PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA KERAJAAN 1376 - 1478

MAKALAH

Diajukan Untuk Mempenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Heri Andri

NIM : 081314047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

i

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT, yang telah banyak memberikan limpahan rakhmat serta

hidayahnya kepada saya,

2. Kedua orangtua Kukuh Suyono dan Ibu Khomariyah, S.Pd., yang telah

membesarkan dan mendidik saya dengan penuh cinta dan kasih sayang,

3. Adik-adikku Fajar, Nova, dan Rahmad yang telah mendukung saya dalam

mengerjakan makalah ini.

4. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Sejarah angakatan 2008 terima

kasih atas bantuan dan kerjasama kalian selama ini,

5. Para pendidik dan teman-teman angkatan 2008 di Pendidikan Sejarah.

iv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

MOTTO

Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jas Merah).

(Soekarno)

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.

(William J. Siegel)

Kehidupan merupakan sebab akibat, kehidupan kita sekarang adalah akibat dari

kehidupan kita sebelumnya, jadi jalanilah kehidupan kita sekarang sebaik

mungkin untuk menentukan kehidupan kita dimasa yang akan datang.

(Heri Andri)

v

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ABSTRAK Perkembangan Agama Islam Pada Masa Kerajaan Majapahit 1376 – 1478 Heri Andri Universitas Sanata Dharma 2013 Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga permasalahan pokok, yaitu : 1). Proses masuknya agama Islam di Kerajaan Majapahit. 2). Perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478. 3). Dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit. Penulisan ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah memiliki lima tahap, yaitu : (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verivikasi, (4) intepretasi, (5) penulisan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan multidimensional, serta ditulis secara deskriptif analitis. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa (1). Proses masuknya agama Islam ke Kerajaan Majapahit melalui beberapa cara, yaitu: perdagangan, hubungan diplomatik, perkawinan, dan dakwah kaum sufi. (2). Perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376-1478 sudah sangat maju, yang ditunjukkan dengan adanya lembaga pendidikan pesantren dan lembaga dakwah Walisongo. (3). Dengan masuk dan perkembangan Islam di Majapahit berdampak munculnya Demak sebagai kadipaten Islam, kemudian berubah sebagai kerajaan Islam, yang sering diartikan sebagai simbol runtuhnya Majapahit.

viii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ABSTRACT The Development of Islam in the Era of Majapahit Kingdom in 1376-1478 Heri Andri UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2013

The objectives of this study are to describe and to analyze 3 basic problems. They are: 1) The process of Islam arrival into the Majapahit kingdom, 2) The development of Islam in Majapahit in the period of 1376-1478, and 3) The impact of Islam development towards the Majapahit kingdom. This writing uses historical method. Historical method has five stages, namely: (1) the selection of the topic, (2) the collection sources, (3) verification, (4) interpretation, (5) writing. Meanwhile, the approach used in this writing is multidimensional approach. This study is written by using analytical description. The results of the study are: 1) The process of Islam arrival into Majapahit kingdom is through some methods, e.g. trade, diplomatic relationship, marriage and religious proselytizing by the Sufis. 2) The development of Islam in Majapahit in the period of 1376-1478 was very progressive. It was shown with the existence of Islamic educational institutions (Pesantren) and religious institution which is called as Wali Songo. 3) The impact of Islam development in Majapahit kingdom is the birth of Demak as the Islamic regency which then became an Islamic kingdom. It also often defines as the symbol of Majapahit’s downfall.

ix

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perkembangan Agama Islam Pada Masa Kerajaan

Majapahit Tahun 1367 – 1478”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan saran

dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah sabar

membimbing dan memberikan banyak arahan serta masukkan selama

penyususnan makalah ini.

4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

5. Keluargaku, Bapak Kukuh Suyono, Ibu Khomariyah, adik-adikku Fajar

Septiyoko, Nova Rio, dan Rahmad Pamungkas, terimakasih atas doa,

semangat, dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

x

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

6. Seluruh teman-teman terutama teman dari Pendidikan Sejarah 2008,

terima kasih atas doa dan dukungannya.

7. Seluruh karyawan Perpustakaan USD yang telah menyediakan buku-buku

yang diperlukan untuk penulisan makalah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan secara satu-

persatu oleh penulis dalam makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala tanggapan, saran, kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu sumbangan yang bermanfaat.

Yogyakarta, 30 Oktober 2013

Penulis

Heri Andri

xi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 10 C. Tujuan Penulisan...... 10 D. Manfaat Penulisan ...... 11 E. Sistematika Penulisan ...... 12

BAB II: PROSES MASUKNYA AGAMA ISLAM KE MAJAPAHIT A. Melalui Perdagangan...... 13 B. Melalui Hubungan Diplomatik ...... 17 C. Melalui Perkawinan ...... 20 D. Dakwah Kaum Sufi ...... 25

xii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB III: PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI MAJAPAHIT TAHUN 1376-1478 A. Munculnya Syaikh Jumadil Kubro Sebagai Pencetus Pendidikan Pesantren ...... 31 B. Munculnya Walisongo ...... 36

BAB IV: PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM BAGI KERAJAAN MAJAPAHIT A. Munculnya Kadipaten Islam Demak ...... 42 B. Munculnya Demak Sebagai Kerajaan Islam dan Runtuhnya Majapahit ...... 51

BAB V: KESIMPULAN ...... 61

DAFTAR PUSTAKA ...... 63

LAMPIRAN ...... 65 A. Silabus ...... 65 B. RPP...... 68 C. Penilaian Kognitif ...... 72 D. Penilaian Afektif ...... 75 E. Penilaian Psikomotorik ...... 76 F. Gambar ...... 78

xiii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara di zamannya. Majapahit mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Raja

Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Sebagai salah satu kerajaan besar di

Indonesia, wilayah kekuasannya meliputi Pulau Jawa, (Jambi,

Palembang, Dharmasyara, Kandis, Kahwas, Siak, Mandialing, Panai, Kampe

Haru, Temiang, Parlak, Samudra, Lamuiri Barus, Batan, Lampung),

(Kapuas, Katingan, Sampit, Kotas lingga, kota Waringin, Sambas, Lawai,

Kandangan Singkawang, Tirem Landa, Sedu, Barune, Sukada, Seludung, Solot,

Pasir, Barito, Sawaku, Tanjung Kutei, Malano), Semenanjung Tanah Malayu

(Pahang, Langkasuka, Kelantan, Siawang, Nagor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik,

Kelang, Kedah, Jerai), sebelah timur Jawa ( , Badahulu, Lo Gajah, Gurun,

Sukun, Taliwung, Dompo, Sapi, Gunung Api, Seram, Hutan Kandali, Sasak,

Bantayan, Luwuk, Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Balian, Wandan, Ambon,

Wanin, Seran, Timor1. Dengan wilayah yang begitu luas membuat Majapahit menjadi kerajaan yang unik dan menarik untuk dipelajari. Keunikan Majapahit itu sendiri karena masyarakat yang plural dengan berbagai wilayah di nusantara.

Masa Majapahit adalah masa Hindu Buddha, dimana saat itu kedua agama tersebut adalah agama mayoritas penduduk Jawa dan sekitarnya. Hindu-Buddha

1Slamet Mulyana, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya(: Bhratara Karya Aksara,1979), hlm. 146. 1

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 2

sebagai agama mayoritas masyarakat telah membentuk Majapahit menjadi kerajaan yang plural. Toleransi antar umat beragama telah terjadi pada zaman

Majapahit, masyarakat Hindu dan Buddha hidup secara berdampingan.

Agama Hindu dan Buddha sebenarnya telah menjadi bagian dari Jawa dan sekitarnya jauh sebelum berdirinya Majapahit. Sampai dengan masa keemasannya

Majapahit, agama Hindu dan Buddha telah berakar di Pulau Jawa kira-kira selama empat ratus tahun. Sebelum Majapahit muncul, Hindu Buddha telah menjadi agama masyarakat Jawa yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai agama mayoritas disatu wilayah, konsekuensi yang timbul adalah masyarakat dalam satu wilayah itu akan menjadi masyarakat yang heterogen khususnya dalam bidang keagamaan.

Kehidupan masyarakat yang heterogen membuat masyarakat tersebut kaya akan kebudayaan, dan menjadi masyarakat yang plural. Dengan demikian pluralisme agama dalam masyarakat ataupun kerajaan di Jawa telah ada sebelum Majapahit muncul. Toleransi agama dalam masyarakat Majapahit sebenarnya hanya meneruskan apa yang sudah ada dalam masyarakat Jawa itu sendiri. Hal yang menjadi menarik dalam pluralisme di Majapahit adalah bagaimana kerajaan mengatur perbedaan agama yang ada dalam tatanegaranya.

Tercatat dalam Negarakretagama pupuh LXXIII-LXXVI, candi dan makam keluarga raja yang berjumlah 27, dan berpuluh-puluh biara, dan desa perdikan milik empat aliran agama Siwa, Brahma, Wisnu ,dan Buddha di Jawa Timur dan

Bali2. Dari data ini dapat diketahui, pengaruh Hindu Budha di Majapahit telah sampai masuk dalam desa-desa kecil. Dengan demikian di masa Majapahit kedua

2Ibid,hlm. 197

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 3

agama ini telah menjadi panutan untuk hidup semua masyarakat. Dari data di atas juga dapat diketahui pula bahwa raja Majapahit tidak semua memeluk agama

Hindu tetapi beberapa raja juga memeluk agama Buddha. Suksesi pergantian raja dalam kerajaan Majapahit, sebenarnya telah diatur dalam tatanegara atau konsep kekuasaan Majapahit itu sendiri. Dalam konsep kekuasaannya, Majapahit tidak mempersoalkan agama calon raja. Raja dipilih berdasarkan faktor keturunan dan kesepakatan penasehat kerajaan. Berikut ini merupakan gambaran konsep kekuasaan kerajaan Majapahit secara sederhana :

Battara Raja Sapta Prabu

Dharmadhya Dewan Mentri Rakyan ksa Mahamantri Katrini

Gambar 1. Menjelaskan konsep kekuasaan Majapahit. Sumber : Slamet Mulyana, 1979 : 463

Berdasarkan konsep kekuasaan tersebut, setiap jabatan memiliki tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Setiap jabatan masih memiliki cabangnya sendiri-sendiri guna mempermudah menjalankan kehidupan kerajaan, baik secara sosial maupun politik.

Battara Sapta Prabu merupakan dewan penasehat raja, yang anggotanya merupakan keluarga raja sendiri. Tugas dari Battara Sapta Prabu adalah

3 Slamet Mulyana, Negarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (Jakarta: Bhatara Karya Aksara, 1979), hlm : 46.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 4

mengurusi masalah pergantian, keuangan raja, dan kebijaksanaan kerajaan.

Rakyan Mahamantri Katrini terdiri dari tiga orang yakni, Rakyan Mahamantri

Hino, Rakyan Mahamantri I Halu, dan Rakyan Mahamantri Katrini Sirikan.

Dewan Mantri terdiri dari lima orang yang bertugas mengurus tatanegara, angkatan perang, dan kejaksaan. Dharmadhyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan yang bertugas menjalankan fungsi yuridikasi keagamaan (hukum agama)4. Dalam menjalankan tugasnya dharmadhyaksa dibagi menjadi beberapa bagian, secara rinci pembagian dan tugasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dalam perihal pengadilan raja dibantu oleh dua orang dharmadhyaksa. Seorang dharmadhyaksa kasaiwan, seorang dharmadhyaksa kasogatan, yakni kepala agama Siwa dan kepala agama Budha, dengan sebutan dang acarya, karena kedua agama itu merupakan agama utama dalam kerajaan Majapahit dan segala perundang-undangan didasarkan pada agama. Kedudukan dharmadhyaksa boleh disamakan dengan kedudukan hakim tinggi. Mereka dibantu oleh lima upapatti artinya: pembantu dalam pengadilan adalah pembantu dharmadhyaksa. Mereka itu dalam piagam biasa disebut pemegat atau sang pemegat (disingkat samgat) artinya : sang pemutus alias hakim. Baik dharmadhyaksa maupun upapatti bergelar dang arca5.

Sistem pengadilan tersebut dibuat untuk memberikan keadilan bagi masyarakat Majapahit yang memang bersifat heterogen. Fungsi lain sistem tersebut untuk memberikan keadilan pada masyarakatnya, sistem tersebut juga digunakan untuk menjaga eksistensi Majapahit dimata rakyatnya sendiri.

Bagaimana jika raja Majapahit tidak bersikap adil kepada rakyatnya mungkin

Majapahit tidak akan menjadi kerajaan yang besar pada masa kejayaannya.

Dengan adanya konsep kekuasaan maka kehidupan sosial, maupun politik di kerajaan Majapahit sudah sangat teratur. Pandangan raja yang semula absolut

4Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm.46 5Slamet Mulyana op.cit., hlm. 189

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 5

tidak akan terbukti lagi jika Majapahit telah memiliki konsep kekuasaan yang sangat rinci.

Konsep kekuasaan atau disebut juga dengan tatanegara Majapahit, tidak hanya mematahkan pandangan raja yang absolut melainkan memiliki konsekuensi sendiri bagi kehidupan sosialnya. Konsep kekuasaan yang sedemikian rupa, merupakan bukti bahwa Majapahit merupakan kerajaan yang majemuk. Adanya jabatan Dharmadhyaksa membuktikan Majapahit merupakan kerajaan yang sangat terbuka bagi masyarakat yang masuk di dalamnya. Keterbukaan ini kemudian membawa perubahan yang sangat berarti dalam kehidupan kerajaan. Masyarakat

Majapahit kemudian menjadi sebuah masyarakat yang dinamis yang rentan akan perubahan, baik perubahan sosial maupun perubahan budaya, meskipun perubahan yang terjadi tidak terjadi begitu saja dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pada masa kejayaannya untuk memperoleh daerah kekuasaan yang begitu luas dilakukan dengan cara penaklukan suatu daerah kedaerah yang lain

Majapahit tetap berusaha untuk memperlakukan daerah taklukannya dengan adil.

Setiap daerah taklukan Majapahit diberi keleluasaan untuk mengembangkan struktur pemerintahan sesuai budaya setempat. Kebijakan ini semacam memberikan otonomi daerah kepada daerah taklukan6. Struktur pemerintahan di

Jawa dengan daerah taklukan Majapahit diluar Jawa dibedakan. Daerah diluar

Jawa diberi kebebasan dalam mengembangkan daerahnya sendiri. Raja menyadari tidak bisa memaksakan struktur pemerintahan yang ada di Jawa untuk daerah luar

6Ibid, hlm. 47

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 6

Jawa karena memang memiliki adat sendiri-sendiri. Selain itu daerah di luar Jawa hanya merupakan daerah atau kerajaan fasal, mereka hanya berkewajiban untuk menyerahkan pajak kepada pemerintah pusat sebagai tanda mereka tunduk kepada

Majapahit. Untuk mengontrol daerah taklukan Majapahit hanya menempatkan orang Majapahit pada jabatan tertentu di daerah taklukan tersebut. Wilayah di luar pulau Jawa hanya berkewajiban menyerahkan upeti kepada Majapahit setiap tahunnya, serta kunjungan penguasa kedaerah ke istana Majapahit pada waktu tertentu7.

Kebijaksanaan yang ada dalam Kerajaan Majapahit mengenai konsep kekuasaannya tidak terlepas dari tradisi masyarakat Jawa kuno. Penguasa harus mengumpulkan disekelilingnya benda atau orang apapun yang dianggap mempunyai atau mengundang kekuasaan8. Kebijakan yang ada dalam Majapahit tidak terlepas dari nuansa politik tentang bagaimanacara mempertahankan atau memperoleh kekuasaan. Cara yang digunakan mengumpulkan benda atau orang yang berpotensi menimbulkan kekuasaan adalah dengan cara mengakui pluralitas yang ada dalam Kerajaan Majapahit itu sendiri. Sebagai contohnya adalah raja dibantu sang pemegat (hakim) dalam menjalankan proses pengadilan, sang pemegat terdiri dari dua orang yaitu satu beragama Hindu satunya lagi beragama

Buddha. Raja Majapahit memiliki dua penasehat kerajaan dalam menjalankan pemerintahannya, satu dari agama Hindu dan satu dari agama Buddha. Dengan demikian raja telah mengumpulkan orang – orang yang berpotensi memiliki

7OMiriam Budiardjo, Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan wibawa, (Jakarta : Sinar Harapan, 1984), hlm. 57 8Esa Damar Pinuluh,op. cit., hlm. 51

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 7

pengaruh yang kuat bagi rakyat. Selain tradisi Jawa kuno konsep kekuasaan

Majapahit dipengaruhi oleh sistem kepercayaan mensejajarkan makrokosmos dan mikrokosmos9. Menurut kepercayaan ini manusia di bawah pengaruh tenaga yang bersumber pada bintang, dan planet-planet. Makrokosmos dan mikrokosmos jika dapat disejahterakan akan dapat membawa kesejahteraan, dan sebaliknya jika tidak akan membawa kehancuran dan kesengsaraan. Berdasarkan konsep inilah maka setiap kerajaan Hindu maupun Buddha berusaha untuk mensejajarkan makrokosmos dan mikrokosmos untuk mendapatkan kesejahteraan dan kejayaan.

Bukti sebuah kerajaan berusaha mensejajarkan makrokosmos dan mikrokosmos dapat dilihat dari, banyak bagian dalam kesusasteraan dan prasasti dalam gelar raja, permaisuri, dan pejabat dalam sebuah “kosmis” menteri-menteri, pendeta- pendeta istana propinsi-propinsi dan sebagainya, dalam upacara-upacara dan kebiasaan-kebiasaan , dalam karya seni dalam bagian susunan ibukota istana- istana dan candi-candi10.

Dalam kehidupan yang dinamis, Majapahit terus berkembang seiring dengan masa kejayaannya. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dan wilayahnya menjadi sangat luas. Majapahit semakin aktif dalam dunia internasional sehingga banyak melakukan hubungan dengan kerajaan- kerajaan di luar wilayah nusantara. Keaktifan Majapahit dalam dunia internasional membuat kerajaan ini menjadi semakin dikenal oleh dunia luar. Berita – berita Cina dari Dinasti Yuan dan Ming menyebutkan beberapa kota

9Geldern Robert Heine, Konsepsi Tatanegara & Kedudukan Raja di Asia Tenggara, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1982) hlm. 2 10Ibid, hlm. 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 8

pelabuhan antara lain Tuban, Sidhayu, Gresik dan Kali Mas telah di singgahi pedagang asing yang datang ke Majapahit11. Hal ini menunjukkan jika di kota – kota pelabuhan ini telah terdapat perkampungan orang-orang asing. Pedagang- pedagang yang singgah sementara di kota pelabuhan membawa pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat sekitar.

Dalam berita Cina disebutkan pedagang-pedagang asing yang datang ke

Majapahit adalah pedagang dari Campa, Khmer, Thailand, Burma, Srilanka dan

India. Penemuan makam Islam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat 7 rajab 475 hijriah (Desember 1082) di Gresik telah menandakan bahwa Islam telah masuk ke Jawa jauh sebelum Majapahit muncul. Penemuan makam Islam membuktikan bahwa daerah pesisir Jawa telah dikunjungi oleh pedagang- pedagang muslim, meskipun tidak disertai proses Islamisasi. Ketika Majapahit berkuasa pada tahun 1293 – 1527 berbarengan dengan kekuasaan kerajaan- kerajaan Islam di belahan bumi lainnya misalnya Andalusia (711 – 1493) di

Mamalik di Mesir (1250 – 1517) Safawi di Iran (1252 1736) Moghul di India

(1482 – 1858), dan Usmani Turki (1290 – 1924) di Nusantara sendiri Samudra

Pasai (1207 – 1524) dan Aceh Darusalam (1465 – 1699)12.

Ketika Majapahit berkuasa pada 1293 – 1527 tentunya interaksi dengan

Islam bukan sesuatu yang baru. Penemuan makam Islam di Troloyo telah menandakan bahwa Islam telah berkembang di pusat kota Majapahit. Makam tertua di Troloyo bertuliskan 1376 M, pada masa ini adalah masa pemerintahan

Raja Hayam Wuruk. Jika dilihat dari ritual pemakaman Islam yang cukup panjang

11 Esa Damar Pinuluh, op. cit, hlm. 87 12Ibid,hlm. 119

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 9

maka di Troloyo sendiri tentunya sudah hidup komunitas muslim. Penemuan makam Islam di Troloyo, merupakan sebuah fenomena tersendiri karena Troloyo termasuk dalam Ibu Kota Majapahit. Batu nisan yang terdapat di Troloyo, di dekat situs istana Majapahit yang Hindu-Buddha. Batu-batu itu menunjukkan makam orang-orang muslim, tapi dengan pengecualian semua tarikhnya menggunakan tahun Saka India bukannya tahun Hijriah dan menggunakan angka-angka Jawa

Kuno bukannya angka-angka Arab13. Penulisan tahun pada batu nisan yang menggunakan tarikh Jawa dapat dipastikan makam itu adalah makam muslim

Jawa. Letak pemakaman Troloyo yang tidak jauh dari Ibu Kota Majapahit, serta bentuk makam yang memanjang dapat disimpulkan bahwa makam tersebut adalah makam bangsawan Jawa atau anggota keluarga raja.

Makam Troloyo memberi kesan bahwa sebagian bangsawan Majapahit telah memeluk agama Islam, meskipun Majapahit sendiri beragama Hindu-Buddha.

Makam Islam di Troloyo meragukan pendapat para ilmuan yang mengatakan agama Islam berkembang mulai daerah pesisir Jawa, yang mulanya merupakan kekuatan agama dan politik yang menentang Majapahit sebagai kerajaan Hindu-

Buddha. Situs makam di Troloyo adalah bukti bahwa Majapahit mengijinkan

Islam berkembang di dalam Ibu Kotanya. Sehubungan dengan hal ini maka

Majapahit telah mengenal toleransi beragama dalam pemerintahannya.

Pernikahan antara raja Majaphait Prabu Brawijaya V, (1447 – 1451) dengan seorang muslimah putri dari kerajaan Campa telah membuktikan jika Islam telah berkembang dilingkungan keluarga bangsawan Majapahit. Jika dilihat dari

13M.C. Ricklef, Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008 (Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 6

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 10

ideologi Islam yang tidak membolehkan perkawinan antar agama maka akan memunculkan pandangan bahwa putri Campa mengikuti agama suaminya atau bahkan sebaliknya. Terlepas dari latar belakang agama pernikahan ini, Raden

Rahmat mengkukuhkan diri sebagai Sunan Ampel di tanah pardikan di Ampel

Denta yang berada di wilayah . Pernikahan raja Brawijaya V dengan seorang putri Campa tentunya akan membawa dampak bagi perkembangan Islam di lingkungan kerajaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan maka dapatlah dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yang berjudul “Perkembangan Agama Islam Pada Masa Kerajaan

Majapahit 1376 – 1478” sebagai berikut;

1. Bagaimana proses masuknya Islam di Kerajaan Majapahit?

2. Bagaimana perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 - 1478?

3. Bagaimana dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini ini adalah :

a. Mendeskripsikan dan menganalisis proses masuknya agama Islam ke

Majapahit.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 11

b. Mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan agama Islam di

Majapahit pada tahun 1376 – 1478

c. Mendeskripsikan dampak perkembangan agama Islam di Majapahit.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah :

a. Bagi Universitas Sanata Dharma

Makalah ini diharapkan dapat memberikan kekayaan khasanah yang

berguna bagi pembaca dan pemerhati sejarah di lingkungan Universitas

Sanata Dharma secara umum dan secara khusus untuk Program Studi

Pendidikan Sejarah.

b. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penulisan makalah ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai perkembangan masyarakat Islam di Majapahit pada tahun 1376

– 1478 beserta dampaknya bagi kehidupan sosial budaya maupun politik

di Majapahit. Penulisan makalah ini juga diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pelengkap dalam pembelajaran sejarah Indonesia Madya.

c. Bagi Pembaca

Makalah ini diharapkan mampu menarik minat pembaca untuk

mempelajari secara lebih lanjut Sejarah Indonesia masa peralihan Hindu –

Buddha menuju ke masyarakat Islam khususnya mengenai perkembangan

agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 12

D. Sistematika Penulisan

Guna mempermudah melihat tentang bagaimana Sejarah Perkembangan agama Islam di Majapahit Tahun 1376 – 1478, maka penulisan makalah ini dibagi menjadi lima bab yang dijabarkan sebagai berikut :

1. BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penulisan, serta Sistematika Penulisan.

2. BAB II : Proses masuknya agama Islam ke Majapahit.

3. BAB III : Perkembangan masyarakat Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478.

4. BAB IV : Dampak perkembangan masyarakat Islam di Majapahit bagi

Majapahit.

5. BAB V : Penutup yang berisikan kesimpulan.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB II

PROSES MASUKNYA AGAMA ISLAM KE MAJAPAHIT

A. Melalui Perdagangan

Penemuan makam Islam di Leran yang pada nisan makam tersebut bertuliskan seperti huruf kufi dengan nama Fatimah binti Maimun yang bertarikh

7 Rajab 475 Hijriah atau 1082 telah membuktikan agama Islam pernah sampai ke

Jawa jauh sebelum Majapahit muncul. Penemuan makam tersebut telah menjelaskan bahwa kerajaan-kerajaan di Nusantara telah bersinggungan dengan bangsa asing. Kedatangan bangsa asing ke wilayah Nusantara tentunya memiliki kepentingan tertentu. Mengingat wilayah Nusantara adalah penghasil rempah- rempah maka kepentingan tersebut tentunya adalah perdagangan. Salah satu contoh kerajaan di Nusantara yang telah melakukan hubungan internasional adalah kerajaan Sriwijaya. Seperti yang disebutkan dalam berita Cina bahwa kerajaan Sriwijaya sering mengirimkan utusannya ke negeri Cina. Bukti lain yang mengatakan bahwa kerajaan di Nusantara telah aktif dalam dunia internasional adalah adanya teori timbal balik yang mengatakan bahwa orang-orang di

Nusantara telah berpartisipasi aktif dalam belajar agama Hindu Buddha. Adanya koloni kecil orang Indonesia di Kurumandala, Asrama Nalanda di India khusus untuk orang Indonesia yang menimba ilmu di India1. Makam Islam yang bertarikh

7 Rajab 475 H atau 1082 bertepatan dengan tahun kejayaan Islam di Timur

Tengah. Dengan demikian bukan tidak mungkin orang-orang dari Arab telah

1Hery Santosa, Reader Sejarah Kebudayaan Indonesia (Yogyakarta,2000), hlm. 6

13

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 14

sampai ke wilayah Nusantara untuk berdagang, walaupun belum diikuti oleh proses Islamisasi.

Wilayah Majapahit yang sangat luas terdiri dari laut dan daratan menjadikan

Majapahit sebagai kerajaan yang kaya dan subur. Meskipun wilayah laut

Majapahit sangatlah luas namun Majapahit bukan kerajaan Maritim. Kemajuan ekonomi Majapahit didukung oleh sektor pertanian dan perdagangan, wilayah laut dalam hal ini hanya digunakan sebagai jalan untuk berdagang dengan para pedagang dari bangsa lain. Berdasarkan berita Cina dari Dinasti Ming, Jawa memiliki tiga buah pelabuhan Tuban, Gresik, dan Surabaya. Pelabuhan-pelabuhan tersebut disinggahi pedagang-pedagang dari Campa, Khmer, Thailand, Burma,

Srilangka, dan India. Pedagang-pedagang dari bangsa asing tersebut membawa barang dagang khas dari daerah mereka masing-masing2. Barang yang mereka bawa kemudian mereka tukarkan dengan barang dagang dari kerajaan Majapahit itu sendiri seperti rempah-rempah. Kondisi wilayah Majapahit terutama Jawa yang sangat ramai dengan jalur perdagangan membuat masyarakat Majapahit semakin maju dan mulai mengenal bangsa serta kebudayaan asing. Perdagangan di Majapahit tidak hanya terjadi di daerah pesisir saja, melainkan sampai menyentuh pedalaman Majapahit. Kemajuan perdagangan Majapahit juga didukung oleh dua sungai besar yaitu sungai Brantas, dan Bengawan Solo3. Kedua sungai itu merupakan jalur transportasi yang cukup penting bagi Majapahit karena membuat perdagangan semakin meluas dan menguntungkan para pedagang untuk melebarkan bisnisnya. Pelabuhan sungai Bubat, Pelabuhan sungai Trung, dan

2Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm. 86 3Ibid,hlm. 62

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 15

pelabuhan sungai Canggu. Perdagangan yang meluas dan tidak hanya terjadi di wilayah pesisir saja, semakin membuat masyarakat Majapahit semakin maju.

Penemuan makam Islam di Troloyo sendiri telah menjelaskan bahwa Islam waktu itu telah menyebar masuk dalam lingkungan Ibukota Majapahit. Dengan adanya jalur transportasi sungai memudahkan para pedagang termasuk pedagang asing untuk masuk ke dalam wilayah Majapahit.

Makin ramainya perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara sangat mempengaruhi pelabuhan-pelabuhan di pesisir Jawa. Beberapa diantaranya tumbuh menjadi kota-kota pelabuhan besar dan ramai yang sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Benggala, dan Malaka4. Ketika para pedagang-pedagang asing tersebut tiba di Majapahit, dan memulai perdagangan, mereka tidak hanya berdagang lalu pulang ke negara asal mereka, faktor alam membuat mereka ingin tinggal sementara waktu di kota-kota pelabuhan yang mereka singgahi. Kedatangan para pedagang asing pada waktu itu menggunakan alat transportasi kapal layar yang masih menggunakan angin sebagai tenaga penggeraknya. Oleh karena itu para pedagang asing tidak bisa pulang pergi setiap saat, mereka menunggu arah angin yang tepat untuk kembali lagi ke daerah asal mereka. Jeda waktu menunggu angin musim tentunya sangatlah lama bisa berbulan-bulan lamanya. Alasan inilah yang membuat para pedagang asing tersebut tinggal sementara waktu di kota-kota pelabuhan. Para pedagang asing tersebut rata-rata merupakan orang Arab, dan Gujarat yang telah memeluk agama Islam. Tinggalnya mereka di kota-kota pelabuhan Majapahit

4Ibid,hlm. 89

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 16

membuat mereka bersinggungan dengan penduduk pribumi. Kondisi sosial masyarakat Jawa yang sangat rentan akan perubahan telah mengenalkan mereka pada agama baru yang dipeluk oleh para pedagang asing tersebut yaitu Islam.

Waktu yang cukup lama bagi para pedagang asing untuk tinggal di kota-kota pelabuhan menyebabkan mereka berinteraksi dengan masyarakat pribumi.

Interaksi yang dilakukan para pedagang asing tersebut ada yang melalui perkawinan dengan penduduk pribumi.

Perkawinan dalam hukum Islam tidak mengenal kawin campur antar umat beragama, oleh karena itu dimungkinkan bahwa salah satu dari mereka yang melakukan perkawinan akan pindah agama. Islam yang tidak mengenal kasta, tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi para penduduk pribumi yang pada waktu itu mayoritas memeluk agama Hindu-Buddha. Jadi secara logis tentunya masyarakat pribumi yang beragama Hindu-Buddha akan tertarik dengan Islam dan beralih memeluk Islam melalui proses perkawinan. Dengan demikian, perdagangan dipesisir menimbulkan perubahan struktur sosial kelompok masyarakat5. Semakin ramainya perdagangan dikota-kota pelabuhan telah melahirkan golongan baru yang ekonominya lebih kuat, dan mereka tertarik pada agama Islam. Penganut Islam di daerah pesisir mengalami peningkatan yang sangat pesat pada masa itu. Dalam perkembangannya mereka yang telah beragama

Islam terutama di daerah pesisir, merasa tidak lagi terikat dengan dasar keagamaan pemerintah pusat Majapahit yang beragama Hindu-Buddha. Penguasa kota-kota pelabuhan disepanjang jalur perdagangan pada akhirnya telah memeluk

5Ibid,hlm. 79

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 17

Islam6. Mereka tampil sebagai penguasa-penguasa baru dengan sistem ekonomi yang sangat kuat. Perkembangan yang sangat pesat ini membuat pemerintahan

Majapahit mulai kehilangan kendali terhadap wilayah dipesisir.

B. Melalui Hubungan Diplomatik

Hubungan diplomatik antar kerajaan di Nusantara, bahkan antar kerajaan

asing dari luar negri sebenarnya telah berlangsung lama. Sejak muncul

sebagai kerajaan Hindu pertama di Indonesia tentunya hubungan diplomatik

dengan kerajaan asing sudah terjadi. Hindu merupakan agama asli orang India

bukan agama asli Indonesia, kemunculannya di Indonesia sendiri telah

membuktikan bahwa pengaruh India waktu itu sudah sampai ke Indonesia.

Majapahit mulai eksis tampil sebagai kerajaan mulai tahun 1293, tentunya

hubungan diplomatik dengan kerajaan di Nusantara maupun kerajaan asing bukan

merupakan suatu hal yang baru. Perluasan wilayah Majapahit dimulai sejak

Gadjah Mada diangkat menjadi patih Amangkubumi pada tahun 1258 saka dan

langsung memproklamirkan program pemerintahaannya yang disebut dengan

Sumpah Nusantara7. Pernyataan sumpah ini mendapat pro dan kontra antara

pejabat internal kerajaan, oleh karena itu pejabat kerajaan yang tidak setuju

dengan program politik Gadjah Mada kemudian disingkirkan. Program politik

tersebut mulai efektif dilaksanakan dengan menundukkan Bali pulau yang paling

dekat dengan pulau Jawa8. Takluknya Bali dalam kekuasaan Majapahit membuat

daerah-daerah bawahannya (kerajaan vasal) ikut jatuh dalam kekuasaan

Majapahit.

6Ibid,hlm 79 7Ibidem. 8Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm.100

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 18

Perlu diketahui konsep penaklukan wilayah yang dilakukan oleh Majapahit

sangat berbeda dengan konsep kolonialisasi seperti yang dilakukan bangsa Barat.

Daerah taklukan Majapahit hanya berkewajiban menyerahkan upeti tahunan dan

menghadap raja Majapahit dalam waktu-waktu tertentu sebagai bukti dan tanda

kesetiaan dan pengakuan kedaulatan Majapahit. Konsep penaklukan kekuasaan

Majapahit terhadap daerah taklukan adalah sebagi berikut :

Baik negara bawahan maupun daerah Amancanagara (provinsi), mengambil pola pemerintahan pusat yakni Majapahit. Raja dan juru pengalasan adalah pembesar yang bertanggung jawab atas daerahnya sendiri, namun pemerintahannya dikuasakan kepada patih, sama dengan pemerintahan pusat, dimana raja Majapahit adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kerajaan, tetapi kebikjaksanaan pemerintahan ada di tangan patih Amangkubumi atau patih seluruh negara.

Dengan demikian kerajaan-kerajaan taklukan Majapahit tetap eksis dan

dapat mengembangkan kebudayaan mereka, tanpa campur tangan dari kerajaan

pusat yaitu Majapahit. Salah satu kerajaan taklukan Majapahit adalah kerajaan

Samudra Pasai dan kerajaan Melayu. Dua kerajaan ini merupakan kerajaan Islam

walaupun dalam taklukan Majapahit masyarakat ataupun kerajaan ini tidak

dihindukan ataupun Buddha. Dalam kepercayaan masyarakatnya kedua kerajaan

ini tetap kerajaan Islam dan mengembangkan ke Islamannya. Pada

perkembangannya Islam mengambil peran yang sangat signifikan dalam

melangsungkan kemaharajaan di pulau Jawa pada beberapa abad kemudian9.

Selain memberi kebebasan kepada kerajaan taklukan dalam mengembangkan

pemerintahannya, Majapahit juga memberikan kebebasan kepada para tawanan

perang yang dibawa ke Jawa. Tawanan perang tersebut diberi kebebasan untuk

9Ibid, 106.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 19

tetap menjalankan kepercayaannya masing-masing sehingga membuat Majapahit

mendapatkan pengaruh Islam secara nyata. Selain memiliki kerajaan taklukan

Majapahit juga menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan asing di luar

wilayah Nusantara seperti Syangka, Ayudhapura, Dharmaaganar, Marutama,

Rajapura, Campa,Kamboja, dan Yawana. Salah satu kerajaan asing yang sangat

berpengaruh terhadap Majapahit adalah Campa. Kerajaan Campa sudah menjalin

hubungan dengan Jawa sejak pemerintahan Kertanegara yang menjadi raja

Singasari.

Menurut Negarakretagama pada tahun 1365 kerajaan Campa mempunyai hubungan persahabatan dengan Majapahit10. Menurut Serat Kanda dan Babad

Tanah Jawi memberitahukan bahwa pada permulaan abad lima belas Raja

Brawijaya dari Majapahit Kawin dengan putri Campa, seorang Muslim yang juga bergelar putri dwarawati11. Selain itu dalam Babad Tanah Jawi maupun Serat

Kanda menyebutkan bahwa putri Campa merupakan ibu dari Raden Patah yang nantinya menjadi raja di kerajaan Demak. Kebenaran dari putri Campa itu sendiri masih dipertanyakan, apakah ia memang putri raja dari kerajaan Campa atau hanya putri pembesar dari kerajaan Campa. Kemunculan putri Campa dalam sejarah Majapahit ada hubungannya dengan kedatangan pembesar dari Yunan ke

Majapahit bernama Ma Hong Fu. Istri Ma Hong Fu itu sendiri memang berasal dari kerajaan Campa. Ketika kedatangan Ma Hong Fu ke Majapahit raja yang memerintah adalah Wikramawardhana. Sebagai istri seorang duta besar dari

Yunan, ia sering menampakkan diri di depan rakyat Majapahit terutama saat-saat

10Slamet Mulyana, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (Jakarta : Bhatara Karya Aksara, 1979), hlm. 152 11Ibid,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 20

hari raya12. Sebagai seorang istri pembesar ia mendapatkan tempat terhormat di panggung para pembesar, berkumpul dengan istri-istri pembesar dari Majapahit diantara selir-selir prabu. Oleh karena itu rakyat menduga kalau putri dari Campa itu merupakan salah satu selir atau istri sang prabu Wikramawardhana.

Istri duta besar Ma Hong Fu wafat dan dimakamkan di Majapahit secara

Islam. Dengan demikian hubungan diplomatik antar kerajaan asing telah

mempengaruhi kondisi kebudayaan Majapahit terutama dalam bidang agama.

Telah dijelaskan bahwa istri dari duta besar Ma Hong Fu meninggal dan

dimakamkan di Majapahit secara Islam, hal itu berarti secara tidak langsung telah

mengenalkan Majapahit pada suatu agama baru yaitu Islam. Tidak menutup

kemungkinan dalam ibukota Majapahit telah terdapat komunitas Islam dan mulai

berkembang di dalamnya. Situs makam Islam di Troloyo telah menjadi bukti

yang nyata jika telah terdapat masyarakat Islam di Majapahit.

C. Melalui Perkawinan

Selain melalui perdagangan dan hubungan diplomatik, masuknya Islam ke

Majapahit juga melalui proses perkawinan. Pernikahan yang terjadi dalam hal ini

bukan hanya wujud dari rasa cinta seseorang terhadap lawan jenis tetapi lebih

dari pada itu. Pernikahan yang dilakukan merupakan strategi politik atau bisa

dikatakan sebagai perkawinan politik. Biasanya seorang raja meminang putri dari

kerajaan lain untuk mempertahankan wilayah suatu kerajaan, membina hubungan

baik antar kerajaan, menggabungkan kedua wilayah kerajaan, atau bahkan

pengakuan kedaulatan.

12Ibid., hlm. 106

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 21

Pernikahan semacam ini pernah terjadi di dalam kerajaan Majapahit. Usaha

pernikahan politik yang sangat terkenal adalah pernikahan raja Hayam Wuruk

dengan Dyah Pitaloka Citraresmi. Namun usaha Raja Hayam Wuruk memperistri

Dyah Pitaloka Citraresmi gagal yang berujung perang yang kemudian dinamakan

dengan perang Bubat. Perang Bubat terjadi karena kesalahpahaman antar dua

kerajaan Majapahit dan Sunda. Patih Madu diutus untuk mengundang orang

Sunda, maksudnya untuk menikahkan putri kerajaan Sunda dengan raja Hayam

Wuruk, lalu orang Sunda datang ke Majapahit, namun Maharaja tidak bersedia

mempersembahkan putrinya13.

Hal yang perlu mendapat perhatian sehubungan Majapahit dengan Islam

adalah, ketika rombongan kerajaan Sunda tiba di Majapahit. Rombongan tersebut

tiba untuk pertama kali di Masigit Agung, lalu mereka terus berjalan kearah

kepatihan. Dalam hal ini kata Masigit Agung sangat mirip dengan kata masjid

Agung. Mengingat telah ditemukannya inskripsi Islam di Leran serta situs

makam Tralaya yang berada di pusat kekuasaan Majapahit bukan tidak mungkin

di pusat Majapahit telah dibangun Masjid.

Pada awal pembahasan sub bab ini telah dijelaskan bahwa Majapahit tidak

hanya sekali melakukan perkawinan politik. Telah tercatat dalam hikayat raja-

raja Pasai bahwa telah terjadi usaha pernikahan politik antara putri dari Majapahit

Gemerenceng dengan putra mahkota Abdul Jalil dari Pasai. Pernikahan ini

13Orang Sunda harus meniadakan selamatan (tidak mengharapkan adanya upacara pesta perkawinan), kata sang utusan. Sang maha patih tidak menghendaki pernikahan resmi sebab ia menganggap putri sebagai upeti. Karena merasa terhina maka raja Sunda menolak keinginan tersebut, raja Sunda merasa sejajar dengan Majapahit, sehingga terjadilah perang Bubat pada Selasa Wage tanggal 13 bulan Badra tahun 1279 S/1377 M.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 22

kembali gagal karena terbunuhnya putra mahkota Abdul Jalil oleh ayahnya14.

Kegagalan pernikahan yang akhirnya memicu peperangan antara Majapahit

dengan kerajaan Samudrai Pasai yang pada akhirnya dimenangkan oleh

Majapahit. Peperangan ataupun usaha pernikahan yang gagal merupakan bukti

bahwa Majapahit pada waktu itu telah berinteraksi dengan Islam. Mengingat

pernikahan yang akan dilakukkan, kemungkinan di dalam wilayah pusat

Majapahit Islam sudah mulai tumbuh dan berkembang meskipun masih

minoritas.

Hikayat Melayu juga memiliki catatan pernikahan antara Raja Mansyur

Syah dengan Candra Kirana dari Majapahit. Setelah perkawinan itu dilakukan

kemudian Raja Mansyur Syah meminta kepada raja Majapahit untuk memerintah

di Indragiri15. Permintaan itu kemudian dikabulkan bahkan jika ia menginginkan

Palembang maka akan diberikannya pula. Sikap raja Majapahit tersebut tentunya

akan mempermudah perkembangan agama Islam, meskipun perkembangan

tersebut jauh berada di luar pusat pemerintahan Majapahit. Sikap toleran tersebut

sesuai dengan konsep politik Majapahit terhadap daerah taklukan dimana daerah

taklukan dibebaskan untuk mengembangkan daerahnya sendiri. Sebagai wujud

kesetian dengan Majapahit maka kerajaan vasal hanya berkewajiban

mengirimkan upeti dan utusan pada waktu-waktu tertentu.

Perkawinan politik didalam kerajaan Majapahit terus berlangsung. Raja

Wikramawardhana alias Hyang Wisesa kawin dengan putri Cina. Dari

14Yaitu raja Ahmad perahu yang ditumpanginya ditenggelamkan kelaut. Karena marahnya raja Majapahit mengirimkan armada ke Pasai untuk menghukum atau menuntut balas atas kejadian tersebut. 15Ibid,hlm. 126.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 23

perkawinan itu melahirkan Arya Dhamar, yang kemudian dipindahkan ke

Palembang. Perkawinan politik ini menyebabkan Majapahit semakin

berhubungan erat dengan Cina. Pengaruh perkawinan ini semakin terasa ketika

banyaknya golongan muslim Cina yang datang untuk berdagang di Majapahit.

Semakin banyaknya orang Islam Cina yang datang maka akan semakin banyak

pula pengaruhnya bagi masyarakat Jawa yang pada waktu itu masih beragama

Hindu-Buddha.

Perkawinan dengan putri Cina ternyata juga tidak dilakukan oleh Raja

Wikramawardhana saja, tetapi raja Majapahit yang lainnya. Raja Kertabhumi

juga kawin dengan putri Cina, dari perkawinan tersebut melahirkan Jin Bun alias

Raden Patah16. Dari perkawinan inilah kemudian Islam berkembang sangat pesat

di Majapahit karena putri Cina yang dinikahi raja Kertabhumi merupakan

seorang muslim. Dalam Babad Tanah Jawi, dan Serat Kanda dijelaskan bahwa

Prabu Brawijaya V, Dyah Kertawijaya (1447 – 1451) menikah dengan Muslimah

dari kerajaan Campa Anarawati, yang kemudian bergelar Putri Dwarawati.

Interaksi Majapahit dengan Islam melalui perkawinan tidak dilakukan oleh

elit kerajaan, akan tetapi oleh para penguasa di bawahnya demikian juga dengan

masyarakat umum. Pada awal pembahasan makalah ini telah dijelaskan bahwa

pedagang yang kewilayah Nusantara terutama pulau Jawa berasal dari berbagi

negeri asing misalnya Arab, Persia, Gujarat, Sri Langka, dan Benggala. Karena

faktor musim yang menjadi waktu penentu pelayaran maka mereka terpaksa

16Slamet Mulyana,op.cit., hlm. 182

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 24

tinggal di bandar-bandar yang mereka datangi17. Tinggalnya mereka di kota-kota

pelabuhan disambut baik oleh para penguasa setempat. Para pedagang asing

tersebut diberi tempat khusus yang sering disebut dengan Pakojan18. Pakojan itu

sendiri merupakan perkampungan khusus untuk para pedang-pedagang muslim

yang tinggal di kota-kota pelabuhan menunggu angin musim.

Menetapnya kaum pedagang muslim di Pakojan, lambat laun telah merubah

pola kehidupan masyarakat pribumi. Para pedagang muslim tidak hanya

melakukan kegiatan perdagangan saja, mereka juga mulai mengajarkan agama

Islam kepada penduduk setempat, terutama bagi mereka yang telah melakukan

pernikahan dengan para pedagang muslim. Penyebaran agama Islam kemudian

semakin meluas hal ini karena masyarakat pribumi yang beragama Hindu

kemudian tertarik dengan agama Islam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

perkawinan antara penduduk pribumi dengan pedagang muslim yang kemudian

ikut berpindah agama menjadi Islam. Salah faktor yang menarik penduduk

pribumi adalah Islam tidak mengenal dan membedakan status sosial seseorang.

Sedangkan agama Hindu membedakan status sosial seseorang yang disebut

dengan kasta. Dengan demikian masyarakat pribumi tertarik dengan agama Islam

dan mulai menganut agama Islam.

Faktor lain yang menyebabkan banyaknya penduduk pribumi menikah

dengan pedagang muslim ataupun berpindah agama adalah faktor ekonomi.

Menurut Van Luer bahwa motif ekonomi dan politik sangatlah penting bagi

17Ibid,hlm. 129 18Ibidem.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 25

dalam masuknya Islam di Nusantara19. Menurutnya para penguasa pribumi ingin

meningkatkan perdagangan mereka menerima Islam sebagai konsekuensinya.

Dengan menjadi muslim mereka tentunya akan mendapatkan dukungan dari

pedagang Muslim sebagai penguasa ekonomi waktu itu.

D. Dakwah Kaum Sufi

Kedatangan dan perkembangan Islam di Jawa melalui proses yang cukup

panjang. Islam pertama kali datang di wilayah Nusantara terutama Jawa, ketika

itu masih dalam pengaruh kerajaan Hindu-Buddha yang masih sangat kuat dan

mendominasi wilayah Jawa. Kemunculan Islam di Jawa yang pada akhirnya

mendominasi wilayah Jawa bahkan Nusantara, telah memunculkan beberapa teori

mengenai penyebaran Islam di wilayah Nusantara. Pada pembahasan sebelumnya

telah dijelaskan bahwa Islam disebarkan melalui, perdagangan, hubungan

diplomatik, dan pernikahan. Masing-masing teori tersebut memang memiliki nilai

kebenaran tersendiri. Jika dilihat tujuan dari beberapa teori yang dibahas

sebelumnya tentunya akan diketahui beberapa kelemahan dan keunggulan, yang

memaksa kita untuk berpikir lebih analisis lagi untuk menyatakan teori tentang

masuknya Islam ke wilayah Nusantara. Teori perdagangan memang kuat sebagai

salah satu teori mengenai masuknya Islam di Jawa, terutama Majapahit. Kuatnya

teori perdagangan terbukti dengan adanya perdagangan dengan bangsa asing

sejak munculnya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Nusantara.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada teori perdagangan tentang

masuknya Islam di Nusantara adalah siapa sebenarnya kaum pedagang tersebut.

19Ibid, hlm. 130

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 26

Ada teori yang menyatakan jika Islam Indonesia berasal dari sumber aslinya yaitu

Arab20. Teori ini beranggapan bahwa untuk melihat Islam di Asia Tenggara

datang dari mana, maka yang perlu diperhatikan adalah kajian terhadap teks-teks

maupun literatur Islam Melayu Indonesia dan sejarah pandang Melayu terhadap

berbagai istilah atau konsep kunci yang digunakan oleh para penulis Islam di

Asia Tenggara. Oleh karena itu siapa sebenarnya kaum pedagang yang bermukim

di Nusantara adalah kaum pedagang sekaligus pendakwah21.

Kedatangan Islam di Jawa sejak Jawa masih dalam pengaruh kerajaan-

kerajaan Hindu-Buddha. Keberadaan Islam di Jawa dapat ditentukan dari

peninggalan makam di Leran Gresik yaitu, makam Fatimah binti Maimun wafat

tahun 1087 M. Situs makam Islam ini telah membuktikan bahwa Islam di Jawa

khususnya Jawa Timur, ada sejak masa pemerintahan Hindu tepatnya raja

Airlangga. Makam Islam tersebut telah membuktikan bahwa jaringan

perdagangan internasional antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa

dengan India Selatan dan Timur Tengah sudah terjalin sedemikian kuat.

Perdagangan internasional terbentuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia yang tidak bisa dipenuhi sendiri. Salah satu perdagangan yang dilakukan

adalah pedagang dari Timur Tengah membawa kain sutra dan permadani

sedangkan dari Nusantara dibawa produk pertanian dan perkebunan seperti

rempah-rempah yang tidak bisa diproduksi di Timur Tengah. Akibat dai

perdagangan internasional daerah-daerah pesisir Jawa menjadi daerah yang

disinggahi oleh para imigran, terutama kaum pedagang. Itulah sebabnya daerah

20Nur Syam, Islam Pesisir, (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 61 21Ibid,hlm. 62

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 27

pesisir menjadi daerah ajang pertemuan berbagai tradisi yang datang dari

berbagai wilayah22.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Islam di Jawa memang mulai berkembang

melalui daerah pesisir, yang pada waktu itu sebagai tempat bertemunya budaya

asing. Nama-nama pelabuhan penting seperti Tuban, Gresik, dan Surabaya sudah

tidak asing lagi bagi. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi transit para pedagang

asing, yang akan berdagang ke pusat Majapahit. Para pedagang masuk ke pusat

Majapahit memalui sungai Brantas, perlu diketahui bahwa pada waktu itu di

sungai-sungai tertentu telah dibangun juga beberapa pelabuhan kecil untuk

mempermudah perdagangan menuju ke pusat Majapahit ataupun menuju ke

pesisir. Pedagang yang masuk kewilayah Majapahit lambat laun menetap dan

menyebarkan keyakinan-keyekinannya.

Bukti-bukti bahwa orang asing maupun bangsa Arab atau bangsa Persia

telah datang sampai ke Majapahit adalah temuan arkeologis yang ditemukan di

Trowulan. Beberapa temuan yang ditemukan di Trowulan, terdapat bentuk arca

yang ditampilkan dalam beragam ekspresi.

Artefak yang bergambar seperti orang asing yang terdapat di museum Majapahit mempunyai ciri dan bentuk sebagai berikut : 1. Orang China. Penggambarannya ditandai dengan beberapa ciri antara lain: bermata sipit dan rambutnya lurus disisir kebelakang. Penggambaran anak-anak dilakukan melalui rambut ekor kuda atau dikuncir...... 2. Orang Gujarat atau Persia. Gambaran orang Gujarat atau Persia dari beberapa kepala artefak yang pada bagian bandannya telah hilang. Ciri utamanya tampak dibagian mata, hidung, mulut dan ekspresinya. Matanya besar dan agak lebar, hidung mancung dan besar dengan cuping agak bulat, bibir agak tebal, dan memakai tutup kepala berbentuk kopiah atau surban.

22Ibid,hlm. 63.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 28

3. Orang Eropa. Secara kuantitas figuran yang menggambarkan orang Eropa tidak banyak. Figur orang Eropa dapat diasumsikan sebagai orang Portugis yag dapat diketahui berdasarkan bentuk pakaian yang dikenakan23.

Munculnya orang-orang Gujarat dan Persia di dalam wilayah atau pusat

Majapahit berdampak pada benturan kebudayaan yang mereka bawa dalam hal ini adalah agama. Pedagang dari Gujarat maupun Persia bukan pedagang biasa, mereka juga seorang pendakwah Islam sufi.24 Hal ini terbukti dengan corak Islam yang bersifat mistik yang bersesuaian dengan sikap mistik masyarakat di kawasan ini sebelumnya25. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa Islam di Jawa terutama Majapahit disebarkan oleh kaum sufi, sebab sangat tidak mungkin jika

Islam disiarkan oleh kaum pedagang secara besar-besaran jika motif mereka adalah mencari keuntungan secara material.

Pengaruh Islam sufi begitu terlihat sangat jelas ketika berdirinya kerajaan

Demak. Penyebaran agama Islam di Jawa memang tidak hanya dilakukan oleh kalangan sufi saja melainkan kalangan Islam syiah juga ikut menyebarkan pengaruhnya. Namun Islam syiah di Jawa tidak mendapatkan tempat, hal ini dibuktikan dengan dilarangnya Islam syiah yang dianggap sesat. Salah satu penyebar Islam Syiah adalah Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang. Ajaran dari Syaikh Siti Jenar dianggap sesat, kemudian Syaikh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati.

23Esa Damar Pinuluh op.cit, hlm. 113 24Menurut beberapa penulis, dan mereka dalam jumlah yang besar, Sufi dapat dilacak pada kata Arab, dilafalkan shuuf, yang secara harfiah berarti wool, menunjuk pada bahan yang digunakan untuk jubah sederhana para mistikus Muslim awal. Idris Shah, Jalan Sufi, (Surabaya : Risalah Gusti, 1999). Hlm. 6 25Esa Damar Pinuluh. Op.cit.,,hlm. 64

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 29

Konsep Islam Sufi di dalam masyarakat Jawa sangat jelas terlihat dari tatacara ritual keagamaannya. Islam Sufi lebih diterima masyarakat Jawa terutama

Majapahit karena mampu menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan kepercayaan lokal setempat yaitu Hindu-Buddha. Bentuk integrasi antara Islam Sufi dan kepercayaan lokal dapat terlihat dari budaya masyarakat setempat, bahkan sampai sekarang kebudayaan tersebut masih tetap hidup dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Jawa. Salah satu contoh budaya masyarakat lokal yang terintegrasi dengan Islam Sufi adalah upacara pemujaan arwah leluhur. Perlu diketahui bahwa inti kehidupan keagamaan di Indonesia sejak dahulu kala adalah pemujaan arwah para leluhur26. Agama apapun yang masuk ke Indonesia, akan diisi dengan ritual kuno pemujaan arwah para leluhur.Dalam agama Islam aliran

Sufi pemujaan arwah leluhur tetap ada bahkan menjadi salah satu upacara wajib bagi orang yang menganutnya27.

Pada masyarakat Majapahit upacara pemujaan arwah para leluhur disebut dengan upacara Srada. Upacara Srada pada masa Majapahit dilakukan untuk menghormati wafatnya Rajapatni yang diselenggarakan oleh Raja Hayam Wuruk secara besar-besaran. Upacara Srada sangat berhubungan erat dengan konsep pemujaan arwah para leluhur, meskipun pada upacara Srada yang dihormati adalah Rajapatni namun esensi dari upacara ini adalah pemujaan arwah orang yang telah meninggal.

26Slamet Mulyana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di nusantara (Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2007) hlm. 249 27Pemujaan arwah leluhur itu sendiri tidak merupakan agama bagi rakyat, tetapi merupakan bagian unsur penting dalam ibadahnya. Pemujaan arwar para leluhur adalah sisa dari kehidupan keagamaan pada zaman purba yang masih bertahan dalam perjalanan sejarah hingga sampai sekarang.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 30

Setelah agama Islam masuk kewilayah Majapahit pesta Srada sebagai upacara pengormatan arwah leluhur tetap diadakan. Upacara Srada merupakan salah satu bentuk integrasi budaya yang masih ada sampai sekarang. Upacara ini digunakan kaum pendakwah Sufi sebagai salah satu sarana integrasi agar Islam dapat diterima oleh masyarakat Majapahit. Setelah agama Islam masuk di wilayah

Majapahit, pesta Srada tetap dirayakan28. Pesta Srada dalam bahasa Jawa disebut dengan “Nyadran”. Upacara ini diadakan di kuburan para leluhur dalam bulan arwah atau Ruwah, yakni bulan Sya’ban, menghadapi bulan Ramadhan. Dalam upacara ini orang-orang membawa makanan ke kuburan dan berpesta disana demi peringatan atau penghormatan terhadap arwah leluhur. Disamping itu orang-orang juga membawa bunga dan membakar kemenyan serta disertai doa pada setiap makam terutama makam anggota keluarga. Berdasarkan tatacara dan tujuan dari upacara ini sangatlah jelas jika upacara “Nyadran” sama dengan upacara Srada pada masa Majapahit dan sama dengan konsep pemujaan arwah para leluhur pada jaman prasejarah.

28Ibid,hlm. 252

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB III PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI MAJAPAHIT TAHUN 1376 – 1478

A. Munculnya Syaikh Jumadil Kubro Sebagai Pencetus Pendidikan

Pesantren.

Islam memang telah berkembang di Majapahit sejak masa kejayaan

Majapahit itu sendiri. Bukti mengenai keberadaan orang-orang Islam di Majapahit adalah adanya situs makam Islam Troloyo. Makam Islam di Troloyo terletak di

Trowulan tak jauh dari Ibu kota Majapahit, bahkan tiga makam Islam tersebut berasal dari zaman raja Hayam Wuruk, masing-masing bertarikh Saka 1290,

1298, dan 1302 (1368, 1376, dan 1380 Masehi)1. Makam Islam di Troloyo sangatlah berbeda dengan makam Islam yang di temukan di Gresik. Jika makam

Islam di Gresik merupakan makam orang asli Arab hal ini dapat dilihat dari tatacara penulisan di batu nisan makam tersebut. Makam Fatimah Binti Maimun yang wafat di gresik berinskripsi Arab tahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan makam Islam di Troloyo bertuliskan tahun Saka, serta pahatan nisan dengan huruf

Arab berbentuk tebal dan kasar serta kesalahan tulis. Dengan demikian tampaknya memang nisan-nisan tersebut dibuat oleh pengrajin lokal yang terdapat di

Troloyo2.

Perbedaan penulisan pada antara batu nisan di Leran dan makam di Troloyo memunculkan pendapat bahwa makam Islam di Troloyo merupakan makam orang-orang di Majapahit yang pada waktu itu telah memeluk agama Islam. Bukti

1Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm. 140 2Ibid., hlm. 143

31

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 32

keberadaan Islam di Ibu Kota Majapahit juga dituliskan dalam kidung Sundayana ketika terjadi perang Bubat, rombongan raja kerajaan Sunda beristirahat di

Masigit Agung. Berikut ini merupakan petikan dari Kidung Sunda :

...Tan palarapan tẽkamarẽk eng harsa, prakaça wẽtu neng ling esang natheng Sunda, kamu kinen marẽka, de bhaţţareng Majapahit, sira wus prāpta mangke aneng Masigit. Terjemahan : dicegah tanpa memberitahunya kepada mereka dengan penekanan : hai raja sunda, kami mendapat langsung perintah yang dibuat oleh penguasa tertinggi Majapahit yang telah berkunjung kesini agar anda pergi saat ini juga dari kawasan sekitar masjid.3

Kata Masigit agung sangatlah mirip dengan Masjid Agung, jika dilihat dari keberadaan makam di Troloyo bukan tidak mungkin jika masyarakat Islam

Majapahit telah membangun masjid untuk keperluan ibadahnya. Keberadaan makam Islam di Troloyo, yang merupakam kawasan Ibu Kota Majapahit merupakan bukti bahwa sebagian masyarakat dan bahkan pejabat atau keluarga telah memeluk Islam. Jika diperhatikan peta sebaran bangunan suci yang tentunya juga berfungsi sebagai pusat pendidikan peninggalan Kerajaan Majapahit, akan terlihat bahwa bangunan Hindu, pendeta (Karsyan) maupun Buddha terletak berdekatan dengan blok terpisah, maka jika Troloyo adalah Blok Muslim, ia akan terletak terletak disebelah selatan bangunan Hindu-Buddha yang dipisahkan oleh komplek keraton4. Artiya istana raja dinaungi disebelah timur oleh bangunan suci candi Hindu, sebelah barat oleh bangunan suci Buddha dan pendeta (Karsyan), dan sebelah selatannya oleh bangunan suci (Masigit Agung) Islam.

Konsep penataan kota yang seperti ini merupakan konsep tata kota bagi kerajaan Hindu-Buddha. Menurut kepercayaan Budhisme, gunung Meru menjadi

3 Adrian Perkasa. Orang-orang Tionghoa dan Islam di Majapahit. (Yogyakarta : Ombak, 2012). Hlm. 63 4Ibid.,hlm. 150

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 33

pusat dari jagad raya5. Oleh karena itu sistem tata kota Majapahit sama halnya dengan konsep kosmologi tersebut. Tata kota yang demikian telah membuka pintu perubahan bagi Majapahit untuk meneria setiap kebudayaan yang baru muncul, termasuk agama di dalamnya. Islam yang telah datang ke Majapahit telah memberikan perubahan terhadap masyarakat dan budayanya. Perubahan yang terjadi di dalam Majapahit tidak terlepas dari pengaruh agama Islam yang mulai disebarkan kepada masyarakat, dan bahkan kepada pejabat kerajaan.

Masuknya Islam kewilayah Majapahit tidak terlepas dari peranan Syekh

Jumadil Kubro. Syehk Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang merupakan bibit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau

Jawa6.Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia

Tengah ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu dari Nabi

Muhammad SAW7.Syekh Jumadil Kubro diperkirakan hidup dan mulai menyebarkan agama Islam di Majapait ketika Majapahit dalam pemerintahaan

Raja Tribuwana Tunggadewi, dan Raja Hayam Wuruk. Beliau wafat pada tahun

1376 M, 15 Muharram 797 H. Syek Jumadi Kubro di makamkan di komplek pemakaman Troloyo bersama pejabat kerajaan Majapahit lainnya. Ketika Syekh

Jumadil Kubro hidup, ia sangat dekat dengan beberapa pejabat kerajaan, dan bahkan di antara pejabat telah memeluk agama Islam.

5Geldren Heine Robert, Konsepsi Tentang Negara & Kedudukan Raja Di Asia Tenggara (Jakarta: CV. Rajawali,1972), hlm. 5 6http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/16/syeh-jumadil-kubro-trowulan-mojokerto/ 7Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) Maulana Ibrahim Samarqandi dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa1376 M, 15 Muharram 797 H

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 34

Keberhasilan Syekh Jumadil Kubro dalam menyebarkan agama Islam di

Majapahit tentunya tidak terlepas dari usaha yang ia lakukan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Syekh Jumadil Kubro adalah menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah. Namun berdakwah saja tidak cukup untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Majapahit terutama kepada mereka yang telah memeluk Islam. Dalam kidung Sundaya telah dijelaskan adanya Masigit Agung

(Masjid Agung) di lingkungan Ibukota kerajaan. Dalam masyarakat Islam, masjid selain menjadi tempat ibadah yang paling suci, juga berfungsi sebagai tempat pendidikan, sebelum tempat-tempat lain seperti madrasah atau pesantren berdiri8.

Pendidikan Islam lewat sarana masjid rupanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang telah memeluk Islam. Pada pembahasan bab pertama makalah ini telah dijelaskan, bahwa banyaknya penduduk asing yang tinggal di

Majapahit dan melakukan kawin campur dengan masyarakat setempat. Maka untuk mengajarkan agama Islam bagi anak-anak mereka agar lebih mengenal islam, mereka mendatangkan koloni-koloni Muslim untuk mengajarkan ilmunya kepada anak-anak mereka9.

Pada waktu itu pelaksanaan pendidikan formal memang belum ada, yang ada hanyalah sistem pendidikan Hindu-Buddha yaitu Mandala. Oleh karena itu

Syekh Jumadil Kubro dan para pengajar agama Islam mencoba mengadopsi pola pendidikan Mandala kedalam bentuk pendidikan Islam. Dalam pelaksanaan pengajaran agama Islam, yang telah diadopsi dari pendidikan Mandala, maka pengajaran dilakukan didalam rumah. Untuk beberapa kalangan tertentu, seperti

8Esa Dhamar Pinuluh, op. cit., hlm. 153 9Ibid,hlm. 154

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 35

pengajaran terhadap pejabat kerajaan, pengajaran dapat dilakukan di sekitar istana atau paviliun kerajaan. Jika dilihat secara umum unsur dari pesantren adalah adanya kyai, santri, asrama, masjid, dan sistem pendidikan dijadikan sebagai acuan keberadaan pesantren, maka situs makam Troloyo yang berangka tahun

1368 sampai 1611 dengan makam homogen bertahun 1300-an sampai 1400-an dimana terdapat makam Syekh Jumadi Kubro, dan beberapa makam yang disebut sebagai para santrinya yang terdapat pada kubur telu dan makam belakang10.

Keberadaan makam tersebut telah membuktikan mengenai keberadaan pesantren di kerajaan Majapahit.

Selain makam-makam di kubur telu masih banyak makam lain di area pemakan Troloyo yang mampu menunjukkan angka tahun lebih tua. Situs masjid pesucian bertahun 1389, nisan makam Malik Ibrahim bertahun 1419, masjid

Ampel bertahun 1440 ditambah dengan keberadaan Masigit Agung. Petilasan

Walisongo sebagai “tempat ha;aqah atau Round Stone Discussion” serta sisa pemukiman Sentonorejo, lebih dimungkinkan disebut sebagai model pendidikan pesantren yang lebih awal dibandingkan Sunan Malik Ibrahim ataupun Sunan

Ampel11. Berdasarkan makam-makam Islam yang telah ditemukan diduga pesantren yang berkembang pada massa itu masih sangat sederhana, dan hanya memiliki beberapa orang santri saja. Sama seperti pesantren yang dimiliki oleh sunan Ampel, ketika masih di Kembang Kuning dia hanya memiliki tiga orang santri yaitu, Wiryo Suroyo, Abu Hurairah, dan Kyai Bangkuning.

10Ibid, hlm. 156 11Ibidem.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 36

Pesantren yang berkembang dimasa Majapahit merupakan pesantren multikultural. Hal ini tampak pada kondisi Majapahit yang pada waktu banyak terdapat bangsa asing, selain itu murid-murid Syekh Jumadil Kubro sendiri juga multi etnis. Sebagai contohnya adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani Shini adalah orang Cina yang bernama Tan Kim Ham, Syekh Maulana Sekhah dan Syekh

Maulana Ibrahim berasal dari negeri Champa sedangkan santri lainnya tentunya adalah orang-orang Majapahit.

B. Munculnya Walisongo

Kondisi kerajaan Majapahit yang plural, dan sikap yang toleran terhadap

budaya asing membuat masyarakat Majapahit menjadi masyarakat yang dinamis,

dan menerima setiap perubahan. Sikap pemerintah yang mengadakan hubungan

internasional, berdampak pada banyaknya orang asing yang datang kewilayah

Majapahit. Salah satu orang asing yang sering datang berkunjung ke Majapahit

adalah orang-orang Cina, dan para pedagang dari Arab, Gujarat maupun Persia.

Keberadaan mereka dapat dilihat dari makam Troloyo, dan beberapa berita Cina

yang menjelaskan tentang utusannya ke Majapahit. Pada tahun 1424 ketika

Majapait dalam pemerintahan raja Wikramawardhana ada seorang pembesar dari

Yunan yang datang ke Majapahit yang bernama Ma Hong Fu12.

Keberadaan pesantren yang ditunjukkan dengan adanya makam Troloyo dan

Masigit Agung, telah membuktikan bahwa Islam pada waktu itu sudah mulai

berkembang. Perkembangan agama Islam di dalam kerajaan Majapahit dari

waktu kewaktu menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini

12Slamet Mulyana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa Dan Timbulnya Negara- Negara Islam di Nusantara(Yogyakarta : LkiS, 2007), hlm. 107

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 37

dikarenakan Majapahit yang sangat toleran dan kondisi politik dalam negeri

Majapahit yang sedang kacau dikarenakan timbulnya perang saudara diantara

para keturunan raja untuk memperebutkan tahta kerajaan, sehingga pemerintah

tidak mampu mengontrol perkembangan agama Islam yang nantinya akan

berubah menjadi suatu kekuatan politik sendiri dan mengancam keberadaan

Majapahit.

Kemunculan Syekh Jumadil Kubro dan pendidikan pesantrennya

mengakibatkan munculnya para santri yang kemudian ikut berpartisipasi aktif

dalam penyebaran agama Islam di Majapahit dan pulau jawa. Para santri yang

ahli dalam agama Islam tersebut kemudian disebut sebagai Walisongo.

Pengertian Walisongo itu sendiri telah memunculkan kontroversi. Disatu sisi

Walisongo diartikan sebagai tokoh Islam yang mengajarkan Islam di tanah Jawa,

sedangkan sisi yang lain Walisongo diartikan sebagai badan kelembagaan yang

memang jumlahnya sembilan orang.

Sebagai sebuah lembaga Walisongo memiliki empat periode perubahan,

periode pertama adalah periode Maliq Ibrahim Ishaq, Jumadil Kubro, Muhamad

Al Akbar, Hasanudin, Aliyudin, dan Subakir13. Periode kedua komposisi

kepengurusan dilengkapi oleh Raden Ahmad Ali Rahmatulloh (Sunan Ampael)

menggantikan Malik Ibrahim yang telah wafat, Ja’far Shadiq (Sunan Kudus)

menggantikan Malik Israil yang telah wafat, Syarif Hidayatullah menggantikan

Malik Akbar yang telah wafat14. Berdasarkan kedua periode tersebut dapat

diketahui beberapa Walisongo hidup dan menyebarkan agama Islam dimasa

13Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 70 14Ibidem.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 38

kerajaan Majapahit. Wali yang sangat terkenal pada pemerintahan Raja Hayam

Wuruk adalah Syekh Jumadil Kubro, beliau terkenal karena pada masa itu telah

mulai membangun pendidikan model pesantren, yang kemudian menjadi titik

tolak penyebaran Islam di pulau Jawa. Peran penyebaran agama Islam yang

dilakukan oleh para wali pada masa Majapahit sangat terasa ketika Walisongo

memasuki periode kedua. Salah satu wali yang aktif dalam masa kerajaan

Majapahit adalah Sunan Ngampel atau Raden Rahmat atau juga Bong Swi Ho15.

Dalam Babad Tanah Jawi, Raden Rahmat adalah putra dari Makdum Ibrahim di

Campa. Ia juga kemenakan dari putri Dwarawati yang kawin dengan Prabu

Brawijaya. Raden Rahmat memiliki adik yang bernama Raden Santri. Mereka

kemudian berangkat ke Majapahit untuk mengunjungi putri Dwarawati.

Sesampainya di majapahit mereka di terima baik oleh prabu Brawijaya. Setahun

tinggal di Majapahit kemudian Raden Rahmat menikah dengan anak

Tumenggung Wilatikta, yang bernama Ni Gede Manila. Adik Raden Rahmat,

yaitu Raden Santri kemudian menetap di Gresik.

Pernikahan Raden Rahmat dengan anak Tumenggung Wilatikta, membuat

Raden Rahmat menetap di Ngampel dan kemudian menjadi ulama sehingga

mendapat julukan sebagai Sunan Ngampel. Sebagai seorang ulama Muslim

Sunan Ngampel kemudian berupaya untuk menyebarluaskan agama Islam di

wilayahnya. Pada awalnya Sunan Ngampel atau dalam nama Cina dikenal dengan

Bong Swi Hoo menyebarkan agama Islam kepada orang Tionghoa disana namun

lama-lama penduduk pribumi mengikuti ajaran Sunan Ngampel. Di Ngampel

15Slamet Mulyana, op.cit., hlm 95

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 39

Denta itulah kemudian Sunan Ngampel bertemu dengan Raden Patah dan Raden

Kusen, ketika mereka sedang melakukan perjalanan ke Majapahit. Dalam

percakapan antara Sunan Ngampel dan Raden Patah pengakuannya sebagai

pendatang di Jawa. Kata Sunan Ngampel adalah sebagai berikut:“Saya adalah

ulama asing yang datang ke pulau Jawa. Hanya untuk sementara waktu saja, saya

memimpin masyarakat Islam Jawa, Berkat sih sang prabu berbeda dengan

engkau. Engkau orang Jawa tulen turun temurun, orang Jawa yang memiliki

pulau Jawa”16.

Percakapan antara Raden Patah dan Sunan Ngampel selain menjelaskan jika

Sunan Ngampel bukan dari Jawa juga memiliki arti tersendiri. Pada kalimat terakhir yang dikatakan Sunan Ngampel kepada Raden Patah memiliki arti yang sangat subyektif, bisa diartikan sebagai Raden Patah merupakan orang Jawa yang berhak memiliki Jawa atau berhak atas tahta kerajaan. Setelah mendapatkan pesan tersebut Raden Patah dan Raden Kusen berpisah, Raden Kusen tetap meneruskan perjalanannya menuju Majapahit sesuai dengan perintah ayahnya, sedangkan

Raden Patah tetap tinggal di Ngampel Denta, dan dijadikan menantu oleh Sunan

Ngampel. Raden Kusen memutuskan mengabdi kepada prabu Brawijaya kemudian ia diangkat sebagai adipati di Terung, Sedangkan Raden Patah menetap di Glagah Wangi dan membuka hutan disana17.

Babat Tanah Jawi dan Serat Kanda telah menjelaskan bahwa Sunan

Ngampel bukan orang Jawa asli melainkan orang Cina yang kemudian menetap di

Jawa, dan menjadi ulama. Penjelasan ini mirip dengan berita dari kelenteng Sam

16Slamet Mulyana, op.cit., hlm. 96 17Ibid,hlm. 90

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 40

Po kong di . Berita kelenteng Sam Po Kong menjelaskan bahwa Bong

Swi Hoo (Sunan Ngampel), pada tahun 1419 di kirim ke Swan Liong

(Palembang). Dalam waktu singkat kemudian ia diutus untuk pergi ke Jawa tepatnya ke Tuban untuk menemui kapten Cina ya bernawa Gan Eng Cu yang memiliki kekuasaan secara De Facto sebagai kepala pelabuhan di Tuban. Bong

Swi Hoo kemudian diangkat menantu oleh Gang Eng Cu, kemudian ia diangkat oleh Gang Eng Cu sebagai kapten Cina di Bangil yang terletak di muara sungai

Porong. Sebagai seorang Cina Muslim Bong Swi Hoo terus menyebarkan agama

Islam di wilayah kekuasaannya18.

Sebagai seorang Walisongo peranan penting Sunan Ngampel adalah mengislamkan orang-orang Cina maupun pribumi pada masa kerajaan Majapahit.

Hasil yang dicapai oleh Sunan Ngampel dalam penyebaran agama Islam adalah membentuk masyarakat Ngampel Denta sebagai masyarakat Muslim yang pernah hidup dalam masa Majapahit terutama masa pemerintahan Raja Suhita dan Raja

Kertabumi. Awal mula terbentuknya masyarakat Islam di Ngampel, bermula ketika Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) meminta ijin kepada pemerintah

Majapahit untuk membentuk masyarakat Islam Tionghoa19. Pada waktu itu masyarakat Tionghoa Islam memang telah banyak yang menetap di Ngampel, namun karena Islam diterima oleh penduduk pribumi gerakan pembentukan masyarakat Tionhoa Islam beralih menjadi pembentukkan masyarakat Jawa Islam.

Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) dalam menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Majapahit, ternyata tidak sendiri. Ia di bantu oleh beberapa murid-

18Ibid, hlm. 97 19Ibid,hlm. 187

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 41

muridnya, yaitu Sunan Bonang, dan Sunan Giri. Menurut Babat Tanah Jawi

Sunan Bonang adalah anak kandung dari Sunan Ngampel, sedangkan Sunan Giri adalah putra dari Wali Lanang20. Terlepas dari asal-usul kedua Sunan tersebut, yang jelas Sunan Bonang, dan Sunan Giri diasuh oleh Sunan Ngampel dengan latar belakang Jawa Islam bukan lagi Tionghoa Islam. Karena Sunan Bonang dan

Sunan Giri terdidik dalam masyarakat Jawa Islam, maka cara penyebaran atau penyampaian agama Islam juga menggunakan tradisi-tradisi Jawa atau tradisi yang sudah ada dan mengubah menjadi bernafaskan Islam21. Beberapa karya

Sunan Bonang adalah pencipta gending Darma, dan mengubah dan mengubah hari-hari nahas dalam agama Hindu kedalam Islam. Sunan Giri menciptakan

Gending Asmarandana, Pucung, dan lagu anak (dolanan). Dalam penyebaran agama Islam Sunan Bonang memfokuskan diri di daerah Tuban, sedangkan Sunan

Giri memfokuskan diri di Giri Gajah.

20Ibid, hlm. 103 21Nur Syam, op.cit., hlm. 70

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB IV DAMPAK PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM BAGI KERAJAAN MAJAPAHIT

A. Munculnya Kadipaten Islam Demak

Banyak berita ataupun buku menulis tentang kerajaan Majapahit runtuh pada tahun saka 1400 karena serangan dari kerajaan Islam Demak. Namun apakah

Majapahit runtuh hanya karena serangan dari kerajaan Islam Demak, yang pada waktu itu baru seumur jagung, atau ada beberapa faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap runtuhnya kerajaan Majapahit. Untuk mengetahui bagaimana kronologi runtuhnya kerajaan Majapahit maka perlu juga diketahui kondisi Majapahit pada waktu itu.

Sistem pemerintahan Majapahit yang sangat terbuka, membuat Majapahit menerima banyak hal baru dari waktu kewaktu. Salah satu perubahan yang muncul adalah adanya komunitas Islam dalam kerajaan Majapahit. Dalam hal ini ada beberapa pejabat kerajaan yang telah memeluk Islam. Islam tidak hanya berkembang dari dalam kerajaan saja, melainkan dari daerah pesisir. Daerah pesisir pada waktu itu sangatlah ramai dengan adanya perdagangan Internasional.

Bersamaan dengan perdangan internasional lalu muncul pendakwah-pendakwah

Islam dari Arab, dan juga dari negeri tetangga yang telah memeluk Islam.

Melalui Jalur perdagangan yang kemudian mereka menetap karena faktor angin, membuat para pendekwah Islam melakukan pernikahan dengan penduduk pribumi. Pernikahan campur ini semakin membuat persebaran Islam semakin pesat. Islam yang tidak mengenal sistem kasta tentunya memiliki daya tarik

42 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 43

tersendiri bagi penduduk pribumi yang pada waktu itu masih memeluk agama

Hindu-Buddha. Daerah pesisir kemudian berkembang pesat tidak hanya agama saja yang berkembang, namun perekonomian daerah pesisir ikut berkembang dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi dan agama Islam membuat daerah pesisir menjadi daerah yang kaya, dan mulai memiliki kekuatan politik. Meskipun demikian pada awal perkembangannya daerah pesisir masih mengakui dan tunduk dengan kerajaan Majapahit. Sebagai buktinya daerah pesisir yang telah memeluk

Islam masih mengirimkan upeti wajib bagi kerajaan Majapahit, meskipun perbedaan Ideologi antara kerajaan Majapahit dan daerah pesisir yang sudah memeluk Islam telah mulai muncul.

Disisi lain konflik suksesi kerajaan Majapahit juga menjadi salah satu pendorong munculnya kekuatan-kekuatan politik baru. Setelah meneninggalnya

Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit telah dilanda krisis suksesi yang berkepanjangan. Perebutan tahkta kerajaan telah menimbulkan peperangan yang teramat panjang di dalam tubuh kerajaan Majapahit. Perang Paregreg bukanlah satu-satunya perang saudara. Bahkan boleh dikatakan bahwa perang Paregreg merupakan awal rentetan perang saudara demi perebutan tahta kerajaan antara keturunan raja Kertarajasa Jayawardhana. Peperangan yang terjadi ternyata telah menyita perhatian Majapahit sehingga melupakan daerah-daerah taklukan

Majapahit.

Dalam krisis inilah kemudian Islam mulai berkembang di daerah pesisir yang kemudian tumbuh menjadi kekuatan politik sendiri.Berdasarkan berita

Portugis dapat digambarkan bahwa masyarakat pesisir utara Jawa abad ke 16 M,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 44

telah dapat direkontruksi yaitu : pertama penduduk bandar-bandar di utara Jawa kebanyakan orang Islam, baik keturunan asing asli maupun campuran1. Kedua, kekuasaan politik dalam komunitas bandar ini sudah ada ditangan adipati yang beragama Islam.2 Karena telah beragama Islam lama-lama para adipati yang telah beragama Islam membangkang kepada pemerintahan Majapahit, maka dihukumlah para adipati tersebut yang kemudian dikenal dengan peristiwa

Cirebon 1470.

Lepasnya daerah pesisir yang memegang peranan penting dalam bisnis perdagangan. Memasuki babak akhir dari masa kejayaan kerajaan Majapahit ditandai dengan menguatnya pengaruh Islam di daerah pesisir. Penguasa daerah pesisir tampil sebagai kelompok baru dalam masyarakat yang memiliki kekayaan lebih baik dan telah menganut agama Islam. Dulu mereka adalah pejabat-pejabat

Majapahit. Mereka tidak lagi merasa terikat dengan dasar keagamaan dengan pemerintah pusat kerajaan Majapahit sehingga kesetiaan mereka sangat lemah.

Hilangnya dukungan dari wilayah pesisir berpengaruh sangat besar bagi perkembangan Majapahit secara perlahan , karena tidak memiliki aspek perdagangan dalam dalam kehidupan perekonomian3.

Munculnya kerajaan Islam Demak merupakan salah satu akibat dari menguatnya Islam di daerah pesisir. Penyebab lain munculnya kerajaan Islam

Demak adalah konflik internal diantara keturunan Prabu Hayam Wuruk itu sendiri. Perang suksesi yang berkepanjangan membuat Majapahit semakin lemah serta banyak daerah taklukannya melepaskan diri. Konflik ini mencapai

1Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 71 2Ibidem. 3Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm. 142

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 45

puncaknya ketika tampilnya Raden Patah yang menginginkan tahkta Majapahit.

Mengapa Raden Patah menginginkan tahkta Majapahit siapa sebenarnya Raden

Patah? Dalam Babad Tanah Jawi,diceritakan bahwa Prabu Brawijaya, kecuali menikah dengan Ni Endang Sasmitapura, juga kawin dengan putri Cina4. Putri

Campa, Istri Prabu Brawijaya nomor tiga, tidak senang dimadu dengan putri Cina.

Ia mendesak sang prabu agar putri Cina itu diusir, namun putri Cina itu sudah hamil. Prabu Brawijaya kemudian menuruti kemauan putri Campa, putri Cina itu kemudian dihadiahkan kepada Arya Damar. Hadiah dari Prabu Brawijaya diterima baik oleh Arya Damar dan dibawa ke Palembang Bayi dalam kandungan putri Cina itu lahir di Palembang, yang kemudian diberi nama raden Patah.

Uraian dalam Babad Tanah Jawi di atas seolah-olah memberikan kesan kalau Raden Patah adalah saudara sebapak dengan Arya Damar. Hal ini sangat berbeda dengan berita menurut kronik Tionghoa, dari kelenteng Semarang, Ayah

Arya Damar adalah Hyang Wisesa dan Ayah Raden Patah adalah Kung Ta Bu Mi

(Kertabumi)5. Menurut Babad Tanah Jawi, Arya Damar memperoleh seorang putra dengan putri Cina hadiah dari Prabu Brawijaya, bernama Raden Kusen.

Demikianlah maka Raden Patah dan Raden Kusen adalah saudara sekandung, berlaianan bapak6. Berdasarkan berita dari kronik Tionghoa dari klenteng

Semarang ialah bahwa Jin Bun dan Kin San diasuh bersama-sama oleh Swan

Liong. Nama Kin San boleh diartikan sama sebagai Kusen. Dalam masyarakat

4Babad Tanah Jawi, I, hlm. 27. Babad Tanah Jawi (Tembang), II, hlm. 9 5Slamet Mulyana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa Dan Timbulnya Negara- Negara Islam di Nusantara (Yogyakarta : LkiS, 2007), hlm. 88 6Ibid, hlm. 89

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 46

Jawa Kin San lebih dikenal sebagai Kusen, nama Kusen hampir mirip bunyinya dengan Kin San, Husein (Kusen) adalah nama Islamnya7.

Dalam Babad Demak juga diceritakan tentang pengakuan Arya Damar kepada Raden Patah, bahwa Arya Damar bukan ayah kandung Raden Patah. Pada saatnya Arya Damar menjelaskan kepada kedua orang putranya bahwa sebenarnya

Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya di Majapahit. Diterangkan juga bahwa ibu Raden Patah diperistri Arya Damar sudah dalam keadaan Hamil8 Ketika itu

Prabu Brawijaya khawatir jika putra dan istrinya nanti akan berkuasa di

Majapahit, dengan menggeser kedudukan bondaserati, yaitu putra Prabu

Brawijaya dengan permasyurinya.

Mendengar semua keterangan Adipati Arya Damar itu, Raden Patah merasa telah dibuang oleh Prabu Brawijaya. Ia merasa telah banyak berhutang budi kepada Arya Damar yang telah mengasuhnya sejak bayi sampai dewasa. Atas anjuran Adipati Arya Damar pula, raden Patah akan pergi ke Majapahit mengabdi kepada Prabu Brawijaya bersama-sama dengan Raden Timbal9.

Menurut versi Babad Demak, setelah mendengar cerita dari Arya Damar,

Raden Patah bersama Raden Timbal (Kusen) meminta pamit kepada kedua orang tuanya. Raden Patah dan Raden Timbal (Kusen) pergi berlayar ke Majapahit.

Kira-kira tiga hari perjalanan sebelum sampai ke Majapahit, Raden Patah menghentikan perjalanannyadengan maksud akan beristirahat. Pada kesempatan itu, Raden Patah menyarankan Raden Timbal untuk terus meneruskan perjalanan ke Majapahit, dan mengabdi kepada Prabu Brawijaya. Raden Patah mempunyai

7Ibid, hlm. 90 8Suwaji, Babad Demak I, (Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1981), hlm. 38 9Ibid, hlm. 39

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 47

tujuan lain, yaitu akan memperdalam ajaran agama Islam10. Maka Raden Timbal meneruskan perjalanan ke Majapahit untuk mengabdi kepada Prabu Brawijaya, sedangkan Raden Patah meneruskan perjalanan menuju Ampelgading.

Sesampainya Raden Patah di Ampelgading, kemudian ia bertemu dengan Sunan

Ampel. Sunan Ampel sendiri sebenarnya sudah tidak asing lagi terhadap jatidiri

Raden Patah, maka ia diambil sebagai menantu Sunan Ampel. Atas Petunjuk

Sunan Ampel maka Raden Patah bersama-sama dengan Istrinya pergi ke hutan

Bintara dengan maksud membabat hutan.

Berita pembabatan hutan Bintara akhirnya diketahui oleh Prabu Brawijaya, sang prabu sangat marah mendengar berita tersebut. Kemarahan Prabu Brawijaya, karena hutan Bintara pada waktu itu memang masih dalam kekuasaan Majapahit.

Untuk menyikapi hal tersebut maka Prabu Brawijaya memrintahkan Raden Kusen untuk memeriksa keadaan di hutan Bintara. Setibanya di hutan Bintara Raden

Kusen akhirnya tahu, jika yang membabat hutan adalah kakanya sendiri. Setelah bertemu dengan Raden Patah, kemudian Raden Kusen menyarankan agar Raden

Patah mau menemui Prabu Brawijaya, sebab bagaimanapun ia merupakan putranya11.

Di hadapan Prabu Brawijaya, Raden Kusen mengatakan bahwa yang berada di hutan Bintara bukan tidak lain adalah kakak Raden Kusen sendiri. Dikatakan pula bahwa Raden Patah adalah anak Prabu Brawijaya sendiri, yang terlahir dari putri Cina yang dulu dihadiahkan kepada Arya Damar. Tujuan Raden Patah tidaklah memerangi Majapahit, tetapi hanya akan menyebarkan agama Islam.

10Ibid,hlm. 40 11Ibid, hlm. 41

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 48

Berdasarkan keterangan Raden Kusen, kemudian Prabu Brawijaya mengizinkan

Raden Patah terus membabat Hutan dan mendirikan masjid. Seterusnya Bintara diserahkan kepada raden Patah, dan nama Raden Patah diganti dengan Adipati

Natapraja.

Menurut berita Cina dari klenteng Sam Po Kong Jin Bun dan Kinsan berangkat ke pulau Jawa pada tahun 147412. Mereka berdua mendarat di

Semarang. Di Kota Semarang mereka singgah di masjid untuk bersembayang.

Perjalanan Jin Bun kemudian dilanjutkan menuju Ngampel untuk bertemu dengan

Bong Swi Ho (Sunan Ampel). Pada tahun 1475, setelah ia menetap kira-kira setahun di Jawa, atas permintaannya sendiri Jin Bun ditempatkan di daerah kosong dan daerah rawa di sebelah timur Semarang, di kaki gunung Muria oleh

Bong Swi Ho13. Daerah yang ditempati Jin Bun sangatlah subur dan sangat strategis, tempat itu memiliki potensi yang bagus untuk menguasai pelayaran di pantai Utara.

Di Demak Jin Bun menjadi seorang ulama. Jinbun mengumpulkan pengikut agama Islam yang fanatik, baik dari masyarakat Jawa maupun Tionghoa. Hanya dalam waktu tiga tahun saja Jin Bun memiliki pengikut kira-kira berjumlah 1000 orang. Para pengikut Jin Bun selain selain mendapatkan ajaran agama, juga mendapat latihan kemiliteran. Dari berita ini dapat dijelaskan bahwa Jin Bun, setelah beberapa tahun menetap di Jawa memiliki kepentingan sendiri dengan membentuk kekuatan politik yang awalnya memiliki pengikut sebanyak 1000 orang. Tidak dijelaskan secara pasti dalam Babad Demak, Babad Tanah Jawi,

12Ibid,hlm. 90 13Ibid,hlm. 91

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 49

maupun Kronik Tionghoa dari klenteng Sam Po Kong apakah tujuan Jin Bun mendirikan kekuatan politik baru itu. Kemungkinan yang muncul dari pembentukan kekuatan politik tersebut adalah Jin Bun ingin merebut tahkta kerajaan di Majapahit dengan cara melakukan kudeta atau ingin mendirikan negara sendiri berdasarkan Islam, karena memang pemeluk Islam pada waktu itu sudah sangat banyak di wilayah pantai Utara Jawa. Jika dihubungkan dengan alasan Jin Bun berpisah dengan Raden Kusen, maka dapat dipastikan Jin Bun ingin mendirikan pemerintahan sendiri terlepas dari Majapahit. Dalam Babad

Demak telah diuraikan Raden Patah menolak ajakan Raden Kusen untuk mengabdi kepada raja Majapahit dengan alasan ia tidak sudi mengabdi kepada raja kafir.

Pada tahun 1477, Raden Patah menyerbu kota Semarang. Seluruh kota dapat ditaklukan dan diduduki oleh tentara Demak kecuali klenteng Sam Po Kong.

Setelah mampu menakklukan Semarang, Raden Patah tidak menghukum orang- orang Semarang yang non muslim. Mereka semuanya dapat digunakan demi kepentingan tujuan yang masih jauh untuk dicapai14. Sikap Raden Patah sangatlah cerdik dan bijaksana, ia mampu melihat peluang yang ada di sekitarnya.

Penyerbuan kota Semarang yang dilakukan Raden Patah, dalam Babad

Tanah Jawi, memang tidak pernah dikisahkan. Babad tanah Jawi, hanya menguraikan tentang pembabatan hutan di Bintoro yang dilakukan Raden Patah.

Untuk memastikan kebenaran berita tersebut maka Prabu Brawijaya mengutus

14Ibid,hlm. 91. Orang-orang Tionghoa Semarang sangat mahir dalam pembuatan kapal, kepandaian mereka diperlukan oleh Raden Patah untuk menguasai lalu lintas kapal di lautan Jawa.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 50

Patih Gadjah Mada untuk memeriksa15. Raden Kusen kemudian menceritakn kepada Raja Brawijaya, bahwa yang membabat hutan itu adalah kakaknya sendiri

Raden Patah. Raden Kusen diutus ke Demak untuk membawa kakaknya ke

Majapahit. Prabu Brawijaya mengakui Raden Patah sebagai putranya, dan diberi pengukuhan atas daerah baru Bintara, ia diangkat menjadi adipati Bintara16.

Uraian Babad Tanah Jawi, diatas sesuai dengan berita kronik dari klenteng

Sam Po Kong Semarang. Dalam Kronik itu diuraikan bahwa, Jin Bun menghadap raja Majapahit Prabu Kertabumi, bersama Bong Swi Hoo. Jin Bun diakui sebagai putranya, dan atas usul Bong Swi Hoo, Jin Bun diangkat sebagai bupati di Bin Ta

La (Bintara) dengan gelar pangeran Jin Bun berkedudukan di Demak.

Berdasarkan uraian dari Babad Tanah Jawi, Babad Demak, dan berita Cina dari klenteng Sam Po Kong Semarang, ada sebuah persamaan yang penting, yaitu

Raja Majapahit Prabu Brawijaya, atau Kertabumi mengakui Raden Patah atau Jin

Bun sebagai putranya. Raja Majapahit Prabu Brawijaya atau Kertabumi memberikan kedudukan kepada Raden patah atau Jin Bun untuk menempati

Demak dan mengangkatnya sebagai Bupati di sana. Persamaan uraian tersebut secara tidak langsung memberikan kesimpulan bahwa raja Majapahit Prabu

Kertabumi memberikan daerah Bintara kepada Raden Patah dan mengangkatnya sebagai Bupati. Pengangkatan Raden Patah sebagai bupati maka resmilah Demak sebagai sebuah kadipaten yang bernafaskan Islam. Demak menjadi kadipaten yang berlandaskan agama Islam pada saat Majapahit masih berkuasa, oleh karena

15Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 92. Patih Gadjah Mada memberikan keterangan tentang pembabatan hutan Bintoro. Untuk mendapatkan keterangan lebih jelas Raden Kusen dipanggil. 16Ibid,hlm. 93

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 51

itu Demak pada awal berdirinya masih dalam kekuasaan Majapahit dan hanya berstatus sebagai Kadipaten saja belum sebagai sebuah kerajaan.

B. Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam dan runtuhnya Majapahit

Setelah meninggalnya Raja Hayam Wuruk dan patih Gadjah Mada

Majapahit mulai mengalami kemerosotan. Meninggalnya Hayam Wuruk ternyata menimbulkan konflik suksesi perebutan tahkta kerajaan antara keturunan Hayam

Wuruk sendiri. Setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 yang menggantikannya adalah Wikramawardhana, suami Kusumawardhani dan menantu sang prabu17. Selain Kusumawardhani prabu Hayam Wuruk masih memiliki putra lagi, yang lahir dari seorang selir bernama Bhre Wirabhumi. Ia tidak senang dengan Wikramawardhana yang menjadi raja Majapahit menggantikan prabu Hayam Wuruk. Sebagai salah satu putra sang prabu Bhre

Wirabhumi merasa lebih pantas menggantikannya sebagai raja. Ketidaksenangan

Bhre Wirabhumi ini telah menimbulkan konflik sehingga Majapahit terpecah menjadi dua yaitu kerajaan Timur yang di pimpin Bhre Wirabhumi, dan kerajaan

Barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana. Perpeahan itu mulai kelihatan setelah kerajaan Timur mengirimkan utusan ke negeri Cina pada tahun 1403 untuk meminta pengakuan dari kaisar18.

Konflik suksesi tersebut kemudian menimbulkan peperangan antara kedua belah pihak. Perang antara kerajaan Timur dan Barat disebut dengan perang

Paregreg, yang dimulai pada tahun 1404 sampai dengan 1406.

17Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 178 Kusumawardhani adalah putri sang prabu, yang lahir dari permaisuri , oleh karena itu Kusumawardhani berhak atas tahkta kerajaan. 18Slamet Mulyana, Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit, (Jakarta: Intidayu Press, 1983), hlm. 226

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 52

Perang Paregreg, ditinjau segi politik dan ekonomi, membawa kehancuran Majapahit. Kekuasaan Majapahit sudah terpecah, dan peahan kekuasaan itu saling berhantaman, meremuk kewibawaan pemerintah Majapahit di daerah jajahan dan di pusat. Kelemahan pemerintah pusat memberikan kesempatan kepada daerah jajahan untuk melepaskan diri dari ikatan Majapahit19.

Perekonoian Majapahit setelah perang Paregreg menjadi kacau. Pertanian hasil dari rakyat yang semestinya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari harus dialihkan untuk memenuhi kebutuhan tentara yang sedang berperang. Perahu yang semestinya digunakan untuk berdagang beralih fungsi menjadi alat pengangkut tentara.

Berbeda dengan daerah pesisir Utara Jawa, perekonomiannya berkembang semakin maju. Bandar-bandar sepanjang pantai utara Jawa itu pertama-tama merupakan pangkalan. Melimpahnya persediaan beras, hasil tanah aluvium dari pesisir dan kesuburannya membuat bandar-bandar di Jawa menjadi sangat menarik bagi pedagang asing. Kemakmuran bandar-bandar itu tergantung pada persediaan beras yang ditawarkan. Derajat kaum pesisir semakin terangkat ketika terjadinya perkawinan campur antara penduduk pribumi dengan para pedagang- pedagang Islam. Berkat perkawinan campur inilah sebagian masyarakat pesisir tumbuh menjadi masyarakat yang sangat makmur dari segi perekonomian.

Perkawinan campur itu tidak terjadi pada masyarakat pesisir saja melainkan juga terjadi pada golongan bangsawan bahkan raja Majapahit. Menurut Serat

Kandaraja Wikramawardhana menikah dengan putri Campa yang beragama

Islam. Setelah terjadinya perkawinan itu banyak orang Islam dari Campa datang

19Slamet Mulyana, op. cit., hlm 179

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 53

ke Majapahit. Kedatangan orang Campa ke Majapahit terjadi pada tahun 1443, mereka datang karena mendapat ancaman dari bangsa Annam20Orang-orang yang datang dari negeri Campa itu menjadi pemuka kelompok Islam dan menetap di

Gresik dan Surabaya. Demikianlah perkembangan agama Islam di pantai Utara

Jawa menjadi semakin pesat. Kemakmuran masyarakat Islam pantai Utara Jawa, telah mendorong mereka untuk membentuk kekuatan politik sendiri meskipun masih dalam kekuasaan Majapahit. Kadipaten-kadipaten seperti Tuban, Gresik,

Daha pada tahun 1440an masih dalam kekuasaan Majapahit.

Munculnya masyarakat Islam dalam kehidupan kerajaan Majapahit memang tidak dipermasalahkan. Dalam sistem perundang-undangan Majapahit memang telah diatur tentang aliran agama tertentu. Pejabat atau orang yang mengurusi aliran-aliran agama tertentu disebut dengan Dharma Upapatti atau Dharma

Dikarana21. Kemunculan Raden Rahmat (Sunan Ngampel) yang mendapat persetujuan dari prabu Kertabhumi untuk mendirikan perkampungan Tionghoa muslim, semakin membuat Majapahit semakin terpuruk dan kehilangan vitalitasnya. Perbedaan ideologi keagamaan serta kepentingan kaum Tionghoa muslim yang ingin mendirikan pemerintahan sendiri menimbulkan jurang pemisah antara Majapahit dengan kaum Tionghoa muslim maupun masyarakat

Jawa yang telah memeluk Islam.

Kondisi yang demikian rupanya tidak mampu diprediksi oleh pemerintah

Majapahit. Pemerintah Majapahit beranggapan dengan pemberian kebebasan beragama bagi rakyatnya, maka mereka akan tetap setia dengan pemerintah pusat.

20De Graaf, Pigeaud, Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa “Peralihan dari Majapahit ke Mataram”, (Jakarta : Grafiti Pers, 1985), hlm. 23 21Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 162

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 54

Anggapan ini muncul karena faktor kosmologi dan konsep kuasa kerajaan Hindu-

Buddha. Jika sebuah kerajaan ingin memperoleh kejayaan maka kerajaan tersebut harus bisa menyeimbangkan kosmologi pemerintahannya dimana Meru sebagai pusatnya. Dalam hal ini masyarakat Islam atau agama Islam merupakan salah satu faktor yang harus diseimbangkan.

Bersamaan dengan pesatnya persebaran agama Islam di pantai Utara Jawa, konflik kelanjutan dari perang Paregreg terus berlangsung, dan mengakibatkan semakin mundurnya pemerintahan Majapahit. Kemunduran Majapahit ditandai dengan terlepasnya beberapa daerah jajahan. Salah satu daerah jajahan yang ingin melepaskan diri dari Majapahit adalah Suwarnabhumi (Palembang)22.Tuntutan raja dari Malaka ini menunjukkan bahwa Majapahit setelah perang Paregreg menjadi sangat lemah, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan raja Malaka untuk merebut Palembang dari kerajaan Majapahit.

Konflik internal kerajaanpun semakin menjadi-jadi, pada tahun 1433 Raden

Gajah berhasil memancung kepala Bhre Wirabhumi. Empat tahun kemudian keturunan Bhre Wirabhumi. Pada tahun 1447 Rani Suhita mangkat sengketa keluarga untuk memperebutkan kedudukan raja semakin menjadi-jadi. Dalam waktu tigapuluh tahun terakhir, Majapahit diperintah oleh enam raja dari berbagai keluarga23. Bahkan antara tahun 1453 sampai 1456, tahkta kerajaan kosong tidak ada yang memerintah.

22Slamet Mulyana, op. cit., hlm 232. Sehabis perang Paregreg muncul tuntutan atas Palembang oleh raja Malaka yang bernama Megat Iskandar Syah dengan dalih bahwa tuntutan tersebut mendapat dukungan dari kaisa rCina dan dilakukan atas dasar perintah kaisar

23Slamet Mulyana, op. cit., hlm 179 Sri Kertawijaya hanya memerintah selama 4 tahun(1447 sampai 1451), Bhre Pamotan Sang Sinagara memerintah selama 2 tahun (1451 sampai 1453),

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 55

Akibat dari perang saudara kondisi politik Majapahit lapuk dari dalam.

Meskipun kelihatannya masih berdiri tegak, tetapi sebenarnya telah keropos dari dalam. Keadaan seperti itu sebenarnya mulai dari pemerintahan Prabu

Wikramawardhana. Barangkali akibat kemakmuran dan kesejahteraan yang yang sangat mewah , berkat usaha patih Amangkubumi Gadjah Mada pada masa pemerintahan Tribuanatunggadewi Jayawisnuwardhani dan Prabu Hayam Wuruk, semangat Majapahit menjadi melempem24. Tidak lagi ada orang yang mampu membina kesejahteraan yang telah dicapai. Para pembesar kerajaan berkehidupan mewah dan disegani oleh para pembesar di daerah jajahan dan oleh rakyat

Majapahit itu sendiri.

Dalam kehidupan yang serba mewah dan rakyat yang sangat sejahtera para pembesar kerajaan mulai lengah dengan situasi kondisi yang akan muncul. Raja

Wikramawardhana menikah dengan putri Cina, dari perkawinan itu telah lahir

Swan Liong atau Arya Dhamar. Sebagai seorang putra raja Arya Dhamar kemudian diberi kedudukan di Palembang dan memerintah disana. Perkawinan tersebut sebenarnya merupakan perkawinan politik yang terjadi antara Majapahit dengan Cina. Dibalik pernikahan tersebut ada maksud perebutan kekuasaan perdagangan antara Cina dan Majapahit. Pernikahan dengan putri Cina juga dilakukan oleh Raja Kertabhumi yang kemudian lahir Raden patah dari

Hyang Purwa Wisesa memerintah selama 10 tahun (dari 1456 sampai 1466), Bhre Pandan Salas selama 2 tahun (dari 1466 sampai 1468), Singa Wardhana memerintah selama 6 tahun (dari tahun 1468 sampai 1474), Kertabhumi sebagai raja terakhir memerintah selama 4 tahun (dari tahun 1474 sampai 1478) 24Slamet Mulyana, op. cit., hlm, 180

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 56

pernikahan tersebut, dan pada tahun 1478 berhasil merobohkan kekuasaan

Majapahit di usianya yang baru 23 tahun25.

Palembang pada tahun 1397 berhasil dikuasai oleh Majapahit. Palembang diduduki oleh orang-orang Tionghoa Islam dari Yunan, mereka segera membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Palembang. Begitu juga dengan Arya

Damar ia juga seorang Muslim yang memerintah Palembang pada waktu itu. Arya

Damar memiliki dua orang putra yaitu Raden Kusen dan Raden Patah. Raden

Kusen merupakan putra asli Arya Damar sedangkan Raden Patah adalah putra dari Raja Kertabhumi. Meskipun keduanya merupakan putra dari raja Majapahit, mereka tidak memiliki kebanggaan terhadap gelar darah birunya. Arya Damar dan

Raden Patah lebih bangga menjadi orang Tionghoa Islam, mereka lebih setia terhadap garis keturunan ibunya bukan ayahnya. Pengabdian mereka serta hubungan kekeluargaan hanya mereka gunakan semata-mata untuk kepentingan kaum Tionghoa Islam. Dalam Babad Tanah Jawidijelaskan keduanya pergi ke

Majapahit untuk mengabdi kepada Prabu Kertabhumi. Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa Raden Patah lebih memilih membuka hutan dari pada untuk mengabdi kepada Raja Kertabhumi. Pada akhirnya Raden Patah mendapat pengakuan dari Raja Kertabhumi dan mendapatkan kedudukan di

Demak sebagai adipati.

Demak sebelum menjadi sebuah kadipaten merupakan sebuah hutan yang bernama Bintara, namun setelah Raden Patah membuka hutan Bintara dan mendapat pengakuan dari Raja Kertabhumi maka Bintara berubah statusnya

25Slamet Mulyana, op. cit., hlm, 182.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 57

menjadi kadipaten dan berubah nama menjadi Demak. Perubahan nama Bintara menjadi Demak, maka dimulailah sejarah Demak, yang semula kadipaten dan berubah kedudukannya sebagai sebuah kerajaan Islam26. Ketika menjadi sebuah kadipaten, Demak sudah sangat maju baik dalam hal ekonomi maupun militernya.

Kemajuan ekonomi Demak dikarenakan letak Demak yang sangat strategis serta suburnya wilayah tersebut. Kemajuan militer Demak terbukti jauh sebelum

Demak menjadi sebuah kadipaten, yaitu ketika Raden Patah menyerbu kota

Semarang dan menaklukannya. Berita Cina mengatakan bahwa Jin Bun (Raden

Patah) menyerbu kota Semarang pada tahun 1477, seluruh kota diduduki kecuali kelenteng Sam Po Kong27. Kelenteng Sam Po Kong dibiarkan tetap berdiri mengingat banyaknya msyarakat Tionghoa di Semarang. Jin Bun memanfaatkan mereka untuk kemajuan Bintara. Semarang dijadikan kota pelabuhan, pintu masuk ke kota Bintara (Demak). Sebelum atau sesudah Demak menjadi kadipaten Islam,

Semarang merupakan kota yang sangat penting28.

Setelah penaklukan kota Semarang dan Demak menjadi sebuah kadipaten Islam, kemudian Raden Patah berniat untuk memberontak dan menyerbu Majapahit. Dalam Serat Kanda, diceritakan Demak memberontak kepada Majapahit. Senapati yang memimpin tentara Demak adalah Sunan Kudus. Sunan Kalijaga menasehati Raden Patah agar jangan menggunakan kekerasan terhadap raja Majapahit, karena beliau tidak pernah menghalang-halangi penyebaran agama Islam. Penyerbuan tentara Demak berhasil. Prabu Brawijaya mengunggsi kesengguruh dengan patih Gadjah Mada. Dalam serbuan kedua kalinya, prabu Brawijaya melarikan diri ke Bali. Peristiwa itu terjadi pada tahun saka: sirna ilang kertiningbumi, yakni pada tahun 1400 saka atau tahun Masehi 1478.29

26Ibid,hlm. 322 27Ibid, hlm. 92 28Ibid, hlm. 194 29Ibid, hlm. 93

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 58

Berita runtuhnya Majapahit juga ditulis dalam kronik Tionghoa. Namun berita kronik Tionghoa agak berbeda dari cerita dalam Serat Kanda. Setelah Jin

Bun berhasil menundukkan kota Semarang dan diakui sebagai putra raja

Kertabhumi, ia bersiap-siap menyerbu kota Majapahit. Penyerbuan ini karena

Majapahit masih kerajaan Hindu-Buddha (kafir). Namun alasan ini belum tentu benar jika mengingat serbuan Raden Patah ke Semarang, disana masih banyak rakyat Tionghoa yang belum masuk Islam. Dalam penyerbuan ke Semarang

Raden Patah juga tidak membunuh orang-orang Tionghoa yang belum beragama

Islam, bahkan memberikan kesempatan mereka untuk tetap menjalankan ajaran agamanya. Kebijakan ini terbukti dengan masih adanya kelenteng Sam Po Kong.

Jadi alasan penyerbuan Raden Patah ke Majapahit bukan semata-mata karena faktor agama, dalam hal ini faktor politiklah yang sangat berperan atau menjadi alasan yang sebenarnya mengingat lemahnya kondisi Majapahit saat itu.

Sebelum melakukan penyerbuan ke Majapahit, Sunan Ngampel alias Bong

Swi Hoo memberi nasehat kepada Jin Bun agar jangan menggunakan kekerasan terhadap raja Majapahit30. Alasan beliau mengatakan hal itu tentu saja karena sikap toleran pemerintah Majapahit terhadap perkembangan Islam. Karena Jin

Bun sangat hormat terhadap Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) maka Jin Bun tetap tunduk terhadap nasehatnya itu. Pada tahun 1478 Sunan Ngampel alias Bong Swi

Hoo wafat. Jin Bun (Raden Patah) tidak melawat ke Ngampel, tetapi berangkat ke

Majapahit membawa tentara muslim Demak. Pusat kerajaan Majapahit diserbu.

Raja Majapahit sama sekali tidak menduga akan adanya pemberontakan atau

30Ibidem.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 59

serangan dari kadipaten Demak. Sebelum ternjadinya penyerangan memang tidak ada tanda-tanda pemberontakan dari Demak. Oleh karena itu tidak ada persiapan apapun untuk melawan tentara Islam Demak. Majapahit menyerah tanpa perlawanan, dan tanpa pertumpahan darah. Prabu Kertabumi ditawan dan dibawa ke Demak. Karena beliau ayah Jin Bun sendiri maka beliau diperlakukan dengan hormat. Pusaka dan umbe rampe kebesaran Majapahit dibawa ke Demak, dengan menggunakan tujuh kuda. Keraton Majapahit tidak dibumihanguskan dan dibiarkan tetap utuh31. Setelah Jin Bun berhasil meruntuhkan kerajaan Majapahit ia ditabalkan menjadi sultan Demak dan mengambil nama Al-Fatah32. Dengan demikian resmilah Demak sebagai sebuah kerajaan Islam. Majapahit pada akhirnya hanya menjadi salah satu kadipaten dalam kerajaan Demak. Dyah

Ranawijaya Girindrawardhana, menantu raja Kertabhumi diangkat oleh Jin Bun sebagai bupati atau raja Bahawan Demak, menyebut dirinya raja Wilwatikta,

Jenggala, Daha dan Kediri33.

Sebagai sebuah kadipaten yang mendasarkan pada agama Islam, Demak tidak terikat dengan ideologi kerajaan Majapahit yang masih Hindu-Buddha.

Berdasarkan perbedaan ideologi keagamaan inilah kemudian Demak berusaha memberontak terhadap kerajaan Majapahit. Disisi lain selain dari faktor agama pemberontakan yang dilakukan Demak merupakan sebuah perjuangan untuk memperebutkan kekuasaan. Raden Patah selaku adipati Demak adalah putra dari raja Majapahit Kertabhumi, oleh karena itu ia merasa pantas untuk memperoleh tahkta kerajaan dan menjadi raja. Namun karena Majapahit merupakan kerajaan

31Ibidem. 32Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 194 33Ibid, hlm, 191

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 60

Hindu-Buddha, Raden Patah tidak mungkin akan meneruskan kerajaan tersebut.

Pemberontakkan yang dilakukan Raden Patah tidak lagi untuk merebut tahkta untuk menjadi raja melainkan mengganti Majapahit yang semula kerajaan Hindu-

Buddha menjadi kerajaan Islam.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai perkembangan agama Islam pada masa kerajaan majapahit 1376 – 1478 dan dampaknya. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses masuknya Islam di kerajaan Majapahit melalui berbagai cara yaitu :

perdagangan, hubungan diplomatik, perkawinan, dan dakwah kaum Sufi.

Dengan adanya perdagangan internasional kerajaan Majapahit banyak

didatangi pedagang-pedagang asing yang telah memeluk agama Islam. Para

pedagang Islam tersebut banyak yang menetap untuk sementara waktu di

Majapahit, dan terjadilah interaksi antara pedagang Islam dan rakyat pribumi.

Dari interaksi itulah kemudian penduduk Majapahit mengenal agama Islam.

Selain perdagangan Majapahit juga melakukan hubungan diplomatik dengan

kerajaan yang telah terpengaruh Islam, sehingga interaksi dengan beberapa

kerajaan yang telah terpengaruh Islam membuat pejabat serta rakyat Majapahit

mengenal Islam. Pernikahan juga menjadi salah satu jalan masuknya Islam ke

Majapahit. Beberapa raja Majapahit telah melakukan pernikahan dengan putri

Cina yang telah beragama Islam, selain itu banyak rakyat Majapahit yang

menikah dengan para pedagang Islam. Masuknya Islam di kerajaan Majapahit

juga tidak terlepas dari kaum pendakwah Sufi. Para pedagang Islam dari Arab,

Persia, dan Gujarat kebanyakan adalah pendakwah Sufi. Aliran agama Islam

Sufi yang memiliki kesamaan dengan tradisi lokak yang masih penuh dengan

61

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 62

unsur mistik membuat agama Islam menjadi cepat diterima oleh rakyat

Majapahit.

2. Perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478 adalah munculnya

pendidikan pesantren, dan lembaga dakwah Walisongo. Pendidikan pesantren

diciptakan oleh Syekh Jumadil Kubro. Ia adalah ulama Islam yang hidup di

kerajaan Majapahit pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Setelah

munculnya pendidikan pesantren kemudian muncul lembaga dakwah

Walisongo. Dari pendidikan pesantren itulah kemudian lahir para wali yang

kemudian membentuk organisasi dakwah Islam.

3. Dampak perkembangan agama Islam bagi Majapahit adalah munculnya

kadipaten Islam Demak, dan Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam.

Demak menjadi Kadipaten Islam setelah Raden Patah diakui sebagai putra Raja

Kertabhumi dan diberi kedudukan sebagai adipati di Bintoro. Karena Raden

Patah adalah seorang Muslim maka Kadipaten tersebut menjadi kadipaten

Islam. Ketika Demak menjadi kadipaten Islam, kondisi kerajaan Majapahit

sudah sangat kritis. Perbedaan Ideologi antara Demak dan Majapahit

mengakibatkan Demak ingin memberontak dari Majapahit. Ketika tentara

Demak menyerang Majapahit secara tiba-tiba, Majapahit tidak melakukan

perlawanan dan menyerah begitu saja. Menyerahnya Majapahit telah

mengubah kedudukan Demak yang semula hanya Kadipaten berubah menjadi

Kerajaan.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Adrian Perkasa. (2012). Orang-Orang Tionghoa & Islam Di Majapahit. Yogyakarta : Ombak.

De Graaf, H.J & Pigeaud Th. G. Th. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa (Kajian Sejarah Politik Abad ke 15 dan 16). Jakarta: PT Temprint.

Esa Damar Pinuluh. (2010).Pesona Majapahit. Yogyakarta: Buku Biru.

Geldern, Heine Robert. (1982). Konsepsi Tentang Negara & Kedudukan Raja Di Asia Tenggara. Jakarta: C.V. Rajawali.

Guillot Claude, & Kalus Ludvik. (2008). Inskripsi Islam Tertua di Indonesia. Jakata: Kepustakaan Populer Gramedia, Ecole Francaise d’extreme-orient, dan forum Jakarta-Paris.

Hasan Djafar. (1978). Girindrawarddhana Beberapa Masalah Majapahit Akhir. Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda.

Hery Santosa. (2000). Reader Sejarah kebudayaan Indonesia. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Idris Shah, (1999). Jalan Sufi (The way of te Sufi). Surabaya : Risalah Gusti.

Miriam Budiardjo. 1984. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa Dan Wibawa. Jakarta: Sinar Harapan.

Nur Syam. (2005). Islam Pesisir. Yogyakarta: LkiS.

Ricklef. M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Risalah Seminar. (1963). Sedjarah Masuknja Islam Ke Indonesia. Panitia SeminarSedjarah Masuknja Islam Ke Indonesia.

Slamet Mulyana. (1979)Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Nehara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LkiS.

63

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 64

. (1983). Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti Idayu Press.

Slamet Riyadi, & Suwaji. (1981). Babad Demak 1. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra dan Daerah.

Sumber Internet: http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/16/syeh-jumadil-kubro-trowulan- mojokerto/(Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013). http://sejarah.kompasiana.com/2013/02/04/sejarah-leluhur-walisongo03- 530432.html. (Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013). http://sejarah.kompasiana.com/2013/04/05/walisongo-antara-mitos-dan-fakta- 548198.html. (Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013). http://sejarah.kompasiana.com/2013/02/02/kisah-para-leluhur-walisongo01- 530080.html. (Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 65

Silabus Satuan Pendidikan :SMA N 1 Purworejo Mata Pelajaran : Sejarah Kelas / Program : XI / IPS Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2013 / 2014 Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional

Kompetensi Materi Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Sumber Dasar Pembelajaran Belajar/Alat/Bahan Teknik Bentuk Contoh Instrumen Menganalisis Menjelaskan Dengan melakukan 1. Kognitif: Tes Uraian 1. Analisislah 2x45 - Mustopo, Habib, proses proses kajian pustaka, a. Produk Ulangan bagaimana proses Menit dkk, 2009, interaksi masuknya Islam internet, diskusi Menganalisis harian masuknya agama Sejarah, SMA antara tradisi di Kerajaan kelompok, proses masuknya Islam di kerajaan Kelas XI IPS, lokal Hindu- Majapahit. presentasi, dan tanya agama Islam di Majapahit! Jilid 2, Buddha dan jawab diharapkan kerajaan Yudhistira : Islam di siswa mampu : Majapahit. Jakarta Indonesia Menjelaskan Menganalisis - Esa Damar perkembangan proses masuknya Pinuluh. 2010 agama Islam di agama Islam di Pesona Majapahit tahun kerajaan Majapahit. 1376 – 1478. Majapahit Yogyakarta: Mendeskripsikan Buku Biru. perkembangan - Slamet Mulyana agama Islam di (2005). Menjelaskan Majapahit tahun Runtuhnya dampak 1376 – 1478. Kerajaan Hindu- perkembangan Mengidentifikasi b. Proses Non tes Lembar 1. Deskripsikan Jawa dan observasi secara singkat Timbulnya

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 66

agama Islam di dampak Mendeskripsikan Observasi bagaimana Nehara-Negara Majapahit. perkembanganaga perkembangan perkembangan Islam di ma Islam bagi agama Islam di agama Islam di Nusantara. kerajaan kerajaan kerajaan Yogyakarta: Majapahit. Majapahit tahun Majapahit dari LkiS. 1376 – 1478 tahun 1376 – - Slamet Mulyana 1478? (skor 10) Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Mengindetifikasi Nontes lembar 1. Identifikasikan Majapahit. dampak Observasi observasi dua dampak dari Jakarta: Inti perkembangan perkembangan Idayu Press. agama Islam bagi agama Islam bagi - Hasan Djafar. kerajaan kerajaan (1978). Majapahit Majapahit? Girindrawarddha na Beberapa Masalah 2. Afektif : Majapahit Akhir. a. Karakter Jakarta: Yayasan Rajin dan teliti Dana Pendidikan dalam Buddhis Nalanda mengerjakan - De Graaf, H.J & tugas. Pigeaud Th. G. Memiliki sikap Th. (1985). saling menghargai Kerajaan- antar umat Kerajaan Islam beragama Pertama di Jawa (Kajian Sejarah Politik Abad ke b. Keterampilan 1. Buatlah karangan 15 dan 16). Berani tentang sikapmu Jakarta: PT mengemukakan sebagai seorang Temprint. pendapat, kerja warga negara - Internet : sama, menghargai dalam http://jawatimura orang lain, menanggapi n.wordpress.com/

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 67

demokratis, cinta pluralisme 2012/06/16/syeh- damai, dan peduli Majapahit! jumadil-kubro- sosial. trowulan- mojokerto/ c. Psikomotorik Portofolio 1. Tunjukkan Menunjukkan dengan peta Alat : LCD, papan proses masuknya wilayah kerajaan tulis, gambar dan Islam, Majapahit! peta perkembangan 2. Tunjukkan Bahan: Power agama Islam dan dengan gambar Point, spidol/kapur dampaknya bagi bukti keberadaan dan kertas kerajaan peninggalan Majapahit agama Islam di kerajaan Majapahit!

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Slamet Widodo Heri Andri

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

Nama Sekolah : SMAN 1 Purworejo Mata Pelajaran :Sejarah Kelas / Semester : XII / I Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Waktu : 2 x 45 Menit

I. Standar Kompetensi Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional II. Kompetensi Dasar Menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. III. Indikator 1. Kognitif : a. Produk Menganalisis proses masuknya agama Islam di Kerajaan Majapahit. b. Proses Mendeskripsikan perkembangan agama Islam di kerajaan Majapahit tahun 1376 – 1478. Mengidentifikasi dampak perkembangan agama Islam bagi Kerajaan Majapahit. 2. Afektif : a. Karakter Rajin dan teliti dalam mengerjakan tugas. Saling menghargai antar umat beragama. b. Keterampilan Sosial Berani mengemukakan pendapat, kerjasama, menghargai orang lain, demokratis, cinta damai, dan peduli sosial.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

69

c. Psikomotorik Menunjukkan proses masuknya agama Islam, perkembangan dan dampaknya bagi kerajaan Majapahit. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif : a. Produk Siswa dapat mendeskripsikan proses masuknya agama Islam ke Majapahit. b. Proses Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan agama Islam di kerajaan Majapahit tahun 1376 – 1478. Siswa dapat mengidentifikasi dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit. 2. Afektif : a. Karakter Rajin dan teliti dalam mengerjakan tugas. b. Keterampilan Sosial Berani mengemukakan pendapat, kerjasama, menghargai orang lain, demokratis, cintadamai, dan peduli sosial. c. Psikomotorik Menunjukkan proses masuknya agama Islam, perkembangan dan dampaknya bagi kerajaan Majapahit. V. Materi Pembelajaran 1. Proses masuknya agama Islam ke Majapahit. a. Melalui perdagangan. b. Melalui hubungan diplomatik. c. Melalui perkawinan. d. Melalui dakwah kaum sufi. 2. Perkembangan agama Isam di kerajaan Majapahit tahun 1376 – 1478. a. Munculnya Syaikh Jumadil Kubro sebagai pencetus pendidikan pesantren. b. Munculnya Walisongo.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

70

3. Dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit. a. Munculnya kadipaten Islam Demak. b. Munculnya kerajaan Islam Demak, dan runtuhnya Majapahit. VI. Model dan Metode Pembelajaran Model : Cooperative learning tipe Point-Counter-Point. Metode : Diskusi, debat,tanya jawab, dan ceramah. VII. Kegiatan Pembelajaran A. KegiatanTatapMuka Kegiatan Alokasi waktu 1. Pendahuluan a) Apersepsi: Guru memberi salam kepada seluruh siswa, mengecek daftar hadir dan menanyakan

kesiapan belajar siswa. b) Motivasi : Guru mendorong minat siswa untuk 10 Menit belajar dengan memperlihatkan gambar-gambar Bangunan peninggalan kerajaan Majapahit.

c) Orientasi: Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang perkembangan agama Islam pada masa kerajaan Majapahit tahun 1376-1478.

2. Kegiatan Inti . Eksplorasi a. Guru mengajak dan memfasilitasi siswa dalam 60 Menit mencari serta menghimpun informasi (sumber) terkaitmeteri yang akan dipelajari bersama. b. Guru membagi siswa dalam 2 kelompok besar pro dan contra. Kemudian mengajak dua kelompok untuk saling beradu argumen dengan topik sebagai berikut:  Peyebaran agama Islam di kerajaan Majapahit.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

71

 Dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit. c. Setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan argumennya baik yang bersifat bantahan maupun tanggapan. d. Guru mencatat/menuliskan setiap argumen yang diungkapkan oleh siswa. . Elaborasi a. Guru mengajak siswa untuk mendalami materi dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan setiap argumen. b. Guru memberikan penguatan, dan penjelasan terhadap argumen siswa. c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. d. Siswa diberi waktu untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. e. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas secara bersama. . Konfirmasi a. Guru memberi umpan balik kepada siswa. b. Siswa merefleksikan terkait materi yang dibahas. c. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terus semangat dalam belajar. 3. Penutup Guru memberikan tugas lanjutan mengidentifikasikan runtuhnya kerajaan Majapahit dan munculnya kerajaan 10 Menit Islam Demak. Guru menutup pertemuan dengan berdoa.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

72

VIII. Sumber/Alat/Bahan a. Sumber buku Mustopo, Habib, dkk, (2009), Sejarah, SMA Kelas XI IPS, Jilid 2, Yudhistira : Jakarta Esa Damar Pinuluh. (2010) PesonaMajapahit. Yogyakarta: BukuBiru. Slamet Mulyana (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LkiS. Slamet Mulyana. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti Idayu Press. HasanDjafar. (1978). Girindrawarddhana Beberapa Masalah Majapahit Akhir. Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda. De Graaf, H.J &Pigeaud Th. G. Th. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa (Kajian Sejarah Politik Abad ke 15 dan 16). Jakarta: PT Temprint. Internet : Syeh Jumadil Qubro, http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/16/syeh- jumadil-kubro-trowulan-mojokerto/. b. Alat : LCD, papan tulis, gambar dan peta c. Bahan: Power Point, spidol/kapur dan kertas IX. Penilaian a. Penilaian Kognitif (terlampir) b. Penilaian Afektif (terlampir) c. Penilaian Psikomotorik (terlampir

Yogyakarta, 30 Oktober 2013 Mengetahui KepalaSekolah Guru Mata Pelajaran

Slamet Widodo Heri Andri

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

73

PENILAIAN KOGNITIF

Bobot soal : 1

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Analislah proses masuknya agama Islam ke kerajaan Majapahit? 2. Jelaskan dan tunjukkan bukti perkembangnan agama Islam di lingkungan kerajaan Majapahit?. . 3. Mengapa Raden Patah tidak meneruskan perjalanan ke Majapahit dan lebih membabat hutan Bintoro?. 4. Bagaimana nasib kerajaan Majapahit setelah Demak menjadi kerajaan Islam? 5. Siapakah raja terakhir Majapahit?

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! Bobot soal : 9

1. Jelaskan mengapa Majapahit membiarkan agama Islam berkembang di lingkungan kerajaannya? (Skor 9) 2. Jelaskan mengapa agama Islam cepat berkembang baik dilingkungan pesisir maupun lingkungan kerajaan? (Skor 9) 3. Jelaskan secara singkat Bagaimana perkembangan agama Islam di kerajaan Majapahit dari tahun 1376 - 1478 (Skor 9) 4. Mengapa Raden Patah dan Raden Kusen pergi ke Jawa? (Skor 9) 5. Jelaskan dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit? (Skor 9)

perolehan

NA=Kognitif (70%) + Afektif (20%) + Psikomotor (10%)

Tindak Lanjut:

Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat KKM mencapai 70 Memberikan remedial bagi siswa yang tingkat KKM pencapaiannya di bawah 70 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

74

Memberikan pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya lebih dari 70

Yogyakarta, 30 Oktober 2013 Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Slamet Widodo Heri Andri PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

75

PENILAIAN AFEKTIF

Instrumen Observasi Kinerja untuk Penilaian Sikap

No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst Total

Keterangan aspek penilaian : 1. Siswa berani berpendapat 2. Siswa aktif 3 Antusiasme 4. Siswa dapat bekerja sama 5. Siswa dapat menghargai orang lain 6. Siswa mampu menyimpulkan pelajaran

Keterangan skor penilaian : Skor 1 : Aspek tidak tampak pada diri siswa Skor 2 : Aspek tampak pada diri siswa, meskipun tidak terlalu jelas Skor 3 : Aspek sangat tampak pada diri siswa

Yogyakarta, 30 Oktober 2013 Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Slamet Widodo Heri Andri

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

76

PENILAIAN PSIKOMOTORIK

A. Bentuk : Insturmen Observasi Kinerja B. Rambu-rambu skoring No Kriteria Skor 1 Skor 2 Skor 3 Penilaian 1 Ketepatan Diam dan tidak Berani berpendapat Berani berpendapat berpendapat. meskipun kurang berpendapat tepat. dengan baik dan tepat. 2 Ketepatan Tidak menjawab Mampu menjawab Mampu menjawab pertanyaan. pertanyaan menjawab pertanyaan meskipun kurang pertanyaan tepat. dengan tepat. 3 Ketepatan Tidak mampu Mampu Mampu mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsi jawaban jawaban. jawaban, meskipun kan jawaban kurang tepat. dengan tepat. 4 Kemampuan Tidak serius dan Jawaban yang Menjelaskan mempresentasik tidak jelas. diberikan jawaban an jawaban membingungkan dengan jelas dan belum dan baik. menjawab pertanyaan yang diberikan. 5 Kemampuan Hanya diam Berusaha Menyimpulk menarik tidak memiliki menyampaikan an dengan kesimpulan minat untuk kesimpulan tepat. menyampaikan meskipun kurang kesimpulan. tepat.

C. Penilaian psikomotorik

Skor Pengamatan No Aspek yang diamati 1 2 3 1 Ketepatan berpendapat 2 Ketepatan menjawab pertanyaan 3 Ketepatan mendeskripsikan jawaban 4 Kemampuan mempresentasikan jawaban 5 Kemampuan menarik kesimpulan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

77

Yogyakarta, 30 Oktober 2013 Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Slamet Widodo Heri Andri

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 78

Gambar 1. Nisan Fatimah binti Maimun. Gambar 2. Makam Maulana Malik Ibrahim.

Sumber : www. plengdut.com Sumber : remaja-istikmal.blogspot.com

Gambar 3. Salah satu makam Islam di situs pemakaman Troloyo.

Foto : Koleksi pribadi penulis.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 79

Gambar 4. Salah satu makam Islam di situs pemakaman Troloyo.

Foto : Koleksi pribadi penulis.

Gaambar 5. Makam Islam di situs pemakaman Troloyo.

Foto : Koleksi pribadi penulis. PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 79

Gambar 6 : Silsilah raja Majapahit

Sumber : http://kaulawatakkambing.files.wordpress.com/2011/11/majapahit_kings_genealogy PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 80

Gambar 7 : Konsep kekuasaan Majapahit.

Sumber : budaya-indonesia.org