kelembagaan Bapak Hendarman berkirim surat kepada Universitas Graha Nusantara (UGN) Perihal Usul Penegerian dengan Nomor : 3422/D5.1/T/2010 tanggal 9 Juni 2010 dengan maksud mempertimbangkan usul penegerian UGN dengan beberapa hal yang harus ditindaklanjuti, yaitu : a. Berdasarkan Kepmendiknas No.234/U/2000 persyaratan minimal untuk pendirian Universitas, tanah yang dipersyaratkan adalah 10.000 m2 dan untuk pengembangan kampus kedepan sekurang- kurangnya 7. gjhgda

6.4. Proses Perubahan Status UGN Menjadi PTN Proses perubahan status UGN menjadi PTN telah dimulai sejak tahun 2009, dan berdasarkan surat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 764/E.E2.2/2013 tanggal 30 Januari 2013 diberitahukan bahwa berdasarkan visitasi Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka proses perubahan UGN menjadi PTN pada tanggal 22 – 24 November 2012 telah dilakukan rapat evaluasi dan berdasarkan rapat pleno tim tanggal 19 Desember 2012 ada beberapa hal yang harus dilengkapi oleh Pihak UGN, antara lain yang paling mendesak adalah penambahan lahan 40 ha. Surat ini langsung ditandatangai oleh Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Dirjen Dikti Kemendikbud Achmad Jazidie (Berstempel dan tandangan). Selanjutnya pihak UGN dan Yayasan YADPI dan Pemda Tabagsel melengkapi semua syarat-syarat yang dibutuhkan tersebut. Saat UGN mempersiapkan semua persyaratan yang dimintakan Kemendikbud tiba-

97

tiba keluar Surat Edaran Dirjen Dikti No.733/E2.2/DT/2013 tanggal 29 Juli 2013 tentang Penghentian Sementara (moratorium) perubahan bentuk PTS menjadi PTN (Penegerian), namun dengan satu catatan khusus, yaitu “Sesuai usul perubahan bentuk PTS menjadi PTN (Penegerian) yang telah tercatat dalam agenda surat masuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebelum tanggal 1 Agustus 2013 akan tetap diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Berdasarkan Surat Edaran moratorium dari Dirjen Dikti ini berarti UGN tidak termasuk dalam kebijakan moratorium. Selanjutnya UGN terus berbenah karena tidak termasuk dalam ketentuan moratorium, dan untuk menindaklanjuti proses Penegerian UGN, maka pada tanggal 11 Agustus 2014 Rektor UGN berkirim surat ke Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Kemendikbud Dikti dengan nomor 405/UGN/A.33/0/VIII/2014, perihal “Melengkapi Berkas Pengusulan Penegerian Universitas Graha Nusantara”, dan surat ini secara resmi diterima Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Dirjen Dikti Kemendikbud pada tanggal 12/08/2014, jam 14.23. an. Ayo (Berstempel dan tanda tangan). Dokumen – dokumen yang disampaikan dalam surat tersebut sesuai dengan permintaan Kemendikbud Dijen Dikti Direktu Kelembagaan, yaitu : 1. Tanah Kampus I terdiri dari tiga buku sertifikat BPN Kota Padangsidimpuan dengan (1) Nomor 02.20.01.06.3.00001 seluas 5.304 m2; Namun dalam perkembangannya terdapat berbagai kendala dan sampai saat ini belum ada balasan lagi dari Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Dirjen Dikti Kemendikbud. Pemerintah SBY berakhir, dan selanjutnya diteruskan dengan Pemerintahan Jokowi. Seiring dengan pemerintah baru Jokowi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen-Dikti) digabung menjadi satu dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), sehingga menjadi Kemenristek-Dikti. Secara informal Tim Nasional Penegerian UGN sudah menghadap Direktur Kelembagaan dan Kerjasama yang baru Dr.Totok Prastowo untuk menceritakan kondisi terbaru perihal Penegerian UGN. Dari beberapa hasil pertemuan tersebut Panitia Nasional

98

Penegerian UGN memperoleh penjelesan bahwa proses Penegerian UGN ini akan tetap berlanjut, namun sangat tergantung pada kondisi keuangan Negara, sehingga Panitia Nasional Penegerian UGN, Pihak Rektorat UGN, dan Yayasan YADPI terus berusaha untuk melanjutkan harapan bersama semua masyarakat Tabagsel ini.

6.5. Dukungan Masyarakat, Pemerintah dan Alumni Dukungan masyarakat mengemuka kembali ketika pada tahun awal tahun 2015 dibentuk suatu Forum Peduli Masyarakat Tabagsel (FPMT) yang akan melaksanakan suatu Lokakarya Nasional yang bertema Pendidikan, Agribisnis dan Ekonomi Kreatif. Lokakarya Nasional ini dilaksanakan di International IPB Convention Centre (IICC) di Botani Square Kampung Baranangsiang IPB Bogor yang mengundang berbagai pihak dari eksekutif, legislatif di lima Pemda Tapanuli Bagian Selatan (Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Padang Lawas dan Kota Padang Sidimpuan), para tokoh masyarkat Tabagsel di Jabodetabek, mahasiswa dan masyarakat perantauan. Dalam lokakarya ini Rektor UGN Ir.H.Darmadi Erwin,S.Pd,MM menjadi salah satu pembicara yang hadir. Di tengah seminar itu dukungan terhadap penegerian UGN mendapat sambutan yang lalu kemudian dibuat suatu MOU yang mana isinya untuk mendukung sepenuhnya UGN menjadi PTN. Tindak lanjut MOU tersebut dilakukan berbagai pertemuan untuk melakukan langkah-langkah strategis yang pada intinya untuk mempercepat proses penegerian UGN menjadi PTN. Bulan …. 2016 dilakukan pertemuan Forum Tabagsel di Bogor yang membahas.. Bulan ….2016 dilakukan pertemuan Forum Tabagsel di Bogor dengan dihadiri oleh Rektor UGN dan jajarannya. Pada tanggal 3 September 2016 dilakukan pertemuan Forum Tabagsel di Bogor dengan dihadiri Rektor dan Ketua Yayasan Dharma Bakti Pendidikan

99

Indonesia (YADPI). Hasil pertemuan ini disepakati untuk membentuk Panitia Nasional Penegerian UGN. Selanjutnya dikeluarkan Surat Keputusan Yayasan Dharma Bakti Pendidikan Indonesia (YADPI) Padangsidimpuan No. 128/KPT/YADPI- PSP/IX/2016 tentang Pengangkatan Panitia Nasional Penegerian Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan. Surat Keputusan ini berisi nama-nama yang diangkat sebagai panitia nasional yang tugasnya untuk melanjutkan penegerian UGN untuk melaksanakan percepatan proses penegerian. Surat Keputusan yang ditandatangani Ketua Umum Drs/ H. Azis Fachri Harahap dan Sekretaris Umum Rustam Effendy Lubis mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan di Padangsidimpuan 24 September 2016. Sebagaimana dalam Surat Keputusan tersebut, nama-nama Panitia Nasional Penegerian UGN adalah sebagai berikut:

Penasehat : Prof. Dr. Bomer Pasaribu, SE, SH, MS. Anggota : 1. Dr.Mulya Nasution 2. Dr.Eng.Hotmatua Daulay,M.Eng,B.Eng 3. Dr.Chairuman Harahap,S.H,M.H 4. Prof.Dr.Todung Mulya Lubis,S.H,LL.M 5. Komjen Pol (Purn) Drs.H.Saud Usman Nasution,S.H,M.H Ketua : Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, MEc. Wakil Ketua : 1. Dr.Ir.Mulya E.Siregar,M.Sc 2. Ir.M.M.Azhar Lubis,MA 3. Ir.Ongku P.Hasibuan,MBA 4. Ir.Yazid Busthomy Lubis 5. Prof.Zulkifli Nasution Sekretaris : Dr. Kiman Siregar, STP, MSi. Wakil Ketua : 1. Ir. Akhir Matua Harahap, ME. 2. Ir. Mahmulsyah Daulay

100

Bendahara : Ir. Ahmad Raja Siregar, MM Wakil : 1. Dr.Ir.Mulya E.Siregar,M.Sc 2. Ir.M.M.Azhar Lubis,MA 3. Ir.Ongku P.Hasibuan,MBA 4. Ir.Yazid Busthomy Lubis 5. Prof.Zulkifli Nasution Anggota Tim Kerja : 1. Prof.Dr.Ir.Iskandar Siregar 2. Prof.Ali Suman Harahap 3. Ir.Zulfi Ramlan Pohan,MM 4. Dr.Ir.Mara Oloan Siregar 5. Dr.Ir.Hendri Tanjung, M.Sc 6. Dr.Ir.Dahri Tanjung,M.Si 7. Ayub S.Pulungan,S.H 8. drh.Rahmat Hidayat Harahap,M.Si 9. Diapari Sibatangkayu,S.E,M.Si 10. Dr.Ir.Darmeli Nasution,M.Si 11. Pajaruddin Lubis,S.E,M.M 12. Fuad Hasan,S.Pt,M.Si

101

6.6. Road Map

PANITIA NASIONAL PENEGERIAN UGN (PNPU) dan UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA (UGN) Periode Tahun 2016 – 2018 A. Uraian Road Map Secara Umum No Uraian Umum Kegiatan Waktu Output 1 - Lokakarya Pendidikan, Agribisnis dan 2015 – - Salah satu rekomendasi Ekonomi Kreatif Tabagsel di IPB 2016 Lokakarya adalah Bogor (November 2015) oleh membantu Penegerian IKAPADA (Ikatan Keluarga Alumni UGN Pelajar Padangsidimpuan), - Panitia Nasional IKAMATABAGSEL-Bogor (Ikatan Pengerian UGN (PNPU) Keluarga Alumni Mahasiswa sudah terbentuk Tapanuli Bagian Selatan-Bogor), berdasarkan SK Yayasan FMPT (Forum Masyarakat Peduli Darma Bakti Pendidikan Tabagsel), HIMALUBIS (Himpunan Indonesia (YADPI) No. Marga Lubis) 128/KPT/YADPI- - Pembentukan Tim/Panitia Nasional PSP/IX/2016 Penegerian UGN - Sosialiasi ke Pemerintah Daerah akan rencana PNPU dan UGN perihal tindaklanjut Penegerian UGN 2 - Up date/pembaruan naskah akademik 2016 – - Minimal ada 4 Prodi dari penegerian UGN 2017 13 Prodi di UGN yang - Peningkatan Tridharma PT di UGN, mendapat akreditasi B yaitu Pendidikan (perbaikan proses - Minimal ada 3 Doktor belajar dan mengajar, Penelitian Dosen Tetap di UGN (mengaktifkan Lembaga Penelitian - UGN ikut aktif dalam dan Pengabdian Kepada Masyarakat kegiatan-kegiatan (LPPM) UGN, meningkatkan budaya penelitian dan meneliti bagi dosen dan mahasiswa), pengabdian kepada meningkatkan peran UGN pada masyarakat Tabagsel masyarakat di Tabagsel - Pendekatan Kelembagaan ke Kemristek-Dikti dan DPR RI 3 Finalisasi UGN menjadi PTN : Panitia 2018 UGN berstatus PTN Nasional Penegerian UGN mendorong Komisi X DPR RI, Kemristekdikti dan Presiden Joko Widodo untuk mensyahkan UGN sebagai PTN di Tabagsel

102

B. Detail Rencana Aksi oleh PNPU, UGN, Yayasan YADPI Yayasan UGN, PNPU, oleh Aksi Rencana B. Detail

103

104

105

Bab-7 PTN di Tapanuli Bagian Selatan, Mengapa Tidak?

7.1. Kilas Balik Pendidikan di Tabagsel Faktor penentu untuk berhasil di perguruan tinggi tidak hanya kecerdasan. Faktor penentu lain adalah kemampuan orangtua untuk membiayai anak- anak mereka hingga lulus kuliah. Para orangtua di Tapanuli Bagian Selatan di masa lampau memiliki kemampuan tersebut sehingga anak-anak mereka banyak yang berhasil dan bahkan mengisi posisi yang sulit diraih oleh orang lain. Todoeng Harahap gelar Sutan Gunung Mulia adalah salah satu contoh dalam daftar deretan siswa asal Tabagsel yang menyelesaikan ELS di Padang Sidempuan lalu kemudian melanjutkan studi ke negeri Belanda (1911). Setelah lulus sarjana, Todoeng kembali ke tanah air sebagai guru dan kemudian melanjutkan tingkat doctoral di Belanda dan mendapat gelar doctor (PhD) tahun 1930. Di era Belanda Dr. Sutan Gunung Mulia diangkat menjadi anggota Volksraad. Setelah kemerdekaan RI, Dr. Sutan Gunung Mulia ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan (1946) untuk menggantikan Menteri Pendidikan yang pertama Ki Hadjar Dewantoro. Penduduk Persen Kabupaten/Kota IPM Jarak km (jiwa) 2015 miskin Kabupaten

349 + 80 01. N i a s 136,115 16.39 57,98 Mile 02. Mandailing Natal 430,894 9.28 63,42 468,00 03. Tapanuli Selatan 275,098 10.74 67,22 360,00 04. Tapanuli Tengah 350,017 14.47 66,16 364,00 05. Tapanuli Utara 293,399 11.06 70,70 283,00 06. Toba Samosir 179,704 9.23 72,79 230,00 07. Labuhanbatu 462,191 8.2 70,06 288,00 08. A s a h a n 706,283 10.98 67,51 160,00 09. Simalungun 849,405 10.2 70,89 155,00 10. D a i r i 279,090 8.4 67,91 153,00 11. K a r o 389,591 9.2 71,84 78,00

106

Penduduk Persen Kabupaten/Kota IPM Jarak km (jiwa) 2015 miskin Kabupaten

12. Deli Serdang 2,029,308 4.56 71,98 29,00 13. L a n g k a t 1,013,385 9.99 68,00 43,00 456 + 80 14. Nias Selatan 308,281 17.81 57,78 Mile 15. Humbang 182,991 9.44 65,59 230,00 Hasundutan 16. Pakpak Bharat 45,516 10.55 65,06 198,00 17. Samosir 123,789 13.2 67,80 230,00 18. Serdang Bedagai 608,691 8.98 67,78 61,00 19. Batu Bara 400,803 11.25 65,50 120,00 20. Padang Lawas Utara 252,589 9.6 66,50 428,00 21. Padang Lawas 258,003 8.03 65,50 495,00 22. Labuhanbatu 313,884 11.54 68,59 341,00 Selatan 23. Labuhanbatu Utara 351,097 10.71 69,15 220,00 389 + 80 24. Nias Utara 133,897 29.28 59,18 Mile 415 + 80 25. Nias Barat 84,917 28.1 57,54 Mile Kota

71. S i b o l g a 86,519 12.26 71,01 349,00 72. 167,012 14.02 66,05 186,00 73. 247,411 10.35 75,83 128,00 74. 156,815 11.08 72,13 81,00 75. M e d a n 2,210,624 9.12 78,26 0,00 76. B i n j a i 264,687 6.38 72,55 22,00 77. Padangsidimpuan 209,796 8.52 71,88 395,00 349 + 80 78. 135,995 27.63 65,91 Mile 13,937,797 Sumatera Utara 68,8

7.2. UGN Sebagai PTN Sebagai Jalan Keluar SDM Tabagsel Turut Berpartisipasi dalam Pembangunan Indonesia Ada harapan besar agar UGN menjadi PTN. Dengan adanya PTN di Tapanuli Bagian Selatan diharapkan lulusan SMA/MA akan mendapat

107

pendidikan berkualitas. Bagi orangtua akan lebih murah (dekat) sehingga alokasi pendapatan di dalam keluarga lebih optimal. Adanya PTN di Tabagsel akan ikut turut menyedikan pendidikan berkualitas bagi lulusan SMA/MA di daerah lain di Tapanuli, atau daerah lainnya bahkan di luar Sumatera Utara. Adanya PTN akan dengan sendirinya mendorong PTS yang ada di Tabagsel khususnyanya kota Padang Sidempuan untuk meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas PTS dan PTN di Padang Sidempuan akan juga mendorong sekolah-sekolah yang berada di Tabagsel (SD, SMP dan SMA) ikut meningkatkan kualitasnya. UGN menjadi PTN sejauh ini sudah sangat siap. Selain sudah diusulkan sejak lama, pemenuhan persyaratan yang diperlukan juga semakin lengkap dan uptodate. Oleh karena itu, proses penegerian UGN yang lebih cepat akan memberi dampak yang lebih besar jika dibandingkan prosesnya yang berlarut-larut apalagi keinginan ini ditolak alias UGN tidak diberi kesempatan untuk menjadi PTN.

7.3. Harapan dan Realisasi: Mengembalikan Semangat Willem Iskander Dengan memperhatikan segala aspek yang telah ditunjukkan di atas, harapan adanya PTN di Tapanuli Bagian Selatan sangat realistis untuk dimplementasikan. Secara teknis, UGN sudah sangat siap meski dalam beberapa hal masih memerlukan peningkatan kinerja. Secara geografis, PTN di Padang Sidempuan sangat strategis di pertemuan tiga perbatasan provinsi (Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Riau). Secara historis, Tapanuli Bagian Selatan terbilang lebih awal memiliki sekolah bermutu (Kwekschool Tanobato, 1862 dan Kweekschool Padang Sidempuan, 1879). Tapanuli Bagian Selatan di masa lampau juga terbilang dengan tingkat partisipasi sekolah yang tinggi. Secara social-ekonomi, adanya PTN di Tapanuli Bagian Selatan akan membuka ruang pengembangan wilayah yang dalam decade-dekade terakhir sangat tertinggal. Secara

108

praktis akan member akses yang lebih mudah dan lebih murah bagi lulusan SMA/MA di Tapanuli Bagian Selatan. Realisasi PTN di Tapanuli Bagian Selatan sesegera mungkin adalah wajud dari pemerataan pendidikan tinggi di Indonesia. PTN di Tapanuli Bagian seharusnya menjadi prioritas untuk mengantisipasi kehilangan generasi emas ketika tingkat ekonomi para orangtua yang lambat laun semakin sulit. Realisasi segera ini dapat dibandingkan dengan pendirian PTN baru dalam lima tahun terakhir di berbagai tempat di Indonesia. Status negeri yang baru kepada 36 perguruan tinggi pada awal tahun 2016. Status itu diberikan pada 7 perguruan tinggi baru serta 29 perguruan tinggi swasta yang dinegerikan. Pemberian status negeri sebagai perguruan tinggi ini digodok sejak tahun 2010. Meski Pemerintah sebenarnya masih melanjutkan moratorium perubahan status PTS menjadi PTN, namun Presiden Jokowi member pengecualian pada daerah tertinggal dan pulau terluar. Saat ini ada ketimpangan jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta. Jumlah PTN saat ini hanya 134, padahal perguruan swasta sudah mencapai 4.200 buah. Perguruan Tinggi Swasta yang berubah status antara lain:

Tabel-x. PTN Baru Jumlah PTN Provinsi PTN yang baru sebelumnya Aceh 4 Univ. Tengku Umar Univ Samudera Institut Seni Budaya Indones Sumatera Utara 3 - Sumatera Barat 5 - Riau 1 Universitas Maritim Raja Ali Haji Politeknik Negeri Batam Politeknik Negeri Bengkalis Babel 0 Universitas Bangka Belitung Politeknik Manufaktur Lampung 1 Institut Teknologi Sumatra DKI Jakarta UPN ‘Veteran’ Jakarta Univ. Pancasila Univ. Trisakti

109

Tabel-x. PTN Baru Jumlah PTN Provinsi PTN yang baru sebelumnya Jawa Timur UPN JawaTimur Politeknik Madura Politeknik Banyuwangi Politeknik Madiun Jawa Barat Universitas Siliwangi Universitas Singa Berbangsa Politeknik Negeri Subang DI Yogyakarta UPN Yogyakarta Jawa Tengah Universitas Tidar Politeknik Negeri Maritim Indonesia Kalimantan Timur Universitas Borneo InstitutTeknologi Kalimantan Politeknik Negeri Balikpapan Kalimantan Barat Politeknik Pertanian Ketapang] Sulawesi Barat Universitas Sulawesi Barat Sulawesi Utara Politeknik Negeri Nusa Utara Silawesi Tenggara Universitas Sembilan Belas November NTT Univeritas Timor Papua Barat Universitas Musamus Politeknik Negeri Fak-Fak

110

Lampiran

Tabel-x. Jumlah SMP/MTs dan SMA/MA Berdasarkan Status (Negeri dan Swasta) Menurut Kabupaten/Kota di Tapanuli Bagian Selatan, 2014 SMP/MTS SMA/MA Kabupaten/Kota Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total Kabupaten Mandailing Natal

Batahan 9 3 12 2 2 4 Batang Natal 13 3 16 3 2 5 Kotanopan 15 11 26 2 8 10 Muara Sipongi 5 0 5 1 0 1 Panyabungan 14 6 20 8 3 11 Natal 7 4 11 2 0 2 Muara Batang Gadis 6 1 7 1 0 1 Siabu 10 7 17 4 3 7 Total 79 35 114 23 18 41 Kabupaten Tapanuli Selatan

Batang Angkola 11 9 20 2 7 9 Angkola Timur 5 2 7 1 2 3 Angkola Selatan 4 1 5 1 1 2 Angkola Barat 6 1 7 1 1 2 Batang Toru 7 8 15 1 3 4 Sipirok 9 3 12 4 2 6 Arse 2 0 2 1 0 1 Saipar Dolok Hole 7 1 8 1 1 2 Total 51 25 76 12 17 29 Kabupaten Padang Lawas Utara

Batang Onang 2 4 6 1 4 5 Padang Bolak Julu 3 2 5 1 2 3 Portibi 4 5 9 1 6 7 Padang Bolak 10 13 23 3 12 15 Simangambat 5 7 12 1 3 4 Halongonan 6 7 13 1 3 4 Dolok 4 5 9 1 1 2 Dolok Sigompulon 3 3 6 1 1 2 Hulu Sihapas 1 1 2 0 1 1 Total 38 47 85 10 33 43 Kabupaten Padang Lawas

Sosopan 2 2 4 1 1 2 Ulu Barumun 1 2 3 1 2 3 Barumun 6 9 15 3 6 9 Lubuk Barumun 4 0 4 0 0 0

111

SMP/MTS SMA/MA Kabupaten/Kota Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total Sosa 7 4 11 1 1 2 Batang Lubu Sutam 2 1 3 0 1 1 Hutaraja Tinggi 5 3 8 1 1 2 Huristak 3 0 3 0 0 0 Barumun Tengah 8 3 11 3 3 6 Total 38 24 62 10 15 25 Kota Padang Sidempuan

Padang Sidempuan Tenggara 2 4 6 1 2 3 Padang Sidempan Selatan 4 7 11 2 6 8 Padang Sidempuan Batunadua 1 1 2 1 1 2 Padang Sidempuan Utara 5 8 13 6 6 12 Padang Sidempuan Hutaimbaru 2 1 3 0 1 1 Total 14 21 35 10 16 26 SumberL Podes 2014 (diolah) Catatan: Kecamatan baru masih dimasukkan dalam kecamatan induk

Tabel

SMP/MTS SMA/MA

Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total

Mandailing Natal

Batahan 01 9 3 12 2 2 4 Batang Natal 02 13 3 16 3 2 5 Kotanopan 03 15 11 26 2 8 10 Muara Sipongi 04 5 0 5 1 0 1 Panyabungan 05 14 6 20 8 3 11 Natal 06 7 4 11 2 0 2 Muara Batang Gadis 07 6 1 7 1 0 1 Siabu 08 10 7 17 4 3 7 Total 79 35 114 23 18 41

Tapanuli Selatan

Batang Angkola 01 11 9 20 2 7 9 Angkola Timur 07 5 2 7 1 2 3 Angkola Selatan 08 4 1 5 1 1 2 Angkola Barat 09 6 1 7 1 1 2 Batang Toru 10 7 8 15 1 3 4 Sipirok 11 9 3 12 4 2 6 Arse 12 2 0 2 1 0 1 Saipar Dolok Hole 16 7 1 8 1 1 2 Total 51 25 76 12 17 29

Padang Lawas Utara

Batang Onang 01 2 4 6 1 4 5

112

Tabel

SMP/MTS SMA/MA

Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total

Padang Bolak Julu 02 3 2 5 1 2 3 Portibi 03 4 5 9 1 6 7 Padang Bolak 04 10 13 23 3 12 15 Simangambat 05 5 7 12 1 3 4 Halongonan 06 6 7 13 1 3 4 Dolok 07 4 5 9 1 1 2 Dolok Sigompulon 08 3 3 6 1 1 2 Hulu Sihapas 09 1 1 2 0 1 1 Total 38 47 85 10 33 43

Padang Lawas

Sosopan 01 2 2 4 1 1 2 Ulu Barumun 02 1 2 3 1 2 3 Barumun 03 6 9 15 3 6 9 Lubuk Barumun 04 4 0 4 0 0 0 Sosa 05 7 4 11 1 1 2 Batang Lubu Sutam 06 2 1 3 0 1 1 Hutaraja Tinggi 07 5 3 8 1 1 2 Huristak 08 3 0 3 0 0 0 Barumun Tengah 09 8 3 11 3 3 6 Total 38 24 62 10 15 25

Padangsidimpuan

Padang Sidempuan Tenggara 01 2 4 6 1 2 3 Padang Sidempan Selatan 02 4 7 11 2 6 8 Padang Sidempuan 03 1 1 2 1 1 2 Batunadua Padang Sidempuan Utara 04 5 8 13 6 6 12 Padang Sidempuan 05 2 1 3 0 1 1 Hutaimbaru Total 14 21 35 10 16 26

113

Tabel-3. Jumlah dan Jarak SMU menurut kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas dan Kota Padang Sidempuan Jika tidak ada SMU Jumlah Jumlah SMU Total dalam Kecamatan keluarga SMU desa, jarak terdekat Negeri Swasta Rata-rata Terjauh Kab. Mandailing 97,330 21 18 39 10.4 98.0 Natal Batahan 4,692 1 1 2 10.3 20.0 Sinunukan 3,866 1 0 1 6.9 17.0 Batang Natal 5,065 2 1 3 8.1 31.0 Lingga Bayu 5,088 2 1 3 6.2 17.0 Ranto Baek 2,506 0 0 0 21.1 35.0 Kotanopan 6,325 2 2 4 5.9 21.0 Ulu Pungkut 1,103 . 1 1 18.6 30.0 Tambangan 2,573 1 1 2 9.1 23.0 Lembah Sorik Marapi 4,586 0 2 2 5.9 8.0 Puncak Sorik Marapi 1,890 . 1 1 7.3 10.0 Muara Sipongi 2,852 1 1 2 7.3 15.0 Pakantan 653 0 0 0 15.5 22.0 Panyabungan 17,117 4 4 8 3.5 8.6 Panyabungan Selatan 2,265 1 0 1 2.8 8.0 Panyabungan Barat 2,165 . . 0 11.0 16.5 Panyabungan Utara 4,566 1 . 1 3.3 5.0 Panyabungan Timur 3,017 0 0 0 19.1 38.0 Huta Bargot 1,439 1 0 1 2.8 5.0 Natal 6,457 1 1 2 10.5 31.0 Muara Batang Gadis 4,305 1 . 1 49.8 98.0 Siabu 11,195 2 2 4 5.5 15.0 Bukit Malintang 2,786 . . 0 5.6 9.0 Naga Ujung 819 . . 0 9.0 9.4 Kab. Tapanuli 59,825 12 15 27 12.6 88.0 Selatan Batang Angkola 8,281 1 4 5 5.3 15.0 Sayur Matinggi 8,958 1 2 3 4.7 10.0 Angkola Timur 4,043 1 2 3 7.6 15.3 Angkola Selatan 5,118 . 1 1 7.8 40.0 Angkola Barat 8,948 1 1 2 10.8 71.0 Batang Toru 6,470 1 2 3 6.6 12.5 Marancar 2,254 1 . 1 6.7 17.0 Muara Batang Toru 2,447 . . 0 14.1 35.0

114

Jika tidak ada SMU Jumlah Jumlah SMU Total dalam Kecamatan keluarga SMU desa, jarak terdekat Negeri Swasta Rata-rata Terjauh Sipirok 7,028 3 3 6 8.9 38.3 Arse 1,986 2 . 2 7.8 55.1 Saipar Dolok Hole 2,888 1 0 1 17.7 56.0 Aek Bilah 1,404 . . 0 48.7 88.0 Kab. P. Lawas Utara 50,184 10 30 40 12.6 77.0 Batang Onang 2,631 1 4 5 4.6 14.0 Padang Bolak Julu 2,129 1 2 3 11.9 33.0 Portibi 4,780 1 6 7 2.9 5.0 Padang Bolak 12,467 3 11 14 15.9 57.0 Simangambat 12,907 1 2 3 13.3 50.0 Halongonan 6,458 1 2 3 16.7 77.0 Dolok 4,550 1 1 2 13.8 75.5 Dolok Sigompulon 3,264 1 1 2 13.8 27.0 Hulu Sihapas 998 . 1 1 10.5 17.0 Kab. Padang Lawas 50,458 13 16 29 9.0 99.0 Sosopan 2,096 1 0 1 7.6 18.3 Ulu Barumun 3,269 2 2 4 5.6 19.0 Barumun 15,343 2 6 8 4.6 11.0 Lubuk Barumun 2,996 . . 0 8.7 32.0 Sosa 5,744 1 1 2 10.3 35.0 Batang Lubu Sutam 2,395 . 1 1 16.9 99.0 Hutaraja Tinggi 9,136 1 . 1 11.7 25.0 Huristak 2,886 . 2 2 5.8 16.0 Barumun Tengah 6,593 6 4 10 8.7 30.0 Kota Padang 39,074 10 22 32 2.7 9.0 Sidempuan P. Sidempuan Tenggara 5,887 1 2 3 3.0 6.0 P. Sidempan Selatan 12,274 2 9 11 1.7 2.5 P. Sidempuan 3,802 1 1 2 2.5 7.3 Batunadua P. Sidempuan Utara 11,940 6 8 14 1.8 7.0 P. Sidempuan 3,544 0 1 1 4.8 9.0 Hutaimbaru P. Sidempuan Angkola 1,627 0 1 1 2.2 6.0 Julu Data diolah dari PODES (BPS) 2008

115

116

117

118

View publication stats