Geo Image 3 (1) (2014)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage DAYA SAING WILAYAH DAN SEKTOR UNGGULAN SEBAGAI PENENTU PUSAT PERTUMBUHAN BARU ORDE II DI KABUPATEN PURWOREJO

Robingatun Rahma Hayati, Ariyani Indrayati

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri ,

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Peningkatan daya saing wilayah menjadi salah satu faktor dalam pengembangan Diterima Oktober 2013 (ekonomi) wilayah. Daya saing wilayah merupakan kemampuan ekonomi dan masyarakat lokal Disetujui Oktober 2013 (setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi warga penduduknya. Dengan sektor unggulan sebagai tolak ukur untuk daya saing wilayah. Sektor unggulan adalah sektor yang Dipublikasikan Juni memiliki keunggulan dan kemampuan yang tinggi sehingga bisa dijadikan harapan pembangunan 2014 ekonomi. Untuk menentukan hirarki kota di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini bertujuan ______mengetahui hirarki kota dan tercapainya fungsi pusat-pusat pertumbuhan baru, potensi sektor Keywords: unggulan serta daya saing wilayah dan menentukan arahan pusat-pusat pertumbuhan baru di Competitiveness, quality Kabupaten Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data sekunder. Dengan menggunakan metode Analisis sector, the Centre for New Hirarki Pelayanan menggunakan teknik Scalograme, sedangkan Analisis Sektor Unggulan Growth menggunakan teknik Location Quotiont (LQ), Analisis Laju Pertumbuhan menggunakan teknik Shift ______Share. Objek penelitian ini adalah kelengkapan fasilitas dan sektor unggulan di Kabupaten Purworejo. Populasinya adalah semua wilayah kecamatan di Kabupaten Purworejo. Variabel dalam penelitian ini adalah fasilitas pelayanan dan sektor unggulan tiap kecamatan di Kabupaten Purworejo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sudah terdapat kesesuaian antara hirarki dan fungsin kota. Arahan untuk pusat pertumbuhan baru berorde II di Kabupaten Purworejo ada di empat kecamatan yaitu Kecamatan Banyuurip, Kecamatan Pituruh, Kecamatan Bruno dan Kecamatan Bayan.

Abstract ______Increasing the competitiveness of the region to be one factor in the development of (economic) territory. The competitiveness of the region and the economic capacity of the local community (local) to provide improved living standards for the citizens of its population. With the seed sector as a benchmark for the region's competitiveness. Dominant sector is the sector that has its advantages and capabilities that can be used as a high expectation of economic development. To determine the hierarchy of cities in Purworejo Regency This study aims to determine the hierarchy of the city and the achievement of the function of new growth centers , the potential of leading sectors and the competitiveness of the region and determine the direction of new growth centers in Purworejo. The method used is descriptive analysis with a quantitative approach to the processing of secondary data . By using the method Hierarchy Analysis Services using Scalograme techniques , while using techniques Sector Analysis Featured Location Quotiont ( LQ ) , Growth Analysis using shift share techniques . Object of this study is complete facilities and leading sectors in Purworejo. The population is all districts in Purworejo. The variables in this study are superior sector and service facilities in every district Purworejo . The result is an accordance with the hierarchy and function of cities . Referrals to the center of the new growth of order II in Purworejo in four districts , namely Banyuurip , Pituruh , Bayan and Bruno .

© 2014 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285 Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] 1

Robingatun / Geo Image 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN (setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi warga penduduknya. Dengan sektor Indonesia yang tergolong sebagai negara unggulan sebagai tolak ukur untuk daya saing sedang berkembang, pada awal proses wilayah. Sektor unggulan adalah sektor yang pembangunan lebih condong untuk memilih atau memiliki keunggulan dan kemampuan yang tinggi mengarah pada strategi pembangunan ekonomi sehingga bisa dijadikan harapan pembangunan pertumbuhan dari pada pemerataan karena ekonomi. Untuk menentukan hirarki kota di keterbatasan modal. Pemilihan strategi tersebut Kabupaten Purworejo. Hirarki kota adalah bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan dalam proses hubungan antar kegiatan yang berpengaruh pembangunan, pemerintah mendorang sektor terhadap pola pemanfaatan ruang, dalam skala industri menjadi sektor pemimpin (leading sector), wilayah dikenal dengan sistem kota atau orde kota sehingga bisa mendorong pertumbuhan sektor- berdasarkan skala pelayanannya. sektor lain. Selain itu dalam konteks spasial Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (ruang), dengan terbatasnya sumberdaya mengetahui hirarki kota dan tercapainya fungsi pembangunan maka kebijakan pembangunan yang pusat-pusat pertumbuhan, potensi sektor unggulan diambil adalah menentukan daerah-daerah serta daya saing wilayah dan menentukan arahan tertentu sebagai pusut-pusat pertumbuhan. pusat-pusat pertumbuhan baru di Kabupaten Sedangkan bagi yang bukan daerah Purworejo. pertumbuhan, dampak negatif yang ditimbulkan adalah terserapnya sumberdaya pembangunan METODE PENELITIAN (seperti modal dan tenaga kerja ahli) ke daerah pusat pertumbuhan. Akibatnya kegiatan ekonomi Metode penelitian yang digunakan adalah terkonsentrasi (teraglomerasi) di daerah perkotaan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (pusat pertumbuhan), akibatnya trickle down effect dengan pengolahan data sekunder. Data yang yang diharapkan tidak tercipta. Fenomena tersebut digunakan adalah Purworejo Dalam Angka 2011. mengindikasikan tidak ada pergerakan Penelitian ini menggunakan metode Analisis pertumbuhan ekonomi dari pusat pertumbuhan Hirarki Pelayanan menggunakan teknik (kota) ke daerah bukan pusat pertumbuhan (desa), Scalograme, sedangkan Analisis Sektor Unggulan bahkan justru kesenjangan ekonomi antar daerah. menggunakan teknik Location Quotiont (LQ), Dengan kata lain, kebijakan pembangunan (Azis, 1993:3). Analisis Laju Pertumbuhan telah membentuk daerah-daerah nodal. Menurut menggunakan teknik Shift Share, (Tarigan, Arsyad, daerah nodal adalah daerah dianggap 2005:85). sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. HASIL DAN PEMBAHASAN Fenomena terciptanya daerah nodal tidak hanya terjadi pada wilayah propinsi, tetapi juga terjadi Kota Purworejo dan Kutoarjo pada wilayah kabupaten atau kota, di mana telah berada pada posisi dan hirarki yang sesuai biasanya pusat kegiatan ekonomi terjadi di daerah dan menjadi motor penggerak atau pusat pusat kota, sedangkan daerah desa hanya akan pertumbuhan wilayah, namun pola struktur pola menjadi tempat penyedia tenaga saja. tata ruang tersebut belum mencapai kondisi yang Peningkatan daya saing wilayah menjadi optimal, khususnya karena lambatnya salah satu faktor dalam pengembangan (ekonomi) perkembangan wilayah di jalur utama (perbukitan) wilayah. Daya saing wilayah merupakan dan jalur selatan. Sedangkan daerah lain, kemampuan ekonomi dan masyarakat lokal khususnya hirarki-III dan IV kurang berkembang

3

Robingatun / Geo Image 3 (1) (2014) dengan baik. Kondisi ini menyebabkan tertariknya Variabel yang akan digunakan terdapat 33 (tiga aliran orang, barang, dan modal ke kota hirarki puluh tiga) fasilitas pelayanan yang telah yang hirarkinya lebih tinggi, sehingga semakin ditentukan peneliti sebagai acuan untuk mempersulit perkembangan wilayah berhirarki menganalisis. rendah. Untuk mengetahui tercapainya tujuan dalam penelitian menggunakan tiga analisis yang 2. Analisis Potensi Sektor Unggulan digunakan yaitu analisis Scalograme, analisis Analisis LQ (Location Quetiont) dalam Location Quotion (LQ) dan analisis Shift Share. penelitian ini digunakan untuk menghitung sektor Sebagai penjelasan analisis sesuai dengan tujuan basis maupun non basis untuk daya saing potensi penelitian adalah sebagai berikut: tiap kecamatan di Kabupaten Purworejo. Metode ini digunakan untuk mencari wilayah yang 1. Analisis Hirarki Kota mempunyai daya saing yang baik yaitu hasil Untuk mengetahui hirarki di Kabupaten potensi sektor (pertanian, pengalian dan Purworejo maka untuk mengolah data agar penambangan, industri pengolahan, hotel, air menjadi jelas, mudah dipahami dan minum, komunikasi), dengan perhitungan analisis diinformasikan, analisis yang digunakan dalam LQ (Location Quetiont) diperoleh hasil (LQ>1) penelitian ini adalah analisis deskritif dengan termasuk sektor basis, hasil potensi sektor non pendekatan kuantitatif yang berbasis kepada basis jika hasil perhitungan analisis LQ (Location analisis data sekunder. Basis data yang digunakan Quetiont) diperoleh (LQ<1) dan jika hasil adalah Purworejo Dalam Angka Tahun 2011. perhitungan analisis LQ (Location Quetiont) Penelitian ini menggunakan metode kuntitatif diperoleh (LQ=1) ini berarti bahwa sektor i Analisis Hirarki Pelayanan dengan menggunakan terspesialisasi di daerah studi (kabupaten) maupun teknik Skalogram. daerah referensi (propinsi). Berdasarkan olah data Variabel dalam analisis ini antara lain data pada lampiran 89, sektor basis dan non basis kelengkapan fasilitas pelayanan dan sumber daya Kabupaten Purworejo dapat dilihat sebagai yang mendukung di bidang pelayanan masyarakat. berikut:

Tabel 1 Sektor basis dan non basis Kabupaten Purworejo Tahun 2012

No. Sektor Keterangan 1 Pertanian Basis 2 Pertambangan dan Pengolahan Non Basis 3 Industri Pengolahan Basis 4 Listrik, gas, dan air minum Non Basis 5 Bangunan Non Basis 6 Perdagangan,hotel,dan restoran Non Basis 7 Pengangkutan dan Komunikasi Non Basis 8 Keuangan Non Basis 9 Jasa- jasa Non Basis Sumber: Diolah Dari Kabupaten Purworejo Dalam Angka 2012

4

Robingatun / Geo Image 3 (1) (2014)

Hasil analisis menunjukkan sektor pertanian yang memiliki nilai Propotional Share (PS) negatif dan industri pengolahan menjadi sektor basis di di Kabupaten Purworejo berjumlah 4 (empat) jenis Kabupaten Purworejo. Sektor pertanian dibagi 3 sektor yaitu: pertambangan dan pengolahan, yaitu pertanian tanaman pangan (padi sawah, padi industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, ladang, jagung, ketela pohon, ketela rambat, serta jasa-jasa. kacang tanah, kedelai, dan kacang tanah), c. Differential Shift pertanian perkebunan dan pertanian perikanan. Kabupaten Purworejo hanya satu sektor Untuk sektor industri pengolaha berdasarkan yang memiliki keuntungan lokasi dalam Purworejo Dalam Angka Tahun 2011 dibagi pengembangannya. Sektor tersebut adalah sektor menjadi 3 yaitu industri besar (pengolahan kayu, listrik, gas dan air minum dengan hasil Differential tekstil, sumpit, rokok kretek), industri sedang (bulu Shift (DS) nilai positif 2,36 %. Sedangkan sektor mata, percetakan, perabot rumah tangga, lainnya yang berjumlah 8 (delapan) tidak memiliki pengolahan kayu, barang dari semen, karoseri, nilai Differential Shift (DS) positif atau dapat vulkanisir ban, kantong plastik, tapioka), dan dijelaskan bahwa sektor tersebut bernilai negatif industri kecil (percetakan, perabot rumah tangga, yang dapat diartikan bahwa dalam pengembangan pengolahan kayu, cangkul dan sabit, vulkanisir kedelapan sektor tidak memiliki nilai keuntungan ban, las, barang dari semen, kapur, marmer, rokok lokasi. Kedelapan sektor tersebut adalah pertanian, klembak menyan, minyak atsiri daun cengkeh, pertambangan dan pengolahan, industri kasur bantal, AMDK, jamu bubuk, sepatu). pengolahan, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, 1. Analisis Pertumbuhan Sektor Basis keuangan serta jasa-jasa. Laju pertumbuhan sektor basis di

Kabupaten Purworejo tahun 2012 dianalisis 2. Arahan Pusat Pertumbuhan Baru Kabupaten menggunakan analisis Shift Share. Analisis ini Purworejo didasarkan pada analisis nilai tambah dengan 3 Dari hasil analisis Scalograme dan LQ (tiga) perhitungan yaitu National Share (NS), (Locationt Quetiont) serta hasil analisis dari Proposional Share (PS), dan Differensial Shift RTRW Kabupaten Purworejo 2009 dapat (DS). dijelaskan bahwa Kecamatan Purworejo dan a. National Share (NS) Kecamatan Kutoarjo berperan sebagai pusat National Share (NS) Kabupaten Purworejo pertumbuhan utama (berorde I) yang melayani terpengaruhi oleh nasional (Provinsi Jawa Tengah) tingkat Kabupaten Purworejo. Hal ini sudah sesuai untuk semua sektor kurang lebih sekitar -1, 332% dengan perannya yaitu sebagai kota pengembang, dari total PDRB. Sedangkan laju pertumbuhan kota pengembangan ini adalah pusat wilayah yang semua sektor di Kabupaten Purworejo 0,17% berfungsi memberikan pelayanan pemerintahan tergolong lambat dibanding Provinsi Jawa Tengah dan berfungsi memberikan pelayanan pemerintah 5,01%. dan fasilitas sosial ekonomi berskala kabupaten. b. Proposional Share (PS) Kegiatan-kegiatan di dua kawasan Berdasarkan perhitungan Propotional Share perkotaan yaitu Kecamatan Purworejo dan (PS), maka dapat diketahui bahwa sektor yang Kecamatan Kutoarjo berkembang pesat tidak memiliki nilai Propotional Share (PS) positif di hanya skala kabupaten tetapi juga telah Kabupaten Purworejo memiliki 5 (lima) jenis berkembang layanannya menjadi skala regional, sektor antara lain: pertanian, bangunan, mencakup antara lain Kabupaten Kulonprogo, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan Kabupaten , Kabupaten , dan dan komunikasi serta keuangan. Sedangkan sektor Kabupaten . Hal tersebut membuat

3

Robingatun / Geo Image 3 (1) (2014) adanya dua kutub pertumbuhan yang besarnya perlu adanya pusat pertumbuhan baru/alternatif hampir seimbang dan jaraknya terpisah cukup yang berorde II untuk memenuhi seluruh jauh, kurang lebih 12 km. kebutuhan yang merata di Kabupaten Purworejo. Dengan adanya dua kutub pertumbuhan Untuk menentukan pusat alternatif pusat tersebut, maka kawasan perkotaan Kutoarjo dapat pertumbuhan berorde II di Kabupaten Purworejo. berkembang sebagai kota mandiri, artinya tidak Kecamatan dengan sektor basis yang perlu bergantung dengan ibukota Kabupaten Purworejo. dikembangkan untuk dijadikan modal dalam Untuk itu ke depan jika diproyeksikan kota ini pemerataan pertumbuhan di Kabupaten Purworejo akan dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan yaitu Kecamatan Purworejo, Banyuurip, Kutoarjo, regional,maka diperlukan strategi khusus yaitu Pituruh, Bruno dan Bayan. dengan pengembangan aglomerasi untuk Jadi yang memiliki potensi cukup besar mendekatkan/menyatukan kedua kutub menjadi pusat pertumbuhan baru di Kabupaten pertumbuhan tersebut dengan meningkatkan skala Purworejo membantu Kecamatan Kutoarjo dan layanan dari pusat-pusat pertumbuhan yang saat Kecamatan Purworejo dalam memenuhi ini skala layanannya sudah mencapai beberapa kebutuhan untuk mewujudkan pemerataan daerah kecamatan dan memiliki potensi tersendiri yaitu Kecamatan Banyuurip, Kecamatan Pituruh, menjadi skala layanan kabupaten untuk Kecamatan Bruno dan Kecamatan Bayan. pemerataan pembangunan wilayah. Kecamatan Banyuurip, Kecamatan Pituruh, Jangkauan pelayanan khususnya dalam Kecamatan Bruno dan Kecamatan Bayan kaitannya adanya pusat pertumbuhan baru di dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan baru Kabupaten Purworejo. Kelengkapan fasilitas berorde II dengan memperkuat sektor – sektor pelayanan, sektor unggulan dan laju pertumbuhan yang relatif baik berdasarkan hasil Shift Share sektor basis yang ada di Kabupaten Purworejo yaitu sektor pertanian dan sektor industri menjadi sangat penting untuk menjadi bahan pengolahan. pertimbangan. Sesuai dengan hasil analisis Dalam penentuan pusat pertumbuhan baru Scalograme, LQ (Locationt Quetiont) dan Shift berorde II di Kabupaten Purworejo ini Share . memperhatikan RTRW Kabupaten Purworejo, Berdasarkan hasil analisis Scalograme, LQ sehingga diharapkan pelaksanaan pembangunan di (Locationt Quetiont) dan Shift Share bahwa kota Kabupaten Purworejo tidak bertentangan dengan di Hirarki I yaitu Kecamatan Purworejo dan pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Kecamatan Kutoarjo sudah sesuai dengan Pembangunan Jangka Menengah Daerah peruntukannya sebagai pusat pertumbuhan di (RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun 2011 - Kabupaten Purworejo. Adanya keterbatasan yang 2015). Untuk persebarannya dapat dilihat pada dimiliki kedua pusat pertumbuhan tersebut maka peta diatas (gambar 1).

4

Robingatun / Geo Image 3 (1) (2014)

Gambar 4.1 Peta Pusat Pertumbuhan Baru Orde I dan II Kabupaten Purworejo

KESIMPULAN di Kabupaten Purworejo secara hirarkis yaitu Kecamatan Banyuurip, Kecamatan Pituruh, Penentuan Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru Kecamatan Bruno dan Kecamatan Bayan. di Kabupaten Purworejo dihitung berdasarkan dua aspek yaitu hirarki pelayanan dan sektor unggulan DAFTAR PUSTAKA tiap kecamatan. Semakin tinggi skor tersebut semakin potensial untuk dijadikan pusat Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Purworejo pertumbuhan baru. Penelitian ini menetapkan Dalam Angka 2011. Kabupaten empat kecamtan yang memiliki potensi cukup Purworejo: Badan Pusat Statistik besar menjadi pusat pertumbuhan baru berorde II Kabupaten Purworejo.

4

Robingatun / Geo Image 3 (1) (2014)

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori BAPEDA. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah dan Aplikasi. : Bumi Aksara Kabupaten Purworejo 2011.

Badan Pusat Statistik. 2012.. Semarang: Badan Kabupaten Purworejo: Badan Pemerintah Daerah Pusat Statistik Jawa Tengah Kabupaten Purworejo.

4